Upload
nicholas-davis
View
54
Download
0
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
MONITORINGKOMPLIKASI
HEMODIALISIS
Dwi Lestari Partiningrum
Dwi-Lestar i
Monitoring selama Hemodialisis
• Reaksi Dialisis• Monitoring Tensi (komplikasi
kardiovaskuler)• Status Neurologi (Komplikasi
Neurologi)
Dwi-Lestar i
Reaksi Dialisiso Reaksi Alergi/ Anafilaksis
Monitoring Tensi (komplikasi Kardiovaskuler)o Hipotensi o Hipertensi o Aritmia o Sudden Death
Status Neurologi (Komplikasi Neurologi)o Kram Otot o Nyeri Kepala o Dialysis Disequilibrium Syndrome (DDS)
Dwi-Lestar i
REAKSI ALERGI/ ANAFILAKSIS
Reaksi alergi bervariasi:Ringan – berat (mengancam jiwa), 5-30 menit pertama awal dialisis.
Gejala : gatal- gatal, sensasi rasa panas, sesak napas, rasa berat di dada, angio-udem/ udem laring, rhinorrhea, lakrimasi, bersin atau batuk, flushing, mual/ muntah, kram abdomen dan diare.
Dwi-Lestar i
Kemungkinan Penyebab :Ethylene OxideACE inhibitorBradikinin (AN 69)AsetatDialisat yg terkontaminasiHeparinBeberapa Faktor berhub dg reuseAlergi Latex? Aktivasi Komplemen
Dwi-Lestar i
Penatalaksanaan :Hentikan dialisis segeraDarah yg berada di mesin jangan
dikembalikan ke pasienDapat diberikan : Anti histamin, steroid,
epinefrin
Pencegahan :Tergantung penyebabnya. Cuci dialiser seblm pertama kali digunakan.
Dwi-Lestar i
HIPOTENSI
Paling sering ditemukan (20% - 30%).Keluhan/ gejala : pusing, kepala terasa
ringan, rasa mau muntah, kram kaki, pandangan gelap.
Penyebab hipotensi selama dialisis :1. Penurunan vol darah yg banyak
Fluktuasi pd UF rate. UF rate yg tinggi ( BB interdialitik besar) Target BB kering terlalu rendah Kadar Na dialisat terlalu rendah
Dwi-Lestar i
2. Ke tidak-mampuan vasokonstriksi Pemakaian cairan asetat Suhu dialisat terlalu hangat Makan selama dialisis Iskemik jaringan (Ht rendah) Neuropati otonom (DM) OAH
3. Faktor jantung pasien Pemakaian β-bloker, disfungsi
diastolik, usia tua, kontraktiltas jatung
Dwi-Lestar i
Penatalaksanaan: OPosisi trendelenburg, cegah
aspirasi.OBerikan NaCl 0,9% bolus 100 – 500
cc.OBerikan O2.OUF diturunkan sp mendekati 0.
Dwi-Lestar i
Usaha pencegahan hipotensi:
Gunakan mesin dialisis dengan UF-controller.
Edukasi pasien: batasi asupan garam serta BB < 1kg/hr.
Hindari BB kering terlalu rendah.Kadar Na dialisat usahakan ≥ Na plasma.Berikan OAH setelah dialisis.Gunakan cairan bikarbonat.Dicoba menurunkan suhu dialisat 34º - 36º
C.Pastikan Ht > 33% sebelum dialisis, atasi
hipoalbumin.Sebaiknya jangan makan selama HD.Kelainan kardiovaskuler diatasi.
Dwi-Lestar i
HIPERTENSI
• Dialysis-refractory hypertension syndrome
• Predisposisi : usia muda.sistem Renin-Angiotensin hiperreaktif thd
deplesi volume dan hipokalemi. IV epoetin.Transfusi sp Ht 40%.
• Pencegahan : Minum OAH/ tambahkan OAH. IV epoetin SC epoetin. BB kering + 0,5 kg.
Dwi-Lestar i
ARITMIA
• Aritmia atrial dan ventrikuler selama dialisis sering terjadi.
• Penyebab multi faktorial :IHD/ HHD, LVH dan atau disfungsi, perikarditis uremik, iskemik myocardGangguan homeostasis cairan, elektrolit dan asam basa kronis.Hipotensi.
• Pencegahan : gunakan cairan bicarbonat, pengaturan Na dan Ca dialisat
Dwi-Lestar i
SUDDEN DEATH
• Predisposisi :Usia lanjut.Kelainan jantung sebelumnya.DM.
• Penatalaksanaan & usaha yg dilakukan:Resusitasi jantung-paru.Kewaspadaan thd rx alergi sebelumnya.Technical error (?) emboli udara, hemolisis,
cairan dialisat.
Dwi-Lestar i
KRAM OTOT
Penyebab (?)
Faktor predisposisi : Hipotensi. BB kering terlalu rendah. Na dialisat terlalu rendah.
Terapi :Glukosa hipertonik /D40% (non-diabetik)NaCl hipertonik
Dwi-Lestar i
NYERI KEPALA
• Sering ditemukan, penyebab (?)• Merupakan gejala ringan DDS• Withdrawal caffein (kadar caffein
stl dialisis).• Terapi : acetaminofen.• Pencegahan : awal dialisis blood flow
rate dipelankan, dicoba dengan Na dialisat yg lbh rendah.
Dwi-Lestar i
DIALYSIS DISEQUILIBRIUM SYNDROME (DDS)
• Definisi : sekumpulan gejala sistemik dan neurologik yang terjadi selama / setelah dialisis (kelainan EEG).
• Gejala : mual, muntah, kram otot, lemah, nyeri kepala sampai kejang, obtundasi dan koma.
• Penyebab : kontroversial brain water content ( urea darah terlalu cepat, asidosis darah terlalu cepat)
Dwi-Lestar i
• Terapi :DDS ringan blood flow rate dipelankan, sesi HD
dipendekkan, dapat diberikan glukosa/ NaCI hipertonik.
DDS berat hentikan segera sesi HD, beri O2 (ventilator), infus manitol.
• Pencegahan :Dialisis I : dilisis jangan terlalu agresif, target
penurunan BUN 30%, Na dialisat ≥ Na plasma.Dialisis kronik : gunakan dialisat dg Na minimal
140mEq/L dan glukosa 200 mg/dL.
Dwi-Lestar i