23
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia sebagian besar berupa lautan sehingga komoditas utamanya adalah berupa bahan tambang yang berada dilaut, hal ini dapat dibuktikan dengan ¾ wilayah indonesia berupa lautan. Negara kepulauan ini merupakan daerah yang tumbuh dan berkembang dimulai dari tepian pantai. Perkembangan dan pertumbuhan daerah pantai dapat memiliki dampak positif dan dampak negatif dalam pemanfaatan lahan. Pada daerah pantai yang kemampuan lahannya sudah tidak produktif lagi dengan tingkat laju pertumbuhan penduduk yang pesat akan berdampak pada keseimbangan lahan. Kerusakan pantai di indonesia dipengaruhi oleh empat faktor yakni faktor fisik dan faktor manusia serta faktor hukum, dan faktor institusi. Faktor fisik berupa kekuatan gelombang pasang surut pantai sehingga menyebabkan abrasi air laut yang kini sudah dalam kategori berbahaya. Faktor manusia disebabkan oleh eksploitasi lahan dan sumber daya alam yang berlebihan tanpa memikirkan keberlangsungan sumber daya alam itu sendiri. Kedua faktor fisik inilah yang perlu mendapatkan penanggulan khusus baik dari pemerintah maupun masyarakat mengingat indonesia merupakan daerah tujuan wisata yang terkenal dengan wisata pantai dan pesisir. Faktor hukum disebabkan oleh hukum indonesia yang lemah sehingga Perancangan Bangunan Pantai (Pantai Jasri)Page 1

tgas pantai jasri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

paper

Citation preview

Page 1: tgas pantai jasri

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia sebagian besar berupa lautan sehingga komoditas utamanya adalah

berupa bahan tambang yang berada dilaut, hal ini dapat dibuktikan dengan ¾ wilayah

indonesia berupa lautan. Negara kepulauan ini merupakan daerah yang tumbuh dan

berkembang dimulai dari tepian pantai. Perkembangan dan pertumbuhan daerah pantai dapat

memiliki dampak positif dan dampak negatif dalam pemanfaatan lahan. Pada daerah pantai

yang kemampuan lahannya sudah tidak produktif lagi dengan tingkat laju pertumbuhan

penduduk yang pesat akan berdampak pada keseimbangan lahan.

Kerusakan pantai di indonesia dipengaruhi oleh empat faktor yakni faktor fisik dan

faktor manusia serta faktor hukum, dan faktor institusi. Faktor fisik berupa kekuatan

gelombang pasang surut pantai sehingga menyebabkan abrasi air laut yang kini sudah dalam

kategori berbahaya. Faktor manusia disebabkan oleh eksploitasi lahan dan sumber daya alam

yang berlebihan tanpa memikirkan keberlangsungan sumber daya alam itu sendiri. Kedua

faktor fisik inilah yang perlu mendapatkan penanggulan khusus baik dari pemerintah maupun

masyarakat mengingat indonesia merupakan daerah tujuan wisata yang terkenal dengan

wisata pantai dan pesisir. Faktor hukum disebabkan oleh hukum indonesia yang lemah

sehingga diperbolehkan untuk hotel membangun mengambil garis pantai. Faktor institusi

disebabkan oleh belum adanya kebijakan yang mengawasi pantai.

Bali merupakan daerah tujuan wisata yang terkenal ke mancanegara dengan berbagai

pesona sehingga bali dikatakan sebagai pulau dewata, namun saat kini bali sebagai tujuan

wisata mengalami kerusakan terutama dibidang pesisir. Daerah pesisir yang mengalami

kerusakan tersebut akan dengan semakin bertambah parah dengan datangnya gelombang

yang besar dan tidak sesuai dengan daya dukung tanah. Hal ini dinamakan abrasi sehingga

banyak pihak yang dirugikan dalam hal ini terutama masyarakat sehingga perlu penangan

khusus seperti pembuatan bangunan pantai.

Bangunan pantai adalah bangunan yang dipergunakan untuk melindungi pantai dari

kerusakan yang diakibatkan oleh serangan gelombang dan arus. Gelombang yang tiba

Perancangan Bangunan Pantai (Pantai Jasri) Page 1

Page 2: tgas pantai jasri

dipantai tergantung pada arah atau besarnya tiupan angin. Rambatan gelombang yang menuju

pantai dari laut dalam akan mengalami perubahan bentuk struktur gelombang, akibatnya akan

terbentuk tinggi gelombang yang besar dan akhirnya menjadi pecah, (Triatmodjo, 1999).

Kerusakan pantai di bali dapat berupa abrasi yaitu berkurang atau hilangnya garis

pantai. Kerusakan pantai akibat pengaruh gelombang pada umumnya terjadi pada daerah

yang memiliki struktur tanah lunak atau berpasir halus. Penanggulangan kerusakan pantai

akibat energi gelombang ini dapat dicegah dengan pembuatan kontruksi pemecah atau

peredam gelombang guna menahan laju gelombang sebelum tiba di pesisir pantai.

Pantai Jasri merupakan pantai yang berada di ujung timur pulau bali tepatnya di Desa

jasri, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. Pantai jasri memiliki pesona yang

indah dengan hamparan gelombang yang besar sehingga banyak dimanfaatkan untuk surfing.

pantai jasri merupakan salah satu pantai dibali yang mengalami kerusakan garis pantai

(abrasi). Abrasi ini disebabkan oleh jenis tanah yang lunak dan berpasir halus serta laju

gelombang yang tidak dapat diperkirakan tergantung cuaca dan iklim. Saat ini pemerintah

kabupaten karangasem telah membuat suatu kebijakan dengan membangun bangunan pantai

untuk mengatasi hal ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kerusakan yang terdapat di pantai jasri yang disebabkan oleh faktor

fisik, faktor manusia, faktor hukum dan faktor institusi?

2. Bangunan pantai apa saja yang ada di pantai jasri ?

1.3 Tujuan

1. Menganalisis kerusakan yang terdapat di pantai jasri yang disebabkan oleh faktor

fisik, faktor manusia, faktor hukum dan faktor institusi .

2. Mengetahui bangunan pantai yang ada di pantai jasri.

Perancangan Bangunan Pantai (Pantai Jasri) Page 2

Page 3: tgas pantai jasri

1.4 Manfaat

1. Secara teortis

Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang perancangan bangunan

pantai.

2. Secara praktis

Dapat berguna untuk pemerintah kabupaten karangasem sebagai tindak lanjut

penanganan abrasi khususnya di pantai jasri.

Perancangan Bangunan Pantai (Pantai Jasri) Page 3

Page 4: tgas pantai jasri

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kerusakan yang terdapat di pantai jasri yang disebabkan oleh faktor fisik, faktor

manusia, faktor hukum dan faktor institusi

Pantai Jasri merupakan pantai yang berada di ujung timur pulau bali tepatnya

di Desa jasri, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. Pantai jasri memiliki

pesona yang indah dengan hamparan gelombang yang besar sehingga banyak

dimanfaatkan untuk surfing.

Kerusakan yang terdapat dipantai jasri yang disebabkan oleh faktor fisik

adalah terdapatnya abrasi. Hal ini dibuktikan dari papan peringatan sebelum

memasuki kawasan Pantai Jasri.

Gambar 1. Papan Peringatan Sebelum Memasuki Pantai Jasri

Perancangan Bangunan Pantai (Pantai Jasri) Page 4

Page 5: tgas pantai jasri

Abrasi pantai adalah proses pengikisan pantai yang dikarenakan kekuatan gelombang

laut dan arus laut yang kuat dan bersifat merusak. Penyebab abrasi di pantai jasri

disebabkan oleh gelombang dan arus laut yang cukup tinggi. Abrasi mempunyai arti

penting yakni peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Gerusan

air laut ini tejadi akibat permukaan air laut mengalami peningkatan. Peningkatan atau

naiknya air laut ini disebabkan karena es di kutub utara mencair yang diakibatkan

oleh pemanasan global. Selain pengertian diatas abrasi adalah proses pengikisan

pantai oleh kekuatan gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak.

Khusus untuk di pantai jasri ini abrasi disebabkan oleh gelombang laut dan

arus laut yang cukup besar. Ini dikarenakan arus angin yang cukup besar sehingga

mengakibatkan gelombang dan arus laut yang mempunyai kekuatan besar ini

mengikis daerah pantai jasri. Gelombang yang tiba di pantai menggetarkan

tanah/batuan yang lama kelamaan akan terlepas dari daratan. Berbagai larangan telah

dibuat oleh pemerintah untuk meminimalisir korban akibat dari abrasi namun masih

banyak anak kecil yang bermain di pantai jasri tanpa menghiraukan resiko yang

terjadi. Abrasi di pantai jasri sudah mengkhawatirkan karena garis pantai sudah tidak

terlihat lagi. Menurut pandangan masyarakat yang bermukim disekitar pantai jasri

menyatakan bahwa mengalami kekhawatiran yang sangat tinggi pada saat bulan

purnama karena air laut mengalami peningkatan yang disebut dengan air pasang.

Ketinggian air pada saat bulan purnama yakni sebesar 3 sampai 5 meter dan air

hampir menyapu setengah dari daratan.

Perancangan Bangunan Pantai (Pantai Jasri) Page 5

Page 6: tgas pantai jasri

Gambar 2. Pantai Jasri Kabupaten Karangasem

Menurut para pedagang yang mencari nafkah di sekitar pantai jasri.

Gelombang pantai jasri tidak pernah surut apalagi pada saat ada upacara keagamaan

seperti pitra yadnya dan dewa yadnya, entah faktor apa yang menyebabkan demikian,

namun masyarakat sekitar beranggapan apabila pada saat upacara pitra yadnya dan

dewa yadnya gelombang meningkat maka ida bhatara atau sang hyang widhi wasa

menerima yadnya yang diberikan namun faktor tersebut belum diketahui

kebenarannya.

Menurut Klian Desa Pakraman Jasri Drs. Nyoman Putra Adnyana, Pantai jasri

mulai mengalami abrasi pada tahun 2000 dan pembangunan bangunan pantai dimulai

pada tahun 2010. Berarti dalam kurun waktu 10 tahun pantai jasri mengalami tingkat

abrasi yang cukup tinggi dibuktikan dengan abrasi telah menghancurkan daratan 30

Perancangan Bangunan Pantai (Pantai Jasri) Page 6

Page 7: tgas pantai jasri

sampai 100 meter. Pada waktu itu senderan jalan di pantai jasri sudah mulai ambruk.

Kondisi pura dalem jasri yang ada disana kian mengkhawatirkan karena saat air laut

pasang dan ombak besar air laut telah mencapai areal dalam pura sehingga pada saat

itu pura tergenang air laut. Pondasi penyengker pura sudah diterjang ombak,

sementara daratan yang selama ini menjadi jalan utama ke pura dalem sudah ambruk.

Sejumlah pohon kelapa di tepi pantai sudah mati akibat di terjang air laut, sehingga

daratan telah terkikis sampai 300 meter.

Pantai jasri merupakan bentukan lahan proses marin dimaksudkan bentuk

lahan yang diakibatkan oleh adanya kegiatan gelombang dan arus laut yang membawa

material sedimen laut dan diendapkan pada suatu tempat tertentu yang dipengaruhi

oleh gelombang dan arus pantai (Suprapto, 1997)

Kerusakan di pantai jasri ini selain abrasi ialah pencemaran lingkungan, hal ini

disebabkan adanya hotel yang membuang limbah sembarangan ke muara sungai dan

akhirnya menuju ke laut sehingga menyebabkan pantai menjadi kotor dan tercemar.

Upacara keagamaan seperti pitra yadnya dan dewa yadnya juga semakin

mempertambah kerusakan lingkungan mengingat sampah pembuangan sisa-sisa hasil

upacara dibiarkan berserakan sehingga menambah kesan kumuh pada pantai ini,

memengingat pantai jasri merupakan pantai yang difungsikan untuk pariwisata.

Kesadaran masyarakat sangat minim karena dipantai jasri sudah tertulis peraturan

yang berbunyi dilarang membuang sampah sembarangan namun masyarakat tidak

mengindahkan hal tersebut.

Perancangan Bangunan Pantai (Pantai Jasri) Page 7

Page 8: tgas pantai jasri

Gambar 3. Sampah yang menggenang di Pantai Jasri

Gambar 4. Muara Sungai yang dipenuhi sampah

Perancangan Bangunan Pantai (Pantai Jasri) Page 8

Page 9: tgas pantai jasri

Gambar 5. Sampah yang terdapat di Pantai Jasri

Gambar 6. Limbah Hotel yang terdapat di daerah Pantai Jasri

Perancangan Bangunan Pantai (Pantai Jasri) Page 9

Page 10: tgas pantai jasri

Ditinjau dari aspek sumber daya manusia, permasalahan yang terjadi di pantai

jasri disebabkan oleh kurangnya kesadaran manusia untuk menjaga pantai jasri ini.

Pantai Jasri merupakan pantai yang indah, sehingga dimanfaatkan oleh wisatawan

untuk bermain surfing karena ombaknya yang besar. Pantai jasri juga dimanfaatkan

sebagai tempat upacara keagamaan. Inilah yang menjadi masalah karena sampah-

sampah hasil upacara dibuang begitu saja di pantai tentunya ini akan menjadikan

pantai jasri itu tercemar dan kotor serta tidak enak dipandang oleh indera mata. Selain

itu masyarakat belum begitu mengenal dan paham mengenai pengolahan daerah

pantai. Sebagai bukti para nelayan yang secara sembarangan membangun kubu

(rumah) tanpa melihat dampak yang ditimbulkan yakni abrasi. Abrasi bisa

menghancurkan apa saja disekelilingnya Sehingga jelas cukup berbahaya untuk para

pemukim yang sebagian besar sebagai nelayan.

Gambar 7. Sisa-sisa sampah hasil Upacara Pitra Yadnya

Perancangan Bangunan Pantai (Pantai Jasri)Page 10

Page 11: tgas pantai jasri

Gambar 8. Bukti kalau Pantai Jasri dimanfaatkan sebagai tempat upacara

dan papan larangan membuang sampah sembarangan

Menurut para nelayan, mereka sangat khawatir dengn adanya abrasi namun

mereka tak memiliki pilihan lain karena pendapatan yang mereka miliki tak mampu

untuk membeli rumah lain sehingga dengan terpaksa harus bermukim di pinggir

pantai dan siap dengan segala resiko yang akan terjadi. Menurut nelayan lainnya

mengatakan sudah hampir 3 kali perahu yang digunakan untuk mencari mata

pencaharian mereka rusak diterjang abrasi.

Kerusakan pantai jasri juga disebabkan oleh intervensi oleh manusia yang

tidak bertanggung jawab. Mereka hanya mementingkan kepentingan mereka secara

pribadi. Contohnya para investor yang membuat villa dipinggir pantai yang dengan

tidak berdosa mengambil lahan yang dahulunya dipakai oleh nelayan untuk menaruh

perahu namun kini telah dialihfungsikan.

Masyarakat yang bermukim disekitar pantai jasri juga memanfaatkan sungai

yang berada di dekat pantai untuk mencuci dan mandi, padahal sungai tersebut sudah

tercemar oleh sampah dan limbah pembuangan di setiap villa di kawasan pantai jasri,

sehingga banyak gangguan yang terjadi pada masyarakat seperti gatal-gatal. Menurut

hasil wawancara dengan masyarakat yang memanfaatkan sungai tersebut, mereka

Perancangan Bangunan Pantai (Pantai Jasri)Page 11

Page 12: tgas pantai jasri

terpaksa melakukan aktivitas disana karena mereka mencuci dan mandi disana tidak

perlu menggunakan air dari PDAM (pemerintah) sehingga bisa irit biaya pembayaran

air.

Ditinjau dari aspek hukum, pengamanan pantai memiliki keterbatasan

kemampuan pendanaan pemerintah. Dari segi hukum penyelengaraan pengamanan

pantai baik UU No. 7 tahun 2007 Tentang Sumber Daya Air dan UU No. 27 tahun

2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil tidak mengatur

secara tegas di dalamnya. Kecenderungan kerusakan pantai jasri ini akan semakin

meningkat, dilihat dari permintaan pembangunan pengaman pantai terus meningkat

dari tahun ke tahun, sehingga kebutuhan dana pembangunan pengaman pantai ke

depan dipastikan meningkat juga. Menurut undang-undang No. 4/1982 menyatakan

untuk menghindari dampak negatif sehingga dibuatkan peraturan perundangan untuk

menghindari, menekan, atau meminimumkan dampak negatif, tetapi berupaya untuk

mengoptimalkan dampak positif.

Berkenaan dengan pengelolaan lingkungan, sebelum memulai sesuatu

kegiatan harus dibuat suatu studi atau telah mengenai lingkungan, dikenal sebagai

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Analisis ini mencakup kegiatan

Penyajian Informasi Lingkungan (PIL), Penyajian Evaluasi Lingkungan (PEL),

Kerangka Acuan (KA) untuk penyusunan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL),

dan Kerangka Acuan (KA) untuk Studi Evaluasi Lingkungan. Setahap demi setahap

dokumen ini harus disetujui Pemerintah. Dengan keluarnya PP No. 51/1993, tata

caranya menjadi setiap rencana proyek harus membuat Penyajian Informasi

Lingkungan yang mencantumkan dampak penting yang akan terjadi.

Pantai jasri harusnya terbuka untuk kepentingan umum. Namun ketika hotel-

hotel, dan villa yang dibangun di daerah pesisir pantai, maka pantai tidak menjadi

ruang publik. Seharusnya jarak bangunan hotel dari garis batas air paling minim 20

meter tetapi kenyataannya hotel itu berdiri megah dan berpagar kokoh serta begitu

mepet dengan bibir pantai. Kondisi ini akan memberikan dampak terhadap kelestarian

lingkungan pantai dan kehidupan nelayan tradisional. Fenomena ini harusnya

mendapat perhatian. Sehingga untuk mencegah kerusakan pantai yang lebih lanjut

maka diperlukan adanya kawasan sempadan pantai. Daerah yang disebut sempadan

pantai harus dijadikan daerah konservasi. Hal ini diatur dalam ketentuan Keppres No.

Perancangan Bangunan Pantai (Pantai Jasri)Page 12

Page 13: tgas pantai jasri

32 Tahun 1990 tentang perlindungan sempadan pantai sejauh 100 meter. Peraturan

yang telah ada tersebut hendaknya ditaati, ditegakkan, dan ditindaklanjuti dengan

aturan-aturan pelaksana dibawahnya baik di tingkat pusat maupun daerah. Kawasan

sempadan pantai berfungsi untuk mencegah terjadinya abrasi pantai dan melindungi

pantai dari kegiatan yang dapat mengganggu dan merusak fungsi dan kelestarian

kawasan pantai.

Ditinjau dari aspek institusi, permasalahan pantai jasri disebabkan karena

belum adanya institusi atau lembaga secara khusus yang memantau berbagai macam

kegiatan yang ada di daerah pantai jasri itu sendiri.

2.2. Bangunan Pantai yang ada di Pantai Jasri

Telah kita ketahui bahwa pantai jasri sekarang ini mengalami permasalahan.

Permasalahan yang dimaksud sangat kompleks. Seperti misalnya abrasi yang sangat

berbahaya karena abrasi itu sendiri merupakan hilangnya daratan akibat gelombang

laut yang cukup besar. Pengamanan atau penanggulangan pantai jasri sebenarnya

sudah dilakukan, yaitu dengan membangun sebuah bangunan pelindung pantai.

Bangunan pantai yang dimaksud ialah Revetment atau Seawall (Dinding Pantai).

Revetment adalah struktur pelindung pantai yang dibuat sejajar pantai dan

biasanya memiliki permukaan miring. Strukturnya biasa terdiri dari bahan beton,

timbunan batu, dan karung pasir. Revetment atau perkuatan lereng merupakan

bangunan yang ditempatkan pada suatu lereng yang berfungsi melindungi suatu

tebing alur pantai atau permukaan lereng dan secara keseluruhan berperan

meningkatkan stabilitas alur pantai. Secara khusus, dinding pantai atau revetment juga

dapat didefinisikan sebagai bangunan yang memisahkan daratan dan perairan pantai,

yang terutama berfungsi sebagai dinding pelindung pantai terhadap erosi dan

limpasan gelombang ke darat. Daerah yang dilindungi adalah daratan tepat di

belakang bangunan. Permukaan bangunan yang menghadap arah datangnya

gelombang dapat beupa sisi vertical atau miring. Dinding pantai biasanya bentuk

dinding vertical sedangkan revetment mempunyai sisi miring. Dalam perencanaan

dindng pantai atau revetment perlu ditinjau fungsi dan bentuk bangunan, lokasi,

Perancangan Bangunan Pantai (Pantai Jasri)Page 13

Page 14: tgas pantai jasri

panjang, tinggi, stabilitas bangunan dan tanah pondasi, elevasi muka air baik di depan

maupun di belakang bangunan, ketersediaan bahan bangunan, dan sebagainya

Untuk di pantai jasri bangunan pantai yang sudah dibangun ialah dinding

pantai (seawall) karena bentuknya seperti dinding vertical. Seawall ini dapat

dikatakan sebagai dinding banjir yang berfungsi pelindung dari kekuatan gelombang.

Seawall yang terdapat di pantai jasri terbuat dari pasangan batu kali dan blok beton.

Tetapi sebenarnya seawall ini tidak meredam energy gelombang, tetapi gelombang

yang menghantam permukaan seawall aka dipantulkan kembali dan menyebabkan

gerusan pada bagian tumit. Sementara revetment yang dibangun di pantai jasri terbuat

dari tumpukan batu alam dan mempunyai sisi miring. Bangunan pantai ini bentuknya

sejajar garis pantai.

Gambar 9. Dinding Pantai yang bentuknya tegak lurus di Pantai Jasri

Perancangan Bangunan Pantai (Pantai Jasri)Page 14

Page 15: tgas pantai jasri

Gambar 10. Revetment yang bentuknya miring di Pantai Jasri

Pembangunan bangunan pantai yang ada di jasri ini sebenarnya cukup ampuh

untuk mengatasi masalah abrasi yang berkepanjangan. Arus ombak di pantai jasri

sebenarnya tinggi sehingga dapat menimbulkan abrasi, dan arus ombak yang tinggi

dapat merusak kawasan pesisir di daerah tersebut, oleh karena itu pembangunan

revetment atau seawall ini sangat tepat dilakukan untuk mencegah terjadinya abrasi.

Tetapi tetap saja yang namanya kekuatan alam tidak bisa diprediksi sehingga nantinya

perlu dibuatkan inovasi baru untuk mencegah abrasi yang semakin parah di daerah

pantai jasri.

Perancangan Bangunan Pantai (Pantai Jasri)Page 15

Page 16: tgas pantai jasri

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan diatas ialah:

a) Permasalahan yang ada di Pantai Jasri dari aspek fisik ialah terjadinya abrasi

hal ini terjadi karena arus gelombang yang kuat yang bersifat merusak dan

pencemaran lingkungan dengan adanya banyak sampah, Dari aspek sumber

daya manusia, kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan

lingkungan, dan kurangnya kedisiplinan untuk membuang sampah pada

tempatnya. Dari aspek hukum, disebabkan kurang pahamnya mengenai

peraturan atau undang-undang yang berlaku yang mengatur secara jelas

mengenai pengelolaan lingkungan yang baik. Dari aspek institusi, disebabkan

belum adanya institusi atau lembaga khusus yang mempunyai kewajiban

untuk memantau setiap aktivitas yang ada di pantai jasri.

b) Bangunan pantai yang ada di jasri ialah dinding pantai atau revetment dimana

bangunan pantai ini sudah mampu untuk mencegah terjadinya abrasi yang

cukup parah.

3.2. Saran

Menurut kami, permasalahan yang ada di pantai jasri seharusnya mendapat perhatian

khusus baik itu dari masyarakat sekitar, pengunjung, ataupun pemerintah. Seharusnya

mereka menjaga pantai jasri ini dengan baik dengan mentaati segala peraturan yang

ada disana seperti tidak membuang sampah sembarangan dan dengan tidak merusak

bangunan pantai yang sudah dibangun untuk mencegah terjadinya abrasi di pantai

jasri.

Perancangan Bangunan Pantai (Pantai Jasri)Page 16

Page 17: tgas pantai jasri

DAFTAR PUSTAKA

Triatmodjo, Bambang. 1999. Teknik Pantai. Beta Offset. Yogyakarta

Dibyosaputro, Suprapto. 1997. Geomorfologi Dasar. Fakultas Pasca Sarjana Universitas

Gadjah Mada. Yogyakarta

Ejasta, Modokan. 2010. Geologi Lingkungan dan Sumber Daya Alam. Jurusan Pendidikan

Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja

www.fadlysutrisno.wordpress.com

www.theoceandaru.blogspot.com

www.eprints.undip.ac.id

www.syahrin88.wordpress.com

www.awin759.blogspot.com

www.blog-penerang.blogspot.com

www.pu.go.id

www.balipost.co.id

www.digilib.its.ac.id

www.file.upi.edu

www.pengertian-definisi.blogspot.com

Perancangan Bangunan Pantai (Pantai Jasri)Page 17

Page 18: tgas pantai jasri

Perancangan Bangunan Pantai (Pantai Jasri)Page 18