33
ANALISIS KUALITAS AIR Muhammad Iqbal Amri 13/350066/PN/13339 Manajemen Sumberdaya Perikanan Intisari Perairan umum merupakan perairan yang memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan bagi kehidupan manusia. Kualitas suatu perairan merupakan suatu indikator mengenai bagus atau tidaknya perairan. Praktikum analisis kualitas air bertujuan untuk mengetahui kualitas air kolam perikanan UGM dan danau Lembah UGM, mengetahui cara pengambilan sampel untuk diuji kualitas airnya, dan mengetahui hubungan antar parameter kualitas air. Kualitas air dapat dinyatakan dengan tiga parameter yaitu parameter fisik (suhu air, suhu udara, kecerahan, dan TSS), parameter kimia ( DO, CO 2 bebas, alkalinitas, BOD 0 , BOD 5 , BO, dan pH), dan parameter biologi (densitas dan diversitas plankton). Praktikum analisis kualitas air dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Oktober 2014 pukul 06.00 hingga 18.00 WIB dibagian inlet dan outlet kolam perikanan serta danau Lembah UGM setiap 3 jam sekali. Prinsip kerja dari praktikum ini adlah mengukur setiap parameter lalu membandingkannya dengan parameter yang lain agar diketahui kualitas perairannya. Manfaat praktikum ini adalah untuk mengetahui potensi dari kolam perikanan dan danau Lembah UGM sebagai tempat budidaya ikan. Data hasil pengamatan menujukkan bahwa kolam perikanan bersuhu udara antara 23,5 0 C – 32,5 0 C, suhu air berkisar antara 27 0 C – 33 0 C, kecerahan air berkisar antara 16,5 cm – 32 cm,TSS berkisar antara 0,072 – 0,16 ppm. Lalu parameter kimia meliputi DO berkisar 1,52 ppm – 10,9 ppm, CO 2 bebas berkisar 3 ppm – 21 ppm, alkalinitas berkisar antara 70 ppm – 143 ppm, BOD 0 berkisar antara 0,6 ppm – 8,4 ppm, BOD 5 berkisar antara 1 ppm – 7 ppm, BO berkisar antara 2,2142 ppm – 34,72 ppm, dan pH berkisar antara 7 – 7,6. Parameter biologi meliputi densitas dan diversitas plankton berkisar antara 85,5 idv/l – 281,86 idv/l dan 0,86 – 2,8. Perairan danau Lembah UGM menghasilkan data parameter fisik suhu udara berkisar anta 25 0 C – 32,5 0 C, suhu air berkisar antara 26,5 0 C – 33 0 C, kecerahan berkisar 14,7 cm – 29,5 cm, dan TSS berkisar 0,07 ppm – 0,13 ppm. Parameter kimia meliputi DO yang berkisar 1,7 ppm – 15,4 ppm, CO 2 bebas antara 0 ppm – 13,6 ppm, alkalinitas berkisar antara 12,2 ppm –160 ppm, BOD 0 berkisar antara 1,34

Analisis Kualitas Air - Amrek

Embed Size (px)

DESCRIPTION

analisis kualitas air

Citation preview

Page 1: Analisis Kualitas Air - Amrek

ANALISIS KUALITAS AIRMuhammad Iqbal Amri13/350066/PN/13339

Manajemen Sumberdaya Perikanan

Intisari

Perairan umum merupakan perairan yang memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan bagi kehidupan manusia. Kualitas suatu perairan merupakan suatu indikator mengenai bagus atau tidaknya perairan. Praktikum analisis kualitas air bertujuan untuk mengetahui kualitas air kolam perikanan UGM dan danau Lembah UGM, mengetahui cara pengambilan sampel untuk diuji kualitas airnya, dan mengetahui hubungan antar parameter kualitas air. Kualitas air dapat dinyatakan dengan tiga parameter yaitu parameter fisik (suhu air, suhu udara, kecerahan, dan TSS), parameter kimia ( DO, CO2 bebas, alkalinitas, BOD0, BOD5, BO, dan pH), dan parameter biologi (densitas dan diversitas plankton). Praktikum analisis kualitas air dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Oktober 2014 pukul 06.00 hingga 18.00 WIB dibagian inlet dan outlet kolam perikanan serta danau Lembah UGM setiap 3 jam sekali. Prinsip kerja dari praktikum ini adlah mengukur setiap parameter lalu membandingkannya dengan parameter yang lain agar diketahui kualitas perairannya. Manfaat praktikum ini adalah untuk mengetahui potensi dari kolam perikanan dan danau Lembah UGM sebagai tempat budidaya ikan. Data hasil pengamatan menujukkan bahwa kolam perikanan bersuhu udara antara 23,5 0C – 32,5 0C, suhu air berkisar antara 270C – 33 0C, kecerahan air berkisar antara 16,5 cm – 32 cm,TSS berkisar antara 0,072 – 0,16 ppm. Lalu parameter kimia meliputi DO berkisar 1,52 ppm – 10,9 ppm, CO2 bebas berkisar 3 ppm – 21 ppm, alkalinitas berkisar antara 70 ppm – 143 ppm, BOD0 berkisar antara 0,6 ppm – 8,4 ppm, BOD5 berkisar antara 1 ppm – 7 ppm, BO berkisar antara 2,2142 ppm – 34,72 ppm, dan pH berkisar antara 7 – 7,6. Parameter biologi meliputi densitas dan diversitas plankton berkisar antara 85,5 idv/l – 281,86 idv/l dan 0,86 – 2,8. Perairan danau Lembah UGM menghasilkan data parameter fisik suhu udara berkisar anta 25 0C – 32,5 0C, suhu air berkisar antara 26,5 0C – 33 0C, kecerahan berkisar 14,7 cm – 29,5 cm, dan TSS berkisar 0,07 ppm – 0,13 ppm. Parameter kimia meliputi DO yang berkisar 1,7 ppm – 15,4 ppm, CO2 bebas antara 0 ppm – 13,6 ppm, alkalinitas berkisar antara 12,2 ppm –160 ppm, BOD0 berkisar antara 1,34 ppm – 17,88 ppm, BOD5 berkisar antara 0 ppm – 8,6 ppm, BO berkisar antara 15,815 ppm – 48,07 ppm, dan pH berkisar antara 7,1 – 7,9. Parameter biologi meliputi densitas dan diversitas plankton dengan kisaran nilai antara 109 idv/l – 320,72 idv/l dan 1,008 – 3,194. Berdasarkan pengamatan dan perhitungan beberapa parameter dapat diketahui bahwa kualitas perairan Kolam Perikanan lebih baik jika dibandingkan dengan Danau Lembah UGM sehingga sangat cocok untuk kegiatan perikanan budidaya.

Kata kunci: air, danau, kolam, parameter, plankton.

PENDAHULUAN

Perairan umum merupakan perairan yang dapat dimanfaatkan( Sachlan, 1980). Air

adalah hal vital dalam sebuah perairan. Air sangat bermanfaaat bagi manusia sebagai sumber

air minum, industri, irigasi, transportasi, rekreasi, dan perikanan (Asdak,1995). Air

merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui namun dalam pemanfaatannya harus

bertanggung jawab sehingga air dapat tetap lestari dan dapat dimanfaaatkan hingga generasi

Page 2: Analisis Kualitas Air - Amrek

berikutnya. Sumber daya air harus dilindungi sehingga perlu adanya penanaman aspek

penghematan dan kepedulian terhadap air sejak anak-anak (Effendie,2003). Kualitas perairan

sangat menentukan mutu perairan tersebut.

Perairan lentik merupakan perairan yang tergenang, tenang, dan tidak berarus

(Welch,1948). Perairan lentik meliputi danau, kolam, waduk, dan rawa-rawa. Menurut

Cholik(1997), di dalam lingkungan perairan( aquatic environment) memiliki tiga unsur yang

mempengaruhi kehidupan biota dan kualitas perairan yaitu sifat fisik air (turbiditas, suhu,

viskositas, cahaya, dan berat jenis), sifat kimiawi air( pH, DO, CO2 bebas, alkalinitas, BOD,

dan BO), dan sifat biologi( keadaan organisme, pemakan, dan pengurai).Menurut Susanto

(1991), suhu merupakan faktor yang penting dalam mengatur proses kehidupan dan

penyerapan pada organisme. Kecerahan merupakan persentase cahaya yang diteruskan

didalam air dari beberapa gelombang cahaya yang melalui lapisan sekitar satu meter yag

jatuh agak lurus di permukaan air. Total Suspended Solid (TSS) adalah bahan yang

tersuspensi pada saringan milipore dengan diameter pori 0,45 μm (Triyatmo,2009). DO

merupakan kandungan oksigen terlarut yang sangat penting bagi ekosistem akuatik terutama

dibutuhkan dalam proses respirasi sebagian besar organisme ( sembiring, 2008 ). CO2 bebas

dapat diartikan sebagai banyaknya karbondioksida yang terkandung didalam air dan diukur

dalam satuan mg/L( ppm) (Triyatmo, 2009). Alkalinitas merupakan kemampuan air untuk

menetralisir keasaman perairan sehingga alkalinitas bersifat basa. Derajat keasaman (pH)

menunjukkan aktivitas ion H+ dalam larutan. Bahan organik (BO) menunjukan total bahan

organik yang terkandung dalam air dan diukur dengan satuan mg/l(ppm). BOD merupakan

jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh organnisme untuk mnguraikan bahan organik tersebut.

Densitas plankton merupakan kepadatan plankton yang dinyatakan dalam satuan individu per

volume (Probosunu,2009). Sedangkan diversitas plankton adalah keragaman individu dalam

seluruh genera.

Praktikum analisis kualitas air bertujuan untuk mengetahui kualitas air kolam

perikanan UGM dan danau Lembah UGM, mengetahui cara pengambilan sampel untuk diuji

kualitas airnya, dan mengetahui hubungan antar parameter kualitas air.

METODOLOGI

Praktikum limnologi analisis kualitas air dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Oktober

2014 pukul 06.00-18.00 WIB di bagian inlet dan outlet perairan kolam perikanan UGM serta

danau Lembah setiap 3 jam sekali. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini meliputi

Page 3: Analisis Kualitas Air - Amrek

ember plastik, penggaris, termometer, botol oksigen, erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur, pipet

tetes, label, jaring plankton, secchi disk, pH meter, plastik, sedgwick rafter, mikroskop,

stopwacth, dan tali. Bahan yang digunakan meliputi larutan MnSO4, reagen O2, air sample,

larutan H2SO4 pekat, larutan 1/80 N Na2S2O3, larutan 1/44 NaOH, 1/50 N H2SO4, indikator

amilum, indikator PP, indikator MO, 4N H2SO4, 0,01 dan 0,1 N KMnO4, 0,01 dan 0,1 N

ammonium oksalat, larutan formalin 4%, 6N H2SO4, dan 0,01 N asam oksalat.

Pada pengamatan parameter fisika ada 4 hal yang diamati yaitu suhu air dan suhu

udara yang diukur dengan termometer, kecerahan air diukur dengan prinsip rata-rata dari

jarak awal dengan jarak akhir menggunakan sechi disk, dan TSS diukur dengan prinsip

perbedaan atau selisih antar berat akhir kertas saring dengan berat awal menggunakan metode

gravimetri. Parameter kimia yang diukur adalah DO menggunakan metode winkler dengan

rumus kandungan O2 = 1000/50 x a x 0,1 mg/L dimana a adalah volume total 1/80 N Na2S2O3

yang digunakan, CO2 bebas diukur dengan menggunakan metode alkalimetri dengan rumus

CO2 bebas= 1000/50 x b x 1 mg/L dimana b adalah volume 1/44N NaOH yang digunakan,

alkalinitas diukur dengan metode alkalimetri dengan rumus X + Y mg/L dimana X

merupakan kandungan CO3-2 dan Y adalah kandungan HCO3

-. BOD0 dan BOD5 prinsip

kerjanya sama hanya saja BOD0 adalah BOD sekarang sedangkan BOD5adalah BOD 5 hari

kemudian. BOD5 diukur dengan mengambil air sampel yang telah di inkubasi selama 5 hari

lalu ditambahkan 1 ml 4 N H2SO4, 2 tetes 0,1 N KMnO4, dan 1 tetes 0,1 N ammonium

oksalat. Selanjutnya dianalisis dengan DO, lalu dimasukkan delam rumus 1000/50x (a-b) x

0,1 mg/L dimana a adalah DO segera dan b adalah DO 5 hari. Bahan organik diukur dengan

mengambil air sampel 50 ml lalu ditambahkan 0,01 N KMnO4 hingga berwarna merah muda

lalu tambahkan 1 ml 6 N H2SO4 hingga warna pink hilang kemudian ditambahkan 10 ml 0,01

N KMnO4, panaskan hingga mendidih lalu tambahkan 10 ml 0,01 N asam oksalat dan

didinginkan hingga suhunya 60 0C lalu 0,01 N KMnO4 hingga berwarna rose, masukkan

kedalam rumus 1000/50 x (10+a) x f) – 10 ) x 0,3163 mg/L dimana a adalah volume titran

dan f adalah faktor koreksi. Parameter biologi adalah densitas plankton dengan rumus d x

bc/a idv/L dimana d adalah jumlah plankton yang ada dalam sedgwick rafter, b adalah

volume botol cuka 50 ml, dan c adalah volume sedgwick rafter 1 ml, dan diversitas plankton

di hitung dengan rumus Shannon Wiener yaitu H= - Σ ni/N 2log ni/N dimana ni adalah cacah

individu suatu genus dan N adalah cacah individu seluruh genera.

Page 4: Analisis Kualitas Air - Amrek

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Data Parameter Pada Perairan Kolam Perikanan UGM

Paramet

er

06.00 w 09.00 w 12.00 w 15.00 w 18.00 w

Inlet Outlet Inlet

Outle

t Inlet Outlet

Inl

et

Outl

et Inlet Outlet

Suhu

Udara

(C◦) 24 23.5 30 24.5 29 32.5 32 29 24 24

Suhu

Air (C◦) 27 27 28 29.5 31 30.5 33 33 31.5 30

Kecerah

an (cm) 23.25 22

20.2

5

17.12

5 17.25 17.5 32 22 16.5 20.5

TSS

(ppm) 0.16 0.072     0.104 0.078     0.112 0.078

DO

(ppm) 2 1.52 3.02 4.18 10.2 8.88 9 10.9 8 7.7

CO2

(ppm) 15 10.4 21 10.09 10 7

13.

3 3 15.8 8.9

Alkalinit

as (ppm) 143 133 94 132 100 70 119 131 94 133

BOD0

(ppm) 1.9 0.6     5.55 7.8     4 8.4

BOD5

(ppm) 3.44 1     7 1.46     2.5 2

BO

2.214

1 3.5     24.67 18.98     34.72 17.713

pH 7.1 7 7.1 7.1 7.1 7.6 7.4 7.2 7.3 7.3

Densitas

Plankton

(idv/L)

141.7

82

85.53

07    

257.9

36

258.9

46    

223.11

16

281.86

29

Diversit

as

1.412

15

0.861

85

    2.569

04

2.579

1

    2.2221

92

2.8073

55

Page 5: Analisis Kualitas Air - Amrek

Plankton

Tabel 2. Data Parameter Pada Perairan Danau Lembah UGM

Paramet

er

06.00 w 09.00 w 12.00 w 15.00 w 18.00 w

Inlet Outlet

Inle

t

Outl

et Inlet Outlet

Inle

t

Outl

et Inlet Outlet

Suhu

Udara

(C◦) 25 26 29.5 25 29 30 28.5 32.5 27 25

Suhu

Air (C◦) 30 28.5 26.5 29 32 33 32 29.5 32 28

Kecerah

an (cm) 29.5 25.25 16.5 28.5

18.12

5

24.87

5

14.7

5

20.7

5 18.5 21.5

TSS

(ppm) 0.07 0.084     0.128 0.13     0.108 0.1

DO

(ppm) 1.7 2.3 5.34 4.56 15.4 14.02 8.19 7.7 8.52 8.96

CO2

(ppm) 13.6 8 10.9 5.8 0 0 0 3 0 8.8

Alkalini

tas

(ppm) 12.2 13.9

120.

3 149 60.5 174 130 155 125 160

BOD0

(ppm) 1.34 1.6     5.6 17.88     5.14 8.4

BOD5

(ppm) 1.4 0.86     0 0     1.44 8.6

BO 15.815 31.63     36.69

22.14

1     48.07 28.467

pH 7.1 7.1 7.3 7.3 7.9 7.9 7.5 7.1 7.5 7.1

Densitas

Plankto

233.64

52

286.6

86

    109.0

88

320.7

22

    115.92

28

201.96

68

Page 6: Analisis Kualitas Air - Amrek

n

(idv/L)

Diversit

as

Plankto

n

2.3271

1

2.855

39    

1.008

65

3.194

39    

1.1545

91

2.0115

89

Praktikum limnologi analisis kualitas air dilaksanakan di dua lokasi yaitu kolam

perikanan dan Danau Lembah UGM. Keadaan lingkungan kolam perikanan UGM sangat

tertata rapi, warna airnya hijau kecoklatan, ditepi kolam terdapat rumput teki pendek,

disekitar kolam ditumbuhi pepohonan sehingga banyak daun yang berguguran ditepi kolam,

dan bersih. Sedangkan di danau Lembah UGM sangat kotor, ditepi danau banyak mollusca

yang berceceran, dedaunan yang rontok, warna air yang hijau kehitaman, banyak sampah

yang mengapung di perairan. Di sekitar areal danau banyak tumbuhan besar dan membentuk

kanopi sehingga sinar matahari terhalang oleh pepohonan tersebut dan menyebabkan kondisi

danau sedikit gelap.

Parameter yang diamati meliputi parameter fisik, parameter kimia, dan parameter

biologi. Parameter fisik meliputi suhu air dan udara, TSS, dan kecerahan air.

6:00 9:00 12:00 14:59 18:000

5

10

15

20

25

30

35

24

30 2932

2423.5 24.5

32.5

29

24

Kolam Perikanan UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

Suhu

(C◦)

6:00 9:00 12:00 14:59 18:000

5

10

15

20

25

30

35

25

29.5 29 28.527

26 25

3032.5

25

Danau Lembah UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

Suhu

(C◦)

Grafik 1. Suhu Udara Kolam Perikanan dan Danau Lembah UGM

Suhu udara merupakan salah satu yang faktor yang penting dalam mengatur proses

kehidupan dan penyerapan pada organisme ( Susanto,1991). Berdasarkan kedua grafik

tersebut dapat diketahui bahwa suhu udara di kolam dan danau UGM fluktuatif. Suhu udara

inlet kolam berkisar antara 24 0C – 32 0C dan suhu udara outlet berkisar antara 23,5 0C – 32,5 0C sedangkan suhu udara di inlet danau berkisar antara 25 0C – 29,5 0C dan outletnya bersuhu

Page 7: Analisis Kualitas Air - Amrek

udara kisaran 25 0C – 32,5 0C. Berdasarkan suhu udara yang masih relatif stabil, maka yang

terbaik antara Kolam Perikanan dan Danau Lembah UGM belum dapat ditentukan.

Suhu udara tertinggi inlet kolam adalah 32 0C pada pukul 15.00 dan suhu terendahnya

adalah 24 0C pada pukul 06.00 dan 18.00. Sedangkan pada outlet kolam suhu tertingginya

adalah 32,5 0C pada pukul 12.00 dan suhu terendahnya adalah 23,5 0C pada pukul

06.00.Perbedaan suhu udara tertinggi di inlet dan outlet disebabkan pada bagian inlet lebih

banyak vegetasinya sehingga pada waktu pukul 12.00 suhunya tidak tinggi karena sinar

matahari terhalang oleh dedaunan. Suhu udara terendah kolam baik inlet maupun outlet

terjadi pada pagi hari hal ini disebabkan karena belum terlalu banyak intensitas cahaya

matahari sehingga suhu udara rendah.

Bagian inlet danau Lembah suhu tertingginya adalah 29,5 0C pada pukul 09.00 dan

suhu terendahnya adalah 25 0C pada pukul 06.00. Hal ini disebabkan pada pukul 09.00

intensitas cahaya matahari yang mengenai inlet maksimal, bukan pada pukul 12.00 disaat

cahaya yang hendak menuju inlet terhalang oleh rimbunnya pepohonan, sehingga pada pukul

09.00 suhunya tinggi sedangkan pada pukul 06.00 intensitas cahaya matahari belum

maksimal sebab matahari baru terbit maka suhu udara juga rendah. Sedangkan outlet suhu

tertinggi adalah 32,5 0C pada pukul 15.00. dan suhu terendahnya adalah 25 0C pada pukul

09.00 dan 18.00. Suhu tertinggi outlet terjadi pada pukul 15.00 sebab pada bagian outlet

vegetasinya sedikit sehingga cahaya matahari dapat menembus dedaunan dan menyebabkan

suhu tinggi sedangkan suhu terendah terjadi pada pukul 09.00 dan 18.00 yang disebabkan

karena intensitas cahaya matahari juga rendah.

Fluktuasi suhu udara bagian inlet kolam tidak sesuai dengan teori karena suhu udara

berbanding lurus dengan intensitas cahaya matahari. Pada grafik suhu udara di kolam

perikanan terlihat bahwa pada pukul 09.00 ke pukul 12.00 menurun dari 30 0C menjadi 29 0C

dan ke pukul 15.00 suhu udara mengalami peningkatan dari 29 0C menjadi 32 0C. Sedangkan

pada outlet kolam sesuai dengan teori mengalami fluktuasi dimana suhu udara naik dari

pukul 06.00, naik saat pukul 09.00 dan maksimal pada pukul 12.00 yaitu 32,5 0C lalu

mengalami penurunan pada pukul 15.00 dan menurun lagi pada pukul 18.00. Sedangkan pada

grafik suhu udara di danau suhu udara inlet danau mengalami kenaikan suhu udara pada

pukul 09.00 dari 25 0C menjadi 29,5 0C. Hal tersebut seharusnya tidak terjadi sebab suhu

udara sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang diterima lingkungan sehingga

Page 8: Analisis Kualitas Air - Amrek

akan mengalami kenaikan suhu udara hingga pukul 12.00 lalu mengalami penurunan suhu

udara secara stabil pada waktu setelahnya ( Susanto,1991).

Pada bagian inlet dan oulet kolam suhu udaranya hampir sama namun terjadi

perbedaan suhu yang signifikan pada pukul 09.00 dimana bagian inlet kolam bersuhu udara

30 0C sedangkan bagian outlet bersuhu udara 24,5 0C. Hasil tersebut tidak sesuai sebab inlet

kolam lebih banyak vegetasinya sehingga seharusnya suhu udara lebih tinggi pada bagian

outlet yang jarang vegetasinya. Lalu danau juga mengalami perbedaan suhu udara yang besar

pada pukul 09.00 dibagian inlet dan outletnya dimana pada inlet suhunya 29,5 0C sedangkan

outlet bersuhu 25 0C. Hal ini tidak sesuai dengan keadaan lingkungan inlet danau yang lebih

rimbun daripada outlet danau sehingga cahaya matahari banyak yang terhalang oleh

dedaunan di inlet danau.

6:00 9:00 12:00 14:59 18:000

5

10

15

20

25

30

35

27 2831

3331.527

29.5 30.533

30

Kolam Perikanan UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

Suhu

(C◦)

6:00 9:00 12:00 14:59 18:000

5

10

15

20

25

30

35

30

26.5

32 32 3228.5 29

33

29.528

Danau Lembah UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

Suhu

(C◦)

Grafik 2. Suhu air Kolam Perikanan dan Danau Lembah UGM

Suhu air merupakan faktor yang mempengaruhi kehidupan biota aquatik dimana

setiap organisme memiliki suhu air optimum yang memungkinkan makhluk hidup dapat

melakukan metabolisme dan perkembangbiakan dengan baik (Irawan, 2009).berdasarkan

kedua grafik tersebut dapat di ketahui suhu air inlet kolam berkisar antara 27 0C – 33 0C dan

suhu air outlet berkisar antara 27 0C – 33 0C sedangkan suhu air di inlet danau berkisar antara

26,5 0C – 32 0C dan outletnya bersuhu air kisaran 280C – 33 0C. Melihat hasil tersebut, maka

dapat dilihat suhu air kedua perairan relatif stabil dan belum dapat dilihat mana yang lebih

baik.

Suhu air tertinggi inlet kolam adalah 33 0C pada pukul 15.00 yang disebabkan karena

intensitas cahaya matahari yang diterima perairan dalam kondisi maksimal sebab kecerahan

air juga maksimal pada pukul 15.00 dan suhu air terendahnya adalah 27 0C pada pukul 06.00

dikarenakan intensitas sinar matahari masih sangat minim.Sedangkan pada outlet kolam suhu

Page 9: Analisis Kualitas Air - Amrek

air tertingginya adalah 33 0C pada pukul 15.00 yang disebabkan karena intensitas cahaya

matahari yang diterima perairan dalam kondisi maksimal sebab kecerahan air juga maksimal

pada pukul 15.00 dan suhu air terendahnya adalah 27 0C pada pukul 06.00 dikarenakan

intensitas sinar matahari masih sangat minim

Bagian inlet danau Lembah suhu air tertingginya adalah 320C pada pukul 12.00 dan

suhu terendahnya adalah 26,50C pada pukul 09.00. Sedangkan outlet suhu tertinggi adalah

330C pada pukul 12.00 dan suhu terendahnya adalah 280C pada pukul 18.00. Suhu air

tertinggi outlet dan inlet terjadi pada pukul 12.00 sebab kecerahan airnya tinggi sehingga

penetrasi cahaya matahari juga tinggi ke permukaan perairan sedangkan suhu terendah antara

inlet dan outlet berbeda waktu dikarenakan sama sama mendapatkan sedikit cahaya matahari

sehingga panas yang diserap air juga sedikit maka suhunya juga rendah (Barus,2004).

Pada grafik suhu air kolam perikanan terlihat bahwa pada pukul 15.00 suhu air

mengalami peningkatan terus menerus dari pagi pukul 06.00 dari 270C menjadi 330C pada

bagian outlet dan pada inlet karena kecerahan airnya tinggi sehingga cahaya matahari yang

memasuki badan air semakin besar (Manik, 2000). Sedangkan suhu air inlet danau

mengalami kenaikan pada pukul 12.00 dari 26,5 0C menjadi 32 0C. Hal tersebut sudah

seharusnya terjadi sebab tingkat kecerahan air lebih rendah maksimal pada pukul 12.00

Pada bagian inlet dan oulet kolam suhu airnya hampir dan hanya terjadi sedikit

perbedaan. Hasil tersebut telah sesuai sebab jarak antara inlet dan outlet tidak terlalu jauh dan

tidak berbeda kondisinya. Lalu danau mengalami perbedaan suhu udara pada pukul 18.00

dibagian inlet dan outletnya dimana pada inlet suhu airnya sebesar 32 0C dan suhu outlet

sebesar 28 0C . Hal ini tidak sesuai dengan keadaan di lingkungan sebab bagian inlet lebih

rimbun dan banyak terjadi aliran air ,kapasitas menyimpan panas rendah sehingga suhu air

lebih rendah dibanding outlet danau .

6:00 9:00 12:00 14:59 18:000

5

10

15

20

25

30

35

23.2520.25

17.25

32

16.522

17.125 17.5

22 20.5

Kolam Perikanan UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

Kece

raha

n (c

m)

6:00 9:00 12:00 14:59 18:000

5

10

15

20

25

30

35

29.5

16.518.125

14.75

18.5

25.2528.5

24.875

20.75 21.5

Danau Lembah UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

Kece

raha

n (c

m)

Grafik3. Kecerahan Kolam Perikanan dan Danau Lembah UGM

Page 10: Analisis Kualitas Air - Amrek

Menurut Kerdi dan Tancung ( 2007 ), kecerahan merupakan persentase cahaya yang

diteruskan didalam air dari beberapa gelombang cahaya yang melalui lapisan satu meter yang

jatuh agak lurus pada permukaan air. Berdasarkan kedua grafik diatas dapat di ketahui bahwa

kolam dan danau mengalami fluktuasi tingkat kecerahan air. Inlet kolam perikanan memiliki

kisaran kecerahan 16,5 cm – 32 cm sedangkan outlet kolam kecerahannya berkisar antara

17,125 cm – 22 cm. Danau Lembah UGM memiliki kecerahan air pada bagian outletnya

berkisar antara 21,5 sm – 28,5 cm dan inlet danau berkisar antara 14,75 cm – 29,5 cm.

Berdasarkan hasil kecerahan tersebut, maka kecerahan maksimal di inlet Kolam Perikanan

dan Danau Lembah UGM lebih baik.

Menurut Akromi dan Subroto(2002), kecerahan air dibawah 40 cm tergolong rendah.

Kecerahan tertinggi pada inlet kolam terjadi pada sore hari yakni 32 cm pada pukul 15.00

sebab intensitas cahaya matahari sedang dan kandungan CO2 rendah menyebabkan plankton

yang ada di perairan sedikit maka penetrasi cahaya berjalan lancar. sehingga nilai

kecerahannya tinggi. Sedangkan kecerahan terendah inlet terjadi pada pukul 18.00 yakni 16,5

cm sebab intensitas cahaya matahari sedikit.kemudian bagian outlet kecerahan tertinggi pada

pukul 06.00 dan 15.00 sebesar 22 cm sebab intensitas cahaya matahari sedang dan

kekeruhannya rendah maka kecerahannya tinggi sedangkan kecerahan terendah outlet ada

pada puku 09.00 sebab kandungan bahan organik dan sedimen di perairan tinggi.

Danau Lembah UGM memiliki nilai tertinggi kecerahan pada inlet sebesar 29,5 cm

pada pukul 06.00 yang disebabkan BO rendah sehingga kecerahannya tinggi walaupun sinar

matahari belum optimal sedangkan kecerahan terendah ada pada pukul 15.00 sebesar 14,75

cm sebab BO nya tinggi. Sedangkan pada outlet kecerahan tertinggi pada pukul 09.00 sebesar

28,5 cm sebab sinar matahari yang memasuki badan perairan tidak terlalu terhalang oleh

plankton karena maupun bahan suspensisedikit sebab belum terjadi proses fotosinttesis

sehingga kecerahannya tinggi sedangkan outlet yang kecerahannya terendah ada pada pada

pukul 15.00 sebesar 20,75 cm sebab pada outlet telah banyak sedimen dan bahan terlarut

sehingga intensitas cahaya matahari yang sedikit tidak mampu menembus perairan lebih

dalam.

Fluktuasi tingkat kecerahan terjadi pada inlet dan outlet baik danau maupun kolam

perikanan. Menurut Effendie(2003), kecarahan air sangat bergantung pada warna dan

kekeruhan. Inlet kolam tidak mengalami peningkatan kecerahan hingga pada pukul 12.00

terus terjadi penurunan yang disebabkan tingginya BO sedangkan mengalami kenaikan

Page 11: Analisis Kualitas Air - Amrek

kecerahan pada pukul 15.00. Lalu pada outlet, tongkat kecerahan sebanding dengan intensitas

cahaya namun pada pukul 15.00 mengalami peningkatan. Untuk inlet danau mengalami

penurunan yang signifikan pada pukl 09.00 dari 29,5 cm menjadi 16,5 cm yang disebabkan

tingginya tingkat karbondioksida sehingga banyak fitoplankton yang berfotosintesis di

perairan tersebut. Lalu mengalam peningkatan pada pukul 12.00 sebab sudah optimal cahaya

matahari sehingga dan kadar BO yang rendah maka terjadi peningkatan kecerahan perairan.

Sedangkan outlet danau juga mengalami fluktuasi namun tidak sesignifikan inlet danau.

Terjadi penurunan kecerahan air pada pukul 09.00 ke 12.00 dan ke 15.00 yang seharusnya

intensitas sinar matahari dalam keadaan maksimal namun banyaknya densitas plankton yang

ada diperairan sehingga menghalangi penetrasi cahaya ke badan air.

6:00 12:00 18:000

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

0.14

0.16

0.18 0.16

0.1040.112

0.072 0.078 0.078

Kolam Perikanan UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

TSS

(ppm

)

6:00 12:00 18:000

2

4

6

8

10

12

14

16

18

0.07

16.5 16.5

0.0840000000000001 0.13 0.1

Danau Lembah UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

TSS

(ppm

)

Grafik 4. TSS Kolam Perikanan dan Danau Lembah UGM

TSS ( Total Suspended Solid ) adalah bahan bahan yang tersuspensi atau melayang

layang dipermukaan air yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 µm

(Triyatmo,2009). TSS dapat berupa lumpur, pasir halus dan jasad renik terutama disebakan

oleh kikisan atau erosi tanah yang terbawa ke perairan. Berdasarkan kedua grafik diatas dapat

diketahui kisaran TSS inlet kolam perikanan 0,104 ppm – 0,16 ppm sedangkan outletnya

berkisar 0,072 ppm – 0,078 ppm. Lalu inlet danau TSSnya berkisar antara 0,084 ppm – 16,5

ppm sedangkan pada outletnya berkisar 0,07 ppm – 0,1 ppm. Hasil yang didapat bahwa TSS

pada kedua outlet perairan lebih sedikit, karena telah banyak TSS yang mengendap di dasar

perairan tersebut.

Kadar TSS tertinggi inlet kolam terjadi pada pukul 06.00 sebsar 0,16 ppm sebab

semakin banyak bahan organik hasil fotosintesis yang melayang di badan air dan kadar TSS

terendah inlet sebesar 0,104 ppm pada pukul 12.00 sebab sangat banyak bahan yang terlarut

sebab proses fotosintesis telah maksimal berjalan karena maksimalnya intensitas cahaya.

Pada inlet danau yang teringgi kadar TSS ada pada pukul 12.00 dan 18.00 sebesar 16,5 ppm

Page 12: Analisis Kualitas Air - Amrek

sebab banyaknya vegetasi di sekitar inlet danau sehingga banyak daun yang berguguran di

perairan dan tersuspensi dibadan air. sedangkan TSS terendah ada pada pukul 06.00 yakni

sebesar 0,084 ppm sebab rendahnya kadar BO karena proses fotosintesis belum berjalan

maksimal. Sedangkan pada outlet danau kadar TSS terendah sebesar 0.07 ppm pada pukul

06.00. Dan kadar TSS tertinggi sebesar 0,13 ppm pada pukul 12.00 sebab banyak partikel

yang terbawa dari inflow dan mengendap di outlet perairan danau.

Berdasarkan hasil yang diperoleh,, terjadi fluktuasi signifikan kadar TSS baik di outlet

maupun inlet kolam serta danau. Pada inlet kolam terjadi peningkatan TSS tiap 12 jam sekali

sebab semakin banyak partikel yang terbawa dari inflow ke inlet kolam dan sedimentasi

bahan organik hasil fotosntesis phytoplnakton. pada outlet kolam terjadi kenaikan kadar TSS

menjadi 0,072 ppm dari 0,078 ppm pada pukul 12.00, akan tetapi kenaikan ini tidaklah

signifikan. Lalu inlet danau mengalami fluktuasi kadar TSS yng signifikan sebab terjadi

kenaikan dari 0,084 ppm pada pukul 06.00 menjadi 16,5 ppm pada pukul 12.00 . hal tersebut

tidak sesuai dengan teori sebab pada tabel data diperoleh bahwa kandungan bahan organik

pukul 12.00 lebih tinggi dibandingkan pukul 06.00 dan mengalami peningkatan kadar TSS

menjadi 16,5 ppm. Sedangkan pada outlet danau kadar TSS juga belum sesuai dengan

kondisi lingkunagn yang ada sebab mengalami seedikit kenaikan kadar TSS menjadi sebesar

0,13 ppm dan seharusnya mengalami peningkatan seiring dengan semakin sedikitnya

intenstas cahaya matahari sebab fotosintesis telah berhenti.sehinnga hasinya melimpah di

perairan.Parameter kimiawi meliputi DO, CO2 bebas, alkalinitas, pH, BO, BOD.

6:00 9:00 12:00 14:59 18:000

2

4

6

8

10

12

23.02

10.29

8

1.52

4.18

8.88

10.9

7.7

Kolam Perikanan UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

DO te

rlaru

t (pp

m)

6:00 9:00 12:00 14:59 18:000

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1.7

5.34

15.4

8.19 8.52

2.3

4.56

14.02

7.78.96

Danau Lembah UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

DO te

rlaru

t (pp

m)

Grafik 5.Kandungan DO Kolam Perikanan dan Danau Lembah UGM

Dissolved Oxygen (DO) merupakan kandungan oksigen terlarut dalam air yang sangat

penting bagi ekosistem aquatik terutama dibutuhkan dalam proses respirasi sebagian besar

organisme (Sembiring,2008). DO dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan,

proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk

Page 13: Analisis Kualitas Air - Amrek

pertumbuhan dan perkembangan serta dibutukan untuk oksidasi dan anorganik proses aerobic

(Salmin,2005). Kisaran DO di inlet kolam adalah 2 ppm – 10,2 ppm sedangkan di outletnya

berkisar 1,52 ppm – 10,9 ppm. Sedangkan kisaran DO di inlet danau adalah 1,7 ppm – 15,4

ppm dan kisaran DO di outlet adalah 2,3 ppm - 14,02 ppm. Hal tersebut menunjukkan

bahwa kandungan DO pada kedua perairan relatif stabil, akan tetapi di kolam perikanan

fluktuasi DO lebih stabil dibanding di Danau Lembah UGM.

Pada suhu 20 0C dan tekanan udara 1 atm konsentrasi DO dalam keadaan jenuh 9,2

ppm dan pada suhu 50 0C pada tekanan yang sama konsentrasi DO sebesar 5,6 ppm

( Manik,2000).Kadar tertinggi DO di inlet dan outlet kolam adalah sebesar 10,2 ppm dan 10,9

ppm pada pukul 12.00 dan 15.00 sebab suhu perairan tinggi sehingga kelarutan oksigen

dalam perairan juga tinggi. Sedangkan kadar terendah inlet dan outlet kolam sebesar 2 ppm

dan 1,52 ppm pada pukul 06.00 dikarenakan kadar karbondioksida tinggi maka belum ada

fotosintesis dan belum ada cahaya matahari yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis

tersebut. Sedangkan pada inlet dan outlet danau, kadar DO terendah bernilai 1,7 ppm dan 2,3

ppm sebab tingginya proses respirasi organisme dan rendahnya proses fotosintesis yang

membutuhkan cahaya dan difusi DO dari atmosfer ke perairan belum maksimal. Lalu kadar

tertinggi DO di inlet dan outlet sebesar 15,4 ppm dan 14,02 ppm pukul 12.00. Hal tersebut

cocok sebab kadar DO berbanding lurus dengan laju fotosintesi dan berbanding terbalik

dengan laju respirasi( Effendie,2003).Hal tersebut sesuai sebab kadar karbondioksida agak

tinggi dan suhu air tinggi sebesar 30 0C maka kelarutan gas akan berkurang (Kordi,2004).

Pada inlet kolam kadar DO meningkat seiring dengan besarnya intensitas sinar

matahari hingga pukul 12.00 yang mengalami peningkatan sebab fotosintesis berjalan lancar

dan salah satu hasil dari proses tersebut adalah oksigen. Dan terus mengalami peningkatan

menjadi 10,2 ppm sebab kadar karbondioksida rendah dan suhu air tinggi sehingga kelarutan

gas termasuk oksigen tinggi ( Salmin,2005). Lalu pada outlet kolam mengalami peningkatan

kadar DO yang sebanding dengan laju fotosintessis namun terjadi peningkatan kadar DO

pukul 12.00 ke 15.00 menjadi 10,9 ppm dari 8,88 ppm. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori

sebab pada tabel terlihat bahwa kadar karbondioksida lebih tinggi pada pukul 15.00 sehingga

kadar DO lebih rendah dibanding kadar DO pukul 12.00. Lalu pada danau bagian inlet

mengalami kenaikan kadar DO dan mencapai puncaknya pada pukul 12.00 yakni sebesar

15,4 . Hal tersebut dapat terjadi sebab rendahnya kadar karbondioksida bebas diperairan. Hal

yang serupa terjadi pada outlet danau yang mengalami perubahan kadar DO sesuai dengan

teori yakni mengalami peningkatan DO hingga pukul 12.00 dan mengalami penurunan pada

Page 14: Analisis Kualitas Air - Amrek

waktu berikutnya sebab semakin kurangnya kadar cahaya matahari. DO bagian Inlet kolam

lebih tinggi dibandingkan outletnya sebab pada inlet terdapat proses aerasi dari aliran inflow

sehingga difusi oksigen dari udara bebas ke perairan lebih besar maka suhu airnya rendah

dan kelarutan oksigen dalam air meningkat sedangkan di outlet lebih banyak sedimentasi

serta limbah dan alirannya relatif tenang sehingga menurunkan kadar DO perairan ( Susanto,

1991).

6:00 9:00 12:00 14:59 18:000

5

10

15

20

25

15

21

10

13.3

15.8

10.4 10.09

7

3

8.9

Kolam Perikanan UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

CO2

Beba

s (pp

m)

6:00 9:00 12:00 14:59 18:000

2

4

6

8

10

12

14

1613.6

10.9

0 0 0

8

5.8

0

3

8.8

Danau Lembah UGM

Inlet

Outlet

Waktu Pengamatan

CO2 B

ebas

(ppm

)

Grafik 6. Kandungan CO2 bebas Kolam Perikanan dan Danau Lembah UGM

Kadar CO2 bebas diperairan dapat diartikan sebagai banyaknya karbondioksida yang

terkandung didalam air yang diukur dalam satuan mg/L atau ppm (Triyatmo,2009).

Karbondioksida bebas sangat mudah larut dalam air dihidratasi membentuk asam karbonat

(Odum, 1993). Berdasarkan grafik dapat diketahui bahwa kisaran karbondioksida inlet kolam

adalah 10 ppm – 21 ppm sedangkan outlet kolam berkisar antara 3 ppm – 10,4 ppm. Kadar

karbondioksida di inlet danau berkisar antara 0 ppm – 13,6 ppm dan outletnya berkisar 0 ppm

– 8,8 ppm. Kadar CO2 bebas yang didapatkan menunjukkan bahwa perairan Danau Lembah

UGM memiliki kadar yang lebih rendah, hal ini dapat dikarenakan sangat banyaknya

tumbuhan air dan vegetasi di sekitar perairan Danau Lembah UGM. Fluktuasi CO2 bebas di

Kolam Perikanan lebih stabil, dan dapat dikatakan lebih baik dibanging Danau Lembah

UGM.

Inlet kolam memiliki kadar karbondioksida tertinggi yakni 21 ppm pada pukul 09.00

sebab belum terjadinya proses fotosintesis yang maksimal sehingga respirasi tinggi serta

limbah organik yang tinggi. Sedangkan kadar karbondioksida terendah pada inlet kolam

adalah 10 ppm pada pukul 12.00 karena kandungan oksigen tinggi yang menandakan bahwa

fotosintesis berjalan maksimal. Outlet kolam berkadar karbondioksida tertinggi sebesar 10,4

ppm pada pukul 06.00 yang disebabkan oleh belum terjadinya proses fotosintesis dan

banyaknya limbah. Sedangkan outlet yang terendah kadar karbondioksidanya sebesar 3 ppm

Page 15: Analisis Kualitas Air - Amrek

pada pukul 15.00 sebab proses fotosintesis mulai menurun. Kadar karbondioksida tertinggi

pada inlet danau adalah sebesar 13,6 ppm pada pukul 06.00 sebab belum ada proses

fotosintesis sama sekali, sedangkan kadar karbondioksida terendah inlet danau adalah 0 ppm

pada pukul 12.00, 15.00 dan 18.00 sebab fotosintesis berjalan lancar karena kecerahan air

tinggi, suhu optimum pada pukul 12.00 sedangkan pada pukul 18.00 kadar oksigennya tinggi.

Untuk outlet danau, kadar karbondioksida tertinggi sebesar 8,8 ppm pada pukul 18.00 dan

kadar terendah sebesar 0 ppm pada pukul 12.00.

Inlet dan outlet baik di kolam maupun di danau mengalami flkutuasi kadar

karbondioksida pada waktu tertentu yang disebakan adanya parameter lain yang

mempengaruhi seperti kadar DO, alkalinitas, suhu air , laju respirasi, serta laju

fotosintesis.menurut Effendie (2003), bagian inlet baik kolam maupun danau seharusnya

memiliki kadar karbondioksida rendah sebab adanya aliran inflow yang menyebabkan

perairan bergerak sedangkan outlet merupakan tempat sedimentasi bahan serta material yang

ada di perairan lentik dan relatif tenang sehinnga kadar karbondioksida tinggi.

6:00 9:00 12:00 14:59 18:000

20

40

60

80

100

120

140

160

143

94 100

119

94

133 132

70

131 133

Kolam Perikanan UGM

Inlet

Outlet

Waktu Pengamatan

Kand

unga

n Al

kalin

itas (

ppm

)

6:00 9:00 12:00 14:59 18:000

20406080

100120140160180200

12.2

120.3

60.5

130 125

13.9

149

174155 160

Danau Lembah UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

Kand

unga

n Al

kalin

itas (

ppm

)

Grafik 7. Kandungan alkalinitas Kolam Perikanan dan Danau Lembah UGM

Alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralisir keasaman perairan sehingga

alkalinitas bersifat basa. Menurut Affandi dan Laviawati(1998), alkalinitas merupakan

kemampuan untuk menetralkan kadar keasaman suatu perairan karena kadar karbondioksida

yang sangat ditentukan oleh ion karbonat dan bikarbonat. Kisaran kadar alkalinitas inlet

kolam adalah 94 ppm – 143 ppm sedangkan outlet kolam kadar alkalinitas berkisar antara 70

ppm – 133 ppm. Sedangkan inlet danau berkisar antara 13,9 ppm – 130 ppm dan bagian

outlet kadar alkalinitasnya berkisar 12,2 ppm – 174 ppm. Fluktuasi alkalinitas di Kolam

Perikanan UGM lebih stabil, karena dipengaruhi oleh kadar CO2 yang lebih stabil bila

dibandingkan dengan perairan Danau Lembah UGM.

Page 16: Analisis Kualitas Air - Amrek

Kadar alkalinitas pada inlet kolam tertinggi sebesar 143 ppm pada pukul 06.00. hal

tersebut dikarenakan kadar karbondioksida tinggi namun laju fotosintesis berkurang sehingga

seharusnya kadar karbondioksida meningkat dan kadar alkalinitas tinggi. serta kadar

alkalinitas terendah inlet kolam adalah 94 ppm pada pukul 09.00 dan 18.00 sebab kadar DO

nya rendah. Lalu pada outlet kolam kadar alkalinitas tertinggi sebesar 133 ppm pada pukul

06.00 dan 18.00 sebab banyak karbondioksida yang belum digunakan untuk fotosintesis dan

kadar terendahnya sebesar 70 ppm pada pukul 12.00 sebab proses fotosintesis maksimal

sehingga kadar karbondioksida rendah dan kadar DO tinggi. Untuk inlet danau kadar

alkalinitas tertinggi sebesar 130 ppm pada pukul 15.00 sebab pada saat itu terjadi fotosintesis

maksimal sebab kecerahan air tinggi dan kadar DO juga tinggi lalu kadar terendahnya adalah

60,5 ppm pada pukul 12.00 sebab air tertutup pepohonan dan menyebabkan CO2 bebas dapat

mudah terpakai. Kemudian kadar alkalinitas tertinggi outlet danau adalah 174 ppm pada

pukul 12.00 yang disebabkan masih tingginya kadar DO dan semakin rendah kadar

karbondioksida.

Bagian inlet dan outlet kolam fluktuasi alaklinitasnya stabil. Lalu bagian inlet danau

kadar alkalinitas sering mengalami fluktuasi dibandingkan outlet danau. Kadar alkalinitas

inlet lebih rendah dibandingkan outlet sebab pada bagian outlet lebih tercemar oleh bahan

serta materian yang hanyut kedalam perairan lentik.

6:00 9:00 12:00 14:59 18:006.76.86.9

77.17.27.37.47.57.67.7

7.1 7.1 7.1

7.47.3

77.1

7.6

7.27.3

Kolam Perikanan UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

Kada

r pH

6:00 9:00 12:00 14:59 18:006.6

6.8

7

7.2

7.4

7.6

7.8

8

7.1

7.3

7.9

7.5 7.5

7.1

7.3

7.9

7.1 7.1

Danau Lembah UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

Kada

r pH

Grafik 8. Kandungan pH Kolam Perikanan dan Danau Lembah UGM

Derajat keasaman (pH) dalam air menunjukkan aktivitas ion H+ dalam larutan

( Triyatmo,2009). Menurut Effendie (2003), pH 7 dikatakan sebagai pH netral, pH diatas 7

disebut basa dan pH dibawah 7 disebut asam. Kisaran pH yang cocok untuk budidaya adalah

7-8 diman pertumbuhan dan metabolismenya akan berlangsung optimum. Kisaran pH inlet

kolam 7,1 – 7,4 dan outlet kolam 7 – 7,6. Sedangkan inlet danau pH nya berkisar 7,1 – 7,9

dan outlet berkisar 7,1-7,9. Kadar pH di inlet maupun outlet kolam serta danau relatif stabil

Page 17: Analisis Kualitas Air - Amrek

dan netral sebab terjadi peningkatan kadar karbondioksida yang menyebabkan asam perairan

di imbangi dengan meningkatnya juga kadar alkalinitas perairan yang menyebabkan basa

sehingga percampuran antara asam dan basa menghasilkan pH netral ( Triyatmo,2009). Jika

dilihat dari data yang diperoleh, maka fluktuasi pH di Kolam Perikanan lebih stabil, dan

dapat dikatakan lebih baik dan lebih mendukung kegiatan perikanan.

6:00 12:00 18:000

1

2

3

4

5

6

7

1.54 1.45 1.5

0.4

6.34 6.4

Kolam Perikanan UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

Kand

unga

n BO

D (p

pm)

6:00 12:00 18:0002468

101214161820

0.06

5.63.7

0.740000000000003

17.88

0.2

Danau Lembah UGM

Inlet

Outlet

Waktu Pengamatan

Kand

unga

n BO

D (p

pm)

Grafik 9. Kandungan BOD Kolam Perikanan dan Danau Lembah UGM

BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh organisme untuk menguraikan

bahan organik. BOD yang ditampilkan pada grafik diatas adalah BOD total, yaitu merupakan

hasil BOD5 dikurangi BOD segera atau BOD0. BOD total pada outlet kolam berkisar antara

0,4 – 6,4 ppm. BOD total pada inlet kolam berkisar antara 1,45-1,54 ppm. Sedangkan untuk

inlet danau berkisar antara 0,06-5,6 ppm. Untuk outlet danau berkisar 0,74-17,88 ppm.BOD

merupakan salah satu parameter dalam pengukuran pencemaran air. Kadar BOD tertinggi

pada outlet kolam adalah 6,4 pada pukul 18.00, dan yang terendah 0,4 pada pukul 06.00.

sedangkan pada inletnya, yang tertinggi yaitu 1,54 ppm pada pukul 06.00 dan terendah 1,45

ppm pada pukul 12.00. kemudian pada inlet dan outlet kolam tertinggi adalah 5,6 dan 17,88

ppm pada pukul 12.00 dan terendah 0,74 dan 0 pada pukul 06.00 dan 18.00. Dari hasil yang

didapat, inlet kedua perairan cenderung lebih stabil kandungan BOD nya. BOD yang tinggi di

Danau Lembah UGM dapat dikarenakan kebutuhan O2 bagi organisme airnya sangat banyak,

yang dapat dilihat dari blooming alga yang terjadi. Fluktuasi BOD di Kolam Perikanan

cenderung lebih stabil, dan dapat dikatakan lebih baik dibandingkan Danau Lembah UGM.

Page 18: Analisis Kualitas Air - Amrek

6:00 12:00 18:000

5

10

15

20

25

30

35

40

2.2141

24.67

34.72

3.5

18.98 17.713

Kolam Perikanan UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

Kand

unga

n BO

6:00 12:00 18:000

10

20

30

40

50

60

15.815

36.69

48.07

31.63

22.14128.4669999999999

Danau Lembah UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

Kand

unga

n BO

Grafik 10. Kandungan BO Kolam Perikanan dan Danau Lembah UGM

Parameter selanjutnya adalah bahan organik yang diartikan sebagai total bahan

organik yang terkandung dalam air dan dinyatakan dalam satuan mg/L atau ppm. Semakin

tinggi bahan organik suatu perairan maka tingkat kesuburannya juga tinggi namun kecerahan

air menurun. Kisaran BO inlet kolam adalah 2,2141 ppm – 34,72 ppm sedangkan pada outlet

kolam BO berkisar 3,5 ppm – 18,98 ppm. Lalu pada inlet danau, kisaran BO yaitu 15,81 ppm

– 48,07 ppm kemudian outlet danau BO berkisar antara 22,41 ppm – 31,36 ppm. Kandungan

bahan organik yang tinggi bukan berarti kondisi perairan tersebut baik, jika terlalu tinggi

maka malah akan berdampak tidak baik. Kadar BO yang sedang dan tidak terlalu tinggi

terlihat di Kolam Perikanan UGM, dapat dikatakan bahwa kondisi Kolam Perikanan UGM

lebih stabil dan dapat dikendalikan dibanding Danau Lembah UGM.

Nilai BO tertinggi di inlet kolam adalah 34,72 ppm pada pukul 18.00 sebab bahan

organic yang terakumulasi di perairan tidak diuraikan oleh plankton karena rendahnya kadar

DO. Lalu nilai terendah BO inlet adalah 2,2141 ppm pukul 06.00 sebab densitas plankton

besar dan kadar DO juga besar sehingga BO telah banyak yang diuraikan. Sedangkan outlet

kolam memiliki nilai BO tertinggi sebesar 18,98 ppm pukul 18.00 sebab bahan organic

banyak sedangkan densitas plankton yang menguraikannya sedikit. Nilai terendah BO outlet

kolam adalah 3,5 ppm pada pukul 06.00 sebab kadar CO2 rendah dan belum cukup sinar

mataharinya sehinnga proses fotosintesis yang menghasilkan BO belum berjalan. Kemudian

inlet danau memiliki nilai BO tertinggi sebesar 48,07 ppm pukul 18.00 sebab hasil BO telah

terakumulasi sejak siang sehingga jumlahnya meningkat. Nilai terendah inlet danau adalah

sebesar 15,81 ppm pukul 06.00 sebab belum terjadi fotosintesis. Sedangkan bagian outlet

danau nilai tertingginya adalah 31,63 ppm pada pukul 06.00 dan nilai terendahnya adalah

22,141 ppm pukul 12.00. Hal tersebut terjadi karena kadar CO2 di perairan tinggi karena

kecerahan air menurun sehingga laju fotosintesis terhambat.

Page 19: Analisis Kualitas Air - Amrek

6.00 12.00 18.000

50

100

150

200

250

300

141.7819

257.936099999998

223.1116

86.53071

258.946099999999281.8629

Kolam Perikanan UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

Dens

itas P

lank

ton

(idv/

L)

6.00 12.00 18.000

50

100

150

200

250

300

350

233.645185299999

109.0881523

0

286.6855966320.721767599999

201.9667868

Danau Lembah UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

Dens

itas P

lank

ton

(idv/

L)

Grafik 11. Densitas plankton Kolam Perikanan dan Danau Lembah UGM

Densitas plankton adalah kepadatan plankton dalam satuan individu per luas volume

(L) (Probosunu,2009). Densitas plankton dapat menunjukkan tingkat produktivitas suatu

perairan. Plankton ada 2 macam yaitu phytoplankton dan zooplankton. Berdasarkan kedua

grafik diatas dapat diketahui kisaran densitas untuk inlet kolam adalah 141,7819 idv/L –

258,9461 idv/L sedangkan outlet kolam berkisar 86,53071 idv/L – 281,8269 idv/L.

selanjutnya densitas plankton di inlet danau berkisar 18 idv/L – 233,64 idv/L dan di outlet

danau densitas plankton berkisar antara 201,97 idv/L – 320,72 idv/L. Hasil yang didapat

menunjukkan bahwa fluktuasi plankton di Kolam Perikanan lebih stabil dibanding dengan

Danau Lembah UGM.

Untuk inlet dan outlet kolam maupun danau, densitas planktonnya hamper sama untuk

nilai tertinggi dan terendah. Hal tersebut dikarenakan suhu perairan yang tidak meningkat

signifikan sebab kolam dan danau masih terdapat vegetasi, pH perairan yang netral sehingga

pertumbuhan plankton dapat optimum dan kadar CO2 yang masih dapat ditoleransi oleh

organism sehingga densitasnya hamper sama di inlet maupun outlet baik kolam maupun

danau (Welch, 1948). Densitas yang mendominasi perairan kolam dan danau adalah Synedra

sp., Nitzathiaricea, Melosira sp., Closterium sp., Copepoda, Mysid, Amphipoda, dan Volvox

sp.

6.00 12.00 18.000

0.5

1

1.5

2

2.5

3

1.412147

2.569042999999992.222192

0.861846000000003

2.57912.807355

Kolam Perikanan UGM

InletOutlet

Waktu Pengamatan

Dive

rsita

s Plan

kton

6.00 12.00 18.000

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

2.327106045

1.086517997 1.154591437

2.8553885423.194388805

2.011589197

Danau Lembah UGM

Inlet

Outlet

Divv

ersit

as P

lank

ton

Page 20: Analisis Kualitas Air - Amrek

Grafik 12. Diversitas plankton Kolam Perikanan dan Danau Lembah UGM

Diversitas plankton merupakan keragaman individu dalam seluruh genera. Diversitas

plankton menunjukkan kualitas suatu perairan (Widjanarko, 2005). Berdasarkan kedua grafik

diatas dapat diketahui kisaran diversitas plankton untuk inlet kolam adalah 1,412 – 2,57

sedangkan outlet kolam berkisar 0,86 – 2,8. Selanjutnya diversitas plankton di inlet danau

berkisar 1,086 – 2,32 dan di outlet danau densitas plankton berkisar antara 2,011 – 3,194.

Diversitas plankton kedua perairan cenderung tidak menunjukkan perbedaan yang terlalu

signifikan, hanya fluktuasi di Kolam Perikanan cenderung stabil dan lebih dapat

dikendalikan.

Antara outlet dan inlet baik kolam maupun danau menunjukkan diversitas plankton

lebih besar di bagian outlet. Hal tersebut dapat terjadi ketika di outlet banyak mengandung

makanan, pH sesuai, kadar CO2 sedangkan kadar DO tinggi serta suhu air yang tidak terlalu

mengalami fluktuasi..

Berdasarkan parameter yang diamati maka diketahui bahwa perairan kolam perikanan

lebih baik dibandingkan danau. Hal ini disebabkan bagian kolam memiliki DO relative

stabil , pH stabil, CO2 tidak terlalu tinggi. Manfaat pengukuran kualitas air adalah kita dapat

mengetahui parameter-parameter yang merupakan salah satu indikator utama dalam

pencemaran lingkungan dan cara mengatasi pencemaran tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan parameter yang diamati maka diketahui bahwa perairan kolam perikanan

lebih baik dibandingkan danau sehingga dapat dimanfaatkan sebagai perikanan budidaya.

Cara pengambilan sampel yang akan diuji untuk tiap parameter yang akan diukur dan

menghasilkan nilai yang saling berhubungan antar parameter yakni bila DO meningkat maka

CO2 menurun, suhu juga menurun, pH stabil, alkalinitas tinggi, BO tinggi, BOD5 rendah,

densitas dan diversitas plankton tinggi.

SARAN

Kondisi perairan Kolam Perikanan UGM memiliki kualitas air yang masih cukup baik

jika dibandingkan dengan Danau Lembah UGM, sehingga harus dijaga agar tidak tercemar

dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umum terutama perikanan budidaya,

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: Analisis Kualitas Air - Amrek

Affandi, D dan Luviawati W. 1998. Kualitas Air Kolam Budidaya. Kanisius. Yogyakarta.

Akromi dan Subroto. 2002. Pengelolaan Kualitas Perairan Danau Toba. Angkasa. Medan.

Asdak. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan DAS. UGM Press. Yogyakarta.

Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Cholik.1991. Pengelolaan Air Kolam. Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta.

Effendie, H. 2009. Telaah Kualitas Air.Kanisius. Yogyakarta.

Irawan, M. U. 2009. Kimia Air. Pustaka Utama. Surabaya.

Kerdi dan Tancung.2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perikanan. Rineka Cipta.

Jakarta.

Kordi. 2004. Pengelolaan Kualitas Air. Bumi Aksara. Jakarta.

Lesmana.2001. Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar.Penebar Swadaya. Jakarta.

Manik, J. I. 2000. Air dan Sifatnya. Darma Press. Surakarta.

Odum. 1993. Fundamental Ecology. WB Sounders Company. Toronto.

Probosunu, N. 2009. Petunjuk Praktikum Limnologi. Laboratorium Ekoper.Perikanan UGM.

Yogyakarta.

Sachlan. 1980. Planktologi. Fakultas Peternakan. Undip. Semarang.

Salmin, F. 2005. Kualitas Perairan. Arwana. Bandung.

Sembiring,U. 2008. Air dan Penggunaannya. Swada. Surabaya.

Susanto. 1991. Membuat Kolam Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Triyatmo, B. 2009 Diktat Kuliah Limnologi.Perikanan UGM. Yogyakarta.

Welch. 1948. Limnology. McGraw Hill Book Company. New York.

Wetzel, I. 1975. Limnology thirdh Edition.Sounders College. Philadelphia.

Widjanarko. 2005. Tingkat Kesuburan Perairan. Bianka.Kendari.