Upload
fanny-trestanita-bahtiar
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 1/14
A. Pembedahan pada Pasien Diabetes Melitus
Diabetes mellitus merupakan kelainan yang ditandai oleh kenaikan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasidalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk dihati dari makanan yang
dikonsumsi (Brunner & Suddarth !""!#. Menurut American Diabetes
Association (ADA# !"$" diabetes melitus (DM# merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin kerja insulin atau kedua%duanya. Diabetes Melitus tipe !
atau dikenal juga dengan sebutan on 'nsulin Dependent Diabetes Mellitus
('DDM# adalah kondisi hiperglikemia kronis yang disebabkan karena kegagalan
relati sel ) pankreas dan resistensi insulin (Perkeni !"$$#.
Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus
Diagnosis (based on blood glucose level)
*asting $!+ mg,d- (." mmol,-#
Glucose tolerance test !"" mg,d- ($$.$ mmol,-#
Classification
/ype ' Absolute insulin deiciency secondary to immune%mediated or
idiopathic
/ype '' Adult onset secondary to resistance,relati0e deiciency
/ype ''' Speciic types o diabetes mellitus secondary to genetic deects
/ype '1 Gestational
Pada orang de2asa normal produksi insulin sekitar 3" unit per hari dari
sel beta lengerhans pancreas. 4umlah sekresi insulin terutama tergantung kadar
glukosa didalam plasma. 'nsulin merupakan hormon anabolik paling penting
yang mempunyai eek metabolik yang banyak meliputi peningkatan glukosa dan
potassium memasuki adiposa dan sel otot5 meningkatan glikogen protein dan
sintesis asam lemak dan penurunan glikogenolisis glukoneogenesis ketogenesis
lipolisis dan katabolisme protein (McAnulty !"""#.
Dalam proses operasi kondisi hiperglikemi merupakan aktor risiko
penyebab terjadinya sepsis pasca%operati disungsi endotel iskemik cerebral dan
8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 2/14
penyembuhan luka yang lama. Selain itu respon stres juga dapat mengakibatkan
ketosidosis diabetik atau sindrom hiperglikemik hiperosmolar selama operasi
berlangsung maupun setelah operasi. Monitoring kadar gula sebelum operasi
merupakan tindakan untuk mencegah terjadinya potensi neuroglikemik. 6adar
gula darah yang tidak terkontrol banyak menyebabkan komplikasi dalam sistem
syara termasuk somnolen tidak sadar kejang dan kematian. Beberapa studi
menyebutkan bah2a terjadinya hipoglikemi meningkatkan morbiditas dan
motalitas serta pera2atan post%operati yang lama di '78 (Sudhakaran !"$3#.
Penelitian menunjukkan bah2a pembedahan pada pasien diabetes dapat
meningkatkan mortalitas sampai $" kali yang disebabkan oleh (McAnulty !"""#9
$. Sepsis
!. europati autonomik
:. 6omplikasi aterosklerosis (penyakit arteri koroner stroke penyakit
pembuluh darah perier
;. 6etoasidosis dan koma hiperglikemik hiperosmolar
/rauma yang berkaitan dengan proses operasi meningkatkan produksi
hormon stres. Secara spesiik peningkatan kadar kortisol dan katekolamin
mengurangi sensitiitas insulin sementara itu semakin tingginya aktiitas simpatis
semakin mengurangi sekresi insulin yang secara simultan meningkatkan growth
hormone dan sekresi glukagon. Perubahan dalam pola metabolik normal selama
proses operati mendorong terjadinya glukoneogenesis glikogenolisis proteolisis
lipoolisis dan ketogenesisyang semakin membuat kondisi hiperglikemi dan
ketosis (Sudhakaran !"$3#.
/erdapat sejumlah obat anastesi yang memiliki eek pada kontrol kadar
glukosa. 6ebanyakan agen induksi intra0ena ( '1 # memiliki eek yang relati
aman pada kadar glukosa darah kecuali etomidate. <tomidate diketahui dapat
sedikit menyebabkan hipotensi selama induksi dan umumnya sedikit
mengakibatkan eek%hango0er pada masa pemulihan. Beberapa penelitian
8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 3/14
menyebutkan mekanisme etomidate menunjukkan penekanan ungsi
adrenokortikal dimediasi dengan cara menghalangi akti0itas $$%beta%=idroksilase
dan akhirnya menyebabkan penurunan steroidogenesis. Selain etomidate
penggunan ben>odia>epin dosis tinggi selama operasi dapat menurunkan sekresi
A7/=. Ben>odia>epin juga merangsang pelepasan hormon pertumbuhan dan
mengurangi stimulasi simpatis. Studi in 0itro mengungkapkan bah2a agen
anestesi 0olatil seperti halotan dan isolurane menghambat produksi insulin
normal pada dasarnya dapat menimbulkan respon hiperglikemik (Sudhakaran
!"$3#.
<ther dapat meningkatkan kadar gula darah menoegah eek insulin untuk
transport glukosa menyeberang membran sel dan secara tak langsung melalui
peningkatan aktiitas simpatis sehingga meningkatkan glikogenolisis di hati.
Menurut Greene penggunaan halotan pada pasien cukup memuaskan karena
kurang pengaruhnya terhadap peningkatan hormon5 pertumbuhan peningkatan
kadar gula atau penurunan kadar insulin. Penelitian in0itro halotan dapat
menghambat pelepasan insulin dalam merespon hiperglikemia tetapi tidak
sama pengaruhnya terhadap le0el insulin selama anestesi. Sedangkan enluran dan
isoluran tak nyata pengaruhnya terhadap kadar gula darah (McAnulty !"""5
Mattes $??@#.
Sumber 9 Sudhakaran !"$3
8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 4/14
Secara umum respon terhadap agen penghambat neuromuscular normal
pada pasien diabetes namun pada pasien dengan neuropati abnormalitas mungkin
terjadi. Secara keseluruhan pemilihan agen neuromuscular blocking didasarkan
pada ungsi ginjal sementara pilihan anestesi akan die0aluasi sesuai tingkatan
berbagai penyakit sistemik seperti diabetes hipertensi dan penyakit arteri
koroner. Manajemen kadar glukosa perioperati memiliki beberapa tujuan yaitu
(Sudhakaran !"$3#9
a. Pengurangan morbiditas dan mortaitas pasien secara keseluruhan
b. Menghindari hiperglikemia berat atau hipoglikemia
c. Pemeliharaan elektrolit isiologis dan keseimbangan cairan
d. Pencegahan ketoasidosis
e. Pembentukan target kadar glukosa kurang dari $@"mg , d- pada pasien
kritis dan kurang dari $;"mg , d- pada pasien stabil.
B. Pertimbangan Anestesi
1. Preoperative
/erdapat dua prinsip yang harus diingat pada saat melakukan
e0aluasi pre%operati pasien geriatri (6umra !""@#9
$. Pasien harus selalu dianggap mempunyai risiko tinggi menderita penyakit
yang berhubungan dengan penuaan. Penyakit yang biasa terjadi pada
pasien dengan usia lanjut mempunyai pengaruh yang besar terhadap
penanganan anestesi dan memerlukan pera2atan khusus serta diagnosis.
Penyakit kardio0askuler dan diabetes umumnya sering ditemukan
pada populasi ini. 6omplikasi pulmoner mempunyai insidens sebesar
33 dan merupakan penyebab morbiditas ketiga tertinggi pada pasien
usia lanjut yang akan menjalani pembedahan non cardiac.
!. =arus dilakukan pemeriksaan derajat ungsional sistem organ yang
spesiik dan pasien secara keseluruhan sebelum pembedahan.
Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik ri2ayat pemeriksaan isik
dan determinasi kapasitas ungsional harus dilakukan untuk
menge0aluasi isiologis pasien. Pemeriksaan laboratorium harus
disesuaikan dengan ri2ayat pasien pemeriksaan isik dan prosedur
8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 5/14
pembedahan yang akan dilakukan dan bukan hanya berdasarkan atas
usia pasien saja.
'norm consent pada pasien anggota keluarga atau 2ali pasien sangat
penting menyangkut inter0ensi bedah dan kemungkinan komplikasi yang
dapat timbul. i2ayat kondisi medis lengkap dan operasi sebelumnya harus
dicatat karena pasien usia lanjut biasanya sedang menjalani banyak terapi
obat%obatan. Pasien usia lanjut harus menjalani berbagai tes yang akan
membantu menentukan parameter kesehatan pasien bahkan pada mereka
yang sehat dan termasuk diantaranya9 (6umra !""@#
• =itung darah lengkap9 =b jumlah limosit
• 8rem kreatinin dan elektrolit akan memberikan inormasi
tentang ungsi ginjal karena akan mengalami perubahan secara
bertahap dengan pertambahan usia. Bersihan kreatinin
merupakan indeks penting.
• Gula darah dan kolesterol harus diperiksa karena tingginya
insiden diabetes mellitus dan ateroskleorsis.
• 6adar albumin dan ungsi pembekuan darah
• Pemeriksaa elektrokardiogram (<6G# harus dilakukan pada
semua pasien yang berusia di atas +" tahun terlepas dari ada
ri2ayat penyakit jantung atau tidak.
• ontgen dada dan tes ungsi paru pada pasien dengan penyakit
paru obstrukti kronis.
• Pemeriksaan jantung.
Penyakit yang umumnya ditemukan pada usia lanjut memiliki dampak
yang signiikan terhadap tindakan anestesi sehingga penting untuk
menentukan status isik pasien. 4ika kondisi dapat dioptimalkan sebelum
operasi maka operasi dapat dilakukan tanpa penundaan. Penundaan operasi
yang lama dapat meningkatkan morbiditas. Diabetes mellitus dan penyakit
kardio0askular adalah penyakit yang paling sering dialami oleh pasien
geriatri. 6omplikasi paru adalah salah satu penyebab utama morbiditas
pascabedah pada pasien usia lanjut. Masalah yang yang harus selalu
dipikirkan pada pasien geriatri adalah kemungkinan terjadinya depresi
8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 6/14
malnutrisi imobilitas dan dehidrasi. Sehingga penting untuk menentukan
status kogniti seorang pasien usia lanjut (6anonidou !""#.
Pada penderita diabetes kadar =emoglobin A$c dapat membantumengidentiikasi pasien yang mempunyai resiko besar terjadi hyperglycemia
perioperati0e dan meningkatan terjadinya komplikasi serta hasil yang buruk.
Morbiditas perioperati0e pada pasien diabetes melitus dihubungkan dengan
preoperati0e kerusakan organ lain. Paru sistem kardio0askular dan sistem
renal memerlukan penilaian yang ketat. Pada rontgen thoraC pada penderita
diabetes melitus dapat ditemukan adanya pembesaran jantung kongesti
pembuluh darah paru atau eusi pleura. <6G preoperati pada pasien diabetes
melitus juga terjadi peningkatan insiden abnormalitas dari segment S/ dan
gelombang / (McAnulty !"""#.
Pada pasien yang menggunakan insulin kadar glukosa harus dipastikan
bah2a kadar glukosa dalam batas normal. Pasien harus memantau kadar
glukosa darah termasuk sebelum dan sesudah makan serta sebelum tidur.
Pemantauan glukosa dengan menggunakan finger stick harus diperiksa setiap
;%+ jam. 'nsulin tambahan digunakan untuk mengoreksi hiperglikemia dalam
batas normal. Penggunaan insulin short %acting (humulin no0olin# memiliki
durasi yang lebih pendek diberikan secara subkutan setiap ;%+ jam5 namun
dapat diberikan lebih dari setiap + jam untuk memperbaiki hiperglikemia.
-ong%acting insulin (glargine ultralente# dihentikan dua%tiga hari sebelum
operasi5 kadar glukosa distabilkan oleh insulin kombinasi insulin menengah
dengan short%acting insulin dua kali sehari sebelum makan dan intermediate%
acting insulin di 2aktu tidur (Sudhakaran !"$3#.
Pasien preoperati yang sedang mengonsumsi obat hipoglikemik oral
sebagai pengganti insulin dapat dilanjutkan samapi hari akan dioperasi
kecuali sulonylurea dan metormin harus dihentikan !; ;@ jam sebelum
operasi. =al ini dikarenakan sulonylureas dan metormin memiliki 2aktu
paruh yang panjang dan dapat menyebabkan hipoglikemia pada pasien dengan
kondisi puasa sebelum operasi. Pada postoperati konsumi obat hipoglikemik
oral dapat dilanjutkan kembali saat pasien sudah dapat minum per oral.
8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 7/14
Banyak pasien memerlukan insulin selama masa intraoperati dan postoperati.
=al ini disebabkan oleh karena stress menghadapi pembedahan yang
menyebabkan terjadinya peningkatan dalam counterregulatory hormon
(seperti catecholamines glucocorticoids gro2th hormone# dan mediator
inlasi seperti aktor nekrosis tumor dan interleukin. Setiap penambahan ini
menjadi stress hiperglikemi dan disertai dengan peningkatan kebutuhan insulin
(Sudhakaran !"$3#.
Biguanides (metormin# mensensitisasi jaringan khusus untuk insulin
mediasi penyerapan glukosa dalam otot dan lemak sementara mencegah
pembentukan glukosa hepatik. Penggunaan metormin dihentikan sebelum
operasi di Amerika dan <ropa karena terjadinya gangguan ungsi ginjal
mungkin timbul intraoperati meningkatkan risiko laktat asidosis. inhibitor
alpha glucosidase (acarbose miglitol# melemahkan eek oligosaccharida dan
disaccharida di brush border usus eekti menurunkan penyerapan glukosa
setelah makan. amun pada kondisi puasa saat pre%operati obat tersebut
tidak memberikan eek apapun obat ini dan tetap harus dihentikan sampai
pasien sudah dibolehkan makan kembali. Mekanisme thia>olidinediones
(pioglita>one rosiglita>one# mirip dengan metormin. amun demikian obat
ini umumnya tetap dihentikan karena dapat menyebabkan retensi cairan
pascaoperasi. 6unci manajemen pada pasien dengn diabetes melitus adalah
memantau kadar glukosa plasma secara rutin. Pemantauan kadar glukosa
sangat penting dan dekstrosa '1 mungkin diperlukan. (Sudhakaran !"$35
Mattes $??@#.
Belum terdapat panduan yang jelas kapan operasi dibatalkan pada saat
terjadi hiperglikemi akan tetapi operasi tidak dianjurkan pada pasien denganmengakibatkan ketosidosis diabetik atau sindrom hiperglikemik hiperosmolar.
umah Sakit Eale e2 =a0en merekomendasikan untuk menunda operasi bila
kadar glukosa lebih dari ;""mg,d-. Demikian pula di Boston Medical 7enter
menganjurkan untuk menunda prosedur bedah yang tidak mendesak jika kadar
glukosa lebih dari 3""mg,d-. Faktu yang ada selama penundaan ini
digunakan untuk memeriksa mengoreksi keseimbangan cairan asam basa dan
8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 8/14
etektroit yang merupakan keadaan yang mengancam ji2as ebelum
pembedahan dilakukan (Sudhakaran !"$3#.
2. Intraoperatif
Manajemen intraoperati diarahkan untuk membatasi stres akibat
pembedahan dan menghindari kejadian yang lebih memperburuk cadangan
isiologis pasien. /idak ada teknik uni0ersal khusus yang disetujui untuk
pasien usia lanjut tetapi beberapa inter0ensi dapat meningkatkan outcome
(6anonidou !""#.
a. Induksi Anestesi:
Pada pasien usia lanjut preoksigenasi agresi yang setara untuk
anestesi inhalasi menurun secara linear dengan pertambahan usia oleh
karena itu dosis obat yang mempengaruhi SSP perlu dikurangi untuk
mengantisipasi eek sinergi obat. Penggunaan bersama propool
mida>olam opioid dapat meningkatkan kedalaman anestesi. =ipotensi
adalah kejadian yang umum didapatkan sehingga dosis obat%obatan ini
harus dititrasi. Dipilih obat yang bekerja singkat. Stimulasi intubasi trakea
tidak memberikan eek hipotensi pada pasien usia lanjut (6anonidou
!""#.
Penggunaan proilaksis aspirasi dan rapid seuence intubation (S'#
harus dilakukan secara rutin khususnya pada pasien dengan diabetes
mellitus atau penyakit reluks dan prosedur darurat. Antisipasi
pemanjangan durasi obat neuromuskuler yang bersiat organ based klirens.
Seiring pertambahan usia obat%obatan intermediate acting bekerja lebih
lama (kecuali atrakurium dan cisatrakurium# dapat menurunkan suhu
tubuh menyebabkan diabetes dan obesitas dan peningkatan blok
neuromuskuler (6anonidou !""#
Hbat%obatan non%steroid anti%inlammatory drug (SA'D# untuk
menghilangkan rasa sakit pasca operasi harus diberikan dengan dosis
dikurangi untuk menghindari komplikasi seperti gastritis gagal ginjal akut.
SA'D harus dihindari pada pasien usia lanjut dengan gangguan ungsi
8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 9/14
ginjal preoperati (peningkatan kadar urea , kreatinin# atau jika pasien
mengalami hipo0olemia (6anonidou !""#.
b. ipoter!ia
Pembedahan umumnya dapat menyebabkan hipotermia karena
aktor lingkungan dan tindakan anestesi yang menginduksi inhibisi
mekanisme termoregulator normal. Pasien usia lanjut lebih beresiko untuk
mengalami hipotermia karena anestesi yang mengubah mekanisme
termoregulator dan tingkat metabolisme basal yang rendah. =ipotermia
intraoperati dapat menjadi aktor risiko jantung independen untuk
penyakit jantung pasca operasi pada usia lanjut. Hleh karena itu pada
pasien usia lanjut harus dilakukan upaya untuk mencegah kehilangan
panas. -angkah%langkah untuk mencegah hipotermia adalah9 pembersihan
pasca operasi dengan cairan yang hangat menggunakan sistem
pemanasan menghangatkan cairan '1 menjaga suhu lingkungan tetap
hangat menutupi pasien dengan selimut sebelum dan setelah operasi
(6umra !""@#.
c. Mana"e!en cairan
Mengelola 0olume intra0askular yang tepat sangat penting dengan
menghindari kelebihan dan kekurangan pemberian cairan. Pasien usia
lanjut juga rentan terhadap dehidrasi karena penyakit penggunaan
diuretik puasa pra operasi dan penurunan respon haus. Asupan cairan oralhingga ! % : jam sebelum operasi dan terapi pemeliharaan cairan yang
cukup serta menghindari terapi diuretik sebelum operasi dapat
menghindarkan kejadian hipotensi mendadak segera setelah induksi
anestesia. =idrasi yang berlebihan juga harus dihindari pada usia lanjut
dengan ganggaun jantung karena mereka lebih rentan untuk terjadinya
kegagalan sistolik perusi organ yang jelek dan penurunan G* (6umra
!""@#.
8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 10/14
Pada pasien dengan diabetes tujuan utama dari manajemen kadar gula
darah intraoperati adalah menghindari terjadinya hipoglikemi.
=iperglikemi dihubungkan dengan keadaan hiperosmolaritas ineksi atau
peradangan dan luka yang sulit sembuh. Selain itu hiperglikemi dapat
memperburuk kondisi neurologis pasien dengan iskemik serebral serta
hasil dari tindakan bedah jantung atau setelah akut miokard inark.
Penga2asan yang ketat amat sangat dibutuhkan dalam kondisi ini. 6ontrol
ketat pada pasien hamil dengan diabetes melitus telah memperlihatkan
perbaikan hasil pada bayi yang dilahiran. Meskipun demikian kebutuhan
otak akan glukosa sebagai sumber energi tetap harus diperhatikan
sehingga terjadinya hipoglikemi harus dihindari (Sudhakaran !"$3#.
Adanya beberapa regimen pada managemen perioperati untuk pasien
diabetes melitus. Penggunaan jarum inus yang kecil untuk pemberian
cairan deCtrose bertujuan untuk mencegah pengaruh cairan intraoperati
dan obat yang lain. /ambahan dekstrosa dapat diberikan pada pasien
hipoglikemik (I$"" mg,d-#. Stres operasi dapat meningkatkan keadaan
hiperglikemik pada pasien dengan diabetes. Beberapa studi menganjurkan
untuk tetap menjaga kadar glukosa $3"%!"" mg,d- selama operasi. Selama
operasi berlangsung kadar glukosa harus tetap termonitor. Pada
pembedahan dengan prosedur yang kompleks dibutuhkan inus insulin
secara intra0ena guna mencapai kadar glukosa normal. =iperglikemi
intraoperati (J$3"%$@" mg,d- # diterapi dengan cairan insulin reguler
secara intra0ena sesuai dengan skala yang ada. 'nsulin '1 biasanya
bertahan selama $ jam namun memiliki 2aktu paruh menit sehingga
kontrol glikemik yang ketat dapat mencegah terjadinya perubahan kadar
glukosa tak terduga secara eekti. Pada pasien dengan diabetes tipe $
inus insulin dimulai dengan dosis sekitar "3%$ 8,jam (campuran $""8
insulin short%acting dalam larutansalin normal $""m-5 yaitu $8 K $ m-#
sedangkan dosis biasanya meningkat pada penderita diabetes tipe ! yaitu
sekitar !%:8,jam atau lebih. Pasien dengan DM tipe ' memerlukan
penilaian glukosa setiap jam sementara pada beberapa pasien DM tipe !
cukup setiap ! : jam (Sudhakaran !"$3#.
8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 11/14
Dua teknik yang paling sering pada perioperati managemen insulin pada
penderita DM
#olus Ad!inistration Continuous Infusion
Preoperati0e
D3F ($.3 m-,kg,h# D3F ($ m-,kg,h#
P=$ insulin (hal usual AM
dose#
egular insulin 9
'ntraoperati0eegular insulin (as per
sliding scale#Same as preoperati0e
Postoperati0e Same as intraoperati0e Same as preoperati0e
$. Post%operative
Penga2asan pasca operasi pada geriatri sangat penting terutama pada
operasi besar. Pemulihan menjadi lama karena pemanjangan obat%obat
anestesi. Mobilisasi pasca operasi dilakukan sesegera mungkin untuk
mencegah plebotrombosis. Perubahan ungsi aring releks batuk dapat
diperburuk oleh eek dari anestesi instrumentasi aring dan operasi yang
dapat meningkatkan kemungkinan aspirasi pascaoperasi pada usia lanjut.
Penggunaan pipa nasogastrik mengembalikan releks aring dan laring
motilitas gastrointestinal dan ambulasi dini dengan kon0ersi intake oral
setelah operasi dapat meminimalkan insiden aspirasi pasca operasi
(Mura0chik !""+#.
=ipoksia pasca operasi meningkat pada geriatri terutama operasi besar
sehingga perlu diberikan oksigen beberapa hari pasca operasi. Dianjurkanuntuk memberikan terapi oksigen terutama setelah pembedahan abdomen
atau dada penyakit kardio0askuler atau pernapasan kondisi kehilangan darah
yang signiikan atau bila telah diberikan analgetik opioid. asal kanul sering
ditoleransi lebih baik daripada masker (Mura0chik !""+#.
6omplikasi pasca operasi pada geriatri antara lain9 hipertensi deep vein
trombosis, anemia oliguria aritmia inark jantung gagal jantung emboli
paru cerebrovascular accident . 6omplikasi lain berupa pengaruh dari obat%
8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 12/14
obat yang diminum secara rutin oleh penderita. -uka operasi pada geriatri
sulit sembuh. 6arena komplikasi yang serius pasca operasi beberapa senter
menganjurkan pasca operasi penderita geriatri dira2at di '78 (6umra !""@#
Pengobatan penderita penyakit kronik yang disertai dengan rasa nyeri
atau depresi akan lebih sulit. 4ika pasien ini telah minum obat%obat tertentu
maka sebaiknya obat sebisa mungkin terus diberikan. Saat melakukan
pengelolaan nyeri pada pasien ini kita kadang harus konsultasi dengan
psikiater atau ahli spesialisasi nyeri kronik yang sebelumnya pernah mera2at
penderita. *isioterapi dini dan kontinyu serta mobilisasi dapat membantu
pemulihan pasca%operasi dan dapat mengurangi lama pera2atan di rumah
sakit secara signiikan.
Pemantauan kadar gula darah postoperati yang ketat pada pasien
diabetes melitus harus tetap dilakukan secara terus%menerus. Pentingnya
pemantauan ini berkaitan dengan 0ariasi indi0idu pada onset dan lama nya
kerja dari preparat insulin. Alasan lain pemantauan yang ketat adalah
progresi0itas dari stress hiperglikemi dalam masa pemulihan. 4ika kadar
glukosa darah tetap rendah setelah operasi pemberian inus deCtrose 3%$" g
glukosa per jam harus dilakukan untuk mencegah hipoglikemia dan ketosis.
Selain itu jika pasien tidak dapat mentoleransi makanan oral dalam periode
2aktu yang lama maka total nutrisi parenteral (/P# harus dipertimbangkan
(Sudhakaran !"$3#.
Penggantian insulin isiologis insulin dapat dilakukan dengan pemberian
insulin basal long%acting insulin short%acting diikuti dengan pemberian
makanan serta tambahan insulin rapid%acting untuk mengatasi hiperglikemia jika diperlukan. Sangat penting untuk memastikan kadar insulin basal stabil
setelah pemberian insulin '1 intraoperati dihentikan terutama pada pasien
diabetes melitus tipe $ guna mencegah terjadinnya diabetik ketoasidosis.
Setelah pasien dipastikan mampu mengkonsumsi makananmaka insulin
intra0ena dapat dihentikan dan kontrol glikemik kembali pada prosedur
seperti sebelum dilakukannya operasi (Sudhakaran !"$3#.
8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 13/14
Perlu di2aspadai kemungkinan terjadinya hipoglikemia atau
hiperglikemia pasien pasca bedah terutama bila terdapat keterlambatan
bangun atau penurunan kesadaran. =arus dipantau kadar gula darah pasca
bedah. Pemeriksaan <6G postoperati serial dianjurkan pada pasien DM usia
lanjut penderita DM tipe ' dan penderita dengan penyakit jantung 'nark
miokard postoperati mungkin tanpa gejala dan mempunyai mortalitas yang
tinggi (McAnuly !"""#
&u!!ar' of #ioavailabilit' Caracteristics of te Insulins.1
'nsulin /ype!Hnset
Peak
ActionDuration
Short%acting -ispro$"!" min
:"?"
min;+ h
egular Actrapid 1elosulin $3:" min $: h 3 h
Semilente Semitard :"+" min ;+ h $!$+ h
'ntermediate%
acting
-ente -entard Monotard
P= 'nsulatard!; h @$" h $@!; h
-ong%acting 8ltralente 8ltratard PL' ;3 h @$; h !3:+ h
$/here is considerable patient%to%patient 0ariation.
!P= neutral protamine =agedorn5 PL' protamine >inc insulin
DAP&
6anonidou. L. 6arystiano G. Anasthesia (or /he <ldery. !"".
='PPH6A/'A $$ ;9 $3%$.
6umra 1P. 'ssues in geriatric anaesthesia. SAA7 4. Anesthesia. e2 Delhi
!""@. =al9:? ;?.
Mathes DD. Management of Common Endocrine Disorder in Stone D4 ed.
Perioperati0e 7are $sted Mosby Eear Book 'nc $??@9 !:3%!+3.
8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx
http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 14/14
McAnulty G obertsha2 =4 =all GM. Anaesthetic Management of
Patients with Diabetes Mellitus in British 4ournal o Anaesthesia
-ondon !"""9 @"%?".
Mura0chick S. !""+. Anesthesia or ederly. 'n Miller D ed. Anesthesia. + th
ed. Philadelphia 9 7hurchill % -i0ingstone 9 !$;" 3+.
Perkeni.!"$$. 6onsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus /ipe
! di 'ndonesia. Perkumpulan <ndokrinologi 'ndonesia.
Sudhakaran S. Surani S. !"$3. eview Article! Guidelines or Perioperati0e
Management o the Diabetic Patient. Surgery esearch and Practice
1olume !"$39 $%?.