Kemp Dan Addie

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

LinguaSphere Home About Us Contact Daftar IsiMODEL DESAIN PEMBELAJARAN JEROLD E. KEMP Diposkan oleh Nay di 09.36

Model desain system pembelajaran yang dikemukakan oleh Jerold E. kemp dkk. (2001) berbentuk lingkaran atau Cycle. Menurut mereka, model berbentuk lingkaran menunjukkan adanya proses kontinyu dalam menerapkan desain system pembelajaran. Model desain system pembelajaran yang di kemukakan oleh kemp terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:1. Mengidentifikasi masalah dan menetapkan tujuan pembelajaran.2. Menentukan dan menganalisis karakteristik siswa.3. Mengidentifikasi materi dan menganalisis komponen-komponen tugas belajar yang terkait dengan pencapaian tujuan pembelajaran.4. Menetapkan tujuan pembelajaran khusus bagi siswa.5. Membuat sistematika penyampaian materi pelajaran secara sistematis dan logis.6. Merancang strategi pembelajaran.7. Menetapkan metode untuk menyampaikan materi pelajaran.8. Mengembangkan instrument evaluasi.9. Memilih sumber-sumber yang dapat mendukung aktifitas pembelajaran.Model desain system pembelajaran memungkinkan penggunanya untuk memulai kegiatan desain dari komponen yang mana saja. Model ini tergolong dalam taksonomi model yang berorientasi pada kegiatan pembelajaran individual atau klasikal. Model ini dapat digunakan oleh guru untuk menciptakan proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas secara efektif, efisien dan menarik.Menurut Gustafson dan Branch (2002), model desain system pembelajaran yang dikemukakan oleh Kemp dkk merupakan sebuah model yang berfokus pada perencanaan kurikulum. Model dengan pendekatan trdisional ini memprioritaskan langkah dan perspektif siswa yang akan menempuh proses pembelajaran. Factor penting yang mendasari penggunaan model desain system pembelajaran kamp, yaitu:1. Kesiapan siswa dalam mencapai kompetensi dan tujuan pembelajaran.2. Strategi pembelajaran dan karakteristik siswa.3. Media dan sumber belajar yang tepat.4. Dukungan terhadap keberhasilan belajar siswa.5. Menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuaan pembelajaran.6. Revisi untuk membuat program pembelajaran yang efektif dan efisien.Reaksi:

nurul huda Senin, 19 Maret 2012MODEL PEMBELAJARAN KEMP

BAB IPENDAHULUAN

Makin maju ilmu pengetahuan mengakibatkan tiap generasi harus meningkatkan pola frekuensi belajarnya. Agar pendidikan dapat dilaksanakan lebih baik tidak terkait oleh aturan yang mengikat kreativitas pembelajar, kiranya tidak memadai hanya digunakan sumber belajar, seperti dosen/guru, buku, modul, audio visual, dan lain-lain, maka hendaknya diberikan kesempatan yang lebih luas dan aturan yang fleksibel kepada pebelajar untuk menentukan strategi belajarnya.Pola pembelajaran tradisional yang dikenal adalah di mana pengajar mempunyai kedudukan sebagai satu-satunya sumber belajar, menentukan isi dan metode belajar, serta menilai kemampuan belajar pebelajar dalam pembelajaran. Maka untuk itu dikembangkanlah berbagai metode pembelajaran yang sesuai untuk dapat mempertinggi proses belajar dan dapat mempertinggi hasil belajar. Ada beberapa alas an, mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar. Media pembelajaran yang dipersiapkan secara khusus oleh kelompok pengajar media yang berinteraksi dengan pembelajar secara tidak langsung, yaitu melalui media, pengajar kelas dan pengajar media.Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi :tujuan/kompetensi, materi, metode dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih atau menentukan pendekatan dan model pembelajaran.Pada kesempatan kali ini pemakalah akan membahas tentang model pembelajaran Jerold E. Kemp, dimana model pembelajaran ini mengembangkan model desain instruksional yang paling awal bagi pendidikan. Model Kemp ini juga memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir tentang masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran. Agar lebih jelas pemakalah akan menjelaskannya pada Bab selanjutnya.

BAB IIPEMBAHASANMODEL PEMBELAJARAN KEMPJerold E. Kemp berasal dari California State University di Sanjose. Kemp mengembangkan model desain instruksional yang paling awal bagi pendidikan. Model Kemp memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir tentang masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran. Model ini juga mengarahkan para pengembang desain instruksional untuk melihat karakteristik para siswa serta menentukan tujuan-tujuan belajar yang tepat. Langkah berikutnya adalah spesifikasi isi pelajaran dan mengembangkan pretest dari tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya adalah menetakan strategi dan langkah-langkah dalam kegiatan belajar mengajar serta sumber-sumber belajar yang akan digunakan. Selanjutnya, materi/isi (content) kemudian dievaluasi atas dasar tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Langkah berikutnya adalah melakukan identifikasi dan revisi didasarkan atas hasil-hasil evaluasi.Perencanaan desain pembelajaran model Kemp dapat digunakan pada tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan, maupun perguruan tinggi.Desain pembelajaran Model Kemp ini dirancang untuk menjawab tiga pertanyaan, yakni:1. Apa yang harus dipelajari siswa (tujuan pembelajaran).2. Apa/bagaimana prosedur, dan sumber-sumber belajar apa yang tepat untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan (kegiatan, media, dan sumber belajar yang digunakan).3. Bagaimana kita tahu bahwa hasil belajar yang diharapkan telah tercapai (evaluasi).Langkah-langkah pengembangan desain pembelajaran Model Kemp, terdiri dari delapan langkah, yakni:1. Menentukan tujuan instruksional umum (TIU) atau kometensi dasar, yaitu tujuan umum yang ingin dicapai dalam mengajarkan masing-masing pokok bahasan.2. Membuat analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara lain untuk mengetahui apakah latar belakang pendidikan dan social budaya siswa memungkinkan untuk mengikuti program, serta langkah-langkah apa yang perlu diambil.3. Menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional, dan terukur (dalam KTSP adalah indicator). Dengan demikian, siswa akan tahu apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa ia telah berhasil. Bagi guru, rumusan itu akan berguna dalam menyusun tes kemampuan/keberhasilan dan pemilihan materi/bahan belajar yang sesuai.4. Menentukan materi/bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indicator) yang telah dirumuskan. Masalah yang sering kali dihadapi guru-guru adalah begitu banyaknya materi pelajaran yang harus diajarkan dengan waktu yang terbatas. Demikian juga, timbul kesulitan dalam mengorganisasikan materi/bahan ajar yang akan disajikan keada para siswa. Dalam hal ini diperlukan ketepatan guru dalam memilih dan memilah sember belajar, materi, media, dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan.5. Menetapkan penjajagan atau tes awal (preassessment). Ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa dalam memenuhi prasyarat belajar yang dituntut untuk mengikuti program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, guru dapat memilih materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang tidak perlu, sehingga siswa tidak menjadi bosan.6. Menentukan strategi belajar mengajar, media dan sumber belajar. Criteria umum untuk pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indicator) tersebut, adalah efisiensi, keefektifan, ekonomis, kepraktisan, melalui suatu analisis alternative.7. Mengoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan meliputi biaya, fasilitas, eralatan, waktu dan tenaga.8. Mengadakan evaluasi. Evaluasi ini sangat perlu unuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan program secara keseluruhan, yaitu siswa, program pembelajaran, alat evaluasi (tes), dan metode/strategi yang digunakan.Semua komponen diatas saling berhubungan satu dengan yang lainnya, bila adanya perubahan atau data yang bertentangan dengan pada salah satu komponen mengakibatkan pengaruh pada komponen lainnya. Dalam lingkaran model Kemp menunjukkan kemungkinan revisi iap komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan dengan data pada komponen sebelumnya maupun komponen sebelumnya. Berbeda dengan pendekatan istem dalam pembelajaran, perencanaan desain pembelajaran ini bisa dimulai dari komponen mana saja, jadi perencanaan desain boleh dimulai dengan merencanakan pokok bahasan lebih dulu, atau mungkin dengan evaluasi. Komponen mana yang didahulukan serta diprioritaskan yang dipilih bergantung kepada data apa yang sudah siap, tersedia, situasi, dan kondisi sekolah, atau berganrung pembuat perencanaan itu sendiri.1. Pokok Bahasan dan Tujuan Umum (Goals, Topics, and General Purposes)Pengertian Goals dan General Purposes dipadukan jadi satu pengertian yaitu tujuan umum. Dalam prosedur pengembangan pembelajaran biasa disebut tujuan instruksional umum.a. Pokok BahasanPokok bahasan menjadi dasar dalam pembelajaran dan menggambarkan ruang lungkup pembelajaran itu sendiri. Pada sekolah dasar kelas rendah, tema/topic bahasan biasanya lebih sederhana umumnya nyata pada pengalaman kehidupan siswa sehari-hari, misalnya: Dita pergi ke Pasar, Mengenal diri, mengenal keluarga dan seterusnya.Sedangkan di SD kelas tinggi sampai SMA biasanya pokok bahasan disesuaikan dengan SK/KD yang telah dikeluarkan oleh BSNP.b. Tujuan Pembelajaran UmumTujuan pembelajaran umum adalah tujuan pembelajaran yang sifatnya masih umum dan belum dapat menggambarkan tingkah laku yang lebih spesifik. Tujuan pembelajaran umum ini dapat dilihat dari tujuan setiap pokok bahasan suatu mata pelajaran yang ada didalam silabus atau kurikulum.Biasanya tujuan umum ditandai dengan kata-kata memahami, mengetahui dan sebagainya. Kata-kata kerja semacam itu tidak operasional dan sukar menentukan criteria dan spesifikasinya, sehingga susah untuk diukur. Jadi, maksud dan tujuannya merupakan pernyataan.2. Karakteristik Siswa (Leaner Characteristic)Tujuan mengetahui karakteristik siswa adalah untuk mengukur, apakah siswa akan mampu mencapai tujuan belajar atau tidak. Hal-hal yang perlu diketahui dari siswa bukan hanya dari factor akademisnya, tetapi juga dilihat faktor-faktor sosialnya, sebab kedua hal tersebut memengaruhi proses belajar.Contoh:Sasaran : siswa sekolahJumlah siswa: 30Kemampuan membaca: 12-14kematangan : cukup menguasai cara belajar dengan mencari jawaban sendiriPengetahuan siswa tentang materi: sebelum mempelajari pokok bahasan, siswa sudah pernah diuji tentang sejarah kemerdekaan.Analisis karakteritik siswa sangat penting dilakukan pada awal perencanaan. Analisis ini dilakukan dengan memerhatikan cirri, kemampuan, dan pengalaman siswa baik secara individual maupun sebagai kelompok. Hasil analisis ini dapat dijadikan gambaran untuk menyiapkan perangkat pembelajaran3. Tujuan Pembelajaran Khusus (Learning Objective)Tujuan pembelajaran khusus merupakan penjabaran dari tujuan pembelajaran umum. Ujuan ini dirumuskan oleh para guru dengan maksud agar tujuan pembelajaran umum tersebut dapat lebih dispesifikasikan dan mudah diukur tingkat ketercapaiannya.Dalam menyusun tujuan pembelajaran khusus seorang guru harus memerhatikan beberapa criteria penyusunan tujuan pembelajaran khusus yang baik, yaitu menggunakan kata krja operasional, dirumuskan dalam bentuk hasil belajar, dalam bentuk kegiatan atau perilaku siswa, harus mengandung satu kemampuan, dan memerhatikan ABCD (audience, behavior, condition, dan degree) sebagaimana menyusun indicator. Tujuan merupakan dasar untuk mengukur keberhasilan pembelajaran dan juga menjadi landasan untuk menentukan materi, strategi, media, dan evaluasi pembelajaran. Dengan demikian, perilaku yang dilakukan siswa merupakan perilaku dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran dan diharapkan tidak ada perilaku lain di luar tujuan pembelajaran. Sehingga diperlukan rumusan dekripsi tentang cara untuk mengukur perilaku sebagai akibat dari hasil belajar. Hal tersebut menjadi bagian penting yang dilakukan oleh evaluasi pembelajaran dengan rumusan instrument yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Klasifikasi Tujuan PembelajaranMenurut Bloom dan Krathwohl dan Maria (dalam Rusman, 2009:24-25) klasifikasi tujuan terdiri dari tiga domain atau schemata, yaitu:1) Domain Kognitif, yaitu menekankan pada aspek intelektual dan memiliki jenjang dari yang rendah sampai yang tinggi, yaitu (1) pengetahuan yang menitik beratkan pada aspek ingatan terhadap materi yang telah dipelajari mulai dari fakta sampai teori. (2) pemahaman, yaitu langkah awal untuk dapat menjelaskan dan menguraikan sebuah konsep ataupun pengertian. (3) aplikasi, yaitu kemampuan untuk menggunakan bahan yang telah dipelajari kedalam situasi yang nyata, meliputi aturan, metode, konsep, prinsip, hokum dan teori. (4) analisis, aiu kemampuan dalam merinci bahan menjadi bagian-bagian suaya strukturnya mudah untuk dimengerti. (5) sintesis, yaitu kemempuan mengkombinasikan bagian-bagian menjadi suatu keseluruhan baru yang menitikberatkan pada tingkah laku kreatif dengan cara memformulasikan pola dan struktur baru. Dan (6) evaluasi, yaitu kemampuan dalam mempertimbangkan nilai untuk maksud tertentu berdasarkan criteria internal dan criteria eksternal.2) Domain Afektif, yaitu menekankan pada sikap perasaan, emosi, dan karakteristik moral yang diperlukan untuk kehidupan di masyarakat. Domain afektif memilii lima tingkatan dari yang rendah sampai yang paling tinggi, yaitu (1) penerimaan (receiving), misalnya keampuan siswa untuk mau mendengarkan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan media pembelajaran dengan melibatkan perasaan , antusiasme, dan semangat belajar yang tinggi. (2) responding, yaitu kemampuan siswa untuk memberikan timbal balik positif terhadap lingkungan dalam pembelajaran, misalnya: menanggapi, menyimak, bertanya dan berempati. (3) penilaian, yaitu penerimaan terhadap nilai-nilai yang ditanamkan dalam pembelajaran, membuat pertimbangan terhadap berbagai nilai untuk diyakini dan diaplikasikan. (4) pengorganisasian, yaitu kemampuan siswa dalam hal mengorganiasi suatu system nilai, dan (5) karakterisasi, yaitu pengembangan dan internalisasi dari tingkatan pengorganisasian terhadap representasi kehidupan secara luas.3) Domain Psikomotorik, yaitu domain yang menekankan pada gerakan-gerakan fisik. Kecakapan-kecakapan fisik dapat berupa gerakan-gerakan atau keterampilan fisik, baik keteramplan fisik halus maupun kasar. Domain ini erring berhubungan dengan mata pelajaran yang lebih menekankan pada gerakan-gerakan atau keterampilan fisik, seperti seni music, lukis, pahat dan mata pelajaran olahraga. Domain psikomotorik berubungan dengan kemampuan skill atau keterampilan seseorang. Ada enam tingkatan dalam domain ini, yaiu persepsi, kesiapan, grakan terbimbing, gerakan mekanis terpola, gerakan respons kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan keterampilan natural. Pemisahan dan Penggabungan TujuanDengan adanya pemisahan ujuan menjadi tiga domain tersebut, pertanyaan yang mungkin timbul adalah apakah dalam merumuskan tujuan, kita harus memisahkan antara membuat tujuan kognitif, psikomotor atau tujuan afektif saja. Apabila kita membuat tujuan psikomotor saja atau tujuan afektif saja secara terpisah, rasanya lebih mudah, tetapi tujuan kognitif dan kedua tujuan yang lainnya tampak sukar dipisahkan. Tahap-Tahap TujuanTujuan itu bertahap dari yang mudah (rendah), sedang, sulit (tinggi). Menurut Gagne, tahap-tahap atau tungkatan belajar itu adalah pertama, belajar tentang fakta, kemudian konsep, dilanjutkan dengan belajar peinsip dan akhirnya pemecahan masalah. Fakta dipergunakan untuk mengidentifikasi suatu konsep, kemudian menggabungkan beberapa konsep untuk mengidentifikasi, menggabungkan beberapa konsep untuk mengidentifikasi prinsip, dan akhirnya prinsip dipergunakan untuk memecahkan masalah.Taksonomi Bloom tentang cognitive domain pun dimulai dari penguasaan tujuan yang rendah, meningkatt, berjenjang ke tingkat yang tinggi. Kelebihan dan Keterbatasan Tujuan1. Kelebihan a. Membentuk kerangka tiap program instruksional yang dibangun atas kompetensi dasar.b. Memberitahu siswa tentang apa yang diharapkan daripadanya.c. Menolong guru (penyusun desain pembelajaran) untuk berpikir lebih spesifik, mempermudah, mengatur dan menyusun sistematika pelajaran.d. Menunjukkan macam dan ragam dari kegiatan yang diharapkan dari keberhasilan belajar.e. Menjadi dasar evaluasi, baik terhadap hasil belajar siswa maupun untuk mengukur keefektifan program instruksional.f. Merupakan sarana komunikasi yang terbaik terhadap sesame pengajar, wali murid, maupun pihak lain dari apa yang diajarkan dan apa yang harus dipelajari.2. Keterbatasan a. Kebanyakan tujuan hanya bertujuan untuk tingkat penguasaan pengetahuan (tingkat kognitif) yang rendah.b. Tujuan psikomotor dan kognitif lebih mudah untuk diketahui, tetapi tujuan afektif sulit dinyatakan tujuan maupun cara mengukurnya.c. Menyusun struktur (tahap-tahap) pelajaran tertentu seperti matematika, ilmu pengeahuan alam dan pelajaran bahasa lebih mudah dibandingkan seni, ilmu-ilmu social dan humanities.d. Bila tujuan belajar hanya diarahkan khusus untuk tujuan yang telah ditentukan (pada tujuan instruksional khusus) saja, tampak program akan berjalan sangat kaku. e. Dengan menetapkan ukuran suatu tujuan, rasanya pendekatan belajar kurang manusiawi, dan menganggap bahwa proedur pendidikan terlalu mekanis da tidak personal.

4. Materi/Bahan Pelajaran (Subject Content)Subject content adalah materi atau isi pokok bahasan. Ini harus pesifik dan erat hubungannya denga tujuan (learning objectives) yang telah ditetapkan. Jadi, bila kepada siswa diajarkan fakta dan konsep, tentu tidak hanya terhenti sampai prinsip, tetapi harus diadakan pula penerapan prinsip tersebut. Pokok bahasan yang diajarkan hendaknya memiliki relevansi dengan kebutuhan siswa, baik untuk dihubungkan dengan mata pelajaran berikutnya maupun untuk kebutuhan pengabdian masyarakat, karier, atau kepentingan lain. Untuk pokok bhasan yang terikat oleh unit kegiatan tertentu, seperti pada pelajaran keterampilan, sistematika penyampaian, isi mengikuti langkah-langkah yang sudah ditentukan urutannya (step by step), yang disebut task analysis.5. Penjajakan terhadap Siswa (Preassessment) Tujuan dari kegiatan penjajakan terhadap kemampuan siswa adalah untuk menguji, apakah perencanaan yang telah disusun pada empat langkah sebelumnya dapat diteruskan pada langkah selanjutnya, yaitu kegiatan pembelajaran (teaching /learning activities and resource). Apakah siswa sudah siap dan mampu mempelajari pokok bahasan yang akan diajarkan.Jadi, preassessment adalah mengujicobakan rencana pokok bahasan, tujuan belajar dari rencana isi. Tidak dipergunakan untuk mengukur kemampuan siswa dilakukan pada assessment of entering behaviors dalam systematic approach to instruction (Ely, 1975), sebab kemampuan segala sesuatu yang menjadi latarbelakang siswa yang berlaku untuk system perencanaan desain instruksional ini.Data dari hasil preassessment ini kemudian diolah untuk disimpulkan: Apakah tujuan belajar yang telah ditentukan mungkin dapat dicapai dengan kondis dan situasi siswa seperti data yang didapat oleh karakteristik siswa (langkah kedua): Apakah siswa berminat terhadap pokok bahasan sesuai dengan tujuan belajar langkah ketiga): Apakah yang perlu diajarkan dan apa yang tidak sesuai dengan perencanaan isi pokok bahasan (langkah keempat):Bila ternyata hasil preassessment tidak dapat memenuhi hal diatas tersebut,maka perencanaan desain perlu direvisi.6. Kegiatan Belajar-Mengajar dan Media (Teaching/Learning Activities and Resources) Prinsip-Prinsip BelajarMenurut B.F Skinner dan kawan-kawan ada sepuluh prinsip sebagai berikut ini.1) Persiapan belajar (prelearning preparation)Minimal sebelum belajar kita tahu tujuan belajar itu apa, apa yang menjadi pendahuluan belajar atau syarat-syarat sehingga nanti akan dicapai tujuan maksimal.2) Motivasi (motivation)Berdasarkan pengalaman siswa, mana yang disukai siswa agar perhatian belajar dapat meningkat.3) Perbedaan individual (individual differences)Membuat desain berdasarkan pengalaman belajar siswa yang menyangkut empat segi, yaitu penentuan kecepatan belajar, penentuan tingkat, penentuan kemampuan, dan bahan pelajaran apa (materi) yang paling tepat.4) Kondisi pembelajaran (instructional condition)Belajar akan berhasil apabila tujuan belajar sudah jelasBelajar juga akan lebih mudah apabila materi yang dipelajari juga teratur mulai dari yang mudah dipelajari hingga ke hal yang kompleks.5) Partisipasi aktif (active participation)Kektifan sepenuhnya ada pada siswa; di sini guru haya menyediakan bahan dan majemukcara belajar yang baik.6) Penyampaian hasil belajar siswa (successful achievement)Perlu diatur sedemikian rupa sehingga tetap merangsang siswa belajar dan menyenangkan mereka sehingga ma uterus mengikuti kegiatan belajar karena setiap usaha diberikan penghargaan yang proporsional.7) Hasil yang sudah diperoleh (knowledge of result)8) Latihan (practice)9) Kadar bahan yang diberikan ( rate of presenting material)10) Sikap mengajar (instructors attitude)

Kegiatan Belajar-MengajarTiga jenis kegiatan belajar-mengajar adalah:1) Pembelajaran Klasikal (group presentation)Pengajaran klasikal adalah kegiatan penyampaian pelajaran kepada sejumlah siswa. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh pengajar dengan berceramah didepan kelas. Kegiatan ini akan dianggap baik apabila siswa aktif berpartisipasi selama pengajaran berlangsung. Partisipasi dimaksud digolongkan dalam tiga kategori, yaitu (a) active interaction with the instructor yaitu siswa bertanya dan pengajar menjawab atau iswa lain berkonsultasi sesudah pengajaran; (b) working at the students seat, yaiu iswa mencatt apa yang diajarkan atau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, dan (c) other mental participation, yaitu siswa juga berpikir tentang apa yang dikemukakan dan mempersiapkan bahan pertanyaan yang akan ditnyakan.2) Belajar Mandiri (individual learning)Bentuk-bentuk belajar mandiri yang kita kenal adalah self instruction (semacam modul), independent study, individualized prescribed instruction (IPI), dan self paced learning. Selain itu, ada pula bentuk-bentuk program belajar mandiri, seperti student contracts, textbook/worksheet, self-learning module (SLM) atau minicourse.3) Interaksi antara guru dan siswa (interaction between teacher and student)Pertemuan tatap muka antara beberapa siswa dalam satu kelompok dan pengajar menjadi tekann disini, seperti berdiskusi, tukar-menukar pikiran, memecahkan masalah bersama tentang hasil belajar dari pengjaran klasikal, dan belajar mandiri. Semuanya dapat diperbincangkan bersama dalam kegiatan belajar-mengajar.

Kegiatan Pembelajaran1) Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.2) IntiKegiatan inti merupakan proses pembelajaran unuk mencapai kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik secara psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.3) Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik dan tindak lanjut.

Media Pembelajaran (instructional Resources)Bagaimana memilih media? Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu:1. Apakah media itu akan dipergunakan klasikal atau belajar sendiri?2. Apakah media yang dibuat memerlukan presentasi grafis, seperti desain, flowchart, atau caption?3. Apakah media visual yag akan ditampilakan diam atau bergerak (still atau motion picture)?4. Juga perhatikan biaya7. Pelayanan Penunjang (Support Services)Pelayanan penunjang tersebut bisa berupa petugas, dana, fasilitas, peralatan, teknisi, staf adminitrasi, dan lain-lain. Ia digunakan dimulai dari awal penyusunan desain sampai dngan berakhirnya proses belajar-mengajar. Adapun petugas yang menunjang mulai dari perencanaan desain sampai dengan tuntasnya pelaksanaan program secara menyeluruh dan lengkap adalah sebagai berikut.a. Tenaga ahli dan pembantub. Pengadaan bahanc. Fasilitasd. Peralatane. Penjadwalan waktu

8. Evaluasi Ukuran pencapaian (standard of achievement)Sekurang-kurangnya ada dua macam cara mengukur pencapaian hasil belajar siswa, yaitu dengan: Norm Referenced Testing, yaitu dikategorikan orang sebagai cara lama karena pencapaian siswa ukurannya sangat relative; kurang ada alasan yang kuat untuk dikatakan baku karena hasil belajar seorang siswa hanya dibedakan dengan hasil yang dicapai oleh teman sekelasnya atau rata-rata pada satu sekolah dibandingkan dengan hasil rata-rata dengan sekolah lain. Criterion Referenced Testing, adalah cara yang dikehendaki dalam rangka proses belajar-mengajar dengan mempergunakan desain system instruksional. Sebab, dengan cara penilaian ini tiap siswa dituntut untuk dapat mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan dengan jelas sebelum siswa melakukan kegiatan belajarnya. Penguasaan belajar tuntas (mastery learning) pada dasarnya adalah demikian, yaitu tiap siswa diharapkan dapat mencapai seluruh tujuan belajar yang telah ditentukan sebelumnya dengan jelas dan rinci.

Menilai Tujuan Belajar kognitifTes tertulis bisa berbentuk tes objektif dan tes esai. Macam tes objektif biasanya berupa: benar-salah (true-false), menjodohkan (matching), mengisi jawaban pendek (short answer), dan multiple choice. Tes esai umumnya dipergunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengukur, menghubungkan, mengintegrasi dan menilai suatu ide. Menilai Tujuan Belajar PsikomotorTujuan belajar psikomotor bersifat keterampilan (motor skill). Jadi tujuan belajarnya adalah siswa dapat/terampil mengerjakan sesuatu. Menilai Tujuan Belajar AfektifMenilai tujuan belajar siswa yang berhubungan dengan sikap dan nilai,perlu dikumpulkan data siswa dengan berbagai cara, misalnya dengan:1. Meneliti tingkah laku siswa2. Mendengarkan pendapat dan komentar siswa3. Meneliti hasil kuesioner yang telah diisi oleh siswa4. Mengajukan pertanyaan tertulis dengan bentuk multiple choice5. Mengajukan pertanyaan tertulis dengan jawaban rentangan (ranting scale).Kelebihan Dalam model pembelajaran Kemp ini, disetiap melakukan langkah atau prosedur terdapat revisi terlebih dahulu gunanya untuk menuju ketahap berikutnya. Tujuannya adalah apabila terdapat kekurangan atau kesalahan di tahap tersebut, dapat dilakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum melangkah ke tahap berikutnya.

Kekurangan Model pembelajaran Kemp ini agak condong ke pembelajaran klasikal atau pembelajaran di kelas.oleh karena itu, peran guru disini mempunyai pengaruh yang besar, karena mereka dituntut dalam rangka program pengajaran, instrument evaluasi dan strategi pengajaran.

BAB IIIPENUTUPModel pembelajaran Jerold E. Kemp (1977), terdiri atas delapan langkah, yaitu:1. Menentukan tujuan pembelajaran umum atau standard kompetensi dan kompeteni dasar, yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam setiap kegiatan pembelajaran2. Membuat analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara lain untuk mengetahui apakah latar pendidikan dan social budaya siswa memungkinkan untuk mengikuti program, serta langkah-langkah apa yang perlu diambil.3. Menentukan tujuan pembelajaran khusus atau indicator, yaitu tujuan yang spesifik, operasional, dan terukur. Dengan demikian, siswa akan tahuapa yang harus dipelajari, bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannyabahwa siswa telah berhasil. Dari segi guru, rumusan itu akan berguna dalam menyusun tes kemampuan dan pemilihan bahan/materi yang sesuai.4. Menentukan materi/bahan pelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus.5. Mnentukan penjajagan awal (preassessment) atau pretest, yaitu untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memenuhi persyaratan belajar yang dituntut untuk mengikuti program pembelajaran. Dengan demikian, dalam pembelajaran guru dapat memilih materi yang dibutuhkan dan diperlukan tanpa harus menyajikan materi yang tidak perlu dan siswa tidak cepat bosan.6. Menentan strategi belajar-mengajar dan sumber belajar yang sesuai. Criteria umum untuk pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus tersebut adalah : (a) Efisiensi; (b) Keefektifan; (c) Ekonomis; (d) Keptaktisan melalui suatu analisis alternative7. Koordinasi sarana penunjang yang diperlukan, meliputi biaya, fasilitas, pralatan, waktu dan tenaga.8. Mengadakan evaluasi, yaitu mengontrol dan mengkaji keberhasilan program secara keseluruhan, yaitu: (a) siswa; (b) program pembelajaran; (c) instrument evaluasi; dan (d) metode yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKARusman.2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: Rajawali PersPribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian RakyatB. Uno, Hamzah.2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi AksaraRoestiyah. 1986. Masalah Pengajaran sebagai Suatu Sistem. Jakarta: Bina AksaraTrianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media GroupMukhtar , Martinus Yamin. 2005. Metode Pembelajaran yang Berhasil. Jakarta: PT Nimas MultimaArsyad, Azhar.2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persadahttp://www.docstoc.com/docs/106451989/model-jerold-e-kemd-dkkhttp://hoedascorpio.blogspot.com/2012/03/model-pembelajaran-kemp.html

BerandaTop of Form

Bottom of FormBinder Harian

ahmad firmansyah Lihat profil lengkapku Jumat, 12 April 2013Model Pembelajaran ADDIE

Sejak enam puluh tahun terkahir lebih dari 100 model pembelajaran bermunculan masing-masing menganut satu atau beberapa teori belajar. Salah satu model pembelajaran tersebut dikenal dengan model ADDIE. Model ADDIE adalah model yang mudah diterapkan di mana proses yang digunakan bersifat sistematis dengan kerangka kerja yang jelas menghasilkan produk yang efektif, kreatif, dan efisien (ANGEL Learning, 2008). Model ADDIE memiliki lima langkah pembelajaran yaitu analyze, design, develop, implement, dan evaluate. Model ADDIE adalah desain/model pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa dalam mengembangkan proses sains, bersifat kooperatif, fleksibel, menyesuaikan dengan lingkungan belajar yang berorientasikan pada struktur implementasi. Pandangan dari teori konstruktivis tentang desain sistem pengajaran sering dinyatakan melalui model pembelajaran ADDIE.

Siswa selalu dihadapkan pada arus informasi yang begitu pesat pada era globalisasi saat ini. Untuk itu, diharapkan adanya literasi terhadap sain dan teknologi dari diri siswa dalam menyikapi berbagai fenomena yang ditemui, sehingga keterampilan dalam mengadaptasi informasi menjadi lebih baik. Pemahaman terhadap sain diorientasikan pada terbentuknya sikap sosial dan kooperatif yang ditujukan kepada siswa dalam memperoleh keterampilan untuk mengakses dan menggunakan informasi lebih dibandingkan dengan penyampaian pengetahuan dari guru ke siswa. Metode pembelajaran konvensional telah gagal memenuhi kebutuhan masyarakat modern dalam hal pemenuhan kualitas pendidikan. Menurut Yager (dalam Sadia, Subagia, & Natajaya, 2007) ciri-ciri dari individu siswa yang literasi sains dan teknologi antara lain: 1) memiliki kemampuan sebagai pengambil keputusan (decision maker); 2) dalam membuat keputusan sehari-hari ia menggunakan konsep sains, keterampilan proses sains, dan nilai sains; 3) menyadari keunggulan dan keterbatasan sains dan teknologi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat; 4) menyadari dan memahami interrelasi dan saling ketergantungan (interdependency) antara sains, teknologi, dan masyarakat; 5) memahami dan dapat mengantisipasi dampak-dampak negatif sains dan teknologi; 6) memiliki sikap positif terhadap sains dan teknologi; 7) mengenal sumber-sumber sains dan teknologi yang dapat dipercaya dan menggunakannya dalam membuat keputusan. Dari ciri-ciri tersebut terakomodasi kemampuan dan keterampilan berpikir kritis.

Model pembelajaran ADDIE menganut teori model desain sistem instruksional karena model ini merupakan model yang bersifat sistematis. Menurut Gustafson & Branch (dalam Akubulut, 2007), desain instruksional merupakan sebuah sistem prosedur dalam program pengembangan pendidikan dan pengajaran yang bersifat konsisten dan reliabel. Definisi ringkas dari model instruksional adalah cabang desain pembelajaran yang menekankan pada teori dan praktek melalui pengembangan prosedur yang sistematis. Rancangan instruksional dapat ditunjukkan oleh beberapa prinsip antara lain: kedisiplinan, termasuk psikologi pendidikan, ilmu pengetahuan kognitif, teori sistem, komunikasi, filosofi, antropologi, dan teori organisasi (Molenda, 2003). Pembelajaran yang efektif dimulai dari perencanaan yang efektif pula. Desain instruksional menyediakan proses yang sistematis untuk merencanakan proses pembelajaran. Sistem instruksional merupakan susunan sumber dan prosedur dalam memajukan hasil belajar (Chen, 2007).

Prinsip desain pembelajaran dapat digambarkan dari beberapa perbedaan disiplin ilmu seperti psikologi pembelajaran, kognitif sain, dan teori sistem (Harjanto, 2006). Model kognitif untuk desain pembelajaran menekankan pada bagaimana kemampuan kognitif siswa dan sikap dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Siswa dilatih untuk menggunakan memori berpikirnya dalam memproses dan membangun sendiri cara belajar dalam menyimpan dan memanipulasi gagasan, gambaran, dan ide yang dimilikinya. Dari perspektif kognitif inilah, ketika mendesain sebuah pembelajaran, perancang pembelajaran mestinya mengartikulasi tujuan pembelajaran dan objektivitas pembelajaran, mengklasifikasikan tujuan yang ingin dicapai, rangkaian aktifitas logika pembelajaran, dan menilai untuk memberi apresiasi terhadap kelangsungan/ketercapaian tujuan pembelajaran. Ketika menerapkan pembelajaran yang telah dirancang, guru hendaknya menginformasikan tujuan dan objek pembelajaran, menilai prasyarat pembelajaran, merangang keingintahuan siswa, menyediakan pedoman belajar, memancing siswa dalam menunjukkan kinerja yang optimal, memberi balikan, dan menaksir hasil di akhir pembelajaran (Katrin, 2007).

Metode pengajaran yang dilaksanakan dalam model ADDIE meliputi melaksanakan studi kasus, diskusi pemikiran kritis, pembelajaran berbasis masalah, proyek laboratorium, inkuiri terbimbing (Yang, 2008). Banathy (dalam Akubulut, 2007) menyatakan sistem pada model ADDIE merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dari setiap elemen yang berinteraksi satu sama lain. Sistem memiliki: (1) saling bergantung satu sama lain, artinya tidak ada unsur-unsur yang terpisah dari sistem, (2) synergistic, artinya semua unsur dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan unsur tersebut berjalan sendiri-sendiri, (3) dinamis, artinya sistem dapat berubah mengikuti kondisi lingkungan, dan (4) cybernetic, artinya unsur-unsur melakukan komunikasi secara efisien.

Beberapa desain proses pembelajaran sistematis telah dianjurkan. Semua proses mengikuti unsur-unsur penting dalam pembelajaran, yaitu: digunakan untuk menganalisis permasalahan dari keperluan rancangan solusi sampai pada penilaian, melalui desain dapat mencapai sasaran hasil belajar yang telah ditetapkan, mengembangkan kegiatan eksperimen yang telah direncanakan, menerapkan atau mencari bukti ilmiah yang berkaitan dengan hipotesis yang telah dikembangkan, dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan sebagai bahan revisi hipotesis yang telah ditetapkan.

Peranan guru dalam proses pembelajaran begitu penting. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan teknologi belum berkembang sampai sekarang ini, maka peranan utama guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Sehingga guru disebut sebagai sumber belajar (learning resources) bagi siswa. Siswa akan belajar apa yang keluar dari mulut guru. Oleh karena itu, ada pepatah yang menyebutkan bagaimanapun pintarnya siswa, maka tidak mungkin dapat mengalahkan pintarnya guru. Namun, dalam abad teknologi dan informasi sekarang ini, pepatah tersebut sudah mengalami anomali, karena siswa dapat mempelajari ilmu pengetahuan dari berbagai sumber.

Namun demikian, bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Perkembangan teknologi informasi yang notabene bisa memudahkan manusia mencari dan mendapatkan informasi dan pengetahuan, tidak mungkin dapat mengganti peran guru. Peran guru yang mesti dilaksanakan adalah sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, dan evaluator.

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku (Sanjaya, 2008). Namun perubahan tingkah laku tersebut tidak serta merta dapat diamati karena berhubungan dengan sistem syaraf dan perubahan energi yang sulit dilihat dan diraba. Oleh sebab itu, terjadinya proses perubahan tingkah laku merupakan suatu misteri, atau para ahli psikologi menamakannya sebagai kotak hitam (black box). Namun demikian, perubahan ini dapat diamati apakah seseorang telah belajar atau belum, yaitu dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah proses pembelajaran berlangsung, seperti Gambar

.

Pada Gambar tersebut dinyatakan bahwa ketika anak sebelum mengalami proses belajar ADDIE, ia memiliki pengetahuan awal terhadap materi tertentu X0 tetapi setelah ia mengalami proses pembelajaran ADDIE maka ia menjadi konsepsi ilmiah berupa keterampilan berpikir kritis X1.

Efektivitas pembelajaran atau belajar tidaknya seseorang tidak hanya dapat dilihat dari aktivitasnya, tetapi dapat dilihat dari segi adanya perubahan tingkah laku dari sebelum dan sesudah terjadi proses pembelajaran. Seorang siswa sepertinya aktif belajar seperti memperhatikan guru, rapinya membuat catatan, belum tentu ia belajar dengan baik manakala tidak mampu menunjukkan adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku di sini merujuk pada perubahan keterampilan berpikir kritis yang dimiliki siswa. Proses yang dilalui oleh siswa selama pembelajaran memiliki komponen yang kompleks yang menyangkut tujuan, isi/materi, metode, media, dan alat evaluasi. Kesemua komponen itu saling bersinergi satu sama lain.

Model ADDIE yang digunakan dalam proses pembelajaran memperhatikan tujuan, isi, metode, media, dan evaluasi. Semua komponen tersebut terintegrasi dalam sistem proses pembelajaran. Sebagai suatu sistem perlunya analisis berbagai komponen yang membentuk sistem proses pembelajaran, seperti Gambar dibawah

http://ahmadfirmansyah46.blogspot.com/2013/04/model-pembelajaran-addie.htmlBelajar IPS

Muhammad Wardani

BELAJAR MEMAHAMI TEORI PEMBELJARAN Minggu, 03 Februari 2013DESAIN PEMBELAJARAN MODEL ADDIE

I. PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang desain ADDIE, pengertian model desain ADDIE, kelebihan dan kekurangan desain ADDIE, dan pembahasan model desain ADDIE. Pembahasan secara rinci dapat dikemukakan sebagai berikut.

1.1 Latar Belakang Desain ADDIEModel Addie pada dasarnya adalah generik yang sistematis, langkah demi langkah kerangka kerja yang digunakan oleh Desainer instruksional, pengembang dan pelatih untuk memastikan kursus pengembangan dan pembelajaran tidak terjadi dengan cara acak, tidak terstruktur. Hal ini dirancang untuk memastikan: (1) peserta didik akan mencapai tujuan tentu saja, (2) memungkinkan untuk Evaluasi kebutuhan pembelajar, (3) desain dan pengembangan materi pelatihan, dan (4) evaluasi efektivitas pelatihan program menggunakan proses dengan spesifik, hasil yang terukur (ixarticle.com diunduh pada 22/11/2012).

Latar Belakang Addie muncul dengan perkembangan Perang Dingin setelah Perang Dunia II sebagai Militer Amerika Serikat berjuang dengan dirinya sendiri untuk menemukan cara untuk membuat program pelatihan yang lebih efektif untuk mata pelajaran yang semakin kompleks. Hasil dari perjuangan untuk peningkatan efektivitas berbuah dalam bentuk Desain Sistem Instruksional yang pada gilirannya, menyebabkan model desain yang digunakan saat ini. Anda akan sering mendengar Addie disebut sebagai Desain Sistem Instruksional (ISD), Sistem Instruksional Desain & Pengembangan (ISDD), Pendekatan Sistem untuk Pelatihan (SAT) atau Desain instruksional (ID). Sebagian besar model desain instruksional saat ini Anda akan menemukan di tempat kerja saat ini adalah variasi atau spin-off dari model Addie asli. Model Literatur tentang Addie memperkirakan bahwa ada lebih dari 100 variasi yang berbeda ISD yang digunakan saat ini, dengan hampir semua yang berbasis pada model Addie generik, yang merupakan singkatan dari Analisa, Desain, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi; dengan setiap langkah atau fase mengarah ke berikutnya seperti yang digambarkan di bawah ini: Analisis? Desain? Pembangunan? Implementasi? Evaluasi Satu umumnya diterima perbaikan model Addie bahwa hampir setiap orang menggunakan baik sadar atau tidak sadar, adalah penggunaan apa yang sering disebut sebagai prototipe cepat yang mencoba untuk menangkap cacat desain saat mereka masih mudah untuk memperbaikinya. Hal ini dilakukan dengan menerima umpan balik seluruh fase dari model Addie dan membuat perubahan saat bergerak maju (ixarticle.com diunduh pada 22/11/2012).41.2 Pengertian Model Desain ADDIEModel desain pembelajaran ADDIE adalah model desain pembelajaran yang menggunakan 5 tahap/ langkah sederhana dalam pengaplikasinnya. Ini merupakan desain pembelajaran yang mudah dipelajari. Sesuai dengan namanya model desain pembelajaran ADDIE ada 5 tahap/ langkah dalam pembelajarannya yaitu Analysis, Desain, Development, Implementation, dan Evaluation.5Tabel 1. Desain Model Pembelajaran ADDIEAnalyzeDesignDevelopImplementEvaluate

Pre-planning; thinking about the courseDesign your course on paperDevelop course materials and assemble the courseBegin teachingLook at the course outcomes with a critical eye

Design of course Audience Goal Objectives Identify contnet Identify Environment and Delivery Instructional Strategies Assessment Strategies Formative Evaluation Constraints

Name the learning units of Instruction Identify content and strategies for an individual unit of instruction Write instructions for the learning unit Name the menu items for a learning module

Based on design phase Build content, assignments, assessments Build course structure Upload content

Overview of course Expectations Initiate instruction Interaction Ask for feedback early on (formative evaluation)

Did the students achieve expected learning outcomes? What have you learned? How can you make the course better?

Sumber: raleighway.com

6Gambar 1. Bagan Desain Model Pembelajaran ADDIE

Ketika kita susun maka akan diperoleh tahapan/ langkah- langkah model desain pembelajaran ADDIE sebagai berikut.1. AnalysisAnalisis merupakan tahap pertama yang harus dilakukan oleh seorang pengembang pembelajaran. Shelton dan Saltsman menyatakan ada tiga segmen yang harus dianalisis yaitu siswa, pembelajaran, serta media untuk menyampaikan bahan ajarnya. Langkah-langkah dalam tahapan analisis ini setidaknya adalah: menganalisis siswa; menentukan materi ajar; menentukan standar kompetensi (goal) yang akan dicapai; dan menentukan media yang akan digunakan (Fadli, 2012).

7Langkah analisis melalui dua tahapsebagai berikut. a. Analisis KinerjaAnalisis Kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen (Alik, 2010).

Contoh :a. Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan menyebabkan rendahnya kinerja individu dalam organisasi atau perusahaan, hal ini diperlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran.b. Rendahnya motivasi berprestasi, kejenuhan, atau kebosanan dalam bekerja memerlukan solusi perbaikan kualitas manajemen.Misalnya pemberian insentif terhadap prestasi kerja, rotasi dan promosi, serta penyediaan fasilitas kerja yang memadai (Alik, 2010).b. Analisis KebutuhanAnalisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar (Alik, 2010).

2. DesignPendesainan dilakukan berdasarkan apa yang telah dirumuskan dalam tahapan analisis. Tahapan desain adalah analog dengan pembuatan silabus. Dalam silabus tersebut harus memuat informasi kontak, tujuan-tujuan pembelajaran, persyaratan kehadiran, kebijakan keterlambatan pekerjaan, jadwal pembelajaran, pengarahan, alat bantu komunikasi, kebijakan teknologi, serta desain antar muka untuk pembelajaran. Langkah-langkah dalam tahapan ini adalah membuat silabus yang di dalamnya termasuk: memilih standar kompetensi (goal) yang telah dibuat dalam tahapan analisis; menentukan kompetensi dasar (objektive); menentukan indikator keberhasilan; memilih bentuk penilaian; menentukan sumber atau bahan-bahan belajar; menerapkan strategi pembelajaran; membuat storyboard; dan mendesain antar muka (Fadli, 2012).8Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah ini merupakan sebagai berikut.a. Inti dari langkah analisis krn mempelajari masalah kemudian menemukan alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan.b. Langkah penting yang perlu dilakukan untuk, menentukan pengalaman belajar yang perlu dimilki oleh siswa selama mengikuti aktivitas pembelajaran.c. Langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program pembelajaran dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan siswa? (Alik, 2010).

Kesenjangan kemampuan disini adalah perbedaan kemampuan yang dimilki siswa dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki siswa.Contoh pernyataan kesenjangan kemampuan sebagai berikut.1. 9Siswa tidak mampu mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan setelah mengikuti proses pembelajaran.2. Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi 60% dari standar kompetensi yang telah digariskan (Alik, 2010).

Pada saat melakukan langkah ini perlu dibuat pertanyaan-pertanyaan kunci diantaranya adalah sebagai berikut.a. Kemampuan dan kompetensi khusus apa yang harus dimilki oleh siswa setelah menyelesaikan program pembelajaran?b. Indikator apa yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mengikuti program pembelajaran?c. Peralatan atau kondisi bagaimana yang diperlukan oleh siswa agar dapat melakukan unjuk kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap - setelah mengikuti program pembelajaran?d. Bahan ajar dan kegiatan seperti apa yang dapat digunakan dalam mendukung program pembelajaran? (Alik, 2010).

3. Development Tahapan ini merupakan tahapan produksi dimana segala sesuatu yang telah dibuat dalam tahapan desain menjadi nyata. Langkah-langah dalam tahapan ini diantaranya adalah: membuat objek-objek belajar (learning objects) seperti dokumen teks, animasi, gambar, video dan sebagainya; membuat dokumen-dokumen tambahan yang mendukung (Fadli, 2012).

10Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih, menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program (Alik, 2010).

Dalam melakukan langkah pengembangan, ada dua tujuan penting yang perlu dicapai. Antara lain sebagai berikut.a. Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.b. Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran (Alik, 2010).

Pada saat melakukan langkah pengembangan, seorang perancang akan membuat pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya, Pertanyaan-pertanyaannya antara lain sebagai berikut.a. Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli untuk dapat digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran?b. Bahan ajar seperti apa yang harus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan spesifik?c. Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli dan dimodifikasi sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan spesifik?d. 11Bagaimana kombinasi media yang diperlukan dalam menyelenggarakan program pembelajaran? (Alik, 2010).

4. Implementation Pada tahapan ini sistem pembelajaran sudah siap untuk digunakan oleh siswa. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah mempersiapkan dan memasarkannya ke target siswa (Fadli, 2012).

Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Tujuan utama dari langkah ini antara lain sebagai berikut.a. Membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi.b. Menjamin terjadinya pemecahan masalah/ solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa.c. Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, siswa perlu memilki kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperlukan (Alik, 2010).

Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah implementasi yaitu sebagai berikut.a. Metode pembelajaran seperti apa yang paling efektif utnuk digunakan dalam penyampaian bahan atau materi pembelajaran?b. Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik dan memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang disampaikan? (Alik, 2010).125. Evaluation Evaluasi dapat dilakukan dalam dua bentuk evaluasi yaitu formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan selama dan di antara tahapan-tahapan tersebut. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk memperbaiki sistem pembelajaran yang dibuat sebelum versi terakhir diterapkan. Evaluasi sumatif dilakukan setelah versi terakhir diterapkan dan bertujuan untuk menilai keefektifan pembelajaran secara keseluruhan. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan dalam tahapan evaluasi adalah: apakah tujuan belajar tercapai oleh siswa?; bagaimana perasaan siswa selama proses belajar? suka, atau tidak suka; adakah elemen belajar yang bekerja dengan baik atau tidak baik?; apa yang harus ditingkatkan?; apakah informsi dan atau pesan yang disampaikan cukup jelas dan mudah untuk dimengerti?; dan apakan pembelajaran menarik, penting, dan memotivasi? (Fadli, 2012).

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi terhadap program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, sebagai berikut.a. Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.b. Peningkatan kompetensi dalam diri siswa, yang merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program pembelajaran.c. 13Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran (Alik, 2010).

Beberapa pertanyaan penting yang harus dikemukakan perancang program pembelajaran dalam melakukan langkah-langkah evaluasi, antara lain sebagai berikut.a. Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti selama ini?b. Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran?c. Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi atau substansi pembelajaran?d. Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang telah dipelajari?e. Seberapa besar kontribusi program pembelajaran yang dilaksanakan terhadap prestasi belajar siswa? (Alik, 2010).

Implementasi model desain sistem pembelajaran ADDIE yang dilakukan secara sistematik dan sistemik diharapkan dapat membantu seorang perancang program, guru, dan instruktur dalam menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik (Alik, 2010).

1.3 14Kelebihan dan Kekurang Model Desain ADDIEKekurangan dan Kelebihan Model Desain ADDIE ini sebagai berikut.1. Kelebihan model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang sistematis. Seperti kita ketahui bahwa model ADDIE ini terdiri dari 5 komponen yang saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan yang pertama sampai tahapan yang kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak atau kita bisa memilih mana yang menurut kita ingin di dahulukan. Karena kelima tahap/ langkah ini sudah sangat sederhana jika dibandingkan dengan model desain yang lainnya. Sifatnya yang sederhana dan terstruktur dengan sistematis maka model desain ini akan mudah dipelajari oleh para pendidik.2. Kekurangan model desain ini adalah dalam tahap analisis memerlukan waktu yang lama. Dalam tahap analisis ini pendesain/ pendidik diharapkan mampu menganalisis dua komponen dari siswa terlebih dahulu dengan membagi analisis menjadi dua yaitu analisis kinerja dan alisis kebutuhan. Dua komponen analisis ini yang nantinya akan mempengaruhi lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap pembelajaran dilaksanakan. Dua komponen ini merupakan hal yang penting karena akan mempengaruhi tahap mendesain pembelajaran yang selanjutnya (Gusmayani, 2012).

2.3 Pembahasan Model Desain ADDIETercapainya tujuan pembelajaran dipengaruhi oleh pemilihan model desain pembelajaran. Ketika kita ingin proses belajar mengajar berjalan sesuai yang diharapkan atau dapat berjalan dengan baik maka kita harus memilih model desain pembelajaran yang tepat pula bagi proses pembelajaran yang akan kita laksanakan. Sebagai pendidik harus mengetahui sistem mana yang cocok dengan keadaan peserta didik. Selain model desain pembelajaran ADDIE ini sistematis artinya terperinci langkah-langkahnya, sehingga ketika kita ingin menggunakan model ini mudah untuk dipelajari dan tidak banyak langkah-langkah yang menurut pembaca terlalu membingungkan karena memang 5 langkah tersebut mewakili keseluruhan proses pembelajaran. Langkah-langkah per poin nya pun mudah untuk dipahami, untuk pendidik yang sering berkecimpung di duania pendidikan akan mudah untuk mempelajarinya. Dengan adanya model desain pembelajaran ini akan memudahkan pendesain untuk membuat sistem pembelajaran (Gusmayani, 2012).15

Banyak hal yang menjadikan model ini layak dijadikan suatu model desain pembelajaran, diantaranya konsepnya yang sederhana tapi mewakili keseluruhan sistem proses pembelajaran. Banyak sekali model-model desain pembelajaran yang ada, tergantung kita sebagai pendesain mampu memilah model mana yang cocok bagi peserta didik. Kelebihan model ini ada pada strukturnya yang sistematis, sehingga tidak membingungkan pendesain dalam merancang sistem pembelajaran. Juga pada inti langkah- langkahnya yang dapat dengan mudah dipahami oleh pendesain pembelajaran. Sehingga dapat dengan mudah pendesain mengaplikasikan langkah- langkah dari model desain pembelajaran ADDIE ini (Gusmayani, 2012).

16Model ini dapat diaplikasikan pada setiap mata pelajaran yang ada di sekolah. Karena setiap pembelajaran yang dilakukan harus memperhatikan langkah- langkah atau urutan yang sistematis dalam penyusunan atau penggunaannya sehingga pembelajaran yang kita lakukan pula dapat tersusun dengan sistematis pula. Sehingga pendesain akan mengetahui mana yang seharusnya didahulukan dan mana yang seharusnya mendapat urutan beriktnya. Seperti menganalisis dulu baru setelah itu mendesain, tidak sebaliknya mendesain dulu baru menganalisis. Karena dengan menggunakan langkah yang tidak berurutan akan membingungkan pendesain dalam penyusunan sistem pembelajaran serta apa yang kita harapkan/ hasil dari proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik(Gusmayani, 2012).

Adanya model instruksional berdasarkan ADDIE ini, jelas sangat membantu pengembangan material dan program pelatihan yang tepat sasaran, efektif, maupun dinamis. Aplikasi teori SDM maupun perilaku seperti social learning, pembelajaran aktif (active learning), pembelajaran jarak jauh (distance learning), paham konstruktif (constructivism), aliran strength based (positive-based management), aliran perilaku manusia (behaviourism), maupun paham kognitif (cognitivism) akan sangat membantu pengembangan material pelatihan bagi instruktur (Jannah, 2011).

Ketika diamati secara teliti ADDIE ini mempunyai sifat pendekatan Teknologi Pendidikan, sebagai berikut.1. Pendekatan isomorfi, yaitu yang mengunakan berbagai kajian atau bidang keilmuan kedalam suatu kebulatan tersendiri.2. 16Pendekatan sistematik . yaitu cara yang berurutan dan terarah dalam usaha memecahkan persoalan, yaitu berawal dari analisis dan diakhiri dengan evaluasi dan begitu seterusnya.3. Pendekatan sinergistik, yaitu yang menjamin adanya nilai tambah dari keseluruhan kegiatan dibanding dengan bila kegiatan itu dijalankan sendiri- sendiri.4. Sistemik, yaitu pengkajian secara menyeluruh (satu kesatuan) (Jannah, 2011).DAFTAR PUSTAKA

Ali. 2010. Model ADDIE. From http://alik3505.blogspot.com/2010/10/model-addie.html. Diunduh pada hari Kamis, 22/11/2012 pukul 22.10 WIB.

Fadli. Model Pengembangan Pembelajaran. From http://fadlibae.wordpress.com/2012/01/31/model-pengembangan-pembelajaran/ Diunduh pada hari Kamis, 22/11/2012 pukul 22.15 WIB.

http://raleighway.com/addie/ Diunduh pada hari Kamis, 22/11/2012 pukul 22.05 WIB.

http://id.ixarticle.com/articles/303324/ Diunduh pada hari Kamis, 22/11/2012 pukul 22.25 WIB.

Gusmayani, Indri. 2012. Model Desain Pembelajaran. From http://indri-gusmayani14.blogspot.com/2012/11/lhmb-model-desain-pembelajaran-addie.html Diunduh pada hari Kamis, 22/11/2012 pukul 22.27 WIB.

http://muhammadwardani.blogspot.com/2013/02/desain-pembelajaran-model-addie.html

Senin, 15 April 2013model pembelajaran ADDIE

Model ADDIESalah satu model desain sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar desain sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah model ADDIE. Model ini, sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase atau tahap utama, yaitu (A) analysis, (D) desain, (D) development, (I) irnplementaion, dan (E ) evoaluation. Kelima fase atau tahap dalam model ADDIE perlu dilakukan secara sistemik dan sistematik Model desain sistempembelajaran ADDIE dengan komponen-komponennya.1. AnalisisLangkah anasis terdiri atas. dua tahap, yaitu analisis kinerja atau performance analysis dan analisis kebutuhan atau need analysis. Tahap pertama yaitu analisis kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa Penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen.

Contoh masalah kinerja yang memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan. hal ini dapat menyebabkan rendahnya kinerja individu dalam organisasi atau perusahaan. sedangkan contoh masalah kinerja yang memerlukan solusi berupa perbaikan kualitas manajemen, misalnya rendahnya motivasi berprestasi, kejenuhan, atau kebosanan dalam bekerja. Masalah-masalah ini memerlukan solusi berupa perbaikan manajemen, misalnya pemberian insentif terhadap prestasi kerja, rotasi dan promosi, serta penyediaan fasilitas kerja yang memadai. Pada tahap kedua, yaitu analisis kebutuhan, merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar. Hal ini dapat dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi. Ada dua pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang desainer atau perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah atau tahap analisis. Pertama apakah siswa memerlukan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan? Kedua, apakah siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan?Jika hasil analisis data yang telah dikumpulkan mengarah kepada pembelajaran sebagai solusi untuk mengatasi masalah pembelajaran yang sedang dihadapi, perancang atau desainer program pembelajaran perlu melakukan analisis kebutuhan dengan menjawab beberapa pertanyaan lagi, sebagai berikut. Bagaimana karakterisik siswa yang akan mengikuti program pembelajaran? (learner analysis) Pengetahuan dan keterampilan seperti apa yang telah dimiliki oleh siswa? (pre-requisite skill) Kemampuan atau kompetensi apa yang perlu dimiliki oleh siswa (task atau goal analysis) Apa indikator atau kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan bahwa siswa telah mencapai kompetensi yang telah ditentukan setelah melakukan proses pembelajaran? (evaluation and assessment). Kondisi seperti apa yang diperlukan oleh siswa agar dapat memperlihatkan kompetensi yang telah dipelajari? (setting or condition analysis).2. DesainDesain merupakan langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. pada langkah ini diperlukan adanya klarifikasi program pemb elajaran yang didesain sehingga program tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan.Pada langkah desain, pusat perhatian perlu difokuskan pada upaya untuk menyelidiki masalah pembelajaran yang sedang dihadapi. Hal ini nrerupakan inti dari langkah analisis, yaitu mempelajari masalah dan menemukan alternatif solusi yang akan ditempuh untuk dapat mengatasi masalah pembelajaran yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan.Langkah penting yang perlu dilakukan dalam desain adalah menentukan pengalaman belajar atau learning experience yang perlu dimiliki oleh siswa selama mengikuti aktivitas pembelajaran. Langkah desain harus mampu menjawab pertanyaan apakah program pembelajaran yang didesain dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesenjangan performa (performance gap) yang terjadi pada diri siswa.Kesenjangan kemampuan yang dimaksud dalam hal ini adalah perbedaan yang dapat diamati (observable) antara kemampuan yang telah dimiliki dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh siswa. Dengan kata lain, kesenjangan menggambarkan perbedaan antara kemampuan yang dimiliki dengan kemampuan yang ideal.Contoh pernyataan kesenjangan kemampuan adalah Siswa tidak mampu mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan setelah mengikuti proses pembelajaran". Contoh pernyataan lain yaitu "Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi 60% dari standar kompetensi yang telah digariskan".Pertanyan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang desainer atau perancang program pembelajaran pada saat melakukan tahap atau langkah desain, sebagai berikut. Kemampuan dan kompetensi khusus seperti apa yang harus dimiliki oleh siswa setelah menyelesaikan program pembelajaran? Indikator apa yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mengikuti program pembelajaran? Peralatan atau kondisi bagaimana yang diperlukan oleh siswa agar dapat melakukan unjuk kompetensi (Pengetahuan, keterampilan, dan sikap) setelah mengikuti program pembelajaran? Bahan ajar dan kegiatan seperti apa yang dapat digunakan dalam untuk mendukung program pembelajaran?3. PengembanganPengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar atau learning materials untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.Pengadaan bahan ajar perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran spesifik atau learning outcomes yang telah dirumuskan oleh desainer atau perancang program pembelajaran dalam langkah desain. Langkah pengembangan, dengan kata lain, mencakup kegiatan memilih dan menentukan metode, media, serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program pembelajaran.Ada dua tujuan penting yang perlu dicapai dalam melakukan langkah pengembangan, yaitu: memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya, dan memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan kunci yangharus dicari jawabannya oleh seorang desainer atau perancang Program pembelajaran pada saat melakukan langkah pengembangan yaitu sebagai berikut. Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli untuk dapat digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran? Bahan ajar seperti apa yang harus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan spesifik? Bahan ajar seperti apa yang perlu dibeli dan dimodifikasi sehingga daapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan spesifik? Bagaimana kombinasi media yang diperlukan dalam menyelenggarakan program pembelajaran? (Kombinasi media yang dipilih tentunya harus dapat memenuhi standar efektifitas pada sekolah tempat aktivitas pembelajaran berlangsung).4. ImplementasiImplementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah implementasi sering diasosiasikan dengan penyelenggaraan program pembelajaran itu sendiri. Langkah ini memang mempunyai makna adanya penyampaian materi pembelajaran dari guru atau instruktur kepada siswa.Tujuan utama dari tahap implementasi yang merupakan langkah realisasi desain dan pengembangan adalah sebagai berikut. Membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi. Menjamin terjadinya pemecahan masalah/solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa. Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran siswa perlu memiliki kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) yang diperlukan.Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah implementasi yaitu sebagai berikut. Metode pembelajaran seperti apakah yang paling efektif untuk digunakan dalam menyampaikan bahan atau materi pembelajaran? Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik dan memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang disampaikan?5. EvaluasiLangkah terakhir atau kelim a dari model desain sistem pembelajaran ADDIE adalah evaluasi. Evaluasi dapat didefinisikan sebagai sebuah Proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap Program pembelajaran. Pada dasarnya, evaluasi dapat dilakukan sepanjang pelaksanaan kelima langkah dalam model ADDIE. Pada langkah analisis misalnya, Proses evaluasi dilaksanakan dengan cara melakukan klarifikasi terhadap kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) yang harus dimiliki oleh siswa setelah mengikuti program pembelajaran. Evaluasi seperti ini dikenal dengan istilah evaluasi formatif. Di samping itu, evaluasi juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil pembelajar an yang telah dicapai oleh siswa dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.Evaluasi terhadap program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, yaitu:o sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan,o peningkatan kompetensi dalam diri siswa yang merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program pembelajaran, dano keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran.Beberapa pertanyaan penting yang harus dikemukakan oleh perancang program pembelajaran dalam melakukan langkah-langkah evaluasi yaitu sebagai berikut. Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti selama ini? Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran? Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi atau substansi pembelajaran? Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dipelajari? Seberapa besar kontribusi program pembelajaran yang dilaksanakan terhadap prestasi belajar siswa?Implementasi model desain sistem pembelajaran ADDIE yang dilakukan secara sistematik dan sistemik diharapkan dapat membantu seorang perancang program, guru, dan instruktur dalam menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.

1. Ilustrasi/langkah pembelajaran ADDIE

Aanalysis

Ddesign

Ddevelopment

Iimplementation

Eevaluation

2. Kekurangan dan Kelebihan Model Desain ADDIE ini adalah:a. Kelebihan model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang sistematis.Seperti kita ketahui bahwa model ADDIE ini terdiri dari 5 komponen yang saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan yang pertama sampai tahapan yang kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak atau kita bisa memilih mana yang menurut kita ingin di dahulukan. Karena kelima tahap/langkah ini sudah sangat sederhana jika dibandingkan dengan model desain yang lainnya. Sifatnya yang sederhana dan terstruktur dengan sistematis maka model desain ini akan mudah dipelajari oleh para pendidik.b. Kekurangan model desain ini adalah dalam tahap analisis memerlukan waktu yang lama.Dalam tahap analisis ini pendesain/pendidik diharapkan mampu menganalisis dua komponen dari siswa terlebih dahulu dengan membagi analisis menjadi dua yaitu analisis kinerja dan alisis kebutuhan. Dua komponen analisis ini yang nantinya akan mempengaruhi lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap pembelajaran dilaksanakan. Dua komponen ini merupakan hal yang penting karena akan mempengaruhi tahap mendesain pembelajaran yang selanjutnya.3. Model pembelajaran versi diri sendiria. Analisis Bagaimana karakterisik siswa yang akan mengikuti program pembelajaran? (learner analysis) Pengetahuan dan keterampilan seperti apa yang telah dimiliki oleh siswa? (pre-requisite skill) Kemampuan atau kompetensi apa yang perlu dimiliki oleh siswa (task atau goal analysis) Apa indikator atau kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan bahwa siswa telah mencapai kompetensi yang telah ditentukan setelah melakukan proses pembelajaran? (evaluation and assessment). Kondisi seperti apa yang diperlukan oleh siswa agar dapat memperlihatkan kompetensi yang telah dipelajari? (setting or condition analysis). Apa yang diinginkan siswa dalam proses pembelajaran? Hal-hal semacam apa saja yang menjadi kendala siswa dalam pembejaran?b. DesainPada langkah desain, pusat perhatian perlu memfokuskan pada upaya untuk menyelidiki masalah pembelajaran yang sedang dihadapi. Hal ini nrerupakan inti dari langkah analisis, yaitu mempelajari masalah dan menemukan alternatif solusi yang akan ditempuh untuk dapat mengatasi masalah pembelajaran yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan.Langkah penting yang perlu dilakukan dalam desain adalah menentukan pengalaman belajar atau learning experience yang perlu dimiliki oleh siswa selama mengikuti aktivitas pembelajaran. Langkah desain harus mampu menjawab pertanyaan apakah program pembelajaran yang didesain dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesenjangan performa (performance gap) yang terjadi pada diri siswa.Kesenjangan kemampuan yang dimaksud dalam hal ini adalah perbedaan yang dapat diamati (observable) antara kemampuan yang telah dimiliki dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh siswa. Dengan kata lain, kesenjangan menggambarkan perbedaan antara kemampuan yang dimiliki dengan kemampuan yang ideal.c. PengembanganPengembangan merupakan langkah ketiga dalam meng-implementasikan model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar atau learning materials untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.Pengadaan bahan ajar perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran spesifik atau learning outcomes yang telah dirumuskan oleh desainer atau perancang program pembelajaran dalam langkah desain. Langkah pengembangan, dengan kata lain, mencakup kegiatan memilih dan menentukan metode, media, serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program pembelajaran.Ada dua tujuan penting yang perlu dicapai dalam melakukan langkah pengembangan, yaitu: memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya, dan memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. d. ImplementasiImplementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah implementasi sering diasosiasikan dengan penyelenggaraan program pembelajaran itu sendiri. Langkah ini memang mempunyai makna adanya penyampaian materi pembelajaran dari guru atau instruktur kepada siswa.Tujuan utama dari tahap implementasi yang merupakan langkah realisasi desain dan pengembangan adalah sebagai berikut. Membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi. Menjamin terjadinya pemecahan masalah/solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa. Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran siswa perlu memiliki kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) yang diperlukan.

e. Evaluasio sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan,o peningkatan kompetensi dalam diri siswa yang merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program pembelajaran, dano keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran.4. Kesimpulan Model pembelajaran ADDIE merupakan suatu model yang sistematis tahapan-tahapan ddalam model pembelajaran ADDIE harus dilakukan secara terstruktur dan berurutan, model pembelajaran ADDIE merupakan model pembelajaran yang mengidentifikas siswa secara mendalam hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.Pembelajaran model ADDIE merupakan pembelajaran yang berfokus pada siswa, dalam hal ini penulis menyarankan akselerasi antara pendidik dan siswa perlu ditambahkan dalam model pembelajaran ini. Guna akselerasi yaitu untuk menciptkan suatu ketergantungan antara pendidik dan siswa artinya siswa dan pendidik merasa saling ketergantungan antara satu sama lain. Guna lain juga, agar terciptanya pembelajaran yang efektif yaitu pembelajaran yang bersifat kolaborasi antara teacher centre dan student centre.

http://cenasrizal.blogspot.com/2013/04/model-pembelajaran-addie.htmlH. ABDUL RAZAK abdulrazak19.blogspot.com

Minggu, 04 Desember 2011MODEL-MODEL DESAIN PERENCANAAN PEMBELAJARAN (PERTEMUAN 2 PART 4) Model diartikan sebgai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan.

Muhaimin (2001 : 221) mengutip Briggs bahwa Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi.

Rusman (2011 : 133) menyatakan bahwa sebelum menentukan model pembelajaran yang akan dipergunakan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam pemilihannya, yaitu :

1. Pertimbangan Tujuan yang hendak dicapai.2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran.3. Pertimbangan dari sudut peserta didik.4. pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis

Model Pembelajaran akan memiliki ciri-sebagai berikut :

1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.2. mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.3. dapat dijadikan sebagai pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas.4. memiliki bagian-bagian model.5. memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.6. membuat persiapan mengajar dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.

Banyak Model desain pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli, diantaranya adalah :

1. Model Kemp

Jerold E. Kemp. berasal dari California State University di Sanjose. dia adalah orang yang pertama kali mengembangkan model desain Instruksional bagi pendidikan. Model pembelajaran yang dikembangkan oleh kemp adalah berbentuk siklus, sehingga dari komponen mana guru tidak ditentukan untuk memulai proses pengembangan.

Kompoenen-komponen yang ada dalam model kemp adalah sebagai berikut :1. hasil yang ingin dicapai.2. analisis tes mata pelajaran.3. tujuan khusus belajar.4. aktifitas belajar.5. sember belajar.6. layanan pendukung7. evaluasi belajar8. tes awal9. karakteristik belajar.

Kelebihan :dalam setiap langkah selalu ada revisi terlebih dahulu guna menuju ke tahap berikutnya, sehingga kekarangan atau kesalahan pada tahap itu tidak terjadi pada tahap berikutnya.

Kekurangan :Model pembelajaran ini agak condong ke pembelajaran klasikal atau pembelajaran kelas. sehingga peran guru di sini memiliki pengaruh yang sangat kuat atau besar.

2. Model Dick and CarreySalah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985). Model ini termasuk ke dalam model prosedural. Langkahlangkah Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey adalah:1. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.2. Melaksanakan analisi pembelajaran3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa4. Merumuskan tujuan performansi5. Mengembangkan butirbutir tes acuan patokan6. Mengembangkan strategi pembelajaran7. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif9. Merevisi bahan pembelajaran10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

Kelebihan :dapat digunakan untuk semua kalangan karena mengacu pada pendekatan sistem, model ini tidak berjalan seperti tradisional.

3. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional)

Model ini muncul dilatar belakangi oleh :

1. Pemberlakuan kurikulum 1975.2. Berkembangnya paradigma bahwa pendidikan adalah suatu sistem.3. pendidik masih banyak yang menggunakan transfer knowledge4. tuntutan kurikulum 1975 yang berorientasi pada tujuan, relevansi, efisiensi, efektifitas dan kontuinitas.5. Sistem semester pada kurikulum 1975 yang menuntut perencanaan pengajaran sampai satuan materi terkecil.

langkah-langkah dalam model PPSI1. Merumuskan tujuan pembelajaran2. Pengembangan alat evaluasi.3. Menentukan kegiatan belajar mengajar.4. Merencanakan program kegiatan belajar mengajar.5. Pelaksanaan.

4. Model ADDIE

Salah satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generik adalah model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :1. Analysis (analisa), yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis).2. Design (desain/perancangan), yang kita lakukan dalam tahap desain ini, pertama, merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran media danyang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, dipertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci.3. Development (pengembangan), pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi.4. Implementation (implementasi/eksekusi) , implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan.5. Evaluation (evaluasi/ umpan balik), yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi.

5. Model ASSURE

Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:1. Analyze Learners, perlu diketahui bagaimana kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal mereka, yaitu berdasarkan ciri-ciri umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar.2. States Objectives , menyatakan tujuan pembelajaran harus difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari.3. Select Methods, Media, and Material, ada tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah terakhir adalah memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.4. Utilize Media and materials , ada lima langkah bagi penggunaan media yang baik yaitu, preview bahan, sediakan bahan, sedikan persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran.5. Require Learner Participation, sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi.6. Evaluate and Revise, penilaian yang dimaksud melibatkan beberaoa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan pelajar.

Bahan bacaan :1. Hamzah, 2011, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, Jakarta : Pena Grafika 2. Muhaimin, 2001, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya 3. Slameto, 1991, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, Jakarta : Bumi Aksara4. Rusman, 2011, Model-model Pembelajaran, Jakarta ; Raja Grafindo Persada.5. Wina Sanjaya, 2008, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : Prenada Media Group6. http://mayadikiria.wordpress.com/2011/05/24/assure-model/ 7. http://tpers.net/2009/04/model-desain-pembelajaran-pelatihan-addie_nurhadijah1215076090/http://abdulrazak19.blogspot.com/2011/12/model-model-desain-perencanaan.html