26
LEMBAR PENGESAHAN TERAPI DI RUANG II RST. DR. RESODIWIRYO TK III PADANG KELOMPOK D 1. Gusra Fivti Sigit (133110242) 2. Ikka Widyanti (133110243) 3. Indah Permata Astrielly (133110244) 4. Jasmina Tirta Sari (133110245) 5. Lega Septi Rahmi (133110246) 6. Lisa Achmanda Sari (133110247) 7. Miratul Husna (133110248) 8. Melia Nofridarnita (133110249) 9. Nadia Atri Cani (133110250) 10. Nita Aprila Kartina (133110251) PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK POLTEKKES KEMENES RI PADANG 2015

TERAPI BERMAIN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Page 1: TERAPI BERMAIN

LEMBAR PENGESAHAN

TERAPI DI RUANG II

RST. DR. RESODIWIRYO TK III PADANG

KELOMPOK D

1. Gusra Fivti Sigit (133110242)

2. Ikka Widyanti (133110243)

3. Indah Permata Astrielly (133110244)

4. Jasmina Tirta Sari (133110245)

5. Lega Septi Rahmi (133110246)

6. Lisa Achmanda Sari (133110247)

7. Miratul Husna (133110248)

8. Melia Nofridarnita (133110249)

9. Nadia Atri Cani (133110250)

10. Nita Aprila Kartina (133110251)

PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK

POLTEKKES KEMENES RI PADANG

2015

Page 2: TERAPI BERMAIN

LEMBAR PENGESAHAN

TERAPI DI RUANG II

RST. DR. RESODIWIRYO TK III PADANG

KELOMPOK D

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK

POLTEKKES KEMENES RI PADANG

2014/2015

Page 3: TERAPI BERMAIN

Kata pengantar

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan prposal kegiatan terapi bermain yang

berjudul “terapi bermain menghubungkan garis putus-putus” yang dilaksanakan sebagai salah

satu tugas keperawatan anak pada program studi D3 keperawatan Poltekkes Kemenkes RI

Padang.

Dalam melaksanakan kegiatan ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang

terhormat CI klinik di ruang II RST Dr.Reksodiwiryo TK III padang dan dosen pembimbing

poltekkes kemenkes padang.

Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan kegiatan ini masih jauh dari

kesempurnaan, dengan rendah hati penulis mengharapkan kritikan dan saran yang

membangun untuk kesempurnaan proposal ini. Akhirnya untuk semua yang telah diberikan ,

penulis hanya bisa berdoa sebagai budi bainya dibalas Allah SWT. Amin.

Page 4: TERAPI BERMAIN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pelaksanaan

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh

kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi

anak.

Bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara

optimal. Anak bebas mengekspresikan perasaan takut, cemas, gembira atau perasaan

lainnya sehingga hal tersebut memberikan kebebasan bermain untuk anak sehingga

orang tua dapat mengetahui suasana hati si anak. Oleh karena itu dalam memilih alat

bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat

merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak

dirawat di rumah sakit, aktifitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan

dengan kondisi anak.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pemainan, diharapkan pada anak

dapat  mengembangkan kreativitas dan kesabaran melalui pengalaman,

dapat beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan di rawat di rumah

sakit. Serta  dapat meningkatkan optimis pada dirinya untuk sembuh agar

pengobatan dapat berjalan dengan baik.

2. Tujuan Khusus

Setelah bermain anak diharapkan :

a. Bisa berinteraksi dengan sesama pasien dan dengan perawat.

b. Dapat mengembangkan sosial , motorik halus, bahasa, dan motorik kasar.

c. Dapat beradaptasi dengan stress dalam diri.

d. Kooperatif terhadap perawatan dan pengobatan.

Page 5: TERAPI BERMAIN

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu dan tempat

Jenis Terapi Bermain : Menghubungkan Garis Putus- putus

Hari / Tanggal : Senin / 16 Februari 2015

Tempat : Ruangan II Ibu dan Anak RS. Reksodiwiryo Padang

Kriteria Klien

1. Anak – anak yang berusia 1 – 12 tahun yang sedang di rawat di ruangan II.

2. Tidak mempunyai keterbatasan ( fisik atau akaibat terapi lain ) yang dapat

menghalangi proses terapi bermain.

3. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai.

4. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain menghubungkan garis putus-

putus.

Calon Peserta Kegiatan Terapi Bermain

No Nama Jenis Kelamin Umur Dx Medik

1.

2.

3.

4.

B. Pelaksanaan Kegiatan

1. Topik kegiatan

Bermain puzzle

2. Sasaran

Page 6: TERAPI BERMAIN

Terapi bermain ini ditujukan untuk anak usia 1-9 tahun yang mengalami stres

hospitalisasi dengan kriteria :

Anak usia toddler ( 1 – 3 tahun )

Anak usia pra sekolah ( 3 – 6 tahun )

Anak usia sekolah ( 6 – 12 tahun )

3. Jumlah Terapis : 10 orang

4. Alokasi Waktu :

1. Pembukaan ( 5 menit )

2. Pelaksanaan ( 20 menit )

3. Evaluasi ( 10 menit )

4. Terminasi ( 5 menit )

5. Pengorganisasian Tim Terapis

Moderator : Jasmina Tirta Sari

Leader : Indah Permata Astrielly

Co- Leader : Lega Septi Rahmi

Observer : Nadia Atri Cani

Fasilitator : 1. Nita Aprila Kartina

2. Melia Nofridarnita

3. Miratul Husna

4. Gusra Fivti Sigit

5. Lisa Achmanda Sari

6. Ikka Widyanti

Pembagian Peran Tim Terapis

1. Moderator : Jasmina Tirta Sari

a. Membuka dan menutup acara

b. Mempin acara

2. Leader : Indah Permata Astrielly

Tugas :

a. Membuka acara, memperkenalkan nama – nama terapis.

b. Menjelaskan tujuan terapi bermain.

c. Menjelaskan aturan terapi permainan.

3. Co- Leader : Lega Septi Rahmi

Tugas :

Page 7: TERAPI BERMAIN

a. Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan.

b. Menyampaikan jalannya kegiatan.

c. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya.

4. Observer : Nadia Atri Cani

Tugas :

a. Mengevaluasi jalannya kegiatan.

4. Fasilitator : 1. Nita Aprila Kartina

2. Melia Nofridarnita

3. Miratul Husna

4. Gusra Fivti Sigit

5. Lisa Achmanda Sari

6. Ikka Widyanti

Tugas :

a. Memfasilitator kegiatan yang diharapkan

b. Memotivasi peserta agar mengikuti kegiatan

c. Sebagai role model selama kegiatan

C. Mekanisme kegiatan

No. Waktu Kegiatan Peserta

1.

 

5 menit Pembukaan :

a. Membuka kegiatan dengan

mengucapkan salam.

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan dari terapi

bermain

d. Kontrak waktu anak dan orang tua

a. Menjawab salam

b. Mendengarkan

c. Memperhatika

d. Memperhatikan

2. 20 menit Pelaksanaan :

Page 8: TERAPI BERMAIN

  a. Berinteraksi atau perkenalan

dengan anak melalui alat peraga

(boneka).

b. Mengajak anak bermain

menghubungkan garis putus-putus

dan menjelaskan tata cara

pelaksanaan terapi bermain

menghubungkan garis putus-putus

kepada anak.

c. Membagikan gambar.

d. Memberikan kesempatan kepada

anak untuk bertanya jika belum

jelas.

e. Fasilitator mendampingi anak dan

memberikan motivasi kepada anak.

f. Menanyakan kepada anak apakah

telah selesai menghubungkan garis

putus-putus.

g. Memberikan hadiah kepada anak

yang terlebih dahulu

menghubungkan garis putus putus.

h. Memberikan pujian terhadap anak

yang mampu menyelesaikan

gambar sampai selesai

a. Memperhatikan

b. Bertanya

c. Antusias saat

menerima

peralatan

d. Memulai untuk

menyusun puzzle

e. Menjawab

pertanyaan

f. Mendengarkan

g. Memperhatikan

3. 10 menit Evaluasi :

a. Memotivasi anak untuk

menyebutkan apa gambar yang

terbentuk dengan alat peraga

(boneka).

b. Mengumumkan nama anak yang

dapat menyelesaikan gambar.

c. Membagikan reward kepada

seluruh peserta

a. Menceritakan

b. Gembira

c. Gembira

Page 9: TERAPI BERMAIN

4. 5 menit Terminasi :

a. Memberikan motivasi dan pujian

kepada seluruh anak yang telah

mengikuti program terapi bermain

b. Mengucapkan terima kasih kepada

anak dan orang tua.

c. Mengucapkan salam penutup

a. Memperhatikan

b. Gembira

c. Mendengarkan

d. Menjawab salam

D. Kriteria Hasil Yang Diharapkan

1. Anak terlihat senang dan gembira.

2. Kecemasan anak berkurang.

3. Mampu menyelesaikan gambar dengan menguhubungkan garis putus-putus.

4. Anak mampu menyebutkan gambar yang terbentuk dari menghubungkan garis

putus-putus.

E. Proses Evaluasi

1. Evaluasi struktur :

a. Mahasiswa dan pasien berada pada posisi yang sudah direncanaan

b. Peralatan atau media yang digunakan dalam terapi tersedia sesuai

rencana

c. Anggota terapi hadir lengkap

d. Peran dan tugas berjalan sesuai rencana

e. 75% audiance menghadi terapi bermain

2. Evaluasi proses

a. Pelaksanaan kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang telah

dutentukan

b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan

c. 70% pasien mengikuti kegiatan bermain menghubungkan garis

putus putus sampai selesai

d. 70% pasien berperan aktif selama kegiatan berjalan

e. Pasien dapat menyusun gambar yang telah disediakan sesuai

dengan yang diiniginkan sesuai dengan yang dicontohkan oleh

leader.

Page 10: TERAPI BERMAIN

3. Evaluai hasil

a. 3-5 orang pasien yang dipilih, mau mengikuti terapi bermain yang

dilakukan

b. Minimal 3 dari 10 orang anak mampu bermain dengan baik

c. Minimal 3 dari 10 anak menyambungkan garis putus-putus

d. 3-5 orang anak mampu menjalin hubungan sosial dengan

mengajak orang sekitarnya terlibat dalam menghubungkan garis

putus-putus

Page 11: TERAPI BERMAIN

Lampiran 1 : materi

TERAPI BERMAIN

“MENGHUBUNGKAN GARIS PUTUS-PUTUS”

A. Defenisi Bermain

Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari

secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi anak-

anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan

kesejahteraan mental dan sosial anak.

Terapi Bermain adalah pemanfaatan permainan sebagai media yang efektif oleh

terapis, untuk membantu klien mencegah atau menyelesaikan kesulitan-kesulitan

psikososial, mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal melalui eksplorasi

atau ekspresi diri.

B. Prinsip Terapi Bermain

Menurut Soetjiningsih (1995) bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar

aktifitas bermain bisa menjadi stimulus yang efektif :

1. Perlu ekstra energi

Bermain memerlukan energi yang cukup sehingga anak memerlukan nutrisi yang

memadai. Asupan atau intake yang kurang dapat menurunkan gairah anak. Anak

yang sehat memerlukan aktifitas bermain yang bervariasi, baik bermain aktif

maupun bermain pasif.Pada anak yang sakit keinginan untuk bermain umumnya

menurun karena energi yang ada dugunakan untuk mengatasi penyakitnya.

2. Waktu yang cukup

Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain sehingga stimulus yang

diberikan dapat optimal. Selain itu, anak akan mempunyai kesempatan yang cukup

untuk mengenal alat-alat permainannya.

3.   Alat permainan

Alat permainan yang digunakan harus disesuaikan dengan usia dan tahap

perkembangan anak. Orang tua hendaknya memperhatikan hal ini sehingga alat

Page 12: TERAPI BERMAIN

permainan yang diberikan dapat berfungsi dengan benar dan mempunyai unsur

edukatif bagi anak.

4.   Ruang untuk bermain

Aktifitas bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu, di halaman, bahkan di

ruang tidur. Diperlukan suatu ruangan atau tempat khusus untuk bermain bila

memungkinkan, di mana ruangan tersebut sekaligus juga dapat menjadi tempat untuk

menyimpan permainannya.

5.  Pengetahuan cara bermain

Anak belajar bermain dari mencoba-coba sendiri, meniru teman-temannya, atau

diberitahu oleh orang tuanya. Cara yang terahkir adalah yang terbaik karena anak

lebih terarah dan berkembang pengetahuannya dalam menggunakan alat permainan

tersebut. Orang tua yang tidak pernah mengetahui cara bermain dari alat permainan

yang diberikan, umumnya membuat hubungannya dengan anak cenderung menjadi

kurang hangat.

6.  Teman bermain

Dalam bermain, anak memerlukan teman, bisa teman sebaya, saudara, atau orang

tuanya. Ada saat-saat tertentu di mana anak bermain sendiri agar dapat menemukan

kebutuhannya sendiri. Bermain yang dilakukan bersama orang tuanya akan

mengakrabkan hubungan dan sekaligus memberikan kesempatan kepada orang tua

untuk mengetahui setiap kelainan yang dialami oleh anaknya. Teman diperlukan

untuk mengembangkan sosislisasi anak dan membantu anak dalam memahami

perbedaan.

C. Fungsi bermain

Fungsi bermain pada anak memang begitu beragam. Anak akan menemukan

perkembangan fisik serta mental yang ia miliki. Melalui permainan pula, seorang anak

akan mampu mempelajari begitu banyak hal bahkan anak mendapatkan sistem

pemecahan masalah yang jauh lebih baik daripada anak-anak yang tidak banyak

bermain. Dunia anak adalah dunia bermain, jadi jangan paksakan anak untuk terus

belajar dan melakukan latihan banyak soal setiap harinya. Biarkan anak bermain karena

fungsi bermain pada anak begitu banyak seperti yang akan dijabarkan berikut ini.

1. Melatih perkembangan sensorik serta motorik

Page 13: TERAPI BERMAIN

Melalui permainan, anak akan menjadi terlatih ketika melakukan beragam aktivitas

sensorik serta motorik. Permainan aktif melatih panca indera sang anak karena

dengan permainan maka semua anggota panca indera anak akan tergerak untuk

melakukan sesuatu. Sebagai hasilnya, organ sensorik dan motorik akan semakin

baik.

2. Mengasah memori otak

Anak kecil mempunyai organ memori yang belum banyak terisi oleh beragam hal.

Oleh karena itu, melalui bermain anak bisa mengembangkan kemampuan memori

yang ia miliki. Anak akan mengekplorasi serta melihat benda yang ada di sekitarnya.

Ia terus mempelajarinya dan kemudian mengenal benda-benda dengan warna yang

berbeda secara sempurna. Semakin anak bermain, maka otaknya akan semakin

terasah dan ia mampu mendapatkan perkembangan memori yang jauh lebih baik.

3. Mengembangkan etika

Ketika anak bermain, maka ia melakukan banyak hal bersama teman-temannya. Ia

mempelajari banyak aturan, mempunyai tingkat sportivitas, dan tentu saja belajar

bagaimana membangun etika yang benar. Anak tidak mudah curang ketika

berhadapan dengan aturan pada dunia yang sebenarnya, karena ia telah terlatih untuk

melakukan banyak hal dengan baik.

4. Meningkatkan kreativitas anak

Di dalam melakukan permainan, anak-anak dapat mengeksplorasi dan menerapkan

banyak ide yang terkait dengan sistem permainan. Semakin banyak media dan jenis

permainan yang mereka mainkan, maka akan semakin banyak ide bermunculan.

Ketika kreatifitas tersebut terus diasah, maka anak bisa menemukan ide-ide

cemerlang pada masa yang akan datang.

D. Manfaat Bermain

1. Memahami diri sendiri dan mengembangkan harga diri

Ketika bermain, anak akan menentukan pilihan-pilihan. Mereka harus memilih

apa yang akan dimainkan. Anak juga memilih di mana dan dengan siapa mereka

bermain.

Semua pilihan itu akan membantu terbentuknya gambaran tentang diri mereka

dan membuatnya merasa mampu mengendalikan diri. Permainan memotong kertas,

mengatur letak atau mewarnai misalnya dapat dilakukan dalam beragam bentuk.

Tidak ada batasan yang harus diikuti.

Page 14: TERAPI BERMAIN

Identitas dan kepercayaan diri dapat berkembang tanpa rasa ketakutan akan kalah

atau gagal. Pada saat anak menjadi semakin dewasa dan identitasnya telah

terbentuk dengan lebih baik, mereka akan semakin mampu menghadapi tantangan

permainan yang terstruktur, bertujuan dan lebih dibatasi oleh aturan-aturan.

2. Menemukan apa yang dapat mereka lakukan dan mengembangkan kepercayaan

diri.

Permainan mendorong berkembangnya keterampilan, fisik, sosial dan intelektual.

Misalnya perkembangan keterampilan sosial dapat terlihat dari cara anak

mendekati dan bersama dengan orang lain, berkompromi serta bernegosiasi

3. Melatih mental anak

Ketika bermain, anak berimajinasi dan mengeluarkan ide-ide yang tersimpan di dalam

dirinya. Anak mengekspresikan pengetahuan yang dia miliki sekaligus mendapatkan

pengetahuan baru.

Orangtua akan dapat semakin mengenal anak dengan mengamati saat bermain. Bahkan,

lewat permainan (terutama bermain pura-pura) orangtua juga dapat menemukan kesan-

kesan dan harapan anak terhadap orangtua serta keluarganya.

4. Meningkatkan daya kreativitas dan membebaskan anak dari stres.

Kreativitas anak akan berkembang melalui permainan. Ide-ide yang orisinil akan keluar

dari pikiran mereka, walaupun kadang terasa abstrak untuk orangtua.

Bermain juga dapat membantu anak untuk lepas dari stres kehidupan sehari-hari. Stres

pada anak biasanya disebabkan oleh rutinitas harian yang membosankan.

5. Mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak

Dalam permainan kelompok, anak belajar tentang sosialisasi. Anak mempelajari nilai

keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki suatu kelompok. Ketika anak memainkan

peran 'baik' dan 'jahat', hal ini membuat mereka kaya akan pengalaman emosi. Anak akan

memahami perasaan yang terkait dari ketakutan dan penolakan dari situasi yang dia

hadapi.

6. Melatih motorik dan mengasah daya analisa anak

Melalui permainan, anak dapat belajar banyak gal. Di antaranya melatih kemampuan

menyeimbangkan antara motorik halus dan kasar. Hal ini sangat memengaruhi

perkembangan psikologisnya

E. Bermain Menghubungkan Garis Putus-putus

1. Deskripsi permainan

Terapi bermain yang akan dilakukan adalah puzzle. Suatu kegiatan yang akan

dilakukan oleh anak menghubungkan garis putus-putus, pertama gambar diberikan

Page 15: TERAPI BERMAIN

pada anak, lalu anak menghubungkan garis putus putus sehingga menghasilkan

suatu gambar dengan dampingan dari orang tua pasien.

Bermain menghubunghan garis putus putus adalah suatu bentuk permainan

untuk anak usia prasekolah. Dengan permainan kita dapat menilai kemampuan

motorik halu, kognitif dan perilaku sosial anak yang diakitkan dengan kemampuan

yang dimiliki anak tersebut.

Keuntungan bermain menghubungkan garis putus-putus:

1.Meningkatkan kemampuan berfikir anak

2.Melatih konsentrasi anak

3.Melatih koordinasi tangan dan mata

4.Meningkatkan belajar bersosialisasi anak

5.Melatih kesabaran anak

6.Bekerja dengan teliti dan dapat berfikir secara cepeat dan sistematis

7. Melatih sel otak dalam memecahkan masalah

8.Mengenal bentuk

2. Keterampilan yang dialakukan

a. Membantu proses penyembuhan pada anak

b. Distraksi

c. Melatih koordinasi tangan dan mata

d. Pengendalian emosi yaitu anak tidak marah dan menangis saat bermain

e. Kemampuan motorik halus

3. Proses bermain menghubungkan garis putus-putus

a. Tahap pra interaksi

- Mempersiapkan tempat dan alat permainan yang akan dilakukan.

- Mencek kesiapan anak

b. Tahap interaksi

- Sapa anak dengan ramah dengan menyebut nama panggilannya, jangan

memaksa anak

- Membantu kontrak (tempat, waktu dan jenis permainan yang akan dilakukan

oleh anak)

- Menjelaskan tujuan permaianan dan prosedur permainan kepada orang tuan

dan anak

Page 16: TERAPI BERMAIN

c. Tahap kerja

- Memberi petunjuk pada anak tentang cara bermain (menghubungkan garis

putus-putus)

- Mempersiapkan anak untuk melakukan permainan

- Memberi pujian pada ank bila dapat melakukan menghubungkan garis putus-

putus

- Mengobservasi emosi hubungan interpersonal psikomotor anak saat bermain

d. Tahap terminasi

- Melakukan evaluasi sesuai tujuan

- Menanyakan atau melihat perasaan dan pendapat keluarga tentang permainan

- Menanyakan dan melihat perasaan anak setelah bermain

- Mengakhiri permainan

- Mengembalikan alat permainan ke tempat semula

- Mencatat respon pasien serta keluarga didalam catatan keperawatan dan

kemampuan hasil bermain

e. Keuntungan bermain pada anak di rumah sakit

- Meningkatkan hubungan antar pasien, anak keluarga dan perawat

- Perawatan di rumahsakit akan membatasi kemampuan anak untuk mandiri.

Aktivitas bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan amndiri pada

anak

- Permainan pada anak di rumah sakit tidak hanya memberiakn rasa senaang

pada anak, tetapi juga akan membantu anak mengekspresikan perasaan dan

fikiran cemas, takut, sedih tegang dan nyeri

- Permainan yang terapeutik akan dapat meningkatkan kemampuan anak untuk

mempnyai tingkah laku yang positif

Page 17: TERAPI BERMAIN

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, K., et al.2010. Contoh Proposal Terapi Bermain Pada Anak Prasekolah. Diakses Pada Tanggal 11 Desember 2012. www.nursingbegin.com

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Page 18: TERAPI BERMAIN

Lampiran 2

Daftar hadir peserta

Hari/tanggal : Senin/ 16 Februari 2015

Tempat : Ruang II RST Dr. Reksodiwiryi tingkat III Padang

Acara : Terapi bermain

no Nama anak Jenis kelamin paraf

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Page 19: TERAPI BERMAIN

Lampiran 3

Daftar hadir mahasiswa

Hari/tanggal : Senin/ 16 Februari 2015

Tempat : ruang II RST Dr. Reksodiwiryi tingkat III Padang

Acara : terapi bermain

no Nama mahasiswa Jenis kelamin paraf

1

2

3

4

5

6

7

8

9