Upload
dodat
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS
MATERI KEGIATAN JUAL BELI
MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS III
MI MA’ARIF KUTOWINANGUN SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
PIPIT PUSPASARI
NIM 11511007
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
iii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS
MATERI KEGIATAN JUAL BELI
MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS III
MI MA’ARIF KUTOWINANGUN SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
PIPIT PUSPASARI
NIM 11511007
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. (0298) 323706 Fax.323433 Kode Pos 50721 Salatiga
Website:http://iainsalatiga.ac.idemail:[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara :
Nama : Pipit Puspasari
NIM : 11511007
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI
KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF
KUTOWINANGUN SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2015
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 7 Juli 2015
Pembimbing
Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd
NIP. 19570520 198601 1001
v
SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS
MATERI KEGIATAN JUAL BELI
MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LERANING (CTL) PADA SISWA KELAS III
MI MA’ARIF KUTOWINANGUN SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2015
DISUSUN OLEH
PIPIT PUSPASARI
NIM: 11511007
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan PGMI,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat
guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Peni Susapti, M. Si. _______________
Sekretaris Penguji : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. _______________
Penguji I : Rasimin, M.Pd. _______________
Penguji II : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. _______________
Salatiga, 29 Agustus 2015
Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd.
NIP. 196701211999031002
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini
Nama : Pipit Puspasari
Nim : 11511007
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Kegu ruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Salatiga, 8 Agustus 2015
Yang menyatakan,
Pipit Puspasari
NIM 11511007
vii
MOTTO
: من يرد هللا بو خيرا يفقهو عن ابن عباس ين و رضي هللا عنو قال : قال رسىل هللا هيلع هللا ىلص في الذ
انما العلم باالتعلم ...... )رواه البخاري(
Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang
dikehendaki Allah menjadi baik, maka dia akan difahamkan dalam hal agama.
Dan sesungguhnya ilmu itu dengan belajar” (HR. Bukhori)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
Alm. Ayahku tercinta Kusmanto dan Ibunda tercinta Eri Wijayanti
terima kasih atas segalanya hingga aku bisa meraih gelar SI seperti
yang kalian harapkan selama ini.
Kakakku Bagus Zulkarnain Efendi dan kakak ipar ku yang telah banyak
memberikan bantuan kepada penulis.
Kekasihku tercinta Okta Gunarso yang selalu memberikan dukungan,
semangat dan doa untuk penulis.
Bapak Ibu Dosen IAIN Salatiga yang selalu membimbing dan
memberikan ilmu yang bermanfaat.
Seluruh keluarga besar MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga
Seluruh teman senasib dan seperjuangan PGMI Transfer Angkatan
2011
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur atas rahmat dan nikmat Allah SWT. Hanya dengan
kehendaknya segala sesuatu terjadi dan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan semua Umat Islam yang
Mengikutinya.
Alhamdulillah dengan penuh rasa syukur, penulis skripsi dengan judul :
Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi Kegiatan Jual Beli Melalui Pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Siswa Kelas III MI Ma’arif
Kutowinangun Salatiga Tahun 2015 ini telah selesai. Skripsi ini merupakan salah
satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Kami haturkan terima kasih yang tak terhitung
kepada pihak-pihak yang telah membantu terwujudnya skripsi ini.
Harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat untuk penulis pada khususnya
dan untuk pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa penulis skripsi ini
tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Atas
segala dorongan dan bantuannya penulis menghaturkan banyak terima kasih
kepada :
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Salatiga.
ix
3. Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
IAIN Salatiga.
4. Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah
memeberikan bimbingan, dorongan dan perhatian dengan penuh kesabaran
sampai terselesaikannya skripsi ini.
5. Dosen dan karyawan IAIN Salatiga.
6. Kepala Madrasah dan segenap guru MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga yang
telah memberikan izin dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.
7. Siswa-siswi kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga yang sudah
membantu penulis dalam pengumpulan data.
8. Teman-teman kampus dan semua pihak yang telah membantu penulis
menempuh studi di IAIN Salatiga sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.
Penulis yakin skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat banyak
kesalahan serta kekurangan. Maka kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan. Besar harapan kami, skripsi ini bisa bermanfaat kepada pihak-pihak
terkait secara khusus, dan bagi semua pembaca secara umum.
Wassalamua’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 8 Agustus 2015
Penulis
Pipit Puspasari
NIM. 11511007
x
ABSTRAK Puspasari, Pipit. 2015. Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi Kegiatan Jual
Beli Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
Pada Siswa Kelas III Mi Ma’arif Kutowinangun Salatiga Tahun Ajaran
2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.
Kata kunci : Prestasi belajar IPS dan pendekatan Contextual Teaching And
Learning (CTL).
Penelitian ini di latar belakangi adanya kenyataan bahwa hasil evaluasi
yang didapatkan dari guru kelas menunjukan bahwa pencapaian kkm kelas yang
dilihat dari kkm individu baru mencapai 76% dari target minimal 85%.
Sedangkan pencapaian kkm nasional secara klasikal baru 47%. Hal ini
menunjukkan bahwa prestasi siswa masih dibawah standar kkm yang diharapkan
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prestasi yang di peroleh peserta didik
setelah di terapkannya Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
pada pembelajaran IPS siswa kelas III MI Ma’arif, Kutowinangun, Salatiga.
Masalah yang ingin di jawab dalam penelitian ini adalah apakah dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat
meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas III MI Ma’arif,
Kutowinangun, Salatiga? Apakah penerapan pendekatan CTL dapat
meningkatkan presentase pencapaian KKM kelas?
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL).
Subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun
Salatiga. Data penelitian ini di ambil melalui pemberian tes formatif untuk
mengetahui prestasi belajar siswa, dengan materi pokok kegiatan jual beli
berdasarkan hasil penelitian maka pendekatan Contextual Teaching And Learning
(CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS bagi siswa kelas III MI Ma’arif
Kutowinangun Salatiga tahun pelajaran 2015. Siklus I ke siklus II terjadi kenaikan
0,80 dan pada siklus II ke siklus III terjadi kenaikan 1,17.
Tercapainya target pencapaian KKM (kelas) pada siklus I KKM
individu sebanyak 13 siswa ( 77 %) dan KKM nasional sebanyak 4 siswa ( 24 %).
terjadi peningkatan pada siklus II KKM individu sebanyak 14 siswa ( 83 %) dan
KKM nasional sebanyak 9 siswa ( 53 %). peningkatan terjadi pada siklus III
KKM individu sebanyak 16 siswa ( 94 %) dan KKM nasional sebanyak 15 siswa (
88 %). Penelitian Tindakan Kelas ini dinyatakan berhasil.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL ............................................................................................ i
LEMBAR BERLOGO...................................................................................... ii
JUDUL ............................................................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ vi
MOTTO dan PERSEMBAHAN ...................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ........................ 7
E. Kegunaan Penelitian ................................................................. 8
F. Definisi Operasional .................................................................. 8
G. Metodologi Penelitian ................................................................ 10
1. Rancangan Penelitian ......................................................... 10
2. Subjek Penelitian ................................................................ 10
3. Langkah-langkah Penelitian ............................................... 11
4. Instrument Penelitian .......................................................... 13
5. Pengumpulan Data ............................................................... 13
6. Analisis Data ....................................................................... 15
H. Sistematika Penulisan ................................................................ 16
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar ........................................................................... 18
1. Pengertian Prestasi Belajar.................................................... 18
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ............. 19
B. IPS di Madrasah Ibtidaiyah ......................................................... 19
1. Pengertian IPS.................... .................................................... 19
2. Tujuan IPS .............................................................................. 21
3. Fungsi IPS............................................................................... 23
C. Materi Kegiatan Jual Beli ........................................................... 24
1. Kegiatan jual beli di lingkungan rumah................... ........... 24
2. Syarat terjadinya pasar ......................................................... 25
3. Pasar tradisional ................................................................... 25
4. Pasar moderen................................................................. 26
5. Kegiatan jual beli di lingkungan sekolah........................ 26
6. Kebutuhan sehari-hari..................................................... 26
D. Contextual Teaching And Learning (CTL) ................................. 27
1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL) .......... 27
2. Konsep Contextual Teaching And Learning (CTL) .............. 30
3. Karakteristik Contextual Teaching And Learning (CTL)....... 32
4. Prinsip Contextual Teaching And Learning (CTL)............... 34
5. Langkah-langkah pembelajaran (CTL).................................. 40
6. Kelebihan Pembelajaran (CTL)............................................... 41
7. Kelemahan Pembelajaran (CTL)............................................. 42
E. KKM ............................................................................................ 42
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)..................... 42
2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal..........................................44
3. Prinsip Penetapan KKM........................................................... 46
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian ........................................................................ 48
1. Gambaran Situasi Umum MI Ma’arif Kutowinangun
Salatiga……………………………………………………….. 48
xiii
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .................................................. 50
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ................................................. 54
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ................................................ 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 62
1. Siklus I ................................................................................... 62
2. Siklus II .................................................................................. 63
3. Siklus III ................................................................................. 64
B. Pembahasan ................................................................................ 66
1. Hasil Rekapitulasi .................................................................. 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 70
B. Saran ........................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Daftar Guru MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga ....................... . 48
Tabel 3. 2 Daftar Nama Siswa Kelas III MI Ma’arif Kutowinangun ......... . 49
Tabel 4. 3 Nilai Siswa Siklus I ...................................................................... . 62
Tabel 4. 4 Nilai Siswa Siklus II .................................................................... . 63
Tabel 4. 5 Nilai Siswa Siklus III ................................................................... . 64
Tabel 4. 6 Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus I, Siklus II, Siklus III ................ . 66
Tabel 4. 7 Tabel Perbandingan Prestasi Belajar IPS Siklus I, II, III ............. . 67
Tabel 4. 8 Tabel Peningkatan Prestasi Belajar IPS Siklus I, II, III................. 68
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
Lampiran 3 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III
Lampiran 4 Lembar instrumen siswa
Lampiran 5 Lembar isntrumen guru
Lampiran 6 Nilai Pra Siklus
Lampiran 7 Soal tes formatif siklus I, II, III
Lampiran 8 Contoh jawaban dari siswa dalam menjawab soal tes
Lampiran 9 Nilai tes formatif siklus I, II, III
Lampiran 10 Soal kelompok
Lampiran 11 Penilaian kelompok
Lampiran 12 Dokumentasi
Lampiran 13 Lembar konsultasi skripsi
Lampiran 14 Surat permohonan ijin penelitian
Lampiran 15 Surat keterangan penelitian
Lampiran 16 Nilai SKK mahasiswa
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dalam arti luas, pendidikan seumur hidup bermakna bahwa
pendidikan adalah bagian dari kehidupan itu sendiri. Pendidikan adalah hidup.
Pengalaman belajar dapat berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang
hayat. Pendidikan adalah segala sesuatu dalam kehidupan yang mempengaruhi
pembentukan berpikir dan bertindak individu. Pendidikan merupakan proses
tanpa akhir yang diupayakan oleh siapa pun, terutama sebagai tanggung jawab
negara (Soyomukti, 2010:28-29).
Pendidikan dalam arti sempit, dilihat dari maknanya yang sempit
pendidikan identik dengan sekolah. Berkaitan dengan hal ini, pendidikan
adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga tempat
mendidik (mengajar). Pendidikan merupakan segala pengaruh yang diupayakan
sekolah terhadap anak dan remaja (usia sekolah) yang diserahkan kepadanya
(sekolah) agar mempunyai kemampuan kognitif dan kesiapan mental yang
sempurna dan berkesadaran maju yang berguna bagi mereka untuk terjun ke
masyarakat, menjalin hubungan sosial, dan memikul tanggung jawab mereka
sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial (Soyomukti,2010:40-41).
Pendidikan di Indonesia secara umum masih menyisakan berbagai
polemik pendidikan hingga menimbulkan pro-kontra pada kalangan pemerhati
pendidikan. Sebagai contoh, kegiatan pembelajaran saat ini yang terlalu banyak
2
beban belajar menyebabkan guru harus menyelesaikan beban tersebut dalam
waktu yang telah ditentukan. Untuk mencapai target, guru cenderung
mengabaikan proses pembelajaran dengan cara membelajarkan siswa secara
tekstual dengan buku-buku LKS yang bisa didapatkan dengan mudah.
Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa, dan cenderung mengabaikan
aspek konkrit pembelajaran yang merupakan hal yang paling penting bagi
siswa untuk menghadapi lingkungan nyata siswa.
Setelah dilakukan observasi awal di MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga,
diketahui bahwa prestasi belajar IPS di sekolah tersebut tergolong rendah. Hal
inI disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain media pembelajaran yang
terbatas, model pembelajaran guru yang klasikal dan monoton, serta kurangnya
minat belajar siswa.
Hasil evaluasi yang didapatkan dari guru kelas menunjukan bahwa
pencapaian kkm kelas yang dilihat dari kkm individu baru mencapai 76 dari
target minimal 85 . Sedangkan pencapaian kkm nasional secara klasikal baru
47 . Hal ini menunjukkan bahwa prestasi siswa masih dibawah standar kkm
yang diharapkan, oleh karena itu peneliti memahami dan ingin segera mungkin
memecahkan masalah yang telah terjadi.
IPS merupakan ilmu pengetahuan yang sangat menarik untuk di pelajari.
Materi-materi yang telah dikemas didalamnya sangat berpengaruh dalam
kehidupan sehari-hari. proses kehidupan manusia selalu berhubungan dengan
sesama manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal ini disebabkan karena
manusia pada hakekatnya sebagai makhluk sosial. Ips sebagai program
3
pendidikan tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial semata, melainkan juga
harus diarahkan membina siswa menjadi warga masyarakat dan warga negara
yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama. Oleh sebab itu,
siswa yang dibina tidak hanya cukup berpengetahuan dan berkemampuan
berpikir tinggi semata, melainkan harus memiliki kesadaran dan tanggung
jawab tinggi terhadap kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara (Rasimin,
2012:38). Dengan demikian materi IPS sangat mudah untuk di terapkan,
dimengerti, dicerna, dipahami dan di praktikan dalam kehidupan sehari-hari
peserta didik, khsusnya peserta didik kelas III MI Ma’arif Kutowinangun
Salatiga. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu-ilmu sosial yang
disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah
dasar, ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan program
pendidikan disekolah atau bagi kelompok belajar lainnya yang sederajat
(Ahmadi,2009:2).
Setelah penulis melakukan observasi awal di MI Ma’arif Kutowinangun
Salatiga masalah yang sering dihadapi oleh guru dalam menyampaikan materi
kegiatan jual beli di MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga siswa tidak
berkonsentrasi pada proses pembelajaran, siswa sering bermain sendiri dan
tidak memperhatikan guru saat menerangkan, guru tidak menggunakan media
dalam mengajar sehingga mempersulit siswa dalam menerima materi
pembelajaran, masalah-masalah yang semacam itu memang sering dijumpai di
Madrasah Ibtidaiyah, karena usia mereka khususnya kelas III MI masih sulit
untuk diarahkan, mereka masih suka bermain sendiri dan tidak menghiraukan
4
guru. Mereka masih menyukai dunia bermain. Saat ini kinerja guru semakin
menurun karena beberapa faktor, antara lain rendahnya minat untuk
mempelajari media-media, model pembelajaran serta metode-metode baru,
yang dapat menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar. Guru tidak
dapat mengoperasikan media dengan baik sehingga mereka mengajar hanya
menggunakan metode ceramah, tidak menggunakan metode atau pendekatan
yang sesuai oleh materi yang akan mereka jelaskan kepada siswa.
Dengan adanya beberapa masalah yang muncul di MI Ma’arif
Kutowinangun Salatiga penulis mencoba menawarkan solusi dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam
mengajar materi kegiatan jual beli khususnya kelas III MI Ma’arif
Kutowinangun Salatiga. Penulis merasa bahwa pendekatan Contextual
Teaching And Learning (CTL) sangat mudah diterapkan, guru tidak perlu
membuat media dalam mengajar karena sering dijumpai guru direpotkan
dengan media dalam mengajar. Dengan pendekatan Contextual Teaching And
Learning (CTL) guru akan dimudahkan dalam melaksanakan proses belajar
mengajar, guru hanya memberikan arahan dan menerangkan materi sebelum
guru mengajak siswa terjun ke lapangan. Kegiatan ini membuat guru mudah
dalam menyampaikan materi yang akan diterima atau diserap oleh siswa
karena siswa terjun langsung ke lapangan dalam menerima materi
pembelajaran. Disana guru menjelaskan mengenai poin-poin materi yang akan
di sampaikan dengan melakukan kegiatan atau praktik langsung dan siswa
yang akan praktik langsung dan berkomunikasi langsung. Misalnya guru
5
mengajak siswa untuk ke pasar guru mengarahkan dan menyuruh siswa untuk
praktik tentang pemahaman pembeli itu apa, saat terjadinya proses siswa
berkomunikasi dengan penjual di pasar dan melakukan proses membeli suatu
barang maka setelah itu siswa akan dijelaskan oleh guru bahwa siswa tersebut
telah menjadi pembeli. Dan masih banyak lagi contoh yang lainnya. Dengan
pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) menguntungkan untuk
siswa dan untuk guru.
Dalam pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) siswa akan
merasakan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan, di
lapangan atau diluar kelas akan membuat siswa menjadi lebih semangat dalam
menerima pembelajaran, mereka tidak merasakan bosan dan jenuh, karena hal
tersebut sering menjadi penghambat prestasi belajar ips. Maka dari itu penulis
ingin menciptakan pembelajaran yang menyenangan dan tidak membosankan,
pembelajaran yang mudah dipahami, dan lama diserap ada di pikiran siswa,
sehingga penulis menawarkan dengan pendekatan Contextual Teaching And
Learning (CTL) yang akan memudahkan guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar, sehingga prestasi belajar IPS naik.
Fakor-faktor masalah yang ada jika tidak segera teratasi maka akan
semakin berdampak buruk pada siswa, prestasi belajar IPS mereka akan
semakin menurun atau rendah, adanya perubahan yang lebih baik akan
berdampak baik pula pada guru dan terutama pada siswa khususnya siswa
kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga. Penulis menawarkan pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) karena menganggap bahwa
6
pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) mudah diterapkan dan
mudah untuk dipahami siswa dan menyenangkan bagi siswa. Pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) sangat bermanfaat untuk guru dan
juga siswa. Untuk guru mudah dalam menyampaikan materi dan meringankan
guru dalam mengajar. Untuk siswa mudah dalam menerima materi,
menyenangkan dan tidak membosankan dalam menerima pembelajaran dan
siswa dapat menyimpan materi yang telah disampaikan oleh guru difikiran
mereka secara jangka panjang karena pendekatan Contextual Teaching And
Learning (CTL) akan merekam semua kegiatan yang telah siswa dan guru
lakukan sehingga akan tersimpan di memori siswa secara lama, apabila siswa
akan mengerjakan soal mereka akan mengingat kegiatan yang telah
disampaikan guru dan kegiatan yang telah mereka lakukan, sehingga mereka
akan selalu mengingatnya dan hal tersebut sangat memberikan keuntungan
kepada siswa karena soal-soal akan mereka jawab dengan mudah dan hal
tersebut akan membuat prestasi belajar IPS menjadi naik atau meningkat.
Banyaknya asumsi dan masalah-masalah yang ada, penulis melakukan
tindakan melalui kegiatan penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai skripsi
dengan judul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI
KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS III MI
MA’ARIF KUTOWINANGUN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015.
7
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar
IPS materi kegiatan jual beli pada siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun
Salatiga?
2. Apakah penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan persentase
pencapaian KKM kelas?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan
prestasi belajar IPS materi kegiatan jual beli pada siswa kelas III MI Ma’arif
Kutowinangun Salatiga.
2. Untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan
persentase pencapaian KKM kelas.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi
kegiatan jual beli pada siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga.
2. Penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan persentase pencapaian
KKM kelas
8
E. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka dapat diketahui kegunaan
penelitian ini yaitu:
1. Secara Teoritis
a. Di bidang akademik, dapat menambah khasanah di bidang pendidikan
khususnya berkaitan dengan penerapan metode pembelajaran melalui
pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL).
b. Bagi peneliti lain, dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya yang
ingin meneliti tentang metode pembelajaran melalui pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan konteks yang berbeda.
2. Secara Praktis
a. Bagi sekolah, sebagai masukan untuk menerapkan pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran.
b. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan untuk memotivasi guru
dalam penerapan pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching
And Learning (CTL).
c. Bagi para guru, dapat menjadi masukan untuk menguatkan
kemampuannya dalam menerapkan pembelajaran melalui pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL).
F. Definisi Operasional
1. Prestasi Belajar
9
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses
belajar mengajar berupa perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh
pengalaman belajar (Tim Pustaka Phoenix, 2010:18).
2. Pendekatan CTL
Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara
penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong
siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka
(Sanjaya,2006:109).
Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah model
pembelajaran yang mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi
dunia nyata yang berkembang dan terjadi di lingkungan sekitar peserta didik
sehingga dia mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil
belajar dengan kehidupan sehari-hari mereka (Khaeruddin,dkk, 2007:199).
Jadi pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL) dari uraian
diatas dapat kita simpulkan bahwa Contextual Teaching And Learning
(CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara
materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
yang penulis gunakan menekankan pada penerapan pendekatan Contextual
10
Teaching And Learning (CTL) jenis keterkaitan yaitu mengaitkan antara
materi dengan kehidupan nyata yang dialami oleh siswa.
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau dikenal
dengan sebutan PTK. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang
dilakukan oleh siswa (Arikunto,dkk, 2006:3).
Jenis penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas partisipan.
Suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan apabila orang yang akan
melaksanakan penelitian harus terlibat langsung dalam proses penelitian
sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan, sejak
perencanaan penelitian, peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti
memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta
berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya. PTK partisipan dapat juga
dilakukan di sekolah. Peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan
terus menerus sejak awal sampai berakhir penelitian (Elfanany,2013:31-32).
2. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah siswa
kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga. Siswa kelas III MI Ma’arif
Kutowinangun Salatiga dipilih sebagai subjek penelitian karena dinilai perlu
11
adanya pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran agar siswa lebih
termotivasi dan pemahaman belajar merekapun menjadi meningkat.
Penelitian ini terdiri dari satu kelas yang siswanya berjumlah 17 anak, 8
laki-laki dan 9 perempuan.
3. Langkah-langkah penelitian instrumen penelitian
Penelitian menggunakan PTK guna mencari pemecahan masalah yang
ditemui di dalam kelas. PTK akan dilaksanakan dengan tiga siklus.
Masing-masing siklus terdiri dari tahapan-tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses pengembangan rencana yang akan
dilaksanakan untuk mengurangi atau menghilangkan masalah yang ada
dikelas. Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita
mengetahui masalah dalam pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan
adalah:
1) Mengadakan pertemuan dengan guru kelas III Mi Ma’arif
Kutowinangun Salatiga untuk berdiskusi tentang persiapan penelitian
2) Menyiapkan materi
3) Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4) Membuat lembar soal untuk mengetahui prestasi belajar siswa
5) Memberi instrumen penelitian berupa lembar observasi kegiatan guru
6) Memberi instrumen penelitan berupa lembar observasi kegiatan siswa
12
b. Pelaksanaan
Tahap ke 2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu
mengenakan tindakan kelas (Arikunto,dkk,2006:18).
Perencanaan diwujudkan dengan adanya tindakan dari guru berupa
solusi tindakan sebelumnya. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga
kegiatan yaitu pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi) dan
penutup.
c. Pengamatan
Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan
pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto,dkk,2006:19).
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan (Arikunto,dkk,2006:19). Model dan penjelasan untuk
masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
Gambar: 1.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Arikunto,dkk,2006:19)
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi
Perencanaan
SIKLUS III Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
?
13
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
ini terdiri dari:
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap
keadaan atau perilaku objek sasaran (fathoni,2011:104). Orang yang
melakukan observasi disebut pengobservasi (observer) dan pihak yang
diobservasi disebut terobservasi (observee).
b. Soal tes
Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan pendekatan CTL materi kegiatan jual
beli. Soal tes berisi pertanyaan baik lisan maupun tertulis yang
berhubungan dengan materi yang sudah disampaikan atau diajarkan.
c. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat
membantu anda dalam mengumpulkan data penelitian, yang kaitannya
dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas anda
(Wiriaatmadja,2008:121).
5. Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini metode yang akan digunakan
dalam pengumpulan data adalah observasi, tes, dokumentasi.
14
a. Observasi
Dalam kegiatan ini penulis melakukan pengamatan di MI Ma’arif
Kutowinangun Salatiga dalam hal penilaian yang diketahui dari buku
laporan belajar siswa dan kondisi kegiatan belajar mengajar di MI
Ma’arif Kutowinangun Salatiga yang sudah berlangsung.
b. Tes
Dalam teknik pengumpulan data melalui tes, penulis membuat
lembar tes tertulis untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
materi yang telah diberikan oleh guru kepada siswa.
c. Dokumentasi
Instrumen yang dapat penulis kumpulkan dalam teknik
dokumentasi adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
dan nilai peserta didik sebelum dilakukan pendekatan Contextual
Teaching And Learning (CTL) pada mata pelajaran IPS materi Kegiatan
Jual Beli.
Silabus adalah rancangan kegiatan pembelajaran yang digunakan
penulis sebagai landasan penyusunan RPP, sedangkan RPP digunakan
penulis untuk menjadi pedoman pembelajaran guru. Nilai peserta didik
sebelum menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning
(CTL) pada pelajaran IPS materi Kegiatan Jual Beli, penulis gunakan
untuk mengetahui sejauh mana siswa mengetahui pemahaman materi
pelajaran.
15
6. Analisis Data
Untuk membuktikan hipotesis maka proses penelitian yang dilakukan
selanjutnya adalah menganalisis data yang sudah terkumpul dengan lengkap
untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian tersebut. Kemudian dapat
ditarik kesimpulan berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah
diuji.
a. Penlaian Rata-rata
Penilaian rata-rata digunakan untuk mengukur prestasi belajar
siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
X = ∑
∑ 100
X = Nilai rata-rata
∑ = Jumlah semua nilai siswa
∑ = jumlah siswa
(Aqib, dkk, 2010: 40).
b. Prosentase
Penghitungan prosentase digunakan untuk mengetahui pencapaian
KKM siswa. Rumus yang digunakan adalah:
P = 𝑋
𝑋𝐼 100
16
Keterangan:
P = Prosentase
X = jumlah siswa yang tuntas belajar
XI = Jumlah siswa
(Aqib, dkk, 2010: 40).
7. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagian awal,
bagian isi dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari sampul,
persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian
tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.
Sedangkan pada bagian isi dalam sekripsi ini terdiri dari lima bab,
yaitu:
Bab I, merupakan bab pendahuluan yang terdiri atas latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator
keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian,
rancangan penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah, instrumen
penelitian, pengumpulan data, analisis data.
Bab II merupakan kajian pustaka, yang membahas tentang konsep
prestasi belajar, konsep IPS, materi kegiatan jual beli, konsep CTL, konsep
KKM.
17
Bab III merupakan laporan pelaksanaan penelitian yang
mendeskripsikan pelaksanaan penelitian pada siklus I, siklus II dan siklus
III.
Bab IV merupakan analisis data yang membahas tentang hasil
penelitian siklus I, siklus II, siklus III dan pembahasan mencakup
rekapitulasi siklus I, siklus II, siklus III . .
Bab V merupakan penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran-
saran.
Sedangkan pada bagian akhir pada skripsi ini terdiri dari daftar
pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat hidup penulis.
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan
pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan
(Hamdani,2011:137).
Qohar dalam Hamdani (2011:137) berpendapat bahwa prestasi
merupakan hasil yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang
menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan.
Menurut Depdiknas dalam bukunya Yoni (2012:158) prestasi belajar
adalah hasil yang telah dicapai dari suatu usaha yang telah dilakukan atau
dikerjakan.
Menurut Sumadi Suryabrata dalam bukunya Yoni (2012:158) prestasi
belajar adalah hasil yang harus didukung oleh kesadaran seseorang atau
siswa untuk belajar.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah siswa melakukan
kegiatan belajar sehingga ada perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan sikap siswa (Yoni,2012:158).
19
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar, kita ketahui semua, bukan saja dipengaruhi oleh
kemampuan intelektual yang bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor nonkognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian serta berbagai
pengaruh lingkungan. Keberhasilan belajar sangat ditentukan oleh
kemampuan kognitif, tetapi ternyata faktor nonkognitif (yaitu antara lain
motivasi, emosi,) tidak kalah penting, bahkan mempengaruhi tingkat kinerja
serta lingkungan maupun perkembangan dirinya sendiri. Meskipun sudah
menjadi pengetahuan umum, bahwa anak yang memiliki inteligensi (yang
diukur dengan Intelligence Quotient atau IQ) akan lebih mudah
merencanakan materi yang diajarkan. Dengan demikian prestasi belajar
biasanya lebih tinggi. Namun, inteligensi emosional yang akhir-akhir ini
banyak dibicarakan orang, atau yang biasa disebut EQ (Emotional
Intelligence), juga mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Motivasi ini
bersumber dari keyakinan kemampuannya untuk memperoleh sukses dalam
upaya mencapai sasaran yang dicanangkan. Hal ini berdampak pada upaya
mewujudkan prestasi belajar, mengaktualisasikan potensi seoptimal
mungkin (Semiawan,2008:12-13).
B. IPS di Madrasah Ibtidaiyah
1. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial, yang sering disingkat IPS, adalah ilmu
pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora
20
serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka
memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik,
khususnya di tingkat dasar dan menengah (Susanto,2013:137). Hakikat IPS
di sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai
media pelatihan bagi siswa sebagai warga negara sedini mungkin. Karena
pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata, tetapi
harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, sikap,
dan kecakapan-kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kenyataan
kehidupan sosial kemasyarakatan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan bagi
kehidupan sosial siswa di masyarakat (Susanto,2013:138).
Menurut Maryani dalam bukunya Susanto (2013:140) pendidikan IPS
adalah bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan,
adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari konsep-konsep dan keterampilan
disiplin sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, politik, dan ekonomi yang
diorganisasikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pembelajaran.
Menurut Banks dalam bukunya Susanto (2013:140) pendidikan IPS
adalah social studies merupakan bagian dari kurikulum di sekolah yang
bertujuan untuk membantu mendewasakan siswa supaya dapat
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai dalam
rangka berpartisipasi di dalam masyarakat, negara, dan bahkan di dunia.
Banks menekankan begitu pentingnya pendidikan IPS diterapkan di
sekolah-sekolah, mulai dari tingkat dasar sampai ke perguruan tinggi,
terutama di sekolah dasar dan menengah.
21
Menurut Jarolimek dalam bukunya Susanto (2013:141) pendidikan
IPS adalah berhubungan erat dengan pengetahuan, keterampiln, sikap, dan
nilai-nilai yang memungkinkan siswa berperan serta dalam kelompok
masyarakat di mana ia tinggal. Kedua pengertian di atas, yang di berikan
oleh Banks dan Jarolimek menekankan kepada upaya pembentukan moral
anak sebagai warga negara atau anggota masyarakat yang mampu berperan
serta dalam kelompok hidupnya.
Menurut Buchari Alma dalam bukunya Susanto (2013:141) IPS adalah
sebagai suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang
pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik,
maupun dalam lingkungan sosialnya dan yang bahannya diambil dari
berbagai ilmu sosial, seperti : geografi, sejarah, ekonomi, antropologi,
sosiologi, politik, dan psikologi. Dengan mempelajari IPS ini sudah
semestinya siswa mendapatkan bekal pengetahuan yang berharga dalam
memahami dirinya sendiri dan orang lain dalam lingkungan masyarakat
yang berbeda tempat maupun waktu, baik secara individu maupun secara
kelompok, untuk menemukan kepentingannya yang akhirnya dapat
terbentuk suatu masyarakat yang baik dan harmonis.
2. Tujuan IPS
Tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,
memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan
terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik
22
yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat
(Susanto,2013:145).
Menurut Mutakin dalam bukunya Susanto (2013:145) merumuskan
tujuan pembelajaran IPS di sekolah, sebagai berikut:
a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan
kebudayaan masyarakat.
b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunaan
metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat
keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di
masyarakat.
d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta
mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil
tindakan yang tepat.
e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun
diri sendiri agar survive kemudian bertanggung jawab membangun
masyarakat.
Dalam kaitannya dengan KTSP, pemerintah telah memberikan arah
yang jelas pada tujuan dan ruang lingkup pembelajaran IPS yaitu:
(Susanto,2013:149)
23
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
3. Fungsi IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial selain mempunyai tujuan membentuk warga
negara yang baik, dengan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan kehidupan di masyarakat, juga memiiki fungsi aplikatif.
Fungsi yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan.
Fungsi ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan, selain memberikan
bekal pengetahuan dan keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Yang dimaksud keterampilan sosial, yaitu keterampilan melakukan sesuatu
yang berhubungan dengan kepentingan hidup bermasyarakat, seperti bekerja
sama, gotong royong, tolong-menolong sesama umat manusia, dan
melakukan tindakan dalam memecahkan persoalan sosial masyarakat.
Sedangkan keterampilan intelektual dalam ilmu pengetahuan sosial adalah
keterampilan berpikir, kecepatan dalam memanfaatkan pikiran, cepat
24
tanggap dalam menghadapi permasalahan sosial di masyarakat
(Rasimin,2012:7-8).
Menurut Sumaatmadja dalam bukunya Rasimin (2012:8) fungsi ilmu
pengatahuan sosial sebagai program pendidikan adalah mengembangkan
perhatian dan kepedulian sosial siswa terhadap kehidupan di masyarakat dan
bermasyarakat.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi ilmu pengetahuan
sosial sebagai pendidikan adalah membina siswa menjadi warga negara
yang baik yang memiliki pengetahuan keterampilan dan kepedulian sosial
yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara.
Mengingat bahwa kehidupan di masyarakat dan bermasyarakat berkembang
secara terus-menerus, maka landasan pengembangan ilmu pengetahuan
sosial sebagai program pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan dan
perubahan sekaligus kemajuan masyarakat (Rasimin,2012:8).
C. Materi Kegiatan Jual Beli
1. Kegiatan Jual Beli Di Lingkungan Rumah
Jual beli adalah suatu kegiatan yang menjual dan membeli barang.
Kegiatan jual beli tentu dilakukan oleh penjual dan pembeli di suatu tempat.
Kegiatan jual beli ini ditandai pula dengan terjadinya kesepakatan harga.
Penjual adalah orang yang mempunyai barang dagangan untuk dijual.
Pembeli adalah orang yang ingin membeli barang yang dijual. Contoh
kegiatan jual beli di lingkungan sekitar rumah:
25
a. Pasar
Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Penjual
adalah orang yang menawarkan dagangan, sedangkan pembeli adalah
orang yang membeli barang dagangan.
b. Warung
Warung adalah tempat kegiatan jual beli di lingkungan rumah. Di
warung terdapat penjual yang menyediakan makanan. Di warung juga
terdapat pembeli yang membeli makanan atau barang yang disediakan.
c. Toko
Toko adalah tempat menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari
di antaranya beras, minyak, tepung, sabun, sampo, dan lain sebagainya.
Toko banyak terdapat di sekitar tempat tinggal kita.
2. Syarat terjadinya pasar:
a. Adanya penjual
b. Adanya pembeli
c. Ada barang yang diperjualbelikan
d. Ada transaksi jual beli
e. Ada tempat transaksi
3. Pasar Tradisional:
a. Terdiri dari banyak penjual
b. Pasar dibagi menjadi beberapa gang
c. Bisa dilakukan tawar menawar harga antara penjual dan pembeli
26
d. Harga yang dibayar berdasarkan kesepakatan
e. Membayar langsung dengan pedagang
f. Dilayani langsung oleh pedagang
4. Pasar Moderen:
a. Tidak terjadi tawar menawar
b. Harga sudah ditetapkan oleh penjual
c. Membayar melalui kasir
d. Bisa mengambil sendiri barang yang kita inginkan
e. Lebih nyaman
5. Kegiatan Jual Beli Di Lingkungan Sekolah
a. Kantin
Kantin sekolah menyediakan makanan, kalau membeli makanan
pilih makanan yang sehat.
b. Koperasi
Koperasi sekolah didirikan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan para siswanya. Dikoperasi sekolah dijual peralatan sekolah
diantaranya: buku tulis, bolpoin, pensil, buku gambar, penggaris, serta
seragam sekolah.
6. Kebutuhan Sehari-hari
a. Kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup manusia (sandang adalah pakaian,
pangan adalah makanan, papan adalah rumah).
27
b. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah
kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan
manusi berjalan dengan baik. Contohnya rekreasi
c. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan
primer dan sekunder terpenuhi. Contohnya: mobil, leptop, sepeda motor
D. Contextual Teaching and Learning (CTL)
1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL)
Contextual Teaching And Learning (CTL) merupakan model
pembelajaran yang mengaitkan antara materi pelajaran dengan situasi dunia
nyata yang berkembang dan terjadi di lingkungan sekitar peserta didik
sehingga dia mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil
belajar dengan kehidupan sehari-hari mereka (Khaeruddin,dkk,2007:199).
Pembelajaran kontekstual ini dimana peserta didik akan belajar dengan baik
jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan kegiatan
yang akan terjadi di sekelilingnya. Pembelajaran ini menekankan pada daya
pikir yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan
menganalisis data, memecahkan problem-problem tertentu baik secara
individu maupun kelompok (Khaeruddin,dkk,2007:200).
Pembelajaran dengan CTL akan memungkinkan proses belajar yang
tenang dan menyenangkan karena proses pembelajaran dilakukan secara
alamiah dan kemudian peserta didik dapat mempraktikan secara langsung
berbagai materi yang telah dipelajarinya. Pembelajaran CTL mendorong
28
peserta didik memahami hakekat, makna dan manfaat belajar sehingga akan
memberikan stimulus dan motivasi kepada mereka untuk rajin dan
senantiasa belajar (Khaeruddin,dkk,2007:200).
CTL diterapkan dalam proses pembelajaran, maka niscaya guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan kenyataan peserta didik
serta mendorong mereka untuk membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan praktik kehidupan mereka, baik sebagai anggota
keluarga maupun sebagai aggota masyarakat. Dengan penerapan model ini
hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik. Oleh
karenanya proses pembelajaran harus berlangsung secara alamiah dalam
bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami, bukan dalam bentuk
transfer pengetahuan dari guru ke peserta didik (Khaeruddin,dkk,2007:200).
Dengan menerapkan CTL ini guru tidak hanya menyampaikan materi
belaka yang berupa hafalan tetapi juga bagaimana mengatur lingkungan dan
strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik termotivasi untuk
belajar. Lingkungan belajar yang kondusif sangat penting dan sangat
menunjang pembelajaran kontekstual, dan keberhasilan pembelajaran secara
keseluruhan (Khaeruddin,dkk:2007:201).
Menurut Elaine B.Johnson dalam bukunya Rusman (2013:187)
pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak
untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Lebih lanjut, bahwa
pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok
dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan
29
akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. Jadi,
pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam
memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa
berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya
dengan dunia nyata.
Pendekatan CTL adalah keterkaitan setiap materi atau topik
pembelajaran dengan kehidupan nyata. Untuk mengaitkannya bisa
dilakukan berbagai cara, selain karena memang materi yang dipelajari
secara langsung terkait dengan kondisi faktual, juga bisa disiasati dengan
pemberian ilustrasi atau contoh, sumber belajar, media, dan lain sebagainya,
yang memang baik secara langsung maupun tidak diupayakan terkait atau
ada hubungan dengan pengalaman hidup nyata. Dengan demikian
pembelajaran selain akan lebih menarik, juga akan dirasakan sangat
dibutuhkan oleh setiap siswa karena apa yang dipelajari dirasakan langsung
manfaatnya (Rusman,2013:187).
CTL adalah sesuatu pendekatan pembelajaran yang menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan
materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka (Sanjaya,2006:100).
Menurut Depdiknas dalam bukunya Hermana (2010:58) Contextual
Teaching And Learning adalah konep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan
30
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
CTL merupakan strategi pembelajaran yang mengaitkan materi
pembelajaran secara alamiah dengan dunia nyata siswa sehingga dapat
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan
siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Undang,2010:79).
2. Konsep Contextual Teaching and Learning (CTL)
Menurut Nurhadi dalam bukunya Rusman (2013:189) Pembelajaran
kontekstual (Contextual teaching And Learning) merupakan konsep belajar
yang dapat mmbantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Pembelajaran kontekstual sebagai suatu model pembelajaran yang
memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan
menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat kongkret (terkait
dengan kehidupan nyata) melalui keterlibatan aktivitas siswa dalam
mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri. Dengan demikian
pembelajaran tidak sekedar dilihat dari sisi produk, akan tetapi yang
terpenting adalah proses (Rusman,2013:190).
CTL adalah sesuatu pendekatan pembelajaran yang menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan
materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
31
nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka. Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami
yaitu: (Sanjaya,2006:109-110).
a. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan
materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman
secara langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan
agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan
menemukan sendiri materi pelajaran.
b. CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi
yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut
untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah
dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat
mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan
saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional akan tetapi
materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa,
sehingga tidak akan mudah dilupakan.
c. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan,
artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi
yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat
mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran
dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan kemudian
dilupakan akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi
kehidupan nyata.
32
3. Karakteristik Contextual Teaching and Learning (CTL)
Ada lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang
menggunakan pendekatan CTL yaitu: (Sanjaya,2006:110)
a. Dalam CTL pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan
yang sudah ada (aktiviting knowledge). Artinya apa yang akan dipelajari
tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian
pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh
yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
b. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh
dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan
baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai
dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan
detailnya.
c. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) artinya
pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami dan
diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang
pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru
pengetahuan itu dikembangkan.
d. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying
knowledge) artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya
harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak
perubahan perilaku siswa.
33
e. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi
pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik
untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.
Ada beberapa karakteristik dalam proses pembelajaran yang
menggunakan pendekatan CTL yakni: (Hermana,2010:59-60)
a. Kerja sama
b. Saling menunjang
c. Menyenangkan, tidak membosankan
d. Belajar dengan bergairah
e. Pembelajaran terintegrasi
f. menggunakan berbagai sumber
g. Siswa aktif
h. Sharing dengan teman
i. Siswa kritis, guru kreatif
j. Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta,
gambar, artikel, dan lain-lain
k. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa,
laporan hasil praktikum, karangan siswa dan lain-lain.
l. Beberapa karakteristik Contextual Teaching And Learning yaitu:
(Undang,2010:84).
1) Materi ajar disesuaikan dengan konteks kehidupan siswa
2) Mengaitkan pengalaman siswa dengan masalah lainnya yang lebih
besar (terintegrasi)
34
3) Memperhatikan apa yang menjadi daya tarik siswa
4) Memperhatikan pengalaman empiris siswa
5) Membangun perubahan perilaku siswa dengan gembira
(menyenangkan)
6) Menumbuhkan kesadaran bekerja sama (kolegalitas)
7) Membentuk komunitas belajar (learning comunity)
4. Prinsip Contextual Teaching and Learning
Ada tujuh prinsip pembelajaran kontekstual antara lain:
(Rusman,2013:193-198)
a. Konstruktivisme (Constructivism)
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam
CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap
untuk diambil dan diingat. Manusia harus membangun pengetahuan itu
memberi makna melalui pengalaman yang nyata. Batasan
konstruktivisme di atas memberikan penekanan bahwa konsep bukanla
tidak penting sebagai bagian integral dari pengalaman belajar yang harus
dimiliki oleh siswa, akan tetapi bagaimana dari setiap konsep atau
pengetahuan yang dimiliki siswa itu dapat memberikan pedoman nyata
terhadap siswa untuk diaktualisasikan dalam kondisi nyata. Oleh karena
itu, dalam CTL srategi untuk membelajarkan siswa menghubungkan
antara setiap konsep dengan kenyataan merupakan unsur yang
35
diutamakan dibandingkan dengan penekanan terhadap seberapa banyak
pengetahuan yang harus diingat oleh siswa (Rusman,2013:193).
b. Menemukan (Inquiry)
Menemukan, merupakan kegiatan inti dari CTL, melalui upaya
menemukan akan memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan
keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan bukan
merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi
merupakan hasil menemukan sendiri. Kegiatan pembelajaran yang
mengarah pada upaya menemukan, telah lama diperkenalkan pula dalam
pembelajaran inquiry and discovery (mencari dan menemukan).tentu saja
unsur menemukan dari kedua pembelajaran (CTL dan inquiry and
discovery) secara prinsip tidak banyak perbedaan, intinya sama, yaitu
model atau sistem pembelajaran yang membantu siswa baik secara
individu maupun kelompok belajar untuk menemukan sendiri sesuai
dengan pengalaman masing-masing (Rusman,2013:194).
c. Bertanya (Questioning)
Unsur lain yang menjadi karakteristik utama CTL adalah
kemampuan dan kebiasaan untuk bertanya. Pengetahuan yang dimiliki
seseorang selalu bermula dari bertanya.oleh karena itu, bertanya
merupakan strategi utama dalam CTL. Penerapan unsur bertanya dalam
CTL harus difasilitasi oleh guru, kebiasaan siswa untuk bertanya atau
kemampauan guru dalam menggunakan pertanyaan yang baik akan
mendororng pada peningkatan kualitas dan produktivitas pembelajaran.
36
Seperti pada tahapan sebelumnya, berkembangnya kemampuan dan
keinginan untuk bertanya sangat dipengaruhi oleh suasana pembelajaran
yang dikembangkan oleh guru. Dalam implementasi CTL, pertanyaan
yang diajukan oleh guru atau siswa harus dijadikan alat atau pendekatan
untuk menggali informasi atau sumber belajar yang ada kaitannya dengan
kehidupan nyata. Dengan kata lain, tugas bagi guru adalah membimbing
siswa melalui pertanyaan yang diajukan untuk mencari dan menemukan
kaitan antara konsep yang dipelajari dalam kaitan dengan kehidupan
nyata (Rusman,2013:195).
Melalui penerapan bertanya, pembelajaran akan lebih hidup, akan
mendorong proses dan hasil pembelajaran yang lebih luas dan mendalam,
dan akan banyak ditemukan unsur-unsur terkaiit yang sebelumnya tidak
terpikirkan baik oleh guru maupun oleh siswa. Oleh karena itu, cukup
beralasan jika dengan pengembangan bertanya produktivitas
pembelajaran akan lebih tinggi karena dengan bertanya, maka dapat
menggali informasi, baik administrasi maupun akademik
(Rusman,2013:195).
1) Mengecek pemahaman siswa
2) Membangkitkan respons siswa
3) Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa
4) Mengetahui hal-hal yang diketahui siswa
5) Memfokuskan perhatian siswa
6) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa
37
7) Menyegarkan kembali pengetahuan yang telah dimiliki siswa
8) Masyarakat Belajar (Learning Community)
Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk
melakukan kerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-
teman belajarnya. Seperti yang disarankan dalam learning community,
bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain
melalui berbagai pegalaman (sharing). Melalui sharing ini anak
dibiasakan untuk saling memberi dan menerima, sifat ketergantungan
yang positif dalam learning community dikembangkan
(Rusman,2013:196).
Kebiasaan penerapan dan mengembangkan masyarakat belajar
dalam CTL sangat dimungkinkan dan dibuka dengan luas memanfaatkan
masyarakat belajar lain di luar kelas. Setiap siswa semestinya dibimbing
dan diarahkan untuk mengembangkan rasa ingin tahunya melalui
pemanfaatan sumber belajar secara luas yang tidak hanya disekat oleh
masyarakat belajar di dalam kelas, akan tetapi sumber manusia lain di
luar kelas (keluarga dan masyarakat). Ketika kita dan siswa dibiasakan
untuk memberikan pengalaman yang luas kepada orang lain, maka saat
itu pula kita atau siswa akan mendapatkan pengalaman yang lebih
banyak dari komunitas lain (Rusman,2013:196).
d. Pemodelan (Modelling)
Guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa,karena
dengan segala kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki oleh guru akan
38
mengalami hambatan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan siswa yang cukup heterogen. Oleh karena itu,
tahap pembuatan model dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan
pembelajaran agar siswa bisa memenuhi harapan siswa secara
menyeluruh, dan membantu mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh
para guru (Rusman,2013:196-197).
e. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau
baru saja dipelajari. Dengan kata lain refleksi adalah berpikir ke belakang
tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu, siswa mengendapkan
apa yang baru dipelajari sebagai struktur pengetahuan yang baru yang
merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Pada
saat refleksi, siswa diberi kesempatan untuk mencerna, menimbang,
membandingkan, menghayati, dan melakukan diskusi dengan dirinya
sendiri (learning to be) (Rusman,:197).
Melalui model CTL, pengalaman belajar bukan hanya terjadi dan
dimiliki ketika seseorang siswa berada di dalam kelas, akan tetapi jauh
lebih penting dari itu adalah bagaimana membawa pengalaman belajar
tersebut ke luar dari kelas, yaitu pada saat ia dituntut untuk menanggapi
dan memecahkan permasalahan nyata yang dihadapi sehari-hari.
Kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan pada dunia nyata yang dihadapinya akan mudah
diaktualisasikan manakala pengalaman belajar itu telah terinternalisasi
39
dalam setiap jiwa siswa dan di sinilah pentingnya menerapkan unsur
refleksi pada setiap kesempatan pembelajaran (Rusman,:197).
f. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Tahap terakhir dari pembelajaran kontekstual adalah melakukan
penilaian. Penilaian sebagai bagian integral dari pembelajaran memiliki
fungsi yang amat menentukan untuk mendapatkan informasi kualitas
proses dan hasil pembelajaran melalui penerapan CTL. Penilaian adalah
proses pengumpulan berbagai data dan informasi yang bisa memberikan
gambaran atau petunjuk terhadap pengalaman belajar siswa. Dengan
terkumpulnya berbagai data dan informasi yang lengkap sebagai
perwujudan dari penerapan penilaian, maka akan semakin akurat pula
pemahaman guru terhadap proses dan hasil pengalaman belajar setiap
siswa (Rusman,2013:197).
Guru dengan cermat akan mengetahui kemajuan, kemunduran dan
kesulitan siswa dalam belajar, dan dengan itu pula guru akan memiliki
kemudahan untuk melakukan upaya-upaya perbaikan dan
penyempurnaan proses bimbingan belajar dalam langkah selanjutnya.
Mengingat gambaran tentang kemajuan belajar siswa diperlukan di
sepanjang proses pembelajaran, maka nilai tidak hanya dilakukan diakhir
program pembelajaran, akan tetapi secara integral dilakukan selama
proses program pembelajaran itu terjadi. Dengan cara tersebut, guru
secara nyata akan mengetahui tingkat kemampuan siswa yang
sebenarnya (Rusman,2013:198).
40
5. Langkah-Langkah Pembelajaran CTL
Untuk mencapai kompetensi yang sama dengan menggunakan CTL
guru melakukan langkah-langkah pembelajaran seperti dibawah ini:
(Sanjaya,2006:124-125).
a. Pendahuluan
1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari
proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan
dipelajari.
2) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL.
3) Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah
siswa.
4) Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi, misalnya
kelompok 1 dan 2 melakuakn observasi ke pasar tradisional,
kelompok 3 dan 4 melakuakn observasi ke pasar swalayan.
5) Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang
ditemukan di pasar-pasar tersebut.
6) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh
setiap siswa.
b. Inti
Di Lapangan
1) Siswa melakuakan observasi ke pasar sesuai dengan pembagian tugas
kelompok.
41
2) Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di pasar sesuai dengan
alat observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya.
Di Dalam Kelas
1) Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.
2) Siswa melaporkan hasil diskusi.
3) Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh
kelompok yang lain.
c. Penutup
1) Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar
masalah pasar sesuai dengan indikator prestasi belajar yang harus
dicapai.
2) Guru menugaskan siswa untuk membuat karangan tentang
pengalaman belajar mereka dengan tema pasar.
Pada CTL untuk mendapatkan kemampuan pemahaman konsep anak
mengalami langsung dalam kehidupan nyata di masyarakat. Kelas bukanlah
tempat umtuk mencatat atau menerima informasi dari guru, akan tetapi kelas
tetap kelas digunakan untuk saling membelajarkan.
6. Kelebihan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning
a. Pembelajaran lebih bermakna, artinya siswa melakukan sendiri kegiatan
yang berhubungan dengan materi sehingga siswa dapat memahami
sendiri.
42
b. Menumbuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat tentang
materi yang dipelajari.
c. Kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa
secara penuh, baik fisik maupun mental.
7. Kelemahan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning
a. Bagi siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran, tidak mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan teman lainnya karena
siswa tidak mengalaminya sendiri.
b. Dibutuhkan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran
kontekstual berlangsung.
c. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam CTL guru tidak
lagi berperan sebagia pusat informasi.
E. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi
adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu
dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk
menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan kriteria
ketuntasan minimal (KKM). KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun
ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui
batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam
menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah
43
secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva
normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik
jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering
dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah peserta didik
yang melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan
pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian,
yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau
layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal
(Kriteria Ketuntasan Minimal,2008:4).
Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan
atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir
sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi
pertimbangan utama penetapan KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal,2008:4).
Kriteria ketuntasan menunjukan presentase tingkat pencapaian
kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka. Target ketuntasan secara
nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat
memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional
kemudian ditingkatkan secara bertahap. Kriteria ketuntasan minimal
menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik.
Selanjutnya untuk kriteria ketuntasan kelas (keberhasilan guru dalam
mengajar) dinyatakan tuntas atau berhasil apabila minimal dari sekolah
44
siswa dalam satu kelas 85 mencapai KKM. Oleh karena itu pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk
mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar
informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang
tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus tercantum dalam Laporan Hasil
Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik
(Kriteria Ketuntasan Minimal,2008:4-5).
2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal
Fungsi kriteria ketuntasan minimal: (Kriteria Ketuntasan
Minimal,2008:5-6).
a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik
sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi
dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang
ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap
pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial
atau layanan pengayaan.
b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti
penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator
ditetapkan KKMyang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik.
Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti
penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak
bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum tuntas
dan perlu perbaikan.
45
c. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan
evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi
keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari
keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur. Oleh karena itu hasil
pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk
mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang
mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun
pemenuha sarana prasarana belajar disekolah.
d. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan
antara satuan pendidikan dengan masyarakata. Keberhasilan pencapaian
KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik,
peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua. Pendidik
melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses
pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian
KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta
mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat
membantu dengan memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra
putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan
pendidikan berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk
mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah.
e. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap
mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin
untuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM
46
merupakan salah satu tolak ukur kinerja satuan pendidikan dalam
menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM
yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi
tolak ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.
3. Prinsisp Penetapan KKM
Penetapan kriteria ketuntasan minimal perlu mempertimbangkan
beberapa ketentuan sebagai berikut: (Kriteria Ketuntasan Minimal,2008:7-
8).
a. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat
dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode
kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik
dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman
pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode
kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai
dengan penetapan kriteria yang ditentukan.
b. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis
ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai
ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi.
c. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan
rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut.
Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD
47
tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar
minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut.
d. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan
rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut.
e. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari
semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun
pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar
(LHB/Rapor) peserta didik.
f. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-
soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester
(UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal ulangan ataupun
tugas-tugas harus mampu mencerminkan/menampilkan pencapaian
indikator yang diujikan. Engan demikian pendidik tidak perlu melakukan
pembobotan seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki hasil yang
setara.
g. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya
perbedaan nilai ketuntasan minimal.
48
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek penelitian
1. Gambaran Situasi Umum MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga
a. Lokasi Penelitian
Alamat penelitian : MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga
Mata pelajaran : IPS
Materi pokok : Kegiatan Jual Beli
Kelas/semester : III/II
b. Keadaan guru MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga
Tabel 3.1
Daftar Guru MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga
No Nama Guru Jabatan
1. Khurur Rozad,S.Pd.I Kepala Sekolah dan Guru
Kelas VI
2. Iswadati Nur mujianti,S.Pd.I Guru Kelas I
3. Ernawati,S.Pd.I Guru Kelas II
4. Siti Zumrotun,S.Pd.I Guru Kelas III
5. Drs. Ibrahim Alfian Guru Kelas IV
6. A.Muniri.S.Pd.I Guru Kelas V
7. Muflikhin Guru Bahasa Jawa
8. Suparti Guru Keterampilan
9. Umi Guru Bahasa Inggris
10. Yogi Kuncoro Jati Guru TIK
49
c. Keadaan Siswa
Kondisi siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Kutowinangun Salatiga
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Daftar Nama Siswa Kelas III MI Ma’arif Kutowinangun
No Nama
Keterangan
Laki-laki Perempuan
1. Arvita Dewi Annisa Putri
2. Syahrul Malik Ibrahim
3. Renata Citra Safira
4. Andini Naila Zulfa
5. Regina Prameswari
6. Junaidatus Sifa
7. Harni
8. Rahma
9. Arjun Naja Akmal Faza
10. Zinata Tahara Tika Rozaki
11. Novitasari
12. Al-habib Sahal Mansyur
13. M. Irfandi
14. Riko Cahyo Wicaksono
15. M. Ramadhan Afid
16. Sofian Isnan
17. M. Zaka. S
d. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada pembelajaran IPS semester II
tahun ajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus.
Penelitian tersebut menggunakan jam pembelajaran IPS sesuai dengan
50
jadwal pembelajaran IPS kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga.
Waktu pelaksanaan sebagai berikut:
1) Kegiatan siklus I, tanggal 24 Februari 2015
2) Kegiatan siklus II, tanggal 26 Februari 2015
3) Kegiatan siklus III, tanggal 28 Februari 2015
B. Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I di laksanakan pada semester II,
tanggal 24 Februari 2015. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program
semester pembelajaran IPS kelas III semester II, standar kompetensi
“Memahami Jenis Pekerjaan dan Penggunaan Uang”, dengan kompetensi dasar
memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah.
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini di lakukan dalam 4 (empat)
tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan
(acting), observasi dan interpretensi (observing), dan refleksi (reflekting),
secara garis besar pelaksanaan dapat di deskripsikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan :
a. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS pokok
bahasan kegiatan jual beli dengan penerapan pendekatan Contextual
Teaching And Learning (CTL).
b. Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Contextual Teaching And
Learning (CTL).
51
c. Mempersiapkan soal-soal IPS bahasan kegiatan jual beli.
d. Mempersiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui
pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
dalam pembelajaran di kelas.
e. Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui
pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
dalam pembelajaran di kelas.
2. Tindakan
a. Kegiatan Awal
1) Guru mengucapkan salam pembuka
2) Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa
3) Guru menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama
4) Guru mengabsen siswa
5) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
a) Guru menjelaskan atau menerangkan materi dan meminta siswa
untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting
b) Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang disampaikan
2) Elaborasi
a) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
52
b) Guru memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan diluar kelas
c) Guru mengajak anak-anak berkunjung ke kantin dan koperasi
sekolah, kemudian guru mengajak anak-anak untuk berkunjung ke
pasar tradisional dan pasar moderen.
d) Dengan bimbingan guru siswa diajak untuk mengenal kegiatan
yang ada di kantin dan koperasi sekolah juga pasar tradisional
maupun pasar moderen
3) Konfirmasi
a) Guru mengamati kegiatan siswa saat di kantin dan koperasi sekolah
juga di pasar tradisional dan pasar moderen kemudian memberikan
penjelasan saat siswa menanyakan sesuatu yang belum
dipahaminya
b) Secara kelompok siswa diminta untuk menyimpulkan mengenai
perbedaan kantin dan koprasi disekolah juga perbedaan antara
pasar tradisional dan pasar moderen
c) Setelah semua selesai guru mengajak siswa untuk kembali ke
sekolah.
d) Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap
jalannya kegiatan tersebut.
e) Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa
mengenai materi yang sudah disampaikan.
c. Kegiatan Akhir
53
1) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan
2) Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan dipertemuan
yang akan datang
3) Guru menyuruh siswa untuk belajar materi yang akan diajarkan di
pertemuan yang akan datang
4) Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas memimpin
doa bersama
5) Guru memberikan salam penutup, guru meninggalkan kelas
3. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, dan pemberian soal tes formatif saat
pembelajaran telah selesai.
4. Refleksi
Hasil observasi di lapangan di jadikan bahan refleksi untuk perbaikan
rencana pada siklus berikutnya. Pada siklus I ini, masih banyak kelemahan-
kelamahan, di antaranya sebagai berikut:
a. Proses siswa dalam menemukan materi masih kurang aktif
b. Proses menghubungkan antara materi dengan kehidupan nyata siswa
masih belum paham
c. Kemampuan siswa dalam menerapkan materi dalam kehidupan nyata
masih kurang paham
d. Dalam proses belajar mengajar guru masih kurang efektif dalam
penggunaan waktu pembelajaran
54
e. Guru masih belum bisa mengkondisikan siswa pada saat proses belajar
mengajar di luar kelas
C. Diskripsi Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II di laksanakan pada semester II
tanggal 26 Februari 2015. pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program
semester mata pelajaran IPS kelas III Semester II, standar kompetensi
“Memahami Jenis Pekerjaan Dan Penggunaan Uang”, dengan kompetensi
dasar memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini di lakukan dalam 4 (empat)
tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan
(acting), observasi dan interpretensi (observing), dan refleksi (reflekting),
secara garis besar pelaksanaan dapat di deskripsikan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan :
1) Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS pokok
bahasan kegiatan jual beli penerapan pendekatan Contextual Teaching
And Learning (CTL).
2) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Contextual Teaching And
Learning (CTL) dengan lebih baik.
3) Mempersiapkan soal-soal IPS pokok bahasan kegiatan jual beli sebagai
sarana untuk mengetahui kemampuan siswa.
55
4) Mempersiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui
pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
dalam pembelajaran di kelas.
5) Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui
pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
dalam pembelajaran di kelas.
b. Tindakan
1) Kegiatan Awal
a) Guru mengucapkan salam pembuka
b) Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa
c) Guru menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama
d) Guru mengabsen siswa
e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
(1) Guru menjelaskan atau menerangkan materi dan meminta siswa
untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting
(2) Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang disampaikan
b) Elaborasi
(1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
(2) Guru memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan diluar kelas
56
(3) Guru mengajak anak-anak berkunjung ke kantin sekolah
(4) Dengan bimbingan guru siswa diajak untuk mengenal kegiatan jual
beli di kantin sekolah
(5) Guru memberi penjelasan mengenai peran penjual dan peran
pembeli
c) Konfirmasi
(1) Guru mengamati kegiatan siswa saat di kantin sekolah kemudian
memberikan penjelasan saat siswa menanyakan sesuatu yang
belum dipahaminya
(2) Secara kelompok siswa diminta untuk menyimpulkan mengenai
perbedaan antara peran penjual dan peran pembeli
(3) Setelah semua selesai guru mengajak siswa untuk kembali ke kelas.
(4) Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap
jalannya kegiatan tersebut.
(5) Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa
mengenai materi yang sudah disampaikan.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan
b) Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan dipertemuan
yang akan datang
c) Guru menyuruh siswa untuk belajar materi yang akan diajarkan di
pertemuan yang akan datang
57
d) Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas memimpin
doa bersama
e) Guru memberikan salam penutup guru meninggalkan kelas
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, dan pemberian soal tes formatif saat
pembelajaran telah selesai.
d. Refleksi
Selama penelitian berlangsung, untuk siklus II sudah berjalan lancar di
bandingkan dengan siklus sebelumnya. Namun, masih terdapat kelemahan-
kelemahan pada siklus II, antara lain sebagai berikut:
1) Proses siswa dalam menemukan materi masih sedikit kurang aktif
2) Proses menghubungkan antara materi dengan kehidupan nyata siswa
masih kurang sedikit untuk paham
3) Kemampuan siswa dalam menerapkan materi dalam kehidupan nyata
masih kurang sedikit untuk paham
4) Dalam proses belajar mengajar guru sudah mulai bisa efektif dalam
penggunaan waktu pembelajaran
5) Guru sudah mulai bisa mengkondisikan siswa pada saat proses belajar
mengajar di luar kelas
D. Diskripsi Siklus III
Pelaksanaan tindakan pada siklus III di laksanakan pada semester II
tanggal 28 Februari 2015. pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program
58
semester mata pelajaran IPS kelas III Semester II, standar kompetensi
“Memahami Jenis Pekerjaan Dan Penggunaan Uang”, dengan kompetensi
memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah.
Pelaksanaan tindakan pada siklus III ini di lakukan dalam 4 (empat)
tahapan, yaitu dengan laur perencanaan (planning), implementasi tindakan
(acting), observasi dan interpretensi (observing), dan refleksi (reflekting),
secara garis besar pelaksanaan dapat di deskripsikan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan :
a. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS pokok
bahasan kegiatan jual beli dengan penerapan pendekatan Contextual
Teaching And Learning (CTL).
b. Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Contextual Teaching And
Learning (CTL) dengan lebih baik.
c. Mempersiapkan soal-soal IPS pokok bahasan kegiatan jual beli
d. Mempersiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui
pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
dalam pembelajaran di kelas.
e. Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui
pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
dalam pembelajaran di kelas.
2. Tindakan
a. Kegiatan Awal
59
1) Guru mengucapkan salam pembuka
2) Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa
3) Guru menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama
4) Guru mengabsen siswa
5) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
a) Guru menjelaskan atau menerangkan materi dan meminta siswa
untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting
b) Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang disampaikan
2) Elaborasi
a) Guru memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan
b) Guru mengajak anak-anak untuk merubah tempat duduk menjadi
lingkaran
c) Guru berada di tengah dan menunjukan contoh-contoh dari
kebutuhan sehari-hari (primer, sekunder, tersier) secara nyata
d) Beberapa siswa diminta untuk maju kedepan membedakan
kebutuhan sehari-hari (primre, sekunder, tersier)
3) Konfirmasi
a) Guru mengamati kegiatan siswa saat maju kedepan
60
b) kemudian memberikan penjelasan saat siswa menanyakan sesuatu
yang belum dipahaminya
c) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
d) Secara kelompok siswa diminta untuk menyimpulkan mengenai
perbedaan antara kebutuhan primer, sekunder dan tersier
e) Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap
jalannya kegiatan tersebut.
f) Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa
mengenai materi yang sudah disampaikan.
c. Kegiatan Akhir
1) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan
2) Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan dipertemuan
yang akan datang
3) Guru menyuruh siswa untuk belajar materi yang akan diajarkan di
pertemuan yang akan datang
4) Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas memimpin
doa bersama
5) Guru memberikan salam penutup guru meninggalkan kelas
3. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, dan pemberian soal tes formatif saat
pembelajaran telah selesai.
61
4. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang terjadi pada siklus ketiga, peneliti
menemukan peningkatan yang maksimal dalam prestasi IPS pada siswa
kelas III MI Ma’arif Kutowinangun, Salatiga sebagai berikut:
a. Proses siswa dalam menemukan materi sudah aktif
b. Proses menghubungkan antara materi dengan kehidupan nyata siswa
sudah paham
c. Kemampuan siswa dalam menerapkan materi dalam kehidupan nyata
sudah paham dan bisa memberikan contoh
d. Dalam proses belajar mengajar guru dapat melaksanakan proses
pembelajaran dengan waktu yang efektif dan efisien
e. Guru bisa mengkondisikan siswa pada saat proses belajar mengajar di
luar kelas
Dapat di simpulkan bahwa dengan pendekatan Contextual Teaching
And Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa
Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Kutowinangun Salatiga Tahun
Pelajaran 2015.
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
Pada siklus I dicari data menggunakan tes formatif. Dari instrument
tersebut diperoleh data tentang nilai siswa dalam pembelajaran siklus I ini
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Nilai Siswa Siklus 1
No. Nama Nilai KKM Keterangan
Individu Nasional
1. Arvita dewi annisa
putri
60 -
2. Syahrul malik
ibrahim
40 - -
3. Renata citra safira 80
4. Andini naila zulfa 40 - -
5. Regina prameswari 65 -
6. Junaidatus sifa 80
7. Harni 80
8. Rahma 80
9. Arjun Naja Akmal
Faza
60 -
10. Zinata Tahara Tika
Rozaki
65 -
11. Novitasari 60 -
12. Al-habib Sahal
Mansyur
65 -
13. M. Irfandi 60 -
14. Riko cahyo
Wicaksono
60 -
15. M. Ramadhan Afid 40 - -
16. Sofian Isnan 40 - -
17. M. Zaka. S 60 -
63
Jumlah
Nilai rata-rata
1.035
6,08
77% 24 %
Catatan:
KKM Individu: 60
KKM Nasional: 75
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 17 peserta didik yang
mencapai KKM individu sebanyak 13 anak (77%) dan dari 17 peserta didik
yang mencapai KKM nasional sebanyak 4 anak (24%). Pencapaian KKM
kelas 77% lebih kecil dari 85% sehingga sama dengan belum mencapai
KKM kelas.
2. Siklus II
Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa di dapat dari hasil
evaluasi yang di adakan setelah pembelajaran berlangsung. Adapun hasil ter
formatif pada siklus II ini di dapatkan hasil sebagaimana terdapat pada tebel
berikut ini :
Tabel 4.4
Nilai Siswa Siklus II
No. Nama Nilai KKM Keterangan
Individu Nasional
1. Arvita Dewi Annisa
Putri
80
2. Syahrul Malik
Ibrahim
40 - -
3. Renata Citra Safira 80
4. Andini Naila Zulfa 45 - -
5. Regina Prameswari 80
6. Junaidatus Sifa 80
7. Harni 80
8. Rahma 80
9. Arjun Naja Akmal 65 -
64
Faza
10. Zinata Tahara Tika
Rozaki
80
11. Novitasari 80
12. Al-habib Sahal
Mansyur
80
13. M. Irfandi 65 -
14. Riko Cahyo
Wicaksono
65 -
15. M. Ramadhan Afid 45 - -
16. Sofian Isnan 60 -
17. M. Zaka. S 65 -
Jumlah
Nilai rata-rata
1170
6,88
83% 53 %
Dari siklus I ke siklus II terjadi kenaikan prestasi (rata-rata nilai) 6,08
menjadi 6,88.
Catatan:
KKM Individu: 60
KKM Nasional: 75
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 17 peserta didik yang
mencapai KKM individu sebanyak 14 anak (83%) dan dari 17 peserta didik
yang mencapai KKM nasional sebanyak 9 anak (53%). Pencapaian KKM
kelas 83% lebih kecil dari 85% sehingga sama dengan belum mencapai
KKM kelas.
3. Sikus III
Dari pengamatan terhadap siswa keles III MI Ma’arif Kutowinangun
Salatiga tahun 2015 selama pelaksanaan pada siklus III, maka di peroleh
data sebagai berikut :
65
Tabel 4.5
Nilai Siswa Siklus III
No. Nama Nilai KKM Keterangan
Individu Nasional
1. Arvita Dewi Annisa
Putri
85
2. Syahrul Malik
Ibrahim
45 - -
3. Renata Citra Safira 85
4. Andini Naila Zulfa 65 -
5. Regina Prameswari 85
6. Junaidatus Sifa 85
7. Harni 85
8. Rahma 85
9. Arjun Naja Akmal
Faza
80
10. Zinata Tahara Tika
Rozaki
85
11. Novitasari 85
12. Al-habib Sahal
Mansyur
85
13. M. Irfandi 80
14. Riko Cahyo
Wicaksono
80
15. M. Ramadhan Afid 80
16. Sofian Isnan 80
17. M. Zaka. S 80
Jumlah
Rata-rata
1355
8,05
94% 88%
Dari siklus II ke siklus III terjadi kenaikan prestasi (nilai rata-rata)
6,88 menjadi 8,05.
Catatan:
KKM Individu: 60
KKM Nasional: 75
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 17 peserta didik yang
mencapai KKM individu sebanyak 16 anak (94%) dan dari 17 peserta didik
66
yang mencapai KKM nasional sebanyak 15 anak (88%). Pencapaian KKM
kelas 94% lebih besar dari 85% sehingga sama dengan sudah mencapai
KKM kelas.
Dari tabel di atas yang mencapai KKM nasional 88% sehingga
menunjukkan peserta didik dikelas ini sudah masuk dalam kategori unggul.
Adapun siswa yang belum mencapai KKM yaitu Syahrul Malik
Ibrahim, siswa ini berkemampuan rendah (lemah berfikir).
B. Pembahasan
1. Hasil Rekapitulasi
Hasil rekapitulasi (Prestasi Siswa) belajar IPS melalui pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL).
Tabel 4.6
Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus I, Siklus II, Siklus III
No Nama Siklus I Siklus II Siklus III
1 Arvita dewi annisa putri 60 80 85
2 Syahrul malik ibrahim 40 40 45
3 Renata citra safira 80 80 85
4 Andini naila zulfa 40 45 65
5 Regina prameswari 65 80 85
6 Junaidatus sifa 80 80 85
7 Harni 80 80 85
8 Rahma 80 80 85
9 Arjun Naja Akmal Faza 60 65 80
10 Zinata Tahara Tika Rozaki 65 80 85
11 Novitasari 60 80 85
12 Al-habib Sahal Mansyur 65 80 85
13 M. Irfandi 60 65 80
14 Riko cahyo Wicaksono 60 65 80
15 M. Ramadhan Afid 40 45 80
67
16 Sofian Isnan 40 60 80
17 M. Zaka. S 60 65 80
Jumlah 1.035 1170 1355
Rata-rata 6,08 6,88 8,05
Tabel 4.7
Perbandingan Prestasi Belajar IPS
Pada Siklus I, Siklus II, Siklus III
Keterangan:
TI = Tuntas Individu
PI = Persentase Individu
TN = Tuntas Nasional
PN = Persentase Nasional
TTI = Tidak Tuntas Individu
PTTI = Presentase Tidak Tuntas Individu
TTN = Tidak Tuntas Nasional
PTTN = Presentase Tidak Tuntas Nasional
Berdasarkan perbandingan siklus I, siklus II dan siklus III maka dapat
dinyatakan prestasi belajar IPS mengalami peningkatan. Dan ketuntasan
belajar siswa juga meningkat yaitu sebagai berikut:
No Tahapan Nilai
Rata-rata
TI PI TN PN TTI PBTI TTN PBTN
1. Siklus I 6,08 13 77 4 24 4 24 13 75
2. Siklus II 6,88 14 83 9 53 3 18 8 47
3. Siklus III 8,05 16 94 15 88 1 6 2 12
68
Tabel: 4.8
Peningkatan Hasil Belajar IPS
Pada Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Keterangan:
PPB = Peningkatan Prestasi Belajar
KI = Ketuntasan Individu
PKI = Peningkatan Ketuntasan Individu
KN = Ketuntasan Nasional
PKN = Peningkatan Ketuntasan Nasional
Berdasarkan tabel diatas presentase peningkatan prestasi belajar IPS
materi kegiatan jual beli pada siswa kelas III dapat di simpulkan bahwa
menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat
meningkatkan prestasi belajar IPS bagi siswa Kelas III MI Ma’arif
Kutowinangun Salatiga Tahun 2015. Hal ini di buktikan pada siklus I KKM
individu sebesar 77 % dan KKM nasional sebesar 24 % sedangkan siklus II
KKM individu ada peningkatan sebesar 83 % dan KKM nasional ada
peningkatan sebesar 53 %, pada siklus III KKM individu ada peningkatan
yang lebih baik dibandingkan siklus II sebesar 94 % dan KKM nasional
sebesar 88 %. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar IPS
No Tahapan Nilai
Rata-rata
Prestasi
Belajar
PPB KI
)
PKI
KN
(
PKN
(
1. Siklus I 6,08 77 24
2. Siklus II 6,88 0,8 83 6 53 29
3. Siklus III 8,05 1,17 94 11 88 35
Jumlah
Peningkatan
1,97 17 64
69
materi kegiatan jual beli pada KKM Individu sebesar 17 dan KKM
Nasional sebesar 64 hipotesis yang menyatakan bahwa “dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi
kegiatan jual beli bagi siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga
Tahun Pelajaran 2015, di terima kebenarannya. Dan dari prestasi belajar
siswa di atas dapat membuktikan bahwa pembelajaran ini efektif
meningkatkan prestasi belajar pada siswa.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching And
Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS bagi siswa kelas
III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga tahun pelajaran 2015. Siklus I ke
siklus II terjadi kenaikan 0,80 dan pada siklus II ke siklus III terjadi
kenaikan 1,17.
2. Tercapainya target pencapaian KKM (kelas) pada siklus I KKM individu
sebanyak 13 siswa ( 77 %) dan KKM nasional sebanyak 4 siswa ( 24 %).
terjadi peningkatan pada siklus II KKM individu sebanyak 14 siswa ( 83 %)
dan KKM nasional sebanyak 9 siswa ( 53 %). Peningkatan terjadi pada
siklus III KKM individu sebanyak 16 siswa ( 94 %) dan KKM nasional
sebanyak 15 siswa ( 88 %). Penelitian Tindakan Kelas ini dinyatakan
berhasil.
B. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang sebaiknya di lakukan oleh
guru dalam pembelajaran agar siswa mencapai prestasi belajar yang
memuaskan adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran
khususnya pembelajaran IPS untuk menggunakan pendekatan Contextual
71
Teaching And Learning (CTL) sehingga pembelajaran menjadi lebih
optimal dan menyenangkan.
2. Sebelum melaksanakan pembelajaran, sebaiknya guru menyiapkan segala
kebutuhan yang diperlukan baik itu pendekatan ataupun media dengan
sebaik-baiknya.
3. Kepada guru sebaiknya lebih kreatif dan variatif dalam menggunakan
pendekatan pembelajaran. Hal ini akan menghilangkan kejenuhan kepada
siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
4. Guru dalam mengajar hendaknya melibatkan siswa secara aktif agar siswa
merasa lebih dihargai dan diperhatikan sehingga akan meningkatkan
perilaku belajar yang baik.
5. Guru sebaiknya dalam mengajar IPS tidak hanya di lakukan di dalam kelas
saja, tetapi bisa mengajak siswa untuk belajar di luar kelas untuk melihat
disekeliling mereka agar siswa dapat menerapakn materi dalam
kehidupannya sehari-hari secara nyata.
72
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu. 2009. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Aqib Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Untuk SD, SLB dan TK.
Bandung: CV Yrama Widya.
Arikunto Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Elfanany Burhan. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Araska.
Fathoni Abdurrahmat. 2011. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan
Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hermana Dody. 2010. Contextual Teaching And Learning Sebuah Panduan Awal
Dalam Pengembangan PBM. Yogyakarta: Rahayasa.
Khaeruddin, dkk. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Konsep
dan Implementasinya di Madrasah. Jogja: Pilar Media.
Phoenix Pustaka. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta: PT
Media Pustaks Phoenix.
Rasimin. 2012. Pembelajaran IPS Teori, Aplikasi dan Evaluasi. Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
Rasimin. 2012. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Trust Media Publishing.
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sanjaya Wina. 2006. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Group.
Semiawan Conny. 2008. Belajar Dan Pembelajaran Prasekolah Dan Sekolah
Dasar. Indonesia: PT Macanan Jaya Cemerlang.
Soyomukti Nuraini. 2010. Teori-Teori Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Susanto Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencan Prenada Media Group.
Undang Gunawan. 2010. Contextual Teaching And Learning Sebuah Panduan
Awal Dalam Pengembangan PBM. Yogyakarta: Rahayasa.
73
Wiriaatmadja Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Yoni Acep. 2012. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Grup Relasi
Inti Media.
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama Sekolah : MI Ma’arif Kutowinangun
Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Kelas : III (Tiga)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang
B. Kompetensi Dasar
Memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah
Indikator
Menyebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di lingkungan
rumah
Menyebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di sekolah
C. Tujuan Pembelajaran
Di harapkan peserta didik :
75
Dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat
menyebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di lingkungan rumah
Dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat
menyebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di lingkungan sekolah
D. Materi Pokok
1. Pasar
Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Penjual adalah
orang yang menawarkan dagangan, sedangkan pembeli adalah orang yang
membeli barang dagangan.
Kegiatan Jual Beli
Di Lingkungan Rumah Di Lingkungan Sekolah
Pasar
Warung
Toko
Kantin
Koperasi
76
2. Warung
Warung adalah tempat kegiatan jual beli di lingkungan rumah. Di
warung terdapat penjual yang menyediakan makanan. Di warung juga
terdapat pembeli yang membeli makanan atau barang yang disediakan.
3. Toko
Toko adalah tempat menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari di
antaranya beras, minyak, tepung, sabun, sampo, dan lain sebagainya. Toko
banyak terdapat di sekitar tempat tinggal kita.
Syarat terjadinya pasar:
Adanya penjual
Adanya pembeli
Ada barang yang diperjualbelikan
Ada transaksi jual beli
Ada tempat transaksi
Pasar Tradisional:
Terdiri dari banyak penjual
Pasar dibagi menjadi beberapa gang
Bisa dilakukan tawar menawar harga antara penjual dan pembeli
Harga yang dibayar berdasarkan kesepakatan
Membayar langsung dengan pedagang
Dilayani langsung oleh pedagang
Pasar Moderen:
Tidak terjadi tawar menawar
77
Harga sudah ditetapkan oleh penjual
Membayar melalui kasir
Bisa mengambil sendiri barang yang kita inginkan
Lebih nyaman
4. Kantin
Kantin sekolah menyediakan makanan, kalau membeli makanan pilih
makanan yang sehat.
5. Koperasi
Koperasi sekolah didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
para siswanya. Dikoperasi sekolah dijual peralatan sekolah diantaranya:
buku tulis, bolpoin, pensil, buku gambar, penggaris, serta seragam
sekolah.
Kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup manusia (sandang adalah
pakaian, pangan adalah makanan, papan adalah rumah).
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya
setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus
dipenuhi, agar kehidupan manusi berjalan dengan baik.
Contohnya rekreasi
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah
kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Contohnya: mobil,
laptop, sepeda motor
78
E. Metode pembelajaran
- Ceramah
- Tanya jawab
- Pendekatan Contextual Teaching And Learning
- Penugasan
F. Media dan Alat
- Barang-barang yang dibutuhkan dan yang tersedia dipasar
G. Langkah-langkah kegiatan
Pertemuan pertama
Kegiatan Awal
Apersepsi:
Guru mengucapkan salam pembuka
Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa
Guru menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama
Guru mengabsen siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
Guru menjelaskan atau menerangkan materi dan meminta siswa
untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting
79
Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang disampaikan
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
Guru memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan diluar kelas
Guru mengajak anak-anak berkunjung ke kantin dan koperasi
sekolah, kemudian guru mengajak anak-anak untuk berkunjung
ke pasar tradisional dan pasar moderen selanjutnya guru
memberikan bimbingan kepada siswa untuk mengenal kegiatan
yang ada di kantin dan koperasi sekolah juga pasar tradisional
maupun pasar moderen dengan menerapkan pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi:
Guru mengamati kegiatan siswa saat di kantin dan koperasi
sekolah juga di pasar tradisional dan pasar moderen kemudian
memberikan penjelasan saat siswa menanyakan sesuatu yang
belum dipahaminya
Secara kelompok siswa diminta untuk menyimpulkan mengenai
perbedaan kantin dan koprasi disekolah juga perbedaan antara
pasar tradisional dan pasar moderen
80
Setelah semua selesai guru mengajak siswa untuk kembali ke
sekolah.
Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap
jalannya kegiatan tersebut.
Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman
siswa mengenai materi yang sudah disampaikan.
Penutup
Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan
Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan
dipertemuan yang akan datang
Guru menyuruh siswa untuk belajar materi yang akan diajarkan di
pertemuan yang akan datang
Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas
memimpin doa bersama
Guru memberikan salam penutup, guru meninggalkan kelas
H. Sumber Belajar
Buku IPS untuk SD/MI kelas 3 semester 2, Muhammad Nursa’ban
Rusmawan
Buku IPS untuk SD/MI kelas 3 semester 2, Sunarso dan Anis Kusuma
81
I. Penilaian
Indikator pencapaian
kompetensi
Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrumen
Instrumen atau soal
Siswa dapat
menyebutkan tempat
terjadinya kegiatan
jual beli di lingkungan
rumah
Siswa dapat
menyebutkan tempat
terjadinya kegiatan
jual beli di lingkungan
sekolah
Siswa dapat
menyebutkan barang-
barang yang dijual
diwarung
Siswa dapat
meyebutkan barang-
barang yang dijual di
kantin sekolah
Tugas
Individu
Uraian Sebutkan tempat
terjadinya kegiatan
jual beli di
lingkungan rumah!
Sebutkan tempat
terjadinya kegiatan
jual beli di
lingkungan sekolah!
Sebutkan barang-
barang yang dijual
diwarung!
Sebutkan barang-
barang yang dijual di
kantin sekolah!
82
Siswa dapat
menyebutkan barang-
barang yang dijual di
pasar tradisional dan
pasar moderen
Sebutkan barang-
barang yang dijual di
pasar tradisional dan
pasar moderen!
A. Penilaian Individu
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Sebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli dilingkungan rumah!
2. Sebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di lingkungan sekolah!
3. Sebutkan barang-barang yang dijual diwarung!
4. Sebutkan barang-barang yang dijual di kantin sekolah!
5. Sebutkan barang-barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar
moderen!
Sekor = benar x 2 = 10
Kunci Jawaban:
1. Pasar, Toko, Warung
2. Kantin dan Koperasi
3. Makanan, minuman, lauk pauk
4. Makanan ringan, berbagai macam minuman
5. Sayuran, buah, ikan dll
24 Februari 2015
83
Mengetahui,
Guru Kelas III
Siti Zumrotun, S.Pd.I
NIP.196705161989032002
Guru Praktikan
Pipit Puspasari
NIM. 11511007
Mengetahui
Kepala Sekolah
Khurur Rozad, S.Pd.I
NIP. 196712161989031003
84
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama Sekolah : MI Ma’arif Kutowinangun
Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Kelas : III (Tiga)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
B. Standar Kompetensi
Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang
B. Kompetensi Dasar
Memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah
Indikator
Mengidentifikasi proses kegiatan jual beli
C. Tujuan Pembelajaran
Di harapkan peserta didik :
Dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat
mengidentifikasi proses jual beli
85
D. Materi Pokok
6. Pasar
Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Penjual adalah
orang yang menawarkan dagangan, sedangkan pembeli adalah orang yang
membeli barang dagangan.
7. Warung
Warung adalah tempat kegiatan jual beli di lingkungan rumah. Di
warung terdapat penjual yang menyediakan makanan. Di warung juga
terdapat pembeli yang membeli makanan atau barang yang disediakan.
Kegiatan Jual Beli
Di Lingkungan Rumah Di Lingkungan Sekolah
Pasar
Warung
Toko
Kantin
Koperasi
86
8. Toko
Toko adalah tempat menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari di
antaranya beras, minyak, tepung, sabun, sampo, dan lain sebagainya. Toko
banyak terdapat di sekitar tempat tinggal kita.
Syarat terjadinya pasar:
Adanya penjual
Adanya pembeli
Ada barang yang diperjualbelikan
Ada transaksi jual beli
Ada tempat transaksi
Pasar Tradisional:
Terdiri dari banyak penjual
Pasar dibagi menjadi beberapa gang
Bisa dilakukan tawar menawar harga antara penjual dan pembeli
Harga yang dibayar berdasarkan kesepakatan
Membayar langsung dengan pedagang
Dilayani langsung oleh pedagang
Pasar Moderen:
Tidak terjadi tawar menawar
Harga sudah ditetapkan oleh penjual
Membayar melalui kasir
Bisa mengambil sendiri barang yang kita inginkan
Lebih nyaman
87
9. Kantin
Kantin sekolah menyediakan makanan, kalau membeli makanan pilih
makanan yang sehat.
10. Koperasi
Koperasi sekolah didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
para siswanya. Dikoperasi sekolah dijual peralatan sekolah diantaranya:
buku tulis, bolpoin, pensil, buku gambar, penggaris, serta seragam
sekolah.
Kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup manusia (sandang adalah
pakaian, pangan adalah makanan, papan adalah rumah).
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah
kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar
kehidupan manusi berjalan dengan baik. Contohnya rekreasi
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah
kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Contohnya: mobil,
leptop, sepeda motor
E. Metode pembelajaran
- Ceramah
- Tanya jawab
- Pendekatan Contextual Teaching And Learning
- Penugasan
88
F. Media dan Alat
- uang
- makanan yang dijual di kantin sekolah
G. Langkah-langkah kegiatan
Pertemuan pertama
Kegiatan Awal
Apersepsi, guru:
Guru mengucapkan salam pembuka
Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa
Guru menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama
Guru mengabsen siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
Guru menjelaskan atau menerangkan materi dan meminta siswa
untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting
Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang disampaikan
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
89
Guru memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan diluar kelas
Guru mengajak anak-anak berkunjung ke kantin sekolah
kemudian guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk
mengenal kegiatan jual beli di kantin sekolah dengan menerapkan
pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
Guru memberi penjelasan mengenai peran penjual dan peran
pembeli
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi:
Guru mengamati kegiatan siswa saat di kantin sekolah kemudian
memberikan penjelasan saat siswa menanyakan sesuatu yang
belum dipahaminya
Secara kelompok siswa diminta untuk menyimpulkan mengenai
perbedaan antara peran penjual dan peran pembeli
Setelah semua selesai guru mengajak siswa untuk kembali ke
kelas.
Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap
jalannya kegiatan tersebut.
Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman
siswa mengenai materi yang sudah disampaikan.
Penutup
Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan
90
Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan
dipertemuan yang akan datang
Guru menyuruh siswa untuk belajar materi yang akan diajarkan di
pertemuan yang akan datang
Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas
memimpin doa bersama
Guru memberikan salam penutup guru meninggalkan kelas
H. Sumber Belajar
Buku IPS untuk SD/MI kelas 3 semester 2, Muhammad Nursa’ban
Rusmawan
Buku IPS untuk SDMI kelas 3 semester 2, Sunarso dan Anis Kusuma
I. Penilaian
Indikator
pencapaian
kompetensi
Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrumen
Instrumen atau soal
Siswa dapat
menjelaskan
pengertian penjual
Siswa dapat
menjelaskan
pengertian pembeli
Siswa dapat
Tugas
Individu
Uraian Apa yang dimaksud
dengan penjual?
Apa yang dimaksud
dengan pembeli?
Apa perbedaan dari
91
membedakan
antara penjual dan
pembeli
Siswa dapat
menjelaskan
keuntungan dari
seorang penjual
Siswa dapat
menjelaskan
keuntungan dari
seorang pembeli
penjual dan pembeli?
Apa keuntungan dari
seorang penjual?
Apa keuntungan dari
seorang pembeli?
A. Penilaian Individu
Jawabalah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1 Apa yang dimaksud dengan penjual?
2 Apa yang dimaksud dengan pembeli?
3 Apa perbedaan dari penjual dan pembeli?
4 Apa keuntungan dari seorang penjual?
5 Apa keuntungan dari seorang pembeli?
Sekor = benar x 2 = 10
92
Kunci Jawaban:
1. Penjual adalah orang yang menawarkan barang atau dagangan
2. Pembeli adalah orang yang memebeli barang atau dagangan
3.Penjual orang yang menawarkan barang ata u dagangan sedangkan
pembeli orang yang membeli barang atau dagangan
4. Mendapatkan laba
5. Mendapatkan barang yang diinginkan dan harga yang diinginkan
Mengetahui,
Guru Kelas III
Siti Zumrotun, S.Pd.I
NIP.196705161989032002
26 Februari 2015
Guru Praktikan
Pipit Puspasari
NIM. 11511007
Mengetahui
Kepala Sekolah
Khurur Rozad, S.Pd.I
NIP. 196712161989031003
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama Sekolah : MI Ma’arif Kutowinangun
Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Kelas : III (Tiga)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
C. Standar Kompetensi
Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang
B. Kompetensi Dasar
Memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah
Indikator
Memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari (kebutuhan primer)
Memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari (kebutuhan
sekunder)
Memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari (kebutuhan tersier)
C. Tujuan Pembelajaran
Di harapkan peserta didik :
94
Dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat
memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari (kebutuhan pokok)
Dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat
memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari (kebutuhan sekunder)
Dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat
memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari (kebutuhan tersier)
D. Materi Pokok
11. Pasar
Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Penjual adalah
orang yang menawarkan dagangan, sedangkan pembeli adalah orang yang
membeli barang dagangan.
Kegiatan Jual Beli
Di Lingkungan Rumah Di Lingkungan Sekolah
Pasar
Warung
Toko
Kantin
Koperasi
95
12. Warung
Warung adalah tempat kegiatan jual beli di lingkungan rumah. Di
warung terdapat penjual yang menyediakan makanan. Di warung juga
terdapat pembeli yang membeli makanan atau barang yang disediakan.
13. Toko
Toko adalah tempat menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari di
antaranya beras, minyak, tepung, sabun, sampo, dan lain sebagainya. Toko
banyak terdapat di sekitar tempat tinggal kita.
Syarat terjadinya pasar:
Adanya penjual
Adanya pembeli
Ada barang yang diperjualbelikan
Ada transaksi jual beli
Ada tempat transaksi
Pasar Tradisional:
Terdiri dari banyak penjual
Pasar dibagi menjadi beberapa gang
Bisa dilakukan tawar menawar harga antara penjual dan pembeli
Harga yang dibayar berdasarkan kesepakatan
Membayar langsung dengan pedagang
Dilayani langsung oleh pedagang
Pasar Moderen:
96
Tidak terjadi tawar menawar
Harga sudah ditetapkan oleh penjual
Membayar melalui kasir
Bisa mengambil sendiri barang yang kita inginkan
Lebih nyaman
14. Kantin
Kantin sekolah menyediakan makanan, kalau membeli makanan pilih
makanan yang sehat.
15. Koperasi
Koperasi sekolah didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
para siswanya. Dikoperasi sekolah dijual peralatan sekolah diantaranya:
buku tulis, bolpoin, pensil, buku gambar, penggaris, serta seragam
sekolah.
Kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup manusia (sandang adalah
pakaian, pangan adalah makanan, papan adalah rumah).
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah
kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar
kehidupan manusi berjalan dengan baik. Contohnya rekreasi
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah
kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Contohnya: mobil,
leptop, sepeda motor
97
E. Metode pembelajaran
- Ceramah
- Tanya jawab
- Pendekatan Contextual Teaching And Learning
- Penugasan
F. Media dan Alat
- Beras
- Baju
- Hp
- Note Book (leptop)
G. Langkah-langkah kegiatan
Pertemuan pertama
Kegiatan Awal
Apersepsi, guru:
Guru mengucapkan salam pembuka
Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa
Guru menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama
Guru mengabsen siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
98
Guru menjelaskan atau menerangkan materi dan meminta siswa
untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting
Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang disampaikan
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
Guru memberikan arahan mengenai kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan
Guru mengajak anak-anak untuk merubah tempat duduk menjadi
lingkaran
Guru berada di tengah dan menunjukan contoh-contoh dari
kebutuhan sehari-hari (primer, sekunder, tersier) secara nyata
dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching And
Learning (CTL)
Beberapa siswa diminta untuk maju kedepan membedakan
kebutuhan sehari-hari (primre, sekunder, tersier)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi:
Guru mengamati kegiatan siswa saat maju kedepan
kemudian memberikan penjelasan saat siswa menanyakan
sesuatu yang belum dipahaminya
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
99
Secara kelompok siswa diminta untuk menyimpulkan mengenai
perbedaan antara kebutuhan primer, sekunder dan tersier
Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap
jalannya kegiatan tersebut.
Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman
siswa mengenai materi yang sudah disampaikan.
Penutup
Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan
Guru memberi tahu tentang materi yang akan di ajarkan
dipertemuan yang akan datang
Guru menyuruh siswa untuk belajar materi yang akan diajarkan di
pertemuan yang akan datang
Guru menutup pertemuan dengan menyuruh ketua kelas
memimpin doa bersama
Guru memberikan salam penutup guru meninggalkan kelas
H. Sumber Belajar
Buku IPS untuk SD/MI kelas 3 semester 2, Muhammad Nursa’ban
Rusmawan
Buku IPS untuk SD/MI kelas 3 semester 2, Sunarso dan Anis Kusuma
100
J. Penilaian
Indikator pencapaian
kompetensi
Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrumen
Instrumen atau soal
Siswa dapat
menjelaskan
pengertian dari
kebutuhan primer
Siswa dapat
menjelaskan
pengertian dari
kebutuhan sekunder
Siswa dapat
menjelaskan
pengertian dari
kebutuhan tersier
Siswa dapat
meyebutkan contoh
kebutuhan primer dan
sekunder
Siswa dapat
menyebutkan contoh
Tugas
Individu
Uraian Apa yang dimaksud dengan
kebutuhan primer?
Apa yang dimaksud dengan
kebutuhan sekunder?
Apa yang dimaksud dengan
kebutuhan tersier?
Sebutkan contoh kebutuhan
primer dan sekunder!
Sebutkan contoh kebutuhan
tersier!
101
kebutuhan tersier
A. Penilaian Individu
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
6. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan primer?
7. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan sekunder?
8. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan tersier?
9. Sebutkan contoh kebutuhan primer dan sekunder!
10. Sebutkan contoh kebutuhan tersier!
Sekor = benar x 2 = 10
Kunci Jawaban:
6. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup manusia.
7. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan
primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusi berjalan
dengan baik.
8. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer
dan sekunder terpenuhi.
9. Kebutuhan primer: sandang (pakaian), pangan (makanan), papan (rumah)
Kebutuhuan sekunder: rekreasi
102
10. Kebutuhan tersier: mobil, leptop, sepeda motor, hp
Mengetahui,
Guru Kelas III
Siti Zumrotun, S.Pd.I
NIP.196705161989032002
28, Februari 2015
Guru Praktikan
Pipit Puspasari
NIM. 11511007
Mengetahui
Kepala Sekolah
Khurur Rozad, S.Pd.I
NIP. 196712161989031003
103
Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
No Nama Skore Total
Skore
Nilai Predikat
A B C D
1 Arvita Dewi
Annisa Putri
2 3 3 2 10 63 Cukup
2 Syahrul Malik
Ibrahim
2 2 2 1 7 44 Kurang
3 Renata Citra
Safira
3 3 3 3 12 75 Baik
4 Andini Naila
Zulfa
2 2 3 2 9 57 Kurang
5 Regina
Prameswari
3 2 3 3 11 69 Cukup
6 Junaidatus Sifa 3 3 3 4 13 82 Baik
7 Harni 3 3 3 3 12 75 Baik
8 Rahma 3 4 3 3 13 82 Baik
9 Arjun Naja
Akmal Faza
2 2 3 3 10 63 Cukup
10 Zinata Tahara
Tika Rozaki
2 3 2 3 10 63 Cukup
11 Novitasari 2 3 3 3 11 69 Cukup
104
A = keaktifan menemukan materi
B = Keaktifan dalam bertanya
C = Ketrampilan membedakan kegiatan jual beli di rumah dan disekolah
D = Kerjasama dalam kelompok
Nilai 90 – 100 ( A Skore 4 = Sangat Baik )
Nilai 70 – 89 ( B Skore 3 = Baik )
Nilai 60 – 69 ( C Skore 2 = Cukup )
Nilai 0 – 59 ( D skor 1 = Kurang )
Salatiga, 24 Februari 2015
Pengamat
Siti Zumrotun, S.PdI
NIP. 196705161989032002
12 Al-habib Sahal
Mansyur
3 3 2 3 11 69 Cukup
13 M. Irfandi 2 2 3 3 10 63 Cukup
14 Riko cahyo
Wicaksono
2 3 2 3 10 63 Cukup
15 M. Ramadhan
Afid
3 2 2 2 9 57 Kurang
16 Sofian Isnan 2 2 2 2 8 50 Kurang
17 M. Zaka. S 3 2 3 2 10 63 Cukup
105
Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
No Nama Skore Total
Skore
Nilai Predikat
A B C D
1 Arvita dewi
annisa putri
3 2 3 4 12 75 Baik
2 Syahrul malik
ibrahim
2 2 3 2 9 57 Kurang
3 Renata citra safira 3 3 4 3 13 82 Baik
4 Andini naila zulfa 3 2 3 2 10 63 Cukup
5 Regina
prameswari
3 3 3 3 12 75 Baik
6 Junaidatus sifa 3 3 4 3 13 82 Baik
7 Harni 3 3 3 3 12 75 Baik
8 Rahma 3 4 3 3 13 82 Baik
9 Arjun Naja
Akmal Faza
3 3 2 2 10 63 Cukup
10 Zinata Tahara
Tika Rozaki
3 3 3 3 12 75 Baik
11 Novitasari 3 3 3 3 12 75 Baik
12 Al-habib Sahal
Mansyur
3 3 3 3 12 75 Baik
13 M. Irfandi 3 2 3 3 11 69 Cukup
106
14 Riko cahyo
Wicaksono
2 3 3 3 11 69 Cukup
15 M. Ramadhan
Afid
2 3 2 3 10 63 Cukup
16 Sofian Isnan 2 2 3 3 10 63 Cukup
17 M. Zaka. S 2 3 3 3 11 69 Cukup
A = Keaktifan menemukan materi
B = Keaktifan dalam bertanya
C = Mengidentifikasi proses kegiatan jual beli
D = Kerjasama dalam kelompok
Nilai 90 – 100 ( A Skore 4 = Sangat Baik )
Nilai 70 – 89 ( B Skore 3 = Baik )
Nilai 60 – 69 ( C Skore 2 = Cukup )
Nilai 0 – 59 ( D skor 1 = Kurang )
Salatiga, 26 Februari 2015
Pengamat
Siti Zumrotun, S.PdI
NIP. 196705161989032002
107
Perolehan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus III
No Nama Skore Total
Skore
Nilai Predikat
A B C D
1 Arvita dewi
annisa putri
3 4 4 4 15 94 Sangat Baik
2 Syahrul malik
ibrahim
2 3 3 2 10 63 Cukup
3 Renata citra safira 3 4 4 4 15 94 Sangat Baik
4 Andini naila zulfa 3 3 3 3 12 75 Baik
5 Regina
prameswari
4 3 4 4 15 94 Sangat Baik
6 Junaidatus sifa 4 4 3 4 15 94 Sangat Baik
7 Harni 4 4 4 3 15 94 Sangat Baik
8 Rahma 3 4 4 4 15 94 Sangat Baik
9 Arjun Naja
Akmal Faza
3 3 3 3 12 75 Baik
10 Zinata Tahara
Tika Rozaki
4 4 3 4 15 94 Sangat Baik
11 Novitasari 4 3 4 4 15 94 Sangat Baik
12 Al-habib Sahal
Mansyur
4 4 4 3 15 94 Sangat Baik
108
A
A = Keaktifan menemukan materi
B = Keaktifan dalam bertanya
C = Memberikan contoh barang kebutuhan sehari-hari primer, sekunder,
tersier
D = Kerjasama dalam kelompok
Nilai 90 – 100 ( A Skore 4 = Sangat Baik )
Nilai 70 – 89 ( B Skore 3 = Baik )
Nilai 60 – 69 ( C Skore 2 = Cukup )
Nilai 0 – 59 ( D skor 1 = Kurang )
Salatiga, 28 Februari 2015
Pengamat
Siti Zumrotun, S.PdI
NIP.196705161989032002
13 M. Irfandi 3 3 3 3 12 75 Baik
14 Riko cahyo
Wicaksono
3 3 3 4 13 82 Baik
15 M. Ramadhan
Afid
3 3 3 3 12 75 Baik
16 Sofian Isnan 3 3 3 3 12 75 Baik
17 M. Zaka. S 3 3 4 3 13 82 Baik
109
KRITERIA PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
SIKLUS I
No. Aspek Yang Dinilai Kriteria
Skala Deskripsi
1. Keaktifan menemukan materi K Siswa belum bisa aktif dalam
menemukan materi.
C Siswa cukup aktif dalam
menemukan materi
B Siswa sudah bisa aktif dalam
menemukan materi.
2. Keaktifan dalam bertanya K Siswa tidak mempunyai
keinginan yang kuat untuk
bertanya, menjawab ataupun
berpendapat saat proses
pembelajaran dan dalam
menghilangkan rasa malas.
C Siswa mempunyai keinginan
yang kuat untuk bertanya,
menjawab ataupun
berpendapat saat proses
pembelajaran tapi masih ada
rasa malas.
B Siswa mempunyai keinginan
yang kuat untuk bertanya,
menjawab ataupun
berpendapat saat proses
pembelajaran dan tidak
kelihatan tanda-tanda malas.
110
3. Ketrampilan membedakan
kegiatan jual beli di rumah dan
di sekolah
K Siswa tidak dapat
membedakan kegiatan jual beli
di rumah dan di sekolah.
C Siswa masih ragu dalam
membedakan kegiatan jual beli
rumah dan di sekolah.
B Siswa dapat membedakan
kegiatan jual beli di rumah dan
di sekolah.
4. Kerjasama dalam kelompok K Siswa tidak saling bertukar
pendapat dan terlibat dalam
diskusi kelompok.
C Siswa masih malu-malu saat
bertukar pendapat dan terlibat
dalam diskusi kelompok.
B Siswa saling bertukar pendapat
dan terlibat dalam diskusi
kelompok.
111
KRITERIA PENILAIANAKTIVITAS BELAJAR SISWA
PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
SIKLUS II
No. Aspek Yang Dinilai Kriteria
Skala Deskripsi
1. Keaktifan menemukan materi K Siswa belum bisa aktif dalam
menemukan materi.
C Siswa cukup aktif dalam
menemukan materi
B Siswa sudah bisa aktif dalam
menemukan materi.
2. Keaktifan dalam bertanya K Siswa tidak mempunyai
keinginan yang kuat untuk
bertanya, menjawab ataupun
berpendapat saat proses
pembelajaran dan dalam
menghilangkan rasa malas.
C Siswa mempunyai keinginan
yang kuat untuk bertanya,
menjawab ataupun
berpendapat saat proses
pembelajaran tapi masih ada
rasa malas.
B Siswa mempunyai keinginan
yang kuat untuk bertanya,
menjawab ataupun
berpendapat saat proses
pembelajaran dan tidak
kelihatan tanda-tanda malas.
112
3. Mengidentifikasi proses
kegiatan jual beli
K Siswa belum mampudalam
mengidentifikasi proses
kegiatan jual beli.
C Siswa cukup mampudalam
mengidentifikasi proses
kegiatan jual beli.
B Siswa mampu dalam
mengidentifikasi proses
kegiatan jual beli.
4. Kerjasama dalam kelompok K Siswa tidak saling bertukar
pendapat dan terlibat dalam
diskusi kelompok.
C Siswa masih malu-malu saat
bertukar pendapat dan terlibat
dalam diskusi kelompok.
B Siswa saling bertukar pendapat
dan terlibat dalam diskusi
kelompok.
113
KRITERIA PENILAIANAKTIVITAS BELAJAR SISWA
PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
SIKLUS III
No. Aspek Yang Dinilai Kriteria
Skala Deskripsi
1. Keaktifan menemukan materi K Siswa belum bisa aktif dalam
menemukan materi.
C Siswa cukup aktif dalam
menemukan materi
B Siswa sudah bisa aktif dalam
menemukan materi.
2. Keaktifan dalam bertanya K Siswa tidak mempunyai
keinginan yang kuat untuk
bertanya, menjawab ataupun
berpendapat saat proses
pembelajaran dan dalam
menghilangkan rasa malas.
C Siswa mempunyai keinginan
yang kuat untuk bertanya,
menjawab ataupun
berpendapat saat proses
pembelajaran tapi masih ada
rasa malas.
B Siswa mempunyai keinginan
yang kuat untuk bertanya,
menjawab ataupun
berpendapat saat proses
pembelajaran dan tidak
kelihatan tanda-tanda malas.
114
3. Memberikan contoh barang
kebutuhan sehari-hari primer,
sekunder, tersier
K Siswa belum mampu dalam
memberikan contoh barang
kebutuhan sehari-hari primer,
sekunder, tersier
C Siswa cukup mampu dalam
memberikan contoh barang
kebutuhan sehari-hari primer,
sekunder, tersier
B Siswa mampu dalam
memberikan contoh barang
kebutuhan sehari-hari primer,
sekunder, tersier
4. Kerjasama dalam kelompok K Siswa tidak saling bertukar
pendapat dan terlibat dalam
diskusi kelompok.
C Siswa masih malu-malu saat
bertukar pendapat dan terlibat
dalam diskusi kelompok.
B Siswa saling bertukar pendapat
dan terlibat dalam diskusi
kelompok.
115
INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP GURU
SIKLUS I
Nama sekolah : MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga
Nama guru :Siti Zumrotun, S.PdI
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ semester : III /II
Hari/tanggal :Selasa,24Februari 2015
Materi pokok :Kegiatan Jual Beli
Jumlah siswa :17
Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) pada kolom skala penilaian sesuai dengan hasil
pengamatan bapak/ibu pada saat mengamati proses pembelajaran didalam kelas.
Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan.
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan Siswa
2 Melakukan Kegiatan Apersepsi
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3 Menunjukkan penguasaanmateri pembelajaran
4 Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain
yangrelevan
5 Menyampaikan materi dengan jelas
6 Mengkaitkan materidengan realita kehidupan
B Pendekatan /straategi pembelajaran
116
7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi( tujuan ) yang akan dicapai
8 Melaksanakan pembelajaransecara runtut
9 Menguasai kelas
10 Melaksanakan pembelajaran yangbersifat
kontekstual
11 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan yang bersifat positif
12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
C Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran
13 Menggunakan media secara efektif dan efisien
14 Menghasilkan pesan yang menarik
15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon
siswa
18 Menumbuhkan keceriaandan antusiasme siswa
dalam pembelajaran
E Penilaian proses dan hasil Belajar
19 Memantau kemajuan belajar selama proses
pembelajaran
20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi
117
F Penggunaan Bahasa
21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,
baik danbenar.
22 Menyampaikan pesandengan gaya yangsesuai
III PENUTUP
23 Melakukan refleksi / memberikan kesimpulan
materi pembelajaran dengan melibatkan siswa
24 Mengadakan tes formatif.
Jumlah 4 20
Total 72
Kategori Baik
Keterangan
A. Skor 4 Nilai 80 - 100 ( Sangat Baik )
B. Skor 3 Nilai 70 - 79 ( Baik )
C. Skor 2 Nilai 60 - 69 ( Sedang )
D. Skor 1 Nilai 0 - 59 ( kurang )
Salatiga, 24 Februari 2015
Pengamat
Siti Zumrotun, S.PdI
NIP.196705161989032002
118
INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP GURU
SIKLUS II
Nama sekolah : MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga
Nama guru :Siti Zumrotun, S.PdI
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ semester : III /II
Hari/tanggal :Kamis, 26Februari 2015
Materi pokok :Kegiatan Jual Beli
Jumlah siswa :17
Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) pada kolom skala penilaian sesuai dengan hasil
pengamatan bapak/ibu pada saat mengamati proses pembelajaran didalam kelas.
Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan.
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan Siswa
2 Melakukan Kegiatan Apersepsi
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3 Menunjukkan penguasaanmateri pembelajaran
4 Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain
yangrelevan
5 Menyampaikan materi dengan jelas
6 Mengkaitkan materidengan realita kehidupan
B Pendekatan /straategi pembelajaran
119
7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi( tujuan ) yang akan dicapai
8 Melaksanakan pembelajaransecara runtut
9 Menguasai kelas
10 Melaksanakan pembelajaran yangbersifat
kontekstual
11 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan yang bersifat positif
12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
C Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran
13 Menggunakan media secara efektif dan efisien
14 Menghasilkan pesan yang menarik
15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon
siswa
18 Menumbuhkan keceriaandan antusiasme siswa
dalam pembelajaran
E Penilaian proses dan hasil Belajar
19 Memantau kemajuan belajar selama proses
pembelajaran
20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi
120
F Penggunaan Bahasa
21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,
baik danbenar.
22 Menyampaikan pesandengan gaya yangsesuai
III PENUTUP
23 Melakukan refleksi / memberikan kesimpulan
materi pembelajaran dengan melibatkan siswa
24 Mengadakan tes formatif.
Jumlah 9 15
Rata- rata 81
Kategori Sangat Baik
Keterangan
A. Skor 4Nilai 80- 100 ( Sangat Baik )
B. Skor 3 Nilai 70-79( Baik )
C. Skor 2 Nilai 60-69 ( Sedang )
D. Skor 1 Nilai 0-59( kurang )
Salatiga, 26 Februari 2015
Pengamat
Siti Zumrotun, S.PdI
NIP.196705161989032002
121
INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP GURU
SIKLUS III
Nama sekolah : MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga
Nama guru :Siti Zumrotun, S.PdI
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ semester : III /II
Hari/tanggal :Sabtu,28Februari 2015
Materi pokok :Kegiatan Jual Beli
Jumlah siswa :17
Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) pada kolom skala penilaian sesuai dengan hasil
pengamatan bapak/ibu pada saat mengamati proses pembelajaran didalam kelas.
Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan.
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C D
I PRA PEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan Siswa
2 Melakukan Kegiatan Apersepsi
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3 Menunjukkan penguasaanmateri pembelajaran
4 Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain
yangrelevan
5 Menyampaikan materi dengan jelas
6 Mengkaitkan materidengan realita kehidupan
B Pendekatan /straategi pembelajaran
122
7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi( tujuan ) yang akan dicapai
8 Melaksanakan pembelajaransecara runtut
9 Menguasai kelas
10 Melaksanakan pembelajaran yangbersifat
kontekstual
11 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan yang bersifat positif
12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
C Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran
13 Menggunakan media secara efektif dan efisien
14 Menghasilkan pesan yang menarik
15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
D Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon
siswa
18 Menumbuhkan keceriaandan antusiasme siswa
dalam pembelajaran
E Penilaian proses dan hasil Belajar
19 Memantau kemajuan belajar selama proses
pembelajaran
20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi
123
F Penggunaan Bahasa
21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,
baik danbenar.
22 Menyampaikan pesandengan gaya yangsesuai
III PENUTUP
23 Melakukan refleksi / memberikan kesimpulan
materi pembelajaran dengan melibatkan siswa
24 Mengadakan tes formatif.
Jumlah 19 5
Total 91
Kategori Sangat Baik
Keterangan
A. Skor 4 Nilai 80- 100 ( Sangat Baik )
B. Skor 3 Nilai 70 – 79 ( Baik )
C. Skor 2 Nilai 60 – 69 ( Sedang )
D. Skor 1 Nilai 0 – 59 ( kurang )
Salatiga, 28 Februari 2015
Pengamat
Siti Zumrotun, S.PdI
NIP.196705161989032002
124
Daftar Nilai Prasiklus
No Nama Nilai KKM Keterangan
Individu Nasional
1. Arvita Dewi Annisa
Putri
74 -
2. Syahrul Malik Ibrahim 56 - -
3. Renata Citra Safira 75
4. Andini Naila Zulfa 68 -
5. Regina Prameswari 85
6. Junaidatus Sifa 91
7. Harni 72 -
8. Rahma 78
9. Arjun Naja Akmal Faza 77
10. Zinata Tahara Tika
Rozaki
76
11. Novitasari 58 - -
12. Al-Habib Sahal
Mansyur
81
13. M. Irfandi 72 -
14. Riko Cahyo Wicaksono 59 - -
15. M. Ramdhan Afid 82
16. Sofian Isnan 59 - -
17. M. Zaka. S 74 -
Jumlah
Nilai Rata-rata
1237
7,2
76 47
125
SOAL TES FORMATIF SIKLUS I
B. Penilaian Individu
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
11. Sebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli dilingkungan rumah!
12. Sebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di lingkungan sekolah!
13. Sebutkan barang-barang yang dijual diwarung!
14. Sebutkan barang-barang yang dijual di kantin sekolah!
15. Sebutkan barang-barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar
moderen!
Sekor = benar x 2 = 10
126
SOAL TES FORMATIF SIKLUS II
B. Penilaian Individu
Jawabalah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan penjual?
2. Apa yang dimaksud dengan pembeli?
3. Apa perbedaan dari penjual dan pembeli?
4. Apa keuntungan dari seorang penjual?
5. Apa keuntungan dari seorang pembeli?
Sekor = benar x 2 = 10
127
SOAL TES FORMATIF SIKLUS III
A. Penilaian Individu
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan primer?
2. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan sekunder?
3. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan tersier?
4. Sebutkan contoh kebutuhan primer dan sekunder!
5. Sebutkan contoh kebutuhan tersier!
Sekor = benar x 2 = 10
128
Contoh jawaban siswa dalam menjawab soal tes formatif
Siklus I
Nama: Zinata Tahara Tika Rozaki
Kelas: 3
A. Soal
1. Sebutkan tempat terjadinya kegiatan jual beli di lingkungan
rumah!
2. Sebutkan tempat terjadinya kegiata jual beli di lingkungan
sekolah!
3. Sebutkan barang-barang yang dijual di warung!
4. Sebutkan barang-barang yang dijual di kantin sekolah!
5. Sebutkan barang-barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar
moderen!
B. Jawaban
1. Pasar, toko, warung
2. Kantin dan koperasi
3. Makanan dan minuman
4. Baju
5. Kebutuhan pokok dan roti
129
Contoh jawaban siswa dalam menjawab soal tes formatif
Siklus II
Nama: Zinata Tahara Tika Rozaki
Kelas: 3
A. Soal
1. Apa yang dimaksud dengan penjual?
2. Apa yang dimaksud dengan pembeli?
3. Apa perbedaan dari penjual dan pembeli?
4. Apa keuntungan dari seorang penjual?
5. Apa keuntungan dari seorang pembeli?
B. Jawaban
1. Penjual adalah yang menawar rarang atau jajanan
2. Pembeli adalah yang membeli barang atau dagangan
3. Penjual adalah yang menawarkan barang dan pembeli adalah
yang membeli barang atau dagangan
4. Laba atau keuntungan
5. Mendapatkan barang yang diinginkan
130
Contoh jawaban siswa dalam menjawab soal tes formatif
Siklus III
Nama: Zinata Tahara Tika Rozaki
Kelas: 3
A. Soal
1. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan primer?
2. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan sekunder?
3. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan tersier?
4. Sebutkan contoh kebutuhan primer dan sekunder!
5. Sebutkan contoh kebutuhan tersier!
B. Jawaban
1. Kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mempertahankan
kelangsungan hidup manusia
2. Kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer
sudah terpenuhi
3. Kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan
sekunder sudah terpenuhi
4. Rumah dan piknik
5. Baju dan mobil
131
DAFTAR NILAI PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK
SIKLUS I
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kompetensi Dasar : Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan
sekolah
Kelas/ semester : III/ II
Hari/tanggal : Selasa, 24Februari 2015
No.
Nama Nilai KKM Keterangan
Individu Nasional
18. Arvita dewi
annisa putri
60 -
19. Syahrul malik
ibrahim
40 - -
20. Renata citra
safira
80
21. Andini naila
zulfa
40 - -
22. Regina
prameswari
65 -
23. Junaidatus sifa 80
24. Harni 80
25. Rahma 80
26. Arjun Naja
Akmal Faza
60 -
27. Zinata Tahara
Tika Rozaki
65 -
28. Novitasari 60 -
29. Al-habib Sahal
Mansyur
65 -
132
30. M. Irfandi 60 -
31. Riko cahyo
Wicaksono
60 -
32. M. Ramadhan
Afid
40 - -
33. Sofian Isnan 40 - -
34. M. Zaka. S 60 -
Jumlah
Rata-rata
1.035
6,08
77% 24 %
Catatan:
KKM Individu: 60
KKM Nasional: 75
Guru Kelas III
Siti Zumrotun, S.PdI
NIP.196705161989032002
133
DAFTAR NILAI PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK
SIKLUS II
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kompetensi Dasar : Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan
sekolah
Kelas/ semester : III/ II
Hari/tanggal : Kamis, 26Februari 2015
No.
Nama Nilai KKM Keterangan
Individu Nasional
18. Arvita dewi annisa
putri
80
19. Syahrul malik
ibrahim
40 - -
20. Renata citra safira 80
21. Andini naila zulfa 45 - -
22. Regina prameswari 80
23. Junaidatus sifa 80
24. Harni 80
25. Rahma 80
26. Arjun Naja Akmal
Faza
65 -
27. Zinata Tahara Tika
Rozaki
80
28. Novitasari 80
29. Al-habib Sahal
Mansyur
80
134
30. M. Irfandi 65 -
31. Riko cahyo
Wicaksono
65 -
32. M. Ramadhan Afid 45 - -
33. Sofian Isnan 60 -
34. M. Zaka. S 65 -
Jumlah
Rata-rata
1170
6,88
83% 53 %
Catatan:
KKM Individu: 60
KKM Nasional: 75
Guru Kelas III
Siti Zumrotun, S.PdI
NIP.196705161989032002
135
DAFTAR NILAI PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK
SIKLUS III
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kompetensi Dasar : Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan
sekolah
Kelas/ semester : III/ II
Hari/tanggal : Sabtu, 28Februari 2015
No.
Nama Nilai KKM Keterangan
Individu Nasional
18. Arvita dewi
annisa putri
85
19. Syahrul malik
ibrahim
45 - -
20. Renata citra
safira
85
21. Andini naila
zulfa
65 -
22. Regina
prameswari
85
23. Junaidatus sifa 85
24. Harni 85
25. Rahma 85
26. Arjun Naja
Akmal Faza
80
27. Zinata Tahara
Tika Rozaki
85
28. Novitasari 85
29. Al-habib Sahal
Mansyur
85
30. M. Irfandi 80
136
31. Riko cahyo
Wicaksono
80
32. M. Ramadhan
Afid
80
33. Sofian Isnan 80
34. M. Zaka. S 80
Jumlah
Rata-rata
1355
8,05
94% 88%
Catatan
KKM Individu: 60
KKM Nasional: 75
Guru Kelas III
Siti Zumrotun, S.PdI
NIP.196705161989032002
137
TUGAS KELOMPOK
SIKLUS I
1. Buatlah kesimpulan mengenai perbedaan kantin dan koprasi disekolah
juga perbedaan antara pasar tradisional dan pasar moderen!
138
TUGAS KELOMPOK
SIKLUS II
1. Buatlah kesimpulan mengenai perbedaan antara peran penjual dan peran
pembeli!
139
TUGAS KELOMPOK
SIKLUS III
1. Buatlah kesimpulan mengenai perbedaan antara kebutuhan primer,
sekunder dan tersier!
140
LEMBAR PENILAIAN KELOMPOK
SIKLUS I
No. Nama Kekompakan Aktif kerjasama Komunikasi
Kelompok 1
1. Arvita Dewi
Annisa Putri
C K C C
2. Syahrul
Malik
Ibrahim
C K C K
3. Renata Citra
Safira
C C B C
4. Andini Naila
Zulfa
C K C K
5. Regina
Prameswari
C C C C
Kelompok 2
1. Junaidatus
Sifa
C C B C
2. Harni C B B C
3. Rahma C B C B
4. Arjun Naja
Akmal Faza
C K C C
Kelompok 3
1. Zinata Tahara
Tika Rozaki
C C K C
2. Novitasari C K C C
3. Al-Habib
Sahal
Mansyur
K C C C
4. M. Irfandi C K C C
Kelompok 4
1. Riko Cahyo
Wicaksono
K C C C
2. M. Ramadhan Afid
C K C K
3. Sofian Isnan K C C K
4. M. Zaka. S K C C C
Catatan
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
141
LEMBAR PENILAIAN KELOMPOK
SIKLUS II
No. Nama Kekompakan Aktif Kerjasama Komunikasi
Kelompok 1
1. Arvita Dewi
Annisa Putri
C B C B
2. Syahrul Malik
Ibrahim
C K C K
3. Renata Citra
Safira
B C B C
4. Andini Naila
Zulfa
C K K C
5. Regina
Prameswari
B B C C
Kelompok 2
1. Junaidatus Sifa B B C C
2. Harni C B C B
3. Rahma B C C B
4. Arjun Naja
Akmal Faza
C C K B
Kelompok 3
1. Zinata Tahara
Tika Rozaki
C B B C
2. Novitasari B B C C
3. Al-Habib Sahal
Mansyur
C C B B
4.
M. Irfandi K C B C
Kelompok 4
1. Riko Cahyo
Wicaksono
C C K B
2.
M. Ramadhan
Afid
C K K C
3.
Sofian Isnan K C C B
4.
M. Zaka. S C C B K
Catatan
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
142
LEMBAR PENILAIAN KELOMPOK
SIKLUS III
No. Nama Kekompakan Aktif Kerjasama Komunikasi
Kelompok 1
1. Arvita Dewi
Annisa Putri
B B B B
2. Syahrul Malik
Ibrahim
B C B C
3. Renata Citra
Safira
B B B B
4. Andini Naila
Zulfa
B C C B
5. Regina
Prameswari
B B B B
Kelompok 2
1. Junaidatus Sifa B B B B
2. Harni B B B B
3. Rahma B B B B
4. Arjun Naja
Akmal Faza
B B C B
Kelompok 3
1. Zinata Tahara
Tika Rozaki
B B B B
2. Novitasari B B B B
3. Al-Habib
Sahal Mansyur
B B B B
4. M. Irfandi C B B B
Kelompok 4
1. Riko Cahyo
Wicaksono
B B C B
2. M. Ramadhan
Afid
B C C B
3. Sofian Isnan C B B B
4. M. Zaka. S B B B C
Catatan
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
145
DAFTAR NILAI SKK
Nama: Pipit Puspasari Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan
Nim : 11511007 Jurusan : PGMI
NO. NAMA KEGIATAN PELAKSANAAN STATUS SKOR
1. Orientasi Pengenalan
Akademik dan
Kemahasiswaan
(OPAK) STAIN
Salatiga.
23 Agustus 2011 Peserta 3
2. Sertifikat Membangun
Mahasiswa Cerdas
Emosi, Spiritual, dan
Intelektual Melalui
Achievement
Motivation Training
(AMT) Mahasiswa
Baru STAIN Salatiga
Tahun 2011/2012.
23 Agustus 2011 Peserta 2
3. Piagam Penghargaan
Dalam Acara ODK
(Orientasi Dasar
Keislaman) STAIN
Salatiga Dengan Tema
Menemukan Muara
Sebagai Mahasiswa
Rahmatan Lil Alamin.
24 Agustus 2011 Peserta 2
4. Seminar
Entrepreneurship Dan
Koperasi Auditorium
STAIN Salatiga.
25 Agustus 2011 Peserta 2
5. Sertifikat USER
EDUCATION
(Pendidikan Pemakai)
oleh UPT Perpustakaan
STAIN Salatiga.
20 September 2011 Peserta 2
146
6. Sertifikat
PRAKTIKUM
PENDIDIKAN
KEPRAMUKAAN
Oleh Program Studi
PGMI.
8 Februari 2012 Peserta 2
7. Sertifikat Pelatihan
Mengatasi Kecemasan
Tampil Di Depan
Umum.
9 Juni 2012 Peserta 2
8. Piagam Penghargaan
Dalam Acara Lomba
Anak-anak Peringatan
Isra’Mi’raj Nabi
Muhammad SAW
Tahun 1433 H. Dengan
Tema “Aku Cinta Al-
Quran”. Remaja Masjid
Nurul Huda Turusan
Salatiga.
1 Juli 2012 Panitia 3
9. Sertifikat Pengajian
Peringatan Maulid Nabi
Muhammad SAW
Tahun 2013, Dengan
Tema “Mengenal Lebih
Dekat Nabi Muhammad
SAW”. Remaja Masjid
Nurul Huda Turusan
Salatiga.
24 Januari 2013 Panitia 3
10. Seminar Pencegahan
Bahaya NAPZA
(Narkotika,
Psikotropika, dan Zat
Adiktif), HIV/AIDS
Mewaspadai Pergaulan
Bebas Untuk
Membentuk Remaja
Yang Tangguh. Dan
Lunching PIK
SAHAJASA (Pusat
29 April 2013 Peserta 2
147
Informasi dan
Konseling Sahabat
Remaja Salatiga)
STAIN Salatiga.
11. Sertifikat Pengajian
Peringatan Isra’ Mi’raj
Nabi Muhammad SAW
Dengan Tema “Jadikan
Isra’ Mi’raj Sebagai
Evaluasi Ibadah”.
Remaja Masjid Nurul
Huda Turusan Salatiga.
6 Juni 2013 Panitia 3
12. Sertifikat Zakat Fitrah
Remaja Masjid Nurul
Huda Turusan Salatiga
Senin-Rabu 5-7
Agustus 2013.
7 Agustus 2013 Panitia 3
13. Surat Keterangan
Mengajar Di Kelompok
Bermain Adituka
Qaryah Thayyibah
Kalibening Tingkir
Salatiga.
28 Agustus 2013 Guru Bantu 4
14. Surat Keputusan Ketua
Progdi PGMI Jurusan
Tarbiyah STAIN
Salatiga.
17 September 2013 Devisi
Pemberdayaa
n Perempuan
4
15. Sertifikat Pengajian
Menyambut Tahun
Baru Hijriah 1
Muharam 1435H
Dengan Tema
“Menyambut Tahun
Baru Hijriyah 1435H”.
Remaja Masjid Nurul
Huda Turusan Salatiga.
5 November 2013 Panitia 3
16. Seminar Nasional HMJ
Tarbiyah STAIN
Salatiga Dengan Tema
18 November 2013 Peserta 8
148
“Guru Kreatif Dalam
Implementasi
Kurikulum 2013”.
17. Sertifikat Dalam Acara
Talk Show “How to be
a Successfull Creative
Preneur to Face
ASEAN Economik
Community 2015”.
7 April 2014 Peserta 2
18. Sertifikat Zakat Fitrah
Masjid Nurul Huda
Turusan Salatiga 25-27
Juli 2014.
27 Juli 2014 Panitia 3
19. Sertifikat Pengakraban
Mahasiswa Baru PGMI
STAIN Salatiga
Dengan Tema
“Harmoni Keluarga
PGMI yang Humanis
dan Berkarakter”
27 Agustus 2014 Panitia 3
20. Seminar Nasional
Dengan Tema
“Optimalisasi Sumber
Daya Insani Terhadap
Lembaga Keuangan
Syariah”. (KSEI)
STAIN Salatiga.
14 Oktober 2014 Peserta 8
21. Seminar Nasional
Dengan Tema
“Perbaikan Mutu
Pendidikan Melalui
Profesionalitas
Pendidikan” (HMJ
TARBIYAH).
13 November 2014 Peserta 8
22. Seminar Nasional
Entrepreneurship.
Gerakan Pramuka
Racana Kusuma Dilaga
- Woro Srikandhi.
16 November 2014 Peserta 8
23. Seminar Nasional Desember 2014 Peserta 8
149
Perlindungan Hukum
Terhadap Usaha Mikro
Menghadapi Pasar
Bebas ASEAN.
24. Seminar Nasional
“Understanding The
World By
Understanding The
Language And The
Culture”.
4 Juni 2015 Peserta 8
25. Seminar Nasional
Dengan Tema
“Pemuda, Peradaban
Islam, dan
Kemandirian”.
KARIMA Learning and
Training Center.
2 Sep tember 2015 Peserta 8
Jumlah 104
Salatiga, 3 September 2015
Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama
Achmad Maimun, M.Ag
NIP. 19700510 199803 1 003
150
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah:
Nama : Pipit Puspasari
TTL : Kab. Semarang, 28 April 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Ayah : Kusmanto
Nama Ibu : Eri Wijayanti
Alamat : Bringin RT 01 RW 01 Kec. Bringin, Kab. Semarang
Pendidikan : RA Al-Hujjaaj, lulus Tahun 1999
SD Negeri Bringin 2, lulus Tahun 2005
SMP Negeri 1 Pabelan, lulus Tahun 2008
SMA Negeri 1 Bringin, lulus Tahun 2011
Masih menyelesaikan pendidikan S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan PGMI IAIN Salatiga
Demikian daftar riwayat hidup ini, saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 8 Agustus 2015
Penulis
Pipit Puspasari