Upload
medissa-moth
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/13/2019 portofolio retensi urin
1/7
Nama Peserta: dr. Medissa
Nama Wahana: RSUD Sukadana
Topik: Retensio urin et causa BPH
Tanggal (kasus): 7 juli 2013
Nama Pasien: Tn.A 62th No. RM 078662
Tanggal Presentasi: 1 Agustus 2013 Nama Pendamping: dr. Nurwan Saputra
Tempat Presentasi: RSUD Sukadana
Obyektif Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Ana k Remaj a Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:
Tujuan: mngetahui dan dapat melaksanakan tindakan yang tepat pada pasien retensio urin
Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos
8/13/2019 portofolio retensi urin
2/7
Data pasien: Nama: Tn.A 62th Nomor Regi stras i: 078662
Nama klinik: RSUD Suk ada na Telp: Terdaftar sejak: 7 Juli 2013
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:Pasien mengeluh tidak bisa BAK sejak 1 hari yang lalu. BAK tidak lancar sejak 2 tahun yang lalu. Pasien sering menunggu lama dan mengedan saat
pertama akan buang air kecil, tetapi air kencing yang keluar tidak lancar. Pasien merasakan ingin segera buang air kecil dan seperti tidak dapat
ditahan tetapi pada saat awal buang air kecil tetapi harus menunggu untuk memulai kencing. Setelah BAK pasien sering merasa tidak puas dan
pancaran air kencing saat akhir menetes. Setelah beberapa saat setelah kencing sering merasa ingin BAK kembali. Pasien menyatakan sering
terbangun saat malam hari untuk BAK, hingga 4 kali dalam semalam. Kencing berwarna merah seperti bercampur darah, nyeri pada daerah
pinggang disangkal oleh pasien.
RT Anus : Tenang
Spincter : adekuatMukosa : licinAmpula : tidak menganga
Teraba prostat membesar, permukaan licin , konsistensi kenyal padat, sulcus medianus teraba, pole superior masih teraba, nyeri tekan (-).
HandScoen : feses (+), darah (-), lendir (-).
2. Riwayat Pengobatan: Pasien rutin memeriksakan penyakitnya ke dokter. Sudah pernah disarankan untuk operasi tetapi pasienmenolak.
3.
Riwayat kesehat an/Penyaki t: Pasien sudah mengalami keluhan serupa sejak 2 tahun yang lalu.
4. Riwayat keluarga: Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.5. Riwayat pekerjaan: Tani
8/13/2019 portofolio retensi urin
3/7
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN)Kebersihan cukup
7. Lain-lain: (diberi contoh : PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN LABORATORIUM dan TAMBAHAN YANG ADA, sesuaidengan FASILITAS WAHANA)
Daftar Pustaka:
1. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT BEDAH DE JONG2. BUKU AJAR BEDAH UROLOGI3. WHO - Surgical Care at the District Hospital (WHO 2003)
Hasil Pembelajaran:
1. Definisi retensio urin2. Klasifikasi retensio urin3. Etiologi retensio urin4. Patofisiologi retensio urin5. Penatalaksanaan retensio urin
Subjektif
Pasien mengeluh tidak bisa BAK sejak 1 hari yang lalu. BAK tidak lancar sejak 2 tahun yang lalu. Pasien sering menunggu lama dan mengedan
saat pertama akan buang air kecil, tetapi air kencing yang keluar tidak lancar. Pasien merasakan ingin segera buang air kecil dan seperti tidak
dapat ditahan tetapi pada saat awal buang air kecil tetapi harus menunggu untuk memulai kencing. Setelah BAK pasien sering merasa tidak puas
dan pancaran air kencing saat akhir menetes. Setelah beberapa saat setelah kencing sering merasa ingin BAK kembali. Pasien menyatakan sering
terbangun saat malam hari untuk BAK, hingga 4 kali dalam semalam. Kencing berwarna merah seperti bercampur darah, nyeri pada daerah
pinggang dan kencing berpasir disangkal oleh pasien.
8/13/2019 portofolio retensi urin
4/7
Objektif
VITAL SIGN
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang. Nadi : 84 x/menit.
Kesadaran : CM Pernafasan : 24 x/menit.
Tekanan darah : 130/70 mmHg Suhu axilla : 37,1 0C
STATUS INTERNUS :
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP 5
2 cmH2O
THT : tidak ada kelainan Thoraks : cor dan pulmo dalam batas normal Abdomen
Inspeksi : distensi ( - )Palpasi : hepar dan lien tidak terabaPerkusi : timpaniAuskultasi : BU (+) normal
Ekstremitas : Refilling kapiler baik, sianosis (-)STATUS LOKALIS: Urogenital
8/13/2019 portofolio retensi urin
5/7
Regio CostovertebralisInspeksi : Warna kulit sama dengan sekitarnya, tanda inflamasi tidak ada, alignment tulang belakang lurus, gibbus tidak ada.
Palpasi : Tidak teraba massa, nyeri tekan (-)
Perkusi : Nyeri ketok (-)
Regio SuprapubicInspeksi : Kesan blaas menonjol, warna kulit sama dengan sekitar, tidak tampak massa.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, buli-buli teraba, massa tumor tidak teraba
RTAnus : Tenang
Spincter : adekuatMukosa : licin
Ampula : tidak menganga
Teraba prostat membesar, permukaan licin , konsistensi kenyal padat, sulcus medianus teraba, pole superior masih teraba, nyeri tekan (-).HandScoen : feses (+), darah (-), lendir (-).
LABORATORIUM : -
Assesment
Pembesaran prostat benigna atau lebih dikenal sebagai BPH sering diketemukan pada pria yang menapak usia lanjut. Istilah BPH atau benignprostatic hyperplasia sebenarnya merupakan istilah histopatologis, yaitu terdapat hiperplasia sel-sel stroma dan sel-sel epitel kelenjar prostat.
Meskipun jarang mengancam jiwa, BPH memberikan keluhan yang menjengkelkan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Keluhan yang
disampaikan oleh pasien BPH seringkali berupa LUTS ( lower urinary tractsymptoms) yang terdiri atas gejala obstruksi (voiding symptoms)
maupun iritasi (storagesymptoms) yang meliputi: frekuensi miksi meningkat, urgensi, nokturia, pancaran miksi lemah dan sering terputus-
putus (intermitensi), dan merasa tidak puas sehabis miksi, dan tahap selanjutnya terjadi retensi urine. Pembesaran prostat dianggap sebagai
8/13/2019 portofolio retensi urin
6/7
bagian dari proses pertambahan usia, seperti halnya rambut yang memutih. Oleh karena itulah dengan meningkatnya usia harapan hidup,
meningkat pula prevalensi BPH.
Planning
1. Diagnosis : - Retensio urine e.c susp. BPH2. Pengobatan :
Non Medikamentosa
Pemasangan Folley catheter no. 163. PendidikanPenyakit yang diderita diakibatkan oleh proses penuaan. Terjadi pembesaran dari kelenjar prostat yang meyebabkan gejala-gejala BAK tidak
lancar dan harus menunggu lama untuk mulai BAK. BPH juga dapat menimbulkan komplikasi pada saluran kencing, misalnya infeksi, batuakibat BAK yang sering tertahan. Tindakan pemasangan kateter urin yang di lakukan pada pasien hanya bersifat sementara, mengurangi
keluhan pasien. Terapi definitive pada pasien sebaiknya adalah dengan pembedahan. Pasien sebaiknya berkonsultasi ke dokter spesialis
bedah / bedah urologi untuk penyakitnya ini.
4. KonsultasiPasien ini diharapkan dapat berkonsultasi kepada ahli bedah / bedah urologi untuk penatalaksanaan selanjutnya
8/13/2019 portofolio retensi urin
7/7