13
PENGARUH PUASA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH Tujuan: 1 untuk membuktikan bahwa dalam keadaan puasa atau kelaparan kadar glikogen hati akan berkurang k a r e n a dipecah (glikogenelisis) 2 Untuk mengukur kadar glukosa darah tikus dalam keadaan puasa dan tidak puasa Dasar Teori : Metabolisme karbohidrat merupakan salah satu jenis metabolisme yangberlangsung dalam setiap tubuh makhluk hidup sepanjang hidupnya. Di dalam tubuh, karbohidrat yang telah terkonversi menjadi glukosa tidak hanya akan berfungsi sebagai sumber energi utama bagi kontraksi otot atau aktifitas fisik tubuh, namun glukosa juga akan berfungsi sebagai sumber energi bagi sistem syaraf pusat termasuk juga untuk kerja otak. Selain itu, karbohidrat yang dikonsumsi juga dapat tersimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen di dalam otot dan hati. Glikogen otot merupakan salah satu sumber energi tubuh saat sedang berolahraga sedangkan glikogen hati dapat berfungsi untuk membantu menjaga ketersediaan glukosa di dalam sel darah dan sistem pusat syaraf (Irawan 2003). Kandungan penting dalam metabolisme karbohidrat diantaranya adalah glukosa. Glukosa digunakan tubuh sebagai senyawa penting dalam sistem aktivitas tubuh sehari-hari. Untuk mempertahankan kadar glukosa darah, didalam tubuh dapat berlangsung beberapa proses yaitu : pencernaan dan absorpsi makanan mengandung karbohidrat, proses glukoneogenesis, dan glikogenolisis di hepar dan parenkim ginjal. Perombakan cadangan glukosa dalam darah dan otot menjadi glukosa dikenal dengan nama glikogenolisis, sedangkan perubahan senyawa non-karbohidrat seperti asam amino,

Pengaruh Puasa Terhadap Kadar Glukosa Darah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Puasa Terhadap Kadar Glukosa Darah

PENGARUH PUASA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH

Tujuan:

1 untuk membuktikan bahwa dalam k e a d a a n p u a s a a t a u k e l a p a r a n k a d a r g l i k o g e n h a t i a k a n b e r k u r a n g k a r e n a dipecah (glikogenelisis)

2 Untuk mengukur kadar glukosa darah tikus dalam keadaan puasa dan tidak puasa

Dasar Teori :

Metabolisme karbohidrat merupakan salah satu jenis metabolisme yangberlangsung dalam setiap tubuh makhluk hidup sepanjang hidupnya. Di dalam tubuh, karbohidrat yang telah terkonversi menjadi glukosa tidak hanya akan berfungsi sebagai sumber energi utama bagi kontraksi otot atau aktifitas fisik tubuh, namun glukosa juga akan berfungsi sebagai sumber energi bagi sistem syaraf pusat termasuk juga untuk kerja otak. Selain itu, karbohidrat yang dikonsumsi juga dapat tersimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen di dalam otot dan hati. Glikogen otot merupakan salah satu sumber energi tubuh saat sedang berolahraga sedangkan glikogen hati dapat berfungsi untuk membantu menjaga ketersediaan glukosa di dalam sel darah dan sistem pusat syaraf (Irawan 2003).

Kandungan penting dalam metabolisme karbohidrat diantaranya adalah glukosa. Glukosa digunakan tubuh sebagai senyawa penting dalam sistem aktivitas tubuh sehari-hari. Untuk mempertahankan kadar glukosa darah, didalam tubuh dapat berlangsung beberapa proses yaitu : pencernaan dan absorpsi makanan mengandung karbohidrat, proses glukoneogenesis, dan glikogenolisis di hepar dan parenkim ginjal. Perombakan cadangan glukosa dalam darah dan otot menjadi glukosa dikenal dengan nama glikogenolisis, sedangkan perubahan senyawa non-karbohidrat seperti asam amino, laktat, maupun gliserol menjadi senyawa glukosa dikenal dengan proses glukoneogenesis. Proses perubahan dari dan menjadi senyawa glukosa ini dilakukan dalam tubuh untuk menjaga kondisi homeostatis tubuh Pada macam-macam kondisi, seperti puasa, glikogen hati akan menurun pada rentang waktu 18 jam karena terjadi proses glikogenolisis (Amalia 2011).

Manusia mampu menyimpan glikogen hingga 450 gr dimana 33.3% kandungannya berada di hati. Glikogen hati berfungsi untuk menjaga kadar gula pasca absorpsi. Pada saat konsumsi normal, glukosa dirubah menjadi glikogen oleh hormon insulin sedangkan pada saat puasa/kelaparan kadar glikogen menurun drastis bahkandapat mencapai kadar nol karena terjadi proses glukoneogenesis yang berfungs menyediakan glukosa darah. Pada praktikum kali ini akan dilakukan pengukuran kandungan glikogen darah pada kondisi konsumsi normal dan pada kondisi puasa. Kandungan glikogen hati dinyatakan dan diukur secara tidak langsung

Page 2: Pengaruh Puasa Terhadap Kadar Glukosa Darah

dengan menetapkan kadar glukosa yang berasal dari hasil hidrolisis glikogen hati. Pengaruh puasa tersebut juga dapat dilihat pada pengukuran glukosa kedua kelompok tikus

ALAT DAN BAHAN

Alat

Mikropipet

Beaker glass

Spektrofotometer

Tabung folin wu

Bahan Darah segar tikus puasa dan tidak puasa Na tungstat Asam sulfat Asam fosfomolibdat

PROSEDUR KERJA

1. Ambil darah tikus puasa dan tikus tidak

puasa.

Pembuatan filtrate darah folin wu

2. Tambahkan 2ml Na tungstat kedalam

darah tikus tidak puasa.

3. Kemudian tambahkan asam sulfat kedalam

darah tikus tidak puasa

Page 3: Pengaruh Puasa Terhadap Kadar Glukosa Darah

4. Tambahkan 2ml Na tungstat kedalam

darah tikus puasa.

5. Kemudian tambahkan asam sulfat kedalam

darah tikus puasa.

6. Saring menggunakan corong Buchner dan vacuum.

7. Didapatkan filtrat darah bebas protein

folin wu. Kemudian disimpan sampai

praktikum berikutnya.

8. Filtrat darah setelah disimpan seminggu

Ket:

Kiri: filtrat darah tikus puasa

Kanan: filtrat darah tikus tidak puasa

Page 4: Pengaruh Puasa Terhadap Kadar Glukosa Darah

Pengukuran glukosa darah tikus tidak

puasa

(Dari kiri ke kanan)

9. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam

filtrat folin wu uji (1)

10. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam

Blanko

11. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam

filtrat folin wu uji (2)

12. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam

standar glukosa

Pengukuran glukosa darah tikus puasa

(Dari kiri ke kanan)

13. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam

Blanko

14. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam

standar glukosa

15. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam

filtrat folin wu uji (1)

16. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam

filtrat folin wu uji (2)

17. Lakukan pemanasan pada air mendidih

selama 8 menit.

Ket:

Kiri: filtrat folin wu tikus tidak puasa

Kanan: filtrat folin wu tikus puasa

Page 5: Pengaruh Puasa Terhadap Kadar Glukosa Darah

18. Setelah pemanasan, dinginkan selama 3

menit.

Ket gambar atas (filtrat darah tidak puasa)

(dari kiri ke kanan)

Filtrat folin wu uji (1) + tembaga alkalis

Filtrat folin wu uji (2) + tembaga alkalis

Larutan glukosa standar + tembaga alkalis

Blanko + tembaga alkalis

Ket gambar bawah (filtrat darah puasa)

(dari kiri ke kanan)

Filtrat folin wu uji (1) + tembaga alkalis

Filtrat folin wu uji (2) + tembaga alkalis

Blanko + tembaga alkalis

Larutan glukosa standar + tembaga alkalis

19. Tambahkan 2 ml asam fosfomolibdat

kedalam masing masing larutan.

Ket gambar atas (filtrat darah tidak puasa)

(dari kiri ke kanan)

Filtrat folin wu uji (1) + tembaga alkalis +

asam fosfomolibdat.

Filtrat folin wu uji (2) + tembaga alkalis +

asam fosfomolibdat.

Larutan glukosa standar + tembaga alkalis

+ asam fosfomolibdat.

Blanko + tembaga alkalis + asam

fosfomolibdat.

Ket gambar bawah (filtrat darah puasa)

(dari kiri ke kanan)

Blanko + tembaga alkalis + asam

Page 6: Pengaruh Puasa Terhadap Kadar Glukosa Darah

fosfomolibdat.

Larutan glukosa standar + tembaga alkalis

+ asam fosfomolibdat.

Filtrat folin wu uji (1) + tembaga alkalis +

asam fosfomolibdat.

Filtrat folin wu uji (2) + tembaga alkalis +

asam fosfomolibdat.

20. Kemudian masing - masing sample

diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

21. Masukkan kedalam kuvet kemudian ukur

absorbannya menggunakan

spektrofotometer dengan panjang

gelombang 420 nm.

DATA PENGAMATAN

Absorbansi glukosa darah pada panjang gelombang 420 nm

Blanko Standar Uji 1 Uji 2Tikus Puasa 0.083 nm 0.385 nm 0.284 nm 0.275 nmTikus Tidak Puasa 0.089 nm 0.371 nm 0.274 nm 0.265 nm

Perhitungan glukosa darah tikus puasa

Rata rata absorban uji (Ru) yang didapatkan:

Ru= Ru1+Ru22

Page 7: Pengaruh Puasa Terhadap Kadar Glukosa Darah

Ru=0,284+0,2752

Ru=0 ,2795 nm

kadar glukosa darah(mgdL )=Ru−RbRs−RbX 0,2 X

1000,2

kadar glukosa darah(mgdL )=0,2795−0,0830,385−0,083X 0,2 X

1000,2

kadar glukosadarah(mgdL )=0 ,19650 ,302X 100

kadar glukosa darah(mgdL )=65,0662mgdLPerhitungan glukosa darah tikus tidak puasa

Rata rata absorban uji (Ru) yang didapatkan:

Ru= Ru1+Ru22

Ru=0,274+0,2652

Ru=0 ,2695 nm

kadar glukosa darah(mgdL )=Ru−RbRs−RbX 0,2 X

1000,2

kadar glukosa darah(mgdL )=0,2695−0,0890,371−0,089X 0,2 X

1000,2

kadar glukosadarah(mgdL )=0 ,18050 ,282X 100

kadar glukosa darah(mgdL )=64,0070mgdL

Page 8: Pengaruh Puasa Terhadap Kadar Glukosa Darah

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, dilakukan pengukuran kadar glukosa darah tikus puasa dan tidak

puasa. Pengukuran kadar glukosa darah tikus ditetapkan dengan cara Folin – Wu dimana

protein darah dipisahkan terlebih dahulu dengan pengendapan protein oleh pembentukan

asam tungstat. Endapan terjadi akibat adanya kombinasi anion asam dengan bentuk kationik

dari protein. Metode Folin Wu digunakan dalam analisis kuantitatif gula dalam darah.

Setelah didapatkan filtrat darah bebas protein maka dilakukan pengukuran kadar

glukosa darah tikus puasa dan tidak puasa dengan menggunakan metode folin Wu. Metode ini

digunakan dalam analisis kuantitatif gula dalam darah. Untuk mengukur kadar glukosa darah

tikus puasa dan tidak puasa, dibuat sebanyak delapan sampel dalam tabung Folin - Wu. Empat

tabung untuk mengukur kadar glukosa tikus puasa dan empat lainnya untuk mengukur kadar

glukosa tikus tidak puasa. Untuk mengukur kadar glukosa tikus puasa, tabung pertama dan

kedua diisi dengan 2 mL filtrate Folin Wu tabung ketiga diisi 2 mL larutan standart glukosa 0,1

gr/mL dan yang terakhir diisi dengan aquadest 2 mL. Tabung terakhir ini digunakan sebagai

blanko. Untuk mengukur kadar glukosa tikus tidak puasa sam hal nya dengan yang telah

dilakukan untuk mengukur kadar glukosa tikus puasa. Kedelapan tabung tersebut kemudian

ditambahkan dengan 2 mL tembaga alkalis. Kemudian semuanya dipanaskan pada water bath

bersuhu 1000C selama 8 menit. Selanjutnya ditambahkan dengan larutan asam fosfomolibdat

dan terakhir diencerkan dengan aquadest dan diukur absorbannya menggunakan

spektrofotometri pada panjang gelombang 420 nm.

Dasar dari penggunaan masing-masing reagen adalah ion kupri akan direduksi oleh gula

dalam darah menjadi kupro dan mengendap menjadi Cu2O. Selanjutnya filtrat tersebut

dipanaskan pada waterbath dengan suhu 1000C, pemanasan berfungsi untuk menambah laju

reaksi Cu2O, sementara penidinginan dimaksudkan untuk menghentikan laju reaksi Cu2O itu

sendiri. Penambahan reagen asam fosfomolibdat akan melarutkan Cu2O dan warna larutan

menjadi biru tua, karena terbentuk oksida molibdat. Dengan demikian, banyaknya Cu2O yang

terbentuk berhubungan secara linear dengan banyaknya glukosa di dalam darah. Filtrat yang

berwarna biru tua yang terbentuk akibat melarutnya Cu2O karena oksida molibdat dapat diukur

Page 9: Pengaruh Puasa Terhadap Kadar Glukosa Darah

kadar glukosanya dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 420 nm.

Dan penambahan aquadest hingga volume 25 mL berfungsi untuk mengencerkan darah

sehingga albumin dalam darah akan larut oleh aquades dan juga mengencerkan larutan yang

terbentuk agar volume yang diperoleh cukup untuk digunakan pada saat analisis menggunakan

spektrofotometri.

Kadar glukosa dalam tubuh makhluk hidup dapat digunakan untuk memprediksi

metabolisme yang mungkin terjadi dalam sel dengan kandungan gula yang tersedia. Jika

kandungan suatu glukosa dalam tubuh sangat berlebih maka glukosa tersebut akan mengalami

reaksi katabolisme secara enzimatik untuk menghasilkan energi. Pada saat berpuasa glukosa

darah menurun secara signifikan dari waktu ke waktu. Jika kandungan glukosa tersebut

dibawah batas minimum, maka asam piruvat yang dihasilkan dari proses katabolisme dapat

mengalami proses enzimatik secara anabolisme melalui glukoneognesis untuk memenuhi

sintesis glukosa dan memenuhi kadar normal glukosa dalam darah (poejiadji 1994).

Dari hasil praktikum diperoleh kadar glukosa darah tikus puasa yaitu 65,0662 mg/dl

sedangkan kadar glukosa darah tikus tidak puasa yaitu 64,007 mg/dl. Normalnya, kadar glukosa

darah puasa yaitu 60 – 100 mg/dl dan kadar glukosa darah normal 2 jam setelah makan

biasanya kurang dari 120 – 140. Sedangkan hasil praktikum menunjukkan, kadar glukosa darah

tikus tidak puasa lebih kecil dari kadar glukosa darah tikus puasa. Hal ini bisa saja disebabkan

oleh faktor kesalahan dalam hal penyaringan untuk mendapatkan filtrat yang jernih masih

terdapat campuran darah didalam filtrat nya atau dapat disebabkan oleh keadaan fisiologis

hewan percobaan dalam praktikum kali ini yaitu tikus.

Kesimpulan

Dari hasil praktikum diperoleh kadar glukosa darah tikus puasa yaitu 65,0662 mg/dl

Kadar glukosa darah tikus tidak puasa yaitu 64,007 mg/dl.

Normalnya, kadar glukosa darah puasa yaitu 60 – 100 mg/dl

Kadar glukosa darah normal 2 jam setelah makan biasanya kurang dari 120 – 140mg/dl

Hasil praktikum menunjukkan kadar glukosa darah tikus tidak puasa lebih kecil dari

kadar glukosa darah tikus puasa, hal tersebut tidak sesuai dengan teori.

Page 10: Pengaruh Puasa Terhadap Kadar Glukosa Darah

Hal ini bisa saja disebabkan oleh faktor kesalahan dalam hal penyaringan untuk

mendapatkan filtrat yang jernih masih terdapat campuran darah didalam filtrat nya atau

dapat disebabkan oleh keadaan fisiologis hewan percobaan dalam praktikum kali ini

yaitu tikus.