PENGGUNAAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) …p2m.stmi.ac.id/assets/uploads/detail_jurnal/f0777-Jurnal-Gabungan... · MEMODELKAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK TRANSPORTASI ... Pemodelan

  • Upload
    lyphuc

  • View
    239

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

  • 57

    PENGGUNAAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK

    MEMODELKAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK TRANSPORTASI

    Using of Artificial Neural Network in Modelling Transportation Energy Demand

    Ulil Hamida

    Sekolah Tinggi Manajemen Industri Jakarta

    Tanggal Masuk: (12/7/2014)

    Tanggal Revisi: (19/7/2014)

    Tanggal disetujui: (1/8/2014)

    ABSTRAK

    Tingkat konsumsi energi khususnya BBM (Bahan Bakar Minyak) di Indonesia cenderung meningkat

    dari tahun ke tahun. Peramalan tingkat konsumsi energi dapat dilakukan untuk mendapatkan

    formulasi kebijakan energi yang tepat. Variabel yang diperkirakan mempengaruhi peningkatan

    konsumsi adalah peningkatan jumlah penduduk, peningkatan GDP, dan pertumbuhan

    mobilitas/transportasi. Penelitian ini bertujuan membangun arsitektur model ANN untuk meramalkan

    tingkat konsumsi energi untuk transportasi, menganalisis dan membandingkan kelebihan pemakaian

    ANN dibandingkan tools yang lain dan memperoleh model peramalan tingkat konsumsi energi pada

    sektor transportasi di Indonesia. Data penelitian diperoleh dari Dirjen Sumber Daya Mineral

    Kementerian Pertambangan dan Energi. Penelitian dilakukan dengan penentuan neuron yang

    diperlukan pada arsitektur ANN. Dari penelitian diperoleh bahwa jumlah neuron pada hidden layer

    yang memberikan nilai MSE terkecil adalah 15 neuron. Berdasarkan hal tersebut, maka arsitektur

    yang digunakan untuk melakukan training pada jaringan ANN untuk peramalan energi adalah 15-1.

    Proporsi pembagian data 11-5 (training-validasi) merupakan proporsi yang memberikan MSE

    minimum baik pada saat training maupun validasi. Model ANN memberikan rata-rata kesalahan

    kuadrat (MSE) yang dihasilkan ANN adalah 0,0027386. Hasil tersebut lebih baik dibandingkan MSE

    yang dihasilkan dari regresi majemuk yaitu 17,158226. Model ANN yang dihasilkan digunakan untuk

    melakukan peramalan konsumsi energi hingga 2015. Dari hasil peramalan tersebut, konsumsi energi

    selalu meningkat. Sebagai saran, untuk mengurangi kesalahan yang dihasilkan akibat overfitting ini

    pada penelitian selanjutnya perlu digunakan data yang lebih banyak.

    Kata Kunci: peramalan energi transportasi, ANN, regresi linier

    ABSTRACT

    The level of energy consumption, especially fuel oil in Indonesia has increased from year to year.

    Forecasting energy consumption level can be one of the bases to get a proper energy policy

    formulation. Variables that affect the increase in consumption are population, GDP, and growth of

    transportation. This study aimed to build the architecture of ANN model to forecast energy

    consumption for transport. This study also analyzed and compared the advantages of using ANN to

    other tools regression linier. Data were obtained from the Director General of Mineral Resources,

    Ministry of Mines and Energy. The research result showed that the number of neurons in the hidden

    layer that gived the smallest MSE value was 15 neurons. Under these conditions, the architecture

    used to conduct training on the network ANN for forecasting energy was 15-1. Usage of proportion

    11-5 (training-validation) gived the minimum MSE either during training or validation. ANN model

    gived mean squared error (MSE) 0.0027386. The result was better than the MSE resulting from

    multiple regression 17.158226. The resulting ANN models used for forecasting energy consumption

    up to 2015. ANN weakness is overfitting. To reduce overfitting, in further research, using more data is

    necessary.

    Keywords: forecasting energy transportation, ANN, regression linier

  • J u r n a l T e k n o l o g i d a n M a n a j e m e n , V o l . 1 2 , N o . 2 , A g u s t u s 2 0 1 4

    58

    I. PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Dewasa ini, issue tentang konservasi

    energi merupakan topik di semua negara.

    Hal ini tentunya disebabkan karena berbagai

    kepentingan yang melibatkan energi dan

    pengaruhnya yang sangat signifikan

    terhadap perekonomian suatu negara.

    Konsumsi energi dipengaruhi oleh beberapa

    variabel seperti : ekonomi, demografi, iklim

    (polusi), harga energi, politik, keamanan,

    dan sebagainya. Banyak negara di dunia

    termasuk Indonesia mulai merancang

    kebijakan publik untuk mengantisipasi

    kenungkinan krisis energi di masa depan

    dan mengurangi polusi yang semakin parah.

    Kehidupan manusia modern sangatlah

    mustahil dipisahkan dari energi, karena

    faktor melekat energi dengan teknologi.

    Peramalan tingkat konsumsi energi dapat

    menjadi salah satu basis untuk mendapatkan

    formulasi kebijakan energi yang tepat.

    Tingkat konsumsi energi khususnya

    BBM (bahan bakar minyak) di Indonesia

    mempunyai kecenderungan meningkat dari

    tahun ke tahun. Segmentasi konsumsi energi

    terdiri dari industri, transportasi,

    rumahan/kantor, dan lain-lain. Variabel

    yang diperkirakan mempengaruhi

    peningkatan konsumsi adalah peningkatan

    jumlah penduduk, peningkatan GDP, dan

    pertumbuhan mobilitas/transportasi.

    Pemakaian energi untuk sektor

    transportasi di Indonesia sangat besar sekitar

    1/3 dari total kebutuhan energi tiap

    tahunnya. Penerapan kebijakan energi yang

    tepat memerlukan dukungan sistem

    informasi terkait dengan kebutuhan sektoral.

    Pemodelan untuk meramalkan tingkat

    konsumsi energi telah banyak dilakukan di

    berbagai negara, namun penggunaan ANN

    baru berkembang lima tahun terakhir.

    Berbagai kelebihan yang dimiliki

    pemodelan ANN antara lain :

    - Tidak memerlukan banyak asumsi,

    karena data dapat digunakan secara

    langsung (apa adanya).

    - Dapat memodelkan sistem secara non-

    linear dengan baik sehingga dapat

    digunakan secara fleksibel.

    - Mampu memberikan model yang

    mendekati sistem nyata.

    Permasalahan

    Permasalahan pada penelitian ini adalah

    penggunaan artificial neural network

    (ANN) dalam mengetahui model dalam

    penggunaan energi untuk kebutuhan

    transportasi.

    Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk

    membangun arsitektur model ANN untuk

    meramalkan tingkat konsumsi energi untuk

    transportasi, menganalisis dan

    membandingkan kelebihan pemakaian ANN

    dibandingkan tools yang lain dan

    memperoleh model peramalan tingkat

    konsumsi energi pada sektor transportasi di

    Indonesia.

    II. METODOLOGI PENELITIAN

    Metodologi yang digunakan pada

    penelitian ini adalah: studi pustaka,

    pengumpulan data energi dari Dirjen

    Sumber Daya Mineral Kementerian

    Pertambangan dan Energi. Langkah

    selanjutnya adalah perancangan model ANN

    untuk peramalan setiap faktor dan untuk

    permalan energi, implementasi dengan

    program Matlab, dan diakhiri dengan

    langkah pengujian dan pembandingan

    metode regresi linier.

    Artificial Neural Network

    Artificial neural network atau lazim

    juga hanya disebut neural network adalah

    sebuah model yang terdiri dari neuron

  • U l i l H a m i d a , P e n g g u n a a n A r t i f i c i a l . . .

    59

    buatan yang saling berkoneksi dan memiliki

    karakteristik yang mengitimasi suatu

    jaringan syaraf biologis. Karnidta (2006)

    menyatakan bahwa node dalam ANN

    didasari oleh representasi matematis yang

    disederhanakan dari neuron yang

    sebenarnya. Karakteristik ANN yang ditiru

    dari jaringan syaraf biologis adalah

    kemampuan belajar yang dimiliki manusia.

    Kemampuan ini adalah faktor utama yang

    membedakan sistem saraf tiruan dari

    aplikasi sistem pakar (expert system).

    Sistem pakar diprogram untuk membuat

    kesimpulan (inference) berdasarkan data

    atau pengetahuan dari lingkungan,

    sedangkan sistem saraf tiruan dapat

    menyesuaikan bobot node sebagai

    tanggapan atas input dan mungkin pada

    output yang diinginkan.

    ANN telah banyak digunakan dalam

    area yang luas dengan banyak tujuan.

    Kumar & Haynes (2003) mengidentifikasi

    beberapa aplikasi ANN yaitu:

    - Estimasi/prediksi (aproksimasi fungsi,

    peramalan)

    - Pengenalan pola (klasifikasi, diagnosis

    dan analisis diskriminan)

    - Klustering (pengelompokan tanpa

    adanya pengetahuan sebelumnya)

    Optimasi (pencarian solusi terhadap

    model linier dan non linier yang melibatkan

    variabel kontinyu/diskrit)

    Jaringan yang dapat dibentuk ANN

    bermacam-macam, dari yang paling

    sederhana hanya berupa satu neuron (single

    neuron), lalu meningkat lebih rumit menjadi

    neuron majemuk (multiple neurons) dalam

    satu lapis (single layer), hingga jaringan

    yang lebih rumit yaitu multiple neurons

    dalam multiple layers. Kemampuan jaringan

    tersebut berbeda-beda. Semakin rumit suatu

    jaringan, maka persoalan yang dapat

    diselesaikan menjadi lebih luas. Namun

    kerumitan jaringan tersebut juga

    menimbulkan persoalan tersendiri yaitu

    kebutuhan proses training dan simulasi yang

    lebih lama. Struktur jaringan dapat dilihat

    pada gambar 1.

    Gambar 1. Jaringan ANN Multilayer

    (Fauset, 1994)

    Pada umumnya, lapisan (layer) dalam

    suatu jaringan dibedakan menjadi 3 macam

    yaitu input layer, hidden layer dan output

    layer. Penjelasan setiap input tersebut

    diuraikan di bawah ini:

    a. Input Layer Input layer merupakan layer yang

    menerima input langsung dari lingkungan.

    Umumnya jumlah input layer disesuaikan

    dengan jumlah input.

    b. Hidden Layers

    Hidden layers merupakan layer-layer

    yang berada di antara input layer dan output

    layer (lihat gambar 1). Pada arsitektur ANN

    dengan 2 layer, maka hidden layers tidak

    ada. Jumlah neuron pada hidden layers

    bervariasi. Jumlah neuron dan jumlah layer

    pada hidden layers agar dapat menghasilkan

    solusi yang memiliki kesalahan minimum

    Hidden LayerInput Layer Output Layer

    ........

    ........

    ........

    ........

    ........

    ........

  • J u r n a l T e k n o l o g i d a n M a n a j e m e n , V o l . 1 2 , N o . 2 , A g u s t u s 2 0 1 4

    60

    merupakan bagian utama dalam penelitian

    ANN.

    c. Output layer Output layer merupakan layer yang

    menghasilkan output akhir dari suatu

    jaringan ANN. Jumlah neuron pada layer ini

    disesuaikan dengan jumlah output yang

    diinginkan.

    Karnidta (2006) menggolongkan

    pendekatan dasar dalam paradigma belajar

    di ANN menjadi dua, yaitu supervised

    learning dan unsupervised learning.

    1. Supervised learning

    Pada pembelajaran supervised learning,

    selain memerlukan input diperlukan juga

    output untuk input tersebut. Pembelajaran

    yang dilakukan bertujuan untuk

    mendapatkan jaringan ANN yang mampu

    menghasilkan output yang sesuai dengan

    output yang diinginkan. Perbedaan antar

    output dari jaringan dan output yang

    diinginkan digunakan untuk mengkalkulasi

    koreksi pada bobot jaringan syaraf. Contoh

    dari supervised learning adalah perceptron,

    backpropagation, dan lain-lain.

    2. Unsupervised learning

    Pendekatan unsupervised learning

    merupakan teknik belajar dengan cara

    neuron-neuron dalam networks

    mengorganisasikan dirinya untuk

    menghasilkan kategori dimana kumpulan

    input akan termasuk didalamnya. Dalam

    pendekatan ini tidak ada nilai target yang

    ditetapkan. Contoh dari tipe belajar ini

    adalah Kohonen self-organizing feature

    maps dan Hamming/competitive networks.

    Pemodelan

    Berdasarkan studi pustaka dihasilkan

    bahwa faktor-faktor yang berpengaruh pada

    konsumsi energi adalah faktor ekonomi dan

    demografi yang ada pada suatu daerah. Oleh

    karena itu terdapat tiga faktor yang

    dikemukakan memiliki keterkaitan dengan

    energi yaitu Perubahan jumlah penduduk

    (POP), Pendapatan Nasional (GDP/GNP),

    dan Jarak tempuh rata-rata Veh-km. Tiga

    faktor tersebut menjadi input pada jaringan.

    Sebagai output dari jaringan tersebut adalah

    konsumsi energi.

    Gambar 2. Pemodelan Kebutuhan Energi

    dengan ANN

    Pemodelan ANN yang digunakan dapat

    dituliskan sbb : N M

    Y = o + j { ij E obs,i + oj } j=1 i=1

    Y = perkiraan kebutuhan energi di

    sektor transportasi ( dalam juta

    barrel/tahun)

    E obs = kebutuhan energi untuk

    transportasi (juta barrel/tahun)

    M = jumlah neuron layer input

    N = jumlah neuron layer tersembunyi

    f = fungsi transfer sigmoid untuk

    layar tersembunyi

    Pemodelan dengan tujuan peramalan

    menggunakan feed forward model di mana

    input merupakan data kebutuhan energi

    transportasi dan output adalah peramalan

    kebutuhan pada masa mendatang.

  • U l i l H a m i d a , P e n g g u n a a n A r t i f i c i a l . . .

    61

    Sedangkan layar tersembunyi digunakan

    untuk memroses informasi.

    Kelemahan pemodelan ANN adalah

    adanya kemungkinan over fitting, bila

    penngunaan data untuk training, testing dan

    validasi tidak sebanding (proportional). Hal

    ini dapat dihindari dengan menggunakan k-

    fold validasi silang.

    Kelemahan berikutnya adalah sifat

    ANN yang black box thinking, yaitu

    hubungan antara variabel input dan output

    tidak dijelaskan penyebabnya. Sedangkan

    perbedaan pokok antara ANN dengan model

    regresi adalah kemampuan ANN untuk

    menghitung bobot setiap data dalam layar

    yang tersembunyi dan digunakan terus pada

    layar selanjutnya untuk mendapatkan

    output. Model regresi hanya dapat

    menentkan koefisien dari variabel

    independen.

    Proses validasi k-fold dilakukan sbb :

    1. Bagilah data yang tersedia menjadi

    bagian untuk training, validasi dan

    testing,

    2. pilihlah arsitektur dan parameter

    training,

    3. training model yang dipilih

    menggunakan data yang sudah

    ditentukan,

    4. evaluasi model menggunakan data

    validasi,

    5. ulangi langkah 2 s/d 4 dengan

    menggunakan arsitektur dan parameter

    yang berbeda,

    6. pilihlah arsitektur terbaik dari proses

    training dan validasi,

    7. implementasikan arsitektur jaringan

    yang dipilih dengan data testing.

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pengolahan data dilakukan dengan

    menggunakan perangkat lunak Mathlab

    yang menyediakan fasilitas modul Artificial

    Neural Network.

    Langkah pertama dalam pengolahan

    data adalah dengan melakukan normalisasi

    pada data yang dimiliki untuk mendapatkan

    input yang memiliki rentang dari -1 hingga

    1 sebagai syarat dari input pada ANN.

    Normalisai ini diterapkan untuk seluruh data

    baik GDP, populasi maupun konsumsi

    kendaraan.

    Mencari Jumlah Neuron yang Tepat

    untuk Hidden Layer

    Setelah normalisasi input, langkah

    selanjutnya adalah mencari jumlah neuron

    yang tepat untuk digunakan pada hidden

    layer di jaringan ANN. Caranya adalah

    dengan mencoba satu persatu jaringan

    dengan hidden layer 1 hingga hidden layer

    ke 16.

    Pencarian tersebut menghasilkan data

    pada tabel 1.

    Tabel 1. Pencarian Jumlah Hidden Layer

    Jumlah

    Neuron

    pada

    Hidden

    Layer

    Epoch MSE Training MSE

    Validasi

    1 100 0.0585 0.3217

    2 100 0.0224 0.3192

    3 100 7.1534e-004 1.9170

    4 100 0.0015 3.0728

    5 77 3.0508e-014 0.4550

    6 20 4.1566e-016 0.6502

    7 51 1.5116e-011 0.6502

    8 15 2.9646e-014 1.6060

  • J u r n a l T e k n o l o g i d a n M a n a j e m e n , V o l . 1 2 , N o . 2 , A g u s t u s 2 0 1 4

    62

    Jumlah

    Neuron

    pada

    Hidden

    Layer

    Epoch MSE Training MSE

    Validasi

    9 36 5.3392e-015 1.8359

    10 12 1.2117e-015 0.7816

    11 13 3.3981e-013 2.1212

    12 8 6.3419e-012 0.5101

    13 7 8.5215e-016 1.0169

    14 20 6.5482e-014 0.8095

    15* 8 5.7255e-015 0.4086

    16 7 5.4985e-015 1.6423

    Dari data tersebut diperoleh bahwa

    jumlah neuron pada hidden layer yang

    memberikan nilai MSE terkecil adalah 15

    neuron. Berdasarkan hal tersebut maka

    arsitektur yang digunakan untuk melakukan

    training pada jaringan ANN untuk

    peramalan energi adalah 15-1.

    Langkah ini juga digunakan untuk

    melakukan peramalan GDP, populasi dan

    konsumsi kendaraan dengan hasil seperti

    tercantum pada Tabel 2.

    Tabel 2. Arsitektur Pemodelan Energi dengan

    ANN

    Peramalan Jumlah Neuron Optimal

    GDP 5

    Populasi 3

    Konsumsi kendaraan

    (VEH-KM)

    1

    Mencari Perbandingan Data Training

    dan Data Validasi

    Untuk menghindari kondisi overfitting

    yang dihasilkan dari pemodelan ANN, maka

    digunakan metode k-fold yang salah satunya

    adalah dengan membagi data training dan

    data validasi.

    Data yang diperoleh dari pencarian

    perbandingan yang tepat tercantum pada

    tabel 3.

    Tabel 3. Pencarian Perbandingan Data

    Training dan Data Validasi yang Tepat

    Jumla

    Data

    Training

    Jumlah

    Data

    Validasi

    Epoch MSE

    Training

    MSE

    Validasi

    10 6 10 3.0438e-

    012

    0.5127

    11* 5 8 5.7255e-

    015

    0.4086

    12 4 6 2.4219e-

    015

    0.7086

    13 3 5 2.7139e-

    012

    0.7250

    Simulasi yang telah dilakukan

    memberikan hasil bahwa terdapat perbedaan

    MSE jika proporsi jumlah data yang

    digunakan untuk mentraining ANN dengan

    jumlah data yang digunakan untuk

    melakukan validasi. Dari hasil yang

    diperoleh, didapatkan bahwa proporsi 11-5

    (training-validasi) merupakan proporsi yang

    memberikan MSE minimum baik pada saat

    training maupun validasi.

    Melakukan Training pada Data Training

    Setelah ditemukan jumlah neuron yang

    tepat dan perbandingan jumlah data validasi

    dan training yang tepat, kemudian dilakukan

    training pada data energi, GDB, populasi,

    dan konsumsi kendaraan (VEH-KM). Hasil

    training tersebut tercantum pada gambar 3

    dan hasil validasi tercantum pada gambar 4.

  • U l i l H a m i d a , P e n g g u n a a n A r t i f i c i a l . . .

    63

    - target

    + output ANN

    Gambar 3. Hasil Training Kebutuhan Energi

    - target

    + output ANN

    Gambar 4. Hasil Validasi Kebutuhan Energi

    Melakukan Peramalan Energi 5 tahun ke

    Depan dengan Menggunakaan Jaringan

    Hasil Training

    Setelah data training digunakan untuk

    menentukan jaringan ANN yang digunakan,

    maka jaringan tersebut kemudian digunakan

    untuk meramalkan konsumsi energi untuk

    lima tahun ke depan.

    Hasil peramalan tersebut dapat dilihat

    pada tabel 4 dan gambar 5.

    Tabel 4. Data dan Peramalan Kebutuhan Energi

    Menggunakan ANN

    Tahun Populasi GDP Veh-km Kebutuh

    an Energi

    1990 179.49 129.47 0.8942 216.2

    1991 181.97 134.56 1.3129 232.54

    1992 184.65 143.37 1.8664 253.99

    1993 187.55 157.36 2.5592 280.02

    1994 190.64 176.59 3.3697 291.18

    1995 193.91 197.29 4.2451 298.8

    1996 197.31 208.37 5.1136 389.03

    1997 200.7 209.55 5.9057 317.42

    1998 203.73 215.87 6.574 350

    1999 205.68 221.57 7.1018 408.62

    2000 206.27 224.98 7.498 436.35

    2001 207.15 226.84 7.7831 451.31

    2002 209.56 227.82 7.9833 463.4

    2003 212.96 228.33 8.1206 473.04

    2004 216.7 228.59 8.2133 478.49

    2005 220.47 228.73 8.2758 479.04

    2006 224.15 228.8 8.3175 477.68

    2007 227.69 228.84 8.3452 479.51

    2008 231.06 228.86 8.3632 487.77

    2009 234.25 228.87 8.3755 501.79

    2010 237.23 228.87 8.3832 516.24

    2011 240.01 228.87 8.3885 524.93

    2012 242.58 228.87 8.3922 526.31

    2013 244.94 228.87 8.3943 523.05

    2014 247.1 228.87 8.3959 518.29

    2015 249.07 228.87 8.3967 513.73

    Gambar 5. Hasil Peramalan Energi dengan

    menggunakan ANN

  • J u r n a l T e k n o l o g i d a n M a n a j e m e n , V o l . 1 2 , N o . 2 , A g u s t u s 2 0 1 4

    64

    Pengujian dan Pembandingan dengan

    Metode Regresi

    Sebagai tahap pengujian, hasil

    peramalan dengan pendekatan ANN

    kemudian dibandingkan dengan peramalan

    dengan metode regresi yang menghasilkan

    perbandingan sebagai berikut:

    Gambar 6. Perbandingan Model ANN

    dengan Regresi Linier

    Dari data tersebut, jika dihitung rata-

    rata kesalahan kuadratnya (MSE) diperoleh

    hasil bahwa MSE yang dihasilkan ANN

    adalah 0,0027386, sedangkan MSE yang

    dihasilkan dari regresi majemuk adalah

    17,158226.

    Tabel 5. Perbandingan MSE Regresi Linier dan

    ANN

    Jumlah

    data

    MSE Regresi

    Majemuk

    MSE ANN

    16 17.158226 0.0027386

    Berdasarkan hasil tersebut berarti

    diperoleh bahwa ANN memiliki kinerja

    yang lebih baik dibandingkan dengan

    regresi majemuk pada penelitian peramalan

    energi ini.

    IV. KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    1. Model untuk peramalan energi dengan

    menggunakan metode ANN

    menggunakan input tiga variabel yaitu

    GDB, populasi dan konsumsi

    kendaraan (VEH-KM).

    2. MSE yang dihasilkan ANN adalah

    0,0027386, sedangkan MSE yang

    dihasilkan dari regresi majemuk

    adalah 17,158226. Hal ini menjadikan

    ANN memiliki kinerja yang lebih baik

    dibandingkan dengan regresi majemuk

    pada penelitian peramalan energi ini.

    3. Model ANN yang dihasilkan

    digunakan untuk melakukan

    peramalan konsumsi energi hingga

    2015. Dari hasil peramalan tersebut,

    konsumsi energi selalu meningkat.

    Saran

    ANN memiliki kelemahan yang sangat

    harus diperhatikan yaitu overfitting. Untuk

    mengurangi kesalahan yang dihasilkan

    akibat overfitting ini data yang digunakan

    harus cukup banyak. Selain itu untuk

    peramalan jangan sampai meramalkan untuk

    jangka waktu yang lama. Saran lain untuk

    mengurangi overfitting ini adalah update

    jaringan dengan melakukan training jika

    terdapat data baru.

    V. DAFTAR PUSTAKA

    Fitrisia. Adiwijaya. Rakhmatsyah, A. 2010.

    Prediksi Produksi BAN GT3

    Menggunakan Jaringan Syaraf

    Tiruan Resilient Propagation dan

    Weight-Elimination. Makalah dalam

    Konferensi Nasional Sistem dan

    Informatika. Bali: STIMIK

    STIKOM Bali.

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

    Data Real

    Regresi Majemuk

    ANN

  • U l i l H a m i d a , P e n g g u n a a n A r t i f i c i a l . . .

    65

    Kadir, A. 2011. Sistem Informasi

    Manajemen. Yogyakarta: Andi

    Publisher.

    Karnidta, Sherlie. 2006. Penerapan Model

    Artificial Neural Network untuk

    Meramalkan dan Melakukan

    Analisis Sensitifitas Variabel

    Makroekonomi dalam Sistem

    Peringatan Dini Krisis Mata Uang.

    Tugas Sarjana Teknik Industri,

    Institut Teknologi Bandung.

    Kumar, K. Haynes, J.D. 2003. Forecasting

    credit ratings using an ANN and

    statistical techniques, International

    Journal of Business Studies, 11, 91-

    108.

    Mastur, I. Hadi, Lumenta. 2005.

    Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan

    untuk Mengidentifikasi Pola Desain

    Berdasarkan Preferensi Pelanggan

    Menggunakan Kansei Engineering

    System. TEKNOIN Vol.10 p. 197-

    208.

    Murat, Y.S. Ceylan, H. 2006. Use of

    artificial neural network for transport

    energy demand modeling. Energy

    Policy vol 34, Elsevier.

    Pao, H. 2006. Modeling and Forecasting the

    Energy Consumption in Taiwan

    Using Artificial Neural Networks.

    The journal of American Academy of

    Business, Cambridge, Vol. 8