16
Tugas Makalah: VIRUS DAN KANKER & INTERFERON Oleh: Izdaharra Mutia Ulfah 1302101010178 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH 2015

Virus Dan Kanker, Dan Interferon

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas makalah

Citation preview

Tugas Makalah:VIRUS DAN KANKER&INTERFERON

Oleh:Izdaharra Mutia Ulfah1302101010178

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANUNIVERSITAS SYIAH KUALABANDA ACEH2015

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar belakangManusia terus menerus berkontak dengan agen eksternal yang dapat membahayakan jika masuk ke dalam tubuh. Yang paling serius jika itu adalah mikroorganisme penyebab penyakit. Jika virus akhirnya masuk ke dalam tubuh, maka tubuh dilengkapi oleh sistem pertahanan internal yang kompleks dan sistem imunyang memberi perlindungan terus menerus terhadap invasi oleh agen asing. Selain itu, permukaan tubuh yang terpajang ke lingkungan eksternal, misalnya sistem integumen atau kulit, berfungsi sebagai pertahanan pertama untuk mencegah masuknya mikroorganisme asing. Sistem imun juga melindungi tubuh dari kanker dan untuk mempermudah perbaikan jaringan yang rusak.Sistem imun secara tidak langsung berperan dalam homeostasis dengan membantu mempertahankan kesehatan organ-organ yang secara langsung berperan dalam homeostasis.Imunitas adalah kemampuan tubuh untuk menahan atau menghilangkan benda asing atau sel abnormal yang berpotensi merugikan. Sistem imun suatu sistem pertahanan internal yang berperan dalam mengenal dan menghancurkan atau menetralkan benda-benda di dalam tubuh yang asing bagi sel tubuh.1.2 Rumusan masalah1.2.1 Bagaimana hubungan virus dengan kanker?1.2.2 Apa itu interferon dan bagaimana peranannya di dalam tubuh?

BAB IIISI

2.1 Hubungan virus dan kankerKanker adalah penyakit kompleks pada sejumlah besar gen seluler yang telah mengalami perkembangan malignansi, dimana sel-sel dalam jaringan atau organ tubuh tertentu berkembang biak dan tumbuh terlalu cepat, lebih cepat dari normal, yang tidak diiringi dengan kematian sel yang cepat juga. Banyak faktor yang dapat menyebabkannya, diantaranya faktor - faktor genetik dan akibat adanya infeksi virus. Kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi , yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Ada dua jenis kanker yaitu kanker ganas (maligna) dengan proliferasi sel-sel kanker yang tidak terkontrol yang merugikan fungsi organ tertentu dan dapat invasi ke jaringan sekitarnya serta dapat ber metastase ke tempat yang jauh. Jenis yang kedua yaitu kanker jinak (benigna) terdiri dari sel-sel yang normal yang tidak mengadakan invasi atau metastase ke tempat lain (Pasaribu, 2006).Dikenal dua jenis virus yang dapat menyebabkan kanker ganas yaitu: RNA virus dan DNA virus (Pasaribu, 2006) :a. RNA virus menyebabkan leukemia, sarkoma dan urinari papiloma serta kanker payudara.b. DNA virus dianggap sebagai penyebab kanker: Eipstein Barr virus, papilloma virus, Hepatitis B virus. Eipstein Barr virus (EBV) dianggap sebagai penyebab dari kanker nasofaring. Hepatitis B virus berhubungan dengan hepatocelluler carcinoma primer.Oncogene merupakan gen yang bertanggung jawab terhadap pembentukan kanker. Terdapat 2 tipe, yaitu protooncogene yang berfungsi dalam pertumbuhan normal sel dan viral oncogene yang menyebabkan sel tumbuh abnormal (menyebabkan kanker). Protoonkogen berfungsi mengatur proliferasi dan diferensiasi sel normal . Rangsangan faktor pertumbuhan ekstraselular diterima oleh reseptor faktor pertumbuhan di permukaan membran dan diteruskan melalui transmembran sel ke dalam sitoplasma dan ke dalam inti sel. Bila kemudian ada bahan karsinogen, maka akan terjadi proliferasi sel abnormal yang berlebihan dan tak terkendali, dimana protoonkogen berubah menjadi onkogen (Chrestella, 2009).Virus oncogene menginfeksi sel hospes, terjadi replikasi virus, aktivasi protooncogene menjadi oncogene menyebabkan gangguan siklus sel terjadi proses onkogenesis dan transformasi (Nuryastuti, 2009). Transformasi virus disekitar sel onkogen menyebabkan perubahan molekul hingga terjadi perubahan pertumbuhan. Misalnya, P21 protein, protein ini terlibat pada pengaturan proliferasi sel. Beberapa karsinogen dapat merubah P21 protein hingga terjadi perubahan terhadap proliferasi sel tersebut (Pasaribu, 2006).Sifat sel yang mengalami transformasi (Nuryastuti, 2009) :1. Asam nukleat virus berintegrasi pada kromosom sel inang2. Bentuk lebih bulat daripada sel normal3. Kehilangan kontak inhibisi4. Menyebabkan tumor bila disuntikkan ke binatang yang peka5. Terdapat virus spesifik antigen pada permukaan sel6. Ada abnormalitas kromosom7. Terdapat perubahan permeabilitas membran plasmaTransformasi meliputi inisiasi dan promosi. Terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas saat inisiasi. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen , yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor , menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahun pun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. Pada tahap promosi , suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas (Pasaribu, 2006).Ketika sebuah sel menjadi ganas, sistem kekebalan tubuh dapat merusaknya sebelum sel ganas tersebut berlipatganda dan menjadi suatu kanker. Namun, apabila sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi secara normal, tubuh cenderung rentan terhadap resiko kanker, seperti yang terjadi pada penderita AIDS, orang-orang yang menggunakan obat penekan kekebalan dan pada penyakit autoimun tertentu. Tetapi sistem kekebalan tubuh pun tidak selalu efektif, sehingga kanker terkadang masih dapat menembus perlindungan ini meskipun sistem kekebalan berfungsi secara normal (Pasaribu, 2006).Metastasis (bahasa Yunani: "perubahan status") adalah penyebaran kanker dari lokasi awal ke tempat lain di dalam tubuh. Sel kanker dapat melepaskan diri dari tumor utama dan mengalami proses penyebaran. Langkah pertama metastasis adalah sel kanker dapat menembus pembuluh darah dengan bantuan enzim dan masuk ke dalam aliran darah. Pembuluh darah ini kemudian dapat membawa sel kanker ikut bersirkulasi dalam aliran darah, dan sampai ke organ lain dalam tubuh. Langkah kedua metastasis adalah sel meninggalkan aliran darah dan sampai pada organ baru. Di organ baru ini, sel kanker mulai berdubplikasi dan berkembang menjadi tumor baru. Pertumbuhan dari sel kanker menjadi tumor baru dipengaruhi oleh banyaknya produksi enzim collagen digesting. Semakin banyak enzim yang diproduski semakin cepat tumor terbentuk.

2.2 Interferon Interferon adalah protein yang dibuat dan dikeluarkan oleh berbagai sel darisistem kekebalan tubuh (contohnya, sel-sel darah putih, sel-sel pembunuh alami, fibroblast-fibroblast, dan sel-sel epithelial) yang terjadi secara alami sebagai tanggapan terhadap sel asing.Interferon, terutama alfa dan beta memiliki peranan penting dalam pertahanan terhadap infeksi virus. Senyawa interferon adalah bagian dari sistem imun non-spesifik dan senyawa tersebut akan terinduksi pada tahap awal infeksi virus, sebelum sistem imun spesifik merespon infeksi tersebut. Aktivasi protein interferon terkadang dapat menimbulkan kematian sel yang dapat mencegah infeksi lebih lanjut pada sel.Fungsi lain dari interferon adalah untuk upregulate molekul kompleks histokompatibilitas utama, MHC I dan MHC II, dan meningkatkan aktivitas immunoproteasome.

JENIS JENIS INTERFERONTerdapat tiga kelas interferon yaitu, alfa, beta, dan gamma.a. Interferon-, dihasilkan oleh leukosit dan berperan sebagai molekul anti-viral.Penggunaan interferon- untuk perawatan penderita hepatitis B dan hepatitis C dapat menginduksi hipotiroidisme atau hipertiroidisme, tiroiditis maupun disfungsi kelenjar tiroid. IFN- memiliki efek anti-proliferatif dan anti-fibrosis pada sel mesenkimal.b.Interferon-, dihasilkan oleh fibroblas dan dapat bekerja pada hampir semua sel didalam tubuh manusia.c.Interferon-, dihasilkan oleh limfosit sel T pembantu dan hanya bekerja pada selsel tertentu, seperti makrofaga, sel endotelial, fibroblas, sel T sitotoksik, dan limfosit B.

MEKANISME KERJA INTERFERONIFN- dan IFN-, merupakan family IFN tipe I, yang bersifat tahan asam dan bekerja pada reseptor yang sama. IFN biasanya diinduksi oleh infeksi virus. IFN- merupakan IFN tipe II yang tidak tahan asam dan bekerja pada reseptor yang berbeda. IFN- biasanya dihasilkan oleh limfosit T.Setelah berikatan dengan reseptor selular spesifik, IFN mengaktivasi jalur transduksi sinyal JAK-STAT, menyebabkan translokasi inti kompleks protein seluler yang berikatan dengan interferon-specific response element. Ekspresi aktivasi transduksi sinyal ini adalah sintesis lebih dari dua lusin protein yang berefek antivirus. Efek antivirus melalui hambatan penetrasi virus, sintesis mRNA virus, translasi protein virus dan/atau assembly dan pelepasan virus. Virus dapat dihambat oleh IFN pada beberapa tahap, dan tahapan hambatannya berbeda pada tiap virus. Namun beberapa virus juga dapat melawan efek IFN dengan cara menghambat kerja protein tertentu yang diinduksi oleh IFN. Salah satunya adalah resistensi HCV terhadap IFN yang disebabkan oleh hambatan aktivitas protein kinase oleh HCV.

MANFAAT INTERFERON Sebagai AntivirusInterferon merupakan sistem kekebalan tubuh kelompok sitokin yang diproduksi oleh tubuh bila mengetahui ada virus yang menempel pada permukaan sel sebelum virus tersebut masuk untuk menginfeksi. Antibodi dalam sirkulasi darah akan mencegah virus untuk menempel. Bila virus tersebut lolos dan menginfeksi, sel tubuh akan melepas interferon untuk meresponnya.Di samping itu, interferon mengaktifkan sel pembunuh alamiah (Natural Killer Cell) yang akan menghancurkan sel yang terinfeksi virus yang dapat dikenali dari perubahan pada permukaannya. Pengobatan Hepatitis B dan CInterferon sudah dikenal sejak tahun 1989, tetapi efektivitas pengobatannya masih rendah, yaitu sekitar 20% untuk hepatitis B dan 11-19% untuk hepatitis C. setelah dikembangkan menjadi bentuk terpegilasidari interferon 2a dan terpegilasi dari interferon 2b terjadi peningkatan efektivitas pengobatan menjadi 40-50%. Perbedaannya terletak pada kestabilan protein yang menjadi inti interferon. Dibandingkan yang konvensional, protein yang terpegilasi cenderung lebih stabil sehingga dapat aktif lebih lama membunuh virus.Saat ini obat Hepatitis C standar adalah kombinasi Interferon dengan Ribavirin. Kombinasi obat Hepatitis C ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan respon yang tinggi melawan virus pada penderita Hepatitis C kronis.Obat Hepatitis C bentuk terpegilasi dari interferon- dibuat dengan menggabungkan suatu molekul besar yang larut air, yaitu Polietilenglikol (PEG) dengan molekul interferon-. Penggabungan tersebut memperbesar ukuran interferon- sehingga dapat bertahan dalam tubuh lebih lama. Hal tersebut juga dapat melindungi molekul interferon agar tidak dirusak oleh enzim tubuh. Selain itu, obat ini juga memiliki waktu paruh yang lebih panjang sehingga tidak perlu sering-sering dikonsumsi. Interferon- standar biasa disuntikkan tiga kali dalam seminggu, sedangkan interferon- bentuk terpegilasi cukup disuntikkan sekali dalam seminggu.Obat Hepatitis C ini diberikan pada pasien sesuai dengan berat badan dengan dosis 1,5g/ kg berat badan.Obat yang direkomendasikan untuk terapi Hepatitis B kronis adalah PEG Interferon -2a dan PEG Interferon -2b. Pengobatan SARSMenurut Prof. JindrichCinatl, kombinasi interferon dengan glycyrrhizin mendapatkan hasil yang maksimal dalam melawan virus SARS. Pengobatan Penyakit Lain Interferon alfa-2a (Roferon-A) disetujui FDA untuk mengobati Leukemia , AIDS-terkait Sarkoma Kaposi, dan Leukemia Myelogenous kronis. Interferon alfa-2b telah disetujui untuk pengobatan Sarkoma (tumor yang timbul dari jaringan ikat), hepatitis C kronik, dan hepatitis B kronik. Interferon beta-1b (Betaseron) dan interferon beta-1a (Avonex) disetujui untuk pengobatan multiple sclerosis (peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang). Interferon-alfa n3 (Alferon-N) disetujui untuk pengobatan genital dan perianal kutil yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV). Interferon gamma-1B (Actimmune) disetujui untuk pengobatan penyakit granulomatosa (pembentukan granuloma multiple) kronis dan malignant osteopetrosis (kepadatan tulang abnormal).

TERAPI INTERFERONInterferon- dan - telah digunakan untuk penyembuhan berbagai infeksi virus, salah satunya adalah beberapa hepatitis C dan B tertentu yang bersifat kronis serta akut dapat menggunakan interferon-. Sementara itu, interferon- yang berperan dalam aktivasi makrofag, digunakan dalam penyembuhan kusta lepromatosa, toksoplasmosis, dan leisymaniasis. Efek anti-proliferasi yang dimiliki interferon juga menyebabkan senyawa ini dapat digunakan untuk mengatasi tumor seperti melanoma dan Sarkoma Kaposi.Terapi interferon digunakan sebagai pengobatan untuk kanker. Pengobatan ini paling efektif untuk mengobati keganasan hematologi, leukemia dan limfoma termasuk leukemia sel berbulu, leukemia myeloid kronis, limfoma nodular, kulit T- limfoma sel. Pasien dengan melanoma berulang menerima rekombinan IFN-2b. Tipe I IFNs memiliki potensi terapi untuk pengobatan berbagai macam leukemia dan tumor padat karena efek antiproliferatif dan apoptosis mereka, mereka anti-angiogenik. efek dan kemampuan mereka untuk memodulasi respon imun spesifik mengaktifkan sel dendritik, sel T dan sel NK cytolytic. Penelitian di daerah ini menerima penyelidikan intensifPenggunaan interferon pengobatan memang dibatasi karena adanya efek samping berupa demam, malaise, kelelahan, dan nyeri otot. Selain itu, interferon juga bersifat toksik atau beracun terhadap hati, ginjal, sumsum tulang, dan jantung.

EFEK SAMPINGMasalahnya walaupun interferon berfungsi ganda, yaitu melindungi tubuh dari serangan penyakit dan sekaligus membunuh agen penyebab penyakit, obat ini masih mempunyai beberapa kelemahan. Pertama adalah adanya efek samping. Penggunaan interferon akan menimbulkan efek samping berupa gejala demam, termasuk panas dan sakit kepala.Penggunaan interferon dalam waktu yang lama akan menyebabkan turunnya daya lihat dan bahkan rontoknya rambut. Kelemahan kedua adalah masa terapi lama bahkan sampai lebih dari satu tahun. Ini akan menyusahkan pasien karena konsumsi interferon biasanya melalui infus.Pemberian interferon dapat memberikan efek samping yang mirip dengan gejala-gejala flu, seperti demam, menggigil, sakit kepala, sakit-sakit dan nyeri-nyeri otot, malaise. Efek ini dapat terjadi pada pemberian semua jenis interferon. Gejala-gejala ini bervariasi dari ringan sampai parah dan terjadi pada sampai setengah dari senua pasien-pasien.Efek samping lain yang mungkin terjadi dengan semua interferon-interferon dan yang mugkin disebabkan oleh dosis-dosis yang lebih tinggi adalah:Kelelahan,diare,mual,muntah,nyeri perut,sakit-sakit persendian,nyeri tulang belakang, dan dizziness. Anorexia, congestion, denyut jantung yang meningkat, kebingungan, jumlah sel darah putih yang rendah, jumlah platelet yang rendah (thrombocytopenia), jumlah sel darah merah yang rendah, dan peningkatan pada enzim-enzim hati, peningkatan pada triglycerides, ruam-ruam kulit, rambut rontok yang ringan atau penipisan rambut, pembengkakan (edema), batuk, atau kesulitan bernapas telah dilaporkan. Reaksi-reaksi alergi dan anaphylactik mungkin juga terjadi.

BAB IIIKESIMPULANVirus adalah suatu patogen obligat yang hanya bisa berkembangbiak di dalam sel hidup. Tidak seperti organisme hidup yang memiliki kromosom (DNA) dan enzim-enzim untuk proses replikasi, transkripsi, translasi, dan lain-lain, virus hanya terdiri dari asam nukleat (baik itu DNA ataupun RNA) dan coat protein untuk melindungi genomnya. Beberapa virus memiliki struktur tambahan seperti envelop dan membawa beberapa enzim seperti RNA-dependent DNA polymerase yang diperlukan untuk siklus replikasinya dan yang tidak disediakan oleh inang. Pada umumnya, replikasi virus terdiri dari tahap penempelan, penetrasi, uncoating, biosintesa, maturasi, dan pelepasan. Perbedaan proses perkembangbiakan antara berbagai jenis virus terutama adalah pada tahap biosintesa. Apabila dalam proses replikasi ini genom virus terintegrasi ke dalam kromosom inang maka bisa menyebabkan kanker.Interferon adalah protein yang dibuat dan dikeluarkan oleh berbagai sel darisistem kekebalan tubuh (contohnya, sel-sel darah putih, sel-sel pembunuh alami, fibroblast-fibroblast, dan sel-sel epithelial) yang terjadi secara alami sebagai tanggapan terhadap sel asing seperti virus. Interferon merupakan sistem kekebalan tubuh kelompok sitokin yang diproduksi oleh tubuh bila mengetahui ada virus yang menempel pada permukaan sel sebelum virus tersebut masuk untuk menginfeksi. Antibodi dalam sirkulasi darah akan mencegah virus untuk menempel. Bila virus tersebut lolos dan menginfeksi, sel tubuh akan melepas interferon untuk meresponnya.Di samping itu, interferon mengaktifkan sel pembunuh alamiah (Natural Killer Cell) yang akan menghancurkan sel yang terinfeksi virus yang dapat dikenali dari perubahan pada permukaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Interferon. (http://id.wikipedia.org/wiki/Interferon) diakses 28 april 2015.Chrestella, Jessy. 2009. Neoplasma. Departemen patologi Anatomi USU, Medan.

Nuryastuti, Titik. 2009. Bakteri Dan Virus Penyebab Kanker. Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedilteran UGM, Yogyakarta.

Pasaribu, Emir Taris. 2006. Epidemiologi dan Etiologi Kanker. Suplemen Majalah Kedokteran Nusantara 268 Volume 39 No. 3.

Wahyuni, Sri. 2014. Blog Kesehatan: Makalah Interferon. (sriwahyunibaso248.blogspot.com) diakses 6 mei 2015.