40
Kementerian Negara Lingkungan Hidup Panduan Menyelam & Snorkeling Ramah Lingkungan GREEN FINS & EDiCt

Panduan Menyelam & Snorkeling Ramah Lingkungan GREEN …edict.menlh.go.id/wp-content/uploads/publikasi/BukusakuEnviroDiver.pdf · dan snorkeling yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah

Embed Size (px)

Citation preview

Kementerian Negara Lingkungan Hidup

Panduan Menyelam & Snorkeling Ramah Lingkungan

GREEN FINS & EDiCt

2 | KATA PENGANTAR

Indonesia memiliki terumbu karang terluas ke 2 didunia setelah Australia, yaitu se-luas kurang lebih 42.000 km2 atau 17% dari luas terumbu karang dunia. Ditinjau dari keanekaragaman hayati, terumbu karang Indonesia terdiri dari 70 genera dan 450 spe-sies karang dan diakui sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia.

Disadari bahwa ekosistem terumbu karang telah memberikan manfaat ekonomi yang sangat besar bagi masyarakat Indonesia, baik untuk sumberdaya perikanan maupun sebagai andalan bagi wisata bahari. Secara tidak langsung, ekosistem terumbu karang juga berperan untuk menahan abrasi pantai dan pemecah gelombang, daerah asuhan pemijahan dan tempat mencari makan biota laut lainnya.

Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat dan diiringi dengan peningkatan kebu-tuhan hidup manusia menyebabkan terjadinya eksploitasi sumberdaya alam laut ter-masuk terumbu karang. Kerusakan terumbu karang Indonesia cenderung mengalami kenaikan, dimana COREMAP-LIPI yang dilakukan tahun 2003 menunjukkan 29,16 % kondisi terumbu karang dalam keadaan rusak, 37,56 % keadaan sedang, 26,59 % kead-aan baik dan hanya 6,69 % kondisinya sangat baik. Bahkan, berdasarkan penelitian LIPI pada tahun 2009, akibat berbagai faktor kondisi terumbu karang di Indonesia 30 % dalam keadaan rusak dan 40 % kondisi menengah, sementara hanya 25 % kondisi baik dan sisanya amat baik.

Salah satu penyebab kerusakan terumbu karang adalah akibat kegiatan penyelaman dan snorkeling yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah yang semestinya dilakukan. Buku Panduan Penyelaman dan Snorkeling Ramah Lingkungan ini disusun mengikuti petunjuk dari GREEN FINS Programme sebagai salah satu program dari UNEP yang diim-plementasikan di Indonesia, Malaysia, Philipina dan Thailand, sebagai salah satu upaya untuk menekan laju kerusakan terumbu karang akibat kegiatan wisata bahari tersebut.

Diharap dengan adanya buku panduan ini dapat dijadikan pedoman dan referensi bagi para penyelam dan atau snorkeler, operator selam, pengelola wisata, pemerintah dae-rah dan pecinta terumbu karang lainnya untuk mewujudkan upaya pemeliharaan dan konservasi terumbu karang yang berkelanjutan di Indonesia serta meningkatkan ke-sadaran dan keterlibatan semua pihak dalam menjaga kelestarian terumbu karang di Indonesia.Terima kasih.

Jakarta, Desember 2009

Dra. Masnellyarti Hilman, M.ScDeputi Bidang Konservasi Sumberdaya Alamdan Pengendalian Kerusakan Lingkungan, Kemente-rian Negara Lingkungan Hidup

Kata Pengantar

DAFTAR ISI | 3

Daftar Isi

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

PENDHULUAN 4

SNORKLING & SELAM RAMAH LINGKUNGAN 6

PEMANTAUAN DAN EVALUASI REEF WATCH 12

A. TOPOGRAFI KARANG 13

B. JENIS KARANG 14

C. ZONA TERUMBU KARANG 15

D. PORSENTASE TUTUPAN 16

E. JENIS PERTUMBUHAN KARANG 25

F. INDIKATOR JENIS BIOTA 29

G. PENGAMATAN TAMBAHAN 34

PANDUAN PHOTO BAWAH LAUT RAMAH LINGKUNGAN 38

LAMPIRAN SLATE REEF WTCH

4 PENDAHULUAN

PendahuluanKeberadaan sektor ke-lautan menjadi hal yang sangat strategis untuk didorong sebagai main-stream pembangunan perekonomian nasional. Berdasarkan perhitungan berbagai lembaga dan para pakar, sektor kelautan memiliki potensi ekonomi besar apabila dikelola secara optimal. Prakiraan nilai ekonomi potensi dan kekayaan laut Indonesia yang telah dihitung para pakar dan lembaga terkait dalam satu tahun untuk wilayah pesisir lestari US$ 56 milyar. Potensi ekonomi bidang kelautan yang sangat besar dan se-tiap tahunnya berkembang ini pulalah yang mendorong kami untuk memastikan po-tensi wilayah pesisir lestari dimanfaatkan secara ber-kesinambungan salah sa-tunya dengan menumbuh-kembangkan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam Melindungi dan Me-lestarikan Terumbu karang dengan mengimplementa-sikan dan menjalankan pe-doman ramah lingkungan untuk memajukan industri wisata selam dan wisata Snorkeling secara berkelan-jutan.

Keindahan alam bawah laut Tanah Air –dari luas total 5,7 km persegi itu-- telah meng-hadirkan para pejalan, baik pelancong lokal maupun asing untuk menikmatinya, dengan cara menyelam bah-kan snorkeling. Selam, ca-bang olahraga yang tadinya dinilai eksklusif oleh sebagian masyarakat Indonesia, telah berkembang pesat. Penyedi-aan peralatan selam, layanan wisata selam dalam wadah organisasi (dive operator) sampai tenaga lepas peman-du selam (freelancer) turut meramaikan industri pariwi-sata selam negeri kita.potensi industri wisata selam di Indonesia minimal 3 kali

lebih besar dari Thailand. Untuk lokasi penyelaman, Indonesia memiliki 34 lo-kasi selam dan Thailand 13 lokasi saja, dengan tanpa memperhitungkan

lokasi lain yang memilikipo-tensi namun belum diusahakan.Berkaitan dengan dinamika masyara-kat dan kalangan industri pariwasa bahari yang terus bergerak maju untuk m e n g o p t i m a l k a n sumberdaya yang ada pada awalnya hanya berorientasi untuk mencari keun-tungan saja,tetapi saat ini adalah suatu keharusan untuk memper timbang-

kan masalah-masalah lingkungan yang timbul karena aktivitas tersebut. Menjelajahi dunia terum-bukarang di dasar laut me-miliki sensasi yang sama seperti menjelajahi dunia lain bagi yang menyukai dunia dasar laut dan sangat menarik bagi kebanyakan orang. Selam dan Senor-kling menjadi salah satu kegiatan bahari yang paling digemari. Tetapi kegiatan ini bila tidak di lakukan den-gan baik dan benar akan mengancam obyek wisata itu sendiri seperti merusak ekosistem terumbu karang itu sendiri.

PENDAHULUAN 5

Masalah saat ini, banyak terjadi kerusakan terumbu karang akibat rendahnya ke-sadaran wisatawan, guide dan boat operator terhadap dampak rekreasi yang tidak ramah lingkungan dan aki-bat penambatan kapal-kapal wisatawan. Padahal, terumbu karang adalah sumberdaya yang sangat penting bagi Indonesia yang dapat mem-berikan kontribusi ekonomi bagi pemerintah daerah maupun masyarakat yang ada di kawasan pesisir dan pertumbuhan industri selam.Terumbu karang tersebar di seluruh dunia dan men-cakup lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia, dengan

luas diperkirakan mencapai 600.000 km2. Mulai dekade 1990-an, para ahli mulai mengangkat isu tentang se-makin memburuknya kon-disi terumbu karang dunia, antara lain Indonesia. Saat ini diperkirakan 10 persen dari terumbu karang dunia dalam kondisi sangat rusak dan bahkan kemungkinan tidak dapat dipulihkan kembali. Dalam kurun waktu 20 tahun mendatang, apabila tidak ada upaya pelestarian yang intensif, maka diperkirakan 30 persen dari terumbu ka-rang yang ada akan mengal-ami nasib yang sama.Panduan ini bertujuan untuk melindungi dan melestraikan

Komparasi Kondisi Terumbu Karang Asia sumber 2008 Status of Coral Reefs of the World, GCRMN, supported by ICRI, UNEP

terumbu karang dengan cara memotivasi industri pariwisata selam untuk melaksanakan selam dan snorkeling yang ra-mah lingkungan sesuai den-gan panduannya. Selain itu, buku panduan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran ten-tang praktik selam yang ramah lingkungan, meningkatkan upaya perlindungan terumbu karang, mendapatkan data dan informasi tentang terumbu ka-rang di lokasi selam tertentu dan meningkatkan kesehatan terumbu karang.

Region LuasTerumbuKarang

Km 2

KondisiRusak

%

KondisiKritis

%

KondisiTerancam

%

Kondisisedikait

adaancaman

%

Lautt Merah 17,640 4 4 10 82

Asia Selatan 19,210 25 20 25 30

Pacifik 27,060 4 17 35 44

Australia/ PNG

62,800 3 4 10 83

Asia Tenggara

91,700 40 20 25 15

6 | PEDOMAN MENYELAM RAMAH LINGKUNGAN

2

Misi “MELINDUNGI DAN MELESTARIKAN TERUMBU KARANG MELALUI PENERA-PAN PANDUAN RAMAH LINGKUNGAN UNTUK MENDORONG INDUSTRI PARIWISATA SELAM BERWAWASAN LINGKUNGAN DAN BERKELANJUTAN”

15LANGKAHPROSEDUR OPERASI STANDAR GREEN FINS

1 Mengikuti program pemantauan terumbu karang dan melaporkan data hasil peman-tauan ke bank data terumbu karang di wilayah tersebut.

Menyediakan fasilitas pembuangan sampah yang memadai.

Melaksanakan kebijakan Minimisasi Limbah.

3

7

6

54

89

10 Mematuhi segala bentuk undang-undang, hukum, serta adat istiadat lingkungan hidup yang berlaku.

Menyediakan informasi tentang Panduan Pe-nyelaman dan Snorkeling Ramah Lingkungan untuk wisatawan pada saat sebelum meny-elam.

11

Melaksanakan misi Green Fins.

Menunjukkan kesepakatan yang telah diad-opsi.

Mematuhi “Panduan Selam dan Snorkeling Ra-mah Lingkungan” serta menjadi contoh yang baik bagi wisatawan.

Mengikuti kegiatan pembersihan bawah laut (underwater cleanups) secara teratur.

engikuti program pemasangan dan pengem-bangan mooring buoy, serta menggunakan mooring atau jangkar yang diletakkan dengan tangan.

Melarang penjualan karang dan biota laut lainnya.

PEDOMAN MENYELAM RAMAH LINGKUNGAN | 7

Menyediakan pelatihan, briefing, atau literatur bagi karyawan dan wisatawan terkait aktivitas penyelaman, snorkel-ing, berperahu, interaksi dengan biota laut, serta kegiatan rekreasi laut lainnya yang berwawasan lingkungan.

Menyediakan materi kampanye peduli lingkungan bagi para karyawan dan wi-satawan (buku, pamflet, buku identifi-kasi ikan, dan lain-lain).

Menyediakan informasi mengenai dae-rah perlindungan laut serta hukum-hu-kum dan peraturan lingkungan.

Melaksanakan kebijakan “Dilarang Sen-tuh” dengan ketat untuk semua aktivi-tas penyelaman dan snorkeling.

12

13

14

15

8 | PEDOMAN MENYELAM RAMAH LINGKUNGAN

Jangan Pernah Menginjak Karang

Karena proses pertumbuhannya yang rumit/sulit, karang dan terumbu karang memerlukan waktu lama untuk tumbuh. Dalam satu tahun rata-rata karang hanya dapat menghasilkan

batu karang setinggi satu sentimeter. Jika dikalkulasi, dalam jangka waktu 100 tahun karang batu hanya tumbuh 100 cm. Bisa dibayang-kan, karang yang tingginya 10 cm apabila rusak karena terinjak akan memerlukan waktu 10 tahun agar tingginya kembali seperti semula. latilah keterampilan anda di area yang jauh dari lokasi terumbu ka-rang

Petunjuk Tanda GambarBinatang karang, atau beberapa biota lain-nya yang hidup di dalam ekosistem terumbu karang mampu membentuk zat yang keras dari zat kapur yang di sebut sebagai karang. Binatang karang adalah pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Binatang karang berukuran sangat kecil, disebut polip, yang dalam jumlah ribuan membentuk koloni yang dikenal sebagai karang (karang batu atau karang lunak). Proses pembentukan sebuah koloni memakan waktu yang sangat lama, dan untuk bisa membentuk suatu ekosistem terumbu karang akan memakan waktu sam-pai ribuan tahun. Walaupun terlihat sangat kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh dan mudah hancur.Menyelam dan snorkeling merupakan salah satu cara yang paling baik untuk meng-ekplorasi keindahan ekosistem terumbu ka-rang. Mengingat kondisi terumbu karang saat ini yang tengah menghadapi tekanan yang berat, maka para penyelam walaupun para snorkelers dapat memainkan peran yang sa-ngat penting dalam melindungi keberadaan habitat ekosistem ini. Ikuti petunjuk seder-hana mengenai bagaimana menjadi seorang snorkler yang baik berikut ini:

PEDOMAN MENYELAM RAMAH LINGKUNGAN | 9

Terumbu karang san-gat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan laut seperti tingkat kejernihan air, tingkat kejernihan air dipengaruhi

oleh partikel tersuspensi antara lain akibat dari pelumpuran dan ini akan berpengaruh terhadap jumlah cahaya yang masuk ke dalam laut, sementara cahaya sangat diperlukan oleh zoo-xanthella yang fotosintetik dan hidup di dalam jaringan tubuh binatang pembentuk terumbu karang. Maka jangan biarkan terumbu karang mati karena proses pelumpuran karena sedi-men dasar teraduk karena kegiatan menyelam.

Jangan Mengaduk Sedimen

Mmahluk laut seperti terumbu karang dan yang lainya sangat peka terhadap sentuhan dan bakteri yang terbawa oleh kita dari darat, maka jangan menyen-

tuh atau memegang mahluk laut meskipun hendak meme-gangnya secara perlahan. Ada beberapa jenis karang yang dapat menusuk bahkan melukai anda dan mahluk itu sendiri

Memberi makanan pada ikan laut akan mengakibatkan:

1. Merubah prilaku alamiah ikan dan akan terbiasa oleh waktu makan yang diberikan oleh orang di kapal atau dermaga.

2. Akan menimbulkan kematian, kareana nutrisi alamiah yang diperlukan diganti dengan makanan dari luar.

3. Membahayakan penyelam, beberapa ikan karnivora akan ter-biasa dan berani pada manusia.

4. Akan menggangu keseimbangan rantai makanan terumbu karang, karena bisa menghilangkan musuh alami predator terumbu karang dan terumbu karang akan habis di mangsa oleh predator karang seperti (Crown of Thorns)

Jangan Pernah Memberi makan kepada Ikan Laut

Jangan Pernah Menyentuh Mahluk Laut

10 | PEDOMAN MENYELAM RAMAH LINGKUNGAN

Sampah di laut dapat dikonsumsi oleh biota laut yang akan sangat membahayakan kesehatan biota tersebut, dan dapat juga membahayakan kesehatan kita bila kita meng-

konsumsi biota laut yang telah terkontaminasi sampah di laut . Selain itu juga dapat merusak dan mencemari pantai bila sam-pah tersebut terhempas ke pantai. Sebagai contoh kaleng alu-minium akan memerlukan waktu kurang lebih 80 - 100 tahun untuk terurai, puntung rokok perlu waktu 1 - 5 tahun, bunkus plastik perlu waktu 20- 1-000 tahun. Maka pastikan semua sam-pah disimpan dengan baik atau dibuang pada tempatnya

Jangan Pernah Membuang Sampah ke Laut

Biota laut tertentu lambat laun akan hancur menjadi par-tikel-partikel kecil dan kembali menjadi bagian dari ran-tai makanan yang diperlukan biota lain untuk pertumbu-

hannya. Maka jangan pernah mengambil biota laut baik hidup maupun mati.

Jangan Pernah Mengambil Biota Laut Hidup maupun Mati

Jika anda membeli cinderamata yang terbuat dari karang atau biota laut lainnya secara tidak langsung mendorong pengambilan biota laut secara besar-besaran. Dapat dibay-

angkan untuk sebuah gelang kerang dibutuhkan sedikitnya 10 cangkang, bagaimana jika 1000 wisatawan membeli sedikitnya 5 gelang setiap bulannya maka ribuan cangkang akan diambil dari laut dan akan mengganggu rantai makanan tersebut

Jangan Membeli Cinderamata yang terbuat dari karang atau Biota Laut lain.

PEDOMAN MENYELAM RAMAH LINGKUNGAN | 11

Dengan menggunakan sarung tangan maka anda akan lebih merasa aman untuk menyentuh biota dibawah laut. Tanpa disadari akan mendorong anda untuk mendekati

terumbu karang dan biota laut dengan bertumpu pada batu karang yang sebetulnya akan membahayakan anda. Disamping itu penggunaan sarung tangan juga akan mengkontaminasi terumbu karang yang anda sentuh karena sarung tangan dapat

membawa bakteri dari luar.

Jangan Pernah Menggunakan Sarung Tangan

Hiu merupakan pemangsa tingkat tinggi dalam rantai makanan. Saat ini sepertiganya di laut terbuka terma-suk hiu putih besar dan hiu kepala martil menghadapi

kepunahan. Spesies yang diburu di lautan itu pada umumnya beresiko punah, dengan setengahnya telah masuk kategori ‘sekarat’, demikian menurut Grup Spesialisasi Hiu, di Perserika-tan Internasional untuk Konservasi Alamiah (IUCN). Sekitar 100 juta hiu ditangkap untuk kebutuhan komersil dan hanya diam-bil siripnya untuk dikonsumsi. Berhentilah membeli dan meng-konsumsi sirip ikan hiu, berarti ikut menghentikan perburuan ikan hiu.

Jangan Mengkonsumsi Sirip Ikan Hiu

Menggunakan spear gun adalah kegiatan tidak ramah lingkungan karena spesies ikan yang menjadi sasaran tembak umumnya ikan-ikan besar yang sudah dewasa

yang kemungkinan besar adalah ikan indukan, sehingga dapat mempempengaruhi perkembang biakan spesies ikan tersebut. Alasan lainya adalah karena kegiatan ini dilakukan di daerah terumbu karang apa bila tidak mengenai sasaran dapat men-gakibatkan kerusakan terumbu karang dan kemudian merusak habitat ikan-ikan karang dan juga berbahaya bagi para, per-enang, pesnorkel dan penyelam lainnya.

Jangan Pernah Memburu atau Menggunakan “Spear Gun”

12 | PEDOMAN MENYELAM RAMAH LINGKUNGAN

Berbuatlah sebanyak mungkin untuk membantu organisasi dan kegiatan pelestarian lingkungan khususnya terumbu karang. Dengan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan

tersebut anda secara langsung ikut melestarikan lingkungan serta memberi contoh positif upaya penyelamatan terumbu karang kepada orang lain.

Menjadi Sukarelawan Lingkungan

Mendukung program-program konservasi salah satunya dengan cara menyumbang dana bagi program-pro-gram konservasi lingkungan laut . Berikanlah apa yang

dapat anda berikan dan bantu untuk memulihkan keadaan terumbu karang segera. Pilihlah hotel dan resor yang berwa-wasan lingkungan serta pilih dive operator yang ramah ling-kungan, yaitu dive operator yang menunjukkan sertifikasi Peny-elaman ramah lingkungan

Dukunglah Konservasi Lingkungan laut

Kerusakan terumbu karang akibat jangkar adalah satu dari masalah kerusakan terumbu karang yang dihadapi saat ini, jangkar kapal bukan hanya merusak terumbu karang

yang terkena jangkar juga akan mematikan biota karang yang hidup di dalammya. Kerusakan karang akibat jangkar akan semakin parah apabila kapal berubah haluan akibat arus atau angin.

Jangan Pernah Menggunakan Jangkar

PEDOMAN MENYELAM RAMAH LINGKUNGAN | 13

Kapal-kapal wisata selam diharuskan menambat kapal-nya pada pelampung tambat kapal yang tersedia untuk mencegah kerusakan akibat jangkar pada terumbu karang.

Salah satu dampak kerusakan terumbu karang terbesar di daerah wisata selam terumbu karang adalah dari jangkar kapal. Dengan menggunakan pelampung tambat kapal anda akan mengurangi kerusakan terumbu karang. Piilihlah dive operator yang meng-gunakan mooring untuk menambatkan perahunya. Penggunaan jangkar dapat merusak biota laut yang rapuh

Gunakan Pelampung Tambat Kapal

Menggunakan baju pelampung disarankan bagi pere-nang dan pesenorkel pemula yang belum percaya diri di dalam air untuk mencegah mereka menyentuh dan

menginjak terumbu karang secara tidak sengaja.

Gunakan Baju Pelampung Bila Snorkling

Mengambil Foto & Video

Peralatan video dan fotografi umumnya tidak praktis dan mempengaruhi mobilitas serta daya apung penyelam di dalam air. Sangatlah mudah untuk menyentuh dan meru-

sak biota lain saat mengambil fokus dari obyek foto. Tingkat-kan keterampilan menyelam Anda untuk menghindari kontak langsung dengan biota laut.

APA LAGI YANG DAPAT ANDA LAKUKAN?

Pelajari tentang terumbu karang dan biota laut lainnya yang hidup di terumbu karang dan sebarluaskan pada rekan-rekan Anda mengenai informasi sederhana na-

mun penting ini.

14 | PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH

Pencatatan Data:

Pemantauan Terumbu Karang dengan Metode Reef Watch. Reef Watch.

Reef Watch adalah cara pemantauan kondisi terumbu karang dengan pendekatan ‘Satu Penyelaman Satu Survei’. Pada setiap kegiatan selam atau snorkel, anda dapat mengumpul-kan data penting untuk membantu menjaga dan memelihara terumbu karang dengan pe-mantauan ini.

Catat data anda menggunakan slate Reef Watch bawah air untuk memantau kecenderungan perubahan karang. Keikut sertaan anda ini sangat penting untuk memantau kondisi terumbu karang.

Sebelum memulai penyelaman, sebaiknya parameter-parameter lingkungan harus dicatat terlebih dahulu seperti lokasi( provinsi, kabupate/kota), nama pulau, nama pantai , arah orientasi (lokasi pengamatan kawasan bermula dari pantai mengarah ke

laut) serta koordinat (latitud dan longitud) penyelaman. Jika anda tidak mengetahui koor-dinat lokasi, maka dapat menggambarkan peta lokasi kawasan terumbu karang tempat anda menyelam. Pembimbing atau guide selam dapat membantu memberikan informasi ataupun apa saja tentang:

Nama Lokasi: Kawasan selam/snorkelArah Orientasi: Kawasan pemantauan dari pantai menghadap ke laut.

Lebar Terumbu karang: Jarak antara pasang terendah ke pinggir atau tubir karang. Kedalaman maksimum terumbu dan waktu pencatatan: Penting untuk di-catat ka-rena kedalaman terumbu karang akan bervariasi tergantung peruba-han waktu atau pasang surut.Rata-rata kedalaman peyelaman: Rata-rata kedalaman penyelaman diang-gap sebagai perkiraan kedalaman tempat pemantauan.

PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH | 15

Topografi karang di tempat menyelam : Pilih kawasan tempat anda biasa atau sering menyelam:

Lereng terumbu yang sedikit landai dari pantai

Terumbu yang miring atau lereng terjal

Kemiringan terumbu dengan Lereng yang sangat curam atau jenis dinding

Karang batu yang terbenam

16 | PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH

Jenis Karang: Pilihlah hanya satu dibawah ini.

Terumbu rapat: Kawasan yang rapat dengan terumbu keras hidup ataupun mati (mung-

kin terdapat kawasan kecil yang berpasir atau berbatu)

Terumbu mengumpul: Teras-ing, formasi terumbu ini ber-bentuk bujur ataupun bulat,

didapati di kawasan berpasir, bi-asanya dalam laguna atau teluk. Terumbu bergrombol atau klom-pok ini tumbuh di kawasan air ten-ang yang terlindung.

Terumbu berbatu: Karang yang hidup di berbatuan.

PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH | 17

Zona terumbu yang di pantau: lakukan pemantauan pada satu zona saja

Terpapar pada keadaan air surut.

Miring

Dinding

18 | PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH

Topografi yang tidak umum atau lainnya: Batu yang terbenam

Catat prakiraan luas kawasan penyelaman anda sesudah 10, 20 dan 30 menit, kemudian dibagi 3 untuk mendapatkan rata-rata tutupan karang yang diamati. Contoh perbandingan prakiraan persentase

tutupan:

Persentase tutupan karang

5% 25% - 30 %

PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH | 19

40% - 50 %

Karang keras hidup: Kawasan yang rapat dengan terumbu keras hidup atau mati (mung-

kin terdapat kawasan kecil yang berpasir atau berbatu)

20 | PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH

Karang mati: Karang mati tetapi tidak rusak (masih berada di tempatnya)

Karang mati yang telah run-tuh: Karang berserakan di atas pasir atau berbatuan.

PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH | 21

Karang lunak “berbadan lu-nak”: terlihat seperti sayuran dan berwarna terang.

22 | PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH

Kipas laut: berbentuk kipas tangan.

Dasar laut berbatu: Ka-wasan ini tidak termasuk batu kapur dari karang

mati, tetapi batu lain seperti gra-nit dan dapat diselimuti alga se-bagai substrat yang sesuai untuk petempatan larva.

PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH | 23

Ganggang atau Algae : seringkali ditemukan di kerangka karang yang

baru (beberapa bulan) mati.

24 | PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH

Lain-lain: Spon, Zoanthid dan Corallimorphs seperti anemon tetapi lebih kecil,

biasa hidup sendiri/berkoloni atau seperti hewan-hewan ke-cil menempel pada substratum, misalnya : Platyhoa, Protoplay-hoa

Zoanthid Sponge

Anemon

Protoplayhoa

Corallimorph

PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH | 25

Anda dapat menggunakan buku panduan indentifikasi biota laut dari dive operator anda jika anda ingin belajar lebih detil gi ten-tang biotal laut yang anda temui.

Jenis-jenis pertumbuhan karang yang biasa dijumpai (tidak semua bentuk dapat terlihat).

Massive (padat): Tampak seperti batu besar/tempurung/gundu-

kan tanah.

26 | PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH

Submassive (bercabang pendek dan gemuk) : Bulat panjang dengan penam-

pakan seperti tombol atau padat terdapat tonjolan.

PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH | 27

Ranting pendek dan pan-jang atau digitate (menjari) : Jari atau tanduk rusa Den-

gan dua percabangan seperti jari tangan.

Tabulate (meja) Meja : Lem-pengan datar horizontal, tampak seperti meja.

Berbentuk Foliose (daun) : Kepingan karang tegak menempel pada suatu

tempat, tampak seperti helaian daun.

28 | PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH

Berbentuk Encrusting pipih/merayap : Sebagian besar menempel pada substrat

seperti piringan yang berlapis.

Mushroom (jamur) : Ka-rang ini berbentuk polip besar yang berdiameter

beberapa sentimeter dan didapa-ti berserakan di dasar terumbu karang, menyendiri atau soliter, tampak seperti payung/jamur (fungi).

PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH | 29

Perhatikan celah batuan dan karang untuk melihat biota yang menem-pel. Metode pengamatan:

10m x 10m: Bagilah jumlah ikan dengan jumlah pegamatan (misal-nya 3) dan pilih tidak ada, kurang, sedang dan banyak.

Jarak penyelaman: Jumlah yang didapat selama menyelam. Jangan lupa untuk mencatat jarak selam anda dalam meter.

Indikator Jenis Biota Laut

Bulu Babi: Dikenal melalui durinya yang panjang, bi-asanya mencari makanan

di dasar laut; pemangsa alga jika dalam kuantitas yang be-sar mungkin mengindikasikan blooming alga dan dapat men-gakibatkan kerusakan karang.

Crown of Thorns (COT) : Bi-asanya berwarna ungu, biru, coklat muda, hijau

dan hitam, berdiameter sekitar 20cm. Bisa terdapat kawasan ka-rang yang padat, memakan po-lip karang, pemangsa nokturnal (malam) dan berkembangbiak di celah-celah batu/karang yang

30 | PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH

tersembunyi. Durinya beracun.

Kehadiran satu atau dua COT nor-mal. Tetapi jika lebih dari lima dapat dianggap sebagai perin-gatan dini. Jika lebih dari 10 dapat dianggap berbahaya dan merusak terumbu karang. Jika ditemukan lebih dari 30 COT maka dapat di in-formasikan ke pejabat berwenang.

Tripang/mentimun laut: Ber-bagai warna, makan karang mati atau rusak dan dikenal

sebagai pembersih karang.

Ikan Kakak Tua : Pemakan ka-rang, panjang 20cm, berwarna-warni. Rahangnya seperti bu-

rung kakak tua. Berenang di atas ekosistem terumbu karang me-makan alga karang. Beberapa spe-sies memakan polip karang.

PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH | 31

Ikan kakak tua kepala benjol: Benjol di bagian dahi, ukuran ikan besar, biasanya dijumpai

mencari makanan di semua ka-wasan ekosistem karang.

Ikan Kerapu: Biasanya didapa-ti di dasar terumbu ataupun tempat yang tersembunyi un-

tuk menunggu mangsanya.

32 | PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH

Ikan Kakap: Berenang bergerom-bol di sekeliling terumbu ka-rang, dahinya condong.

Ikan Kepe-kepe: Berbentuk bu-lat dan biasanya dijumpai ber-pasangan. Mencari makanan di

kawasan terumbu karang. Ikan ini juga membuka ruang untuk per-tumbuhan karang yang baru atau tempat pemijahan biota lain.

Ikan Napoleon wrase: Termasuk hewan langka yang dilindungi

PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH | 33

Lobster: Hidup di celah-celah batu dan terumbu karang, kerap keluar pada waktu

malam untuk mencari makanan.

34 | PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH

Pengamatan tambahan dari penyelama anda

Daya tarik terumbu / Reef attractiveness sangat menarik / exceptional menarik / exceptional seder-hana / moderately good terbats / limited tidak menarik / very poor

Keragaman karang keras / Hard coral variety sangat menarik / exceptional menarik / exceptional seder-hana/ moderately good terbatas / limited tidak menarik / very poor

Jumlah ikan terumbu / Reef fish number sangat banyak / superabundant banyak / abundant sederhana / moderate terbatas / limited sangat sedikit / very poor

Keragaman ikan terumbu / Reef fish variety sangat banyak jenis / incredibly varied berbagai-bagai jenis / pretty varied sederhana / moderately variety terhad / limited sangat sedikit / noticeably fewbuhan karang yang baru atau tempat pemijahan biota lain.

PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH | 35

Adakah kerusakan pada karang ataupun kerusakan yang ada? Catat yang anda lihat berkaitan dengan kerusakan karang.

Alat menangkap ikan: Jaring, jala dan umpan yang tersangkut pada karang

Spear Gun : Adakah terdapat Spear Gun?

Pemboman Ikan: Adakah terdengar letupan selama menyelam atau terlihat bekas-bekas dari pengeboman ikan.

Kelalaian dalam menyelam: Penggunaan fin atau alat selam yang tidak benar dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang dan endapan

pada terumbu karang.

Pengumpulan dan pengambilan kerang: Orang mengambil atau men-jual kerang/karang.

Menginjak/memegang karang: Orang menginjak atau memegang karang pada waktu mensnorkel atau menyelam.

Tumpahan minyak: Lapisan minyak di atas permukaan air.

Kerusakan Karang

36 | PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH

Buang Jangkar di atas karang: Jangkar terseret pada terumbu karang

Endapan: Akibat dari pergerakan fin yang mengaduk pasir ataupun akti-vitas di darat.

Buang Limbah: Dibuang ke dalam laut dari atas kapal atau darat di dekat terumbu karang.

Apa yang anda jumpai pada saat menyelam...

Pemutihan karang: Karang berubah menjadi putih, pudar ataupun kun-ing terang.

Rumput laut yang merusak karang : khususnya alga yang berdaun hijau atau coklat.

Karang mati yang tidak rusak: Karang yang telah mati tetapi masih ku-kuh.

Informasi tambahan: Gunakanlah bagian ini untuk menambah informasi lainnya yang anda jumpai selama anda menyelam.

PEDOMAN PEMANTAUAN REEF WATCH | 37

Tinjauan selaman secara keseluruhan: Ukur jarak penyelaman dan hitung indikator jenis biota laut, dalam inter-val waktu 10, 20 dan 30 menit, perkirakan persentase pengamatan den-gan menggunakan garis imajiner 10m atau dalam kawasan 10m x10m.

Tinjauan menggunakan 10m X 10m untuk petunjuk spe-sies:Dalam interval waktu 10, 20 dan 30 menit, berhenti dan catat persentase tutupan dari waktu 10 menit dan petunjuk spesies di dalam kawasan 10m X 10m.

Karang yang mendatar :Kawasan Terpapar pada keadaan air surut.

Kirimkan data hasil pengamatan kepada Asisten Deputi Urusan Pengen-dalain Kerusakan Pesisir atau secara oline di:

http://www.greenfinsindonesia.org/smf/review/review_input.php

38 | Enicaper ficaed susta nondin is es nonim et dolore

2

Ekosistem terumbu terancam oleh aktifitas manusi, Setiap tahun jutaan penyelam Menelam. Meskipun kebanyakan penyelam memahami tentang pentingnya perlindungan ekosistem terumbu karang, panduan ini bertujuan untuk meminimalkan tekanan-tekanan tambahan pada terumbu karang. Peralatan fotografi mempengaruhi daya apung dan mobilitas peny-elam di dalam air. maka dari itu penyelam memerlukan keterampilan yang lebih baik untuk mengambil foto dan video bawah air.

Amankan alat-alat seperti pengukur (dive Computer), regulator dan per-alatan lainnya sehingga mereka ti-dak terseret atau terhempas di atas karang dan menyebabkan kerusakan terumbu karang.

14PANDUAN

1

PHOTO BAWAH LAUT RAMAH LINGKUNGAN

Berlatihlah keterampilan daya apung (buoyaancy) dan keterampilan foto-grafi di kolam renang sebelum me-nyelam di laut. Fotografer harus memiliki keterampilan daya apung yang baik untuk menghindari keru-sakan lingkungan terumbu karang yang peka.

654

3

Belajarlah untuk bergerak mun-dur perlahan-lahan sehingga Anda dapat bergerak menjauh dari karang tanpa menyebabkan kerusakan.

Pahami dan amati situasi sebelum mendekat. Posisikan diri Anda dan kamera tanpa menyentuh karang.

Jika perlu dalam keadaan darurat berpegang kepada sesuatu, Sentuh atau berpeganganlah di atas batu atau karng mati.

Hindari mengaduk sedimen dasar oleh fin turunlah perlahan ke dasar.

LOREM IPSUM | 39

7Hormatilah habitat hewan dan bergeraklah mundur jika terlihat stres atau panik. 11

12

1098

Bersabarlah dan diamlah sehingga subjek foto akan tenang dan alami-ah dan memungkinkan Anda untuk mengambil foto yang terbaik.

1413Jangan Sentuh biota laut. Menyentuh atau memanipulasi biota di bawah laut akan menimbulkan biota tersebut stres, defensif dan kadang-kadang agresif.

Jangan memasuki teritori hewan laut. Bila terlalu dekat dengan hewan, akan menyebabkan subjek untuk melari-kan diri. Jika hewan menjadi sangat tertekan dan stres, beralih ke subjek lain.

Jangan Sentuh atau berpegang pada terumbu karang untuk bertumpu, me-mindahkan atau merusak karang untuk mendapatkan gambar yang jelas.

Jangan terlalu mengambil banyak gam-bar dari setiap binatang. Jika berlebihan menggunakan lampu kilat hewan karang akan ketakutan dan stre.

Jangan Gunakan alat seperti tongkat atau pointer untuk memindahkan biota laut untuk mendapatkan bgambar.

Jangan gunakan lampu sorot atau sen-ter yang kuat pada penyelaman malam hari karena hal ini dapat menyebabkan kepanikan kepada hewan laut khusus-nya ikan karena dapat melukai diri mer-eka sendiri dengan menabrakan dirinya ke karang di sekitarnya.