22
INTISARI Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk jerukan).Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Rumus kimia asam sitrat adalah C 6 H 8 O 7 . Tujuan dari praktikum ini adalah membuat asam sitrat dari sari buah semangka dengan cara fermentasi menggunakan media semi padat dan mengetahui bagaimana pengaruh penyediaan nutrient yang berbeda terhadap hasil fermentasi asam sitrat dari sari buah semangka. Karbohidrat yang dipecah dengan cara fermentasi dapat menghasilkan berbagai macam senyawa organik diantaranya adalah asam sitrat. Banyak jenis mikroba yang dapat digunakan dalam pembuatan asam sitrat, diantaranya A. niger, A. wentii, A. ciavatus, Penicillum luteum. Diantara semuanya, A. niger merupakan galur yang paling produktif. A. niger termasuk salah satu jenis kapang. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Medium cair akan memberi kesempatan bakteri untuk menyebar dan tercampur dengan seluruh nutrisi sehingga lebih cocok untuk mengoptimumkan pertumbuhan mikroba. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sumber karbohidrat, Aspergillus niger, Bekatul, Ca(OH) 2 , Sekam padi, H 2 SO 4 , Urea, NaOH, KH 2 PO 4 , Aquades, dan MgSO 4 .7H 2 O. Alat yang digunakan adalah petridish, beaker glass, Erlenmeyer, gelas ukur, buret, statif, dan klem, pipet, inkubator, dan oven . Langkah kerja yang dilakukan dibagi menjadi 2 bagian yaitu penyiapan media dan analisa hasil. Seharusnya semakin lama waktu fermentasi maka semakin rendah pH larutan tersebut karena makin banyak asam sitrat yang dihasilkan. Dalam praktikum yang telah dilakukan tidak sesuai dengan teori yang seharusnya. Hal ini disebabkan oleh keberadaan nutrient urea.Semakin hari, volume titran yang dibutuhkan semakin banyak dikarenakan hasil fermentasi dari Aspergillus niger yang menghasilkan asam sitrat. KH 2 PO 4 diperlukan pada media fermentasi sebagai nutrisi agar mikroba dapat tumbuh. Kondisi optimum pembentukan Aspergillus niger dan pembentukan asam sitrat adalah pada pH 2, suhu 28-29 0 C, laju pengadukan 120 rpm dan waktu fermentasi 1-2 minggu. Hati-hati saat mengambil Aspergillus niger dengan kawat osse. Sterilkan ruang aseptik dengan alkohol sebelum digunakan. Cermat dalam pembuatan reagen, berhati- hatilah saat menimbang. Dan cuci alat dengan bersih sebelum digunakan.

Asam Sitrat Acc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asam Sitrat Acc

INTISARI

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan

buah tumbuhan genus Citrus (jeruk – jerukan).Senyawa ini merupakan bahan pengawet

yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan

dan minuman ringan. Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7. Tujuan dari praktikum

ini adalah membuat asam sitrat dari sari buah semangka dengan cara fermentasi

menggunakan media semi padat dan mengetahui bagaimana pengaruh penyediaan

nutrient yang berbeda terhadap hasil fermentasi asam sitrat dari sari buah semangka.

Karbohidrat yang dipecah dengan cara fermentasi dapat menghasilkan

berbagai macam senyawa organik diantaranya adalah asam sitrat. Banyak jenis mikroba

yang dapat digunakan dalam pembuatan asam sitrat, diantaranya A. niger, A. wentii,

A. ciavatus, Penicillum luteum. Diantara semuanya, A. niger merupakan galur yang

paling produktif. A. niger termasuk salah satu jenis kapang. Media semi solid dibuat

dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi

tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Medium cair akan memberi

kesempatan bakteri untuk menyebar dan tercampur dengan seluruh nutrisi sehingga

lebih cocok untuk mengoptimumkan pertumbuhan mikroba.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sumber karbohidrat,

Aspergillus niger, Bekatul, Ca(OH)2, Sekam padi, H2SO4, Urea, NaOH, KH2PO4,

Aquades, dan MgSO4.7H2O. Alat yang digunakan adalah petridish, beaker glass,

Erlenmeyer, gelas ukur, buret, statif, dan klem, pipet, inkubator, dan oven . Langkah

kerja yang dilakukan dibagi menjadi 2 bagian yaitu penyiapan media dan analisa hasil.

Seharusnya semakin lama waktu fermentasi maka semakin rendah pH larutan

tersebut karena makin banyak asam sitrat yang dihasilkan. Dalam praktikum yang telah

dilakukan tidak sesuai dengan teori yang seharusnya. Hal ini disebabkan oleh

keberadaan nutrient urea.Semakin hari, volume titran yang dibutuhkan semakin banyak

dikarenakan hasil fermentasi dari Aspergillus niger yang menghasilkan asam sitrat.

KH2PO4 diperlukan pada media fermentasi sebagai nutrisi agar mikroba dapat tumbuh.

Kondisi optimum pembentukan Aspergillus niger dan pembentukan asam sitrat adalah

pada pH 2, suhu 28-290C, laju pengadukan 120 rpm dan waktu fermentasi 1-2 minggu.

Hati-hati saat mengambil Aspergillus niger dengan kawat osse. Sterilkan ruang

aseptik dengan alkohol sebelum digunakan. Cermat dalam pembuatan reagen, berhati-

hatilah saat menimbang. Dan cuci alat dengan bersih sebelum digunakan.

Page 2: Asam Sitrat Acc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan

buah tumbuhan genus Citrus(jeruk – jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet

yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan

dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara

dalam siklus asam sitrat, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup, sehingga

ditemukan pada hampir semua makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat

pembersih yang ramah lingkungan sebagai antioksidan. Asam sitrat terdapat pada

berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat

mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk

purut). Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7.

Asam sitrat digunakan oleh banyak industri didunia sebagai bahan baku

produksi seperti industri makanan, minuman, farmasi, kosmetik, dan lain-lain.

Berdasarkan kenyataan bahwa penggunaan asam sitrat yang luas dalam dunia industri,

maka kebutuhan pemenuhan bagi asam sitrat baik di dalam maupun luar negeri masih

sangat besar. (Damayanti, 2010)

1.2. Tujuan Praktikum

1. Untuk membuat asam sitrat dari sari buah semangka dengan cara fermentasi

menggunakan media semi padat.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penyediaan nutrient yang berbeda

terhadap hasil fermentasi asam sitrat dari sari buah semangka.

1.3. Manfaat Praktikum

1. Mahasiswa mampu membuat asam sitrat dari sari buah semangka dengan cara

fermentasi menggunakan media semi padat.

2. Mahasiswa mengetahui bagaimana pengaruh penyediaan nutrient yang berbeda

terhadap hasil fermentasi asam sitrat dari sari buah semangka.

Page 3: Asam Sitrat Acc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Asam Sitrat

Asam sitrat merupakan senyawa intermediet dari asam organik yang

berbentuk kristal atau serbuk. Pemecahan karbohidrat dengan cara fermentasi dapat

menghasilkan berbagai macam senyawa organik diantaranya adalah asam sitrat. Dengan

enzim amylase, glukoamilase, atau amiloglukosidase, senyawa karbohidrat akan

dipecah menjadi glukosa, dan melalui jalur EMP glukosa akan diubah menjadi

asam piruvat. Asam piruvat melalui siklus krebs atau siklus TCA akan diubah

menjadi asam sitrat. Kapang (mold) Aspergillus niger adalah kapang yang dapat

menghasilkan enzim yang dapat mengubah karbohidrat menjadi asam sitrat.

Penggunaan asam sitrat untuk industri misalnya makanan, minuman, dan farmasi.

(Oktavia, 2010)

2.2. Landasan Teori

Teori Aspergillus niger

Banyak jenis mikroba yang dapat digunakan dalam pembuatan asam sitrat,

diantaranya A. niger, A. wentii, A. ciavatus, Penicillum luteum. Diantara semuanya, A.

niger merupakan galur yang paling produktif. A. niger termasuk salah satu jenis kapang.

Berbeda dengan bakteri dan khamir, kapang adalah multiseluler, terdiri dari banyak sel

yang bergabung menjadi satu.Melalui mikroskop dapat dilihat bahwa kapang terdiri

dari benang yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa disebut miselium. Kapang tumbuh

dengan cara memperpanjang hifa pada ujungnya. Kapang dapat berwarna hitam, putih

atau lainnya. Secara biokimia kapang bersifat aktif karena merupakan organisme

saprofit. Organisme ini dapat menguraikan bahan-bahan organik kompleks menjadi

bahan yang lebih sederhana. (Damayanti, 2010)

2.3. Reaksi Pembuatan Asam Sitrat dan Permuniannya

a) Reaksi Pembentukan

(C6H10O5)n(s) + n(H2O)(l) (C12H22O11)(s)

Karbohidrat sukrosa

(C12H22O11)(s) + (H2O)(l) C6H12O6(s) + C6H12O5(s)

Glukosa fruktosa

Page 4: Asam Sitrat Acc

C6H12O6(s) + O2(g) C6H8O7(s) + 2H2O(l)

As. sitrat

b) Reaksi Permunian

C6H8O7(s) + 3 Ca(OH)2(l) Ca3(C6H5O7)2(s) + 6 H2O(l)

Ca. Sitrat

Ca3(C6H5O7)2(s) + 3 H2SO4(l) 3 CaSO4(s) + 2 C6H8O7(s)

Ca. Sulfat As. Sitrat

C6H8O7(s) + 3 NaOH(l) Na3(C6H8O7)(s) + 3 H2O(l)

Na. Sitrat

2.4. Hal-Hal yang Berpengaruh

a) Waktu 7 hari adalah optimum, bila kurang dari 7 hari, bahan baku belum

terfermentasi semua. Bila lebih mungkin asam sitrat berubah menjadi asam oksalat.

b) Mikroba

Pada percobaan ini digunakan jamur Aspergillus niger. Keuntungan dari

penggunaan jamur ini adalah penanganannya mudah, dapat digunakan bahan baku yang

murah, yield tinggi dan konsisten, serta ekonomis.

c) Jangan menaruh petri dalam keadaan terbalik, karena percobaan dalam surface

culture.

d) Konsentrasi gula awal

Konsentrasi gula awal menentukan yield asam sitrat dan asam organik lain.

Untuk Aspergillus niger adalah 15-18%, jika lebih dari 18% tidak ekonomis dan

jika kurang dari 15% terbentuk asam oksalat.

e) pH

Pengaturan pH sangat penting dalam fermentasi. Ini disebabkan pada pH tertentu,

strerilisasi mudah dilakukan. Sterilisasi mula-mula dilakukan pada pH 2,2 atau

lebih rendah. Sebagai pengatur digunakan asam klorida. Sedang pH yang baik 3,4 -

4,5. Pada pH tinggi dihasilkan asam oksalat. Untuk kondisi tertentu (misal percobaan)

kadang akan menghasilkan enzim yang hanya berfungsi mengubah karbohidrat

menjadi asam sitrat. Untuk kondisi lain akan dihasilkan enzim yang lain pula.

Page 5: Asam Sitrat Acc

f) Pemberian Oksigen

Pemberian oksigen yang terlalu banyak menimbulkan efek merugikan bagi hasil

asam sitrat. Sebaliknya, bila pemberian oksigen terlalu sedikit akan kurang

menguntungkan.

g) Suhu

Suhu yang baik adalah 26 – 28oC. Jika lebih dari 30

oC, keasaman naik dan akibatnya

ada asam oksalat.

h) Komposisi Media Fermentasi

KOMPONEN KUANTITAS

Sukrosa 125-150

Ammonium Nitrat 2,0-2,5

Potassium Dihidrogen Phospat 0,75-1,0

Magnesium Sulfat 0,20-0,25

HCl (untuk pengaturan pH)

2.5. Perbedaan Media Semi Padat dan Cair

Media semi padat (semisolid) yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4%

sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, dan tidak begitu cair. Media semi solid

dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media

tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang

tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk

cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini

dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi

oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen

meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata

diseluruh media.

Media cair yaitu media yang mengandung larutan cair dari satu atau lebih bahan.

Media cair tidak mengandung agar. Contohnya adalah NB(Nutrient Broth), LB(Lactose

Broth). Medium cair akan memberi kesempatan bakteri untuk menyebar dan tercampur

dengan seluruh nutrisi sehingga lebih cocok untuk mengoptimumkan pertumbuhan

mikroba. Dapat juga untuk mengetahui karakter suatu mikroba berdasarkan kebutuhan

oksigen. (Pradhika, 2014)

Page 6: Asam Sitrat Acc

2.6. Enzim yang Dihasilkan Aspergillus niger

Enzim dihasilkan oleh semua mahkluk hidup untuk mengkatalis reaksi biokimia

dalam tubuh mahkluk hidup tersebut sehingga reaksi-reaksi itu dapat berlangsung lebih

cepat. Aktivitas enzim di lingkungan yang terjadi pada berbagai sumber

mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Mikroorganisme ini menghasilkan enzim

intraseluler dan enzim ekstraseluler. Enzim intraseluler merupakan enzim yang

langsung digunakan didalam sel dan sering ditemukan pada bagian membran dari

sebuah organel sel. Enzim ekstraseluler merupakan merupakan enzim yang dilepas dari

sel ke lingkungan untuk menghidrolisis polimer dilingkungan, seperti selulosa,

hemiselulosa, lignin, atau juga untuk menfasilitasi kebutuhan metabolismenya

(Maier.et,al, 2000).

Enzim ekstraseluler yang dihasilkan Aspergillus niger diantaranya, enzim

selulase, enzim kitinase, α-amilase, β-amilase, glukoamilase, katalase, pektinase, lipase,

laktase, invertase, asam protease (Rat ledge, 1994).

Substrat merupakan sumber nutrien utama bagi jamur. Dalam pertumbuhannya,

Aspergillus niger berhubungan langsung dengan makanan yang terdapat dalam substrat.

Molekul sederhana yang terdapat disekeliling hifa dapat langsung diserap, sedangkan

molekul yang lebih kompleks seperti selulosa, protein, pati dan protein harus dipecah

atau dipisah terlebih dahulu sebelum diserap kedalam sel dengan menghasilkan

beberapa enzim ekstraseluler. Bahan organik didalam substrat digunakan oleh jamur

Aspergillus niger untuk aktivitas transport, pemeliharaan struktur sel dan mobilitas

(pergerakan) sel (Hardjo,et.al, 1989).

Enzim selulase dihasilkan oleh berbagai jenis mikroorganisme diantaranya

bakteri dan fungi. Meskipun banyak mikroorganisme yang dapat mendegadrasi selulosa

(polisakarida), hanya beberapa mikroorganisme yang memproduksi enzim selulase

dalam jumlah yang signifikan yang mampu menghidrolisa kristal selulosa secara invitra.

Fungi adalah mikroorganisme utama yang dapat memproduksi enzim selulase,

meskipun beberapa bakteri telah dilaporkan juga menghasilkan aktivitas selulase, fungi

berfilamen seperti Trichoderma dan Aspergillus sangat efisien dalam memproduksi

enzim selulase (Aderemi dkk, 2008).

Kitin merupakan selulosa alami yang banyak terdapat pada hewan arthopoda yang

merupakan komponen eksoskeleton dan komponen dinding sel fungi maupun bakteri.

Senyawa kitin dapat didegradasi secara kimia dan enzimatik. Degadrasi kitin secara

enzimatik yaitu dengan menggunakan enzim kitinase yang dihasilkan oleh bakteri

maupun fungi (Aderemi dkk, 2008).

Page 7: Asam Sitrat Acc

2.7. Fungsi Penambahan Nutrient

Hasil analisa variabel penambahan nutrien dari data dapat dilihat bahwa

penambahan nutrient nitrogen dari senyawa ammonium nitrat yang semakin banyak

maka dihasilkan asam sitrat yang terbaik (Soedarmaji, 2000). Hal ini disebabkan

nitrogen merupakan unsur makromolekul yang paling banyak dibutuhkan bagi

pertumbuhan Aspergillus niger. Semakin banyak nutrisi nitrogen maka laju

pertumbuhan mikroba meningkat dan mengakibatkan jumlah pertumbuhan mikroba

meningkat dan mengakibatkan jumlah gula terkonversi menjadi asam sitrat semakin

bertambah. Selain itu penambahan nutrien nitrogen dari senyawa ammonium nitrat

dapat berfungsi untuk menurunkan pH media fermentasi karena pada proses fermentasi

asam sitrat dibutuhkan pH yang rendah. Jadi dengan pH yang rendah dapat dihasilkan

asam sitrat dengan lebih optimal.

Penambahan nutrien magnesium dari senyawa magnesium sulfat yang semakin

banyak maka dihasilkan asam sitrat yang baik juga setelah penambahan nutrien nitrogen

dari senyawa ammonium nitrat. Hal ini disebabkan Magnesium dapat mengubah

glukosa menjadi asam piruvat yang menyebabkan pembentukan asam sitrat menjadi

lebih cepat.

Penambahan nutrien bekatul yang semakin banyak maka dihasilkan asam sitrat

yang baik setelah penambahan nutrien magnesium dari senyawa magnesium sulfat. Hal

ini disebabkan bekatul merupakan sumber vitamin b bagi pertumbuhan Aspergillus

niger.

Sedangkan pada penambahan nutrien phospat dari senyawa kalium phospat yang

semakin banyak maka dihasilkan asam sitrat yang kurang optimal (Soedarmaji, 2000).

Hal ini disebabkan penambahan phospat yang terlalu banyak akan mengakibatkan

pembentukan asam – asam lain selain asam sitrat sehingga asam sitrat yang dihasilkan

kurang optimal.

Page 8: Asam Sitrat Acc

2.8. Komposisi Gizi pada Semangka

Calorie Information

Amounts Per Selected Serving

%DV

Calories 30.0 (126 kJ)

2%

From Carbohydrate 26.7 (112vkJ)

From Fat 1.3 (5.4 kJ)

From Protein 2.0 (8.4 kJ)

From Alcohol 0.0 (0.0 kJ)

Carbohydrates

Amounts Per Selected Serving

%DV

Total Carbohydrate 7.5 g

3%

Dietary Fiber 0.4 g

2%

Starch 0.0g

Sugars 6.2 g

Sucrose 1210 mg

Glucose 1580 mg

Fructose 3360 mg

Lactose 0.0 mg

Maltose 60.0 mg

Galactose 0.0 mg

Fats & Fatty Acids

Amounts Per Selected Serving

%DV

Total Fat 0.2 g

0%

Protein & Amino Acids

Amounts Per Selected Serving

%DV

Protein

1% 0,6 gr

Vitamins

Amounts Per Selected Serving

%DV

Vitamin A 569 IU

11%

Vitamin C 8.1mg

13%

Vitamin D ~

Vitamin E (Alpha Tocopherol)

0.1 mg 0%

Minerals

Amounts Per Selected Serving

%DV

Calcium

7.0mg 1%

Iron 0.2 mg

1%

Magnesium 10.0 mg

2%

Phosphorus 11.0 mg

1%

Potassium 112 mg

3%

Sodium

1.0 mg 0%

Zinc 0.1 mg

1%

Copper 0.0 mg

2%

Manganese 0.0 mg

2%

Selenium

0.4 mcg 1%

Fluoride

1.5 mcg

Page 9: Asam Sitrat Acc

Other

Amounts Per Selected Serving

%DV

Alcohol 0.0 g

Water 91.5 g

Ash 0.3 g

Page 10: Asam Sitrat Acc

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan yang Digunakan

3.1.1. Bahan

1. Sari buah semangka 7. Aspergillus niger

2. Bekatul 20 gr 8. Ca(OH)2 5 gr

3. Sekam padi 20 gr 9. H2SO4

4. Urea 4 gr 10. NaOH 0,1 N 500 ml

5. KH2PO4 3 gr 11. Aquades

6. MgSO4.7H2O 2 gr

3.1.2 Alat

1. Petridish

2. Beaker glass

3. Erlenmeyer

4. Gelas ukur

5. Buret, statif, dan klem

6. Pipet

7. Inkubator untuk fase semi padat

8. Inkubator untuk fase cair

9. Oven

3.2. Gambar Alat

Petridish Beaker Glass Erlenmeyer

Page 11: Asam Sitrat Acc

Gelas Ukur Buret, statif, klem Pipet tetes

Inkubator Oven

3.3. Variabel Operasi

Tabel 3.1 Data variabel operasi

MgSO4 KH2PO4 Urea Sekam Bekatul pH Hari

Variabel 1 1 gr 2 gr 2 gr 10 gr 10 gr 2 7

Variabel 2 1 gr 1 gr 2 gr 10 gr 10 gr 3 7

3.4. Cara Kerja

3.4.1. Pembuatan biakan kapang/starter/suspensi spora

1. Siapkan media untuk pembiakan kapang (mold)

2. Buat biakan Aspergillus niger pada media tersebut.

3. Inkubasikan pada 28oC atau 30

oC selama 2-4 hari.

4. Larutkan spora hasil pembiakan di atas dengan air steril.

Agar selalu dapat dipertahankan percobaan dalam keadaan aseptik, lakukanlah

pembuatan suspensi spora di atas dalam keadaan aseptik.

Page 12: Asam Sitrat Acc

3.4.2. Fermentasi pada media semi cair

1. Siapkan sumber karbohidrat yang akan digunakan, ukur sumber

karbohidrat sesuai variabel lalu tambahkan nutrient – nutrient dan aquadest

hingga volume menjadi 100mL dalam erlenmeyer lalu ditutup dengan

alumunium foil.

2. Atur pH sesuai variabel.

3. Sterilkan pada 121oC selama ±15 menit menggunakan oven lalu didinginkan.

4. Setelah dingin, tanami dengan suspensi Aspergillus niger secara aseptik di ruang

aseptik.

5. Cara penanaman suspensi spora:

Menyiapkan kawat osse, bunsen, alkohol, dan HCl.

Semprot ruang aseptik dengan menggunakan alkohol dan diamkan

selama ± 1 menit. Lalu bisa dilakukan penanaman suspensi spora.

Penanaman suspensi spora dilakukan dengan cara mensterilkan kawat

osse: Panaskan kawat osse menggunakan bunsen kemudian memasukkan

ke larutan HCl kemudian panaskan kawat osse lagi.

Ambil beberapa kawat osse Aspergillus niger dari biakan murni yang

telah disediakan dan masukkan ke dalam sampel yang sudah di oven,

lalu siap di inkubasikan.

6. Inkubasikan selama 7 hari sesuai variabel pada 28oC – 30

oC (dalam inkubator

goyang).

Setelah selesai inkubasi, saring dengan kertas saring atau pompa vakum dan

filtratnya ditest untuk asam sitratnya.

Analisa Hasil

o Panaskan filtrat yang diperoleh dari percobaan di atas sampai 70oC.

Tambahkan larutan sebanyak 10 mL. Buat larutan Ca(OH)2 dengan

melarutkan 5gr Ca(OH)2 dengan aquadest sampai 50 mL (jaga temperatur

konstan).

o Endapan yang timbul cepat-cepat disaring (dalam keadaan panas 70oC),

kemudian dicuci dengan air panas 70oC. Endapan tersebut adalah Kalsium

Sitrat.

o Keringkan endapan di oven kemudian timbang beratnya. Catat beratnya.

o Endapan tersebut dilarutkan dengan H2SO4 encer, sesuai perhitungan, saring

dengan kertas saring. Filtratnya merupakan asam sitrat dan endapannya

adalah Kalsium Sulfat.

o Untuk mengetahui berat asam sitrat yang diperoleh pada percobaan, titrasi

filtrat tersebut dengan NaOH 0,1N. Catat kebutuhan titran.

Page 13: Asam Sitrat Acc

* Menghitung kebutuhan H2SO4 encer

Ca3(C6H5O7)2(s) + 3H2SO4(l) 3CaSO4(s) + 2C6H8O7(s)

3A mol

Buat larutan H2SO4 dengan melarutkan 5 mL H2SO4 pekat menjadi 100 mL

gr H2SO4 = vol H2SO4 . H2SO4 . kadar H2SO4

= 5 mL . 1,84 gr/cm3 . 100/98

= 9,39 gr

Molar H2SO4 =

=

=

= 0,958 M

Molar H2SO4 = mol / V

0,958 M =

V = ............ L = ................... mL

Page 14: Asam Sitrat Acc

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Percobaan

Tabel 4.1. Analisa Hasil pada Masing-Masing Variabel

Variabel Param

eter Hari I Hari II Hari V Hari VI

Variabel I

pH 3 3 3 3

Volu

me

titran

25,5 ml 25,7 ml 25,8 ml 32,6 ml

Variabel II

pH 3 3 3 4

Volu

me

titran

12 ml 12,2 ml 12,4 ml 15 ml

4.2. Pembahasan

4.2.1. Hubungan Waktu Fermentasi (Hari) terhadap pH

Gambar 4.1 Hubungan Waktu Fermentasi vs pH

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan pH seiring

bertambahnya waktu fermentasi. Pada variabel 1, pH awalnya adalah 2 kemudian naik

menjadi 3. Pada variabel 2, pH awalnya adalah 3 kemudian naik menjadi 4. Seharusnya

semakin lama waktu fermentasi maka semakin rendah pH larutan tersebut karena makin

banyak asam sitrat yang dihasilkan. Mekanismenya pertama-tama, asetilko-A hasil

dari reaksi antara (dekarboksilasi oksidatif) masuk kedalam siklus dan bergabung

0

1

2

3

4

5

0 1 2 3 4 5 6 7 8

pH

Waktu Fermentasi

variabel 1

variabel 2

Page 15: Asam Sitrat Acc

dengan asam oksaloasetat membentuk asam sitrat. Setelah "mengantar" asetil masuk

kedalam siklus Krebs, ko-A memisahkan diri dari asetil dan keluar dari siklus.

Kemudian, asam sitrat mengalami pengurangan dan penambahan satu molekul air

sehingga terbentuk asam isositrat. Lalu, asam isositrat mengalami oksidasi dengan

melepas ion H+, yang kemudian mereduksi NAD

+ menjadi NADH, dan melepaskan

satu molekul CO2 dan membentuk asam a-ketoglutarat (baca: asam alpha

ketoglutarat). Setelah itu, asam a-ketoglutarat kembali melepaskan satu molekul

CO2, dan teroksidasi dengan melepaskan satu ion H+ yang kembali mereduksi

NAD+ menjadi NADH. Selain itu, asam a-ketoglutarat mendapatkan tambahan satu ko-

A dan membentuk suksinil ko-A. Setelah terbentuk suksinilko-A, molekul ko-A

kembali meninggalkan siklus, sehingga terbentuk asam suksinat. Pelepasan ko-A dan

perubahan suksinilko-A menjadi asam suksinat menghasilkan cukup energi untuk

menggabungkan satu molekul ADP dan satu gugus fosfat anorganik menjadi satu

molekul ATP. Kemudian, asam suksina mengalami oksidasi dan melepaskan dua ion

H+, yang kemudian diterima oleh FAD dan membentuk FADH2, dan terbentuklah asam

fumarat. Satu molekul air kemudian ditambahkan ke asam fumarat dan menyebabkan

perubahan susunan (ikatan) substrat pada asam fumarat, karena itu asam fumarat

berubah menjadi asam malat. Terakhir, asam malat mengalami oksidasi dan kembali

melepaskan satu ion H+, yang kemudian diterima oleh NAD

+ dan membentuk NADH,

dan asam oksaloasetat kembali terbentuk dan sehingga fenomena ini menyebabkan

penurunan pH terhadap media fermentasi.

Dalam praktikum yang telah dilakukan tidak sesuai dengan teori yang

seharusnya. Hal ini disebabkan oleh keberadaan nutrient urea. Hal ini menjadi sumber

nitrogen untuk Aspergillus niger. Aspergillus niger akan mengurai nutrient urea ini

menjadi gas NH3 dan CO2. Gas NH3 ini akan bereaksi dengan H2O menjadi NH4OH

yang bersifat basa. Sehingga akan menaikkan pH media fermentasi.

(Sunarya, 2007).

Page 16: Asam Sitrat Acc

4.2.2. Hubungan Hari dan Volume Titran

Gambar 4.2 Hubungan Hari vs Volume Titran

Dari gambar 4.2. dapat dilihat hubungan antara volume titran dari hari ke hari.

Semakin hari, volume titran yang dibutuhkan semakin banyak dikarenakan hasil

fermentasi dari Aspergillus niger yang menghasilkan asam sitrat Namun, jumlah

volume titran yang dibutuhkan untuk sampel 1 dan 2 berbeda karena pH untuk sampel 1

memiliki kadar pH yang lebih rendah dibandingkan pada sampel 2 sehingga

membutuhkan NaOH yang lebih banyak untuk melakukan netralisasi. Selain itu jumlah

KH2PO4 yang berfungsi sebagai larutan penyangga pada sampel 1 lebih banyak

dibandingkan pada sampel 2 sehingga pH pada sampel 1 lebih stabil dan tidak naik lagi

ke pH yang kurang asam. Reaksi fermentasi oleh Aspergillus niger ini sendiri lebih baik

pada kondisi sekitar pH 2 sehingga hasil dari fermentasi asam sitrat menjadi lebih

banyak pada sampel 1 (Manfaati, 2011).

4.2.3. Kegunaan KH2PO4

Media fermentasi untuk biosintesis asam sitrat terdiri dari substrat yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorganisme, terutama terdiri dari substrat yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorgaisme terutama sumber karbon, nitrogen dan

fosfor. Selain itu air dan udara dapat pula dimasukkan sebagai substrat fermentasi.

Kondisi operasi fermentasi asam sitrat:

1. Jenis media mengandung sukrosa, KH2PO4, MgSO4, (NH4)2CO3, FeCl3, dan

HCl

2. pH media 2

3. Suhu 29 °C

(Arief Satrio dkk., 2012)

Jumlah optimum KH2PO4 yang dapat ditambahkan adalah 0,14 gram apabila

menerapkan media sintetis H.J Peppler. Oleh karena itu KH2PO4 diperlukan pada media

fermentasi sebagai nutrisi agar mikroba dapat tumbuh. (Manfaati, 2011)

0

5

10

15

20

25

30

35

sampel 1

sampel 2

Volume titran (ml)

kamis jumat senin selasa

Hari

Page 17: Asam Sitrat Acc

4.2.4. Pengaturan pH pada Fermentasi Asam Sitrat

Asam sitrat merupakan produk metabolit primer dari fermentasi substrat yang

mengandung unsur karbon oleh jamur Aspergillus niger. Kondisi optimum

pembentukan Aspergillus niger dan pembentukan asam sitrat adalah pada pH 2, suhu

28-290C, laju pengadukan 120 rpm dan waktu fermentasi 1-2 minggu (Manfaati, 2011).

Penurunan pH menyebabkan produksi asam sitrat berkurang. Hal ini disebabkan

pada pH rendah ion ferosinida lebih toksik bagi pertumbuhan miselium. Pada pH yang

tinggi terjadi akumulasi asam oksalat (Maulana, 2011).

Page 18: Asam Sitrat Acc

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. pH larutan meningkat seiring bertambahnya hari. Hal ini dikarenakan

keberadaan nutrient urea. Hal ini menjadi sumber nitrogen untuk Aspergillus

niger. Aspergillus niger akan mengurai nutrient urea ini menjadi gas NH3 dan

CO2. Gas NH3 ini akan bereaksi dengan H2O menjadi NH4OH yang bersifat basa.

Sehingga akan menaikkan pH media fermentasi.

2. Volume titran yang dibutuhkan semakin banyak dikarenakan hasil fermentasi

dari Aspergillus niger yang menghasilkan asam sitrat.

3. Kondisi optimum pembentukan Aspergillus niger dan pembentukan asam sitrat

adalah pada pH 2, suhu 28-290C, laju pengadukan 120 rpm dan waktu fermentasi

1-2 minggu

5.2. Saran

1. Hati-hati saat mengambil Aspergillus niger.

2. Sterilkan ruang aseptik dengan alkohol sebelum digunakan.

3. Tutup baik-baik mulut erlenmeyer agak tidak robek saat diinkubasi goyang.

4. Cermat dalam pembuatan reagen.

5. Cuci alat dengan bersih sebelum digunakan.

Page 19: Asam Sitrat Acc

DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Oktavia.2010. Pabrik Asam Sitrat dari Nira Siwalan Dengan Proses

Submerged Fermentation. Surabaya: ITS.

Manfaati, Rintis.2011.Pengaruh Komposisi Media Fermentasi Terhadap

Produksi Asam Sitrat Oleh Aspergillus niger.Bandung: Politeknik Negeri Bandung.

Maulana.2011. Pembuatan Pabrik Asam Sitrat. Yogyakarta: UPN Veteran.

Satrio, Arief.2012. Fermentasi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger. Bandung:

Politeknik Negeri Bandung.

Sunarya.2007.Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: Setia Purna Inves.

Page 20: Asam Sitrat Acc

LEMBAR PERHITUNGAN

Keterangan :

Fp = 10

Vt = 1,8 x 10-5

BM = 192 gr/mol

1. Variabel 1

a. Hari ke – 0, pH = 2

b. Hari ke – 1, V NaOH = 25,5 ml

= 0,797

c. Hari ke – 2, V NaOH = 25,7 ml

= 0,795

d. Hari ke – 5, V NaOH = 25,8 ml

Page 21: Asam Sitrat Acc

= 0,794

e. Hari ke – 6, V NaOH = 32,6 ml

= 0,743

2. Variabel 2

a. Hari ke – 0, pH = 3

b. Hari ke – 1, V NaOH = 12 ml

= 0,96

c. Hari ke – 2, V NaOH = 12,2 ml

= 0,957

d. Hari ke – 5, V NaOH = 12,4 ml

= 0,953

Page 22: Asam Sitrat Acc

e. Hari ke – 6, V NaOH = 15 ml

= 0,912