Isi Makalahnya (Repaired)

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUANI.1LATAR BELAKANGPada masa lalu pengobatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dan sampai sekarang berkembang sangat pesat. Penelitian dan pengembangan dibidang tersebut telah dilakukan selama umur peradaban manusia, yakni sepanjang masehi dan sebelumnya. Perkembangan ilmu pengobatan telah mencapai tahap kemajuan yang cukup tinggi, dengan ditemukannya obat-obat sintetik yang derajat toksisitasnya lebih mudah untuk dikontrol. Kemajuan ini tentunya menuntut suatu konsekuensi akan akibat dari penggunaan obat-obat tersebut.Ilmu tumbuhan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, sehingga bidang pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-cabang ilmu tumbuhan sekarang telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri. Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari cara pengenalan ciri-ciri atau karakteristik obat yang berasal dari bahan alam. Oleh karena itu farmakognosi sangat penting bagi penemuan zat berkhasiat baru yang terkandung dalam tumbuhan (Depkes RI, 1995).Saat ini dengan pesatnya perkembangan penelitian dalam bidang obat, tersedia berbagai jenis pilihan obat sehingga diperlukan pertimbangan yang cermat dalam memilih obat untuk suatu penyakit. Walaupun temuan dan terobosan substansial di bidang obat telah memberikan konstribusi yang besar dalam meningkatan pelayanan kesehatan, namun perlu disadari bahwa obat dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan apabila penggunaannya tidak tepat. Obat sintesis merupakan obat yang telah banyak beredar dipasaran dengan bermacam-macam merek dan kemasan, tetapi kelemahan dari jenis obat sintesis tersebut berupa efek samping yang dihasilkan dan juga harganya yang relatif mahal, bila dibandingkan dengan obat tradisional.Pengembangan tanaman obat memilki arti yang sangat luas, tidak saja sebagai sumber bahan baku obat herbal (agromedis), namun lebih dari itu, tanaman obat dapat difungsikan sebagai agrowisata, laboratorium botani (taman botani), sumber plasma nuftah, jalur kawasan hijau, komoditi ekspor non migas, dan sebagai sumer pendapatan masyarakat setempat. Melihat begitu besarnya potensi yang dimiliki oleh tanaman obat, hal ini menjadi peluang bagi setiap daerah untuk menjadikan tanaman obat sebagai salah satu prioritas dalam pembangunan sektor ekonomi, sosial dan budaya. Disini, akan membahas tentang tanaman Terminalia chebula yang merupakan tanaman kesehatan chebulic myrobalan (Ink-kacang pohon) yang telah dipraktekkan di India dan tetangganya.I.2 RUMUSAN MASALAH1. Apa yang dimaksud dengan kosmetik?2. Apa syarat aman kandungan suatu kosmetik?3. Apa saja jenis jenis barang rumah tangga yang dapat dikategorikan sebagai suatu kosmetik?4. Apa yang dimaksud dengan bahan pewarna berbahaya dalam suatu kosmetik?5. Apa saja bahan pewarna berbahaya yang sering terdapat dalam suatu kosmetik?6. Apa saja bahan pewarna yang lazim digunakan untuk membuat suatu kosmetik?7. Bagaimana pengaruh keberadaan bahan pewarna berbahaya dalam kosmetik terhadap kesehatan konsumennya?8. Apa alasan pihak tidak bertanggung jawab menggunakan bahan pewarna berbahaya sebagai bahan dasar pembuatan kosmetik? 9. Bagaimana cara identifikasi keberadaan bahan pewarna berbahaya dalam sampel kosmetik?10. Bagaimana hasil dari uji kualitatif bahan pewarna berbahaya dalam sampel kosmetik?11. Apakah terbukti kosmetik yang diuji mengandung bahan pewarna berbahaya?12. Apakah ada batasan diperbolehkannya bahan pewarna berbahaya tertentu digunakan untuk membuat kosmetik?13. Contoh kosmetik yang telah ditetapkan pihak BPOM mengandung bahan pewarna berbahaya?14. Bagaimana cara membedakan kosmetik yang mengandung atau tidak mengandung bahan pewarna berbahaya?

I.3TUJUANTujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk :1. Mengetahui pengertian kosmetik yang sebenarnya2. Mengetahui syarat aman kandungan suatu kosmetik3. Dapat menggolongkan jenis-jenis barang rumah tangan sebagai kosmetik4. Mengetahui bahan pewarna berbahaya yang sering terdapat dalam suatu kosmetik dan pengaruhnya terhadap kesehatan konsumen. 5. Mengetahui cara identifikasi keberadaan bahan pewarna berbahaya dalam sampel kosmetik. 6. Dapat membedakan kosmetik yang mengandung atau tidak mengandung bahan pewarna berbahaya.

I.4MANFAATAdapun manfaat dari pembuatan makalah ini, yaitu :1. Paham dan mengerti terkait dengan pengertian kosmetik yang sebenarnya2. Dapat terhindar dari kesalahan pemakaian produk kosmetik yang mengandung bahan pewarna berbahaya3. Mengetahui efek yang ditimbulkan akibat penggunaan kosmetik yang mengandung bahan pewarna berbahaya4. Mampu melakukan praktik analysis keberadaan bahan pewarna berbahaya dalam kosmetik yang beredar dipasaran. 5. Agar lebih jeli lagi saat pemilihan lipstik dipasaran agar tidak mengandung rhodamine B pada lipstik yang bewarna merah.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAII.1Deskripsi Umum Tentang KosmetikKosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang terdapat disekitarnya. Sekarang kosmetik dibuat manusia tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan sintetik untuk maksud meningkatkan kecantikan. Sesuai dengan perkembangan zaman, bentuk kosmetika semakin praktis dan mudah digunakan. Menurut SK MENKES no 140/1991, kosmetik adalah sediaan/paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir & organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut untuk : membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit .Di kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah lepas dari seperangkat yang bernama kosmetik. Bisa dikatakan, baik kaum wanita maupun laki-laki menggunakan kosmetik umtuk perawatan dari rambut hingga ujung kaki. Kosmetik sendiri dalam tujuan pemakaiannya diklasifikasikan menjadi 2 golongan, yakni:1. Kosmetik maintenance : Merupakan kosmetik yang bertujuan untuk merawat kecantikan dan kesehatan kulit (dan termasuk rambut). Contohnya adalah sabun, shampoo, krim pelembab dll2. Kosmetik dekoratif : Merupakan kosmetik yang bertujuan untuk mengubah fisik (tekstur, warna) kulit (termasuk rambut dan kuku). Contohnya adalah bedak, lipstick, mascara, eye shadow, blush on, pewarna kuku, cat rambut dll.Masyarakat menganggap bahwa kosmetika tidak akan menimbulkan hal-hal yang membahayakan karena hanya ditempelkan dibagian luar kulit saja, pendapat ini tentu saja salah karena ternyata kulit mampu menyerap bahan yang melekat pada kulit. Absorpsi kosmetika melalui kulit terjadi karena kulit mempunyai celah anatomis yang dapat menjadi jalan masuk zat-zat yang melekat di atasnya. Dampak dari absorpsi ini ialah efek samping kosmetika yang dapat berlanjut menjadi efek toksik kosmetika.Kosmetik juga akan berbahaya jika mengandung bahan-bahan yang tergolong berbahaya dan dilarang, diantaranya adalah :1. Asam retinoat2. Bahan pewarna yang dilarang3. Hidrokuinon4. Kortikosteroid5. Pengawet6. Merkuri7. Arsenit8. Kadmium9. TimbalII.2Deskripsi Umum Tentang Bahan Pewarna Berbahaya Bahan pewarna berbahaya yang terkandung dalam kosmetik adalah bahan-bahan pewarna yang sudah ditetapkan oleh badan POM atau Menkes tidak boleh digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kosmetik dengan alasan-alasan tertentu. Biasanya, alasanya tersebut bisa dikarenakan merupakan pewarna untuk tekstil dan dalam sediaan kosmetika dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan sang pemakai. Klasifikasi pewarna pada lipstik berdasarkan sumbernya ada 2 yaitu pewarna alami dan pewarna sintesis. Pewarna alami adalah zat wama yang diperoleh dari akar, daun, bunga dan buah suatu tanaman atau dari bagian tubuh binatang. Contohnya warna hijau pada daun suji dan karoten dari wortel. Pewarna sintesis berasal dari reaksi antara dua atau lebih senyawa kimia. Ada banyak zat warna sintetis yang diperbolehkan terkandung dalam lipstick, diantaranya adalah merah DC, dan merah hijau No. 17. Zat warna ini mempunyai beberapa kelebihan yaitu stabil dalam jangka waktu yang lama, serta memberikan hasil yang seragam. Selain itu, zat warna sistesis yang lain yang juga diijinkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI no 445/Menkes/Per/v/1998 adalah : KodeWarnaNo. Indek warna

FD & CBlue no 142090

D & COrange no 415510

D & CRed no 545370

D & CRed no 715850

D & CRed no 1215630

D & CRed no 2145380

D & COrange no 1726100

D & CRed no 2745410

D & CRed no 3512120

D & CRed no 3612085

Adapun zat warna sintetis yang dilarang menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/Menkes/PerN/1998 diantaranya yaitu, zat warna Rhodamine B. Hal itu dikarenakan rhodamin B mengandung unsur N+ yang bersifat karsinogen. Aluminium jadi dan minyak ter, BHA (ButylatedHydroxyanisole), serta lead juga tidak diperbolehkan. Selain itu, juga ada :NoNamaKegunaanNo. Indek warna C.I No

1Jingga K1 (C.I pigmen orange, D&C orange No.17)Perona kelopak mata12075

2Merah K3 (C. I pigmen red 53, D & C red No.8)Perona kelopak mata15585

3Merah K4 (C.I. pigmen red 53:1, D & C red No.9)Perona kelopak mata15585 : 1

4Merah K10 (Rhodamin B, D & C Red No.19 C.I Food Red 15)Perona pipi dan lipstik 45170

5Merah K11Perona kelopak mata45170 :1

II.3Contoh Kosmetik Yang Telah Ditetapkan Pihak BPOM Mengandung Bahan Pewarna Berbahaya Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia pada 27 Desember 2012, di Jakarta, mengumumkan daftar 48 kosmetik berbahaya. Kosmetik tersebut diteliti sejak bulan Januari hingga Oktober 2012. Berikut rincian merk yang terjaring razia mengandung pewarna berbahaya:1. JUST MISS Lip Color Lipstick No.412. TIANNUO Lipstick Paris3. PONDS Beauty Care Make Up Lipstick Colorful Eye Shadow Two Way Cake (pink)4. PUNDS Lip Beauty Moisture5. IZOUCA Eye Shadow Two Way Cake with Pearl Nutrient6. TAILAIMEI 3 in 1 Two way cake and eye shadow no.A37. TAILAIMEI eye shadow and blusher 3 two way cake no. A128. TAILAIMEI make up kit compact powder, eye shadow blusher and lipstick No. A739. TAILAIMEI fashion make up kit eye shadow lipstick and blusher and two way cake no.A9210. TAILAIMEI make up kit eye shadow and lipstick 7 blusher and two way cake no.A8111. TAILAIMEI Make Up kit eye shadow lipstick No.A6412. TAILAIME make up kita eye shadow, blusher two way cake No.A1013. TAILAIMEI make up kit compact powder eye shadow blusher and lipstick no.A6514. TAILAIMEI make up kit eye shadow blusher two way cake15. TAILAIMEI make up kit eye shadow lipstick blusher and two way cake No.A6716. TAILAIMEI make up kit complete beauty care eye shadow17. TAILAIMEI lipstick blusher two way cake No.A8818. TAILAIMEI Make Up Kit beautiful color no.A7819. TAILAIMEI 12 Eye Shadow and 4 Blush and 3 Two way cakes20. FEVES Color Cream 0.43 Phoenix Red21. FEVES Color Cream 0.43 Phoenix Red (NA)22. FEVES Color Cream 5.36 Golden CupprumII.4. Cara Membedakan Kosmetik Yang Mengandung Atau Tidak Mengandung Bahan Pewarna BerbahayaBanyak info yang menyebutkan beberapa ciri-ciri yang dapat anda kenali jika kosmetik tersebut menggunakan bahan-bahan berbahaya, diantaranya :1. Menimbulkan gejala aneh pada tubuh Untuk ciri kosmetik berbahaya yang pertama ini dapat anda ketahui setelah anda menggunakannya. Umumnya kosmetik yang berbahaya ini menimbulkan dampak buruk bagi tubuh, misalnya anda akan mengalami iritasi pada kulit seperti gatal-gatal, munculnya kerontokan rambut, mata gatal, kulit tampak kusam dan lain sebagainya. Jika anda setelah menggunakan kosmetik tersebut merasakan beberapa gejala di atas, sebaiknya anda segera menghentikan pemakaian produk kosmetik tersebut. Hal ini juga dilakukan untuk menghindari efek yang akan lebih buruk jika anda tetap menggunakannya.2. Warna terangJika kosmetik anda memiliki warna yng lebih terang jika dibandingkan jenis kosmetik lainnya, anda perlu waspada karena hal ini tentulah hal yang mencurigakan. Umumnya warna yang terlalu terang tersebut disebabkan pada penggunaan bahan pewarna yang seharusnya untuk tekstil di gunakan dalam kosmetik anda. Kondisi ini tentunya akan sangat membahayakan diri anda.3. Komposisi tidak jelasPerlu untuk anda perhatikan ketika memilih produk kosmetik karena komposisi sangat menentukan efek dari kosmetik yang anda gunakan. Jika anda menggunakan kosmetik yang tidak jelas komposisinya, dikhawatirkan dalam kosmetik tersebut mengandung bahan-bahan berbahaya sebagai contoh adalah merkuri. Padahal saat ini bahan tersebut dilarang digunakan untuk kulit wajah.4. Memiliki Tekstur yang LengketBeberapa produk kosmetik berbahaya umumnya berbahan dasar merkuri yang dicampurkan dengan bedak dingin agar terlihat lebih encer sehingga terkadang tekstur nya sedikit lebih lengket dari krim kosmetika biasa. 5. Terasa Gatal dan PanasJika Anda perhatikan, produk kosmetik berbahan dasar kimia umumnya terasa gatal ketika digunakan. Apabila digunakan pada kulit lengan akan terasa gatal dan panas. Bahkan jika digunakan secara terus- menerus akan menyebabkan kulit Anda terlihat pucat, memerah dan bahkan gosong disertai pengelupasan kulit secara terus menerus. Selain itu, warna kulit juga akan berubah drastis dalam 1 minggu. Anda akan mendapatkan kulit putih hanya dalam 1 minggu namun disertai dengan pengelupasan berulang dan rasa perih yang hebat di sekitar wajah. 6. Kerusakan KulitSelain perubahan kulit yang menjadi putih secara signifikan, lapisan kulit epidermis Anda akan rusak dan tidak akan timbul jerawat sama sekali. Hal ini disebabkan karena kapasitas protein dan melanin pada kulit Anda sudah semakin menipis sehingga sudah tidak mampu lagi melindungi dari radiasi matahari secara langsung. Oleh sebab nya, mikroba pemicu jerwat sudah tidak mampu lagi berkembang sebab kulit Anda sudah tercemar bahan kimia dan suhu kulit sudah tidak senormal dulu.7. Kulit Biasanya Berwarna Putih Pucat, Bukan Putih MeronaSangat tampak perbedaan seseorang dengan kulit putih asli dengan kulit putih karena kosmetik buatan. Kosmetik bermerkuri akan memberikan hasil yang instan pada kulit Anda namun bukan kulit putih merona yang akan Anda dapatkan melainkan putih pucat memerah seperti daging babi rebus.8. Warna kelihatan cerah (merah menyala), sehingga tampak menarik.9. Warna tidak pudar akibat pemanasan.10. Ada sedikit rasa pahit.11. Baunya tidak alami 12. Banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen.13. Muncul rasa gatal saat dipakai14. Harganya MurahII.5. Syarat Aman Kandungan Suatu Kosmetik1. Selalu menyertakan label komposisiMenurut ulasan Make Up Artist Indonesia, label komposisi adalah panduan utama anda menentukan produk itu bisa dipertanggung jawabkan atau tidak. Label komposisi yang disertai takaran akan membantu anda mencocokkan dengan tipe kulit anda. Penyertaan label komposisi ini diatur oleh Badan obat-obatan Amerika Serikat (FDA) secara internasional. Di Indonesia, selain para produsen wajib memberi label komposisi, juga wajib mencantumkan kode registrasi dari BPOM seperti POM C atau POM CD yang diikuti nomor kode. Setiap produk yang telah berkode artinya telah lolos uji keamanan.2. Alcohol freeProduk yang aman berbahan utama sari pati alami. Alkohol dalam produk kecantikan akan menyerap air dan membuatnya lebih kering. Meski di beberapa produk kecantikan, alkohol denaturasi digunakan sebagai anti-bakteri untuk kulit berjerawat. Berhati-hati bila di dalam label anda menemukan bahan cetyl, stearyl, cetearyl, isopropyl, atau lanolin alkohol, karena semua itu jenis lemak alkohol yang lebih sensitif di kulit.3. No tested on animals atau cruelty-freeProduk yang aman selalu menyertakan Dermatology tested. Artinya, sebelum diedarkan ke pasar, produk itu telah melalui serangkaian uji coba sesuai standar pengawasan mutu dan lingkungan ketat. Sebelum diluncurkan, produk lebih dulu diujikan pada kulit sukarelawan dengan menjamin keamanan, kecocokan, dan efektivitas untuk mereka yang berkulit sensitif. Selain bahan 100 persen herbal, setiap produk kosmetik pabrik memang bisa menyertakan label "Tidak diujicoba pada hewan", tapi pada kenyataannya, kita tidak bisa benar-benar membuktikan proses itu. Termasuk bila label itu mencantumkan No new testing atau Not currently tested.4. Menyertakan kode Hypoallergenic cosmeticsSetiap kulit berisiko alergi pada beberapa produk kecantikan. Meski sama-sama berkulit kering, tapi pola makan dan faktor kebiasaan ikut membedakan cara perawatannya. Produk berlabel hypoallergenic bermaksud menginformasikan pada anda bahwa produknya bisa menekan reaksi alergi. Khususnya bagi mereka yang berkulit sensitif. Sebelum membeli produk Hypoallergenic, sebaiknya konsultasikan kondisi kulit anda pada dermatologis.5. Non-comedogenicSetiap produk yang menyertakan label non-comedogenic artinya tidak memicu pembentukan jerawat atau menyumbat pori.6. Menyertakan waktu kadaluarsaMeski tiap produk telah mencantumkan tanggal kadaluarsa, bila cara penyimpanannya salah justru mempercepat waktu kadaluarsa. Simpan di tempat yang kering dan tidak terpapar sinar matahari langsung. Penyimpanan di tempat hangat atau lembab seperti kamar mandi mempercepat kadaluarsa.II.6 Pengaruh Bahan Pewarna Berbahaya Terhadap Kesehatan KonsumenZat pewarna merah K10 misalnya, atau yang kerap dikenal dengan Rhodamin B, merupakan zat sintetis yang biasanya digunakan untuk mewarnai kertas, tinta maupun tekstil. Zat Rhodamin B tersebut sangat berbahaya bagi manusia karena bisa menyebabkan iritasi saluran pernafasan dan juga merupakan zat karsinogenik atau zat yang menjadi pemicu timbulnya kanker. Bahkan, kadar Rhodamin yang tinggi bisa menyebabkan kadar kerusakan pada hati (liver). Oleh sebab itu, ketika hendak membeli kosmetik sebaiknya kenali terlabih dahulu produk yang akan dibeli, terutama yang terkait dengan kandungan bahan kimia didalamnya.Rhodamin B dan zat warna lain yang berbahaya seperti Jingga K1, Merah K3, Merah K4 dan Merah K11 dilarang digunakan untuk produk kosmetika khususnya lipstik dan perona mata. Hal ini disebabkan pada lokasi pemakaian jenis kosmetika tersebut yaitu mulut dan kelopak mata, merupakan daerah yang paling sensitive terhadap pemakaian pewarna tekstil. Khususnya efek Rhodamin B pada mulut dapat menimbulkan iritasi sampai dengan terjadi peradangan. Jika mulut mengalami peradangan, akan berpengaruh pada pengurangan asupan makanan dan minuman. Pada akhirnya akan berpengaruh bagi buruknya kesehatan, antara lain dapat menimbulkan gangguan pada saluran pencernaaan. Kematian mungkin terjadi karena asupan gizi makanan dan minuman sudah tidak sesuai atau sangat sedikit dengan kebutuhan tubuh. Pengaruh atau efek samping yang ditimbulkan dapat dijelaskan karena proses pembuatan zat warna sintetis biasanya melalui perlakuan dengan pemberian asam sulfat atau asam nitrat sering terkontaminasi oleh logam berat yang bersifat racun. Di samping itu, perlu diingat dalam pembuatan zat warna organik sebelum mencapai produk akhir harus melalui senyawa-senyawa antara terlebih dahulu yang kadang-kadang berbahaya dan kadang-kadang tertinggal pada hasil akhir atau mungkin dapat terbentuk senyawa-senyawa baru yang berbahaya bagi kesehatan manusia.Bahaya jangka pendek diantaranya adalah mual, muntah, sakit perut, dan tekanan darah rendah. Sedangkan bahaya jangka panjangnya adalah kanker. Tanda-tanda dan gejala akut bila terpapar Rhodamin B :1.Jika terhirup dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan.2.Jika terkena kulit dapat menimbulkan iritasi pada kulit.3.Jika terkena mata dapat menimbulkan iritasi pada mata, mata kemerahan, udem pada kelopak mata.4.Jika tertelan dapat menimbulkan gejala keracunan dan air seni berwarna merah atau merah mudaII.7 Tekhnik Dan Instrument Yang Dapat Digunakan Untuk Mengetahui Ada Tidaknya Bahan Pewarna Berbahaya Dan Kadarnya (Kuantitatif) Dalam KosmetikUntuk mengetahui ada tidaknya senyawa kimia dalam suatu kosmetik, dan juga untuk mengetahui berapa kadar kandungan kimia tersebut dalam suatu kosmetik, maka dapat dilakukan dengan beberapa macam metode dan instrument yang diantaranya :1. Kromatografi lapis tipis (KLT)Kromatografi lapis tipis (KLT) sering digunakan untuk identifikasi awal. KLT adalah salah satu metode pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya. Prinsip dasar dari Kromatogarfi lapis tipis yaitu pemisahan campuran berdasarkan perbedaan distribusi senyawa pada dua fasa yang berbeda. (KLT) menggunakan fasa diam berupa plat tipis dengan lapisan bahan adsorben inert seperti silika gel ,aluminium oksida (alumina) maupun selulosn dan Fasa gerak yang sering disebut dengan eluen sebagai peralatannya. Pemilihan eluen didasarkan pada polaritas senyawa dan biasanya merupakan campuran beberapa cairan yang berbeda polaritas, sehingga didapatkan perbandingan tertentu. Eluen KLT dipilih dengan cara trial and error. Kepolaran eluen sangat berpengaruh terhadap Rf (faktor retensi) yang diperoleh (Lindsay, 1992). Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik (ascending) atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangan secara menurun (descending). KLT dapat dipakai selayaknya sebagai metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif atau preparatif. KLT juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi dan isolasi senyawa murni skala kecil (Lindsay, 1992).Data yang diperoleh dari KLT adalah nilai Rf yang berguna untuk identifikasi senyawa. Nilai Rf untuk senyawa murni dapat dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa standar. Nilai Rf dapat didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik asal dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut dari titik asal. Senyawa yang mempunyai Rf lebih besar berarti mempunyai kepolaran yang rendah, begitu juga sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan fasa diam bersifat polar. Senyawa yang lebih polar akan tertahan kuat pada fasa diam, sehingga menghasilkan nilai Rf yang rendah. Oleh karena itu bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1,0.. Rf KLT yang bagus berkisar antara 0,2 - 0,8. Jika Rf terlalu tinggi, yang harus dilakukan adalah mengurangi kepolaran eluen, dan sebaliknya (Suharman, 1995).

Keuntungan dalam penggunaan KLT adalah :1. analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya.2. Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaannya lebih mudah dan lebih murah dibandingkan dengan kromatografi kolom. 3. Demikian juga peralatan yang digunakan. Dalam kromatografi lapis tipis, peralatan yang digunakan lebih sederhana dan dapat dikatakan hampir semua laboratorium dapat melaksanakan setiap saat secara cepat. 4. Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak (Suharman, 1995).

2. High Performance Liquid Chromatography (HPLC)Kromatografi cair berperforma tinggi atau biasa yang disebut dengan High Performance Liquid Chromatography (HPLC) merupakan salah satu teknik kromatografi untuk zat cair yang biasanya disertai dengan tekanan tinggi. HPLC digunakan untuk memisahkan molekul berdasarkan perbedaan afinitasnya terhadap zat padat tertentu. Cairan yang akan dipisahkan merupakan fasa cair dan zat padatnya merupakan fasa diam (stasioner). Teknik ini sangat berguna untuk memisahkan beberapa senyawa sekaligus karena setiap senyawa mempunyai afinitas selektif antara fasa diam tertentu dan fasa gerak tertentu. Dengan bantuan detector serta integrator kita akan mendapatkan kromatogram. Kromatogram memuat waktu tambat serta tinggi puncak suatu senyawa (Suharman, 1995).HPLC adalah teknik yang berkembang dari kromatografi kolom yang memiliki beberapa keuntungan diantaranya ukuran fasa diamnya lebih kecil, kolom lebih pendek sehingga waktu elusi atau waktu retensi (tR) lebih pendek dan analisisnya berlangsung cepat, pelarut dan kolom dapat dipakai berulang kali serta ketepatan dan ketelitiannya yang relatif tinggi. Apabila dibandingkan dengan kromatografi gas maka HPLC tidak dipengaruhi oleh volatilitas dan stabilitas bahan. Zat- zat dengan kepolaran berbeda yaitu antara sedikit polar sampai polar dapat dipisahkan dengan HPLC berdasarkan partisi cair-cair. Selain itu, keuntungannya yang lain adalah :a) Asam-asam nukleat dapat dipisahkan dengan kolom penukar ion yang dikombinasikan dengan kolom butiran berlapis zat berpori.b) Dapat memisahkan vitamin- vitamin yang larut dalam air.c) Digunakan untuk menentukan berat molekul polimer dan masalah-masalah biokimia.d) Dapat digunakan untuk memurnikan dan mengidentifikasi suatu senyawa.e) Mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran dengan daya memisah yang tinggi.f) Dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan analisis.g) Dapat digunakan bermacan-macam detektor dengan kepekaan yang tinggi.h) Kolom dapat digunakan kembali.i) Waktu analisa cukup singkat.j) HPLC dapat digunakan untuk isolasi zat yang tidak mudah menguap dan zat yang tidak stabil.k) Dapat menganalisis sampel yang kecil kuantitasnya.l) Teknik HPLC dapat dilakukan pada suhu kamar.(Lindsay, 1992).

Pada dasarnya prinsip kerja HPLC sama dengan kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom, yang membedakan adalah fasa diam yang digunakan pada HPLC memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga luas permukaan besar sehingga keseimbangan antar fasa menjadi lebih baik dan efisien.Pada HPLC tekanan yang tinggi menyebabkan fasa gerak dapat bergerak lebih cepat sehingga difusi menjadi sekecil-kecilnya. Ukuran butir kecil pada fasa diam dan tekanan yang tinggi pada fasa gerak pada kromatografi kolom cair secara teori akan menghasilkan pemisahan yang sebaik-baiknya (Suharman, 1995). HPLC pada dasarnya adalah suatu bentuk kromatografi kolom yang menggunakan kolom yang terbuat dari bahan kemasan ukuran partikel kecil dan berbentuk teratur. Karena kehalusan kemasan, untuk mendapatkan laju aliran yang memadai, digunakan tekanan sampai 10.000 psi. Cara ini memungkinkan peneliti menganalisis komponen flavonoid dalam suatu campuran secara kuantitatif pada aras resolusi dan kepekaan yang tinggi (< 50 ng) (Markham, 1987).

3. Spektrofotometri UV-VISSelain uji kualitatif, dilakukan juga uji kuantitatif. Analisis kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui kadar senyawa dalam sampel . Analisis kuantitatif yang dilakukan biasanya menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Metode spektrofotometri ini mempunyai prinsip yaitu hukum lambert beer. Hukum lambert beer menyatakan konsentrasi suatu zat berbanding lurus dengan jumlah cahaya yang diabsorbsi, atau berbanding terbalik dengan logaritma cahaya yang ditransmisikan. Dengan demikian, dari pengukuran spektrofotometri dapat dihitung konsentrasi sampel yang dianalisis.Syarat dapat digunakannya metode analisis spektrofotometri UV-Vis adalah senyawa yang diuji mengandung gugus kromofor yaitu gugus dalam senyawa organik yang mampu menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak seperti gugus karboksil, senyawa aromatik dan juga memiliki gugus auksokrom yaitu gugus yang memiliki pasangan elektron bebas seperti NR2. Alasan lain, yaitu karena metode ini mudah dilakukan.Adapun tahapan yang dapat dilakukan untuk analisis kuantitatif kosmetik dengan menggunakan UV-Vis, khususnya identifikasi zat rhodamin B pada lipstick, diantaranya adalah :1. Pembuatan Larutan Rhodamin B 1000 ppmDitimbang 50 mg pewarna Rhodamin B BPFI, dimasukkan dalam labu ukur50 ml. ke dalam labu ukur ditambahkan metanol secukupnya kocok hingga homogen. Kemudian larutan dicukupkan dengan metanol hingga garis tanda dan dihomogenkan. 2. Pembuatan Larutan Rhodamin B 50 ppmDipipet 2.5 ml larutan Rhodamin B 1000 ppm dengan menggunakan pipet volum dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml lalu ditambahkan metanol sampaigaris tanda3. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Larutan Rhodamin BDipipet 2 ml larutan Rhodamin B dengan menggunakan pipet volume ataudimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml (konsentrasi 2 ppm), lalu ditambahkanmetanol sampai garis tanda dan dihomogenkan. Diukur serapan maksimum pada panjang gelombang 400-800 nm dengan menggunakan blanko. Blanko yang digunakan adalah methanol.4. Penentuan Linieritas Kurva KalibrasiDibuat larutan rhodamin B dengan konsentrasi 1; 1.5; 2; 2.5; dan 3 ppm dengan pelarut metanol. Diukur serapannya pada panjang gelombang serapan maksimum yang diperoleh sebelumnya dengan menggunakan blanko.5. Uji Kuantitatif SampelSejumlah lebih kurang 2 gram cuplikan lipstik, diletakkan di dalam cawanpenguap, ditambahkan 16 tetes HCl 4 M, ditambahkan 30 ml metanol, dilelehkan diatas penangas air. Disaring dengan kertas saring berisi natrium sulfat anhidrat denganmembuang 2-5 ml filtrat pertama. Dilakukan berulang-ulang sampai larutan hasilleburan lipstik jernih. Filtrat ditampung dalam labu ukur 50 ml, ditambahkan metanolsampai garis tanda dan dihomogenkan. Dipipet 2 ml filtrat hasil leburan kemudaindimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml. Ditambahkan metanol sampai garis tanda dandihomogenkan. Serapannya diukur pada panjang gelombang 544 nm.

BAB IIIMETODE KERJA

III.1. AlatAlat yang digunakan pada uji identifikasi kandungan bahan pewarna berbahaya (Rhodamin B) kosmetik ini adalah : 1. Cawan porselen2. Tabung reaksi3. Penangas air4. Batang pengaduk5. Lempeng silika gel (Fase diam)6. Bejana besi eluen7. Neraca analitikIII.2. BahanBahan yang digunakan pada uji identifikasi kandungan bahan pewarna berbahaya (Rhodamin B) kosmetik ini adalah : 1. Kertas saring2. Lipstick harga sebanyak 300 mg dan 500 mg 3. Methanol 2,5 ml, 4 ml, 25 ml (Standar yang di gunakan)4. Asam klorida 4 N 0,5 ml5. Parafin cair 1 ml6. Natrium sulfat anhidrat7. Zat baku rhodamine B 25 mg8. Eluen I (Fase gerak) : Etil asetat, methanol dan amoniak 9 % v/v (15 : 3 : 3)Eluen II (Fase gerak) : Etil asetat, n-butanol dan amoniak (20 : 55 : 25)

III.3. Cara KerjaIII.3.1. Uji Pendahuluan .

Lipstick Ditimbang sebanyak 300 mg MetanolDimasukkan ke dalam tabung reaksi

Ditambahakan ke dalam tabung reaksi yang berisi lipstick tadi sebanyak 4 mL Diaduk hingga rata

Hasil campuran

Diberi sinar matahari Dipantulkan cahayanya ke latar belakang berwarna hitam

Hasil III.3.2. Cara Kerja Pembuatan Larutan Sampel

Lipstik

Ditimbang sebanyak 500 mg Dimasukkan ke dalam cawan porselin

0,5 mL Asam klorida 4 N + 1 mL Paraffin cair dan sedikit Natrium sulfat anhidrat

Ditambahkan ke dalam cawan porselin yang telah berisi lipstik tadi

Hasil campuran

Dipanaskan di atas penangas air sampai meleleh

2,5 mL Metanol Ditambahkan ke dalam cawan porselin yang berisi campuran yang meleleh Hasil campuranDilarutkan sampai tercampur rata

Disaring dengan kertas saring

Filtrat beningan

Dipanaskan di atas penangas air sampai meleleh

Hasil siap diidentifikasi

III.3.3. Cara Kerja Pembuatan Larutan baku

Zat warna baku rhodamin Baku

Ditimbang sebanyak 25 mg MetanolDimasukkan ke dalam gelas kaca

Ditambahakan ke dalam gelas kaca yang berisi zat rhodamin B tadi sebanyak 25 mL Diaduk hingga rata

Hasil

III.3.4. Cara Kerja Pembuatan Larutan pembanding

Larutan sampel

Dimasukkan ke dalam gelas kaca

Larutan baku

HasilDitambahkan ke dalam gelas kaca yang berisi larutan sampel

III.3.5 Cara Kerja uji identifikasi bahan warna rhodamin B dengan KLT

Larutan sampel+larutan baku+larutan pembanding

Hasil totolan di lempeng silika gelDitotolkan pada silica gel yang berukuran 20x20 secara terpisah

Dimasukkan ke dalam bejana berisi eluen I dan IIyang telah dijenuhkan Bejana ditutup rapat Dielusikan dengan jarak lambat elusi 15 cm

Hasil

Dikeluarkan dan dikeringkan di udara Hasil berupa penampakan bercakDideteksi dengan sinar UV dengan panjang gelombang 254 nm

BAB IVHASILIV. 1. Hasil Uji PendahuluanNoSampel setelah ditetesi methanolHasil ujiHasil referensi jika hasilnya +Ket (+/-)

1Sampel A(lipstick 5000)Berflouresensi menghasilkan warna kuning kehijauan.Kuning Kehijauan+

2Sampel B(lipstick 5000)Berflouresensi tidak menghasilkan warna kuning kehijauan.Kuning Kehijauan-

3Sampel C(lipstick 5000)Berflouresensi menghasilkan warna kuning kehijauan.Kuning Kehijauan+

4Sampel D(lipstick 5000)Berflouresensi menghasilkan warna kuning kehijauan.Kuning Kehijauan+

5Sampel E(lipstick 5000)Berflouresensi menghasilkan warna kuning kehijauan.Kuning Kehijauan+

IV. 2. Hasil yang didapat dari identifikasi sampel lipstick dengan harga kurang dari 5000 terhadap baku warna rhodamin B dengan eluen I dan Eluen IIKode KodeHarga Rf Eluen IHarga Rf Eluen IIHasil

SampelBakuRhodaminBPembandingSampelBakuRhodaminBPembanding

ABAB

A0,700,710,710,440,860,870,860,54+

B0,450,710,710,550,870,85-

C0,700,710,710,860,870,86+

D0,740,750,740,870,890,89+

E0,740,750,750,890,890,88+

IV. 3. Hasil yang didapat dari identifikasi sampel lipstick dengan harga lebih dari 5000 terhadap baku warna rhodamin B dengan eluen I dan Eluen IIKode KodeHarga Rf Eluen IHarga Rf Eluen IIHasil

SampelBakuRhodaminBPembandingSampelBakuRhodaminBPembanding

C1C2C3C4

F0,550,740,86-0,350,640,69-

G0,370,740,60-0,300,640,64-

H0,420,740,69-0,380,640,62-

I0,350,740,70-0,280,640,67-

J0,470,740,69-0,40,640,68-

BAB VPEMBAHASANLipstik adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistic sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. Tetepi lipstick tidak boleh menyebabkan iritasi pada bibir. Biasanya lipstick digunakan untuk tata rias yang digunakan untuk memberikan warna pada bibir, sehingga dapat menambah daya tarik dan rnengubah rupa. Selain itu lipstick juga dapat digunakan untuk menutupi kekurangan atau kekusaman bibir apabila digunakan secara tepat.Lipstick biasanya berbahan dasar lilin atau wax, minyak, lemak, dan pewarna. Alasan digunakannya bahan-bahan tersebut diantaranya untuk bahan lilin biasanya berfungsi untuk untuk melembutkan struktur lipstick sehingga mudah dibentuk menjadi batang. Selain itu, penggunaan lilin juga mempunyai tujuan agar bahan dalam kosmetik tetap solid dan dapat membuat lipstick menjadi bersinar dan keras, namun mudah dioleskan. Campuran lilin yang ideal akan menjaga lipstick tetap padat setidaknya pada suhu 50C dan mampu mengikat fase minyak agar tidak keluar atau berkeringat di mulut. Lilin yang biasanya digunakan antara lain carnauba wax, candelilla wax, beeswax, ozokerites, spermaceti dan setil alkohol.Carnauba wax merupakan salah satu lilin alami yang yang sangat keras karena memiliki titik lebur yang tinggiyaitu 85C. Biasa digunakan dalam jumlah kecil untuk meningkatkan titik lebur dan kekerasan lipstik.Minyak adalah salah satu komponen dalam basis lipstik yang berfungsi untuk melarutkan atau mendispersikan zat warna pada lipstick (sebagai pelarut). Minyak yang sering digunakan adalah minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yaitu diantaranya adalah minyak jarak, minyak mineral dan minyak nabati tinggi dan memiliki kemampuan melarutkan staining-dye dengan baik. Minyak juga berfungsi membentuk lapian tipis pada permukaan bibir yang melindungi bibir dari perubahan cuaca. Contohnya minyak jarak. Minyak jarak merupakan salah satu komponen penting dalam banyak lipstik modern. Viskositasnya yang tinggi adalah salah satu keuntungan dalam menunda pengendapan dari pigmen yang tidak larut pada saat pencetakan, sehingga dispersi pigmen benar-benar merata.Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi untuk menjaga kestabilan, membuat mengkilat, melarutkan warna,membentuk lapisan film pada bibir, member tekstur yang lembut, meningkatkan kekuatan lipstick dan dapat mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lipstik. Fungsinya yang lain yaitu berperan dalam sebagai pengikat basis antara fase minyak dan fase lilin serta sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak padat yang biasa digunakan dalam basis lipstick adalah lemak coklat, lanolin,lesitin, minyak nabati terhidrogenasidan lain-lain.Pewarna atau pigmen yang digunakan dapat bermacam-macam, biasanya orange, merah bahkan warna yang lain. Zat warna dalam lipstick dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye dan pigmen. Staining dye merupakan zat warna yang larut atau terdispersi dalam basisnya, sedangkan pigmen merupakan zat warna yang tidak larut tetapi tersuspensi dalam basisnya. Kedua macam zat warna ini masing-masing memiliki arti tersendiri, tetapi dalam lipstick keduanya dicampur dengan komposisi sedemikian rupa untuk memperoleh warna yang diinginkan. Pigmen-pigmen yang digunakan dalam lipstick dapat berupa lake dari barium atau kalsium, akan tetapi lake dari tronsium juga sering digunakan karena menghasilkan warna yang tahan lama dan jernih. Untuk menghasilkan warna yang agak pudar (muda), pigmen putih seperti titanium dioksida dan zink oksida harus ditambahkan.Klasifikasi pewarna pada lipstik berdasarkan sumbernya ada 2 yaitupewarna alami dan pewarna sintesis. Pewarna alami adalah zat wama yang diperoleh dari akar, daun, bunga dan buah suatu tanaman atau dari bagian tubuh binatang. Contohnya warna hijau pada daun suji dan karoten dari wortel. Pewarna sintesis berasal dari reaksi antara dua atau lebih senyawa kimia. Ada banyak zat warna sintetis yang diperbolehkan terkandung dalam lipstick, diantaranya adalah merah DC, dan merah hijau No. 17. Zat warna ini mempunyai beberapa kelebihan yaitu stabil dalam jangka waktu yang lama, serta memberikan hasil yang seragam. Adapun zat warna sintetis yang dilarang menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/Menkes/PerN/1998 yaitu, zat warna Rhodamine B. Hal itu dikarenakan rhodamin B mengandung unsur N+ yang bersifat karsinogen. Selain itu, aluminium jadi dan minyak ter, BHA (ButylatedHydroxyanisole), serta lead juga tidak diperbolehkan. Namun, menurut beberapa kasus yang terjadi dimasyarakat, diantara bahan warna sintesis berbahaya yang telah disebutkan tadi, rhodamin B lah yang sering ditemukan terkandung dalam kosmetik. Zat warna sintesis rhodamin B memang stabil dalam lipstick dan akan dapat memberikan warna yag cerah pada lipstick dengan penambahan rhodamin B dengan jumlah yang sedikit..Hal ini bisa dianggap pihak curang dan tidak bertanggung jawab merupakan sebuah keuntungan dari segi penghematan bahan dan tentunya uang. Selain itu, Warna yang dihasilkan dari pewarna buatan ini akan tetap cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan dan pemanasan, sedangkan pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan disimpan. Namun, pelu diingat, walaupun demikian, ada alasan penting dimana kita sangat tidak dianjurkan untuk menggunakan bahan rhodamin B ini sebagai zat warna sintesis suatu lipstick hal itu dikarenakan unsure 19+ (Nitronium) yang terkandung dalam Rhodamine B dapat bersifat karsinogenik sehingga memicu pertumbuhan sel-sel kanker. Jika lipstick yang mengandung Rhodamine B dioleskan pada bibir yang merupakan daerah paling sensitive, maka sangat mudah terjadi iritasi mulut hingga bisa menimbulkan peradangan. Jika lipstick yang mengandung Rhodamin B tidak sengaja masuk ke dalam mulut dan masuk ke dalam saluran pencernaan, maka zat warna ini akan menumpuk dilemak sehingga dalam jangka waktu yang lama jumlahnya terus bertambah di dalam tubuh dan dapat menimbulkan kerusakan pada organ tubuh sampai mengakibatkan kematian.Selain itu zat warna ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan kanker hati. Mengingat banyaknya efek-efek berbahaya yang akan ditimbulkan, maka penggunaan zat pewama Rhodamine B dalam produk kosmetika dilarang. Rhodamin B merupakan salah satu zat warna yang biasanya dipergunakan dalam bidang industry cat, kertas dan tekstil, bukan untuk kosmetik. Tidak ada orang tahu bahwa warna sintetis dalam lipstick itu bisa berasal dari Aluminium jadi seperti warna-warna danau (lakes colors) dan Minyak ter (daribatubara) yang akan mengendap di dalam tubuh dan mengganggu organ tubuh lainnya. Untuk individu yang sensitif, penggunaan warna-warna yang didapat dari batu bara ini akan menyebabkan gejala seperti mual, kepala pusing, masalah kulit atau gejala alergi. BHA (ButylatedHydroxyanisole) yaitu Sintetis antioxidants yang sama dengan bahan pengawet, dipakai untuk campuran yang dapat menyebabkan kanker. Lipstik diketahui memiliki kandungan Lead yaitu suatu bahan logam yang berguna untuk menjaga agar lipstick tahan pengoksi dan udara atau tahan air (waterproof). Namun, dalam dunia kedokteran, diketahui Lead sebagai bahan logam yang menyebabkan kanker. Semakin tinggi kandungan Lead, semakin besar juga resiko terkena penyakit kanker jenis apa saja. Setelah dilakukan penelitian justru merek-merek terkenalah yang memiliki kandungan Lead tertinggi. Lipstik menjadi lebih tahan lama di bibir dan itu merupakan pengaruh Lead sebagai bahan logamnya. Tidak hanya berbahaya bagi bibir, namun ternyata juga berbahaya bagi makanan yang akan di konsumsi, udara yang dihirup dan air liur yang di telan, paling tidak melewati zat atau pun gas ammonia yang hasilkan dari Lead tersebut.Dewasa ini banyak produsen kosmetik khususnya lipstik yang beralih ke pewarna rhodamin B dibandingkan pewarna sintetis lain. Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas . Zat ini ditetapkan sebagai zat yang dilarang penggunaannya pada makanan melalui Menteri Kesehatan (Permenkes) No.239/Menkes/Per/V/85. Namun penggunaan Rhodamine dalam makanan masih terdapat di lapangan. Contohnya, BPOM di Makassar berhasil menemukan zat Rhodamine-B pada kerupuk, sambak botol, dan sirup melalui pemeriksaan pada sejumlah sampel makanan dan minuman. Pada awalnya zat ini digunakan untuk kegiatan histologi dan sekarang berkembang untuk berbagai keperluan yang berhubungan dengan sifatnya dapat berfluorensi dalam sinar matahari.Beberapa sifat berbahaya dari Rhodamin B seperti menyebabkan iritasi bila terkena mata, menyebabkan kulit iritasi dan kemerahan bila terkena kulit hampir mirip dengan sifat dari Klorin yang seperti disebutkan di atas berikatan dalam struktur Rhodamin B. Penyebab lain senyawa ini begitu berbahaya jika dikonsumsi adalah senyawa tersebut adalah senyawa yang radikal. Senyawa radikal adalah senyawa yang tidak stabil. Dalam struktur Rhodamin kita ketahui mengandung klorin (senyawa halogen), sifat halogen adalah mudah bereaksi atau memiliki reaktivitas yang tinggi maka dengan demikian senyawa tersebut karena merupakan senyawa yang radikal akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan berikatan dengan senyawa-senyawa dalam tubuh kita sehingga pada akhirnya akan memicu kanker pada manusia.Seperti yang telah disebutkan diatas, kelebihan pewarna rhodamin B dibanding pewarna lain adalah dapat menghasilkan warna yang lebih kuat dan akan nampak lebih cerah. Sehingga, kita dapat memanfaatkan ciri tersebut unutk mengenali lipstick yang mengandung rhodamin B. Ciri umum yang dapat termati oleh kita untuk lipstick yang mengandung Rhodamin B adalah warna kelihatan cerah (berwarna-warni), sehingga tampak menarik, ada sedikit rasa pahit, muncul rasa gatal dan baunya tidak alami. ciri-ciri ini perlu diwaspadai bagi konsumen sebelum membeli kosmetik khususnya lipstick. Selain itu, konsumen sebelum membeli kosmetik, harus meneliti kondisi fisik, kandungan bahan pembuatnya, kehalalannya melalui label kosmetik yang terdapat di dalam kemasannya tersebut agar keamanan kosmetik yang dikonsumsi senantiasa terjaga dan Lihat nomor registrasi keamanan dari BPOM.Selain ciri diatas, kosmetik yang tergolong sangat murah juga perlu diwaspadai kandungannya. Biasanya, kosmetik dengan harga murah itulah banyak terkandung zat zat warna yang berbahaya dan dilarang contohnya zat warna rhodamin B ini. Untuk membuktikannya, dilakukanlah uji terhadap lipstick dengan harga kurang dari 5000 rupiah dimana harga ini merupakan harga yang sangat murah dan tergolong tidak wajar bagi satu kosmetik seperti lipstick. Lipstick dengan harga lebih dari 5000 rupiah juga ikut diuji sebagai pembuktian positifnya. Uji yang dilakukan meliputi uji pendahuluan, dan uji kualitatif atau uji keberadaan zat warna rhodamin B dengan menggunakan metode KLT. Tahap awal adalah uji pendahuluan. Uji pendahuluan dilakukan pada sampel lipstick yang diduga mengandung zat warna rhodamin B yaitu lipstick yang dengan harga kurang dari 5000 rupiah. Alasan dilakukannya uji pendahuluan ini adalah karena uji pendahuluan ini dapat berperan sebagai arah pasti untuk uji selanjutnya atau uji pemastian. Pada umumnya uji pendahuluan dapat berupa organoleptis diantaranya bentuk, warna, bau dan rasa dari senyawa/sampel. Selain itu, uji pendahuluan juga bisa berupa uji keasaman untuk menentukan senyawa asam, basa atau netral, uji warna nyala (flame test) yang khusus untuk logam serta uji kelarutan yang dilakukan terhadap pelarut terutama air, Pada jurnal yang kami review, uji pendahuluan yang dilakukan berupa uji fluororesensi. Fluoresensi adalah pemedaran sinar pada saat suatu zat dikenai cahaya. Jadi prinsipnya, jika zat yang diuji mengalami fluoresensi atau menghasilkan cahaya kuning kehijauan jika dikenai cahaya, maka kita bisa memastikan bahwa sampel memang mengandung rhodamin B. Cara kerja uji pendahuluan pada analisis ini yaitu lipstick dimasukkan ke tabung reaksi dan ditambahkan 4 ml methanol. Alasan menggunakan pelarut methanol adalah karena methanol dipercaya sebagai pelarut yang cocok untuk melarutkan semua senyawa organik. Jadi, methanol yang cenderung bersifat semi polar ini bisa dengan mudah menarik zat yang ingin kita uji apapun kelarutannya (polar atau non polar). Sehingga, digunakanlah pelarut methanol untuk menarik zat yang ingin kita uji agar terlarut dalam pelarut dan dapat diidentifikasi. Kemudian diaduk sampai larut dan tercampur rata. Setelah itu dilihat adanya flouresensi yang diuji dengan cahaya matahari berpantul dengan latar belakang yang hitam. Adanya flouresensi kuning kehijauan menandakan hasil positif mengandung zat wama Rhodamine B.Berdasarkan hasil yang didapat , menurut jurnal ini dihasilkan bahwa sampel A,C, D, dan E yang merupakan sampel dari berbagai macam jenis lipstick namun tergolong memiliki harga yang sama yaitu kurang dari 5000 rupiah, positif mengandung rhodamin B. Hal ini karena sampel tersebut berfluoresensi kuning kehijauan. Dan ini juga sesuai dengan referensi dimana sampel yang berfluoresensi kuning kehijauan menandakan dia mengandung rhodamin B. Sedangkan pada sampel B tidak berwarna kuning kehijauan sehingga negatif mengandung rhodamin B.Tahap kedua adalah Analisis kualitatif. Analisis kualitatif ini berfungsi untuk mengidentifikasi keberadaan rhodamin b dalam sampel lipstick. Dalam penelitian ini digunakan berbagai macam larutan, diantaranya yaitu larutan sampel serta baku dan pembanding. Alasan sampel dibuat dalam bentuk larutan karena untuk menganalisis suatu senyawa dengan menggunakan KLT, sampel yang diuji harus dalam bentuk larutan. Sehingga, pertama dilakukan preparasi sampel terlebih dahulu yaitu pembuatan larutan sampel, larutan baku dan larutan pembanding.Larutan sampel (diberi nama larutan A) diperoleh dengan cara 0,5 ml asam klorida 4 N, 1 ml paraffin cair dan sedikit natrium sulfat anhidrat ditambahkan ke dalam cawan porselin berisi 500 mg lipstick. Lalu campuran dipanaskan diatas penangas air hingga meleleh. Tujuannya yaitu untuk mempercepat proses pelarutan lipstick yang berwujud padat hingga diperoleh larutan berwarna merah. kemudian ditambahkan 2,5 ml metanol dan disaring. Penyaringan ini dilakukan untuk memisahkan senyawa Rhodamin b yang akan dianalisis dari senyawa-senyawa pengotor yang dapat mengganggu absorbansi, misalnya basis lipstik. Filtrat yang dihasilkan kemudian digunakan untuk identifikasi. Asam klorida digunakan untuk mendestruksi senyawa yang terkandung dalam lipstick serta menjaga kestabilan rhodamin B agar tidak terionkan menjadi bentuk netral. Natrium sulfat anhidrat dalam hal ini digunakan untuk membantu menyerap molekul air dalam campuran, Sedangkan paraffin cair digunakan untuk membantu jalannya destruksi sampel. Destruksi adalah proses untuk menguraikan atau merombak logam organik yang ada pada sampel menjadi logam anorganik bebas. Fungsi destruksi ini adalah untuk memperoleh unsur sampel dalam bentuk yang sesuai dengan metode yang digunakan, mengurangi gangguan dari unsur lain atau zat pengotor dan membuat konsentrasi unsur yang terdapat dalam sampel berada dalam batas-batas yang diperlukan. Metanol digunakan untuk melarutkan rhodamin B dalam sampel yang dimana rhodamin B itu sendiri sangat mudah larut dalam alkohol. Larutan sampel ini dibuat dengan tujuan untuk digunakan dalam mengidentifikasi keberadaan rhodamin B dalam sampel lipstick.Setelah dibuat larutan sampel, maka dibuat larutan baku atau larutan rhodamin-B BPFI dengan pelarut yang sama yaitu methanol. Larutan baku dibuat dengan cara menimbang 25 mg baku rhodamine B yang kemudian dilarutkan dalam 25 ml methanol. Sedangkan larutan pembanding (larutan C) dibuat dengan cara mencampurkan antara larutan A dan larutan B. Tujuan dari pembuatan kedua larutan ini adalah untuk pembanding terhadap nilai Rf sampel pada saat dianalisis dengan menggunakan KLT.Untuk melakukan analisis kualitatif, digunakan metode KLT. KLT itu sendiri merupakan singkatan dari kromatografi lapis tipis dimana pada metode KLT ini memiliki mekanisme kerja dalam pemisahan senyawa berdasarkan adsorpsi dan keofisien partisi yang mengikuti prinsip like dissolve like dimana pelarut yangbersifat polar akan berikatan dengan senyawa yang bersifat polar juga dan sebaliknya. Semakin dekat kepolaran antara senyawa dengan eluent maka senyawa akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut. Metode ini sering digunakan dikarenakan mudah serta murah dalam pelaksanaannya. Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengidentifikasi zat wama rhodamin B pada lipstik yang berwarna merah. Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan dikarenakan rhodamin B keberadaannya terutama dalam kosmetika perlu diawasi, mengingat senyawa ini merupakan bahan pewarna sintesis yang sering digunakan pada industry tekstil. Penggunaan rhodamin B dalam suatu sediaan kosmetika dilarang karena dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan seperti memacu pertumbuhan sel-sel kanker serta menyebabkan kanker hati apabila digunakan secara terus menerus. Sehingga diharapkan dengan dilaksanakannya penelitian ini mampu membantu dalam hal pengawasan penggunaan rhodamin B terutama dalam kosmetika lipstick.Sampel yang dianalisa diberi kode A, B, C, D dan E untuk lipstick yang berbeda jenisnya namun harganya memiliki kisaran yang sama yaitu kurang dari 5000 rupiah dan sampel dengan kode F, G, H, I dan J untuk lipstick yang juga berbeda dengan kisarah harga lebih dari 5000 rupiah. Semua sampel akan mendapatkan perlakuan yang sama. Yang pertama, akan dilakukan analisis terhadap sampel kode A, B, C, D dan E untuk lipstick dengan harga yang kurang dari 5000 rupiah. Masing-masing dari sampel ini dielusi dengan menggunakan 2 macam campuran eluen yang berbeda, yaitu eluen I (etil asetat : metanol : amoniak 9% v/v (15:3:3)) serta eluen II (etil asetat : n-butanol : amoniak (20:55:25)). Fasa gerak yang digunakan dalam KLT sering disebut dengan eluen. Kedua eluent yang digunakan bersifat lebih polar dari fase diamnya agar sampel yang polar tidak terikat kuat pada fase diamnya. Penggunaan eluent ini disesuaikan dengan sifar polar Rhodamin b karena memiliki gugus karboksil dengan pasangan elektron bebas dan gugus amina pada struktur molekulnya. Gugus karboksil dan amina ini akan membentuk ikatan hidrogen intermolekular dengan pelarut polar sehingga mudah larut dalam pelarut polar seperti alkohol Oleh karena itu, digunakancampuran eluen polar agardapat mengeluasi Rhodamin b dengan baik. Selanjutnya dilakukan penyiapan fase diam dan fase gerak dari sistem kromatografi lapis tipis ini. Fase diam yang digunakan adalah silika gel dan brsifat polar . silika gel (SiO2) ini tidak mengikat molekul air, sehingga noda yang tercipta lebih terfokus dan tajam. Dalam fase diam terdapat plat tipis aluminium yang berfungsinya untuk tempat berjalannya adsorbens sehingga proses migrasi analit oleh solventnya bisa berjalan. Eluent dijenuhkan terlebih dahulu. Tujuan penjenuhan adalah untuk memastikan partikel fasa gerak terdistribusi merata pada seluruh bagian chamber sehingga proses pergerakan spot di atas fase diam oleh fase gerak berlangsung optimal, dengan kata lain penjenuhan digunakan untuk mengotimalkan naiknya eluent. Selain itu juga berfungsi untuk menghindari hasil tailing pada pelat KLT. Untuk mengetahui kejenuhan tersebut maka digunakan kertas saring yang disimpan diatas bagian dalam chamber. Kejenuhan ditandai dengan suhu di dalam chamber hangat serta lembabnya kertas saring. Selama proses penjenuhan, dilakukan persiapan fase diam. Pelat aluminium yang digunakan berukuran 20 x 20 cm. Pelat tersebut diberi batas atas dan bawah masing-masing 1 cm. Fungsinya sebagai penanda jarak tempuh eluent. Batas bawah plat dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terendam oleh eluent. Setelah itu, dilakukan penotolan larutan baku, sampel dan pembanding menggunakan pipa kapiler. Tujuannya yaitu supaya penotolannya benar-benar kecil, karena dalam KLT, penotolan yang baik diusahakan sekecil mungkin untuk menghindari pelebaran spot dan jika sampel yang digunakan terlalu banyak akan menurunkan resolusi. Pelebaran spot dapat mengganggu nilai Rf karena memungkinkan terjadinya himpitan puncak. Penotolan dilakukan pada garis bawah yang telah dibuat. Kemudian dibiarkan beberapa saat hingga mengering. Penotolan plat juga tidak boleh terlalu berdekatan untuk menghindari bergabungnya spot masing-masing larutan dan tidak boleh terlalu pekat untuk menghindari adanya tailing saat spot naik bersama fasa gerak. Selanjutnya, plat dimasukkan dengan hati-hati ke dalam chamber tertutup yang berisi 2 eluen dengan posisi fasa gerak berada di bawah garis. KLT ini menggunakan metode ascending (naik). Kemudian fase gerak dibairkan naik sampai hampir mendekati batas atas plat. Fase gerak perlahan-lahanbergerak naik. Meskipun melawan gravitasi, namun eluent bisa naik karena adanya afinitas. Dalam proses naiknya fase gerak, komponen-komponen yang berbeda dari campuran berjalanan pada tingkat yang berbeda sesuai dengan kepolarannya. Setelah kira-kira mencapai jarak tempuh 15 cm, plat KLT diangkat dan dibiarkan kering diudara. Tujuannya untuk menguapkan sisa pelarut yang masih terdapat padaplat untuk menjamin penguapan telah sempurna dan agar spot jelas terlihat. Plat diamati dibawah sinar UV pada panjang gelombang 254 nm. UV254 tersebut merupakan deteksi universal yang bisa digunakan untuk senyawa yang berfluorsensi seperti rhodamin b. Hasilnya yaitu terbentuk 2 spot berfluoresensi berwarna merah muda kebiruan dengan jarak tempuh spot yang berdekatan 0,2.. Namun, spot yang dianalisis adalah spot yang mirip dengan spot larutan baku Rhodamin b. Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh jarak spot dengan batas bawah dan jarak tempuh pelarutnya. Kemudian dilakukan perhitungan Rf dengan menggunakan rumus. Didapatkan hasil Rf ,Nilai Rf menyatakan ukuran daya pisah suatu zat dengan kromatografi planar (KLT), dimana jika nilai Rf-nya besar berarti daya pisah zat yang dilakukan solvent (eluenya) maksimum sedangkan jika nilai Rf-nya kecil berarti daya pisah zat yang dilakukan solvent (eluenya) minimum. Rf yang optimum yaitu berada pada rentang 0.5 0.8. Rf sampel kemudian dibandingkan dengan Rf baku. Hasilnya dapat terlihat di tabel 3 dan 4. Tujuan dari penggunaan 2 macam eluen yang berbeda pada uji ini adalah untuk menguji eluen mana yang bisa memberikan hasil pemisahan yang terbaik. Ditinjau dari tabel 4, maka dapat dikatakan bahwa eluen I lebih baik digunakan untuk menganalisa sampel lipstick dengan harga diatas Rp 5.000,00. Hal ini terbukti pada pengujian dengan menggunakan eluen I mampu menghasilkan nilai Rf dari sampel, sedangkan pada eluen II tidak. Dan jika ditinjau dari tabel 3, maka dapat dikatakan bahwa eluen I jua merupakan eluaen yang lebih baik karena nilai Rf yang dihasilkan oleh eluen I masih masuk dalam rentang optimum (0,5-0,7) yaitu 0,7 an. Sedangkan eluen II rata-rata menghasilkan nilai Rf lebih dari 0,8. Ditinjau dari tabel 3, hasil menunjukan bahwa 5 sampel lipstik dengan harga kurang dari 5000 rupiah itu, 4 sampel diantaranya dengan kode sampel A, C, D, E mengandung zat warna Rhodamine B. Hal ini dapat dideteksi dengan melihat kromatogram, wama bercak sampel yang diperoleh sama dan sejajar dengan warna bercak baku, dan selisih harga Rf sampel dengan harga Rf dari baku kurang dari 0,2. Rf (Retordaction Factor) merupakan jarak yang ditempuh spot diabandingkan jarak yang ditempuh eluen. Hasil dinyatakan positif bila warna bercak antara sampel dan baks sama dan harga Rf antara sampel dengan baku sama atau saling mendekati dengan selisih harga 0.2. Sedangkan 1 sampel lipstik tidak mengandung zat warna Rhodamine B. Hal ini dapat diketahui warna bercak sampel yang diperoleh tidak sama dengan wama bercak baku, dan selisih harga Rf sampel dengan harga Rf baku lebih dari 0,2. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan KLT , didapat hasil bahwa 5 sampel lipstick dengan harga diatas Rp 5000,00 terbukti tidak mengandung rhodamin B (tabel 4). Secara lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 4. Pada tabel 4 tersebut menginformasikan nilai Rf dari sampel, baku dan pembanding yang dielusi dengan dua macam eluen, dimana nilai Rf menyatakan ukuran daya pisah zat yang dilakukan oleh eluennya. Nilai Rf inilah yang dapat digunakan sebagai indicator pada analisa kualitatif dengan menggunakan KLT.Dari tabel 4 dapat kita ketahui bahwa kelima sampel lipstick dengan harga diatas Rp 5.000,00 semuanya tidak mengandung zat warna rhodamin B. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat hasil perhitungan nilai Rf sampel yang apabila dibandingkan dengan nilai Rf baku dan pembanding tidak memiliki nilai yang sama atau tidak mendekati.Dari uji yang telah dilakukan, ternyata masih ada serta masih banyak pihak yang tidak bertanggung jawab menggunakan rhodamin B sebagai bahan pewarna dalam kosmetik. Dengan memberikan daya tarik dengan harga yang murah, maka begitu banyak masyarakat tergoda dan memilih produk mereka dagangkan tersebut. Kita harus lebih berhati-hati lagi terhadap kosmetik yang sekarang beredar dipasaran dan jangan sampai kita yang sudah mengetahui banyak ikut tertipu dengan daya tarik pihak-pihak curang tersbut. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengenali ciri-ciri lipstick yang mengandung Rhodamin B. Adapun cirinya sebagai berikut :1. Warna kelihatan cerah (merah menyala), sehingga tampak menarik.2. Warna tidak pudar akibat pemanasan.3. Ada sedikit rasa pahit.4. Baunya tidak alami 5. Banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen.6. Muncul rasa gatal saat dipakai7. Harganya MurahAda berbagai macam efek yang dapat dirasakan jika selalu menggunakan lipstick dengan bahan pewarna berbahaya seperti rhodamin B ini. Diantaranya adalah mual, muntah, sakit perut, dan tekanan darah rendah. Sedangkan bahaya jangka panjangnya adalah kanker. Tanda-tanda dan gejala akut bila terpapar Rhodamin B :1.Jika terhirup dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan.2.Jika terkena kulit dapat menimbulkan iritasi pada kulit.3.Jika terkena mata dapat menimbulkan iritasi pada mata, mata kemerahan, udem pada kelopak mata.4.Jika tertelan dapat menimbulkan gejala keracunan dan air seni berwarna merah atau merah muda.

BAB VIKESIMPULANDari uji yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan :1. Umumnya, kosmetika mengandung lilin, lemak, minyak, acetoglycerides , zat-zat pewarna, surfaktan, antioksidan, dan bahan pengawet2. Cirri-ciri suatu kosmetik mengandung pewarna berbahaya adalah warnanya sangat mencolok (terang), warnanya tidak homogen, serta lengket. 3. Bahan pewarna kosmetik sintetis berbahaya yang biasa dipakai adalah rhodamin b, bahan pewarna merah k.3 (ci 15585), pewarna merah k1, pewarna jingga k1, pewarna merah k3.4. Metode yang digunakan untuk analisis kualitatif pada pengidentifikasian senyawa rhodamin b dalam sampel lipstick, yaitu menggunakan kromatografi lapis tipis. Fase diam yang digunakan adalah silika gel, sedangkan fase gerak yang digunakan ada 2 yaitu Eluen I (Etil asetat, methanol dan amoniak 9 % v/v (15 : 3 : 3)) dan Eluen II (Etil asetat, n-butanol dan amoniak (20 : 55 : 25))5. Eluen I merupakan fase gerak yang lebih mampu menganalisis sampel lipstick yang diuji.6. Dampak negatif penggunaan rhodamine b yang paling fatal adalah dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati hingga kanker hati.7. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan KLT, 4 (A, C, D dan E) dari 5 sampel lipstik yang berwarna merah dengan harga kurang dari rp 5000,00 positif mengandung zat warna rhodamine B.8. Sampel lipstik kode B dengan harga kurang dari 5000 rupiah dan semua sampel lipstick dengan harga lebih 5000 rupiah tidak mengandung zat warna rhodamine b.9. Sampel lipstick dengan harga kurang dari 5000 rupiah rata rata mengandung zat warna berbahaya yaitu rhodamin B.

DAFTAR PUSTAKABudavari, S. 1996. The Merck Index . Edisi 12. WhiteHouse USA: Merck & Co. Inc.

Depkes, RI. 1985. Farmakope Indonesia. Jakarta: Ditjen POM.

Gandjar Ibnu Gholib dan Rohman Abdul. 2008. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar . Yogyakarta.

Juliet, Tangka., Jody A. Pojoh., Hikmah A. M. Hasan. 2011. Identifikasi Rhodamin B Pada Sediaan Lipstik Yang Beredar Di Kota Manado Secara Kromatografi Lapis Tipis. Jurnal Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado. Vol 5. Hal 3-5.

Mangoloi Sinurat. 2011. Analisa Kandungan Rhodamin B Sebagai Pewarna Pada Sediaan Lipstik Yang Beredar Di Masyarakat Tahun 2011. Jurnal Jurusan Analis Kesehatan, Poltekkes Depkes Medan. 1 : 45-46.

Mukaromsh A..H., Maharani E.T. 2008. Identifikasi Zat Warna Rhodamine B Pada Lipstik Berwarna Merah. Jurnal Identifikasi Zat Warna Rhodamine B Pada Lipstik Benwarna Merah. Vol.I. No. I Desember 2008.

Sastrohamidjojo, Hardjono. 1985. Kromatografi. Liberty Yogyakarta. Yogyakarta.

Widana, Gede Agus Beni., Ni Wayan Yuningrat. 2007. Analisis Bahan Pewarna Berbahaya Pada Sediaan Kosmetika Di Wilayah Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Sains & Humaniora. (1) : 26-36.

Yulianti, N. 2007. Awas! Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan Edisi Pertama.Yogyakarta: Andi Offset.

4