4
DEFINISI Keluarnya urin yang tidak disadari, tidak dapat dikontrol, tidak lancar dan berdampak sosial dan higienis bagi penderita dapat dibuktikan secara objektif.Inkontinensia urin dapat terjadi pada derajat ringan berupa keluarnya urin hanya beberapa tetes sampai dengan keadaan berat dan sangan mengganggu penderita (Menefee, 2002). ETIOLOGI Penyebab pokok inkontinesia urin adalaha gangguan urologis ,neurologis, fungsional/psikologis, dan iatrogenic/lingkungan. Inkontinensia dibagi menjadi proses akut dan persiten.Proses akut dari inkontinensia urin dapat dibagi menjadi (Vasavada, 2014): 1. D:Delirium 2. I: Infeksi 3. A: Atrophic Vaginitis atau Urethritis 4. P : Pharmaceutical (hipnotik sedatif, loop diuretik, anti-kolinergik) 5. P : Psychologic disorders (Depresi) 6. E : Kelainan Endokrin 7. R : restricted mobility 8. S : Stoolimpaction Sementara itu terdapat beberapa macam klasifikasi inkontinensia urin persisten, di sini hanya dibahas beberapa jenis yang paling sering ditemukan yaitu : A. Inkontinensia stres (Stres Inkontinence) B. Inkontinensia desakan (Urgency Inkontinence)

tugas urologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

urologi

Citation preview

Page 1: tugas urologi

DEFINISI

Keluarnya urin yang tidak disadari, tidak dapat dikontrol, tidak lancar dan berdampak sosial dan higienis bagi penderita dapat dibuktikan secara objektif.Inkontinensia urin dapat terjadi pada derajat ringan berupa keluarnya urin hanya beberapa tetes sampai dengan keadaan berat dan sangan mengganggu penderita (Menefee, 2002).

ETIOLOGI

Penyebab pokok inkontinesia urin adalaha gangguan urologis ,neurologis, fungsional/psikologis, dan iatrogenic/lingkungan. Inkontinensia dibagi menjadi proses akut dan persiten.Proses akut dari inkontinensia urin dapat dibagi menjadi (Vasavada, 2014):

1. D:Delirium

2. I: Infeksi

3. A: Atrophic Vaginitis atau Urethritis

4. P : Pharmaceutical (hipnotik sedatif, loop diuretik, anti-kolinergik)

5. P : Psychologic disorders (Depresi)

6. E : Kelainan Endokrin

7. R : restricted mobility

8. S : Stoolimpaction

Sementara itu terdapat beberapa macam klasifikasi inkontinensia urin persisten, di sini

hanya dibahas beberapa jenis yang paling sering ditemukan yaitu :

A. Inkontinensia stres (Stres Inkontinence)

B. Inkontinensia desakan (Urgency Inkontinence)

C. Inkontinensia luapan (Overflow Incontinence)

D. Fistula urine

Vasavada, et al.2014.Medscape Reference.Urinary Incontinence. Diunggah dari http://emedicine.medscape.com/article/452289-overview#aw2aab6b2b5 pada tanggal 24 Juni 2014

Page 2: tugas urologi

Degenerasi

Gangguan saraf

Otot detrusor lemah

Kapasitas urin di kandung kemih berlebih

Tidak puas setelah BAK

Urin yg keluar sedikit

Pancaran lemah

EPIDEMIOLOGI

Prevalensi inkontinensia urin menurut The Asia Pacific continense Board (APCB) sebanyak 20,9 %- 35 % dimana perempuan lebih tinggi angka prevalensinya sebesar 15,1 % dari pada laki laki sebesar 5,8 %. Dari presentase prevalensi wanita asia di dapatkan 24,9 % adalah stress inkontinensia, 10,5 % Urge inkontinensia dan 5 % adalah campuran. Angka prevalensi inkontinensia urin di Indonesia sampai saat ini belum ada angka yang pasti, dari penelitian terdahulu menyebutkan bahwa angka kejadian berkisar antara 20-30% (Suparman et al, 2007)

Suparman et al.2007. Indonesian Digital Journal. Inkontinensia Urin Pada Wanita Menopause.Diunggah dari http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/IJOG/article/download/969/963 pada tanggal 24 Juni 2014

PATOFISIOLOGI

Pada usia lanjut inkontinensia urin berkaitan dengan fungsi fisiologis, psikologis dan lingkungan. Proses miksi sendiri diatur di sakrum.jalur aferen membawa informasi mengenai volume vesika urinaria di medula spinalis. Pengisian vesika urinaria dilakukan dengan cara merelaksasi vesika urinaria melalui penghambatan saraf simpatis serta somatik yang mempersarafi otot dasar panggul. Pada orang orang dengan usia lanjut terjadi degenerasi neurogenik yang menyebabkan berkurangnya fungsi dari penghambat kontraksi dari vesica urinaria sehingga akhirnya urin keluar secara involunter atau tanpa disadari(Guyton, 2010).

Page 3: tugas urologi

Hall, E John. 2010. Guyton and Hall Textbook Medical Physiology.”Urinary Tract”.Elsevier Health Sciences:2010.

Menefee SA, Wall LL. Incontinence, Prolapse and Disorder of The pelvic Floor. In: Berek JS, Adashi EY, Hillard PA.Novak’s Gynecology. 12 ed. California; Lippincott Willians & Wilkins, 2002 : 654-84