Download pdf - Lp Konsep Diri

Transcript
  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    1/21

  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    2/21

    BAB I

    PEMBAHASAN

    1. Pengertian

    A. Konsep Diri

    Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang

    diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan

    orang lain (Sutuart & Sudeen, 1998).Konsep diri adalah hubungan antara sikap dan

    keyakinan tentang diri kita sendiri (Burns,1993). Konsep diri mencakup seluruh pandangan

    individu akan dimensi fisik, karakteristik pribadi, motifasi, kelemahan, kepandaian,

    kegagalan,(Cawagas, 1993).

    Konsep diri a dalah pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu

    bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat informasi yang diberikan orang lain pada

    diri individu (Mulyana, 2000:7). Menurut William D. Brooks bahwa pengertian konsep diri

    adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita (Rakhmat, 2005:105).

    Sedangkan Centi (1993:9) mengemukakan konsep di r i (self -concept) tidak

    lain tidak bukan adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana kita

    melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan

    bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita harapkan.

    Konsep diri didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian

    seseorang, perasaan dan pemikiran individu terhadap dirinya yang meliputi kemampuan,

    karakter, maupun sikap yang dimiliki individu (Rini, 2002: http:/www.e-

    psikologi.com/dewa/160502.htm).

    Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep diri

    adalah pandangan dan perasaan tentang diri kita, menyangkut gambaran fisik psikologis yang

    menyangkut kemenarikan dan ketidakmenarikan diri dan pentingnya bagian-bagian tubuh

    yang berbeda yang ada pada dirinya.

    B. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

    Menurut Stuart dan Sudeen ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi

    perkembangan konsep diri. Faktor-faktor tersebut terdiri dari teori perkembangan, SignificantOther (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan Self Perception (persepsi diri sendiri).

    http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/
  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    3/21

    a. Teori Perkembangan

    Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap

    sejak lahir sampai mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain. Dalam

    melakukan kegiatan memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang

    melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh,

    nama pangilan, pengalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area

    tertentu yang dinilai pada diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan

    merealisasi potensi yang nyata.

    b. Sign ifi cant Other (or ang yang terpenti ng atau yang terdekat)

    Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang

    lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri

    merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi

    orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh

    orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi.

    c. Self Perception (per sepsi dir i sendi r i )

    Persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaianya, serta persepsi individu

    terhadap pengalamanya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan

    diri dan pengalaman yang positif. Sehingga konsep diri merupakan aspek yang kritikal dan

    dasar dari prilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih

    efektif yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan

    penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan

    individu dan sosial yang terganggu.

    C. Pembagian Konsep Diri

    Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian. Pembagian konsep diri tersebut

    dikemukakan oleh Stuart & Sudeen (1991), yang terdiri dari :

    a. Gambaran Di ri (body image)

    Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan

    tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi

    penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan

    dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart & Sudeen, 1991). Sejak lahir

    individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain, kemudian

    mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan (Keliat,1992). Gambaran diri berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang dirinya

  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    4/21

    mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya. Pandangan yang realistik

    terhadap dirinya menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman, sehingga

    terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Individu yang stabil,

    realistis dan konsisten terhadap gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang

    mantap terhadap terhadap realisasi yang akan memacu sukses dalam kehidupan. Banyak

    faktor yang dapat mempengaruhi gambaran diri seseorang seperti munculnya stressor yang

    dapat mengganggu integrasi gambaran diri. Stressor-sterssor tersebut dapat berupa :

    Operasi

    Seperti mastektomi, amputasi, luka operasi yang semuanya mengubah

    gambaran diri. Demikian pula tindakan koreksi seperti operasi plastik, protesa

    dan lain-lain.

    Kegagalan fungsi tubuh

    Seperti hemiplegi, buta, tuli dapat mengakibatkan depersonlisasi yaitu tidak

    mengakui atau asing dengan bagian tubuh sering berkaitan dengan fungsi

    saraf.

    Waham yang berkaitan dengan bentuk dan fungsi tubuh

    Seperti sering pada klien gangguan jiwa, klien mempersiapkan penampilan

    dan pergerakan tubuh sangat berbeda dengan kenyataan.

    Tergantung pada mesin

    Seperti klien intensif care yang memandang imobilisasi sebagai tantangan

    akibatnya sukar mendapatkan informasi umpan balik dengan penggunaan

    intensif care dipandang sebagai gangguan.

    Perubahan tubuh

    Hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang dimana seseorang akan merasakan

    perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya usia. Tidak jarang

    seseorang menanggapinya dengan respon negatif dan positif. Ketidakpuasan

    juga dirasakan seseorang jik didapati perubahan tubuh yang tidak ideal.

    Umpan balik interpersonal yang negatif

    Umpan balik ini adanya tanggapan yang tidak baik berupa celaan, makian

    sehingga dapat membuat seseorang menarik diri.

    Standard sosial budaya

    Hal ini berkaitan dengan kultur sosial budaya yang berbeda setiap pada setiap

    orang dan keterbatasannya serta keterbelakangan dari budaya tersebut

  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    5/21

    menyebabkan pengaruh pada gambaran diri individu, seperti adanya perasaan

    minder.

    b. I deal Dir i

    Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berprilaku

    berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu (Stuart & Sudeen,

    1991). Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak-kanak yang dipengaruhi orang yang

    penting pada idrinya yang memberikan keuntungan dan harapan pada masa remaja, ideal diri

    akan dibentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Agar individu

    mampu berfungsi dan mendemonstrasikan kecocokan antara persepsi diri dan ideal diri. Ideal

    diri ini hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi, tetapi masih lebih tinggi dari kemampuan

    agar tetap menjadi pendorong dan masih dapat dicapai (Keliat, 1992).

    Menurut Ane Keliat ( 1998 ) ada beberapa faktor yang mempengaruhi ideal

    diri yaitu :

    Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas kemampuannya. Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang

    realistis, keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan, perasaan cemas

    dan rendah diri

    Kebutuhan yang realistis. Keinginan untuk menghindari kegagalan Perasaan cemas dan rendah diri

    c. H arga Dir i

    Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan

    menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart & Sudeen, 1991). Frekuensi

    tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu

    sering gagal, maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan

    orang lain. Aspek utama adalah dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain (Keliat,

    1992).

    Menurut beberapa ahli dikemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi

    gangguan harga diri, seperti :

    Perkembangan Individu

    Faktor predisposisi dapat dimulai sejak masih bayi, seperti penolakan orang

    tua yang menyebabkan anak merasa tidak dicintai dan mengakibatkan anak gagal mencintai dirinya dan akan gagal untuk mencintai orang lain. Pada

  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    6/21

    saat anak berkembang lebih besar, anak mengalami kurangnya pengakuan

    dan pujian dari orang tua dan orang yang dekat atau penting baginya.

    Ideal diri tidak realistis

    Individu yang selalu dituntut untuk berhasil akan merasa tidak punya hak

    untuk gagal dan berbuat kesalahan. Ia membuat standart yang tidak dapat

    dicapai seperti cita-cita yang terlalu tinggi dan tidak realistis. Yang pada

    kenyataan tidak dapat dicapai membuat individu menghukum diri sendiri

    dan akhirnya percaya diri akan hilang.

    Gangguan fisik dan mental

    Gangguan ini dapat membuat individu dan keluarga merasa rendah diri.

    Sistim keluarga yang tidak berfungsi

    Orang tua mempunyai harga diri yang rendah tidak mampu membangun

    harga diri anak dengan baik. Orang tua memberi umpan balik yang negatif

    dan berulang-ulang akan merusak harga diri anak. Harga diri anak akan

    terganggu jika kemampuan menyelesaikan masalah tidak adekuat. Akhirnya

    anak memandang negatif terhadap pengalaman dan kemampuan di

    lingkungannya.

    Pengalaman traumatic yang berulang misalnya akibat aniaya fisik, emosi

    dan seksual.

    Penganiayaan yang dialami dapat berupa penganiayaan fisik, emosi,

    peperangan, bencana alam, kecelakaan atau perampokan. Individu merasa

    tidak mampu mengontrol lingkungan. Respon atau strategi untuk

    menghadapi trauma umumnya mengingkari trauma, mengubah arti trauma,

    respon yang biasa efektif terganggu. Akibatnya koping yang biasa

    berkembang adalah depresi dan denial pada trauma.

    d. Peran Peran adalah sikap dan prilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari

    seseorang berdasarkan posisinya dimasyarakat (Keliat, 1992). Peran yang ditetapkan adalah

    perran dimana seseorang tidak punya pilihan, sedangkan peran yang diterima adalah peran

    yang terpilih atau dipilih oleh individu sebagai aktualisasi diri. Harga diri yang tinggi

    merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri (Keliat,

    1992).

    Menurut Stuart and Sundenn penyesuaian individu terhadap perannnnyadipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    7/21

    Kejelasan perilaku yang sesuai dengan perannya serta pengetahuan yang

    spesifik tentang peran yang diharapkan.

    Konsistensi respon orang yang berarti atau dekat dengan perannya. Kejelasan budaya dan harapannya terhadap perilaku perannya Pemisahan situasi yang dapat menciptakan ketidakselarasan.

    e. Identitas

    Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan

    penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan

    yang utuh (Stuart & Sudeen, 1991). Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang

    kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain. Kemandirian timbul dari perasaan

    berharga (aspek diri sendiri), kemampuan dan penyesuaian diri. Seseorang yang mandiri

    dapat mengatur dan menerima dirinya. Identitas diri terus berkembang sejak masa kanak-

    kanak bersamaan dengan perkembangan konsep diri. Hal yang penting dalam identitas adalah

    jenis kelamin (Keliat, 1992).

    Karakteristik identitas diri dapat dimunculkan dari perilaku dan perasaan

    seseorang seperti :

    Individu mengenal dirinya sebagai makhluk yang terpisah dan berbeda

    dengan orang lain.

    Individu mengakui atau menyadari jenis seksualnya Individu mengakui dan menghargai berbagai aspek tentang dirinya, peran,

    nilai dan perilaku secara harmonis.

    Individu mengakui dan menghargai diri sendiri sesuai dengan penghargaan

    lingkungan sosialnya.

    Individu sadar akan hubungan masa lalu saat ini dan masa yang akan dating

    Individu mempunyai tujuan yang dapat dicapai dan direalisasikan.

  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    8/21

    A. Masalah Utama

    Gangguan konsep diri : harga diri rendah

    B. Proses Terjadinya Masalah

    1. Pengertian

    Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk

    kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis,

    tidak ada harapan dan putus asa (Maryam et.al, 2007). Harga diri rendah dapat terjadi

    jika seseorang kehilangan kasih sayang atau cinta kasih dari orang lain, kehilangan

    penghargaan daru orang lain, atau saat ia menjalani hubungan interpersonal yang

    buruk (Mubarak dan Chayatin, 2008)

    Harga diri rendah merupakan evaluasi diri/perasaan negative tentang diri sendiri

    atau kapabilitas diri yang mungkin diungkapkan atau dieskpresikan secara langsung

    atau tidak langsung (Kim, 2006). Sedangkan menurut Carpenito (2000) harga diri

    rendah merupakan suatu keadaan dimana seseorang memiliki perasaan-perasaan yang

    negative tentang dirinya dalam berespon terhadap peristiwa (kehilangan dan

    perubahan)

    2. Rentang Respon Harga Diri Rendah

    Menurut stuart (2007) respon konsep diri sepanjang rentang sehat-sakit berkisar

    dari status aktualisasi diri yang paling adaptif sampai status kekacauan identitas serta

    depersonalisasi yang lebih maladative. Kerancuan identitas merupakan suatu

    kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak

    ke dalam kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. Depersonalisasi ialah suatu

    perasaan tidak realistis dan merasa asing dengan diri sendiri. Hal ini berhubungan

    dengan tingkat ansietas panik dan kegagalan dalam uji realistis. Individu mengalami

    kesulitan membedakan diri sendiri dengan orang lain, dan tubuhnya sendiri merasa

    tidak nyata dan asing baginya.

    Rentang Respon Konsep Diri

    Respon Adaptive Respon Maladaptive

    Aktualisasi diri konsep diri positif harga diri rendah keracunan identitas

    depersonalisasi

  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    9/21

    3. Tanda Dan Gejala

    Menurut Dalami et.al (2009) seseorang yang mengalami gangguan harga diri

    rendah dapat menunjukkan tanda dan gejala sebagai berikut :

    a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan penyakit,

    misalnya malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapatkan terapi

    sinar pada kanker

    b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya

    segera ke rumah sakit), menyalahkan, mengejek dan mengkritik diri sendiri

    c. Merendahkan martabat, misalnya saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang

    bodoh dan tidak tahu apa-apa

    d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri, klien tidak ingin bertemu dengan

    orang lain, lebih suka sendiri

    e. Percaya diri kurang, klien sukar dalam mengambil keputusan misalnya tentang

    memilih alternatif tindakan

    f. Mencederai diri akibat harga diri rendah disertai harapan yang suram, mungkin

    klien ingin mengakhiri kehidupan

    Menurut Maryam et.al (2007) ciri-ciri orang yang mempunyai harga diri yang

    rendah atau lemah antara lain :

    a. Critikal (selalu mencela), yaitu banyak memperbesar masalah-masalah kecil

    sering kali tidak mau mengakui kekurangannya dan selalu mencela orang lain

    b. Self centred (mementingkan diri sendiri), yaitu egois, tidak peduli dengan

    kebutuhan atau perasaan orang lain segala sesuatunya berpusat pada dirinya

    sendiri, tidak ada tenggang rasa dengan orang lain yang akhirnya berakibat

    frustasi. Perilaku ini akan menjauhkan dirinya dari orang-orang di sekelilingnya

    c. Cynical (sinis/suka mengolok-olok), yaitu senang meledek orang lain dengan

    omongan yang sinis, sering menyalahkan pemikiran, kebaikan serta niat baik

    orang lain sehingga orang lain juga tidak senang padanya.

    d. Diffident (malu-malu) yaitu menyangkal atas semua kelemahannya dan sering kali

    gagal dalam melakukan sesuatu karena sudah membayangkan kegagalan yang ada

    dihadapannya.

  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    10/21

    4. Penyebab

    Harga diri seseorang bergantung pada kebutuhan dasar lain yang harus dipenuhi.

    Sebagai contoh, jika kebutuhan akan cinta atau keamanan tidak terpenuhi secara

    memuaskan, kebutuhan akan harga diri juga terancam. Selain itu harga diri juga

    dipengaruhi oleh pasangan bergantung ( dependence ) dan mandiri ( independence ).

    Orang yang sakit mempunyai ketergantungan yang besar terhadap orang lain. Kondisi

    ini dapat menyebabkan harga diri orang yang bersangkutan menurun. Sebaliknya jika

    tingkat kemandirian seseorang besar, harga dirinya pun ikut meningkat. Seseorang

    yang mempunyai harga diri yang baik memiliki kepercayaan diri yang baik pula dan

    harga diri baik atau stabil tumbuh dari penghargaan yang wajar/sehat dari orang lain

    (Ahmadi, 2008).

    Menurut Maryam et.al (2007) dan Dalami et.al (2009) gangguan harga diri

    rendah dapat terjadi secara :

    a. Situasional

    Gangguan haga diri rendah terjadi secara tiba-tiba seperti harus menjalani

    operasi, karena kecelakaan, putus hubungan dengan suami, putus sekolah, putus

    hubungan kerja, perasan malu karena sesuatu telah terjadi (korban perasaan

    karena telah dituduh Korupsi Kolusi dan Nepotisne/KKN, dipenjara). Pada pasien

    yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena :

    1) Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang

    sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran rambut pubis,

    pemasangan kateter dan pemeksaan perineal)

    2) Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena

    dirawat/sakit

    3) Perlakuan petugas kesehatn yang tidak menghargai, misalnya berbagai

    pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.

    b. Kronik

    Perasaan negatif terhadap diri yang telah berlangsung lama seperti sebelum

    sakit, pasien mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat

    akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya sendiri.

  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    11/21

  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    12/21

    13. Selalu mengeluh ada gangguan pada tubuhnya

    14. Mempunyai pandangan hidup yang pesimis atau bertentangan

    15. Perasaan negative terhadap tubuhnya sendiri

    16. Merasa bingung dengan apa yang harus dilakukan

    Data obyektif :

    1. Ekspresi rasa malu/bersalah

    2. Ragu untuk mencoba melakukan sesuatu

    3. Hipersensitif terhadap kritik dari orang lain

    4. Ada waham kebesaran ditunjukkan dengan hiperaktif, pembicaraan logore

    5. Penurunan produktivitas/malas aktivitas

    6. Destruktif yang diarahkan pada orang lain dan dirinya sendiri

    7. Banyak menyendiri dan melamun

    8. Menarik diri dari kehidupan sosial

    9. Bicara pelan

    10. Segala aktivitas harus dimotivasi

    11. Alam perasaan khawatir, takut dan sedih

    12. Afek datar

    13. Mudah marah dan mudah tersinggung

    D. Intervensi keperawatan (FKUI dan WHO, 2006)

    1. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .. x .. hari pasien

    mempunyai konsep diri yang positif dengan kriteria :

    a. Dapat membina hubungan saling percaya

    b. Dapat mengidentifikasi aspek positif individu, keluarga & masyarakat

    c. Dapat memilih dan menilai kemampuan yang dimiliki

    d. Dapat engembangkan kemampuan yang telah diajarkane. Dapat terlibat dalam terapi aktivitas kelompok dan terapi modalitas lain (terapi

    kognitif & perilaku)

    f. Dapat mengikuti aktivitas di ruangan

    g. Dapat minum obat dengan bantuan minimal

    2. Intervensi

    a. Intervensi pasien

    1) Bina hubungan saling percaya

  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    13/21

    2) Identifikasi kemampuan pasien (aspek peduli) yang dapat dilakukan sebagai

    individu, anggota keluarga & anggota masyarakat

    3) Bantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan

    4) Bantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatig

    5) Latih kegiatan yang positif yang dipilih sesuai dengan kemampuan pasien

    secara bertahap

    6) Berikan reinforcement positif terhadap keberhasilan pasien

    7) Berikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan lain (kegiatan lain)

    yang lebih luas

    8) Anjurkan pasien mempraktekkan kemampuan yang dapat dilakukan di rumah

    sakit

    9) Bantu pasien memilih kemampuan yang dapat dilakukan untuk dilanjut

    pelaksanaan di rumah

    10) Buat jadual kegiatan yang dapat dilakukan di rumah sakit dan di rumah

    11) Jelaskan tentang obat yang diberikan (jenis, dosis, waktu, manfaat dan efek

    samping obat)

    12) Berikan obat-obatan sesuai program pengobatan pasien

    13) Pantau keefektifan dan efek samping obat yang diminum (vital sign dan

    pemeriksaan fisik yang lain)

    14) Berikan lingkungan yang sesuai dengan kondisi pasien :

    a) Bersikap menerima pasien dan negativismenya

    b) Libatkan pasien dalam aktivitas di rumah sakit sesuai dengan kegiatan di

    rumah

    c) Beri kesempatan pada pasien untuk mengerjakan tugas dan tanggung

    jawabnya sendiri, misalnya menata tempat tidur, membersihkan alat

    makan, minum obat

    d) Libatkan pasien dalam terapi kerja, terapi aktifitas kelompok, terapi

    kognitif sesuai dengan kemampuan dan bakat

    b. Intervensi keluarga

    1) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami pasien beserta

    proses terjadinya

    2) Jelaskan dan melatih keluarga cara-cara merawat pasien harga diri rendah

    (terlibat dalam aktivitas, cara minum obat dan pemberian reinforcement,follow up)

  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    14/21

    3) Beri kesempatan pada keluarga untuk mempraktikkan cara merawat pasien

    harga diri rendah di rumah sakit

    4) Anjurkan keluarga untuk memfasilitasi pasien dalam melakukan kegiatan di

    rumah

    E. Terapi Keperawatan

    Terapi keperawatan yang diberikan pada klien dengan harga diri rendah kronis ini

    meliputi tindakan untuk klien secara pribadi, juga untuk keluarga dan komunitas di

    lingkungan klien tinggal. Terapi yang diberikan tetap dengan menggunakan tindakan

    keperawatan generalis ditambah dengan tindakan berupa terapi kognitif untuk individu,

    triangle terapi untuk keluarga dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi dan logoterapi

    untuk terapi kelompok pada klien harga diri rendah kronis. Terapi tersebut akan diuraikan

    sebagai berikut:

    1. Tindakan keperawatan pada klien:

    a. Tujuan:

    1) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

    dimiliki

    2) Kien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

    3) Klien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan

    4) Klien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan

    5) Klien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya

    b. Tindakan keperawatan:

    1) Terapi generali s

    Prinsip tindakan:

    Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien.

    Bantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan Bantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih

    Latih kemampuan yang dipilih klien

    Beri pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien

    Bantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih

    Evaluasi kemampuan pasien sesuai jadwal kegiatan harian

    Latih kemampuan kedua

    Motivasi klien memasukkan kemampuan kedua kedalam jadwal harian

  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    15/21

    2) Terapi Kogni tif

    Prinsip tindakan:

    Sesi I : Mengungkapkan pikiran otomatis

    Sesi II : Mengungkapkan alasan

    Sesi III : Tanggapan terhadap pikiran otomatis

    Sesi IV : Menuliskan pikiran otomatis

    Sesi V : Penyelesaian masalah

    Sesi VI : Manfaat tanggapan

    Sesi VII : Mengungkapkan hasil

    Sesi VIII : Catatan harian

    Sesi IX : Support system

    2. Tindakan keperawatan pada keluarga

    a. Tujuan :

    1) Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang

    dimiliki

    2) Keluarga memfasilitasi aktifitas pasien yang sesuai kemampuan

    3) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan

    latihan yang dilakukan

    4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien

    b. Tindakan keperawatan :

    1) Terapi generali s

    Prinsip tindakan:

    Menjelaskan tanda-tanda dan cara merawat klien harga diri rendah

    Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan HDR

    Mendemonstrasikan dihadapan keluarga cara merawat klien

    denganHDR Memberikan kesempatan kepada keluarga mempraktekkan cara

    merawat klien dengan HDR seperti yang telah di demonstrasikan

    perawat sebelumnya

    2) Tr iangl e terapi

    Prinsip tindakan :

    Sesi I : Mengenali dan mengekspresikan perasaan

    Sesi II : Menerima orang lain (klien)Sesi III : Penyelesaian masalah

  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    16/21

    Sesi IV : Mengungkapkan hasil

    3. Tindakan keperawatan untuk kelompok

    1) Terapi general is : TA KS

    Prinsip tindakan:

    Sesi 1 : Membantu klien meningkatkan kemampuan

    memperkenalkan diri

    Sesi 2 : Membantu klien berkenalan dengan anggota kelompok Sesi 3 : Membantu klien untuk mampu bercakap-cakap dengan

    anggota kelompok

    Sesi 4 : Membantu klien untuk mampu menyampaikan topik

    pembicaraan tertentu dengan anggota kelompok

    Sesi 5 : Bantu klien untuk mampu menyampaikan dan

    membicarakan masalah pribadi dengan orang lain

    Sesi 6 : Bantu klien untuk mempu bekerja sama dalam permainan

    sosialisasi kelompok

    Sesi 7 : Bantu klien untuk mamu menyampaikan pendapat tentang

    manfaat kegiatan kelompok yang telah dilakukan

    2) L ogo terapi

    Prinsip tindakan :

    Sesi 1 : Mengenal masalah Sesi 2 : Mengajukan pertanyaan pada diri sendiri Sesi 3 : Melihat dan merenungkan pengalaman yang bermakna Sesi 4 : Mengungkap makna dalam kondisi kritis Sesi 5 : Evaluasi dan terminasi

    Beberapa terapi keperawatan yang dapat diberikan kepada klien dengan harga diri

    rendah kronis ini adalah terapi kognitif, logo therapy dan triangle therapy untuk di

    modifikasi dengan terapi medis yang diberikan. Dengan pertimbangan pemberian

    psikofarmaka hanya untuk mengatasi masalah penyakitnya saja dimana gejalanya

    diharapkan menjadi berkurang atau hilang tetapi tidak merubah pola pikir, perasaan dan

    perbuatan klien, sehingga klien akan kembali pada situasi mengalami harga diri rendah.

    Karena sebenarnya masalah utama penyebab dari harga diri rendah kronis yang dialami

    belum diatasi dan kemampuan koping yang dipergunakan dalam menghadapi tekanan

    belum digunakan seefektif mungkin.

  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    17/21

    Terapi Kognitif

    Kata cognitive atau cognition berarti pengetahuan atau pemikiran, oleh karena itu

    kognitif terapi dianggap sebagai pengobatan psikologi untuk pikiran. Secara sederhana

    terapi kognitif menjalankan asumsi tentang pikiran, keyakinan, sikap dan persepsi

    terhadap prasangka tanpa tekanan emosi yang berpengalaman dan juga intensitas emosi

    tersebut. Terapi kognitif ini ditemukan oleh Aaron Beck,M.D untuk terapi depresi. Dr

    Beck dan peneliti lainnya mengembangkan metode untuk menggunakan terapi kognitif

    untuk masalah psikiatrik lainnya, seperti, panik, masalah untuk pengontrolan marah dan

    pengguna obat. Bentuk terapi ini diterima sangat baik dalam menyokong penelitian,

    terutama terapi yang menyangkut depresi. (Westermeyer, 2005). Harga diri rendah kronis

    merupakan gejala yang dominan pada kondisi klien dengan depresi, sehingga terapi

    kognitif sangat tepat dilakukan pada klien dengan harga diri rendah kronis. Dengan

    dilakukannya terapi kognitif, diharapkan dapat merubah pikiran negatif klien menjadi

    pikiran yang positif.

    Menurut Burns (1988), hasil penelitian di Amerika menyimpulkan bahwa terapi

    kognitif lebih cepat mengatasi depresi dan gangguan emosional lainnya daripada

    psikoterapi konvensional seperti terapi perilaku, terapi kelompok dan terapi yang

    berorientasi pada pengenalan diri (insight oriented) maupun terapi obat-obatan (anti

    depresan). Terapi kognitif dapat melatih klien untuk mengubah cara klien menafsirkan

    dan memandang segala sesuatu pada saat klien mengalami kekecewaan, sehingga klien

    merasa lebih baik dan dapat bertindak lebih produktif.

    Terapi kognitif merupakan bentuk psikoterapi yang digunakan untuk pengobatan

    klien depresi, kecemasan, phobia, dan bentuk lain dari penyakit mental. Cognitive

    therapy merupakan dasar pemikiran tentang bagaimana klien berfikir (kognitif),

    bagaimana klien merasakan (emosi) dan bagaimana klien bertingkah laku dalam semua

    interaksi. Secara khusus, apa yang klien pikirkan menentukan perasaan dan tingkah laku

    klien. Karena itu pikiran negatif dapat menyebabkan distress dan menghasilkan masalah.

    Cognitive Therapy merupakan salah satu pendekaan psikoterapi yang paling banyak

    diterapkan dan telah terbukti efektifitasnya dalam mengatasi berbagai gangguan,

    termasuk kecemasan dan depresi. Asumsi yang mendasari terapi kognitif terutama untuk

    kasus depresi yaitu bahwa gangguan emosional berasal dari distorsi (penyimpangan)

    dalam berfikir. Perbaikan dalam keadaan emosi hanya dapat berlangsung lama kalau

    dicapai perubahan pola-pola berfikir selama proses proses terapi. Demikian pula pada pasien pola pikir yang maladaptif (disfungsi kognitif) dan gangguan prilaku, diharapkan

  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    18/21

    klien mampu melakukan perubahan cara berfikir dan mampu mengendalikan gejala-

    gejala dari gangguan yang dialami. Terapi kognitif berorientasi pada pemecahan masalah,

    dengan terapi yang dipusatk an pada keadaan disini dan sekarang, yang memandang

    individu sebagai pengambilan keputusan penting tentang tujuan atau masalah yang akan

    dipecahkan dalam proses terapi.

    Tujuan utama dalam terapi kognitif menurut Gara (2003) adalah:

    1. Membangkitkan pikiran-pikiran negatif/berbahaya, dialog internal atau bicara sendiri

    (self talk), dan interpretasi terhadap kejadian-kejadian yang dialami. Pikiran-pikiran

    negatif tersebut muncul secara otomatis, sering diluar kesadaran klien, apabila

    menghadapi situasi stress atau mengingat kejadian penting masa lalu. Distorsi kognitif

    tersebut perilaku maladaptif, yang menambah berat masalah.

    2. Terapi bersama klien mengumpulkan bukti yang mendukung atau menyanggah

    interpretasi yang telah diambil. Oleh karena pikiran otomatis sering didasari atas

    kesalahan logika atau pemahaman yang salah, maka terapi kognitif diarahkan untuk

    membantu klien mengenali dan mengubah distorsi kognitif. Klien dilatih mengenali

    pikirannya, dan mendorong untuk menggunakan keterampilan, menginterpretasikan

    secara lebih rasional terhadap struktur kognitif yang maladaptif.

    3. Menyusun desain eksperimen (pekerjaan rumah) untuk menguji validitas interpretasi

    dan menjaring data tambahan untuk diskusi didalam proses terapi. Dengan demikian

    terapi kognitif diharapkan berperan sebagai mekanisme proteksi agar kecemasan dan

    depresi tidak mengancam, karena klien belajar mengatasi faktor-faktor yang

    menyebabkan munculnya gangguan.

    Menurut Burns (1988) , teknik kontrol mood yang efektif dan sederhana dalam terapi kognitif

    yang bertujuan :

    1. Perbaikan simptomatik secara cepat: Terhentinya segala gejala depresi sering terjadi

    dalam waktu singkat (12 minggu)

    2. Memahami: Penjelasan tentang mengapa klien murung dan apa yang dapat klien

    lakukan untuk mengubahnya. Klien akan mengetahui penyebab cengkraman kuat

    perasaannya dan dapat membedakan emosi yang normal dan abnormal.

    3. Kendali diri: Klien akan mengetahui cara menerapkan strategi pertolongan diri yang

    efektif dan aman, sehingga dapat kembali merasa lebih baik. Terapis akan

    membimbing klien mengembangkan rencana bantu-diri (self-help) secara bertahap,

    realistis dan praktis.

  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    19/21

    4. Pencegahan dan pertumbuhan pribadi: Pencegahan yang bertahan lama terhadap

    gelombang rasa murung di masa depan dapat bersandar pada penilaian kembali

    beberapa nilai dan sikap dasar yang melatarbelakangi kecenderungan klien

    mengalami depresi. Terapis akan membantu klien bagaimana menghadapi dan

    mengevaluasi kembali beberapa asumsi tertentu mengenai nilai dan martabat manusia.

    Logo Therapy

    Logoterapi berfokus pada arti eksistensi manusia dan usahanya mencari arti itu.

    Logoterapi memandang manusia sebagai totalitas yang terdiri dari tiga dimensi: fisik,

    psikologis, dan spiritual. Untuk memahami diri dan kesehatan kita harus

    memperhitungkan ketiganya. Selama ini dimensi spiritual diserahkan kepada agama, dan

    pada gilirannya agama tidak diajak bicara untuk urusan fisik dan psikologis. Kedokteran,

    termasuk psikoterapi telah mengabaikan dimensi spiritual sebagai sumber kesehatan dan

    kebahagiaan.

    Teknik analisa dalam logoterapi meliputi mengajukan pertanyaan pada diri sendiri,

    melihat dan merenungkan pengalaman yang bermakna dan mengungkap makna dalam

    kondisi kritis. Pada klien dengan harga diri rendah kronis, dimana klien lebih dominan

    memandang aspek negatif dirinya dan kurang bergairah dalam mencari makna kehidupan

    ataupun dalam pencapaian tujuan hidup. Penerapan logoterapi pada klien dengan harga

    diri rendah kronis akan membantu klien dalam mengungkapkan perasaan dan menemukan

    makna kehidupan serta akan meningkatkan neurotransmitter di otak (terutama serotonin),

    sehingga harga diri klien dapat meningkat secara bermakna.

    Triangle Therapy

    Setiap hubungan antara terapis, klien dan keluarga dalam psikoterapi merupakan

    bagian dari triangle relationship (hubungan segitiga). Hal ini karena setiap klien

    merupakan bagian dari multi generasi yang disebut keluarga. Setiap terapi berpengaruh

    bagi keluarga dan dipengaruhi oleh keluarga.

    Hal ini sesuai dengan konsep triangle therapy bahwa jika dua orang anggota

    keluarga terjadi konflik, maka dibutuhkan pihak ketiga untuk menyelesaikan dan

    mendukung penyelesaian masalah mereka. Secara alamiah, proses dalam kehidupan

    manusia dipengaruhi oleh tiga sisi jaringan hubungan tersebut. Ketiga jaringan tersebut

    membentuk hubungan yang disebut emotional triangle. Pada klien dengan harga diri

    rendah kronis, pola interaksi dengan keluarga tidak berjalan dengan baik. Sehinggadengan dilakukannya triangle therapy ini dapat membantu klien dalam mengekspresikan

  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    20/21

    perasaannya dan klien dapat diterima dalam keluarganya dan mendapat support dari

    keluarga dalam penyelesaian masalah klien. Inti dari terapi ini adalah bukan saja

    menghilangkan gejala yang ditimbulkan dari masalah yang dihadapi. Akan tetapi adalah

    bagaimana membantu klien dengan harga diri rendah kronis yang biasanya menggunakan

    koping regresi menjadi lebih dewasa dalam menghadapi masalah yang dialaminya dan

    mencegah supaya gejala yang dialaminya tidak muncul kembali. Proses pendewasaan ini

    adalah proses belajar menjadi diri sendiri dalam berinteraksi dengan orang lain.

    F. PENATALAKSANAAN.

    a) Penatalaksanaan Keperawatan Keliat ( 1999 ) menguraikan empat cara untuk

    meningkatkan harga diriyaitu :

    1. Memberi kesempatan untuk berhasil\

    2. Menanamkan gagaasan

    3. Mendorong aspirasi

    4. Membantu membentuk koping

    b) Penatalaksanaan Medis

    1. Clorpromazine ( CPZ )

    Indikasi untuk sindrom psikosis yaitu berat dalam kemampuan

    menilairealitas, kesadaran diri terganggu, waham, halusinasi, gangguan

    perasaan dan perilaku aneh, tidak bekerja, hubungan sosial danmelakukan

    aktivitas rutin.Efek saamping : sedasi, gangguan otonomik serta endokrin.

    2. CCHaloperidol ( HPL )

    CIndikasi : berdaya berat dalam kemampuan menilai realitaas

    dalaamfungsi netral serta fungsi kehidupan sehari-hari.Efek samping : sedasi,

    gangguan otonomik dan endokrin.

    3. Trihexyphenidyl ( THP )Indikasi : segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pascaa

    enchepalitisdan idiopatik.Efeksamping : hypersensitive terhadap

    trihexyphenidyl, psikosis berat, psikoneurosis dan obstruksi saluran cerna.

  • 7/22/2019 Lp Konsep Diri

    21/21

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahmadi, (2008). Konsep dasar keperawatan, cetakan I, Jakarta : Penerbit buku EGC

    Carpenito, L.J. (2000). Diagnosa keperawatan aplikasi pada praktik klinis (terjemahan).

    Edisi 6. Jakarta : EGC

    Dalami E, Suliswati, Rochimah, Suryati, KR dan Lestari W. (2009). Asuhan keperawatan

    klien dengan gangguan jiwa. Cetakan I. Jakarta : Penerbit Tras info Media

    FKUI dan WHO,. (2006). Modul praktek keperawatan profesional jiwa (MPKP Jiwa).

    Cetakan I. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan WHO

    Hartono, Y. (2010). Buku ajar keperawatan jiwa. Cetakan I. Jakarta : Penerbit Salemba

    Medika

    Inggram, I.M,Timbury, G.C.,Mowdray, R.M. (1995). Catatan kuliah psikiatri

    (terjemahan). Edisi 6. Jakarta : EGC

    Kaplan, H.I., dan Sadock, B.J., (1998). Ilmu kedokteran jiwa darurat (terjemahan).

    Cetakan I. Jakarta : Widya Medika

    Keliat, B.A., (1996). Buku seri keperawatan peran serta keluarga dalam perawatan klien

    gangguan jiwa. Cetakan II. Jakarta : EGC

    Kim et.al., (2006). Diagnosa keperawatan (terjemahan). Edisi 7. Jakarta : Penerbit Buku

    Kedokteran EGC

    Maryam et.al., (2007). Kebutuhan dasar manusia berdasarkan hierarki Maslow dan

    penerapannya dalam keperawatan. Cetakan I. Jakarta : Semesta Medika

    Stuart, G.W., (2007). Buku saku keperawatan jiwa (terjemahan). Edisi 5. Jakarta. EGC

    Townsend, M.C., (1998). Buku saku diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatrik

    pedoman untuk pembuatan rencana perawatan (terjemahan). Edisi 3. Jakarta :

    EGC


Recommended