21
(Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Bahasa Belanda IV) Dosen Pengampu : Diyah Ayu Anggraeni, S.S Oleh: Imam Ghazali 13407144003 Binti Nur Aysah 13407144005 Annisa Riashinta 13407144026 PRODI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 1

Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

(Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Bahasa Belanda IV)

Dosen Pengampu : Diyah Ayu Anggraeni, S.S

Oleh:

Imam Ghazali 13407144003

Binti Nur Aysah 13407144005

Annisa Riashinta 13407144026

PRODI ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

1

Page 2: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah SWT atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas

penelitian “Pemanfaatan dan Revitalisasi Benteng Vredeburg di Yogyakarta Tahun

1977 - 2015” dengan tepat waktu. Penelitian ini kami susun sebagai pemenuhan

tugas mata kuliah Metodologi Sejarah dari Bapak Djumarwan.

Terimakasih kami ucapkan kepada :

1; Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dalam pembuatan makalah

ini2; Orangtua, kami yang telah memberikan dukungan secara moral maupun

material.

3; Bapak Djumarwan selaku Dosen Pengampu mata kuliah Metode Sejarah,

yang telah membimbing serta membekali kami untuk terselesainya

penelitian ini. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan

proposal ini banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, maka dari

itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk menjadi lebih baik lagi.

Semoga proposal ini dapat bermanfaat untuk pembelajaran bagi semuanya.

Amin.

Yogyakarta, Maret 2015

Penulis

BAB I

2

Page 3: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

PENDAHULUAN

1; Latar Belakang

Benteng Vredeburg Yogyakarta semula bernama “Benteng

Rustenburg” yang mempunyai arti “Benteng Peristirahatan”, dibangun

oleh Belanda pada tahun 1760 diatas tanah Keraton. Berkat izin Sri Sultan

Hamengku Buwono I, sekitar tahun 1765 bangunan disempurnakan dan

selanjutnya diganti namanya menjadi “Benteng Vredeburg” yang

bermakna Benteng Perdamaian. 1

Pendirian Benteng Vredeburg Yogyakarta tidak dapat dilepas dari

lahirnya Kasultanan Yogyakarta. Perjanjian Giyanti tanggal 13 Februari

1755 yang berhasil menyelesaikan perselisihan antara Susuhunan

Pakubuwono III dengan pangeran Mangkubumi (Sri Sultan HB I) adalah

merupakan hasil politik Belanda yang selalu ingin turut campur urusan

dalam negeri Raja–Raja Jawa waktu itu. Orang Belanda yang berperan

penting dalam lahirnya Perjanjian Giyanti adalah Nicolaas Harting

(Gubernur dari Direktur Pantai Utara Jawa).

Pada awalnya Benteng Vredeburg didirikan VOC tahun 1760 dengan

tujuan sebagai benteng pertahanan VOC terhadap pihak lawan dagangnya,

1 Sidharta Eko Budiharjo, Konservasi Lingkungan dan Bangunan Bersejarah diYogyakarta (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1989), hlm. 25.

3

Page 4: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

seperti Inggris dan Prancis. Pada masa-masa selanjutnya fungsi tersebut

kemudian bergeser menjadi berbagai hal sesuai dengan perkembangan zaman

yang terjadi. Perubahan fungsi tersebut dapat dilihat dalam proses

perkembangan berikut ini, pada tahun 1760 – 1830 Benteng Vredeburg

berfungsi sebagai benteng pertahanan untuk menahan serangan; pada tahun

1830 -1945 Benteng Vredeburg berfungsi sebagai markas militer Belanda dan

Jepang.

Rumusan Masalah

1; Pemanfaatan Benteng Vredeburg Sebagai Markas Militer

2; Pengalihan Dari Benteng menjadi Museum Benteng

3; Revitalisasi Museum Benteng Vredeburg

4; Museum Benteng Vredeburg Untuk Umum

4; Tujuan Penelitian

1; Untuk mengetahui bagaimana proses Benteng Vredeburg Sebagai

Markas Militer

2; Untuk mengetahui Pengalihan Dari Benteng menjadi Museum Benteng

3; Untuk mengetahui Revitalisasi Museum Benteng Vredeburg

4; Untuk mengetahui Kapan Museum Benteng Vredeburg Untuk Umum

BAB IIPEMBAHASAN

4

Page 5: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

Benteng Vredeburg merupakan peninggalan Kolonial Belanda, namun seiring

dengan perkembangan waktu benteng tetap berdiri dan difungsikan. Sejak

berdirinya VOC praktek monopoli dagang dan aktifitas kolonial mulai terjadi di

nusantara. Hal ini menyebabkan gejolak di berbagai daerah karena praktek

monopoli VOC sering mengakibatkan selisih paham antara VOC dan pengusaha

lokal.

Masa itulah menjadi titik awal dari masa penjajahan di Indonesia oleh

Belanda. Pemaksaan kehendak terjadi dimana-mana. Perjanjian-perjanjian dengan

penguasa lokal bermunculan dengan berbuntut pada penguasaan wilayah dan

monopoli kegiatan dagang oleh VOC. Politik pecah belah dan adu domba selalu

menjadi andalan VOC dalam mengintervensi Pemerintahan lokal. Memanfaatkan

konfliks intern menjadi kebiasaan VOC dalam meraih keuntungan demikianlah

yang terjadi sehingga wilayah kerja yang harus diampu dan jumlah pegawai VOC

semakin besar. Hal ini menjadikan beban keuangan persekutuan dagang tersebut

semakin berat ditambah lagi banyaknya pejabat VOC yang melakukan koropsi

untuk kepentingan sendiri keadaan tersebut berlangsung berlarut-larut.2

A. Pemanfaatan Benteng Vredeburg Sebagai Markas Militer

2 Djamal Masudi, Yogyakarta Bentang Proklamasi (Jakarta: Barahmus DIYPerwakilan Jakarta, 1985), hlm.17.

5

Page 6: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

Seiring dengan perkembangan yang terjadi di Eropa rakyat Belanda

menginginkan keamanan negerinya langsung dibawah lindungan perancis. Maka

Belanda diubah dari bentuk Republik mejadi Kerajaan dengan pengangkatan Luis

Napoleon sebagai Raja Belanda sehingga memberikan dampak perkembangan

politik belanda yang telah menanamkan benih-benih imperialisme mulai

tergantikan oleh pendatang baru yaitu pasukan Inggris yang kemudian

memerintah di nusantara.

Benteng Vredeburg juga pernah digunakan sebagai markas militer dapat di

jabarkan, secara kronologis sebagai berikut:

1; Sejak awal dibangun sampai dengan runtuhnya kekuasaan Hindia Belanda,

dibawah pengelolaan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Benteng

Vredeburg sebagai markas dan asrama pasukan dengan kode staf “Q”.

pada waktu itu dibawah Komandan Letnan Muda I Radio, pasukan ini

bertugas mengurusi perbekalan militer termasuk miseu, di kompleks

benteng didirikan rumah sakit yang melayani korban pertempuran yang

dalam perkembanganya juga melayani fasilitas kesehatan pasukan dan

keluarganya.

2; Benteng Vredeburg pernah dipergunakan untuk menahan para tokoh antara

lain yaitu Moh. Yamin, Tam Malaka dan R.P Soedarsono yang merupakan

tokoh dari satuan perjuangan. Peristiwa penahanan ketiga tokoh

merupakan percobaan perebutan kekuasaan atau kudeta yang dilakuan

oleh pihak oposisi kelompok persatuan perjuangan terhadap pemerintahan

kabinet Sjahrir. Pemicu peristiwa ini adalah ketidakpuasan pihak oposisi

terhadap politik diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia

6

Page 7: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

terhadap Belanda. Kelompok ini menginginkan pengakuan kedaulatan

penuh, sedangkan kabinet yang berkuasa hanya menuntut pengakuan atas

Jawa dan Madura.3

3; Pertahanan Benteng Vredeburg kemudian bergeser menjadi fungsi asrama.

Sedikit-demi sedikit elemen-elemen pertahanan yang terdapat dalam

Benteng Vredeburg sudah mulai berubah. Salah satunya parit yang sudah

kering dan kemudian ditutup. Kedatangan Belanda yang membonceng

tentara Sekutu ketika akan melakukan pelucutan senjata Jepang dan Indo

Belanda, merupakan usaha untuk menguasai Indonesia kembali. Ini

terbukti dari tindakan-tindakan yang dilakukan kemudian. Profokasi dan

teror atau bahkan tindakan kekerasan terhadap pemuda dan penduduk

menjadi faktor penyebab disampaikannya protes kepada Dewan Keamanan

PBB. Sebagai kelanjutannya muncullah beberapa perjanjian sebagai

produk usaha-usaha penyelesaian masalah dengan media diplomasi.

Namun karena niatnya ingin menjajah kembali maka perjanjian perjanjian

tersebut dilanggar oleh Belanda melalui aksi Agresi Militernya baik yang

pertama maupun kedua.

4; Agresi Militer Belanda yang kedua merupakan sebuah pengingkaran yang

dilakukan oleh Belanda atas persetujuan Renville. Ketika Belanda

melakukan Agresi keduanya tersebut, sebelum menangkap para pemimpin

Negara yang sedang bersidang di Gedung Agung, maka Benteng

Vredeburg bersamaan dengan penyerangan Maguwo pada siang hari

dijatuhi bom oleh pesawat Belanda, sehingga kantor Tentara Keamanan

3 Tashadi, Peranan Desa Dalam Perjuangan Kemerdekaan (Jakarta: Depdikbud,1992), hlm. 16.

7

Page 8: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

Rakyat (TKR) yang berada didalamnya mengalami kerusakan. Selanjutnya

pada pukul empat sore Belanda dengan persenjataan lengkap berhasil

menguasai kota Yogyakarta. Dibawah penguasan Belanda selanjutnya

Benteng Vredeburg dimanfaatkan sebagai markas Tentara Belanda yang

tergabung dalam IVG (Informatie Voom Geheimen) atau kesatuan Dinasa

Rahasia Belanda. Disamping itu, benteng juga digunakan sebagai asrama

prajurit Belanda sekaligus tempat untuk menyimpan senjata berat dan

ringan bahkan kendaran militer seperti tank, panzer, dan kendaran lainnya.

Benteng juga dipakai sebagai tempat bertemunya mata-mata Belanda yang

tergabung dalam dinas rahasia.4

5; Ketika terjadi Serangan Umum Satu Maret Benteng Vredeburg menjadi

salah satu target serangan TNI dan gerilyawan karena Benteng Vredeburg

dianggap sebagai markas pengaturan strategi serangan Belanda. Meskipun

hanya berlangsung selama enam jam, namun penguasaan Kota Yogyakarta

dalam serangan umum tersebut merupakan kewenangan politis yang

menunjukkan bahwa TNI masih eksis. Hal ini telah memojokkan Belanda

di meja perundingan yang telah mengabarkan bahwa TNI telah hancur dan

tenggelam bersama RI. Akhirnya dengan keterpojokannya dalam

perundingan tersebut Belanda bersedia membuka kembali perundingan

dengan Indonesia yang telah lama macet. Karena itulah maka kedua belah

pihak RI dan Belanda dibawah pengawasan UNCI (United Nations

Comission of Indonesia) sepakat mengadakan perundingan yang

berlangsung pada tanggal 4 April 1949 di Jakarta. Hasil perundingan

tersebut ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Jakarta dan dikenal

dengan Persetujuan Roem Royen. Dari persejutujuan ini diperoleh hasil

4 Djoko Soekiman, Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Masyarakat Mendukung diJawa (Yogyakarta: Bentang Budaya, 2000), hlm. 28.

8

Page 9: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

bahwa Indonesia, Belanda dan BFO (Bijeenkomsht voor Federaal

Overleg) sepakat mengikuti KMB. Para tawanan yang ditawan sejak 19

Desember 1948 akan segera dikembalikan di Yogyakarta. Oleh karena

itulah Yogyakarta harus dikosongkan dan terjadilah penarikan mundur

tentara Belanda dari Yogyakarta yang dimulai dari tanggal 24 dan berakhir

pada tanggal 29 Juni 1949. Sejak itulah Yogyakarta kembali kepangkuan

RI, sehingga tanggal 29 Juni sering diperingati sebagai hari Yogya

kembali.

6; Hasil KMB (Konferensi Meja Bundar) memutuskan bahwa Belanda secara

resmi menyerahkan kedaulatan kepada RIS (Republik Indonesia Serikat).

Penandatanganan berada di dua tempat yaitu Belanda, tepatnya diruang

tahta istana Kerajaan Belanda, Ratu Juliana, Perdana Mentri Mr. Willem

Drees, Menteri Seberang Lautan Mr. Amja. Sassen dan Ketua delegasi RIS

Drs. M. Hatta bersama-sama membubuhkan tanda tangan dalam naskah

pengakuan kedaulatan RIS. Sedangkan di Jakarta penandatanganan naskah

pengakuan kedaulatan RIS dilakukakn di Istana Gambir (Istana Merdeka

sekarang). RIS diwakili oleh Sri Sultan Hamengku Buwana IX dan

Belanda diwakili oleh Wakil Tinggi Mahkota AHJ. Lovink.

7; Tahun 1977 pada periode ini Benteng Vredeburg kembali ke tangan

Pemerintah RI dan penguasaannya diserahkan kepada Militer Akademi

dan kemudian Hankam. Pada periode inilah terjadi perubahan bangunan

benteng yang tidak terkendali. Perubahan-perubahan dilakukan sesuai

kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal yang cukup banyak

waktu itu. Setelah peristiwa Yogya Kembali dan pengakuan Kedaulatan

RIS, Benteng Vredeburg berada pada Angkatan Perang Republik Indonesia

(APRI). Selanjutnya pengelolaannya diserahkan kepada Sekolah Militer

9

Page 10: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

Akademi dan dijadikan asrama siswa dan tempat belajar. Militer Akademi

merupakan tempat pendidikan para taruna calon petinggi militer di

Indonesia yang atas inisiatif Letnan Jendral Oerik Soemohardjo didirikan

pertama kali di Yogyakarta. Mula-mula kegiatan belajar mengajar

berlangsung di Christelijk Mulo Kota Baru. Setelah meluluskan dua

angkatan militer akademi Yogyakarta ditutup sementara karena alasan

teknis. Taruna angkatan ketiganya menyelesaikan pendidikan di

Koninkalijke Militaire Academie (KMA) di Breda Belanda. Dalam

perkembanganya seusai pemanfaatan Benteng Vredeburg oleh Militer

Akademi, ada dua pendapat yang berseberangan tentang keberadaan

benteng Peninggalan Belanda tersebut ke depan. Satu pihak berpendapat

agar benteng tersebut dihancurkan saja, dan di lain pihak dipelihara karena

merupakan monumen sejarah. Namum perkembangannya terhenti dan

benteng digunakan sebagai tempat tahanan politik. G 30 S/PKI yang

berlangsung berada dibawah pengawasan HANKAM.

8; Periode 1980 penguasaan dan pengelolaan benteng diserahkan dari pihak

HANKAM kepada Pemerintah Daerah Yogyakarta, Pemerintah Daerah

Propinsi DIY menelantarkan bangunan peninggalan Belanda tersebut.18

Keadaan Benteng Vredeburg sangat memprihatinkan. Keadaannya kosong,

tidak difungsikan, sehingga terjadi kerusakan dibeberapa elemen yang

tidak terawat. Namun selama dalam pengelolaan periode tersebut

berlangsung beberapa kegiatan yang bersifat sementara antara lain:

Jambore Seni (tanggal 26 sampai dengan 28 Agustus), Pendidikan dan

Latihan Dodiklat POLRI serta sebagai Markas Pasukan Garnizum 072.

B. Pengalihan Dari Benteng Menjadi Museum Benteng

10

Page 11: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

Tanggal 9 Agustus 1980 dilakukan penandatanganan piagam perjanjian

antara Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai pihak I dan Daud Jusuf

(Mendikbud) sebagai pihak II tentang pemanfaatan bangunan bekas Benteng

Vredeburg. Dengan pertimbangan bahwa bangunan bekas Benteng Vredeburg

tersebut merupakan bangunan bersejarah yang sangat besar artinya maka pada

tahun 1981 bangunan bekas Benteng Vredeburg ditetapkan sebagai benda cagar

budaya berdasarkan Ketetapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor

0224/U/1981 tanggal 15 Juli 1981. Tentang pemanfaatan bangunan Benteng

Vredeburg, dipertegas lagi oleh Nugroho Notosusanto (Mendikbud RI) tanggal 5

November 1984 yang mengatakan bahwa bangunan bekas Benteng Vredeburg

akan difungsikan sebagai museum Perjuangan Nasional yang pengelolaannya

diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.5

Sesuai dengan Piagam Perjanjian serta surat Sri Sultan Hamengku

Buwono IX Nomor 359/HB/85 tanggal 16 April 1985 menyebutkan bahwa

perubahan perubahan tata ruang bagi gedung-gedung di dalam komplek Benteng

Vredeburg diijinkan sesuai dengan kebutuhan sebagai sebuah museum. Untuk

selanjutnya dilakukan pemugaran bangunan bekas benteng dan kemudian

dijadikan museum.

C. Revitalisasi Museum Benteng Vredeburg

Revitalisasi adalah upaya untuk mendaur ulang dengan tujuan untuk

memberikan vitalitas baru, meningkatkan vitalitas yang ada atau bahkan

5 Suharja, Buku Panduan Museum Benteng Vredeburg (Yogyakarta: DepartemenKebudayaan dan Pariwisata, 2009), hlm. 2.

11

Page 12: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

menghidupkan kembali vitalitas (re-vita-lisasi) yang pernah ada, namun telah

memudar. Revitalisasi dapat dijelaskan, adalah rangkaian upaya menghidupkan

kembali kawasan yang cenderung mati, meningkatkan nilai-nilai vitalitas yang

strategis dan signifikan dari kawasan yang masih mempunyai potensi dan atau

mengendalikan kawasan yang cenderung kacau atau semrawut.

Pelaksanaan revitalisasi harus melalui beberapa tahapan, di mana

masingmasing tahapan harus memberikan upaya untuk mengembalikan atau

menghidupkan kawasan dalam konteks perkotaan. Dengan demikian konservasi

bangunan dan kawasan bersejarah merupakan tempat yang dapat difungsikan

kembali menjadi kawasan yang mempunyai nilai sosial ekonomi tinggi.

Revitalisasi bukan hanya sekedar bagaimana menciptakan sebuah tempat

dengan keindahan tempat belaka, tetapi lebih kepada tempat menarik, untuk itu

perlu dikembangkan pemikiran-pemikiran yang kontekstual maupun holistik,

yang berangkat dari budaya masyarakat setempat beserta seluruh kearifan

lokalnya yang masih melekat, dan dikombinasikan dengan permasalahan

lingkungan yang berkembang saat ini. Keunikan tersebut, selain aspek sosial

budaya, mengandung kearifan lokal yang dapat menjadi daya tarik wisata, dan

berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif masyarakat. Potensi aset

budaya tersebut memiliki nilai kesejarahan dan menjadi suatu rangkaian pusaka

yang perlu dilestarikan bahkan potensial untuk dikembangkan secara positif,

berkesinambungan serta dapat dijadikan pijakan. Revitalisasi harus dipandang

sebagai sebuah objek budaya dengan segala aspek yang melingkupinya, dan perlu

dipadukan dengan permasalahan sosial, ekologi dan arsitektural yang sudah tertata

12

Page 13: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

di kawasan atau lingkungan bersejarah tersebut. Hanya saja, langkah yang tidak

kalah pentingnya adalah bagaimana mengakomodasikan permasalahan sosial,

ekologi serta aspek terkait lainnya melalui sebuah kegiatan pelestarian.

D. Museum Benteng Vredeburg Untuk Umum

Tahun 1987 Museum Benteng Vredeburg telah dapat dikunjungi oleh

umum. Pada tanggal 23 November 1992 bangunan bekas Benteng Vredeburg

secara resmi menjadi Museum Khusus Perjuangan Nasional berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Prof. Dr.

Fuad Hasan) Nomor 0475/O/1992 dengan nama Museum Benteng Yogyakarta.

Selanjutnya Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata Nomor : KM 48/OT.001/MKP/2003 tanggal 5 Desember 2003

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta mempunyai Kedudukan, Tugas Pokok

dan Fungsi yaitu sebagai museum khusus merupakan Unit Pelaksana Teknis yang

berkedudukan di lingkungan Kementerian dan Kebudayaan Deputi Bidang

Sejarah dan Purbakala yang bertugas melaksanakan pengumpulan, perawatan,

pengawetan, penelitian, penyajian, penerbitan hasil penelitian dan memberikan

bimbingan edukatif kultural mengenai benda dan sejarah perjuangan bangsa

Indonesia di wilayah Yogyakarta.

Museum adalah sebuah Lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari

keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya terbuka untuk umum

yang mengumpulkan, merawat, mengkomunikasikan dan memamerkan, untuk

13

Page 14: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

tujuan tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, bukti-bukti material manusia dan

lingkungannya.

Museum secara keseluruhan dijabarkan dalam berbagai kegiatan rutin

yang terbagi ke dalam tiga bagian kegiatan sebagai berikut:

I; Pelestarian sejarah dan budaya melalui berbagai kegiatan seperti

perawatan dan pemeliharaan benteng sebagai cagar budaya, konservasi,

fumigasi dan restorasi benda-benda sejarah perjuangan. Perawatan dan

pemeliharaan benteng sebagai cagar budaya dilakukan secara bersama-

sama dengan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala. Sedangkan

kegiatan konservasi, fumigasi dan restorasi terhadap benda-benda koleksi

sejarah perjuangan dilakukan secara intern oleh petugas pemeliharaan dan

perawatan museum. Adapun koleksi benda-benda sejarah perjuangan

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta terdiri dari benda – benda realita,

replika, foto, lukisan dan koleksi lainnya yang berjumlah kurang lebih

7000 buah. Seluruh benda koleksi museum disimpan diruang pameran

tetap maupun di storage dengan perlakuan khusus sesuai dengan standar

Internasional museum.

II; Penyajian sejarah dan budaya melalui berbagai kegiatan seperti pameran

tetap dan pameran temporer, penyediaan film-film sejarah perjuangan,

perpustakaan sejarah serta penerbitan buku dan buletin. Museum Benteng

Vredeburg Yogyakarta memiliki 5 ruang pameran tetap yang terdiri dari 4

ruang diorama dan 1 ruang realita. Ruang Pameran tetap berisi koleksi

benda sejarah yang memvisualkan peristiwa sejarah perjuangan bangsa,

terutama perjuangan dari Yogyakarta sejak kedatangan bangsa Barat ke

Indonesia sampai saat ini. Selain itu pengunjung juga bisa menikmati

14

Page 15: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

sajian film–film sejarah perjuangan di ruang Bioskop Sejarah Perjuangan.

Museum juga dilengkapi dengan perpustakaan yang berisi buku-buku

sejarah dan budaya. Sarana pembelajaran sejarah bagi anak-anak sekolah

juga disediakan melalui CD interaktif.

III; Pengembangan sejarah dan budaya melalui kegiatan penelitian dan

pengkajian sejarah perjuangan, festival, lomba, ceramah, diskusi, loka

karya, workshop, pentas seni, baik diselenggarakan sendiri, kerjasama

instansi terkait, maupun memfasilitasi masyarakat melalui sarana dan

prasarana museum. Pengkajian sejarah difokuskan pada sejarah

perjuangan di Yogyakarta baik peristiwa yang berkaitan dengan koleksi

tata pameran tetap maupun yang tidak berkaitan dengan tata pameran

museum. Festival, lomba, diskusi, pentas seni bernuansa sejarah juga rutin

dilakukan seperti festival busana perjuangan, lomba lagu, teater, lukis dan

mewarnai dengan nuansa perjuangan, cerdas cermat permuseuman,

kesejahteraan dan kepurbakalaan dan kemah budaya. Selain itu museum

juga menyediakan sarana dan prasarana bagi masyarakat untuk

mengadakan pameran, lomba, festival, ceramah, diskusi dan kegiatan lain

yang bernuansa budaya.

Pemanfaatan adalah Pendayagunaan pada cagar budaya, dalam hal ini

adalah koleksi museum untuk kepentingan sebesar–besarnya kesejahteraan rakyat

dengan tetap mempertahankan kelestariannya, yang termasuk kegiatan

pemanfaatan antara lain:

Pameran Museum

Cara paling efektif bagi museum untuk menyediakan koleksi–koleksinya

agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan memajangnya dalam pameran

15

Page 16: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

baik itu pameran tetap maupun pameran temporer maupun pameran keliling,

melalui pameran museum jelas memiliki manfaat bagi pengunjung dan

meningkatkan pengetahuan tentang informasi yang terkandung dalam materi

pameran sehingga diharapkan masyarakat khususnya generasi muda dan pelajar

dapat mengerti dan memahami berbagai aspek kehidupan yang melatar belakangi

keberadaan koleksi benda-benda yang ditampilkan dalam pameran. Museum

Benteng Vredeburg bersama dengan Museum khusus sejarah yang lain secara

periodik dan berkesinambungan mengadakan program pameran bersama.

Biasanya pada peringatan Serangan Oemom 1 Maret diadakan pameran-pameran

di halaman Museum Benteng Vredeburg dan juga Rekontruksi peristiwa. Pameran

temporer dilaksanakan oleh museum dalam waktu tertentu dan dalam jangka

waktu tertentu. Tempat pelaksanaanya dapat dilaksanakan di museum maupun di

luar museum. Pameran keliling dilaksanakan dengan mengambil tempat di luar

museum yang dijalankan secara periodic dengan tema-tema tertentu.

Benteng Vredeburg Sebagai Ajang Seminar

Ruang seminar yang biasa digunakan dan dimanfaatkan masyarakat

umum, pelajar, mahasiswa menempati gedung lantai atas pada bangunan Diorama

IV untuk acara seminar, diskusi dan sarasehan.

Lomba / Festifal

Lomba dilaksanakan untuk lebih meningkatkan keterlibatan masyarakat

khususnya generasi muda dengan museum. Berbagai lomba yang telah

dilaksanakan antara lain lomba lukis dan mewarnai tingkat TK/SD, lomba karya

16

Page 17: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

tulis ilmiah tingkat SMA, lomba vocal group perjuangan tingkat SMP, lomba

teater perjuangan tingkat SMA, lomba drumband tingkat SD, dan lomba cerdas

cermat kesejarahan permuseuman dan kepurbakalaan tingkat SMP.

Monumen Serangan Umum

Halaman luas yang letaknya berada di area depan Museum Benteng

Vredeburg Yogyakarta dimanfaatkan oleh masyarakat umum untuk berbagai

kegiatan seperti: Pagelaran Seni, Gelar Budaya dan kegiatan lainnya yang

berorientasi pada pengembangan kebudayaan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

17

Page 18: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

Sejak didirikan hingga kini Benteng Vredeburg mengalami beberapa kali

pergantian fungsi. Benteng Vredeburg difungsikan sebagai: 1. Markas, Kantor

Militer, Asrama Pasukan Tentara, Rumah Sakit untuk melayani korban

pertempuran dan melayani kesehatan pasukan, keluarganya; 2. Tempat menahan

para tokoh yaitu: Moh. Yamin, Tan Malaka dan RP. Soedarsono. Pengelolaan

Benteng Vredeburg telah diserahkan dari pihak HANKAM ke Pemerintah Daerah

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta hingga ke rencana pelestarian bangunan

Benteng Vredeburg terlihat jelas, mulai direncanakan pemugaran bangunan

sampai mengalami berkali-kali pergantian pengelola.

Dengan telah selesainya pembangunan Benteng Vredeburg, maka

pemanfaatan Benteng Vredeburg sebagai museum merupakan wahana komunikasi

masa sekarang dan masa lampau, dengan begitu rasa cinta akan sejarah dapat

dibina sejak dini. Dengan berkunjung ke museum masyarakat dapat mengetahui,

mencermati, serta memahami makna yang terkandung dalam sajian diruang

pameran sehingga dapat merangsang aspirasi masyarakat guna mengisi

kemerdekaan dengan tindakan yang positif.

B. Daftar Pustaka

Djamal Masudi. 1985. Yogyakarta Bentang Proklamasi, Jakarta: Barahmus DIY

Perwakilan Jakarta, 1985.

18

Page 19: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

Djoko Soekiman, Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Masyarakat Mendukung di

Jawa, Yogyakarta: Bentang Budaya, 2000.

Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press,

1969.

Sidharta Eko Budiharjo, Konservasi Lingkungan dan Bangunan Bersejarah di

Yogyakarta, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1989.

Suharja, Buku Panduan Museum Benteng Vredeburg,Yogyakarta: Departemen

Kebudayaan dan Pariwisata, 2009.

Tashadi, Peranan Desa Dalam Perjuangan Kemerdekaan, Jakarta: Depdikbud,

1992.

LAMPIRAN

19

Page 20: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

B

enteng Vredeburg Pada Tahun 1980

Benteng Vredeburg Halaman Depan

20

Page 21: Tugas UTS METODE SEJARAH.rtf

Taman Benteng Vredeburg

Salah Satu Ruangan Diorama Benteng Vredeburg

21