29
SYOK ANAFILAKTIK

Syok anafilaktik.pptx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anafilaksis

Citation preview

Syok anafilaktik

Syok anafilaktikpendahuluanANA - PHYLAXISJAUHPERLINDUNGANMENGHILANGKAN PERLINDUNGANreaksi alergi sistemik yang berat

terjadi secara tiba-tiba segera setelah terpapar oleh alergen atau pencetus lainnya

Anafilaksis paling sering disebabkan oleh makanan, obat-obatan, sengatan serangga, lateks, dll.

Pada awalnya gejala anafilaksis cenderung ringan, akan tetapi pada akhirnya bisa menyebabkan kematian akibat syok anafilaktikTinjauan pustakasyokDEFINISIsindrom klinik yang terjadi jika sirkulasi darah arteri tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringanAkan terjadi SYOK jika salah satu dari ketiga faktor penentu ini kacau dan faktor lain tidak dapat melakukan kompensasi. Pada syok juga terjadi hipoperfusi jaringan yang menyebabkan gangguan nutrisi dan metabolisme sel sehingga seringkali menyebabkan kematian pada pasien.terganggunya sirkulasi akibat dari volume darah dalam pembuluh darah yang berkurang sehingga mengakibatkan gangguan perfusi jaringan. ketidakmampuan jantung mengalirkan cukup darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme basal akibat gangguan fungsi pompa jantungditimbulkan oleh hilangnya impuls simpatis akibat cedera pada medula spinalis. Gambaran klasik pada syok ini adalah adanya hipotensi tanpa disertai takikardi atau vasokonstriksiakibat gangguan pembuluh darah, dimana terjadi vasodilatasi/vasokonstriksi. Dikenal juga sebagai fenomena maldistribusi. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah syok anafilaktik dan syok septik.Syok anafilaktikmerupakan reaksi alergi sistemik yang berat dan dapat menyebabkan kematianterjadi secara tiba-tiba segera setelah terpapar oleh alergen atau pencetus lainnya. Reaksi anafilaksis termasuk ke dalam reaksi Hipersensivitas Tipe I menurut klasifikasi Gell dan Coombs. Reaksi ini harus dibedakan dengan reaksi anafilaktoid yang memiliki gejala, terapi, dan risiko kematian yang sama tetapi degranulasi sel mast atau basofil terjadi tanpa keterlibatan atau mediasi dari IgESyok anafilaktik merupakan salah satu manifestasi klinis dari anafilaksis dan merupakan bagian dari syok distributif yang ditandai oleh adanya hipotensi yang nyata akibat vasodilatasi mendadak pada pembuluh darah dan disertai kolaps pada sirkulasi darah yang menyebabkan terjadinya sinkop dan kematian pada beberapa pasien.epidemiologydiperkirakan setiap 1 dari 3000 pasien rumah sakit di USA mengalami reaksi anafilaksis

dengan resiko mengalami kematian sebesar 1%.

dapat terjadi pada semua ras di dunia

lebih sering terjadi pada perempuan, terutama perempuan dewasa muda dengan insiden lebih tinggi sekitar 35% dan mempunyai risiko kira-kira 20 kali lipat lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

lebih sering pada anak-anak dan dewasa mudaFaktor predisposisi dan etiologyFaktor resikoAtopi

Makanan - Udang, kepiting, kerang, ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, buah beri, putih telur, dan susu

obat-obatan - antibiotik khususnya penisilin, obat anestesi intravena, relaksan otot, aspirin, NSAID, opioid, vitamin B1, asam folat, dan lain-lain

sengatan serangga

lateks

Mekanisme dan Obat Pencetus AnafilaksispatofisiologiAnafilaksis dikelompokkan dalam hipersensitivitas tipe I (immediate type reaction) oleh Coombs dan Gell (1963)timbul segera setelah tubuh terpajan dengan alergen. diperantarai melalui interaksi antara antigen dengan IgE pada sel mast, yang menyebabkan terjadinya pelepasan mediator inflamasi. Reaksi ini terjadi melalui 3 fase mekanisme:Fase SensitisasiFase AktivasiFase Efektor

Adalah waktu selama terjadinya pemaparan ulang dengan antigen yang sama.

Mastosit dan basofil melepaskan isinya yang berupa granula yang menimbulkan reaksi pada paparan ulang.

Alergen yang sama tadi akan diikat oleh IgE spesifik dan memicu terjadinya reaksi segera yaitu pelepasan mediator vasoaktif antara lain histamin, serotonin, bradikinin dan beberapa bahan vasoaktif lain dari granula yang disebut dengan istilah preformed mediators.

Histamin adalah dianggap sebagai mediator utama syok anafilaksis.Banyak tanda dan gejala anafilaksis yang disebabkan pengikatan histamin pada reseptor tersebut; mengikat reseptor H1menyebabkan pruritis, rhinorrhea, takikardia, dan bronkospasme.Di sisi lain, baik H1dan H2reseptor berpartisipasi dalam memproduksi sakit kepala dan hipotensi.

Ikatan antigen-antibodi merangsang degradasi asam arakidonat dari membran sel yang akan menghasilkan Leukotrien (LT) dan Prostaglandin D2 (PG2) yang terjadi beberapa waktu setelah degranulasi yang disebut newly formed mediators. PGD2menyebabkan bronkospasme dan dilatasi pembuluh darah.Fase AktivasiAdalah waktu terjadinya respon yang kompleks (anafilaksis) sebagai efek mediator yang dilepas mastosit atau basofil dengan aktivitas farmakologik pada organ organ tertentu.

Histamin memberikan efek bronkokonstriksi, meningkatkan permeabilitas kapiler yang nantinya menyebabkan edema, sekresi mukus dan vasodilatasi.

Serotonin meningkatkan permeabilitas vaskuler dan Bradikinin menyebabkan kontraksi otot polos.

Platelet activating factor (PAF) berefek bronkospasme dan meningkatkan permeabilitas vaskuler, agregasi dan aktivasi trombosit.

Prostaglandin yang dihasilkan menyebabkan bronkokonstriksi, demikian juga dengan LeukotrienFase Efektor

Pelebaran Pembuluh DarahMaldistribusi Volume SirkulasiAliran Darah Balik (Venous Return) Tekanan Darah Tekanan Perfusi Hipoksia JaringanGejala klinisReaksi lokal : biasanya hanya urtikaria dan edema setempat, tidak fatal

Reaksi sitemik : biasanya mengenai saluran nafas bagian atas, sistem kardiovaskular, gastrointestinal, dan kulit. Reaksi tersebut timbul segera atau 30 menit setelah terpapar antigen Pemeriksaan penunjangDLIgE totalIgE spesifik dengan RAST (radio-immunosorbent test) atau ELISA (Enzym Linked Immunosorbent Assay test)Pemeriksaan secara invivo dengan uji kulit uji cukit (prick test), uji gores (scratch test), dan uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri (skin end-point titration/SET).Pemeriksaan lain seperti AGD, elektrolit, dan gula darah, tes fungsi hati, tes fungsi ginjal, elektrokardiografi, rontgen thorak, dll.DiagnosispenatalaksanaanTindakan Segera

Obat-obatan

Pencegahan

Mengidentifikasi dan menghentikan kontak dengan alergen yang diduga menyebabkan reaksi anafilaksis.Segera baringkan penderita pada alas yang keras. Kaki diangkat lebih tinggi dari kepala untuk meningkatkan aliran darah balik vena, dalam usaha memperbaiki curah jantung dan menaikkan tekanan darah. Selanjutnya dilakukan penilaian airway, breathing, dan circulation dari tahapan resusitasi jantung paruObat pilihan pertama adrenalinDewasa : 0,5 ml larutan 1:1000 (0,3-0,5 mg) Anak : 0,01 ml/kg BBPada keadaan syok yang mengancam nyawa dapat diberikan melewati intravenaDewasa :dosis 500 mcg (5 ml dari pengenceran injeksi adrenalin 1:10000) diberikan dengan kecepatan 100 mcg/menit Anak :dosis 10 mcg/kg BB (0,1 ml/kg BB dari pengenceran injeksi adrenalin 1:10000)Antihistamin, kortikosteroid, dan bronkodilatorMelakukan anamnesis riwayat alergi penderita sangat membantu menentukan etiologi dan faktor risiko anafilaksisMelakukan skin test Jelaskan kepada penderita supaya menghindari makanan atau obat yang menyebabkan alergiDesensitisasi alergen spesifikprognosisTerdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prognosis dari reaksi anafilaksis yang akan menentukan tingkat keparahan dari reaksi tersebut, umur, tipe alergen, atopi, penyakit kardiovaskular, penyakit paru obstruktif kronis, asma,keseimbangan asam basa dan elektrolit, obat-obatan yang dikonsumsi seperti -blocker dan ACE Inhibitor, interval waktu dari mulai terpajan oleh alergen sampai penanganan reaksi anafilaksis dengan injeksi adrenalinDengan penanganan yang cepat, tepat, dan sesuai dengan kaedah kegawatdaruratan, reaksi anafilaksis jarang menyebabkan kematian.

kesimpulanAnafilaksis merupakan reaksi alergi sistemik yang berat dan dapat mengancam nyawa

Disebabkan oleh allergen seperti makanan, lateks, obat-obatan, reaksi sengatan serangga dan lain-lain

Ditandai oleh adanya hipotensi yang nyata akibat vasodilatasi mendadak pada pembuluh darah dan disertai kolaps pada sirkulasi darah yang menyebabkan terjadinya sinkop dan kematian pada beberapa pasien.

Penatalaksanaan syok anfilaktik harus cepat dan tepat

Pencegahan merupakan langkah terpenting dalam penetalaksanaan syok anafilaktik terutama yang disebabkan oleh obat-obatan.Terima kasih