15
1 JURNAL PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL SIJENJANG TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK RAUDATUL ADFAL KUALA ENOK KECAMATAN TANAH MERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Oleh: SAIDAH NIM. 0905120796 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2014

Jurnal Saidah

Embed Size (px)

Citation preview

1

JURNAL

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL SIJENJANG TERHADAPKEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN DI

TK RAUDATUL ADFAL KUALA ENOK KECAMATANTANAH MERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Oleh:

SAIDAHNIM. 0905120796

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINIJURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU2014

1

Abstract

Effect of Traditional Games Sijenjang Gross Motor Ability Against ChildrenAged 5-6 Years in Kuala Enoch TK Raudatul Adfal District of

Tanah Merah Indragiri Hilir

Saidah1, Zulkifli N2, Devi Risma3

This research is motivated by the lack of gross motor skills of children aged 5-6year in Kuala Enoch TK Raudatul Adfal District of Tanah Merah Indragiri Hilir.The problems that occur in the child's gross motor movement is the lack ofvarious forms of gross motor skills that should be mastered by the age ofkindergarten children, such as jumping and twisting. Jumping movements dochildren only use his legs, but jumps can be done with one foot, left foot or rightfoot only. Circular motion can only be done with the child resting on one leg,should be done without resting by lifting both feet and immediately play the body,as well as land use both feet. Variations in children's gross motor skills can bedeveloped by applying the traditional game, one of which is the game sijenjang.Through sijenjang game, children can perform bowing movement, jumpingmovements, stretching movements when jumping, bend head movements,twisting body movements, stretching his arms geraakan, degrading bodymovements, and walked off the track in the game plot. The number of movementsin the traditional game sijenjang will be many children develop gross motor skills.The research problem is how to influence the traditional game sijenjang the grossmotor skills of children aged 5-6 years in kindergarten Raudatul Adfal KualaEnoch District of Tanah Merah Indragiri Hilir?. This study belongs to the type ofdata combined with the level of associative explanation. Analysis of research datausing statistical analysis t test (test the influence). Emergency test results revealthat the value of t is 2.26 and the t table value of t is 7.56. So it is known that thevalue of t is greater than t table, so the hypothesis H1 is accepted, ie there is arelationship between the traditional game sijenjang the gross motor skills ofchildren aged 5-6 years in kindergarten Raudatul Adfal Kuala Enoch District ofTanah Merah Indragiri Hilir.

Keywords: Traditional Games Sijenjang, Gross Motor Ability

1 Saidah adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru dan Pendidikan Anak UsiaDini FKIP-UR

2 Drs. H. Zulkifli N, M.Pd., adalah Dosen Pembimbing I Program Studi Pendidikan GuruPendidikan Anak Usia Dini FKIP-UR

3 Devi Risma, M.Si.,Psi., adalah Dosen Pembimbing II Program Studi Pendidikan GuruPendidikan Anak Usia Dini FKIP-UR

2

Abstrak

Pengaruh Permainan Tradisional Sijenjang Terhadap Kemampuan Motorik KasarAnak Usia 5-6 Tahun di Tk Raudatul Adfal Kuala Enok Kecamatan

Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir

SAIDAHNIM. 0905120796

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan motorik kasar anakusia 5-6 Tahun di Tk Raudatul Adfal Kuala Enok Kecamatan Tanah MerahKabupaten Indragiri Hilir. Permasalahan yang terjadi pada motorik kasar anakadalah kurangnya berbagai bentuk gerakan motorik kasar yang seharusnyadikuasai oleh usia anak TK, seperti melompat dan memutar. Gerakan melompatyang dapat dilakukan anak hanya menggunakan kedua kakinya, padahalmelompat dapat dilakukan dengan salah satu kaki, kaki kiri atau kaki kanan saja.Gerakan memutar hanya dapat dilakukan anak dengan bertumpu pada salah satukakinya, seharus dapat dilakukan tanpa bertumpu dengan cara mengangkat keduakaki dan langsung memutarkan badan, serta mendarat menggunakan kedua kaki.Bervariasinya motorik kasar anak dapat dikembangkan dengan menerapkanpermainan tradisional, salah satunya adalah permainan sijenjang. Melaluipermainan sijenjang, anak dapat melakukan gerakan membungkukkan badan,gerakan melompat, gerakan meregangkan badan ketika melompat, gerakanmenekukkan kepala, gerakan memutar badan, geraakan merentangkan tangan,gerakan merendahkan tubuh, dan berjalan di luar lintasan petak permainan.Banyaknya gerakan-gerakan dalam permainan tradisional sijenjang akan dapatbanyak mengembangkan kemampuan motorik kasar anak. Rumusan masalahpenelitian ini adalah bagaimana pengaruh permainan tradisional sijenjangterhadap kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di TK Raudatul AdfalKuala Enok Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir?. Penelitian initermasuk ke dalam jenis data gabungan dengan tingkat eksplanasi asosiatif.Analisis data penelitian menggunakan analisa statistik uji t (uji pengaruh). Hasilpenelitian diketahui daru uji t bahwa nilai ttabel adalah 2,26 dan nilai thitung adalah7,56. Sehingga diketahui bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel, dengan demikianhipotesis H1 diterima, yaitu terdapat hubungan antara permainan tradisionalsijenjang terhadap kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di TK RaudatulAdfal Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir.

A. PENDAHULUANPengembangan anak usia dini penting untuk diselenggarakan dalam

membantu meletakkan dasar pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dandaya cipta baik di dalam keluarga maupun di kelompok bermain, TempatPenitipan Anak (TPA), dan Taman Kanak-kanak (TK) sebelum memasukipendidikan dasar. Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagipertumbuhan dan perkembangan anak, dalam masa ini anak usia dini berada padausia kurun waktu yang disebut masa peka yaitu saat anak untuk menerima

3

rangsangan yang cukup baik, terarah, dan didorong ketingkat pertumbuhan danperkembangannya. Dengan demikian diharapkan kemampuan dasar anak usia diniini dapat berkembang dan tumbuh secara baik dan benar.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional pada Bab I Pasal 1 Ayat 14 ditegaskan bahwa “Pendidikananak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepadaanak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melaluipemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan danperkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasukipendidikan lebih lanjut”.

Melalui perundangan-undangan tersebut, bahwa PAUD ditujuakan untukmembantu perkembangan jasmani dan rohani anak. Perkembangan jasmani anakditandai dengan penguasaan gerak motorik oleh anak. Namun, pengembanganketerampilan motorik (motor skill) anak usia dini sering kali terabaikan ataudilupakan oleh orang tua, pembimbing atau bahkan guru sendiri. Hal ini lebihdikarenakan mereka belum memahami bahwa program pengembanganketerampilan motorik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupananak usia dini. Berdasarkan hal tersebut bahwa dirasakan perlu dikembangkansebuah model program pengembangan keterampilan motorik yang baru pada anakusia dini, agar semua pihak yang berkepentingan khususnya para pendidik dapatmemahami dan mampu menerapkan pada anak didiknya.

Berbagai manfaat dapat diperoleh anak usia dini ketika ia mungkin terampilmenguasi keterampilan motoriknya. Selain kondisi badan mungkin sehat karenabergerak, ia juga akan lebih mandiri dan percaya diri. Selanjutnya menurutSemiawan (2002:12) anak usia dini dibimbing melalui program pengembanganketerampilan motorik secara tepat biasanya diikuti dengan berkembangannyaketerampilan-keterampilan lainnya seperti keterampilan sosial yang positif(keterampilan kerjasama, disiplin, fairness).

Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan danpola gerakan yang dapat dilakukan anak, keterampilan motorik diperlukan untukmengendalikan tubuh. Hildebrand dalam Sumantri (2005:15) menambahkanbahwa terdapat dua macam keterampilan motorik yaitu keterampilan koordinasiotot halus dan keterampilan koordinasi otot kasar.

Sujiono (2007:13) mengatakan bahwa gerakan motorik kasar adalahkemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan,otot kaki dan seluruh tubuh anak.

Sebagaimana penjelasan tersebut, bahwa gerakan motorik kasar adalahgerakan penting yang harus dikuasai oleh anak, sebab gerakan motorik kasarmelibatkan aktivitas-aktivitas otot tangan, otot kaki, dan otot-otot seluruh tubuhanak. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di sekolah, guru telah memberikankemampuan motorik kasar kepada anak dengan benar, namun menurut pendapatpenulis apa yang diberikan tidak bervariasi.

Gerakan-gerakan (motorik) yang diberikan guru kepada anak sangatmonoton, yaitu tidak memvariasikan gerakan motorik yang diberikan kepadaanak, contohnya gerakan lari hanya sebatas lari, padahal lari memiliki banyak

4

variasi anatara lain lari lurus, lari berjingkat, dan lari angkat tumit. Sehingga halini dapat membatasi kemampuan anak dalam melakukan berbagai bentuk gerakmotorik kasar. Sebenarnya, gerakan-gerakan kemampuan motorik kasar pada anakusia 5-6 tahun meliputi banyak hal. Seperti berjalan lurus, berjalan berjingkat,berjalan mengangkat tumit, berjalan menyamping, berjalan berintangan, berjalanmembawa cangkir berisi air. Gerakan lari juga bervariasi seperti berlari lurus,berjingkat, angkat tumit. Selain itu, anak diharapkan mampu berjalan di ataspapan titian dengan membawah cangkir berisi air tanpa tumpah, merentangtangan, tangan memegang beban di atas kepala, dan setiap tiga langkah diselingijongkok.

Permasalahan yang terjadi pada motorik kasar anak adalah kurangnyaberbagai bentuk gerakan motorik kasar yang seharusnya dikuasai oleh usia anakTK, seperti melompat dan memutar. Gerakan melompat yang dapat dilakukananak hanya menggunakan kedua kakinya, padahal melompat dapat dilakukandengan salah satu kaki, kaki kiri atau kaki kanan saja. Gerakan memutar hanyadapat dilakukan anak dengan bertumpu pada salah satu kakinya, seharus dapatdilakukan tanpa bertumpu dengan cara mengangkat kedua kaki dan langsungmemutarkan badan, serta mendarat menggunakan kedua kaki.

Bervariasinya motorik kasar anak dapat dikembangkan dengan menerapkanpermainan tradisional, salah satunya adalah permainan sijenjang. Melaluipermainan sijenjang, anak dapat melakukan gerakan membungkukkan badan,gerakan melompat, gerakan meregangkan badan ketika melompat, gerakanmenekukkan kepala, gerakan memutar badan, geraakan merentangkan tangan,gerakan merendahkan tubuh, dan berjalan di luar lintasan petak permainan.Banyaknya gerakan-gerakan dalam permainan tradisional sijenjang akan dapatbanyak mengembangkan kemampuan motorik kasar anak.

Sesuai permasalahan tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitiandengan judul “Pengaruh permainan tradisional sijenjang terhadap kemampuanmotorik kasar Anak Usia 5-6 tahun di TK Raudatul Adfal Kuala Enok KecamatanTanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir”.

Kemampuan motorik anak usia dini tidak akan berkembang tanpa adanyakematangan kontrol motorik, motorik tersebut tidak akan optimal jika tidakdiimbangi dengan gerakan anggota tubuh tanpa dengan latihan fisik. Programpengembangan keterampilan motorik anak usia dini sering kali terabaikan ataudilupakan oleh orangtua, pembimbing bahkan guru sendiri. Hal ini disebabkankarenakan mereka belum memahami bahwa program pengembangan keterampilanmotorik menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pendidikan anak usia dini.

Hal ini didasarkan pada pendapat Sudijono (2005:1.13), yang mengatakanbahwa gerakan motorik kasar perlu dikenalkan dan dilatihkan pada masa anakprasekolah dan pada masa sekolah awal melalui permainan, agar anak-anak dapatmelakukan gerakan-gerakan dengan benar, dan yang terpenting dalam hal iniadalah menjadi bekal awal untuk mendapatkan keterampilan gerak yang efisienbersifat umum dan selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar untukperkembangan keterampilan yang lebih khusus. Maka jelas bahwa permainansijenjang merupakan kegiatan bermain yang menyenangkan untuk meningkatkanmotorik kasar anak usia dini kualitas pembelajaran dengan indikator yang terdapat

5

pada kurikulum dapat dicapai. Karena permainan sijenjang membuat anak mampumeningkatkan motorik kasarnya dengan baik.

Kemampuan fisik yang ingin dicapai dalam kurikulum Permen RI No.58Tahun 2009 merupakan kemampuan motorik kasar khususnya kemampuanmelakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih keseimbangan,kelenturan dan kelincahan dibutuhkan kegiatan yang menarik agar dapat mencapaitujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Dari uraian diatas maka dapatdisimpulkan bahwa keterkaitan antara permainan sijenjang dan kemampuanmotorik kasar merupakan kegiatan yang membantu proses pembelajaran motorikkasar anak. Kemampuanm otorik kasar anak akan dapat ditingkatkan apabilakegiatan pembelajaranya lebih menarik. Jadi jelas bahwa permainan sijenjangmemiliki pengaruh dengan kemampuan motorik kasar.

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pengaruh permainantradisional sijenjang terhadap kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun diTK Raudatul Adfal Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah Kabupaten IndragiriHilir?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah permainantradisional sijenjang berpengaruh terhadap kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di TK Raudatul Adfal Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah KabupatenIndragiri Hilir.

B. METODE PENELITIANPenelitian ini termasuk ke dalam jenis data gabungan dengan tingkat

eksplanasi asosiatif. Sugiyono (2012:11) mengatakan bahwa penelitian asosiatifmerupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara duavariabel atau lebih. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenispenelitiannya adalah quasi eksperimen. Penelitian quasi eksperimen adalahpenelitian yang memberikan perlakuan, kemudian mengamati konsekuensiperlakuan tersebut terhadap objek penelitian, (Sugiyono, 2010)

Penelitian ini dilakukan di TK Raudatul Adfal Kuala Enok KecamatanTanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir. Populasi dalam penelitian ini adalah 20anak usia dini yang berada di Komplek Bone Kecamatan Tanah Merah KualaEnok. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Sampling Jenuh,Sugiyono (2012:96) mengatakan sampling jenuh adalah teknik penentuan sampelbila semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bilajumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Maka sampel dalam penelitianini adalah anak usia 5-6 tahun yang berjumlah 20 anak yang terdiri dari 9 anaklaki-laki dan 11 anak perempuan, dengan rincian kelompok perlakuan sebanyak10 orang dan kelompok kontrol sebanyak 10 orang.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan perlakuanterhadap anak dan grup kontrol dengan menggunakan hasil Postest. Teknikpengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi. Hal yangdiobservasi adalah kemampuan motorik kasar anak, observasi dilakukan denganmenggunakan lembar observasi (pengamatan). Berdasarkan permen 58, bahwakemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun dibatasi pada 5 aspek. Namunaspek yang penulis teliti hanya meneliti dua aspek kemampuan motorik kasar,yaitu sebagai berikut.

6

Tabel 1. Lembar Observasi Kemampuan Motorik Kasar

No Aspek Indikator Skala Penilaian Skor4 3 2 1

1 Melakukan gerakantubuh secaraterkoordinasi untukmelatih kelenturan,keseimbangan, dankelincahan

MembungkukkanbadanMerenggangkanbadanMemutar badanMerendahkan tubuhMelompat

Melompat dengansatu kaki diangkatMelompat dengankedua kakimenginjak tanahBerjalan

2 Terampilmenggunakantangan kanan dankiri

MengayunkantanganMerentangkantanganJumlah Skor

Keterangan Skala Penilaian:4 : Mampu3 : Mulai Mampu2 : Kurang Mampu1 : Tidak Mampu

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistikberupa:

1. Mendeksripsikan data hasil pengamatan yang dinilai berdasarkan lembarobservasi. Melalui rata-rata hasil tes (lembar pengamatan), maka dapatditentukan N-Gain atau nilai peningkatan kemampuan motorik anak.Adapun rumus N-Gain dari Meltzer (Barka dalam Khususuwanto,2008:49) adalah sebagai berikut:

N-gain =pre

pre

SS

SS

maks

post

Keterangan :

Spost : Skor posttest

Spre : Skor pretest

Smaks : Skor maksimum ideal

Kriteria perolehan skor N-gain dapat ditentukan berdasarkan tabel 3.3berikut ini.

7

Tabel 2. Kriteria Perolehan Skor N-gain

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

Sumber: Meltzer (2002)2. Melakukan pengujian hipotesis penelitian berdasarkan hipotesis statistik.

Taraf signifikansi/keberartian yang digunakan dalam analisis danpengujian 0,05. Selanjutnya didapatkan rhitung kemudian dibandingkandengan skor ideal. Jika thitung lebih besar dari skor ideal berarti hipotesisditerima, tetapi bila thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis ditolak.Untuk menghitung nilai t dipergunakan rumus berikut:

Sugiyono (2012:145)

Dimana:: nilai rata-rata skor kelompok eksperimen: nilai rata-rata skor kelompok kontrol: banyaknya data kelompok eksperimen: banyaknya data kelompok kontrol: standar deviasi gabungan

C. HASIL DAN PEMBAHASANRaihan skor kemampuan motorik kasar 10 anak eksperimen dapat dilihat

dalam bentuk tabel rekapitulasi berikut ini.Tabel 3. Rekapitulasi Skor Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok

Eksperimen

No. Kode Anak Indikator JumlahSkor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Anak -- 01 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 382 Anak -- 02 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 383 Anak -- 03 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 404 Anak -- 04 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 385 Anak -- 05 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 406 Anak -- 06 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 397 Anak -- 07 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 408 Anak -- 08 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 399 Anak – 09 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

10 Anak -- 10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40Jumlah Skor 40 39 38 39 40 38 40 40 39 39

8

Melalui skor perolehan seluruh anak, diketahui bahwa skor yang diperolehanak adalah 38 – 40. Skor 38 diperoleh tiga orang anak, skor 39 diperoleh duaorang anak, dan skor 40 diperoleh lima orang anak. Lebih rinci diketahui indikatorkemampuan motorik kasar yang mampu dilakukan oleh seluruh anak adalahgerakan membungkukkan badan, gerakan melompat, gerakan melompat dengankedua kaki menginjak tanah, dan gerakan berjalan. Kemudian untuk gerakanmerenggangkan badan, merendahkan tubuh, mengayunkan tangan, danmerentangkan masing-masing hanya 1 anak yang memperoleh skor 3 (mulaimampu). Sedangkan gerakan memutar badan dan melompat dengan satu kakidiangkat masing-masing diperoleh 2 anak dengan skor 3 (mulai mampu).Tabel 4. Data Statistik Deskriptif Kelompok Eksperimen

Skor Maksimal Minimal SD

Pretest 38 36 37.40 0.699

Posttest 40 38 39.20 0.919

Diketahui terjadi peningkatan rata-rata skor pada kelompok eksperimendari pretest ke posttest, besar peningkatan diketahui sebagai berikut:

Berdasarkan tabel kriteria perolehan skor N-gain, diketahui bahwa batasan0,7 berada pada kategori sedang. Artinya terjadi peningkatan tidak terlalu tinggijuga rendah pada nilai anak kelompok eskperimen dari pretest hingga posttest.Kemudian kategori perolehan skor pada kelompok eskperimen (posttest) dapatdiketahui dari tabel di bawah ini.Tabel 5. Persentase Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok

Eskperimen (Postest)

Kategori Interval F %

Tinggi > X + 1 (SD) > 40.12

Sedang X – 1 (SD) s/d X + 1 (SD) 38.28-40.12 7 70

Rendah < X – 1 (SD) < 38.28 3 30

Jumlah 10 100

Perolehan persentase skor tinggi, sedang, dan rendah pada kelompokeskperimen juga dapat dilihat pada grafik berikut ini.

9

Gambar 1. Persentase Peroleh Nilai Tinggi, Sedang, dan Rendah padaKelompok Eksperimen (Postest)

Melalui hasil pengamatan terhadap 10 anak pada anak kelompok kontrol,diperoleh rekapitulasinya sebagai berikut.

Tabel 6. Rekapitulasi Skor Kemampuan Motorik Kasar Anak KelompokKontrol

No. Kode Anak Indikator JumlahSkor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Anak -- 01 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 342 Anak -- 02 4 3 2 3 4 4 2 4 3 4 333 Anak -- 03 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 364 Anak -- 04 4 4 2 4 3 2 4 4 4 4 355 Anak -- 05 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 366 Anak -- 06 4 3 2 4 3 2 4 4 3 4 337 Anak -- 07 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 368 Anak -- 08 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 369 Anak -- 09 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 36

10 Anak -- 10 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 37Jumlah Skor 39 35 27 38 31 30 37 40 36 39

Melalui jumlah skor perolehan dari setiap anak, diketahui bahwa skor yangdiperoleh anak adalah 33 – 37. Skor 33 diperoleh dua orang anak, skor 34diperoleh satu orang anak, skor 35 diperoleh satu orang anak, skor 36 diperolehlima anak, dan skor 37 diperoleh satu anak. Dengan demikian dapat dikatakansebagai besar anak memperoleh skor 36, dan hanya satu anak yang memperoleh

10

skor tertinggi (skor 37) yaitu anak dengan kode anak -- 10. Lebih rinci diketahuihanya indikator kemampuan motorik kasar berjalan yang mampu dilakukan olehserluruh anak.Tabel 7. Data Statistik Deskriptif Kelompok Kontrol

Skor Maksimal Minimal SD

Pretest 33 31 34.10 1.398

Posttest 37 36 35.20 1.595

Diketahui terjadi peningkatan rata-rata skor pada kelompok kontrol daripretest ke posttest, besar peningkatan diketahui sebagai berikut:

Berdasarkan tabel kriteria perolehan skor N-gain, diketahui bahwa batasan0,4 berada pada kategori sedang. Artinya terjadi peningkatan tidak tinggi dantetapi juga tidak rendah pada kemampuan gerak motorik kasar anak kelompokkontrol dari pretest hingga posttest. Sedangkan kategori perolehan skor padakelompok kontrol (posttest) dapat diketahui dari tabel di bawah ini.Tabel 8. Persentase Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok

Kontrol (Postest)

Kategori Interval F %

Tinggi > X + 1 (SD) > 36.80 1 9.1

Sedang X – 1 (SD) s/d X + 1 (SD) 33.61-36.80 6 81.8

Rendah < X – 1 (SD) < 33.61 3 9.1

Jumlah 10 100

Persentase perolehan skor tinggi, sedang, dan rendah pada kelompokkontrol juga dapat dilihat pada grafik berikut ini.

11

Gambar 2. Persentase Peroleh Nilai Tinggi, Sedang, dan Rendah padaKelompok Kontrol (Postest)

Pengaruh permainan tradisional sijenjang terhadap kemampuan motorikkasar anak usia 5-6 tahun di TK Raudatul Adfal Kuala Enok Kecamatan TanahMerah Kabupaten Indragiri Hilir diketahui dengan membandingkan kemampuanmotorik kasar yang diperoleh anak kelompok eksperimen dan kemampuanmotorik kasar yang diperoleh anak kelompok kontrol. Diketahui dari analisis datapada bab III, bahwa rumus yang dipergunakan untuk mengetahui nilai pengaruhdari permainan tradisional adalah:

Harga dari x1 dan x2 diketahui dari rata-rata nilai kemampuan motorikkasar dari anak kelompok eksperimen dan kelompok anak kelompok kontrol.Harga dari n1 dan n2 diketahui dari jumlah anak dari kelompok eksperimen dananak dari kelompok kontrol. Sedangkan nilai Sgab adalah nilai Standar Deviasi,yaitu Standar Deviasi dari nilai anak kelompok kontrol dan Standar Deviasi darinilai anak kelompok eskperimen. Untuk memperoleh hasil Standar Deviasidiketahui melalui rumus berikut:

Sehingga nilai Standar Deviasi untuk anak kelompok eskperimen adalahsebagai berikut:

12

0.87Sedangkan nilai Standar Deviasi untuk anak kelompok kontrol adalah

sebagai berikut:

1.33Melalui nilai Standar Deviasi dari kelompok eskperimen dan kelompok

kontrol, diketahui nilai Sgab (Standar Deviasi Gabungan) sebagai berikut:

Sehingga diperoleh hasilnya:

Kemudian dapat diketahui pengaruh permainan tradisonal terhadapkemampuan motorik kasar anak dengan menggunakan rumus t sebelumnya:

Diketahui nilai tabel adalah 2,26 dan nilai thitung adalah 7,56. Sehingga

13

diketahui bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel, dengan demikian hipotesis H1

diterima, yaitu terdapat hubungan antara permainan tradisional sijenjang terhadapkemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di TK Raudatul Adfal Kuala EnokKecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir.

D. KESIMPULAN DAN SARANMelalui hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, diperolah

simpulan bahwa:1. Terdapat perbedaan kemampuan motorik kasar anak antara kelas

eksperimen yang menggunakan permainan sijenjang dengan kemampuanmotorik kasar kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajarankonvensional

2. Kemampuan motorik kasar anak antara kelas eksperimen yangmenggunakan permainan sijenjang lebih tinggi daripada kemampuanmotorik kasar anak kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajarankonvensionalSaran yang diberikan peneliti untuk kesempurnaan penelitian selanjutnya

adalah sebagai berikut:1. Penerapan permainan sijenjang perlu dikembangkan sebagai variasi

pembelajaran yang relevan untuk meningkatkan kemampuan motorikkasar anak.

2. Kegiatan penelitian ini sangat baik dan perlu dilaksanakan oleh guru untukmeningkatkan pembelajaran di sekolah TK.

3. Kepada para pengelola pendidikan usia dini untuk lebih meningkatkan danmengoptimalkan pembelajaran, sehingga apa yang menjadi tujuanpendidikan bagi anak dapat tercapai sesuai perundang-undangan danpermendiknas

E. DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Sutrisno. 2004. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.

Hartati. 2005. Perkembangan Belajar pada Anak Usia Dini. Jakarta: Depdinas.

Hastjarjo, Dicky. 2008. Ringkasan Buku Cook & Campbell. QuasiExperimentation: Design Issues for Field Setting. Hougton Mifflin Co.

Meltzer, D.E. 2002. The Reletionsip between Mathematics Preparation andConceptual Learning gains in Physicn: A Possible Hidden Variable inDiagnostic Pretest Scores. American Journalof physics.

Samsudin. 2008. Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Litera

Semiawan. 2002. Pendidikan Keluarga dalam Era Global. Jakarta: Prenhalindo.Sudijono, Anas. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

14

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Sumantri. 2005. Model Perkembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.Jakarta: Depdinas.

Rosmala, Dewi. 2005. Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta:Depdiknas.

Yusuf, Syamsu. 2006. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.