Upload
lamduong
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
INSTRUCTION SEBAGAI UPAYA UNTUK PENINGKATAN HASIL
BELAJAR STATIKA PADA SISWA KELAS X TEKNIK KONSTRUKSI
KAYU SMK NEGERI 2 SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh :
ANGGYTA PUTRI RATNA SARI
NIM K1506006
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
INSTRUCTION SEBAGAI UPAYA UNTUK PENINGKATAN HASIL
BELAJAR STATIKA PADA SISWA KELAS X TEKNIK KONSTRUKSI
KAYU SMK NEGERI 2 SURAKARTA
Oleh :
ANGGYTA PUTRI RATNA SARI
NIM K1506006
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan
Pendidikan Teknik dan Kejuruan
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Hari : Selasa
Tanggal : 27 Oktober 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Drs H Suhardjono, M.Si Eko Supri Murtiono, ST, MT
NIP.19510505 198103 1 004 NIP. 19760224 200604 1 014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Rabu
Tanggal : 10 November 2010
Tim penguji Skripsi :
Nama terang Tanda Tangan
Ketua : Drs AG. Tamrin, M.Pd, M.Si ____________
Sekretaris : Abdul Haris setyawan,S.Pd, M.Pd ____________
Anggota 1 : Drs H Suhardjono, M.Si ____ _______
Anggota 2 : Eko Supri Murtiono, ST, MT ____________
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP.19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Anggyta Putri Ratna Sari. K1506006. PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION SEBAGAI UPAYA
UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR STATIKA PADA SISWA
KELAS X TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 2 SURAKARTA.
Skripsi. 2010. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Efektfitas penerapan
model pembelajaran Problem Based Instruction di kelas X TKK SMK Negeri 2
Surakarta, (2) Peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran statika dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction di kelas X TKK
SMK Negeri 2 Surakarta Subjek penelitian adalah siswa kelas X TKK SMK
Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010, berjumlah 23 siswa laki – laki.
Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran model Problem
Based Instruction, membuat lembar observasi, membuat pedoman wawancara,
membuat alat tes evaluasi serta menyiapkan dokumentasi. Validitas data
menggunakan Triangulasi, member chek dan Audit Trail. Teknik analisis
menggunakan analisis interaktif. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan alur
siklus model spiral, penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, disetiap siklus
terdapat beberapa tahapan berupa perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Untuk mengetahui hasil belajar tiap siklus dilaksanakan 2 kali tindakan tes
evaluasi. Tahap berikutnya dilakukan observasi berupa data yang akan
dikumpulkan, dianalisis, dan direfleksi.
Berdasarkan hasil selama penelitian, sebelum tindakan siklus: siswa
kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Banyak siswa beranggapan bahwa
mata pelajaran statika sulit, rumit, banyak rumus, serta penerapan dan manfaatnya
sangat sedikit dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan kurangnya minat
siswa terhadap mata pelajaran Statika. Hal ini tampak dari nilai raport yang
dilaksanakan sebelum penelitian yaitu semester gasal tahun 2009/2010. Penelitian
tindakan kelas dalam meningkatkan hasil belajar dengan model Problem Based
Instruction mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari hasil tes evaluasi,
hasil pengamatan dalam ranah afektif dan psikomotorik pada siklus I ke siklus II,
tidak hanya itu peningkatan juga berasal dari dukungan guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan model Problem Based Instruction. Kesimpulan penelitian
adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran statika kelas X TKK SMK
Negeri 2 Surakarta. Terdapat beberapa hambatan yang dihadapi dalam penerapan
metode Problem Based Instruction untuk meningkatkan hasil belajar statika
misalnya: terdapat bebrapa kendala diantaranya : masih terdapat sebagian kecil
siswa yang belum terfokus pada saat dikelompokkan.
Kata kunci : Model Problem Based Instruction , Hasil belajar siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta
pertolongan” (Surat Al Fatihah:5)
“Orang yang bahagia bukanlah orang yang berlimpah harta maupun berpangkat
tinggi, melainkan orang yang mampu dan selalu mensyukuri nikmatnya sekecil
apapun”. (Siti Markhamah)
“Jangan berpikir untuk menjadi yang terbaik, tetapi berbuatlah yang terbaik yang
kamu bisa” (Benjamin Franklin).
“ Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan
kesiapan ( Thomas A.Edison)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Penulisan Skripsi ini kupersembahkan
kepada:
Karya ini dipersembahkan untuk:
Bapak dan Ibu yang selalu menjadi
embun
penyejuk jiwa dan cahaya jiwaku
Mas Eka dan dik Yayang yang
kusayangi
Mas Prie yang selalu memberikan
dukungan dan kasih sayang
Ai, Arin, Heny yang penuh
kebersamaan
Teman-teman PTS/B angkatan 2006
yang selalu memberikan semangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan nikmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
penulisan Skripsi ini, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan
yang timbul dapat teratasi. Untuk itu dikesempatan yang berbahagia ini, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuannya kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan Universitas
Sebelas Maret.
2. Drs. H. Suwachid, M.Pd, M.T selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
dan Kejuruan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. AG.Thamrin, M.Pd, M.Si selaku Ketua Program Pendidikan Teknik
Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Bapak Drs. Sutrisno, M.Pd selaku Koordinator Skripsi Pendidikan Teknik
Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Drs. H Suhardjono, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan bijaksana serta
memberikan dorongan dari awal hingga pelaksanaan, dan sampai
terselesainya penulisan skripsi ini.
6. Bapak Eko Supri Murtiono, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan bijaksana
serta memberikan dorongan dari awal hingga pelaksanaan, dan sampai
terselesainya penulisan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7. Ibu Anis Rahmawati, ST, MT selaku Pembimbing Akademik, yang telah
memberikan arahan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program
Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta
8. Kedua orang tuaku dan keluarga atas dukungan moril dan material yang
telah diberikan selama ini.
9. Drs. Susanta, MM selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Surakarta yang
telah mengizinkan untuk penelitian di sekolah.
10. Bapak Hanang Yulianto, S.Pd, selaku guru mata pelajaran statika
sekaligus pembimbing pada saat penelitian di SMK Negeri 2 Surakarta.
11. Teman-teman mahasiswa Program Teknik Bangunan Angkatan Tahun
2006.
12. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
memberikan dukungan dan bantuan sehingga dapat selesainya skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan di
dalam penyusunan Skripsi ini yang sebenarnya tidak dikehendaki. Akhir kata
penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pendidikan dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan seperti yang diharapkan
oleh semua pihak. Semoga Allah Ta’ala selalu membimbing kita semua. Amin.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
JUDUL ........................................................................................................... ii
PERSETUJUAN ............................................................................................ iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
MOTTO .......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Pembatasan masalah……………………………………………………. 3 4
C. Perumusan Masalah .......................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4
1. Manfaat Praktis ............................................................................ 5
2. Manfaat Teoritis ........................................................................... 5
BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 6
1. Pengertian Belajar. ....................................................................... 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Halaman
2. Pengertian Pembelajaran .............................................................. 7
3. Pengertian Efektifitas Pembelajaran ............................................ 8
4. Model Pembelajaran PBI ............................................................ 9
a. Hakikat PBI ........................................................................... 9
b. Proses Pemecahan Masalah ................................................... 12
c. Tahap-tahap Pembelajaran Berdasarkan Masalah ................. 14
5. Hasil Belajar ................................................................................. 15
B. Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................ 17
C. Hipotesis Tindakan ........................................................................... 19
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 20
A. Perencanaan Penelitian .................................................................... 20
1. Tempat Penelitian ...................................................................... 20
2. Subyek Penelitian ....................................................................... 20
3. Waktu Penelitian ........................................................................ 20
B. Prosedur Penelitian .......................................................................... 21
1. Siklus I ....................................................................................... 23
2. Siklus II ...................................................................................... 26
C. Instrumen Penelitian ........................................................................ 28
1. Pedoman Observasi ................................................................... 28
2. Pedoman Wawancara ................................................................ 28
3. Tes ............................................................................................. 28
4. Kajian dokumen ......................................................................... 28
D. Data dan Sumber Data ..................................................................... 29
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 29
1. Metode Observasi ....................................................................... 29
2. Catatan lapangan ........................................................................ 29
3. Dokumentasi ............................................................................... 30
F. Validitas data ................................................................................... 30
G. Analisis Data ..................................................................................... 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Halaman
H. Tolak Ukur Keberhasilan ................................................................. 32
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 33
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................. 33
1. Sejarah SMK Negeri 2 Surakarta ................................................... 33
2. Denah Gedung SMK Negeri 2 Surakarta ....................................... 33
3. Profil Sekolah ................................................................................. 34
4. Bidang Studi Keahlian Dan Program Studi Keahlian
Di SMK Negeri 2 Surakarta ........................................................... 35
B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 36
1. Hasil Penelitian Siklus I ................................................................ 36
a. Tahap Perencanaan Tindakan I ................................................ 36
b. Pelaksanaan Tindakan I ........................................................... 37
c. Pengamatan .............................................................................. 38
d. Evaluasi siklus I ....................................................................... 39
e. Pelaksanaan refleksi Siklus I.................................................... 40
2. Siklus II ......................................................................................... 40
a. Tahap Perencanaan Tindakan II ............................................... 40
b. Pelaksanaan Tindakan II .......................................................... 41
c. Pengamatan .............................................................................. 42
d. Evaluasi siklus II ...................................................................... 44
e. Pelaksanaan refleksi Siklus II .................................................. 46
C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 47
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .................................... 51
A. Kesimpulan ......................................................................................... 51
B. Implikasi .............................................................................................. 51
C. Saran ................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Tahap-Tahap Pembelajaran Berdasarkan Masalah .......................... 14
Tabel 2 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................. 20
Tabel 3 Bidang Keahlian SMK Negeri 2 Surakarta ..................................... 35
Tabel 4 Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I ................................................ 38
Tabel 5 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I………………………... 39
Table 6 Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II…………………………...... 43
Tabel 7 Hasil belajar Psikomotorik Siklus II……………………………… 43
Table 8 Ringkasan Hasil Belajar Kongnitif Siswa
Sebelum dan sesudah Penerapan PBI…………………………….. 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka berfikir ........................................................................... 18
Gambar 2 Modifikasi Model Penelitian Tindakan Kelas
Kemmis & Mc Taggart ................................................................. 22
Gambar 3 Model Analisis Interaktif ............................................................... 31
Gambar 4 Denah Lokasi SMK Negeri 2 Surakarta......................................... 34
Gambar 5 Grafik Hasil Belajar Kongnitif Siswa ............................................ 45
Gambar 6 Grafik Hasil Belajar Afektif Siswa ............................................... 45
Gambar 7 Grafik Hasil Belajar Psikomotorik Siswa ..................................... 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Nama Kelas pnelitian Siswa X TKK
SMK Negeri 2 Surakarta ............................................................... 56
Lampiran 2 Dasar Nilai Ulangan harian Sebelum Tindakan ........................... 57
Lampiran 3 Silabus ......................................................................................... 58
Lampiran 4 Satuan acara pembelajaran……………………………………. .. 61
Lampiran 5 Daftar Nama Kelompok ............................................................... 67
Lampiran 6 RPP Siklus I Pertemuan I ............................................................. 68
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan I ................................... 72
Lampiran 8 Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Siklus I Pertemuan I .... 76
Lampiran 9 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik
Siklus I Pertemuan I ...................................................................... 79
Lampiran 10 RPP Siklus I Pertemuan II .......................................................... 81
Lampiran 11 Lembar Kerja Kognitif Siswa Siklus I Pertemuan II………….. 85
Lampiran 12 Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif
Siklus I Pertemuan II .................................................................. 92
Lampiran 13 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik
Siklus I Pertemuan II .................................................................. .. 95
Lampiran 14 Kisi- Kisi Soal Evaluasi Kongnitif Siklus I ................................ 97
Lampiran 15 Lembar Evaluasi Siklus I .......................................................... 98
Lampiran 16 Daftar Nilai Siklus I................................................................... 101
Lampiran 17 RPP Siklus II Pertemuan I ......................................................... 103
Lampiran 18 Lembar Kerja Kongnitif Siswa Siklus II Pertemuan I .............. 107
Lampiran 19 Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif
Siklus II Pertemuan I .................................................................. 113
Lampiran 20 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik
Siklus II Pertemuan I................................................................. 116
Lampiran 21 RPP Siklus II Pertemuan II ....................................................... 118
Lampiran 22 Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif
Siklus II Pertemuan II ................................................................ 122
Lampiran 23 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik
Siklus II Pertemuan II ............................................................... 125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Halaman
Lampiran 24 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Kongnitif Siklus II .............................. 127
Lampiran 25 Lembar Evaluasi Kongnitif Siswa Siklus II ............................. 128
Lampiran 26 Daftar Nilai Evaluasi Siswa Siklus II ........................................ 132
Lampiran 27 Pedoman Wawancara Untuk Peserta Didik ............................... 134
Lampiran 28 Pedoman Wawancara Untuk Pendidik …… ............................ 136
Lampiran 29 Catatan Lapangan Hasil Wawancara ……………………….... . 139
Lampiran 30 Dokumentasi Pengamatan ……………………………………. 157
Lampiran Surat – surat Izin Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pendidikan di Indonesia dewasa ini demikian pesatnya,
sejalan dengan laju teknologi dan ilmu pengetahuan. Perkembangan pendidikan
yang cukup pesat ini juga ditopang oleh usaha pemerintah, dalam hal ini
Departemen Pendidikan Nasional yang senantiasa melakukan pembenahan sistem
pendidikan kita. Dengan harapan agar dapat dicapai hasil tamatan yang cukup
baik, tidak hanya dalam segi kuantitas tetapi juga kualitas, termasuk pembenahan
sistem pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu lembaga pendidikan
formal yang menyiapkan anak didik menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang
profesional sesuai dengan keahliannya. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pendidikan kejuruan dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional berusaha
memperbaiki bidang pendidikan yang meliputi kurikulum, guru dan proses
pengajaran. Ketiga hal tersebut merupakan variabel utama yang saling berkaitan
dalam strategi pelaksanaan di sekolah.
Pendidikan tidak hanya bertujuan memberikan materi pelajaran saja tetapi
lebih menekankan bagaimana mengajak siswa untuk menemukan dan membangun
pengetahuannya sendiri sehingga siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup
(life skill) dan siap untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
Mata pelajaran statika salah satu pelajaran yang diberikan pada siswa
teknik bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta. Mata pelajaran statika berisikan
konsep-konsep dasar perhitungan untuk konstruksi bangunan yaitu pengetahuan
cara-cara pengidentifikasian suatu konstruksi bangunan sederhana dan cara
perhitungan kekuatan konstruksi bangunan.
Mata pelajaran Perhitungan statika berisikan konsep – konsep dasar
perhitungan untuk konstruksi bangunan sederhana. Oleh karena keberhasilan
proses kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran statika lebih menekankan
pada pemahaman dan penguasaan materi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kegiatan belajar mengajar di SMK Negeri 2 Surakarta Kelas X Teknik
Konstruksi Kayu mengalami permasalahan hasil belajar mata pelajaran produktif
statika. Nilai rata-rata standar tuntas pelajaran produktif di SMK Negeri 2
surakarta adalah 75. Siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu pada semester 1
masih banyak yang mendapatkan nilai kurang dari 75 atau belum tuntas. Dari data
menunjukan bahwa dalam pelajaran statika tersebut hanya 52,17 % siswa yang
mendapat nilai 75 keatas.
Banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran statika sulit, rumit,
banyak rumus, serta penerapan dan manfaatnya sangat sedikit dalam kehidupan
manusia yang mengakibatkan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran
Statika. Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar statika siswa rendah yaitu
faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi
belajar, intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal
adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan
belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan.
Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dapat
menghambat kemampuan berpikir siswa dan keterampilan pemecahan masalah
sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu model pembelajaran untuk
mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam pengajarn statika
diharapkan siswa benar-benar aktif sehingga akan berdampak pemahaman siswa
tentang apa yang dipelajari akan bertahan lama. Dalam hal ini hendaknya seorang
guru dapat membantu siswanya dalam membangun keterkaitan antara
pengetahuan dengan pengalaman lain guna memecahkan permasalahan
pembelajaran.
Situasi pembelajaran sebaiknya dapat menyajikan fenomena dunia nyata,
masalah yang autentik dan bermakna yang dapat menantang siswa untuk
memecahkannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah
pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction (PBI).
Menurut Nurhadi (2004:109), Problem Based Instruction merupakan
model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari mata
pelajaran. Guru harus mendorong siswa untuk terlibat dalam tugas-tugas
berorientasi masalah melalui penerapan konsep dan fakta, serta membantu
menyelidiki masalah autentik dari suatu materi.
Mata pelajaran statika merupakan salah satu pelajaran produktif yang
berisikan tentang konsep-konsep dasar perhitumgan untuk konstruksi bangunan
yaitu cara-cara untuk mengidentifikasi suatu konsep bangunan sederhana.
Dengan penerapan Problem Based Instruction, guru berusaha menunjukkan
kepada siswa bahwa materi pelajaran statika konkrit dan berkaitan langsung
dengan pengalaman keseharian siswa.
Berkaitan dengan uraian dan fakta di atas, maka peneliti akan melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul: PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION SEBAGAI UPAYA
UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR STATIKA PADA SISWA
KELAS X TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 2 SURAKARTA.
B. Pembatasan Masalah
Untuk mengefektifkan proses penelitian, peneliti memberikan batasan
pengkajian sebagai berikut :
1. Efektifitas penerapan model pembelajaran Problem Bases Instruction pada
siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK N 2 Surakarta pada mata
pelajaran statika.
2. Hasil belajar siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK N 2 Surakarta
pada mata pelajaran statika belum tuntas.
Dari pembatasan masalah diatas, timbul beberapa definisi operasional
sebagai berikut :
1. Penelitian ini mengambil studi kasus Peserta didik Kelas X Teknik
Konstruksi Kayu (TKK) SMK N 2 Surakarta yang berjumlah 23 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Penelitian diarahkan pada hasil belajar siswa dalam penggunaan metode
pembelajaran Problem Based Instruction di kelas X TKK SMK N 2
Surakarta.
3. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada pembelajaran statika dalam
menetukan titik berat dan bidang datar di kelas X Teknik Konstruksi Kayu
SMK N 2 Surakarta yang belum efektif.
C. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, timbul beberapa permasalahan yang
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Bagaimana efektifitas penerapan model Problem Based Instruction pada
siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 2 Surakarta dalam
mata pelajaran Statika ?
2. Apakah penerapan Problem Based Instruction dapat meningkatkan hasil
belajar statika pada siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 2
Surakarta?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peningkatan efektifitas penerapan model pembelajaran
Problem Based Instruction di kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK
Negeri 2 Surakarta dalam mata pelajaran Statika.
2. Untuk mengetahuai peningkatan hasil belajar statika pada siswa kelas X
Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 2 Surakarta melalui penerapan
Problem Based Instruction.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
E. Manfaat Hasil Penelitian
Secara teoritis dan praktis,penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
untuk :
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Siswa dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan
bekerja sama, dan kemampuan berkomunikasi
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi tentang model
pembelajaran yang efektif untuk menigkatkan hasil belajar siswa.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajaran statika di sekolah.
2. Manfaat Teoritis
a. Sebagai masukan untuk mendukung dasar teori bagi penelitian yang
sejenis dan relevan.
b. Sebagai bahan pustaka bagi siswa Program Pendidikan Teknik Bangunan,
Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjaun Pustaka
1. Pengertian Belajar
Sebagian besar ahli berpendapat bahwa belajar adalah merupakan proses
perubahan, dimana perubahan tersebut merupakan hasil dari pengalaman. Dengan
pengembangan tekhnologi informasi, belajar tidak hanya diartikan sebagai suatu
tindakan terpisah dari kehidupan manusia. Banyak ilmuwan yang mengatakan
belajar menurut sudut pandang mereka. Beberapa definisi belajar sebagai suatu
perubahan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.
a. Gagne dan Berliner dalam (Ani Tri, 2004:2) menyatakan bahwa belajar
merupakan proses dimana sesuatu organisme mengubah perilakunya
karena hasil dari pengalaman.
b. Menurut Teori Belajar Konstruktivisme dalam (Ani Tri, 2004:49-50)
belajar adalah lebih dari sekedar mengingat. Siswa yang memahami dan
mampu menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari, mereka harus bisa
menyelesaikan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, dan berkutat
dalam berbagai gagasan. Guru adalah bukan orang yang mampu
memberikan pengetahuan kepada siswa, sebab siswa yang harus
mengkonstruksikan pengetahuan didalam memorinya sendiri. Sebaliknya
tugas guru yang paling utama adalah :
1) Memperlancar siswa dengan cara mengajarkan cara-cara membuat
informasi bermakna dan relevan dengan siswa.
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan gagasannya sendiri.
3) Memanamkan kesadaran belajar dan menggunakan strategi belajarnya
sendiri. Disamping itu guru harus mampu mendorong siswa untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap materi yang
dipelajarinya .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Guru berinteraksi dengan masing-masing siswa untuk mengamati bagaimana
ia memperoleh informasi baru, membantu siswa merekonstruksi pengetahuan
secara benar, memotivasi serta membimbing siswa dalam memecahkan masalah.
Jadi adanya informasi dan pengalaman baru mengakibatkan terjadinya
rekonstruksi pengetahuan yang lama sehingga terbentuk pengetahuan baru.
c. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:19) mengartikan bahwa belajar
merupakan suatu proses karena adanya usaha untuk mengadakan
perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud
memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan,
ketrampilan maupun sikap
Berdasarkan definisi-definisi tersebut batasan-batasan belajar dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja
2. Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan yang berkenaan dengan aspek
psikis dan fisik terhadap sesuatu yang pernah dipelajari.
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan
pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaiannya. Dalam kegiatan
pembelajaran perlu dipilih strategi yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai. Pada setiap kegiatan pembelajaran terlebih dahulu harus dirumuskan
tujuan pembelajarannya. Tujuan pembelajaran harus bersifat "behavioral", atau
berbentuk tingkah laku yang dapat diamati, dan "measureable", atau dapat diukur
artinya dapat dengan tepat dinilai apakah tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan pada awal kegiatan pembelajaran dapat dicapai atau belum (Dewi
Salma Prawiradilaga dan Evelin Siregar, 2004: 4).
Gagne dalam Benny A. Pribadi, (2005 : 15) “ Pembelajaran adalah
serangkaian aktivitas yang sengaja diciptkana dengan maksud untuk memudahkan
terjadinya proses belajar”. Patricia L. Smith dan Tillman J. Ragan dalam Benny
A. Pribadi (2005 : 15) ” Pembelajaran adalah pengembangan cara penyampaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
informasi dan kegiatan yang diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan
spesifik”
Yusufhadi Miarso dalam Benny A. Pribadi (2005 : 15) “ Pembelajaran
sebagai aktivitas atau kegiatan yang berfokus pada kondisi dan kepentingan
pembelajar. Istilah pembelajaran digunakan untuk menggantikan istilah “
pengajaran “ yang lebih bersifat sebagai aktivitas yang berfokus pada guru (
teacher centered )…dst
3. Pengertian Efektifitas Pembelajaran
Proses belajar mengajar yang ada baik di sekolah dasar maupun di sekolah
menengah, sudah barang tentu mempunyai target bahan ajar yang harus dicapai
oleh setiap guru, yang didasarkan pada kurikulum yang berlaku pada saat itu.
Kurikulum yang sekarang ada sudah jelas berbeda dengan kurikulum zaman dulu,
ini ditenggarai oleh sistem pendidikan dan kebutuhan akan pengetahuan
mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan zaman. Bahan ajar yang banyak
terangkum dalam kurikulum tentunya harus disesuaikan dengan waktu yang
tersedia pada hari efektif yang ada pada tahun ajaran tersebut. Namun terkadang
materi yang ada dikurikum lebih banyak daripada waktu yang tersedia. Ini sangat
ironis sekali dikarenakan semua mata pelajaran dituntut untuk bisa mencapai
target tersebut. Untuk itu perlu adanya strategi efektivitas pembelajaran.
Efektivitas berasal dari bahasa inggris yaitu Effective yang berarti berhasil, tepat
atau manjur. Efektivitas menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan, suatu usaha
dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuannya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:584) mendefinisikan efektif dengan
“ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya)” atau “dapat membawa hasil,
berhasil guna (usaha, tindakan)” dan efektivitas diartikan “keadaan berpengaruh;
hal berkesan” atau ” keberhasilan (usaha, tindakan)”.
The Liang Gie dalam Ensiklopedi Administrasi (1989:108) mendefinisikan
efektivitas sebagai berikut. “Suatu keadaan yang mengandung pengertian
mengenai terjadinya efek atau akibat yang dikehendaki. Jika seseorang melakukan
suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki, maka orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
itu dikatakan efektif kalau memang menimbulkan akibat dari yang
dikehendakinya itu.”
Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam proses pembelajaran setiap
elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa senang, puas dengan hasil
pembelajaran, membawa kesan, sarana/fasilitas memadai, materi dan metode
affordable, guru profesional. Tinjauan utama efektivitas pembelajaran adalah
outputnya, yaitu kompetensi siswa.Efektivitas dapat dicapai apabila semua unsur
dan komponen yang terdapat pada sistem pembelajaran berfungsi sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Efektivitas pembelajaran dapat dicapai
apabila rancangan pada persiapan, implementasi, dan evaluasi dapat dijalankan
sesuai prosedur serta sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas juga berhubungan dengan
masalah bagaimana pencapaian tujuan atau hasil yang diperoleh, kegunaan atau
manfaat dari hasil yang diperoleh, tingkat daya fungsi unsur atau komponen, serta
masalah tingkat kepuasaan pengguna/client. Kriteria Efektivitas Pembelajaran
Didalam proses belajar mengajar banyak faktor yang mempengaruhi terhadap
berhasilnya sebuah pembelajaran, antara lain :kurikulum, daya serap, presensi
guru, presensi siswa dan prestasi belajar.
4. Model Pembelajaran PBI
a. Hakikat PBI
Model pembelajaran PBI mempunyai beberapa nama lain seperti Project-
based Teaching (belajar proyek), experienced-based Education (pembelajaran
berdasar pengalaman), Authentic Learning (belajar autentik) dan Anchored
Instruction (belajar berdasar kehidupan nyata). Problem Based Instruction biasa
diterjemahkan menjadi pembelajaran berdasarkan masalah atau pembelajaran
berbasis masalah. Pembelajaran berdasar masalah merupakan pembelajaran yang
menyajikan masalah, yang kemudian digunakan untuk merangsang berfikir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tingkat tinggi yang berorientasi pada masalah, dan termasuk didalamnya belajar
bagaimana belajar. (Ibrahim, M 2000:14).
Pembelajaran berdasarkan masalah bukanlah sekedar pembelajaran yang
dipenuhi dengan latihan-latihan soal seperti pada bimbingan belajar (les). Dalam
pembelajaran berdasarkan masalah, potensi siswa lebih diberdayakan dengan
dihadapkan pada permasalahan yang mengakibatkan rasa ingin tahu, menyelidiki
masalah dan menemukan jawabannya melalui kerjasama serta mengkomunikasikan
hasil karyanya kepada orang lain.
Model pembelajaran berdasarkan masalah memberikan kesempatan kepada
siswa untuk belajar mengembangkan potensi melalui suatu aktivitas untuk mencari,
memecahkan dan menemukan sesuatu. Dalam pembelajaran siswa didorong bertindak
aktif mencari jawaban atas masalah, keadaan atau situasi yang dihadapi dan menarik
simpulan melalui proses berpikir ilmiah yang kritis, logis, dan sistematis. Siswa tidak
lagi bertindak pasif, menerima dan menghafal pelajaran yang diberikan oleh guru atau
yang terdapat dalam buku teks saja.
Pemecahan masalah adalah suatu jenis belajar discovery. Dalam hal ini, siswa
secara individu maupun secara kelompok berusaha memecahkan masalah autentik.
Memecahkan masalah secara kelompok dipandang lebih menguntungkan karena
dapat memperoleh latar belakang yang lebih luas dari anggota kelompok, sehingga
dapat menstimulasi munculnya ide, permasalahan dan solusi pemecahan masalah.
Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran berdasarkan
masalah adalah memunculkan masalah yang berfungsi sebagai batu loncatan untuk
proses penyelidikan. Di sini guru membimbing dan memberikan petunjuk minimal
kepada siswa dalam memecahkan masalah.
Pembelajaran jenis ini tidak difokuskan apa yang menjadi perilaku siswa
tetapi lebih kepada apa yang mereka pikirkan pada saat melakukan kegiatan
tersebut.
Terdapat 3 aliran utama yang berpengaruh pada pembelajaran berdasar
masalah:
1. Dewey dan kelas demokrasi
Dewey (Ibrahim dkk, 2000:15) mengemukakan pandangan bahwa :
Sekolah seharusnya menjadi laboratorium untuk pemecahan masalah
kehidupan secara nyata. Untuk itu, guru harus mendorong siswa terlibat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dalam tugas-tugas berorientasi masalah dan membimbing mereka
menyelidiki suatu masalah. Pembelajaran di sekolah akan lebih bermanfaat
jika dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk
menyelesaikan tugas yang menarik. 2. Piaget, Vygotsky dan konstruktivisme
Piaget (Ibrahim dkk, 2000:17) mengemukakan pandangan bahwa : Anak
mempunyai rasa ingin tahu bawaan dan secara terus menerus berusaha
memahami dunia sekitarnya. Rasa ingin tahu ini memotivasi mereka
secara aktif membangun pengetahuan mereka tentang lingkungan yang
mereka hadapi. Oleh karena itu pada semua tahap perkembangan, anak
perlu memahami lingkungan, diberi motivasi untuk menyelidiki dan
membangun teori-teori yang menjelaskan lingkungan itu.
Pandangan Konstruktivis-Kognitif mengemukakan bahwa siswa
dalam segala usia secara aktif terlibat dalam proses memperoleh informasi
dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Pengetahuan tidak statis
tetapi secara terus-menerus tumbuh dan berubah pada saat siswa
menghadapi pengalaman baru yang memaksa mereka membangun dan
memodifikasi pengetahuan awal mereka.
Sedangkan Vygotsky (Ibrahim dkk, 2000:18) bahwa
perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan
pengalaman baru dan menantang serta ketika mereka berusaha untuk
menyelesaikan masalah yang muncul. Oleh karena itu, individu
mengkaitkan pengalaman baru dengan pengetahuan awal yang telah
dimilikinya dan membangun pengetahuan baru.
3. Bruner dan pembelajaran penemuan
Bruner mengemukakan suatu teori pendukung penting yang dikenal
sebagai pembelajaran penemuan, yaitu suatu model penemuan yang
menekankan pentingnya membantu siswa memahami struktur atau ide
kunci dari suatu keyakinan bahwa pembelajaran yang sebenarnya terjadi
melalui penemuan pribadi.Pembelajaran berdasar masalah juga bergantung
pada konsep lain dari Bruner yaitu Scaffolding, yaitu suatu proses dimana
seorang siswa dibantu menuntaskan masalah tertentu melalui kapasitas
perkembangannya melalui bantuan dari guru atau orang yang mempunyai
kemampuan lebih.
Menurut Sears dan Hersh (dasari 2003:9) pembelajaran berdasar masalah
ini dapat melibatkan siswa dalam berpikir tingkat tinggi dan pemecahan
masalah. (http://agungprudent.wordpress.com) Pembelajaran berdasar
masalah membantu siswa untuk memecahkan masalah dengan proses
penemuan yang berkelanjutan dari tipe masalah yang tidak terstruktur
yang dihadapkan oleh orang-orang dewasa atau praktisi profesional.
Intinya pembelajaran berdasar masalah mengembangkan siswa agar dapat:
1. Mendefinisikan masalah dengan jelas
2. Membangun hipotesis alternatif
3. Memberikan informasi baru setelah hipotesis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Membangun solusi yang jelas yang sesuai dengan masalah dan
kondisi yang seharusnya berdasatkan informasi dan penjelasan
dengan alasan yang jelas.
Ibrahim dkk (2000:7) merumuskan bahwa pembelajaran berdasarkan
masalah atau Problem Based Instruction dikembangkan untuk membantu
siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah,
belajar berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan dalam pengalaman
nyata dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri.
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif
untuk pembelajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu
siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.
Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar
maupun kompleks. Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan sebuah proses
pembelajaran otonom yang mandiri. Pembelajaran berbasis masalah berusaha
membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom. Bimbingan guru
yang berulang-ulang mendorong dan mengarahkan siswa mengajukan pertanyaan,
mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri. Dengan
demikian siswa belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka secara
mandiri.Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan
siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman
belajar yang beragam pada siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok
b. Proses Pemecahan Masalah
Dalam proses pemecahan masalah, aktivitas yang dilakukan cukup
kompleks karena memerlukan keterampilan berpikir yang sangat beragam
antara lain mengamati, melaporkan, menganalisis, mengklasifikasi,
menafsirkan, mengkritik, memprediksi dan menarik simpulan berdasarkan
informasi yang diperoleh dan diolah. Pemecahan masalah dapat dipandang
sebagai proses mencari atau memperoleh informasi secara sistematis,
langkah demi langkah dengan mengolah informasi yang diperoleh melalui
pengamatan untuk mencapai suatu hasil pemikiran sebagai respon
terhadap masalah yang dihadapi (Nasution, 2001:117).
Pada proses pemecahan masalah, setiap siswa harus memiliki konsep awal
terhadap suatu masalah. Pada kegiatan pembelajaran, penguasaan konsep pada
taraf tertentu memerlukan penguasaan konsep pada taraf di bawahnya, karena ini
berguna untuk menentukan kelancaran proses pemecahan masalah. Bila ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sesuatu yang tidak dikuasai dalam konsep, maka siswa akan menghadapi masalah
dalam pemecahan masalah.
Metode pemecahan masalah yang dikenalkan para ahli (Nasution,
2001:121) adalah sebagai berikut.
a. Model John Dewey
Langkah-langkah pemecahan masalah, sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
2) Mengemukakan hipotesis
3) Mengumpulkan data
4) Menguji hipotesis
5) Menarik kesimpulan
b. Model Karl Albreacht
Terdiri dari enam langkah yang dapat digolongkan dalam dua fase utama:
Fase perluasan atau ekspansi atau fase divergen
1) Menemukan masalah
2) Merumuskan masalah
3) Mencari pilihan atau alternatif
Penyelesaian atau fase konvergen
1) Mengambil keputusan (memilih diantara dua alternatif)
2) Mengambil tindakan (komitmen untuk melaksanakan keputusan
demi hasil yang diperoleh)
3) Mengevaluasi hasil (menentukan sampai manakah jerih payah itu
berhasil atau menemui kegagalan)
c. Model Berry K beyer
1) Mengidentifikasi masalah
2) Membuat rencana pemecahan
3) Melaksanakan rencana pemecahan masalah
4) Memeriksa jawaban
c. Tahap-tahap Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah terdiri darai 5 tahap yang disajikan
pada tabel 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 1. Tahap-tahap pembelajaran berdasarkan masalah
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Orientasi siswa pada masalah
Menjelaskan tujuan pembelajaran,
logistik yang dibutuhkan, memotivasi
siswa terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah
Tahap 2
Mengorganisasi siswa untuk
belajar
Membantu siswa mengidentifikasi
dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan tugas
belajar tersebut
Tahap 3
Membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok
Mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan percobaan
untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah
Tahap 4
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Mendorong siswa merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan
Tahap 5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Membantu siswa untuk merefleksi
atau mengevaluasi penyelidikan
mereka dan proses yang mereka
gunakan
Sumber : Ibrahim dkk, 2000:12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum
belajar.Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar
merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran ( Dimyati dan Mudjiono, 1999 :
250 - 251).
Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan
tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari
tidak mengerti menjadi mengerti ( Oemar Hamalik, 2006 : 30 ).
Benyamin Bloom ( Nana Sudjana, 2009 : 22) mengklasifikasikan
kemampuan belajar menjadi tiga kategori, yaitu:
1) Ranah kognitif, meliputi kemempuan intelektual yang terdiri dari
pengetahuan/ ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan
evaluasi.
2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan minat yang terdiri
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan
internalisasi.
3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar yang berupa
keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri atas gerakan
reflek, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan komplek, dan
gerakan ekpresif dan interpretative.
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor
karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus
menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.
Faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar (Dalyono,
2005:55) adalah sebagai berikut.
1. Faktor internal (yang berasal dari dalam diri)
a. Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam,
pilek, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk
belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Minat dan Motivasi
Sebagaimana halnya dengan intelegensi dan bakat maka minat dan motivasi
adalah dua aspek psikis yang juga besar pengaruhnya terhadap pencapaian
prestasi belajar.
c. Cara Belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya.
Belajar tanpa memperhatikan teknik dan factor fisiologis, psikologis, dan
ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.
2. Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri)
a. Keluarga
Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi
penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan anak dalam belajar.
b. Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut, mempengaruhi tingkat keberhasilan
belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan
kemampuan anak, keadaan fasilitas/ perlengkapan di sekolah, keadaan
ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan
sebagainya, semua itu turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
c. Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar tempat
tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan,
terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini
akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di
lingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak bersekolah dan
pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat
dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar berkurang.
d. Lingkungan sekitar
Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam
mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah,
suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Kerangka Berpikir
Hasil belajar merupakan puncak dari suatu proses pembelajaran. Dalam
hal ini pembelajaran statika masih banyak ditemukan masalah antara lain kurang
efektifnya siswa dalam mengikuti pelajaran statika yang berdampak pada
rendahnya hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran statika strategi guru sangat
diperlukan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode PBI .
Pada siklus pertama perlu adanya tes untuk mengetahui bagaimana hasil
belajar siswa. Apabila hasil belajar siswa belum memenuhi dari indicator
keberhasilan yang telah ditentukan maka perlu diadakan evalusi untuk
melaksanakan siklus kedua.
Pembelajaran statika dengan menerapkan metode PBI berdampak positif
bagi siswa yaitu siswa menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran, karena
pengalaman dan percobaan langsung siswa akan berpengaruh besar terhadap hasil
belajar, membuat guru untuk lebih menguasai materi karena guru sebagai
fasilitator harus menguasai materi dan mampu mengembangkannya serta guru
sebagai motivator yang mampu memotivasi siswa untuk mengekspresikan
gagasan-gagasannya dan menyediakan kesempatan dan pengalaman yang
mendukung proses belajar.
Hasil belajar statika adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah
mengikuti proses pembelajran statika berupa pemahaman dan penguasaan materi
dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan baik untuk masa kini maupun
masa yang akan datang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 1. Kerangka Berfikir
Kondisi Awal Siswa : Hasil
Belajar masih
rendah
Guru : Belum
menggunakan model
pembelajaran PBI
Tindakan
Siklus
II
Tes
Siklus
I
Siklus
I
Tes
Siklus
II
Guru :
Menggunakan
model
pembelajaran
PBI
Terselesaikan Belum Terselesaikan
Melalui model
pembelajara
PBI dapat
meningkatkan
hasil belajar
siswa pada
mata pelajaran
statika
terselesaikan Belum Terselesaikan
Siklus Selanjutnya
Siswa : kurang efektif
dalam mengikuti
pelajaran statika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka
hipotesis tindakan adalah:
1. Dengan penerapkan model pembelajaran PBI dalam mata pelajaran
statika dapat meningkatkan efektifitas siswa kelas X Teknik Konstruksi
Kayu SMK N 2 Surakarta.
2. Dengan penerapkan model pembelajaran PBI dalam mata pelajaran
statika dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas X Teknik
Konstruksi Kayu SMK N 2 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Perencanaan Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2
Surakarta,Jalan LU.Adi Sucipto No.33. Lokasi ini dipilih sebagai tempat
penelitian karena.
a. SMK Negeri 2 Surakarta memerlukan evaluasi kegiatan belajar mengajar
supaya dapat menigkatkan kualitas hasil belajar statika.
b. SMK Negeri 2 Surakarta terdapat data yang memadai untuk keperluan
penelitian untuk menigkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran statika.
2. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X
Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 2 Surakarta. Dengan jumlah siswa
sebanyak 23 siswa.
3. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam waktu 3 bulan mulai
bulan Mei sampai Awal bulan Agustus 2010.
Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Nama Kegiatan Waktu Kegiatan
1 Pengajuan Judul 14 Januari 2010 – 20 Januari 2010
2 Pembuatan Proposal 26 Januari 2010 – 3 Maret 2010
3 Seminar Proposal 30 Maret 2010
4 Perijinan Penelitian 12 April 2010 – 25 April 2010
5 Pelaksanaan Penelitian 3 Mei 2010 – 3 Agustus 2010
6 Penulisan Laporan Penelitian 26 Januari 2010 -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas bekerjasama dengan
guru yang menggunakan data pengamatan langsung terhadap jalannya proses
pembelajaran. Penelitian Tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui
sistem bersiklus dari berbagai kegiatan pembelajaran. Adapun prosedur penelitian
yang dipilih yaitu dengan menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc
Taggart dalam Suharsimi Arikunto, (2006 : 93). Siklus model Kemmis dan Mc
Taggart ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan, seperti siklus di bawah
ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 2. Modifikasi Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc Taggart
(Suharsimi Arikunto,2006 : 93)
Belum
terselesaika
n
SIKLUS I
SIKLUS II
Perencanaan
Evaluasi I
Refleksi I
Observasi
I
Tindakan I
Rencana Terevisi
Tindakan II
Observasi
II
Evaluasi II
Refleksi II
Tindak
Lanjut
Persiapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Langkah-langkah pada modul siklus Kemmis dan Taggart di atas yaitu sebagai
berikut :
1. Perencanaan tindakan (planning)
2. Pelaksanaan tindakan (acting)
3. Pengamatan (observing)
4. Refleksi. (reflecting)
Pada kegiatan siklus akan dilakukan sesuai dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1. Rencana tindakan siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap persiapan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah
sebagai berikut :
a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah dan analisis
masalah melalui wawancara dengan guru bidang studi.
b. Berkolaborasi dengan guru menentukan tindakan perbaikkan yaitu
dengan penerapan model pembelajaran PBI
c. Berkolaborasi dengan guru bidang studi untuk menyusun silabus, LKS,
dan skenario pembelajaran atau rencana pembelajaran dengan model
pembelajaran PBI
d. Menyiapkan alat evaluasi berupa soal pretes dan postes beserta kisi-
kisinya.
e. Menyusun lembar observasi
2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu
pada perencanaan yang telah dibuat yaitu :
a. Tahap awal pembelajaran :
1) Guru mengucapkan salam.
2) Guru mengkondisikan siswa kearah pembelajaran.
3) Guru mengecek kehadiran siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Tahap Inti Pembelajaran :
Secara garis besar tahapan pembelajaran PBI :
1). Tahap 1. Orientasi siswa pada masalah
Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan
menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan.
Selanjutnya, guru menyajikan situasi masalah dengan prosedur
yang jelas untuk melibatkan siswa dalam identifikasi masalah.
Situasi masalah harus disampaikan secara tepat dan menarik
sehingga dapat memunculkan ketertarikan, rasa ingin tahu dan
motivasi.
2). Tahap 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan memperhatikan
tingkat kemampuan.
3). Tahap 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.
a) Pengumpulan data.
Siswa melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah
dalam kelompoknya. Guru bertugas mendorong siswa untuk
mengumpulkan data dan melaksanakan penyelidikan sampai
mereka benar-benar memahami situasi masalah yang dihadapi.
Tujuan pengumpulan data yaitu agar siswa mengumpulkan cukup
informasi untuk membangun ide dan pengetahuan mereka sendiri.
b) Berhipotesis, menjelaskan dan memberikan pemecahan
Siswa mengajukan berbagai hipotesis, penjelasan dan
pemecahan dari masalah yang diselidiki. Pada tahap ini guru
mendorong semua ide, menerima sepenuhnya ide tersebut,
melengkapi dan membenarkan konsep-konsep yang salah.
4).Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru meminta salah seorang anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dilanjutkan
dengan diskusi dan membimbing siswa jika mereka mengalami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kesulitan. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui hasil sementara
pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
5). Tahap 5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
Guru menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir dan
keterampilan penyelidikan siswa serta proses menyimpulkan hasil
penyelidikan.
c. Tahap akhir Pembelajaran :
Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan pada inti
pembelajaran.
Pertemuan berikutnya guru mengadakan evaluasi individual siswa
dengan mengadakan tes kemampuan kognitif.
3. Observasi.
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
berlangsung. Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati
aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran statika dari awal
pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah aktivitas siswa dan kinerja guru sudah sesuai dengan apa yang tercantum
dalam lembar observasi atau tidak. Sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada
siklus berikutnya.
4. Refleksi
Dari hasil tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Pada tahap ini
pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi,untuk
mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran statika. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan
pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya
yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil. Refleksi merupakan
bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap
proses dan hasil pembelajaran yang terjadi yang dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Mengecek kelengkapan data pengumpulan data yang terjaring selama
proses tindakan.
2) Mendiskusikan dan pengumpulan data antara guru, peneliti dan kepala
sekolah (pembimbing) berupa hasil nilai siswa, hasil pengamatan, catatan
lapangan, dan lain-lain.
3) Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam skenario
pembelajaran dengan berdasar pada analisa data dari proses dalam
tindakan sebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah
dilakukan pada siklus I untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan
pada siklus II.
2. Rencana tindakan siklus II
1. Perencanaan
a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang ada pada siklus I.
b. Menetukan Indikator pencapaian hasil belajar.
2. Pelaksanaan
Pelaksaan program tindkan II mengacu pada identifikasi dan rumusan
masalah pada siklus I.
Tahapan pembelajaran PBI :
1). Tahap 1. Orientasi siswa pada masalah
Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan
menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan.
Selanjutnya, guru menyajikan situasi masalah dengan prosedur
yang jelas untuk melibatkan siswa dalam identifikasi masalah.
Situasi masalah harus disampaikan secara tepat dan menarik.
2). Tahap 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan
memperhatikan tingkat kemampuan.
3). Tahap 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.
a) Pengumpulan data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Siswa melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah
dalam kelompoknya. Guru bertugas mendorong siswa untuk
mengumpulkan data dan melaksanakan penyelidikan sampai
mereka benar-benar memahami situasi masalah yang dihadapi.
Tujuan pengumpulan data yaitu agar siswa mengumpulkan
cukup informasi untuk membangun ide dan pengetahuan mereka
sendiri.
b) Berhipotesis, menjelaskan dan memberikan pemecahan
Siswa mengajukan berbagai hipotesis, penjelasan dan
pemecahan dari masalah yang diselidiki. Pada tahap ini guru
mendorong semua ide, menerima sepenuhnya ide tersebut,
melengkapi dan membenarkan konsep-konsep yang salah.
4).Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru meminta salah seorang anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dilanjutkan
dengan diskusi dan membimbing siswa jika mereka mengalami
kesulitan. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui hasil
pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
5). Tahap 5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
Guru menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir dan
keterampilan penyelidikan siswa serta proses menyimpulkan hasil
penyelidikan.
Pertemuan berikutnya guru mengadakan evaluasi individual
siswa dengan mengadakan tes kemampuan kognitif pasca siklus II.
3. Observasi.
Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan
mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah
dikembangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Refleksi
a. Melakukan evaluasi pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul.
b. Mendiskusikan hasil pengamatan dan hasil evaluasi untuk mendapat
kesimpulan diharapkan akhir siklus II ini penerapan PBI dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran statika.
C. Instrumen Penelitian
1. Pedoman Observasi
Observasi dilakukan dengan mengumpulan data melalui pengamatan
langsung terhadap obyek penelitian untuk mendapatkan gambaran yang
senyatanya kemudian mengadakan pencatatan atas data. Observasi dilaksanakan
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2. Pedoman Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan peneliti untuk
memperoleh informasi dari terwawancara. Yang diwawancarai adalah guru dan
siswa. Pedoman wawancara ini bisa mengenai pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Tujuan diadakan wawancara ini adalah untuk memperoleh data atau
konfirmasi dari siswa dan guru mengenai penyebab kesulitan siswa dalam
memahami pelajaran statika.
3. Tes
“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan alat lain yang digunakan
untuk mengukur ketrampilan,pengetahuan dan intelegasi kemampuan atau bakat
yang dimiliki individu atau kelompok” ( Suharsimi Arikunto, 1998:25). Tes dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui kemamupan siswa dalam memahami
statika. Tes yang dilakukan berupa tes tertulis mengunakan butir soal.
4. Kajian Dokumen
Suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mencari dan mengumpulkan
data-data yang diperlukan melalui sumber data yang lain. Data ini berupa catatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
atau arsip SMK N 2 Surakarta yang berkaitan dengan obyek penelitian,misalnya
Rencana Pelaksanaan Pembelajran(RPP) dan silabus.
D. Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data hasil setiap akhir
siklus. Data-data tersebut akan digali dari beragam sumber data. Data-data dalam
penelitian ini dibagi menjadi dua,yaitu :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat melalui sumber utama yaitu
siswa dan guru sebagai mitra peneliti serta seluruh komponen sekolah. Selain
tersebut diperoleh juga dari hasil observasi,wawancara dan tes yang dilakukan
terhadap siswa kelas X Teknik Konstruksi Kayu SMK N 2 Surakarta
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat dari berbagai referensi yang
berasal dari berbagai dokumen.Data ini diperoleh dari dokumen dan arsip
yang dimiliki sekolah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk
mengukur dan memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini
peneliti menggunkan teknik pengumpulan data dengan :
1. Metode Observasi.
“Metode Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis”. (Suharsimi Arikunto,
1998:28). Pengumpulan data melalui observasi dilakukan sendiri oleh peneliti
pada kelas yang dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung
kegiatan belajar siswa dikelas.
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan selama pembelajaran
yang diperoleh peneliti yang tidak teramati dalam lembar observasi bentuk
temuan ini berupa aktivitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran. Catatan lapangan menurut Bagdad dan Biklen
(Moleong,1990:153) adalah “Catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,
dialami dan dipikirkan untuk mengumpulkan data dan refleksi terhadap data
dalam penelitian kualitatif ”.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui
sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti.
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama siswa kelas X
Teknik Konstruksi Kayu , serta foto rekaman proses tindakan penelitian.
F. Validitas Data
Validasi data yang dipilih peneliti dalam penelitian ini merujuk pada
pendapat Hopkins dalam Wiraatmadja, (2005 : 168-171), yaitu :
1. Member chek, memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi
yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara
mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir
pembelajaran.
2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti
dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti
secara kolaboratif oleh sekolah.
3. Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan
data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing.
Berdasarkan validasi diatas, maka validasi data yang akan digunakan oleh
peneliti yaitu member chek dan triangulasi. Untuk validasi member chek, setelah
wawancara dengan guru dan siswa serta observasi terhadap kinerja guru dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran statika. Peneliti memeriksa hasil wawancara
dan obsevasi, apakah sudah tercatat sesuai yang terjadi atau ada yang belum
tercatat.
Dalam melakukan triangulasi, setelah observasi dan wawancara terhadap
kinerja guru dan aktivitas siswa peneliti akan membandingkan serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mendiskusikan hasil observasi tersebut dengan guru kelas X pada saat
pembelajaran statika.
G. Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas ini,analisis data yang dilakukan secara
deskriptif kualitatif. Analisis diskriptif kualitatif dilakukan dengan analisis
interaktif. Data yang dianalisis secara diskriptif kualitatif dengan analisis
interaktif yang terdiri dari reduksi data,penyajian data dan penarikan kesimpulan
dilakukan dalam bentuk interaktif dpengumpulan data sebagai suatu proses siklus.
Pada waktu pengumpulan data peneliti membuat reduksi data dan sajian data yaitu
data yang berupa catatan lapangan adalah data yang dicatat dan di gali.
Menurut M.B Miles (1992 : 20) proses analisis interaktif dapat digambarkan
sebagi berikut :
Pengumpulan Data Penyajian Data
Reduksi Data Penarikan kesimpulan
Gambar 3. Proses analisis Interaktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
H. Tolak Ukur Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian ini tercermin dengan adanya
efektifitas dari penerapan model pembelajaran PBI dan peningkatan hasil belajar
siswa setiap siklusnya berupa kenaikan jumlah siswa yang tuntas belajar baik dari
aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik
Indikator keberhasilan meliputi :
1. Aspek kognitif yang meliputi ketuntasan hasil belajar siswa mencapai
80 % dengan nilai minimal 75.
2. Aspek afektif dapat dilihat dari hasil yang meliputi minat, sikap dan nilai
siswa mencapai 80% dengan nilai minimal 75. Aspek afektif juga menjadi
indikator keberhasilan dari efektifitas penerapan model PBI.
3. Aspek psikomotorik dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan siswa
mencapai 80% dengan nilai minimal 75.
Nilai ketuntasan hasil belajar siswa diperoleh data dari SMK N 2 Surakarta
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah SMK Negeri 2 Surakarta
SMK Negeri 2 Surakarta berdiri pada tanggal 1 Juli 1952 yang diberi
nama STM Solo yang berlokasi di Gendengan Solo dengan membuka tiga jurusan
yaitu mesin,listrik,dan bangunan. Pada tanggal 12 Juli 1952 STM Solo resmi
menjadi STM Negeri Solo, pada tahun 1966 dari STM Negeri 1 Surakarta
diperbaiki namanya menjadi STM Negeri 1 Surakarta.
Pada tahun pelajaran 1999/2000 STM Negeri 1 Surakarta diganti dengan
nama SMK Negeri 2 Surakarta. Kemudian pada tanggal 9 Mei 2006 SMK Negeri
2 Surakarta dinyatakan lulus seleksi Sekolah Nasional Bertaraf Intrenasional
ditandai dengan terbitnya Surat Keputusan Direktur Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Nomer : 0004/C5.2/Kep/MN/2006 tentang Penetapan
Sekolah Nasional Bertaraf Internasional (SNBI) tahun 2006.
2. Denah Gedung SMK Negeri 5 Surakarta
Gedung SMK Negeri 2 Surakarta terletak di Jln LU. Adi Sucipto no.33
Surakarta. Dilihat dari keberadaannya, lokasi SMK Negeri 2 Surakarta dekat
dengan Lembaga Pendidikan lainnya, sehingga dapat dikatakan terletak di
lingkungan komplek sekolah, baik negeri maupun swasta. Hal ini dapat menjadi
motivasi tersendiri bagi siswa karena letak dipinggir jalan raya, maka transportasi
mudah dijangkau, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4. Denah Lokasi SMK Negeri 2 Surakarta
3. Profil Sekolah
Profil Sekolah Menengah Kejuruan (SMK ) Negeri 2 Surakarta :
1. Lokasi : Jalan LU. Adisucipto No 33
Kelurahan Manahan
Kecamatan Banjarsari
Kota Surakarta
Kode Pos 57139
Provinsi Jawa Tengah
2. Alamat Surat : SMK Negeri 2 Surakarta
JL.LU. Sdisucipto No 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Telp (0271)714901
Kode Pos 57139
3. Faximile : (0271)727003
4. E-Mail : [email protected]
5. Kepala Sekolah : Drs Susanta, MM
6. Nomor Statistik Sekolah (NSS) : 32.103.61.05.001
7. Status Sekolah : Negeri
Nomor : 3095/B
Tanggal : 22 Juli 1952
8. Penyelenggara : Pemerintah Kota Surakarta
9. No. SK terakhir status sekolah : No 188/0/2001 tanggal 28 Oktober
2002
4. Bidang Studi Keahlian dan Program Studi Keahlian
Di SMK Negeri 2 Surakarta
Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Nomor : 251/C/kep/2008 tanggal 22 Agustus 2008, maka bidang
Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan SMK Negeri 2 Surakarta :
Tabel 3. Bidang Keahlian SMK Negeri 2 Surakarta
No Bidang Studi
Keahlian
Program Studi
Keahlian Kompetensi Keahlian
A Teknologi dan
Rekayasa
1.Teknik
Bangunan
1.1 Teknik Konstruksi Kayu
1.2 Teknik Konstruksi Batu
dan Beton
1.3Teknik Gambar Bangunan
2.Teknik
Ketenaga-
listrikan
Teknik Instalasi Tenaga Listrik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3.Teknik Mesin Teknik Pemesinan
4.Teknik
Otomotif
Teknik Kendaraan Ringan
5.Teknik
Elektronika
Teknik Audio Video
B Teknologi Informasi
dan Komunikasi
1.Teknik
Komputer dan
Informatika
1.1 Rekayasa Perangat lunak
1.2 Teknik Komputer
dan Jaringan
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Siklus I
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X TKK SMK
Negeri 2 Surakarta, Untuk pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 10 Mei 2010 pada jam 1-3 dengan alokasi 3 x 45 menit. Kemudian
pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin 17 Mei 2010 pada jam 1-3 dengan
alokasi waktu 3 x 45 menit. Untuk pertemuan siklus I dengan alokasi waktu 6 x
45 menit (jam pelajaran), maka untuk siklus I tersedia waktu 6 jam pelajaran (270
menit).
2. Pelaksanaan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1. Peneliti mendokumentasikan kondisi awal siswa meliputi jumlas siswa
dalam kelas serta nilai ulangan harian siswa sebelum menggunkan metode
PBI.
2. Peneliti mengidentifikasi masalah yang timbul dalam kelas,pada
kenyataannya siswa dalam kelas tersebut kurang berminat dalam
mengikuti pelajaran ststika ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang
kurang memperhatikan selama pelajaran statika berlagsung.
3. Peneliti berkolaborasi dengan guru untuk mengembangkan model
pembelajaran menggunakan model PBI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Peneliti membuat jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas dengan
bantuan guru.
5. Peneliti menyusun lembar observasi untuk siswa dan guru, rencana
pelaksanaan pembelajaran dan mengevaluasi hasil akhir siklus 1.
b. Tahap Pelaksanaan
1. Berkolaborasi dengan guru melaksanakan rencanan pelaksanaan
pembelajaran yaitu dengan pokok bahasan menentuk titik berat garis dan
bidang datar menggunakan model PBI.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menginformasikan pada siswa
kegiatan yang akan dilakukan, serta membagi siswa menjadi 5 kelompok,
kemudian membantu mengorientasikan siswa pada suatu masalah dengan
cara menyampaikan cerita yang harus dirumuskan sendiri oleh siswa.
3. Guru membimbing siswa mendefinisikan masalah dengan menanyakan
pada siswa permasalahan apa yang muncul dan bagaimana cara
memecahkan masalah tersebut dengan jalan mengadakan curah pendapat,
guru menampung semua jawaban siswa kemudian mengarahkan
pemecahan permasalahan yang ada di soal pada tiap-tiap kelompok, dalam
curah pendapat siswa kurang aktif, hanya siswa yang pintar dan berani
mengemukakan pendapat yang menjawab pertanyaan.
4. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan perhitungan
melalui soal pada tiap-tiap kelompok untuk mendapatkan penjelasan dari
permasalahan yang ada. Siswa kelihatan begitu antusias dalam melakukan
percobaan menghitung titik berat bidang, kemudian guru membimbing
siswa pada saat melakukan perhitungan serta guru mendorong siswa untuk
mengajukan pertanyaan, interaksi antara guru dan siswa pada awalnya
memang kurang sehingga siswa masih takut untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat.
5. Setelah batas waktu yang ditentukan kemudian siswa mempresentasikan
hasil pekerjaan salah satu kelompok yang ditunjuk secara acak di papan
tulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6. Setelah siswa menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis, guru
membimbing siswa untuk melakukan evaluasi terhadap proses pekerjaan
yang telah mereka lakukan dengan cara mencocokkan pertanyaan penuntun
melalui diskusi kelas sampai siswa memperoleh suatu kesimpulan yang
diharapkan.
7. Pada pertemuan kedua tanggal 17 Mei 2010, pada jam 1-3 diadakan
diskusi kelompok selama 90 menit dan guru tetap membimbing serta
mendorong siswa untuk bertanya seperti pada pertemuan pertama, pada
pertemuan kedua terdapat peningkatan keefektifan siswa dalam bertanya.
8. Pada pertemuan kedua sisa waktu 45 menit digunkan untuk evaluasi siklus
1 selama 45 menit.
c. Tahap Pengamatan
Hasil pengamatan keefektifan siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I
No Aspek yang
diamati Indikator
Hasil Pengamatan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Minat Kehadiran di kelas B B
Perhatian mengikuti pelajaran C B
Partisipasi dalam kegiatan
pembelajaran B B
Keaktifan mengerjakan tugas C B
2 Sikap
Tanggung jawab B B
Kejujuran B B
Berinteraksi dengan guru B B
Teliti dan sistematis B B
3 Menilai/
menghargai
Kerjasama dalam kelompok B B
Menghargai pendapat orang
lain B B
Menghargai waktu C B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kerapian menggunakan alat
tulis B B
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8 dan 12 halaman 75 dan 90
Tabel 5. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I
No Aspek yang diamati
Hasil pengamatan
Pertemuan
1
Pertemuan
2
1 Mempersiapkan alat dan bahan dalam
mengikuti pelajaran
B B
2 Melakukan kegiatan matematis yang berkaitan
dengan pelajaran statika
(mengukur,menghitung,menggambar,membaca
hasil pengukuran)
B B
3 Melakukan kerjasama dalam kelompok B B
4 Kemampuan memberikan usulan/tanggapan
saat berdiskusi
C B
5 Penyampaian hasil diskusi secara berurutan B B
6 Melakukan komunikasi mengenai hasil diskusi B B
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 dan 13 halaman 78 dan 93
d. Hasil Evaluasi Siklus I
Hasil tes pada siklus I terdapat 23 siswa meliputi 3 aspek diperoleh data
sebagai berikut :
1) Aspek Kongnitif siswa yang tuntas belajar sebanyak 17 siswa atau 73,91
% dengan nilai rata-rata 79,5 (dapat dilihat pada lampiran 18 halaman 105)
Siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa atau 26,09 %
2) Aspek Afektif dari pertemuan pertama dan kedua sebanyak 75,18 %
3) Aspek Psikomotorik dari pertemuan pertama dan kedua sebanyak 77,08 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Refleksi
1. Pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan guru pada umumnya
baik,meskipun dalam membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil
diskusi masih cukup baik.
2. Hasil belajar kongnitif siswa berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh
tes sebanyak 73,91 % hal ini belum memenuhi tolok ukur keberhasilan
yaitu 80,00%. Sedangkan untuk hasil belajar afektif sebanyak 75,18 %
belum memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu 80,00 % karena masih ada
beberapa siswa yang tidak memperhatikan pelajaran atau berbicara
sendiri ketika pelajaran berlangsung. Untuk hasil belajar psikomotorik
sebanyak 77,08 % sudah memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu 80,00%
3. Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus 1 pada umumnya baik,
meskipun masih ada beberapa hal yang masih cukup sehingga perlu ada
peningkatan pada siklus II.
3. Hasil Penelitian Siklus II
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X TKK SMK
Negeri 2 Surakarta, Untuk pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 24 Mei 2010 pada jam 1-3 dengan alokasi 3 x 45 menit. Kemudian
pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin 31 Mei 2010 pada jam 1-3 dengan
alokasi waktu 3 x 45 menit. Untuk pertemuan siklus dengan alokasi waktu 6 x 45
menit (jam pelajaran), maka untuk siklus II tersedia waktu 6 jam pelajaran (270
menit).
Berdasarkan kajian dari siklus I peneliti berusaha mencoba mengurangi
kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Pelaksanaan Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1. Peneliti tidak lagi mendokumentasikan kondisi awal siswa meliputi
jumlas siswa dalam kelas serta nilai ulangan harian siswa sebelum
menggunkan metode PBI karena sudah dilaksanakan pada siklus 1
2. Peneliti mengidentifikasi masalah yang timbul pada siklus 1 dalam
kelas,pada kenyataannya siswa dalam kelas tersebut kurang berminat
dalam mengikuti pelajaran statiska ini dapat dilihat dari adanya beberapa
siswa siswa yang kurang memperhatikan selama pelajaran statika
berlagsung selama siklus 1.
3. Peneliti berkolaborasi dengan guru untuk mengembangkan model
pembelajaran menggunakan model PBI.
4. Peneliti tidak perlu membagi kelompok lagi karena kelompok pada siklus
1 sudah efektif.
5. Peneliti menyusun lembar observasi untuk siswa dan guru, rencana
pelaksanaan pembelajaran dan mengevaluasi hasil akhir siklus 1.
b. Tahap Pelaksanan
1. Berkolaborasi dengan guru melaksanakan rencanan pelaksanaan
pembelajaran yaitu dengan pokok bahasan menentuk titik berat garis dan
bidang datar menggunakan model PBI.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menginformasikan pada siswa
kegiatan yang akan dilakukan, serta membagi siswa menjadi 5 kelompok,
kemudian membantu mengorientasikan siswa pada suatu masalah dengan
cara menyampaikan cerita yang harus dirumuskan sendiri oleh siswa.
3. Guru membimbing siswa mendefinisikan masalah dengan menanyakan
pada siswa permasalahan apa yang muncul dan bagaimana cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memecahkan masalah tersebut dengan jalan mengadakan curah pendapat,
guru menampung semua jawaban siswa kemudian mengarahkan
pemecahan permasalahan yang ada di soal pada tiap-tiap kelompok, dalam
curah pendapat siswa kurang aktif, sudah banyak siswa yang aktif dan
berani mengemukakan pendapat yang menjawab pertanyaan.
4. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan perhitungan
melalui soal pada tiap-tiap kelompok untuk mendapatkan penjelasan dari
permasalahan yang ada. Siswa kelihatan begitu antusias dalam melakukan
percobaan menghitung titik berat bidang, kemudian guru membimbing
siswa pada saat melakukan perhitungan serta guru mendorong siswa untuk
mengajukan pertanyaan, interaksi antara guru dan siswa pada awalnya
memang kurang sehingga siswa masih takut untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat.
5. Setelah batas waktu yang ditentukan kemudian siswa mempresentasikan
hasil pekerjaan salah satu kelompok yang ditunjuk secara acak di papan
tulis.
6. Setelah siswa menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis, guru
membimbing siswa untuk melakukan evaluasi terhadap proses pekerjaan
yang telah mereka lakukan dengan cara mencocokkan pertanyaan penuntun
melalui diskusi kelas sampai siswa memperoleh suatu kesimpulan yang
diharapkan.
7. Pada pertemuan kedua tanggal 31 Mei 2010, pada jam 1-3 diadakan
diskusi kelompok selama 90 menit dan guru tetap membimbing serta
mendorong siswa untuk bertanya seperti pada pertemuan pertama, pada
pertemuan kedua terdapat peningkatan keefektifan siswa dalam bertanya.
8. Pada pertemuan kedua sisa waktu 45 menit digunkan untuk evaluasi siklus
1 selama 45 menit.
c. Tahap Pengamatan
Hasil pengamatan keefektifan siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 6. Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II
No Aspek yang
diamati Indikator
Hasil Pengamatan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Minat Kehadiran di kelas B B
Perhatian mengikuti pelajaran B B
Partisipasi dalam kegiatan
pembelajaran B B
Keaktifan mengerjakan tugas B B
2 Sikap
Tanggung jawab B B
Kejujuran B B
Berinteraksi dengan guru B B
Teliti dan sistematis B B
3 Menilai/
menghargai
Kerjasama dalam kelompok B B
Menghargai pendapat orang
lain B B
Menghargai waktu C B
Kerapian menggunakan alat
tulis B B
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19 dan 22 halaman 110 dan 118
Tabel 7. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II
No Aspek yang diamati
Hasil pengamatan
Pertemuan
1
Pertemuan
2
1 Mempersiapkan alat dan bahan dalam
mengikuti pelajaran
BS BS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2 Melakukan kegiatan matematis yang berkaitan
dengan pelajaran statika
(mengukur,menghitung,menggambar,membaca
hasil pengukuran)
BS BS
3 Melakukan kerjasama dalam kelompok B B
4 Kemampuan memberikan usulan/tanggapan
saat berdiskusi
B B
5 Penyampaian hasil diskusi secara berurutan C B
6 Melakukan komunikasi mengenai hasil diskusi B BS
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20 dan 23 halaman 113 dan 121
d. Hasil Evaluasi Siklus II
Hasil tes pada siklus I terdapat 23 siswa meliputi 3 aspek diperoleh data
sebagai berikut :
1) Aspek Kongnitif siswa yang tuntas belajar sebanyak 19 siswa atau 82,61
% dengan nilai rata-rata 80,03(dapat dilihat pada lampiran 30 halaman
140)
Peningkatan hasil tes kognitif sebelum tindakan, siklus I dan siklus
II dapat dilihat melalui diagram batang berikut ini :
Tabel 8. Ringkasan Hasil Belajar Kongnitif Siswa Sebelum dan Sesudah
Penerapan PBI
No Keterangan Sebelum
Tindakan
Sesudah Tindakan
Siklus I Siklus II
1
2
3
4
Nilai tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
Ketuntasan
85
60
78,60
52,17
96,00
52
79,50
73,91
90,00
70
80,03
82,61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 5. Grafik hasil belajar kongnitif siswa
2) Aspek Afektif dari siklus II pertemuan pertama dan kedua sebanyak 80,43
%. (dapat dilihat pada lampiran 19 dan 22 halaman 110 dan 118)
Peningkatan hasil belajar afektif dari sikus I dan siklus II dapat
dilihat melalui diagram batang berikut ini :
Gambar 6. Grafik hasil belajar afektif siswa
85
60
78.6
52.17
96
52
79.573.91
90.6
70
80.03 82.61
0
20
40
60
80
100
120
Nilai
Keterangan
sebelum Tindakan
Siklus I
Siklus II
73.91
80.07
76.49
80.79
70
72
74
76
78
80
82
Siklus I Siklus I
Nilai
Keterangan
Pertemuan 1
Pertemuan 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Aspek Psikomotorik dari silus II pertemuan pertama dan kedua sebanyak
85,43%. (dapat dilihat pada lampiran 20 dan 23 halaman 113 dan 121)
Peningkatan hasil belajar psikomotorik dari sikus I dan siklus II dapat
dilihat melalui diagram batang berikut ini :
Gambar 7. Grafik hasil belajar psikomotorik siswa
e. Refleksi
1. Pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan guru pada umumnya
semakin baik dibandingkan dengan siklus I.
2. Hasil belajar kongnitif siswa berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh tes
sebanyak 82,61 % hal ini sudah memenuhi tolok ukur keberhasilan yaitu
80,00% dengan nilai standar kelulusan 75,00. Sedangkan untuk hasil
belajar afektif sebanyak 80,43 % sudah memenuhi tolak ukur keberhasilan
yaitu 80,00 %. Untuk hasil belajar psikomptorik sebanyak 85,43 % sudah
memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu 80,00%.
3. Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II pada umumnya baik,
karena semua aspek hasil belajar telah mencapai tolak ukur keberhasilan.
75
83.33
79.16
87.5
65
70
75
80
85
90
Siklus I Siklus II
Nilai
Keterangan
Pertemuan 1
Pertemuan 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Pembahasan
Pada penelitian tindakan kelas hasil penelitian yang diperoleh dari kerja
sama antara peneliti dan guru kolaborasi. Berdasarkan hasil refleksi tiap putaran
ternyata dapat memberikan motivasi bagi guru dalam melakukan perbaikan
pengajarannya dengan lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran
sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran PBI.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru ( dapat dilihat pada lampiran
29 halaman 149) Proses kegiatan belajar mengajar sebelum menggunakan model
PBI pada dasarnya guru telah menggunakan metode dua arah yaitu terdapat
interaksi antara guru dan siswa tetapi karena siswa beranggapan bahwa statika itu
sulit berdampak kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran statika, selain itu
guru juga belum menerapkan diskusi secara aktif,setelah adanya penerapan model
pembelajaran PBI dalam kegiatan pembelajaran statika minat siswa terhadap
pelajaran statika dapat terlihat,dengan diadakannya diskusi kelompok antar siswa
dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap akifitas siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa (dapat dilihat pada lampiran
29 halaman 135). Sebagian dari siswa beranggapan bahwa pelajaran statika
memang sulit sehingga memunculkan kurang aktifnya siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar setelah menggunakan model pembelajaran PBI mereka
lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dapat terlihat pada selama proses kegiatan
belajar mengajar dengan diskusi kelompok tiap-tiap siswa berusaha untuk
bertanya pada guru ataupun pada teman-temanya mengenai hal yang belum
mereka pahami.
Berdasarkan hasil refleksi tiap putaran ternyata dapat memberikan
motivasi bagi guru dalam melakukan perbaikan pengajarannya dengan lebih
banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil
belajar siswa melalui model pembelajaran PBI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil belajar siswa dikatakan tuntas jika mencapai tolak ukur keberhasilan
untuk aspek kognitif 80 % dengan nilai standar kelulusan 75,00. Berdasarkan
tabel 10 dan gambar 5 pada penilaian aspek kognitif diperoleh nilai tes rerata
sebelum tindakan adalah 78,60 dengan ketuntasan belajar klasikal 52,17%. Pada
siklus I, hasil belajar kognitif meningkat menjadi 79,50 dengan ketuntasan belajar
klasikal 73,91%. Pada siklus II, hasil belajar kognitif juga mengalami
peningkatan rata-rata nilai menjadi 80,03 dengan ketuntasan belajar klasikal
82,61%. Ini berarti pada silus II, 82,61% siswa mendapat nilai tes minimal 75,00
sehingga secara klasikal hasil belajar kognitif telah tuntas. Peningkatan hasil
belajar tersebut menunjukkan bahwa penguasaan dan tingkat pemahaman siswa
terhadap materi statika semakin meningkat.
Peningkatan nilai tes rerata maupun ketuntasan belajar klasikal pada aspek
kognitif, terjadi karena dalam pembelajaran berdasarkan masalah, potensi siswa
lebih diberdayakan dengan dihadapkan pada permasalahan yang mengakibatkan
rasa ingin tahu, menyelidiki masalah dan menemukan jawabannya melalui
kerjasama serta mengkomunikasikan hasil karyanya kepada orang lain.Siswa tidak
lagi bertindak pasif, menerima dan menghafal pelajaran yang diberikan oleh guru
atau yang terdapat dalam buku teks saja. Ini sesuai dengan pendapat Ibrahim dkk
(2000:7) yang merumuskan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah atau
Problem Based Instruction dikembangkan untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah,belajar berbagai
peran orang dewasa melalui perlibatan dalam pengalaman nyata dan menjadi
pebelajar yang otonom dan mandiri.
Walaupun pada siklus I terjadi peningkatan nilai tes rerata dan ketuntasan
belajar klasikal, hasil belajar kognitif siswa belum tuntas berdasarkan indikator
keberhasilan.Kurang berhasilnya pembelajaran pada siklus I,dikarenakan
beberapa kendala,antara lain siswa kurang membaca dan kurang memahami
materi karena jarang belajar,kebanyakan siswa belajar apabila menghadapi
ulangan. Sebagian siswa jarang melakukan latihan soal, walaupun banyak soal
yang tersedia dapat digunakan untuk latihan memecahkan masalah dan cenderung
mengandalkan teman dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah. Materi titik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berat memerlukan berpikir analisis yang baik terutama dalam pembacaan ukuran
gambar dan penerapan rumus,sehingga beberapa siswa mengalami kesulitan
karena tidak terbiasa dan kurang persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran.
Tolak ukur keberhasilan untuk aspek afektif dapat dilihat dari hasil yang
dicapai siswa 80% secara klasikal,maka hasil belajar dikatakan tuntas.
Berdasarkan pada gambar 6, pada sikuls I penilaian afektif diperoleh ketuntasan
belajar klasikal 75,18 %. Pada siklus II, hasil belajar afektif mengalami
peningkatan ketuntasan belajar klasikal menjadi 80,43 %,sehingga secara klasikal
hasil belajar afektif siklus I belum mencapai tolak ukur keberhasilan yang
ditentukan sedangkan untuk siklus II sudah tuntas berdasarkan tolak ukur
keberhasilan keberhasilan karena tolak ukur keberhasilan siswa sekurang-
kurangnya 80 %.
Meskipun hasil belajar afektif secara klasikal telah tuntas, namun
berdasarkan pengamatan selama pembelajaran masih terlihat kekurangan, yaitu
keterlibatan dan partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi belum optimal,terlihat
hanya beberapa anak yang aktif,sebagian ada yang duduk diam atau mondar-
mandir melihat pekerjaan kelompok lain. Masih banyak siswa yang malu atau
takut untuk bertanya,menjawab dan mengemukakan pendapat.
Peningkatan nilai rerata dan ketuntasan belajar klasikal aspek afektif
terjadi karena dalam pembelajaran masalah yang disajikan atau muncul berasal
dari peristiwa kehidupan sehari-hari siswa sehingga memberikan kesempatan
kepada siswa terlibat aktif untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini sesuai
dengan pendapat Piaget dan Vygotsky dalam Ibrahim dkk (2000:14) yang
menegaskan bahwa perkembangan intelektual siswa terjadi pada saat siswa
berusaha menyelesaikan masalah yang dimunculkan oleh pengalaman baru yang
ditemuinya.Siswa mempunyai rasa ingin tahu dan secara terus menerus berusaha
memahami dunia sekitarnya.
Tolak ukur keberhasilan untuk aspek psikomotorik dapat dilihat dari hasil
yang dicapai siswa 80% secara klasikal,maka hasil belajar dikatakan tuntas.
Berdasarkan pada gambar 7, pada siklus I penilaian psikomotorik diperoleh
ketuntasan belajar klasikal 77,08%. Pada siklus II, hasil belajar psikomotorik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengalami peningkatan ketuntasan belajar klasikal menjadi 85,43%,sehingga
secara klasikal hasil belajar afektif siklus I dan siklus II sudah tuntas berdasarkan
tolak ukur keberhasilan keberhasilan karena tolak ukur keberhasilan siswa
sekurang-kurangnya 80 %.
Pada siklus I dan II, hasil belajar pasikomotorik mengalami peningkatan
ketuntasan belajar klasikalnya. Peningkatan hasil belajar psikomotorik
dikarenakan beberapa hal yaitu selama pembelajaran berlangsung siswa lebih
serius dan aktif, misalnya siswa telah mempersiapkan alat-alat yang digunkan
untuk mengikuti pelajaran statika,melakukan perhitungan dengan teliti dan
membandingkan hasil perhitungan dengan perhitungan teman. Melalui
pengalaman tersebut siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari.
Selama pembelajaran berlangsung,penyelidikan autentik sebagai usaha
memecahkan suatu masalah merupakan sarana melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran yang memiliki dampak positif untuk meningkatkan
hasil belajar. Guru membimbing siswa dalam proses penyelidikan untuk
menemukan solusi atau jawaban dari permasalahan yang dirumuskan. Solusi dari
masalah tersebut dikemukakan dan didiskusikan yang pada akhirnya diperoleh
pengalaman. Pengetahuan baru yang diperoleh berupa konsep yang jelas dan
benar tentang suatu materi. Pengalaman, pengetahuan dan konseptualisasi yang
terjadi pada siswa merupakan hasil pemecahan masalah yang ditemukan siswa
yang tentunya dengan bimbingan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model
pembelajaran Problem Based Instruction pada mata pelajaran statika pokok
bahasan titik berat garis dan bidang datar siswa kelas X TKK SMK Negeri 2
Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dapat
meningkatkan efektifitas siswa pada mata pelajaran statika pokok bahasan
titik berat garis dan bidang datar siswa kelas X TKK SMK Negeri 2
Surakarta tahun pelajaran 2009/2010
2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran statika pokok
bahasan titik berat garis dan bidang datar siswa kelas X TKK SMK Negeri
2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction
dalam pelaksanaan pembelajaran statika.
Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian ini, maka dapat diajukan
implikasi yang berguna dalam upaya meningkatkan hasil belajar materi
“menentukan titik berat garis dan bidang datar”.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran Problem Based Instruction dapat meningkatkan efektifitas
dan hasil belajar siswa pada materi ““menentukan titik berat garis dan bidang
datar”, hal tersebut dapat ditinjau dari hal berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Instruction dalam pelaksanaan pembelajaran statika karena model
Problem Based Instruction melibatkan interaksi antara siswa yaitu
dengan pengajuan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,
kemudian siswa dikelompokkan secara bervariasi untuk melakukan
penyelidikan. Siswa dituntut untuk melaporkan hasil penyelidikan dan
menyimpulkan pemecahan dari masalah yang telah diajukan
b. Secara umum telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam
prosentase hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Hal ini
terbukti adanya peningkatan siswa mengeluarkan pendapat, berinteraksi
dengan guru, peningkatan siswa dalam bertanya, kerjasama dengan
kelompok meningkat, dan menyelesaikan soal-soal latihan. Dengan
adanya partisipasi siswa yang aktif dan kreatif siswa, maka dalam
pembelajaran tersebut semakin meningkat, suasana kelas bisa menjadi
lebih hidup dan menyenangkan, serta tidak membosankan dan pada
akhirnya hasil belajar siswa pada pelajaran statika meningkat.
C. Saran
Setelah melihat hasil penelitian,pembahasan dan kesimpulan maka saran
yang dapat diberikan adalah :
1. Problem Based Instruction atau Pembelajaran berdasarkan masalah dapat
dijadikan sebagai alternatif pembelajaran bagi guru dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Pengajaran dengan PBI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Namun,
dalam penelitian ini hanya dilaksanakan pada pokok bahasan titik berat
garis dan bidang datar. Sehingga peneliti menganggap perlu dilakukan
pengembangan pelaksanaan pengajaran dengan model PBI untuk pokok
bahasan yang lain.
3. Agar penguasaan keterampilan proses dapat seimbang antar siklus,
sebaiknya diberikan tindakan yang berbeda sesuai dengan tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kesukaran materi, misalnya memberikan kesempatan diskusi lebih lama
untuk materi yang lebih sukar.
4. Agar pelaksanaan diskusi kelompok berjalan efektif sebaiknya guru lebih
bersikap disiplin agar siswa bekerja kelompok dengan serius.
5. Pemberian pertanyaan atau masalah pada model Problem Based
Instruction seharusnya jelas, autentik, mudah difahami, luas dan sesuai
tujuan pembelajaran.
6. Untuk memotivasi dan menumbuhkan minat belajar siswa, diperlukan
variasi metode dalam mengajar menggunakan model PBI, sehingga hasil
belajar siswa dapat lebih meningkat.
7. Pelaksaanaan Problem Based Instruction pada penelitian ini waktu yang
digunakan pada saat diskusi kelompok masih kurang sehingga perlu
adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian ini.
8. Perlu diadakannya sosialisasi model pembelajaran Problem Based
Instruction agar para tenaga pengajar bisa memahami dan dapat
menerapkan secara baik di lapangan .