View
237
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
1/37
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
2/37
ii
Kata Pengantar
Alhamdulillah, kami ucapkan atas diterbitkannya Buku Petunjuk
Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 Program Studi Pendidikan Dokter
Unila. Besar harapan kami agar buku ini dapat mempermudah pemahaman
mahasiswa terhadap kasus kasus Patologi Anatomi. Buku ini dilengkapi skenario,
gambaran makroskopis dan mikroskopis serta tugas-tugas yang harus dikerjakan
oleh mahasiswa.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terlaksananya buku ini. Saran dan kritik selalu kami terima untuk perbaikan buku
ini ke depan.
Bandar Lampung, April 2014
Penulis
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
3/37
iii
DAFTAR ISI PETUNJUK PRAKTIKUM
I.
JEJAS SEL DAN ADAPTASI
1.
DEGENERASI BENGKAK KERUH ............................................... 1
2. DEGENERASI HIDROPIK ............................................................. 2
3. DEGENERASI LEMAK .................................................................. 3
4. DEGENERASI LIPOMATOSIS ...................................................... 4
5. DEGENERASI HIALIN .................................................................. 5
6.
DEGENERASI AMILOID ............................................................... 6
7. DEGENERASI MUSIN ................................................................... 7
8. DEGENERASI MIKSOID ............................................................... 89. NEKROSIS PERKIJUAN ................................................................ 9
10.
PIGMEN BILIRUBIN ...................................................................... 1011.
ANTHRACOSIS .............................................................................. 11
12.PERKAPURAN ............................................................................... 12
13.METAPLASIA SEL ......................................................................... 13
14.HIPERPLASIA SIMPLEX ............................................................... 14
15.HIPERPLASIA ADENOMATOUS .................................................. 15
16.
HIPERPLASIA PROSTAT .............................................................. 16
II.
INFLAMASI
1. HIPEREMIA AKTIF ...................................................................... 172.
HIPEREMIA PASIF ....................................................................... 18
3. EDEMA PARU .............................................................................. 19
4. THROMBUS .................................................................................. 20
5. FIBROSIS POST INFARK MYOCARDIUM ................................ 21
6. APPENDICITIS AKUT ................................................................. 22
7.
SALPINGITIS PURULENTA ........................................................ 23
8. KOLESISTITIS KRONIKA ........................................................... 24
9. ABSES OTAK ............................................................................... 2510. LIMFADENITIS TUBERKULOSA ............................................... 26
11. MORBUS HANSEN ...................................................................... 27
III.NEOPLASMA
1. POLIP NASI .................................................................................. 28
2. POLIP RECTI ................................................................................ 29
3.
NEUROFIBROMA ........................................................................ 30
4. HAEMANGIOMA KAVERNOSA ................................................ 31
5. CARCINOMA RECTI ................................................................... 32
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
4/37
iv
Tata tertib praktikum
Mahasiswa telah menyiapkan diri dengan membaca seluruh materi yang akan
dipraktikumkan.
Mahasiswa masuk ke ruangan pratikum tepat waktu.
Mahasiswa wajib santun pada saat praktikum.
Mahasiswa harus mengisi daftar hadir.
Mahasiswa harus mengikuti seluruh kegiatan praktikum.
Mahasiswa harus mengikuti pre tes sebelum praktikum.
Mahasiswa harus mengikuti ujian praktikum.
Mahasiswa harus membuat laporan praktikum.
Seluruh kegiatan tersebut diatas akan mendapat evaluasi.
Daftar hadir kurang dari 80% mahasiswa dilarang mengikuti ujian praktikum,
sehingga nilai akan dikeluarkan E.
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
5/37
v
PENDAHULUAN
Untuk membimbing mahasiswa berinteraksi dengan kasus suatu penyakit,
maka salah satu cara yaitu diadakan praktikum. Praktikum Patologi Anatomi
diperlukan guna, menuntun mahasiswa lebih mendalami penyakit terutama
penyakit-penyakit yang terkait dengan kasus-kasus Patologi Anatomi.
Mahasiswa diharuskan membaca buku yang terkait dengan penyakit yang
akan di praktikumkan. Di dalam buku penuntun praktikum ini, akan disajikan
landasan teori, keluhan, gejala, pemeriksaan fisik, gambaran makroskopis setelah
dilakukan operasi, dan pemeriksaan mikroskopis yang menentukan diagnosis.
Dengan membaca buku penuntun praktikum akan memberi kemudahan-
kemudahan atau memperlancar jalannya praktikum.
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
6/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 1
BAB I
JEJAS SEL dan ADAPTASI
1.
DEGENERASI BENGKAK KERUH (CLOUDY SWELLING)
Termasuk jejas reversible. Sediaan diambil dari jaringan hati
Makroskopis:
Jaringan hati berasal dari biopsi jarum pada hati. Jaringan hati tampak
membengkak, berwarna pucat, keruh dan konsistensinya agak kenyal.
Mikroskopis:
Tampak sel hepatosit yang membengkak dengan sitoplasma mengandung granula-
granula halus sehingga terlihat jernih. Sedangkan inti sel dan membran inti masih
dalam batas normal.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
7/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2
2. DEGENERASI HIDROPIK
Degenerasi hidropik disebut juga degenerasi vakuoler jejas reversible.
Pembengkakkan tidak hanya pada retikulum dan mitochondria , juga pada rongga
sel. Sediaan diambil dari jaringan kuretase yang didiagnosa sebagai mola
hydatidosa.
Makroskopis
Tampak kelompokan jaringan seperti buah anggur, kista-kista kecil berisi cairan
jernih, berdinding tipis dan mudah pecah.
Mikroskopis
Tampak villi khorealis yang membengkak berbagai ukuran dengan stroma
mengalami degenerasi hidropik (oedematus), avaskuler, serta tampak pula
proliferasi trofoblast.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
8/37
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
9/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 4
4. DEGENERASI LIPOMATOSIS
Degenerasi lipomatosis disebut juga fatty ingrowth dan juga disebut stromal
fatty infiltration. Sediaan berasal dari jaringan jantung seorang penderita yang
disebut bear drinkers heart.
Makroskopis:
Tampak jantung ditutupi jaringan lemak, berwarna kuning, konsistensi lembek.
Jaringan lemak meliputi mulai dari subepicardium sampai ke seluruh lapisan
myocardium.
Mikroskopis:
Tampakjaringan ikat di antara sel otot jantung diganti dengan jaringan lemak yang
berupa vakuola dengan inti terdesak ke pinggir, disebut sebagai sel adipose.
Degenerasi ini hanya mengenai stroma tidak mengenai parenkhim, maka tidak
terjadi kerusakan sel jantung.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
10/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 5
5. DEGENERASI HIALIN
Definisi:
Hialin adalah suatu massa berwarna cerah, homogen tanpa struktur dan berwarna
merah muda. (Pulasan HE = Hematoxylin Eosin). Hialin pada umumnya dibentuk
oleh jaringan ikat tetapi dapat juga oleh sel epitel. Sediaan berasal dari jaringan
uterus hasil histerektomi.
Makroskopis:
Jaringan uterus membesar sebesar kepalan tangan. Pada irisan penampang tamak
massa bulat membentuk kisaran, berbatas tegas, berwarna putih dengan
konsistensi kenyal. (leimyoma uteri).
Mikroskopis:
Diantara serabut myosit yang tumbuh proliferatif tampak jaringan ikat
fibrokolagen yang mengalami degenerasi hialin berwarna merah muda tanpa
struktur.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
11/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 6
6. DEGENERASI AMILOID
Degenerasi amiloid dapat ditemukan pada organ thyroid yang mengalami
keganasan. Amyloid dibagi 2:
1.
Primer (idiopatik) mengenai jaringan mesenkhim
2. Sekunder (etiologi diketahui) mengenai jaringan parenkhim
Makroskopis:
Di antara jaringan thyroid tampak massa tumor berwarna putih keabuan, soliter,
berbatas tegas dengan kapsul tidak jelas, konsistensi keras dan ukurannya rata-rata
2-3 cm.
Mikroskopis:
Di antara folikel dan di dalam lumen folikel thyroid yang hiperplastis tampak
massa amorf berwarna merah muda (degenerasi amyloid).
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
12/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 7
7. DEGENERASI MUSIN
Degerasi musin disebut juga degenerasi lendir. Sediaan berasal dari jaringan
ovarium (ovorektomi)
Makroskopis:
Sebuah jaringan kista dari ovarium dengan permukaan licin, sebesar kepala bayi.
Penampang multilobuler dan mengandung lendir seperti mentega.
Mikroskopis:
Tampak dinding kista dilapisi selapis epitel kolumner, sel goblet dan mengandung
musin.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
13/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 8
8. DEGENERASI MIKSOID
Degenerasi miksoid adalah degenerasi yang menyerupai musin. Sediaan dari
jaringan mammae (tumor payudara yang disebut Fibroadenoma mammae)
Makroskopis:
Sebuah massa bulat, berkapsul, berwarna putih konsistensi kenyal.
Mikroskopis:
Stroma mengalami degenerasi miksoid disertai proliferasi sel epitel peri dan
intrakanalikuler.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
14/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 9
9. NEKROSIS PERKIJUAN
Nekrosis perkijuan adalah tanda khas suatu proses spesifik tuberculosa. Sediaan
berasal dari kelenjar getah bening (KGB).
Makroskopis:
Sebuah kelenjar getah bening sebesar kacang kedelai, berkapsul. Pada penampang
berwarna putih kekuningan seperti keju.
Mikroskopis:
Kelenjar getah bening dengan kapsul terdiri dari jaringan ikat fibrokolagen.
Dibawahnya tampak folikel dengan centrum germinativum yang hiperplastis.
Tampak massa amorf tidak berstruktur yang berwama eosinofil (daerah yang
mengalami nekrosis perkijuan). Massa amorf ini dikelilingi oleh sel epitheloid,
juga tampal sel seperti tapal kuda (Sel Datia Langhans). Seluruh gambaran ini
disebut Tuberkel.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
15/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 10
10.PIGMEN BIL1RUBIN
Pigmen bilirubin berasal dari hemoglobin yang tidak mengandung besi. Bilirubin
selalu berhubungan dengan ikterus (yaitu keadaan yang ditunjukkan oleh
conjunctiva berwarna kuning). Sediaan berasal dari biopsi jaringan hati penderita
karsinoma hati yang disebut hepatocellular carcinoma.
Makroskopis:
Sediaan jaringan hati sepanjang 2 cm berwarna kuning, konsistensi agak keras.
Mikroskopis:
Tampak sel hepatosit dengan struktur tidak radial membentuk trabekula dengan
inti pleimorflk, vesikuler, anak inti membesar serta ditemukan mitosis. Tampak
juga pigmen bilirubin berupa butir-butir kuning coklat agak kasar pada daerah
sentrolobulus yaitu pada sel hepatosit dengan sitoplasma mengandung butir-butir
kuning tengguli serta sel kupffer yang memfagosit pigmen empedu. Juga tampak
pigmen empedu ini pada duktuli biliaris (intra hepatic)
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
16/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 11
11.ANTHRACOSIS
Anthracosis adalah penimbunan debu berupa zat karbon pada paru-paru.
Anthracosis berupa pigmen hitam yang merupakan pigmen eksogen.
Makroskopis:
Bila yang terkena subpleura maka tampak bergaris-garis hitam sesuai dengan
saluran limfe. Bila seluruh paru yang terkena tampak paru berwarna hitam seperti
arang.
Mikroskopis:
Tampak pigmen kasar berwarna hitam pada septum alveolus dan dalam
sitoplasma makrofag yang berada dalam rongga alveoli.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
17/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 12
12.PERKAPURAN
Definisi : perkapuran adalah pengendapan kalsium pada jaringan yang mengalami
nekrosis koagulatifa, nekrosis lemak. Sering ditemukan pada pembuluh darah
yang mengalami arteriosclerosis yaitu pembuluh darah yang menjadi kaku &
keras. Perkapuran disebut kalsifikasi. Sediaan berasal dari A. Coronaria yang
mengalami arteriosclerosis.
Makroskopis:
Sebuah jaringan arteri yang dindingnya kaku, keras berwarna putih, lumen
menyempit.
Mikroskopis:
Tampak sebuah pembuluh darah arteri dengan penonjolan tunika intima ke arah
lumen akibat penimbunan jaringan lipoid, berupa kristal-kristal cholesterol
(bergaris-garis) dan pengendapan kalsium berwana biru ungu. Sel otot polos
diantara tunika intima dan lamina interna mengalami degenerasi hialin sehingga
semuanya berwarna merah muda.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
18/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 13
13.METAPLASIA SEL
Definisi :
Metaplasia adalah perubahan sel yang berdiferensiasi menjadi sel berdiferensiasi
lain. Sediaan berasal dari jaringan serviks (hasil kuretase).
Makroskopis:
Jaringan compang camping, coklat bercampur putih kira-kira 1 cc.
Mikroskopis:
Sediaan terdirii dari ektoserviks yang dilapisi sel epitel berlapis gepeng dan
endoserviks dilapisi sel epitel kolumner selapis.
Pada bagian endoserviks tampak sel epitel kolumner selapis mengalami
metaplasia menjadi sel epitel gepeng berlapis.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
19/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 14
14.HIPERPLASIA SIMPLEX
Sediaan berasal dari kuretase jaringan endometnium.
Makroskopis:
Jaringan compang-comaping, coklat keputihan kira-kira 2 cc.
Mikroskopis:
Sediaan endometnium dengan mukosa dilapisi selapis epitel kuboid. Diantara
stroma Tampak proliferasi sel epitel kelenjar. Sebagian besar kelenjar berbentuk
tubulus (bulat-bulat) tidak bersekresi dan sebagian lain berbentuk kistik dengan
inti masih dalam batas normal. Kelenjar dilapisi epitel kuboid sampai thorak yang
tumbuh hiperplastis, inti masih dalam batas normal.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
20/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 15
15.HIPERPLASIA ADENOMATOUS
Sediaan berasal dari jaringan endometrium hasil kuretase.
Makroskopis:
Jaringan compang-camping berwarna coklat dengan warna keputihan sebanyak
4cc.
Mikroskopis:
Sediaan endometrium terdiri dari stroma & kelenjar yang dilapisi sel epitel yang
tumbuh hiperplastis bergerombol (crowded) serta tampak back to back side .
Dengan inti sel pleimorfik, vesikuler, mitosis sukar ditemukan. Di antaranya
terdapat sedikit stroma jaringan ikat.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
21/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 16
16.HIPERPLASIA PROSTAT
Sediaan berasal dari jaringan prostat hasil dari TUR (Trans Ureteral Resection)
Makroskopis:
Jaringan compang-camping dengan keping-keping lebih besar besar berwarna
putih kenyal sebanyak 5 gram.
Mikroskopis:
Sediaan prostat tampak kelenjar dilapisi sel epitel kolumner tumbuh hiperplastis
& sebagian tumbuh papilifer ke dalam lumen dengan inti kecil terletak di basal.
Di dalam lumen tampak corpora amylacea. Stroma terdiri atas jaringan
fibromuskuler yang kadang-kadang bersebukan masif sel radang limfosi & PMN.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
22/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 17
BAB II
INFLAMASI
1.
HIPEREMIA AKTIF
Definisi:
Hiperemia aktif adalah dilatasi arteri dan arteriola yang menyebabkan
meningkatnya aliran darah ke capillary bad. Sediaan berasal dari jaringan
appendix.
Makroskopis:
Jaringan appendix membengkak dan berwarna merah.
Mikroskopis:
Sediaan mukosa appendix dilapisi epitel selapis kolumner. Submukosa tampak
Sebukan masif sel radang akut (sel neutrofil ) mulai dari lamina propia sampai
Lapisan muskularis. Tampak pula dilatasi & bendungan pembuluh darah arteri
Dengan lumen mengandung eritrosit.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
23/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 18
2. HIPEREMIA PASIF
Definisi :
Hyperemia pasif yaitu peningkatan deoksigenisasi haemoglobin (Hb). Berwarna
biru kemerahan akibat bendungan vena. Hiperemia pasif disebut juga sebagai
kongesti (congestion). Sediaan berasal dari jaringan operasi rectum
(haemorrohoid)
Makroskopis:
Diterima sebuah jaringan sebesar kacang ijo berwarna biru merah, kenyal.
Penampang Berisi darah berwarna merah kebiruan.
Mikroskopis:
Sediaan mukosa rectum dilapisi epitel gepeng berlapis & epitel kolumner selapis.
Submokosa tampak pembuluh darah yang mengalami dilatasi & bendungan
pembuluh darah.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
24/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 19
3. EDEMA PARU
Definisi:
Edema adalah peningkatan volume cairan intraseluler dan ekstraseluler disertai
penimbunan cairan di dalam sel jaringan dan rongga serosa. Edema paru dalah
edema fatal. Sediaan berasal dari edema paru pada penderita payah jantung.
Makroskopis:
Paru bertambah berat karena oedematus (700-800 gram). Paru-paru bagian bawah
mengembang mengandung air. Penampang: cairan berbusa bercampur darah.
Mikroskopis:
Sediaan dari paru menunjukkan pelebaran septa alveoli dan edematous serta
pelebaran kapiler pada septa. Dalam rongga alveoli berisi cairan sembab berupa
endapan granuler yaitu serum.
Pada keadaan yang lebih parah akan menimbulkan perdarahan sehingga cairan
sembab bercampur sel darah merah. Keadaan ini akan ditemukan makrofag yang
mengandung pigmen hemosiderin disebut sel payah jantung (heart failure cell).
Akibat fibrosis septum alveoli dan pigmen hemosiderin yang berwarna coklat
akan menyebabkan paru berwarna coklat & padat. Keadaan ini disebut brown
induration.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
25/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 20
4. THROMBUS
Definisi :
Thrombus adalah massa berupa unsur darah yang terdapat dalam kardiovaskuler
sewaktu manusia masih hidup. Thrombus arterial, occlusive terdapat pada arteri
coronaria dan sering pada kasus Arteriosclerosis. Sediaan berasal dari arteri
coronaria dengan keluhan arteriosclerosis.
Makroskopis:
Jaringan arteri berwarna putih keabuan menyusun helai tidak beraturan dan
lapisan fibrin, platelet disebut garis Zahn.
Mikroskopis:
Tampak pada dinding arteri lapisan-lapisan berupa lameler yang tumbuh dari
dinding pembuluh darah ke arah lumen menuruti aliran darah.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
26/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 21
5. FIBROSIS POST INFARK MYOCARDIUM
Definisi :
Infark adalah nekrosis iskhemik pada organ/jaringan yang disebabkan penurunan
aliran darah. Infark dibagi dua yaitu:
Infark putih karena okiusi arteri
Infark merah karena oklusi vena
Sediaan berasal dari jaringan myocardium pada penderita infak myocard.
Makroskopis:
Obstruksi pembuluh pada daerah perifer alat tubuh dan daerah dari tempat oklusi
arteri/vena.
Berbentuk limas dengan puncak menuju tempat oklusi.
Setelah beberapa jam, karena stagnasi darah maka timbul edema & perdarahan.
Setelah 24 jam tampak jantung padat dan pucat pada bagian yang kena setelah
beberapa hari warna kuning putih batas jelas dari sekitarnya. Sesudah beberapa
minggu bagian yang terkena mengalami fibrosis mulai dari tepi menuju ke pusat.
Nekrosis menimbulkan jaringan parut yang pucat.
Mikroskopis:
Setelah 24 jam infark maka sel myocardium mengalami nekrosis koagulatifa,
disertai edema interstitium, perdarahan dan eksudasi neutrofil pada bagian tepi.
Hari ke 4-10 eksudasi neutrofil bertambah terutama pada tepi serta inti serabut
myocardium jadi piknotik, seran lintang hilang, degenerasi lemak menghilang.
Karena fagositosis otot myocardium mengkerut. Sisa-sisa perdarahan tampaksebagai pigmen hemosiderin. Setelah 10 hari organisasi mulai dari tepi
menggantikan jaringan nekrotik tampak fibroblast dan kapiler. Pada minggu ke 6
terjadi fibrosis akibat adanya degenerasi hialin.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
27/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 22
6. APPENDICITIS AKUT
Definisi:
Suatu radang akut purulenta/supurativa pada appendix, ditandai adanya
pus/eksudat Purulenta, yaitu eksudat yang kaya akan lekosit, terutama sel-sel
neutrofil (sel Neutrofil sebagian masih utuh, sebagian disintegrasi) serta debris sel
parenkhim.
Makroskopis:
Tergantung pada fase awal atau lanjut, berat atau ringan proses radang. Pada
proses klasik memperlihatkan lumen dilatasi, berisi pus yang dapat bercampur
darah dan sering terdapat fecalith. Dinding dapat menipis, lapisan mukosa
hiperemis dan ulcerasi dapat fokal atau difus. Lapisan serosa keruh/kotor.
Mikroskopis:
Lumen berisi eksudat purulenta mungkin bercampur darah dan fecalith. Lapisan
epitel sebagian ulserasi, jaringan limfoid subepitel hiperplastis.
Tampak sebukan masif sel radang PMN, mulai lapisan mukosa, lapisan
muskularis dan lapisan serosa. Pada submosa maupun serosa mengalami
bendungan & oedematus.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
28/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 23
7. SALPINGITIS PURULENTA
Sediaan ini merupakan contoh lain dari proses radang purulenta/supurativa selain
appendicitis akut.
Makroskopis:
Lumen tuba mengalami dilatasi dan tampak dinding tuba menipis. Bagian
fimbriae sering tersumbat oleh eksudat yang mengalami organisasi, lumen
dipenuhi oleh eksudat purulenta. Lapisan serosa merah (hiperemis) dan tertutup
oleh eksudat.
Mikroskopis:
Tampak lumen tuba penuh dengan eksudat purulenta, lapisan epitel sebagian
mengalami erosi & sebagian utuh. Pada lapisan mukosa sampai lapisan serosa
yang vaskuler dan oedematus tampak sebukan masif sel radang PMN disertai
bagian nekrosis & perdarahan.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
29/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 24
8. CHOLECYSTITIS CHRONIS
Cholecystitis chronis (peradangan kronis kandung empedu), jarang sekali terjadi
tanpa adanya batu empedu, walaupun batu empedu dapat tinggal dalam kandung
empedu tanpa peradangan.
Makroskopis:
Kandung empedu dengan dinding yang menebal, seperti beludru.
Mikroskopis:
Pada pembesaran kecil terlihat permukaan kandung empedu yang tumbuh
papilifer, ke dalam lumen, lapisan muskularis mengalami fibrosis. Pada beberapa
daerah di submukosa terdapat struktur tubuler dengan dinding tidak teratur.
Pada pembesaran besar terlihat mukosa kandung empedu dilapisi sel-sel silindris
selapis, sebagian atrofi sebagian tumbuh papilifer, inti dalam batas normal.
Submukosa tampak sebukan masif sel radang limfosit dan sel makrofag. Pada
beberapa tempat tampak masuknya lapisan epitel jauh ke dalam lapisan
muskularis dengan dinding tidak teratur, dilapisi epitel silindris. Struktur ini
disebut Sinus Rokitansky-Ascoff.
Gambar :
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
30/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 25
9. ABSES OTAK
Abses adalah kumpulan pus serta jaringan nekrotis yang terlokalisir.
Makroskopis:
Abses otak tidak memberikan gambaran yang spesifik, tergantung jenis kuman
penyebabnya. Umumnya berupa jaringan yang lunak, rapuh, putih bersih.
Mikroskopis:
Pada fase awal hanya berupa kumpulan sel radang neutrofil yang masif clisertai
pelebaran-pelebaran pembuluh darah kapiler. Selanjutnya pada t ingkat yang lebih
berat bagian tengah berupa massa nekrosis dengan sel-sel makrofag dan bagian
tepi berupa proliferasi kapiler serta retikulin. Jaringan sekitarnya oedematus
disertai astrosit yang reaktif. Disusul oleh terbentuknya jaringan granulasi sebagai
kapsul. Selanjutnya jaringan granulasi mengalami fibrosis dan kolagenisasi.
Gambaran mikroskopi yang klasik bagian tengah terdiri dari pus dibatasi oleh
jaringan granulasi dan paling luar oedematus. Selanjutnya yang lebih mencolok
adalah adanya sel limfosit dan sel plasma menggantikan sel neutrofil. Jaringan
granulasi diganti jaringan fibrokolagen yang memadat.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
31/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 26
10. LIMADENITIS TUBERCULOSA
Limfadenitis tuberculosa merupakan peradangan spesifik oleh Mycobacterium
Tuberculosa yang mengenai kelenjar getah bening. Seding mengenai KGB leher
Bagian lateral.
(lihat hal 9)
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
32/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 27
11. PROSES RADANG GRANULOMATOUS (PADA MORBUS HANSEN
LEPRA) LEPRA TIPE T
Radang granulomatous ditandai dengan terbentuknya granuloma epiteloid yang
tersusun oleh sel-sel epiteloid yang berproliferasi dikelilingi oleh sel-sel radang
bulat mononukleus limfosit dan histiosit. Dapat ditemukan sel datia Langhans
atau sel datia benda asing. Kadang-kadang dapat pula ditemukan proses nekrosis
ringan saraf yang terkena (dalam granuloma).
Makroskopis:
Kelainan kulit berbentuk macula besar, berbatas tegas, bagian tepi sedikit
meninggi, bagian tengah pucat. Lesi dapat sat (single) atau multiple, tidak
simetris. Ditandai oleh hipoestesi, hipopigmentasi, tidak ada pertumbuhan rambut
dan kelenjar keringat.
Mikroskopis:
Di bawah lapisan epitel gepeng berlapis epidermis yang normal atau telah atrofi
yaitu dalam lapisan dermis terdapat granuloma epiteloid serta sebukan ringan
sampai sedang sel radang mononukleous. Dapat ditemukan sel datia langhans.
Granuloma umumnya mengelilingi serabut saraf dengan akibat serabut saraf dapat
nekrosis. Maka dapat terbentuk central necrosis. Dapat ditemukan
mycobacterium leprae pada daerah nekrosis.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
33/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 28
BAB III
NEOPLASMA
1.
POLIP NASI
Polip nasi merupakan pertumbuhan polipoid di dalam rongga hidung,
berhubungan dengan proses radang atau alergi bukan merupakan neoplasma
sebenarnya.
Makroskopis:
Sediaan berasal dari jaringan polip cavum nasi, tumor bertangkai warna putih
kemerahan.
Mikroskopis:
Pada pembesaran kecil terlihat pertumbuhan membentuk polip yang dilapisi sel-
sel epitel saluran pernafasan (epitel silindris bertingkat). Kadang-kadang
mengalami metaplasia skuamosa.
Pada pembesaran besar sterlihat stroma oedematous, terdiri dari jaringan ikat
Renggang mukoid, dengan sebukan sel PMN, eosinofil dan sel plasma. Terlihat
lebih banyak sel PMN & eosinofil. Di daerah stroma juga terlihat proliferasi
kelenjar seromukosa. Pada beberapa keadaan dapat terjadi penebalan membrana
basalis disertai hialinisasi.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
34/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 29
2. POLIP REKTI
Sediaan ini merupakan polip rekti jenis polip adenoma.
Makroskopis:
Sediaan berasal dari jaringan polip rekti, tumor bertangkai berwarna putih
kemerahan.
Mikroskopis:
Pada pembesaran kecil terlihat jaringan ikat renggang yang tumbuh berbentuk
polip, dilapisi sel-sel torak selapis, sebagian sudah rusak & desquamasi. Di dalam
stroma terlihat banyak sekali lumen-lumen kelenjar yang juga dilapisi sel-sel
torak.
Pada pembesaran besar, terlihat massa polip yang di bagian luar dilapisi oleh sel-
sel Torak (silindris) selapis, sebagian dengan sitoplasma bervakuola (sel goblet).
Stroma terdiri dari jaringan ikat renggang.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
35/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 30
3. NEUROFIBROMA
Neurofibroma merupakan tumor jinak terdiri dari unsur-unsur sel schwann dan sel
fibrosa yang tumbuh hiperplastis. Bila terdiri dari sel schwann saja disebut
schwanonnoma. Bila neurofibroma tumbuh multiple disebut neurofibromatosis.
Makroskopis:
Jaringan-jaringan berkulit dengan massa tumor dibawahnya berwarna keputihan,
ukuran 1X1X1 cm.
Mikroskopis:
Pada pembesaran kecil terlihat sediaan dilapisi epitel gepeng kulit. Dibawahnya
terlihat massa tumor yang memadat terdiri dari sel berinti bulat sampai lonjong.
Pada bagian pinggir terlihat batas yang tegas terhadap jaringan sekitarnya.
Pada pembesaran besar, terlihat massa tumor terdiri dari sel-sel fibrosa yaitu sel
berinti seperti cerutu dengan sitoplasma terdiri dari serat-serat panjang lurus.
Disamping itu terlihat pula sel-sel schwann yang terdiri dari sel yang berinti
seperti koma (tidak simetris), sitoplasma halus bergelombang (undulant). Kadang-
kadang terlihat pula vesikel-vesikel terdiri dari serat-serat fibrokolagen. Pada
beberapa tempat dapat ditemukan daerah-dearah perdarahan.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
36/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 31
4. HAEMANGIOMA KAVERNOSUM
Haemangioma merupakan tumor jinak pembuluh darah yang terjadi karena
proliferasi sel-sel endotel dinding kapiler. Terdiri dari hemangioma kapilare (bila
lumen kapiler berukuran kedil). Hemangioma kavernosum (bila lumen berbentuk
rongga/kaverne). Bila terdiri dari keduanya disebut sebagai hemangioma kapilare
et kavernosum.
Makroskopis:
Jaringan berkulit, dengan tumor dibawahnya berwarna merah kecoklatan
berongga-rongga kecil, ukuran 2X2X2 cm.
Mikroskopis:
Pada pembesaran kecil, pada hemangioma kavernosa yang terletak subcutis
terlihat lapisan epitel gepeng berlapis kulit. Dibawahnya tampak massa yang
berwarna merah, terdiri dari pelebaran pembuluh darah yang berisi eritrosit yang
masih baik. Lumen ini terdiri dari berbagai ukuran, yang satu sama lain dibatasi
jaringan ikat fibrokolagen, kadang-kadang di daerah septa disertai sebukan sel
radang, terutama radang bulat.
Pada pembesaran besar, perhatikan bahwa dinding kaverne-kaverne tersebut
sebenarnya dilapisi selapis sel-sel endotel yang berasal dari endotel dinding
kapiler normal yang tumbuh hiperplastis. Sel-sel eritrosit di dalam lumen kapiler
ini selalu dalam keadaan utuh (preserved) dan tidak terdapat pembentuk thrombus.
Gambar:
8/10/2019 Penuntun Praktikum PA Blok MBS 2
37/37
Buku Penuntun Praktikum Patologi Anatomi Blok MBS-2 2014
5. KARSINOMA RECTI
Sediaan berasal dari tumor ganas adenokarsinoma recti.
Mikroskopis:
Pada pembesaran kecil sudah terlihat lapisan mukosa rectum yang sebagian masih
normal dan sebagian tidak teratur dengan sel-sel lebih padat dan lebih gelap. Pada
pembesaran besar, pada satu bagian terlihat mukosa rectum yang masih normal.
Pada bagian lain tampak kelenjar yang berwarna lebih gelap dan telah mengalami
derajat keganasan. Sel-sel kelenjar proliferatif beberapa lapis, letak inti tidak lagi
teratur. Inti pleimorfik, kromatin kasar terlihat mitosis patologis. Sel-sel tumor
masih tersusun membentuk kelenjar (berdiferensiasi baik) dan telah menginvasi
jaringan ikat (stroma) submukosa. Juga tampak daerah nekrotik dengan sebukan
sel radang limfosit, netrofil dan eosinofil
Gambar:
Recommended