Transcript
Page 1: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

1

Nephilim – Teori Zechariah Sitchin.

Zecharia Sitchin dilahirkan di Rusia, tumbuh dan dibesarkan di Palestina, dan

mendapatkan pendidikannya di London. Dia berhasil menyelesaikan pendidikannya di

Universitas of London dalam bidang economic history. Sitchin pernah menjadi seorang

jurnalis dan editor di Israel selama bertahun-tahun, untuk mengejar penyelidikannya

tentang bahasa Timur Tengah dan arkeologi selama dia berada di Israel. Pada saat ini ia

bertempat tinggal di New York dan menjadi penulis disana.

Mr. Sitchin adalah penulis dari enam buku dalam serial Chronicles earth, ditambah

dengan sebuah buku panduan:

- The 12th

Planet.

- The Stairway to Heaven.

- The Wars of Gods and Men.

- The Lost Realms.

- When Time Began.

- The Cosmic Code.

- Genesis Revisited (buku panduan).

Apakah sebenarnya isi dari teori Mr. Sitchin? Pada dasarnya adalah:

Selain dari sebelas planet yang kita kenal, masih ada satu planet lagi dalam sistem tata

surya kita, planet ini dinamakan Nibiru. Planet ini mempunyai orbit yang aneh, sehingga

diperlukan waktu 3600 tahun untuk mengelilingi sabuk asteroid-nya. Kehidupan

berkembang di planet ini.

Sebenarnya, diantara Mars dan Venus tidak hanya ada Bumi dan Bulan. Namun dulu ada

satu planet yang mengorbit di tempat yang kita kenal sekarang dengan sabuk asteroid.

Sitchin menyebut planet ini sebagai Tiamat.

Ada satu orbit yang sangat penting yang disebut Nibiru, planet ini bergerak terlalu dekat

dengan Tiamat, dan bulan planet Nibiru bertabrakan dengan planet Tiamat, sehingga

membuat keretakan di planet Tiamat. Pada perputaran orbit selanjutnya, planet Nibiru

atau mungkin bulannya bertabrakan dengan planet Tiamat lagi, sehingga planet Nibiru

tersebut terpecah menjadi banyak bagian-bagian yang kecil dan juga dua bagian yang

besar. Bagian yang kecil-kecil menjadi sabuk asteroid, dan dua bagian besar lainnya

menjadi bumi dan bulan. Dan pada titik ini benih kehidupan dari planet Nibiru terdapat di

bumi.

450.000 tahun yang lalu, atmosfir dari planet Nibiru mulai terkikis. Seorang yang

bernama Enki, anak dari penguasa Nibirian yang bernama Anu, datang ke bumi untuk

menambang emas, yang dapat digunakan untuk menyelamatkan atmosfir Nibiru yang

menghilang.

380.000 tahun yang lalu, terjadi perang antara dua golongan Nibirian di bumi yang saling

bermusuhan. Kelompok yang dipimpin oleh anak dari Anu yang bernama Enlil yang

memenangkan perang tersebut.

Page 2: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

2

300.000 tahun yang lalu, Nibirian yang juga disebut “Annunaki” merasa lelah karena

bekerja di pertambangan dan mulai memberontak. Pemimpin dari Annunaki yang

bernama Enki dan Ninhursag kemudian membawa kera primitif wanita asli ke bumi dan

dengan manipulasi genetika mereka menciptakan manusia untuk mengambil alih tugas

dari pekerja pertambangan. Kemudian manusia mulai berkembang biak di bumi.

100.000 tahun yang lalu, beberapa dari orang Annunaki mulai menikah dengan wanita

bumi. Beberapa orang Annunaki tersebut adalah Nefilim yang disebutkan di Alkitab.

Pertentangan terjadi dalam Annunaki menyangkut masalah masa depan manusia. Enlil

memutuskan bahwa manusia harus dimusnahkan, tetapi Enki dan Ninhursag tidak setuju

dengan keputusan tersebut.

13.000 tahun yang lalu, Annunaki mengetahui bahwa perjalanan Nibiru yang dekat

berikutnya akan menyebabkan gelombang pasang yang hebat di bumi. Enlil bersumpah

akan merahasiakan hal ini, dia melihat hal ini sebagai kesempatan untuk memusnahkan

umat manusia.

11.000 tahun yang lalu – tepat pada waktunya – Enki memerintahkan manusia yang

bernama Utnapishtim (Nuh) untuk membuat sebuah kapal (bahtera), untuk

menyelamatkan beberapa manusia yang sudah dipilih.

Lebih dari 9000 tahun kemudian, Annunaki membimbing manusia memasuki permulaan

peradaban, sementara perang terjadi diantara Annunaki sendiri. Mereka menyiapkan

kapal induk untuk menguasai umat manusia dan sebagai perantara antara mereka sendiri

dengan manusia.

Setiap 3600 tahun sekali, ketika Nibiru melakukan transit secara teratur ke dalam sistem

tata surya kita, sekali lagi kita mempunyai hubungan dengan Annunaki.

ANALISIS PARA ASTRONOM TENTANG TANDA

AKKADIAN

Oleh Tom Van Flandern.

Melihat gambar 101, halaman 205 dari buku “Twelfth Planet” yang ditulis Sitchin:

simbol bintang besar ditengahnya. Itu adalah terlalu kecil diameternya untuk ukuran

sebuah planet; tetapi mungkin kita melihat hal tersebut sebagai gambaran seniman, jika

saja planet itu ditunjukkan dalam skala.

Kemudian kami mencatat bahwa sembilan jejak bundar (“bola bulat”) mengelilingi

bintang seperti lingkaran, berlokasi menyempil-nyempil di antara sinar bintang tersebut.

Namun tidak ada awal dan akhir yang jelas dari lingkaran tersebut. Tampaknya tidak ada

yang menandai tempat dimana “Pluto” yang diikuti dengan “Mercurius”.(Tanda panah

Sitchin bukanlah bagian dari tanda yang asli). Bahkan, tidak ada yang mengenali satupun

dari bola-bola itu. Identitas mereka pastilah hanya dugaan saja. Dua bola tambahan lagi

terlihat lebih jauh dari pada sembilan lingkaran yang saling berdekatan itu.

Hubungannya, kalau ada, dengan bola-bola yang berada dalam lingkaran tersebut masih

belum jelas.

Page 3: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

3

Dikatakan bahwa bola yang ketiga dapat disamakan dengan bumi karena bola yang ketiga

tersebut diikuti oleh satu bola lain yang melambangkan bulan kita. Hal ini tidak jelas

sama sekali. Pertama, karena tidak memberikan kesan bahwa bola pada posisi jam satu

tersebut adalah urutan yang "ketiga". Kemudian, diameternya lebih kecil dari diameter

bola didepannya searah jarum jam, yang diasosiasikan dengan planet Venus. Venus dan

Bumi seharusnya ukuran diameternya sama, Bumi hanya sedikit lebih besar saja, tetapi

tanda bola-bola tersebut mempunyai cara putar yang berbeda.

Bola yang dilambangkan sebagai Bulan adalah satu dari dua bola terluar, dan yang

terkecil diantara semuanya. Walaupun ukurannya hampir sama dengan ukuran Bumi

(1/4), tetapi jelas tidak ada hubungannya dengan Bumi, karena jaraknya dengan bola

Bumi hampir sama dengan jarak antara bola-bola yang lain. Secara spesifik bola bulan itu

lebih jauh dari bola Bumi dibanding bola Merkurius dengan bola Venus. Kalau bola

terluar itu misalnya adalah bulan, maka keberadaan Merkurius memberi kesan bahwa dia

adalah bulannya Venus. Hal itu mungkin dapat diterima, karena ada beberapa bukti

bahwa Merkurius memang bulan dari Venus milyaran tahun yang lalu. Tetapi untuk

mengatakan bahwa saya jelas-jelas terbuka untuk menampung gambaran itu. Logika yang

lebih ketat akan mengatakan bahwa bola Merkurius lebih jauh dari Matahari dari pada

bola Venus, namun masih lebih dekat kepada bola Venus dibanding bola Bulan terhadap

Bumi, namun tetap saja keduanya tidak benar.

Keadaan tidak menjadi lebih baik setelah itu. Diameter bola Mars terlalu besar dibanding

dengan Venus dan Bumi: seharusnya setengahnya dari diameter Bumi. Kamudian kami

menuju ke 3 bola terbesar dalam garis itu, masing-masing makin ke depan makin besar.

Mengasosiasikan Nibiru dengan bola yang pertama akan sangat mudah, karena sistem

tata surya mempunyai jarak yang dipenuhi dengan asteroid; jadi bisa jadi salah satu bola

itu adalah induk yang hilang dari asteroid tersebut. Tetapi kita tidak mempunyai

kebebasan semacam itu dengan kedua planet terbesar dalam sistem tata surya kita.

Yupiter lebih besar daripada Saturnus dalam kenyataan, tetapi pada bola-bola itu malah

kebalikannya. Semakin jauh ukurannya tidak berhubungan sama sekali. Yupiter

seharusnya berukuran 10 kali lebih besar dari Bumi.

Baik Yupiter maupun Saturnus mempunyai hal yang dapat dikenali. Keduanya

mempunyai bulan-bulan yang terbesar dalam sistem tata surya kita. Dan Saturnus

mempunyai cincin disekelilingnya, yang mempunyai perbedaan yang paling berbeda dari

planet lain. Tetapi tidak ada yang dapat memperkuat tentang hubungan antara kedua bola

ini dengan kedua planet terbesar yang sudah kita ketahui. Ukurannya tidak sama, dan

tidak ditemukan adanya bulan atau cincin pada bola-bola tersebut.

Keadaann tidak menjadi lebih baik, karena kemudian ada sebuah bola yang tidak

berkaitan sama sekali dalam sistem tata surya kita, dalam posisi dimana dapat menjadi

tidak stabil dalam bentuknya. Dan lagi keterkaitan antara salah satu dari bola itu dengan

Pluto masih dipertanyakan, karena Pluto akan tetap tidak dikenal bahkan oleh pendatang

yang sudah maju sekalipun, kecuali kalau mereka dengan teliti melihat ke langit dan

memeriksa setiap titik terang di antara ratusan juta bintang terang.

Page 4: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

4

Begitulah kenyataannya walaupun untuk penjelajah antar bintang yang maju sekalipun.

Isi yang dapat ditampung oleh orbit Pluto begitu besar sampai bahkan galaksi dengan

200.000.000.000 bintang dapat ditempatkan di dalam orbitnya tanpa menyentuhnya!

Pluto berukuran lebih kecil daripada bulan dalam sistem tata surya kita (termasuk bulan

yang kita miliki), dan dalam kasus tertentu adalah obyek "ganda", karena bulan dari Pluto

yaitu Charon adalah setengan dari diameter Pluto dan jaraknya relatif dekat. Orbit Pluto

melewati Neptunus; dan ada alasan kuat untuk menduga bahwa Pluto dan Charon adalah

bulan dari Neptunus yang lepas, jadi bukan betul-betul sebuah planet. Dalam bola Pluto

tidak ada ciri yang sama dengan Pluto. Kedua planet tersebut "ditinggalkan" setelah

diskusi tentang delapan planet besar selesai.

Keterkaitan antara sepihan dari bola-bola tersebut dengan asteroid atau mungkin dengan

komet Chiron (berbeda dengan bulannya Pluto yang bernama Charon), dimana berada

pada orbit yang tidak stabil antara Saturnus dan Uranus, lebih mudah untuk di tambahkan

dari pada sebagai lambang dari Pluto. Tetapi dari ukurannya dan jaraknya, kenapa tidak

kita kaitkan saja dengan Titan, bulannya Saturnus yang paling besar dan bulan yang

paling besar dalam sistem tata surya kita? Kelihatannya seperti judul dari status bola

yang di asosiasikan dengan bulannya Bumi. Keterkaitan yang tidak unik adalah jelas.

Bola yang diasosiasikan dengan Uranus dan Neptunus kelihatannya besarnya sama, dan

ukurannya sedang. Hanya itu saja yang orang dapat katakan tentang hal ini, karena

ukuran dari planet terdalam dan planet terluar tidak benar; dan obyek selanjutnya

disekitar lingkaran itu adalah bola Venus.

Sebagai ringkasan, tanda tersebut tidak memberikan kesan lebih bagi pada astronom dari

pada terjemahan artistik dari sebuah bintang yang dikelilingi oleh planet-planet. Tidak

ada contoh pengenalan dari bola-bola tersebut dengan planet yang sebenarnya saling

mendukung satu sama lain. Semuanya pasti diperdebatkan dan semuanya pasti menjadi

masalah.

Dengan kurangnya pengenalan akan tubuh dari sistem tata surya yang sudah tidak asing

lagi bagi kita, kelanjutan dari yang asing itu (berdasarkan tanda semata) dapat dianggap

sebagai iman sejati. Mungkin saja Akkadian Seal menggambarkan sistem planet lain

dalam bintang lain; tetapi tidak dapat disamakan dengan sistem tata surya kita.

Bagaimana Dengan Annunaki?

Oleh: Acharya S

"Annunaki" adalah pemain utama dalam paradigma baru yang menjadikannya cerita

dongeng yang populer, melalui pekerjaan dari Zecharia Sitchin, seorang ekonom dari

pendidikan dan profesinya, dan penulis dari beberapa buku yang terjual paling laris yang

menjelajahi mitologi kuno dan penemuan reruntuhan di seluruh dunia yang menimbulkan

teka-teki. Berbagai variasi buku-buku tersebut juga ingin menunjukkan bahwa pada

zaman kuno dulu ada ras luar angkasa yang secara genetik memanipulasi manusia untuk

Page 5: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

5

berbagai alasan. Tesis Sitchin, sekarang sudah berhasil merangkul banyak penulis lain,

yang tergabung didalamnya yang kelihatannya sebagai pandangan dunia yang baru, pada

dasarnya pernyataan bahwa dewa Sumero-Babylonian kuno, Annunaki adalah makhluk

luar angkasa dari planet Nibiru, yang akan datang setiap 3500 tahun, pada saat planet

mereka melompat ke bumi dan menciptakan kekacauan. Walaupun ide tentang dewa-

dewa kuno adalah makhluk luar angkasa terlihat seperti sebuah novel, kecenderungan

untuk menjadikan dewa kuno menjadi "orang" atau "mempunyai tubuh" bukanlah suatu

hal yang baru, bertanggal pada waktu filosofis Yunani bernama Euhemeros atau

Evemeras (@ 300 BCE). Bahkan kecenderungan ini disebut "euhemerisme" atau

"evemerisme", yang mengatakan bahwa sejumlah dewa-dewa dari kebudayaan yang

berbeda bukanlah "mistik" tetapi ada dalam raja, ratu, pejuang dan pahlawan yang

hidupnya dirubah menjadi dongeng yang dibumbui dengan kejadian yang luar biasa

dalam kisah hidup mereka. Tesis Annunaki yang sekarang adalah versi yang modern dari

evemerisme, walaupun tesis itu menjelaskan keajaiban itu bukanlah "tambahan" tetapi

atribut murni dari luar angkasa yang maju.

Sayangnya bagi mereka yang mengharapkan untuk melihat bukti konkrit dari ide

kunjungan perbintangan di bumi pada waktu dulu, Annunaki bukanlah tempat yang bagus

untuk mecari bukti tersebut, karena pada dasarnya dewa-dewa dan dewi-dewi tersebut

sudah dikenal lama sebelum era revisionisme modern. Revisionesme modern ini

seringkali membawa kemuakan akan ide dari mereka yang secara klasifikasi terdidik

pada bidangnya; hal ini terlihat seringkali memalukan para pemberontak dan "Indiana

Jones" modern dan pencari sensasi yang menjauh dari pendidikan yang biasa.

Namun pada pendidikan semacam itu, jika seseorang menemukan informasi yang faktual

yang bertentangan dengan yang sudah ada yang sudah dipercayai dan dirasakan orang,

orang itu terpaksa mengabaikan informasi yang sudah ada itu sebagai model yang salah

dan menerima informasi yang baru tersebut, yang pada dasarnya itulah yang ingin

dilakukan para pembangkang. Namun, ketika beberapa orang (lebih sedikit dari yang

dipercayai orang banyak) memerlukan spesialis dalam bidangnya melalui pelatihan

standard, pada keabsahan yang lebih tinggi seseorang yang menghabiskan waktu

bertahun-tahun untuk mempelajari masalah ini, menjadi subyek kritikkan dan umpan

balik oleh cara "test" dan "nilai", dap pada akhirnya menjadi lebih ahli dalam bidangnya,

contohnya, jika seseorang membutuhkan transplantasi hati, orang itu harus pergi ke

spesialis dan dokter, bukan pergi ke tukang ledeng. Sebaliknya, mereka yang

berpendidikan tetapi tidak menunjukkan cara berpikir yang kritis akan menjadi pengikut

saja, walaupun hal tersebut salah, karena itulah ada pembangkangan, beberapa

diantaranya seperti Charles Fort, telah mengerjakan hal yang luar biasa.

Teori Astronot Kuno

Peneliti yang tak kenal lelah bernama Charles Fort telah dikenal secara luas sebagai

pembuat kronologi yang kita sebut sebagai "Forteana", misteri dan kebingungan yang

aneh yang membuang persepsi yang ada saat ini tentang kenyataan, tak peduli apakah

agama atau ilmu pengetahuan. Bahkan, dalam pencarian asal mula manusia, seringkali

kelihatannya baik teori evolusi maupun teori penciptaan tidaklah cukup. Untuk mencoba

Page 6: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

6

menjelaskan kebingungan ini, yang juga termasuk cerita-cerita aneh atau "mitos"dan

reruntuhan yang sangat banyak dan mengherankan diseluruh dunia, sejumlah orang,

termasuk Erich von Daniken dan Zecharia Sitchin, telah membuat "teori astronot kuno",

yang mengatakan bahwa pendatang makhluk asing telah mempengaruhi hidup manusia

selama ribuan bahkan jutaan tahun, bahkan sampai pada titik manipulasi genetika. Von

Daniken, begitulah panggilannya, adalah satu dari orang modern pertama yang menaruh

keempat teori astronot kuno dan secara luas mentertawai dan mencemari pengamatannya.

Karena kepelatihan Sitchin, dia terlihat lebih dipercaya untuk banyak hal, walaupun dia

adalah salah satu pembangkang yang tidak terlatih dibidangnya. Lebih jauh lagi, perlu

dicatat bahwa tidak ada orang muncul dengan teori astronot kuno, yang secara besar-

besaran dikembangkan oleh sekolah Jerman, selama abad yang lalu.

Para pendukung mengaku bahwa Sitchin adalah satu dari sedikit orang yang dapat

membaca bahasa Sumerian dan karena dia bisa membaca Sumerian, dia pasti

menterjemahkan datanya dengan tepat. Pada awalnya pernyataan bahwa dia adalah satu

dari sedikit pelajar dari Sumerian adalah tidak benar. Kemudian, muncullah ide bahwa

seseorang mungkin dapat membaca bahasa Sumerian dan karena itu dapat

menterjemahkan data-datanya dengan tepat adalah alasan yang terlihat bagus, karena

seseorang tidak dapat menjamin yang lainnya. Dan juga, bertahun-tahun sebelum Sitchin,

pelajar alkitab dan dokumen laut mati bernama John Allegro mempelajari Sumerian

dengan dalam dan mendapatkan kesimpulan yang berbeda, banyak dari kata-kata itu

berkisar seputar sex dan obat-obatan.

Seperti kebanyakan paradigma yang lain yang membuatnya menjadi kebudayaan yang

begitu populer, teori astronot makhluk asing telah masuk dalam agenda. Bahkan

kelihatannya bahwa percobaan yang paling terakhir mungkin didorong oleh type

pendorong yang sama dengan pembuatan Alkitab, sejarah yang mengandung jiplakan

dari mitos dari kebudayaan lain yang tersusun kembali sebagai "manusia" dari etnis

tertentu. Kelihatannya bahwa tesis Annunaki telah membawa pada kesimpulan bahwa

ketika Alkitab tidak sempurna, tuhan Yahweh yang sah berbagai karakternya yang

manusia super dari makhluk asing yang "terpilih".

Pada kenyataanya tidak ada alasan untuk menciptakan kembali dewa-dewa kuno sebagai

orang atau manusia, karena masa lalu itu sendiri sudah cukup jelas tentang apa yang

sebenarnya yang mereka sembah dan digambarkan dalam sajak epic. Memang spekulasi

tidak diperlukan, sebagai contoh, Sumero-Babylonian sendiri mengatakan bahwa dewa-

dewa adalah planet-planet, bukan orang, dan bahwa cerita mereka adalah mitos yang

melambangkan kepribadian dari tubuh ini.

Orang Zaman Dahulu Tahu Dari Apa Meraka Diciptakan.

Sudah menjadi kepercayaan bahwa "menghilangkan" mitos dari zaman dulu sebagai

mitos, bagaimanapun kita merampoknya dari "sejarah". Pengakuan ini adalah hal yang

menggelikan, sebagaimana bagi mereka yang bersiteguh bahwa tidak ada mitos yang

benar-benar mencemarkan masa lalu. Kelihatannya seperti semua orang sudah lupa akan

Page 7: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

7

hasil kerja dari Joseph Campbell. Campbell mengetahui bahwa kebanyakan cerita dalam

Alkitab, seperti Musa dan keluarnya bangsa Israel dari Mesir, adalah mistik. Dalam

bukunya yang berjudul Occidental Mythology, mengikuti diskusi dari Alkitab, Campbell

merubahnya menjadi "Dewa-Dewa dan Pahlawan dari Eropa Barat", dan mengatakan:

"Sayangnya, tidak perlu memperdebatkan bahwa mitos Yunani, Celtic dan German

adalah mitologi. Mereka sendiri sadar bahwa mereka adalah mitos, dan kalangan pelajar

dari Eropa mendiskusikannya belum melebihi tanggungan oleh ide dari sesuatu kesucian

yang unik tentang topik tersebut".

Ada mitologi - apakah mitologi itu mempunyai ilmu apapun untuk dipelajari? Mungkin

mitologi tidak semenarik paradigma UFOlogi, dimana astronot purbakala berdengung

dimana-mana, disembah karena ketidaklaziman-nya. Namun keinginan untuk melihat

"sejarah" seperti itu seringkali terlihat datang dari buku komik dan film fiksi ilmiah.

Dan juga, zaman purba bukanlah masa yang gelap dan bodoh seperti yang biasanya

digambarkan. Bahkan zaman itu begitu maju. Seperti contohnya mereka berkembang

selama periode ribuan tahun dengan sistem astronomi/astrologi yang begitu rumit yang

tergabung dengan gerakan dan kualitas dari sejumlah tubuh di luar angkasa. Saya

menyebut hal ini dengan "mitos luar angkasa". Mitos luar angkasa ditemukan disekitar

bola bumi dalam keseragaman yang mengherankan. Bahkan kehidupannya begitu teratur,

sebagaimana mitos itu mengandung informasi yang begitu penting untuk kehidupan,

seperti pergerakan dan hubungan antara matahari dan bulan. Tanpa mitos tersebut, tidak

ada orang yang dapat melaut, dan menanam dan memanen karena akan menjadi sesuatu

yang sangat sulit. Dan mitos itu tidak membutuhkan campur tangan makhluk luar

angkasa untuk dikembangkan oleh manusia, juga tidak membutuhkan kemodernan untuk

tetap bertahan dan mentafsirkan kontradiksinya dengan apa yang dimaksudkan oleh

pembuatnya.

Sebagai contoh, Annunaki memainkan suatu peran dalam mitos tersebut, tetapi mereka

bukanlah "orang", manusia ataupun yang lainnya. Secara umum Annunaki

melambangkan ketujuh "bulatan bawah" dan penjaga dari tujuh "gerbang" melalui apa

yang dilewati "matahari Tuhan" kepada dunia bawah atau kegelapan. Mereka juga

merupakan "roh dari bumi". Jadi tiba-tiba kita menemui sebuah masalah yang

mengungkapkan bahwa apa yang di taruh Sitchin seterusnya bukanlah apa yang

dikatakan oleh kepurbakalaan itu sendiri dari tradisi yang mereka kembangkan sendiri.

Seperti sebelum-sebelumnya, Sitchin juga ingin membuat karakter utama dari mitos luar

angkasa, matahari, menjadi seseorang. Sebenarnya, dia ingin membuatnya menjadi

beberapa perbintangan. Berbagai macam dewa-dewa ini dapat ditemui diberbagai belahan

dunia, seperti Osiris, Horus, Krishna, Hercules, Yesus dan Quetzalcoatl, mereka bukanlah

manusia atau makhluk luar angkasa tetapi kepripadian dari pahlawan surya, sebagaimana

kita ditegaskan oleh orang-orang yang membuat dewa-dewa itu. Zaman purbakala

tidaklah begitu bodoh untuk salah mengambil planet untuk manusia, walaupun mereka

melambangkan planet-planet tersebut dan pengetahuan atau gnosis dari mitos tersebut

telah hilang, mereka mengharapkan "titisan" atau jasmani atau penampakan "tuhan".

Tidak perlu untuk membuat kembali roda tersebut dengan menduga-duga apa yang

dimaksud dengan purbakala.

Page 8: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

8

(Walaupun seorang Krister seperti Jack Chick mengetahui bahwa dewa-dewa purbakala

ini adalah PAHLAWAN SURYA, bukan orang ataupun makhluk luar angkasa).

Mensalahartikan Purbakala.

Saya teringat akan kejadian selama persinggahan arkeologi saya di pulau Crete. Ketika

kami berdiri didalam kota itu terdapat kota purba dekat tempat suci Mallia, ada sekitar

tahun 2500 BCE, perhatian kami tertuju pada mangkok batu yang muncul di depan pintu

maya pada setiap rumah di desa yang menarik ini, dan kita bertanya-tanya untuk

berspekulasi tentang apa kegunaan dari mangkok-mangkok tersebut. Sekarang walaupun

halangan dari latar belakang pendidikan saya, saya mempunyai sesuatu yang

menyebalkan dengan para arkeolog, karena mereka main masuk saja ke negara orang,

dengan pengalaman yang sedikit tentang kebudayaan negara itu, dan mereka mencoba

untuk menjelaskan bagaimana orang-orang disana hidup. Bahkan mereka seringkali

memperhatikan tradisi dari orang-orang tersebut, terutama orang-orang yang masih hidup

dalam daerah itu dan menurut tata cara purbakala. Beberapa dari para arkeolog ini bahkan

tidak mempelajari bahasa dari negara yang mereka datangi, sehingga mereka tidak dapat

berkomunikasi dengan penduduk setempat, yang pandangan tidak diragukan lagi dapat

membantu mereka dalam pencarian mereka dan mengurangi spekulasi yang tiada akhir.

Profesor saya ketika kejadian mangkok tersebut bukan termasuk salah satu dari arkeolog

tersebut, dia menikah dengan orang Yunani dan dapat berbahasa Yunani dengan sangat

baik sekali. Sehingga dia menghormati orang-orang disana dan tidak mengabaikan

pendapat mereka.

Ketika profesor bertanya pada murid-murid - kebanyakan dari mereka menyandang gelar

PhD atau calon PhD dari perguruang tinggi dan universitas terhormat - mengemukakan

pendapat mereka tentang mangkok-mangkok tersebut, beberapa dari mereka jatuh kepada

perangkap arkeologi seperti biasanya dengan membuat pernyataan bahwa mangkok-

mangkok ini digunakan dalam ritual keagamaan tertentu seperti "mempersembahkan

hasil panen buah pertama kepada dewa-dewa". Kemudian profesor berpaling pada orang

tua Yunani yang menjadi penjaga pada tempat itu selama puluhan tahun dan bertanya

padanya apa kegunaan dari mangkok-mangkok tersebut. Karena ia sudah tinggal didaerah

tersebut selama hidupnya, masuk akal sekali kalau dia mungkin mengetahui apa fungsi

dari perlengkapan-perlengkapan tersebut, ternyata jawabannya hampir membuat saya

tertawa terbahak-bahak karena itu menunjukkan betapa bodohnya para arkeolog yang

telah membuat pernyataan mereka. Seorang arkeolog lain, seorang Yunani yang tak

dikenal, belum mengerti akan lelucon tersebut sampai apa yang dikatakan penjaga itu

diterjemahkan oleh profesor "Baik", kata orang tua itu menyangkut mankok-mangkok

yang ada dimana-mana tersebut, "mangkok-mangkok itu gunanya untuk air minum

anjing". Inilah biasanya kebiasaan dari para arkeolog: Apa yang tidak dapat mereka

jelaskan, mereka kaitkan dengan suatu kegilaan suatu keagamaan yang aneh.

Saya juga teringat akan satu kejadian yang lain membuat saya menghargai beberapa hasil

kerja dari pada Sitchin. Beberapa tahun yang lalu ada spesial PBS tentang suatu tempat

misterius di Bolivia yang bernama Tiahuanaco, sebagaimana yang ditemukan oleh para

arkeolog ada gedung yang luar biasa dengan pintu air, orang menyebutnya sebagai "kuil

menuju dewa air". Tentu saja Sitchin melihat lebih banyak perak untuk dikerjakan,

Page 9: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

9

pendapatnya yang dapat saya simpulkan, seperti yang juga saya lihat bahwa setidaknya

terdapat dua peradaban besar dengan tingkatan yang tinggi pada sepuluh ribu tahun yang

lalu. Saya juga tidak menentang terhadap gagasan kunjungan "makhluk luar angkasa",

terutama karena legenda dari purbakala yang mengaku bahwa nenek moyang mereka

datang dari Pleiades atau Orion atau Sirius, walaupun pengakuan ini dapat saja bersifat

kiasan, dalam hal ini tubuh luar angkasa ini dianggap "dewa" dan manusia sering

percaya bahwa mereka lahir dari dewa. Memang manusia terbuat dari "benda

perbintangan". Saya cenderung tidak tertutup akan ide tentang manipulasi genetika

beberapa waktu yang lalu, khususnya karena asal mula dari banyak ras masih belum

dapat terjelaskan, tidak juga dengan teori evolulusi, tidak juga dengan penemuan aneh

dari seluruh dunia, termasuk juga tulang dan tengkorak dari manusia aneh, raksasa, dan

lain-lain.

Orang-Orang Langit.

Pada penyelidikan serius manapun tentang obyek ini, kita harus dapat membedakan

antara "dewa-dewa" dan "orang-orang langit" yang disinggung oleh purbakala. Seperti

tercatat, rakyat purbakala yang sudah terang pikirannya mengetahui bahwa "dewa" adalah

planet. Orang-orang langit sama sekali hal yang berbeda. Beberapa diantara mereka

mungkin "makhluk luar angkasa" dalam dunia luar, tetapi ada legenda yang lain yang

menganggap setidak-tidaknya orang-orang langit ini adalah sisa dari peradaban global

yang maju yang telah dihancurkan oleh katalisme, dan beberapa diantara mereka datang

dari dalam bumi. Legenda itu lebih jauh mengatakan lagi bahwa orang-orang yang maju

tersebut terlihat diseluruh dunia untuk membangun kembali peradabannya setelah

katalisme. Untuk mewujudkan hal tersebut mereka juga memperkenalkan kembali mitos

luar angkasa, yang mana dikembangkan oleh "orang asli" untuk memproduksi "selera"

mereka sendiri. Ketika pengajar-pengajar yang maju tersebut muncul dan mulai berbicara

dari tuhan dalam mitos, mereka seringkali disebut dengan imam dari tuhan, sebagai

contoh, "imam Apollo". Gelar ini secara perlahan-lahan mulai berkurang, pertama "imam

Apollo", kemudian menjadi hanya "Apollo" saja. Seiring dengan berjalannya waktu, guru

itu kemudian diasosiasikan dengan tuhan, mitos itu menjadi terlilit dengan "sejarah" dari

para guru. Dengan kata lain, walaupun legenda mengatakan bahwa tuhan Apollo terlihat

dalam bentuk daging untuk mengajarkan penduduk asli, hal itu kenyataannya mewakili

tuhan.

Pada kasus yang "modern dari kesalahan identitas ini telah terjadi di Jepang, di desa

Shingo, dimana penduduk setempat memaksa bahwa "Yesus" dan "saudaranya" telah

dikubur. Cerita itu mengatakan bahwa "saudara" Yesus disalib ditempatnya dan bahwa

Yesus dan para pengikutnya kabur bersama saudaranya ke Shingo, tempat dimana Yesus

kemudian hidup sampai 100 tahun mempunyai anak dari seorang wanita Jepang. Legenda

itu juga mengatakan bahwa Yesus telah dididik oleh guru Budha selama "tahun-tahun

yang hilang". Sayangnya bagi semua orang yang membuat mitos ini, dugaan bahwa

kuburan Yesus dan sadaranya sebenarnya ada pada dua misionaris Kristen yang tiba pada

abad ke-16. (lihat ke arrtikel Fortean Times). Karena itu, dapat kita lihat bahwa semuanya

menjadi sedikit lebih rumit dari pada kelihatannya dan bahwa ketajaman akan urutan

tertinggi diperlukan untuk menentukan apa yang sebenarnya terjadi pada planet ini. Pada

Page 10: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

10

penyelidikan ilmiah yang serius, seseorang harus lebih berhati-hati dalam mengambil

suatu kesimpulan yang berdasarkan spekulasi, dan dalam menghasilkan cerita tentang

suatu fakta, dengan spekulasi yang sekecil mungkin. Fakta-fakta ini datang dari "mulut

kuda", contohnya arkeologi dan sejarah/legenda mencatat kepurbakalaan itu sendiri,

tanpa menambahkan atau menterjemahkannya.

Pada kenyataanya, zaman purbakala juga mempunyai mitos yang tidak ada hubungannya

dengan orang-orang langit atau luar angkasa yang beredar adalah apa yang sudah

diketahui, contohnya adalah apa saja yang dapat mereka lihat dan rasakan disekitara

mereka. Tidak ada yang lebih luar biasa bagi zaman purba selain bumi, langit, tubuh

planetary, dan kekuatan alam. Tidak ada makhluk luar angkasa yang dapat dibandingkan

dengan kekuatan yang ada dalam bumi dan dalam surga. Bahkan jika ada apa-apa orang

purba menggunakan kapal imam yang dikembangkan untuk kekuatan alam untuk

menangkis "makhluk luar angkasa". Kemudian orang purba tidak salah mengenai

matahari dan kepribradiannya untuk manusia asli, kecuali dimana gnosis telah hilang dan

peradaban telah direndahkan, atau dimana dengan sengaja dibingungkan untuk menipu,

seperti dalam kasus ke-Kristenan. Juga untuk memeberi kesan bahwa semua pahlawan

surya seperti Krishna, Quetzalcoatl, Osiris, Horus dan Yesus, dengan "kehidupan" maya

mereka dengan makhluk luar angkasa, hanyalah sedikit kemustahilan, karena mereka

semua dikira lahir dari seorang perawan, ada pemerintahan lalim yang mencoba

membunuh mereka pada kelahiran mereka, diberikan karunia yang sama, melakukan dan

mengatakan hal yang sama dan kemudian mereka semua sama-sama disalibkan. Untuk

mengungkap alasan menggelikan seperti itu, kami diminta untuk mempercayai bahwa

makhluk luar angkasa "superior" tetap "datang" dan dengan baik bersedia membantu

manusia barbarian, yang tetap memaksa untuk menyalibkan mereka (diantara dua

pencuri, tidak kurang). Suatu dunia yang cukup aneh.

Annunaki dan bermacam-macam karakter lainnya.

Kebudayaan Sumerian yang bertentangan dengan kepercayaan populer telah dikenal

selama berabad-abad dan tidak muncul begitu saja tanpa alasan dengan ditemukannya

tablet bertulisan kuno yang ditemukan di Ur, ibukota dari Sumeria, sebagai contohnya.

Jika tabletnya dan yang lainnya telah mengesahkan apa yang sudah kita ketahui tentang

Sumeria dari penerusnya, yaitu Akkadian dan Assyro-Babylonian. Orang-orang Sumeria

bukanlah suatu peradaban yang hilang, kecuali bahwa orang yang tua tetap di Ur tidak

terpelihara. Mitologi dan kebudayaan mereka terpelihara dengan baik dalam peradaban

mereka yang berhasil. Nyatanya, sekitar 300.000 tablet dari Babylonia telah ditemukan

sejauh ini, yang juga termasuk komentar akan dewa-dewa mereka. Beberapa dari karakter

utama di mitologi/keagamaan Sumero-Babylonia adalah Enlil/Ellil, Utu/Shamash,

Marduk/Merodach, Gilgamesh, Nanna/Sin, Inanna/Ishtar, Ea/Enki, dan

Dumuzi/Tammuz. Sejumlah dewa ini berada dalam kelas yang dinamakan "Annunaki"

dan/atau "Igigi". Annunaki diberi nomor bermacam-macam: 7, 50 dan 900. Tidak ada

satupun dari karakter ini yang merupakan orang bersejarah, sekali lagi sebagai orang

sumero-Babylonia dengan benar menidentifikasi dewa-dewa mereka sendiri sebagai

"planet-planet", yang tentunya termasuk matahari dan bulan. Ensiklopedia Khatolik

mengenai Babel mengatakan:

Page 11: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

11

"Cerita menara Birs Nimrud menghitung tujuh dari dasar segiempat terlukis dalam tujuh

warna, hitam, putih, kuning, biru, merah tua, perak, dan emas, dan dalam urutan yang

sama dengan dewa-dewa perbintangan, Adar (Saturnus), Ishtar (Venus), Merodach

(Yupiter), Nebo (Merkurius), Nergal (Mars), Sin (Bulan), Shamash (Matahari)".

"Raja dari Annunaki", Enlil adalah dewa angin/badai, yang juga sama dengan Bel atau

Baal yang ada sekarang, dewa anak Kanaan/pahlawan surya. Enlil dan Ninlil melahirkan

dewa bulan bernama Nanna, "dewa perbintangan yang besar dari orang Sumeria", yang

dinamakan "Sin" di Babylonia. Sin adalah dewa bulan yang sama yang berkemah di

Gunung Sinai, dan juga menyembah di Ur dan Harran, dimana mitos adam hidup, leluhur

dari Ibrani, yang meminjam banyak dewa-dewa mereka (Elohim) dari Mesopotamia.

Sudah jelas, bulan atau "orang tuanya" bukanlah orang sejati/makhluk luar angkasa;

bukan juga yang lainnya. Tentang Enlil/Bel, Encyclopedia Britannica mengatakan:

"Bel

"(Akkadian), Enlil Sumerian, dewa orang Mesopotomia dari atmosfir dan salah satu

anggota dari tuhan yang tritunggal yang sisanya adalah Anu (An Sumerian) dan Ea

(Enki). Enlil berarti 'Tuan Angin' - baik angin topan ataupun angin sepoy-sepoy dikira

sebagai nafas yang keluar dari mulutnya, dan akhirnya sesuai dengan perkataan dan

perintahnya. Kadang-kadang dia disebut sebagai Tuan dari Udara.

"walaupun An adalah tuhan yang paling tinggi dalam orang-orang Sumeria, Enlil

mempunyai peran yang lebih penting dia diberikan energi dan kekuatan tetapi bukan

kekuasaan. Pusat penyembahan Enlil adal di Nippur. Enlil juga merupakan dewa

agrikultur: Mitos Penciptaan dari Hoe menggambarkan bagaimana dia memisahkan surga

dan bumi untuk memberikan tempat bagi benih untuk bertumbuh. Kemudian dia

menemukan cangkul dan menghancurkan lapisan bumi yang keras; biji bertumbuh terus

dari lobang itu. Mitos lain yang berhubungan dengan perkosaan Enlil terhadap istrinya

Ninlil (Akkadian Belit), dewi padi, dan pembuangan berikutnya ke dunia bawah. Mitos

ini mencerminkan putaran agrikultur dari kesuburan, kematangan dan ketidakaktifan

musim dingin.

"Nama dari teman Akkadiannya, Bel, berasal dari dunia baal Semitik, atau "tuan". Bel

mempunyai semua hal yang dimiliki Enlil, dan status dan cara pemujaannya banyak

persamaannya. Namun Bel secara perlahan menjadi kuat seperti dewa keteraturan dan

takdir. Dalam tulisan Ibrani tentang Bel mengindikasikan dewa Babylonia ini dan bukan

dewa orang Syria dari Palmyra yang namanya sama."

Walaupun ada banyak Baalim, bentuk tunggal dari Baal muncul untuk mewakili matahari

pada zaman Taurus (@4500-2400 BCE), ketika timbul kata "Bull".

Dewa bulan Sin adalah ayah dari Shamash, dewa matahari orang Babylonia yang disebut

Chemosh dalam Moabite dan yang disembah oleh orang Israel. Memang, "matahari"

dalam bahasa Ibrani adalah "shamash". Dewa matahari Shamash juga disebut "hakim

penguasa dari Annunaki".

"Komandan dari Annunaki" dan anak dari Enki/Ea, dewa "air" (kejadian 1:1), adalah

Marduk, atau Merodach, yang adalah Mordekai dalam kitab Esther (Ishtar). Juga disebut

sebagai "raja dari Igigi", Marduk adalah dewa Babylonia tertinggi dan sering di kaitkan

dengan Yupiter, walaupun sebagai "Bel-Marduk" dia aspek yang tergabung dalam dewa

matahari juga dan dianggap seperti itu pada periode akhir dari penyembahannya. Satu

dari kelima puluh nama Marduk adalah "Nibiru" atau Nebiru", yang mana Kuil Robert

Page 12: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

12

dalam The Sirius Mystery melihat istilah Mesir "Neb-Heru", yang berarti "Dewa

Matahari". Bukannya melambangkan "planet ke-12", gambaran dari Nibiru dalam Enuma

elish memang terlihat menggambarkan penjelmaan dari matahari dan "keberaniannya".

"Nebo" adalah versi Babylonia dari "Musa", sebenarnya seorang pahlawan surya, dan

bahkan Nibiru dilambangkan oleh piringan bersayap, motif umum yang melambangkan

matahari.

Pahlawan/setengah dewa Gilgamesh dilambangkan dengan pergulatan dengan "kerbau

luar angkasa", yang merupakan tanda dari zaman Taurus dan persis seperti motifnya dari

dewa matahari Persia bernama Mithra membunuh kerbau itu. Dalam kesedihan karena

kematian Enki, Gilgamesh "pergi ke gunung Mashu dan melewati penjaga iblis-scorpion

menuju kepada kegelapan". Di gunung Mashu "setiap malam matahari beristirahat". Kuil

Per Robert, "Mashu", terbukti berasal dari istilah Mesir yang berarti "Lihatlah matahari"

seperti "Musa" diambil dari mashah dalam bahasa Ibrani, "Mashu" kelihatannya

berhubungan dengan "Shamash" dan melambangkan matahari. "iblis-scorpion" atau

manusia scorpion jelas adalah bintang dalam perbintangan scorpion, dalam kegelapan

langit malam. Gilgamesh juga dikaitkan dengan dewa matahari Mesir bernama Osiris,

sebagaimana yang ada dalam Alkitab "Nimrod" atau Nemrod". Pernyataan dari

Ensiklopedia Khatolik adalah:

"Gilgamesh, yang didalam mitologi diubah menjadi Hercules Babylonia [pahlawan surya

Yunani], yang hartanya digambarkan dalam Gilgamesh-epos, yang kemudian menjadi

seseorang yang diangkat oleh Alkitab Nemrod. Yang lain melihat Nemrod sebagai

kecurangan yang disengaja dari Amarudu, Akkadian untuk Marduk, yang disembah oleh

orang Babylonia sebagai Dewa besar…" ("Babylonia").

Salah satu dari "tujuh dewa menurunkan keyakinannya", Inanna/Ishtar adalah Dewi, yang

lain adalah Venus, Bulan, perbintangan Virgo, Bumi, dan lain-lain. Ishtar adalah

"Astarte" dalam bahasa Phoenicia, dan seperti yang dikatakan oleh Frazer dalam The

Worship of Nature: "Para pemuja Phoenician-nya menyamakan dia dengan Bulan…"

Seperti dewa bawah tanah orang Yunani bernama Hades, yang mengizinkan Persephone

tersayangnya untuk kembali ke permukaan laut untuk menciptakan mata air, Inanna

adalah pencipta dari musim-musim, sebagaimana yang digambarkan kalau dia

mengizinkan dewa kesuburan-surya bernama Dumuzi/Tammuz untuk tetap berada di

dunia bawah selama enam bulan tiap tahun.

Salah satu dari pengarang Annunaki, "dewa pelindung" bernama Tammuz juga di sembah

di Yerusalem, dalam buku Yehezkiel (8:14). Sebagaimana yang dicatat Babylonia

menyangkut "taman Eden" atau "Edina", dari Eridu: anggur hitam tumbuh, dibuat dari

tempat yang mulia, ditamam disamping jurang yang dalam. Dalam rumah yang mulia,

yang seperti hutan, bayangannya meluas; tak seorangpun yang masuk ketengah-

tengahnya. Dalam interiornya terdapat dewa Matahari Tammuz. Diantara mulut sungai,

yang terdapat di dua sisi." (CE "Babylonia").

Dalam Epic of Gilgamesh, Anunnaki terlihat seperti:

Page 13: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

13

"Banjir: Nergal menarik kebawah bendungan dari air bawah, dewa perang Ninurta

membuang tanggul-tanggul, dan ke-TUJUH hakim dari neraka, ANUNNAKI,

mengangkat obor mereka dan menerangi daratan dengan kobaran api mereka".

"Air bawah" melambangkan surga, dan Anunnaki yang disebut "Takdir" pembawa

cahaya dari langit gelap. Mereka adalah "tujuh hakim dari nereka" dan "tujuh dunia

bawah", sebagaimana yang dikaitkan Barbara Walker dalam pendahuluannya pada Mary

Magdalene (Ensiklopedia Wanita, 614):

"Tujuh 'iblis' yang dilepaskan dari Mary Magdalene kelihatannya adalah tujuh Maskim,

atau Anunnaki, roh Sumerol-Akkadian dari tujuh dunia bawah, terlahir dari dewi Mari.

Kelahiran berganda mereka dilambangkan dalam sandiwara suci, yang mungkin cerita

dari timbulnya dugaan Mary Magdalene. Tablet Akkadian mengatakan tentang mereka,

'Mereka ada tujuh! Dalam kedalaman samudera, mereka ada tujuh! Dalam kehebatan

surga, mereka ada tujuh! Mereka maju dari kedalaman samudera [Maria] dari

keterasingan yang tersembunyi!"

Dalam The Woman's Dictionary of Symbols and Sacred Objects, 13:

"Pandangan yang diterima secara umum tentang alam semesta dalam zaman kuno adalah

doktrin tentang dunia keplanetan, dibayangkan sebagai malapetaka kristal yang hebat

atau mangkuk yang bertumpuk terbalik satu sama lain diatas bumi, menjadi terpisah satu

sama lain dengan berbagai macam gaya, dan mengeluarkan 'musik dari lingkungan'

dengan gerakan mereka. Teori itu berkembang untuk menjelaskan pergerakan planet

melawan latar belakang bintang yang tetap. Membaca dari dunia paling dalam diluar

sana, menyusun mereka menurut urutan hari-hari dalam seminggu, mereka adalah dunia

bulan, Mars, Merkurius, Yupiter, Venus, Saturnus, dan matahari. Yang paling luar adalah

delapan dunia, Empyrean, rumah dari dunia yang tetap dan Dewa yang mutlak: surga

tertinggi.

"Sebagai akibat dari teori ini, juga diasumsikan bahwa ada tujuh dunia bawah berurutan

terbalik dibawah bumi: "tujuh neraka" yang mana pernah dijelajahi oleh Dumuzi dan

Inanna (atau Tammuz dan Ishtar); dimana ketujuh gerbang dijaga oleh ketujuh Anunnaki

atau Maskim, imbangan dunia bawah dari roh-roh planet. Menurut tablet ajaib Akkadian,

'Mereka maju dari kedalaman samudera, dari keterasingan yang tersembunyi'. Dari ide

kuno dari tujuh dunia bawah, Dante mengambil visinya tentang lingkarang neraka yang

terbalik'.

"Kekristenan mula-mula menyangka bahwa setiap jiwa manusia turun dari surga,

mengambil satu dari tujuh dosa mematikan dari setiap dunia planet sepanjang jalan: nafsu

birahi dari planet Venus, marah dari planet Mars, dan seterusnya. Setelah seseorang

meninggal, jiwanya akan kembali ke surga tertinggi, melepaskan dosa yang sama satu per

satu, ketika melewati "penjaga" dari dunia itu, dan bagi jiwa yang sudah Kristen tersedia

tempat dan karena itu akan diterangi dengan baik".

Satu dari Anunnaki ini adalah Ningizzida, seorang "dewa dari Dunia bawah", dan "salah

satu penjaga gerbang surga".

Ketika kita mempelajari apa yang dikatakan orang purbakala pada mereka, kita

menemukan bahwa Anunnaki, adalah bagian dari mitos perbintangan, bukan "makhluk

Page 14: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

14

luar angkasa". Bahkan Anunnaki adalah "tujuh dunia bawah" atau cerminan dari tujuh

"planet". Ketujuh hakim ini adalah motif mistik yang umum, juga ditemukan di mitologi

Slavic/Serbia, contoh dimana mereka dengan jelas diidentifikasikan dengan planet-

planet:

"Diantara bangsa Serbia, Matahari adalah raja muda yang tampan. Dia hidup dalam

kerajaan terang dan duduk di tahta emas dan ungu. Disampingnya berdiri dua perawan

cantik, sinar pagi hari dan sinar malam hari, tujuh hakim (planet-planet) dan tujuh

"utusan" yang terbang melintasi alam semesta dalam samaran sebagai 'bintang dengan

ekor' (komet). Juga hadir Matahari 'paman botak, Myesyats tua' (atau bulan)". New

Larousse Encyclopedia of Mythology, 284

seperti yang dapat kita lihat, kenyataan dari masalah ini lebih banyak berwarna dan

bercahaya dari pada hanya sekelompok dari makhluk luar angkasa aneh yang meneror

manusia goa. Informasi ini adalah seperti yang ditulis sendiri oleh orang purbakala.

Mereka tidak menulis: "Jadi Anunnaki adalah makhluk langit dari planet lain yang

mendarat disini dan bertemu dengan manusia, dan seterusnya". Bahkan "Anunnaki"

adalah istilah umum untuk dewa-dewa, khususnya dewa-dewa nomor dua, dan

maksudnya "dewa surga dan bumi", bukan "mereka yang berasal dari surga datang ke

bumi". Kata "An" atau "Anu" berarti "langit" dan melambangkan nama dari "dewa

surga", sementara "Ki" berarti "bumi" yang adalah nama dari dewi bumi.

Seperti yang telah tercatat, Anunnaki bernomor 900 juga, yang terlihat melambangkan

bintang-bintang, contohnya, zodiak, atau "markas surga", yang disembah oleh orang

Kanaan dan Ibrani. Marduk memberikan bagian kepada Anunnaki; 'Kepada Anunnaki,

surga dan bumi [Marduk] telah memberikan bagiannya'. Seperti dewa orang Kanaan-

Israel, Elyon memberikan bagiannya pada anaknya: 'Ketika Yang Tertinggi [bahasa

Yunani: Elyon] memberikan anaknya kepada bangsa-bangsa, ketika dia memisahkan

anak manusia, dia memperbaiki ikatan dari orang-orang menurut urutan dari anak Tuhan.

Karena bagian Tuhan untuk orang-orangnya, Yakub[Israel] telah diberikan keturunan'.

(Ulangan 32:8-9). 'anak Tuhan' ini dalam ayat berikutnya juga disebut 'tuan rumah surga',

yang dibagi Tuhan kepada semua bangsa: 'dan juga supaya jangan engkau mengarahkan

matamu ke langit, sehinga apabila engkau melihat…semua benda langit…yang justru

diberikan Tuhan Allahmu, kepada segala bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian

mereka' (Ulangan 4:19) tuhan-tuhan ini adalah tuhan kelas dua: 'sebab Tuhan,

Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan…(Ulangan 10:17) 'bersyukurlah

kepada Allah segala allah!…' (Mazmur 136:2)"

Yahweh

Tuhan dalam Alkitab yang disebut Yahweh juga bukan manusia, makhluk luar angkasa

atau sejenisnya. "Dia" juga berada dalam bagian besar dari mitos tata surya. Tentang

Yahweh, Ensiklopedida Khatolik mengatakan:

"Kelihatannya nama Ea, atau Ya, atau Aa, tuhan tertua dalam Babylonia, berhubungan

dengan nama Jahve, Jahu, atau Ja, dari perjanjian lama".

Dalam Babylonia "Ea" sama dengan Enlil, yang mana seperti telah kita lihat adalah anak

dari dewa matahari. (Hal berikut ini yang menyangkut Yahweh dikutip dari buku saya:

The Christ Conspiracy: The Greatest Story Ever Sold.).

Page 15: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

15

Sebelum dinamai Yahweh, tuhan orang Israel disebut "Baal" yang mengartikan matahari

pada Zaman Taurus. Ketika matahari melintas melewati Aries, nama "Tuhan" diganti

dalam bahasa Mesir menjadi Iao, yang kemudian menjadi YHWH, IEUE, Yahweh,

Jahweh, Jehovah dan Jah. Nama "IAO/Iao" kuno ini melambangkan totalitas dari

"Tuhan", dimana "I" simbol dari unity (persatuan), "a" adalah "alpha" atau permulaan,

sementara "o" adalah "omega" atau akhir. Bahkan nama Yahweh, Iao atau sejumlah nama

lainnya dapat ditemui dibeberapa kebudayaan: "dalam Phoenicia, Matahari dikenal

sebagai Adonis… dapat diidentikkan dengan Iao, atau menurut keyakinan orang Cina,

Yao (Jehovah), sebagai Matahari, yang menampakkan dirinya di dunia pada tengan

malam dari 24 jam sehari dan 12 bulan setahun".

YHWH/IEUE adalah tambahan dari dewa matahari Mesir bernama Ra:

"Ra adalah bapak di surga, yang mempunyai julukan 'Huhi' yang abadi, diambil dari

bahasa Ibrani 'Ihuh'".

Karena itu tata bahasa atau nama suci dari Tuhan IAO/IEUE/YHWH sudah tua sekali,

sebelum Israel, dan dalam ilmu asal kata mengkaitkannya dengan sejumlah tuhan, bahkan

ke "Yesus", atau "Yahushua", yang namanya berarti "penyelamatan" atau "Iao/YHWH

menyelamatkan". Seperti apa yang dikatakan Higgins:

"Dr. Parkhurs yang saleh…membuktikan, dari penulis Diodorus Siculus, Varro, St.

Augustin, dan lain-lain, bahwa Iao, Jehovah, atau ieue, atau ie dari Yahudi sama dengan

Jove dalam Latin dan Etruscans…dia membiarkan bahwa dulu ini adalah nama dari

Apollo…Kemudian dia mengakui bahwa ieua Jehovah ini adalah Yesus Kristus dalam

kalimat berikut ini: 'Hampir tidak ada akhirnya untuk mengutip semua bagian dari Kitab

Injil dimana nama…(ieue) digunakan untuk Kristus…mereka tidak dapat mengelak dari

petunjuk Injil bahwa Yesus adalah Jehovah'. Tetapi yang selama ini kita lihat Jehovah

diakui sebagai Jove, Apollo, Sol, dimana diikuti bahwa Yesus adalah Jove, dll".

Yahweh sudah masih mempunyai aspek lain dalam kepribadian"nya", sebagaimana pada

mulanya "empat tata bahasa" dari "Tuhan" telah ditentukan jenis kelaminnya.

Sebagaimana yang pernyataan Walker:

"Tradisi Mistik Yahudi memperlihatkan Jehovah yang asli sebagai androgyne, namanya

tergabung dari Jah (jod) dan nama pre-Hebraic yaitu Eve, Havah or Hawah, dieja he-vau-

he dalam surat Ibrani. Keempat surat bersama-sama membentuk empat tata bahasa suci,

YHWH, nama suci dari Tuhan…Alkitab mengandung banyak kutipan tiruan dari pujian

dan doa terdahulu kepada Ishtar dan tokoh dewi lainnya, dengan nama Yahweh

dimasukkan dalam dewa wanita".

Karena itu, walaupun Yahweh pada satu waktu jamak, tetapi pada akhirnya "ia" menjadi

murni pria, dewa langit. Bentuk tunggal ini adalah satria tuhan, mewakili matahari dalam

Aries, yang dikuasai oleh Mars dan dilambangkan dengan domba jantan, lambang domba

jantan yang sama dengan "yang ditangkap dalam semak belukar" dekat Abraham dan

yang dia gunakan untuk menggantikan anaknya Ishak sebagai korban persembahan.

Satria tuhan Yahweh tidak hanya iri tetapi juga cemburu, karena namanya masuk dalam

Young's Literal Translation:

Page 16: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

16

"…sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena Tuhan yang

nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu". (Keluaran 34:14).

Bahkan, kata yang sama dalam Ibrani digunakan untuk iri dan juga cemburu, walaupun

diterjemahkan berbeda, "qanna" sebagai iri dan "qana" cemburu. Sebagaimana El Elyon

dulunya salah satu dari Elohim Kanaan, Tuhan Yang Paling Tinggi, begitu juga dengan

"Yahweh", sebagai "El Qanna", Tuhan yang pencemburu, karena itulah dalam Perjanjian

Lama dia tetap tidak menonjolkan hidungnya dan berteriak pada semua orang.

"Cemburu" juga cocok untuk tuhan yang diwakili oleh gunung meletus, sebagaimana

Yahweh di Gunung Sinai. Karena itu, pengikut Yahweh sendiri tidak toleran dan

berkepala panas.

Kesimpulan

Dalam kenyataannya tidak diperlukan penjelasan atau spekulasi apapun tentang barbagai

macam karakter ini dan ceritanya. Tidak juga kebutuhan untuk mengambil Alkitab secara

harafiah, atau sebagai dokumen sejarah. Memang, elit dibelakangnya telah tahu dugaan

itu, dasar mistik dan astrologi dari Alkitab dan karakternya dari awal. Terbukti bahwa

catatan pubakala mengenai mitos ini sebenarnya seringkali lebih cerdas dibanding dengan

kebanyakan "pemakan yang tidak berguna", diambil dari ungkapan CIA. Mereka

mengetahui perbedaan antara planet dan manusia/makhluk luar angkasa. Arsitektur, seni,

tulisan dan tradisi dari berbagai kebudayaan kuno ini, termasuk Sumero-Babylonia, India,

Mesir, Chaldea, Phoenicia/Kanaan, dan lain-lain, menunjukkan tinggak kemajuan dari

peradaban sesudahnya. Penurunan sesudah itu khususnya benar ketika melihat dari

orang-orang dalam Alkitab. Bahkan Alkibab, mewakili versi yang bodoh dari mitologi

kebudayaan yang disebutkan diatas. Pada kenyataannya, dalam istilah pengetahuan

kosmik, dalam berbagai cara penting seorang manusia modern telah berpindah. Salah

satu dari masalah terbesar adalah dorongan dan tidak masuk akalnya penjelmaan dan

kekerasan dari planet dan dari mitos perbintangan dan ritual, tubuh dari pengetahuan dan

kebijaksanaan menyangkut kosmos dan khususnya sistem tata surya, yang memberikan

kehormatan dan kehebatan pada zaman purbakala. Mitos dan ritual ini ditemukan

diseluruh dunia, mencerminkan kebudayaan global zaman purba. Pengetahuan ini dapat

dilacak melalui legenda dan cerita yang tersebar di seluruh dunia, yang tercermin dalam

reruntuhan megalitik yang misterius.

Untuk mengurangi kemuliaan terhadap sekelompok makhluk luar angkasa dan/atau

manusia adalah hal yang bodoh dan tercela, karena hal tersebut sama saja dengan

merampok kepintaran dan kebijaksanaan orang-orang purba, diantara hal yang lain,

termasuk juga dengan kualitas kemanusiaan itu sendiri. Kalau kita lihat lebih jauh lagi,

sebagian dari cuci otak untuk membuat orang dapat menerima cerita tentang Yesus

Kristus, contohnya dimana cerita tentang matahari adalah untuk membuat "mitos"

kelihatannya menjadi cerita yang bodoh dengan tidak adanya dasar dalam kenyataan.

Pemrograman mental atau "meme" telah ditampilkan dengan pengabaian, tetapi

kenyataannya adalah bahwa mitos bukanlah fantasi dan halusinasi yang bodoh. Cerita-

cerita itu dibuat untuk menembus bintang-bintang, contohnya ketika mereka diberitahu

dalam cerita yang menyenangkan dari pada ketika dipresentasikan dalam disertasi yang

Page 17: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

17

kering. Hanya ketika pengetahuan, atau gnosis hilang maka manusia mulai mempercayai

hal-hal tersebut sebagai orang yang betul-betul ada dan gnosis dengan sangat efektif

sekali di tenggelamkan oleh organisasi keagamaan, sehingga telah hilang diantara orang

banyak yang sekarang pasti telah dikumpulkan lagi bagian-bagiannya, seringkali muncul

kesalahan dan ketidakakuratan interpretasi dengan serangan sekarang dan kemudian

kadang-kadang.

KOSMOLOGI SITCHIN DAN 'PLANET X'

'Kedua belas Planet' Mesopotamia.

Telah kita lihat bahwa titik mula Sitchin adalah untuk menanyakan siapakah Nefilim atau

Anunnaki itu sebenarnya. Dia yakin bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam

perjalanan luar angkasa (tema berikutnya yang akan kita bahas dalam naskah berikutnya),

dia merubah maksudnya untuk mengidentifikasi dari mana datangnya planet. Dia

meneliti bukti-bukti karena Mesopotamia mempunyai pengetahuan astronomi yang jauh

dari cukup yang mereka punyai dari pelajar-pelajar ortodok, dan kemudian mengutip sari

dari sejumlah text astronomi yang mana suatu kali dia menyediakan referensi dan dimana

sarannya mengindikasikan bahwa Mesopotamia menganggap sistem tata surya kita terdiri

dari dua belas planet. Hal ini mengandaikan bahwa tidak hanya mereka mengetahui

tentang Merkurius, Venus, bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto

(tiga terakhir ditemukan pada zaman modern sejak tahun 1781); bukan saja mereka

dengan biasa menghitung Matahari dan Bulan sebagai 'planet'; bukan saja mereka sudah

tahu tentang keberadaan planet ke-duabelas.

Dia menyarankan bahwa faktor inilah yang menenjukan jumlah dewa-dewa dalam

pantheon yang mutlak dimana dia rasa terdiri dari dua belas anggota. Lebih jauh lagi dia

berpendapat bahwa mereka menggunakan angka dua belas ini dalam berbagai macam

konteks sebagai hasilnya, contohnya, membagi surga menjadi dua belas tanda zodiak,

setahun menjadi dua belas bulan, dan sehari menjadi dua bagian yang terdiri dari dua

belas jam setiap bagiannya.

Saya belum menyelidiki text astronomi yang dipakai Sitchin sebagai referensi karena

semua hal tersebut sudah jelas. Namun sudah selayaknya untuk mempertimbangkan

bagian utama dari bukti bergambar yang dia sebutkan - enam bintang dikelilingi oleh

sebelas dunia dari berbagai ukuran, yang merupakan bagian dari pelindung Akkadian.

Bukti bergambar ini bukanlah digambar dengan tengan tetapi merupakan karya fotografi,

dan anehnya sekali lagi kami diberi sumbernya - kami diberitahu bahwa sumber itu ada di

State Museum Vorderasiatische Abteilung di Berlin Timur, dan bahkan diberikan nomor

katalognya yaitu VA/243. Namun kita tidak perlu menahan nafas kita. Sitchin bergerak

terus untuk mengungkapkan bagian yang terkait dengan gambar itu dan

membandingkannya dengan gambaran dari sistem tata surya kita seperti apa kelihatannya

jika planet-planet di tempatkan dalam skala dalam lingkaran disekitar Matahari secara

berurutan, bukannya medel yang linier seperti biasanya kita menggambarkannya.

Rekonstruksi ini membutuhkan begitu banyak imaginasi dan asumsi sampai saya bisa

mencurahkan seluruh halaman hanya untuk satu analisis ini saja, tetapi kita tidak

Page 18: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

18

mempunyai waktu sebanyak itu dan lagi pula itu tidak begitu menarik. Cukup dengan

mengatakan bahwa dalam versi sebenarnya, pusat dari planet-planet ditunjukkan pada

jarak yang berbeda-beda dari pusat 'Matahari', karena kelihatannya tidak ada alasan

bahkan jika dengan lingkaran sederhana dibandingkan dengan gambaran linier dan

sebenarnya apa maksud dari artis itu; dan ukuran relatif dari "planet" tidak begitu akurat

dalam kebanyakan kasus, Merkurius, Bulan dan Pluto menjadi terlalu besar, sementara

Yupiter dan Saturnus terlalu kecil. Hal tersebut dapat dibuang sebagai satu hal yang tidak

tepat dalam ilmu pengetahuan atau izin artistik sederhana, karena ini hanyalah pahatan

yang secara relatif masih kasar pada ukiran batu. Namun jika analisis Sitchin mempunyai

dasar, Merkurius terlihat sebagai satelite dari Venus (dimana Venus berada diantara

Merkurius dan Matahari, seperti halnya Bumi terletak antara Bulan dan Matahari) - dan

point ini benar-benar terabaikan oleh Sitchin. Lebih jauh lagi Pluto berada diluar posisi

antara Saturnus dan Uranus - satu hal yang Sitchin coba untuk damaikan dengan kejadian

dalam Epic of Creation (lihat dibawah). Walaupun semua hal tersebut ada. Sitchin

menggunakan tanda ini sebagai pondasi utama untuk keberadaan planet 'keduabelas';

karena posisinya yang relatif terhadap yang lainnya - memperdebatkannya bahwa

orbitnya membawanya berada diantara Mars dan Yupiter, karena ukuran relatifnya

terlihat lebih kecil dari pada Yupiter dan Saturnus, tetapi jelas sekali lebih besar dari

Mars dan Bumi; dan karena perannya dalam proses penciptaan Bumi (lihat dibawah).

Dalam pandangan saya bagian utama dari bukti ini lemah, dan interpretasinya sudah

dipilih-pilih dan tidak konsisten.

Penciptaan Bumi

Sitchin menempatkan interpretasi harafiah yang tinggi sekali dalam Epic of Creation. Ini

adalah bagian penting lainnya dari bukti yang kelihatannya membujuknya bahwa planet

'keduabelas' digambarkan sebagai Nibiru, dan merupakan planet asal dari Anunnaki.

Dengan mengabaikan untuk sementara apakah dia mempunyai latar belakang untuk

interpretasi semacam itu, marilah kita lihat kembali elemen dasar dari analisisnya (Perlu

dicatat bahwa dalam interpretasi utamanya dibutuhkan nama-nama dewa untuk

disubstitusikan dengan planet-planet tersebut, dan hal ini berada dalam tanda kurung

yang sesuai).

Secara singkat, dia memberi kesan bahwa pada dasarnya sistem tata surya kita terdiri dari

urutan orbit: Matahari (Abzu), Merkurius (Mummu), Venus (Lahamu), Mars (Lahmu),

Tiamat (sebuah planet yang kemudian mengorbit dalam sabuk asteroid), Yupiter

(Kishar), Saturnus (Anshar), Pluto (Gaga yang mana kemudian dalam orbit yang dekat -

lihat diatas), Uranus (An) dan Neptunus (Enki). Dia berpendapat bahwa planet Nibiru

(Marduk) berasal dari luar angkasa pada jalur yang mundur (contohnya, bergerak ke arah

yang berlawanan dengan seluruh planet yang ada dalam sistem tata surya kita), yang

ditarik oleh gaya gravitasi dari planet luar kedalam orbit yang lebih dalam dengan

Matahari, karena berbagai gangguan dan pada putarannya yang kedua bertabrakan

dengan Tiamat yang menyebabkannya terbelah dua, satu bagian membentuk bumi yang

berlanjut menjadi orbit yang lebih kecil didalam Mars, pecahan satunya lagi membentuk

sabuk asteroid. Bulan (Kingu), satelit dari Tiamat, pada saat bersamaan masuk ke orbit

Page 19: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

19

bumi (dan karena sebelumnya bulan merupakan sebuah planet sendiri sebelum menjadi

satelit dari Tiamat dan kemudian menjadi satelit Bumi, Bulan tetap dianggap sebagai

planet dalam haknya).

Ada dua sudut utama dimana interpretasi harus dinilai. Pertama, apakah interpretasinya

berada dibawah penelitian seksama dari pemahaman ilmu pengetahuan modern?

Walaupun saya bukan seorang kosmologi, penelitian saya mengungkapkan bahwa ada

sejumlah keberatan terhadap teori-teorinya:

1. Dibutuhkan serangkaian kebetulan yang luar biasa sekali untuk bahkan satu diantara

Bumi, Bulan, Pluto dan Nibiru untuk dapat stabil dalam orbit yang berbeda setelah

tabrakan tanpa dorongan rangsangan tambahan. Karena itu begitu tak mungkin bahwa

benda-benda planet itu semuanya dapat beruntung dari urutan kejadian yang tidak

mungkin seperti itu.

2. Pandangan Sitchin tentang gravitasi dan dampaknya tidak cukup. Contohnya ada

planet Nibiru yang terpengaruh oleh tarikan dari Neptunus dan Uranus, tetapi tidak

ada dampak yang negatif pada planet-planet tersebut; gravitasi menarik dua arah,

khususnya karena Nibiru diperkirakan mempunyai ukuran yang sama dengan kedua

planet tadi, tetapi orbitnya masih tetap sampai hari ini dan lebih bulat dari orbit Bumi.

Sama juga ketika dia berpendapat bahwa tarikan gaya gravitasi dari planet lain dapat

menyebabkan 'tonjolan' pada Nibiru dan cukup untuk menyebabkan satelit tersingkir

dari planet Nibiru; ini adalah pandangan yang bodoh mengenai bagaimana gaya

gravitasi bekerja.

3. Setidaknya Nibiru harus membuat dua putaran orbit untuk dapat membelah dua

Tiamat - tetapi pada putaran kedua secara kasarnya kembali pada orbit yang sama,

walaupun semua interaksi gravitasi itu, pasti telah terjadi perubahan drastis pada

putaran yang pertama pada orbitnya. Dari pandangan yang berlawanan seharusnya

ada yang mempertanyakan mengapa Nibiru yang diatur memnyebabkan kehancuran

besar pada dua putaran pertama ini, dan tetapi tidak menyebabkan apapun pada

banyak putaran yang diduga terjadi kemudian.

4. Masih berkaitan dengan hal diatas, Sitchin menggunakan teks dugaan yang lain

(belum ada namanya) untuk memberikan kesan bahwa bidang orbit Nibiru condong

30 derajat terhadap gerhana. Saya cenderung untuk menanyakan bagaimana, kalau

kasusnya seperti ini, apakah ini dia menjadi terlalu dekat dengan banyak planet dalam

sistem tata surya kita pada dua putaran pertamanya yang menghancurkan? Atau

apakah dia mencoba mengatakan bahwa sekali lagi kekuatan yang tidak kita ketahui

telah membuatnya menjadi stabil pada orbit yang tidak lurus ini setelahnya?

5. Sekarang ini sabuk asteroid tidak mempunyai sesuatu seperti jumlah yang banyak

untuk membentuk suatu planet yang seukuran Bumi (contohnya setengah bagian dari

Tiamat). Namun hal ini harus dipertimbangkan bahwa Yupiter akan bertindak sebagai

penyedot debu raksasa dari puing-puing dari planet yang meledak (kemungkinan

yang masih belum bisa di tulis, bahkan interpretasi Sitchin pun salah), dan berbagai

faktor lain telah mengurangi keberadaan dari puing-puing itu karena faktor waktu.

6. Hukum Bodes meramalkan bahwa bukan saja seharusnya sebuah planet mempunyai

bentuk asli antara Mars dan Yupiter sebagaimana dalam pernyataan Sitchin (tetapi

para astronomi percaya tidak pernah terbentuk karena gaya gravitasi dari Yupiter,

Page 20: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

20

hanya meninggalkan sabuk asteroid saja), tetapi juga bahwa sebuah planet seharusnya

selalu berada dimana Bumi ada sekarang. Tetapi menurut Sitchin posisi selanjutnya

diraih kemudian terhadap formasi asli dari sistem tata surya kita, jadi pada mulanya

ruang angkasa pastilah kosong. Hukum ini mendukungnya dalam satu kemasukakalan

tetapi dalam waktuk yang bersamaan merendahkannya dalam sisi yang lain,

walaupun pada satu titik tertentu dia menghasilkan sesuatu yang terlihat sebagai bukti

yang dibuat-buat, melibatkan penyederhanaan dari Hukum Bode, untuk menyangkal

tuduhan itu. (Namun kalau untuk adilnya seharusnya hukum Bode dianggap sebagai

bukti bodoh seperti kedengarannya, dan dalam kenyataannya hanyalah sebuah 'teori'

tentang bagaimana sistem tata surya terbentuk).

7. Anggapan bahwa Bulan pada mulanya adalah sebuah planet tidak didukung oleh

penemuan modern; pemikiran terakhir terlihat lebih kepada bahwa dia terpisah dari

Bumi setelah akibat dari tubuh Mars yang berubah ukuran.

8. Bukti awal Sitchin untuk Nibiru membuktikan orbit yang mundur terlihat murni

berdasarkan pada urutan yang mana itu bertemu dengan planet terluar yang menurut

dia Neptunus dari pada Uranus. Dengan memberikan posisi relatif seperti itu dari

keduanya terhadap satu sama lain pastilah merubah orbit mereka pada kecepatan yang

berbeda, bagi saya argumen ini terlihat cukup tidak kuat. Dalam akal sehat saya akan

berpikir itu sama mudahnya dengan melewati mereka dalam urutan ketika

mengelilingi dalam orbit konvensionalnya.

9. Dalam Genesis Revisited Sitchin melihat lebih jauh lagi untuk membuktikan bahwa

analisis pengetahuan modern dari Bumi dan lapisannya, teori dari benua yang

tertimbun, dan penelitian dari lapisan tektonik semuanya mendukung pernyataannya

bahwa sebagaimana kita ketahui terbentuk dari pengaruh yang besar sekali. Mungkin

memang begitu, tetapi menurut pandangan saya analisisnya tidak mendukung

teorinya tentang Bumi yang terbentuk dengan membelah dua planet lain yang tidak

lebih baik dalam mendukung ide konvensional dari Bulan yang adalah pecahan dari

Bumi.

Pendekatan yang kedua adalah mempertanyakan besar dimana beralasan untuk Sitchin

bahkan untuk mencoba menempatkan interpretasi harafiah pada teks yang paling

membingungkan ini. Kita telah melihat bahwa salah satu dari pendorong dari lambatnya

pekerjaan dari Akkadian adalah politik, untuk meninggikan timbulnya kelambanan dewa

Babylonia, Marduk dari status lokal ke status nasional. Sewaktu mengkritik interpretasi

Sitchin, beberapa dari kalangan terpelajar ortodoks mencoba untuk menempatkan

sebagian besar dari penekanan kepada faktor ini, menyatakan bahwa ini adalah teks

utama. Ketika hal ini sudah tidak diragukan lagi kebenarannya, masalahnya menjadi jauh

lebih rumit lagi. Sitchin sendiri mengakui pengaruh politik, tetapi menentang bahwa teks

jauh dari asal mula Sumerian. Dalam hal ini dia terlihat didukung oleh banyak kalangan

terdidik, walaupun kenyataanya bahwa tidak ada versi Sumerian yang telah ditemukan

(terpisah dari kemiripan dalam jalan terisolasi). Lebih jauh lagi tindakan umum dari

penggabungan yang berasal dari teks terpisah dan mengambil bagian buku mungkin

sedang dikerjakan; contohnya, pembangunan Marduk atas Babylonia dan daftar dari

julukan dalam Tablet V sampai VII adalah edisi yang sudah lewat, ketika versi singkat

dari cerita penciptaan manusia terhenti ditengah-tengah. Karena Tablet II dan III

menyangkut pencarian juara untuk melawan Tiamat, yang mana akhirnya Marduk

Page 21: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

21

menawarkan dirinya sendiri - hal ini membawa kita pada kesamaan pada Tablet I dan IV,

yang mencerminkan dongeng penting sebelumnya.

Berkonsentrasi pada Tablet IV, Marduk bertempur dengan Tiamat - yang mewakili

'kehancuran air', dalam hal ini ia membaginya dua untuk mencipatakan langit dan bumi

dan memulihkan urutan dalam alam semesta, yang jelas merupakan tema penciptaan

dasar yang dekat dengan banyak peradaban kuno lain. Alexander Heidel menungkapkan

bahwa dalam legenda Mesir 'dewa angin Shu memisahkan langit dan bumi dengan

mengangkat dewi langit Nut dari dewa bumi Geb dan menempatkan dirinya sendiri

diantara keduanya', dan legenda Phoenician dan Vedic mengandung konsep dari 'telur

kosmik yang perpecah untuk menciptakan langit dan bumi'. Sementera itu Sitchin bisa

dibilang benar dalam menggambarkannya dengan yang ada dalam Kejadian 1:6-8:

Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkahn air dari

air." Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah

cakrawala itu dari air yang ada diatasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai

cakrawala itu Langit.

Sitchin terus memperdebatkan bahwa Tehom yang berasal dari bahasa Ibrani, yang

digunakan dalam Kejadian yang menunjukkan 'kedalaman laut', berasal dari kata Tiamat,

dan juga cakrawala yang disebut 'langit' dalam bahasa Ibrani aslinya 'rakia', yang artinya

adalah 'gelang berpalu', dan karena itu menimbulkan perdebatan bahwa sebenarnya itu

menggambarkan sabuk asteroid. Tetapi kita sudah menganggap bahwa hasil kerjanya

seringkali tidak benar, dan dalam kasus apapun saya mempunyai sedikit keraguan bahwa

semua teks ini seharusnya diinterpretasikan dari kalangan yang mengetahuinya saja dari

pada pandangan harafiah. Karena faktor ini, yang kemudian dikombinasikan dengan

kesalahan kosmologi yang mencolok dalam teorinya, menurut pandangan saya sama

sekali menyangkal interpretasinya dalam Epic of Creation.

Pendatang dari Tempat Lain?

Walaupun kisah Sitchin tentang penciptaan Bumi adalah kesalahan fatal, apakah dia

benar mengatakan bahwa Anunnaki memang pendatang dari tempat lain? Saya dapat

menemukan bukti kecil yang berharga untuk mendukung pengakuan Sitchin bahwa

pernyataan teks Mesopotamia bahwa planet Nibiru adalah tempat asal Anunnaki. Dalam

terjemahan Stephanie Dalley dari buku Epic of Creation secara langsung di sebutkan

hanya jika bagian singkat itu diberi tanda petik dibawah, sementara referensi yang ada

semuanya menunjuk ke Marduk - dan hanya kreatifitas dari Sitchin saja yang dapat

menghubungkan keduanya. Lebih lanjut lagi saya tidak menemukan referensi untuk

Nibiru dalam teks-teks lain. Dengan argumen yang tidak banyak dukungannya Sitchin

mengatakan bahwa versi ganda dari 'bola dunia bersayap', yang memang ditemukan

dalam jumlah yang banyak pada berbagai macam relief dari Mesopotamia dan dari

tempat-tempat yang lain, yang melambangkan Nibiru, tetapi kebanyakan komentator

yang sudah sadar mengenali hal ini sebagai simbol pola dasar umum yang hanya

diketahui beberapa orang tertentu saja. Kemudian dia terus berlanjut dengan mengatakan

bahwa berbagai macam teks astronomi Babylonia dan ramalan alkitabiah dari kejadian

itu yang menyertai setiap pengembalian dari Nibiru, tetapi seperti yang sudah saya

Page 22: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

22

sebutkan sebelumnya saya belum mengkonsultasikan hal ini secara terinci karena

kelemahan dari bukti dalam aspek argumennya yang lain.

Bahkan kenyataannya bahwa interpretasi Sitchin tentang kata Nefilim dan Anunnaki

yang muncul untuk memberikan sebagian besar dukungan untuk pernyataan tegas ini.

Kita telah mencatat argumennya bahwa kata Ibrani mempunyai asal mula Semitik 'nafal'

atau 'nfl' yang katanya berarti 'jatuh, turun, turunan' - walaupun setelah mengutip dugaan

dari komentator alkitabiah dari Yahudi abad ke-19 yang bernama Malbim, dia melebih-

lebihkan hal ini dalam bukunya dalam 'mereka yang dibuang diatas Bumi', dan 'mereka

yang telah turun, dari Langit ke Bumi'. Sebagaimana dalam istilah Sumerian yang

diterjemahkan serupa tanpa penjelasan yang lebih dalam lagi - tidak diragukan lagi

bahwa kata terpisah An bukan hanya nama dari ketua dewa, tetapi juga diartikan sebagai

'langit'; serupa dengan kata Ki sebagai 'Bumi'. Namun seperti yang telah kita lihat hal ini

bukan berarti bahwa mereka menggabungkan suku kata dapat cocok untuk satu tujuan,

dan dalam kasus apapun saya dapat menemukan tidak ada dukungan untuk suku kata

yang ada (un na) memberikan arti dari 'jatuh' atau 'turun'. Percobaan satu-satunya pada

terjemahan dari seluruh istilah yang ada saya temui adalah oleh john Heisel yang dalam

hal ini dia memecahkannya sebagai A nun nak dan mengartikannya sebagai 'keturunan

dari monarki (nun)', dan oleh Thorkild Jacobsen yang mengertikan hal itu sebagai 'anak

dari putri'.

Juga perlu di catat bahwa komentator ortodoks mengatakan istilah alternatif Igigi yang

asalnya dan artinya tidak diketahui, ketika sitchin bersikeras bahwa artinya 'mereka yang

mengamati dan melihat' - yang mengikat pada teorinya bahwa mereka tetap berada di

orbitnya, dan mungkin melihat ke hal yang tercatat dari arti orang Sumerian, kata igi

adalah 'untuk melihat'. Namun, walaupun jika interpretasi Sitchin benar dalam contoh ini,

cukup sulit untuk mewakili bukti-bukti yang bergelimpangan tentang pendatang dari

tempat lain.

Sitchin menghasilkan berbagai macam contoh interpretasi kata-kata dan menjadikan

patung-patung untuk mendukung argumennya. Terlalu banyak untuk dianalisa secara

individu, tetapi cukup untuk mengatakan bahwa ada alasan yang kuat untuk mempercayai

bahwa mereka menderita dari ketidakcukupan bukti sebagaimana yang telah kita

singgung disini dan dalam naskah-naskah sebelumnya. Namun dia memang

menghasilkan satu bagian bukti lagi yang setidaknya pada penglihatan yang pertama

terlihat cukut membingungkan, cukup untuk menjadi bahan pertimbangan kita disini.

Bukti itu adalah sebuah tablet bulat yang cukup menarik yang ditemukan dalam

reruntuhan Nineveh, dan sekarang ada di British Museum (exhibit WAK 8538).

Walaupun sekitar 50 persen dari permukaannya telah terpakai, tablet tersebut dibagi

menjadi delapan segitiga sama kaki, dan jelas sekali mengandung berbagai macam tulisan

kuno di garis pembagiannya dan ditempat lain yang seringkali diulang. Hal yang

dipertanyakan lagi adalah garis "panah" yang terlihat dibeberapa tempat, bersama dengan

setidaknya dua diagram yang kelihatannya sama dengan perbintangan. Walaupun copy

Sitchin adalah gambaran tangan, Alan Alford telah menghasilkan kembali sebuah

fotografi yang membuat kita untuk membuat gambaran Sitchin dengan alasan yang kuat

bisa dibilang akurat (beberapa dari tulisan-tulisan kuno itu terlihat sedikit berbeda, tetapi

Page 23: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

23

karena skalanya membuat sulit untuk memastikannya). Sitchin mengutip sejumlah

penyelidikan berabad-abad dari tablet ini yang mana diperoleh kesepakatan bersama

bahwa itu adalah suatu bentuk yang telah berkembang. Namun para kalangan pelajar

dahulu ini kelihatannya mengalami pergumulan dalam interpretasi dari apa yang mereka

pertimbangkan, dengan memberikan lokasi dan umurnya, didapat adalah tulisan-tulisan

kuno Akkadian yang dalam bahasa ini tidak masuk akal.

Dia menyebutkan bahwa hanya jika mereka mencoba membaca tulisan-tulisan ini dalam

bahasa Sumerian barulah terlihat masuk akal, dan terungkap sebuah 'Peta Rute Angkasa'

yang mencatat bagaimana perjalanan Anunnaki ke Bumi melalui planet terluar. Jika dia

benar tentang bahasa yang digunakan, berdasarkan kenyataan bahwa ini hanyalah copy

dari tablet Sumerian yang lebih tua, interpretasinya tentang kata thereon masih

mengandung banyak pertanyaan. Berikut ini adalah beberapa contoh: kita telah berpura-

pura menterjemahkan sebagai 'roket', sebuah interpretasi yang telah kita buang dalam

detail; na di artikan sebagai 'tinggi', ketika kata an adalah hufur yang normal; dan apin

diartikan sebagai 'dimana jalur benarnya telah disiapkan', ketika setiap penggunaan dari

kata yang dapat saya temui dengan jelas menunjukkan maksudnya 'membajak'.

Interpretasi Sitchin lebih lanjut dari tablet ini adalah bagian dari ide yang dicampur,

contohnya, misalkan teknisi penerbangan mengarahkan detail dengan masalah biasa

seperti menyetok beras untuk perjalanan pulang, secara pribadi saya temukan tidak sama

bahwa keduanya akan digabungkan dalam satu diagram dalam hal yang sepenting itu.

Lebih jauh lagi saya gagal melihat bagaimana seorang teknisi mempersiapkan instruksi

dapat diekspresikan dengan menggunakan istilah yang tidak spesifik seperti 'tinggi',

'langit', 'gunung', 'kumpulan', 'perubahan', dan 'peluncuran', yang menurut Sitchin diulang

berulangkali terlihat tanpa detail lebih lanjut, dan dalam kasus manapun dapat

disalahartikan mengenai tulisan-tulisan kuno itu. Walaupun kenyataanya bahwa saya

tidak percaya kalau tablet ini dapat mendukung pernyataannya bahwa perjalanan luar

angkasa sudah dikenal oleh Mesopotamia Kuno. Saya akan menerima diskusi yang

membingungkan ini - yang sejauh saya tahu sudah melalui penyelidikan lebih jauh oleh

para ahlinya.

Planet Nibiru

Mari secara singkat kita melihat kembali akan inti dari Sitchin tentang Nibiru itu sendiri.

Pertama dia memberikan bukti-bukti lebih lanjut (sebagai tambahan dari diagram yang

sudah ada diatas juga ada tanda yang sudah disebutkan sebelumnya) bahwa orbit

(mundur) Nibiru berada antara Yupiter dan Mars. Untuk mendukung hal ini maka

diambil dari ringkasan Epic of Creation, dimana Nibiru diduga 'memegang posisi pusat'

(contohnya dia menegaskan bahwa Nibiru membagi planet-planet yang lain, diluar

Matahari, menjadi dua bagian yang masing-masing terdiri dari lima planet) dan 'ditengah-

tengah Tiamat tetap bersilangan (contohnya, ia akan kembali ke posisi awalnya dari

Tiamat); dan juga dari 'teks astronomi' (tidak mempunyai nama) yang mana

'mendaftarkan planet-planet dalam urutannya'. Tidak layak setidaknya yang pertama dari

semua ini, inti dari Tablet VII dari Epic of Creation yang berkaitan dengan beberapa dari

julukan Marduk, aneh dengan versi Dalley.

Page 24: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

24

Nibiru: dia memang memegang persilangan antara langit dan bumi. Tidak keatas atau

kebawah persilangannya, mereka harus menunggu dia. Nibiru adalah bintangnya yang

sangat terang diatas langit. Dia memegang kendali atas persimpangan jalan; mereka harus

melihat padanya, dan mengatakan: 'Dia yang tetap bersilang dalam Tiamat tanpa

berhenti, akan mempunyai nama Nibiru, mengambil tengahnya'. Hal yang dapat kita

katakan adalah bahwa Dalley menerima terjemahan Nibiru sebagai 'tempat persilangan',

yang kelihatannya mendukung Sitchin mengenai 'planet persilangan' dan pernyataannya

bahwa tanda bergambar adalah silang (yang mana diakuinya sama dengan An) -

walaupun Dalley mengidentifikasinya dengan Yupiter sendiri.

Kedua, dalam rangka menjawab pertanyaan seperti mengapa kita belum juga mengamati

planet sebesar itu dalam sistem tata surya kita, Sitchin menggunakan berbagai macam

referensi teks untuk menegaskan bahwa planet itu mempunyai orbit elips yang tinggi

yang membuatnya dalam di angkasa pada titik terjauhnya (jarak terjauh dari Matahari).

Hal ini dijelaskan sebagai berikut: dari buku Epic of Creation, dia mengutip bahwa

Marduk 'membangun sebuah tempat tinggal yang belum selesai' - hal ini tidak berbahaya

bahkan saya tidak melacaknya untuk memeriksa ketepatannya dengan versi Dalley. Dari

Ayub 26:10 dia menegaskan bahwa 'Ia (Tuhan) telah menarik garis pada permukaan air,

sampai ujung perbatasan antara terang dan gelap', dimana versi King James berkata 'Dia

telah membuat batas air dengan ikatan, sampai siang dan malam bertemu' - tidak banyak

persamaan disini, jadi mungkin ini satu lagi terjemahan creatifnya, saat ini dalam

Perjanjian Lama Ibrani yang asli. Akhirnya dari Mazmur dia menegaskan 'Dari batas

akhir langit dia (Tuhan) berasal, dan perjalanannya sampai pada akhirnya' - saya bahkan

tidak dapat memahami bagian ini, tetapi sulit sekali untuk diambil kesimpulan bahkan

jika perubahannya mendekati akurat. Walaupun demikian, buktinya sendiri tidak

meyakinkan.

Ketiga, salah satu dari ketua unit dari pengukuran waktu Mesopotamia adalah 'sar' 3600

tahun, dan Sitchin menegaskan bahwa pengukuran ini berasal dari kembalinya Nibiru

yang periodik dari orbit angkasa yang dalam ( karena penampilannya menyimpan begitu

banyak hal yang berarti untuk purbakala, yang telah dicatat periode orbitnya melebihi

banyak milenium dan mengukurnya pada 3600 tahun, mereka mencalonkan sar untuk

mewakili angka tersebut). Kemudian dia menyebutkan kenyataan bahwa angka ini ditulis

sebagai lingkaran yang besar, dan bahwa kata yang serupa yaitu shar adalah julukan

untuk kata planet yang diterjemahkan sebagai 'lingkaran sempurna' or 'lingkaran penuh'.

Tentu saja hal ini bisa mewakili sebagian kecil dari intuisi yang cerdas, tetapi

bagaimanapun aku meragukannya. Akan sayang sekali untuk meninggalkan analisis dari

kosmologi Sitchin disini dan kembali ke sesuatu yang lebih membangun. Namun, karena

Sitchin dan pendukungnya membuat lagu dan tarian tentang hal tersebut, kita harus

membalikkan perhatian pada penemuan akhir-akhir ini yang nampak pada pandangan

pertama untuk mendukung pengakuannya tentang keberadaan Nibiru: sejumlah astronomi

modern bahkan telah mengumpulkan sejumlah bukti-bukti - kebanyakan dari bukti itu

baru ada setelah dipublikasikannya Planet ke-Duabelas - yang memberi kesan kepada

mereka bahwa apa yang ada dalam kenyataan tentang planet tambahan ke-Sepuluh (jika

Matahari dan Bulan tidak dihitung) mungkin memang ada dalam sistem tata surya kita…

Page 25: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

25

Pencarian Akan 'Planet X'

Neptunus ditemukan pada tahun 1846 hanya setelah para astronomi telah memperhatikan

gangguan dalam orbit Uranus. Hal yang serupa juga terjadi dengan Pluto yang ditemukan

pada tahun 1930 setelah keberadaannya telah diterima sebagai dalil karena

ketidakteraturan dalam orbit Neptunus. Namun pengamatan yang terus-menerus dari

kitidakteraturan dalam orbit utama Uranus dan Neptunus masih merupakan teka-teki bagi

para astronomi. Pada dasarnya dipercayai hal itu disebabkan oleh Pluto itu sendiri, tetapi

penemuan dari bulannya yaitu Charon pada US Naval Obserbatory di Washington pada

tahun 1978 menindikasikan bahwa Pluto terlalu kecil untuk mempunyai pengaruh sebesar

itu terhadap planet yang lain.

Bahkan kembali ke tahun 1972 ketidaksesuaian pada orbit komet Halley telah

menyebabkan satu astronomi menegaskan bahwa planet ke-sepuluh mungkin saja ada -

dijuluki sebagai 'Planet X' untuk mencerminkan nomor 10 dan statusnya yang tidak

diketahui. Pengungkapan berikutnya tentang Pluto, digabung dengan teori yang

menyangkut dengan diperlukannya gaya gravitasi yang mengacaukan sistem satelit

Neptunus, sebagai contohnya, Tritron ditarik kedalam orbit yang mundur, terbawa

kepada pencarian terbaru akan Planet X dipelopori oleh dua astronomi di US Naval

Obsevatory - kedua orang itu adalah Robert Harrington dan Tom Van Flandern. Mereka

memulai dengan simulasi komputer yang secara berkala di update, tetapi percobaan

pengamatan juga dilakukan ketika NASA berhubungan dengan mereka pada tahun 1982

dan diumumkan bahwa salah satu tujuan dari Infrared Astronomical Satellite (IRAS)

adalah untuk men-scan langit dari Planet X.

Sitchin dan para pendukungnya melampirkan berat yang besar untuk pengumuman

selanjutnya yang dibuat di pers, dan khususnya dua. Yang pertama dilaporkan di

Washington Post dari terbitan 30 Desember 1983 (huruf miring dalam berita itu dan

kutipan selanjutnya adalah tulisan saya):

Tubuh surgawi mungkin sebesar planet raksasa Yupiter dan mungkin begitu dekat

dengan Bumi sehingga merupakan bagian dari sistem tata surya kita telah ditemukan

dalam arah perbintangan Orion…[oleh IRAS]…para astronomi tidak mengetahui apakah

itu adalah sebuah planet, komet raksasa, bintang… ataukan galaksi yang jauh…'Yang

bisa saya katakan pada anda adalah bahwa kami tidak tahu apa itu', kata Gerry

Neugebauer, kepala dari ilmuwan IRAS…dapat dibayangkan itu mungkin adalah planet

ke-sepuluh yang dicari olah para astronomi'.

Pembacaan yang sesuai terhadap pengumuman ini mengungkapkan bahwa sangat sulit

ditarik bukti kesimpulan bahwa Planet X telah ditemukan. Namun dalam buku terbitan

tahun 1900 nya yang berjudul Genesis Revisited, Sitchin menaruh sesuatu yang

disebutnya 'penyangkalan resmi' didalam lingkungan pemerintahan untuk

mempertahankan informasi yang pada kenyataannya mempertajam berakhirnya perang

dingin, sebagaimana dua kekuatan superpower menggabungkan untuk mencegah

ancaman dari invasi luar angkasa. Ia juga berpendapat bahwa teorinya sendiri diabaikan

oleh para pendiri sebagai bagian dari kerahasiaan, dan menggunakan berbagai macam

Page 26: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

26

gabungan dari argumen yang memaksa bahwa walaupun banyak satelit dan penyelidikan

yang diluncurkan dalam beberapa tahun belakangan ini dan direncanakan untuk masa

depan secara resmi sudah mencari planet-planet dalam sistem tata surya yang dekat

dengan sistem tata surya kita, pada kenyataannya mereka lebih berkonsentrasi pada

rumah. Namun, sebagaimana yang akan kita lihat, banyak team dari para astronomi

terlibat dalam pengamatan kembali dari data IRAS, dan telah menulis tentang hal itu

dengan panjang yang luar biasa. Hal ini bukanlah tamparan dari penutup-nutupan bagi

saya.

Pengumuman kedua dilaporkan di Newsweek terbitan 13 Juli 1987:

Nasa mengadakan konferensi pers minggu lalu untuk membuat pengumuman yang agak

aneh: planet ke-10 yang eksentrik mungkin atau mungkin juga tidak mengorbit Matahari.

John Anderson, seorang ilmuwan peneliti dari NASA yang merupakan pembicara

prinsipal, mempunyai firasat bahwa Planet X ada diluar sana, walaupun tidak dekat

dengan kesembilan planet lainnya.

Firasat adalah kata yang tepat! Pada penyelidikan yang lebih jauh lagi, kita mendapat

bahwa apa yang telah dilakukan Anderson adalah mengamati kurangnya gaya gravitasi

pada pesawat Pioneer 10 dan 11 - yang kemudian keluar dari jangkauan dari sistem tata

surya kita - dan dari bukti negatif ini menjadi dalil akan kemungkinan planet ke-sepuluh

yang akan mempunyai orbit yang sangat elips dan menyempit untuk supaya tidak

mendapatkan efek. Karena ini hanyalah merupakan tambahan terhadap kenyataan bahwa

belakangan ini ia mengubah ide tentang planet ke-sepuluh dengan teori 'orbit yang tidak

teratur' (yang sebelumnya orang-orang merasa skeptik), hal ini seperti juga tidak

meyakinkannya dengan apa yang diberikan oleh bukti-bukti.

Kembali pada Harrington dan Van Flandern, keduanya telah dikenal akan ketekunannya

oleh Sitchin dan para pengikutnya karena dukungan ilmiah atas kerja mereka yang diduga

pada teorinya, dan dia mengutip hasil kerja mereka seperti pada keberadaan Planet X

hampir merupakan kesimpulan yang terdahulu. Sebagai tambahan terhadap

'pengumuman' yang disebutkan diatas, Sitchin menyebutkan sejumlah ramalan tentang

Planet X - mencapai puncak pada penegasannya bahwa pada 1990 team Harrington

mempercayai 'bahwa planet ke-sepuluh sekitar lima kali lebih besar dari Bumi dan sekitar

tiga kali lebih jauh terhadap Matahari dari pada Neptunus atau Pluto', dan bahwa mereka

telah melihat segala jenis pencarian dilangit, memberikan instruksi terperinci dimana

harus mencarinya. Tetapi jika anda membaca buku Van Flandern, Dark Matter, yang

berjudul Missing Planets and New Comets, yang diterbitkan tiga tahun kemudian pada

tahun 1993, anda akan mendapatkan gambaran yang agak berbeda:

Pastinya jika sebuah planet seperti 'Planet X' ditemukan pada kecenderungan yang tinggi

dan orbit yang eksentrik yang mendekati orbit Neptunus dan mempunyai massa sekitar 2

- 5 kali massa Bumi, keberadaannya akan diperdebatkan dengan keras untuk pembetulan

penting dari seluruh skenarionya [dari perkembangan sistem satelit Neptunus] yang baru

saja digambarkan.

Page 27: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

27

Sebuah planet yang massanya dua sampai lima kali massa Bumi…dapat menjelaskan

pada pengamat tentang ketidakteraturan orbit planet itu jika jaraknya dari Matahari 50

sampai 100 kali lebih jauh dari Bumi ke Matahari.

Hal ini seperti dalam buku Van Flandern, dan sulit sekali untuk menegaskan jarak,

ukuran dan bidang orbit yang pasti yang mana Sitchin akan membuat kita semua

mempercayainya; sejauh periode orbit diperhatikan, semua penelitian kelihatannya

bekerja pada dasar dari sesuatu seperti 500 - 1000 tahun, pada dasarnya lebih rendah dari

pada 3600 tahunnya Sitchin. Lebih jauh lagi Van Flandern mengindikasikan bahwa

penelitian lebih lanjut dari orbit dari sejumlah komet diatas Neptunus - dan mungkin

perubahannya mengikuti hukum gravitasi - akan diperlukan sebelum perhitungan

matematika dapat dengan tepat memprediksikan lokasi dimana para pengamat mencari

Planet X 'kalau planet itu ada'. Terutama karena ketidakpuasan dengan data teoritis pada

saat ini, Van Flandern tidak menyebutkan sama sekali tentang program pengamatan

IRAS. Dengan perbedaan Harrington bagaimanapun tetap skeptis tentang data orbit yang

tidak teratur, dan kerena itu lebih condong untuk menggunakan metode perhitungan

massa dan pengamatan dengan 'kekuatan kasar', walaupun dalam kata-katanya sendiri

'tidak ada yang perlu diperlihatkan dengan usaha saya'.

Kita juga harus sadar bahwa sejumlah kelompok yang lain telah melaksanakan pencarian

terhadap planet ke-sepuluh dalam beberapa dekade belakangan ini. Semuanya mengejar

logika yang berbeda mendapatkan kesimpulan yang berbeda-beda, beberapa diantaranya

menuju satu titik, beberapa lagi menyebar. Penelitiatn ini digambarkan oleh Mark

Littmann, mantar direktur dari Hansen Planetarium di Salt Lake City, dalam bukunya

tahun 1988 yang berjudul Planet Beyond: Discovering the Outer Solar System.

Khususnya, Littmann pada waktu itu mengutip dari sejumlah ahli yang merasa bahwa

kepercayaan pada simpangan pada orbit Uranus dan Neptunus untuk memprediksi

keberadaan planet ke-sepuluh adalah sebuah kesalahan. Dia sendiri memperdebatkan

bahwa penyimpangannya sangatlah kecil sekali, dan analisa mereka bergantung pada data

yang telah dikumpulkan lebih dari beberapa abad; karena sepertinya data yang lebih tua -

yang telah dikumpulkan menggunakan berbagai macam sistem referensi dan telah diubah

menjadi kerangka referensi yang lebih sederhana - mempunyai banyak kemungkinan

tidak akurat, dia menegaskan bahwa tidak benar untuk bergantung pada data-data tersebut

untuk mengambil suatu kesimpulan. E Myles Standish, Jr dari Laboratorium Jet

Propulsion bahkan menemukan bahwa pengamatan yang terdahulu tersebut menyatakan

ketidakteraturan di semua orbit dari seluruh planet, dan menanyakan: 'Apakah Planet X

mengunjungi setiap planet pada tur-nya? Namun, kalau kita lihat secara adil kita harus

menekankan bahwa Van Flandern mendasarkan keyakinannya bukan hanya pada

ketidakteraturan orbit tetapi juga pada keanehan dari sistem planet Neptunus.

Berlanjut dengan pembacaan kita pada buku Van Flandern, kami menemukan bahwa

walaupun dia mendukung ide Sitchin tentang evolusi 'dinamis' dari sistem tata surya kita

- dimana tabrakan dan interaksi terus membentuk atau mengubah peran dari planet-planet

dan satelit-satelit - teorinya sendiri tentang penciptaan dari sistem tata surya sepenuhnya

berbeda dengan Sitchin secara detail. Contohnya dia kelihatannya mendukung pandangan

umum bahwa Bulan terbentuk dari belahan Bumi, dan membantah bahwa Bumi itu

sendiri dulunya adalah salah satu anggota asli dari sistem tata surya kita. Lebih jauh lagi

Page 28: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

28

dia juga membantah bahwa ada bukti tentang sebuah planet yang tidak ada hubungannya

dengan Planet X telah meledak diantara Mars dan Yupiter sekitar tiga juta tahun yang

lalu, pada pengakuan permulaannya sendiri adalah spekulasi murni dalam sebuah buku

yang sangat ilmiah dan teliti - menegaskan bahwa ini adalah planet asal dari dewa-dewa

yang sudah tahu takdir mereka yang sudah dekat, sehingga melarikan diri ke Bumi,

menciptakan manusia dan memberikan pengetahuan mereka. Sekali lagi pernyataan ini

sangat berbeda dari pernyataan Sitchin: dia membicarakan tentang sebuah planet yang

sangat berbeda (planet yang meledak), waktunya adalah sekitar 2,5 juta tahun lebih cepat,

dan dewanya meniggal lebih dulu, karena tidak dapat bertahan hidup dalam jangka waktu

yang lama di Bumi yang disebabkan perbedaan lingkungan. Dengan rasa ingin tahu

ternyata tidak ada satupun ketidaksesuaian ini disebutkan dalam buku itu

Walaupun banyak pekerjaan yang telah dilakukan dalam beberapa tahun ini sejak saya

melakukan banyak penyelidikan untuk naskah ini. Namun saya yakin kita dapat menarik

hanya satu kesimpulan yang sah. Planet X memang benar ada, dan kerena itu

mungkinkan juga Planet XI dan seterusnya. Tetapi hal itu belum sepenuhnya ditemukan

dan diamati lebih jauh lagi berbagai macam variasi dari dalil teori yang menyangkut

sifat-sifatnya tidak memberikan kepercayaan yang besar terhadap pengakuan Sitchin

bahwa eksentrisitas orbit, pesawat, dan periode begitu bagus didefinisikan sehingga

mereka memastikan detail dari apa yang sudah dicatat oleh orang Sumerian 6000 tahun

yang lalu.

Lebih jauh lagi, masih ada aspek yang penting dari debat ini yang selama ini kita abaikan:

hanya jika planet tambahan ini dapat mendukung kehidupan yang ada atau kalau tidak

akan relevan dengan tema Sitchin.

Kehidupan Dalam Planet X?

Dalam mempertimbangkan pertanyaan ini, pertama-tama marilah kita melihat apa yang

Sitchin sendiri katakan:

Gagasan bahwa satu-satunya sumber energi dan panas yang tersedia bagi organisme

hidup adalah pancaran sinar Matahari telah dibuang. Karena itu, pesawat luar angkasa

Pioneer 10 menemukan bahwa Yupiter, walaupun lebih jauh dari Matahari dari pada

Bumi terhadap Matahari, begitu panas sehingga pasti mempunyai sumber energi dan

panasnya sendiri. Sebuah planet dengan berlimpah-limpah elemen radioaktif di

kedalamannya tidak hanya akan membangkitkan panasnya sendiri; tetapi juga akan

mengalami aktifitas letusan gunung. Letusan seperti itu akan membuat atmosfir. Jika

planet itu cukup besar untuk menggunakan tarikan gravitasi yang sangat kuat, sehingga

akan menahan atmosfirnya hampir tidak terbatas. Atmosfir seperti itu pada gilirannya

akan menciptakan efek rumah kaca: atmosfir itu akan menjadi perisai planet dari

dinginnya luar angkasa, dan menjaga panasnya sendiri agar tidak keluar angkasa.

Apa yang coba kita jelaskan disini? Selama beberapa tahun kosmologi mempunyai

asumsi bahwa planet yang berada jauh dari sistem tata surya akan berbentuk gas.

Tindakan Sitchin adalah benar untuk menitikberatkan bahwa data yang dikumpulkan

Page 29: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

29

oleh berbagai macam satelit selama lebih dari tiga puluh tahun telah membuktikah hal ini

tidak benar - kebanyakan dapat mencatatnya dalam kasus Uranus dan Neptunus.

Walaupun bukan seorang ahli, saya tidak menemukan kesalahan yang nyata tentang

pernyataannya bahwa planet yang jaraknya jauh dapat menghasilkan panas internalnya

sendiri dan atmosfirnya sendiri. Namun perlu diingat bahwa kita mencoba untuk menafsir

apakah perlombaan dari siapa yang secara virtual sama dengan kita (karena mereka yang

menciptakan kita 'menurut gambaran mereka sendiri') dapat berkembang diplanet seperti

itu. Dan pada pandangan saya ada dua keberatan utama terhadap hal ini.

Pertama, baik Sitchin maupun para astronomi yang dia sebutkan bersatu dalam

keyakinannya bahwa Planet X mempunyai orbit yang elips sehingga pada titik

terjauhnya, berada sangat jauh sekali dari Matahari. Sebagai akibatnya, walaupun inti

planet itu menyediakan panas yang cukup untuk mencairkan permukaannya, tetap saja

akan terjadi kegelapan mutlak pada kebanyakan dari orbitnya. Kedua, kemungkinan

atmosfirnya mempunyai komposisi yang sama dengan atmosfir Bumi dimana planet itu

mempunyai keadaan yang berbeda betul-betul sangat jauh.

Dua sumber lain layak untuk disebut. Pertama, pendapat dari Harrington dan Van

Flandern sendiri, seperti yang dilaporkan oleh Littmann:

Dia (Harrington) dan Van Flandern tetap setuju bahwa Planet 10 adalah metana, amonia,

dan air yang beku sebagaimana seperti Uranus dan Neptunus…

Kedua, laporan berikutnya yang muncul di Sunday Times terbitan 27 Oktober 1996:

Sebuah planet baru dengan orbit berbentuk telur telah ditemukan oleh para astronomi

Amerika. Mengorbit di Cygni B, sebuah bintang menyerupai matahari kita. William

Cochrane, kepala dari tim yang menemukan planet baru itu, tercengang. 'Kami tidak

mengerti bagaimana planet itu bisa berbentuk seperti ini' katanya. 'Planet baru tersebut

mempunyai perubahan terperatur yang sangat tidak terkendali sepeti menukik ke bintang,

kemudian bergerak menjauhi sistem tata suryanya'. Orbit yang elips ini sama dengan dalil

untuk Planet X oleh para astronomi seperti Tom Van Flandern. 'Penemuannya' adalah

seperti matematika dari pada yang terlihat, yang menempatkannya pada kategori yang

sama dengan Planet X.

Kata-kata yang telah saya tandai dalam huruf miring sudah pasti mengindikasikan bahwa,

bahkan jika planet itu mempunyai sumber panasnya sendiri. Planet X itu sendiri akan

mengalami hal yang sama seperti perubahan temperatur yang tak terkendali sebagaimana

letak orbitnya dalam hubungannya dengan Matahari dipengaruhi oleh sejumlah besar -

mempunyai pengaruh besar pada kehidupan yang mungkin mendiami planet itu.

Sekali lagi bagian penting dari teka-teki Sitchin tidak dapat memenuhi sama sekali.

Ringkasan

- Orang Mesopotamia mungkin telah sadar akan keberadaan kesembilan planet yang

sekarang telah ditemukan dalam sistem tata surya kita.

- Mereka mungkin juga telah sadar akan keberadaan planet ke-sepuluh (atau bagi

mereka ke-duabelas), yang mereka sebut Nibiru - walaupun hanya ada sedikit

dukungan mengenai hal ini di dalam pekerjaan literatur.

Page 30: Nephilim - Teori dari Zechariah Sitchin

BETA-UFO Indonesia

30

- Teori Sitchin tentang penciptaan Bumi, dan tentang peranan Nibiru diduga

memegang peranan didalamnya, kebanyakan tidak benar - baik yang dari teoritis,

maupun karena teori itu terlalu harafiah terhadap interpretasi dari Epic of Creation.

- Planet tambahan 'Planet X' masih dalam pembuktian keberadaannya oleh para

astronomi modern yang mencarinya berdasarkan pada bukti-bukti secara teoritis.

- Planet ini belum ditemukan juga, dan teori tentang sifat-sifat orbitnya sangat lebar.

Karena itu bahkan jika telah ditemukan, hal itu sangat tidak mirip dengan detail yang

dijelaskan dalam teori Sitchin.

- Jika planet ini ini ada, karena sampai saat ini masih belum ditemukan oleh teknologi

modern pastilah mempunyai orbit yang sangat eksentrik, atau yang mempunyai

lingkaran yang sangat jauh. Kedua-duanya akan memberikan petunjuk bahwa

kehidupan seperti manusia tidak mungkin dapat berkembang dan sejahtera disana.

Jadi planet itu tidak mungkin merupakan 'planet para dewa'.