Upload
buicong
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LINTANGKARYA NANA RINA DAN IMPLEMENTASINYA
DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA(SUATU TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun Oleh:
Siti Sudarti
08 1224 055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LINTANGKARYA NANA RINA DAN IMPLEMENTASINYA
DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA(SUATU TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun Oleh:
Siti Sudarti
081224055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LINTANGKARYA NANA RINA DAN IMPLEMENTASII{YA
DALAM PEMBELAJARAI{ SASTRA DI SMA(suATU TTNJAUAT\ PSTKOLOGI SASTRA)
Rahmanto, M.I{um. Yoryakartar?T Juh20l2
I)r. Y. Karmin, M.Pd. Yograkarta, 10 Agustus 2012
Pembimbing II0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOYEL LINTANGKARYA NANA RINA DAN IMPLEMENTASII\IYA
DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA(SUATU TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA)
Dipersiapkan dan disusun oleh:Siti Sudarti081224055
Telah dipertahankan di depan Panitia Pengujipada tanggal 22 Okober 2012
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
SUSUNAN PANITIA PENGUJI
Nama Lengkap
Ketua
Sekretaris
Anggota I
Anggota II
Anggota III
Dr. Yuliana Setiyaningsih
Rishe Punama Dewi, S.Pd., M.Hum.
Drs. B. Rahmanto, M.Hum.
Dr. Y. Kannin, M.Pd.
Setya Tri Nugrah4 S.Pd., M.Pd.
Yogyakarta, 22 Oktober 2Al2
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhanaku ini untuk orang -orang yang
selalu membuatku semangat, tegar, dan bangga.
Kedua orang tuaku, Bapak Dahlan dan Umi Sri Suharti. Anakmu
ini sangat menyayangi dan mencintaimu.
Kakakku Slamet Sunariyo & Winarsih, dan adikku Supariyono
terkasih.
Romo Stanislaus Beda Eylannor, CM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAI\I KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang disebutkan di dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakart4 22 Oktober 2012
PenuliF,z-:. IIW
Sitifudarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
MOTTO
Atas segala keberadaanku, dan harapan -harapanku. Aku berutang kepada Ibuku.(Abraham Lincoln)
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai denganbersorak-sorai.
(Mazmur 126: 5)
“Suatu perubahan mempunyai dampak psikologisTerhadap manusia. Untuk yang penakut,
Perubahan pasti sangat menakutkankarena hal-hal justru akan menjadi lebih buruk.
Untuk yang mempunyai harapan,Perubahan menjadi hal menyenangkan
karena pasti akan membuat segalanya menjadi lebih baik.Untuk yang percaya diri, perubahan pasti bisa menjadi inspirasi
karena mereka jadi mempunyai tantanganuntuk membuat segalanya menjadi lebih baik ”
(Muhamad Adrian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PER}IYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAIY AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama Siti Sudarti
NomorMahasiswa :081224055
Demi pengembangan ilmu dan pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang berjudul:
KONFLIKBATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LINTANG
KARYA NANA RINA DAi\t IMPLEMENTASII\TYA
DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA
(suATU TTNJAUAN PSTKOLOGT SASTRA)
beserta perangkat yang ada bila diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepad4 Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan dat4
mendistribusikan secaraterbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalty kepada saya selama tetap mencantumkan rulma saya sebagai penulis.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 22 Oktober 2012
vll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Sudarti, Siti. 2012. Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Lintang Karya NanaRina dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA (SuatuTinjauan Psikologi Sastra) . Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, UniversitasSanata Dharma.
Penelitian ini mengkaji konflik batin tokoh utama dalam novel Lintang karyaNana Rina. Tujuan penelitian ini untuk memaparkan alur, tokoh, dan penokohan;konflik batin yang dialami tokoh utama ; dan implementasi hasil penelitian dalampembelajaran di SMA.
Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra, sedangkan metodeyang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untukmemaparkan alur, tokoh, dan penokohan, konflik batin tokoh utama, dan juga untukmemaparkan implementasi hasil penelitian dengan pembelajaran sastra di SMA.
Dari analisis data, dapat disimpulkan bahwa tokoh utama dalam novel iniadalah Lintang, sedangkan tokoh tambahan yang mempunyai kaitan dengan penyebabkonflik batin tokoh utama adalah Eyang Sulastri, Bapak (Toto Wibowo), Ibu (RoroSatiti), Aji Prayogo, Wiwoho Anggit, Utari, Doktor Anggoro, dan Katriningsih . Sifatorang tuanya yang keras, kurangnya kemampuan membaca Al-Quran dan sholat,pilihan antara cinta dan cita-cita, sampai perasaan bersalah yang mendalam karenatelah berselingkuh, merupakan konflik batin yang dialami oleh tokoh utama dalammenjalani kehidupannya. Reaksi berupa ucapan atau tingkah laku yang tidaksewajarnya adalah bentuk pelampiasan dari rasa ketakutan, kekec ewaan, dan jugaketerpaksaan. Konflik batin tokoh utama berakhir ketika ia mendapatkan kembaliperhatian dan kasih sayang dari suaminya.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pembelajaran sastra untuk SMA.Dalam penelitian ini diberikan contoh silabus dan rencana pelaksanaanpembelajaannya. Guru bahasa dan sastra Indonesia , diharapkan lebih kreatif dalammemilih metode dan bahan pembelajaran .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Sudarti, Siti. The Main Character’s Inner Conflict in Novel Lintang Written byNana Rina and the Implementation in the Literature Learning in SeniorHigh Schools (A Psychology Literature Review) . Thesis. Yogyakarta:PBSID, FKIP, Sanata Dharma University.
This research examined the main character’s inner conflict in novelLintang written by Nana Rina. This research was aimed to explain the plot,characters, and characterization; the inner conflict experienced by the maincharacter; and the implementation of the research results in the learning process inSHS.
This research used psychologic literature approach and descriptivemethod. This method was used to explain the plot, characters, andcharacterization, the main character’s inner conflict , and to explain theimplementation of the research results in the learning process in SHS.
Based on the data analysis, it could be concluded that the main characterof this novel was Lintang, while the additional figures related to the maincharacter’s inner conflict were Eyang Sulastri (Grandma Sulastri), Bapak (Father– Totok Wibowo), Ibu (Mother – Roro Satiti), Aji Prayogo, Wiwoho Anggit,Utari, Doktor Anggoro, and Katriningsih. The inner conflict experienced by themain character in his life was becaus e her parents were strict, her parents seldomread Koran and performed prayers , she was in between two choices – love anddream, and she felt guilty for her adultery. Lintang unusual utterances andbehavior were her reactions to express her fear, disappointment, and the fact ofbeing forced. The main character’s inner conflict ended when she got herhusband’s attention and affection back.
The results of this research could be used for the learning material forliterature in SHS. In this research t here was an example of syllabus and teachingplans. Indonesian language teachers were supposed to be more creative inselecting learning method and material.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas limpahan rahmat -Nya, sehingga
skripsi yang berjudul Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Lintang Karya Nana
Rina dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA (Suatu Tinjauan
Psikologi Sastra) dapat terselesaikan oleh penulis. Skripsi ini disusun untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra
Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni, Universitas Sanata Dharma.
Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu dan
memberi dorongan serta dukungannya dalam penulisan skripsi ini.
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa,
Sastra Indonesia, dan Daerah.
3. Bapak Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen Pembimbing I yang dengan
penuh kesabaran memberi pengarahan, membimbing, serta memberi motivasi
sehingga penulis dapat menyeleseikan skripsi ini dengan baik.
4. Bapak Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen Pembimbing II yang dengan sabar,
teliti, serta memberi motivasi sehingga penulis dapat menyeleseikan skripsi ini
dengan baik.
5. Para Dosen PBSID, yang telah deng an sabar mendampingi penulis selama
menempuh pendidikan di PBSID.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Robertus Marsidiq, karyawan sekretariat PBSID yang dengan memberikan
pelayanan kepada penulis.
7. Kedua orang tuaku tercinta, bapakku Dahlan dan umiku Sri Suharti, serta kedua
kakak dan adikku yang selalu memberi motivasi, semangat, dan doanya untukku.
8. Romo Stanislaus Beda Eylannor, CM., yang telah membantu biaya studi dan
memberi semangat untuk segera menyelesaikan tugas studi ini.
9. Teman-temanku, Juwang, Yuni, Pipit, Lis4 dan teman-teman PBSID 2008.
Terima kasih atas perhatian, kebersamaan, dan kerjasamanya selama ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Yogyakarta, 22 Oktober 20 12
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................ ................................ .................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................ ........ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................ ................................ ...... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................ ................................ .. iv
HALAMAN KEASLIAN KARYA ................................ ............................. v
HALAMAN MOTTO ................................ ................................ .................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH SKRIPSI ................................ ................................ ....... vii
ABSTRAK ................................ ................................ ................................ .... viii
ABSTRACT ................................ ................................ ................................ ... ix
KATA PENGANTAR ................................ ................................ .................. x
DAFTAR ISI ................................ ................................ ................................ . xii
BAB I PENDAHULUAN ................................ ................................ ............. 1
A. Latar Belakang ................................ ................................ ................... 1
B. Rumusan Masalah ................................ ................................ .............. 3
C. Tujuan Penelitian ................................ ................................ ............... 4
D. Manfaat Penelitian ................................ ................................ ............. 4
E. Batasan Istilah ................................ ................................ .................... 5
F. Sistematika Penyajian ................................ ................................ ........ 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................ ................................ ...... 8
A. Tinjauan Pustaka ................................ ................................ ................ 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Kajian Teori ................................ ................................ ....................... 10
1. Pendekatan Struktural ................................ ............................ 10
a. Alur atau plot................................ .............................. 11
b. Tokoh ................................ ................................ ......... 14
c. Penokohan ................................ ................................ .. 15
d. Latar ................................ ................................ ........... 17
2. Psikologi Sastra ................................ ................................ ...... 18
3. Psikologi Abraham Maslow ................................ ................... 18
4. Konflik ................................ ................................ ................... 22
5. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ................................ .. 23
6. Silabus ................................ ................................ .................... 24
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................ ...... 28
8. Pembelajaran Sastra di SMA ................................ ................. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................ .................. 33
A. Pendekatan ................................ ................................ ......................... 33
B. Metode................................ ................................ ................................ 33
C. Teknik Pengumpulan Data ................................ ................................ . 34
D. Teknik Analisis Data ................................ ................................ .......... 34
E. Sumber Data ................................ ................................ ....................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ANALISIS
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LINTANG ..... 36
A. Analisis Struktural ................................ ................................ .............. 36
1. Alur ................................ ................................ ........................ 36
2. Tokoh ................................ ................................ ..................... 41
3. Penokohan ................................ ................................ .............. 42
4. Latar ................................ ................................ ....................... 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. Analisis Psikologi Sastra dalam Novel Lintang ................................ . 63
1. Kebutuhan Fisiologis ................................ ............................. 63
2. Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Akan Rasa Aman ............... 64
3. Kebutuhan Akan Rasa Cinta dan Rasa Memiliki ................... 70
4. Kebutuhan Penghargaan................................ ......................... 76
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri ................................ .................... 79
6. Konflik Batin Tokoh Utama................................ ................... 81
BAB V IMPLEMENTASI HASIL ANALISIS NOVEL LINTANG
KARYA NANA RINA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA
DI SMA ................................ ................................ ................................ ......... 93
A. Novel Lintang Ditinjau dari Aspek Bahasa ................................ ....... 94
B. Novel Lintang Ditinjau dari Aspek Perkembangan Psikologi
Siswa ................................ ................................ ................................ .. 95
C. Novel Lintang Ditinjau dari Aspek Latar Belakang Budaya ............. 96
D. Pengembangan Silabus................................ ................................ ....... 97
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ......... 97
2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran ....................... 98
3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran .............................. 98
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi ................... 99
5. Penentuan Jenis Penilaian ................................ ...................... 100
6. Menentukan Alokasi Waktu................................ ................... 100
7. Menentukan Sumber Belajar ................................ .................. 101
8. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................... 101
BAB VI PENUTUP ................................ ................................ ...................... 102
A. Kesimpulan ................................ ................................ ........................ 102
B. Implikasi................................ ................................ ............................. 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
C. Saran................................ ................................ ................................ ... 105
DAFTAR PUSTAKA ................................ ................................ ................... 106
LAMPIRAN
Silabus ................................ ................................ ................................ ............ 108
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................ .............................. 110
Sinopsis Novel Lintang ................................ ................................ .................. 119
Biografi Penulis................................ ................................ .............................. 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengalaman merupakan salah satu sumber inspirasi terciptanya karya
sastra, baik novel, cerpen, puisi, maupun karya sastra yang lain. K esedihan,
kebahagiaan, dan kelucuan dalam kehidupan manusia dapat dikisahkan dengan
kata-kata. Misalnya novel Lintang karya Nana Rina yang akan digunakan dalam
penelitian ini.
Menurut Suyitno (1986: 5), sastra di samping merupakan kutub tertentu
dari garis lurus suatu kehidupan, juga merupakan tuangan wadah jiwani manusia
secara utuh. Sastra mencakup hal -hal yang indah, memikat, tragis, dan
menyedihkan. Sastra juga berisi hal -hal yang menyangkut baik buruk hidup
manusia yang penuh dengan konflik batin, dan merupakan terjemahan menawan
perjalanan manusia ketika mengalami dan bersentuhan dengan peristiwa hi dup
dan kehidupan.
Saxby (via Nurgiyantoro, 2005: 4) mengatakan bahwa sastra pada
hakikatnya adalah citra kehidupan, gambaran kehidupan. Citra kehidupan (image
of life) dapat dipahami sebagai penggambaran secara konkret tentang model -
model kehidupan sebagaimana yang dijumpai dalam kehidupan faktual sehingga
mudah diimajinasikan sewaktu dibaca.
Menurut Nurgiyantoro (2005: 4), sastra merupakan gambaran kehidupan
yang bersifat universal, tetapi dalam bentuk yang relatif singkat karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dipadatkan. Dalam sastra tergambar peristiwa kehidupan lewat karakter tokoh
dalam menjalani kehidupan yang dikisahk an dalam alur cerita. Secara prinsipal,
teks sastra berwujud penggalian, pengurutan, penilaian, dan pengendapan dari
berbagai pengalaman kehidupan dan atau kemanusiaan sebagaimana dialami dan
dirasakan penulisnya yang kemudian diungkapkan dengan cara -cara yang indah.
Pengalaman hidup, dapat menimbulkan kesan suka maupun duka. Setiap peristiwa
yang dialami oleh manusia baik bersama dengan keluarga, saudara, maupun
orang-orang terdekat dapat menjadi sebuah pengalaman hidup yang menarik.
Segala peristiwa yang dialami seseorang dapat dijadikan inspirasi seorang penulis
untuk dikisahkan dalam karyanya baik novel maupun cerita pendek.
Peneliti memilih novel yang berjudul Lintang karya Nana Rina, selain
karena sesuai dengan kehidupan sehari -hari, novel ini dapat dijadikan bahan
pembelajaran sastra di SMA. Permasalahan yang diangkat dalam novel ini , selain
pendidikan, juga permasalahan rumah tangga yang ditulis dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh pembaca.
Novel ini mengisahkan seorang gadis dari sebuah keluarga di Yogyakarta
bernama Lintang. Ia dilukiskan sebagai seorang gadis cantik, anak tunggal, dan
pandai menari. Sejak kecil orang tuanya berharap penuh akan kesuksesan Lintang
hingga dapat membuat orang tuanya bangga karena ia anak tunggal, tetapi Lintang
memilih melanjutkan cita-citanya menjadi insinyur dan melepaskan kekasihnya.
Akhirnya ia menikah dengan seorang dokter yang bernama Aji Suprayogo.
Pernikahannya menimbulkan berbagai konflik batin dalam dirinya, dari sifat
suaminya yang tidak peka hati sehingga mengantarnya pada sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
perselingkuhan, dan juga keadaan anaknya yang terlahir dengan fisik kurang
sempurna. Namun keyakinan bahwa seti ap ujian pasti ada jalan keluar
membuatnya kuat dalam menanggung beban hidup.
Penelitian ini akan meneliti konflik batin tokoh, maka pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan psikologis sastra. Sebenarnya sastra dan psikologi
dapat bersimbiosis dalam perannya terhadap kehidupan karena keduanya memiliki
fungsi dalam hidup ini. Keduanya sama -sama berurusan dengan persoalan
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Keduanya memanfaatkan
landasan yang sama yaitu menjadikan pengalaman manusia sebagai telaah. Oleh
karena itu, pendekatan psikologi dianggap penting penggunaannya dalam
penelitian sastra (Endraswara, 2008: 15).
Hasil dari analisis konflik batin ini akan digunakan sebagai bahan
pembelajaran sastra di SMA. Tujuan pembelajaran itu adalah untuk meningkatkan
kemampuan siswa mengapresiasikan karya sastra khususnya novel Lintang karya
Nana Rina.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang di atas, disusun
rumusan masalah sebagai berikut.
a. Bagaimanakah gambaran unsur alur, tokoh, serta penokohan, yang
membentuk konflik batin tokoh utama dalam novel Lintang karya Nana
Rina?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
b. Bagaimanakah konflik batin tokoh utama dalam novel Lintang karya Nana
Rina?
c. Bagaimanakah implementasi hasil analisis konflik batin tokoh Lintang
dalam novel Lintang karya Nana Rina dalam pembelajaran sastra di SMA?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan
sebagai berikut.
a. Mendeskripsikan unsur tokoh, penokohan, serta alur yang membentuk
konflik batin tokoh utama dalam novel Lintang karya Nana Rina.
b. Mendeskripsikan konflik batin tokoh utama dalam novel Lintang karya
Nana Rina.
c. Mendeskripsikan implementasi hasil analisis konflik batin tokoh utama
pada novel novel Lintang karya Nana Rina dalam pembelajaran sastra di
SMA.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan sumbangan sebagai
berikut.
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kajian sastra,
khususnya kajian sastra dari sudut psikologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
b. Bagi peneliti sastra, penelitian ini diharapkan dapat m enjadi masukan dan
memberikan informasi mengenai karya sastra, khususnya novel Lintang
karya Nana Rina.
c. Memberikan sumbangan bagi pembelajaran sastra di SMA, khususnya
yang berkaitan dengan hasil penelitian mengenai novel Lintang karya
Nana Rina.
E. Batasan Istilah
Istilah yang perlu dibatasi pengertiannya dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Novel
Novel adalah cerita rekaan yang menyajikan tentang aspek kehidupan
manusia yang lebih mendalam yang senantiasa berubah -ubah dan
merupakan kesatuan yang dinamis yang bermakna (Faruk via Heru
Santosa, 2010: 47).
b. Konflik
Konflik adalah sesuatu yang dramatis, mengacu pada pertarungan antara
dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi -aksi balasan
(Wellek dan Warren via Nurgiyantoro, 20 07: 122).
c. Alur (plot)
Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan -tahapan peristiwa
sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku suatu
cerita (Aminuddin, 1991: 83).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
d. Tokoh
Tokoh adalah orang yang mengalami berbagai peristiwa yang terjadi di
dalam suatu cerita (Wiyanto, 2005: 80).
e. Penokohan
Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang
ditampilkan dalam sebuah cerita ( Jones via Nurgiyantoro, 1995: 165).
f. Latar
Latar atau setting menunjukkan pada pengertian tempat, hubungan waktu,
dan lingkungan sosial tempat terjadinya peris tiwa-peristiwa yang
diceritakan (Abrams via Nurgiyantoro, 1998: 216) .
g. Psikologi
Psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari kedalaman sifat manusia,
selain mempelajari perilaku yang nampak juga mempelajari perilaku yang
tidak nampak; mempelajari ketidaksadaran sekaligus mempelajari
kesadaran (Maslow via Walgito, 2010: 91).
h. Psikologi sastra
Psikologi sastra merupakan cabang ilmu sastra yang mengkaji (mendekati)
sastra dari sudut psikologi. Perhatian pendekatan ini dapat diarahkan
kepada pengarang dan pembaca (psikologi komunikasi sastra) atau kepada
teks itu sendiri (Hartoko dan Rahmanto, 1 986: 126-127).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
F. Sistematika Penyajian
Penyajian hasil penelitian ini disusun menjadi enam bab. Bab I
Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah yang akan di teliti, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sis tematika
penyajian. Bab II berisi landasan teori yang menjelaskan tentang teori yang
digunakan sebagai dasar penelitian, yaitu kajian pustaka dan kajian teori. Bab III,
metodologi penelitian yang berisi uraian tentang pendekatan dan jenis penelitian,
metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan sumber data.
Selanjutnya, bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan konflik
batin yang dialami tokoh utama dalam novel Lintang karya Nana Rina. Bab V
berisi tentang implementasi hasil penelitian dengan pembelajaran sastra di SMA.
Bab ini memaparkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) novel
Lintang karya Nana Rina. Bab yang terakhir adalah bab VI, yaitu penutup. Bab ini
berisi kesimpulan dan saran terhadap penelitian yang dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Dari segi permasalahan yang diungkap, peneliti menemukan beberapa
penelitian serupa yang berhubungan dengan topik penelitian. Penelitian yang
relevan dengan topik ini, yaitu penelitian Maria Devy Bukit Shintawawati (2010),
Linda Wati (2007), dan Fenty Indah Nurhandayani (2006).
Penelitian Maria Devy Bukit Shintawati dalam rangka menyusun
skripsinya yang berjudul Konflik Batin Tokoh Dimas dalam Menghadapi Kemelut
Hidup pada Novel Pacarku Ibu Kosku Karya Wiwik Karyono (Suatu Tinjauan
Psikologis) dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra Di SMA yang
disusun pada tahun 2010 menggunakan pendekatan psikologi sastra dan
menggunakan metode deskriptif . Hasil dari penelitian tersebut adalah analisis
tokoh dan latar yang berkaitan erat dengan konflik batin tokoh Dimas akan rasa
cintanya kepada Mbak Dea. Kenyataan hidup yang selalu bertentangan dengan
prinsip hidup tokoh Dimas telah membawanya pada konflik -konflik batin yang
serius. Keinginan kuat Dimas untuk mempertahankan prinsip hidupnya bukan
tanpa konsekuensi. Dimas harus mengalami akibat -akibatnya yang harus
ditanggungnya. Akibat itu adalah akibat psikis.
Penelitian Linda Wati dalam skripsinya yang berjudul Konflik Batin Tokoh
Midah dalam Novel Simanis Bergigi Emas Karya Pramoedya Ananta Toer suatu
Pendekatan Psikologis Sastra yang disusun pada tahun 2007 menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pendekatan struktural. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif analisis. Unsur tokoh dan latar pada novel karya Pramoedya Ananta
Toer ini dianalisis untuk menggali konflik batin yang dialami oleh tokoh Midah.
Hasil penelitian pada skripsi ini meliputi tokoh dan alur yang
melatarbelakangi kehidupan tokoh utama yang mengalami konflik batin. Teori
Abraham Maslow digunakan dalam penelitian ini sehingga ditemukan tiga
kebutuhan dasar tokoh utama yang tidak terpenuhi, yaitu kebutuhan fisiologis,
rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki -dimiliki, dan kebutuhan akan rasa kasih
sayang. Tokoh Midah mengalami konflik batin namun tidak sampai menderita
penyakit jiwa dan tidak mengalami shizoprenia karena dia mampu melewati
permasalahan yang menyebabkan k onflik batin selama berada di jalanan Jakarta
dengan penuh ketegaran.
Penelitian Fenty Indah Nurhandayani yang berjudul Unsur-unsur
Pembentuk Konflik Batin Tokoh Lasi dalam Novel Belantik Karya Ahmad Tohari
(Suatu Pendekatan Psikologi Sastra) yang disusun pada tahun 2006 menggunakan
pendekatan psikologi sastra. Unsur pembetuk konflik batin yang dianalisis adalah
unsur penokohan dan latar. Teori yang digunakan adalah teori psikologi Abraham
Maslow yang hanya berkaitan langsung dengan konflik batin tokoh utama . Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa tokoh utama pada novel Belantik mengalami
konflik batin karena kebutuhan akan rasa aman, r asa memiliki dan dimiliki serta
kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan akan a ktualisasi diri
tidak terpenuhi. Konflik batin yang dialaminya tidak sampai menyebabkan ia
menderita shizoprenia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Berdasarkan hasil penelitian di atas, penel iti menyimpulkan bahwa
penelitian tentang analisis konflik batin dan implementasinya dalam pembelaj aran
sudah pernah dilakukan. Namun demikian, penelitian mengenai konflik batin
tokoh utama pada novel Lintang karya Nana Rina (ditinjau dari segi psikologis
sastra) dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA mas ih relevan
untuk diteliti. Sebatas pengetahuan penulis, belum ada penelitian novel ini dengan
pendekatan psikologis sastra, oleh karena itu penulis tertarik untuk menelitinya.
B. Kajian Teori
Berikut ini diuraikan teori yang digunakan untuk memecahkan masalah
dalam penelitian ini. Teori yang digunakan adalah (1) pendekatan struktural yang
mencakup alur, tokoh, penokohan, dan latar, (2) teori psikologis sastra, dan (3)
teori psikologis menurut Abraham Maslow mengenai keb utuhan dasar manusia.
1. Pendekatan Struktural
Menurut Nurgiyantoro (1995: 36 -37), pendekatan struktural merupakan
pendekatan kesusatraan yang menakankan pada kajian hubungan antarunsur
pembangun karya sastra yang bersangskutan. Karya sastra merupakan struktur
yang terdiri dari bagian-bagian yang bermakna. Struktur karya sastra menyaran
pada pengertian hubungan antar unsur (intrinsik ) yang bersifat timbal balik, saling
memengaruhi yang secara bersamaan membentuk kesatuan yang utuh.
Dalam pendekatan sastra ada dua segi yang dapat dijadikan wahana untuk
dianalisis, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang
membangun karya sastra itu sendiri. Dalam sebuah novel, unsur intrinsik seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa
dan gaya bahasa, dan lain-lain (secara langsung) turut serta membangun cerita.
Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berada di luar karya sastra yang secara
tidak langsung memengaruhi bangunan karya sastra. Unsur ekstrinsik ini meliputi
biografi pengarang, psikologi pengarang dan pembaca, maupun penerapan
psikologi dalam karya, pandangan hidup suatu bangsa, dan sebagainya (Wellek &
Warren via Nurgiyantoro, 1995: 23 -24).
Dalam penelitian ini pendekatan struktural digunakan untuk menganalis is
struktur novel Lintang. Alur, tokoh, penokohan, dan latar merupakan struktur
novel yang akan dianalisis dalam penelitian ini . Analisis struktur novel
selanjutnya akan digunakan untuk menganalisis konflik batin tokoh utama.
Menurut Nurgiyantoro (1995: 37), pemahaman sebuah karya sastra khususnya
novel dapat dilakukan dengan memaparkan struktur novel. Tujuan pemaparan
struktur novel ini adalah untuk mengetahui fungsi dan keterkaitan antar berbagai
unsur karya sastra yang secara bersama menghadirkan keseluruhan.
a. Alur atau Plot
Dalam sebuah cerita, berbagai peristiwa disajikan dengan urutan tertentu.
Peristiwa yang diurutkan itu membangun tulang punggung cerita yaitu alur
(Sudjiman, 1991: 29). Kaitannya dengan sebuah teks cerita, alur berhubungan
dengan berbagai hal seperti peristiwa, konflik yang terjadi, dan akhirnya mencapai
klimaks, serta bagaimana kisah itu diselesaikan. Alu r berkaitan dengan masalah
bagaimana peristiwa, tokoh, dan segala sesuatu itu digerakkan, dikisahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sehingga menjadi sebuah rangkaian cerita yang padu dan menarik. Alur dan tokoh
sangat berkaitan erat, tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Alur (plot) menurut Stanton (2007:26) adalah rangkaian peristiwa -
peristiwa dalam sebuah cerita. Plot merupakan cerita yang berisi urutan kejadian,
namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat , peristiwa yang
satu disebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Istilah alur biasanya terbatas pada
peristiwa-peristiwa kausal, yakni peristiwa yang menyebabkan atau menjadi
dampak dari berbagai peristiwa lain dan tidak dapat diabaikan karena akan
berpengaruh pada keseluruhan karya. Peristiwa kausal tidak terbatas pada hal -hal
yang fisik saja seperti ujaran atau tindakan, tetapi juga mencakup perubahan sikap
karakter, kilasan-kilasan pandanganny, keputusan-keputusannya, dan segala yang
menjadi variabel pengubah dalam dirinya.
Menurut Abrams (via Wahyuningtyas, 2011: 6) , plot merupakan struktur
peristiwa-peristiwa, yaitu sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan
penyajian berbagai peristiwa untuk mencapai efek emosional dan efek artistik
tertentu. Sebuah cerita fiksi, alur atau plot mengandung unsur urutan waktu. Oleh
karena itu, dalam sebuah cerita tentu ada awal kejadian, kejadian -kejadian
berikutnya, dan ada pula akhirnya. Dapat dikatakan bahwa alur adalah suatu
urutan cerita atau peristiwa yang tera tur dan padu. Antara peristiwa yang satu
dengan yang lain, antara peristiwa yang diceritakan lebih dahulu dengan yang
kemudian saling berhubungan dan saling terkait. Kaitan antara peristiwa tersebut
hendaknya jelas, logis, dapat di awal, tengah, atau akhir (Nurgiyantoro, 1995:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
142). Sebuah plot haruslah terdiri dari tahap awal, tahap tengah,dan tahap akhir
(Aristoteles via Nurgiyantoro, 1995: 142 -146).
1) Tahap awal
Tahap awal dari sebuah cerita biasanya disebut sebagai perkenalan. Tahap
ini memperkenalkan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita yang muncul. Sedikit
demi sedikit konflik mulai dimunculkan.
2) Tahap tengah
Tahap tengah dapat disebut juga sebagai tahap pertikaian. Tahap ini
menampilkan pertentangan atau konflik yang sudah dimunculkan pada tahap
sebelumnya menjadi semakin meningkat dan menegangkan. Konflik yang
dikisahkan dapat berupa konflik internal, yaitu konflik yang terjadi dalam diri
seorang tokoh, ataupun konflik eksternal yang merupakan konflik atau
pertentangan yang terjadi antar tokoh ceri ta. Dalam tahap tengah inilah klimaks
ditampilkan, yaitu ketika konflik telah mencapai titik intensitas tertinggi.
3) Tahap akhir
Tahap akhir sebuah cerita dapat disebut juga sebagai tahap peleraian.
Menurut Tasrif (via Wahyuningtyas, 2011: 6) tahapan pada plot dibedakan
menjadi lima, yaitu:
1) Tahapan situation
Tahap ini berisi pelukisan dan pengenalan situasi (latar) dan tokoh cerita.
2) Tahap generating circimtances
Tahap ini berisi masalah-masalah dan peristiwa yang menyulut terjadinya
konflik mulai dimunculkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3) Tahap rising action
Tahap ini berarti konflik yang dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin
berkembang.
4) Tahap climax
Tahap klimaks merupakan tahap yang berisi pertentangan atau konflik yang
terjadi pada tokoh cerita ketika mencapai titik p uncak.
5) Tahap denouement
Tahap ini berisi penyesuaian dari konflik yang terjadi.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh
Aristoteles via Nurgiyantoro, yakni menganalisis alur dengan membedakannya
menjadi tiga tahap, yaitu tahap awal, tahap tengah, dan tahap akhir.
b. Tokoh
Berdasarkan pandangan Lukens, tokoh cerita dapat dipahami sebagai
kumpulan kualitas mental, emosional, dan sosial yang membedakan seseorang
dengan orang lain (via Nurgiyantoro, 2005: 223). Pengertian tokoh menurut
Nurgiyantoro (2005: 418) adalah subjek yang dikisahkan dalam karya sastra.
Menurut Sudjiman (1991: 16—17), tokoh merupakan individu rekaan yang
mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita. Tokoh
biasanya berwujud manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang
diinsankan. Tokoh dalam karya sastra hanya bersifat rekaan. Tokoh tersebut bisa
saja ada kemiripan dengan individu tertentu dalam hidup ini, artinya ia memiliki
sifat-sifat yang sama dengan seseorang yang kita kenal dalam hidup kita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Dalam sebuah fiksi, tokoh dibedak an menjadi dua dilihat dari segi fungsi
atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, yaitu tokoh utama (sentral)
dan tokoh tambahan (bawahan) (Wahyuningtyas, 2011: 3). Tokoh utama atau
tokoh sentral adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya. Tokoh utama
merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian
maupun yang dikenai kejadian. Menurut Nurgiyantoro, tokoh utama adalah tokoh
yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan (2002: 176).
Sudjiman menyatakan bahwa tokoh yang memegang peran pimpinan
disebut tokoh utama. Kriteria yang digunakan untuk menentukan tokoh utama
bukanlah frekuensi kemunculan tokoh itu dalam cerita, melainkan intensitas
keterlibatan tokoh di dalam peristiwa -peristiwa yang membangun ceri ta (1991:
17—18)
Tokoh tambahan atau tokoh bawahan adalah tokoh yang tidak sentral
kedudukannya dalam sebuah cerita tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk
mendukung tokoh utama. Tokoh ini kemunculannya dalam sebuah cerita lebih
sedikit dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama.
c. Penokohan
Penganalisaan tokoh tidak dapat lepas dari watak yang dimiliki tokoh.
Penokohan menurut Sudjiman merupakan penyajian watak dan penciptaan tokoh,
baik dari ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batin (1988: 23). Penokohan adalah
pelukisan gambaran yang jelas tentang yang ditampilkan dalam suatu cerita (Jones
via Nurgiyantoro, 2002: 165). Dalam sebuah cerita, kerjasama antara tokoh yang
satu dengan yang lain sangat dibutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Dalam sebuah cerita pelukisan tokoh dilakukan dengan cara deskriptif
langsung (teknik analitis, telling) dan tidak langsung (teknik dramatik, showing)
yang kesemuanya itu mesti lewat kata -kata. Teknik analitis adalah pelukisan
tokoh yang dilakukan dengan memberi deskripsi kedirian tokoh yang berupa sifat,
watak, tingkah laku atau ciri fisiknya secara langsung. Sedangkan teknik dramatik
ditunjukkan dengan kehadiran tokoh melalui aktivitas yang dilakukan tokoh, baik
lewat kata atau tingkah laku dan juga melalui peristiwa yang terjadi. Penampilan
tokoh secara dramatik dapat dilakukan dengan sejumlah teknik. Berbagai teknik
yang dimaksud adalah cakapan, tingkah laku, pikiran dan perasaan, arus
kesadaran, reaksi tokoh, dan reaksi toko h lain (Nurgiyantoro, 1955: 194—209).
1) Teknik cakapan berkaitan dengan percakapan yang dilakukan oleh tokoh
cerita, biasanya dimaksudkan untuk menggambarkan sifat -sifat tokoh yang
bersangkutan atau sekaligus mencerminkan kehadiran tokoh pelakunya.
2) Tingkah laku berkaitan dengan apa yang dilakukan dalam wujud tindakan dan
tingkah laku. Tingkah laku itu menunjukkan reaksi, tanggapan, sifat dan sikap
yang mencerminkan kehadiran tokoh.
3) Pikiran dan perasaan berkaitan dengan keadaan dan jalan pikiran se rta
perasaan, apa yang sedang melintas di dalam pikiran dan perasaan, serta apa
yang sering dipikirkan dan dirasakan tokoh.
4) Arus kesadaran merupakan sebuah teknik narasi yang berusaha menangkap
pandangan dan aliran proses mental, di mana tanggapan inder a bercampur
dengan kesadaran dan ketaksadaran pikiran, perasaan, ingatan, harapan, dan
asosiasi-asosiasi acak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
5) Reaksi tokoh berkaitan dengan reaksi tokoh terhadap suatu kejadian, masalah,
keadaan, kata, dan sikap tingkah laku orang lain yang berupa “ran gsang’ dari
luar dari tokoh yang bersangkutan. Bagaimana tokoh terhadap hal -hal tersebut
dapat dipandang sebagai suatu bentuk penampilan yang mencerminkan sifat -
sifat kedirian tokoh.
6) Teknik reaksi tokoh lain berkaitan dengan reaksi yang diberikan tokoh lain
terhadap tokoh utama yang berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar dan
lain-lain, atau berkaitan dengan penilaian kehadiran tokoh utama oleh tokoh -
tokoh lain.
Dalam penelitian ini, analisis tokoh dan penokohan digunakan untuk
mengetahui sikap, watak, tingkah laku, atau ciri -ciri fisik tokoh secara langsung.
Analisis tokoh dan penokohan juga digunakan untuk menggambarkan aktivitas
yang dilakukan oleh tokoh, baik lewat kata atau tingkah laku dan melalui
peristiwa yang terjadi.
d. Latar
Menurut Abrams (via Nurgiyantoro, 1998: 216), latar atau setting
menunjukkan pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial
tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Nurgiyantoro (1998:
227—234) menyatakan bahwa latar mencakup tiga unsur, yaitu latar tempat, latar
waktu, dan latar sosial. Latar tempat menunjukkan pada lokasi terjadinya
peristiwa dalam karya fiksi. Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi, sedangkan latar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
sosial menunjuk pada hal -hal yang berhubungan dengan perilaku sosial
masyarakat di suatu tempat yang diceritakan.
2. Psikologi Sastra
Karya sastra merupakan cerminan kehidupan nya ta. Aspek-aspek
kehidupan manusia dijadikan sebagai objek utama psikologi sastra, sebab semata -
mata dalam diri manusia itulah, sebagai tokoh -tokoh kejiwaan dicangkokkan dan
diinvestasikan (Ratna, 2004: 343). Endraswara mengemukakan bahwa psikologi
sastra merupakan sebuah interdisipliner antara psikologi dan sastra (2008: 16).
Mempelajari psikologi sama halnya dengan mempelajari manusia dari sisi dalam.
Aspek dalam yang acap kali bersifat subjektif, yang membuat pemerhati sastra
menganggapnya berat. Psikologi sastra merupakan cabang ilmu sastra yang
mendekati sastra dari sudut pandang psikologi. Perhatiannya diarahkan k epada
pengarang dan pembaca (psikologi komunikasi sastra) ataupun teks sastra itu
sendiri. Pendekatan psikologi terhadap sebuah teks sastra da pat dilangsungkan
secara deskriptif belaka, namun sering mendekati suatu penafsiran sastra
(Hartoko dan Rahmanto, 1986: 126 —127).
Guna menjawab penyebab terjadi nya konflik batin tokoh Lintang , akan
digunakan teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham M aslow. Teori ini
digunakan sebagai dasar penelitian terhadap novel Lintang.
3. Psikologi Abraham Maslow
Psikologi menurut Maslow (via Walgito, 2010: 91) haruslah manusiawi,
yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada masalah -masalah kemanusiaan.
Psikologi haruslah mempelajari kedalaman sifat manusia, selain mempelajari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
perilaku yang nampak juga mempelajari perilaku y ang tidak nampak; mempelajari
ketidaksadaran sekaligus mempelajari kesadaran. Maslow melandasi teori
kepribadiannya dengan motivasi sebagai penggerak tingkah laku manusia.
Motivasi adalah dorongan yang timbul dari dalam individu sebagai hasil kesatuan
terpadu yang memiliki tujuan atau keinginan tertentu, yaitu mewujudkan
kebutuhan-kebutuhan manusiawi sehingga tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
tidak sadar.
Maslow berpendapat bahwa kebutuhan manusia memiliki tingkatan,
tingkatan kebutuhan manusia yang dimaksud, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan
rasa aman, kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki, kebutuhan akan harga
diri, dan kebutuhan aktual isasi diri (Naisaban, 2004: 278—279). Kebutuhan dasar
dan universal tersebut jika disusun dalam diagram, tampak sebagai berikut.
Kebutuhan yang ada di bawah pemuasnya lebih mendesak daripada
kebutuhan yang ada di atasnya. Maslow menambahkan bahwa individu tidak akan
1. Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis
2. Kebutuhan akan rasa aman
3. Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki
4. Kebutuhan akan penghargaan
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri
5.
3.
2.
1.
4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
berusaha meloncat ke pemuasan kebutuhan yang ada ke tingkat atas, sebelum
kebutuhan yang ada di bawah terpuaskan. Berkaitan dengan tujuan penelitian ini,
kelima kebutuhan dasar manusia menurut Maslow akan diuraikan karena
berkaitan dengan konflik batin tokoh utama . Kelima kebutuhan ini berkaitan erat
dalam membentuk konflik batin tokoh utama.
a. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan -kebutuhan yang paling
dasar, kuat dan jelas terhadap makanan, minuman, seks, tidur, dan oksigen,
merupakan sekumpulan kebutuhan dasar yang paling mendesak pemuasannya
karena berkaitan langsung dengan pemeliha raan biologis dan kelangsungan hidup
(Maslow via Goble, 1987: 71). Kebutuhan ini paling primer, karena telah ada dan
terasa sejak manusia dilahirkan ke bumi ini. Kebutuhan fisiologis merupakan
kebutuhan yang paling dasar, paling kuat dan jelas di antara s ekian banyak
kebutuhan yang harus dipenuhi.
b. Kebutuhan rasa aman
Kebutuhan rasa aman merupakan suatu kebutuhan yang mendorong
individu untuk memperoleh ketenteraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan
lingkungannya. Menurut Maslow (via Goble 1987: 73) kebutuhan ini terpuaskan
pada orang-orang dewasa yang normal dan sehat, maka cara terbaik untuk
memahaminya ialah dengan mengamati anak -anak atau orang dewasa yang
mengalami gangguan neurotik. Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan
akan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan serta akan berusaha keras
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkannya. Terpenuhinya
kebutuhan akan rasa aman, orang akan berkembang dan jauh dari rasa tertekan.
c. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki
Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki adalah suatu kebutuhan yang
mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional
dengan individu lain baik dengann sesama jenis maupun lawan jenis, dalam
lingkungan keluarga atau l ingkungan sekelompok dalam masyarakat. Kebutuhan
ini muncul dalam bentuk merasa diterima dalam keanggotaan kelompok,
mengalami rasa kekeluargaan, persahabatan antardua orang, kekaguman, dan
kepercayaan (Naisaban, 2004: 279).
d. Kebutuhan akan penghargaan
Setelah kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki telah terpenuhi, maka
mulai terbentuklah dorongan untuk kebutuhan akan penghargaan. Menurut
Maslow, setiap orang memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan, yaitu
harga diri dan penghargaan dari orang la in. Harga diri meliputi kebutuhan akan
kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi,
ketidaktergantungan, dan kebebasan. Penghargaan dari orang lain sangat berarti
dalam kehidupan manusia, dengan penghargaan itu manusia merasa berarti dan
diakui keberadaannya serta kemampuannya. Adanya penghargaan, membuat
manusia lebih percaya diri menghadapi hidup (Globe, 1987: 77) .
e. Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang muncul setelah semua
kebutuhan di atas terpenuhi. Ini adalah puncak dari kebutuhan manusia yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dikemukakan oleh Maslow, yaitu sebagai perkembangan yang paling tinggi dan
penggunaan semua bakat individu, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas
individu. Maslow berpendapat (via Goble, 1987: 77) bahwa manusia perlu
mengembangkan potensi dalam dirinya. Pemaparan tentang kebutuhan psikologis
untuk menumbuhkan, mengembangkan , dan menggunakan kemampuannya
disebut aktualisasi diri. Manusia berhak menjadi apa sa ja sesuai dengan
kemampuannya. Kepercayaan diri akan muncul apabila setiap rintangan dapat
dihadapi dengan sukses. Sukses akan membawa kegembiraan, dan kegembiraan
akan menumbuhkan kepercayaan pada diri. Dengan kepercayaan diri dan hati
yang tenang, persoalan akan dapat mudah terselesaikan.
4. Konflik
Konflik merupakan pertentangan antara dorongan -dorongan yang
berlawanan, tetapi ada sekaligus ada bersama -sama pada diri seseorang.
Pertentangan atau konflik batin menur ut Deradjat (1985: 26—27) adalah
terdapatnya dua dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu
sama lain, dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama. Kecemasan
merupakan manifestasi dari pertentangan atau konflik batin ini.
Menurut Nurgiyantoro (1995: 124), konflik terbagi menjadi dua, yaitu
konflik fisik (internal conflict) dan konflik sosial (external conflict). Konflik fisik
adalah konflik yang terjadi di dalam hati, jiwa seorang tokoh cerita atau konflik
yang dialami manusia dengan dirinya sendiri. Misalnya saja hal itu terjadi akibat
adanya pertentangan antara dua keinginan, keyakinan, pilihan yang berbeda,
harapan-harapan atau masalah lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Konflik sosial merupakan konflik yang disebabkan adan ya kontak sosial
antar manusia. Pada sebuah novel, konflik so sial terjadi antara seorang tokoh
dengan sesuatu yang di luar dirinya, baik dengan lingkungan alam maupun
dengan tokoh yang lain. Kedua macam konflik ini saling berkaitan dan saling
menyebabkan terjadinya satu dengan ya ng lain dan dapat juga terjadi secara
bersamaan. Dalam sebuah cerita, konflik dan klimaks dalam alur dilihat
berdasarkan subtansi peristiwa -peristiwa yang dikisahkan. Konflik menentukan
sebuah cerita akan terasa monoton atau mencekam penuh dengan ketegangan.
5. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenal
tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajara n adalah kurikulum untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu (BNSP, 2006: 5). Sedangkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (BNSP, 2006: 5). Di dalam
mendiknas (2006: 5), Kurikulum Tingkat Sa tuan Pendidikan (KTSP) jenjang
pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah
berpedoman pada Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) serta
panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BNSP. Pelaksanaan kurikulu m
didasarkan pada potensi perkembangan dan kondidi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran sastra
khususnya tentang novel, terdapat di kelas XI semester 1 pada standar kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
membaca, memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ novel terjemahan. Untuk
kompetensi dasarnya adalah menganalisis unsur -unsur intrinsik dan ekstrinsik
novel Indonesia/ terjemahan. Pada kelas XII semester 1, dengan s tandar
kompetensi mendengarkan, yaitu menanggapi pembacaan penggalan novel dari
segi vokal, intonasi, dan penghayatan serta menjelaskan unsur -unsur intrinsik dari
pembacaan penggalan novel.
Penelitian ini memilih kurikulum kelas XI semester 1, yaitu memah ami
berbagai hikayat, novel Indonesia/ novel terjemahan. Pada standar kompetensi
tersebut, pembelajaran novel dapat diimplementasikan dan siswa dapat
mempelajari serta memahami unsur intrinsik novel sehingga siswa dapat
menganalisis unsur intrinsik dan dap at mengaitkan dengan kehidupan sehari -hari.
6. Silabus
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dasar dan kompetensi
dasar ke dalam materi pembelajaran/bahan kajian , kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian (Depdik nas, 2006: 7). Pada
KTSP 2006, prinsip pengembangan silabus meliputi : secara ilmiah, relevan,
sistematis, konsisiten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel, serta
menyeluruh. Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara
mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah,
kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada Pusat Kegiatan Guru,
dan Dinas Pendidikan (BNSP, 2006: 14 —15). Berikut ini uraian delapan prinsi p
pengembangan silabus yang terda pat pada KTSP 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
a. Prinsip ilmiah, yaitu keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi
muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan
secara keilmuan.
b. Maksud dari prinsip relevan, yaitu cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran
dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat
perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta
didik.
c. Sistematis, maksudnya bahwa kompone n-komponen silabus saling
berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d. Prinsip konsisten, berkaitan dengan adanya hubungan yang konsisten
(ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
e. Memadai yang dimaksud di sini adalah cakupan indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk
menunjang pencapaian kompetensi dasar.
f. Aktual dan kontekstual berkaitan dengan cakupan indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian harus
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam
kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g. Fleksibel merupakan keseluruhan komponen silabus harus dapat
mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik , serta dinamika
perubahan yang terjadi di sekolah terutama masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
h. Menyeluruh merupakan prinsip yang terkahir, yaitu komponen silabus
mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan
psikomotorik).
Sebuah silabus memiliki komponen -komponen yang sangat penting,
diantaranya identifikasi, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,
pengalaman belajar, indikator, penilaian, aloka si waktu, dan sumber bahan/alat .
Berdasarkan hal tersebut, berikut ini akan uraikan langkah -langkah dalam
mengembangkan silabus pembelajaran.
a. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Dalam mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu atau tingkat kesulitan
materi.
2) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam suatu
mata pelajaran.
3) Keterkaitan standar kompetensi dan komperensi dasar antar mata pelajaran.
b. Mnegidentifikasi Materi Pokok
Mengidentifikasi materi pokok yang menunjang pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar dengan mempertimbangkan hal sebag ai berikut.
1) Potensi peserta didik
2) Relevansi dengan karakteristik daerah
3) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual
peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
4) Alokasi waktu
c. Mengembangkan Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar merupakan kegia tan mental dan fisik yang dilakukan
peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber belajar melalui pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan mengaktifkan peserta didik. Pengalaman belajar
memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Rumusan pengalaman
belajar mencerminkan pengelolaan pe ngalaman belajar peserta didik.
d. Merumuskan Indikator Keberhasilan Belajar
Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan
tanda-tanda, perbuatan atau respon yang ditampilkan oleh peserta didik. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah dan
peserta didik, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur atau
dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat
penilaian.
e. Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan da ta tentang proses dan hasil belajar peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Kegiatan ini dilakukan
berdasarkan indikator yang telah dirumuskan. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan
kegiatan siswa, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk,
penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Hal -hal yang perlu diperhatikan dalam
penilaian (BNSP, 2006: 17), yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi
2) Penilaian menggunakan acuan kriteria
3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan
4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut
5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran.
f. Menentukan Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian,
maksudnya perkiraan berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik
untuk mempelajari suatu materi pembelajaran. Dalam menentukan alokasi waktu,
perlu memperhatikan minggu efektif per semester, alokasi waktu per mata
pelajaran, dan juga jumlah kompetensi per s emester.
g. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik,
narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentua n sumber
belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi
pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan panduan langkah -
langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. RPP
disusun untuk setiap pertemuan. Komponen -komponen yang penting dalam
sebuah RPP meliputi: Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
belajar, indikator pencapaian hasil belajar, strategi pembelajaran, sumber
pembelajaran, alat dan bahan, langkah -langkah kegiatan pembelajaran, dan
evaluasi.
Menurut Muslich (2007: 53), langkah-langkah menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, yaitu:
a. Ambil satu unit pembelajaran (dalam silabus) yang akan diterapkan
dalamm pembelajaran.
b. Tulis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam unit
tersebut.
c. Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi tersebut.
d. Tentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indikator
tersebut.
e. Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran
tersebut.
f. Tentukan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
yantelah dirumuskan.
g. Pilih metode pembelajaran yang dapat mendukung materi dan tujuan
pembelajaran.
h. Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan
rumusan tujuan pembelajaran yang bisa dikelompokkan menjadi kegiatan
awal, inti, dan penutup.
i. Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari satu
jam pembelajaran, bagilah langkah -langkah pembelajaran menjadi lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dari satu pertemuan. Pembagian setiap jam pertemuan bisa didasarkan
pada satuan tujuan pembelajaran atau jenis pembelajaran.
j. Sebutkan sumber atau media belajar yang akan digunakan dalam
pembelajaran secara konkret untuk setipa pertemuan.
k. Tentukan teknik penilaian, bentuk, dan contoh instrumen penilaian yang
akan digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar satu
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
8. Pembelajaran Sastra di SMA
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik berkomunikasi bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil
karya kesastraan manusia Indonesia (Depdiknas, 2006: 231). Sast ra diciptakan
tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga memberikan sumbangan bagi pendidikan
khususnya pembelajaran sastra di SMA. Pembelajaran sastra dapat memberikan
sumbangan yang maksimal untuk pendidikan secara utuh. Pengajaran sastra dapat
membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat,
yaitu: membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya,
mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak (Moody via
Rahmanto, 1988: 16).
Mengacu pada tujuan umum pembelajaran sastra tersebut maka pengajaran
sastra diharapkan dapat memberikan sumbangan yang maksimal untuk pendidikan
secara utuh. Hal ini didukung pula adanya kelonggaran untuk memilih bahan
pengajaran sastra dalam kurikulum 2006. Tidak semua novel at au karya sastra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran sehingga perlu diseleksi yang
memiliki nilai positif bagi siswa.
Pemilihan bahan pengajaran sastra harus memperhatikan tiga aspek.
Pertama bahasa, bahasa yang digunakan dalam novel harus ada pada t araf
kemampuan bahasa siswa. Novel yang bahasanya sulit dimengerti maupun
bahasanya terlalu mudah dimengerti tidak akan menarik siswa. Bahan pengajaran
yang dipilih hendaknya tidak hanya memperhitungkan kosa kata dan tata bahasa,
tetapi harus mempertimbangkan situasi dan pengertian wacana termasuk
ungkapan dan referensi yang ada.
Kedua psikologi, dalam memilih bahan pengajaran sastra harus
memperhatikan tahap-tahap perkembangan psikologi karena tahap -tahap ini
berpengaruh terhadap minat dan keengganan ana k didik dalam banyak hal. Tahap
perkembangan psikologis yang dimaksud sebagai berikut: tahap pengkhayal (8
sampai 9 tahun), imajinasi anak belum banyak diisi ha -hal yang nyata tetapi masih
penuh dengan berbagai macam fantasi; tahap romantik (10 sampai 12 tahun), anak
mulai meninggalkan fantasi dan mengarah ke realitas; tahap realistik (13 sampai
16 tahun), anak sudah benar-benar terlepas dari dunia fantasi dan sangat berminat
pada realitas. Mereka terus berusaha meneliti fakta -fakta untuk memahami
masalah-masalah dalam kehidupan nyata. Tahap terakhir adalah tahap generalisasi
(16 tahun dan selanjutnya). Pada tahap ini anak sudah tidak berminat lagi pada
hal-hal praktis saja tetapi berminat untuk menemukan konsep -konsep abstrak
dengan menganalisis suatu feno mena yang kadang-kadang mengarah ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pemikiran filsafati untuk menentukan keputusan -keputusan moral (Moody via
Rahmanto, 1988: 31).
Ketiga adalah latar belakang budaya. Biasanya siswa akan mudah tertarik
pada karya-karya dengan latar belakang kehidupan mere ka. Guru hendaknya
memahami apa yang diminati oleh siswa, sehingga dapat menyajikan suatu karya
sastra yang tidak terlalu menuntut gambaran di luar jangkauan kemampuan
pembayangan yang dimiliki oleh para siswa.
Menjadikan novel sebagai salah satu bahan pem belajaran khususunya
novel Lintang, dapat melatih keterampilan berbahasa siswa. Siswa dapat berlatih
memahami karya sastra dengan membaca dalam hati secara intensif, belajar
menyimak isi novel ketika siswa lain membacakannya. Siswa juga dapat berlatih
berbicara dengan menceritakan kembali ataupun memberikan tanggapan
mengenai isi novel baik yang telah dibacanya sendiri atau yang telah diceritakan
oleh siswa lain. Dengan membuat sinopsis novel, siswa dapat melatih
keterampilannya dalam menulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
struktural dan psikologis sastra. Pendekatan struktural digunakan untuk
menganalisis unsur alur, tokoh, penokohan, dan latar dalam novel Lintang karya
Nana Rina. Kutha Ratna (2004: 61), mengemukakan mengemukakan bahwa
pendekatan psikologis sastra pada dasarnya berhubungan de ngan tiga gejala
utama, yaitu: pengarang, karya sastra, dan pembaca, dengan pertimbangan bahwa
pendekatan psikologis lebih banyak berhubungan dengan pengarang dan karya
sastra. Dengan kedua pendekatan tersebut akan diungkapkan struktur novel dan
konflik batin tokoh utama dalam novel Lintang karya Nana Rina.
B. Metode
Metode memiliki pengertian cara -cara, strategi untuk memahami realitas,
langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat (Kutha
Ratna, 2004: 34). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analisis. Metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara
mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Berdasarkan
metode tersebut, peneliti akan menggali konflik batin yang dialami oleh Lintang
yang merupakan tokoh utama dalam novel yang akan diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
C. Teknik Pengumpulan Data
Sudaryanto (1993: 26) mengemukakan bahwa teknik merupakan
penjabaran dari metode dalam sebuah penelitian, yang disesuaikan dengan alat
dan sifat. Pengumpulan data pada penelitian ini diawali peneliti membaca novel
Lintang secara teliti kemudian mencatat hal-hal yang berkaitan dengan struk tur
novel, yaitu alur, tokoh, penokohan, dan latar. Data-data yang merupakan bagian
dari keseluruhan novel Lintang yang berkaitan dengan masalah dan telah dicatat
kemudian diidentifikasi berdasarkan kesamaan masalah yang akan dikupas, yaitu
konflik batin tokoh utama.
D. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dan Biklen (via Moleong, 2006: 248) analisis data
kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja de ngan data,
mengorganisasikan data, memilah -milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan . Peneliti
menganalisis data dengan jalan bekerja dengan data itu sendiri. Data yang
diperoleh diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut.
1. Membaca novel Lintang karya Nana Rina.
2. Menemukan masalah-masalah yang berkaitan dengan tokoh, penokohan, dan
alur yang terdapat pada novel Lintang.
3. Mencatat berbagai masalah yang telah ditemukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
4. Mengidentifikasi data yang diperoleh sesuai dengan objek yang diteliti, dalam
hal ini konflik batin yang dialami oleh tokoh utama yaitu Lintang dalam novel
Lintang karya Nana Rina.
5. Data yang diperoleh kemudian dideskripsikan, agar data lebih jelas.
E. Sumber Data
Suharsimi Arikunto (1989: 102) menyatakan bahwa sumber data dalam
penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber data dalam penelitian
ini, yaitu:
Judul Buku : Lintang
Pengarang : Nana Rina
Penerbit : Mara Pustaka
Tahun Terbit : 2012
Jumlah Halaman : 274
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yang dikaitkan dengan
penelitian pembelajaran siswa adalah novel Lintang. Data penelitian ini ialah hasil
analisis konflik batin tokoh utama dalam novel Lintang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ANALISIS KONFLIK BATIN
TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LINTANG
Bab empat ini mendeskripsikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan
secara keseluruhan. Analisis permasalahan akan difokuskan dari dua sudut, yaitu
sudut sastra dan sudut psikologi. Dari sudut sastra, analisis akan difokuskan pada
analisis struktur novel, yaitu alur, tokoh, penokohan, dan latar . Analisis psikologi
novel Lintang akan didasarkan pada teori Abraham Maslow terhadap konflik batin
tokoh utama. Dalam pembahasan ini kedua pendekatan tersebut akan saling
melengkapi.
A. Analisis Struktural
Sebelum meneliti novel Lintang secara psikologis, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, penulis akan meneliti novel tersebut secara struktural terlebih
dahulu. Struktur karya sastra yang akan diteliti, yaitu alur , tokoh, penokohan, dan
latar yang berkaitan dengan konflik batin yang dialami tokoh utama.
1. Alur
Seperti yang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya, alur merupakan
(plot) rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita (Stanton (2007:26). Alur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
merupakan salah satu unsur terpenting dalam membentuk karya sastra. Menurut Aris
Toteles alur terbagi menjadi tiga, yaitu tahap awal, tahap tengah, dan tahap akhir.
a. Tahap awal
Tahap awal sebuah cerita juga disebut sebagai perkenalan. Tahap ini
memperkenalkan situasi latar dan tokoh -tokoh cerita yang muncul. Sedikit demi
sedikit konflik mulai dimunculkan . Tahap perkanalan pada novel ini dimulai dari
perkenalan nama tokoh yang terdapat dalam novel. Awal cerita pada novel ini di
mulai dari tokoh utama masih kecil. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.
(1) Lintang namaku. Aku tak tahu, mengapa orang tuaku memberi nama itu.Anehnya, sejak kecil aku memang sangat suka melihat bintang di langit.Bintang seolah menjadi jiwaku, dan jiwaku adalah bintang. Bintang yangindah benderang, menyenangkan saat dipandang, tapi tidak menyilaukanmata. Itulah yang membuatku bangga dengan nama yang diberikan ibuku,Lintang Sumunar. (hlm. 3)
Pemaparan awal cerita ini juga terlihat saat pengarang memperkenalkan latar
belakang keluarga tokoh utama berasal. Dapat dilihat di bawah ini kutipan yang
menunjukkan hal tersebut.
(2) Aku hidup di tengah keluarga juragan batik yang sudah bangkrut. EyangKakungku, Raden Wiyoto Nagoro almarhum, pemilik perusahaan batik“Canthing Mas” yang tersohor di Yogyakarta awal tahun 1930 -an. (hlm.3-4)
Di awal cerita juga dipaparkan keluarga dari eyangnya, orang tua dari ayahnya.
Berikut kutipannya.
(3) Akibat kematian putra sulungnya, eyang mengalami tekanan hebat. Diatak lagi semangat mengurus bisnisnya hingga perusahaan batik “CanthingMas” tinggal nama. Putra putrinya tak ada yang sanggup meneruskanusaha itu. Mereka sudah memiliki mata pencaharian sendiri. TotoWibowo, bapakku sendiri yang tamatan Sekolah Teknik memilih menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
tukang reparasi alat-alat elektronik, yang berpendapatan pas -pasan.Adiknya Titi Suwarni, ibu Bayu, menjadi guru di salah satu SMP favoritdi Yogyakarta. Dua putra eyang yang lain, Toto Waskito dan Titi Sundarijuga menjadi guru. Sementara Toto Rahmanto, Toto Prasetyo, dan TitiSekarsari memilih terjun ke dunia bisnis. Mere ka tidak bisa dibilangsukses, tapi kehidupannya cukup sejahtera. Toto Narimo, si bungsu yangtuna grahita, tinggal di pendopo, serumah dengan ibunya. (hlm. 4)
(4) Sejak kecil keluargaku tak pernah mengajariku beribadah. Meski mereka,dan juga aku mengaku beragama Islam, tapi kami tidak pernah sholat,puasa, ataupun mengaji. Sedang keluarga ibuku, sebagaian beragamaIslam, sebagian beragama Katolik.(hlm. 7)
Pada tahap awal ini konflik-konflik kecil mulai muncul dalam kehidupan
tokoh utama. Tokoh utama semasa kecil sudah kurang mendapatkan perhatian dari
eyang Sulastri dan juga sering menjadi pelampiasan kemarahan dari orang tuanya.
Hai ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
(5) Sejak kecil aku sudah merasa eyang putri tak terlalu peduli padaku. Ialebih menyayangi Bayu, putra Bu Lik Titi Suwarni. (hlm. 6)
(6) Begitu sempurna kehancuranku hari itu. Aku hanya pasrah, tak bisaberbuat apa-apa. Aku hanyalah korban dari permasalahan yang dibuatoleh oleh orang tua. (hlm. 18)
Menginjak remaja, tokoh utama diceritakan dihadapkan pada banyak cinta
yang mengelilinginya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
(7) Kenapa aku menjadi bimbang? Bukankah selama ini aku mengharapkanMas Anggit? Malam ini harapanku telah terkabul. Perasaaanku padanyabersambut. Dia juga menyukaikau, mengharapkanku menjadi bagianistimewa di hatinya.Tapi aku resah. Ada juga Mas Aji y ang beberapa hariini kulupakan...(hlm. 35)
Kisah cinta dan keinginannya untuk melanjutkan di Fakultas Kimia dan Ilmu
Tanah menimbulkan konflik kecil dalam kehidupan tokoh utama. Hal ini ditunjukkan
pada kutipan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
(8) Tanda bahaya akhirnya benar -benar mendatangkan bencana. SetelahAnggit tahu aku tetap mendaftar di Fakultas Kimia dan Ilmu Tanah,akhirnya ia mengirim surat, dan menyatakan tidak bisa melanjutkanhubungannya denganku. (hlm. 41)
Setelah berumah tangga, kehidupan tokoh utama mulai dipenuhi dengan
konflik. Kurangnya kasih sayang dan ketidaksetiaan suaminya menjadi awal konflik
dalam kehidupan rumah tangganya. Hal ini ditunjukkan pada kutipan berikut.
(9) “Aku sudah tahu semuanya Mas,” kataku datar.“Maksud kamu?” jawab Mas Aji di antara kepulan asap rokoknya.“Tentang Utari,” kata Utari sengaja kutekan, dan pandangan matakutajam memerhatikan wajahnya. Aku ingin tahu dampak dari kata -katakuitu. Tetap saja, yang aku saksikan sosok Aji yang seperti biasanya. Ajiyang selalu tenang, cuek, seolah tak pernah memiliki masalah. (hlm. 79)
b. Tahap tengah
Tahap tengah dapat disebut juga sebagai tahap pertikaian. Tahap ini
menampilkan pertentangan atau konflik yang sudah dimunculkan pada ta hap
sebelumnya menjadi semakin meningkat dan menegangkan (Aristote les via
Nurgiyantoro, 1995: 142—146).
Pada novel Lintang, tahap tengah ini dimulai dengan perselingkuhan tokoh
utama dengan Anggoro sebagai akibat kurangnya kasih sayang dari suaminya. Hal ini
terdapat pada kutipan berikut.
(10) Dua manusia yang sama-sama punya masalah rumah tangga. Si wanitayang suaminya cuek, kurang memberi perhatian, dihadapkan pada sosoklaki-laki yang sangat perhatian, berwibawa, juga mampu memberiketenangan jiwa lewat keluasaan ilmu yang dia tampilkan. Sementara silaki-laki yang sering kali hasratnya kepada sang istri tak tersampaikan,dihadapkan pada wanita cantik, yang jelas -jelas sedang butuh perhatian.Wanita yang darah cintanya sedang bergelora. Ibarat boto l bertemututupnya, sepasang manusia itu bisa saling melengkapi, saling memberi.Ikrar cinta itupun terucap. (hlm. 181)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Konflik mulai memuncak ketika tokoh utama mencoba untuk jujur kepada
suaminya mengenai hubungannya dengan Anggoro. Kejujuran tokoh uta ma yang
diperlihatkan dengan menyerahkan secarik kertas buram bertuliskan From Cilacap
with Love, membuat suaminya marah. Hal ini terdapat pada kutipan berikut.
(11) Tanpa bicara, kuserahkan lipatan kertas buram itu. Suamiku tak sabarmembuka dan membacanya. Kulihat wajahnya menunjukkan ekspresiterkejut, atau tak percaya dengan apa yang ia baca.Di kertas itu, pada bagian akhir tertulis From Cilacap with Love . Juganama yang begitu jelas tertulis, “Anggoro Bekti Setiawan.”Wajah suamiku mendadak berubah. Merah padam menahan amarah.Tatap matanya garang, baru kali ini aku melihat suamiku dengan tatapanmata sebegitu tajamnya. Bibirnya terkatup rapat. Berdirinya begitu tegak.Sementara jemarinya menggenggam, begitu erat. (hlm. 194)
Konflik pada novel ini mencapai klimaksnya pada saat tokoh utama tidak
dapat menahan gejolak hatinya untuk mengungkapkan rahasianya bersama Anggoro
saat berada di Kaliurang. Ia tak dapat lagi menahan ganjalan yang menyiksa hati yang
mengakibatkan dirinya stres dan juga sering meng urung diri di kamar. Sebagai
konsekuensi kejujurannya, tamparan keras dari suaminya dia rasakan. Hal tersebut
dapat dilihat pada kutipan berikut.
(12) Dan aku tetap, tetap saja mengurung diri dalam kamar. Efek dariketerusteranganku kemarin sore tak begitu terasa. Mas Aji belum tahuyang sesungguhnya. Belum tahu peristiwa yang membuatku stres,memendam rasa bersalah yang tak terukur besarnya. Perasaanku memangsedikit lebih ringan, tapi rasa bersalah itu tak berubah. Sesal berselimutdosa. (hlm. 196)
(13) “Apa lagi yang kau sembunyikan? Apa yang kamu lakukan dengannya?”“Aku … pernah ke Kaliurang berdua,” kataku terbata -bata.Plak!Tiba-tiba kurasakan tamparan yang keras dari Mas Aji yang tak bisamenguasai diri, mendarat di pipiku. Tamparan itu menjadi tamparanpertama dan terakhir seorang Aji Suprayogo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
“Tapi Mas, aku bersumpah. Demi Allah Mas, kami tak melakukan apa -apa. Aku segera tersadar waktu itu. Aku segera pulang saat belum sempatmasuk penginapan,” kataku dengan suara parau di antara isak tangis.Tangan kananku memegangi pipi bekas tamparannya. Sakit.Mas Aji menunduk. Wajahnya tampak menyesal karena telahmenamparku. Wanita yang selama ini berjuang mati -matian untukkebaikan keluarga. (hlm. 205)
c. Tahap akhir
Tahap akhir atau selesaian menunjukkan konflik batin yang dialami tokoh
utama berakhir. Kisah dalam novel ini diakhiri dengan suasana haru. Akhirnya tokoh
utama merasakan perhatian dari suaminya. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.
(14) “Bu, kamu sudah memberikan yang terbaik untuk keluarga ini. Kamutelah menjadi bintang yang sesungguhnya,” kata Mas Aji, kata -kata yangindah yang jarang kudengar dari suamiku.Air mataku semakin deras mengalir. Kami bertiga berpelukan dalamlinangan air mata. (hlm. 272)
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tahap selesaian adalah tahap
akhir dari sebuah cerita dalam sebuah karya sastra. Pada novel Lintang, tahap akhir
dikisahkan dalam suasana haru. Perhatian suami yang lama diharapkan oleh t okoh
utama akhirnya didapatkannya.
2. Tokoh
Tokoh adalah subjek yang dikisahkan dalam karya sastra. Pada sebuah karya
sastra, tokoh merupakan unsur yang penting. Tokoh cerita dibagi menjadi dua, yaitu
tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama merupakan tokoh yang diutamakan
penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang
pemunculannya dalam keseluruhan cerita lebih sediki t (Nurgiyantoro, 1995: 176-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
177). Dalam novel Lintang ini terdapat tokoh utama dan tokoh bawahan. Bukti
analisis tokoh utama dan tokoh tambahan terdapat pada analisis alur di atas.
Tokoh utama dalam novel ini bernama Lintang. Tokoh Lintang memiliki
frekuensi keterlibatan lebih banyak dalam setiap peristiwa yang terjadi dalam novel
ini, mulai dari bagian awal, tengah, dan akhir dalam alur novel ini. . Hal ini dapat
dibuktikan melalui kutipan no. 1, 2, 4, 5, 7, 9, 10, dan 11. Tokoh bawahan dalam
novel Lintang adalah eyang Sulastri, bapak, ibu, Aji Prayogo, Wiwoho Anggito,
Utari, Doktor Anggoro, dan Katriningsih. Tokoh-tokoh tersebut memiliki keterlibatan
dengan konflik yang dialami oleh tokoh utama. Kutipan yang membuktikan hal
tersebut adalah no. 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, dan 14. Pada kutipan tersebut,
munculnya tokoh tambahan mend orong terjadinya konflik pada diri tokoh utama.
3. Penokohan
Menurut Jones (via Nurgiyantoro, 2002: 165), penokohan merupakan
pelukisan gambaran yang jelas tentang yang ditampilkan dalam suatu cerita.
Pelukisan tokoh dalam sebuah cerita dapat dilakukan d engan cara deskriptif langsung
(teknik analitis, telling) dan tidak langsung (teknik dramatik, showing) yang
kesemuanya itu lewat kata-kata.
a. Tokoh utama
Dalam novel Lintang karya Nana Rina, Lintang merupakan tokoh utama.
Sejak awal hingga akhir cerita tokoh Lintang mempunyai frekuensi paling banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
sebagai tokoh yang diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun dikenai
kejadian. Sebagai pelaku kejadian Lintang hadir dan dikenai konflik. Nama lengkap
Lintang adalah Lintang Sumunar. Dari namanya sudah terlihat bahwa tokoh utama
berasal dari Jawa, tepatnya Yogyakarta. Lintang berarti Bintang, sedangkan Sumunar
berarti bersinar. Nama yang oleh ibunya memiliki banyak harapan. Hal ini dapat
dilihat melalui kutipan berikut.
(15) Itulah yang membuat bangga dengan nama yang diberikan ibuku, LintangSumunar. Bintang yang bersinar. Aku selalu mengingat kata -kata ibu.“Nduk, jadilah seperti bintang, menyinari tanpa pamrih. Kelak jadilahpenerang bagi keluargam, juga semua orang yang ada di sekelilingmu.Jadilah orang yang berguna untuk sesama. Jadilah seperti bintang dilangit.” (hlm. 3)
Dengan teknik dramatik, pengarang memperlihatkan bahwa Lintang sebagai
tokoh utama hidup di tengah-tengah keluarga juragan batik. Hal ini terdapat dalam
kutipan dramatik berikut.
(16) Aku hidup di tengah keluarga juragan batik yang sudah bangkrut. EyangKakungku, Raden Wiyoto Negoro almarhum, pem ilik perusahaan batik“Canthing Mas” yang tersohor di Yogyakarta awal tahun 1930 -an. (hlm.3—4)
Lintang kecil yang yang notabene dari kelurga muslim tidak pernah
menjalankan ibadah sholat. Hanya eyang Sulastri yang memotivasinya untuk belajar
agama. Di bawah ini adalah kutipan yang menunjukkan hal tersebut.
(17) Mendengar kata-kata Gunawan, dadaku mendadak sesak, seperti adasesuatu yang hendak meluap. Namun, lagi -lagi aku hanya bisa diam,menahan gejolak. Aku sadar kalau yang dikatakan Guanawan memang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
benar. Aku memang tidak pernah menjalankan ibadah sholat. Lebihtepatnya, belum bisa sholat. (hlm. 8)
(18) Hanya eyang Sulastri, yang memotivasiku untuk terus belajar agama.Eyang sering menanyakan apakah aku sudah sholat atau belum.Walaupun aku juga sering tak mengindahkan nasihatnya itu. Acapkali akumembohongi eyang putri, mengatakan kalau sudah sholat padahal belum.(hlm. 26)
Setelah menikah dengan Aji, Lintang tidak juga raji n dalam menjalankan
ibadahnya. Berjalannya waktu membuat Lintang berubah menjadi manusia yang
agamis. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut.
(19) Pikiranku melompat pada janjiku lima tahun lalu, beberapa saat setelahmelahirkan Anti. Saat itu aku berjanji di hadapan Mas Aji, kalau akanmulai menjalankan sholat lima waktu dengan tertib. Namun, janji itu telahberlalu selama lima tahun. Janji yang hanya sekedar janji. (hlm. 95)
(20) Hari-hari berikutnya hidupku dipenuhi dengan belajar mengaji. Tiga kaliseminggu aku datang ke rumah Ustad Ridho Mustofa. Di rumah, suamikusemakin ketat mengingatkan dan membimbing untuk menunaikan sholatlima waktu. Bahkan Mas Aji selalu di rumah saat waktu sholat. karena itutak ada lagi alasan bagiku untuk mengelak. (hlm. 198)
Secara fisiologis Lintang digambarkan sebagai perempuan yang cantik,
memiliki tubuh yang indah, dan anggun. Sebagian orang mengatakan bahwa ia
cantik, kecantikan dan keanggunan Lintang juga diungkapkan oleh tokoh Aji Prayoga
dalam sebuah percakapan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.
(21) Kata orang wajahku cantik, dan tubuhku enak dipandang mata. Aku tidaktahu apakah bagi perempuan, kecantikan dan tubuh yang indah itu berkahatau musibah. Aku hany bersyukur atas segala yang diberikan kepadaku.Aku juga tidak ingin berbesar hati karena dianugerahi wajah cantik. (hlm.26)
(22) Penampilanku mendapat banyak pujian. Orang -orang bilang gerakankusungguh luwes. Setelah pentas orang -orang tua di Kampung Sayanganmulai banyak yang mengenalku. Lintang , putri Toto Wibowo, cucuRaden Wiyoto Nagoro, yang cantik dan pintar menari. Ah, bahagianyamendengar pujian itu. (hlm. 28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
(23) Satu hal yang harus aku akui. Siapa pun akan mengatakan kalau DikLintang memiliki paras yang cantik. Anggun. Seperti yang say a harapkan.(hlm. 30)
Lintang digambarkan sebagai anak tunggal, yang dalam bahasa Jawa disebut
sebagai ontang-anting dan juga manja. Hal tersebut digambarkan oleh pengarang
dengan menggunakan teknik cakapan, ini terlihat pada kutipan di bawah ini.
(24) Kowe kuwi bocah ontang-anting, manja. (hlm. 36)(25) Kamu benar-benar mengecewakan orang tua Lin. Anak ontang-anting,
digadang bakal njunjung kehormatane wong tuwo, malah sebalike gawewirange wong tuwo, kata Bapak. (hlm. 57)
Lintang adalah anak yang patuh dan sayang pada ayahnya. Ia tidak berani
melawan perintah ayahnya meskipun ia ingin melawannya. Rasa sayang Lintang pada
ayahnya terlihat saat ayahnya sedang sakit, dengan menangis ia menunggui ayahnya
yang terbaring di tempat tidur. Hal ini telihat jelas dari kutipan di bawah ini.
(26) Aku tak kuasa menjawab. Aku berjalan menunduk. Dadaku berdebar -debar tak karuan. Ada sedikit penyesalan, juga rasa takut. Menyesalkarena aku tak seharusnya membuat bapa k marah. (hlm. 13)
(27) Dalam kondisi seperti itu, aku mulai menyadari kalau sebenarnya akusangat menyayangi sosok yang selama ini sering membuatku menangisitu. Bapak yang hampir setiap hari marah -marah. (hlm. 15)
Setelah menikah dengan Aji, Lintang tidak memiliki sikap yang tegas, ia lebih
suka nrimo dengan semua sikap suaminya yang cuek. Ia hanya dapat menahan rasa
marahnya atau dengan meninggalkan Aji begitu saja . Melalui teknik lakuan
pengarang menunjukkan hal ini yang dapat dilihat dalam kutipan berikut.
(28) Jadi sungguh tidak nalar apa yang dikatakan suamiku itu. Aku pikir takada gunanya lagi berdebat dengan Mas Aji. Aku bangkit danmeninggalkannya di ruang tamu. (hlm. 80)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
(29) Kalau sudah begitu, tak ada yang bisa kulakukan kecuali menutup mulutrapat. Batinku mangkel, apapun yang aku katakan tak pernah diresponsungguh-sungguh oleh suamiku. Bahkan untuk hal seperti ini. (hlm. 110)
Meskipun Lintang selalu diam dan nrimo, sebenarnya Lintang ingin sekali
memberontak. Sikap berontak ditunjukkannya dengan merokok. Di bawah ini adalah
kutipan yang menunjukkan hal tersebut.
(30) Kututup rapat dan kukunci pintu kamar, karena khawatir kalau tiba -tibaAnti membuka pintu. Cepat kuraih bungkus rokok di atas meja. Masihada empat batang. Kusust batang pertama. Kuh isap, lalu kukepulkanasapnya. Persis seperti yang dilakukan suamiku. Ini pertama kali seumurhidupku merokok. Beberapa kali aku batuk -batuk, karena asap memenuhitenggorokkan dan menyesakkan dada, tapi aku tak mau menyerah. Inipemberontakan, aku ingin suamiku juga tahu. Aku bisa melakukan sepertiyang ia lakukan. (hlm. 146)
Lintang pernah terjerumus dalam perselingkuhan dengan Anggoro, namun ia
masih memiliki sikap tegas dengan menolak ajakan Anggoro untuk beristirahat di
sebuah vila saat berada di Kali Urang. Sikap tegas Lintang ini dapat dilihat dari
kutipan berikut.
(31) “Jeng, kita istirahat di dalam vila ya,” pinta Mas Anggoro begitumemasuki pelataran vila. Wajahnya tampak memelas. “Tidak!” jawabkutegas. Darah mengalir cepat ke kepala. (hlm. 185)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Lintang merupakan tokoh
utama dalam novel Lintang. Sebagai tokoh utama Lintang mempunyai frekuensi
keterlibatan lebih banyak dalam peristiwa -peristiwa yang terjadi dalam cerita.
Pelukisan tokoh yang digunakan pengar ang dalam novel ini adalah metode dramatik.
Beberapa kedirian tokoh utama dijelaskan secara langsung dan j uga tidak langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
melalui aktivitas yang dilakukannya, baik lewat kata-kata, tingkah laku, dan lewat
peristiwa yang terjadi.
Lintang sebagai tokoh utama digambarkan sebagai orang islam namun tidak
pernah menjalankan sholat , tetapi berjalannya waktu ia men jadi sosok manusia yang
agamis, hal ini terdapat pada kutipan n o. 17—20. Cantik, anggun, dan pintar
merupakan gambaran fisiologis dari tokoh utama. Ia merupakan anak tunggal yang
berbakti dan dan sangat menyayangi ayahnya, hal ini terdapat p ada kutipan no. 21—
27. Pada kutipan no. 28—30, pengarang mengambarkan tokoh utama memiliki sifat
menerima tetapi juga pemberontak. Ketidak terpenuhinya rasa kasih sayang membuat
ia melakukan pemberontakan terhadap suaminya. Sikap ketegasan dimiliki oleh tokoh
utama terlihat ketika ia menolak ajakan Anggoro untuk beristirahat di vila, h al ini
terlihat pada kutipan no. 31.
b. Tokoh bawahan
Menurut Nurgiyantoro (2002: 176), t okoh tambahan meupakan tokoh yang
tidak sentral kedudukannya dalam sebuah cerita tetapi kehadirannya sangat
diperlukan untuk mendukung tokoh utama. Tokoh ini kemunculannya dalam sebuah
cerita lebih sedikit dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh
utama. Dalam novel Lintang karya Nana Rina ini terdapat beberapa tokoh tambahan
yang mendukung munculnya konflik pada diri tokoh utama. Adapun analisisnya
adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1) Eyang Sulastri
Eyang Sulastri dalam novel ini merupakan tokoh bawahan. Tokoh Eyang
Sulastri dimunculkan sebagai tokoh yang memiliki watak mendukung kemunculan
terjadinya konflik yang dialami oleh tokoh utama. Eyang Sulastri digambarkan
sebagai tokoh yang tidak peduli pada Lintang.
(32) Sejak kecil aku merasa eyang putri tidak peduli padaku. Ia lebihmenyayangi Bayu, putra Bu Lik Titi Suwarni. (hlm. 6)
Tokoh ini digambarkan oleh pengarang memiki sikap pilih kasih kepada
cucunya, tetapi tokoh inilah yang memotivasi tokoh utama untuk belajar agama. Hal
ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
(33) Ada kesedihan tak terperi menyelimuti hati. Karena harus secepat inikehilangan eyang putri. Meski sering memarahiku, terkadang pilih kasihkepada cucu-cucunya, tapi dibalik semua itu, eyang Sulastri begituperhatian. Terlebih soal agama. Hanya eyang Sulastri yang memotivasikuuntuk terus belajar agama. (hlm. 26)
Dari kutipan no 32 dan 33 terlihat tokoh eyang Su lastri adalah nenek dari
tokoh utama yang kurang memiliki sifat pilih kasih tetapi juga perhatian terhadap
tokoh utama dalam hal mempelajari agama.
2) Bapak
Tokoh bapak dalam novel ini bernama Toto Wibowo dan merupakan anak
kedua. Dia tamatan dari Sekolah Teknik. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
(34) Toto Wibowo, bapakku sendiri yang tamatan Sekolah Teknik memilihmenjadi tukang reparasi alat -alat elektronik, yang berpendapatan pas -pasan. (hlm. 4)
(35) Bapak anak kedua, yang setelah meninggalnya Toto Prasojo, otomatismanjadi putra sulung. Meski bapak putra sulung, namun tak memperolehpenghormatan sebagaimana mestinya dari adik -adiknya. (hlm. 5)
Pengarang menggambarkan tokoh bapak sebagai seorang yang p ekerja keras
meski hanya sebagai tukang reparasi alat -alat elektronik. Hal ini terdapat pada
kutipan berikut.
(36) Toto Wibowo, bapakku, biasanya pulang dari pasar Kotagede setelah jamempat sore. Bapak memiliki kios kecil di pojok Pasar Kotegede, tempatreparasi alat-alat elektronik. Bapak seorang pekerja keras. Dia selaluberusaha menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu. Tak jarang bapakmengantar barang elektronik yang sudah diperbaiki ke rumah pemiliknyatanpa meminta ongkos tambahan. (hlm. 6)
Tokoh bapak memiliki tabiat buruk yang suka ringan tangan dalam
menyelesaikan masalah, meski sebenarnya dia baik hati dan penyayang. Hal ini
terdapat dalam kutipan berikut.
(37) Aku sudah hapal tabiat bapak saat naik pitam, tidak mau dibantah atauakan menerima akibat buruk. Sudah tak terhitung lagi berapa kali akumenjadi sasaran kemarahan Bapak, meski bukan aku yang menjadipenyebab kemarahannya. Sebenarnya hati bapak itu penyayang, ngayomi,tapi kalau sudah emosi sering kelewat batas. (hlm. 17)
Dari kutipan no. 34 dan 35 tampak bahwa tokoh bapak adalah anak kedua
yang hanya tamatan sekolah teknik dan memiliki pendapatan yang tidak terlalu besar
karena hanya bekerja sebagai tukang reparasi barang -barang elektronik di pasar. Sifat
pekerja keras tetapi emosional tampak pada kutipan no. 36 dan 37.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3) Ibu
Tokoh ibu digambarkan sebagai sebagai seorang yang penyayang dan
memiliki pengharapan yang besar terhadap anaknya. Hal ini terdapat dalam kutipan
berikut.
(38) Aku selalu mengingat kata-kata ibu. “Nduk, jadilah seperti bintang,menyinari tanpa pamrih. Kelak jadilah penerang bagi keluargamu, jugasemua orang yang ada disekelilingmu. Jadilah orang yang berguna untuksesama. Jadilah seperti bintang di langit.” (hlm. 3)
Dalan novel Lintang, tokoh ibu digambarkan sebagai pegawai di kampu s
UGM sebagai staf tata usaha. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut.
(39) Ibu yang bekerja sebagai staf tata usaha di kampus UGM, memaksakumenjelaskan alasan menangis, akhirnya aku mengaku menangis karenakesal, eyang membawakan oleh-oleh untuk Bayu sedang aku tidak diberi.(hlm. 6)
Tokoh ibu yang bernama Roro Satiti ini di gambarkan sebagai orang tua yang
memahami hati anaknya. Sikap bijaksana dan suka menasihati anaknya dimiliki oleh
tokoh ibu. Hal tersebut ditunjukkan melalui kutipan berikut.
(40) Baru dua hari kemudian aku berani bercerita, itupun setelah ibu memulaipembicaraan. Diam-diam beberapa hari ini ibu mengamatiku. Rupanyanaluri seorang ibu bisa merasakan kebimbangan anaknya. (hlm. 36)
(41) Kalau ibu lebih suka sama Anggit, bocahe bagus tenan , gagah, gedhe,dhuwur. Anaknya sopan, pinter ngajeni orang tua, mriyayeni. Jelas,bobot, bibit, dan bebetnya. Ibu kenal baik sama bapaknya, DanuSasongko. Dulu dia kakak kelas ibu saat di SMA. Ibunya juga, BuRahayu, dulu sering berkunjung ke rumah eyang. Di a teman budhekamu. Apalagi selisih umur kalian sudah pas, enam tahun. Kowe kuwibocah ontang-anting, manja. Ada baiknya kamu mencari laki -laki yangbisa ngemong, Nduk,” kata Roro Satiti. (hlm. 36)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Dari kutipan no. 38, 40, dan 41, tampak bahwa tokoh ibu memiliki sifat
penyayang, sabar, perhatian, dan bijaksana. Naluri keibuannya muncul saat tokoh
utama mengalami permasalahan dan dengan bijak ia menasihati anaknya.
4) Aji Prayogo
Aji Prayoga adalah tokoh yang menjadi suami Lintang. Aji Prayoga tidak asli
dari Kampung Sayangan tempat asal Lintang, ia berasal dari Jepara dan berstatus
sebagai mahasiswa kodekteran di UGM . Hal itu dapat dilihat dari kutipan di bawah
ini.
(42) Selain Rudiono, ada juga pemuda Kampung Sayangan, yang jatuh hatipadaku. Namanya Aji Suprayogo. Perkenalanku dengan Aji bermula saatia mengantar surat undangan kumpulan remaja Kampung Sayangan,menjelang peringatan kemerdekaan RI. Aji bukan asli KampungSayangan, dia berasal dari Jepara. Di Kampung Sayangan dia tinggalbersama pak liknya, Dokter Kamal, dokter langganan Bapak . Aji lah yangpunya inisiatif menghidupkan kembali kegiatan Karang Taruna, setelahlima tahun mandek. Aji yang supel, begitu mudah memengaruhi muda -mudi Kampung Sayangan. Statusnya sebagai mahasiswa FakultasKedokteran UGM, membuat orang tak ragu akan kecerdasannya. (hlm.27)
Aji digambarkan sebagai sosok yang supel dan pandai bercanda. Tidak terlalu
tampan, tidak terlalu tinggi, tetapi memiliki wajah yang manis, inilah gambaran dari
sosok Aji Prayogo. Hal ini terdapat pada kutipan berikut.
(43) Aku merasa nyaman berbincang-bincang dengannya. Orangnya supel ,pintar bercanda, tapi topik obrolannya berbobot. Tampak sekali Ajimemiliki banyak pengalaman. (hlm. 28)
(44) Jika dibanding dengan Anggit, Aji kalah tampan, hanya wajahnya tampakmanis. Postur tubuhnya juga tak terlalu tinggi. Kalau pendek samapendek, terus menikah, jangan-jangan anaknya pendek semua. (hlm. 36)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Pengarang menggambarkan Aji sebagai lelaki yang be rtanggung jawab dan
berjiwa besar yang mau meminta maaf dan bertanggung jawab atas apa yang
diperbuatnya. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.
(45) … Dengan ketegaran sikapku, aku berharap Aji tak mudahmencampakanku. Dan ternyata Aji tipe lelaki yang be rtanggung jawab.Dua bulan setelah peristiwa yang merenggut keperawananku, Aji datangke rumah. Dia menyampaikan permintaan maaf juga kesungguhannyauntuk bertanggung jawab. Dia berjanji tidak sampai lima belas hari lagiorang tuanya akan datang dari Jepar a, melamarku sekaligusmembicarakan hari pernikahan kami. (hlm. 57)
Aji digambarkan sebagai seorang yang rajin beribadah dan mampu membaca
Al-Quran dengan baik. Kelebihan dari Aji membuat Lintang kagum. Hal ini terdapat
pada kutipan berikut.
(46) Suamiku selain mampu membaca Al-Qur’an dengan bagus dan tartil, jugahapal beberapa surat panjang dalam al -Quran. Hal itu semakinmembuatku kagum. Aku juga mulai menemukan sisi lain dari suamiku,cerdas, taat beribadah, pemahaman Islamnya juga sangat baik. (hlm. 210)
Setelah menikah, Aji bersikap tidak peduli terhadap keluarganya. Kutipan
yang menunjukkan hal tersebut adalah:
(47) Aku benar-benar tak habis pikir kenapa sikap suamiku yang takmengenakkan semakin menjadi. Dia ta mpak semakin tak peduli, selalusaja menganggap mudah setiap permasalahan, padahal aku sekuat tenagamemikirkannya. (hlm. 111)
Dari kutipan no. 42-44, tampak bahwa tokoh Aji adalah seorang mahasiswa
kedokteran yang manis, memiliki sifat humoris dan juga s upel. Aji adalah sosok yang
bertanggung jawab, hal ini terlihat ketika tokoh utama hamil. Selain itu, Aji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
digambarkan sebagai sosok yang cerdas dan taat beribadah, hal ini tampak pada
kutipan no. 45 dan 46. Pada kutipan no. 47, Aji digambarkan sebagai seorang suami
yang tidak peduli terhadap istrinya sehingga menyebabkan tokoh utama mengalami
konflik.
5) Wiwoho Anggito
Tokoh ini digambarkan sebagai tokoh yang memiliki wajah menarik, tinggi
besar, dan juga gagah. Sikap sopan dan pandai menghormati orang tua membuat ibu
dari tokoh Lintang merasa tertarik. berikut ini kutipan yang menunjukkan hal
tersebut.
(48) Kalau ibu lebih suka sama Anggit, bocahe bagus tenan , gagah, gedhe,dhuwur. Anaknya sopan, pinter ngajeni orang tua, mriyayeni. Jelas,bobot, bibit, dan bebetnya. Ibu kenal baik sama bapaknya, DanuSasongko. (hlm. 36)
Anggit merupakan seorang pemuda yang berpendidikan, yaitu sebagai
seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi tetapi masih berpikiran kolot. Hal ini terlihat
pada kutipan berikut.
(49) Rina ingin menjodohkanku dengan Wiwoho Anggito, tetangganya yangkuliah di Fakultas Ekonomi. (hlm. 32)
(50) Semula aku berharap pada Anggit, ia seorang mahasiswa ya ng pasti lebihbisa berpikir terbuka, akan membelaku. Namun harapanku si a-sia. Anggithanya diam membisu. Mas Anggit-ku ternyata masih berpikiran kolot,sama seperti bapaknya. (hlm. 39)
Pengarang menggambarkan Anggit sebagai seorang laki-laki yang tidak mau
tersaingi dan memiliki ego yang tinggi. Hal ini terdapat pada kutiban berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
(51) Aku sadar, ternyata Anggit memiliki ego yang tinggi sebagai laki -laki, diatidak mau tersaingi. Dia tak mau kalah dalam pandangan masyarakat.Bagaimanapun, orang yang belajar ilmu eksak selalu dianggap lebihpintar daripada yang belajar ilmu sosial. (hlm. 40)
Dalam kutipan no. 48 dan 49 di atas, tampak bahwa tokoh Anggit adalah
seorang yang berperawakan tampan dan tinggi dan memiliki sikap hormat pada orang
lain. Ia adalah seorang mahasiswa fakultas ekonomi yang memiliki kekayaan materi,
jelas garis keturunan dan status sosialnya. Dari kutipan no. 50 dan 51, tampak bahwa
meski Anggit seorang yang berpendidikan, tetapi masih berpikiran kolot dengan
egonya yang tinggi.
6) Utari
Tokoh bawahan yang bernama Utari ini digambarkan sebagai seorang wanita
cantik, polos, tetapi berpendidikan rendah. Hal ini tampak pada kutipan berikut.
(52) Aku sempat mengamati benar -benar wanita itu, saat dia baru sajamembukakan pintu. Parasnya cantik, tubuhnya sintal, kulitnya putihbersih. Sebuah nilai plus yang menjadi kebanggaan setiap wanita. (hlm.76)
(53) Utari yang hanya berpendidikan rendah itu tampak sebagai wanita yangpolos, seperti tak paham mana yang seharusnya layak diceritakan, danmana yang semestinya menjadi rahasia.
Utari adalah istri dari teman Aji yang bernama Suprapto. Utari memiliki
hubungan dengan Aji meski sudah memiliki suami. Hal ini tampak pada kutipan
berikut.
(54) Saat masih tinggal di Yogyakarta, dia kesepian karena sepanjang hariditinggal bekerja oleh suaminya. Perkenalan dengan Mas Aji atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
perantara Suprapto, suaminya. Kemudia per kenalan itu berujung padahubungan yang tak semestinya. (hlm. 77)
Dari kutipan no. 52—54, tampak bahwa Utari adalah seorang wanita cantik
yang berpendidikan rendah. Ia memiliki hubungan dengan Aji meski ia sudah
memiliki suami, yaitu Suprapto. Kehadiran tokoh bawahan ini menimbulkan konflik
pada diri tokoh utama.
7) Doktor Anggoro
Tokoh yang bernama Anggoro digambarkan berpawakan tinggi besar,
berambut ikal, dan berkulit sawo matang. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.
(55) Selain Citra, sejak hari pertama kursus, ada pertanyaan di hatiku yangbelum juga terjawab. Tentang peserta laki -laki berperawakan tinggi besar,berambut ikal dengan kulit sawo matang. Aku merasa pernah bertemuatau mengenalnya, tapi entah kapan dan di mana. (hlm. 141)
Tokoh yang menarik perhatian Lintang saat mengikuti pelatihan AMDAL
bernama Doktor Anggoro Bekti Setia wan. Hal ini terlihat pada kutipan berikut .
(56) “Ya jelas to. Dia itu priyayi gedhe. Atasanku di kantor, namanya PakAnggoro. Doktor Anggoro Bekti Setiawan.” (hlm. 141)
Anggoro digambarkan sebagai orang yang supel dan juga ramah. Hal ini dapat
dilihat dari kutipan berikut .
(57) Mas Anggoro orangnya supel, ramah, mudah akrab dengan siapa saja.Obrolannya cair, tidak kaku. (hlm. 153)
Tokoh ini digambarkan kharisma dan taat dalam menjalan ibadah. Kutipan di
bawah ini memperlihatkan hal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
(58) Sajadah yang melingkar di leher semakin memancarkan kharismanya.Tampaknya dia baru menunaikan sholat ashar di mushola. (hlm. 152)
Tokoh Anggoro digambarkan sebagai seorang berpangkat, ramah, supel, dan
mudah akrab dengan siapa saja. Hal ini tampak pada kutipan no. 55—57. Pada
kutipan no. 58, tampak bahwa tokoh Anggoro s ebagai orang yang berwibawa, taat
beragama, dan berkharisma.
8) Katriningsih
Katriningsih digambarkan pengarang sebagai tokoh yang tajam lidahnya, suka
menggunjing orang lain dan memiliki raut muka yang gelap. Secara tidak langsung
digambarkan oleh pengarang bahwa hubungan tokoh utama dengan Katriningsih
tidak baik. Berikut ini kutipan yang menunjukkan hal tersebut.
(59) Seketika bayangan Katriningsih muncul di pelupuk mata. Apa yang akanterjadi padaku? Satu setengah bulan harus tidur satu kamar denganmakhluk itu. Apakah aku mampu bertahan dengan tajam lidahnya?Dengan raut mukanya yang gelap? Apakah aku harus melewati hidupdalam tekanan selama satu setengah b ulan. (hlm. 145)
(60) Lalu kami bercakap-cakap. Sesuatu yang tidak pernah kami lakukan saatberada di kantor. Malam itu kami berbicara layaknya dua sahabat, seolahtak pernah terjadi masalah antara kami selama ini. Dan Katriningsihbegitu lancar bicara, seakan dia lupa, tak terhitung berapa kali dalamsehari dia menggunjingku, menyebarkan berita bohong tentang dirikupada ibu-ibu di kantor. Malam ini keadaan sungguh berubah (hlm. 156)
Pengarang menggambarkan tokoh in i sebagai wanita yang dimadu. Masalah
yang menumpuk membuatnya tidak bisa tidur nyenyak sehingga harus minum obat
penenang. Hal ini terdapat pada kutipan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
(61) “Iya Bu, saya tahu. Tapi keadaan saya saat ini menuntut sayamengonsumsi obat itu. Kalau ndak, perasaan saya kisruh terus. Sayahanya berusaha mendapatkan ketenangan, meski hanya sesaat,” (hlm.156)
(62) Katriningsih wanita yang dimadu. Dia istri muda Doktor Margono.Meskipun secara materi dia berkecukupan, tapi tetap saja ketenanganbatin sulit dia dapatkan. (hlm. 156)
(63) “Saya ndak bisa tidur nyenyak Bu, kalau ndak minum obat penenangdulu. Masalah hidup saya menumpuk,” kata Katriningsih tiba -tiba. (hlm.157)
Dari kutipan no. 59 dan 60, dapat disimpulkan bahwa tokoh Katriningasih
memiliki hubungan yang tidak baik dengan tokoh utama dan suka menggunjing
teman sekantor. Katriningsih adalah seorang wanita yang dimadu dan memiliki
banyak masalah sehingga harus minum obat untuk menenangkan diri, hal ini tampak
pada kutipan no. 61—63.
4. Latar
Menurut Abrams (via Nurgiyantoro, 1998: 216), l atar atau setting
menunjukkan pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Nurgiyantoro (1998: 227-234)
menyatakan bahwa latar mencakup tiga unsur, yaitu latar tempat, latar waktu, dan
latar sosial. Latar tempat menunjukkan pada lokasi terjadinya peristiwa dalam karya
fiksi. Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa -peristiwa
yang diceritakan dalam karya fiksi, sedangkan latar sosial menunjuk pada hal -hal
yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang
diceritakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
a. Latar tempat
Latar tempat yang menunjukkan pada lokasi terjadinya peristiwa berkaitan
dengan tokoh utama dalam novel Lintang, yaitu Kota Yogyakarta tepatnya di
pendopo, sekolah, Pendopo Balai Desa Sayangan, kampus UGM, Kaliurang,
Perumnas Melati Indah, perumahan Nusa Wangi.
1) Pendopo
Pendopo merupakan tempat tinggal Lintang dan keluarganya. Latar dalam
novel ini terjadi di pendopo dan salah satu kamar di pendopo yang merupakan kamar
Lintang. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut.
(64) Ini semua perlu kuceritakan, karena aku merasa kesedihan hidupkudimulai di sini, di rumah pendopo ini, rumah yang penghuninya takpernah akur. (hlm. 5)
(65) Aku menangis semakin menjadi. Dengan tenaganya yang k uat, bapakmengapit tubuhku dengan tangan kanannya, dan tangan kirinyadigunakan membekap mulutku. Bapak seperti orang kalap, menyerettubuhku ke kamar tidur. Tubuhku dibanting di atas kasur. Saat pegangantangan bapak lepas, sengaja aku menjerit keras -keras, aku inginmemberontak. Tapi tanpa pernah kuduga, bapak dengan mata nyalang,mengambil pisau di lemari. (hlm. 18)
(66) Bergegas aku dan Kang Darno menuju rumah. Suasana pendopo pagi itukaku. Angin berhembus pelan. Langit suram, siap mengucurkan hujan.Pagi yang dingin dan beku. Sawo kecil ranum bergelantungan takmendapat perhatian. (hlm. 25)
2) Sekolah
Lokasi yang dijadikan sebagai latar dalam novel Lintang adalah di sebuah
ruang kelas, tempat tokoh utama belajar. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
(67) Waktu itu aku sedang mengikuti pelajaran Ilmu Bumi. Konsentrasi siswabuyar ketika sosok Pak Kasidin mengetuk pintu kelas. Dia pesuruhsekaligus tukang kebun sekolah. Bu Paryanti meletakkan globe di meja…(hlm. 24)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3) Pendopo Balai Desa Sayangan
Selain di sekolah, tempat yang diambil sebagai latar dalam novel ini adalah di
sebuah pendopo Balai Desa Sayangan. Balai Desa Sayang dijadikan latar ketika
tokoh utama berlatih menari, berikut kutipannya.
(68) Untuk kepentingan pentas, kami berlatih menari di pendopo Balai DesaSayangan. Suasana pendopo saat kami berlatih menjadi lebih ramai darihari biasa. Ada yang latihan baris berbaris , ada juga yang berlatih menari.(hlm. 27)
4) Kampus UGM
Kampus UGM sebagai tempat kuliah tokoh utama menjadi latar dalam novel
Lintang. Di Gelanggang Mahasiswa dan juga ruang laboratorium. Hal ini dapat
dilihat pada kutipan berikut.
(69) Syukur yang juga aktivis mahasiswa khususnya di bidang fotografi,mengenalkanku ke komunitas mahasiswa tari. Dan karena tari sudahmenjadi bagian jiwaku, maka aku segera bisa mendapat tempat dikomunitas tari di kampus UGM. (Hlm. 46)
(70) Di laboratorium, kami berlima dibimbing oleh Syukur . Mau tak mau, akusemakin tak bisa lepas daribayang -bayang Syukur. Dia semakin seringmenemaniku, di laboratorium, di kelas, juga saat aku latihan menari.(hlm. 48)
(71) Aji mengantarku latihan menari di Gelanggang Mahasiswa. Syukur yanghapal benar jadwalku, sudah menunggu di sana. Dengan ragu, akumengenalkan Aji sebagai tunanganku pada Syukur. (hlm. 51)
5) Kaliurang
Kaliurang menjadi salah satu latar dalam novel ini, berikut kutipannya.
(72) Minggu pagi, jam sepuluh, hawa Kaliurang begitu sejuk. Sudah hampirsatu jam kami duduk berdua di salah satu bangku di taman bermain. (hlm.56)
(73) Pagi itu aku sudah memasuki jalan Kaliurang. Perasaanku pada MasAnggoro telah membuatku nekat atau bahkan gila. Ada gejolak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
hebat di dadaku. Semakin lama, hawa dingin semakin terasa. Suasanakhas Kaliurang benar-benar terasa. (hlm. 183)
6) Perumnas Melati Indah
Setelah menikah, tokoh utama tidak lagi tinggal dengan orang tuanya. Ia
dibelikan sebuah rumah oleh ibunya di Perumnas Melati Indah. Hal ini dapat dilihat
dalam kutipan berikut.
(74) Sudah tiga bulan aku dan Mas Aji menjadi penghuni Perumnas “MelatiIndah”. Perumahan di pusat kota Yogyakarta itu sengaja dibeli dengansistem kredit oleh ibu. Penghasilan suamiku yang baru berstatus CalonPegawai Fakultas Kedokteran UGM belum seberapa besar. (hlm. 72)
(75) Aku Cuma bisa mendengar sayup -sayup obrolan mereka di ruang tamu.Sebenarnya aku ingin membuatkan the untuk tamu Mas Aji, tapi urungkulakukan karena Anti terus menangis. Aku berharap tamu itu takberlama-lama di rumah kami. (hlm. 72)
7) Perumahan Nusa Wangi
Setelah berkecukupan, tokoh utama dan keluarganya menempati rumah yang
lebih besar. Perumahan Nusa Wangi menjadi pilihan keluarga tokoh utama untuk
tinggal. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
(76) Malam yang tenang. Sudah dua bulan kami pindah ke rumah baru diperumahan Nusa Wangi. Keinginanku akhirnya terwujud, rumah yanglebih layak, tidak sempit, dan punya beberapa kamar. Di Rumah baru ini,aku merasa jauh lebih nyaman. Selain lebih luas juga ada lahan yangcukup luas untuk parkir mobil. (hlm. 203)
(77) Tengah malam, ketika terdengar hanya suara jangkrik di persawahanbelakang Perumahan Nusa Wangi, barulah Mas Aji berbicara. (hlm. 205)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
b. Latar Waktu
Penggambaran latar waktu dalam novel Lintang terjadi pada saat malam, pagi,
dan siang. Novel ini juga digambarkan terjadi pada tahun 1965 -2006. Hal ini dapat
dilihat pada kutipan-kutipan berikut.
(78) Kotagede Yogyakarta, 1965(79) Malam itu aku tidur dengan membawa bayang -bayangmenakutkan
tentang kelabang dan ular. Sepertinya aku belum lama tidur, saat akumendengar jeritan bapak. Aku segera duduk, mengusap -usap mata. Saatitu kulihat ibu sedang mengompres bagian bawah telinga bapak denganair hangat. Sementara itu, jeritan bapak semakin menjadi. (h lm. 13)
(80) Menjelang pagi aku tengkurap, pura -pura tidur di samping bapak. Mukakubenamkan di bantal, supaya isak tangisku tak terdengar. Kepedihanhatiku tak mampu membendung air mata membasahi bantal. (hlm. 15)
(81) Jam 06.15, taksi datang menjemput Ma s Aji. Dia sempatkanmenggendong Anti sebelum masuk ke taksi. Pesawat yang akan iatunggangi take of jam 07.30. (hlm. 88)
(82) Tepat jam sebelas siang, aku masuk ke ruang praktik Dokter Taufik. Watiberjalan di belakangku sambil menggendng Gilang. Senyum ramahDokter Taufik menyambut kami. (hlm. 107)
(83) Pertengahan Juli 1981, atau sekitar dua tahun setelah pernikahann kami,akhirnya aku berhasil menyelesaikan kuliahku di Fakultas PertanianUGM. (hlm. 81)
(84) Yogyakarta, 27 Mei 2006, semua berubah dalam sekejap. Karenaguncangan gempayang tak lebih dari satu menit, kota Yogyakartaberubah. Kehidupan keluarga kamipun ikut berubah. Pendopo Kotagedhetempat aku menghabiskan masa kecil, rata dengan tanah. (hlm. 246)
c. Latar Sosial
Latar sosial tokoh utama berasal dari keluarga ju ragan batik yang sudah
bangkrut dan baragama islam, tetapi tidak sholat. Di sisi lain, latar sosial
ditampakkan dari keluarga Aji yang beragama islam dan taat beribadah. Latar sosial
keluarga yang taat beragama diperlihatkan pada keluarga tokoh utama bersama Aji
setelah mereka menikah. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
(85) Aku hidup di tengah keluarga juragan batik yang sudah bangkrut. EyangKakungku, Raden Wiyoto Nagoro almarhum, pemilik perusahaan batik“Canthing Mas” yang tersohor di Yogyaka rta awal tahun 1930-an. (hlm.3—4)
(86) Sejak kecil keluargaku tak pernah mengajar iku beribadah. Meski mereka,dan juga aku mengaku beragama Islam, tapi kami tidak pernah sholat,puasa, ataupun mengaji. Sedang keluarga ibuku, sebagaian beragamaIslam, sebagian beragama Katolik.(hlm. 7)
(87) Perbedaan latar belakang keluarga tak mereka j adikan penghalang. Ajiberasal dari keluarga santri, sangat taat beragama, sementara aku berasaldari keluarga dengan paham kejawen yang kental. (hlm. 54)
(88) Hari-hari berikutnya, hidupku dipenuhi dengan belajar mengaji. Tiga kaliseminggu aku datang ke rumah Ustad Ridho Mustofa. Di rumah, suamikusemakin ketat mengingatkan dan membimbing untuk menunaikan sholatlima waktu. Bahkan Mas Aji selalu ada di rumah sa at waktu Sholat. (hlm.198)
Dari kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa latar pada novel
Lintang bertempat di Kota Yogyakarta tepatnya di pendopo, sekolah, Pendopo Balai
Desa Sayangan, kampus UGM, Kaliurang, Perumnas Melati Indah, perumahan Nusa
Wangi, hal ini dapat dilihat pada kutipan no. 64—77. Peristiwa dalam novel ini
terjadi pada tahun 1965—2006, dapat dilihat pada kutipan no. 78, 83, dan 84. Latar
waktu novel ini pada saat malam, pagi, dan siang. Kutipan yang menunjukkan hal
tersebut no. 79—82.
Latar sosial pada novel ini, yaitu dalam keluarga juragan batik yang sudah
bangkrut dan baragama islam, tetapi tidak pernah menjalankan ibadah. Di sisi lain,
ditunjukkan latar sosial yang berbeda yaitu dari keluarga beragama islam yang taat
beribadah. Latar sosial keluarga yang taat beragama juga diperlihatkan pada keluarga
tokoh utama setelah menikah. Hal tersebu t dapat dilihat pada kutipan no. 85 —88.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
B. Analisis Psikologi dalam Novel Lintang
Setelah novel Lintang dianalisis secara struktural, maka pada bagian ini hasil
analisis tersebut akan digunakan untuk me mbantu dalam analisis psikologi . Analisis
psikologi pada penelitian ini akan menggunakan teori kebutuhan yang dikemukakan
oleh Abraham Maslow. Teori ini digunakan sebagai dasar penelitian terhadap novel
Lintang. Analisis psikologi akan kebutuhan manusia menurut Maslow yang akan
diuraikan berkaitan dengan konflik batin tokoh Lintang, yaitu kebutuhan akan rasa
aman, kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki, dan kebutuhan aktualisasi diri.
1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan akan fisiologis pada tokoh utama telah terpenuhi. Tokoh utama
dapat bersekolah di sekolah favorit dan mendapatkan uang saku lebih dari ayahnya.
Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.
(89) Tekanan yang aku alami tidak juga surut saat aku sudah duduk di bangkuSMP. Aku berhasil masuk SMP Favorit di Kota Yogyakarta. Mungkinkarena itu, bapak tak lagi marah-marah. Bahkan bapak memberi aku uangsaku lebih banyak. (hlm. 23)
Setelah menikah, kehidupan tokoh utama semakin membaik dan dapat tinggal
di rumah yang lebih besar dan mewah. Kehidupannya semakin berk ecukupan, hal ini
dibuktikan dengan dua mobil yang dimiliki keluarganya. Hal ini dapat dilihat pada
kutipan berikut.
(90) Malam yang tenang. Sudah dua bulan kami pindah ke rumah baru diperumahan Nusa Wangi. Keinginanku akhirnya terwujud, rumah yanglebih layak, tidak sempit, dan punya beberapa kamar. (hlm. 203)
(91) Aku pantas bersyukur. Perhiasan dunia sudah kumiliki. Tinggal diperumahan cukup mewah, setidaknya setara dengan rumah rekan -rekan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kerjaku, atau rekan-rekan suamiku. Punya dua mobil, sehingga t ak lagiharus berbagi dengan Mas Aji. (hlm. 235)
Dari kutipan no. 89, tampak tokoh utama ketika masih kecil kebutuhan
fisiologisnya terpenuhi. Ia dapat belajar di sekolah favorit dan mendapatkan uang
saku yang lebih. Kebutuhan fisiologis tokoh utama setel ah dewasa juga telah
terpenuhi, dengan ia dan keluarganya dapat memiliki rumah yang mewah dengan dua
mobil. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan no. 90 —91 di atas.
2. Tidak terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman
Kebutuhan akan rasa aman terlindungi tentu dibutuhkan oleh semua orang.
Dengan terpenuhinya kebutuhan itu maka manusia dapat hidup tentram. Setiap
manusia mendambakan kehidupan yang nyaman dan aman, terbebas dari rasa
kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan . Saat Lintang masih kecil, rasa tidak
nyaman di dalam rumah sering dirasakannya. Seringkali ia menjadi pelampiasan
amarah orang tuanya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
(92) Aku menangis semakin menjadi. Dengan tenaganya yang kuat, bapakmengapit tubuhku dengan tangan kanannya, dan tangan kirinyadigunakan membekap mulutku. Bapak seperti orang kala p, menyerettubuhku ke kamar tidur. Tubuhku dibanting di atas kasur. Saat pegangantangan bapak lepas, sengaja aku menjerit keras -keras, aku inginmemberontak. Tapi tanpa pernah kuduga, bapak dengan mata nyalang,mengambil pisau di lemari. (hlm. 18)
(93) Tubuhku semakin gemetar. Air mata tumpah tiada terbendung. Bibirkukelu, suara tertahan di tenggorokan. Masih terdengar pertengkaran bapakdan ibu, walau tak sehebat tadi. (hlm. 19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Perasaan kalut melanda diri tokoh utama ketika kisah cintanya dengan Anggit
harus berakhir hanya karena ia tetap mempertahankan pilihannya untuk mendaftarkan
diri di fakultas Kimia dan Ilmu Tanah UGM. Hal ini terdapat pada kutipan berikut.
(94) Meski aku sudah siap menghadapi segala bahaya yang akan timbul daripilihanku, tapi surat Anggit itu membuat ku seperti tersengat petir,badanku mendadak kaku setelah membaca suratnya. Persendianku lemasseketika. Aku ingin menjerit, tapi tak mampu bersuara, hanya terhenti ditenggorokkan. Tubuhku lemah terkulai, memegangi kertas putih yangtelah menentukan nasib hubunganku dengan Anggit. (hlm. 42)
Setelah berumah tangga dengan Aji, Lintang sebagai tokoh utama tidak
menemukan kenyamanan. Kekalutan dirasakan Lintang ketika mengetahui bahwa
suaminya tidak setia. Ia membayangkan masa depannya yang suram. Hal ini terdapat
pada kutipan berikut.
(95) Aku berjalan gontai keluar kamar. Tenagaku habis untuk meredamgejolak dalam jiwaku. Yang tersisa hanya muka pucat, air mata, dan bibiryang terus bergetar tapi tak mampu berkata-kata. (hlm. 73)
(96) Hidupku mendadak menjadi gelap. Bayangan masa depan terlihat begitusuram. Wanita mana yang hatinya bisa menerima kalau suaminya jugapernah berhubungan dengan wanita lain? (hlm. 78 )
Perasaan yang berkecamuk merupakan reaks i Lintang yang takut akan
ketajaman lidah temannya, yaitu Katriningsih. Ia khawatir Katriningsih akan
menyebarkan luaskan tentang kedekatannya dengan Anggoro. Hal ini terdapat pada
kutipan berikut.
(97) Sejak saat itu perasaanku berkecamuk antara bahagia b isa selaluberdekatan dengan Mas Anggoro, dan khawatir dengan ketajaman lidahKatriningsih. Pertempuran dua rasa dalam satu tubuh, pada akhirnyaberdampak akan berdampak secara fisik. Dan itu terjadi padaku. Beberapahari setelah bicara dengan Katriningsih di kamar itu, badanku lemas dankepalaku pening. (hlm. 166)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
(98) Perasaanku semakin gelisah. Kepala terasa berat. KecurigaanKatriningsih semakin menjadi. Memang sudah beberapa kali diamemergokiku sedang bersama Mas Anggoro. Katriningsih menjadi o rangyang banyak tahu tentangku, juga tentang Mas Anggoro. (hlm. 167)
Rasa tidak aman berupa rasa cemas dan panik merupakan reaksi Lintang
ketika melakukan perselingkuhan, kecemasan jika ada orang yang mengetahui
hubungannya dengan Anggoro. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
(99) Kenapa juga Pak Yanuar ikut -ikutan bersikap tak biasa? Aku terusbertanya-tanya. Aku mulai cemas, jangan -jangan Katriningsih telahmenceritakan semuanya, termasuk soal Mas Anggoro. Apa jadinya kalauteman-teman kantor tahu tentang hubunganku itu? (hlm. 174)
(100) Jawaban itu semakin membuatku panik, aku seperti pesakitan yangdituduh melakukan kesalahan yang aku sendiri tak tahu kesalahan apa.Tapi aku berusaha tak menampakkan kepanikanku, aku berusaha tetaptenang, menguasai keadaan. (hlm. 175)
Rasa tidak aman berupa sikap waspada merupakan reaksi Lintang ketika
melihat sorot mata Anggoro yang berbeda. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut.
(101) Mas Anggoro memilih salah satu warung dipinggir jalan. Kamimenikmati hangatnya wedang jahe, juga jadah bakar yang gurih. MasAnggoro sepertinya sangat menikmati kebersamaan ini. Setelah beberapawaktu, kuperhatikan wajah Mas Anggoro, kutangkap sinar di ma tanya.Kulihat sorot mata yang lain. Tidak seperti yang ku kenal. Aku mulaibersikap waspada. (hlm. 184)
Reaksi Lintang yang mengingat kejadian yang telah lalu merupakan reaksi
ketakutannya bahwa kejadian yang sama akan terulang kembali pada dirinya. Hal ini
dapat dilihat melalui kutipan berikut.
(102) Mendadak dadaku bergemuruh hebat. Jantungku terasa berdetak lebihkencang, badanku mulai gemetar. Tiba -tiba ingatanku melayang padakejadian sembilan tahun yang lalu. Tak jauh dari tempatku sekarang. Di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
tempat itu aku telah melakukan dosa yang sangat terkutuk. Lantas, apakahaku akan menambah daftar panjang deretan dosa besar itu:Dalam samar-samar bayangan, mendadak wajah-wajah yang kukasihimuncul dipikiran. Ibu, bapak, Mas Aji, Anti, Gilang, dan Wening. W ajahmereka muram, tampak kecewa menyaksikan perbuatanku. Hatikutersentak, membuat tubuhku lemas seketika.“Jeng, kita istirahat di dalam vila ya,” pinta Mas Anggoro begitumemasuki pelataran vila. Wajahnya tampak memelas.“Tidak!” jawabku tegas. Darah mengalir cepat ke kepala.“Kamu kenapa?”“Mas, kita sudah melakukan kesalahan besar. Sangat besar. Jangansampai kita terjerumus dalam dosa ya ng lebih besar. Jangan sampai!”Aku berdiri. Darahku mendidih. Raut mukaku merah padam, air matamenggelayut di pelupuk mata. (hlm. 185)
Rasa takut dan cemas diperlihatkan pada diri tokoh utama ketika berterus
terang kepada suaminya tentang masalah yang membelenggunya. Hal ini terdapat
pada kutipan berikut.
(103) Aku kembali keluar menemui suam iku dengan langkah ragu. Di tan gankuada selembar kertas buram yang sudah kulipat. Agak lusuh. (hlm. 194)
(104) Mas Aji tak menggubris permohonanku. Dia remas -remas kertas buramitu, lantas dibanting ke meja. Bergegas dia meninggalkan beranda. Takberapa lama lagi terdengar suara mesin mobil menderu. Suara deru mobilitu begitu menusuk ulu hatiku. Ternyata kejujuranku malahmenimimbulkan masalah baru. Meski menimbulkan masalah, tapi adasedikit ketenangan yang menyusup ke dalam hatiku. Beban perasaanbersalahku telah terkurangi. Antara siap dan tak siap, aku sudahmemikirkan satu persatu resiko yang mesti aku tanggung.
Suamiku pergi entah kemana. Adzan Maghrib telah lama berkumandangdari mushola Nurul Inayah, Mas Aji belum juga pulang. Mau tidak mauaku mulai cemas. Apalagi setelah Anti menanyakan kemana bapaknyapergi. Tampaknya dia tahu bapaknya tidak pergi ke tempat praktik. Tasyang biasa dibawa saat praktik masih tergeletak di sofa tengah. (hlm. 195)
Rasa tidak aman tokoh utama , yaitu Lintang mulai memuncak ketika
menceritakan kepergiannya ke Kaliurang bersama Anggoro. Puncak dari rasa tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
aman Lintang diperlihatkan oleh pengarang ketika mendengar Aji akan berbicara
kepada Anggoro. Aji bermaksud meminta Anggoro menjadikan Lintang sebagai istri
keduanya. Lintang tampak takut akan diceraikan oleh suaminya. Hal ini tampak pada
kutipan berikut.
(105) Pertanyaan itu benar-benar membuatku semakin tak bisa menahan gejolakhati. Ingin rasanya kuungkapkan semua, agar hilang ganjalan yang selamaini menyiksa batin. Namun, aku takut. Takut kalau suamiku tak bisamenerima, marah, lantas meninggalkanku. Aku hanya bisa menangis.(hlm. 204)
(106) Tengah malam, ketika yang terdengar hanya suara jangkrik di persawahanbelakang Perumahan Nusa Wangi, barulah Mas Aji berbicara.“Bu, aku sendiri yang akan meminta Anggoro menikahimu.Menjadikanmu istri keduanya, kalau kamu lebih mencintainya.”Dunia seperti berputar kencang, mendung berubah menjadi badai yangmemorak-porandakan ketenangan batinku. Kata -kata Mas Aji bagaipesakitan yang divonis hukuman mati. Bagaiman apun, seorang istri, tetapsaja takut bila mendengar kata -kata cerai, atau yang semakna dengankalimat itu. (hlm. 205)
Perasaan tokoh utama selalu tidak nyaman ketika harus mengingat
permasalahan hidup dan perselingkuhannya dengan Anggoro. Ia memutuskan u ntuk
menceritakan semua permasalahan kepada ibunya. Hal ini terdapat pada kutipan
berikut.
(107) Pada ibu, kuceritakan semua masalahku. Soal suamiku yang selalubersikap tak peduli, tentang anak -anakku, juga tentang Mas Anggoro danperselingkuhanku. Saat menceritakan pertemuanku dengan Mas Anggorodi Kaliurang, air mataku tertumpah deras, setiap mengingat kejadian ituseperti ada duri-duri yang tajam menusuk hati. Perih (hlm. 207)
Rasa tidak aman berupa rasa cemas merupakan reaksi Lintang ketika Anggoro
datang ke rumahnya. Hal ini terdapat pada kutipan berikut.
(108) Mas Aji langsung berdiri, menyadari ada tamu yang datang. Begitu pintudepan mobil terbuka, lalu si pengendara keluar, aku begitu terperanjat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
antara percaya dan tidak, Mas Anggoro. Ya lelaki itu datang ke rumah,mengusik kedamaian yang sedang kami nikmati. Apa maunya. Dadakuberdebar-debar. Bukan lagi debaran cinta seperti dulu. Hanya debarankaget dan bingung. (hlm. 212)
Dari kutipan no. 92—93, tampak rasa aman tokoh utama ketika mas ih anak-
anak tidak terpenuhi. Rasa tidak nyaman ia rasakan ketika ayah dan ibunya terlibat
dalam pertengkaran, biasanya hal ini menjadikan ia sebagai pelampiasan amarah
ayahnya. Pada saat tokoh utama menginjak usia remaja, rasa tidak aman juga ia
rasakan ketika ia mendapatkan surat dari Anggit, kekasihnya. Surat itu berisi
pernyataan Anggit yang tidak dapat meneruskan hubungannya dengan tokoh utama.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan no. 94.
Reaksi tokoh utama dengan menangis dan bibir yang terus bergetar t idak
mampu berkata-kata menampakkan bahwa dia sedang bergumul dalam permasalahan
yang serius, hal ini menunjukkan tokoh utama mengalami rasa tidak aman. Ia
membayangkan masa depannya akan suram, hal ini tampak jelas pada kutipan no. 95
dan 96.
Kutipan no. 97—100 memperlihatkan bahwa tokoh utama mengalami rasa
tidak aman dalam lingkungan kerjanya. Ia merasa tidak nyaman dengan sikap dan
semua pertanyaan dari teman-teman sekerjanya berkaitan hubungannya dengan laki -
laki yang bernama Anggoro.
Pada kutipan no. 101 dan 102, terlihat perasaan dan pikiran yang berkecamuk
dalam diri tokoh utama saat diajak oleh Anggoro untuk be ristirahat di vila daerah
Kaliurang. Rasa takut akan terulangnya kembali peristiwa sembilan tahun lalu dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
takut membayangkan kekecewaan orang-orang yang dikasihinya merupakan
gambaran rasa tidak aman pada diri tokoh utama . Kesadarannya pada sang pencipta
akan dosa membuat tokoh utama semakin berani dan bersikap tegas ketika menolak
ajakan Anggoro.
Perasaan takut dan tidak nyaman karena masalah perselingkuhan yang
membelenggunya menimbulkan konflik batin pada diri tokoh utama. Sebenarnya dia
ingin segera berterus terang kepada suaminya, karena dia merasa masalah semakin
hari semakin menyiksa batinnya. Perasaan takut akan diceraikan suaminya selalu
menghantuinya. Hal ini tampak pada kutipan no. 103 —106. Bercerita pada ibunya
merupakan reaksi tokoh utama agar perasaan perasaannya dapat sedikit merasa
nyaman, tampak pada kutipan no. 107. Pada kutipan no. 108 tampak adanya rasa
tidak aman pada diri tokoh utama akan kedatangan Anggoro ke rumahnya.
3. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki
Dalam novel Lintang, kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki kurang
didapatkan oleh tokoh utama dari suaminya. Hal ini terlihat dari kutipan berikut ini.
(109) Kesibukan membuat suamiku sedikit berubah. Dia menjadi sosok yangpendiam. Waktu di rumah benar -benar dimanfaatkan untuk istirahat.Tidur, atau duduk santai sambil merokok. Kesibukannya itu menimbulkanperasaan tidak nyaman di hatiku, aku mulai tersisih. Perhatian Mas Ajipadaku jauh berkurang. (hlm. 83)
(110) Sambil menggendong Gilang, hatiku kembali menjerit. Kenapa ujianhidup tiada berkesudahan. Kenapa pula harus aku sendiri yangmemikirkan kesehatan Gilang. Dimana Mas Aji? Cukupkah dia hanyamemberi nafkah lahir untuk keperluan pengobatan Gilang? Itupun selaluterlambat. Begitu bebalnya suamiku, tak bisa merasakan apa yang akurasakan. Hatiku benar-benar berontak. Keadaan semestinya tidak sepertiini. Tak semestinya aku berdiri berdesak-desakan dalam mobil angkutan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
meninggalkan pekerjaan kantor, menebalkan telinga setiap kali temankantor membicarakanku. Mas Aji memang sibuk bekerja. Namun, kalauberniat meluangkan waktu, pasti bisa. Apalagi Mas Aji bekerja di RumahSakit Dokter Sardjito, tempat Gilang menjalani pengobatan dan terapi.Bukankan Gilang anak kami berdua? (hlm. 107)
Setelah Aji kembali dari Philipina, Lintang tak juga merasakan kasih sayang
dari Aji. Kekecewaan Lintang terhadap Aji lantaran Aji lebih suka bermain bridge
sambil merokok bersama dengan temannya. Keinginan Lintang untuk dapat
bercengkrama dengan suaminya tidak terwujud. Hal ini dapat terlihat dalam kutipan
berikut.
(111) Namun kepulangannya membuatku kecewa, dia pulang bersamatemannya, Joni. Sebulan terakhir Joni sering sekali datang. Harapankudapat bercengkraman dan mendiskusikan tugas kursus AMDAL itu buyarseketika. Setelah membukakan pintu, aku langsung masuk ke dalamrumah, karena tak ada harapan lagi bagiku untuk dapat berdua dengansuamiku malam ini. Aku sudah bisa menebak, apa yang bakal terjadi .Kartu bridge berjajar di meja, asap rokok mengepul memenuhi ruangan,juga obrolan ngalor ngidul. Sama seperti malam-malam sebelumnya. Takakan ada waktu untukku. (hlm. 137—138)
Lintang mengharapkan perhatian dari suaminya saat ia akan mengikuti kursus
AMDAL yang diadakan oleh kantornya. Ia berharap Aji berharap Aji akan
menanggapinya dengan serius, namun seperti yang dibayangkannya Aji hanya
menanggapi dengan komentar biasa -biasa saja. Hal ini tedapat pada kutipan berikut.
(112) Jawaban Mas Aji tepat seperti bayanganku. Mas Aji tak pernahmengekangku soal karir. Seperti juga dia tidak pernah merasa adamasalah dalam hidupnya. Terlalu cuek dan santai. (hlm. 139)
Lintang sering meneteskan air mata. Hal ini merupakan reaksi tidak
terpenuhinya rasa cinta dan rasa memiliki dari Aji, suaminya. Sering ia memberontak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
baik dengan kata-kata halus maupun dengan kemarahan. Reaksi ini terlihat dalam
kutipan berikut.
(113) Tak tertakar berapa air mata yang kucurahkan, merasakan tabiat suam ikusemakin menghujamkan sembilu ke ulu hati. Perih. Harus dengan caraapa lagi aku berontak? Kalimat halus hanya disepelekan. Kemarahanhanya akan menyiksa diriku. Semakin diam, aku semakin tersisih.Apakah suamiku memang sudah tak punya hati? Tak punya rasa? (hlm.144)
Sikap Aji sangat cuek dan kurang perhatian terhadap urusan rumah. Jika sudah
seperti itu, Lintang hanya bisa menggelengkan kepala dan mengelus dada. Hal ini
terdapat pada kutipan berikut.
(114) “Bu, aku mau tenis dulu, abis tenis langsung ke rumah sakit.”Mas Aji berjalan tergesa-gesa, mengeluarkan sepeda motor dari garasi.Memanaskan mesin motornya sejenak, kemudian berlalu dengan motormerahnya. Aku hanya menggelengkan kepala, dan mengelus dada. (hlm145)
Lintang adalah orang yang anti dengan asap rokok, namun akhirnya ia nekat
merokok. Hal ini merupakan reaksi Lintang yang ingin memberontak kepada Aji,
suaminya. Tidak terpenuhinya rasa cinta dan rasa memiliki ini mendorongnya untuk
merokok, dia berpikir dengan merokok mungkin suaminya akan berubah dan
memperhatikannya. Di bawah ini adalah kutipan yang menunjukkan hal tersebut.
(115) Kututup rapat dan kukunci pintu kamar, karena khawatir kala u tiba-tibaAnti membuka pintu. Cepat kuraih bungkus rokok di atas meja. Masihada empat batang. Kusust batang pertama. Kuhisap, lalu kukepulkanasapnya. Persis seperti yang dilakukan suamiku. Ini pertama kali seumurhidupku merokok. Beberapa kali aku batuk -batuk, karena asap memenuhitenggorokkan dan menyesakkan dada, tapi aku tak mau menyerah. Inipemberontakan, aku ingin suamiku juga tahu. Aku bisa melakukan sepertiyang ia lakukan. (hlm. 146)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lintang merasakan kekecewaan karena sikap Aji, meskipun Lintang telah
menghabiskan empat puntung rokok, Aji tidak terlalu menggubrisny a. Aji tidak
memperhatikannya, hanya sesal yang Lintang rasakan. Hal ini terlihat pada kutipan
berikut.
(116) Jantungku seakan hampir berhenti berdetak. Kenapa hanya itu? Kenapasebatas itu Mas Aji menanggapi pemberontakan yang sudah kulakukandengan susah payah? Seharusnya dia kaget alang kepalang. Tidakkah diakhawatir? Mengapa dia tidak memarahiku? Perasaanku hancur, dongkol,marah, malu. Malu pada diri sendiri. Amarah dan emosi telah membuatkunekat melakukan hal sia-sia. Aku sadar, seharusnya aku tidak melakukanperbuatan konyol itu. Bersusah payah, berkorban, menahan sesak di dadademi menghabiskan empat batang rokok. Tetap saja hasilnya nihil.Perhatian suamiku tak juga aku dapatkan. Yang ada hanya penyesalan.Entah terbuat dari apa hati suamiku. Kena pa begitu bebal? (hlm. 147)
Aji sangat sulit untuk ditemui dan cuek dengan omongan tetangga mengenai
dirinya. Ia dan teman-temannya sangat hobi main bridge sehingga tidak ada waktu
untuk Lintang, istrinya. Lintang tidak ada kesempatan untuk berbicara mes ki lewat
telepon. Hal ini terlihat paa kutipan berikut.
(117) Siang tadi, aku menelepon ke Rumah Sakit Sardjito, ingin menghubungisuamiku. Aku sudah mempertimban gkan dengan cermat kapan waktuyang tepat untuk menelepon, yaitu waktu Mas Aji selesai praktik danbelum pulang. Terlambat sedikit saja, Mas Aji sudah pergi. Meski sudahmenelepon tepat waktu, ternyata aku masih kalah cepat dengan Joni.Begitu kata bagian resepsionis. Katanya sejak sebelum selesai praktikMas Aji sudah ditunggui pria berkulit putih, tinggi, plonthos. Pasti Joni.Siapa lagi kalau bukan Joni? Dan apa lagi yang ada dalam otak merekaberdua, selain kartu-kartu sialan itu? Bridge! Hobi yang membuatkesabaranku nyaris habis. (hlm. 158)
(118) …Suamiku sangat cuek. Dia lebih senang berkumpul dengan teman -temannya ketimbang bercengkrama dengan keluarga. Saat ini dia sedanggila bermain bridge. Seenak hati dia bekumpul dengan teman-temannyadi rumah kami setiap malam. Praktis, kebiasaan suamiku menjadinpergunjingan tetangga. Tapi dasar suamiku sudah tak punya hati, tak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
punya rasa. Dia sama sekali tak terpengaruh omongan tetangga.” (hlm.162)
Lintang sangat senang saat mendapatkan perhatian dari Anggoro. Selama
bersama Aji tidak pernah ia mendapatkan perhatian seperti itu. Hal ini terdapat pada
kutipan berikut ini.
(119) “Kok merokok? Sudah sering?” tanya Mas Anggoro penuh selidik.Mendengar pertanyaannya, hatiku semakin berbunga-bunga. Akumembutuhkan perhatian itu. Aku rindu perlakuan seperti itu. Perlakuanyang selama ini aku harapkan dari suamiku, namun tak pernahkudapatkan.(hlm. 160)
(120) Apalagi selama aku dirawat di rumah sakit, Mas Anggoro hampir setiaphari datang menjenguk. Dia tak pernah datang dengan tangan kosong.Kadang membawakan makanan, kadang bacaan -bacaan ringan untukku.Perhatian Mas Anggoro itu membuatku menjadi manusia yang berharga,sesuatu yang sanagt kuharapkan bisa aku peroleh dari suamik u. Bukanhanya itu, Mas Anggoro bahkan rela membawakan baju ko torku keloundry, lalu mengantarnya kembali setelah bersih. (hlm. 168)
(121) Justru yang terjadi, semakin hari hubun gan kami semakin dekat. Pernahsekali waktu Mas Anggoro telepon ke kantor, hanya sekedar menanyakanapakah aku sudah makan siang atau belum. Meski hanya sekedar bertanyasoal makan siang atau belum. Meski hanya sekedar bertanya soal makansiang, tapi bagiku itu sangat berarti. Perhatian seorang lelaki yang sangataku harapkan, ternyata bisa dipenuhi oleh Mas Anggoro, bukan darisuamiku sendiri. (hlm. 178)
Saat dihadapkan dengan Anggoro yang penuh dengan perhatian, Lintang
mulai membandingkan dengan sikap Katriningsih teman sekantornya dan juga sikap
suaminya sendiri. Sikap Lintang ini merupakan reaksi yang muncul karena perhatian
teman dan suaminya tidak ia dapatkan. Hal ini terdapat pada kutipan berikut.
(122) Berbeda dengan Katriningsih, teman satu kanto r dan satu kamarku itu takpernah menjengukku. Tak urung sikap itu menjadi bahan perbincangansesama peserta kursus. (hlm. 168)
(123) Saat aku berjumpa dengannya, tak ada yang berubah dari dia. Dia tetapmemberi perhatian lebih padaku. Dia pribadi yang sa ngat baik dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
bekerja sama. Aku menyaksikannya sendiri saat penyusunan laporankkelompok. Dia juga tipe pekerja keras, begitu fokus saat bekerja. Tidakseperti… Ah, aku tak pantas membandingkan mereka. (hlm. 177)
Emosi yang memuncak membuat Lintang mengucapkan kata perceraian
kepada Aji, suaminya. Reaksi Lintang ini terjadi karena kurangnya kasih sayang Aji,
tetapi hal tersebut membuat ia menyesal karena ucapannya diketahui oleh anaknya.
Hal ini terdapat pada kutipan berikut.
(124) “Aku sudah tak tahan jadi istrimu, Mas. Aku minta cerai saja!”Sungguh aku mengucapkan kalimat itu tanpa sadar, hanya karena emosiyang mencapai puncak. Suamiku yang biasanya santai, mendengar kata -kataku juga kaget bukan kepalang. Dan terlebih yang memb uatkumenyesal, saat itu ternyata Anti mendengar. (hlm. 238)
Setelah menikah dengan Aji, perhatian dan rasa kasih sayang tidak didapat
oleh tokoh utama. Tokoh utama sering meneteskan air mata. Hal ini merupakan
reaksi tidak terpenuhinya rasa cinta dan ras a memiliki dari Aji, suaminya. Hal ini
tampak pada kutipan no. 109—114. Pada kutipan no. 115 dan 116, tokoh utama ingin
memberontak dengan cara ia merokok. Hal ini dilakukan semata -mata untuk
mendapatkan perhatian dari suaminya, meski pun hal tersebut hanya sia-sia dan
kecewa yang di dapat. Kutipan no. 117 dan 118 memperlihatkan bahwa suami tokoh
utama sangat cuek dan tidak memiliki waktu untuk istrinya.
Saat dihadapkan dengan Anggoro yang penuh perhatian, Lintang mulai
membandingkan dengan sikap Katriningsih teman sekantornya dan juga sikap
suaminya sendiri. Sikap Lintang ini merupakan reaksi yang muncul karena perhatian
teman dan suaminya tidak ia dapatk an. Hal ini tampak pada kutipan no. 119—123.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Permintaan cerai diucapkan oleh tokoh utama y ang terlihat pada kutipan no. 124 yang
merupakan puncak reaksi ketidak terpenuhinya rasa kasih sayang dan perhatian sang
suami.
4. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan dalam diri setiap manusia dapat dikategorikan
menjadi dua, yaitu rasa percaya diri dan penghargaan dari orang lain. Rasa percaya
diri meliputi kompetensi, ketergantungan, dan kebebasan. Penghargaan dari orang
lain meliputi pengakuan, penerim aan, perhatian, dan nama baik.
Dalam novel Lintang, kebutuhan akan penghargaan tidak didapatkan oleh
tokoh utama. Sebagai anak, tokoh utama kurang mendapatkan kebebasan saat di
rumah. Sering mendapat perlakuan keras dari ayahnya membuat tokoh utama merasa
tidak dihargai sebagai anak dan harga dirinya tercabik-tercabik sebagai seorang anak .
Hal ini terdapat dalam kutipan berikut.
(125) “Masuk! Bocah wedok malam-malam masih di luar! Bapak kan sudahbilang, jam setengah sembilan kamu sudah harus masuk rumah!” (hlm.13)
(126) “Diam!” kata bapak sambil mengacungkan pisau itu tepat di depanmukaku. Seketika tubuhku gemetar, tangisku tertahan. (hlm. 18)
(127) Begitu sempurna kehancuran hatiku saat itu. Aku hanya pasrah, tak bisaberbuat apa-apa. Aku hanyalah korban dari permasalahan yang dibuatorang tua. Ada kalanta aku merasa sebagai anak yang sangat disayang,tapi ada kalanya aku merasa diperlakukan di luar batas kewajaran. Akumenjadin satu-satunya pelampiasaan perasaan orang tuaku, perasaansenang, juga saat emosi tak lagi tertahan. Aku benar -benar merasa sebagaiboneka yang diperlakukan semaunya. (hlm. 18 —19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Ucapan temen-temannya semasa kecil yang melec ehkan karena ia kurang
dapat membaca Al-quran dan tidak pernah sholat telah membuat tokoh utama merasa
tidak dihargai dan terhina. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
(128) … Begitu saja tidak hapal Lin?” Sisri menghujani panah di hatiku denganpertanyaan-pertanyaannya. (hlm. 8)
(129) Lintang mana bisa Sri. Dia kan ndak pernah sholat,” kata Gunawan.“Bapaknya Lintang kan orang Islam abangan. Kata bapakku, Islamnyacuma di KTP. Apalagi ibunya, dulu kan bukan orang Islam. Jadi manamungkin Lintang bisa sholat,” tambah Gunawan. (hlm. 9)
Keinginan Lintang menjadi seorang insinyur ditentang oleh orang tua
kekasihnya yang masih berpikiran kolot. Pilihannya tidak dihargai karena ia seorang
wanita dan pilihannya dianggap akan mengungkuli laki -laki. Hal tersebut dapat
dilihat pada kutipan berikut.
(130) “Bocah wedok kurang pas Nduk, kalau mengambil jurusan eksak sepertikeinginanmu. Itu cocoknya untuk laki -laki. Gelar sarjana Teknik,Insinyur, itu cocoknya buat laki -laki.” (hlm. 39)
Tokoh utama kurang mendapat perhatian dari teman sekantornya. Anaknya
yang sakit dan mengharuskannya sering meninggalkan kantor membuat ia
diremehkan. Perihal suratnya kepada Anggoro juga membuat ia mendapat cibiran dari
teman-teman di kantornya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
(131) “Pamit lagi, Bu?” tanya Katriningsih yang duduk di sebelahku, dengantatapan sinis. Apalagi pertanyaan itu diucapkan dengan gaya menurunkankacamata beberapa centi. Menampakkan mata lebarnya yang menakutkan.(hlm. 105)
(132) “Bu, saya sudah tahu lho,” ucap Yusri begitu aku keluar dari ruang kerjaPak Yanuar.“Maksudnya, tahu apa Bu Yusri?”“Ah, masa sih Bu Lintang ndak merasa. Teman-teman kantor udah padatahu kok Bu.” (hlm. 175)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Ucapan tokoh utama kepada suaminya sering kali tidak didengarkan dan
kurang mendapatkan perhatian dan hanya disepelekan. Hal ini dapat dilihat pada
kutipan berikut.
(133) Kalau sudah begitu, tak ada yang bisa kulakukan kecuali menutup mulutrapat-rapat. Batinku mangkel, apapun yang kukatakan tak pernahdirespon sungguh-sungguh oleh suamiku. Bahkan untuk hal pentingseperti ini. (hlm. 110)
(134) Tak tertakar berapa air mata yang kucurahkan, merasakan tabiat suamikusemakin menghujamkan sembilu ke ulu hati, p erih. Harus dengan caraapa lagi aku berontak? Kalimat halus hanya disepelekan. Kemarahanhanya akan menyiksa diriku. Semakin diam, aku semakin terisisih.(hlm.144)
Semasa kecil tokoh utama kurang dihargai sebagai anak dan tidak
mendapatkan kebebasannya, hal ini dapat dilihat pada kutipan no. 125 —127. Harga
diri dan nama baik keluarganya sering kali dilecehkan dan diremehkan karena ia dan
keluarganya tidak pernag menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya, yaitu Islam.
Keluarganya sering dikatakan sebagai Islam abangan, hal ini dapat dilihat pada
kutipan no. 128—129. Keinginannya menjadi insinyur tidak dihargai bahkan
ditentang oleh keluarga kekasihnya, hal ini terlihat pada kutipan no. 130. Tidak
adanya simpati dan juga merasa dipojokkan oleh teman -tema sekantornya terlihat
pada kutipan no. 131-132.
Perhatian suami tidak pernah ia dapatkan. Ucapan tokoh utama sering kali
tidak mendapatkan respon dari suaminya dan tidak diindahkan. Kutipan no. 133 dan
134 memperlihatkan keadaan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang muncul setelah semua
kebutuhan di atas terpenuhi. Ini adalah puncak dari kebutuhan manusia yang
dikemukakan oleh Maslow, yaitu sebagai perkembangan yang paling tinggi dan
penggunaan semua bakat individu, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas individu.
Maslow berpendapat (via Goble, 1987: 77) bahwa manusia perlu mengembangkan
potensi dalam dirinya. Pemaparan tentang kebutuhan psikologis u ntuk
menumbuhkan, mengembangkan , dan menggunakan kemampuannya disebut
aktualisasi diri.
Aktualisasi diri sangat penting bagi kehidupan manusia, yaitu sebagai media
untuk mengeksplorasikan segala kemampuan yang dimilikinya. Jika seseorang tidak
dapat mengaktualisasikan dirinya dengan baik, orang ters ebut akan merasa terasing
dari lingkungannya dan mengalami konflik yang dapat berupa kecemasan,
kebimbangan, ketakutan, dan lain sebagainya.
Lintang tak dapat berkonsentrasi penuh dengan kuliahnya, karena ia sudah
menjadi istri dan seorang ibu. Ia harus membagi waktu antara kuliah dan urusan
rumah tangga. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.
(135) Aku harus benar-benar bisa membagi waktu antara mengurus Anti dankuliah. Kehidupan seperti itu terus aku jalani selama dua tahun. (hlm. 81)
Tokoh Lintang dalam novel Lintang ini tidak dapat mengaktualisasikan
dirinya dalam pekerjaan secara penuh, sehingga menyebabkan banyak rekan
sekerjanya yang tidak suka. Hal ini terdapat pada kutipan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
(136) “Iya Bu Katrin, saya sudah janjian sama dokternya Gilang jam sebelas,jadi saya mesti pulang, menjemput Gilang, terus ke rumah sakit,”jawabku. (hlm. 105)
(137) Sejak melahirkan Gilang, dan aku sering ijin pulang lebih awal, banyakrekan-rekanku di kantor yang tidak suka. Terutama Katrining sih.Perempuan itu pula yang suka menyebarkan kabar buruk, danmemengaruhi orang kantor untuk tidak suka padaku. Yayuk dan Santi,yang juga satu divisi denganku, jelas sudah terpengaruh olehKatriningsih, keduanya selalu menyuguhkan muka masam. (hlm. 106)
Semenjak Gilang, anaknya sakit -sakitan, Lintang tidak dapat
mengktualisasikan dirinya dalam hal pekerjaan secara penuh, sering ia meninggal kan
pekerjaannya. Kegiatan-kegiatan yang biasanya ia lakukan sekarang tidak pernah lagi
dilakukan. Hal ini terdapat pada kutipan berikut.
(138) Gilang masih dalam terapi. Bahkan sekarang sering sakit -sakitan. Banyakpekerjaan kantor kutinggalkan demi Gilang. Dan itu menjadi penyebabsuasana kerja di kantor semakin tak nyaman. Setelah kelahiran Gilang,aku tak pernah lagi senam bersama, belanja di awal bulan, atau sekedarlatihan menyanyi untuk hiburan saat kantor mengadakan acara. Padahalsebelum kelahiran Gilang, aku terkenal sebagai artis kantor DinasPertanian DIY. Bakat menariku sering kutunjukkan saat acara -acarakantor. Bahkan saat hamil muda, aku sempat mengikuti lomba tarik suaradi Kodya Yogyakarta dan mendapat juara II. Kini semua itu kutinggalkan .(hlm. 111)
(139) Aku harus kembali meninggalkan pekerjaan kantor yang belum tuntas.Hampir selalu begitu, setiap kali harus mengantar Gilang terapi di rumahsakit. Dan selalu saja, aku harus menguatkan diri menghadapi muka -muka kecut rekan-rekan kantor. Aku bisa memahami kalau banyak temankantor iri padaku. (hlm. 119)
Rasa keterpaksaan dialami oleh Lintang dalam menjalani bisnis MLM karena
telah didaftarkan oleh suaminya , bisnis itu dijalaninya bukan karena keinginannya
sendiri. Hal ini terdapat pada kutipan berikut.
(140) Mas Aji tak menggubris nasihatku. Penyakit lamanya benar -benarkambuh lagi, bertindak semaunya sendiri. Tak segera mengurusibisnisnya di Bantul, suamiku malah mengikuti bisnis baru,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
menggabungkan diri dalam bisnis Multy Level Marketing (MLM) yangbergerak dalam bidang penjualan obat -obatan herbal. Tak mau tanggung-tanggung, Mas Aji juga mendaftarkan namak u. Mau tak mau karenanamaku telah terdaftar, aku harus berkecimpung dalam bisnis itu. (hlm.237)
(141) Baru berjalan enam bulan dengan bisnis MLM, ia mulai bosan. Diamenyerahkan semua urusan MLM padaku. Aji tak mau bisnis ituberhenti, karena dia sudah investasi dana cukup besar. Tiada yang dapataku lakukan kecuali tetap bertahan, kerena aku tak mau uang yang sud ahdiinvestasikan akan terbuang sia -sia. (hlm. 238)
Pada kutipan no. 135—139, tampak tokoh utama tidak dapat
mengaktualisasikan dirinya secara penuh untuk urusan kuliah dan pekerjaan karena ia
harus membagi waktu dengan urusan rumah tangga. Setelah melahirkan Gilang
anaknya, ia tidak dapat melaksanakan rutinitas dan pekerjaannya dengan baik. Dalam
berbisnis, tokoh utama tidak dapat me ngaktualisasikan dirinya karena bisnis yang
dijalankannya atas paksaan suami bukan keinginannya sendiri. Hal ini tamp ak pada
kutipan no. 140 dan 141.
C. Konflik Batin Tokoh Utama
Kehidupan manusia seringkali diwarnai dengan berbagai permasalahan, baik
yang timbul dari luar atau dalam manusia itu sendiri. Realitas-realitas kehidupan
manusia dan permasalahannya banyak tergambar dalam sebuah karya sastra, baik
bersifat fiksi maupun nonfiksi. Pada bagian ini penulis hanya menganalisis konflik
batin yang terjadi pada diri tokoh utama, karena dari sekian banyak tokoh yang ada
dalam novel Lintang tokoh utamalah yang paling banyak mengalami konflik batin.
Menurut Nurgiyantoro (1995: 124), konflik batin pada diri manusia dapat terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
akbibat pertentangan antara keinginan, keyakinan, pilihan yang berbeda, harapan -
harapan, dan masalah-masalah lainnya.
Pertentangan antara keinginan hati dan realitaas harus dihadapi manusia,
meskipun menyebabkan konflik batin yang berupa rasa cemas, khawatir, takut, dan
juga kekalutan karena saat yang sama hati nurani berkata lain. Konflik batin dapat
juga berupa kebingungan untuk memutuskan dua pilihan yang berbeda.
Konflik yang terjadi pada diri manusia ada yang dapat teratasi ada pula yang
tidak. Berbagai reaksi, baik gerakan tubuh atau ucapan yang merupakan reaksi atas
ketidakmampuan manusia dalam mengatasi konflik batinnya. Kenyataan hidup
manusia yang seringkali mengalami konflik batin selama menjalani kehidupan dapat
menyebabkan setres atau depresi. Konflik batin yang terjadi pada tokoh utama dalam
novel Lintang ini merupakan sebagian kecil konfik batin yang terjadi dalam
kehidupan nyata di masyarakat. Adapun konflik batin dalam novel Lintang sebagai
berikut.
Semasa kecil, tokoh utama mengalami konflik batin akibat sifat orang tuanya.
Terkadang ia menjadi anak yang benar -benar dimanja, namun tidak jarang pula ia
menjadi pelampiasan amarah ayahnya. Hal ini menjadikan batinnya tertekan, berikut
kutipannya.
(142) Begitu sempurna kehancuran hatiku hari itu. Aku hanya pasrah, tak bisaberbuat apa-apa. Aku hanyalah korban dari permasal ahan yang dibuatorang tua. Ada kalanya aku merasa sebagai anak yang sangat disayang,tapi ada kalanya aku merasa diperlakukan di luar batas kewajaran. Akumenjadi satu-satunya pelampiasan perasaan orang tuaku, perasaansenang, juga saat emosi tak lagi ter tahan. Aku benar-benar merasa sebagaiboneka yang bisa diperlakukan semaunya. (hlm.18 -19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Konflik batin tokoh utama ketika berhadapan dengan Gunawan, teman
sekolahnya yang mengatakan bahwa ia tidak pernah sholat. Ketika tokoh utama
belum dapat membaca Al-Quran, ia dihadapkan pada dua pilihan, yaitu minta diajari
Sri teman sekelasnya untuk dapat menghapal surat An-Naasi atau malu dihadapan
teman sekelas. Segala pertanyaan memenuhi pikiran t okoh utama. Hal ini tampak
pada kutipan berikut.
(143) Mendengar kata-kata Gunawan, dadaku mendadak sesak, seperti adasesuatu yang hendak meluap. Namun, lagi -lagi aku hanya bisa diam,menahan gejolak. Aku sadar kalau yang dikatakan Gunawan memangbenar. Aku memang tidak pernah men jalankan ibadah sholat. Lebihtepatnya belum bisa sholat. (hlm. 8)
(144) Mendengar kata-kata eyang terakhir, kebahagiaanku yang baru sajabersemi kembali padam. Aku dihadapkan pada dua pilihan yangsemuanya sulit. Menebal-nebalkan muka minta diajari Sisri, atau lebihmalu lagi ditertawakan teman-teman satu kelas karena tidak bisamenghapalkan surat An-Naasi. (hlm. 9)
(145) Hari-hari itu, pikiranku terus dijejali pertanyaan kenapa teman -temanmencemooh keluargaku? Kenapa orang tuaku tidak pernah mengajarisholat? Apa benar orang yang tidak sholat akan dibakar di negara?Benarkah di neraka ada ular dan kelabang? (hlm. 10)
Bimbang dirasakan oleh tokoh utama ketika dihadapkan pada dua laki -laki
yang menyukainya, yaitu Anggit dan Aji. Setelah memilih Anggit sebagai kekasih,
tokoh utama harus memilih antara cinta dan cita-cita. Jika cinta yang ia pilih maka ia
tak akan pernah menjadi seorang insinyur, tetapi jika ia memilih cita-citanya maka ia
harus melepas cintanya pada Anggit. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.
(146) Kenapa aku jadi bimbang? Bukankah selama ini aku mengharapkan MasAnggit? Malam ini harapanku telah terkabul. Perasaanku padanyabersambut. Dia juga menyukaiku, mengharapkanku menjadi bagianistimewa di hatinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tapi aku resah. Ada juga Mas Aji yang beberapa hari ini kulupakan. Diamasih menunggu jawabanku. Mas Aji sangat baik. Dia yang sangatmengharapkanku. (hlm. 35)
(147) Anggit hanya diam membisu. Mas Anggit -ku ternyata masih berpikirankolot, sama seperti bapaknya. Dalam kondisi seperti itu, hati kecilkumemberontak. Ini tidak adil.kenapa aku mesti mengalah? Cita -citakusejak dulu menjadi insinyur, menjadi sarjana ilmu eksak, dan nilaieksakku di sekolah juga bagus. Kenapa Bapaknya Anggit mengatakanperempuan tidak pantas mengambil jurusan ilmu eksak? Apa aku harusmembuang jauh cita-citaku demi tidak menyaingi Anggit? (hlm. 39 -40)
Tokoh utama merasa bingung dengan dua lelaki yang menyukainya,
sedangkan ia tidak menyukai keduanya. Ia tidak ingin menyinggung pe rasaan
keduanya. Berikut kutipan yang membuktikan hal tersebut.
(148) Aku benar-benar bingung dan tak enak hati. Dua lelaki sama -samamenaruh hati padaku, namun tak satu pun dari keduanya yang bisamenggetarkan hatiku. Aku juga tak ingin mereka tersinggung dengansikapku.
Kekalutan menyerang diri tokoh utama ketika mengetahui suaminya tidak
setia. Konflik batin tersebut direaks ikan oleh tokoh utama dengan menangis dan bibir
yang terus bergetar tidak mampu berkata -kata menampakkan bahwa dia sedang
bergumul dalam permasalahan yang serius. Setelah melihat wanita yang
menghancurkan perasaannya, tokoh utama merasa hidupnya suram teta pi ia teringat
akan anaknya. Hal ini tampak pada kutipan berikut.
(149) Aku berjalan gontai keluar kamar. Tenagaku habis untuk meredamgejolak dalam jiwaku. Yang tersisa hanya muka pucat, air mata, dan bibiryang terus bergetar tapi tak mampu berkata -kata. (hlm. 73)
(150) Hidupku mendadak menjadi gelap. Bayangan masa depan terlihat begitusuram. Wanita mana yang hatinya bisa menerima kalau suaminya jugapernah berhubungan dengan wanita lain?Inilah luka yang sesungguhnya. Aku siap kalau Tuhan mengambilnyawaku saat ini. Hidup sudah tidak berarti. Namun pikiranku tiba -tibateringat pada Anti, buah cintaku dengan Mas Aji. Anak itu tidak boleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
menjadi korban. Aku masih harus hidup untuk Anti, agar kelak ia menjadiwanita yang mampu menjaga kehormatannya… (hlm. 78)
Tokoh utama tidak mendapatkan kasih sayang dari suaminya sehingga ia
terpaksa merokok untuk mendapatkan perhatian suaminya, namun hal tersebut sia -sia.
Saat bertemu dengan orang yang memperhatikannya, perasaan cinta mulai tumbuh
pada keduanya. Bersamaan dengan hal tersebut, rasa bahagia dan bersalah
menghinggapinya. Hal ini tampak pada kutipan berikut.
(151) Kututup rapat dan kukunci pintu kamar, karena khawatir kalau tiba -tibaAnti membuka pintu. Cepat kuraih bungkus rokok di atas meja. Masihada empat batang. Kusust batang pertama. Kuhisap, lalu kukepulkanasapnya. Persis seperti yang dilakukan suamiku. Ini pertama kali seumurhidupku merokok. Beberapa kali aku batuk -batuk, karena asap memenuhitenggorokkan dan menyesakkan dada, tapi aku tak mau menyerah. Inipemberontakan, aku ingin suamiku juga tahu. Aku bisa melakukan sepertiyang ia lakukan. (hlm. 146)
(152) Salahkah aku? Pertanyaan yang sesungguhnya sudah terjawab. Aku jatuhhati kepadanya. Ku tahu ini tak semestinya. Tapi aku tak bisa menepisperasaan indah ini. Rasa yang tiba -tiba memunculkan semangat barudalam hidupku. Rasa yang mampu menghimpun keping -keping hatikuyang telah hancur. (hlm. 154)
(153) Ku sadari ini hanya bayang semu. Yang takkan tersentuh, apalagitermiliki. Dirinya ibarat fatamorgana. Ada, tapi tiada. Semakin akuterlarut dalam perasaan indah ini, semakin rasa bersalah bergelayut.Kepada Mas Aji, kepada anak-anakku.Tapi sungguh, aku tak bisa menepisnya. (hlm. 155)
Beban hidupnya akhirnya diceritakan pula kepada Anggoro, laki -laki yang
baru dikenalnya. Hal ini membuat tokoh utama merasa menelanjangi dirinya sendiri
dihadapan orang asing. Walaupun demikian, berdekatan dengan Anggoro membuat
hatinya bahagia meski cemas jika hubungannya diketahui oleh teman sekantornya.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
(154) Mendengar kata-katanya, aku seperti tersadar, betapa aku telah‘menelanjanangi’ diri sendiri di hadapan lelaki asing. Membagi kisahpribadiku pada orang lain? Kenapa bisa seperti ini? Kenapa begitumudahnya cerita itu mengalir dari mulutku? Selama ini aku selalu rapatmenyembunyikan perasaanku. Terlebih pada orang yang baru aku kenal.Satu-satunya tempat curhatku hanyalah ibu….(hlm. 163)
(155) Sejak itu perasaanku berkecamuk antara bahagia bisa selalu berdekatandengan Mas Anggoro, dengan khawatir dengan ketajaman lidahKatriningsih. Pertempuran dua rasa dalam satu tubuh, pada akhirnya akanberdampak secara fisik. Dan itu yang terjadi padaku. Beberapa harisetelah bicara dengan Katriningsih di kamar itu badanku lemas dankepalaku pening. (hlm. 166)
Rasa penasaran menghinggapi diri tokoh utama saat surat yang ditujukan
kepada Anggoro jatuh ke tangan Katriningsih. Ia ingin sekali menanyakan masalah
itu pada Anggoro, namun saat bertemu ia tidak mampu untuk menanyakannya.
Hatinya bimbang penuh keragu-raguan. Hal ini tampak pada kutipan berik ut.
(156) Apakah rasioku telah diperbudak perasaan? Mungkin. Kenapa aku takberani menanyakan, kenapa suratku bisa ada di tangan Bu Katriningsih?Apakah dia sengaja memberikannya? Tapi mulut ini tak mampu terbukauntuk bertanya. Walau hatiku begitu ingin tahu. Aku menjadi tak berdayasaat berada di dekatnya. Apakah aku telah gila? Padahal, aku seoranginsinyur, istri seorang dokter dengan tiga orang putra. Bekerja di instansipemerintah sebagai PNS. Masih pantaskah kupertahankan pera saan ini?(hlm. 177)
Dalam hati, tokoh utama tidak ingin mengkhianati cinta suaminya. Ia hanya
ingin diperhatikan, namun hal itu hanya didapat dari sosok Anggoro bukan dari
suaminya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
(157) Maafkan aku Mas Aji.Apakah kau benar-benar tak tahu? Atau kau pura-pura tak tahu. Maafkanaku yang telah merusak kesucian cinta kita. Separuh hatiku telahkuberikan kepada orang lain, Mas. Maafkan aku Mas, yang merasa takcukup atas kasih sayang yang kau berikan. Aku butuh le bih banyak dariitu, Mas. Andai kau mengerti perasaanku…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Aku memang tak pantas menyalahkanmu atas semua ini. Aku yang salah.Aku bukanlah batu karang yang begitu kokohnya menahan gelombang.Aku rapuh Mas. Aku butuh tenaga penguat dalam hidupku. Dan daridialah kekuatan itu aku dapatkan. Sungguh, selama ini aku mengharapkanhanya kaulah yang memberi kekuatan itu. Tapi kau tak cukupmemberikannya untukku.Mas, aku tahu, aku salah. Tapi aku tak punya kekuatan untukmenghindar! (hlm. 179)
Tokoh utama ingin sekali membalas cinta Anggoro dengan sepenuh hati,
namun ia masih berstatus sebagai seorang istri. Perasaan dan pikiran yang
berkecamuk dalam diri tokoh utama saat diajak oleh Anggoro untuk beristirahat di
vila daerah Kali Urang. Rasa takut akan terulangnya k embali peristiwa sembilan
tahun lalu dan takut membayangkan kekecewaan orang -orang yang dikasihinya. Hal
ini terlihat pada kutipan berikut.
(158) Apalagi bila Mas Anggoro menampakkan perhatiannya padaku, aku inginmembalasnya dengan memberikan apa yang ia mau. Tapi aku masihmenjadi istri dari suamiku. Meskipun Mas Aji pernah mengijinkankuuntuk berselingkuh, sebagai bentuk pembalasan atas perselingkuhannyapada masa lalu, tetap saja aku tak berani melangkah. (hlm. 182)
(159) Mendadak dadaku bergemuruh hebat. Jantungku terasa berdetak lebihkencang, badanku mulai gemetar. Tiba -tiba ingatanku melayang padakejadian sembilan tahun yang lalu. Tak jauh dari tempatku sekarang. Ditempat itu aku telah melakukan dosa yang sangat terku tuk. Lantas, apakahaku akan menambah daftar panjang deretan dosa besar itu:Dalam samar-samar bayangan, mendadak wajah -wajah yang kukasihimuncul dipikiran. Ibu, bapak, Mas Aji, Anti, Gilang, dan Wening. Wajahmereka muram, tampak kecewa menyaksikan perbu atanku. Hatikutersentak, membuat tubuhku lemas seketika. (hlm. 185)
Rasa bahagia tidak sepenuhnya dirasakan tokoh utama, selalu ada rasa
bersalah yang membayangi karena perselingkuhannya dengan Anggoro. Konflik batin
tokoh utama memuncak ketika ia tersiksa dengan rahasia perselingkuhannya.
Keinginannya untuk mengungkapkan kebenaran terhalang rasa takut ditinggalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
suaminya. Menangis adalah reaksi tokoh utama karena ketidakmampuannya dalam
menghadapi konflik batin yang dialaminya, berikut kutipannya.
(160) Duhai bahagianya hatiku hari ini. Meski gelisah ini belum juga musnah.Meski rasa bersalah itu masih menjadi bayang -bayang kelam. Meski dosaitu masih menjadi sandungan langkah. Meski harapan ketenangan akandatang masih jauh di awan. (hlm. 196)
(161) Pertanyaan itu benar-benar membuatku semakin tak bisa menahan gejolakhati. Ingin rasanya kuungkapkan semua, agar hilang ganjalan yang selamaini menyiksa batin. Namun, aku takut. Takut kalau suamiku tak bis amenerima, marah, lantas meninggalkanku. Aku hanya bisa mengis. (hlm.204)
Konflik batin juga dialami oleh tokoh utama ketika anaknya yang bernama
Gilang dihina oleh tetangganya. Ingin sekali ia memaki -maki tetangganya itu, namun
ia menyadari keterbelakangan mental anaknya. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.
(162) Tercabik-cabik hatiku. Batinku tak terima anakku diperl akukan sepertiitu. Ingin sekali aku datangi rumah Darmawan dan memaki -makinya,karena tega melukai hati putraku. Namun aku sadar, kalau aku menjadiDarmawan, mungkin akan melakukan hal yang sama. Orang tua manayang rela anak perempuannya disukai anak yan g punya keterbelakanganmental? Padahal anak perempuannya cantik dan pintar. (hlm. 227)
Tokoh utama mengalami konflik batin ketika akan menaruh anaknya untuk di
rawat di rumah sakit ataukah membawanya pulang kembali ke rumah, berikut
kutipannya.
(163) Sebenarnya aku agak ragu, setelah mendengar penjelasan dokter itu.Dirawat di rumah sakit itu berarti Gilang disamakan dengan pasien -pasiensakit jiwa. Padahal Gilang hanya tuna grahita. Kalaupun dia mengalamigejala psikiatrik, bisa jadi hanya karena tekanan perasaan.Akan tetapi, membawa Gilang ke rumah tidak menyelesaikan masalah.(hlm. 258)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Kekalutan menyelimuti pikiran tokoh utama ketika pern ikahan anak pertama
bersamaan pula dengan sakitnya anak keduanya yang bernama Gilang. Hal ini terlihat
pada kutipan berikut.
(164) Pikiranku benar-benar kalut. Pernikahan Anti harus berjalan sesuairencana, tapi kondisi Gilang menyita banyak perhatianku. S etiap tigapuluh menit sekali kutelepon suamiku atau Anti yang berjaga di rumahsakit, menanyakan kondisi Gilang. (hlm. 260)
Dari kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menjalani
hidupnya, tokoh utama mengalami berbagai konflik batin. Pada kutipan no. 142,
tampak tokoh utama semasa kecil menjadi pelampiasan perasaan orang tuanya,
hingga ia merasa sebagai boneka. Kurangnya kemampuan membaca Al -Quran dan
sholat yang membawanya pada pilihan meminta diajari Sri meskipun malu atau lebih
malu lagi ketika teman sekelasnya mengetahui bahwa ia tidak dapat mengaji. Ucapan
Gunawan temannya, membuat tokoh utama semasa kecil dijejali berbagai pertanyaan
mengenai sholat dan neraka. Hal ini diperlihatkan pada kutipan no. 143 —145.
Kutipan no. 146—148, memperlihatkan kebimbangan tokoh utama saat
remaja ketika dihadapkan pada dua cinta dan juga cita-cita. Tokoh utama
memutuskan untuk menikah dengan Aji, yang membawanya pada perasaan kalut
ketika mengetahui bahwa suaminya tidak setia. Konflik batin tersebut dire aksikan
oleh tokoh utama dengan menangis dan bibir yang terus bergetar tidak mampu
berkata-kata menampakkan bahwa dia sedang bergumul dalam permasalahan yang
serius, dipelihatkan pada kutipan no. 149 dan 151.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Berbagai masalah dalam kehidupan keluarganya menimbulkan konflik batin
yang berkepanjangan pada diri tokoh utama. Rasa hampa tanpa kasih sayang suami
dirasakan oleh tokoh utama sebagai suatu hal yang menyiksa batinnya. Bercerita
masalah pribadi kepada orang asing bukanlah sifatnya, tetapi dengan tak terduga
tokoh utama menceritakan masalahnya kepada orang asing hingga membuat dirinya
bingung. Merokok merupakan reaksi pembe rontakan tokoh utama dalam menghadapi
konflik batinnya. Hal ini juga membawanya pada sebuah perselingkuhan dan konflik
batin pada dirinya. Perselingkuhan ini menimbulkan adanya perasaan bersalah pada
suami tetapi juga perasaan bahagia dapat berdekatan dengan Anggoro, meskipun di
sisi lain ia merasa takut pula jika kedekatannya dengan Anggo ro diketahui teman
sekantornya. Pada kutipan no. 152—155 mempelihatkan kejadian tersebut.
Kutipan no. 156, memperlihatkan konflik batin yang dialami tokoh utama
ketika ingin menanyakan perihal suratnya yang jatuh ke tangan Katriningsih, namun
ia tidak dapat berkata apa-apa setelah bertemu dengan Anggoro. Pada kutipan no. 157
menunjukkan perasaan bersalah tetapi juga tidak dapat menghindari rasa cintanya
pada Anggoro, mengakibatkan tokoh utama terbelenggu konflik batin. Sebenarnya
tokoh utama hanya ingin perhatian yang diberikan oleh suaminya saja, akan tetapi
karena perhatian itu tak juga ia dapatkan akhi rnya ia dapatkan dari sosok Anggoro
dan memaksanya untuk berselingkuh.
Tokoh utama ingin sekali membalas perhatian Anggoro dengan melakukan
apa saja, namun ia teringat statusnya masih sebagai istri Aji. Perasaan yang
berkecamuk dalam diri tokoh utama dan bayangan akan wajah-wajah keluarganya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
ketika diajak Anggoro berist irahat di vila daerah Kaliurang merupakan reaksi konflik
batin yang dirasakannya. Rasa takut akan terulangnya kembali peristiwa sembilan
tahun lalu dan takut membayangkan kekecewaan orang -orang yang dikasihinya.
Peristiwa ini dapat dilihat pada kutipan no. 158 dan 159.
Kutipan no. 160 dan 161 memperlihatkan perasaan takut dan tidak nyaman
pada diri tokoh utama karena masalah perselingkuhan yang membelenggu hingga
menimbulkan konflik batin pada dirinya. Kebahagiaan dalam keluarga tidak
sepenuhnya ia rasakan karena masih tersisa kenangan akan perselingkuhannya. Rasa
takut diceraikan membuat ia ragu untuk berterus terang kepada suaminya.
Keterbelakangan mental anaknya yang bernama Gilang membuat tokoh utama
mengalami konflik batin. Tokoh utama ingin sekali membalas perlakuan tetangganya
yang menghina anaknya, namun di pihak lain ia menyadari kekurangan anaknya
tersebut. Karagu-raguannya muncul ketika tokoh utama akan meninggalkan anaknya
untuk menerima perawatan di rumah sakit . Hal ini berlanjut, hingga pada akhirnya
perasaannya kalut ketika ia harus mengutamakan persiapan pernikahan putrinya atau
memperhatikan Gilang yang dirawat di rumah sakit. Hal ini dapat di lihat pada kutipan
no. 162—164.
Demikian beberapa konflik batin yang dialami tokoh utama dalam novel
Lintang karya Nana Rina. Konflik batin yang dialami oleh tokoh utama menimbulkan
berbagai reaksi, baik gerakan tubuh atau ucapan yang merupakan reaksi atas
ketidakmampuan tokoh utama dalam mengatasi konflik batinnya. Kenyataan hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
tokoh utama yang seringkali mengalami konflik batin selama menjalani kehidupan
rumah tangga menyebabkan ia mengalami setres atau depresi.
Keadaan tokoh utama yang demikian jika tidak segera diselesaikan
permasalahannya dikhawatirkan akan berkembang menjadi penyakit jiwa, yaitu
shizoprenia. Penyakit mental tersebut berawal dari ketidakmampuan manusia dalam
menyesuaikan diri pada lingkungan baru sehingga mengalami kegagalan un tuk
menyelesaikan permasalahan hidup. Pada awalnya shizoprenia hanya menunjukkan
gejala-gejala ringan tetapi setelah berjalan beberapa tahun dan terbentur pada masalah
tertentu akan terlihat gejala yang hebat sekaligus, yaitu gangguan kejiwaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL ANALISIS PADA NOVEL LINTANG KARYA
NANA RINA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SM A
Novel Lintang karya Nana Rina dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran
sastra di SMA dengan pertimbangan bahwa dalam novel ini memiliki tiga aspek
penting dalam memilih bahan pembelajaran sastra. Tiga aspek dalam memilih bahan
pembelajaran sastra tersebut, yaitu da ri sudut (bahasa), segi kematan gan jiwa
(psikologi), dan sudut latar belakang kebudayaan para siswa (Moody via Rahmanto,
1988: 27). Bahasa yang digunakan dalam novel harus ada pada taraf kemampuan
bahasa siswa, bahasa yang sulit dimengerti maupun penggunaan bahasa yang terlalu
mudah dimengerti tidak akan menarik bagi siswa. Nilai-nilai kehidupan yang
terkandung dalam sebuah novel yang dijadikan sebagai bahan ajar harus dapat
menjadi contoh bagi siswa dalam kehidupannya. Tahap perkembangan psikologi
siswa perlu diperhatikan karena berkaitan dengan minat dan keengganan siswa.
Berkaitan dengan latar belakang budaya, siswa akan lebih mudah tertarik dengan latar
belakang budayanya.
Dalam bab lima ini akan diuraikan implementasi novel Lintang sebagai bahan
pembelajaran sastra di SMA ditinjau dari segi bahasa, segi psikologi siswa, dan segi
latar belakang budaya. Di dalam pembelajaran sastra, hal yang akan dibahas mengacu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
pada pengembangan silabus dan rencana pembelajaran (RPP) dengan memperhatikan
tahap-tahap pengembangan pembelajaran. Kreativitas seorang guru sangat diperlukan
dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran. Hal ini bertujuan agar siswa dapat
lebih tertarik secara aktif mempelajari m ateri dalam pembelajaran. Di bawah ini akan
diuraikan lebih lanjut mengenai implementasi novel Lintang dalam pembelajaran di
SMA.
A. Novel Lintang Ditinjau dari Aspek Bahasa
Novel Lintang ditulis oleh Nana Rina dengan latar belakang kehidupan
masyarakat Jawa. Bahasa yang digunakan dalam novel ini tidak jauh dari penguasaan
bahasa siswa karena menggunakan kosakata yang pada umumnya sudah diketahui,
meskipun banyak disisipi pula kata -kata istilah dalam bahasa Jawa. Meskipun
demikian novel ini tidak akan menyulitkan siswa yang berlatar budaya bukan Jawa
karena kata-kata Jawa yang digunakan hanya banyak terdapat dalam kata -kata sapaan
dan juga terdapat catatan kaki untuk mempermudah siswa memahami kata -kata Jawa
yang belum diketahui. Contoh kutipan yang mengandung bahasa Jawa dalam novel
tersebut adalah sebagai berikut.
Kamu benar-benar mengecewakan orang tua Lin. Anak ontang-anting,digadang bakal njunjung kehormatane wong tuwo, malah sebalike gawewirange wong tuwo, kata Bapak. (hlm. 57)
Pada halam 57, arti kosakata bahasa Jawa dalam kutipan tersebut terdapat
pada catatan kaki pada halaman yang sama. Arti kosakata bahasa Jawa tersebut, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
anak tunggal yang diaharapkan akan menjunjung tinggi kehormatan orang tu a, justru
mencoreng muka orang tuanya.
B. Novel Lintang Ditinjau dari Aspek Perkembangan Psikologi Siswa
Novel ini memuat nilai-nilai kehidupan remaja dan keluarga yang dapat
diajarkan untuk siswa SMA. Pada umumnya siswa SMA berada pada masa peralihan
antara tahap realistik ke tahap generalisasi. Mereka terus berusaha mengetahui dan
siap mengikuti dengan teliti fakta -fakta untuk memahami masalah-masalah dalam
kehidupan yang nyata. Dengan demikian diharapkan siswa memiliki minat untuk
menganalisis masalah, penyebab dari masalah, dan juga menemukan nilai -nilai
kehidupan yang terdapat dalam novel Lintang. Berikut ini adalah contoh kutipannya.
Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, UGM Yogyakarta . Untukmendapatkannya, aku harus mengorbankan cintaku. Meski harus menahanperih, tekadku sudah bulat. (hlm. 45)
Jantungku seakan hampir berhenti berdetak. Kena pa hanya itu? Kenapasebatas itu Mas Aji menanggapi pemberontakan yang sudah kulakukandengan susah payah? Seharusnya dia kaget alang kepalang. Tidakkah diakhawatir? Mengapa dia tidak memarahiku? Perasaanku hancur, dongkol,marah, malu. Malu pada diri sendiri. Amarah dan emosi telah membuatkunekat melakukan hal sia-sia. Aku sadar, seharusnya aku tidak melakukanperbuatan konyol itu. Bersusah payah, berkorban, menahan sesak di dadademi menghabiskan empat batang rokok. Tetap saja hasilnya nihil.Perhatian suamiku tak juga aku dapatkan. Yang ada hanya penyesalan.Entah terbuat dari apa hati suamiku. Kenapa begitu bebal? (hlm. 147)
Dari kutipan di atas ditemukan adanya semangat untuk meneruskkan cita -cita
meski harus kehilangan cinta dan penyesalan karena m elakukan hal yang sia-sia.
Dengan ditemukannya hal -hal tersebut diharapkan siswa dapat menemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
permasalahan kehidupan dari novel Lintang, sehingga pada akhirnya siswa dapat
menemukan suatu nilai yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan.
C. Novel Lintang Ditinjau dari Latar Belakang Budaya
Siswa akan lebih mudah tertarik terhadap karya sastra yang mempunyai
hubungan erat dengan latar belakang hidupnya, terutama bila menghadirkan tokoh -
tokoh yang berasal dari lingkungannya dan mempunyai kesamaan dengan merek a
atau orang-orang di sekitar mereka. Menurut Moody ( via Rahmanto, 1988: 31—33)
bahwa karya sastra hendaknya menghadirkan sesuatu yang berhubungan erat dengan
kehidupan siswa dan siswa hendaknya terlebih dahulu memahami budayanya selama
mencoba untuk mengetahui budaya lain. Namun, sastra juga merupakan salah satu
bidang yang menawarkan kemungkinan -kemungkinan cara terbaik bagi orang yang
ada di satu bagian dunia untuk mengenal bagian duania lain. Perbedaan latar belakang
budaya hanyalah merupakan unsur -unsur “kulit luar.”
Anggit hanya diam membisu. Mas Anggit -ku ternyata masih berpikirankolot, sama seperti bapaknya. Dalam kondisi seperti itu, hati kecilkumemberontak. Ini tidak adil.kenapa aku mesti mengalah? Cita -citaku sejakdulu menjadi insinyur, menjadi sarjana ilmu eksak, dan nilai eksakku disekolah juga bagus. Kenapa Bapaknya Anggit mengatakan perempuantidak pantas mengambil jurusan ilmu eksak? Apa aku harus membuangjauh cita-citaku demi tidak menyaingi Anggit? (hlm. 39 -40)
Novel Lintang berlatar belakang budaya Jawa dengan tradisi-tradisinya,
bahwa seorang wanita harus patuh dan berpendidikan lebih rendah daripada kaum
laki-laki, tetapi tradisi seperti itu sudah tidak sesuai lagi jika diterapkan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
kehidupan sekarang. Pada novel ini latar belakang budaya Jawa juga terlihat dari latar
tempat yang digunakan, yaitu kota Yogyakarta.
D. Pengembangan Silabus
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke
dalam materi pembelajaran/bahan kajian, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk proses penilaian (Depdiknas, 2006:7). Komponen yang
terdapat dalam silabus adalah standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi
pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/ bahan/ alat
belajar. Penelitian ini menghasilkan satu silabus dengan langkah-langkah
pengembangan sebagai berikut.
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Pada standar isi (BNSP, 2006: 262 —271) terdapat tiga standar kompetensi
yang berkaitan dengan pembelajaran sastra, khususnya novel, yaitu:
a. Kelas XI semester 1
Standar Kompetensi : Membaca
7. Memahami berbagai hikayat, novel
Indonesia/novel terjemahan
Kompetensi Dasar : 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik
novel Indonesia/terjemahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
b. Kelas XII semester 1
Standar Kompetensi : Mendengarkan
5. Memahami pembacaan novel
Kompetensi Dasar : 5.1 Menanggapi pembacaan penggalan novel dari segi
vokal, intonasi, dan penghayatan.
5.1 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan
penggalan novel
Penelitian ini memilih kurikulum kelas XI semester 1, yaitu memahami
berbagai hikayat, novel Indonesia/ no vel terjemahan. Pada standar kompetensi
tersebut, pembelajaran novel dapat diimplementasikan dan siswa dapat mempelajari
serta memahami unsur intrinsik novel sehingga siswa dapat menganalisis unsur
intrinsik dan dapat mengaitkan dengan kehidupan sehari -hari.
2. Mengidentifikasi Materi Pokok/ Pembelajaran
Materi pokok dalam pembelajaran menunjang standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum. Novel Lintang dipilih sebagai materi
pokok karena dianggap sesuai dengan SK dan KD dalam penelitia n ini.
3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan fisik maupun mental yang
dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan bahan ajar. Kegiatan ini dirancang
untuk memberikan pengalaman belajaryang melibatkan proses mental dan fisik
melalui interaksi siswa dan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
rangka pencapaian kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran dengan materi pokok
novel Lintang untuk pencapaian SK dan KD yang telah ditentukan, yaitu:
a. Membaca novel Lintang karya Nana Rina.
b. Menemukan unsur intrinsik dan ekstrinsik nyang terdapat dalam novel
Lintang melalui diskusi.
c. Menemukan nilai-nilai (budaya, moral, agama, dll) dalam novel Lintang
d. Mengaitkan nilai-nilai yang ditemukan dengan kehidupan sehari -hari
e. Melaporkan hasil diskusi di depan kelas.
f. Menuliskan kembali penggalan novel Lintang dengan menggunakan
bahasanya sendiri.
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang dilandasi
oleh perubahan perilaku dan dapat diukur Indikator yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Rumusan indikator disesuaikan dengan karakteristik
satuan pendidikan, potensi peserta didik, dan dirumuskan dalam kata kerja
operasional yang terukur dan atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai
dasar dalam menyusun alat penilaian. Rumusan indikator yang sesuai untuk
pencapaian SK dan KD yang telah ditentukan di atas, yaitu:
a. Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik (alur , tema, penokohan,
sudut pandang, latar, dan amanat) novel Lintang
b. Menemukan nilai-nilai (budaya, moral, agama, dll) dalam novel Lintang
c. Menemukan konflik batin tokoh utama dalam novel Lintang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
d. Mengaitkan nilai-nilai yang ditemukan dengan kehidupan sehari -hari
e. Menceritakan kembali isi novel Lintang karya Nana Rina menggunakan
bahasa sendiri
5. Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator penilaian pada silabus. Pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
sudah ditentukan berhubungan dengan penelitian ini, yaitu menemukan unsur
intrinsik dan ekstrinsik yang terkandung dalam novel Lintang kemudian
mengaitkannya dengan kehidupan sehari -hari. Jenis penilaian ditentukan berdasarkan
indikator pembelajarannya, yang meliputi pemehaman isi novel, pengidentifikasian
unsur intrinsik dan ekstrinsik, dan pengaitan hasil unsur intrinsik dan ekstrinsik ke
dalam kehidupan sehari-hari siswa.
6. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran
untuk SMA/MA, yaitu 45 menit. Alokasi waktu pendidikan bahasa dan sastra
Indonesia untuk SMA/MA kelas XI, yai tu 4 jam per minggu setiap semester (BNSP,
2006: 39—42). Alokasi waktu untuk kompetensi dasar yang dimaksud dalam
penelitian ini 4 jam pertemuan (4 x 45 menit), 2 kali pertemuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
7. Menentukan Sumber Belajar
Penentuan sumber belajar didasar kan pada standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi. Sumber belajar pada silabus dalam pembelajaran novel Lintang, yaitu:
a. Penggalan novel Lintang karya Nana Rina (terlampir)
b. Materi (terlampir)
8. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Berdasarkan langkah-langkah pengembangan silabus, peneliti telah membuat
silabus untuk SMA kelas XI semester 1, sebagai berikut (terlampir) . Berdasarkan
silabus tersebut, akan disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP). Novel
Lintang karya Nana Rina ini dapat menjadi bahan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi dasar yang ditentukan dalam kurikulum untuk kelas XI semeser 1 ini.
Sebelum materi diberikan kepada siswa, terlebih dahulu siswa diminta untuk
membaca novel tersebut di rumah. Pada pertemuan berikutnya, guru hanya
memberikan penggalan isi novel Lintang karya Nana Rina kepada siswa. Berikut
contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk kelas XI semester 1 (terlampir).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
BAB VI
PENUTUP
Bab enam merupakan bab penutup laporan penelitian ini. Bab ini mencakup
kesimpulan, implikasi, dan saran terhadap penelitian yang telah dilakukan dan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti lain yang berkaitan dengan topik
penelitian.
A. Kesimpulan
Sebuah karya sastra memiliki unsur pembangun, yaitu unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik yang dianalisis dalam penelitian novel Lintang karya
Nana Rina meliputi alur, tokoh, dan penokohan.
Dari analisis alur dapat disimpulkan bahwa dalam novel ini terdapat tahap
awal, tengah, dan akhir. Pada tahap awal banyak diceritakan latar belakang kehidupan
tokoh utama, baik sisilah keluarganya dan juga latar belakang daerah asalnya. Sikap
pilih kasih neneknya dan juga sifat keras ayahnya menimbulkan konflik batin tokoh
utama semasa kecil. Pada masa remaja, hubungan cinta dengan Anggit menimbulkan
konflik batin, antara memilih cinta atau cita -cita. Tahap awal diakhiri dengan kisah
rumah tangga tokoh utama yang mulai tidak tenteram karena perselingkuhan yang
dilakukan suaminya meski saat itu mer eka belum resmi menikah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Tahap tengah dalam novel ini dimulai dengan perselingkuhan tokoh utama
karena kurangnya kasih sayang dari suaminya yang mengakibatkan konflik batin
berkepanjangan. Tahap akhir merupakan penyelesaian dari cerita. Cerita dalam novel
ini berakhir ketika tokoh utama mendapatkan kembali perhatian dan kasih saya ng dari
suaminya yang sejak lama ia perjuangkan.
Novel Lintang karya Nana Rina ini terdapat tokoh utama dan tokoh tambahan.
Tokoh utama dalam novel ini bernama Lintang, karena Lintang memiliki frekuensi
keterlibatan lebih banyak dalam peristiwa pada novel ini dibanding dengan tokoh
yang lain sehingga menjadi pusat perhatian pembaca.
Tokoh tambahan yang kehadirannya sebagai penunjang adanya konflik batin
tokoh utama dalam novel ini adalah Eyang Sulastri, Bapak (Toto Wibowo), Ibu (Roro
Satiti), Aji Prayogo, Wiwoho Anggit, Utari, Do ktor Anggoro, dan Katriningsih.
Dalam novel Lintang tokoh utama mengalami konflik batin yang disebabkan karena
kurangnya rasa kasih sayang, rasa dicintai dan mencintai, rasa dihargai, dan juga
kebutuhan akan aktualisasi diri. Sifat orang tuanya yang keras, ketidak mampuannya
membaca Al-Quran dan sholat, pilihan antara cinta dan cita -cita, sampai perasaan
bersalah yang mendalam karena telah berselingkuh, merupakan konflik batin yang
dialami oleh tokoh utama dalam menjalani kehidupannya.
Dari aspek bahasa dapat diketahui bahwa bahasa yang digu nakan pengarang
dalam novel ini mudah dipahami siswa. Dalam novel ini ada beberapa kosakata
bahasa Jawa, tetapi ada catatan kaki dalam novel ini sehingga dapat memudahkan
siswa dalam memahami kosakata Jawa tersebut. Dari aspek psikologis, novel ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
memiliki kesesuaian dengan tahap perkembangan siswa SMA. Tahap perkembang an
siswa SMA pada umumnya sudah memasuki tahap generalisasi sehingga mereka
dapat memahami masalah-masalah kehidupan dengan berusaha menganalisis
fenomena yang ada dalam kehidupan nyata. Dari aspek latar belakang budaya, maka
novel Lintang menghadirkan latar sosial budaya yang dikenal siswa, yaitu budaya
Jawa.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berimplikasi meningkatkan pemahaman
pembaca dalam membaca karya sastra khususnya novel Lintang karya Nana Rina.
Dengan penelitian ini pula diharapkan dapat berimplikasi terhadap pembelajaran di
SMA, khususnya siswa dapat terbantu dalam menem ukan nilai-nilai budaya,
kehidupan, dan nilai-nilai psikologis dari konflik batik batin sehingga lebih mudah
dalam memahami novel ini.
Gambaran cerita dalam novel Lintang sebenarnya merupakan cermin dari
kenyataan hidup sehari-hari. Kurangnya perhatian, kasih sayang, dan rasa cinta dapat
membuat seseorang mencari pelarian untuk mendapatkan perhatian dan rasa kasi h
sayang yang dibutuhkannya. Akan tetapi, jika pelarian itu melanggar norma dalam
masyarakat maka akan menimbulkan konflik. Melalui permasalahan yang disajikan
dalam novel Lintang kiranya dapat dijadikan sebagai bahan refleksi dalam diri setiap
orang untuk selalu mempertimbangkan segala sesuatu yang diperbuatnya. Selain hal
di atas, dalam dunia pendidikan nilai -nilai tentang kehidupan dapat diambil dari sikap
tokoh utama yang tetap memperjuangkan cita -citanya dan tetap berpegang teguh pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
norma moral. Hal ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk mendidik siswa agar
memiliki sikap hidup yang bertanggung jawab dan selalu berhati -hati dalam setiap
melakukan perbuatan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, novel Lintang karya Nana Rina dapat
dijadikan bahan pembelajaran di SMA. Konflik batin tokoh yang ditemukan dalam
penelitian ini, semoga dapat menjadi contoh untuk analisis konflik batin tokoh lain.
Selain itu, dengan dianilisisnya konflik batin tokoh utama pada novel in i dapat
memperkuat teori yang telah digunakan oleh peneliti.
C. Saran
Berdasarkan penelitian di atas, peneliti berharap novel Lintang dapat
dijadikan sebagai salah satu pilihan bahan pembelajaran bagi guru bahasa dan sastra
Indonesia. Sebagai bahan pembelajaran, novel Lintang sarat akan nilai-nilai
kehidupan, baik nilai pendidikan, nilai agama, atau nilai budaya.
Bagi peneliti yang lain diharapkan dapat mengadakan penelitian yang
berkaitan dengan ini tetapi dengan objek dan metode penelitian yang berbeda,
misalnya penelitian dapat diarahkan pada pendekatan sosiologi sastra terhadap tokoh
utama ataupun tokoh bawahan. Melalui pendekatan yang sama dapat diteliti juga
apakah kejadian yang dihadirkan pengarang dalam novel Lintang benar-benar
mencerminkan penggambaran kehidupan nyata .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra . Bandung: Sinar Baru.
BNSP. 2006. Badan Standar Nasional Pendidikan Panduan Penyusunan KTSPJenjang Pendidikan Dasar dan Menengah . Jakarta; BNSP.
Deradjat, Zakiah. 1986. Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung.
Devy, Maria Bukit Shintawati. 2010. Konflik Batin Tokoh Dimas dalamMenghadapi Kemelut Hidup pada Novel Pacarku Ibu Kosku Karya WiwikKaryono (Suatu Tinjauan Psikologis) dan Implementasinya dalamPembelajaran Sastra Di SMA . Skripsi. Yogyakarta: Universitas SanataDharma.
Dirgagunarsa, Singgih. 1983. Pengantar Psikologi . Jakarta: Mutiara.
Endraswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra:teori, Langkah,dan Penerapannya. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Goble, Frank. 1987. Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslow .Yogyakarta: Kanisius.
Hartoko, Dick dan B. Rahmanto. 1986. Pemandu di Dunia Sastra . Yogyakarta:Kanisius.
Heerdjan, Soeharto. 1987. Apa Itu Kesehatan Jiwa . Jakarta: FKUI.
Heru, Wijaya Santosa dan Wahyun ingtyas, Sri. 2010. Pengantar Apresiasi Prosa .Surakarta: Yuma Pustaka.
Indah, Fenty Nurhandayani. 2005. Unsur-unsur Pembentuk Konflik Batin TokohLasi dalam Novel Belantik Karya Ahmad Tohari (Suatu PendekatanPsikologi Sastra). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Kutha Ratna, Nyoman. 2004. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra .Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Misiak, Henryk dan Sexton, Virginia Stault. 2005. Psikologi, Fenomenologi,Eksistensial dan Humanistik: suatu survei historis . Bandung: RafikaAditama.
Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: RemajaRosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Muslich, Mansur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi danKontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Naisaban, Ladislaus. 2004. Para Psikolog Terkemuka Dunia . Jakarta: Grasindo.
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi . Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press.
___________________. 2002. Teori Pengkajian Fiksi .Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press.
___________________. 2005. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak .Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
___________________. 2007. Teori Pengkajian Fiksi . Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press.
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra . Yogyakarta: Kanisius.
Rina, Nana. 2012. Lintang: Perjalanan Getir Seorang Perempuan . Yogyakarta:Mara Pustaka.
Sayuti, A. Suminto. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi . Yogyakarta: GamaMedia.
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan . Yogyakarta: Kanisius.
Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi: Robert Stanton . Yogyakarta: Puataka Pelajar.
Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan . Jakarta: Pustaka Jaya.
Suyitno. 1986. Sastra Tata Nilai dan Eksegesis . Yogyakarta: Hanindita.
Wahyuningtyas, Sri dan Heru, Wijaya Santosa. 2011. Sastra: Teori danImplementasi. Surakarta: Yuma Pustaka.
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum . Yogyakarta: Andi.
Wati, Linda. 2007. Konflik Batin Tokoh Midah dalam Novel Simanis bergigiEmas Karya Pramoedya Ananta Toer suatu Pendekatan Psikologis Sastra .Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Wiyatmi. 2006. Pengntar Kajian Sastra . Yogyakarta: Pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
SILABUS 1
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/ Semester : XI/1
Standar Kompetens : Membaca
7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan
Alokasi Waktu : 4 X 45’
Kompetensi DasarIndikator
PencapaianMateri Pokok
KegiatanPembelajaran
PenilaianAlokasiWaktu
SumberBelajar
7.2 Menganalisisunsur-unsur intrinsikdan ekstrinsik novelIndonesia/terjemahan
Menganalisisunsur-unsurintrinsik danekstrinsik (alur,tema,penokohan,sudut pandang,latar danamanat) novelIndonesia
Menemukannilai-nilai(budaya, moral,agama, dll)
NovelIndonesia Unsur-
unsurintrinsik(alur,tema,penokohan, sudutpandang,latar danamanat)dalamnovel
MembacanovelIndonesia
Menganalisis unsur-unsurekstrinsikdanintrinsik(alur, tema,penokohan,sudutpandang,latar dan
Teknik Tugas
kelompok Tugas
kelompok ulangan
Bentuk uraian bebas pilihan
ganda jawaban
singkat
4 NovelLintangkaryaNanaRina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
dalam novelIndonesia.
Menemukankonflik batintokoh utamadalam novelLintang
Mengaitkannilai-nilai yangditemukandengankehidupansehari-hari.
Menceritakankembali isinovel Lintangkarya NanaRinamenggunakanbahasa sendiri.
Lintang Unsur
ekstrinsikdalamnovel(nilaibudaya ,sosial,moral, dll)dalamnovelLintang
amanat)novelIndonesiadanterjemahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( R P P 7.2)
Satuan Pendidikan :Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas/Semester : X/IAlokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran (1 X Pertemuan)Standar Kompetensi : Membaca
7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novelterjemahan
Kompetensi Dasar : 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsiknovel Indonesia/ novel terjemahan
Indikator : Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik (alut,
tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat)novel Lintang
Menemukan nilai-nilai (budaya, moral, agama, dll)dalam novel Lintang
Menemukan konflik batin tokoh utama dalam novelLintang
Mengaitkan nilai-nilai yang ditemukan dengankehidupan sehari-hari
Menceritakan kembali isi novel Lintang karya NanaRina menggunakan bahasa sendir i
A. Tujuan Pembelajaran :1. Setelah membaca novel Lintang siswa mampu menemukan unsur intrinsik
yang terdapat dalam novel tersebut dengan tepat.2. Setelah menemukan unsur intrinsik novel Lintang siswa mampu menemukan
unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel tersebut dengan tepat.3. Setelah menemukan unsur intrinsik dan ekstrinsik, siswa mampu menemukan
konflik batin tokoh utama pada novel Lintang.4. Siswa mampu mengaitkan nilai-nilai yang ditemukan dalam novel Lintang
dengan kehidupan sehari -hari.5. Siswa mampu menceritakan kembali isi novel Lintang karya Nana Rina
menggunakan bahasa sendiri.B. Materi Pembelajaran
Novel atau roman merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan sisi -sisikehidupan manusia. penciptaan novel dipengaruhi oleh latar belakang pengarang,lingkungan, dan kepribadian pengarang itu sendiri. Unsur -unsur pembangun noveldapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu unsur intrinsik dan dan ekstrinsik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
1. Unsur-unsur intrinsik dalam karya sastraUnsur intrinsik adalah unsur yang yang secara langsung membangun sebuah
cerita.a. Tokoh
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami dan menyebabkan peristiwaatau berlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita. Dilihat dari segi fungsi dan peran,tokoh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Tokoh utama atau tokoh sentral adalah tokoh yang diutamakan penceritaannyadalam karya sastra. Intensitas keterlibatan tokoh ini dalam peristiwa -peristiwayang membangun cerita lebih banyak dibanding tokoh tambahan.
2) Tokoh tambahan adalah tokoh yang mendukung cerita dan perwatakan tokohutama. Pemunculan tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit,tidak dipentingkan, dan ia hadir apabila ada kaitannya dengan tokoh utamasecara langsung maupun tidak langsung.
b. AlurAlur merupakan jalan cerita sebuah peristiwa yang berurutan dan saling
berkaitan secara logis dan kronologis yang dihubungkan oleh adanya sebab akibat,yaitu peristiwa satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa lain, yangdilikakukan atau diakibatkan oleh para pelaku. Secara umum struktur alur terbagaimenjadi tiga, yaitu awal, tengan dan akhir.
c. Latar (setting) merupakan gambaran tempat, waktu dan suasana terjadinyaperistiwa. Latar tempat menunjuk pada lokasi terjadinya peristiwa dalamcerita. Latar waktu menunjukkan pada waktu, atau kapan peristiwa itu terjadi,sedangkan latar sosial berkaitan dengan kehidupan sosial suatu masyarakattertentu dalam cerita.
d. Tema merupakan gagasan, ide, pikiran utam a, pokok pembicaraan, atau maknadalam sebuah cerita. Tema-tema yang dalam novel Indonesia, misalnya temacinta tak sampai dalam novel Azab dan Sengsara karya Merari Siregar dan SittiNurbaya karya Marah Rusli.
e. Penokohohan atau perwatakan adalah pelukisan sikap, tingkah laku, perangai,atau dapat disebut juga watak tokoh dalam cerita.
f. Amanat merupakan pesan ajaran moral yang akan disampaikan penulis karyasastra kepada pembaca. Amanat dapat disampaikan secara eksplisit danimplisit.
g. Sudut pandangan merupakan cara memandang tokoh -tokoh cerita denganmenempatkan dirinya pada posisi tertentu. Secara garis besar, sudut pandangdibedakan menjadi dua macam, yaitu orang pertama gaya “aku” dan orangketiga gaya “dia”.
2. Unsur-unsur ekstrinsik dalam karya sastraUnsur ekstrinsik adalah unsur dari luar cerita yang membangun cerita. Yang
termasuk unsur ekstrinsik adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
a. Nilai moral adalah pelajaran yang berkaitan dengan tindakan atau perbuatanbaik dan buruk yang terdapat dalam sebuah karya sastra dan menjadi dasarkehidupan manusia dan lingkungannya.
b. Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan cara berpikir, adat istiadat ataukebiasaan, dan hasil karya cipta manusia dan lingkungannya.
c. Nilai agama merupakan nilai yang berkaitan dengan aturan dan norma agamayang terdapat dalam sebuah karya sastra.
d. Nilai politik berkaitan dengan kehidupan manusia dalam bermasyarakat danbernegara untuk meraih kekuasaan.
e. Latar belakang pengarang mempengaruhi ha sil karya sastra yang dibuatnya .C. Metode Pembelajaran
1. Diskusi2. Tanya jawab3. Penugasan
D. Langkah-langkah PembelajaranPertemuan ke-1
No. Kegiatan Pembelajaran Alokasiwaktu
1.
2.
PendahuluanOrientasiGuru mengabsen siswa, dan menanyakan kesiapan untuk belajar.MotivasiOrang yang berjiwa besar adalah orang yang mau menyadari danmeminta maaf setelah apa yang telah diperbuat.ApersepsiSiapa yang sudah sering atau hobi mambaca novel?TujuanSiswa mampu membedakan unsur -unsur intrinsik-ekstrinsikkarya sastra dan menganalisis novel berdasarkan unsur intrinsik-ekstrinsiknya.Mekanisme
Diskusi tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik novelLintang
Menyampaikan hasil diskusiKegiatan intiEksplorasia. Guru menanyakan tentang unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik karya sastra.b. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok (4 orang/
kelompok)Elaborasia. Siswa mendapat sinopsis novel Lintang.
5’
2’
5’
3’
10’
5’
5’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
3.
b. Siswa membaca sinopsis novel yang telah diterima.c. Siswa menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang
terdapat dalam novel Lintang.PenutupKolaborasia. Siswa bersama guru menyimpulkan unsur -unsur intrinsik dan
ekstrinsik dalam novel Lintang.b. Siswa diminta mencari nilai-nilai yang terdapat pada karya
sastra sebagai bahan pertemuan berikutnya.
10’30’
10’
5’
Pertemuan ke-2No. Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu4.
5.
6.
PendahuluanOrientasiGuru mengabsen siswa, dan menanyakan kesiapan untuk belajar.MotivasiBerpikir sebelum bertindak menghindarkan dari rasa penyesalan .ApersepsiSiapa yang memahami unsur intrinsik dan ekstrinsik novel yangtelah dibahas pertemuan yang lalu?TujuanSiswa mampu menemukan nilai-nilai dan konflik batin tokohutama dalam novel Lintang.Mekanisme
Diskusi mengenai nilai-nilai dan konflik batin tokohutama yang terdapat pada novel Lintang.
Menyampaikan hasil diskusiKegiatan intiEksplorasia. Guru menanyakan tentang nilai-nilai apa saja yang terdapat
dalam sebuah karya sastra (novel).b. Guru meminta siswa untuk membe ntuk kelompok (kelompok
pada pertemuan pertama)Elaborasia. Siswa menganalisis nilai-nilai pendidikan, agama, dan sosial
yang terdapat dalam novel Lintang.b. Siswa menganalisis konflik batin tokoh utama yang terdapat
pada novel.c. Salah satu siswa menyampaikan hasil pekerjaannya di depan
kelas sedangkan siswa lain menanggapi.Penutup
5’
5’
5’
5’
5’
5’
5’
15’
20’
15’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Kolaborasic. Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran yang dapat
dipetik dari novel Lintang.d. Siswa diminta mencari novel terjemahan dan
menganalisisnya.
5’
5’
E. Alat/bahan/sumber belajar1. Alat : Buku Paket2. Bahan : Penggalan teks novel Lintang karya Nana Rina3. Sumber belajar :
Rina, Nana. 2012. Lintang: Perjalanan Getir Seorang Perempuan .Yogyakarta: Mara Pustaka.
Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan . Jakarta: Pustaka Jaya.Suryanto, Alex dan Agus Harya nta. 2007. Panduan Belajar Bahasa dan
Sastra Indonesia untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Esis.F. Penilaian
1. Penilaian AfektifNo Aspek yang dinilai Skor
12345
KeaktifanMinat belajarKesiapan menerima pelajaranKetepatan mengerjakan tugasEtika/ sopan santun
4 : sangat baik3 : baik2 : cukup1 : kurang
2. Penilaian kognitif (Penilaian proses)Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
No Pertanyaan Skor
1.
2.
3.
4.
Sebut dan jelaskan unsur-unsur intrinsik yang terdapatdalam novel Lintang!Sebutkan dan jelaskan nilai -nilai apa saja yang dapat kitaambil dari novel Lintang yang telah kalian baca!Tuliskanlah konflik batin yang dialami tokoh utama dalamnovel Lintang.Ceritakanlah kembali secara singkat novel Lintang karyaNana Rina menggunakan bahasamu sendiri dengan bahasaIndonesia yang baik dan benar.
30
25
25
20
Jumlah Skor 100
Penilaian : Nilai : Skor yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Tindak Lanjut1. Siswa diminta mencari contoh novel terjemahan kemudian menganalisis
unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang terdapat dalam novel terjemahantersebut.
2. Guru menggunakan materi pembelajaran sebagai bahan ulangan.Catatan Refleksi................................................... ................................................................................................................................................................................................................... ............
……….…………...,……………Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,
………………………… ………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Kunci Jawaban:1. Unsur intrinsik karya sastra , yaitu unsur dari dalam atau yang secara langsung
membangun karya sastra itu sendiri , seperti tema, tokoh, penokohan, alur, setting,dan juga amanat.
2. Unsur intrinsik dalam novel Lintang, yaitu:a. Tokoh dan penokohan pada novel Lintang
1) Tokoh utama: LintangLintang digambarkan sebagai orang islam namun tidak pernah
menjalankan sholat, tetapi berjalannya waktu ia men jadi sosok manusia yangagamis. Cantik, anggun, dan pintar , merupakan gambaran fisiologis Lintang.Lintang merupakan anak tunggal yang berbakti da n dan sangat menyayangiayahnya, selain itu dia memiliki sifat sabar dan tegas .2) Tokoh tambahan
a) Eyang Sulastri adalah nenek dari Lintang yang kurang memiliki sifat pilihkasih tetapi juga perhatian terhadap Lintang dalam hal mempelajariagama.
b) Toto Wibowo, yang merupakan bapak dari Lintang . Tokoh bapak adalahanak kedua yang hanya tamatan sekolah teknik, hanya bekerja sebagaitukang reparasi barang-barang elektronik di pasar, dan memiliki sifatpekerja keras tetapi emosional .
c) Roro Satiti adalah ibu tokoh utama yang memiliki sifat penyayang, sabar,perhatian, dan bijaksana.
d) Aji Prayoga digambarkan sebagai seorang mahasiswa kedokteran yangmanis, memiliki sifat humoris , cerdas dan supel, taat beribadah, danbertanggung jawab. Setelah menikah Aji digambarkan sebagai seorangsuami yang tidak peduli terhadap istrinya .
e) Wiwoho Anggit adalah seorang yang berperawakan tampan dan tinggi danmemiliki sikap hormat pada orang lain. Ia adalah seorang mahasiswafakultas ekonomi yang memiliki kekay aan materi, jelas garis keturunandan status sosialnya, tetapi berpikaran kolot dan memiliki ego yang tinggi.
f) Utari digambarkan sebagai seorang wanita cantik yang berpendidikanrendah dan orang yang merusak kebahagiaan rumah tangga Lintang.
g) Doktor Anggoro Bekti Setiawan, digambarkan sebagai seorangberpangkat, ramah, supel, berwibawa, memiliki kharisma, taat beragama,dan mudah akrab dengan siapa saja. Dia adalah orang yang berselingkuhdengan Lintang, tetapi berani mengakui kesalahannya di hadapan suamiLintang.
h) Tokoh Katriningasih digambarkan memiliki hubungan yang tidak baikdengan Lintang dan suka menggunjing teman sekantor. Katriningsihadalah seorang wanita yang dimadu dan memiliki banyak masalahsehingga harus minum obat untuk mmenenangkan diri .
b. Alur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Alur pada novel Lintang karya Nana Rina saling susul menyusul yang bersifatkronologis. Unsur alur pada novel ini sebagai berikut.
1) Tahap awalPada tahap ini dimulai dari perkenalan nama tokoh yang terdapat dalam novel ,
yaitu tokoh Lintang. Awal cerita pada novel ini di mulai dari tokoh utama masihkecil, beranjak remaja, sampai akhirnya menikah. Konflik mengenai ketidak setiaanAji pada Lintang mulai dimunculkan.
2) Tahap tengahTahap tengah ditandai dengan konflik batin yang dialami oleh Lintang.
Perselingkuhan Lintang dengan Anggoro merupakan akibat konflik batin tokohutama yang tidak mendapatkan perhatian Aji sebagai suaminya. Pada tahap inikonflik mulai memuncak ketika Lintang sebagai tokoh utama mencoba untuk jujurkepada suaminya mengenai hubungannya dengan Anggoro. Kejujuran tokoh utamayang diperlihatkan dengan menyerahkan secarik kert as buram bertuliskan FromCilacap with Love, membuat suaminya marah.
3) Tahap akhirTahap akhir atau selesaian pada novel ini ditunjukkan dengan suasana haru
ketika akhirnya Lintang merasakan perhatian dari suaminya. “Bu, kamu sudahmemberikan yang terbaik untuk keluarga ini. Kamu telah menjadi bintang yangsesungguhnya,” adalah kata -kata suami Lintang yang menandakan bahwa Lintangmendapatkan perhatian dari suaminya kembali.
c. Latar1) Latar tempat novel Lintang menunjuk kota Yogyakarta, tepatnya rumah
pendopo di Kota Gede. Selain itu latar tempat novel ini juga berada dipanggung Gelanggang Mahasiswa UGM, vila daerah Kaliurang, rumah sakitMangkuyudan Yogyakarta, Cilacap, dan Perumahan Nusa Wangi.
2) Latar waktu novel ini pada tahun 1965-2006.3) Latar sosial dalam novel ini menggambarkan lingkungan kehidupan
masyarakat Jawa keluarga juragan batik yang sudah bangkrut dan baragamaislam, tetapi tidak pernah menjalankan ibadah. Di sisi lain, ditunjukkan latarsosial yang berbeda yaitu dari keluarga beragama islam yang taat beribadah.Latar sosial keluarga yang taat beragama juga diperlihatkan pada keluargatokoh utama setelah menikah .
d. TemaTema novel Lintang Nana Rina ini adalah perjuangan dan ketegaran seorang
wanita dalam menghadapi berbagai masalah hidupnya.e. Amanat
Amanat yang terkandung dalam novel Lintang, yaitu janganlah menyia-nyiakan keluarga karena keluarga adalah harta paling berharga dan harus dijagawalau banyak masalah yang harus dihadapi.3. Unsur ekstrinsik dalam novel Lintang, yaitu:
a. Nilai moral berkaitan dengan novel Lintang, yaitu seseorang yang melakukankesalahan dan tindakannya bertentangan dengan norma yang berlaku di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
masyarakat akan berhadapan dengan gunjingan masyarakat. Lintang yang telahbersuami tetapi menjalin hubungan dengan Anggoro harus mendengargunjingan teman-teman sekantornya.Nilai moral yang juga ada dalam novel ini, yaitu tidak jangan mencarikesenangan semata jika ingin menyeleseikan masalah . Rasa kasih sayangdalam sebuah keluarga sangatlah penting.
b. Nilai budaya yang terdapat dalam novel ini yaitu masih adanya pemikiranbahwa seorang wanita harus berpendidikan lebih rendah dari seorang laki -laki.
c. Nilai agama dalam novel ini, yaitu seorang yang beragama harusmelaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan iman kepercayaannya. Dalamsegala situasi seseorang harus berserah kepada Tuhan dan bertobat setelahmenyadari segala kesalahannya. Inilah yang dilakukan oleh Lintang, iabertobat dan menekuni agamanya setelah menyadari kesalahan yang telahdiperbuatnya. Lintang berserah kepada Tuhan atas apa yang menimpakeluarganya.
4. Ringkasan novel LintangLintang adalah seorang gadis cantik, lincah menari, dan pandai. Orang tuanya
menaruh harapan besar kepadanya, yaitu menj adi orang yang dapat membanggakandan menjunjung kehormatan orang tua. Masa remaja dilaluinya dengan bahagiaketika ia menjalin hubungan dengan Anggit. Akan tetapi kebahagiaan tersebut hanyasementara karena ia harus memilih antara cita -cita dan cinta dan akhirnya ia memilihmenggapai cita-citanya menjadi seorang insinyur.
Dalam perjalanannya menempuh studi, Lintang menjalin hubungan denganAji Prayogo. Kekecewaan dirasakan orang tua Lintang ketika mengetahuikehamilannya bersama Aji meskipun akhirnya mereka menikah. Kehidupan rumahtangganya bersama Aji penuh dengan masalah. Setelah menikah, Aji tidak lagimemperhatikan istri dan keluarganya. Kurangnya kasih sayang dan perhatian suamimembuat Lintang terjerumus dalam perselingkuhan dengan Anggoro. Perselingkuhanini membawa Lintang pada tekanan batin yang berkepanjangan hingga membuatnyastres.
Penyesalan yang mendalam pada diri Lintang membawanya pada sebuahpertobatan. Ia semakin mendalami ilmu agama. Ketegaran dan kesabarannya dalammenghadapi masalah membuatnya me ndapatkan kembali perhatian dan kasih sayangdari suaminya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
SINOPSIS NOVEL LINTANG
Karya Nana Rina
Lintang Sumunar adalah seorang gadis cantik, lincah menari, dan pandai.Nama yang diberikan oleh orang tuanya itu merupakan harapan untuknya ketika besarnanti, yaitu menjadi seperti bintang yang menyinari tanpa pamrih, menjadi penerangbagi keluarganya kelak setelah ia m enikah nanti. Ia hanya seorang anak tukangreparasi barang-barang elektronik, sedangkan ibunya bekerja staf tata usaha di UGM.Keluarga Lintang tinggal di sebuah pendopo, di Kota Gede Yogyakarta. Masa anak-anak dilaluinya dengan kurang bahagia. Eyang Sulastri, neneknya bersikap pilihkasih, sedangkan teman-temannya sering mengejeknya karena ia tidak bisa mengajidan sholat.
Dalam keluarganya, Lintang merupakan anak tunggal. Terkadang luapankasih sayang dari bapak dan ibunya ia rasakan, namun tak jarang pu la ia menjadipelampiasan amarah kedua orang tuanya. Bapak bertabiat keras. Pernah suatu kalikarena marah, ayahnya mengapit tubuhnya kemudia membekap mulutnya. Sepertiorang kalap, Lintang diseret ayahnya ke kamar tidur. Pisau yang diambil ayahnya dariatas lemari dacungkan tepat di mukanya. Seketika itu, tubuh Lintang gemetar dantangisnya tertahan. Saat-saat menyenangkan semasa kecil ia dapatka ketika berlatihmenari, baik di sekolah maupun di kampung.
Masa remaja Lintang dilalui dengan bahagia ketika ia menjalin hubungandengan Anggit. Akan tetapi kebahagiaan tersebut hanya sementara karena ia harusmemilih antara cita-cita dan cinta dan akhirnya ia memilih menggapai cita -citanyamenjadi seorang insinyur. Berpisah dengan Anggit membuat ia sangat sedih, n amunkesibukannya kuliah di UGM membuat ia dapat melupakan Anggit. Agus dan Syukurmerupakan teman kuliah yang menyukai Lintang, namun Lintang sama sekali tidaktertarik kepada keduanya. Atas usulan ayahnya, ia bersandiwara telah bertunangandengan Aji seorang pemuda yang berasal dari Jepara dan kuliah di kedokteran yangjuga pernah menyukainya untuk menghindari Agus dan Syukur. Berjalannya waktu,mereka benar-benar menjalin hubungan, sampai pada akhirnta Lintang hamil.Kehamilan Lintang membuat kaget dan m arah kedua orang tuanya, namun Aji maubertanggung jawab dan menikahinya.
Kehidupan pernikahan Lintang dan Aji tidak semulus yang dibayangkan. Dibelakang Lintang sebelum mereka menikah, ternyata Aji pernah berselingkuh denganUtari. Kekecewaan dirasakan Lintang ketika mengetahui hal tersebut. Lintangakhirnya menerima perbuatan suaminya karena ia mengingat Anti, buah cintanyadengan Aji. Ia bertekad untuk segera menyelesaikan kuliahnya dan segera bekerjauntuk membantu keuangan keluarga. Akhirnya ia lulus kuliah dan bekerja sebagaitenaga honorer di Dinas Pertanian DIY. Beberapa tahun kemudian, suaminyadiangkat menjadi pegawai di Rumah Sakit Dokter Sardjito dan setelah itu ia pun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
diangkat menjadi pegawai negeri di Dinas Pertanian DIY. Perekonomian keluargamereka mulai membaik.
Kehidupan rumah tangganya bersama Aji penuh dengan masalah. Setelahmenikah, Aji tidak lagi memperhatikan istri dan keluarganya karena terlalu sibukdengan pekerjaannya. Beberapa kali Lintang menunjukkan sikap memberontakkepada suaminya dengan merokok, namun suaminya tetap saja cuek dengan apa yangdiperbuatnya. Kurangnya kasih sayang dan perhatian suami membuat Lintangterjerumus dalam perselingkuhan dengan Anggoro. Kasih sayang dan perhatian yangdidambakannya ternyata dia dapatkan dari sosok Anggoro, seorang laki -laki yangditemuinya ketika mengikuti pelatihan AMDAL di Cilacap.
Hubungan yang tidak semestinya ini terus berlanjut meskipun tugas di Cilacaptelah selesai. Akibat dari hubungan ini, teman-teman sekantornya banyak yangmenggunjing dan menjauhinya. Suatu waktu Anggoro mengajaknya untuk istirahat diKali Urang. Pada saat itulah muncul bayangan ibu, bapak, suami, dan anak -anaknyadengan wajah yang sedih dengan apa yang dilakukannya. Seketika itu iameninggalkan Anggoro. Ia merasa bersalah kepada keluarganya.
Perisriwa perselingkuhan Lintang dengan Anggoro menimbulkan tekananbatin yang berkepanjangan hingga membuatnya stres. Lintang ingin sekali berterusterang kepada suaminya sehingga ia dapat hidup tenteram, namun perasaa n takutakan diceraikan suaminya membayanginya. Ia tak berani mengatakan beban dalampikirannya kepada suaminya, akhirnya ia menceritakan peristiwa perselingkuhannyakepada ibunya. Terkejut dan tak percaya disarasakan ibunya, namun dengan penuhpengertian sang ibu memahami beban berat yang dialami anaknya . Aji yangmerasakan perubahan pada istrinya akhirnya mengetahui juga perbuatan istrinya.Lintang akhirnya berterus terang kepada suaminya. Sebuah tamparan keras mendaratdi pipinya. Aji berniat meminta Anggoro untuk menikahi Lintang, namun Lintangmenolak dan menyatakan bahwa ia benar -benar menyesali perbuatannya dan sangatmencintai Aji. Setelah mengetahui perbuatan istrinya, Aji tampak bersikap dinginkarena kecewa dan terpukul atas kejadian it u. Masalah ini berakhir ketika Anggorodatang ke rumah dan meminta maaf kepada Lintang dan Aji.
Penyesalan yang mendalam pada diri Lintang membawanya pada sebuahpertobatan. Ia semakin mendalami ilmu agama dan semakin taat menjalankan ibadah .Aji kini sibuk dengan bisnis-bisnisnya. Tanpa sepengetahuan Lintang, Aji telahmendaftarkannya pada sebuah bisnis penjualan obat -obatan sehingga mau tak mau iaharus berkecimpung dalam bisnis tersebut. Tanpa disangka -sangka, semua bisnisyang dijalankan suaminya menga lami kebangkrutan. Ini membuat Lintang emosi d antanpa ia sadari kata-kata cerai pun ia lontarkan, namun itu hanya emosi sesaatLintang. Ketegaran dan kesabarannya dalam menghadapi masalah membuatnyamendapatkan kembali perhatian dan kasih sayang dari suam inya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
BIOGRAFI PENULIS
Siti Sudarti lahir di Kendal pada tanggal 18 September 1983.
Memulai pendidikan formal di SD Tamanrejo 2 dan
diselesaikannya pada tahun 1996. Setelah lulus , ia melanjutkan di
SLTP N 1 Boja dan pada tahun 1999 melanjutkan pendidikan di
SMA N 1 Boja. Ia kemudian melanjutkan studi di Universitas
Katolik Soegijapranata di Bawen mengambil jurusan PGSD. Setelah menyelesaikan
pendidikan di UNIKA Soegijapranata, ia mengajar di SDK Santo Petrus Tuban. Pada
tahun 2008 melanjutkan pendidikan kembali di Universitas Sanata D harma
Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Jurusan Pendid ikan
Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan daerah dan
lulus pada tahun 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI