25
Teori Belajar dan Pembelajaran Model Pembelajaran ADDIE Dosen : Dr. Herlina Disusun oleh: Kelompok 12 1. Anada Khairul A (5215131553) 2. Muhamad Darmawan (5215134360) 3. Ryan Shandy (5215134370) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO 0

Makalah ADDIE

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah addie

Citation preview

Teori Belajar dan PembelajaranModel Pembelajaran ADDIE

Dosen : Dr. HerlinaDisusun oleh: Kelompok 12

1. Anada Khairul A(5215131553)2. Muhamad Darmawan(5215134360)3. Ryan Shandy(5215134370)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKAJURUSAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA2013Kata PengantarPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Karunia dan Hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat kami susun guna memenuhi tugas makalah Teori Belajar dan Pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari jaman jahiliyah kepada jaman yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat sekarang ini. Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan mengenai teori belajar dan pembelajaran dengan model pembelajaran ADDIE yang mana materi ini sebagai model pembelajaran.Semoga dengan penyusunan makalah ini, dapat memberikan manfaat dan motivasi sekaligus menambah wawasan untuk kami pribadi dan untuk para pembaca. Tidak lupa juga kami memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan dalam hal penyusunan dan isi makalah maupun kosakata yang mungkin tidak memenuhi standar bahasa Indonesia yang baik dan benar.Akhir kata kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Jakarta, Mei 2015

Daftar Isi

Kata pengantar...................................................................................................1Daftar isi.............................................................................................................2BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang........................................................................................... 31.2 Rumusan masalah...................................................................................... 41.3 Tujuan........................................................................................................ 4

Bab II Pembahasan 2.1Pengertian Model Pembelajaran ADDIE ................................................. 62.2Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran ADDIE ...................... 112.3Rancangan Model Pembelajaran ADDIE ................................................ 11

Bab III Penutup3.1Kesimpulan.............................................................................................. 15Daftar Pustaka.................................................................................................... 16

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sejak adanya pembelajaran sudah lebih dari 100 model pembelajaran bermunculan masing-masing menganut satu atau beberapa teori belajar. Salah satu model pembelajaran tersebut dikenal dengan model ADDIE. Model ADDIE adalah model yang mudah diterapkan di mana proses yang digunakan bersifat sistematis dengan kerangka kerja yang jelas menghasilkan produk yang efektif, kreatif, dan efisien. Model ADDIE memiliki lima langkah pembelajaran yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation.. Model ADDIE adalah desain/model pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa dalam mengembangkan proses sains, bersifat kooperatif, fleksibel, menyesuaikan dengan lingkungan belajar yangberorientasikan pada struktur implementasi. Pandangan dari teori konstruktivis tentang desain sistem pengajaran sering dinyatakan melalui model pembelajaran ADDIE.

Model Pembelajaran Addie muncul dengan perkembangan Perang Dingin setelah Perang Dunia II sebagai Militer Amerika Serikat berjuang dengan dirinya sendiri untuk menemukan cara untuk membuat program pelatihan yang lebih efektif untuk mata pelajaran yang semakin kompleks. Hasil dari perjuangan untuk peningkatan efektivitas berbuah dalam bentuk Desain Sistem Instruksional yang pada gilirannya, menyebabkan model desain yang digunakan saat ini. Anda akan sering mendengar Addie disebut sebagai Desain Sistem Instruksional (ISD), Sistem Instruksional Desain & Pengembangan (ISDD), Pendekatan Sistem untuk Pelatihan (SAT) atau Desain instruksional (ID). Sebagian besar model desain instruksional saat ini Anda akan menemukan di tempat kerja saat ini adalah variasi atau spin-off dari model Addie asli. Model Literatur tentang Addie memperkirakan bahwa ada lebih dari 100 variasi yang berbeda ISD yang digunakan saat ini, dengan hampir semua yang berbasis pada model Addie generik, yang merupakan singkatan dari Analisa, Desain, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi; dengan setiap langkah atau fase mengarah ke berikutnya seperti yang digambarkan di bawah ini: Analisis? Desain? Development? Implementasi? Evaluasi Satu umumnya diterima perbaikan model Addie bahwa hampir setiap orang menggunakan baik sadar atau tidak sadar, adalah penggunaan apa yang sering disebut sebagai prototipe cepat yang mencoba untuk menangkap cacat desain saat mereka masih mudah untuk memperbaikinya. Hal ini dilakukan dengan menerima umpan balik seluruh fase dari model Addie dan membuat perubahan saat bergerak maju.Model pembelajaran ADDIE menganut teori model desain sistem instruksional karena model ini merupakan model yang bersifat sistematis. Desain instruksional merupakan sebuah sistem prosedur dalam program pengembangan pendidikan dan pengajaran yang bersifat konsisten dan reliabel. Definisi ringkas dari model instruksional adalah cabang desain pembelajaran yang menekankan pada teori dan praktek melalui pengembangan prosedur yang sistematis. Rancangan instruksional dapat ditunjukkan oleh beberapa prinsip antara lain: kedisiplinan, termasuk psikologi pendidikan, ilmu pengetahuan kognitif, teori sistem, komunikasi, filosofi, antropologi, dan teori organisasi. Pembelajaran yang efektif dimulai dari perencanaan yang efektif pula. Desain instruksional menyediakan proses yang sistematis untuk merencanakan proses pembelajaran. Sistem instruksional merupakan susunan sumber dan prosedur dalam memajukan hasil belajar.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian dari Model Pembelajaran ADDIE?2. Bagaimana tahap-tahap Pengembangan Model Pembelajaran ADDIE?3. Apakah Kekurangan dan Kelebihan Model Pembelajaran ADDIE?4. Bagaimana Perencanaan Model Pembelajaran ADDIE?1.3 Tujuan1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Model Pembelajaran ADDIE.2. Mahasiswa dapat mengetahui tahap-tahap Pengembangan Model Pembelajaran ADDIE.3. Mahasiswa dapat mengetahui Kekurangan dan Kelebihan Model Pembelajaran ADDIE.4. Mahasiswa dapat mengetahui Rancangan Perencanaan Model Pembelajaran ADDIE.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran ADDIE

Model ADDIE adalah salah satu model desain sistem pembelajaran yangmemperlihatkan tahapan-tahapan dasar sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari.ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Model ADDIE juga dapat diterapkan untuk profesionalitas guru dan tenaga kependidikan di lembaga lembaga pendidikan. Model ini menggunakan tahap pengembangan yaituAnalysis, Design, Development, Implementation, Evaluation.Sehingga dari tahap pengembangan yang digunakan, model ini sering diset dengan model ADDIE.Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :a.Analysis(analisa)b.Design(disain / perancangan)c.Development(pengembangan)d.Implementation(implementasi/eksekusi)e.Evaluation(evaluasi/ umpan balik)

Langkah- langkah model desain pembelajaran ADDIE sebagai berikut:

1. Analisis a) Analisis KinerjaAnalisis Kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen, Contoh ;1) Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan menyebabkan rendahnya kinerja individu dalam organisasi atau perusahaan, hal ini diperlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran.2) Rendahnya motivasi berprestasi, kejenuhan, atau kebosanan dalam bekerja memerlukan solusi perbaikan kualitas manajemen.Misalnya pemberian insentif terhadap prestasi kerja, rotasi dan promosi, serta penyediaan fasilitas kerja yang memadai.b) Analisis KebutuhanAnalisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.2. DesignPendesainan dilakukan berdasarkan apa yang telah dirumuskan dalam tahapan analisis. Tahapan desain adalah analog dengan pembuatan silabus. Dalam silabus tersebut harus memuat informasi kontak, tujuan-tujuan pembelajaran, persyaratan kehadiran, kebijakan keterlambatan pekerjaan, jadwal pembelajaran, pengarahan, alat bantu komunikasi, kebijakan teknologi, serta desain antar muka untuk pembelajaran. Langkah-langkah dalam tahapan ini adalah membuat silabus yang di dalamnya termasuk: memilih standar kompetensi (goal) yang telah dibuat dalam tahapan analisis; menentukan kompetensi dasar (objektive); menentukan indikator keberhasilan; memilih bentuk penilaian; menentukan sumber atau bahan-bahan belajar; menerapkan strategi pembelajaran; membuat storyboard; dan mendesain antar muka (Fadli, 2012). Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah ini merupakan sebagai berikut; a. Inti dari langkah analisis krn mempelajari masalah kemudian menemukan alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan.b. Langkah penting yang perlu dilakukan untuk, menentukan pengalaman belajar yang perlu dimilki oleh siswa selama mengikuti aktivitas pembelajaran.c. Langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program pembelajaran dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan siswa? Contoh pernyataan kesenjangan kemampuan:a) Siswa tidak mampu mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan setelah mengikuti proses pembelajaran.b) Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi 60% dari standar kompetensi yang telah digariskan.

3. DevelopmentDevelopment dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan produk. Dalam tahap desain, telah disusun kerangka konseptual penerapan model/metode pembelajaran baru. Dalam tahap pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan. Sebagai contoh, apabila pada tahap design telah dirancang penggunaan model/metode baru yang masih konseptual, maka pada tahap pengembangan disiapkan atau dibuat perangkat pembelajaran dengan model/metode baru tersebut seperti RPP, media dan materi pelajaran.Tahapan ini merupakan tahapan produksi dimana segala sesuatu yang telah dibuat dalam tahapan desain menjadi nyata. Langkah-langah dalam tahapan ini diantaranya adalah: membuat objek-objek belajar (learning objects) seperti dokumen teks, animasi, gambar, video dan sebagainya; membuat dokumen-dokumen tambahan yang mendukung (Fadli, 2012). Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih, menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program (Alik, 2010).Dalam melakukan langkah development, ada dua tujuan penting yang perlu dicapai. Antara lain adalah :1) Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.2) Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.Pertanyaan-pertanyaan kunci yangharus dicarijawabannya oleh seorang desainer atau perancangProgram pembelajaran padasaat melakukan langkahpengembangan yaitu sebagai berikut.1) Bahan ajar sepertiapayangharus dibeli untuk dapatdigunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran?2) Bahan ajar seperti apa yang harus disiapkanuntuk memenuhi kebutuhan siswa yangunik danspesifik?3) Bahan ajar seperti apa yang perlu dibeli dandimodifikasi sehingga daapat digunakan untukmemenuhi kebutuhan siswa yang unik danspesifik?4) Bagaimana kombinasi media yang diperlukandalam menyelenggarakan programpembelajaran?(Kombinasi media yang dipilih tentunya harusdapat memenuhi standar efektifitas pada sekolahtempat aktivitas pembelajaran berlangsung).

4. ImplementationPada tahapan ini sistem pembelajaran sudah siap untuk digunakan oleh siswa. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah mempersiapkan dan memasarkannya ke target siswa (Fadli, 2012). Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Tujuan utama dari langkah ini antara lain sebagai berikut.1) Membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi.2) Menjamin terjadinya pemecahan masalah/ solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa.3) Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, siswa perlu memilki kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperlukan.Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorangperancangprogrampembelajaranpadasaatmelakukanlangkahimplementasi yaitu sebagai berikut : Metode pembelajaran seperti apa yang paling efektif utnuk digunakan dalampenyampaian bahan atau materi pembelajaran? Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik danmemelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian terhadappenyampaian materi atau substansi pembelajaran yang disampaikan?

5. EvaluationEvaluasi dapat dilakukan dalam dua bentuk evaluasi yaitu formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan selama dan di antara tahapan-tahapan tersebut. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk memperbaiki sistem pembelajaran yang dibuat sebelum versi terakhir diterapkan. Evaluasi sumatif dilakukan setelah versi terakhir diterapkan dan bertujuan untuk menilai keefektifan pembelajaran secara keseluruhan. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan dalam tahapan evaluasi adalah: apakah tujuan belajar tercapai oleh siswa?; bagaimana perasaan siswa selama proses belajar? suka, atau tidak suka; adakah elemen belajar yang bekerja dengan baik atau tidak baik?; apa yang harus ditingkatkan?; apakah informsi dan atau pesan yang disampaikan cukup jelas dan mudah untuk dimengerti?; dan apakan pembelajaran menarik, penting, dan memotivasi? (Fadli, 2012).

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi terhadap program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, sebagai berikut.1) Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.2) Peningkatan kompetensi dalam diri siswa, yang merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program pembelajaran.3) Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran. Beberapapertanyaan penting yang harus dikemukakan perancang program pembelajarandalam melakukan langkah-langkah evaluasi, antara lain : Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti selama ini? Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa dalam mengikutiprogram pembelajaran? Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi atau substansipembelajaran? Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan,dan sikap yang telah dipelajari? Seberapa besar kontribusi program pembelajaran yang dilaksanakanterhadap prestasi belajar siswa?

Implementasi model desain sistem pembelajaranADDIE yangdilakukan secara sistematik dan sistemikdiharapkan dapat membantu seorang perancang program,guru, dan instruktur dalam menciptakan programpembelajaran yangefektif,efisien, dan menarik.

2.2 Kelebihan dan Kekurang Model Desain ADDIE

Kelebihan Model ADDIEKelebihan model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang sistematis. Seperti kita ketahui bahwa model ADDIE ini terdiri dari 5 komponen yang saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan yang pertama sampai tahapan yang kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak atau kita bisa memilih mana yang menurut kita ingin di dahulukan. Karena kelima tahap/ langkah ini sudah sangat sederhana jika dibandingkan dengan model desain yang lainnya. Sifatnya yang sederhana dan terstruktur dengan sistematis maka model desain ini akan mudah dipelajari oleh para pendidik. Kekurangan Model ADDIEKekurangan model desain ini adalah dalam tahap analisis memerlukan waktu yang lama. Dalam tahap analisis ini pendesain/ pendidik diharapkan mampu menganalisis dua komponen dari siswa terlebih dahulu dengan membagi analisis menjadi dua yaitu analisis kinerja dan alisis kebutuhan. Dua komponen analisis ini yang nantinya akan mempengaruhi lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap pembelajaran dilaksanakan. Dua komponen ini merupakan hal yang penting karena akan mempengaruhi tahap mendesain pembelajaran yang selanjutnya.

2.3 Rancangan Model Pembelajaran ADDIE

Prinsip desain pembelajaran dapat digambarkan dari beberapa perbedaan disiplin ilmu seperti psikologi pembelajaran, kognitif sain, dan teori sistem (Harjanto, 2006). Model kognitif untuk desain pembelajaran menekankan pada bagaimana kemampuan kognitif siswa dan sikap dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Siswa dilatih untuk menggunakan memori berpikirnya dalam memproses dan membangun sendiri cara belajar dalam menyimpan dan memanipulasi gagasan, gambaran, dan ide yang dimilikinya. Dari perspektif kognitif inilah, ketika mendesain sebuah pembelajaran, perancang pembelajaran mestinya mengartikulasi tujuan pembelajaran dan objektivitas pembelajaran, mengklasifikasikan tujuan yang ingin dicapai, rangkaian aktifitas logika pembelajaran, dan menilai untuk memberi apresiasi terhadap kelangsungan/ketercapaian tujuan pembelajaran. Ketika menerapkan pembelajaran yang telah dirancang, guru hendaknya menginformasikan tujuan dan objek pembelajaran, menilai prasyarat pembelajaran, merangang keingintahuan siswa, menyediakan pedoman belajar, memancing siswa dalam menunjukkan kinerja yang optimal, memberi balikan, dan menaksir hasil di akhir pembelajaran (Katrin, 2007).

Metode pengajaran yang dilaksanakan dalam model ADDIE meliputi melaksanakan studi kasus, diskusi pemikiran kritis, pembelajaran berbasis masalah, proyek laboratorium, inkuiri terbimbing (Yang, 2008). Banathy (dalam Akubulut, 2007) menyatakan sistem pada model ADDIE merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dari setiap elemen yang berinteraksi satu sama lain. Sistem memiliki: (1) saling bergantung satu sama lain, artinya tidak ada unsur-unsur yang terpisah dari sistem, (2) synergistic, artinya semua unsur dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan unsur tersebut berjalan sendiri-sendiri, (3) dinamis, artinya sistem dapat berubah mengikuti kondisi lingkungan, dan (4) cybernetic, artinya unsur-unsur melakukan komunikasi.

Beberapa desain proses pembelajaran sistematis telah dianjurkan. Semua proses mengikuti unsur-unsur penting dalam pembelajaran, yaitu: digunakan untuk menganalisis permasalahan dari keperluan rancangan solusi sampai pada penilaian, melalui desain dapat mencapai sasaran hasil belajar yang telah ditetapkan, mengembangkan kegiatan eksperimen yang telah direncanakan, menerapkan atau mencari bukti ilmiah yang berkaitan dengan hipotesis yang telah dikembangkan, dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan sebagai bahan revisi hipotesis yang telah ditetapkan.

Peranan guru dalam proses pembelajaran begitu penting. Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan teknologi belum berkembang sampai sekarang ini, maka peranan utama guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Sehingga guru disebut sebagai sumber belajar (learning resources) bagi siswa. Siswa akan belajar apa yang keluar dari mulut guru. Oleh karena itu, ada pepatah yang menyebutkan bagaimanapun pintarnya siswa, maka tidak mungkin dapat mengalahkan pintarnya guru. Namun, dalam abad teknologi dan informasi sekarang ini, pepatah tersebut sudah mengalami anomali, karena siswa dapat mempelajari ilmu pengetahuan.

Namun demikian, bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Perkembangan teknologi informasi yang notabene bisa memudahkan manusia mencari dan mendapatkan informasi dan pengetahuan, tidak mungkin dapat mengganti peran guru. Peran guru yang mesti dilaksanakan adalah sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, dan evaluator.

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku (Sanjaya, 2008). Namun perubahan tingkah laku tersebut tidak serta merta dapat diamati karena berhubungan dengan sistem syaraf dan perubahan energi yang sulit dilihat dan diraba. Oleh sebab itu, terjadinya proses perubahan tingkah laku merupakan suatu misteri, atau para ahli psikologi menamakannya sebagai kotak hitam (black box). Namun demikian, perubahan ini dapat diamati apakah seseorang telah belajar atau belum, yaitu dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah proses pembelajaran berlangsung, seperti Gambar.

Pada Gambar tersebut dinyatakan bahwa ketika anak sebelum mengalami proses belajar ADDIE, ia memiliki pengetahuan awal terhadap materi tertentu X0 tetapi setelah ia mengalami proses pembelajaran ADDIE maka ia menjadi konsepsi ilmiah berupa keterampilan berpikir kritis X1. Efektivitas pembelajaran atau belajar tidaknya seseorang tidak hanya dapat dilihat dari aktivitasnya, tetapi dapat dilihat dari segi adanya perubahan tingkah laku dari sebelum dan sesudah terjadi proses pembelajaran. Seorang siswa sepertinya aktif belajar seperti memperhatikan guru, rapinya membuat catatan, belum tentu ia belajar dengan baik manakala tidak mampu menunjukkan adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku di sini merujuk pada perubahan keterampilan berpikir kritis yang dimiliki siswa. Proses yang dilalui oleh siswa selama pembelajaran memiliki komponen yang kompleks yang menyangkut tujuan, isi/materi, metode, media, dan alat evaluasi. Kesemua komponen itu saling bersinergi satu sama lain. Model ADDIE yang digunakan dalam proses pembelajaran memperhatikan tujuan, isi, metode, media, dan evaluasi. Semua komponen tersebut terintegrasi dalam sistem proses pembelajaran. Sebagai suatu sistem perlunya analisis berbagai komponen yang membentuk sistem proses pembelajaran, seperti Gambar dibawah.

BAB IIIKESIMPULAN

Model pembelajaran ADDIE merupakan suatu model yang sistematis tahapan-tahapan ddalam model pembelajaran ADDIE harus dilakukan secara terstruktur dan berurutan, model pembelajaran ADDIE merupakan model pembelajaran yang mengidentifikas siswa secara mendalam hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

Pembelajaran model ADDIE merupakan pembelajaran yang berfokus pada siswa, dalam hal ini penulis menyarankan akselerasi antara pendidik dan siswa perlu ditambahkan dalam model pembelajaran ini. Guna akselerasi yaitu untuk menciptkan suatu ketergantungan antara pendidik dan siswa artinya siswa dan pendidik merasa saling ketergantungan antara satu sama lain. Guna lain juga, agar terciptanya pembelajaran yang efektif yaitu pembelajaran yang bersifat kolaborasi antara teacher centre dan student centre.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyanti dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta; Rineka Cipta.Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progrefis. Jakarta; Kencana predana Media Grup.Akbar, Muhamad Ali. (2010). Model ADDIE. Online. Tersedia.Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, Kencana predana Media Grup. 2009.

6