12
Stabilisasi Emulsi Stabilisasi emulsi dapat dilakukan dengan : • Surfaktan (atau bio polimer) yang akan mengadsorbsi permukaan. • Polimer : berpengaruh pada rheology fase kontinu • Partikel : Pickering stabilization

Stabilisasi Emulsi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

materi kuliah emulsi

Citation preview

Page 1: Stabilisasi Emulsi

Stabilisasi Emulsi

Stabilisasi emulsi dapat dilakukan dengan :• Surfaktan (atau bio polimer) yang akan

mengadsorbsi permukaan.• Polimer : berpengaruh pada rheology fase

kontinu• Partikel : Pickering stabilization

Page 2: Stabilisasi Emulsi

Stabilisasi dengan Surfaktan

• Surfaktan = “SURFace ACTive AgeNTs”• Surfaktan merupakan suatu wetting agent

yang dapat menurunkan tegangan permukaan (surface tension) suatu cairan dan menurunkan tegangan antar muka (interfacial tension) antara 2 cairan.

• Ketika surfaktan teradsorbsi pada permukaan, akan terbentuk suatu ‘penghalang’ untuk mencegah droplet kontak dengan droplet lain

Page 3: Stabilisasi Emulsi

Surfaktan umumnya berupa molekul ampifilik,yang terdiri dari bagian hidrofilik dan lipofilik/hydrophobic.

Jenis surfaktan : Anionic surfactant, Cationic Surfactant, Nonionic Surfactant, Zwitteronic Surfactant.

Hydrophilic : mempunyai afinitas tinggi dengan airHydrophobic/lipophilic:

mempunyai afinitas tinggi dengan minyak

MOLEKUL AMPIFILIK

Page 4: Stabilisasi Emulsi

Mekanisme stabilisasi dengan surfaktan

• MEKANISME STERIC HINDRANCETerjadi untuk surfaktan nonionik. Bagian hidrophobik akan terikat pada fase minyak, bagian hidrofilik akan terikat pada fase air.

Page 5: Stabilisasi Emulsi

• MEKANISME ELEKROSTATIK REPULSIONTerjadi pada surfaktan anionik atau kationik, dimana droplet akan dilapisi oleh rantai yang mempunyai gugus bermuatan.Permukaan droplet akan mempunyai muatan positif atau negatif.

Page 6: Stabilisasi Emulsi

Stabilisasi dengan Polimer

• Penambahan polimer akan meningkatkan viskositas sehingga akan menurunkan kecepatan coalescence terutama jika polimer membentuk gel (rantai polimer akan membentuk suatu jaringan yang memerlukan gaya minimum untuk memecahkannya.

Page 7: Stabilisasi Emulsi

Stabilisasi dengan protein

• Protein : mempunyai rantai polimer asam amino yang dapat bersifat sangat hidrofilik maupun sangat hidrophobic.

Page 8: Stabilisasi Emulsi

Stabilisasi dengan Partikel

• Pada droplet yang distabilisasi oleh partikel, droplet pada fase dispersi dapat membentuk stabil droplet jika partikel padatan terbasahi sebagian oleh fase kontinu sehingga berada pada sisi ekternal pada lapisan atar fasa minyak-air.

Page 9: Stabilisasi Emulsi

Micelle dan CMC

• Karena surfaktan mempunyai sifat hidrofilik dan hidrofobik, larutan yang terbentuk adalah larutan koloid dimana sifat-sifatnya tergantung dari konsentrasinya.A. Pada larutan encer : tidak ada perubahan, tetapi emulsifier berkumpul pada antarfase dan menurunkan tegangan permukaan seiring dengan peningkatan konsentrasi

Page 10: Stabilisasi Emulsi

B. Kenaikan konsentrasi lebih lanjut akan membentuk suatu lapisan tunggal molekuler yang uniform dan tegangan permukaan menurun menjadi minimum.C. Kenaikan yang lebih tinggi akan menyebabkan terbentuknya micelle yg terjadi karena adanya ekses molekul, dan tidak ada perubahan tegangan permukaan.

A B C

Page 11: Stabilisasi Emulsi

Konsentrasi dimana terjadi micelle disebut Critical Micelle Concentration (CMC)

Page 12: Stabilisasi Emulsi

Jenis-jenis Micelle• Jika konsentrasi melebihi CMC, awalnya terbentuk

micelle yang berbentuk bulat dan terdispersi dalam air. Kenaikan konsentrasi lebih lanjut akan menghasilkan micelle berbentuk batang. Akhirnya dengan konsentrasi yang lebih tinggi akan terbentuk lamellar micelle dengan struktur yg lebih tinggi yang disebut kristal cair.