70
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan menjadi penting karena dengan adanya pembangunan kesehatan yang baik akan menunjang pembangunan nasional pada umumnya. Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehingga dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. (UU 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.) Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan oleh antigen yang serupa, gejala penyakit tidak akan muncul. Pada ibu hamil diberikan beberapa jenis imunisasi terhadap penyakit, termasuk tetanus toksoid yang berasal dari toksin yang telah dilemahkan. Tujuan pemberian imunisasi secara epidemiologis adalah untuk menurunkan insiden terjadinya tetanus neonatorum pada bayi baru lahir, menekan angka kematian bayi karena tetanus neonatorum, dan juga melindungi ibu dari kemungkinan terinfeksi tetanus apabila terluka. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan resiko, yang meliputi status imunisasi

Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

yeyness

Citation preview

Page 1: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan kesehatan.

Pembangunan kesehatan menjadi penting karena dengan adanya pembangunan kesehatan

yang baik akan menunjang pembangunan nasional pada umumnya. Tujuan pembangunan

kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehingga dapat hidup

produktif secara sosial dan ekonomi. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa,

dan sosial yang memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. (UU 23

tahun 1992 tentang Kesehatan.)

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan oleh antigen yang serupa, gejala

penyakit tidak akan muncul. Pada ibu hamil diberikan beberapa jenis imunisasi terhadap

penyakit, termasuk tetanus toksoid yang berasal dari toksin yang telah dilemahkan.

Tujuan pemberian imunisasi secara epidemiologis adalah untuk menurunkan insiden

terjadinya tetanus neonatorum pada bayi baru lahir, menekan angka kematian bayi karena

tetanus neonatorum, dan juga melindungi ibu dari kemungkinan terinfeksi tetanus apabila

terluka. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan resiko, yang meliputi status imunisasi

tetanus toxoid ibu hamil, pertolongan persalinan dan perawatan tali pusat.

Berdasar data SPM lingkup Kabupaten Magelang tahun 2012 di dapatkan cakupan ibu

hamil yang mendapat TT2 adalah sebesar 93,9%, sedangkan target yang ditetapkan oleh

Dinas Kesehatan adalah 95% Berdasarkan data SPM di Puskesmas Salaman I selama bulan

Januari - September 2013, didapatkan cakupan ibu hamil yang mendapat imunisasi TT2

masih kurang karena belum mencapai target yang ditentukan. Cakupan indikator jumlah ibu

hamil yang mendapat TT2 selama periode tersebut adalah sebesar 77,87 %, sedangkan target

yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang untuk indikator tersebut adalah

95%. Setelah diteliti lebih lanjut, didapatkan informasi bahwa di Desa Kalisalak, masih ada

ibu hamil yang belum melakukan imunisasi TT2 selama masa kehamilan. Oleh karena itu,

penulis mengangkat masalah kurangnya cakupan ibu hamil yang mendapat imunisasi TT2 di

Desa Kalisalak sebagai tugas mandiri.

Page 2: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Faktor-

faktor apa sajakah yang menyebabkan pencapaian jumlah ibu hamil yang mendapat imunisasi

TT2 yang ditangani di wilayah kerja Puskesmas Salaman I, Desa Kalisalak belum mencapai

target ? Bagaimana alternatif pemecahan masalah yang dapat mengatasi faktor-faktor yang

menyebabkan pencapaian jumlah ibu hamil yang mendapat imunisasi TT2 belum mencapai

target ? Apa saja kegiatan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah berdasarkan

penyebab dan alternatif pemecahan masalah ?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengetahui, mengidentifikasi, menganalisis serta mengevaluasi penyebab rendahnya

cakupan ibu hamil yang mendapat imunisasi TT2 periode Januari-September 2013 di Desa

Kalisalak, wilayah kerja Puskesmas Salaman I sehingga tidak memenuhi target.

2. Tujuan Khusus

Mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya ibu hamil yang mendapat

imunisasi TT2 di desa Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

Mengetahui dan mengevaluasi penyebab masalah rendahnya cakupan ibu hamil

yang mendapat imunisasi TT2 di Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten

Magelang, berdasarkan pendekatan sistem (input, proses, output dan lingkungan)

Memilih alternatif dan menentukan prioritas pemecahan masalah rendahnya ibu

hamil yang mendapat imunisasi TT2 di Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman,

Kabupaten Magelang.

Mampu menyusun Plan of Action pemecahan masalah rendahnya ibu hamil yang

mendapat imunisasi TT2 di Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten

Magelang.

D. Manfaat Penelitian

1. Melatih kemampuan komunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat.

2. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ada.

Page 3: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

3

3. Meningkatkan pengetahuan tentang penyebab rendahnya cakupan ibu hamil

dengan imunisasi TT2 di wilayah Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman,

Kabupaten Magelang selama periode Januari-September 2013.

4. Memberi informasi mengenai kemungkinan penyebab rendahnya cakupan ibu

hamil dengan imunisasi TT2 di wilayah Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman,

Kabupaten Magelang selama periode Januari-September 2013.

5. Sebagai bahan evaluasi untuk perencanaan kegiatan puskesmas, khususnya

cakupan ibu hamil dengan imunisasi TT2 di wilayah Desa Kalisalak, Kecamatan

Salaman, Kabupaten Magelang selama periode Januari-September 2013.

6. Menambah pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya imunisasi untuk ibu

hamil, terutama imunisasi tetanus toksoid.

Page 4: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Tetanus

Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot

dan spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu protein yang kuat yang dihasilkan

oleh Clostridium tetani.(5)

Tetanus merupakan penyakit infeksi akut dan sering fatal yang disebabkan oleh basil

Clostridium tetani, yang menghasilkan tetanospasmin neurotoksin, biasanya masuk ke

dalam tubuh melalui luka tusuk yang terkontaminasi (seperti oleh jarum logam, splinter kayu,

atau gigitan serangga).(5)

B. Etiologi Tetanus

Tetanus disebabkan oleh bakteri gram positif Clostridium tetani. Bakteri ini berspora,

dijumpai pada tinja binatang terutama kuda, juga bisa pada manusia dan juga pada tanah yang

terkontaminasi dengan tinja binatang tersebut. Clostridium tetani adalah kuman berbentuk

batang, ramping, berukuran 2-5 x 0,4 – 0,5 milimikron yang berspora termasuk golongan

gram positif dan hidupnya anaerob. Dalam kondisi anaerobik yang dijumpai pada jaringan

nekrotik dan terinfeksi, basil tetanus mensekresi dua macam toksin : tetanospasmin dan

tetanolisin. Tetanolisin mampu secara local merusak jaringan yang masih hidup yang

mengelilingi sumber infeksi dan mengoptimalkan kondisi yang memungkinkan multiplikasi

bakteri. Tetanospasmin akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Toksin ini

labil pada pemanasan, pada suhu 650 C akan hancur dalam lima menit.(5)

C. Imunisasi

1. Pengertian

Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang

secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut

tidak akan sakit atau sakit ringan.

Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara

memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia, untuk mencegah penyakit.(4)

Page 5: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

5

2. Perkembangan Imunisasi di Indonesia

Kegiatan imunisasi di Indonesia di mulai di Pulau Jawa dengan vaksin cacar pada

tahun 1956. Pada tahun 1972, Indonesia telah berhasil membasmi penyakit cacar. Pada tahun

1974, Indonesia resmi dinyatakan bebas cacar oleh WHO, yang selanjutnya dikembangkan

vaksinasi lainnya. Pada tahun 1972 juga dilakukan studi pencegahan terhadap Tetanus

Neonatorum dengan memberikan suntikan Tetanus Toxoid (TT) pada wanita dewasa di Jawa

Tengah dan Jawa Timur, sehingga pada tahun 1975 vaksinasi TT sudah dapat dilaksanakan di

seluruh Indonesia. (3)

3. Program Imunisasi TT Ibu Hamil

Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan

kematian dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Untuk

mencapai hal tersebut, maka program imunisasi harus dapat mencapai tingkat cakupan yang

tinggi dan merata di semua wilayah dengan kualitas pelayanan yang memadai.

Pelaksanaan kegiatan imunisasi TT ibu hamil terdiri dari kegiatan imunisasi rutin dan

kegiatan tambahan. Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang secara rutin dan

terus-menerus harus dilaksanakan pada periode waktu yang telah ditetapkan, yang

pelaksanaannya dilakukan di dalam gedung (komponen statis) seperti puskesmas, puskesmas

pembantu, rumah sakit, rumah bersalin dan di luar gedung seperti posyandu atau melalui

kunjungan rumah. Kegiatan imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang dilakukan

atas dasar ditemukannya masalah dari hasil pemantauan atau evaluasi. (3)

Untuk mencegah tetanus pada bayi baru lahir dilakukan imunisasi aktif dengan

toksoid tetanus pada ibu hamil menjelang kelahiran bayi dan seandainya kelahiran seorang

bayi ditolong oleh dukun, bayi secepatnya dibawa ke dokter/puskesmas untuk mendapat

imunisasi pasif dengan serum anti tetanus.(5) Vaksin TT memiliki efektifitas yang sangat

tinggi dan pemberiannya mudah, sehingga tujuan untuk melindungi bayi terhadap TN dapat

dicapai dalam waktu yang relatif singkat.(6)

Untuk mendapatkan perlindungan seumur hidup terhadap TN maka diperlukan

pemberian imunisasi TT 5 dosis dengan interval waktu sesuai ketentuan. Untuk merekam

pemberian imunisasi TT tersebut diperlukan alat pantau yang dapat dipergunakan seumur

hidup.(6)

Page 6: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

6

4. Jadwal Imunisasi TT ibu hamil

a. Bila ibu hamil sewaktu caten (calon penganten) sudah mendapat TT sebanyak

2 kali, maka kehamilan pertama cukup mendapat TT 1 kali, dicatat sebagai TT

ulang dan pada kehamilan berikutnya cukup mendapat TT 1 kali saja yang

dicatat sebagai TT ulang juga.

b. Bila ibu hamil sewaktu caten (calon penganten) atau hamil sebelumnya baru

mendapat TT 1 kali, maka perlu diberi TT 2 kali selama kehamilan ini dan

kehamilan berikutnya cukup diberikan TT 1 kali sebagai TT ulang.

c. Bila ibu hamil sudah pernah mendapat TT 2 kali pada kehamilan sebelumnya,

cukup mendapat TT 1 kali dan dicatat sebagai TT ulang.

5. Cara pemberian dan dosis

a. Sebelum digunakan, vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi

menjadi homogen.

b. Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang

disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis

pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga

setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan kekebalan terhadap

tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis ke

empat dan ke lima diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah

pemberian dosis ke tiga dan ke empat. Imunisasi TT dapat diberikan secara

aman selama masa kehamilan bahkan pada periode trimester pertama.

c. Di unit pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan

selama 4 minggu dengan ketentuan :

• Vaksin belum kadaluarsa

• Vaksin disimpan dalam suhu 2 - 8℃ ℃

• Tidak pernah terendam air

• Sterilitasnya terjaga

• VVM (Vaccine Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B.

d. Di posyandu, vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari

berikutnya.

Page 7: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

7

6. Efek Samping

Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan, gejalanya seperti lemas dan

kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara dan kadang-kadang gejala demam. (3)

7. Tenaga Pelaksana Imunisasi

Standar tenaga pelaksana di tingkat pusksmas adalah petugas imunisasi dan

pelaksana cold chain. Petugas imunisasi adalah tenaga perawat atau bidan yang telah

mengikuti pelatihan, yang tugasnya memberikan pelayanan imunisasi dan penyuluhan.

Pelaksana cold chain adalah tenaga yang berpendidikan minimal SMA atau SMK yang telah

mengikuti pelatihan cold chain, yang tugasnya mengelola vaksin dan merawat lemari es,

mencatat suhu lemari es, mencatat pemasukan dan pengeluaran vaksin serta mengambil

vaksin di kabupaten/kota sesuai kebutuhan per bulan. Pengelola program imunisasi adalah

petugas imunisasi, pelaksana cold chain atau petugas lain yang telah mengikuti pelatihan

untuk pengelola program imunisasi, yang tugasnya membuat perencanaan vaksin dan logistik

lain, mengatur jadwal pelayanan imunisasi, mengecek catatan pelayanan imunisasi, membuat

dan mengirim laporan ke kabupaten/kota, membuat dan menganalisis PWS bulanan, dan

merencanakan tindak lanjut.(3)

Untuk meningkatkan pengetahuan dan/atau ketrampilan petugas imunisasi perlu

dilakukan pelatihan sesuai dengan modul latihan petugas imunisasi.Pelatihan teknis diberikan

kepada petugas imunisasi di puskesmas, rumah sakit dan tempat pelayanan lain, petugas cold

chain di semua tingkat. Pelatihan manajerial diberikan kepada para pengelola imunisasi dan

supervisor di semua tingkat.(3)

D. Vaksin TT (Tetanus Toxoid)

1. Deskripsi

Vaksin TT ( Tetanus Toxoid ) adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus

yang telah dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1

mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya

40 IU. Dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan

mengimunisasi Wanita Usia Subur (WUS) atau ibu hamil, juga untuk pencegahan tetanus

pada ibu bayi.(3)

Page 8: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

8

2. Kemasan Vaksin

Kemasan vaksin dalam vial. 1 vial vaksin TT berisi 10 dosis dan setiap 1 box vaksin

terdiri dari 10 vial. Vaksin TT adalah vaksin yang berbentuk cairan.(3)

3. Kontraindikasi Vaksin TT

Ibu hamil atau WUS yang mempunyai gejala-gejala berat (pingsan) karena dosis

pertama TT.(3)

4. Sifat Vaksin

Vaksin TT termasuk vaksin yang sensitif terhadap beku (Freeze Sensitive=FS)

yaitu golongan vaksin yang akan rusak bila terpapar/terkena dengan suhu dingin atau suhu

pembekuan.(3)

5. Kerusakan Vaksin

Keterpaparan suhu yang tidak tepat pada vaksin TT menyebabkan umur vaksin

menjadi berkurang dan vaksin akan rusak bila terpapar /terkena sinar matahari langsung.(3)

Tabel 1 : Pengaruh suhu terhadap umur vaksin TT

Pada tabel di bawah ini akan diperlihatkan hubungan antara dosis vaksin

yang diterima dengan interval pemberian dan lama perlindungan.

Page 9: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

9

Tabel 2 : Jadwal Pemberian Imunisasi TT 5 Dosis

E. Rantai Vaksin atau Cold Chain

Rantai Vaksin atau cold chain adalah pengelolaan vaksin sesuai dengan prosedur

untuk menjaga vaksin tersimpan pada suhu dan kondisi yang telah ditetapkan.

1. Peralatan Rantai Vaksin

Peralatan rantai vaksin adalah seluruh peralatan yang digunakan dalam pengelolaan

vaksin sesuai dengan prosedur untuk menjaga vaksin pada suhu yang telah ditetapkan. Sarana

rantai vaksin atau cold chain dibuat secara khusus untuk menjaga potensi vaksin dan setiap

jenis sarana cold chain mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

a. Lemari Es

Setiap puskesmas harus mempunyai 1 lemari es sesuai standar program (buka atas).

Pustu potensial secara bertahap juga dilengkapi dengan lemari es.

b. Mini Freezer

Sebagai sarana untuk membekukan cold pack di setiap puskesmas diperlukan 1

buah freezer.

c. Vaccine Carrier

Vaccine carrier biasanya di tingkat puskesmas digunakan untuk pengambilan

vaksin ke kabupaten/kota. Untuk daerah yang sulit vaccine carrier sangat cocok

Page 10: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

10

digunakan ke lapangan, mengingat jarak tempuh maupun sarana jalan, sehingga

diperlukan vaccine carrier yang dapat mempertahankan suhu relatif lebih lama.

d. Thermos

Thermos digunakan untuk membawa vaksin ke lapangan/posyandu. Setiap thermos

dilengkapi dengan cool pack minimal 4 buah @ 0,1 liter. Mengingat daya tahan

untuk mempertahankan suhu hanya kurang lebih 10 jam, maka thermos sangat cocok

digunakan untuk daerah yang transportasinya mudah dijangkau.

e. Cold Box

Cold box di tingkat puskesmas digunakan apabila dalam keadaan darurat seperti

listrik padam untuk waktu cukup lama, atau lemari es sedang mengalami kerusakan

yang bila diperbaiki memakan waktu lama.

f. Freeze Tag/Freeze Watch

Freeze Tag untuk memantau suhu dari kabupaten ke puskesmas pada waktu

membawa vaksin, serta dari puskesmas sampai lapangan/posyandu dalam upaya

peningkatan kualitas rantai vaksin.(4)

F. Perencanaan Program Imunisasi

1. Menentukan Jumlah Sasaran Imunisasi

Pada program imunisasi menentukan jumlah sasaran merupakan suatu unsur yang

paling penting. Menghitung jumlah sasaran ibu hamil didasarkan 10 % lebih besar dari

jumlah bayi. Perhitungan ini dipakai untuk tingkat pusat, propinsi, kabupaten/kota,

kecamatan dan desa.

2. Menentukan Target Cakupan

Menentukan target cakupan adalah menetapkan berapa besar cakupan imunisasi

yang akan dicapai pada tahun yang direncanakan untuk mengetahui kebutuhan vaksin yang

sebenarnya. Penetapan target cakupan berdasarkan tingkat pencapaian di masing-masing

wilayah kerja maksimal 100 %.

3. Menghitung Indeks Pemakaian Vaksin (IP)

Menghitung indeks pemakaian vaksin berdasarkan jumlah cakupan imunisasi yang

dicapai secara absolut dan berapa banyak vaksin yang digunakan.Dari pencatatan stok vaksin

setiap bulan diperoleh jumlah ampul/vial vaksin yang digunakan.

4. Menghitung Kebutuhan Vaksin

Page 11: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

11

Setelah menghitung jumlah sasaran imunisasi, menentukan target cakupan dan

menghitung besarnya indeks pemakaian vaksin, maka data-data tersebut digunakan unuk

menghitung kebutuhan vaksin. Puskesmas mengirimkan rencana kebutuhan vaksin ke

kabupaten/kota. Untuk menghindari penumpukan vaksin, jumlah kebutuhan vaksin satu tahun

harus dikurangi sisa vaksin tahun lalu.

5. Peralatan Suntik

Dalam program imunisasi, jenis alat suntik imunisasi TT yang dipakai di

puskesmas adalah :

a. Semprit Auto Disable (AD) Semprit AD adalah semprit yang setelah

dipakai mengunci sendiri dan hanya dapat dipakai sekali. Semprit ini

merupakan alat yang dipilih untuk semua jenis pelayanan imunisasi. Semua

semprit AD mempunyai penutup plastik untuk menjaga agar jarum tetap steril.

b. Alat suntik Prefilled Auto-Disable (AD) Alat suntik prefilled AD adalah

jenis alat suntik yang hanya bisa digunakan sekali yang telah berisi vaksin

dosis tunggal dengan jarum yang telah dipasang oleh pabriknya. Alat suntik

prefilled AD untuk tetanus toksoid digunakan untuk memberikan vaksin TT

kepada para wanita usia subur di rumah mereka selama kampanye massal.

Setiap alat suntik prefilled AD adalah steril dan disegel dengan paket kertas

logam oleh pabrik, vaksin dimasukkan dalam reservoir tertutup seperti

gelembung yang mencegah vaksin berhubungan dengan jarum sampai vaksin

itu diberikan.

c. Semprit dan jarum sekali buang (disposable single- use) Semprit dan

jarum yang hanya bisa dipakai sekali dan dibuang (disposable single-use)

tidak direkomendasikan untuk suntikan dalam imunisasi karena risiko

penggunaan kembali semprit dan jarum disposable menyebabkan risiko

infeksi yang tinggi.(4)

G. Pelayanan Antenatal Care (ANC)

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan selama masa kehamilan seorang

ibu yang diberikan sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang telah ditentukan oleh

Depkes. Adapun tujuan umum dari pelayanan antenatal adalah untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan ibu selama hamil sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat

menyelesaikan kehamilannya dengan baik dan melahirkan bayi yang sehat.(3)

Page 12: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

12

Pelayanan antenatal dapat dibedakan kuantitas dan kualitasnya. Kuantitas

pelayanan antenatal dapat dilihat dari jumlah ibu hamil yang memeriksakan diri dengan

frekuensi kunjungan pemeriksaan hamil selama kehamilan. Tentang kualitas pelayanan

antenatal, Depkes saat ini telah menyusun standar pelayanan antenatal yang berkualitas

yaitu, merupakan perpaduan jumlah kunjungan keseluruhan yang secara minimal 4 kali dan

jenis pemeriksaan yang diperoleh 5 T yang terdiri dari Tinggi fundus uteri, tinggi badan,

pengukuran tekanan darah, pemberian imunisasi tetanus toksoid dan pemberian zat besi. (3)

H. Pemantauan Wilayah Setempat

PWS adalah alat manajemen sederhana yang dipergunakan untuk memantau

program imunisasi secara rutin. Prinsip PWS adalah memanfaatkan data yang ada dari

cakupan/laporan cakupan imunisasi, dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan setempat.

Pelaksanaan program dituntut secara efektif dan efisien. Koordinasi yang dilakukan

adalah lintas program dan lintas sektoral. Lintas program dilakukan dengan adanya

keterpaduan KIA dan imunisasi, keterpaduan imunisasi dan surveilans. Pada lintas sektoral

dilaksanakan dengan Depdagri, Dep. Agama, dan organisasi-organisasi profesi.

I. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan dalam manajemen program imunisasi memegang peranan

penting dan sangat menentukan selain menunjang pelayanan imunisasi juga menjadi dasar

untuk membuat perencanaan maupun evaluasi. Perihal penting yang harus dicatat adalah hasil

cakupan imunisasi, stok vaksin serta logistik.

Pelaporan dilakukan oleh setiap unit yang melakukan kegiatan imunisasi mulai dari

puskesmas pembantu, puskesmas, rumah sakit umum, balai imunisasi swasta, rumah sakit

swasta, rumah bersalin swasta kepada pengelola program di tingkat administrasi yang sesuai.

Adapun yang dilaporkan adalah cakupan imunisasi, stok dan pemakaian vaksin.

J. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman orang lain, media

massa maupun lingkungan(2)

Page 13: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

13

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri

maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan

merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang(2)

Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil dari pekerjaan tahu. Pekerjaan

tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai(2) 

Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu

knowledge. Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah

kepercayaan yang benar (knowledgement is justified true beliefed). 

Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian, pengetahuan

merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. 

Dalam kamus filsafat, dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses

kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam

peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya

sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketehui pada dirinya

sendiri dalam kesatuan aktif. 

Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

dalam diri orang tersebut menjadi proses berurutan :

1. Awareness, di mana orang tersebut menyadari pengetahuan terlebih dahulu

terhadap stimulus (objek).

2. Interest, di mana orang mulai tertarik pada stimulus.

3. Evaluation, merupakan suatu keadaan mempertimbangkan terhadap baik

buruknya stimulus tersebut bagi dirinya.

4. Trial, di mana orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5. Adaptation, di mana orang telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan

kesadaran dan sikap.(7)

1. Tingkat Pengetahuan

Notoatmodjo mengemukakan yang dicakup dalam domain kognitif yang mempunyai

enam tingkatan, pengetahuan mempunyai tingkatan sebagai berikut (2) :

1. Tahu (Know)

Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari, dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Cara kerja untuk mengukur

Page 14: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

14

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan,

menguraikan, mengidentifikasikan dan mengatakan.

2. Memahami (Comprehension)

Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai pengguna

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip-prinsip dan sebagainya.

4. Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam suatu

komponenkomponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada

kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata

kerja seperti kata kerja mengelompokkan, menggambarkan, memisahkan.

5. Sintesis (Sinthesis)

Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan

yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek

tersebut berdasarkan suatu cerita yang sudah ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria yang sudah ada (2)

2. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalamam

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-

tingkatan diatas(2)

a. Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75%-100%

b. Tingkat pengetahuan cukup bila skor 60%-75%

c. Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 60%

Page 15: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

15

K. Perilaku

1. Definisi Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas

manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Menurut Robert Kwick (1974), perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme

yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari.(2)

Menurut Ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi

organisme terhadap lingkungannya. Skiner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa

perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Page 16: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

16

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Teori

P1 : Adanya jadwal imunisasi

di PKD dan posyandu, bidan

telah menyiapkan peralatan jika

pada saat Posyandu ada ibu

hamil yang akan diimunisasi

P2 : Imunisasi dapat dilakukan

di PKD dan posyandu,

tersedianya peralatan untuk imunisasi

P3 : Setiap bidan desa

memiliki data ibu hamil, setiap

setelah imunisasi data dicatat

dalam buku KIA dan buku

kohort.

Pelaporan koordinator imunisasi rutin dilakukan setiap bulan

LINGKUNGAN

• Pengetahuan ibu tentang imunisasi TT

• Prilaku dari ibu hamil• Faktor sosiobudaya

INPUT

MAN : Terdapat bidan desa,

terdapat kader aktif

MONEY : Tersedia biaya

operasional pelaksanaan

imunisasi

METHOD : Adanya

pemeriksaan ANC yang

meliputi imunisasi ibu hamil,

penyuluhan oleh kader kepada

ibu hamil secara pribadi

MATERIAL : Bangunan

posyandu, bangunan PKD

MACHINE : Tersedia vaksin

TT, tersedia peralatan

imunisasi, peralatan imunisasi

sudah dikemas dengan baik dan

steril juga tersedianya termos es

yang dibawa oleh bidan desa

pada saat di posyandu serta

tersedianya lemari es di rumah

bidan desa (PKD) untuk

penyimpanan alat keperluan

imunisasi TT

Cakupan ibu hamil

dengan imunisasi

TT2

Page 17: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

17

B. Kerangka Konsep

Pengetahuan dan peran serta kader dalam masalah imunisasi TT2 ibu hamil

Pengetahuan ibu tentang tujuan, manfaat dan dampak imunisasi TT, serta prilaku dari ibu hamil

Peran serta bidan desa dalam masalah pemberian imunisasi TT

Cakupan ibu hamil dengan imunisasi

TT2 di Desa Kalisalak,

Kecamatan Salaman

Page 18: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

18

BAB IV

METODE PENELITIAN

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data didapatkan dari

hasil wawancara terstruktur yang langsung ditujukan kepada bidan desa meliputi pertanyaan

seputar penyampaian informasi kepada kader, para kader meliputi pertanyaan tentang

pengetahuan tentang imunisasi TT2, dan ibu hamil meliputi pertanyaan tentang manfaat dari

pemberian TT2 dan akibat dari tidak diberikan nya imunisasi TT2 yang bertempat tinggal di

Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Data sekunder didapat dari data

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Salaman I dan laporan bulanan bagian

imunisasi Puskesmas Salaman I.

Data yang didapat diolah secara deskriptif dengan siklus pemecahan masalah sebagai

berikut:

Page 19: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

19

A. Batasan Judul

Laporan ini berjudul “Rencana Peningkatan Cakupan Ibu Hamil yang

Mendapat Imunisasi TT2 di Puskesmas Salaman I, Desa Kalisalak, Kabupaten

Magelang. Evaluasi Manajemen Program Puskesmas Salaman I, Kabupaten

Magelang”, dengan batasan- batasan sebagai berikut :

1. Rencana

Rencana adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai,

atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atau

permasalahan yang ditemukan.

2. Peningkatan

Peningkatan adalah suatu proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan,

dsb).

3. Cakupan

Cakupan adalah suatu total hasil kegiatan yang dilakukan setiap bulan yang

kemudian dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan.

4. Ibu Hamil

Ibu hamil adalah ibu yang sedang mengandung janin di dalam rahimnya karena

sel telur yang dibuahi oleh spermatozoa.

5. Imunisasi TT2

Adalah upaya peningkatan kekebalan tubuh secara aktif terhadap bakteri tetanus

yang diberikan untuk kedua kali.

6. Puskesmas Salaman I

Puskesmas Salaman I adalah sarana kesehatan yang terdapat di kecamatan

Salaman.

7. Desa Kalisalak

Adalah salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Salaman.

Gambar 3. Siklus Pemecahan Masalah

Gambar 3 : Siklus Pemecahan Masalah

Page 20: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

20

8. Kabupaten Magelang

Kabupaten Magelang adalah salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa

Tengah.

9. Evaluasi

Adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut,

apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atau

permasalahan yang ditemukan.

10. Manajemen

Manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai

sasaran.

11. Program

Program adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan.

12. Periode Januari-September 2013

Periode Januari-September 2013 adalah periode waktu yang digunakan untuk

melakukan evaluasi mengenai cakupan ibu hamil dengan imunisasi TT2.

B. Definisi Operasional

1. Imunisasi TT2 adalah upaya peningkatan kekebalan tubuh secara aktif terhadap

bakteri tetanus yang diberikan untuk kedua kalinya pada seorang ibu hamil di masa

kehamilannya.

2. Sasaran adalah jumlah ibu hamil yang sudah memperoleh imunisasi TT1 namun

tidak memperoleh imunisasi TT2 di desa Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten

Magelang.

3. Cakupan adalah presentase hasil perbandingan antara jumlah ibu hamil yang

mendapatkan imunisasi TT2 di Desa Kalisalak dibagi jumlah semua ibu hamil yang

ada di desa tersebut pada periode tertentu.

4. Pengetahuan ibu hamil mengenai imunisasi TT2. Pengetahuan adalah merupakan

hasil dari “Tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman orang lain, media massa maupun

lingkungan.(1)

C. Ruang Lingkup

Page 21: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

21

1. Lingkup lokasi : Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

2. Lingkup waktu : Januari – September 2013.

3. Lingkup metode : Wawancara dan pencatatan.

4. Lingkup materi : Evaluasi program KIA tentang cakupan ibu hamil yang mendapat

imunisasi TT2 di desa Kalisalak sebagai evaluasi manajemen program puskesmas

periode Januari – September 2013.

D. Kriteria Inklusi dan kriteria Eklusi

1. Kriteria Inklusi

Ibu hamil yang sudah memperoleh TT1 namun tidak melakukan TT2 dengan

interval waktu > 4 minggu, penduduk Desa Kalisalak dan bersedia di

wawancarai

2. Kriteria Eklusi

Ibu hamil yang sudah memperoleh TT1 namun tidak melakukan TT2 dengan

interval waktu < 4 minggu, tidak berada di rumah dan tidak bersedia di

wawancarai

Page 22: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

22

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Keadaan Geografis

1. Letak Wilayah

Desa Kalisalak terletak di wilayah Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang,

Provinsi Jawa Tengah. Terdapat 11 dusun di desa Kalisalak, yaitu Dusun Jurang, Dusun

Ngandongan, Dusun Karangwetan, Dusun Salakan, Dusun Basongan, Dusun Gorangan lor,

Dusun Gorangan kidul, Dusun Pandansari, Dusun Blondo, Dusun Ngapus dan Dusun

Mulosari.

2. Batas Wilayah

Wilayah desa Kalisalak dibatasi oleh:

a. Sebelah utara : Desa Sriwedari

b. Sebelah timur: Desa Menoreh

c. Sebelah selatan : Desa Salaman

d. Sebelah barat : Kabupaten Purworejo

3. Luas Wilayah

Luas wilayah Desa Kalisalak berdasarkan data statistik tahun 2013 adalah 441.880

hektar.

B. Keadaan Demografi

1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk desa Kalisalak pada tahun 2013 adalah 3.951 jiwa. Daftar tabel

dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk Desa Kalisalak menurut jenis kelamin.

Tabel 3 : Jumlah penduduk berdasar jenis kelamin

Jumlah

Page 23: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

23

Laki-laki Perempuan Total

2014 1937 3951

(Sumber : Balai Desa Kalisalak)

C. Sarana Kesehatan

Tabel 4 : Jumlah Posyandu di Desa Kalisalak

No. Dusun Jumlah Posyandu

1 Jurang 1

2 Ngandongan 1

3 Karangwetan 0

4 Salakan 1

5 Basongan 1

6 Gorangan lor 0

7 Gorangan kidul 1

8 Pandansari 0

9 Blondo 0

10 Ngapus 1

11 Mulosari 1

Jumlah 7

(Sumber : Balai Desa Kalisalak)

Page 24: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

24

D. Hasil Survei

Data cakupan ibu hamil yang mendapat imunisasi TT2 di desa Kalisalak diperoleh

dari data primer, yaitu data diperoleh langsung dari responden dengan wawancara dan

pengisian kuesioner; dan data sekunder yaitu data diperoleh dari laporan tahunan Puskesmas

Salaman I. Responden diambil dari 7 ibu hamil yang sudah mendapatkan TT1 tapi belum

mendapat TT2 di Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Pengambilan

data dilakukan dengan mendatangi rumah responden dan dilakukan dengan wawancara dan

pengisian kuesioner. Sebelum pengambilan data primer, dilakukan pengambilan data

sekunder dari laporan KIA Puskesmas Salaman I dan bidan Desa Kalisalak.

Jumlah pencapaian ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT2 di Kecamatan

Salaman dan Desa Kalisalak bulan Januari-September 2013:

Jumlah cakupan Ibu hamil yang mendapatkan TT2 di Kecamatan Salaman bulan

Januari-September 2013 adalah :

Besar cakupan = jumlah ibu hamil yang mendapat TT2 x 100%

jumlah ibu hamil yang diawasi

= 410 x 100%

526

= 77,87%

Dari hasil perhitungan, besarnya cakupan ibu hamil yang mendapat imunisasi TT2 di

Kecamatan Salaman bulan Januari-September 2013 adalah 77,87%. Hasil tersebut lebih

rendah dari target Dinkes Kab. Magelang Tahun 2011 yaitu 95%.

Jumlah pencapaian ibu hamil yang mendapat imunisasi TT2 di Kecamatan Salaman

adalah :

Pencapaian = Besar cakupan x 100%

Page 25: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

25

Target Dinkes 2011

= 77,87 x 100%

95

= 81,97%

Dari hasil perhitungan, didapatkan pencapaian ibu hamil yang mendapat imunisasi

TT2 di Kecamatan Salaman 2013 kurang dari 100% yaitu hanya sebesar 81,97%.

Jumlah cakupan ibu hamil yang mendapat imunisasi TT2 di Desa Kalisalak adalah :

Besar cakupan = jumlah ibu hamil yang mendapat TT2 x 1005

Jumlah ibu hamil yang diawasi

= 19 x 100%

26

= 73,07%

Dari hasil perhitungan, didapatkan cakupan ibu hamil yang mendapat imunisasi TT2

di Desa Kalisalak 2013 kurang dari 95% yaitu hanya sebesar 73,07%.

1. Hasil Survei Ibu Hamil

Penelitian dilakukan dengan cara pengisian kuesioner yang diberikan kepada 7 orang

responden, yang merupakan ibu hamil yang sudah memperoleh imunisasi TT1 namun

tidak melakukan imunisasi TT2 pada periode Januari-September 2013 di Desa Kalisalak.

Sumber data responden didapatkan dari buku register bidan desa.

Tabel 5 : Penilaian Perilaku Ibu Hamil mengenai Imunisasi TT

No Pertanyaan Responden1 2 3 4 5 6 7

1. Apakah ibu memeriksakan kehamilan secara rutin?

T Y Y Y T T Y

2. Apakah ibu memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan (dokter/bidan)?

Y Y Y Y Y Y Y

3. Apakah ibu melakukan imunisasi TT1 dan TT2 pada saat kehamilan?

a. Yab. Tidakc. Hanya TT1 V V V V V V V

PERILAKU K K K K K K K

Keterangan : Penilaian

Skoring: 3 : Baik

<3 : Kurang

Page 26: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

26

Benar : 1

Salah : 0

Kriteria Jml Responden Persen (%)

Baik 0 0

Kurang 7 100

Dari 3 soal yang diberikan dapat disimpulkan bahwa perilaku responden kurang.

Penilaian tersebut berdasarkan hasil penjumlahan kuesioner pada masing-masing

pertanyaan dengan kategori baik jika minimal nilai total penjumlahan hasil kuesioner 75

%, sedangkan jika hasil nilai total penjumlahan kuesioner di bawah 75 %, maka

dikategorikan kurang. Pertanyaan yang diberikan mengenai perilaku pemeriksaan

kandungan yang dilakukan dan imunisasi TT yang diterima.

Dari 7 responden yang ikut menjawab, didapatkan sebagian responden telah

melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin di tenaga kesehatan (dokter/bidan), dan

telah menerima imunisasi TT namun hanya TT1. Responden yang tidak memeriksakan

kehamilan secara rutin mengatakan mereka tidak tahu bahwa pemeriksaan kehamilan

harus dilakukan secara teratur. Hal ini menunjukkan kurangnya pengetahuan para ibu

hamil tentang imunisasi TT. Mereka beranggapan bahwa hanya dengan satu kali suntik,

perlindungannya akan bertahan terus sampai seumur hidup. Selain itu ada juga ibu hamil

yang bekerja di luar Kecamatan Salaman, sehingga sulit mempunyai waktu untuk kontrol

kehamilan dan mendapat imunisasi.

Tabel 6 : Penilaian Pengetahuan Ibu Hamil mengenai Imunisasi TT

No Pertanyaan Responden1 2 3 4 5 6 7

1. Apakah ibu mengetahui jenis penyakit yang dicegah dengan imunisasi TT?

T Y Y Y Y Y Y

2. Apakah ibu mengetahui manfaat imunisasi TT pada saat kehamilan?

T Y Y Y Y Y Y

3. Apakah ibu mengetahui akibatnya jika ibu hamil tidak diimunisasi TT?

T T Y Y Y Y Y

4. Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang imunisasi TT pada ibu hamil dari tenaga kesehatan?

Y T T T Y Y Y

Page 27: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

27

PENGETAHUAN K K B B B B B

Keterangan : Penilaian

Benar : 1

Salah : 0

Kriteria Jml Responden Persen (%)

Baik 5 71.42

Kurang 2 28.57

Dari 4 soal yang diberikan dapat disimpulkan bahwa pengetahuan sebagian besar

responden sudah baik, namun masih ada dua responden yang pengetahuannya masih

kurang. Penilaian tersebut berdasarkan hasil penjumlahan kuesioner pada masing-masing

pertanyaan dengan kategori baik jika minimal nilai total penjumlahan hasil kuesioner 75

%, sedangkan jika hasil nilai total penjumlahan kuesioner di bawah 75 %, maka

dikategorikan kurang. Pertanyaan yang diberikan mengenai pengetahuan para responden

seputar manfaat, tujuan dan dampak pemberian imunisasi TT.

Dari 7 responden yang ikut menjawab, didapatkan sebagian besar sudah mengetahui

tujuan dan manfaat imunisasi TT, serta dampak apabila imunisasi TT tidak diberikan

kepada ibu hamil. Sebagian dari mereka juga sudah pernah mengikuti penyuluhan tentang

imunisasi TT. Responden yang menjawab ‘tidak’ beralasan tidak ingat dengan pasti

kapan ia mengikuti penyuluhan, dan ada pula yang menjawab saat penyuluhan ia tidak

ada di tempat.

Tabel 7 : Penilaian Sikap Ibu Hamil mengenai Imunisasi TT

No Pertanyaan Responden1 2 3 4 5 6 7

1. Apakah ibu setuju bila setiap ibu hamil harus diimunisasi TT1 dan TT2?

Y Y Y Y Y Y Y

Skoring: 3-4 : Baik

<3 : Kurang

Page 28: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

28

SIKAP B B B B B B B

Keterangan : Penilaian

Benar : 1

Salah : 0

Kriteria Jml Responden Persen (%)

Baik 7 100

Kurang 0 0

Dari 1 soal yang diberikan dapat disimpulkan bahwa sikap responden terhadap

imunisasi baik. Penilaian tersebut berdasarkan hasil penjumlahan kuesioner pada masing-

masing pertanyaan dengan kategori baik jika minimal nilai total penjumlahan hasil

kuesioner 75 %, sedangkan jika hasil nilai total penjumlahan kuesioner di bawah 75 %,

maka dikategorikan kurang. Pertanyaan yang diberikan mengenai sikap para responden

seputar imunisasi TT.

Dari 7 responden yang ikut menjawab, didapatkan seluruh responden setuju bahwa

setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi TT1 dan TT2.

Tabel 8 : Penilaian Umum Ibu Hamil mengenai Imunisasi TT

No Pertanyaan Responden1 2 3 4 5 6 7

1. Jarak dari rumah ke fasilitas kesehatan? a. < 1 km Y Y Y Y Y Y Yb. 1-5 kmc. > km

2. Adakah kendala untuk berobat ke fasilitas kesehatan?

a. Ada

b. Tidak V V V V V V V

UMUM B B B B B B B

Keterangan : Penilaian

Benar : 1

Salah : 0

Skoring: 1 : Baik

<1 : Kurang

Skoring: 2 : Baik

<2 : Kurang

Page 29: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

29

Kriteria Jml Responden Persen (%)

Baik 7 100

Kurang 0 0

Dari 2 soal yang diberikan dapat disimpulkan bahwa tidak ada kendala bagi para

responden untuk berobat ke sarana kesehatan. Penilaian tersebut berdasarkan hasil

penjumlahan kuesioner pada masing-masing pertanyaan dengan kategori baik jika

minimal nilai total penjumlahan hasil kuesioner 75 %, sedangkan jika hasil nilai total

penjumlahan kuesioner di bawah 75 %, maka dikategorikan kurang.

Dari 7 responden yang ikut menjawab, didapatkan tempat tinggal para responden

dengan sarana kesehatan tidak jauh. Mereka juga menyangkal adanya kendala untuk pergi

berobat ke sarana kesehatan.

2. Hasil kuesioner dan wawancara kader posyandu

Survei dilakukan terhadap kader posyandu di desa Kalisalak dengan tujuan untuk

menilai peran serta kader dalam mengingatkan ibu hamil akan pentingnya imunisasi

tetanus toksoid. Jumlah responden berjumlah 10 orang. Di bawah ini adalah rincian hasil

kuesioner dan hasil wawancara dengan kader.

Tabel 9 : Penilaian Pengetahuan Kader mengenai Imunisasi TT

No Pertanyaan Responden1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Apakah Anda tahu tentang penyakit tetanus?

Y T T Y T Y Y T T T

2. Apakah Anda mengetahui gejala penyakit tetanus?

T T Y Y Y Y Y Y Y Y

3. Apakah penyakit tetanus menular? T T T T T T T T T T4. Apakah Anda tahu imunisasi apa yang

diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah penyakit tetanus?

Y Y Y Y Y Y Y T T T

5. Berapa lama jarak waktu pemberian imunisasi TT1 dengan TT2?

a. 1 minggu V V Vb. 2 minggu c. c. 4 minggu V V V V V V V

6. Siapa saja yang terkena akibatnya jika ibu

Page 30: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

30

hamil tidak mendapat imunisasi TT?a. Bayi saja V V V V V V V Vb. Ibu saja Vc. Bayi dan ibu V

JUMLAH 3 3 4 5 5 4 4 3 3 3PENGETAHUAN K K K B B K K K K K

Keterangan : Penilaian

Benar : 1

Salah : 0

KriteriaJml

RespondenPersen (%)

Baik 2 20

Kurang 8 80

Dari 6 soal yang diberikan dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden seputar

imunisasi masih kurang. Penilaian tersebut berdasarkan hasil penjumlahan kuesioner pada

masing-masing pertanyaan dengan kategori baik jika minimal nilai total penjumlahan

hasil kuesioner 75 %, sedangkan jika hasil nilai total penjumlahan kuesioner di bawah 75

%, maka dikategorikan kurang. Pertanyaan yang diberikan mengenai sikap para

responden seputar imunisasi TT.

Dari 10 responden yang ikut menjawab, didapatkan pengetahuan sebagian besar

responden mengenai imunisasi TT masih kurang. Hal ini mungkin disebabkan karena

kurangnya penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada para kader, sehingga

pemahaman mereka belum maksimal.

Tabel 10 : Penilaian Perilaku Kader mengenai Imunisasi TT

No Pertanyaan Responden1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Apakah Anda pernah memberikan informasi kepada ibu hamil untuk

Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

Skoring: 5-6 : Baik

<5 : Kurang

Page 31: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

31

melakukan imunisasi TT?2. Apakah Anda selalu memberikan

informasi pada setiap ibu hamil yang memeriksakan kandungan ke Posyandu?

a. Ya V V V Vb. Tidak c.

c. Kadang-kadang V V V V V VPERILAKU B K K K K B B K K B

Keterangan : Penilaian

Benar : 1

Salah : 0

KriteriaJml

RespondenPersen (%)

Baik 4 40

Kurang 6 60

DarI 2 soal yang diberikan dapat disimpulkan bahwa perilaku responden seputar

imunisasi masih kurang. Penilaian tersebut berdasarkan hasil penjumlahan kuesioner pada

masing-masing pertanyaan dengan kategori baik jika minimal nilai total penjumlahan

hasil kuesioner 75 %, sedangkan jika hasil nilai total penjumlahan kuesioner di bawah 75

%, maka dikategorikan kurang. Pertanyaan yang diberikan mengenai perilaku dan peran

serta responden seputar imunisasi TT.

Dari 10 responden yang ikut menjawab, didapatkan seluruh responden pernah

memberikan informasi kepada para ibu hamil mengenai imunisasi, namun tidak selelu

ikut serta memberikan penyuluhan kepada ibu yang memeriksakan kehamilannya di

posyandu. Oleh karena itu, penting rasanya untuk memaksimalkan peran serta kader

dalam penyuluhan kepada ibu sehingga lebih banyak lagi ibu hamil yang mengerti

pentingnya imunisasi TT saat kehamilan.

Tabel 11 : Penilaian Sikap Kader mengenai Imunisasi TT

Skoring: 2 : Baik

<2 : Kurang

Page 32: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

32

No Pertanyaan Responden1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Apakah Anda setuju bahwa setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi TT?

Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

SIKAP B B B B B B B B B B

Keterangan : Penilaian

Benar : 1

Salah : 0

KriteriaJml

RespondenPersen (%)

Baik 10 100

Kurang 0 0

Dari 1 soal yang diberikan dapat disimpulkan bahwa sikap responden seputar

imunisasi masih kurang. Penilaian tersebut berdasarkan hasil penjumlahan kuesioner pada

masing-masing pertanyaan dengan kategori baik jika minimal nilai total penjumlahan

hasil kuesioner 75 %, sedangkan jika hasil nilai total penjumlahan kuesioner di bawah 75

%, maka dikategorikan kurang.

Dari 10 responden yang ikut menjawab, didapatkan seluruh responden setuju bahwa

penting bagi ibu hamil unuk mendapatkan imunisasi TT selama kehamilan.

Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara terhadap 10 orang kader Posyandu,

didapatkan gambaran tentang peran serta kader dalam mensukseskan program imunisasi

TT pada masa kehamilan, meskipun masih ada kekurangan yaitu dari segi pengetahuan

kader mengenai manfaat dan dampak imunisasi TT secara menyeluruh, namun setidaknya

kader telah berusaha dalam mendukung setiap ibu hamil agar datang ke bidan

desa/posyandu untuk melakukan imunisasi TT. Peran serta kader dalam memberikan

penyuluhan kepada ibu hamil mengenai imunisasi TT juga masih belum maksimal.

Dari pertanyaan kuesioner yang diajukan tampak para kader posyandu belum

sepenuhnya memahami seluk –beluk pemberian imunisasi TT. Kekurangan tersebut dapat

diatasi dengan peningkatan peran serta bidan desa dan penyuluhan bidan desa kepada

kader yang harus lebih ditingkatkan. Pada pertemuan tersebut bidan desa harus

meningkatkan kualitas isi dari penyuluhannya yang lebih ditekankan pada manfaat

Skoring: 1 : Baik

<1 : Kurang

Page 33: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

33

imunisasi TT, tujuannya ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi TT dan dampak yang

terjadi apa bila ibu yang sedang hamil pada masa kehamilannya tidak melakukan

imunisasi TT atau hanya melakukan TT1 tanpa dilanjutkan TT2, sehingga kesadaran

kader dan seluruh warga desa akan pentingnya imunisasi TT pada masa kehamilan akan

terbangun dan mereka mengetahui secara lengkap maksud dan tujuan dari imunisasi

tersebut.

3. Hasil survei dan wawancara kepada bidan desa

Dilakukan survei dan wawancara terhadap bidan Desa Kalisalak tentang pelayanan

kesehatan imunisasi TT pada ibu hamil selama masa kehamilan yang telah dilakukan selama

bulan Januari-September 2013. Survey dan wawancara ini dilakukan untuk melihat kinerja

lapangan dan hambatan yang yang dialami bidan desa selama bulan Januari-September 2013.

Berdasarkan hasil wawancara dan survey, bidan Desa Kalisalak telah menjalankan

tugasnya dengan baik, yaitu melakukan imunisasi TT1 dan TT2 pada ibu hamil. Sebagian

besar dari ibu hamil di desa Kalisalak juga melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur.

Pencatatan data mengenai ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT juga telah dilakukan

dengan baik dan benar. Distribusi vaksin dilaporkan tidak ada kendala. Akan tetapi, beberapa

ibu juga ada yang tidak melakukan imunisasi TT sama sekali atau hanya melakukan

imunisasi TT1 tanpa dilanjutkan TT2. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu

hamil mengenai imunisasi TT, dan anggapan bahwa dengan hanya TT1 saja sudah cukup

melindungi ibu hamil sampai dengan masa persalinan. Ibu hamil juga dirasakan kurang

memahami manfaat , tujuan, dampak dan waktu pemberian imunisasi TT. Meskipun bidan

desa telah berusaha untuk mendata ibu hamil melalui kader dan menginformasikan kepada

ibu hamil untuk imunisasi TT, namun nyatanya masih ada ibu hamil yang belum mendapat

imunisasi TT2 dengan alasan di atas.

Page 34: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

34

BAB VI

ANALISIS PENYEBAB MASALAH

A. Kerangka Pikir Pemecahan Masalah

Masalah adalah suatu kesenjangan antara keadaan yang diharapkan dengan keadaan

yang dihasilkan atau didapatkan, sehingga menimbulkan rasa tidak puas dan keinginan untuk

memecahkannya. Pemecahan masalah dilakukan berurutan berdasarkan siklus yang telah ada.

B. Kegiatan yang Bermasalah

Dari data SPM Puskesmas Salaman I yang telah diolah dapat diketahui bahwa

pencapaian indikator jumlah ibu hamil yang mendapat TT2 selama periode Januari –

September 2013 adalah sebesar 77,87%. Pencapaian ini tidak memenuhi target Dinas

Kesehatan Kabupaten Magelang yakni 95%. Masalah ini selanjutnya akan dianalisis untuk

menentukan kemungkinan penyebab masalah dengan metode pendekatan sistem (input,

proses, lingkungan, dan output).

C. Analisis Penyebab Masalah

1. Analisis Input

Tabel 12 : Identifikasi kemungkinan penyebab masalah dari faktor

input

Kelebihan Kekurangan

Page 35: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

35

Man 1. Terdapat bidan desa

2. Terdapat kader aktif

3. Terdapat koordinator program

imunisasi

4. Terdapat dokter sebagai

konsultan program

1. Kurangnya penjelasan bidan desa

kepada warga Desa Kalisalak tentang

pentingnya imunisasi TT2 (meskipun ibu

hamil telah mendapat TT1 sebelumnya).

2. Kurangnya pengetahuan kader mengenai

manfaat, tujuan imunisasi TT2 serta

dampaknya apabila ibu hamil tidak

diimunisasi TT2

3. Kurangnya peran serta kader dalam

memberikan penyuluhan tentang imunisasi

TT pada ibu hamil

Money 1. Tersedia biaya operasional

pelaksanaan imunisasi.

Metho

d

1. Adanya pemeriksaan ANC

yang meliputi imunisasi ibu hamil

2. Penyuluhan oleh kader kepada

ibu hamil secara pribadi

1. Tidak ada penyuluhan berkala terhadap penduduk yang dapat memotivasi para ibu-ibu yang hamil maupun yang akan hamil serta keluarga untuk melakukan imunisasi TT pada masa kehamilan.

Materi

al

1. Terdapat Posyandu

2. Terdapat Polindes

-

Page 36: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

36

Machin

e

1. Tersedia vaksin TT

2. Tersedia peralatan imunisasi

3. Peralatan imunisasi sudah

dikemas dengan baik dan steril juga

tersedianya termos es yang dibawa

oleh bidan desa pada saat di

posyandu serta tersedianya lemari

es di rumah bidan desa (PKD)

untuk penyimpanan alat keperluan

imunisasi TT

2. Analisis Proses

Tabel 13 : Analisis Proses Penyebab Masalah

Proses Kelebihan Kekurangan

P1

(perencanaan)

1. Adanya jadwal imunisasi di

PKD dan Posyandu

2. Bidan telah menyiapkan

peralatan jika pada saat

Posyandu ada ibu hamil yang

akan diimunisasi

1. Belum ada rencana jadwal

penyuluhan imunisasi dalam bentuk

penyuluhan kelompok untuk warga.

P2

(pelaksanaan

dan

penggerakan)

1. Imunisasi dapat dilakukan

di PKD dan Posyandu

2. Tersedianya peralatan

untuk imunisasi

1. Bidan desa belum mengunjungi

ibu hamil yang tidak mengikuti

Posyandu

Page 37: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

37

P3

(pengawasan,

penilaian dan

pengendalian)

1. Setiap bidan desa memiliki

data ibu hamil yang telah

mendapat imunisasi dan belum

mendapat imunisasi

2. Setiap setelah imunisasi

data dicatat dalam buku KIA

dan buku kohort.

3. Koordinasi antara bidan

desa dan koordinator program

imunisasi

4. Pelaporan koordinator

imunisasi rutin dilakukan setiap

bulan

5. Hasil program dilaporkan

setiap tahunnya dalam SPM

3. Analisis Lingkungan

Tabel 14 : Identifikasi kemungkinan penyebab masalah dari faktor

Lingkungan

Lingkungan Kelebihan Kekurangan

Page 38: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

38

1. Dusun terletak dekat

dengan sarana kesehatan

a. Pengaruh keluarga/sosiobudaya untuk tidak melakukan TT2, karena dianggap sudah cukup hanya dengan TT1

b. Kurangnya pengetahuan ibu tentang seluk-beluk imunisasi TT, serta prilaku ibu yang tidak patuh

D. Rumusan Kemungkinan Penyebab Masalah berdasarkan Analisa

Penulis

a. Kurangnya penjelasan bidan desa kepada warga Desa Kalisalak tentang pentingnya

imunisasi TT2,

b. Kurangnya pengetahuan kader mengenai manfaat, tujuan imunisasi TT2 serta

dampaknya apabila ibu hamil tidak diimunisasi,

c. Kurangnya peran serta kader dalam memberikan penyuluhan tentang imunisasi TT

pada ibu hamil,

d. Tidak ada penyuluhan berkala terhadap penduduk yang dapat memotivasi para ibu-

ibu yang hamil maupun yang akan hamil serta keluarga untuk melakukan imunisasi

TT pada masa kehamilan,

e. Belum ada rencana jadwal penyuluhan imunisasi dalam bentuk penyuluhan

kelompok untuk warga,

f.Bidan desa belum mengunjungi ibu hamil yang tidak mengikuti posyandu,

g. Pengaruh keluarga/sosiobudaya untuk tidak melakukan TT2, karena dianggap

sudah cukup hanya dengan TT1,

h. Kurangnya pengetahuan ibu tentang seluk-beluk imunisasi TT.

Page 39: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

Gambar 4. Diagram Hasil Penentuan Penyebab Masalah Berdasarkan Diagram Fish Bone

39

P1

Belum ada rencana jadwal penyuluhan imunisasi

kelompokCakupan ibu hamil dengan TT2 bulan Jan – Sep 2013 di Desa Kalisalak sebesar 73,07% dari target Dinkes 95%

P2

Bidan desa belum mengunjungi ibu hamil

yang tidak mengikuti Posyandu

Man

Kurangnya penjelasan bidan kepada warga

Kurangnya pengetahuan kader

Kurangnya peran serta kader

Money

Method

Tidak ada penyuluhan

berkala terhadap penduduk

Machine

INPUT

Material

Lingkungan

Pengaruh keluarga/sosiobudaya untuk tidak melakukan TT2

Kurangnya pengetahuan ibu tentang seluk-beluk imunisasi TT2, serta prilaku ibu hamil yang tidak patuh

P3

PROSES

Page 40: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

40

BAB VII

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. Membuat Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah melakukan analisis penyebab paling mungkin masalah kurangnya jumlah ibu

hamil yang mendapat imunisasi TT 2 di wilayah kerja Puskesmas Salaman I, Desa Kalisalak,

maka langkah selanjutnya yaitu menyusun alternatif pemecahan masalah tersebut.

Alternatif pemecahan masalah tersebut di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 15 : Alternatif Pemecahan Masalah

No Penyebab masalah Alternatif pemecahan masalah

1 Kurangnya pengetahuan kader

mengenai manfaat, tujuan imunisasi

TT2 serta dampaknya apabila ibu

hamil tidak diimunisasi TT2

Memberikan penyuluhan kepada kader

aktif mengenai manfaat, tujuan imunisasi

TT2 serta dampaknya bila ibu hamil tidak

mendapat TT2

2 Tidak ada penyuluhan berkala terhadap

penduduk yang dapat memotivasi para

ibu-ibu yang hamil maupun yang akan

hamil serta keluarga untuk melakukan

imunisasi TT pada masa kehamilan.

Membuat media promosi mengenai

imunisasi ibu hamil

Membuat jadwal penyuluhan imunisasi

untuk para ibu secara teratur

3 Kurangnya pengetahuan ibu tentang

seluk-beluk imunisasi TT, serta prilaku

ibu yang tidak patuh

Memberikan informasi tambahan dan

penyuluhan kepada ibu mengenai

imunisasi TT

4 Kurangnya penjelasan bidan desa

kepada warga desa Kalisalak tentang

pentingnya imunisasi TT2.

Mengadakan penyuluhan secara terjadwal

dan lengkap

5 Kurangnya peran serta kader dalam

memberikan penyuluhan tentang

imunisasi TT pada ibu hamil

Mengadakan penyuluhan secara terjadwal

dan lengkap

Page 41: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

41

6 Belum ada rencana jadwal penyuluhan

imunisasi dalam bentuk penyuluhan

kelompok untuk warga,

Membuat jadwal penyuluhan imunisasi

untuk para ibu secara teratur

7 Bidan desa belum mengunjungi ibu

hamil yang tidak mengikuti posyandu,

Mengadakan penyuluhan secara terjadwal

dan lengkap

8 Pengaruh keluarga/sosiobudaya untuk

tidak melakukan TT2, karena dianggap

sudah cukup hanya dengan TT1

Memberikan informasi tambahan dan

penyuluhan kepada ibu mengenai

imunisasi TT

Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah

Kurangnya pengetahuan kader mengenai manfaat, tujuan

imunisasi TT2 serta dampaknya apabila ibu hamil tidak

diimunisasi TT2

Tidak ada penyuluhan berkala terhadap penduduk untuk melakukan imunisasi TT pada masa kehamilan.

Kurangnya pengetahuan ibu tentang seluk-beluk imunisasi TT, serta prilaku ibu yang tidak patuh

Kurangnya penjelasan bidan desa kepada warga Desa

Kalisalak tentang pentingnya imunisasi TT2

Membuat media

promosi mengenai

imunisasi (leaflet,

Membuat jadwal penyuluhan imunisasi untuk para ibu secara

teratur

Mengadakan penyuluhan secara

terjadwal dan lengkap

Memberikan penyuluhan kepada kader aktif

mengenai manfaat, tujuan imunisasi TT2 serta

dampaknya

Kurangnya peran serta kader dalam memberikan penyuluhan tentang imunisasi TT pada ibu hamil

Belum ada rencana jadwal penyuluhan imunisasi dalam

bentuk penyuluhan kelompok untuk warga,

Bidan desa belum mengunjungi ibu hamil yang tidak

mengikuti posyandu,

Pengaruh keluarga/sosiobudaya untuk tidak melakukan TT2, karena dianggap sudah cukup hanya dengan TT1

Page 42: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

42

B. Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan

penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif pemecahan

masalah dapat dilakukan dengan menggunakan Metode Matriks menggunakan Rumus

MxIxV/C :

1. Efektivitas program

Pedoman untuk mengukur efektivitas program :

a Magnitude (M) = Besarnya masalah yang dapat diselesaikan

Artinya besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan, semakin besar atau

banyak penyebab masalah dapat diselesaikan maka akan semakin efektif.

b Importancy (I) = Pentingnya cara penyelesaian masalah

Artinya pentingnya penyelesaian masalah, semakin penting cara penyelesaian

dalam mengatasi penyebab masalah maka akan semakin efektif.

a. Vulnerability (V) = Sensitifitas cara penyelesaian masalah

Artinya sensitifitas cara penyelesaian masalah, semakin sensitive maka akan

semakin efektif.

Skor (magnitude, importancy dan vunerability):

1. Sangat kurang efektif

2. Kurang efektif

3. Cukup efektif

4. Efektif

5. Sangat efektif

2. Efisiensi program

Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah C (Cost).

Skor untuk (cost):

1. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan semakin kecil.

2. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan kurang besar

3. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan cukup besar

4. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan besar

5. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan semakin atau sangat besar.

Page 43: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

43

Tabel 16 : Hasil akhir penentuan Prioritas Pemecahan Masalah

Penyelesaian masalahNilai Kriteria Hasil Akhir

UrutanM I V C (M.I.V)/C

Memberikan penyuluhan kepada

kader aktif mengenai manfaat,

tujuan imunisasi TT2 serta

dampaknya bila Ibu hamil tidak

mendapat TT2

3 3 4 2 18 II

Membuat media promosi

mengenai imunisasi ibu hamil 4 3 3 5 7.2 IV

Memberikan penyuluhan kepada

ibu hamil/ yang akan hamil dan

keluarga mengenai pentingnya

imunisasi TT pada Ibu hamil

5 5 4 4 25 I

Membuat jadwal penyuluhan

untuk para ibu 3 3 3 2 13.5 III

Setelah melakukan penentuan prioritas alternatif penyebab pemecahan masalah

dengan menggunakan metode Kriteria Matriks maka didapatkan urutan prioritas alternatif

pemecahan penyebab masalah rendahnya cakupan ibu hamil yang mendapat imunisasi TT di

desa Kalisalak 2013 antara lain :

1. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil/ yang akan hamil dan keluarga

mengenai pentingnya imunisasi TT pada Ibu hamil

2. Memberikan penyuluhan kepada kader aktif mengenai manfaat, tujuan imunisasi

TT2 serta dampaknya bila Ibu hamil tidak mendapat TT2

3. Membuat jadwal penyuluhan untuk para ibu

4. Membuat media promosi mengenai imunisasi ibu hamil

C. Pemecahan Masalah dan Penerapannya

Page 44: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

44

Berdasarkan analisis penyebab masalah maka kemungkinan pemecahan masalahnya

adalah sebagai berikut :

Tabel 17 : Rencana Kegiatan dari Strategi Pemecahan Masalah

No. Pemecahan Masalah yang Paling Mungkin Bentuk Kegiatan

1. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil/ yang

akan hamil dan keluarga mengenai pentingnya

imunisasi TT pada Ibu hamil

Melakukan penyuluhan kepada Ibu

hamil atau yang akan hamil, serta

keluarga ibu hamil mengenai

pentingnya imunisasi TT

2. Memberikan penyuluhan kepada kader aktif

mengenai manfaat, tujuan imunisasi TT2 serta

dampaknya bila Ibu hamil tidak mendapat TT2

Mengadakan penyuluhan kepada

kader aktif mengenai manfaat, tujuan

imunisasi TT2 serta dampaknya bila

Ibu hamil tidak mendapat TT2

3. Membuat media promosi mengenai imunisasi

ibu hamil

Membuat media promosi seperti

brosur dan leaflet.

4. Menyusun jadwal penyuluhan untuk para ibu Membuat jadwal

D. Penyusunan rencana Kegiatan Peningkatan Jumlah ibu hamil

mendapatkan imunisasi TT2

Setelah menentukan alternatif kegiatan, kemudian dibuat sebuah tabel rencana atau

Plan of Action yang meliputi kegiatan, tujuan, sasaran, waktu, dana, lokasi, pelaksana,

metode dan tolak ukur yang sesuai dengan masalah yang ditemukan.

Tabel 18 : Plan of Action (POA)

Page 45: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

45

No. Kegiatan Tujuan Waktu Lokasi Pendanaan Sasaran Pelaksana Metode Tolak Ukur

1. Melakukan

penyuluhan

kepada Ibu

hamil atau

yang akan

hamil, serta

keluarga ibu

hamil

Meningkatkan kesadaran Ibu hamil untuk mendapatkan imunisasi TT

6 bulan sekali Balai Desa/ Posyandu

Dana Operasional puskesmas

Ibu hamil/ yang akan hamil serta keluarganya

Bidan desa, unit koordinator imunisasi

Pertemuan, pemberian materi dan diskusi

Meningkatnya kesadaran seluruh Ibu hamil agar mendapat imunisasi TT

2 Mengadaka

n

penyuluhan

kepada

kader aktif

Meningkatkan pengetahuan kader tentang manfaat tujuan imunisasi TT serta dampaknya bila ibu tidak melakukan imunisasi TT

6 bulan sekali Puskesmas Salaman I

Dana Operasional puskesmas

Kader aktifDokter Puskesmas dan Bidan Desa

Memberi materi tentang manfaat,tujuan imunisasi TT serta dampaknya bila ibu hamil tidak mendapat TT2

Meningkatnya pengetahuan dan peran kader aktif tentang imunisasi TT pada Ibu hamil

3 Membuat

media

promosi

meningkatnya pengetahuan/ mengingatkan ibu hamil mengenai pentingnya imunisasi TT

1 kali setahun Puskesmas Salaman I

Swadana masyarakat/ dana operasional

Seluruh ibu hamil/ yang akan hamil serta keluarganya

Bidan desa, tenaga kesehatan

Memberi informasi melalui media promosi

Meningkatnya kesadaran seluruh Ibu hamil agar mendapat imunisasi TT

4. Membuat

jadwal

penyuluhan

untuk ibu

secara

berkala

Ibu hamil mendapatkan pengetahuan tentang imunisasi secara teratur dan terjadwal

1 kali setahun Puskesmas Salaman I

Dana Operasional puskesmas

Ibu hamil Bidan desa Menentukan jadwal

Terlaksananya penyuluhan dengan interval waktu yang teratur

Tabel 19 : Gann Chart

Page 46: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

46

No. KegiatanJanuari Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

Melakukan penyuluhan kepada

Ibu hamil atau yang akan hamil,

serta keluarga ibu hamil mengenai

pentingnya imunisasi TT

2.

Mengadakan penyuluhan kepada

kader aktif mengenai manfaat,

tujuan imunisasi TT2 serta

dampaknya bila Ibu hamil tidak

mendapat TT2

3.Membuat media promosi seperti

poster, brosur dan leaflet.

4. Membuat jadwal penyuluhan

untuk ibu secara berkala

No. KegiatanJuli Agustus September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

Melakukan penyuluhan kepada

Ibu hamil atau yang akan hamil,

serta keluarga ibu hamil mengenai

pentingnya imunisasi TT

2.

Mengadakan penyuluhan kepada

kader aktif mengenai manfaat,

tujuan imunisasi TT2 serta

dampaknya bila Ibu hamil tidak

mendapat TT2

3.Membuat media promosi seperti

poster, brosur dan leaflet.

4.Membuat jadwal penyuluhan

untuk ibu secara berkala

BAB VIII

PENUTUP

Page 47: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

47

A. Kesimpulan

Di Puskesmas Salaman I, program imunisasi pada indikator jumlah ibu hamil yang

mendapat imunisasi TT2 belum mencapai target yang ada pada periode Januari-September

2013. Persentase untuk jumlah ibu hamil yang mendapat imunisasi TT 2 periode sampai

bulan September 2013 sebesar 77,87 % dan angka cakupan di Desa Kalisalak mencapai

73,07%, sedangkan target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang yang harus dicapai adalah

sebesar 95 %.Oleh karena itu jumlah ibu hamil yang mendapat imunisasi TT 2 di wilayah

kerja Puskesmas Salaman I, khususnya desa Kalisalak masih bermasalah.

Program pelaksanaan imunisasi ibu hamil ini sudah berjalan dengan baik dengan

adanya posyandu di desa Kalisalak yang dilaksanakan oleh bidan desa dan dibantu oleh para

kader aktif, namun karena kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai manfaat imunisasi TT

bagi kehamilan, kurangnya pengetahuan kader mengenai imunisasi TT serta tidak adanya

kegiatan penyuluhan secara berkala maka kegiatan ini belum bisa optimal. Dengan

memperbaiki input dan proses dari kegiatan ini diharapkan cakupan bulan / tahun yang akan

datang dapat lebih baik / dapat ditingkatkan.

B. Saran

Saran yang penulis usulkan untuk masalah ini adalah :

1. Mengoptimalkan tenaga kesehatan maupun para kader yang ada untuk

mempromosikan mengenai pentingnya imunisasi pada saat kehamilan secara

terus-menerus kepada ibu-ibu yang sedang hamil.

2. Proses pelaporan data ibu hamil yang mendapat imunisasi TT 1 dan TT 2 perlu

dioptimalkan

3. Mengoptimalkan peran bidan desa untuk memotivasi ibu hamil untuk

mendapatkan imunisasi TT 1 dan TT 2

DAFTAR PUSTAKA

Page 48: Tm Bab 1-8 Finale (Revisi) (Repaired)

48

1. BKKBN., 2005. Kartu Informasi KHIBA (Kelangsungan Hidup Ibu Bayi,

dan Anak Balita).

2. Chin, James., Kandun, I Nyoman., 2000. Manual Pemberantasan Penyakit

Menular. Available at www.ppmplp.depkes.go.id

3. Depkes RI., 2005. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor: 1059/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan

Imunisasi

4. Ditjen PPM-PL Depkes RI., 2000. Modul Latihan Petugas Imunisasi edisi

ketujuh.

5. Idanati, Rukna., 2005. TT Pregnancy. Available at http://adln.lib.unair.ac.id

6. Saifuddin, Abdul Bari., Andriaansz, Geoege., Wiknjosastro, Gulardi Hanifa.,

Waspodo, Djoko., 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. JNPKKR-POGI dan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta.

7. Hartoyo. Handout : Manajemen Pelayanan/Manajemen Program di Puskesmas.

Magelang; 2011.