35
Prinsip imunologi pada pemeriksaan laboratorium klinik Dewi K Paramita Deparment of Histology and Cell Biology Faculty of Medicine UGM

17. Prinsip Pemeriksaan Imunologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

n

Citation preview

  • Prinsip imunologi pada pemeriksaan

    laboratorium klinik

    Dewi K Paramita

    Deparment of Histology and Cell Biology Faculty of Medicine UGM

  • Prinsip imunologi pada pemeriksaanlaboratorium klinik

    1. Prinsip pengenalan antigen oleh antibodi padabeberapa teknik pemeriksaan imunologi

    2.Berbagai macam labeling dan deteksi padapemeriksaan dengan teknik imunologi

    3. Contoh deteksi dengan imunohistokimia danimmunofluorescence assay

  • Teknik Imunologi (immunoassay)

    Metode deteksi antigen / protein dalam sel, jaringan atauprotein terlarut oleh antibodi sebagai reagen spesifik(interaksi antigen-antibodi) yang divisualisasi denganmarker yang dilabel pada antibodi, misalnya pewarnafluorescent, enzim atau partikel emas, dll.

  • Prinsip teknik imunologi

    Deteksi antigen/protein:antigen dikenali olehantibodi (Ab) spesifiksebagai probe

    Molekul antibodi tidaknampak divisualisasidengan label

  • Antibodi

    Daerah pengenalan spesifikterhadap antigen

    Species specific

  • Sumber antigen/protein yang akan dideteksi

    Sel

    Jaringan

    Protein terlarut (dalam darah blood, serum, cairantubuh)

  • Macam teknik pemeriksaan imunologi & sumber antigen

    Sumber antigen Teknik imunodeteksi

    Jaringan Imunohistochemistry (IHC)

    Protein terlarut ELISA

    Immunoblotting

    immunoprecipitation

    Sel FACS

    IFA

  • Komponen penting pada teknikimunologi

    antigen

    Antibodi primer

    Antibodi sekunder (jika perlu)

    Label : Enzim, fluorescence, dll

    Larutan pewarna (kromogen) and substrat

  • Metode dasar pada teknik imunologi

    Direct

    Indirect

    Sandwich

  • Direct method (metode langsung)

    Label pada antibodiprimer

    Keuntungan:

    Cepat

    Spesifik

    Kerugian:

    Perlu antobodi primer dalam jumlah banyak

    antigen

  • Indirect method (metode tidak langsung)

    Label pada antibodi sekunder

    Keuntungan

    Lebih sensitif

    Antibodi sekunder dapatdigunakan untuk bermacam-macam immunoassay (jikaantibodi primer dari spesiesyang sama)

    Kerugian:

    Reaksi silang antibodi sekunderdengan Ig endogenous padaspesimen

    antigen

  • Capture atau Sandwich (ELISA)

    Untuk mendeteksi substansiyang jumlahnya sangat kecil, contoh: sitokin

    Antibodi primer spesifik yang mengenali antigen dilekatkanpada plate

  • Faktor penting pada teknik imunologi

    Pengenceran antibodi (konsentrasi antibodi)

    Inkubasi antibodi

    Waktu

    Suhu

    Enzim & substrat, fluorochrom & filter

    Kontrol positif

    Kontrol negatif

  • Label pada immunoassay

    Label

    Radioaktif

    Coloidal gold

    Virus particle

    Ferritin

    Fluorescent

    Enzyme

  • Label pada immunoassay

    Immunoassay Label

    Westernblotting Enzim (HRP atau alkalinephosphatase)

    ELISA Enzim, biotin/streptavidine

    Immunofluorescence Fluorescence dyes

    Immunohistochemistry Enzim, biotin/streptavidine

    Flowcytometri Fluorescence, dyes, tandem dyes

  • Pemilihan deteksi antibodi:direct atau indirect

  • Pemilihan deteksi antibodi:direct atau indirect

    Direct:label pada antibodi primer

    Aplikasi : flow cytometri

    Keuntungan:

    Lebih spesifikbackground staining lebihsedikit

    Indirect: Label pada antibodi sekunder

    Aplikasi : imunostaining

    Keuntungan:

    Lebih sensitif amplifikasi sinyalsignifikan

    Aplikasi lebih felksibel label dapat bermacam-macam

    Label dapat berupa fluorescence, biotin, atau enzim yang dikonjugasi pada antibodisekunder.

    Kerugian:

    Background lebih tingginonspecific binding dari antibodiprimer dan sekunder

  • Keuntungan & kerugianDirect v.s. Indirect

  • Bagian dari antibodi yang di label

    Gugus amin primer (-NH2) pada residulisin di daerah N terminus.

    Gugus sulfuhydril (-SH) pada residusistein terbentuk secara selektif padaikatan bisulfid di daerah hinge region

    Residu karbohidrat yang mengandung cis-diol dapat dioksidasi (-CHO) menjadialdehid aktif terlokalisasi padadaerah Fc banyak ditemukan padaantibodi poliklonal

  • Pemilihan tipe sinyal untuk deteksi:substrat kolorimetrik atau fluorescence

  • Labeling dengan enzim

    Keuntungan : shelf life yang panjang Sensitivitas tinggi Visualisasi langsung tidak membutuhkan alat yang canggih (contoh alat:

    spektrofotometer) Dibanding label radioaktif tidak berbahaya Label enzim yang kecil dapat melewati membranmemungkinkan untuk

    deteksi intraseluler Visualisasi enzim dengan substrat dapat bertahan lama hingga bertahun-

    tahun Kerugian :

    Melibatkan multiple assay steps Kadang menggunakan sustrat yang berbahaya Memungkinakan adanya gangguan dari enzim endogenus Enzim memberikan resolusi yang buruk pada

    Rekomendasi aplikasi : imunohistokimia, imunoblot dan immunoassay kuantitatif dankualitatif.

  • Labeling dengan enzim

  • Labeling dengan enzim:HRP v.s AP

    HRP AP

    Ukuran 40 kDa 140 kDa

    Harga Relatif murah Relatif mahal

    Stabilitas(penyimpanan)

    Stabil pada suhu< 0C

    Tidak stabil padasuhu < 0C

    Macam substrat Banyak Sedikit/terbatas

    Kinetika Cepat lambat

    pH 5-7 8-10

    Horseradish peroxidase (HRP) v.s Alkaline phosphatase (AP)

  • Labeling dengan biotin

    Biotin adalah vitamin dengan berat 244 dalton

    Banyak ditemukan di jaringan dan darah

    Mempunyai afinitas yang besar dengan protein avidin, streptavidin ikatan terjadi cepat dan tidakterganggu dengan perubahan pH extrem, pelarutorganik dan agen denaturasi lain.

    Molekul kecil dapat dikonjugasi dengan banyakprotein tanpa mengganggu aktivitas protein tersebut

  • Labeling dengan biotin:IHC Avidin-biotin method

    ABC method LSAB method

  • Labeling dengan fluorescent

    Molekul antibodi dapatdilabel dengan berbagaimacam probe flourecent

    Setiap probe fluorescent mempunyai spektrumsinyal eksitasi dan emisi

    Contoh labeling dengan fluoresceinisothiocyanate (FITC)

  • Fluorescenct probes

    The maximum excitation and emission wavelength of

    commonly used fluorescent probes

  • Contoh metode imunohistokimia danimmunofluorescence assay

    EBNA1-IHC (OT1x Mab)

    LMP1-IHC (OT21C Mab)

    VCA-p18-IHC (OT15E Mab)

  • Contoh Prosedur imunohistokimiaLABELED STREPTAVIDIN-BIOTIN Method

    I. Deparafinisation

    Xylene (2 x 10 mins)

    Ethanol absolute (2 x 5 mins)

    95% ethanol (2 x 5 mins)

    II. H2O2/ methanol (15 mins)

    RINSE with DISTILLED WATER

    Tris buffer wash (2 x 10 mins)

    III. Antigen Retrieval

    Tris buffer wash (2 x 10 mins)

    IV. Blocking solution (10 min)

    (Normal non-immune serum)

    Tris buffer wash (2 x 10 mins)

    V. IHC staining proper

    Primary Antibody (variable)

    Tris buffer wash (2 x 10 mins)

    Biotinylated Link Antibody (30 mins)

    Tris buffer wash (2 x 10 mins)

    Streptavidine-Peroxidase (30 mins)

    Tris buffer wash (2 x 10 mins)

    DAB/AEC - Chromogens (5-10 mins)

    Rinse with water

    Hematoxyline

    Rinse with water (dan/ atau dehidrasi)

    Mounting

  • Meminimalisir background staining

    Bloking aktivitas endogenous peroxidase

    peroxidase dan pseudo-peroxidase pada jaringan normal dan tumor

  • Contoh Prosedur imunohistokimiaLABELED STREPTAVIDIN-BIOTIN Method

    I. Deparafinisation

    Xylene (2 x 10 mins)

    Ethanol absolute (2 x 5 mins)

    95% ethanol (2 x 5 mins)

    II. H2O2/ methanol (15 mins)

    RINSE with DISTILLED WATER

    Tris buffer wash (2 x 10 mins)

    III. Antigen Retrieval

    Tris buffer wash (2 x 10 mins)

    IV. Blocking solution (10 min)

    (Normal non-immune serum)

    Tris buffer wash (2 x 10 mins)

    V. IHC staining proper

    Primary Antibody (variable)

    Tris buffer wash (2 x 10 mins)

    Biotinylated Link Antibody (30 mins)

    Tris buffer wash (2 x 10 mins)

    Streptavidine-Peroxidase (30 mins)

    Tris buffer wash (2 x 10 mins)

    DAB/AEC - Chromogens (5-10 mins)

    Rinse with water

    Hematoxyline

    Rinse with water (dan/ atau dehidrasi)

    Mounting

  • Meminimalisir background staining

    Bloking non-specific background staining

    Paling sering terjadi: Protein melekat pada kolagen & jaringan ikat diatasi denga pemberian non-immune serum

    Sebab lain : pengenceran antibodi yang tidak tepat(terlalu pekat), langkah pencucian yang tidak tepat, langkah deparafinisasi yang tidak tepat.

    U

  • Immunoassay with fluorescence labeled

    Immunofluorescence assay (IFA): teknik imunostainingdengan label fluorescence pengamatan denganmikroskop fluorescence

    Floocytometri

  • Immunofluorescence Assay

    Labeled antibody with a fluorescence visible marker: i.e. Fluorescein isothianate

    (FITC)

    Disadvantage: Limited to frozen sections

    Requires special microscopy

    Poor morphologic resolution

    Fluorescence is ephemeral, result have to be photographed

  • TERI MA KASIH

    [email protected]