View
9
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8
PENGARUH PEMBERIAN PUDING AVOKAD TERHADAP
PERUBAHAN NILAI TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KURANJI PADANG
TAHUN 2019
Skripsi
Diajukan ke Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika Politeknik
Kesehatan Kemenkes Padang Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Sarjana Terapan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
OLEH :
Ranti Ramadhani
NIM : 152210733
JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN AJARAN 2019
9
10
11
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
JURUSAN GIZI Skripsi, Mei 2019
RANTI RAMADHANI
vii + 49 halaman + 5 grafik + 9 tabel + 8 lampiran
Pengaruh Pemberian Puding Avokad Terhadap Perubahan Nilai Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji
Padang Tahun 2019.
ABSTRAK Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan nama penyakit darah tinggi
adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas tekanan
darah normal. Prevalensi hipertensi di wilayah kerja puskesmas Kuranji pada
tahun 2017 sebanyak 18,7% penderita hipertensi. Salah satu alternatif pengobatan
non farmakologis dalam menurunkan tekanan darah yaitu mengkonsumsi puding
avokad. Puding avokad kaya akan kandungan flavonoid, kalium dan serat. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian puding avokad
terhadap perubahan nilai tekanan darah pada penderita hipertensi.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment (pretest-posttest with control
group design). Penelitian ini dilakukan sejak pembuatan proposal pada bulan
Januari 2018 sampai pembuatan laporan pada bulan Mei 2019. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling.
Sampel berjumlah 30 orang, yang terdiri dari 15 orang kelompok kontrol dan 15
orang kelompok kasus. Analisis data univariat menggunakan ukuran nilai seperti
mean, median, standar deviasi , nilai minimal dan nilai maximal. Analisis bivariat
menggunakan Uji Non Parametrik Wilcoxon dan uji Mann-Withnay dengan
tingkat kepercayaan p < 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah awal kasus
adalah 148,6/90 mmHg dengan tekanan darah akhir kasus adalah 128,67/80
mmHg. Hasil uji statistik menunjukkan adanya pengaruh pemberian puding pada
kelompok kasus(p < 0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian puding
avokad terhadap perubahan nilai tekanan darah pada penderita hipertensi. Saran
kepada responden agar mengkonsumsi makanan yang tinggi flavonoid, serat,
kalium dan kalsium salah satunya adalah puding avokad sebagai alternatif
pengobatan ntuk penurunan tekanan darah.
Kata kunci : Puding Avokad, Hipertensi, Tekanan Darah
Daftar Pustaka : 34 (2009 – 2018)
12
KEMENKES PADANG HEALTH POLITECHNIC
NUTRITION DEPARTMENT
Thesis, May 2019
RANTI RAMADHANI
vii + 49 pages + 5 charts + 9 tables + 8 attachments
The Effect of Avocado Pudding on Changes in Blood Pressure Values in
Hypertensive Patients in the Work Area of Kuranji Padang Health Center in 2019.
ABSTRACT
Hypertension or better known as high blood pressure is a condition where
there is an increase in blood pressure above normal blood pressure. The
prevalence of hypertension in the work area of Kuranji Community Health Center
in 2017 was 18.7% of patients with hypertension. One alternative non-
pharmacological treatment for reducing blood pressure is consuming avocado
pudding. Avocado pudding is rich in flavonoids, potassium and fiber. The purpose
of this study was to see the effect of avocado pudding on changes in blood
pressure values in patients with hypertension.
This type of research is a quasi experiment (pretest-posttest with control
group design). This research was carried out since making proposals in January
2018 until the report was made in May 2019. The sampling technique in this study
was conducted by purposive sampling. The sample was 30 people, consisting of
15 control groups and 15 case groups. Univariate data analysis uses measures of
values such as mean, median, standard deviation, minimum value and maximal
value. Bivariate analysis using the Wilcoxon Non Parametric Test and the Mann-
Withnay test with a confidence level p <0.05.
The results showed that the average case blood pressure was 148.6 / 90
mmHg with the final blood pressure of the case was 128.67 / 80 mmHg. The
statistical test results showed the influence of pudding in the case group (p <0.05).
The conclusion of this study is that there is an effect of giving avocado
pudding to changes in blood pressure values in patients with hypertension.
Suggestions for respondents to consume foods that are high in flavonoids, fiber,
potassium and calcium, one of which is avocado pudding as an alternative
treatment for decreasing blood pressure.
Keywords: Avocado Pudding, Hypertension, Blood Pressure
Bibliography: 34 (2009 - 2018)
13
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : RANTI RAMADHANI
NIM : 152210733
Tempat/ Tanggal lahir : Pekan Baru/ 22 Januari 1997
Anak Ke : 1 (Pertama)
Jumlah Saudara : 4 (Empat)
Agama : Islam
Status : Belum Kawin
Alamat : KP. Malati RT 004 RW 002 Desa Sorek 1
Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan
Provinsi Riau
Nama Orang Tua
Ayah : Radius Swadesi
Pekerjaan : Wiraswasta
Ibu : Rina
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Riwayat Pendidikan
No. Pendidikan Tahun
1 TK Kembang Lintau Buo Sumatera Barat 2001-2002
2 SDN 19 Koto Anau 2003-2009
3 MTs Koto Anau 2009-2012
4 SMAN 1 Lembang Jaya 2012-2015
5 Sarjana Terapan dan Dietetika Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Padang
2015-2019
14
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Pengaruh
Pemberian Puding Avokad Terhadap Perubahan Nilai Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun
2019 ”.
Penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, dorongan, petunjuk,
serta sumbangan gagasan dan pikiran dari berbagai pihak dalam penyusunan
skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Defriani Dwiyanti,
S,SiT, M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Irma Eva Yani, SKM, M.Si selaku
pembimbing II dengan sabar, tekun, tulus, dan ikhlas telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan, motivasi, arahan dan saran
yang sangat berharga demi penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih ini
penulis tujukan juga kepada :
1. Dr. Burhan Muslim, SKM, M. Si selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Padang.
2. Ibu Kasmiyetti, DCN, M.Biomed selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Padang.
3. Ibu Irma Eva Yani, SKM, M.Si selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Gizi dan Dietetika Poltekkes Kemenkes Padang.
4. Ibu Ir. Mulyatni Nizar, M.Kes selaku Pembimbing Akademik.
5. Ibu/Bapak dosen beserta staf Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang yang
telah memberikan saran dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Teman-teman yang telah ikut membantu memberikan ide dan saran kepada
penulis dalam penulisan skripsi ini.
15
7. Ayahanda Radius Swadesi dan Ibunda Rina serta keluarga yang telah
memberikan dukungan, motivasi, dan doa kepada penulis dalam menuntut
ilmu.
8. Semua pihak yang ikut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan yang ada sehingga
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dalam isi maupun dalam
penyajiannya. Oleh karena itu, demi kesempurnaan skripsi ini penulis
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Padang, Mei 2019
Penulis
16
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
1. Tujuan Umum ........................................................................... 6
2. Tujuan Khusus .......................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
1. Bagi Penulis .............................................................................. 6
2. Bagi Mahasiswa ........................................................................ 6
E. Ruang Lingkup ................................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 8
A. Landasan teori ................................................................................. 8
1. Hipertensi .................................................................................. 8
a. Pengertian hipertensi ........................................................... 8
b. Mekanisme terjadinya hipertensi ........................................ 9
c. Klasifikasi hipertensi ......................................................... 10
d. Gejala hipertensi................................................................ 10
e. Penyebab hipertensi .......................................................... 11
f. Faktor resiko ..................................................................... 12
g. Komplikasi ........................................................................ 15
h. Diet untuk penderita hipertensi ......................................... 16
2. Avokad .................................................................................... 19
a. Manfaat avokad .................................................................. 19
b. Nilai gizi avokad ................................................................ 21
B. Kerangka Teori............................................................................... 22
C. Kerangka Konsep ........................................................................... 22
D. Hipotesa.......................................................................................... 23
E. Defenisi Operasional ...................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 26
17
A. Desain Penelitian ............................................................................ 26
B. Lokasi Penelitian ............................................................................ 26
C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 26
1. Populasi .................................................................................... 26
2. Sampel ...................................................................................... 26
D. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data ........................................ 29
1. Data Primer .............................................................................. 28
2. Data Sekunder .......................................................................... 29
E. Pengolahan dan Analisis Data ........................................................ 31
1. Pengolahan Data....................................................................... 31
2. Analisis Data ............................................................................ 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 33
A. Hasil ............................................................................................... 33
1. Univariat ................................................................................... 35
2. Bivariat ..................................................................................... 41
BAB V PENUTUP .................................................................................... 48
A. Kesimpulan .................................................................................... 48
F. Saran ............................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 50
LAMPIRAN
18
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah orang dewasa ............................................... 10
Tabel 2. Nilai gizi buah avokad .......................................................................... 21
Tabel 3. Gambaran umum responden ................................................................. 34
Tabel 4. Tekanan darah awal dan akhir responden kasus ................................... 36
Tabel 5. Tekanan darah awal dan akhir responden kontrol ................................ 38
Tabel 6. Rata-rata perbedaan tekanan darah responden kasus ............................ 39
Tabel 7. Rata-rata perbedaan tekanan darah responden kontrol ......................... 41
Tabel 8. Perbedaan rata-rata tekanan darah awal dan akhir responden ............. 42
Tabel 9. Pengaruh pemberian puding terhadap perubahan tekanan darah .......... 43
19
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Rata-rata tekanan darah sistolik responden kasus ............................... 36
Grafik 2. Rata-rata tekanan darah diastolik responden kasus ............................. 37
Grafik 3. Rata-rata tekanan darah sistolik responden kontrol ............................. 38
Grafik 4. Rata-rata tekanan darah diastolik responden kontrol........................... 39
Grafik 5. Perbedaan Rata-rata tekanan darah awal dan akhir kasus ................... 40
20
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A : Quesioner penelitian kelompok kasus
LAMPIRAN B : Quesioner penelitian kelompok kontrol
LAMPIRAN C : Formulir food re-call24 hour
LAMPIRAN D : Pernyataan Responden
LAMPIRAN E : Jadwal Pelaksanaan Penelitian
LAMPIRAN F : Rancangan Biaya
LAMPIRAN : Dokumentasi
LAMPIRAN : Surat izin penelitian
21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif menjadi segmentasi
permasalahan tersendiri bagi tiap negara diseluruh dunia. Hingga saat ini penyakit
degeneratif telah menjadi penyebab kematian terbesar di dunia. Penyakit
degeneratif merupakan penyakit tidak menular yang berlangsung kronis salah
satunya hipertensi.1
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan nama penyakit darah tinggi
adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas tekanan
darah normal, menurut World Health Organization nilai tekanan darah yang
dikatakan normal yaitu 120/80 mmhg. Bila tekanan darah sudah lebih dari 140/90
mmHg dinyatakan hipertensi (batasan untuk orang dewasa ≥ 40 tahun).2
Menurut data World Health Organization (WHO), di seluruh dunia,
sekitar 972 juta orang atau 26,4% penderita hipertensi di dunia dengan
perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan
meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333
juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang,
termasuk Indonesia.3
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 menunjukkan bahwa
prevalensi hipertensi Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥ 18
tahun sebesar 25,8 %. Untuk prevalensi hipertensi di Provinsi Sumatera Barat
yaitu sebasar 22,6 %.4
22
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Padang, selama tahun 2016
dan tahun 2017 hipertensi menduduki peringkat ke-2 penyakit terbanyak.
Prevalensi hipertensi di wilayah kerja puskesmas Kuranji pada tahun 2016 adalah
sebesar 15,2% dan pada tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi 18,7%
penderita hipertensi. Kelompok umur yang dominan mengalami hipertensi di
puskesmas Kuranji yaitu pasien dengan jenjang umur antara 41-50 tahun, 51-60
tahun dan > 60 tahun dengan persentase berturut-turut sebesar 23,7%, 29,6%, dan
25,1%. Jenis kelamin yang dominan mengalami hipertensi yaitu wanita dengan
persentase sebesar 62,3%.5
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi tekanan darah
pada pasien hipertensi adalah dengan mengkonsumsi makanan fungsional.
Makanan fungsional adalah makanan baik dalam bentuk segar maupun olahan,
yang diperkaya dan ditingkatkan mutunya sehingga memiliki efek yang
menguntungkan bagi kesehatan dan mengurangi risiko penyakit bagi yang
mengonsumsinya. Contoh pangan fungsional antara lain adalah buah-buahan dan
olahannya.6
Buah-buahan mengandung banyak manfaat karena mengandung
antioksidan. Salah satu olahan dari buah-buahan yaitu puding avokad, yang
merupakan olahan dari buah avokad. Buah avokad merupakan buah yang kaya
senyawa antioksidan. Senyawa antioksidan memiliki peran sangat penting dalam
kesehatan. Senyawa antioksidan dapat mengurangi penyakit kronis seperti kanker
dan penyakit kardiovaskular. Sifat utama senyawa antioksidan adalah mampu
untuk menangkap radikal bebas. Salah satu kandungan senyawa antioksidan yang
terdapat di dalam buah avokad adalah senyawa flavonoid.7
Berdasarkan
23
penelitian Febrianti dan Fajar tahun 2016 kandungan flavonoid dari delapan buah
tropis yang ada di Indonesia didapatkan hasil avokad 0,945%, jambu biji 0,377
%, jeruk 0,263 %, stroberi 0,263 %, pepaya 0,230%, asam jawa 0,215%, apel
0,139 %, dan mangga 0,112% . Kandungan flavonoid tertinggi dalam buah
avokad yaitu sebesar 0, 945%.8
Dalam 100 gr buah avokad mengandung 8 mg
flavonoid.9
Kandungan zat aktif flavonoid dapat berperan sebagai anti-hepatotoksik,
anti-HIV 1, anti-tumor, anti-inflamasi dan dapat memberikan efek vasodilatasi
terhadap pembuluh darah yang mampu melindungi fungsi jantung.10
Flavonoid
dapat menurunkan kekakuan arteri dan dapat menjadi alternatif pengobatan untuk
mengurangi penyakit jantung pada pasien diabetes melitus yang telah menopaus.11
Selain itu, flavonoid dapat menghambat ACE (Angiotensin Converting Enzim)
yang mana ACE merupakan pembentuk dari angiotensin II yang merupakan
penyebab dari terjadinya hipertensi.12
Rata-rata asupan flavonoid sehari adalah 50
mg/hari.13
Berdasarkan penelitian Jiandita tahun 2011 dengan mengkonsumsi jus
avokad satu kali sehari sebanyak 100 gr buah avokad yang ditambah dengan 2
sendok makan madu dapat menurunkan tekanan darah lansia penderita hipertensi.
Dengan rata-rata tekanan darah sistolik sebelum intervensi sebesar 157,14 mmHg
dan setelah intervensi sebesar 137.14 mmHg. Sedangkan rata-rata tekanan darah
diastolik sebelum intervensi sebesar 93.57 mmHg dan setelah intervensi sebesar
86.71 mmHg dengan standar deviasi tekanan darah sistolik post-test 10.69 dan
diastolik 6.46.14
Berdasarkan penelitian Alfuja, dkk tahun 2014 terdapat pengaruh
24
pemberian buah avokat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi.15
Karakteristik senyawa flavonoid sendiri menurut Wahyuni, dkk (2018)
menyatakan bahwa Flavonoid tidak mengalami kerusakan sampai pada suhu
900C. Pada suhu 70
0C menunjukkan hasil yang paling baik karena aktifitas
flavonoidnya yang cenderung lebih tinggi.16
Selain mengandung senyawa flavonid dari buah avokat, puding avokad
juga mengandung serat yang berasal dari agar-agar. Menurut Muchtadi, serat
dapat menurunkan hipertensi karena serat dapat mengurangi kadar kolesterol
didalam plasma darah, karena serat pangan dapat meningkatkan ekskresi asam
empedu, dan mengeluarkan asam empedu lewat feses.17
Kandungan serat dalam
agar berasal dari komposisi bahan agar-agar tersebut yaitu rumput laut. Rumput
laut memiliki kandungan serat makanan (dietary fiber) adalah sebesar 2,575 %
dengan komponen terbesar merupakan soluble fiber.
Puding avokad juga mengandung kalsium dan protein yang berasal dari
susu, yang mana makanan yang mengandung protein dan kalsium serta rendah
lemak juga termasuk makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita
hipertensi. Menurut anjuran dari diet DASH (dietary approach for stop
hypertension) bahan makanan untuk penderita hipertensi terdiri dari makanan
tinggi kalsium, kalium, magnesium, serat makanan dari sayur, buah dan susu.18
Menurut penelitian Kusumastuty, dkk ada pengaruh antara asupan protein dengan
tekanan darah penderita hipertensi.19
Menurut Kumala (2014) mengkonsumsi
protein hewani yang berasal dari susu serta mengkonsumsi kalsium dapat
menurunkan tekanan darah.20
25
Interaksi zat gizi antara flavonoid dan protein dalam puding avokad dapat
meningkatkan kadar protein. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mudjajanto,
dkk (2006) protein pada susu apabila berinteraksi dengan flavonoid dapat
meningkatkan kadar protein.21
Begitu juga dengan hasil penelitian dari Cahyani,
dkk (2015) penambahan kandungan flavonoid kedalam minuman susu kedelai
ditambah madu meningkatkan kadar protein.22
Berdasarkan uraian manfaat flavonoid, serat, serta susu terhadap
penurunan tekanan darah apabila bahan-bahan tersebut dikombinasikan akan
dapat meningkatkan efektifitas dalam penurunan tekanan darah. Untuk itu penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Puding
Avokad Terhadap Perubahan Nilai Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2019”.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka peneliti ingin mengetahui
tentang “Bagaimana pengaruh pemberian puding avokad terhadap perubahan nilai
tekanan darah pada penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kuranji
Padang tahun 2019?”
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pemberian puding avokad terhadap perubahan nilai tekanan darah pada penderita
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
26
a. Diketahui rata-rata tekanan darah awal dan akhir responden yang diberikan
puding avokad di wilayah kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2019.
b. Diketahui rata-rata tekanan darah awal dan akhir responden kontrol pada
penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2019.
c. Diketahui perbedaan rata-rata tekanan darah awal dan akhir responden yang
diberian puding avokad pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Kuranji Padang Tahun 2019.
d. Diketahui perbedaan rata-rata tekanan darah awal dan akhir responden kontrol
pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun
2019.
e. Diketahuinya pengaruh pemberian puding avokad terhadap nilai tekanan
darah yang diberikan perlakuan dan kontrol pada penderita hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2019.
C. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat dari penelitian yang dilakukan ini yaitu :
1. Bagi Peneliti
Bagi peneliti dapat menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman dan
meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengimplementasikan ilmu dan
pengetahuan serta memberikan informasi sebagai salah satu sumber makanan
yang memiliki kandungan flavonoid yang dapat mempengaruhi tekanan darah
pada penderita hipertensi.
27
2. Bagi Pasien
Bagi pasien dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk pangan fungsional
sebagai alternatif pengobatan bagi pasien atau penderita penyakit hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Kuranji Padang.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat atau keluarga bahwa puding avokad dapat membantu menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi dan meningkatkan perhatian pada
kesehatan.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
sumber bacaan ataupun informasi yang berguna untuk beberapa masalah yang
terkait dan juga sebagai data dasar untuk meningkatkan pengetahuan.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini bisa dijadikan sumber data untuk penelitian selanjutnya.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah dalam bidang kesehatan khususnya
ahli gizi komunitas, terkait dengan pengaruh pemberian puding avokad terhadap
perubahan nilai tekanan darah pada pasien Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Kuranji Padang Tahun 2019.
28
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Hipertensi
a. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi sebenarnya adalah suatu
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi,
yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya. Tubuh akan bereaksi lapar, yang mengakibatkan jantung harus
bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bila kondisi tersebut
berlangsung lama dan menetap, timbulah gejala yang disebut sebagai penyakit
tekanan darah tinggi. Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap
(silent killer), karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan
gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun
muncul, gejala tersebut seringkali dianggap sebagai gangguan biasa, sehingga
korbannya terlambat menyadari akan datangnya penyakit.23
Tekanan darah berubah-rubah sepanjang hari, sesuai dengan situasi.
Tekanan darah akan meningkat dalam keadaan gembira, cemas atau sewaktu
melakukan aktivitas fisik. Setelah situasi ini berlalu, tekanan darah akan kembali
menjadi normal. Apabila tekanan darah tetap tinggi maka disebut sebagai
hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Hipertensi adalah desakan darah yang
berlebihan dan hampir konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan
jantung ketika memompa darah. Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan
diastolik, sistolik, atau kedua-duanya secara terus menerus.24
Tekanan sistolik merupakan tekanan darah yang terjadi ketika kontraksi
otot jantung, rentang waktu terjadinya kontraksi disebut sistole. Umumnya
8
29
tekanan darah sistolik ditujukkan oleh angka pertama, contohnya tekanan darah
pada angka 120/80 maka tekanan sistoliknya adalah ada nilai 120. Sedangkan
tekanan diastolik adalah tekanan darah ketika jantung tidak sedang berkontraksi
atau dalam keadaan relaksasi atau istirahat. Tekanan darah diastolik ditunjukkan
oleh angka ke dua. Contoh tekanan darah 120/80 mmHg, angka 80 adalah angka
yang menunjukkan tekanan diastolik.18
b. Mekanisme Terjadinya hipertesi
Hipertensi terjadi karena perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II
yang disebabkan oleh Angiotensin Converting Enzyme (ACE). Angiotensin II
memiliki peran dalam menaikkan tekanan darah melalui dua mekanisme utama.18
Pertama, meningkatkan sekresi sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan
rasa haus. Meningkatnya ADH menyebabkan urin yang disekresikan keluar tubuh
menjadi lebih sedikit (antidiuresi), sehingga menjadi pekat dan tinggi
osmolaritasnya. Untuk mengencerkan urin, volume cairan ekstraseluler akan
ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari intraseluler. Hal ini menyebabkan
terjadi peningkatan volume darah, sehingga tekanan darah akan meningkat.18
Kedua, dengan menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Pengaturan volume cairan ekstraseluler oleh aldosteron dilakukan dengan cara
mengurangi sekresi NaCl dengan mangebasorbsinya dari tubulus ginjal.
Pengurangan sekresi NaCl akan menyebabkan konsentrasi NaCl meningkat yang
kemudian diencerkan kembali dengan meningkatkan cairan ekstraseluler, maka
terjadilah peningkatan volume dan tekanan darah. 18
30
c. Klasifikasi Hipertensi
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tekanan darah seseorang
dikatakan normal jika sistoliknya kurang dari 140 mmHg dan diastoliknya kurang
dari 90 mmHg. Jika sistolik di antara 140-160 mmHg dan diastolik di antara 90-
95 mmHg disebut borderline hypertension. Pada posisi ini seseorang harus
waspada karena memiliki kecenderungan kuat mengidap hipertensi. Jika
seseorang memiliki sistolik lebih dari dari 160 mmHg dan diastolik lebih dari 95
mmHg maka jelas orang tersebut mengidap hipertensi. Berikut ini klasifikasi
tekanan darah orang dewasa usia >18 tahun.25
Tabel 1.
Klasifikasi tekanan darah orang dewasa25
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal
Normal
Normal Tinggi
< 120
< 120 – 129
130 – 139
< 80
80 – 84
84 – 89
Hipertensi
Hipertensi Derajat 1
Hipertensi Derajat 2
Hipertensi Derajat 3
140 - 159
160 – 179
≥ 180
90 – 99
100 – 109
≥ 110
Hipertensi sistolik
terisolasi
≥140 < 90
Keterangan :
- Tekanan sistolik: tekanan darah yang terjadi pada saat jantung berkontraksi.
- Tekanan diastolik: tekanan yang terjadi pada saat jantung relaksasi (di
antara dua denyut) atau saat darah masuk ke jantung.
d. Gejala-gejala Hipertensi
Pada sebagian besar kasus, hipertensi tidak menunjukkan gejala apapun
sehingga kita tidak punya cukup petunjuk bahwa di dalam tubuh sedang terjadi
penyimpangan. Pengecualian: seseorang yang mengalami sakit kepala ringan,
31
terutama di bagian belakang kepala dan muncul di pagi hari. Namun, kita perlu
ingat bahwa sakit kepala jenis ini sama sekali bukan kondisi yang umum
terjadi.27
Sakit kepala biasa, pening dan mimisan bukanlah gejala, setidaknya di
beberapa tahap awal peningkatan tekanan darah. Namun, kondisi tersebut akan
muncul menyertai hipertensi yang sudah parah. Meski demikian, orang dengan
tekanan darah sangat tinggi biasanya tidak merasakan gejala apapun.27
Tekanan darah di pengaruhi oleh aliran senyawa kimia di ginjal. Dan
karena tekanan darah tinggi yang tergolong parah dapat merusak ginjal, beberapa
gejala yang muncul di tahap hipertensi yang sudah parah biasanya bukan
merupakan akibat langsung dari perubahan tekanan darah, melainkan karena
kerusakan ginjal. Gejala tersebut antara lain keringat berlebihan, keram otot,
keletihan, peningkatan frekuensi berkemih dan denyut jantung cepat atau tidak
teratur.27
e. Penyebab Hipertensi
Sampai saat ini penyebab kasus-kasus hipertensi banyak yang belum
diketahui, tetapi secara umum penyebab hipertensi dibedakan menjadi dua.28
1. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi ini tidak diketahui secara jelas penyebabnya. Biasanya, disebut
juga hipertensi idiopatik. Beberapa hal yang dimungkinkan menjadi faktor
penyebab adalah faktor keturunan (genetik), hiperaktivitas susunan saraf
simpatetis, sistem renninangiotensin, defek dalam ekstraksi natrium (Na),
peningkatan Na dan kalsium (Ca) intraseluler, dan faktor gaya hidup (kebiasaan
makan, alkohol dan rokok). Hipertensi jenis ini justru lebih banyak kasusnya.28
32
2. Hipertensi sekunder (renal)
Penyebab spesifik hipertensi ini diketahui. Di antaranya, yaitu penggunaan
estrogen, penyakit ginjal, kelebihan berat badan, kelebihan kolesterol, dan
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
f. Faktor Risiko Hipertensi dan Penanggulangan
1. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga tentu saja memegang peranan besar dalam
perkembangan hipertensi. Riwayat keluarga ini berkaitan dengan genetik. Jika ada
seorang wanita didalam keluarga berusia dibawah 65 tahun atau laki-laki berusia
kurang dari 55 tahun menderita hipertensi atau jantung, maka risiko keturunannya
terkena hipertensi semakin besar.25
2. Ras
Ras juga berperan disini. Tekanan darah tinggi lebih umum diderita warga
kulit hitam ketimbang ras lainnya, dan itu menimpa mereka di usia yang lebih
muda. Warga Afrika-Amerika jauh lebih peka terhadap natrium dari pada orang
kulit putih, dan menu makan mereka pun cenderung tinggi natrium, sehingga
risiko menjadi berlipat ganda. Berdasarkan penelitian, rata-rata orang dari ras
Afrika-Amerika (Black American) memiliki level tekanan darah yang cukup
tinggi dibandingkan dengan ras kulit putih (Caucasian). Oleh karena itu, mereka
berisiko tinggi terhadap penyakit ginjal, stroke dan jantung.25
3. Obesitas dan Diabetes
Obesitas dan Diabetes juga lebih umum dikalangan warga kulit hitam.
Penyakit tekanan darah tinggi lebih lazim diderita pria dewasa muda dan paruh
baya daripada wanita kelompok usia yang sama. Namun, di usia 60 tahun atau
33
lebih, kondisi ini justru lebih umum di derita kaum wanita. Obesita adalah faktor
risiko lain yang sangat menentukan tingkat keparahan hipertensi. Semakin besar
massa tubuh seseorang, semakin banyak darah yang dibutuhkan untuk menyuplai
oksigen dan nutrisi ke otot dan jaringan lain. Obesitas meningkatkan jumlah
panjangnya pembuluh darah, sehingga meningkatkan resistensi darah yang
seharusnya mampu menempuh jarak lebih jauh. Peningkatan resistensi
menyebabkan tekanan darah menjadi lebih tinggi. Kondisi ini diperparah oleh sel-
sel lemak yang memproduksi senyawa yang merugikan jantung dan pembuluh
darah.24
Setiap kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg meningkatkan tekanan sistolik
1 mmHg dan diastolik 0,5 mmHg. Ini menandakan risiko terserang hipertensi juga
semakin tinggi. Selain itu, kelebihan lemak tubuh akibat berat badan naik diduga
akan meningkatkan volume plasma, menyempitkan pembuluh darah, dan memacu
jantung untuk bekerja lebih berat.24
4. Aktivitas fisik
Kebiasaan bermalas-malasan semakin meningkatkan resiko melalui
pengubahan kondisi otot jantung seperti yang dilakukannya pada otot-otot lain
dalam tubuh. Orang yang pemalas cenderung lebih rentan terhadap serangan
jantung karena otot jantung mereka tidak bekerja dengan efisien dan perlu bekerja
lebih keras untuk memompa darah. Aktivitas fisik adalah vasodilator, itu berarti
bahwa olahraga dapat mengembangkan pembuluh darah. Kombinasi gaya hidup
pasif dan kegemukan akan melipatgandakan tingkat keparahan kondisi ini.24
34
5. Asupan natrium dan garam
Asupan natrium dan garam tergolong faktor risiko hipertensi yang
kontroversial. Memang benar beberapa individu peka terhadap natrium, baik yang
berasal dari garam kemasan ataupun bahan lain yang mengandung natrium, dan
hidangan cepat saji. Tetapi, respons terhadap natrium pada setiap orang tidak
sama. Natrium merupakan salah satu bentuk mineral atau elektrolit yang
berpengaruh terhadap tekanan darah.18
Oleh karena itu, dianjurkan bagi orang dewasa untuk membatasi konsumsi
sodium, yaitu lebih dari 2.400 mg sehari atau setara dengan 5 gr (1 sendok teh
garam dapur). Terjadinya hipertensi karena konsumsi natrium juga mungkin
dipengaruhi oleh genetik individu dan kerusakan fisiologis. Individu yang peka
terhadap hipertensi mempunyai risiko tinggi jika mengonsumsi natrium
berlebihan. Orang yang ginjalnya sudah tidak berfungsi normal lebih peka
terhadap hipertensi karena tidak dapat mengatur kadar natrium dalam tubuh.
Dengan kata lain, natrium tidak dapat diekskresikan dalam jumlah normal oleh
ginjal. Akibatnya, natrium di dalam tubuh dan volume intravaskuler meningkat
sehingga terjadilah hipertensi. Hal ini umumnya terjadi pada manula.24
6. Rokok
Kebiasaan merokok dapat menambah berat kerja jantung sehingga
mendorong naiknya tekanan darah.24
7. Usia
Resiko hipertensi meningkat pada usia 45 tahun keatas. Hal ini merupakan
pengaruh dari degenerasi pada organ tubuh orang yang bertambah usianya.
Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah tekanan darah juga akan
35
meningkat. Sete;ah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan
karena adanya penumpukan kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah
akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku.26
8. Alkohol
Alkohol jelas berpengaruh terhadap tekanan darah, tetapi ini masih
tergolong ke dalam zona abu-abu. Konsumsi alkohol berlebihan dapat
meningkatkan tekanan darah, sementara konsumsi dalam jumlah secukupnya
justru dapat mengendalikan tekanan darah.18
Konsumsi lebih dari 250 ml alkohol
sehari dapat meningkatkan tekanan darah, melemahkan otot jantung, serta
menyebabkan kegemukan dan arterosklerosis (penyempitan pembuluh darah).
Akibatnya, mempercepat timbulnya penyakit jantung yang lebih parah. Oleh
karena itu, hindari konsumsi alkohol sama sekali.24
9. Stres
Stres adalah subjek kontroversial lain di kalangan komunitas peneliti
medis, meskipun dokter rumah sakit sering melihat bahwa stres sangat
mempengaruhi kondisi pasien mereka. Stres mempercepat produksi senyawa
berbahaya, meningkatkan kecepatan denyut jantung dan kebutuhan akan suplai
darah, dan tidak lama kemudian meningkatkan tekanan darah serta menimbulkan
serangan jantung dan stroke.24
g. Komplikasi Hipertensi
Tekanan darah yang menetap pada kisaran angka tinggi membawa risiko
berbahaya. Biasanya, muncul berbagai komplikasi. Aterosklerosis merupakan
salah satu komplikasi yang kerap menyertai hipertensi. Saat darah di alirkan
dengan tekanan tinggi dapat merusak dinding pembuluh darah dan menyebabkan
36
penumpukan platelet yang kemudian membentuk mikrotrombi. Terbentuknya
mikrotrombi ini menyebabkan lemak dan kolesterol tertahan dan menumpuk
sehingga terbentuklah plak pada dinding pembuluh darah otomatis menurunkan
fleksibilitas pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah dan tekanan
darah semakin meningkat. Konsekuensinya timbul kerusakan dan gangguan pada
organ-organ tubuh. Berikut ini komplikasi hipertensi yang dapat terjadi.26
1. Kerusakan dan gangguan pada otak
Tekanan yang tinggi pada pembuluh darah otak mengakibatkan pembuluh
sulit merenggang sehingga darah yang ke otak kekurangan oksigen. Pembuluh
darah di otak juga sangat sensitif sehingga ketika semakin melemah maka
menimbulkan pendarahan akibat pecahnya pembuluh darah.26
2. Gangguan dan kerusakan mata
Tekanan darah tinggi melemahkan bahkan merusak pembuluh darah di
belakang mata. Gejalanya yaitu pandangan kabur dan berbayang.
3. Gangguan dan kerusakan jantung
Akibat tekanan darah yang tinggi, jantung harus memompa darah dengan
tenaga ekstra keras. Otot jantung akan semakin menebal dan lemah sehingga
kehabisan energi untuk memompa lagi. Parahnya lagi jika terjadi penyumbatan
pembuluh akibat arterosklerosis. Gejalanya, yaitu pembengkakan pada
pergelangan kaki (swollen ankles), peningkatan berat badan dan napas yang
tersenggal-senggal.26
4. Gangguan dan kerusakan ginjal
Ginjal berfungsi untuk menyaring darah serta mengeluarkan air dan zat sisa
yang tidak diperlukan tubuh. Ketika tekanan darah terlalu tinggi, pembuluh darah
37
kecil akan rusak. Ginjal juga tidak akan mampu lagi menyaring dan mengeluarkan
sisa. Umumnya gejala kerusakan ginjal tidak segera tampak. Namun, jika
dibiarkan, komplikasinya menimbulkan masalah serius.26
h. Diet Untuk Penderita Hipertensi
Faktor gaya hidup merupakan merupakan salah satu penyebab hipertensi
yang dapat diatur. Bagi penderita hipertensi diperlukan pola hidup teratur agar
tidak menimbulkan penyakit penyerta lain yang lebih berbahaya. Pengobatan
tanpa menggunakan obat bagi pebderita hipertensi dapat dilakukan antara lain
dengan cara: diet sehat, yakni diet rendah garam, diet rendah kolesterol dan lemak
dibatasi, diet tinggi serat dan diet rendah energi (bagi penderita hipertensi yang
mengalami kelebihan berta badan).18
1. Diet Rendah Garam
Penderita hipertensi perlu membatasi asupan garam, karena kandungan
mineral natrium di dalamnya. Konsumsi natrium yang berlebihan dapat
menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat.
Dapartemen kesehatan RI menyarankan diet rendah garam dengan aturan
diet: diet ringan konsumsi garam 3,73-7,5 gram/hari, diet menengah 1,25-3,75
gram/hari, dan diet berat kurang dari 1,25 gram/hari. Sedangkan menurut WHO,
konsumsi natrium disarankan 2.300 mg/hari setara dengan 1 sendok teh. Dan
DASH (dietary approach for stop hypertension) mengambil jalan tengah dengan
menetapkan asupan natrium terbatas 1.500 mg/hari.18
Kalium (potassium) memiliki sifat yang berlawanan dengan natrium, yang
merupakan ion utama di dalam cairan intraseluler. Mengkonsumsi kalium akan
dapat meningkatkan konsentrasi di dalam cairan intraseluler, sehingga cenderung
38
menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan resiko tekanan darah.
Jadi konsumsi natrium harus diimbangi dengan konsumsi kalium dengan rasio
1:1.18
Sejalan dengan kalium, kalsium juga dapat menurunkan tekanan darah.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi suplemen kalsium
1 gram/hari pada orang dewasa sehat, dalam 5 bulan dapat menurunkan tekanan
darah. Kebutuhan kalsium orang dewasa berkisar 500-800 mg.18
1. Diet Rendah Kolesterol
Konsumsi kolesterol LDL yang berlebihan dapat menyebabkan terjadi
pengendapan kolesterol di dalam arteri. Jika terjadi pengendapan kolesterol
didalam arteri sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah yang berakibat pada
peningkatan pembuluh darah.18
2. Diet Tinggi Serat
Serat makanan (dietary fiber) bermanfaat untuk membantu proses
metabolisme dalam tubuh. Diet tinggi serat bermanfaat untuk menghindari
kelebihan lemak, lemak jenuh, dan kolsterol. Setiap gram konsumsi serat dapat
menurunkan kolesterol LDL rata-rata 2,2 mg/dl.18
Konsumsi serat seperti yang dianjurkan oleh Dietary Guidelines for
Ameriks untuk mengkonsumsi makananyang mengandung serat 20-30 gram. Rata-
rata penduduk Indonesia mengkonsumsi serat tergolong rendah, menurut hasil
penelitian puslitbang gizi bogor berkisar 10-15 gram perhari.18
3. Diet Rendah Kalori
Diet rendah kalori bertujuan untuk menurunkan berat badan, yang mana
kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi.
39
2. Buah Avokad
Avokad (Persea americana mill) merupakan buah yang tumbuh subur di
daerah tropis. Biji alpukat dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Herminia
de Guzman Ladion, seorang pakar kesehatan Filipina, menganjurkan penggunaan
biji alpukat untuk mengobati sakit gigi. Avokad adalah tanaman yang berasal dari
wilayah mesoamerika yaitu Meksiko tengah dan selatan. Avokad masuk ke
Indonesia pada 1750. Sentra avokad di Indonesia terdapat di Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh,
dan Nusa Tenggara Timur.26
Pohon avokad bisa mencapai tinggi 20 m. Daun avokad berbentuk oval
sampai lonjong. Bunga avokad tersusun dalam malai, berwarna putih kekuningan.
Buah avokad berbentuk bola sampai bulat telur, berwarna hijau atau hijau
kekuningan.26
a. Manfaat Buah Avokad
Bagian tanaman avokad yang paling banyak dimanfaatkan adalah
buahnya, yaitu sebagai makanan yang diolah dan dikombinasikan dalam berbagai
bentuk. Meskipun buah avokad mengandung lemak yang cukup tinggi, tetapi jenis
lemaknya aman untuk tubuh (lemak nabati tidak jenuh). Bahkan, sebagian
masyarakat menjadikannya sebagai obat karena kandungan kalium dan lemak tak
jenuh memiliki manfaat untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan mencegah
depresi.28
Avokad adalah salah satu buah yang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi
karena berfungsi untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan organ jantung. Hal
ini disebabkan buah avokad mengandung sumber asam lemak tak jenuh tunggal
40
(asam oleat), vitamin E, folat, kalium, pitosterol, serta sumber serat penting.
Semua nutrisi tersebut berperan besar terhadap kesehatan jantung yang terus
meningkat. Avokad juga bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol darah,
membantu regenerasi darah, mencegah anemia dan mencegah konstipasi. Avokad
juga menjadi nutrisi yang sangat lengkap untuk kulit. Avokad mengandung lemak
tak jenuh tunggal-asam lemak omega 9, sumber antioksidan (vitamin C dan E),
serta kolagen. Semua nutrisi tersebut membantu menyehatkan kulit.28
Asam oleat dalam buah avokad dapat mengurangi tekanan darah dan kadar
kolesterol. Buah ini juga mengandung otasium dan folat, yang keduanya penting
bagi kesehatan jantung.18
Buah avokat juga mengandung flavonoid. Sebagai antioksidan, flavonoid
dapat menghambat penggumpalan keping-keping darah, merangsang produksi
nitritoksida yang dapat melebarkan pembuluh darah.29
Masyarakat Eropa mengenal istilah “French paradox”, menyebutkan
bahwa anggur merah dapat mencegah penyakit jantung koroner karena kandungan
flavonoidnya. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya angka kejadian penyakit
jantung koroner di negara tersebut, meskipun konsumsi lemak dan rokok tinggi.
Kenyataan tersebut terjadi karena masyarakatnya menyukai minuman anggur
merah. Anggur merah memiliki senyawa flavonoid lebih tinggi dari pada anggur
putih. Flavonoid mempunyai kardioprotektif, yakni antioksidan yang sangat kuat.
Senyawa fenol ini dapat mencegah oksidasi LDL 20 kali lebih kuat dibandingkan
vitamin E.29
Kandungan flavonoid yang dibutuhkan oleh tubuh sehari adalah 50
mg.13
41
Mengonsumsi buah avokad akan membuat kondisi perut dalam keadaan
kenyang yang lebih lama. Secara otomatis, akan menekan nafsu makan berlebih.
Oleh sebab itu, makan avokad setiap hari sangat baik untuk program penurunan
berat badan. Avokad juga bermanfaat untuk mencegah diabetes. Hal ini berkaitan
dengan kandungan lemak tak jenuh tunggal dan kalium yang dapat meningkatkan
fungsi kerja hormon insulin dan menetralkan kadar glukosa dalam darah.28
b. Nilai Gizi Buah Avokad
Buah alpukat merupakan buah yang kaya akan kandungan gizi yang
bermanfaat untuk tubuh. Dalam 100 gr buah alpukat terkandung zat gizi antara
lain :
Tabel 2.
Nilai gizi buah avokad28
No Zat gizi Nilai
1 Kalsium 23 mg
2 Fosfor 95 mg
3 Zat besi 1,4 mg
4 Sodium 9 mg
5 Potasium 1,368 mg
6 Vitamin A 660 IU
7 Niacin 8,6 mg
8 Vitamin C 82 mg
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa buah avokad mengandung banyak zat
gizi, zat gizi tertinggi dari buah avokad adalah potasium dan terendah adalah zat
besi.
42
A. Kerangka Teori31
B. Kerangka Konsep
a. Kasus
Kelompok perlakuan yang diberi
puding avokad
Tekanan darah awal Tekanan darah akhir
Genetik, usia, stress, obesitas, gaya hidup tidak sehat,
kurang aktivitas fisik
Hipertensi
Penata laksanaan hipertensi
Non farmakologis
Pemberian puding
avokad
farmakologis
43
b. Kontrol
C. Hipotesis
1. Ada perbedaan antara tekanan darah awal dan akhir pada penderita
Hipertensi kasus di Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2019.
2. Ada perbedaan antara tekanan darah kasus dan kontrol pada penderita
Hipertensi di Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2019.
Kelompok kontrol yang tidak
diberi puding avokad
Tekanan darah awal Tekanan darah akhir
44
D. Definisi Operasional
Variabel Pengertian Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Tekanan darah
awal kasus.
Tekanan darah awal sistolik
dan diastolik responden
sebelum pemberian puding
avokad. (≥ 140/90 mmHg)
Mengukur tekanan
darah pasien.
Tensimeter Tekanan darah sistolik dan
diastolik awal responden dalam
mmHg. (≥ 140/90 mmHg)
Rasio
Tekanan darah
awal kontrol.
Tekanan darah awal sistolik
dan diastolik responden. (≥
140/90 mmHg)
Mengukur tekanan
darah pasien.
Tensimeter Tekanan darah sistolik dan
diastolik awal responden dalam
mmHg. (≥ 140/90 mmHg)
Rasio
Pemberian
puding avokad
kepada
kelompok
kasus.
Pemberian puding avokad
kepada responden kasus 1
kali sehari, sebanyak 119
gram untuk setiap kali
pemberian selama 7 hari
berturut-turut pada waktu
saat jam makan snack.
Memberikan puding
avokad dan mengukur
sisa puding avokad
pasien.
Timbangan
dan
checklist.
Pemberian puding avokad Ratio
Tekanan darah
akhir kasus.
Tekanan darah akhir sistolik
dan diastolik responden
setelah pemberian puding
avokad.
Mengukur tekanan
darah pasien.
Tensimeter Tekanan darah sistolik dan
diastolik akhir responden
dalam mmHg.
Rasio
Tekanan darah
akhir kontrol.
Tekanan darah akhir sistolik
dan diastolik responden.
Mengukur tekanan
darah pasien.
Tensimeter Tekanan darah sistolik dan
diastolik akhir responden
dalam mmHg.
Rasio
45
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Quasi Exsperiment dengan rancangan pra-pasca
perlakuan (pretest-posttest with control group design) yaitu mengukur tekanan
darah dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan pada kasus dan kontrol, dengan
kontrol sebagai pembanding. Kasus adalah penderita hipertensi yang memiliki
gejala klinis tekanan darah tinggi yang diberi perlakuan. Kontrol adalah penderita
hipertensi yang memiliki gejala klinis tekanan darah tinggi yang tidak diberikan
perlakuan. Hasil penelitian ini untuk melihat dampak pemberian puding avokad
terhadap gejala klinis tekanan darah tinggi pada pasien Hipertensi di Puskesmas
Kuranji Padang Tahun 2019. Desain penelitian digambarkan sebagai berikut :
01 X1 02
01 02
Keterangan :
01 : Nilai tekanan darah awal responden
02 : Nilai tekanan darah akhir responden
X2 : Pemberian Puding avokad kepada responden
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Kuranji Padang pada tahun 2019.
Waktu penelitian dimula dari proposal sampai pembuatan laporan penelitian
Januari tahun 2018 sampai Mei tahun 2019. Pengumpulan data dilaksanakan pada
bulan Januari sampai Februari tahun 2019 lebih kurang selama satu bulan.
27
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi umur 50 –
60 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kuranji Padang.
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah pasien hipertensi yang diambil menggunakan
metode purposive sampling yaitu berdasarkan pertimbangan peneliti sendiri
dengan menggunakan rumus pengambilan sampel (Notoatmodjo, 2014).31
n =𝜎2 𝑧1 −
𝛼2 + (𝑧1 − 𝛽)2
𝜇1 − 𝜇2
n =12,662 1.96 + ( 1.28)2
20= 15
Keterangan :
n = besar sampel
𝜎 = standar deviasi penelitian sebelumnya(12.66)
𝑧1 −𝛼
2 = nilai Z pada derajat kemaknaan (1.96)
𝑧1 − 𝛽 = nilai Z pada kekuatan uji power (1.28)
𝜇1 − 𝜇2 = selisih minimal yang dianggap bermakna (20)
Berdasarkan rumus di atas diperoleh responden sebanyak 15 orang.
Sebanyak 15 orang kelompok kontrol dan 15 orang kelompok kasus. Pengambilan
responden dilakukan pada pasien hipertensi di Puskesmas Kuranji Padang pada
bulan Januari dan Februari Tahun 2019. Responden dalam penelitian ini diambil
dari populasi yang memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi yang telah ditetapkan
oleh peneliti.
28
Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah penderita hipertensi :
a. Wanita usia 50-60 tahun yang mememiliki tekanan darah besar sama 140
mmHg untuk tekanan darah sistolik dan besar sama 90 mmHg untuk tekanan
diastolik.
b. Tidak dengan penyakit komplikasi atau penderita hipertensi murni.
c. Bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas Kuranji Padang.
d. Mengkonsumsi obat hipertensi dengan jenis dan dosis yang sama.
e. Bisa berkomunikasi dengan baik.
f. Tidak merokok.
g. Bersedia untuk dijadikan sampel dengan menandatangani surat persetujuan.
Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah penderita hipertensi:
a. Penderita hipertensi yang mengkonsumsi obat herbal atau suplemen.
b. Mengundurkan diri sebagai subjek penelitian.
c. Tidak memenuhi prosedur penelitian.
D. Rancangan Penelitian
1. Rancangan Pembuatan Puding Avokad.
a. Alat
Alat yang digunakan dalam proses pembuatan puding adalah timbangan
digital makanan, panci, sendok, cetakan puding dan gelas takar.
b. Bahan
Bahan yang digunakan adalah daging buah avokad sebanyak 50 gr, agar-
agar 2 gr, air 50 cc, 50 cc susu cair dan gula pasir 10 gr.
Spesifikasi bahan digunakan yaitu avokad dengan jenis avokad mentega
yang berbentuk bulat lonjong, warna kulit hijau kekuningan dengan ukuran
29
sedang dengan berat 1 kg = 5 buah. Agar-agar merk Swallow dengan rasa plain.
Susu cair merk ultra milk low fat ukuran 1 liter.
2. Cara Pembuatan Puding avokad32
a. Campurkan air 50 cc, susu cair 50 cc dengan gula pasir 10 gr dan agar-agar
2 gr, kemudian aduk, setelah itu masak hingga mendidih.
b. Diamkan agar-agar sebentar hingga panasnya turun.
c. Blender 50 gr daging buah avokad sampai halus kemudian masukkan
kedalam agar-agar yang sudah agak dingin.
d. Kemudian masukan puding avokad kedalam cetakan puding.
3. Cara Pembuatan Puding33
a. Campurkan air 50 cc, susu cair 50 cc dengan gula pasir 10 gr dan agar-agar
2 gr, kemudian aduk, setelah itu masak hingga mendidih.
e. Masukkan kedalam cetakan.
4. Pelaksanaan Penelitian
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian adalah :
a. Mengurus surat izin penelitian kepada Direktorat Jendral Kesatuan Bangsa
dan Politik Kementrian Dalam Negeri (Kesbangpol) kemudian surat
diteruskan kepada Dinas Kesehatan Kota Padang. Dari Dinas Kesehatan Kota
kemudian surat dilanjutkan kepada Puskesmas Kuranji.
b. Mendapatkan medical record pasien hipertensi di Puskesmas Kuranji selama
tahun 2018.
c. Menentukan responden yang sesuai kriteria penelitian dengan melihat hasil
pengukuran tekanan darah dari medical record pasien.
30
d. Mendatangi rumah responden yang telah didapat dari medical record.
Kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah responden. Pengukuran
tekanan darah dibantu oleh lulusan keperawatan Poltekkes Kemenkes Padang
yang berjumlah dua orang. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan alat
tensimeter.
e. Meminta persetujuan informed consent kepada responden penelitian.
f. Responden yang terpilih sesuai dengan kriteria penelitian, dikelompokkan
menjadi dua kelompok perlakuan yaitu :
1) Kelompok kasus yaitu kelompok responden yang diberikan puding avokad
satu kali sehari sebanyak 119 gr selama 7 hari berturut-turut.
2) Kelompok kontrol yaitu kelompok responden yang diberikan puding biasa
sebanyak 100 gr selama 7 hari berturut-turut.
g. Mengukur tekanan darah awal responden kasus sebelum diberikan intervensi.
h. Mengukur tekanan darah awal responden kontrol.
i. Pemberian responden kasus dengan puding avokad selama 7 hari pada waktu
jam makan snack
j. Pemberian puding biasa kepada responden kasus selama 7 hari pada waktu
jam makan snack.
k. Mengukur tekanan darah akhir responden kasus setelah intervensi selama 7
hari.
l. Mengukur tekanan darah akhir responden kontrol setelah 7 hari.
m. Melakukan pencatatan hasil ukur tekanan darah pasien.
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Data Primer
31
Data primer dari penelitian ini adalah :
a. Data tekanan darah responden sebelum dan setelah pemberian puding avokad
yang diukur menggunakan alat tensimeter.
b. Data daya terima puding avokad didapatkan dengan melihat langsung
responden mengkonsumsi puding avokad selama 7 hari berturut-turut
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dan dikumpulkan dari Puskesmas Kuranji Padang
dengan melihat dan mencatat hasil medical record pasien meliputi catatan umum
pasien seperti nama, alamat, dan umur responden.
F. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan komputerisasi. Data yang telah
dikumpulkan diolah dengan cara editing, coding, entry, dan cleaning.
1. Editing
Data tekanan darah, data pemberian puding avokad dan data medical
record yang telah dikumpulkan selama penelitian diperiksa kembali kelengkapan,
kejelasan dan kekonsistensinya agar tidak ada kesalahan dalam pencatatan data
dan didapatkan data yang benar dan valid.
2. Coding
Data pemberian puding avokad yang telah dicatat diberikan kode habis dan
tidak habis.
3. Entry
Data tekanan darah, data pemberian puding avokad, dan data medical
record sebelum dan sesudah pemberian puding avokad yang telah dilakukan
pengkodean dimasukkan ke dalam master tabel lalu dilakukan cleaning data.
32
4. Cleaning
Membersihkan data atau mengecek ulang sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam analisa data. Data yang telah lengkap diolah dengan komputerisasi. Data
tekanan darah dapat dilihat dari hasil perubahan tekanan darah pasien Hipertensi
sebelum dan sesudah pemberian puding avokad yang ditampilkan dalam bentuk
rata-rata tekanan darah (mmHg).
6. Teknik Analisa Data
Data yang diolah dianalisis secara univariat dan bivariat dengan
menggunakan komputerisasi.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat rata-rata daya terima puding
avokad yang dihabiskan, tekanan darah awal dan akhir responden kasus, tekanan
darah awal dan akhir responden kontrol, dianalisa dengan menggunakan nilai
tengah seperti mean, median, nilai maksimal, dan standar deviasi dan disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat dampak pemberian puding
avokad sebelum dan sesudah pemberian pada kelompok kasus. Untuk menentikan
uji statistik yang digunakan sebelumnya dilakukan uji normalitas dari data yang
telah didapatkan. Dari uji normalitas didaptkan bahwa data berdistribusi tidak
normal. Untuk itu digunakan uji wilcoxon dengan tingkat kepercayaan p = < 0,05
untuk melihat perbedaan antara tekanan darah responden sebelum dan sesudah
diberikan puding avokad. Dan untuk melihat pengaruh pemberian puding terhadap
33
perubahan nilai tekanan darah digunakan uji man-withney dengan tingkat
kepercayaan p = < 0, 05.
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kuranji Padang. Puskesmas
kuranji terletak di Kelurahan Korong Gadang dengan wilayah kerja meliputi 2
kelurahan yaitu kelurahan Korong Gadang dan Kelurahan Kalumbuk.
Batas wilayah kerja Puskesmas Kuranji sebelah utara adalah dengan
Kelurahan Sungai Sarih dan Kelurahan Sungai Sarik. Sebelah selatan berbatasan
dengan Kelurahan Pasar Ambacang dan Kelurahan Lubuk Lintah. Sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan Nanggalo. Sebelah timur berbatasan dengan
Kelurahan Kuranji.
B. Gambaran Umum Responden Penelitian
Responden penelitian ini berjumlah 30 responden yaitu 15 orang responden kasus
dan 15 orang responden kontrol yang merupakan wanita penderita hipertensi yang
bertempat tinggal diwilyah kerja Puskesmas Kuranji Padang dan mengkonsumsi obat dengan
jenis yang sama yaitu amlodipin serta berusia antara 50 sampai 60 tahun. Kelompok kasus
adalah kelompok yang diberikan puding avokad sebanyak 119 gr setiap hari selama 7 hari
berturut-turut pada jam makan snack. Kelompok kontrol adalah kelompok yang diberikan
puding biasa sebanyak 100 gr setiap hari selama 7 hari berturut-turut pada jam makan
snack. Adapun gambaran umum responden berdasarkan pendidikan, pekerjaan dan status
gizi dapat dilihat pada tabel 3 :
Tabel 3. 33
35
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan, Pekerjaan, dan
Status Gizi
Karakteristik responden Perlakuan
Kasus Kontrol
N % N %
Pendidikan 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. S1/sederajat 5. Lain-lain
0 1
11 3 0
0
6.7 73.3 20 0
0 0
12 2 0
0 0
80 20 0
Jumlah 15 100 15 100
Pekerjaan 1. PNS 2. Pedagang 3. Buruh/tani 4. IRT 5. Lain-lain
0 1 1
13 0
0
6.7 6.7
86.7 0
0 1 0
14 0
0
6.7 0
94.3 0
Jumlah 15 100 15 100
Status gizi 1. Kurus 2. Normal 3. Gemuk 4. Obesitas
0 3 5 7
0
20 33.3 46.7
0 9 0 6
0
60 0
40
5. Jumlah 15 100 15 100
Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan terakhir responden
baik responden kasus maupun responden kontrol lebih banyak pada tingkat
pendidikan SMA, sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai ibu
rumah tangga (IRT). Status gizi responden kasus lebih banyak berada pada status
gizi obesitas dan untuk status gizi responden kontrol banyak pada kategori status
gizi normal.
36
C. Analisis Univariat
1) Daya Terima Puding
Puding avokad diberikan kepada semua responden kasus yang berjumlah 15 orang.
Puding avokad diberikan setiap hari selama 7 hari berturut-turut dengan berat puding 119
gr. Seluruh puding avokad yang diberikan dapat dihabiskan oleh semua responden kasus, hal
ini karena keinginan yang kuat dari responden untuk menyembuhkan penyakitnya dan
peneliti selalu mengingatkan responden untuk menghabiskan semua puding yang diberikan.
2) Rata-rata Tekanan Darah Awal dan Akhir Responden Kasus
Tekanan darah responden yang diberikan puding avokad didapat dengan
cara pengukuran dengan menggunakan alat ukur tensimeter. Rata-rata tekanan
darah awal dan akhir responden kasus didapatkan dengan melihat tekanan darah
pertama kali atau sebelum diberi puding avokad dengan tekanan darah akhir
setelah tujuh hari diberikan puding avokad. Tekanan darah awal responden diukur
sebelum pemberian puding yaitu antara jam 8 sampai jam 9 pagi dan tekanan
darah akhir diukur satu setengah jam setelah pemberian puding yaitu antara jam
10 sampai 11.30 pagi. Rata-rata tekanan darah awal dan akhir responden dapat
dilihat pada tabel 4 :
Tabel 4.
Rata-rata Tekanan Darah Awal dan Akhir Responden Kasus Pada Penderita Hipertensi
Diwilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2019
Tekanan Darah Rata-rata Standar deviasi Min-Max
awal Akhir Awal akhir awal akhir
Sistolik 148,67 120 6,399 5,936 140-160 120-140 Diastolik 90,67 79,33 4,577 4,577 80-100 70-90
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa rata-rata tekanan darah awal responden kasus
adalah 148,67/ 90,67 mmHg sedangkan rata-rata tekanan darah akhir responden kasus
adalah 120/79,33 mmHg.
37
Tekanan darah responden mengalami perubahan setiap kali pengukuran. Perbedaan
tekanan darah sistolik responden dapat dilihat pada grafik 1 :
Grafik 1.
Rata-rata Tekanan Darah Sistolik Responden Hipertensi Diwilayah
Kerja Puskesmas Kuranji Tahun 2019
Berdasarkan grafik 1 dapat dilihat bahwa tekanan darah sistolik responden
berbeda-beda.Semua responden mengalami penurunan tekanan darah pada hari ke
7. Pada hari ketiga responden sudah ada yang mengalami penurunan tekanan
darah dari tekanan darah awal namun masih dalam kategori hipertensi (≥ 140
mmHg).
Tekanan darah responden mengalami perubahan setiap kali pengukuran. Perbedaan
tekanan darah diastolik responden dapat dilihat pada grafik 2 :
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
hari 1
hari 3
hari 7
38
Grafik 2.
Rata-rata Tekanan Darah Diastolik Responden Kasus Pada Penderita
Hipertensi Diwilayah Kerja Puskesmas Kuranji Tahun 2019
Berdasarkan grafik 2 dapat dilihat bahwa tekanan darah diastolik
responden kasus berbeda-beda. Dari 15 orang responden sebanyak 13 (86,6%)
responden mengalami penurunan tekanan darah diastolik dan 1 orang (6,7%)
responden yang tidak mengalami perubahan pada tekanan darah diastoliknya.
Pada hari ketiga belum terjadi perubahan pada tekanan darah diastolik responden.
3) Rata-rata Tekanan Darah Awal dan Akhir Responden Kontrol
Rata-rata tekanan darah responden kontrol didapatkan dengan melihat tekanan
darah pertama kali atau sebelum diberi puding biasa dengan tekanan darah akhir setelah
tujuh hari diberikan puding biasa. Tekanan darah awal responden diukur sebelum pemberian
puding biasa yaitu antara jam 8 sampai jam 9 pagi dan tekanan darah akhir diukur satu
setengah jam setelah pemberian puding biasa yaitu antara jam 10 sampai 11.30 pagi. Rata-
rata tekanan darah responden kontrol dapat dilihat pada tabel 5 :
Tabel 5.
Rata-rata Tekanan Darah Awal dan Akhir Responden Kontrol Pada Penderita
Hipertensi Diwilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang
Tahun 2019
Tekanan Darah Rata-rata Standar deviasi Min-Max
Awal Akhir awal akhir Awal akhir
Sistolik 145,33 141,33 6,399 7,432 140-160 130-160 Diastolik 89,33 86,00 7,037 5,071 70-100 80-90
0
20
40
60
80
100
120
hari 1
hari 2
hari 3
39
Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa rata-rata tekanan darah sistolik awal
responden kontrol adalah 145,33/89,33 mmHg sedangkan rata-rata tekanan darah
akhir responden kontrol adalah 141,33/86 mmHg.
Gambaran rata-rata tekanan darah sistolik responden kontrol dapat dilihat
pada grafik 3 :
Grafik 3.
Rata-rata Tekanan Darah Sistolik Responden Kontrol Pada Penderita
Hipertensi Diwilayah Kerja Puskesmas Kuranji Tahun 2019
Pada grafik 3 dapat dilihat bahwa tekanan darah sistolik respoden kontrol
paling tinggi pada angka 160 mmHg dan terendah pada angka 140 mmHg.
Gambaran rata-rata tekanan darah diastolik awal dan akhir responden
kontrol dapat dilihat pada grafik 4
Grafik 4.
Rata-rata Tekanan Darah Diastolik Responden Kontrol Pada Penderita
Hipertensi Diwilayah Kerja Puskesmas Kuranji Tahun 2019
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
kt1
kt2
kt3
kt4
kt5
kt6
kt7
kt8
kt9
kt1
0
kt1
1
kt1
2
kt1
3
kt1
4
kt1
5
hari 1
hari 2
hari 3
40
Pada grafik 4 dapat dilihat bahwa tekanan darah diastolik responden
kontrol tertinggi pada angka 100 dan terrendah pada angka 70
4) Rata-rata Perbedaan Tekanan Darah Awal dan Akhir Rasponden
Kasus
Rata-rata perbedaan tekanan darah awal dan akhir responden kasus didapat
dengan membandingkan tekanan darah awal responden sebelum diberi perlakuan
dengan tekanan darah akhir responden setelah diberikan perlakuan selama tujuh
hari. Hasil penelitian gambaran rata-rata perubahan tekanan darah sistolik dan
diastolik awal dan akhir pada responden dapat dilihat pada tabel 6 :
Tabel 6.
Rata-rata Perbedaan Tekanan Darah Awal dan Akhir Responden Kasus Pada
Penderita Hipertensi Diwilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2019
Tekanan Darah Rata-rata Standar
deviasi
Min-max
Sistolik 21,33 6,399 10-30
Diastolik 11,33 5,164 0-20
Pada tabel 6 dapat dilihat rata-rata perbedaan tekanan darah sistolik awal
dan akhir. Rata-rata perbedaan tekanan darah awal dan akhir responden kasus
didapat dari analisa deskriptif dengan membandingkan tekanan darah awal
0
20
40
60
80
100
120
hari 1
hari 2
hari 3
41
responden sebelum diberikan puding dan tekanan darah akhir responden setelah
dilakukan pemberian puding. Rata-rata perbedaan tekanan darah sistolik awal dan
akhir responden kasus adalah 21,33 mmHg. Rata-rata perubahan tekanan darah
diastolik awal dan akhir responden kasus adalah 11,33 mmHg.
Selama 7 hari pemberian puding didapatkan perbedaan pada tekanan darah
awal dan akhir responden kasus. Perubahan tekanan darah awal dan akhir kasus
dapat dilihat pada grafik 5 :
Grafik 5.
Rata-rata Perbedaan Tekanan Darah Responden Kasus Pada Penderita
Hipertensi Diwilayah Kerja Puskesmas Kuranji Tahun 2019
Berdasarkan grafik 5 dapat dilihat bahwa kebanyakan responden kasus
mengalami perubahan tekanan darah baik pada tekanan darah sistolik maupun
pada tekanan darah diastolik. Pada tekanan darah sistolik seluruh responden
mengalami penurunan tekanan darah. Pada tekanan darah diastolik sebnyak 14
orang responden mengalami penurunan pada tekanan darah diastoliknya (93,3%)
dan sebanyak 1 orang (6,7%) tidak mengalami perubahan pada tekanan darah
diastoliknya.
5) Rata-rata Perbedaan Tekanan Darah Awal dan Akhir Rasponden
0
5
10
15
20
25
30
35
ks1
ks2
ks3
ks4
ks5
ks6
ks7
ks8
ks9
ks1
0
ks1
1
ks1
2
ks1
3
ks1
4
ks1
5
sitolik
diastolik
42
Kontrol
Rata-rata perbedaan tekanan darah awal dan akhir responden kontrol didapat
dengan membandingkan tekanan darah awal responden sebelum diberi perlakuan
dengan tekanan darah akhir responden setelah diberikan perlakuan selama tujuh
hari. Hasil penelitian gambaran rata-rata perubahan tekanan darah sistolik dan
diastolik awal dan akhir pada responden dapat dilihat pada tabel 7:
Tabel 7.
Rata-rata Perbedaan Tekanan Darah Awal dan Akhir Responden Kontrol Pada
Penderita Hipertensi Diwilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2019
Tekanan Darah Rata-rata Standar
deviasi
Min-max
Sistolik 4,00 7,368 -10-10
Diastolik 3,33 7,237 -20-10
Pada tabel 7 dapat dilihat rata-rata perbedaan tekanan darah sistolik awal
dan akhir responden kontrol adalah 4,00 mmHg. Rata-rata perbedaan tekanan
darah diastolik awal dan akhir responden kontrol adalah 3,33 mmHg.
D. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan dan pengaruh pemberian
puding avokad terhadap perubahan nilai tekanan darah penderita hipertensi diwilayah kerja
Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2019 dari tekanan darah responden.
1) Analisis Perbedaan Rata-rata Tekanan Darah Awal dan Akhir
Analisis bivariat dilakukan dengan uji wilcoxon dilakuan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata dari tekanan darah responden.
Analisis uji wilcoxon dapat dilihat pada tabel 8 :
43
Tabel 8.
Perbedaan Rata-rata Tekanan Darah Awal dan Akhir Responden Pada Penderita
Hipertensi Diwilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2019
Tekanan
darah
Uji Mean ±
SD
P hubungan
sistolik awal kasus
sistolik akhir kasus
wilcoxon
148,67±6,399
127,33±5,936 0,000 Bermakna
diastolik awal kasus
diastolik akhir kasus
90,67±4,577
79,33±4,577 0,000 Bermakna
sistolik awal kontrol
sistolik akhir kontrol 145,33±6,399
141,33±7,432 0,96
Tidak bermakna
diastolik awal kontrol
diastolik akhir kontrol
89,33±7,037
86,00±5,071 0,58 Tidak bermakna
Pada tabel 8 dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil uji statistik untuk melihat
perubahan tekanan darah awal dan akhir responden dapat dilihat bahwa nilai p < 0,05
menunjukkan ada perbedaan bermakna antara tekanan darah awal sebelum pemberian
puding avokad dengan tekanan darah akhir setelah pemberian puding selama tujuh hari
responden kasus baik sistolik maupun diastolik. Sedangkan untuk responden kontrol tidak
terdapat perbedaan bermakna antara tekanan darah awal sebelum pemberian agar-agar
dengan tekanan darah akhir setelah pemberian agar-agar selama 7 hari, nilai p value > 0,05.
2) Analisis Pengaruh Pemberian Puding Avokad Terhadap Perubahan Nilai Tekanan Darah Responden
Analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh pemberian puding
avokad terhadap perubahan tekanan darah responden adalah analisis uji mann-
withney karena dari hasil iji normalitas data berdistribusi tidak normal. Analisis
pengaruh pemberian puding dengan uji mann-withney dapat dilihat pada tabel 9 :
44
Tabel 9.
Pengaruh Pemberian Puding Terhadap Perubahan Nilai Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Diwilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang
Tahun 2019
kelompok Tekanan darah Mean SD P value Hubungan
Kasus
Kontrol
sistolik 21,33
4,00
6,399
5,164
0,00 Bermakna
Kasus
kontro
diastolik 11,33
3,33
7,368
7,237
0,004 Bermakna
Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil uji statistik untuk melihat
pengaruh pemberian puding avokad terhadap perubahan nilai tekanan darah pada penderita
hipertensi dapat dilihat bahwa nilai p < 0,05 menunjukkan ada pengaruh pemberian puding
avokad terhadap perbedaan nilai tekanan darah responden kasus baik sistolik maupun
diastolik pada penderita hipertensi diwilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2019.
2. Pembahasan :
A. Gambaran Tekanan Darah Awal dan Akhir Responden Kasus
Hasil penelitian selama 7 hari menunjukkan ada perubahan pada tekanan darah
awal dengan tekanan darah akhir kasus. Rata-rata tekanan darah sistolik awal responden
kasus adalah 148,67 mmHg ± 6,399 mmHg sedangkan rata-rata tekanan darah sistolik akhir
responden kasus adalah 127,33 ± 5,936 mmHg. Tekanan darah diastolik responden kasus
juga mengalami penurunan. Rata-rata tekanan darah diastolik awal responden kasus adalah
90,67 mmHg ± 4,577 mmHg. Rata-rata tekanan darah diastolik akhir responden kasus adalah
79,33 mmHg ± 4,577 mmHg.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian Alfuja yaitu terdapat perbedaan
tekanan darah awal dan akhir responden sebelum dan sesudah diberikan jus avokad dengan
nilai tekanan darah awal 140/100 dan rata-rata tekanan darah akhir 120/94,5 mmHg.12
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Juandita tahun 2011 yaitu
terdapat perbedaan tekanan darah awal dan akhir dari responden yang diberikan jus avokad
45
ditambah dengan madu yang mana rata-rata tekanan darah awal responden 157,2/93,64
mmHg dengan rata-rata tekanan darah akhir 138,1/86,71 mmHg.14
B. Rata-rata Tekanan Darah Awal dan Akhir Responden Kontrol
Hasil penelitian selama 7 hari menunjukkan ada perubahan pada tekanan
darah awal dengan tekanan darah akhir kontrol namun tidak signifikan. Rata-rata
tekanan darah sistolik awal responden kontrol adalah 145,33 mmHg ± 6,399
sedangkan rata-rata tekanan darah sistolik akhir responden kontrol adalah 141,33
mmHg ± 7,432 mmHg. Rata-rata tekanan darah diastolik awal responden kontrol
adalah 89,33 mmHg ± 7,037 dan rata-rata tekanan darah diastolik akhir responden
kontrol adalah 86,00 mmHg ± 5,071.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan tidak turunnya tekanan darah
kontrol dalam penelitian ini. Salah satunya adalah kurangnya aktifitas fisik.
Aktivitas fisik yang kurang dapat meningkatkan resiko hipertensi. Orang yang
tidak aktif cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi
sehingga otot jantungnya bekerja lebih keraspada setiap kontraksi, makin besar
dan sering sering otot jantung memompa, maka makin besar tekanan yang
dibebankan kepada arteri sehingga tekanan darah akan meningkat.33
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Karim, dan kawan-kawan
tahun 2018 tentang hubungan aktivitas fisik dengan derajat hipertensi
menunjukkan hasil ada hubungan antara aktivitas fisik dengan derajat hipertensi.34
C. Rata-rata Perbedaan Tekanan Darah Awal dan Akhir Responden Kasus
Rata-rata perbedaan tekanan darah sistolik responden kasus adalah 21,33
mmHg ± 6,399 mmHg dan rata-rata perbedaan tekanan darah diastolik responden
kasus adalah 11,33 mmHg ± 5,164 mmHg. Berdasarkan uji statistik wilcoxon
46
yang dilakukan diketahui ada perbedaan tekanan darah responden kasus sebelum
dan sesudah diberikan puding avokad dengan nilai P=0,000 < dari 0, 05 (5%).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Juandita tahun di Yogyakarta
tahun 2011 yang dilakukan pada 14 orang penderita hipertensi diketahui bahwa
pemberian jus avokad ditambah madu selama 7 hari dapat menurunkan tekanan
darah sistolik sebelum dan setelah pemberian jus dengan perbedaan tekanan darah
sistolik 20,00 mmHg dan perbedaan tekanan darah diastolik sebesar 7,86
mmHg.14
Hasil Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Alfuja yaitu terdapat perbedaan
tekanan darah awal dan akhir responden sebelum dan sesudah diberikan buah avokad
dengan perbedaan tekanan darah sistolik awal 20 mmHg dan tekanan darah diastolik 6
mmHg.12
Jika dilihat dari 2 hasil penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa penurunan tekanan
darah sistolik antara buah avokad, jus avokad dan puding avokad memiliki menunjukkan
hasil yang sama besar namun untuk tekanan darah diastolik dapat dilihat bahwa pemberian
puding avokad menunjukkan hasil penurunan yang lebih signifikan.
D. Rata-rata Perbedaan Tekanan darah awal dan Akhir Kontrol
Responden kontrol tidak ada perbedaan bermakna antara tekanan darah
awal dan akhir dengan nilai P = 0,58 untuk tekanan darah sistolik dan p = 0,96 >
0,05 (5%) untuk tekanan darah diastolik. Rata – rata tekanan darah awal dan akhir
kontrol mengalami penurunan namun tidak signifikan.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan tidak turunnya tekanan darah
kontrol dalam penelitian ini. Salah satunya adalah kurangnya aktifitas fisik.
Aktivitas fisik yang kurang dapat meningkatkan resiko hipertensi. Orang yang
tidak aktif cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi
47
sehingga otot jantungnya bekerja lebih keraspada setiap kontraksi, makin besar
dan sering sering otot jantung memompa, maka makin besar tekanan yang
dibebankan kepada arteri sehingga tekanan darah akan meningkat.33
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Karim, dan kawan-kawan
tahun 2018 tentang hubungan aktivitas fisik dengan derajat hipertensi
menunjukkan hasil ada hubungan antara aktivitas fisik dengan derajat hipertensi.34
E. Pengaruh Pemberian Puding Avokad Terhadap Perubahan Nilai Tekanan Darah
Berdasarkan uji mann-withney didapatkan hasil ada pengaruh pemberian
puding avokad terhadap perubahan nilai tekanan darah pada penderita hipertensi
di wilayah kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2019 dengan nilai p value 0,00
(< 0,05).
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian Alfuja, dkk (2014) yakni
ada perubahan tekanan darah pada wanita penderita hipertensi di desa
Wringinagung setelah mengkonsumsi buah avokad.13
Penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian Juandita (2011) tentang pengaruh pemberian jus avokad tambah
madu terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi yang
mana hasil dari penelitian tersebut menyatakan ada pengaruh pemberian jus
avokad tambah madu terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi
dengan nilai p= 0,00.12
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan hipertensi adalah faktor umur,
riwayat keluarga, faktor genetik, dan status gizi. Pada penelitian ini yang
mempengaruhi terjadinya perbedaan perubahan tekanan darah masing-masing
responden dapat dilihat dari faktor umur dan status gizi. Beberapa penelitian juga
menunjukkan bahwa makin tinggi umur seseorang maka makin tinggi pula
48
tekanan darahnya. Peluang terjadinya hipertensi meningkat dengan bertambahnya
umur, terutama tekanan darah sistolik.30
Status gizi juga sangat berpengaruh
terhadap hipertensi karena kegemukan akan memperberat kerja jantung untuk
memompa darah. organ-organ vital lain juga mendapatkan beban akibat
banyaknya timbunan lemak didalam tubuh yang akan berdampak juga ke
hipertensi.30
Sehingga untuk mengatasinya bisa dengan mengkonsumsi asupan
yang mengandung flavonoid, kalium dan serat seperti yang terkandung dalam
puding avokad.
Menurut penelitian Alfuja dkk (2014) buah avokad mengandung flavonoid
yang dapat menurunkan tekanan darah.14
Kandungan zat aktif flavonoid dapat
menurunkan kekakuan arteri sehingga dapat memperbaiki struktur pembuluh
darah dan dapat memberikan efek vasodilatasi pembuluh darah yang membantu
melindungi fungsi jantung.10
Flavonoid juga mengurangi kandungan kolesterol
sehingga mengurangi penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah.37
sebagai
antioksidan flavonoid juga mampu menghambat penggumpalan keping-keping
darah, merangsang produksi nitritoksida yang dapat melebarkan pembuluh
darah.35
Kandungan serat dalam agar-agar juga diperlukan dalam menurunkan
hipertensi. Serat mampu mengurangi kadar kolesterol yang bersirkulasi dalam
plasma darah, karena serat dapat meningkatkan ekresi asam empedu ke feses dan
demikian meningkatkan ekskresi asam empedu ke feses dan dengan demikian
meningkatkan konversi kolesterol plasma menjadi asam empedu.16
. Kandungan
serat yang tinggi di dalam sayuran dan buah akan mengikat lemak dan kelebihan
garam . Kelebihan lemak dan garam ini akan dibuang oleh tubuh bersama dengan
49
kotoran. Kondisi inilah yang akan mengurangi risiko hipertensi dengan alami.38
Susu juga digunakan untuk mengendalikan hipertensi karena susu kaya, kalsium,
lemak esensial terbukti efektif meredam tekanan darah.18
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Rata-rata tekanan darah awal responden kasus adalah148,6/90,67 mmHg
dengan tekanan darah akhir 128,67/80 mmHg.
2. Rata-rata tekanan darah awal responden kontrol 145,33/89 mmHg. Rata-rata
tekanan darah akhir responden kontrol 146/90 mmHg.
3. Perubahan tekanan darah sistolik responden kasus didapatkan rata-rata 20,00
mmHg. Perubahan tekanan darah diastolik responden kasus didapatkan rata-
rata 10,67 mmHg.
4. Perubahan tekanan darah sistolik responden kontrol didapatkan rata-rata -0,67
mmHg. Perubahan tekanan darah diastolik responden kontrol didapatkan rata-
rata -0,67 mmHg.
5. Terdapat pengaruh pemberian puding avokad terhadap perubahan nilai tekanan
darah responden pada penderita hipertensi di wilayah Kerja Puskesmas Kuranji
Padang Tahun 2019.
B. Saran
1. Bagi masyarakat puding avokad dapat digunakan sebagai salah satu pengobatan
alternatif atau non farmakologis untuk menurunkan tekanan darah.
2. Bagi ilmu pengetahuan hasil penelitian bisa dijadikan sebagai masukan atau
informasi dan menambah referensi bagi ilmu pengetahuan mengenai
pengobatan herbal.
51
3. Bagi peneliti selanjtnya disarankan untuk mengukur tekanan darah setiap hari
untuk melihat pada hari keberapa penurunan tekanan darah responden dan
tambahkan faktor asupan responden.
52
DAFTAR PUSTAKA
1. Handajani, Adianti. Betty Roosihermiatie dan Herti Maryani. Faktor-faktor
yang Berhubungan dengan Pola Kematian pada Penyakit Degeneratif di
Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Volume 13 Nomor 1
Halaman 42-53. 2010. http://portalgaruda.org. 31 Maret 2018
2. Astawan, Made. Cegah Hipertensi Dengan Pola Makan. 2012. Tersedia di
www.depkes.go.id. Diakses tanggal 19 Maret 2018
3. WHO. Prevalensi Kejadian Hipertensi di Dunia.2014
4. Kementrian Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Kementrian Kesehatan RI 2013
5. Riskesdas. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. 2013
6. Profil Dinas Kesehatan Padang. Profil Dinas Kesehatan Kota Padang
Tahun.2015
7. Silalahi, Jansen. Makanan Fungsional. Yogyakarta : Kanisius. 2012
8. Febrianti, Novi. Fajar, Jaharia Sari.Kadar Flavonoid Berbagai Jenis Buah
Tropis Indonesia. Prosiding Symbion prodi biologi universitas Ahmad
Dahlan 27 Agustus 2016. http://www.google.scholer.com. 12 April 2018
9. Irawati, Nur Ayu. Antihypertensive Effects Of Avokado Leaf Extract. J
Majority January 2015. http://www.google.scholer.com. 2 Mei 2018
10. Curtis PJ, Potter J, Kroon PA, Wilson P, Dhatariya K, Sampson M, Cassadi
A. Vascular function and atherosclerosis progretion after 1 year of
flavonoid intake in statintreated postminoposal women with type 2 diabetes.
2013. Jurnal Gizi Pangan Volume 9 No. 3 November 2014.
http://www.ipb.ac.id. 12 April 2018
11. Muchtadi, Deddy. Sayuran Sebagai Sumber Serat Pangan Untuk Mencegah
Timbulnya Penyakit Degeneratif. Jurnal Teknologi Pangan Dan Gizi
Volume 12, No. 1 tahun 2001. http://www.ipb.ac.id. 22 Mei 2018
12. Alfuja, Dovan Geovani, Muhammad Ali Hamid, Susi Wahyu Ningsih. Pengaruh Pemberian Buah Alpukat Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa Wringinagung. Prodi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jember 2014. http://digilib.unmuhjember.ac.id. 12 April 2018
53
13. Gemma, Chiva-Blanch and Lina Badimon. Effect of Polyphenol Intake on
Metabolic Syndrome : Current Evidence From Human Trials. Hindawi,
Oxidative Medecine and Cellular Longvity. 2017
14. Jindita, Mia. Pengaruh Pemberian Jus Alpukat tambah Madu Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi Di Edelweis Dusun
Serut Palbapang Bantul Yogyakarta. Program Study Ilmu Keperawatan
Stikkes Asyiyah Yogyakarta 2011.http://www.google.scholer.com. 12 April 2018
15. Wahyuni, Sri, dkk. Kajian Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda
(Guazioma ulmifolia lamk) Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans.
Inovasi Teknik Kimia volume 3 nomor 1, April 2018, halaman 25-30.
http://www.google.scholer.com. 25 April 2018
16. Muchtadi, Deddy. Sayuran Sebagai Sumber Serat Pangan Untuk Mencegah
Timbulnya Penyakit Degeneratif. Jurnal Teknologi Pangan Dan Gizi
Volume 12, No. 1 tahun 2001. http://www.ipb.ac.id. 22 Mei 2018
17. Riyanto, Bambang dan Maya Wilakstanti. Cookies Berkadar Serat Tinggi
Substitusi Tepung Ampas Rumput Laut Dari Pengolahan Agar-Agar Kertas.
Buletin Teknologi Hasil Perikanan Volume IX Nomor 1 Tahun 2006.
http://portalgaruda.org. 24 April 2018
18. Noviyanti. Hipertensi, Kenali, Cegah dan Obati. Jakarta. Notebook. 2015
19. Kusumastuty, Inggita dkk. Asupan Protein dan Kalium Berhubungan
Dengan Penurunan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Rawat Jalan.
Indonesian Jurnal of Hunan Nutrition, Juni 2016, Volume 3 Nomor 1 : 19 –
28. http://www.google.scholer.com. 25 April 2018
20. Kumala, Meliana. Peran Diet Dalam Pencegahan Dan Terapi Hipertensi.
Damianus Jurnal Of Medecine. 2014
21. Mudjajanto, E.D, dan Fauzi RK. Susu Kedelai Yang Menyehatkan . Cet.2
Depok: PT. Agromedia Pustaka. 2016.
22. Cahyani, Dian Isti dan Rustanti, Ninik. Pengaruh Penambahan Teh Hijau
Terhadap Aktivitas Antioksidan dan Kadar Protein Minuman Fungsional
Susu Kedelai Dan Madu. Journal Of Nutrition Collage Volume 4 Nomor 2
Tahun 2015, Halaman 394-399. http://www.undip.ac.id. 24 April 2018
23. Tim Redaksi Vitahealth. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
2016
24. Hull, Alison. Penyakit Jantung, Hipertensi dan Nutrisi. Jakarta: PT Bumi
Aksara. 2009
54
25. Julianti, Elisa Diana. Nunung Nurjanah dan Uken S.S. Soetrisno Bebas
Hipertensi dengan Terapi Jus. Jakarta: Puspa Swara. Tanpa Tahun
26. Kowalski, Robert E. Terapi Hipertensi. Jakarta: PT Mizan Pustaka. 2010
27. Paramawati, Raffi. Hildegardis Dyna Retno Dumilah. Khasiat Ajaib Daun
Avokad. Jakarta : Penebar Swadaya. 2016
28. Winarsih, Hery. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta.
Kanisius. 2011
29. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesai. Pedoman
Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular. 2015
30. Garnadi Y. Hidup Nyaman dengan Hipertensi. Jakarta : Agro Media
Pustaka :2012
31. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka
Cipta. 2014
32. Jasa Boga. Puding. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 2016
33. Anggara dan Prayitno, N. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
Tekanan Darah Dipuskesmas Telaga Murni Cikalang Barat. Jurnal Ilmiah
Kesehatan vol.5 (1). 2013. http://www.google.scholer.com. 18 April 2019
34. Karim, Nur Afni, dkk. Hubungan Aktifitas Fisik Dengan Derajat Hipertensi
Pada Pasien Rawat Jalan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tabulandang
Kabupaten Sitaro. Jurnal Keperawatan (e-Kp) Vol.6 No.3. 2018. 18 April
2018
35. Babasari, Eka dan Dimas, Pramita Nugraha. Perbandingan Indeks Massa
Tubuh Pada Penderita Hipertensi Dengan Tekanan Darah Yang Terkontrol
dan Tidak Terkontrol di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. 2018.
http://www.google.scholer.com. 07 April 2019
36. Sulastri, Delmi. Elmatris. Rahmi, Ramadhani. Hubungan Obesitas Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Etnis Minang Kabau Di Kota
Padang. 2012. http://www.google.scholer.com. 07 April 2019
37. Sundari, Fitriana. Leily, Amalia. Minuman Cincau Hijau (Premna
Oblongata Merr.) dapat menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi wanita dewasa hipertensi ringan dan sedang. 2014. Jurnal Gizi
dan Pangan Volume 9 no 3.http://www.ipb.ac.id. 7 April 2018
38. Kholifah, fitria Nur. Bintanah, Sifianti. Handarsari, Erma. Serat Dan Status
Gizi Kaitannya Dengan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Rawat Inap
55
di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. Jurnal Gizi Volume 5
no 2. 2016. http://www.google.scholer.com. 07 April 2019
56
57
Lampiran A
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
PENGARUH PEMBERIAN PUDING AVOKAD TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KURANJI PADANG
TAHUN 2019
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Umur :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Bersedia dan mau menjadi responden pada penelitian yang akan dilakukan
oleh Ranti Ramadhani, mahasiswa Program Studi S1 Terapan Gizi Poltekkes
Kemenkes Padang.
Padang , Januari 2019
Peneliti Responden
(Ranti Ramadhani) ( )
58
sLampiran A
QUESIONER PENELITIAN (kelompok kasus)
Nama : ..............................
Umur :
Pekerjaan :
1. PNS 3. Buruh/Tani 5. Lain-lain sebutkan..........
2. Pedagang 4. IRT
Pendidikan :
1. SD 3. SMA 5. Lain-lain sebutkan..........
2. SMP 4. S1/sederajat
Alamat : ..............................
BB : ..............................
TB : ..............................
IMT : ..............................
Nilai tekanan darah selama penelitian
Nilai Tekanan Darah
Sebelum perlakuan (awal) Setelah perlakuan (akhir)
59
Lampiran B
QUESIONER PENELITIAN (kelompok kontrol)
Nama : ..............................
Umur : ..............................
Pekerjaan : ..............................
3. PNS 3. Buruh/Tani 5. Lain-lain sebutkan..........
4. Pedagang 4. IRT
Pendidikan : ..............................
3. SD 3. SMA 5. Lain-lain sebutkan..........
4. SMP 4. S1/sederajat
Alamat : ..............................
BB : ..............................
TB : ..............................
IMT : ..............................
Nilai tekanan darah selama penelitian
Nilai Tekanan Darah
Sebelum perlakuan (awal) Setelah perlakuan (akhir)
Lampiran F
60
RANCANGAN ANGGARAN PENELITIAN
NO URAIAN JUMLAH
(Rp)
PERSIAPAN
1 Foto copy bahan 50.000
2 Print proposal skripsi 100.000
3 Jilid proposal skripsi 50.000
4 Transportasi 50.000
Subtotal 250.000
Pelaksanaan
1 Transportasi 100.000
Foto copy instrument 50.000
Konsumsi 150.000
Biaya pelaksanaan penelitian 500.000
Subtotal 800.000
Laporan
Print dan jilid skripsi 150.000
Sub total 150.000
total 1.200.000
61
Lampiran G
DOKUMENTASI
PEMBUATAN PUDING
PENGAMBILAN DATA
62
63
64
65
Recommended