30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen resiko rumah sakit adalah aktifitas klinik dan administrative yang dilakukan oleh rumah sakit untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan resiko terjadinya cedera atau kerugian pada pasien, personil, pengunjung dan istitusi rumah sakit. Proses Manajemen risiko adalah proses yang dilakukan untuk mengelola risiko yang melekat pada setiap proses bisnis di setiap bagian dan level dalam perusahaan baik di tingkat kantor cabang dan kantor pusat sehingga mampu memberikan jaminan tercapainya tujuan dan mengurangi ketidakpastian yang melekat pada suatu proses bisnis yang pada akhirnya akan menciptakan kesempatan atau opportunity secara lebih sistematis. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian manajemen resiko? 2. Apa upaya yang harus dilakukan dalam melaksanakan manajemen resiko? 3. Apa saja tahapan melakukan manajemen resiko? 1

tgas IDK II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

profesi keperawatan

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen resiko rumah sakit adalah aktifitas klinik dan administrative yang

dilakukan oleh rumah sakit untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan

pengurangan resiko terjadinya cedera atau kerugian pada pasien, personil,

pengunjung dan istitusi rumah sakit.

Proses Manajemen risiko adalah proses yang dilakukan untuk mengelola

risiko yang melekat pada setiap proses bisnis di setiap bagian dan level dalam

perusahaan baik di tingkat kantor cabang dan kantor pusat sehingga mampu

memberikan jaminan tercapainya tujuan dan mengurangi ketidakpastian yang

melekat pada suatu proses bisnis yang pada akhirnya akan menciptakan

kesempatan atau opportunity secara lebih sistematis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian manajemen resiko?

2. Apa upaya yang harus dilakukan dalam melaksanakan manajemen resiko?

3. Apa saja tahapan melakukan manajemen resiko?

4. Apa contoh dari pelaksanaan manajemen resiko?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari manajemen resiko.

2. Untuk mengetahui upaya yang harus dilakukan dalam melaksanakan

manajemen resiko.

3. Untuk mengetahui tahapan melakukan manajemen resiko.

1

4. Untuk mengetahui contoh dari pelaksanaan manajemen resiko.

1.4 Manfaat

Makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa agar lebih memahami

manajemen risiko klinik dan kesehatan pasien rumah sakit. Serta makalah ini

juga bermanfaat untuk kelangsungan proses pembelajaran SGD, sehingga

mahasiswa bisa berkompeten.

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian manajemen resiko

Menurut The Joint Commision on Accreditation of Helathcare Organization,

Manajemen Resiko adalah aktivitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh

rumah sakit untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan resiko

terjadinya cedera atau kerugian pada pasien, personil, pengunjung dan institusi

rumah sakit. Sedangkan menurut American Society for Healthcare Risk

Management, Manajemen Resiko merupakan kegiatan untuk meminimalkan

potensi bahaya kepada pasien, serta menyediakan lingkungan yang aman bagi

pasien, karyawan dan pengunjung. Manajemen Resiko juga ada yang memberi

pengertian merupakan kerangka kerja untuk identifikasi sistematis, penilaian,

mengelola, pengobatan dan pemantauan risiko dengan tujuan untuk mencegah

atau meminimalkan kemungkinan reccurance risiko dan konsekuensi yang terkait

(Liverpool Women’s National Health System Foundation Trust). 

2.2 Upaya yang harus dilakukan dalam melaksanakan manajemen resiko

Upaya yang harus dilakukan harus sejalan dengan tujuan organisasi, dimana

organisasi pembelajar dengan salah satu karakteristiknya perbaikan

dan pengembangan berkelanjutan (continual improvement). Untuk upaya

manajemen resiko diperlukan peran aktif dan komitmen top manajemen bersama

pembinaan kemitraan dengan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. Upaya

manajemen resiko di Rumah Sakit meliputi kegiatan identifikasi resiko, analisis

resiko, penyusunan prioritas resiko, perencanaan manajemen resiko, pelaksanaan

program manajemen resiko dan monitoring resiko serta juga memperhatikan

mengenai pengelolaan pembiayaan resiko.

3

2.3 Tahapan melakukan manajemen resiko

Tahapan melakukan terdiri dari:

Identifikasi resiko

Identifikasi risiko adalah kegiatan mengidentifikasi semua risiko usaha

yang dihadapi, baik risiko yang bersifat spekulatif maupun risiko yang

sifatnya murni. Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi

risiko-risiko apa saja yang dihadapi oleh suatu organisasi. Segala

informasi yang berkenaan dengan usaha dikumpulkan kemudian

dianalisis, bagian-bagian mana yang sekiranya akan muncul sebagai

penyebab kemungkinan terjadinya suatu kerugian.

Pada tahap ini pihak manajemen perusahaan melakukan tindakan

berupa mengidentifikasi setiap bentuk risiko yang dialami perusahaan.

Analisis resiko

Pada tahap ini diharapkan pihak manajemen perusahaan telah mampu

menemukan bentuk dan format risiko yang dimaksud.

Menempatkan ukuran-ukuran resiko

Pada tahap ini pihak manajemen perusahaan sudah menempatkan

ukuran atau skala yang dipakai, termasuk rancangan model metodologi

penelitian yang akan digunakan.

Menempatkan alternatif-alternatif

Pada tahap ini pihak manajemen perusahaan telah melakukan

pengolahan data.

4

Menganalisis setiap alternative

Pada tahap ini dimana setiap alternatif yang ada selanjutnya dianalisis

dan dikemukakan berbagai sudut pandang serta efek-efek yang mungkin

timbul.

Memutuskan satu alternative

Pada tahap ini setelah berbagai alternatif dipaparkan dan dijelaskan

baik dalam bentuk lisan dan tulisan oleh para manajemen perusahaan

maka diharapkan pihak manajer perusahaan sudah memiliki pemahaman

secara khusus dan mendalam.

Melaksanakan alternatif yang dipilih

Pada tahap ini setelah alternatif dipilih dan ditegaskan serta dibentuk

tim untuk melaksanakan ini, maka artinya manajer perusahaan sudah

mengeluarkan surat keputusan (SK) yang dilengkapi dengan rincian

biaya.

Mengontrol alternatif yang dipilih tersebut

Pada tahap ini alternatif yang dipilih telah dilaksanakan dan pihak tim

manajemen beserta para manajer perusahaan.

Mengevaluasi jalannya alternatif yang dipilih

Evaluasi dan pengukuran risiko adalah kegiatan untuk menilai bagian-

bagian yang diperkirakan akan menjadi penyebab terjadinya suatu

kerugian. Tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik

risiko dengan lebih baik. Jika kita memperoleh pemahaman yang lebih

baik, maka risiko akan lebih mudah dikendalikan. Evaluasi yang lebih

sistematis dilakukan untuk ‘mengukur’ risiko tersebut.

5

Pada tahap ini setelah alternatif dilaksanakan dan kontrol dilakukan

maka selanjutnya pihak tim manajemen secara sistematis melaporkan

kepada pihak manajer perusahaan.

2.4 Contoh pelaksanaan manajemen resiko

Unit rawat inap

Suatu rumah sakit yang telah dilakukan identifikasi, analisis dan

penentuan prioritas resiko ditemukan resiko utama prioritas agar dikelola

adalah pasien jatuh. Setelah hal tersebut diketahui, dilakukan perencanaan

manajemen resiko. Data – data yang dicantumkan dalam diagram pareto

ditemukan bahwa penyebab terbanyak jatuh karena jatuh dari tempat tidur

adalah di ruang rawat inap dewasa. Selanjutnya pada diagram fishbone dan

relasi diketahui bahwa penyebab terjadinya jatuh karena perencanaan

pembelian tempat tidur yang standar untuk ruang rawat yang mengutamakan

patient safety, ini disebabkan manajemen keuangan yang kurang baik dengan

dana yang kurang cukup untuk membeli tempat tidur dengan standar patient

safety. Dari kesimpulan tersebut selanjutnya disusun rencana manajemen

resiko yang bertujuan memperbaiki sebab - sebab jatuh tersebut seperti

perencanaan pembelian tempat tidur yang standard an perapian sistem

manajemen keuangan agar tersedia dana cukup. Target kemudian ditetapkan

dengan angka jatuh dari tempat tidur 0 pasien. Untuk selanjutnya setelah

terlaksana beberapa waktu dilakukan monitoring dengan memperhatikan

jumlah kejadian jatuh dan penerapan rencana manajemen resiko yang telah

disusun sebelumnya. Dan hasil dari monitoring ini menjadi bahan evaluasi

selanjutnya.

Manajemen

Suatu rumah sakit yang telah dilakukan identifikasi, analisis dan

penentuan prioritas resiko ditemukan resiko utama prioritas agar dikelola

6

adalah masalah obat yang sering kehabisan stok. Dilakukan perencanaan

manajemen resiko didapat diagram pareto bahwa stok obat yang paling sering

habis adalah stok obat generik yang digunakan oleh pasien jamkesda. Dari

diagram fishbone dan relasi diketahui penyebab terjadinya hal ini adalah

perencanaan pengadaan obat yang kurang baik serta manajemen pembayaran

jasa medis dan obat jamkesda yang kurang baik memberi dampak

mengganggu cashflow. Dari data – data tersebut dilakukan rencana

pengelolaan resiko untuk perbaikan sistem pengadaan dan upaya perbaikan

sistem pembayaran jamkesda. Untuk selanjutnya setelah terlaksana beberapa

waktu dilakukan monitoring. Dan hasil dari monitoring ini menjadi bahan

evaluasi selanjutnya.

PENGELOLAAN RESIKO 

1. Buatlah pengelolaan risiko di unit rawat inap dan manajemen (masing-

masing 3 risiko) kemudian buatlah rencana kerja. Saudara selanjutnya!

2. Unit Rawat Inap

Proses penilaian risiko melalui identifikasi, analisis dan penentuan

prioritas, ditemukan risiko yang dapat terjadi di unit rawat inap, sesuai

urutan prioritasnya meliputi:

a. Pasien Jatuh;

b. Kurang perhatian pada pasien yang dirawat oleh perawat; dan

c. Pemberian dosis obat racik yang tidak tepat dan benar.

Proses pengendalian risiko, dilakukan perencanaan manajemen risiko dengan

suatu rencana kerja yang dikembangkan berdasarkan hasil analisis risiko yang

menjadi prioritas untuk ditanggulangi adalah kejadian pasien jatuh. Rencana

kerjanya meliputi peningkatan sarana rumah sakit khususnya tempat tidur dan

memprioritaskan upaya perawatan sarana dan prasarana rumah sakit, sebagai

7

contoh memberi pegangan disisi dinding, memberi pagar pembatas dan membuat

selalu lantai yang bersih dan tidak licin. Meningkatkan kesadaran, pengetahuan

dan perilaku seluruh staf rumah sakit tentang pentingnya keselamatan pasien

rumah sakit. Merencanakan dan meng-implementasikan anggaran untuk

perawatan dan pengadaan cleaning service.

Pada tahap akhir, seluruh hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan

dijadikan sebagai dasar perbaikan dalam berbagai hal pada unit rawat inap.

1. Kepuasan pelanggan.

Dalam konsep sistem manajemen mutu dala memberikan pelayanan

jasa rumah sakit harus focus kepada pelanggan.

2. Menurut Saudara, metode apakah yang tepat dalam mengukur kepuasan

pelanggan di Unit Gawat darurat? (Sebutkan alasannya)

Terdapat 4 cara mengukur kepuasan pelanggan:

a. Sistem keluhan dan saran.

Cara pasien menyampaikan keluhan dan saran melalui kotak

saran, kartu komentar, saluran telepon khusus dan lain-lain.

b. Survei kepuasan pelanggan.

Pengukuran kepuasan pelanggan, diantaranya:

Directly reported satisfaction yakni pengukuran langsung

dengan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan kepada

pasien tentang tingkat kepuasan pasien terhadap

pelayanan.

8

Derived dissatisfaction yakni pengukuran yang dilakukan

dengan cara mengajukan pertanyaan tentang seberapa

besar harapan dan hasil dari kinerja pelayanan yang telah

dirasakan pasien.

Problem analysis yakni pengukuran kepuasan yang

dilakukan dengan cara meminta responden untuk

menuliskan masalah yang berkaitan dengan pelayanan

yang telah diberikan beserta menuliskan saran-saran

untuk perbaikan dalam pelayanan.

Importance-performance analysis yakni pengukuran

kepuasan yang dilakukan dengan cara meminta

responden untuk merangking berbagai elemen dari

pelayanan yang ditawarkan berdasarkan derajat

pentingnya setiap elemen dan seberapa baik kinerja

pelayanan masing-masing elemen.

c. Ghost shopping

Cara mempekerjakan beberapa orang untuk berperan atau

bersikap sebagai pasien dengan tujuan untuk melihat kekurangan atau

kelebihan dari pelayanan.

d. Lost customer analysis

Cara pemberi pelayanan menghubungi pelanggan yang

berhenti atau pindah ke tempat pelayanan lain dan memantau angka

kehilangan pelanggan yang menunjukkan kelemahan dalam

memuaskan pelanggan.

9

Metode survei kepuasan pelanggan yang paling tepat

digunakan untuk mengukur kepuasan pasien – pasien (pelanggan) di

IGD. Metode survei kepuasan pelanggan bisa memberikan gambaran

yang baik mengenai tingkat kepuasan serta persepsi pasien mengenai

layanan bahkan variabel-variabel yang mempengaruhi tingkat

kepuasan pasien terhadap layanan – layanan yang ada. Walaupun

demikian ada kelemahan seperti karakteristik pasien di IGD yang

merupakan pasien dengan kondisi gawat darurat dan membutuhkan

pelayanan cepat, yang mana metode ini membutuhkan waktu yang

relatif lama yang dapat menghambat pemberian pelayanan. Begitu

juga kelemahan karena keadaan pasien IGD yang seringkali dalam

keadaan tidak stabil, kesadaran terganggu, atau keadaan mental yang

terganggu sehingga faktor-faktor tersebut menjadi kriteria eksklusi.

Bagaimana melakukan tindakan perbaikan yang berasal dari keluhan

pelanggan?

Tindakan perbaikan yang berasal dari keluhan pelanggan adalah:

1. Identifikasi dan ranking pelanggan

Pelanggan merupakan orang yang memiliki kepuasan atas

pelayanan yang mempengaruhi kemampuan RS untuk mencapai tujuan

organisasi. Pelanggan dapat dibagi menjadi pelanggan eksternal dan

pelanggan internal. Pelanggan eksternal seperti pasien dan pengunjung

lainnya. Sedangkan, pelanggan internal seperti pekerja atau bagian dari

RS yang memiliki kontribusi terhadap organisasi dan bergantung kepada

pelayanan RS untuk melayani pelanggan eksternal.

10

2. Identifikasi harapan pelanggan dan standar profesional

Identifikasi harapan pelanggan dapat dilakukan dengan cara analisis

keluhan pelanggan dan diskusi serta wawancara terarah. Hasil analisis,

diskusi serta wawancara tersebut diharapkan dapat diketahui jelas

masalah dan harapan pelanggan kepada pelayanan RS. Selain berasal dari

harapan pelanggan, adanya standar profesional juga memberi faktor

lainnya yang mempengaruhi kualitas pelayanan.

3. Terjemahkan harapan pelanggan dan standar profesional ke dalam

operasional. Setelah harapan dan standar profesional diketahui, standar

tersebut diterapkan ke dalam standar prosedur operasional RS dan

disosialisasikan agar dapat diterapkan dalam layanan.

Total Quality Management.

Dalam konsep Total Quality Management ada 8 (delapan) prinsip yang

merupakan kunci keberhasilan suatu rumah sakit. Jelaskan secara rinci kelima

prinsip tersebut!

Total Quality Manajemen pada rumah sakit adalah metode untuk

mendorong keterlibatan pimpinan dan seluruh staf medis serta karyawan

rumah sakit dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan oleh

rumah sakit secara berkesinambungan. Total Quality Manajemen merupakan

suatu filosofi manajemen yang bertujuan mengintegrasikan seluruh fungsi

organisasi agar terfokus pada pemenuhan kebutuhan serta keinginan

pelanggan dan pencapaian tujuan organisasi.

11

Terdapat 8 elemen TQM:

1. Ethics / etika

2. Integrity / integritas

3. Trust / kepercayaan

4. Training /diklat

5. Teamwork / kerja sama

6. Leadership / kepemimpinan

7. Recognition / akredibilitas

8. Communication / komunikasi

Model Total Quality Manajemen di atas menunjukkan suatu philosophy

bahwa mutu yang diinginkan didapat dari kekuatan kepemimpinan,

perencanaan, design, dan peningkatan inisiatif. Kedelapan elemen kunci

tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu sebagai berikut:

1) Foundation, termasuk di dalamnya ethics, integrity, and trust.

Ethics, integrity, dan trust. Ini akan menumbuhkan keterbukaan,

keadilan, ketulusan dan memberikan peluang untuk semua orang untuk

ikut serta dalam proses pelaksanaannya. Ethics, integrity, dan trust

berjalan beriringan, tetapi memberikan kontribusi yang berbeda dan

saling melengkapi dalam TQM. Ethics adalah suatu bentuk kedisiplinan

akan menjalankan hal - hal yang dianggap baik oleh perusahaan dan

menghindarkan diri dari tindakan-tindakan yang dianggap buruk.

Integrity termasuk didalamnuya sebagai kejujuran, moralitas, nilai,

keadilan, dan ketulusan. Semuanya harus terwujud dalam hubungan

antara komponen perusahaan terhadap konsumen. Trust, kepercayaan di

12

antara karyawan dan pihak-pihak terkait terhadap perusahaan akan

memperlancar proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan.

2) Building Bricks, termasuk di dalamnya training, teamwork, and

leadership.

Dengan dasar yang kuat dengan pilar penyangga akan memberi

kekuatan dalam mencapai “atap“ yang menjadi tujuan TQM, yaitu

recognition. Bricks terdiri atas training yang sangat penting bagi

karyawan untuk meningkatkan produktifitasnya, teamwork yang akan

sangat berpengaruh dalam kecepatan dan cara penyelesaian masalah,

dan leadership, bisa dikatakan sebagai kunci utama dalam TQM.

3) Binding Mortar, termasuk di dalamnya adalah communication.

Binding Mortar adalah elemen kunci yang melingkupi

keseluruhan model dari TQM. Komunikasi merupakan jembatan yang

menentukan keberhasilan TQM. Komunikasi yang tidak tepat dan tidak

tertuju ke sasaran akan mengakibatkan rubuhnya model TQM. Kesatuan

dari keseluruhan elemen kunci ini disatukan dengan suatu komunikasi

yang tepat, yang tepat sasaran dan tepat ide. Komunikasi yang baik

dalam TQM diperlukan antara seluruh elemen organisasi, supplier, dan

konsumen.

4) Roof adalah recognition.

Recognition menjadi elemen terakhir dari TQM. Diharapkan

elemen ini mampu memberikan sugesti dan achivement bagi tim dan

karyawan individual. Dengan seseorang memperoleh suatu pengakuan,

akredibilitas, maka secara otomatis akan terjadi perubahan yang luar

biasa dalam kepercayaan diri, self esteem, produktivitas, dan kualitas

kerja yang sesuai dengan mutu yang diharapkan perusahaan.

13

Total Quality Manajemen akan dapat terlaksana dengan baik ketika

memperhatikan 5 (lima) prinsip, yang meliputi:

1. Komitmen manajemen atau pimpinan rumah sakit, dilakukan dengan

melaksanakan penyelesaian masalah dengan “Deming Wheel” yaitu

perencanaan (plan), implementasi (do), evaluasi/monitoring (check), dan

tindakan perbaikan (act) melalui tindak lanjut hasil evaluasi,

mengkomunikasikan setiap perubahan maupun perbaikan pada proses

selanjutnya.

2. Keterlibatan seluruh staf medis dan karyawan RS, salah satu poin penting

adalah pelibatan seluruh staf medis dan karyawand dalam proses

manajemen mutu. Hal ini dilakukan dengan pelaksanaan pelatihan atau

pelibatan dalam pelatihan yang berhubungan dengan program

peningkatan mutu RS, pembuatan skema usulan perbaikan bersama

dengan staf dan karyawan, serta pengukuran dan identifikasi berbagai

usulan yang diberikan. Staf dan karyawan dibentuk menjadi tim-tim kerja

yang mengutamakan teamwork dalam memecahkan masalah.

3. Perancangan kebijakan yang berdasarkan fakta, seluruh kebijakan yang

diambil dalam kaitannya dengan manajemen mutu haruslah dibuat

berdasarkan data statistik yang diperoleh melalui suatu proses

pengumpulan data di lapangan dan menggunakan pendekatan statistik

yang dapat dipertanggung jawabkan.

4. Pengembangan berkelanjutan, dengan memantau serta mengukur seluruh

proses yang telah dilaksanakan secara sistematik, melibatkan berbagai

pihak dan mengembangkan perbaikan-perbaikan juga terus-menerus

dilakukan kepada standar-standar yang telah ada untuk kemudian

diterapkan.

5. Fokus kepada pelanggan, dilakukan kepada pelanggan eksternal maupun

internal. Hal ini dilakukan antara lain dengan menjalin kemitraan dengan

14

supplier sebagai pelanggan internal dan peningkatan perhatian dan

pelayanan kepada seluruh staf medis dan karyawan, bersungguh-sungguh

untuk menerapkan standar mutu dan menjadikan persepsi serta keinginan

pelanggan sebagai acuan untuk meningkatkan mutu rumah sakit.

Patient safety

Jelaskan Pengertian, Standar, Langkah dan Program menuju

Keselamatan Pasien (Patient Safety) di Rumah Sakit.

Keselamatan pasien adalah bebas, bagi pasien, dari harm, cedera

(penyakit, cedera fisik, psikologis, social, penderitaan, cacat, kematian, dll )

yang tidak seharusnya terjadi atau cedera yang potensial, terkait dengan

pelayanan kesehatan.

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah

sakit membuat asuhan pasien menjadi lebih aman. Sistem tersebut meliputi :

assessmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan

resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden

dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan

timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya

cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan

atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

Standar keselamatan pasien terdiri dari :

1. Hak pasien

2. Mendidik pasien dan keluarga.

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan.

15

4. Penggunaan metode –metode peningkatan kinerja untuk

melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.

6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien.

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai

keselamatan pasien.

Langkah menuju keselamatan pasien di rumah sakit :

1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien.

2. Pimpin dan dukung staf anda.

3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko.

4. Kembangkan sistem pelaporan.

5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien.

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien.

7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.

Program menuju keselamatan pasien yang diterbitkan World Alliance

for Patient Safety :

1. Global patient safety challenge

2. Patients for Patient Safety

3. Taxonomy for patient safety

4. Research for patient safety16

5. Solutions for patient safety

6. Reporting and learning

7. Safety inaction

8. Technology for patient safety

9. Care of acutely ill patients

10. Patient safety knowledge at your fingertips

KASUS :

Pasien H.P.P. tiba di rumah sakit dan dilayani di Instalasi Gawat Darurat,

kemudian dikonsulkan ke OBSGIN. Pada saat bersamaan hanya ada seorang

Spesialis ObsGin namun ia sedang melakukan kuretase dan tidak mau menangani

karena akan ke rumahsakit lain untuk menangani pasien lain. Kondisi pasien

memburuk, dikonsulkan ke SpOG lain yang “SEDANG SIBUK VISIT”.

Kemudian pasien dibawa ke ICU untuk mencoba mengatasi syok. Pasien

meninggal di rumah sakit 5 jam kemudian tanpa dutangani oleh Sp.OG.

Pertanyaan :

Pasien siapakah dia? Siapa yang harus bertanggung jawab? Apa yang harus

dilakukan agar kejadian tidak berulang (Gunakan konsep Manajemen Risiko).

Pasien tersebut adalah pasien rumah sakit dan yang bertanggung jawab atas

keadaan pasien adalah direksi apabila belum terdapat sistem yang dapat

memastikan pasien akan mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan dari

personel yang terkait, dalam hal ini dokter praktek umum sebagai dokter jaga di

IGD dan dokter spesialis obsgin sebagai dokter ahli.

17

Sesuai dengan konsep manajemen resiko, yang pertama harus dilakukan

adalah Risk assessment yang mencakup identifikasi resiko, analisis resiko dan

penyusunan prioritas resiko. Pada kasus di atas telah ditentukan bahwa resiko

yang terjadi adalah keterlambatan pelayanan oleh dokter praktek umum sebagai

dokter jaga di IGD dan dokter spesialis obsgin sebagai dokter ahli yang berakibat

pasien meninggal dunia. Jika dibuat suatu diagram fishbone, diagram relasi dan

diagram pohon, akan terlihat bahwa sumber masalah terletak pada manajemen

RS yang kurang baik yaitu dalam manajemen SDM dalam koordinasi dokter

praktek umum yang jaga saat di IGD dengan dokter spesialis sebagai dokter ahli.

Harus ditelaah ulang apakah dokter praktek umum yang di IGD sudah benar

melakukan konsultasi kepada dokter spesialis obsgyn. Selanjutnya perlu ditelaah

apakah RS telah memiliki standar dan peraturan mengenai wewenang seorang

dokter praktek umum untuk menangani pasien yang HPP. Keterlambatan

pelayanan sistem rujukan dari IGD, apakah telah terdapat sistem manajemen

yang baik yang memastikan selalu terdapat dokter praktek umum yang jaga di

IGD dan apakah telah ada standar prosedur operasional yang baku mengenai

pelaporan dan rujukan pasien IGD yang membutuhkan pertolongan oleh dokter

spesialis. Sistem lainnya yang harus ditelaah adalah sistem informasi RS, apakah

mendukung komunikasi yang dibutuhkan antar bagian di RS untuk pelaporan

pasien dari IGD ke dokter spesialis yang dibutuhkan.

Dari hasil analisis di atas kemudian dapat disusun suatu rancangan

manajemen resiko dan rencana kerja, antara lain mencakup standar pelayanan

minimun RS, pembuatan peraturan mengenai koordinasi (konsultasi) antar dokter

jaga di IGD dengan dokter spesialis dan batas kewenangan seorang dokter

praktek umum saat jaga di IGD, pembuatan sistem pelaporan dan rujukan dari

IGD kepada dokter spesialis serta pembenahan sistem informasi RS. Rencana ini

kemudian disosialisasikan ke seluruh staf dan karyawan RS dan diterapkan

sebagai bagian dari pengelolaan resiko.

18

Disusun suatu target yang akan dicapai mengenai resiko pasien mengalami

keterlambatan pelayanan dan kemudian dilakukan monitoring untuk melihat

outcome dari pengelolaan resiko yang telah berjalan setelah jangka waktu

tertentu. Hasil dari monitoring tersebut kemudian digunakan sebagai bahan

evaluasi dan bahan untuk pengambilan kebijakan selanjutnya.

BAB III

PENUTUP

31. Kesimpulan

1. Manajemen Resiko adalah aktivitas klinik dan administratif yang

dilakukan oleh rumah sakit untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan

pengurangan resiko terjadinya cedera atau kerugian pada pasien, personil,

pengunjung dan institusi rumah sakit.

2. Dalam melaksanakan manajemen resiko ada beberapa tahap yang harus

ditempuh, yaitu : Identifikasi resiko, Analisis resiko, Menempatkan

ukuran-ukuran resiko, Menempatkan alternatif-alternatif, Menganalisis

19

setiap alternative, Memutuskan satu alternative, Melaksanakan alternatif

yang dipilih, Mengontrol alternatif yang dipilih tersebut, Mengevaluasi

jalannya alternatif yang dipilih.

32. Saran

Kami merasa pada makalah ini mempunyai banyak kekurangan,

karena kuranganya referensi dan pengetahuan pada saat pembuatan makalah

ini, kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

pada pembaca agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

Jadikan makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para

mahasiswa berfikir aktif dan kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

http:// Mumtaz _ Mumtaz _ Mumtaz _ Mumtaz _ Mumtaz .Tahap-tahap

dalam Manajemen Risiko.htm

http://jemmiWeb - HijauSegar - Manajemen Resiko.htm

20