3
A. Latar Belakang Dilihat dari peta rupa bumi, air merupakan komponen terbesar di bumi dengan p mencapai 70% berbanding 30% dengan daratan. Namun presentasi air tanah hanya dari presentasi air yang ada dibumi, 7% lainnya terdiri dari air laut, sunga Air merupakan kebutuhan paling dasar bagi makhluk hidup. Dalam kehidupan seha kebutuhan manusia akan air mencapai "0%. #ebutuhan masyarakat akan air dapat kategorikan dalam $ enispenggunaan, yaitu berupa konsumsi langsung dan tak langsung. #onsumsi langsung berupa penggunaan untuk mandi,cuci,menyiram tanam dan lainnya, sedangkan kebutuhan tak langsung tere&leksikan dalam besarnya ke akan barang!barang dan asa diman untuk memproduksi barang!barang dan asa ter diperlukan se umlah sumberdaya air. Namun &aktanya, di 'ndonesia masalah air bersih akibat masalah yang tak beru mulai masalah kelangkaan air sampai pada ketidaktersediaan air bersih asam,ban ir dan longsor. (ermasalahan sumber daya air saat ini sudah men adi suatu permasalahan yang sa penting di 'ndonesia, khususnyapulau )a*a. (ermasalahan sumber daya air ini dipengaruhi oleh perubahan lahan akibat tekanan pertumbuhan dan akti+itas pen daerah resapan akan ter adi kon+ersi atau alih &ungsi lahan untuk permukiman, kon+ersi tataguna lahan yang bersi&at normati& tersebut terdapat kecenderunga nyata, alih &ungsi lahan di daerah resapan air untuk keperluan in+estasi dala in+estasi dalam skala luas yang akan meningkatkan run o&& dan menurunkan la u air. Dengan demikian, apabila hal ini terus berlan ut maka akan ter adi krisis sumb (ada saat ini dapat terlihat ge ala ketidakseimbangan yang diakibatkan oleh pe &ungsi lahan yang tidak terkontrol. (ada saat musim penghu an mengakibatkan +o air yang ada sangat bersar tetapi karena rendahnya la u resapan air untuk mere dalam tanah ter adi ban ir maka air melimpas, lalu timbul genangan air atau ba saat musim kemarau, karena kecilnya +olume resapan dalam tanah simpanan dari hu an maka air tanah yang dapat timbul digunakan terbatas dan timbul kekeringa ecara logika keseimbangan ter adi ika umlah air pada saat musim hu an dan m kemarau relati& sama besar. -ntuk mencegah kekurangan air pada musim kemarau +olume air tanah sebagai simpanan dari pada musim kemarau harus dalam keadaan maksimal. leh karena itu pada saat musim hu an harus dilakukan penghematan d penggunaan air tanah. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan air maka diusahakan u menggunakan air hu an sebagai air limpasan secara langsung dalam penggunaan ai tidak membutuhkan kriteri air bersih. -ntuk memenuhi kebutuhan air bersih mak

tgas geohdro

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tgs

Citation preview

A. Latar Belakang

Dilihat dari peta rupa bumi, air merupakan komponen terbesar di bumi dengan presentase mencapai 70% berbanding 30% dengan daratan. Namun presentasi air tanah hanya 3% dari presentasi air yang ada dibumi, 97% lainnya terdiri dari air laut, sungai, danau dll.

Air merupakan kebutuhan paling dasar bagi makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan manusia akan air mencapai 80%. Kebutuhan masyarakat akan air dapat di kategorikan dalam 2 jenis penggunaan, yaitu berupa konsumsi langsung dan tak langsung. Konsumsi langsung berupa penggunaan untuk mandi,cuci,menyiram tanaman dan lainnya, sedangkan kebutuhan tak langsung terefleksikan dalam besarnya kebutuhan akan barang-barang dan jasa diman untuk memproduksi barang-barang dan jasa tersebut diperlukan sejumlah sumberdaya air.

Namun faktanya, di Indonesia masalah air bersih akibat masalah yang tak berujung. Dari mulai masalah kelangkaan air sampai pada ketidaktersediaan air bersih akibat hujan asam,banjir dan longsor.

Permasalahan sumber daya air saat ini sudah menjadi suatu permasalahan yang sangat penting di Indonesia, khususnya pulau Jawa. Permasalahan sumber daya air ini dipengaruhi oleh perubahan lahan akibat tekanan pertumbuhan dan aktivitas penduduk di daerah resapan akan terjadi konversi atau alih fungsi lahan untuk permukiman, selain konversi tataguna lahan yang bersifat normatif tersebut terdapat kecenderungan yang nyata, alih fungsi lahan di daerah resapan air untuk keperluan investasi dalam keperluan investasi dalam skala luas yang akan meningkatkan run off dan menurunkan laju resapan air.

Dengan demikian, apabila hal ini terus berlanjut maka akan terjadi krisis sumber daya air. Pada saat ini dapat terlihat gejala ketidakseimbangan yang diakibatkan oleh perubahan fungsi lahan yang tidak terkontrol. Pada saat musim penghujan mengakibatkan volume air yang ada sangat bersar tetapi karena rendahnya laju resapan air untuk meresap ke dalam tanah terjadi banjir maka air melimpas, lalu timbul genangan air atau banjir. Pada saat musim kemarau, karena kecilnya volume resapan dalam tanah simpanan dari musim hujan maka air tanah yang dapat timbul digunakan terbatas dan timbul kekeringan.

Secara logika keseimbangan terjadi jika jumlah air pada saat musim hujan dan musim kemarau relatif sama besar. Untuk mencegah kekurangan air pada musim kemarau maka volume air tanah sebagai simpanan dari pada musim kemarau harus dalam keadaan maksimal. Oleh karena itu pada saat musim hujan harus dilakukan penghematan dalam penggunaan air tanah. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan air maka diusahakan untuk menggunakan air hujan sebagai air limpasan secara langsung dalam penggunaan air yang tidak membutuhkan kriteri air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih maka dapat menggunakan air tanah atau juga air limpasan tersebut setelah melalui proses pengolahan air untuk mencapai kriteria air bersih

B. RUMUSAN MASALAH

Curahan air hujan yang terbuang sia-sia yang langsung menjadi limpasan permukaan dan mengalir ke sungai atau laut, kuantitas air di bumi memang tetap namun kualitasnya yang semakin menurun baik karena kondisi alam maupun akibat perilaku manusia, lahan terbuka hijau yang semakin berkurang akibat pengalih fungsian lahan menjadi pemukiman dan lainnya untuk menunjang aktivitas manusia akibat laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Sebagai upaya pelestarian sumber daya air, agar curahan air hujan dapat dimanfaatkan secara maksimal, konservasi air dibutuhkan dalam hal ini. Teknologi sederhana sebagai upaya pewujudan konservasi air tanah yaitu dengan cara Rain haervesting atau biasa disebut sebagai pemanenan air hujan.

C. TUJUAN PENELITIANDalam proposal ini tujuan yang hendak dicapai yaitu sebaai berikut:1. Pelestarian sumberdaya air tanah dan peningkatan kualitas air tanah melalui konsevasi air2. Membantu mengatasi masalah kekeringan saat musim kemarau3. Membantu menaggulangi kekuranagn air bersih.

D. METODE PENELITIANPenelitian ini dilakukan dengan metode diskriptif kualitataif, yaitu dengan melihat dan menggambarkan kondisi, keadaan dan gejala yang terjadi di masyarakat, agar penelitian ini lebih terarah dan dapat menyelesaikan permasalah yang ada.Melihat kondisi lingkungan pemukiman masyarakat dan memberikan sosislisasi pada masyarakat tentang konservasi air tanah berupa pembuatan rain harvesting untuk diterapkan pada rumah mereka masing-masing, memanfaatkan pekarangan rumah yang mereka miliki.Rain harvesting merupakan upaya pemanenan air hujan yang dilakuakn dengan menampung air hujan yang jatuh pada atap rumah yang dialirkan melalui pipa atau talang yang kemudian di tampung pada bak, tong atau kolam yang sebelumnya bak penampung harus berfilter untuk menjaga kualitas air hujan.

Gambar 1. Saluran pengumpul Gambar 2. Filter

Gambar 3. Pipa pengumpul dan dop cap Gambar 4. Water tapContoh saluran penampung disajikan pada Gambar 1. Ukuran saluran penampung bergantung pada luas area tangkapan hujan, biasanya diameter saluran penampung berukuran 20-50 cm. Filter dibutuhkan untuk menyaring sampah (daun, plastik, ranting, dll) yang ikut bersama air hujan dalam saluran penampung (Gambar 2) sehingga kualitas air hujan terjaga. Dalam kondisi tertentu, filter harus bisa dilepas dengan mudah dan dibersihkan dari sampah. Tangki (Cistern or tank) alami (kolam atau dam) dan tangki buatan merupakan tempat untuk menyimpan air hujan. Tangki penyimpanan air hujan dapat berupa tangki di atas tanah atau di bawah tanah (ground tank). First flush device: apabila kualitas air hujan merupakan prioritas, saluran pem-buang air hujan yang tertampung pada menit-menit awal harus dibuang. Tujuan fasilitas ini adalah untuk meminimalkan polutan yang ikut bersama air hujan.