View
237
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
PENERAPAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-E SMA NEGERI 1
JOGOROGO KABUPATEN NGAWI
TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Oleh:
Muhammad Fachrurr Roza
X 1206056
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-E SMA NEGERI 1
JOGOROGO KABUPATEN NGAWI
TAHUN AJARAN 2009/2010
Oleh:
Muhammad Fachrurr Roza
X 1206056
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I,
Drs. Slamet Mulyono, M. Pd. NIP 19620728 199003 1 002
Pembimbing II,
Drs. Purwadi. NIP 19540103 198103 1 003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda tangan
Ketua : Dra. Raheni Suhita, M.Hum. 1………………
Sekretaris : Atikah Anindyarini, S.S., M.Hum. 2…………….
Anggota I : Drs. Slamet Mulyono, M. Pd. 3…………….
Anggota II : Drs. Purwadi. 4……………..
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. NIP 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Muhammad Fachrurr Roza. X 1206056. PENERAPAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-E SMA NEGERI 1 JOGOROGO TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi . Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan: (1) kualitas proses pembelajaran menulis argumentasi melalui penerapan media gambar karikatur pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo; dan (2) kualitas hasil pembelajaran menulis argumentasi melalui penerapan media gambar karikatur pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo. Bentuk Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo dengan jumlah siswa 38 siswa (17 siswa putra dan 21 siswa putri) serta guru Bahasa Indonesia kelas X-E. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Analisis data yang digunakan adalah analisis kritis. Proses penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus yang meliputi empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran menulis argumentasi baik kualitas proses maupun hasil melalui penerapan media gambar karikatur. Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi melalui penerapan media gambar karikatur dapat disimpulkan sebagai berikut Pada siklus I, persentase keaktifan siswa mencapai 55%. Pada siklus II, siswa yang aktif mencapai 68% sedangkan pada siklus III mencapai 74%. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran dapat dilihat dari nilai rata-rata karangan siswa. Pada siklus I 62,87 ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 42% (16 siswa). Pada siklus II 67,05 ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 66% (25 siswa) dan pada siklus III 73,60 ketuntasan hasil belajar sebesar 92% (35 siswa) telah mencapai batas nilai ketuntasan yang ditetapkan, yaitu 65. Sejumlah 3 siswa belum mencapai KKM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
“Allah akan memberi kemudahan bagi seseorang yang memberi kemudahan bagi
orang lain”
( Ungkapan Ma’tsur dalam kalam hikmah )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini sebagai wujud syukur,
dan terima kasihku kepada:
1. Kedua orang tuaku, Bapak Mintarto dan Ibu
Anjar Rokhana atas dukungan, kasih sayang,
doa yang tak akan pernah putus;
2. Adik-adikku tersayang Sofia, Ardi, Nanda
yang selalu memberiku kecerian;
3. Sahabatku (Afni, Anas, Anis, Asih, Eni,
Sinta, Julian, Tanti , Robet, Siti, Dian,
Wahyu) semoga persahabatan kita tak cukup
hanya di bangku kuliah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt, atas rahmat dan
hidayah-Nya karena penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.
Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang turut membantu, terutama
kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan FKIP UNS yang
telah mengesahkan skripsi yang telah peneliti susun;
2. Drs. Suparno, M. Pd., selaku Ketua Jurusan PBS yang telah memberikan izin
untuk penulisan skripsi ini;
3. Drs. Slamet Mulyono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Pembimbing Akademik, dan selaku Pembimbing Skripsi
yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan motivasi selama menyusun
skripsi serta izin untuk menyusun skripsi ini;
4. Drs. Purwadi., selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan,
arahan, dan motivasi kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan lancar;
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Bahasa dan Sastra Indonesia yang secara tulus
memberikan ilmunya kepada peneliti;
6. Drs. Santoso, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jogorogo yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan PTK di SMA Negeri 1
Jogorogo;
7. Ibu Umi Khafifah, S. Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas
X-E yang telah banyak membantu dan berpartisipasi aktif dalam proses
penelitian ini;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
8. Siswa-siswi kelas X E SMA Negeri 1 Jogorogo yang telah berpartisipasi aktif
sebagai subjek penelitian dan membantu pelaksanaan penelitian ini;
9. Mahasiswa Bastind angkatan 2006 yang telah memberi semangat dan motivasi
dalam proses penelitian ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak mendapatkan imbalan dari ALLAH
SWT. Harapan penulis, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
ilmu pengetahuan terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
PENGAJUAN SKRIPSI ......................................................................... ii
PERSETUJUAN ..................................................................................... iii
PENGESAHAN ...................................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................. v
MOTTO .................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................ viii
DAFTAR ISI........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
DAFTAR TABEL................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 6
D. Indikator Keberhasilan ....................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori................................................................... 9
1. Hakikat Keterampilan Menulis ................................... 9
a. Pengertian Menulis ............................................... 9
b. Tahap-tahap Menulis ............................................ 10
c. Asas-asas Menulis................................................. 12
d. Jenis-jenis Tulisan................................................. 14
2. Hakikat Menulis Argumentasi .................................... 16
a. Pengertian Argumentasi........................................ 16
b. Dasar Penulisan Argumentasi............................... 17
c. Mengemukakan Argumen..................................... 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
3. Hakikat Pembelajaran Menulis Argumentasi SMA.... 20
a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran........................ 20
b. Pembelajaran Menulis Argumentasi ..................... 22
c. Penilaian Keterampilan Menulis Argumentasi ..... 24
4. Penilaian Proses Belajar Mengajar ............................. 28
a. Hakikat Penilaian Proses Belajar Mengajar.......... 28
b. Kriteria dalam Menilai Proses Belajar Mengajar . 29
5. Hakikat Media Pembelajaran ...................................... 33
a. Pengertian Media .................................................. 33
b. Fungsi dan Manfaat Media ................................... 34
c. Jenis-Jenis Media dalam Pembelajaran ................ 35
d. Pemilihan Media Pembelajaran ............................ 36
6. Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran ........ 36
a. Pengertian Media Gambar .................................... 36
b. Manfaat Media Gambar ........................................ 37
c. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar........... 38
d. Syarat Gambar sebagai Media Pembelajaran ....... 39
e. Gambar Karikatur ................................................. 40
B. Penelitian yang Relevan..................................................... 41
C. Kerangka Berpikir.............................................................. 42
D. Hipotesis Tindakan............................................................. 44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 45
B. Subjek Penelitian............................................................... 46
C. Bentuk dan Strategi Penelitian.......................................... 46
D. Sumber Data Penelitian..................................................... 48
E. Teknik Pengumpulan Data................................................ 49
F. Uji Validitas Data.............................................................. 50
G. Teknik Analisis Data......................................................... 51
H. Prosedur Penelitian............................................................ 51
I. Tahap Penyusunan Laporan .............................................. 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian.................................................. 56
1. Deskripsi Survei Awal................................................. 56
2. Deskripsi Siklus I ........................................................ 60
3. Deskripsi Siklus II....................................................... 69
4. Deskripsi Siklus III ..................................................... 77
5. Deskripsi Antarsiklus.................................................. 86
B. Pembahasan........................................................................ 87
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................ 96
B. Implikasi............................................................................. 97
C. Saran................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 101
LAMPIRAN............................................................................................ 105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 1: Alur Kerangka Berpikir ........................................................ 44 Gambar 2: Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .............................. 48 Gambar 3: Alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ................................. 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Skala Nilai Keterampilan Menulis Argumentasi Survei Awal .... 4
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian.................................... 7
Tabel 3. Model Penilaian Menulis Argumentasi dengan Skala Interval .... 26
Tabel 4. Penilaian Proses Kegiatan Menulis Argumentasi ........................ 32
Tabel 5. Rincian Kegiatan, Waktu, dan Jenis Kegiatan Penelitian ............ 46
Tabel 6. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Survei Awal.......................... 59
Tabel 7. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi
Siklus I.......................................................................................... 63
Tabel 8. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus I.................................. 67
Tabel 9. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi
Siklus II ........................................................................................ 72
Tabel 10. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus II ................................ 76
Tabel 11. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi
Siklus III ....................................................................................... 81
Tabel 12. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus III ............................... 84
Tabel 13. Hasil Tindakan Ditinjau dari Indikator Ketercapaian PTK.......... 86
Tabel 14. Rekapitulasi Nilai Menulis Argumentasi dari Siklus ke Siklus ... 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
1. Silabus Pembelajaran Menulis Argumentasi ............................................. 105
2. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Survei Awal .................................... 106
3. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Survei Awal .................................... 109
4. Catatan Lapangan Hasil Observasi Awal .................................................. 114
5. Hasil Pekerjaan Siswa pada saat Pretes ..................................................... 117
6. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Survei Awal ....................................... 120
7. Foto Pembelajaran Menulis Argumentasi Survei Awal............................. 121
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus I ......... 122
9. Catatan Lapangan Siklus I ....................................................................... 130
10. Contoh Gambar Karikatur dan Pengembangan dalam wacana
Argumentasi Siklus I ................................................................................ 133
11. Materi Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus I ................................. 135
12. Gambar Karikatur Siklus I ........................................................................ 137
13. Hasil Pekerjaan Siswa Siklus I .................................................................. 138
14. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus I....... 141
15. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus I ............................................... 143
16. Foto Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus I .................................... 145
17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus II........ 146
18. Catatan Lapangan Menulis Argumentasi Siklus II .................................... 154
19. Gambar Karikatur Siklus II........................................................................ 157
20. Hasil Pekerjaan Siswa Siklus II ................................................................. 158
21. Keaktifan Siswa dalam Menulis Argumentasi Siklus II............................ 161
22. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siswa Siklus II ................................... 163
23. Foto Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus II ................................... 165
24. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus III ...... 166
25. Catatan Lapangan Menulis Argumentasi Siklus III................................... 174
26. Gambar Karikatur Siklus III ...................................................................... 177
27. Hasil Pekerjaan Siswa Siklus III................................................................ 178
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
28. Keaktifan Siswa dalam Menulis Argumentasi Siklus III........................... 181
29. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus III ............................................ 183
30. Rekapitulasi Nilai Menulis Argumentasi dari Siklus ke Siklus................. 185
31. Foto Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus III.................................. 186
32. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Pascatindakan ................................. 187
33. Surat Izin Penelitian................................................................................... 190
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari empat aspek yang
terlibat dalam keterampilan berbahasa. Empat aspek tersebut adalah menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Pengajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi. Komunikasi
tersebut tentunya dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar,
baik secara lisan maupun tulis. Salah satu keterampilan berbahasa yang cukup
kompleks adalah menulis. Pernyataan ini dikuatkan oleh pendapat salah seorang
tokoh, yaitu Farris (2008: 1) menyatakan bahwa menulis merupakan kegiatan
yang paling kompleks untuk dipelajari dan diajarkan. Keterampilan menulis
diajarkan di sekolah mulai dari taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD),
sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas / kejuruan
(SMA/SMK) dengan tujuan agar siswa mampu menuangkan ide, gagasan, pikiran,
pengalaman, dan pendapatnya dengan baik. Pada umumnya, pelaksanaan
pembelajaran menulis di sekolah masih banyak mengalami hambatan dan belum
dapat dilaksanakan secara efektif.
Menulis merupakan tingkat keterampilan berbahasa yang paling tinggi
tingkat kesulitannya dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya.
Keterampilan menulis sebagai sebuah kompetensi linguistik verbal membutuhkan
dukungan keterampilan berbahasa lainnya, seperti berbicara, menyimak, dan
membaca. Menulis merupakan proses menuangkan ide, pendapat, dan pikiran
untuk disampaikan kepada orang lain. Pendapat yang diungkapkan The Liang Gie
(2002: 7) dinyatakan bahwa menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang
mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk dibaca dan
dimengerti oleh orang lain. Tujuan pembelajaran keterampilan menulis yang
diharapkan adalah agar peserta didik mampu mengungkapkan gagasan, ide,
pendapat, dan pengetahuan secara sistematis dan tertulis serta memiliki
kegemaran menulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Keterampilan menulis dapat dijadikan sebagai sarana pengembangan
kreativitas peserta didik dan sarana peningkatan kemampuan mereka dalam
menggunakan bahasa, khususnya bahasa tulis sebagai sarana komunikasi.
Yant Mujianto, dkk. (2000: 70) mengemukakan bahwa secara umum
tujuan pembelajaran keterampilan menulis, yaitu siswa mampu menuangkan ide,
gagasan/pendapat secara tertulis ataupun sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu
pengetahuan, pengalaman hidup, ide, imaji, aspirasi. Melalui pembelajaran
menulis diharapkan siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan
membuat karangan. Siswa juga cermat untuk membuat argumen, dan
kemampuan untuk menuangkan ide dengan cara membuat karangan yang
menarik untuk dibaca. Siswa juga harus mampu menyusun dan menghubungkan
antara kalimat satu dengan yang lain sehingga menjadi karangan utuh.
Kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang
bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan keterampilan menulis menghendaki
penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang
akan menjadi isi karangan.
Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan latihan, seperti pendapat
Enang Rokajat Asura (2005: 8) mengatakan “keterampilan menulis didapat dari
sebuah latihan, bukan pemberian alam”. Alam memang telah memberi talenta,
tetapi talenta saja tidak akan menjadi apa-apa tanpa melalui proses latihan.
Sebagai sebuah konsekuensi dan keterampilan yang ingin disampaikan, tidak akan
mungkin seseorang akan mampu menulis tanpa ia mempraktikkan keterampilan
itu. Perlu mendapatkan penekanan bahwasanya pembelajaran menulis bukan
hanya penyampaian teori tanpa mempraktikkannya. Hendaknya ada sinergi yang
nyata antara teori dan praktik sehingga ruh dalam pembelajaran menulis akan
tampak ketika dilaksanakan melalui latihan-latihan yang terstruktur. Syamsi
(dalam Pangesti Wiedarti, 2005: 134) menyatakan bahwa keprihatinan
pembelajaran menulis disebabkan pembelajaran bahasa Indonesia masih sering
diberikan secara teoretis yang mengakibatkan keterampilan bahasa siswa kurang.
Sehubungan dengan pernyataan di atas, pembelajaran keterampilan
menulis pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dari jenjang sebelumnya. Siswa diharapkan dapat menyerap aspek-aspek dasar
dari keterampilan menulis untuk menjadi bekal ke jenjang yang lebih tinggi.
Keterampilan menulis di SMA Negeri 1 Jogorogo Ngawi berdasar data
lapangan yaitu wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru, siswa kelas X-E
dan hasil tes survei awal ditemukan masalah yaitu rendahnya kemampuan menulis
argumentasi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil
wawancara survei awal Peneliti dengan guru (Ibu Umi Khafifah,S.Pd) guru kelas
X-E SMA Negeri 1 Jogorogo, rendahnya keterampilan menulis disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu: (1) siswa kurang berminat pada pembelajaran keterampilan
menulis. Sebagian besar siswa mengeluh ketika diberi tugas menulis, mereka
mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat, kurang menguasai kosa kata, dan
kurang mampu mengembangkan ide. Kesulitan tersebut menyebabkan mereka
tidak mampu menyampaikan pikiran dan gagasan dengan baik sehingga siswa
menjadi enggan untuk menulis, (2) guru mengalami kesulitan untuk
membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis. Guru
mengeluh bahwa konsentrasi sebagian besar siswa pada saat proses pembelajaran
sedang berlangsung tidak terfokus pada pelajaran. Pada umumnya, siswa deretan
paling depan yang memerhatikan penjelasan guru, sedangkan siswa yang duduk di
deretan tengah dan belakang lebih banyak melakukan aktivitas lain selain
memerhatikan materi yang disampaikan guru. Seperti siswa berbicara dengan
teman sebangku, siswa tertidur dalam kelas saat pembelajaran bahkan siswa ada
yang asyik main Hp (handphone), (3) guru mengalami kesulitan untuk
menemukan alternatif metode dan media pembelajaran yang tepat untuk
mengajarkan keterampilan menulis kepada siswa selain buku teks Bahasa
Indonesia dan LKS yang biasa digunakan.
Berdasar hasil tes survei awal pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1
Jogorogo rendahnya kemampuan menulis argumentasi teridentifikasi dari nilai
rata-rata menulis argumentasi yakni 58,97 (sumber dari nilai menulis Argumentasi
siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo) hanya 10 siswa (26,31%) yang tuntas,
sedangkan 28 siswa (73,68%) belum mencapai ketuntasan belajar dari 38 siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
(standar ketuntasan belajar minimal mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
adalah 65). Data tersebut dapat dirinci pada tabel berikut.
Rentangan nilai 40-75
Tabel 1. Skala Nilai Keterampilan Menulis Argumentasi Survei Awal
No. Skala Frekuensi
1. 40 – 45 4
2. 46 – 50 2
3. 51 – 55 7
4. 56 – 60 6
5. 61 – 65 9
6. 66 – 70 7
7. 71 – 75 3
Jumlah 38
Rendahnya keterampilan menulis argumentasi siswa diindikasikan oleh
kurangnya kemampuan siswa dalam mengorganisasikan ide dengan baik,
pengembangan kerangka karangan, dan penyusunan kalimat serta kosakata yang
digunakan masih terbatas. Mereka masih belum memahami penggunaan ejaan
yang benar. Selain itu, masalah rendahnya keterampilan menulis argumentasi
siswa juga dipengaruhi oleh beberapa hal, misalnya: (1) kurangnya media yang
digunakan, (2) siswa masih kurang memanfaatkan media pembelajaran sebagai
sarana menuangkan ide, gagasan, atau pendapat mereka, (3) masih digunakannya
model pembelajaran yang konvensional (ceramah), dan (4) siswa membutuhkan
waktu yang lama untuk memproduksi sebuah tulisan.
Berdasar pada proses pembelajaran menunjukkan kualitas yang rendah.
Hasil observasi yang peneliti lakukan pada saat survei awal terungkap bahwa
siswa menunjukkan sikap kurang peduli pada saat berlangsungnya pembelajaran
menulis. Saat proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat pasif. Beberapa
siswa memang tampak memerhatikan keterangan guru namun tidak sedikit pula
siswa yang sibuk beraktivitas sendiri, seperti mengobrol dengan teman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Berdasarkan hasil pantauan peneliti saat pembelajaran menulis argumentasi hanya
ada 5 siswa saja (13,16%) yang mau bertanya saat pembelajaran berlangsung.
Merefleksi fenomena di atas dan upaya mengatasi masalah pembelajaran
menulis peneliti dan guru berkolaborasi menetapkan untuk menerapkan media
gambar karikatur pada kegiatan pengajaran keterampilan menulis dalam bentuk
penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun alasan pemilihan media tersebut sebagai
berikut. Melalui gambar karikatur siswa akan menemukan poin-poin penting
karena dalam karikatur tersirat permasalahan, beserta pernyataan yang bersifat
menegaskan pembacanya serta dari gambar karikatur siswa juga menangkap
pesan-pesan moral yang bersifat mendidik serta relevan dengan kondisi di sekitar
siswa. Hal ini akan memberi dampak yang baik bagi kepekaan menulis siswa.
Pada umumnya karikatur diartikan sebagai gambar sindiran yang bersifat
sinis atau sarkasme yang berbentuk humor sebagai refleksi dari suatu keadaan
sosial; politik, ekonomi dan kebudayaan. Dalam hal ini, gambar karikatur
berfungsi untuk merangsang minat belajar siswa untuk menuangkan ide,
gagasanya dalam menulis argumentasi. Bertolak dari latar belakang di atas,
peneliti berusaha mengkaji masalah dengan judul penelitian “Penerapan Media
Gambar Karikatur Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentasi Pada
Siswa Kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi Tahun Ajaran
2009/2010”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang ingin dijawab pada
penelitian ini adalah:
1. Apakah media gambar karikatur dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas X-E SMA
Negeri 1 Jogorogo?
2. Apakah media gambar karikatur dapat meningkatkan kualitas hasil
pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas X-E SMA
Negeri 1 Jogorogo?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan membuktikan:
1. Peningkatan kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis argumentasi
pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo dengan media gambar
karikatur.
2. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis argumentasi
pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo dengan media gambar
karikatur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
D. Indikator Ketercapaian Tujuan
Peneliti dan guru menentukan indikator ketercapaian dengan
memperhatikan kondisi/setting kelas X-E SMAN 1 Jogorogo sesuai dengan fakta
yang ada yaitu tingkat kemampuan siswa dalam mengembangkan tulisan menjadi
wacana argumentasi. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan penelitian di atas,
dapat dilihat pada indikator keberhasilan peneliti sebagai berikut:
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian
Aspek yang Diukur
Persentase
Target
Capaian
Siklus Akhir
Cara Mengukur
Keaktifan siswa selama
pembelajaran menulis
argumentasi 70%
Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi oleh
peneliti dan dihitung dari jumlah
siswa yang menampakkan keaktifan
dalam pembelajaran.
Kemampuan siswa dalam
mengembangkan ide ke
dalam tulisan argumentasi 75%
Diamati dari hasil kerja siswa
berupa tulisan argumentasi dan
dihitung dari jumlah siswa yang
mampu menulis argumentasi
dengan baik.
Ketuntasan hasil belajar
(keterampilan menulis
argumentasi siswa dengan
menyusun kalimat yang
runtut,memerhatikan
aspek menulis meliputi isi,
organisasi, kosakata,
pengebahasaan, mekanik)
75%
Diamati dari hasil kerja siswa
berupa tulisan argumentasi dan
dihitung dari jumlah siswa yang
memeroleh nilai menulis
argumentasi yang mencapai standar
ketuntasan belajar minimal untuk
mata pelajaran Bahasa Indonesia
yaitu 65.
Diadopsi dari Enco Mulyasa (2006:209)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dipakai untuk:
1. Manfaat Teoretis
a. Memperluas wawasan dalam khasanah keilmuan pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya pembelajaran keterampilan menulis argumentasi.
b. Sebagai acuan pembelajaran keterampilan menulis dengan dengan model
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
(PAIKEM).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Memberikan kemudahan bagi siswa dalam menemukan ide tulisan;
2) Menyajikan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa;
3) Meningkatkan kemampuan menulis argumentasi siswa.
b. Bagi Guru
1) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengatasi kendala
pembelajaran keterampilan menulis argumentasi;
2) Menjadi sarana bagi guru untuk membuat pembelajaran menulis
argumentasi lebih kreatif dan inovatif.
c. Bagi Sekolah
1) Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi
pembelajaran bagi para guru lain dalam mengajarkan materi menulis;
2) Kualitas hasil pembelajaran meningkat, terutama hasil pembelajaran
menulis argumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Keterampilan Menulis
a. Pengertian Menulis
Menulis merupakan komponen keterampilan berbahasa yang penting
untuk dikuasai siswa. Setiap siswa memiliki kemampuan untuk
mengekspresikan pikiran, perasaan, dan sikapnya. Kemampuan
mengekpresikan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk tulisan seperti puisi,
artikel, maupun ke bentuk karangan. Menulis merupakan aktivitas berbahasa
yang bersifat ekspresif, produktif, dan kreatif Yant Mujianto, dkk. (2000: 64).
Menulis dikatakan bukanlah hal yang sulit apabila menulis hanya diartikan
sebagai aktivitas mengungkapkan gagasan melalui lambang-lambang grafis
tanpa memerhatikan unsur penulisan dan unsur di luar penulisan seperti
membaca. Sementara itu, sebagian besar orang berpendapat bahwa menulis
bukan hal yang mudah sebab di perlukan banyak bekal bagi seorang untuk
terampil menulis. Burhan Nurgiyantoro (2001: 273) menyatakan bahwa
menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa.
Batasan yang dibuat Burhan sangat sederhana. Menurutnya, menulis tidak
lepas dari mudah tidaknya tulisan tersebut dipahami oleh pembaca.
Berbeda dari kedua pakar di atas, Tarigan (2008: 3), menyatakan
bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Kegiatan menulis sendiri pada dasarnya merupakan kegiatan yang baik
dilakukan oleh anak. Dengan menulis berarti seorang anak sedang bergumul
dengan proses kreatif sehingga kreativitas anak semakin meningkat. Ketika ia
menulis, berarti anak menciptakan sesuatu, yang juga berarti melontarkan
pertanyaan-pertanyaan, mengalami keraguan dan kebingungan, sampai
akhirnya menemukan pemecahan. Ketika proses kreatif tersebut semakin
dilatih, anak akan semakin mudah untuk mengalihkan keahliannya kepada
bidang lain yang juga membutuhkan solusi kreatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
The Liang Gie (2002: 3) berpendapat bahwa menulis diistilahkan
mengarang yaitu segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan
gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca
untuk dipahami. Menurut Hernowo (2002: 215) berpendapat bahwa menulis
merupakan aktivitas intelektual praktis yang dapat dilakukan oleh siapa saja
dan amat berguna untuk mengukur sudah seberapa tinggi pertumbuhan ruhani
seseorang. Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa aktivitas menulis juga
bermanfaat menyeimbangkan fungsi kerja kedua belah otak, baik otak kanan
maupun otak kiri.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting
dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi
juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis itu
sangat penting karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
harus dimiliki oleh siswa. Dengan menulis, siswa dapat mengungkapkan atau
mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang
dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa
dalam menulis.
Berdasar pada pendapat di atas peneliti dapat menarik kesimpulkan
bahwa menulis merupakan kegiatan menyusun dan mengkomunikasikan
gagasan melalui media bahasa tulis yang dilakukan penulis kepada pembaca
sehingga terjadi interaksi antar keduanya demi tercapainya suatu tujuan.
b. Tahap-tahap Menulis
Menulis merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan. Di dalamnya
terdapat beberapa tahap - tahap penulisan, meliputi tahap prapenulisan, tahap
penulisan, dan tahap revisi. Ketiga tahap penulisan itu menunjukkan kegiatan
utama yang berbeda. Nurudin (2007: 92), mengemukakan tahap-tahap yang
harus dilalui dalam menulis meliputi:
1) Tahap Prapenulisan
Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis, di
dalamnya mencakup beberapa langkah-langkah kegiatan menulis karangan
meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
a) Menentukan Topik
Seorang penulis menentukan apa saja yang akan dibahas di dalam
tulisannya. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber ilmu, pengalaman,
dan pengamatan.
b) Membatasi Topik
Membatasi topik berarti mempersempit lingkup pembicaraan. Untuk
mempermudah pembahasan digunakan gambar, bagan, diagram, atau cara
visualisasi yang lainnya.
c) Menentukan Tujuan Penulisan
Penentuan tujuan penulisan akan memberikan gambaran apa yang
akan dilakukan pada tahap penulisan, bahkan apa yang akan diberlakukan.
d) Menentukan Bahan Penulisan
Pengumpulan semua informasi atau data yang dipergunakan untuk
mencapai data penulisan.
e) Membuat Kerangka Karangan
Penyusunan kerangka karangan merupakan kegiatan terakhir pada
tahap persiapan penulisan.
2) Tahap Penulisan
Pada tahap ini penulis membahas setiap butir topik yang ada dalam
susunan kerangka. Dalam mengembangkan gagasan menjadi suatu kerangka
yang utuh, diperlukan bahasa. Penulis harus menguasai kata-kata yang akan
mendukung gagasan. Penulis harus mampu memilih kata dan istilah yang
tepat sehingga gagasan dapat dipahami pembaca dengan tepat pula. Kata-kata
harus dirangkaikan menjadi kalimat efektif selanjutnya kalimat-kalimat
tersebut harus disusun menjadi paragraf dan ditulis dengan ejaan yang berlaku
disertai penggunaan tanda baca secara tepat.
3) Tahap Revisi
Pada tahap ini sebuah tulisan perlu dibaca kembali. Penulis meneliti
secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan
kata, kalimat, paragraf, daftar pustaka dan sebagainya. Jika sudah melalui
revisi selesailah sebuah tulisan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
S. Effendi (dalam Yant Mujiyanto, dkk. 2000: 71) menjabarkan tahap-tahap yang harus ditempuh dalam menulis, yaitu: (1) mencatat pokok tulisan, (2) mengumpulkan bahan yang bertalian dengan pokok tulisan, (3) memilih bahan yang paling berkaitan dan menatanya dalam bentuk kerangka tulisan, (4) menguraikan rumusan kerangka tulisan ke dalam bentuk karangan, dan (5) menyunting karangan tersebut sebelum menerbitkannya. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
menulis terbagi menjadi 3, yaitu prapenulisan, penulisan, dan revisi. Semua
kegiatan tersebut dilaksanakan dalam satu rangkaian kegiatan yang disebut
proses menulis. Penulis harus melampaui semua tahapan tersebut untuk
menghasilkan tulisan yang baik. Di dalam penelitian ini, guru dan peneliti
menerapkan teknik koreksi sendiri untuk menganalisis tulisan siswa. Siswa
diminta menganalisis kesalahan penulisan yang mereka lakukan dan guru
mengajarkan bagaimana cara membenahi tulisan mereka.
c. Asas-asas Menulis
The Liang Gie (2002: 33-37) mengemukakan enam asas menulis yang
disebut dengan asas menulis meliputi kejelasan, keringkasan, ketepatan,
kesatupaduan, pertautan, penegasan.
1) Kejelasan (clarifty)
Berdasarkan asas ini, setiap karangan haruslah jelas. Tulisan harus
mencari gagasan yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembacanya. Di
samping itu, tulisan yang jelas berarti tidak dapat di salahtafsirkan oleh
pembacanya. Kejelasan berarti tidak samar-samar, tidak kabur sehingga setiap
butir ide yang diungkapkan tampak nyata oleh pembaca. Yamada (2002: 143)
menyatakan bahwa tugas-tugas menulis yang meliputi teks-teks dengan topik
sama yang telah dipilih akan mengurangi beban leksikal pembacanya.
2) Keringkasan (conciseness )
Keringkasan yang dimaksud dalam asas menulis ini bukan berarti
setiap tulisan harus pendek. Keringkasan berarti suatu tulisan tidak boleh ada
penghamburan kata, tidak disampaikan dalam kalimat yang terlalu panjang.
Sebagaimana halnya dengan asas yang pertama, asas menulis yang kedua
tidak berlaku sepenuhnya untuk tulisan fiksi. Puisi terkadang diungkapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dengan kata yang hemat meskipun pada dasarnya mengandung berbagai
gagasan. Lain halnya dengan novel dan cerpen yang diungkapkan dengan kata
yang berlebihan untuk memeroleh efek keindahan, memperkuat perwatakan
serta memperjelas setting.
3) Ketepatan (correctness )
Asas ketepatan mengandung ketentuan bahwa suatu penulisan harus
dapat menyampaikan butir-butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan
sepenuhnya seperti yang dimaksudkan oleh penulisnya. Untuk menepati asas
ini, penulis harus memerhatikan berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa,
ejaan, tanda baca serta kelaziman.
Seperti halnya dua asas sebelumnya, asas ketiga ini tidak berlaku
sepenuhnya untuk tulisan fiksi. Tulisan fiksi bersifat multitafsir. Pemahaman
pembaca bukan bergantung pada ketepatan tulisan, akan tetapi tingkat
apresiasi yang dimilikinya.
4) Kesatupaduan (unity)
Berdasarkan pada asas ini, segala hal yang disajikan dalam tulisan
memuat satu gagasan pokok atau sering disebut dengan tema. Tulisan yang
tersusun atas alinea-alinea tidak boleh ada uraian yang menyimpang serta
tidak ada ide yang lepas dari gagasan pokok tersebut. Asas yang sering disebut
dengan syarat kohesi suatu tulisan ini berlaku untuk semua jenis tulisan baik
fiksi maupun nonfiksi.
5) Pertautan (coherence)
Jika pada asas sebelumnya sebuah tulisan harus memuat satu gagasan
pokok, berdasar pada asas pertautan ini tiap alinea dalam satu tulisan
hendaklah berkaitan satu sama lain. Kalimat satu dengan kalimat yang lain
harus berkesinambungan. Asas yang sering disebut dengan prinsip koherensi
ini berlaku untuk semua tulisan baik jenis fiksi maupun nonfiksi.
6) Penegasan (emphasis)
Asas ini menegaskan bahwa dalam tulisan perlu ada penekanan atau
penonjolan tertentu. Hal ini diperlukan agar pembaca mendapatkan kesan
yang kuat terhadap suatu tulisan. Asas ini sangat perlu untuk diterapkan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
tulisan-tulisan fiksi meskipun tulisan nonfiksi juga perlu memerhatikan asas
ini.
d. Jenis-jenis Tulisan
Lauri S. Friedman, (2009: 1) ”Provides model essays on a current
controversial issue guiding students in writing a five-paragraph essay,
including persuasive, descriptive, expository and cause-and-effect essays”.
Artinya: Ada lima pembelajaran menulis yang dihadapi siswa yaitu persuasif,
deskriptif, eksposisi, dan sebab-akibat. Berbeda dengan Laminudin Finoza
(2002: 188) membagi karangan atau wacana menjadi lima jenis berdasarkan
cara penyajian dan tujuan umum yang tersirat di balik wacana tersebut, yaitu
eksposisi, argumentasi, persuasi, deskripsi, dan narasi.
a. Narasi
Menurut Nurudin (2007: 59) narasi merupakan bentuk wacana yang
berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-
olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Jenis tulisan ini
dapat berbentuk cerita fiktif (khayal) dan cerita nonfiktif (nyata). Narasi fiktif
dapat dijumpai pada karya sastra, seperti cerpen dan novel, sedangkan narasi
nonfiktif sering kali terdapat pada berita-berita di surat kabar. Tulisan jenis ini
memiliki penanda, antara lain:
(1) berupa cerita tentang peristiwa dan pengalaman manusia, (2) kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa kejadian yang benar-benar terjadi dapat pula berupa imajinasi semata, (3) terdapat konflik yang dapat menarik pembaca, (4) memiliki nilai estetika, khususnya narasi fiktif; (5) menekankan susunan kronologis, dan (6) biasanya memuat dialog (Nurudin, 2007: 60)
b. Deskripsi
Deskripsi disebut juga pelukisan atau penggambaran. Hal itu
disebabkan rincian tentang objek tulisan dapat memberi pengaruh pada
sensitivitas dan imajinasi pembaca seolah ikut mendengar, merasakan, atau
mengalami langsung objek tersebut. Karangan ini berhubungan dengan
pengalaman panca indera pembaca seperti penglihatan seperti penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan. Deskripsi adalah semacam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal
sedemikian rupa sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala
pembaca; seakan-akan pembaca melihat sendiri objek tersebut (Abdul
Rani,dkk. 2006: 46).
c. Eksposisi
Eksposisi merupakan tulisan yang bertujuan menjelaskan atau
memberikan informasi tentang sesuatu (Masnur Muslich, 2007: 1). Eksposisi
dipaparkan suatu kejadian atau masalah secara analitis, spasial, dan kronologis
supaya pembaca dapat memahami informasi tersebut. karangan ini berusaha
menguraikan suatu objek yang mampu memperluas pengetahuan pembaca.
d. Argumentasi
Gorys Keraf (2007: 3) berpendapat argumentasi merupakan tulisan
yang berusaha membuktikan suatu kebenaran. Penulis berusaha meyakinkan
pembaca untuk menerima suatu kebenaran dengan mengajukan bukti-bukti
atau fakta-fakta yang menguatkan argumen penulis. Tulisan ini dikembangkan
dengan pola pemberian contoh-contoh, analogi, sebab-akibat, atau dengan
pola deduktif dan induktif. Pemaparan tulisan berdasarkan cara bernalar atau
berpikir yang logis sehingga pembaca dapat menerima kebenaran yang
disampaikan oleh penulis secara objektif.
e. Persuasi
Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca
percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang
mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan
ataupun perasaan seseorang (Laminudin Finoza, 2002: 199). Persuasi
merupakan bentuk tulisan yang menyimpang dari argumentasi. Hal itu
disebabkan dalam argumentasi terdapat usaha untuk membujuk dan
meyakinkan pembaca didasarkan pada kelogisan pembuktian fakta-fakta yang
disajikan. Sementara itu, dalam persuasi usaha untuk mempengaruhi tersebut
memanfaatkan aspek-aspek psikologis. Persuasi juga didasarkan pada
kemampuan penulis untuk mengendalikan emosi pembaca dan mengarahkan
mereka pada sasaran yang ingin dicapai penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan
tentang perbedaan kelima jenis tulisan tersebut. Tulisan narasi menekankan
urutan peristiwa dari waktu ke waktu, deskripsi memberikan gambaran
tentang objek tulisan dan berusaha menjadikan pembaca ikut merasakan
penggambaran tersebut, eksposisi menjelaskan suatu pengetahuan atau
informasi, argumentasi meyakinkan pembaca tentang kebenaran suatu hal
secara logis, sedangkan persuasi memengaruhi pembaca secara psikologis.
2. Hakikat Menulis Argumentasi
a. Pengertian Argumentasi
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk
memengaruhi sikap dan pandangan orang lain, agar mereka itu percaya dan
akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau
pembicara (Gorys Keraf, 2007: 3). Melalui argumentasi penulis berusaha
merangkai fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menyampaikan
apakah suatu pendapat atau suatu hal itu benar atau tidak. Argumentasi
berbeda dengan empat bentuk wacana yang lain karena fungsi utamanya
adalah membuktikan. Bentuk wacana yang lain dapat juga dijumpai unsur-
unsur pembuktian tetapi pembuktian dalam keempat wacana lain (eksposisi,
persuasi, deskripsi, dan narasi) sangat berbeda dengan sifat pembuktian
argumentasi. Dapat diuraikan secara singkat, bahwa tulisan argumentasi
merupakan bentuk wacana tulis yang bertujuan mengubah pikiran, sikap,
pandangan dan perasaan seseorang dengan memberikan pembuktian (Dadot,
2009:1).
Lakhsmi (2009: 1) menyatakan bahwa argumentasi adalah tulisan yang
ditulis bertujuan untuk meyakinkan pembaca, kebenaran fakta-fakta yang
dipergunakan dapat menunjukan suatu peraturan yang logis menuju kepada
suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas peneliti menarik
kesimpulkan bahwa menulis argumentasi merupakan suatu bentuk
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang bahasa atau grafik untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
menuangkan ide ke dalam bahasa tulis secara jelas dan sistematis sebagai
proses bernalar secara logis dan kritis untuk memberikan kebenaran guna
meyakinkan, mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain (pembaca).
b. Dasar Penulisan Argumentasi
Argumentasi yang baik biasanya menggunakan kaidah-kaidah logika
yang benar (Gorys Keraf, 2007: 101-102). Silogisme sering digunakan dalam
mengungkapkan atau membentuk suatu paragraf argumentasi. Demikian juga
kesesuaian isi dengan realitas kehidupan sehari-hari merupakan suatu landasan
yang berguna dalam menyusun paragraf argumentasi. Dasar yang harus
diperhatikan sebagai titik tolak argumentasi adalah:
1) Pembicaraan atau pengarang harus mengetahui sedikit tentang subyek
yang akan dikemukakannya, sekurang-kurangnya mengetahui prinsip-
prinsip ilmiahnya. Karena argumentasi pertama-tama didasarkan pada
fakta, informasi, evidensi, dan jalan pikiran yang menghubungkan fakta-
fakta dan informasi tersebut.
2) Pengarang harus bersedia mempertimbangkan pandangan-pandangan atau
pendapat-pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya sendiri.
Mempertimbangkan pendapat lawan adalah dengan tujuan untuk
mengetahui apakah diantara fakta-fakta yang diajukan lawan ada yang
dapat dipergunakannya, sehingga akan memperlemah pendapat lawan tadi.
dan dapat juga terjadi bahwa fakta dan evidensi lawanlah yang benar,
sehingga pendapat lawanlah yang harus diterima.
3) Pembicara atau penulis argumentasi harus berusaha untuk mengemukakan
pokok persoalannya yang jelas. Ia juga harus mengemukakan pola konsep-
konsep dan istilah yang tepat.
4) Pembicara atau penulis harus menyelidiki persyaratan mana yang masih
diperlukan bagi tujuan-tujuan lain yang tercakup dalam persoalan yang
dibahas itu, dan sampai dimana kebenaran dari pernyataan yang telah
dirumuskannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
5) Dari semua maksud dan tujuan yang terkandung dalam persoalan itu,
maksud yang mana lebih memuaskan pembicara atau penulis untuk
menyampaikan masalahnya.
c. Mengemukakan Argumen
Sebagai bentuk tulisan yang paling umum digarap, argumentasi selalu
terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, tubuh argumentasi, dan
kesimpulan (Gorys Keraf, 2007: 104 ).
1) Pendahuluan
Pendahuluan berfungsi menarik perhatian pembaca dengan
menyajikan fakta-fakta pendahuluan memusatkan perhatian dan
memahami argumentasi yang akan disampaikan pada bagian isi karangan.
Dibagian pendahuluan ini dijelaskan latar belakang permasalahan. Secara
ideal pendahuluan mengandung cukup banyak bahan untuk menarik
perhatian pembaca yang tidak ahli sekalipun, serta memperkenalkan
kepada pembaca fakta-fakta yang diperlukan untuk memahami
argumentasinya. Kebanyakan penulis pemula menganggap pembaca sudah
mengetahui sebagian besar permasalahan yang dibicarakan. sikap ini
kurang menguntungkan dan hanya akan menggagalkan argumentasinya.
2) Tubuh Argumentasi
Seluruh isi argumentasi diarahkan kepada usaha penulis untuk
meyakinkan pembaca mengenai kebenaran dari permasalahan yang
dikemukakan sehingga kesimpulanya juga benar. Hal terpenting pada
bagian tubuh argumentasi adalah mengajukan pembuktian mengenai benar
tidaknya data dan informasi yang diperoleh berkaitan dengan
permasalahan yang dikemukakan. Kebenaran faktual ini harus didukung
proses penalaran yang sahih dan logis sehingga pendapat atau kesimpulan
yang diturunkan tidak dapat dibantah oleh siapapun. Kebenaran dalam
penalaran dan konklusi itu mencakup beberapa kemahiran: kecermatan
menyeleksi fakta yang benar, kekritisan dalam memberikan penilaian,
penyajian atau penyusunan bahan secara baik dan teratur. Penyajian fakta,
kesaksian, perumusan premis-premis, dan sebagainya dengan benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3) Kesimpulan
Penulis harus memerhatikan bahwa kesimpulan yang diturunkan
tetap menjaga pencapaian tujuan, yaitu membuktikan kebenaran untuk
mengubah sikap dan pendapat pembaca. Kesimpulan dapat berupa dalil
yang telah teruji kebenarannya dalam isi argumentasi, atau berupa
rangkuman umum dari materi yang telah dikemukakan.
Sementara itu, keberhasilan tulisan argumentasi terletak pada penulis
dalam membatasi persoalan dan menetapkan titik ketidaksesuaian. Saran yang
harus ditetapkan oleh setiap pengarang argumentasi untuk membatasi
persoalan dan menetapkan titik ketidaksesuaian menurut Amiruddin Aliah
(2009: 1) adalah sebagai berikut:
1) Tulisan argumentasi itu harus mengandung kebenaran untuk mengubah
sikap dan keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan.
Untuk menunjukkan kebenaran tersebut, seorang penulis harus menyusun
fakta-fakta menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima sehingga lawan
tidak bisa mengajukan kesimpulan yang bertentangan dengan
kesimpulannya itu.
2) Pengarang harus berusaha menghindari istilah yang dapat menimbulkan
prasangka tertentu. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa istilah harus
mewakili satu makna secara jelas dan tegas, terhindar dari perbedaan
penafsiran antara proposisi yang dikemukakannya dengan harus terhindar
dari makna yang diragukan.
3) Penulis harus membatasi pengertian istilah-istilah yang akan digunakan
agar dapat meminimalkan kemungkinan timbulnya ketidaksesuaian
pendapat karena perbedaan pengertian. Pembatasan definisi atau
pengertian sebuah istilah hanya sekedar merupakan proses pembentukan
makna untuk meletakkan dasar-dasar persamaan pengertian bagi istilah
yang akan digunakan. Pembatasan itu sangat penting supaya tujuan utama
jangan diabaikan atau terganggu hanya karena timbul ketidaksepakatan
baru mengenai istilah itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
4) Penulis harus menetapkan secara tepat ketidaksepakatan yang akan
diargumentasikan. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting
sebab seperti analisis yang dipaparkan harus tampak jelas di mana letak
perbedaan-perbedaan persoalan yang akan di argumentasikan itu. Dengan
demikian, arah dan sasaran tulisan hanya dipusatkan kepada titik
perbedaan itu.
3. Hakikat Pembelajaran Menulis Argumentasi SMA
a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil
atau tujuan, bukan hanya mengingat melainkan juga mengalami. Hasil belajar
bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan perilaku. Dengan
kata lain, bukti bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut ke arah yang lebih baik.
Hasil belajar terlihat dari perubahan pada aspek-aspek tingkah laku manusia
seperti pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan apresiasi,
emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti (etika), sikap, dan lain-lain.
Biggs dan Telfer (dalam Dimyati, 2002: 33) belajar sebagai sebuah
proses yang kompleks dan berkesinambungan memiliki unsur-unsur dinamis
di dalamnya, antara lain:
1) Motivasi siswa
Motivasi merupakan dorongan seseorang untuk melakukan suatu
perbuatan atau tindakan. Motivasi belajar dapat bersumber dari diri siswa
dan rangsangan dari luar siswa. Motivasi yang berasal dari dalam diri
siswa lebih baik daripada rangsangan dari luar. Akan tetapi, sering kali
untuk menumbuhkan motivasi dari dalam butuh rangsangan dari luar
sehingga muncul motivasi yang tinggi untuk belajar.
2) Bahan belajar
Bahan belajar merupakan hal-hal yang diajarkan kepada siswa.
Dalam menentukan bahan belajar, guru harus memerhatikan dan
menyesuaikan dengan tujuan belajar. Tujuan tersebut meliputi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pengalaman yang diharapkan ada
pada diri siswa setelah mengalami proses belajar.
3) Alat bantu belajar
Alat bantu belajar dapat disebut alat peraga atau media belajar.
Media belajar merupakan peralatan yang digunakan selama proses belajar
supaya proses tersebut dapat berjalan dengan baik. Pemakaian media
dimaksudkan agar proses belajar lebih menarik, materi menjadi konkret
dan mudah dipahami, menghemat waktu dan tenaga, serta menjadikan
hasil belajar lebih bermakna. Media yang dapat digunakan bisa berupa
media yang dilihat saja (visual), yang dapat didengar saja (audio), yang
dapat dilihat dan didengar (audiovisual), ataupun media yang bersumber
dari peristiwa yang terjadi di masyarakat.
4) Suasana belajar
Suasana belajar merupakan kondisi yang tercipta selama proses
belajar. Suasana sangat mendukung keberhasilan belajar siswa dan dapat
menimbulakan motivasi siswa. Suasana yang menyenangkan dapat
memunculkan kegairahan belajar dan menunjang kegiatan belajar yang
efektif. Begitu pula sebaliknya, suasana yang membosankan menjadikan
siswa jenuh dan tidak bersemangat dalam belajar. Oleh karena itu, baik
guru maupun siswa perlu bekerja sama untuk menciptakan suasana belajar
yang baik dan menyenangkan.
5) Kondisi subjek belajar
Subjek belajar tidak lain adalah siswa itu sendiri. Kondisi siswa turut
membantu keberhasilan pembelajaran sebab dalam proses pembelajaran
terdapat tiga hal pokok yakni input, proses, output. Suatu pembelajaran
akan menghasilkan output yang baik manakala memiliki input dan proses
yang baik pula, termasuk di dalam lingkungan dan kelengkapan
pembelajaran yang lain. Kondisi subjek belajar disini meliputi kondisi
jasmani dan rohani yang turut mempengaruhi kelancaran dan mendukung
keberhasilan proses belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Pembelajaran merupakan peristiwa yang tidak dapat dipisahkan dari
belajar meskipun sebenarnya kedua hal tersebut adalah peristiwa yang
berbeda. sering kali orang menyamakan istilah pembelajaran dengan istilah
pengajaran karena tidak memahami hakikat kedua hal itu,memberikan batasan
yang berbeda tentang istilah pembelajaran dan pengajaran. Dalam pengajaran,
guru dan murid berada di kelas (ruang) formal sedangkan dalam pembelajaran,
kegiatan belajar mengajar dapat terjadi meski tanpa kehadiran guru. Secara
lebih lengkap, Dewi Salma Prawiradilaga (2008: 136) menyatakan bahwa
pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi
sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. Dalam hal
ini, proses belajar menjadi hal yang lebih ditekankan daripada hasil.
Oemar Hamalik (2001: 57) mengemukakan bahwa pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling memengaruhi
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Batasan tersebut membawa pengertian
bahwa pembelajaran tidak terbatas di dalam ruang saja tetapi juga
diselenggarakan di luar kelas bahkan luar sekolah. Pengertian pembelajaran
yang lain didasarkan teori-teori belajar yang telah ada.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat
siswa belajar guna mengubah perilaku yang lebih baik. Dalam usahanya guru
didukung oleh adanya materi pelajaran yang sesuai metode dan penggunaan
media yang tepat.
b. Pembelajaran Menulis Argumentasi
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan
apresiasi terhadap hasil karya sastra manusia Indonesia. Pada jenjang SMA,
standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi
minimal peserta didik yang menggambarkan pengguasaan pengetahuan,
keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk
memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global (Badan
Standar Nasional Pendidikan, 2006: 260)
Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan satu aspek
yang harus diajarkan kepada siswa yang terangkum dalam mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia. Di dalam kurikulum saat ini, untuk siswa kelas
X ada beberapa keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh siswa baik
menulis dalam ranah kebahasaan maupun dalam ranah sastra. Salah satu
kemampuan yang menulis yang yang harus dikuasai oleh siswa kelas X SMA
adalah menulis paragraf argumentasi. Berdasarkan silabus mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas X Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
menulis argumentasi diberikan pada semester kedua dengan standar
kompetensi, mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks
pidato. Adapun kompetensi dasarnya adalah menulis gagasan untuk
mendukung pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi.
Materi yang harus disampaikan guru dalam membelajarakan
keterampilan menulis argumentasi meliputi ciri-ciri paragraf argumentasi,
topi-topik paragraf argumentasi, kerangka paragraf argumentasi, dan
penggunaan kata penghubung antar klausa dalam paragraf argumentasi. Untuk
memperjelas materi tersebut, guru perlu memberikan contoh paragraf
argumentasi.
Selama pembelajaran menulis argumentasi berlangsung, kegiatan yang
diharapkan antara lain: (1) membaca paragraf argumentasi, (2)
mengidentifikasi karakteristik paragraf argumentasi, (3) menulis paragraf
argumentasi, (4) menggunakan kata penghubung antar klausa dalam paragraf
argumentasi, dan (5) menyunting paragraf argumentasi yang ditulis teman.
Di akhir pembelajaran menulis argumentasi diharapkan siswa mampu:
(1) mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf
argumentasi, (2) menyusun kerangka paragraf argumentasi, (3)
mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf argumentasi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
(4) menggunakan kata penghubung antar klausa dalam paragraf argumentasi,
dan (5) menyunting paragraf argumentasi yang ditulis teman.
Menulis argumentasi sendiri merupakan suatu proses merangkai ide
atau gagasan, menyampaikannya dalam bahasa tulis dan bertujuan untuk
mempengaruhi orang lain. Dalam tulisan tersebut harus termuat ajakan agar
pembaca percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan
penulis. Supaya mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal, guru harus
memberi pemahaman yang jelas tentang tulisan argumentasi yang benar serta
menggunakan metode mengajar yang tepat atau dengan memanfaatkan media
pembelajaran yang mampu menarik perhatian dan menggairahkan belajar
siswa.
c. Penilaian Keterampilan Menulis Argumentasi
Menulis sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan pengarang. Dalam
aktivitas menulis tersebut, yang pertama menekankan unsur bahasa,
sedangkan yang kedua gagasan. Kedua unsur tersebut dalam tugas-tugas
menulis yang dilakukan di sekolah hendaknya diberi penekanan yang sama.
Artinya, walaupun tugas itu diberikan dalam rangka mengukur kemampuan
berbahasa, penilaian yang dilakukan sebaiknya mempertimbangkan ketepatan
bahasa dalam kaitannya dengan konteks dan isi. Jadi, penilaian ditekankan
pada kemampuan siswa mengorganisasikan dan mengemukakan gagasan
dalam bentuk bahasa secara tepat (Burhan Nurgiyantoro, 2001: 298).
Lebih lanjut, diungkapkan bahwa penilaian terhadap karangan bebas
mempunyai kelemahan pokok, yaitu rendahnya kadar objektivitas Toto
Sutarto G. Utari (2006: 18). Dalam hal ini, unsur subjektivitas penilai pasti
berpengaruh. Sebuah karangan yang dinilai oleh dua orang atau lebih biasanya
tidak akan sama skornya. Bahkan, sebuah karangan dinilai oleh hanya seorang
penilai pun kondisinya berlainan. Ada kemungkinan skor yang diberikan
berbeda. Masalah yang perlu dipikirkan adalah bagaimana cara memilih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
model penilaian yang memungkinkan penilai untuk memperkecil kadar
subjektivitas dirinya.
Sementara itu, Zaini Machmoed (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2001:
305) menyatakan bahwa penilaian yang bersifat holistik memang diperlukan.
Akan tetapi, guru dapat menilai secara lebih objektif dan dapat memeroleh
informasi yang lebih terinci tentang kemampuan siswa untuk keperluan
diagnostik-edukatif, penilaian hendaknya sekaligus disertai dengan penilaian
yang bersifat analitis. Penilaian dengan pendekatan analisis merinci karangan
ke dalam aspek-aspek atau kategori-kategori tertentu, merinci karangan ke
dalam kategori-kategori tersebut antara karangan yang satu dengan yang lain
dapat berbeda tergantung jenis karangan itu sendiri. Walaupun pengkategorian
itu bervariasi hendaknya kategori tersebut meliputi 5 pokok, yaitu (1) kualitas
dan ruang lingkup isi, (2) organisasi dan penyajian isi, (3) gaya dan bentuk
bahasa, (4) mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan
kebersihan, dan (5) respon afektif guru terhadap karya tulis. Toto Sutarto G.
Utari (2006: 19) menyatakan penilaian merupakan tindakan untuk menetapkan
keberhasilan suatu program pendidikan yang diikuti. Selain itu beliau juga
menyatakan penilaian merupakan proses memberikan atau menentukan nilai
kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Hartfield (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2001: 307) mengemukakan
salah satu model yang lebih rinci dalam melakukan penyekoran, yaitu dengan
mengunakan model skala interval untuk tiap tingkat tertentu pada tiap aspek
yang dinilai. Model penilaian ini lebih rinci dan teliti dalam memberikan skor,
Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala Interval kiranya lebih dapat
dipertanggungjawabkan. Model tersebut adalah model penilaian yang banyak
digunakan pada program ESL (English as a Second Language), yaitu sebagai
berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Tabel 3. Model Penilaian Tugas Menulis Argumentasi dengan Skala Interval
Aspek Skor Kriteria
I
S
I
27-30
22-26
17-21
13-16
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Pengembangan ide argumen tuntas * isi
karikatur dikembangkan dengan baik *
substansif argumen relevan dengan
permasalahan dan tuntas
Pengembangan ide argumen terbatas *
isi karikatur dikembangkan dengan
tidak lengkap * substansi cukup
relevan dengan masalah tetapi tak
lengkap
Pengembangan ide argumen kurang *
isi karikatur kurang dikembangkan *
substansi kurang * fakta pendukung
argumen kurang.
Tak berisi argumen* tak ada substansi
argumen * tak ada pengembangan
argumen * tak ada fakta argumen
O
R
G
A
N
I
S
A
S
I
18 -20
14-17
10 –13
7 – 9
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Gagasan diungkapkan dengan baik*
padat tertata urutan argumen yang logis
*urutan logis kohesif dan koheren
Argumen kurang terorganisasi tetapi
ide utama terlihat* bahan pendukung
argumen terbatas*urutan logis tetapi
tidak lengkap.
Gagasan kacau terpotong-potong*
urutan dan pengembangan argumen
tidak logis.
Argumen tidak terorganisir dengan baik
*tidak layak nilai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
K
O
S
A
K
A
T
A
18 -20
14-17
10– 13
7 – 9
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Pemanfaatan potensi kata maksimal *
pilihan dan ungkapan kata tepat *
menguasai pembentukan kata.
Pemanfaatan potensi kata cukup *
pilihan dan ungkapan kata kadang-
kadang kurang tepat tapi tidak
mengganggu.
Pemanfaatan potensi kata terbatas *
sering terjadi kesalahan penggunaan
kata dan dapat merusak makna.
Pemanfataan potensi kata asal-asalan *
pengetahuan tentang kosa-kata rendah
*tidak layak nilai
P
E
N
G
E
B
A
H
A
S
A
22 -25
18 - 21
11– 17
5 – 10
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Konstruksi kompleks tetapi efektif *
hanya terdapat sedikit kesalahan
penggunaan bentuk bahasa.
Konstruksi sederhana tetapi efektif *
kesalahan kecil pada kontruksi
kompleks *terjadi sejumlah kesalahan
tetapi makna tidak kabur
Terjadi kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat * makna
membingungkan atau kabur.
Tidak menguasai aturan sintaksis *
terdapat banyak kesalahan * tidak
komunikatif * tidak layak nilai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
M
E
K
A
N
I
K
5
4
3
2
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Menguasai aturan penulisan * hanya
terdapat beberapa kesalahan ejaan
Kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan
tetapi tidak mengaburkan makna
Sering terjadi kesalahan ejaan * makna
membingungkan atau kabur
Tidak menguasai aturan penulisan*
terdapat banyak kesalahan ejaan
*tulisan tak terbaca * tak layak nilai
(Sumber : Burhan Nurgiyantoro, 2001: 307 – 308)
Skor Maksimum = 100
Cara menghitung hasil menulis argumentasi =
Keterangan:
N I = isi
N II = organisasi
N III = kosakata
N IV = pengembangan bahasa
N V = mekanik
Skor total dengan menjumlahkan hasil dari 5 aspek tersebut.
Standar Ketuntasan:
Siswa dinyatakan tuntas dalam aspek tersebut jika mencapai nilai minimal 65.
4. Penilaian Proses Belajar-Mengajar
a. Hakikat Penilaian Proses Belajar-mengajar
Proses belajar merupakan hal yang penting dalam pembelajaran. Dari
segi proses tersebut dapat diketahui proses siswa dalam memahami materi
yang diberikan oleh guru. Sikap, minat dan aktivitas siswa dalam mengikuti
penjelasan dari guru merupakan objek yang harus diamati dalam melakukan
N I+N II+N III+N IV+N V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
penilaian dalam proses pembelajaran Gino, dkk. (2000: 36-39). Hal ini sangat
penting, karena pembelajaran tidak semata-mata ditentukan oleh hasilnya.
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang
cenderung menunjukan hasil yang berciri antara lain:
1) kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Motivasi intrinsik adalah semangat juang untuk belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri; 2) hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatanya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri, dan mengembangkan kreativitasnya; 3) hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh atau komprehensif, yaitu mencakup ranah kognitif, pengetahuan,atau wawasan; ranah afektif atau sikap dan apresiasi; serta ranah psikomotoris, keterampilan atau perilaku. Ranah kognitif terutama hasil yang diperolehnya, sedangkan ranah efektif dan psikomotoris diperoleh sebagai efek dari proses belajarnya, baik efek intruksional maupun efek samping yang tidak direncanakan dalam pengajaran (Nana Sudjana, 2006: 56).
b. Kriteria dalam Menilai Proses Belajar-mengajar
Dalam melakukan penilaian seorang guru tidak semata-mata
memberikan penghakiman atas segala hal yang dilakukan oleh siswa selama
pembelajaran. Akan tetapi, guru harus memiliki kriteria atau pedoman dalam
memberikan penilaian dalam proses pembelajaran di kelas Klien (dalam
Conny Semiawan, 2008: 4).
Menurut Nana Sudjana (2006: 59), kriteria dalam menilai proses
belajar mengajar meliputi beberapa hal. Pertama, konsistensi kegiatan belajar-
mengajar dengan kurikulum. Keberhasilan proses tersebut dapat dilihat
terlaksananya secara nyata dalam bentuk dan aspek, diantaranya; tujuan-tujuan
pengajaran, jenis kegiatan yang dilaksanakan, cara melaksanakan setiap jenis
kegiatan, dan penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan.
Kriteria kedua adalah keterlaksanaannya oleh guru dan siswa.
Keterlaksanaan ini dapat dilihat dalam hal; mengkondisikan kegiatan belajar
siswa, menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar, waktu yang
disediakan untuk belajar mengajar, memberikan bantuan dan bimbingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
belajar kepada siswa, dan melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Dalam segi keterlaksanaan oleh siswa, hal yang dinilai adalah siswa
memahami, mengikuti petunjuk yang diberikan guru, semua siswa turut serta
melakukan kegiatan belajar, dan menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang
telah ditetapkan guru (Nana Sudjana, 2006: 59).
Ketiga motivasi belajar siswa dan keaktifan para siswa dalam kegiatan
belajar-mengajar. Dalam hal ini siswa menunjukan motivasi belajar pada saat
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat; minat dan
perhatian siswa terhadap pelajaran; semangat siswa untuk melaksanakan
tugas-tugas belajarnya; reaksi yang ditunjukan siswa terhadap stimulus yang
diberikan guru. Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar-mengajar;
melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru (Nana Sudjana, 2006:
60).
Kriteria terakhir adalah kemampuan atau keterampilan guru dalam
mengajar dan interaksi antara guru dengan siswa. Berkenaan dengan
komunikasi yang terbangun pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini
dilihat dalam; tanya jawab atau dialog antara guru dengan siswa; bantuan guru
terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar; terampil menggunakan
berbagai alat dan sumber belajar; dan menguasai kelas sehingga dapat
mengendalikan kegiatan siswa (Nana Sudjana, 2006: 60).
Berbeda dengan pendapat Sarwiji Suwandi (2008: 89) penilaian proses
pembelajaran dalam kegiatan menulis dapat dilakukan dengan perhatian siswa
terhadap pembelajaran berlangsung. Sikap dan aktifitas siswa dalam
pembelajaran bermula dari yang terkait dengan kecenderungan seseorang
dalam merespon sesuatu/objek. Sikap terdiri dari 3 komponen, yakni afektif,
kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh
seseorang atau penilaiannya terdapat suatu objek, sedangkan komponen
kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek.
Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau
berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Sarwiji Suwandi (2008: 89-90) objek sikap yang perlu dinilai dalam
proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Sikap terhadap materi pelajaran. Dengan adanya sikap positif terhadap
materi pelajaran, dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang
minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi dan akan lebih mudah
menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
2) Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik harus memiliki sikap positif
terhadap guru. Siswa yang bersikap negatif pada guru akan mengabaikan
hal-hal yang diajarkan oleh guru sehingga siswa menjadi sukar menyerap
materi pelajaran.
3) Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik harus memiliki sikap
positif terhadap proses pembelajaran yang mencakup suasana
pembelajaran, strategi, metodologi, dan dan teknik pembelajaran yang
digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman, dan
menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik
sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
4) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu
materi pelajaran. Peserta didik harus memiliki sikap positif terhadap kasus
tertentu dalam materi pelajaran.
Dalam kegiatan observasi, perilaku siswa dalam kegiatan menulis
dapat diamati dengan format penilaian sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel 4. Penilaian Proses Kegiatan Menulis Argumentasi
Indikator Nilai Ket
No. Subj
Nama
Perhatian terhadap kegiatan menulis
Memerhatikan penjelasan guru
Perhatian terhadap karikatur
Kesunggu- han siswa dalam dis- kusi
1 2 3 4
Catatan:
a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut
(diamati dari perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
menulis).
1= Sangat kurang (siswa tidak peduli dengan kegiatan belajar mengajar
yang sedang berlangsung, siswa melakukan aktivitas sendiri dan sama
sekali tidak memerhatikan guru, siswa acuh dengan karikatur yang
dibagikan guru, siswa melakukan aktivitas lain.
2= Kurang (siswa terlihat malas dan mengeluh tentang materi pelajaran
yang diberikan, siswa hanya memerhatikan penjelasan guru jika
ditegur guru, siswa menerima karikatur yang diberikan guru tetapi
hanya melihat sekilas, siswa melakukan aktivitas lain saat
mengerjakan tugas dan melihat hasil pekerjaan teman)
3= Sedang (siswa terlihat pasif dan diam dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar, pandangan siswa tertuju pada guru namun jika ditanya tidak
bisa menjawab, siswa mengerjakan tugas tetapi masih melakukan
aktivitas lain, seperti meminjam alat tulis temannya).
4= baik (saat pelajaran berlangsung siswa terlihat aktif mengikuti
pelajaran, siswa memerhatikan dan mencatat materi pelajaran yang
disampaikan guru, siswa menerima karikatur yang diberikan guru dan
mengamati serta mendiskusikan dengan teman sebangku, siswa fokus
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik dan tepat
waktu)
5= amat baik ( saat pelajaran berlangsung siswa terlihar antusias dan
bertanya pada guru, siswa memerhatikan penjelasan guru dan bertanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
jika kurang memahami, siswa sangat antusias menerima karikatur
yang dibagikan guru dan mengamati,mendiskusikan dengan teman
sebangku, siswa mengerjakan tugas, bekerja dengan sungguh-sungguh
dan selesai mengerjakan tepat waktu)
b. Nilai merupakan jumlah skor-skor tiap indikator perilaku.
c. Keterangan diisi dengan kriteria berikut:
1. Nilai 18 – 20 berarti amat baik
2. Nilai 14 – 17 berarti baik
3. Nilai 10 – 13 berarti sedang
4. Nilai 6 – 9 berarti kurang
5. Nilai 0 – 5 berarti sangat kurang
Berdasar pada pendapat di atas peneliti menarik kesimpulan bahwa
penilaian proses tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran. Penilaian ini
tidak hanya bermanfaat bagi guru, tetapi juga bagi siswa yang pada saatnya
akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapainya. Dari beberapa
kriteria tersebut penilai dapat melihat bagian-bagian yang telah dicapai dan
bagian-bagian yang belum dicapai untuk kemudian dilakukan tindakan dan
upaya memerbaikinya.
5. Hakikat Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan
(Arief S. Sadiman, 2007: 6). Hujair AH.Sanaky (2009: 3) menyatakan bahwa
media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Berbeda dengan Romiszowski (dalam
Basuki Wibawa dan Farida Mukti, 2001:12) memberikan batasan media
sebagai pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat
berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Di dalam proses belajar-
mengajar penerima pesan itu adalah siswa, sedang pesan atau informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
tersebut berasal dari sumber informasi, yaitu guru. Pembawa pesan (media) itu
berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka, siswa dirangsang oleh
media, lalu inderanya digunakan untuk menerima informasi. Apabila media itu
membawa pesan/informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung
maksud pengajaran maka hal itu disebut media pembelajaran.
Gagne dan Briggs (dalam Azhar Arysad, 2005: 4) berpendapat bahwa
media pembelajaran adalah segala yang meliputi alat fisik yang digunakan
untuk menyampaikan isi materi pembelajaran dan menyajikan pesan sehingga
merangsang siswa untuk belajar atau sebagai alat bantu mengajar guru. Alat
bantu yang bisa dipakai biasanya berupa alat bantu visual, yaitu: gambar, kaset
CD, kamera, film slide, komputer dan alat-alat yang dapat memberikan
pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan
retensi belajar siswa. Senada dengan Ardiani Mustikasari (2008: 1)
menyatakan Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam
pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana
pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim (guru) kepada penerima (siswa) sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses kegiatan belajar berhasil. Di dalam suatu proses belajar-
mengajar, pesan yang disalurkan oleh media dari sumber pesan kepada
penerima pesan itu ialah isi pelajaran. Pesan tersebut berasal dari kurikulum
yang disampaikan guru kepada siswa.
b. Fungsi dan Manfaat Media
Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut memengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang
ditata dan diciptakan oleh guru (Azhar Arsyad, 2005: 15). Menurut Suyatinah
(2006: 249) menyatakan penggunan media dalam pembelajaran akan
membantu kelancaran, efektivitas, dan efesiensi pencapaian tujuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Levie dan Lentz (dalam Azhar Arsyad, 2005: 16) mengemukakan
empat fungsi media pembelajaran, yaitu:
(1) fungsi atensi, (2) fungsi afektif, (3) fungsi kognitif, dan (4) fungsi kompensatoris. Menurut Kemp dan Dayton (dalam Azhar Arsyad, 2004: 19) media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi. Tujuan utama penggunaan media untuk memperjelas penyajian pesan
dan meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar (Siti Mariyah,
2005:160). Penggunaan media diharapkan dapat memperkonkret informasi
yang dikomunikasikan sehingga informasi tersebut diharapkan dapat diserap
semaksimal mungkin oleh si penerima informasi.
Manfaat yang dapat diambil berdasarkan penggunaan media
pembelajaran menurut Azhar Arsyad (2005: 26-27) dirumuskan sebagai
berikut:
(1) media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar; (2) media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar; (3) media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perha-tian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya; (4) media pembelajaran mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu; dan (5) media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.
c. Jenis-jenis Media dalam Pembelajaran
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2009: 3) menjelaskan bahwa media
pembelajaran dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain.
2) Media tiga dimensi, yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3) Media proyeksi seperti slide, filmstrips, film, penggunaan OHP, dan lain-lain.
4) Penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.
Hujair AH.Sanaky (2009: 40) membedakan media pembelajaran
sebagai berikut:
1) Dilihat dari aspek betuk fisik dibagi menjadi dua yaitu: a) media elektronik, seperti televisi, film, radio, slide, video, VCD, DVD,
LCD, komputer, internet, dan lain-lain. b) Media non-elektronik, seperti buku, handout, modul, diktat, media
grafis, dan alat peraga. 2) Dilihat dari aspek panca indera dengan membagi menjadi tiga, yaitu:
a) media audio b) media visual c) media audio visual
3) Dilihat dari aspek alat dan bahan yang digunakan, yaitu: a) alat perangkat keras (hardware) sebagai sarana yang menampilkan
pesan, dan b) perangkat lunak (software), sebagai pesan atau informasi.
d. Pemilihan Media Pembelajaran
Media yang digunakan dalam pengajaran harus menunjang proses
belajar siswa sehingga siswa mampu menguasai indikator belajar dalam
sebuah standar kompetensi. Pemilihan media dalam pembelajaran harus sesuai
dengan kebutuhan dan kapasitas siswa sebagai subjek yang diberdayakan
dalam pendidikan.
Azhar Arsyad (2005: 75-76) menyatakan bahwa beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam pemilihan media, yaitu (1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; (2) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi; (3) praktis, luwes dan bertahan; (4) guru terampil menggunakannya; (5) pengelompokan sasaran dan (6) mutu teknis.
6. Gambar Karikatur Sebagai Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Gambar
Media gambar merupakan salah satu jenis media visual atau grafis.
sesuai dengan pendapat Arief Sadiman, dkk. (2007: 29) mengatakan “media
grafis meliputi gambar/foto, sketsa, diagram, bagan (chart), grafik, kartun,
poster, peta dan globe”. Media gambar sangat umum digunakan dalam setiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
pembelajaran karena kepraktisan dan kemudahannya dalam menggunakan,
Walaupun telah banyak digunakan dalam setiap pembelajaran, akan tetapi
media gambar tetap mampu menyita perhatian dari siswa dan mampu
memberikan visualisasi yang lebih jelas mengenai konsep yang akan
diberikan.
Media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang
memanfaatkan rancangan gambar sebagai sarana pertimbangan mengenai
kehidupan sehari-hari, misalnya yang menyangkut manusia, peristiwa, benda-
benda, tempat, dan sebagainya. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai
(dalam Azhar Arsyad, 2007: 125) mengemukakan bahwa media gambar
adalah media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat
melalui kombinasi dan pengungkapan kata-kata dengan gambar.
Berdasar beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media
gambar atau sejenisnya adalah media yang memvisualisasikan konsep
kedalam sebuah gambar atau yang menampakkan benda dan peristiwa umum
digunakan dimana-mana, dapat dimengerti dan dinikmati dalam pembelajaran,
untuk mengatasi kesulitan mendapatkan atau menampilkan benda aslinya di
dalam ruangan kelas. Dengan media gambar akan memperjelas konsep
instruksi yang dikomunikasikan guru, sehingga siswa lebih mudah dimengerti
dan menyerap informasi atau pengetahuan yang disampaikan.
b. Manfaat Media Gambar
Untuk meningkatkan mutu proses belajar-mengajar, guru seharusnya
menggunakan media pembelajaran sebagai perantara. Sehingga guru akan
lebih mudah dalam menyampaikan materi pelajaran, oleh karena itu seorang
guru harus pandai memilih media yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Secara
umum, penggunaan media gambar sebagai media pembelajaran dapat
meningkatkan keterampilan menulis siswa, sesuai dengan hal itu penggunaan
media gambar dalam pembelajaran menulis diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa.
Penggunaan media gambar dalam pembelajaran akan dapat
membangkitkan keinginan dan minat siswa, membangkitkan motivasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
rangsangan kegiatan belajar, serta membawa pengaruh psikologis terhadap
siswa. Selain itu, media gambar juga dapat berguna untuk membangkitkan
gairah belajar, memungkinkan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan
minat kemampuannya. Dengan menggunakan media gambar pada proses
belajar mengajar dapat rnengembangkan kemampuan visual, mengembangkan
imajinasi anak, membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal
yang abstrak atau perstiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas,
serta dapat membantu mengembangkan kepribadian anak.
Peneliti dapat simpulkan bahwa manfaat media gambar dalam
pembelajaran adalah untuk membangkitkan motivasi belajar siswa dan sebagai
alat komunikasi penyampaian pesan visual yang lebih konkret sehingga pesan
tersebut dapat Iebih mudah dipahami.
c. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar
Arief S. Sadiman,dkk. (2007: 29-31) berpendapat bahwa kelebihan
dari gambar adalah sebagai berikut:
1) Gambar sifatnya konkret, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal; 2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, untuk mengingat kejadian masa lampau kemarin bahkan semenit yang lalu ataupun tempat yang jauh dari subjek, maka gambar sangat diperlukan; 3) Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, misal benda yang tidak dapat dilihat oleh mata dapat disajikan dengan jelas oleh gambar; 4) Gambar dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja. 5) Gambar murah harganya dan gampang didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.
Selain itu, Dapat diketahui bahwa kelebihan dari penggunaan media
gambar adalah media gambar relatif lebih efektif dan efisien, mampu
mengkonkretkan pengetahuan yang abstrak sehingga mudah dicerna siswa.
media dan gambar dapat menyita perhatian dan menumbuhkan motivasi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Adapun kelemahan dari media gambar menurut Arief S. Sadiman,dkk.
(2007: 31), adalah sebagai berikut :
(1) gambar hanya menekankan persepsi indera mata, (2) gambar benda yang terlalu komp1eks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran, dan (3) gambar ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. Selain itu, kelemahan yang diperhatikan dalam penggunaan media gambar menurut Jadi, kelemahan dalam penggunaan media gambar adalah adanya keterbatasan persepsi yaitu hanya menekankan persepsi indera mata saja, dan perbedaan setiap anak dalam membaca gambar tersebut.
d. Syarat Gambar sebagai Media Pembelajaran
Arief S. Sadiman,dkk. (2007: 31-32), adapun syarat dan gambar yang
cocok dengan tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Autentik, gambar tersebut haruslah secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sekitarnya.
2) Sederhana, komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar.
3) Ukuran relatif gambar dapat memperbesarkan atau memperkecil benda sebenarnya.
4) Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan, gambar yang baik tidak menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu.
5) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran, walaupun dari segi mutu kurang.
6) Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Gambar hendaklah bagus dari sudut seni dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Sudjana & Rivai (dalam Azhar Arsyad, 2005: 128) menguraikan
beberapa pemilihan gambar untuk tujuan pembelajaran, yaitu mendukung
pencapaian pembelajaran, kualitas artistik, kejelasan dan ukuran yang
memadai, validitas dan menarik. Gambar harus benar-benar melukiskan
konsep atau pesan isi yang ingin disampaikan sehingga dapat memperlancar
pencapaian tujuan. Gambar juga disesuaikan dengan tingkat usia siswa,
sederhana atau rumit sehingga siswa tidak salah menafsirkan pesan dalam
gambar itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
e. Gambar Karikatur
Kata karikatur (caricature) berasal dari bahasa Italia caricatura (dari
caricare) yang artinya memberi muatan atau beban tambahan (I Dewa Putu
Wijana, 2004: 7). Karikatur merupakan ungkapan antara suatu peristiwa dari
dalam negeri maupun mancanegara dengan keterlibatan seseorang atau banyak
orang pada peristiwa yang menonjol saat itu ke dalam gambar yang
menggelitik (Karmas Sumarna, 2003: 42). Karikatur juga merupakan seni
berpikir, seni humor, yang tanpa memilih-milih objeknya. Sebagai karya seni,
karikatur tidak lepas dan hakekat seni yang penuh dengan imajinatif.
Dikatakan imajinatif, karena kenyataan yang disajikan dalam bentuk gambar
karikatur itu dalam penciptaannya diolah dengan daya cipta yang tinggi dari
pelukisnya. Hal ini mengingat di samping tujuan utamanya adalah untuk
menyindir, tujuan estetisnya tidak dapat dihindarkan. senada dengan Toety
Heraty Noerhadi (dalam Eno Wijaya, 2009: 1) menyatakan bahwa kartun dan
karikatur sebagai wahana kritik sosial, karikatur merupakan gambaran yang
diadaptasi dari realitas, tokoh yang digambarkan adalah tokoh bukan fiktif
yang ditiru lewat pemiuhan (distortion) untuk memberikan persepsi tertentu
terhadap pembaca. Ia menambahkan bahwa perbedaan kartun dan karikatur
terletak pada tokoh yang digambarkan berbeda.
Dengan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam pelukisan
sebuah karikatur ada dua unsur, dua kenyataan yang harus ditampilkan, yaitu
adanya satire dan unsure distorsi. Bila kedua hal tersebut tidak dihadirkan
dalam penggambaran karikatur, maka gambar tersebut sulit dapat disebut
sebagai sebuah karikatur. Media gambar karikatur dipilih sebagai media
pembelajaran sebab siswa dapat melihat fenomena pada gambar karikatur
dalam kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa mengemukakan argumen
tentang isi gambar karikatur tersebut. Apabila tokoh kartun bersifat fiktif,
maka tokoh dalam karikatur bersifat tiruan dari tokoh nyata yang telah melalui
tahap pemiuhan. Dengan demikian akan terwujud gambar yang lucu tetapi
juga terkandung pesan yang penting, sehingga pesan yang hendak
disampaikan dalam kartun kepada masyarakat mudah untuk diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Kartun yang ada di surat kabar atau terbitan lainnya merupakan salah
satu bentuk kartun yang memiliki karakteristik sebagai media yang tidak
hanya menghibur, tetapi juga cerdas dan aktual. Keabadian dari kartun
disebabkan kartun senantiasa tampil sebagai sebuah media yang bersahaja. Ia
bisa dibaca oleh siapa saja, dari segala umur dan kalangan, dan yang paling
penting adalah sifatnya yang menarik dan menghibur.
Gambar karikatur digunakan sebagai rangsangan siswa dalam menulis
argumentasi disamping karikatur memiliki kekhasan yang berbentuk
gambaran kartun yang menyampaikan pesan dituangkan dalam bentuk gambar
dan penggambaran ini memancing siswa untuk apersepsi argumen masing-
masing dalam bentuk tulisan.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebagai berikut :
1. Elen Inderasari (2007), dengan judul Penggunaan Media Gambar Karikatur
dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Keterampilan
Menulis Argumentasi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun
Pelajaran 2006/2007. Menyimpulkan bahwa penggunaan media gambar
karikatur: (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan
menulis argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 5 Surakarta, yaitu siswa
menjadi berminat dan antusias dalam proses belajar mengajar; (2)
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X
SMA Negeri 5 Surakarta, yaitu keterampilan menulis Argumentasi siswa
meningkat dan siswa mampu menulis dengan kalimat, ejaan, pengembangan
argumen dan ide dengan baik.
2. Laili Kartikasari (2008), dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis
Argumentasi Dengan Media VCD Berita Televisi Pada Siswa Kelas X
Penjualan 1 SMK Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2007/2008. Menyimpulkan
bahwa penggunaan media VCD terbukti dapat meningkatkan kemampuan
menulis argumentasi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
3. Fida Mustika (2006), dengan judul Menulis Cerita Pendek Melalui
Pemanfaatan Karikatur Media Massa Dengan Teknik Gaya Personal
(Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 6 Bandung Tahun
Ajaran 2005/2006). menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara hasil pembelajaran sebelum dan sesudah model pembelajaran menulis
cerita pendek melalui pemanfaatan media karikatur media massa dengan gaya
teknik personal yang diberikan hal ini berarti pembelajaran menulis cerita
pendek melalui pemanfataan karikatur media massa dengan teknik gaya
personal efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis cerita pendek.
C. Kerangka Berpikir
Keterampilan menulis khususnya argumentasi merupakan salah satu
bagian dalam kesatuan pembelajaran bahasa Indonesia yang tersusun pada
kompetensi dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas X
SMA Negeri 1 Jogorogo. Kurangnya kemampuan siswa dalam kegiatan
menulis argumentasi menjadikan suatu permasalahan tersendiri yang perlu
segera dipecahkan. Hal tesebut dapat dipengaruhi oleh proses dan kualitas
yang dilakukan dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan secara
konvensional atau tradisional menjadi penyebab kurangnya kemampuan dan
minat siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi. Selain itu, terbatasnya
pemanfaatan media juga dapat dijadikan sebagai alasan. Hal tersebut
menjadikan siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan penyajian
pembelajaran yang menggunakan metode yang sama (konvensional), meski
kompetensinya berbeda dapat menyebabkan menurunnya kemampuan siswa
dalam pembelajaran. Hal tersebut akan berdampak pada proses pembelajaran
yang kurang optimal sehingga hasil yang dicapai rendah (belum memuaskan).
Oleh karena itu, melihat kondisi yang demikian peneliti berkolaborasi
dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang bersangkutan berusaha
membenahi situasi pembelajaran menulis argumentasi yang demikian. Peneliti
menawarkan inovasi pembelajaran menulis argumentasi dengan rangsangan
media gambar karikatur pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Peneliti berpendapat pemberian suasana baru menggunakan media dapat
meningkatkan minat, antusiasme, dan keterampilan siswa dalam mengikuti
dan mempelajari sederet kompetensi yang harus dicapai khususnya pada
kompetensi keterampilan menulis argumentasi.
Media gambar karikatur dipilih sebagai media pembelajaran sebab
siswa dapat melihat fenomena pada gambar karikatur yang terjadi dalam
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa mengemukakan argumen tentang
isi gambar karikatur tersebut. Gambar karikatur digunakan sebagai
rangsangan siswa disamping gambar karikatur memiliki kekhasan yang
berbentuk gambaran kartun yang menyampaikan pesan dituangkan dalam
bentuk gambar. Pada dasarnya pembelajaran menulis argumentasi ialah
pembelajaran untuk mengasah keterampilan mengungkapkan fakta-fakta dan
opini yang akan mengacu pada argumen-argumen baru. Penggunaan media
gambar karikatur diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa. Selain
itu, pemberian reward pada siswa diharapkan mampu membangkitkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan rancangan penelitian
tindakan kelas ini diharapkan terjadi peningkatan pada proses dan kualitas
hasil pembelajaran. Berikut ini gambaran alur kerangka berfikir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Bertolak dari kerangka pemikiran dan hasil penelitian sebelumnya
hipotesis dapat disusun sebagai berikut: terjadi peningkatan kualitas proses
dan hasil pembelajaran menulis argumentasi menggunakan media gambar
karikatur pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo.
Kondisi Sebelum Tindakan
Kondisi Siswa: Kemampuan menulis argumentasi siswa rendah
Kondisi Guru: Guru mengajar dengan metode konvensional dan media kurang variatif
Suasana Pembelajaran: Pasif dan membosankan
Pembelajaran menulis argumentasi menggunakan media gambar karikatur (PTK)
Kondisi Sesudah Tindakan
Kondisi Siswa: Kemampuan menulis argumentasi siswa meningkat
Kondisi Guru: Guru mengajar dengan metode bervariasi dan media yang menarik
Suasana Pembelajaran: Aktif dan menyenangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo, Ngawi,
yang beralamat di Jalan Raya Jogorogo, Desa Jogorogo, Kecamatan Jogorogo
Kabupaten Ngawi di bawah pimpinan Drs. Santoso memiliki 18 ruang kelas yang
terbagi atas kelas X ada 6 , kelas XI IPS ada 3, Kelas XI IPA ada 3, Kelas XII IPS
ada 3, Kelas XII IPA ada 3.
Pada setiap kelas umumnya memiliki situasi kelas yang sama. Ruang
kelas terdiri atas bangku, papan tulis dan berbagai hiasan dinding yang berkaiatan
dengan pelajaran, seperti: gambar-gambar pahlawan, serta gambar Presiden dan
Wakil Presiden Indonesia.
Alasan pemilihan kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo sebagai lokasi
penelitian adalah: (1) Peneliti sudah memiliki hubungan yang cukup baik dengan
sekolah tersebut; (2) terdapat permasalahan pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya pembelajaran menulis argumentasi yang perlu segera dipecahkan; (3)
kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bagian kurikulum yang bertekad untuk
meninggkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut yang salah satunya
dengan penelitian tindakan kelas (PTK) memberikan izin bagi peneliti untuk
melaksanakan penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X-E dengan jumlah 38 siswa
Tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian dilakukan selama enam bulan,
yakni mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2010. Adapun pelaksanaan
pembelajaran menulis argumentasi diselenggarakan pada semester genap
(semester kedua), yaitu bulan Februari hingga Juni 2010. Berikut tabel rincian
kegiatan waktu dan jenis kegiatan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 5. Rincian Kegiatan, Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Bulan No. Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 Persiapan survei
awal sampai
penyusunan
proposal
--xx xxxx
2 Seleksi informan,
penyiapan
instrumendan
media
---- xxxx
3 Pelaksanaan
Tindakan
---x xxxx
4 Analisis data -- xx
5 Penyusunan
laporan
--xx xxx
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia dan siswa
kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo, Ngawi tahun ajaran 2009/2010. Jumlah siswa
kelas X-E adalah 38 siswa yang terdiri dari 17 siswa putra dan 21 siswa putri serta
yang bertindak sebagai guru kelas ini adalah Ibu Umi Khafifah, S.Pd. Mayoritas
siswa berasal dari keluarga ekonomi menengah yang rata-rata pekerjaan orang tua
mereka adalah wiraswasta. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah
pembelajaran menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan bentuk Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Pada hakikatnya PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di
kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan
atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Rochiati Wiriatmaja (2006: 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
mengemukakan bahwa PTK adalah penelitian yang mengombinasikan prosedur
penelitian yang subtantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri,
atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil
terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. PTK merupakan cara
bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik
pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat
mengujicobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka,
dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
PTK dilaksanakan dengan strategi siklus yang berangkat dari identifikasi
masalah yang dihadapi oleh guru, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi tindakan, dan refleksi. Rangkaian kegiatan berurutan mulai
dari rencana tindakan sampai dengan refleksi disebut satu siklus penelitian. Jika
dalam setiap refleksi ditemukan masalah yang dihadapi guru, baik masalah baru
maupun masalah lama yang dianggap menganggu tercapainya PTK, maka guru
dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan merumuskan masalah tersebut.
Selanjutnya, guru dapat melakukan penelitian lebih lanjut pada siklus berikutnya,
yang dimulai dari penyusunan rencana tindakan sampai dengan refleksi. Namun,
jika dalam refleksi pada siklus tertentu tidak terjadi kendala dan tujuan PTK telah
terealisasi atau tercapai, maka penelitian dihentikan, tidak perlu dilanjutkan.
Hal penting dalam PTK adalah tindak nyata (action) yang dilakukan oleh
guru (bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
proses belajar mengajar. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan dapat
diukur tingkat keberhasilannya dalam pemecahan masalah tersebut. Jika program
tersebut belum dapat memecahkan masalah yang ada, maka perlu dilakukan
penelitian siklus berikutnya (siklus kedua) untuk mencoba tindakan lain
(alternative pemecahan lain sampai permasalahan dapat diatasi).
Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat
tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi
dan iterpretasi, (4) analisis dan refleksi. Secara jelas langkah-langkah tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
(Kemmis & Taggart dalam Rochiati Wiriaatmaja, 2006: 66)
Keterangan:
1. Planning (perencanaan)
2. Acting (Tindakan)
3. Observing (pengamatan)
4. Reflecting (refleksi)
D. Sumber Data Penelitian
Ada tiga sumber data penting yang dijadikan sebagai sasaran penggalian
dan pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini. Sumber data tersebut
meliputi:
1. Tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini, yaitu
kegiatan pembelajaran menulis argumentasi yang berlangsung dikelas X-E
SMA Negeri 1 Jogorogo dengan menggunakan media gambar karikatur.
2. Informan, dalam penelitian ini menggunakan informan guru Bahasa Indonesia
dan siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo Ngawi.
Observe
Plan
Act Reflect
Siklus I
Observe
Plan
Act Reflect
Siklus II
dst
1
2 4
3
1
2 4
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
3. Dokumen yang berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat
oleh guru dan peneliti, foto kegiatan pembelajaran menulis argumentasi, daftar
nilai dan hasil tes siswa berupa karangan argumentasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati perkembangan pembelajaran
keterampilan menulis argumentasi yang dilakukan oleh siswa dan guru sejak
sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan. Observasi ini dilakukan dengan
cara peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang mengamati jalannya
pembelajaran di kelas yang dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil posisi di
tempat duduk paling belakang, mengamati jalannya proses pembelajaran
sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung. Dengan berada di tempat duduk paling belakang, peneliti
memiliki kesempatan untuk mengamati seluruh peristiwa yang terjadi di
dalam kelas dengan leluasa.
Hasil observasi peneliti kemudian didiskusikan dengan guru yang
bersangkutan untuk kemudian dianalisis bersama-sama untuk mengetahui
berbagai kelemahan yang ada dan untuk mencari solusi terhadap segala
kelemahan yang ada. Hasil diskusi yang berupa solusi untuk mengatasi
kelemahan tersebut untuk kemudian dilaksanakan dalam siklus selanjutnya.
Observasi terhadap guru difokuskan pada keterampilan guru dalam
memanfaatkan media gambar karikatur. Pengamatan terhadap siswa
difokuskan pada keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, minat,
dan motivasi siswa terhadap pembelajaran keterampilan menulis argumentasi
dengan media gambar karikatur.
2. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam dilakukan terhadap guru, serta siswa kelas X-E
SMA Negeri 1 Jogorogo Ngawi. Wawancara dilakukan untuk menggali
informasi guna memeroleh data yang berkenaan dengan aspek permasalahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
pembelajaran keterampilan menulis argumentasi, penentuan tindakan, dan
respon yang timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.
3. Tes/pemberian tugas dan dokumen
Tes digunakan untuk mengetahui keterampilan menulis argumentasi
pada siswa. Adapun teknik tes atau tugas digunakan untuk mengetahui
perubahan hasil dari proses pembelajaran siswa setelah diadakan pembelajaran
menulis argumentasi dengan menggunakan media gambar karikatur. adapun
langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam pengambilan data dengan
menggunakan tes adalah dengan menyiapkan perangkat bahan tes dan menilai
serta mengolah data dari hasil kegiatan pembelajaran.
Dokumen digunakan untuk mengetahui data-data tertulis tentang
pembelajaran menulis argumentasi mulai dari persiapan sampai dengan
selesai. Dokumen yang digunakan yaitu RPP (Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran) dan silabus yang disiapkan sebelum kegiatan pembelajaran.
Pada akhir pembelajaran dokumen yang digunakan yaitu hasil tes dan daftar
nilai.
F. Uji Validitas Data
Untuk memeroleh data yang valid perlu dilakukan teknik-teknik uji
validitas yaitu trianggulasi sumber data dan trianggulasi metode. Dalam penelitian
ini peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber yang berbeda. Data yang
bersumber dari kegiatan proses pembelajaran menulis argumentasi diuji
kebenarannya dengan dokumen-dokumen pendukung serta pernyataan-pernyataan
informan. Data yang terkumpul diuji validitasnya dengan beberapa metode, data
yang terkumpul dari kegiatan observasi dicek kebenarannya melalui kegiatan
wawancara untuk mengungkap minat dan pelaksanaan pembelajaran menulis
argumentasi di kelas serta analisis dokumen yang berhubungan. Seperti karangan
argumentasi yang dibuat oleh siswa.
Selain itu, juga digunakan review informan merupakan teknik yang
digunakan untuk menanyakan kembali kepada informan (guru Bahasa Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
dan siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo) tentang data yang diperoleh
peneliti sudah valid atau belum.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis kritis. Teknik analisis ini bertujuan untuk mengungkap kekurangan dan
kelebihan kinerja guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas selama
penelitian berlangsung. Kriteria dalam teknik ini berdasar pada kajian teoretis
yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil analisis itu dijadikan acuan untuk
menyusun rencana tindakan kelas berikutnya sesuai dengan siklus yang telah
ditetapkan. Analisis kritis terhadap keterampilan menulis argumentasi siswa
meliputi: isi karangan, aspek pilihan kata, aspek kekritisan argumentasi siswa,
ketepatan ejaan dan tanda baca, aspek koherensi antar kalimat. Adapun analisis
kritis yang dilakukan terhadap proses pembelajaran terdiri dari keaktifan dan
minat siswa terhadap pembelajaran menulis argumentasi.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari
awal sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur
sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto,
dkk.(2006:74). Prosedur ini mencakup tahap-tahap: (1) perencanaan,(2)
pelaksanaan,(3) pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat kegiatan tersebut saling
terkait dan secara urut membentuk sebuah siklus. PTK merupakan penelitian yang
bersiklus. Artinya penelitian dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai
tujuan penelitian dapat tercapai. Alur PTK dapat dilihat pada gambar berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Gambar 3. Alur Penelitian Tindakan Kelas
(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, dkk, 2006:74)
Adapun prosedur penelitian tindakan kelas ini diuraikan sebagai berikut:
1. Persiapan
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti menemui Kepala
Sekolah SMA Negeri 1 Jogorogo Ngawi dan Wakil kepala sekolah bagian
kurikulum untuk meminta izin melakukan penelitian di sekolah tersebut.
Peneliti mengajukan surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh dekan disertai
dengan proposal penelitian. Setelah mendapat izin dari kepala sekolah,
peneliti menemui guru pengampu mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
untuk mempersiapkan kegiatan survei awal. Pada kegiatan ini, peneliti dan
guru mendiskusikan kelas yang akan digunakan untuk penelitian.
2. Studi/survei awal
Agar dapat mengetahui kondisi awal pembelajaran menulis argumentasi,
peneliti melakukan survei awal di kelas yang telah ditentukan sebelumnya,
yaitu kelas X-E. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap
Permasalahan Perencanaan tindakan I
Pelaksanaan tindakan I
Pengamatan/ pengumpulan data I
Refleksi I
Permasalahan baru hasil refleksi
Pengamatan/ pengumpulan data II
Perencanaan tindakan II
Refleksi II
Pelaksanaan tindakan II
Apabila permasalahan belum
terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
proses kegiatan pembelajaran menulis argumentasi. Selanjutnya peneliti
memeriksa hasil karangan menulis argumentasi siswa. Pada tahap ini, peneliti
juga melakukan wawancara pada guru pengampu dan siswa mengenai
pembelajaran menulis argumentasi yang terjadi selama ini.
3. Pelaksanaan Siklus
Siklus yang direncanakan adalah tiga dengan empat tahap pada tiap
siklusnya. Empat pelaksanaan siklus yaitu:
a. Siklus Pertama ( Siklus I)
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru menyusun:
a) Perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi dasar yang
akan dicapai, penyiapan media pembelajaran berupa gambar karikatur,
dan penyiapan rubrik penilaian menulis.
b) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran sebagai berikut.
(1) Guru membuka pelajaran;
(2) Guru memberikan apersepsi mengenai pengetahuan siswa terhadap
macam-macam wacana untuk mengetahui skemata mereka;
(3) Guru memberikan materi tentang tulisan argumentasi;
(4) Guru menunjukan contoh gambar karikatur, kerangka wacana
argumentasi dan pengembangannya berdasarkan karikatur tersebut;
(5) Guru membagikan gambar karikatur siswa memahami isinya;
(6) Guru membagikan lembar kerja dan menugaskan siswa untuk
menulis kerangka dan pengembangan argumentasi berdasarkan
gambar karikatur tersebut;
(7) Guru menugasi siswa untuk menyunting tulisan teman sebangku
serta memerbaiki kesalahan;
(8) Guru bersama siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan;
(9) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang kurang jelas;
(10) Guru menutup pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2) Tahap Pelaksanaan
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah direncanakan. Pada siklus I, direncanakan
ada dua kali tatap muka dengan alokasi waktu 2 X 45 menit setiap kali
pertemuan, sementara itu, pada siklus II dan III direncanakan hanya ada
satu pertemuan. Tahap ini dilakukan bersama dengan tahap
observasi.sesuai skenario pembelajaran. Tahap ini dilakukan bersamaan
dengan tahap observasi.
3) Tahap Observasi
Tahap ini dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasi
aktivitas penerapan media gambar karikatur pada proses pembelajaran
(aktivitas guru dan siswa) maupun pada hasil pembelajaran menulis
argumentasi yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang
kekurangan dan kemajuan aplikasi tindakan pertama. Peneliti melakukan
pengamatan terhadap siswa yang sedang melakukan kegiatan belajar
mengajar di bawah bimbingan guru. Peneliti mengamati keaktifan siswa
selama kegiatan apersepsi dan proses pembelajaran serta sewaktu siswa
proses menulis. Adapun kegiatan guru adalah menilai keterampilan siswa
dengan mengisi rubrik penilaian yang telah disiapkan. Hasil penilaian
tersebut dicek ulang dengan hasil rekaman kegiatan menulis argumentasi
siswa. Pada akhir tindakan, peneliti berwawancara dengan siswa mengenai
kesan mereka terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dengan
menerapkan media gambar karikatur. Selain itu juga peneliti berdiskusi
dengan guru mengenai hasil akhir tindakan serta menyusun rancangan
tindakan berikutnya.
4) Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini, dilakukan analisis hasil observasi dan interpretasi
sehigga diperoleh kesimpulan hal yang perlu diperbaiki atau
disempurnakan dan yang telah memenuhi target. Analisis dilakukan
dengan meninjau kembali hasil observasi dan interpretasi terhadap
tindakan yang dilakukan. Selanjutnya, dilakukan refleksi untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
mengetahui beberapa kekurangan yang muncul dalam pelaksanaan
tindakan tersebut. Setelah itu, guru dan peneliti berdiskusi untuk
menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi kekurangan
yang muncul sekaligus sebagai langkah perbaikan pada pembelajaran
berikutnya.
b. Rancangan Siklus II dan Siklus III
Pada siklus II dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti pada siklus I
tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang
diperoleh pada siklus I (refleksi), sehingga kelemahan yang terjadi pada siklus
I tidak terjadi pada siklus II. Demikian halnya pada siklus III dan seterusnya,
termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta
analisis dan refleksi yang mengacu pada siklus sebelumnya.
I. Tahap Penyusunan Laporan
Tahap ini dilaksanakan setelah penelitian selesai dilakukan. Peneliti
menyusun laporan mengenai keberhasilan media gambar karikatur untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran menulis argumentasi di kelas X-E SMA
Negeri 1 Jogorogo berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan,
3) observasi dan interpretasi, serta 4) analisis dan refleksi. Sebelum melakukan
tindakan, terlebih dahulu perlu diketahui gambaran kondisi awal pembelajaran
menulis argumentasi sebelum tindakan dengan menerapkan media gambar
karikatur. Berikut deskripsi kondisi awal, siklus I, siklus II, dan siklus III secara
lengkap.
1. Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan survei awal.
Survei awal dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran menulis
argumentasi serta kemampuan awal siswa dalam menulis argumentasi. Kondisi
awal ini menjadi acuan untuk menentukan tindakan apa saja yang akan dilakukan
pada pembelajaran untuk siklus selanjutnya. Survei awal yang berupa kegiatan
wawancara dilakukan pada hari Rabu, 3 Maret 2010, sedangkan kegiatan yang
berupa observasi dilakukan pada hari Selasa, 9 Maret 2010 pukul 10.15-12.45
WIB.
Pada kegiatan pembelajaran sebelum tindakan, guru memulai proses
belajar mengajar dengan mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa agar
mereka siap mengikuti pelajaran. Guru memulai pembelajaran dengan
mengingatkan para siswa mengenai materi yang telah mereka terima minggu lalu
dan mengantarkan siswa memasuki materi yang baru. Peneliti menempatkan diri
di tempat duduk paling belakang, sehingga peneliti dapat mengamati jalannya
kegiatan belajar mengajar dengan leluasa tanpa mengganggu jalannya pelajaran
yang sedang berlangsung. Di kelas X-E guru menjelaskan mengenai materi
menulis argumentasi. Setelah menyampaikan materi, guru kemudian
melaksanakan suatu tes untuk mengetahui tingkat keterampilan menulis
argumentasi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Hasil tulisan siswa menunjukkan bahwa keterampilan menulis
argumentasi siswa kelas X-E SMA N 1 Jogorogo masih rendah. Hal tersebut
diindikasikan oleh: (1) siswa belum mampu mengembangkan ide dan gagasan
dalam bentuk wacana argumentasi, (2) tulisan argumentasi siswa belum bersifat
meyakinkan pembaca, (3) kemampuan siswa mengembangkan sebuah gagasan
menjadi wacana yang runtut masih kurang, (4) siswa belum mampu menulis
dengan memperhatikan penggunaan EYD, dan struktur kalimat dengan benar.
Kegiatan wawancara dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia yang menjadi
partner dalam penelitian ini, dari observasi penelitian terhadap kegiatan belajar-
mengajar di kelas yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan, diketahui
bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh hal sebagai berikut:
1. Siswa tidak mengembangkan kebiasaan menulis pada saat pembelajaran
bahasa Indonesia.
Kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan siswa dan
guru, terungkap bahwa siswa tidak terbiasa menulis pada saat pelajaran
Bahasa Indonesia. Menurut keterangan dari guru, siswa tidak tertarik dengan
pelajaran menulis karena siswa tidak terbiasa dengan budaya menulis. Menulis
merupakan sesuatu yang berat sehingga pada saat mendapat tugas menulis,
siswa cenderung malas dan saling menyalin tulisan teman lain. Hal ini dapat
dibuktikan oleh peneliti saat melakukan pengamatan. Saat mengikuti pelajaran
menulis argumentasi, siswa tidak bisa memberikan pengertian tentang tulisan
argumentasi. Begitu pula saat guru sedang menjelaskan siswa tidak
memerhatikan penjelasan guru, bosan, dan merebahkan tubuh di atas meja
karena mengantuk. Siswa sulit membedakan antara jenis karangan yang satu
dengan karangan yang lain. Hal ini terbukti dan hasil tulisan mereka yang
belum semuanya mengarah pada tulisan argumentasi.
2. Guru kesulitan dalam membangkitkan minat siswa.
Berdasar pada pembelajaran menulis Argumentasi yang dilaksanakan,
siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat dan kurang antusias. Siswa
terlihat bosan dan tidak menaruh perhatian sepenuhnya pada pelajaran. Saat
disuruh membuat tulisan argumentasi siswa pada umumnya mengeluh terlalu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
sulit dan malas serta kesulitan menentukan ide argumentasi dan
pengembangan gagasannya. Selain itu, guru juga cenderung berdiri di depan
dengan metode ceramah serta mengandalkan LKS sebagai penunjang
pembelajaran. Guru jarang melibatkan siswa dalam praktik menulis dan
diskusi.
3. Guru kesulitan menemukan teknik yang tepat untuk mengajarkan materi
menulis argumentasi secara lebih baik.
Metode yang digunakan guru dalam mengajarkan materi menulis
argumentasi adalah metode ceramah. Pada awal kegiatan belajar mengajar,
guru menerapkan pengertian menulis argumentasi sambil memberi
pertanyaan-pertanyaan sederhana mengenai tulisan argumentasi. Selanjutnya,
guru mengajarkan kepada siswa tentang langkah-langkah menulis
argumentasi. Akan tetapi, siswa justru menjadi dibingungkan oleh teori-teori
yang diberikan guru. Setelah itu, siswa diminta untuk membuat tulisan
argumentasi sesuai dengan penjelasan yang telah guru sampaikan. Selain itu,
guru juga kesulitan mendapatkan sumber referensi mengenai tulisan
argumentasi.
Berdasar hasil tes survei awal pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1
Jogorogo rendahnya kemampuan menulis argumentasi teridentifikasi dari nilai
rata-rata menulis argumentasi yakni 58,97 (sumber dari nilai menulis siswa kelas
X-E SMA Negeri 1 Jogorogo) hanya 10 siswa (26,31%) yang tuntas, sedangkan
28 siswa (73,68%) belum mencapai ketuntasan belajar dari 38 siswa (standar
ketuntasan belajar minimal mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah 65).
Data tersebut dapat dirinci pada tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 6. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Survei Awal Kelas X-E SMAN 1 Jogorogo Tahun Ajaran 2009/2010.
Survei Awal
No NIS Nama I II III IV V Jumlah
Keterangan
1 4467 A. Rois Nugroho 15 14 10 15 2 56 Tidak Tuntas 2 4468 Agung Prasetya 20 14 10 14 3 61 Tidak Tuntas 3 4469 Alfian Dwy Arywibowo 17 15 10 15 2 59 Tidak Tuntas 4 4470 Angga Nugraha 13 7 10 12 2 44 Tidak Tuntas 5 4471 Ardi Cahya Irwan 16 14 12 10 3 55 Tidak Tuntas 6 4472 Ari Wahyu Indra Setiawan 14 9 8 12 2 45 Tidak Tuntas 7 4473 Ayu Muysharoh 20 14 20 16 3 73 Tuntas 8 4474 Bintar Tian Efendi 14 16 13 12 3 58 Tidak Tuntas 9 4475 Deny Eka Setiawan 17 12 14 10 3 56 Tidak Tuntas 10 4476 Dian Nurjannah 20 14 10 18 3 64 Tidak Tuntas 11 4477 Dina Laksmita 19 13 14 18 3 67 Tuntas 12 4478 Eko David Prasetyo 15 14 13 14 2 58 Tidak Tuntas 13 4479 Eva Dewi Widiyanti 16 12 10 12 3 41 Tidak Tuntas 14 4480 Fajar Davit Budiarga 14 11 13 14 2 54 Tidak Tuntas 15 4481 Fitri Purwati 18 14 10 11 2 55 Tidak Tuntas 16 4482 Habib Rymszad Faishal 17 8 9 14 3 51 Tidak Tuntas 17 4483 Khoirotul Munawaroh 17 16 14 15 4 68 Tuntas 18 4484 Leni Triana Dewi 20 17 13 17 3 70 Tuntas 19 4485 Lia Fitriani 15 10 15 10 3 53 Tidak Tuntas 20 4486 Mas Cahyo Kumara Jati S. 10 8 9 11 2 40 Tidak Tuntas 21 4487 Mawardi 19 18 11 15 3 66 Tuntas 22 4488 Mochamad Saiful Kirom 20 16 15 17 3 71 Tuntas 23 4489 Ninika Arno Dewi 17 12 13 14 3 59 Tidak Tuntas 24 4490 Nofia Mabirotin 17 12 14 13 2 58 Tidak Tuntas 25 4491 Puji Rahayu 19 14 16 12 3 64 Tidak Tuntas 26 4492 Rika Sugiyarti 18 15 13 14 2 62 Tidak Tuntas 27 4493 Rita 18 13 15 15 3 64 Tidak Tuntas 28 4494 Rudi Hartanto 15 12 12 14 2 55 Tidak Tuntas 29 4495 Ruly Rasaningrum 16 15 16 16 3 66 Tuntas 30 4496 Sony Yudho Sutrisno 17 10 9 12 2 50 Tidak Tuntas 31 4497 Sri Maulud Sari 20 16 15 16 4 71 Tuntas 32 4498 Suci Wiratnasari 18 13 16 18 3 68 Tuntas 33 4499 Tesya Santri Zulaikhat 18 13 14 14 3 62 Tidak Tuntas 34 4500 Toyibatul Maftucnah 20 14 12 14 3 66 Tuntas 35 4501 Uswatun Khasanah 18 12 15 13 3 61 Tidak Tuntas 36 4502 Vangesti Rahayu Hariyati 20 13 11 13 3 60 Tidak Tuntas 37 4503 Wismoyo Adi Nugroha 16 8 11 9 2 46 Tidak Tuntas 38 4504 Yuli Fatmawati 17 15 13 15 3 63 Tidak Tuntas TOTAL 2241 ≤65 = 28 siswa RATA-RATA 58,97 ≥65 = 10 siswa
Berdasarkan hasil tes survei awal tersebut, peneliti kemudian melakukan
diskusi dengan guru untuk menyamakan persepsi. Dan hasil diskusi tersebut
kemudian disepakati untuk pertemuan selanjutnya penelitian dilakukan pada hari
Selasa, 6 April 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran
menulis argumentasi sekaligus untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dan empat kegiatan, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi.
1. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil survei awal , permasalahan yang terjadi adalah pada
proses pembelajara yang masih konvensional dan keterampilan menulis
argumentasi siswa rendah. Hal ini terjadi karena siswa masih belum mencapai
batas minimal ketuntasan belajar pada pretes.
Berdasar hasil analisis tersebut, peneliti dan guru melakukan suatu
tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kegiatan perencanaan ini
dilaksanakan pada hari Jumat, 19 Maret 2010 di ruang guru SMA Negeri 1
Jogorogo. Pada kesempatan tersebut peneliti dengan guru melakukan diskusi
yaitu (1) peneliti menyamakan persepsi dengan guru mengenai penelitian
yang akan dilakukan, (2) peneliti memberi usul agar digunakannya media
gambar karikatur dalam pembelajaran menulis argumentasi, (3) Peneliti dan
guru bersama-sama menyusun RPP untuk siklus I, (4) peneliti dan guru
menentukan indikator pencapaian tujuan, (5) peneliti dan guru membuat
lembar penilaian siswa berupa instumen penelitian tes dan nontes. Instrumen
tes dinilai berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis argumentasi.
Instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh
peneliti dengan mengamati keefektifan dan sikap siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Menurut kesepakatan antara guru dengan peneliti,
tindakan pada siklus I akan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan.
Pertemuan siklus I disepakati pada hari Selasa, 6 April 2010 di ruang
kelas X-E. Tahap perencanaan tindakan atau skenario pembelajaran pada
siklus I langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
1) Guru mengkondisikan kelas dan mengabsen siswa;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
2) Guru memberikan apersepsi mengenai pengetahuan siswa terhadap
macam-macam wacana untuk membuka skemata siswa;
3) Guru memberikan materi tentang wacana argumentasi dan perbedaannya
dengan jenis-jenis wacana yang lain;
4) Guru mendiskusikan dengan siswa ciri-ciri wacana argumentasi dari
materi yang ada di buku paket dan LKS;
5) Guru membagikan contoh gambar karikatur, kerangka wacana
argumentasi dan pengembangannya berdasarkan gambar tersebut lalu
mendiskusikannya bersama siswa;
6) Guru menyuruh siswa untuk berlatih membuat kerangka karangan
berdasar contoh gambar karikatur yang ditampilkan guru di depan kelas;
7) Guru menyuruh siswa untuk mengembangkan menjadi wacana
argumentasi;
8) Guru melakukan refleksi dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan;
9) Guru menutup pelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Sebagaimana yang telah direncanakan antara guru dan peneliti
sepakati, tindakan siklus I dilaksanakan satu kali pertemuan. Alokasi waktu
masing-masing pertemuan adalah dua jam pelajaran (2 x 45 menit).
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 6 April 2010 di ruang kelas
X-E SMA N 1 Jogorogo. Peneliti menempatkan diri berada di bangku paling
belakang agar tidak menganggu kegiatan belajar-mengajar dan bertindak
sebagai partisipan pasif untuk mengamati jalannya pembelajaran dengan
berpedoman pada lembar observasi.
Pada pertemuan siklus I, tindakan dilaksanakan pada hari Selasa, 6
April 2010 pukul 10.15-11.40 (jam ke5-6). Langkah-langkah yang dilakukan
guru pada tindakan siklus I sebagai berikut: (1) guru membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam untuk mengkondisikan kelas lalu mengabsen
siswa, (2) guru memberi apersepsi mengenai pengetahuan siswa dalam
mengenal berbagai macam wacana/karangan dengan metode tanya jawab dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
ceramah tentang berbagai macam jenis-jenis paragraf, (3) guru
menyampaikan materi tentang paragraf argumentasi yang mengacu pada buku
teks dan LKS dengan terlebih dahulu menerangkan jenis-jenis wacana serta
perbedaannya, (4) guru membagikan contoh gambar karikatur dengan tema
”Visit Malaysia 2009” beserta kerangka karangan dan pengembangannya
berdasarkan gambar karikatur tersebut lalu siswa mendiskusikannya, (5) guru
menugasi siswa untuk berlatih membuat kerangka karangan berdasar gambar
karikatur yang telah ditampilkan guru, (6) guru membagikan gambar
karikatur dengan tema ”Ujian Nasional” kemudian siswa mengamati dan
mendiskusikannya, (7) guru menugasi siswa membuat kerangka dan
mengembangkannya menjadi wacana argumentasi, (8) guru melakukan
refleksi dan menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan serta memberi
kesempatan siswa untuk bertanya, (9) guru menutup pelajaran.
Dalam tahap ini, guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan
pembelajaran menulis argumentasi di dalam kelas sedangkan peneliti
bertindak sebagai partisipan pasif.
c. Pengamatan (Observasi)
Kegiatan pengamatan dilaksanakan pada saat pembelajaran menulis
argumentasi dengan media gambar karikatur berlangsung, yaitu pada hari
Selasa, 6 April 2010 pukul 10.15-11.45 WIB. Pengamatan difokuskan pada
situasi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru, dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran. Dalam kegiatan ini, peneliti bertindak sebagai
partisipan pasif yang melakukan pengamatan dari bangku paling belakang
melalui pedoman observasi yang telah dibuat. Sesekali, peneliti berada di
depan kelas untuk mengambil gambar sebagai dokumentasi.
Dari kegiatan tersebut diperoleh gambaran tentang proses
pembelajaran. Sebelum mengajar, guru telah mempersiapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dijadikan pedoman mengajar. Selama
pembelajaran berlangsung guru juga sudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai RPP. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti,
diperoleh hasil sebagai berikut. Pada Siklus I, 6 siswa datang terlambat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
dikarenakan waktu jam istirahat pukul 09.00 pada jam sebelumnya ada
ulangan, ketika guru bertanya habis dari mana kalian siswa yang terlambat
menjawab shalat bu, guru menjawab cepat kalian duduk perhatikan
penjelasan saya, pada pertemuan pertama kegiatan pembelajaran kurang
begitu antusias banyak siswa yang bermalasan berhubung waktu pelajaran
tepat pada siang hari, jumlah siswa yang hadir 38 (tidak ada siswa yang
absen),
Selama penyampaian materi, siswa tampak jenuh, bosan, dan
beraktivitas sendiri. Berdasarkan pengamatan terhadap proses belajar
mengajar menulis argumentasi, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung berikut ini.
Tabel 7. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus I
Kelas X-E SMAN 1 Jogorogo Tahun Ajaran 2009/2010.
Indikator No NIS Nama
I II III IV Jumlah Keterangan
1 4467 A. Rois Nugroho 3 2 3 2 10 Sedang
2 4468 Agung Prasetya 2 3 3 1 9 Kurang
3 4469 Alfian Dwy Arywibowo 2 3 2 1 8 Kurang
4 4470 Angga Nugraha 2 3 3 1 9 Kurang
5 4471 Ardi Cahya Irwan 4 3 4 4 15 Baik
6 4472 Ari Wahyu Indra Setiawan 3 3 4 2 12 Sedang
7 4473 Ayu Muysharoh 4 4 3 4 15 Baik
8 4474 Bintar Tian Efendi 4 4 4 4 16 Baik
9 4475 Deny Eka Setiawan 3 2 4 3 12 Sedang
10 4476 Dian Nurjannah 4 4 4 4 16 Baik
11 4477 Dina Laksmita 4 4 3 4 15 Baik
12 4478 Eko David Prasetyo 3 3 4 2 11 Sedang
13 4479 Eva Dewi Widiyanti 3 3 4 2 12 Sedang
14 4480 Fajar Davit Budiarga 3 4 4 3 14 Baik
15 4481 Fitri Purwati 4 4 4 4 16 Baik
16 4482 Habib Rymszad Faishal 3 3 3 2 11 Sedang
17 4483 Khoirotul Munawaroh 4 4 4 4 16 Baik
18 4484 Leni Triana Dewi 4 4 4 4 16 Baik
19 4485 Lia Fitriani 3 3 3 2 11 Sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
20 4486 Mas Cahyo Kumara Jati S. 3 3 3 2 11 Sedang
21 4487 Mawardi 4 4 4 4 16 Baik
22 4488 Mochamad Saiful Kirom 4 3 4 4 15 Baik
23 4489 Ninika Arno Dewi 4 4 4 4 16 Baik
24 4490 Nofia Mabirotin 3 2 3 2 10 Sedang
25 4491 Puji Rahayu 4 3 4 4 15 Baik
26 4492 Rika Sugiyarti 3 3 3 2 11 Sedang
27 4493 Rita 4 4 4 4 16 Baik
28 4494 Rudi Hartanto 4 4 4 4 16 Baik
29 4495 Ruly Rasaningrum 3 3 3 1 10 Sedang
30 4496 Sony Yudho Sutrisno 3 3 3 1 10 Sedang
31 4497 Sri Maulud Sari 4 4 4 4 16 Baik
32 4498 Suci Wiratnasari 4 4 4 4 16 Baik
33 4499 Tesya Santri Zulaikhat 4 4 4 4 16 Baik
34 4500 Toyibatul Maftucnah 3 3 3 1 10 Sedang
35 4501 Uswatun Khasanah 4 4 4 4 16 Baik
36 4502 Vangesti Rahayu Hariyati 4 4 4 4 16 Baik
37 4503 Wismoyo Adi Nugroha 3 3 3 2 11 Sedang
38 4504 Yuli Fatmawati 4 4 4 4 16 Baik
Total 507
Jumlah siswa 20 22 23 20
Persentase siswa dengan
kriteria Baik/Amat Baik 53% 57% 60% 53% 55,26% 21 Siswa
Keterangan
I. Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebanyak 20 siswa (53%),
sedangkan 18 siswa (47%) lainnya sibuk dengan aktivitas sendiri.
II. Siswa yang aktif selama pemberian materi sebanyak 22 siswa (57%),
sedangkan 16 siswa (43%) kurang memerhatikan penjelasan guru. Guru
sesekali berjalan mengelilingi kelas dan menunjuk siswa yang ramai dan
memberi pertanyaan kepadanya. Oleh karena itu, banyak siswa yang
sudah merasa diperhatikan oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
III. Siswa yang aktif memerhatikan gambar karikatur sebanyak 23 siswa
(60%), sedangkan 14 siswa (40%) lainnya kurang serius dalam
melakukan pengamatan.
IV. Siswa yang aktif selama kegiatan diskusi sebanyak 20 siswa (53%),
sedangkan 18 siswa (47%) tidak mau ambil bagian dalam kegiatan
diskusi.
V. Siswa aktif dalam membuat kerangka karangan dan mengembangkannya
mencapai 100% artinya, seluruh siswa terlibat dalam aktivitas ini.
Secara lebih rinci, observasi yang dilakukan peneliti menghasilkan
beberapa hal sebagai berikut :
1) Keaktifan siswa selama pembelajaran menulis argumentasi mencapai
55%. Hal ini diindikatori oleh hal-hal yang telah disebutkan di atas.
Perhitungan dilakukan dengan lembar observasi yang telah disusun
terhadap jumlah siswa yang nampak aktif selama pembelajaran
berlangsung. Yaitu sebanyak 21 siswa.
2) Kemampuan siswa dalam mengembangkan ide ke dalam tulisan
argumentasi mencapai 42%. Hal ini diamati dari hasil kerja siswa berupa
tulisan argumentasi dan dihitung dari jumlah siswa yang mampu
mengembangkan ide ke dalam tulisan argumentasi secara baik, yaitu 16
siswa. Berdasarkan analisis hasil pekerjaan siswa yang dilakukan oleh
guru dan peneliti, siswa masih kesulitan dalam mengembangkan kerangka
karangan, fakta-fakta yang ditulis siswa belum sepenuhnya mendukung
argumennya.
3) Ketuntasan hasil belajar menulis argumentasi mencapai 45%. Hal ini
terlihat dari hasil kerja siswa berupa tulisan argumentasi dan dihitung dari
jumlah siswa yang memeroleh nilai 65 keatas, yaitu sebanyak 17 Siswa.
d. Analisis dan refleksi
Berdasarkan pengamatan peneliti pada tindakan siklus I, peneliti
menyimpulkan bahwa kualitas pembelajaran menulis argumentasi belum
mengalami peningkatan yang berarti. Hal ini ditandai oleh:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
1) Keaktifan siswa dalam pembelajaran belum maksimal, hanya 21 siswa
(55%) dari total 38 siswa yang hadir. Persentase keaktifan diperoleh dari
rata-rata keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan indikator
keaktifan sebagaimana tertera dalam lembar observasi (terlampir).
Sebagian besar dari mereka sibuk dengan aktifitasnya sendiri. Sebenarnya,
kelas tampak tenang tetapi siswa tidak sepenuhnya konsentrasi pada
pembelajaran. Ada yang tampak bosan, mengantuk, berbicara dengan
teman sebangku, bahkan ada yang bermain ponsel (handphone);
2) Guru belum mengelola kelas secara baik. Guru belum mampu
menciptakan situasi pembelajaran yang mendukung siswa untuk aktif,
antusias, konsentrasi, dan termotivasi untuk belajar. Meskipun sesekali
guru memberi kesempatan pada siswa untuk berpendapat, hal itu kurang
dimanfaatkan dengan baik oleh siswa. Hal tersebut menjadi sebuah
tantangan bagi guru untuk menjadikan siswa aktif dalam kegiatan
tanyajawab dan pembelajaran secara keseluruhan. Selain itu, perhatian
guru juga belum menyeluruh kepada seluruh siswa. Masih ada siswa yang
tidak memerhatikan pelajaran namun tidak mendapat teguran dari guru,
terutama siswa yang duduk di bangku deretan paling belakang. Waktu
yang disediakan guru untuk kegiatan menulis juga kurang sehingga siswa
tidak leluasa dalam mengembangkan ide dan argumennya. Gambar
karikatur yang disajikan pada siswa pun sulit untuk dipahami oleh siswa
sebab ada tulisan yang kurang dapat terbaca. Akan tetapi hal itu dapat
diatasi dengan kegiatan diskusi;
3) Kemampuan siswa dalam menulis argumentasi belum optimal. Hal ini
terbukti dari 38 siswa yang mengerjakan tugas hanya 17 siswa yang
mencapai ketuntasan belajar (mendapat nilai 65 keatas). Meskipun
demikian, kondisi tersebut mengalami peningkatan dibandingkan hasil
pretes.
Nilai rata-rata kelas dalam menulis argumentasi pada siklus I
mengalami peningkatan yang cukup baik dibandingkan nilai rata-rata pada
saat survei awal, yaitu 58,97 menjadi 62,87 naik 4 poin. Hal ini disebabkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
pada saat survei awal masih banyak siswa yang menulis jenis tulisan lain
meskipun telah diinstruksikan menulis argumentasi. Nilai tertinggi pada siklus
ini adalah 73 sedangkan nilai terendah adalah 40. Dalam siklus ini masih ada
4 siswa yang masih salah menulis argumentasi, sehingga guru perlu
mengulang kembali materi tentang paragraf argumentasi. Selain itu,
kemampuan siswa dalam mengembangkan ide kedalam tulisan argumentasi
juga mengalami peningkatan. Pada siklus ini, kemampuan tersebut mencapai
63% dari jumlah siswa yang hadir yaitu 38 siswa. Adapun perolehan nilai
menulis argumentasi siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 8. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus I Kelas X-E SMAN 1
Jogorogo Tahun Ajaran 2009/2010.
Siklus I No NIS Nama
I II III IV V Jumlah Keterangan
1 4467 A. Rois Nugroho 16 13 12 14 3 58 Tidak Tuntas
2 4468 Agung Prasetya 17 15 13 15 3 63 Tidak Tuntas
3 4469 Alfian Dwy Arywibowo 18 12 12 17 3 62 Tidak Tuntas
4 4470 Angga Nugraha 17 13 10 11 3 54 Tidak Tuntas
5 4471 Ardi Cahya Irwan 18 14 11 12 3 58 Tidak Tuntas
6 4472 Ari Wahyu Indra Setiawan 16 13 10 11 3 53 Tidak Tuntas
7 4473 Ayu Muysharoh 20 18 17 15 3 73 Tuntas
8 4474 Bintar Tian Efendi 15 14 13 17 3 61 Tidak Tuntas
9 4475 Deny Eka Setiawan 17 13 13 16 3 62 Tidak Tuntas
10 4476 Dian Nurjannah 18 14 15 17 3 66 Tuntas
11 4477 Dina Laksmita 21 13 14 18 3 69 Tuntas
12 4478 Eko David Prasetyo 17 14 13 15 3 62 Tidak Tuntas
13 4479 Eva Dewi Widiyanti 18 11 12 10 3 54 Tidak Tuntas
14 4480 Fajar Davit Budiarga 16 15 10 16 3 60 Tidak Tuntas
15 4481 Fitri Purwati 18 14 9 18 3 62 Tidak Tuntas
16 4482 Habib Rymszad Faishal 17 12 12 14 3 58 Tidak Tuntas
17 4483 Khoirotul Munawaroh 18 17 16 16 3 70 Tuntas
18 4484 Leni Triana Dewi 20 16 14 17 3 70 Tuntas
19 4485 Lia Fitriani 15 13 13 16 3 60 Tidak Tuntas
20 4486 Mas Cahyo Kumara Jati S. 13 9 10 10 3 45 Tidak Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
21 4487 Mawardi 20 17 12 17 3 69 Tuntas
22 4488 Mochamad Saiful Kirom 19 18 15 16 3 71 Tuntas
23 4489 Ninika Arno Dewi 18 14 9 18 3 62 Tidak Tuntas
24 4490 Nofia Mabirotin 17 14 10 17 3 61 Tidak Tuntas
25 4491 Puji Rahayu 18 14 14 18 3 67 Tuntas
26 4492 Rika Sugiyarti 20 14 13 16 3 66 Tuntas
27 4493 Rita 18 13 14 17 3 65 Tuntas
28 4494 Rudi Hartanto 17 12 13 17 3 62 Tidak Tuntas
29 4495 Ruly Rasaningrum 21 15 14 17 3 70 Tuntas
30 4496 Sony Yudho Sutrisno 16 13 10 11 3 53 Tidak Tuntas
31 4497 Sri Maulud Sari 21 17 13 18 3 73 Tuntas
32 4498 Suci Wiratnasari 17 14 17 19 3 70 Tuntas
33 4499 Tesya Santri Zulaikhat 19 15 12 15 3 64 Tidak Tuntas
34 4500 Toyibatul Maftucnah 22 15 13 17 3 70 Tuntas
35 4501 Uswatun Khasanah 20 13 16 15 3 67 Tuntas
36 4502 Vangesti Rahayu Hariyati 23 14 10 12 3 62 Tidak Tuntas
37 4503 Wismoyo Adi Nugroha 15 12 9 10 3 49 Tidak Tuntas
38 4504 Yuli Fatmawati 19 14 15 16 3 67 Tuntas
TOTAL 2388 ≤65= 22 siswa
RATA-RATA 62,87 ≥65= 16 siswa
Berdasarkan analisis dan refleksi yang telah dilakukan oleh peneliti
dan guru, ditemukan beberapa kekurangan sebagaimana yang telah
dikemukakan di atas. Berikut ini dikemukakan beberapa hal yang dapat
memperbaiki kekurangan tersebut.
1) Guru lebih banyak berinteraksi dengan siswa. Salah satunya dengan
memberikan perhatian kepada siswa secara menyeluruh, tidak hanya pada
siswa yang dihafal saja. Dengan demikian, siswa merasa lebih
diperhatikan oleh guru sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar.
2) Guru akan memperbaiki pengelolaan kelas. Metode ceramah yang
dilakukan guru dapat dibuat lebih bervariasi dengan selingan humor dan
kegiatan tanya jawab. Meskipun sesekali hal itu sudah dilakukan guru,
sepertinya guru belum mampu memotivasi siswa untuk aktif didalamnya.
Hal itu bisa dilakukan dengan memberikan reward bagi siswa meskipun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
hanya memberi tepuk tangan dan pujian sehingga siswa lebih termotivasi
dan semangat dalam bertanya. Selain itu, guru juga perlu memberi waktu
yang cukup bagi siswa untuk menulis supaya siswa lebih leluasa dalam
mengembangkan ide.
3) Guru akan memahamkan kembali pada siswa tentang paragraf
argumentasi. Akan tetapi, dalam memberi pemahaman pada siswa, guru
tak perlu mengulang materi dari awal sebab hal itu akan menimbulkan
kebosanan pada siswa.
2. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan tindakan
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I, disepakati bahwa
siklus II perlu dilakukan. Persiapan dan perencanaan tindakan dilakukan pada
hari Senin, 12 April 2010 di ruang guru SMA Negeri 1 Jogorogo. Pada
kesempatan ini, peneliti menyampaikan kembali hasil observasi dan refleksi
terhadap pembelajaran menulis argumentasi yang telah dilaksanakan pada
siklus I. Selain itu, peneliti juga menyampaikan segala kelebihan dan
kekurangan proses pembelajaran menulis argumentasi yang telah
dilaksanakan.
Untuk memperbaiki beberapa kekurangan dalam siklus I, disepakati
hal-hal yang sebaiknya dilakukan guru pada siklus II. Hal-hal yang disepakati
antara lain: (1) guru lebih banyak berinteraksi dengan siswa; memberikan
perhatian pada seluruh siswa, (2) guru memahamkan kembali pada siswa
tentang paragraf argumentasi dengan metode ceramah yang divariasikan
dengan selingan humor dalam kegiatan tanya jawab, (3) guru menampilkan
gambar karikatur di depan kelas, serta membagikan gambar karikatur pada
setiap siswa supaya pengamatan siswa lebih tertuju pada pokok bahasan, (4)
guru memberikan reward berupa pujian seperti baik sekali, bagus sekali, tepat
sekali, atau juga dengan memberi nilai tambahan untuk memotivasi siswa, (5)
guru memberi waktu yang cukup bagi siswa untuk menulis argumentasi.
Selain beberapa hal tersebut, disepakati pula bahwa tindakan pada siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
akan dilaksanakan pada hari Kamis, 15 April 2010. di ruang kelas X-E SMA
Negeri 1 Jogorogo.
Adapun urutan skenario kegiatan pembelajaran menulis dalam siklus
II direncanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran;
2) Guru merefleksi hasil kerja siswa pada pertemuan sebelumnya dan
mengumumkan hasil kerja siswa yang mendapat nilai terbaik;
3) Guru memahamkan kembali materi tentang wacana argumentasi pada
siswa;
4) Guru menampilkan gambar karikatur bertema ”Peradilan Indonesia” di
depan kelas, siswa mengamati;
5) Guru bersama siswa mendiskusikan isi karikatur;
6) Guru menugasi siswa untuk menentukan topik, kerangka karangan, dan
mengembangkannya menjadi wacana argumentasi;
7) Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan hasil kerjanya ke depan
kelas;
8) Guru merefleksi dan menyimpulkan pembelajaran serta siswa diberi
kesempatan untuk bertanya;
9) Guru menutup pelajaran.
Peneliti dan guru bersama-sama menyusun RPP untuk siklus II, serta
membuat lembar penilaian siswa berupa instumen penelitian tes dan nontes.
Instrumen tes dinilai berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis
argumentasi. Instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keefektifan dan sikap siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan
Sebagaimana yang telah direncanakan, Tindakan pada siklus II
dilaksanakan dalam satu pertemuan, yaitu pada hari Kamis, 15 April 2010 di
ruang kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo. Pembelajaran berlangsung selama
2x45 menit (2 jam pelajaran), yaitu pukul 12.00-13.30 WIB (jam ke 7-8).
Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran menulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
argumentasi pada siklus II adalah sebagai berikut: (1) guru membuka
pelajaran dengan mengucapkan salam, (2) guru mengkondisikan kelas dengan
memaparkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan, (3) guru membacakan
salah satu karya terbaik siswa pada tindakan I supaya siswa termotivasi dalam
menulis argumentasi serta mengetahui tulisan argumentasi yang benar, (4)
guru membahas tulisan tersebut dan memaparkan cara penulisan paragraf
argumentasi yang benar, (5) guru menampilkan Gambar karikatur bertema ”
Peradilan Indonesia” di depan kelas, siswa fokus mengamati, (6) guru
menugasi siswa menentukan topik, membuat kerangka, dan
mengembangkannya menjadi wacana argumentasi, (7) guru menyuruh siswa
untuk mengumpulkan hasil kerjanya ke depan kelas; (8) guru merefleksi dan
menyimpulkan pembelajaran serta siswa diberi kesempatan untuk bertanya;
(9) guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam . Dalam tahap ini,
guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran menulis
argumentasi di dalam kelas sedangkan peneliti bertindak sebagai partisipan
pasif yang duduk di bangku paling belakang.
c. Pengamatan (Observasi)
Kegiatan pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran menulis
argumentasi dengan media gambar karikatur berlangsung, yaitu pada hari
Kamis 15 April 2010 pukul 12.15-13.30 WIB (jam ke 7-8) di ruang kelas X-E
SMA Negeri 1 Jogorogo. Seperti halnya pada siklus I, kegiatan pengamatan
difokuskan pada kegiatan pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan oleh
guru, serta aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan lembar
observasi. Pada saat pengamatan, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif
yang melakukan pengamatan dengan lembar observasi duduk di bangku
paling belakang. Sesekali, peneliti berada disamping kelas untuk mengambil
gambar sebagai dokumentasi penelitian.
Pada pembelajaran di siklus II, berdasar pengamatan peneliti guru
mengajar sudah sesuai dengan RPP yang yang telah disepakati sebelumnya.
Guru mengucapkan salam untuk mengawali pelajaran dilanjutkan dengan
melakukan presensi siswa ternyata jumlah siswa yang hadir sebanyak 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
siswa (lengkap tidak ada siswa yang absen). Dilanjutkan dengan kegiatan
tanya jawab tentang materi menulis argumentasi. Guru tampak berusaha untuk
mengaktifkan siswa melalui pemberian stimulus. Hasilnya banyak siswa yang
menanggapi penjelasan yang diberikan guru, susana kelas menjadi lebih hidup
karena guru tidak mendominasi kegiatan belajar-mengajar. Setelah selesai
menyampaikan materi pelajaran, guru mengemukakan kekurangan yang ada
dalam tulisan argumentasi siswa. Guru menampilkan gambar karikatur
”Peradilan Indonesia” di depan kelas lalu guru mengajak siswa untuk
berdiskusi dan mengemukakan pendapat, gagasan, dan tanggapannya
mengenai isi yang terkandung dalam gambar karikatur tersebut. Walaupun
suasana kelas menjadi sedikit ramai tetapi siswa terlihat aktif. Beberapa siswa
menunjuk jari untuk ikut andil berpendapat. Setelah itu guru memberi tugas
siswa untuk membuat kerangka dan mengembangkannya menjadi wacana
argumentasi. Guru tidak hanya di depan kelas, tetapi berkeliling sambil sambil
memberi penjelasan kepada siswa yang kurang paham. Setelah waktu yang
diberikan cukup untuk menulis, guru meminta siswa untuk menyunting hasil
pekerjaan teman sebangku. Setelah selesai kegiatan menyunting guru
mengumpulkan semua pekerjaan teman dan menyimpulkan pelajaran kali ini,
kemudian guru menutup pelajaran. Pengamatan terhadap proses belajar
mengajar menulis argumentasi, keaktifan siswa selama proses pembelajaran
sebesar 68% dengan rincian aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung pada tabel berikut ini.
Tabel 9. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus
II Kelas X-E SMAN 1 Jogorogo Tahun Ajaran 2009/2010.
Indikator No NIS Nama
I II III IV Jumlah Keterangan
1 4467 A. Rois Nugroho 4 4 4 4 16 Baik
2 4468 Agung Prasetya 4 4 4 4 16 Baik
3 4469 Alfian Dwy Arywibowo 4 3 3 4 14 Baik
4 4470 Angga Nugraha 3 4 4 3 14 Baik
5 4471 Ardi Cahya Irwan 3 3 3 3 12 Sedang
6 4472 Ari Wahyu Indra Setiawan 3 3 4 5 15 Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
7 4473 Ayu Muysharoh 4 4 4 4 16 Baik
8 4474 Bintar Tian Efendi 3 4 3 3 13 Sedang
9 4475 Deny Eka Setiawan 3 3 4 3 13 Sedang
10 4476 Dian Nurjannah 4 3 3 4 14 Baik
11 4477 Dina Laksmita 4 4 4 5 17 Baik
12 4478 Eko David Prasetyo 3 3 3 4 13 Sedang
13 4479 Eva Dewi Widiyanti 4 3 4 3 14 Baik
14 4480 Fajar Davit Budiarga 3 3 4 4 14 Baik
15 4481 Fitri Purwati 3 4 4 3 14 Baik
16 4482 Habib Rymszad Faishal 3 4 4 5 16 Baik
17 4483 Khoirotul Munawaroh 4 4 3 4 15 Baik
18 4484 Leni Triana Dewi 4 4 4 4 16 Baik
19 4485 Lia Fitriani 3 3 4 3 13 Sedang
20 4486 Mas Cahyo Kumara Jati S. 3 3 4 4 14 Baik
21 4487 Mawardi 4 4 4 4 16 Baik
22 4488 Mochamad Saiful Kirom 4 4 4 4 16 Baik
23 4489 Ninika Arno Dewi 3 3 4 3 13 Sedang
24 4490 Nofia Mabirotin 4 3 3 3 13 Sedang
25 4491 Puji Rahayu 4 4 4 4 16 Baik
26 4492 Rika Sugiyarti 4 4 4 4 16 Baik
27 4493 Rita 4 4 4 4 16 Baik
28 4494 Rudi Hartanto 3 3 4 3 13 Sedang
29 4495 Ruly Rasaningrum 4 4 4 5 17 Baik
30 4496 Sony Yudho Sutrisno 3 3 3 3 12 Sedang
31 4497 Sri Maulud Sari 4 4 4 4 16 Baik
32 4498 Suci Wiratnasari 4 4 4 5 17 Baik
33 4499 Tesya Santri Zulaikhat 4 4 4 5 17 Baik
34 4500 Toyibatul Maftucnah 4 4 4 4 16 Baik
35 4501 Uswatun Khasanah 4 4 4 4 16 Baik
36 4502 Vangesti Rahayu Hariyati 3 3 3 3 12 Sedang
37 4503 Wismoyo Adi Nugroha 4 3 3 3 13 Sedang
38 4504 Yuli Fatmawati 3 3 4 3 13 Sedang
TOTAL 557
Jumlah siswa 23 27 29 26
Persentase siswa dengan
kriteria Baik/Amat Baik 60% 71% 76% 68% 68,42% 26 Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Keterangan:
I. Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebanyak 23 siswa (60%),
sedangkan 15 siswa (40%) lainnya sibuk dengan aktivitas mereka
sendiri.
II. Siswa yang aktif selama pemberian sebanyak 27 siswa (71%), sedangkan
11 siswa (28%) kurang memerhatikan penjelasan guru. Guru sesekali
berjalan mengelilingi kelas dan menunjuk siswa yang ramai dan
memberi pertanyaan kepadanya. Oleh karena itu, banyak siswa yang
sudah merasa diperhatikan oleh guru.
III. Siswa yang aktif memerhatikan gambar karikatur sebanyak 29 siswa
(76%), sedangkan 9 siswa (24%) lainnya kurang serius dalam melakukan
pengamatan.
IV. Siswa yang aktif selama kegiatan diskusi sebanyak 26 siswa (68%),
sedangkan 12 siswa (32%) lainnya tidak mau ambil bagian dalam
kegiatan diskusi.
V. Siswa aktif dalam membuat kerangka karangan dan mengembangkannya
mencapai 100% artinya, seluruh siswa terlibat dalam aktivitas ini.
Secara lebih rinci, observasi yang dilakukan peneliti menghasilkan
beberapa hal berikut ini.
1) Keaktifan siswa selama pembelajaran menulis argumentasi mencapai
68%. Hal ini diindikatori oleh hal-hal yang telah disebutkan diatas.
Perhitungan dilakukan dengan lembar observasi yang telah disusun
terhadap jumlah siswa yang tampak aktif sebanyak 26 siswa.
2) Kemampuan siswa dalam mengembangkan ide kedalam tulisan
argumentasi mencapai 63%. Hal ini diamati dari hasil kerja siswa berupa
tulisan argumentasi dan dihitung dari jumlah siswa yang mampu
mengembangkan ide kedalam tulisan argumentasi secara baik, yaitu
sebanyak 24 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
3) Ketuntasan hasil belajar menulis argumentasi mencapai 66%. Hal ini
terlihat dari hasil kerja siswa berupa tulisan argumentasi dan dihitung dari
jumlah siswa yang memeroleh nilai 65 keatas, yaitu sebanyak 25 siswa.
d. Analisis dan refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada pelaksanaan tindakan
siklus II dikemukakan beberapa hal berikut ini:
1) keaktifan siswa dari keseluruhan aktivitas pembelajaran menulis
argumentasi mengalami peningkatan, yaitu sebesar 13 poin dari 55%
menjadi 68%. Artinya, jumlah siswa yang aktif dalam siklus ini bertambah
5 siswa dari 21 siswa yang aktif pada pertemuan lalu. Mereka mulai aktif
dalam memerhatikan penjelasan materi oleh guru, mengamati dan
mendiskusikan isi karikatur, serta menulis argumentasi;
2) keterampilan guru dalam mengelola kelas meningkat. Guru telah mampu
menerapkan metode ceramah yang divariasikan dengan tanya jawab,
diskusi dan selingan humor yang menjadikan siswa tidak jenuh dan aktif
dalam pembelajaran. Selain itu, perhatian guru juga telah menyeluruh ke
semua siswa. Guru mulai memerhatikan dan mencoba mengaktifkan siswa
yang duduk di bangku deretan paling belakang;
3) guru telah memberi waktu yang cukup bagi siswa dalam kegiatan menulis.
Dibandingkan dengan siklus sebelumnya, siswa lebih banyak memiliki
waktu untuk mengembangkan idenya. Selain itu, siswa juga dapat
memerbaiki tulisannya daripada tulisan mereka pada siklus I sebab mereka
lebih leluasa untuk berfikir.
Selain peningkatan dari segi proses pembelajaran seperti yang telah
diungkapkan di atas, peningkatan juga terjadi pada kemampuan menulis
siswa. Skor dalam setiap aspek menulis mengalami peningkatan. Dalam siklus
II ini, peningkatan yang terjadi sebesar 4 poin dari 62,87 menjadi 67,05. Nilai
tertinggi yang diraih siswa sebesar 78 sedangkan nilai terendah 50. Dalam
siklus II ini masih ada 2 siswa yang belum bisa menulis argumentasi. Tulisan
masih mengarah pada jenis persuasi. Selain itu, kemampuan siswa dalam
mengembangkan ide ke dalam tulisan argumentasi juga mengalami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
peningkatan. Pada siklus ini, kemampuan tersebut mencapai 69% , yaitu
sebanyak 25 siswa. Perolehan nilai siswa dalam menulis argumentasi pada
siklus II selengkapnya dapat dilihat pada rincian tabel berikut ini.
Tabel 10. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus II Kelas X-E SMAN 1
Jogorogo Tahun Ajaran 2009/2010.
Siklus II No NIS Nama
I II III IV V Jumlah Keterangan
1 4467 A. Rois Nugroho 16 14 14 17 3 64 Tidak Tuntas
2 4468 Agung Prasetya 17 13 16 16 3 65 Tuntas
3 4469 Alfian Dwy Arywibowo 16 16 13 16 3 64 Tidak Tuntas
4 4470 Angga Nugraha 17 12 13 15 3 60 Tidak Tuntas
5 4471 Ardi Cahya Irwan 16 13 12 17 3 61 Tidak Tuntas
6 4472 Ari Wahyu Indra Setiawan 18 13 14 16 3 64 Tidak Tuntas
7 4473 Ayu Muysharoh 22 18 14 17 4 75 Tuntas
8 4474 Bintar Tian Efendi 16 14 15 15 3 63 Tidak Tuntas
9 4475 Deny Eka Setiawan 17 14 13 17 4 65 Tuntas
10 4476 Dian Nurjannah 18 15 14 16 4 67 Tuntas
11 4477 Dina Laksmita 22 15 19 18 4 78 Tuntas
12 4478 Eko David Prasetyo 17 14 15 14 3 63 Tidak Tuntas
13 4479 Eva Dewi Widiyanti 16 14 13 16 3 62 Tidak Tuntas
14 4480 Fajar Davit Budiarga 18 14 14 16 4 66 Tuntas
15 4481 Fitri Purwati 20 14 12 15 3 65 Tuntas
16 4482 Habib Rymszad Faishal 17 14 10 17 3 61 Tidak Tuntas
17 4483 Khoirotul Munawaroh 20 17 16 18 4 75 Tuntas
18 4484 Leni Triana Dewi 21 16 15 17 3 72 Tuntas
19 4485 Lia Fitriani 18 13 13 16 3 63 Tidak Tuntas
20 4486 Mas Cahyo Kumara Jati S. 15 11 10 11 3 50 Tidak Tuntas
21 4487 Mawardi 22 14 13 18 3 70 Tuntas
22 4488 Mochamad Saiful Kirom 21 17 15 17 4 74 Tuntas
23 4489 Ninika Arno Dewi 18 14 15 14 4 65 Tuntas
24 4490 Nofia Mabirotin 20 17 13 15 3 68 Tuntas
25 4491 Puji Rahayu 23 14 15 19 4 75 Tuntas
26 4492 Rika Sugiyarti 22 16 15 17 4 74 Tuntas
27 4493 Rita 22 15 14 16 4 71 Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
28 4494 Rudi Hartanto 17 14 13 17 4 65 Tuntas
29 4495 Ruly Rasaningrum 20 16 15 17 4 71 Tuntas
30 4496 Sony Yudho Sutrisno 18 12 13 12 3 58 Tidak Tuntas
31 4497 Sri Maulud Sari 21 16 18 17 3 75 Tuntas
32 4498 Suci Wiratnasari 19 16 15 18 4 72 Tuntas
33 4499 Tesya Santri Zulaikhat 19 15 13 17 3 67 Tuntas
34 4500 Toyibatul Maftucnah 22 18 14 16 4 74 Tuntas
35 4501 Uswatun Khasanah 19 14 17 18 4 72 Tuntas
36 4502 Vangesti Rahayu Hariyati 16 15 14 17 4 66 Tuntas
37 4503 Wismoyo Adi Nugroha 18 14 13 9 3 57 Tidak Tuntas
38 4504 Yuli Fatmawati 22 14 15 17 3 71 Tuntas
TOTAL 2548 ≤65= 13 siswa
RATA-RATA 67,05 ≥65= 25 siswa
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus II
dikatakan berhasil meskipun hasil yang dicapai belum maksimal. Peningkatan
terjadi bukan hanya pada proses pembelajaran melainkan juga pada hasil
(kemampuan menulis siswa). Kekurangan dalam proses pembelajaran ditemui
pada sikap siswa yang terkadang masih suka beraktivitas sendiri dengan siswa
lain. Oleh karena itu, interaksi yang baik antara guru dan siswa perlu
ditingkatkan. Dalam segi kemampuan siswa, masih ada 13 siswa yang belum
mencapai nilai batas minimal ketuntasan hasil belajar disebabkan masih
mengalami kesalahan dalam menulis argumentasi. Oleh karena itu, guru perlu
memberi balikan atas hasil kerja siswa supaya siswa mengetahui kekurangan
dan kesalahan yang ada dalam tulisan mereka. Dengan melihat kondisi yang
demikian, siklus III perlu dilaksanakan sebagai perbaikan dari pembelajaran
menulis argumentasi pada sisklus II.
3. Deskripsi Siklus III
a. Perencanaan Tindakan
Tahap ini dilaksanakan pada hari Senin, 19 April 2010 di ruang guru
SMA Negeri 1 Jogorogo. Dalam kesempatan tersebut, peneliti kembali
menyampaiakan hasil observasi dan refleksi terhadap pembelajaran menulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
argumentasi yang dilakukan pada siklus II. Selain itu, peneliti juga
menyampaikan segala kelebihan dan kekurangan yang telah dilakukan dalam
proses pembelajaran menulis argumentasi pada siklus II.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis argumentasi di
siklus III sekaligus sebagai langkah perbaikan dari pembelajaran menulis
argumentasi siklus II, disepakati beberapa hal yang sebaiknya dilakukan guru.
Beberapa hal tersebut antara lain: (1) guru memaksimalkan tindakan yang
telah dilakukan di siklus II, yaitu lebih berinteraksi dengan siswa, memberi
motivasi, dan umpan balik bagi siswa; dan (2) untuk meningkatkan kualitas
tulisan argumentasi siswa, guru perlu menyampaikan kesalahan dan
kekurangan yang ada pada sebagian besar tulisan siswa. Adapun skenario
pembelajaran menulis argumentasi melalui penerapan media gambar
karikatur pada siklus III direncanakan dengan urutan sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran;
2) Guru mengondisikan kelas;
3) Guru membagikan hasil kerja kepada masing-masing siswa dari siklusI
sampai siklus II dan memberi umpan balik untuk memperbaiki kesalahan
yang dilakukan siswa;
4) Guru menampilakan gambar karikatur dengan tema ”Global Warming” di
depan kelas lalu mendiskusikan bersama dengan siswa;
5) Guru menugasi siswa untuk menulis argumentasi berdasarkan gambar
karikatur tersebut;
6) Guru memberi reward kepada siswa yang mendapat nilai tertinggi pada
siklus II;
7) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya;
8) Guru merefleksi pembelajaran;
9) Guru menutup pelajaran
Peneliti dan guru bersama-sama menyusun RPP untuk siklus II, serta
membuat lembar penilaian siswa berupa instumen penelitian tes dan nontes.
Instrumen tes dinilai berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis
argumentasi. Instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keefektifan dan sikap siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Rencana tindakan tersebut disepakati
akan dilaksanakan pada hari Kamis, 22 April 2010.
b. Pelaksanaan Tindakan
Sebagaimana yang telah direncanakan, Tindakan pada siklus III
dilaksanakan pada hari kamis 22 April 2010 di ruang kelas X-E SMA Negeri
1 Jogorogo pukul 12.00-13.30 WIB (jam ke 7-8).
Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran menulis
argumentasi dengan media gambar kariakatur pada siklus III adalah (1) guru
membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, (2) guru mengondisikan
kelas dengan mengemukakan refleksi pertemuan lalu, (3) guru membagikan
hasil kerja siswa dari siklus I sampai II, (4) guru memaparkan kesalahan-
kesalahan yang sebagian besar dilakukan siswa, antara lain: (a) masih banyak
isi tulisan siswa yang belum mengarah pada argumentasi, (b) masih banyak
kesalahan dalam struktur dan keterpaduan kalimat, (c) siswa belum mampu
menggunakan konjungsi secara tepat baik kalimat maupun antarkalimat, (d)
masih banyak tulisan siswa yang salah dalam pemakaian ejaan, terutama
penempatan huruf kapital serta penggunaan istilah jawa dalam kalimat,
supaya siswa mampu menulis argumentasi secara baik, (5) guru menampilkan
gambar kariakatur bertema ”Global Warming” di depan kelas lalu
mendiskusikan bersama dengan siswa, (6) guru menugasi siswa untuk
menulis argumentasi berdasarkan gambar karikatur tersebut dengan terlebih
dahulu menentukan topik dan membuat kerangka karangan, (7) guru memberi
reward kepada siswa yang mendapat nilai menulis argumentasi tertinggi pada
siklus II (8) guru mengumpulkan hasil kerja siswa dan menyimpulkan
pembelajaran (9) guru menutup pelajaran.
Dalam pelaksanaan tindakan tersebut, guru bertindak sebagai pemimpin
jalannya kegiatan pembelajaran menulis argumentasi di kelas sedangkan
peneliti hanya sebagai partisipan pasif yang memantau kegiatan pembelajaran
serta mendokumentasikannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
c. Pengamatan (Observasi)
Kegiatan pengamatan dilaksanakan saat pembelajaran menulis
argumentasi dengan media gambar karikatur berlangsung, yaitu pada hari
Kamis 22 April 2010 pukul 12.00- 13.30 WIB. Sebagaimana kegiatan yang
dilakukan pada siklus sebelumnya, pengamatan difokuskan pada situasi
pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru, serta aktivitas siswa
dalam pembelajaran menulis argumentasi dengan media gambar karikatur.
Dalam kegiatan ini, peneliti menggunakan pedoman observasi sebagai
terlampir. Pada saat pengamatan, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif
yang mengamati objek amatan dan sesekali mengambil gambar untuk
dokumentasi penelitian.
Pengamatan yang dilakukan peneliti untuk memeroleh hasil sebagai
berikut. Pada hari itu, 38 siswa yang hadir tidak ada yang absen. Peneliti
mencatat bahwa proses pembelajaran telah berjalan dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari guru yang sudah bisa mengelola kelas dan memimpin jalannya
menulis argumentasi dengan baik. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi
sehingga ada timbal balik antara guru dan siswa sehingga suasana kelas
terlihat aktif. Siswa tampak besemangat mengikuti pembelajaran, sebelum
siswa diberi tugas menulis terlebih dahulu guru mengemukakan kesalahan
yang ada dalam tulisan argumentasi siswa pada siklus II. Siswa diminta untuk
mengemukakan pendapat saat guru menampilkan gambar karikatur di depan
kelas, siswa sangat antusias menanggapi pertanyaan-pertanyaan guru yang
sesuai dengan gambar karikatur dengan tema ”Global Warming”. Hal ini
mengindikasikan bahwa siswa telah mampu menyampaikan argumen dan
pendapatnya dengan tepat. selanjutnya guru meminta siswa untuk menulis
argumentasi yang sesuai dengan gambar karikatur. Guru berkeliling kelas
untuk mengetahui dan memantau kegiatan siswa sesekali menyuruh siswa
untuk bertanya jika ada yang kurang jelas. Siswa diberi waktu 30 menit untuk
menyelesaikan tulisannya. setelah itu guru menyuruh salah satu siswa untuk
membacakan tulisannya kemudian guru menyebut nama siswa yang mendapat
nilai terbaik pada siklus II untuk menerima reward dari guru. Siswa yang lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
memberi tepuk tangan. Guru kemudian mamanfaatkan waktu yang tersisa
untuk bertanya. Setelah beberapa saat tidak ada siswa yang bertanya pada
kesempatan tersebut, peneliti menyampaikan terima kasih kepada siswa serta
guru yang telah membantu selama penelian berlangsung. Kemudian guru
menutup pelajaran.
Berdasarkan pengamatan terhadap proses belajar mengajar menulis
argumentasi, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung dapat dirinci pada tabel berikut.
Tabel 11. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus
III Kelas X-E SMAN 1 Jogorogo Tahun Ajaran 2009/2010.
Indikator No NIS Nama
I II III IV Jumlah Keterangan
1 4467 A. Rois Nugroho 4 3 3 4 14 Baik
2 4468 Agung Prasetya 3 3 4 4 14 Baik
3 4469 Alfian Dwy Arywibowo 4 3 5 3 15 Baik
4 4470 Angga Nugraha 3 3 3 4 13 Sedang
5 4471 Ardi Cahya Irwan 4 4 4 4 16 Baik
6 4472 Ari Wahyu Indra Setiawan 4 4 3 4 15 Baik
7 4473 Ayu Muysharoh 4 5 4 5 18 A.B
8 4474 Bintar Tian Efendi 5 4 5 3 17 Baik
9 4475 Deny Eka Setiawan 4 5 3 4 16 Baik
10 4476 Dian Nurjannah 3 3 3 4 13 Sedang
11 4477 Dina Laksmita 4 4 5 4 17 Baik
12 4478 Eko David Prasetyo 3 4 3 3 13 Sedang
13 4479 Eva Dewi Widiyanti 3 3 4 3 13 Sedang
14 4480 Fajar Davit Budiarga 4 4 5 4 17 Baik
15 4481 Fitri Purwati 4 4 4 4 16 Baik
16 4482 Habib Rymszad Faishal 3 3 3 4 13 Sedang
17 4483 Khoirotul Munawaroh 5 4 4 4 17 Baik
18 4484 Leni Triana Dewi 5 4 4 5 17 Baik
19 4485 Lia Fitriani 5 4 4 4 17 Baik
20 4486 Mas Cahyo Kumara Jati S. 5 4 4 4 17 Baik
21 4487 Mawardi 5 4 4 4 17 Baik
22 4488 Mochamad Saiful Kirom 5 4 4 5 18 A.B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
23 4489 Ninika Arno Dewi 5 4 4 4 17 Baik
24 4490 Nofia Mabirotin 3 4 3 3 13 Sedang
25 4491 Puji Rahayu 3 3 3 4 13 Sedang
26 4492 Rika Sugiyarti 3 3 3 3 12 Sedang
27 4493 Rita 3 4 4 3 14 Baik
28 4494 Rudi Hartanto 5 5 4 5 19 A.B
29 4495 Ruly Rasaningrum 4 5 5 4 18 A.B
30 4496 Sony Yudho Sutrisno 3 4 3 3 13 Sedang
31 4497 Sri Maulud Sari 5 5 4 5 19 A.B
32 4498 Suci Wiratnasari 4 4 4 4 16 Baik
33 4499 Tesya Santri Zulaikhat 5 4 5 4 18 A.B
34 4500 Toyibatul Maftucnah 5 4 5 4 18 A.B
35 4501 Uswatun Khasanah 5 4 5 4 18 A.B
36 4502 Vangesti Rahayu Hariyati 5 4 3 4 16 Baik
37 4503 Wismoyo Adi Nugroha 4 3 3 3 13 Sedang
38 4504 Yuli Fatmawati 5 5 4 4 17 Baik
TOTAL 597
Jumlah siswa 27 32 31 29
Persentase siswa dengan
kriteria Baik/Amat Baik 71% 84% 81% 76% 74% 28 Siswa
Keterangan
I. Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebanyak 27 siswa (71%),
sedangkan 11 siswa (29%) lainnya sibuk dengan aktivitas mereka
sendiri.
II. Siswa yang aktif selama pemberian materi sebanyak 32 siswa (84%),
sedangkan 6 siswa (16%) lainnya kurang memerhatikan penjelasan guru.
Guru sesekali berjalan mengelilingi kelas dan menunjuk siswa yang
ramai dan memberi pertanyaan kepadanya. Oleh karena itu, banyak
siswa yang sudah merasa diperhatikan oleh guru.
III. Siswa yang aktif memerhatikan gambar karikatur sebanyak 31 siswa
(81%), sedangkan 7 siswa (19%) lainnya kurang serius dalam melakukan
pengamatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
IV. Siswa yang aktif selama kegiatan diskusi sebanyak 29 siswa(76%),
sedangkan 9 siswa(24%) lainnya tidak mau ambil bagian dalam kegiatan
diskusi.
V. Siswa aktif dalam membuat kerangka karangan dan mengembangkannya
mencapai 100% artinya, seluruh siswa terlibat dalam aktivitas ini.
Secara lebih rinci, observasi yang dilakukan peneliti menghasilkan
beberapa hal berikut ini.
1) Keaktifan siswa selama pembelajaran menulis argumentasi mencapai
74%. Hal ini diindikatori oleh hal-hal yang telah disebutkan di atas.
Perhitungan dilakukan dengan lembar observasi yang telah disusun
terhadap jumlah siswa yang tampak aktif.
2) Kemampuan siswa dalam mengembangkan ide kedalam tulisan
argumentasi mencapai 81% . Hal ini diamati dari hasil kerja siswa berupa
tulisan argumentasi dan dihitung dari jumlah siswa yang mampu
mengembangkan ide kedalam tulisan argumentasi secara baik, yaitu
sebanyak 31 siswa.
3) Ketuntasan hasil belajar menulis argumentasi mencapai 92,10%. Hal ini
terlihat dari hasil kerja siswa berupa tulisan argumentasi dan dihitung dari
jumlah siswa yang memeroleh nilai 65 keatas, yaitu sebanyak 35 siswa.
Sedangkan 3 siswa belum mencapai nilai ketuntasan minimal.
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada tindakan siklus III, dapat
dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:
Kualitas pembelajaran menulis argumentasi mengalami peningkatan.
Hal ini terlihat dari tercapainya sejumlah indikator yang telah ditetapkan baik
yang berkaitan dengan proses maupun hasil pembelajaran berupa kemampuan
siswa dalam menulis argumentasi. Beberapa kekurangan yang ditemui dalam
tindakan siklus II telah dapat diatasi dengan baik pada siklus III. Teknik-
teknik pembelajaran yang diterapkan guru terbukti dapat meningkatkan
keaktifan dan kemampuan siswa dalam menulis argumentasi. Keaktifan siswa
selama pembelajaran dalam siklus ini mencapai 74%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Adapun peningkatan dari segi hasil dapat dilihat dari tulisan siswa
yang dihasilkan pada siklus III. Terbukti, skor dalam tiap aspek penulisan
paragraf argumentasi mengalami peningkatan meskipun tulisan yang
dihasilkan belum sempurna. Beberapa kesalahan yang masih ditemui pada
tulisan siswa adalah aspek mekanik yang meliputi kesalahan pada ejaan serta
penulisan dan pemanfaatan kosakata yang kurang tepat, informasi argumen
pada karikatur belum terhubung dengan baik. Pada siklus ini, masing-masing
skor siswa meningkat bahkan 3 siswa yang sebelumnya tidak dapat menulis
argumentasi dengan baik kini telah bisa meskipun nilai ketiga siswa tersebut
belum mencapai batas minimal ketuntasan hasil belajar (65). Selain itu,
kemampuan siswa dalam mengembangkan ide ke dalam tulisan argumentasi
juga mengalami peningkatan. Dalam siklus ini, kemampuan tersebut
mencapai 81%, yaitu sebanyak 31 siswa. Perolehan nilai argumentasi dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 12. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus III Kelas X-E SMAN 1
Jogorogo Tahun Ajaran 2009/2010.
Siklus III No NIS Nama
I II III IV V Jumlah Keterangan
1 4467 A. Rois Nugroho 21 15 16 17 3 72 Tuntas
2 4468 Agung Prasetya 21 16 18 17 4 76 Tuntas
3 4469 Alfian Dwy Arywibowo 19 14 16 17 4 70 Tuntas
4 4470 Angga Nugraha 17 13 12 17 3 62 Tidak Tuntas
5 4471 Ardi Cahya Irwan 21 17 18 18 4 78 Tuntas
6 4472 Ari Wahyu Indra Setiawan 19 16 15 16 4 70 Tuntas
7 4473 Ayu Muysharoh 25 20 25 22 5 92 Tuntas
8 4474 Bintar Tian Efendi 20 14 16 16 4 70 Tuntas
9 4475 Deny Eka Setiawan 20 16 15 17 4 72 Tuntas
10 4476 Dian Nurjannah 19 17 17 16 4 73 Tuntas
11 4477 Dina Laksmita 20 17 18 17 4 76 Tuntas
12 4478 Eko David Prasetyo 17 14 15 16 4 66 Tuntas
13 4479 Eva Dewi Widiyanti 19 15 14 17 4 68 Tuntas
14 4480 Fajar Davit Budiarga 20 16 16 15 4 71 Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
15 4481 Fitri Purwati 21 17 16 17 4 75 Tuntas
16 4482 Habib Rymszad Faishal 21 15 16 17 3 72 Tuntas
17 4483 Khoirotul Munawaroh 23 18 17 18 4 80 Tuntas
18 4484 Leni Triana Dewi 21 16 15 18 4 74 Tuntas
19 4485 Lia Fitriani 19 14 16 17 4 70 Tuntas
20 4486 Mas Cahyo Kumara Jati S. 18 13 14 15 3 63 Tidak Tuntas
21 4487 Mawardi 20 16 17 17 4 74 Tuntas
22 4488 Mochamad Saiful Kirom 21 18 17 20 4 80 Tuntas
23 4489 Ninika Arno Dewi Candrawati 21 16 17 18 5 77 Tuntas
24 4490 Nofia Mabirotin 21 16 15 17 4 76 Tuntas
25 4491 Puji Rahayu 23 15 18 18 4 79 Tuntas
26 4492 Rika Sugiyarti 22 17 18 17 4 78 Tuntas
27 4493 Rita 20 15 17 17 4 72 Tuntas
28 4494 Rudi Hartanto 23 20 16 21 5 85 Tuntas
29 4495 Ruly Rasaningrum 20 16 16 17 4 73 Tuntas
30 4496 Sony Yudho Sutrisno 17 14 12 17 3 63 Tidak Tuntas
31 4497 Sri Maulud Sari 23 18 19 17 4 81 Tuntas
32 4498 Suci Wiratnasari 21 15 18 15 4 73 Tuntas
33 4499 Tesya Santri Zulaikhat 19 17 16 17 4 71 Tuntas
34 4500 Toyibatul Maftucnah 20 16 18 16 4 74 Tuntas
35 4501 Uswatun Khasanah 22 17 18 17 4 78 Tuntas
36 4502 Vangesti Rahayu Hariyati 20 14 16 16 4 70 Tuntas
37 4503 Wismoyo Adi Nugroha 19 14 15 17 3 68 Tuntas
38 4504 Yuli Fatmawati 22 18 15 16 4 75 Tuntas
TOTAL 2797 ≤65= 3 siswa
RATA-RATA 73,60 ≥65=35 siswa
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus III
dikatakan berhasil. Peningkatan terjadi pada beberapa indikator dibandingkan
siklus sebelumnya. Keseluruhan siswa telah mampu menulis argumentasi
meskipun ada 3 siswa yang belum mencapai nilai batas minimal ketuntasan
belajar. Oleh karena itu, penelitian dipandang cukup untuk dilaksanakan selain
memang kesempatan yang diberikan pihak sekolah untuk melaksanakan penelitian
telah habis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
4) Deskripsi Antarsiklus
Secara ringkas, hasil pelaksanaan tiga siklus tindakan di atas dapat
digambarkan pada rekapitulasi data di bawah ini.
Tabel 13. Hasil tindakan Ditinjau dari Indikator Ketercapaian PTK.
Persentase No Kegiatan Siswa
Siklus I Siklus II Siklus III
1.
Keaktifan siswa selama
pembelajaran menulis
argumentasi.
55% 68% 74%
2.
Kemampuan siswa
mengembangkan ide ke
dalam tulisan argumentasi
42% 63% 81%
3. Ketuntasan hasil belajar
menulis argumentasi 45% 66% 92%
Berdasarkan data rekapitulasi di atas, dapat dinyatakan bahwa terjadi
peningkatan pada indikator yang ditetapkan guru dari hasil pelaksanaan tindakan
siklus I, siklus II, siklus III. Peningkatan yang signifikan terjadi pada indikator 3,
yaitu kemampuan menulis argumentasi siswa naik sebanyak 21 poin dari siklus I
ke siklus II dan 26 poin dari siklus II ke siklus III. Ini berarti tindakan
memanfaatkan media gambar karikatur pada pembelajaran menulis argumentasi
di kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo dapat meningkatkan kualitas proses dan
hasil pembelajaran. Selain itu, berdasarkan data di atas menunjukan bahwa ketiga
indikator penelitian telah tercapai pada siklus III, bahkan pada indikator 3 telah
melampaui target.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian, serta paparan hasil penelitian. Berikut ini dijabarkan
pembahasan hasil penelitian yang meliputi kualitas proses dan hasil pembelajaran
menulis argumentasi siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo. Sebelum
dilaksanakannya penelitian, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui
kondisi yang ada dilapangan. Berdasarkan kegiatan survei ini, peneliti
menemukan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis argumentasi
pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo masih tergolong rendah.
Selanjutnya, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas X-E untuk mengatasi
masalah tersebut dengan memanfaatkan media gambar karikatur dalam proses
pembelajaran menulis argumentasi. Peneliti dan guru kelas X-E menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran untuk siklus I. Siklus I ini mendeskripsikan
pembelajaran menulis dengan media gambar karikatur. Ternyata masih terdapat
kelemahan atau kekurangan dalam pelaksanaannya. Siklus II dilaksanakan untuk
mengatasi kelemahan yang ada pada siklus I. Selama pelaksanaan siklus II
ternyata juga terdapat beberapa kelemahan. Selanjutnya, kelemahan pada siklus II
ini diatasi dengan melaksanakan pembelajaran menulis argumentasi dengan
memanfaatkan media gambar karikatur pada siklus III. Selain itu, siklus III
merupakan siklus yang menguatkan siklus I dan siklus II bahwa media gambar
karikatur dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis
argumentasi pada siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo.
Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut, guru dikatakan telah berhasil
melaksanakan pembelajaran menulis argumentasi dengan menerapkan media
gambar karikatur yang mampu membantu siswa dalam memunculkan ide dan
mengembangkan gagasannya sehingga kemampuan menulis argumentasi siswa
dapat berkembang dengan optimal. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat
untuk meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola kelas karena media ini
dapat digunakan sebagai sarana bagi guru untuk memotivasi siswa agar lebih aktif
dalam kegiatan pembelajaran menulis argumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Keberhasilan media gambar karikatur dalam meningkatkan kualitas
proses dan hasil pembelajaran menulis argumentasi dapat dilihat dari indikator-
indikator sebagai berikut.
1. Kualitas proses pembelajaran menulis argumentasi meningkat
Tindakan berupa penerapan media gambar karikatur yang dilaksanakan
tiap siklus mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis
argumentasi siswa kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo. Hal ini sesuai dengan
pendapat Azhar Arsyad (2006: 21) menyatakan bahwa dampak positif dari
penggunakan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas adalah
membuat pembelajaran lebih menarik perhatian serta membuat siswa tetap
terjaga dan memerhatikan. Hal itu menimbulkan sikap positif terhadap segala
hal yang mereka pelajari dan proses pembelajaran dapat ditingkatkan.
Peningkatan dari segi proses pembelajaran dapat dilihat pada beberapa
indikator berikut:
a. Meningkatnya keaktifan siswa
Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi
mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari indikator keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran meningkat disetiap siklus. Indikator tersebut
meliputi keaktifan siswa dalam merespon apersepsi, menyimak penjelasan
materi oleh guru, mengamati dan mendiskusikan gambar karikatur yang
ditampilkan guru, serta membuat kerangka dan mengembangkannya
menjadi tulisan argumentasi.
Hasil pantauan peneliti menyebutkan bahwa keaktifan siswa pada
siklus I mencapai 55%, meningkat dari pertemuan sebelumnya (survei
awal). Pada siklus II, keaktifan siswa meningkat menjadi 68%, artinya
siswa yang aktif dalam siklus II sekitar 26 siswa dari 38 siswa yang hadir.
Sementara itu, peningkatan sebesar 6 poin terjadi pada siklus III
dibandingkan siklus II, dari 68% menjadi 74%. Siswa yang aktif dalam
siklus ini mencapai 29 siswa dari 38 siswa yang hadir pada hari itu.
Dengan demikian, tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan
aktivitas siswa selama kegiatan apersepsi dan penyampaian materi cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
berhasil. Hal ini membuktikan bahwa media pembelajaran mempunyai
peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, termasuk
dalam meningkatkan keaktifan siswa. Robertus Angkowo dan A. Kosasih
(2007: 27) menyatakan bahwa dengan memanfaatkan media secara tepat
dan bervariasi akan dapat mengurangi sikap pasif siswa. Selain itu, media
pembelajaran juga dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan
dalam setiap mata pelajaran. Dalam penerapan pembelajaran disekolah,
guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik perhatian dengan
memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif,
sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan proses
dan berorientasi pada prestasi belajar (Ari Wijayanti, 2006: 2).
b. Meningkatnya perhatian siswa
Perhatian siswa dalam proses pembelajaran sangat penting. Untuk
menumbuhkan dan memelihara hal tersebut, guru perlu merangsang siswa
dengan menerapkan cara-cara baru, unik, ataupun cara-cara yang sudah
biasa digunakan. Salah satu cara yang dapat digunakan guru adalah
melalui pemanfaatan media. Dalam penelitian ini, guru memanfaatkan
media gambar karikatur. Setelah adanya tindakan memanfaatkan media
tersebut, perhatian siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi
meningkat. Hal ini membuktikan pendapat Robertus Angkowo dan A.
Kosasih (2007:39) menyatakan bahwa salah satu strategi untuk
merangsang minat dan perhatian siswa dalam pembelajaran dapat
dilakukan dengan menggunakan media untuk melengkapi penyampaian
bahan kajian. Meningkatnya perhatian siswa dalam pembelajaran juga
telah membuktikan bahwa suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi
siswa telah tercipta.
c. Meningkatnya keterampilan guru dalam mengelola kelas
Kemampuan guru dalam mengelola kelas merupakan salah satu
penentu keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Pengelolaan kelas
yang dilakukan guru antara lain berupa tindakan perhatian pada seluruh
siswa, menyajikan materi dengan mengombinasikan metode ceramah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
dengan metode lain yang menjadikan siswa tidak jenuh dalam mengikuti
pembelajaran, memanfaatkan media pembelajaran, serta memotivasi siswa
untuk aktif dalam pembelajaran. Kondisi yang demikian jauh lebih baik
dalam pengelolaan kelas yang dilakukan guru pada saat survei awal.
Sedikit demi sedikit kelemahan guru mulai berkurang setelah
tindakan pada pembelajaran menulis argumentasi dengan media gambar
karikatur dilaksanakan. Peran guru berubah ke arah yang lebih positif
beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran
dapat dikurangi, bahkan dihilangkan sehingga guru dapat memusatkan
perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar (Azhar
Arsyad, 2006: 23). Selain itu, didasarkan pada manfaat yang diperoleh
guru dari adanya media dalam pembelajaran sebagaimana yang
diungkapkan oleh Arief S. Sadiman, dkk. (2007: 16-17), yaitu (1)
memperjelas penyajian pesan supaya tidak terlalu bersifat verbal (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan saja), (2) mengatasi keterbatasan ruang,
waktu, dan daya indera, (3) dapat mengatasi sikap pasif siswa melalui
penggunaan media secara tepat dan variatif, serta (4) mengatasi kesulitan
guru dalam memberikan perangsang, pengalaman, dan menimbulkan
persepsi yang sama mengingat perbedaan sifat, lingkungan, latar belakang,
dan pengalaman yang berbeda pada tiap siswa dan guru. Guru juga telah
memberi kesempatan yang lebih banyak bagi siswa untuk aktif dalam
pembelajaran menulis argumentasi. Guru juga memberikan perhatian pada
siswa dengan mengelilingi kelas saat mengerjakan tugas. Setelah tindakan
yang dilakukan disetiap siklus, pembelajaran menjadi menyenangkan dan
terkesan inovatif sebab guru telah menampilkan pembelajaran yang
berbeda dari biasanya. Hal ini berimplikasi pada kemampuan menulis
argumentasi siswa.
2. Kualitas hasil pembelajaran menulis argumentasi meningkat
Kualitas hasil pembelajaran yang berupa kemampuan siswa dalam
menulis argumentasi termasuk kemampuan siswa mengembangkan ide,
gagasan ke dalam tulisan argumentasi dapat meningkat setelah adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
tindakan pemanfaatan media gambar karikatur. Hal itu dikuatkan oleh
pendapat Azhar Arsyad (2006: 23) menyatakan bahwa kualitas hasil
pembelajaran meningkat bila integrasi kata dan gambar sebagai media
pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan
cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.
Kualitas hasil pembelajaran yang berupa kemampuan siswa dalam
menulis argumentasi dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa dalam
menghasilkan sebuah tulisan argumentasi. Nilai tersebut terus mengalami
peningkatan dari siklus ke siklus. Tulisan yang dihasilkan siswa mengalami
peningkatan dalam beberapa aspek penulisan, baik dari aspek isi/substansi,
pengorganisasian tulisan, pemanfaatan potensi kata, penggunaan kaidah
bahasa tulis maupun karakteristik tulisan.
a. Isi/substansi
Siswa mampu menentukan ide tulisan, gagasan dan
mengembangkannya setelah mengamati gambar karikatur. Kata-kata yang
disertai gambar sebagai ilustrasi mampu menarik minat siswa dan
membuat mereka mudah dalam mengembangkan ide serta mengeluarkan
argumennya. Hal ini menjadikan isi tulisan siswa lebih berbobot. Gagasan
atau ide tersebut dapat digali atau diperoleh dari berbagai sumber, antara
lain pengalaman, pengamatan, imajinasi, serta pendapat dan keyakinan.
Topik siap dijadikan bahan tulisan manakala rancangan topik tersebut
dipusatkan pada hal-hal yang memang diketahui serta telah terbatas pada
segi yang spesifik. Hal ini menjadi dasar bagi guru dalam menentukan
tema gambar karikatur yang akan disajikan pada siswa.
Kegiatan diskusi sebagai pendamping dan pengantar bagi siswa
memahami isi gambar karikatur juga menjadikan tulisan siswa lebih
bervariasi. Hal itu disebabkan dalam kegiatan diskusi siswa memeroleh
informasi yang lebih banyak terkait tema yang ada pada gambar karikatur.
Informasi dan data yang dikumpulkan haruslah relevan dengan topik
supaya tulisan yang dihasilkan berkualitas. Data dan informasi dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
berupa peristiwa yang terjadi di sekitar, pendapat orang lain, gambar,
grafik, tabel, dan hal-hal lain yang dapat mendukung kualitas tulisan.
Pada setiap siklus, aspek ini mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai siswa yang mengalami
peningkatan dari siklus ke siklus. Pada siklus I, skor terendah siswa dalam
aspek ini adalah 14 sedangkan skor terendah siswa pada siklus III adalah
17.
b. Pengorganisasian Tulisan
Hasil kerja siswa berupa tulisan argumentasi pada setiap siklus
menunjukkan bahwa siswa sudah mampu mengorganisasikan tulisan
dengan baik. Hal itu menjadikan tulisan siswa mudah dipahami oleh
pembaca meskipun masih ada beberapa siswa yang memiliki tulisan
dengan gagasan yang meloncat-loncat tidak sistematis.
Peningkatan kemampuan pada aspek ini tampak dalam skor capaian
siswa. Pada saat pretes, kemampuan siswa dalam mengorganisasikan
tulisan masih tergolong rendah, dengan kisaran skor 7-18. Masih banyak
diantara mereka yang kurang lancar dalam menuangkan ide, terpotong-
potong dalam menyusunnya sehingga pembaca sulit memahami
maknanya. Pada saat postes, kisaran skor tersebut mengalami peningkatan
hingga mencapai skor maksimal 20 dan skor minimal 13.
c. Pemanfaatan Kosakata
Tulisan yang dibuat siswa, tampak siswa telah mampu
memanfaatkan kosakata dengan baik. Tulisan yang dibuat siswa pada saat
pretes masih banyak terjadi kesalahan baik dari segi pemilihan kosakata
maupun dalam penulisannya. Tak jarang hal itu mengaburkan makna
sehingga tulisan tersebut sulit dipahami pembaca. Akan tetapi, hal tersebut
telah dapat diminimalkan setelah adanya tindakan sehingga tulisan siswa
tidak lagi membingungkan bagi para pembaca.
d. Penggunaan Kaidah Bahasa Tulis
Siswa telah mampu menggunakan kaidah bahasa tulis dengan baik
dibandingkan pada saat survei awal. Hal ini diindikatori oleh sedikitnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
kesalahan yang dilakukan siswa dalam penerapan bentuk bahasa. Struktur
kalimat telah disusun menurut aturan sintaksis yang benar sehingga
maksud yang terkandung dalam tulisan dapat dipahami dengan baik oleh
pembaca.
Penyingkatan kata dalam tulisan siswa juga sudah dapat
diminimalkan. Pemakaian huruf kapital dan tanda baca juga sudah cukup
tepat. Hanya sebagian kecil siswa yang masih melakukan kesalahan dalam
aspek ini. Peningkatan pada aspek ini disebabkan oleh tindakan guru yang
telah memaparkan kesalahan yang dialami siswa dan menerangkan cara
memerbaikinya.
e. Karakteristik Tulisan
Pada saat survei awal, banyak diantara tulisan siswa yang bukan
karangan argumentasi. Meskipun guru telah memerintahkan siswa untuk
menulis argumentasi, sebagian besar siswa justru menulis jenis karangan
narasi, eksposisi. Hal ini disebabkan oleh ketidakpahaman siswa terhadap
karakteristik tulisan argumentasi. Setelah diberi penjelasan dan disajikan
contoh-contoh tulisan argumentasi, nilai siswa pada aspek ini terus
mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa media memiliki
peranan, yaitu merangsang siswa untuk menuangkan ide, gagasan dengan
media gambar karikatur.
Peningkatan dari setiap aspek penulisan tersebut menjadikan nilai
siswa dalam menulis argumentasi juga mengalami peningkatan. Pada saat
pretes, diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis argumentasi
masih tergolong rendah. Hal ini tampak pada capaian nilai menulis
argumentasi siswa yang masih jauh dari batas nilai ketuntasan hasil belajar
(65) hanya 10 siswa yang mencapai nilai tersebut pada saat pretes. Kisaran
nilai yang dicapai siswa saat itu berkisar 40-73. Bahkan, dari 38 siswa
yang hadir pada saat pretes hanya 10 siswa yang mampu menulis
argumentasi dengan benar sedangkan 28 siswa lain banyak yang justru
menulis eksposisi, persuasi. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi
pada siklus I. Dari 38 siswa yang hadir, hanya 6 siswa yang masih salah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
dalam menulis argumentasi sedangkan 32 siswa yang lain sudah mampu
menulis argumentasi dengan benar meskipun nilai mereka hanya berkisar
49-73. Hanya 17 siswa saja yang mampu mencapai nilai ketuntasan hasil
belajar atau sebesar 45%. Pada siklus II, persentase kemampuan siswa
dalam menulis argumentasi mengalami peningkatan, yaitu 66%. Hal itu
berarti jumlah siswa yang mampu mencapai nilai ketuntasan hasil belajar
rneningkat, yaitu sebanyak 25 siswa. Kisaran nilai yang dicapai siswa pada
siklus II antara 57-78. Peningkatan cukup signifikan terjadi pada siklus III.
Pada siklus ini, 92% siswa telah mampu mencapai nilai ketuntasan hasil
belajar meskipun ada 3 siswa mendapat nilai kurang dari batas minimal
ketuntasan belajar yang telah ditentukan (65). Kisaran nilai pada siklus ini
antara 62-92. Nilai siswa dari siklus ke siklus mengalami peningkatan
sebagai tolok ukur kemampuan siswa dalam menulis argumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Tabel 14. Rekapitulasi Nilai Menulis Argumentasi dari Siklus ke Siklus
No Nama Siswa Survei Awal
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Keterangan
1 A. Rois Nugroho 56 58 64 72 Meningkat 2 Agung Prasetya 61 63 65 76 Meningkat 3 Alfian Dwy Arywibowo 59 62 64 70 Meningkat 4 Angga Nugraha 44 54 60 62 Meningkat 5 Ardi Cahya Irwan 55 58 61 78 Meningkat 6 Ari Wahyu Indra Setiawan 45 53 64 70 Meningkat 7 Ayu Muysharoh 73 73 75 92 Meningkat 8 Bintar Tian Efendi 58 61 63 70 Meningkat 9 Deny Eka Setiawan 56 62 65 72 Meningkat 10 Dian Nurjannah 65 66 67 73 Meningkat 11 Dina Laksmita 67 69 78 76 Meningkat 12 Eko David Prasetyo 58 62 63 66 Meningkat 13 Eva Dewi Widiyanti 41 54 62 68 Meningkat 14 Fajar Davit Budiarga 54 60 66 71 Meningkat 15 Fitri Purwati 55 62 65 75 Meningkat 16 Habib Rymszad Faishal 51 58 61 72 Meningkat 17 Khoirotul Munawaroh 68 70 75 80 Meningkat 18 Leni Triana Dewi 70 70 72 74 Meningkat 19 Lia Fitriani 53 60 63 70 Meningkat 20 Mas Cahyo Kumara Jati S. 40 45 50 63 Meningkat 21 Mawardi 66 69 70 74 Meningkat 22 Mochamad Saiful Kirom 71 71 74 80 Meningkat 23 Ninika Arno Dewi Candrawati 59 62 65 77 Meningkat 24 Nofia Mabirotin 58 61 68 76 Meningkat 25 Puji Rahayu 64 67 75 79 Meningkat 26 Rika Sugiyarti 62 66 74 78 Meningkat 27 Rita 64 65 71 72 Meningkat 28 Rudi Hartanto 55 62 65 85 Meningkat 29 Ruly Rasaningrum 66 70 71 73 Meningkat 30 Sony Yudho Sutrisno 50 53 58 63 Meningkat 31 Sri Maulud Sari 71 73 75 81 Meningkat 32 Suci Wiratnasari 68 70 72 73 Meningkat 33 Tesya Santri Zulaikhat 62 64 67 71 Meningkat 34 Toyibatul Maftucnah 66 70 74 74 Meningkat 35 Uswatun Khasanah 61 67 72 78 Meningkat 36 Vangesti Rahayu Hariyati 60 62 66 70 Meningkat 37 Wismoyo Adi Nugroha 46 49 57 68 Meningkat 38 Yuli Fatmawati 63 67 71 75 Meningkat
RATA-RATA 58,97 62,87 67,05 73,60 Meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan hasil penelitian ini adalah terdapat peningkatan kualitas
pembelajaran menulis argumentasi, baik proses maupun hasil, pada siswa kelas X-
E SMA Negeri 1 Jogorogo berikut ini.
1. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran
Media gambar karikatur dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas X-E SMA
Negeri 1 Jogorogo. Peningkatan kualitas proses pembelajaran tampak dalam
keaktifan siswa selama pembelajaran menulis argumentasi dengan media gambar
karikatur. Hal ini tampak dari beberapa indikator berikut ini:
a. jumlah siswa aktif dalam kegiatan apersepsi terus mengalami peningkatan
dari siklus ke siklus, yaitu 53% pada siklus I, 60% pada siklus II, dan 71%
pada siklus III;
b. jumlah siswa aktif dalam memerhatikan penjelasan materi oleh guru
mengalami peningkatan pada setiap siklus. Pada siklus I sebesar 57% ,
siklus II sebesar 71%, dan siklus III sebesar 84%;
c. jumlah siswa aktif dalam memerhatikan gambar karikatur mengalami
peningkatan di setiap siklus, yaitu 60% pada siklus I, 76% di siklus II, dan
81% di siklus III;
d. jumlah siswa yang aktif dalam berdiskusi meningkat dari siklus ke siklus,
yaitu 53% pada siklus I, 68% pada siklus II, 76% pada siklus III;dan
e. jumlah siswa yang aktif dalam membuat kerangka serta
mengembangkannya menjadi paragraf argumentasi dari siklus I, II, III
sebesar 100% artinya seluruh siswa terlibat.
Secara umum, peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis
argumentasi melalui penerapan media gambar karikatur dapat disimpulkan
sebagai berikut Pada siklus I, persentase keaktifan siswa mencapai 55%. Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
siklus II, siswa yang aktif mencapai 68% sedangkan pada siklus III mencapai
74%.
Selain itu, peningkatan dari segi proses tampak juga pada keterampilan
guru dalam mengelola kelas. Pemakaian media gambar karikatur memacu guru
untuk lebih terampil dalam mengelola kelas. Meningkatnya keterampilan guru
dalam hal ini antara lain berupa tindakan memberikan perhatian pada seluruh
siswa, menyajikan materi dengan mengombinasikan metode ceramah dengan
metode lain yang menjadikan siswa tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran,
memanfaatkan media pembelajaran, serta memotivasi siswa untuk aktif dalam
pembelajaran. Kondisi yang demikian jauh lebih baik dari pengelolaan kelas yang
dilakukan guru pada saat survei awal. Sedikit demi sedikit kelemahan guru mulai
berkurang setelah tindakan pada pembelajaran menulis argumentasi dengan media
gambar karikatur.
2. Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran
Penerapan media gambar karikatur dapat meningkatkan kualitas hasil
pembelajaran menulis argumentasi. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata menulis
siswa yang mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Pada siklus I, nilai rata-
rata siswa mencapai 62,87 , siklus II mencapai 67,05, dan siklus III mencapai
73,60. Keefektifan media gambar karikatur juga terbukti dengan ditemukannya
fakta bahwa diakhir tindakan (siklus III) 35 siswa (92,10%) telah mampu
mencapai nilai ketuntasan hasil belajar (65). Sedangkan 3 siswa belum tuntas
mencapai batas ketuntasan minimal.
B. Implikasi
Penelitian ini berimplikasi pada terbukanya wawasan dan khasanah ilmu
pengetahuan tentang manfaat media dalam pembelajaran. Penelitian ini telah
membuktikan keberhasilan media dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
menulis baik dari segi proses maupun hasil. Dari segi proses, media dapat
bermanfaat dalam meningkatkan keaktifan siswa. Temuan ini memperkuat teori
yang telah ada yaitu bahwa memanfaatkan media secara tepat dan bervariasi dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
mengurangi sikap pasif siswa. Selain itu, peningkatan dari segi proses terlihat dari
keberhasilan guru dalam mengelola kelas sebagaimana pendapat ahli yang
menyatakan bahwa salah satu manfaat media dalam pembelajaran adalah
mengatasi kesulitan guru dalam memberikan perangsang, pengalaman, dan
menimbulkan persepsi yang sama. Peningkatan dari segi hasil dapat dilihat dari
nilai siswa yang mengalami peningkatan pada setiap siklus. Hal ini menjadi bukti
adanya teori yang menyatakan bahwa kualitas hasil pembelajaran meningkat bila
integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan
elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik,
spesifik, dan jelas.
Penelitian ini juga memberikan gambaran yang jelas bahwa keberhasilan
proses dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut antara lain: kemampuan guru dalam mengelola kelas,
metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, dan siswa itu sendiri.
Faktor-faktor tersebut saling terkait satu sama lain. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran baik proses maupun hasil, faktor-faktor
tersebut perlu diupayakan untuk dipenuhi. Metode yang tepat perlu diterapkan.
Media dan sumber belajar perlu dipilih sesuai dengan materi yang diajarkan.
Supaya penyampaian materi lebih optimal, siswa dituntut aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Faktor-faktor tersebut dikatakan dapat dipenuhi dengan baik
manakala keterampilan guru mengelola kelas secara baik.
Media gambar karikatur dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
bagi guru yang ingin membelajarkan menulis argumentasi. Dari segi proses,
pembelajaran menulis argumentasi dengan media gambar karikatur dapat
meningkatkan keaktifan dan perhatian siswa, serta keterampilan guru dalam
mengelola kelas. Adapun dari segi hasil, terdapat peningkatan nilai menulis
argumentasi pada siswa dari siklus I sampai siklus III setelah dilakukannya
tindakan pemanfaatan media tersebut.
Peningkatan tersebut diiringi dengan pengoptimalan tindakan yang
dilakukan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah efektif yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengoptimalkan media ini antara lain: (1) memilih tema gambar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
karikatur yang sesuai dengan kurikulum dan dekat dengan kehidupan siswa, (2)
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengamati dan berdiskusi tentang topik
dalam gambar karikatur, (3) memberi kesempatan pada siswa untuk menggali ide,
menyusun dan mengembangkan kerangka karangan argumentasi, (4) menyunting
karangan dan menuliskannya kembali dalam bentuk paragraf argumentasi yang
baik berdasarkan gambar karikatur tersebut dibawah bimbingan guru.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dari implikasi penelitian di atas, peneliti
mengajukan saran kepada beberapa pihak berikut ini.
1. Bagi kepala sekolah
a. Hendaknya memberi kesempatan bagi guru untuk melakukan penelitian
dan mengikutsertakan guru dalam forum-forum ilmiah, seperti seminar
pendidikan, diklat, dan sebagainya;
b. Sebaiknya menyediakan sarana yang dapat mendukung kegiatan
pembelajaran agar dapat berjalan secara optimal.
2. Bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
a. Hendaknya memberi penjelasan yang jelas bagi siswa tentang
karakteristik wacana argumentasi dan perbedaanya dengan jenis wacana
yang lain;
b. Hendaknya memberikan beberapa contoh wacana argumentasi kepada
siswa supaya siswa lebih paham;
c. Sebaiknya melakukan variasi metode penyampaian materi, termasuk
memanfaatkan media dalam pembelajaran; serta
d. Sebaiknya mengikuti forum-forum ilmiah atau membaca buku yang
berkaitan dengan penerapan metode dan pemakaian media yang kreatif
dan inovatif lalu menerapkannya dalam pembelajaran.
3. Bagi siswa
a. Hendaknya banyak mencari dan membaca contoh-contoh tulisan
argumentasi;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
b. Hendaknya lebih akif dalam bertanya dan berdiskusi supaya memeroleh
informasi penjelas yang cukup berkaitan dengan isi gambar karikatur.
4. Bagi Peneliti Lain
a. Media gambar karikatur dapat diterapkan di kelas lain dan disekolah lain,
terutama di kelas dengan permasalahan yang hampir sama;
b. Bagi peneliti yang ingin memanfaatkan media gambar karikatur dalam
pembelajaran menulis argumentasi dapat bekerja sama dan berkolaborasi
dengan guru yang mengalami permasalahan dalam pembelajaran tersebut.
Recommended