Upload
imam-fahmi
View
328
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
1/27
BAB 1
PENDAHULUAN
Di negara sedang berkembang maupun di negara maju, penyakit infeksi masih
merupakan masalah medis yang sangat penting oleh karena angka kematiannya masih
cukup tinggi. Diantara penyakit infeksi yang amat berbahaya adalah infeksi Susunan
Saraf Pusat (SSP) termasuk ke dalamnya meningitis dan ensefalitis. Meningitis
sinonim dengan leptomeningitis yang berarti adanya suatu infeksi selaput otak yang
melibatkan arachnoid dan piamater sedangkan ensefalitis adalah adanya infeksi pada
jaringan parenkim otak.
Penyakit infeksi susunan saraf pusat memiliki angka kematian di atas 5!,
jika seseorang selamat dari infeksi otak umumnya mengalami kecacatan mulai dari
lumpuh hingga koma.
Susunan saraf pusat merupakan bagian tubuh yang paling terlindungi atau
yang paling terakhir kena, jadi kalau otak sudah terkena infeksi akan sangat mungkin
mempengaruhi organ lainnya di tubuh dan fungsinya menjadi terganggu.
"ejala dari infeksi ini seringkali tidak khas yang secara umum mengalami
demam dan sakit kepala. #ika setelah beberapa hari tidak membaik atau ada gejala
lanjutan seperti kejang dan sakit kepala yang semakin parah segera lakukan
pemeriksaan lebih lanjut. $ntuk diagnostic dini memang tidak mudah, karenanya
proses pencarian penyebabnya harus progresif agar bisa ditangani dengan baik.
$ntuk diagnosis pastinya dilakukan pemeriksaan cairan otak agar bisa
diketahui penyebab pastinya apakah akibat infeksi %irus, bakteri, jamur, parasit ataucacing pita. #ika prosedur ini dilakukan dengan cepat dan progresif maka bisa
mengurangi kecacatan yang timbul.
1 | P a g e
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
2/27
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
&nfeksi ialah in%asi dan multiplikasi kuman (mikro'organisme) di dalam jaringan
tubuh. #adi infeksi susunan saraf pusat ialah in%asi dan multiplikasi kuman (mikro'
organisme) di dalam susunan saraf.
2.2 Klasifikasi infeksi pada susunan saraf pusat
2.2.1 enin!itis
2.2.1.1. Anat"#i #enin!ea
tak mengatur dan mengkordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi
tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh
dan suhu tubuh. tak juga bertanggung jaab atas fungsi seperti pengenalan, emosi.
ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya. tak
dilindungi oleh kranium, meningea*selaput otak dan +S (Liquor CerebroSpinal).
Meningea terdiri atas - lapisan, yaitu
/) Duramater
+uar melapisi tengkorak
Dalam membentuk falk serebri, falk serebelli, tentorium serebellin. Membentuk
sinus sagitalis*longitudinalis superior dan inferior.
0) 1rakhnoid 2erdapat granulasi arackhnoid, dilalui +S
-) Piamater Melekat pada otak * sumsum tulang.
2 | P a g e
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
3/27
"ambar - 1natomi lapisan meningea cranium
+S (Liquor Cerebro Spinal)berada pada rongga'rongga otak (%entrikel) di
dalam ruang subarakhnoid, diproduksi oleh ple3us khoroid. Pada sumsum tulang
berada di kanalis sentralis 4 ruang subarakhnoid. Sifat bening, alkali, tekanan 6
/7 mm air. 8erfungsi sebagai buffer, bantalan fisik, nutrisi jaringan syaraf.
Pemeriksaan +S dilakukan dengan punksi +umbal (9+ /'0) dan punksi fontanel(7)
2.2.1.2 Definisi
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan
medulla spinalis) dan disebabkan oleh %irus, bakteri atau organ'organ jamur
(Smelt:er, 0/).
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh
salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok,
;emophilus influen:a dan bahan aseptis (%irus) (+ong, /
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
4/27
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan
spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi 4
=ita, 0/).
2.2.1.$ Eti"l"!i
/. 8akteri
Merupakan penyebab tersering dari meningitis, adapun beberapa bakteri yang
secara umum diketahui dapat menyebabkan meningitis adalah
> ;aemophillus influen:ae
> ?esseria meningitides (meningococcal)
> Diplococcus pneumoniae (pneumococcal)
> Streptococcus, grup 1
> Staphylococcus aureus
> @scherichia coli
> Alebsiella
> Proteus> Pseudomonas
0. 9irus
Merupakan penyebab sering lainnya selain bakteri. &nfeksi karena %irus ini
biasanya bersifat Bself'limittingC, dimana akan mengalami penyembuhan
sendiri dan penyembuhan bersifat sempurna
-. #amur
7. Proto:oa (Donna D., /
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
5/27
2.2.1.% Klasifikasi enin!itis
/. Meningitis purulenta
adalah radang selaput otak (aracnoid dan piamater) yang menimbulkan
eksudasi berupa pus, disebabkan oleh kuman non spesifik dan non %irus.
Penyakit ini lebih sering didapatkan pada anak daripada orang deasa.
Meningitis purulenta pada umumnya sebagai akibat komplikasi penyakit lain.
Auman secara hematogen sampai keselaput otak misalnya pada penyakit
penyakit faringotonsilitis, pneumonia, bronchopneumonia, endokarditis dan lain
lain. Dapat pula sebagai perluasan perkontinuitatum dari peradangan organ *
jaringan didekat selaput otak, misalnya abses otak, otitis media, mastoiditis dan
lain lain.Penyebab meningitis purulenta adalah sejenis kuman pneomococcus,
hemofilus influen:a, stafhylococcus, streptococcus, @.coli, meningococcus, dan
salmonella.
0. Meningitis serosa ( tuberculosa )
Meningitis tuberculosa masih sering dijumpai di &ndonesia, pada anak dan
orang deasa. Meningitis tuberculosa terjadi akibat komplikasi penyebab
tuberculosis primer, biasanya dari paru paru. Meningitis bukan terjadi karena
terinpeksi selaput otak langsung penyebaran hematogen, tetapi biasanya
skunder melalui pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sumsum tulang
belakang atau %ertebra yang kemudian pecah kedalam rongga archnoid.
2.2.1.5 Patofsiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari orofaring dan diikuti dengan
septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Saluran %ena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran
5 | P a g e
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
6/27
mastoid menuju otak dan dekat saluran %ena'%ena meningen semuanya ini
penghubung yang menyokong perkembangan bakteri. rganisme masuk ke dalam
aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di baah
korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral.
#aringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen,
%askulitis dan hipoperfusi. @ksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak
dan medula spinalis. =adang juga menyebar ke dinding membran %entrikel
serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis
intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah
pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan 2&A.
2.2.1.& anifestasi Klinis
"ejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan 2&A
/. Sakit kepala dan demam (gejala aal yang sering)
0. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan
koma.
-. &ritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb
a) =igiditas nukal (kaku leher). $paya untuk fleksi kepala mengalami
kesukaran karena adanya spasme otot'otot leher.
b) 2anda kernig positif ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan
fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
c) 2anda brud:inki bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi
lutut dan pinggul. 8ila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas baah pada
salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremitas yangberlaanan.
7. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
5. Aejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan 2&A akibat
eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda'tanda perubahan
6 | P a g e
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
7/27
karakteristik tanda'tanda %ital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi),
pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat
kesadaran.
. 1danya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
2.2.1.' Pe#eriksaan Penun(an!
/. 1nalisis SS dari pungsi lumbal
a) Meningitis bakterial tekanan meningkat, cairan keruh*berkabut, jumlah
sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip
terhadap beberapa jenis bakteri.
b) Meningitis %irus tekanan ber%ariasi, cairan SS biasanya jernih, sel
darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur
biasanya negatif, kultur %irus biasanya dengan prosedur khusus.
0. "lukosa serum meningkat ( meningitis )
-. +D; serum meningkat ( meningitis bakteri )
7. Sel darah putih sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi
bakteri )
5. @lektrolit darah 1bnormal .
. @S=*+@D meningkat pada meningitis
E. Aultur darah* hidung* tenggorokan* urine dapat mengindikasikan daerah
pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
F. M=&*2'scan dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran*letak
%entrikel hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
8/27
-.Sindroma neural neurotropik
2.2.1.) K"#plikasi
Aomplikasi akut meningitis adalah kejang pembentukan
abses,hidrosefalus,sekresi hormone deuretik yang tidak sesuai ,dan syok
septic.
2.2.1.+ Penatalaksanaan
2erapi antibiotik diberikan secepatnya setelah didapatkan hasil kultur. Pada
orang deasa, 8en:yl penicillin " dengan dosis /'0 juta unit diberikan secara
intra%ena setiap 0 jam. Pada anak dengan berat badan /'0 kg. Diberikan F juta
unit*hari,anak dengan berat badan kurang dari / kg diberikan 7 juta unit*hari.
1mpicillin dapat ditambahkan dengan dosis -'7 mg*Ag88*hari untuk
deasa dan /'0 mg*Ag88* untuk anak'anak. $ntuk pasien yang alergi
terhadap penicillin, dapat dibrikan sampai 5 hari bebas panas.
2erapi suporti%e seperti memelihara status hidrasi danoksigenasi harus
diperhatikan untuk keberhasilan terapi. $ntuk D&, beberapa penulis
merekomendasikan pemberian heparin 5'/. unit diberikan dengan
pemberian cepat secara intra%ena dan dipertahankan pada dosis yang cukup untuk
memperpanjang clotting time danpartial thromboplastin time menjadi 0 atau -
kali harga normal. $ntuk mengontrol kejang diberikan anticon%ulsan. Pada udem
cerebri dapat diberikan osmotik diuretik atau corticosteroid, tetapi hanya bila
didapatkan tanda aal dari impending herniasi.
8 | P a g e
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
9/27
2.2.1.1, Pen-e!aan
/. &munisasi
9aksin meningococcus sangat penting untuk epidemis controlling di ?egara
ketiga dimana selalu terdapat infeksi meningococcus group 1, dengan epidemi
setiap beberapa tahun. &munitas yang didapat tidak bertahan selamanya, dan akan
berkurang dalam -'5 tahun setelah %aksinasi.
ommittee (/
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
10/27
0. Aemoprofilaksis
=esiko untuk terkena meningitis menjadi tinggi segera setelah kontak dengan
penderita, dimana kebanyakan kasus timbul pada minggu pertama setelah kontak,
paling lambat dalam 0 bulan. Pada kasus dengan penderita, secepatnya harus
diberikan chemoprophyla3is. Aontak didefinisikan sebagai keluarga, peraat yang
kontak dengan sekret oral dari pasien dan petugas kesehatan yang melakukan
tindakan resusitas mouth to mouth secara langsung.
2.2.1.1, Pr"!n"sis()
Mortalitas meningitis bacterial akut kira'kira /! dari keseluruhan lebih
tinggi pada infeksi streptococcus pneumonia.penyakit pnemokokus juga lebih sering
menyebabkan gejala sisa jangka panjang seperti hidrosefalus palsi ner%us cranial
defisit %isual dan motorik,serta epilepsi.
1nak dengan meningitis bakterialis akut dapat mengalami gangguan
perilaku ,kesulitan belajar,hilangnya pendengaran dan epilepsy.
10 | P a g e
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
11/27
2.2.2 Ensefalitis
2.2.2.1 Definisi
@nsefalitis merupakan infeksi difus yang menyebabkan inflamasi jaringan parenkim
otak. /,5@nsefalitis dapat disebabkan oleh beberapa jenis %irus,seperti %irus herpes
dan beberapa jenis 1rbo %irus. Mikroorganisme lainnya juga dapat menyebabkan
ensefalitis diantaranya proto:oa terutama 2o3oplasmosis gondii dan bakteri seperti
Mycoplasma pneumonia. 5
@nsefalitis merupakan diagnosis patologi yang seharusnya ditegakkan dengan
mengkonfirmasi dari sampel jaringan otak baik dengan autopsi atau biopsi. ?amun,
pada prakteknya diagnosis ensefalitis dapat ditegakkan jika pada pasien ditemukan
gejala'gejala berupa demam, nyeri kepala hebat, penurunan kesadaran, kejang dan
tanda'tanda neurologik fokal serta pada pemeriksaan penunjang ditemukan sel'sel
inflamasi pada cairan serebrospinal atau pencitraan yang menunjukkan adanya
inflamasi. +uasnya kerusakan jaringan otak dan munculan klinis tidak hanya
bergantung pada %irulensi kuman tetapi juga status imunitas dari host.5,
2.2.2.2 Epide#i"l"!i
@nsefalitis menyebabkan morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi. &nsiden
ensefalitis beragam dari beberapa studi yang dilakukan namun secara umum berkisar
antara -,5'E,7 per /. pasien. @nsefalitis dapat menyerang kedua gender, baik
laki'laki ataupun perempuan, namun beberapa studi menunjukan insiden sedikit lebih
tinggi pada laki'laki dibanding perempuan. F
@nsefalitis ;erpes simple3 diperkirakan terjadi pada / dari 05. hingga /
dari 5. indi%idu setiap tahunnya. Di 1merika perkiraan insiden sekitar / dari
-. indi%idu, hampir sama dengan insiden di &nggris dan Sedia.F
11 | P a g e
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
12/27
2.2.2.$ ETI/L/0I/)
Alasifikasi yang diajukan oleh =obin berdasarkan etiologi %irus
/. &nfeksi %irus yang bersifat epidemik
a. "olongan entero%irus Poliomyelitis, %irus o3sackie, %irus @;.
b. "olongan %irus 1=8 Western equine encephalitis, St. Louis
encephalitis, Eastern equine encephalitis, Japanese B encephalitis,
Russian spring summer encephalitis, Murra !alle encephalitis.
0. &nfeksi %irus yang bersifat sporadik =abies, ;erpes simple3, ;erpes
:oster, +imfogranuloma, Mumps, +ymphocytic choriomeningitis dan jenis
lain yang dianggap disebabkan oleh %irus tetapi belum jelas.
-. @nsefalitis pasca infeksi pasca morbili, pasca %arisela, pasca rubela,
pasca %aksinia, pasca mononukleosis infeksious dan jenis'jenis yang
mengikuti infeksi traktus respiratorius yang tidak spesifik./
Alasifikasi berdasarkan penyebab
@nsefalitis supurati%a
8akteri penyebab ensefalitis supurati%a adalah staphylococcus
aureus,streptococcus,@.coli dan M.tuberculosa.
@nsefalitis 9iral
/. 9irus D?1 herpes simple3 %irus (;S9'/, ;S9'0), %irus herpes lainnya
(;;9', @89, 9G9, cytomegalo%irus) dan adeno%irus (sebagai contoh
serotype/,,E,/0,-0)
0. 9irus =?1 paramikso %irus(%irus parotitis,morbili),rabdo%irus(%irus
rabies)entero %irus(%irus polio,co3sakie)
12 | P a g e
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
13/27
8akterial
Mycobacterium tuberculosis, Mycoplasma pneumoniae, +isteria monocytogenes,
8orrelia burdgorferi (lyme disease), 2ropheryma hippeli (HhippleIs disease),
lepstospira, brucella, legionella, Salmonella typhii (typhoid fe%er), nocardia,
actinomyces, 2reponema pallidum (meningo%ascular syphilis) dan seluruh penyebab
meningitis bakterial (piogenik).
=ickettsia
J =ickettsia rickettsii (=ocky Mountain Spotted Ke%er), =ickettsia typhii (endemic
typhus)
J =ickettsia proa:ekii (epidemic typhus), o3iella burnetii (L fe%er).
Kungal
ryptococcosis, coccidioidomycosis, histoplasmosis, ?orth 1merican 8lastomycosis,
candidiasis
Parasit
;uman 1frican 2rypanosomiasis, 2o3oplasma gonsii, ?agleria foleri, @chinococcus
granulosus,schistosomiasis
2.2.2.% PAT/0ENESIS DAN PAT/ISI/L/0I
9irus dapat menyebabkan kerusakan neural SSP melalui in%asi langsung dan akibat
multiplikasi aktif %irus (ensefalitis primer atau infeksius) atau melalui mekanisme
respon autoimun jaringan SSP terhadap antigen %irus pada infeksi sistemik ( acute
"isseminate" encephalomelitis # 1D@M).
9irus menyebar ke SSP melalui dua mekanisme utama
(/) Penyebaran hematogen
13 | P a g e
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
14/27
Setelah masuk ke tubuh, %irus bermultiplikasi secara lokal kemudian dapat
terjadi %iremia dan bersarangnya %irus diretikulo'endotelial sistem (=@S)
terutama dihati. +impa, kelenjar limfe, dan kadang'kadang muskulus. Dengan
berlanjutnya replikasi, %iremia sekunder memungkinkan bersarangnya %irus
diorgan lain termasuk SSP.
Pada umumnya %irus dapat dicegah masuk kejaringan SSP oleh saar darah
otak. 9irus dibersihkan dalam darah oleh sistem retikuolendotelial, teteapi bila
terjadi %iremia masif atau terdapat keadaan lain yang menguntungkan %irus,
maka %irus akan masuk SSP melalui pleksus koroideus, migrasi fagosit yang
terinfeksi, replikasi %irus dalam sel endotel atau transfer pasif melalui saar
darah otak.
(0) Penyebaran neuronal
Penyebaran neuronal (lebih jarang) terjadi melaui saraf perifer dan kranial.
9irus masuk jaringan SSP secara sentripetal melalui transmisi aksonal
sepanjang endoneurium, sel Schann dan fibrosit sraf. Penyebaran neuronal
dapat terjadi pada rabies, herpes simpleks, 9G9, dan %irus polio. ;S9 dapat
menyebar ke SSP melalui neuron olfaktorius dimukosa hidung, kemudian
melaui ?.olfaktorius terjadi sinaps dibulbus olfaktorius diotak.
9irus tertentu lebih menyenangi sel otak tertentu, misalnya %irus polio
menyukai sel motorik, rabies menyukai sel limbik dan mumps menyukai sel
ependimal. Aorteks serebral, terutama lobus temporal sering mengalami
kerusakan berat oleh %irus herpes simpleks arbo%irus cendrung melibatkan
seluruh otak sedangkan predileksi kelainan pada rabies ialah pada daerah
basal otak. Aeterlibatan medula spinalis, akar saraf dan saraf perifer
ber%ariasi.
14 | P a g e
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
15/27
Aelainan neurologis pada ensefalitis disebabkan oleh
&n%asi dan perusakan langsung pada jaringan otak oleh %irus yang sedang
berkembang biak
=eaksi jaringan saraf pasien terhadap antigen %irus yang akan berakibat
demielinisasi, kerusakan %ascular, dan para%askular.
=eaksi akti%asi %irus neurotropik yang bersifat laten.
8iasanya ensefalitis %irus dibagi dalam - kelompok
$. @nsefalitis primer yang bisa disebabkan oleh infeksi %irus kelompok herpes
simple%s,!irus in&luen'a, EC ( Enteric Ctophatic uman rphan ),
Co*sac%ie, "an !irus arbo.
+. @nsefalitis primer yang belum diketahui penyebabnya.
. @nsefalitis para'infeksiosa, yaitu ensefalitis yang timbul sebagai komplikasi
penyakit %irus yang sudah dikenal seperti rubeola, !arisela, herpes 'oster,
parotitis epi"emi%a, mononu%leosis in&e%siosa dan lain'lain. 7
Seberapa berat kerusakan yang terjadi pada SSP tergantung dari %irulensi
%irus, kekuatan teraupetik dari system imun dan agen'agen tubuh yang dapat
menghambat multiplikasi %irus. 8anyak %irus yang penyebarannya melalui manusia.
?yamuk atau kutu menginokulasi %irus 1rbo, sedang %irus rabies ditularkan melalui
gigitan binatang. Pada beberapa %irus seperti %arisella':oster dan citomegalo %irus,
pejamu dengan sistem imun yang lemah, merupakan faktor resiko utama.
Pada umumnya, %irus bereplikasi diluar SSP dan menyebar baik melalui
peredaran darah atau melalui sistem neural (9irus ;erpes Simpleks, 9irus 9arisella
Goster). Setelah meleati saar darah otak, %irus memasuki sel'sel neural yang
mengakibatkan fungsi'fungsi sel menjadi rusak, kongesti peri%askular, dan respons
inflamasi yang secara difus menyebabkan ketidakseimbangan substansia abu'abu
(nigra) dengan substansia putih (alba). 1danya patologi fokal disebabkan karena
terdapat reseptor'reseptor membran sel saraf yang hanya ditemukan pada bagian'
15 | P a g e
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
16/27
bagian khusus otak. Sebagai contoh, %irus herpes simpleks mempunyai predileksi
pada lobus temporal medial dan inferior. 0
Patogenesis dari ensefalitis herpes simpleks sampai sekarang masih belum
jelas dimengerti. &nfeksi otak diperkirakan terjadi karena adanya transmisi neural
secara langsung dari perifer ke otak melaui saraf trigeminus atau olfaktorius.
9irus herpes simpleks tipe & ditransfer melalui jalan nafas dan ludah.&nfeksi
primer biasanya terjadi pada anak'anak dan remaja.8iasanya subklinis atau berupa
somatitis, faringitis atau penyakit saluran nafas. Aelainan neurologis merupakan
komplikasi dari reakti%asi %irus.Pada infeksi primer, %irus menjadi laten dalam
ganglia trigeminal. 8eberapa tahun kemudian,rangsangan non spesifik menyebabkan
reakti%asi yang biasanya bermanifestasi sebagai herpes labialis.0
Pada ensefalitis bakterial, organisme piogenik masuk ke dalam otak melalui
peredaran darah, penyebaran langsung, komplikasi luka tembus. Penyebaran melalui
peredaran darah dalam bentuk sepsis atau berasal dari radang fokal di bagian lain di
16 | P a g e
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
17/27
dekat otak. Penyebaran langsung dapat melalui tromboflebitis, osteomielitis, infeksi
telinga bagian tengah dan sinus paranasalis. Mula'mula terjadi peradangan supuratif
pada jaringan otak. 8iasanya terdapat di bagian substantia alba, karena bagian ini
kurang mendapat suplai darah. Proses peradangan ini membentuk eksudat, trombosis
septik pada pembuluh'pembuluh darah dan agregasi leukosit yang sudah mati. Di
daerah yang mengalami peradangan tadi timbul edema, perlunakan dan kongesti
jaringan otak disertai peradangan kecil. Di sekeliling abses terdapat pembuluh darah
dan infiltrasi leukosit. 8agian tengah kemudian melunak dan membentuk ruang
abses. Mula'mula dindingnya tidak begitu kuat, kemudian terbentuk dinding kuat
membentuk kapsul yang konsentris. Di sekeliling abses terjadi infiltrasi leukosit
PM?, sel'sel plasma dan limfosit. 1bses dapat membesar, kemudian pecah dan
masuk ke dalam %entrikulus atau ruang subarakhnoid yang dapat mengakibatkan
meningitis. Proses radang pada ensefalitis %irus selain terjadi jaringan otak saja, juga
sering mengenai jaringan selaput otak. leh karena itu ensefalitis %irus lebih tepat
bila disebut sebagai meningo ensefalitis. 7
Plasmodium falsiparun menyebabkan eritrosit yang terifeksi menjadi lengket.
Sel'sel darah yang lengket satu sama lainnya dapat menyumbat kapiler'kapiler dalam
otak. 1kibatnya timbul daerah'daerah mikro infark. "ejala'gejala neurologist timbul
karena kerusakan jaringan otak yang terjadi. Pada malaria serebral ini, dapat timbul
kon%ulsi dan koma. Pada to3oplasmosis kongenital, radang terjadi pada pia'arakhnoid
dan tersebar dalam jaringan otak terutama dalam jaringan korteks. 7
Sangatlah sukar untuk menentukan etiologi dari ensefalitis, bahkan pada
postmortem. Aecuali pada kasus'kasus non %iral seperti malaria falsifarum dan
ensefalitis fungal, dimana dapat ditemukan indentifikasi morfologik. Pada kasus %iral,
gambaran khas dapat dijumpai pada rabies (badan negri) atau %irus herpes (badan
inklusi intranuklear). 7
17 | P a g e
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
18/27
"ambar /. Patofisiologi ensefalitis %iral.//
2.2.2. Dia!n"sis
Diagnosis ensefalitis ditegakan berdasarkan manifestasi klinis dan pemeriksaan
penunjang.
2.2.2..1 0e(ala klinis
Masa inkubasi kurang lebih 5'/ hari. Pada fase prodromal, pasien mengalami
malaise, dan demam yang berlangsung /'E hari. Manifestasi ensefalitis dimulai
dengan sakit kepala, muntah, perubahan personalitas dan gangguan daya ingat yang
sulit di deteksi terutama pada anak kecil,kemudian pasien dapat mengalami kejang
dan penurunan kesadaran,kejang dapat berupa kejang fokal atau umum. Aejang pada
;S9 dapat diaali oleh kejang fokal yang berkembang menjadi kejang umum. /F
Pemeriksaan neurologis biasanya menunjukkan adanya hemiparesis.
;emiparesis ini adalah manifestasi fokal yang terpenting. "ejala lain dapat berupa
disfasia, ataksia, gangguan sistem otonom, paresis saraf kranialis, dan edema papil ?
&&. Dapat juga ditemukan tanda rangsangan SSP (koma, stupor, letargi), kaku kuduk,
dan peningkatan reflek tendon./F
"ejala klinis yang muncul pada #apanese ensefalitis hampir sama dengan
ensefalitis lainnya seperti demam, nyeri kepala, muntah, meningismus dan koma.
Aejang dilaporkan terjadi pada F5! pasien anak. "ambaran muka topeng dengan
18 | P a g e
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
19/27
pandangan kosong atau meringis bisa saja di temukan serta paralisis yang menyerupai
poliomyelitis akut dapat terjadi.07
Subakut sklerosing panencephalitis memiliki gejala klinis yang hampir sama.
Penelitian Saha, dkk di 8angladesh pada 0 kasus ditemukan gangguan kognitif
(F5!), kejang mioklonik (F!), gangguan bicara (E!), gangguan berjalan (!),
disfagia (5!) dan kebutaan (0!).0E
2.2.2..2 Pe#eriksaan Penun(an!
a. Pemeriksaan darah tepi
Pemeriksaan darah tepi rutin pada ;S9 tidak spesifik. #umlah leukosit darah
tepi dapat normal atau sedikit meningkat, kadang'kadang dengan pergeseran
ke kiri.E
b. 1nalisis airan Serebrospinal
airan serebrospinal normal didapatkan pada seperempat jumlah pasien,
sisanya abnormal. Pada fase aal, leukosit P?M predominan, kemudian
berubah menjadi limfositosis. Penelitian Ghang di Shanghai dari bulan Mei
sampai #uni 0F, pada /< pasien dengan ensefalitis didapatkan abnormalitas
cairan cerebrospinal pada /5 pasien (EF,
peningkatan jumlah sel darah putih +S (/0'F 3 /*+), dan /0 pasien
memiliki kadar protein +S yang tinggi ('//- g*+) tetapi kadar glukosa
+S normal. /
1nalisis +S pada pasien ensefalitis umumnya menunjukkan adanya
pleositosis mononuklear ringan. Aonsentrasi protein biasanya meningkat
ringan atau sedang. Ditemukan juga peningkatan eosinofil yang menunjukkan
agent penyebab (terbanyak pada infeksi cacing, 2.pallidum, M.pneumoniae,
ricketsiia, .immitis dan 2.gondii). Aadar glukosa biasanya menurun secara
signifikan pada ensefalitis bakteri, sedangkan pada ensefalitis %irus bisa
menurun ataupun normal. /
19 | P a g e
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
20/27
2abel /. airan serebrospinal pada infeksi susunan saraf pusat. 5
Meningo'
ensefalitis
%irus
Meningitis
bacterial
akut
Meningitis
tuberkulosa
Kungi ?ormal
2ekanan
Harna
Sel*mm
-
Diff count
+S*glukosa
plasma rasio
Protein(g*l)
?ormal*
#ernih
5'/
+imfosit
?
?*
.5'/
Aeruh
/'5
?etrofil
N
O/
Aeruh*
kekuningan
05'5
+imfosit
N'NN(-!)
'
/.'5.
*
#ernih*keruh
'/
+imfosit
?'N
?'
.0'.5
/'0 cm
#ernih
5
+imfosit
!
.75
c. ?euroimaging
8rain 2 Scan dan M=& berguna untuk menyingkirkan kemungkinan
penyakit lain yang memiliki gejala yang mirip dengan gejala ensefalitis. 2
scan ( dengan atau tanpa kontras) hanya bisa dilakukan jika M=& tidak bisa
dilakukan, atau tidak tersedia. Halaupun sebenarnya M=& merupakan
pemeriksaan yang dapat mendeteksi secara cepat terjadinya ensefalitis. /
Setiap agen penyebab biasanya memiliki ciri tersendiri dalam
penampakan secara neuroimaging. Pada pasien dengan ensefalitis herpes
simpleks, terdapat edema dan perdarahan yang signifikan pada bagian
temporal keterlibatan lobus temporal bilateral adalah ciri yang patognomonis
pada ensefalitis herpes simpleks. Pada pasien dengan ensefalitis yang
20 | P a g e
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
21/27
disebabkan oleh fla%i%irus, M=& menunjukkan pola intensitas campuran atau
lesi hipodens pada thalamus, ganglia basalis, dan otak tengah. Pada pasien
dengan ensefalitis entero%irus, M=& memperlihatkan BK+1&= lesionsC pada
otak tengah, pons dan medulla./
"ambar 0. "ambaran M=& pada @nsefalitis herpes simpleks0
d. @@"
@@" adalah indikator yang sensitif pada disfungsi otak dan dapatmenunjukkan keterlibatan otak selama tahap aal ensefalitis. ;asil @@"
biasanya tidak spesifik tapi bisa membantu dalam menunjukkan diagnosis
etiologi dari ensefalitis. Sensitifitas @@" kira'kira F7!, tetapi spesifisitasnya
hanya -0,5!. +ebih dari F! pasien dengan ensefalitis herpes simpleks,
memberikan gambaran perio"ic laterali'ing epilepti&orm "ischarges
(perlambatan fokal di daerah temporal atau frontotemporal). "elombang tajam
dan lambat yang stereotip terjadi pada inter%al 0'- detik dan terlihat pada hari
0'/7 setelah onset gejala./ Sedangkan pada Subacute sklerosing
panencephalitis ditemukan gambaran perio"ic comple*es (kompleks
gelombang lambat dan gelombang dengan amplitudo tinggi yang timbul
secara periodik) .0E
21 | P a g e
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
22/27
"ambar -.-erio"ic laterali'ing epilepti&orm "ischargespada ensefalitis herpes
simplek.
"ambar 7."ambaran @@" padasubacute sclerosing panencephalitis. 0F
e. 2est Serologi
22 | P a g e
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
23/27
2iter antibodi terhadap ensefalitis herpes simplek dapat diperiksa dalam
serum dan cairan cerebrospinal. 2iter antibodi dalam serum tergantung apakah
infeksi merupakan infeksi primer atau infeksi rekuren. Pada infeksi primer,
antibodi dalam serum menjadi positif setelah satu sampai beberapa minggu,
sedangkan pada infeksi rekuren kita dapat menemukan peningkatan titer
antibodi dalam dua pemeriksaan, fase akut dan rekon%alesen. Aenaikan titer 7
kali lipat pada fase rekon%alesen merupakan tanda baha infeksi ensefalitis
herpes simplek sedang aktif./
2iter antibodi dalam cairan cerebrospinal merupakan indikator yang lebih
baik, karena hanya bisa diproduksi bila terjadi kerusakan saar darah otak.?amun kemunculan antibodi dalam cairan cerebrospinal sering terlambat, dan
baru dapat dideteksi pada hari /'/0 setelah permulaan sakit./ Subacute
sklerosing panencephalitis juga dapat dilakukan pemeriksaan antibody
measles pada +S dan serum.0E
f. 8iopsi otak
8aku emas dalam diagnosis @;S adalah biopsi otak dan isolasi %irus dari
jaringan otak. 8anyak pusat penelitian yang tidak mengerjakan prosedur ini
karena bahaya dan kurangnya fasilitas untuk isolasi %irus. Aelemahan lainnya
adalah kesulitan yang tinggi dan kemungkinan ditemukannya hasil negatif
palsu karena biopsi dilakukan bukan pada tempat yang tepat. Secara
makroskopis pada biopsi ditemukan perdarahan dan nekrosis pada lobus
frontal inferior dan lobus temporal. Pemeriksaan mikroskopik pada fase akut
menunjukkan adanya inflamasi pada daerah peri%askuler. Aemudian
peningkatan aktifitas mikroglia, mikroglia nodul, dan badan inklusi
intranuklear. #ika tidak diberikan terapi yang adekuat, akan terjadi nekrosis
yang kuat, peningkatan aktifitas makrofag, dan neo%askularisasi. Pada tahap
lanjut akan terjadi brain atrofi dan gliosis. Derajat kerusakan otak pada
ensefalitis herpes simplek lebih berat dibandingkan penyebab ensefalitis
lainnya./
23 | P a g e
7/24/2019 'Dokumen.tips Infeksi Susunan Saraf Pusat
24/27
"ambar 5. "ambaran makroskopis dan mikroskopis ensefalitis herpes simpleks.
0