Skrip Si325

Embed Size (px)

DESCRIPTION

24524

Citation preview

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    1/78

    i

    EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA

    (Phaleria macrocarpa[Scheff.] Boerl)SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF

    STERILISASI SALURAN AKAR GIGI TERHADAP BAKTERI MIX

    SALURAN AKAR GIGI

    PUTU RIA ARTAYANTI

    NPM :10.8.03.81.41.1.5.006

    FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

    UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

    DENPASAR

    2014

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    2/78

    ii

    EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA

    (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl) SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF

    STERILISASI SALURAN AKAR GIGI TERHADAP BAKTERI MIX

    SALURAN AKAR GIGI

    Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

    Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi

    Universitas Mahasaraswati Denpasar

    Oleh :Putu Ria Artayanti

    NPM :10.8.03.81.41.1.5.006

    Menyetujui

    Dosen Pembimbing

    Pembimbing I Pembimbing II

    drg. P.A. Mahendri Kusumawati, M.Kes., FISIDdrg. Putu Rusmiany, M.Biomed

    NIP. 19590512 198903 2001 NPK. 826795206

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    3/78

    iii

    Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi

    Universitas Mahasaraswati Denpasar telah meneliti dan mengetahui cara pembuatanskripsi dengan judul : EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BUAH

    MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl) SEBAGAI BAHAN

    ALTERNATIF STERILISASI SALURAN AKAR GIGI TERHADAP BAKTERIMIX SALURAN AKAR GIGIyang telah dipertanggung jawabkan oleh calon sarjana

    yang bersangkutan pada tanggal 24 Februari 2014.

    Maka atas nama Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas

    Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar dapat mengesahkan.

    Denpasar, 24 Februari 2014

    Tim Penguji Skripsi

    FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar

    Ketua,

    drg. P.A. Mahendri Kusumawati, M.Kes., FISID

    NIP. 19590512 198903 2001

    Anggota : Tanda Tangan :

    1.

    drg. Putu Rusmiany, M.Biomed 1

    NPK. 826795206

    2. drg. Dewa Made Wedagama, Sp. KG 2

    NPK. 826395207

    Mengesahkan,

    Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

    Universitas Mahasaraswati Denpasar

    drg. P.A. Mahendri Kusumawati, M.Kes., FISIDNIP. 19590512 198903 2001

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    4/78

    iv

    KATA PENGANTAR

    Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

    berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

    EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria

    macrocarpa [Scheff.]Boerl) SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF STERILISASI

    SALURAN AKAR GIGI TERHADAP BAKTERI MIX SALURAN AKAR GIGI

    ini tepat pada waktunya.

    Skripsi ini disusun untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu

    syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi (SKG) pada Fakultas

    Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar.

    Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak.

    Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

    1. drg. P.A. Mahendri Kusumawati, M.Kes., FISID selaku dosen pembimbing I

    serta selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati

    Denpasar. Atas segala upaya dan bantuan beliau dalam mengarahkan,

    membimbing dan memberikan petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini

    dapat terselesaikan dengan baik.

    2. drg. Putu Rusmiany, M.Biomed selaku dosen pembimbing II yang telah

    memberikan bantuan dalam membimbing sehingga skripsi ini terselesaikan.

    3. drg. Dewa Made Wedagama, Sp. KGselaku dosen penguji yang telah bersedia

    menguji serta memberikan koreksi dan masukan kepada penulis.

    4. Bapak dan ibu tercinta, Made Artawan dan Nyoman Artini. Adik-adikku Rusti

    Ramayanti dan Hari Kirtana Dasa, serta keluarga tercinta atas doa, dukungan

    dan bantuan finansialnya sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan

    lancar.

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    5/78

    v

    5. Teman-teman seperjuangan skripsi Lab Endodonsia : Iga, Gung Surya, dan

    Fitri. Giska, Riscapy, Silvia, Ika, Ardy, Yudha, teman-teman Cranter, teman-

    teman di Kesadaran Krishna, ibu Amy, Kak Anggi, serta seluruh Civitas

    Akademik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar

    dan pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, atas bantuan dan

    motivasinya baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan

    skripsi ini hingga selesai.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

    sempurna.Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

    membangun untuk kesempurnaan laporan skripsi ini.

    Penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagimahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, umumnya bagi masyarakat dan bidang

    pelayanan kesehatan.

    Denpasar, 24 Februari 2014

    Penulis

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    6/78

    vi

    Efektivitas Antibakteri Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleri a macrocarpa

    [Scheff.]Boer l) Sebagai Bahan Alternatif Sterilisasi Saluran Akar Gigi

    Terhadap Bakteri Mix Saluran Akar Gigi

    Abstrak

    Bakteri mix saluran akar gigi adalah sejumlah bakteri yang terdapat di dalam

    saluran akar gigi yang dapat menyebabkan infeksi saluran akar. Perlunya sterilisasi

    saluran akar dengan suatu bahan medikamenadalah untuk mengurangi atau

    menghilangkan bakteri mix saluran akar gigi. Tetapi bahan medikamen juga diketahuiberpotensi menimbulkan efek samping yang berbahaya karena material ini

    merupakan agen terapeutik atau kimia yang aktif dan toksik, sehingga perludikembangkan bahan medikamen alternatif yang berasal dari bahan alami.Buah mahkota

    dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.]Boerl)merupakan salah satu alternatif yang dapatdipilih sebagai bahan medikamen saluran akar karena terdapat kandungan senyawa

    yang berkhasiat sebagai bahan antibakteri, yaitu minyak atsiri, saponin, tannin,

    flavonoid, fenol, glikosida dan triterpenoid.Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui apakah ekstrak buah mahkota dewa memiliki efektivitas antibakteri

    sebagai bahan alternatif sterilisasi saluran akar gigi terhadap bakteri mix saluran akargigi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan post test

    only control group design. Sampel yang digunakan adalah bakteri mix saluran akar

    gigi yang diperoleh dengan menggunakan paper poin steril nomer 45 yang dimasukanke dalam saluran akar gigi dengan diagnosa nekrosis pulpa.Penelitian ini dimulai

    dengan ekstraksi buah mahkota dewa dengan pelarut metanol 96% kemudian skrining

    fitokimia, pembiakan spesimen dan selanjutnya uji efektivitas antibakteri yang

    dilakukan dengan metode dilusi (pengenceran ganda) dengan konsentrasi 7%, 8%,12,5%.Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa konsentrasi 7%, 8%, 12,5%

    ekstrak buah mahkota dewa memiliki efektivitas antibakteri sebagai bahan alternatifsterilisasi saluran akar gigi terhadap bakteri mix saluran akar gigi.

    Kata Kunci : Ekstrak buah mahkota dewa, sterilisasi saluran akar gigi, bakteri mix

    saluran akar gigi.

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    7/78

    vii

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ............................................................................................. i

    Halaman Persetujuan Pembimbing ............................................................. ii

    Halaman Persetujuan Penguji dan Pengesahan Dekan ............................... iii

    KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

    ABSTRAK ................................................................................................. vi

    DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

    DAFTAR TABEL ...................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi

    DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xii

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3

    1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 4

    1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Mikroorganisme Saluran Akar ........................................................ 5

    2.2 Sterilisasi Saluran Akar .................................................................... 8

    2.3 Penggunaan Medikamen Pada Perawatan Saluran Akar .................. 9

    2.4 Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl)................... 9

    2.5 Nilai Farmakologis Buah Mahkota Dewa ........................................ 12

    2.6 Peran Tanaman Mahkota Dewa Sebagai Antibakteri ...................... 14

    BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN

    3.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 16

    3.2 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 16

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    8/78

    viii

    BAB IV METODE PENELITIAN

    4.1 Rancangan Penelitian ....................................................................... 17

    4.2 Sampel Penelitian ............................................................................. 18

    4.3 Besar Sampel .................................................................................... 18

    4.4 Identifikasi Variabel ......................................................................... 19

    4.5 Definisi Operasional ......................................................................... 20

    4.6 Bahan dan Alat Penelitian ................................................................ 21

    4.6.1 Alat dan Bahan Pembuatan Ekstrak Buah Mahkota Dewa .... 21

    4.6.2 Alat dan Bahan Uji Identifikasi Fitokimia ............................. 22

    4.6.3 Alat dan Bahan Uji Efektivitas Ekstrak Buah Mahkota

    Dewa (Phaleria macrocarpa[Scheff.]Boerl) Terhadap BakteriMix Saluran Akar Gigi .................................................................... 23

    4.7Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 24

    4.7.1 Tempat Penelitian ............................................................................. 24

    4.7.2 Waktu Penelitian ............................................................................... 24

    4.8 Alur Penelitian ................................................................................. 25

    4.9 Prosedur Penelitian ........................................................................... 26

    4.9.1 Pembuatan Ekstrak Buah Mahkota Dewa ............................... 26

    4.9.2 Skrining Fitokimia Ekstrak Buah Mahkota Dewa .................. 27

    4.9.3 Pembiakan Spesimen ....................................................................... 29

    4.9.4 Penentuan MIC dan MBC Bahan Coba ................................. 29

    4.10 Analisis Data ................................................................................... 31

    BAB V HASIL PENELITIAN

    5.1 Ekstraksi Buah Mahkota Dewa ........................................................ 32

    5.2 Uji Identifikasi Fitokimia ................................................................ 33

    5.2.1 Pemeriksaan Minyak Atsiri .................................................... 33

    5.2.2 Pemeriksaan Flavonoid .................................................................... 33

    5.2.3 Pemeriksaan Saponin ....................................................................... 34

    5.2.4 Pemeriksaan Alkaloid ...................................................................... 35

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    9/78

    ix

    5.2.5 Pemeriksaan Fenol ................................................................. 36

    5.2.6 Pemeriksaan Tannin ......................................................................... 37

    5.2.7 Pemeriksaan Steroid dan Triterpenoid ................................... 37

    5.2.8 Pemeriksaan Glikosida ..................................................................... 38

    5.3 Uji Efektivitas Antibakteri ............................................................... 39

    BAB VI PEMBAHASAN......................................................................... 44

    BAB VII SIMPULAN dan SARAN

    7.1 Simpulan .......................................................................................... 49

    7.2 Saran ................................................................................................ 49

    DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 50

    LAMPIRAN

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    10/78

    x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Jenis Bakteri Yang Paling Banyak Ditemukan Pada Infeksi

    Saluran Akar............................................................................ 7

    Tabel 5.1 Perhitungan jumlah bakteri untuk bahan coba ekstrak buah

    Mahkota Dewa ....................................................................... 42

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    11/78

    xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Buah Mahkota Dewa ........................................................... 11

    Gambar 5.1 Ekstrak Kental Buah Mahkota Dewa ................................... 32

    Gambar 5.2 Larutan Flavonoid ................................................................ 34

    Gambar 5.3 Larutan Saponin ................................................................... 35

    Gambar 5.4 Larutan Alkaloid .................................................................. 36

    Gambar 5.5 Larutan Fenol ....................................................................... 36

    Gmabra 5.6 Larutan Tannin ..................................................................... 37

    Gambar 5.7 Larutan Triterpenoid ............................................................ 38

    Gambar 5.8 Larutan Glikosida ................................................................ 39Gambar 5.9 Suspensi Bakteri Mix Saluran Akar Gigi Setelah Berkontak

    Dengan Bahan Coba Pada Berbagai Konsentrasi ................ 40

    Gambar 5.10 Hasil Biakan Mulai Tampak Jernih Bila Dibandingkan

    Dengan Kontrol Positif ............................................................................. 40

    Gambar 5.11 Hasil Pengujian Antibakteri Ekstrak Buah Mahkota Dewa

    7%, 8%, 12,5% Pada MediaBlood Agar............................. 41

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    12/78

    xii

    DAFTAR SINGKATAN

    CFU Colony Forming Unit

    KHM Konsentrasi Hambat Minimum

    KBM Konsentrasi Bunuh Minimum

    MIC Minimum Inhibitory Concentration

    MBC Minimum Bactericidal Concentration

    TSB trypic soy broth

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    13/78

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Dewasa ini, kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat perlu

    diperhatikan.Angka kesakitan gigi di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke

    tahun. Kurangnya kesadaran masyarakat dan perekonomian yang kurang menentu,

    secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat pada

    umumnya, serta mempengaruhi kesehatan gigi pada khususnya. Perawatan gigi yang

    kurang baik dapat menyebabkan masalah kesehatan gigi.Masalah kesehatan gigi yang

    umum terjadi di Indonesia adalah karies gigi.Karies gigi adalah sebuah penyakit

    infeksi yang merusak struktur gigi.Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang, nyeri

    dan infeksi.Jika infeksi karena karies sudah mencapai syaraf gigi maka perawatan

    yang dilakukan adalah perawatan saluran akar (root canal treatment).Perawatan

    saluran akar adalah tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan gigi.Perawatan

    saluran akar terdiri dari preparasi, sterilisasi, dan pengisian.Dari ketiga tahap

    perawatan saluran akar tersebut, penulis akan membahas mengenai sterilisasi saluran

    akar.

    Tujuan utama perawatan saluran akar ialah menghilangkan bakteri yang invasi

    di dalam saluran akar dan menciptakan lingkungan yang asepsis sehingga bakteri

    tidak dapat bertahan hidup.Tetapi mengingat bentuk anatomi pulpa yang kompleks,

    terkadang bakteri masih dapat dijumpai di dalam tubulus dentin walaupun sudah

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    14/78

    2

    dilakukan pembersihan melalui preparasi saluran akar biomekanikal dan dengan

    larutan irigasi (Amalia, 2012).Pada penelitian awal ditemukan beberapa spesies

    diantaranyastreptococci, micrococci, dan sejumlah kecil bakteri anaerob pada infeksi

    saluran akar maupun penyakit periradikular.Bakteri anaerob meliputi 90% dari

    bakteri penyebab infeksi saluran akar. Berdasarkan temuan tersebut, ternyata

    penyebab infeksi saluran akar tidak hanya satu macam bakteri tetapi berbagai macam

    bakteri yang terlibat termasuk organisme anaerob seperti Porphyromonas,

    Bacterioides gingivalis, Phorphyromonas bacterioides endodontalis, dan Prevotella

    bacterioides buccae yang dinamakanBacterioidesspesies (Agustin W, 2005). Bakteri

    mix saluran akar gigi adalah sejumlah bakteri (aerob dan anaerob) yang terdapat di

    dalam saluran akar gigi, diperoleh dengan menggunakan paper poin steril nomer 45

    yang dimasukan ke dalam saluran akar gigi dengan diagnosa nekrosis pulpa.

    Perlunya sterilisasi saluran akar adalah untuk memusnahkan atau mengurangi

    jumlah mikroorganisme secara nyata.Sterilisasi saluran akar dilengkapi dengan

    medikamen saluran akar (Grossman, 1995).Pemberian medikamen saluran akar

    bertujuan untuk memperoleh aktivitas antimikroba di saluran akar, menetralkan sisa-

    sisa debris di saluran akar, mengontrol dan mencegah nyeri (Agustina,

    2011).Diketahui juga bahwa medikamen saluran akar berpotensi menimbulkan efek

    samping yang berbahaya karena material ini adalah suatu agen terapeutik atau kimia

    yang aktif dan toksik (Walton dan Torabinejad, 2002). Dengan kelemahan yang

    dimiliki dari bahan medikamen saluran akar, perlu dikembangkan bahan alami

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    15/78

    3

    dengan kadar toksisitas rendah tetapi memiliki daya antibakteri yang baik sebagai

    bahan medikamen saluran akar.

    Bahan alami khususnya tumbuh-tumbuhan merupakan keanekaragaman

    hayati yang masih sangat sedikit menjadi subjek penelitian ilmiah di

    Indonesia.Tanaman obat Indonesia telah diketahui sebagai sumber yang potensial

    sebagai agen antibakteria (Beatrice, 2010).Bahan alami yang mungkin bisa

    dimanfaatkan sebagai bahan alternatif medikamen saluran akar adalah buah mahkota

    dewa (Phaleria macrocarpa[Scheff.]Boerl).Mahkota dewa merupakan tanaman obat

    tradisional yang sudah dikenal dan saat ini semakin diminati masyarakat.Pemanfaatan

    tanaman mahkota dewa ini secara tradisional adalah sebagai tanaman yang sejak lama

    dikenal dapat memiliki khasiat untuk mengobati luka, diabetes, lever, flu, alergi,

    sesak nafas, desentri, penyakit kulit, jantung, ginjal, dan kanker.Efek terapeutik buah

    mahkota dewa erat hubungannya dengan senyawa kimia yang terkandung di

    dalamnya.Telah diketahui bahwa biji mahkota dewa bersifat toksik sedangkan daging

    buahnya tidak.Potensi penghambatan daging buah mahkota dewa lebih besar jika

    dibandingkan dengan akar, kulit batang, maupun daunnya (Kere, 2011).Komposisi

    aktif buah mahkota dewa adalah tanin, flavonoid, saponin dan alkaloid (Wijoyo,

    2012).

    Dari uraian tersebut timbul pemikiran untuk meneliti efektifitas antibakteri

    ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.]Boerl) sebagai bahan

    alternatif sterilisasi saluran akar gigi terhadap bakteri mix saluran akar gigi.

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    16/78

    4

    1.2Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang timbul

    adalah :

    Apakah ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa

    [Scheff.]Boerl)memiliki efektifitas antibakteri sebagai bahan alternatif sterilisasi

    saluran akar dengan mengetahui konsentrasi minimal yang dapat menghambat dan

    membunuh bakteri mix saluran akar gigi?

    1.3

    Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah :

    Untuk mengetahui apakah ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa

    [Scheff.]Boerl) memiliki efektifitas antibakteri sebagai bahan alternatif sterilisasi

    saluran akar dengan mengetahui konsentrasi minimal yang dapat menghambat dan

    membunuh bakteri mix.

    1.4Manfaat Penelitian

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

    berikut :

    a. Dengan penelitian ini, diharapkan potensi pendayagunaan tanaman obat

    berkhasiat yang ada di Indonesia dapat dikembangkan.

    b.

    Dapat diketahui efektifitas antibakteri ekstrak buah mahkota dewa sebagai

    bahan alternatif sterilisasi saluran akar gigi.

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    17/78

    5

    c. Meningkatkan pengembangan material kedokteran gigi yang berasal dari alam

    mengingat kelemahan bahan kimia dari material yang aktif dan toksik pada

    jaringan.

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    18/78

    6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Mikroorganisme Saluran Akar

    Sebagian besar patosis jaringan pulpa dan periradikuler secara langsung atau

    tidak langsung terkait dengan mikroorganisme. Pengetahuan mengenai bakteri yang

    terkait dengan patosis jaringan pulpa sangat penting agar proses penyakitnya dapat

    lebih dipahami dan perawatannya dapat lebih tepat. Untuk menginvasi dan

    menginfeksi pulpa, mikroba bisa melalui berbagai cara. Sumber utama bakteri dalam

    pulpa adalah dari karies (Walton dan Torabinejad, 2002). Karies merupakan suatu

    penyakit pada jaringan keras gigi yang ditandai oleh rusaknya enamel, dentin dan

    sementum oleh aktivitas metabolisme plak dental yang ada dalam suatu karbohidrat

    yang diragikan. Proses terjadinya karies ditandai dengan demineralisasi jaringan

    keras gigi yang diikuti dengan kerusakan bahan organiknya (Siregar, 2011).

    Ketika pulpa terpajan oleh karies, banyak sekali spesies oportunitis dari flora

    rongga mulut yang menginvasi dan berkoloni di jaringan yang nekrosis. Pulpa yang

    nekrosis akan dengan cepat terinvasi dan terkolonisasi oleh bakteri (Walton dan

    Torabinejad, 2002). Pada sebagian besar kasus, dijumpai organisme gram positif dan

    gram negatif, pada sedikit kasus dijumpai jamur.Organisme-organisme ini sering

    ditemukan dalam berbagai kombinasi daripada sebagai suatu spesies tunggal.Anaerob

    yang harus ada (anaerob obligat) sering dihubungkan dengan gigi yang mempunyai

    lesi periapikal (Grossman, 1995).

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    19/78

    7

    Dari sekitar 500 spesies bakteri yang dikenal sebagai flora normal rongga

    mulut hanya relatif sedikit saja kelompok yang dapat diisolasi dari ruang pulpa yang

    terinfeksi.Yang dominan adalah bakteri anaerob obligat, dengan sedikit bakteri

    anaerob fakultatif, dan jarang sekali ditemukan yang aerob.Contohnya, pada suatu

    penelitian memeriksa gigi utuh yang saluran akarnya terinfeksi, lebih dari 90%

    bakterinya adalah anaerob obligat (Walton dan Torabinejad, 2002).

    Baik mikroorganisme aerob dan anaerob dapat ditemukan pada saluran

    akar.Sebagian besar mikroorganisme yang diisolasi dari gigi utuh nonvital adalah

    anaerob, terutama dari genera bakteroid, peptokokus, peptostrepkokus, fusiform,

    basili, dan korinebakterium(Grossman, 1995).

    Bakteri anaerob gram negatif sering sekali diisolasi dari gigi dengan infeksi

    saluran akar, oleh karena itu endotoksin bakteri mungkin menyebabkan iritasi

    jaringan periapikal dan berperan penting dalam patogenesis lesi inflamasi dan pulpa

    (Kere, 2011). Contoh bakteri anaerob gram negatif terdapat pada saluran akar

    diantaranya adalah Bacteroides,Prevotella,Porphyromonas, Fusobacterium, dan

    Veillonella sedangkan contoh bakteri anaerob gram positif yang terdapat pada saluran

    akar adalah Actinomyces, Propionibacterium, Peptostreptococcus, dan Eubacterium

    (Walton dan Torabinejad, 2002).

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    20/78

    8

    Tabel 2.1 Jenis bakteri yang paling banyak ditemukan pada infeksi saluran akar

    Genus Frekuensi isolasi (%)

    Bacteroides 70

    Prevotella 60

    Lactobacillus 51

    Oral streptococci 41

    Clostridium 36

    Fusobacterium 33

    Propionibacterium 29

    Corynebacterium 25

    Bifidobacterium 21

    Eubacteria 20

    Capnocytophaga 17

    Actinomyces 16

    Leuconostoc 13

    Porphyromonas 10

    Candida 10

    Veilonella 9

    Gamella 8

    Staphylococcus 7

    Aerococcus 5

    Saccharomyces 3

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    21/78

    9

    Enterococcus 3

    (Lamont dkk. 2006 cit Widrayani 2013)

    2.2 Sterilisasi Saluran Akar

    Sterilisasi adalah proses pemusnahan semua mikroorganisme. Disinfeksi

    adalah menghilangkan organisme vegetatif yang menyebabkan penyakit (Tarigan,

    2006).Sterilisasi saluran akar bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan flora

    mikrobial di dalam saluran akar. Menurut studi Byston dan Sundqvist tahun 1985,

    apabila tidak dilakukan sterilisasi saluran akar pada setiap kali melakukan perawatan

    maka jumlah mikroorganisme akan meningkat jumlahnya. Perlunya sterilisasi saluran

    akar adalah untuk memusnahkan atau mengurangi jumlah mikroorganisme secara

    nyata.Sterilisasi saluran akar dilengkapi dengan medikamen saluran akar.Medikamen

    saluran akar adalah suatu tahap yang penting pada perawatan saluran akar (Grossman,

    1995).

    Aplikasi bahan sterilisasi saluran akar antar kunjungan dapat membantu untuk

    menghilangkan bakteri yang mampu bertahan setelah dilakukan preparasi

    biomekanis.Delgado dkk. (2010 cit. Dewi 2011) menyatakan bahwa, meskipun

    preparasi biomekanik merupakan prosedur yang efektif untuk mengurangi

    mikroorganisme namun prosedur ini tidak dapat menghilangkan bakteri secara

    sempurna pada saluran akar lateral dan aksesori sehingga sterilisasi intrakanal antar

    kunjungan direkomendasikan untuk pengurangan bakteri lebih lanjut dalam sistem

    saluran akar.

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    22/78

    10

    2.3Penggunaan Medikamen Pada Perawatan Saluran Akar

    Penggunaan bahan medikamen dalam perawatan endodontik merupakan salah

    satu langkah yang penting.Suatu bahan medikamen saluran akar yang ideal

    diharapkan mampu megeliminasi bakteri dalam saluran akar yang tidak tereliminasi

    pada prosedur eliminasi, mampu mengurangi rasa sakit maupun inflamasi

    periradikular, mampu mengeliminasi eksudat apikal, serta mencegah resopsi akar dan

    infeksi ulang (Kere, 2011).

    Mengingat pentingnya melakukan sterilisasi saluran akar sebelum melakukan

    pengisian saluran akar, dibutuhkan suatu medikamen atau obat-obatan intrasaluran.

    Sebelum mempertimbangkan suatu medikamen yang akan digunakan terlebih dahulu

    menentukan jenis mikroorganisme apa yang akan dimusnahkan (Grossman, 1995).

    Medikamen saluran akar dikelompokkan atas golongan fenol (eugenol, CMCP

    (camphorated monochlorophenol), cresatin, kresol), aldehid (formokresol,

    glutaraldehid), halida (sodium hipoklorit, iodin-kalium iodida), steroid, Ca(OH)2,

    antibiotik dan kombinasi. Namun yang paling sering digunakan adalah Ca(OH)2,

    CMCP dan formokresol. Bahan medikamen ini juga diketahui berpotensi

    menimbulkan efek samping yang berbahaya karena material ini merupakan agen

    terapeutik atau kimia yang aktif dan toksik (Amalia, 2012).

    2.4 Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl)

    Salah satu tumbuhan obat Indonesia yang sangat populer saat ini adalah

    mahkota dewa (Phaleria macrocarpa[Scheff.]Boerl).Bertahun-tahun yang lalu, tidak

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    23/78

    11

    banyak orang yang mengenal tanaman mahkota dewa sebagai tanaman yang

    berkhasiat. Tanaman yang mempunyai nama latin Phaleria macrocarpa karena

    buahnya yang besar ini, hanya dianggap sebagai sarang ular, apalagi tanaman ini

    termasuk tanaman perdu dan buahnya pun sangat pahit. Habitat asli tanaman mahkota

    dewa di Papua sehingga disebut juga Phaleria papuana.Tidak diketahui bagaimana

    caranya, tetapi, di keraton Mangkunegara Solo dan keraton Yogyakarta tanaman

    mahkota dewa ternyata sudah dikenal sebagai tanaman yang berkhasiat untuk

    keperluan pengobatan (Suryani dan Stepriyani, 2007).

    Menurut Soeksmanto, Hapsari dan Simanjuntak (2007) bahwa tanaman ini

    mempunyai 1200 spesies yang tersebar dalam 67 negara. Penampilan tanaman ini

    sangat menarik, terutama saat buahnya mulai tua dengan warna merah marun,

    sehingga banyak dipelihara sebagai tanaman hias.Daun mahkota dewa, sering direbus

    untuk menyembuhkan penyakit lemah syahwat, disentri, alergi dan tumor.

    Mahkota dewa bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias

    atau dikebun-kebun sebagai tanaman peneduh. Perdu menahun ini tumbuh tegak

    dengan tinggi 1-2,5 m. Batangnya bulat, permukannya kasar, warnanya cokelat,

    berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. Daun tunggal, letaknya berhadapan,

    bertangkai pendek, bentuknya lanset atau lonjong, ujung dan pangkalnya runcing, tepi

    rata (Manganti, 2011).

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    24/78

    12

    Gambar 2.1 Buah Mahkota Dewa

    Berdasarkan taksonominya, tanaman mahkota dewa dapat diklasifikasikan

    sebagai berikut:

    Divisi :Spermatopyta

    Subdivisi :Angiospermae

    Kelas :Dicotyledonae

    Bangsa :Thymelaeaceae

    Suku :Thymelaeceae

    Marga :Phaleria

    Spesies :Phaleria macrocarpa [Scheff.]BoerlatauPhaleria papuana

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    25/78

    13

    Karena ukuran buah yang relatif besar, para ahli botani memberi sebutan macrocarpa

    (macro=besar) (Beatrice, 2010).

    2.5 Nilai Farmakologis Mahkota Dewa

    Kandungan kimia mahkota dewa adalah alkaloid, saponin, flavonoid, dan

    polifenol, terutama dibagian daunnya (Sutanto, 2013).Perbedaan kandungan senyawa

    kimia yang ada menunjukkan perbedaan aktivitas farmakologisnya.Telah diketahui

    bahwa biji mahkota dewa bersifat toksik sedangkan buahnya tidak, dengan potensi

    penghambatan yang lebih besar dibandingkan daunnya.Buah mahkota dewa terdiri

    dari golongan saponin, alkaloid, tanin, flavonoid, fenol, lignan, minyak atsiri.Pada

    kilitnya mengandung alkaloid, saponin, dan flavonoid (Beatrice, 2010). Ekstrak

    daging buahnya berkhasiat sebagai antihistamin, antialergi, bersifat sitotosik terhadap

    sel kanker Rahim, juga menurunkan kadar gula darah, antioksidan, menurunkan kadar

    asam urat (Wijoyo, 2012).

    Menurut Harmanto. (2001 cit. Rosyami 2008) buah mahkota dewa

    mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol dan ekstrak daunnya dapat

    memberikan efek antihistamin (Siswono, 2001). Daging buah mahkota dewa

    mempunyai efek hipoglikemik (dapat menurunkan kadar gula dalam darah).

    Berdasarkan hasil penelitian dapat ditunjukkan bahwa daging buah mahkota dewa

    menghasilkan efek antihipoglikemik dengan dosis 241,35 mg/kg berat badan (Primsa.

    2002 cit. Rosyami 2008).

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    26/78

    14

    Saponin (fitonutrien), sering disebut deterjen alam, senyawa ini juga

    bersifat antibakteri dan antivirus. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh,

    meningkatkan daya tahan, mengurangi kadar gula darah, mengurangi penggumpalan

    darah. Saponin dapat menghambat kerja enzim proteolitik pada sistem pencernaan

    manusia (Beatrice, 2010).

    Alkaloid, merupakan senyawa organik yang berfungsi sebagai detoksifikasi,

    menetralisir racun di dalam tubuh.Mekanisme kerja antimikroba dari alkaloid

    dihubungkan dengan kemampuan alkaloid untuk berikatan dengan DNA sel, sehingga

    mengganggu fungsi sel diikuti dengan pecahnya sel dan diakhiri dengan kematian sel

    (Kere, 2011).

    Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan

    dan mempunyai bioaktifitas sebagai obat (Rohyami, 2008). Flavonoid beperan

    sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein

    ekstraseluler yang mengganggu integritas membran bakteri. Kandungan polifenol

    berfungsi sebagai antihistamin.Minyak atsiri juga bersifat antibakteri karena efeknya

    dapat mengganggu pembentukan membran atau dinding sel sehingga tidak terbentuk

    atau pembentukannya tidak sempurna (Siregar, 2011).

    Tanin dapat merusak membran sel bakteri, mengkerutkan dinding sel atau

    membran sel sehingga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri.Akibat terganggunya

    permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhannya

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    27/78

    15

    terhambat bahkan mati. Selain itu tanin juga mempunyai daya antibakteri dengan cara

    mempresipitasi protein (Masduki. 1966 cit. Siregar 2011).

    2.6 Peran Tanaman Mahkota Dewa Sebagai Antibakteri

    Acuan pustaka yang ada telah menyebutkan bahwa tanaman marga Phaleria

    umumnya memiliki aktifitas antibakteri (Beatrice, 2010). Berbagai penelitian juga

    telah dilakukan di Indonesia mengenai efek antibakteri dari mahkota dewa, antara

    lain pada penelitian Lusiana Beatrice, tahun 2010, bahwa ekstrak etanol buah

    mahkota dewa memiliki daya antibakteri serta mampu menghambat pertumbuhan

    Enterococcus faecalis, efek antibakteri dinilai dari nilai MBC (Minimum Bactericidal

    Concentration). yang terdapat pada ekstrak etanol buah mahkota dewa pada

    konsentrasi 12,5%.

    Pada penelitian Carolina Monica Kere, tahun 2011, ekstrak etanol buah

    mahkota dewa memiliki efek antibakteri terhadap bakteri Fusobacterium nucleatum

    dengan nilai KHM (kadar hambat minimum) dan KBM (kadar bunuh minimum)

    3,125 %. Ekstrak etanol buah mahkota dewa juga memiliki daya antibakteri yang

    menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans. Efek antibakteri dinilai dari nilai

    KHM dan KBM yang terdapat pada ekstrak etanol buah mahkota dewa pada

    konsentrasi 6,25% dengan jumlah koloni 0 CFU (Colony Forming Unit) /ml (Siregar,

    2011).

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    28/78

    16

    Pada penelitian lainnya mengenai mahkota dewa, bahwa infusa daun mahkota

    dewa juga memiliki daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureusdengan KHM

    3,125 gram% dan KBM 6,25 gram% (Suryani dan Stepriyani, 2007).

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    29/78

    17

    BAB III

    KERANGKA KONSEP PENELITIAN

    3.1 Kerangka Konsep

    3.2 Hipotesis Penelitian

    Dari skema kerangka konsep di atas maka hipotesis pada penelitian ini adalah

    ekstrak buah mahkota dewa memiliki efektivitas antibakteri terhadap bakteri mix

    saluran akar gigi, sehingga dapat menghambat dan membunuh bakteri mix saluran

    akar gigi.

    Ekstrak Buah Mahkota Dewa

    7%, 8%, 12,5%

    Bakteri Mix Saluran Akar

    Gigi

    -

    Suhu- Media

    - Waktu

    - pH

    Sterilisasi saluran akar gigi

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    30/78

    18

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1 Rancangan Penelitian

    Rancangan penelitian ini bersifat eksperimental denganPosttest Only Control

    Group Design.

    K O0

    P1 O1

    P2 O2

    P3 O3

    Keterangan :

    P : Populasi

    S : Sampel

    Ra : Rendom alokasi

    K : Suspensi bakteri dengan kekeruhan setara 108CFU/ml yang

    diinkubasi 24 jam (kontrol positif).

    P1: Perlakuan dengan ekstrak buah mahkota dewa dengan konsentrasi

    7%

    P S Ra

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    31/78

    19

    P2: Perlakuan dengan ekstrak buah mahkota dewa dengan konsentrasi

    8%

    P3: Perlakuan dengan ekstrak buah mahkota dewa dengan konsentrasi

    12,5%

    O0: Pengamatan hasil pada kelompok K

    O1: Pengamatan hasil pada kelompok P1

    O2: Pengamatan hasil pada kelompok P2

    O3: Pengamatan hasil pada kelompok P3

    4.2 Sampel Penelitian

    Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri mix saluran akar

    gigi yang diperoleh dengan menggunakan paper poin steril nomer 45 yang dimasukan

    ke dalam saluran akar gigi dengan diagnosa nekrosis pulpa tanpa ada kelainan

    periapikal pada gigi akar tunggal dan belum pernah dilakukan perawatan saluran

    akar.

    4.3 Besar Sampel

    Penelitian ini menggunakan bakteri, sehingga penentuan besar sampel

    ditetapkan sesuai dengan penetapan baku uji bakteri yaitu menggunakan 108

    bakteri.

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    32/78

    20

    Untuk mendapatkan data yang valid dilakukan pengulangan sesuai rumus

    Federer (1999) :

    (n - 1) (t - 1) 15

    (n - 1) (4 - 1) = 15

    (n - 1) (3) = 15

    n1 = 15 : 3

    n = 5 + 1

    = 6

    Keterangan :

    n : banyaknya ulangan

    t : banyaknya perlakuan

    Berdasarkan perhitungan dengan rumus diatas, maka diperoleh n = 6 dan t= 4,

    maka jumlah sampel keseluruhan adalah 24 sampel.

    4.4 Identifikasi Variabel

    a. Variabel tergantung : Jumlah bakteri mix saluran akar gigi

    b. Variabel bebas : Ekstrak buah mahkota dewa 7%, 8%,

    12,5%

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    33/78

    21

    c. Variabel kendali : Waktu inkubasi dan Suhu 37C.

    4.5 Definisi Operasional

    a. Ekstrak buah mahkota dewa adalah ekstrak yang diperoleh dengan melakukan

    ekstraksi buah mahkota dewa berwarna merah sebanyak 1600 gram yang

    dipetik dari pohon mahkota dewa yang ditanam di desa Sembung, kecamatan

    Mengwi, kabupaten Badung, dibersihkan, lalu diiris halus dan dikeringkan.

    Setelah kering, diblender sampai menjadi serbuk halus sebanyak 540 gram

    dengan pelarut metanol kemudian diuapkan dengan evaporator sehingga

    diperoleh ekstrak cair buah mahkota dewa. Pada penelitian ini digunakan

    ekstrak 7%, 8%, 12,5%.

    b. Bakteri mix saluran akar gigi adalah sejumlah bakteri yang terdapat di dalam

    saluran akar gigi yang dapat menyebabkan infeksi saluran akar. Bakteri mix

    saluran akar ini diperoleh dengan menggunakan paper poin steril nomer 45

    yang dimasukan ke dalam saluran akar gigi dengan diagnosa nekrosis pulpa.

    c. Suhu adalah ukuran panas atau dinginnya suatu benda. Suhu yang digunakan

    untuk menumbuhkan bakteri mix saluran akar gigi yaitu 37C. Digunakan

    suhu 37C karena bakteri mix diambil pada saluran akar gigi pasien dan suhu

    normal pada tubuh manusia adalah 37C.

    d.

    Waktu inkubasi adalah waktu yang digunakan untuk mengamati pertumbuhan

    atau pembiakan bakteri mix saluran akar gigi yaitu 18-24 jam.

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    34/78

    22

    4.6 Bahan dan Alat Penelitian

    4.6.1 Alat dan Bahan Pembuatan Ekstrak Buah Mahkota Dewa

    A. Alat

    a. Botol timbang

    b. Rotary evaporator (eyela n-1200)

    c. Pisau

    d. Ayakan 40 mesh (retsch)

    e.

    Neraca analitik (adam)

    f. Oven (binder)

    g. Moisture analyzer (shimadzu)

    h. Batang pengaduk

    i. Spatula

    j. Alat-alat gelas

    k. Kertas saring bebas abu (whatmaan ashless)

    l. Vacum gas (gast)

    m. Penyaring buchner

    B. Bahan

    a.

    Simplisia buah mahkota dewa

    b. Metanol

    c. N-heksana

    d. Kloroform

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    35/78

    23

    4.6.2 Alat dan Bahan Uji Identifikasi Fitokimia

    A. Alat

    a. Tabung reaksi

    b. Rak tabung reaksi

    c. Penjepit tabung

    d. Pipet tetes

    e. Gelas ukur

    f.

    Tabung spiritus

    g. Cawan penguap

    B. Bahan

    a. Akuades

    b. Metanol 10 ml

    c.

    Etanol

    d. Kloroform

    e. Asam asetat anhidrat

    f. Asam sulfat

    g. HCL 2N

    h. FeCl3

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    36/78

    24

    4.6.3 Alat dan Bahan Uji Efektifitas Ekstrak Buah Mahkota Dewa

    Terhadap Bakteri Mix Saluran Akar Gigi

    A. Alat

    a. Cawan petri

    b. Micropipet

    c. Lampu Bunsen

    d. Inkubator

    e. Timer

    f. Tabung eppendorf1,8 mm

    g. Tabung glass

    B. Bahan

    a.Blood agar20 ml

    b. Glukosa boilon

    c. TSB (trypic soy broth)

    d. Paper point yang berisi bakteri mix saluran akar gigi

    e. Ekstrak buah mahkota dewa

    f. metanol 96%

    g. Masker

    k. Handscoon

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    37/78

    25

    4.7 Tempat dan Waktu Penelitian

    4.7.1 Tempat Penelitian

    a. Pembuatan ekstrak buah mahkota dewa dan uji identifikasi fitokimia

    Laboratorium Fitokimia dan Farmakognosi Farmasi Universitas Udayana

    b. Pengujian efektivitas antibakteri

    Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

    c. Pengambilan bakteri mix saluran akar gigi

    Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Mahasaraswati Denpasar

    4.7.2 Waktu Penelitian

    Waktu penelitian adalah 1 bulan

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    38/78

    26

    4.8 Alur Penelitian

    Fitokimia

    Ekstrak Buah Mahkota

    Dewa

    Konsentrasi 7% Konsentrasi 8% Konsentrasi 12,5%

    Pengambilan

    Bakteri mix saluran

    Pengambilan

    Bakteri mix saluran

    Pengambilan

    Bakteri mix saluran

    Inkubasi

    Data

    Analisis Data

    Hasil

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    39/78

    27

    4.9 Prosedur Penelitian

    4.9.1 Pembuatan Ekstrak Buah Mahkota Dewa

    Buah mahkota dewa yang segar dan berwarna merah sebanyak 1600 gram

    yang dipetik dari pohon mahkota dewa yang ditanam di desa Sembung, kecamatan

    Mengwi, kabupaten Badung, dibersihkan dari kotoran, dicuci bersih, ditimbang, lalu

    diiris halus dan dikeringkan.

    Sampel yang telah kering kemudian diblender sampai menjadi serbuk.Serbuk

    buah mahkota dewa dihaluskan hingga diperoleh serbuk berukuran 80 mesh.

    Sebanyak 540 gram serbuk buah mahkota dewa dimaserasi menggunakan 2,5 liter n-

    heksana pada suhu kamar selama 1 hari. Disaring (diperoleh ekstrak cair n-heksana),

    kemudian ampas dikeringkan pada suhu kamar selama 1 hari. Ampas yang telah

    dikeringkan diremaserasi dengan 2,5 liter kloroform pada suhu kamar selama 1 hari.

    Disaring (diperoleh ekstrak cair kloroform), kemudian ampas dikeringkan pada suhu

    kamar selama 1 hari. Ampas yang telah dikeringkan diremaserasi dengan 2,5 liter

    metanol. Disaring (diperoleh ekstrak cair metanol). Ekstrak cair yang diperoleh pada

    tahap ekstraksi didiamkan 1 hari dan dilanjutkan ketahap pengentalan ekstrak

    menggunakan rotary evaporator (80 rpm, 45C, 0,62 bar).

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    40/78

    28

    4.9.2 Skrining Fitokimia Ekstrak Buah Mahkota Dewa

    Skrining fitokimia terhadap ekstrak buah mahkota dewa meliputi pemeriksaan

    minyak atsiri, tannin, alkaloid, steroid, terpenoid, saponin, fenol, glikosida, dan

    flavonoid.

    a. Pembuatan larutan untuk skrining fitokimia dilakukan dengan melarutkan

    500 mg ekstrak dalam 10 ml metanol.

    b. Pemeriksaan minyak atsiri

    Ekstrak yang diperoleh ditambah dengan etanol, bila berbau

    enak/aromatik larutan alkoholik tersebut diuapkan kembali hingga

    kering.Bila residu tetap berbau aromatik, menunjukan ekstrak positif

    mengandung atsiri.

    c. Pemeriksaan flavonoid

    Reaksi Pew : Sebanyak 1 ml larutan ekstrak uji diuapkan, dibasahkan

    sisanya dengan aseton P, ditambahkan sedikit serbuk halus asam borat P

    dan serbuk halus asam oksalat P, dipanaskan hati-hati di atas tangas air

    dan dihindari pemanasan berlebihan. Sisa yang diperoleh dicampur

    dengan 10 ml eter P. diamati dengan sinar UV366, larutan berflouresensi

    kuning intensif, menunjukan adanya flavonoid.

    d.

    Pemeriksaan saponin

    Sebanyak 2 ml larutan ekstrak uji dalam tabung reaksi ditambahkan

    dengan 10 ml aquades kemudian dikocok vertikal selama 10

    detik.Pembentukan busa setinggi 1-10 cm yang stabil selama tidak kurang

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    41/78

    29

    dari 10 menit, menunjukan adanya saponin.Pada penambahan 1 tetes HCL

    2N, busa tidak hilang.

    e.

    Pemeriksaan alkaloid

    Sebanyak 2 ml larutan ekstrak uji diuapkan diatas cawan porselin hingga

    didapat residu.Residu kemudian dilarutkan dengan 5 ml HCL 2N.Larutan

    yang didapat kemudian dibagi ke dalam 5 tabung reaksi.Tabung pertama

    ditambahkan dengan asam encer yang berfungsi sebagai blanko.Tabung

    kedua ditambahkan pereaksi Dragendorf sebanyak 3 tetes.Tabung ketiga

    ditambahkan pereaksi Mayer sebanyak 3 tetes.Tabung keempat

    ditambahkan pereaksi Wagner sebanyak 3 tetes.Tabung kelima

    ditambahkan pereaksi Bouchardat sebanyak 3 tetes.Terbentuknya endapan

    jingga pada tabung kedua dan endapan kuning pada tabung ketiga

    menunjukan adanya alkaloid.

    f.

    Pemeriksaan fenol

    Sebanyak 2 ml larutan uji ditambahkan 3 tetes FeCl3 10%.Terbentuk

    warna hitam pekat menunjukan adanya fenol.

    g. Pemeriksaan tannin

    Sebanyak 2 ml larutan uji ditambahkan 2 tetes larutan FeCl 3

    2%.Terbentuk warna biru kehitaman menunjukan adanya tannin.

    h. Pemeriksaan steroid dan triterpenoid

    Dilakukan dengan reaksi Liebarmann-Burchard.Sebanyak 2 ml larutan uji

    diuapkan dalam cawan penguap. Residu dilarutkan dengan 0,5 ml

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    42/78

    30

    kloroform, kemudian ditambahkan 0,5 ml asam asetat anhidrat.

    Selanjutnya ditambahkan 2 ml asam sulfat pekat melalui dinding

    tabung.Terbentuknya cincin kecoklatan atau violet pada perbatasan larutan

    menunjukan adanya triterpenoid, sedangkan bila muncul cincin biru

    kehijauan menunjukan adanya steroid.

    i. Pemeriksaan glikosida

    Sebanyak 2 ml larutan uji 2 ml asam asetat anhidrat, dilanjutkan dengan

    penambahan asam sulfat pekat.Terbentuk larutan berwarna hijau kebiruan

    menunjukan adanya glikosida.

    4.9.3 Pembiakan spesimen

    Paper point yang berisi bakteri mix saluran akar gigi dilarutkan ke dalam

    larutan TSB, diinkubasi pada suhu 37C selama 18-24 jam. Kekeruhan yang terjadi

    setelah diinkubasi disetarakan dengan 108CFU/ml (0,5Mc Farland). Sebanyak 0,1 ml

    dimasukan dalam masing-masing seri konsentrasi.

    4.9.4 Penentuan MIC dan MBC Bahan Coba

    Bahan coba ekstrak buah mahkota dewa yang dipakai terdiri dari konsentrasi

    7%, 8%, 12,5%. Dari masing-masing konsentrasi tersebut diambil sebanyak 5 ml lalu

    dimasukan ke dalam tabung reaksi kemudian diberi label sesuai konsentrasinya.

    Selanjutnya diambil 0,1 ml suspensi bakteri yang telah dipersiapkan sebelumnya

    dengan menggunakan mikropipet lalu dimasukan ke dalam masing-masing tabung

    bahan coba yang telah diberi label kemudian homogenkan. Tiap konsentrasi

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    43/78

    31

    dilakukan 6 kali pengulangan. Tabung-tabung tersebut diinkubasi pada suhu 37C

    selama 18-24 jam. Diamati kekeruhan yang terjadi dengan membandingkan tabung-

    tabung tersebut dengan kontrol untuk menentukan nilai MIC (Minimum Inhibitory

    Concentration) dan MBC dari masing-masing bahan coba. Tabung dengan kekeruhan

    yang mulai tampak jernih untuk setiap kelompok perlakuan yang merupakan MIC

    dan MBC diambil 1ose (10) untuk setiap konsentrasi lalu digoreskan pada media

    blood agar, dilakukan 6 kali pengulangan pada tiap konsentrasi, setelah itu diinkubasi

    dengan suhu 37C selama 18-24 jam.

    Dilakukan perhitungan jumlah koloni bakteri dengan prinsip 1 sel bakteri

    hidup dibiakan pada media padat akan tumbuh menjadi 1 koloni bakteri.

    Perhitungannya adalah bentuk koloni melebar dianggap berasal dari 1 koloni,

    bentuknya 2 koloni bersinggungan dianggap sebagai 2 koloni.Satuan yang dipakai

    adalah CFU/ml cairan (suspensi).

    Setelah dihitung jumlah koloni bakteri pada masing-masing tetesan, kemudian

    dibuat jumlah rata-ratanya dan dikalikan dengan faktor pengenceran dan faktor

    pengali. Oleh karena itu, karena pada penelitian konsentrasi yang dilakukan

    perhitungan jumlah koloni bakteri merupakan konsentrasi awal (sebelum dilakukan

    dilusi) maka faktor pengenceran x 1, selain itu karena pada penetesan suspensi bahan

    coba dan bakteri pada media padat sebanyak 50l, maka hasil perhitungan harus

    dikali dengan faktor pengali 20 untuk mendapatkan hasil sesuai satuan standard

    (CFU/ml).

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    44/78

    32

    4.10 Analisis Data

    Pada data hasil penelitian tersebut tidak dilakukan uji secara statistik karena

    bakteri mati seluruhnya (0 CFU/ml), artinya tidak dijumpai pertumbuhan bakteri

    dalam media perbenihan atau bakteri yang berkontak dengan bahan coba 100%

    mengalami kematian.

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    45/78

    33

    BAB V

    HASIL PENELITIAN

    5.1 Ekstraksi Buah Mahkota Dewa

    Dalam penelitian ini didapatkan ekstrak kental buah mahkota dewa.Kemudian

    dilakukan pengenceran dengan menggunakan akuades sehingga didapatkan ekstrak

    buah mahkota dewa berwarna kecoklatan.Disimpan di dalam botol kaca yang ditutup

    plastik bening dan disimpan di lemari pendingin dengan suhu 2-8C.

    Gambar 5.1 : Ekstrak kental buah mahkota dewa

    5.2 Uji Identifikasi Fitokimia

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    46/78

    34

    Uji ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah di dalam ekstrak buah

    mahkota dewa terkandung zat yang mengandung antibakteri.Sampel uji dalam

    penelitian ini adalah ekstrak kental buah mahkota dewa yang belum di

    encerkan.Pembuatan larutan dilakukan dengan melarutkan 500 mg ekstrak dalam 10

    ml metanol.Zat antibakteri yang di uji identifikasi fitokimia adalah minyak atsiri,

    flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, fenol, glikosida, steroid dan triterpenoid.

    5.2.1 Pemeriksaan Minyak Atsiri

    Ekstrak yang diperoleh ditambah dengan etanol, bila berbau enak/aromatik

    larutan alkoholik tersebut diuapkan kembali hingga kering.Bila residu tetap berbau

    aromatik, menunjukan ekstrak positif mengandung atsiri.

    Hasil :terjadi bau aromatik (positif mengandung minyak atsiri).

    5.2.2 Pemeriksaan Flavonoid

    Reaksi Pew : Sebanyak 1 ml larutan ekstrak uji diuapkan, dibasahkan sisanya

    dengan aseton P, ditambahkan sedikit serbuk halus asam borat P dan serbuk halus

    asam oksalat P, dipanaskan hati-hati di atas tangas air dan dihindari pemanasan

    berlebihan. Sisa yang diperoleh dicampur dengan 10 ml eter P. diamati dengan sinar

    UV366, larutan berflouresensi kuning intensif, menunjukan adanya flavonoid.

    Hasil : terbentuk warna kuning intensif (positif mengandung flavonoid).

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    47/78

    35

    Gambar 5.2 : Larutan Flavonoid

    5.2.3 Pemeriksaan saponin

    Sebanyak 2 ml larutan ekstrak uji dalam tabung reaksi ditambahkan dengan

    10 ml aquades kemudian dikocok vertikal selama 10 detik.Pembentukan busa

    setinggi 1-10 cm yang stabil selama tidak kurang dari 10 menit, menunjukan adanya

    saponin.Pada penambahan 1 tetes HCL 2N, busa tidak hilang.

    Hasil : terbentuk busa yang stabil (positif mengandung saponin).

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    48/78

    36

    Gambar 5.3 : Larutan Saponin

    5.2.4 Pemeriksaan Alkaloid

    Sebanyak 2 ml larutan ekstrak uji diuapkan diatas cawan porselin hingga

    didapat residu.Residu kemudian dilarutkan dengan 5 ml HCL 2N.Larutan yang

    didapat kemudian dibagi ke dalam 5 tabung reaksi.Tabung pertama ditambahkan

    dengan asam encer yang berfungsi sebagai blanko.Tabung kedua ditambahkan

    pereaksi Dragendorf sebanyak 3 tetes.Tabung ketiga ditambahkan pereaksi Mayer

    sebanyak 3 tetes.Tabung keempat ditambahkan pereaksi Wagner sebanyak 3

    tetes.Tabung kelima ditambahkan pereaksi Bouchardat sebanyak 3

    tetes.Terbentuknya endapan jingga pada tabung kedua dan endapan kuning pada

    tabung ketiga menunjukan adanya alkaloid.

    Hasil : tidak terbentuk endapan (negatif alkaloid).

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    49/78

    37

    Gambar 5.4 : larutan alkaloid

    5.2.5 Pemeriksaan fenol

    Sebanyak 2 ml larutan uji ditambahkan 3 tetes FeCl3 10%.Terbentuk warna

    hitam pekat menunjukan adanya fenol.

    Hasil : terbentuk warna hitam pekat (positif mengandung fenol).

    Gambar 5.5 : Larutan Fenol

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    50/78

    38

    5.2.6 Pemeriksaan tanin

    Sebanyak 2 ml larutan uji ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3 2%.Terbentuk

    warna biru kehitaman menunjukan adanya tanin.

    Hasil : terbentuk warna biru kehitaman (positif mengandung tanin).

    Gambar 5.6 : larutan tannin

    5.2.7 Pemeriksaan steroid dan triterpenoid

    Dilakukan dengan reaksi Liebarmann-Burchard.Sebanyak 2 ml larutan uji

    diuapkan dalam cawan penguap. Residu dilarutkan dengan 0,5 ml kloroform,

    kemudian ditambahkan 0,5 ml asam asetat anhidrat. Selanjutnya ditambahkan 2 ml

    asam sulfat pekat melalui dinding tabung.Terbentuknya cincin kecoklatan atau violet

    pada perbatasan larutan menunjukan adanya triterpenoid, sedangkan bila muncul

    cincin biru kehijauan menunjukan adanya steroid.

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    51/78

    39

    Hasil : tidak terbentuk cincin berwarna biru kehijauan (negatif mengandung

    steroid), dan terbentuk cincin coklat (positif mengandung triterpenoid).

    Gambar 5.7 : larutan triterpenoid

    5.2.8 Pemeriksaan Glikosida

    Sebanyak 2 ml larutan uji 2 ml asam asetat anhidrat, dilanjutkan dengan

    penambahan asam sulfat pekat.Terbentuk larutan berwarna hijau kebiruan

    menunjukan adanya glikosida.

    Hasil : terbentuk warna hijau kebiruan (positif mengandung glikosida).

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    52/78

    40

    Gambar 5.8 : larutan glikosida

    5.3 Uji Efektivitas Antibakteri

    Pengujian daya antibakteri dilakukan dengan mengamati perubahan

    kekeruhan pada tiap konsentrasi bahan coba (7%, 8%, 12,5%). Metode yang

    digunakan adalah metode pengenceran ganda (dilusi) untuk mengetahui MIC dan

    MBC bahan coba.Perubahan yang terjadi ditandai dengan hasil biakan mulai tampak

    jernih bila dibandingkan dengan kontrol positif (suspensi bakteri dengan kekeruhan

    setara 108CFU/ml yang diinkubasi 24 jam).Kontrol negatif digunakan untuk

    mengetahui tingkat kejernihan konsentrasi ekstrak + suspensi bakteri setelah

    diinkubasi 24 jam.

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    53/78

    41

    Gambar 5.9 : suspensi bakteri mix saluran akar gigi setelah berkontak dengan

    bahan coba pada berbagai konsentrasi.

    Gambar 5.10 : hasil biakan mulai tampak jernih bila dibandingkan dengan

    kontrol positif.

    Selanjutnya dilakukan penghitungan jumlah koloni bakteri menggunakan

    media blood agaryang bertujuan untuk membuktikan bahwa tingkat kekeruhan pada

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    54/78

    42

    setiap konsentrasi menunjukkan kemampuan bahan coba membunuh bakteri sebesar

    99% - 100%, yang disebut dengan MBC. Hasil jumlah koloni pada setiap konsentrasi

    juga dibandingkan dengan jumlah koloni yang terdapat pada kontrol positif.

    Gambar 5.11 : Hasil pengujian antibakteri ekstrak buah mahkota dewa 7%, 8%,

    12,5% pada media blood agar.

    Dari hasil pengujian antibakteri ekstrak buah mahkota dewa, pada konsentrasi

    7%, 8%, 12,5 % senilai 0 CFU/ml, dimana tidak terlihat adanya pertumbuhan bakteri

    dalam media perbenihan yang ditandai dengan tidak terbentuknya lagi koloni bakteri

    pada media blood agar, seperti terbentuknya koloni bakteri pada kontrol positif. Jadi

    bakteri mix saluran akar gigi mengalami kematian.

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    55/78

    43

    Tabel 5.1 Perhitungan jumlah bakteri untuk bahan coba ekstrak buah mahkota dewa

    NO PARAMATER HASIL UJI

    1 Hasil Hitung Bakteri

    a. Konsentrasi 7%

    - Ulangan 1

    - Ulangan 2

    - Ulangan 3

    - Ulangan 4

    - Ulangan 5

    - Ulangan 6

    0 CFU/ml (steril)

    0 CFU/ml (steril)

    0 CFU/ml (steril)

    0 CFU/ml (steril)

    0 CFU/ml (steril)

    0 CFU/ml (steril)

    2 b. Konsentrasi 8%

    - Ulangan 1

    - Ulangan 2

    - Ulangan 3

    - Ulangan 4

    - Ulangan 5

    - Ulangan 6

    0 CFU/ml (steril)

    0 CFU/ml (steril)

    0 CFU/ml (steril)

    0 CFU/ml (steril)

    0 CFU/ml (steril)

    0 CFU/ml (steril)

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    56/78

    44

    Keterangan : dari tabel terlihat bahwa pada konsentrasi 7%, 8%, 12,5%

    setelah dilakukan 6 kali pengulangan pada tiap konsentrasi hasil nya 0 CFU/ml =

    steril atau tidak dijumpai pertumbuhan bakteri. Nilai minimum yang ditunjukkan

    pada bahan coba adalah konsentrasi 7% yaitu 0 CFU/ml.

    Data hasil penelitian ini tidak dapat dilakukan uji secara statistik karena nilai

    perhitungan koloni bakteri adalah 0 yang artinya tidak dijumpai pertumbuhan bakteri

    dalam media perbenihan atau bakteri yang berkontak dengan bahan coba 100%

    mengalami kematian.

    3 c. Konsentrasi 12,5%

    - Ulangan 1

    - Ulangan 2

    - Ulangan 3

    - Ulangan 4

    - Ulangan 5

    - Ulangan 6

    0 CFU/ml (steril)

    0 CFU/ml (steril)

    0 CFU/ml (steril)

    0 CFU/ml (steril)

    0 CFU/ml (steril)

    0 CFU/ml (steril)

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    57/78

    45

    BAB VI

    PEMBAHASAN

    Penelitian mengenai ekstrak buah mahkota dewa terhadap bakteri mix saluran

    akar gigi adalah untuk membuktikan bahwa ekstrak buah mahkota dewa memiliki

    efek antibakteri dalam hal menghambat pertumbuhan bakteri mix saluran akar gigi.

    Penelitian ini diawali dengan pembuatan ekstrak buah mahkota dewa dengan

    konsentrasi 7%, 8%, 12,5%. Penggunaan konsentrasi ekstrak buah mahkota dewa

    tersebut dikarenakan pada penelitian Lusiana Beatrice, tahun 2010, menggunakan

    konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5% dan 6,25%. Dari hasil penelitian terbukti bahwa

    bahan coba ekstrak etanol buah mahkota dewa memiliki efek antibakteri terhadap

    bakteri E.faecalisdilihat dari konsentrasi MIC dan MBC bahan tersebut yaitu pada

    konsentrasi 12,5%. Sedangkan pada konsentrasi 6,25% yang telah dilakukan

    pengenceran akan semakin mengurangi daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri

    dilihat dari terbentuknya koloni bakteri 56x2x109 CFU/ml. Akan tetapi,

    kemungkinan masih adanya konsentrasi lain diantara 6,25% - 12,5% yang dapat

    membunuh E.faecalis. padapenelitian ini menggunakan konsentrasi diantara 6,25% -

    12,5%, yaitu 7%, 8%, 12,5% dilakukan pada bakteri mix saluran akar gigi.

    Buah mahkota dewa yang dipergunakan sebanyak 1600 gram karena

    diperkirakan akan dapat menghasilkan ekstrak kental buah mahkota dewa yang cukup

    untuk melakukan pengujian antibakteri terhadap bakteri mix saluran akar gigi.

    Ekstraksi buah mahkota dewa dilakukan dengan menggunakan pelarut

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    58/78

    46

    metanol.Metode ekstraksi yang dipilih adalah maserasi, karena pelaksanaannya

    sederhana serta untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penguraian zat aktif yang

    terkandung dalam buah mahkota dewa oleh pengaruh suhu, karena dalam maserasi

    tidak ada proses pemanasan. Tujuan maserasi adalah untuk memberi kesempatan

    pada simplisia berdifusi ke dalam pelarut (Beatrice, 2010)

    Berdasarkan penelitian dan acuan pustaka yang ada telah menyebutkan bahwa

    tanaman marga Phaleria umumnya memiliki aktifitas antibakteri.Senyawa aktif

    mahkota dewa yang berkhasiat sebagai antibakteri adalah saponin, alkaloid,

    flavonoid, tannin, fenol, dan minyak atsiri.Untuk membuktikan bahwa adanya

    senyawa aktif tersebut di dalam buah mahkota dewa, maka dilakukan uji identifikasi

    fitokimia terhadap ekstrak kental buah mahkota dewa.

    Hasil uji identifikasi fitokimia menunjukan bahwa senyawa saponin,

    flavonoid, Minyak atsiri, Fenol, tanin yang positif terdapat pada ekstrak buah

    mahkota dewa, sedangkan alkaloid negatif.Saponin (fitonutrien), sering disebut

    deterjen alam, senyawa ini juga bersifat antibakteri dan antivirus (Beatrice,

    2010).Fenol diketahui memiliki aktivitas antimikroba yang bersifat bakterisida

    namun tidak bersifat sporisida.Dengan mendenaturasi protein dan merusak membran

    sel bakteri serta aktif pada pH asam (Pratiwi. 2008 cit. Widya 2013). Flavonoid

    beperan sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap

    protein ekstraseluler yang mengganggu integritas membran bakteri. Minyak atsiri

    bersifat antibakteri karena efeknya dapat mengganggu pembentukan membran atau

    dinding sel sehingga tidak terbentuk atau pembentukannya tidak sempurna (Siregar,

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    59/78

    47

    2011). Selain itu tanin juga mempunyai daya antibakteri dengan cara mempresipitasi

    protein (Masduki. 1966 cit. Siregar 2011).

    Pada uji identifikasi fitokimia buah mahkota dewa tersebut juga ditemukan

    hasil positif pada glikosida dan triterpenoid, sedangkan negatif pada steroid.Glikosida

    merupakan gugus aminoglikosida yang bersifat antibiotik. Senyawa ini akan berdifusi

    pada dinding sel bakteri dan proses ini berlangsung lama dan terus menerus dalam

    suasana aerob. Setelah masuk ke dalam sel, kemudian diteruskan pada ribosom yang

    menghasilkan protein, sehingga akan menimbulkan gangguan pada proses sintesa

    protein dan selanjutnya akan menyebabkan terjadinya pemecahan ikatan protein sel

    bakteri (Hayati, 2009). Senyawa steroid dan triterpenoid menghambat pertumbuhan

    bakteri dengan mekanisme penghambatan terhadap sintesis protein karena

    terakumulasi dan menyebabkan perubahan komponen-komponen penyusun sel

    bakteri.Senyawa terpenoid mudah larut dalam lipid, sifat inilah yang mengakibatkan

    senyawa ini mudah menembus dinding sel bakteri gram positif dan negatif (Ferawaty

    dkk. 2012 citAzmi 2013).

    Uji aktivitas antibakteri pada dasarnya dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu

    metode difusi cakram dan metode dilusi. Pada metode difusi cakram, penilaian

    aktivitas antibakteri dilihat dari pengukuran zona inhibisi yang dipengaruhi kelarutan

    dan difusi bahan yang diuji sehingga kurang efektif dalam menginhibisi

    mikroorganisme. Sedangkan metode dilusi oleh Fereira et al., 2002 telah dilakukan

    untuk mengamati aktivitas antibakteri, karena bahan coba langsung berkontak dengan

    mikroorganisme dan langsung diperoleh nilai MIC dengan mengamati perubahan

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    60/78

    48

    kekeruhan suspensi setelah diinkubasi 37C selama 24 jam dan MBC dari bahan coba

    dengan perhitungan jumlah bakteri pada media blood agar sehingga hasil penelitian

    akan lebih representatif (Kere, 2011).

    Efek antibakteri bahan coba dilihat dari besar nilai MIC dan MBC bahan coba

    terhadap pertumbuhan bakteri dengan jumlah bakteri harus sama untuk setiap

    perlakuan sesuai dengan standar 0,5Mc Farland. Suspensi standar 0,5Mc Farland

    adalah suspensi yang menunjukkan konsentrasi kekeruhan bakteri sama dengan 108

    CFU/ml (Siregar, 2011). Maka suspensi bakteri dibuat terlebih dahulu kemudian

    disesuaikan kekeruhannya dengan 0,5Mc Farland. Setelah dilakukan pengujian nilai

    MIC dan MBC dalam berbagai konsentrasi, tidak dijumpai adanya pertumbuhan

    bakteri (steril atau 0 CFU/ml) pada konsentrasi 7%, 8%, dan 12,5%, yang artinya

    pada konsentrasi tersebut memberikan daya antibakteri. Nilai minimum yang

    ditunjukkan pada bahan coba adalah konsentrasi 7% yaitu 0 CFU/ml, maka

    ditentukan sebagai nilai MIC dan MBC.

    Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dan acuan pustaka yang ada

    menyebutkan bahwa buah mahkota dewa memiliki kandungan saponin, alkaloid,

    flavonoid, tannin, fenol, dan minyak atsiri.Dari hasil uji fitokimia didapatkan negatif

    pada alkaloid dan steroid.Tetapi pada uji identifikasi fitokimia buah mahkota dewa

    tersebut juga ditemukan hasil positif pada glikosida dan triterpenoid. Jadi pada

    penelitian ini ekstrak buah mahkota dewa dengan konsentrasi 7% efektif sebagai

    antibakteri pada bakteri mix saluran akar gigi, walaupun tidak terdapat dua

    kandungan buah mahkota dewa yaitu alkaloid dan steroid. Glikosida dan triterpenoid

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    61/78

    49

    merupakan antibakteri. Glikosida bekerja pada dinding sel bakteri dan proses sintesa

    protein yang menyebabkan terjadinya pemecahan ikatan protein sel bakteri,

    sedangkan triterpenoid bekerja padapenghambatan sintesis protein dan mudah larut

    dalam lipidyang mengakibatkan triterpenoid mudah menembus dinding sel bakteri

    gram positif dan negatif. Ditemukannya dua kandungan zat pada penelitian ini

    dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, sehingga dengan konsentrasi yang lebih

    rendah pun dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

    Penelitian lainnya mengenai mahkota dewa, pada penelitian Lusiana Beatrice,

    tahun 2010, yang menguji daya antibakteri ekstrak etanol buah mahkota dewa

    terhadapEnterococcus faecalisterdapat MIC dan MBC berada pada konsentrasi yaitu

    12,5%. Ekstrak etanol buah mahkota dewa juga memiliki daya antibakteri yang

    menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans. Efek antibakteri dinilai dari nilai

    KHM dan KBM yang terdapat pada ekstrak etanol buah mahkota dewa pada

    konsentrasi 6,25% dengan jumlah koloni 0 CFU/ml (Siregar, 2011). Penelitian lain

    tentang infusa daun mahkota dewa juga memiliki daya antibakteri terhadap

    Staphylococcus aureusdengan KHM 3,125 gram% dan KBM 6,25 gram% (Suryani

    dan Stepriyani, 2007). Maka dari itu dapat menjadi pertimbangan pengembangan

    ekstrak mahkota dewa tersebut sebagai bahan alternatif sterilisasi saluran akar gigi.

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    62/78

    50

    BAB VII

    SIMPULAN DAN SARAN

    7.1 SIMPULAN

    Dari penelitian eksperimental yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

    bahwa ekstrak buah mahkota dewa memiliki daya antibakteri serta mampu

    menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri mix saluran akar gigi. Konsentrasi

    7%, 8%, 12,5% ekstrak buah mahkota dewa memiliki efektivitas antibakteri sebagai

    bahan alternatif sterilisasi saluran akar gigi terhadap bakteri mix saluran akar gigi.

    7.2 SARAN

    Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan penelitian ini,

    yaitu :

    1. Hendaknya dapat dilakukan penelitian ekstrak buah mahkota dewa dengan

    konsentrasi dibawah 7% untuk mengetahui nilai MBC.

    2. Hendaknya dapat dilakukan perbandingan ekstrak buah mahkota dewa

    dengan Ca(OH)2bahan medikamen yang paling sering digunakan.

    3.

    Hendaknya dapat dilakukan perbandingan ekstrak buah mahkota dewa

    dengan ekstrak dari bahan alami lainnya.

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    63/78

    51

    DAFTAR PUSTAKA

    Agustin, D. W. 2005, Perbedaan khasiat antibakteri bahan irigasi antara hydrogen

    peroksida 3% dan infusum daun sirih 20% terhadap bakteri mix, Majalah

    Kedokteran Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 1. Hal 45-47.

    Agustina, N. 2011, Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Aloe Vera Terhadap

    Enterococcus Faecalis Secara in Vitro, Skripsi, Universitas Sumatera Utara,

    Medan.

    Amalia, S. 2012, Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.)

    Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Porphyromonas

    gingivalis (Secara In-Vitro), Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

    Aswal, D., Beatrice, L. 2010, Efek Antibakteri Ekstrak Buah Mahkota DewaTerhadap Enterococcus faecalis Sebagai Medikamen Saluran Akar. Dentika

    Dental Journal, Vol. 15. No. 1. Hal 32-36.

    Azmi, N. 2013, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Serta

    Fraksi-Fraksi Bunga Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap BakteriStaphylococcus aureus dan Klebsiella pneumonia, Skripsi, Universitas

    Sumatera Utara, Medan.

    Beatrice, L. 2010, Daya Antibakteri Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria

    Macrocarpa.Scheff ( Boerl.)) Terhadap Enterococcus Faecalis Sebagai Bahan

    Medikamen Saluran Akar Secara In Vitro, Skripsi, Universitas Sumatera Utara,

    Medan.

    Dewi, S. 2011, Pengaruh Bahan Sterilisasi Kalsium Hidroksida Dengan SegmenPencampur Berbeda Terhadap Perubahan Kekerasan Mikro Dentin Pada Tiga

    Saluran Akar Yang Berbeda, Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

    Grossman, L. I., Oliet, S., dan Rio, C. E. D. 1995, Ilmu Endodontik Dalam Praktek,

    Ed ke-11, Jakarta, EGC. Hal 248-263.

    Hayati, K. 2009, Efek Antibakteri Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap

    Staphylococcus aureus yang Diisolasi dari Denture Stomatitis (Penelitian In

    Vitro), Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

    Kere, M. 2011, Daya atibakteri ekstrak etanol buah mahkota dewa (Phaleria

    Macrocarpa [Scheff.]Boerl.)terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai bahan

    medikamen saluran akar secara in vitro, Skripsi, Universitas Sumatera Utara,

    Medan.

    Manganti, I. 2011, 37 Resep Ampuh Tanaman Obat Untuk Menurunkan Kolesterol

    Dan Mengobati Asam Urat, Araska, Hal 110.

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    64/78

    52

    Rohyami Y. 2008, Penentuan Kandungan Flavonoid dari Ekstrak Metanol

    DagingBuah Mahkota Dewa.Jurnal Logika, Vol. 5. No.1. Hal 1-16.

    Siregar, B. 2011, Daya Antibakteri Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleriamacrocarpa [Scheff.]Boerl) terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans (in

    vitro), Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

    Soeksmanto, A. 2006, Pengaruh Ekstrak Butanol Buah Tua Mahkota Dewa (Phaleria

    macrocarpa) terhadap Jaringan Ginjal Mencit (Mus musculus).J Biodiversitas,

    Vol. 7.No. 3. Hal 278-281.

    Soeksmanto, A., Hapsari, Y., Simanjuntak, P. 2007, Kandungan Antioksidan padaBeberapa Bagian Tanaman Mahkota Dewa, Phaleria macrocarpa (Scheff)

    Boerl.(Thymelaceae).J Biodiversitas, Vol. 8. No. 2. Hal 92-95.

    Suryani, L., Stepriyani, S. 2007, Daya Antibakteri Infusa Daun Mahkota Dewa

    (Phaleria macrocarpa) terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia

    coli.Jurnal Mutiara Medika, Vol. 5. No. 1. Hal 23-28.

    Sutanto, T. 2013, Asam Urat Deteksi Pencegahan Pengobatan, Yogyakarta, Buku

    Pintar, Hal 95-96.

    Tarigan, R. 2006,Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti), Ed ke-2, Jakarta, EGC. Hal 23-

    85.

    Walton, R. dan Torabinejad, M. 2008, Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia, Ed. Ke-

    3, Jakarta, EGC. Hal 315-326.

    Widya, RD. 2013, Aktifitas Antimikroba Ekstrak Biji Teratai (Nymphaea pubescens

    L) terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila, Streptococcus Agalactiae dan

    Jamur Saprolegnia sp, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

    Widrayani, B. 2013, Efektifitas Antibakteri Bahan Sterilisasi Saluran Akar Gigi

    Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) 12,5% Lebih Tinggi Daripada CHKM,

    Skripsi, Universitas Mahasaraswati, Bali.

    Wijoyo, M. 2012, Cara Tuntas Menyembuhkan Diabetes Dengan Herbal, Jakarta,

    Pustaka Agro Indonesia, Hal 90-93.

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    65/78

    53

    LAMPIRAN

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    66/78

    54

    (Serbuk Halus Ekstrak Mahkota Dewa) (Penyaringan Ekstrak Mahkota Dewa)

    (Rotary Evaporator) (Hasil Pembiakan Bakteri Mix)

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    67/78

    55

    (pencampuran ekstrak + suspensi bakteri

    pada tabung reaksi)

    (Penggoresan bahan coba pada media blood agar)

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    68/78

    56

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    69/78

    57

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    70/78

    58

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    71/78

    59

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    72/78

    60

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    73/78

    61

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    74/78

    62

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    75/78

    63

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    76/78

    64

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    77/78

    65

  • 5/19/2018 Skrip Si325

    78/78

    66