8/16/2019 pembahasan emulsi
1/58
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Emulsi adalah suatu sistem yang terdiri atas dua fase cairan yang tidak saling
melarutkan, dimana satu cairan terdispersi dalam bentuk globula (fase terdispersi) di
dalam cairan lainnya (fase kontinyu). Berdasarkan jenis fase kontinyu dan fase
terdispersinya dikenal dua tipe emulsi yaitu emulsi tipe O/ W dan tipe W/ O.
idalam proses pembuatan emulsi biasanya ditambahkan campuran dua atau lebih
bahan kimia yang tergolong ke dalam emulsifier dan stabili!er. "ujuan dari penambahan
emulsifier adalah untuk menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase (teganganinterfasial) sehingga mempermudah terbentuknya emulsi.
I. 2. Rumusan Masalah
alam makalah #engolahan dengan $uhu "inggi ini terdapat beberapa masalah yang
akan dibahas diantaranya %
&. 'pa yang dimaksud dengan emulsi
. 'pa saja teori yang menjelaskan teori polar dan nonpolar
*. 'pa saja sifat fisik emulsi
+. Bagaimana metode pembuatan emulsi
. 'pa yang dimaksud dengan emulsifier
-. 'pa peralatan yang digunakan dalam proses emulsifikasi
. 'pa yang dimaksud dengan kesetabilan emulsi
. 'pa saja macam aplikasi emulsi bahan pangan
I. 3. Tujuan an Man!aat
• Tujuan
8/16/2019 pembahasan emulsi
2/58
"ujuan pokok bahasan teknologi emulsi ini adalah menekankan pemahaman tentang
konsep 0 konsep dasar emulsi serta aplikasinya. $etelah membaca bahasan ini saudara
diharapkan mampu untuk %
&. 1enjelaskan definisi emulsi dengan bantuan gambar.
. 1enguraikan teori polar dan non polar.
*. 1enguraikan sifat fisik emulsi.
+. 1enjelaskan metode pembuatan emulsi.
. 1enjelaskan emulsifier.
-. 1enguraikan peralatan proses emulsifikasi.
. 1enjelaskan kestabilan emulsi
. 1enjelaskan beberapa macam aplikasi emulsi bahan pangan
• Man!aat
alam pembuatan makalah "eknogi Emulsi, "im penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan mereka dalam mengetahui
"eknologi Emulsi.
BAB II. PEMBAHA"AN
TE#N$L$%I EMUL"I
II. 1. Pengert&an Emuls&
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan
yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. 2ika minyak yang merupakan fase terdispersi dan
larutan air merupakan fase pemba3a, sistem ini disebut emulsi minyak dalam air.
$ebaliknya, jika air atau larutan air yang merupakan fase terdispersi dan minyak atau bahan
seperti minyak sebagai fase pemba3a, sistem ini disebut emulsi air dalam minyak. Emulsi
dapat distabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi yang mencegah koalesensi, yaitu
8/16/2019 pembahasan emulsi
3/58
penyatuan tetesan kecil menjadi tetesan besardan akhirnya menjadi suatu fase tunggal yang
memisah ('nonim, &44). Emulsi merupakan preparat farmasi yang terdiri atau lebih !at
cair yang sebetulnya tdk dapat bercampur (immicible) biasanya air dengan minyak lemak.
$alah satu dari !at cair tersebut tersebar berbentuk butiran5butiran kecil kedalam !at cair
yang lain distabilkan dengan !at pengemulsi (emulgator/emulsifiying/surfactan). $edang
menurut 6armakope 7ndonesia edisi ke 777, emulsi merupakan sediaan yang mengandung
bahan obat cair atau larutan obat terdispersi dalam cairan pemba3a distabilkan dengan !at
pengemulsi atau surfactan yang cocok.
alam batas emulsi, fase terdispers dianggap sebagai fase dalam dan medium
dispersi sebagai fase luar atau kontinu. Emulsi yang mempunyai fase dalam minyak dan
fase luar air disebut emulsi minyak5dalam5air dan biasanya diberi tanda sebagai emulsi
8m/a9. $ebaliknya emulsi yang mempunyai fase dalam air dan fase luar minyak disebut
emulsi air5dalam5minyak dan dikenal sebagai emulsi :a/m9. ;arena fase luar dari suatu
emulsi bersifat kontinu, suatu emulsi minyak dalam air diencerkan atau ditambahkan
dengan air atau suatu preparat dalam air.
8/16/2019 pembahasan emulsi
4/58
#olimer hidrofilik alam, semisintetik dan sintetik dapat dugunakan bersama
surfakatan pada emulsi minyak dalam air karena akan terakumulasi pada antar permukaan
dan juga meningkatkan kekentalan fase air, sehingga mengurangi kecepatan pembenrukan
agregat tetesan. 'gregasi biasanya diikuti dengan pemisahan emulsi yang relatif cepat
menjadi fase yang kaya akan butiran dan yang miskin akan tetesan. $ecara normal
kerapatan minyak lebih rendah daripada kerapatan air, sehingga jika tetesan minyak dan
agregat tetesan meningkat, terbentuk krim. 1akin besar agregasi, makin besar ukuran
tetesan dan makin besar pula kecepatan pembentukan krim ('nonim, &44).
$emua emulsi memerlukan bahan anti mikroba karena fase air mempermudah pertumbuhan
mikroorganisme. 'danya penga3etan sangat penting untuk emulsi minyak dalam air karena
kontaminasi fase eksternal mudah terjadi. ;arena jamur dan ragi lebih sering ditemukan
daripada bakteri, lebih diperlukan yang bersifat fungistatik atau bakteriostatik. Bakteri
ternyata dapat menguraikan bahn pengemulsi ionik dan nonionik, gliserin dan sejumlah
bahan pengemulsi alam seperti tragakan dan gom ('nonim, &44).
;omponen utama emulsi berupa fase disper (!at cair yang terbagi5bagi menjadi
butiran kecil kedalam !at cair lain (fase internal)) 6ase kontinyu (!at cair yang berfungsi
sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut (fase eksternal)) dan Emulgator (!at
yang digunakan dalam kestabilan emulsi). Berdasarkan macam !at cair yang berfungsi
sebagai fase internal ataupun eksternal, maka emulsi digolongkan menjadi % Emulsi tipe
3/o (emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar ke dalam minyak, air berfungsi
sebagai fase internal C minyak sebagai fase eksternal) dan Emulsi tipe o/3 (emulsi yang
terdiri dari butiran minyak yang tersebar ke dalam air) ('nsel, &44).
"ujan pemakaian emulsi antara lain secara umum untuk mempersiapkan obat yang larut
dalam air maupun minyak dalam satu campuran%
a.Emulsi dalam pemakaian dalam (peroral) umumnya tipe O/W
b.Emulsi untuk pemakaian luar dapat berbentuk O/W maupun W/O
II. 2. Te'r& La(&san As'r)s& an Tegangan Permukaan
"eori terjadinya emulsi terdapat + metode yang dapat dilihat dari sudut pandang yang
berbeda ('nsel, &44)%
&. "eori tegangan permukaan ("eori $urface "ension)
aya tarik menarik molekul (;ohesi (sejenis) dan 'desi (berlainan jenis)).
aya kohesi tiap !at selalu sama, sehingga pada permukaan suatu !at cair (bidang batas antara air dan udara) akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya
8/16/2019 pembahasan emulsi
5/58
keseimbangan gaya kohesi (tegangan permukaan/surface tension). $emakin tinggi
perbedaan tegangan yang terjadi pada bidang batas mengakibatkan antara kedua !at
cair itu semakin susah untuk bercampur. "egangan pada air bertambah dengan
penambahan garam5garam anorganik atau senya3a elektrolit, tetapi berkurang
dengan penambahan senya3a organik tertentu seperti sabun.
. "eori Oriented Wedengane, Emulgator terbagi %
&. Didrofilik % bagian emulgator yg suka pada air
. ipofilik% bagian emulgator yg suka pd minyak
Emulgator dapat dikatakan pengikat antara air dan minyak yang membentuk
suatu keseimbangan (DB) antara kelompok hidrofil C lipofil. 1akin besar DB
makin hidrofil (emulgator mudah larut dalam air C sebaliknya).
*. "eori 7nterpelasi film
Emulgator akan diserap pada batas antara air dan minyak, sehingga terbentuk
lapisan film yang akan membungkus partikel fase dispersi menyebabkan partikel
sejenis yang akan tegabung akan terhalang.
8/16/2019 pembahasan emulsi
6/58
=eegum, bentonit.
b. Emulgator buatan % dibuat secara sintetiks. Fontoh % $abun "3een @, +@,
-@, @ $pan @, +@, @
'dapun cara pembuatan emulsi dapat dilakukan dengan
a .engan 1ortir dan stamper
$ering digunakan membuat emulsi minyak lemak dalam ukuran kecil
b. Botol
1inyak dengan =iskositas rendah dapat dibuat dengan cara dikocok dalam botol
pengocokan dilakukan terputus5putus utk memberi kesempatan emulgator utk
bekerja
c. engan 1iGer
#artikel fase dispersi dihaluskan dengann memasukkan kedlm ruangan yang
didalamnya terdapat pisau berputar dengan kecepatan tinggi.
d.engan Domogeni!er
engan mele3atkan partikel fase dispersi mele3ati celah sempit, shg partikel akan
mempunyai ukuran yang sama
Fara membedakan tipe emulsi
a. engan #engenceran, "ipe O/W dapat diencerkan dengan air, "ipe W/O
dapat diencerkan dengan minyak
b. Fara #engecatan, "ipe O/W dapat di3arnai dengan amaranth/metilen
blue, "ipe W/O dapat di3armai dengan sudan 777
c. Fara creaming test, creaming merupakan peristi3a memisahkan emulsi
karena fase internal dari emulsi tersebut melakukan pemisahan sehingga tdk tersebar
dlm emulsimis % air susu setelah dipanaskan akan terlihat lapisan yang tebal pada
permukaan. #emisahan dengan cara creaming bersifat refelsibel.
d. ;onductifitas
Elektroda dicelup didalam cairan emulsi, bila ion menyala tipe emulsi O/W demikian
sebaliknya.
II. 2. Te'r& P'lar an N'n P'lar
Emulsifier merupakan 8surfactant9 yang mempunyai dua gugus, yaitu gugus
hidrofilik dan gugus lipofilik. ?ugus hidrofilik bersifat polar dan mudah bersenya3a
dengan air, sedangkan gugus lipofilik bersifat non polar dan mudah bersenya3a dengan
minyak. Emulsi yang mempunyai fase dalam minyak dan fase luar air disebut emulsi
8/16/2019 pembahasan emulsi
7/58
minyak5dalam5air dan biasanya diberi tanda sebagai emulsi 81/'9. $ebaliknya emulsi
yang mempunyai fase dalam air dan fase luar minyak disebut emulsi air5dalam5minyak
dan diberi tanda sebagai emulsi 8'/19.
#ada umumnya dikenal dua tipe emulsi yaitu %
a) Tipe A/M (Air/Minyak) atau W/O (Water/Oil)
Emulsi ini mengandung air yang merupakan fase internalnya dan minyak
merupakan fase luarnya. Emulsi tipe '/1 umumnya mengandung kadar air
yang kurang dari &@ 5 A dan mengandung sebagian besar fase minyak.
Emulsi jenis ini dapat diencerkan atau bercampur dengan minyak, akan tetapi
sangat sulit bercampur/dicuci dengan air.
#ada fase ini bersifat non polar maka molekul 0 molekul emulsifier tersebut
akan teradsorbsi lebih kuat oleh minyak dibandingkan oleh air. 'kibatnya
tegangan permukaan minyak menjadi lebih rendah sehingga mudah menyebar
menjadi fase kontinyu.
b) Tipe M/A (Minyak/Air) atau O/W (Oil/Water)
1erupakan suatu jenis emulsi yang fase terdispersinya berupa minyak yang
terdistribusi dalam bentuk butiran5butiran kecil didalam fase kontinyu yang
berupa air. Emulsi tipe ini umumnya mengandung kadar air yang lebih dari *&
5 +&A sehingga emulsi 1/' dapat diencerkan atau bercampur dengan air dan
sangat mudah dicuci.
#ada fase ini bersifat polar maka molekul 0 molekul emulsifier tersebut akan
teradsorbsi lebih kuat oleh air dibandingkan minyak. 'kibatnya tegangan
permukaan air menjadi lebih rendah sehingga mudah menyebar menjadi fase
kontinyu.
alam formula pembuatan emulsi terdapat dua !at yang tidak bercampur yang
mempunyai fase minyak dalam air atau air dalam minyak, biasanya yang stabilitasnya
dipertahankan dengan emulgator atau !at pengelmusi. >at pengemulsi (emulgator)
adalah komponen yang ditambahkan untuk mereduksi bergabungnya tetesan dispersi
dalam fase kontinu sampai batas yang tidak nyata. Bahan pengemulsi (surfaktan)
menstabilkan dengan cara menempati antar permukaan antar tetesan dalam fase
eksternal, dan dengan membuat batas fisik disekeliling partikel yang akan
berkoalesensi, juga mengurangi tegangan antarmuka antar fase, sehingga
meningkatkan proses emulsifikasi selama pencampuran. #enggunaan emulgator
biasanya diperlukan A 0 @A dari berat fase minyak. ('nief, @@+).
8/16/2019 pembahasan emulsi
8/58
Cara Pembuatan Zat Pengemulsi (Emulgator) Emulsi :
a) Metode gom basah (Anief, 2000)
Fara ini dilakukan bila !at pengemulsi yang akan dipakai berupa cairan atau
harus dilarutkan terlebih dahulu dalam air seperti kuning telur dan
metilselulosa. 1etode ini dibuat dengan terlebih dahulu dibuat mucilago yang
kental dengan sedikit air lalu ditambah minyak sedikit demi sedikit dengan
pengadukan yang kuat, kemudian ditambahkan sisa air dan minyak secara
bergantian sambil diaduk sampai =olume yang diinginkan.
b) Metode gom kering
"eknik ini merupakan suatu metode kontinental pada pemakaian !at
pengemulsi berupa gom kering. Fara ini dia3ali dengan membuat korpus
emulsi dengan mencampur + bagian minyak, bagian air dan & bagian gom,
lalu digerus sampai terbentuk suatu korpus emulsi, kemudian ditambahkan sisa
bahan yang lain sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai terbentuknya suatu
emulsi yang baik.
c) Metode H! (Hidrofilik ipofilik !alan"e)
Fara ini dilakukan apabila emulsi yang dibuat menggunakan suatu
surfaktan yang memiliki nilai DB. $ebelum dilakukan pencampuran terlebih
dahulu dilakukan perhitungan harga DB dari fase internal kemudian
dilakukan pemilihan emulgator yang memiliki nilai DB yang sesuai dengan
DB fase internal. $etelah diperoleh suatu emulgator yang cocok, maka
selanjutnya dilakukan pencampuran untuk memperoleh suatu emulsi yang
diharapkan.
8/16/2019 pembahasan emulsi
9/58
;husus untuk emulsi non ioni, nilai DB 0 nya dapat dihitung dengan
menggunkan rumus.
&. DB I dimana E adalah persentase berat hidrofilik molekul
(atau persentase berat oksietilen untuk emulsifier yang merupakan kondensasi
etilen oksida). $ebagai contoh kandungan oksietilen didalam polioksietelen
stearat adalah A, maka DB nya I
. DB I dimana $ adalah bilangan yang saponifikasi
ester dari emulsifier, yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah alkali yang
dibutuhkan ( mg ;OD) untuk menyambungkan satu gram lemak dan ' adalah
bilangan asam dari emulsifier yang ditentukan dari prosedur kerja. $ebagai
contoh, bilangan saponifikasi dari gliserol monostearat tipe komersil (mono
dan gliserol) adalah & dan bilangan asam nya adalah @@, maka nilai DB5
nya I I
"able -5&. dispersibilitas emulsifier didalam air pada berbagai nilai DB.
D&s(ers&)&l&tas #&saran N&la& HLB
• "idak terdispersi
• $edikit terdispersi
• "erdispersi seperti susu dengan
pengadukan
• "erdispersi sperti susu dengan kondisi
yang stabil
• "erdispersi menjadi larutan yang tembus
& 0 +
* 0 -
- 0
0 &@
8/16/2019 pembahasan emulsi
10/58
cahaya hingga jernih
• "erdispersi menjadi larutan jernih
&@ 0 &*
&* J
Fontoh beberapa jenis emulsifier
Nama
Umum
Nama #&m&a HLB I*
%M" ?lycerol monostearater *. .
B%M$ ?lycerolmonooleat . .@4
"(an +, $orbitan monostearate +. .-+
"(an -, $orbitan monooleat +.* .@
Teen +, #olyoGyethylene
monostresrate
&+.4 .+
Teen -, #olyoGyethylene monooleleate & .+
DB adalah nomor yang diberikan bagi tiap5tiap surfaktan. aftar di ba3ah ini
menunjukkan hubungan nilai DB dengan bermacam5macam tipe system%
Hilai DB "ipe system
* 0 - '/1 emulgator
0 4 >at pembasah (3etting agent)
0 & 1/' emulgator
&* 0 & >at pembersih (detergent)
& 0 & >at penambah pelarutan (solubili!er)
1akin rendah nilai DB suatu surfaktan maka akan makin lipofil surfaktan tersebut,
sedang makin tinggi nilai DB surfaktan akan makin hidrofil.
8/16/2019 pembahasan emulsi
11/58
8/16/2019 pembahasan emulsi
12/58
6aktor 0 faktor yang mempengaruhi =iskositas suatu emulsi adalah =iskositas medium
dispersi, persentase =olume medium dispersi, ukuran partikel fase terdispersi dan jenis serta
konsentrasi emulsifier/stabili!er yang digunkan.
$emakin tinggi =iskositas dan persentase medium disperse, maka makin tinggi
=iskositas emulsi. emikian juga semakin kecil ukuran partiker suatu emulsi, maka semakin
tinggi =iskositasnya dan makian tinggi konsentrasi emulsifier/stabili!er yang digunakan.
"able - 0 . Dubungan antara ukuran partikel emulsi dengan penampakannya
Ukuran Part&kel Penam(akan
Makr'gl')ula ;edua fasenya dapat dibedakan
1 m&kr'n "ampak putih seperti susu
,.1 0 1 m&kr'n "ampak biru keputihan
,., 0 ,.1 m&kr'n 'bu5abu agak transparan
"ransparan
*. ispersibilitas dan aya Emulsi
ispersibilitas atay daya larut suatu emulsi ditentukan oleh medium dispersinya. Bila
medium dispersinya air, maka emulsinya dapat diencerkan dengan air, sebaliknya bila
medium dispersinya lemak, maka emulsinya dapat dilarutkan dengan minyak.
+.
8/16/2019 pembahasan emulsi
13/58
. jenis bahan yang menjadi medium dispersi,
*. jenis dan jumlah emulsifier, prosedur dan kondisi pengolahan serta macam5macam peralatan
yang digunakan.
ari ketiga faktor tersebut, faktor kedua yang terakhir merupakan faktor yang terpenting
yang harus dia3asi.
1. Penentuan Me&um D&s(ers&
$ifat5sifat medium dispersi pada umumnya akan menjadi sifat5sifat emulsi. 2ika
emulsi yang diinginkan dapat larut dalam air, mudah mengering, dapat meresap pada
bahan5bahan yang terbuat dari selulosa, seperti kertas dan serat tekstil, serta mempunyai
sifat5sifat sama dengan air, maka medium dispersinya haruslah air. 2ika sifat5sifat yang
diinginkan adalah sebaliknya, maka medium dispersinya haruslah minyak atau pelarut
minyak.
#ada umumnya lebih mudah membuat emulsi yang stabil dalam jangka 3aktu
lama bila tipenya minyak dalam air dibandingkan dengan bila tipenya air dalam minyak.
#ada pembuatan emulsi , tipe emulsi apa yang akan terbentuk tergantung pada
perbandingan air dan minyak, jenis bahan yang terdapat pada kedua fase dan nilai DB
emulsifier yang digunakan. ari ketiga faktor tersebut, dua faktor yang terakhir
merupakan faktor5faktor penting yang harus dia3asi.
2. Pem&l&han 4en&s Bahan
2enis dan jumlah masing5masing bahan yang digunakan untuk membuat emulsi
bergantung pada tujuan penggunaannya. #ada dasarnya bahan5bahan digunakan untuk
membuat emulsi dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu bahan hidrofilik, lipofilik, dan
emusifier.Bahan L&('!&l&k terdiri dari minyak, lemak, lilin, pelarut non polar, bahan5bahan
yang larut lemak (!at 3arna, obat5obatan, pestisida dan lain5lain) serta emulsifier yang
mudah larut dalam lemak. #ada banyak kejadian bahan lipofilik yang akan digunakan
harus dipanaskan dahulu supaya cair atau larut bersama5sama dengan bahan bahan lain.
Bila hal itu dilakukan, suhunya harus cukup tinggi untuk menjamin tidak adanya
pemisahan bahan5bahan atau kristalisasi (M 5&@NF diatas titik cair dari bahan yang
mempunyai titik cair tertinggi).
#emilihan jenis bahan dan jumlah yang digunakan tergantung pada tujuan
penggunaan emulsi dan sifat5sifat emulsi yang diinginkan, ;ecuali untuk bahan5bahan
8/16/2019 pembahasan emulsi
14/58
aktif, bahan5bahan yang akan digunakan biasanya diseleksi menurut sifat5sifatnya, seperti
mudah tidaknya bahan tersebut menghasilkan emulsi yang stabil. $ebagai contoh minyak
nabati biasanya sulit mengemulsi dibandingkan dengan minyak mineral dan pelarut non
polar yang mengandung klor lebih sulit mengemulsi dari pada hanya mengandung
hidrokarbon biasa. ;arena masalah pembuatan emulsi lebih kompleks (serta penyimpanan
dan transportasinya) dibandingkan dengan pembuatan larutan, maka cara pembuatan
terbaik adalah memilih bahan5bahan dasar yang mudah diemulsifikasi bila hal tersebut
memungkinkan.
Bahan H&r'!&l&k yang biasa digunakan didalam emulsi adalah air, garam5garam,
pelarut polar, bahan5bahan yang larut dalam air (!at 3arna, obat5obatan, pestisida, dll)
serta emulsifier yang mudah larut dalam air. #ada 3aktu pembuatan emulsi, bila bahan
lipofilik dipanaskan, maka lebih baik memanaskan bahan hidrofilik 5* NF diatas suhu
bahan lipofilik dengan tujuan mencegah pendinginan dan kristalisasi. Bila didalam
formula suatu emulsi minyak dalam air terdapat garam atau asam, maka ada baiknya
bahan hidrofiliknya dibagi menjadi dua bagian, bagian yang terakhir cukup sedikit saja
untuk melarutkan garam atau asam dan ditambahkan setelah emulsi primer yang baik
terbentuk.
Emuls&!&er merupakan suatu langkah maju didalam bidang teknologi pembuatan
emulsi dengan menggunakan teori DB dalam proses pemilihannya. $istem ini diciptakan
berdasarkan beberapa percobaan empiris dan merupakan perbaikan dari pernyataan yang
menyatakan bah3a untuk membuat emulsi minyak didalam air lebih baik menggunakan
emulsifier yang larut air dan demikian sebaliknya. #eneratan teori ini didalam proses
pembuatan emulsi ternyata dapat mengeliminir sebagian besar dari jumlah percobaan yang
seharusnya dibuat.
II. +. Pr'ses Pem)uatan Emuls&
#roses pembuatan emulsi dapat bermacam5macam tergantung pada tujuan yang
ingin dicapai, namun prinsipnya proses tersebut melibatkan dua hal pokok, yaitu
penurunan tegangan permukaan oleh emulsifier dan input energi mekanis. #ada umumnya
kalau terjadi penurunan tekagangan permukaan , maka pembentukan emulsi akan lebih
mudah terjadi sehingga input energi mekanis yang dibutuhkan semakin berkurang.
emikian sebaliknya, bila jumlah emulsifier yang ditambahkan hanya sedikit, maka untuk
membentuk emulsi yang stabil diperlukan lebih banyak input energi mekanis
8/16/2019 pembahasan emulsi
15/58
1. Peng'lahan "kala La)'rat'r&um
#engolahan skala labolatorium patut mendapat perhatian karena sering menemui
kesulitan, terutama dalam usaha meniru teknik pengolahan skala pabrik. $ebagai contoh,
proses pembuatan emulsi yang agak kental dengan peralatan skala labolatorium
sebenarnya membutuhkan input energi yang sangat tinggi per satuan =olume emulsi. Bila
proses pembuatan emulsi tersebut menggunakan 83aring lendor9, maka sebagian dari
energi yang diberikan akan dipakai untuk mendisfersikan sejumlah besar udara kedalam
sistem emulsi. ;arena itu peralatan emulsi di labolatorium sering tidak memberikan hasil
yang sama dengan pengolahan di pabrik.
2. Peng'lahan "kala Pa)r&k
2iak proses pembuatan emulsi pada skala labolatorium telah dikerjakan mendekati sama
dengan keadaan pabrik, maka nantinya hanya akan terdapat masalah5masalah biasa yang pada
banyak kejadian dapat dipecahkan dengan mudah. engan dasar pembuatan di labolatorium,
maka penetapan suatu prosedur pembuatan emulsi pada skala pabrik akan lebih mantap.
alam hal ini perlu diperhatikan bah3a sering kali perbedaan kecil didalam prosedur dapat
menyebabkan produk akhir yang berbeda total.
II. 5. Peralatan Emuls&!&kas&
#emilihan perlatan emulsifikasi biasanya tergantung pada pengunaaan emuliny,
sebagai contoh, untuk membuat emulsi insektisida di lapangan tidak dibutuhkn peralatan
yang rumi. $edangkan untuk membuat emulsi di pabrik dibutuhkan peralatan yang dapat
bekerja ekonomis. "ujuan penggunaan peralatan emulsifikasi,baik yang sederhana maupun
yang kompleks,adalah untuk memecah atau mendispersikan fase terdispersi didalam medium
disperse,sehingga ukuran partikel dari emulsifikasi yang terbentuk cukup kecil untuk
menahan penggumpalan yang berakibat pada pecahnya emulsi.faktor5faktor utama yang
dipakai sebagai bahan yang pertimbangan dalam pemilihan peralatan emulsifikasi adalah
=iskositas emulsi pada berbagai tahap pembuatan,jumlah input energi mekanis yang
dibutuhkan dan kebutuhan akan alat penukar panas.pembuatan emulsi sanagat dipengaruhi
oleh tipe pengadukan
8/16/2019 pembahasan emulsi
16/58
#eralatan utama yang umum digunakan untuk emulsifikasi di dalam industri pangan
adalah berbagai tipe miGer, homogeni!er bertekanan (pressure homogeni!er), gilingan koloid
(colloid mill) dan peralatan ultrasonic (ultrasonic de=ice)
a. 1iGer
1iGer dengan pengaduk yang berkecepatan rendah mempunyai daya mencampur
yang rendah dan hanya menimbulkan sedikit putaran. #enggunaannya didalam proses
emulsifikasi dibatasi oleh bahn5bahan yang mempunyai =iskositas yang tinggi, pada beberapa
jenis bahan, gerak pengaduk ini menyebabkan massa bahan mengembang dan memudahkan
emulsifikasi.
1iGer digunakan di dalam industri terdapat dalam berbagai kapasitas, mulai dari yang
lebih kecil satu liter sampai yang berukuran beberapa meter kubik.
#ada gambar dapat dilihat suatu pengaduk sederhana yang berputar didalam suatu
tabung silinder besar. $elama pengadukan cairan ikut berputar mengikuti suatu garis edar
yang besar dan sedikit =ertical.proses pencampuran akan berlangsung dengan efisien bila ada
gerak liran lateral dan =ertical yang mendistribusikan bahan5bahan secara cepat keseluruh
bagian tangki
8/16/2019 pembahasan emulsi
17/58
'gar pengadukan berlangsung efisien, maka pada tangki biasanya dipasang piring5
piring penghalang (baffles) yang berfungsi mencegah cairn naik(gambar -5*). #ada miGer
yang menggunakan pengaduk berbentuk propeller, cairan didorong naik turun menjadi
turbulen.sebagai akibatnya pengadukan berlangsung lebih efisien. #engauk berbetuk
propeller umumnya digunakan untuk membuat emulsi yang mempunyai =iskositas rendah
sampai sedang. Bila emulsifier yang digunakan cukup dan proses pengadukan dilakukan
sebagaimana mestinya, maka emulsi yang terbentuk akan mempunyai ukuran partikel yang
lebih kecil dibandingkan dengan homogeni!er atau gilingan koloid.
8/16/2019 pembahasan emulsi
18/58
1iGer yang mempunyai pengaduk turbi umumnya mempunyai kecepatan yang lebih
tinggi gaya sentrifugal yang terbentuk akan mendorong cairan kesegala arah sehingga proses
pencampurannya berlangsung efisien (gambar -5+). 1iGer ini dapat digunakan untuk
mengemulsikan cairan yang mempunyai =iskositas agak tinggi serta dapat digunakan untuk
membuat adonan kue, membuat mentega da margarine.partikel emulsi yang terbentuk
umumnya mempunyai diameter kira5kira .
b. ?ilingan koloid
gilingan koloid sebenarnya merupakan suatu modifikasi dari turbi, namun pada kasus
ini jarak antara rotor dan stator hanya beberapa per seribu inchi saja (gambar -5) . dengan
jarak yang kecil ini, maka gaya gesekan yang besar dapat terjadi. $ebagian besar gayagesekan ini akan hilang menjadi panas, sehingga temperatr bahan akan meningka dengan
sangat besar, karena gilingan koloid selalu dilengkapi dengan unit pendingin khusus.
#ada umumnya gilingan koloid lebih
cocok digunakan untuk mengemulsikan bahan5bahan yang mempunyai =iskositas tinggi
dibandingkan dengan homogeni!er bertekanan. Bahan yang masuk dapat berupa cairan atau
asta dan laju pengeluarannya berbanding terbalik dengan =iskositasnya,emulsi yang
dihasilkan oleh gilingan koloid mempunyai ukuran partkel yang Geragam,dan ukurannya
tergantung pada jarak rotor dan statornya. #ada umumnya diameter ukuran partikel tersebut
berkisar antara &5 mikron
c. Domogeni!er
homogeni!er adalah sejenis alat yang digunakan untuk mendispersikan suatu cairan
didalam cairan lainnya,alat ini cocok digunakan untu membuat emulsi dengan kestabiilan
8/16/2019 pembahasan emulsi
19/58
tinggi, ;arena dapat menghasilkan emulsi yang berukuran partikel lebih kecil dari satu
micron serta seragam. idalam industri pangan,homogeni!er banyak digunakan untuk
mereduksi ukuran globula lemak didalam susu segar system emulsinya lebih stabil.
Domogeni!er yang digunakan di dalam industri tersebut terdapat didalam banyak
model dan kapasitas.perbedaan model tersebut terdapat dalam banyak model dan kapasitas.
#erbedaan model tersebut umumnya terletak pada konstrukis lubang dan alat pengatur
pengeluaranya.
idalam homogeni!er, pada prinsipnya cairan yang akan diemulsikan dipaksa
mele3ati suatu lubang sempit diantara lubang tetap dan suatu batang yang dapat digerak5
gerakan. uas lubang dapat diperkecil dengan menekan batn ke dalam lubang dengan
bantuan sekrup pengatur.batang dan kumpulan lubang5lubang tersebut dibuat dari baja ynag
sangat kut agar dapat menahan gesekan dari laju bahan yang sangat tinggi. Emulsifikasi
terjaid pada saat bahan mele3ati lubang dan ketika bahan bergesekan dengan dinding yng
mengelilingi batang. isamping itu pegas yang terletak diatas batang dapat menghasilkan
8/16/2019 pembahasan emulsi
20/58
getaran mekanis yang berfrekuensi tinggi,sehingga dapat membuat cairan terdispersi (seperti
metode ultrasonik).pada gambar -5- dapat dilihat salah satu model homogen!er yang banyak
digunakan didalam industri. #ada homogei!er model ini,cairan yang akan diemulsikan
dipaksa melalui lubang5lubang yang berukuran &@ 5+ cm dengan gaya yang berkisar antara
@@5@@@ psi.
ibandingkan dengan gilingan koloid, homogeni!er dapat menghasilkan partikel yang
berukuran lebih kecil tetapi tidak seragam. #erbedaan lainnya adalah kenaikan temperature
pada saat homogenisasi cukup rendah,yakni berkisar antara &@5*@@6 3alaupun pada kejadian
tertentu kenaikan temperature tersebut dapat mencapai @54@@6,yakni tergantung pada tipe
pompa yang digunakan menekan cairan. #ada umumnya pompa dengan system piston
menyebabkan kenaikan temperature yang lebih rendah dengan pompa yang bergerigi.
Domogeni!er dapat digunakan untuk mendispersikan cairan maupun pasta,karena
tekanan pemasukannya tinggi maka =iskositas dispersinya hanya mempunyai pengruh yang
kecil terhadap laju pengeluarannya. Bila cairan atau pasta yang dimasukan telah dicampur
dahulu, maka setelah homogenisasi akan dihasilkan suatu emulsi yang halus dengan partikel
berukuran @,&5@, mikron
d. #eralatan
8/16/2019 pembahasan emulsi
21/58
#rinsip dari alat ini yaitu suatu pisau dengan bentuk mata runcing ditempatkan
didepan mulut sebuah pipa. Fairan dipompa melalui pipa dan pancarannya menimpa mata
pisau sehingga terjadilah getaran. #isau tersebut secara normal terjepit pada satu atau lebih
titik dan berensonansi pada frekuensi yang menghasikan gelombang ultrasonic didalamcairan.intentitasnya tidak terlalu besar tetapi cukup ,dan dekatdengan pisau terjadi rongga
didalam cairan yang menyebabkan terjadi emulsifikasi. Fairan disuplai secara normal ke
mulut pipa oleh sebuah pompa tipe bergerigi yang getaran biasanya berkisar @5@@ psi.
frekuensi getaran biasanya berkisar 5*@ ;h! dan ukuran partikel fase terdispersinya sekitar
&5 mikron . peralatan ultrasonikyang dirancang untuk industri terdiri dari
kerangka,penyemrot yang dapat diatur,penyemrot yang dipasang pisau penggetar dan bel
rensonan.
II. -. #esta)&lan Emuls&
emusi dapat diklasifikasikan menurut kestabilannya, pertamP adalah 8emulsi
temporer99,yaiitu emulsi yang memerlukan pengocokan yang kuat sebelumb digunakan.
Fontohnya adalah 86rench dressing9 yang terbuat dari minyak, cuka dan bumbu kering,
emulsi temporer biasanya mempunyai =iskositas yang rendah. ;edua adalah 8emulsi
semipermanen9,yaitu emulsi yang mempunyai =iskositas kentalseperti krim, contohnyaadalah 8salad dressing9 yang mengandung sirupp, madu9, condensed soup9 atau stabili!er
komersil seperti gum dan pectin.ketiga adalah 8emulsi permanen9 yaitu emulsi yang
mempunyai =iskositas tinggi. Liskositas yang tinggi ini akan memperlambat penggumpalan
fase terdispersi
$elama suatu emulsi disimpan dapat terjadi perubahan5perubahan fisik didalam
butiran5butiran terdispersinya yang berakibat pada penurunan mutu. #erubahan stabilitas
dapat terjadi melalui proses creaming,flocculation dan coalescence
8/16/2019 pembahasan emulsi
22/58
5creaming meliputi flotais atau sedimentsi butir5butir teremulsi akibat gaya gra=itasi,yaitu
pada akhirnya mengakibatkan system emulsi berubah menjadi dua lapisan emulsi. Qang
satunya mempunyai fase terdispersi dengan konsentrasi yang tinggi,sedangkan yang lainnya
mempunyi fase terdispersi dengan konsentrasi yang rendah..pada creamin tidak terjadi
pemecahan emulsi,tetapi bila creaming yang terjadi bil creaming yang terjadi diikuti dengan
peningkatan ukuran partikel,maka proses tersebut dapat berakhir dengan pemecahan emulsi.
Freaming hanya terjadi pada emulsi yang encer dan dengan syarat bah3a kedu fasenya
mempunyai berat jenis yang berbeda dan medium pendispersinya adalah cairan yang mudah
mengalir. #ada creaming,jika fase terdispersinya mempunyai berat jeis yang lebih besar dari
medium dispersinya, maka creamnya akan keba3ah,demikian juga sebalikya.laju creaming
tergantung pada perbedaan berat jenis antara fase terdispersi dan medium dispersi, ukuran
butiran dan =iskositas medium dispersi. ;ecepatan pemisahn butiran (L) dapat dihitung
dengan persamaan $tokes %
LI
RI radius butiran
gI percepatan gra=itasi
d& dan d Iberat jenis kedua fase
laju creaming dapat dipercepat dengan cara sentrifugasi dan pengenceran fase kontinyu. #ada
sentrifugasi hanya terjadi penekanan pengaruh perbedaan bert jenis kedua fase, sedangkan
pada pengenceran fase kontinyu terjadi perubahan rasio distribusi emulsifier didalam sistem
emulsi dan juga mengakibatkan perubahan distribusi emulsifier pada interfase5nya
5flocculation atau fkokulasi pengelompoka butiran5butiran menjadi gumpalan5gumpalan yang
longgar dan tidak teratur. #ada flokulasi tidak terjadi penggabungan butiran5butiran yang
kecil menjadi butiran5butiran yang lebih besar.pada umumnya butir5butir yang mengelompok
dapat didispersikan kembali dengan pengadukan atau pengocokan,apabila gaya5gaya antara
butiran5butirannya ( gaya =an der 3alls) lemah.
8/16/2019 pembahasan emulsi
23/58
5 coalescence ialah pengabungan butir5butir emulsi yng kecil menjaid butir5butir yang lebih
besar. #roses ini tidak re=ersibel dan terjadi setelah flokulasi,yakni apabila lapisan interfasial
emulsifiernya pecah. Foalescence adalah suatu proses thermodinamika yang terjadi secara
spontan dan mempunyai peranan yang penting pada pemisahan kedua fase di dalam emulsi
menjadi dua lapisan yang berbeda.laju coalescence dipengaruhi oleh daya tahan lapisan
interfasial emulsifier terhadap gesekan atau tumbukan yang meningkat selama pengadukan
atau pembekuan emulsi.
Emulsi dapat dipecahkan dengan beberapa cara,yaitu % pemanasan, penambahan
elektrolit,pengadukan mekanis dan sentrifugasi dengan kecepatan tinggi.pemanasan tidsk
efektif untuk memecahkan emulsi tipe air dalam minyak da penambahan suatu elektrolit akan
merusak kesetimbangan antar fase.pengadukan mekanis yang dapat merusak struktur molekul
emulsifier atau merubah posisi molekul emulsifier yang sudah mapan pada lapisan interfasial
sehingga memungkinkan terjadinya penggabungan kembali molekul5molekul fase yang
sejenis. $edanglan sentrifugasi berkecepatan tinggi akan menyebabkan fase yang mempunyai
berat jenis lebih rendah mengapung sehingga membentui lapisan krim dipermukaan.
6aktor5faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi adalah sebagai berikut %
• #erbedaan berat jenis antara kedua fase. #erbedaan yang minimum adalah yang baik.
• ;ohesi fase terdispersi,sifat kohesi yang minimum adalah yang baik
• #ersentase padatan didalam emulsi.persentase fase terdispersi yang rendah adalah
yang baik
• "emperatur luar yang ekstrim. "emperatur luar yang tinggi atau rendah adalah kurang
baik
•
8/16/2019 pembahasan emulsi
24/58
• istribusi ukuran butiran fase terdispersi.
8/16/2019 pembahasan emulsi
25/58
Fara pembuatan yogurt adalah dengan mencampurkan &@,A susu tanpa lemak, A
lemak susu, &A sukrosa dan *A biakan campuran streptococcus lactis dan lactobacillus
bulgaricus, selanjutnya diinkubasi pada suhu +* NF selama & jam. Emulsifier atau stabili!er
seperti gelatin akan memberikan hasil yang lebih baik tanpa menghambat proses
pengasaman.
;E2<
;eju adalah produk yang dibuat dari tahu susu sapi atau he3an lainnya. "ahu tersebut
diperoleh dengan mengkoagulasikan kasein susu denagn suatu en!im (biasanya rannin) atau
asam (biasanya asam laktat). "ahapan pembuatan keju yaitu%
• koagulasi susu oleh rennet,
• pemecahan dadih dan pengeluaran 3hey (pemanasan),
• pengepresan dadih,
• penggaraman dan
• pemeraman.
#roses homogenisasi susu hanya dilakukan pada pembuatan keju lunak dengan
maksud menyempurnakan daya olesannya serta mereduksi kehilangan lemak didalam 3hey
pada 3aktu tahunya dipisahkan. #ada keju semi lunak dan keju keras tidak dilakukan
homogenisasi susu hal ini dikarenakan homogenisasi dapat menyebabkan peningkatan luas
permukaan lemak sehingga reaksi lipofilik selama proses pematangan akan meningkat dan
mengakibatkan keju yang diperoleh mempunyai bau dan rasa yang kurang enak.
#ada pembuatan keju, penambahan emulsifier merupakan campuran garam5garam
fosfat akan memberikan hasil yang lebih baik (tekstur dan penampilannya) terutama pada
keju5keju yang tidak difermentasi seperti cottage cheese.
1EH"E?'
8/16/2019 pembahasan emulsi
26/58
1entega merupakan emulsi air didalam minyak (3/o) dengan kandungan @A dari
berat lemak. Bahan baku untuk membuat mentega adalah lemak susu, biasanya dalam bentuk
krim. ;rim dipisahkan dari susu dan mengandung *@5*A lemak. $ebelum di proses lebih
lanjut krim dipasteurisasi terlebih dahulu.
#engocokan dapat dilakukan dengan sistem batch atau sistem kontinyu yang
menggunakan pengaduk mekanis dan dirancang untuk mengubah sistem emulsi alamiah di
dalam air dan tiap5tiap globula tersebut dikelilingi oleh sutau membran fofpolipid yang
mengandung lechitin. #engocokan ini akam memecah membran sehingga globula5globula
tersebut bertubrukan satu dengan yang lainnya, hasilnya globula tersebut berkumpul bersama
dan membentuk granula mentega yang kecil, makin lama makin besar ukurannya dan
akhirnya terpisah dari fase air krim. 6ase air terpisah disebut buttermilk.
#ada proses pengocokan terjadi pemecahan emulsi dan granula5granula akan
terbentuk pada @ N6. #ada titik ini pengadukan dihentikan dan buttermilk dikeluarkan dari
3adah, keadaan emulsi sudah berubah. 1assa buttermilk merupakan komponen utama dan
merangkap &A buttermilk didalamnya. isini butterfat menjadi fase kontinyu dan sisa
buttermilk yang sebagian besar terdiri dari air dengan terlarut laktosa, kasein dan padatan
susu lainnya tersuspensi sebagai butiran5butiran di dalam massa lemak. Dal ini terjadi setelah
proses pengocokan yang berlangsung +@ menit. $etelah itu massa mentega dicuci dengan air
bersih untuk mengeluarkan sisa5sisa buttermilknya, kemudian sisa air pencuci dikeluarkan
dan ditaburi garam. ;emudian diteruskan dengan menyeragamkan dispersi garam dan
memecah butir5butir air sampai sekecil5kecilnnya.
#enambahan garam sebanyak ,A dari produk akhir sudah cukup untuk membuat
rasanya enak. ?aram ini berfungsi sebagai bahan penga3et dan dapat mencegah
pertumbuhan spora5spora bakteri, juga biasanya ditambahka Hatrium ben!oat. $elain itu juga
ditambahkan emulsifier seperti lechitin, monogeliserida atau kuning telur dengan tujuan
untuk meningkatkan kestabilan emulsi.
$'' RE$$7H?
$alad dressing atau salad krim merupakan suatu emulsi pangan yang mengandung *@5
@A minyak, yang mempunyai bentuk hampir sama dengan mayonnaise, tetapi umunya
mempunyai kandungan lemak yang lebih rendah serta menggunakan pasta pati sebagai
8/16/2019 pembahasan emulsi
27/58
pengental. $edangkan kuning telur, cuka dan bumbu5bumbu lain berfungsi sebagi emulsifier.
#ada pembuatan salad dressing yang perlu diperhatikan pemanasan patinya, dengan tujuan
untuk memperoleh derajat kekentalan yang diinginkan. Fuka ditambahkan pada pasta pati
yang telah dimasak sebelumnya. ;emudian ditambahkan minyak, kuning telur dan bahan5
bahan lainnyasebelum dilakukan emulsifikasi dengan pengadukan. esitin dalam kuning telur
akan berfungsi sebagai emulsifier dan gum tragacanth biasanya sebagai stabili!er.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah Teknologi Emulsi iniialah :
• Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain,
dalam bentuk tetesan kecil.
• Emulsifier merupakan 8surfactant9 yang mempunyai dua gugus, yaitu gugus hidrofilik dan
gugus lipofilik.
• Emulsi mempunya tipe yaitu % "ipe '/1 ('ir/1inyak) atau W/O (Water/Oil) dan "ipe 1/'
(1inyak/'ir) atau W/O (Water/Oil).
•
$ifat 6isik Emulsi% #enampakan, Liscositas, ispersibilitas dan aya Emulsi,
8/16/2019 pembahasan emulsi
28/58
$ebutkan kelebihan dan kekurangan metode cara pembuatan !at pengemulsi
(emulgator) emulsi
2a3aban
#ada metode pembuatan !at pengemulsi ini tidak ada secara sepesifkasi
terperinci yang menjelaskan tentang kelebihan dan kekurangan dari
metode ini, pemakaian metode ini tergantung suatu pabrik akanmemakai metode apa dalam penggunaan !at pengemulsi pada
campuran emulsi.
Bagaimana cara mendapatkan nilai DB pada campuran emulsi
2a3aban
Hiai DB suatu emulsifier dapat ditentukan dengan salah satu metode
titrasi, membandingkan struktur kimia molekul, mencari korelasi
dengan nilai tegangan permukaan struktur kimia molekul, mencari
korelasi dengan nilai tegangan permukaan dan tegangan interfasial,
koefisien pengolesan, daya larut !at 3arna, konstanta dielektrika dan
dengan teknik kromatografi gas 0 cairan.
#ersentase masing5masing emulsifier dalam suatu kombinasi emulsifier dengan nilai DB juga dapat dihitung dengan formulasi berikut% imana %
' I Emulsifier '
B I Emulsifier B
K I Hilai DB yang diinginkan
'pa pengaruh emulsifier terhadap campuran emulsi
2a3aban
#engaruh emulsifier terhadap campuran emulsi untuk mereduksi
bergabungnya tetesan disperse dalam fase kontinyu sampai batas yang
tidak ditentukan.
Fontoh larutan minyak dan air. ;edua campuran ini memiliki fase,
densitas dan =iscositas yang berbeda yang tidak dapat salaing
melarutkan, apabila kedua campuran ini ditambahkan emulsifier maka
terjadi pencapuran dan salaing melarutkan.
ari praktikum yang telah dilakukan kapan terbentuknya emulsi
2a3aban
$elama @ menit setelah terjadi pencampuran, penambahan emulsifier
dan setelah terjadi pengadukan.
Bertahanya campuran emulsi tergantung seberapa banyak emulsifier
yang digunakan dan suhu sekitar larutan yang mempengaruhi Bagaimana proses pembuatan emulsi pada skala pabrik
8/16/2019 pembahasan emulsi
29/58
2a3aban
#ada proses pembuatan emulsi pada skala pabrik alat5alat Qang
digunakan disesuaikan dengan Bahan baku yang akan digunakan juga
hasil yang disesuaikan,misalnya penggiling koloiddigunakan untuk
bahan baku yang mempunyai =iskositas yang tinggi dan hasil yang
dihasilkan seragam Bagaimana cara pembutan tahu susu murni
2a3aban
#ada dasarnya pembuatan tahu susu ini sama dengan proses pembuatan
tahu kedelai, bahan utamanya pun sama yaitu kacang kedelai hanya
bedanya pada saat pembuatannya ditambahkan susu sapi. #ada saat
pengumpalannya di tambahkan asam cuka agar mudah menggumpal.
• #el'm('k 3
'pa yang dimaksud dengan globula
2a3aban
?lobula merupakan fase yang terdispersi yang berupa gumpalan5
gumpalan.
'pa yang dimaksud emulsi perolal
8/16/2019 pembahasan emulsi
30/58
2a3aban
Emulsi dalam pemakaian dalam (peroral) umumnya tipe O/W. Emulsi
tipe o/3 (emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar ke
dalam air)
'pa perbedaan + metode adsorbsi
2a3aban
"eori tegangan permukaan ("eori $urface "ension)
aya tarik menarik molekul (;ohesi (sejenis) dan 'desi
(berlainan jenis)). aya kohesi tiap !at selalu sama, sehingga pada
permukaan suatu !at cair (bidang batas antara air dan udara) akan
terjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya keseimbangan gaya
kohesi (tegangan permukaan/surface tension). $emakin tinggi
perbedaan tegangan yang terjadi pada bidang batas mengakibatkan
antara kedua !at cair itu semakin susah untuk bercampur. "egangan
pada air bertambah dengan penambahan garam5garam anorganik atau
senya3a elektrolit, tetapi berkurang dengan penambahan senya3a
organik tertentu seperti sabun.
"eori Oriented Wedengane, Emulgator terbagi %
5 Didrofilik % bagian emulgator yg suka pada air.
5 ipofilik% bagian emulgator yg suka pd minyak
Emulgator dapat dikatakan pengikat antara air dan minyak
yang membentuk suatu keseimbangan (DB) antara kelompok
hidrofil C lipofil. 1akin besar DB makin hidrofil (emulgator
mudah larut dalam air C sebaliknya).
"eori 7nterpelasi film
Emulgator akan diserap pada batas antara air dan minyak,
sehingga terbentuk lapisan film yang akan membungkus partikel fase
dispersi menyebabkan partikel sejenis yang akan tegabung akan
terhalang.
8/16/2019 pembahasan emulsi
31/58
"eori Electric ouble ayer (lapisan listrik rangkap).
"erjadinya emulsi karena adanya susunan listrik yg
menyelubungi partikel shg terjadi tolak5menolak antara partikel
sejenis. "erjadinya muatan listrik disebabkan oleh salah satu dari
ketiga cara berikut%
a."erjadinya ionisasi dari molekul pada permukaan partikel
b."erjadinya absorpsi ion oleh partikel dari cairan sekitarnya
c."erjadinya gesekan partikel dengan cairan sekitarnya.
6actor 0 factor apakah yang memepengaruhi kerusakan emulsi
2a3aban.
Freaming è isebabkan oleh terjadinya perbandingan antara air danemulsifier yaitu air yang terkandung lebih banyak daripada emulsifier
sehingga hasil emulsifikasi yaitu creamSyang akan keba3ah hal ini
disebabkan karena fase terdispersinya mempunyai berat jenis yang
lebih besar dari medium pendispersinya
6locculationèdisebabkan karena kurangnya pengadukan atau
pengocokan pada proses emulsifikasi sehingga menyebabkan terjadi
pengelompokan butiran butiran menjadi gumpalan yang longgar dan
tidak teratur.
Foalescenceèdisebabakan ;arena kecepatan pengadukan dan
pengocokan yang berlebihan pada proses emulsifikasi sehingga terjadi
penggabungan butir5butir emulsi yang kecil menjadi butir5butir yang
lebih besar
• #el'm('k /
'pa yang dimaksud dengan nilai DB, ;egunaan DB pada suatu larutan
emulsi
Didrophilic 0 ipophilic Balance yang disingkat dengan DB
menggambarkan rasio berat gugus hidrofilik dan lipofililik didalam
molekul emulsifier.
Emulgator dapat dikatakan pengikat antara air dan minyak yang
membentuk suatu keseimbangan (DB) antara kelompok hidrofil C
lipofil. 1akin besar DB makin hidrofil (emulgator mudah larut
dalam air C sebaliknya).
8/16/2019 pembahasan emulsi
32/58
'pa perbedaan sifat fisik hidrofilik dan lipofilik
2a3aban
Didrofilik % bagian emulgator yg suka pada air
5 1erupakan suatu jenis emulsi yang fase terdispersinya berupaminyak yang terdistribusi dalam bentuk butiran5butiran kecil
didalam fase kontinyu yang berupa air. Emulsi tipe ini
umumnya mengandung kadar air yang lebih dari *& 5 +&A
sehingga emulsi 1/' dapat diencerkan atau bercampur dengan
air dan sangat mudah dicuci.
5 #ada fase ini bersifat polar maka molekul 0 molekul emulsifier
tersebut akan teradsorbsi lebih kuat oleh air dibandingkan
minyak.
ipofilik% bagian emulgator yg suka pada minyak
5 Emulsi ini mengandung air yang merupakan fase internalnya dan
minyak merupakan fase luarnya. Emulsi tipe '/1 umumnya
mengandung kadar air yang kurang dari &@ 5 A dan
mengandung sebagian besar fase minyak. Emulsi jenis ini dapat
diencerkan atau bercampur dengan minyak, akan tetapi sangat
sulit bercampur/dicuci dengan air.
5 #ada fase ini bersifat non polar maka molekul 0 molekul
emulsifier tersebut akan teradsorbsi lebih kuat oleh minyak
dibandingkan oleh air.
8/16/2019 pembahasan emulsi
33/58
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Prakt&kum
• 1ahasis3a dapat memahami proses pembuatan sediaan emulsi
• 1ahasis3a dapat menentukan nilai DB butuh yang digunakan dalam pembuatan sediaan
emulsi
• 1ahasis3a dapat mengetahui pengaruh nilai DB terhadap stabilitas emulsi
• 1ahasis3a mampu memahami e=aluasi sediaan emulsi
1.2 Pr&ns&( Prakt&kum
• #enentuan nilai DB butuh minyak yang digunakan dalam pembuatan emulssi sesuai dengan
konsentrasi surfaktan sesuai formulasi.
• #embuatan sediaan emulsi dengan terlebih dahulu mencampurkan fase air dengan t3een @
dan fase minyak dengan span @, kemudian kedua fase tersebut dicampurkan pada suhu @ oF
hingga terbentuk suatu emulsi.
• E=aluasi stabilitas sediaan emulsi dengan mengamati apakah terjadinya pemisahan antara
fase minyak dan fase air dalam suatu system emulsi.
8/16/2019 pembahasan emulsi
34/58
II TIN4AUAN PU"TA#A
2.1.De!&n&s& Emuls&
Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang
lain, dalam bentuk tetesan kecil. 2ika minyak yang merupakan fase terdispersi dan larutan air
merupakan fase pemba3a, sistem ini disebut emulsi air dalam minyak. $ebaliknya, jika air
atau larutan air yang merupakan fase terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak
merupakan fase pemba3a, sistem ini disebut sistem emulsi air dalam minyak.
Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi yang mencegah
koalesensi, yaitu penyatuan tetesan kecil menjadi tetesan besar dan akhirnya menjadi satu
fase tunggal yang memisah. Bahan pengemulsi ($urfaktan) menstabilkan dengan cara
menempati antar permukaan antara tetesan dan fase eksternal, dan dengan membuat batas
fisik disekeliling partikel yang akan berkoalesensi. $urfaktan juga mengurangi tegangan antar
permukaan antar fase, sehingga meningkatkan proses emulsifikasi selama pencampuran.
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi
dalam cairan pemba3a, distabilkan dengan !at pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Emulsi
merupakan sediaan yang mengandung dua !at yang tidak tercampur, biasanya air dan
minyak, di mana cairan yang satu terdispersi menjadi butir5butir kecil dalam cairan yang lain.
ispersi ini tidak stabil, butir5butir ini bergabung (koalesen) dan membentuk dua
lapisan air dan minyak yang terpisah. >at pengemulsi (emulgator) merupakan komponen
yang paling agar memperoleh emulsa yang stabil. $ebagai emulgator agar5agar dilarutkan
dulu dalam air panas dan dibiarkan sehari semalam lalu didihkan lagi. alam air dingin agar5
agar tidak larut tetapi mengembang dan larutannya @,A agar5agar masih berupa selai.
igunakan larutan agar5agar sebagai emulgator, adalah karena =iskositas larutannya
yang tinggi, maka itu penggunaannya sebagai emulgator adalah merupakan campuran dengan
emulgator lain seperti, #?', $pan dan "3een, "ragacantha. $etelah dibuat larutan lalu dibuat
emulsi dengan minyaknya dengan diaduk kuat5kuat dengan miGer (alat pencampur). $emua
emulgator bekerja dengan membentuk film (lapisan) di sekeliling butir5butir tetesan yang
terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinya koalesen dan terpisahnya cairan
dispers sebagai fase terpisah. "erbentuk dua macam tipe emulsi yaitu 3emulsi tipe 1/' di
mana tetes minyak terdispersi dalam fase air dan tipe '/1 di mana fase intern adalah air dan
fase eGtern adalah minyak. >at pengemulsi adalah #.?.'., "ragacantha, ?elatin, $apo,
$enya3a 'mmonium k3artener, Fholesterol, $urfactan seperti "3een, $paan dan lain5
lainnya.
8/16/2019 pembahasan emulsi
35/58
Emulsa dapat dibedakan dalam%
&. Emulsa Lera (Emulsi alam) dan
. Emulsa $puria (Emulsi buatan)
#embuatan emulsi minyak lemak biasanya dibuat dengan emulgator gom arab,
dengan perbandingan untuk &@ bagian minyak lemak dibuat &@@ bagian emulsi. ?om arab
yang digunakan adalah separo jumlah minyak lemak. $edangkan air yang digunakan adalah
&, G berat #?'.
2.2 De!&n&s& "ul!aktan
$urfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik)
dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) sekaligus, sehingga dapat mempersatukan
campuran yang terdiri dari minyak dan air. $urfaktan adalah bahan aktif permukaan, yang
bekerja menurunkan tegangan permukaan cairan, sifat aktif ini diperoleh dari sifat ganda
molekulnya. Bagian polar molekulnya dapat bermuatan positif, negatif ataupun netral, bagian
polar mempunyai gugus hidroksil semetara bagian non polar biasanya merupakan rantai alkil
yang panjang. $urfaktan pada umumnya disintesis dari turunan minyak bumi dan limbahnya
dapat mencemarkan lingkungan, karena sifatnya yang sukar terdegradasi, selain itu minyak
bumi merupakan sumber bahan baku yang tidak dapat diperbarui.
2.3 T&(e Emuls&
$alah satu fase cair dalam suatu emulsi terutama bersifat polar (sebagai contoh air),
sedangkan lainnya relatif non polar (sebagai contoh minyak).
&. Bila fase minyak didispersikan sebagai bola5bola ke seluruh fase kontinu air, sistemtersebut dikenal sebagai suatu emulsi minyak dalam air (o/3).
. Bila fase minyak bertindak sebagai fase kontinu, emulsi tersebut dikenal sebagai
produk air dalam minyak (3/o).
Emulsi yang dipakai untuk obat luar bertipe o/3 atau 3/o, ntuk tipe o/3 menggunakan
!at penegemulsi disamping beberapa yang dikemukakan tadi yakni natrium lauril sulfat,
trietanolamin stearat.
8/16/2019 pembahasan emulsi
36/58
8/16/2019 pembahasan emulsi
37/58
nonpolar dari surfaktan. 1etode yang dapat digunakan untuk menilai efisiensi emulgator
yang ditambahkan adalah metode DB (Dydrophilic5ipophilic Balance).
2./ N&la& HLB
DB adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara senya3a hidrofilik (suka
air) dengan senya3a oleofilik (suka minyak). $emakin besar harga DB berarti semakin
banyak kelompok senya3a yang suka air. artinya, emulgator tersebut lebih mudah larut dalam
air dan demikian sebaliknya. kegunaan suatu emulgator ditinjau dari harga DB5nya.
HAR%A HLB # E % U N A A N
& 0 * 'nti foaming agent
+ 0 - Emulgator tipe 3/o
0 4 Bahan pembasah ( 3etting agent)
0 & Emulgator tipe o/3
&* 0 & etergent
&@ 0 & ;elarutan (solubili!ing agent)
Rumus I
' A b I ((G 0 DB b)/ DB a 0 DB b) G &@@ A
B A a I ( &@@A 0 'A)
;eterangan %
G I Darga DB yang diminta ( DB Butuh)
' I Darga DB tinggi
B I Darga DB rendah
Rumus II
(B& G DB&) J (B G DB) I (B campuran G DB campuran)
2.2 URAIAN BAHAN
&. $leum R&7&n& ($umber 67 777, hlm. +4)
Hama ain % 1inyak 2arak
1inyak jarak adalah minyak lemak yang diperoleh dengan perasan dingin biji %i"in&s
"omm&nis . yang telah dikupas.
8/16/2019 pembahasan emulsi
38/58
#emerian % Fairan kental, jernih, kuning pucat atau hamper tidak
ber3arna, bau lemah rasa manis kemudian agak pedas, umumnya memualkan.
;elarutan % larut dalam , bagian etanol (4@ A) # , mudah larut
dalam etanol mutlak dan dalam asetat glacial #.
Bobot per m % @,4* gram 0 @,4-+ gram.
;hasiat % laksati=um.
#enyimpanan % alam 3adah tertutup baik, terisi penuh.
2. A&r sul&ng 8$umber 67 777 hlm 4-)
Hama Resmi % 'Pua destillata
Hama ain % aPuades, air suling
R1TB1 % DOT&,@
#emerian % Fairan jernih, tidak ber3arna, tidak berbau, tidak berasa
#enyimpanan % alam 3adah tertutup rapat.
#enggunaan % $ebagai fasa cair
3. "(an -, (Dandbook #harmacy, &&)
Hama Resm % $orbotin 1onooleat
Hama lain % $pan @
#emerian % arutan berminyak, tidak ber3arna, bau karakteristik dari asam lemak
;elarutan % #raktis tidak larut, tetapi terdispersi dalam air, dapat bercampur dengan
alkohol, seidikit larut dalam minyak kapas.
#eyimpanan % alam 3adah tertutup rapat
;egunaan % $ebagai emulgator tipe minyak
DB butuh % +,*
/. Teen -, (Dandbook #harmacy, *+)
Hama Resmi % #olyoGyethyllene sorbitan monooleate
Hama lain % "3een @
#emerian % Fairan kental seperti minyak, jernih kuning, bau karakteristik dari asam
lemak
;elarutan % 1udah larut dalam air, dalam etanol 4 A #, dalam etanol #, sukar larut
dalam parafin cair # dan dalam minyak biji kapas #.
#eyimpanan % alam 3adah tertutup baik
;egunaan % $ebagai emulgator tipe air
8/16/2019 pembahasan emulsi
39/58
DB butuh %&,@
8/16/2019 pembahasan emulsi
40/58
III MET$DE PRA#TI#UM
2.1 Alat an Bahan
ALAT BAHAN
"imbangan
1ortir dan $tamper
Batang pengaduk
?elas ukur
#ipet tetes
;aca 'rloji
Fa3an porselin
Oleum Richini
"3een @
$pan @
'Puadest
R/ Oleum Richini &@ gram
"3een @ , gram
$pan @
'Puadest ad @ gram
2.2 *'rmulas&
2.3 Perh&tungan HLB )utuh
• DB butuh yang digunakan yaitu &
• ;onsentrasi $urfaktan , gram
• DB "3een @ &,@ DB $pan @ +,*
• "3ee @ I G &@@
8/16/2019 pembahasan emulsi
41/58
I G &@@ A
I G &@@ A I &,4-A
• #enimbangan "3een @ I G , gram I &,44 gram U &, gram
• $pan @ I &@@ A 5 &,4-A I ,@+A
• #enimbangan $pan @ I @,@& gram
2./ Pen&m)angan Bahan
#enimbangan Bahan untuk #embuatan $ediaan Emulsi sebanyak Botol
&. Oleum Richini &@ gram G I @ gram
. "3een @ &, gram G I *,- gram
*. $pan @ @,@& gram G I &,+@ gram
+. 'Puadest ad &@@ m
2. Pr'seur Pem)uatan
$iapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan
"ara botol coklat @ gram
#anaskan aPuadest
"imbang Oleum Richini, $pan @, "3een @.
1asukan $pan @ dalam fase minyak (Oleum Richini). #anaskan hingga suhu @oF.
(Fampuran &)
1asukan "3een @ dalam fase air. #anaskan hingga suhu @oF. (Fampuran )
#anaskan mortir dengan air panas.
1asukan campuran dan campuran & dalam mortir. 'duk ad hingga dingin.
"ambahkan aPuadest ad &@@m.
"imbang emulsi dalam botol @ gram
akulan e=aluasi terhadap sediaan emulsi.
8/16/2019 pembahasan emulsi
42/58
2.+ E9aluas& "e&aan
&.
8/16/2019 pembahasan emulsi
43/58
• 'mati =olume terpindahkan dari sediaan emulsi yang telah dibuat
. #emeriksaan Liskositas
1engukur =iskositas emulsi menggunakan Liskometer Brookfield %
• 1asukan emulsi kedalam beaker glass
• #asang alat brookfield dan masukan spindel dalam emulsi
• #ilih pengatur kecepatan amati jarum penunjuk pada saat konstan
• Fatat angka yang ditunjuk jarum hitung =iskositasnya.
I: HA"IL PEN%AMATAN
/.1 . Uj& Pemer&an
• Bentuk % Emulsi tipe 1/' (minyak dalam air)
• Warna sirup % #utih susu
• Bau sirup % 1inyak 2arak
• Rasa % Dambar
/.2 Pemer&ksaan (H
erajat keasaman sediaan emulsi yang dibuat adalah pD ,* (sediaan bersifat Basa emah).
/.3 Pemer&ksaan B4
#erhitungan B2
W pikno I &,*@@4 g
Wp J air I +,&* g/ml
W air I +,&* g 0 &,*@@4 g I ,@ g/ml
Wp J emulsi I +,&@ g/ml
W emulsi I +,&@ g/ml 0 &,*@@4 g I ,-g/ml
8/16/2019 pembahasan emulsi
44/58
1assa jenis emulsi I I I @,44 g/ml
B2 I I @,44
/. :'lume Ter(&nahkan
Lolume terpindahkan dari pembuatan sediaan emulsi adalah &@+ m.
/.+ Uj& :&sk's&tas
;ecepatan % *@ rpm ;oefisien % &@
$pindel % $kala % -
Liskositas I $kala G koefisien
I G &@
I -@ c#
/.5 Pengamatan #esta)&lan Emuls&
DB
Butuh
Lolume '3al
(Lo)
Lolume 'khir (Lu)6
6ase 1inyak 6ase 'ir
& &@+ m *& m * m @,++-
6 (Lolume $edimentasi) I
6 I I @,++-
;eterangan %
$etelah emulsi disimpan selama + jam, terbentuk lapisan 0 lapisan dengan konsentrasi yang
berbeda 0 beda dalam suatu emulsi (Freaming). apisan dengan konsentrasi yang lebih pekat
akan berada dibagian atas atau ba3ah tergantung dari bobot jenisnya. alam sistem emulsi
m/a (minyak dalam air) ini terjadi pemisahan antara fase minyak dan fase air dimana fase
minyak berada dibagian atas dan fase air berada diba3ah. Dal itu dikarenakan bobot jenis
8/16/2019 pembahasan emulsi
45/58
oleum ricini lebih rendah dari pada air. "etapi setelah dilakukan pengocokan kembali emulsi
kembali terdispersi kebentuk semula.
8/16/2019 pembahasan emulsi
46/58
:. PEMBAHA"ANalam pembuatan suatu emulsi digunakan suatu emulgator atau surfaktan yang
bertujuan untuk menurunkan tegangan antar muka air dan minyak serta membentuk lapisan
film pada permukaan fase terdispersi. #ada percobaan ini digunakan dua surfaktan yang
dikombinasikan dengan tujuan untuk memperoleh DB surfaktan yang persis sama dengan
DB minyak yang dibutuhkan.
alam percobaan ini digunakan kombinasi emulgator tipe air ("3een @) dan
emulgator tipe minyak (span @). #ada percobaan ini sebagai fase minyak digunakan Oleum
Ricini yang dicampur dengan span @, sedangkan sebagai fase air adalah aPuadest yang
dicampur dengan t3een @.Emulsi oleum ricnini digunakan sebagai laksati=um.
alam pembuatan emulsi oleum ricini, terlebih dahulu dihitung berapakah nilai DB
butuh yang akan digunakan dalam pembuatan emulsi. DB butuh setara dengan DB
campuran surfaktan yang digunakan untuk mengemulsikan minyak sehingga membentuk
emulsi yang stabil. imana nilai DB (Dydrophylic5ipophylic Balance) sendiri merupakan
angka yang menunjukan ukuran keseimbangan dan regangan gugus hidrofilk dan lipofilk
yaitu t3een @ dan span @ sebagai surfaktan yang menjadi emulgator dalam pembuatan
emulsi oleum ricini. $urfaktan adalah suatu !at yang mempunyai gugus hidrofilk dan lipofilk
segaligus dalam molekulnya, oleh karena itu surfaktan digunakan sebagai emulgator yang
berfungsi untuk membuat partikel minyak menjadi terdispersi dalam air.
Hilai DB butuh yang digunakan adalah &. ari hasil perhitungan nilai DB buth
maka diketahui penimbangan t3een @ dan span @ untuk setiap @ gram emulsi yaitu &,
gram dan @,@& gram.
#embuatan sediaan emulsi dilakukan dengan mencapurkan fase minyak dengan $pan
@ dan fase air dengan t3een @. "3een @ bersifat polar sehingga dapat bercampur dengan
air sedangkan span @ bersifat nonpolar sehinggan dapat bercampur dengan minyak. 1asing5
masing campuran tersebut kemudian dipanaskan hingga suhu @o
F. #embuatan emulsi
dilakukan pada suhu yang sama yaitu @oF untuk mencegah pemisahan kembali antara fase
minyak dan fase air yang telah dicampurkan. $etelah sediaan emulsi terbentuk, kemudian
dimasuka ke dalam botol yang telah ditara @ gram. $elanjutnya dilakukan beberapa e=aluasi
terhadap sediaan emulsi yang telah dibuat.
Emulsi oleum ricini terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan organoleptis untuk
mengetahui kestabilan fisik dari sediaan, namun terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
=olume terpindahkan dari sediaan emulsi yang telah ditara dalam botol. Lolume
8/16/2019 pembahasan emulsi
47/58
terpindahkannya yaitu &@+ m. $ediaan emulsi mengalami kelebihan =olume sebanyak @,+
m.
$ediaan emulsi yang dibuat berbentuk emulsi tipe minyak dalam air, ber3arna putih
susu, bau minyak jarak serta rasa yang hambar dan lama kelamaan menimbulkan rasa mual.
Rasa mual tersebut disebabkan oleh sifat pemerian dari oleum ricini itu sendiri. $elanjutnya
dilakukan pemeriksaan pD yang menghasilkan pD emulsi yaitu ,*. ;emudian dilakukan
e=aluasi =iskositas dari emulsi menggunakan =iskometer Brookfield. Dasij uji =iskositas
dapat diketahui =iskositas sediaan emulsi sebesar -@ c#. Liskositas ini mempengaruhi
kestabilan dari emulsi selama penyimpanan, dimana emulsi yang mempunyai =iskositas yang
lebih besar tidak mudah mengalami pemisahan antara fase minyak dan fase air selama
penyimpanan. Bobot jenis emulsi sebesar @,44 gram/m. Bobot jenis emulsi lebih rendah
dibandingan dengan bobot jenis air, hal itu dikarenakan dalam emulsi mengandung fase
minyak yaitu oleum ricini, dimana oleum ricini memiliki bobot jenis yang lebih rendah
dibandingkan air yaitu @,4* gr/ml 0 @,4-+ gr/ml. Hilai bobot jenis yang dihasilkan dari
sediaan emulsi yang kami dapat tidak sesuai dengan literatur, hal itu disebabkan karena
adanya kelebihan dalam penambahan aPuadest sehingga bobot jenis menjadi lebih besar dari
literatur.
$etelah pembuatan, emulsi kemudian didiamkan selama + jam untuk mengamati
kestabilan dari sediaan emulsi yang telah dibuat. $etelah didiamkan selama + jam emulsi
terlihat tidak stabil karena terjadi pemisahan antara fase minyak dan fase air. Lolume fase
minyak yang terbentuk adalah *& m dan =olume fase air yang terbentuk adalah * m
dengan nilai 6 sebesar @,++-. 6ase minyak berada dibagian atas dan fase minyak berada
dibagian ba3ah, itu disebabkan oleh bobot jenis oleum ricini lebih rendah dibandingkan
dengan air.
8/16/2019 pembahasan emulsi
48/58
:I. #E"IMPULAN
Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang
lain, dalam bentuk tetesan kecil. alam percobaan ini digunakan kombinasi emulgator tipe
air ("3een @) dan emulgator tipe minyak (span @). #ada percobaan ini sebagai fase minyak
digunakan Oleum Ricini yang dicampur dengan span @, sedangkan sebagai fase air adalah
aPuadest yang dicampur dengan t3een @. Emulsi oleum ricnini digunakan sebagai
laksati=um.
Berdasarkan hasil e=aluasi terhadap sediaan emulsi, dapat disimpulkan sebagai
berikut %
&)
8/16/2019 pembahasan emulsi
49/58
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Emulsi adalah suatu sitem yang secara termodinamika tidak stabil, terdiri dari
paling sedikit dua fase sebagai globul-globul dalam fase cair yang lainnya. System
ini biasanya distabilkan dengan menggunakan emulgator. Apabila menggunakan
surfaktan sebagai suatu emulgtor dapat pula terjadi emulsi dengan system
kompleks. System ini merupakan jenis emulsi minya-air-minyak atau sebaliknya.
Dalam pembuatan suatu emulsi, pemiilihan emulgator merupakan faktor yang
penting untuk diperhatikan karena mutu dan estabilan emulsi banyak dipengaruhi
oleh emulgator yang digunakan. Bila dihubungkan dengan bidang farmasi, ternyata
banyak sediaan obat di pasaran dalam bentuk emulsi. Untuk itu kiranya perlu
adanya pengetahuan yang mendasar mengenai emulsi tersebut.
erdapat banyak pertimbangan dalam pengembangan dan pembuatan suatu
suspensi far masi yang baik. Di samping khasiay tera!eutik, stabilitas kimia dari
komponen-komponen formulasi, kelanggenan sediaan dan bentuk estetik dari
sediaan"sifat-sifat yang diinginkan dalam semua sediaan farmasi"dan sifat-sifat
yang lain yang lebih spesifik untuk suspensi farmasi. #iri-ciri utama dari suspensi ini,
yang tergantng pada sifat fase terdispers, medium disperse dan bahan pembantu
farmasi.
B. Tujuan percobaan$. %enghitung jumlah emulgator golongan surfaktan yang digunakan dalam pembuatan
emulsi&. %embuat emulsi dengan menggunakan emulgator golongan surfaktan'. %enge(aluasi ketidakstabilan suatu emulsi). %enentukan *+B butuh minyak yang digunakan dalam pembuatan emulsi
8/16/2019 pembahasan emulsi
50/58
BAB II
PEMBAHASANA. Teori Umum
Sistem dibuat stabil dalam suatu at pengemulsi. Berbagai tipe at
pengemulsi akan dibicarakan kemudian dalam hal ini baik fase terdispersi atau fase
kontinu bias berkisar dalam konsistensi dari suatu cairan mobil sampai suatu massa
setengah padat semi solit. Suatu emulsi adalah system yang tidak stabil secara
termodinamika yang mengandung paling dua fase cair yang tidak bercampur,
dimana satu diantaranya didipresikan sebagai bola-bola dalam fase cair lainnya.
/adi sistem emulsi berkisar dari cairan lotion yang mempunyai (oskositas relatif
rendah sampai salep atau krim, yang merupakan semisolid Anonim, &0$'.
Emulsi merupakan sediaan berupa campuran yang terdiri dari dua fase cairan
yang satu terdispersi di dalam suatu larutan sangat halus dan merata dalam fase
cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh at pengemulsi. Sifat fisika dari suatu
emulsi dan kestabilannya tidak dapat dipertimbangkan secara terpisah. 1leh karena
itu, bagian ini berkenaan dengan sifat-sifat fisika yang lebih penting dari emulsi,
perubahan-perubahannya terhadap pengaruh luar dan hubungannya dengan
kestabilan emulsi +achman, $22).
Suatu energi bebas antarmuka yang tinggi cenderung untuk mengurangi
daerah antarmuka, pertama dengan menyebabkan tetesan-tetesan tersebut
bergabung. Dispersi halus dari minyak dan air memerlukan daerah kontrak
antarmuka yang luas, dan untuk memperoleh 3 memperoduksi hal ini memerlukan
sejumlah dan beberapa kerja yang sama dengan hasil jali tegangan permukaan dan
perubahan luas. Berbicara secara termodinamik, kerja ini adalah energi bebas
8/16/2019 pembahasan emulsi
51/58
antarmuka yang dimaksudkan ke system tersebut. 4ni adalah suatu alasan untuk
memasukkan kata-kata 5tidak stabil secara termodinamik6 dalam definisi klasik dari
emulsi buram +achman, $22).
7ang lebih bermakna dalam bidang farmasi masa kini adalah pengamatan
tentang beberapa senya8a yang larut dalam lemak seperti (itamin, diabsorbsi lebih
sempurna jika diemulsikan dari pada jika diberikan peroral dalam suatu larutan
berminyak 5termodinamik6 dalam definisi klasik dari emulsi buram +achman, $22).
Suatu emulsi merupakan suatu cara pemberian oral yang baik untuk cairan-
cairan yang tidak larut dalam air, terutama jika fase terdispersi mempunyai fase yang
tidak enak Anonim, &0$'.
Dalam suspensi at yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat
mengendap. /ika dikocok-kocok perlahan-lahan, endapan harus segera terdispersi
kembali. Dapat mengandung at tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi.
9eketalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agfar sediaan mudah dikocok dan
dituang Dirjen :1%, $2;2.
Suatu suspensi dalam bidang farmasi adalah suatu disperse kasar di mana
partikel at padat yang tidak larut terdispersi dalam suatu medium cair. :artikel-
partikel tersebut kebanyakan mempunyai diameter lebih besar dari 0,$ mikrometer,
dan beberapa partikel tersebut bila diselidiki di ba8ah mikroskop menunjukkan
adanya gerakan Bro8n jika dispersi mempunyai (iskositas rendah %artin, $22'.
9estabilan termodinamika suatu emulsi berbeda dari kestabilan seperti
didefinisikan oleh pembuat formula atau pemakai berdasarkan pertimbangan
subyektif secara menyeluruh kestabilan yang dapat diterima dalam bentuk sediaan
di bidang farmasi tidak membutuhkan kestabilan yang termodinamik. /ika emulsi
8/16/2019 pembahasan emulsi
52/58
membentuk krim ke atas atau membentuk krim ke ba8ah, emulsi basa tetap dapat
diterima secara farmaseutika 9amianti, $22$.
Seringkali partikel-partikel dari suatu suspensi mengendap terlalu cepat
sehingga tidak konsisten dengan batasan sebagai suatu preparat yang baik secara
farmasetik. :engendapan yang cepat tersebut merintangi pengukuran dosis yang
tepat dan dari segi estetis menghasilkan suatu lapisan supernatant yang tidak sedap
dipandang. Dalam banyak suspesi yang beredar di perdagangan, at pensuspensi
ditambahkan ke medium disperse untuk menghasilkan struktur yang membantu
terdispersinya fase dalam suspensi. 9arboksimetilselulosa, metilselulosa dan
bentonit merupakan beberapa diantara at pensuspensi yang digunakan untuk
mengendalikan struktur yang membantu tedispersinya suspensoid Ansel, $2
8/16/2019 pembahasan emulsi
53/58
Umumnya masing-masing at pengemulsi punya emulsi kadang-kadang-
kadang sulit dibuat dan membutuhkan teknik pemprosesan khusus. Untuk menjamin
karya tipe ini dan untuk membuatnya sebagai bentuk sediaan yang berguna, emulsi
harus memiliki sifat yang diinginkan dan menimbulkan sedikit mungkin masalah-
masalah yang berhubungan. Sekarang emulsi masih terus digunakan dalam
berbagai penggunaan farmasi dan kosmetik. :enggunaannya di dalam bidang
farmasi lebih lanjut digolongkan berdasarkan cara pemberian, yakni topical, oral atau
secara parental. :ada dasarnya penggunaan komestik dan penggunaan farmasi
topical adalah serupa dan bersama-sama membuat atau membentuk salah satu
kelompok emulsi yang paling penting +achman, $22).
B. Uraian Baan$. Air Suling Dirjen :1%,$2;2
=ama >esmi ? A@ua destillata=ama +ain ? Air Suling:emerian ? #airan jernih, tidak ber8arna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa:enyimpanan ? Dalam 8adah tertutup baik9egunaan ? Sebagai :elarut
&. :arafin #air Dirjen :1%, $2;2=ama resmi ? :araffinum +i@uidumSinonim ? :arafin cair :emerian ? #airan kental transparan, tidak berfluoresensi,
tidak ber8arna, hamper tidak mempunyairasa.
9elarutan ? :raktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
2:, larut dalam kloroform :, dan dalam
eter :.:enyimpanan ? Dalam 8adah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya.9egunaan ? +aksati(um.
'. Span B4A= %1=1 SEA>A=ama lain ? Arlacel-
8/16/2019 pembahasan emulsi
54/58
9elarut ? %udah larut dalam minyak nabati, tidak larut dalam air,
:EC Alkohol:enyimpanan ? Dalam 8adah tertutup baik9egunaan ? sebagai emulgator fase minyak
). 8een-BAU%
8/16/2019 pembahasan emulsi
55/58
MET%DE $E&'AA. Alat
Adapun alat alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah ? Batang
pengaduk, #a8an porselin, Deck glas, Celas kimia, Celas ukur, %ikser, %ikroskop,
1bjek glas, :enangas air, ermometer, :ipet tetes.B. Baan
Adapun bahan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu ? A@uadest ,
Aluminium foil, Span-
8/16/2019 pembahasan emulsi
56/58
Dengan men nyamakan atau mendekatkan harga *+B kombinasi surfaktan
pada *+B butuh untuk fasa minyak tertentu, akan diharapkan hasil emulsi yang lebih
baik. 9estabilan emulsi pada *+B butuh dari fasa minyak berbeda-beda, tergantung
dari efisiensi kombinasi surfaktan.Di samping itu digunakan emulgator kombinasi karena sulit untuk mencari
emulgator tunggal sesuai dengan *+B butuh, selain itu pengemulsi hidrofilik pada
fase air dan at hidrofobik pada fase minyak akan membentuk lapisan kompleks
pada batas minyak3 air, lapisan ini akan membungkus globul-globul lebih rapat
dibandingkan emulgator tunggal. elah diketahui pula bah8a rantai hidrokarbon dari
molekul t8een berada dalam bola minyak antara rantai-rantai span dan penyusun ini
menghasilkan atraksi Gan der Halls yang efektif. Dengan cara ini lapisan antarmuka
diperkuat dan kestabilan emulsi 13H ditingkatkan mela8an pengelompokan partikel.Dalam percobaan ini digunakan kombinasi emulgator tipe air 8een
8/16/2019 pembahasan emulsi
57/58
tujuannya selain agar emulsi lebih cepat homogen, disamping itu untuk mencegah
terjadinya emulsi yang tidak stabil. Dimana pengocokan secara kontinu akan
mengganggu pembentukan tetesan, jadi 8aktu juga berpengaruh dalam pembuatan
emulsi, dimana untuk mendapatkan emulsi yang stabil sebaiknya dilakukan secara
berseling, sehingga kecepatan dua cairan, yang tidak tercampur3teremulsi secara
sempurna dengan 8aktu yang berseling.Untuk membantu memecah fase dalam minyak menjadi tetesan-tetesan
digunakan alat pengaduk yang mekanik yaitu mikser. Adapun mekanismenya adalah
setelah terjadi perceraian a8al tetesan-tetesan, tetesan berikutnya akan
mendapatkan kekuatan tambahan karena turbulensi arah mikser yang berputar
secara tyrbulen menyebabkan deformasi tetesan-tetesan tersebut menjadi tetesan
yang lebih kecil sehingga emulsi yang terjadi nantinya akan lebih homogen. Dalam
hal ini yang harus dihindari adalah terbentuknya busa, yang disebabkan oleh
surfaktan yang larut dalam air. 9arenanya untuk memperkecil terbentuknya busa
emulsifikasi harus dilaksanakan dalam sistem tertutup. Adapun hasil percobaan yang diperoleh yaitu pada *+B butuh $0,$$ dan $&
hasilnya stabil tercampur sempurna karena kombinasi dari dua emulgator yakni
t8een-
8/16/2019 pembahasan emulsi
58/58
BAB (PENUTUP
A. $e"impulanDari hasil praktikum dapat disimpulkan bah8a *+B butuh $0,$$ dan $& emulsi
yang paling stabil adalah emulsi dengan *+B ;,4. /akarta
%artin, Alfred dkk. $22'. 5Iarmasi Iisika Edisi 444. U4-:ress. /akarta.
Ansel #. *o8ard. $2