Upload
maulana-rian-krisandi
View
227
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
h
Citation preview
PROPOSAL TERAPI BERMAIN
GROUP MEALS
DI RUANG MELATI II RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
Disusun untuk memenuhi tugas Stase Keperawatan Anak
Dosen pembimbing : Siti Arifah, S.Kep, M.Kes
Disusun oleh:
Hanifa Nur Afifah J.230.145.053
Maulana Rian Krisandi J.230.145.073
PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
TERAPI BERMAINGROUP MEALS
A. LATAR BELAKANG
Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada
lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan
atau pengobatan sehingga dapat mengatasi atau meringankan penyakitnya
(Wong, 2004). Hospitalisasi dapat menimbulkan beberapa gangguan pada
anak, salah satunya adalah tingkah laku yang dapat mempengaruhi
kesembuhan dan perjalan penyakit anak selama dirawat di rumah sakit
(Supartina, 2004).
Kondisi sakit dimana anak diharuskan menjalai hospitalisasi selain
dapat menimbulkan perubahan emosi juga dapat merubah rutinitas harian
bagi anak dan keluarganya. Rutinitas baru muncul sebagai bentuk dalam
pemeliharaan kesehatan seperti perhatian pada nutrisi, cairan, dan kebersihan
tubuh harian terhadap pasien anak. Keleluasaan dalam beraktifitas pada anak
mungkin akan berkurang selama proses hospitalisasi. Selain itu kebiasaan
makan juga akan berubah mengikuti diit yang diberikan oleh rumah sakit,
serta beberapa prosedur terapi medis akan menjadi rutinitas baru yang harus
diadaptasikan kepada anak (Hart Robyn, 2011).
Beberapa anak mungkin akan melakukan penolakan terhadap
beberapa runitas baru tersebut, dan jika hal ini berlangsung terus menerus
maka akan memperlambat proses penyembuhan. Salah satu penolakan yang
paling sering terjadi dan sering disepelekan oleh keluarga dan tenaga
kesehatan adalah penolakan terhadap pola makan baru yang diberikan kepada
anak. Beberapa anak menolak untuk makan makanan yang diberikan oleh
rumah sakit dengan alasan tidak sesuai selera, padahal makanan tersebut
mengandung nutrisi adekuat yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan
penyakit mereka (Hart Robyn, 2011).
Di bangsal Melati II RSDM, terdapat 55 pasien anak dengan 25 orang
pasien terdata dalam rentang usia 3-17 tahun. Pasien dengan berbagai
diagnosa penyakit tersebut, 10 dari 25 orang diantaranya kadang mengalami
penolakan terhadap makanan yag diberikan oleh rumah sakit. Untuk beberapa
menu makanan yang kurang mereka sukai, mereka lebih memilih untuk
makan sedikit atau bahkan tidak makan sama sekali. 10 orang pasien tersebut
terdiri dari mereka dengan 3 orang mengalami ALL, 2 orang gastritis, 1 orang
anemia, 1 orang fraktur radius ulna, 1 orang post PSARP, 1 orang diare, dan 1
orang pneumonia.
Dibutuh pendekatan khusus untuk mengurangi adanya penolakan
terhadap kebiasaan makan yang baru oleh pasien usia 3-17 tahun. Salah satu
pendekatan tersebut adalah melalui kegiatan bermain. Tujuan utama bermain
adalah merangsang dan meningkatkan nafsu makan dari ana karena pasien
dilatih untuk mengenal pentingnya makanan untuk proses kesembuhan dan
klien dilatih untuk mampu menyebutkan fungsi dari makanan tersebut
(Whaley & Wong, 2009). Salah satu fungsi bermain tersebut merupakan nilai
terapeutik, terapi bermain sangat sesuai dalam penerapannya pada anak
selama proses hospitalisasi / perawatan di rumah sakit.
Salah satu terapi bermain yang dianjurkan untuk mengatasi masalah
makan anak tersebut adalah dengan menggunakann group meals. Terapi
bermain tersebut membentuk anak dalam 1 kelompok dimana mereka akan
diberikan makanan sesuai diit yang diberikan rumah sakit (dalam bentuk buah
atau snack) yang nantinya akan dimakan secara bersama-sama dengan pasien
lainnya (Kaduson, 2008)
B. TUJUAN
a. Membiasakan anak dengan pola makan baru dan memperkenalkan
terhadap makanan sehat untuk proses penyembuhan penyakitnya
b. Menggali pengetahuan anak tentang makanan sehat
c. Menstimulus kemampuan psikomotor anak melalui aktivitas
membersihkan sisa makanan
d. Melatih kemampuan psikosisoal anak melalui interaksi sosial
C. JENIS PERMAINAN
Jenis permainannya adalah Group Meals yang merupakan suatu
bentuk terapi bermain dimana anak akan dimasukkan dalam 1 kelompok dan
kemudian dikaji pengetahuannya tentang makanan sehat dan makanan
kesukaannya. Setelah itu pasien akan diberikan informasi mengenai makanan
sehat yang tepat dalam penyembuhan penyakitnya. Pasien akan disuguhkan
buah-buahan segar dan dipersilahkan untuk makan secara bersama-sama
teman lainnya. Permainan ini dilakukan pada anak usia 3-17 tahun dengan
rasio pasien : perawat adalah 5:1 dengan lama waktu 45 menit.
D. MEDIA
1. Buah-buahan
2. Tempat duduk dan meja
3. Peralatan makan
4. Tissue
5. Kertas karton
6. Spidol
E. METODE
Metode yang dilakukan adalah demonstrasi secara langsung yang
dilakukan oleh anak sesuai dengan instruksi yang diberikan.
Langkah – langkah :
1. Menempatkan pasien pada ruangan yang telah dipersiapkan.
2. Beri pasien sebuah karton yang nantinya akan dilipat menjadi 2 dan
ditulisi nama masing-masing peserta. Posisi karton diberdirikan sehingga
nama peserta mudah terlihat.
3. Beri klien masing-masing 1 alas makan / tissue.
4. Beri klien masing-masing 1 peralatan makan (piring dan garpu).
5. Mengeksplor pengetahuan klien tentang makanan sehat, makanan
kesukaan, serta memberi tambahan pengetahuan tentang pentingnya
vitamin yang ada pada buah-buahan
6. Menanyakan kembali pada masing-masing anak salah satu manfaat
vitamin pada buah.
7. Mengajarkan anak cara mencuci tangan yang benar.
8. Buah-buahan serta diit klien yang berasal dari rumah sakit dibagikan
kepada masing-masing anak.
9. Tuntun anak untuk berdoa sebelum makan.
10. Tuntun anak untuk makan secara bersama-sama. Sertakan bantuan
orangtua jika diperlukan.
11. Berikan pujian jika anak mampu menunjukkan keinginan makan yang
besar.
12. Mengajarkan anak membersihkan sisa makanannya.
13. Menuntun anak untuk cara mencuci tangan yang benar setelah makan.
14. Memberikan saran kepada orangtua klien untuk mengajak pasien lain
terutama pasien disebelah tempat tidur klien untuk makan bersama dilain
waktu guna meningkatkan semangat anak terhadap rutinitas makan yang
baru.
F. PESERTA
Kegiatan Bermain ini diikuti peserta dengan kriteria sebagai berikut:
1. Kriteria Inklusi:
a. Anak usia 3-17 tahun
b. Mengalami penurunan nafsu makan
c. Dapat menggunakan minimal 1 sisi tangan
2. Kriteria Eksklusi:
a. Suhu tubuh meningkat (> 380C)
b. Mengalami sesak nafas
c. Post operasi DPH0 yang masih berada dalam efek anastesi dan
mengharuskan klien bedrest total
d. Menolak diajak bermain
Peserta terapi bermain:
1. Nama : An. Eliad
Umur : 3 tahun
Dx. Medis : Anemia
KU : Baik
TTV : N: 98x/menit, S: 36,7ºC, RR: 26x/menit
2. Nama : An. Bagas
Umur : 13 tahun
Dx. Medis : Fraktur radius ulna
KU : Baik
TTV : N: 74x/menit, S: 36,4ºC, RR: 23x/menit
3. Nama : An. Widya
Umur : 7 tahun
Dx. Medis : DHF
KU : Baik
TTV : N: 92x/menit, S: 36,2ºC, RR: 28x/menit
4. Nama : An. Fahman
Umur : 7 tahun
Dx. Medis : Epilepsi
KU : Baik
TTV : N: 100x/menit, S: 36,5ºC, RR: 24x/menit
5. Nama : An. Hafizah
Umur : 7 tahun
Dx. Medis : Bronchopneumonia
KU : Baik
TTV : N: 74x/menit, S: 36,6ºC, RR: 27x/menit
G. SETTING TEMPAT
H. PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal : Rabu, 15 April 2015
Waktu : Jam 11.00 – 11.45 WIB
Tempat : Ruang Terapi Bermain Anak Maya Ananta, Melati
II RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Leader : Hanifa Nur Afifah
Co Leader : Hanifa Nur Afifah
Observer : Maulana Rian Krisandi
Fasilitator : Maulana Rian Krisandi
I. PENGORGANISASIAN
1. Melakukan kontrak dengan anak dan orang tua
2. Mengunpulkan anak pada ruangan terapi bermain
3. Menyiapkan alat yang diperlukan
4. Kegiatan dipimpin oleh Leader dibantu dengan fasilitator dan observer
Keterangan:
: Leader
: Pasin
: Fasilitator : Meja makan
5. Mengobservasi kondisi pasien selama terapi bermain berlangsung
Leader :
Tugas:
- Membuka Acara
- Membaca peraturan bermain
- Memimpin Jalannya permainan
- Memberi semangat kepada peserta
- Menciptakan suasana menjadi meriah
- Mengambil Keputusan
- Memberikan Reward
Fasilitator:
Tugas:
- Memfasilitasi peserta selama permainan berlangsung
- Mendampingi anak selama bermainan
- Memberikan semangat dan motivasi
Observer :
Tugas:
- Mengamati dan mengevaluasi permainan
- Mengamati tingkah laku anak
- Memberikan kritik dan saran
J. STRATEGI BERMAIN
No Kegiatan Waktu Respon
1
2
Persiapan:
- Menyiapkan ruangan
- Menyiapkan Alat
- Kontrak dengan keluarga
(Fasilitator)
Proses:
5 menit
3
- Membuka proses terapi bermain
dengan mengucap salam,
- Memperkenalkan diri (Leader)
- Menjelaskan kepada anak dan
keluarga tentang tujuan dan
manfaat bermain (Leader )
- Menjelaskan cara bermain
(Leader)
- Mengajak anak bermain
(Fasilitator)
- Mengevaluasi respon anak dan
keluarga (Observer)
Penutup:
- Menyimpulkan (Observer)
- Mengucapkan salam (Leader )
5 menit
5 menit
10 menit
20 menit
5 menit
5 menit
5 menit
Menjawab salam
Memperkenalkan diri
Memperkenalkan
Mendengarkan
Mendengarkan
Anak mau bermain
dengan antusias
bersama teman-
temannya
Respon positif
Memperhatikan
Menjawab salam
K. KRITERIA EVALUASI
1. Anak bersedia mengikuti terapi bermain
2. Anak mengikuti kegiatan sampai selesai
3. Anak dapat mengikuti dan melakukan apa yang diharapkan dari leader
4. Kebutuhan anak terpenuhi
5. Anak bersosialisasi dengan temannya
6. Anak mengikuti instruksi yang diberikan
7. Anak berperan aktif dalam permainan
8. Anak bisa melakukan permainan dengan mandiri
9. Anak dapat menyelesaikan permainan sampai selesai
10. Anak dapat berinteraksi dengan anak-anak lain yang dirawat di
bangsal Melati II
11. Anak merasa senang mengikuti terapi bermain
DAFTAR PUSTAKA
Hart, Robyn & Judy Rollins, 2011, Therapeutic Activities for Children and Teens
Coping with Health Issues. New York: John Wiley
Kaduson, Heidi Gerard & Charles E. Schaefer, 2008, Short Term Play Therapy
For Children. New York: The Guilford Press
Soetjiningsih, 2005, Tumbuh kembang anak, Jakarta : EGC.
Supartini, 2004, Buku ajar – Konsep dasar keperawatan anak, Jakarta : EGC.
Whaley & Wong, 2009, Buku ajar – keperawatan pediatrik, edisi 6, Alih Bahasa;
Monica Ester, Jakarta : EGC.
Wong, L Donna, 2004, Pedoman Klinis Keperawatan Anak.. Jakarta: EGC