Relaksasi Progesif.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lkjhbgvcfxswerdtyuijknbhvcxdfcvbn

Citation preview

PRE PLANNING SENAM LANSIA

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGESIF UNTUK HIPERTENSIDI DOROWATI, JATINOMKLATEN

Oleh:

DISUSUN OLEH :

ARUM DWI SETIARINI124004S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI KESEHATAN

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN2015/2016SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan: Kesehatan LansiaSub Pokok Bahasan : Teknik Relaksasi Otot Progesif untuk Hipertensi LansiaSasaran

: Ny TWaktu

: 10.00-10.30Pertemuan Ke

: 4Tanggal

: 15 Januari 2016Tempat

: Rumah Ny TI. Tujuan

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan teknik relaksasi otot progesif secara rutin, diharapkan tekanan darah pada lansia dalam batas normal. B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan teknik relaksasi otot progesif selama 65 menit diharapkan lansia dapat :

1. Lansia mengerti pengertian, tujuan dan manfaat teknik relaksasi otot progresif untuk lansia

2. Lansia mampu mempraktekkan teknik relaksasi otot progresif

II. Metode Demonstrasi III. MediaLaptop IV. Pelaksanaan Kegiatan NoTahapanWaktuKegiatan

MahasiswaMasyarakat

1.Perkenalan dan Pembukaan10 menit Memberi salam

Perkenalan

Menyampaikan materi yang akan disampaikan

Apersepsi menjawab salam

mendengarkan

menyimak

2Inti35 menit Menjelaskan materi penyuluhan:

Pengertian, tujuan dan manfaat teknik relaksasi otot progresif untuk lansia

Mempraktekkan teknik relaksasi otot progresif

mendengarkan

menyimak

memperhatikan

menelaah

bertanya menanggapi mempraktekkan

3Penutup15 menit menyimpulkan evaluasi

memberi salam menyimak menjawab salam

V. Evaluasi Prosedur: post Jenis tes: mengulang kembali gerakan terapi relaksasi otot progesif Butir soal:

1. Lansia mempu menjelaskan pengertian, tujuan dan manfaat teknik relaksasi otot progresif untuk lansia

2. Lansia mampu mempraktekkan teknik relaksasi otot progresifVII. Lampiran Materi MATERI PENYULUHANA. Teknik relaksasi otot progresif

1. Pengertian

Relaksasi adalah satu teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan. Relaksasi merupakan serangkaian upaya untuk menegangkan dan mengendurkan otot-otot ditubuh untuk mencapai keadaan relaks. Teknik ini dapat digunakan oleh pasien tanpa bantuan terapis dan mereka dapat menggunakannya untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan yang dialami sehari-hari di rumah. Relaksasi adalah teknik yang dapat digunakan semua orang untuk menciptakan mekanisme batin dalam diri seseorang dengan membentuk pribadi yang baik, menghilangkan berbagai bentuk pikiran yang kacau akibat ketidak berdayaan seseorang dalam mengendalikan ego yang dimilikinya, mempermudah seseorang mengontrol diri, menyelamatkan jiwa dan memberikan kesehatan bagi tubuh. Relaksasi progresif adalah cara yang efektif untuk relaksasi dan mengurangi kecemasan. Jika kita bisa belajar mengistirahatkan otot-otot kita melalui suatu cara yang tepat, maka hal ini akan diikuti dengan relaksasi mental atau pikiran. Relaksasi progresif adalah ajaran diri atau latihan terinstruksi yang meliputi pembelajaran untuk mengerutkan dan merilekskan kelompok otot secara sistemik, dimulai dengan otot wajah dan berakhir pada otot kaki. Teknik relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi yang dilakukan dengan cara fokus pada kontraksi dan relaksasi otot-otot tubuh. Tindakan ini biasanya memerlukan waktu 15 sampai 30 menit dan dapat disertai dengan instruksi yang direkam yang mengarahkan individu untuk memperhatikan urutan otot yang di rilekskan. Rendahnya aktivitas otot tersebut menyebabkan kekakuan pada otot.2. Tujuan

Relaksasi otot bertujuan untuk mengurangi ketegangan dengan cara melemaskan badan. Dalam latihan relaksasi otot individu diminta menegangkan otot dengan ketegangan tertentu dan kemudian diminta untuk mengendurkannya.Sebelum dikendorkan penting dirasakan ketegangan tersebut sehingga individu dapat membedakan antara otot tegang dengan otot yang lemas.

Sesuatu yang diharapkan disini adalah individu secara sadar untuk belajar merilekskan otot-ototnya sesuai dengan keinginannya melalui suatu cara yang sistematis. Subjek juga belajar menyadari otot-ototnya dan berusaha untuk sedapat mungkin mengurangi atau menghilangkan ketegangan otot tersebut. Selain itu, tujuan dari relaksasi ini adalah memperdalam relaksasi dan merilekskan otot yang tegangannya berlebihan dan otot yang tidak perlu tegang.

3. Manfaat Relaksasi

Manfaat dari relaksasi otot progresif ini sendiri adalah untuk mengatasi berbagai macam permasalahan dalam mengatasi stres, kecemasan, insomnia/ susah tidur, dan juga dapat membangun emosi positif dari emosi negatif. Keempat permasalahan tersebut dapat menjadi suatu rangkaian bentuk gangguan psikologis bila tidak diatasi. Stres terhadap tugas maupun permasalahan lainnya, yang tidak segera diatasi dapat memunculkan suatu bentuk kecemasan dalam diri seseorang. Kecemasan itu sendiri bila tidak juga diatasi dapat berakibat pada munculnya emosi negatif baik terhadap permasalah yang timbul akibat stres juga perilaku sehari-hari seseorang. Dan akibat dari itu semua menyebabkan suatu bentuk gangguan tidur atau insomnia.Relaksasi bisa digunakan agar seseorang kembali pada taraf keadaan normal.4. Metode Relakasasi

Salah satu metode relaksasi otot progresif adalah dengan menegangkan dan mengendurkan otot-otot jari-jari kaki dan secara progresif bekerja hingga leher dan kepala.Teknik ini juga dapat dimulai dari kepala dan leher dan bekerja turun ke jari-jari kaki.5. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Kegiatan Relaksasi Hal hal yang perlu juga diperhatikan dalam melakukan kegiatan relaksasi otot progresif :a. Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri sendiri.

b. Untuk merilekskan otot-otot membutuhkan waktu sekitar 20-50 detik.

c. Posisi tubuh, lebih nyaman dengan mata tertutup. Jangan dengan berdiri.

d. Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan.

e. Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudian bagian kiri dua kali.

f. Memeriksa apakah klien benar-benar rileks.

g. Terus menerus memberikan instruksi.

h. Memberikan instruksi tidak terlalu cepat, dan tidak terlalu lambat.

6. Langkah-Langkah Relaksasi Otot Progresif

Langkah awal yang dilakukan adalah sebuah ruang (dapat tertutup atau terbuka) yang memungkinkan udara bebas keluar masuk sangat dianjurkan dalam latihan relaksasi.Kursi yang dapat fleksibel naik dan turun (lihat gambar 1) lebih diutamakan daripada tempat tidur sehingga dapat diletakkan di tempat-tempat yang diinginkan.

Berikut dipaparkan masing-masing gerakan dan penjelasan mengenai otot-otot yang akan dilatih:

a) Gerakan pertama

Ditujukan untuk melatih otot tangan yang dilakukan dengan cara menggenggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan. Klien diminta membuat kepalan ini semakin kuat (gambar 2), sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi. Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan rileks selama 10 detik. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.

b) Gerakan kedua

Gerakan untuk melatih otot tangan bagian belakang. Gerakan ini dilakukan dengan cara menekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot-otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap ke langit-langit (gambar 2).

c) Gerakan ketiga

Melatih otot-otot Biceps. Otot biceps adalah otot besar yang terdapat di bagian atas pangkal lengan (lihat gambar 3). Gerakan ini diawali dengan menggenggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot-otot biceps akan menjadi tegang.

d) Gerakan keempatDitujukan untuk melatih otot-otot bahu. Relaksasi untuk mengendurkan bagian otot-otot bahu dapat dilakukan dengan cara mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan dibawa hingga menyentuh kedua telinga. Fokus perhatian gerakan ini adalah kontras ketegangan yang terjadi di bahu, punggung atas, dan leher.

e) Gerakan kelima sampai ke delapanGerakan-gerakan yang ditujukan untuk melemaskan otot-otot di wajah.Otot-otot wajah yang dilatih adalah otot-otot dahi, mata, rahang, dan mulut. Gerakan untuk dahi dapat dilakukan dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa dan kulitnya keriput (gambar 5). f) Gerakan keenamGerakan yang ditujukan untuk mengendurkan otot-otot mata diawali dengan menutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata (gambar 5).g) Gerakan ketujuhBertujuan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot-otot rahang dengan cara mengatupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi-gigi sehingga ketegangan di sekitar otot-otot rahang (gambar 5).

h) Gerakan kedelapanDilakukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut (gambar 5).

i) Gerakan Kesembilandan KesepuluhDitujukan untuk merilekskan otot-otot leher bagian depan maupun belakang (gambar 7). Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher bagian depan. Klien dipandu meletakkan kepala sehingga dapat beristirahat, kemudian diminta untuk menekankan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga klien dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas.

Sedangkan gerakan kesepuluh bertujuan untuk melatih otot leher bagian depan (lihat gambar 7). Gerakan ini dilakukan dengan cara membawa kepala ke muka, kemudian klien diminta untuk membenamkan dagu ke dadanya. Sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka.j) Gerakan kesebelasBertujuan untuk melatih otot-otot punggung. Gerakan ini dapat dilakukan dengan cara mengangkat tubuh dari sandaran kursi, kemudian punggung dilengkungkan, lalu busungkan dada sehingga tampak seperti pada gambar 6. Kondisi tegang dipertahankan selama 10 detik, kemudian rileks. Pada saat rileks, letakkan tubuh kembali ke kursi, sambil membiarkan otot-otot menjadi lemas.k) Gerakan keduabelasDilakukan untuk melemaskan otot-otot dada. Pada gerakan ini, klien diminta untuk menarik nafas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya. Posisi ini ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada kemudian turun ke perut. Pada saat ketegangan dilepas, klien dapat bernafas normal dengan lega. Sebagaimana dengan gerakan yang lain, gerakan ini diulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi tegang dan rileks.

l) Gerakan ketigabelasBertujuan untuk melatih otot-otot perut.Gerakan ini dilakukan dengan cara menarik kuat-kuat perut ke dalam, kemudian menahannya sampai perut menjadi kencang dank eras. Setelah 10 detik dilepaskan bebas, kemudian diulang kembali seperti gerakan awal untuk perut ini. Gerakan 14 dan 15 adalah gerakan-gerakan untuk otot-otot kaki. Gerakan ini dilakukan secara berurutan.Gerakan keempat belas bertujuan untuk melatih otot-otot paha, dilakukan dengan cara meluruskan kedua belah telapak kaki (lihat gambar delapan) sehingga otot paha terasa tegang. Gerakan ini dilanjutkan dengan mengunci lutut (lihat gambar delapan), sedemikian sehingga ketegangan pidah ke otot-otot betis. Sebagaimana prosedur relaksasi otot, klien harus menahan posisi tegang selama 10 detik baru setelah itu melepaskannya. Setiap gerakan dilakukan masing-masing dua kali.DAFTAR PUSTAKADarmojo,B.&Hadi,M.(2004). Geriatri: ilmu kesehatan usia lanjut (edisi3).Jakarta: Balai Penerbit FKUI.Mc Guigan, F.J. Lehrer, M.P. (2007). Progressive Relaxation : Origin, Principles, and Clinical Application. 3 Mei 2014

Smeltzer,S.C&Bare,B.G.(2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: EGC.Brunner and Sudarth, vol.I(edisi8). AlihBahasa; MonicaEster,EllenPanggabean. Jakarta: EGC.