22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji tiga buah hipotesis yaitu hubungan antara environmental performance dengan financial performance; environmental performance dengan CSR disclosure sehingga penelitian ini termasuk penelitian kausal yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan permasalahan berupa hubungan pengaruh antar variable (Sularso, 2003:30). Penelitian ini bersifat cross sectional, karena penelitian ini hanya mengambil sampel waktu dan kejadian pada suatu saat tertentu, yaitu pada tahun 2006– 2009. B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah keseluruhan kelompok, peristiwa atau suatu ketertarikan yang ingin diselidiki oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri manufaktur dan non 20

BAB III (Repaired)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III (Repaired)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji tiga buah hipotesis yaitu hubungan

antara environmental performance dengan financial performance;

environmental performance dengan CSR disclosure sehingga penelitian ini

termasuk penelitian kausal yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk

mengungkapkan permasalahan berupa hubungan pengaruh antar variable

(Sularso, 2003:30). Penelitian ini bersifat cross sectional, karena penelitian

ini hanya mengambil sampel waktu dan kejadian pada suatu saat tertentu,

yaitu pada tahun 2006– 2009.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah keseluruhan kelompok, peristiwa atau suatu ketertarikan

yang ingin diselidiki oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh perusahaan industri manufaktur dan non manufaktur yang tercatat di

Bursa Efek Indonesia (BEI). Penggunaan perusahaan yang tercatat di BEI

sebagai populasi karena perusahaan tersebut mempunyai kewajiban untuk

menyampaikan laporan tahunan kepada pihak luar perusahaan, sehingga

memungkinkan data laporan tahunan tersebut diperoleh dalam penelitian ini.

Sedangkan sampel adalah subkelompok atau sebagian dari populasi. Dengan

mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat

digeneralisasikan terhadap populasi penelitian (Sekaran, 2000). Sampel

20

Page 2: BAB III (Repaired)

21

dalam penelitian ini adalah industri manufaktur, pertambangan umum, migas

dan kehutanan go-pubic yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam

Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) pada tahun 2006-2010.

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling,

yang berarti sampel ditarik sejumlah tertentu dari populasi dengan

menggunakan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini sampel yang diambil

harus memenuhi karakteristik yang disyaratkan. Secara umum, karakteristik

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Industri sampel adalah industri yang bergerak dibidang manufaktur,

pertambangan umum, migas dan kehutanan yang go public dan terdaftar di

Bursa Efek Indonesia serta menerbitkan laporan keuangan (annual report)

pada tahun 2006-2009

2. Perusahaan yang dipilih sebagai sampel adalah industri yang bergerak

dibidang manufaktur, pertambangan umum, migas dan kehutanan yang

telah mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam

Pengelolaan Lingkungan Hidup tahun 2006-2010.

Alasan diambilnya keempat jenis industri tersebut sebagai sampel adalah

industri tersebut juga memiliki tingkat resiko lingkungan yang tinggi karena

bahan baku untuk proses produksi diambil langsung dari alam.

C. Data dan Metode Pengumpulan Data

Secara umum data penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara

Page 3: BAB III (Repaired)

22

langsung dari responden. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara

tidak langsung dari responden (Sekaran, 2006). Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang dibuat atau dikumpulkan

oleh pihak luar (Sekaran, 2000:211). Penelitian ini menggunakan data

sekunder berupa laporan tahunan (yang diterbitkan perusahaan go public)

perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur, pertambangan

umum, migas dan kehutanan pada tahun 2006, 2007, 2008, 2009 yang

diperoleh dari Indonesia Stock Exchange.

Metode pengumpulan data yang akan digunakan untuk dianalisis dalam

penelitian ini adalah metode dokumenter, karena data yang dikumpulkan

adalah data sekunder dalam bentuk laporan keuangan perusahaan yang

dijadikan subjek penelitian.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel dependen: Economic Performance dan CSR Disclosure

a. Economic performance.

Menurut Al-Tuwaijri, et al. (2004) dalam Ignatius Bondan Suratno,

Darsono, Siti Mutmainah (2006) economic performance dinyatakan dalam

skala hitung:

(P1 – P0 ) + Div - MeRI

P0

Keterangan :

P1 = harga saham akhir tahun

Page 4: BAB III (Repaired)

23

P0 = harga saham awal tahun

Div = pembagian dividen

MeRI = median return industry

b. CSR Disclosure

Pendekatan untuk menghitung CSRI pada dasarnya menggunakan

pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian

diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan

(Haniffa dan Cooke dalam Bramer S Pavelin, 2006). Selanjutnya, skor

dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor

untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSRI adalah sebagai

berikut: (Haniffa dan Cooke dalam Bramer S Pavelin, 2006)

Keterangan:

CSRIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index

perusahaan j

nj : jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 78

Xij : dummy variable, 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item

i tidak diungkapkan

Dengan demikian, 0 ≤ CSRIj ≤ 1.

2. Variabel Independen: Environmental Performance

Page 5: BAB III (Repaired)

24

Environmental Performance menurut Ignatius Bondan Suratno, Darsono,

Siti Muthmainah (2006) adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan

lingkungan yang baik (green). Environmental performance perusahaan

diukur dari prestasi perusahaan mengikuti program PROPER yang

merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan

Hidup (KLH) untuk mendorong penataan perusahaan dalam pengelolaan

lingkungan hidup melalui instrument informasi. Environmental

Performance yang diproksi dengan rating kinerja PROPER dalam lima

kode warna rating dari mulai yang terbaik sampai industry dengan kinerja

lingkungan terburuk yaitu: emas, hijau, biru, merah, dan hitam.

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol yang ditetapkan dalam penelitian ini diukur seperti pada

uraian di bawah:

a. Growth Opportunities, diukur dengan rasio pasar saham terhadap nilai

buku modal saham sebagai proksi untuk peluang pertumbuhan masa

depan.

Growth Opportunities = Nilai Pasar Ekuitas x 100%

Nilai Buku Ekuitas

b. Environmental Concern, diukur dari partisipasi perusahaan mengikuti

program sertifikasi ISO seri 14000. Informasi mengenai keikutsertaan

perusahaan di Indonesia yang mengikuti PROPER dapat diperoleh dari

database Kementrian Lingkungan Hidup dan sumber lainnya.

Environmental Concern diukur dengan menggunakan Environmental

Page 6: BAB III (Repaired)

25

Concern scoring, apabila perusahaan berpartisipasi dalam mengikuti

serifikasi ISO seri 14000 maka diberi skor 1, jika tidak maka akan

diberi skor 0.

c. Ukuran perusahaan (size)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya Haniffa dan Cooke

dalam Bramer S Pavelin, 2006 maka penelitian ini menggunakan

proxy natural logaritma dari total aset untuk mengukur size

perusahaan.

d. Leverage

Diukur dengan menggunakan total kewajiban dibagi dengan total aset.

Leverage=Total UtangTotal Aset

e.Komposisi Dewan

Tata kelola perusahaan harus dianggap memiliki pengaruh terhadap

pengungkapan, dikarenakan dewan direksi yang mengatur

pengungkapan informasi dalam laporan tahunan dan karena itu

Page 7: BAB III (Repaired)

26

pengungkapan merupakan fungsi dari konstitusi dewan (Haniffa dan

Cooke dalam Bramer S pavelin, 2006).

Komposisi Dewan Komisaris=Σ jumlahdewan komisaris independenΣ jumlah dewan komisaris

f.Sensitivitas Industri

Dalam studi ini, sensitivitas industri diukur melalui apakah suatu

perusahaan memiliki risiko lebih untuk dikritik dalam masalah-masalah

lingkungan karena kegiatan mereka yang melibatkan risiko yang lebih tinggi

mengenai dampak lingkungan (seperti memiliki sumber daya alam, deplesi atau

polusi) (Bramer S Pavelin, 2006). Dengan demikian, berdasarkan literatur

sebelumnya, berikut ini sektor industri yang memiliki sensitivitas atas dampak

lingkungan diidentifikasi sebagai berikut: pertambangan, minyak dan gas, bahan

kimia, construction dan bahan bangunan, kehutanan dan kertas, baja dan logam

lainnya, listrik, distribusi gas dan air.

4. Teknik Analisis Data

Data sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan

berbagai pengujian statistik. Analisis data tidak hanya digunakan untuk

menguji hipotesis tetapi juga untuk pengujian statistik lainnya.

Page 8: BAB III (Repaired)

27

1. Uji Asumsi Klasik

Berdasarkan perumusan masalah yang dibahas sebelumnya, maka

untuk mencapai tujuan penelitian, analisa data dilakukan melalui

model regresi linier berganda. Hal ini dilakukan untuk membuktikan

apakah ada hubungan antara variabel independen terhadap variabel-

vareabel dependen. Analisis regresi dapat digunakan terutama untuk

tujuan peramalan, dimana dalam model tersebut terdapat dua buah

variabel dependen dan satu variabel independen. Dalam regresi linier

berganda terdapat beberapa uji yang perlu diperhatikan sehingga

diperoleh hasil analisis yang valid. Berikut uji-uji yang dapat

dilakukan:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah penelitian

berasal dari populasi yang didistribusikan secara normal atau tidak.

Distribusi normal merupakan distribusi teoritis dari variabel

random yang kontinyu. Kurva yang menggambarkan distribusi

normal adalah kurva normal yang berbentuk simetris/berbentuk bel

(lonceng). Bentuk ini menunjukkan bahwa frkuensi dalam suatu

distribusi normal terpusat pada bagian pusat dari distribusi normal

dan nilai-nilai diatas dan dibawah rata-rata adalah sama dengan

distribusinya. Untuk menguji normalitas data, peneliti

menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Pengujian ini dilakukan untuk

mengetahui apakah nilai dua sampel yang diamati terdistribusi

Page 9: BAB III (Repaired)

28

secara normal. Kriteria pengujian dengan pengujian dua arah (two-

tailed test) yaitu dengan membandingkan probabilitas yang

diperoleh dengan taraf signifikansi 5%. Data dikatakan

berdistribusi normal jika nilai signifikansi (Sig hitung) > 0,05

(Ghozali, 2001).

b. Uji Heterokedastisitas

Menurut Ernawati, dkk, (2005) dalam Anggraini (2006),

kebanyakan cross-sectional study mengandung situasi

heterokedastisitas karena data yang diperoleh merupakan

himpunan data yang memiliki berbagai ukuran (kecil, sedang, dan

besar). Situasi heterokedastisitas akan menyebabkan penaksiran

koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien karena hasil

taksiran dapat menjadi kurang dari yang semestinya.

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari pengamatan

satu ke pengamatan lainnya tetap, maka tidak terjadi

heterokedastisitas, atau terjadi homokedastisitas (Ghozali, 2001).

Metode yang digunakan untuk menguji heterokedastisitas adalah

dengan membuat grafik plot. Deteksi ada tidaknya

heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya

pola tertentu pada grafik scatterplot, jika ada pola tertentu seperti

titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur

Page 10: BAB III (Repaired)

29

(bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada

pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka

0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali,

2001). Metode yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas

dalam penelitian ini adalah metode Glejser. Ada tidaknya

heteroskedastisitas dilihat dari signifikabsiβ >0,05 maka tidak

terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Ghozali (2001) mendefinisikan multikolinearitas sebagai suatu

situasi adanya korelasi variabel-variabel independen diantara satu

dan yang lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen

saling berkolerasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel

independen yang bersifat ortogonal adalah variabel independen

yang nilai korelasi di antara semuanya sama dengan nol. Jika

terdapat korelasi yang sempurna di antara sesama variabel

independen sehingga nilai koefisien korelasi diantara sesama

variabel independen sama dengan satu, maka konsekuensinya

adalah sebagai berikut :

a) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat diperkirakan.

b) Nilai standar eror setiap koefisien regresi menjadi tidak

terhingga.

Page 11: BAB III (Repaired)

30

Ada tidaknya multikolinearitas antarvariabel independen dilihat

dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF).

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen

manakah yang dijelaskan variabel independen lainnya. Tolerance

mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak

dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai cutoff untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <

0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2001).

d. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2001), uji autokolerasi bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada

periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi

yang bebas dari autokorelasi. Jenis pengujian yang digunakan

untuk mengetahui adanya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji Durbin-Watson adalah

sebagai berikut :

1) regresi untuk mendapatkan nilai d,

2) mencari nilai kritis dL dan dU,

3) ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan cara :

jika d < dL : terjadi autokorelasi positif.

jika d > 4-dL : terjadi autokorelasi negatif.

jika dU < d < 4-dU : tidak terjadi autokorelasi.

Page 12: BAB III (Repaired)

31

jika dL ¿ d ¿ dU atau 1-dU ¿ d ¿ 4-dL : berarti tidak dapat ditarik

kesimpulan.

2. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan model regresi linear

berganda dengan persamaan berikut ini :

CSR disclosure = (Environmental performance + Variabel Kontrol)

CSRI=α 0+α1 EvP+α2 Size+α3 IS+α 4 BC+ε .. .. . .. .. .(1)

Economic Performance = (Environmental performance + Variabel

Kontrol)

EcP=β0+β1 EvP+β2 GO+β3 Lv+ε . . .. .. . .. .(2)

Keterangan:

EcP = Economic performance (kinerja ekonomi yang

dicapai)

Page 13: BAB III (Repaired)

32

EvP = Environmental performance (kinerja lingkungan

yang dicapai perusahaan).

CSRI = CSR disclosure (pengungkapan CSR oleh

perusahaan dalam laporan tahunan)

GO = Growth opportunities (peluang untuk tumbuh

dimasa depan).

SIZE = Ukuran perusahaan

LV = Tingkat leverage perusahaan

IS = Industry Sensitivity (sensitivitas perusahaan

terhadap lingkungan)

BC = Board Composition (komposisi dewan komisaris)

α 0 β0 = intercept (parameter)

α 1. .. . . n β1 . .. . .n

= koefisien regresi

a. Uji koefisien determinasi (R2)

Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam

menerangkan variabel independen. Tapi, karena R2 mengandung kelemahan

mendasar di mana adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang

dimasukkan dalam model. Oleh karena itu, pada penelitian ini yang

digunakan adjusted R2 berkisar antar nol dan satu. Jika nilai adjusted R2

Page 14: BAB III (Repaired)

33

makin mendekati satu maka makin baik kemampuan model tersebut dalam

menjelaskan variabel dependen dan sebaliknya.

b. Uji Regresi Simultan (Uji F)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan melihat nilai

signifikansi F. Jika nilai signifikansi F lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis

alternatif tidak dapat ditolak atau dengan = 5% variabel independen secara

statistis mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama

c. Uji Regresi Parsial (Uji t)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan dari

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Apabila tingkat

signifikansi yang diperoleh (p-value) lebih kecil dari 0,05 maka H0 dapat

ditolak atau dengan

= 5% variabel independen tersebut berhubungan secara statistis terhadap

variabel dependennya. Dasar pengambilan keputusan dalam pengujian ini

adalah jika probabilitas < 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa

karakteristik perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

sosial perusahaan (yaitu pengalaman internasional perusahaan, size, industri

afiliasi, pengungkapan media, leverage, profitabilitas dan konsentrasi

kepemilikan). Dan sebaliknya jika probabilitas > 0,05 maka dapat diambil

kesimpulan bahwa karakteristik perusahaan berpengaruh signifikan terhadap

Page 15: BAB III (Repaired)

34

pengungkapan sosial (yaitu pengalaman internasional perusahaan, size,

industri afiliasi, pengungkapan media, leverage, profitabilitas dan konsentrasi

kepemilikan).