Upload
phungthu
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
Selasa, 27 September 2011
Saksi#5: Tunggono
Hakim Ketua : Yak skors saya cabut, sidang dinyatakan dibuka kembali, saksi berikut
PU : Saksi Tunggono
Hakim Ketua : Saudara saksi ya, saudara telah disumpah, untukmemberikan keterangan sesuai dengan apa yang saudara ketahui, ya saudara alami dan dengar langsung, saudara menjabat sebagai apa, dirut ya ?
Saksi (T) : Direksi
Hakim Ketua : Apa, direksi, bagian apa, direksi apa, pake mic nya
Saksi (T) : Jadi awal saya sebagai direktur adalah sebgai direktur operasi pada tahun 1998
Hakim Ketua : Sebelum itu?
Saksi (T) : Sebelum itu GM distribusi PLN Jakarta dan Tangerang
Hakim Ketua : Kemudian dengan, kaitan dengan masalah, apa, CIS RISI ini apa yang saudara ketahui ?
Saksi (T) : Yang saya ketahui adalah, bahwa a....... saya mengenal CIS RISI ini namanya juga dulu bukan CIS RISI tapi adalah Simpel RISI, Simpel RISI ini adalah salah satu dari sistem informasi pelanggan
Hakim Ketua : Simpel RISI ini tahun berapa itu ?
Saksi (T) : Itu a..... saya masuk ke DKI itu tahun 1995 dan melakukan, jadi ada kontrak dengan politeknik ITB menyangkut
Hakim Ketua : Masalah ?
Saksi (T) : Untuk melaksanakan studi pembentukan sistem informasi pelanggan, nah sistem informasi pelanggan ini sebetulnya sebelumnya sudah dilakukan secara manual nama TUL, Tata Usaha Langganan di setup oleh PLN untuk sebagi pegangan seluruh unit PLN di seluruh Indonesia dalam rangka memberikan pelayanan kepada pelanggan, jadi mereka ini pelanggan mendaftar sebagai pelanggan lalu diterbitkan surat penyambungan, lalu terbit rekening dan lain lain, penagihan sampai dengan pelanggan membayar itu merupakan 1 rangkaian, ya, dilakukan secar manual jadi, pak ya, dan berlaku di seluruh Indonesia. Nah, ketika saya masuk tahun 1995 di Jakarta, ada studi yang dilakukan oleh
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
politeknik ITB yang mengkomputerisasikan sistem pelayanan pelanggan ini yang tadinya manual diusahakan untuk dibuat secara komputerisasi, nah ini masih dalam tahap studi dan studi ini selesai tahun 1996 kemudian kami, kerena ini sudah dibuat studinya kami tentunya ingin tau apakah ini dapat diimplementasikan atau tidak, lalu kita membuat kontrak lanjutan denga politeknik ITB untuk melakukan implementasi dari studi yang telah mereka buat
Hakim Ketua : Kontrak lanjutan dimulai dari tahun berapa ?
Saksi (T) : Itu 1996 dan kalo tidak salah dan berakhir tahun 2001, karena saya sudah tidak lagi di Jakarta, jadi waktu saya tinggalkan ini masih berjalan, saya pindah dari Jakarta tahun 1998
Hakim Ketua : Hmmm....gitu ya, terus setelah dibuat itu, apa lagi ?
Saksi (T) : Jadi setelah a..... setelah berjalan maka saya pindah ke PLN pusat untuk sebagai Direktur Operasi dan setelah itu saya tidak lagi menangani masalah CIS RISI, saya tidak tau lagi bagaimana ceritanya karena saya sudah berada di wilayah di PLN (terpotong hakim)
hakim ketua : Dalam kaitannya dengan Netway tau saudara ?
Saksi (T) : Enggak, saya enggak tau
hakim ketua : Jadi hanya menyangkut masalah perjanjian antara pihak PLN dengan (terpotong saksi)
Saksi (T) : Dengan distribusi Jakarta ya
Hakim ketua : Oh..... itu jadikan bukt i, itu ya, lanjut tanya
PU : Terimakasih Yang Mulia, ijin bertanya, tadi saudara saksi menyebutkan ada mengenai perjanjian dengan polikteknik, apa itu perjanjian 208 tanggal 14 Desember 1996 ?
Saksi (T) : Saya tidak ingat nomornya tapi kira-kira tahun 1996 akhir ya
PU : Baik, ya, kemudian tadi saksi ada menyebutkan ada TULman ,itu fitur-fiturnya meliputi apa itu, fungsi pelayanan pelanggan (terpotong saksi)
Saksi (T) : Fungsi pelayanan pelanggan itu kalau tidak salah ada 6 fungsi, jadi pertama fungsi apa, fungsi tata usaha langganan, jadi ada 6 fungsi pak, saya nggak hafal satu persatu pak, tapi intinya adalah dia mulai dari a.......... pelanggan datang keloket PLN lalu dilayani oleh petugas sana jadi sebagai apa, pendaftaran pertama , setelah itu ada fungsi TUL lainnya yang memerintahkan kepada bagian teknik untuk pemasangan meter dan seterusnya lalu ada instruksi juga kepada bagian administrasi
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
untuk mulai membuat rekening, lalu ada istruksi berikutnya adalah untuk mulai membaca rekening dan berikutnya adalah untuk menerbitkan a....... ah, bukan baca rekening, baca meter, lalu berikutnya adalah untuk mulai menerbitkan rekening, dan yang paling akhir adalah fungsi dimana ada pengawasan disana, nah artinya kalo ada rekening sudah terbit apakah uangnya sudah masuk ato belum, apakah ini masih di tunggak ato tidak oleh para pelanggannya, jadi itu fungsi 1 sampai 6 itu, pak
PU : Ini ya...... kami bacakan, benar ini fitur-fiturnya?.....fungsi dari pada satu fungsi pelayanan pelayanan pelanggan, fungsi pembacaan meter, fungsi proses rekening; fungsi distribusi dan posting rekening, fungsi-fungsi penagihan, dan fungsi pemutusan sementara untuk penanganan tunggakan ya?
Saksi (T) : Ya kira-kira seperti itu
PU : Baik. tadi ,kembali lagi keperjanjian ya, kembali keperjanjian a........... apa dalam perjanjian tersebut, apakah a..... boleh di subkontrakan ke pihak lain ?
Saksi (T) : Tidak boleh karena disana ada klausul bahwa pekerjaan ini hanya boleh dilakukan oleh ITB dan tidak boleh di sub kontrakan
PU : Baik. Kemudian a, untuk hasil pekerjaan ya, itu jadi milik siapa itu ?
Saksi (T)renggono : Menjadi milik PLN, karena dalam perjanjiannya kami menyebutkan begini, yang akan di konversi itu adalah suatu bentuk sistem administrasi kepunyaan PLN yaitu Tata Usaha Layanan, TUL tadi, nah kalo tadi dia konversikan kedalam a..... bentuk kompputerisasikan dan lain-lain tentu tetap milik PLN, bisnis proses PLN yang dilakukan
PU : Baik, kemudian input dari perjanjian itu apakah sudah di implementasikan?
Saksi (T) : Iya, jadi mulai tahun 1996 mereka mulai melakukan pengkajian-pengkajian dan action, tindak langsung dari hasil studi yang mereka buat sebelumnya. Jadi mereka meraka mendatangi kantor-kantor PLN yang berada di Jakarta Raya ini dan kita memang waktu itu menyampaikan untuk dilakukan apa itu namanya, uji apa itu istilahnya, uji coba, pilot project yaitu di Gambir dan di Tanggerang dan di Cempaka Putih kalo enggak salah dan disana mereka memang diminta untuk memulai melakukan yang dulunya dilakukan secara manual dibuat dengan cara komputerisasi. Memang ini makan waktu, jadi kesiapan-kesiapan dari pegawai PLN pun dipersiapkan disana lalu mereka harus melihat lagi bagaimana bisnis proses yang berjalan saat ini sambil tidak mengganggu tentunya pekerjaan sehari-hari yang sudah dilakukan oleh petuga PLN
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
PU : A............ apa benar, a........... hasilnya sudah di implementasikan di 9 lokasi ya ?
Saksi (T) : Iya
PU : Ini diantara lain jakarta tangerang, gambir, tangerang, cempaka putih , kiai tapa, cengkareng, serpong, cikupa, simpatan
Saksi (T) : Iya
PU : Ok , kenapa hanya di 9 lokasi ini, saksi yang implementasikan
Saksi (T) : Karena kita ngeh bahwa di 9 lokasi ini bisa mewakili ke 35 Rayon di Jakarta, nanti setelah itu kalo itu ternyata berhasil, karena kalo skaligus semua, mungkin agak berat, jadi kita uji coba dulu, kalo 9 ini berhasil kita tingall roll out aja ke rayon-rayon lainya
PU : Baik....a........pada waktu saksi menandatangani perjanjian dengan politeknik itu..a.... dari politeknik siapa yang orang atau Saksi tau siapa yang mengerjakanya ?
Saksi (T) : Direkturnya pak, Dr Bambang Budiono
PU : Saksi kenal dengan Ghani Abdul Ghani
Saksi (T) : Ya. Jadi itu adalah sebagai pelaksana. Jadi dia datang ke kami, untuk hmm.. jadi memang dia adalah orang yang teknis melakukan ini, ya. Walaupun dia mungkin mewakili juga Politeknik, dalam hal misalkan kalau ada proses, mulai dari penagihan, atau proses berita acara, progress seperti apa, misalkan. Atau kita panggil, karena tidak mungkin kalau kita panggil pak Bambang Boediono nya sebagai rektor di sana, atau sebagai kepala Politeknik untuk datang. Jadi yang mewakili dia selalu saudara Ghani datang.
PU : Berarti dia sebagai dosen ya?
Saksi (T) : Iya. Dia sebagai dosen. Betul.
PU : Atau dia sebagai orang Netway?
Saksi (T) : Tidak tahu saya.
PU : Selama saksi sebagai GM ya, tahun 1995-1999 tadi, apakah pernah mendengar kalau Politeknik akan dihubungkan dengan PT. Netway?
Saksi (T) : Tidak, saya tidak pernah dengar.
PU : Baik. Kemudian saksi setelah itu menjabat sebagai.. sebagai apa?
Saksi (T) : Sebagai Direktur Operasi di PLN Pusat, tahun 1998.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
PU : Sebagai Direktur Operasi, dan sebagai apa lagi? Direktur Pamasaran?
Saksi (T) : Ah, jadi, Direktur Operasi pada tahun 1998, ini berjalan ketika itu Dirutnya adalah Ir. Adhi Satria, lalu dua tahun kemudian, atau satu setengah tahun kemudian, kalau tidak salah beliau mengundurkan diri, lalu di ganti oleh Ir. Kuntoro. Nah sejak, waktu Ir. Kuntoro, saya masih Direktur Operasi, lalu Ir. Kuntoro digantikan pada tahun 2001, bulan, kalau tidak salah bulan Maret. Itu oleh saudara Eddie Widiono. Nah pada saat saudara Eddie Widiono menjabat sebagai Direktur Utama, pekerjaan Direktur Pemasaran yang sebelumnya dipegang oleh beliau, masih dipegang oleh.. oleh dia.
PU : Baik. Hmm.. perjanjian yang Saksi Tanda tangani, kemudian hasilnya, itu apakah saksi laporkan ke PLN Pusat?
Saksi (T) : Iya, selalu dilaporkan. Karena harus dilaporkan, kan ada Kepala Divisi Pelayanan Pelanggan, yang selalu akan menerima laporannya.
PU : Ketika saksi menjabat sebagai Direktur Pemasaran, apakah saksi pernah menangani, atau berkoordinasi dengan PLN Disjaya, sehubungan dengan outsourcing CIS RISI?
Saksi (T) : Tidak pernah.
PU : Tidak pernah?
Saksi (T) : Tidak pernah.
PU : Seharusnya kalau ada pekerjaan.. (Dipotong oleh Saksi)
Saksi (T) : Ya, seharusnya itu adalah pekerjaannnya Dirsar. Jadi saya menjabat sebagai Dirsar bulan Juli tahun 2001, dan dari Juli 2001 saya tidak pernah menangani masalah-masalah ini. Memang pernah juga saya menanyakan kepada teman-teman dari DKI, apakah ini tidak.. apakah saya memang tidak dilibatkan. Mereka bilang, “ya surat-surat kami selalu ke PLN Pusat, pak”. Mereka bilang gitu.
PU : Baik. Saksi sebagai Direksi, hmm.. Direktur Operasi, Direktur Pemasaran, berarti salah satu anggota Direksi, apakah saksi pernah menerima surat no. 4323 tanggal 13 Oktober 2000, yang ditujukan kepada PT. PLN Disjaya dan Tangerang, yang isinya memberika izin kepada PT. PLN Disjaya dan Tangerang untuk menempuh cara outsourcing, terkait rencana implementasi CIS RISI di PLN Disjaya?
Saksi (T) : Hmm,, saya tidak ingat pak. Sepanjang yang saya ketahui, saya tidak pernah mendapat informasi mengenai masalah-masalah CIS RISI ini.
PU : Tidak pernah mendapat surat tersebut?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
Saksi (T) : Ya.
PU : Ya, baik. Apakah saksi juga pernah menerima surat no. 36, tanggal 15 Januari 2001, yang ditujukan kepada GM PT. PLN Disjaya, yang isinya memerintahkan agar PT. PLN Disjaya yang tengah melanjutkan negosiasi dengan PT. Netway?
Saksi (T) : Saya tidak tahu pak.
PU : Tidak tahu ya.
Saksi (T) : Ya.
PU : Baik. Apakah saksi juga pernah menerima, ya, sebagai anggota Direksi, surat no. 2117 tanggal 14 Agustus 2001, yang isinya menjelaskan bahwa, proses penunjukan langsung PT. Netway sebagai partner dalam kerja sama operasi telah disesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku, dengan melampirkan pendapat hukum dari kantor hukum Reksa Paramitra?
Saksi (T) : Tidak pernah. Saya tidak tahu itu.
PU : Tidak pernah. Baik. Apakah saksi juga pernah menerima surat, ya, no. 2360 tanggal 11 September 2001, yang, kepada Dewan Komisaris PT. PLN, yang isinya antara lain menegaskan bahwa pemilik Intellectual Property Right atas aplikasi CIS RISI adalah PT.Netway?
Saksi (T) : Tidak pernah.
PU : Tidak pernah. Baik. Apakah saksi juga pernah melihat, atau, surat Dirut no. 2971 tanggal 1 Februari 2001 perihal proyek IT Plan PLN Disjaya?
Saksi (T) : Tidak tahu saya. Tidak tahu.
PU : Apakah saksi juga pernah menerima surat no. 3163 tanggal 23 November 2001, yang isinya memberitahukan Margo Santoso selaku GM PT. PLN Disjaya dan Tangerang, bahwa Dewan Komisaris telah menerima dan mendukung outsourcing Roll-Out CIS RISI?
Saksi (T) : Tidak. Saya tidak tahu surat itu.
PU : Tidak tahu ya. Apakah saksi juga pernah menerima surat no. 03282 tanggal 14 September 2003, yang ditujukan kepada Dewan Komisaris PT. PLN, untuk meminta persetujuan izin Roll-Out CIS RISI, dengan menyatakan bahwa Direksi berkesimpulan harga kontrak senilai 130 milyar 132 juta, adalah harga yang wajar.
Saksi (T) : Mohon diulangi tanggalnya pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
PU : Jadi ada surat tanggal 14 November 2003 No.03282 ditujukan kepada Dewan Komisaris untuk meminta persetujuan izin roll out CIS RISI dengan menyatakan bahwa direksi berkesimpulan harga kontrak senilai 130 Milyar 132 juta adalah hal yang wajar.
Saksi (T) : Ehh.. tertanggal itu November 2003 saya udah pensiun.
PU : Menurut Saksi ya, itu keputusan direksi itu apakah.. (dipotong Hakim Ketua)
Hakim Ketua : Jangan... jangan menurut saksi. Jangan..
PU : Baik. Anda tahu ya ada anggaran dasar PT.PLN ya?
Saksi (T) : Tahu, pak.
PU : Untuk keptusan direksi bagaimana?
Hakim Ketua : Anggaran Dasar itu kan bukti otentik ya? Ya kan? Pasalnya sudah diatur disitu, jadi sudah jelas. Jadi jangan ditanyakan kepada dia, dia lupa. Supaya tidak ada masalah lain lagi, ya.
PU : Baik. Dilanjutkan Yang Mulia.
PU 2 : Saudara Saksi, tadi Saksi menjelaskan perjanjian yang saudara tanda tangani kan di laporkan kepada Kepala Divisi Pelayanan Pelanggan, ya. Siapa yang menjabat Kepala Divisi saat itu? Ehhh, pada saat Saksi sebagai GM di PLN Disjaya? Saksi masih ingat?
Saksi (T) : Saya nggak ingat.
PU 2 : Oh, nggak ingat. Kalau Kepala Divisi itu sendiri ada dibawah direktorat apa?
Saksi (T) : Direktoran Pemasaran.
PU 2 : Direktorat Pemasaran, ya. Jadi selalu bahwa di bagian pemasaran itu Direktur Pemasaran mengetahuinya ya?
Saksi (T) : Iya.
PU 2 : Kemudian Saksi, ehh apakah Saksi pernah, ehh saat menjabat sebagai Direktur Operasi, apakah Saksi pernah hadir dalam sidang Direksi PLN pada bulan September tahun 2000?
Saksi (T) : Pernah.
PU 2 : Pernah, terus? Siapa saja yang hadir pada saat itu?
Saksi (T) : Saya tidak ingat. Mungkin hampir seluruh direksi datang.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
PU 2 : Seluruh direksi ya? Saat itu membahas apa yang dibicarakan? Saudara masih ingat dalam rapat direksi itu?
Saksi (T) : Iya saya pernah dikasih tau itu, masalah itu.
PU 2 : Disini saudara menjelaskan mengenai perkembangan CIS RISI yang kaitannya dengan PT.Netway ya? Pada saat rapat direksi itu juga saudara Saksi baru mengetahui PT.Netway, betul?
Saksi (T) : Iya.
PU 2 : Sebelumnya saudara tidak mengetahui mengenai PT.Netway itu?
Saksi (T) : Nggak tahu.
PU : Tapi saudara mengetahui tentang Ghani?
Saksi (T) : Saya tau Ghani, iya.
PU : Ghani Abdul Ghani saudara tau ya?
Saksi (T) : Iya, sebagai orang Politeknik, ya.
PU : Kaitannya yang dibahas dalam rapat direksi itu apakah ada tanggapan atas surat penawaran dari PT.Netway tersebut?
Saksi (T) : Ya memang ada tanggapan beberapa personil menanggapi. Sebagai contoh saya sendiri menanggapi bahwa mengenai tawaran ini, tentunya saya mengetahui persis bahwa ada implementasi yang dilakukan oleh Politeknik. Saya lalu bertanya bagaimana kelanjutannya dengan nasib Simpel RISI yang dibangun oleh Politeknik? Padahal dia sebagai person yang menawarkan sesuatu yang baru, ya, seharusnya dia juga mengetahui bahwa yang lama itu buatan dia juga. Seharusnya dia bertanggung jawab dan menjelaskan bahwa yang lama itu belum berfungsi atau tidak berfungsi. Dan atau kalau dia tidak berfungsi harus perbaikan atau bagaimana, begitu. Ini saya menanyakan masalah itu... (dipotong oleh Hakim Ketua)
Hakim Ketua : Sebentar-sebentar, tadi saudara menyatakan bahwa produk yang lama dan yang baru itu adalah buatan dia juga, ya.
Saksi (T) : Iya.
Hakim Ketua : Maksudnya apa ini?
Saksi (T) : Nggak, karena begini. Simpel RISI ini dibuat oleh Politeknik.
Hakim Ketua : Politeknik ITB, ya.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
Saksi (T) : Dan pelakunya adalah saudara Abdul Ghani. Nah waktu dia menawarkan pekerjaan CIS RISI, itu saudara Ghani yang membawakan.
Hakim Ketua : Dari PT.Netway ini?
Saksi (T) : Iya. Jadi kami melihatnya adalah figur Ghani bukan figur Netway pak.
Hakim Ketua : Hmm.. jadi itulah dasarnya anda mengatakan bahwa ini dibuat oleh orang yang sama.
Saksi (T) : Iya, oleh orang yang sama. Jadi kenapa kok sekarang ditawarkan lagi.. (dipotong oleh Hakim Ketua)
Hakim Ketua : Dan anda melihat figur pada Ghani, ya begitu lah.
Saksi (T) : Iya.
Hakim Ketua : Ada lagi?
PU 2 : Dilanjutkan Majelis.
PU : Baik saudara Saksi, tadi saudara Saksi kan menjelaskan pernah menjabat sebagai Direktur Pemasaran ya?
Saksi (T) : Iya.
PU : Apakah terkait dengan proyek CIS RISI ini saudara sebagai Direktur Pemasaran juga dilibatkan ?
Saksi (T) : Sepengetahuan saya, saya tidak pernah dilibatkan masalah CIS RISI ini selama saya menjabat Dirsar.
PU : Apakah sebetulnya CIS RISI ini tidak terkait dengan pekerjaan saudara atau bagaimana hingga saudara tidak dilibatkan?
Saksi (T) : Terkait. Seharusnya terkait.
PU : Saya ingin mengkonfirmasi jawaban saudara dalam BAP nomor 27, saudara mengatakan bahwa sejak awal saudara memang tidak menyetujui proyek ini. Apa latar belakangnya sehingga saudara tidak setuju dengan proyek ini?
Hakim Ketua : Sebentar, ini pendapat loh ya. Pendapat. Analisis kan? Pada dasarnya dia tidak setuju dengan adanya proyek ini kan?
PU : Iya.
Hakim Ketua : Jadi apapun alasannya, itu analisis ya. Jangan lalu analisis dia kita jadikan acuan, tidak bisa.
PU : Baik.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
Hakim Ketua : Saksi menjelaskan yang dia tahu, dia lihat dan dia alami disini. Oke?
PU : Ada pertanyaan tambahan sedikit Yang Mulia
Hakim Ketua : Apa?
PU : Apakah alasan ketidaksetujuan itu sebagaimana Saudara jelaskan tadi kepada Yang Mulia tadi? Bahwa ini sebetulnya pekerjaan yang sama begitu?
Saksi (T) : Betul. Iya
PU : Baik. Cukup Yang Mulia.
Hakim Ketua : Penasehat hukum?
PH (MI) : Makasih Yang Mulia.
Hakim Ketua : Saya ingatkan ya, persetujuan itu berdasarkan pendapat. Majelis tidak akan mengacu pada hal itu.
PH (MI) : Baik. Makasih Yang Mulia. Saya.. tadi saudara Saksi cukup sering mengucapkan bahwa tidak dilibatkan ya, dalam persoalan ini. Seingat saudara Saksi mulai menjabat sebagai Dirsar itu berapa? Tahun berapa pak? Bulan apa?
Saksi (T) : Hmm, kalau tidak salah Bulan Juli tahun 2001.
PH (MI) : Juli 2001. Oke, baik. Ketika masih sebagai Dirop, apakah saudara Saksi ingat bahwa ada satu rapat direksi pada tanggal 8 Mei 2001 dimana saudara Saksi juga hadir dan yang pokok dibicarakan dalam soal ini adalah mengenai strategi IT dan juga yang salah satu nya didiskusikan adalah kesediaan Netway yang kalo di dalam catatan ini adalah sedia berbagi resiko dengan PLN. Saudara Saksi ingat?
Saksi (T) : Saya coba – coba. Nggak ingat pak.
PH (MI) : Oh nggak ingat. Nanti Yang Mulia kami akan tunjukkan kepada saudara Saksi. Kemudian saya teruskan. Mengenai rapat direksi yang diperluas tanggal 9 Agustus 2001, yang kalau dari catatan yang ada ini cukup banyak yang hadir dimana disitu bahkan ada.. saudara Saksi saya lihat juga ada hadir disini tanggal 9 Agustus. Saudara Saksi ingat nggak apa yang dibicarakan, atau usulan pokok yang saudara Saksi sampaikan mengenai OSCO itu seperti apa sih ketika itu?
Saksi (T) : Nggak tau, saya nggak mengerti pak masalah yang dibahas waktu itu mengenai masalah OSCO. Karena dari awal saya tidak mengikuti masalah ini. Karena kan waktu itu bukan saya.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
PH (MI) : Oke. Tetapi dalam catatan ini dicatat disini Dirsar menyampaikan bahwa Beliau berpendapat bahwa OSCO dapat diteruskan bila lingkupnya hanya RISI dan menyampaikan bahwa Netway dapat menerima pengurangan lingkup ini. Ini catatannya pak.
Saksi (T) : Iya, saya mengerti bahwa, kalau mereka kembali ke studi semula yaitu simple RISI ini adalah yang sudah kita buat. Kalau mengenai CIS RISI, OSCO dan yang lain –lain, saya tidak mengerti itu.
PH (MI) : Oke. Kemudian ada satu lagi rapat pada tanggal 3 Oktober 2001, Dirsar juga hadir. Yang dibicarakan disini adalah, bahkan Ghani Abdul Ghani juga hadir, apakah saudara Saksi ingat?
Saksi (T) : Nggak ingat pak.
PH (MI) : Nggak ingat. Yang dibicarakan disini adalah aplikasi CIS RISI kemudian dibandingkan juga dengan CIS Bandung Timur kemudian security nya. Saksi tidak ingat?
Saksi (T) : Nggak ingat.
PH (MI) : Pada rapat Dekom tanggal 16 Agustus , saudara Saksi ingat?
Saksi (T) : Nggak ingat Pak.
PH (MI) : Pernah nggak ikut rapat-rapat di Dekom ini?
Saksi (T) : Ya, tentu kalau ada rapat di Dekom, Direksi diundang, diajak hadir Pak.
PH (MI) : Karena ini kan masih menyangkut soal CIS RISI ini, Saudara Saksi
Saksi (T) : Ya, tapi rapat dengan Dekom kan tidak harus selalu menyangkut masalah CIS RISI, mungkin ada banyak sekali rapat-rapat Dekom.
PH (MI) : Oke, baik. Saudara Saksi pernah mengetahui adanya hasil rapat antara Dekom dan Dirut mengenai CIS RISI?
Saksi (T) : Nggak tahu. Nggak tahu Pak, saya nggak pernah diberi tahu
PH (MI) : Oh nggak pernah diberi tahu. Atau nggak tahu atau nggak mau tahu?
Saksi (T) : Nggak tahu, bukan nggak mau tahu Pak.
PH (MI) : Oh nggak tahu. Ketika ada rapat Dekom 26 November Saudara Saksi ingat?
Saksi (T) : Mengenai apa Pak?
PH (MI) : Masih mengenai CIS RISI ini juga
Saksi (T) : Nggak ingat Pak
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
PH (MI) : Ketika ada satu surat dari Dirut mengenai roll out CIS RISI pada bulan November 2001, Saudara Saksi pernah menerima tembusan surat ini?
Saksi (T) : Nggak pernah
PH (MI) : Saya teruskan ke hal yang lain. Ketika pada bulan November tahun 2002 ada satu surat yang disampaikan oleh GM Margo Santoso kepada Dewan Komisaris melalui Direktur Pemasaran dan Distribusi, isinya permohonan izin perjanjian yang melebihi waktu satu tahun. Saudara Saksi pernah ingat nggak (dipotong oleh saksi)
Saksi (T) : Nggak, saya nggak ingat Pak. Nggak tahu saya
PH (MI) : Nggak tahu. Saya beralih ke soal lain, Saudara Saksi. Saya coba mulai mengenai lingkup dari perjanjian yang Saudara tanda tangani ketika itu, ya, ketika masih menjadi GM Disjaya dengan Pak Bambang Budiono. Kalau sesuai dengan BAP, yang disebutkan bahwa proyek ini juga disarankan oleh advisor Bank Dunia. Saudara Saksi ingat itu? Bisa Saudara Saksi ceritakan pada kita, bagaimana sih (dipotong oleh Saksi)
Saksi (T) : Eh, mungkin saya perlu sampaikan disini, bahwa Bank Dunia mengetahui pertama kali adanya proyek CIS RISI atau Simpel RISI yang dilakukan ITB ini dari saya, ketika itu kami, beberapa GM seluruh Jawa kalau nggak salah, atas undangan Bank Dunia kita melakukan studi banding ke Tokyo, ke Jepang, didampingi oleh salah seorang senior officer dari Bank Dunia yang kebetulan juga orang Jepang, Mr. Mikio Matsumura. Lalu pada saat kita diskusi disana, di Tokyo, karena mereka memperlihatkan bagaimana sistem informasi pelanggan itu dilakukan oleh mereka, untuk melayani pelanggan perusahaan listrik mereka yaitu TEPCO dan KEPCO, bahkan mereka juga mengajak kami untuk melihat bagaimana ada satu bangunan yang anti gempa dimana seluruh data pelanggan itu ditaruh di bangunan itu. Nah lalu saya cerita juga bahwa, disitu saya cerita bahwa kami di PLN Distribusi DKI sedang melakukan kerjasama dengan ITB untuk mengembangkan sistem informasi pelanggan yang dulunya manual, sekarang dengan cara komputerisasi. Jadi, setelah dia mengetahui informasi itu dia berjanji bahwa akan mencoba melihat ke Distribusi Jakarta. Nah pada saat setelah sekembalinya kami ke Jakarta, maka suatu hari Beliau datang ke kantor kami di Gambir dan mereka melihat dan mempelajari. Lalu mereka, komen mereka adalah ini, proyek ini mungkin bisa kita coba bantu dengan loan dari Bank Dunia. Saya bilang loh silahkan, bagus sekali kalau memang Anda mengapresiasi apa yang sudah kita lakukan atau kita rintis ini. Jadi itulah kiranya Pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
PH (MI) : Oke di dalam pembicaraan dengan, saudara saksi tadi katakan bahwa
saudara saksi yang mengatakan kepada pihak World Bank, apakah
ketika itu sudah direncanakan juga bahwa project ini akan dilakukan
oleh konsultan yang sama dan akan di lakukan penunjukan langsung?
Saksi (T) : Tidak, tidak pernah ada berita itu. Yang sepengetahuan saya karena
tahun 98 saya sudah keluar dari sana tu bank dunia masih secara intens
mempelajari apa yang dilakukan oleh ITB.
PH (MI) : Saudara saksi pernah membaca Aide Memoir yang digunakan oleh
World Bank?
Saksi (T) : Lupa lagi Pak, udah lama sekali itu.
PH (MI) : Tahun 99?
Saksi (T) : Iya. Saya sudah tidak ingat Pak karena tahun 99 saya sudah di PLN
Pusat Pak.
PH (MI) : Sebab kalau disini sekedar saya bacakan pak ya ini tidak begitu jelas,
“PLN would like to hire the same consultant (ITB) for roll out, given
their successful phase-out of the JEDU or the CIS prototype.” .
saudara ingat itu?
Saksi (T) : Saya tidak ingat Pak itu memoirnya bank Dunia karena saya ngga
selalu di libatkan untuk ikut membaca atau mengetahui apa yang di
buat oleh Bank Dunia Pak.
PH (MI) : Ketika itu dibicarakan juga atau tidak, bahwa konsultannya ini akan
ditunjuk konsultan yang sama kemudian dipikirkan juga untuk lisensi
dan dilakukan restrukturisasi menyangkut yang berhubungan dengan
pekerjaan IT ini?
Saksi (T) : Saya rasa kalu kita bicara restrukturisasi memang pada saat Bank
Dunia melakukan pengkajian masalah proyek simpel RISI ini
memang sudah ada rencana dari PLN Pusat untuk melakukan
restrukturisasi organisasi di distribusi jakarta sehingga munculah
istilah JEDU dll Pak disana.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
PH (MI) : Yang hendak melakukan Restrukturisasi itu seingat saudara saksi
PLN tetapi pelaksana Restrukturiasi atau konsultan restrukturisasi
itu ketika itu siapa? ITB atau ? (dipotong oleh saksi)
Saksi (T) : Bukan..bukan ITB.
PH (MI) : Atau pekerjaan yang dilakukan oleh ITB itu yang akan di
restructure?
Saksi (T) : Saya tidak tahu Pak, tidak tahu. Yang seingat saya bahwa mereka
tahu bahwa ITB melakukan ini dan saya tidak tahu apakah mereka
sudah mengkaji atau melakukan bahwa ini perlu di restructure atau
tidak. Saya tidak mengerti Pak karena saya sudah tidak terlibat disana.
Yang Bapak lihat kan itu tahun 99, saya sudah tidak terlibat disana.
PH (MI) : Ini tahun 97 Pak. Aide Memoir Nomor 97, 5 Desember tahun 1997.
Saksi (T) : Tidak ingat Pak, yang saya tahu adalah bahwa mereka belum ada,
karena apa? studi yang dibuat oleh ITB dalam rangka implementasi
kan juga belum selesai saat itu masih on going dia, masih berjalan,
jadi belum ada result yang bisa mereka peroleh atau bagaimana.
Mungkin mereka sambil melihat bahwa ITB melakukan
implementasi, mereka ingin lihat seberapa jauh ini nanti bisa
dilakukan realisasinya. Karena implementasi ini kalau tadi kita bicara
ini dari tahun 96 berakhir mungkin tahun 2001. Jadi hampir 5 tahun
ini, implementasi di bidang proyek ini.
PH (MI) : Itu tidak jadi dilaksanakan atau terlambat, itu kenapa itu bisa terjadi
ketika itu Pak? Apa yang terjadi ketika itu? Ingat nggak?
Saksi (T) : Saya rasa masalahnya kalau kita bicara CIS RISI ini atau simpel RISI
ini selesai tahun 2001 memang ada beberapa hal yang dilaporkan oleh
PLN. Yang pertama bahwa personil kita memang kurang disana ya.
Personil, jumlah personil yang akan mengani disana juga kurang,
jumlah personil yang mengerti masalah komputer IT juga kurang, lalu
hardware. Dalam hal ini hardware, computer, printer disana juga
masih terbatas karena apa? Kita belum melakukan pengadaan atau
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
pembelian dalam Hardware ini. Kalau kita menggunakan Hardware
atau material atau semua peralatan yang ada, pasti akan mengganggu
operasional sehari-hari yang sedang berjalan gitu, sedangkan proyek
ini sama sekali tidak boleh mengganggu operasional kesehari-harian.
PH (MI) : Oke. Ketika dalam proses itu pak ya, apakah saksi ingat bahwa ada
perusahaan yang lain yang sudah melakukan kegiatan yang sama
dengan yang dilakukan oleh Politeknik atau Netway?
Saksi (T) : Nggak ada Pak.
PH (MI) : Oh nggak ada, belum pernah ada yang menawarkan ketika saksi
(dipotong oleh saksi)
Saksi (T) : Ngga..Ngga ada ya bahwa kecuali kita tahu secara internal PLN itu
melakukan, saya contoh ketika saya jadi GM Jawa Barat itu cabang
Depok melakukan kajian yang sama, lalu yang terakhir cabang
Bandung Timur, Cabang Bandung Timur Rayon Timur. Jadi mereka
melakukan secara internal secara internal risorsis mereka lakukan
tapi tidak menggunakan perusahanan-perusahaan luar Pak jadi ini
betul-betul orang PLN sendiri yang mengcreate ini.
PH (MI) : Sepengetahuan saudara saksi, ada nggak perusahan lain yang pernah
menawarkan atau mempunyai pengetahuan yang cukup seperti yang
dilakukan oleh Netway atau oleh politeknik ITB ?
Saksi (T) : Waktu itu saya belum tahu, nggak ada seingat saya, saya belum
dengar ada perusahaan lain yang menawarkan.
PH (MI) : Oke, tadi saudara saksi menyebutkan soal perjanjian dalam
perjanjian itu bahwa tidak boleh di subkontrakkan (dipotong oleh
saksi)
Saksi (T) : Iya betul.
PH (MI) : Di dalam perjanjian itu, apakah ditegaskan juga atau dijelaskan pula
bahwa kalau pekerjaan atau kontrak ini sudah selesai, ini tidak boleh
dilanjutkan oleh pihak yang lain?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
Saksi (T) : Saya nggak ingat ya bunyi kontraknya, tapi yang saya tahu adalah
bahwa proyek ini tidak boleh di sub kan dan kalau sudah selesai itu
adalah merupakan kewenangan PLN untuk me-roll out, kalau
maksudnya memang di-roll out Pak.
PH (MI) : Oke.
Saksi (T) : Atau ke cabang lain, atau wilayah lain..itu ada hak PLN itu.
PH (MI) : Ada haknya PLN, termasuk diantaranya untuk mengajak pihak lain
bekerja sama?
Saksi (T) : Saya nggak tahu Pak, rasanya nggak begitu bunyi kontrak,eh
klausulnya tidak begitu Pak.
PH (MI) : Tidak seperti itu ya,. Baik kemudian saya teruskan, yang saya akan
coba masuk yang lebih riil saudara saksi ya yaitu mengenai soal surat
dakwaan. Saudara saksi pernah diperiksa oleh penyidik KPK kan ya?
Betul kan Pak ya?
Saksi (T) : Iya
PH (MI) : Di dalam pemeriksaan oleh penyidik KPK ini apakah saksi pernah
diperiksa juga untuk tersangka sesuai dengan surat dakwaan. Ini
namanya Fachmi Moechtar?
Saksi (T) : Tidak pernah
PH (MI) : Margo Santoso?
Saksi (T) : Tidak pernah
PH (MI) : Gani Abdul Gani?
Saksi (T) : Tidak pernah
PH (MI) : Oh tidak pernah ya, ketika waktu diperiksa saudara saksi apakah pernah
juga diberi tahu bahwa pemeriksaan yang dilakukan terhadap saudara
saksi ini juga adalah untuk tersangka lain yaitu Margo Santoso, Fachmi
Moectar dan Gani Abdul Gani?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
Saksi (T) : Tidak pernah
PH (MI ) : Tidak pernah. Seingat saudara saksi, ketika saudara saksi. Ketika Sunggu
Aritonang menjabat sebagai kepala divisi sistem infprmasi PLN Pusat.
Apakah menurut saksi, saksi mengetahui bahwa Sunggu ini mempunyai
peran yang cukup di dalam proses implementasi simpel RISI itu?
Saksi (T) : Saya rasa dia sebagai kepala divisi sistem informasi, pasti dia dilibatkan
Pak, karena semua mengenai alur informasi mengenai kesisteman PLN
selalu akan lewat kepala divisinya
PH (MI) : Sebelum sampai ke Direktur pemasaran?
Saksi (T) : Iya, karena divisi informasi apa, divisi itu bukan dibawah divisi pemasaran
Pak. Dia berada di bawah direktur perencanaan
PH (MI ) : Yang berada di bawah direktur pemasaran itu apanya?
Saksi (T) : Pelayanan pelanggan (dipotong oleh PH MI)
PH (MI) : Oh pelayanan pelanggan.
Saksi (T) : Divisi pelayanan pelanggan.
PH (MI) : Nah hubungan dengan divisi pelayanan pelanggananya ini dengan sistem
informasi PLN itu seperti apa ketika itu?
Saksi (T) : Saya tidak tahu hubungannya, saya..saya tidak tahu (dipotong oleh PH
MI)
PH (MI) : Artinya hubungan kerja yang dilakukan dua bagian ini, ketika itu saudara
saksi ingat ga?
Saksi (T) : Tidak ingat Pak soalnya itu sudah menjadi domainnya divisi layanan
pelanggan itu.
PH (MI) : Oke. Kemudian terhadap perjanjian, saudara saksi ingat mendandatangani
perjanjian itu? tahun berapa? (dipotong oleh saksi)
Saksi (T) : 96
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
PH (MI) : 96, Tanggal 24 Desember 96. Saksi ingat nggak bahwa atau saksi tahu
atau tidak bahwa Pak Eddie ini tahun 96 sudah mengetahui adanya
perjanjian ini?
Saksi (T) : Ga tahu saya.
PH (MI) : Oh ga tahu. Ketika itu tahun 96 itu saudara saksi tahu Pak Eddie ini
jabatannya sebagai apa?
Saksi (T) : Seingat saya Pak Eddie adalah pejabat di PLN Pusat.
PH (MI) : Tahun 96?
Saksi (T) : Iya, tepatnya sebagai apa saya tidak tahu Pak.
PH (MI) : Apa bukan direktur PJB?
Saksi (T) : Ga tahu saya karena tidak ada hubungan dari segi pekerjaan kita ga ada
hubungan.
PH (MI) : Mengenai perjanjian yang saudara tanda tangani itu tahun 96, tidak
berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh Pak Eddie Widiono?
Saksi (T) : Iya
PH (MI) : Oke. Saya teruskan Pak pertanyaan saya mengenai soal surat dakwaan,
tadi kalau saksi sudah menjawab bahwa tidak pernah diperiksa dan tidak
pernah tahu mengenai adanya tersangka lain. Saya mau tanya juga di
dalam surat dakwaan ini apakah saudara saksi pernah dikonfirmasi bahwa
berasalkan business plannya Netway Pak Eddie Widiono ini menerima
uang 2 M, kemudian Margo Santoso terima uang 1 M dan Fachmi
Moechtar terima 1M?
Saksi (T) : Nggak tahu Pak.
PH (MI) : Nggak pernah dengar ya?
Saksi (T) : Nggak pernah dengar.
PH (MI) : Ketika di periksa pun tidak pernah ditanya mengenai ini?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
Saksi (T) : Nggak
PH (MI) : Saudara saksi juga tidak pernah diberitahu bahwa pernah menerima uang
juga disini sebesar 100 juta?
Saksi (T) : (tertawa) Nggak pernah Pak.
PH (MI) : Saudara saksi juga tidak pernah?
Saksi (T) : (tertawa) Nggak tahu saya itu.
PH (MI) : Nggak tahu ya, oke. Saya teruskan ke hal yang lain di dalam surat
dakwaan ini dikatakan bahwa Pak Eddie ini pada bulan September tahun
2000 bersepakat dengan Gani Abdul Gani untuk merencanakan
implementasi aplikasi simpel RISI yang sudah ada di seluruh kantor
cabang dan PLN Disjaya dan Tangerang melalui perjanjian kerjasama
antara PT. PLN dan Tangerang dan PT.PLN Disjaya dan PT.PLN
Tangerang dengan PT. Netway. Selanjutnya meminta kepada Gani untuk
membuat proposal untuk melakukan presentasi dahulu ke PT.PLN
Disjaya dan Tangerang. Pernah tahu nggak?
Saksi (T) : Nggak tahu.
PH (MI) : Nggak tahu ?
Saksi (T) : Nggak tahu.
PH (MI) : Nggak pernah tahu mengenai fakta seperti ini ya?
Saksi (T) : Nggak tahu
PH (MI) : Oke. Apakah saksi mengetahui bahwa Pak Eddie ini juga mengetahui
sehubungan dengan proposal itu tadi, yang diminta dibuat oleh Gani itu,
bahwa nilai uang project Roll Out ini akan senilai 900 sekian Miliar lebih
?
Saksi (T) : Nggak tahu.
PH (MI) : Nggak pernah tahu?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
Saksi (T) : Nggak tahu, yang saya tahu bahwa ketika pertama kali masalah ini
disampaikan ke sidang direksi waktu itu masih Pak Kuntoro sebagai
Dirut, jadi selesai sidang direksi sore lalu dipersilahkan GM distribusi
Jakarta Raya dan Tangerang menyampaikan maksudnya untuk minta
waktu kepada sidang direksi dan disanalah disampaikan ada proposal
seperti itu. Proposal dari sebuah perusahaan namanya Netway yang
menawarkan harga CIS RISI sebesar 905 M. Jadi kita baru tahu waktu
itu (dipotong oleh PH MI)
PH (MI) : Oh jadi baru tahu ketika itu ya.
Saksi (T) : Iya.
PH (MI) : Jadi bukan Pak Eddie yang meminta waktu supaya Pak Margo ini yang
menawarkan (dipotong oleh saksi)
Saksi (T) : Saya tidak tahu yang jelas adalah bahwa Sekper yang menyampaikan
bahwa akan ada presentasi dari karena semua kegiatan yang akan
dilakukan direksi dalam sidang direksi itu diatur oleh Sekper (Sekertaris
Perusahaan)
PH (MI) : Oke. Baik saya teruskan Pak ya. Apakah saksi pernah tahu bahwa pada
tanggal 27 September 2000 Gani Abdul Gani menyampaikan surat
penawaran Netway yang ditembus, ada tembusannya kepada Pak Eddie,
kemudian Margo Santoso melaporkan kajian atas proposal dan penawaran
PT Netway kepada Pak Eddie. Pernah tahu nggak? (dipotong oleh saksi)
Saksi (T) : Ya itu pada saat sidang direksi
PH (MI) : Oh pada saat sidang direksi. Sidang direksi itu bulan apa itu Pak?
Saksi (T) : Ya bulan September itu, tapi tanggalnya saya tidak ingat di bulan
September, pada satu sidang direksi Pak Margo menyampaikan itu.
PH (MI) : Saksi ingat apa-apa persisnya apa-apa yang disampaikan Pak Margo
ketika itu ?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
Saksi (T) : Ya penawaran dari PT. Netway karena disana Pak Margo bersama
dengan stafnya bahkan ada orang asing itu yang saya lihat dari India,
mereka ikut hadir disana.
PH (MI) : Apakah ketika itu Pak Margo sudah menyebut beliau minta Letter of
intent?
Saksi (T) : Nggak.
PH (MI) : Tidak ya. Kemudian apakah saksi mengetahui bahwa tidak ada
persetujuan dari direksi akan tetapi Pak Eddie ini mengizinkan PT. PLN
Disjaya untuk menempuh cara outsourcing terkait rencana implementasi
CIS RISI dan PT.PLN Disjaya ini?
Saksi (T) : Saya tidak tahu, akan tetapi di dalam sidang direksi seperti yang saya
sampaikan tadi bahwa ada beberapa anggota direksi yang tidak setuju
terhadap proses dari penawaran proyek ini karena ada beberapa direksi
meminta itu supaya dilelang dll. Nah, apakah tindak lanjut dari Pak
Margo setelah rapat ini harus dikaji atau minta apa Letter Of Intent dll
saya tidak tahu Pak
PH (MI) : Sebelumnya apakah Disjaya pernah mendapat izin untuk melakukan
outsourcing ini?
Saksi (T) : Nggak ada, saya nggak tahu karena kalau kita bicara outsourcing kan itu
sesuatu hal yang baru padahal seingat saya ketika saya masih menjadi
GM, tidak pernah ada outsourcing disana yang ada bahwa kita melakukan
kontrak dengan politeknik dll.
PH (MI) : Oke tidak pernah ada begitu ya? (dipotong oleh Hakim)
Hakim Ketua. : Tidak tahu.
PH (MI) : Tidak ya, oke baik. Ketika itu yang diusulkan atau paling tidak yang
disampaikan dalam rapat direksi itu, apakah ada usulan untuk membentuk
OSCO waktu itu, saudara saksi ingat?
Saksi (T) : Tidak ingat 3x. Seingat saya tidak ada di bahas masalah itu karena itu
hanya menyampaikan saja usulan. Lalu, seingat saya waktu itu Dirut
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
adalah Pak Kuntoro menyampaikan malah bertanya dulu kepada saya
“Pak Tunggono you kan bekas GM distribusi DKI, apa komentar you?”.
Saya bilang “Pak kalau komentar saya bahwa bagaiman nasib dengan
simpel RISI yang sekarang lagi dilaksanakan oleh politeknik padahal
pelaksananya kan juga orang-orang ini juga” saya bilang begitu. Setelah
itu beliau kalau tidak salah menyampaikan: ”oke karena ini adalah domain
Dirsar, silahkan Dirsar pelajari proposal ini.”
PH (MI) : Saya tanya soal lain Pak ya. Saksi tahu ga bahwa ada perjanjian yang
pernah dibuat oleh Pak Margo sebagai kelanjutan dari perjanjian-
perjanjian yang pernah saksi buat ketika itu?
Saksi (T) : Nggak tahu.
PH (MI) : Oh nggak tahu. Nggak pernah mendengar bahwa perjanjian-perjanjian ini
di buat oleh Pak Margo ini tidak mendapat persetujuan atau tidak
mendapat persetujuan dari direksi?
Saksi (T) : Tidak tahu Pak. Saya tidak pernah di beri tahu dan tidak pernah ada
informasi masuk ke saya masalah itu.
PH (MI) : Ini, ketika itu tanggal 4 surat masuk ke perjanjian ini salah satu yang
masuk ke surat itu tanggal 4 Juli 200. Saudara saksi ketika itu adalah
direktur pemasaran ya? Tidak tahu ya?
Saksi (T) : Tidak tahu.
PH (MI) : Apakah saudara saksi pernah juga mendapat pemberitahuan bahwa Dirut
mengizinkan perjanjian-perjanjian ini dibuat oleh Pak Margo ketika itu?
Saksi (T) : Nggak tahu.
PH (MI) : Oh nggak tahu. Apakah saksi pernah tahu bahwa Pa Eddie ini pernah
menemui Sofyan Djalil selaku pejabat sementara Komisaris untuk
meminta dukungan atau persetujuan atas usulan pelaksanaan outsourcing
Roll Out CIS RISI ini? Pernah tahu nggak?
Saksi (T) : Nggak tahu Pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
PH (MI) : Saudara saksi pernah tahu atau tidak bahwa Pak Eddie ini sebagai Dirut
ketika itu mengirim surat permintaan izin kepada dewan komisaris dan
meminta Ghani untuk mengajukan permohonan pendaftaran ciptaan ke
Direktorat Jendral Hak Atas Kekayaan Intelektual untuk mendukung
aspek kepemilikan IPR terkait penunjukan langsung PT Netway Utama?
Saksi (T) : Nggak tahu.
PH (MI) : Nggak tahu ya. Apakah saksi juga pernah tahu bahwa Ghani Abdul
Ghani atas permintaan Pak Eddie mengajukan permohonan pendaftaran
kepada Hak Cipta ini kepada Dirjen HAKI tanggal 13 Oktober 2001?
Saksi (T) : Nggak tahu
PH (MI) : Nggak tahu juga. Mengenai kajian hukum Pak ya, ketika di dalam rapat-
rapat direksi atau di dalam pembicaraan-pembicaraan mengenai CIS
RISI ini, seingat saudara saksi siapa yang meminta supaya dan menunujuk
RSP untuk melakukan kajian hukum? kemudian apa pendapat RSP ini
mengenai penunjukan langsung itu?
Saksi (T) : Saya ngga pernah tahu Pak ada penugasan dari RSP untuk melakukan
kajian hukum.
PH (MI) : Kalau pembentukan tim reevaluasi yang dibentuk oleh Pak Margo,
apakah saksi pernah tahu bahwa itu di atas perintah Pak Eddie sebagai
ketika itu?
Saksi (T) : Tidak tahu.
PH (MI) : Saudara saksi tidak pernah tahu ya. Mengenai perjanjian-perjanjian yang
dibuat atau dibuat oleh PLN Disjaya dan PT Netway, apakah saksi tahu
bahwa mulai dari penyusunan HPS kemudian penentuan harga kontrak
itu diperintahkan oleh Pak Eddie kepada tim supaya menyetujui?
Saksi (T) : Nggak tahu.
PH (MI) : Saudara saksi nggak pernah (dipotong oleh saksi)
Saksi (T) : Saya nggak pernah dilibatkan semua kontrak itu, nggak pernah tahu saya.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
PH (MI) : Apakah saksi pernah tahu bahwa Pak Eddie ini juga memerintahkan
Sungguh Aritonang untuk melakukan negoisasi ulang? Agar supaya
Fachmi Mochtar melakukan negoisasi ulang?
Saksi (T) : Mungkin sudah lewatnya masa saya (dipotong oleh PH MI)
PH (MI) : Sudah pensiun ya?
Saksi (T) : Iya sudah pensiun.
PH (MI) : Tahun 2003 ini Pak?
Saksi (T) : Iya.
PH (MI) : Nggak pernah dengar ya?
Saksi (T) : Nggak pernah dengar.
PH (MI) : Oke. Begitu juga terhadap permintaan dari Pak Eddie supaya Fachmi
Mochtar segera menandatangani perjanjian itu? (dipotong oleh saksi)
Saksi (T) : Nggak tahu.
PH(MI) : Nggak tahu juga ya saudara saksi. Sementara dari saya cukup Yang Mulia.
PU : Yang Mulia mohon izin ada beberapa hal ingin kita konfirmasi dalam
BAP dengan, mohon izin. Baik saudara saksi ya, ini kami bacakan BAP
saksi tanggal 20 Oktober tahun 2010 nomor 48. BAP tanggal 20 Oktober
tahun 2010 nomor 48 sini saya bacakan “saya tidak pernah melihat surat
Dirut PT PLN Persero kepada Komisaris Utama PT PLN Nomor 2971
tanggal 1 November 2001 perihal proyek IT PLN Distribusi Jaya dan
Tangerang dan saya juga tidak mengetahui apa dasar dari pembuatan surat
tersebut. Setelah saya lihat dan saya baca surat Dirut kepada Komut
tersebut saya melihat dan membaca bahwasannnya seolah-olah surat
tersebut merupakan penjelasan dari Direksi terkait adanya Surat Komut
Nomor 132 tanggal 22 Oktober 2001 akan tetapi setahu saya tidak pernah
ada rapat maupun keputusan direksi terkait isi penjelasan dari Direksi
sebagaimana tercantum dalam surat tersebut. Seharusnya bila melihat isi
dari surat Dirut terhadap Komut tersebut, merupakan penjelasan dari
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
direksi sebagaimana klausul kalimat yang tercantum sebagai dasar dalam
surat tersebut yaksi menunjuk Surat Dekom No 132 tanggal 22 Oktober
2001 perihal tersebut diatur bersama ini kami sampaikan sebagai berikut
yang mana kata kami disini adalah : Direksi, karena yang
menandatangani surat Dirut PT PLN Nomor 2971 tanggal 1 November
2001 adalah Dirut saudara Eddie Widiono” benar?
Saksi (T) : Iya.
PU : Baik. Kemudian BAP tanggal 20 Oktober 2010 Nomor 49.
Hakim Ketua : BAP Nomor 49, ada yang bertentangan nggak dengan BAP apa yang
disampaikan saksi tadi? (dipotong oleh PH MI)
PH (MI) : Oh ya. Yang Mulia...Yang Mulia ini kalau menurut pemahaman kami
yang disebut (dipotong oleh PU)
PU : Terima Kasih Yang Mulia.
PH(MI) : Yang disampaikan di dalam BAP ini adalah pendapat dari saudara saksi
ini ketika disodori surat.
Hakim Ketua : Kan tadi sudah Majelis sampaikan, hal-hal yang menyangkut masalah
analisis dan pendapat tidak akan pernah Majelis pertimbangkan di dalam
putusan. Majelis akan mempertimbangkan dalam putusan apa yang
menjadi fakta hukum, apa yang diketahui oleh saksi, apa yang diketahui
oleh terdakwa dan bukti dari surat-surat yang diajukan, itu saja. Yang
bersifat analisis, tidak. Sudah saya sampaikan tadi.
PH (MI) : Baik..Baik Yang Mulia.
Hakim Ketua : Cukup. Ada yang ditanyakan?
PU : Baik Yang Mulia, boleh.
Hakim Ketua : Apalagi?
PU : Terkait dengan pertanyaan dari rekan Penasehat hukum mengenai apakah
saksi rapat, ikut rapat pada tanggal 4 Oktober 2001? Tadi saksi
mengatakan (dipotong oleh PH MI)
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
PH (MI) : 3 Oktober (2x)
PU : 3 Oktober 2001 saksi mengatakan bahwa saksi lupa apa yang
disampaikan. Sesuai BAP Nomor 46 ini hanya mengingatkan saja Yang
Mulia. Saksi mengatakan “dalam rapat tersebut hanya Dirut saja yang
menyampaikannya akan tetapi apa yang disampaikan Dirut anggota
Direksi hanya diam saja dikarenakan tidak diberikan kesempatan untuk
menjelaskan dan atau menanggapinya. Dalam rapat tersebut Dekom juga
masih belom setuju atas penyampain Dirut Eddie Widiono Soewondho
terkait keinginan, keinginan untuk menunjuk PT Netway Utama dalam
pekerjaan Outsourcing CIS RISI di PT PLN Disjaya dan tangerang, itu
Yang Mulia.
Hakim Ketua : Gimana jawab?
Saksi (T) : Iya betul begitu.
PH(MI) : Yang Mulia, saya khawatir ini keliru informasinya. Yang tanggal 4
Oktober itu adalah rapat Dekom dan Dewan Komisaris. Sementara yang
kami tanyakan tadi adalah rapat Direksi. Ini 2 hal yang berbeda.
Hakim Ketua : Ya artiin masing-masing ya Pak ya. Ya terdakwa dulu tanggapan?
Terdakwa : Terima Kasih Yang Mulia. Pak Tunggono saya ingin mendalami
sehubungan dengan akan adanya nanti dari kesaksian dari Politeknik ITB,
ada beberapa hal yang menyangkut kontrak Politeknik ITB semasa bapak
menjabat GM yang saya kurang paham. Yang pertama Pak Tunggono,
bahwa kontrak 208 PJ 56196 m ini yang tadinya hanya 1 tahun masa
berlakunya, ini diperpanjang melalui 3 addendum yang bapak tanda
tangani.
Saksi (T) : Ya betul.
Terdakwa : Saya membaca bahwa alasan adendum tersebut adalah yang pertama:
alasan keterlambatan peralatan yang harus disediakan oleh PLN melalui
Bank Dunia, kemudian yang kedua adanya tambahan tugas yang di
sarankan project adviser Bank Dunia, kemudian yang ketiga adalah
penghapusan tahap 6 dan 7 yang merupakan tahapan untuk simkeu yang
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
memang dikatakan kenapa dihapus tapi kita semua tahu itu dihapus atas
perintah Dirut Pak Adi Satria pada waktu itu. Pertanyaan saya adalah
dengan tambahan pekerjaan yang diakibatkan oleh pihak di luar
politeknik ITB dan kemudian tahap 6,7 itu dikurangkan biayanya.
Waktunya diperpanjang, biayanya dipotong kemudian padahal ini adalah
kontrak jasa, apakah ini diterima oleh ITB?
Saksi (T) : Ya pada kenyataannya ITB masih mau Pak melaksanakan itu.
Terdakwa : Menurut, apakah ada suatu pembicaraan mengenai, karena dengan
pekerjaan yang sifatnya jasa diperpanjang tadi tentunya ada biaya tambah,
seharusnya?
Saksi (T) : Iya.
Terdakwa : Tetapi ini justru malah dipotong 20% dari kontraknya
Saksi (T) : Iya.
Terdakwa : Ini bagaimana, cerita Bapak sampai terjadi begini ini kenapa?
Saksi (T) : Ya mungkin staf perencanaan yang menangani masalah simpel RISI ini
sudah berunding dengan stafnya Politeknik (dipotong oleh hakim)
Hakim Ketua : Sebentar..sebentar saudara katakan” mungkin” (dipotong oleh saksi)
Saksi (T) : Ya karena saya tidak tahu Pak (dipotong oleh hakim)
Hakim Ketua : Bilang tidak tahu, disini tidak ada kata”mungkin”
Saksi (T) : Saya nggak tahu Pak kalau gitu, saya nggak tahu bagaimana bisa sampai
begitu.
Terdakwa : Baik pertanyaan yang kedua Pak, apakah Bapak mengetahui dari
penjelasan-penjelasan dari mana tahun 99 Gani Abdul Gani dikeluarkan
dari Politeknik ITB?
Saksi(T) : Nggak tahu.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
Terdakwa : Tidak tahu. Jadi Bapak juga tidak tahu apakah ada kaitan antara
pelaksanaan pekerjaan ini dimana dia sebagai Ketua tim dengan
dikeluarkannya dia dari (dipotong oleh saksi)
Saksi (T) : Nggak tahu , saya nggak tahu hubungannya.
Terdakwa : Apakah Bapak tahu bahwa pada tahun ‘99 tersebut Bank Dunia sedang
memberikan angin segar untuk proyek ini dengan menyatakan akan
memberi pendanaan? (dipotong oleh saksi)
Saksi (T) : Bantuan.
Terdakwa : Pendanaan dan bahwa proyek ini oleh Bank Dunia harus dianggap sebagai
proyek priorotas ?
Saksi (T) : Saya nggak tahu kalau proyek prioritas, nggak tahu.
Terdakwa : Apakah Bapak tahu bahwa pada tahun 96 Andelsen Konsulting melakukan
studi mengenai pemanfaatan teknologi informasi di PLN dan
menghasilkan dokumen ITSP dimana direncanakan pengembangan IT
PLN sebagai suatu program komprehensif senilai $250.000.000 dan CIS
merupakan prioritas ?
Saksi (T) : Nggak tahu Pak.
Terdakwa : Nggak tahu? Bapak juga tidak tahu bahwa pada tahun 2000 PT SAP
mengajukan proposal untuk menyediakan berbagai software yang
dibutuhkan PT PLN termasuk CIS dengan merujuk studi ITSP tersebut ?
Saksi (T) : Nggak tahu.
Terdakwa : Nggak tahu?
Saksi (T) : Nggak tahu
Terdakwa : Sedikit mengenai masalah yang agak prinsipal, yang agak mengganggu
saya sebetulnya. Dalam BAP 6 Mei 2010, pertanyaan nomor 5 menjawab
pertanyaan Tupoksi, Bapak selaku Dirops dan Dirsar. Bapak menyatakan
bahwa Bapak bertanggung jawab secara kesehari-harian kepada Dirut
namun secara corporate bertanggung jawab kepada pemegang saham.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
Sebenarnya tolong jelaskan ini maksudnya bagaimana ini? Apakah Bapak
merasa sebagai bawahan Dirut dalam hal ini atau (dipotong oleh saksi)
Saksi (T) : Tidak, karena koordinasi pekerjaan secara keseluruhan ada di tangan
Dirut. Kita tentunya melakukan koordinasi dengan Dirut mengenai
masalah pekerjaan-pekerjaan yang akan kita lakukan, tapi kalau kita
bicara tanggung jawab secara corporate ya harus ke pemegang saham.
Terdakwa : Baik, jadi Dirut hanya mengkoordinir?
Saksi (T) : Ya.
Terdakwa : Sedangkan Bapak punya tanggung jawab kepada pemegang saham?
Saksi (T) : Ya.
Terdakwa : Apakah kalau pekerjaan yang dalam job description masuk ke dalam job
description Bapak kemudian dilaksanakan oleh orang lain tidak
semestinya Bapak juga mengajukan keberatan itu kepada pemegang
saham karena kalau tidak pemegang saham akan meminta pertanggung
jawaban Bapak selaku Dirsar atas hal tersebut?
Saksi (T) : Ya.
Terdakwa : Harusnya ini demikian?
Saksi (T) : Ya.
Terdakwa : Bapak pernah minta kepada pemegang saham bahwa atau mengeluh
kepada pemegang saham atas pekerjaan ini?
Saksi (T) : Tidak.
Terdakwa : Tidak, Terima kasih. Apakah Bapak pada tahun 2000 mengetahui atau
menerima nota dinas ahli utama akuntansi nomor 075 yang menyoroti
berbagai kelemahan berupa isu-isu audit 2000 memerlukan perhatian
Direksi termasuk masalah rekonsiliasi buku besar dengan rekening koran
Disjaya?
Saksi (T) : Nggak tahu Pak.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
Terdakwa : Nggak tahu.
Saksi (T) : Nggak ingat Pak.
Terdakwa : Apakah Bapak selaku GM distribusi Jakarta pernah menandatangani
kontrak jangka panjang tanpa izin RUPS?
Saksi (T) : Tidak pernah.
Terdakwa : Apakah Bapak mengajukan izin RUPS untuk penyewaan gedung, kontrak
penyewaan gedung yang sifatnya jangka panjang?
Saksi (T) : Tidak pernah.
Terdakwa : Bapak tidak pernah menyewa gedung? (dipotong oleh saksi)
Saksi (T) : Tidak pernah.
Terdakwa : Atau Tidak pernah menyewa gedung?
Saksi (T) : Tidak pernah menyewa gedung.
Terdakwa : menyewa alat PDE? vocabledata im3?
Saksi (T) : Itu adalah kontrak, kalau tidak itu adalah kontrak tahunan jadi tidak
multi-years.
Terdakwa : Tidak multi-years?
Saksi (T) : Ya.
Terdakwa : Tapi dari (dipotong oleh saksi)
Saksi (T) : Seingat saya itu ya, tidak multi-years.
Terdakwa : Apakah Bapak selaku Dirops juga mengetahui ada bahwa kontrak-kontrak
TMC (Total Maintenance Contract) di unit diesel yang berada di bawah
anda? ( dipotong oleh saksi)
Saksi (T) : Ya betul.
Terdakwa : Yang multi-years sifatnya?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
Saksi (T) : Multi-years ya betul dan itu saya sudah pernah di tegur oleh Dewan
Komisaris karena saya tidak minta izin Dekom untuk melakukan multi-
years. Itu sebabnya maka proyek itu yang terencananya 7 mesin diesel
yang sudah tidak beroperasi lagi akan kita operasikan ternyata hanya 3
yang berhasil dan 4 ini ditunda karena kita harus minta izin dulu RUPS.
Terdakwa : Baik kalau begitu saya ingin ingatkan 1 hal yang barangkali pengertian
kita bersama pada waktu kita menjadi Direksi, yaitu bahwa kontrak-
kontrak investasi yang di danai..maaf..kontrak-kontrak yang di danai dana
operasi PLN tidak diperlakukan memerlukan izin khusus dari RUPS
kecuali diajukan di dalam RKAP?
Saksi (T) : Saya tidak ingat tapi pada kenyataannya ketika tim kami melakukan
kontrak jangka panjang dalam rangka TMC kami mendapat teguran dari
Dekom.
Terdakwa : Anggarannya dari?
Saksi (T) : Anggran PLN, itu dibayar dengan anggaran (dipotong oleh terdakwa)
Terdakwa : Tetapi investasi atau operasi?
Saksi (T) : Bukan, operasi.
Terdakwa : Operasi?
Saksi (T) : Ya.
Terdakwa : Ditegur Dekom tahun berapa Pak?
Saksi (T) : Sebentar saya ingat-ingat dulu . Saya masih Dirops jadi ketika tahun
2000-20001 awal sehingga ketika itu program TMC dibekukan, tidak
dilakukan lagi.
Terdakwa : Dalam RUPS 2003 tercatat 7 proyek TMC yang berjalan (dipotong oleh
saksi)
Saksi (T) : Ya mungkin setelah itu dilanjutkan lagi
Terdakwa : Tapi dengan izin RUPS ?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
Saksi (T) : Tidak tahu saya, 2003 saya sudah tidak disana lagi, dalam (dipotong oleh
terdakwa).
Terdakwa : Bukan dalam RUPS RKAP 2003, itu dilakukan dalam 2002 Pak
Saksi (T) : Ya saya nggak tahu, apakah RUPS 2003 itu menginzinkan atau tidak saya
nggak tahu. Saya nggak ingat karena saya ga pernah membawa hal itu
sebagai bahan yang di bahas dalam RUPS karena saya sudah tahu pasti
RUPS tidak akan menyetujui karena yang 3 ini kan masih dalam
pemantauan yang 4 sudah tidak mungkin lagi dioperasikan.
Terdakwa : Baik. Saya kira itu penjelasan Bapak. Sementara saya cukupkan demikian
Yang Mulia.
Hakim Ketua : Alat bukti. Alat bukti yang mau ditunjukan saksi. Saudara saksi silahkan
ke depan, saudara terdakwa silahkan didampingi oleh penasehat hukum
untuk melihat bukti.
PU : Saudara saksi ya. Saudara saksi BB nomor 6, perjanjian 208. PJ, saksi
tahu?
Saksi (T) : Iya.
PU : Iya, antara saksi dengan Pak Bambang ya. Saudara terdakwa tahu BB
nomor 6?
Terdakwa : Tidak.
PU : Tidak, oke.
Hakim Ketua : Perjanian-perjanjian ini tidak tahu yang tadi ya?
PU : Iya belum saya . BB 291 Surat nomor 4323 saksi tahu
Saksi (T) : Ga tahu.
PU : terdakwa tahu ?
Terdakwa : Iya.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
PU : Benar tanda tangan terdakwa ya.baik BB Nomor 435 Surat nomor 03618,
saksi tahu?
Saksi (T) : Ga tahu.
PU : Terdakwa tahu?
Terdakwa : Tahu.
PU : Tahu. BB nomor 296 Surat nomor 36, saksi tahu?
Saksi (T) : Ga tahu.
PU : Tidak tahu, Terdakwa?nomor 36?
Terdakwa : Tahu.
PU : Tahu ya .BB nomor 2971 maaf BB nomor 210 surat nomor 2971, saksi
tahu?
Saksi (T) : Ga tahu.
PU : Ga tahu, terdakwa?
Terdakwa : Tahu.
PU : Tahu, BB nomor 204 surat nomor 132, saksi tahu?
Saksi (T) : Saya pernah bacain.
PU : Baik, terdakwa? Surat nomor 132?
Terdakwa : Tahu.
PU : Tahu ya. BB nomor 34 surat nomor 2360, saksi tahu?
Saksi (T) :Iya saya tahu.
PU : Terdakwa?
Terdakwa : Tahu.
PU : Tahu ya. BB nomor 38 surat nomor 2117, saksi tahu?
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
Saksi (T) : Ga tahu.
PU : Terdakwa?
Terdakwa : Tahu.
PU : Surat perjanjian BB 4, BB 5, BB 10,18,21 mengenai addendum bener Pak
ya? saksi tahu ya?
Saksi (T) : Iya
PU : Terdakwa?Addendum?
Terdakwa : Tidak tahu
PU : Cukup
Hakim Ketua : Ada yang mau ditunjukan?
PH (MI) : Betul Yang Mulia
Hakim Ketua : Ini surat yang mau dikasih unjuk oleh penasehat hukum, PU sini, saudara
terdakwa sini supaya tidak bolak-balik. Apa yang dilihat silahkan, tahu
saudara?
Saksi (T) : Tahu.
PU : 6 November 2000?
Saksi (T) : Ga tahu saya.
Hakim Ketua : Ga tahu. Yang ini tahu yang ini tidak ya. Ada lagi Pak?
PH (MI) : Ini ada satu lagi.
Saksi (T) : Ga tahu, ga tahu saya.
PH (MI) : Saudara saksi masih Dirops? (Ucapannya samar-samar karena tidak
menggunakanan mic)
Saksi (T) : Ya, itu saya ga liat di surat ini.
PH (MI) : Ga..ga ini memang di buat belakangan tapi rapatnya (dipotong oleh saksi)
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
Saksi (T) : Oh ya..ya..lupa lagi dong saya, saya ga ingat
PH (MI) : Ini buka di buat belakangan, di buat dari dulu cuma di copynya yang baru.
Saksi (T) : Tidak, saya tidak tahu isinya pak. Saya tidak tahu.
PH(MI) : Saksi ingat atau tidak bahwa ini ada rapat direksi?
Saksi (T) : Iya rapat Direksi kan banyak Pak.
Terdakwa : Dimana Pak Hardiv menyatakan supaya melalui tender? (Suara
terdengar samar-samar karena tidak menggunakan mic)
Saksi (T) : Ya.
Terdakwa : Kemudian saya menyatakan bahwa OSCO itu bisa dengan Netway, bisa
dengan yang orang lain?ingat?
Saksi (T) : Saya ga ingat Pak.
PH (MI) : Tidak ingat...Makasih
Hakim Ketua : 2,3 tidak tahu ya..Ya silahkan.
Terdakwa : Mohon izin Yang Mulia saya masih ada 1 pertanyaan yang masih
ketinggalan melanjutkan tadi, pertanyaan mengenai izin RUPS tersebut.
Apakah Pak Tunggono ingat dalam RUPS RKAP 2003 yang
dilangsungkan tahun 2002, Dewan Komisaris yaitu Pak Luluk, Komisaris
Utama membuat catatan Dekom dalam RUPS yang mengatakan bahwa
proyek-proyek investasi multi-years itu harus dicatatkan dalam RKAP dan
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari RKAP sehingga tidak
diperlukan izin khusus pada waktu itu?
Saksi (T) : Saya nggak ingat Pak kalau Pak Lulu menyampaikan itu, ya saya
nggak ingat. Tapi mungkin saya hadir disana tapi itu kan detail itu kan
detail dari suatu rapat (dipotong oleh terdakwa)
Terdakwa : Pak maaf bukan, itu adalah pendapat Dekom yang tertulis dan menjadi
bagian dari RUPS?
Saksi (T) : Saya nggak ingat Pak, saya nggak ingat.
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 27 September 2011
Hakim Ketua : Keterangan dia bagaimana? Ya nanti dalam pembelaan, ada yang mau
disampaikan lagi?
Terdakwa : Ga ada Pak.
Hakim Ketua : Silahkan meninggalkan ruang sidang! ini sudah jam 1 kurang waktunya
orang untuk solat Dzuhur dan sekaligus untuk makan siang kita scors ya
sampai jam setengah 2.kita skors...(ketukan palu).