Click here to load reader
Upload
vuthu
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Universitas Jambiolah limbah sawit jadi bahan bakar
Senin, 27 Februari 2017 13:24 WIB | 426 Views
Pewarta: Dodi Saputra
Kelapa sawit. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)
Jambi (ANTARA News) - Pusat Studi Energi dan Nano-Material Universitas Jambi
mengembangkan pengolahan limbah kelapa sawit untuk dijadikan bahan bakar minyak
(BBM) yang dinilai lebih ramah lingkungan.
"Pengembangan riset tersebut dimulai pada 2004, dan saat ini kami sedang fokus
mengolah limbah kelapa sawit untuk dijadikan bahan bakar minyak seperti bensin, solar
dan minyak tanah serta gas," kata Ketua Pusat Studi Nano-Material Universitas Jambi,
Nazarudin Phd di Jambi, Senin.
Dia mengatakan pengolahan limbah kelapa sawit yang dijadikan bahan bakar minyak
tersebut dilakukan dengan beberapa dosen dan mahasiswa di laboratorium teknik kimia
Unja yang semua peralatannya dirakit sendiri.
"Pada tahap ini untuk bahan baku limbah sawit yang kita gunakan dalam pengolahan
tersebut masih disuplai dari parbrik kelapa sawit milik PTPN VI," katanya.
Limbah kelapa sawit, diantaranya cangkang sawit, serat sawit dari sisa hasil CPO itu
diolah melalui proses perengkahan reaksi dari bahan kimia (katalis) pada beberapa alat
reaktor, kemudian dari proses tersebut dapat menghasilkan produksi bahan bakar jenis
gas, cair dan padat.
Hasil proses perengkahan limbah itu konversinya bisa menjadi berbagai jenis bahan
bakar mulai dari bensin, solar dan minyak tanah itu sekitar sekitar 70 persen dan
sementara 30 persennya bisa menjadi gas yang juga bisa dimanfaatkan jadi bahan bakar.
2
"Pada proses perengkahan ini juga dipantau melalui sistem komputer dan kurang lebih
sampai satu jam untuk bisa menjadikan bahan bakar minyak, dan setelah dapat hasilnya
kemudian diolah lagi secara khusus," katanya menjelaskan.
Nazarudin yang juga lulusan Doktor Teknik Kimia University College London (UCL)
Inggris ini mengatakan hasil dari produksi perengkahan tersebut nantinya dipisahkan
melalui alat berdasarkan tersusun hidrokarbon rantai lurus, diantaranya jumlah
kandungan C5 (heptana) sampai dengan C10 adalah jenis bensin atau mudah terbakar.
Kemudian rantai lurus hidrokarbon C12 hingga C15 adalah jenis solar dan kandungan C15
hingga C20 adalah jenis minyak tanah serta kandungan C-30 ke atas adalah bahan bakar
jenis padat seperti parafin.
"Bahan bakar mulai dari jenis gas, cair hingga padat sudah dapat diproduksi dalam skala
laboratorium dan beberapa sampelnya juga sudah dikirim ke Laboratorium Universitas
Gajah Mada (UGM) untuk dianalisa kembali guna menghasilkan suatu produk yang lebih
baik," katanya lagi.
Selain itu dari limbah kelapa sawit itu juga dapat dijadikan sebagai bahan kimia katalis
yang kemudian juga dari katalis tersebut dapat bermanfaat untuk digunakan sebagai
bahan reaksi kimia untuk menjadikan bahan bakar.
"Kami juga telah memproduksi katalis yang saat ini sudah ada sekitar 20 jenis katalis
yang berasal dari bahan baku limbah," kata Nazarudin yang juga dosen Fakultas Teknik
Universitas Jambi ini.
Pembuatan bahan bakar minyak dari limbah kelapa sawit yang riset dan
pengembangannya tahap awal tersebut didanai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan
Kelapa Sawit (BPDPKS) sebesar Rp1,1 miliar.
Nazarudin memiliki target bahwa pengembangan bahan bakar minyak dari limbah kelapa
sawit tersebut ke depan dapat dikomersilkan dan juga bisa diterapkan di setiap pabrik
kelapa sawit (PKS) yang keberadaanya di Jambi sangat potensial.
Pihaknya berharap adanya dukungan yang penuh dari pemerintah daerah untuk
pengembangan energi baru terbarukan (EBT) karya anak bangsa yang lebih ramah
lingkungan ini.
3
"Saya berharap ada dukungan dari pusat hingga daerah karena ini untuk tujuan kita
bersama, bangsa kita ini perlu untuk mandiri, kita tidak boleh ketergantungan dan
teknologi itu harus kita rebut dengan bekerja keras dan tentu harus terus ada dukungan
sampai jadi hasil sesuai target untuk kemandirian energi," kata Nazarudin
menambahkan.1:53
Editor: Unggul Tri Ratomo