Upload
indahass
View
30
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
a
Citation preview
LEMBAR PENGESAHAN
TERAPI DI RUANG II
RST. DR. RESODIWIRYO TK III PADANG
KELOMPOK D
1. Gusra Fivti Sigit (133110242)
2. Ikka Widyanti (133110243)
3. Indah Permata Astrielly (133110244)
4. Jasmina Tirta Sari (133110245)
5. Lega Septi Rahmi (133110246)
6. Lisa Achmanda Sari (133110247)
7. Miratul Husna (133110248)
8. Melia Nofridarnita (133110249)
9. Nadia Atri Cani (133110250)
10. Nita Aprila Kartina (133110251)
PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK
POLTEKKES KEMENES RI PADANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN
TERAPI DI RUANG II
RST. DR. RESODIWIRYO TK III PADANG
KELOMPOK D
PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK
PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK
POLTEKKES KEMENES RI PADANG
2014/2015
Kata pengantar
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan prposal kegiatan terapi bermain yang
berjudul “terapi bermain menghubungkan garis putus-putus” yang dilaksanakan sebagai salah
satu tugas keperawatan anak pada program studi D3 keperawatan Poltekkes Kemenkes RI
Padang.
Dalam melaksanakan kegiatan ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang
terhormat CI klinik di ruang II RST Dr.Reksodiwiryo TK III padang dan dosen pembimbing
poltekkes kemenkes padang.
Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan kegiatan ini masih jauh dari
kesempurnaan, dengan rendah hati penulis mengharapkan kritikan dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan proposal ini. Akhirnya untuk semua yang telah diberikan ,
penulis hanya bisa berdoa sebagai budi bainya dibalas Allah SWT. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pelaksanaan
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi
anak.
Bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal. Anak bebas mengekspresikan perasaan takut, cemas, gembira atau perasaan
lainnya sehingga hal tersebut memberikan kebebasan bermain untuk anak sehingga
orang tua dapat mengetahui suasana hati si anak. Oleh karena itu dalam memilih alat
bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat
merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak
dirawat di rumah sakit, aktifitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan
dengan kondisi anak.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemainan, diharapkan pada anak
dapat mengembangkan kreativitas dan kesabaran melalui pengalaman,
dapat beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan di rawat di rumah
sakit. Serta dapat meningkatkan optimis pada dirinya untuk sembuh agar
pengobatan dapat berjalan dengan baik.
2. Tujuan Khusus
Setelah bermain anak diharapkan :
a. Bisa berinteraksi dengan sesama pasien dan dengan perawat.
b. Dapat mengembangkan sosial , motorik halus, bahasa, dan motorik kasar.
c. Dapat beradaptasi dengan stress dalam diri.
d. Kooperatif terhadap perawatan dan pengobatan.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Waktu dan tempat
Jenis Terapi Bermain : Menghubungkan Garis Putus- putus
Hari / Tanggal : Senin / 16 Februari 2015
Tempat : Ruangan II Ibu dan Anak RS. Reksodiwiryo Padang
Kriteria Klien
1. Anak – anak yang berusia 1 – 12 tahun yang sedang di rawat di ruangan II.
2. Tidak mempunyai keterbatasan ( fisik atau akaibat terapi lain ) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain.
3. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai.
4. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain menghubungkan garis putus-
putus.
Calon Peserta Kegiatan Terapi Bermain
No Nama Jenis Kelamin Umur Dx Medik
1.
2.
3.
4.
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik kegiatan
Bermain puzzle
2. Sasaran
Terapi bermain ini ditujukan untuk anak usia 1-9 tahun yang mengalami stres
hospitalisasi dengan kriteria :
Anak usia toddler ( 1 – 3 tahun )
Anak usia pra sekolah ( 3 – 6 tahun )
Anak usia sekolah ( 6 – 12 tahun )
3. Jumlah Terapis : 10 orang
4. Alokasi Waktu :
1. Pembukaan ( 5 menit )
2. Pelaksanaan ( 20 menit )
3. Evaluasi ( 10 menit )
4. Terminasi ( 5 menit )
5. Pengorganisasian Tim Terapis
Moderator : Jasmina Tirta Sari
Leader : Indah Permata Astrielly
Co- Leader : Lega Septi Rahmi
Observer : Nadia Atri Cani
Fasilitator : 1. Nita Aprila Kartina
2. Melia Nofridarnita
3. Miratul Husna
4. Gusra Fivti Sigit
5. Lisa Achmanda Sari
6. Ikka Widyanti
Pembagian Peran Tim Terapis
1. Moderator : Jasmina Tirta Sari
a. Membuka dan menutup acara
b. Mempin acara
2. Leader : Indah Permata Astrielly
Tugas :
a. Membuka acara, memperkenalkan nama – nama terapis.
b. Menjelaskan tujuan terapi bermain.
c. Menjelaskan aturan terapi permainan.
3. Co- Leader : Lega Septi Rahmi
Tugas :
a. Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan.
b. Menyampaikan jalannya kegiatan.
c. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya.
4. Observer : Nadia Atri Cani
Tugas :
a. Mengevaluasi jalannya kegiatan.
4. Fasilitator : 1. Nita Aprila Kartina
2. Melia Nofridarnita
3. Miratul Husna
4. Gusra Fivti Sigit
5. Lisa Achmanda Sari
6. Ikka Widyanti
Tugas :
a. Memfasilitator kegiatan yang diharapkan
b. Memotivasi peserta agar mengikuti kegiatan
c. Sebagai role model selama kegiatan
C. Mekanisme kegiatan
No. Waktu Kegiatan Peserta
1.
5 menit Pembukaan :
a. Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam.
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan dari terapi
bermain
d. Kontrak waktu anak dan orang tua
a. Menjawab salam
b. Mendengarkan
c. Memperhatika
d. Memperhatikan
2. 20 menit Pelaksanaan :
a. Berinteraksi atau perkenalan
dengan anak melalui alat peraga
(boneka).
b. Mengajak anak bermain
menghubungkan garis putus-putus
dan menjelaskan tata cara
pelaksanaan terapi bermain
menghubungkan garis putus-putus
kepada anak.
c. Membagikan gambar.
d. Memberikan kesempatan kepada
anak untuk bertanya jika belum
jelas.
e. Fasilitator mendampingi anak dan
memberikan motivasi kepada anak.
f. Menanyakan kepada anak apakah
telah selesai menghubungkan garis
putus-putus.
g. Memberikan hadiah kepada anak
yang terlebih dahulu
menghubungkan garis putus putus.
h. Memberikan pujian terhadap anak
yang mampu menyelesaikan
gambar sampai selesai
a. Memperhatikan
b. Bertanya
c. Antusias saat
menerima
peralatan
d. Memulai untuk
menyusun puzzle
e. Menjawab
pertanyaan
f. Mendengarkan
g. Memperhatikan
3. 10 menit Evaluasi :
a. Memotivasi anak untuk
menyebutkan apa gambar yang
terbentuk dengan alat peraga
(boneka).
b. Mengumumkan nama anak yang
dapat menyelesaikan gambar.
c. Membagikan reward kepada
seluruh peserta
a. Menceritakan
b. Gembira
c. Gembira
4. 5 menit Terminasi :
a. Memberikan motivasi dan pujian
kepada seluruh anak yang telah
mengikuti program terapi bermain
b. Mengucapkan terima kasih kepada
anak dan orang tua.
c. Mengucapkan salam penutup
a. Memperhatikan
b. Gembira
c. Mendengarkan
d. Menjawab salam
D. Kriteria Hasil Yang Diharapkan
1. Anak terlihat senang dan gembira.
2. Kecemasan anak berkurang.
3. Mampu menyelesaikan gambar dengan menguhubungkan garis putus-putus.
4. Anak mampu menyebutkan gambar yang terbentuk dari menghubungkan garis
putus-putus.
E. Proses Evaluasi
1. Evaluasi struktur :
a. Mahasiswa dan pasien berada pada posisi yang sudah direncanaan
b. Peralatan atau media yang digunakan dalam terapi tersedia sesuai
rencana
c. Anggota terapi hadir lengkap
d. Peran dan tugas berjalan sesuai rencana
e. 75% audiance menghadi terapi bermain
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang telah
dutentukan
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
c. 70% pasien mengikuti kegiatan bermain menghubungkan garis
putus putus sampai selesai
d. 70% pasien berperan aktif selama kegiatan berjalan
e. Pasien dapat menyusun gambar yang telah disediakan sesuai
dengan yang diiniginkan sesuai dengan yang dicontohkan oleh
leader.
3. Evaluai hasil
a. 3-5 orang pasien yang dipilih, mau mengikuti terapi bermain yang
dilakukan
b. Minimal 3 dari 10 orang anak mampu bermain dengan baik
c. Minimal 3 dari 10 anak menyambungkan garis putus-putus
d. 3-5 orang anak mampu menjalin hubungan sosial dengan
mengajak orang sekitarnya terlibat dalam menghubungkan garis
putus-putus
Lampiran 1 : materi
TERAPI BERMAIN
“MENGHUBUNGKAN GARIS PUTUS-PUTUS”
A. Defenisi Bermain
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari
secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi anak-
anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan
kesejahteraan mental dan sosial anak.
Terapi Bermain adalah pemanfaatan permainan sebagai media yang efektif oleh
terapis, untuk membantu klien mencegah atau menyelesaikan kesulitan-kesulitan
psikososial, mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal melalui eksplorasi
atau ekspresi diri.
B. Prinsip Terapi Bermain
Menurut Soetjiningsih (1995) bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
aktifitas bermain bisa menjadi stimulus yang efektif :
1. Perlu ekstra energi
Bermain memerlukan energi yang cukup sehingga anak memerlukan nutrisi yang
memadai. Asupan atau intake yang kurang dapat menurunkan gairah anak. Anak
yang sehat memerlukan aktifitas bermain yang bervariasi, baik bermain aktif
maupun bermain pasif.Pada anak yang sakit keinginan untuk bermain umumnya
menurun karena energi yang ada dugunakan untuk mengatasi penyakitnya.
2. Waktu yang cukup
Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain sehingga stimulus yang
diberikan dapat optimal. Selain itu, anak akan mempunyai kesempatan yang cukup
untuk mengenal alat-alat permainannya.
3. Alat permainan
Alat permainan yang digunakan harus disesuaikan dengan usia dan tahap
perkembangan anak. Orang tua hendaknya memperhatikan hal ini sehingga alat
permainan yang diberikan dapat berfungsi dengan benar dan mempunyai unsur
edukatif bagi anak.
4. Ruang untuk bermain
Aktifitas bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu, di halaman, bahkan di
ruang tidur. Diperlukan suatu ruangan atau tempat khusus untuk bermain bila
memungkinkan, di mana ruangan tersebut sekaligus juga dapat menjadi tempat untuk
menyimpan permainannya.
5. Pengetahuan cara bermain
Anak belajar bermain dari mencoba-coba sendiri, meniru teman-temannya, atau
diberitahu oleh orang tuanya. Cara yang terahkir adalah yang terbaik karena anak
lebih terarah dan berkembang pengetahuannya dalam menggunakan alat permainan
tersebut. Orang tua yang tidak pernah mengetahui cara bermain dari alat permainan
yang diberikan, umumnya membuat hubungannya dengan anak cenderung menjadi
kurang hangat.
6. Teman bermain
Dalam bermain, anak memerlukan teman, bisa teman sebaya, saudara, atau orang
tuanya. Ada saat-saat tertentu di mana anak bermain sendiri agar dapat menemukan
kebutuhannya sendiri. Bermain yang dilakukan bersama orang tuanya akan
mengakrabkan hubungan dan sekaligus memberikan kesempatan kepada orang tua
untuk mengetahui setiap kelainan yang dialami oleh anaknya. Teman diperlukan
untuk mengembangkan sosislisasi anak dan membantu anak dalam memahami
perbedaan.
C. Fungsi bermain
Fungsi bermain pada anak memang begitu beragam. Anak akan menemukan
perkembangan fisik serta mental yang ia miliki. Melalui permainan pula, seorang anak
akan mampu mempelajari begitu banyak hal bahkan anak mendapatkan sistem
pemecahan masalah yang jauh lebih baik daripada anak-anak yang tidak banyak
bermain. Dunia anak adalah dunia bermain, jadi jangan paksakan anak untuk terus
belajar dan melakukan latihan banyak soal setiap harinya. Biarkan anak bermain karena
fungsi bermain pada anak begitu banyak seperti yang akan dijabarkan berikut ini.
1. Melatih perkembangan sensorik serta motorik
Melalui permainan, anak akan menjadi terlatih ketika melakukan beragam aktivitas
sensorik serta motorik. Permainan aktif melatih panca indera sang anak karena
dengan permainan maka semua anggota panca indera anak akan tergerak untuk
melakukan sesuatu. Sebagai hasilnya, organ sensorik dan motorik akan semakin
baik.
2. Mengasah memori otak
Anak kecil mempunyai organ memori yang belum banyak terisi oleh beragam hal.
Oleh karena itu, melalui bermain anak bisa mengembangkan kemampuan memori
yang ia miliki. Anak akan mengekplorasi serta melihat benda yang ada di sekitarnya.
Ia terus mempelajarinya dan kemudian mengenal benda-benda dengan warna yang
berbeda secara sempurna. Semakin anak bermain, maka otaknya akan semakin
terasah dan ia mampu mendapatkan perkembangan memori yang jauh lebih baik.
3. Mengembangkan etika
Ketika anak bermain, maka ia melakukan banyak hal bersama teman-temannya. Ia
mempelajari banyak aturan, mempunyai tingkat sportivitas, dan tentu saja belajar
bagaimana membangun etika yang benar. Anak tidak mudah curang ketika
berhadapan dengan aturan pada dunia yang sebenarnya, karena ia telah terlatih untuk
melakukan banyak hal dengan baik.
4. Meningkatkan kreativitas anak
Di dalam melakukan permainan, anak-anak dapat mengeksplorasi dan menerapkan
banyak ide yang terkait dengan sistem permainan. Semakin banyak media dan jenis
permainan yang mereka mainkan, maka akan semakin banyak ide bermunculan.
Ketika kreatifitas tersebut terus diasah, maka anak bisa menemukan ide-ide
cemerlang pada masa yang akan datang.
D. Manfaat Bermain
1. Memahami diri sendiri dan mengembangkan harga diri
Ketika bermain, anak akan menentukan pilihan-pilihan. Mereka harus memilih
apa yang akan dimainkan. Anak juga memilih di mana dan dengan siapa mereka
bermain.
Semua pilihan itu akan membantu terbentuknya gambaran tentang diri mereka
dan membuatnya merasa mampu mengendalikan diri. Permainan memotong kertas,
mengatur letak atau mewarnai misalnya dapat dilakukan dalam beragam bentuk.
Tidak ada batasan yang harus diikuti.
Identitas dan kepercayaan diri dapat berkembang tanpa rasa ketakutan akan kalah
atau gagal. Pada saat anak menjadi semakin dewasa dan identitasnya telah
terbentuk dengan lebih baik, mereka akan semakin mampu menghadapi tantangan
permainan yang terstruktur, bertujuan dan lebih dibatasi oleh aturan-aturan.
2. Menemukan apa yang dapat mereka lakukan dan mengembangkan kepercayaan
diri.
Permainan mendorong berkembangnya keterampilan, fisik, sosial dan intelektual.
Misalnya perkembangan keterampilan sosial dapat terlihat dari cara anak
mendekati dan bersama dengan orang lain, berkompromi serta bernegosiasi
3. Melatih mental anak
Ketika bermain, anak berimajinasi dan mengeluarkan ide-ide yang tersimpan di dalam
dirinya. Anak mengekspresikan pengetahuan yang dia miliki sekaligus mendapatkan
pengetahuan baru.
Orangtua akan dapat semakin mengenal anak dengan mengamati saat bermain. Bahkan,
lewat permainan (terutama bermain pura-pura) orangtua juga dapat menemukan kesan-
kesan dan harapan anak terhadap orangtua serta keluarganya.
4. Meningkatkan daya kreativitas dan membebaskan anak dari stres.
Kreativitas anak akan berkembang melalui permainan. Ide-ide yang orisinil akan keluar
dari pikiran mereka, walaupun kadang terasa abstrak untuk orangtua.
Bermain juga dapat membantu anak untuk lepas dari stres kehidupan sehari-hari. Stres
pada anak biasanya disebabkan oleh rutinitas harian yang membosankan.
5. Mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak
Dalam permainan kelompok, anak belajar tentang sosialisasi. Anak mempelajari nilai
keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki suatu kelompok. Ketika anak memainkan
peran 'baik' dan 'jahat', hal ini membuat mereka kaya akan pengalaman emosi. Anak akan
memahami perasaan yang terkait dari ketakutan dan penolakan dari situasi yang dia
hadapi.
6. Melatih motorik dan mengasah daya analisa anak
Melalui permainan, anak dapat belajar banyak gal. Di antaranya melatih kemampuan
menyeimbangkan antara motorik halus dan kasar. Hal ini sangat memengaruhi
perkembangan psikologisnya
E. Bermain Menghubungkan Garis Putus-putus
1. Deskripsi permainan
Terapi bermain yang akan dilakukan adalah puzzle. Suatu kegiatan yang akan
dilakukan oleh anak menghubungkan garis putus-putus, pertama gambar diberikan
pada anak, lalu anak menghubungkan garis putus putus sehingga menghasilkan
suatu gambar dengan dampingan dari orang tua pasien.
Bermain menghubunghan garis putus putus adalah suatu bentuk permainan
untuk anak usia prasekolah. Dengan permainan kita dapat menilai kemampuan
motorik halu, kognitif dan perilaku sosial anak yang diakitkan dengan kemampuan
yang dimiliki anak tersebut.
Keuntungan bermain menghubungkan garis putus-putus:
1.Meningkatkan kemampuan berfikir anak
2.Melatih konsentrasi anak
3.Melatih koordinasi tangan dan mata
4.Meningkatkan belajar bersosialisasi anak
5.Melatih kesabaran anak
6.Bekerja dengan teliti dan dapat berfikir secara cepeat dan sistematis
7. Melatih sel otak dalam memecahkan masalah
8.Mengenal bentuk
2. Keterampilan yang dialakukan
a. Membantu proses penyembuhan pada anak
b. Distraksi
c. Melatih koordinasi tangan dan mata
d. Pengendalian emosi yaitu anak tidak marah dan menangis saat bermain
e. Kemampuan motorik halus
3. Proses bermain menghubungkan garis putus-putus
a. Tahap pra interaksi
- Mempersiapkan tempat dan alat permainan yang akan dilakukan.
- Mencek kesiapan anak
b. Tahap interaksi
- Sapa anak dengan ramah dengan menyebut nama panggilannya, jangan
memaksa anak
- Membantu kontrak (tempat, waktu dan jenis permainan yang akan dilakukan
oleh anak)
- Menjelaskan tujuan permaianan dan prosedur permainan kepada orang tuan
dan anak
c. Tahap kerja
- Memberi petunjuk pada anak tentang cara bermain (menghubungkan garis
putus-putus)
- Mempersiapkan anak untuk melakukan permainan
- Memberi pujian pada ank bila dapat melakukan menghubungkan garis putus-
putus
- Mengobservasi emosi hubungan interpersonal psikomotor anak saat bermain
d. Tahap terminasi
- Melakukan evaluasi sesuai tujuan
- Menanyakan atau melihat perasaan dan pendapat keluarga tentang permainan
- Menanyakan dan melihat perasaan anak setelah bermain
- Mengakhiri permainan
- Mengembalikan alat permainan ke tempat semula
- Mencatat respon pasien serta keluarga didalam catatan keperawatan dan
kemampuan hasil bermain
e. Keuntungan bermain pada anak di rumah sakit
- Meningkatkan hubungan antar pasien, anak keluarga dan perawat
- Perawatan di rumahsakit akan membatasi kemampuan anak untuk mandiri.
Aktivitas bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan amndiri pada
anak
- Permainan pada anak di rumah sakit tidak hanya memberiakn rasa senaang
pada anak, tetapi juga akan membantu anak mengekspresikan perasaan dan
fikiran cemas, takut, sedih tegang dan nyeri
- Permainan yang terapeutik akan dapat meningkatkan kemampuan anak untuk
mempnyai tingkah laku yang positif
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, K., et al.2010. Contoh Proposal Terapi Bermain Pada Anak Prasekolah. Diakses Pada Tanggal 11 Desember 2012. www.nursingbegin.com
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
Lampiran 2
Daftar hadir peserta
Hari/tanggal : Senin/ 16 Februari 2015
Tempat : Ruang II RST Dr. Reksodiwiryi tingkat III Padang
Acara : Terapi bermain
no Nama anak Jenis kelamin paraf
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Lampiran 3
Daftar hadir mahasiswa
Hari/tanggal : Senin/ 16 Februari 2015
Tempat : ruang II RST Dr. Reksodiwiryi tingkat III Padang
Acara : terapi bermain
no Nama mahasiswa Jenis kelamin paraf
1
2
3
4
5
6
7
8
9