BETA-UFO Indonesia
1
Nephilim – Teori Zechariah Sitchin.
Zecharia Sitchin dilahirkan di Rusia, tumbuh dan dibesarkan di Palestina, dan
mendapatkan pendidikannya di London. Dia berhasil menyelesaikan pendidikannya di
Universitas of London dalam bidang economic history. Sitchin pernah menjadi seorang
jurnalis dan editor di Israel selama bertahun-tahun, untuk mengejar penyelidikannya
tentang bahasa Timur Tengah dan arkeologi selama dia berada di Israel. Pada saat ini ia
bertempat tinggal di New York dan menjadi penulis disana.
Mr. Sitchin adalah penulis dari enam buku dalam serial Chronicles earth, ditambah
dengan sebuah buku panduan:
- The 12th
Planet.
- The Stairway to Heaven.
- The Wars of Gods and Men.
- The Lost Realms.
- When Time Began.
- The Cosmic Code.
- Genesis Revisited (buku panduan).
Apakah sebenarnya isi dari teori Mr. Sitchin? Pada dasarnya adalah:
Selain dari sebelas planet yang kita kenal, masih ada satu planet lagi dalam sistem tata
surya kita, planet ini dinamakan Nibiru. Planet ini mempunyai orbit yang aneh, sehingga
diperlukan waktu 3600 tahun untuk mengelilingi sabuk asteroid-nya. Kehidupan
berkembang di planet ini.
Sebenarnya, diantara Mars dan Venus tidak hanya ada Bumi dan Bulan. Namun dulu ada
satu planet yang mengorbit di tempat yang kita kenal sekarang dengan sabuk asteroid.
Sitchin menyebut planet ini sebagai Tiamat.
Ada satu orbit yang sangat penting yang disebut Nibiru, planet ini bergerak terlalu dekat
dengan Tiamat, dan bulan planet Nibiru bertabrakan dengan planet Tiamat, sehingga
membuat keretakan di planet Tiamat. Pada perputaran orbit selanjutnya, planet Nibiru
atau mungkin bulannya bertabrakan dengan planet Tiamat lagi, sehingga planet Nibiru
tersebut terpecah menjadi banyak bagian-bagian yang kecil dan juga dua bagian yang
besar. Bagian yang kecil-kecil menjadi sabuk asteroid, dan dua bagian besar lainnya
menjadi bumi dan bulan. Dan pada titik ini benih kehidupan dari planet Nibiru terdapat di
bumi.
450.000 tahun yang lalu, atmosfir dari planet Nibiru mulai terkikis. Seorang yang
bernama Enki, anak dari penguasa Nibirian yang bernama Anu, datang ke bumi untuk
menambang emas, yang dapat digunakan untuk menyelamatkan atmosfir Nibiru yang
menghilang.
380.000 tahun yang lalu, terjadi perang antara dua golongan Nibirian di bumi yang saling
bermusuhan. Kelompok yang dipimpin oleh anak dari Anu yang bernama Enlil yang
memenangkan perang tersebut.
BETA-UFO Indonesia
2
300.000 tahun yang lalu, Nibirian yang juga disebut “Annunaki” merasa lelah karena
bekerja di pertambangan dan mulai memberontak. Pemimpin dari Annunaki yang
bernama Enki dan Ninhursag kemudian membawa kera primitif wanita asli ke bumi dan
dengan manipulasi genetika mereka menciptakan manusia untuk mengambil alih tugas
dari pekerja pertambangan. Kemudian manusia mulai berkembang biak di bumi.
100.000 tahun yang lalu, beberapa dari orang Annunaki mulai menikah dengan wanita
bumi. Beberapa orang Annunaki tersebut adalah Nefilim yang disebutkan di Alkitab.
Pertentangan terjadi dalam Annunaki menyangkut masalah masa depan manusia. Enlil
memutuskan bahwa manusia harus dimusnahkan, tetapi Enki dan Ninhursag tidak setuju
dengan keputusan tersebut.
13.000 tahun yang lalu, Annunaki mengetahui bahwa perjalanan Nibiru yang dekat
berikutnya akan menyebabkan gelombang pasang yang hebat di bumi. Enlil bersumpah
akan merahasiakan hal ini, dia melihat hal ini sebagai kesempatan untuk memusnahkan
umat manusia.
11.000 tahun yang lalu – tepat pada waktunya – Enki memerintahkan manusia yang
bernama Utnapishtim (Nuh) untuk membuat sebuah kapal (bahtera), untuk
menyelamatkan beberapa manusia yang sudah dipilih.
Lebih dari 9000 tahun kemudian, Annunaki membimbing manusia memasuki permulaan
peradaban, sementara perang terjadi diantara Annunaki sendiri. Mereka menyiapkan
kapal induk untuk menguasai umat manusia dan sebagai perantara antara mereka sendiri
dengan manusia.
Setiap 3600 tahun sekali, ketika Nibiru melakukan transit secara teratur ke dalam sistem
tata surya kita, sekali lagi kita mempunyai hubungan dengan Annunaki.
ANALISIS PARA ASTRONOM TENTANG TANDA
AKKADIAN
Oleh Tom Van Flandern.
Melihat gambar 101, halaman 205 dari buku “Twelfth Planet” yang ditulis Sitchin:
simbol bintang besar ditengahnya. Itu adalah terlalu kecil diameternya untuk ukuran
sebuah planet; tetapi mungkin kita melihat hal tersebut sebagai gambaran seniman, jika
saja planet itu ditunjukkan dalam skala.
Kemudian kami mencatat bahwa sembilan jejak bundar (“bola bulat”) mengelilingi
bintang seperti lingkaran, berlokasi menyempil-nyempil di antara sinar bintang tersebut.
Namun tidak ada awal dan akhir yang jelas dari lingkaran tersebut. Tampaknya tidak ada
yang menandai tempat dimana “Pluto” yang diikuti dengan “Mercurius”.(Tanda panah
Sitchin bukanlah bagian dari tanda yang asli). Bahkan, tidak ada yang mengenali satupun
dari bola-bola itu. Identitas mereka pastilah hanya dugaan saja. Dua bola tambahan lagi
terlihat lebih jauh dari pada sembilan lingkaran yang saling berdekatan itu.
Hubungannya, kalau ada, dengan bola-bola yang berada dalam lingkaran tersebut masih
belum jelas.
BETA-UFO Indonesia
3
Dikatakan bahwa bola yang ketiga dapat disamakan dengan bumi karena bola yang ketiga
tersebut diikuti oleh satu bola lain yang melambangkan bulan kita. Hal ini tidak jelas
sama sekali. Pertama, karena tidak memberikan kesan bahwa bola pada posisi jam satu
tersebut adalah urutan yang "ketiga". Kemudian, diameternya lebih kecil dari diameter
bola didepannya searah jarum jam, yang diasosiasikan dengan planet Venus. Venus dan
Bumi seharusnya ukuran diameternya sama, Bumi hanya sedikit lebih besar saja, tetapi
tanda bola-bola tersebut mempunyai cara putar yang berbeda.
Bola yang dilambangkan sebagai Bulan adalah satu dari dua bola terluar, dan yang
terkecil diantara semuanya. Walaupun ukurannya hampir sama dengan ukuran Bumi
(1/4), tetapi jelas tidak ada hubungannya dengan Bumi, karena jaraknya dengan bola
Bumi hampir sama dengan jarak antara bola-bola yang lain. Secara spesifik bola bulan itu
lebih jauh dari bola Bumi dibanding bola Merkurius dengan bola Venus. Kalau bola
terluar itu misalnya adalah bulan, maka keberadaan Merkurius memberi kesan bahwa dia
adalah bulannya Venus. Hal itu mungkin dapat diterima, karena ada beberapa bukti
bahwa Merkurius memang bulan dari Venus milyaran tahun yang lalu. Tetapi untuk
mengatakan bahwa saya jelas-jelas terbuka untuk menampung gambaran itu. Logika yang
lebih ketat akan mengatakan bahwa bola Merkurius lebih jauh dari Matahari dari pada
bola Venus, namun masih lebih dekat kepada bola Venus dibanding bola Bulan terhadap
Bumi, namun tetap saja keduanya tidak benar.
Keadaan tidak menjadi lebih baik setelah itu. Diameter bola Mars terlalu besar dibanding
dengan Venus dan Bumi: seharusnya setengahnya dari diameter Bumi. Kamudian kami
menuju ke 3 bola terbesar dalam garis itu, masing-masing makin ke depan makin besar.
Mengasosiasikan Nibiru dengan bola yang pertama akan sangat mudah, karena sistem
tata surya mempunyai jarak yang dipenuhi dengan asteroid; jadi bisa jadi salah satu bola
itu adalah induk yang hilang dari asteroid tersebut. Tetapi kita tidak mempunyai
kebebasan semacam itu dengan kedua planet terbesar dalam sistem tata surya kita.
Yupiter lebih besar daripada Saturnus dalam kenyataan, tetapi pada bola-bola itu malah
kebalikannya. Semakin jauh ukurannya tidak berhubungan sama sekali. Yupiter
seharusnya berukuran 10 kali lebih besar dari Bumi.
Baik Yupiter maupun Saturnus mempunyai hal yang dapat dikenali. Keduanya
mempunyai bulan-bulan yang terbesar dalam sistem tata surya kita. Dan Saturnus
mempunyai cincin disekelilingnya, yang mempunyai perbedaan yang paling berbeda dari
planet lain. Tetapi tidak ada yang dapat memperkuat tentang hubungan antara kedua bola
ini dengan kedua planet terbesar yang sudah kita ketahui. Ukurannya tidak sama, dan
tidak ditemukan adanya bulan atau cincin pada bola-bola tersebut.
Keadaann tidak menjadi lebih baik, karena kemudian ada sebuah bola yang tidak
berkaitan sama sekali dalam sistem tata surya kita, dalam posisi dimana dapat menjadi
tidak stabil dalam bentuknya. Dan lagi keterkaitan antara salah satu dari bola itu dengan
Pluto masih dipertanyakan, karena Pluto akan tetap tidak dikenal bahkan oleh pendatang
yang sudah maju sekalipun, kecuali kalau mereka dengan teliti melihat ke langit dan
memeriksa setiap titik terang di antara ratusan juta bintang terang.
BETA-UFO Indonesia
4
Begitulah kenyataannya walaupun untuk penjelajah antar bintang yang maju sekalipun.
Isi yang dapat ditampung oleh orbit Pluto begitu besar sampai bahkan galaksi dengan
200.000.000.000 bintang dapat ditempatkan di dalam orbitnya tanpa menyentuhnya!
Pluto berukuran lebih kecil daripada bulan dalam sistem tata surya kita (termasuk bulan
yang kita miliki), dan dalam kasus tertentu adalah obyek "ganda", karena bulan dari Pluto
yaitu Charon adalah setengan dari diameter Pluto dan jaraknya relatif dekat. Orbit Pluto
melewati Neptunus; dan ada alasan kuat untuk menduga bahwa Pluto dan Charon adalah
bulan dari Neptunus yang lepas, jadi bukan betul-betul sebuah planet. Dalam bola Pluto
tidak ada ciri yang sama dengan Pluto. Kedua planet tersebut "ditinggalkan" setelah
diskusi tentang delapan planet besar selesai.
Keterkaitan antara sepihan dari bola-bola tersebut dengan asteroid atau mungkin dengan
komet Chiron (berbeda dengan bulannya Pluto yang bernama Charon), dimana berada
pada orbit yang tidak stabil antara Saturnus dan Uranus, lebih mudah untuk di tambahkan
dari pada sebagai lambang dari Pluto. Tetapi dari ukurannya dan jaraknya, kenapa tidak
kita kaitkan saja dengan Titan, bulannya Saturnus yang paling besar dan bulan yang
paling besar dalam sistem tata surya kita? Kelihatannya seperti judul dari status bola
yang di asosiasikan dengan bulannya Bumi. Keterkaitan yang tidak unik adalah jelas.
Bola yang diasosiasikan dengan Uranus dan Neptunus kelihatannya besarnya sama, dan
ukurannya sedang. Hanya itu saja yang orang dapat katakan tentang hal ini, karena
ukuran dari planet terdalam dan planet terluar tidak benar; dan obyek selanjutnya
disekitar lingkaran itu adalah bola Venus.
Sebagai ringkasan, tanda tersebut tidak memberikan kesan lebih bagi pada astronom dari
pada terjemahan artistik dari sebuah bintang yang dikelilingi oleh planet-planet. Tidak
ada contoh pengenalan dari bola-bola tersebut dengan planet yang sebenarnya saling
mendukung satu sama lain. Semuanya pasti diperdebatkan dan semuanya pasti menjadi
masalah.
Dengan kurangnya pengenalan akan tubuh dari sistem tata surya yang sudah tidak asing
lagi bagi kita, kelanjutan dari yang asing itu (berdasarkan tanda semata) dapat dianggap
sebagai iman sejati. Mungkin saja Akkadian Seal menggambarkan sistem planet lain
dalam bintang lain; tetapi tidak dapat disamakan dengan sistem tata surya kita.
Bagaimana Dengan Annunaki?
Oleh: Acharya S
"Annunaki" adalah pemain utama dalam paradigma baru yang menjadikannya cerita
dongeng yang populer, melalui pekerjaan dari Zecharia Sitchin, seorang ekonom dari
pendidikan dan profesinya, dan penulis dari beberapa buku yang terjual paling laris yang
menjelajahi mitologi kuno dan penemuan reruntuhan di seluruh dunia yang menimbulkan
teka-teki. Berbagai variasi buku-buku tersebut juga ingin menunjukkan bahwa pada
zaman kuno dulu ada ras luar angkasa yang secara genetik memanipulasi manusia untuk
BETA-UFO Indonesia
5
berbagai alasan. Tesis Sitchin, sekarang sudah berhasil merangkul banyak penulis lain,
yang tergabung didalamnya yang kelihatannya sebagai pandangan dunia yang baru, pada
dasarnya pernyataan bahwa dewa Sumero-Babylonian kuno, Annunaki adalah makhluk
luar angkasa dari planet Nibiru, yang akan datang setiap 3500 tahun, pada saat planet
mereka melompat ke bumi dan menciptakan kekacauan. Walaupun ide tentang dewa-
dewa kuno adalah makhluk luar angkasa terlihat seperti sebuah novel, kecenderungan
untuk menjadikan dewa kuno menjadi "orang" atau "mempunyai tubuh" bukanlah suatu
hal yang baru, bertanggal pada waktu filosofis Yunani bernama Euhemeros atau
Evemeras (@ 300 BCE). Bahkan kecenderungan ini disebut "euhemerisme" atau
"evemerisme", yang mengatakan bahwa sejumlah dewa-dewa dari kebudayaan yang
berbeda bukanlah "mistik" tetapi ada dalam raja, ratu, pejuang dan pahlawan yang
hidupnya dirubah menjadi dongeng yang dibumbui dengan kejadian yang luar biasa
dalam kisah hidup mereka. Tesis Annunaki yang sekarang adalah versi yang modern dari
evemerisme, walaupun tesis itu menjelaskan keajaiban itu bukanlah "tambahan" tetapi
atribut murni dari luar angkasa yang maju.
Sayangnya bagi mereka yang mengharapkan untuk melihat bukti konkrit dari ide
kunjungan perbintangan di bumi pada waktu dulu, Annunaki bukanlah tempat yang bagus
untuk mecari bukti tersebut, karena pada dasarnya dewa-dewa dan dewi-dewi tersebut
sudah dikenal lama sebelum era revisionisme modern. Revisionesme modern ini
seringkali membawa kemuakan akan ide dari mereka yang secara klasifikasi terdidik
pada bidangnya; hal ini terlihat seringkali memalukan para pemberontak dan "Indiana
Jones" modern dan pencari sensasi yang menjauh dari pendidikan yang biasa.
Namun pada pendidikan semacam itu, jika seseorang menemukan informasi yang faktual
yang bertentangan dengan yang sudah ada yang sudah dipercayai dan dirasakan orang,
orang itu terpaksa mengabaikan informasi yang sudah ada itu sebagai model yang salah
dan menerima informasi yang baru tersebut, yang pada dasarnya itulah yang ingin
dilakukan para pembangkang. Namun, ketika beberapa orang (lebih sedikit dari yang
dipercayai orang banyak) memerlukan spesialis dalam bidangnya melalui pelatihan
standard, pada keabsahan yang lebih tinggi seseorang yang menghabiskan waktu
bertahun-tahun untuk mempelajari masalah ini, menjadi subyek kritikkan dan umpan
balik oleh cara "test" dan "nilai", dap pada akhirnya menjadi lebih ahli dalam bidangnya,
contohnya, jika seseorang membutuhkan transplantasi hati, orang itu harus pergi ke
spesialis dan dokter, bukan pergi ke tukang ledeng. Sebaliknya, mereka yang
berpendidikan tetapi tidak menunjukkan cara berpikir yang kritis akan menjadi pengikut
saja, walaupun hal tersebut salah, karena itulah ada pembangkangan, beberapa
diantaranya seperti Charles Fort, telah mengerjakan hal yang luar biasa.
Teori Astronot Kuno
Peneliti yang tak kenal lelah bernama Charles Fort telah dikenal secara luas sebagai
pembuat kronologi yang kita sebut sebagai "Forteana", misteri dan kebingungan yang
aneh yang membuang persepsi yang ada saat ini tentang kenyataan, tak peduli apakah
agama atau ilmu pengetahuan. Bahkan, dalam pencarian asal mula manusia, seringkali
kelihatannya baik teori evolusi maupun teori penciptaan tidaklah cukup. Untuk mencoba
BETA-UFO Indonesia
6
menjelaskan kebingungan ini, yang juga termasuk cerita-cerita aneh atau "mitos"dan
reruntuhan yang sangat banyak dan mengherankan diseluruh dunia, sejumlah orang,
termasuk Erich von Daniken dan Zecharia Sitchin, telah membuat "teori astronot kuno",
yang mengatakan bahwa pendatang makhluk asing telah mempengaruhi hidup manusia
selama ribuan bahkan jutaan tahun, bahkan sampai pada titik manipulasi genetika. Von
Daniken, begitulah panggilannya, adalah satu dari orang modern pertama yang menaruh
keempat teori astronot kuno dan secara luas mentertawai dan mencemari pengamatannya.
Karena kepelatihan Sitchin, dia terlihat lebih dipercaya untuk banyak hal, walaupun dia
adalah salah satu pembangkang yang tidak terlatih dibidangnya. Lebih jauh lagi, perlu
dicatat bahwa tidak ada orang muncul dengan teori astronot kuno, yang secara besar-
besaran dikembangkan oleh sekolah Jerman, selama abad yang lalu.
Para pendukung mengaku bahwa Sitchin adalah satu dari sedikit orang yang dapat
membaca bahasa Sumerian dan karena dia bisa membaca Sumerian, dia pasti
menterjemahkan datanya dengan tepat. Pada awalnya pernyataan bahwa dia adalah satu
dari sedikit pelajar dari Sumerian adalah tidak benar. Kemudian, muncullah ide bahwa
seseorang mungkin dapat membaca bahasa Sumerian dan karena itu dapat
menterjemahkan data-datanya dengan tepat adalah alasan yang terlihat bagus, karena
seseorang tidak dapat menjamin yang lainnya. Dan juga, bertahun-tahun sebelum Sitchin,
pelajar alkitab dan dokumen laut mati bernama John Allegro mempelajari Sumerian
dengan dalam dan mendapatkan kesimpulan yang berbeda, banyak dari kata-kata itu
berkisar seputar sex dan obat-obatan.
Seperti kebanyakan paradigma yang lain yang membuatnya menjadi kebudayaan yang
begitu populer, teori astronot makhluk asing telah masuk dalam agenda. Bahkan
kelihatannya bahwa percobaan yang paling terakhir mungkin didorong oleh type
pendorong yang sama dengan pembuatan Alkitab, sejarah yang mengandung jiplakan
dari mitos dari kebudayaan lain yang tersusun kembali sebagai "manusia" dari etnis
tertentu. Kelihatannya bahwa tesis Annunaki telah membawa pada kesimpulan bahwa
ketika Alkitab tidak sempurna, tuhan Yahweh yang sah berbagai karakternya yang
manusia super dari makhluk asing yang "terpilih".
Pada kenyataanya tidak ada alasan untuk menciptakan kembali dewa-dewa kuno sebagai
orang atau manusia, karena masa lalu itu sendiri sudah cukup jelas tentang apa yang
sebenarnya yang mereka sembah dan digambarkan dalam sajak epic. Memang spekulasi
tidak diperlukan, sebagai contoh, Sumero-Babylonian sendiri mengatakan bahwa dewa-
dewa adalah planet-planet, bukan orang, dan bahwa cerita mereka adalah mitos yang
melambangkan kepribadian dari tubuh ini.
Orang Zaman Dahulu Tahu Dari Apa Meraka Diciptakan.
Sudah menjadi kepercayaan bahwa "menghilangkan" mitos dari zaman dulu sebagai
mitos, bagaimanapun kita merampoknya dari "sejarah". Pengakuan ini adalah hal yang
menggelikan, sebagaimana bagi mereka yang bersiteguh bahwa tidak ada mitos yang
benar-benar mencemarkan masa lalu. Kelihatannya seperti semua orang sudah lupa akan
BETA-UFO Indonesia
7
hasil kerja dari Joseph Campbell. Campbell mengetahui bahwa kebanyakan cerita dalam
Alkitab, seperti Musa dan keluarnya bangsa Israel dari Mesir, adalah mistik. Dalam
bukunya yang berjudul Occidental Mythology, mengikuti diskusi dari Alkitab, Campbell
merubahnya menjadi "Dewa-Dewa dan Pahlawan dari Eropa Barat", dan mengatakan:
"Sayangnya, tidak perlu memperdebatkan bahwa mitos Yunani, Celtic dan German
adalah mitologi. Mereka sendiri sadar bahwa mereka adalah mitos, dan kalangan pelajar
dari Eropa mendiskusikannya belum melebihi tanggungan oleh ide dari sesuatu kesucian
yang unik tentang topik tersebut".
Ada mitologi - apakah mitologi itu mempunyai ilmu apapun untuk dipelajari? Mungkin
mitologi tidak semenarik paradigma UFOlogi, dimana astronot purbakala berdengung
dimana-mana, disembah karena ketidaklaziman-nya. Namun keinginan untuk melihat
"sejarah" seperti itu seringkali terlihat datang dari buku komik dan film fiksi ilmiah.
Dan juga, zaman purba bukanlah masa yang gelap dan bodoh seperti yang biasanya
digambarkan. Bahkan zaman itu begitu maju. Seperti contohnya mereka berkembang
selama periode ribuan tahun dengan sistem astronomi/astrologi yang begitu rumit yang
tergabung dengan gerakan dan kualitas dari sejumlah tubuh di luar angkasa. Saya
menyebut hal ini dengan "mitos luar angkasa". Mitos luar angkasa ditemukan disekitar
bola bumi dalam keseragaman yang mengherankan. Bahkan kehidupannya begitu teratur,
sebagaimana mitos itu mengandung informasi yang begitu penting untuk kehidupan,
seperti pergerakan dan hubungan antara matahari dan bulan. Tanpa mitos tersebut, tidak
ada orang yang dapat melaut, dan menanam dan memanen karena akan menjadi sesuatu
yang sangat sulit. Dan mitos itu tidak membutuhkan campur tangan makhluk luar
angkasa untuk dikembangkan oleh manusia, juga tidak membutuhkan kemodernan untuk
tetap bertahan dan mentafsirkan kontradiksinya dengan apa yang dimaksudkan oleh
pembuatnya.
Sebagai contoh, Annunaki memainkan suatu peran dalam mitos tersebut, tetapi mereka
bukanlah "orang", manusia ataupun yang lainnya. Secara umum Annunaki
melambangkan ketujuh "bulatan bawah" dan penjaga dari tujuh "gerbang" melalui apa
yang dilewati "matahari Tuhan" kepada dunia bawah atau kegelapan. Mereka juga
merupakan "roh dari bumi". Jadi tiba-tiba kita menemui sebuah masalah yang
mengungkapkan bahwa apa yang di taruh Sitchin seterusnya bukanlah apa yang
dikatakan oleh kepurbakalaan itu sendiri dari tradisi yang mereka kembangkan sendiri.
Seperti sebelum-sebelumnya, Sitchin juga ingin membuat karakter utama dari mitos luar
angkasa, matahari, menjadi seseorang. Sebenarnya, dia ingin membuatnya menjadi
beberapa perbintangan. Berbagai macam dewa-dewa ini dapat ditemui diberbagai belahan
dunia, seperti Osiris, Horus, Krishna, Hercules, Yesus dan Quetzalcoatl, mereka bukanlah
manusia atau makhluk luar angkasa tetapi kepripadian dari pahlawan surya, sebagaimana
kita ditegaskan oleh orang-orang yang membuat dewa-dewa itu. Zaman purbakala
tidaklah begitu bodoh untuk salah mengambil planet untuk manusia, walaupun mereka
melambangkan planet-planet tersebut dan pengetahuan atau gnosis dari mitos tersebut
telah hilang, mereka mengharapkan "titisan" atau jasmani atau penampakan "tuhan".
Tidak perlu untuk membuat kembali roda tersebut dengan menduga-duga apa yang
dimaksud dengan purbakala.
BETA-UFO Indonesia
8
(Walaupun seorang Krister seperti Jack Chick mengetahui bahwa dewa-dewa purbakala
ini adalah PAHLAWAN SURYA, bukan orang ataupun makhluk luar angkasa).
Mensalahartikan Purbakala.
Saya teringat akan kejadian selama persinggahan arkeologi saya di pulau Crete. Ketika
kami berdiri didalam kota itu terdapat kota purba dekat tempat suci Mallia, ada sekitar
tahun 2500 BCE, perhatian kami tertuju pada mangkok batu yang muncul di depan pintu
maya pada setiap rumah di desa yang menarik ini, dan kita bertanya-tanya untuk
berspekulasi tentang apa kegunaan dari mangkok-mangkok tersebut. Sekarang walaupun
halangan dari latar belakang pendidikan saya, saya mempunyai sesuatu yang
menyebalkan dengan para arkeolog, karena mereka main masuk saja ke negara orang,
dengan pengalaman yang sedikit tentang kebudayaan negara itu, dan mereka mencoba
untuk menjelaskan bagaimana orang-orang disana hidup. Bahkan mereka seringkali
memperhatikan tradisi dari orang-orang tersebut, terutama orang-orang yang masih hidup
dalam daerah itu dan menurut tata cara purbakala. Beberapa dari para arkeolog ini bahkan
tidak mempelajari bahasa dari negara yang mereka datangi, sehingga mereka tidak dapat
berkomunikasi dengan penduduk setempat, yang pandangan tidak diragukan lagi dapat
membantu mereka dalam pencarian mereka dan mengurangi spekulasi yang tiada akhir.
Profesor saya ketika kejadian mangkok tersebut bukan termasuk salah satu dari arkeolog
tersebut, dia menikah dengan orang Yunani dan dapat berbahasa Yunani dengan sangat
baik sekali. Sehingga dia menghormati orang-orang disana dan tidak mengabaikan
pendapat mereka.
Ketika profesor bertanya pada murid-murid - kebanyakan dari mereka menyandang gelar
PhD atau calon PhD dari perguruang tinggi dan universitas terhormat - mengemukakan
pendapat mereka tentang mangkok-mangkok tersebut, beberapa dari mereka jatuh kepada
perangkap arkeologi seperti biasanya dengan membuat pernyataan bahwa mangkok-
mangkok ini digunakan dalam ritual keagamaan tertentu seperti "mempersembahkan
hasil panen buah pertama kepada dewa-dewa". Kemudian profesor berpaling pada orang
tua Yunani yang menjadi penjaga pada tempat itu selama puluhan tahun dan bertanya
padanya apa kegunaan dari mangkok-mangkok tersebut. Karena ia sudah tinggal didaerah
tersebut selama hidupnya, masuk akal sekali kalau dia mungkin mengetahui apa fungsi
dari perlengkapan-perlengkapan tersebut, ternyata jawabannya hampir membuat saya
tertawa terbahak-bahak karena itu menunjukkan betapa bodohnya para arkeolog yang
telah membuat pernyataan mereka. Seorang arkeolog lain, seorang Yunani yang tak
dikenal, belum mengerti akan lelucon tersebut sampai apa yang dikatakan penjaga itu
diterjemahkan oleh profesor "Baik", kata orang tua itu menyangkut mankok-mangkok
yang ada dimana-mana tersebut, "mangkok-mangkok itu gunanya untuk air minum
anjing". Inilah biasanya kebiasaan dari para arkeolog: Apa yang tidak dapat mereka
jelaskan, mereka kaitkan dengan suatu kegilaan suatu keagamaan yang aneh.
Saya juga teringat akan satu kejadian yang lain membuat saya menghargai beberapa hasil
kerja dari pada Sitchin. Beberapa tahun yang lalu ada spesial PBS tentang suatu tempat
misterius di Bolivia yang bernama Tiahuanaco, sebagaimana yang ditemukan oleh para
arkeolog ada gedung yang luar biasa dengan pintu air, orang menyebutnya sebagai "kuil
menuju dewa air". Tentu saja Sitchin melihat lebih banyak perak untuk dikerjakan,
BETA-UFO Indonesia
9
pendapatnya yang dapat saya simpulkan, seperti yang juga saya lihat bahwa setidaknya
terdapat dua peradaban besar dengan tingkatan yang tinggi pada sepuluh ribu tahun yang
lalu. Saya juga tidak menentang terhadap gagasan kunjungan "makhluk luar angkasa",
terutama karena legenda dari purbakala yang mengaku bahwa nenek moyang mereka
datang dari Pleiades atau Orion atau Sirius, walaupun pengakuan ini dapat saja bersifat
kiasan, dalam hal ini tubuh luar angkasa ini dianggap "dewa" dan manusia sering
percaya bahwa mereka lahir dari dewa. Memang manusia terbuat dari "benda
perbintangan". Saya cenderung tidak tertutup akan ide tentang manipulasi genetika
beberapa waktu yang lalu, khususnya karena asal mula dari banyak ras masih belum
dapat terjelaskan, tidak juga dengan teori evolulusi, tidak juga dengan penemuan aneh
dari seluruh dunia, termasuk juga tulang dan tengkorak dari manusia aneh, raksasa, dan
lain-lain.
Orang-Orang Langit.
Pada penyelidikan serius manapun tentang obyek ini, kita harus dapat membedakan
antara "dewa-dewa" dan "orang-orang langit" yang disinggung oleh purbakala. Seperti
tercatat, rakyat purbakala yang sudah terang pikirannya mengetahui bahwa "dewa" adalah
planet. Orang-orang langit sama sekali hal yang berbeda. Beberapa diantara mereka
mungkin "makhluk luar angkasa" dalam dunia luar, tetapi ada legenda yang lain yang
menganggap setidak-tidaknya orang-orang langit ini adalah sisa dari peradaban global
yang maju yang telah dihancurkan oleh katalisme, dan beberapa diantara mereka datang
dari dalam bumi. Legenda itu lebih jauh mengatakan lagi bahwa orang-orang yang maju
tersebut terlihat diseluruh dunia untuk membangun kembali peradabannya setelah
katalisme. Untuk mewujudkan hal tersebut mereka juga memperkenalkan kembali mitos
luar angkasa, yang mana dikembangkan oleh "orang asli" untuk memproduksi "selera"
mereka sendiri. Ketika pengajar-pengajar yang maju tersebut muncul dan mulai berbicara
dari tuhan dalam mitos, mereka seringkali disebut dengan imam dari tuhan, sebagai
contoh, "imam Apollo". Gelar ini secara perlahan-lahan mulai berkurang, pertama "imam
Apollo", kemudian menjadi hanya "Apollo" saja. Seiring dengan berjalannya waktu, guru
itu kemudian diasosiasikan dengan tuhan, mitos itu menjadi terlilit dengan "sejarah" dari
para guru. Dengan kata lain, walaupun legenda mengatakan bahwa tuhan Apollo terlihat
dalam bentuk daging untuk mengajarkan penduduk asli, hal itu kenyataannya mewakili
tuhan.
Pada kasus yang "modern dari kesalahan identitas ini telah terjadi di Jepang, di desa
Shingo, dimana penduduk setempat memaksa bahwa "Yesus" dan "saudaranya" telah
dikubur. Cerita itu mengatakan bahwa "saudara" Yesus disalib ditempatnya dan bahwa
Yesus dan para pengikutnya kabur bersama saudaranya ke Shingo, tempat dimana Yesus
kemudian hidup sampai 100 tahun mempunyai anak dari seorang wanita Jepang. Legenda
itu juga mengatakan bahwa Yesus telah dididik oleh guru Budha selama "tahun-tahun
yang hilang". Sayangnya bagi semua orang yang membuat mitos ini, dugaan bahwa
kuburan Yesus dan sadaranya sebenarnya ada pada dua misionaris Kristen yang tiba pada
abad ke-16. (lihat ke arrtikel Fortean Times). Karena itu, dapat kita lihat bahwa semuanya
menjadi sedikit lebih rumit dari pada kelihatannya dan bahwa ketajaman akan urutan
tertinggi diperlukan untuk menentukan apa yang sebenarnya terjadi pada planet ini. Pada
BETA-UFO Indonesia
10
penyelidikan ilmiah yang serius, seseorang harus lebih berhati-hati dalam mengambil
suatu kesimpulan yang berdasarkan spekulasi, dan dalam menghasilkan cerita tentang
suatu fakta, dengan spekulasi yang sekecil mungkin. Fakta-fakta ini datang dari "mulut
kuda", contohnya arkeologi dan sejarah/legenda mencatat kepurbakalaan itu sendiri,
tanpa menambahkan atau menterjemahkannya.
Pada kenyataanya, zaman purbakala juga mempunyai mitos yang tidak ada hubungannya
dengan orang-orang langit atau luar angkasa yang beredar adalah apa yang sudah
diketahui, contohnya adalah apa saja yang dapat mereka lihat dan rasakan disekitara
mereka. Tidak ada yang lebih luar biasa bagi zaman purba selain bumi, langit, tubuh
planetary, dan kekuatan alam. Tidak ada makhluk luar angkasa yang dapat dibandingkan
dengan kekuatan yang ada dalam bumi dan dalam surga. Bahkan jika ada apa-apa orang
purba menggunakan kapal imam yang dikembangkan untuk kekuatan alam untuk
menangkis "makhluk luar angkasa". Kemudian orang purba tidak salah mengenai
matahari dan kepribradiannya untuk manusia asli, kecuali dimana gnosis telah hilang dan
peradaban telah direndahkan, atau dimana dengan sengaja dibingungkan untuk menipu,
seperti dalam kasus ke-Kristenan. Juga untuk memeberi kesan bahwa semua pahlawan
surya seperti Krishna, Quetzalcoatl, Osiris, Horus dan Yesus, dengan "kehidupan" maya
mereka dengan makhluk luar angkasa, hanyalah sedikit kemustahilan, karena mereka
semua dikira lahir dari seorang perawan, ada pemerintahan lalim yang mencoba
membunuh mereka pada kelahiran mereka, diberikan karunia yang sama, melakukan dan
mengatakan hal yang sama dan kemudian mereka semua sama-sama disalibkan. Untuk
mengungkap alasan menggelikan seperti itu, kami diminta untuk mempercayai bahwa
makhluk luar angkasa "superior" tetap "datang" dan dengan baik bersedia membantu
manusia barbarian, yang tetap memaksa untuk menyalibkan mereka (diantara dua
pencuri, tidak kurang). Suatu dunia yang cukup aneh.
Annunaki dan bermacam-macam karakter lainnya.
Kebudayaan Sumerian yang bertentangan dengan kepercayaan populer telah dikenal
selama berabad-abad dan tidak muncul begitu saja tanpa alasan dengan ditemukannya
tablet bertulisan kuno yang ditemukan di Ur, ibukota dari Sumeria, sebagai contohnya.
Jika tabletnya dan yang lainnya telah mengesahkan apa yang sudah kita ketahui tentang
Sumeria dari penerusnya, yaitu Akkadian dan Assyro-Babylonian. Orang-orang Sumeria
bukanlah suatu peradaban yang hilang, kecuali bahwa orang yang tua tetap di Ur tidak
terpelihara. Mitologi dan kebudayaan mereka terpelihara dengan baik dalam peradaban
mereka yang berhasil. Nyatanya, sekitar 300.000 tablet dari Babylonia telah ditemukan
sejauh ini, yang juga termasuk komentar akan dewa-dewa mereka. Beberapa dari karakter
utama di mitologi/keagamaan Sumero-Babylonia adalah Enlil/Ellil, Utu/Shamash,
Marduk/Merodach, Gilgamesh, Nanna/Sin, Inanna/Ishtar, Ea/Enki, dan
Dumuzi/Tammuz. Sejumlah dewa ini berada dalam kelas yang dinamakan "Annunaki"
dan/atau "Igigi". Annunaki diberi nomor bermacam-macam: 7, 50 dan 900. Tidak ada
satupun dari karakter ini yang merupakan orang bersejarah, sekali lagi sebagai orang
sumero-Babylonia dengan benar menidentifikasi dewa-dewa mereka sendiri sebagai
"planet-planet", yang tentunya termasuk matahari dan bulan. Ensiklopedia Khatolik
mengenai Babel mengatakan:
BETA-UFO Indonesia
11
"Cerita menara Birs Nimrud menghitung tujuh dari dasar segiempat terlukis dalam tujuh
warna, hitam, putih, kuning, biru, merah tua, perak, dan emas, dan dalam urutan yang
sama dengan dewa-dewa perbintangan, Adar (Saturnus), Ishtar (Venus), Merodach
(Yupiter), Nebo (Merkurius), Nergal (Mars), Sin (Bulan), Shamash (Matahari)".
"Raja dari Annunaki", Enlil adalah dewa angin/badai, yang juga sama dengan Bel atau
Baal yang ada sekarang, dewa anak Kanaan/pahlawan surya. Enlil dan Ninlil melahirkan
dewa bulan bernama Nanna, "dewa perbintangan yang besar dari orang Sumeria", yang
dinamakan "Sin" di Babylonia. Sin adalah dewa bulan yang sama yang berkemah di
Gunung Sinai, dan juga menyembah di Ur dan Harran, dimana mitos adam hidup, leluhur
dari Ibrani, yang meminjam banyak dewa-dewa mereka (Elohim) dari Mesopotamia.
Sudah jelas, bulan atau "orang tuanya" bukanlah orang sejati/makhluk luar angkasa;
bukan juga yang lainnya. Tentang Enlil/Bel, Encyclopedia Britannica mengatakan:
"Bel
"(Akkadian), Enlil Sumerian, dewa orang Mesopotomia dari atmosfir dan salah satu
anggota dari tuhan yang tritunggal yang sisanya adalah Anu (An Sumerian) dan Ea
(Enki). Enlil berarti 'Tuan Angin' - baik angin topan ataupun angin sepoy-sepoy dikira
sebagai nafas yang keluar dari mulutnya, dan akhirnya sesuai dengan perkataan dan
perintahnya. Kadang-kadang dia disebut sebagai Tuan dari Udara.
"walaupun An adalah tuhan yang paling tinggi dalam orang-orang Sumeria, Enlil
mempunyai peran yang lebih penting dia diberikan energi dan kekuatan tetapi bukan
kekuasaan. Pusat penyembahan Enlil adal di Nippur. Enlil juga merupakan dewa
agrikultur: Mitos Penciptaan dari Hoe menggambarkan bagaimana dia memisahkan surga
dan bumi untuk memberikan tempat bagi benih untuk bertumbuh. Kemudian dia
menemukan cangkul dan menghancurkan lapisan bumi yang keras; biji bertumbuh terus
dari lobang itu. Mitos lain yang berhubungan dengan perkosaan Enlil terhadap istrinya
Ninlil (Akkadian Belit), dewi padi, dan pembuangan berikutnya ke dunia bawah. Mitos
ini mencerminkan putaran agrikultur dari kesuburan, kematangan dan ketidakaktifan
musim dingin.
"Nama dari teman Akkadiannya, Bel, berasal dari dunia baal Semitik, atau "tuan". Bel
mempunyai semua hal yang dimiliki Enlil, dan status dan cara pemujaannya banyak
persamaannya. Namun Bel secara perlahan menjadi kuat seperti dewa keteraturan dan
takdir. Dalam tulisan Ibrani tentang Bel mengindikasikan dewa Babylonia ini dan bukan
dewa orang Syria dari Palmyra yang namanya sama."
Walaupun ada banyak Baalim, bentuk tunggal dari Baal muncul untuk mewakili matahari
pada zaman Taurus (@4500-2400 BCE), ketika timbul kata "Bull".
Dewa bulan Sin adalah ayah dari Shamash, dewa matahari orang Babylonia yang disebut
Chemosh dalam Moabite dan yang disembah oleh orang Israel. Memang, "matahari"
dalam bahasa Ibrani adalah "shamash". Dewa matahari Shamash juga disebut "hakim
penguasa dari Annunaki".
"Komandan dari Annunaki" dan anak dari Enki/Ea, dewa "air" (kejadian 1:1), adalah
Marduk, atau Merodach, yang adalah Mordekai dalam kitab Esther (Ishtar). Juga disebut
sebagai "raja dari Igigi", Marduk adalah dewa Babylonia tertinggi dan sering di kaitkan
dengan Yupiter, walaupun sebagai "Bel-Marduk" dia aspek yang tergabung dalam dewa
matahari juga dan dianggap seperti itu pada periode akhir dari penyembahannya. Satu
dari kelima puluh nama Marduk adalah "Nibiru" atau Nebiru", yang mana Kuil Robert
BETA-UFO Indonesia
12
dalam The Sirius Mystery melihat istilah Mesir "Neb-Heru", yang berarti "Dewa
Matahari". Bukannya melambangkan "planet ke-12", gambaran dari Nibiru dalam Enuma
elish memang terlihat menggambarkan penjelmaan dari matahari dan "keberaniannya".
"Nebo" adalah versi Babylonia dari "Musa", sebenarnya seorang pahlawan surya, dan
bahkan Nibiru dilambangkan oleh piringan bersayap, motif umum yang melambangkan
matahari.
Pahlawan/setengah dewa Gilgamesh dilambangkan dengan pergulatan dengan "kerbau
luar angkasa", yang merupakan tanda dari zaman Taurus dan persis seperti motifnya dari
dewa matahari Persia bernama Mithra membunuh kerbau itu. Dalam kesedihan karena
kematian Enki, Gilgamesh "pergi ke gunung Mashu dan melewati penjaga iblis-scorpion
menuju kepada kegelapan". Di gunung Mashu "setiap malam matahari beristirahat". Kuil
Per Robert, "Mashu", terbukti berasal dari istilah Mesir yang berarti "Lihatlah matahari"
seperti "Musa" diambil dari mashah dalam bahasa Ibrani, "Mashu" kelihatannya
berhubungan dengan "Shamash" dan melambangkan matahari. "iblis-scorpion" atau
manusia scorpion jelas adalah bintang dalam perbintangan scorpion, dalam kegelapan
langit malam. Gilgamesh juga dikaitkan dengan dewa matahari Mesir bernama Osiris,
sebagaimana yang ada dalam Alkitab "Nimrod" atau Nemrod". Pernyataan dari
Ensiklopedia Khatolik adalah:
"Gilgamesh, yang didalam mitologi diubah menjadi Hercules Babylonia [pahlawan surya
Yunani], yang hartanya digambarkan dalam Gilgamesh-epos, yang kemudian menjadi
seseorang yang diangkat oleh Alkitab Nemrod. Yang lain melihat Nemrod sebagai
kecurangan yang disengaja dari Amarudu, Akkadian untuk Marduk, yang disembah oleh
orang Babylonia sebagai Dewa besar…" ("Babylonia").
Salah satu dari "tujuh dewa menurunkan keyakinannya", Inanna/Ishtar adalah Dewi, yang
lain adalah Venus, Bulan, perbintangan Virgo, Bumi, dan lain-lain. Ishtar adalah
"Astarte" dalam bahasa Phoenicia, dan seperti yang dikatakan oleh Frazer dalam The
Worship of Nature: "Para pemuja Phoenician-nya menyamakan dia dengan Bulan…"
Seperti dewa bawah tanah orang Yunani bernama Hades, yang mengizinkan Persephone
tersayangnya untuk kembali ke permukaan laut untuk menciptakan mata air, Inanna
adalah pencipta dari musim-musim, sebagaimana yang digambarkan kalau dia
mengizinkan dewa kesuburan-surya bernama Dumuzi/Tammuz untuk tetap berada di
dunia bawah selama enam bulan tiap tahun.
Salah satu dari pengarang Annunaki, "dewa pelindung" bernama Tammuz juga di sembah
di Yerusalem, dalam buku Yehezkiel (8:14). Sebagaimana yang dicatat Babylonia
menyangkut "taman Eden" atau "Edina", dari Eridu: anggur hitam tumbuh, dibuat dari
tempat yang mulia, ditamam disamping jurang yang dalam. Dalam rumah yang mulia,
yang seperti hutan, bayangannya meluas; tak seorangpun yang masuk ketengah-
tengahnya. Dalam interiornya terdapat dewa Matahari Tammuz. Diantara mulut sungai,
yang terdapat di dua sisi." (CE "Babylonia").
Dalam Epic of Gilgamesh, Anunnaki terlihat seperti:
BETA-UFO Indonesia
13
"Banjir: Nergal menarik kebawah bendungan dari air bawah, dewa perang Ninurta
membuang tanggul-tanggul, dan ke-TUJUH hakim dari neraka, ANUNNAKI,
mengangkat obor mereka dan menerangi daratan dengan kobaran api mereka".
"Air bawah" melambangkan surga, dan Anunnaki yang disebut "Takdir" pembawa
cahaya dari langit gelap. Mereka adalah "tujuh hakim dari nereka" dan "tujuh dunia
bawah", sebagaimana yang dikaitkan Barbara Walker dalam pendahuluannya pada Mary
Magdalene (Ensiklopedia Wanita, 614):
"Tujuh 'iblis' yang dilepaskan dari Mary Magdalene kelihatannya adalah tujuh Maskim,
atau Anunnaki, roh Sumerol-Akkadian dari tujuh dunia bawah, terlahir dari dewi Mari.
Kelahiran berganda mereka dilambangkan dalam sandiwara suci, yang mungkin cerita
dari timbulnya dugaan Mary Magdalene. Tablet Akkadian mengatakan tentang mereka,
'Mereka ada tujuh! Dalam kedalaman samudera, mereka ada tujuh! Dalam kehebatan
surga, mereka ada tujuh! Mereka maju dari kedalaman samudera [Maria] dari
keterasingan yang tersembunyi!"
Dalam The Woman's Dictionary of Symbols and Sacred Objects, 13:
"Pandangan yang diterima secara umum tentang alam semesta dalam zaman kuno adalah
doktrin tentang dunia keplanetan, dibayangkan sebagai malapetaka kristal yang hebat
atau mangkuk yang bertumpuk terbalik satu sama lain diatas bumi, menjadi terpisah satu
sama lain dengan berbagai macam gaya, dan mengeluarkan 'musik dari lingkungan'
dengan gerakan mereka. Teori itu berkembang untuk menjelaskan pergerakan planet
melawan latar belakang bintang yang tetap. Membaca dari dunia paling dalam diluar
sana, menyusun mereka menurut urutan hari-hari dalam seminggu, mereka adalah dunia
bulan, Mars, Merkurius, Yupiter, Venus, Saturnus, dan matahari. Yang paling luar adalah
delapan dunia, Empyrean, rumah dari dunia yang tetap dan Dewa yang mutlak: surga
tertinggi.
"Sebagai akibat dari teori ini, juga diasumsikan bahwa ada tujuh dunia bawah berurutan
terbalik dibawah bumi: "tujuh neraka" yang mana pernah dijelajahi oleh Dumuzi dan
Inanna (atau Tammuz dan Ishtar); dimana ketujuh gerbang dijaga oleh ketujuh Anunnaki
atau Maskim, imbangan dunia bawah dari roh-roh planet. Menurut tablet ajaib Akkadian,
'Mereka maju dari kedalaman samudera, dari keterasingan yang tersembunyi'. Dari ide
kuno dari tujuh dunia bawah, Dante mengambil visinya tentang lingkarang neraka yang
terbalik'.
"Kekristenan mula-mula menyangka bahwa setiap jiwa manusia turun dari surga,
mengambil satu dari tujuh dosa mematikan dari setiap dunia planet sepanjang jalan: nafsu
birahi dari planet Venus, marah dari planet Mars, dan seterusnya. Setelah seseorang
meninggal, jiwanya akan kembali ke surga tertinggi, melepaskan dosa yang sama satu per
satu, ketika melewati "penjaga" dari dunia itu, dan bagi jiwa yang sudah Kristen tersedia
tempat dan karena itu akan diterangi dengan baik".
Satu dari Anunnaki ini adalah Ningizzida, seorang "dewa dari Dunia bawah", dan "salah
satu penjaga gerbang surga".
Ketika kita mempelajari apa yang dikatakan orang purbakala pada mereka, kita
menemukan bahwa Anunnaki, adalah bagian dari mitos perbintangan, bukan "makhluk
BETA-UFO Indonesia
14
luar angkasa". Bahkan Anunnaki adalah "tujuh dunia bawah" atau cerminan dari tujuh
"planet". Ketujuh hakim ini adalah motif mistik yang umum, juga ditemukan di mitologi
Slavic/Serbia, contoh dimana mereka dengan jelas diidentifikasikan dengan planet-
planet:
"Diantara bangsa Serbia, Matahari adalah raja muda yang tampan. Dia hidup dalam
kerajaan terang dan duduk di tahta emas dan ungu. Disampingnya berdiri dua perawan
cantik, sinar pagi hari dan sinar malam hari, tujuh hakim (planet-planet) dan tujuh
"utusan" yang terbang melintasi alam semesta dalam samaran sebagai 'bintang dengan
ekor' (komet). Juga hadir Matahari 'paman botak, Myesyats tua' (atau bulan)". New
Larousse Encyclopedia of Mythology, 284
seperti yang dapat kita lihat, kenyataan dari masalah ini lebih banyak berwarna dan
bercahaya dari pada hanya sekelompok dari makhluk luar angkasa aneh yang meneror
manusia goa. Informasi ini adalah seperti yang ditulis sendiri oleh orang purbakala.
Mereka tidak menulis: "Jadi Anunnaki adalah makhluk langit dari planet lain yang
mendarat disini dan bertemu dengan manusia, dan seterusnya". Bahkan "Anunnaki"
adalah istilah umum untuk dewa-dewa, khususnya dewa-dewa nomor dua, dan
maksudnya "dewa surga dan bumi", bukan "mereka yang berasal dari surga datang ke
bumi". Kata "An" atau "Anu" berarti "langit" dan melambangkan nama dari "dewa
surga", sementara "Ki" berarti "bumi" yang adalah nama dari dewi bumi.
Seperti yang telah tercatat, Anunnaki bernomor 900 juga, yang terlihat melambangkan
bintang-bintang, contohnya, zodiak, atau "markas surga", yang disembah oleh orang
Kanaan dan Ibrani. Marduk memberikan bagian kepada Anunnaki; 'Kepada Anunnaki,
surga dan bumi [Marduk] telah memberikan bagiannya'. Seperti dewa orang Kanaan-
Israel, Elyon memberikan bagiannya pada anaknya: 'Ketika Yang Tertinggi [bahasa
Yunani: Elyon] memberikan anaknya kepada bangsa-bangsa, ketika dia memisahkan
anak manusia, dia memperbaiki ikatan dari orang-orang menurut urutan dari anak Tuhan.
Karena bagian Tuhan untuk orang-orangnya, Yakub[Israel] telah diberikan keturunan'.
(Ulangan 32:8-9). 'anak Tuhan' ini dalam ayat berikutnya juga disebut 'tuan rumah surga',
yang dibagi Tuhan kepada semua bangsa: 'dan juga supaya jangan engkau mengarahkan
matamu ke langit, sehinga apabila engkau melihat…semua benda langit…yang justru
diberikan Tuhan Allahmu, kepada segala bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian
mereka' (Ulangan 4:19) tuhan-tuhan ini adalah tuhan kelas dua: 'sebab Tuhan,
Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan…(Ulangan 10:17) 'bersyukurlah
kepada Allah segala allah!…' (Mazmur 136:2)"
Yahweh
Tuhan dalam Alkitab yang disebut Yahweh juga bukan manusia, makhluk luar angkasa
atau sejenisnya. "Dia" juga berada dalam bagian besar dari mitos tata surya. Tentang
Yahweh, Ensiklopedida Khatolik mengatakan:
"Kelihatannya nama Ea, atau Ya, atau Aa, tuhan tertua dalam Babylonia, berhubungan
dengan nama Jahve, Jahu, atau Ja, dari perjanjian lama".
Dalam Babylonia "Ea" sama dengan Enlil, yang mana seperti telah kita lihat adalah anak
dari dewa matahari. (Hal berikut ini yang menyangkut Yahweh dikutip dari buku saya:
The Christ Conspiracy: The Greatest Story Ever Sold.).
BETA-UFO Indonesia
15
Sebelum dinamai Yahweh, tuhan orang Israel disebut "Baal" yang mengartikan matahari
pada Zaman Taurus. Ketika matahari melintas melewati Aries, nama "Tuhan" diganti
dalam bahasa Mesir menjadi Iao, yang kemudian menjadi YHWH, IEUE, Yahweh,
Jahweh, Jehovah dan Jah. Nama "IAO/Iao" kuno ini melambangkan totalitas dari
"Tuhan", dimana "I" simbol dari unity (persatuan), "a" adalah "alpha" atau permulaan,
sementara "o" adalah "omega" atau akhir. Bahkan nama Yahweh, Iao atau sejumlah nama
lainnya dapat ditemui dibeberapa kebudayaan: "dalam Phoenicia, Matahari dikenal
sebagai Adonis… dapat diidentikkan dengan Iao, atau menurut keyakinan orang Cina,
Yao (Jehovah), sebagai Matahari, yang menampakkan dirinya di dunia pada tengan
malam dari 24 jam sehari dan 12 bulan setahun".
YHWH/IEUE adalah tambahan dari dewa matahari Mesir bernama Ra:
"Ra adalah bapak di surga, yang mempunyai julukan 'Huhi' yang abadi, diambil dari
bahasa Ibrani 'Ihuh'".
Karena itu tata bahasa atau nama suci dari Tuhan IAO/IEUE/YHWH sudah tua sekali,
sebelum Israel, dan dalam ilmu asal kata mengkaitkannya dengan sejumlah tuhan, bahkan
ke "Yesus", atau "Yahushua", yang namanya berarti "penyelamatan" atau "Iao/YHWH
menyelamatkan". Seperti apa yang dikatakan Higgins:
"Dr. Parkhurs yang saleh…membuktikan, dari penulis Diodorus Siculus, Varro, St.
Augustin, dan lain-lain, bahwa Iao, Jehovah, atau ieue, atau ie dari Yahudi sama dengan
Jove dalam Latin dan Etruscans…dia membiarkan bahwa dulu ini adalah nama dari
Apollo…Kemudian dia mengakui bahwa ieua Jehovah ini adalah Yesus Kristus dalam
kalimat berikut ini: 'Hampir tidak ada akhirnya untuk mengutip semua bagian dari Kitab
Injil dimana nama…(ieue) digunakan untuk Kristus…mereka tidak dapat mengelak dari
petunjuk Injil bahwa Yesus adalah Jehovah'. Tetapi yang selama ini kita lihat Jehovah
diakui sebagai Jove, Apollo, Sol, dimana diikuti bahwa Yesus adalah Jove, dll".
Yahweh sudah masih mempunyai aspek lain dalam kepribadian"nya", sebagaimana pada
mulanya "empat tata bahasa" dari "Tuhan" telah ditentukan jenis kelaminnya.
Sebagaimana yang pernyataan Walker:
"Tradisi Mistik Yahudi memperlihatkan Jehovah yang asli sebagai androgyne, namanya
tergabung dari Jah (jod) dan nama pre-Hebraic yaitu Eve, Havah or Hawah, dieja he-vau-
he dalam surat Ibrani. Keempat surat bersama-sama membentuk empat tata bahasa suci,
YHWH, nama suci dari Tuhan…Alkitab mengandung banyak kutipan tiruan dari pujian
dan doa terdahulu kepada Ishtar dan tokoh dewi lainnya, dengan nama Yahweh
dimasukkan dalam dewa wanita".
Karena itu, walaupun Yahweh pada satu waktu jamak, tetapi pada akhirnya "ia" menjadi
murni pria, dewa langit. Bentuk tunggal ini adalah satria tuhan, mewakili matahari dalam
Aries, yang dikuasai oleh Mars dan dilambangkan dengan domba jantan, lambang domba
jantan yang sama dengan "yang ditangkap dalam semak belukar" dekat Abraham dan
yang dia gunakan untuk menggantikan anaknya Ishak sebagai korban persembahan.
Satria tuhan Yahweh tidak hanya iri tetapi juga cemburu, karena namanya masuk dalam
Young's Literal Translation:
BETA-UFO Indonesia
16
"…sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena Tuhan yang
nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu". (Keluaran 34:14).
Bahkan, kata yang sama dalam Ibrani digunakan untuk iri dan juga cemburu, walaupun
diterjemahkan berbeda, "qanna" sebagai iri dan "qana" cemburu. Sebagaimana El Elyon
dulunya salah satu dari Elohim Kanaan, Tuhan Yang Paling Tinggi, begitu juga dengan
"Yahweh", sebagai "El Qanna", Tuhan yang pencemburu, karena itulah dalam Perjanjian
Lama dia tetap tidak menonjolkan hidungnya dan berteriak pada semua orang.
"Cemburu" juga cocok untuk tuhan yang diwakili oleh gunung meletus, sebagaimana
Yahweh di Gunung Sinai. Karena itu, pengikut Yahweh sendiri tidak toleran dan
berkepala panas.
Kesimpulan
Dalam kenyataannya tidak diperlukan penjelasan atau spekulasi apapun tentang barbagai
macam karakter ini dan ceritanya. Tidak juga kebutuhan untuk mengambil Alkitab secara
harafiah, atau sebagai dokumen sejarah. Memang, elit dibelakangnya telah tahu dugaan
itu, dasar mistik dan astrologi dari Alkitab dan karakternya dari awal. Terbukti bahwa
catatan pubakala mengenai mitos ini sebenarnya seringkali lebih cerdas dibanding dengan
kebanyakan "pemakan yang tidak berguna", diambil dari ungkapan CIA. Mereka
mengetahui perbedaan antara planet dan manusia/makhluk luar angkasa. Arsitektur, seni,
tulisan dan tradisi dari berbagai kebudayaan kuno ini, termasuk Sumero-Babylonia, India,
Mesir, Chaldea, Phoenicia/Kanaan, dan lain-lain, menunjukkan tinggak kemajuan dari
peradaban sesudahnya. Penurunan sesudah itu khususnya benar ketika melihat dari
orang-orang dalam Alkitab. Bahkan Alkibab, mewakili versi yang bodoh dari mitologi
kebudayaan yang disebutkan diatas. Pada kenyataannya, dalam istilah pengetahuan
kosmik, dalam berbagai cara penting seorang manusia modern telah berpindah. Salah
satu dari masalah terbesar adalah dorongan dan tidak masuk akalnya penjelmaan dan
kekerasan dari planet dan dari mitos perbintangan dan ritual, tubuh dari pengetahuan dan
kebijaksanaan menyangkut kosmos dan khususnya sistem tata surya, yang memberikan
kehormatan dan kehebatan pada zaman purbakala. Mitos dan ritual ini ditemukan
diseluruh dunia, mencerminkan kebudayaan global zaman purba. Pengetahuan ini dapat
dilacak melalui legenda dan cerita yang tersebar di seluruh dunia, yang tercermin dalam
reruntuhan megalitik yang misterius.
Untuk mengurangi kemuliaan terhadap sekelompok makhluk luar angkasa dan/atau
manusia adalah hal yang bodoh dan tercela, karena hal tersebut sama saja dengan
merampok kepintaran dan kebijaksanaan orang-orang purba, diantara hal yang lain,
termasuk juga dengan kualitas kemanusiaan itu sendiri. Kalau kita lihat lebih jauh lagi,
sebagian dari cuci otak untuk membuat orang dapat menerima cerita tentang Yesus
Kristus, contohnya dimana cerita tentang matahari adalah untuk membuat "mitos"
kelihatannya menjadi cerita yang bodoh dengan tidak adanya dasar dalam kenyataan.
Pemrograman mental atau "meme" telah ditampilkan dengan pengabaian, tetapi
kenyataannya adalah bahwa mitos bukanlah fantasi dan halusinasi yang bodoh. Cerita-
cerita itu dibuat untuk menembus bintang-bintang, contohnya ketika mereka diberitahu
dalam cerita yang menyenangkan dari pada ketika dipresentasikan dalam disertasi yang
BETA-UFO Indonesia
17
kering. Hanya ketika pengetahuan, atau gnosis hilang maka manusia mulai mempercayai
hal-hal tersebut sebagai orang yang betul-betul ada dan gnosis dengan sangat efektif
sekali di tenggelamkan oleh organisasi keagamaan, sehingga telah hilang diantara orang
banyak yang sekarang pasti telah dikumpulkan lagi bagian-bagiannya, seringkali muncul
kesalahan dan ketidakakuratan interpretasi dengan serangan sekarang dan kemudian
kadang-kadang.
KOSMOLOGI SITCHIN DAN 'PLANET X'
'Kedua belas Planet' Mesopotamia.
Telah kita lihat bahwa titik mula Sitchin adalah untuk menanyakan siapakah Nefilim atau
Anunnaki itu sebenarnya. Dia yakin bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam
perjalanan luar angkasa (tema berikutnya yang akan kita bahas dalam naskah berikutnya),
dia merubah maksudnya untuk mengidentifikasi dari mana datangnya planet. Dia
meneliti bukti-bukti karena Mesopotamia mempunyai pengetahuan astronomi yang jauh
dari cukup yang mereka punyai dari pelajar-pelajar ortodok, dan kemudian mengutip sari
dari sejumlah text astronomi yang mana suatu kali dia menyediakan referensi dan dimana
sarannya mengindikasikan bahwa Mesopotamia menganggap sistem tata surya kita terdiri
dari dua belas planet. Hal ini mengandaikan bahwa tidak hanya mereka mengetahui
tentang Merkurius, Venus, bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto
(tiga terakhir ditemukan pada zaman modern sejak tahun 1781); bukan saja mereka
dengan biasa menghitung Matahari dan Bulan sebagai 'planet'; bukan saja mereka sudah
tahu tentang keberadaan planet ke-duabelas.
Dia menyarankan bahwa faktor inilah yang menenjukan jumlah dewa-dewa dalam
pantheon yang mutlak dimana dia rasa terdiri dari dua belas anggota. Lebih jauh lagi dia
berpendapat bahwa mereka menggunakan angka dua belas ini dalam berbagai macam
konteks sebagai hasilnya, contohnya, membagi surga menjadi dua belas tanda zodiak,
setahun menjadi dua belas bulan, dan sehari menjadi dua bagian yang terdiri dari dua
belas jam setiap bagiannya.
Saya belum menyelidiki text astronomi yang dipakai Sitchin sebagai referensi karena
semua hal tersebut sudah jelas. Namun sudah selayaknya untuk mempertimbangkan
bagian utama dari bukti bergambar yang dia sebutkan - enam bintang dikelilingi oleh
sebelas dunia dari berbagai ukuran, yang merupakan bagian dari pelindung Akkadian.
Bukti bergambar ini bukanlah digambar dengan tengan tetapi merupakan karya fotografi,
dan anehnya sekali lagi kami diberi sumbernya - kami diberitahu bahwa sumber itu ada di
State Museum Vorderasiatische Abteilung di Berlin Timur, dan bahkan diberikan nomor
katalognya yaitu VA/243. Namun kita tidak perlu menahan nafas kita. Sitchin bergerak
terus untuk mengungkapkan bagian yang terkait dengan gambar itu dan
membandingkannya dengan gambaran dari sistem tata surya kita seperti apa kelihatannya
jika planet-planet di tempatkan dalam skala dalam lingkaran disekitar Matahari secara
berurutan, bukannya medel yang linier seperti biasanya kita menggambarkannya.
Rekonstruksi ini membutuhkan begitu banyak imaginasi dan asumsi sampai saya bisa
mencurahkan seluruh halaman hanya untuk satu analisis ini saja, tetapi kita tidak
BETA-UFO Indonesia
18
mempunyai waktu sebanyak itu dan lagi pula itu tidak begitu menarik. Cukup dengan
mengatakan bahwa dalam versi sebenarnya, pusat dari planet-planet ditunjukkan pada
jarak yang berbeda-beda dari pusat 'Matahari', karena kelihatannya tidak ada alasan
bahkan jika dengan lingkaran sederhana dibandingkan dengan gambaran linier dan
sebenarnya apa maksud dari artis itu; dan ukuran relatif dari "planet" tidak begitu akurat
dalam kebanyakan kasus, Merkurius, Bulan dan Pluto menjadi terlalu besar, sementara
Yupiter dan Saturnus terlalu kecil. Hal tersebut dapat dibuang sebagai satu hal yang tidak
tepat dalam ilmu pengetahuan atau izin artistik sederhana, karena ini hanyalah pahatan
yang secara relatif masih kasar pada ukiran batu. Namun jika analisis Sitchin mempunyai
dasar, Merkurius terlihat sebagai satelite dari Venus (dimana Venus berada diantara
Merkurius dan Matahari, seperti halnya Bumi terletak antara Bulan dan Matahari) - dan
point ini benar-benar terabaikan oleh Sitchin. Lebih jauh lagi Pluto berada diluar posisi
antara Saturnus dan Uranus - satu hal yang Sitchin coba untuk damaikan dengan kejadian
dalam Epic of Creation (lihat dibawah). Walaupun semua hal tersebut ada. Sitchin
menggunakan tanda ini sebagai pondasi utama untuk keberadaan planet 'keduabelas';
karena posisinya yang relatif terhadap yang lainnya - memperdebatkannya bahwa
orbitnya membawanya berada diantara Mars dan Yupiter, karena ukuran relatifnya
terlihat lebih kecil dari pada Yupiter dan Saturnus, tetapi jelas sekali lebih besar dari
Mars dan Bumi; dan karena perannya dalam proses penciptaan Bumi (lihat dibawah).
Dalam pandangan saya bagian utama dari bukti ini lemah, dan interpretasinya sudah
dipilih-pilih dan tidak konsisten.
Penciptaan Bumi
Sitchin menempatkan interpretasi harafiah yang tinggi sekali dalam Epic of Creation. Ini
adalah bagian penting lainnya dari bukti yang kelihatannya membujuknya bahwa planet
'keduabelas' digambarkan sebagai Nibiru, dan merupakan planet asal dari Anunnaki.
Dengan mengabaikan untuk sementara apakah dia mempunyai latar belakang untuk
interpretasi semacam itu, marilah kita lihat kembali elemen dasar dari analisisnya (Perlu
dicatat bahwa dalam interpretasi utamanya dibutuhkan nama-nama dewa untuk
disubstitusikan dengan planet-planet tersebut, dan hal ini berada dalam tanda kurung
yang sesuai).
Secara singkat, dia memberi kesan bahwa pada dasarnya sistem tata surya kita terdiri dari
urutan orbit: Matahari (Abzu), Merkurius (Mummu), Venus (Lahamu), Mars (Lahmu),
Tiamat (sebuah planet yang kemudian mengorbit dalam sabuk asteroid), Yupiter
(Kishar), Saturnus (Anshar), Pluto (Gaga yang mana kemudian dalam orbit yang dekat -
lihat diatas), Uranus (An) dan Neptunus (Enki). Dia berpendapat bahwa planet Nibiru
(Marduk) berasal dari luar angkasa pada jalur yang mundur (contohnya, bergerak ke arah
yang berlawanan dengan seluruh planet yang ada dalam sistem tata surya kita), yang
ditarik oleh gaya gravitasi dari planet luar kedalam orbit yang lebih dalam dengan
Matahari, karena berbagai gangguan dan pada putarannya yang kedua bertabrakan
dengan Tiamat yang menyebabkannya terbelah dua, satu bagian membentuk bumi yang
berlanjut menjadi orbit yang lebih kecil didalam Mars, pecahan satunya lagi membentuk
sabuk asteroid. Bulan (Kingu), satelit dari Tiamat, pada saat bersamaan masuk ke orbit
BETA-UFO Indonesia
19
bumi (dan karena sebelumnya bulan merupakan sebuah planet sendiri sebelum menjadi
satelit dari Tiamat dan kemudian menjadi satelit Bumi, Bulan tetap dianggap sebagai
planet dalam haknya).
Ada dua sudut utama dimana interpretasi harus dinilai. Pertama, apakah interpretasinya
berada dibawah penelitian seksama dari pemahaman ilmu pengetahuan modern?
Walaupun saya bukan seorang kosmologi, penelitian saya mengungkapkan bahwa ada
sejumlah keberatan terhadap teori-teorinya:
1. Dibutuhkan serangkaian kebetulan yang luar biasa sekali untuk bahkan satu diantara
Bumi, Bulan, Pluto dan Nibiru untuk dapat stabil dalam orbit yang berbeda setelah
tabrakan tanpa dorongan rangsangan tambahan. Karena itu begitu tak mungkin bahwa
benda-benda planet itu semuanya dapat beruntung dari urutan kejadian yang tidak
mungkin seperti itu.
2. Pandangan Sitchin tentang gravitasi dan dampaknya tidak cukup. Contohnya ada
planet Nibiru yang terpengaruh oleh tarikan dari Neptunus dan Uranus, tetapi tidak
ada dampak yang negatif pada planet-planet tersebut; gravitasi menarik dua arah,
khususnya karena Nibiru diperkirakan mempunyai ukuran yang sama dengan kedua
planet tadi, tetapi orbitnya masih tetap sampai hari ini dan lebih bulat dari orbit Bumi.
Sama juga ketika dia berpendapat bahwa tarikan gaya gravitasi dari planet lain dapat
menyebabkan 'tonjolan' pada Nibiru dan cukup untuk menyebabkan satelit tersingkir
dari planet Nibiru; ini adalah pandangan yang bodoh mengenai bagaimana gaya
gravitasi bekerja.
3. Setidaknya Nibiru harus membuat dua putaran orbit untuk dapat membelah dua
Tiamat - tetapi pada putaran kedua secara kasarnya kembali pada orbit yang sama,
walaupun semua interaksi gravitasi itu, pasti telah terjadi perubahan drastis pada
putaran yang pertama pada orbitnya. Dari pandangan yang berlawanan seharusnya
ada yang mempertanyakan mengapa Nibiru yang diatur memnyebabkan kehancuran
besar pada dua putaran pertama ini, dan tetapi tidak menyebabkan apapun pada
banyak putaran yang diduga terjadi kemudian.
4. Masih berkaitan dengan hal diatas, Sitchin menggunakan teks dugaan yang lain
(belum ada namanya) untuk memberikan kesan bahwa bidang orbit Nibiru condong
30 derajat terhadap gerhana. Saya cenderung untuk menanyakan bagaimana, kalau
kasusnya seperti ini, apakah ini dia menjadi terlalu dekat dengan banyak planet dalam
sistem tata surya kita pada dua putaran pertamanya yang menghancurkan? Atau
apakah dia mencoba mengatakan bahwa sekali lagi kekuatan yang tidak kita ketahui
telah membuatnya menjadi stabil pada orbit yang tidak lurus ini setelahnya?
5. Sekarang ini sabuk asteroid tidak mempunyai sesuatu seperti jumlah yang banyak
untuk membentuk suatu planet yang seukuran Bumi (contohnya setengah bagian dari
Tiamat). Namun hal ini harus dipertimbangkan bahwa Yupiter akan bertindak sebagai
penyedot debu raksasa dari puing-puing dari planet yang meledak (kemungkinan
yang masih belum bisa di tulis, bahkan interpretasi Sitchin pun salah), dan berbagai
faktor lain telah mengurangi keberadaan dari puing-puing itu karena faktor waktu.
6. Hukum Bodes meramalkan bahwa bukan saja seharusnya sebuah planet mempunyai
bentuk asli antara Mars dan Yupiter sebagaimana dalam pernyataan Sitchin (tetapi
para astronomi percaya tidak pernah terbentuk karena gaya gravitasi dari Yupiter,
BETA-UFO Indonesia
20
hanya meninggalkan sabuk asteroid saja), tetapi juga bahwa sebuah planet seharusnya
selalu berada dimana Bumi ada sekarang. Tetapi menurut Sitchin posisi selanjutnya
diraih kemudian terhadap formasi asli dari sistem tata surya kita, jadi pada mulanya
ruang angkasa pastilah kosong. Hukum ini mendukungnya dalam satu kemasukakalan
tetapi dalam waktuk yang bersamaan merendahkannya dalam sisi yang lain,
walaupun pada satu titik tertentu dia menghasilkan sesuatu yang terlihat sebagai bukti
yang dibuat-buat, melibatkan penyederhanaan dari Hukum Bode, untuk menyangkal
tuduhan itu. (Namun kalau untuk adilnya seharusnya hukum Bode dianggap sebagai
bukti bodoh seperti kedengarannya, dan dalam kenyataannya hanyalah sebuah 'teori'
tentang bagaimana sistem tata surya terbentuk).
7. Anggapan bahwa Bulan pada mulanya adalah sebuah planet tidak didukung oleh
penemuan modern; pemikiran terakhir terlihat lebih kepada bahwa dia terpisah dari
Bumi setelah akibat dari tubuh Mars yang berubah ukuran.
8. Bukti awal Sitchin untuk Nibiru membuktikan orbit yang mundur terlihat murni
berdasarkan pada urutan yang mana itu bertemu dengan planet terluar yang menurut
dia Neptunus dari pada Uranus. Dengan memberikan posisi relatif seperti itu dari
keduanya terhadap satu sama lain pastilah merubah orbit mereka pada kecepatan yang
berbeda, bagi saya argumen ini terlihat cukup tidak kuat. Dalam akal sehat saya akan
berpikir itu sama mudahnya dengan melewati mereka dalam urutan ketika
mengelilingi dalam orbit konvensionalnya.
9. Dalam Genesis Revisited Sitchin melihat lebih jauh lagi untuk membuktikan bahwa
analisis pengetahuan modern dari Bumi dan lapisannya, teori dari benua yang
tertimbun, dan penelitian dari lapisan tektonik semuanya mendukung pernyataannya
bahwa sebagaimana kita ketahui terbentuk dari pengaruh yang besar sekali. Mungkin
memang begitu, tetapi menurut pandangan saya analisisnya tidak mendukung
teorinya tentang Bumi yang terbentuk dengan membelah dua planet lain yang tidak
lebih baik dalam mendukung ide konvensional dari Bulan yang adalah pecahan dari
Bumi.
Pendekatan yang kedua adalah mempertanyakan besar dimana beralasan untuk Sitchin
bahkan untuk mencoba menempatkan interpretasi harafiah pada teks yang paling
membingungkan ini. Kita telah melihat bahwa salah satu dari pendorong dari lambatnya
pekerjaan dari Akkadian adalah politik, untuk meninggikan timbulnya kelambanan dewa
Babylonia, Marduk dari status lokal ke status nasional. Sewaktu mengkritik interpretasi
Sitchin, beberapa dari kalangan terpelajar ortodoks mencoba untuk menempatkan
sebagian besar dari penekanan kepada faktor ini, menyatakan bahwa ini adalah teks
utama. Ketika hal ini sudah tidak diragukan lagi kebenarannya, masalahnya menjadi jauh
lebih rumit lagi. Sitchin sendiri mengakui pengaruh politik, tetapi menentang bahwa teks
jauh dari asal mula Sumerian. Dalam hal ini dia terlihat didukung oleh banyak kalangan
terdidik, walaupun kenyataanya bahwa tidak ada versi Sumerian yang telah ditemukan
(terpisah dari kemiripan dalam jalan terisolasi). Lebih jauh lagi tindakan umum dari
penggabungan yang berasal dari teks terpisah dan mengambil bagian buku mungkin
sedang dikerjakan; contohnya, pembangunan Marduk atas Babylonia dan daftar dari
julukan dalam Tablet V sampai VII adalah edisi yang sudah lewat, ketika versi singkat
dari cerita penciptaan manusia terhenti ditengah-tengah. Karena Tablet II dan III
menyangkut pencarian juara untuk melawan Tiamat, yang mana akhirnya Marduk
BETA-UFO Indonesia
21
menawarkan dirinya sendiri - hal ini membawa kita pada kesamaan pada Tablet I dan IV,
yang mencerminkan dongeng penting sebelumnya.
Berkonsentrasi pada Tablet IV, Marduk bertempur dengan Tiamat - yang mewakili
'kehancuran air', dalam hal ini ia membaginya dua untuk mencipatakan langit dan bumi
dan memulihkan urutan dalam alam semesta, yang jelas merupakan tema penciptaan
dasar yang dekat dengan banyak peradaban kuno lain. Alexander Heidel menungkapkan
bahwa dalam legenda Mesir 'dewa angin Shu memisahkan langit dan bumi dengan
mengangkat dewi langit Nut dari dewa bumi Geb dan menempatkan dirinya sendiri
diantara keduanya', dan legenda Phoenician dan Vedic mengandung konsep dari 'telur
kosmik yang perpecah untuk menciptakan langit dan bumi'. Sementera itu Sitchin bisa
dibilang benar dalam menggambarkannya dengan yang ada dalam Kejadian 1:6-8:
Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkahn air dari
air." Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah
cakrawala itu dari air yang ada diatasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai
cakrawala itu Langit.
Sitchin terus memperdebatkan bahwa Tehom yang berasal dari bahasa Ibrani, yang
digunakan dalam Kejadian yang menunjukkan 'kedalaman laut', berasal dari kata Tiamat,
dan juga cakrawala yang disebut 'langit' dalam bahasa Ibrani aslinya 'rakia', yang artinya
adalah 'gelang berpalu', dan karena itu menimbulkan perdebatan bahwa sebenarnya itu
menggambarkan sabuk asteroid. Tetapi kita sudah menganggap bahwa hasil kerjanya
seringkali tidak benar, dan dalam kasus apapun saya mempunyai sedikit keraguan bahwa
semua teks ini seharusnya diinterpretasikan dari kalangan yang mengetahuinya saja dari
pada pandangan harafiah. Karena faktor ini, yang kemudian dikombinasikan dengan
kesalahan kosmologi yang mencolok dalam teorinya, menurut pandangan saya sama
sekali menyangkal interpretasinya dalam Epic of Creation.
Pendatang dari Tempat Lain?
Walaupun kisah Sitchin tentang penciptaan Bumi adalah kesalahan fatal, apakah dia
benar mengatakan bahwa Anunnaki memang pendatang dari tempat lain? Saya dapat
menemukan bukti kecil yang berharga untuk mendukung pengakuan Sitchin bahwa
pernyataan teks Mesopotamia bahwa planet Nibiru adalah tempat asal Anunnaki. Dalam
terjemahan Stephanie Dalley dari buku Epic of Creation secara langsung di sebutkan
hanya jika bagian singkat itu diberi tanda petik dibawah, sementara referensi yang ada
semuanya menunjuk ke Marduk - dan hanya kreatifitas dari Sitchin saja yang dapat
menghubungkan keduanya. Lebih lanjut lagi saya tidak menemukan referensi untuk
Nibiru dalam teks-teks lain. Dengan argumen yang tidak banyak dukungannya Sitchin
mengatakan bahwa versi ganda dari 'bola dunia bersayap', yang memang ditemukan
dalam jumlah yang banyak pada berbagai macam relief dari Mesopotamia dan dari
tempat-tempat yang lain, yang melambangkan Nibiru, tetapi kebanyakan komentator
yang sudah sadar mengenali hal ini sebagai simbol pola dasar umum yang hanya
diketahui beberapa orang tertentu saja. Kemudian dia terus berlanjut dengan mengatakan
bahwa berbagai macam teks astronomi Babylonia dan ramalan alkitabiah dari kejadian
itu yang menyertai setiap pengembalian dari Nibiru, tetapi seperti yang sudah saya
BETA-UFO Indonesia
22
sebutkan sebelumnya saya belum mengkonsultasikan hal ini secara terinci karena
kelemahan dari bukti dalam aspek argumennya yang lain.
Bahkan kenyataannya bahwa interpretasi Sitchin tentang kata Nefilim dan Anunnaki
yang muncul untuk memberikan sebagian besar dukungan untuk pernyataan tegas ini.
Kita telah mencatat argumennya bahwa kata Ibrani mempunyai asal mula Semitik 'nafal'
atau 'nfl' yang katanya berarti 'jatuh, turun, turunan' - walaupun setelah mengutip dugaan
dari komentator alkitabiah dari Yahudi abad ke-19 yang bernama Malbim, dia melebih-
lebihkan hal ini dalam bukunya dalam 'mereka yang dibuang diatas Bumi', dan 'mereka
yang telah turun, dari Langit ke Bumi'. Sebagaimana dalam istilah Sumerian yang
diterjemahkan serupa tanpa penjelasan yang lebih dalam lagi - tidak diragukan lagi
bahwa kata terpisah An bukan hanya nama dari ketua dewa, tetapi juga diartikan sebagai
'langit'; serupa dengan kata Ki sebagai 'Bumi'. Namun seperti yang telah kita lihat hal ini
bukan berarti bahwa mereka menggabungkan suku kata dapat cocok untuk satu tujuan,
dan dalam kasus apapun saya dapat menemukan tidak ada dukungan untuk suku kata
yang ada (un na) memberikan arti dari 'jatuh' atau 'turun'. Percobaan satu-satunya pada
terjemahan dari seluruh istilah yang ada saya temui adalah oleh john Heisel yang dalam
hal ini dia memecahkannya sebagai A nun nak dan mengartikannya sebagai 'keturunan
dari monarki (nun)', dan oleh Thorkild Jacobsen yang mengertikan hal itu sebagai 'anak
dari putri'.
Juga perlu di catat bahwa komentator ortodoks mengatakan istilah alternatif Igigi yang
asalnya dan artinya tidak diketahui, ketika sitchin bersikeras bahwa artinya 'mereka yang
mengamati dan melihat' - yang mengikat pada teorinya bahwa mereka tetap berada di
orbitnya, dan mungkin melihat ke hal yang tercatat dari arti orang Sumerian, kata igi
adalah 'untuk melihat'. Namun, walaupun jika interpretasi Sitchin benar dalam contoh ini,
cukup sulit untuk mewakili bukti-bukti yang bergelimpangan tentang pendatang dari
tempat lain.
Sitchin menghasilkan berbagai macam contoh interpretasi kata-kata dan menjadikan
patung-patung untuk mendukung argumennya. Terlalu banyak untuk dianalisa secara
individu, tetapi cukup untuk mengatakan bahwa ada alasan yang kuat untuk mempercayai
bahwa mereka menderita dari ketidakcukupan bukti sebagaimana yang telah kita
singgung disini dan dalam naskah-naskah sebelumnya. Namun dia memang
menghasilkan satu bagian bukti lagi yang setidaknya pada penglihatan yang pertama
terlihat cukut membingungkan, cukup untuk menjadi bahan pertimbangan kita disini.
Bukti itu adalah sebuah tablet bulat yang cukup menarik yang ditemukan dalam
reruntuhan Nineveh, dan sekarang ada di British Museum (exhibit WAK 8538).
Walaupun sekitar 50 persen dari permukaannya telah terpakai, tablet tersebut dibagi
menjadi delapan segitiga sama kaki, dan jelas sekali mengandung berbagai macam tulisan
kuno di garis pembagiannya dan ditempat lain yang seringkali diulang. Hal yang
dipertanyakan lagi adalah garis "panah" yang terlihat dibeberapa tempat, bersama dengan
setidaknya dua diagram yang kelihatannya sama dengan perbintangan. Walaupun copy
Sitchin adalah gambaran tangan, Alan Alford telah menghasilkan kembali sebuah
fotografi yang membuat kita untuk membuat gambaran Sitchin dengan alasan yang kuat
bisa dibilang akurat (beberapa dari tulisan-tulisan kuno itu terlihat sedikit berbeda, tetapi
BETA-UFO Indonesia
23
karena skalanya membuat sulit untuk memastikannya). Sitchin mengutip sejumlah
penyelidikan berabad-abad dari tablet ini yang mana diperoleh kesepakatan bersama
bahwa itu adalah suatu bentuk yang telah berkembang. Namun para kalangan pelajar
dahulu ini kelihatannya mengalami pergumulan dalam interpretasi dari apa yang mereka
pertimbangkan, dengan memberikan lokasi dan umurnya, didapat adalah tulisan-tulisan
kuno Akkadian yang dalam bahasa ini tidak masuk akal.
Dia menyebutkan bahwa hanya jika mereka mencoba membaca tulisan-tulisan ini dalam
bahasa Sumerian barulah terlihat masuk akal, dan terungkap sebuah 'Peta Rute Angkasa'
yang mencatat bagaimana perjalanan Anunnaki ke Bumi melalui planet terluar. Jika dia
benar tentang bahasa yang digunakan, berdasarkan kenyataan bahwa ini hanyalah copy
dari tablet Sumerian yang lebih tua, interpretasinya tentang kata thereon masih
mengandung banyak pertanyaan. Berikut ini adalah beberapa contoh: kita telah berpura-
pura menterjemahkan sebagai 'roket', sebuah interpretasi yang telah kita buang dalam
detail; na di artikan sebagai 'tinggi', ketika kata an adalah hufur yang normal; dan apin
diartikan sebagai 'dimana jalur benarnya telah disiapkan', ketika setiap penggunaan dari
kata yang dapat saya temui dengan jelas menunjukkan maksudnya 'membajak'.
Interpretasi Sitchin lebih lanjut dari tablet ini adalah bagian dari ide yang dicampur,
contohnya, misalkan teknisi penerbangan mengarahkan detail dengan masalah biasa
seperti menyetok beras untuk perjalanan pulang, secara pribadi saya temukan tidak sama
bahwa keduanya akan digabungkan dalam satu diagram dalam hal yang sepenting itu.
Lebih jauh lagi saya gagal melihat bagaimana seorang teknisi mempersiapkan instruksi
dapat diekspresikan dengan menggunakan istilah yang tidak spesifik seperti 'tinggi',
'langit', 'gunung', 'kumpulan', 'perubahan', dan 'peluncuran', yang menurut Sitchin diulang
berulangkali terlihat tanpa detail lebih lanjut, dan dalam kasus manapun dapat
disalahartikan mengenai tulisan-tulisan kuno itu. Walaupun kenyataanya bahwa saya
tidak percaya kalau tablet ini dapat mendukung pernyataannya bahwa perjalanan luar
angkasa sudah dikenal oleh Mesopotamia Kuno. Saya akan menerima diskusi yang
membingungkan ini - yang sejauh saya tahu sudah melalui penyelidikan lebih jauh oleh
para ahlinya.
Planet Nibiru
Mari secara singkat kita melihat kembali akan inti dari Sitchin tentang Nibiru itu sendiri.
Pertama dia memberikan bukti-bukti lebih lanjut (sebagai tambahan dari diagram yang
sudah ada diatas juga ada tanda yang sudah disebutkan sebelumnya) bahwa orbit
(mundur) Nibiru berada antara Yupiter dan Mars. Untuk mendukung hal ini maka
diambil dari ringkasan Epic of Creation, dimana Nibiru diduga 'memegang posisi pusat'
(contohnya dia menegaskan bahwa Nibiru membagi planet-planet yang lain, diluar
Matahari, menjadi dua bagian yang masing-masing terdiri dari lima planet) dan 'ditengah-
tengah Tiamat tetap bersilangan (contohnya, ia akan kembali ke posisi awalnya dari
Tiamat); dan juga dari 'teks astronomi' (tidak mempunyai nama) yang mana
'mendaftarkan planet-planet dalam urutannya'. Tidak layak setidaknya yang pertama dari
semua ini, inti dari Tablet VII dari Epic of Creation yang berkaitan dengan beberapa dari
julukan Marduk, aneh dengan versi Dalley.
BETA-UFO Indonesia
24
Nibiru: dia memang memegang persilangan antara langit dan bumi. Tidak keatas atau
kebawah persilangannya, mereka harus menunggu dia. Nibiru adalah bintangnya yang
sangat terang diatas langit. Dia memegang kendali atas persimpangan jalan; mereka harus
melihat padanya, dan mengatakan: 'Dia yang tetap bersilang dalam Tiamat tanpa
berhenti, akan mempunyai nama Nibiru, mengambil tengahnya'. Hal yang dapat kita
katakan adalah bahwa Dalley menerima terjemahan Nibiru sebagai 'tempat persilangan',
yang kelihatannya mendukung Sitchin mengenai 'planet persilangan' dan pernyataannya
bahwa tanda bergambar adalah silang (yang mana diakuinya sama dengan An) -
walaupun Dalley mengidentifikasinya dengan Yupiter sendiri.
Kedua, dalam rangka menjawab pertanyaan seperti mengapa kita belum juga mengamati
planet sebesar itu dalam sistem tata surya kita, Sitchin menggunakan berbagai macam
referensi teks untuk menegaskan bahwa planet itu mempunyai orbit elips yang tinggi
yang membuatnya dalam di angkasa pada titik terjauhnya (jarak terjauh dari Matahari).
Hal ini dijelaskan sebagai berikut: dari buku Epic of Creation, dia mengutip bahwa
Marduk 'membangun sebuah tempat tinggal yang belum selesai' - hal ini tidak berbahaya
bahkan saya tidak melacaknya untuk memeriksa ketepatannya dengan versi Dalley. Dari
Ayub 26:10 dia menegaskan bahwa 'Ia (Tuhan) telah menarik garis pada permukaan air,
sampai ujung perbatasan antara terang dan gelap', dimana versi King James berkata 'Dia
telah membuat batas air dengan ikatan, sampai siang dan malam bertemu' - tidak banyak
persamaan disini, jadi mungkin ini satu lagi terjemahan creatifnya, saat ini dalam
Perjanjian Lama Ibrani yang asli. Akhirnya dari Mazmur dia menegaskan 'Dari batas
akhir langit dia (Tuhan) berasal, dan perjalanannya sampai pada akhirnya' - saya bahkan
tidak dapat memahami bagian ini, tetapi sulit sekali untuk diambil kesimpulan bahkan
jika perubahannya mendekati akurat. Walaupun demikian, buktinya sendiri tidak
meyakinkan.
Ketiga, salah satu dari ketua unit dari pengukuran waktu Mesopotamia adalah 'sar' 3600
tahun, dan Sitchin menegaskan bahwa pengukuran ini berasal dari kembalinya Nibiru
yang periodik dari orbit angkasa yang dalam ( karena penampilannya menyimpan begitu
banyak hal yang berarti untuk purbakala, yang telah dicatat periode orbitnya melebihi
banyak milenium dan mengukurnya pada 3600 tahun, mereka mencalonkan sar untuk
mewakili angka tersebut). Kemudian dia menyebutkan kenyataan bahwa angka ini ditulis
sebagai lingkaran yang besar, dan bahwa kata yang serupa yaitu shar adalah julukan
untuk kata planet yang diterjemahkan sebagai 'lingkaran sempurna' or 'lingkaran penuh'.
Tentu saja hal ini bisa mewakili sebagian kecil dari intuisi yang cerdas, tetapi
bagaimanapun aku meragukannya. Akan sayang sekali untuk meninggalkan analisis dari
kosmologi Sitchin disini dan kembali ke sesuatu yang lebih membangun. Namun, karena
Sitchin dan pendukungnya membuat lagu dan tarian tentang hal tersebut, kita harus
membalikkan perhatian pada penemuan akhir-akhir ini yang nampak pada pandangan
pertama untuk mendukung pengakuannya tentang keberadaan Nibiru: sejumlah astronomi
modern bahkan telah mengumpulkan sejumlah bukti-bukti - kebanyakan dari bukti itu
baru ada setelah dipublikasikannya Planet ke-Duabelas - yang memberi kesan kepada
mereka bahwa apa yang ada dalam kenyataan tentang planet tambahan ke-Sepuluh (jika
Matahari dan Bulan tidak dihitung) mungkin memang ada dalam sistem tata surya kita…
BETA-UFO Indonesia
25
Pencarian Akan 'Planet X'
Neptunus ditemukan pada tahun 1846 hanya setelah para astronomi telah memperhatikan
gangguan dalam orbit Uranus. Hal yang serupa juga terjadi dengan Pluto yang ditemukan
pada tahun 1930 setelah keberadaannya telah diterima sebagai dalil karena
ketidakteraturan dalam orbit Neptunus. Namun pengamatan yang terus-menerus dari
kitidakteraturan dalam orbit utama Uranus dan Neptunus masih merupakan teka-teki bagi
para astronomi. Pada dasarnya dipercayai hal itu disebabkan oleh Pluto itu sendiri, tetapi
penemuan dari bulannya yaitu Charon pada US Naval Obserbatory di Washington pada
tahun 1978 menindikasikan bahwa Pluto terlalu kecil untuk mempunyai pengaruh sebesar
itu terhadap planet yang lain.
Bahkan kembali ke tahun 1972 ketidaksesuaian pada orbit komet Halley telah
menyebabkan satu astronomi menegaskan bahwa planet ke-sepuluh mungkin saja ada -
dijuluki sebagai 'Planet X' untuk mencerminkan nomor 10 dan statusnya yang tidak
diketahui. Pengungkapan berikutnya tentang Pluto, digabung dengan teori yang
menyangkut dengan diperlukannya gaya gravitasi yang mengacaukan sistem satelit
Neptunus, sebagai contohnya, Tritron ditarik kedalam orbit yang mundur, terbawa
kepada pencarian terbaru akan Planet X dipelopori oleh dua astronomi di US Naval
Obsevatory - kedua orang itu adalah Robert Harrington dan Tom Van Flandern. Mereka
memulai dengan simulasi komputer yang secara berkala di update, tetapi percobaan
pengamatan juga dilakukan ketika NASA berhubungan dengan mereka pada tahun 1982
dan diumumkan bahwa salah satu tujuan dari Infrared Astronomical Satellite (IRAS)
adalah untuk men-scan langit dari Planet X.
Sitchin dan para pendukungnya melampirkan berat yang besar untuk pengumuman
selanjutnya yang dibuat di pers, dan khususnya dua. Yang pertama dilaporkan di
Washington Post dari terbitan 30 Desember 1983 (huruf miring dalam berita itu dan
kutipan selanjutnya adalah tulisan saya):
Tubuh surgawi mungkin sebesar planet raksasa Yupiter dan mungkin begitu dekat
dengan Bumi sehingga merupakan bagian dari sistem tata surya kita telah ditemukan
dalam arah perbintangan Orion…[oleh IRAS]…para astronomi tidak mengetahui apakah
itu adalah sebuah planet, komet raksasa, bintang… ataukan galaksi yang jauh…'Yang
bisa saya katakan pada anda adalah bahwa kami tidak tahu apa itu', kata Gerry
Neugebauer, kepala dari ilmuwan IRAS…dapat dibayangkan itu mungkin adalah planet
ke-sepuluh yang dicari olah para astronomi'.
Pembacaan yang sesuai terhadap pengumuman ini mengungkapkan bahwa sangat sulit
ditarik bukti kesimpulan bahwa Planet X telah ditemukan. Namun dalam buku terbitan
tahun 1900 nya yang berjudul Genesis Revisited, Sitchin menaruh sesuatu yang
disebutnya 'penyangkalan resmi' didalam lingkungan pemerintahan untuk
mempertahankan informasi yang pada kenyataannya mempertajam berakhirnya perang
dingin, sebagaimana dua kekuatan superpower menggabungkan untuk mencegah
ancaman dari invasi luar angkasa. Ia juga berpendapat bahwa teorinya sendiri diabaikan
oleh para pendiri sebagai bagian dari kerahasiaan, dan menggunakan berbagai macam
BETA-UFO Indonesia
26
gabungan dari argumen yang memaksa bahwa walaupun banyak satelit dan penyelidikan
yang diluncurkan dalam beberapa tahun belakangan ini dan direncanakan untuk masa
depan secara resmi sudah mencari planet-planet dalam sistem tata surya yang dekat
dengan sistem tata surya kita, pada kenyataannya mereka lebih berkonsentrasi pada
rumah. Namun, sebagaimana yang akan kita lihat, banyak team dari para astronomi
terlibat dalam pengamatan kembali dari data IRAS, dan telah menulis tentang hal itu
dengan panjang yang luar biasa. Hal ini bukanlah tamparan dari penutup-nutupan bagi
saya.
Pengumuman kedua dilaporkan di Newsweek terbitan 13 Juli 1987:
Nasa mengadakan konferensi pers minggu lalu untuk membuat pengumuman yang agak
aneh: planet ke-10 yang eksentrik mungkin atau mungkin juga tidak mengorbit Matahari.
John Anderson, seorang ilmuwan peneliti dari NASA yang merupakan pembicara
prinsipal, mempunyai firasat bahwa Planet X ada diluar sana, walaupun tidak dekat
dengan kesembilan planet lainnya.
Firasat adalah kata yang tepat! Pada penyelidikan yang lebih jauh lagi, kita mendapat
bahwa apa yang telah dilakukan Anderson adalah mengamati kurangnya gaya gravitasi
pada pesawat Pioneer 10 dan 11 - yang kemudian keluar dari jangkauan dari sistem tata
surya kita - dan dari bukti negatif ini menjadi dalil akan kemungkinan planet ke-sepuluh
yang akan mempunyai orbit yang sangat elips dan menyempit untuk supaya tidak
mendapatkan efek. Karena ini hanyalah merupakan tambahan terhadap kenyataan bahwa
belakangan ini ia mengubah ide tentang planet ke-sepuluh dengan teori 'orbit yang tidak
teratur' (yang sebelumnya orang-orang merasa skeptik), hal ini seperti juga tidak
meyakinkannya dengan apa yang diberikan oleh bukti-bukti.
Kembali pada Harrington dan Van Flandern, keduanya telah dikenal akan ketekunannya
oleh Sitchin dan para pengikutnya karena dukungan ilmiah atas kerja mereka yang diduga
pada teorinya, dan dia mengutip hasil kerja mereka seperti pada keberadaan Planet X
hampir merupakan kesimpulan yang terdahulu. Sebagai tambahan terhadap
'pengumuman' yang disebutkan diatas, Sitchin menyebutkan sejumlah ramalan tentang
Planet X - mencapai puncak pada penegasannya bahwa pada 1990 team Harrington
mempercayai 'bahwa planet ke-sepuluh sekitar lima kali lebih besar dari Bumi dan sekitar
tiga kali lebih jauh terhadap Matahari dari pada Neptunus atau Pluto', dan bahwa mereka
telah melihat segala jenis pencarian dilangit, memberikan instruksi terperinci dimana
harus mencarinya. Tetapi jika anda membaca buku Van Flandern, Dark Matter, yang
berjudul Missing Planets and New Comets, yang diterbitkan tiga tahun kemudian pada
tahun 1993, anda akan mendapatkan gambaran yang agak berbeda:
Pastinya jika sebuah planet seperti 'Planet X' ditemukan pada kecenderungan yang tinggi
dan orbit yang eksentrik yang mendekati orbit Neptunus dan mempunyai massa sekitar 2
- 5 kali massa Bumi, keberadaannya akan diperdebatkan dengan keras untuk pembetulan
penting dari seluruh skenarionya [dari perkembangan sistem satelit Neptunus] yang baru
saja digambarkan.
BETA-UFO Indonesia
27
Sebuah planet yang massanya dua sampai lima kali massa Bumi…dapat menjelaskan
pada pengamat tentang ketidakteraturan orbit planet itu jika jaraknya dari Matahari 50
sampai 100 kali lebih jauh dari Bumi ke Matahari.
Hal ini seperti dalam buku Van Flandern, dan sulit sekali untuk menegaskan jarak,
ukuran dan bidang orbit yang pasti yang mana Sitchin akan membuat kita semua
mempercayainya; sejauh periode orbit diperhatikan, semua penelitian kelihatannya
bekerja pada dasar dari sesuatu seperti 500 - 1000 tahun, pada dasarnya lebih rendah dari
pada 3600 tahunnya Sitchin. Lebih jauh lagi Van Flandern mengindikasikan bahwa
penelitian lebih lanjut dari orbit dari sejumlah komet diatas Neptunus - dan mungkin
perubahannya mengikuti hukum gravitasi - akan diperlukan sebelum perhitungan
matematika dapat dengan tepat memprediksikan lokasi dimana para pengamat mencari
Planet X 'kalau planet itu ada'. Terutama karena ketidakpuasan dengan data teoritis pada
saat ini, Van Flandern tidak menyebutkan sama sekali tentang program pengamatan
IRAS. Dengan perbedaan Harrington bagaimanapun tetap skeptis tentang data orbit yang
tidak teratur, dan kerena itu lebih condong untuk menggunakan metode perhitungan
massa dan pengamatan dengan 'kekuatan kasar', walaupun dalam kata-katanya sendiri
'tidak ada yang perlu diperlihatkan dengan usaha saya'.
Kita juga harus sadar bahwa sejumlah kelompok yang lain telah melaksanakan pencarian
terhadap planet ke-sepuluh dalam beberapa dekade belakangan ini. Semuanya mengejar
logika yang berbeda mendapatkan kesimpulan yang berbeda-beda, beberapa diantaranya
menuju satu titik, beberapa lagi menyebar. Penelitiatn ini digambarkan oleh Mark
Littmann, mantar direktur dari Hansen Planetarium di Salt Lake City, dalam bukunya
tahun 1988 yang berjudul Planet Beyond: Discovering the Outer Solar System.
Khususnya, Littmann pada waktu itu mengutip dari sejumlah ahli yang merasa bahwa
kepercayaan pada simpangan pada orbit Uranus dan Neptunus untuk memprediksi
keberadaan planet ke-sepuluh adalah sebuah kesalahan. Dia sendiri memperdebatkan
bahwa penyimpangannya sangatlah kecil sekali, dan analisa mereka bergantung pada data
yang telah dikumpulkan lebih dari beberapa abad; karena sepertinya data yang lebih tua -
yang telah dikumpulkan menggunakan berbagai macam sistem referensi dan telah diubah
menjadi kerangka referensi yang lebih sederhana - mempunyai banyak kemungkinan
tidak akurat, dia menegaskan bahwa tidak benar untuk bergantung pada data-data tersebut
untuk mengambil suatu kesimpulan. E Myles Standish, Jr dari Laboratorium Jet
Propulsion bahkan menemukan bahwa pengamatan yang terdahulu tersebut menyatakan
ketidakteraturan di semua orbit dari seluruh planet, dan menanyakan: 'Apakah Planet X
mengunjungi setiap planet pada tur-nya? Namun, kalau kita lihat secara adil kita harus
menekankan bahwa Van Flandern mendasarkan keyakinannya bukan hanya pada
ketidakteraturan orbit tetapi juga pada keanehan dari sistem planet Neptunus.
Berlanjut dengan pembacaan kita pada buku Van Flandern, kami menemukan bahwa
walaupun dia mendukung ide Sitchin tentang evolusi 'dinamis' dari sistem tata surya kita
- dimana tabrakan dan interaksi terus membentuk atau mengubah peran dari planet-planet
dan satelit-satelit - teorinya sendiri tentang penciptaan dari sistem tata surya sepenuhnya
berbeda dengan Sitchin secara detail. Contohnya dia kelihatannya mendukung pandangan
umum bahwa Bulan terbentuk dari belahan Bumi, dan membantah bahwa Bumi itu
sendiri dulunya adalah salah satu anggota asli dari sistem tata surya kita. Lebih jauh lagi
BETA-UFO Indonesia
28
dia juga membantah bahwa ada bukti tentang sebuah planet yang tidak ada hubungannya
dengan Planet X telah meledak diantara Mars dan Yupiter sekitar tiga juta tahun yang
lalu, pada pengakuan permulaannya sendiri adalah spekulasi murni dalam sebuah buku
yang sangat ilmiah dan teliti - menegaskan bahwa ini adalah planet asal dari dewa-dewa
yang sudah tahu takdir mereka yang sudah dekat, sehingga melarikan diri ke Bumi,
menciptakan manusia dan memberikan pengetahuan mereka. Sekali lagi pernyataan ini
sangat berbeda dari pernyataan Sitchin: dia membicarakan tentang sebuah planet yang
sangat berbeda (planet yang meledak), waktunya adalah sekitar 2,5 juta tahun lebih cepat,
dan dewanya meniggal lebih dulu, karena tidak dapat bertahan hidup dalam jangka waktu
yang lama di Bumi yang disebabkan perbedaan lingkungan. Dengan rasa ingin tahu
ternyata tidak ada satupun ketidaksesuaian ini disebutkan dalam buku itu
Walaupun banyak pekerjaan yang telah dilakukan dalam beberapa tahun ini sejak saya
melakukan banyak penyelidikan untuk naskah ini. Namun saya yakin kita dapat menarik
hanya satu kesimpulan yang sah. Planet X memang benar ada, dan kerena itu
mungkinkan juga Planet XI dan seterusnya. Tetapi hal itu belum sepenuhnya ditemukan
dan diamati lebih jauh lagi berbagai macam variasi dari dalil teori yang menyangkut
sifat-sifatnya tidak memberikan kepercayaan yang besar terhadap pengakuan Sitchin
bahwa eksentrisitas orbit, pesawat, dan periode begitu bagus didefinisikan sehingga
mereka memastikan detail dari apa yang sudah dicatat oleh orang Sumerian 6000 tahun
yang lalu.
Lebih jauh lagi, masih ada aspek yang penting dari debat ini yang selama ini kita abaikan:
hanya jika planet tambahan ini dapat mendukung kehidupan yang ada atau kalau tidak
akan relevan dengan tema Sitchin.
Kehidupan Dalam Planet X?
Dalam mempertimbangkan pertanyaan ini, pertama-tama marilah kita melihat apa yang
Sitchin sendiri katakan:
Gagasan bahwa satu-satunya sumber energi dan panas yang tersedia bagi organisme
hidup adalah pancaran sinar Matahari telah dibuang. Karena itu, pesawat luar angkasa
Pioneer 10 menemukan bahwa Yupiter, walaupun lebih jauh dari Matahari dari pada
Bumi terhadap Matahari, begitu panas sehingga pasti mempunyai sumber energi dan
panasnya sendiri. Sebuah planet dengan berlimpah-limpah elemen radioaktif di
kedalamannya tidak hanya akan membangkitkan panasnya sendiri; tetapi juga akan
mengalami aktifitas letusan gunung. Letusan seperti itu akan membuat atmosfir. Jika
planet itu cukup besar untuk menggunakan tarikan gravitasi yang sangat kuat, sehingga
akan menahan atmosfirnya hampir tidak terbatas. Atmosfir seperti itu pada gilirannya
akan menciptakan efek rumah kaca: atmosfir itu akan menjadi perisai planet dari
dinginnya luar angkasa, dan menjaga panasnya sendiri agar tidak keluar angkasa.
Apa yang coba kita jelaskan disini? Selama beberapa tahun kosmologi mempunyai
asumsi bahwa planet yang berada jauh dari sistem tata surya akan berbentuk gas.
Tindakan Sitchin adalah benar untuk menitikberatkan bahwa data yang dikumpulkan
BETA-UFO Indonesia
29
oleh berbagai macam satelit selama lebih dari tiga puluh tahun telah membuktikah hal ini
tidak benar - kebanyakan dapat mencatatnya dalam kasus Uranus dan Neptunus.
Walaupun bukan seorang ahli, saya tidak menemukan kesalahan yang nyata tentang
pernyataannya bahwa planet yang jaraknya jauh dapat menghasilkan panas internalnya
sendiri dan atmosfirnya sendiri. Namun perlu diingat bahwa kita mencoba untuk menafsir
apakah perlombaan dari siapa yang secara virtual sama dengan kita (karena mereka yang
menciptakan kita 'menurut gambaran mereka sendiri') dapat berkembang diplanet seperti
itu. Dan pada pandangan saya ada dua keberatan utama terhadap hal ini.
Pertama, baik Sitchin maupun para astronomi yang dia sebutkan bersatu dalam
keyakinannya bahwa Planet X mempunyai orbit yang elips sehingga pada titik
terjauhnya, berada sangat jauh sekali dari Matahari. Sebagai akibatnya, walaupun inti
planet itu menyediakan panas yang cukup untuk mencairkan permukaannya, tetap saja
akan terjadi kegelapan mutlak pada kebanyakan dari orbitnya. Kedua, kemungkinan
atmosfirnya mempunyai komposisi yang sama dengan atmosfir Bumi dimana planet itu
mempunyai keadaan yang berbeda betul-betul sangat jauh.
Dua sumber lain layak untuk disebut. Pertama, pendapat dari Harrington dan Van
Flandern sendiri, seperti yang dilaporkan oleh Littmann:
Dia (Harrington) dan Van Flandern tetap setuju bahwa Planet 10 adalah metana, amonia,
dan air yang beku sebagaimana seperti Uranus dan Neptunus…
Kedua, laporan berikutnya yang muncul di Sunday Times terbitan 27 Oktober 1996:
Sebuah planet baru dengan orbit berbentuk telur telah ditemukan oleh para astronomi
Amerika. Mengorbit di Cygni B, sebuah bintang menyerupai matahari kita. William
Cochrane, kepala dari tim yang menemukan planet baru itu, tercengang. 'Kami tidak
mengerti bagaimana planet itu bisa berbentuk seperti ini' katanya. 'Planet baru tersebut
mempunyai perubahan terperatur yang sangat tidak terkendali sepeti menukik ke bintang,
kemudian bergerak menjauhi sistem tata suryanya'. Orbit yang elips ini sama dengan dalil
untuk Planet X oleh para astronomi seperti Tom Van Flandern. 'Penemuannya' adalah
seperti matematika dari pada yang terlihat, yang menempatkannya pada kategori yang
sama dengan Planet X.
Kata-kata yang telah saya tandai dalam huruf miring sudah pasti mengindikasikan bahwa,
bahkan jika planet itu mempunyai sumber panasnya sendiri. Planet X itu sendiri akan
mengalami hal yang sama seperti perubahan temperatur yang tak terkendali sebagaimana
letak orbitnya dalam hubungannya dengan Matahari dipengaruhi oleh sejumlah besar -
mempunyai pengaruh besar pada kehidupan yang mungkin mendiami planet itu.
Sekali lagi bagian penting dari teka-teki Sitchin tidak dapat memenuhi sama sekali.
Ringkasan
- Orang Mesopotamia mungkin telah sadar akan keberadaan kesembilan planet yang
sekarang telah ditemukan dalam sistem tata surya kita.
- Mereka mungkin juga telah sadar akan keberadaan planet ke-sepuluh (atau bagi
mereka ke-duabelas), yang mereka sebut Nibiru - walaupun hanya ada sedikit
dukungan mengenai hal ini di dalam pekerjaan literatur.
BETA-UFO Indonesia
30
- Teori Sitchin tentang penciptaan Bumi, dan tentang peranan Nibiru diduga
memegang peranan didalamnya, kebanyakan tidak benar - baik yang dari teoritis,
maupun karena teori itu terlalu harafiah terhadap interpretasi dari Epic of Creation.
- Planet tambahan 'Planet X' masih dalam pembuktian keberadaannya oleh para
astronomi modern yang mencarinya berdasarkan pada bukti-bukti secara teoritis.
- Planet ini belum ditemukan juga, dan teori tentang sifat-sifat orbitnya sangat lebar.
Karena itu bahkan jika telah ditemukan, hal itu sangat tidak mirip dengan detail yang
dijelaskan dalam teori Sitchin.
- Jika planet ini ini ada, karena sampai saat ini masih belum ditemukan oleh teknologi
modern pastilah mempunyai orbit yang sangat eksentrik, atau yang mempunyai
lingkaran yang sangat jauh. Kedua-duanya akan memberikan petunjuk bahwa
kehidupan seperti manusia tidak mungkin dapat berkembang dan sejahtera disana.
Jadi planet itu tidak mungkin merupakan 'planet para dewa'.