211

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS GUNADARMA

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS GUNADARMA

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID)

PEMBANGUNAN JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI ndash JONGGOL - CIANJUR

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK Alamat JI Letjen MT Haryono Kav 45-46 Jakarta 12770 Telp (021) ndash 22791400 22791452 22791448

i LAPORAN AKHIR

Puji syukur kami ucapkan atas berkah dan rahmat Allah SWT sehingga

laporan ini dapat diselesaikan Kami juga mengucapkan terima kasih atas

kepercayaan pengguna jasa kepada pihak Universitas Gunadarma untuk

melaksanaan kegiatan Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api

Lintas Cileungsi ndash Jonggol ndash Cianjur

Laporan Pengabdian Masyarakat ini membahas mengenai pendahuluan

gambaran umum wilayah hasil survei lapangan analisis data rancangan

dasar desain kereta api dan ringkasan hasil kajian Dengan harapan laporan

ini akan menjadi pegangan untuk melalui tahapan pekerjaan selanjutnya

Jurusan Teknik Sipil ndash Universitas Gunadarma

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID)

JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI ndash JONGGOL - CIANJUR

ii LAPORAN AKHIR

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

11 LATAR BELAKANG 1-1

12 MAKSUD TUJUAN DAN SASARAN 1-3

121 MAKSUD 1-3

122 TUJUAN 1-3

123 SASARAN 1-3

13 RUANG LINGKUP PEKERJAAN 1-3

131 RUANG LINGKUP WILAYAH 1-3

132 RUANG LINGKUP PEKERJAAN 1-4

14 DASAR HUKUM 1-8

15 URAIAN KEGIATAN 1-12

16 TINJAUAN KEBIJAKAN 1-16

17 METODOLOGI 1-18

18 SISTEMATIKA PEMBAHASAN 1-20

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-1

21 GAMBARAN UMUM WILAYAH JAWA BARAT 2-1

211 WILAYAH ADMINISTRASI 2-1

212 KONDISI TRANSPORTASI 2-4

22 GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR 2-9

iii LAPORAN AKHIR

221 WILAYAH ADMINISTRASI 2-9

226 KONDISI TRANSPORTASI 2-11

23 GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN CIANJUR 2-16

231 WILAYAH ADMINISTRASI 2-16

236 KONDISI TRANSPORTASI 2-19

BAB 3 HASIL SURVEI LAPANGAN 3-1

31 SURVEI PENDAHULUAN 3-1

32 SURVEI LAPANGAN 3-3

33 SURVEI TOPOGRAFI 3-3

331 PENGUKURAN KERANGKA DASAR HORIZONTAL 3-7

332 PENGUKURAN KERANGKA DASAR VERTIKAL 3-8

333 PENGUKURAN DETAIL SITUASI 3-9

334 PROSES DATA LAPANGAN 3-10

34 SURVEI GEOTEKNIK 3-14

341 LOKASI PENYELIDIKAN TANAH 3-15

342 PENYELIDIKAN GEOTEKNIK 3-17

343 ANALISA GEOTEKNIK 3-29

35 ANALISIS HIDROLOGI 3-44

351 HUJAN RANCANGAN DAN DISTRIBUSI HUJAN 3-49

352 PERHITUNGAN DEBIT BANJIR 3-52

BAB 4 ANALISIS DATA 4-1

41 ANALISIS TRANSPORTASI 4-1

411 HASIL SURVEI TRANSPORTASI 4-1

412 PEMODELAN TRANSPORTRASI 4-3

42 ANALISIS POLA OPERASI 4-16

421 KRITERIA OPERASI PERJALANAN KERETA API 4-16

422 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG 4-39

423 ANALISA POLA OPERASI PERJALANAN KERETA API 4-43

43 KAJIAN LINGKUNGAN 4-95

431 RONA LINGKUNGAN AWAL DAN PENGGUNAAN LAHAN 4-95

432 KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK 4-119

iv LAPORAN AKHIR

433 PRAKIRAAN DAMPAK LINGKUNGAN 4-123

434 REKOMENDASI MITIGASI TERHADAP BENCANA 4-129

435 REKOMENDASI HASIL KAJIAN AWAL LINGKUNGAN 4-133

44 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK 4-134

441 ESTIMASI BIAYA 4-134

442 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL 4-144

443 KAJIAN RISIKO 4-154

BAB 5 RANCANGAN DASAR DESAIN KERETA API 5-1

51 KRITERIA DESAIN GEOMETRIK JALUR KERETA API 5-1

52 DESAIN GEOMETRIK TRASE JALAN KERETA API 5-3

521 ALINYEMEN HORIZONTAL 5-3

522 ALINYEMEN VERTIKAL 5-6

523 GAMBAR SITUASIPOTONGAN MEMANJANG DAN POTONGAN

MELINTANG 5-8

53 RENCANA BANGUNAN HIKMAT 5-14

54 RENCANA PERLINTASAN TIDAK SEBIDANG 5-17

55 RENCANA TEROWONGAN 5-23

56 RENCANA STASIUN 5-26

BAB 6 RINGKASAN HASIL KAJIAN 6-1

61 KESIMPULAN 6-1

62 REKOMENDASI 6-7

4-1

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Pada Sub Bab ini akan dibahas mengenai analisis transportasi yang berisikan tentang hasil

survei transportasi dan pemodelan transportasi Pemodelan transportasi terdiri dari

jaringan dan simpul transportasi serta pola pergerakan dan proyeksi permintaan dari

penumpang dan barang Dibahas juga mengenai analisa pola operasi kereta api meliputi

kriteria operasi perjalanan kereta api analisa permintaan angkutan penumpang dan barang

implikasi trase yang diusulkan terhadap pola Operasi meliputi kecepatan operasi perjalanan

kereta api kapasitas lintas jenis stasiun di trase terpilih serta layout stasiun Kemudian

untuk kajian aspek lingkungan meliputi rona lingkungan awal dan penggunaan lahan Lalu

dibahas juga mengenai komponen lingkungan yang terkena dampak rencana pembangunan

dan prakiraan dampak lingkungan Direkomendasikan pula mengenai mitigasi terhadap

bencana dan hasil kajian awal lingkungan Pada analisis kelayakan proyek yang berisikan

estimasi biaya yang terdiri dari biaya pengadaan lahan dan sarana biaya pembangunan

prasarana dan biaya operasi lalu dianalisis kelayakan ekonomi dan finansial dilihat juga

untuk kajian risikonya

41 ANALISIS TRANSPORTASI

411 HASIL SURVEI TRANSPORTASI

Survey lalu lintas ditujukan untuk mengetahui besaran arus lalu lintas di ruas

jalan utama Terdapat 2 ruas jalan yang diambil datanya yaitu Jl Raya

Puncak dan Jl Transyogi (di titik Tanjungsari) Waktu pelaksanaan survey

selama 24 jam dengan rincian yang dapat dilihat pada tabel data hasil survei

lalu lintas tahun 2019

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

BAB 4 ANALISIS DATA

4-2

Tabel 4 1 Data Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) dari dan menuju Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur

Titik Lokasi

Jenis Kendaraan Total Sepeda

Motor Mobil

Pribadi

Kendaraan Angkutan

Umum

Kendaraan Angkutan

Barang Tanjungsari

Bogor - Cianjur 8357 2244 180 867 11649 Cianjur - Bogor 6521 2237 133 899 9790

Total 14878 4482 313 1766 21439 Jalan Raya Puncak

Bogor - Cianjur 21021 8839 820 1196 31876 Cianjur - Bogor 20750 8681 796 1108 31335

Total 41771 17520 1616 2304 63211 Sumber Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor 2019

Gambar 4 1 Jaringan Jalan Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur dan Pembebanan Jalan

4-3

412 PEMODELAN TRANSPORTRASI

4121 JARINGAN TRANSPORTASI PADA KORIDOR CILEUNGSI-

JONGGOL-CIANJUR

Jaringan jalan yang sejajar rencana rute jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur merupakan jalan provinsi Sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa

Barat Nomor 620Kep1086-Rek2016 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan

Menurut Statusnya Sebagai Jalan Provinsi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

mempunyai nomor ruas 233 dengan nama ruas jalan Cileungsi-Cibeet dan

nomor ruas 234 dengan nama ruas jalan Selajambe-Cibogo-Cibeet Panjang

ruas tersebut masing-masing adalah 4458 Km dan 287 Km

Keterangan Lokasi Jalan Provinsi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Gambar 4 2 Jaringan Jalan Nasional Pada Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur Sumber Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 620Kep1086-Rek2016

4-4

4122 SIMPUL TRANSPORTASI

Beberapa simpul transportasi pada wilayah kabupatenkota pada koridor

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur tidak cukup banyak pilihan yang

terdiri dari simpul terminal

Tabel 4 2 Prasarana Simpul Transportasi

No Kabupaten Simpul Transportasi

1

Bogor Stasiun Kereta Rel Listrik Nambo

Terminal tipe B Cileungsi Terminal tipe C Jonggol

2 Cianjur Stasiun Selajambe Stasiun Ciranjang

Gambar 43 Integrasi Antarmoda Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

4-5

4123 POLA PERGERAKAN PENUMPANG DAN BARANG

Pola pergerakan penumpang dan barang berbasis kecamatan sehingga zona

yang digunakan adalah zona wilayah administrasi kecamatan di wilayah

Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur terutama data pergerakan

penumpang dan barang dari dan menuju Kecamatan Cileungsi Kecamatan

Jonggol dan Kecamatan Sukaluyu Pola pergerakan nanti akan diolah menjadi

nilai Matriks Asal Tujuan (MAT) Kombinasi MAT didapatikan dari data

sekunder berupa MAT Kab Bogor tahun 2011 MAT Kab Cianjur tahun 2013

dan Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) Tahun 2018 Berikut ini

merupakan penamaan zonasi wilayah yang dilakukan pada kegiatan ini serta

jumlah penduduk pada wilayah kajian

Tabel 4 3 Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Nanggung 83790 2 Leuwiliang 111059 3 Leuwisadeng 67593 4 Pamijahan 138420 5 Cibungbulang 131103 6 Ciampea 150769 7 Tenjolaya 58102 8 Dramaga 100878 9 Ciomas 145579 10 Tamansari 96921 11 Cijeruk 81167 12 Cigombong 88382 13 Caringin 115875 14 Ciawi 101713 15 Cisarua 114921 16 Megamendung 97114 17 Sukaraja 174737 18 Babakan Madang 98519 19 Sukamakmur 71145 20 Cariu 49040 21 Tanjungsari 52681 22 Jonggol 124406 23 Cileungsi 235485

4-6

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 24 Klapanunggal 101642 25 Gunung Putri 259545 26 Citeureup 193808 27 Cibinong 320347 28 Bojonggede 225817 29 Tajurhalang 102545 30 Kemang 94176 31 Rancabungur 54506 32 Parung 106873 33 Ciseeng 96032 34 Gunungsindur 97993 35 Rumpin 122566 36 Cigudeg 114036 37 Sukajaya 58619 38 Jasinga 96836 39 Tenjo 64652 40 Parungpanjang 99890

Jumlah 4699282 Sumber BPS 2020

Tabel 4 4 Jumlah Penduduk Kabupaten Cianjur

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Agrabinta 37995 2 Leles 32795 3 Sindangbarang 53964 4 Cidaun 66824 5 Naringgul 46188 6 Cibinong 59891 7 Cikadu 35867 8 Tanggeung 45696 9 Pasirkuda 35574 10 Kadupandak 50497 11 Cijati 33793 12 Takokak 52618 13 Sukanagara 50784 14 Pagelaran 70313 15 Campaka 65871 16 Campakamulya 24379 17 Cibeber 120353 18 Warungkondang 67564

4-7

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 19 Gekbrong 53470 20 Cilaku 101844 21 Sukaluyu 73033 22 Bojongpicung 73784 23 Haurwangi 55970 24 Ciranjang 78004 25 Mande 72519 26 Karangtengah 139981 27 Cianjur 165062 28 Cugenang 104145 29 Pacet 101335 30 Cipanas 108911 31 Sukaresmi 83294 32 Cikalongkulon 98302 Jumlah 2260620 Sumber BPS 2020

Tabel 4 5 Sistem Zonasi

No Nama Zona No Nama Zona 201 Cariu 303 Karangtengah 202 Tanjungsari 304 Sukaresmi 203 Jonggol 305 Cikalongkulon 204 Cileungsi 1001 Eksternal Utara 205 Klapanunggal 1002 Eksternal Barat 301 Sukaluyu 1003 Eksternal Selatan 302 Mande 1004 Eksternal Timur

4-8

Gambar 4 4 Sistem Zonasi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Dari zonasi wilayah di atas kemudian dibuat desired line dari masing-masing

zona untuk trase yang dipilih Lalu dibuat juga untuk jangkauan pelayanan

dari stasiun yang ditentukan berdasarkan rona awal serta hasil survei

lapangan Berikut gambar desired line dan jangkauan pelayanan stasiun

305 304

302

303

301

1003

202

1002 1004 201

203 205

204

1001

4-9

Gambar 4 5 Desired Line Trase Terpilih

Gambar 4 6 Jangkauan Pelayanan Stasiun Kereta Api

4-10

4124 ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP)

DzȋȌƬ

To Pay (WTP) Angkutan Orang Dengan Kereta Api 13dzǡ

didapatkan bahwa didapatkan rekomendasi berupa usulan tarif angkutan

orang dengan KA kelas ekonomi beberapa kereta Api yang beroperasi di Jawa

Barat

Tabel 4 6 Rekomendasi Usulan Tarif Angkutan Orang dengan KA Kelas Ekonomi

Perkotaan Di Pulau Jawa Tahun 2020

No

Nama Kereta Api

Lintas

Besaran Tarif Saat Ini

(RpOrang)

Rekomendasi Besaran Tarif (RpOrang)

a

Cilamaya Ekspres Cepat Purwakarta Walahar Ekspres

Purwakarta - Tanjung Priok

6000

10000

b Jatiluhur Cikampek Ȃ Tanjung Priok 5000 7000

c Walahar Ekspres Ekonomi Lokal Tanjungpriok - Purwakarta 6000 10000

Sumber Kementerian Perhubungan 2019

4125 PROYEKSI PERMINTAAN PERJALANAN KERETA API

PENUMPANG

Berdasarkan analisis transportasi diatas serta metode proyeksi selanjutnya

dilakukan proyeksi demand dalam periode 30 tahun dari 2021 hingga 2051

Pembebanan pertumbuhan dilakukan pada matriks asal tujuan yang ada di

wilayah studi Hasil proyeksi disajikan pada tabel dibawah ini Proyeksi

demand terbagi menjadi setiap stasiun

Total potensi pergerakan penumpang terbanyak dengan skenario optimis

sebanyak 108 juta pnptahun pada tahun 2021 dan meningkat hingga 251

juta pnptahun pada tahun 2051 Sedangkan pada skenario pesimis jumlah

demand mencapai 21 juta pnptahun pada tahun 2021 dan 42 juta

pnptahun pada tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar ditemukan

pada koridor Kembang Kuning - Cileungsi sebesar 14 jutatahun

4-11

Tabel 4 7 Proyeksi Demand Penumpang KA

Koridor Jumlah Penumpang (pnptahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo-Kembang Kuning 1017654 1167859 1353666 1543720 1743015 1960717 2199140 Kembang Kuning-Cileungsi 850724 976291 1131619 1290498 1457102 1639094 1838407 Cileungsi-Mampir 842612 966981 1120828 1278192 1443207 1623463 1820876 Mampir-Jonggol 476181 546466 633408 722339 815593 917460 1029023 Jonggol-Sukagalih 378819 434733 503899 574646 648833 729872 818624 Sukagalih-Cibatu Tiga 171879 197248 228630 260730 294390 331159 371428 Cibatu Tiga-Antajaya 48099 55198 63980 72963 82383 92672 103941 Antajaya-Mekarjaya 25667 29456 34142 38936 43963 49454 55467 Mekarjaya-Majalaya 45024 51670 59890 68299 77116 86748 97297 Majalaya-Jamali 29646 34022 39435 44972 50778 57120 64066 Jamali-Selajambe 13270 15229 17652 20130 22729 25568 28677

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 8 Proyeksi Demand Penumpang Naik dan Turun KA

Stasiun Jumlah Penumpang (pnptahun)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik

Nambo 166929 166929 191568 191568 222047 222047 253222 253222 285913 285913 321624 321624 360733 360733 Kembang Kuning 532668 532668 611290 611290 708546 708546 808026 808026 912342 912342 1026293 1026293 1151090 1151090 Cileungsi 366430 366430 420516 420516 487420 487420 555853 555853 627614 627614 706003 706003 791853 791853 Mampir 371328 371328 426136 426136 493934 493934 563283 563283 636002 636002 715439 715439 802437 802437 Jonggol 206940 206940 237485 237485 275268 275268 313916 313916 354443 354443 398713 398713 447196 447196 Sukagalih 123731 123731 141993 141993 164585 164585 187692 187692 211923 211923 238392 238392 267381 267381 Cibatu Tiga 39136 39136 44913 44913 52058 52058 59367 59367 67032 67032 75404 75404 84573 84573 Antajaya 15743 15743 18067 18067 20941 20941 23881 23881 26964 26964 30332 30332 34021 34021 Mekarjaya 15378 15378 17647 17647 20455 20455 23327 23327 26339 26339 29628 29628 33231 33231 Majalaya 17910 17910 20553 20553 23823 23823 27168 27168 30675 30675 34507 34507 38703 38703 Jamali 13270 13270 15229 15229 17652 17652 20130 20130 22729 22729 25568 25568 28677 28677 Selajambe 12119 12119 13908 13908 16121 16121 18384 18384 20757 20757 23350 23350 26189 26189

APORAN AKHIR 4-12

4-13

550000

500000

450000

400000

350000

300000

250000

200000

150000

100000

50000

0 Produksi Produksi Produksi Buah- Produksi

Tanaman Sayuran Tanaman Buahan (ton) Tanaman (Ton) Biofarmaka (ton) Perkebunan (Ton)

Bogor Cianjur

4126 PROYEKSI PERMINTAAN PERJALANAN KERETA API BARANG

Selain analisis demand kereta api penumpang dilakukan analisis untuk KA

pergerakan barang Total produksi barang di wilayah kab Bogor mencapai

532341462 tontahun sedangkan di wilayah kab Cianjur mencapai

43218241 Pada wilayah Kabupaten Bogor produksi tanaman perkebunan

menjadi produksi barang yang dominan pada wilayah Kabupaten Bogor

produksi tanaman buah-buahan menjadi produksi barang yang dominan Hal

ini dapat terlihat dari data yang diperoleh dari BPS sebagaimana tersaji pada

Gambar di bawah ini

Gambar 4 7 Total Produksi Wilayah Bogor dan Cianjur Sumber BPS Kab Bogor dan Kab Cianjur 2019

Berdasarkan analisis transportasi di atas serta metode proyeksi selanjutnya

dilakukan proyeksi demand dalam periode 30 tahun dari 2020 hingga 2050

Pembebanan pertumbuhan dilakukan pada matriks asal tujuan yang ada di

4-14

wilayah studi Hasil proyeksi disajikan pada tabel dibawah ini Proyeksi

demand terbagi menjadi setiap stasiun

Total potensi pergerakan barang terbanyak dengan skenario optimis

sebanyak 31 juta tontahun pada tahun 2021 dan meningkat hingga 72 juta

tontahun pada tahun 2051 Sedangkan pada skenario pesimis jumlah

demand mencapai 628 ribu tontahun pada tahun 2021 dan 12 juta

tontahun pada tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar ditemukan

pada koridor Kembang Kuning - Cileungsi sebesar 522 jutatahun

Tabel 4 9 Proyeksi Demand Barang KA Skenario Optimis Moderat dan Pesimis

Koridor Jumlah Barang (tontahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo-Kembang Kuning 338805 388812 450672 513947 580297 652776 732154 Kembang Kuning-Cileungsi 268173 307755 356719 406802 459320 516689 579519 Cileungsi-Mampir 216562 248527 288067 328512 370923 417251 467989 Mampir-Jonggol 118474 135961 157593 179719 202920 228265 256022 Jonggol-Sukagalih 40399 46362 53738 61283 69194 77836 87301 Sukagalih-Cibatu Tiga 22933 26318 30505 34788 39279 44185 49558 Cibatu Tiga-Antajaya 6345 7281 8440 9624 10867 12224 13711 Antajaya-Mekarjaya 421 483 560 639 721 811 910 Mekarjaya-Majalaya 404 463 537 612 691 778 872 Majalaya-Jamali 276 317 367 419 473 532 596 Jamali-Selajambe 131 151 175 199 225 253 284

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 10 Proyeksi Demand Barang Bongkar dan Muat KA

Stasiun Jumlah Barang (tontahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat

Nambo 70632 70632 81057 81057 93954 93954 107145 107145 120977 120977 136087 136087 152635 152635 Kembang Kuning 172574 172574 198045 198045 229555 229555 261784 261784 295580 295580 332498 332498 372930 372930 Cileungsi 98088 98088 112566 112566 130475 130475 148794 148794 168003 168003 188986 188986 211967 211967 Mampir 81910 81910 94000 94000 108956 108956 124253 124253 140294 140294 157817 157817 177008 177008 Jonggol 17466 17466 20044 20044 23233 23233 26495 26495 29915 29915 33652 33652 37744 37744 Sukagalih 19884 19884 22819 22819 26449 26449 30163 30163 34057 34057 38310 38310 42969 42969 Cibatu Tiga 6082 6082 6979 6979 8090 8090 9225 9225 10416 10416 11717 11717 13142 13142 Antajaya 247 247 283 283 328 328 374 374 423 423 475 475 533 533 Mekarjaya 128 128 147 147 170 170 194 194 219 219 246 246 276 276 Majalaya 161 161 185 185 214 214 244 244 276 276 310 310 348 348 Jamali 131 131 151 151 175 175 199 199 225 225 253 253 284 284 Selajambe 119 119 137 137 159 159 181 181 204 204 230 230 258 258

4-15

4-16

42 ANALISIS POLA OPERASI

421 KRITERIA OPERASI PERJALANAN KERETA API

4211 LALU LINTAS KERETA API

Angkutan kereta api dilaksanakan pada jaringan jalur kereta api dalam lintas

pelayanan kereta api yang membentuk jaringan pelayanan perkeretaapian

Jaringan pelayanan perkeretaapian sebagaimana dimaksud terdiri atas

a jaringan pelayanan perkeretaapian antarkota dan

b jaringan pelayanan perkeretaapian perkotaan

4212 JENIS DAN FUNGSI STASIUN

a Fungsi Stasiun bisa dikatagorikan kedalam

1 Stasiun Penumpang (SP)

Stasiun kereta api untuk keperluan naik turun penumpang

2 Stasiun Barang (SB)

Stasiun kereta api untuk bongkar muat barang

3 Stasiun Operasi

Stasiun kereta api untuk menunjang pengoperasian kereta api

b Kelas stasiun kereta api

Setiap stasiun memiliki kelas stasiun baik untuk stasiun penumpang

stasiun barang dan atau stasiun operasi

Kelas stasiun dibagi dalam 3 (tiga) kelas yaitu

1 Kelas besar

Kelas besar dalam pelaksanaannya bisa saja dibagi lagi kedalam

beberapa kelas misalnya kelas besar A B atau kelas besar C

4-17

2 Kelas Sedang

Umumnya berlokasi minimal di kota kecamatan disamping untuk

kepentingan operasi kereta api juga bisa melaksanakan jasa

pelayanan penumpang dan atau barang

3 Kelas kecil

Umumnya di perkampungan atau desa dan hanya untuk kepentingan

ȋȌǯ

c Penentu kelas stasiun

Penentuan klasifikasi stasiun didasarkan kepada kriteria-kreteria dengan

bobot pada masing-masing kreteria 100 angka (point) kriteria dimaksud

adalah sebagai berikut

1 Fasilitas Operasi

Fasilitas Operasi dimaksud adalah jenis peralatan yang

dipergunakan untuk mendukung operasi perjalanan kereta api

untuk lebih jelasnya lihat sub bab Fasilitas operasi

2 Jumlah Jalur

Semakin banyak jalur yang masih aktif maka semakin tinggi bobot

penilaiannya

3 Fasilitas Penunjang

Semakin lengkap fasilitas penunjang maka semakin tinggi bobot

penilaiannya

4 Frekuensi Lalu-lintas (KA)

Semakin banyak jumlah kereta api termasuk semakin lebih banyak

kereta api yang berhenti maka semakin tinggi bobot penilaiannya

4-18

5 Jumlah Penumpang

Semakin banyak jumlah penumpang dan mungkin semakin tinggi

nilai pendapatan maka semakin tinggi bobot penilaiannya

6 Jumlah barang

Semakin banyak jumlah penumpang dan mungkin semakin tinggi

nilai pendapatan maka semakin tinggi bobot penilaiannya

4213 KECEPATAN KERETA API DAN BEBAN GANDAR

a Kecepatan kereta api

1 Kecepatan rencana

2 Kecepatan maksimum

3 Kecepatan operasi

4 Kecepatan komersial

b Beban gandar

Beban gandar adalah beban yang diterima oleh jalan rel dari satu

gandar Beban gandar untuk lebar jalan rel 1067 mm pada semua kelas

jalur maksimum sebesar 18 ton

4214 GEDUNG DAN FASILITAS PENDUKUNG OPERASI KERETA API DI

STASIUN

a Gedung stasiun

Gedung stasiun kereta api merupakan bagian dari stasiun kereta api yang

digunakan untuk melayani pengaturan perjalanan kereta api dan

pengguna jasa kereta api

b Jenis

1 Gedung untuk kegiatan pokok yang terdiri atas

a) hall

b) perkantoran kegiatan stasiun

4-19

c) loket karcis

d) ruang tunggu

e) ruang informasi

f) ruang fasilitas umum

g) ruang fasilitas keselamatan

h) ruang fasilitas keamanan

i) ruang fasilitas penyandang cacat dan lansia da

j) ruang fasilitas kesehatan

2 Gedung untuk kegiatan penunjang stasiun kereta api yang terdiri

atas

a) pertokoan

b) restoran

c) perkantoran

d) perparkiran

e) perhotelan

f) ruang lain yang menunjang langsung kegiatan stasiun kereta

api

3 Gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus di stasiun kereta api

yang terdiri atas

a) ruang tunggu penumpang

b) bongkar muat barang

c) pergudangan

d) parkir kendaraan

4-20

L = 064 m2orang x V x LF

e) penitipan barang

f) ruang atm dan

g) ruang lain yang menunjang baik secara langsung maupun tidak

langsung kegiatan stasiun kereta api

c Persyaratan teknis gedung

1 Persyaratan Bangunan

a) Konstruksi material disain ukuran dan kapasitas bangunan

sesuai dengan standar kelayakan keselamanan dan keamanan

serta kelancaran sehingga seluruh bangunan stasiun dapat

berfungsi secara handal

b) Memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan gedung

dari bahaya banjir bahaya petir bahaya kelistrikan dan bahaya

kekuatan konstruksi

c) Instalasi pendukung gedung sesuai dengan peraturan

perundangundangan tentang bangunan mekanikal elektrik

dan pemipaan gedung (plumbing) bangunan yang berlaku

2 Luas bangunan ditetapkan untuk

a) Gedung kegiatan pokok dihitung dengan formula sebagai

berikut

L = Luas bangunan (m2)

V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu

tahun (orang)

LF = Load factor (80)

4-21

b) Gedung kegiatan penunjang dan gedung jasa pelayanan khusus

di stasiun kereta api ditetapkan berdasarkan kebutuhan

3 Menjamin bangunan stasiun dapat berfungsi secara optimal dari segi

tata letak ruang gedung stasiun sehingga pengoperasian sarana

perkeretaapian dapat dilakukan secara nyaman

4 Komponen gedung meliputi

1 gedung atau ruangan

2 media informasi (papan informasi atau audio)

3 fasilitas umum terdiri dari

4 ruang ibadah

5 toilet

6 tempat sampah

7 ruang ibu menyusui

8 fasilitas keselamatan

9 fasilitas keamanan

10 fasilitas penyandang cacat atau lansia

11 fasilitas kesehatan

4215 PENGALOKASIAN RUANG UNTUK PENGOPERASIAN

a Untuk kepentingan operasi suatu jalur kereta api harus memiliki

pengaturan ruang yang terdiri dari

1 ruang bebas

2 ruang bangun

b Ruang bebas adalah ruang di atas jalan relyang senantiasa harus bebas

dari segala rintangan dan benda penghalang ruang ini disediakan

4-22

untuk lalu Iintas rangkaian kereta api Ukuran ruang bebas untuk jalur

tunggal dan jalur ganda baik pada bagian Iintas yang lurus maupun

yang melengkung untuk lintas elektrifikasi dan non elektrifikasi

c Ruang bangun adalah ruang di sisi jalan rel yang senantiasa harus bebas

dari segala bangunan tetap

d Batas ruang bangun diukur dari sumbu jalan rel pada tinggi 1 meter

sampai 355 meter Jarak ruang bangun tersebut ditetapkan sebagai

berikut

Tabel 4 11 Jarak Ruang Bangun

Segmen Jalur Lebar Jalan Rel (1067 mm dan 1435 mm)

Jalur Lurus Jalur Lengkung Lintas Bebas

Minimal 235 mm di kiri kanan as jalan rel

5PLQLPDOP R gt 300 minimal 245 m Di kiri kanan as jalan rel

Emplasemen Minimal 195 m di kiri kanan as jalan rel Minimal 235 m di kiri kanan as jalan rel Jembatan Terowongan 215 di kiri kanan as jalan rel 215 m di kiri kanan as jalan rel

4216 JENIS ANGKUTAN MELALUI KERETA API

a Angkutan Penumpang

1 Penumpang Eksekutif

Dari pihak penyedia jasa angkutan memberikan pelayanan

yang lebih baik dibandingkan dengan penumpang Bisnis dan

Ekonomi baik dari segi kelonggaran ruangan lebih longgar

dan nyaman dalam 1 (satu) keretagerbong sekitar untuk 50

penumpang

2 Penumpang Bisnis

Perbedaan dengan pelayanan kelas eksekutif adalah ruangan

lebih di persempit sehingga kemampuan jumlah penumpang

dalam 1 (satu) gerbongkereta lebih banyak dalam 1 (satu)

keretagerbong sekitar untuk 64 penumpang

4-23

3 Penumpang Ekonomi

Perbedaan dengan pelayanan kelas ekonomi adalah ruangan

lebih di persempit lagi sehingga kemampuan jumlah

penumpang dalam 1 (satu) gerbongkereta lebih banyak

dalam 1 (satu) keretagerbong sekitar untuk 100 penumpang

b Angkutan Barang

1 Barang Negosiasi

Jenis barang yang diangkut biasanya barangnya tertentu dan

tempatstasiun pemberangkatan dan atau tujuan tetap

2 Barang Non Negosiasi

Kebalikan dari jenis barang di atas jenis barangnya umum dan

terkadang tempatstasiun pemberangkatan dan atau tujuan

tidak tetap

4217 EMPLASMEN STASIUN

a Emplasemen

Emplasen merupakan kumpulan jalur untuk pergerakan sarana

perkeretaapian yang dihubungkan dengan wesel penghubung jalur

melalui mekanisme perangkat persinyalan

b Skema rancangan Layout Emplasemen Stasiun

Klasifikasi jalur kereta api di stasiun dapat diklasifikasikan dalam

beberapa jenis yaitu Jalur langsir atau jalur tepi (Siding track) Jalur

sayap (Loop track) dan jalur utama (main track) ilustrasi dari istilah

dimaksud seperti berikut

4-24

Gambar 4 8 Klasifikasi Dari Jalur Kereta Api

Penetapan jumlah dan lay out jalur di suatu stasiun tergantung berbagai

unsur yang mempengaruhinya antara lain jenis dan kelas stasiun

ketersediaan lahan letak stasiun di dalam suatu jaringan pelayanan dan

lain sebagainya

c Track layout di beberapa karakteristik stasiun

Layout untuk stasiun penghabisan (stasiun buntu) serta stasiun

persimpangan (Junction) dapat didesain dengan berbagai model

diantaranya

CLASIFICATION OF TRACK

LOOP TRACK

MAIN TRACK

SIDING

4-25

Gambar 4 9 Track Layout Kereta Api

d Jenis dan fungsi Jalur di emplasemen suatu stasiun

Jenis Ȃ jenis jalur yang ada sesuai dengan peruntukannya atau ngusi jalur

tersebut beberapa jenis jalur dimaksud diantaranya

1 Jalur utama atau disebut juga jalur kereta api yaitu jalur yang ada

di stasiun yang digunakan untuk kereta api datang berangkat atau

langsung dan dapat dipergunakan juga untuk kegiatan langsir

2 Jalur stabling atau jalur simpan yaitu jalur untuk keperluan

menyimpan sarana perkeretaapian

3 Jalur luncur yaitu jalur setelah penghabisan jalur utama yaitu untuk

kereta api yang datang berhenti

4 Jalur tangkap yaitu jalur untuk menangkap gelundungan sarana

kereta api

4-26

4218 PERON

a Fungsi

Peron sebagai tempat yang digunakan untuk aktifitas naik turun

penumpang kereta api

b Jenis

1 Peron tinggi

2 Peron sedang

3 Peron rendah

c Persyaratan Penempatan

1 Ditepi jalur (side platform)

2 Diantara dua jalur (island platform)

d PersyaratanTeknis

1 Persyaratan Pembangunan

a) Tinggi

1) Peron tinggi tinggi peron 1000 mm diukur dari

kepala rel

2) Peron sedang tinggi peron 430 mm diukur dari

kepala rel

3) Peron rendah tinggi peron 180 mm diukur dari

kepala rel

b) Jarak tepi peron ke as jalan rel

1) Peron tinggi 1600 mm (untuk jalan rel di lurusan)

dan 1650 mm (untuk jalan rel di lengkungan)

2) Peron sedang 1350 mm

3) Peron rendah 1200 mm

c) Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang

kereta api penumpang yang beroperasi

d) Lebar peron dihitung berdasarkan jumlah penumpang

dengan menggunakan formula sebagai berikut

4-27

b = Lebar peron (meter)

V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu

tahun (orang)

LF = Load factor (80)

I = Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang kereta

api penumpang yang beroperasi (meter)

1) Hasil penghitungan lebar peron menggunakan formula

di atas tidak boleh kurang dari ketentuan lebar peron

minimal sebagai berikut

Tabel 4 12 Ketentuan Minimal Lebar Peron

No

Jenis Peron

Di antara dua j a lur (island platform)

Di t epi j alur (side platform)

1 Tinggi 2 meter 165 meter

2 Sedang 25 meter 19 meter

3 Rendah 28 meter 205 meter

2) Lantai peron tidak menggunakan material yang licin

2 Peron sekurang-kurangnya dilengkapi dengan

a lampu

b papan petunjuk jalur

c papan petunjuk arah

d batas aman peron

3 Persyaratan operasi

a Hanya digunakan sebagai tempat naik turun

penumpang dari kereta api

b = 064 m2orang x V x LF I

4-28

b Dilengkapi dengan garis batas aman peron

1) Peron tinggi minimal 350 mm dari sis tepi luar

ke as peron

2) Peron sedang minimal 600 mm dari sisi tepi luar ke as peron

3) Peron rendah minimal 750 mm dari sisi tepi luar ke as peron

4219 FREKUENSI PERJALANAN KERETA API DAN PROGRAM

PERJALANAN KERETA API

a Frekuensi perjalanan kereta api adalah program perjalanan kereta api

yang direncanakan jalan untuk waktu tertentu relatifnya diprogramkan

untuk waktu satu tahun

b Kapasitas lintas adalah kemampuan suatu lintas untuk dapat dilewati

oleh sejumlah perjalanan kereta api dalam kurun waktu tertentu

misalnya dalam waktu 24 jam waktu periode sibuk (peak hour) dst

Rumusan besaran kapasitas lintas berdasarkan rumus scott sebagai

1 Kapasitas lintas jalur tunggal (1440H x 60) KA

2 Kapasitas lintas jalur ganda (1440H x 70) KA

H = Headway = (Jarak petak jalan kecepatan rata2) + C menit

C = pelayanan hubungan blok AElig 025 menit atau 1 menit

025 menit di persinyalan elektrik

1 menit di persinyalan mekanik

42110 JENIS DAN SPESIFIKASI SARANA PERKERETAAPIAN

Sarana perkeretaapian adalah lokomotif kereta gerbong KRD KRL

dan Peralatan khusus variasi sarana perkeretaapian yang dapat

digunakan untuk kebutuhan pelayanan angkutan di lebar jalur 1067

mm yang ada di wilayah Daerah Operasi 1 Jakarta dan 2 Bandung

diantaranya adalah

4-29

a Lokomotif CC 201 202 203 204 dan 206

b Kereta Ekonomi kereta bisnis kereta eksecutif dan kereta wisata

(Priority Car) dengan berbagai type dan tahun produksinya

c Kereta Rel Diesel dan kereta rel Listrik dengan berbagai jenis klas-

nya

d Gerbong datar gerbong tanki dan gerbong tertutup

Berikut ini tercantum tabel jumlah armada lokomotif yang digunakan

diberbagai wilayah yang dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia serta

spesifikasi teknis lokomotif dimaksud sebagai berikut

4-30

a Armada Lokomotif CC 201 sd CC 206

Tabel 4 13 Jumlah Armada lokomotf CC 201 sd CC 206

Type Loko

Daya Motor Diesel (bhp)

Ketersediaan (unit)

Tahun Operasi

Kecepatan Maksimum (kmjam)

Wilayah Operasi

(umur) 31-40

thn 21-30

thn 11-20

thn 6-10 thn 0-5 thn TOTAL

CC 201 1950 29 unit 91 unit 4 unit 7 unit - 131 unit Tahun 1977 80 Jawa

CC 202 2250 - 29 unit 9 unit - 9 unit 47 unit Tahun 1986 80 Jawa

CC 203 2150 - - 37 unit - - 37 unit Tahun 1995 120 Jawa

CC 204 2150 - - - 10 unit - 10 unit Tahun 2006 120 Jawa

CC 204 MO 2150 - - - 7 unit - 7 unit Tahun

2003 120 Jawa

CC 205

2200

-

-

-

-

6 unit

6 unit

Tahun 2011

80

Sub Divre 32

Tanjung Karang

CC 206 2250 - - - - 100 unit 100 unit Tahun 2014 120 Jawa

Sumber Album Lokomotif PT KAI Tahun 2013

4-31

b Daftar beban tarik lokomotif CC 201 sd CC 204

Tabel 4 14 Beban Tarik Setiap Jenis Lokomotif Pada Landai Penentu dan Kecepatan Tertentu

4-32

a Gambar Lokomotif CC 200 sd CC 203

Gambar 4 10 Lokomotif CC 200 sd CC 203

4-33

b Spesifikasi Teknik Lokomotif CC 204

Gambar 4 11 Spesifikasi Teknis Lokomotif CC 204

4-34

c Tabel Beban Tarik Lokomotif CC 204

Tabel 4 15 Beban Tarik Lokomotif CC 204

d Gambar Lokomotif CC 204

Gambar 4 12 Lokomotif CC 204

4-35

e Spesifikasi Teknik Lokomotif CC 206

Gambar 4 13 Spesifikasi Teknis Lokomotif CC 206

4-36

f Kurva Beban Tarik Lokomotif CC 206

Gambar 4 14 Kurva Beban Teknik Lokomotif CC 206

g Gambar lokomotif CC 206

Gambar 4 15 Lokomotif CC 206

h Beberapa data teknis kereta ekonomi

4-37

hearts Nama pembuat PT INKA

hearts Pemesan Dep Hub

hearts Tahun pembuatan 2007

hearts Jumlah 15 units

hearts Kapasitas penumpang 106 penumpang

hearts Kecepatan maksimum 100 km jam

hearts Lebar sepur 1067 mm

hearts Beban gandar 14 tons

hearts Panjang kereta 20920 mm

hearts Berat kosong 33 tons

i Spesifikasi Teknis KRDI (Kereta Rel Diesel)

Tabel 4 16 Spesifikasi Teknis Kereta Rel Diesel (KRDI)

Panjang kereta dan kopler 207 m

panjang body kereta 20 m

Lebar body kereta 299 m

Tinggi body kereta dari top rel 353 m

Gambar 4 16 Lokomotif Kereta Rel Diesel (KRDI)

j Jenis Gerbong

4-38

Gerbong adalah sarana kendaraan jalan rel yang khusus digunakan

untuk angkutan barang baik barang cair padat atau barang lainnya

Beberapa jenis gerbong yang ada di PT KAI diantaranya sebagai

berikut

frac34 Gerbong terbuka

frac34 Gerbong tertutup

frac34 Gerbong ketel

Contoh gambar gerbong dimaksud yaitu

Gambar 4 17 Gerbong terbuka

Gambar 4 18 Gerong Datar

Gambar 4 19 Gerbong tertutup dan gerbong ketel

4-39

Berat kosong bervariasi asumsi yang digunakan 145 ton dan berat

mauatan mulai 31 ton sd 50 ton asumsi untuk perhitungan

kebutuhan gerbong berat muatnya diasumsikan 31 ton jadi relatif

berat gerbong beserta isinya 45 ton

422 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG

4221 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG PER

HARI

Berdasarkan analisa potensi demand per tahun pada Bab 4 sebagaimana

tercantum dalam analisis transportasi dapat dihitung potensi demand per

hari sebagai acuan untuk memprakirakan kebutuhan frekuensi kereta api di

lintas trase terkait perhitungan sementara demand per hari dengan cara

membagi demand per tahun dengan nilai 365 Berikut ini beberapa tabel

prakiraan kebutuhan angkutan penumpang dan barang yang diprediksikan

mulai tahun 2021 sampai dengan tahun 2051 yang diurut per 5 tahunan

sebagai berikut

Tabel 4 17 Prakiraan Kebutuhan Angkutan Penumpang

Keterangan Jumlah Penumpang (pnphari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo-Kembang Kuning 2788 3200 3709 4229 4775 5372 6025 Kembang Kuning-Cileungsi 2331 2675 3100 3536 3992 4491 5037 Cileungsi-Mampir 2309 2649 3071 3502 3954 4448 4989 Mampir-Jonggol 1305 1497 1735 1979 2235 2514 2819 Jonggol-Sukagalih 1038 1191 1381 1574 1778 2000 2243 Sukagalih-Cibatu Tiga 471 540 63 71 81 907 1018 Cibatu Tiga-Antajaya 132 151 18 200 226 254 285 Antajaya-Mekarjaya 70 81 94 107 120 135 152 Mekarjaya-Majalaya 123 142 164 187 211 238 267 Majalaya-Jamali 81 93 108 123 139 156 176 Jamali-Selajambe 36 42 48 6 62 70 79

4-40

Tabel 4 18 Prakiraan Kebutuhan Angkutan Barang

Keterangan Jumlah Barang (tonhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo-Kembang Kuning 928 1065 1235 1408 1590 1788 2006 Kembang Kuning-Cileungsi 735 843 977 1115 1258 1416 1588 Cileungsi-Mampir 593 681 789 900 1016 1143 1282 Mampir-Jonggol 325 372 432 492 556 625 701 Jonggol-Sukagalih 111 127 147 168 190 213 239 Sukagalih-Cibatu Tiga 63 72 84 95 108 121 136 Cibatu Tiga-Antajaya 17 20 23 26 30 33 38 Antajaya-Mekarjaya 12 13 15 18 20 22 25 Mekarjaya-Majalaya 11 13 15 17 19 21 24 Majalaya-Jamali 08 09 10 11 13 15 16 Jamali-Selajambe 04 04 05 05 06 07 08

Pada prakiraan angkutan penumpangnya frekuensi tertinggi berdasarkan

perhitungan pada tabel417 dan tabel 418 di atas secara berurutan tercatat

hearts tahun 2021 sebesar 2788 penumpang

hearts tahun 2026 sebesar 3200 penumpang

hearts tahun 2031 sebesar 3709 penumpang

hearts tahun 2036 sebesar 4229 penumpang

hearts tahun 2041 sebesar 4775 penumpang

hearts tahun 2046 sebesar 5372 penumpang

hearts tahun 2051 sebesar 6025 penumpang

Sedangkan angkutan barang tercatat sebagai berikut

hearts tahun 2021 sebesar 928 ton

hearts tahun 2026 sebesar 1065 ton

hearts tahun 2031 sebesar 1235 ton

hearts tahun 2036 sebesar 1408 ton

hearts tahun 2041 sebesar 1590 ton

hearts tahun 2046 sebesar 1788 ton

hearts tahun 2051 sebesar 2006 ton

Nilai prakiraan angkutan penumpang dan barang ini akan menjadi bahan

perhitungan untuk menentukan besaran frekuensi perjalanan kereta api

yang dibutuhkan

4-41

4222 ANALISIS VOLUME PERGERAKAN TURUN NAIK PENUMPANG

DAN BONGKAR MUAT BARANG DI STASIUN

Perhitungan besaran jumlah turun naik penumpang atau barang di stasiun

ditujukan untuk memprakirakan jenis stasiun apa di trase kajian serta untuk

memahami juga untuk kebutuhan luas peron di stasiun Berdasarkan kajian

transportasi di Bab 4 pada analisis transportasi tentang prakiraan jumlah

penumpang yang turun naik dan bongkar muat barang di stasiun pada

volume per tahun maka dapat dihitung untuk besaran per harinya dengan

pembagi 365 hasilnya sebagai berikut

Tabel 4 19 Prakiraan Volume Turun Naik Penumpang Per Hari Tahun 2021

Sampai Dengan Tahun 2051

Nama-nama Stasiun Potensi Turun - Naik Penumpang per hari di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo 915 1050 1217 1388 1567 1762 988

Kembang Kuning 2919 3350 3882 4428 4999 5624 3154

Cileungsi 2008 2304 2671 3046 3439 3869 2169

Mampir 2035 2335 2706 3086 3485 3920 2198

Jonggol 1134 1301 1508 1720 1942 2185 1225

Sukagalih 678 778 902 1028 1161 1306 733

Cibatu Tiga 214 246 285 325 367 413 232

Antajaya 86 99 115 131 148 166 93

Mekarjaya 84 97 112 128 144 162 91

Majalaya 98 113 131 149 168 189 106

Jamali 73 83 97 110 125 140 79

Selajambe 66 76 88 101 114 128 72

4-42

Tabel 4 20 Prakiraan Volume Bongkar Muat (ton) Per Hari Tahun 2021

Sampai Dengan Tahun 2051

Nama Stasiun-stasiun Potensi Bongkar Muat Barang (tonhari) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo 387 444 515 587 663 746 836

Kembang Kuning 946 1085 1258 1434 1620 1822 2043

Cileungsi 537 617 715 815 921 1036 1161

Mampir 449 515 597 681 769 865 970

Jonggol 96 110 127 145 164 184 207

Sukagalih 109 125 145 165 187 210 235

Cibatu Tiga 33 38 44 51 57 64 72

Antajaya 1353 1551 1797 2049 2318 2603 2921

Mekarjaya 701 805 932 1063 1200 1348 1512

Majalaya 882 1014 1173 1337 1512 1699 1907

Jamali 718 827 959 1090 1233 1386 1556

Selajambe 652 751 871 992 1118 1260 1414

Tabel 419 dan tabel 420 tersebut di atas dihitung untuk bahan pertimbangan

dalam menentukan jenis stasiun (stasiu penumpang dan atau barang)

4223 PRAKIRAAN JUMLAH KEBUTUHAN FREKUENSI (TRIP)

PERJALANAN PER HARI DI TIAP-TIAP STASIUN TERKAIT

Berdasarkan prakiraan kebutuhan potensi angkutan penumpang dan

angkutan barang sebagaimana tercantum di tabel 417 dan 418 beserta

penjelasan di bawahnya dapat diketahui jumlah frekuensi kereta api yang

harus dijalankan setiap harinya

Beberapa kemungkinan kapasitas kereta api penumpang tergantung jumlah

kereta atau gerbong yang diangkut kemungkinan tersebut dirinci untuk

menemukan yang ideal dari sisi waktu perjalanan sehingga dapat

dipersaingkan dengan moda angkutan lain juga dari sisi kebutuhan besaran

daya angkut serta headway yang diharapkan berikut beberapa

kemungkinannya jika dalam 1 train set (KA) terdiri dari

frac34 4 kereta = 4 x 80 penumpang = 320 penumpang

frac34 6 kereta = 6 x 80 penumpang = 480 penumpang

frac34 8 kereta = 8 x 80 penumpang = 640 penumpang

4-43

frac34 10 kereta = 10 x 80 penumpang = 800 penumpang

Dibatasi 10 kereta itu berhubung dengan daya tarik lok CC 204 atau CC

206 di lereng 20 permil masih mampu laju dengan kecepatan 40 kmjam

Catatan 1 kereta berat rata-rata 45 ton jadi 10 kereta = 450 ton

Demikian juga untuk KA untuk kereta api barang berat gerbong dan

muatannya diasumsikan 45 ton per gerbong jadi pembatasannya 10

gerbong

Prakiraan frekuensi kereta api penumpang dengan trainsets 4 6 8 atau 10

kereta berdasarkan volume angkutan sebagaimana tercantum di tabel 417

dapat dihitung dengan cara (jumlah volumekapasitas KA) hasilnya

menjadi sebagi berikut

Tabel 4 21 Prakiraan Frekuensi Kereta Api Penumpang

Alternatif Stam Formasi Frekuensi KA Penumpang (KAhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 2 kereta 17 20 23 26 30 34 38 4 kereta 9 10 12 13 15 17 19 6 kereta 6 7 8 9 10 11 13 8 kereta 4 5 6 7 7 8 9 10 kereta 3 4 5 5 6 7 8

Tabel 4 22 Prediksi Frekuensi Kereta Api Barang

Alternatif Stamformasi Frekuensi KA Penumpang (KAhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 gerbong 4 4 5 6 7 7 8 10 gerbong 3 4 4 5 5 6 7 Catatan tahun 2020-2026 tentatif

423 ANALISA POLA OPERASI PERJALANAN KERETA API

Pola operasi perjalanan kereta api menganalisa mengenai berbagai informasi

yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan perjalanan kereta api analisanya

meliputi implikasi trase yang diusulkan potensi angkutan yang ada serta

kebutuhan sarana kereta api

4-44

4231 KECEPATAN OPERASI PERJALANAN KERETA API

Kecepatan kereta api ditentukan berdasarkan kemampuan jalur kereta api

kemampuan sarana kereta api dan sifat barang yang diangkut Prasarana

yang berkaitan dengan kecepatan kereta api yaitu mengenai alinyemen

vertical dan horizontal berikut di bawah ini informasi besaran alinyemen

dimaksud sebagai berikut

Tabel 4 23 Alinyemen Vertical Trase

No

KM

Elevasi Kop

Rel

Kelandaian (Per Mill)

Grade In

Grade Out

Stasiun Nambo 1 0 + 000 100 000

Stasiun Kembang Kuning

2 4 + 000 100 000 -670 3 7 + 000 80 -670 000

Stasiun Cileungsi 4 10 + 500 80 000 -670

Stasiun Mampir 5 13 + 500 60 -670 000

Stasiun Jonggl 6 20 + 500 60 000 730 7 23 + 250 80 730 000

Stasiun Sukagalih 8 27 + 500 80 000 800 9 30 + 000 100 800 000

Stasiun Cibatu Tiga 10 36 + 000 100 000 1850 11 39 + 250 160 1850 000 12 40 + 000 160 000 1500

Stasiun Antajaya 13 44 + 000 220 1500 000 14 44 + 500 220 000 1880 15 48 + 750 300 1880 000 16 49 + 250 300 000 2000 17 54 + 250 400 2000 000

Stasiun Mekarjaya 18 55 + 000 400 000 2000

4-45

No

KM

Elevasi Kop

Rel

Kelandaian (Per Mill)

Grade In

Grade Out

19 57 + 250 445 2000 000 20 57 + 750 445 000 1200

Stasiun Majalaya 21 59 + 000 460 1200 000 22 59 + 750 460 000 -2000 23 61 + 000 435 -2000 000 24 61 + 500 435 000 -2000 25 65 + 250 360 -2000 000 26 67 + 000 360 000 -1140

Stasiun Jamali 27 70 + 500 320 -1140 000 28 71 + 000 320 000 -1780 29 73 + 250 280 -1780 000 30 78 + 900 280 000

Stasiun Selajambe

Alinyemen horizontal secara keseluruhan radius terkecil 800 meter sehingga

tidak mempengaruhi pada pembatasan kecepatan

Berdasarkan tabel-tabel tentang besaran alinyemen vertical yang ada di

wilayah studi diketahui bahwa gradient terbesar adalah 20 000 dengan

demikian tolok ukur untuk menentukan berat rangkaian KA terbatasi pada

kemampuan lokomotif atau kendaraan penarik di lereng tersebut

Dari haulingload lokomotif yang ada CC 204 dan CC 206 Kecepatan kereta api

di lereng vertikal mencapai 20 000 dapat mencapai kecepatan 80 kmjam

dengan berbagai implikasinya artinya makin rendah kecepatan kereta api

maka makin banyak jumlah ton kereta api yang dapat diangkut sebaliknya

makin besar kecepatan kereta api maka makin sedikit jumlah ton kereta api

yang bisa diangkut berikut berbagai kemungkinannya

4-46

4 24 Estimasi Kecepatan Terhadap Angkutan Barang

CC 204

20 permil

Kecepatan KA 40 50 60 70 80 Ton 420 380 280 200 180 Jmh KRT 93 84 62 44 40 bulatkan 9 8 6 4 4 Panjang Rangk 205 184 143 102 102 Jmh GRB 84 76 56 4 36 bulatkan 8 7 5 4 3 Panjang Rangk 136 122 93 78 64

CC 206

20 permil

Kecepatan KA 40 50 60 70 80 Ton 480 380 280 220 180 Jmh KRT 107 84 62 49 40 bulatkan 10 8 6 5 4 Panjang Rangk 225 184 143 1225 102 Jmh GRB 96 76 56 44 36 bulatkan 9 7 5 4 3 Panjang Rangk 151 122 93 78 64

Sumber Diolah konsultan dari houling load lokomotif CC 204 dan 206 serta data dimensi sarana kereta

Mencermati berbagai kemungkinan di atas maka di berat 450 ton (senilai 10

kereta atau 10 gerbong isi) kereta api masih dapat melaju dengan kecepatan

40 kmjam dengan ton yang sama pada gradient yang lebih kecilnya maka

kecepatan akan lebih besar di atas 40 kmjam

Sementara gradient yang ada di trase NamboCileungsi mulai dari 0 000 sd

20 000 daftar hauling load lok CC 204 dan 206 dengan berat 450 ton pada

gradient 5 000 sd 20 000 relatifnya tercatat sebagai berikut

Tabel 4 25 Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 204 Beban 450 Ton

Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 204 dengan berat kereta api 450 ton

No Gradient (permil) Kecepatan Maksimum (kmjam)

1 5 90 2 10 72 3 15 55 4 20 40

4-47

Tabel 4 26 Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 206 Beban 450 Ton

Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 206 dengan berat

kereta api 450 ton

No Gradient (permil) Kecepatan Maksimum (kmjam)

1 5 90 2 10 72 3 15 55 4 20 42

Namun demikian berdasarkan berdasarkan hasil konsultasi asistensi pada

tanggal Agustus 2020 diharapkan konsultan untuk mengkaji ulang mengenai

kecepatan atau waktu tempuh perjalanan kereta api di lintas trase baru ini

(CileungsiNambo Ȃ SelajambeCianjur) agar mampu bersaing dengan moda

angkutan jalan raya Untuk mencukupi usulan dimaksud dicoba dianalisis

kembali berbagai kemungkinan untuk meningkatkan kecepatan kereta api

dengan opsi pengurangan jumlah rangkaian referensi yang ada seperti tabel-

tabel berikut ini

Tabel 4 27 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 180 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 4 5 120 90 2 4 10 120 90 3 4 15 90 81 4 4 20 78 70

Tabel 4 28 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 270 ton

dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 6 5 120 90 2 6 10 92 83 3 6 15 75 68 4 6 20 60 54

4-48

Tabel 4 29 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 360 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 8 5 100 90 2 8 10 80 72 3 8 15 60 54 4 8 20 50 45

Tabel 4 30 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 450 ton

dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 10 5 85 77 2 10 10 72 65 3 10 15 52 47 4 10 20 42 38

Kecepatan operasi untuk KA penumpang dibatasi 90 kmjam dan kecepatan

operasi kereta api barang 60 kmjam Untuk KA barang rangkaian paling

sedikit utuk 8 rangkaian kecepatan operasinya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 31 Kecepatan Kereta api Barang berat rangkaian KA 360 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(gerbong) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 8 5 100 60 2 8 10 80 60 3 8 15 60 54 4 8 20 50 45

Tabel 4 32 Kecepatan Kereta api Barang berat rangkaian KA 450 ton dengan

lok CC 204206

Nomor

Jumlah rangkaian (gerbong)

Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 10 5 85 60 2 10 10 72 60 3 10 15 52 47 4 10 20 42 38

4-49

4232 BERAT KERETA ATAU GERBONG

Berdasarkan spesifikasi kereta atau gerbong sebagaimana diuraikan pada

butir 42110 h sampai dengan j dapat disimpulkan bahwa berat rata-rata

kereta atau gerbong sebagai berikut

Kereta ekonomi bisnis beserta penumpangnya rata-rata 45 ton berat

gerbong kosong diasumsikan rata-rata 145 ton berat muat diasumsikan 30

ton jadi berat gerbong dan muatannya 445 ton relatifnya 45 ton Jadi variasi

berat kereta api penumpang dan barang menjadi sebagai berikut

Kereta api Penumpang

frac34 ͶǯͶͷαͳͺͲ ton

frac34 ǯͶͷαʹͲ ton

frac34 ͺǯͶͷα͵Ͳ ton

frac34 ͳͲǯͶͷαͶͷͲ ton

Kereta api Barang

frac34 8 ǯͶͷα͵Ͳ ton

frac34 ͳͲǯͶͷαͶͷͲ ton

4233 PANJANG RANGKAIAN KERETA API DAN PANJANG EFEKTIF

JALUR UTAMA DI STASIUN-STASIUN

Berdasarkan jumlah kereta atau gerbong yang dapat dirangkaikan dalam

satu rangkaian kereta api sebagaimana dibahas pada butir 4223 di atas

dapat diketahui panjang rangkaian kereta api maksimum menjadi sebagai

berikut

a Untuk kereta api penumpang = (10 x 205 meter) + 20 meter = 225

meter

b Untuk kereta api penumpang KRD = (10 x 207 meter) = 207 meter

4-50

c Untuk kereta api Barang = (10 x 145 meter) + 20 meter = 165

meter

Maka yang menjadi acuan dalam menentukan panjang efektif jalur utama di

stasiun minimalnya (225 + 20 ) meter = 245 meter

4234 WAKTU PERJALANAN KERETA API

Waktu perjalanan kereta api penumpang berdasarkan kemampuan lokmotif

CC 206 yang disesuaikan dengan Alinyemen vertical yang ada di trase

tersebut serta kemampuan sarana kereta apinya Waktu tempuh ini sesuai

pula dengan berat rangkaian yang dibawa Tabel-tabel berikut menyajikan

berbagai waktu tempuh atau waktu perjalanan KA hasilnya sebagai berikut

4-51

Tabel 4 33 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 4 kereta (180 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 313 3906 1088 27188 313 3906 1713 29 45 08 2163 36 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 313 3906 2008 50188 313 3906 2633 44 45 08 3083 51 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 313 3906 888 22188 313 3906 1513 25 45 08 1963 33 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 313 3906 1888 47188 313 3906 2513 42 45 08 2963 49 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 313 3906 2648 66188 313 3906 3273 55 45 08 3723 62 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 313 3906 2448 61188 313 3906 3073 51 45 08 3523 59 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 250 2500 5000 100000 250 2500 5500 92 45 08 5950 99 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 250 2500 4500 90000 250 2500 5000 83 45 08 5450 91

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 250 2500 3150 63000 250 2500 3650 61 45 08 4100 68 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 250 2500 4600 92000 250 2500 5100 85 45 08 5550 93 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 250 2500 4900 98000 250 2500 5400 90 5400

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 3937 656 detik menit

Dwelling time di Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 4387 731

4-52

Tabel 4 34 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 6 kereta (270 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 281 3164 1274 28672 281 3164 1837 31 45 08 2287 38 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 281 3164 2297 51672 281 3164 2859 48 45 08 3309 55 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 281 3164 1052 23672 281 3164 1615 27 45 08 2065 34 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 281 3164 2163 48672 281 3164 2726 45 45 08 3176 53 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 281 3164 3008 67672 281 3164 3570 60 45 08 4020 67 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 281 3164 2785 62672 281 3164 3348 56 45 08 3798 63 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 188 1406 6813 102188 188 1406 7188 120 45 08 7638 127 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 188 1406 6146 92188 188 1406 6521 109 45 08 6971 116

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 188 1406 4346 65188 188 1406 4721 79 45 08 5171 86 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 188 1406 6279 94188 188 1406 6654 111 45 08 7104 118 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 188 1406 6679 100188 188 1406 7054 118 7054

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 4809 802 detik menit

Dwelling time di Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 5259 877

4-53

Tabel 4 35 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 8 kereta (360 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 250 2500 1500 30000 250 2500 2000 33 45 08 2450 41 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 250 2500 2650 53000 250 2500 3150 53 45 08 3600 60 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 250 2500 1250 25000 250 2500 1750 29 45 08 2200 37 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 250 2500 2500 50000 250 2500 3000 50 45 08 3450 58 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 250 2500 3450 69000 250 2500 3950 66 45 08 4400 73 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 250 2500 3200 64000 250 2500 3700 62 45 08 4150 69 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 45 08 9006 150 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 156 977 7444 93047 156 977 7756 129 45 08 8206 137

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 156 977 5284 66047 156 977 5596 93 45 08 6046 101 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 156 977 7604 95047 156 977 7916 132 45 08 8366 139 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 156 977 8084 101047 156 977 8396 140 8396

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 5577 930 detik menit

Dwelling time 10 Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 6027 1005

4-54

Tabel 4 36 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 10 kereta (450 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit

1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 225 2025 1719 30950 225 2025 2169 36 45 08 2619 44 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 225 2025 2997 53950 225 2025 3447 57 45 08 3897 65 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 225 2025 1442 25950 225 2025 1892 32 45 08 2342 39 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 225 2025 2831 50950 225 2025 3281 55 45 08 3731 62 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 225 2025 3886 69950 225 2025 4336 72 45 08 4786 80 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 225 2025 3608 64950 225 2025 4058 68 45 08 4508 75 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 131 689 9869 103622 131 689 10131 169 45 08 10581 176 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 131 689 8916 93622 131 689 9179 153 45 08 9629 160

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 131 689 6345 66622 131 689 6607 110 45 08 7057 118 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 131 689 9107 95622 131 689 9369 156 45 08 9819 164 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 131 689 9678 101622 131 689 9941 166 9941

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 6441 1074 detik menit

Dwelling time 10 Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 6891 1149

4-55

Tabel 4 37 Waktu Perjalanan KA Barang dari Stasiun Nambo - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 8 gerbong(360 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m)

Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) s menit s menit s menit

1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 00 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 250 2500 1500 30000 250 2500 2000 33 0 00 2000 33 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 250 2500 2650 53000 250 2500 3150 53 0 00 3150 53 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 250 2500 1250 25000 250 2500 1750 29 0 00 1750 29 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 250 2500 2500 50000 250 2500 3000 50 0 00 3000 50 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 250 2500 3450 69000 250 2500 3950 66 0 00 3950 66 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 156 977 5364 67047 156 977 5676 95 0 00 5676 95 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 0 00 8556 143

Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 2808 47 0 00 28083 468 Dwelling time di Stasiun Antara 0 0 Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 2808 468

1 Nambo 51077

2 Citayam 37810 Nambo - Citayam 13267 13800 230 900 150 22800 380 3 Jakarta Kota 0 Citayam - Jakarta K 37810 44400 740 0 00 44400 740

Waktu Tempu Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang atau sebaliknya 8628 1438 Dwelling time di Stasiun Antara 900 15 Waktu Perjalanan Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang termasuk waktu berhenti 9528 159

4-56

Tabel 4 38 Waktu Perjalanan KA Barang dari Stasiun Nambo - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 10 gerbong(450 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) s menit s menit s menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 00 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 225 2025 1719 30950 225 2025 2169 36 0 00 2169 36 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 225 2025 2997 53950 225 2025 3447 57 0 00 3447 57 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 225 2025 1442 25950 225 2025 1892 32 0 00 1892 32 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 225 2025 2831 50950 225 2025 3281 55 0 00 3281 55 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 225 2025 3886 69950 225 2025 4336 72 0 00 4336 72 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 131 689 6440 67622 131 689 6703 112 0 00 6703 112 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 0 00 8556 143

Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 3038 51

Dwelling time di Stasiun Antara 0 0

Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 3038 51 1 Nambo 51077

2 Citayam 37810 Nambo - Citayam 13267 13800 230 900 150 22800 380 3 Jakarta Kota 0 Citayam - Jakarta K 37810 44400 740 0 00 44400 740

Waktu Tempu Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang atau sebaliknya 8858 1476

Dwelling time di Stasiun Antara 900 15

Waktu Perjalanan Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang termasuk waktu berhenti 9758 163

4-57

Berdasarkan tabel 433 sd tabel 438 dapat disimpulkan bahwa waktu

perjalanan termasuk waktu berhenti di tiap-tiap stasiun untuk KA

Penumpang dari stasiun Nambo sampai dengan stasiun Selajambe atau

sebaliknya tercatat sebagai berikut

Tabel 4 39 Waktu Perjalanan kereta api penumpang dari Selajambe Ȃ Nambo

atau sebaliknya

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan detik menit

4 kereta (180 ton) 4387 73 6 kereta (270 ton) 5259 88 8 kereta (360 ton) 6027 100 10 kereta (450 ton) 6891 115

Demikian juga KA barang variasi waktu perjalanannya sebagaimana di htung

pada tabel 437 dan 37 rigkasannya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 40 Waktu Perjalanan kereta api Barang dari Antajaya Ȃ Nambo Ȃ

Jakarta Gudang atau sebaliknya

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan detik menit

8 gerbong (270 ton) 9528 159 10 gerbong (450 ton) 9758 163

Sementara berdasarkan penelusuran melalui google map waktu perjalanan

untuk angkutan orang dengan kendaraan jalan raya yang menggunakan

kendaraan pribadi perjalanan dari Selajambe Ȃ Nambo menggunakan jalan

tol relatifnya berkisar antara 2 jam Ȃ 2 jam 35 menit jika menggunakan jalan

non tol 3 samapi 4 jam berikut dibawah ini cuplikan dari waktu tempuh

penelusuran goggle map sebagai berikut

4-58

Gambar 4 20 Waktu Tempuh Nambo - Selajambe

Gambar 4 21 Waktu Tempuh Cileungsi - Selajambe

Berdasarkan penelusuran waktu perjalanan kendaraan jalan raya Selajambe

Ȃ Nambo di periode waktu jam 0405 sd 0412 besaran waktunya 1 jam 57

menit sd 2 jam 15 menit Makin siang waktu perjalanannya makin besar

bahkan sampai lebih dari 3 jam Perjalanan moda jalan raya berupa bus saat

ini masih jarang waktu berangkatnya tidak jelas serta waktu perjalannya bisa

sampai 3 jam lebih

Kesimpulannya perjalanan kereta api dengan rangkaian 10 kereta pun KA

masih mampu bersaing

4-59

4235 KAPASITAS LINTAS DAN FREKUENSI KERETA API

1 Kecepatan rata-rata dan headway

Untuk menghitung kapasitas lintas maka perlu diketahui terlebih dahulu

kecepatan rata-rata di lintas tersebut dan petak jalan yang dijadikan ukuran

yaitu petak jalan terpanjang dari lintas tersebut

Petak jalan terpanjang yaitu antara stasiun Cibatu Ȃ Antajaya 105 km

apabila jumlah rangkaian KA penumpang sesuai dengan variasi awal yaitu 4

atau 6 atau 8 atau 10 kereta dan KA barang diputuskan 10 gerbong per KA

dan frekuensi kereta api sesuai dengan prakiraan di tabel 421 dan tabel 422

maka kecepatan operasi rata Ȃ rata menjadi sebagai berikut

Tabel 4 41 Kecepatan rata-rata (Vi Oprata-rata)

Formasi KA Pnp

Jumlah Kereta Api Kecepatan Operasi Kecepatan Rata2 ( Kmjam) Penumpang Barang Penumpang Barang

4 kereta 19 7 72 38 63 6 kereta 13 7 54 38 48 8 kereta 9 7 45 38 42 10 kereta 8 7 38 38 38

Berdasarkan tabel tersebut di atas maka headway dapat dihitung sebagai

berkut (JVir) + 1 ) menit jadi secara berurutan sesuai tabel 441

tersebut nilai headway menjadi sebagai berikut

Tabel 4 42 Headway di lintas Selajambe - Nambo

Formasi KA Kec Operasi rata-rata

Jarak petak jalan

Headway (menit) Penumpang Barang 4 kereta 10 gerbong 63 105 11 6 kereta 10 gerbong 48 105 14 8 kereta 10 gerbong 42 105 16 10 kereta 10 gerbong 38 105 18

4-60

2 Kapasitas Lintas

Perhitungan kapasitas lintas tujuannya untuk dapat mengetahui berapa

banyak jumlah kereta api yang dapat diprogramkan untuk jalan setiap

harinya pada lintas tersebut

Berdasarkan rumusan kapasitas lintas sebagaimana diuraikan dalam butir

4219 dengan perhitungan Waktu operasi merujuk pada pola operasi KRL

di Lintas Jabotabek yaitu waktu operasi 20 jam (0400- 2400) dan waktu

perawatan 4 jam (2400 Ȃ 0400) sehingga rumusan kapasitas lintas untuk

nilai C jalur tunggal dari 60 menjadi 80 dan headway-nya sesuai tabel

442 di atas maka kapasitas lintas hasilnya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 43 Kapasitas Lintas

Formasi KA Kec Operasi rata-rata

Jarak petak jalan

Headway (menit) Kapasitas Lintas (KA) Penumpang Barang 4 kereta 10 gerbong 63 105 11 87 6 kereta 10 gerbong 48 105 14 68 8 kereta 10 gerbong 42 105 16 60 10 kereta 10 gerbong 38 105 18 55

3 Frekuensi kereta api dan kebutuhan sarana perkeretaapian

Prakiraan frekuensi kereta api telah dihitung hasilnya seperti pada tabel

421 dan 422 demikian juga kapasitas lintas dapat dilihat pada tabel 443

maka jika tabel-tabel tersebut dibandingkan akan terlihat kebutuhan slot

perjalananya masih cukup atau tidak berikut perbandingannya

Tabel 4 44 Kapasitas Lintas dan Frekuensi KA serta sisa slot

Formasi KA Kapasitas Lintas (KA)

Frekuensi KA (th 2051) Sisa Slot (KA) Penumpang Barang Penumpang Barang Jumlah

4 kereta 10 gerbong 87 19 7 26 61 6 kereta 10 gerbong 68 13 7 20 48 8 kereta 10 gerbong 60 9 7 16 44 10 kereta 10 gerbong 55 8 7 15 40

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan jalur tunggal ternyata slot perjalanan masih tersisa cukup banyak

4-61

4236 JENIS STASIUN TERPILIH

Dari tabel-tabel di atas tentang frekuensi kereta api yang melayani stasiun

untuk keperluan turun-naik penumpang dan bongkar muat barang diketahui

beberapa stasiun dapat menyelenggarakan angkutan penumpang ada juga

yang menyelenggarakan angkutan barang serta ada stasiun yang

menyelenggarakan kedua-duanya yaitu angkutan penumpang dan barang

Berikut dibawah ini dibuatkan tabel-tabel kebutuhan jenis stasiun yang

terkait dengan pelayanan angkutan

Pada tabel 4217 sd 4218 tentang potensi angkutan penumpang dan

barang per hari serta Pada tabel 4219 sd 4220 tentang frekuensi kereta

api yang melayani suatu stasiun angkutan penumpangbarang dalam

perhitungan diketahui stasiun Nambo sd stasiun Cileunsi demikian juga dari

stasiun Antajaya sampai dengan stasiun Selajambe potensi angkutan barang

cukup tersedia sedangkan angkutan penumpang ada di semua stasiun

hanya besar kecilnya yang berbeda berdasarkan berdasarkan itu jenis

stasiun kemungkinannya sebagai berikut

Tabel 4 45 Jenis Stasiun Berdasarkan Perhitungan Moderat

Stasiun Jenis Fungsi stasiun

Nambo Stasiun operasi penumpang dan Barang Kembang Kuning Stasiun operasi penumpang dan Barang Cileungsi Stasiun operasi penumpang dan Barang Mampir Stasiun operasi dan penumpang Jonggol Stasiun operasi dan penumpang Sukagalih Stasiun operasi dan penumpang Cibatu Tiga Stasiun operasi dan penumpang Antajaya Stasiun operasi penumpang dan Barang Majalaya Stasiun operasi penumpang dan Barang Jamali Stasiun operasi penumpang dan Barang Selajambe Stasiun operasi penumpang dan Barang

4-62

Apabila volume angkutan barang dalam bentuk satuan ton sebagaimana

tercantum pada tabel 418 kita ubah dalam bentuk satuan gerbong dengan

perhitungan 1 gerbong muat 30 ton maka tabel tersebut akan berubah

menjadi sebagai berikut

Tabel 4 46 Potensi angkutan barang dalam satuan gerbong

Nama Stasiun-stasiun

Potensi Bongkar Muat Barang (gerbonghari) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo 13 15 17 20 22 25 28

Kembang Kuning 32 36 42 48 54 61 68

Cileungsi 18 21 24 27 31 35 39

Mampir 15 17 20 23 26 29 32

Jonggol 3 4 4 5 5 6 7

Sukagalih 4 4 5 6 6 7 8

Cibatu Tiga 1 1 1 2 2 2 2

Antajaya 45 52 60 68 77 87 97

Mekarjaya 23 27 31 35 40 45 50

Majalaya 29 34 39 45 50 57 64

Jamali 24 28 32 36 41 46 52

Selajambe 22 25 29 33 37 42 47

Memperhatikan jarak antar stasiun relatif dekat dan penyebaran potensi

angkutan secara tabel ada di sekitar stasiun Kembang Kuning dan stasiun

Antajaya memperhatikan juga saat ini stasiun Nambo yang dekat dengan

stasiun Kembang Kuning dan saat ini stasiun Nambo sudah beroperasi

sebagai stasiun angkutan Barang dan juga angkutan penumpang maka

diusulkan untuk stasiun barang dicukupkan saja diselenggarakan di stasiun

Nambo dan stasiun Antajaya sehingga tabel 445 dengan demikian usulan

jenis stasiun menjadi sebagai berikut

4-63

Tabel 4 47 Usulan Jenis Stasiun Berdasarkan potensi angkutan

Stasiun Jenis Fungsi stasiun

Nambo Stasiun operasi penumpang dan Barang

Kembang Kuning Stasiun operasi dan penumpang Cileungsi Stasiun operasi dan penumpang

Mampir Stasiun operasi dan penumpang

Jonggol Stasiun operasi dan penumpang

Sukagalih Stasiun operasi dan penumpang

Cibatu Tiga Stasiun operasi dan penumpang

Antajaya Stasiun operasi penumpang dan Barang

Majalaya Stasiun operasi dan penumpang

Jamali Stasiun operasi dan penumpang

Selajambe Stasiun operasi dan penumpang

4237 LAYOUT EMPLASMEN STASIUN

Berdasarkan prakiraan turun naik penumpang maupun muat bongkar barang

barang relatifnya angkutan penumpang banyaknya dimulai stasiun Nambo

sampai stasiun Selajambe sementara angkutan barang walau disepanjang

lntas tersebut ada namun voume angkutnya ada yang sedikit sehingga kalau

diselenggarakan di stasiun itu secara ekonomis akan tidak layak demikian

pula jika dilihat dari total frekuensi kereta api sampai dengan tahun 2051

masih di bawah 30 KA (lihat tabel 444) maka stasiun-stasiun disepanjang

trase untuk tahap awal masih termasuk stasiun klas kecil kecuali stasiun

Nambo Antajaya dan Cileungsi dengan beberapa catatan sebagai berikut

hearts Untuk stasiun kecil Jumlah jalur utama yang dibutuhkan cukup 2 jalur

utama selang melewati 3 atau 4 stasiun disiapkan stasiun dengan jalur

utamanya 3 jalur tujuannya untuk menyediakan jalur persilangan dan

penyusulan

hearts Perlu dipertimbangkan pada beberapa stasiun disiapkan jalur simpan

untuk kebutuhan menyimpan saranaperalatan khusus untuk

perawatan jalur (track)

hearts Di stasiun angkutan barang (Antajaya) di maka disiapkan jalur untuk

kebutuhan bongkar muat barang

4-64

hearts Di stasiun Selajambe yang akan dijadikan jalur persambungan

dengan jalur yang ada saat ini yaitu di lintas Sukabumi Ȃ

PadalarangBandung diusulkan sesuai kebutuhan

Berikut usulan-usulan konsep layout stasiun dimaksud

a Stasiun Nambo

Stasiun Nambo secara eksisiting telah ada dan merupakan stasiun

Operasi Barang dan Penumpang yang merupakan stasiun buntu Dengan

adanya trase baru Nambo Ȃ Selajambe maka persambungannya cukup

menggunakan terusan jalur II karena dari jalur II ini dapat mengakses

kesemua jalur utamanaya termasuk jalur bongkar-muat barang Jadi

kesimpulannya layout stasiun Nambo tidak perlu ada perubahan cukup

fungsi-fungsinya diatur ulang sesuai kebutuhan akses ke stasiun

berikutnya yaitu stasiun Kembang Kuning Layoutnya stasiun Nambo

saat ini sebagai berikut

Gambar 4 22 Layout emplasemen Nambo (sekarang)

Diusulkan konsep layoutnya tetap namun dilakukan perubahan fungsi

menjadi sebagai berikut

4-65

Gambar 4 23 Layout Emplasemen Stasiun Nambo (usulan)

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Nambo sbb

1) Dari Cibinong kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

2) Dari Kembang Kuning kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

3) Dari Jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke arah stasiun

Binong atau stasiun Kembang Kuning

4) Apabila jalur III penuh maka Jalur 4 dipergunakan untuk stabling

rangkaian penumpang

5) Jalur 5 6 7 dan jalur 8 dipergunakan untuk bongkar muat gerbong

barang

b Stasiun Kembang Kuning

Stasiun Kembang Kuning sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di

stasun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan KA

jalurnya cukup 2 jalur layout stasiun Kembang Kuning Sebagai berikut

4-66

Namb II Cileungsi

I

Gambar 4 24 Layout Emplasemen Stasiun Kembang Kuning

Namun dengan memperhatikan potensi awal tentang adanya besaran

angkutan penumpang di sini maka perlu disiapkan lahan untuk

penambahan jalur bongkar muat untuk KA barang kebutuhan lahan

dimaksud yaitu lahan untuk jalur yang diberi gars terputus seperti

gambar berikut

Gambar 4 25 Penyiapan lahan tambahan untuk jalur KA Barang

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Kembang Kuning

sbb

1) Dari Nambo kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Cileungsi kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberaangkatkan ke stasiun

Nambo maupun ke stasiun Cileungsi

Catatan

1) Pembangunan Jalur 3 dan 4 dilaksanakan setelah ada kepastian

negosiasi angkutan namun perhitungan penyediaan lahan untuk

kebutuhan jalur itu tetap dilakukan sejak awal

2) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

3) Panjang efektif jalur stabling gerbong minimal 180 meter

4) Panjang efektif jalur simpan buntu minimal 60 meter

Stasiun Kembang Kuning Km 3 + 500

4-67

c Stasiun Cileungsi

Stasiun Cileungsi sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi Barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan jalurnya cukup 2 jalur utama ditambah 2 jalur stabling

untuk bongkar muat rangkaian KA barang layout stasiun Cileungsi

menjadi sebagai berikut

Gambar 4 26 Layout Emplasemen Stasiun Cileungsi

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Kembang Kuning

sbb

1) Dari Kembang Kuning kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Mampir kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberaangkatkan ke stasiun

Kembang Kuning maupun ke stasiun Mampir

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

d Stasiun Mampir

Stasiun Mampir statusnya menjadi stasiun Operasi dan Penumpang di

stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya

cukup 2 jalur utama layout stasiun Mampir menjadi sebagai berikut

Cileungsi

I I Jonggol

Gambar 4 27 Layout Emplasemen Stasiun Mampir

Kembang Kuning Mampir

Stasiun Cileungsi Km 9 + 300

Stasiun Mampir

4-68

Stasiun Jonggol

Km 17 + 800

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Mampir sbb

1) Dari Cileungsi kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Jinggol kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Cileungsi maupun ke stasiun Jonggol

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

e Stasiun Jonggol

Stasiun Jonggol sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan dan persilangan secara bersamaan

jalurnya menjadi 3 jalur utama layout stasiun Jongggol menjadi sebagai

berikut

III

Gambar 4 28 Layout Emplasemen Stasiun Jonggol

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Jonggol sbb

1) Dari Mampir kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

2) Dari Sukagalih kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

3) Dari jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Mampir maupun ke stasiun Sukagalih

Catatan Panjang fektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

Mampir II I

Sukagalih

4-69

f Stasiun Sukagalih

Stasiun Sukagalih sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan jalurnya menjadi 2 jalur utama layout stasiun Sukagalih

menjadi sebagai berikut

Gambar 4 29 Layout Emplasemen Stasiun Sukagalih

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Sukagalih sbb

1) Dari Jonggol kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Cibatu Tiga kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Jonggol maupun ke stasiun Cibatu Tiga

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245

g Stasiun Cibatu Tiga

Stasiun Cibatu Tiga sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan secara bersamaan jalurnya menjadi 2 jalur utama layout

stasiun Cibatu Tiga menjadi sebagai berikut

Gambar 4 30 Layout Emplasemen Stasiun Cibatu Tiga

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Cibatu Tiga sbb

1) Dari Sukagalih kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

Sukagalih I I Cirama

Stasiun Cibatu Tiga Km 32 + 100

Jonggol I I Cibatu Tiga

Stasiun Sukagalih Km 25 + 200

4-70

2) Dari Majalaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Jsukagalih maupun ke stasiun Cirama Girang

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245

h Stasiun Antajaya

Stasiun Antajaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di stasiun ini

dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya menjadi 2

jalur utama layout stasiun Antajaya menjadi sebagai berikut

Gambar 4 31 Layout Emplasemen Stasiun Antajaya

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Anta Jaya sbb

1) Dari stasiun Cibatu Tiga kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau

II

2) Dari stasiun Mekar Galih kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau

II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Cibatu Tiga maupun ke Mekarjaya

4) Jalur 3 dan 4 merupakan jalur untuk bongkar muat KA Barang

5) Jalur smpan digunakan untuk kebutuhan penyimpanan

gerbongkereta perawatan prasarana panjang efektip minimal 60

meter

6) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

4-71

I

I

i Stasiun MekarJaya

Stasiun Mekarjaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di

stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya

menjadi 2 jalur utama layout stasiun Mekarjaya menjadi sebagai

berikut

Antajaya II Majalaya

Gambar 4 32 Layout Emplasemen Stasiun Mekar Galih

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Mekarjaya sbb

1) Dari stasiun Antajaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Majalaya KA dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Antajaya maupun ke stasun Majalaya

4) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

j Stasiun Majalaya

Stasiun Majalaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya menjadi 2

jalur utama layout stasiun Cirama Girang menjadi sebagai berikut

Mekar Jaya II Jamali

Gambar 4 33 Layout Emplasemen Stasiun Majalaya

Stasiun Majalaya Km 58 + 900

Stasiun Mekarjaya Km 52 + 100

4-72

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Cirama Girang sbb

1) Dari Mekarjaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Jamali kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Mekarjaya maupun ke stasiun Jamali

4) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

k Stasiun Gudang

Stasiun Jamali sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan dan persilangan secara bersamaan

jalurnya menjadi 3 jalur utama layout stasiun Gudang menjadi sebagai

berikut

Gambar 4 34 Layout Emplasemen Stasiun Jamali

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Jamali menjadi sbb

1) Dari Stasiun Majalaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

2) Dari stasiun Selajambe kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

3) Dari jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Majaaya maupun ke stasiun Selajambe

4) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

Stasiun Jamali Km 68 +600

Jalur Luncur Majalaya

I Selajambe

II

III Jalur Luncur

4-73

5) Di terusan jalur I kiri dan diterusan jalur III kanan disiapkan jalur

luncur tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Selajambe ke jalur I

dan dari stasiun Cirama Girang ke III

6) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

7) Panjang jalur luncur minimal 100 meter

l Stasiun Selajambe

Stasiun Selajambe sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang terletak di jalur Lintas Cianjur -

Padalarang di tempat ini semula hanya berupa petak jalan antara Cianjur

Ȃ Ciranjang dahulunya merupakan perhentian (shelter) namun

perkembangannya karena makin berkurangnya penumpang maka

shelter ini ditutup menjadi jalur petak jalan Dengan adanya trase baru

Nambo-Cianjur maka tempat ini berubah menjadi stasiun persimpangan

yang menghubungkan dua lintas tersebut

Jalur eksisting di Selajambe secara skematis seperti berikut

Gambar 4 35 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (sekarang)

Konsep usulan layout stasiun Selajambe semula diusulkan sebagai

berikut

Gambar 4 36 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (usulan)

4-74

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Selajambe menjadi

sebagai berikut

1) Dari Stasiun Jamali kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Cianjur kereta api dapat dimasukan ke jalur II atau III

3) Dari jalur I kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Jamali

maupun ke stasiun Ciranjang

4) Dari jalur II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Jamali

Cianjur maupun ke stasiun Ciranjang

5) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

6) Di terusan jalur I kanan disiapkan jalur luncur tujuannya untuk

memungkinkan pemasukan kereta api secara bersamaan antara KA

yang masuk dari stasiun Jamali ke jalur I dan dari stasiun Cianjur

Ciranjang ke jalur II atau III

7) Demikian juga di terusan jalur III kanan disiapkan jalur luncur

tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Ciranjang ke alur I

atau II dan dari stasiun Cianjur ke jalur III

8) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

9) Panjang jalur luncur minimal 100 meter

Jika stasiun Selajambe usulannya diterima sebagai stasiun dipo kereta dan

lokomotif maka konsep usulan layout stasiun di atas diubah menjadi sebagai

berikut

Gambar 4 37 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (usulan -2)

4-75

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Selajambe menjadi

sebagai berikut

1) Dari Stasiun Gudang kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Cianjur kereta api dapat dimasukan ke jalur II atau III

3) Dari jalur I kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun JGudang

maupun ke stasiun Ciranjang

4) Dari jalur II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Gudang

Cianjur maupun ke stasiun Ciranjang

5) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

6) Di terusan jalur I kanan disiapkan jalur luncur tujuannya untuk

memungkinkan pemasukan kereta api secara bersamaan antara KA

yang masuk dari stasiun Gudang ke jalur I dan dari stasiun Cianjur

Ciranjang ke jalur II atau III

7) Demikian juga di terusan jalur III kanan disiapkan jalur luncur

tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Ciranjang ke alur I

atau II dan dari stasiun Cianjur ke jalur III

8) Pergerakan kereta atau lokomotif yang akan menuju ke jalur dipo

melalui jalur III jalur 4 digunakan untuk stabling sementara sebelum

keretalokomotif dirawat di dipo

9) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

10)Panjang jalur luncur minimal 100 meter

11)Panjang jalur di dipo disesuaikan dengan ketentuan yang ada di SK

Direksi PT KAI

4-76

T INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

m Posisi stasiun-stasiun di Lintas Nambo - Selajambe

Gambar 4 38 Posisi stasiun - stasiun di Lintas Nambo - Selajambe

4-77

4238 WAKTU PERJALANAN DAN PERFORMANSI (KINERJA)

TRAINSET

1 Waktu Perjalanan Kereta Api

Berdasarkan tabel 433 sd tabel 440 perihal waktu perjalanan kereta api

dapat diketahui Waktu Perjalanan KA dari Selajambe ke Nambo dan

sebaliknya Untuk KA barang perjalannya dari Antajaya ke Nambo Ȃ Jakarta

Gudang dan sebaliknya Ringkasan waktu perjalanan KA Penumpang dan KA

barang tercantum di tabel 439 dan 440

Waktu perjalanan tersebut di atas belum memperhitungkan waktu tunggu

(dwelling time) di stasiun awal dan tujuan kebutuhan waktu tersebut untuk

KA Penumpang dihitung (2 x 30) menit = 60 menit yaitu untuk kebutuhan

langsir lokomotif dan kebutuhan pengecekan keandalan rangkaian Untuk

KA barang dihitung untuk kebutuhan loding amp unloading muatan serta

pemeriksaan keandalan rangkaian butuh waktu (2 x 10 gd x 15) menit = 300

menit kebutuhan loading unloading akan sangat tergantung pada peralatan

bm itu sendiri serta jenis angkutannya (gerbong datar tertutup ketelan

atau lainnya)

Berdasarkan penjelasan di atas maka lama perjalanan untuk menghitung

kebutuhan sarana (kereta gerbonglokomotif) tabel 439 dan 440 menjadi

sebagai berikut

Tabel 4 48 ȀDzdz

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan amp DW WP KL

menit menit menit 4 kereta (180 ton) 73 120 193 6 kereta (270 ton) 88 120 208 8 kereta (360 ton) 100 120 220 10 kereta (450 ton) 115 120 235 Keterangan K = Kereta L = Lok DW = Dwelling Time

4-78

Tabel 4 49 ȀDzdz

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan amp DW WP GL

menit menit menit 8 kereta (360 ton) 318 300 618 10 kereta (450 ton) 325 300 625 Keterangan G = Gerbong L = Lok DW = Dwelling Time

2 Kinerja Trainset Sarana Perkeretaapian

Waktu operasi perjalanan kereta api diasumsikan sama dengan Waktu

operasi KRL Jabodetabek yaitu 0400 sd 2400 artinya selama 1200 menit

waktu perawatan 2400 sd 0400 atau selama 240 menit

Berdasarkan waktu operasi dan waktu tempuh (waktu perjalanan KA)

sebagaimana tercantum di tabel 448 sd tabel 449 termasuk waktu tunggu

terminal di stasiun keberangkatan dan di stasiun tujuan maka dapat

diketahui kemampuan kinerja (Performa) suatu rangkaian kereta api di

lintas tersebut dengan pola perhitungan (Waktu OperasiWPK) x C trip

dan (Waktu OperasiWPG) x C trip hasil perhitungannya seperti tercantum

di tabel-tabel berkut

Tabel 4 50 Kinerja Trainset KA Penumpang

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Coefisien

Waktu Op Kenerja

1 Trainsets Kenerja

TS pembulatan Operasi WP KL 4 kereta (180 ton) 1200 193 08 50 5 6 kereta (270 ton) 1200 208 08 46 5 8 kereta (360 ton) 1200 220 08 44 4 10 kereta (450 ton) 1200 235 08 41 4

Tabel 4 51 Kinerja Trainset KA Barang

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Coefisien

Waktu Op Kenerja

1 Trainsets Kenerja

TS pembulatan Operasi WP KL 8 gerbong (360 ton) 1200 618 08 16 2 10 gerbong (450 ton) 1200 625 08 15 2

4-79

4239 KEBUTUHAN SARANA PERKERETAAPIAN

1 Perhitungan kebutuhan sarana perkeretaapian

Kebutuhan sarana perkeretaapian (kereta gerbong dan lokomotf) dihitung

berdasarkan kebutuhan Frekuensi kereta api dibagi WPG atau WPK

Kebutuhan sarana trainsets dihitung dengan cara frekuensi KA di tahun itu

dibagi dengan kinerja atau performa trainset dalam 1 hari (lihat tabel 450

dan tabel 451 ) dalam tahun yang sama Hasil perhitungan kebutuhan sarana

terdiri atas kebutuhan Siap Operasi (SO) cadangan amp Armada sarana

Siap operasi artinya sarana yang siap digunakan untuk perjalanan kereta api

stelah melalui uji kelaikan jalan cadangan adalah sarana yang siap

digunakan manakala ada kebutuhan pengganti sarana yang siap operasi

yang mengalami gangguan nilainya 10 dari SO Armada adalah seluruh

sarana yang dimiliki perusahaan baik yang siap operasi cadangan maupun

sarana yang sedang dalam perawatan di Depo maupun balai Yasa Armada

dihitung 115 x (SO + Cadangan)

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka armada yang dibutuhkan adalah

sebagai berikut

Tabel 4 52 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 2 2 2 3 3 3 4 6 kereta 1 1 2 2 2 2 3 8 kereta 1 1 1 2 2 2 2 10 kereta 1 1 1 1 1 2 2

Tabel 4 53 Kebutuhan Sarana Trainsets Siap Operasihari

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 2 2 3 3 3 4 4 6 kereta 1 2 2 2 2 3 3 8 kereta 1 1 2 2 2 2 3 10 kereta 10 11 1 2 2 2 2

4-80

Tabel 4 54 Kebutuhan Sarana Trainsets Siap Operasi + Sarana untuk Dzdz

Perhitungan Moderat dengan

Rangkaianberat Jumlah Trainsets (TS) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 TS 4 Kereta 180 ton 2 2 2 3 3 3 4 TS 6 Kereta 270 ton 1 1 2 2 2 2 2 TS 8 Kereta 360 ton 1 1 1 1 1 2 2 TS 10 Kereta 450 ton 1 1 1 1 1 1 1 Keterangan pecahan dibulatkan secara otomatis oleh system excel Cad = Cadangan

Tabel 4 55 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 3 3 3 4 4 5 5 6 kereta 2 2 2 3 3 3 4 8 kereta 2 2 2 2 3 3 3 10 kereta 1 1 2 2 2 2 3

Demikian pula untuk kebutuhan armada sarana KA barang (trainsets

gerbong) sebagai berikut

Tabel 4 56 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 2 3 3 3 4 4 10 kereta 2 2 2 2 3 3 3

Tabel 4 57 Kebutuhan Sarana Trainsets Gerbong yang Siap Operasi dan Perawatan

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 3 3 3 4 4 5 10 kereta 2 2 2 3 3 3 4

Tabel 4 58 Kebutuhan Sarana Trainsets Gerbong yang siap operasi

Perawatan Sarana dan Cadangan

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 3 3 4 4 5 5 10 kereta 2 2 3 3 3 4 4

4-81

Tabel 4 59 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 3 3 4 4 5 5 6 10 kereta 2 3 3 3 4 4 5

2 Resume atas kebutuhan sarana kereta api barang dan penumpang

Kebutuhan saarana perkeretaapian (Kereta gerbong dan Lokomotif) yang

dimaksud dalam butir 1 di atas satuannya adalah satu trainsets artinya satu

rangkaian kereta api penumpang atau barang

Menelaah pada karakteristik lintas bahwa lintas Selajambe Ȃ nambo pada

dasarnya merupakan lintas penyangga untuk transportasi angkutan

perkotaan tuntutan angkutan perkotaan adalah kecilnya headway itu yang

diharapkan oleh pengguna waktu perjalanan berdasarkan tabel 439 secara

berturut-turut mulai 73 88 100 dan 115 menit dan berdasarkan tabel 453

kebutuhan sarana secara berturut-turut di tahun terakhir kebutuhan

penyediaan rangkaian 4 3 3 dan 2 trainset maka pada saat tahun-tahun

awal operasi sebaiknya trainsets cukup terdiri dari 1 lok + 4 kereta sehingga

headwaynya jika penyediaan 2 TS maka headway bisa mencapai lk 75

menit untuk satu arah yang sama jika disediakan 4 TS maka headwaynya lk

35 - 40 menit untuk 1 arah yang sama

Untuk KA Barang yang utama volume angkutan bisa terangkut dalam hari

itu selisih waktu perjalanan antara 159 menit dengan 163 menit tidak

begitu jauh maka kebutuhan trainset per KA tentu yang maksimal yaitu 10

gerbong dengan kebutuhan armada di tahun terakhrnya (2051) 5

rangkaian KA barang Dengan catatan jika akan menggunakan lintas Citayam

Ȃ Jakarta Gudang maka kemungkinan hanya 2 atau 3 KA yang mungkin dapat

ditampung di waktu kerja perawtan ( 2400 Ȃ 0400) jika pembangunan

Cileungsi Ȃ BekasiCikarang telah beroperasi maka semua potensi angkutan

penumpang di lintas baru ini bisa terlaksana

4-82

Kesimpulan

hearts Angkutan penumpang perlu disediakan untuk siap operasi minimal 2

trainsets (4 kereta + 1 lok) untuk menuju headway 75 menit per

jurusan atau 4 trainsets (4 kereta + 1 lok) untuk headway 40 menit

per jurusan frekuensi KA dapat mencapa 26 KAhari

hearts Angkutan barang perlu disediakan untuk siap operasi minimal 2

rangkaian KA (10 gerbong + 1 lok) untuk menuju headway 163

menit per jurusan atau 4 rangkaian KA (10 gerbong + 1 lok) untuk

headway 85 menit per jurusan frekuensi KA dapat mencapa 8

KAhari atau (4 DPK +4DPI)

hearts Kebutuhan untuk cadang+ Perawatan cukup 1 Trainset (1KA)

hearts Khusus untuk kereta api barang apabila operasi ke lintas Citayam Ȃ

Jakarta Gudang tidak memungkinkan maka perjalanan kereta api

barang ini akan di mulai setelah pembangunan jalur baru Cileungsi Ȃ

BekasiCikarang sidah dapat dioperasikan jadi relatifnya mungkin

baru dapat dimulai di tahun 2031 atau lebih awal dari tahun tersbut

42310 KEBUTUHAN DIPO SARANA PERKERETAAPIAN

1 Lokasi Depo di Jaringan pelayanan Daop 1 dan Daop 2

Depo sarana perkeretaapian adalah suatu tempat untuk merawat sarana

yaitu perawan harian untuk sarana yang dioperasikan jenis Depo ada 3 jenis

yaitu Depo lokomotif Depo kereta dan Depo gerbong perawatan untuk KRL

atau KRD dilakukan di Depo kereta Untuk perawatan berkala 2 tahunan dan

4 tahunan diselenggarakan di Balai Yasa

Tempat Depo yang ada di daop 1 Jakarta saat ini ada di 5 lokasi yaitu di

Jakarta Tanahabang Jatinegara Manggarai dan Depok kesemuanya Depo

KRL seperti tercantum di gambar ini

4-83

Gambar 4 39 Lokasi Depo Perkeretaapian

Sedangkan di Daop 2 Bandung terdapat depo rangkaian kereta dan lokomotif

terdapat di Bandung Banjar (sub Depo) dan Cianjur

Kebutuhan dipo untuk trase studi ini karena kebutuhan sarana keretaapinya

masih sedikit mungkin perlu penjajagan lebih lanjut di depo Cianjur karena

perawatan disana masih relatif sedikit

Beberapa informasi tentang jaringan lintas pelayanan Jabodetabek dan

Sukabumi Ȃ Cianjur Ȃ Bandung dapat diinformasikan sebagai berikut

4-84

a Jabodetabek

Gambar 4 40 Jarak Stasiun dan Halte Berdasarkan Operasi KA Sistem Feeder

Jarak antar stasiunshelter di jaringan pelayanan angkutan KA Komuter di

Jabodetabek antara 075 km sampai dengan 78 km

Panjang jarak antar stasiunshelter dengan stasiushelter tersebut di atas

dapat dijadikan acuan jika di trase Cileungsi Ȃ Cianjur ini akan dijadikan

jaringan pelayanan angkutan kereta api komuter sebagai feeder jaringan

pelayanan angkutan kereta api Jabodetabek

Stasiun Nambo merupakan stasiun dengan emplasemen panjang ( panjang

jalur utamanya lebih dari 450 meter) dan layout stasiun Nambo berdasarkan

Gapeka tahun 2019 nampak seperti berikut

4-85

Gambar 4 41 Gambaran Gapeka Untuk Stasiun Nambo

b Sukabumi Ȃ Cianjur Ȃ Bandung

Berdasarkan kajian topografi sementara akhir kajian trase Cieungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur ini akan bertemu dengan Tempat Perhentian (shelter)

Selajambe Shelter Selajambe ini berada di jaringan pelayanan angkutan

kereta api Daerah Operasi 2 Bandung terletak di km 104 + 888 antara

stasiun Cianjur dengan stasiun Ciranjang Berikut cuplikan posisi

Selajambe dari Gapeka tahun 2019 sebagai berikut

Gambar 4 42 Gambaran Gapeka Untuk Stasiun Selajambe

Stasiun Nambo

Km 51 + 077

4-86

Cuplikan Informasi Sukabumi Ȃ Cianjur pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 43 Gambaran Gapeka Sukabumi-Cianjur

4-87

Cuplikan Informasi Cianjur Ȃ Padalarang pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 44 Gambaran Gapeka Cianjur-Padalarang

4-88

Cuplikan Informasi Padalarang - Bandung pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 45 Gambaran Gapeka Padalarang-Bandung

Dari gambar 441 sd 444 dapat diketahui beberapa informasi diantaranya

1 Gradient (lereng penentu di lintas Sukabumi Ȃ Padalarang tercatat

sebagai berikut

a Koridor Sukabumi Ȃ Cirengas gradient 20 dan 25 permil

b Koridor Cirengas Ȃ Lapegan gradient 25 permil

c Koridor Lampegan Ȃ Cibeber gradient 33 permil

d Koridor Cibeber Ȃ Cianjur gradient 14 dan 24 permil

e Koridor Cianjur Ȃ Ciranjang gradient 25 permil

f Koridor Ciranjang Ȃ Cipatat gradient 18 dan 25 permil

g Koridor Cipatat Ȃ Tagogapu gradient 20 dan 38 permil

h Koridor Tagogapu Ȃ Padalarang gradient 40 permil

i Koridor Padaarang Ȃ Bandung gradient maksimum 16 permil

2 Jari-jari lengkung terkecil ada yang sampai 150 meter

3 Jenis perangkat persinyalan di Sukabumi Ȃ Tagogapu persinyalan

mekanik sedangkan Padalarang Ȃ Bandung persinyalan elektrik

4-89

Bogor

Cianjur

Sukabumi Bandung

Lintas yang berhubungan dengan trase Cileungsi Ȃ SelajambeCianjur

Gambar 4 46 Lintas yang Berhubungan Dengan Trase Cileungsi-Jonggol-

Cianjur

2 Analisa kebutuhan Depo di lintas Nambo ndash Selajambe

a Bahwa perjalanan kereta api yang akan digunakan di lintas Nambo-

Selajambe kemungkiannnya sarana perkeretaapian terdiri dari

rangkaian yang menggunakan tenaga gerak tersediri yakni untuk

kereta api barang berupa gerbong dan lokomotif dan untuk kereta api

penumpang berupa kereta dan lokomotif tidak menutup

kemungkinan juga untuk kereta api penumpang berupa kereta api rel

diesel (KRD)

4-90

Dengan demikian kebutuhan Depo yaitu Depo kereta Depo lokomotif

dan Depo gerbong Depo-Depo dimaksud lokasinya dapat terpisah

dibeberapa stasIun dapat pula bersatu dalam satu stasiun asalkan

kebutuhan lahannya cukup tersedia

b Bahwa titik awal dan akhir yaitu antara Nambo Ȃ Selajambe dengan

rincian kebutuhan KA penumpang ada di sepanjang lintas atau asal-

tujuan perjalanan KA di lintas studi yaitu Nambo Ȃ Selajambe

sedangkan angkutan KA barang hanya ada di Nambo sampai dengan

Cileungsi seleihnya potensinya sangat kecil maka lokasi stabling

dan Depo lokomotif kereta ataupun gerbong sebaiknya lokasi dekat

dengan stasiun asal-tujuan itu Tujuannya yaitu untuk menghindari

adanya perjalanan kereta api dinas antar stasiunlintas yang

berdampak akan mengurangi slot waktu untuk perjalanan kereta api

komersial lainnya

c Bahwa di Daop 1 terdapat beberapa Depo namun mayoritas Depo

KRL sementara Depo kereta dan lokomotifnya jauh dari stasiun lintas

studi Nambo - Selajambe

d Bahwa di Daop 2 terdapat pula 1 Depo (kereta gerbong dan

lokomotif) yaitu di Bandung dan 1 lagi sub Depo (Depo kecil) di

stasiun Cianjur yang saat ini sudah tidak digunakan

e Alternatif pemilihan lokasi menjadi sebagai berikut

1) Stasiun Nambo

2) Stasiun Selajambe

3) Stasiun Cianjur

Analisa ketiga lokasi di atas sebagai berikut

Stasiun Nambo dipertimbangkan karena Nambo merupakan Awal amp

akhir perjalanan sehinggga keluar masuk sarana dari stasiun ke Depo

atau sebaliknya tidak melalui petak jalan sehingga kapasitas lintas

tidak terganggu Namun lahan di stasiun ini sudah cukup padat dan

4-91

operasi kereta api di stasiun ini cukup sibuk karena adanya angkutan

bongkar muat barang serta angkutan naik turun penumpang KRL

Stasiun Selajambe dipertimbangkan karena Selajambe merupakan

Awal amp akhir perjalanan sehinggga keluar masuk sarana dari stasiun

ke Depo atau sebaliknya tidak melalui petak jalan sehingga kapasitas

lintas tidak terganggu Lahan di stasiun ini dilihat dari foto drone

lahan masih cukup tersedia berupa lahan kebun atau pesawahan

namun perlu pegkajian lebih lanjut Saat ini Selajambe masih berupa

jalur kereta api di petak jalan antara stasiun Cianjur dengan stasiun

Ciranjang operasi kereta api di lintas ini semula non aktif sekarang

mulai 22 September mulai diaktifkan kembali dan kereta api yang

dioperasikan baru kereta api penumpang yang diberi nama KA

Siliwangi dengan relasi Sukabumi Ȃ Cpatat dengan 3 kali perjalanan

ulang alik jadi relatif frekuensi perjalanannya masih sedikit

Berikut ini foto situasi lahan di jalur Selajambe tempat pertemuan

jalur lintas Nambo Ȃ Selajambe dengan lintas Cianjur Ȃ Padalarang

4-92

Gambar 4 47 Ttitik pertemuan jalur KA di Selajambe

Stasiun Cianjur dipertimbangkan karena di Cianjur ada terdapat

jalur bekas emplasemen sub Depo lokomotif namun kelihatannya kecil

perlu kajian lanjut di stasiun cianjur sementara ini hanya melayani

kereta api dari arah Bogor sedang ke arah Bandung masih non aktif

Jika Cianjur menjadi pilihan ada beberapa aspek kelemahan yatu

akan terjadi penggunaan petak jalan untuk kepentingan pergerakan

rangkaian KA dinas dari Cianjur ke Selajambe atau sebaliknya

sehingga kapasitas lintas untuk KA komersial menjadi berkurang

kelemahan lain yaitu pergerakan kereta api dari Nambo ke Cianjur

melalui Selajambe atau sebaliknya akan terjadi penambahan waktu

untuk kebutuhan langsir di stasiun Selajambe karena lokomtif harus

di langsir terlebih dahulu guna memindahkan lokomotif ke arah

muka-nya Ilustrasi arah wesel di stasiun Selajambe sebagai berikut

4-93

Cianjur Ciranjang

Nambo

Selajambe

Gambar 4 48 Ilustrasi arah wesel di stasiun Selajambe

Kondisi eks bangunan Sub Depo Canjur seperti foto berikut

Gambar 4 49 Foto kondisi Sub Depo Canjur

Layout stasiun Cianjur seperti gambar berikut

4-94

Gambar 4 50 Gambar Layout emplasemen Cianjur

Keterangan Posisi area sub Depo ada di atas jalur I

Rekomendasi memperhatikan pertimbangan-pertimbangan di atas

diusulkan Stasiun Selajambe menjadi prioritas pertama untuk

dijadikan lokasi Depo kereta maupun Depo lokomotif

Jika demikian maka usulan layout untuk stasiun Selajambe

sebagaimana yang tercantum perlu ditambah emplasemen

Depolokomotif dan kereta maka usulannya menjadi sebagai berikut

Gambar 4 51 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe dengan Depo

4-95

Catatan

1 Jumlah jalur Depo masing-masingnya ada 6 jalur (2 jalur kolong

1 jalur cuci 2 jalur stabling 1 jalur cuci) dan 1 Jalur putar

lokomotif SK Direksi PT KAI nomor KEPUKR203II2KA-2017

tanggal 27 Februari 2017 tentang Standar Fasilitas Minimum

pemeriksaan da Perawatan Sarana Perkeretaapian

2 Sudut wesel-wesel di Depo 1 10 Sedangkan untuk emplasemen

stasiun di jalur utama 1 12

3 Kebutuhan Depo gerbong ini mungkin tahapan ke-2 atau

selanjutnya dengan memperhatikan potensi angkutan barang

terbanyaknya di 3 stasiun yaitu Nambo Kembang Kuning dan

Cileungsi Sementara ke stasiun-stasiun selanjutnya sampai

dengan stasiun Selajambe untuk angkutan barang sangan kurang

bahkan tidak ada

Jadi untuk Depo gerbong kemungkinannya di Kembang Kuning

atau Cileungsi perlu kajian lebih lanjut

43 KAJIAN LINGKUNGAN

431 RONA LINGKUNGAN AWAL DAN PENGGUNAAN LAHAN

4311 WILAYAH ADMINISTRASI

Rencana pembangunan alternatif terpilih jalur KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

Cianjur direncanakan untuk melayani 2 kabupten yaitu Kabupaten Bogor dan

Kabupaten Cianjur Trase terpilih akan melewati 11 Kecamatan dan 36 Desa

Adapun secara lebih lengkap wilayah administrasi yang terlintas dapat

dilihat pada tabel dibawah ini

4-96

Tabel 4 60 Wilayah Administrasi Yang Akan Dilewati Rencana Trase Jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Kabupaten Kecamatan Desa Panjang (Km) Bogor Klapanunggal Nambo 1826179

Kembang Kuning 2383610 Klapanunggal 2027496

Cileungsi Dayeuh 2997430 Mampir 2615386 Situsari 3341201 Cipeucang 1467982

Jonggol Sukamanah 3444377 Jonggol 1343025 Weninggalih 0962314 Sirnagalih 1854014 Sukagalih 2808869

Cariu Tegalpanjang 1086471 Cariu 2194792 Mekarwangi 0044786 Karyamekar 0067138 Cibatutiga 2861771 Bantarkuning 3137401

Tanjungsari Antajaya 5118492 Buanajaya 9399293

Cianjur Cikalong Kulon Mekarsari 2752543 Majalaya 4288837

Mekarjaya 3183148 Padajaya 4479940

Sukaresmi Sukamahi 0419751 Cikancana 0413566

Mande Ciandam 1164549 Jamali 3447056 Mulyasari 1409053 Bobojong 1247993

Karang Tengah Sukajadi 0518605 Sukasarana 0641814 Ciherang 0881372

Sukaluyu Sukasirna 0756055 Selajambe 1808824

Panjang Total 78997721 Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-97

4312 KARAKTERISTIK TOPOGRAFI

Rencana jalur KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur berada di wilayah Kabupaten

Bogor Bagian Selatan yang memiliki kelandaian beragam mulai dari

kemiringan lereng 0-8 sampai gt40 Topografi relatif landai di daerah Kec

Gunung Putri Kec Cileungsi dan Kec Jonggol kemudian semakin ke selatan

di daerah Kec Cariu dan Kec Cikalong Kulon ketinggian meningkatkan dan

topografi bergelombang mengikuti kontur perbukitan dengan tingkat

kemiringan agak curam hingga sangat curam dan kembali landai sampai Kec

Selajambe Untuk lebih jelas mengenai informasi topografi dapat dilihat pada

gambar dibawah ini Identifikasi ini merupakan hasil overlaysuperimpose

kebutuhan lahan kereta dengan peta kemiringan lahan

Gambar 4 52 Kesesuaian Trase Rencana Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur dengan Kelandaian Wilayah

Sumber DEMNAS dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-98

Gambar 4 53 Wilayah Kemiringan Lereng yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4313 IKLIM

Suhu udara di Kabupaten Bogor rata-rata berkisar antara 227degC sampai

3160C Suhu udara maksimum terjadi pada bulan September yaitu 360degC

sedangkan suhu udara minimum terjadi pada 192degC Jumlah curah hujan

rata-rata tertinggi di Kabupaten Bogor terjadi pada Bulan Januari dengan

curah hujan sebesar 53623 mm sedangkan curah hujan terendah terjadi

pada Bulan Agustus dengan jumlah curah hujan 1098 mm

Secara umum Kabupaten Cianjur beriklim tropis lembab dengan suhu udara

minimum 18deg yang biasanya terjadi pada bulan Maret Ȃ April sedangkan

suhu maksimal adalah 24deg yang biasanya terjadi pada bulan Oktober Ȃ

November dengan kelembaban nisbi berkisar antara 80 - 90 Pada bulan

November Ȃ Maret angin bertiup ke arah tenggara yang biasanya berkaitan

dengan musim kemarau Adapun puncak musim kemarau terjadi pada bulan

Agustus sedangkan puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember-

Januari Kondisi curah hujan di Kabupaten Cianjur sangat bervariasi Curah

4 - 8 17

2 - 4 22

Kemiringan gt55 0

8 - 16 42

16 - 35 18

35 - 55 1

4-99

hujan rata-rata di wilayah pesisir berkisar antara 11204 mmtahun sampai

dengan 3543 mmtahun

4314 KARAKTERISTIK GEOLOGI

Tatanan geologi di wilayah kajian dan disekitarnya sangat kompleks dan

beragam Dari yang tua ke muda adalah Satuan Batugamping Pasiran

Selang-seling Batulempung (Formasi Parigi) yang berumur Miosen Tengah

(N13Ȃ N14) diendapkan pada lingkungan laut dangkal yaitu pada neritik tepi

(5-20 m) hingga neritik tengah (20-100 m) Selaras di atasnya diendapkan

satuan batulempung (Formasi Subang) yang berumur Miosen Akhir (N15 Ȃ

N18) pada lingkungan laut dangkal yaitu pada neritik tengah (20-100 m)

Pada Kala Pliosen yang menerus hingga Pleistosen (Plio-Plistosen) terbentuk

Satuan Intrusi Andesit serta satuan batuan produk gunungapi tak terurai

yang diendapkan pada lingkungan pengendapan darat dengan mekanisme

pengendapan pyroklastik (proximal volcaniclastic facies Visser1972) Pada

kala holosen satuan aluvial sungai menutupi satuan-satuan yang lebih tua

yang tersingkap di daerah penelitian

StrukturȂstruktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa

struktur lipatan dan patahan yang terjadi dalam satu fase tektonik yaitu

pada Kala Miosen Akhir menerus hingga Kala Plistosen dengan gaya utama

berarah barat utara Ȃ selatan yaitu N 5deg E Struktur lipatan berupa Sinklin

Sukajadi Antiklin Medalsari Sinklin Kutamekar Antiklin Cikutamahi Sinklin

Cibatutiga Antiklin Struktur patahan yang berkembang berupa Sesar Naik

Cibeet Sesar Mendatar Cibatutiga Sesar Mendatar Kutamekar Sesar

Mendatar Medalsari Sesar Mendatar Bantarkuning Sesar Mendatar

Cikutamahi

Morfologi dari dataran hingga perbukitan terjal serta banyaknya

patahanlipatan di wilayah kajian Ketentuan teknis perkeretaapian yang

mengharuskan lintasan agar tetap menjaga kelandaian dan lengkung

maksimum sesuai standar mengakibatkan rencana pembangunan jalur

4-100

kereta ini tetap melintasi beberapa sesar yang ada Namun aspek geologi pun

sudah menjadi pertimbangan dalam penentuan trase rencana pembangunan

jalur kereta ini dan sudah meminimalisir perpotongan jalur kereta dengan

patahan Untuk melihat bagaimana kondisi geologi diwilayah kajian dapat

dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 4 54 Kondisi Geologi di Wilayah Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

Qa ALUVIUM Lempung lanau pasir Kerikil Kerakal

dan Bongkah

Qyg BREKSI DAN LAHAR DARI

G GEDE (0-100 M)

Qot HASIL GUNUNGAPI

TERTUA (0-550 M)

BREKSI DAN LAVA

Batupasir tufan serpihan tufan breksi

tufan dan aglomerat tufan Membentuk

dataran Cianjur

Breksi andesit piroksen bersisipan dengan

lava andesit Umumnya terpropilitasi

Membentuk daerah perbukitan luas yang

terpisah yang dikelilingi Qyg dekat Cianjur

4-101

Qos BATUPASIR TUFAN DAN

KONGLOMERAT (0-60M)

Qav SATUAN BATU PASIR

TUFAN DAN

KONGLOMERAT

Qoa SATUAN BATUPASIR

KONGLOMERAT DAN

BATULANAU

Batupasir Tufan dan Konglomerat berasal

dari endapan lahar Qob Satuan ini

menempati sebagian besar dataran Plered

dan tanah meja di timurlaut Purwakarta

Batupasir tufan konglomerat Tuf dan

Breksi

Batupasir konglomerat batulanau dan

batupasir

TMk Formasi Klapanunggal Batugamping koral sisipan batugamping

pasiran napal batupasir kuarsa glokonitan

hijau

Tms FORMASI SUBANG Batupasir bersisipan betulempung

Msc ANGGOTA

BATULEMPUNG FORMASI

SUBANG (2900M)

Mdm ANGGOTA NAPAL DAN

BATU PASIR KUARSA

FORMASI JATILUHUR

Mttb ANGGOTA BREKSI

FORMASI CANTAYAN (0-

1700 M)

Umumnya batulempung yang mengandung

lapisan-lapisan dan modula batugamping

napalan keras napal dan lapisan-lapisan

batu gamping abu-abu tua setebal 2 atau 3

m Kadang-kadang mengandung sisipan

batupasir glaukorit hijau

Napal abu-abu tua batulempung dan

serpih lempungan dengan sisipan-sisipan

batupasir kuarsa kuarsit dan batugamping

napalan

Breksi polimik mengandung komponen-

komponen bersifat basal andesit dan

batugampingkoral bersisipan batupasir

andeit pada bagian atas Di beberapa

tempat mengandung juga batuan-batuan

intrusive

4-102

Mtte ANGGOTA

BATULEMPUNG FORMASI

CANTAYAN (0-2200M)

ha Andesit Horblenda Dan

Porfir Diorit Horelblenda

vi VITROFIR PORFIR BASAL

DAN DOLERIT

Batulempung serpih tuf mengandung

belerang lignit dan kongkresi-kongkresi

batulempung sisipan-sisipan batugamping

Intrusi-intrusi yang umumnya terusun dari

plagioklas menengah dan horenblenda di

sekitar G Anggabuwana dan G Parang

vitofir putih atau abu-abu muda

kemungkinan bersusun andesit didaerah

sekitar G Congkrang Breksi magma dan

tuf breksi bewarna muda yang bersusunan

sama dengan vitrofitnya dekat G karung

Porfir basal didaerah sekitar Pr Buluh dan

sedikit disebelah baratnya diorit yang

hanya membentuk tubuh-tubuh kecil yang

rombakannya tersebar di lereng-lereng

Selain itu dikaji pula daya dukung geologi dengan pemodelan superimpose

dari sumberdaya geologi seperti topografi morfologi perkerasan jenis

batuan jenis tanah hidrogeologi dan kendala geologi seperti kebencanaan

geologi yaitu kawasan rawan bencana gempabumi dan gerakan tanah yang

dianalisis menggunakan sistem informasi geospasial (SIG) Dari kajian

tersebut akan mendapatkan beberapa klasifikasi dayadukung leluasa sampai

tidak leluasa yang dijadikan pertimbangan sebagai potensi untuk keleluasaan

untuk pembangunan Untuk melihat bagaimana kondisi daya dukung geologi

diwilayah kajian dapat dilihat pada gambar dibawah ini

4-103

Gambar 4 55 Kondisi Daya Dukung Geologi di Wilayah Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

Gambar 4 56 Panorama sebagian morfologi di dalam blok Jonggol a) Morfologi

pedataran aluvium di dalam lembah Sungai Cibeet dengan latar belakang perbukitan vulkanik dan intrusi batuan beku komplek Sanggabuana B) Morfologi pedataran

4-104

aluvium dan perbukitan vulkanik bergelombang lemah di sekitar aliran Sungai

Cipamingkis c) Morfologi kerucut intrusi granodiorit dengan latar belakang perbukitan vulkanik terjal d) Morfologi perbukitan bergelombang lemah dan

pedataran disusun oleh batuan vulkanik muda dan aluvium Sumber Foto Haryanto

Gambar 4 57 Lapisan batupasir kuarsa dengan sisipan tipis batulempung Formasi

JatiluȋȌȋȌǡDzdzFormasi Jatiluhur disertai lipatan seret akibat sesar minor Lokasi Sungai Cibeet Struktur Dzdz13ǡt sesar

minor Lokasi Sungai Cibeet (tengah) Granodiorit (ha) (kanan) Sumber Foto Haryanto

4315 SEBARAN WILAYAH RAWAN BENCANA

Berdasarkan hasil data primer maupun sekunder trase rencana

pembangunan jalur kereta api cileungsi-jonggol-cianjur memiliki kawasan

yang berpotensi terhadap bencana seperti bencana geologi gempa bumi

rawan gerakan tanah serta bencana lainnya seperti kebakaran banjir dll

Gempa bumi termasuk salah satu bencana alam yang tidak dapat diprediksi

kapan akan terjadi Fenomena ini terjadi karena berbagai faktor penyebab

diantaranya yaitu pergeseran lempeng letusan gunung berapi dan faktor

non alam akibat aktivitas manusia yang dapat menimbulkan gempa bumi

Melihat Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi di Jawa Barat Rencana trase

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur memiliki Kawasan berpotensi

terlanda goncangan gempabumi dengan intensitas VII-VIII MMI (Modified

Mercalli Intensity) yang berpotensi terjadi retakan tanah pelulukan gerakan

tanah pada lereng terjal dan pergeseran tanah Percepatan gempa bumi dapat

terjadi lebih besar dari 045 g Kawasan ini pada umumnya disusun oleh

batuan berumur kuarter kerusakan cukup besar pada bangunan yang

4-105

KRB Gempabumi

Kawasan berpotensi

terlanda goncangan gempabumi

dengan intensitas VII-VIII MMI

(Modified Mercalli

Kawasan berpotensi

terlanda goncangan

gempa bumi kuat dengan skala

intensitas lebih dari VIII MMI

(Modified

didesain khusus kerusakan pada bangunan gedung tinggi pondasi bangunan

bergeser kerusakan pada sebagian bangunan kayu Jika intensitas mencapai

XII MMI terjadi kerusakan total pada bangunan Untuk melihat lebih jelas

mengenai kawasan rawan bencana yang dilalui dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 4 61 Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Yang Akan Dilewati Rencana Trase Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

KRB Gempabumi Luas

Kawasan berpotensi terlanda goncangan gempa bumi kuat dengan skala intensitas lebih dari VIII MMI (Modified Mercally Intensity)

14294 Ha

Kawasan berpotensi terlanda goncangan gempabumi dengan intensitas VII-VIII MMI (Modified Mercalli Intensity)

48975 Ha

Sumber PVMBG Badan Geologi 2020

Gambar 4 58 Persentase KRB Gempabumi Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-

Jonggol-Cianjur Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

4-106

0 Kerentanan

tinggi 6

potensi erosi ketika hujan

tinggi

KRB Gerakan Tanah

Kerentanan rendah

38

Kerentanan menengah

42

Kerentanan sangat rendah

14

Tabel 4 62 Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Yang Akan Dilewati Rencana

Trase Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

KRB Gerakan Tanah Luas Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan menengah untuk terkena gerakan tanah Pada Zona ini dapat terjadi gerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai gawir tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan

26607149

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan rendah untuk terkena gerakan tanah Umumnya pada Zona ini jarang terjadi gerakan tanah jika tidak mengalami gangguan pada lereng dan jika terdapat gerakan tanah lama lereng telah mantap kembali

24211537

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan sangat rendah untuk terkena gerakan tanah Pada zona ini jarang atau hampir tidak pernah terjadi gerakan tanah baik gerakan tanah lama maupun gerakan tanah baru kecuali pada daerah tidak luas pada tebing sungai

86335627

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan tinggi untuk terkena gerakan tanah Pada zona ini sering terjadi gerakan tanah sedangkan gerakan tanah lama dan gerakan tanah baru masih aktif bergerak akibat curah hujan yang tinggi dan erosi kuat

36165199

Aliran bahan rombakan dapat terjadi bila terdapat akumulasi dan pembendungan alur oleh endapan lahar atau material longsoran pada alur sungai di bagian hulu dan dipicu oleh erosi yang kuat dan curah hujan yang tinggi

2011586

Sumber PVMBG Badan Geologi 2020

Gambar 4 59 Persentase KRB Gerakan Tanah Trase Rencana Jalur KA Cileungsi- Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-107

Gambar 4 60 Kesesuaian Trase Rencana Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur dengan Aspek Kebencanaan

Sumber PVMBG Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4316 BIOLOGI

A FLORA

Pada umumnya vegetasi yang tumbuh di lokasi studi adalah tumbuhan

budidaya antara lain padi palawija (jagung ubi kayu ubi jalar kedelai)

tanaman sayuran (kangkung bayam wortel tomat cabe terung ketimun

bawang dsb) tanaman buah (durian papaya mangga pisang rambutan

jambu air belimbing alpokat petai jengkol dsb) dan tanaman perkebunan

(antara lain kelapa sawit kopi karet teh dsb)

B FAUNA

Hewan yang terdapat di lokasi studi antara lain hewan ternak dan hewan liar

Hewan ternak yang dibudidayakan oleh penduduk antara lain Rusa sapi

kerbau kambing domba dan ternak unggas (ayam ras ayam buras burung

puyuh itik) serta budidaya ikan

4-108

4317 TATA RUANG DAN TATA GUNA LAHAN

A RTR KSN JABODETABEKPUNJUR

Rencana pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur sudah

termuat dalam Perpres 602020 tentang Rencana Tata Ruang Bodebek

Punjur 2020 Serta dijelaskan juga mengenai fungsi sistem kawasan

perkotaan sekitar inti yang menjadi kawasan penyangga inti DKI Jakarta yang

akan terlewati oleh trase ini yaitu ditetapkannya Kawasan Perkotaan

Cileungsi Adapun Kawasan Perkotaan Cileungsi memiliki fungsi sebagai

berikut

1 Pusat pemerintahan kecamatan

2 Pusat kegiatan industri

3 Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala regional

4 Pusat kegiatan pariwisata dan

5 Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang

regional

4-109

Gambar 4 61 Peta Rencana Pola Ruang Terintegrasi dengan Jaringan Transportasi PERPRES No 602020

Sumber Kementerian ATR BPN 2020

B RTRW DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2024

saat ini masih dalam proses revisi Oleh sebab itu rencana pembangunan

trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur belum tercantum Namun dengan

adanya rapatrapat koordinasi yang selama ini dilakukan oleh Instansi terkait

di Daerah dengan Kementerian Perhubungan diharapkan rencana trase KA

tersebut dapat terakmodasi dalam RTRW Provinsi jawa Barat

Adapun Pengembangan jaringan kereta api dalam RTRW Prov Jawa Barat

tahun 2009-2029 berfungsi sebagai penghubung antar PKN antara PKN dan

PKW serta antar PKW

4-110

Gambar 4 62 Peta Rencana Pengembangan Infrastruktur Perhubungan Perkeretaapian

Sumber RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029

C RTRW KABUPATEN BOGOR

Rencana pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur sudah

termuat dalam RTRW Kabupaten Bogor tahun 2016-2036 dan sudah termuat

juga pembangunan stasiun penumpang yang berlokasi di Cileungsi dan

Jonggol Adapun Pusat kegiatasesuai RTRW Kabupaten Bogor yang terlewati

oleh Trase ini adalah PKLp Perkotaan Cileungsi dan PPK Perkotaan Jonggol

4-111

Gambar 4 63 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 Sumber RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036

Gambar 4 64 Peta Pola Ruang RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 Sumber RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036

4-112

D RTRW KABUPATEN CIANJUR

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Cianjur saat ini masih

dalam proses revisi Oleh sebab itu rencana pembangunan trase KA Cileungsi

Ȃ Jonggol - Cianjur belum tercantum Namun dengan adanya rapat-rapat

koordinasi yang selama ini dilakukan oleh Instansi terkait di Daerah dengan

Kementerian Perhubungan diharapkan rencana trase KA tersebut dapat

terakmodasi dalam RTRW Kabupaten Cianjur

Adapun rencana sistem perkeretaapian yang saat ini termuat sebagai berikut

hearts Rencana pengembangan prasarana kereta api (rencana

revitalisasi jalur rel kereta api )

Bandung-Padalarang-Cianjur-Sukabumi

hearts Rencana pengembangan prasarana kereta api (revitalisasi

stasiun Kereta Api)

Cipeyeum Ciranjang Maleber Cianjur Cilaku Cibeber dan Lampegan

hearts Rencana peningkatan pelayanan kereta api

Peningkatan Sistem Jaringan Pelayanan Kereta Api Lintas Bandung-

Padalarang-Cianjur-Sukabumi

Peningkatan Angkutan Barang untuk Distribusi Komoditas

Perdagangan

4-113

Gambar 4 65 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031 Sumber RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031

Gambar 4 66 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031 Sumber RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031

4-114

Sungai 0

Peraira 1

Sawah 37

Industri 1

Permukiman 10

gan tamban 0

Per Perkebunan 16

Hutan 21

Penggunaan Lahan

LadangTegalan 11

n Darat

BelukarSemak 3

E PENGGUNAAN LAHAN

Kondisi penggunaan lahan saat ini beragam di setiap rencana trase jalur

kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Mulai dari permukiman persawahan

hingga semak belukan untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4 63 Penggunaan Lahan di Wilayah Kajian

Penggunaan Lahan Luas Perairan Darat 4109 Hutan 129793 Sungai 3114 Pertambangan 1121 Permukiman 64523 Industri 4350 Sawah 237244 Perkebunan 103646 LadangTegalan 67927 BelukarSemak 16818 Total 63263217

Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

Gambar 4 67 Persentase Penggunaan Lahan yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

4-115

Gambar 4 68 Peta Penggunaan Lahan yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4318 KEPENDUDUKAN

Penduduk Kabupaten Bogor pada saat ini tercatat sebanyak 4699282 jiwa

dengan rasio jenis kelamin 105 Sedangkan Penduduk Kabupaten Cianjur

tercatat sebanyak 2292366 jiwa dengan rasio jenis kelamin 107 Adapun

sebaran jumlah penduduk pada wilayah studi menurut administrasi

kecamatan yang dilewati Rencana Pembangunan Jalur KA Lintas Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur sebagaimana nampak pada Tabel di bawah ini yaitu

berjumlah 1060989 jiwa dengan rata rata rasio jenis kelamin 104 meliputi

320399 rumah tangga Dengan demikian satu rumah tangga rata-rata terdiri

atas 3 - 4 jiwa

4-116

Tabel 4 64 Sebaran Jumlah Penduduk Menurut Administasi Kecamatan

Kabupaten Kecamatan Rasio Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Jumlah Rumah Tangga (KK)

Bogor Cileungsi 101 235485 78853 Klapanunggal 105 101642 34020 Jonggol 106 124406 45389 Cariu 100 49040 18904 Tanjungsari 102 52681 18799

Cianjur Sukaresmi 108 81783 20446 Cikalongkulon 105 100968 25242 Mande 105 76570 19143 Karangtengah 102 154736 38684 Sukaluyu 105 83678 20920

Total 104 1060989 320399 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

4319 PDRB DAN KETENAGAKERJAAN

Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun 2019 atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor

menunjukkan sektor industri pengolahan sebesar 5373 sektor

pedagangan besar eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1247

sektor konstruksi sebesar 1047 sektor pertanian kehutanan dan

perikanan 526 sektor transportasi dan pergudangan 394 sektor

penyediaan akomodasi dan makanan 274 sektor pertambangan dan

penggalian 202 sektor jasa pendidikan 198 sektor informasi dan

komunikasi 177 sector jasa lainnya 177 sektor adminstrasi

pemerintahan dan jaminan sosial 149 sektor real estate 083 sektor jasa

keuangan dan asuransi 055 sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

051 sektor jasa perusahaan 020 sektor pengadaan listrik dan gas

015 dan sektor jasa pengadaan air penolahansampah limbah dan daur

ulang 013 Prosentasi konstribusi tersebut menunjukan karakteristik

wilayah perkotaan (urban area) yang didominasi sektor industri pengolahan

Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun 2019 atas dasar harga berlaku di Kabupaten Cianjur

4-117

menunjukkan sektor pertanian kehutanan dan perikanan 3411 sektor

pedagangan besar eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1841

sektor transportasi dan pergudangan 899 sektor konstruksi sebesar

811 sektor industri pengolahan sebesar 588 sektor penyediaan

akomodasi dan makanan 560 sektor jasa pendidikan 385 sektor jasa

lainnya 355 sektor informasi dan komunikasi 280 sektor adminstrasi

pemerintahan dan jaminan sosial 280 sektor jasa keuangan dan asuransi

226 sektor real estate 185 sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

076 sektor jasa perusahaan 065 sektor pertambangan dan penggalian

028 sektor pengadaan listrik dan gas 008 dan sektor jasa pengadaan

air penolahansampah limbah dan daur ulang 003 Prosentasi konstribusi

tersebut menunjukan karakteristik wilayah pedesaan (rural area) yang

didominasi sektor pertanian kehutanan dan perikanan

Jumlah pencari kerjapengangguran terbuka di wilayah studi berdasarkan

Sakernas BPS tahun 2019 tercatat sebanyak 253014 orang dengan profil

pencari kerja sebagian besar berpendidikan SD terdiri dari 37 tamat SD

6 tamat SMA 17 tamat SMP dan sebanyak 10 tamat

UniversitasSarjana

43110 AGAMA BUDAYA DAN SITUS PURBAKALA

Penduduk di wilayah studi 99 menganut agama Islam 045 menganut

agama Kristen Protestan 012 menganut agama Katholik 009 menganut

agama Budha 001 menganut agama Hindu dan 0002 menganut agama

lainnya

Masyarakat pada lokasi studi terdiri atas suku Sunda Jawa Betawi dan suku

lainnya Adapun budaya lokal yang berkembang dan dianut oleh sebagian

besar masyarakat adalah budaya Sunda Bahasa yang digunakan Bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa daerah suku setempat

Bahasa Sunda mayoritas diturutkan penduduk di seluruh kecamatan

Kabupaten Cianjur dan di kecamatan bagian selatan Kabupaten Bogor

4-118

Sementara Bahasa Betawi diturutkan penduduk seluruh kecamatan yang

berbatasan dengan Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi Terdapat Makam

Keramat Cikundul di Kecamatan Cikalong Kulon yang merupakan cagar

budaya

43111 KESEHATAN MASYARAKAT

Sarana Kesehatan yang tersedia di lokasi studi berupa 8 Rumah Sakit 11

Puskesmas 456 Klinik Kesehatan dan 676 Posyandu Adapun sebaran sarana

kesehatan di lokasi studi untuk masing-masing kecamatan yang dilewat

Rencana Jalur KA Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur nampak pada Tabel berikut

ini

Tabel 4 65 Sebaran Sarana Kesehata di Wilayah Studi

KotaKabupaten Kecamatan Rumah Sakit (Unit)

Puskesmas (Unit)

Klinik Kesehatan (Unit)

Posyandu (Unit)

Bogor Cileungsi 6 3 189 197 Klapanunggal - 2 102 110 Jonggol 1 3 8 148 Cariu - 2 67 67 Tanjungsari - 1 90 90

Cianjur Sukaresmi - - - 13 Cikalongkulon - - - 19 Mande - - - 15 Karangtengah 1 - - 12 Sukaluyu - - - 5

Total 8 11 456 676 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

Tenaga kesehatan yang tersedia dilokasi studi 328 dokter umum 585

perawat dan 382 Bidan sebagaimana nampak pada Tabel di bawah ini

Tabel 4 66 Sebaran Tenaga Kesehata di Wilayah Studi

KotaKabupaten Kecamatan Dokter Perawat Bidan Bogor Cileungsi 4 13 16

Klapanunggal 5 12 23 Jonggol 259 483 164 Cariu 5 7 21 Tanjungsari 4 12 14

4-119

KotaKabupaten Kecamatan Dokter Perawat Bidan Cianjur Sukaresmi 3 13 27

Cikalongkulon 3 13 39 Mande 6 16 35 Karangtengah 38 8 20 Sukaluyu 1 8 23

Total 328 585 382 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

Adanya perubahan gaya hidup masyarakat terutama di kawasan perkotaan

seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat saat ini mengakibatkan

meningkatnya prevalensi kasus-kasus penyakit tidak menular

(degenerative) seperti Penyakit Jantung Diabetes Stroke Kanker dan lain-

lain Dengan adanya sarana kesehatan yang tersebar di beberapa lokasi

khususnya Puskesmas dan Klinik Kesehatan diharapkan masyarakat dengan

mudah untuk mendapatkan akses kesehatan sehingga segala penyakit yang

timbul dimasyarakat dapat dicegah dengan tindakan dini untuk pemeriksaan

dan pengobatan kesehatannya

432 KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

Identifikasi komponen lingkungan hidup yang akan terpengaruh oleh

kegiatan rencana pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur terdiri

dari aspek geofisikkimia aspek biologi dan aspek sosial ekonomi aspek

sosial budaya aspek kesehatan masyarakat dan aspek transportasi

4321 GEOFISIK KIMIA

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan rencana

pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur adalah gangguan kestabilan

tanah gangguan aliran permukaan penurunan kualitas udara terjadinya

kebisingan serta timbulnya gangguan getaran tanah Penurunan kualitas

udara lebih disebabkan oleh banyaknya partikel debu dan polusi akibat

kegiatan penyiapan lahan pemadatan pengangkutan material dan pekerjaan

4-120

penyiapan badan jalan rel dan pembuatan terowongan sepanjang plusmn 500

meter

Kebisingan akan mulai teridentifikasi sejak pada tahap konstruksi yaitu

mobilisasi peralatanmaterial pekerjaan penyiapan badan jalan rel dan

kebisingan akan tetap berlanjut pada tahap pasca konstruksi disertai dengan

ganguan getaran akibat operasi KA

4322 BIOLOGI

Dampak kegiatan rencana pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

terhadap komponen Biologi adalah gangguan kerusakan vegetasi dan

gannguan pada fauna akibat pembangunan jalur KA Kegiatan yang

berpotensi menimbulkan dampak gangguan tersebut yaitu kegiatan land

clearing dan pembuatan terowongan pembangunan jembatan dan struktur

badan jalan rel Dampak yang timbul terutama akan terjadi pada masa

konstruksi saja

4323 SOSIAL EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya pembangunan jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur yang terkait dengan bidang sosial ekonomi budaya

adalah sebagai berikut

a Dampak sosial ekonomi dan sosial budaya yang mungkin akan timbul

dengan adanya kegiatan pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

adalah keresahan masyarakat gangguan terhadap tempat usahalahan

pertanian berkurangnya lahan perkebunan dan gangguan mata

pencaharian akibat pembangunan jalur rel yang baru dimana hal ini

terkait dengan pembebasan lahan pada tahap pra konstruksi Dampak

negatif yang lain adalah pada tahap konstruksi akan terjadi gesekan kohesi

sosial akibat adanya mobilitas tenaga kerja dan interaksi sosial antara

pekerja dan masyarakat sekitar yaitu kecemburuan sosial dan pergeseran

nilai budaya Sedangkan dampak positif yang timbul adalah adanya

4-121

kesempatan bekerja di proyek dan tumbuhnya UKM (usaha warung

makan dan warung kebutuhan pokok bagi para pekerja) Dampak yang

sama diperkirakan juga akan terjadi pada masa pasca konstruksi yaitu

mobilitas penduduk yang tinggi akan mempengaruhi interaksi sosial dan

pergeseran nilai-nilai budaya dikarenakan berbaurnya nilai-nilai

masyarakat setempat dengan nilai-nilai baru dari penduduk yang datang

dari luar (antara lain wisatawan)

b Pada saat konstruksi adanya gangguan pemanfaatan ruang jalan akses

akan berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi dan kenyamanan penduduk

di sekitar proyek

c Pada tahap operasi adanya dampak terbukanya kesempatan kerja

gangguan lalu lintas dan rawan kecelakaan meningkatnya mobilitas

penduduk dan persepsi positif masyarakat serta meningkatnya

wisatawan

4324 KESEHATAN MASYARAKAT

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur bidang kesehatan masyarakat adalah

peningkatan gangguan pendengaran infeksi saluran pernafasan bagian atas

(ISPA) dan infeksi saluran pencernaan pada tahap konstruksi Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya kegiatan yang menghasilkan debu adanya

penurunan kualitas sanitasi lingkungan dan adanya penurunan kualitas

udara (karena kemacetan lalu lintas dan kepadatan lalu lintas) di sekitar

proyek

Pada awal kegiatan konstruksi keluhan tersebut akan mulai meningkat

seiring bertambahnya volume pekerjaan Namun perlahan-lahan keluhan

tersebut akan menurun pada akhir tahap akhir konstruksi karena kegiatan

proyek menjelang berakhir Hal lain yang perlu dicermati adalah tingkat

keselamatan pekerja dan dampak kesehatan masyarakat sekitar proyek baik

4-122

pada tahap pra konstruksi konstruksi ataupun pasca konstruksi mengingat

banyaknya tenaga kerja yang terlibat

4325 TRANSPORTASI

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur adalah peningkatan kepadatan lalu lintas jalan

(terutama pada pertemuan antara jalan raya dan jalan rel) meningkatnya

tingkat kemacetan menurunnya kecepatan kendaraan darat Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya kegiatan mobilisasi kendaraan-kendaraan

berat seperti buldozer tandem roller dan dump truck keluar masuk lokasi

proyek

Keadaan-keadaan tersebut akan mulai terasa pada akhir tahap pra

konstruksi dan akan terus berlangsung hingga akhir tahap konstruksi Hal

lain yang patut dicermati adalah kondisi rawan kecelakaan pada tahap pasca

konstruksi Namun demikian dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur akan memberikan dampak positif antara lain

1 Kelancaran arus lalulintas di wilayah studi yang semakin lancar sehingga

mempersingkat waktu perjalanan biaya operasional kendaraan

menurunnya pencemaran udara dan menaikkan jaminan keselamatan

pengguna jalan

2 Mengingat konsumsi BBM dan pencemaran udara angkutan KA lebih

rendah dibandingkan angkutan jalan (truk) maka secara nasional ada

penghematan subsidi BBM dan biaya lingkungan

3 Kenaikan PDRB daerah khususnya pada area kiri dan kanan jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur akibat kondisi aksesbilitas semakin baik dan lancar

yang akan lebih menarik wisatawan dan investor ke Danau Cirata dan obyek

wisata lainnya

4-123

433 PRAKIRAAN DAMPAK LINGKUNGAN

Dalam rencana penyusunan suatu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) mencakup tiga tahap kegiatan yaitu

a Tahap Pra-Konstruksi

b Tahap Konstruksi

c Tahap Pasca Konstruksi

Berdasarkan tiga tahapan rencana kegiatan tersebut akan dilihat pengaruh

timbal balik dengan komponen lingkungan yang potensial menimbulkan

dampak dan dituangkan dalam matriks interaksi antara komponen

lingkungan sebagaimana disajikan pada Tabel di bawah ini

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 67 Matriks Interaksi Tahapan Kegiatan dan Komponen-komponen Lingkungan Pembangunan jalur Kereta api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur

Komponen Lingkungan

Sub Komponen Lingkungan

Indikator

Lingkungan

Tahapan Kegiatan Keterangan Pra

Konstruksi Konstruksi Pasca Konstruksi

1 2 3 4 5 6 7

Kimia-Fisika

Iklim

Iklim Mikro 1 = Penetapan Segmen Jalur Kereta Kualitas Udara ξ 2 = Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp Kebisingan ξ ξ ξ 3 = Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Hidrologi Limpasan Air 4 = Mobilisasi Tenaga Kerja Kualitas Air 5 = Pekerjaan Pembangunan Jalur KA

Tanah dan Lahan

Tata Ruang ξ 6 = Pengoperasian Jalur Kereta Api Getaran 7 = Pemeliharaan Maintenance Erosi

Kualitas Tanah ξ

Biologi

Vegetasi Habitat ξ

Keanekaan Jenis

Fauna Darat dan Air

Habitat

Keberadaan Jenis

Sosesbud dan Kesehatan Masyarakat

Sosial Ekonomi

Lapangan Kerja ξ

Aktivitas Ekonomi ξ ξ ξ

Lalu Lintas ξ ξ ξ

Sosial Budaya

Kependudukan

Pendidikan ξ

Adat Istiadat ξ

Tata Nilai ξ

Kesehatan Masyarakat Lingkungan

SanitasiEstetika Lingkungan

ξ

Vektor Penyakit ξ

Kes Masyarakat ξ

Sumber Hasil Analisis 2020

LAPORAN AKHIR 4-124

4-125

4331 TAHAP PRA KONSTRUKSI

Penentuan segmen-segmen jalan kereta api dan bangunan pelengkap yang

perlu dikembangkan merupakan hal penting pada tahap pra-konstruksi

Dampak Potensial yang diperkirakan akan terjadi pada tahapan ini adalah

konflik penggunaan lahan dan tata ruang yang ada saat ini dan terutama

pada saat jalur KA akan dibangun

4332 TAHAP KONSTRUKSI

1 Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp

Pada beberapa lokasi di site proyek akan dibangun base camp yang akan

berfungsi sebagai kantor proyek penginapan buruh dan gudang material

dan peralatan Adapun dampak-dampak yang akan terjadi dari kegiatan

tersebut adalah

(a) pencemaran tanah karena tetesan olie

(b) menurunnya estetika lingkungan

(c) gangguan pada habitat fauna dan

(d) ketidakserasian interaksi sosial antara pekerja pendatang dengan

penduduk setempat

2 Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Untuk mendukung kelancaran pembangunan jalur jalan kereta api akan

digunakan sedikitnya 6 jenis peralatan berat yaitu Bulldozer Excavator

Vibrator Roller Dump Truck Wheel Loader Crane dll Dampak-dampak

potensial yang diperkirakan akan terjadi meliputi

(a) menurunnya kualitas udara

(b) meningkatnya kebisingan dan

(c) kerusakan pada tanaman

4-126

3 Mobilisasi Tenaga Kerja

Kegiatan mobilisasi tenaga kerja diperkirakan akan menimbulkan

dampak-dampak (a) kesempatan kerja dan (b) kecemburuan sosial

tenaga kerja lokal

4 Pekerjaan pembentukan badan jalan KA

Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka pembuatan

badan jalan (jalur rel KA) adalah

Pembersihan rencana jalur jalan KA yang meliputi clearing dan

grubbing

Pekerjaan tanah yaitu kegiatan penggalian dan pembuangan (cut and

fill)

Pembuatan bangunan perlintasan sebidang (level crossing)

terutama di dekat permukimankawasan perkotaan

Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat pelaksanaan

pekerjaan pembentukan badan jalan KA adalah

(a) gangguan air permukaan

(b) gangguan estetika lingkungan dan

(c) gangguan lalu-lintas kendaraan (di perkotaan)

5 Pembuatan Bangunan Pelengkap

Pekerjaan pembuatan bangunan pelengkap meliputi pembangunan

tubuh jalur kereta jembatan box culvert gorong-gorong dan talang air

Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat pekerjaan ini

adalah

(a) terjadinya genangan airbanjir akibat tubuh jalan juga berfungsi

sebagai bendung terhadap aliran air

(b) gangguan aliran air permukaan dan

(c) penurunan kualitas air permukaan

4-127

6 Pembangunan Track

Pekerjaan pemasangan track diperkirakan akan menimbulkan dampak

gangguan lalu lintas walaupun bersifat lokal

4333 TAHAP OPERASI (PASCA KONTRUKSI)

1 Pengoperasian Kereta Api

Pengoperasian kereta api akan dilaksanakan segera setelah

pembangunannya selesai dilaksanakan Dampak-dampak yang

diperkirakan akan timbul yaitu

(a) meningkatnya kebisingan

(b) pengembangan wilayahaktivitas ekonomi

(c) potensi kecelakaan dan

d) gangguan lalulintas

2 Pemeliharaan Jalan Kereta Api

Kegiatan pemeliharaan yang meliputi pemeliharaan rel kereta api sistem

sinyal kereta diperkirakan akan menimbulkan dampak positif yaitu

kelancaran operasi kereta api

Secara lengkap tahapan kegiatan dan dampak yang akan diperkirakan akan

terjadi serta alternatif penanganannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4 68 Matriks Identifikasi Dampak dan Alternatif Penanganan

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

1 Tahap Pra Konstruksi Penentuan Segmen Jalan dan Stasiun Persepsi yang

positifnegatif Sosialisasi

Konflik penggunaan lahantata ruang

melakukan pembebasan lahan yang transparan

2

Tahap Konstruksi

Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp

Pencemaran tanah

Memilih lokasi base camp yang tidak mengganggu lingkungan dan mengembalikan ke kondisi semula setelah selesai

4-128

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

Menurunnya estetika lingkungan

Gangguan pada habitat fauna

Ketidakserasian interaks sosial

Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Menurunnya kualitas udara

Direncanakan jalur khusus mobilisasi alat berat dan material

Meningkatnya kebisingan

Kerusakan pada vegetasi

Mobilisasi Tenaga Kerja

Kesempatan kerja

Mengikutsertakan tenaga lokal dalam pembangunan

Kecemburuan Sosial tenaga kerja lokal

Pekerjaan pembentukan badan jalan KA

gangguan air permukaan

Memberikan alternative pengarahan aliran air atau lalu lintas yang akan terganggu sebelum dilakukan pekerjaan

gangguan estetika lingkungan

gangguan lalu-lintas kendaraan

Pembuatan Bangunan Pelengkap

Gangguan aliran air sungai

Memberikan pengamanan terhadap aliran sungai sehingga material maupun sampah bangunan tidak dibuang atau jatuh ke daerah aliran sungai

Penurunan kualitas air sungai

Pekerjaan Pembangunan Track

Gangguan lalu lintas

Membuat jadwal kerja yang meminimalis gangguan lalu lintas

Pemasangan rambu - rambu

3 Tahap Operasi Pengoperasian Kereta Api Meningkatnya

kebisingan Pemilihan teknologi sarana

Pengembangan wilayahaktivitas

Pemasangan rambu - rambu dan pintu

4-129

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

ekonomi perlintasan Kerawanan

kecelakaan

Gangguan lalu lintas

PemeliharaanMaintenance

Kelancaran operasi Kereta Api

Pemeliharaan secara rutin dan berkala baik sarana maupun prasarana

Sumber Hasil Analisis 2020

434 REKOMENDASI MITIGASI TERHADAP BENCANA

Menurut UU No 24 Tahun 2007 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 9 dan

PP No 21 Tahun 2008 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 6 Mitigasi

bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana

baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

kemampuan menghadapi ancaman bencana Mitigasi bencana ini dibuat

berdasarkan pada hasil analisis risiko bencana yang meliputi mitigasi

bencana gempa bumi longsor amblesan dan banjir Bentuk mitigasi yang

diusulkan terdiri dari dua yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non

struktural

Mitigasi structural adalah upaya untuk mengurangi kerentanan

(vulnerability) terhadap bencana dengan cara rekayasa teknis bangunan

tahan bencana Sedangkan mitigasi non struktural adalah upaya mengurangi

dampak bencana selain dari upaya tersebut diatas Bisa dalam lingkup upaya

pembuatan kebijakan seperti pembuatan suatu peraturan pendidikan dan

pelatihan sosialisasi dan sebagainya

Karena pada trase rencana pembangunan jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur tidak bisa sepenuhnya menghindari kawasan rawan bencana maka

akan di usulan mitigasi bencana untuk meminimalisir dampak negatif di

Trase Jalur Pembangunan Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Pada tabel di

bawah ini akan dijelaskan usulan mitigasi bencana di Jalur Rencana

4-130

Tabel 4 69 Rekomendasi Mitigasi Bencana

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

1 Longsor (LerengTebing)

Mitigasi Struktural

Membangunan dinding penahan tanah dengan jenis DPT Turap atau blok balok pada daerah risiko longsor tinggi Bronjong pada risiko sedang

mencegah terjadinya longsor

Mengatur vegetasi penutup lereng yang berakar tunjang dengan perakarannya menyebar seperti jati mahoni dan sebagainya pada daerah risiko tinggi dan sedang

mencegah terjadinya longsor

Pengalihan drainase pada lereng terjal

mengurangi resapan air ke badan longsoran

Menambah lebar ROW pada jalur risiko longsor tinggi

tidak mencegah atau mengurangi longsor tetapi memberikan kesempatan untuk melakukan tanggap darurat lebih baik pada saat longsor terjadi

Mengarahkan material longsoran dan meminimalkan jatuhantutupan material longsoran pada jalur KA

Longsor (Lembah)

Mitigasi Struktural

Membangunan dinding penahan tanah dengan jenis DPT Turap atau blok balok atau tiang pancang pada daerah risiko longsor tinggi Bronjong pada risiko sedang

mencegah terjadinya longsor

Pengaturan pola dan sistem drainase

mengurangi resapan air ke badan longsoran

Menambah lebar ROW pada jalur risiko longsor tinggi

menggeer dan menjauhkan bidang longsoran dari jalur KA

Mitigasi Non

Struktural

Menyusun SOP Penanggulangan bencana

mengurangi korban bencana

4-131

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

Longsor pada jalur KA Penyediaan Dana On

Call Dana Siap Pakai Cadangan Dana operasional yang selalu tersedia dan siap digunakan setiap saat mulai tanggap darurat sampai berakhir tanggap darurat

Melatih personilsatuan tugas tanggap darurat dalam melakukan penanggulangan bencana longsor

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana longsor pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Meningkatkan alat pemantauanpemasangan early warning system longsor

Deteksi dini kemungkinan terjadi longsoran

Membuat rencana lokasi pembuangan debris (reruntuhan) pada lokasi risiko tinggi

debris bisa dipindahkan ke lokasi yang baik dan tidak menimbulkan masalah

membangun posko pada lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

2 Amblesan Mitigasi Struktural

Membuat drainase untuk mengurangi genangan sekitar jalur KA

mengurangi meresapnya air

ke badan jalur KA yang dapat menyebabkan amblasan

Membuat dinding penahan tanah pada pondasi jalur KA untuk mencegah meresapnya air dari rawa atau genangan air

mencegah meresapnya air dari genangan atau rawa

Non Menyusun SOP mengurangi

4-132

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

Struktural Penanggulangan bencana amblesan pada jalur KA

korban bencana

Melatih personil tanggap

darurat dalam melakukan penanggulangan bencana amblesan

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana amblesan pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna

rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Meningkatkan alat pemantauan

Deteksi dini kemungkinan terjadi amblesan

membangun posko pada lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

3 Banjir Mitigasi Struktural

Membuat bangunan pengendali banjir rumah pompa pada lokasi risiko tinggi

membuat jaringan drainase pada lokasi risiko sedang - tinggi

Non Struktural

Menyusun SOP Penanggulangan bencana amblesan pada jalur KA

mengurangi korban bencana

Melatih personil tanggap darurat dalam melakukan penanggulangan bencana banjir

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana banjir pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Meningkatkan alat pemantauan dan sistem

Deteksi dini kemungkinan terjadi

4-133

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

peringatan dini banjir membangun posko pada

lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Sumber Analisis Konsultan 2020

435 REKOMENDASI HASIL KAJIAN AWAL LINGKUNGAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2012

tentang Jenis Rencana Usaha danatau kegiatan yang wajib memiliki Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) tercantum bahwa untuk

Ȁǡηʹͷ

Km maka wajib dilengkapi dengan studi AMDAL Dengan demikian karena

rencana pembangunan baru ke tiga jalur Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

ηʹͷ

AMDAL Oleh sebab itu perlu ditindaklanjuti dengan dilakukannya Studi

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada tahun anggaran yang

akan datang sebelum dilaksanakannya kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa perlu melakukan koordinasi dengan PTPN VII Kebun Gedeh

terkait koridor yang juga melewati kawasan perkebunan sawit dan

perkebunan lain di lokasi studi Serta beberapa pengembang perumahan dari

mulai Kabupaten Bogor dan kabupaten Cianjur yang terlintasi oleh rencana

pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

4-134

44 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK

441 ESTIMASI BIAYA

4411 KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN JALUR KERETA API

Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur sepanjang 790 Km disusun berdasarkan rencana trase jalur kereta

api tersebut sebagaimana diulas pada bab terdahulu

Secara umum Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Trase Jalur Kereta Api

dibagi menjadi beberapa komponen yang meliputi

1 Biaya Pengadaan Lahan yang meliputi biaya pembebasan (ganti untung)

lahan dan biaya obyek bangunan atau tanaman diatas lahan yang ada

2 Biaya Konstruksi Pembangunan Prasarana Kereta Api yang meliputi biaya

konstruksi jalur rel biaya pembangunan stasiun dan biaya fasilitas operasi

termasuk persinyalan biaya pembangunan Depo dan Balai Yasa serta

biaya bangunan pelengkap lainnya

3 Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api yang meliputi biaya pengadaan

lokomotif kereta api gerbong penumpang dan peralatan khusus termasuk

assesories penunjangnya

4 Biaya Manajemen dan Contigency yang meliputi biaya

persiapanpengelolaan proyek biaya kajian lingkungan biaya

perencanaan dan pengawasan pekerjaan konstruksi dan biaya tak terduga

(Contigency) seperti biaya eskalasi harga dan konstruksi contigency yang

belum dapat diperkirakan sebelumnya

Dalam studi ini proses perhitungan rencana anggaran biaya tidak dilakukan

secara terperincidetail namun hanya berdasarkan simplified desain (desain

dasar) yang ada Untuk perkiraan harga satuan kegiatan sesuai dengan data

sekunder dari proyek proyek sejenis yang sedang berjalan atau berdasarkan

4-135

harga pasar pada saat ini sedangkan untuk volume pekerjaan konstruksi

dihitung berdasarkan rencana tipikal gambar yang ada atau asumsi data pada

pekerjaan yang sudah berjalan sesuai gambar standar dari PT KAI

4412 KOMPONEN BIAYA DAN MANFAAT KELAYAKAN PROYEK

Kelayakan ekonomis didefenisikan sebagai kelayakan bagi semua pihak yang

memanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung dari suatu

pembangunan atau pengembangan suatu sistem transportasi Dalam

kaitannya dengan analisis ekonomi manfaat yang diperoleh semestinya lebih

besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu

perhitungan manfaat merupakan faktor yang sangat penting dalam

memutuskan apakah suatu rencana pembangunan atau pengembangan

dalam hal ini jalan rel disebut layak untuk dilaksanakan atau tidak

Perhitungan manfaat jalan rel juga dinilai lebih peka dibandingkan dengan

perhitungan biaya yang merupakan aspek sipil (konstruksi) Estimasi

komponen manfaat diperoleh dari pengurangan biaya transportasi dengan

adanya pengoperasian KA di wilayah studi Adapun penghematan biaya

transportasi barang sesuai dengan asumsi skenario permintaan perjalanan

dan pembangunan jalan KA

Komponen manfaat dalam studi ini terdiri dari manfaat bagi pengguna jalan

(dalam bentuk saving BOK dan VoT) Manfaat yang dapat dikuantifikasikan

besarnya karena manfaat ini dapat dihitung secara kuantitatif maka dapat

dijadikan masukan bagi perhitungan kelayakan ekonomi diantaranya

meliputi

hearts Peningkatan kinerja jaringan transportasi darat pada rute eksisting

setelah jalan rel dikembangkan Dengan dikembangkannya pelayanan

moda jalan rel maka diharapkan akan terjadi perbaikan terhadap

supply jaringan Sehingga pengguna jalan juga akan merasakan

peningkatan kinerja lalu lintas (misalnya penurunan waktu tempuh)

4-136

hearts Berubahnya pola angkutan penumpang yang semula diangkut

melalui moda angkutan jalan akan berubah dengan sebagian

menggunakan jalan rel Manfaat yang diperoleh berupa intermodal

externality berupa pengurangan biaya operasi kendaraan dan waktu

perjalanan pengguna jalan bahkan penghematan biaya pemeliharaan

jalan

hearts Menurunnya tingkat polusi baik itu polusi udara maupun polusi suara

Sedangkan proses analisis kelayakan finansial pada studi ini dilakukan

dengan menggunakan keuntungan dari tarif KA sebagai nilai manfaat

terhadap pengoperasian jalan KA yang direncanakan dengan

membandingkan antara jumlah biaya (cost) terhadap

pendapatanpengembalian (revenue) yang ditimbulkan sepanjang masa

perencanaan (time horizon)

Salah satu faktor penting untuk mendapatkan investasi yang menguntungkan

dari pembangunan jalur KA ini adalah tarif Pendapatan didapatkan

berdasarkan tarif kereta penumpang

Tabel 4 70 Komponen Biaya dan Manfaat Kelayakan Ekonomi dan Finansial

Analisis Kelayakan

Komponen Biaya (Investasi) Manfaat

Kelayakan Ekonomi

- Biaya Detail Teknis (DED) + AMDAL + Supervisi

- Biaya prasarana jalan KA - Biaya pemeliharaan prasarana - Biaya pengadaan sarana - Biaya operasional dan

pemeliharaan sarana - Biaya pengadaan lahan - Biaya manajemen dan

contigency

- Penghematan BOK - Penghematan Waktu - Penghematan Polusi

Udara

4-137

Analisis Kelayakan

Komponen Biaya (Investasi) Manfaat

Kelayakan Finansial

- Biaya Detail Teknis (DED) + AMDAL+ Supervisi

- Biaya prasarana jalan KA - Biaya pemeliharaan

prasarana - Biaya pengadaan sarana - Biaya operasional dan

pemeliharaan sarana - Biaya pengadaan lahan - Biaya manajemen dan

contigency

- Pendapatan dari tiket penumpang

- Pendapatan dari tiket pengangkutan barang

- Pendapatan dari perdagangan dalam stasiun

4413 BIAYA PENGADAAN LAHAN

Pedoman yang digunakan dalam pengadaanpembebasan tanah adalah

Undang Ȃ Undang No 2 Tahun 2012 dan Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan

untuk Kepentingan Umum dan perubahannya Konsep mendasar dalam

penilaian tanah dan properti adalah pengertian mengenai harga biaya pasar

dan nilai Penilai harus memahami betul pengertian tersebut karena

implementasi antara harga biaya pasar dan nilai biasanya tercantum dalam

setiap laporan penilaian

Dalam melakukan penilaian tanah digunakan Metode Perbandingan Data

Pasar (Sales Comparison Method) Pendekatan Perbandingan Data Pasar

adalah suatu metode untuk memperoleh nilai dengan analisis dan

perbandingan atas properti sejenis yang dinilai dimana data diperoleh dari

orang-orang atau pejabat yang berwenang serta pemilikan properti lainnya

yang mengetahui benar nilai-nilai properti berdasarkan penawaran-

penawaran penjualan atau transaksi yang terjadi di daerah tersebut atas

properti yang kira-kira sebanding Lain dari pada itu diperhatikan faktor-

4-138

faktor seperti lokasi bentuk ukuran mudah atau tidaknya dicapai

(accessibility) dan unsur waktu Data ini kemudian dianalisis dan terhadap

perbedaan antara properti yang dinilai dengan properti yang sebanding

diadakan penyesuaian

Dengan mempertimbangkan seluruh informasi yang relevan Estimasi Nilai

Penggantian Wajar untuk Ganti Rugi yang akan digunakan sebagai dasar

perencanaan besaran biaya pembebasan lahan dalam rencana pembangunan

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur ini secara garis besar sebagai

berikut

a Daerah Pemukiman harga rata-rata Rp 940000-M2

b Lahan Pertanian harga rata-rata Rp 65000-M2

c Hutan Produktif harga rata-rata Rp240000-M2

d Lahan Kering harga rata-rata Rp270000-M2

f Lahan Industri harga rata-rata Rp750000-M2

Untuk memenuhi standar geometrik dan lebar trase jalur kereta api dengan 2

(dua) lajur (double track) Sedangkan untuk prasarana lokasi Stasiun Depo

dan Balai Yasa serta fasilitas umum lainnya guna memenuhi standar minimal

bangunan tersebut maka diperlukan beberapa tambahan

pengadaanpembebasan tanah pada lokasi yang direncanakan

Dengan berpedoman pada ketentuan tersebut di atas maka perkiraan

kebutuhan anggaran biaya pengadaanpembebasan tanah untuk rencana

pembangunan jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur ini sebagaimana

diuraikan dalam Tabel 471 di bawah

4-139

Tabel 4 71 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Tanah

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 23724 2372442 265000 628697 Hutan Produksi 12979 1297926 540000 700880 Lahan Kering 18839 1883904 570000 1073825 Lahan Industri 435 43500 1050000 45675 Lahan Pemukiman 6453 645334 1240000 800214

Total 62431 6243106 3249291 Sumber Hasil Analisis

4414 BIAYA PEMBANGUNAN PRASARANA KERETA API

Harga satuan jenis pekerjaan konstruksi pembangunan jalur kereta api pada

umumnya dihitung berdasarkan metode kerja yang direncanakan dengan

asumsi jenis pekerjaan dilaksanakan oleh kelompok kerja yang dilengkapi

dengan perlengkapan atau peralatan yang diperlukan dan bahan yang diolah

berdasar kualitas yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknik yang

ditentukan Namun dalam perhitungan biaya konstruksi ini besarnya harga

satuan pekerjaan tidak dihitung secara rinci sesuai analisis harga satuan

tetapi dihitung berdasarkan perkiraan harga satuan pekerjaan saat ini dan

berdasarkan referensi pada jenis pekerjaan yang sedang berjalan

Sedangkan perhitungan kuantitas tidak dihitung secara rinci berdasarkan

gambar detail tetapi sesuai tipikal desain yang direncanakan atau gambar

standar yang telah ada

Secara garis besar perhitungan pekerjaan konstruksi dibagi menjadi 8

(delapan) bagian pekerjaan utama yang terdiri dari

1 Persiapan yang meliputi pekerjaan pengukuran pembuatan kantor

lapangan pembersihan lapangan mobilisasidemobilisasi dan

dokumentasi

4-140

2 Pekerjaan Jalan Rel meliputi pekerjaan bangunan atas jalan raya di sepur

raya dan emplasemen dan pekerjaan bangunan bawah

3 Pekerjaan Drainase meliputi pekerjaan saluranselokan pada sisi kiri dan

kanan jalan rel gorong-gorong dan box culvert (bangunan hikmat)

4 Pekerjaan Jembatan (Bangunan Hikmat) yaitu bangunan jembatan yang

melintasi daerah aliran sungai atau waduk

5 Pekerjaan Bangunan StasiunEmplasemen Depo dan Balai Yasa termasuk

fasilitas umum untuk penumpang dan angkutan barang

6 Pekerjaan Struktur bangunan terowongan diperlukan pada trase yang

melintasi bukit untuk memenuhi alinyemen vertikal trase jalur kereta api

termasuk fasilitas drainase

7 Pekerjaan Struktur Perlintasan Tak Sebidang seperti struktur bangunan

underpass atau struktur bangunan overpass untuk trase jalur kereta api

yang melintasi jalan nasional jalan propinsi jalan kabupaten dan jalan

lokal

8 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan yaitu peralatan sinyal dan

perambuan jalur kereta api termasuk peralatan telekomunikasi

Perincian besarnya biaya konstruksi pembangunan jalur kereta api tersebut

di atas sebagaimana dapat dilihat dalam lampiran laporan ini sedangkan

Perkiraan Rekapitulasi Biaya PrasaranaKonstruksi sebagaimana dalam

Tabel 472 dibawah ini

Tabel 4 72 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Prasarana Kereta Api

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta)

Persiapan 0025 2373 Pekerjaan Jalan Rel 37381 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0619 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 3326 2745920

4-141

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta) Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41925 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 16047 164751 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0678 105000

Jumlah 100 11321046 Ppn 10 1132105

Total Keseluruhan 12453151 Sumber Hasil Analisis

4415 BIAYA SARANA KERETA API

Berdasarkan uraian dalam bab di atas rencana pembangunan jalur kereta api

Cileungsi-Jonggol-Cianjur akan digunakan jenis angkutan kereta api

penumpang dan barang dengan kebutuhan Sarana Kereta Api dengan satu

rangkaian (1 Trainset) menggunakan 10 kereta Berdasarkan perhitungan

kebutuhan sarana di atas maka perlu diperhitungkan jalur untuk stabling

rangkaian (train sets) berdasarkan perhitungan di atas pada awal operasi

diperlukan 1 train set

Berdasarkan perkiraan kebutuhan sarana kereta api dengan konfigurasi

seperti tipe diatas maka perkiraan rencana anggaran biaya untuk pengadaan

sarana KRD trainset sesuai perhitungan pola operasi kereta api tersebut

sebagaimana diuraikan dalam Tabel 473 di bawah

Tabel 4 73 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api

Uraian Jumlah (Unit)

Harga (RpJuta)

Total Harga (RpJuta)

Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 1 45000 45000 Lokomotif Barang Tipe CC 206 2 47500 95000 Kereta Penumpang 10 16000 160000 Kereta Barang 20 5600 112000

Total 412000 Sumber Hasil Analisis

4-142

4416 BIAYA MANAJEMEN DAN KONTIGENSI

Yang termasuk biaya manajemen dan contingency antara lain

1 Biaya persiapan dan pengelolaan proyek termasuk biaya perijinan dan

biaya kajian lingkungan

2 Biaya perencanaan dan pengawasan konstruksi

3 Biaya contingency (tak terduga) yang meliputi price contingency (eskalasi

harga) dan construction contingency (biaya tak terduga yang belum

dimasukkan dalam perencanaan) misalnya kondisi tanah dasar bekas

sawahrawa

Perkiraan besarnya biaya manajemen dan contingency tidak dihitung secara

rinci namun pada umumnya dihitung berdasarkan prosentase dari biaya

konstruksi jalur kereta api

Dengan memperhitungkan periodemasa pekerjaan konstruksi

pembangunan jalur kereta api selama 3 (tiga) tahun maka perkiraan

prosentase biaya manajemen dan contingency dalam pekerjaan ini sebesar

10 dari biaya konstruksi dengan perincian prosentase biaya sebagai

berikut

a Biaya Persiapan dan Pengelolaan proyek sebesar 050 dari biaya

konstruksi

b Biaya Perencanaan dan pengawasan sebesar 150 dari biaya konstruksi

c Biaya Price Contigency sebesar 300 dari biaya konstruksi

d Biaya Construction Contigency sebesar 500 dari biaya konstruksi

Sehingga besarnya perkiraan rencana anggaran biaya manajemen dan

contingency seperti dalam Tabel 474 di bawah ini

4-143

Tabel 4 74 Perkiraan Anggaran Biaya Manajemen dan Contigency

Uraian Jumlah Biaya (Rp Juta)

Persiapan dan Manajemen Proyek 62266 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 186797 Price Contigency 373595 Contruction Contigency 622658

Total 1245315 Sumber Hasil Analisis

4417 BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SARANA KERETA

Perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan kereta api disesuaikan dengan

metoda perhitungan yang digunakan untuk menghitung biaya pokok

produksi Kementerian Perhubungan untuk evaluasi tarif angkutan Kereta

Api Penumpang dan Barang Item-item yang diperhitungkan secara umum

adalah sebagai berikut

hearts Bahan bakar minyak (BBM)

hearts Pelumas

hearts Biaya awak masinis asisten masinis PLKA kondektur

hearts Perawatan dan depresiasi

hearts Biaya umum

hearts Biaya manajemen

Berdasarkan perhitungan komponen-komponen tersebut diketahui

kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan sebesar Rp 4090420lintas (1

arah perjalanan) untuk alternatif 1 kemudian Rp 5031700lintas untuk

alternatif 2 dan Rp 5292990lintas untuk alternatif 3 Biaya perawatan

prasarana sebesar Rp 2244125253tahun

4-144

Tabel 4 75 Biaya Perawatan Prasarana Kereta Api

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391 Sumber Hasil Analisis

442 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL

4421 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

Analisis terhadap biaya dan manfaat di atas menghasilkan estimasi indikator

kelayakan ekonomi (NPV BCR dan IRR) sebagai berikut

4-145

Tabel 4 76 Indikator Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Ekonomi Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta)

33214494

2752912

(6630190)

Benefit Cost Ratio - BCR 509 211 103

Economic Internal Rate of Return - EIRR ()

6 1 -3

Sumber Hasil Analisis

Dari hasil analisis diatas bahwa ketiga alternatif pada kajian ini tidak layak

maka dari itu diperhitungkan dengan diasumsikan bahwa pembangunan

prasarana dibiayai seluruhnya oleh pihak swasta Lalu dilihat apakah secara

operasional layak atau tidak Berikut merupakan hasil pada masing-masing

trase

4422 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Analisis Keuangan merupakan perbandingan antara pendapatan dan beban

proyek (biaya investasi pemeliharaan dan operasi) dan menghitung rasio

kelayakan yang terkait dengan menggunakan data-data biaya dan

penerimaan yang terfokus kepada asesmen proyek dari sudut pandang

investasi Selain itu analisis ini merupakan uraian tentang analisis kuantitatif

atas kelayakan proyek dari pembangunan jalur Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Hasil analisis ini juga akan menunjukkan apakah proyek membutuhkan

dukungan keuangan danatau jaminan dari Pemerintah atau tidak

Untuk memperkirakan kinerja keuangan proyek maka diperlukan sejumlah

data masukandiantaranya data sosio-ekonomi makro biaya dan pendapatan

proyek serta faktor lainlain yang relevan

Pada kegiatan ini akan dilakukan analisis terhadap 3 alternatif KA yang

direncanakan dalam studi ini Adapun ulasan ketiga alternatif telah

disampaikan secara rinci pada bab-bab terdahulu

4-146

A Asumsi Ekonomi Makro

Terdapat beberapa asumsi yang berhubungan dengan faktor-faktor Ekonomi

Makro diantaranya sebagai berikut

1 Asumsi Tingkat Inflasi

Proyek ini menggunakan asumsi tingkat inflasi 4 berdasarkan data

Biro Pusat Statistik (BPS) tentang data inflasi year on year basis

menunjukan angka 400 (BPS 2020) Maka pada proyek ini untuk

memastikan inflasi tetap rendah dan stabil angka inflasi berada dalam

kisaran sebesar 314 plusmn1

2 Asumsi Tingkat Suku Bunga

Berdasarkan data dari Bank Indonesia tentang rata-rata tertimbanng

suku bunga kredit perbankan (Juli2020) sebesar 1200 Maka pada

proyek ini digunakan angka suku bunga kredit sebesar 12

3 Asumsi Nilai Tukar

Asumsi nilai tukar mata uang yang digunakan pada Analisis kali ini

berdasarkan data dari Bank Indonesia 2020 sebesar 1 USD = IDR 14000

B Perhitungan Biaya Proyek

Dalam melakukan Perhitungan Biaya Proyek terdapat Beberapa Key

Indicator Finance (indikator-indikator kunci) dalam Financial Analysis

(Analisis Finansial) diantaranya sebagai berikut

i ModalCapital Expenditure (CAPEX)

CAPEX secara khusus dikaitkan dengan pengadaan jasa layanan baru dimana

komponen CAPEX disini meliputi biaya pembangunan prasarana biaya

pengadaan sarana dan biaya manajemen dan contingency yang secara rinci

disajikan pada Tabel 477 di bawah ini Selain itu diperhitungkan pula beban

bunga utang selama masa konstruksi Adapun pada perhitungan ini biaya

pengadaan lahan tidak diperhitungkan dengan asumsi sudah disediakan oleh

pemerintah daerah

4-147

Tabel 4 77 Biaya CAPEX Trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Uraian Pekerjaan Persentase Total Harga (Rp Juta)

Persiapan 0025 2373 Pekerjaan Jalan Rel 37381 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0619 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 3326 2745920 Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41925 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 16047 164751 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0678 105000

Jumlah 100 11321046 Ppn 10 1132105

Total Keseluruhan 12453151

B Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api Persentase Total Harga (Rp Juta) Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 4841 45000

Lokomotif Barang Tipe CC 206 35772 47500 Kereta Penumpang 17214 160000

Kereta Barang Tertutup 42173 392000 Total 929500

C Biaya Manajemen dan Contigency Total Harga (Rp) Persiapan dan Manajemen Proyek 62266 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 186797 Price Contigency 373595 Contruction Contigency 622658

Total 1245315 Sumber Hasil Analisis

ii Biaya Operasional dan PemeliharaanOperating Expense (OPEX)

Biaya ini mencakup biaya-biaya operasi dan pemeliharaan selama siklus

proyek agar aset-aset di lingkup proyek t etap dalam kondisi yang terjaga dan

tetap dalam kondisi yang cukup memadai untuk dapat memberikan output

yang diinginkan Biaya ini mencakup biaya-biaya operasional sarana dan

prasarana perlengkapan dan peralatan manajemen langsung dan asuransi

Pada analisis ini biaya OampM tahunan di-index-kan dengan estimasi kenaikan

per tahun yang disebabkan inflasi yang diasumsikan sebesar 5 per tahun

4-148

Estimasi biaya operasional dan pemeliharaan sarana kereta api per tahun

untuk jalur Cileungsi-Jonggol-Cianjur sebesar Rp 119391 juta per

Kmlintasan Tabel 478 di bawah ini menunjukkan estimasi biaya OPEX per

tahun pada kedua jalur tersebut

Tabel 4 78 Biaya OPEX Trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391 Sumber Hasil Analisis

C Perhitungan Pendapatan

Komponen penerimaan dan estimasi aliran penerimaan pada proyek ini

berasal dari ongkos angkut yang mencakup ongkos angkut barang Rp

800TonKm dan tiket penumpang sebesar Rp 300penumpangKm

Adapun data jumlah angkutan barang dan jumlah penumpang telah dibahas

4-149

pada bab terdahulu sehingga dapat diperhitungan nilai pendapatan pada

ketiga alternatif sebagaimana tersaji pada Tabel 479 berikut ini

Tabel 4 79 Perkiraan Potensi Pendapatan Trase Alternatif

Tahun Pendapatan

Barang (RpJuta) Pendapatan

Penumpang (RpJuta) Pendapatan

Perdagangan (RpJuta) 2024 118880 153378 2777 2025 136712 168716 2930 2026 157219 185587 3091 2027 180802 204146 3261 2028 207922 224561 3441 2029 239111 247017 3630 2030 274977 271718 3829 2031 318973 298890 4040 2032 370009 328779 4262 2033 444011 361657 4497 2034 532813 397823 4744 2035 639376 437605 5005 2036 767251 481366 5280 2037 920701 529502 5571 2038 1104842 582452 5877 2039 1325810 640698 6200 2040 1590972 704767 6541 2041 1909166 775244 6901 2042 2291000 852769 7281 2043 2749200 938045 7681 2044 3299040 1031850 8104 2045 3958848 1135035 8549 2046 4750617 1248539 9019 2047 5700740 1373392 9516 2048 6840889 1510732 10039 2049 8209066 1661805 10591 2050 9850879 1827985 11173 2051 11821055 2010784 2365 2052 14185266 2211862 2495 2053 17022320 2433048 2633

Sumber Hasil Analisis

4-150

D Analisis Rasio

Komposisi modal pada proyek ini disusun sebagaimana pada umumnya

proyek infrastruktur di Indonesia yaitu 3070 yaitu modal sendiri

dibanding pinjaman

Tabel 4 80 Komposisi Modal Nama Jalur Biaya (Rp Juta)

1 CAPEX 12453151

2 Modal Sendiri (30) 3735945

3 Pinjaman KMKKI (70) 8717205

Sumber Hasil Analisis

E Pendanaan (Funding)

Dari skema pembiayaan di atas maka jadwal pembayaran hutang

diperhitungkan dengan dengan asumsi bunga bank 12 dan pembayaran

hutang dihitung flat dengan jangka waktu pinjaman 30 tahun termasuk masa

konstruksi

F Indikator Kelayakan Finansial

Pada tabel di bawah ini disampaikan resume perhitungan indikator

kelayakan finansial jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Nilai FIRR

tidak terhitung nilainya karena tingkat pengembalian yang sangat tinggi saat

NPV=0

Tabel 4 81 Indikator Kelayakan Finansial Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Finansial Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta)

(1266045)

(10410338)

(12774850

Benefit Cost Ratio - BCR 0933 0381 0183

Financial Internal Rate of Return - FIRR ()

0 -5 -9

4-151

G Dukungan Pemerintah

Dari perhitungan Key Indicators Finance di atas maka proyek ini dinyatakan

tidak layak secara keuangan (Financially Unviable) maka proyek

infrastruktur ini tidak menarik bagi sektor swasta untuk berinvestasi di

dalamnya walaupun layak secara ekonomi (economically feasible) namun

pendapatan dari proyek (tarif layanan) tidak cukup dan hal ini tidak

mencapai tingkat keuntungan yang diharapkan (Rate of Return) oleh pihak

swasta Maka diperlukan dukungan pemerintah agar proyek menjadi layak

secara keuangan Dukungan seperti dimaksud hanya dapat dijustifikasi

apabila manfaat ekonominya lebih besar dari biaya

Kontribusi pemerintah untuk menutup kekurangan pendanaanfunding gap

dilakukan melalui pendanaan Viability Gap Fund (VGF) atau subsidi harga

Dalam bagian ini akan dipaparkan Analisis VGF untuk proyek ini agar dapat

menjadi layak secara keuangan

Ketidaklayakan proyek secara finansial ini pada umumnya bersumber dari

beban investasi (biaya pembangunankonstruksi) yang mahal karena

teknologi yang digunakan yang tidak dapat dikembalikan sepenuhnya oleh

tarif layanan infrastruktur yang dibatasi dengan kemampuan membayar

masyarakat Dalam rangka mengatasi permasalahan ketidaklayakan proyek

infrastruktur secara finansial ini pemerintah dapat memberikan dukungan

tunai kepada proyek infrastruktur KPS sebagaimana diatur dalam beberapa

aturan pemerintah yang dapat dibaca pada analisis di bawah ini

4-152

Tabel 4 82 Analisis Dana Dukungan Kelayakan dari Pemerintah (Viability Gap Fund Ȃ VGF)

Uraian Analisis Regulasi Pemerintah tentang 1 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2005 KPBU 2 Perpres Nomor 13 Tahun 2010

3 Perpres Nomor 56 Tahun 2011 4 Perpres Nomor 66 Tahun 2013

Regulasi Pemerintah tentang VGF

PMK Nomor 223PMK0112012 tentang Pemberian Dukungan Kelayakan atas Sebagian Biaya Konstruksi Pada Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur PMK Nomor 223 Tahun 2012 ini merupakan aturan pelaksanaan dari Pasal 17A Perpres Nomor 56 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 67 Tahun 2005 yang memberikan ruang bagi pemerintah untuk dapat memberikan dukungan dalam bentuk kontribusi fiskal yang bersifat finansial terhadap proyek kerjasama (KPS)

Syarat Proyek untuk mendapatkan Dukungan Kelayakan (Viabiility Gap

Kementerian Keuangan Republik Indonesia menetapkan kriteria dan prosedur untuk mendapatkan VGF Kriteria proyek yang dapat mengajukan dukungan dana VGF antara lain sebagai berikut

Fund ndashVGF) a Proyek yang telah memenuhi kelayakan ekonomi tetapi belum memenuhi kelayakan finansial

b Menerapkan prinsip pengguna membayar (tarifuser charge) c Biaya investasi paling kurang senilai Rp10000000000000 (seratus miliar rupiah) d Badan Usaha Swasta Pemenang Lelang yang ditetapkan oleh Pemerintah cq PJPK

(Penanggungjawab Proyek Kerjasama) melalui proses lelang yang terbuka dan

4-153

kompetitif sesuai dengan peraturan tentang Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

e Perjanjian KPS mengatur skema pengalihan aset danatau pengelolaannya dari Badan Usaha

f Penandatangan Perjanjian Kerja Sama kepada Pemerintah cq PJPK pada akhir periode kerja sama

g Hasil Prastudi Kelayakan pada Proyek KPS tersebut harus 1 Mencantumkan pembagian risiko yang optimal antara PemerintahPJPK dan

Badan Usaha Penandatangan Perjanjian Kerja SamaBadan Usaha Pemenang Lelang

2 Menyimpulkan bahwa Proyek KPS tersebut layak secara ekonomi yang juga meliputi aspek teknis hukum lingkungan dan sosial dan

3 Menunjukkan bahwa Proyek Kerja Sama tersebut menjadi layak secara finansial dengan diberikannya dukungan kelayakan VGF

Dana Dukung Bantuan Dana dukung yang didapatkan secara optimal bisa mencapai 49 dari CAPEX

4-154

443 KAJIAN RISIKO

4431 IDENTIFIKASI RISIKO

Identifikasi risiko merupakan suatu proses untuk menentukan risiko yang

mungkin terjadi pada proyek infrastruktur khususnya terkait Kajian Survei

Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

yang mengenal karakteristiknya dampak yang mungkin dihasilkan durasi

dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengantisipasinya Tujuan

dari dilakukannya identifikasi risiko adalah hanya mengidentifikasi segala

risiko yang mungkin terjadi dan bukan untuk mengeliminasi risiko maupun

menciptakan solusi untuk mencegahnya Identifikasi risiko yang merujuk

pada PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII) secara garis besar terdapat

11 (sebelas) identifikasi faktor risiko pada pekerjaan prasarana dan sarana

perkeretaapian yang terdiri dari

hearts Risiko Politik

hearts Risiko Desain Konstruksi dan Uji Operasi

hearts Risiko Sponsor

hearts Risiko Finansial

hearts Risiko Operasi

hearts Risiko Pendapatan

hearts Risiko Konekvitas Jaringan

hearts Risiko Interface

hearts Risiko Politik

hearts Risiko Force Majeure dan

hearts Risiko Kepemilikan Aset

Berdasarkan identifikasi risiko proyek diatas dilakukan dengan

mempertimbangkan lingkup proyek model bisnis proyek sumber

pendanaan dan aspek eksternal proyek Kajian Survei Investigasi Dasar (SID)

Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur Proses identifikasi risiko

4-155

dapat berdasarkan beberapa aspek seperti data historis observasi

benchmark dan expert judgement Adapun 11 (sebelas) uraian Faktor Risiko

pekerjaan prasarana dan sarana perkeretaapian seperti pada tabel 483

dibawah yang digunakan sebagai rujukan dalam mengidentifikasi risiko

untuk pembangunan prasara perkeretaapian dengan skema KPBU

Tabel 4 83 Identifikasi Risiko Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Faktor Risiko Identifikasi Sub Faktor Risiko

Risiko Lokasi Kesulitan pada lokasi yang tat terduga Keterbatasan ruang kerja working space konstruksi Risiko Status Tanah Kontaminasipolusi ke lingkungan lokasi Terhalangnya akses transportasi masyarakat Terganggunya kenyamanan masyarakat yang berada di sekitar area proyek

Risiko Konstruksi Operasi

Desain dan Uji

Ketidakjelasan spesifikasi output Gagal menjaga keamanan dan keselamatan dalam lokasi Kenaikan biaya konstruksi Kinerja kontraktor subkontraktor yang buruk Default kontraktorsub-kontraktor Kesalahan desain Terlambatnya penyelesaian konstruksi Risiko uji operasi (testing amp comissioning)

Risiko Sponsor Default Badan Usaha Default sponsor proyek Default lender proyek

Risiko Finansial Kegagalan mencapai financial close Risiko nilai tukar mata uang Risiko tingkat inflasi dan suku bunga Risiko asuransi Risiko kemampuan fiskal

Risiko Operasi Ketersediaan fasilitas Buruk atau tidak tersedianya layanan Aksi industri Risiko sosial dan budaya lokal Kegagalan manajemen proyek Kegagalan kontrol dan monitoring proyek Kenaikan biaya operasional dan pemeliharaan Kesalahan estimasi biaya life cycle Ketidakhandalan teknologi pelayanan perkeretaapian

dan sistem informasi

Kecelakaan lalu lintas atau isu keselamatan Penyelenggara Prasarana tidak siap dalam skema multi

4-156

Faktor Risiko Identifikasi Sub Faktor Risiko operator

Risiko Pendapatan Risiko pada masa awal operasi (ramp up period) Perubahan proyeksi volume permintaan Kesalahan estimasi dari model sebelumnya Kegagalan pembayaran pengguna prasarana Kesalahan perhitungan estimasi penggunaan prasarana

Risiko Konektivitas Jaringan

Risiko konektivitas dengan jaringan jalur KA eksisting Risiko pengelolaan jaringan jalur rel Risiko fasilitas pesaingcompetitor

Risiko Interface Risiko ketimpangan waktu dan kualitas pekerjaan Risiko perbedaan standarmetode layanan Risiko relasi

Risiko Politik Mata uang asing tidak dapat dikonversi Mata uang asing tidak dapat direpatriasi Risiko ekspropriasi Perubahan regulasi (dan pajak) yang umum Perubahan regulasi (dan pajak) yang diskriminatif dan spesifik Keterlambatan perolehan persetujuan perencanaan Keterlambatan perolehan akses ke lokasi proyek

Force Majeure Bencana alam Force majeure politic Cuaca ekstrim Forst majeure berkepanjangan

Risiko Kepemilikan Aset

Transfer aset setelah kontrak KPBU berakhir Pengalihan bisnis dan pengelolaan aset kereta api eksisting dan yang baru terbangun

4432 IDENTIFIKASI RISIKO

Dalam proses manajemen risiko diperlukan penanganan dan pengendalian

(risk treatment dan risk control) Secara garis besar penanganan risiko

termasuk menanggung risiko menghindari risiko menghilangkan risiko

meminimalisir risiko dan mengalihkan atau mengalokasikan risiko kepada

pihak lain Mitigasi risiko dapat dilihat pada tabel di bawah ini

4-157

Tabel 4 84 Identifikasi Risiko Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api

Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

1 Risiko Lokasi A Kesulitan pada lokasi

yang tak terduga

Tidak teridentifikasinya

utilitas dan kesulitan proses

relokasi utilitas sehingga

terjadi keterlambatan dan

mungkin dilakukan

perpindahan rute Ȃ [Tahap

Konstruksi]

Pelaksanaan identifikasi

utilitas pada saat

perencanaan dengan

didukung oleh data yang

memadai

B Keterbatasan ruang

kerja working space

konstruksi

Terkait penyediaan lahan

untuk ruang kerja pada

masa konstruksi Ȃ [Tahap

Konstruksi

Metode konstruksi

baik Sosialisasi

pemerintah

yang

oleh

C Risiko Status Tanah Kepemilikan sertifikat tanah

ganda ditemukan saat

proyek dilaksanakan Ȃ

[Tahap Pra- konstruksi]

hearts Melaksanakan validasi dan penyelesaian status kepemilikan lahan

hearts Dukungan otoritas terkait sangat penting

D Kontaminasipolusi ke

lingkungan lokasi

Kontaminasipolusi di

lingkungan lokasi yang

mengganggu pelaksanaan

proyek Ȃ [Semua Tahap]

Kesesuaian dengan studi

Amdal yang baik

E Terhalangnya

transportasi

masyarakat

akses Proyek yang memotong

wilayah pemukiman dapat

menimbulkan dampak

terganggunya akses

komunikasi dan ekonomi

masyarakat Ȃ [Tahap

Konstruksi amp Operasi]

Pembuatan

transportasi baru

disepakati bersama

akses

yang

F Terganggunya

kenyamanan

masyarakat yang

berada di sekitar area

Proyek dapat menyebabkan

gangguan kesehatan dan

kenyamanan misalnya

rumah masyarakat rusak

Melakukan studi AMDAL

yang komprehensif dan

melaksanakannya dengan

baik

4-158

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

proyek karena kegiatan konstruksi

[Tahap Konstruksi]

2 Risiko Desain Kontruksi dan Uji Operasi

A Ketidakjelasan

spesifikasi output

Keterlambatan dan kenaikan

biaya akibat spesifikasi

output tidak jelas Ȃ [Tahap

Pra- konstruksi]

hearts Klasifikasi saat proses tender

hearts Kapasitas desain yang baik

hearts Dokumen lelang sebaiknya tersaji dengan jelas dan mudah dipahami agar dapat meningkatkan kompetisi dan menurunkan biaya proyek

B Gagal

keamanan

keselamatan

lokasi

menjaga

dan

dalam

Tingkat kecelakaan selama

pekerjaan konstruksi

berlangsung tinggi Ȃ [Tahap

Konstruksi]

hearts Implementasi prosedur keamanan dan keselamatan kerja yang baik

hearts EPC yang berpengalaman dan handal

C Kenaikan

konstruksi

biaya Kenaikan akibat perubahan

volume pekerjaan ataupun

harga material Ȃ [Tahap

Konstruksi]

hearts Kesepakatan prosedur persetujuan perubahan volume dan ambang batas perubahan

hearts Akomodir perhitungan faktor eskalasi harga di dalam kontrak

hearts Hubungan baik dengan supplier

hearts Klausul penalti atas Liquidity Damages

D Kinerja kontraktor

subkontraktor yang

buruk

Kontraktor Sub-kontraktor

tidak mampu melakukan

pekerjaan sesuai kontrak Ȃ

[Tahap Konstruksi]

Proses pemilihan

kontraktor dan

subkontraktor yang

kredibel

Penerapan penalti

E Default

kontraktorsub-

Kegagalan

kontrak

penyelesaian

oleh

Proses

kontraktor

pemilihan

dan

4-159

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

kontraktor kontraktorsub-kontraktor

karena faktor manajemen

internal amp finansial Ȃ [Tahap

Konstruksi]

subkontraktor yang

kredibel

Penerapan penalti

F Kesalahan desain Menyebabkan ekstrarevisi

desain yang diminta

operator Ȃ [Tahap Pra-

konstruksi amp Konstruksi]

Konsultan desain atau EPC

yang berpengalaman dan

handal

G Terlambatnya

penyelesaian

konstruksi

Dapat termasuk akibat

kualitas keahlian SDM yang

buruk terbatasnya

ketersediaan material amp

peralatan terlambatnya

pengembalian akses lokasi Ȃ

[Tahap Konstruksi]

Kontraktor yang handal

dan klausul kontrak yang

standar termasuk klausul

penalti atas Liquidity

Damages

H Risiko uji operasi

(testing amp

comissioning)

Kesalahan estimasi waktu

biaya dalam uji operasi

teknis Ȃ [Tahap Konstruksi]

hearts Sistem komunikasi amp koordinasi kontraktor konsultan penguji dan operator yang tepat

hearts Konsultan testing amp commissioning yang berpengalaman

3 Risiko Sponsor A Default Badan Usaha Default BU yang mengarah

ke termanasi atau step-in

oleh financier Ȃ [Semua

Tahap]

Konsorsium didukung

sponsor yang kredibel dan

solid

B Default sponsor

proyek

Default pihak sponsor (atau

anggota konsorsium) Ȃ

[Semua Tahap setelah

financial close]

Proses PQ untuk

memperoleh sponsor yang

kredibel

c Default lender proyek Default pihak institusi

keuanganperbankan (atau

sindikasi) karena perubahan

kebijakantrust terhadap BU

atau akibat isu internal

lender Ȃ [Semua Tahap

Pemilihan lender yang

kredibel Kinerja BU

memenuhi kontrak

Pemenuhan persyaratan

lender

4-160

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

setelah financial close]

4 Risiko Finansial A Kegagalan mencapai

financial close

Tidak tercapainya financial

close karena ketidakpastian

kondisi pasar atau struktur

modal proyek yang tidak

optimal Ȃ [Tahap

PraKonstruksi]

Koordinasi dan

konsorsium yang baik

dengan lender yang

kredibel dan potensial

B Risiko nilai tukar mata

uang

Fluktuasi (non ekstrim) nilai

tukar Ȃ [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan dalam Rupiah

hearts Indeks harga pembelian memperhitungkan fluktuasi mata uang

hearts Instrumen lindung nilai diantaranya kontrak berjangka dan opsi mata uang

hearts Risiko C Risiko tingkat inflasi

dan suku bunga

Kenaikan (non ekstrim)

tingkat inflasi terhadap

asumsi dalam life-cycle cost

dan suku bunga Ȃ [Semua

Tahap]

hearts Faktor indeksasi tarif hearts Nilai tingkat suku

bunga

D Risiko asuransi Cakupan asuransi untuk

risiko tertentu tidak lagi

tersedia di pasaran dan

kenaikan substansial tingkat

premi terhadap estimasi

awal Ȃ [Semua Tahap]

Konsultansi dengan

spesialisbroker asuransi

E Risiko kemampuan

fiskal

Kemampuan fiskal untuk

pengembalian availability

payment kepada badan

usaha tidak mencukupi

Perencanaan yang matang

terkait kemampuan

pendanaan Kementerian

Perhubungan

5 Risiko Operasi A Ketersediaan fasilitas Akibat fasilitas tidak bisa Kontraktor yang handal

4-161

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

terbangun Ȃ [Tahap

Konstruksi]

B Buruk atau tidak

tersedianya layanan

Akibat fasilitas tidak bisa

beroperasi Ȃ [Tahap

Operasi]

hearts Operator yang handal

hearts Spesifikasi output yang

jelas

C Aksi industri Aksi mogok larangan

kerjadsb Ȃ [Tahap Operasi]

Kebijakan SDM dan

hubungan industrial yang

baik

D Risiko sosial dan

budaya lokal

Risiko yang timbul karena

tidak diperhitungkannya

budaya atau kondisi sosial

masyarakat setempat dalam

implementasi proyek Ȃ

[Semua Tahap]

Menerapkan program

pengembangan

masyarakat yang people

oriented Pemberdayaan

masyarakat

E Kegagalan manajemen

proyek

Kegagalan atau

ketidakmampuan Badan

Usaha dalam mengelola

operasional Proyek

Kerjasama Ȃ [Tahap Operasi]

Menyusun rencana

manajemen operasi dan

dijalankan oleh secara

professional

F Kegagalan kontrol dan

monitoring proyek

Terjadinya penyimpangan

yang tidak terdeteksi akibat

kegagalan kontrol dan

monitoring oleh Badan

Usaha PJPK Ȃ [Semua

Tahap]

Menyusun rencana kontrol

dan monitoring serta

evaluasi berkala terhadap

efektivitas rancangan dan

pelaksanaan

G Kenaikan biaya

operasional dan

pemeliharaan

Akibat kesalahan estimasi

biaya OampM atau kenaikan

tidak terduga Ȃ [Tahap

Operasi]

Operator yang handal

Faktor eskalasi dalam

kontrak

H Kesalahan estimasi

biaya life cycle

Kesalahan estimasi biaya

diakibatkan tidak

mendapatkan harga yang fix

dan terkini dari supplier Ȃ

[Tahap Operasi]

Kesepakatankontrak

dengan supplier seawal

mungkin

4-162

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

I Ketidakhandalan

teknologi dan sistem

informasi pelayanan

perkeretaapian

Teknologi yang digunakan

tidak dapat dihandalkan

sehingga menggangu

Operasi Ȃ [Tahap Operasi]

Memilih teknologi yang

handal dan vendor yang

tepat

J Kecelakaan lalu lintas

atau isu keselamatan

Tingginya kecelakaan lalu

lintas - [Tahap Operasi]

Asuransi kewajiban pihak

ketiga

K Penyelenggara

Prasarana tidak siap

dalam skema multi

operator

Minimnya pengalaman

dalam mengelola trayek dan

sumber pendapatan dari

skema multi operator

Training dan

pendampingan dari

institusibadan usaha yang

berwenangditunjuk oleh

pemerintah

6 Risiko Konektivitas Jaringan A Risiko konektivitas

dengan jaringan jalur

KA eksisting

Ingkar janji otoritas jalur KA

eksisting menggunakan

jaringan yang baru Ȃ [Tahap

Operasi]

hearts Pemahaman kontrak yang baik oleh sektor publik

hearts Sinkronisasi operator sarana jalur rel eksisting

B Risiko pengelolaan

jaringan jalur rel

Keterbatasan pemerintah

dalam mengatur

penggunaan jaringan jalur

rel yang mempengaruhi

kinerja layanan

perkeretaapian Ȃ [Tahap

Operasi]

Pengaturan pola

perjalanan KA dengan

memperhatikan kapasitas

jalan rel

C Risiko fasilitas

pesaingcompetitor

Ingkar janji otoritas untuk

tidak membangun rute

moda pesaing - [Tahap

Operasi]

Pemahaman kontrak yang

baik oleh sektor publik

7 Risiko Interface A Risiko ketimpangan

waktu dan kualitas

pekerjaan

Ketimpangan waktu dan

kualitas pekerjaan dukungan

pemerintah dan yang

dikerjakan BU Ȃ [Tahap

Konstruksi]

Koordinasi dan integrasi

jadwal pelaksanaan proyek

Pekerjaan perbaikan oleh

pihak yang kualitas

pekerjaannya lebih rendah

B Risiko perbedaan Rework yang substantial Kesepakatan standar

4-163

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

standarmetode

layanan

terkait perbedaan standar

metode layanan yang

digunakan Ȃ[Tahap

Konstruksi]

metode yang akan

diterapkan para pihak

sedini mungkin

C Risiko relasi Miskomunikasi di dalam

internal dan eksternal

organisasi termasuk

mengakibatkan

keterlambatan kesalahan

proses karena kurang

pengalaman di proyek

KPBUProject Financing -

[Semua Tahap]

koordinasi dirancang

disepakati dan

disosialisasikan dengan

baik ke semua pihak

terkait

8 Risiko Politik A Mata uang asing tidak

dapat dikonversi

Tidak tersedianya danatau

tidak bisa dikonversinya

mata uang asing kedari

Rupiah - [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan domestik hearts Akun pembiayaan luar

negeri hearts Penjaminan dari bank

sentral

B Mata uang asing tidak

dapat direpatriasi

Mata uang asing tidak bisa

ditransfer ke negara asal

investor - [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan domestik hearts Akun pembiayaan luar

negeri hearts Penjaminan dari bank

sentral C Risiko ekspropriasi Nasionalisasipengambilalih

an tanpa kompensasi (yang

memadai) Ȃ [Tahap Operasi]

hearts Mediasi negosiasi hearts Asuransi Risiko Politik hearts Penjaminan

pemerintah

D Perubahan regulasi

(dan pajak) yang

umum

Bisa dianggap sebagai risiko

bisnis - [Semua Tahap]

E Perubahan regulasi

(dan pajak) yang

diskriminatif dan

spesifik

Berbentuk kebijakan pajak

oleh otoritas terkait (pusat

danatau daerah) - [Semua

Tahap]

hearts Mediasi negosiasi hearts Asuransi Risiko Politik hearts Penjaminan

pemerintah

F Keterlambatan Hanya jika dipicu keputusan Provisi kontrak yang jelas

4-164

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

perolehan persetujuan

perencanaan

sepihak tidak wajar dari

otoritas terkait - [Tahap Pra-

konstruksi amp Konstruksi]

termasuk kompensasinya

G Keterlambatan

perolehan akses ke

lokasi proyek

Hanya jika dipicu keputusan

sepihak tidak wajar dari

otoritas terkait - [Semua

Tahap]

Provinsi kontrak yang jelas

termasuk kompensasinya

9 Force Majeure A Bencana alam Terjadinya bencana alam

sehingga tidak dapat

beroperasi secara normal -

[Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

B Force majeure politis Peristiwa perang

kerusuhan gangguan

keamanan masyarakat -

[Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

C Cuaca ekstrim Akibat perubahan iklim atau

faktor lain - [Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

D Forst majeure

berkepanjangan

Jika di atas 6-12 bulandapat

mengganggu aspek

ekonomis pihak yang

terkena dampak (terutama

bila asuransi tidak ada) -

[Semua Tahap]

10 Risiko Kepemilikan Aset

A Transfer aset setelah

kontrak KPBU

berakhir

Proses transfer aset

terkendala karena ada

perbedaan mekanisme

pengalihan atau penilaian

[Tahap Operasi]

hearts Pembuatan kontrak yang mengatur perihal transfer aset dengan jelas

hearts Penilaian dilakukan oleh penilai independen yang disepakati bersama

B Pengalihan bisnis dan

pengelolaan aset

kereta api eksisting

Ketidakpastian kondisi

bisnis setalah transfer dari

operator sebelumnya dan

hearts Studi kelayakan bisnis

yang baik dan lengkap

(dalam PFS)

4-165

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

dan yang baru

terbangun

tidak terantisipasinya

kondisi perkeretaapian

eksisting

hearts Kontrak yang jelas dan

mengatur secara detail

pengalihan aset

5-1

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survei Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

5 BAB 5 RANCANGAN DASAR DESAIN KERETA API

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

Pada Sub Bab ini akan dibahas mengenai rancangan dasar desain kereta api yang

berisikan kriteria desain prasarana kereta api yang terdiri dari geometrik jalur

jembatan dan terowongan Serta rancangan dasar desain dari prasarana kereta api

berupa geometrik jalur bangunan hikmat perlintasan tak sebidang terowongan

dan stasiun

51 KRITERIA DESAIN JALUR KERETA API

Kondisi topografi dan strukturformasi geologi merupakan unsur utama

yang menjadi pedoman dalam kegiatan studi menetapkan trasejalur jalan

kereta api Rancangan Pra Desain jalan rel meliputi rancangan alinyemen

horizontal dan alinyemen vertikal bangunan pendukung seperti sistem

drainase dan perlintasan untuk jalan orangsepeda motormobil

Rancangan jalur kereta api akan mengikuti standar-standar dan peraturan-

peraturan yang berlaku di Kementerian Perhubungan maupun PT Kereta Api

(Persero) sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam KAK Faktor-

faktor yang menjadi bahan pertimbangan pokok dalam menetapkan

trasejalur kereta api adalah sebagai berikut

1 Persyaratan teknis perencanaan jalur kereta api

2 Pola operasi kereta api

3 Kemampuan daya tarik lokomotif

4 Daerah-daerah dengan potensi sumber alam

5-2

5 Keamanan dan kenyamanan untuk pengguna jasa angkutan kereta api

6 Kemudahan pelaksanaan pekerjaan konstruksi

7 Biaya pelaksanaan dan pemeliharaan

Dalam Pelaksanaan rancangan trase Jalan Rel yang harus dibuat setidaknya

memenuhi ketentuan sebagai berikut

1) Lebar dan Jarak Jalan rel

a) Lebar jalan rel 1067 mm

b) Jarak minimum antar as jalan rel di petak jalan adalah 400 m (double

track)

c) Ruang bebas kelas I yang diperlebar pada kondisi datar dan kelas 3

pada kondisi pegunungan diperhitungkan adanya muatan double

deck atau muatan peti kemas

d) Jarak minimum antar as jalan rel di lengkung adalah 440 m (double

track)

2) Emplasemen

a) Jarak minimal antar as jalur utama di emplasemen adalah 520 m

b) Wesel menggunakan wesel 112

3) Kecepatan dan Beban Gandar

a) Kecepatan Maksimum 120 kmjam

b) Kecepatan di Emplasemen 45 kmjam

c) Beban Gandar 18 ton

4) Geometri Jalan

a) Jari-ȋȌηͺͲͲ m

b) ζͳͲΩ

ζʹͲΩ pegunungan

c) Kelandaian maksimum di emplasemen adalah 15 ΩǤ

5) Material

a) Jenis rel yang digunakan untuk jalan kelas I adalah R54 dengan

karakteristik dan spesifikasi yang memenuhi ketentuan berlaku

b) Alat penambat rel tipe elastis dengan persyaratan bahan sesuai

5-3

dengan Peraturan Bahan Jalan Rel atau Peraturan yang berlaku

6) Perlintasan yang diperkirakan tidak perlu dijaga harus memenuhi

persyaratan pandangan bebas

52 DESAIN GEOMETRIK TRASE JALAN KERETA API

521 ALINYEMEN HORIZONTAL

Desain Teknis Jalan Rel akan menghasilkan gambar gambar yang terdiri dari

Gambar Situasi Potongan memanjang dan potongan melintang Pada gambar

situasi akan dihasilkan gambar desain situasi dan rencana lengkung

(alinyemen horizontal) Pada gambar potongan melintang akan dihasilkan

rencana kelandaian (Lengkung vertikal)

Adapun desain alinyemen horisontal menggunakan program bantu yaitu

Autocad Civil 3D untuk kriteria jari-jari lengkung panjang spiral dan lain-lain

dapat dilihat dari output program sebagai berikut

Dari hasil desain alinyemen horizontal di dapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 5 1 Alinyemen Horizontal

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

1 IP0 7116125184 9285137814 N82deg 16 35E 0+00000 0+34997

2 IP1 7121674706 928521308 800 0+34997 0+76082 N52deg 51 04E 0+76082 0+92755

3 IP2 7125740351 9285521107 800 0+92755 1+19169 N71deg 46 09E 1+19169 1+58588

4 IP3 71321575 9285732476 800 1+58588 1+87887 N50deg 47 09E 1+87887 2+27558

5 IP4 7138682204 9286264888 800 2+27558 2+84481 S88deg 26 44E 2+84481 3+96526

6 IP5 7156842502 9286215611 800 3+96526 4+70547 N38deg 32 28E 4+70547 5+58270

7 IP6 7166289374 9287401502 800 5+58270 6+04895 N71deg 56 01E 6+04895 6+87441

8 IP7 7180001872 9287848808 800 6+87441 7+57894 N21deg 28 32E 7+57894 8+03983

9 IP8 7185082411 9289140187 800 8+03983 9+00334 S89deg 31 05E 9+00334 9+85670

5-4

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

10 IP9 7199791031 9289127818 1000 9+85670 9+99182 S81deg 46 34E 9+99182 10+42734

11 IP10 7207911391 9289010455 800 10+42734 11+03147 S38deg 30 31E 11+03147 11+25048

12 IP11 7213095605 9288358912 800 11+25048 11+81807 S79deg 09 32E 11+81807 12+67096

13 IP12 7225127605 9288128493 800 12+67096 12+82219 S89deg 59 24E 12+82219 13+77469

14 IP13 723595048 9288128303 1000 13+77469 13+88249 S83deg 48 48E 13+88249 15+39707

15 IP14 7252928872 9287944259 800 15+39707 15+67281 N76deg 26 17E 15+67281 16+78503

16 IP15 7267663337 9288299688 800 16+78503 17+29545 S67deg 00 21E 17+29545 19+17489

17 IP16 7289987554 9287352349 800 19+17489 19+71613 S28deg 14 32E 19+71613 21+04852

18 IP17 7298369619 9285791856 800 21+04852 21+35961 S50deg 31 21E 21+35961 22+91401

19 IP18 7315241952 928440212 800 22+91401 23+76976 S10deg 45 59W 23+76976 23+93636

20 IP19 7313259697 9283359674 800 23+93636 24+71077 S44deg 41 45E 24+71077 25+33408

21 IP20 7321980737 9282478265 800 25+33408 25+71862 S17deg 09 18E 25+71862 26+56843

22 IP21 7325728488 9281264191 800 26+56843 27+00660 S48deg 32 13E 27+00660 28+19483

23 IP22 7337206368 9280250033 1000 28+19483 28+43109 S35deg 00 00E 28+43109 30+04752

24 IP23 7347540824 9278774123 1000 30+04752 30+18060 S27deg 22 31E 30+18060 31+09472

25 IP24 7352474482 9277821314 1000 31+09472 31+27863 S37deg 54 44E 31+27863 32+95296

26 IP25 7364938546 9276220934 800 32+95296 33+45923 S1deg 39 13E 33+45923 34+64977

27 IP26 7365532692 9274162944 800 34+64977 35+68750 S75deg 58 31E 35+68750 36+31129

28 IP27 7385001786 9273676629 800 36+31129 37+54415 S12deg 19 18W 37+54415 37+56945

29 IP28 7381340429 9272000422 800 37+56945 38+93223 S85deg 16 47E 38+93223 39+74351

30 IP29 7403082914 9271820893 800 39+74351 40+57319 S25deg 51 32E 40+57319 41+28376

31 IP30 7410995565 9270188368 800 41+28376 42+37196 S52deg 04 40W 42+37196 42+80411

32 IP31 7397217383 9269114908 800 42+80411 43+91654 S27deg 35 37E 43+91654 43+99633

5-5

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

33 IP32 7403357188 9267940148 800 43+99633 44+99787 N80deg 40 35E 44+99787 46+16804

34 IP33 7428575221 9268354174 800 46+16804 47+43168 S8deg 49 19E 47+43168 47+60336

35 IP34 7431767523 9266297285 800 47+60336 49+11249 N80deg 44 18W 49+11249 49+21553

36 IP35 7411416402 9266629152 800 49+21553 50+52640 S5deg 22 39W 50+52640 52+37048

37 IP36 7408580709 9263616625 800 52+37048 52+98893 S49deg 40 16W 52+98893 54+16209

38 IP37 7396249753 9262569812 800 54+16209 54+39786 S66deg 33 24W 54+39786 56+50185

39 IP38 7364051314 926117356 800 56+50185 58+12518 S49deg 42 20E 58+12518 59+17643

40 IP39 7383015285 9259565615 800 59+17643 59+46963 S70deg 42 17E 59+46963 60+46340

41 IP40 7398461515 9259024841 800 60+46340 61+34925 S7deg 15 37E 61+34925 61+81551

42 IP41 7400843538 9257155128 800 61+81551 63+18707 N74deg 30 32E 63+18707 63+37071

43 IP42 7419097802 9257661058 800 63+37071 64+61379 S16deg 27 44E 64+61379 64+68965

44 IP43 7423383199 925621083 800 64+68965 65+78112 S61deg 42 31W 65+78112 66+22295

45 IP44 7410813555 9255534271 800 66+22295 66+85889 S16deg 09 46W 66+85889 66+99014

46 IP45 7407263122 9254309239 800 66+99014 68+25508 S74deg 25 55E 68+25508 69+26090

47 IP46 7428164458 925372692 800 69+26090 69+93008 S26deg 30 19E 69+93008 70+27100

48 IP47 7433153333 9252726541 800 70+27100 71+04670 S82deg 03 39E 71+04670 71+55853

49 IP48 7450536043 9252484124 800 71+55853 72+83674 S9deg 29 01W 72+83674 73+33124

50 IP49 7448151602 9251056727 800 73+33124 73+59057 S9deg 05 21E 73+59057 76+13357

51 IP50 7452843628 9248123834 800 76+13357 76+70123 S31deg 34 00W 76+70123 77+13519

52 IP51 7440783422 9246160909 800 77+13519 78+89588 N85deg 27 59E 78+89588 78+89969

Dari hasil desain trase di atas harus disesuaikan dengan kriteria peraturan

lengkung sesuai dengan PM 60 Tahun 2012

5-6

Tabel 5 2 Persyaratan Jari-jari Minimum yang Diijinkan

Kecepatan

rencana (kmjam)

Jari-jari minimum lengkung lingkaran tanpa

lengkung peralihan (m)

Jari-jari minimum lengkung lingkaran yang diijinkan

dengan lengkung peralihan (m) 120 2370 780 110 1990 660 100 1650 550 90 1330 440 80 1050 350 70 810 270 60 600 200

Sumber PM 60 Tahun 2012

522 ALINYEMEN VERTIKAL

Adapun desain alinyemen vertikal menggunakan program bantu yaitu

Autocad Civil 3D untuk kriteria kelandaian panjang spiral dan lain-lain dapat

dilihat dari output program sebagai berikut

Dari hasil desain alinyemen Vertikal di dapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 5 3 Alinyemen Vertikal

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out Stasiun Nambo

1 0 + 000 136 000 2 0 + 100 136 000 -1000 3 1 + 500 122 -1000 000 4 2 + 100 122 000 500 5 2 + 700 125 500 000

Stasiun Kembang Kuning 6 3 + 800 125 000 -1000 7 4 + 800 115 -1000 000 8 5 + 500 115 000 -450 9 6 + 600 110 -450 000

10 7 + 450 110 000 -500 11 8 + 450 105 -500 000

Stasiun Cileungsi

12 9 + 650 105 000 -590 13 11 + 000 97 -590 000

Stasiun Mampir

14 13 + 900 97 000 -750 15 15 + 500 85 -750 000

5-7

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out 16 16 + 000 85 000 -730 17 17 + 100 77 -730 000

Stasiun Jonggol 18 18 + 100 77 000 1000 19 18 + 900 85 1000 000 20 19 + 750 85 000 970 21 21 + 500 102 970 000 22 22 + 200 102 000 920 23 23 + 400 113 920 000 24 23 + 800 113 000 -890 25 24 + 700 105 -890 000

Stasiun Sukagalih 26 26 + 100 105 000 -380 27 27 + 400 100 -380 000 28 27 + 800 100 000 1140 29 30 + 000 125 1140 000

Stasiun Cibatu Tiga

30 32 + 400 125 000 480 31 33 + 450 130 480 000 32 34 + 100 130 000 -630 33 35 + 700 120 -630 000 34 36 + 200 120 000 1820 35 38 + 400 160 1820 000 36 38 + 800 160 000 1890 37 42 + 300 196 1890 000

Stasiun Antajaya 38 42 + 950 196 000 1880 39 44 + 700 260 1880 000 40 45 + 000 260 000 1870 41 48 + 750 330 1870 000 42 49 + 220 330 000 1900 43 51 + 850 380 1900 000

Stasiun Mekarjaya 44 52 + 400 380 000 1900 45 54 + 450 419 1900 000 46 54 + 880 419 000 1900 47 57 + 350 466 1900 000 48 57 + 800 466 000 1820 49 58 + 570 480 1820 000

Stasiun Majalaya 50 59 + 250 480 000 -1780 51 61 + 500 440 -1780 000 52 62 + 100 440 000 -1740 53 64 + 400 400 -1740 000 54 66 + 600 400 000 -1000

5-8

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out 55 68 + 100 385 -1000 000

Stasiun Jamali

56 68 + 900 385 000 -1730 57 71 + 500 340 -1730 000 58 72 + 000 340 000 -1670 59 74 + 100 305 -1670 000 60 74 + 700 305 000 570 61 77 + 000 318 570 000 62 77 + 400 318 000 -880 63 78 + 650 307 -880 000 64 79 + 000 307 000 000

Stasiun Selajambe

Untuk alinyemen vertikal desain lengkung harus sesuai dengan peraturan

berikut di bawah ini

Tabel 5 4 Besarnya Radius Lengkung Vertikal Minimum

Kecepatan Rencana

(KmJam)

Radius Minimum Lengkung Vertikal

(m)

V gt 100 8000

ζͳͲͲ 6000

Sumber PM 60 Tahun 2012

523 GAMBAR SITUASIPOTONGAN MEMANJANG DAN POTONGAN

MELINTANG

Dari desain alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal dihasilkan gambar

situasi dan potongan memanjang sebagai berikut

5-9

Gambar 5 1 Situasi Trase Cileungsi-Jonggol-Cianjur

5-10

Gambar 5 2 Potongan Memanjang Trase Cileungsi-Jonggol-Cianjur

5-11

Gambar 5 3 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus dan Lengkung

5-12

Gambar 5 4 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus Timbunan 2 meter dan Galian 2 meter

5-13

Gambar 5 5 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus Timbunan dan Galian lebih dari 6 meter

5-14

Dari hasil perhitungan alinyemen horisontal alinyemen vertical dan

penggambaran di dapatkan rincian Sebagian

Tabel 5 5 Ringkasan Trase Terpilih

No Uraian Kriteria Trase

1 Total panjang rencana trase 790 km 2 Kelandaian maksimal ͳͻΩ 3 Lengkung minimum R800 4 Panjang Terowongan 14 km

Karena rencana trase berada di daerah perbukitan maka untuk mencapai

ζ ͳͻ Ω

beberapa titik yang diberlukan terowongan

53 RENCANA BANGUNAN HIKMAT

Rencana pembangunan Bangunan Hikmat (BH) didapatkan berdasarkan

analisa hidrolika dan perlintasan sebidang dengan sungai Dari analisa

hidrolika yang dilakukan dalam menampilkan deskripsi dari titik simpang

tersebut terkait dengan jenis badan air lebar bentang serta bangunan hikmat

yang direncanakan akan dibangun melintasi badan air tesebut dimana untuk

bentang lt 10 m sebagai bangunan hikmatnya adalah box culvert sedangkan

ηͳͲǤ

terhadap badan air

Tabel 5 6 Bangunan Hikmat Persimpangan dengan Badan Air

No Tp

Km Jenis badan

air

Lebar bentang Jenis bangunan

hikmat Tipe bangunan

hikmat m

TP-1 14+050 Danau 105 Jembatan PCI Girder TP-2 14+340 Danau 210 Jembatan PCI Girder TP-3 17+225 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-4 18+980 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-5 19+550 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400 TP-6 19+715 Sal Irigasi 25 Box Culvert BC 300 x 300 TP-7 22+050 Sungai 50 Jembatan PCI Girder TP-8 25+740 Sungai 30 Jembatan PCI Girder

5-15

No Tp

Km

Jenis badan air

Lebar bentang Jenis bangunan

hikmat Tipe bangunan

hikmat m

TP-9 27+305 Sal Irigasi 25 Box Culvert BC 300 x 300 TP-10 27+650 Sungai 28 Jembatan PCI Girder TP-11 35+950 Sungai 70 Jembatan PCI Girder TP-12 47+425 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-13 50+085 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-14 52+780 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-15 53+665 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-16 62+650 Sungai 10 Jembatan PCI Girder TP-17 70+125 Sal Irigasi 2 Box Culvert BC 300 x 300 TP-18 74+440 Sungai 5 Box Culvert BC 500 x 400 TP-19 74+910 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-20 75+245 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-21 75+590 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400 TP-22 76+110 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400

5-16

Gambar 5 6 Tipikal Jembatan PCI Girder

5-17

54 RENCANA PERLINTASAN TIDAK SEBIDANG

Rencana pembangunan perlintasan tidak sebidang didapatkan berdasarkan perlintasan sebidang dengan jalan Hasil Analisa

untuk menentikan jenis bangunan jembatan lebar bentang serta Panjang jembatan yang direncanakan akan dibangun

melintasi jalan tesebut Berikut daftar persimpangan terhadap jalan

Tabel 5 7 Daftar Perintasan Sebidang

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 1 0+102 Jalan Lokal 250 Ditutup 2 0+157 Jalan Lokal 300 Dialihkan 3 0+240 Jalan Lokal 300 Dialihkan 4 TP 01 0+290 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 5 TP 02 0+900 Jalan Eleveted 98000 PCI Girder 28 x 3500 6 TP 03 1+690 Jl Raya Nambo 700 Overpass 900 x 5000 7 TP 04 2+000 Jl PT Holcim 2000 PCI Girder 1 x 3500 8 2+180 Jl PT Holcim 1200 Dialihkan 9 2+755 Jalan Lokal 400 Ditutup

10 3+185 Jalan Lokal 450 Dialihkan 11 3+460 Jalan Lokal 450 Dialihkan 12 3+835 Jalan Lokal 400 Ditutup 13 TP 05 4+065 Jalan Lokal 700 2 Box Culvert 500 x 400 14 TP 06 4+780 Jl Raya Klapanunggal 700 Overpass 900 x 5000 15 TP 07 5+145 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400

5-18

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 16 TP 08 6+245 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 17 7+085 Jalan Lokal 300 Ditutup 18 TP 09 7+130 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 19 7+470 Jalan Lokal 300 Ditutup 20 TP 10 7+540 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 21 TP 11 7+945 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 22 TP 12 8+390 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 23 8+815 Jalan Lokal 300 Ditutup 24 TP 13 8+800 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 25 TP 14 9+230 Jalan Lokal 700 Overpass 900 x 5000 26 9+445 Jalan Lokal 300 Ditutup 27 TP 15 11+745 Jl Mampir 700 Overpass 900 x 5000 28 11+855 Jalan Lokal 300 Dialihkan 29 12+635 Jalan Lokal 300 Ditutup 30 14+135 Jalan Lokal 300 Ditutup 31 TP 16 14+580 Jl Kelapa Nunggal 700 Overpass 900 x 5000 32 TP 17 14+735 Jl Cimaranggu 700 Overpass 900 x 5000 33 TP 19 15+130 Jl Fontana Lake 700 2 Box Culvert 500 x 400 34 TP 20 15+410 Jl Kawasan Kirana Utara 700 2 Box Culvert 500 x 400 35 15+665 Jalan Lokal 300 Ditutup 36 TP 21 16+255 Jl Cipeuncang 400 Box Culvert 500 x 400 37 16+725 Jalan Lokal 300 Ditutup 38 TP 22 16+900 Jl Raya Cileungsi- 1200 Overpass 1500 X 7500

5-19

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran Jonggol

39 17+025 Jalan Lokal 500 Ditutup 40 TP 23 18+470 Jl Raya Cibarusa 700 2 Box Culvert 500 x 400 41 TP 24 18+635 Jalan Lokal 700 Overpass 900 x 5000 42 TP 25 20+245 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 43 TP 26 20+650 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 44 TP 27 21+505 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 45 TP 28 22+825 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 46 TP 29 23+280 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 47 TP 30 23+655 Jalan Batalyon Polisi 800 2 Box Culvert 500 x 400 48 TP 31 23+920 Jl Raya Jonggol-Cariu 1200 Overpass 1500 X 7500 49 25+020 Jalan Tanah 500 Ditutup 50 TP 32 25+410 Jl KP Jati 500 Overpass 700 x 3000 51 TP 33 25+990 Jl Tegal Panjang 600 Overpass 700 x 3000 52 TP 34 28+220 Jalan Lokal 600 Overpass 700 x 3000 53 TP 35 29+940 Jl Mekarwangi 500 Overpass 700 x 3000 54 TP 36 31+075 Jalan Eleveted 56000 PCI Girder 16 x 3500 55 TP 37 31+925 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 56 TP 38 32+700 Jalan Eleveted 59500 PCI Girder 17 x 3500 57 TP 39 33+490 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 58 TP 40 34+225 Jl Kadongan 400 Box Culvert 500 x 400 59 34+325 Jalan Lokal 400 Dialihkan 60 TP 41 35+470 Jl Transyogi 1200 Overpass 1500 X 7500

5-20

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 61 TP 42 35+650 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 62 36+650 Jalan Lokal 500 Ditutup 63 TP 43 36+945 Jl Cikutamahi 400 Box Culvert 500 x 400 64 TP 44 42+200 Jl Buana Jaya 1200 Overpass 1500 X 7500 65 TP 45 43+450 Jalan Eleveted 154000 PCI Girder 44 x 3500 66 TP 46 44+320 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 67 TP 47 44+880 Jalan Eleveted 35000 PCI Girder 10 x 3500 68 TP 48 45+670 Jalan Eleveted 35000 PCI Girder 10 x 3500 69 TP 49 47+195 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 70 TP 50 48+330 Jalan Eleveted 73500 PCI Girder 10 x 3500 71 49+025 Terowongan 35000 72 TP 51 53+025 Jl Simarasa Mekar Galih 1200 Overpass 1500 X 7500 73 53+450 Jalan Lokal 400 Ditutup 74 54+650 Terowongan 50000 75 57+550 Terowongan 50000 76 57+975 Terowongan 15000 77 TP 52 60+565 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 78 TP 53 61+965 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 79 TP 54 64+750 Jalan Eleveted 56000 PCI Girder 16 x 3500 80 TP 55 65+175 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 81 TP 56 66+050 Jalan Eleveted 84000 PCI Girder 24 x 3500 82 TP 57 67+890 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 83 TP 58 69+380 Jl Raya Jamali 700 Overpass 900 x 5000

5-21

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 84 69+590 Jalan Lokal 500 Dialihkan 85 TP 59 73+100 Jalan Eleveted 108500 PCI Girder 31 x 3500 86 TP 60 77+190 Jl Raya Bandung-Cianjur 1200 PCI Girder 1 x 3500

5-22

Gambar 5 7 Tipikal Perlintasan Sebidang

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

55 RENCANA TEROWONGAN

Pada rencana jalur KA ini terdapat terowongan yang perlu di bangun berikut

daftar lokasi terowongan

Tabel 5 8 Daftar Terowongan

No Terowongan Km Panjang (m) 1 Terowongan 1 48+800 sd 49+100 350

2 Terowongan 2 54+400 sd 54+800 500

3 Terowongan 3 57+200 sd 57+700 575

Total 1425

5-23

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Gambar 5 8 Desain Terowongan

5-24

5-25

Sistem pengerjaan terowongan dijelaskan dengan skema dibawah ini

Gambar 5 9 Siklus Pekerjaan Terowongan

Gambar 5 10 Cara Menggali Terowongan

5-26

56 RENCANA STASIUN

Dalam Trase ini akan dikaji untuk lokasi Stasiun Adapun Lokasi titik-titik

stasiun untuk tiap Alternatif jalur kereta api tersebut dijelaskan pada tabel

berikut ini

Gambar 5 11 Skema Lintas

5-27

Tabel 5 9 Lokasi Stasiun

No KM Jarak Stasiun Lokasi

51+077 00+000

Stasiun Nambo

3500

1 03+500 Stasiun Kembang Kuning Kembang Kuning Kec Klapanunggal Kab Bogor

5800

2 09+300 Stasiun Cileungsi Mampr Kec Cileungsi Kab Bogor

3000

3 12+300 Stasiun Mampir Mampr Kec Cileungsi Kab Bogor

5500

4 17+800 Stasiun Jonggol Sukamanah Kec Jonggol Kab Bogor

7400

5 25+200 Stasiun Sukagalih Sukagalih Kec Jonggol Kab Bogor

6900

6 32+100 Stasiun Cibatu Tiga Cibatu Tiga Kec Cariu Kab Bogor

10500

7 42+600 Stasiun Antajaya Antajaya Kec Tanjung Sari Kab Bogor

9500

8 52+100 Stasiun Mekarjaya Mekarjaya Kec Cikalong Kulon Kab Cianjur

6800

9 58+900 Stasiun Majalaya Majalaya Kec Cikalong Kulon Kab Cianjur

9700

10 68+600 Stasiun Jamali Jamali Kec Mande Kab Cianjur

10400

11 79+000 Stasiun Selajambe Selajambe Kec Sukaluyu Kab Cianjur

5-28

Gambar 5 12 Rencana Stasiun Kecil

5-29

Gambar 5 13 Siteplan Stasiun Kecil

5-30

Gambar 5 14 Rencana Stasiun Besar

5-31

Gambar 5 15 Siteplan Stasiun Besar

6-1 LAPORAN AKHIR

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survei Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Pada Sub bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi untuk studi

trase kereta api lintas Cileungsi Ȃ Jonggol- Cianjur

61 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan secara keseluruhan dapat

diambil beberapa kesimpulan

1 Berdasarkan hasil pengumpulan data sekunder peta topografi kawasan

hutan lindung infrastruktur transportasi dan peta rencana

pengembangan Provinsi Jawa Barat Kabupaten Bogor dan Kabupaten

Cianjur dan hasil Pemilihan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas

Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur maka di usulan terpilih jalur ka untuk

memenuhi aksesibilitas dan mobilitas akan pergerakan dengan panjang

trase plusmn 790 km

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6-2

Gambar 6 1 Rencana Trase Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

2 Kondisi Topografi Geoteknik Dan Hidrolika Hidrologi

a Kondisi Topografi

Dari hasil pengukuran topografi dapat disajikan peta situasi dengan

interval kontur setiap 1 meter Selain garis kontur informasi yang

ditampilkan antara lain sawah sungai bangunan tiang listrik

jembatan dan lain-lain

b Kondisi Geoteknik

hearts Secara umum melihat dari hasil lapangan hasil bor mesin dapat

di temukan kedalaman hasil N gt 50 antara kedalaman 600 Ȃ

1800 meter Kondisi ini masing - masing lokasi tidak bergantung

dari keadaan kondisi litologi tanah

6-3

hearts Secara umum jenis lapisan tanahbatuan yang terdapat pada

sepanjang jalur pemboran yang dilakukan cenderung sama

dimana terdapat batu lempung lempung kepasiran lempung

kelanauan dan breksi vulkanik dengan kepadatan sedang hingga

sangat kaku

c Kondisi HidrolikaHidrologi

hearts Dari pengamatan curah hujan harian maksimum selama 10 tahun

terakhir jenis curah hujan yang terjadi pada daerah wilayah studi

adalah termasuk jenis hujan sangat lebat

hearts Angka-angka curah hujan maksimum tersebut merupakan angka

yang akan dianalisa lebih lanjut untuk mendapatkan nilai debit

rencana dimana untuk jembatan adalah debit rencana untuk

periode ulang 100 tahun

3 Analisis Permintaan Perjalanan

a Total pergerakan penumpang terdapat pada besaran 1 juta

pnptahun pada Tahun 2021 dan meningkat hingga 21 juta

pnptahun pada Tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar

ditemukan pada koridor Kembang Kuning Ȃ Cileungsi sebesar 532

ribu pnptahun

b Total pergerakan barang terdapat pada besaran 338 ribu tontahun

pada Tahun 2021 dan meningkat hingga 732 ribu tontahun pada

Tahun 2051 Nilai terbesar berada pada koridor Kembang Kuning -

Cileungsi

4 Pola Operasi

Trase baru Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur merupakan lintas yang terintegrasi

dengan jaringan jalur kereta api yang ada sekarang dengan demikian pola

pergerakan harus mewadahi kondisi eksisting ini relasi angkutan baik

6-4

barang maupun penumpang yang sangat terkait langsung adalah pergerakan

kereta api dari Bogor ke Cianjur dapat didesain sebagai berikut

Tabel 6 1 Pola Operasi Perjalanan KA

No Trase Cileungsi ndash Jonggol - Cianjur Deskripsi 1 Frekuensi Kereta Api

Kereta Api Penumpang 3 KAhari Kereta Api Barang 3 KAhari

2 Waktu Tempuh Kereta Api Kereta Api Penumpang 115 menit Kereta Api Barang 51 menit

3 Sarana Kereta Api Kereta Api Penumpang 1 Loko + 10 Kereta Kereta Api Barang 2 Loko + 20 Gerbong

4 Kapasitas Kereta Api 80 pnp per kereta 5 Operasional Kereta Api

a Jam Operasional Kereta Api 24 jamhari b Hari Operasional Kereta Api 365 hari tahun

5 Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

Cianjur

Tabel 6 2 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Lahan

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 23724 2372442 265000 628697 Hutan Produksi 12979 1297926 540000 700880 Lahan Kering 18839 1883904 570000 1073825 Lahan Industri 435 43500 1050000 45675 Lahan Pemukiman 6453 645334 1240000 800214

Total 62431 6243106 3249291

6-5

Tabel 6 3 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Lahan Stasiun dan Jalan Akses

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 4382 43820 265000 11612 Hutan Produksi 4465 44649 540000 24110 Lahan Kering 2908 29079 570000 16575 Lahan Pemukiman 22437 224368 1240000 132456

Total 4382 43820 184753

Tabel 6 4 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Prasarana Kereta Api Trase Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta)

Persiapan 0021 2373 Pekerjaan Jalan Rel 31638 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0195 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 16966 1925000 Pekerjaan Bangunan Depo 7051 800000 Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41345 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 1859 201980 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0925 105000

Jumlah 100 11346356 Ppn 10 1134635

Total Keseluruhan 12480991

Tabel 6 5 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api

Uraian Jumlah (Unit)

Harga (RpJuta)

Total Harga (RpJuta)

Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 1 45000 45000 Lokomotif Barang Tipe CC 206 2 47500 95000 Kereta Penumpang 10 16000 160000 Kereta Barang 20 5600 112000

Total 412000

6-6

Tabel 6 6 Perkiraan Anggaran Biaya Manajemen dan Contigency

Uraian Jumlah Biaya (Rp Juta)

Persiapan dan Manajemen Proyek 62404 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 187214 Price Contigency 374429 Contruction Contigency 624049

Total 1248099

Tabel 6 7 Biaya Perawatan Prasarana Kereta Api

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391

6 Kelayakan Ekonomi

Tingkat kelayakan ekonomi pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur yang dihitung menggunakan metoda consumer surplus

sebagai berikut

6-7

Tabel 6 8 Indikator Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Ekonomi Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta) 33214494 2752912 (6630190)

Benefit Cost Ratio - BCR 509 211 103 Economic Internal Rate of

Return - EIRR () 6 1 -3

7 Kelayakan Finansial

Tingkat kelayakan finansial pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol

Ȃ Cianjur sebagai berikut

Tabel 6 9 Indikator Kelayakan Finansial Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Finansial Discount

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta) (1266045) (10410338) (12774850)

Benefit Cost Ratio - BCR 0933 0381 0183 Financial Internal Rate of

Return - FIRR () 0 -5 -9

62 REKOMENDASI

1 Mengingat potensi sumber daya alam hasil pertanian perkebunan hutan

dan pariwisata pada kawasan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol -

Cianjur yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur cukup potensial

maka jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur layak untuk

dikembangkan dengan beberapa pertimbangan

a Kereta api konvensional lebih direkomendasikan pada jalur ini karena

prediksi jumlah demand penumpang dan barang yang cukup besar

Selain itu juga biaya pengadaan dan operasional sarana kereta api

konvensional relatif murah

b Trase ini melewati beberapa pemukiman dan wisata sehingga akan

menjadi pengembangan yang baik bagi wilayah terkait yang mana ini

6-8

akan menjadikan aksesibiltas untuk pilihan moda yang baru bagi

masyarakat Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur

2 Proyek pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur baik

dengan skenario pembangunan prasarana ditanggung pemerintah biaya

sarana dan operasional oleh swastainvestorBUMN maupun skenario

keseluruhan biaya prasarana dan sarana serta operasional oleh

swastainvestorbumn dengan skema konsesi ini dapat memberikan

keuntungan bagi investor dengan penetapan tarif yang sesuai adanya

subsidi dari pemerintah untuk penumpang kelas ekonomi dan

pendapatan dari pengembangan stasiun

3 Rekomendasi Studi Lingkungan

a Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun

2012 tentang Jenis Rencana Usaha danatau kegiatan yang wajib

memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

tercantum bahwa untuk bidangsektor perhubungan darat

η ʹͷ

danatau pembangunan jalur KA elevated gt 5 Km maka wajib

dilengkapi dengan studi AMDAL

b Dengan demikian rencana pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur sepanjang plusmn 79 km termasuk dalam kategori

rencana kegiatan wajib AMDAL Oleh sebab itu perlu ditindaklanjuti

dengan dilakukannya Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) pada tahun anggaran yang akan datang sebelum

dilaksanakannya kegiatan pembebasan lahan dan konstruksi

Adapun studi aspek lingkungan yang dilakukan oleh Konsultan saat

ini merupakan kajian awal dalam rangka untuk mengetahui rona

lingkungan (awal) identifikasi dampak potensial dan arahan

pengelolaan lingkungan serta merekomendasikan perlu dilakukan

studi lingkungan lebih lanjut

i LAPORAN AKHIR

Puji syukur kami ucapkan atas berkah dan rahmat Allah SWT sehingga

laporan ini dapat diselesaikan Kami juga mengucapkan terima kasih atas

kepercayaan pengguna jasa kepada pihak Universitas Gunadarma untuk

melaksanaan kegiatan Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api

Lintas Cileungsi ndash Jonggol ndash Cianjur

Laporan Pengabdian Masyarakat ini membahas mengenai pendahuluan

gambaran umum wilayah hasil survei lapangan analisis data rancangan

dasar desain kereta api dan ringkasan hasil kajian Dengan harapan laporan

ini akan menjadi pegangan untuk melalui tahapan pekerjaan selanjutnya

Jurusan Teknik Sipil ndash Universitas Gunadarma

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID)

JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI ndash JONGGOL - CIANJUR

ii LAPORAN AKHIR

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

11 LATAR BELAKANG 1-1

12 MAKSUD TUJUAN DAN SASARAN 1-3

121 MAKSUD 1-3

122 TUJUAN 1-3

123 SASARAN 1-3

13 RUANG LINGKUP PEKERJAAN 1-3

131 RUANG LINGKUP WILAYAH 1-3

132 RUANG LINGKUP PEKERJAAN 1-4

14 DASAR HUKUM 1-8

15 URAIAN KEGIATAN 1-12

16 TINJAUAN KEBIJAKAN 1-16

17 METODOLOGI 1-18

18 SISTEMATIKA PEMBAHASAN 1-20

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-1

21 GAMBARAN UMUM WILAYAH JAWA BARAT 2-1

211 WILAYAH ADMINISTRASI 2-1

212 KONDISI TRANSPORTASI 2-4

22 GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR 2-9

iii LAPORAN AKHIR

221 WILAYAH ADMINISTRASI 2-9

226 KONDISI TRANSPORTASI 2-11

23 GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN CIANJUR 2-16

231 WILAYAH ADMINISTRASI 2-16

236 KONDISI TRANSPORTASI 2-19

BAB 3 HASIL SURVEI LAPANGAN 3-1

31 SURVEI PENDAHULUAN 3-1

32 SURVEI LAPANGAN 3-3

33 SURVEI TOPOGRAFI 3-3

331 PENGUKURAN KERANGKA DASAR HORIZONTAL 3-7

332 PENGUKURAN KERANGKA DASAR VERTIKAL 3-8

333 PENGUKURAN DETAIL SITUASI 3-9

334 PROSES DATA LAPANGAN 3-10

34 SURVEI GEOTEKNIK 3-14

341 LOKASI PENYELIDIKAN TANAH 3-15

342 PENYELIDIKAN GEOTEKNIK 3-17

343 ANALISA GEOTEKNIK 3-29

35 ANALISIS HIDROLOGI 3-44

351 HUJAN RANCANGAN DAN DISTRIBUSI HUJAN 3-49

352 PERHITUNGAN DEBIT BANJIR 3-52

BAB 4 ANALISIS DATA 4-1

41 ANALISIS TRANSPORTASI 4-1

411 HASIL SURVEI TRANSPORTASI 4-1

412 PEMODELAN TRANSPORTRASI 4-3

42 ANALISIS POLA OPERASI 4-16

421 KRITERIA OPERASI PERJALANAN KERETA API 4-16

422 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG 4-39

423 ANALISA POLA OPERASI PERJALANAN KERETA API 4-43

43 KAJIAN LINGKUNGAN 4-95

431 RONA LINGKUNGAN AWAL DAN PENGGUNAAN LAHAN 4-95

432 KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK 4-119

iv LAPORAN AKHIR

433 PRAKIRAAN DAMPAK LINGKUNGAN 4-123

434 REKOMENDASI MITIGASI TERHADAP BENCANA 4-129

435 REKOMENDASI HASIL KAJIAN AWAL LINGKUNGAN 4-133

44 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK 4-134

441 ESTIMASI BIAYA 4-134

442 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL 4-144

443 KAJIAN RISIKO 4-154

BAB 5 RANCANGAN DASAR DESAIN KERETA API 5-1

51 KRITERIA DESAIN GEOMETRIK JALUR KERETA API 5-1

52 DESAIN GEOMETRIK TRASE JALAN KERETA API 5-3

521 ALINYEMEN HORIZONTAL 5-3

522 ALINYEMEN VERTIKAL 5-6

523 GAMBAR SITUASIPOTONGAN MEMANJANG DAN POTONGAN

MELINTANG 5-8

53 RENCANA BANGUNAN HIKMAT 5-14

54 RENCANA PERLINTASAN TIDAK SEBIDANG 5-17

55 RENCANA TEROWONGAN 5-23

56 RENCANA STASIUN 5-26

BAB 6 RINGKASAN HASIL KAJIAN 6-1

61 KESIMPULAN 6-1

62 REKOMENDASI 6-7

4-1

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Pada Sub Bab ini akan dibahas mengenai analisis transportasi yang berisikan tentang hasil

survei transportasi dan pemodelan transportasi Pemodelan transportasi terdiri dari

jaringan dan simpul transportasi serta pola pergerakan dan proyeksi permintaan dari

penumpang dan barang Dibahas juga mengenai analisa pola operasi kereta api meliputi

kriteria operasi perjalanan kereta api analisa permintaan angkutan penumpang dan barang

implikasi trase yang diusulkan terhadap pola Operasi meliputi kecepatan operasi perjalanan

kereta api kapasitas lintas jenis stasiun di trase terpilih serta layout stasiun Kemudian

untuk kajian aspek lingkungan meliputi rona lingkungan awal dan penggunaan lahan Lalu

dibahas juga mengenai komponen lingkungan yang terkena dampak rencana pembangunan

dan prakiraan dampak lingkungan Direkomendasikan pula mengenai mitigasi terhadap

bencana dan hasil kajian awal lingkungan Pada analisis kelayakan proyek yang berisikan

estimasi biaya yang terdiri dari biaya pengadaan lahan dan sarana biaya pembangunan

prasarana dan biaya operasi lalu dianalisis kelayakan ekonomi dan finansial dilihat juga

untuk kajian risikonya

41 ANALISIS TRANSPORTASI

411 HASIL SURVEI TRANSPORTASI

Survey lalu lintas ditujukan untuk mengetahui besaran arus lalu lintas di ruas

jalan utama Terdapat 2 ruas jalan yang diambil datanya yaitu Jl Raya

Puncak dan Jl Transyogi (di titik Tanjungsari) Waktu pelaksanaan survey

selama 24 jam dengan rincian yang dapat dilihat pada tabel data hasil survei

lalu lintas tahun 2019

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

BAB 4 ANALISIS DATA

4-2

Tabel 4 1 Data Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) dari dan menuju Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur

Titik Lokasi

Jenis Kendaraan Total Sepeda

Motor Mobil

Pribadi

Kendaraan Angkutan

Umum

Kendaraan Angkutan

Barang Tanjungsari

Bogor - Cianjur 8357 2244 180 867 11649 Cianjur - Bogor 6521 2237 133 899 9790

Total 14878 4482 313 1766 21439 Jalan Raya Puncak

Bogor - Cianjur 21021 8839 820 1196 31876 Cianjur - Bogor 20750 8681 796 1108 31335

Total 41771 17520 1616 2304 63211 Sumber Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor 2019

Gambar 4 1 Jaringan Jalan Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur dan Pembebanan Jalan

4-3

412 PEMODELAN TRANSPORTRASI

4121 JARINGAN TRANSPORTASI PADA KORIDOR CILEUNGSI-

JONGGOL-CIANJUR

Jaringan jalan yang sejajar rencana rute jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur merupakan jalan provinsi Sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa

Barat Nomor 620Kep1086-Rek2016 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan

Menurut Statusnya Sebagai Jalan Provinsi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

mempunyai nomor ruas 233 dengan nama ruas jalan Cileungsi-Cibeet dan

nomor ruas 234 dengan nama ruas jalan Selajambe-Cibogo-Cibeet Panjang

ruas tersebut masing-masing adalah 4458 Km dan 287 Km

Keterangan Lokasi Jalan Provinsi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Gambar 4 2 Jaringan Jalan Nasional Pada Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur Sumber Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 620Kep1086-Rek2016

4-4

4122 SIMPUL TRANSPORTASI

Beberapa simpul transportasi pada wilayah kabupatenkota pada koridor

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur tidak cukup banyak pilihan yang

terdiri dari simpul terminal

Tabel 4 2 Prasarana Simpul Transportasi

No Kabupaten Simpul Transportasi

1

Bogor Stasiun Kereta Rel Listrik Nambo

Terminal tipe B Cileungsi Terminal tipe C Jonggol

2 Cianjur Stasiun Selajambe Stasiun Ciranjang

Gambar 43 Integrasi Antarmoda Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

4-5

4123 POLA PERGERAKAN PENUMPANG DAN BARANG

Pola pergerakan penumpang dan barang berbasis kecamatan sehingga zona

yang digunakan adalah zona wilayah administrasi kecamatan di wilayah

Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur terutama data pergerakan

penumpang dan barang dari dan menuju Kecamatan Cileungsi Kecamatan

Jonggol dan Kecamatan Sukaluyu Pola pergerakan nanti akan diolah menjadi

nilai Matriks Asal Tujuan (MAT) Kombinasi MAT didapatikan dari data

sekunder berupa MAT Kab Bogor tahun 2011 MAT Kab Cianjur tahun 2013

dan Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) Tahun 2018 Berikut ini

merupakan penamaan zonasi wilayah yang dilakukan pada kegiatan ini serta

jumlah penduduk pada wilayah kajian

Tabel 4 3 Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Nanggung 83790 2 Leuwiliang 111059 3 Leuwisadeng 67593 4 Pamijahan 138420 5 Cibungbulang 131103 6 Ciampea 150769 7 Tenjolaya 58102 8 Dramaga 100878 9 Ciomas 145579 10 Tamansari 96921 11 Cijeruk 81167 12 Cigombong 88382 13 Caringin 115875 14 Ciawi 101713 15 Cisarua 114921 16 Megamendung 97114 17 Sukaraja 174737 18 Babakan Madang 98519 19 Sukamakmur 71145 20 Cariu 49040 21 Tanjungsari 52681 22 Jonggol 124406 23 Cileungsi 235485

4-6

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 24 Klapanunggal 101642 25 Gunung Putri 259545 26 Citeureup 193808 27 Cibinong 320347 28 Bojonggede 225817 29 Tajurhalang 102545 30 Kemang 94176 31 Rancabungur 54506 32 Parung 106873 33 Ciseeng 96032 34 Gunungsindur 97993 35 Rumpin 122566 36 Cigudeg 114036 37 Sukajaya 58619 38 Jasinga 96836 39 Tenjo 64652 40 Parungpanjang 99890

Jumlah 4699282 Sumber BPS 2020

Tabel 4 4 Jumlah Penduduk Kabupaten Cianjur

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Agrabinta 37995 2 Leles 32795 3 Sindangbarang 53964 4 Cidaun 66824 5 Naringgul 46188 6 Cibinong 59891 7 Cikadu 35867 8 Tanggeung 45696 9 Pasirkuda 35574 10 Kadupandak 50497 11 Cijati 33793 12 Takokak 52618 13 Sukanagara 50784 14 Pagelaran 70313 15 Campaka 65871 16 Campakamulya 24379 17 Cibeber 120353 18 Warungkondang 67564

4-7

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 19 Gekbrong 53470 20 Cilaku 101844 21 Sukaluyu 73033 22 Bojongpicung 73784 23 Haurwangi 55970 24 Ciranjang 78004 25 Mande 72519 26 Karangtengah 139981 27 Cianjur 165062 28 Cugenang 104145 29 Pacet 101335 30 Cipanas 108911 31 Sukaresmi 83294 32 Cikalongkulon 98302 Jumlah 2260620 Sumber BPS 2020

Tabel 4 5 Sistem Zonasi

No Nama Zona No Nama Zona 201 Cariu 303 Karangtengah 202 Tanjungsari 304 Sukaresmi 203 Jonggol 305 Cikalongkulon 204 Cileungsi 1001 Eksternal Utara 205 Klapanunggal 1002 Eksternal Barat 301 Sukaluyu 1003 Eksternal Selatan 302 Mande 1004 Eksternal Timur

4-8

Gambar 4 4 Sistem Zonasi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Dari zonasi wilayah di atas kemudian dibuat desired line dari masing-masing

zona untuk trase yang dipilih Lalu dibuat juga untuk jangkauan pelayanan

dari stasiun yang ditentukan berdasarkan rona awal serta hasil survei

lapangan Berikut gambar desired line dan jangkauan pelayanan stasiun

305 304

302

303

301

1003

202

1002 1004 201

203 205

204

1001

4-9

Gambar 4 5 Desired Line Trase Terpilih

Gambar 4 6 Jangkauan Pelayanan Stasiun Kereta Api

4-10

4124 ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP)

DzȋȌƬ

To Pay (WTP) Angkutan Orang Dengan Kereta Api 13dzǡ

didapatkan bahwa didapatkan rekomendasi berupa usulan tarif angkutan

orang dengan KA kelas ekonomi beberapa kereta Api yang beroperasi di Jawa

Barat

Tabel 4 6 Rekomendasi Usulan Tarif Angkutan Orang dengan KA Kelas Ekonomi

Perkotaan Di Pulau Jawa Tahun 2020

No

Nama Kereta Api

Lintas

Besaran Tarif Saat Ini

(RpOrang)

Rekomendasi Besaran Tarif (RpOrang)

a

Cilamaya Ekspres Cepat Purwakarta Walahar Ekspres

Purwakarta - Tanjung Priok

6000

10000

b Jatiluhur Cikampek Ȃ Tanjung Priok 5000 7000

c Walahar Ekspres Ekonomi Lokal Tanjungpriok - Purwakarta 6000 10000

Sumber Kementerian Perhubungan 2019

4125 PROYEKSI PERMINTAAN PERJALANAN KERETA API

PENUMPANG

Berdasarkan analisis transportasi diatas serta metode proyeksi selanjutnya

dilakukan proyeksi demand dalam periode 30 tahun dari 2021 hingga 2051

Pembebanan pertumbuhan dilakukan pada matriks asal tujuan yang ada di

wilayah studi Hasil proyeksi disajikan pada tabel dibawah ini Proyeksi

demand terbagi menjadi setiap stasiun

Total potensi pergerakan penumpang terbanyak dengan skenario optimis

sebanyak 108 juta pnptahun pada tahun 2021 dan meningkat hingga 251

juta pnptahun pada tahun 2051 Sedangkan pada skenario pesimis jumlah

demand mencapai 21 juta pnptahun pada tahun 2021 dan 42 juta

pnptahun pada tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar ditemukan

pada koridor Kembang Kuning - Cileungsi sebesar 14 jutatahun

4-11

Tabel 4 7 Proyeksi Demand Penumpang KA

Koridor Jumlah Penumpang (pnptahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo-Kembang Kuning 1017654 1167859 1353666 1543720 1743015 1960717 2199140 Kembang Kuning-Cileungsi 850724 976291 1131619 1290498 1457102 1639094 1838407 Cileungsi-Mampir 842612 966981 1120828 1278192 1443207 1623463 1820876 Mampir-Jonggol 476181 546466 633408 722339 815593 917460 1029023 Jonggol-Sukagalih 378819 434733 503899 574646 648833 729872 818624 Sukagalih-Cibatu Tiga 171879 197248 228630 260730 294390 331159 371428 Cibatu Tiga-Antajaya 48099 55198 63980 72963 82383 92672 103941 Antajaya-Mekarjaya 25667 29456 34142 38936 43963 49454 55467 Mekarjaya-Majalaya 45024 51670 59890 68299 77116 86748 97297 Majalaya-Jamali 29646 34022 39435 44972 50778 57120 64066 Jamali-Selajambe 13270 15229 17652 20130 22729 25568 28677

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 8 Proyeksi Demand Penumpang Naik dan Turun KA

Stasiun Jumlah Penumpang (pnptahun)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik

Nambo 166929 166929 191568 191568 222047 222047 253222 253222 285913 285913 321624 321624 360733 360733 Kembang Kuning 532668 532668 611290 611290 708546 708546 808026 808026 912342 912342 1026293 1026293 1151090 1151090 Cileungsi 366430 366430 420516 420516 487420 487420 555853 555853 627614 627614 706003 706003 791853 791853 Mampir 371328 371328 426136 426136 493934 493934 563283 563283 636002 636002 715439 715439 802437 802437 Jonggol 206940 206940 237485 237485 275268 275268 313916 313916 354443 354443 398713 398713 447196 447196 Sukagalih 123731 123731 141993 141993 164585 164585 187692 187692 211923 211923 238392 238392 267381 267381 Cibatu Tiga 39136 39136 44913 44913 52058 52058 59367 59367 67032 67032 75404 75404 84573 84573 Antajaya 15743 15743 18067 18067 20941 20941 23881 23881 26964 26964 30332 30332 34021 34021 Mekarjaya 15378 15378 17647 17647 20455 20455 23327 23327 26339 26339 29628 29628 33231 33231 Majalaya 17910 17910 20553 20553 23823 23823 27168 27168 30675 30675 34507 34507 38703 38703 Jamali 13270 13270 15229 15229 17652 17652 20130 20130 22729 22729 25568 25568 28677 28677 Selajambe 12119 12119 13908 13908 16121 16121 18384 18384 20757 20757 23350 23350 26189 26189

APORAN AKHIR 4-12

4-13

550000

500000

450000

400000

350000

300000

250000

200000

150000

100000

50000

0 Produksi Produksi Produksi Buah- Produksi

Tanaman Sayuran Tanaman Buahan (ton) Tanaman (Ton) Biofarmaka (ton) Perkebunan (Ton)

Bogor Cianjur

4126 PROYEKSI PERMINTAAN PERJALANAN KERETA API BARANG

Selain analisis demand kereta api penumpang dilakukan analisis untuk KA

pergerakan barang Total produksi barang di wilayah kab Bogor mencapai

532341462 tontahun sedangkan di wilayah kab Cianjur mencapai

43218241 Pada wilayah Kabupaten Bogor produksi tanaman perkebunan

menjadi produksi barang yang dominan pada wilayah Kabupaten Bogor

produksi tanaman buah-buahan menjadi produksi barang yang dominan Hal

ini dapat terlihat dari data yang diperoleh dari BPS sebagaimana tersaji pada

Gambar di bawah ini

Gambar 4 7 Total Produksi Wilayah Bogor dan Cianjur Sumber BPS Kab Bogor dan Kab Cianjur 2019

Berdasarkan analisis transportasi di atas serta metode proyeksi selanjutnya

dilakukan proyeksi demand dalam periode 30 tahun dari 2020 hingga 2050

Pembebanan pertumbuhan dilakukan pada matriks asal tujuan yang ada di

4-14

wilayah studi Hasil proyeksi disajikan pada tabel dibawah ini Proyeksi

demand terbagi menjadi setiap stasiun

Total potensi pergerakan barang terbanyak dengan skenario optimis

sebanyak 31 juta tontahun pada tahun 2021 dan meningkat hingga 72 juta

tontahun pada tahun 2051 Sedangkan pada skenario pesimis jumlah

demand mencapai 628 ribu tontahun pada tahun 2021 dan 12 juta

tontahun pada tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar ditemukan

pada koridor Kembang Kuning - Cileungsi sebesar 522 jutatahun

Tabel 4 9 Proyeksi Demand Barang KA Skenario Optimis Moderat dan Pesimis

Koridor Jumlah Barang (tontahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo-Kembang Kuning 338805 388812 450672 513947 580297 652776 732154 Kembang Kuning-Cileungsi 268173 307755 356719 406802 459320 516689 579519 Cileungsi-Mampir 216562 248527 288067 328512 370923 417251 467989 Mampir-Jonggol 118474 135961 157593 179719 202920 228265 256022 Jonggol-Sukagalih 40399 46362 53738 61283 69194 77836 87301 Sukagalih-Cibatu Tiga 22933 26318 30505 34788 39279 44185 49558 Cibatu Tiga-Antajaya 6345 7281 8440 9624 10867 12224 13711 Antajaya-Mekarjaya 421 483 560 639 721 811 910 Mekarjaya-Majalaya 404 463 537 612 691 778 872 Majalaya-Jamali 276 317 367 419 473 532 596 Jamali-Selajambe 131 151 175 199 225 253 284

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 10 Proyeksi Demand Barang Bongkar dan Muat KA

Stasiun Jumlah Barang (tontahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat

Nambo 70632 70632 81057 81057 93954 93954 107145 107145 120977 120977 136087 136087 152635 152635 Kembang Kuning 172574 172574 198045 198045 229555 229555 261784 261784 295580 295580 332498 332498 372930 372930 Cileungsi 98088 98088 112566 112566 130475 130475 148794 148794 168003 168003 188986 188986 211967 211967 Mampir 81910 81910 94000 94000 108956 108956 124253 124253 140294 140294 157817 157817 177008 177008 Jonggol 17466 17466 20044 20044 23233 23233 26495 26495 29915 29915 33652 33652 37744 37744 Sukagalih 19884 19884 22819 22819 26449 26449 30163 30163 34057 34057 38310 38310 42969 42969 Cibatu Tiga 6082 6082 6979 6979 8090 8090 9225 9225 10416 10416 11717 11717 13142 13142 Antajaya 247 247 283 283 328 328 374 374 423 423 475 475 533 533 Mekarjaya 128 128 147 147 170 170 194 194 219 219 246 246 276 276 Majalaya 161 161 185 185 214 214 244 244 276 276 310 310 348 348 Jamali 131 131 151 151 175 175 199 199 225 225 253 253 284 284 Selajambe 119 119 137 137 159 159 181 181 204 204 230 230 258 258

4-15

4-16

42 ANALISIS POLA OPERASI

421 KRITERIA OPERASI PERJALANAN KERETA API

4211 LALU LINTAS KERETA API

Angkutan kereta api dilaksanakan pada jaringan jalur kereta api dalam lintas

pelayanan kereta api yang membentuk jaringan pelayanan perkeretaapian

Jaringan pelayanan perkeretaapian sebagaimana dimaksud terdiri atas

a jaringan pelayanan perkeretaapian antarkota dan

b jaringan pelayanan perkeretaapian perkotaan

4212 JENIS DAN FUNGSI STASIUN

a Fungsi Stasiun bisa dikatagorikan kedalam

1 Stasiun Penumpang (SP)

Stasiun kereta api untuk keperluan naik turun penumpang

2 Stasiun Barang (SB)

Stasiun kereta api untuk bongkar muat barang

3 Stasiun Operasi

Stasiun kereta api untuk menunjang pengoperasian kereta api

b Kelas stasiun kereta api

Setiap stasiun memiliki kelas stasiun baik untuk stasiun penumpang

stasiun barang dan atau stasiun operasi

Kelas stasiun dibagi dalam 3 (tiga) kelas yaitu

1 Kelas besar

Kelas besar dalam pelaksanaannya bisa saja dibagi lagi kedalam

beberapa kelas misalnya kelas besar A B atau kelas besar C

4-17

2 Kelas Sedang

Umumnya berlokasi minimal di kota kecamatan disamping untuk

kepentingan operasi kereta api juga bisa melaksanakan jasa

pelayanan penumpang dan atau barang

3 Kelas kecil

Umumnya di perkampungan atau desa dan hanya untuk kepentingan

ȋȌǯ

c Penentu kelas stasiun

Penentuan klasifikasi stasiun didasarkan kepada kriteria-kreteria dengan

bobot pada masing-masing kreteria 100 angka (point) kriteria dimaksud

adalah sebagai berikut

1 Fasilitas Operasi

Fasilitas Operasi dimaksud adalah jenis peralatan yang

dipergunakan untuk mendukung operasi perjalanan kereta api

untuk lebih jelasnya lihat sub bab Fasilitas operasi

2 Jumlah Jalur

Semakin banyak jalur yang masih aktif maka semakin tinggi bobot

penilaiannya

3 Fasilitas Penunjang

Semakin lengkap fasilitas penunjang maka semakin tinggi bobot

penilaiannya

4 Frekuensi Lalu-lintas (KA)

Semakin banyak jumlah kereta api termasuk semakin lebih banyak

kereta api yang berhenti maka semakin tinggi bobot penilaiannya

4-18

5 Jumlah Penumpang

Semakin banyak jumlah penumpang dan mungkin semakin tinggi

nilai pendapatan maka semakin tinggi bobot penilaiannya

6 Jumlah barang

Semakin banyak jumlah penumpang dan mungkin semakin tinggi

nilai pendapatan maka semakin tinggi bobot penilaiannya

4213 KECEPATAN KERETA API DAN BEBAN GANDAR

a Kecepatan kereta api

1 Kecepatan rencana

2 Kecepatan maksimum

3 Kecepatan operasi

4 Kecepatan komersial

b Beban gandar

Beban gandar adalah beban yang diterima oleh jalan rel dari satu

gandar Beban gandar untuk lebar jalan rel 1067 mm pada semua kelas

jalur maksimum sebesar 18 ton

4214 GEDUNG DAN FASILITAS PENDUKUNG OPERASI KERETA API DI

STASIUN

a Gedung stasiun

Gedung stasiun kereta api merupakan bagian dari stasiun kereta api yang

digunakan untuk melayani pengaturan perjalanan kereta api dan

pengguna jasa kereta api

b Jenis

1 Gedung untuk kegiatan pokok yang terdiri atas

a) hall

b) perkantoran kegiatan stasiun

4-19

c) loket karcis

d) ruang tunggu

e) ruang informasi

f) ruang fasilitas umum

g) ruang fasilitas keselamatan

h) ruang fasilitas keamanan

i) ruang fasilitas penyandang cacat dan lansia da

j) ruang fasilitas kesehatan

2 Gedung untuk kegiatan penunjang stasiun kereta api yang terdiri

atas

a) pertokoan

b) restoran

c) perkantoran

d) perparkiran

e) perhotelan

f) ruang lain yang menunjang langsung kegiatan stasiun kereta

api

3 Gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus di stasiun kereta api

yang terdiri atas

a) ruang tunggu penumpang

b) bongkar muat barang

c) pergudangan

d) parkir kendaraan

4-20

L = 064 m2orang x V x LF

e) penitipan barang

f) ruang atm dan

g) ruang lain yang menunjang baik secara langsung maupun tidak

langsung kegiatan stasiun kereta api

c Persyaratan teknis gedung

1 Persyaratan Bangunan

a) Konstruksi material disain ukuran dan kapasitas bangunan

sesuai dengan standar kelayakan keselamanan dan keamanan

serta kelancaran sehingga seluruh bangunan stasiun dapat

berfungsi secara handal

b) Memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan gedung

dari bahaya banjir bahaya petir bahaya kelistrikan dan bahaya

kekuatan konstruksi

c) Instalasi pendukung gedung sesuai dengan peraturan

perundangundangan tentang bangunan mekanikal elektrik

dan pemipaan gedung (plumbing) bangunan yang berlaku

2 Luas bangunan ditetapkan untuk

a) Gedung kegiatan pokok dihitung dengan formula sebagai

berikut

L = Luas bangunan (m2)

V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu

tahun (orang)

LF = Load factor (80)

4-21

b) Gedung kegiatan penunjang dan gedung jasa pelayanan khusus

di stasiun kereta api ditetapkan berdasarkan kebutuhan

3 Menjamin bangunan stasiun dapat berfungsi secara optimal dari segi

tata letak ruang gedung stasiun sehingga pengoperasian sarana

perkeretaapian dapat dilakukan secara nyaman

4 Komponen gedung meliputi

1 gedung atau ruangan

2 media informasi (papan informasi atau audio)

3 fasilitas umum terdiri dari

4 ruang ibadah

5 toilet

6 tempat sampah

7 ruang ibu menyusui

8 fasilitas keselamatan

9 fasilitas keamanan

10 fasilitas penyandang cacat atau lansia

11 fasilitas kesehatan

4215 PENGALOKASIAN RUANG UNTUK PENGOPERASIAN

a Untuk kepentingan operasi suatu jalur kereta api harus memiliki

pengaturan ruang yang terdiri dari

1 ruang bebas

2 ruang bangun

b Ruang bebas adalah ruang di atas jalan relyang senantiasa harus bebas

dari segala rintangan dan benda penghalang ruang ini disediakan

4-22

untuk lalu Iintas rangkaian kereta api Ukuran ruang bebas untuk jalur

tunggal dan jalur ganda baik pada bagian Iintas yang lurus maupun

yang melengkung untuk lintas elektrifikasi dan non elektrifikasi

c Ruang bangun adalah ruang di sisi jalan rel yang senantiasa harus bebas

dari segala bangunan tetap

d Batas ruang bangun diukur dari sumbu jalan rel pada tinggi 1 meter

sampai 355 meter Jarak ruang bangun tersebut ditetapkan sebagai

berikut

Tabel 4 11 Jarak Ruang Bangun

Segmen Jalur Lebar Jalan Rel (1067 mm dan 1435 mm)

Jalur Lurus Jalur Lengkung Lintas Bebas

Minimal 235 mm di kiri kanan as jalan rel

5PLQLPDOP R gt 300 minimal 245 m Di kiri kanan as jalan rel

Emplasemen Minimal 195 m di kiri kanan as jalan rel Minimal 235 m di kiri kanan as jalan rel Jembatan Terowongan 215 di kiri kanan as jalan rel 215 m di kiri kanan as jalan rel

4216 JENIS ANGKUTAN MELALUI KERETA API

a Angkutan Penumpang

1 Penumpang Eksekutif

Dari pihak penyedia jasa angkutan memberikan pelayanan

yang lebih baik dibandingkan dengan penumpang Bisnis dan

Ekonomi baik dari segi kelonggaran ruangan lebih longgar

dan nyaman dalam 1 (satu) keretagerbong sekitar untuk 50

penumpang

2 Penumpang Bisnis

Perbedaan dengan pelayanan kelas eksekutif adalah ruangan

lebih di persempit sehingga kemampuan jumlah penumpang

dalam 1 (satu) gerbongkereta lebih banyak dalam 1 (satu)

keretagerbong sekitar untuk 64 penumpang

4-23

3 Penumpang Ekonomi

Perbedaan dengan pelayanan kelas ekonomi adalah ruangan

lebih di persempit lagi sehingga kemampuan jumlah

penumpang dalam 1 (satu) gerbongkereta lebih banyak

dalam 1 (satu) keretagerbong sekitar untuk 100 penumpang

b Angkutan Barang

1 Barang Negosiasi

Jenis barang yang diangkut biasanya barangnya tertentu dan

tempatstasiun pemberangkatan dan atau tujuan tetap

2 Barang Non Negosiasi

Kebalikan dari jenis barang di atas jenis barangnya umum dan

terkadang tempatstasiun pemberangkatan dan atau tujuan

tidak tetap

4217 EMPLASMEN STASIUN

a Emplasemen

Emplasen merupakan kumpulan jalur untuk pergerakan sarana

perkeretaapian yang dihubungkan dengan wesel penghubung jalur

melalui mekanisme perangkat persinyalan

b Skema rancangan Layout Emplasemen Stasiun

Klasifikasi jalur kereta api di stasiun dapat diklasifikasikan dalam

beberapa jenis yaitu Jalur langsir atau jalur tepi (Siding track) Jalur

sayap (Loop track) dan jalur utama (main track) ilustrasi dari istilah

dimaksud seperti berikut

4-24

Gambar 4 8 Klasifikasi Dari Jalur Kereta Api

Penetapan jumlah dan lay out jalur di suatu stasiun tergantung berbagai

unsur yang mempengaruhinya antara lain jenis dan kelas stasiun

ketersediaan lahan letak stasiun di dalam suatu jaringan pelayanan dan

lain sebagainya

c Track layout di beberapa karakteristik stasiun

Layout untuk stasiun penghabisan (stasiun buntu) serta stasiun

persimpangan (Junction) dapat didesain dengan berbagai model

diantaranya

CLASIFICATION OF TRACK

LOOP TRACK

MAIN TRACK

SIDING

4-25

Gambar 4 9 Track Layout Kereta Api

d Jenis dan fungsi Jalur di emplasemen suatu stasiun

Jenis Ȃ jenis jalur yang ada sesuai dengan peruntukannya atau ngusi jalur

tersebut beberapa jenis jalur dimaksud diantaranya

1 Jalur utama atau disebut juga jalur kereta api yaitu jalur yang ada

di stasiun yang digunakan untuk kereta api datang berangkat atau

langsung dan dapat dipergunakan juga untuk kegiatan langsir

2 Jalur stabling atau jalur simpan yaitu jalur untuk keperluan

menyimpan sarana perkeretaapian

3 Jalur luncur yaitu jalur setelah penghabisan jalur utama yaitu untuk

kereta api yang datang berhenti

4 Jalur tangkap yaitu jalur untuk menangkap gelundungan sarana

kereta api

4-26

4218 PERON

a Fungsi

Peron sebagai tempat yang digunakan untuk aktifitas naik turun

penumpang kereta api

b Jenis

1 Peron tinggi

2 Peron sedang

3 Peron rendah

c Persyaratan Penempatan

1 Ditepi jalur (side platform)

2 Diantara dua jalur (island platform)

d PersyaratanTeknis

1 Persyaratan Pembangunan

a) Tinggi

1) Peron tinggi tinggi peron 1000 mm diukur dari

kepala rel

2) Peron sedang tinggi peron 430 mm diukur dari

kepala rel

3) Peron rendah tinggi peron 180 mm diukur dari

kepala rel

b) Jarak tepi peron ke as jalan rel

1) Peron tinggi 1600 mm (untuk jalan rel di lurusan)

dan 1650 mm (untuk jalan rel di lengkungan)

2) Peron sedang 1350 mm

3) Peron rendah 1200 mm

c) Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang

kereta api penumpang yang beroperasi

d) Lebar peron dihitung berdasarkan jumlah penumpang

dengan menggunakan formula sebagai berikut

4-27

b = Lebar peron (meter)

V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu

tahun (orang)

LF = Load factor (80)

I = Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang kereta

api penumpang yang beroperasi (meter)

1) Hasil penghitungan lebar peron menggunakan formula

di atas tidak boleh kurang dari ketentuan lebar peron

minimal sebagai berikut

Tabel 4 12 Ketentuan Minimal Lebar Peron

No

Jenis Peron

Di antara dua j a lur (island platform)

Di t epi j alur (side platform)

1 Tinggi 2 meter 165 meter

2 Sedang 25 meter 19 meter

3 Rendah 28 meter 205 meter

2) Lantai peron tidak menggunakan material yang licin

2 Peron sekurang-kurangnya dilengkapi dengan

a lampu

b papan petunjuk jalur

c papan petunjuk arah

d batas aman peron

3 Persyaratan operasi

a Hanya digunakan sebagai tempat naik turun

penumpang dari kereta api

b = 064 m2orang x V x LF I

4-28

b Dilengkapi dengan garis batas aman peron

1) Peron tinggi minimal 350 mm dari sis tepi luar

ke as peron

2) Peron sedang minimal 600 mm dari sisi tepi luar ke as peron

3) Peron rendah minimal 750 mm dari sisi tepi luar ke as peron

4219 FREKUENSI PERJALANAN KERETA API DAN PROGRAM

PERJALANAN KERETA API

a Frekuensi perjalanan kereta api adalah program perjalanan kereta api

yang direncanakan jalan untuk waktu tertentu relatifnya diprogramkan

untuk waktu satu tahun

b Kapasitas lintas adalah kemampuan suatu lintas untuk dapat dilewati

oleh sejumlah perjalanan kereta api dalam kurun waktu tertentu

misalnya dalam waktu 24 jam waktu periode sibuk (peak hour) dst

Rumusan besaran kapasitas lintas berdasarkan rumus scott sebagai

1 Kapasitas lintas jalur tunggal (1440H x 60) KA

2 Kapasitas lintas jalur ganda (1440H x 70) KA

H = Headway = (Jarak petak jalan kecepatan rata2) + C menit

C = pelayanan hubungan blok AElig 025 menit atau 1 menit

025 menit di persinyalan elektrik

1 menit di persinyalan mekanik

42110 JENIS DAN SPESIFIKASI SARANA PERKERETAAPIAN

Sarana perkeretaapian adalah lokomotif kereta gerbong KRD KRL

dan Peralatan khusus variasi sarana perkeretaapian yang dapat

digunakan untuk kebutuhan pelayanan angkutan di lebar jalur 1067

mm yang ada di wilayah Daerah Operasi 1 Jakarta dan 2 Bandung

diantaranya adalah

4-29

a Lokomotif CC 201 202 203 204 dan 206

b Kereta Ekonomi kereta bisnis kereta eksecutif dan kereta wisata

(Priority Car) dengan berbagai type dan tahun produksinya

c Kereta Rel Diesel dan kereta rel Listrik dengan berbagai jenis klas-

nya

d Gerbong datar gerbong tanki dan gerbong tertutup

Berikut ini tercantum tabel jumlah armada lokomotif yang digunakan

diberbagai wilayah yang dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia serta

spesifikasi teknis lokomotif dimaksud sebagai berikut

4-30

a Armada Lokomotif CC 201 sd CC 206

Tabel 4 13 Jumlah Armada lokomotf CC 201 sd CC 206

Type Loko

Daya Motor Diesel (bhp)

Ketersediaan (unit)

Tahun Operasi

Kecepatan Maksimum (kmjam)

Wilayah Operasi

(umur) 31-40

thn 21-30

thn 11-20

thn 6-10 thn 0-5 thn TOTAL

CC 201 1950 29 unit 91 unit 4 unit 7 unit - 131 unit Tahun 1977 80 Jawa

CC 202 2250 - 29 unit 9 unit - 9 unit 47 unit Tahun 1986 80 Jawa

CC 203 2150 - - 37 unit - - 37 unit Tahun 1995 120 Jawa

CC 204 2150 - - - 10 unit - 10 unit Tahun 2006 120 Jawa

CC 204 MO 2150 - - - 7 unit - 7 unit Tahun

2003 120 Jawa

CC 205

2200

-

-

-

-

6 unit

6 unit

Tahun 2011

80

Sub Divre 32

Tanjung Karang

CC 206 2250 - - - - 100 unit 100 unit Tahun 2014 120 Jawa

Sumber Album Lokomotif PT KAI Tahun 2013

4-31

b Daftar beban tarik lokomotif CC 201 sd CC 204

Tabel 4 14 Beban Tarik Setiap Jenis Lokomotif Pada Landai Penentu dan Kecepatan Tertentu

4-32

a Gambar Lokomotif CC 200 sd CC 203

Gambar 4 10 Lokomotif CC 200 sd CC 203

4-33

b Spesifikasi Teknik Lokomotif CC 204

Gambar 4 11 Spesifikasi Teknis Lokomotif CC 204

4-34

c Tabel Beban Tarik Lokomotif CC 204

Tabel 4 15 Beban Tarik Lokomotif CC 204

d Gambar Lokomotif CC 204

Gambar 4 12 Lokomotif CC 204

4-35

e Spesifikasi Teknik Lokomotif CC 206

Gambar 4 13 Spesifikasi Teknis Lokomotif CC 206

4-36

f Kurva Beban Tarik Lokomotif CC 206

Gambar 4 14 Kurva Beban Teknik Lokomotif CC 206

g Gambar lokomotif CC 206

Gambar 4 15 Lokomotif CC 206

h Beberapa data teknis kereta ekonomi

4-37

hearts Nama pembuat PT INKA

hearts Pemesan Dep Hub

hearts Tahun pembuatan 2007

hearts Jumlah 15 units

hearts Kapasitas penumpang 106 penumpang

hearts Kecepatan maksimum 100 km jam

hearts Lebar sepur 1067 mm

hearts Beban gandar 14 tons

hearts Panjang kereta 20920 mm

hearts Berat kosong 33 tons

i Spesifikasi Teknis KRDI (Kereta Rel Diesel)

Tabel 4 16 Spesifikasi Teknis Kereta Rel Diesel (KRDI)

Panjang kereta dan kopler 207 m

panjang body kereta 20 m

Lebar body kereta 299 m

Tinggi body kereta dari top rel 353 m

Gambar 4 16 Lokomotif Kereta Rel Diesel (KRDI)

j Jenis Gerbong

4-38

Gerbong adalah sarana kendaraan jalan rel yang khusus digunakan

untuk angkutan barang baik barang cair padat atau barang lainnya

Beberapa jenis gerbong yang ada di PT KAI diantaranya sebagai

berikut

frac34 Gerbong terbuka

frac34 Gerbong tertutup

frac34 Gerbong ketel

Contoh gambar gerbong dimaksud yaitu

Gambar 4 17 Gerbong terbuka

Gambar 4 18 Gerong Datar

Gambar 4 19 Gerbong tertutup dan gerbong ketel

4-39

Berat kosong bervariasi asumsi yang digunakan 145 ton dan berat

mauatan mulai 31 ton sd 50 ton asumsi untuk perhitungan

kebutuhan gerbong berat muatnya diasumsikan 31 ton jadi relatif

berat gerbong beserta isinya 45 ton

422 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG

4221 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG PER

HARI

Berdasarkan analisa potensi demand per tahun pada Bab 4 sebagaimana

tercantum dalam analisis transportasi dapat dihitung potensi demand per

hari sebagai acuan untuk memprakirakan kebutuhan frekuensi kereta api di

lintas trase terkait perhitungan sementara demand per hari dengan cara

membagi demand per tahun dengan nilai 365 Berikut ini beberapa tabel

prakiraan kebutuhan angkutan penumpang dan barang yang diprediksikan

mulai tahun 2021 sampai dengan tahun 2051 yang diurut per 5 tahunan

sebagai berikut

Tabel 4 17 Prakiraan Kebutuhan Angkutan Penumpang

Keterangan Jumlah Penumpang (pnphari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo-Kembang Kuning 2788 3200 3709 4229 4775 5372 6025 Kembang Kuning-Cileungsi 2331 2675 3100 3536 3992 4491 5037 Cileungsi-Mampir 2309 2649 3071 3502 3954 4448 4989 Mampir-Jonggol 1305 1497 1735 1979 2235 2514 2819 Jonggol-Sukagalih 1038 1191 1381 1574 1778 2000 2243 Sukagalih-Cibatu Tiga 471 540 63 71 81 907 1018 Cibatu Tiga-Antajaya 132 151 18 200 226 254 285 Antajaya-Mekarjaya 70 81 94 107 120 135 152 Mekarjaya-Majalaya 123 142 164 187 211 238 267 Majalaya-Jamali 81 93 108 123 139 156 176 Jamali-Selajambe 36 42 48 6 62 70 79

4-40

Tabel 4 18 Prakiraan Kebutuhan Angkutan Barang

Keterangan Jumlah Barang (tonhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo-Kembang Kuning 928 1065 1235 1408 1590 1788 2006 Kembang Kuning-Cileungsi 735 843 977 1115 1258 1416 1588 Cileungsi-Mampir 593 681 789 900 1016 1143 1282 Mampir-Jonggol 325 372 432 492 556 625 701 Jonggol-Sukagalih 111 127 147 168 190 213 239 Sukagalih-Cibatu Tiga 63 72 84 95 108 121 136 Cibatu Tiga-Antajaya 17 20 23 26 30 33 38 Antajaya-Mekarjaya 12 13 15 18 20 22 25 Mekarjaya-Majalaya 11 13 15 17 19 21 24 Majalaya-Jamali 08 09 10 11 13 15 16 Jamali-Selajambe 04 04 05 05 06 07 08

Pada prakiraan angkutan penumpangnya frekuensi tertinggi berdasarkan

perhitungan pada tabel417 dan tabel 418 di atas secara berurutan tercatat

hearts tahun 2021 sebesar 2788 penumpang

hearts tahun 2026 sebesar 3200 penumpang

hearts tahun 2031 sebesar 3709 penumpang

hearts tahun 2036 sebesar 4229 penumpang

hearts tahun 2041 sebesar 4775 penumpang

hearts tahun 2046 sebesar 5372 penumpang

hearts tahun 2051 sebesar 6025 penumpang

Sedangkan angkutan barang tercatat sebagai berikut

hearts tahun 2021 sebesar 928 ton

hearts tahun 2026 sebesar 1065 ton

hearts tahun 2031 sebesar 1235 ton

hearts tahun 2036 sebesar 1408 ton

hearts tahun 2041 sebesar 1590 ton

hearts tahun 2046 sebesar 1788 ton

hearts tahun 2051 sebesar 2006 ton

Nilai prakiraan angkutan penumpang dan barang ini akan menjadi bahan

perhitungan untuk menentukan besaran frekuensi perjalanan kereta api

yang dibutuhkan

4-41

4222 ANALISIS VOLUME PERGERAKAN TURUN NAIK PENUMPANG

DAN BONGKAR MUAT BARANG DI STASIUN

Perhitungan besaran jumlah turun naik penumpang atau barang di stasiun

ditujukan untuk memprakirakan jenis stasiun apa di trase kajian serta untuk

memahami juga untuk kebutuhan luas peron di stasiun Berdasarkan kajian

transportasi di Bab 4 pada analisis transportasi tentang prakiraan jumlah

penumpang yang turun naik dan bongkar muat barang di stasiun pada

volume per tahun maka dapat dihitung untuk besaran per harinya dengan

pembagi 365 hasilnya sebagai berikut

Tabel 4 19 Prakiraan Volume Turun Naik Penumpang Per Hari Tahun 2021

Sampai Dengan Tahun 2051

Nama-nama Stasiun Potensi Turun - Naik Penumpang per hari di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo 915 1050 1217 1388 1567 1762 988

Kembang Kuning 2919 3350 3882 4428 4999 5624 3154

Cileungsi 2008 2304 2671 3046 3439 3869 2169

Mampir 2035 2335 2706 3086 3485 3920 2198

Jonggol 1134 1301 1508 1720 1942 2185 1225

Sukagalih 678 778 902 1028 1161 1306 733

Cibatu Tiga 214 246 285 325 367 413 232

Antajaya 86 99 115 131 148 166 93

Mekarjaya 84 97 112 128 144 162 91

Majalaya 98 113 131 149 168 189 106

Jamali 73 83 97 110 125 140 79

Selajambe 66 76 88 101 114 128 72

4-42

Tabel 4 20 Prakiraan Volume Bongkar Muat (ton) Per Hari Tahun 2021

Sampai Dengan Tahun 2051

Nama Stasiun-stasiun Potensi Bongkar Muat Barang (tonhari) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo 387 444 515 587 663 746 836

Kembang Kuning 946 1085 1258 1434 1620 1822 2043

Cileungsi 537 617 715 815 921 1036 1161

Mampir 449 515 597 681 769 865 970

Jonggol 96 110 127 145 164 184 207

Sukagalih 109 125 145 165 187 210 235

Cibatu Tiga 33 38 44 51 57 64 72

Antajaya 1353 1551 1797 2049 2318 2603 2921

Mekarjaya 701 805 932 1063 1200 1348 1512

Majalaya 882 1014 1173 1337 1512 1699 1907

Jamali 718 827 959 1090 1233 1386 1556

Selajambe 652 751 871 992 1118 1260 1414

Tabel 419 dan tabel 420 tersebut di atas dihitung untuk bahan pertimbangan

dalam menentukan jenis stasiun (stasiu penumpang dan atau barang)

4223 PRAKIRAAN JUMLAH KEBUTUHAN FREKUENSI (TRIP)

PERJALANAN PER HARI DI TIAP-TIAP STASIUN TERKAIT

Berdasarkan prakiraan kebutuhan potensi angkutan penumpang dan

angkutan barang sebagaimana tercantum di tabel 417 dan 418 beserta

penjelasan di bawahnya dapat diketahui jumlah frekuensi kereta api yang

harus dijalankan setiap harinya

Beberapa kemungkinan kapasitas kereta api penumpang tergantung jumlah

kereta atau gerbong yang diangkut kemungkinan tersebut dirinci untuk

menemukan yang ideal dari sisi waktu perjalanan sehingga dapat

dipersaingkan dengan moda angkutan lain juga dari sisi kebutuhan besaran

daya angkut serta headway yang diharapkan berikut beberapa

kemungkinannya jika dalam 1 train set (KA) terdiri dari

frac34 4 kereta = 4 x 80 penumpang = 320 penumpang

frac34 6 kereta = 6 x 80 penumpang = 480 penumpang

frac34 8 kereta = 8 x 80 penumpang = 640 penumpang

4-43

frac34 10 kereta = 10 x 80 penumpang = 800 penumpang

Dibatasi 10 kereta itu berhubung dengan daya tarik lok CC 204 atau CC

206 di lereng 20 permil masih mampu laju dengan kecepatan 40 kmjam

Catatan 1 kereta berat rata-rata 45 ton jadi 10 kereta = 450 ton

Demikian juga untuk KA untuk kereta api barang berat gerbong dan

muatannya diasumsikan 45 ton per gerbong jadi pembatasannya 10

gerbong

Prakiraan frekuensi kereta api penumpang dengan trainsets 4 6 8 atau 10

kereta berdasarkan volume angkutan sebagaimana tercantum di tabel 417

dapat dihitung dengan cara (jumlah volumekapasitas KA) hasilnya

menjadi sebagi berikut

Tabel 4 21 Prakiraan Frekuensi Kereta Api Penumpang

Alternatif Stam Formasi Frekuensi KA Penumpang (KAhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 2 kereta 17 20 23 26 30 34 38 4 kereta 9 10 12 13 15 17 19 6 kereta 6 7 8 9 10 11 13 8 kereta 4 5 6 7 7 8 9 10 kereta 3 4 5 5 6 7 8

Tabel 4 22 Prediksi Frekuensi Kereta Api Barang

Alternatif Stamformasi Frekuensi KA Penumpang (KAhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 gerbong 4 4 5 6 7 7 8 10 gerbong 3 4 4 5 5 6 7 Catatan tahun 2020-2026 tentatif

423 ANALISA POLA OPERASI PERJALANAN KERETA API

Pola operasi perjalanan kereta api menganalisa mengenai berbagai informasi

yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan perjalanan kereta api analisanya

meliputi implikasi trase yang diusulkan potensi angkutan yang ada serta

kebutuhan sarana kereta api

4-44

4231 KECEPATAN OPERASI PERJALANAN KERETA API

Kecepatan kereta api ditentukan berdasarkan kemampuan jalur kereta api

kemampuan sarana kereta api dan sifat barang yang diangkut Prasarana

yang berkaitan dengan kecepatan kereta api yaitu mengenai alinyemen

vertical dan horizontal berikut di bawah ini informasi besaran alinyemen

dimaksud sebagai berikut

Tabel 4 23 Alinyemen Vertical Trase

No

KM

Elevasi Kop

Rel

Kelandaian (Per Mill)

Grade In

Grade Out

Stasiun Nambo 1 0 + 000 100 000

Stasiun Kembang Kuning

2 4 + 000 100 000 -670 3 7 + 000 80 -670 000

Stasiun Cileungsi 4 10 + 500 80 000 -670

Stasiun Mampir 5 13 + 500 60 -670 000

Stasiun Jonggl 6 20 + 500 60 000 730 7 23 + 250 80 730 000

Stasiun Sukagalih 8 27 + 500 80 000 800 9 30 + 000 100 800 000

Stasiun Cibatu Tiga 10 36 + 000 100 000 1850 11 39 + 250 160 1850 000 12 40 + 000 160 000 1500

Stasiun Antajaya 13 44 + 000 220 1500 000 14 44 + 500 220 000 1880 15 48 + 750 300 1880 000 16 49 + 250 300 000 2000 17 54 + 250 400 2000 000

Stasiun Mekarjaya 18 55 + 000 400 000 2000

4-45

No

KM

Elevasi Kop

Rel

Kelandaian (Per Mill)

Grade In

Grade Out

19 57 + 250 445 2000 000 20 57 + 750 445 000 1200

Stasiun Majalaya 21 59 + 000 460 1200 000 22 59 + 750 460 000 -2000 23 61 + 000 435 -2000 000 24 61 + 500 435 000 -2000 25 65 + 250 360 -2000 000 26 67 + 000 360 000 -1140

Stasiun Jamali 27 70 + 500 320 -1140 000 28 71 + 000 320 000 -1780 29 73 + 250 280 -1780 000 30 78 + 900 280 000

Stasiun Selajambe

Alinyemen horizontal secara keseluruhan radius terkecil 800 meter sehingga

tidak mempengaruhi pada pembatasan kecepatan

Berdasarkan tabel-tabel tentang besaran alinyemen vertical yang ada di

wilayah studi diketahui bahwa gradient terbesar adalah 20 000 dengan

demikian tolok ukur untuk menentukan berat rangkaian KA terbatasi pada

kemampuan lokomotif atau kendaraan penarik di lereng tersebut

Dari haulingload lokomotif yang ada CC 204 dan CC 206 Kecepatan kereta api

di lereng vertikal mencapai 20 000 dapat mencapai kecepatan 80 kmjam

dengan berbagai implikasinya artinya makin rendah kecepatan kereta api

maka makin banyak jumlah ton kereta api yang dapat diangkut sebaliknya

makin besar kecepatan kereta api maka makin sedikit jumlah ton kereta api

yang bisa diangkut berikut berbagai kemungkinannya

4-46

4 24 Estimasi Kecepatan Terhadap Angkutan Barang

CC 204

20 permil

Kecepatan KA 40 50 60 70 80 Ton 420 380 280 200 180 Jmh KRT 93 84 62 44 40 bulatkan 9 8 6 4 4 Panjang Rangk 205 184 143 102 102 Jmh GRB 84 76 56 4 36 bulatkan 8 7 5 4 3 Panjang Rangk 136 122 93 78 64

CC 206

20 permil

Kecepatan KA 40 50 60 70 80 Ton 480 380 280 220 180 Jmh KRT 107 84 62 49 40 bulatkan 10 8 6 5 4 Panjang Rangk 225 184 143 1225 102 Jmh GRB 96 76 56 44 36 bulatkan 9 7 5 4 3 Panjang Rangk 151 122 93 78 64

Sumber Diolah konsultan dari houling load lokomotif CC 204 dan 206 serta data dimensi sarana kereta

Mencermati berbagai kemungkinan di atas maka di berat 450 ton (senilai 10

kereta atau 10 gerbong isi) kereta api masih dapat melaju dengan kecepatan

40 kmjam dengan ton yang sama pada gradient yang lebih kecilnya maka

kecepatan akan lebih besar di atas 40 kmjam

Sementara gradient yang ada di trase NamboCileungsi mulai dari 0 000 sd

20 000 daftar hauling load lok CC 204 dan 206 dengan berat 450 ton pada

gradient 5 000 sd 20 000 relatifnya tercatat sebagai berikut

Tabel 4 25 Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 204 Beban 450 Ton

Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 204 dengan berat kereta api 450 ton

No Gradient (permil) Kecepatan Maksimum (kmjam)

1 5 90 2 10 72 3 15 55 4 20 40

4-47

Tabel 4 26 Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 206 Beban 450 Ton

Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 206 dengan berat

kereta api 450 ton

No Gradient (permil) Kecepatan Maksimum (kmjam)

1 5 90 2 10 72 3 15 55 4 20 42

Namun demikian berdasarkan berdasarkan hasil konsultasi asistensi pada

tanggal Agustus 2020 diharapkan konsultan untuk mengkaji ulang mengenai

kecepatan atau waktu tempuh perjalanan kereta api di lintas trase baru ini

(CileungsiNambo Ȃ SelajambeCianjur) agar mampu bersaing dengan moda

angkutan jalan raya Untuk mencukupi usulan dimaksud dicoba dianalisis

kembali berbagai kemungkinan untuk meningkatkan kecepatan kereta api

dengan opsi pengurangan jumlah rangkaian referensi yang ada seperti tabel-

tabel berikut ini

Tabel 4 27 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 180 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 4 5 120 90 2 4 10 120 90 3 4 15 90 81 4 4 20 78 70

Tabel 4 28 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 270 ton

dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 6 5 120 90 2 6 10 92 83 3 6 15 75 68 4 6 20 60 54

4-48

Tabel 4 29 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 360 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 8 5 100 90 2 8 10 80 72 3 8 15 60 54 4 8 20 50 45

Tabel 4 30 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 450 ton

dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 10 5 85 77 2 10 10 72 65 3 10 15 52 47 4 10 20 42 38

Kecepatan operasi untuk KA penumpang dibatasi 90 kmjam dan kecepatan

operasi kereta api barang 60 kmjam Untuk KA barang rangkaian paling

sedikit utuk 8 rangkaian kecepatan operasinya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 31 Kecepatan Kereta api Barang berat rangkaian KA 360 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(gerbong) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 8 5 100 60 2 8 10 80 60 3 8 15 60 54 4 8 20 50 45

Tabel 4 32 Kecepatan Kereta api Barang berat rangkaian KA 450 ton dengan

lok CC 204206

Nomor

Jumlah rangkaian (gerbong)

Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 10 5 85 60 2 10 10 72 60 3 10 15 52 47 4 10 20 42 38

4-49

4232 BERAT KERETA ATAU GERBONG

Berdasarkan spesifikasi kereta atau gerbong sebagaimana diuraikan pada

butir 42110 h sampai dengan j dapat disimpulkan bahwa berat rata-rata

kereta atau gerbong sebagai berikut

Kereta ekonomi bisnis beserta penumpangnya rata-rata 45 ton berat

gerbong kosong diasumsikan rata-rata 145 ton berat muat diasumsikan 30

ton jadi berat gerbong dan muatannya 445 ton relatifnya 45 ton Jadi variasi

berat kereta api penumpang dan barang menjadi sebagai berikut

Kereta api Penumpang

frac34 ͶǯͶͷαͳͺͲ ton

frac34 ǯͶͷαʹͲ ton

frac34 ͺǯͶͷα͵Ͳ ton

frac34 ͳͲǯͶͷαͶͷͲ ton

Kereta api Barang

frac34 8 ǯͶͷα͵Ͳ ton

frac34 ͳͲǯͶͷαͶͷͲ ton

4233 PANJANG RANGKAIAN KERETA API DAN PANJANG EFEKTIF

JALUR UTAMA DI STASIUN-STASIUN

Berdasarkan jumlah kereta atau gerbong yang dapat dirangkaikan dalam

satu rangkaian kereta api sebagaimana dibahas pada butir 4223 di atas

dapat diketahui panjang rangkaian kereta api maksimum menjadi sebagai

berikut

a Untuk kereta api penumpang = (10 x 205 meter) + 20 meter = 225

meter

b Untuk kereta api penumpang KRD = (10 x 207 meter) = 207 meter

4-50

c Untuk kereta api Barang = (10 x 145 meter) + 20 meter = 165

meter

Maka yang menjadi acuan dalam menentukan panjang efektif jalur utama di

stasiun minimalnya (225 + 20 ) meter = 245 meter

4234 WAKTU PERJALANAN KERETA API

Waktu perjalanan kereta api penumpang berdasarkan kemampuan lokmotif

CC 206 yang disesuaikan dengan Alinyemen vertical yang ada di trase

tersebut serta kemampuan sarana kereta apinya Waktu tempuh ini sesuai

pula dengan berat rangkaian yang dibawa Tabel-tabel berikut menyajikan

berbagai waktu tempuh atau waktu perjalanan KA hasilnya sebagai berikut

4-51

Tabel 4 33 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 4 kereta (180 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 313 3906 1088 27188 313 3906 1713 29 45 08 2163 36 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 313 3906 2008 50188 313 3906 2633 44 45 08 3083 51 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 313 3906 888 22188 313 3906 1513 25 45 08 1963 33 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 313 3906 1888 47188 313 3906 2513 42 45 08 2963 49 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 313 3906 2648 66188 313 3906 3273 55 45 08 3723 62 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 313 3906 2448 61188 313 3906 3073 51 45 08 3523 59 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 250 2500 5000 100000 250 2500 5500 92 45 08 5950 99 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 250 2500 4500 90000 250 2500 5000 83 45 08 5450 91

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 250 2500 3150 63000 250 2500 3650 61 45 08 4100 68 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 250 2500 4600 92000 250 2500 5100 85 45 08 5550 93 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 250 2500 4900 98000 250 2500 5400 90 5400

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 3937 656 detik menit

Dwelling time di Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 4387 731

4-52

Tabel 4 34 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 6 kereta (270 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 281 3164 1274 28672 281 3164 1837 31 45 08 2287 38 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 281 3164 2297 51672 281 3164 2859 48 45 08 3309 55 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 281 3164 1052 23672 281 3164 1615 27 45 08 2065 34 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 281 3164 2163 48672 281 3164 2726 45 45 08 3176 53 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 281 3164 3008 67672 281 3164 3570 60 45 08 4020 67 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 281 3164 2785 62672 281 3164 3348 56 45 08 3798 63 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 188 1406 6813 102188 188 1406 7188 120 45 08 7638 127 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 188 1406 6146 92188 188 1406 6521 109 45 08 6971 116

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 188 1406 4346 65188 188 1406 4721 79 45 08 5171 86 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 188 1406 6279 94188 188 1406 6654 111 45 08 7104 118 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 188 1406 6679 100188 188 1406 7054 118 7054

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 4809 802 detik menit

Dwelling time di Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 5259 877

4-53

Tabel 4 35 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 8 kereta (360 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 250 2500 1500 30000 250 2500 2000 33 45 08 2450 41 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 250 2500 2650 53000 250 2500 3150 53 45 08 3600 60 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 250 2500 1250 25000 250 2500 1750 29 45 08 2200 37 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 250 2500 2500 50000 250 2500 3000 50 45 08 3450 58 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 250 2500 3450 69000 250 2500 3950 66 45 08 4400 73 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 250 2500 3200 64000 250 2500 3700 62 45 08 4150 69 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 45 08 9006 150 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 156 977 7444 93047 156 977 7756 129 45 08 8206 137

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 156 977 5284 66047 156 977 5596 93 45 08 6046 101 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 156 977 7604 95047 156 977 7916 132 45 08 8366 139 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 156 977 8084 101047 156 977 8396 140 8396

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 5577 930 detik menit

Dwelling time 10 Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 6027 1005

4-54

Tabel 4 36 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 10 kereta (450 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit

1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 225 2025 1719 30950 225 2025 2169 36 45 08 2619 44 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 225 2025 2997 53950 225 2025 3447 57 45 08 3897 65 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 225 2025 1442 25950 225 2025 1892 32 45 08 2342 39 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 225 2025 2831 50950 225 2025 3281 55 45 08 3731 62 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 225 2025 3886 69950 225 2025 4336 72 45 08 4786 80 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 225 2025 3608 64950 225 2025 4058 68 45 08 4508 75 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 131 689 9869 103622 131 689 10131 169 45 08 10581 176 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 131 689 8916 93622 131 689 9179 153 45 08 9629 160

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 131 689 6345 66622 131 689 6607 110 45 08 7057 118 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 131 689 9107 95622 131 689 9369 156 45 08 9819 164 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 131 689 9678 101622 131 689 9941 166 9941

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 6441 1074 detik menit

Dwelling time 10 Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 6891 1149

4-55

Tabel 4 37 Waktu Perjalanan KA Barang dari Stasiun Nambo - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 8 gerbong(360 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m)

Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) s menit s menit s menit

1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 00 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 250 2500 1500 30000 250 2500 2000 33 0 00 2000 33 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 250 2500 2650 53000 250 2500 3150 53 0 00 3150 53 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 250 2500 1250 25000 250 2500 1750 29 0 00 1750 29 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 250 2500 2500 50000 250 2500 3000 50 0 00 3000 50 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 250 2500 3450 69000 250 2500 3950 66 0 00 3950 66 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 156 977 5364 67047 156 977 5676 95 0 00 5676 95 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 0 00 8556 143

Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 2808 47 0 00 28083 468 Dwelling time di Stasiun Antara 0 0 Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 2808 468

1 Nambo 51077

2 Citayam 37810 Nambo - Citayam 13267 13800 230 900 150 22800 380 3 Jakarta Kota 0 Citayam - Jakarta K 37810 44400 740 0 00 44400 740

Waktu Tempu Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang atau sebaliknya 8628 1438 Dwelling time di Stasiun Antara 900 15 Waktu Perjalanan Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang termasuk waktu berhenti 9528 159

4-56

Tabel 4 38 Waktu Perjalanan KA Barang dari Stasiun Nambo - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 10 gerbong(450 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) s menit s menit s menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 00 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 225 2025 1719 30950 225 2025 2169 36 0 00 2169 36 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 225 2025 2997 53950 225 2025 3447 57 0 00 3447 57 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 225 2025 1442 25950 225 2025 1892 32 0 00 1892 32 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 225 2025 2831 50950 225 2025 3281 55 0 00 3281 55 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 225 2025 3886 69950 225 2025 4336 72 0 00 4336 72 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 131 689 6440 67622 131 689 6703 112 0 00 6703 112 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 0 00 8556 143

Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 3038 51

Dwelling time di Stasiun Antara 0 0

Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 3038 51 1 Nambo 51077

2 Citayam 37810 Nambo - Citayam 13267 13800 230 900 150 22800 380 3 Jakarta Kota 0 Citayam - Jakarta K 37810 44400 740 0 00 44400 740

Waktu Tempu Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang atau sebaliknya 8858 1476

Dwelling time di Stasiun Antara 900 15

Waktu Perjalanan Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang termasuk waktu berhenti 9758 163

4-57

Berdasarkan tabel 433 sd tabel 438 dapat disimpulkan bahwa waktu

perjalanan termasuk waktu berhenti di tiap-tiap stasiun untuk KA

Penumpang dari stasiun Nambo sampai dengan stasiun Selajambe atau

sebaliknya tercatat sebagai berikut

Tabel 4 39 Waktu Perjalanan kereta api penumpang dari Selajambe Ȃ Nambo

atau sebaliknya

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan detik menit

4 kereta (180 ton) 4387 73 6 kereta (270 ton) 5259 88 8 kereta (360 ton) 6027 100 10 kereta (450 ton) 6891 115

Demikian juga KA barang variasi waktu perjalanannya sebagaimana di htung

pada tabel 437 dan 37 rigkasannya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 40 Waktu Perjalanan kereta api Barang dari Antajaya Ȃ Nambo Ȃ

Jakarta Gudang atau sebaliknya

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan detik menit

8 gerbong (270 ton) 9528 159 10 gerbong (450 ton) 9758 163

Sementara berdasarkan penelusuran melalui google map waktu perjalanan

untuk angkutan orang dengan kendaraan jalan raya yang menggunakan

kendaraan pribadi perjalanan dari Selajambe Ȃ Nambo menggunakan jalan

tol relatifnya berkisar antara 2 jam Ȃ 2 jam 35 menit jika menggunakan jalan

non tol 3 samapi 4 jam berikut dibawah ini cuplikan dari waktu tempuh

penelusuran goggle map sebagai berikut

4-58

Gambar 4 20 Waktu Tempuh Nambo - Selajambe

Gambar 4 21 Waktu Tempuh Cileungsi - Selajambe

Berdasarkan penelusuran waktu perjalanan kendaraan jalan raya Selajambe

Ȃ Nambo di periode waktu jam 0405 sd 0412 besaran waktunya 1 jam 57

menit sd 2 jam 15 menit Makin siang waktu perjalanannya makin besar

bahkan sampai lebih dari 3 jam Perjalanan moda jalan raya berupa bus saat

ini masih jarang waktu berangkatnya tidak jelas serta waktu perjalannya bisa

sampai 3 jam lebih

Kesimpulannya perjalanan kereta api dengan rangkaian 10 kereta pun KA

masih mampu bersaing

4-59

4235 KAPASITAS LINTAS DAN FREKUENSI KERETA API

1 Kecepatan rata-rata dan headway

Untuk menghitung kapasitas lintas maka perlu diketahui terlebih dahulu

kecepatan rata-rata di lintas tersebut dan petak jalan yang dijadikan ukuran

yaitu petak jalan terpanjang dari lintas tersebut

Petak jalan terpanjang yaitu antara stasiun Cibatu Ȃ Antajaya 105 km

apabila jumlah rangkaian KA penumpang sesuai dengan variasi awal yaitu 4

atau 6 atau 8 atau 10 kereta dan KA barang diputuskan 10 gerbong per KA

dan frekuensi kereta api sesuai dengan prakiraan di tabel 421 dan tabel 422

maka kecepatan operasi rata Ȃ rata menjadi sebagai berikut

Tabel 4 41 Kecepatan rata-rata (Vi Oprata-rata)

Formasi KA Pnp

Jumlah Kereta Api Kecepatan Operasi Kecepatan Rata2 ( Kmjam) Penumpang Barang Penumpang Barang

4 kereta 19 7 72 38 63 6 kereta 13 7 54 38 48 8 kereta 9 7 45 38 42 10 kereta 8 7 38 38 38

Berdasarkan tabel tersebut di atas maka headway dapat dihitung sebagai

berkut (JVir) + 1 ) menit jadi secara berurutan sesuai tabel 441

tersebut nilai headway menjadi sebagai berikut

Tabel 4 42 Headway di lintas Selajambe - Nambo

Formasi KA Kec Operasi rata-rata

Jarak petak jalan

Headway (menit) Penumpang Barang 4 kereta 10 gerbong 63 105 11 6 kereta 10 gerbong 48 105 14 8 kereta 10 gerbong 42 105 16 10 kereta 10 gerbong 38 105 18

4-60

2 Kapasitas Lintas

Perhitungan kapasitas lintas tujuannya untuk dapat mengetahui berapa

banyak jumlah kereta api yang dapat diprogramkan untuk jalan setiap

harinya pada lintas tersebut

Berdasarkan rumusan kapasitas lintas sebagaimana diuraikan dalam butir

4219 dengan perhitungan Waktu operasi merujuk pada pola operasi KRL

di Lintas Jabotabek yaitu waktu operasi 20 jam (0400- 2400) dan waktu

perawatan 4 jam (2400 Ȃ 0400) sehingga rumusan kapasitas lintas untuk

nilai C jalur tunggal dari 60 menjadi 80 dan headway-nya sesuai tabel

442 di atas maka kapasitas lintas hasilnya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 43 Kapasitas Lintas

Formasi KA Kec Operasi rata-rata

Jarak petak jalan

Headway (menit) Kapasitas Lintas (KA) Penumpang Barang 4 kereta 10 gerbong 63 105 11 87 6 kereta 10 gerbong 48 105 14 68 8 kereta 10 gerbong 42 105 16 60 10 kereta 10 gerbong 38 105 18 55

3 Frekuensi kereta api dan kebutuhan sarana perkeretaapian

Prakiraan frekuensi kereta api telah dihitung hasilnya seperti pada tabel

421 dan 422 demikian juga kapasitas lintas dapat dilihat pada tabel 443

maka jika tabel-tabel tersebut dibandingkan akan terlihat kebutuhan slot

perjalananya masih cukup atau tidak berikut perbandingannya

Tabel 4 44 Kapasitas Lintas dan Frekuensi KA serta sisa slot

Formasi KA Kapasitas Lintas (KA)

Frekuensi KA (th 2051) Sisa Slot (KA) Penumpang Barang Penumpang Barang Jumlah

4 kereta 10 gerbong 87 19 7 26 61 6 kereta 10 gerbong 68 13 7 20 48 8 kereta 10 gerbong 60 9 7 16 44 10 kereta 10 gerbong 55 8 7 15 40

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan jalur tunggal ternyata slot perjalanan masih tersisa cukup banyak

4-61

4236 JENIS STASIUN TERPILIH

Dari tabel-tabel di atas tentang frekuensi kereta api yang melayani stasiun

untuk keperluan turun-naik penumpang dan bongkar muat barang diketahui

beberapa stasiun dapat menyelenggarakan angkutan penumpang ada juga

yang menyelenggarakan angkutan barang serta ada stasiun yang

menyelenggarakan kedua-duanya yaitu angkutan penumpang dan barang

Berikut dibawah ini dibuatkan tabel-tabel kebutuhan jenis stasiun yang

terkait dengan pelayanan angkutan

Pada tabel 4217 sd 4218 tentang potensi angkutan penumpang dan

barang per hari serta Pada tabel 4219 sd 4220 tentang frekuensi kereta

api yang melayani suatu stasiun angkutan penumpangbarang dalam

perhitungan diketahui stasiun Nambo sd stasiun Cileunsi demikian juga dari

stasiun Antajaya sampai dengan stasiun Selajambe potensi angkutan barang

cukup tersedia sedangkan angkutan penumpang ada di semua stasiun

hanya besar kecilnya yang berbeda berdasarkan berdasarkan itu jenis

stasiun kemungkinannya sebagai berikut

Tabel 4 45 Jenis Stasiun Berdasarkan Perhitungan Moderat

Stasiun Jenis Fungsi stasiun

Nambo Stasiun operasi penumpang dan Barang Kembang Kuning Stasiun operasi penumpang dan Barang Cileungsi Stasiun operasi penumpang dan Barang Mampir Stasiun operasi dan penumpang Jonggol Stasiun operasi dan penumpang Sukagalih Stasiun operasi dan penumpang Cibatu Tiga Stasiun operasi dan penumpang Antajaya Stasiun operasi penumpang dan Barang Majalaya Stasiun operasi penumpang dan Barang Jamali Stasiun operasi penumpang dan Barang Selajambe Stasiun operasi penumpang dan Barang

4-62

Apabila volume angkutan barang dalam bentuk satuan ton sebagaimana

tercantum pada tabel 418 kita ubah dalam bentuk satuan gerbong dengan

perhitungan 1 gerbong muat 30 ton maka tabel tersebut akan berubah

menjadi sebagai berikut

Tabel 4 46 Potensi angkutan barang dalam satuan gerbong

Nama Stasiun-stasiun

Potensi Bongkar Muat Barang (gerbonghari) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo 13 15 17 20 22 25 28

Kembang Kuning 32 36 42 48 54 61 68

Cileungsi 18 21 24 27 31 35 39

Mampir 15 17 20 23 26 29 32

Jonggol 3 4 4 5 5 6 7

Sukagalih 4 4 5 6 6 7 8

Cibatu Tiga 1 1 1 2 2 2 2

Antajaya 45 52 60 68 77 87 97

Mekarjaya 23 27 31 35 40 45 50

Majalaya 29 34 39 45 50 57 64

Jamali 24 28 32 36 41 46 52

Selajambe 22 25 29 33 37 42 47

Memperhatikan jarak antar stasiun relatif dekat dan penyebaran potensi

angkutan secara tabel ada di sekitar stasiun Kembang Kuning dan stasiun

Antajaya memperhatikan juga saat ini stasiun Nambo yang dekat dengan

stasiun Kembang Kuning dan saat ini stasiun Nambo sudah beroperasi

sebagai stasiun angkutan Barang dan juga angkutan penumpang maka

diusulkan untuk stasiun barang dicukupkan saja diselenggarakan di stasiun

Nambo dan stasiun Antajaya sehingga tabel 445 dengan demikian usulan

jenis stasiun menjadi sebagai berikut

4-63

Tabel 4 47 Usulan Jenis Stasiun Berdasarkan potensi angkutan

Stasiun Jenis Fungsi stasiun

Nambo Stasiun operasi penumpang dan Barang

Kembang Kuning Stasiun operasi dan penumpang Cileungsi Stasiun operasi dan penumpang

Mampir Stasiun operasi dan penumpang

Jonggol Stasiun operasi dan penumpang

Sukagalih Stasiun operasi dan penumpang

Cibatu Tiga Stasiun operasi dan penumpang

Antajaya Stasiun operasi penumpang dan Barang

Majalaya Stasiun operasi dan penumpang

Jamali Stasiun operasi dan penumpang

Selajambe Stasiun operasi dan penumpang

4237 LAYOUT EMPLASMEN STASIUN

Berdasarkan prakiraan turun naik penumpang maupun muat bongkar barang

barang relatifnya angkutan penumpang banyaknya dimulai stasiun Nambo

sampai stasiun Selajambe sementara angkutan barang walau disepanjang

lntas tersebut ada namun voume angkutnya ada yang sedikit sehingga kalau

diselenggarakan di stasiun itu secara ekonomis akan tidak layak demikian

pula jika dilihat dari total frekuensi kereta api sampai dengan tahun 2051

masih di bawah 30 KA (lihat tabel 444) maka stasiun-stasiun disepanjang

trase untuk tahap awal masih termasuk stasiun klas kecil kecuali stasiun

Nambo Antajaya dan Cileungsi dengan beberapa catatan sebagai berikut

hearts Untuk stasiun kecil Jumlah jalur utama yang dibutuhkan cukup 2 jalur

utama selang melewati 3 atau 4 stasiun disiapkan stasiun dengan jalur

utamanya 3 jalur tujuannya untuk menyediakan jalur persilangan dan

penyusulan

hearts Perlu dipertimbangkan pada beberapa stasiun disiapkan jalur simpan

untuk kebutuhan menyimpan saranaperalatan khusus untuk

perawatan jalur (track)

hearts Di stasiun angkutan barang (Antajaya) di maka disiapkan jalur untuk

kebutuhan bongkar muat barang

4-64

hearts Di stasiun Selajambe yang akan dijadikan jalur persambungan

dengan jalur yang ada saat ini yaitu di lintas Sukabumi Ȃ

PadalarangBandung diusulkan sesuai kebutuhan

Berikut usulan-usulan konsep layout stasiun dimaksud

a Stasiun Nambo

Stasiun Nambo secara eksisiting telah ada dan merupakan stasiun

Operasi Barang dan Penumpang yang merupakan stasiun buntu Dengan

adanya trase baru Nambo Ȃ Selajambe maka persambungannya cukup

menggunakan terusan jalur II karena dari jalur II ini dapat mengakses

kesemua jalur utamanaya termasuk jalur bongkar-muat barang Jadi

kesimpulannya layout stasiun Nambo tidak perlu ada perubahan cukup

fungsi-fungsinya diatur ulang sesuai kebutuhan akses ke stasiun

berikutnya yaitu stasiun Kembang Kuning Layoutnya stasiun Nambo

saat ini sebagai berikut

Gambar 4 22 Layout emplasemen Nambo (sekarang)

Diusulkan konsep layoutnya tetap namun dilakukan perubahan fungsi

menjadi sebagai berikut

4-65

Gambar 4 23 Layout Emplasemen Stasiun Nambo (usulan)

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Nambo sbb

1) Dari Cibinong kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

2) Dari Kembang Kuning kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

3) Dari Jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke arah stasiun

Binong atau stasiun Kembang Kuning

4) Apabila jalur III penuh maka Jalur 4 dipergunakan untuk stabling

rangkaian penumpang

5) Jalur 5 6 7 dan jalur 8 dipergunakan untuk bongkar muat gerbong

barang

b Stasiun Kembang Kuning

Stasiun Kembang Kuning sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di

stasun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan KA

jalurnya cukup 2 jalur layout stasiun Kembang Kuning Sebagai berikut

4-66

Namb II Cileungsi

I

Gambar 4 24 Layout Emplasemen Stasiun Kembang Kuning

Namun dengan memperhatikan potensi awal tentang adanya besaran

angkutan penumpang di sini maka perlu disiapkan lahan untuk

penambahan jalur bongkar muat untuk KA barang kebutuhan lahan

dimaksud yaitu lahan untuk jalur yang diberi gars terputus seperti

gambar berikut

Gambar 4 25 Penyiapan lahan tambahan untuk jalur KA Barang

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Kembang Kuning

sbb

1) Dari Nambo kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Cileungsi kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberaangkatkan ke stasiun

Nambo maupun ke stasiun Cileungsi

Catatan

1) Pembangunan Jalur 3 dan 4 dilaksanakan setelah ada kepastian

negosiasi angkutan namun perhitungan penyediaan lahan untuk

kebutuhan jalur itu tetap dilakukan sejak awal

2) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

3) Panjang efektif jalur stabling gerbong minimal 180 meter

4) Panjang efektif jalur simpan buntu minimal 60 meter

Stasiun Kembang Kuning Km 3 + 500

4-67

c Stasiun Cileungsi

Stasiun Cileungsi sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi Barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan jalurnya cukup 2 jalur utama ditambah 2 jalur stabling

untuk bongkar muat rangkaian KA barang layout stasiun Cileungsi

menjadi sebagai berikut

Gambar 4 26 Layout Emplasemen Stasiun Cileungsi

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Kembang Kuning

sbb

1) Dari Kembang Kuning kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Mampir kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberaangkatkan ke stasiun

Kembang Kuning maupun ke stasiun Mampir

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

d Stasiun Mampir

Stasiun Mampir statusnya menjadi stasiun Operasi dan Penumpang di

stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya

cukup 2 jalur utama layout stasiun Mampir menjadi sebagai berikut

Cileungsi

I I Jonggol

Gambar 4 27 Layout Emplasemen Stasiun Mampir

Kembang Kuning Mampir

Stasiun Cileungsi Km 9 + 300

Stasiun Mampir

4-68

Stasiun Jonggol

Km 17 + 800

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Mampir sbb

1) Dari Cileungsi kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Jinggol kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Cileungsi maupun ke stasiun Jonggol

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

e Stasiun Jonggol

Stasiun Jonggol sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan dan persilangan secara bersamaan

jalurnya menjadi 3 jalur utama layout stasiun Jongggol menjadi sebagai

berikut

III

Gambar 4 28 Layout Emplasemen Stasiun Jonggol

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Jonggol sbb

1) Dari Mampir kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

2) Dari Sukagalih kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

3) Dari jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Mampir maupun ke stasiun Sukagalih

Catatan Panjang fektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

Mampir II I

Sukagalih

4-69

f Stasiun Sukagalih

Stasiun Sukagalih sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan jalurnya menjadi 2 jalur utama layout stasiun Sukagalih

menjadi sebagai berikut

Gambar 4 29 Layout Emplasemen Stasiun Sukagalih

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Sukagalih sbb

1) Dari Jonggol kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Cibatu Tiga kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Jonggol maupun ke stasiun Cibatu Tiga

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245

g Stasiun Cibatu Tiga

Stasiun Cibatu Tiga sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan secara bersamaan jalurnya menjadi 2 jalur utama layout

stasiun Cibatu Tiga menjadi sebagai berikut

Gambar 4 30 Layout Emplasemen Stasiun Cibatu Tiga

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Cibatu Tiga sbb

1) Dari Sukagalih kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

Sukagalih I I Cirama

Stasiun Cibatu Tiga Km 32 + 100

Jonggol I I Cibatu Tiga

Stasiun Sukagalih Km 25 + 200

4-70

2) Dari Majalaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Jsukagalih maupun ke stasiun Cirama Girang

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245

h Stasiun Antajaya

Stasiun Antajaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di stasiun ini

dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya menjadi 2

jalur utama layout stasiun Antajaya menjadi sebagai berikut

Gambar 4 31 Layout Emplasemen Stasiun Antajaya

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Anta Jaya sbb

1) Dari stasiun Cibatu Tiga kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau

II

2) Dari stasiun Mekar Galih kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau

II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Cibatu Tiga maupun ke Mekarjaya

4) Jalur 3 dan 4 merupakan jalur untuk bongkar muat KA Barang

5) Jalur smpan digunakan untuk kebutuhan penyimpanan

gerbongkereta perawatan prasarana panjang efektip minimal 60

meter

6) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

4-71

I

I

i Stasiun MekarJaya

Stasiun Mekarjaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di

stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya

menjadi 2 jalur utama layout stasiun Mekarjaya menjadi sebagai

berikut

Antajaya II Majalaya

Gambar 4 32 Layout Emplasemen Stasiun Mekar Galih

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Mekarjaya sbb

1) Dari stasiun Antajaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Majalaya KA dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Antajaya maupun ke stasun Majalaya

4) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

j Stasiun Majalaya

Stasiun Majalaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya menjadi 2

jalur utama layout stasiun Cirama Girang menjadi sebagai berikut

Mekar Jaya II Jamali

Gambar 4 33 Layout Emplasemen Stasiun Majalaya

Stasiun Majalaya Km 58 + 900

Stasiun Mekarjaya Km 52 + 100

4-72

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Cirama Girang sbb

1) Dari Mekarjaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Jamali kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Mekarjaya maupun ke stasiun Jamali

4) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

k Stasiun Gudang

Stasiun Jamali sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan dan persilangan secara bersamaan

jalurnya menjadi 3 jalur utama layout stasiun Gudang menjadi sebagai

berikut

Gambar 4 34 Layout Emplasemen Stasiun Jamali

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Jamali menjadi sbb

1) Dari Stasiun Majalaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

2) Dari stasiun Selajambe kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

3) Dari jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Majaaya maupun ke stasiun Selajambe

4) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

Stasiun Jamali Km 68 +600

Jalur Luncur Majalaya

I Selajambe

II

III Jalur Luncur

4-73

5) Di terusan jalur I kiri dan diterusan jalur III kanan disiapkan jalur

luncur tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Selajambe ke jalur I

dan dari stasiun Cirama Girang ke III

6) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

7) Panjang jalur luncur minimal 100 meter

l Stasiun Selajambe

Stasiun Selajambe sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang terletak di jalur Lintas Cianjur -

Padalarang di tempat ini semula hanya berupa petak jalan antara Cianjur

Ȃ Ciranjang dahulunya merupakan perhentian (shelter) namun

perkembangannya karena makin berkurangnya penumpang maka

shelter ini ditutup menjadi jalur petak jalan Dengan adanya trase baru

Nambo-Cianjur maka tempat ini berubah menjadi stasiun persimpangan

yang menghubungkan dua lintas tersebut

Jalur eksisting di Selajambe secara skematis seperti berikut

Gambar 4 35 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (sekarang)

Konsep usulan layout stasiun Selajambe semula diusulkan sebagai

berikut

Gambar 4 36 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (usulan)

4-74

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Selajambe menjadi

sebagai berikut

1) Dari Stasiun Jamali kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Cianjur kereta api dapat dimasukan ke jalur II atau III

3) Dari jalur I kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Jamali

maupun ke stasiun Ciranjang

4) Dari jalur II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Jamali

Cianjur maupun ke stasiun Ciranjang

5) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

6) Di terusan jalur I kanan disiapkan jalur luncur tujuannya untuk

memungkinkan pemasukan kereta api secara bersamaan antara KA

yang masuk dari stasiun Jamali ke jalur I dan dari stasiun Cianjur

Ciranjang ke jalur II atau III

7) Demikian juga di terusan jalur III kanan disiapkan jalur luncur

tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Ciranjang ke alur I

atau II dan dari stasiun Cianjur ke jalur III

8) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

9) Panjang jalur luncur minimal 100 meter

Jika stasiun Selajambe usulannya diterima sebagai stasiun dipo kereta dan

lokomotif maka konsep usulan layout stasiun di atas diubah menjadi sebagai

berikut

Gambar 4 37 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (usulan -2)

4-75

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Selajambe menjadi

sebagai berikut

1) Dari Stasiun Gudang kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Cianjur kereta api dapat dimasukan ke jalur II atau III

3) Dari jalur I kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun JGudang

maupun ke stasiun Ciranjang

4) Dari jalur II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Gudang

Cianjur maupun ke stasiun Ciranjang

5) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

6) Di terusan jalur I kanan disiapkan jalur luncur tujuannya untuk

memungkinkan pemasukan kereta api secara bersamaan antara KA

yang masuk dari stasiun Gudang ke jalur I dan dari stasiun Cianjur

Ciranjang ke jalur II atau III

7) Demikian juga di terusan jalur III kanan disiapkan jalur luncur

tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Ciranjang ke alur I

atau II dan dari stasiun Cianjur ke jalur III

8) Pergerakan kereta atau lokomotif yang akan menuju ke jalur dipo

melalui jalur III jalur 4 digunakan untuk stabling sementara sebelum

keretalokomotif dirawat di dipo

9) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

10)Panjang jalur luncur minimal 100 meter

11)Panjang jalur di dipo disesuaikan dengan ketentuan yang ada di SK

Direksi PT KAI

4-76

T INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

m Posisi stasiun-stasiun di Lintas Nambo - Selajambe

Gambar 4 38 Posisi stasiun - stasiun di Lintas Nambo - Selajambe

4-77

4238 WAKTU PERJALANAN DAN PERFORMANSI (KINERJA)

TRAINSET

1 Waktu Perjalanan Kereta Api

Berdasarkan tabel 433 sd tabel 440 perihal waktu perjalanan kereta api

dapat diketahui Waktu Perjalanan KA dari Selajambe ke Nambo dan

sebaliknya Untuk KA barang perjalannya dari Antajaya ke Nambo Ȃ Jakarta

Gudang dan sebaliknya Ringkasan waktu perjalanan KA Penumpang dan KA

barang tercantum di tabel 439 dan 440

Waktu perjalanan tersebut di atas belum memperhitungkan waktu tunggu

(dwelling time) di stasiun awal dan tujuan kebutuhan waktu tersebut untuk

KA Penumpang dihitung (2 x 30) menit = 60 menit yaitu untuk kebutuhan

langsir lokomotif dan kebutuhan pengecekan keandalan rangkaian Untuk

KA barang dihitung untuk kebutuhan loding amp unloading muatan serta

pemeriksaan keandalan rangkaian butuh waktu (2 x 10 gd x 15) menit = 300

menit kebutuhan loading unloading akan sangat tergantung pada peralatan

bm itu sendiri serta jenis angkutannya (gerbong datar tertutup ketelan

atau lainnya)

Berdasarkan penjelasan di atas maka lama perjalanan untuk menghitung

kebutuhan sarana (kereta gerbonglokomotif) tabel 439 dan 440 menjadi

sebagai berikut

Tabel 4 48 ȀDzdz

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan amp DW WP KL

menit menit menit 4 kereta (180 ton) 73 120 193 6 kereta (270 ton) 88 120 208 8 kereta (360 ton) 100 120 220 10 kereta (450 ton) 115 120 235 Keterangan K = Kereta L = Lok DW = Dwelling Time

4-78

Tabel 4 49 ȀDzdz

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan amp DW WP GL

menit menit menit 8 kereta (360 ton) 318 300 618 10 kereta (450 ton) 325 300 625 Keterangan G = Gerbong L = Lok DW = Dwelling Time

2 Kinerja Trainset Sarana Perkeretaapian

Waktu operasi perjalanan kereta api diasumsikan sama dengan Waktu

operasi KRL Jabodetabek yaitu 0400 sd 2400 artinya selama 1200 menit

waktu perawatan 2400 sd 0400 atau selama 240 menit

Berdasarkan waktu operasi dan waktu tempuh (waktu perjalanan KA)

sebagaimana tercantum di tabel 448 sd tabel 449 termasuk waktu tunggu

terminal di stasiun keberangkatan dan di stasiun tujuan maka dapat

diketahui kemampuan kinerja (Performa) suatu rangkaian kereta api di

lintas tersebut dengan pola perhitungan (Waktu OperasiWPK) x C trip

dan (Waktu OperasiWPG) x C trip hasil perhitungannya seperti tercantum

di tabel-tabel berkut

Tabel 4 50 Kinerja Trainset KA Penumpang

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Coefisien

Waktu Op Kenerja

1 Trainsets Kenerja

TS pembulatan Operasi WP KL 4 kereta (180 ton) 1200 193 08 50 5 6 kereta (270 ton) 1200 208 08 46 5 8 kereta (360 ton) 1200 220 08 44 4 10 kereta (450 ton) 1200 235 08 41 4

Tabel 4 51 Kinerja Trainset KA Barang

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Coefisien

Waktu Op Kenerja

1 Trainsets Kenerja

TS pembulatan Operasi WP KL 8 gerbong (360 ton) 1200 618 08 16 2 10 gerbong (450 ton) 1200 625 08 15 2

4-79

4239 KEBUTUHAN SARANA PERKERETAAPIAN

1 Perhitungan kebutuhan sarana perkeretaapian

Kebutuhan sarana perkeretaapian (kereta gerbong dan lokomotf) dihitung

berdasarkan kebutuhan Frekuensi kereta api dibagi WPG atau WPK

Kebutuhan sarana trainsets dihitung dengan cara frekuensi KA di tahun itu

dibagi dengan kinerja atau performa trainset dalam 1 hari (lihat tabel 450

dan tabel 451 ) dalam tahun yang sama Hasil perhitungan kebutuhan sarana

terdiri atas kebutuhan Siap Operasi (SO) cadangan amp Armada sarana

Siap operasi artinya sarana yang siap digunakan untuk perjalanan kereta api

stelah melalui uji kelaikan jalan cadangan adalah sarana yang siap

digunakan manakala ada kebutuhan pengganti sarana yang siap operasi

yang mengalami gangguan nilainya 10 dari SO Armada adalah seluruh

sarana yang dimiliki perusahaan baik yang siap operasi cadangan maupun

sarana yang sedang dalam perawatan di Depo maupun balai Yasa Armada

dihitung 115 x (SO + Cadangan)

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka armada yang dibutuhkan adalah

sebagai berikut

Tabel 4 52 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 2 2 2 3 3 3 4 6 kereta 1 1 2 2 2 2 3 8 kereta 1 1 1 2 2 2 2 10 kereta 1 1 1 1 1 2 2

Tabel 4 53 Kebutuhan Sarana Trainsets Siap Operasihari

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 2 2 3 3 3 4 4 6 kereta 1 2 2 2 2 3 3 8 kereta 1 1 2 2 2 2 3 10 kereta 10 11 1 2 2 2 2

4-80

Tabel 4 54 Kebutuhan Sarana Trainsets Siap Operasi + Sarana untuk Dzdz

Perhitungan Moderat dengan

Rangkaianberat Jumlah Trainsets (TS) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 TS 4 Kereta 180 ton 2 2 2 3 3 3 4 TS 6 Kereta 270 ton 1 1 2 2 2 2 2 TS 8 Kereta 360 ton 1 1 1 1 1 2 2 TS 10 Kereta 450 ton 1 1 1 1 1 1 1 Keterangan pecahan dibulatkan secara otomatis oleh system excel Cad = Cadangan

Tabel 4 55 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 3 3 3 4 4 5 5 6 kereta 2 2 2 3 3 3 4 8 kereta 2 2 2 2 3 3 3 10 kereta 1 1 2 2 2 2 3

Demikian pula untuk kebutuhan armada sarana KA barang (trainsets

gerbong) sebagai berikut

Tabel 4 56 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 2 3 3 3 4 4 10 kereta 2 2 2 2 3 3 3

Tabel 4 57 Kebutuhan Sarana Trainsets Gerbong yang Siap Operasi dan Perawatan

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 3 3 3 4 4 5 10 kereta 2 2 2 3 3 3 4

Tabel 4 58 Kebutuhan Sarana Trainsets Gerbong yang siap operasi

Perawatan Sarana dan Cadangan

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 3 3 4 4 5 5 10 kereta 2 2 3 3 3 4 4

4-81

Tabel 4 59 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 3 3 4 4 5 5 6 10 kereta 2 3 3 3 4 4 5

2 Resume atas kebutuhan sarana kereta api barang dan penumpang

Kebutuhan saarana perkeretaapian (Kereta gerbong dan Lokomotif) yang

dimaksud dalam butir 1 di atas satuannya adalah satu trainsets artinya satu

rangkaian kereta api penumpang atau barang

Menelaah pada karakteristik lintas bahwa lintas Selajambe Ȃ nambo pada

dasarnya merupakan lintas penyangga untuk transportasi angkutan

perkotaan tuntutan angkutan perkotaan adalah kecilnya headway itu yang

diharapkan oleh pengguna waktu perjalanan berdasarkan tabel 439 secara

berturut-turut mulai 73 88 100 dan 115 menit dan berdasarkan tabel 453

kebutuhan sarana secara berturut-turut di tahun terakhir kebutuhan

penyediaan rangkaian 4 3 3 dan 2 trainset maka pada saat tahun-tahun

awal operasi sebaiknya trainsets cukup terdiri dari 1 lok + 4 kereta sehingga

headwaynya jika penyediaan 2 TS maka headway bisa mencapai lk 75

menit untuk satu arah yang sama jika disediakan 4 TS maka headwaynya lk

35 - 40 menit untuk 1 arah yang sama

Untuk KA Barang yang utama volume angkutan bisa terangkut dalam hari

itu selisih waktu perjalanan antara 159 menit dengan 163 menit tidak

begitu jauh maka kebutuhan trainset per KA tentu yang maksimal yaitu 10

gerbong dengan kebutuhan armada di tahun terakhrnya (2051) 5

rangkaian KA barang Dengan catatan jika akan menggunakan lintas Citayam

Ȃ Jakarta Gudang maka kemungkinan hanya 2 atau 3 KA yang mungkin dapat

ditampung di waktu kerja perawtan ( 2400 Ȃ 0400) jika pembangunan

Cileungsi Ȃ BekasiCikarang telah beroperasi maka semua potensi angkutan

penumpang di lintas baru ini bisa terlaksana

4-82

Kesimpulan

hearts Angkutan penumpang perlu disediakan untuk siap operasi minimal 2

trainsets (4 kereta + 1 lok) untuk menuju headway 75 menit per

jurusan atau 4 trainsets (4 kereta + 1 lok) untuk headway 40 menit

per jurusan frekuensi KA dapat mencapa 26 KAhari

hearts Angkutan barang perlu disediakan untuk siap operasi minimal 2

rangkaian KA (10 gerbong + 1 lok) untuk menuju headway 163

menit per jurusan atau 4 rangkaian KA (10 gerbong + 1 lok) untuk

headway 85 menit per jurusan frekuensi KA dapat mencapa 8

KAhari atau (4 DPK +4DPI)

hearts Kebutuhan untuk cadang+ Perawatan cukup 1 Trainset (1KA)

hearts Khusus untuk kereta api barang apabila operasi ke lintas Citayam Ȃ

Jakarta Gudang tidak memungkinkan maka perjalanan kereta api

barang ini akan di mulai setelah pembangunan jalur baru Cileungsi Ȃ

BekasiCikarang sidah dapat dioperasikan jadi relatifnya mungkin

baru dapat dimulai di tahun 2031 atau lebih awal dari tahun tersbut

42310 KEBUTUHAN DIPO SARANA PERKERETAAPIAN

1 Lokasi Depo di Jaringan pelayanan Daop 1 dan Daop 2

Depo sarana perkeretaapian adalah suatu tempat untuk merawat sarana

yaitu perawan harian untuk sarana yang dioperasikan jenis Depo ada 3 jenis

yaitu Depo lokomotif Depo kereta dan Depo gerbong perawatan untuk KRL

atau KRD dilakukan di Depo kereta Untuk perawatan berkala 2 tahunan dan

4 tahunan diselenggarakan di Balai Yasa

Tempat Depo yang ada di daop 1 Jakarta saat ini ada di 5 lokasi yaitu di

Jakarta Tanahabang Jatinegara Manggarai dan Depok kesemuanya Depo

KRL seperti tercantum di gambar ini

4-83

Gambar 4 39 Lokasi Depo Perkeretaapian

Sedangkan di Daop 2 Bandung terdapat depo rangkaian kereta dan lokomotif

terdapat di Bandung Banjar (sub Depo) dan Cianjur

Kebutuhan dipo untuk trase studi ini karena kebutuhan sarana keretaapinya

masih sedikit mungkin perlu penjajagan lebih lanjut di depo Cianjur karena

perawatan disana masih relatif sedikit

Beberapa informasi tentang jaringan lintas pelayanan Jabodetabek dan

Sukabumi Ȃ Cianjur Ȃ Bandung dapat diinformasikan sebagai berikut

4-84

a Jabodetabek

Gambar 4 40 Jarak Stasiun dan Halte Berdasarkan Operasi KA Sistem Feeder

Jarak antar stasiunshelter di jaringan pelayanan angkutan KA Komuter di

Jabodetabek antara 075 km sampai dengan 78 km

Panjang jarak antar stasiunshelter dengan stasiushelter tersebut di atas

dapat dijadikan acuan jika di trase Cileungsi Ȃ Cianjur ini akan dijadikan

jaringan pelayanan angkutan kereta api komuter sebagai feeder jaringan

pelayanan angkutan kereta api Jabodetabek

Stasiun Nambo merupakan stasiun dengan emplasemen panjang ( panjang

jalur utamanya lebih dari 450 meter) dan layout stasiun Nambo berdasarkan

Gapeka tahun 2019 nampak seperti berikut

4-85

Gambar 4 41 Gambaran Gapeka Untuk Stasiun Nambo

b Sukabumi Ȃ Cianjur Ȃ Bandung

Berdasarkan kajian topografi sementara akhir kajian trase Cieungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur ini akan bertemu dengan Tempat Perhentian (shelter)

Selajambe Shelter Selajambe ini berada di jaringan pelayanan angkutan

kereta api Daerah Operasi 2 Bandung terletak di km 104 + 888 antara

stasiun Cianjur dengan stasiun Ciranjang Berikut cuplikan posisi

Selajambe dari Gapeka tahun 2019 sebagai berikut

Gambar 4 42 Gambaran Gapeka Untuk Stasiun Selajambe

Stasiun Nambo

Km 51 + 077

4-86

Cuplikan Informasi Sukabumi Ȃ Cianjur pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 43 Gambaran Gapeka Sukabumi-Cianjur

4-87

Cuplikan Informasi Cianjur Ȃ Padalarang pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 44 Gambaran Gapeka Cianjur-Padalarang

4-88

Cuplikan Informasi Padalarang - Bandung pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 45 Gambaran Gapeka Padalarang-Bandung

Dari gambar 441 sd 444 dapat diketahui beberapa informasi diantaranya

1 Gradient (lereng penentu di lintas Sukabumi Ȃ Padalarang tercatat

sebagai berikut

a Koridor Sukabumi Ȃ Cirengas gradient 20 dan 25 permil

b Koridor Cirengas Ȃ Lapegan gradient 25 permil

c Koridor Lampegan Ȃ Cibeber gradient 33 permil

d Koridor Cibeber Ȃ Cianjur gradient 14 dan 24 permil

e Koridor Cianjur Ȃ Ciranjang gradient 25 permil

f Koridor Ciranjang Ȃ Cipatat gradient 18 dan 25 permil

g Koridor Cipatat Ȃ Tagogapu gradient 20 dan 38 permil

h Koridor Tagogapu Ȃ Padalarang gradient 40 permil

i Koridor Padaarang Ȃ Bandung gradient maksimum 16 permil

2 Jari-jari lengkung terkecil ada yang sampai 150 meter

3 Jenis perangkat persinyalan di Sukabumi Ȃ Tagogapu persinyalan

mekanik sedangkan Padalarang Ȃ Bandung persinyalan elektrik

4-89

Bogor

Cianjur

Sukabumi Bandung

Lintas yang berhubungan dengan trase Cileungsi Ȃ SelajambeCianjur

Gambar 4 46 Lintas yang Berhubungan Dengan Trase Cileungsi-Jonggol-

Cianjur

2 Analisa kebutuhan Depo di lintas Nambo ndash Selajambe

a Bahwa perjalanan kereta api yang akan digunakan di lintas Nambo-

Selajambe kemungkiannnya sarana perkeretaapian terdiri dari

rangkaian yang menggunakan tenaga gerak tersediri yakni untuk

kereta api barang berupa gerbong dan lokomotif dan untuk kereta api

penumpang berupa kereta dan lokomotif tidak menutup

kemungkinan juga untuk kereta api penumpang berupa kereta api rel

diesel (KRD)

4-90

Dengan demikian kebutuhan Depo yaitu Depo kereta Depo lokomotif

dan Depo gerbong Depo-Depo dimaksud lokasinya dapat terpisah

dibeberapa stasIun dapat pula bersatu dalam satu stasiun asalkan

kebutuhan lahannya cukup tersedia

b Bahwa titik awal dan akhir yaitu antara Nambo Ȃ Selajambe dengan

rincian kebutuhan KA penumpang ada di sepanjang lintas atau asal-

tujuan perjalanan KA di lintas studi yaitu Nambo Ȃ Selajambe

sedangkan angkutan KA barang hanya ada di Nambo sampai dengan

Cileungsi seleihnya potensinya sangat kecil maka lokasi stabling

dan Depo lokomotif kereta ataupun gerbong sebaiknya lokasi dekat

dengan stasiun asal-tujuan itu Tujuannya yaitu untuk menghindari

adanya perjalanan kereta api dinas antar stasiunlintas yang

berdampak akan mengurangi slot waktu untuk perjalanan kereta api

komersial lainnya

c Bahwa di Daop 1 terdapat beberapa Depo namun mayoritas Depo

KRL sementara Depo kereta dan lokomotifnya jauh dari stasiun lintas

studi Nambo - Selajambe

d Bahwa di Daop 2 terdapat pula 1 Depo (kereta gerbong dan

lokomotif) yaitu di Bandung dan 1 lagi sub Depo (Depo kecil) di

stasiun Cianjur yang saat ini sudah tidak digunakan

e Alternatif pemilihan lokasi menjadi sebagai berikut

1) Stasiun Nambo

2) Stasiun Selajambe

3) Stasiun Cianjur

Analisa ketiga lokasi di atas sebagai berikut

Stasiun Nambo dipertimbangkan karena Nambo merupakan Awal amp

akhir perjalanan sehinggga keluar masuk sarana dari stasiun ke Depo

atau sebaliknya tidak melalui petak jalan sehingga kapasitas lintas

tidak terganggu Namun lahan di stasiun ini sudah cukup padat dan

4-91

operasi kereta api di stasiun ini cukup sibuk karena adanya angkutan

bongkar muat barang serta angkutan naik turun penumpang KRL

Stasiun Selajambe dipertimbangkan karena Selajambe merupakan

Awal amp akhir perjalanan sehinggga keluar masuk sarana dari stasiun

ke Depo atau sebaliknya tidak melalui petak jalan sehingga kapasitas

lintas tidak terganggu Lahan di stasiun ini dilihat dari foto drone

lahan masih cukup tersedia berupa lahan kebun atau pesawahan

namun perlu pegkajian lebih lanjut Saat ini Selajambe masih berupa

jalur kereta api di petak jalan antara stasiun Cianjur dengan stasiun

Ciranjang operasi kereta api di lintas ini semula non aktif sekarang

mulai 22 September mulai diaktifkan kembali dan kereta api yang

dioperasikan baru kereta api penumpang yang diberi nama KA

Siliwangi dengan relasi Sukabumi Ȃ Cpatat dengan 3 kali perjalanan

ulang alik jadi relatif frekuensi perjalanannya masih sedikit

Berikut ini foto situasi lahan di jalur Selajambe tempat pertemuan

jalur lintas Nambo Ȃ Selajambe dengan lintas Cianjur Ȃ Padalarang

4-92

Gambar 4 47 Ttitik pertemuan jalur KA di Selajambe

Stasiun Cianjur dipertimbangkan karena di Cianjur ada terdapat

jalur bekas emplasemen sub Depo lokomotif namun kelihatannya kecil

perlu kajian lanjut di stasiun cianjur sementara ini hanya melayani

kereta api dari arah Bogor sedang ke arah Bandung masih non aktif

Jika Cianjur menjadi pilihan ada beberapa aspek kelemahan yatu

akan terjadi penggunaan petak jalan untuk kepentingan pergerakan

rangkaian KA dinas dari Cianjur ke Selajambe atau sebaliknya

sehingga kapasitas lintas untuk KA komersial menjadi berkurang

kelemahan lain yaitu pergerakan kereta api dari Nambo ke Cianjur

melalui Selajambe atau sebaliknya akan terjadi penambahan waktu

untuk kebutuhan langsir di stasiun Selajambe karena lokomtif harus

di langsir terlebih dahulu guna memindahkan lokomotif ke arah

muka-nya Ilustrasi arah wesel di stasiun Selajambe sebagai berikut

4-93

Cianjur Ciranjang

Nambo

Selajambe

Gambar 4 48 Ilustrasi arah wesel di stasiun Selajambe

Kondisi eks bangunan Sub Depo Canjur seperti foto berikut

Gambar 4 49 Foto kondisi Sub Depo Canjur

Layout stasiun Cianjur seperti gambar berikut

4-94

Gambar 4 50 Gambar Layout emplasemen Cianjur

Keterangan Posisi area sub Depo ada di atas jalur I

Rekomendasi memperhatikan pertimbangan-pertimbangan di atas

diusulkan Stasiun Selajambe menjadi prioritas pertama untuk

dijadikan lokasi Depo kereta maupun Depo lokomotif

Jika demikian maka usulan layout untuk stasiun Selajambe

sebagaimana yang tercantum perlu ditambah emplasemen

Depolokomotif dan kereta maka usulannya menjadi sebagai berikut

Gambar 4 51 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe dengan Depo

4-95

Catatan

1 Jumlah jalur Depo masing-masingnya ada 6 jalur (2 jalur kolong

1 jalur cuci 2 jalur stabling 1 jalur cuci) dan 1 Jalur putar

lokomotif SK Direksi PT KAI nomor KEPUKR203II2KA-2017

tanggal 27 Februari 2017 tentang Standar Fasilitas Minimum

pemeriksaan da Perawatan Sarana Perkeretaapian

2 Sudut wesel-wesel di Depo 1 10 Sedangkan untuk emplasemen

stasiun di jalur utama 1 12

3 Kebutuhan Depo gerbong ini mungkin tahapan ke-2 atau

selanjutnya dengan memperhatikan potensi angkutan barang

terbanyaknya di 3 stasiun yaitu Nambo Kembang Kuning dan

Cileungsi Sementara ke stasiun-stasiun selanjutnya sampai

dengan stasiun Selajambe untuk angkutan barang sangan kurang

bahkan tidak ada

Jadi untuk Depo gerbong kemungkinannya di Kembang Kuning

atau Cileungsi perlu kajian lebih lanjut

43 KAJIAN LINGKUNGAN

431 RONA LINGKUNGAN AWAL DAN PENGGUNAAN LAHAN

4311 WILAYAH ADMINISTRASI

Rencana pembangunan alternatif terpilih jalur KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

Cianjur direncanakan untuk melayani 2 kabupten yaitu Kabupaten Bogor dan

Kabupaten Cianjur Trase terpilih akan melewati 11 Kecamatan dan 36 Desa

Adapun secara lebih lengkap wilayah administrasi yang terlintas dapat

dilihat pada tabel dibawah ini

4-96

Tabel 4 60 Wilayah Administrasi Yang Akan Dilewati Rencana Trase Jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Kabupaten Kecamatan Desa Panjang (Km) Bogor Klapanunggal Nambo 1826179

Kembang Kuning 2383610 Klapanunggal 2027496

Cileungsi Dayeuh 2997430 Mampir 2615386 Situsari 3341201 Cipeucang 1467982

Jonggol Sukamanah 3444377 Jonggol 1343025 Weninggalih 0962314 Sirnagalih 1854014 Sukagalih 2808869

Cariu Tegalpanjang 1086471 Cariu 2194792 Mekarwangi 0044786 Karyamekar 0067138 Cibatutiga 2861771 Bantarkuning 3137401

Tanjungsari Antajaya 5118492 Buanajaya 9399293

Cianjur Cikalong Kulon Mekarsari 2752543 Majalaya 4288837

Mekarjaya 3183148 Padajaya 4479940

Sukaresmi Sukamahi 0419751 Cikancana 0413566

Mande Ciandam 1164549 Jamali 3447056 Mulyasari 1409053 Bobojong 1247993

Karang Tengah Sukajadi 0518605 Sukasarana 0641814 Ciherang 0881372

Sukaluyu Sukasirna 0756055 Selajambe 1808824

Panjang Total 78997721 Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-97

4312 KARAKTERISTIK TOPOGRAFI

Rencana jalur KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur berada di wilayah Kabupaten

Bogor Bagian Selatan yang memiliki kelandaian beragam mulai dari

kemiringan lereng 0-8 sampai gt40 Topografi relatif landai di daerah Kec

Gunung Putri Kec Cileungsi dan Kec Jonggol kemudian semakin ke selatan

di daerah Kec Cariu dan Kec Cikalong Kulon ketinggian meningkatkan dan

topografi bergelombang mengikuti kontur perbukitan dengan tingkat

kemiringan agak curam hingga sangat curam dan kembali landai sampai Kec

Selajambe Untuk lebih jelas mengenai informasi topografi dapat dilihat pada

gambar dibawah ini Identifikasi ini merupakan hasil overlaysuperimpose

kebutuhan lahan kereta dengan peta kemiringan lahan

Gambar 4 52 Kesesuaian Trase Rencana Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur dengan Kelandaian Wilayah

Sumber DEMNAS dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-98

Gambar 4 53 Wilayah Kemiringan Lereng yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4313 IKLIM

Suhu udara di Kabupaten Bogor rata-rata berkisar antara 227degC sampai

3160C Suhu udara maksimum terjadi pada bulan September yaitu 360degC

sedangkan suhu udara minimum terjadi pada 192degC Jumlah curah hujan

rata-rata tertinggi di Kabupaten Bogor terjadi pada Bulan Januari dengan

curah hujan sebesar 53623 mm sedangkan curah hujan terendah terjadi

pada Bulan Agustus dengan jumlah curah hujan 1098 mm

Secara umum Kabupaten Cianjur beriklim tropis lembab dengan suhu udara

minimum 18deg yang biasanya terjadi pada bulan Maret Ȃ April sedangkan

suhu maksimal adalah 24deg yang biasanya terjadi pada bulan Oktober Ȃ

November dengan kelembaban nisbi berkisar antara 80 - 90 Pada bulan

November Ȃ Maret angin bertiup ke arah tenggara yang biasanya berkaitan

dengan musim kemarau Adapun puncak musim kemarau terjadi pada bulan

Agustus sedangkan puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember-

Januari Kondisi curah hujan di Kabupaten Cianjur sangat bervariasi Curah

4 - 8 17

2 - 4 22

Kemiringan gt55 0

8 - 16 42

16 - 35 18

35 - 55 1

4-99

hujan rata-rata di wilayah pesisir berkisar antara 11204 mmtahun sampai

dengan 3543 mmtahun

4314 KARAKTERISTIK GEOLOGI

Tatanan geologi di wilayah kajian dan disekitarnya sangat kompleks dan

beragam Dari yang tua ke muda adalah Satuan Batugamping Pasiran

Selang-seling Batulempung (Formasi Parigi) yang berumur Miosen Tengah

(N13Ȃ N14) diendapkan pada lingkungan laut dangkal yaitu pada neritik tepi

(5-20 m) hingga neritik tengah (20-100 m) Selaras di atasnya diendapkan

satuan batulempung (Formasi Subang) yang berumur Miosen Akhir (N15 Ȃ

N18) pada lingkungan laut dangkal yaitu pada neritik tengah (20-100 m)

Pada Kala Pliosen yang menerus hingga Pleistosen (Plio-Plistosen) terbentuk

Satuan Intrusi Andesit serta satuan batuan produk gunungapi tak terurai

yang diendapkan pada lingkungan pengendapan darat dengan mekanisme

pengendapan pyroklastik (proximal volcaniclastic facies Visser1972) Pada

kala holosen satuan aluvial sungai menutupi satuan-satuan yang lebih tua

yang tersingkap di daerah penelitian

StrukturȂstruktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa

struktur lipatan dan patahan yang terjadi dalam satu fase tektonik yaitu

pada Kala Miosen Akhir menerus hingga Kala Plistosen dengan gaya utama

berarah barat utara Ȃ selatan yaitu N 5deg E Struktur lipatan berupa Sinklin

Sukajadi Antiklin Medalsari Sinklin Kutamekar Antiklin Cikutamahi Sinklin

Cibatutiga Antiklin Struktur patahan yang berkembang berupa Sesar Naik

Cibeet Sesar Mendatar Cibatutiga Sesar Mendatar Kutamekar Sesar

Mendatar Medalsari Sesar Mendatar Bantarkuning Sesar Mendatar

Cikutamahi

Morfologi dari dataran hingga perbukitan terjal serta banyaknya

patahanlipatan di wilayah kajian Ketentuan teknis perkeretaapian yang

mengharuskan lintasan agar tetap menjaga kelandaian dan lengkung

maksimum sesuai standar mengakibatkan rencana pembangunan jalur

4-100

kereta ini tetap melintasi beberapa sesar yang ada Namun aspek geologi pun

sudah menjadi pertimbangan dalam penentuan trase rencana pembangunan

jalur kereta ini dan sudah meminimalisir perpotongan jalur kereta dengan

patahan Untuk melihat bagaimana kondisi geologi diwilayah kajian dapat

dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 4 54 Kondisi Geologi di Wilayah Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

Qa ALUVIUM Lempung lanau pasir Kerikil Kerakal

dan Bongkah

Qyg BREKSI DAN LAHAR DARI

G GEDE (0-100 M)

Qot HASIL GUNUNGAPI

TERTUA (0-550 M)

BREKSI DAN LAVA

Batupasir tufan serpihan tufan breksi

tufan dan aglomerat tufan Membentuk

dataran Cianjur

Breksi andesit piroksen bersisipan dengan

lava andesit Umumnya terpropilitasi

Membentuk daerah perbukitan luas yang

terpisah yang dikelilingi Qyg dekat Cianjur

4-101

Qos BATUPASIR TUFAN DAN

KONGLOMERAT (0-60M)

Qav SATUAN BATU PASIR

TUFAN DAN

KONGLOMERAT

Qoa SATUAN BATUPASIR

KONGLOMERAT DAN

BATULANAU

Batupasir Tufan dan Konglomerat berasal

dari endapan lahar Qob Satuan ini

menempati sebagian besar dataran Plered

dan tanah meja di timurlaut Purwakarta

Batupasir tufan konglomerat Tuf dan

Breksi

Batupasir konglomerat batulanau dan

batupasir

TMk Formasi Klapanunggal Batugamping koral sisipan batugamping

pasiran napal batupasir kuarsa glokonitan

hijau

Tms FORMASI SUBANG Batupasir bersisipan betulempung

Msc ANGGOTA

BATULEMPUNG FORMASI

SUBANG (2900M)

Mdm ANGGOTA NAPAL DAN

BATU PASIR KUARSA

FORMASI JATILUHUR

Mttb ANGGOTA BREKSI

FORMASI CANTAYAN (0-

1700 M)

Umumnya batulempung yang mengandung

lapisan-lapisan dan modula batugamping

napalan keras napal dan lapisan-lapisan

batu gamping abu-abu tua setebal 2 atau 3

m Kadang-kadang mengandung sisipan

batupasir glaukorit hijau

Napal abu-abu tua batulempung dan

serpih lempungan dengan sisipan-sisipan

batupasir kuarsa kuarsit dan batugamping

napalan

Breksi polimik mengandung komponen-

komponen bersifat basal andesit dan

batugampingkoral bersisipan batupasir

andeit pada bagian atas Di beberapa

tempat mengandung juga batuan-batuan

intrusive

4-102

Mtte ANGGOTA

BATULEMPUNG FORMASI

CANTAYAN (0-2200M)

ha Andesit Horblenda Dan

Porfir Diorit Horelblenda

vi VITROFIR PORFIR BASAL

DAN DOLERIT

Batulempung serpih tuf mengandung

belerang lignit dan kongkresi-kongkresi

batulempung sisipan-sisipan batugamping

Intrusi-intrusi yang umumnya terusun dari

plagioklas menengah dan horenblenda di

sekitar G Anggabuwana dan G Parang

vitofir putih atau abu-abu muda

kemungkinan bersusun andesit didaerah

sekitar G Congkrang Breksi magma dan

tuf breksi bewarna muda yang bersusunan

sama dengan vitrofitnya dekat G karung

Porfir basal didaerah sekitar Pr Buluh dan

sedikit disebelah baratnya diorit yang

hanya membentuk tubuh-tubuh kecil yang

rombakannya tersebar di lereng-lereng

Selain itu dikaji pula daya dukung geologi dengan pemodelan superimpose

dari sumberdaya geologi seperti topografi morfologi perkerasan jenis

batuan jenis tanah hidrogeologi dan kendala geologi seperti kebencanaan

geologi yaitu kawasan rawan bencana gempabumi dan gerakan tanah yang

dianalisis menggunakan sistem informasi geospasial (SIG) Dari kajian

tersebut akan mendapatkan beberapa klasifikasi dayadukung leluasa sampai

tidak leluasa yang dijadikan pertimbangan sebagai potensi untuk keleluasaan

untuk pembangunan Untuk melihat bagaimana kondisi daya dukung geologi

diwilayah kajian dapat dilihat pada gambar dibawah ini

4-103

Gambar 4 55 Kondisi Daya Dukung Geologi di Wilayah Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

Gambar 4 56 Panorama sebagian morfologi di dalam blok Jonggol a) Morfologi

pedataran aluvium di dalam lembah Sungai Cibeet dengan latar belakang perbukitan vulkanik dan intrusi batuan beku komplek Sanggabuana B) Morfologi pedataran

4-104

aluvium dan perbukitan vulkanik bergelombang lemah di sekitar aliran Sungai

Cipamingkis c) Morfologi kerucut intrusi granodiorit dengan latar belakang perbukitan vulkanik terjal d) Morfologi perbukitan bergelombang lemah dan

pedataran disusun oleh batuan vulkanik muda dan aluvium Sumber Foto Haryanto

Gambar 4 57 Lapisan batupasir kuarsa dengan sisipan tipis batulempung Formasi

JatiluȋȌȋȌǡDzdzFormasi Jatiluhur disertai lipatan seret akibat sesar minor Lokasi Sungai Cibeet Struktur Dzdz13ǡt sesar

minor Lokasi Sungai Cibeet (tengah) Granodiorit (ha) (kanan) Sumber Foto Haryanto

4315 SEBARAN WILAYAH RAWAN BENCANA

Berdasarkan hasil data primer maupun sekunder trase rencana

pembangunan jalur kereta api cileungsi-jonggol-cianjur memiliki kawasan

yang berpotensi terhadap bencana seperti bencana geologi gempa bumi

rawan gerakan tanah serta bencana lainnya seperti kebakaran banjir dll

Gempa bumi termasuk salah satu bencana alam yang tidak dapat diprediksi

kapan akan terjadi Fenomena ini terjadi karena berbagai faktor penyebab

diantaranya yaitu pergeseran lempeng letusan gunung berapi dan faktor

non alam akibat aktivitas manusia yang dapat menimbulkan gempa bumi

Melihat Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi di Jawa Barat Rencana trase

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur memiliki Kawasan berpotensi

terlanda goncangan gempabumi dengan intensitas VII-VIII MMI (Modified

Mercalli Intensity) yang berpotensi terjadi retakan tanah pelulukan gerakan

tanah pada lereng terjal dan pergeseran tanah Percepatan gempa bumi dapat

terjadi lebih besar dari 045 g Kawasan ini pada umumnya disusun oleh

batuan berumur kuarter kerusakan cukup besar pada bangunan yang

4-105

KRB Gempabumi

Kawasan berpotensi

terlanda goncangan gempabumi

dengan intensitas VII-VIII MMI

(Modified Mercalli

Kawasan berpotensi

terlanda goncangan

gempa bumi kuat dengan skala

intensitas lebih dari VIII MMI

(Modified

didesain khusus kerusakan pada bangunan gedung tinggi pondasi bangunan

bergeser kerusakan pada sebagian bangunan kayu Jika intensitas mencapai

XII MMI terjadi kerusakan total pada bangunan Untuk melihat lebih jelas

mengenai kawasan rawan bencana yang dilalui dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 4 61 Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Yang Akan Dilewati Rencana Trase Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

KRB Gempabumi Luas

Kawasan berpotensi terlanda goncangan gempa bumi kuat dengan skala intensitas lebih dari VIII MMI (Modified Mercally Intensity)

14294 Ha

Kawasan berpotensi terlanda goncangan gempabumi dengan intensitas VII-VIII MMI (Modified Mercalli Intensity)

48975 Ha

Sumber PVMBG Badan Geologi 2020

Gambar 4 58 Persentase KRB Gempabumi Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-

Jonggol-Cianjur Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

4-106

0 Kerentanan

tinggi 6

potensi erosi ketika hujan

tinggi

KRB Gerakan Tanah

Kerentanan rendah

38

Kerentanan menengah

42

Kerentanan sangat rendah

14

Tabel 4 62 Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Yang Akan Dilewati Rencana

Trase Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

KRB Gerakan Tanah Luas Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan menengah untuk terkena gerakan tanah Pada Zona ini dapat terjadi gerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai gawir tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan

26607149

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan rendah untuk terkena gerakan tanah Umumnya pada Zona ini jarang terjadi gerakan tanah jika tidak mengalami gangguan pada lereng dan jika terdapat gerakan tanah lama lereng telah mantap kembali

24211537

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan sangat rendah untuk terkena gerakan tanah Pada zona ini jarang atau hampir tidak pernah terjadi gerakan tanah baik gerakan tanah lama maupun gerakan tanah baru kecuali pada daerah tidak luas pada tebing sungai

86335627

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan tinggi untuk terkena gerakan tanah Pada zona ini sering terjadi gerakan tanah sedangkan gerakan tanah lama dan gerakan tanah baru masih aktif bergerak akibat curah hujan yang tinggi dan erosi kuat

36165199

Aliran bahan rombakan dapat terjadi bila terdapat akumulasi dan pembendungan alur oleh endapan lahar atau material longsoran pada alur sungai di bagian hulu dan dipicu oleh erosi yang kuat dan curah hujan yang tinggi

2011586

Sumber PVMBG Badan Geologi 2020

Gambar 4 59 Persentase KRB Gerakan Tanah Trase Rencana Jalur KA Cileungsi- Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-107

Gambar 4 60 Kesesuaian Trase Rencana Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur dengan Aspek Kebencanaan

Sumber PVMBG Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4316 BIOLOGI

A FLORA

Pada umumnya vegetasi yang tumbuh di lokasi studi adalah tumbuhan

budidaya antara lain padi palawija (jagung ubi kayu ubi jalar kedelai)

tanaman sayuran (kangkung bayam wortel tomat cabe terung ketimun

bawang dsb) tanaman buah (durian papaya mangga pisang rambutan

jambu air belimbing alpokat petai jengkol dsb) dan tanaman perkebunan

(antara lain kelapa sawit kopi karet teh dsb)

B FAUNA

Hewan yang terdapat di lokasi studi antara lain hewan ternak dan hewan liar

Hewan ternak yang dibudidayakan oleh penduduk antara lain Rusa sapi

kerbau kambing domba dan ternak unggas (ayam ras ayam buras burung

puyuh itik) serta budidaya ikan

4-108

4317 TATA RUANG DAN TATA GUNA LAHAN

A RTR KSN JABODETABEKPUNJUR

Rencana pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur sudah

termuat dalam Perpres 602020 tentang Rencana Tata Ruang Bodebek

Punjur 2020 Serta dijelaskan juga mengenai fungsi sistem kawasan

perkotaan sekitar inti yang menjadi kawasan penyangga inti DKI Jakarta yang

akan terlewati oleh trase ini yaitu ditetapkannya Kawasan Perkotaan

Cileungsi Adapun Kawasan Perkotaan Cileungsi memiliki fungsi sebagai

berikut

1 Pusat pemerintahan kecamatan

2 Pusat kegiatan industri

3 Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala regional

4 Pusat kegiatan pariwisata dan

5 Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang

regional

4-109

Gambar 4 61 Peta Rencana Pola Ruang Terintegrasi dengan Jaringan Transportasi PERPRES No 602020

Sumber Kementerian ATR BPN 2020

B RTRW DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2024

saat ini masih dalam proses revisi Oleh sebab itu rencana pembangunan

trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur belum tercantum Namun dengan

adanya rapatrapat koordinasi yang selama ini dilakukan oleh Instansi terkait

di Daerah dengan Kementerian Perhubungan diharapkan rencana trase KA

tersebut dapat terakmodasi dalam RTRW Provinsi jawa Barat

Adapun Pengembangan jaringan kereta api dalam RTRW Prov Jawa Barat

tahun 2009-2029 berfungsi sebagai penghubung antar PKN antara PKN dan

PKW serta antar PKW

4-110

Gambar 4 62 Peta Rencana Pengembangan Infrastruktur Perhubungan Perkeretaapian

Sumber RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029

C RTRW KABUPATEN BOGOR

Rencana pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur sudah

termuat dalam RTRW Kabupaten Bogor tahun 2016-2036 dan sudah termuat

juga pembangunan stasiun penumpang yang berlokasi di Cileungsi dan

Jonggol Adapun Pusat kegiatasesuai RTRW Kabupaten Bogor yang terlewati

oleh Trase ini adalah PKLp Perkotaan Cileungsi dan PPK Perkotaan Jonggol

4-111

Gambar 4 63 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 Sumber RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036

Gambar 4 64 Peta Pola Ruang RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 Sumber RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036

4-112

D RTRW KABUPATEN CIANJUR

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Cianjur saat ini masih

dalam proses revisi Oleh sebab itu rencana pembangunan trase KA Cileungsi

Ȃ Jonggol - Cianjur belum tercantum Namun dengan adanya rapat-rapat

koordinasi yang selama ini dilakukan oleh Instansi terkait di Daerah dengan

Kementerian Perhubungan diharapkan rencana trase KA tersebut dapat

terakmodasi dalam RTRW Kabupaten Cianjur

Adapun rencana sistem perkeretaapian yang saat ini termuat sebagai berikut

hearts Rencana pengembangan prasarana kereta api (rencana

revitalisasi jalur rel kereta api )

Bandung-Padalarang-Cianjur-Sukabumi

hearts Rencana pengembangan prasarana kereta api (revitalisasi

stasiun Kereta Api)

Cipeyeum Ciranjang Maleber Cianjur Cilaku Cibeber dan Lampegan

hearts Rencana peningkatan pelayanan kereta api

Peningkatan Sistem Jaringan Pelayanan Kereta Api Lintas Bandung-

Padalarang-Cianjur-Sukabumi

Peningkatan Angkutan Barang untuk Distribusi Komoditas

Perdagangan

4-113

Gambar 4 65 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031 Sumber RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031

Gambar 4 66 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031 Sumber RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031

4-114

Sungai 0

Peraira 1

Sawah 37

Industri 1

Permukiman 10

gan tamban 0

Per Perkebunan 16

Hutan 21

Penggunaan Lahan

LadangTegalan 11

n Darat

BelukarSemak 3

E PENGGUNAAN LAHAN

Kondisi penggunaan lahan saat ini beragam di setiap rencana trase jalur

kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Mulai dari permukiman persawahan

hingga semak belukan untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4 63 Penggunaan Lahan di Wilayah Kajian

Penggunaan Lahan Luas Perairan Darat 4109 Hutan 129793 Sungai 3114 Pertambangan 1121 Permukiman 64523 Industri 4350 Sawah 237244 Perkebunan 103646 LadangTegalan 67927 BelukarSemak 16818 Total 63263217

Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

Gambar 4 67 Persentase Penggunaan Lahan yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

4-115

Gambar 4 68 Peta Penggunaan Lahan yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4318 KEPENDUDUKAN

Penduduk Kabupaten Bogor pada saat ini tercatat sebanyak 4699282 jiwa

dengan rasio jenis kelamin 105 Sedangkan Penduduk Kabupaten Cianjur

tercatat sebanyak 2292366 jiwa dengan rasio jenis kelamin 107 Adapun

sebaran jumlah penduduk pada wilayah studi menurut administrasi

kecamatan yang dilewati Rencana Pembangunan Jalur KA Lintas Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur sebagaimana nampak pada Tabel di bawah ini yaitu

berjumlah 1060989 jiwa dengan rata rata rasio jenis kelamin 104 meliputi

320399 rumah tangga Dengan demikian satu rumah tangga rata-rata terdiri

atas 3 - 4 jiwa

4-116

Tabel 4 64 Sebaran Jumlah Penduduk Menurut Administasi Kecamatan

Kabupaten Kecamatan Rasio Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Jumlah Rumah Tangga (KK)

Bogor Cileungsi 101 235485 78853 Klapanunggal 105 101642 34020 Jonggol 106 124406 45389 Cariu 100 49040 18904 Tanjungsari 102 52681 18799

Cianjur Sukaresmi 108 81783 20446 Cikalongkulon 105 100968 25242 Mande 105 76570 19143 Karangtengah 102 154736 38684 Sukaluyu 105 83678 20920

Total 104 1060989 320399 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

4319 PDRB DAN KETENAGAKERJAAN

Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun 2019 atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor

menunjukkan sektor industri pengolahan sebesar 5373 sektor

pedagangan besar eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1247

sektor konstruksi sebesar 1047 sektor pertanian kehutanan dan

perikanan 526 sektor transportasi dan pergudangan 394 sektor

penyediaan akomodasi dan makanan 274 sektor pertambangan dan

penggalian 202 sektor jasa pendidikan 198 sektor informasi dan

komunikasi 177 sector jasa lainnya 177 sektor adminstrasi

pemerintahan dan jaminan sosial 149 sektor real estate 083 sektor jasa

keuangan dan asuransi 055 sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

051 sektor jasa perusahaan 020 sektor pengadaan listrik dan gas

015 dan sektor jasa pengadaan air penolahansampah limbah dan daur

ulang 013 Prosentasi konstribusi tersebut menunjukan karakteristik

wilayah perkotaan (urban area) yang didominasi sektor industri pengolahan

Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun 2019 atas dasar harga berlaku di Kabupaten Cianjur

4-117

menunjukkan sektor pertanian kehutanan dan perikanan 3411 sektor

pedagangan besar eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1841

sektor transportasi dan pergudangan 899 sektor konstruksi sebesar

811 sektor industri pengolahan sebesar 588 sektor penyediaan

akomodasi dan makanan 560 sektor jasa pendidikan 385 sektor jasa

lainnya 355 sektor informasi dan komunikasi 280 sektor adminstrasi

pemerintahan dan jaminan sosial 280 sektor jasa keuangan dan asuransi

226 sektor real estate 185 sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

076 sektor jasa perusahaan 065 sektor pertambangan dan penggalian

028 sektor pengadaan listrik dan gas 008 dan sektor jasa pengadaan

air penolahansampah limbah dan daur ulang 003 Prosentasi konstribusi

tersebut menunjukan karakteristik wilayah pedesaan (rural area) yang

didominasi sektor pertanian kehutanan dan perikanan

Jumlah pencari kerjapengangguran terbuka di wilayah studi berdasarkan

Sakernas BPS tahun 2019 tercatat sebanyak 253014 orang dengan profil

pencari kerja sebagian besar berpendidikan SD terdiri dari 37 tamat SD

6 tamat SMA 17 tamat SMP dan sebanyak 10 tamat

UniversitasSarjana

43110 AGAMA BUDAYA DAN SITUS PURBAKALA

Penduduk di wilayah studi 99 menganut agama Islam 045 menganut

agama Kristen Protestan 012 menganut agama Katholik 009 menganut

agama Budha 001 menganut agama Hindu dan 0002 menganut agama

lainnya

Masyarakat pada lokasi studi terdiri atas suku Sunda Jawa Betawi dan suku

lainnya Adapun budaya lokal yang berkembang dan dianut oleh sebagian

besar masyarakat adalah budaya Sunda Bahasa yang digunakan Bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa daerah suku setempat

Bahasa Sunda mayoritas diturutkan penduduk di seluruh kecamatan

Kabupaten Cianjur dan di kecamatan bagian selatan Kabupaten Bogor

4-118

Sementara Bahasa Betawi diturutkan penduduk seluruh kecamatan yang

berbatasan dengan Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi Terdapat Makam

Keramat Cikundul di Kecamatan Cikalong Kulon yang merupakan cagar

budaya

43111 KESEHATAN MASYARAKAT

Sarana Kesehatan yang tersedia di lokasi studi berupa 8 Rumah Sakit 11

Puskesmas 456 Klinik Kesehatan dan 676 Posyandu Adapun sebaran sarana

kesehatan di lokasi studi untuk masing-masing kecamatan yang dilewat

Rencana Jalur KA Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur nampak pada Tabel berikut

ini

Tabel 4 65 Sebaran Sarana Kesehata di Wilayah Studi

KotaKabupaten Kecamatan Rumah Sakit (Unit)

Puskesmas (Unit)

Klinik Kesehatan (Unit)

Posyandu (Unit)

Bogor Cileungsi 6 3 189 197 Klapanunggal - 2 102 110 Jonggol 1 3 8 148 Cariu - 2 67 67 Tanjungsari - 1 90 90

Cianjur Sukaresmi - - - 13 Cikalongkulon - - - 19 Mande - - - 15 Karangtengah 1 - - 12 Sukaluyu - - - 5

Total 8 11 456 676 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

Tenaga kesehatan yang tersedia dilokasi studi 328 dokter umum 585

perawat dan 382 Bidan sebagaimana nampak pada Tabel di bawah ini

Tabel 4 66 Sebaran Tenaga Kesehata di Wilayah Studi

KotaKabupaten Kecamatan Dokter Perawat Bidan Bogor Cileungsi 4 13 16

Klapanunggal 5 12 23 Jonggol 259 483 164 Cariu 5 7 21 Tanjungsari 4 12 14

4-119

KotaKabupaten Kecamatan Dokter Perawat Bidan Cianjur Sukaresmi 3 13 27

Cikalongkulon 3 13 39 Mande 6 16 35 Karangtengah 38 8 20 Sukaluyu 1 8 23

Total 328 585 382 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

Adanya perubahan gaya hidup masyarakat terutama di kawasan perkotaan

seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat saat ini mengakibatkan

meningkatnya prevalensi kasus-kasus penyakit tidak menular

(degenerative) seperti Penyakit Jantung Diabetes Stroke Kanker dan lain-

lain Dengan adanya sarana kesehatan yang tersebar di beberapa lokasi

khususnya Puskesmas dan Klinik Kesehatan diharapkan masyarakat dengan

mudah untuk mendapatkan akses kesehatan sehingga segala penyakit yang

timbul dimasyarakat dapat dicegah dengan tindakan dini untuk pemeriksaan

dan pengobatan kesehatannya

432 KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

Identifikasi komponen lingkungan hidup yang akan terpengaruh oleh

kegiatan rencana pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur terdiri

dari aspek geofisikkimia aspek biologi dan aspek sosial ekonomi aspek

sosial budaya aspek kesehatan masyarakat dan aspek transportasi

4321 GEOFISIK KIMIA

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan rencana

pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur adalah gangguan kestabilan

tanah gangguan aliran permukaan penurunan kualitas udara terjadinya

kebisingan serta timbulnya gangguan getaran tanah Penurunan kualitas

udara lebih disebabkan oleh banyaknya partikel debu dan polusi akibat

kegiatan penyiapan lahan pemadatan pengangkutan material dan pekerjaan

4-120

penyiapan badan jalan rel dan pembuatan terowongan sepanjang plusmn 500

meter

Kebisingan akan mulai teridentifikasi sejak pada tahap konstruksi yaitu

mobilisasi peralatanmaterial pekerjaan penyiapan badan jalan rel dan

kebisingan akan tetap berlanjut pada tahap pasca konstruksi disertai dengan

ganguan getaran akibat operasi KA

4322 BIOLOGI

Dampak kegiatan rencana pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

terhadap komponen Biologi adalah gangguan kerusakan vegetasi dan

gannguan pada fauna akibat pembangunan jalur KA Kegiatan yang

berpotensi menimbulkan dampak gangguan tersebut yaitu kegiatan land

clearing dan pembuatan terowongan pembangunan jembatan dan struktur

badan jalan rel Dampak yang timbul terutama akan terjadi pada masa

konstruksi saja

4323 SOSIAL EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya pembangunan jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur yang terkait dengan bidang sosial ekonomi budaya

adalah sebagai berikut

a Dampak sosial ekonomi dan sosial budaya yang mungkin akan timbul

dengan adanya kegiatan pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

adalah keresahan masyarakat gangguan terhadap tempat usahalahan

pertanian berkurangnya lahan perkebunan dan gangguan mata

pencaharian akibat pembangunan jalur rel yang baru dimana hal ini

terkait dengan pembebasan lahan pada tahap pra konstruksi Dampak

negatif yang lain adalah pada tahap konstruksi akan terjadi gesekan kohesi

sosial akibat adanya mobilitas tenaga kerja dan interaksi sosial antara

pekerja dan masyarakat sekitar yaitu kecemburuan sosial dan pergeseran

nilai budaya Sedangkan dampak positif yang timbul adalah adanya

4-121

kesempatan bekerja di proyek dan tumbuhnya UKM (usaha warung

makan dan warung kebutuhan pokok bagi para pekerja) Dampak yang

sama diperkirakan juga akan terjadi pada masa pasca konstruksi yaitu

mobilitas penduduk yang tinggi akan mempengaruhi interaksi sosial dan

pergeseran nilai-nilai budaya dikarenakan berbaurnya nilai-nilai

masyarakat setempat dengan nilai-nilai baru dari penduduk yang datang

dari luar (antara lain wisatawan)

b Pada saat konstruksi adanya gangguan pemanfaatan ruang jalan akses

akan berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi dan kenyamanan penduduk

di sekitar proyek

c Pada tahap operasi adanya dampak terbukanya kesempatan kerja

gangguan lalu lintas dan rawan kecelakaan meningkatnya mobilitas

penduduk dan persepsi positif masyarakat serta meningkatnya

wisatawan

4324 KESEHATAN MASYARAKAT

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur bidang kesehatan masyarakat adalah

peningkatan gangguan pendengaran infeksi saluran pernafasan bagian atas

(ISPA) dan infeksi saluran pencernaan pada tahap konstruksi Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya kegiatan yang menghasilkan debu adanya

penurunan kualitas sanitasi lingkungan dan adanya penurunan kualitas

udara (karena kemacetan lalu lintas dan kepadatan lalu lintas) di sekitar

proyek

Pada awal kegiatan konstruksi keluhan tersebut akan mulai meningkat

seiring bertambahnya volume pekerjaan Namun perlahan-lahan keluhan

tersebut akan menurun pada akhir tahap akhir konstruksi karena kegiatan

proyek menjelang berakhir Hal lain yang perlu dicermati adalah tingkat

keselamatan pekerja dan dampak kesehatan masyarakat sekitar proyek baik

4-122

pada tahap pra konstruksi konstruksi ataupun pasca konstruksi mengingat

banyaknya tenaga kerja yang terlibat

4325 TRANSPORTASI

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur adalah peningkatan kepadatan lalu lintas jalan

(terutama pada pertemuan antara jalan raya dan jalan rel) meningkatnya

tingkat kemacetan menurunnya kecepatan kendaraan darat Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya kegiatan mobilisasi kendaraan-kendaraan

berat seperti buldozer tandem roller dan dump truck keluar masuk lokasi

proyek

Keadaan-keadaan tersebut akan mulai terasa pada akhir tahap pra

konstruksi dan akan terus berlangsung hingga akhir tahap konstruksi Hal

lain yang patut dicermati adalah kondisi rawan kecelakaan pada tahap pasca

konstruksi Namun demikian dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur akan memberikan dampak positif antara lain

1 Kelancaran arus lalulintas di wilayah studi yang semakin lancar sehingga

mempersingkat waktu perjalanan biaya operasional kendaraan

menurunnya pencemaran udara dan menaikkan jaminan keselamatan

pengguna jalan

2 Mengingat konsumsi BBM dan pencemaran udara angkutan KA lebih

rendah dibandingkan angkutan jalan (truk) maka secara nasional ada

penghematan subsidi BBM dan biaya lingkungan

3 Kenaikan PDRB daerah khususnya pada area kiri dan kanan jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur akibat kondisi aksesbilitas semakin baik dan lancar

yang akan lebih menarik wisatawan dan investor ke Danau Cirata dan obyek

wisata lainnya

4-123

433 PRAKIRAAN DAMPAK LINGKUNGAN

Dalam rencana penyusunan suatu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) mencakup tiga tahap kegiatan yaitu

a Tahap Pra-Konstruksi

b Tahap Konstruksi

c Tahap Pasca Konstruksi

Berdasarkan tiga tahapan rencana kegiatan tersebut akan dilihat pengaruh

timbal balik dengan komponen lingkungan yang potensial menimbulkan

dampak dan dituangkan dalam matriks interaksi antara komponen

lingkungan sebagaimana disajikan pada Tabel di bawah ini

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 67 Matriks Interaksi Tahapan Kegiatan dan Komponen-komponen Lingkungan Pembangunan jalur Kereta api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur

Komponen Lingkungan

Sub Komponen Lingkungan

Indikator

Lingkungan

Tahapan Kegiatan Keterangan Pra

Konstruksi Konstruksi Pasca Konstruksi

1 2 3 4 5 6 7

Kimia-Fisika

Iklim

Iklim Mikro 1 = Penetapan Segmen Jalur Kereta Kualitas Udara ξ 2 = Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp Kebisingan ξ ξ ξ 3 = Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Hidrologi Limpasan Air 4 = Mobilisasi Tenaga Kerja Kualitas Air 5 = Pekerjaan Pembangunan Jalur KA

Tanah dan Lahan

Tata Ruang ξ 6 = Pengoperasian Jalur Kereta Api Getaran 7 = Pemeliharaan Maintenance Erosi

Kualitas Tanah ξ

Biologi

Vegetasi Habitat ξ

Keanekaan Jenis

Fauna Darat dan Air

Habitat

Keberadaan Jenis

Sosesbud dan Kesehatan Masyarakat

Sosial Ekonomi

Lapangan Kerja ξ

Aktivitas Ekonomi ξ ξ ξ

Lalu Lintas ξ ξ ξ

Sosial Budaya

Kependudukan

Pendidikan ξ

Adat Istiadat ξ

Tata Nilai ξ

Kesehatan Masyarakat Lingkungan

SanitasiEstetika Lingkungan

ξ

Vektor Penyakit ξ

Kes Masyarakat ξ

Sumber Hasil Analisis 2020

LAPORAN AKHIR 4-124

4-125

4331 TAHAP PRA KONSTRUKSI

Penentuan segmen-segmen jalan kereta api dan bangunan pelengkap yang

perlu dikembangkan merupakan hal penting pada tahap pra-konstruksi

Dampak Potensial yang diperkirakan akan terjadi pada tahapan ini adalah

konflik penggunaan lahan dan tata ruang yang ada saat ini dan terutama

pada saat jalur KA akan dibangun

4332 TAHAP KONSTRUKSI

1 Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp

Pada beberapa lokasi di site proyek akan dibangun base camp yang akan

berfungsi sebagai kantor proyek penginapan buruh dan gudang material

dan peralatan Adapun dampak-dampak yang akan terjadi dari kegiatan

tersebut adalah

(a) pencemaran tanah karena tetesan olie

(b) menurunnya estetika lingkungan

(c) gangguan pada habitat fauna dan

(d) ketidakserasian interaksi sosial antara pekerja pendatang dengan

penduduk setempat

2 Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Untuk mendukung kelancaran pembangunan jalur jalan kereta api akan

digunakan sedikitnya 6 jenis peralatan berat yaitu Bulldozer Excavator

Vibrator Roller Dump Truck Wheel Loader Crane dll Dampak-dampak

potensial yang diperkirakan akan terjadi meliputi

(a) menurunnya kualitas udara

(b) meningkatnya kebisingan dan

(c) kerusakan pada tanaman

4-126

3 Mobilisasi Tenaga Kerja

Kegiatan mobilisasi tenaga kerja diperkirakan akan menimbulkan

dampak-dampak (a) kesempatan kerja dan (b) kecemburuan sosial

tenaga kerja lokal

4 Pekerjaan pembentukan badan jalan KA

Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka pembuatan

badan jalan (jalur rel KA) adalah

Pembersihan rencana jalur jalan KA yang meliputi clearing dan

grubbing

Pekerjaan tanah yaitu kegiatan penggalian dan pembuangan (cut and

fill)

Pembuatan bangunan perlintasan sebidang (level crossing)

terutama di dekat permukimankawasan perkotaan

Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat pelaksanaan

pekerjaan pembentukan badan jalan KA adalah

(a) gangguan air permukaan

(b) gangguan estetika lingkungan dan

(c) gangguan lalu-lintas kendaraan (di perkotaan)

5 Pembuatan Bangunan Pelengkap

Pekerjaan pembuatan bangunan pelengkap meliputi pembangunan

tubuh jalur kereta jembatan box culvert gorong-gorong dan talang air

Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat pekerjaan ini

adalah

(a) terjadinya genangan airbanjir akibat tubuh jalan juga berfungsi

sebagai bendung terhadap aliran air

(b) gangguan aliran air permukaan dan

(c) penurunan kualitas air permukaan

4-127

6 Pembangunan Track

Pekerjaan pemasangan track diperkirakan akan menimbulkan dampak

gangguan lalu lintas walaupun bersifat lokal

4333 TAHAP OPERASI (PASCA KONTRUKSI)

1 Pengoperasian Kereta Api

Pengoperasian kereta api akan dilaksanakan segera setelah

pembangunannya selesai dilaksanakan Dampak-dampak yang

diperkirakan akan timbul yaitu

(a) meningkatnya kebisingan

(b) pengembangan wilayahaktivitas ekonomi

(c) potensi kecelakaan dan

d) gangguan lalulintas

2 Pemeliharaan Jalan Kereta Api

Kegiatan pemeliharaan yang meliputi pemeliharaan rel kereta api sistem

sinyal kereta diperkirakan akan menimbulkan dampak positif yaitu

kelancaran operasi kereta api

Secara lengkap tahapan kegiatan dan dampak yang akan diperkirakan akan

terjadi serta alternatif penanganannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4 68 Matriks Identifikasi Dampak dan Alternatif Penanganan

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

1 Tahap Pra Konstruksi Penentuan Segmen Jalan dan Stasiun Persepsi yang

positifnegatif Sosialisasi

Konflik penggunaan lahantata ruang

melakukan pembebasan lahan yang transparan

2

Tahap Konstruksi

Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp

Pencemaran tanah

Memilih lokasi base camp yang tidak mengganggu lingkungan dan mengembalikan ke kondisi semula setelah selesai

4-128

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

Menurunnya estetika lingkungan

Gangguan pada habitat fauna

Ketidakserasian interaks sosial

Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Menurunnya kualitas udara

Direncanakan jalur khusus mobilisasi alat berat dan material

Meningkatnya kebisingan

Kerusakan pada vegetasi

Mobilisasi Tenaga Kerja

Kesempatan kerja

Mengikutsertakan tenaga lokal dalam pembangunan

Kecemburuan Sosial tenaga kerja lokal

Pekerjaan pembentukan badan jalan KA

gangguan air permukaan

Memberikan alternative pengarahan aliran air atau lalu lintas yang akan terganggu sebelum dilakukan pekerjaan

gangguan estetika lingkungan

gangguan lalu-lintas kendaraan

Pembuatan Bangunan Pelengkap

Gangguan aliran air sungai

Memberikan pengamanan terhadap aliran sungai sehingga material maupun sampah bangunan tidak dibuang atau jatuh ke daerah aliran sungai

Penurunan kualitas air sungai

Pekerjaan Pembangunan Track

Gangguan lalu lintas

Membuat jadwal kerja yang meminimalis gangguan lalu lintas

Pemasangan rambu - rambu

3 Tahap Operasi Pengoperasian Kereta Api Meningkatnya

kebisingan Pemilihan teknologi sarana

Pengembangan wilayahaktivitas

Pemasangan rambu - rambu dan pintu

4-129

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

ekonomi perlintasan Kerawanan

kecelakaan

Gangguan lalu lintas

PemeliharaanMaintenance

Kelancaran operasi Kereta Api

Pemeliharaan secara rutin dan berkala baik sarana maupun prasarana

Sumber Hasil Analisis 2020

434 REKOMENDASI MITIGASI TERHADAP BENCANA

Menurut UU No 24 Tahun 2007 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 9 dan

PP No 21 Tahun 2008 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 6 Mitigasi

bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana

baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

kemampuan menghadapi ancaman bencana Mitigasi bencana ini dibuat

berdasarkan pada hasil analisis risiko bencana yang meliputi mitigasi

bencana gempa bumi longsor amblesan dan banjir Bentuk mitigasi yang

diusulkan terdiri dari dua yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non

struktural

Mitigasi structural adalah upaya untuk mengurangi kerentanan

(vulnerability) terhadap bencana dengan cara rekayasa teknis bangunan

tahan bencana Sedangkan mitigasi non struktural adalah upaya mengurangi

dampak bencana selain dari upaya tersebut diatas Bisa dalam lingkup upaya

pembuatan kebijakan seperti pembuatan suatu peraturan pendidikan dan

pelatihan sosialisasi dan sebagainya

Karena pada trase rencana pembangunan jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur tidak bisa sepenuhnya menghindari kawasan rawan bencana maka

akan di usulan mitigasi bencana untuk meminimalisir dampak negatif di

Trase Jalur Pembangunan Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Pada tabel di

bawah ini akan dijelaskan usulan mitigasi bencana di Jalur Rencana

4-130

Tabel 4 69 Rekomendasi Mitigasi Bencana

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

1 Longsor (LerengTebing)

Mitigasi Struktural

Membangunan dinding penahan tanah dengan jenis DPT Turap atau blok balok pada daerah risiko longsor tinggi Bronjong pada risiko sedang

mencegah terjadinya longsor

Mengatur vegetasi penutup lereng yang berakar tunjang dengan perakarannya menyebar seperti jati mahoni dan sebagainya pada daerah risiko tinggi dan sedang

mencegah terjadinya longsor

Pengalihan drainase pada lereng terjal

mengurangi resapan air ke badan longsoran

Menambah lebar ROW pada jalur risiko longsor tinggi

tidak mencegah atau mengurangi longsor tetapi memberikan kesempatan untuk melakukan tanggap darurat lebih baik pada saat longsor terjadi

Mengarahkan material longsoran dan meminimalkan jatuhantutupan material longsoran pada jalur KA

Longsor (Lembah)

Mitigasi Struktural

Membangunan dinding penahan tanah dengan jenis DPT Turap atau blok balok atau tiang pancang pada daerah risiko longsor tinggi Bronjong pada risiko sedang

mencegah terjadinya longsor

Pengaturan pola dan sistem drainase

mengurangi resapan air ke badan longsoran

Menambah lebar ROW pada jalur risiko longsor tinggi

menggeer dan menjauhkan bidang longsoran dari jalur KA

Mitigasi Non

Struktural

Menyusun SOP Penanggulangan bencana

mengurangi korban bencana

4-131

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

Longsor pada jalur KA Penyediaan Dana On

Call Dana Siap Pakai Cadangan Dana operasional yang selalu tersedia dan siap digunakan setiap saat mulai tanggap darurat sampai berakhir tanggap darurat

Melatih personilsatuan tugas tanggap darurat dalam melakukan penanggulangan bencana longsor

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana longsor pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Meningkatkan alat pemantauanpemasangan early warning system longsor

Deteksi dini kemungkinan terjadi longsoran

Membuat rencana lokasi pembuangan debris (reruntuhan) pada lokasi risiko tinggi

debris bisa dipindahkan ke lokasi yang baik dan tidak menimbulkan masalah

membangun posko pada lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

2 Amblesan Mitigasi Struktural

Membuat drainase untuk mengurangi genangan sekitar jalur KA

mengurangi meresapnya air

ke badan jalur KA yang dapat menyebabkan amblasan

Membuat dinding penahan tanah pada pondasi jalur KA untuk mencegah meresapnya air dari rawa atau genangan air

mencegah meresapnya air dari genangan atau rawa

Non Menyusun SOP mengurangi

4-132

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

Struktural Penanggulangan bencana amblesan pada jalur KA

korban bencana

Melatih personil tanggap

darurat dalam melakukan penanggulangan bencana amblesan

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana amblesan pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna

rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Meningkatkan alat pemantauan

Deteksi dini kemungkinan terjadi amblesan

membangun posko pada lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

3 Banjir Mitigasi Struktural

Membuat bangunan pengendali banjir rumah pompa pada lokasi risiko tinggi

membuat jaringan drainase pada lokasi risiko sedang - tinggi

Non Struktural

Menyusun SOP Penanggulangan bencana amblesan pada jalur KA

mengurangi korban bencana

Melatih personil tanggap darurat dalam melakukan penanggulangan bencana banjir

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana banjir pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Meningkatkan alat pemantauan dan sistem

Deteksi dini kemungkinan terjadi

4-133

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

peringatan dini banjir membangun posko pada

lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Sumber Analisis Konsultan 2020

435 REKOMENDASI HASIL KAJIAN AWAL LINGKUNGAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2012

tentang Jenis Rencana Usaha danatau kegiatan yang wajib memiliki Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) tercantum bahwa untuk

Ȁǡηʹͷ

Km maka wajib dilengkapi dengan studi AMDAL Dengan demikian karena

rencana pembangunan baru ke tiga jalur Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

ηʹͷ

AMDAL Oleh sebab itu perlu ditindaklanjuti dengan dilakukannya Studi

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada tahun anggaran yang

akan datang sebelum dilaksanakannya kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa perlu melakukan koordinasi dengan PTPN VII Kebun Gedeh

terkait koridor yang juga melewati kawasan perkebunan sawit dan

perkebunan lain di lokasi studi Serta beberapa pengembang perumahan dari

mulai Kabupaten Bogor dan kabupaten Cianjur yang terlintasi oleh rencana

pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

4-134

44 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK

441 ESTIMASI BIAYA

4411 KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN JALUR KERETA API

Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur sepanjang 790 Km disusun berdasarkan rencana trase jalur kereta

api tersebut sebagaimana diulas pada bab terdahulu

Secara umum Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Trase Jalur Kereta Api

dibagi menjadi beberapa komponen yang meliputi

1 Biaya Pengadaan Lahan yang meliputi biaya pembebasan (ganti untung)

lahan dan biaya obyek bangunan atau tanaman diatas lahan yang ada

2 Biaya Konstruksi Pembangunan Prasarana Kereta Api yang meliputi biaya

konstruksi jalur rel biaya pembangunan stasiun dan biaya fasilitas operasi

termasuk persinyalan biaya pembangunan Depo dan Balai Yasa serta

biaya bangunan pelengkap lainnya

3 Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api yang meliputi biaya pengadaan

lokomotif kereta api gerbong penumpang dan peralatan khusus termasuk

assesories penunjangnya

4 Biaya Manajemen dan Contigency yang meliputi biaya

persiapanpengelolaan proyek biaya kajian lingkungan biaya

perencanaan dan pengawasan pekerjaan konstruksi dan biaya tak terduga

(Contigency) seperti biaya eskalasi harga dan konstruksi contigency yang

belum dapat diperkirakan sebelumnya

Dalam studi ini proses perhitungan rencana anggaran biaya tidak dilakukan

secara terperincidetail namun hanya berdasarkan simplified desain (desain

dasar) yang ada Untuk perkiraan harga satuan kegiatan sesuai dengan data

sekunder dari proyek proyek sejenis yang sedang berjalan atau berdasarkan

4-135

harga pasar pada saat ini sedangkan untuk volume pekerjaan konstruksi

dihitung berdasarkan rencana tipikal gambar yang ada atau asumsi data pada

pekerjaan yang sudah berjalan sesuai gambar standar dari PT KAI

4412 KOMPONEN BIAYA DAN MANFAAT KELAYAKAN PROYEK

Kelayakan ekonomis didefenisikan sebagai kelayakan bagi semua pihak yang

memanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung dari suatu

pembangunan atau pengembangan suatu sistem transportasi Dalam

kaitannya dengan analisis ekonomi manfaat yang diperoleh semestinya lebih

besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu

perhitungan manfaat merupakan faktor yang sangat penting dalam

memutuskan apakah suatu rencana pembangunan atau pengembangan

dalam hal ini jalan rel disebut layak untuk dilaksanakan atau tidak

Perhitungan manfaat jalan rel juga dinilai lebih peka dibandingkan dengan

perhitungan biaya yang merupakan aspek sipil (konstruksi) Estimasi

komponen manfaat diperoleh dari pengurangan biaya transportasi dengan

adanya pengoperasian KA di wilayah studi Adapun penghematan biaya

transportasi barang sesuai dengan asumsi skenario permintaan perjalanan

dan pembangunan jalan KA

Komponen manfaat dalam studi ini terdiri dari manfaat bagi pengguna jalan

(dalam bentuk saving BOK dan VoT) Manfaat yang dapat dikuantifikasikan

besarnya karena manfaat ini dapat dihitung secara kuantitatif maka dapat

dijadikan masukan bagi perhitungan kelayakan ekonomi diantaranya

meliputi

hearts Peningkatan kinerja jaringan transportasi darat pada rute eksisting

setelah jalan rel dikembangkan Dengan dikembangkannya pelayanan

moda jalan rel maka diharapkan akan terjadi perbaikan terhadap

supply jaringan Sehingga pengguna jalan juga akan merasakan

peningkatan kinerja lalu lintas (misalnya penurunan waktu tempuh)

4-136

hearts Berubahnya pola angkutan penumpang yang semula diangkut

melalui moda angkutan jalan akan berubah dengan sebagian

menggunakan jalan rel Manfaat yang diperoleh berupa intermodal

externality berupa pengurangan biaya operasi kendaraan dan waktu

perjalanan pengguna jalan bahkan penghematan biaya pemeliharaan

jalan

hearts Menurunnya tingkat polusi baik itu polusi udara maupun polusi suara

Sedangkan proses analisis kelayakan finansial pada studi ini dilakukan

dengan menggunakan keuntungan dari tarif KA sebagai nilai manfaat

terhadap pengoperasian jalan KA yang direncanakan dengan

membandingkan antara jumlah biaya (cost) terhadap

pendapatanpengembalian (revenue) yang ditimbulkan sepanjang masa

perencanaan (time horizon)

Salah satu faktor penting untuk mendapatkan investasi yang menguntungkan

dari pembangunan jalur KA ini adalah tarif Pendapatan didapatkan

berdasarkan tarif kereta penumpang

Tabel 4 70 Komponen Biaya dan Manfaat Kelayakan Ekonomi dan Finansial

Analisis Kelayakan

Komponen Biaya (Investasi) Manfaat

Kelayakan Ekonomi

- Biaya Detail Teknis (DED) + AMDAL + Supervisi

- Biaya prasarana jalan KA - Biaya pemeliharaan prasarana - Biaya pengadaan sarana - Biaya operasional dan

pemeliharaan sarana - Biaya pengadaan lahan - Biaya manajemen dan

contigency

- Penghematan BOK - Penghematan Waktu - Penghematan Polusi

Udara

4-137

Analisis Kelayakan

Komponen Biaya (Investasi) Manfaat

Kelayakan Finansial

- Biaya Detail Teknis (DED) + AMDAL+ Supervisi

- Biaya prasarana jalan KA - Biaya pemeliharaan

prasarana - Biaya pengadaan sarana - Biaya operasional dan

pemeliharaan sarana - Biaya pengadaan lahan - Biaya manajemen dan

contigency

- Pendapatan dari tiket penumpang

- Pendapatan dari tiket pengangkutan barang

- Pendapatan dari perdagangan dalam stasiun

4413 BIAYA PENGADAAN LAHAN

Pedoman yang digunakan dalam pengadaanpembebasan tanah adalah

Undang Ȃ Undang No 2 Tahun 2012 dan Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan

untuk Kepentingan Umum dan perubahannya Konsep mendasar dalam

penilaian tanah dan properti adalah pengertian mengenai harga biaya pasar

dan nilai Penilai harus memahami betul pengertian tersebut karena

implementasi antara harga biaya pasar dan nilai biasanya tercantum dalam

setiap laporan penilaian

Dalam melakukan penilaian tanah digunakan Metode Perbandingan Data

Pasar (Sales Comparison Method) Pendekatan Perbandingan Data Pasar

adalah suatu metode untuk memperoleh nilai dengan analisis dan

perbandingan atas properti sejenis yang dinilai dimana data diperoleh dari

orang-orang atau pejabat yang berwenang serta pemilikan properti lainnya

yang mengetahui benar nilai-nilai properti berdasarkan penawaran-

penawaran penjualan atau transaksi yang terjadi di daerah tersebut atas

properti yang kira-kira sebanding Lain dari pada itu diperhatikan faktor-

4-138

faktor seperti lokasi bentuk ukuran mudah atau tidaknya dicapai

(accessibility) dan unsur waktu Data ini kemudian dianalisis dan terhadap

perbedaan antara properti yang dinilai dengan properti yang sebanding

diadakan penyesuaian

Dengan mempertimbangkan seluruh informasi yang relevan Estimasi Nilai

Penggantian Wajar untuk Ganti Rugi yang akan digunakan sebagai dasar

perencanaan besaran biaya pembebasan lahan dalam rencana pembangunan

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur ini secara garis besar sebagai

berikut

a Daerah Pemukiman harga rata-rata Rp 940000-M2

b Lahan Pertanian harga rata-rata Rp 65000-M2

c Hutan Produktif harga rata-rata Rp240000-M2

d Lahan Kering harga rata-rata Rp270000-M2

f Lahan Industri harga rata-rata Rp750000-M2

Untuk memenuhi standar geometrik dan lebar trase jalur kereta api dengan 2

(dua) lajur (double track) Sedangkan untuk prasarana lokasi Stasiun Depo

dan Balai Yasa serta fasilitas umum lainnya guna memenuhi standar minimal

bangunan tersebut maka diperlukan beberapa tambahan

pengadaanpembebasan tanah pada lokasi yang direncanakan

Dengan berpedoman pada ketentuan tersebut di atas maka perkiraan

kebutuhan anggaran biaya pengadaanpembebasan tanah untuk rencana

pembangunan jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur ini sebagaimana

diuraikan dalam Tabel 471 di bawah

4-139

Tabel 4 71 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Tanah

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 23724 2372442 265000 628697 Hutan Produksi 12979 1297926 540000 700880 Lahan Kering 18839 1883904 570000 1073825 Lahan Industri 435 43500 1050000 45675 Lahan Pemukiman 6453 645334 1240000 800214

Total 62431 6243106 3249291 Sumber Hasil Analisis

4414 BIAYA PEMBANGUNAN PRASARANA KERETA API

Harga satuan jenis pekerjaan konstruksi pembangunan jalur kereta api pada

umumnya dihitung berdasarkan metode kerja yang direncanakan dengan

asumsi jenis pekerjaan dilaksanakan oleh kelompok kerja yang dilengkapi

dengan perlengkapan atau peralatan yang diperlukan dan bahan yang diolah

berdasar kualitas yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknik yang

ditentukan Namun dalam perhitungan biaya konstruksi ini besarnya harga

satuan pekerjaan tidak dihitung secara rinci sesuai analisis harga satuan

tetapi dihitung berdasarkan perkiraan harga satuan pekerjaan saat ini dan

berdasarkan referensi pada jenis pekerjaan yang sedang berjalan

Sedangkan perhitungan kuantitas tidak dihitung secara rinci berdasarkan

gambar detail tetapi sesuai tipikal desain yang direncanakan atau gambar

standar yang telah ada

Secara garis besar perhitungan pekerjaan konstruksi dibagi menjadi 8

(delapan) bagian pekerjaan utama yang terdiri dari

1 Persiapan yang meliputi pekerjaan pengukuran pembuatan kantor

lapangan pembersihan lapangan mobilisasidemobilisasi dan

dokumentasi

4-140

2 Pekerjaan Jalan Rel meliputi pekerjaan bangunan atas jalan raya di sepur

raya dan emplasemen dan pekerjaan bangunan bawah

3 Pekerjaan Drainase meliputi pekerjaan saluranselokan pada sisi kiri dan

kanan jalan rel gorong-gorong dan box culvert (bangunan hikmat)

4 Pekerjaan Jembatan (Bangunan Hikmat) yaitu bangunan jembatan yang

melintasi daerah aliran sungai atau waduk

5 Pekerjaan Bangunan StasiunEmplasemen Depo dan Balai Yasa termasuk

fasilitas umum untuk penumpang dan angkutan barang

6 Pekerjaan Struktur bangunan terowongan diperlukan pada trase yang

melintasi bukit untuk memenuhi alinyemen vertikal trase jalur kereta api

termasuk fasilitas drainase

7 Pekerjaan Struktur Perlintasan Tak Sebidang seperti struktur bangunan

underpass atau struktur bangunan overpass untuk trase jalur kereta api

yang melintasi jalan nasional jalan propinsi jalan kabupaten dan jalan

lokal

8 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan yaitu peralatan sinyal dan

perambuan jalur kereta api termasuk peralatan telekomunikasi

Perincian besarnya biaya konstruksi pembangunan jalur kereta api tersebut

di atas sebagaimana dapat dilihat dalam lampiran laporan ini sedangkan

Perkiraan Rekapitulasi Biaya PrasaranaKonstruksi sebagaimana dalam

Tabel 472 dibawah ini

Tabel 4 72 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Prasarana Kereta Api

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta)

Persiapan 0025 2373 Pekerjaan Jalan Rel 37381 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0619 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 3326 2745920

4-141

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta) Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41925 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 16047 164751 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0678 105000

Jumlah 100 11321046 Ppn 10 1132105

Total Keseluruhan 12453151 Sumber Hasil Analisis

4415 BIAYA SARANA KERETA API

Berdasarkan uraian dalam bab di atas rencana pembangunan jalur kereta api

Cileungsi-Jonggol-Cianjur akan digunakan jenis angkutan kereta api

penumpang dan barang dengan kebutuhan Sarana Kereta Api dengan satu

rangkaian (1 Trainset) menggunakan 10 kereta Berdasarkan perhitungan

kebutuhan sarana di atas maka perlu diperhitungkan jalur untuk stabling

rangkaian (train sets) berdasarkan perhitungan di atas pada awal operasi

diperlukan 1 train set

Berdasarkan perkiraan kebutuhan sarana kereta api dengan konfigurasi

seperti tipe diatas maka perkiraan rencana anggaran biaya untuk pengadaan

sarana KRD trainset sesuai perhitungan pola operasi kereta api tersebut

sebagaimana diuraikan dalam Tabel 473 di bawah

Tabel 4 73 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api

Uraian Jumlah (Unit)

Harga (RpJuta)

Total Harga (RpJuta)

Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 1 45000 45000 Lokomotif Barang Tipe CC 206 2 47500 95000 Kereta Penumpang 10 16000 160000 Kereta Barang 20 5600 112000

Total 412000 Sumber Hasil Analisis

4-142

4416 BIAYA MANAJEMEN DAN KONTIGENSI

Yang termasuk biaya manajemen dan contingency antara lain

1 Biaya persiapan dan pengelolaan proyek termasuk biaya perijinan dan

biaya kajian lingkungan

2 Biaya perencanaan dan pengawasan konstruksi

3 Biaya contingency (tak terduga) yang meliputi price contingency (eskalasi

harga) dan construction contingency (biaya tak terduga yang belum

dimasukkan dalam perencanaan) misalnya kondisi tanah dasar bekas

sawahrawa

Perkiraan besarnya biaya manajemen dan contingency tidak dihitung secara

rinci namun pada umumnya dihitung berdasarkan prosentase dari biaya

konstruksi jalur kereta api

Dengan memperhitungkan periodemasa pekerjaan konstruksi

pembangunan jalur kereta api selama 3 (tiga) tahun maka perkiraan

prosentase biaya manajemen dan contingency dalam pekerjaan ini sebesar

10 dari biaya konstruksi dengan perincian prosentase biaya sebagai

berikut

a Biaya Persiapan dan Pengelolaan proyek sebesar 050 dari biaya

konstruksi

b Biaya Perencanaan dan pengawasan sebesar 150 dari biaya konstruksi

c Biaya Price Contigency sebesar 300 dari biaya konstruksi

d Biaya Construction Contigency sebesar 500 dari biaya konstruksi

Sehingga besarnya perkiraan rencana anggaran biaya manajemen dan

contingency seperti dalam Tabel 474 di bawah ini

4-143

Tabel 4 74 Perkiraan Anggaran Biaya Manajemen dan Contigency

Uraian Jumlah Biaya (Rp Juta)

Persiapan dan Manajemen Proyek 62266 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 186797 Price Contigency 373595 Contruction Contigency 622658

Total 1245315 Sumber Hasil Analisis

4417 BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SARANA KERETA

Perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan kereta api disesuaikan dengan

metoda perhitungan yang digunakan untuk menghitung biaya pokok

produksi Kementerian Perhubungan untuk evaluasi tarif angkutan Kereta

Api Penumpang dan Barang Item-item yang diperhitungkan secara umum

adalah sebagai berikut

hearts Bahan bakar minyak (BBM)

hearts Pelumas

hearts Biaya awak masinis asisten masinis PLKA kondektur

hearts Perawatan dan depresiasi

hearts Biaya umum

hearts Biaya manajemen

Berdasarkan perhitungan komponen-komponen tersebut diketahui

kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan sebesar Rp 4090420lintas (1

arah perjalanan) untuk alternatif 1 kemudian Rp 5031700lintas untuk

alternatif 2 dan Rp 5292990lintas untuk alternatif 3 Biaya perawatan

prasarana sebesar Rp 2244125253tahun

4-144

Tabel 4 75 Biaya Perawatan Prasarana Kereta Api

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391 Sumber Hasil Analisis

442 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL

4421 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

Analisis terhadap biaya dan manfaat di atas menghasilkan estimasi indikator

kelayakan ekonomi (NPV BCR dan IRR) sebagai berikut

4-145

Tabel 4 76 Indikator Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Ekonomi Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta)

33214494

2752912

(6630190)

Benefit Cost Ratio - BCR 509 211 103

Economic Internal Rate of Return - EIRR ()

6 1 -3

Sumber Hasil Analisis

Dari hasil analisis diatas bahwa ketiga alternatif pada kajian ini tidak layak

maka dari itu diperhitungkan dengan diasumsikan bahwa pembangunan

prasarana dibiayai seluruhnya oleh pihak swasta Lalu dilihat apakah secara

operasional layak atau tidak Berikut merupakan hasil pada masing-masing

trase

4422 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Analisis Keuangan merupakan perbandingan antara pendapatan dan beban

proyek (biaya investasi pemeliharaan dan operasi) dan menghitung rasio

kelayakan yang terkait dengan menggunakan data-data biaya dan

penerimaan yang terfokus kepada asesmen proyek dari sudut pandang

investasi Selain itu analisis ini merupakan uraian tentang analisis kuantitatif

atas kelayakan proyek dari pembangunan jalur Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Hasil analisis ini juga akan menunjukkan apakah proyek membutuhkan

dukungan keuangan danatau jaminan dari Pemerintah atau tidak

Untuk memperkirakan kinerja keuangan proyek maka diperlukan sejumlah

data masukandiantaranya data sosio-ekonomi makro biaya dan pendapatan

proyek serta faktor lainlain yang relevan

Pada kegiatan ini akan dilakukan analisis terhadap 3 alternatif KA yang

direncanakan dalam studi ini Adapun ulasan ketiga alternatif telah

disampaikan secara rinci pada bab-bab terdahulu

4-146

A Asumsi Ekonomi Makro

Terdapat beberapa asumsi yang berhubungan dengan faktor-faktor Ekonomi

Makro diantaranya sebagai berikut

1 Asumsi Tingkat Inflasi

Proyek ini menggunakan asumsi tingkat inflasi 4 berdasarkan data

Biro Pusat Statistik (BPS) tentang data inflasi year on year basis

menunjukan angka 400 (BPS 2020) Maka pada proyek ini untuk

memastikan inflasi tetap rendah dan stabil angka inflasi berada dalam

kisaran sebesar 314 plusmn1

2 Asumsi Tingkat Suku Bunga

Berdasarkan data dari Bank Indonesia tentang rata-rata tertimbanng

suku bunga kredit perbankan (Juli2020) sebesar 1200 Maka pada

proyek ini digunakan angka suku bunga kredit sebesar 12

3 Asumsi Nilai Tukar

Asumsi nilai tukar mata uang yang digunakan pada Analisis kali ini

berdasarkan data dari Bank Indonesia 2020 sebesar 1 USD = IDR 14000

B Perhitungan Biaya Proyek

Dalam melakukan Perhitungan Biaya Proyek terdapat Beberapa Key

Indicator Finance (indikator-indikator kunci) dalam Financial Analysis

(Analisis Finansial) diantaranya sebagai berikut

i ModalCapital Expenditure (CAPEX)

CAPEX secara khusus dikaitkan dengan pengadaan jasa layanan baru dimana

komponen CAPEX disini meliputi biaya pembangunan prasarana biaya

pengadaan sarana dan biaya manajemen dan contingency yang secara rinci

disajikan pada Tabel 477 di bawah ini Selain itu diperhitungkan pula beban

bunga utang selama masa konstruksi Adapun pada perhitungan ini biaya

pengadaan lahan tidak diperhitungkan dengan asumsi sudah disediakan oleh

pemerintah daerah

4-147

Tabel 4 77 Biaya CAPEX Trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Uraian Pekerjaan Persentase Total Harga (Rp Juta)

Persiapan 0025 2373 Pekerjaan Jalan Rel 37381 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0619 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 3326 2745920 Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41925 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 16047 164751 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0678 105000

Jumlah 100 11321046 Ppn 10 1132105

Total Keseluruhan 12453151

B Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api Persentase Total Harga (Rp Juta) Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 4841 45000

Lokomotif Barang Tipe CC 206 35772 47500 Kereta Penumpang 17214 160000

Kereta Barang Tertutup 42173 392000 Total 929500

C Biaya Manajemen dan Contigency Total Harga (Rp) Persiapan dan Manajemen Proyek 62266 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 186797 Price Contigency 373595 Contruction Contigency 622658

Total 1245315 Sumber Hasil Analisis

ii Biaya Operasional dan PemeliharaanOperating Expense (OPEX)

Biaya ini mencakup biaya-biaya operasi dan pemeliharaan selama siklus

proyek agar aset-aset di lingkup proyek t etap dalam kondisi yang terjaga dan

tetap dalam kondisi yang cukup memadai untuk dapat memberikan output

yang diinginkan Biaya ini mencakup biaya-biaya operasional sarana dan

prasarana perlengkapan dan peralatan manajemen langsung dan asuransi

Pada analisis ini biaya OampM tahunan di-index-kan dengan estimasi kenaikan

per tahun yang disebabkan inflasi yang diasumsikan sebesar 5 per tahun

4-148

Estimasi biaya operasional dan pemeliharaan sarana kereta api per tahun

untuk jalur Cileungsi-Jonggol-Cianjur sebesar Rp 119391 juta per

Kmlintasan Tabel 478 di bawah ini menunjukkan estimasi biaya OPEX per

tahun pada kedua jalur tersebut

Tabel 4 78 Biaya OPEX Trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391 Sumber Hasil Analisis

C Perhitungan Pendapatan

Komponen penerimaan dan estimasi aliran penerimaan pada proyek ini

berasal dari ongkos angkut yang mencakup ongkos angkut barang Rp

800TonKm dan tiket penumpang sebesar Rp 300penumpangKm

Adapun data jumlah angkutan barang dan jumlah penumpang telah dibahas

4-149

pada bab terdahulu sehingga dapat diperhitungan nilai pendapatan pada

ketiga alternatif sebagaimana tersaji pada Tabel 479 berikut ini

Tabel 4 79 Perkiraan Potensi Pendapatan Trase Alternatif

Tahun Pendapatan

Barang (RpJuta) Pendapatan

Penumpang (RpJuta) Pendapatan

Perdagangan (RpJuta) 2024 118880 153378 2777 2025 136712 168716 2930 2026 157219 185587 3091 2027 180802 204146 3261 2028 207922 224561 3441 2029 239111 247017 3630 2030 274977 271718 3829 2031 318973 298890 4040 2032 370009 328779 4262 2033 444011 361657 4497 2034 532813 397823 4744 2035 639376 437605 5005 2036 767251 481366 5280 2037 920701 529502 5571 2038 1104842 582452 5877 2039 1325810 640698 6200 2040 1590972 704767 6541 2041 1909166 775244 6901 2042 2291000 852769 7281 2043 2749200 938045 7681 2044 3299040 1031850 8104 2045 3958848 1135035 8549 2046 4750617 1248539 9019 2047 5700740 1373392 9516 2048 6840889 1510732 10039 2049 8209066 1661805 10591 2050 9850879 1827985 11173 2051 11821055 2010784 2365 2052 14185266 2211862 2495 2053 17022320 2433048 2633

Sumber Hasil Analisis

4-150

D Analisis Rasio

Komposisi modal pada proyek ini disusun sebagaimana pada umumnya

proyek infrastruktur di Indonesia yaitu 3070 yaitu modal sendiri

dibanding pinjaman

Tabel 4 80 Komposisi Modal Nama Jalur Biaya (Rp Juta)

1 CAPEX 12453151

2 Modal Sendiri (30) 3735945

3 Pinjaman KMKKI (70) 8717205

Sumber Hasil Analisis

E Pendanaan (Funding)

Dari skema pembiayaan di atas maka jadwal pembayaran hutang

diperhitungkan dengan dengan asumsi bunga bank 12 dan pembayaran

hutang dihitung flat dengan jangka waktu pinjaman 30 tahun termasuk masa

konstruksi

F Indikator Kelayakan Finansial

Pada tabel di bawah ini disampaikan resume perhitungan indikator

kelayakan finansial jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Nilai FIRR

tidak terhitung nilainya karena tingkat pengembalian yang sangat tinggi saat

NPV=0

Tabel 4 81 Indikator Kelayakan Finansial Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Finansial Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta)

(1266045)

(10410338)

(12774850

Benefit Cost Ratio - BCR 0933 0381 0183

Financial Internal Rate of Return - FIRR ()

0 -5 -9

4-151

G Dukungan Pemerintah

Dari perhitungan Key Indicators Finance di atas maka proyek ini dinyatakan

tidak layak secara keuangan (Financially Unviable) maka proyek

infrastruktur ini tidak menarik bagi sektor swasta untuk berinvestasi di

dalamnya walaupun layak secara ekonomi (economically feasible) namun

pendapatan dari proyek (tarif layanan) tidak cukup dan hal ini tidak

mencapai tingkat keuntungan yang diharapkan (Rate of Return) oleh pihak

swasta Maka diperlukan dukungan pemerintah agar proyek menjadi layak

secara keuangan Dukungan seperti dimaksud hanya dapat dijustifikasi

apabila manfaat ekonominya lebih besar dari biaya

Kontribusi pemerintah untuk menutup kekurangan pendanaanfunding gap

dilakukan melalui pendanaan Viability Gap Fund (VGF) atau subsidi harga

Dalam bagian ini akan dipaparkan Analisis VGF untuk proyek ini agar dapat

menjadi layak secara keuangan

Ketidaklayakan proyek secara finansial ini pada umumnya bersumber dari

beban investasi (biaya pembangunankonstruksi) yang mahal karena

teknologi yang digunakan yang tidak dapat dikembalikan sepenuhnya oleh

tarif layanan infrastruktur yang dibatasi dengan kemampuan membayar

masyarakat Dalam rangka mengatasi permasalahan ketidaklayakan proyek

infrastruktur secara finansial ini pemerintah dapat memberikan dukungan

tunai kepada proyek infrastruktur KPS sebagaimana diatur dalam beberapa

aturan pemerintah yang dapat dibaca pada analisis di bawah ini

4-152

Tabel 4 82 Analisis Dana Dukungan Kelayakan dari Pemerintah (Viability Gap Fund Ȃ VGF)

Uraian Analisis Regulasi Pemerintah tentang 1 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2005 KPBU 2 Perpres Nomor 13 Tahun 2010

3 Perpres Nomor 56 Tahun 2011 4 Perpres Nomor 66 Tahun 2013

Regulasi Pemerintah tentang VGF

PMK Nomor 223PMK0112012 tentang Pemberian Dukungan Kelayakan atas Sebagian Biaya Konstruksi Pada Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur PMK Nomor 223 Tahun 2012 ini merupakan aturan pelaksanaan dari Pasal 17A Perpres Nomor 56 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 67 Tahun 2005 yang memberikan ruang bagi pemerintah untuk dapat memberikan dukungan dalam bentuk kontribusi fiskal yang bersifat finansial terhadap proyek kerjasama (KPS)

Syarat Proyek untuk mendapatkan Dukungan Kelayakan (Viabiility Gap

Kementerian Keuangan Republik Indonesia menetapkan kriteria dan prosedur untuk mendapatkan VGF Kriteria proyek yang dapat mengajukan dukungan dana VGF antara lain sebagai berikut

Fund ndashVGF) a Proyek yang telah memenuhi kelayakan ekonomi tetapi belum memenuhi kelayakan finansial

b Menerapkan prinsip pengguna membayar (tarifuser charge) c Biaya investasi paling kurang senilai Rp10000000000000 (seratus miliar rupiah) d Badan Usaha Swasta Pemenang Lelang yang ditetapkan oleh Pemerintah cq PJPK

(Penanggungjawab Proyek Kerjasama) melalui proses lelang yang terbuka dan

4-153

kompetitif sesuai dengan peraturan tentang Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

e Perjanjian KPS mengatur skema pengalihan aset danatau pengelolaannya dari Badan Usaha

f Penandatangan Perjanjian Kerja Sama kepada Pemerintah cq PJPK pada akhir periode kerja sama

g Hasil Prastudi Kelayakan pada Proyek KPS tersebut harus 1 Mencantumkan pembagian risiko yang optimal antara PemerintahPJPK dan

Badan Usaha Penandatangan Perjanjian Kerja SamaBadan Usaha Pemenang Lelang

2 Menyimpulkan bahwa Proyek KPS tersebut layak secara ekonomi yang juga meliputi aspek teknis hukum lingkungan dan sosial dan

3 Menunjukkan bahwa Proyek Kerja Sama tersebut menjadi layak secara finansial dengan diberikannya dukungan kelayakan VGF

Dana Dukung Bantuan Dana dukung yang didapatkan secara optimal bisa mencapai 49 dari CAPEX

4-154

443 KAJIAN RISIKO

4431 IDENTIFIKASI RISIKO

Identifikasi risiko merupakan suatu proses untuk menentukan risiko yang

mungkin terjadi pada proyek infrastruktur khususnya terkait Kajian Survei

Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

yang mengenal karakteristiknya dampak yang mungkin dihasilkan durasi

dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengantisipasinya Tujuan

dari dilakukannya identifikasi risiko adalah hanya mengidentifikasi segala

risiko yang mungkin terjadi dan bukan untuk mengeliminasi risiko maupun

menciptakan solusi untuk mencegahnya Identifikasi risiko yang merujuk

pada PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII) secara garis besar terdapat

11 (sebelas) identifikasi faktor risiko pada pekerjaan prasarana dan sarana

perkeretaapian yang terdiri dari

hearts Risiko Politik

hearts Risiko Desain Konstruksi dan Uji Operasi

hearts Risiko Sponsor

hearts Risiko Finansial

hearts Risiko Operasi

hearts Risiko Pendapatan

hearts Risiko Konekvitas Jaringan

hearts Risiko Interface

hearts Risiko Politik

hearts Risiko Force Majeure dan

hearts Risiko Kepemilikan Aset

Berdasarkan identifikasi risiko proyek diatas dilakukan dengan

mempertimbangkan lingkup proyek model bisnis proyek sumber

pendanaan dan aspek eksternal proyek Kajian Survei Investigasi Dasar (SID)

Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur Proses identifikasi risiko

4-155

dapat berdasarkan beberapa aspek seperti data historis observasi

benchmark dan expert judgement Adapun 11 (sebelas) uraian Faktor Risiko

pekerjaan prasarana dan sarana perkeretaapian seperti pada tabel 483

dibawah yang digunakan sebagai rujukan dalam mengidentifikasi risiko

untuk pembangunan prasara perkeretaapian dengan skema KPBU

Tabel 4 83 Identifikasi Risiko Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Faktor Risiko Identifikasi Sub Faktor Risiko

Risiko Lokasi Kesulitan pada lokasi yang tat terduga Keterbatasan ruang kerja working space konstruksi Risiko Status Tanah Kontaminasipolusi ke lingkungan lokasi Terhalangnya akses transportasi masyarakat Terganggunya kenyamanan masyarakat yang berada di sekitar area proyek

Risiko Konstruksi Operasi

Desain dan Uji

Ketidakjelasan spesifikasi output Gagal menjaga keamanan dan keselamatan dalam lokasi Kenaikan biaya konstruksi Kinerja kontraktor subkontraktor yang buruk Default kontraktorsub-kontraktor Kesalahan desain Terlambatnya penyelesaian konstruksi Risiko uji operasi (testing amp comissioning)

Risiko Sponsor Default Badan Usaha Default sponsor proyek Default lender proyek

Risiko Finansial Kegagalan mencapai financial close Risiko nilai tukar mata uang Risiko tingkat inflasi dan suku bunga Risiko asuransi Risiko kemampuan fiskal

Risiko Operasi Ketersediaan fasilitas Buruk atau tidak tersedianya layanan Aksi industri Risiko sosial dan budaya lokal Kegagalan manajemen proyek Kegagalan kontrol dan monitoring proyek Kenaikan biaya operasional dan pemeliharaan Kesalahan estimasi biaya life cycle Ketidakhandalan teknologi pelayanan perkeretaapian

dan sistem informasi

Kecelakaan lalu lintas atau isu keselamatan Penyelenggara Prasarana tidak siap dalam skema multi

4-156

Faktor Risiko Identifikasi Sub Faktor Risiko operator

Risiko Pendapatan Risiko pada masa awal operasi (ramp up period) Perubahan proyeksi volume permintaan Kesalahan estimasi dari model sebelumnya Kegagalan pembayaran pengguna prasarana Kesalahan perhitungan estimasi penggunaan prasarana

Risiko Konektivitas Jaringan

Risiko konektivitas dengan jaringan jalur KA eksisting Risiko pengelolaan jaringan jalur rel Risiko fasilitas pesaingcompetitor

Risiko Interface Risiko ketimpangan waktu dan kualitas pekerjaan Risiko perbedaan standarmetode layanan Risiko relasi

Risiko Politik Mata uang asing tidak dapat dikonversi Mata uang asing tidak dapat direpatriasi Risiko ekspropriasi Perubahan regulasi (dan pajak) yang umum Perubahan regulasi (dan pajak) yang diskriminatif dan spesifik Keterlambatan perolehan persetujuan perencanaan Keterlambatan perolehan akses ke lokasi proyek

Force Majeure Bencana alam Force majeure politic Cuaca ekstrim Forst majeure berkepanjangan

Risiko Kepemilikan Aset

Transfer aset setelah kontrak KPBU berakhir Pengalihan bisnis dan pengelolaan aset kereta api eksisting dan yang baru terbangun

4432 IDENTIFIKASI RISIKO

Dalam proses manajemen risiko diperlukan penanganan dan pengendalian

(risk treatment dan risk control) Secara garis besar penanganan risiko

termasuk menanggung risiko menghindari risiko menghilangkan risiko

meminimalisir risiko dan mengalihkan atau mengalokasikan risiko kepada

pihak lain Mitigasi risiko dapat dilihat pada tabel di bawah ini

4-157

Tabel 4 84 Identifikasi Risiko Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api

Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

1 Risiko Lokasi A Kesulitan pada lokasi

yang tak terduga

Tidak teridentifikasinya

utilitas dan kesulitan proses

relokasi utilitas sehingga

terjadi keterlambatan dan

mungkin dilakukan

perpindahan rute Ȃ [Tahap

Konstruksi]

Pelaksanaan identifikasi

utilitas pada saat

perencanaan dengan

didukung oleh data yang

memadai

B Keterbatasan ruang

kerja working space

konstruksi

Terkait penyediaan lahan

untuk ruang kerja pada

masa konstruksi Ȃ [Tahap

Konstruksi

Metode konstruksi

baik Sosialisasi

pemerintah

yang

oleh

C Risiko Status Tanah Kepemilikan sertifikat tanah

ganda ditemukan saat

proyek dilaksanakan Ȃ

[Tahap Pra- konstruksi]

hearts Melaksanakan validasi dan penyelesaian status kepemilikan lahan

hearts Dukungan otoritas terkait sangat penting

D Kontaminasipolusi ke

lingkungan lokasi

Kontaminasipolusi di

lingkungan lokasi yang

mengganggu pelaksanaan

proyek Ȃ [Semua Tahap]

Kesesuaian dengan studi

Amdal yang baik

E Terhalangnya

transportasi

masyarakat

akses Proyek yang memotong

wilayah pemukiman dapat

menimbulkan dampak

terganggunya akses

komunikasi dan ekonomi

masyarakat Ȃ [Tahap

Konstruksi amp Operasi]

Pembuatan

transportasi baru

disepakati bersama

akses

yang

F Terganggunya

kenyamanan

masyarakat yang

berada di sekitar area

Proyek dapat menyebabkan

gangguan kesehatan dan

kenyamanan misalnya

rumah masyarakat rusak

Melakukan studi AMDAL

yang komprehensif dan

melaksanakannya dengan

baik

4-158

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

proyek karena kegiatan konstruksi

[Tahap Konstruksi]

2 Risiko Desain Kontruksi dan Uji Operasi

A Ketidakjelasan

spesifikasi output

Keterlambatan dan kenaikan

biaya akibat spesifikasi

output tidak jelas Ȃ [Tahap

Pra- konstruksi]

hearts Klasifikasi saat proses tender

hearts Kapasitas desain yang baik

hearts Dokumen lelang sebaiknya tersaji dengan jelas dan mudah dipahami agar dapat meningkatkan kompetisi dan menurunkan biaya proyek

B Gagal

keamanan

keselamatan

lokasi

menjaga

dan

dalam

Tingkat kecelakaan selama

pekerjaan konstruksi

berlangsung tinggi Ȃ [Tahap

Konstruksi]

hearts Implementasi prosedur keamanan dan keselamatan kerja yang baik

hearts EPC yang berpengalaman dan handal

C Kenaikan

konstruksi

biaya Kenaikan akibat perubahan

volume pekerjaan ataupun

harga material Ȃ [Tahap

Konstruksi]

hearts Kesepakatan prosedur persetujuan perubahan volume dan ambang batas perubahan

hearts Akomodir perhitungan faktor eskalasi harga di dalam kontrak

hearts Hubungan baik dengan supplier

hearts Klausul penalti atas Liquidity Damages

D Kinerja kontraktor

subkontraktor yang

buruk

Kontraktor Sub-kontraktor

tidak mampu melakukan

pekerjaan sesuai kontrak Ȃ

[Tahap Konstruksi]

Proses pemilihan

kontraktor dan

subkontraktor yang

kredibel

Penerapan penalti

E Default

kontraktorsub-

Kegagalan

kontrak

penyelesaian

oleh

Proses

kontraktor

pemilihan

dan

4-159

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

kontraktor kontraktorsub-kontraktor

karena faktor manajemen

internal amp finansial Ȃ [Tahap

Konstruksi]

subkontraktor yang

kredibel

Penerapan penalti

F Kesalahan desain Menyebabkan ekstrarevisi

desain yang diminta

operator Ȃ [Tahap Pra-

konstruksi amp Konstruksi]

Konsultan desain atau EPC

yang berpengalaman dan

handal

G Terlambatnya

penyelesaian

konstruksi

Dapat termasuk akibat

kualitas keahlian SDM yang

buruk terbatasnya

ketersediaan material amp

peralatan terlambatnya

pengembalian akses lokasi Ȃ

[Tahap Konstruksi]

Kontraktor yang handal

dan klausul kontrak yang

standar termasuk klausul

penalti atas Liquidity

Damages

H Risiko uji operasi

(testing amp

comissioning)

Kesalahan estimasi waktu

biaya dalam uji operasi

teknis Ȃ [Tahap Konstruksi]

hearts Sistem komunikasi amp koordinasi kontraktor konsultan penguji dan operator yang tepat

hearts Konsultan testing amp commissioning yang berpengalaman

3 Risiko Sponsor A Default Badan Usaha Default BU yang mengarah

ke termanasi atau step-in

oleh financier Ȃ [Semua

Tahap]

Konsorsium didukung

sponsor yang kredibel dan

solid

B Default sponsor

proyek

Default pihak sponsor (atau

anggota konsorsium) Ȃ

[Semua Tahap setelah

financial close]

Proses PQ untuk

memperoleh sponsor yang

kredibel

c Default lender proyek Default pihak institusi

keuanganperbankan (atau

sindikasi) karena perubahan

kebijakantrust terhadap BU

atau akibat isu internal

lender Ȃ [Semua Tahap

Pemilihan lender yang

kredibel Kinerja BU

memenuhi kontrak

Pemenuhan persyaratan

lender

4-160

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

setelah financial close]

4 Risiko Finansial A Kegagalan mencapai

financial close

Tidak tercapainya financial

close karena ketidakpastian

kondisi pasar atau struktur

modal proyek yang tidak

optimal Ȃ [Tahap

PraKonstruksi]

Koordinasi dan

konsorsium yang baik

dengan lender yang

kredibel dan potensial

B Risiko nilai tukar mata

uang

Fluktuasi (non ekstrim) nilai

tukar Ȃ [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan dalam Rupiah

hearts Indeks harga pembelian memperhitungkan fluktuasi mata uang

hearts Instrumen lindung nilai diantaranya kontrak berjangka dan opsi mata uang

hearts Risiko C Risiko tingkat inflasi

dan suku bunga

Kenaikan (non ekstrim)

tingkat inflasi terhadap

asumsi dalam life-cycle cost

dan suku bunga Ȃ [Semua

Tahap]

hearts Faktor indeksasi tarif hearts Nilai tingkat suku

bunga

D Risiko asuransi Cakupan asuransi untuk

risiko tertentu tidak lagi

tersedia di pasaran dan

kenaikan substansial tingkat

premi terhadap estimasi

awal Ȃ [Semua Tahap]

Konsultansi dengan

spesialisbroker asuransi

E Risiko kemampuan

fiskal

Kemampuan fiskal untuk

pengembalian availability

payment kepada badan

usaha tidak mencukupi

Perencanaan yang matang

terkait kemampuan

pendanaan Kementerian

Perhubungan

5 Risiko Operasi A Ketersediaan fasilitas Akibat fasilitas tidak bisa Kontraktor yang handal

4-161

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

terbangun Ȃ [Tahap

Konstruksi]

B Buruk atau tidak

tersedianya layanan

Akibat fasilitas tidak bisa

beroperasi Ȃ [Tahap

Operasi]

hearts Operator yang handal

hearts Spesifikasi output yang

jelas

C Aksi industri Aksi mogok larangan

kerjadsb Ȃ [Tahap Operasi]

Kebijakan SDM dan

hubungan industrial yang

baik

D Risiko sosial dan

budaya lokal

Risiko yang timbul karena

tidak diperhitungkannya

budaya atau kondisi sosial

masyarakat setempat dalam

implementasi proyek Ȃ

[Semua Tahap]

Menerapkan program

pengembangan

masyarakat yang people

oriented Pemberdayaan

masyarakat

E Kegagalan manajemen

proyek

Kegagalan atau

ketidakmampuan Badan

Usaha dalam mengelola

operasional Proyek

Kerjasama Ȃ [Tahap Operasi]

Menyusun rencana

manajemen operasi dan

dijalankan oleh secara

professional

F Kegagalan kontrol dan

monitoring proyek

Terjadinya penyimpangan

yang tidak terdeteksi akibat

kegagalan kontrol dan

monitoring oleh Badan

Usaha PJPK Ȃ [Semua

Tahap]

Menyusun rencana kontrol

dan monitoring serta

evaluasi berkala terhadap

efektivitas rancangan dan

pelaksanaan

G Kenaikan biaya

operasional dan

pemeliharaan

Akibat kesalahan estimasi

biaya OampM atau kenaikan

tidak terduga Ȃ [Tahap

Operasi]

Operator yang handal

Faktor eskalasi dalam

kontrak

H Kesalahan estimasi

biaya life cycle

Kesalahan estimasi biaya

diakibatkan tidak

mendapatkan harga yang fix

dan terkini dari supplier Ȃ

[Tahap Operasi]

Kesepakatankontrak

dengan supplier seawal

mungkin

4-162

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

I Ketidakhandalan

teknologi dan sistem

informasi pelayanan

perkeretaapian

Teknologi yang digunakan

tidak dapat dihandalkan

sehingga menggangu

Operasi Ȃ [Tahap Operasi]

Memilih teknologi yang

handal dan vendor yang

tepat

J Kecelakaan lalu lintas

atau isu keselamatan

Tingginya kecelakaan lalu

lintas - [Tahap Operasi]

Asuransi kewajiban pihak

ketiga

K Penyelenggara

Prasarana tidak siap

dalam skema multi

operator

Minimnya pengalaman

dalam mengelola trayek dan

sumber pendapatan dari

skema multi operator

Training dan

pendampingan dari

institusibadan usaha yang

berwenangditunjuk oleh

pemerintah

6 Risiko Konektivitas Jaringan A Risiko konektivitas

dengan jaringan jalur

KA eksisting

Ingkar janji otoritas jalur KA

eksisting menggunakan

jaringan yang baru Ȃ [Tahap

Operasi]

hearts Pemahaman kontrak yang baik oleh sektor publik

hearts Sinkronisasi operator sarana jalur rel eksisting

B Risiko pengelolaan

jaringan jalur rel

Keterbatasan pemerintah

dalam mengatur

penggunaan jaringan jalur

rel yang mempengaruhi

kinerja layanan

perkeretaapian Ȃ [Tahap

Operasi]

Pengaturan pola

perjalanan KA dengan

memperhatikan kapasitas

jalan rel

C Risiko fasilitas

pesaingcompetitor

Ingkar janji otoritas untuk

tidak membangun rute

moda pesaing - [Tahap

Operasi]

Pemahaman kontrak yang

baik oleh sektor publik

7 Risiko Interface A Risiko ketimpangan

waktu dan kualitas

pekerjaan

Ketimpangan waktu dan

kualitas pekerjaan dukungan

pemerintah dan yang

dikerjakan BU Ȃ [Tahap

Konstruksi]

Koordinasi dan integrasi

jadwal pelaksanaan proyek

Pekerjaan perbaikan oleh

pihak yang kualitas

pekerjaannya lebih rendah

B Risiko perbedaan Rework yang substantial Kesepakatan standar

4-163

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

standarmetode

layanan

terkait perbedaan standar

metode layanan yang

digunakan Ȃ[Tahap

Konstruksi]

metode yang akan

diterapkan para pihak

sedini mungkin

C Risiko relasi Miskomunikasi di dalam

internal dan eksternal

organisasi termasuk

mengakibatkan

keterlambatan kesalahan

proses karena kurang

pengalaman di proyek

KPBUProject Financing -

[Semua Tahap]

koordinasi dirancang

disepakati dan

disosialisasikan dengan

baik ke semua pihak

terkait

8 Risiko Politik A Mata uang asing tidak

dapat dikonversi

Tidak tersedianya danatau

tidak bisa dikonversinya

mata uang asing kedari

Rupiah - [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan domestik hearts Akun pembiayaan luar

negeri hearts Penjaminan dari bank

sentral

B Mata uang asing tidak

dapat direpatriasi

Mata uang asing tidak bisa

ditransfer ke negara asal

investor - [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan domestik hearts Akun pembiayaan luar

negeri hearts Penjaminan dari bank

sentral C Risiko ekspropriasi Nasionalisasipengambilalih

an tanpa kompensasi (yang

memadai) Ȃ [Tahap Operasi]

hearts Mediasi negosiasi hearts Asuransi Risiko Politik hearts Penjaminan

pemerintah

D Perubahan regulasi

(dan pajak) yang

umum

Bisa dianggap sebagai risiko

bisnis - [Semua Tahap]

E Perubahan regulasi

(dan pajak) yang

diskriminatif dan

spesifik

Berbentuk kebijakan pajak

oleh otoritas terkait (pusat

danatau daerah) - [Semua

Tahap]

hearts Mediasi negosiasi hearts Asuransi Risiko Politik hearts Penjaminan

pemerintah

F Keterlambatan Hanya jika dipicu keputusan Provisi kontrak yang jelas

4-164

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

perolehan persetujuan

perencanaan

sepihak tidak wajar dari

otoritas terkait - [Tahap Pra-

konstruksi amp Konstruksi]

termasuk kompensasinya

G Keterlambatan

perolehan akses ke

lokasi proyek

Hanya jika dipicu keputusan

sepihak tidak wajar dari

otoritas terkait - [Semua

Tahap]

Provinsi kontrak yang jelas

termasuk kompensasinya

9 Force Majeure A Bencana alam Terjadinya bencana alam

sehingga tidak dapat

beroperasi secara normal -

[Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

B Force majeure politis Peristiwa perang

kerusuhan gangguan

keamanan masyarakat -

[Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

C Cuaca ekstrim Akibat perubahan iklim atau

faktor lain - [Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

D Forst majeure

berkepanjangan

Jika di atas 6-12 bulandapat

mengganggu aspek

ekonomis pihak yang

terkena dampak (terutama

bila asuransi tidak ada) -

[Semua Tahap]

10 Risiko Kepemilikan Aset

A Transfer aset setelah

kontrak KPBU

berakhir

Proses transfer aset

terkendala karena ada

perbedaan mekanisme

pengalihan atau penilaian

[Tahap Operasi]

hearts Pembuatan kontrak yang mengatur perihal transfer aset dengan jelas

hearts Penilaian dilakukan oleh penilai independen yang disepakati bersama

B Pengalihan bisnis dan

pengelolaan aset

kereta api eksisting

Ketidakpastian kondisi

bisnis setalah transfer dari

operator sebelumnya dan

hearts Studi kelayakan bisnis

yang baik dan lengkap

(dalam PFS)

4-165

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

dan yang baru

terbangun

tidak terantisipasinya

kondisi perkeretaapian

eksisting

hearts Kontrak yang jelas dan

mengatur secara detail

pengalihan aset

5-1

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survei Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

5 BAB 5 RANCANGAN DASAR DESAIN KERETA API

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

Pada Sub Bab ini akan dibahas mengenai rancangan dasar desain kereta api yang

berisikan kriteria desain prasarana kereta api yang terdiri dari geometrik jalur

jembatan dan terowongan Serta rancangan dasar desain dari prasarana kereta api

berupa geometrik jalur bangunan hikmat perlintasan tak sebidang terowongan

dan stasiun

51 KRITERIA DESAIN JALUR KERETA API

Kondisi topografi dan strukturformasi geologi merupakan unsur utama

yang menjadi pedoman dalam kegiatan studi menetapkan trasejalur jalan

kereta api Rancangan Pra Desain jalan rel meliputi rancangan alinyemen

horizontal dan alinyemen vertikal bangunan pendukung seperti sistem

drainase dan perlintasan untuk jalan orangsepeda motormobil

Rancangan jalur kereta api akan mengikuti standar-standar dan peraturan-

peraturan yang berlaku di Kementerian Perhubungan maupun PT Kereta Api

(Persero) sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam KAK Faktor-

faktor yang menjadi bahan pertimbangan pokok dalam menetapkan

trasejalur kereta api adalah sebagai berikut

1 Persyaratan teknis perencanaan jalur kereta api

2 Pola operasi kereta api

3 Kemampuan daya tarik lokomotif

4 Daerah-daerah dengan potensi sumber alam

5-2

5 Keamanan dan kenyamanan untuk pengguna jasa angkutan kereta api

6 Kemudahan pelaksanaan pekerjaan konstruksi

7 Biaya pelaksanaan dan pemeliharaan

Dalam Pelaksanaan rancangan trase Jalan Rel yang harus dibuat setidaknya

memenuhi ketentuan sebagai berikut

1) Lebar dan Jarak Jalan rel

a) Lebar jalan rel 1067 mm

b) Jarak minimum antar as jalan rel di petak jalan adalah 400 m (double

track)

c) Ruang bebas kelas I yang diperlebar pada kondisi datar dan kelas 3

pada kondisi pegunungan diperhitungkan adanya muatan double

deck atau muatan peti kemas

d) Jarak minimum antar as jalan rel di lengkung adalah 440 m (double

track)

2) Emplasemen

a) Jarak minimal antar as jalur utama di emplasemen adalah 520 m

b) Wesel menggunakan wesel 112

3) Kecepatan dan Beban Gandar

a) Kecepatan Maksimum 120 kmjam

b) Kecepatan di Emplasemen 45 kmjam

c) Beban Gandar 18 ton

4) Geometri Jalan

a) Jari-ȋȌηͺͲͲ m

b) ζͳͲΩ

ζʹͲΩ pegunungan

c) Kelandaian maksimum di emplasemen adalah 15 ΩǤ

5) Material

a) Jenis rel yang digunakan untuk jalan kelas I adalah R54 dengan

karakteristik dan spesifikasi yang memenuhi ketentuan berlaku

b) Alat penambat rel tipe elastis dengan persyaratan bahan sesuai

5-3

dengan Peraturan Bahan Jalan Rel atau Peraturan yang berlaku

6) Perlintasan yang diperkirakan tidak perlu dijaga harus memenuhi

persyaratan pandangan bebas

52 DESAIN GEOMETRIK TRASE JALAN KERETA API

521 ALINYEMEN HORIZONTAL

Desain Teknis Jalan Rel akan menghasilkan gambar gambar yang terdiri dari

Gambar Situasi Potongan memanjang dan potongan melintang Pada gambar

situasi akan dihasilkan gambar desain situasi dan rencana lengkung

(alinyemen horizontal) Pada gambar potongan melintang akan dihasilkan

rencana kelandaian (Lengkung vertikal)

Adapun desain alinyemen horisontal menggunakan program bantu yaitu

Autocad Civil 3D untuk kriteria jari-jari lengkung panjang spiral dan lain-lain

dapat dilihat dari output program sebagai berikut

Dari hasil desain alinyemen horizontal di dapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 5 1 Alinyemen Horizontal

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

1 IP0 7116125184 9285137814 N82deg 16 35E 0+00000 0+34997

2 IP1 7121674706 928521308 800 0+34997 0+76082 N52deg 51 04E 0+76082 0+92755

3 IP2 7125740351 9285521107 800 0+92755 1+19169 N71deg 46 09E 1+19169 1+58588

4 IP3 71321575 9285732476 800 1+58588 1+87887 N50deg 47 09E 1+87887 2+27558

5 IP4 7138682204 9286264888 800 2+27558 2+84481 S88deg 26 44E 2+84481 3+96526

6 IP5 7156842502 9286215611 800 3+96526 4+70547 N38deg 32 28E 4+70547 5+58270

7 IP6 7166289374 9287401502 800 5+58270 6+04895 N71deg 56 01E 6+04895 6+87441

8 IP7 7180001872 9287848808 800 6+87441 7+57894 N21deg 28 32E 7+57894 8+03983

9 IP8 7185082411 9289140187 800 8+03983 9+00334 S89deg 31 05E 9+00334 9+85670

5-4

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

10 IP9 7199791031 9289127818 1000 9+85670 9+99182 S81deg 46 34E 9+99182 10+42734

11 IP10 7207911391 9289010455 800 10+42734 11+03147 S38deg 30 31E 11+03147 11+25048

12 IP11 7213095605 9288358912 800 11+25048 11+81807 S79deg 09 32E 11+81807 12+67096

13 IP12 7225127605 9288128493 800 12+67096 12+82219 S89deg 59 24E 12+82219 13+77469

14 IP13 723595048 9288128303 1000 13+77469 13+88249 S83deg 48 48E 13+88249 15+39707

15 IP14 7252928872 9287944259 800 15+39707 15+67281 N76deg 26 17E 15+67281 16+78503

16 IP15 7267663337 9288299688 800 16+78503 17+29545 S67deg 00 21E 17+29545 19+17489

17 IP16 7289987554 9287352349 800 19+17489 19+71613 S28deg 14 32E 19+71613 21+04852

18 IP17 7298369619 9285791856 800 21+04852 21+35961 S50deg 31 21E 21+35961 22+91401

19 IP18 7315241952 928440212 800 22+91401 23+76976 S10deg 45 59W 23+76976 23+93636

20 IP19 7313259697 9283359674 800 23+93636 24+71077 S44deg 41 45E 24+71077 25+33408

21 IP20 7321980737 9282478265 800 25+33408 25+71862 S17deg 09 18E 25+71862 26+56843

22 IP21 7325728488 9281264191 800 26+56843 27+00660 S48deg 32 13E 27+00660 28+19483

23 IP22 7337206368 9280250033 1000 28+19483 28+43109 S35deg 00 00E 28+43109 30+04752

24 IP23 7347540824 9278774123 1000 30+04752 30+18060 S27deg 22 31E 30+18060 31+09472

25 IP24 7352474482 9277821314 1000 31+09472 31+27863 S37deg 54 44E 31+27863 32+95296

26 IP25 7364938546 9276220934 800 32+95296 33+45923 S1deg 39 13E 33+45923 34+64977

27 IP26 7365532692 9274162944 800 34+64977 35+68750 S75deg 58 31E 35+68750 36+31129

28 IP27 7385001786 9273676629 800 36+31129 37+54415 S12deg 19 18W 37+54415 37+56945

29 IP28 7381340429 9272000422 800 37+56945 38+93223 S85deg 16 47E 38+93223 39+74351

30 IP29 7403082914 9271820893 800 39+74351 40+57319 S25deg 51 32E 40+57319 41+28376

31 IP30 7410995565 9270188368 800 41+28376 42+37196 S52deg 04 40W 42+37196 42+80411

32 IP31 7397217383 9269114908 800 42+80411 43+91654 S27deg 35 37E 43+91654 43+99633

5-5

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

33 IP32 7403357188 9267940148 800 43+99633 44+99787 N80deg 40 35E 44+99787 46+16804

34 IP33 7428575221 9268354174 800 46+16804 47+43168 S8deg 49 19E 47+43168 47+60336

35 IP34 7431767523 9266297285 800 47+60336 49+11249 N80deg 44 18W 49+11249 49+21553

36 IP35 7411416402 9266629152 800 49+21553 50+52640 S5deg 22 39W 50+52640 52+37048

37 IP36 7408580709 9263616625 800 52+37048 52+98893 S49deg 40 16W 52+98893 54+16209

38 IP37 7396249753 9262569812 800 54+16209 54+39786 S66deg 33 24W 54+39786 56+50185

39 IP38 7364051314 926117356 800 56+50185 58+12518 S49deg 42 20E 58+12518 59+17643

40 IP39 7383015285 9259565615 800 59+17643 59+46963 S70deg 42 17E 59+46963 60+46340

41 IP40 7398461515 9259024841 800 60+46340 61+34925 S7deg 15 37E 61+34925 61+81551

42 IP41 7400843538 9257155128 800 61+81551 63+18707 N74deg 30 32E 63+18707 63+37071

43 IP42 7419097802 9257661058 800 63+37071 64+61379 S16deg 27 44E 64+61379 64+68965

44 IP43 7423383199 925621083 800 64+68965 65+78112 S61deg 42 31W 65+78112 66+22295

45 IP44 7410813555 9255534271 800 66+22295 66+85889 S16deg 09 46W 66+85889 66+99014

46 IP45 7407263122 9254309239 800 66+99014 68+25508 S74deg 25 55E 68+25508 69+26090

47 IP46 7428164458 925372692 800 69+26090 69+93008 S26deg 30 19E 69+93008 70+27100

48 IP47 7433153333 9252726541 800 70+27100 71+04670 S82deg 03 39E 71+04670 71+55853

49 IP48 7450536043 9252484124 800 71+55853 72+83674 S9deg 29 01W 72+83674 73+33124

50 IP49 7448151602 9251056727 800 73+33124 73+59057 S9deg 05 21E 73+59057 76+13357

51 IP50 7452843628 9248123834 800 76+13357 76+70123 S31deg 34 00W 76+70123 77+13519

52 IP51 7440783422 9246160909 800 77+13519 78+89588 N85deg 27 59E 78+89588 78+89969

Dari hasil desain trase di atas harus disesuaikan dengan kriteria peraturan

lengkung sesuai dengan PM 60 Tahun 2012

5-6

Tabel 5 2 Persyaratan Jari-jari Minimum yang Diijinkan

Kecepatan

rencana (kmjam)

Jari-jari minimum lengkung lingkaran tanpa

lengkung peralihan (m)

Jari-jari minimum lengkung lingkaran yang diijinkan

dengan lengkung peralihan (m) 120 2370 780 110 1990 660 100 1650 550 90 1330 440 80 1050 350 70 810 270 60 600 200

Sumber PM 60 Tahun 2012

522 ALINYEMEN VERTIKAL

Adapun desain alinyemen vertikal menggunakan program bantu yaitu

Autocad Civil 3D untuk kriteria kelandaian panjang spiral dan lain-lain dapat

dilihat dari output program sebagai berikut

Dari hasil desain alinyemen Vertikal di dapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 5 3 Alinyemen Vertikal

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out Stasiun Nambo

1 0 + 000 136 000 2 0 + 100 136 000 -1000 3 1 + 500 122 -1000 000 4 2 + 100 122 000 500 5 2 + 700 125 500 000

Stasiun Kembang Kuning 6 3 + 800 125 000 -1000 7 4 + 800 115 -1000 000 8 5 + 500 115 000 -450 9 6 + 600 110 -450 000

10 7 + 450 110 000 -500 11 8 + 450 105 -500 000

Stasiun Cileungsi

12 9 + 650 105 000 -590 13 11 + 000 97 -590 000

Stasiun Mampir

14 13 + 900 97 000 -750 15 15 + 500 85 -750 000

5-7

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out 16 16 + 000 85 000 -730 17 17 + 100 77 -730 000

Stasiun Jonggol 18 18 + 100 77 000 1000 19 18 + 900 85 1000 000 20 19 + 750 85 000 970 21 21 + 500 102 970 000 22 22 + 200 102 000 920 23 23 + 400 113 920 000 24 23 + 800 113 000 -890 25 24 + 700 105 -890 000

Stasiun Sukagalih 26 26 + 100 105 000 -380 27 27 + 400 100 -380 000 28 27 + 800 100 000 1140 29 30 + 000 125 1140 000

Stasiun Cibatu Tiga

30 32 + 400 125 000 480 31 33 + 450 130 480 000 32 34 + 100 130 000 -630 33 35 + 700 120 -630 000 34 36 + 200 120 000 1820 35 38 + 400 160 1820 000 36 38 + 800 160 000 1890 37 42 + 300 196 1890 000

Stasiun Antajaya 38 42 + 950 196 000 1880 39 44 + 700 260 1880 000 40 45 + 000 260 000 1870 41 48 + 750 330 1870 000 42 49 + 220 330 000 1900 43 51 + 850 380 1900 000

Stasiun Mekarjaya 44 52 + 400 380 000 1900 45 54 + 450 419 1900 000 46 54 + 880 419 000 1900 47 57 + 350 466 1900 000 48 57 + 800 466 000 1820 49 58 + 570 480 1820 000

Stasiun Majalaya 50 59 + 250 480 000 -1780 51 61 + 500 440 -1780 000 52 62 + 100 440 000 -1740 53 64 + 400 400 -1740 000 54 66 + 600 400 000 -1000

5-8

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out 55 68 + 100 385 -1000 000

Stasiun Jamali

56 68 + 900 385 000 -1730 57 71 + 500 340 -1730 000 58 72 + 000 340 000 -1670 59 74 + 100 305 -1670 000 60 74 + 700 305 000 570 61 77 + 000 318 570 000 62 77 + 400 318 000 -880 63 78 + 650 307 -880 000 64 79 + 000 307 000 000

Stasiun Selajambe

Untuk alinyemen vertikal desain lengkung harus sesuai dengan peraturan

berikut di bawah ini

Tabel 5 4 Besarnya Radius Lengkung Vertikal Minimum

Kecepatan Rencana

(KmJam)

Radius Minimum Lengkung Vertikal

(m)

V gt 100 8000

ζͳͲͲ 6000

Sumber PM 60 Tahun 2012

523 GAMBAR SITUASIPOTONGAN MEMANJANG DAN POTONGAN

MELINTANG

Dari desain alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal dihasilkan gambar

situasi dan potongan memanjang sebagai berikut

5-9

Gambar 5 1 Situasi Trase Cileungsi-Jonggol-Cianjur

5-10

Gambar 5 2 Potongan Memanjang Trase Cileungsi-Jonggol-Cianjur

5-11

Gambar 5 3 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus dan Lengkung

5-12

Gambar 5 4 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus Timbunan 2 meter dan Galian 2 meter

5-13

Gambar 5 5 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus Timbunan dan Galian lebih dari 6 meter

5-14

Dari hasil perhitungan alinyemen horisontal alinyemen vertical dan

penggambaran di dapatkan rincian Sebagian

Tabel 5 5 Ringkasan Trase Terpilih

No Uraian Kriteria Trase

1 Total panjang rencana trase 790 km 2 Kelandaian maksimal ͳͻΩ 3 Lengkung minimum R800 4 Panjang Terowongan 14 km

Karena rencana trase berada di daerah perbukitan maka untuk mencapai

ζ ͳͻ Ω

beberapa titik yang diberlukan terowongan

53 RENCANA BANGUNAN HIKMAT

Rencana pembangunan Bangunan Hikmat (BH) didapatkan berdasarkan

analisa hidrolika dan perlintasan sebidang dengan sungai Dari analisa

hidrolika yang dilakukan dalam menampilkan deskripsi dari titik simpang

tersebut terkait dengan jenis badan air lebar bentang serta bangunan hikmat

yang direncanakan akan dibangun melintasi badan air tesebut dimana untuk

bentang lt 10 m sebagai bangunan hikmatnya adalah box culvert sedangkan

ηͳͲǤ

terhadap badan air

Tabel 5 6 Bangunan Hikmat Persimpangan dengan Badan Air

No Tp

Km Jenis badan

air

Lebar bentang Jenis bangunan

hikmat Tipe bangunan

hikmat m

TP-1 14+050 Danau 105 Jembatan PCI Girder TP-2 14+340 Danau 210 Jembatan PCI Girder TP-3 17+225 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-4 18+980 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-5 19+550 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400 TP-6 19+715 Sal Irigasi 25 Box Culvert BC 300 x 300 TP-7 22+050 Sungai 50 Jembatan PCI Girder TP-8 25+740 Sungai 30 Jembatan PCI Girder

5-15

No Tp

Km

Jenis badan air

Lebar bentang Jenis bangunan

hikmat Tipe bangunan

hikmat m

TP-9 27+305 Sal Irigasi 25 Box Culvert BC 300 x 300 TP-10 27+650 Sungai 28 Jembatan PCI Girder TP-11 35+950 Sungai 70 Jembatan PCI Girder TP-12 47+425 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-13 50+085 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-14 52+780 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-15 53+665 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-16 62+650 Sungai 10 Jembatan PCI Girder TP-17 70+125 Sal Irigasi 2 Box Culvert BC 300 x 300 TP-18 74+440 Sungai 5 Box Culvert BC 500 x 400 TP-19 74+910 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-20 75+245 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-21 75+590 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400 TP-22 76+110 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400

5-16

Gambar 5 6 Tipikal Jembatan PCI Girder

5-17

54 RENCANA PERLINTASAN TIDAK SEBIDANG

Rencana pembangunan perlintasan tidak sebidang didapatkan berdasarkan perlintasan sebidang dengan jalan Hasil Analisa

untuk menentikan jenis bangunan jembatan lebar bentang serta Panjang jembatan yang direncanakan akan dibangun

melintasi jalan tesebut Berikut daftar persimpangan terhadap jalan

Tabel 5 7 Daftar Perintasan Sebidang

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 1 0+102 Jalan Lokal 250 Ditutup 2 0+157 Jalan Lokal 300 Dialihkan 3 0+240 Jalan Lokal 300 Dialihkan 4 TP 01 0+290 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 5 TP 02 0+900 Jalan Eleveted 98000 PCI Girder 28 x 3500 6 TP 03 1+690 Jl Raya Nambo 700 Overpass 900 x 5000 7 TP 04 2+000 Jl PT Holcim 2000 PCI Girder 1 x 3500 8 2+180 Jl PT Holcim 1200 Dialihkan 9 2+755 Jalan Lokal 400 Ditutup

10 3+185 Jalan Lokal 450 Dialihkan 11 3+460 Jalan Lokal 450 Dialihkan 12 3+835 Jalan Lokal 400 Ditutup 13 TP 05 4+065 Jalan Lokal 700 2 Box Culvert 500 x 400 14 TP 06 4+780 Jl Raya Klapanunggal 700 Overpass 900 x 5000 15 TP 07 5+145 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400

5-18

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 16 TP 08 6+245 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 17 7+085 Jalan Lokal 300 Ditutup 18 TP 09 7+130 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 19 7+470 Jalan Lokal 300 Ditutup 20 TP 10 7+540 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 21 TP 11 7+945 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 22 TP 12 8+390 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 23 8+815 Jalan Lokal 300 Ditutup 24 TP 13 8+800 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 25 TP 14 9+230 Jalan Lokal 700 Overpass 900 x 5000 26 9+445 Jalan Lokal 300 Ditutup 27 TP 15 11+745 Jl Mampir 700 Overpass 900 x 5000 28 11+855 Jalan Lokal 300 Dialihkan 29 12+635 Jalan Lokal 300 Ditutup 30 14+135 Jalan Lokal 300 Ditutup 31 TP 16 14+580 Jl Kelapa Nunggal 700 Overpass 900 x 5000 32 TP 17 14+735 Jl Cimaranggu 700 Overpass 900 x 5000 33 TP 19 15+130 Jl Fontana Lake 700 2 Box Culvert 500 x 400 34 TP 20 15+410 Jl Kawasan Kirana Utara 700 2 Box Culvert 500 x 400 35 15+665 Jalan Lokal 300 Ditutup 36 TP 21 16+255 Jl Cipeuncang 400 Box Culvert 500 x 400 37 16+725 Jalan Lokal 300 Ditutup 38 TP 22 16+900 Jl Raya Cileungsi- 1200 Overpass 1500 X 7500

5-19

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran Jonggol

39 17+025 Jalan Lokal 500 Ditutup 40 TP 23 18+470 Jl Raya Cibarusa 700 2 Box Culvert 500 x 400 41 TP 24 18+635 Jalan Lokal 700 Overpass 900 x 5000 42 TP 25 20+245 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 43 TP 26 20+650 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 44 TP 27 21+505 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 45 TP 28 22+825 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 46 TP 29 23+280 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 47 TP 30 23+655 Jalan Batalyon Polisi 800 2 Box Culvert 500 x 400 48 TP 31 23+920 Jl Raya Jonggol-Cariu 1200 Overpass 1500 X 7500 49 25+020 Jalan Tanah 500 Ditutup 50 TP 32 25+410 Jl KP Jati 500 Overpass 700 x 3000 51 TP 33 25+990 Jl Tegal Panjang 600 Overpass 700 x 3000 52 TP 34 28+220 Jalan Lokal 600 Overpass 700 x 3000 53 TP 35 29+940 Jl Mekarwangi 500 Overpass 700 x 3000 54 TP 36 31+075 Jalan Eleveted 56000 PCI Girder 16 x 3500 55 TP 37 31+925 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 56 TP 38 32+700 Jalan Eleveted 59500 PCI Girder 17 x 3500 57 TP 39 33+490 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 58 TP 40 34+225 Jl Kadongan 400 Box Culvert 500 x 400 59 34+325 Jalan Lokal 400 Dialihkan 60 TP 41 35+470 Jl Transyogi 1200 Overpass 1500 X 7500

5-20

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 61 TP 42 35+650 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 62 36+650 Jalan Lokal 500 Ditutup 63 TP 43 36+945 Jl Cikutamahi 400 Box Culvert 500 x 400 64 TP 44 42+200 Jl Buana Jaya 1200 Overpass 1500 X 7500 65 TP 45 43+450 Jalan Eleveted 154000 PCI Girder 44 x 3500 66 TP 46 44+320 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 67 TP 47 44+880 Jalan Eleveted 35000 PCI Girder 10 x 3500 68 TP 48 45+670 Jalan Eleveted 35000 PCI Girder 10 x 3500 69 TP 49 47+195 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 70 TP 50 48+330 Jalan Eleveted 73500 PCI Girder 10 x 3500 71 49+025 Terowongan 35000 72 TP 51 53+025 Jl Simarasa Mekar Galih 1200 Overpass 1500 X 7500 73 53+450 Jalan Lokal 400 Ditutup 74 54+650 Terowongan 50000 75 57+550 Terowongan 50000 76 57+975 Terowongan 15000 77 TP 52 60+565 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 78 TP 53 61+965 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 79 TP 54 64+750 Jalan Eleveted 56000 PCI Girder 16 x 3500 80 TP 55 65+175 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 81 TP 56 66+050 Jalan Eleveted 84000 PCI Girder 24 x 3500 82 TP 57 67+890 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 83 TP 58 69+380 Jl Raya Jamali 700 Overpass 900 x 5000

5-21

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 84 69+590 Jalan Lokal 500 Dialihkan 85 TP 59 73+100 Jalan Eleveted 108500 PCI Girder 31 x 3500 86 TP 60 77+190 Jl Raya Bandung-Cianjur 1200 PCI Girder 1 x 3500

5-22

Gambar 5 7 Tipikal Perlintasan Sebidang

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

55 RENCANA TEROWONGAN

Pada rencana jalur KA ini terdapat terowongan yang perlu di bangun berikut

daftar lokasi terowongan

Tabel 5 8 Daftar Terowongan

No Terowongan Km Panjang (m) 1 Terowongan 1 48+800 sd 49+100 350

2 Terowongan 2 54+400 sd 54+800 500

3 Terowongan 3 57+200 sd 57+700 575

Total 1425

5-23

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Gambar 5 8 Desain Terowongan

5-24

5-25

Sistem pengerjaan terowongan dijelaskan dengan skema dibawah ini

Gambar 5 9 Siklus Pekerjaan Terowongan

Gambar 5 10 Cara Menggali Terowongan

5-26

56 RENCANA STASIUN

Dalam Trase ini akan dikaji untuk lokasi Stasiun Adapun Lokasi titik-titik

stasiun untuk tiap Alternatif jalur kereta api tersebut dijelaskan pada tabel

berikut ini

Gambar 5 11 Skema Lintas

5-27

Tabel 5 9 Lokasi Stasiun

No KM Jarak Stasiun Lokasi

51+077 00+000

Stasiun Nambo

3500

1 03+500 Stasiun Kembang Kuning Kembang Kuning Kec Klapanunggal Kab Bogor

5800

2 09+300 Stasiun Cileungsi Mampr Kec Cileungsi Kab Bogor

3000

3 12+300 Stasiun Mampir Mampr Kec Cileungsi Kab Bogor

5500

4 17+800 Stasiun Jonggol Sukamanah Kec Jonggol Kab Bogor

7400

5 25+200 Stasiun Sukagalih Sukagalih Kec Jonggol Kab Bogor

6900

6 32+100 Stasiun Cibatu Tiga Cibatu Tiga Kec Cariu Kab Bogor

10500

7 42+600 Stasiun Antajaya Antajaya Kec Tanjung Sari Kab Bogor

9500

8 52+100 Stasiun Mekarjaya Mekarjaya Kec Cikalong Kulon Kab Cianjur

6800

9 58+900 Stasiun Majalaya Majalaya Kec Cikalong Kulon Kab Cianjur

9700

10 68+600 Stasiun Jamali Jamali Kec Mande Kab Cianjur

10400

11 79+000 Stasiun Selajambe Selajambe Kec Sukaluyu Kab Cianjur

5-28

Gambar 5 12 Rencana Stasiun Kecil

5-29

Gambar 5 13 Siteplan Stasiun Kecil

5-30

Gambar 5 14 Rencana Stasiun Besar

5-31

Gambar 5 15 Siteplan Stasiun Besar

6-1 LAPORAN AKHIR

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survei Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Pada Sub bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi untuk studi

trase kereta api lintas Cileungsi Ȃ Jonggol- Cianjur

61 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan secara keseluruhan dapat

diambil beberapa kesimpulan

1 Berdasarkan hasil pengumpulan data sekunder peta topografi kawasan

hutan lindung infrastruktur transportasi dan peta rencana

pengembangan Provinsi Jawa Barat Kabupaten Bogor dan Kabupaten

Cianjur dan hasil Pemilihan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas

Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur maka di usulan terpilih jalur ka untuk

memenuhi aksesibilitas dan mobilitas akan pergerakan dengan panjang

trase plusmn 790 km

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6-2

Gambar 6 1 Rencana Trase Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

2 Kondisi Topografi Geoteknik Dan Hidrolika Hidrologi

a Kondisi Topografi

Dari hasil pengukuran topografi dapat disajikan peta situasi dengan

interval kontur setiap 1 meter Selain garis kontur informasi yang

ditampilkan antara lain sawah sungai bangunan tiang listrik

jembatan dan lain-lain

b Kondisi Geoteknik

hearts Secara umum melihat dari hasil lapangan hasil bor mesin dapat

di temukan kedalaman hasil N gt 50 antara kedalaman 600 Ȃ

1800 meter Kondisi ini masing - masing lokasi tidak bergantung

dari keadaan kondisi litologi tanah

6-3

hearts Secara umum jenis lapisan tanahbatuan yang terdapat pada

sepanjang jalur pemboran yang dilakukan cenderung sama

dimana terdapat batu lempung lempung kepasiran lempung

kelanauan dan breksi vulkanik dengan kepadatan sedang hingga

sangat kaku

c Kondisi HidrolikaHidrologi

hearts Dari pengamatan curah hujan harian maksimum selama 10 tahun

terakhir jenis curah hujan yang terjadi pada daerah wilayah studi

adalah termasuk jenis hujan sangat lebat

hearts Angka-angka curah hujan maksimum tersebut merupakan angka

yang akan dianalisa lebih lanjut untuk mendapatkan nilai debit

rencana dimana untuk jembatan adalah debit rencana untuk

periode ulang 100 tahun

3 Analisis Permintaan Perjalanan

a Total pergerakan penumpang terdapat pada besaran 1 juta

pnptahun pada Tahun 2021 dan meningkat hingga 21 juta

pnptahun pada Tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar

ditemukan pada koridor Kembang Kuning Ȃ Cileungsi sebesar 532

ribu pnptahun

b Total pergerakan barang terdapat pada besaran 338 ribu tontahun

pada Tahun 2021 dan meningkat hingga 732 ribu tontahun pada

Tahun 2051 Nilai terbesar berada pada koridor Kembang Kuning -

Cileungsi

4 Pola Operasi

Trase baru Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur merupakan lintas yang terintegrasi

dengan jaringan jalur kereta api yang ada sekarang dengan demikian pola

pergerakan harus mewadahi kondisi eksisting ini relasi angkutan baik

6-4

barang maupun penumpang yang sangat terkait langsung adalah pergerakan

kereta api dari Bogor ke Cianjur dapat didesain sebagai berikut

Tabel 6 1 Pola Operasi Perjalanan KA

No Trase Cileungsi ndash Jonggol - Cianjur Deskripsi 1 Frekuensi Kereta Api

Kereta Api Penumpang 3 KAhari Kereta Api Barang 3 KAhari

2 Waktu Tempuh Kereta Api Kereta Api Penumpang 115 menit Kereta Api Barang 51 menit

3 Sarana Kereta Api Kereta Api Penumpang 1 Loko + 10 Kereta Kereta Api Barang 2 Loko + 20 Gerbong

4 Kapasitas Kereta Api 80 pnp per kereta 5 Operasional Kereta Api

a Jam Operasional Kereta Api 24 jamhari b Hari Operasional Kereta Api 365 hari tahun

5 Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

Cianjur

Tabel 6 2 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Lahan

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 23724 2372442 265000 628697 Hutan Produksi 12979 1297926 540000 700880 Lahan Kering 18839 1883904 570000 1073825 Lahan Industri 435 43500 1050000 45675 Lahan Pemukiman 6453 645334 1240000 800214

Total 62431 6243106 3249291

6-5

Tabel 6 3 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Lahan Stasiun dan Jalan Akses

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 4382 43820 265000 11612 Hutan Produksi 4465 44649 540000 24110 Lahan Kering 2908 29079 570000 16575 Lahan Pemukiman 22437 224368 1240000 132456

Total 4382 43820 184753

Tabel 6 4 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Prasarana Kereta Api Trase Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta)

Persiapan 0021 2373 Pekerjaan Jalan Rel 31638 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0195 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 16966 1925000 Pekerjaan Bangunan Depo 7051 800000 Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41345 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 1859 201980 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0925 105000

Jumlah 100 11346356 Ppn 10 1134635

Total Keseluruhan 12480991

Tabel 6 5 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api

Uraian Jumlah (Unit)

Harga (RpJuta)

Total Harga (RpJuta)

Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 1 45000 45000 Lokomotif Barang Tipe CC 206 2 47500 95000 Kereta Penumpang 10 16000 160000 Kereta Barang 20 5600 112000

Total 412000

6-6

Tabel 6 6 Perkiraan Anggaran Biaya Manajemen dan Contigency

Uraian Jumlah Biaya (Rp Juta)

Persiapan dan Manajemen Proyek 62404 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 187214 Price Contigency 374429 Contruction Contigency 624049

Total 1248099

Tabel 6 7 Biaya Perawatan Prasarana Kereta Api

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391

6 Kelayakan Ekonomi

Tingkat kelayakan ekonomi pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur yang dihitung menggunakan metoda consumer surplus

sebagai berikut

6-7

Tabel 6 8 Indikator Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Ekonomi Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta) 33214494 2752912 (6630190)

Benefit Cost Ratio - BCR 509 211 103 Economic Internal Rate of

Return - EIRR () 6 1 -3

7 Kelayakan Finansial

Tingkat kelayakan finansial pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol

Ȃ Cianjur sebagai berikut

Tabel 6 9 Indikator Kelayakan Finansial Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Finansial Discount

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta) (1266045) (10410338) (12774850)

Benefit Cost Ratio - BCR 0933 0381 0183 Financial Internal Rate of

Return - FIRR () 0 -5 -9

62 REKOMENDASI

1 Mengingat potensi sumber daya alam hasil pertanian perkebunan hutan

dan pariwisata pada kawasan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol -

Cianjur yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur cukup potensial

maka jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur layak untuk

dikembangkan dengan beberapa pertimbangan

a Kereta api konvensional lebih direkomendasikan pada jalur ini karena

prediksi jumlah demand penumpang dan barang yang cukup besar

Selain itu juga biaya pengadaan dan operasional sarana kereta api

konvensional relatif murah

b Trase ini melewati beberapa pemukiman dan wisata sehingga akan

menjadi pengembangan yang baik bagi wilayah terkait yang mana ini

6-8

akan menjadikan aksesibiltas untuk pilihan moda yang baru bagi

masyarakat Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur

2 Proyek pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur baik

dengan skenario pembangunan prasarana ditanggung pemerintah biaya

sarana dan operasional oleh swastainvestorBUMN maupun skenario

keseluruhan biaya prasarana dan sarana serta operasional oleh

swastainvestorbumn dengan skema konsesi ini dapat memberikan

keuntungan bagi investor dengan penetapan tarif yang sesuai adanya

subsidi dari pemerintah untuk penumpang kelas ekonomi dan

pendapatan dari pengembangan stasiun

3 Rekomendasi Studi Lingkungan

a Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun

2012 tentang Jenis Rencana Usaha danatau kegiatan yang wajib

memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

tercantum bahwa untuk bidangsektor perhubungan darat

η ʹͷ

danatau pembangunan jalur KA elevated gt 5 Km maka wajib

dilengkapi dengan studi AMDAL

b Dengan demikian rencana pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur sepanjang plusmn 79 km termasuk dalam kategori

rencana kegiatan wajib AMDAL Oleh sebab itu perlu ditindaklanjuti

dengan dilakukannya Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) pada tahun anggaran yang akan datang sebelum

dilaksanakannya kegiatan pembebasan lahan dan konstruksi

Adapun studi aspek lingkungan yang dilakukan oleh Konsultan saat

ini merupakan kajian awal dalam rangka untuk mengetahui rona

lingkungan (awal) identifikasi dampak potensial dan arahan

pengelolaan lingkungan serta merekomendasikan perlu dilakukan

studi lingkungan lebih lanjut

ii LAPORAN AKHIR

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

11 LATAR BELAKANG 1-1

12 MAKSUD TUJUAN DAN SASARAN 1-3

121 MAKSUD 1-3

122 TUJUAN 1-3

123 SASARAN 1-3

13 RUANG LINGKUP PEKERJAAN 1-3

131 RUANG LINGKUP WILAYAH 1-3

132 RUANG LINGKUP PEKERJAAN 1-4

14 DASAR HUKUM 1-8

15 URAIAN KEGIATAN 1-12

16 TINJAUAN KEBIJAKAN 1-16

17 METODOLOGI 1-18

18 SISTEMATIKA PEMBAHASAN 1-20

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-1

21 GAMBARAN UMUM WILAYAH JAWA BARAT 2-1

211 WILAYAH ADMINISTRASI 2-1

212 KONDISI TRANSPORTASI 2-4

22 GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR 2-9

iii LAPORAN AKHIR

221 WILAYAH ADMINISTRASI 2-9

226 KONDISI TRANSPORTASI 2-11

23 GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN CIANJUR 2-16

231 WILAYAH ADMINISTRASI 2-16

236 KONDISI TRANSPORTASI 2-19

BAB 3 HASIL SURVEI LAPANGAN 3-1

31 SURVEI PENDAHULUAN 3-1

32 SURVEI LAPANGAN 3-3

33 SURVEI TOPOGRAFI 3-3

331 PENGUKURAN KERANGKA DASAR HORIZONTAL 3-7

332 PENGUKURAN KERANGKA DASAR VERTIKAL 3-8

333 PENGUKURAN DETAIL SITUASI 3-9

334 PROSES DATA LAPANGAN 3-10

34 SURVEI GEOTEKNIK 3-14

341 LOKASI PENYELIDIKAN TANAH 3-15

342 PENYELIDIKAN GEOTEKNIK 3-17

343 ANALISA GEOTEKNIK 3-29

35 ANALISIS HIDROLOGI 3-44

351 HUJAN RANCANGAN DAN DISTRIBUSI HUJAN 3-49

352 PERHITUNGAN DEBIT BANJIR 3-52

BAB 4 ANALISIS DATA 4-1

41 ANALISIS TRANSPORTASI 4-1

411 HASIL SURVEI TRANSPORTASI 4-1

412 PEMODELAN TRANSPORTRASI 4-3

42 ANALISIS POLA OPERASI 4-16

421 KRITERIA OPERASI PERJALANAN KERETA API 4-16

422 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG 4-39

423 ANALISA POLA OPERASI PERJALANAN KERETA API 4-43

43 KAJIAN LINGKUNGAN 4-95

431 RONA LINGKUNGAN AWAL DAN PENGGUNAAN LAHAN 4-95

432 KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK 4-119

iv LAPORAN AKHIR

433 PRAKIRAAN DAMPAK LINGKUNGAN 4-123

434 REKOMENDASI MITIGASI TERHADAP BENCANA 4-129

435 REKOMENDASI HASIL KAJIAN AWAL LINGKUNGAN 4-133

44 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK 4-134

441 ESTIMASI BIAYA 4-134

442 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL 4-144

443 KAJIAN RISIKO 4-154

BAB 5 RANCANGAN DASAR DESAIN KERETA API 5-1

51 KRITERIA DESAIN GEOMETRIK JALUR KERETA API 5-1

52 DESAIN GEOMETRIK TRASE JALAN KERETA API 5-3

521 ALINYEMEN HORIZONTAL 5-3

522 ALINYEMEN VERTIKAL 5-6

523 GAMBAR SITUASIPOTONGAN MEMANJANG DAN POTONGAN

MELINTANG 5-8

53 RENCANA BANGUNAN HIKMAT 5-14

54 RENCANA PERLINTASAN TIDAK SEBIDANG 5-17

55 RENCANA TEROWONGAN 5-23

56 RENCANA STASIUN 5-26

BAB 6 RINGKASAN HASIL KAJIAN 6-1

61 KESIMPULAN 6-1

62 REKOMENDASI 6-7

4-1

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Pada Sub Bab ini akan dibahas mengenai analisis transportasi yang berisikan tentang hasil

survei transportasi dan pemodelan transportasi Pemodelan transportasi terdiri dari

jaringan dan simpul transportasi serta pola pergerakan dan proyeksi permintaan dari

penumpang dan barang Dibahas juga mengenai analisa pola operasi kereta api meliputi

kriteria operasi perjalanan kereta api analisa permintaan angkutan penumpang dan barang

implikasi trase yang diusulkan terhadap pola Operasi meliputi kecepatan operasi perjalanan

kereta api kapasitas lintas jenis stasiun di trase terpilih serta layout stasiun Kemudian

untuk kajian aspek lingkungan meliputi rona lingkungan awal dan penggunaan lahan Lalu

dibahas juga mengenai komponen lingkungan yang terkena dampak rencana pembangunan

dan prakiraan dampak lingkungan Direkomendasikan pula mengenai mitigasi terhadap

bencana dan hasil kajian awal lingkungan Pada analisis kelayakan proyek yang berisikan

estimasi biaya yang terdiri dari biaya pengadaan lahan dan sarana biaya pembangunan

prasarana dan biaya operasi lalu dianalisis kelayakan ekonomi dan finansial dilihat juga

untuk kajian risikonya

41 ANALISIS TRANSPORTASI

411 HASIL SURVEI TRANSPORTASI

Survey lalu lintas ditujukan untuk mengetahui besaran arus lalu lintas di ruas

jalan utama Terdapat 2 ruas jalan yang diambil datanya yaitu Jl Raya

Puncak dan Jl Transyogi (di titik Tanjungsari) Waktu pelaksanaan survey

selama 24 jam dengan rincian yang dapat dilihat pada tabel data hasil survei

lalu lintas tahun 2019

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

BAB 4 ANALISIS DATA

4-2

Tabel 4 1 Data Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) dari dan menuju Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur

Titik Lokasi

Jenis Kendaraan Total Sepeda

Motor Mobil

Pribadi

Kendaraan Angkutan

Umum

Kendaraan Angkutan

Barang Tanjungsari

Bogor - Cianjur 8357 2244 180 867 11649 Cianjur - Bogor 6521 2237 133 899 9790

Total 14878 4482 313 1766 21439 Jalan Raya Puncak

Bogor - Cianjur 21021 8839 820 1196 31876 Cianjur - Bogor 20750 8681 796 1108 31335

Total 41771 17520 1616 2304 63211 Sumber Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor 2019

Gambar 4 1 Jaringan Jalan Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur dan Pembebanan Jalan

4-3

412 PEMODELAN TRANSPORTRASI

4121 JARINGAN TRANSPORTASI PADA KORIDOR CILEUNGSI-

JONGGOL-CIANJUR

Jaringan jalan yang sejajar rencana rute jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur merupakan jalan provinsi Sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa

Barat Nomor 620Kep1086-Rek2016 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan

Menurut Statusnya Sebagai Jalan Provinsi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

mempunyai nomor ruas 233 dengan nama ruas jalan Cileungsi-Cibeet dan

nomor ruas 234 dengan nama ruas jalan Selajambe-Cibogo-Cibeet Panjang

ruas tersebut masing-masing adalah 4458 Km dan 287 Km

Keterangan Lokasi Jalan Provinsi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Gambar 4 2 Jaringan Jalan Nasional Pada Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur Sumber Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 620Kep1086-Rek2016

4-4

4122 SIMPUL TRANSPORTASI

Beberapa simpul transportasi pada wilayah kabupatenkota pada koridor

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur tidak cukup banyak pilihan yang

terdiri dari simpul terminal

Tabel 4 2 Prasarana Simpul Transportasi

No Kabupaten Simpul Transportasi

1

Bogor Stasiun Kereta Rel Listrik Nambo

Terminal tipe B Cileungsi Terminal tipe C Jonggol

2 Cianjur Stasiun Selajambe Stasiun Ciranjang

Gambar 43 Integrasi Antarmoda Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

4-5

4123 POLA PERGERAKAN PENUMPANG DAN BARANG

Pola pergerakan penumpang dan barang berbasis kecamatan sehingga zona

yang digunakan adalah zona wilayah administrasi kecamatan di wilayah

Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur terutama data pergerakan

penumpang dan barang dari dan menuju Kecamatan Cileungsi Kecamatan

Jonggol dan Kecamatan Sukaluyu Pola pergerakan nanti akan diolah menjadi

nilai Matriks Asal Tujuan (MAT) Kombinasi MAT didapatikan dari data

sekunder berupa MAT Kab Bogor tahun 2011 MAT Kab Cianjur tahun 2013

dan Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) Tahun 2018 Berikut ini

merupakan penamaan zonasi wilayah yang dilakukan pada kegiatan ini serta

jumlah penduduk pada wilayah kajian

Tabel 4 3 Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Nanggung 83790 2 Leuwiliang 111059 3 Leuwisadeng 67593 4 Pamijahan 138420 5 Cibungbulang 131103 6 Ciampea 150769 7 Tenjolaya 58102 8 Dramaga 100878 9 Ciomas 145579 10 Tamansari 96921 11 Cijeruk 81167 12 Cigombong 88382 13 Caringin 115875 14 Ciawi 101713 15 Cisarua 114921 16 Megamendung 97114 17 Sukaraja 174737 18 Babakan Madang 98519 19 Sukamakmur 71145 20 Cariu 49040 21 Tanjungsari 52681 22 Jonggol 124406 23 Cileungsi 235485

4-6

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 24 Klapanunggal 101642 25 Gunung Putri 259545 26 Citeureup 193808 27 Cibinong 320347 28 Bojonggede 225817 29 Tajurhalang 102545 30 Kemang 94176 31 Rancabungur 54506 32 Parung 106873 33 Ciseeng 96032 34 Gunungsindur 97993 35 Rumpin 122566 36 Cigudeg 114036 37 Sukajaya 58619 38 Jasinga 96836 39 Tenjo 64652 40 Parungpanjang 99890

Jumlah 4699282 Sumber BPS 2020

Tabel 4 4 Jumlah Penduduk Kabupaten Cianjur

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Agrabinta 37995 2 Leles 32795 3 Sindangbarang 53964 4 Cidaun 66824 5 Naringgul 46188 6 Cibinong 59891 7 Cikadu 35867 8 Tanggeung 45696 9 Pasirkuda 35574 10 Kadupandak 50497 11 Cijati 33793 12 Takokak 52618 13 Sukanagara 50784 14 Pagelaran 70313 15 Campaka 65871 16 Campakamulya 24379 17 Cibeber 120353 18 Warungkondang 67564

4-7

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 19 Gekbrong 53470 20 Cilaku 101844 21 Sukaluyu 73033 22 Bojongpicung 73784 23 Haurwangi 55970 24 Ciranjang 78004 25 Mande 72519 26 Karangtengah 139981 27 Cianjur 165062 28 Cugenang 104145 29 Pacet 101335 30 Cipanas 108911 31 Sukaresmi 83294 32 Cikalongkulon 98302 Jumlah 2260620 Sumber BPS 2020

Tabel 4 5 Sistem Zonasi

No Nama Zona No Nama Zona 201 Cariu 303 Karangtengah 202 Tanjungsari 304 Sukaresmi 203 Jonggol 305 Cikalongkulon 204 Cileungsi 1001 Eksternal Utara 205 Klapanunggal 1002 Eksternal Barat 301 Sukaluyu 1003 Eksternal Selatan 302 Mande 1004 Eksternal Timur

4-8

Gambar 4 4 Sistem Zonasi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Dari zonasi wilayah di atas kemudian dibuat desired line dari masing-masing

zona untuk trase yang dipilih Lalu dibuat juga untuk jangkauan pelayanan

dari stasiun yang ditentukan berdasarkan rona awal serta hasil survei

lapangan Berikut gambar desired line dan jangkauan pelayanan stasiun

305 304

302

303

301

1003

202

1002 1004 201

203 205

204

1001

4-9

Gambar 4 5 Desired Line Trase Terpilih

Gambar 4 6 Jangkauan Pelayanan Stasiun Kereta Api

4-10

4124 ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP)

DzȋȌƬ

To Pay (WTP) Angkutan Orang Dengan Kereta Api 13dzǡ

didapatkan bahwa didapatkan rekomendasi berupa usulan tarif angkutan

orang dengan KA kelas ekonomi beberapa kereta Api yang beroperasi di Jawa

Barat

Tabel 4 6 Rekomendasi Usulan Tarif Angkutan Orang dengan KA Kelas Ekonomi

Perkotaan Di Pulau Jawa Tahun 2020

No

Nama Kereta Api

Lintas

Besaran Tarif Saat Ini

(RpOrang)

Rekomendasi Besaran Tarif (RpOrang)

a

Cilamaya Ekspres Cepat Purwakarta Walahar Ekspres

Purwakarta - Tanjung Priok

6000

10000

b Jatiluhur Cikampek Ȃ Tanjung Priok 5000 7000

c Walahar Ekspres Ekonomi Lokal Tanjungpriok - Purwakarta 6000 10000

Sumber Kementerian Perhubungan 2019

4125 PROYEKSI PERMINTAAN PERJALANAN KERETA API

PENUMPANG

Berdasarkan analisis transportasi diatas serta metode proyeksi selanjutnya

dilakukan proyeksi demand dalam periode 30 tahun dari 2021 hingga 2051

Pembebanan pertumbuhan dilakukan pada matriks asal tujuan yang ada di

wilayah studi Hasil proyeksi disajikan pada tabel dibawah ini Proyeksi

demand terbagi menjadi setiap stasiun

Total potensi pergerakan penumpang terbanyak dengan skenario optimis

sebanyak 108 juta pnptahun pada tahun 2021 dan meningkat hingga 251

juta pnptahun pada tahun 2051 Sedangkan pada skenario pesimis jumlah

demand mencapai 21 juta pnptahun pada tahun 2021 dan 42 juta

pnptahun pada tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar ditemukan

pada koridor Kembang Kuning - Cileungsi sebesar 14 jutatahun

4-11

Tabel 4 7 Proyeksi Demand Penumpang KA

Koridor Jumlah Penumpang (pnptahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo-Kembang Kuning 1017654 1167859 1353666 1543720 1743015 1960717 2199140 Kembang Kuning-Cileungsi 850724 976291 1131619 1290498 1457102 1639094 1838407 Cileungsi-Mampir 842612 966981 1120828 1278192 1443207 1623463 1820876 Mampir-Jonggol 476181 546466 633408 722339 815593 917460 1029023 Jonggol-Sukagalih 378819 434733 503899 574646 648833 729872 818624 Sukagalih-Cibatu Tiga 171879 197248 228630 260730 294390 331159 371428 Cibatu Tiga-Antajaya 48099 55198 63980 72963 82383 92672 103941 Antajaya-Mekarjaya 25667 29456 34142 38936 43963 49454 55467 Mekarjaya-Majalaya 45024 51670 59890 68299 77116 86748 97297 Majalaya-Jamali 29646 34022 39435 44972 50778 57120 64066 Jamali-Selajambe 13270 15229 17652 20130 22729 25568 28677

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 8 Proyeksi Demand Penumpang Naik dan Turun KA

Stasiun Jumlah Penumpang (pnptahun)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik

Nambo 166929 166929 191568 191568 222047 222047 253222 253222 285913 285913 321624 321624 360733 360733 Kembang Kuning 532668 532668 611290 611290 708546 708546 808026 808026 912342 912342 1026293 1026293 1151090 1151090 Cileungsi 366430 366430 420516 420516 487420 487420 555853 555853 627614 627614 706003 706003 791853 791853 Mampir 371328 371328 426136 426136 493934 493934 563283 563283 636002 636002 715439 715439 802437 802437 Jonggol 206940 206940 237485 237485 275268 275268 313916 313916 354443 354443 398713 398713 447196 447196 Sukagalih 123731 123731 141993 141993 164585 164585 187692 187692 211923 211923 238392 238392 267381 267381 Cibatu Tiga 39136 39136 44913 44913 52058 52058 59367 59367 67032 67032 75404 75404 84573 84573 Antajaya 15743 15743 18067 18067 20941 20941 23881 23881 26964 26964 30332 30332 34021 34021 Mekarjaya 15378 15378 17647 17647 20455 20455 23327 23327 26339 26339 29628 29628 33231 33231 Majalaya 17910 17910 20553 20553 23823 23823 27168 27168 30675 30675 34507 34507 38703 38703 Jamali 13270 13270 15229 15229 17652 17652 20130 20130 22729 22729 25568 25568 28677 28677 Selajambe 12119 12119 13908 13908 16121 16121 18384 18384 20757 20757 23350 23350 26189 26189

APORAN AKHIR 4-12

4-13

550000

500000

450000

400000

350000

300000

250000

200000

150000

100000

50000

0 Produksi Produksi Produksi Buah- Produksi

Tanaman Sayuran Tanaman Buahan (ton) Tanaman (Ton) Biofarmaka (ton) Perkebunan (Ton)

Bogor Cianjur

4126 PROYEKSI PERMINTAAN PERJALANAN KERETA API BARANG

Selain analisis demand kereta api penumpang dilakukan analisis untuk KA

pergerakan barang Total produksi barang di wilayah kab Bogor mencapai

532341462 tontahun sedangkan di wilayah kab Cianjur mencapai

43218241 Pada wilayah Kabupaten Bogor produksi tanaman perkebunan

menjadi produksi barang yang dominan pada wilayah Kabupaten Bogor

produksi tanaman buah-buahan menjadi produksi barang yang dominan Hal

ini dapat terlihat dari data yang diperoleh dari BPS sebagaimana tersaji pada

Gambar di bawah ini

Gambar 4 7 Total Produksi Wilayah Bogor dan Cianjur Sumber BPS Kab Bogor dan Kab Cianjur 2019

Berdasarkan analisis transportasi di atas serta metode proyeksi selanjutnya

dilakukan proyeksi demand dalam periode 30 tahun dari 2020 hingga 2050

Pembebanan pertumbuhan dilakukan pada matriks asal tujuan yang ada di

4-14

wilayah studi Hasil proyeksi disajikan pada tabel dibawah ini Proyeksi

demand terbagi menjadi setiap stasiun

Total potensi pergerakan barang terbanyak dengan skenario optimis

sebanyak 31 juta tontahun pada tahun 2021 dan meningkat hingga 72 juta

tontahun pada tahun 2051 Sedangkan pada skenario pesimis jumlah

demand mencapai 628 ribu tontahun pada tahun 2021 dan 12 juta

tontahun pada tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar ditemukan

pada koridor Kembang Kuning - Cileungsi sebesar 522 jutatahun

Tabel 4 9 Proyeksi Demand Barang KA Skenario Optimis Moderat dan Pesimis

Koridor Jumlah Barang (tontahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo-Kembang Kuning 338805 388812 450672 513947 580297 652776 732154 Kembang Kuning-Cileungsi 268173 307755 356719 406802 459320 516689 579519 Cileungsi-Mampir 216562 248527 288067 328512 370923 417251 467989 Mampir-Jonggol 118474 135961 157593 179719 202920 228265 256022 Jonggol-Sukagalih 40399 46362 53738 61283 69194 77836 87301 Sukagalih-Cibatu Tiga 22933 26318 30505 34788 39279 44185 49558 Cibatu Tiga-Antajaya 6345 7281 8440 9624 10867 12224 13711 Antajaya-Mekarjaya 421 483 560 639 721 811 910 Mekarjaya-Majalaya 404 463 537 612 691 778 872 Majalaya-Jamali 276 317 367 419 473 532 596 Jamali-Selajambe 131 151 175 199 225 253 284

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 10 Proyeksi Demand Barang Bongkar dan Muat KA

Stasiun Jumlah Barang (tontahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat

Nambo 70632 70632 81057 81057 93954 93954 107145 107145 120977 120977 136087 136087 152635 152635 Kembang Kuning 172574 172574 198045 198045 229555 229555 261784 261784 295580 295580 332498 332498 372930 372930 Cileungsi 98088 98088 112566 112566 130475 130475 148794 148794 168003 168003 188986 188986 211967 211967 Mampir 81910 81910 94000 94000 108956 108956 124253 124253 140294 140294 157817 157817 177008 177008 Jonggol 17466 17466 20044 20044 23233 23233 26495 26495 29915 29915 33652 33652 37744 37744 Sukagalih 19884 19884 22819 22819 26449 26449 30163 30163 34057 34057 38310 38310 42969 42969 Cibatu Tiga 6082 6082 6979 6979 8090 8090 9225 9225 10416 10416 11717 11717 13142 13142 Antajaya 247 247 283 283 328 328 374 374 423 423 475 475 533 533 Mekarjaya 128 128 147 147 170 170 194 194 219 219 246 246 276 276 Majalaya 161 161 185 185 214 214 244 244 276 276 310 310 348 348 Jamali 131 131 151 151 175 175 199 199 225 225 253 253 284 284 Selajambe 119 119 137 137 159 159 181 181 204 204 230 230 258 258

4-15

4-16

42 ANALISIS POLA OPERASI

421 KRITERIA OPERASI PERJALANAN KERETA API

4211 LALU LINTAS KERETA API

Angkutan kereta api dilaksanakan pada jaringan jalur kereta api dalam lintas

pelayanan kereta api yang membentuk jaringan pelayanan perkeretaapian

Jaringan pelayanan perkeretaapian sebagaimana dimaksud terdiri atas

a jaringan pelayanan perkeretaapian antarkota dan

b jaringan pelayanan perkeretaapian perkotaan

4212 JENIS DAN FUNGSI STASIUN

a Fungsi Stasiun bisa dikatagorikan kedalam

1 Stasiun Penumpang (SP)

Stasiun kereta api untuk keperluan naik turun penumpang

2 Stasiun Barang (SB)

Stasiun kereta api untuk bongkar muat barang

3 Stasiun Operasi

Stasiun kereta api untuk menunjang pengoperasian kereta api

b Kelas stasiun kereta api

Setiap stasiun memiliki kelas stasiun baik untuk stasiun penumpang

stasiun barang dan atau stasiun operasi

Kelas stasiun dibagi dalam 3 (tiga) kelas yaitu

1 Kelas besar

Kelas besar dalam pelaksanaannya bisa saja dibagi lagi kedalam

beberapa kelas misalnya kelas besar A B atau kelas besar C

4-17

2 Kelas Sedang

Umumnya berlokasi minimal di kota kecamatan disamping untuk

kepentingan operasi kereta api juga bisa melaksanakan jasa

pelayanan penumpang dan atau barang

3 Kelas kecil

Umumnya di perkampungan atau desa dan hanya untuk kepentingan

ȋȌǯ

c Penentu kelas stasiun

Penentuan klasifikasi stasiun didasarkan kepada kriteria-kreteria dengan

bobot pada masing-masing kreteria 100 angka (point) kriteria dimaksud

adalah sebagai berikut

1 Fasilitas Operasi

Fasilitas Operasi dimaksud adalah jenis peralatan yang

dipergunakan untuk mendukung operasi perjalanan kereta api

untuk lebih jelasnya lihat sub bab Fasilitas operasi

2 Jumlah Jalur

Semakin banyak jalur yang masih aktif maka semakin tinggi bobot

penilaiannya

3 Fasilitas Penunjang

Semakin lengkap fasilitas penunjang maka semakin tinggi bobot

penilaiannya

4 Frekuensi Lalu-lintas (KA)

Semakin banyak jumlah kereta api termasuk semakin lebih banyak

kereta api yang berhenti maka semakin tinggi bobot penilaiannya

4-18

5 Jumlah Penumpang

Semakin banyak jumlah penumpang dan mungkin semakin tinggi

nilai pendapatan maka semakin tinggi bobot penilaiannya

6 Jumlah barang

Semakin banyak jumlah penumpang dan mungkin semakin tinggi

nilai pendapatan maka semakin tinggi bobot penilaiannya

4213 KECEPATAN KERETA API DAN BEBAN GANDAR

a Kecepatan kereta api

1 Kecepatan rencana

2 Kecepatan maksimum

3 Kecepatan operasi

4 Kecepatan komersial

b Beban gandar

Beban gandar adalah beban yang diterima oleh jalan rel dari satu

gandar Beban gandar untuk lebar jalan rel 1067 mm pada semua kelas

jalur maksimum sebesar 18 ton

4214 GEDUNG DAN FASILITAS PENDUKUNG OPERASI KERETA API DI

STASIUN

a Gedung stasiun

Gedung stasiun kereta api merupakan bagian dari stasiun kereta api yang

digunakan untuk melayani pengaturan perjalanan kereta api dan

pengguna jasa kereta api

b Jenis

1 Gedung untuk kegiatan pokok yang terdiri atas

a) hall

b) perkantoran kegiatan stasiun

4-19

c) loket karcis

d) ruang tunggu

e) ruang informasi

f) ruang fasilitas umum

g) ruang fasilitas keselamatan

h) ruang fasilitas keamanan

i) ruang fasilitas penyandang cacat dan lansia da

j) ruang fasilitas kesehatan

2 Gedung untuk kegiatan penunjang stasiun kereta api yang terdiri

atas

a) pertokoan

b) restoran

c) perkantoran

d) perparkiran

e) perhotelan

f) ruang lain yang menunjang langsung kegiatan stasiun kereta

api

3 Gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus di stasiun kereta api

yang terdiri atas

a) ruang tunggu penumpang

b) bongkar muat barang

c) pergudangan

d) parkir kendaraan

4-20

L = 064 m2orang x V x LF

e) penitipan barang

f) ruang atm dan

g) ruang lain yang menunjang baik secara langsung maupun tidak

langsung kegiatan stasiun kereta api

c Persyaratan teknis gedung

1 Persyaratan Bangunan

a) Konstruksi material disain ukuran dan kapasitas bangunan

sesuai dengan standar kelayakan keselamanan dan keamanan

serta kelancaran sehingga seluruh bangunan stasiun dapat

berfungsi secara handal

b) Memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan gedung

dari bahaya banjir bahaya petir bahaya kelistrikan dan bahaya

kekuatan konstruksi

c) Instalasi pendukung gedung sesuai dengan peraturan

perundangundangan tentang bangunan mekanikal elektrik

dan pemipaan gedung (plumbing) bangunan yang berlaku

2 Luas bangunan ditetapkan untuk

a) Gedung kegiatan pokok dihitung dengan formula sebagai

berikut

L = Luas bangunan (m2)

V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu

tahun (orang)

LF = Load factor (80)

4-21

b) Gedung kegiatan penunjang dan gedung jasa pelayanan khusus

di stasiun kereta api ditetapkan berdasarkan kebutuhan

3 Menjamin bangunan stasiun dapat berfungsi secara optimal dari segi

tata letak ruang gedung stasiun sehingga pengoperasian sarana

perkeretaapian dapat dilakukan secara nyaman

4 Komponen gedung meliputi

1 gedung atau ruangan

2 media informasi (papan informasi atau audio)

3 fasilitas umum terdiri dari

4 ruang ibadah

5 toilet

6 tempat sampah

7 ruang ibu menyusui

8 fasilitas keselamatan

9 fasilitas keamanan

10 fasilitas penyandang cacat atau lansia

11 fasilitas kesehatan

4215 PENGALOKASIAN RUANG UNTUK PENGOPERASIAN

a Untuk kepentingan operasi suatu jalur kereta api harus memiliki

pengaturan ruang yang terdiri dari

1 ruang bebas

2 ruang bangun

b Ruang bebas adalah ruang di atas jalan relyang senantiasa harus bebas

dari segala rintangan dan benda penghalang ruang ini disediakan

4-22

untuk lalu Iintas rangkaian kereta api Ukuran ruang bebas untuk jalur

tunggal dan jalur ganda baik pada bagian Iintas yang lurus maupun

yang melengkung untuk lintas elektrifikasi dan non elektrifikasi

c Ruang bangun adalah ruang di sisi jalan rel yang senantiasa harus bebas

dari segala bangunan tetap

d Batas ruang bangun diukur dari sumbu jalan rel pada tinggi 1 meter

sampai 355 meter Jarak ruang bangun tersebut ditetapkan sebagai

berikut

Tabel 4 11 Jarak Ruang Bangun

Segmen Jalur Lebar Jalan Rel (1067 mm dan 1435 mm)

Jalur Lurus Jalur Lengkung Lintas Bebas

Minimal 235 mm di kiri kanan as jalan rel

5PLQLPDOP R gt 300 minimal 245 m Di kiri kanan as jalan rel

Emplasemen Minimal 195 m di kiri kanan as jalan rel Minimal 235 m di kiri kanan as jalan rel Jembatan Terowongan 215 di kiri kanan as jalan rel 215 m di kiri kanan as jalan rel

4216 JENIS ANGKUTAN MELALUI KERETA API

a Angkutan Penumpang

1 Penumpang Eksekutif

Dari pihak penyedia jasa angkutan memberikan pelayanan

yang lebih baik dibandingkan dengan penumpang Bisnis dan

Ekonomi baik dari segi kelonggaran ruangan lebih longgar

dan nyaman dalam 1 (satu) keretagerbong sekitar untuk 50

penumpang

2 Penumpang Bisnis

Perbedaan dengan pelayanan kelas eksekutif adalah ruangan

lebih di persempit sehingga kemampuan jumlah penumpang

dalam 1 (satu) gerbongkereta lebih banyak dalam 1 (satu)

keretagerbong sekitar untuk 64 penumpang

4-23

3 Penumpang Ekonomi

Perbedaan dengan pelayanan kelas ekonomi adalah ruangan

lebih di persempit lagi sehingga kemampuan jumlah

penumpang dalam 1 (satu) gerbongkereta lebih banyak

dalam 1 (satu) keretagerbong sekitar untuk 100 penumpang

b Angkutan Barang

1 Barang Negosiasi

Jenis barang yang diangkut biasanya barangnya tertentu dan

tempatstasiun pemberangkatan dan atau tujuan tetap

2 Barang Non Negosiasi

Kebalikan dari jenis barang di atas jenis barangnya umum dan

terkadang tempatstasiun pemberangkatan dan atau tujuan

tidak tetap

4217 EMPLASMEN STASIUN

a Emplasemen

Emplasen merupakan kumpulan jalur untuk pergerakan sarana

perkeretaapian yang dihubungkan dengan wesel penghubung jalur

melalui mekanisme perangkat persinyalan

b Skema rancangan Layout Emplasemen Stasiun

Klasifikasi jalur kereta api di stasiun dapat diklasifikasikan dalam

beberapa jenis yaitu Jalur langsir atau jalur tepi (Siding track) Jalur

sayap (Loop track) dan jalur utama (main track) ilustrasi dari istilah

dimaksud seperti berikut

4-24

Gambar 4 8 Klasifikasi Dari Jalur Kereta Api

Penetapan jumlah dan lay out jalur di suatu stasiun tergantung berbagai

unsur yang mempengaruhinya antara lain jenis dan kelas stasiun

ketersediaan lahan letak stasiun di dalam suatu jaringan pelayanan dan

lain sebagainya

c Track layout di beberapa karakteristik stasiun

Layout untuk stasiun penghabisan (stasiun buntu) serta stasiun

persimpangan (Junction) dapat didesain dengan berbagai model

diantaranya

CLASIFICATION OF TRACK

LOOP TRACK

MAIN TRACK

SIDING

4-25

Gambar 4 9 Track Layout Kereta Api

d Jenis dan fungsi Jalur di emplasemen suatu stasiun

Jenis Ȃ jenis jalur yang ada sesuai dengan peruntukannya atau ngusi jalur

tersebut beberapa jenis jalur dimaksud diantaranya

1 Jalur utama atau disebut juga jalur kereta api yaitu jalur yang ada

di stasiun yang digunakan untuk kereta api datang berangkat atau

langsung dan dapat dipergunakan juga untuk kegiatan langsir

2 Jalur stabling atau jalur simpan yaitu jalur untuk keperluan

menyimpan sarana perkeretaapian

3 Jalur luncur yaitu jalur setelah penghabisan jalur utama yaitu untuk

kereta api yang datang berhenti

4 Jalur tangkap yaitu jalur untuk menangkap gelundungan sarana

kereta api

4-26

4218 PERON

a Fungsi

Peron sebagai tempat yang digunakan untuk aktifitas naik turun

penumpang kereta api

b Jenis

1 Peron tinggi

2 Peron sedang

3 Peron rendah

c Persyaratan Penempatan

1 Ditepi jalur (side platform)

2 Diantara dua jalur (island platform)

d PersyaratanTeknis

1 Persyaratan Pembangunan

a) Tinggi

1) Peron tinggi tinggi peron 1000 mm diukur dari

kepala rel

2) Peron sedang tinggi peron 430 mm diukur dari

kepala rel

3) Peron rendah tinggi peron 180 mm diukur dari

kepala rel

b) Jarak tepi peron ke as jalan rel

1) Peron tinggi 1600 mm (untuk jalan rel di lurusan)

dan 1650 mm (untuk jalan rel di lengkungan)

2) Peron sedang 1350 mm

3) Peron rendah 1200 mm

c) Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang

kereta api penumpang yang beroperasi

d) Lebar peron dihitung berdasarkan jumlah penumpang

dengan menggunakan formula sebagai berikut

4-27

b = Lebar peron (meter)

V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu

tahun (orang)

LF = Load factor (80)

I = Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang kereta

api penumpang yang beroperasi (meter)

1) Hasil penghitungan lebar peron menggunakan formula

di atas tidak boleh kurang dari ketentuan lebar peron

minimal sebagai berikut

Tabel 4 12 Ketentuan Minimal Lebar Peron

No

Jenis Peron

Di antara dua j a lur (island platform)

Di t epi j alur (side platform)

1 Tinggi 2 meter 165 meter

2 Sedang 25 meter 19 meter

3 Rendah 28 meter 205 meter

2) Lantai peron tidak menggunakan material yang licin

2 Peron sekurang-kurangnya dilengkapi dengan

a lampu

b papan petunjuk jalur

c papan petunjuk arah

d batas aman peron

3 Persyaratan operasi

a Hanya digunakan sebagai tempat naik turun

penumpang dari kereta api

b = 064 m2orang x V x LF I

4-28

b Dilengkapi dengan garis batas aman peron

1) Peron tinggi minimal 350 mm dari sis tepi luar

ke as peron

2) Peron sedang minimal 600 mm dari sisi tepi luar ke as peron

3) Peron rendah minimal 750 mm dari sisi tepi luar ke as peron

4219 FREKUENSI PERJALANAN KERETA API DAN PROGRAM

PERJALANAN KERETA API

a Frekuensi perjalanan kereta api adalah program perjalanan kereta api

yang direncanakan jalan untuk waktu tertentu relatifnya diprogramkan

untuk waktu satu tahun

b Kapasitas lintas adalah kemampuan suatu lintas untuk dapat dilewati

oleh sejumlah perjalanan kereta api dalam kurun waktu tertentu

misalnya dalam waktu 24 jam waktu periode sibuk (peak hour) dst

Rumusan besaran kapasitas lintas berdasarkan rumus scott sebagai

1 Kapasitas lintas jalur tunggal (1440H x 60) KA

2 Kapasitas lintas jalur ganda (1440H x 70) KA

H = Headway = (Jarak petak jalan kecepatan rata2) + C menit

C = pelayanan hubungan blok AElig 025 menit atau 1 menit

025 menit di persinyalan elektrik

1 menit di persinyalan mekanik

42110 JENIS DAN SPESIFIKASI SARANA PERKERETAAPIAN

Sarana perkeretaapian adalah lokomotif kereta gerbong KRD KRL

dan Peralatan khusus variasi sarana perkeretaapian yang dapat

digunakan untuk kebutuhan pelayanan angkutan di lebar jalur 1067

mm yang ada di wilayah Daerah Operasi 1 Jakarta dan 2 Bandung

diantaranya adalah

4-29

a Lokomotif CC 201 202 203 204 dan 206

b Kereta Ekonomi kereta bisnis kereta eksecutif dan kereta wisata

(Priority Car) dengan berbagai type dan tahun produksinya

c Kereta Rel Diesel dan kereta rel Listrik dengan berbagai jenis klas-

nya

d Gerbong datar gerbong tanki dan gerbong tertutup

Berikut ini tercantum tabel jumlah armada lokomotif yang digunakan

diberbagai wilayah yang dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia serta

spesifikasi teknis lokomotif dimaksud sebagai berikut

4-30

a Armada Lokomotif CC 201 sd CC 206

Tabel 4 13 Jumlah Armada lokomotf CC 201 sd CC 206

Type Loko

Daya Motor Diesel (bhp)

Ketersediaan (unit)

Tahun Operasi

Kecepatan Maksimum (kmjam)

Wilayah Operasi

(umur) 31-40

thn 21-30

thn 11-20

thn 6-10 thn 0-5 thn TOTAL

CC 201 1950 29 unit 91 unit 4 unit 7 unit - 131 unit Tahun 1977 80 Jawa

CC 202 2250 - 29 unit 9 unit - 9 unit 47 unit Tahun 1986 80 Jawa

CC 203 2150 - - 37 unit - - 37 unit Tahun 1995 120 Jawa

CC 204 2150 - - - 10 unit - 10 unit Tahun 2006 120 Jawa

CC 204 MO 2150 - - - 7 unit - 7 unit Tahun

2003 120 Jawa

CC 205

2200

-

-

-

-

6 unit

6 unit

Tahun 2011

80

Sub Divre 32

Tanjung Karang

CC 206 2250 - - - - 100 unit 100 unit Tahun 2014 120 Jawa

Sumber Album Lokomotif PT KAI Tahun 2013

4-31

b Daftar beban tarik lokomotif CC 201 sd CC 204

Tabel 4 14 Beban Tarik Setiap Jenis Lokomotif Pada Landai Penentu dan Kecepatan Tertentu

4-32

a Gambar Lokomotif CC 200 sd CC 203

Gambar 4 10 Lokomotif CC 200 sd CC 203

4-33

b Spesifikasi Teknik Lokomotif CC 204

Gambar 4 11 Spesifikasi Teknis Lokomotif CC 204

4-34

c Tabel Beban Tarik Lokomotif CC 204

Tabel 4 15 Beban Tarik Lokomotif CC 204

d Gambar Lokomotif CC 204

Gambar 4 12 Lokomotif CC 204

4-35

e Spesifikasi Teknik Lokomotif CC 206

Gambar 4 13 Spesifikasi Teknis Lokomotif CC 206

4-36

f Kurva Beban Tarik Lokomotif CC 206

Gambar 4 14 Kurva Beban Teknik Lokomotif CC 206

g Gambar lokomotif CC 206

Gambar 4 15 Lokomotif CC 206

h Beberapa data teknis kereta ekonomi

4-37

hearts Nama pembuat PT INKA

hearts Pemesan Dep Hub

hearts Tahun pembuatan 2007

hearts Jumlah 15 units

hearts Kapasitas penumpang 106 penumpang

hearts Kecepatan maksimum 100 km jam

hearts Lebar sepur 1067 mm

hearts Beban gandar 14 tons

hearts Panjang kereta 20920 mm

hearts Berat kosong 33 tons

i Spesifikasi Teknis KRDI (Kereta Rel Diesel)

Tabel 4 16 Spesifikasi Teknis Kereta Rel Diesel (KRDI)

Panjang kereta dan kopler 207 m

panjang body kereta 20 m

Lebar body kereta 299 m

Tinggi body kereta dari top rel 353 m

Gambar 4 16 Lokomotif Kereta Rel Diesel (KRDI)

j Jenis Gerbong

4-38

Gerbong adalah sarana kendaraan jalan rel yang khusus digunakan

untuk angkutan barang baik barang cair padat atau barang lainnya

Beberapa jenis gerbong yang ada di PT KAI diantaranya sebagai

berikut

frac34 Gerbong terbuka

frac34 Gerbong tertutup

frac34 Gerbong ketel

Contoh gambar gerbong dimaksud yaitu

Gambar 4 17 Gerbong terbuka

Gambar 4 18 Gerong Datar

Gambar 4 19 Gerbong tertutup dan gerbong ketel

4-39

Berat kosong bervariasi asumsi yang digunakan 145 ton dan berat

mauatan mulai 31 ton sd 50 ton asumsi untuk perhitungan

kebutuhan gerbong berat muatnya diasumsikan 31 ton jadi relatif

berat gerbong beserta isinya 45 ton

422 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG

4221 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG PER

HARI

Berdasarkan analisa potensi demand per tahun pada Bab 4 sebagaimana

tercantum dalam analisis transportasi dapat dihitung potensi demand per

hari sebagai acuan untuk memprakirakan kebutuhan frekuensi kereta api di

lintas trase terkait perhitungan sementara demand per hari dengan cara

membagi demand per tahun dengan nilai 365 Berikut ini beberapa tabel

prakiraan kebutuhan angkutan penumpang dan barang yang diprediksikan

mulai tahun 2021 sampai dengan tahun 2051 yang diurut per 5 tahunan

sebagai berikut

Tabel 4 17 Prakiraan Kebutuhan Angkutan Penumpang

Keterangan Jumlah Penumpang (pnphari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo-Kembang Kuning 2788 3200 3709 4229 4775 5372 6025 Kembang Kuning-Cileungsi 2331 2675 3100 3536 3992 4491 5037 Cileungsi-Mampir 2309 2649 3071 3502 3954 4448 4989 Mampir-Jonggol 1305 1497 1735 1979 2235 2514 2819 Jonggol-Sukagalih 1038 1191 1381 1574 1778 2000 2243 Sukagalih-Cibatu Tiga 471 540 63 71 81 907 1018 Cibatu Tiga-Antajaya 132 151 18 200 226 254 285 Antajaya-Mekarjaya 70 81 94 107 120 135 152 Mekarjaya-Majalaya 123 142 164 187 211 238 267 Majalaya-Jamali 81 93 108 123 139 156 176 Jamali-Selajambe 36 42 48 6 62 70 79

4-40

Tabel 4 18 Prakiraan Kebutuhan Angkutan Barang

Keterangan Jumlah Barang (tonhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo-Kembang Kuning 928 1065 1235 1408 1590 1788 2006 Kembang Kuning-Cileungsi 735 843 977 1115 1258 1416 1588 Cileungsi-Mampir 593 681 789 900 1016 1143 1282 Mampir-Jonggol 325 372 432 492 556 625 701 Jonggol-Sukagalih 111 127 147 168 190 213 239 Sukagalih-Cibatu Tiga 63 72 84 95 108 121 136 Cibatu Tiga-Antajaya 17 20 23 26 30 33 38 Antajaya-Mekarjaya 12 13 15 18 20 22 25 Mekarjaya-Majalaya 11 13 15 17 19 21 24 Majalaya-Jamali 08 09 10 11 13 15 16 Jamali-Selajambe 04 04 05 05 06 07 08

Pada prakiraan angkutan penumpangnya frekuensi tertinggi berdasarkan

perhitungan pada tabel417 dan tabel 418 di atas secara berurutan tercatat

hearts tahun 2021 sebesar 2788 penumpang

hearts tahun 2026 sebesar 3200 penumpang

hearts tahun 2031 sebesar 3709 penumpang

hearts tahun 2036 sebesar 4229 penumpang

hearts tahun 2041 sebesar 4775 penumpang

hearts tahun 2046 sebesar 5372 penumpang

hearts tahun 2051 sebesar 6025 penumpang

Sedangkan angkutan barang tercatat sebagai berikut

hearts tahun 2021 sebesar 928 ton

hearts tahun 2026 sebesar 1065 ton

hearts tahun 2031 sebesar 1235 ton

hearts tahun 2036 sebesar 1408 ton

hearts tahun 2041 sebesar 1590 ton

hearts tahun 2046 sebesar 1788 ton

hearts tahun 2051 sebesar 2006 ton

Nilai prakiraan angkutan penumpang dan barang ini akan menjadi bahan

perhitungan untuk menentukan besaran frekuensi perjalanan kereta api

yang dibutuhkan

4-41

4222 ANALISIS VOLUME PERGERAKAN TURUN NAIK PENUMPANG

DAN BONGKAR MUAT BARANG DI STASIUN

Perhitungan besaran jumlah turun naik penumpang atau barang di stasiun

ditujukan untuk memprakirakan jenis stasiun apa di trase kajian serta untuk

memahami juga untuk kebutuhan luas peron di stasiun Berdasarkan kajian

transportasi di Bab 4 pada analisis transportasi tentang prakiraan jumlah

penumpang yang turun naik dan bongkar muat barang di stasiun pada

volume per tahun maka dapat dihitung untuk besaran per harinya dengan

pembagi 365 hasilnya sebagai berikut

Tabel 4 19 Prakiraan Volume Turun Naik Penumpang Per Hari Tahun 2021

Sampai Dengan Tahun 2051

Nama-nama Stasiun Potensi Turun - Naik Penumpang per hari di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo 915 1050 1217 1388 1567 1762 988

Kembang Kuning 2919 3350 3882 4428 4999 5624 3154

Cileungsi 2008 2304 2671 3046 3439 3869 2169

Mampir 2035 2335 2706 3086 3485 3920 2198

Jonggol 1134 1301 1508 1720 1942 2185 1225

Sukagalih 678 778 902 1028 1161 1306 733

Cibatu Tiga 214 246 285 325 367 413 232

Antajaya 86 99 115 131 148 166 93

Mekarjaya 84 97 112 128 144 162 91

Majalaya 98 113 131 149 168 189 106

Jamali 73 83 97 110 125 140 79

Selajambe 66 76 88 101 114 128 72

4-42

Tabel 4 20 Prakiraan Volume Bongkar Muat (ton) Per Hari Tahun 2021

Sampai Dengan Tahun 2051

Nama Stasiun-stasiun Potensi Bongkar Muat Barang (tonhari) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo 387 444 515 587 663 746 836

Kembang Kuning 946 1085 1258 1434 1620 1822 2043

Cileungsi 537 617 715 815 921 1036 1161

Mampir 449 515 597 681 769 865 970

Jonggol 96 110 127 145 164 184 207

Sukagalih 109 125 145 165 187 210 235

Cibatu Tiga 33 38 44 51 57 64 72

Antajaya 1353 1551 1797 2049 2318 2603 2921

Mekarjaya 701 805 932 1063 1200 1348 1512

Majalaya 882 1014 1173 1337 1512 1699 1907

Jamali 718 827 959 1090 1233 1386 1556

Selajambe 652 751 871 992 1118 1260 1414

Tabel 419 dan tabel 420 tersebut di atas dihitung untuk bahan pertimbangan

dalam menentukan jenis stasiun (stasiu penumpang dan atau barang)

4223 PRAKIRAAN JUMLAH KEBUTUHAN FREKUENSI (TRIP)

PERJALANAN PER HARI DI TIAP-TIAP STASIUN TERKAIT

Berdasarkan prakiraan kebutuhan potensi angkutan penumpang dan

angkutan barang sebagaimana tercantum di tabel 417 dan 418 beserta

penjelasan di bawahnya dapat diketahui jumlah frekuensi kereta api yang

harus dijalankan setiap harinya

Beberapa kemungkinan kapasitas kereta api penumpang tergantung jumlah

kereta atau gerbong yang diangkut kemungkinan tersebut dirinci untuk

menemukan yang ideal dari sisi waktu perjalanan sehingga dapat

dipersaingkan dengan moda angkutan lain juga dari sisi kebutuhan besaran

daya angkut serta headway yang diharapkan berikut beberapa

kemungkinannya jika dalam 1 train set (KA) terdiri dari

frac34 4 kereta = 4 x 80 penumpang = 320 penumpang

frac34 6 kereta = 6 x 80 penumpang = 480 penumpang

frac34 8 kereta = 8 x 80 penumpang = 640 penumpang

4-43

frac34 10 kereta = 10 x 80 penumpang = 800 penumpang

Dibatasi 10 kereta itu berhubung dengan daya tarik lok CC 204 atau CC

206 di lereng 20 permil masih mampu laju dengan kecepatan 40 kmjam

Catatan 1 kereta berat rata-rata 45 ton jadi 10 kereta = 450 ton

Demikian juga untuk KA untuk kereta api barang berat gerbong dan

muatannya diasumsikan 45 ton per gerbong jadi pembatasannya 10

gerbong

Prakiraan frekuensi kereta api penumpang dengan trainsets 4 6 8 atau 10

kereta berdasarkan volume angkutan sebagaimana tercantum di tabel 417

dapat dihitung dengan cara (jumlah volumekapasitas KA) hasilnya

menjadi sebagi berikut

Tabel 4 21 Prakiraan Frekuensi Kereta Api Penumpang

Alternatif Stam Formasi Frekuensi KA Penumpang (KAhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 2 kereta 17 20 23 26 30 34 38 4 kereta 9 10 12 13 15 17 19 6 kereta 6 7 8 9 10 11 13 8 kereta 4 5 6 7 7 8 9 10 kereta 3 4 5 5 6 7 8

Tabel 4 22 Prediksi Frekuensi Kereta Api Barang

Alternatif Stamformasi Frekuensi KA Penumpang (KAhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 gerbong 4 4 5 6 7 7 8 10 gerbong 3 4 4 5 5 6 7 Catatan tahun 2020-2026 tentatif

423 ANALISA POLA OPERASI PERJALANAN KERETA API

Pola operasi perjalanan kereta api menganalisa mengenai berbagai informasi

yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan perjalanan kereta api analisanya

meliputi implikasi trase yang diusulkan potensi angkutan yang ada serta

kebutuhan sarana kereta api

4-44

4231 KECEPATAN OPERASI PERJALANAN KERETA API

Kecepatan kereta api ditentukan berdasarkan kemampuan jalur kereta api

kemampuan sarana kereta api dan sifat barang yang diangkut Prasarana

yang berkaitan dengan kecepatan kereta api yaitu mengenai alinyemen

vertical dan horizontal berikut di bawah ini informasi besaran alinyemen

dimaksud sebagai berikut

Tabel 4 23 Alinyemen Vertical Trase

No

KM

Elevasi Kop

Rel

Kelandaian (Per Mill)

Grade In

Grade Out

Stasiun Nambo 1 0 + 000 100 000

Stasiun Kembang Kuning

2 4 + 000 100 000 -670 3 7 + 000 80 -670 000

Stasiun Cileungsi 4 10 + 500 80 000 -670

Stasiun Mampir 5 13 + 500 60 -670 000

Stasiun Jonggl 6 20 + 500 60 000 730 7 23 + 250 80 730 000

Stasiun Sukagalih 8 27 + 500 80 000 800 9 30 + 000 100 800 000

Stasiun Cibatu Tiga 10 36 + 000 100 000 1850 11 39 + 250 160 1850 000 12 40 + 000 160 000 1500

Stasiun Antajaya 13 44 + 000 220 1500 000 14 44 + 500 220 000 1880 15 48 + 750 300 1880 000 16 49 + 250 300 000 2000 17 54 + 250 400 2000 000

Stasiun Mekarjaya 18 55 + 000 400 000 2000

4-45

No

KM

Elevasi Kop

Rel

Kelandaian (Per Mill)

Grade In

Grade Out

19 57 + 250 445 2000 000 20 57 + 750 445 000 1200

Stasiun Majalaya 21 59 + 000 460 1200 000 22 59 + 750 460 000 -2000 23 61 + 000 435 -2000 000 24 61 + 500 435 000 -2000 25 65 + 250 360 -2000 000 26 67 + 000 360 000 -1140

Stasiun Jamali 27 70 + 500 320 -1140 000 28 71 + 000 320 000 -1780 29 73 + 250 280 -1780 000 30 78 + 900 280 000

Stasiun Selajambe

Alinyemen horizontal secara keseluruhan radius terkecil 800 meter sehingga

tidak mempengaruhi pada pembatasan kecepatan

Berdasarkan tabel-tabel tentang besaran alinyemen vertical yang ada di

wilayah studi diketahui bahwa gradient terbesar adalah 20 000 dengan

demikian tolok ukur untuk menentukan berat rangkaian KA terbatasi pada

kemampuan lokomotif atau kendaraan penarik di lereng tersebut

Dari haulingload lokomotif yang ada CC 204 dan CC 206 Kecepatan kereta api

di lereng vertikal mencapai 20 000 dapat mencapai kecepatan 80 kmjam

dengan berbagai implikasinya artinya makin rendah kecepatan kereta api

maka makin banyak jumlah ton kereta api yang dapat diangkut sebaliknya

makin besar kecepatan kereta api maka makin sedikit jumlah ton kereta api

yang bisa diangkut berikut berbagai kemungkinannya

4-46

4 24 Estimasi Kecepatan Terhadap Angkutan Barang

CC 204

20 permil

Kecepatan KA 40 50 60 70 80 Ton 420 380 280 200 180 Jmh KRT 93 84 62 44 40 bulatkan 9 8 6 4 4 Panjang Rangk 205 184 143 102 102 Jmh GRB 84 76 56 4 36 bulatkan 8 7 5 4 3 Panjang Rangk 136 122 93 78 64

CC 206

20 permil

Kecepatan KA 40 50 60 70 80 Ton 480 380 280 220 180 Jmh KRT 107 84 62 49 40 bulatkan 10 8 6 5 4 Panjang Rangk 225 184 143 1225 102 Jmh GRB 96 76 56 44 36 bulatkan 9 7 5 4 3 Panjang Rangk 151 122 93 78 64

Sumber Diolah konsultan dari houling load lokomotif CC 204 dan 206 serta data dimensi sarana kereta

Mencermati berbagai kemungkinan di atas maka di berat 450 ton (senilai 10

kereta atau 10 gerbong isi) kereta api masih dapat melaju dengan kecepatan

40 kmjam dengan ton yang sama pada gradient yang lebih kecilnya maka

kecepatan akan lebih besar di atas 40 kmjam

Sementara gradient yang ada di trase NamboCileungsi mulai dari 0 000 sd

20 000 daftar hauling load lok CC 204 dan 206 dengan berat 450 ton pada

gradient 5 000 sd 20 000 relatifnya tercatat sebagai berikut

Tabel 4 25 Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 204 Beban 450 Ton

Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 204 dengan berat kereta api 450 ton

No Gradient (permil) Kecepatan Maksimum (kmjam)

1 5 90 2 10 72 3 15 55 4 20 40

4-47

Tabel 4 26 Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 206 Beban 450 Ton

Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 206 dengan berat

kereta api 450 ton

No Gradient (permil) Kecepatan Maksimum (kmjam)

1 5 90 2 10 72 3 15 55 4 20 42

Namun demikian berdasarkan berdasarkan hasil konsultasi asistensi pada

tanggal Agustus 2020 diharapkan konsultan untuk mengkaji ulang mengenai

kecepatan atau waktu tempuh perjalanan kereta api di lintas trase baru ini

(CileungsiNambo Ȃ SelajambeCianjur) agar mampu bersaing dengan moda

angkutan jalan raya Untuk mencukupi usulan dimaksud dicoba dianalisis

kembali berbagai kemungkinan untuk meningkatkan kecepatan kereta api

dengan opsi pengurangan jumlah rangkaian referensi yang ada seperti tabel-

tabel berikut ini

Tabel 4 27 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 180 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 4 5 120 90 2 4 10 120 90 3 4 15 90 81 4 4 20 78 70

Tabel 4 28 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 270 ton

dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 6 5 120 90 2 6 10 92 83 3 6 15 75 68 4 6 20 60 54

4-48

Tabel 4 29 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 360 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 8 5 100 90 2 8 10 80 72 3 8 15 60 54 4 8 20 50 45

Tabel 4 30 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 450 ton

dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 10 5 85 77 2 10 10 72 65 3 10 15 52 47 4 10 20 42 38

Kecepatan operasi untuk KA penumpang dibatasi 90 kmjam dan kecepatan

operasi kereta api barang 60 kmjam Untuk KA barang rangkaian paling

sedikit utuk 8 rangkaian kecepatan operasinya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 31 Kecepatan Kereta api Barang berat rangkaian KA 360 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(gerbong) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 8 5 100 60 2 8 10 80 60 3 8 15 60 54 4 8 20 50 45

Tabel 4 32 Kecepatan Kereta api Barang berat rangkaian KA 450 ton dengan

lok CC 204206

Nomor

Jumlah rangkaian (gerbong)

Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 10 5 85 60 2 10 10 72 60 3 10 15 52 47 4 10 20 42 38

4-49

4232 BERAT KERETA ATAU GERBONG

Berdasarkan spesifikasi kereta atau gerbong sebagaimana diuraikan pada

butir 42110 h sampai dengan j dapat disimpulkan bahwa berat rata-rata

kereta atau gerbong sebagai berikut

Kereta ekonomi bisnis beserta penumpangnya rata-rata 45 ton berat

gerbong kosong diasumsikan rata-rata 145 ton berat muat diasumsikan 30

ton jadi berat gerbong dan muatannya 445 ton relatifnya 45 ton Jadi variasi

berat kereta api penumpang dan barang menjadi sebagai berikut

Kereta api Penumpang

frac34 ͶǯͶͷαͳͺͲ ton

frac34 ǯͶͷαʹͲ ton

frac34 ͺǯͶͷα͵Ͳ ton

frac34 ͳͲǯͶͷαͶͷͲ ton

Kereta api Barang

frac34 8 ǯͶͷα͵Ͳ ton

frac34 ͳͲǯͶͷαͶͷͲ ton

4233 PANJANG RANGKAIAN KERETA API DAN PANJANG EFEKTIF

JALUR UTAMA DI STASIUN-STASIUN

Berdasarkan jumlah kereta atau gerbong yang dapat dirangkaikan dalam

satu rangkaian kereta api sebagaimana dibahas pada butir 4223 di atas

dapat diketahui panjang rangkaian kereta api maksimum menjadi sebagai

berikut

a Untuk kereta api penumpang = (10 x 205 meter) + 20 meter = 225

meter

b Untuk kereta api penumpang KRD = (10 x 207 meter) = 207 meter

4-50

c Untuk kereta api Barang = (10 x 145 meter) + 20 meter = 165

meter

Maka yang menjadi acuan dalam menentukan panjang efektif jalur utama di

stasiun minimalnya (225 + 20 ) meter = 245 meter

4234 WAKTU PERJALANAN KERETA API

Waktu perjalanan kereta api penumpang berdasarkan kemampuan lokmotif

CC 206 yang disesuaikan dengan Alinyemen vertical yang ada di trase

tersebut serta kemampuan sarana kereta apinya Waktu tempuh ini sesuai

pula dengan berat rangkaian yang dibawa Tabel-tabel berikut menyajikan

berbagai waktu tempuh atau waktu perjalanan KA hasilnya sebagai berikut

4-51

Tabel 4 33 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 4 kereta (180 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 313 3906 1088 27188 313 3906 1713 29 45 08 2163 36 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 313 3906 2008 50188 313 3906 2633 44 45 08 3083 51 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 313 3906 888 22188 313 3906 1513 25 45 08 1963 33 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 313 3906 1888 47188 313 3906 2513 42 45 08 2963 49 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 313 3906 2648 66188 313 3906 3273 55 45 08 3723 62 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 313 3906 2448 61188 313 3906 3073 51 45 08 3523 59 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 250 2500 5000 100000 250 2500 5500 92 45 08 5950 99 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 250 2500 4500 90000 250 2500 5000 83 45 08 5450 91

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 250 2500 3150 63000 250 2500 3650 61 45 08 4100 68 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 250 2500 4600 92000 250 2500 5100 85 45 08 5550 93 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 250 2500 4900 98000 250 2500 5400 90 5400

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 3937 656 detik menit

Dwelling time di Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 4387 731

4-52

Tabel 4 34 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 6 kereta (270 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 281 3164 1274 28672 281 3164 1837 31 45 08 2287 38 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 281 3164 2297 51672 281 3164 2859 48 45 08 3309 55 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 281 3164 1052 23672 281 3164 1615 27 45 08 2065 34 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 281 3164 2163 48672 281 3164 2726 45 45 08 3176 53 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 281 3164 3008 67672 281 3164 3570 60 45 08 4020 67 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 281 3164 2785 62672 281 3164 3348 56 45 08 3798 63 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 188 1406 6813 102188 188 1406 7188 120 45 08 7638 127 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 188 1406 6146 92188 188 1406 6521 109 45 08 6971 116

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 188 1406 4346 65188 188 1406 4721 79 45 08 5171 86 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 188 1406 6279 94188 188 1406 6654 111 45 08 7104 118 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 188 1406 6679 100188 188 1406 7054 118 7054

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 4809 802 detik menit

Dwelling time di Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 5259 877

4-53

Tabel 4 35 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 8 kereta (360 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 250 2500 1500 30000 250 2500 2000 33 45 08 2450 41 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 250 2500 2650 53000 250 2500 3150 53 45 08 3600 60 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 250 2500 1250 25000 250 2500 1750 29 45 08 2200 37 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 250 2500 2500 50000 250 2500 3000 50 45 08 3450 58 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 250 2500 3450 69000 250 2500 3950 66 45 08 4400 73 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 250 2500 3200 64000 250 2500 3700 62 45 08 4150 69 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 45 08 9006 150 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 156 977 7444 93047 156 977 7756 129 45 08 8206 137

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 156 977 5284 66047 156 977 5596 93 45 08 6046 101 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 156 977 7604 95047 156 977 7916 132 45 08 8366 139 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 156 977 8084 101047 156 977 8396 140 8396

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 5577 930 detik menit

Dwelling time 10 Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 6027 1005

4-54

Tabel 4 36 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 10 kereta (450 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit

1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 225 2025 1719 30950 225 2025 2169 36 45 08 2619 44 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 225 2025 2997 53950 225 2025 3447 57 45 08 3897 65 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 225 2025 1442 25950 225 2025 1892 32 45 08 2342 39 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 225 2025 2831 50950 225 2025 3281 55 45 08 3731 62 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 225 2025 3886 69950 225 2025 4336 72 45 08 4786 80 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 225 2025 3608 64950 225 2025 4058 68 45 08 4508 75 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 131 689 9869 103622 131 689 10131 169 45 08 10581 176 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 131 689 8916 93622 131 689 9179 153 45 08 9629 160

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 131 689 6345 66622 131 689 6607 110 45 08 7057 118 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 131 689 9107 95622 131 689 9369 156 45 08 9819 164 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 131 689 9678 101622 131 689 9941 166 9941

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 6441 1074 detik menit

Dwelling time 10 Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 6891 1149

4-55

Tabel 4 37 Waktu Perjalanan KA Barang dari Stasiun Nambo - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 8 gerbong(360 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m)

Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) s menit s menit s menit

1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 00 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 250 2500 1500 30000 250 2500 2000 33 0 00 2000 33 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 250 2500 2650 53000 250 2500 3150 53 0 00 3150 53 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 250 2500 1250 25000 250 2500 1750 29 0 00 1750 29 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 250 2500 2500 50000 250 2500 3000 50 0 00 3000 50 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 250 2500 3450 69000 250 2500 3950 66 0 00 3950 66 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 156 977 5364 67047 156 977 5676 95 0 00 5676 95 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 0 00 8556 143

Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 2808 47 0 00 28083 468 Dwelling time di Stasiun Antara 0 0 Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 2808 468

1 Nambo 51077

2 Citayam 37810 Nambo - Citayam 13267 13800 230 900 150 22800 380 3 Jakarta Kota 0 Citayam - Jakarta K 37810 44400 740 0 00 44400 740

Waktu Tempu Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang atau sebaliknya 8628 1438 Dwelling time di Stasiun Antara 900 15 Waktu Perjalanan Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang termasuk waktu berhenti 9528 159

4-56

Tabel 4 38 Waktu Perjalanan KA Barang dari Stasiun Nambo - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 10 gerbong(450 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) s menit s menit s menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 00 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 225 2025 1719 30950 225 2025 2169 36 0 00 2169 36 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 225 2025 2997 53950 225 2025 3447 57 0 00 3447 57 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 225 2025 1442 25950 225 2025 1892 32 0 00 1892 32 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 225 2025 2831 50950 225 2025 3281 55 0 00 3281 55 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 225 2025 3886 69950 225 2025 4336 72 0 00 4336 72 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 131 689 6440 67622 131 689 6703 112 0 00 6703 112 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 0 00 8556 143

Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 3038 51

Dwelling time di Stasiun Antara 0 0

Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 3038 51 1 Nambo 51077

2 Citayam 37810 Nambo - Citayam 13267 13800 230 900 150 22800 380 3 Jakarta Kota 0 Citayam - Jakarta K 37810 44400 740 0 00 44400 740

Waktu Tempu Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang atau sebaliknya 8858 1476

Dwelling time di Stasiun Antara 900 15

Waktu Perjalanan Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang termasuk waktu berhenti 9758 163

4-57

Berdasarkan tabel 433 sd tabel 438 dapat disimpulkan bahwa waktu

perjalanan termasuk waktu berhenti di tiap-tiap stasiun untuk KA

Penumpang dari stasiun Nambo sampai dengan stasiun Selajambe atau

sebaliknya tercatat sebagai berikut

Tabel 4 39 Waktu Perjalanan kereta api penumpang dari Selajambe Ȃ Nambo

atau sebaliknya

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan detik menit

4 kereta (180 ton) 4387 73 6 kereta (270 ton) 5259 88 8 kereta (360 ton) 6027 100 10 kereta (450 ton) 6891 115

Demikian juga KA barang variasi waktu perjalanannya sebagaimana di htung

pada tabel 437 dan 37 rigkasannya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 40 Waktu Perjalanan kereta api Barang dari Antajaya Ȃ Nambo Ȃ

Jakarta Gudang atau sebaliknya

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan detik menit

8 gerbong (270 ton) 9528 159 10 gerbong (450 ton) 9758 163

Sementara berdasarkan penelusuran melalui google map waktu perjalanan

untuk angkutan orang dengan kendaraan jalan raya yang menggunakan

kendaraan pribadi perjalanan dari Selajambe Ȃ Nambo menggunakan jalan

tol relatifnya berkisar antara 2 jam Ȃ 2 jam 35 menit jika menggunakan jalan

non tol 3 samapi 4 jam berikut dibawah ini cuplikan dari waktu tempuh

penelusuran goggle map sebagai berikut

4-58

Gambar 4 20 Waktu Tempuh Nambo - Selajambe

Gambar 4 21 Waktu Tempuh Cileungsi - Selajambe

Berdasarkan penelusuran waktu perjalanan kendaraan jalan raya Selajambe

Ȃ Nambo di periode waktu jam 0405 sd 0412 besaran waktunya 1 jam 57

menit sd 2 jam 15 menit Makin siang waktu perjalanannya makin besar

bahkan sampai lebih dari 3 jam Perjalanan moda jalan raya berupa bus saat

ini masih jarang waktu berangkatnya tidak jelas serta waktu perjalannya bisa

sampai 3 jam lebih

Kesimpulannya perjalanan kereta api dengan rangkaian 10 kereta pun KA

masih mampu bersaing

4-59

4235 KAPASITAS LINTAS DAN FREKUENSI KERETA API

1 Kecepatan rata-rata dan headway

Untuk menghitung kapasitas lintas maka perlu diketahui terlebih dahulu

kecepatan rata-rata di lintas tersebut dan petak jalan yang dijadikan ukuran

yaitu petak jalan terpanjang dari lintas tersebut

Petak jalan terpanjang yaitu antara stasiun Cibatu Ȃ Antajaya 105 km

apabila jumlah rangkaian KA penumpang sesuai dengan variasi awal yaitu 4

atau 6 atau 8 atau 10 kereta dan KA barang diputuskan 10 gerbong per KA

dan frekuensi kereta api sesuai dengan prakiraan di tabel 421 dan tabel 422

maka kecepatan operasi rata Ȃ rata menjadi sebagai berikut

Tabel 4 41 Kecepatan rata-rata (Vi Oprata-rata)

Formasi KA Pnp

Jumlah Kereta Api Kecepatan Operasi Kecepatan Rata2 ( Kmjam) Penumpang Barang Penumpang Barang

4 kereta 19 7 72 38 63 6 kereta 13 7 54 38 48 8 kereta 9 7 45 38 42 10 kereta 8 7 38 38 38

Berdasarkan tabel tersebut di atas maka headway dapat dihitung sebagai

berkut (JVir) + 1 ) menit jadi secara berurutan sesuai tabel 441

tersebut nilai headway menjadi sebagai berikut

Tabel 4 42 Headway di lintas Selajambe - Nambo

Formasi KA Kec Operasi rata-rata

Jarak petak jalan

Headway (menit) Penumpang Barang 4 kereta 10 gerbong 63 105 11 6 kereta 10 gerbong 48 105 14 8 kereta 10 gerbong 42 105 16 10 kereta 10 gerbong 38 105 18

4-60

2 Kapasitas Lintas

Perhitungan kapasitas lintas tujuannya untuk dapat mengetahui berapa

banyak jumlah kereta api yang dapat diprogramkan untuk jalan setiap

harinya pada lintas tersebut

Berdasarkan rumusan kapasitas lintas sebagaimana diuraikan dalam butir

4219 dengan perhitungan Waktu operasi merujuk pada pola operasi KRL

di Lintas Jabotabek yaitu waktu operasi 20 jam (0400- 2400) dan waktu

perawatan 4 jam (2400 Ȃ 0400) sehingga rumusan kapasitas lintas untuk

nilai C jalur tunggal dari 60 menjadi 80 dan headway-nya sesuai tabel

442 di atas maka kapasitas lintas hasilnya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 43 Kapasitas Lintas

Formasi KA Kec Operasi rata-rata

Jarak petak jalan

Headway (menit) Kapasitas Lintas (KA) Penumpang Barang 4 kereta 10 gerbong 63 105 11 87 6 kereta 10 gerbong 48 105 14 68 8 kereta 10 gerbong 42 105 16 60 10 kereta 10 gerbong 38 105 18 55

3 Frekuensi kereta api dan kebutuhan sarana perkeretaapian

Prakiraan frekuensi kereta api telah dihitung hasilnya seperti pada tabel

421 dan 422 demikian juga kapasitas lintas dapat dilihat pada tabel 443

maka jika tabel-tabel tersebut dibandingkan akan terlihat kebutuhan slot

perjalananya masih cukup atau tidak berikut perbandingannya

Tabel 4 44 Kapasitas Lintas dan Frekuensi KA serta sisa slot

Formasi KA Kapasitas Lintas (KA)

Frekuensi KA (th 2051) Sisa Slot (KA) Penumpang Barang Penumpang Barang Jumlah

4 kereta 10 gerbong 87 19 7 26 61 6 kereta 10 gerbong 68 13 7 20 48 8 kereta 10 gerbong 60 9 7 16 44 10 kereta 10 gerbong 55 8 7 15 40

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan jalur tunggal ternyata slot perjalanan masih tersisa cukup banyak

4-61

4236 JENIS STASIUN TERPILIH

Dari tabel-tabel di atas tentang frekuensi kereta api yang melayani stasiun

untuk keperluan turun-naik penumpang dan bongkar muat barang diketahui

beberapa stasiun dapat menyelenggarakan angkutan penumpang ada juga

yang menyelenggarakan angkutan barang serta ada stasiun yang

menyelenggarakan kedua-duanya yaitu angkutan penumpang dan barang

Berikut dibawah ini dibuatkan tabel-tabel kebutuhan jenis stasiun yang

terkait dengan pelayanan angkutan

Pada tabel 4217 sd 4218 tentang potensi angkutan penumpang dan

barang per hari serta Pada tabel 4219 sd 4220 tentang frekuensi kereta

api yang melayani suatu stasiun angkutan penumpangbarang dalam

perhitungan diketahui stasiun Nambo sd stasiun Cileunsi demikian juga dari

stasiun Antajaya sampai dengan stasiun Selajambe potensi angkutan barang

cukup tersedia sedangkan angkutan penumpang ada di semua stasiun

hanya besar kecilnya yang berbeda berdasarkan berdasarkan itu jenis

stasiun kemungkinannya sebagai berikut

Tabel 4 45 Jenis Stasiun Berdasarkan Perhitungan Moderat

Stasiun Jenis Fungsi stasiun

Nambo Stasiun operasi penumpang dan Barang Kembang Kuning Stasiun operasi penumpang dan Barang Cileungsi Stasiun operasi penumpang dan Barang Mampir Stasiun operasi dan penumpang Jonggol Stasiun operasi dan penumpang Sukagalih Stasiun operasi dan penumpang Cibatu Tiga Stasiun operasi dan penumpang Antajaya Stasiun operasi penumpang dan Barang Majalaya Stasiun operasi penumpang dan Barang Jamali Stasiun operasi penumpang dan Barang Selajambe Stasiun operasi penumpang dan Barang

4-62

Apabila volume angkutan barang dalam bentuk satuan ton sebagaimana

tercantum pada tabel 418 kita ubah dalam bentuk satuan gerbong dengan

perhitungan 1 gerbong muat 30 ton maka tabel tersebut akan berubah

menjadi sebagai berikut

Tabel 4 46 Potensi angkutan barang dalam satuan gerbong

Nama Stasiun-stasiun

Potensi Bongkar Muat Barang (gerbonghari) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo 13 15 17 20 22 25 28

Kembang Kuning 32 36 42 48 54 61 68

Cileungsi 18 21 24 27 31 35 39

Mampir 15 17 20 23 26 29 32

Jonggol 3 4 4 5 5 6 7

Sukagalih 4 4 5 6 6 7 8

Cibatu Tiga 1 1 1 2 2 2 2

Antajaya 45 52 60 68 77 87 97

Mekarjaya 23 27 31 35 40 45 50

Majalaya 29 34 39 45 50 57 64

Jamali 24 28 32 36 41 46 52

Selajambe 22 25 29 33 37 42 47

Memperhatikan jarak antar stasiun relatif dekat dan penyebaran potensi

angkutan secara tabel ada di sekitar stasiun Kembang Kuning dan stasiun

Antajaya memperhatikan juga saat ini stasiun Nambo yang dekat dengan

stasiun Kembang Kuning dan saat ini stasiun Nambo sudah beroperasi

sebagai stasiun angkutan Barang dan juga angkutan penumpang maka

diusulkan untuk stasiun barang dicukupkan saja diselenggarakan di stasiun

Nambo dan stasiun Antajaya sehingga tabel 445 dengan demikian usulan

jenis stasiun menjadi sebagai berikut

4-63

Tabel 4 47 Usulan Jenis Stasiun Berdasarkan potensi angkutan

Stasiun Jenis Fungsi stasiun

Nambo Stasiun operasi penumpang dan Barang

Kembang Kuning Stasiun operasi dan penumpang Cileungsi Stasiun operasi dan penumpang

Mampir Stasiun operasi dan penumpang

Jonggol Stasiun operasi dan penumpang

Sukagalih Stasiun operasi dan penumpang

Cibatu Tiga Stasiun operasi dan penumpang

Antajaya Stasiun operasi penumpang dan Barang

Majalaya Stasiun operasi dan penumpang

Jamali Stasiun operasi dan penumpang

Selajambe Stasiun operasi dan penumpang

4237 LAYOUT EMPLASMEN STASIUN

Berdasarkan prakiraan turun naik penumpang maupun muat bongkar barang

barang relatifnya angkutan penumpang banyaknya dimulai stasiun Nambo

sampai stasiun Selajambe sementara angkutan barang walau disepanjang

lntas tersebut ada namun voume angkutnya ada yang sedikit sehingga kalau

diselenggarakan di stasiun itu secara ekonomis akan tidak layak demikian

pula jika dilihat dari total frekuensi kereta api sampai dengan tahun 2051

masih di bawah 30 KA (lihat tabel 444) maka stasiun-stasiun disepanjang

trase untuk tahap awal masih termasuk stasiun klas kecil kecuali stasiun

Nambo Antajaya dan Cileungsi dengan beberapa catatan sebagai berikut

hearts Untuk stasiun kecil Jumlah jalur utama yang dibutuhkan cukup 2 jalur

utama selang melewati 3 atau 4 stasiun disiapkan stasiun dengan jalur

utamanya 3 jalur tujuannya untuk menyediakan jalur persilangan dan

penyusulan

hearts Perlu dipertimbangkan pada beberapa stasiun disiapkan jalur simpan

untuk kebutuhan menyimpan saranaperalatan khusus untuk

perawatan jalur (track)

hearts Di stasiun angkutan barang (Antajaya) di maka disiapkan jalur untuk

kebutuhan bongkar muat barang

4-64

hearts Di stasiun Selajambe yang akan dijadikan jalur persambungan

dengan jalur yang ada saat ini yaitu di lintas Sukabumi Ȃ

PadalarangBandung diusulkan sesuai kebutuhan

Berikut usulan-usulan konsep layout stasiun dimaksud

a Stasiun Nambo

Stasiun Nambo secara eksisiting telah ada dan merupakan stasiun

Operasi Barang dan Penumpang yang merupakan stasiun buntu Dengan

adanya trase baru Nambo Ȃ Selajambe maka persambungannya cukup

menggunakan terusan jalur II karena dari jalur II ini dapat mengakses

kesemua jalur utamanaya termasuk jalur bongkar-muat barang Jadi

kesimpulannya layout stasiun Nambo tidak perlu ada perubahan cukup

fungsi-fungsinya diatur ulang sesuai kebutuhan akses ke stasiun

berikutnya yaitu stasiun Kembang Kuning Layoutnya stasiun Nambo

saat ini sebagai berikut

Gambar 4 22 Layout emplasemen Nambo (sekarang)

Diusulkan konsep layoutnya tetap namun dilakukan perubahan fungsi

menjadi sebagai berikut

4-65

Gambar 4 23 Layout Emplasemen Stasiun Nambo (usulan)

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Nambo sbb

1) Dari Cibinong kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

2) Dari Kembang Kuning kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

3) Dari Jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke arah stasiun

Binong atau stasiun Kembang Kuning

4) Apabila jalur III penuh maka Jalur 4 dipergunakan untuk stabling

rangkaian penumpang

5) Jalur 5 6 7 dan jalur 8 dipergunakan untuk bongkar muat gerbong

barang

b Stasiun Kembang Kuning

Stasiun Kembang Kuning sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di

stasun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan KA

jalurnya cukup 2 jalur layout stasiun Kembang Kuning Sebagai berikut

4-66

Namb II Cileungsi

I

Gambar 4 24 Layout Emplasemen Stasiun Kembang Kuning

Namun dengan memperhatikan potensi awal tentang adanya besaran

angkutan penumpang di sini maka perlu disiapkan lahan untuk

penambahan jalur bongkar muat untuk KA barang kebutuhan lahan

dimaksud yaitu lahan untuk jalur yang diberi gars terputus seperti

gambar berikut

Gambar 4 25 Penyiapan lahan tambahan untuk jalur KA Barang

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Kembang Kuning

sbb

1) Dari Nambo kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Cileungsi kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberaangkatkan ke stasiun

Nambo maupun ke stasiun Cileungsi

Catatan

1) Pembangunan Jalur 3 dan 4 dilaksanakan setelah ada kepastian

negosiasi angkutan namun perhitungan penyediaan lahan untuk

kebutuhan jalur itu tetap dilakukan sejak awal

2) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

3) Panjang efektif jalur stabling gerbong minimal 180 meter

4) Panjang efektif jalur simpan buntu minimal 60 meter

Stasiun Kembang Kuning Km 3 + 500

4-67

c Stasiun Cileungsi

Stasiun Cileungsi sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi Barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan jalurnya cukup 2 jalur utama ditambah 2 jalur stabling

untuk bongkar muat rangkaian KA barang layout stasiun Cileungsi

menjadi sebagai berikut

Gambar 4 26 Layout Emplasemen Stasiun Cileungsi

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Kembang Kuning

sbb

1) Dari Kembang Kuning kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Mampir kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberaangkatkan ke stasiun

Kembang Kuning maupun ke stasiun Mampir

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

d Stasiun Mampir

Stasiun Mampir statusnya menjadi stasiun Operasi dan Penumpang di

stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya

cukup 2 jalur utama layout stasiun Mampir menjadi sebagai berikut

Cileungsi

I I Jonggol

Gambar 4 27 Layout Emplasemen Stasiun Mampir

Kembang Kuning Mampir

Stasiun Cileungsi Km 9 + 300

Stasiun Mampir

4-68

Stasiun Jonggol

Km 17 + 800

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Mampir sbb

1) Dari Cileungsi kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Jinggol kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Cileungsi maupun ke stasiun Jonggol

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

e Stasiun Jonggol

Stasiun Jonggol sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan dan persilangan secara bersamaan

jalurnya menjadi 3 jalur utama layout stasiun Jongggol menjadi sebagai

berikut

III

Gambar 4 28 Layout Emplasemen Stasiun Jonggol

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Jonggol sbb

1) Dari Mampir kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

2) Dari Sukagalih kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

3) Dari jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Mampir maupun ke stasiun Sukagalih

Catatan Panjang fektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

Mampir II I

Sukagalih

4-69

f Stasiun Sukagalih

Stasiun Sukagalih sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan jalurnya menjadi 2 jalur utama layout stasiun Sukagalih

menjadi sebagai berikut

Gambar 4 29 Layout Emplasemen Stasiun Sukagalih

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Sukagalih sbb

1) Dari Jonggol kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Cibatu Tiga kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Jonggol maupun ke stasiun Cibatu Tiga

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245

g Stasiun Cibatu Tiga

Stasiun Cibatu Tiga sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan secara bersamaan jalurnya menjadi 2 jalur utama layout

stasiun Cibatu Tiga menjadi sebagai berikut

Gambar 4 30 Layout Emplasemen Stasiun Cibatu Tiga

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Cibatu Tiga sbb

1) Dari Sukagalih kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

Sukagalih I I Cirama

Stasiun Cibatu Tiga Km 32 + 100

Jonggol I I Cibatu Tiga

Stasiun Sukagalih Km 25 + 200

4-70

2) Dari Majalaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Jsukagalih maupun ke stasiun Cirama Girang

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245

h Stasiun Antajaya

Stasiun Antajaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di stasiun ini

dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya menjadi 2

jalur utama layout stasiun Antajaya menjadi sebagai berikut

Gambar 4 31 Layout Emplasemen Stasiun Antajaya

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Anta Jaya sbb

1) Dari stasiun Cibatu Tiga kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau

II

2) Dari stasiun Mekar Galih kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau

II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Cibatu Tiga maupun ke Mekarjaya

4) Jalur 3 dan 4 merupakan jalur untuk bongkar muat KA Barang

5) Jalur smpan digunakan untuk kebutuhan penyimpanan

gerbongkereta perawatan prasarana panjang efektip minimal 60

meter

6) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

4-71

I

I

i Stasiun MekarJaya

Stasiun Mekarjaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di

stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya

menjadi 2 jalur utama layout stasiun Mekarjaya menjadi sebagai

berikut

Antajaya II Majalaya

Gambar 4 32 Layout Emplasemen Stasiun Mekar Galih

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Mekarjaya sbb

1) Dari stasiun Antajaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Majalaya KA dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Antajaya maupun ke stasun Majalaya

4) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

j Stasiun Majalaya

Stasiun Majalaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya menjadi 2

jalur utama layout stasiun Cirama Girang menjadi sebagai berikut

Mekar Jaya II Jamali

Gambar 4 33 Layout Emplasemen Stasiun Majalaya

Stasiun Majalaya Km 58 + 900

Stasiun Mekarjaya Km 52 + 100

4-72

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Cirama Girang sbb

1) Dari Mekarjaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Jamali kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Mekarjaya maupun ke stasiun Jamali

4) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

k Stasiun Gudang

Stasiun Jamali sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan dan persilangan secara bersamaan

jalurnya menjadi 3 jalur utama layout stasiun Gudang menjadi sebagai

berikut

Gambar 4 34 Layout Emplasemen Stasiun Jamali

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Jamali menjadi sbb

1) Dari Stasiun Majalaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

2) Dari stasiun Selajambe kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

3) Dari jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Majaaya maupun ke stasiun Selajambe

4) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

Stasiun Jamali Km 68 +600

Jalur Luncur Majalaya

I Selajambe

II

III Jalur Luncur

4-73

5) Di terusan jalur I kiri dan diterusan jalur III kanan disiapkan jalur

luncur tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Selajambe ke jalur I

dan dari stasiun Cirama Girang ke III

6) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

7) Panjang jalur luncur minimal 100 meter

l Stasiun Selajambe

Stasiun Selajambe sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang terletak di jalur Lintas Cianjur -

Padalarang di tempat ini semula hanya berupa petak jalan antara Cianjur

Ȃ Ciranjang dahulunya merupakan perhentian (shelter) namun

perkembangannya karena makin berkurangnya penumpang maka

shelter ini ditutup menjadi jalur petak jalan Dengan adanya trase baru

Nambo-Cianjur maka tempat ini berubah menjadi stasiun persimpangan

yang menghubungkan dua lintas tersebut

Jalur eksisting di Selajambe secara skematis seperti berikut

Gambar 4 35 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (sekarang)

Konsep usulan layout stasiun Selajambe semula diusulkan sebagai

berikut

Gambar 4 36 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (usulan)

4-74

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Selajambe menjadi

sebagai berikut

1) Dari Stasiun Jamali kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Cianjur kereta api dapat dimasukan ke jalur II atau III

3) Dari jalur I kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Jamali

maupun ke stasiun Ciranjang

4) Dari jalur II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Jamali

Cianjur maupun ke stasiun Ciranjang

5) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

6) Di terusan jalur I kanan disiapkan jalur luncur tujuannya untuk

memungkinkan pemasukan kereta api secara bersamaan antara KA

yang masuk dari stasiun Jamali ke jalur I dan dari stasiun Cianjur

Ciranjang ke jalur II atau III

7) Demikian juga di terusan jalur III kanan disiapkan jalur luncur

tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Ciranjang ke alur I

atau II dan dari stasiun Cianjur ke jalur III

8) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

9) Panjang jalur luncur minimal 100 meter

Jika stasiun Selajambe usulannya diterima sebagai stasiun dipo kereta dan

lokomotif maka konsep usulan layout stasiun di atas diubah menjadi sebagai

berikut

Gambar 4 37 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (usulan -2)

4-75

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Selajambe menjadi

sebagai berikut

1) Dari Stasiun Gudang kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Cianjur kereta api dapat dimasukan ke jalur II atau III

3) Dari jalur I kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun JGudang

maupun ke stasiun Ciranjang

4) Dari jalur II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Gudang

Cianjur maupun ke stasiun Ciranjang

5) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

6) Di terusan jalur I kanan disiapkan jalur luncur tujuannya untuk

memungkinkan pemasukan kereta api secara bersamaan antara KA

yang masuk dari stasiun Gudang ke jalur I dan dari stasiun Cianjur

Ciranjang ke jalur II atau III

7) Demikian juga di terusan jalur III kanan disiapkan jalur luncur

tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Ciranjang ke alur I

atau II dan dari stasiun Cianjur ke jalur III

8) Pergerakan kereta atau lokomotif yang akan menuju ke jalur dipo

melalui jalur III jalur 4 digunakan untuk stabling sementara sebelum

keretalokomotif dirawat di dipo

9) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

10)Panjang jalur luncur minimal 100 meter

11)Panjang jalur di dipo disesuaikan dengan ketentuan yang ada di SK

Direksi PT KAI

4-76

T INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

m Posisi stasiun-stasiun di Lintas Nambo - Selajambe

Gambar 4 38 Posisi stasiun - stasiun di Lintas Nambo - Selajambe

4-77

4238 WAKTU PERJALANAN DAN PERFORMANSI (KINERJA)

TRAINSET

1 Waktu Perjalanan Kereta Api

Berdasarkan tabel 433 sd tabel 440 perihal waktu perjalanan kereta api

dapat diketahui Waktu Perjalanan KA dari Selajambe ke Nambo dan

sebaliknya Untuk KA barang perjalannya dari Antajaya ke Nambo Ȃ Jakarta

Gudang dan sebaliknya Ringkasan waktu perjalanan KA Penumpang dan KA

barang tercantum di tabel 439 dan 440

Waktu perjalanan tersebut di atas belum memperhitungkan waktu tunggu

(dwelling time) di stasiun awal dan tujuan kebutuhan waktu tersebut untuk

KA Penumpang dihitung (2 x 30) menit = 60 menit yaitu untuk kebutuhan

langsir lokomotif dan kebutuhan pengecekan keandalan rangkaian Untuk

KA barang dihitung untuk kebutuhan loding amp unloading muatan serta

pemeriksaan keandalan rangkaian butuh waktu (2 x 10 gd x 15) menit = 300

menit kebutuhan loading unloading akan sangat tergantung pada peralatan

bm itu sendiri serta jenis angkutannya (gerbong datar tertutup ketelan

atau lainnya)

Berdasarkan penjelasan di atas maka lama perjalanan untuk menghitung

kebutuhan sarana (kereta gerbonglokomotif) tabel 439 dan 440 menjadi

sebagai berikut

Tabel 4 48 ȀDzdz

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan amp DW WP KL

menit menit menit 4 kereta (180 ton) 73 120 193 6 kereta (270 ton) 88 120 208 8 kereta (360 ton) 100 120 220 10 kereta (450 ton) 115 120 235 Keterangan K = Kereta L = Lok DW = Dwelling Time

4-78

Tabel 4 49 ȀDzdz

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan amp DW WP GL

menit menit menit 8 kereta (360 ton) 318 300 618 10 kereta (450 ton) 325 300 625 Keterangan G = Gerbong L = Lok DW = Dwelling Time

2 Kinerja Trainset Sarana Perkeretaapian

Waktu operasi perjalanan kereta api diasumsikan sama dengan Waktu

operasi KRL Jabodetabek yaitu 0400 sd 2400 artinya selama 1200 menit

waktu perawatan 2400 sd 0400 atau selama 240 menit

Berdasarkan waktu operasi dan waktu tempuh (waktu perjalanan KA)

sebagaimana tercantum di tabel 448 sd tabel 449 termasuk waktu tunggu

terminal di stasiun keberangkatan dan di stasiun tujuan maka dapat

diketahui kemampuan kinerja (Performa) suatu rangkaian kereta api di

lintas tersebut dengan pola perhitungan (Waktu OperasiWPK) x C trip

dan (Waktu OperasiWPG) x C trip hasil perhitungannya seperti tercantum

di tabel-tabel berkut

Tabel 4 50 Kinerja Trainset KA Penumpang

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Coefisien

Waktu Op Kenerja

1 Trainsets Kenerja

TS pembulatan Operasi WP KL 4 kereta (180 ton) 1200 193 08 50 5 6 kereta (270 ton) 1200 208 08 46 5 8 kereta (360 ton) 1200 220 08 44 4 10 kereta (450 ton) 1200 235 08 41 4

Tabel 4 51 Kinerja Trainset KA Barang

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Coefisien

Waktu Op Kenerja

1 Trainsets Kenerja

TS pembulatan Operasi WP KL 8 gerbong (360 ton) 1200 618 08 16 2 10 gerbong (450 ton) 1200 625 08 15 2

4-79

4239 KEBUTUHAN SARANA PERKERETAAPIAN

1 Perhitungan kebutuhan sarana perkeretaapian

Kebutuhan sarana perkeretaapian (kereta gerbong dan lokomotf) dihitung

berdasarkan kebutuhan Frekuensi kereta api dibagi WPG atau WPK

Kebutuhan sarana trainsets dihitung dengan cara frekuensi KA di tahun itu

dibagi dengan kinerja atau performa trainset dalam 1 hari (lihat tabel 450

dan tabel 451 ) dalam tahun yang sama Hasil perhitungan kebutuhan sarana

terdiri atas kebutuhan Siap Operasi (SO) cadangan amp Armada sarana

Siap operasi artinya sarana yang siap digunakan untuk perjalanan kereta api

stelah melalui uji kelaikan jalan cadangan adalah sarana yang siap

digunakan manakala ada kebutuhan pengganti sarana yang siap operasi

yang mengalami gangguan nilainya 10 dari SO Armada adalah seluruh

sarana yang dimiliki perusahaan baik yang siap operasi cadangan maupun

sarana yang sedang dalam perawatan di Depo maupun balai Yasa Armada

dihitung 115 x (SO + Cadangan)

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka armada yang dibutuhkan adalah

sebagai berikut

Tabel 4 52 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 2 2 2 3 3 3 4 6 kereta 1 1 2 2 2 2 3 8 kereta 1 1 1 2 2 2 2 10 kereta 1 1 1 1 1 2 2

Tabel 4 53 Kebutuhan Sarana Trainsets Siap Operasihari

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 2 2 3 3 3 4 4 6 kereta 1 2 2 2 2 3 3 8 kereta 1 1 2 2 2 2 3 10 kereta 10 11 1 2 2 2 2

4-80

Tabel 4 54 Kebutuhan Sarana Trainsets Siap Operasi + Sarana untuk Dzdz

Perhitungan Moderat dengan

Rangkaianberat Jumlah Trainsets (TS) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 TS 4 Kereta 180 ton 2 2 2 3 3 3 4 TS 6 Kereta 270 ton 1 1 2 2 2 2 2 TS 8 Kereta 360 ton 1 1 1 1 1 2 2 TS 10 Kereta 450 ton 1 1 1 1 1 1 1 Keterangan pecahan dibulatkan secara otomatis oleh system excel Cad = Cadangan

Tabel 4 55 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 3 3 3 4 4 5 5 6 kereta 2 2 2 3 3 3 4 8 kereta 2 2 2 2 3 3 3 10 kereta 1 1 2 2 2 2 3

Demikian pula untuk kebutuhan armada sarana KA barang (trainsets

gerbong) sebagai berikut

Tabel 4 56 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 2 3 3 3 4 4 10 kereta 2 2 2 2 3 3 3

Tabel 4 57 Kebutuhan Sarana Trainsets Gerbong yang Siap Operasi dan Perawatan

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 3 3 3 4 4 5 10 kereta 2 2 2 3 3 3 4

Tabel 4 58 Kebutuhan Sarana Trainsets Gerbong yang siap operasi

Perawatan Sarana dan Cadangan

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 3 3 4 4 5 5 10 kereta 2 2 3 3 3 4 4

4-81

Tabel 4 59 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 3 3 4 4 5 5 6 10 kereta 2 3 3 3 4 4 5

2 Resume atas kebutuhan sarana kereta api barang dan penumpang

Kebutuhan saarana perkeretaapian (Kereta gerbong dan Lokomotif) yang

dimaksud dalam butir 1 di atas satuannya adalah satu trainsets artinya satu

rangkaian kereta api penumpang atau barang

Menelaah pada karakteristik lintas bahwa lintas Selajambe Ȃ nambo pada

dasarnya merupakan lintas penyangga untuk transportasi angkutan

perkotaan tuntutan angkutan perkotaan adalah kecilnya headway itu yang

diharapkan oleh pengguna waktu perjalanan berdasarkan tabel 439 secara

berturut-turut mulai 73 88 100 dan 115 menit dan berdasarkan tabel 453

kebutuhan sarana secara berturut-turut di tahun terakhir kebutuhan

penyediaan rangkaian 4 3 3 dan 2 trainset maka pada saat tahun-tahun

awal operasi sebaiknya trainsets cukup terdiri dari 1 lok + 4 kereta sehingga

headwaynya jika penyediaan 2 TS maka headway bisa mencapai lk 75

menit untuk satu arah yang sama jika disediakan 4 TS maka headwaynya lk

35 - 40 menit untuk 1 arah yang sama

Untuk KA Barang yang utama volume angkutan bisa terangkut dalam hari

itu selisih waktu perjalanan antara 159 menit dengan 163 menit tidak

begitu jauh maka kebutuhan trainset per KA tentu yang maksimal yaitu 10

gerbong dengan kebutuhan armada di tahun terakhrnya (2051) 5

rangkaian KA barang Dengan catatan jika akan menggunakan lintas Citayam

Ȃ Jakarta Gudang maka kemungkinan hanya 2 atau 3 KA yang mungkin dapat

ditampung di waktu kerja perawtan ( 2400 Ȃ 0400) jika pembangunan

Cileungsi Ȃ BekasiCikarang telah beroperasi maka semua potensi angkutan

penumpang di lintas baru ini bisa terlaksana

4-82

Kesimpulan

hearts Angkutan penumpang perlu disediakan untuk siap operasi minimal 2

trainsets (4 kereta + 1 lok) untuk menuju headway 75 menit per

jurusan atau 4 trainsets (4 kereta + 1 lok) untuk headway 40 menit

per jurusan frekuensi KA dapat mencapa 26 KAhari

hearts Angkutan barang perlu disediakan untuk siap operasi minimal 2

rangkaian KA (10 gerbong + 1 lok) untuk menuju headway 163

menit per jurusan atau 4 rangkaian KA (10 gerbong + 1 lok) untuk

headway 85 menit per jurusan frekuensi KA dapat mencapa 8

KAhari atau (4 DPK +4DPI)

hearts Kebutuhan untuk cadang+ Perawatan cukup 1 Trainset (1KA)

hearts Khusus untuk kereta api barang apabila operasi ke lintas Citayam Ȃ

Jakarta Gudang tidak memungkinkan maka perjalanan kereta api

barang ini akan di mulai setelah pembangunan jalur baru Cileungsi Ȃ

BekasiCikarang sidah dapat dioperasikan jadi relatifnya mungkin

baru dapat dimulai di tahun 2031 atau lebih awal dari tahun tersbut

42310 KEBUTUHAN DIPO SARANA PERKERETAAPIAN

1 Lokasi Depo di Jaringan pelayanan Daop 1 dan Daop 2

Depo sarana perkeretaapian adalah suatu tempat untuk merawat sarana

yaitu perawan harian untuk sarana yang dioperasikan jenis Depo ada 3 jenis

yaitu Depo lokomotif Depo kereta dan Depo gerbong perawatan untuk KRL

atau KRD dilakukan di Depo kereta Untuk perawatan berkala 2 tahunan dan

4 tahunan diselenggarakan di Balai Yasa

Tempat Depo yang ada di daop 1 Jakarta saat ini ada di 5 lokasi yaitu di

Jakarta Tanahabang Jatinegara Manggarai dan Depok kesemuanya Depo

KRL seperti tercantum di gambar ini

4-83

Gambar 4 39 Lokasi Depo Perkeretaapian

Sedangkan di Daop 2 Bandung terdapat depo rangkaian kereta dan lokomotif

terdapat di Bandung Banjar (sub Depo) dan Cianjur

Kebutuhan dipo untuk trase studi ini karena kebutuhan sarana keretaapinya

masih sedikit mungkin perlu penjajagan lebih lanjut di depo Cianjur karena

perawatan disana masih relatif sedikit

Beberapa informasi tentang jaringan lintas pelayanan Jabodetabek dan

Sukabumi Ȃ Cianjur Ȃ Bandung dapat diinformasikan sebagai berikut

4-84

a Jabodetabek

Gambar 4 40 Jarak Stasiun dan Halte Berdasarkan Operasi KA Sistem Feeder

Jarak antar stasiunshelter di jaringan pelayanan angkutan KA Komuter di

Jabodetabek antara 075 km sampai dengan 78 km

Panjang jarak antar stasiunshelter dengan stasiushelter tersebut di atas

dapat dijadikan acuan jika di trase Cileungsi Ȃ Cianjur ini akan dijadikan

jaringan pelayanan angkutan kereta api komuter sebagai feeder jaringan

pelayanan angkutan kereta api Jabodetabek

Stasiun Nambo merupakan stasiun dengan emplasemen panjang ( panjang

jalur utamanya lebih dari 450 meter) dan layout stasiun Nambo berdasarkan

Gapeka tahun 2019 nampak seperti berikut

4-85

Gambar 4 41 Gambaran Gapeka Untuk Stasiun Nambo

b Sukabumi Ȃ Cianjur Ȃ Bandung

Berdasarkan kajian topografi sementara akhir kajian trase Cieungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur ini akan bertemu dengan Tempat Perhentian (shelter)

Selajambe Shelter Selajambe ini berada di jaringan pelayanan angkutan

kereta api Daerah Operasi 2 Bandung terletak di km 104 + 888 antara

stasiun Cianjur dengan stasiun Ciranjang Berikut cuplikan posisi

Selajambe dari Gapeka tahun 2019 sebagai berikut

Gambar 4 42 Gambaran Gapeka Untuk Stasiun Selajambe

Stasiun Nambo

Km 51 + 077

4-86

Cuplikan Informasi Sukabumi Ȃ Cianjur pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 43 Gambaran Gapeka Sukabumi-Cianjur

4-87

Cuplikan Informasi Cianjur Ȃ Padalarang pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 44 Gambaran Gapeka Cianjur-Padalarang

4-88

Cuplikan Informasi Padalarang - Bandung pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 45 Gambaran Gapeka Padalarang-Bandung

Dari gambar 441 sd 444 dapat diketahui beberapa informasi diantaranya

1 Gradient (lereng penentu di lintas Sukabumi Ȃ Padalarang tercatat

sebagai berikut

a Koridor Sukabumi Ȃ Cirengas gradient 20 dan 25 permil

b Koridor Cirengas Ȃ Lapegan gradient 25 permil

c Koridor Lampegan Ȃ Cibeber gradient 33 permil

d Koridor Cibeber Ȃ Cianjur gradient 14 dan 24 permil

e Koridor Cianjur Ȃ Ciranjang gradient 25 permil

f Koridor Ciranjang Ȃ Cipatat gradient 18 dan 25 permil

g Koridor Cipatat Ȃ Tagogapu gradient 20 dan 38 permil

h Koridor Tagogapu Ȃ Padalarang gradient 40 permil

i Koridor Padaarang Ȃ Bandung gradient maksimum 16 permil

2 Jari-jari lengkung terkecil ada yang sampai 150 meter

3 Jenis perangkat persinyalan di Sukabumi Ȃ Tagogapu persinyalan

mekanik sedangkan Padalarang Ȃ Bandung persinyalan elektrik

4-89

Bogor

Cianjur

Sukabumi Bandung

Lintas yang berhubungan dengan trase Cileungsi Ȃ SelajambeCianjur

Gambar 4 46 Lintas yang Berhubungan Dengan Trase Cileungsi-Jonggol-

Cianjur

2 Analisa kebutuhan Depo di lintas Nambo ndash Selajambe

a Bahwa perjalanan kereta api yang akan digunakan di lintas Nambo-

Selajambe kemungkiannnya sarana perkeretaapian terdiri dari

rangkaian yang menggunakan tenaga gerak tersediri yakni untuk

kereta api barang berupa gerbong dan lokomotif dan untuk kereta api

penumpang berupa kereta dan lokomotif tidak menutup

kemungkinan juga untuk kereta api penumpang berupa kereta api rel

diesel (KRD)

4-90

Dengan demikian kebutuhan Depo yaitu Depo kereta Depo lokomotif

dan Depo gerbong Depo-Depo dimaksud lokasinya dapat terpisah

dibeberapa stasIun dapat pula bersatu dalam satu stasiun asalkan

kebutuhan lahannya cukup tersedia

b Bahwa titik awal dan akhir yaitu antara Nambo Ȃ Selajambe dengan

rincian kebutuhan KA penumpang ada di sepanjang lintas atau asal-

tujuan perjalanan KA di lintas studi yaitu Nambo Ȃ Selajambe

sedangkan angkutan KA barang hanya ada di Nambo sampai dengan

Cileungsi seleihnya potensinya sangat kecil maka lokasi stabling

dan Depo lokomotif kereta ataupun gerbong sebaiknya lokasi dekat

dengan stasiun asal-tujuan itu Tujuannya yaitu untuk menghindari

adanya perjalanan kereta api dinas antar stasiunlintas yang

berdampak akan mengurangi slot waktu untuk perjalanan kereta api

komersial lainnya

c Bahwa di Daop 1 terdapat beberapa Depo namun mayoritas Depo

KRL sementara Depo kereta dan lokomotifnya jauh dari stasiun lintas

studi Nambo - Selajambe

d Bahwa di Daop 2 terdapat pula 1 Depo (kereta gerbong dan

lokomotif) yaitu di Bandung dan 1 lagi sub Depo (Depo kecil) di

stasiun Cianjur yang saat ini sudah tidak digunakan

e Alternatif pemilihan lokasi menjadi sebagai berikut

1) Stasiun Nambo

2) Stasiun Selajambe

3) Stasiun Cianjur

Analisa ketiga lokasi di atas sebagai berikut

Stasiun Nambo dipertimbangkan karena Nambo merupakan Awal amp

akhir perjalanan sehinggga keluar masuk sarana dari stasiun ke Depo

atau sebaliknya tidak melalui petak jalan sehingga kapasitas lintas

tidak terganggu Namun lahan di stasiun ini sudah cukup padat dan

4-91

operasi kereta api di stasiun ini cukup sibuk karena adanya angkutan

bongkar muat barang serta angkutan naik turun penumpang KRL

Stasiun Selajambe dipertimbangkan karena Selajambe merupakan

Awal amp akhir perjalanan sehinggga keluar masuk sarana dari stasiun

ke Depo atau sebaliknya tidak melalui petak jalan sehingga kapasitas

lintas tidak terganggu Lahan di stasiun ini dilihat dari foto drone

lahan masih cukup tersedia berupa lahan kebun atau pesawahan

namun perlu pegkajian lebih lanjut Saat ini Selajambe masih berupa

jalur kereta api di petak jalan antara stasiun Cianjur dengan stasiun

Ciranjang operasi kereta api di lintas ini semula non aktif sekarang

mulai 22 September mulai diaktifkan kembali dan kereta api yang

dioperasikan baru kereta api penumpang yang diberi nama KA

Siliwangi dengan relasi Sukabumi Ȃ Cpatat dengan 3 kali perjalanan

ulang alik jadi relatif frekuensi perjalanannya masih sedikit

Berikut ini foto situasi lahan di jalur Selajambe tempat pertemuan

jalur lintas Nambo Ȃ Selajambe dengan lintas Cianjur Ȃ Padalarang

4-92

Gambar 4 47 Ttitik pertemuan jalur KA di Selajambe

Stasiun Cianjur dipertimbangkan karena di Cianjur ada terdapat

jalur bekas emplasemen sub Depo lokomotif namun kelihatannya kecil

perlu kajian lanjut di stasiun cianjur sementara ini hanya melayani

kereta api dari arah Bogor sedang ke arah Bandung masih non aktif

Jika Cianjur menjadi pilihan ada beberapa aspek kelemahan yatu

akan terjadi penggunaan petak jalan untuk kepentingan pergerakan

rangkaian KA dinas dari Cianjur ke Selajambe atau sebaliknya

sehingga kapasitas lintas untuk KA komersial menjadi berkurang

kelemahan lain yaitu pergerakan kereta api dari Nambo ke Cianjur

melalui Selajambe atau sebaliknya akan terjadi penambahan waktu

untuk kebutuhan langsir di stasiun Selajambe karena lokomtif harus

di langsir terlebih dahulu guna memindahkan lokomotif ke arah

muka-nya Ilustrasi arah wesel di stasiun Selajambe sebagai berikut

4-93

Cianjur Ciranjang

Nambo

Selajambe

Gambar 4 48 Ilustrasi arah wesel di stasiun Selajambe

Kondisi eks bangunan Sub Depo Canjur seperti foto berikut

Gambar 4 49 Foto kondisi Sub Depo Canjur

Layout stasiun Cianjur seperti gambar berikut

4-94

Gambar 4 50 Gambar Layout emplasemen Cianjur

Keterangan Posisi area sub Depo ada di atas jalur I

Rekomendasi memperhatikan pertimbangan-pertimbangan di atas

diusulkan Stasiun Selajambe menjadi prioritas pertama untuk

dijadikan lokasi Depo kereta maupun Depo lokomotif

Jika demikian maka usulan layout untuk stasiun Selajambe

sebagaimana yang tercantum perlu ditambah emplasemen

Depolokomotif dan kereta maka usulannya menjadi sebagai berikut

Gambar 4 51 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe dengan Depo

4-95

Catatan

1 Jumlah jalur Depo masing-masingnya ada 6 jalur (2 jalur kolong

1 jalur cuci 2 jalur stabling 1 jalur cuci) dan 1 Jalur putar

lokomotif SK Direksi PT KAI nomor KEPUKR203II2KA-2017

tanggal 27 Februari 2017 tentang Standar Fasilitas Minimum

pemeriksaan da Perawatan Sarana Perkeretaapian

2 Sudut wesel-wesel di Depo 1 10 Sedangkan untuk emplasemen

stasiun di jalur utama 1 12

3 Kebutuhan Depo gerbong ini mungkin tahapan ke-2 atau

selanjutnya dengan memperhatikan potensi angkutan barang

terbanyaknya di 3 stasiun yaitu Nambo Kembang Kuning dan

Cileungsi Sementara ke stasiun-stasiun selanjutnya sampai

dengan stasiun Selajambe untuk angkutan barang sangan kurang

bahkan tidak ada

Jadi untuk Depo gerbong kemungkinannya di Kembang Kuning

atau Cileungsi perlu kajian lebih lanjut

43 KAJIAN LINGKUNGAN

431 RONA LINGKUNGAN AWAL DAN PENGGUNAAN LAHAN

4311 WILAYAH ADMINISTRASI

Rencana pembangunan alternatif terpilih jalur KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

Cianjur direncanakan untuk melayani 2 kabupten yaitu Kabupaten Bogor dan

Kabupaten Cianjur Trase terpilih akan melewati 11 Kecamatan dan 36 Desa

Adapun secara lebih lengkap wilayah administrasi yang terlintas dapat

dilihat pada tabel dibawah ini

4-96

Tabel 4 60 Wilayah Administrasi Yang Akan Dilewati Rencana Trase Jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Kabupaten Kecamatan Desa Panjang (Km) Bogor Klapanunggal Nambo 1826179

Kembang Kuning 2383610 Klapanunggal 2027496

Cileungsi Dayeuh 2997430 Mampir 2615386 Situsari 3341201 Cipeucang 1467982

Jonggol Sukamanah 3444377 Jonggol 1343025 Weninggalih 0962314 Sirnagalih 1854014 Sukagalih 2808869

Cariu Tegalpanjang 1086471 Cariu 2194792 Mekarwangi 0044786 Karyamekar 0067138 Cibatutiga 2861771 Bantarkuning 3137401

Tanjungsari Antajaya 5118492 Buanajaya 9399293

Cianjur Cikalong Kulon Mekarsari 2752543 Majalaya 4288837

Mekarjaya 3183148 Padajaya 4479940

Sukaresmi Sukamahi 0419751 Cikancana 0413566

Mande Ciandam 1164549 Jamali 3447056 Mulyasari 1409053 Bobojong 1247993

Karang Tengah Sukajadi 0518605 Sukasarana 0641814 Ciherang 0881372

Sukaluyu Sukasirna 0756055 Selajambe 1808824

Panjang Total 78997721 Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-97

4312 KARAKTERISTIK TOPOGRAFI

Rencana jalur KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur berada di wilayah Kabupaten

Bogor Bagian Selatan yang memiliki kelandaian beragam mulai dari

kemiringan lereng 0-8 sampai gt40 Topografi relatif landai di daerah Kec

Gunung Putri Kec Cileungsi dan Kec Jonggol kemudian semakin ke selatan

di daerah Kec Cariu dan Kec Cikalong Kulon ketinggian meningkatkan dan

topografi bergelombang mengikuti kontur perbukitan dengan tingkat

kemiringan agak curam hingga sangat curam dan kembali landai sampai Kec

Selajambe Untuk lebih jelas mengenai informasi topografi dapat dilihat pada

gambar dibawah ini Identifikasi ini merupakan hasil overlaysuperimpose

kebutuhan lahan kereta dengan peta kemiringan lahan

Gambar 4 52 Kesesuaian Trase Rencana Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur dengan Kelandaian Wilayah

Sumber DEMNAS dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-98

Gambar 4 53 Wilayah Kemiringan Lereng yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4313 IKLIM

Suhu udara di Kabupaten Bogor rata-rata berkisar antara 227degC sampai

3160C Suhu udara maksimum terjadi pada bulan September yaitu 360degC

sedangkan suhu udara minimum terjadi pada 192degC Jumlah curah hujan

rata-rata tertinggi di Kabupaten Bogor terjadi pada Bulan Januari dengan

curah hujan sebesar 53623 mm sedangkan curah hujan terendah terjadi

pada Bulan Agustus dengan jumlah curah hujan 1098 mm

Secara umum Kabupaten Cianjur beriklim tropis lembab dengan suhu udara

minimum 18deg yang biasanya terjadi pada bulan Maret Ȃ April sedangkan

suhu maksimal adalah 24deg yang biasanya terjadi pada bulan Oktober Ȃ

November dengan kelembaban nisbi berkisar antara 80 - 90 Pada bulan

November Ȃ Maret angin bertiup ke arah tenggara yang biasanya berkaitan

dengan musim kemarau Adapun puncak musim kemarau terjadi pada bulan

Agustus sedangkan puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember-

Januari Kondisi curah hujan di Kabupaten Cianjur sangat bervariasi Curah

4 - 8 17

2 - 4 22

Kemiringan gt55 0

8 - 16 42

16 - 35 18

35 - 55 1

4-99

hujan rata-rata di wilayah pesisir berkisar antara 11204 mmtahun sampai

dengan 3543 mmtahun

4314 KARAKTERISTIK GEOLOGI

Tatanan geologi di wilayah kajian dan disekitarnya sangat kompleks dan

beragam Dari yang tua ke muda adalah Satuan Batugamping Pasiran

Selang-seling Batulempung (Formasi Parigi) yang berumur Miosen Tengah

(N13Ȃ N14) diendapkan pada lingkungan laut dangkal yaitu pada neritik tepi

(5-20 m) hingga neritik tengah (20-100 m) Selaras di atasnya diendapkan

satuan batulempung (Formasi Subang) yang berumur Miosen Akhir (N15 Ȃ

N18) pada lingkungan laut dangkal yaitu pada neritik tengah (20-100 m)

Pada Kala Pliosen yang menerus hingga Pleistosen (Plio-Plistosen) terbentuk

Satuan Intrusi Andesit serta satuan batuan produk gunungapi tak terurai

yang diendapkan pada lingkungan pengendapan darat dengan mekanisme

pengendapan pyroklastik (proximal volcaniclastic facies Visser1972) Pada

kala holosen satuan aluvial sungai menutupi satuan-satuan yang lebih tua

yang tersingkap di daerah penelitian

StrukturȂstruktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa

struktur lipatan dan patahan yang terjadi dalam satu fase tektonik yaitu

pada Kala Miosen Akhir menerus hingga Kala Plistosen dengan gaya utama

berarah barat utara Ȃ selatan yaitu N 5deg E Struktur lipatan berupa Sinklin

Sukajadi Antiklin Medalsari Sinklin Kutamekar Antiklin Cikutamahi Sinklin

Cibatutiga Antiklin Struktur patahan yang berkembang berupa Sesar Naik

Cibeet Sesar Mendatar Cibatutiga Sesar Mendatar Kutamekar Sesar

Mendatar Medalsari Sesar Mendatar Bantarkuning Sesar Mendatar

Cikutamahi

Morfologi dari dataran hingga perbukitan terjal serta banyaknya

patahanlipatan di wilayah kajian Ketentuan teknis perkeretaapian yang

mengharuskan lintasan agar tetap menjaga kelandaian dan lengkung

maksimum sesuai standar mengakibatkan rencana pembangunan jalur

4-100

kereta ini tetap melintasi beberapa sesar yang ada Namun aspek geologi pun

sudah menjadi pertimbangan dalam penentuan trase rencana pembangunan

jalur kereta ini dan sudah meminimalisir perpotongan jalur kereta dengan

patahan Untuk melihat bagaimana kondisi geologi diwilayah kajian dapat

dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 4 54 Kondisi Geologi di Wilayah Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

Qa ALUVIUM Lempung lanau pasir Kerikil Kerakal

dan Bongkah

Qyg BREKSI DAN LAHAR DARI

G GEDE (0-100 M)

Qot HASIL GUNUNGAPI

TERTUA (0-550 M)

BREKSI DAN LAVA

Batupasir tufan serpihan tufan breksi

tufan dan aglomerat tufan Membentuk

dataran Cianjur

Breksi andesit piroksen bersisipan dengan

lava andesit Umumnya terpropilitasi

Membentuk daerah perbukitan luas yang

terpisah yang dikelilingi Qyg dekat Cianjur

4-101

Qos BATUPASIR TUFAN DAN

KONGLOMERAT (0-60M)

Qav SATUAN BATU PASIR

TUFAN DAN

KONGLOMERAT

Qoa SATUAN BATUPASIR

KONGLOMERAT DAN

BATULANAU

Batupasir Tufan dan Konglomerat berasal

dari endapan lahar Qob Satuan ini

menempati sebagian besar dataran Plered

dan tanah meja di timurlaut Purwakarta

Batupasir tufan konglomerat Tuf dan

Breksi

Batupasir konglomerat batulanau dan

batupasir

TMk Formasi Klapanunggal Batugamping koral sisipan batugamping

pasiran napal batupasir kuarsa glokonitan

hijau

Tms FORMASI SUBANG Batupasir bersisipan betulempung

Msc ANGGOTA

BATULEMPUNG FORMASI

SUBANG (2900M)

Mdm ANGGOTA NAPAL DAN

BATU PASIR KUARSA

FORMASI JATILUHUR

Mttb ANGGOTA BREKSI

FORMASI CANTAYAN (0-

1700 M)

Umumnya batulempung yang mengandung

lapisan-lapisan dan modula batugamping

napalan keras napal dan lapisan-lapisan

batu gamping abu-abu tua setebal 2 atau 3

m Kadang-kadang mengandung sisipan

batupasir glaukorit hijau

Napal abu-abu tua batulempung dan

serpih lempungan dengan sisipan-sisipan

batupasir kuarsa kuarsit dan batugamping

napalan

Breksi polimik mengandung komponen-

komponen bersifat basal andesit dan

batugampingkoral bersisipan batupasir

andeit pada bagian atas Di beberapa

tempat mengandung juga batuan-batuan

intrusive

4-102

Mtte ANGGOTA

BATULEMPUNG FORMASI

CANTAYAN (0-2200M)

ha Andesit Horblenda Dan

Porfir Diorit Horelblenda

vi VITROFIR PORFIR BASAL

DAN DOLERIT

Batulempung serpih tuf mengandung

belerang lignit dan kongkresi-kongkresi

batulempung sisipan-sisipan batugamping

Intrusi-intrusi yang umumnya terusun dari

plagioklas menengah dan horenblenda di

sekitar G Anggabuwana dan G Parang

vitofir putih atau abu-abu muda

kemungkinan bersusun andesit didaerah

sekitar G Congkrang Breksi magma dan

tuf breksi bewarna muda yang bersusunan

sama dengan vitrofitnya dekat G karung

Porfir basal didaerah sekitar Pr Buluh dan

sedikit disebelah baratnya diorit yang

hanya membentuk tubuh-tubuh kecil yang

rombakannya tersebar di lereng-lereng

Selain itu dikaji pula daya dukung geologi dengan pemodelan superimpose

dari sumberdaya geologi seperti topografi morfologi perkerasan jenis

batuan jenis tanah hidrogeologi dan kendala geologi seperti kebencanaan

geologi yaitu kawasan rawan bencana gempabumi dan gerakan tanah yang

dianalisis menggunakan sistem informasi geospasial (SIG) Dari kajian

tersebut akan mendapatkan beberapa klasifikasi dayadukung leluasa sampai

tidak leluasa yang dijadikan pertimbangan sebagai potensi untuk keleluasaan

untuk pembangunan Untuk melihat bagaimana kondisi daya dukung geologi

diwilayah kajian dapat dilihat pada gambar dibawah ini

4-103

Gambar 4 55 Kondisi Daya Dukung Geologi di Wilayah Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

Gambar 4 56 Panorama sebagian morfologi di dalam blok Jonggol a) Morfologi

pedataran aluvium di dalam lembah Sungai Cibeet dengan latar belakang perbukitan vulkanik dan intrusi batuan beku komplek Sanggabuana B) Morfologi pedataran

4-104

aluvium dan perbukitan vulkanik bergelombang lemah di sekitar aliran Sungai

Cipamingkis c) Morfologi kerucut intrusi granodiorit dengan latar belakang perbukitan vulkanik terjal d) Morfologi perbukitan bergelombang lemah dan

pedataran disusun oleh batuan vulkanik muda dan aluvium Sumber Foto Haryanto

Gambar 4 57 Lapisan batupasir kuarsa dengan sisipan tipis batulempung Formasi

JatiluȋȌȋȌǡDzdzFormasi Jatiluhur disertai lipatan seret akibat sesar minor Lokasi Sungai Cibeet Struktur Dzdz13ǡt sesar

minor Lokasi Sungai Cibeet (tengah) Granodiorit (ha) (kanan) Sumber Foto Haryanto

4315 SEBARAN WILAYAH RAWAN BENCANA

Berdasarkan hasil data primer maupun sekunder trase rencana

pembangunan jalur kereta api cileungsi-jonggol-cianjur memiliki kawasan

yang berpotensi terhadap bencana seperti bencana geologi gempa bumi

rawan gerakan tanah serta bencana lainnya seperti kebakaran banjir dll

Gempa bumi termasuk salah satu bencana alam yang tidak dapat diprediksi

kapan akan terjadi Fenomena ini terjadi karena berbagai faktor penyebab

diantaranya yaitu pergeseran lempeng letusan gunung berapi dan faktor

non alam akibat aktivitas manusia yang dapat menimbulkan gempa bumi

Melihat Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi di Jawa Barat Rencana trase

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur memiliki Kawasan berpotensi

terlanda goncangan gempabumi dengan intensitas VII-VIII MMI (Modified

Mercalli Intensity) yang berpotensi terjadi retakan tanah pelulukan gerakan

tanah pada lereng terjal dan pergeseran tanah Percepatan gempa bumi dapat

terjadi lebih besar dari 045 g Kawasan ini pada umumnya disusun oleh

batuan berumur kuarter kerusakan cukup besar pada bangunan yang

4-105

KRB Gempabumi

Kawasan berpotensi

terlanda goncangan gempabumi

dengan intensitas VII-VIII MMI

(Modified Mercalli

Kawasan berpotensi

terlanda goncangan

gempa bumi kuat dengan skala

intensitas lebih dari VIII MMI

(Modified

didesain khusus kerusakan pada bangunan gedung tinggi pondasi bangunan

bergeser kerusakan pada sebagian bangunan kayu Jika intensitas mencapai

XII MMI terjadi kerusakan total pada bangunan Untuk melihat lebih jelas

mengenai kawasan rawan bencana yang dilalui dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 4 61 Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Yang Akan Dilewati Rencana Trase Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

KRB Gempabumi Luas

Kawasan berpotensi terlanda goncangan gempa bumi kuat dengan skala intensitas lebih dari VIII MMI (Modified Mercally Intensity)

14294 Ha

Kawasan berpotensi terlanda goncangan gempabumi dengan intensitas VII-VIII MMI (Modified Mercalli Intensity)

48975 Ha

Sumber PVMBG Badan Geologi 2020

Gambar 4 58 Persentase KRB Gempabumi Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-

Jonggol-Cianjur Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

4-106

0 Kerentanan

tinggi 6

potensi erosi ketika hujan

tinggi

KRB Gerakan Tanah

Kerentanan rendah

38

Kerentanan menengah

42

Kerentanan sangat rendah

14

Tabel 4 62 Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Yang Akan Dilewati Rencana

Trase Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

KRB Gerakan Tanah Luas Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan menengah untuk terkena gerakan tanah Pada Zona ini dapat terjadi gerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai gawir tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan

26607149

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan rendah untuk terkena gerakan tanah Umumnya pada Zona ini jarang terjadi gerakan tanah jika tidak mengalami gangguan pada lereng dan jika terdapat gerakan tanah lama lereng telah mantap kembali

24211537

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan sangat rendah untuk terkena gerakan tanah Pada zona ini jarang atau hampir tidak pernah terjadi gerakan tanah baik gerakan tanah lama maupun gerakan tanah baru kecuali pada daerah tidak luas pada tebing sungai

86335627

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan tinggi untuk terkena gerakan tanah Pada zona ini sering terjadi gerakan tanah sedangkan gerakan tanah lama dan gerakan tanah baru masih aktif bergerak akibat curah hujan yang tinggi dan erosi kuat

36165199

Aliran bahan rombakan dapat terjadi bila terdapat akumulasi dan pembendungan alur oleh endapan lahar atau material longsoran pada alur sungai di bagian hulu dan dipicu oleh erosi yang kuat dan curah hujan yang tinggi

2011586

Sumber PVMBG Badan Geologi 2020

Gambar 4 59 Persentase KRB Gerakan Tanah Trase Rencana Jalur KA Cileungsi- Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-107

Gambar 4 60 Kesesuaian Trase Rencana Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur dengan Aspek Kebencanaan

Sumber PVMBG Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4316 BIOLOGI

A FLORA

Pada umumnya vegetasi yang tumbuh di lokasi studi adalah tumbuhan

budidaya antara lain padi palawija (jagung ubi kayu ubi jalar kedelai)

tanaman sayuran (kangkung bayam wortel tomat cabe terung ketimun

bawang dsb) tanaman buah (durian papaya mangga pisang rambutan

jambu air belimbing alpokat petai jengkol dsb) dan tanaman perkebunan

(antara lain kelapa sawit kopi karet teh dsb)

B FAUNA

Hewan yang terdapat di lokasi studi antara lain hewan ternak dan hewan liar

Hewan ternak yang dibudidayakan oleh penduduk antara lain Rusa sapi

kerbau kambing domba dan ternak unggas (ayam ras ayam buras burung

puyuh itik) serta budidaya ikan

4-108

4317 TATA RUANG DAN TATA GUNA LAHAN

A RTR KSN JABODETABEKPUNJUR

Rencana pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur sudah

termuat dalam Perpres 602020 tentang Rencana Tata Ruang Bodebek

Punjur 2020 Serta dijelaskan juga mengenai fungsi sistem kawasan

perkotaan sekitar inti yang menjadi kawasan penyangga inti DKI Jakarta yang

akan terlewati oleh trase ini yaitu ditetapkannya Kawasan Perkotaan

Cileungsi Adapun Kawasan Perkotaan Cileungsi memiliki fungsi sebagai

berikut

1 Pusat pemerintahan kecamatan

2 Pusat kegiatan industri

3 Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala regional

4 Pusat kegiatan pariwisata dan

5 Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang

regional

4-109

Gambar 4 61 Peta Rencana Pola Ruang Terintegrasi dengan Jaringan Transportasi PERPRES No 602020

Sumber Kementerian ATR BPN 2020

B RTRW DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2024

saat ini masih dalam proses revisi Oleh sebab itu rencana pembangunan

trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur belum tercantum Namun dengan

adanya rapatrapat koordinasi yang selama ini dilakukan oleh Instansi terkait

di Daerah dengan Kementerian Perhubungan diharapkan rencana trase KA

tersebut dapat terakmodasi dalam RTRW Provinsi jawa Barat

Adapun Pengembangan jaringan kereta api dalam RTRW Prov Jawa Barat

tahun 2009-2029 berfungsi sebagai penghubung antar PKN antara PKN dan

PKW serta antar PKW

4-110

Gambar 4 62 Peta Rencana Pengembangan Infrastruktur Perhubungan Perkeretaapian

Sumber RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029

C RTRW KABUPATEN BOGOR

Rencana pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur sudah

termuat dalam RTRW Kabupaten Bogor tahun 2016-2036 dan sudah termuat

juga pembangunan stasiun penumpang yang berlokasi di Cileungsi dan

Jonggol Adapun Pusat kegiatasesuai RTRW Kabupaten Bogor yang terlewati

oleh Trase ini adalah PKLp Perkotaan Cileungsi dan PPK Perkotaan Jonggol

4-111

Gambar 4 63 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 Sumber RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036

Gambar 4 64 Peta Pola Ruang RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 Sumber RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036

4-112

D RTRW KABUPATEN CIANJUR

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Cianjur saat ini masih

dalam proses revisi Oleh sebab itu rencana pembangunan trase KA Cileungsi

Ȃ Jonggol - Cianjur belum tercantum Namun dengan adanya rapat-rapat

koordinasi yang selama ini dilakukan oleh Instansi terkait di Daerah dengan

Kementerian Perhubungan diharapkan rencana trase KA tersebut dapat

terakmodasi dalam RTRW Kabupaten Cianjur

Adapun rencana sistem perkeretaapian yang saat ini termuat sebagai berikut

hearts Rencana pengembangan prasarana kereta api (rencana

revitalisasi jalur rel kereta api )

Bandung-Padalarang-Cianjur-Sukabumi

hearts Rencana pengembangan prasarana kereta api (revitalisasi

stasiun Kereta Api)

Cipeyeum Ciranjang Maleber Cianjur Cilaku Cibeber dan Lampegan

hearts Rencana peningkatan pelayanan kereta api

Peningkatan Sistem Jaringan Pelayanan Kereta Api Lintas Bandung-

Padalarang-Cianjur-Sukabumi

Peningkatan Angkutan Barang untuk Distribusi Komoditas

Perdagangan

4-113

Gambar 4 65 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031 Sumber RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031

Gambar 4 66 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031 Sumber RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031

4-114

Sungai 0

Peraira 1

Sawah 37

Industri 1

Permukiman 10

gan tamban 0

Per Perkebunan 16

Hutan 21

Penggunaan Lahan

LadangTegalan 11

n Darat

BelukarSemak 3

E PENGGUNAAN LAHAN

Kondisi penggunaan lahan saat ini beragam di setiap rencana trase jalur

kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Mulai dari permukiman persawahan

hingga semak belukan untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4 63 Penggunaan Lahan di Wilayah Kajian

Penggunaan Lahan Luas Perairan Darat 4109 Hutan 129793 Sungai 3114 Pertambangan 1121 Permukiman 64523 Industri 4350 Sawah 237244 Perkebunan 103646 LadangTegalan 67927 BelukarSemak 16818 Total 63263217

Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

Gambar 4 67 Persentase Penggunaan Lahan yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

4-115

Gambar 4 68 Peta Penggunaan Lahan yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4318 KEPENDUDUKAN

Penduduk Kabupaten Bogor pada saat ini tercatat sebanyak 4699282 jiwa

dengan rasio jenis kelamin 105 Sedangkan Penduduk Kabupaten Cianjur

tercatat sebanyak 2292366 jiwa dengan rasio jenis kelamin 107 Adapun

sebaran jumlah penduduk pada wilayah studi menurut administrasi

kecamatan yang dilewati Rencana Pembangunan Jalur KA Lintas Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur sebagaimana nampak pada Tabel di bawah ini yaitu

berjumlah 1060989 jiwa dengan rata rata rasio jenis kelamin 104 meliputi

320399 rumah tangga Dengan demikian satu rumah tangga rata-rata terdiri

atas 3 - 4 jiwa

4-116

Tabel 4 64 Sebaran Jumlah Penduduk Menurut Administasi Kecamatan

Kabupaten Kecamatan Rasio Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Jumlah Rumah Tangga (KK)

Bogor Cileungsi 101 235485 78853 Klapanunggal 105 101642 34020 Jonggol 106 124406 45389 Cariu 100 49040 18904 Tanjungsari 102 52681 18799

Cianjur Sukaresmi 108 81783 20446 Cikalongkulon 105 100968 25242 Mande 105 76570 19143 Karangtengah 102 154736 38684 Sukaluyu 105 83678 20920

Total 104 1060989 320399 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

4319 PDRB DAN KETENAGAKERJAAN

Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun 2019 atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor

menunjukkan sektor industri pengolahan sebesar 5373 sektor

pedagangan besar eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1247

sektor konstruksi sebesar 1047 sektor pertanian kehutanan dan

perikanan 526 sektor transportasi dan pergudangan 394 sektor

penyediaan akomodasi dan makanan 274 sektor pertambangan dan

penggalian 202 sektor jasa pendidikan 198 sektor informasi dan

komunikasi 177 sector jasa lainnya 177 sektor adminstrasi

pemerintahan dan jaminan sosial 149 sektor real estate 083 sektor jasa

keuangan dan asuransi 055 sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

051 sektor jasa perusahaan 020 sektor pengadaan listrik dan gas

015 dan sektor jasa pengadaan air penolahansampah limbah dan daur

ulang 013 Prosentasi konstribusi tersebut menunjukan karakteristik

wilayah perkotaan (urban area) yang didominasi sektor industri pengolahan

Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun 2019 atas dasar harga berlaku di Kabupaten Cianjur

4-117

menunjukkan sektor pertanian kehutanan dan perikanan 3411 sektor

pedagangan besar eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1841

sektor transportasi dan pergudangan 899 sektor konstruksi sebesar

811 sektor industri pengolahan sebesar 588 sektor penyediaan

akomodasi dan makanan 560 sektor jasa pendidikan 385 sektor jasa

lainnya 355 sektor informasi dan komunikasi 280 sektor adminstrasi

pemerintahan dan jaminan sosial 280 sektor jasa keuangan dan asuransi

226 sektor real estate 185 sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

076 sektor jasa perusahaan 065 sektor pertambangan dan penggalian

028 sektor pengadaan listrik dan gas 008 dan sektor jasa pengadaan

air penolahansampah limbah dan daur ulang 003 Prosentasi konstribusi

tersebut menunjukan karakteristik wilayah pedesaan (rural area) yang

didominasi sektor pertanian kehutanan dan perikanan

Jumlah pencari kerjapengangguran terbuka di wilayah studi berdasarkan

Sakernas BPS tahun 2019 tercatat sebanyak 253014 orang dengan profil

pencari kerja sebagian besar berpendidikan SD terdiri dari 37 tamat SD

6 tamat SMA 17 tamat SMP dan sebanyak 10 tamat

UniversitasSarjana

43110 AGAMA BUDAYA DAN SITUS PURBAKALA

Penduduk di wilayah studi 99 menganut agama Islam 045 menganut

agama Kristen Protestan 012 menganut agama Katholik 009 menganut

agama Budha 001 menganut agama Hindu dan 0002 menganut agama

lainnya

Masyarakat pada lokasi studi terdiri atas suku Sunda Jawa Betawi dan suku

lainnya Adapun budaya lokal yang berkembang dan dianut oleh sebagian

besar masyarakat adalah budaya Sunda Bahasa yang digunakan Bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa daerah suku setempat

Bahasa Sunda mayoritas diturutkan penduduk di seluruh kecamatan

Kabupaten Cianjur dan di kecamatan bagian selatan Kabupaten Bogor

4-118

Sementara Bahasa Betawi diturutkan penduduk seluruh kecamatan yang

berbatasan dengan Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi Terdapat Makam

Keramat Cikundul di Kecamatan Cikalong Kulon yang merupakan cagar

budaya

43111 KESEHATAN MASYARAKAT

Sarana Kesehatan yang tersedia di lokasi studi berupa 8 Rumah Sakit 11

Puskesmas 456 Klinik Kesehatan dan 676 Posyandu Adapun sebaran sarana

kesehatan di lokasi studi untuk masing-masing kecamatan yang dilewat

Rencana Jalur KA Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur nampak pada Tabel berikut

ini

Tabel 4 65 Sebaran Sarana Kesehata di Wilayah Studi

KotaKabupaten Kecamatan Rumah Sakit (Unit)

Puskesmas (Unit)

Klinik Kesehatan (Unit)

Posyandu (Unit)

Bogor Cileungsi 6 3 189 197 Klapanunggal - 2 102 110 Jonggol 1 3 8 148 Cariu - 2 67 67 Tanjungsari - 1 90 90

Cianjur Sukaresmi - - - 13 Cikalongkulon - - - 19 Mande - - - 15 Karangtengah 1 - - 12 Sukaluyu - - - 5

Total 8 11 456 676 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

Tenaga kesehatan yang tersedia dilokasi studi 328 dokter umum 585

perawat dan 382 Bidan sebagaimana nampak pada Tabel di bawah ini

Tabel 4 66 Sebaran Tenaga Kesehata di Wilayah Studi

KotaKabupaten Kecamatan Dokter Perawat Bidan Bogor Cileungsi 4 13 16

Klapanunggal 5 12 23 Jonggol 259 483 164 Cariu 5 7 21 Tanjungsari 4 12 14

4-119

KotaKabupaten Kecamatan Dokter Perawat Bidan Cianjur Sukaresmi 3 13 27

Cikalongkulon 3 13 39 Mande 6 16 35 Karangtengah 38 8 20 Sukaluyu 1 8 23

Total 328 585 382 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

Adanya perubahan gaya hidup masyarakat terutama di kawasan perkotaan

seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat saat ini mengakibatkan

meningkatnya prevalensi kasus-kasus penyakit tidak menular

(degenerative) seperti Penyakit Jantung Diabetes Stroke Kanker dan lain-

lain Dengan adanya sarana kesehatan yang tersebar di beberapa lokasi

khususnya Puskesmas dan Klinik Kesehatan diharapkan masyarakat dengan

mudah untuk mendapatkan akses kesehatan sehingga segala penyakit yang

timbul dimasyarakat dapat dicegah dengan tindakan dini untuk pemeriksaan

dan pengobatan kesehatannya

432 KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

Identifikasi komponen lingkungan hidup yang akan terpengaruh oleh

kegiatan rencana pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur terdiri

dari aspek geofisikkimia aspek biologi dan aspek sosial ekonomi aspek

sosial budaya aspek kesehatan masyarakat dan aspek transportasi

4321 GEOFISIK KIMIA

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan rencana

pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur adalah gangguan kestabilan

tanah gangguan aliran permukaan penurunan kualitas udara terjadinya

kebisingan serta timbulnya gangguan getaran tanah Penurunan kualitas

udara lebih disebabkan oleh banyaknya partikel debu dan polusi akibat

kegiatan penyiapan lahan pemadatan pengangkutan material dan pekerjaan

4-120

penyiapan badan jalan rel dan pembuatan terowongan sepanjang plusmn 500

meter

Kebisingan akan mulai teridentifikasi sejak pada tahap konstruksi yaitu

mobilisasi peralatanmaterial pekerjaan penyiapan badan jalan rel dan

kebisingan akan tetap berlanjut pada tahap pasca konstruksi disertai dengan

ganguan getaran akibat operasi KA

4322 BIOLOGI

Dampak kegiatan rencana pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

terhadap komponen Biologi adalah gangguan kerusakan vegetasi dan

gannguan pada fauna akibat pembangunan jalur KA Kegiatan yang

berpotensi menimbulkan dampak gangguan tersebut yaitu kegiatan land

clearing dan pembuatan terowongan pembangunan jembatan dan struktur

badan jalan rel Dampak yang timbul terutama akan terjadi pada masa

konstruksi saja

4323 SOSIAL EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya pembangunan jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur yang terkait dengan bidang sosial ekonomi budaya

adalah sebagai berikut

a Dampak sosial ekonomi dan sosial budaya yang mungkin akan timbul

dengan adanya kegiatan pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

adalah keresahan masyarakat gangguan terhadap tempat usahalahan

pertanian berkurangnya lahan perkebunan dan gangguan mata

pencaharian akibat pembangunan jalur rel yang baru dimana hal ini

terkait dengan pembebasan lahan pada tahap pra konstruksi Dampak

negatif yang lain adalah pada tahap konstruksi akan terjadi gesekan kohesi

sosial akibat adanya mobilitas tenaga kerja dan interaksi sosial antara

pekerja dan masyarakat sekitar yaitu kecemburuan sosial dan pergeseran

nilai budaya Sedangkan dampak positif yang timbul adalah adanya

4-121

kesempatan bekerja di proyek dan tumbuhnya UKM (usaha warung

makan dan warung kebutuhan pokok bagi para pekerja) Dampak yang

sama diperkirakan juga akan terjadi pada masa pasca konstruksi yaitu

mobilitas penduduk yang tinggi akan mempengaruhi interaksi sosial dan

pergeseran nilai-nilai budaya dikarenakan berbaurnya nilai-nilai

masyarakat setempat dengan nilai-nilai baru dari penduduk yang datang

dari luar (antara lain wisatawan)

b Pada saat konstruksi adanya gangguan pemanfaatan ruang jalan akses

akan berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi dan kenyamanan penduduk

di sekitar proyek

c Pada tahap operasi adanya dampak terbukanya kesempatan kerja

gangguan lalu lintas dan rawan kecelakaan meningkatnya mobilitas

penduduk dan persepsi positif masyarakat serta meningkatnya

wisatawan

4324 KESEHATAN MASYARAKAT

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur bidang kesehatan masyarakat adalah

peningkatan gangguan pendengaran infeksi saluran pernafasan bagian atas

(ISPA) dan infeksi saluran pencernaan pada tahap konstruksi Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya kegiatan yang menghasilkan debu adanya

penurunan kualitas sanitasi lingkungan dan adanya penurunan kualitas

udara (karena kemacetan lalu lintas dan kepadatan lalu lintas) di sekitar

proyek

Pada awal kegiatan konstruksi keluhan tersebut akan mulai meningkat

seiring bertambahnya volume pekerjaan Namun perlahan-lahan keluhan

tersebut akan menurun pada akhir tahap akhir konstruksi karena kegiatan

proyek menjelang berakhir Hal lain yang perlu dicermati adalah tingkat

keselamatan pekerja dan dampak kesehatan masyarakat sekitar proyek baik

4-122

pada tahap pra konstruksi konstruksi ataupun pasca konstruksi mengingat

banyaknya tenaga kerja yang terlibat

4325 TRANSPORTASI

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur adalah peningkatan kepadatan lalu lintas jalan

(terutama pada pertemuan antara jalan raya dan jalan rel) meningkatnya

tingkat kemacetan menurunnya kecepatan kendaraan darat Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya kegiatan mobilisasi kendaraan-kendaraan

berat seperti buldozer tandem roller dan dump truck keluar masuk lokasi

proyek

Keadaan-keadaan tersebut akan mulai terasa pada akhir tahap pra

konstruksi dan akan terus berlangsung hingga akhir tahap konstruksi Hal

lain yang patut dicermati adalah kondisi rawan kecelakaan pada tahap pasca

konstruksi Namun demikian dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur akan memberikan dampak positif antara lain

1 Kelancaran arus lalulintas di wilayah studi yang semakin lancar sehingga

mempersingkat waktu perjalanan biaya operasional kendaraan

menurunnya pencemaran udara dan menaikkan jaminan keselamatan

pengguna jalan

2 Mengingat konsumsi BBM dan pencemaran udara angkutan KA lebih

rendah dibandingkan angkutan jalan (truk) maka secara nasional ada

penghematan subsidi BBM dan biaya lingkungan

3 Kenaikan PDRB daerah khususnya pada area kiri dan kanan jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur akibat kondisi aksesbilitas semakin baik dan lancar

yang akan lebih menarik wisatawan dan investor ke Danau Cirata dan obyek

wisata lainnya

4-123

433 PRAKIRAAN DAMPAK LINGKUNGAN

Dalam rencana penyusunan suatu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) mencakup tiga tahap kegiatan yaitu

a Tahap Pra-Konstruksi

b Tahap Konstruksi

c Tahap Pasca Konstruksi

Berdasarkan tiga tahapan rencana kegiatan tersebut akan dilihat pengaruh

timbal balik dengan komponen lingkungan yang potensial menimbulkan

dampak dan dituangkan dalam matriks interaksi antara komponen

lingkungan sebagaimana disajikan pada Tabel di bawah ini

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 67 Matriks Interaksi Tahapan Kegiatan dan Komponen-komponen Lingkungan Pembangunan jalur Kereta api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur

Komponen Lingkungan

Sub Komponen Lingkungan

Indikator

Lingkungan

Tahapan Kegiatan Keterangan Pra

Konstruksi Konstruksi Pasca Konstruksi

1 2 3 4 5 6 7

Kimia-Fisika

Iklim

Iklim Mikro 1 = Penetapan Segmen Jalur Kereta Kualitas Udara ξ 2 = Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp Kebisingan ξ ξ ξ 3 = Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Hidrologi Limpasan Air 4 = Mobilisasi Tenaga Kerja Kualitas Air 5 = Pekerjaan Pembangunan Jalur KA

Tanah dan Lahan

Tata Ruang ξ 6 = Pengoperasian Jalur Kereta Api Getaran 7 = Pemeliharaan Maintenance Erosi

Kualitas Tanah ξ

Biologi

Vegetasi Habitat ξ

Keanekaan Jenis

Fauna Darat dan Air

Habitat

Keberadaan Jenis

Sosesbud dan Kesehatan Masyarakat

Sosial Ekonomi

Lapangan Kerja ξ

Aktivitas Ekonomi ξ ξ ξ

Lalu Lintas ξ ξ ξ

Sosial Budaya

Kependudukan

Pendidikan ξ

Adat Istiadat ξ

Tata Nilai ξ

Kesehatan Masyarakat Lingkungan

SanitasiEstetika Lingkungan

ξ

Vektor Penyakit ξ

Kes Masyarakat ξ

Sumber Hasil Analisis 2020

LAPORAN AKHIR 4-124

4-125

4331 TAHAP PRA KONSTRUKSI

Penentuan segmen-segmen jalan kereta api dan bangunan pelengkap yang

perlu dikembangkan merupakan hal penting pada tahap pra-konstruksi

Dampak Potensial yang diperkirakan akan terjadi pada tahapan ini adalah

konflik penggunaan lahan dan tata ruang yang ada saat ini dan terutama

pada saat jalur KA akan dibangun

4332 TAHAP KONSTRUKSI

1 Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp

Pada beberapa lokasi di site proyek akan dibangun base camp yang akan

berfungsi sebagai kantor proyek penginapan buruh dan gudang material

dan peralatan Adapun dampak-dampak yang akan terjadi dari kegiatan

tersebut adalah

(a) pencemaran tanah karena tetesan olie

(b) menurunnya estetika lingkungan

(c) gangguan pada habitat fauna dan

(d) ketidakserasian interaksi sosial antara pekerja pendatang dengan

penduduk setempat

2 Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Untuk mendukung kelancaran pembangunan jalur jalan kereta api akan

digunakan sedikitnya 6 jenis peralatan berat yaitu Bulldozer Excavator

Vibrator Roller Dump Truck Wheel Loader Crane dll Dampak-dampak

potensial yang diperkirakan akan terjadi meliputi

(a) menurunnya kualitas udara

(b) meningkatnya kebisingan dan

(c) kerusakan pada tanaman

4-126

3 Mobilisasi Tenaga Kerja

Kegiatan mobilisasi tenaga kerja diperkirakan akan menimbulkan

dampak-dampak (a) kesempatan kerja dan (b) kecemburuan sosial

tenaga kerja lokal

4 Pekerjaan pembentukan badan jalan KA

Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka pembuatan

badan jalan (jalur rel KA) adalah

Pembersihan rencana jalur jalan KA yang meliputi clearing dan

grubbing

Pekerjaan tanah yaitu kegiatan penggalian dan pembuangan (cut and

fill)

Pembuatan bangunan perlintasan sebidang (level crossing)

terutama di dekat permukimankawasan perkotaan

Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat pelaksanaan

pekerjaan pembentukan badan jalan KA adalah

(a) gangguan air permukaan

(b) gangguan estetika lingkungan dan

(c) gangguan lalu-lintas kendaraan (di perkotaan)

5 Pembuatan Bangunan Pelengkap

Pekerjaan pembuatan bangunan pelengkap meliputi pembangunan

tubuh jalur kereta jembatan box culvert gorong-gorong dan talang air

Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat pekerjaan ini

adalah

(a) terjadinya genangan airbanjir akibat tubuh jalan juga berfungsi

sebagai bendung terhadap aliran air

(b) gangguan aliran air permukaan dan

(c) penurunan kualitas air permukaan

4-127

6 Pembangunan Track

Pekerjaan pemasangan track diperkirakan akan menimbulkan dampak

gangguan lalu lintas walaupun bersifat lokal

4333 TAHAP OPERASI (PASCA KONTRUKSI)

1 Pengoperasian Kereta Api

Pengoperasian kereta api akan dilaksanakan segera setelah

pembangunannya selesai dilaksanakan Dampak-dampak yang

diperkirakan akan timbul yaitu

(a) meningkatnya kebisingan

(b) pengembangan wilayahaktivitas ekonomi

(c) potensi kecelakaan dan

d) gangguan lalulintas

2 Pemeliharaan Jalan Kereta Api

Kegiatan pemeliharaan yang meliputi pemeliharaan rel kereta api sistem

sinyal kereta diperkirakan akan menimbulkan dampak positif yaitu

kelancaran operasi kereta api

Secara lengkap tahapan kegiatan dan dampak yang akan diperkirakan akan

terjadi serta alternatif penanganannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4 68 Matriks Identifikasi Dampak dan Alternatif Penanganan

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

1 Tahap Pra Konstruksi Penentuan Segmen Jalan dan Stasiun Persepsi yang

positifnegatif Sosialisasi

Konflik penggunaan lahantata ruang

melakukan pembebasan lahan yang transparan

2

Tahap Konstruksi

Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp

Pencemaran tanah

Memilih lokasi base camp yang tidak mengganggu lingkungan dan mengembalikan ke kondisi semula setelah selesai

4-128

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

Menurunnya estetika lingkungan

Gangguan pada habitat fauna

Ketidakserasian interaks sosial

Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Menurunnya kualitas udara

Direncanakan jalur khusus mobilisasi alat berat dan material

Meningkatnya kebisingan

Kerusakan pada vegetasi

Mobilisasi Tenaga Kerja

Kesempatan kerja

Mengikutsertakan tenaga lokal dalam pembangunan

Kecemburuan Sosial tenaga kerja lokal

Pekerjaan pembentukan badan jalan KA

gangguan air permukaan

Memberikan alternative pengarahan aliran air atau lalu lintas yang akan terganggu sebelum dilakukan pekerjaan

gangguan estetika lingkungan

gangguan lalu-lintas kendaraan

Pembuatan Bangunan Pelengkap

Gangguan aliran air sungai

Memberikan pengamanan terhadap aliran sungai sehingga material maupun sampah bangunan tidak dibuang atau jatuh ke daerah aliran sungai

Penurunan kualitas air sungai

Pekerjaan Pembangunan Track

Gangguan lalu lintas

Membuat jadwal kerja yang meminimalis gangguan lalu lintas

Pemasangan rambu - rambu

3 Tahap Operasi Pengoperasian Kereta Api Meningkatnya

kebisingan Pemilihan teknologi sarana

Pengembangan wilayahaktivitas

Pemasangan rambu - rambu dan pintu

4-129

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

ekonomi perlintasan Kerawanan

kecelakaan

Gangguan lalu lintas

PemeliharaanMaintenance

Kelancaran operasi Kereta Api

Pemeliharaan secara rutin dan berkala baik sarana maupun prasarana

Sumber Hasil Analisis 2020

434 REKOMENDASI MITIGASI TERHADAP BENCANA

Menurut UU No 24 Tahun 2007 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 9 dan

PP No 21 Tahun 2008 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 6 Mitigasi

bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana

baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

kemampuan menghadapi ancaman bencana Mitigasi bencana ini dibuat

berdasarkan pada hasil analisis risiko bencana yang meliputi mitigasi

bencana gempa bumi longsor amblesan dan banjir Bentuk mitigasi yang

diusulkan terdiri dari dua yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non

struktural

Mitigasi structural adalah upaya untuk mengurangi kerentanan

(vulnerability) terhadap bencana dengan cara rekayasa teknis bangunan

tahan bencana Sedangkan mitigasi non struktural adalah upaya mengurangi

dampak bencana selain dari upaya tersebut diatas Bisa dalam lingkup upaya

pembuatan kebijakan seperti pembuatan suatu peraturan pendidikan dan

pelatihan sosialisasi dan sebagainya

Karena pada trase rencana pembangunan jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur tidak bisa sepenuhnya menghindari kawasan rawan bencana maka

akan di usulan mitigasi bencana untuk meminimalisir dampak negatif di

Trase Jalur Pembangunan Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Pada tabel di

bawah ini akan dijelaskan usulan mitigasi bencana di Jalur Rencana

4-130

Tabel 4 69 Rekomendasi Mitigasi Bencana

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

1 Longsor (LerengTebing)

Mitigasi Struktural

Membangunan dinding penahan tanah dengan jenis DPT Turap atau blok balok pada daerah risiko longsor tinggi Bronjong pada risiko sedang

mencegah terjadinya longsor

Mengatur vegetasi penutup lereng yang berakar tunjang dengan perakarannya menyebar seperti jati mahoni dan sebagainya pada daerah risiko tinggi dan sedang

mencegah terjadinya longsor

Pengalihan drainase pada lereng terjal

mengurangi resapan air ke badan longsoran

Menambah lebar ROW pada jalur risiko longsor tinggi

tidak mencegah atau mengurangi longsor tetapi memberikan kesempatan untuk melakukan tanggap darurat lebih baik pada saat longsor terjadi

Mengarahkan material longsoran dan meminimalkan jatuhantutupan material longsoran pada jalur KA

Longsor (Lembah)

Mitigasi Struktural

Membangunan dinding penahan tanah dengan jenis DPT Turap atau blok balok atau tiang pancang pada daerah risiko longsor tinggi Bronjong pada risiko sedang

mencegah terjadinya longsor

Pengaturan pola dan sistem drainase

mengurangi resapan air ke badan longsoran

Menambah lebar ROW pada jalur risiko longsor tinggi

menggeer dan menjauhkan bidang longsoran dari jalur KA

Mitigasi Non

Struktural

Menyusun SOP Penanggulangan bencana

mengurangi korban bencana

4-131

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

Longsor pada jalur KA Penyediaan Dana On

Call Dana Siap Pakai Cadangan Dana operasional yang selalu tersedia dan siap digunakan setiap saat mulai tanggap darurat sampai berakhir tanggap darurat

Melatih personilsatuan tugas tanggap darurat dalam melakukan penanggulangan bencana longsor

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana longsor pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Meningkatkan alat pemantauanpemasangan early warning system longsor

Deteksi dini kemungkinan terjadi longsoran

Membuat rencana lokasi pembuangan debris (reruntuhan) pada lokasi risiko tinggi

debris bisa dipindahkan ke lokasi yang baik dan tidak menimbulkan masalah

membangun posko pada lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

2 Amblesan Mitigasi Struktural

Membuat drainase untuk mengurangi genangan sekitar jalur KA

mengurangi meresapnya air

ke badan jalur KA yang dapat menyebabkan amblasan

Membuat dinding penahan tanah pada pondasi jalur KA untuk mencegah meresapnya air dari rawa atau genangan air

mencegah meresapnya air dari genangan atau rawa

Non Menyusun SOP mengurangi

4-132

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

Struktural Penanggulangan bencana amblesan pada jalur KA

korban bencana

Melatih personil tanggap

darurat dalam melakukan penanggulangan bencana amblesan

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana amblesan pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna

rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Meningkatkan alat pemantauan

Deteksi dini kemungkinan terjadi amblesan

membangun posko pada lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

3 Banjir Mitigasi Struktural

Membuat bangunan pengendali banjir rumah pompa pada lokasi risiko tinggi

membuat jaringan drainase pada lokasi risiko sedang - tinggi

Non Struktural

Menyusun SOP Penanggulangan bencana amblesan pada jalur KA

mengurangi korban bencana

Melatih personil tanggap darurat dalam melakukan penanggulangan bencana banjir

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana banjir pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Meningkatkan alat pemantauan dan sistem

Deteksi dini kemungkinan terjadi

4-133

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

peringatan dini banjir membangun posko pada

lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Sumber Analisis Konsultan 2020

435 REKOMENDASI HASIL KAJIAN AWAL LINGKUNGAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2012

tentang Jenis Rencana Usaha danatau kegiatan yang wajib memiliki Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) tercantum bahwa untuk

Ȁǡηʹͷ

Km maka wajib dilengkapi dengan studi AMDAL Dengan demikian karena

rencana pembangunan baru ke tiga jalur Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

ηʹͷ

AMDAL Oleh sebab itu perlu ditindaklanjuti dengan dilakukannya Studi

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada tahun anggaran yang

akan datang sebelum dilaksanakannya kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa perlu melakukan koordinasi dengan PTPN VII Kebun Gedeh

terkait koridor yang juga melewati kawasan perkebunan sawit dan

perkebunan lain di lokasi studi Serta beberapa pengembang perumahan dari

mulai Kabupaten Bogor dan kabupaten Cianjur yang terlintasi oleh rencana

pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

4-134

44 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK

441 ESTIMASI BIAYA

4411 KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN JALUR KERETA API

Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur sepanjang 790 Km disusun berdasarkan rencana trase jalur kereta

api tersebut sebagaimana diulas pada bab terdahulu

Secara umum Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Trase Jalur Kereta Api

dibagi menjadi beberapa komponen yang meliputi

1 Biaya Pengadaan Lahan yang meliputi biaya pembebasan (ganti untung)

lahan dan biaya obyek bangunan atau tanaman diatas lahan yang ada

2 Biaya Konstruksi Pembangunan Prasarana Kereta Api yang meliputi biaya

konstruksi jalur rel biaya pembangunan stasiun dan biaya fasilitas operasi

termasuk persinyalan biaya pembangunan Depo dan Balai Yasa serta

biaya bangunan pelengkap lainnya

3 Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api yang meliputi biaya pengadaan

lokomotif kereta api gerbong penumpang dan peralatan khusus termasuk

assesories penunjangnya

4 Biaya Manajemen dan Contigency yang meliputi biaya

persiapanpengelolaan proyek biaya kajian lingkungan biaya

perencanaan dan pengawasan pekerjaan konstruksi dan biaya tak terduga

(Contigency) seperti biaya eskalasi harga dan konstruksi contigency yang

belum dapat diperkirakan sebelumnya

Dalam studi ini proses perhitungan rencana anggaran biaya tidak dilakukan

secara terperincidetail namun hanya berdasarkan simplified desain (desain

dasar) yang ada Untuk perkiraan harga satuan kegiatan sesuai dengan data

sekunder dari proyek proyek sejenis yang sedang berjalan atau berdasarkan

4-135

harga pasar pada saat ini sedangkan untuk volume pekerjaan konstruksi

dihitung berdasarkan rencana tipikal gambar yang ada atau asumsi data pada

pekerjaan yang sudah berjalan sesuai gambar standar dari PT KAI

4412 KOMPONEN BIAYA DAN MANFAAT KELAYAKAN PROYEK

Kelayakan ekonomis didefenisikan sebagai kelayakan bagi semua pihak yang

memanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung dari suatu

pembangunan atau pengembangan suatu sistem transportasi Dalam

kaitannya dengan analisis ekonomi manfaat yang diperoleh semestinya lebih

besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu

perhitungan manfaat merupakan faktor yang sangat penting dalam

memutuskan apakah suatu rencana pembangunan atau pengembangan

dalam hal ini jalan rel disebut layak untuk dilaksanakan atau tidak

Perhitungan manfaat jalan rel juga dinilai lebih peka dibandingkan dengan

perhitungan biaya yang merupakan aspek sipil (konstruksi) Estimasi

komponen manfaat diperoleh dari pengurangan biaya transportasi dengan

adanya pengoperasian KA di wilayah studi Adapun penghematan biaya

transportasi barang sesuai dengan asumsi skenario permintaan perjalanan

dan pembangunan jalan KA

Komponen manfaat dalam studi ini terdiri dari manfaat bagi pengguna jalan

(dalam bentuk saving BOK dan VoT) Manfaat yang dapat dikuantifikasikan

besarnya karena manfaat ini dapat dihitung secara kuantitatif maka dapat

dijadikan masukan bagi perhitungan kelayakan ekonomi diantaranya

meliputi

hearts Peningkatan kinerja jaringan transportasi darat pada rute eksisting

setelah jalan rel dikembangkan Dengan dikembangkannya pelayanan

moda jalan rel maka diharapkan akan terjadi perbaikan terhadap

supply jaringan Sehingga pengguna jalan juga akan merasakan

peningkatan kinerja lalu lintas (misalnya penurunan waktu tempuh)

4-136

hearts Berubahnya pola angkutan penumpang yang semula diangkut

melalui moda angkutan jalan akan berubah dengan sebagian

menggunakan jalan rel Manfaat yang diperoleh berupa intermodal

externality berupa pengurangan biaya operasi kendaraan dan waktu

perjalanan pengguna jalan bahkan penghematan biaya pemeliharaan

jalan

hearts Menurunnya tingkat polusi baik itu polusi udara maupun polusi suara

Sedangkan proses analisis kelayakan finansial pada studi ini dilakukan

dengan menggunakan keuntungan dari tarif KA sebagai nilai manfaat

terhadap pengoperasian jalan KA yang direncanakan dengan

membandingkan antara jumlah biaya (cost) terhadap

pendapatanpengembalian (revenue) yang ditimbulkan sepanjang masa

perencanaan (time horizon)

Salah satu faktor penting untuk mendapatkan investasi yang menguntungkan

dari pembangunan jalur KA ini adalah tarif Pendapatan didapatkan

berdasarkan tarif kereta penumpang

Tabel 4 70 Komponen Biaya dan Manfaat Kelayakan Ekonomi dan Finansial

Analisis Kelayakan

Komponen Biaya (Investasi) Manfaat

Kelayakan Ekonomi

- Biaya Detail Teknis (DED) + AMDAL + Supervisi

- Biaya prasarana jalan KA - Biaya pemeliharaan prasarana - Biaya pengadaan sarana - Biaya operasional dan

pemeliharaan sarana - Biaya pengadaan lahan - Biaya manajemen dan

contigency

- Penghematan BOK - Penghematan Waktu - Penghematan Polusi

Udara

4-137

Analisis Kelayakan

Komponen Biaya (Investasi) Manfaat

Kelayakan Finansial

- Biaya Detail Teknis (DED) + AMDAL+ Supervisi

- Biaya prasarana jalan KA - Biaya pemeliharaan

prasarana - Biaya pengadaan sarana - Biaya operasional dan

pemeliharaan sarana - Biaya pengadaan lahan - Biaya manajemen dan

contigency

- Pendapatan dari tiket penumpang

- Pendapatan dari tiket pengangkutan barang

- Pendapatan dari perdagangan dalam stasiun

4413 BIAYA PENGADAAN LAHAN

Pedoman yang digunakan dalam pengadaanpembebasan tanah adalah

Undang Ȃ Undang No 2 Tahun 2012 dan Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan

untuk Kepentingan Umum dan perubahannya Konsep mendasar dalam

penilaian tanah dan properti adalah pengertian mengenai harga biaya pasar

dan nilai Penilai harus memahami betul pengertian tersebut karena

implementasi antara harga biaya pasar dan nilai biasanya tercantum dalam

setiap laporan penilaian

Dalam melakukan penilaian tanah digunakan Metode Perbandingan Data

Pasar (Sales Comparison Method) Pendekatan Perbandingan Data Pasar

adalah suatu metode untuk memperoleh nilai dengan analisis dan

perbandingan atas properti sejenis yang dinilai dimana data diperoleh dari

orang-orang atau pejabat yang berwenang serta pemilikan properti lainnya

yang mengetahui benar nilai-nilai properti berdasarkan penawaran-

penawaran penjualan atau transaksi yang terjadi di daerah tersebut atas

properti yang kira-kira sebanding Lain dari pada itu diperhatikan faktor-

4-138

faktor seperti lokasi bentuk ukuran mudah atau tidaknya dicapai

(accessibility) dan unsur waktu Data ini kemudian dianalisis dan terhadap

perbedaan antara properti yang dinilai dengan properti yang sebanding

diadakan penyesuaian

Dengan mempertimbangkan seluruh informasi yang relevan Estimasi Nilai

Penggantian Wajar untuk Ganti Rugi yang akan digunakan sebagai dasar

perencanaan besaran biaya pembebasan lahan dalam rencana pembangunan

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur ini secara garis besar sebagai

berikut

a Daerah Pemukiman harga rata-rata Rp 940000-M2

b Lahan Pertanian harga rata-rata Rp 65000-M2

c Hutan Produktif harga rata-rata Rp240000-M2

d Lahan Kering harga rata-rata Rp270000-M2

f Lahan Industri harga rata-rata Rp750000-M2

Untuk memenuhi standar geometrik dan lebar trase jalur kereta api dengan 2

(dua) lajur (double track) Sedangkan untuk prasarana lokasi Stasiun Depo

dan Balai Yasa serta fasilitas umum lainnya guna memenuhi standar minimal

bangunan tersebut maka diperlukan beberapa tambahan

pengadaanpembebasan tanah pada lokasi yang direncanakan

Dengan berpedoman pada ketentuan tersebut di atas maka perkiraan

kebutuhan anggaran biaya pengadaanpembebasan tanah untuk rencana

pembangunan jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur ini sebagaimana

diuraikan dalam Tabel 471 di bawah

4-139

Tabel 4 71 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Tanah

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 23724 2372442 265000 628697 Hutan Produksi 12979 1297926 540000 700880 Lahan Kering 18839 1883904 570000 1073825 Lahan Industri 435 43500 1050000 45675 Lahan Pemukiman 6453 645334 1240000 800214

Total 62431 6243106 3249291 Sumber Hasil Analisis

4414 BIAYA PEMBANGUNAN PRASARANA KERETA API

Harga satuan jenis pekerjaan konstruksi pembangunan jalur kereta api pada

umumnya dihitung berdasarkan metode kerja yang direncanakan dengan

asumsi jenis pekerjaan dilaksanakan oleh kelompok kerja yang dilengkapi

dengan perlengkapan atau peralatan yang diperlukan dan bahan yang diolah

berdasar kualitas yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknik yang

ditentukan Namun dalam perhitungan biaya konstruksi ini besarnya harga

satuan pekerjaan tidak dihitung secara rinci sesuai analisis harga satuan

tetapi dihitung berdasarkan perkiraan harga satuan pekerjaan saat ini dan

berdasarkan referensi pada jenis pekerjaan yang sedang berjalan

Sedangkan perhitungan kuantitas tidak dihitung secara rinci berdasarkan

gambar detail tetapi sesuai tipikal desain yang direncanakan atau gambar

standar yang telah ada

Secara garis besar perhitungan pekerjaan konstruksi dibagi menjadi 8

(delapan) bagian pekerjaan utama yang terdiri dari

1 Persiapan yang meliputi pekerjaan pengukuran pembuatan kantor

lapangan pembersihan lapangan mobilisasidemobilisasi dan

dokumentasi

4-140

2 Pekerjaan Jalan Rel meliputi pekerjaan bangunan atas jalan raya di sepur

raya dan emplasemen dan pekerjaan bangunan bawah

3 Pekerjaan Drainase meliputi pekerjaan saluranselokan pada sisi kiri dan

kanan jalan rel gorong-gorong dan box culvert (bangunan hikmat)

4 Pekerjaan Jembatan (Bangunan Hikmat) yaitu bangunan jembatan yang

melintasi daerah aliran sungai atau waduk

5 Pekerjaan Bangunan StasiunEmplasemen Depo dan Balai Yasa termasuk

fasilitas umum untuk penumpang dan angkutan barang

6 Pekerjaan Struktur bangunan terowongan diperlukan pada trase yang

melintasi bukit untuk memenuhi alinyemen vertikal trase jalur kereta api

termasuk fasilitas drainase

7 Pekerjaan Struktur Perlintasan Tak Sebidang seperti struktur bangunan

underpass atau struktur bangunan overpass untuk trase jalur kereta api

yang melintasi jalan nasional jalan propinsi jalan kabupaten dan jalan

lokal

8 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan yaitu peralatan sinyal dan

perambuan jalur kereta api termasuk peralatan telekomunikasi

Perincian besarnya biaya konstruksi pembangunan jalur kereta api tersebut

di atas sebagaimana dapat dilihat dalam lampiran laporan ini sedangkan

Perkiraan Rekapitulasi Biaya PrasaranaKonstruksi sebagaimana dalam

Tabel 472 dibawah ini

Tabel 4 72 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Prasarana Kereta Api

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta)

Persiapan 0025 2373 Pekerjaan Jalan Rel 37381 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0619 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 3326 2745920

4-141

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta) Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41925 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 16047 164751 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0678 105000

Jumlah 100 11321046 Ppn 10 1132105

Total Keseluruhan 12453151 Sumber Hasil Analisis

4415 BIAYA SARANA KERETA API

Berdasarkan uraian dalam bab di atas rencana pembangunan jalur kereta api

Cileungsi-Jonggol-Cianjur akan digunakan jenis angkutan kereta api

penumpang dan barang dengan kebutuhan Sarana Kereta Api dengan satu

rangkaian (1 Trainset) menggunakan 10 kereta Berdasarkan perhitungan

kebutuhan sarana di atas maka perlu diperhitungkan jalur untuk stabling

rangkaian (train sets) berdasarkan perhitungan di atas pada awal operasi

diperlukan 1 train set

Berdasarkan perkiraan kebutuhan sarana kereta api dengan konfigurasi

seperti tipe diatas maka perkiraan rencana anggaran biaya untuk pengadaan

sarana KRD trainset sesuai perhitungan pola operasi kereta api tersebut

sebagaimana diuraikan dalam Tabel 473 di bawah

Tabel 4 73 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api

Uraian Jumlah (Unit)

Harga (RpJuta)

Total Harga (RpJuta)

Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 1 45000 45000 Lokomotif Barang Tipe CC 206 2 47500 95000 Kereta Penumpang 10 16000 160000 Kereta Barang 20 5600 112000

Total 412000 Sumber Hasil Analisis

4-142

4416 BIAYA MANAJEMEN DAN KONTIGENSI

Yang termasuk biaya manajemen dan contingency antara lain

1 Biaya persiapan dan pengelolaan proyek termasuk biaya perijinan dan

biaya kajian lingkungan

2 Biaya perencanaan dan pengawasan konstruksi

3 Biaya contingency (tak terduga) yang meliputi price contingency (eskalasi

harga) dan construction contingency (biaya tak terduga yang belum

dimasukkan dalam perencanaan) misalnya kondisi tanah dasar bekas

sawahrawa

Perkiraan besarnya biaya manajemen dan contingency tidak dihitung secara

rinci namun pada umumnya dihitung berdasarkan prosentase dari biaya

konstruksi jalur kereta api

Dengan memperhitungkan periodemasa pekerjaan konstruksi

pembangunan jalur kereta api selama 3 (tiga) tahun maka perkiraan

prosentase biaya manajemen dan contingency dalam pekerjaan ini sebesar

10 dari biaya konstruksi dengan perincian prosentase biaya sebagai

berikut

a Biaya Persiapan dan Pengelolaan proyek sebesar 050 dari biaya

konstruksi

b Biaya Perencanaan dan pengawasan sebesar 150 dari biaya konstruksi

c Biaya Price Contigency sebesar 300 dari biaya konstruksi

d Biaya Construction Contigency sebesar 500 dari biaya konstruksi

Sehingga besarnya perkiraan rencana anggaran biaya manajemen dan

contingency seperti dalam Tabel 474 di bawah ini

4-143

Tabel 4 74 Perkiraan Anggaran Biaya Manajemen dan Contigency

Uraian Jumlah Biaya (Rp Juta)

Persiapan dan Manajemen Proyek 62266 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 186797 Price Contigency 373595 Contruction Contigency 622658

Total 1245315 Sumber Hasil Analisis

4417 BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SARANA KERETA

Perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan kereta api disesuaikan dengan

metoda perhitungan yang digunakan untuk menghitung biaya pokok

produksi Kementerian Perhubungan untuk evaluasi tarif angkutan Kereta

Api Penumpang dan Barang Item-item yang diperhitungkan secara umum

adalah sebagai berikut

hearts Bahan bakar minyak (BBM)

hearts Pelumas

hearts Biaya awak masinis asisten masinis PLKA kondektur

hearts Perawatan dan depresiasi

hearts Biaya umum

hearts Biaya manajemen

Berdasarkan perhitungan komponen-komponen tersebut diketahui

kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan sebesar Rp 4090420lintas (1

arah perjalanan) untuk alternatif 1 kemudian Rp 5031700lintas untuk

alternatif 2 dan Rp 5292990lintas untuk alternatif 3 Biaya perawatan

prasarana sebesar Rp 2244125253tahun

4-144

Tabel 4 75 Biaya Perawatan Prasarana Kereta Api

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391 Sumber Hasil Analisis

442 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL

4421 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

Analisis terhadap biaya dan manfaat di atas menghasilkan estimasi indikator

kelayakan ekonomi (NPV BCR dan IRR) sebagai berikut

4-145

Tabel 4 76 Indikator Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Ekonomi Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta)

33214494

2752912

(6630190)

Benefit Cost Ratio - BCR 509 211 103

Economic Internal Rate of Return - EIRR ()

6 1 -3

Sumber Hasil Analisis

Dari hasil analisis diatas bahwa ketiga alternatif pada kajian ini tidak layak

maka dari itu diperhitungkan dengan diasumsikan bahwa pembangunan

prasarana dibiayai seluruhnya oleh pihak swasta Lalu dilihat apakah secara

operasional layak atau tidak Berikut merupakan hasil pada masing-masing

trase

4422 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Analisis Keuangan merupakan perbandingan antara pendapatan dan beban

proyek (biaya investasi pemeliharaan dan operasi) dan menghitung rasio

kelayakan yang terkait dengan menggunakan data-data biaya dan

penerimaan yang terfokus kepada asesmen proyek dari sudut pandang

investasi Selain itu analisis ini merupakan uraian tentang analisis kuantitatif

atas kelayakan proyek dari pembangunan jalur Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Hasil analisis ini juga akan menunjukkan apakah proyek membutuhkan

dukungan keuangan danatau jaminan dari Pemerintah atau tidak

Untuk memperkirakan kinerja keuangan proyek maka diperlukan sejumlah

data masukandiantaranya data sosio-ekonomi makro biaya dan pendapatan

proyek serta faktor lainlain yang relevan

Pada kegiatan ini akan dilakukan analisis terhadap 3 alternatif KA yang

direncanakan dalam studi ini Adapun ulasan ketiga alternatif telah

disampaikan secara rinci pada bab-bab terdahulu

4-146

A Asumsi Ekonomi Makro

Terdapat beberapa asumsi yang berhubungan dengan faktor-faktor Ekonomi

Makro diantaranya sebagai berikut

1 Asumsi Tingkat Inflasi

Proyek ini menggunakan asumsi tingkat inflasi 4 berdasarkan data

Biro Pusat Statistik (BPS) tentang data inflasi year on year basis

menunjukan angka 400 (BPS 2020) Maka pada proyek ini untuk

memastikan inflasi tetap rendah dan stabil angka inflasi berada dalam

kisaran sebesar 314 plusmn1

2 Asumsi Tingkat Suku Bunga

Berdasarkan data dari Bank Indonesia tentang rata-rata tertimbanng

suku bunga kredit perbankan (Juli2020) sebesar 1200 Maka pada

proyek ini digunakan angka suku bunga kredit sebesar 12

3 Asumsi Nilai Tukar

Asumsi nilai tukar mata uang yang digunakan pada Analisis kali ini

berdasarkan data dari Bank Indonesia 2020 sebesar 1 USD = IDR 14000

B Perhitungan Biaya Proyek

Dalam melakukan Perhitungan Biaya Proyek terdapat Beberapa Key

Indicator Finance (indikator-indikator kunci) dalam Financial Analysis

(Analisis Finansial) diantaranya sebagai berikut

i ModalCapital Expenditure (CAPEX)

CAPEX secara khusus dikaitkan dengan pengadaan jasa layanan baru dimana

komponen CAPEX disini meliputi biaya pembangunan prasarana biaya

pengadaan sarana dan biaya manajemen dan contingency yang secara rinci

disajikan pada Tabel 477 di bawah ini Selain itu diperhitungkan pula beban

bunga utang selama masa konstruksi Adapun pada perhitungan ini biaya

pengadaan lahan tidak diperhitungkan dengan asumsi sudah disediakan oleh

pemerintah daerah

4-147

Tabel 4 77 Biaya CAPEX Trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Uraian Pekerjaan Persentase Total Harga (Rp Juta)

Persiapan 0025 2373 Pekerjaan Jalan Rel 37381 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0619 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 3326 2745920 Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41925 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 16047 164751 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0678 105000

Jumlah 100 11321046 Ppn 10 1132105

Total Keseluruhan 12453151

B Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api Persentase Total Harga (Rp Juta) Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 4841 45000

Lokomotif Barang Tipe CC 206 35772 47500 Kereta Penumpang 17214 160000

Kereta Barang Tertutup 42173 392000 Total 929500

C Biaya Manajemen dan Contigency Total Harga (Rp) Persiapan dan Manajemen Proyek 62266 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 186797 Price Contigency 373595 Contruction Contigency 622658

Total 1245315 Sumber Hasil Analisis

ii Biaya Operasional dan PemeliharaanOperating Expense (OPEX)

Biaya ini mencakup biaya-biaya operasi dan pemeliharaan selama siklus

proyek agar aset-aset di lingkup proyek t etap dalam kondisi yang terjaga dan

tetap dalam kondisi yang cukup memadai untuk dapat memberikan output

yang diinginkan Biaya ini mencakup biaya-biaya operasional sarana dan

prasarana perlengkapan dan peralatan manajemen langsung dan asuransi

Pada analisis ini biaya OampM tahunan di-index-kan dengan estimasi kenaikan

per tahun yang disebabkan inflasi yang diasumsikan sebesar 5 per tahun

4-148

Estimasi biaya operasional dan pemeliharaan sarana kereta api per tahun

untuk jalur Cileungsi-Jonggol-Cianjur sebesar Rp 119391 juta per

Kmlintasan Tabel 478 di bawah ini menunjukkan estimasi biaya OPEX per

tahun pada kedua jalur tersebut

Tabel 4 78 Biaya OPEX Trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391 Sumber Hasil Analisis

C Perhitungan Pendapatan

Komponen penerimaan dan estimasi aliran penerimaan pada proyek ini

berasal dari ongkos angkut yang mencakup ongkos angkut barang Rp

800TonKm dan tiket penumpang sebesar Rp 300penumpangKm

Adapun data jumlah angkutan barang dan jumlah penumpang telah dibahas

4-149

pada bab terdahulu sehingga dapat diperhitungan nilai pendapatan pada

ketiga alternatif sebagaimana tersaji pada Tabel 479 berikut ini

Tabel 4 79 Perkiraan Potensi Pendapatan Trase Alternatif

Tahun Pendapatan

Barang (RpJuta) Pendapatan

Penumpang (RpJuta) Pendapatan

Perdagangan (RpJuta) 2024 118880 153378 2777 2025 136712 168716 2930 2026 157219 185587 3091 2027 180802 204146 3261 2028 207922 224561 3441 2029 239111 247017 3630 2030 274977 271718 3829 2031 318973 298890 4040 2032 370009 328779 4262 2033 444011 361657 4497 2034 532813 397823 4744 2035 639376 437605 5005 2036 767251 481366 5280 2037 920701 529502 5571 2038 1104842 582452 5877 2039 1325810 640698 6200 2040 1590972 704767 6541 2041 1909166 775244 6901 2042 2291000 852769 7281 2043 2749200 938045 7681 2044 3299040 1031850 8104 2045 3958848 1135035 8549 2046 4750617 1248539 9019 2047 5700740 1373392 9516 2048 6840889 1510732 10039 2049 8209066 1661805 10591 2050 9850879 1827985 11173 2051 11821055 2010784 2365 2052 14185266 2211862 2495 2053 17022320 2433048 2633

Sumber Hasil Analisis

4-150

D Analisis Rasio

Komposisi modal pada proyek ini disusun sebagaimana pada umumnya

proyek infrastruktur di Indonesia yaitu 3070 yaitu modal sendiri

dibanding pinjaman

Tabel 4 80 Komposisi Modal Nama Jalur Biaya (Rp Juta)

1 CAPEX 12453151

2 Modal Sendiri (30) 3735945

3 Pinjaman KMKKI (70) 8717205

Sumber Hasil Analisis

E Pendanaan (Funding)

Dari skema pembiayaan di atas maka jadwal pembayaran hutang

diperhitungkan dengan dengan asumsi bunga bank 12 dan pembayaran

hutang dihitung flat dengan jangka waktu pinjaman 30 tahun termasuk masa

konstruksi

F Indikator Kelayakan Finansial

Pada tabel di bawah ini disampaikan resume perhitungan indikator

kelayakan finansial jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Nilai FIRR

tidak terhitung nilainya karena tingkat pengembalian yang sangat tinggi saat

NPV=0

Tabel 4 81 Indikator Kelayakan Finansial Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Finansial Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta)

(1266045)

(10410338)

(12774850

Benefit Cost Ratio - BCR 0933 0381 0183

Financial Internal Rate of Return - FIRR ()

0 -5 -9

4-151

G Dukungan Pemerintah

Dari perhitungan Key Indicators Finance di atas maka proyek ini dinyatakan

tidak layak secara keuangan (Financially Unviable) maka proyek

infrastruktur ini tidak menarik bagi sektor swasta untuk berinvestasi di

dalamnya walaupun layak secara ekonomi (economically feasible) namun

pendapatan dari proyek (tarif layanan) tidak cukup dan hal ini tidak

mencapai tingkat keuntungan yang diharapkan (Rate of Return) oleh pihak

swasta Maka diperlukan dukungan pemerintah agar proyek menjadi layak

secara keuangan Dukungan seperti dimaksud hanya dapat dijustifikasi

apabila manfaat ekonominya lebih besar dari biaya

Kontribusi pemerintah untuk menutup kekurangan pendanaanfunding gap

dilakukan melalui pendanaan Viability Gap Fund (VGF) atau subsidi harga

Dalam bagian ini akan dipaparkan Analisis VGF untuk proyek ini agar dapat

menjadi layak secara keuangan

Ketidaklayakan proyek secara finansial ini pada umumnya bersumber dari

beban investasi (biaya pembangunankonstruksi) yang mahal karena

teknologi yang digunakan yang tidak dapat dikembalikan sepenuhnya oleh

tarif layanan infrastruktur yang dibatasi dengan kemampuan membayar

masyarakat Dalam rangka mengatasi permasalahan ketidaklayakan proyek

infrastruktur secara finansial ini pemerintah dapat memberikan dukungan

tunai kepada proyek infrastruktur KPS sebagaimana diatur dalam beberapa

aturan pemerintah yang dapat dibaca pada analisis di bawah ini

4-152

Tabel 4 82 Analisis Dana Dukungan Kelayakan dari Pemerintah (Viability Gap Fund Ȃ VGF)

Uraian Analisis Regulasi Pemerintah tentang 1 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2005 KPBU 2 Perpres Nomor 13 Tahun 2010

3 Perpres Nomor 56 Tahun 2011 4 Perpres Nomor 66 Tahun 2013

Regulasi Pemerintah tentang VGF

PMK Nomor 223PMK0112012 tentang Pemberian Dukungan Kelayakan atas Sebagian Biaya Konstruksi Pada Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur PMK Nomor 223 Tahun 2012 ini merupakan aturan pelaksanaan dari Pasal 17A Perpres Nomor 56 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 67 Tahun 2005 yang memberikan ruang bagi pemerintah untuk dapat memberikan dukungan dalam bentuk kontribusi fiskal yang bersifat finansial terhadap proyek kerjasama (KPS)

Syarat Proyek untuk mendapatkan Dukungan Kelayakan (Viabiility Gap

Kementerian Keuangan Republik Indonesia menetapkan kriteria dan prosedur untuk mendapatkan VGF Kriteria proyek yang dapat mengajukan dukungan dana VGF antara lain sebagai berikut

Fund ndashVGF) a Proyek yang telah memenuhi kelayakan ekonomi tetapi belum memenuhi kelayakan finansial

b Menerapkan prinsip pengguna membayar (tarifuser charge) c Biaya investasi paling kurang senilai Rp10000000000000 (seratus miliar rupiah) d Badan Usaha Swasta Pemenang Lelang yang ditetapkan oleh Pemerintah cq PJPK

(Penanggungjawab Proyek Kerjasama) melalui proses lelang yang terbuka dan

4-153

kompetitif sesuai dengan peraturan tentang Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

e Perjanjian KPS mengatur skema pengalihan aset danatau pengelolaannya dari Badan Usaha

f Penandatangan Perjanjian Kerja Sama kepada Pemerintah cq PJPK pada akhir periode kerja sama

g Hasil Prastudi Kelayakan pada Proyek KPS tersebut harus 1 Mencantumkan pembagian risiko yang optimal antara PemerintahPJPK dan

Badan Usaha Penandatangan Perjanjian Kerja SamaBadan Usaha Pemenang Lelang

2 Menyimpulkan bahwa Proyek KPS tersebut layak secara ekonomi yang juga meliputi aspek teknis hukum lingkungan dan sosial dan

3 Menunjukkan bahwa Proyek Kerja Sama tersebut menjadi layak secara finansial dengan diberikannya dukungan kelayakan VGF

Dana Dukung Bantuan Dana dukung yang didapatkan secara optimal bisa mencapai 49 dari CAPEX

4-154

443 KAJIAN RISIKO

4431 IDENTIFIKASI RISIKO

Identifikasi risiko merupakan suatu proses untuk menentukan risiko yang

mungkin terjadi pada proyek infrastruktur khususnya terkait Kajian Survei

Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

yang mengenal karakteristiknya dampak yang mungkin dihasilkan durasi

dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengantisipasinya Tujuan

dari dilakukannya identifikasi risiko adalah hanya mengidentifikasi segala

risiko yang mungkin terjadi dan bukan untuk mengeliminasi risiko maupun

menciptakan solusi untuk mencegahnya Identifikasi risiko yang merujuk

pada PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII) secara garis besar terdapat

11 (sebelas) identifikasi faktor risiko pada pekerjaan prasarana dan sarana

perkeretaapian yang terdiri dari

hearts Risiko Politik

hearts Risiko Desain Konstruksi dan Uji Operasi

hearts Risiko Sponsor

hearts Risiko Finansial

hearts Risiko Operasi

hearts Risiko Pendapatan

hearts Risiko Konekvitas Jaringan

hearts Risiko Interface

hearts Risiko Politik

hearts Risiko Force Majeure dan

hearts Risiko Kepemilikan Aset

Berdasarkan identifikasi risiko proyek diatas dilakukan dengan

mempertimbangkan lingkup proyek model bisnis proyek sumber

pendanaan dan aspek eksternal proyek Kajian Survei Investigasi Dasar (SID)

Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur Proses identifikasi risiko

4-155

dapat berdasarkan beberapa aspek seperti data historis observasi

benchmark dan expert judgement Adapun 11 (sebelas) uraian Faktor Risiko

pekerjaan prasarana dan sarana perkeretaapian seperti pada tabel 483

dibawah yang digunakan sebagai rujukan dalam mengidentifikasi risiko

untuk pembangunan prasara perkeretaapian dengan skema KPBU

Tabel 4 83 Identifikasi Risiko Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Faktor Risiko Identifikasi Sub Faktor Risiko

Risiko Lokasi Kesulitan pada lokasi yang tat terduga Keterbatasan ruang kerja working space konstruksi Risiko Status Tanah Kontaminasipolusi ke lingkungan lokasi Terhalangnya akses transportasi masyarakat Terganggunya kenyamanan masyarakat yang berada di sekitar area proyek

Risiko Konstruksi Operasi

Desain dan Uji

Ketidakjelasan spesifikasi output Gagal menjaga keamanan dan keselamatan dalam lokasi Kenaikan biaya konstruksi Kinerja kontraktor subkontraktor yang buruk Default kontraktorsub-kontraktor Kesalahan desain Terlambatnya penyelesaian konstruksi Risiko uji operasi (testing amp comissioning)

Risiko Sponsor Default Badan Usaha Default sponsor proyek Default lender proyek

Risiko Finansial Kegagalan mencapai financial close Risiko nilai tukar mata uang Risiko tingkat inflasi dan suku bunga Risiko asuransi Risiko kemampuan fiskal

Risiko Operasi Ketersediaan fasilitas Buruk atau tidak tersedianya layanan Aksi industri Risiko sosial dan budaya lokal Kegagalan manajemen proyek Kegagalan kontrol dan monitoring proyek Kenaikan biaya operasional dan pemeliharaan Kesalahan estimasi biaya life cycle Ketidakhandalan teknologi pelayanan perkeretaapian

dan sistem informasi

Kecelakaan lalu lintas atau isu keselamatan Penyelenggara Prasarana tidak siap dalam skema multi

4-156

Faktor Risiko Identifikasi Sub Faktor Risiko operator

Risiko Pendapatan Risiko pada masa awal operasi (ramp up period) Perubahan proyeksi volume permintaan Kesalahan estimasi dari model sebelumnya Kegagalan pembayaran pengguna prasarana Kesalahan perhitungan estimasi penggunaan prasarana

Risiko Konektivitas Jaringan

Risiko konektivitas dengan jaringan jalur KA eksisting Risiko pengelolaan jaringan jalur rel Risiko fasilitas pesaingcompetitor

Risiko Interface Risiko ketimpangan waktu dan kualitas pekerjaan Risiko perbedaan standarmetode layanan Risiko relasi

Risiko Politik Mata uang asing tidak dapat dikonversi Mata uang asing tidak dapat direpatriasi Risiko ekspropriasi Perubahan regulasi (dan pajak) yang umum Perubahan regulasi (dan pajak) yang diskriminatif dan spesifik Keterlambatan perolehan persetujuan perencanaan Keterlambatan perolehan akses ke lokasi proyek

Force Majeure Bencana alam Force majeure politic Cuaca ekstrim Forst majeure berkepanjangan

Risiko Kepemilikan Aset

Transfer aset setelah kontrak KPBU berakhir Pengalihan bisnis dan pengelolaan aset kereta api eksisting dan yang baru terbangun

4432 IDENTIFIKASI RISIKO

Dalam proses manajemen risiko diperlukan penanganan dan pengendalian

(risk treatment dan risk control) Secara garis besar penanganan risiko

termasuk menanggung risiko menghindari risiko menghilangkan risiko

meminimalisir risiko dan mengalihkan atau mengalokasikan risiko kepada

pihak lain Mitigasi risiko dapat dilihat pada tabel di bawah ini

4-157

Tabel 4 84 Identifikasi Risiko Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api

Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

1 Risiko Lokasi A Kesulitan pada lokasi

yang tak terduga

Tidak teridentifikasinya

utilitas dan kesulitan proses

relokasi utilitas sehingga

terjadi keterlambatan dan

mungkin dilakukan

perpindahan rute Ȃ [Tahap

Konstruksi]

Pelaksanaan identifikasi

utilitas pada saat

perencanaan dengan

didukung oleh data yang

memadai

B Keterbatasan ruang

kerja working space

konstruksi

Terkait penyediaan lahan

untuk ruang kerja pada

masa konstruksi Ȃ [Tahap

Konstruksi

Metode konstruksi

baik Sosialisasi

pemerintah

yang

oleh

C Risiko Status Tanah Kepemilikan sertifikat tanah

ganda ditemukan saat

proyek dilaksanakan Ȃ

[Tahap Pra- konstruksi]

hearts Melaksanakan validasi dan penyelesaian status kepemilikan lahan

hearts Dukungan otoritas terkait sangat penting

D Kontaminasipolusi ke

lingkungan lokasi

Kontaminasipolusi di

lingkungan lokasi yang

mengganggu pelaksanaan

proyek Ȃ [Semua Tahap]

Kesesuaian dengan studi

Amdal yang baik

E Terhalangnya

transportasi

masyarakat

akses Proyek yang memotong

wilayah pemukiman dapat

menimbulkan dampak

terganggunya akses

komunikasi dan ekonomi

masyarakat Ȃ [Tahap

Konstruksi amp Operasi]

Pembuatan

transportasi baru

disepakati bersama

akses

yang

F Terganggunya

kenyamanan

masyarakat yang

berada di sekitar area

Proyek dapat menyebabkan

gangguan kesehatan dan

kenyamanan misalnya

rumah masyarakat rusak

Melakukan studi AMDAL

yang komprehensif dan

melaksanakannya dengan

baik

4-158

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

proyek karena kegiatan konstruksi

[Tahap Konstruksi]

2 Risiko Desain Kontruksi dan Uji Operasi

A Ketidakjelasan

spesifikasi output

Keterlambatan dan kenaikan

biaya akibat spesifikasi

output tidak jelas Ȃ [Tahap

Pra- konstruksi]

hearts Klasifikasi saat proses tender

hearts Kapasitas desain yang baik

hearts Dokumen lelang sebaiknya tersaji dengan jelas dan mudah dipahami agar dapat meningkatkan kompetisi dan menurunkan biaya proyek

B Gagal

keamanan

keselamatan

lokasi

menjaga

dan

dalam

Tingkat kecelakaan selama

pekerjaan konstruksi

berlangsung tinggi Ȃ [Tahap

Konstruksi]

hearts Implementasi prosedur keamanan dan keselamatan kerja yang baik

hearts EPC yang berpengalaman dan handal

C Kenaikan

konstruksi

biaya Kenaikan akibat perubahan

volume pekerjaan ataupun

harga material Ȃ [Tahap

Konstruksi]

hearts Kesepakatan prosedur persetujuan perubahan volume dan ambang batas perubahan

hearts Akomodir perhitungan faktor eskalasi harga di dalam kontrak

hearts Hubungan baik dengan supplier

hearts Klausul penalti atas Liquidity Damages

D Kinerja kontraktor

subkontraktor yang

buruk

Kontraktor Sub-kontraktor

tidak mampu melakukan

pekerjaan sesuai kontrak Ȃ

[Tahap Konstruksi]

Proses pemilihan

kontraktor dan

subkontraktor yang

kredibel

Penerapan penalti

E Default

kontraktorsub-

Kegagalan

kontrak

penyelesaian

oleh

Proses

kontraktor

pemilihan

dan

4-159

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

kontraktor kontraktorsub-kontraktor

karena faktor manajemen

internal amp finansial Ȃ [Tahap

Konstruksi]

subkontraktor yang

kredibel

Penerapan penalti

F Kesalahan desain Menyebabkan ekstrarevisi

desain yang diminta

operator Ȃ [Tahap Pra-

konstruksi amp Konstruksi]

Konsultan desain atau EPC

yang berpengalaman dan

handal

G Terlambatnya

penyelesaian

konstruksi

Dapat termasuk akibat

kualitas keahlian SDM yang

buruk terbatasnya

ketersediaan material amp

peralatan terlambatnya

pengembalian akses lokasi Ȃ

[Tahap Konstruksi]

Kontraktor yang handal

dan klausul kontrak yang

standar termasuk klausul

penalti atas Liquidity

Damages

H Risiko uji operasi

(testing amp

comissioning)

Kesalahan estimasi waktu

biaya dalam uji operasi

teknis Ȃ [Tahap Konstruksi]

hearts Sistem komunikasi amp koordinasi kontraktor konsultan penguji dan operator yang tepat

hearts Konsultan testing amp commissioning yang berpengalaman

3 Risiko Sponsor A Default Badan Usaha Default BU yang mengarah

ke termanasi atau step-in

oleh financier Ȃ [Semua

Tahap]

Konsorsium didukung

sponsor yang kredibel dan

solid

B Default sponsor

proyek

Default pihak sponsor (atau

anggota konsorsium) Ȃ

[Semua Tahap setelah

financial close]

Proses PQ untuk

memperoleh sponsor yang

kredibel

c Default lender proyek Default pihak institusi

keuanganperbankan (atau

sindikasi) karena perubahan

kebijakantrust terhadap BU

atau akibat isu internal

lender Ȃ [Semua Tahap

Pemilihan lender yang

kredibel Kinerja BU

memenuhi kontrak

Pemenuhan persyaratan

lender

4-160

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

setelah financial close]

4 Risiko Finansial A Kegagalan mencapai

financial close

Tidak tercapainya financial

close karena ketidakpastian

kondisi pasar atau struktur

modal proyek yang tidak

optimal Ȃ [Tahap

PraKonstruksi]

Koordinasi dan

konsorsium yang baik

dengan lender yang

kredibel dan potensial

B Risiko nilai tukar mata

uang

Fluktuasi (non ekstrim) nilai

tukar Ȃ [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan dalam Rupiah

hearts Indeks harga pembelian memperhitungkan fluktuasi mata uang

hearts Instrumen lindung nilai diantaranya kontrak berjangka dan opsi mata uang

hearts Risiko C Risiko tingkat inflasi

dan suku bunga

Kenaikan (non ekstrim)

tingkat inflasi terhadap

asumsi dalam life-cycle cost

dan suku bunga Ȃ [Semua

Tahap]

hearts Faktor indeksasi tarif hearts Nilai tingkat suku

bunga

D Risiko asuransi Cakupan asuransi untuk

risiko tertentu tidak lagi

tersedia di pasaran dan

kenaikan substansial tingkat

premi terhadap estimasi

awal Ȃ [Semua Tahap]

Konsultansi dengan

spesialisbroker asuransi

E Risiko kemampuan

fiskal

Kemampuan fiskal untuk

pengembalian availability

payment kepada badan

usaha tidak mencukupi

Perencanaan yang matang

terkait kemampuan

pendanaan Kementerian

Perhubungan

5 Risiko Operasi A Ketersediaan fasilitas Akibat fasilitas tidak bisa Kontraktor yang handal

4-161

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

terbangun Ȃ [Tahap

Konstruksi]

B Buruk atau tidak

tersedianya layanan

Akibat fasilitas tidak bisa

beroperasi Ȃ [Tahap

Operasi]

hearts Operator yang handal

hearts Spesifikasi output yang

jelas

C Aksi industri Aksi mogok larangan

kerjadsb Ȃ [Tahap Operasi]

Kebijakan SDM dan

hubungan industrial yang

baik

D Risiko sosial dan

budaya lokal

Risiko yang timbul karena

tidak diperhitungkannya

budaya atau kondisi sosial

masyarakat setempat dalam

implementasi proyek Ȃ

[Semua Tahap]

Menerapkan program

pengembangan

masyarakat yang people

oriented Pemberdayaan

masyarakat

E Kegagalan manajemen

proyek

Kegagalan atau

ketidakmampuan Badan

Usaha dalam mengelola

operasional Proyek

Kerjasama Ȃ [Tahap Operasi]

Menyusun rencana

manajemen operasi dan

dijalankan oleh secara

professional

F Kegagalan kontrol dan

monitoring proyek

Terjadinya penyimpangan

yang tidak terdeteksi akibat

kegagalan kontrol dan

monitoring oleh Badan

Usaha PJPK Ȃ [Semua

Tahap]

Menyusun rencana kontrol

dan monitoring serta

evaluasi berkala terhadap

efektivitas rancangan dan

pelaksanaan

G Kenaikan biaya

operasional dan

pemeliharaan

Akibat kesalahan estimasi

biaya OampM atau kenaikan

tidak terduga Ȃ [Tahap

Operasi]

Operator yang handal

Faktor eskalasi dalam

kontrak

H Kesalahan estimasi

biaya life cycle

Kesalahan estimasi biaya

diakibatkan tidak

mendapatkan harga yang fix

dan terkini dari supplier Ȃ

[Tahap Operasi]

Kesepakatankontrak

dengan supplier seawal

mungkin

4-162

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

I Ketidakhandalan

teknologi dan sistem

informasi pelayanan

perkeretaapian

Teknologi yang digunakan

tidak dapat dihandalkan

sehingga menggangu

Operasi Ȃ [Tahap Operasi]

Memilih teknologi yang

handal dan vendor yang

tepat

J Kecelakaan lalu lintas

atau isu keselamatan

Tingginya kecelakaan lalu

lintas - [Tahap Operasi]

Asuransi kewajiban pihak

ketiga

K Penyelenggara

Prasarana tidak siap

dalam skema multi

operator

Minimnya pengalaman

dalam mengelola trayek dan

sumber pendapatan dari

skema multi operator

Training dan

pendampingan dari

institusibadan usaha yang

berwenangditunjuk oleh

pemerintah

6 Risiko Konektivitas Jaringan A Risiko konektivitas

dengan jaringan jalur

KA eksisting

Ingkar janji otoritas jalur KA

eksisting menggunakan

jaringan yang baru Ȃ [Tahap

Operasi]

hearts Pemahaman kontrak yang baik oleh sektor publik

hearts Sinkronisasi operator sarana jalur rel eksisting

B Risiko pengelolaan

jaringan jalur rel

Keterbatasan pemerintah

dalam mengatur

penggunaan jaringan jalur

rel yang mempengaruhi

kinerja layanan

perkeretaapian Ȃ [Tahap

Operasi]

Pengaturan pola

perjalanan KA dengan

memperhatikan kapasitas

jalan rel

C Risiko fasilitas

pesaingcompetitor

Ingkar janji otoritas untuk

tidak membangun rute

moda pesaing - [Tahap

Operasi]

Pemahaman kontrak yang

baik oleh sektor publik

7 Risiko Interface A Risiko ketimpangan

waktu dan kualitas

pekerjaan

Ketimpangan waktu dan

kualitas pekerjaan dukungan

pemerintah dan yang

dikerjakan BU Ȃ [Tahap

Konstruksi]

Koordinasi dan integrasi

jadwal pelaksanaan proyek

Pekerjaan perbaikan oleh

pihak yang kualitas

pekerjaannya lebih rendah

B Risiko perbedaan Rework yang substantial Kesepakatan standar

4-163

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

standarmetode

layanan

terkait perbedaan standar

metode layanan yang

digunakan Ȃ[Tahap

Konstruksi]

metode yang akan

diterapkan para pihak

sedini mungkin

C Risiko relasi Miskomunikasi di dalam

internal dan eksternal

organisasi termasuk

mengakibatkan

keterlambatan kesalahan

proses karena kurang

pengalaman di proyek

KPBUProject Financing -

[Semua Tahap]

koordinasi dirancang

disepakati dan

disosialisasikan dengan

baik ke semua pihak

terkait

8 Risiko Politik A Mata uang asing tidak

dapat dikonversi

Tidak tersedianya danatau

tidak bisa dikonversinya

mata uang asing kedari

Rupiah - [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan domestik hearts Akun pembiayaan luar

negeri hearts Penjaminan dari bank

sentral

B Mata uang asing tidak

dapat direpatriasi

Mata uang asing tidak bisa

ditransfer ke negara asal

investor - [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan domestik hearts Akun pembiayaan luar

negeri hearts Penjaminan dari bank

sentral C Risiko ekspropriasi Nasionalisasipengambilalih

an tanpa kompensasi (yang

memadai) Ȃ [Tahap Operasi]

hearts Mediasi negosiasi hearts Asuransi Risiko Politik hearts Penjaminan

pemerintah

D Perubahan regulasi

(dan pajak) yang

umum

Bisa dianggap sebagai risiko

bisnis - [Semua Tahap]

E Perubahan regulasi

(dan pajak) yang

diskriminatif dan

spesifik

Berbentuk kebijakan pajak

oleh otoritas terkait (pusat

danatau daerah) - [Semua

Tahap]

hearts Mediasi negosiasi hearts Asuransi Risiko Politik hearts Penjaminan

pemerintah

F Keterlambatan Hanya jika dipicu keputusan Provisi kontrak yang jelas

4-164

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

perolehan persetujuan

perencanaan

sepihak tidak wajar dari

otoritas terkait - [Tahap Pra-

konstruksi amp Konstruksi]

termasuk kompensasinya

G Keterlambatan

perolehan akses ke

lokasi proyek

Hanya jika dipicu keputusan

sepihak tidak wajar dari

otoritas terkait - [Semua

Tahap]

Provinsi kontrak yang jelas

termasuk kompensasinya

9 Force Majeure A Bencana alam Terjadinya bencana alam

sehingga tidak dapat

beroperasi secara normal -

[Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

B Force majeure politis Peristiwa perang

kerusuhan gangguan

keamanan masyarakat -

[Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

C Cuaca ekstrim Akibat perubahan iklim atau

faktor lain - [Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

D Forst majeure

berkepanjangan

Jika di atas 6-12 bulandapat

mengganggu aspek

ekonomis pihak yang

terkena dampak (terutama

bila asuransi tidak ada) -

[Semua Tahap]

10 Risiko Kepemilikan Aset

A Transfer aset setelah

kontrak KPBU

berakhir

Proses transfer aset

terkendala karena ada

perbedaan mekanisme

pengalihan atau penilaian

[Tahap Operasi]

hearts Pembuatan kontrak yang mengatur perihal transfer aset dengan jelas

hearts Penilaian dilakukan oleh penilai independen yang disepakati bersama

B Pengalihan bisnis dan

pengelolaan aset

kereta api eksisting

Ketidakpastian kondisi

bisnis setalah transfer dari

operator sebelumnya dan

hearts Studi kelayakan bisnis

yang baik dan lengkap

(dalam PFS)

4-165

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

dan yang baru

terbangun

tidak terantisipasinya

kondisi perkeretaapian

eksisting

hearts Kontrak yang jelas dan

mengatur secara detail

pengalihan aset

5-1

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survei Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

5 BAB 5 RANCANGAN DASAR DESAIN KERETA API

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

Pada Sub Bab ini akan dibahas mengenai rancangan dasar desain kereta api yang

berisikan kriteria desain prasarana kereta api yang terdiri dari geometrik jalur

jembatan dan terowongan Serta rancangan dasar desain dari prasarana kereta api

berupa geometrik jalur bangunan hikmat perlintasan tak sebidang terowongan

dan stasiun

51 KRITERIA DESAIN JALUR KERETA API

Kondisi topografi dan strukturformasi geologi merupakan unsur utama

yang menjadi pedoman dalam kegiatan studi menetapkan trasejalur jalan

kereta api Rancangan Pra Desain jalan rel meliputi rancangan alinyemen

horizontal dan alinyemen vertikal bangunan pendukung seperti sistem

drainase dan perlintasan untuk jalan orangsepeda motormobil

Rancangan jalur kereta api akan mengikuti standar-standar dan peraturan-

peraturan yang berlaku di Kementerian Perhubungan maupun PT Kereta Api

(Persero) sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam KAK Faktor-

faktor yang menjadi bahan pertimbangan pokok dalam menetapkan

trasejalur kereta api adalah sebagai berikut

1 Persyaratan teknis perencanaan jalur kereta api

2 Pola operasi kereta api

3 Kemampuan daya tarik lokomotif

4 Daerah-daerah dengan potensi sumber alam

5-2

5 Keamanan dan kenyamanan untuk pengguna jasa angkutan kereta api

6 Kemudahan pelaksanaan pekerjaan konstruksi

7 Biaya pelaksanaan dan pemeliharaan

Dalam Pelaksanaan rancangan trase Jalan Rel yang harus dibuat setidaknya

memenuhi ketentuan sebagai berikut

1) Lebar dan Jarak Jalan rel

a) Lebar jalan rel 1067 mm

b) Jarak minimum antar as jalan rel di petak jalan adalah 400 m (double

track)

c) Ruang bebas kelas I yang diperlebar pada kondisi datar dan kelas 3

pada kondisi pegunungan diperhitungkan adanya muatan double

deck atau muatan peti kemas

d) Jarak minimum antar as jalan rel di lengkung adalah 440 m (double

track)

2) Emplasemen

a) Jarak minimal antar as jalur utama di emplasemen adalah 520 m

b) Wesel menggunakan wesel 112

3) Kecepatan dan Beban Gandar

a) Kecepatan Maksimum 120 kmjam

b) Kecepatan di Emplasemen 45 kmjam

c) Beban Gandar 18 ton

4) Geometri Jalan

a) Jari-ȋȌηͺͲͲ m

b) ζͳͲΩ

ζʹͲΩ pegunungan

c) Kelandaian maksimum di emplasemen adalah 15 ΩǤ

5) Material

a) Jenis rel yang digunakan untuk jalan kelas I adalah R54 dengan

karakteristik dan spesifikasi yang memenuhi ketentuan berlaku

b) Alat penambat rel tipe elastis dengan persyaratan bahan sesuai

5-3

dengan Peraturan Bahan Jalan Rel atau Peraturan yang berlaku

6) Perlintasan yang diperkirakan tidak perlu dijaga harus memenuhi

persyaratan pandangan bebas

52 DESAIN GEOMETRIK TRASE JALAN KERETA API

521 ALINYEMEN HORIZONTAL

Desain Teknis Jalan Rel akan menghasilkan gambar gambar yang terdiri dari

Gambar Situasi Potongan memanjang dan potongan melintang Pada gambar

situasi akan dihasilkan gambar desain situasi dan rencana lengkung

(alinyemen horizontal) Pada gambar potongan melintang akan dihasilkan

rencana kelandaian (Lengkung vertikal)

Adapun desain alinyemen horisontal menggunakan program bantu yaitu

Autocad Civil 3D untuk kriteria jari-jari lengkung panjang spiral dan lain-lain

dapat dilihat dari output program sebagai berikut

Dari hasil desain alinyemen horizontal di dapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 5 1 Alinyemen Horizontal

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

1 IP0 7116125184 9285137814 N82deg 16 35E 0+00000 0+34997

2 IP1 7121674706 928521308 800 0+34997 0+76082 N52deg 51 04E 0+76082 0+92755

3 IP2 7125740351 9285521107 800 0+92755 1+19169 N71deg 46 09E 1+19169 1+58588

4 IP3 71321575 9285732476 800 1+58588 1+87887 N50deg 47 09E 1+87887 2+27558

5 IP4 7138682204 9286264888 800 2+27558 2+84481 S88deg 26 44E 2+84481 3+96526

6 IP5 7156842502 9286215611 800 3+96526 4+70547 N38deg 32 28E 4+70547 5+58270

7 IP6 7166289374 9287401502 800 5+58270 6+04895 N71deg 56 01E 6+04895 6+87441

8 IP7 7180001872 9287848808 800 6+87441 7+57894 N21deg 28 32E 7+57894 8+03983

9 IP8 7185082411 9289140187 800 8+03983 9+00334 S89deg 31 05E 9+00334 9+85670

5-4

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

10 IP9 7199791031 9289127818 1000 9+85670 9+99182 S81deg 46 34E 9+99182 10+42734

11 IP10 7207911391 9289010455 800 10+42734 11+03147 S38deg 30 31E 11+03147 11+25048

12 IP11 7213095605 9288358912 800 11+25048 11+81807 S79deg 09 32E 11+81807 12+67096

13 IP12 7225127605 9288128493 800 12+67096 12+82219 S89deg 59 24E 12+82219 13+77469

14 IP13 723595048 9288128303 1000 13+77469 13+88249 S83deg 48 48E 13+88249 15+39707

15 IP14 7252928872 9287944259 800 15+39707 15+67281 N76deg 26 17E 15+67281 16+78503

16 IP15 7267663337 9288299688 800 16+78503 17+29545 S67deg 00 21E 17+29545 19+17489

17 IP16 7289987554 9287352349 800 19+17489 19+71613 S28deg 14 32E 19+71613 21+04852

18 IP17 7298369619 9285791856 800 21+04852 21+35961 S50deg 31 21E 21+35961 22+91401

19 IP18 7315241952 928440212 800 22+91401 23+76976 S10deg 45 59W 23+76976 23+93636

20 IP19 7313259697 9283359674 800 23+93636 24+71077 S44deg 41 45E 24+71077 25+33408

21 IP20 7321980737 9282478265 800 25+33408 25+71862 S17deg 09 18E 25+71862 26+56843

22 IP21 7325728488 9281264191 800 26+56843 27+00660 S48deg 32 13E 27+00660 28+19483

23 IP22 7337206368 9280250033 1000 28+19483 28+43109 S35deg 00 00E 28+43109 30+04752

24 IP23 7347540824 9278774123 1000 30+04752 30+18060 S27deg 22 31E 30+18060 31+09472

25 IP24 7352474482 9277821314 1000 31+09472 31+27863 S37deg 54 44E 31+27863 32+95296

26 IP25 7364938546 9276220934 800 32+95296 33+45923 S1deg 39 13E 33+45923 34+64977

27 IP26 7365532692 9274162944 800 34+64977 35+68750 S75deg 58 31E 35+68750 36+31129

28 IP27 7385001786 9273676629 800 36+31129 37+54415 S12deg 19 18W 37+54415 37+56945

29 IP28 7381340429 9272000422 800 37+56945 38+93223 S85deg 16 47E 38+93223 39+74351

30 IP29 7403082914 9271820893 800 39+74351 40+57319 S25deg 51 32E 40+57319 41+28376

31 IP30 7410995565 9270188368 800 41+28376 42+37196 S52deg 04 40W 42+37196 42+80411

32 IP31 7397217383 9269114908 800 42+80411 43+91654 S27deg 35 37E 43+91654 43+99633

5-5

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

33 IP32 7403357188 9267940148 800 43+99633 44+99787 N80deg 40 35E 44+99787 46+16804

34 IP33 7428575221 9268354174 800 46+16804 47+43168 S8deg 49 19E 47+43168 47+60336

35 IP34 7431767523 9266297285 800 47+60336 49+11249 N80deg 44 18W 49+11249 49+21553

36 IP35 7411416402 9266629152 800 49+21553 50+52640 S5deg 22 39W 50+52640 52+37048

37 IP36 7408580709 9263616625 800 52+37048 52+98893 S49deg 40 16W 52+98893 54+16209

38 IP37 7396249753 9262569812 800 54+16209 54+39786 S66deg 33 24W 54+39786 56+50185

39 IP38 7364051314 926117356 800 56+50185 58+12518 S49deg 42 20E 58+12518 59+17643

40 IP39 7383015285 9259565615 800 59+17643 59+46963 S70deg 42 17E 59+46963 60+46340

41 IP40 7398461515 9259024841 800 60+46340 61+34925 S7deg 15 37E 61+34925 61+81551

42 IP41 7400843538 9257155128 800 61+81551 63+18707 N74deg 30 32E 63+18707 63+37071

43 IP42 7419097802 9257661058 800 63+37071 64+61379 S16deg 27 44E 64+61379 64+68965

44 IP43 7423383199 925621083 800 64+68965 65+78112 S61deg 42 31W 65+78112 66+22295

45 IP44 7410813555 9255534271 800 66+22295 66+85889 S16deg 09 46W 66+85889 66+99014

46 IP45 7407263122 9254309239 800 66+99014 68+25508 S74deg 25 55E 68+25508 69+26090

47 IP46 7428164458 925372692 800 69+26090 69+93008 S26deg 30 19E 69+93008 70+27100

48 IP47 7433153333 9252726541 800 70+27100 71+04670 S82deg 03 39E 71+04670 71+55853

49 IP48 7450536043 9252484124 800 71+55853 72+83674 S9deg 29 01W 72+83674 73+33124

50 IP49 7448151602 9251056727 800 73+33124 73+59057 S9deg 05 21E 73+59057 76+13357

51 IP50 7452843628 9248123834 800 76+13357 76+70123 S31deg 34 00W 76+70123 77+13519

52 IP51 7440783422 9246160909 800 77+13519 78+89588 N85deg 27 59E 78+89588 78+89969

Dari hasil desain trase di atas harus disesuaikan dengan kriteria peraturan

lengkung sesuai dengan PM 60 Tahun 2012

5-6

Tabel 5 2 Persyaratan Jari-jari Minimum yang Diijinkan

Kecepatan

rencana (kmjam)

Jari-jari minimum lengkung lingkaran tanpa

lengkung peralihan (m)

Jari-jari minimum lengkung lingkaran yang diijinkan

dengan lengkung peralihan (m) 120 2370 780 110 1990 660 100 1650 550 90 1330 440 80 1050 350 70 810 270 60 600 200

Sumber PM 60 Tahun 2012

522 ALINYEMEN VERTIKAL

Adapun desain alinyemen vertikal menggunakan program bantu yaitu

Autocad Civil 3D untuk kriteria kelandaian panjang spiral dan lain-lain dapat

dilihat dari output program sebagai berikut

Dari hasil desain alinyemen Vertikal di dapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 5 3 Alinyemen Vertikal

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out Stasiun Nambo

1 0 + 000 136 000 2 0 + 100 136 000 -1000 3 1 + 500 122 -1000 000 4 2 + 100 122 000 500 5 2 + 700 125 500 000

Stasiun Kembang Kuning 6 3 + 800 125 000 -1000 7 4 + 800 115 -1000 000 8 5 + 500 115 000 -450 9 6 + 600 110 -450 000

10 7 + 450 110 000 -500 11 8 + 450 105 -500 000

Stasiun Cileungsi

12 9 + 650 105 000 -590 13 11 + 000 97 -590 000

Stasiun Mampir

14 13 + 900 97 000 -750 15 15 + 500 85 -750 000

5-7

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out 16 16 + 000 85 000 -730 17 17 + 100 77 -730 000

Stasiun Jonggol 18 18 + 100 77 000 1000 19 18 + 900 85 1000 000 20 19 + 750 85 000 970 21 21 + 500 102 970 000 22 22 + 200 102 000 920 23 23 + 400 113 920 000 24 23 + 800 113 000 -890 25 24 + 700 105 -890 000

Stasiun Sukagalih 26 26 + 100 105 000 -380 27 27 + 400 100 -380 000 28 27 + 800 100 000 1140 29 30 + 000 125 1140 000

Stasiun Cibatu Tiga

30 32 + 400 125 000 480 31 33 + 450 130 480 000 32 34 + 100 130 000 -630 33 35 + 700 120 -630 000 34 36 + 200 120 000 1820 35 38 + 400 160 1820 000 36 38 + 800 160 000 1890 37 42 + 300 196 1890 000

Stasiun Antajaya 38 42 + 950 196 000 1880 39 44 + 700 260 1880 000 40 45 + 000 260 000 1870 41 48 + 750 330 1870 000 42 49 + 220 330 000 1900 43 51 + 850 380 1900 000

Stasiun Mekarjaya 44 52 + 400 380 000 1900 45 54 + 450 419 1900 000 46 54 + 880 419 000 1900 47 57 + 350 466 1900 000 48 57 + 800 466 000 1820 49 58 + 570 480 1820 000

Stasiun Majalaya 50 59 + 250 480 000 -1780 51 61 + 500 440 -1780 000 52 62 + 100 440 000 -1740 53 64 + 400 400 -1740 000 54 66 + 600 400 000 -1000

5-8

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out 55 68 + 100 385 -1000 000

Stasiun Jamali

56 68 + 900 385 000 -1730 57 71 + 500 340 -1730 000 58 72 + 000 340 000 -1670 59 74 + 100 305 -1670 000 60 74 + 700 305 000 570 61 77 + 000 318 570 000 62 77 + 400 318 000 -880 63 78 + 650 307 -880 000 64 79 + 000 307 000 000

Stasiun Selajambe

Untuk alinyemen vertikal desain lengkung harus sesuai dengan peraturan

berikut di bawah ini

Tabel 5 4 Besarnya Radius Lengkung Vertikal Minimum

Kecepatan Rencana

(KmJam)

Radius Minimum Lengkung Vertikal

(m)

V gt 100 8000

ζͳͲͲ 6000

Sumber PM 60 Tahun 2012

523 GAMBAR SITUASIPOTONGAN MEMANJANG DAN POTONGAN

MELINTANG

Dari desain alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal dihasilkan gambar

situasi dan potongan memanjang sebagai berikut

5-9

Gambar 5 1 Situasi Trase Cileungsi-Jonggol-Cianjur

5-10

Gambar 5 2 Potongan Memanjang Trase Cileungsi-Jonggol-Cianjur

5-11

Gambar 5 3 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus dan Lengkung

5-12

Gambar 5 4 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus Timbunan 2 meter dan Galian 2 meter

5-13

Gambar 5 5 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus Timbunan dan Galian lebih dari 6 meter

5-14

Dari hasil perhitungan alinyemen horisontal alinyemen vertical dan

penggambaran di dapatkan rincian Sebagian

Tabel 5 5 Ringkasan Trase Terpilih

No Uraian Kriteria Trase

1 Total panjang rencana trase 790 km 2 Kelandaian maksimal ͳͻΩ 3 Lengkung minimum R800 4 Panjang Terowongan 14 km

Karena rencana trase berada di daerah perbukitan maka untuk mencapai

ζ ͳͻ Ω

beberapa titik yang diberlukan terowongan

53 RENCANA BANGUNAN HIKMAT

Rencana pembangunan Bangunan Hikmat (BH) didapatkan berdasarkan

analisa hidrolika dan perlintasan sebidang dengan sungai Dari analisa

hidrolika yang dilakukan dalam menampilkan deskripsi dari titik simpang

tersebut terkait dengan jenis badan air lebar bentang serta bangunan hikmat

yang direncanakan akan dibangun melintasi badan air tesebut dimana untuk

bentang lt 10 m sebagai bangunan hikmatnya adalah box culvert sedangkan

ηͳͲǤ

terhadap badan air

Tabel 5 6 Bangunan Hikmat Persimpangan dengan Badan Air

No Tp

Km Jenis badan

air

Lebar bentang Jenis bangunan

hikmat Tipe bangunan

hikmat m

TP-1 14+050 Danau 105 Jembatan PCI Girder TP-2 14+340 Danau 210 Jembatan PCI Girder TP-3 17+225 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-4 18+980 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-5 19+550 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400 TP-6 19+715 Sal Irigasi 25 Box Culvert BC 300 x 300 TP-7 22+050 Sungai 50 Jembatan PCI Girder TP-8 25+740 Sungai 30 Jembatan PCI Girder

5-15

No Tp

Km

Jenis badan air

Lebar bentang Jenis bangunan

hikmat Tipe bangunan

hikmat m

TP-9 27+305 Sal Irigasi 25 Box Culvert BC 300 x 300 TP-10 27+650 Sungai 28 Jembatan PCI Girder TP-11 35+950 Sungai 70 Jembatan PCI Girder TP-12 47+425 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-13 50+085 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-14 52+780 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-15 53+665 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-16 62+650 Sungai 10 Jembatan PCI Girder TP-17 70+125 Sal Irigasi 2 Box Culvert BC 300 x 300 TP-18 74+440 Sungai 5 Box Culvert BC 500 x 400 TP-19 74+910 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-20 75+245 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-21 75+590 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400 TP-22 76+110 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400

5-16

Gambar 5 6 Tipikal Jembatan PCI Girder

5-17

54 RENCANA PERLINTASAN TIDAK SEBIDANG

Rencana pembangunan perlintasan tidak sebidang didapatkan berdasarkan perlintasan sebidang dengan jalan Hasil Analisa

untuk menentikan jenis bangunan jembatan lebar bentang serta Panjang jembatan yang direncanakan akan dibangun

melintasi jalan tesebut Berikut daftar persimpangan terhadap jalan

Tabel 5 7 Daftar Perintasan Sebidang

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 1 0+102 Jalan Lokal 250 Ditutup 2 0+157 Jalan Lokal 300 Dialihkan 3 0+240 Jalan Lokal 300 Dialihkan 4 TP 01 0+290 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 5 TP 02 0+900 Jalan Eleveted 98000 PCI Girder 28 x 3500 6 TP 03 1+690 Jl Raya Nambo 700 Overpass 900 x 5000 7 TP 04 2+000 Jl PT Holcim 2000 PCI Girder 1 x 3500 8 2+180 Jl PT Holcim 1200 Dialihkan 9 2+755 Jalan Lokal 400 Ditutup

10 3+185 Jalan Lokal 450 Dialihkan 11 3+460 Jalan Lokal 450 Dialihkan 12 3+835 Jalan Lokal 400 Ditutup 13 TP 05 4+065 Jalan Lokal 700 2 Box Culvert 500 x 400 14 TP 06 4+780 Jl Raya Klapanunggal 700 Overpass 900 x 5000 15 TP 07 5+145 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400

5-18

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 16 TP 08 6+245 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 17 7+085 Jalan Lokal 300 Ditutup 18 TP 09 7+130 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 19 7+470 Jalan Lokal 300 Ditutup 20 TP 10 7+540 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 21 TP 11 7+945 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 22 TP 12 8+390 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 23 8+815 Jalan Lokal 300 Ditutup 24 TP 13 8+800 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 25 TP 14 9+230 Jalan Lokal 700 Overpass 900 x 5000 26 9+445 Jalan Lokal 300 Ditutup 27 TP 15 11+745 Jl Mampir 700 Overpass 900 x 5000 28 11+855 Jalan Lokal 300 Dialihkan 29 12+635 Jalan Lokal 300 Ditutup 30 14+135 Jalan Lokal 300 Ditutup 31 TP 16 14+580 Jl Kelapa Nunggal 700 Overpass 900 x 5000 32 TP 17 14+735 Jl Cimaranggu 700 Overpass 900 x 5000 33 TP 19 15+130 Jl Fontana Lake 700 2 Box Culvert 500 x 400 34 TP 20 15+410 Jl Kawasan Kirana Utara 700 2 Box Culvert 500 x 400 35 15+665 Jalan Lokal 300 Ditutup 36 TP 21 16+255 Jl Cipeuncang 400 Box Culvert 500 x 400 37 16+725 Jalan Lokal 300 Ditutup 38 TP 22 16+900 Jl Raya Cileungsi- 1200 Overpass 1500 X 7500

5-19

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran Jonggol

39 17+025 Jalan Lokal 500 Ditutup 40 TP 23 18+470 Jl Raya Cibarusa 700 2 Box Culvert 500 x 400 41 TP 24 18+635 Jalan Lokal 700 Overpass 900 x 5000 42 TP 25 20+245 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 43 TP 26 20+650 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 44 TP 27 21+505 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 45 TP 28 22+825 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 46 TP 29 23+280 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 47 TP 30 23+655 Jalan Batalyon Polisi 800 2 Box Culvert 500 x 400 48 TP 31 23+920 Jl Raya Jonggol-Cariu 1200 Overpass 1500 X 7500 49 25+020 Jalan Tanah 500 Ditutup 50 TP 32 25+410 Jl KP Jati 500 Overpass 700 x 3000 51 TP 33 25+990 Jl Tegal Panjang 600 Overpass 700 x 3000 52 TP 34 28+220 Jalan Lokal 600 Overpass 700 x 3000 53 TP 35 29+940 Jl Mekarwangi 500 Overpass 700 x 3000 54 TP 36 31+075 Jalan Eleveted 56000 PCI Girder 16 x 3500 55 TP 37 31+925 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 56 TP 38 32+700 Jalan Eleveted 59500 PCI Girder 17 x 3500 57 TP 39 33+490 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 58 TP 40 34+225 Jl Kadongan 400 Box Culvert 500 x 400 59 34+325 Jalan Lokal 400 Dialihkan 60 TP 41 35+470 Jl Transyogi 1200 Overpass 1500 X 7500

5-20

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 61 TP 42 35+650 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 62 36+650 Jalan Lokal 500 Ditutup 63 TP 43 36+945 Jl Cikutamahi 400 Box Culvert 500 x 400 64 TP 44 42+200 Jl Buana Jaya 1200 Overpass 1500 X 7500 65 TP 45 43+450 Jalan Eleveted 154000 PCI Girder 44 x 3500 66 TP 46 44+320 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 67 TP 47 44+880 Jalan Eleveted 35000 PCI Girder 10 x 3500 68 TP 48 45+670 Jalan Eleveted 35000 PCI Girder 10 x 3500 69 TP 49 47+195 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 70 TP 50 48+330 Jalan Eleveted 73500 PCI Girder 10 x 3500 71 49+025 Terowongan 35000 72 TP 51 53+025 Jl Simarasa Mekar Galih 1200 Overpass 1500 X 7500 73 53+450 Jalan Lokal 400 Ditutup 74 54+650 Terowongan 50000 75 57+550 Terowongan 50000 76 57+975 Terowongan 15000 77 TP 52 60+565 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 78 TP 53 61+965 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 79 TP 54 64+750 Jalan Eleveted 56000 PCI Girder 16 x 3500 80 TP 55 65+175 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 81 TP 56 66+050 Jalan Eleveted 84000 PCI Girder 24 x 3500 82 TP 57 67+890 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 83 TP 58 69+380 Jl Raya Jamali 700 Overpass 900 x 5000

5-21

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 84 69+590 Jalan Lokal 500 Dialihkan 85 TP 59 73+100 Jalan Eleveted 108500 PCI Girder 31 x 3500 86 TP 60 77+190 Jl Raya Bandung-Cianjur 1200 PCI Girder 1 x 3500

5-22

Gambar 5 7 Tipikal Perlintasan Sebidang

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

55 RENCANA TEROWONGAN

Pada rencana jalur KA ini terdapat terowongan yang perlu di bangun berikut

daftar lokasi terowongan

Tabel 5 8 Daftar Terowongan

No Terowongan Km Panjang (m) 1 Terowongan 1 48+800 sd 49+100 350

2 Terowongan 2 54+400 sd 54+800 500

3 Terowongan 3 57+200 sd 57+700 575

Total 1425

5-23

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Gambar 5 8 Desain Terowongan

5-24

5-25

Sistem pengerjaan terowongan dijelaskan dengan skema dibawah ini

Gambar 5 9 Siklus Pekerjaan Terowongan

Gambar 5 10 Cara Menggali Terowongan

5-26

56 RENCANA STASIUN

Dalam Trase ini akan dikaji untuk lokasi Stasiun Adapun Lokasi titik-titik

stasiun untuk tiap Alternatif jalur kereta api tersebut dijelaskan pada tabel

berikut ini

Gambar 5 11 Skema Lintas

5-27

Tabel 5 9 Lokasi Stasiun

No KM Jarak Stasiun Lokasi

51+077 00+000

Stasiun Nambo

3500

1 03+500 Stasiun Kembang Kuning Kembang Kuning Kec Klapanunggal Kab Bogor

5800

2 09+300 Stasiun Cileungsi Mampr Kec Cileungsi Kab Bogor

3000

3 12+300 Stasiun Mampir Mampr Kec Cileungsi Kab Bogor

5500

4 17+800 Stasiun Jonggol Sukamanah Kec Jonggol Kab Bogor

7400

5 25+200 Stasiun Sukagalih Sukagalih Kec Jonggol Kab Bogor

6900

6 32+100 Stasiun Cibatu Tiga Cibatu Tiga Kec Cariu Kab Bogor

10500

7 42+600 Stasiun Antajaya Antajaya Kec Tanjung Sari Kab Bogor

9500

8 52+100 Stasiun Mekarjaya Mekarjaya Kec Cikalong Kulon Kab Cianjur

6800

9 58+900 Stasiun Majalaya Majalaya Kec Cikalong Kulon Kab Cianjur

9700

10 68+600 Stasiun Jamali Jamali Kec Mande Kab Cianjur

10400

11 79+000 Stasiun Selajambe Selajambe Kec Sukaluyu Kab Cianjur

5-28

Gambar 5 12 Rencana Stasiun Kecil

5-29

Gambar 5 13 Siteplan Stasiun Kecil

5-30

Gambar 5 14 Rencana Stasiun Besar

5-31

Gambar 5 15 Siteplan Stasiun Besar

6-1 LAPORAN AKHIR

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survei Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Pada Sub bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi untuk studi

trase kereta api lintas Cileungsi Ȃ Jonggol- Cianjur

61 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan secara keseluruhan dapat

diambil beberapa kesimpulan

1 Berdasarkan hasil pengumpulan data sekunder peta topografi kawasan

hutan lindung infrastruktur transportasi dan peta rencana

pengembangan Provinsi Jawa Barat Kabupaten Bogor dan Kabupaten

Cianjur dan hasil Pemilihan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas

Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur maka di usulan terpilih jalur ka untuk

memenuhi aksesibilitas dan mobilitas akan pergerakan dengan panjang

trase plusmn 790 km

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6-2

Gambar 6 1 Rencana Trase Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

2 Kondisi Topografi Geoteknik Dan Hidrolika Hidrologi

a Kondisi Topografi

Dari hasil pengukuran topografi dapat disajikan peta situasi dengan

interval kontur setiap 1 meter Selain garis kontur informasi yang

ditampilkan antara lain sawah sungai bangunan tiang listrik

jembatan dan lain-lain

b Kondisi Geoteknik

hearts Secara umum melihat dari hasil lapangan hasil bor mesin dapat

di temukan kedalaman hasil N gt 50 antara kedalaman 600 Ȃ

1800 meter Kondisi ini masing - masing lokasi tidak bergantung

dari keadaan kondisi litologi tanah

6-3

hearts Secara umum jenis lapisan tanahbatuan yang terdapat pada

sepanjang jalur pemboran yang dilakukan cenderung sama

dimana terdapat batu lempung lempung kepasiran lempung

kelanauan dan breksi vulkanik dengan kepadatan sedang hingga

sangat kaku

c Kondisi HidrolikaHidrologi

hearts Dari pengamatan curah hujan harian maksimum selama 10 tahun

terakhir jenis curah hujan yang terjadi pada daerah wilayah studi

adalah termasuk jenis hujan sangat lebat

hearts Angka-angka curah hujan maksimum tersebut merupakan angka

yang akan dianalisa lebih lanjut untuk mendapatkan nilai debit

rencana dimana untuk jembatan adalah debit rencana untuk

periode ulang 100 tahun

3 Analisis Permintaan Perjalanan

a Total pergerakan penumpang terdapat pada besaran 1 juta

pnptahun pada Tahun 2021 dan meningkat hingga 21 juta

pnptahun pada Tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar

ditemukan pada koridor Kembang Kuning Ȃ Cileungsi sebesar 532

ribu pnptahun

b Total pergerakan barang terdapat pada besaran 338 ribu tontahun

pada Tahun 2021 dan meningkat hingga 732 ribu tontahun pada

Tahun 2051 Nilai terbesar berada pada koridor Kembang Kuning -

Cileungsi

4 Pola Operasi

Trase baru Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur merupakan lintas yang terintegrasi

dengan jaringan jalur kereta api yang ada sekarang dengan demikian pola

pergerakan harus mewadahi kondisi eksisting ini relasi angkutan baik

6-4

barang maupun penumpang yang sangat terkait langsung adalah pergerakan

kereta api dari Bogor ke Cianjur dapat didesain sebagai berikut

Tabel 6 1 Pola Operasi Perjalanan KA

No Trase Cileungsi ndash Jonggol - Cianjur Deskripsi 1 Frekuensi Kereta Api

Kereta Api Penumpang 3 KAhari Kereta Api Barang 3 KAhari

2 Waktu Tempuh Kereta Api Kereta Api Penumpang 115 menit Kereta Api Barang 51 menit

3 Sarana Kereta Api Kereta Api Penumpang 1 Loko + 10 Kereta Kereta Api Barang 2 Loko + 20 Gerbong

4 Kapasitas Kereta Api 80 pnp per kereta 5 Operasional Kereta Api

a Jam Operasional Kereta Api 24 jamhari b Hari Operasional Kereta Api 365 hari tahun

5 Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

Cianjur

Tabel 6 2 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Lahan

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 23724 2372442 265000 628697 Hutan Produksi 12979 1297926 540000 700880 Lahan Kering 18839 1883904 570000 1073825 Lahan Industri 435 43500 1050000 45675 Lahan Pemukiman 6453 645334 1240000 800214

Total 62431 6243106 3249291

6-5

Tabel 6 3 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Lahan Stasiun dan Jalan Akses

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 4382 43820 265000 11612 Hutan Produksi 4465 44649 540000 24110 Lahan Kering 2908 29079 570000 16575 Lahan Pemukiman 22437 224368 1240000 132456

Total 4382 43820 184753

Tabel 6 4 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Prasarana Kereta Api Trase Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta)

Persiapan 0021 2373 Pekerjaan Jalan Rel 31638 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0195 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 16966 1925000 Pekerjaan Bangunan Depo 7051 800000 Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41345 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 1859 201980 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0925 105000

Jumlah 100 11346356 Ppn 10 1134635

Total Keseluruhan 12480991

Tabel 6 5 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api

Uraian Jumlah (Unit)

Harga (RpJuta)

Total Harga (RpJuta)

Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 1 45000 45000 Lokomotif Barang Tipe CC 206 2 47500 95000 Kereta Penumpang 10 16000 160000 Kereta Barang 20 5600 112000

Total 412000

6-6

Tabel 6 6 Perkiraan Anggaran Biaya Manajemen dan Contigency

Uraian Jumlah Biaya (Rp Juta)

Persiapan dan Manajemen Proyek 62404 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 187214 Price Contigency 374429 Contruction Contigency 624049

Total 1248099

Tabel 6 7 Biaya Perawatan Prasarana Kereta Api

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391

6 Kelayakan Ekonomi

Tingkat kelayakan ekonomi pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur yang dihitung menggunakan metoda consumer surplus

sebagai berikut

6-7

Tabel 6 8 Indikator Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Ekonomi Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta) 33214494 2752912 (6630190)

Benefit Cost Ratio - BCR 509 211 103 Economic Internal Rate of

Return - EIRR () 6 1 -3

7 Kelayakan Finansial

Tingkat kelayakan finansial pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol

Ȃ Cianjur sebagai berikut

Tabel 6 9 Indikator Kelayakan Finansial Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Finansial Discount

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta) (1266045) (10410338) (12774850)

Benefit Cost Ratio - BCR 0933 0381 0183 Financial Internal Rate of

Return - FIRR () 0 -5 -9

62 REKOMENDASI

1 Mengingat potensi sumber daya alam hasil pertanian perkebunan hutan

dan pariwisata pada kawasan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol -

Cianjur yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur cukup potensial

maka jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur layak untuk

dikembangkan dengan beberapa pertimbangan

a Kereta api konvensional lebih direkomendasikan pada jalur ini karena

prediksi jumlah demand penumpang dan barang yang cukup besar

Selain itu juga biaya pengadaan dan operasional sarana kereta api

konvensional relatif murah

b Trase ini melewati beberapa pemukiman dan wisata sehingga akan

menjadi pengembangan yang baik bagi wilayah terkait yang mana ini

6-8

akan menjadikan aksesibiltas untuk pilihan moda yang baru bagi

masyarakat Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur

2 Proyek pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur baik

dengan skenario pembangunan prasarana ditanggung pemerintah biaya

sarana dan operasional oleh swastainvestorBUMN maupun skenario

keseluruhan biaya prasarana dan sarana serta operasional oleh

swastainvestorbumn dengan skema konsesi ini dapat memberikan

keuntungan bagi investor dengan penetapan tarif yang sesuai adanya

subsidi dari pemerintah untuk penumpang kelas ekonomi dan

pendapatan dari pengembangan stasiun

3 Rekomendasi Studi Lingkungan

a Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun

2012 tentang Jenis Rencana Usaha danatau kegiatan yang wajib

memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

tercantum bahwa untuk bidangsektor perhubungan darat

η ʹͷ

danatau pembangunan jalur KA elevated gt 5 Km maka wajib

dilengkapi dengan studi AMDAL

b Dengan demikian rencana pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur sepanjang plusmn 79 km termasuk dalam kategori

rencana kegiatan wajib AMDAL Oleh sebab itu perlu ditindaklanjuti

dengan dilakukannya Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) pada tahun anggaran yang akan datang sebelum

dilaksanakannya kegiatan pembebasan lahan dan konstruksi

Adapun studi aspek lingkungan yang dilakukan oleh Konsultan saat

ini merupakan kajian awal dalam rangka untuk mengetahui rona

lingkungan (awal) identifikasi dampak potensial dan arahan

pengelolaan lingkungan serta merekomendasikan perlu dilakukan

studi lingkungan lebih lanjut

iii LAPORAN AKHIR

221 WILAYAH ADMINISTRASI 2-9

226 KONDISI TRANSPORTASI 2-11

23 GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN CIANJUR 2-16

231 WILAYAH ADMINISTRASI 2-16

236 KONDISI TRANSPORTASI 2-19

BAB 3 HASIL SURVEI LAPANGAN 3-1

31 SURVEI PENDAHULUAN 3-1

32 SURVEI LAPANGAN 3-3

33 SURVEI TOPOGRAFI 3-3

331 PENGUKURAN KERANGKA DASAR HORIZONTAL 3-7

332 PENGUKURAN KERANGKA DASAR VERTIKAL 3-8

333 PENGUKURAN DETAIL SITUASI 3-9

334 PROSES DATA LAPANGAN 3-10

34 SURVEI GEOTEKNIK 3-14

341 LOKASI PENYELIDIKAN TANAH 3-15

342 PENYELIDIKAN GEOTEKNIK 3-17

343 ANALISA GEOTEKNIK 3-29

35 ANALISIS HIDROLOGI 3-44

351 HUJAN RANCANGAN DAN DISTRIBUSI HUJAN 3-49

352 PERHITUNGAN DEBIT BANJIR 3-52

BAB 4 ANALISIS DATA 4-1

41 ANALISIS TRANSPORTASI 4-1

411 HASIL SURVEI TRANSPORTASI 4-1

412 PEMODELAN TRANSPORTRASI 4-3

42 ANALISIS POLA OPERASI 4-16

421 KRITERIA OPERASI PERJALANAN KERETA API 4-16

422 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG 4-39

423 ANALISA POLA OPERASI PERJALANAN KERETA API 4-43

43 KAJIAN LINGKUNGAN 4-95

431 RONA LINGKUNGAN AWAL DAN PENGGUNAAN LAHAN 4-95

432 KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK 4-119

iv LAPORAN AKHIR

433 PRAKIRAAN DAMPAK LINGKUNGAN 4-123

434 REKOMENDASI MITIGASI TERHADAP BENCANA 4-129

435 REKOMENDASI HASIL KAJIAN AWAL LINGKUNGAN 4-133

44 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK 4-134

441 ESTIMASI BIAYA 4-134

442 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL 4-144

443 KAJIAN RISIKO 4-154

BAB 5 RANCANGAN DASAR DESAIN KERETA API 5-1

51 KRITERIA DESAIN GEOMETRIK JALUR KERETA API 5-1

52 DESAIN GEOMETRIK TRASE JALAN KERETA API 5-3

521 ALINYEMEN HORIZONTAL 5-3

522 ALINYEMEN VERTIKAL 5-6

523 GAMBAR SITUASIPOTONGAN MEMANJANG DAN POTONGAN

MELINTANG 5-8

53 RENCANA BANGUNAN HIKMAT 5-14

54 RENCANA PERLINTASAN TIDAK SEBIDANG 5-17

55 RENCANA TEROWONGAN 5-23

56 RENCANA STASIUN 5-26

BAB 6 RINGKASAN HASIL KAJIAN 6-1

61 KESIMPULAN 6-1

62 REKOMENDASI 6-7

4-1

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Pada Sub Bab ini akan dibahas mengenai analisis transportasi yang berisikan tentang hasil

survei transportasi dan pemodelan transportasi Pemodelan transportasi terdiri dari

jaringan dan simpul transportasi serta pola pergerakan dan proyeksi permintaan dari

penumpang dan barang Dibahas juga mengenai analisa pola operasi kereta api meliputi

kriteria operasi perjalanan kereta api analisa permintaan angkutan penumpang dan barang

implikasi trase yang diusulkan terhadap pola Operasi meliputi kecepatan operasi perjalanan

kereta api kapasitas lintas jenis stasiun di trase terpilih serta layout stasiun Kemudian

untuk kajian aspek lingkungan meliputi rona lingkungan awal dan penggunaan lahan Lalu

dibahas juga mengenai komponen lingkungan yang terkena dampak rencana pembangunan

dan prakiraan dampak lingkungan Direkomendasikan pula mengenai mitigasi terhadap

bencana dan hasil kajian awal lingkungan Pada analisis kelayakan proyek yang berisikan

estimasi biaya yang terdiri dari biaya pengadaan lahan dan sarana biaya pembangunan

prasarana dan biaya operasi lalu dianalisis kelayakan ekonomi dan finansial dilihat juga

untuk kajian risikonya

41 ANALISIS TRANSPORTASI

411 HASIL SURVEI TRANSPORTASI

Survey lalu lintas ditujukan untuk mengetahui besaran arus lalu lintas di ruas

jalan utama Terdapat 2 ruas jalan yang diambil datanya yaitu Jl Raya

Puncak dan Jl Transyogi (di titik Tanjungsari) Waktu pelaksanaan survey

selama 24 jam dengan rincian yang dapat dilihat pada tabel data hasil survei

lalu lintas tahun 2019

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

BAB 4 ANALISIS DATA

4-2

Tabel 4 1 Data Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) dari dan menuju Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur

Titik Lokasi

Jenis Kendaraan Total Sepeda

Motor Mobil

Pribadi

Kendaraan Angkutan

Umum

Kendaraan Angkutan

Barang Tanjungsari

Bogor - Cianjur 8357 2244 180 867 11649 Cianjur - Bogor 6521 2237 133 899 9790

Total 14878 4482 313 1766 21439 Jalan Raya Puncak

Bogor - Cianjur 21021 8839 820 1196 31876 Cianjur - Bogor 20750 8681 796 1108 31335

Total 41771 17520 1616 2304 63211 Sumber Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor 2019

Gambar 4 1 Jaringan Jalan Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur dan Pembebanan Jalan

4-3

412 PEMODELAN TRANSPORTRASI

4121 JARINGAN TRANSPORTASI PADA KORIDOR CILEUNGSI-

JONGGOL-CIANJUR

Jaringan jalan yang sejajar rencana rute jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur merupakan jalan provinsi Sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa

Barat Nomor 620Kep1086-Rek2016 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan

Menurut Statusnya Sebagai Jalan Provinsi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

mempunyai nomor ruas 233 dengan nama ruas jalan Cileungsi-Cibeet dan

nomor ruas 234 dengan nama ruas jalan Selajambe-Cibogo-Cibeet Panjang

ruas tersebut masing-masing adalah 4458 Km dan 287 Km

Keterangan Lokasi Jalan Provinsi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Gambar 4 2 Jaringan Jalan Nasional Pada Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur Sumber Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 620Kep1086-Rek2016

4-4

4122 SIMPUL TRANSPORTASI

Beberapa simpul transportasi pada wilayah kabupatenkota pada koridor

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur tidak cukup banyak pilihan yang

terdiri dari simpul terminal

Tabel 4 2 Prasarana Simpul Transportasi

No Kabupaten Simpul Transportasi

1

Bogor Stasiun Kereta Rel Listrik Nambo

Terminal tipe B Cileungsi Terminal tipe C Jonggol

2 Cianjur Stasiun Selajambe Stasiun Ciranjang

Gambar 43 Integrasi Antarmoda Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

4-5

4123 POLA PERGERAKAN PENUMPANG DAN BARANG

Pola pergerakan penumpang dan barang berbasis kecamatan sehingga zona

yang digunakan adalah zona wilayah administrasi kecamatan di wilayah

Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur terutama data pergerakan

penumpang dan barang dari dan menuju Kecamatan Cileungsi Kecamatan

Jonggol dan Kecamatan Sukaluyu Pola pergerakan nanti akan diolah menjadi

nilai Matriks Asal Tujuan (MAT) Kombinasi MAT didapatikan dari data

sekunder berupa MAT Kab Bogor tahun 2011 MAT Kab Cianjur tahun 2013

dan Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) Tahun 2018 Berikut ini

merupakan penamaan zonasi wilayah yang dilakukan pada kegiatan ini serta

jumlah penduduk pada wilayah kajian

Tabel 4 3 Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Nanggung 83790 2 Leuwiliang 111059 3 Leuwisadeng 67593 4 Pamijahan 138420 5 Cibungbulang 131103 6 Ciampea 150769 7 Tenjolaya 58102 8 Dramaga 100878 9 Ciomas 145579 10 Tamansari 96921 11 Cijeruk 81167 12 Cigombong 88382 13 Caringin 115875 14 Ciawi 101713 15 Cisarua 114921 16 Megamendung 97114 17 Sukaraja 174737 18 Babakan Madang 98519 19 Sukamakmur 71145 20 Cariu 49040 21 Tanjungsari 52681 22 Jonggol 124406 23 Cileungsi 235485

4-6

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 24 Klapanunggal 101642 25 Gunung Putri 259545 26 Citeureup 193808 27 Cibinong 320347 28 Bojonggede 225817 29 Tajurhalang 102545 30 Kemang 94176 31 Rancabungur 54506 32 Parung 106873 33 Ciseeng 96032 34 Gunungsindur 97993 35 Rumpin 122566 36 Cigudeg 114036 37 Sukajaya 58619 38 Jasinga 96836 39 Tenjo 64652 40 Parungpanjang 99890

Jumlah 4699282 Sumber BPS 2020

Tabel 4 4 Jumlah Penduduk Kabupaten Cianjur

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Agrabinta 37995 2 Leles 32795 3 Sindangbarang 53964 4 Cidaun 66824 5 Naringgul 46188 6 Cibinong 59891 7 Cikadu 35867 8 Tanggeung 45696 9 Pasirkuda 35574 10 Kadupandak 50497 11 Cijati 33793 12 Takokak 52618 13 Sukanagara 50784 14 Pagelaran 70313 15 Campaka 65871 16 Campakamulya 24379 17 Cibeber 120353 18 Warungkondang 67564

4-7

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 19 Gekbrong 53470 20 Cilaku 101844 21 Sukaluyu 73033 22 Bojongpicung 73784 23 Haurwangi 55970 24 Ciranjang 78004 25 Mande 72519 26 Karangtengah 139981 27 Cianjur 165062 28 Cugenang 104145 29 Pacet 101335 30 Cipanas 108911 31 Sukaresmi 83294 32 Cikalongkulon 98302 Jumlah 2260620 Sumber BPS 2020

Tabel 4 5 Sistem Zonasi

No Nama Zona No Nama Zona 201 Cariu 303 Karangtengah 202 Tanjungsari 304 Sukaresmi 203 Jonggol 305 Cikalongkulon 204 Cileungsi 1001 Eksternal Utara 205 Klapanunggal 1002 Eksternal Barat 301 Sukaluyu 1003 Eksternal Selatan 302 Mande 1004 Eksternal Timur

4-8

Gambar 4 4 Sistem Zonasi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Dari zonasi wilayah di atas kemudian dibuat desired line dari masing-masing

zona untuk trase yang dipilih Lalu dibuat juga untuk jangkauan pelayanan

dari stasiun yang ditentukan berdasarkan rona awal serta hasil survei

lapangan Berikut gambar desired line dan jangkauan pelayanan stasiun

305 304

302

303

301

1003

202

1002 1004 201

203 205

204

1001

4-9

Gambar 4 5 Desired Line Trase Terpilih

Gambar 4 6 Jangkauan Pelayanan Stasiun Kereta Api

4-10

4124 ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP)

DzȋȌƬ

To Pay (WTP) Angkutan Orang Dengan Kereta Api 13dzǡ

didapatkan bahwa didapatkan rekomendasi berupa usulan tarif angkutan

orang dengan KA kelas ekonomi beberapa kereta Api yang beroperasi di Jawa

Barat

Tabel 4 6 Rekomendasi Usulan Tarif Angkutan Orang dengan KA Kelas Ekonomi

Perkotaan Di Pulau Jawa Tahun 2020

No

Nama Kereta Api

Lintas

Besaran Tarif Saat Ini

(RpOrang)

Rekomendasi Besaran Tarif (RpOrang)

a

Cilamaya Ekspres Cepat Purwakarta Walahar Ekspres

Purwakarta - Tanjung Priok

6000

10000

b Jatiluhur Cikampek Ȃ Tanjung Priok 5000 7000

c Walahar Ekspres Ekonomi Lokal Tanjungpriok - Purwakarta 6000 10000

Sumber Kementerian Perhubungan 2019

4125 PROYEKSI PERMINTAAN PERJALANAN KERETA API

PENUMPANG

Berdasarkan analisis transportasi diatas serta metode proyeksi selanjutnya

dilakukan proyeksi demand dalam periode 30 tahun dari 2021 hingga 2051

Pembebanan pertumbuhan dilakukan pada matriks asal tujuan yang ada di

wilayah studi Hasil proyeksi disajikan pada tabel dibawah ini Proyeksi

demand terbagi menjadi setiap stasiun

Total potensi pergerakan penumpang terbanyak dengan skenario optimis

sebanyak 108 juta pnptahun pada tahun 2021 dan meningkat hingga 251

juta pnptahun pada tahun 2051 Sedangkan pada skenario pesimis jumlah

demand mencapai 21 juta pnptahun pada tahun 2021 dan 42 juta

pnptahun pada tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar ditemukan

pada koridor Kembang Kuning - Cileungsi sebesar 14 jutatahun

4-11

Tabel 4 7 Proyeksi Demand Penumpang KA

Koridor Jumlah Penumpang (pnptahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo-Kembang Kuning 1017654 1167859 1353666 1543720 1743015 1960717 2199140 Kembang Kuning-Cileungsi 850724 976291 1131619 1290498 1457102 1639094 1838407 Cileungsi-Mampir 842612 966981 1120828 1278192 1443207 1623463 1820876 Mampir-Jonggol 476181 546466 633408 722339 815593 917460 1029023 Jonggol-Sukagalih 378819 434733 503899 574646 648833 729872 818624 Sukagalih-Cibatu Tiga 171879 197248 228630 260730 294390 331159 371428 Cibatu Tiga-Antajaya 48099 55198 63980 72963 82383 92672 103941 Antajaya-Mekarjaya 25667 29456 34142 38936 43963 49454 55467 Mekarjaya-Majalaya 45024 51670 59890 68299 77116 86748 97297 Majalaya-Jamali 29646 34022 39435 44972 50778 57120 64066 Jamali-Selajambe 13270 15229 17652 20130 22729 25568 28677

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 8 Proyeksi Demand Penumpang Naik dan Turun KA

Stasiun Jumlah Penumpang (pnptahun)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik

Nambo 166929 166929 191568 191568 222047 222047 253222 253222 285913 285913 321624 321624 360733 360733 Kembang Kuning 532668 532668 611290 611290 708546 708546 808026 808026 912342 912342 1026293 1026293 1151090 1151090 Cileungsi 366430 366430 420516 420516 487420 487420 555853 555853 627614 627614 706003 706003 791853 791853 Mampir 371328 371328 426136 426136 493934 493934 563283 563283 636002 636002 715439 715439 802437 802437 Jonggol 206940 206940 237485 237485 275268 275268 313916 313916 354443 354443 398713 398713 447196 447196 Sukagalih 123731 123731 141993 141993 164585 164585 187692 187692 211923 211923 238392 238392 267381 267381 Cibatu Tiga 39136 39136 44913 44913 52058 52058 59367 59367 67032 67032 75404 75404 84573 84573 Antajaya 15743 15743 18067 18067 20941 20941 23881 23881 26964 26964 30332 30332 34021 34021 Mekarjaya 15378 15378 17647 17647 20455 20455 23327 23327 26339 26339 29628 29628 33231 33231 Majalaya 17910 17910 20553 20553 23823 23823 27168 27168 30675 30675 34507 34507 38703 38703 Jamali 13270 13270 15229 15229 17652 17652 20130 20130 22729 22729 25568 25568 28677 28677 Selajambe 12119 12119 13908 13908 16121 16121 18384 18384 20757 20757 23350 23350 26189 26189

APORAN AKHIR 4-12

4-13

550000

500000

450000

400000

350000

300000

250000

200000

150000

100000

50000

0 Produksi Produksi Produksi Buah- Produksi

Tanaman Sayuran Tanaman Buahan (ton) Tanaman (Ton) Biofarmaka (ton) Perkebunan (Ton)

Bogor Cianjur

4126 PROYEKSI PERMINTAAN PERJALANAN KERETA API BARANG

Selain analisis demand kereta api penumpang dilakukan analisis untuk KA

pergerakan barang Total produksi barang di wilayah kab Bogor mencapai

532341462 tontahun sedangkan di wilayah kab Cianjur mencapai

43218241 Pada wilayah Kabupaten Bogor produksi tanaman perkebunan

menjadi produksi barang yang dominan pada wilayah Kabupaten Bogor

produksi tanaman buah-buahan menjadi produksi barang yang dominan Hal

ini dapat terlihat dari data yang diperoleh dari BPS sebagaimana tersaji pada

Gambar di bawah ini

Gambar 4 7 Total Produksi Wilayah Bogor dan Cianjur Sumber BPS Kab Bogor dan Kab Cianjur 2019

Berdasarkan analisis transportasi di atas serta metode proyeksi selanjutnya

dilakukan proyeksi demand dalam periode 30 tahun dari 2020 hingga 2050

Pembebanan pertumbuhan dilakukan pada matriks asal tujuan yang ada di

4-14

wilayah studi Hasil proyeksi disajikan pada tabel dibawah ini Proyeksi

demand terbagi menjadi setiap stasiun

Total potensi pergerakan barang terbanyak dengan skenario optimis

sebanyak 31 juta tontahun pada tahun 2021 dan meningkat hingga 72 juta

tontahun pada tahun 2051 Sedangkan pada skenario pesimis jumlah

demand mencapai 628 ribu tontahun pada tahun 2021 dan 12 juta

tontahun pada tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar ditemukan

pada koridor Kembang Kuning - Cileungsi sebesar 522 jutatahun

Tabel 4 9 Proyeksi Demand Barang KA Skenario Optimis Moderat dan Pesimis

Koridor Jumlah Barang (tontahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo-Kembang Kuning 338805 388812 450672 513947 580297 652776 732154 Kembang Kuning-Cileungsi 268173 307755 356719 406802 459320 516689 579519 Cileungsi-Mampir 216562 248527 288067 328512 370923 417251 467989 Mampir-Jonggol 118474 135961 157593 179719 202920 228265 256022 Jonggol-Sukagalih 40399 46362 53738 61283 69194 77836 87301 Sukagalih-Cibatu Tiga 22933 26318 30505 34788 39279 44185 49558 Cibatu Tiga-Antajaya 6345 7281 8440 9624 10867 12224 13711 Antajaya-Mekarjaya 421 483 560 639 721 811 910 Mekarjaya-Majalaya 404 463 537 612 691 778 872 Majalaya-Jamali 276 317 367 419 473 532 596 Jamali-Selajambe 131 151 175 199 225 253 284

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 10 Proyeksi Demand Barang Bongkar dan Muat KA

Stasiun Jumlah Barang (tontahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat

Nambo 70632 70632 81057 81057 93954 93954 107145 107145 120977 120977 136087 136087 152635 152635 Kembang Kuning 172574 172574 198045 198045 229555 229555 261784 261784 295580 295580 332498 332498 372930 372930 Cileungsi 98088 98088 112566 112566 130475 130475 148794 148794 168003 168003 188986 188986 211967 211967 Mampir 81910 81910 94000 94000 108956 108956 124253 124253 140294 140294 157817 157817 177008 177008 Jonggol 17466 17466 20044 20044 23233 23233 26495 26495 29915 29915 33652 33652 37744 37744 Sukagalih 19884 19884 22819 22819 26449 26449 30163 30163 34057 34057 38310 38310 42969 42969 Cibatu Tiga 6082 6082 6979 6979 8090 8090 9225 9225 10416 10416 11717 11717 13142 13142 Antajaya 247 247 283 283 328 328 374 374 423 423 475 475 533 533 Mekarjaya 128 128 147 147 170 170 194 194 219 219 246 246 276 276 Majalaya 161 161 185 185 214 214 244 244 276 276 310 310 348 348 Jamali 131 131 151 151 175 175 199 199 225 225 253 253 284 284 Selajambe 119 119 137 137 159 159 181 181 204 204 230 230 258 258

4-15

4-16

42 ANALISIS POLA OPERASI

421 KRITERIA OPERASI PERJALANAN KERETA API

4211 LALU LINTAS KERETA API

Angkutan kereta api dilaksanakan pada jaringan jalur kereta api dalam lintas

pelayanan kereta api yang membentuk jaringan pelayanan perkeretaapian

Jaringan pelayanan perkeretaapian sebagaimana dimaksud terdiri atas

a jaringan pelayanan perkeretaapian antarkota dan

b jaringan pelayanan perkeretaapian perkotaan

4212 JENIS DAN FUNGSI STASIUN

a Fungsi Stasiun bisa dikatagorikan kedalam

1 Stasiun Penumpang (SP)

Stasiun kereta api untuk keperluan naik turun penumpang

2 Stasiun Barang (SB)

Stasiun kereta api untuk bongkar muat barang

3 Stasiun Operasi

Stasiun kereta api untuk menunjang pengoperasian kereta api

b Kelas stasiun kereta api

Setiap stasiun memiliki kelas stasiun baik untuk stasiun penumpang

stasiun barang dan atau stasiun operasi

Kelas stasiun dibagi dalam 3 (tiga) kelas yaitu

1 Kelas besar

Kelas besar dalam pelaksanaannya bisa saja dibagi lagi kedalam

beberapa kelas misalnya kelas besar A B atau kelas besar C

4-17

2 Kelas Sedang

Umumnya berlokasi minimal di kota kecamatan disamping untuk

kepentingan operasi kereta api juga bisa melaksanakan jasa

pelayanan penumpang dan atau barang

3 Kelas kecil

Umumnya di perkampungan atau desa dan hanya untuk kepentingan

ȋȌǯ

c Penentu kelas stasiun

Penentuan klasifikasi stasiun didasarkan kepada kriteria-kreteria dengan

bobot pada masing-masing kreteria 100 angka (point) kriteria dimaksud

adalah sebagai berikut

1 Fasilitas Operasi

Fasilitas Operasi dimaksud adalah jenis peralatan yang

dipergunakan untuk mendukung operasi perjalanan kereta api

untuk lebih jelasnya lihat sub bab Fasilitas operasi

2 Jumlah Jalur

Semakin banyak jalur yang masih aktif maka semakin tinggi bobot

penilaiannya

3 Fasilitas Penunjang

Semakin lengkap fasilitas penunjang maka semakin tinggi bobot

penilaiannya

4 Frekuensi Lalu-lintas (KA)

Semakin banyak jumlah kereta api termasuk semakin lebih banyak

kereta api yang berhenti maka semakin tinggi bobot penilaiannya

4-18

5 Jumlah Penumpang

Semakin banyak jumlah penumpang dan mungkin semakin tinggi

nilai pendapatan maka semakin tinggi bobot penilaiannya

6 Jumlah barang

Semakin banyak jumlah penumpang dan mungkin semakin tinggi

nilai pendapatan maka semakin tinggi bobot penilaiannya

4213 KECEPATAN KERETA API DAN BEBAN GANDAR

a Kecepatan kereta api

1 Kecepatan rencana

2 Kecepatan maksimum

3 Kecepatan operasi

4 Kecepatan komersial

b Beban gandar

Beban gandar adalah beban yang diterima oleh jalan rel dari satu

gandar Beban gandar untuk lebar jalan rel 1067 mm pada semua kelas

jalur maksimum sebesar 18 ton

4214 GEDUNG DAN FASILITAS PENDUKUNG OPERASI KERETA API DI

STASIUN

a Gedung stasiun

Gedung stasiun kereta api merupakan bagian dari stasiun kereta api yang

digunakan untuk melayani pengaturan perjalanan kereta api dan

pengguna jasa kereta api

b Jenis

1 Gedung untuk kegiatan pokok yang terdiri atas

a) hall

b) perkantoran kegiatan stasiun

4-19

c) loket karcis

d) ruang tunggu

e) ruang informasi

f) ruang fasilitas umum

g) ruang fasilitas keselamatan

h) ruang fasilitas keamanan

i) ruang fasilitas penyandang cacat dan lansia da

j) ruang fasilitas kesehatan

2 Gedung untuk kegiatan penunjang stasiun kereta api yang terdiri

atas

a) pertokoan

b) restoran

c) perkantoran

d) perparkiran

e) perhotelan

f) ruang lain yang menunjang langsung kegiatan stasiun kereta

api

3 Gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus di stasiun kereta api

yang terdiri atas

a) ruang tunggu penumpang

b) bongkar muat barang

c) pergudangan

d) parkir kendaraan

4-20

L = 064 m2orang x V x LF

e) penitipan barang

f) ruang atm dan

g) ruang lain yang menunjang baik secara langsung maupun tidak

langsung kegiatan stasiun kereta api

c Persyaratan teknis gedung

1 Persyaratan Bangunan

a) Konstruksi material disain ukuran dan kapasitas bangunan

sesuai dengan standar kelayakan keselamanan dan keamanan

serta kelancaran sehingga seluruh bangunan stasiun dapat

berfungsi secara handal

b) Memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan gedung

dari bahaya banjir bahaya petir bahaya kelistrikan dan bahaya

kekuatan konstruksi

c) Instalasi pendukung gedung sesuai dengan peraturan

perundangundangan tentang bangunan mekanikal elektrik

dan pemipaan gedung (plumbing) bangunan yang berlaku

2 Luas bangunan ditetapkan untuk

a) Gedung kegiatan pokok dihitung dengan formula sebagai

berikut

L = Luas bangunan (m2)

V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu

tahun (orang)

LF = Load factor (80)

4-21

b) Gedung kegiatan penunjang dan gedung jasa pelayanan khusus

di stasiun kereta api ditetapkan berdasarkan kebutuhan

3 Menjamin bangunan stasiun dapat berfungsi secara optimal dari segi

tata letak ruang gedung stasiun sehingga pengoperasian sarana

perkeretaapian dapat dilakukan secara nyaman

4 Komponen gedung meliputi

1 gedung atau ruangan

2 media informasi (papan informasi atau audio)

3 fasilitas umum terdiri dari

4 ruang ibadah

5 toilet

6 tempat sampah

7 ruang ibu menyusui

8 fasilitas keselamatan

9 fasilitas keamanan

10 fasilitas penyandang cacat atau lansia

11 fasilitas kesehatan

4215 PENGALOKASIAN RUANG UNTUK PENGOPERASIAN

a Untuk kepentingan operasi suatu jalur kereta api harus memiliki

pengaturan ruang yang terdiri dari

1 ruang bebas

2 ruang bangun

b Ruang bebas adalah ruang di atas jalan relyang senantiasa harus bebas

dari segala rintangan dan benda penghalang ruang ini disediakan

4-22

untuk lalu Iintas rangkaian kereta api Ukuran ruang bebas untuk jalur

tunggal dan jalur ganda baik pada bagian Iintas yang lurus maupun

yang melengkung untuk lintas elektrifikasi dan non elektrifikasi

c Ruang bangun adalah ruang di sisi jalan rel yang senantiasa harus bebas

dari segala bangunan tetap

d Batas ruang bangun diukur dari sumbu jalan rel pada tinggi 1 meter

sampai 355 meter Jarak ruang bangun tersebut ditetapkan sebagai

berikut

Tabel 4 11 Jarak Ruang Bangun

Segmen Jalur Lebar Jalan Rel (1067 mm dan 1435 mm)

Jalur Lurus Jalur Lengkung Lintas Bebas

Minimal 235 mm di kiri kanan as jalan rel

5PLQLPDOP R gt 300 minimal 245 m Di kiri kanan as jalan rel

Emplasemen Minimal 195 m di kiri kanan as jalan rel Minimal 235 m di kiri kanan as jalan rel Jembatan Terowongan 215 di kiri kanan as jalan rel 215 m di kiri kanan as jalan rel

4216 JENIS ANGKUTAN MELALUI KERETA API

a Angkutan Penumpang

1 Penumpang Eksekutif

Dari pihak penyedia jasa angkutan memberikan pelayanan

yang lebih baik dibandingkan dengan penumpang Bisnis dan

Ekonomi baik dari segi kelonggaran ruangan lebih longgar

dan nyaman dalam 1 (satu) keretagerbong sekitar untuk 50

penumpang

2 Penumpang Bisnis

Perbedaan dengan pelayanan kelas eksekutif adalah ruangan

lebih di persempit sehingga kemampuan jumlah penumpang

dalam 1 (satu) gerbongkereta lebih banyak dalam 1 (satu)

keretagerbong sekitar untuk 64 penumpang

4-23

3 Penumpang Ekonomi

Perbedaan dengan pelayanan kelas ekonomi adalah ruangan

lebih di persempit lagi sehingga kemampuan jumlah

penumpang dalam 1 (satu) gerbongkereta lebih banyak

dalam 1 (satu) keretagerbong sekitar untuk 100 penumpang

b Angkutan Barang

1 Barang Negosiasi

Jenis barang yang diangkut biasanya barangnya tertentu dan

tempatstasiun pemberangkatan dan atau tujuan tetap

2 Barang Non Negosiasi

Kebalikan dari jenis barang di atas jenis barangnya umum dan

terkadang tempatstasiun pemberangkatan dan atau tujuan

tidak tetap

4217 EMPLASMEN STASIUN

a Emplasemen

Emplasen merupakan kumpulan jalur untuk pergerakan sarana

perkeretaapian yang dihubungkan dengan wesel penghubung jalur

melalui mekanisme perangkat persinyalan

b Skema rancangan Layout Emplasemen Stasiun

Klasifikasi jalur kereta api di stasiun dapat diklasifikasikan dalam

beberapa jenis yaitu Jalur langsir atau jalur tepi (Siding track) Jalur

sayap (Loop track) dan jalur utama (main track) ilustrasi dari istilah

dimaksud seperti berikut

4-24

Gambar 4 8 Klasifikasi Dari Jalur Kereta Api

Penetapan jumlah dan lay out jalur di suatu stasiun tergantung berbagai

unsur yang mempengaruhinya antara lain jenis dan kelas stasiun

ketersediaan lahan letak stasiun di dalam suatu jaringan pelayanan dan

lain sebagainya

c Track layout di beberapa karakteristik stasiun

Layout untuk stasiun penghabisan (stasiun buntu) serta stasiun

persimpangan (Junction) dapat didesain dengan berbagai model

diantaranya

CLASIFICATION OF TRACK

LOOP TRACK

MAIN TRACK

SIDING

4-25

Gambar 4 9 Track Layout Kereta Api

d Jenis dan fungsi Jalur di emplasemen suatu stasiun

Jenis Ȃ jenis jalur yang ada sesuai dengan peruntukannya atau ngusi jalur

tersebut beberapa jenis jalur dimaksud diantaranya

1 Jalur utama atau disebut juga jalur kereta api yaitu jalur yang ada

di stasiun yang digunakan untuk kereta api datang berangkat atau

langsung dan dapat dipergunakan juga untuk kegiatan langsir

2 Jalur stabling atau jalur simpan yaitu jalur untuk keperluan

menyimpan sarana perkeretaapian

3 Jalur luncur yaitu jalur setelah penghabisan jalur utama yaitu untuk

kereta api yang datang berhenti

4 Jalur tangkap yaitu jalur untuk menangkap gelundungan sarana

kereta api

4-26

4218 PERON

a Fungsi

Peron sebagai tempat yang digunakan untuk aktifitas naik turun

penumpang kereta api

b Jenis

1 Peron tinggi

2 Peron sedang

3 Peron rendah

c Persyaratan Penempatan

1 Ditepi jalur (side platform)

2 Diantara dua jalur (island platform)

d PersyaratanTeknis

1 Persyaratan Pembangunan

a) Tinggi

1) Peron tinggi tinggi peron 1000 mm diukur dari

kepala rel

2) Peron sedang tinggi peron 430 mm diukur dari

kepala rel

3) Peron rendah tinggi peron 180 mm diukur dari

kepala rel

b) Jarak tepi peron ke as jalan rel

1) Peron tinggi 1600 mm (untuk jalan rel di lurusan)

dan 1650 mm (untuk jalan rel di lengkungan)

2) Peron sedang 1350 mm

3) Peron rendah 1200 mm

c) Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang

kereta api penumpang yang beroperasi

d) Lebar peron dihitung berdasarkan jumlah penumpang

dengan menggunakan formula sebagai berikut

4-27

b = Lebar peron (meter)

V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu

tahun (orang)

LF = Load factor (80)

I = Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang kereta

api penumpang yang beroperasi (meter)

1) Hasil penghitungan lebar peron menggunakan formula

di atas tidak boleh kurang dari ketentuan lebar peron

minimal sebagai berikut

Tabel 4 12 Ketentuan Minimal Lebar Peron

No

Jenis Peron

Di antara dua j a lur (island platform)

Di t epi j alur (side platform)

1 Tinggi 2 meter 165 meter

2 Sedang 25 meter 19 meter

3 Rendah 28 meter 205 meter

2) Lantai peron tidak menggunakan material yang licin

2 Peron sekurang-kurangnya dilengkapi dengan

a lampu

b papan petunjuk jalur

c papan petunjuk arah

d batas aman peron

3 Persyaratan operasi

a Hanya digunakan sebagai tempat naik turun

penumpang dari kereta api

b = 064 m2orang x V x LF I

4-28

b Dilengkapi dengan garis batas aman peron

1) Peron tinggi minimal 350 mm dari sis tepi luar

ke as peron

2) Peron sedang minimal 600 mm dari sisi tepi luar ke as peron

3) Peron rendah minimal 750 mm dari sisi tepi luar ke as peron

4219 FREKUENSI PERJALANAN KERETA API DAN PROGRAM

PERJALANAN KERETA API

a Frekuensi perjalanan kereta api adalah program perjalanan kereta api

yang direncanakan jalan untuk waktu tertentu relatifnya diprogramkan

untuk waktu satu tahun

b Kapasitas lintas adalah kemampuan suatu lintas untuk dapat dilewati

oleh sejumlah perjalanan kereta api dalam kurun waktu tertentu

misalnya dalam waktu 24 jam waktu periode sibuk (peak hour) dst

Rumusan besaran kapasitas lintas berdasarkan rumus scott sebagai

1 Kapasitas lintas jalur tunggal (1440H x 60) KA

2 Kapasitas lintas jalur ganda (1440H x 70) KA

H = Headway = (Jarak petak jalan kecepatan rata2) + C menit

C = pelayanan hubungan blok AElig 025 menit atau 1 menit

025 menit di persinyalan elektrik

1 menit di persinyalan mekanik

42110 JENIS DAN SPESIFIKASI SARANA PERKERETAAPIAN

Sarana perkeretaapian adalah lokomotif kereta gerbong KRD KRL

dan Peralatan khusus variasi sarana perkeretaapian yang dapat

digunakan untuk kebutuhan pelayanan angkutan di lebar jalur 1067

mm yang ada di wilayah Daerah Operasi 1 Jakarta dan 2 Bandung

diantaranya adalah

4-29

a Lokomotif CC 201 202 203 204 dan 206

b Kereta Ekonomi kereta bisnis kereta eksecutif dan kereta wisata

(Priority Car) dengan berbagai type dan tahun produksinya

c Kereta Rel Diesel dan kereta rel Listrik dengan berbagai jenis klas-

nya

d Gerbong datar gerbong tanki dan gerbong tertutup

Berikut ini tercantum tabel jumlah armada lokomotif yang digunakan

diberbagai wilayah yang dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia serta

spesifikasi teknis lokomotif dimaksud sebagai berikut

4-30

a Armada Lokomotif CC 201 sd CC 206

Tabel 4 13 Jumlah Armada lokomotf CC 201 sd CC 206

Type Loko

Daya Motor Diesel (bhp)

Ketersediaan (unit)

Tahun Operasi

Kecepatan Maksimum (kmjam)

Wilayah Operasi

(umur) 31-40

thn 21-30

thn 11-20

thn 6-10 thn 0-5 thn TOTAL

CC 201 1950 29 unit 91 unit 4 unit 7 unit - 131 unit Tahun 1977 80 Jawa

CC 202 2250 - 29 unit 9 unit - 9 unit 47 unit Tahun 1986 80 Jawa

CC 203 2150 - - 37 unit - - 37 unit Tahun 1995 120 Jawa

CC 204 2150 - - - 10 unit - 10 unit Tahun 2006 120 Jawa

CC 204 MO 2150 - - - 7 unit - 7 unit Tahun

2003 120 Jawa

CC 205

2200

-

-

-

-

6 unit

6 unit

Tahun 2011

80

Sub Divre 32

Tanjung Karang

CC 206 2250 - - - - 100 unit 100 unit Tahun 2014 120 Jawa

Sumber Album Lokomotif PT KAI Tahun 2013

4-31

b Daftar beban tarik lokomotif CC 201 sd CC 204

Tabel 4 14 Beban Tarik Setiap Jenis Lokomotif Pada Landai Penentu dan Kecepatan Tertentu

4-32

a Gambar Lokomotif CC 200 sd CC 203

Gambar 4 10 Lokomotif CC 200 sd CC 203

4-33

b Spesifikasi Teknik Lokomotif CC 204

Gambar 4 11 Spesifikasi Teknis Lokomotif CC 204

4-34

c Tabel Beban Tarik Lokomotif CC 204

Tabel 4 15 Beban Tarik Lokomotif CC 204

d Gambar Lokomotif CC 204

Gambar 4 12 Lokomotif CC 204

4-35

e Spesifikasi Teknik Lokomotif CC 206

Gambar 4 13 Spesifikasi Teknis Lokomotif CC 206

4-36

f Kurva Beban Tarik Lokomotif CC 206

Gambar 4 14 Kurva Beban Teknik Lokomotif CC 206

g Gambar lokomotif CC 206

Gambar 4 15 Lokomotif CC 206

h Beberapa data teknis kereta ekonomi

4-37

hearts Nama pembuat PT INKA

hearts Pemesan Dep Hub

hearts Tahun pembuatan 2007

hearts Jumlah 15 units

hearts Kapasitas penumpang 106 penumpang

hearts Kecepatan maksimum 100 km jam

hearts Lebar sepur 1067 mm

hearts Beban gandar 14 tons

hearts Panjang kereta 20920 mm

hearts Berat kosong 33 tons

i Spesifikasi Teknis KRDI (Kereta Rel Diesel)

Tabel 4 16 Spesifikasi Teknis Kereta Rel Diesel (KRDI)

Panjang kereta dan kopler 207 m

panjang body kereta 20 m

Lebar body kereta 299 m

Tinggi body kereta dari top rel 353 m

Gambar 4 16 Lokomotif Kereta Rel Diesel (KRDI)

j Jenis Gerbong

4-38

Gerbong adalah sarana kendaraan jalan rel yang khusus digunakan

untuk angkutan barang baik barang cair padat atau barang lainnya

Beberapa jenis gerbong yang ada di PT KAI diantaranya sebagai

berikut

frac34 Gerbong terbuka

frac34 Gerbong tertutup

frac34 Gerbong ketel

Contoh gambar gerbong dimaksud yaitu

Gambar 4 17 Gerbong terbuka

Gambar 4 18 Gerong Datar

Gambar 4 19 Gerbong tertutup dan gerbong ketel

4-39

Berat kosong bervariasi asumsi yang digunakan 145 ton dan berat

mauatan mulai 31 ton sd 50 ton asumsi untuk perhitungan

kebutuhan gerbong berat muatnya diasumsikan 31 ton jadi relatif

berat gerbong beserta isinya 45 ton

422 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG

4221 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG PER

HARI

Berdasarkan analisa potensi demand per tahun pada Bab 4 sebagaimana

tercantum dalam analisis transportasi dapat dihitung potensi demand per

hari sebagai acuan untuk memprakirakan kebutuhan frekuensi kereta api di

lintas trase terkait perhitungan sementara demand per hari dengan cara

membagi demand per tahun dengan nilai 365 Berikut ini beberapa tabel

prakiraan kebutuhan angkutan penumpang dan barang yang diprediksikan

mulai tahun 2021 sampai dengan tahun 2051 yang diurut per 5 tahunan

sebagai berikut

Tabel 4 17 Prakiraan Kebutuhan Angkutan Penumpang

Keterangan Jumlah Penumpang (pnphari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo-Kembang Kuning 2788 3200 3709 4229 4775 5372 6025 Kembang Kuning-Cileungsi 2331 2675 3100 3536 3992 4491 5037 Cileungsi-Mampir 2309 2649 3071 3502 3954 4448 4989 Mampir-Jonggol 1305 1497 1735 1979 2235 2514 2819 Jonggol-Sukagalih 1038 1191 1381 1574 1778 2000 2243 Sukagalih-Cibatu Tiga 471 540 63 71 81 907 1018 Cibatu Tiga-Antajaya 132 151 18 200 226 254 285 Antajaya-Mekarjaya 70 81 94 107 120 135 152 Mekarjaya-Majalaya 123 142 164 187 211 238 267 Majalaya-Jamali 81 93 108 123 139 156 176 Jamali-Selajambe 36 42 48 6 62 70 79

4-40

Tabel 4 18 Prakiraan Kebutuhan Angkutan Barang

Keterangan Jumlah Barang (tonhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo-Kembang Kuning 928 1065 1235 1408 1590 1788 2006 Kembang Kuning-Cileungsi 735 843 977 1115 1258 1416 1588 Cileungsi-Mampir 593 681 789 900 1016 1143 1282 Mampir-Jonggol 325 372 432 492 556 625 701 Jonggol-Sukagalih 111 127 147 168 190 213 239 Sukagalih-Cibatu Tiga 63 72 84 95 108 121 136 Cibatu Tiga-Antajaya 17 20 23 26 30 33 38 Antajaya-Mekarjaya 12 13 15 18 20 22 25 Mekarjaya-Majalaya 11 13 15 17 19 21 24 Majalaya-Jamali 08 09 10 11 13 15 16 Jamali-Selajambe 04 04 05 05 06 07 08

Pada prakiraan angkutan penumpangnya frekuensi tertinggi berdasarkan

perhitungan pada tabel417 dan tabel 418 di atas secara berurutan tercatat

hearts tahun 2021 sebesar 2788 penumpang

hearts tahun 2026 sebesar 3200 penumpang

hearts tahun 2031 sebesar 3709 penumpang

hearts tahun 2036 sebesar 4229 penumpang

hearts tahun 2041 sebesar 4775 penumpang

hearts tahun 2046 sebesar 5372 penumpang

hearts tahun 2051 sebesar 6025 penumpang

Sedangkan angkutan barang tercatat sebagai berikut

hearts tahun 2021 sebesar 928 ton

hearts tahun 2026 sebesar 1065 ton

hearts tahun 2031 sebesar 1235 ton

hearts tahun 2036 sebesar 1408 ton

hearts tahun 2041 sebesar 1590 ton

hearts tahun 2046 sebesar 1788 ton

hearts tahun 2051 sebesar 2006 ton

Nilai prakiraan angkutan penumpang dan barang ini akan menjadi bahan

perhitungan untuk menentukan besaran frekuensi perjalanan kereta api

yang dibutuhkan

4-41

4222 ANALISIS VOLUME PERGERAKAN TURUN NAIK PENUMPANG

DAN BONGKAR MUAT BARANG DI STASIUN

Perhitungan besaran jumlah turun naik penumpang atau barang di stasiun

ditujukan untuk memprakirakan jenis stasiun apa di trase kajian serta untuk

memahami juga untuk kebutuhan luas peron di stasiun Berdasarkan kajian

transportasi di Bab 4 pada analisis transportasi tentang prakiraan jumlah

penumpang yang turun naik dan bongkar muat barang di stasiun pada

volume per tahun maka dapat dihitung untuk besaran per harinya dengan

pembagi 365 hasilnya sebagai berikut

Tabel 4 19 Prakiraan Volume Turun Naik Penumpang Per Hari Tahun 2021

Sampai Dengan Tahun 2051

Nama-nama Stasiun Potensi Turun - Naik Penumpang per hari di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo 915 1050 1217 1388 1567 1762 988

Kembang Kuning 2919 3350 3882 4428 4999 5624 3154

Cileungsi 2008 2304 2671 3046 3439 3869 2169

Mampir 2035 2335 2706 3086 3485 3920 2198

Jonggol 1134 1301 1508 1720 1942 2185 1225

Sukagalih 678 778 902 1028 1161 1306 733

Cibatu Tiga 214 246 285 325 367 413 232

Antajaya 86 99 115 131 148 166 93

Mekarjaya 84 97 112 128 144 162 91

Majalaya 98 113 131 149 168 189 106

Jamali 73 83 97 110 125 140 79

Selajambe 66 76 88 101 114 128 72

4-42

Tabel 4 20 Prakiraan Volume Bongkar Muat (ton) Per Hari Tahun 2021

Sampai Dengan Tahun 2051

Nama Stasiun-stasiun Potensi Bongkar Muat Barang (tonhari) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo 387 444 515 587 663 746 836

Kembang Kuning 946 1085 1258 1434 1620 1822 2043

Cileungsi 537 617 715 815 921 1036 1161

Mampir 449 515 597 681 769 865 970

Jonggol 96 110 127 145 164 184 207

Sukagalih 109 125 145 165 187 210 235

Cibatu Tiga 33 38 44 51 57 64 72

Antajaya 1353 1551 1797 2049 2318 2603 2921

Mekarjaya 701 805 932 1063 1200 1348 1512

Majalaya 882 1014 1173 1337 1512 1699 1907

Jamali 718 827 959 1090 1233 1386 1556

Selajambe 652 751 871 992 1118 1260 1414

Tabel 419 dan tabel 420 tersebut di atas dihitung untuk bahan pertimbangan

dalam menentukan jenis stasiun (stasiu penumpang dan atau barang)

4223 PRAKIRAAN JUMLAH KEBUTUHAN FREKUENSI (TRIP)

PERJALANAN PER HARI DI TIAP-TIAP STASIUN TERKAIT

Berdasarkan prakiraan kebutuhan potensi angkutan penumpang dan

angkutan barang sebagaimana tercantum di tabel 417 dan 418 beserta

penjelasan di bawahnya dapat diketahui jumlah frekuensi kereta api yang

harus dijalankan setiap harinya

Beberapa kemungkinan kapasitas kereta api penumpang tergantung jumlah

kereta atau gerbong yang diangkut kemungkinan tersebut dirinci untuk

menemukan yang ideal dari sisi waktu perjalanan sehingga dapat

dipersaingkan dengan moda angkutan lain juga dari sisi kebutuhan besaran

daya angkut serta headway yang diharapkan berikut beberapa

kemungkinannya jika dalam 1 train set (KA) terdiri dari

frac34 4 kereta = 4 x 80 penumpang = 320 penumpang

frac34 6 kereta = 6 x 80 penumpang = 480 penumpang

frac34 8 kereta = 8 x 80 penumpang = 640 penumpang

4-43

frac34 10 kereta = 10 x 80 penumpang = 800 penumpang

Dibatasi 10 kereta itu berhubung dengan daya tarik lok CC 204 atau CC

206 di lereng 20 permil masih mampu laju dengan kecepatan 40 kmjam

Catatan 1 kereta berat rata-rata 45 ton jadi 10 kereta = 450 ton

Demikian juga untuk KA untuk kereta api barang berat gerbong dan

muatannya diasumsikan 45 ton per gerbong jadi pembatasannya 10

gerbong

Prakiraan frekuensi kereta api penumpang dengan trainsets 4 6 8 atau 10

kereta berdasarkan volume angkutan sebagaimana tercantum di tabel 417

dapat dihitung dengan cara (jumlah volumekapasitas KA) hasilnya

menjadi sebagi berikut

Tabel 4 21 Prakiraan Frekuensi Kereta Api Penumpang

Alternatif Stam Formasi Frekuensi KA Penumpang (KAhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 2 kereta 17 20 23 26 30 34 38 4 kereta 9 10 12 13 15 17 19 6 kereta 6 7 8 9 10 11 13 8 kereta 4 5 6 7 7 8 9 10 kereta 3 4 5 5 6 7 8

Tabel 4 22 Prediksi Frekuensi Kereta Api Barang

Alternatif Stamformasi Frekuensi KA Penumpang (KAhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 gerbong 4 4 5 6 7 7 8 10 gerbong 3 4 4 5 5 6 7 Catatan tahun 2020-2026 tentatif

423 ANALISA POLA OPERASI PERJALANAN KERETA API

Pola operasi perjalanan kereta api menganalisa mengenai berbagai informasi

yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan perjalanan kereta api analisanya

meliputi implikasi trase yang diusulkan potensi angkutan yang ada serta

kebutuhan sarana kereta api

4-44

4231 KECEPATAN OPERASI PERJALANAN KERETA API

Kecepatan kereta api ditentukan berdasarkan kemampuan jalur kereta api

kemampuan sarana kereta api dan sifat barang yang diangkut Prasarana

yang berkaitan dengan kecepatan kereta api yaitu mengenai alinyemen

vertical dan horizontal berikut di bawah ini informasi besaran alinyemen

dimaksud sebagai berikut

Tabel 4 23 Alinyemen Vertical Trase

No

KM

Elevasi Kop

Rel

Kelandaian (Per Mill)

Grade In

Grade Out

Stasiun Nambo 1 0 + 000 100 000

Stasiun Kembang Kuning

2 4 + 000 100 000 -670 3 7 + 000 80 -670 000

Stasiun Cileungsi 4 10 + 500 80 000 -670

Stasiun Mampir 5 13 + 500 60 -670 000

Stasiun Jonggl 6 20 + 500 60 000 730 7 23 + 250 80 730 000

Stasiun Sukagalih 8 27 + 500 80 000 800 9 30 + 000 100 800 000

Stasiun Cibatu Tiga 10 36 + 000 100 000 1850 11 39 + 250 160 1850 000 12 40 + 000 160 000 1500

Stasiun Antajaya 13 44 + 000 220 1500 000 14 44 + 500 220 000 1880 15 48 + 750 300 1880 000 16 49 + 250 300 000 2000 17 54 + 250 400 2000 000

Stasiun Mekarjaya 18 55 + 000 400 000 2000

4-45

No

KM

Elevasi Kop

Rel

Kelandaian (Per Mill)

Grade In

Grade Out

19 57 + 250 445 2000 000 20 57 + 750 445 000 1200

Stasiun Majalaya 21 59 + 000 460 1200 000 22 59 + 750 460 000 -2000 23 61 + 000 435 -2000 000 24 61 + 500 435 000 -2000 25 65 + 250 360 -2000 000 26 67 + 000 360 000 -1140

Stasiun Jamali 27 70 + 500 320 -1140 000 28 71 + 000 320 000 -1780 29 73 + 250 280 -1780 000 30 78 + 900 280 000

Stasiun Selajambe

Alinyemen horizontal secara keseluruhan radius terkecil 800 meter sehingga

tidak mempengaruhi pada pembatasan kecepatan

Berdasarkan tabel-tabel tentang besaran alinyemen vertical yang ada di

wilayah studi diketahui bahwa gradient terbesar adalah 20 000 dengan

demikian tolok ukur untuk menentukan berat rangkaian KA terbatasi pada

kemampuan lokomotif atau kendaraan penarik di lereng tersebut

Dari haulingload lokomotif yang ada CC 204 dan CC 206 Kecepatan kereta api

di lereng vertikal mencapai 20 000 dapat mencapai kecepatan 80 kmjam

dengan berbagai implikasinya artinya makin rendah kecepatan kereta api

maka makin banyak jumlah ton kereta api yang dapat diangkut sebaliknya

makin besar kecepatan kereta api maka makin sedikit jumlah ton kereta api

yang bisa diangkut berikut berbagai kemungkinannya

4-46

4 24 Estimasi Kecepatan Terhadap Angkutan Barang

CC 204

20 permil

Kecepatan KA 40 50 60 70 80 Ton 420 380 280 200 180 Jmh KRT 93 84 62 44 40 bulatkan 9 8 6 4 4 Panjang Rangk 205 184 143 102 102 Jmh GRB 84 76 56 4 36 bulatkan 8 7 5 4 3 Panjang Rangk 136 122 93 78 64

CC 206

20 permil

Kecepatan KA 40 50 60 70 80 Ton 480 380 280 220 180 Jmh KRT 107 84 62 49 40 bulatkan 10 8 6 5 4 Panjang Rangk 225 184 143 1225 102 Jmh GRB 96 76 56 44 36 bulatkan 9 7 5 4 3 Panjang Rangk 151 122 93 78 64

Sumber Diolah konsultan dari houling load lokomotif CC 204 dan 206 serta data dimensi sarana kereta

Mencermati berbagai kemungkinan di atas maka di berat 450 ton (senilai 10

kereta atau 10 gerbong isi) kereta api masih dapat melaju dengan kecepatan

40 kmjam dengan ton yang sama pada gradient yang lebih kecilnya maka

kecepatan akan lebih besar di atas 40 kmjam

Sementara gradient yang ada di trase NamboCileungsi mulai dari 0 000 sd

20 000 daftar hauling load lok CC 204 dan 206 dengan berat 450 ton pada

gradient 5 000 sd 20 000 relatifnya tercatat sebagai berikut

Tabel 4 25 Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 204 Beban 450 Ton

Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 204 dengan berat kereta api 450 ton

No Gradient (permil) Kecepatan Maksimum (kmjam)

1 5 90 2 10 72 3 15 55 4 20 40

4-47

Tabel 4 26 Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 206 Beban 450 Ton

Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 206 dengan berat

kereta api 450 ton

No Gradient (permil) Kecepatan Maksimum (kmjam)

1 5 90 2 10 72 3 15 55 4 20 42

Namun demikian berdasarkan berdasarkan hasil konsultasi asistensi pada

tanggal Agustus 2020 diharapkan konsultan untuk mengkaji ulang mengenai

kecepatan atau waktu tempuh perjalanan kereta api di lintas trase baru ini

(CileungsiNambo Ȃ SelajambeCianjur) agar mampu bersaing dengan moda

angkutan jalan raya Untuk mencukupi usulan dimaksud dicoba dianalisis

kembali berbagai kemungkinan untuk meningkatkan kecepatan kereta api

dengan opsi pengurangan jumlah rangkaian referensi yang ada seperti tabel-

tabel berikut ini

Tabel 4 27 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 180 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 4 5 120 90 2 4 10 120 90 3 4 15 90 81 4 4 20 78 70

Tabel 4 28 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 270 ton

dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 6 5 120 90 2 6 10 92 83 3 6 15 75 68 4 6 20 60 54

4-48

Tabel 4 29 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 360 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 8 5 100 90 2 8 10 80 72 3 8 15 60 54 4 8 20 50 45

Tabel 4 30 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 450 ton

dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 10 5 85 77 2 10 10 72 65 3 10 15 52 47 4 10 20 42 38

Kecepatan operasi untuk KA penumpang dibatasi 90 kmjam dan kecepatan

operasi kereta api barang 60 kmjam Untuk KA barang rangkaian paling

sedikit utuk 8 rangkaian kecepatan operasinya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 31 Kecepatan Kereta api Barang berat rangkaian KA 360 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(gerbong) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 8 5 100 60 2 8 10 80 60 3 8 15 60 54 4 8 20 50 45

Tabel 4 32 Kecepatan Kereta api Barang berat rangkaian KA 450 ton dengan

lok CC 204206

Nomor

Jumlah rangkaian (gerbong)

Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 10 5 85 60 2 10 10 72 60 3 10 15 52 47 4 10 20 42 38

4-49

4232 BERAT KERETA ATAU GERBONG

Berdasarkan spesifikasi kereta atau gerbong sebagaimana diuraikan pada

butir 42110 h sampai dengan j dapat disimpulkan bahwa berat rata-rata

kereta atau gerbong sebagai berikut

Kereta ekonomi bisnis beserta penumpangnya rata-rata 45 ton berat

gerbong kosong diasumsikan rata-rata 145 ton berat muat diasumsikan 30

ton jadi berat gerbong dan muatannya 445 ton relatifnya 45 ton Jadi variasi

berat kereta api penumpang dan barang menjadi sebagai berikut

Kereta api Penumpang

frac34 ͶǯͶͷαͳͺͲ ton

frac34 ǯͶͷαʹͲ ton

frac34 ͺǯͶͷα͵Ͳ ton

frac34 ͳͲǯͶͷαͶͷͲ ton

Kereta api Barang

frac34 8 ǯͶͷα͵Ͳ ton

frac34 ͳͲǯͶͷαͶͷͲ ton

4233 PANJANG RANGKAIAN KERETA API DAN PANJANG EFEKTIF

JALUR UTAMA DI STASIUN-STASIUN

Berdasarkan jumlah kereta atau gerbong yang dapat dirangkaikan dalam

satu rangkaian kereta api sebagaimana dibahas pada butir 4223 di atas

dapat diketahui panjang rangkaian kereta api maksimum menjadi sebagai

berikut

a Untuk kereta api penumpang = (10 x 205 meter) + 20 meter = 225

meter

b Untuk kereta api penumpang KRD = (10 x 207 meter) = 207 meter

4-50

c Untuk kereta api Barang = (10 x 145 meter) + 20 meter = 165

meter

Maka yang menjadi acuan dalam menentukan panjang efektif jalur utama di

stasiun minimalnya (225 + 20 ) meter = 245 meter

4234 WAKTU PERJALANAN KERETA API

Waktu perjalanan kereta api penumpang berdasarkan kemampuan lokmotif

CC 206 yang disesuaikan dengan Alinyemen vertical yang ada di trase

tersebut serta kemampuan sarana kereta apinya Waktu tempuh ini sesuai

pula dengan berat rangkaian yang dibawa Tabel-tabel berikut menyajikan

berbagai waktu tempuh atau waktu perjalanan KA hasilnya sebagai berikut

4-51

Tabel 4 33 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 4 kereta (180 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 313 3906 1088 27188 313 3906 1713 29 45 08 2163 36 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 313 3906 2008 50188 313 3906 2633 44 45 08 3083 51 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 313 3906 888 22188 313 3906 1513 25 45 08 1963 33 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 313 3906 1888 47188 313 3906 2513 42 45 08 2963 49 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 313 3906 2648 66188 313 3906 3273 55 45 08 3723 62 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 313 3906 2448 61188 313 3906 3073 51 45 08 3523 59 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 250 2500 5000 100000 250 2500 5500 92 45 08 5950 99 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 250 2500 4500 90000 250 2500 5000 83 45 08 5450 91

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 250 2500 3150 63000 250 2500 3650 61 45 08 4100 68 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 250 2500 4600 92000 250 2500 5100 85 45 08 5550 93 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 250 2500 4900 98000 250 2500 5400 90 5400

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 3937 656 detik menit

Dwelling time di Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 4387 731

4-52

Tabel 4 34 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 6 kereta (270 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 281 3164 1274 28672 281 3164 1837 31 45 08 2287 38 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 281 3164 2297 51672 281 3164 2859 48 45 08 3309 55 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 281 3164 1052 23672 281 3164 1615 27 45 08 2065 34 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 281 3164 2163 48672 281 3164 2726 45 45 08 3176 53 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 281 3164 3008 67672 281 3164 3570 60 45 08 4020 67 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 281 3164 2785 62672 281 3164 3348 56 45 08 3798 63 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 188 1406 6813 102188 188 1406 7188 120 45 08 7638 127 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 188 1406 6146 92188 188 1406 6521 109 45 08 6971 116

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 188 1406 4346 65188 188 1406 4721 79 45 08 5171 86 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 188 1406 6279 94188 188 1406 6654 111 45 08 7104 118 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 188 1406 6679 100188 188 1406 7054 118 7054

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 4809 802 detik menit

Dwelling time di Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 5259 877

4-53

Tabel 4 35 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 8 kereta (360 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 250 2500 1500 30000 250 2500 2000 33 45 08 2450 41 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 250 2500 2650 53000 250 2500 3150 53 45 08 3600 60 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 250 2500 1250 25000 250 2500 1750 29 45 08 2200 37 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 250 2500 2500 50000 250 2500 3000 50 45 08 3450 58 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 250 2500 3450 69000 250 2500 3950 66 45 08 4400 73 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 250 2500 3200 64000 250 2500 3700 62 45 08 4150 69 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 45 08 9006 150 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 156 977 7444 93047 156 977 7756 129 45 08 8206 137

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 156 977 5284 66047 156 977 5596 93 45 08 6046 101 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 156 977 7604 95047 156 977 7916 132 45 08 8366 139 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 156 977 8084 101047 156 977 8396 140 8396

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 5577 930 detik menit

Dwelling time 10 Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 6027 1005

4-54

Tabel 4 36 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 10 kereta (450 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit

1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 225 2025 1719 30950 225 2025 2169 36 45 08 2619 44 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 225 2025 2997 53950 225 2025 3447 57 45 08 3897 65 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 225 2025 1442 25950 225 2025 1892 32 45 08 2342 39 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 225 2025 2831 50950 225 2025 3281 55 45 08 3731 62 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 225 2025 3886 69950 225 2025 4336 72 45 08 4786 80 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 225 2025 3608 64950 225 2025 4058 68 45 08 4508 75 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 131 689 9869 103622 131 689 10131 169 45 08 10581 176 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 131 689 8916 93622 131 689 9179 153 45 08 9629 160

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 131 689 6345 66622 131 689 6607 110 45 08 7057 118 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 131 689 9107 95622 131 689 9369 156 45 08 9819 164 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 131 689 9678 101622 131 689 9941 166 9941

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 6441 1074 detik menit

Dwelling time 10 Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 6891 1149

4-55

Tabel 4 37 Waktu Perjalanan KA Barang dari Stasiun Nambo - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 8 gerbong(360 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m)

Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) s menit s menit s menit

1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 00 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 250 2500 1500 30000 250 2500 2000 33 0 00 2000 33 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 250 2500 2650 53000 250 2500 3150 53 0 00 3150 53 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 250 2500 1250 25000 250 2500 1750 29 0 00 1750 29 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 250 2500 2500 50000 250 2500 3000 50 0 00 3000 50 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 250 2500 3450 69000 250 2500 3950 66 0 00 3950 66 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 156 977 5364 67047 156 977 5676 95 0 00 5676 95 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 0 00 8556 143

Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 2808 47 0 00 28083 468 Dwelling time di Stasiun Antara 0 0 Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 2808 468

1 Nambo 51077

2 Citayam 37810 Nambo - Citayam 13267 13800 230 900 150 22800 380 3 Jakarta Kota 0 Citayam - Jakarta K 37810 44400 740 0 00 44400 740

Waktu Tempu Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang atau sebaliknya 8628 1438 Dwelling time di Stasiun Antara 900 15 Waktu Perjalanan Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang termasuk waktu berhenti 9528 159

4-56

Tabel 4 38 Waktu Perjalanan KA Barang dari Stasiun Nambo - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 10 gerbong(450 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) s menit s menit s menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 00 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 225 2025 1719 30950 225 2025 2169 36 0 00 2169 36 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 225 2025 2997 53950 225 2025 3447 57 0 00 3447 57 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 225 2025 1442 25950 225 2025 1892 32 0 00 1892 32 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 225 2025 2831 50950 225 2025 3281 55 0 00 3281 55 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 225 2025 3886 69950 225 2025 4336 72 0 00 4336 72 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 131 689 6440 67622 131 689 6703 112 0 00 6703 112 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 0 00 8556 143

Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 3038 51

Dwelling time di Stasiun Antara 0 0

Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 3038 51 1 Nambo 51077

2 Citayam 37810 Nambo - Citayam 13267 13800 230 900 150 22800 380 3 Jakarta Kota 0 Citayam - Jakarta K 37810 44400 740 0 00 44400 740

Waktu Tempu Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang atau sebaliknya 8858 1476

Dwelling time di Stasiun Antara 900 15

Waktu Perjalanan Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang termasuk waktu berhenti 9758 163

4-57

Berdasarkan tabel 433 sd tabel 438 dapat disimpulkan bahwa waktu

perjalanan termasuk waktu berhenti di tiap-tiap stasiun untuk KA

Penumpang dari stasiun Nambo sampai dengan stasiun Selajambe atau

sebaliknya tercatat sebagai berikut

Tabel 4 39 Waktu Perjalanan kereta api penumpang dari Selajambe Ȃ Nambo

atau sebaliknya

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan detik menit

4 kereta (180 ton) 4387 73 6 kereta (270 ton) 5259 88 8 kereta (360 ton) 6027 100 10 kereta (450 ton) 6891 115

Demikian juga KA barang variasi waktu perjalanannya sebagaimana di htung

pada tabel 437 dan 37 rigkasannya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 40 Waktu Perjalanan kereta api Barang dari Antajaya Ȃ Nambo Ȃ

Jakarta Gudang atau sebaliknya

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan detik menit

8 gerbong (270 ton) 9528 159 10 gerbong (450 ton) 9758 163

Sementara berdasarkan penelusuran melalui google map waktu perjalanan

untuk angkutan orang dengan kendaraan jalan raya yang menggunakan

kendaraan pribadi perjalanan dari Selajambe Ȃ Nambo menggunakan jalan

tol relatifnya berkisar antara 2 jam Ȃ 2 jam 35 menit jika menggunakan jalan

non tol 3 samapi 4 jam berikut dibawah ini cuplikan dari waktu tempuh

penelusuran goggle map sebagai berikut

4-58

Gambar 4 20 Waktu Tempuh Nambo - Selajambe

Gambar 4 21 Waktu Tempuh Cileungsi - Selajambe

Berdasarkan penelusuran waktu perjalanan kendaraan jalan raya Selajambe

Ȃ Nambo di periode waktu jam 0405 sd 0412 besaran waktunya 1 jam 57

menit sd 2 jam 15 menit Makin siang waktu perjalanannya makin besar

bahkan sampai lebih dari 3 jam Perjalanan moda jalan raya berupa bus saat

ini masih jarang waktu berangkatnya tidak jelas serta waktu perjalannya bisa

sampai 3 jam lebih

Kesimpulannya perjalanan kereta api dengan rangkaian 10 kereta pun KA

masih mampu bersaing

4-59

4235 KAPASITAS LINTAS DAN FREKUENSI KERETA API

1 Kecepatan rata-rata dan headway

Untuk menghitung kapasitas lintas maka perlu diketahui terlebih dahulu

kecepatan rata-rata di lintas tersebut dan petak jalan yang dijadikan ukuran

yaitu petak jalan terpanjang dari lintas tersebut

Petak jalan terpanjang yaitu antara stasiun Cibatu Ȃ Antajaya 105 km

apabila jumlah rangkaian KA penumpang sesuai dengan variasi awal yaitu 4

atau 6 atau 8 atau 10 kereta dan KA barang diputuskan 10 gerbong per KA

dan frekuensi kereta api sesuai dengan prakiraan di tabel 421 dan tabel 422

maka kecepatan operasi rata Ȃ rata menjadi sebagai berikut

Tabel 4 41 Kecepatan rata-rata (Vi Oprata-rata)

Formasi KA Pnp

Jumlah Kereta Api Kecepatan Operasi Kecepatan Rata2 ( Kmjam) Penumpang Barang Penumpang Barang

4 kereta 19 7 72 38 63 6 kereta 13 7 54 38 48 8 kereta 9 7 45 38 42 10 kereta 8 7 38 38 38

Berdasarkan tabel tersebut di atas maka headway dapat dihitung sebagai

berkut (JVir) + 1 ) menit jadi secara berurutan sesuai tabel 441

tersebut nilai headway menjadi sebagai berikut

Tabel 4 42 Headway di lintas Selajambe - Nambo

Formasi KA Kec Operasi rata-rata

Jarak petak jalan

Headway (menit) Penumpang Barang 4 kereta 10 gerbong 63 105 11 6 kereta 10 gerbong 48 105 14 8 kereta 10 gerbong 42 105 16 10 kereta 10 gerbong 38 105 18

4-60

2 Kapasitas Lintas

Perhitungan kapasitas lintas tujuannya untuk dapat mengetahui berapa

banyak jumlah kereta api yang dapat diprogramkan untuk jalan setiap

harinya pada lintas tersebut

Berdasarkan rumusan kapasitas lintas sebagaimana diuraikan dalam butir

4219 dengan perhitungan Waktu operasi merujuk pada pola operasi KRL

di Lintas Jabotabek yaitu waktu operasi 20 jam (0400- 2400) dan waktu

perawatan 4 jam (2400 Ȃ 0400) sehingga rumusan kapasitas lintas untuk

nilai C jalur tunggal dari 60 menjadi 80 dan headway-nya sesuai tabel

442 di atas maka kapasitas lintas hasilnya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 43 Kapasitas Lintas

Formasi KA Kec Operasi rata-rata

Jarak petak jalan

Headway (menit) Kapasitas Lintas (KA) Penumpang Barang 4 kereta 10 gerbong 63 105 11 87 6 kereta 10 gerbong 48 105 14 68 8 kereta 10 gerbong 42 105 16 60 10 kereta 10 gerbong 38 105 18 55

3 Frekuensi kereta api dan kebutuhan sarana perkeretaapian

Prakiraan frekuensi kereta api telah dihitung hasilnya seperti pada tabel

421 dan 422 demikian juga kapasitas lintas dapat dilihat pada tabel 443

maka jika tabel-tabel tersebut dibandingkan akan terlihat kebutuhan slot

perjalananya masih cukup atau tidak berikut perbandingannya

Tabel 4 44 Kapasitas Lintas dan Frekuensi KA serta sisa slot

Formasi KA Kapasitas Lintas (KA)

Frekuensi KA (th 2051) Sisa Slot (KA) Penumpang Barang Penumpang Barang Jumlah

4 kereta 10 gerbong 87 19 7 26 61 6 kereta 10 gerbong 68 13 7 20 48 8 kereta 10 gerbong 60 9 7 16 44 10 kereta 10 gerbong 55 8 7 15 40

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan jalur tunggal ternyata slot perjalanan masih tersisa cukup banyak

4-61

4236 JENIS STASIUN TERPILIH

Dari tabel-tabel di atas tentang frekuensi kereta api yang melayani stasiun

untuk keperluan turun-naik penumpang dan bongkar muat barang diketahui

beberapa stasiun dapat menyelenggarakan angkutan penumpang ada juga

yang menyelenggarakan angkutan barang serta ada stasiun yang

menyelenggarakan kedua-duanya yaitu angkutan penumpang dan barang

Berikut dibawah ini dibuatkan tabel-tabel kebutuhan jenis stasiun yang

terkait dengan pelayanan angkutan

Pada tabel 4217 sd 4218 tentang potensi angkutan penumpang dan

barang per hari serta Pada tabel 4219 sd 4220 tentang frekuensi kereta

api yang melayani suatu stasiun angkutan penumpangbarang dalam

perhitungan diketahui stasiun Nambo sd stasiun Cileunsi demikian juga dari

stasiun Antajaya sampai dengan stasiun Selajambe potensi angkutan barang

cukup tersedia sedangkan angkutan penumpang ada di semua stasiun

hanya besar kecilnya yang berbeda berdasarkan berdasarkan itu jenis

stasiun kemungkinannya sebagai berikut

Tabel 4 45 Jenis Stasiun Berdasarkan Perhitungan Moderat

Stasiun Jenis Fungsi stasiun

Nambo Stasiun operasi penumpang dan Barang Kembang Kuning Stasiun operasi penumpang dan Barang Cileungsi Stasiun operasi penumpang dan Barang Mampir Stasiun operasi dan penumpang Jonggol Stasiun operasi dan penumpang Sukagalih Stasiun operasi dan penumpang Cibatu Tiga Stasiun operasi dan penumpang Antajaya Stasiun operasi penumpang dan Barang Majalaya Stasiun operasi penumpang dan Barang Jamali Stasiun operasi penumpang dan Barang Selajambe Stasiun operasi penumpang dan Barang

4-62

Apabila volume angkutan barang dalam bentuk satuan ton sebagaimana

tercantum pada tabel 418 kita ubah dalam bentuk satuan gerbong dengan

perhitungan 1 gerbong muat 30 ton maka tabel tersebut akan berubah

menjadi sebagai berikut

Tabel 4 46 Potensi angkutan barang dalam satuan gerbong

Nama Stasiun-stasiun

Potensi Bongkar Muat Barang (gerbonghari) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo 13 15 17 20 22 25 28

Kembang Kuning 32 36 42 48 54 61 68

Cileungsi 18 21 24 27 31 35 39

Mampir 15 17 20 23 26 29 32

Jonggol 3 4 4 5 5 6 7

Sukagalih 4 4 5 6 6 7 8

Cibatu Tiga 1 1 1 2 2 2 2

Antajaya 45 52 60 68 77 87 97

Mekarjaya 23 27 31 35 40 45 50

Majalaya 29 34 39 45 50 57 64

Jamali 24 28 32 36 41 46 52

Selajambe 22 25 29 33 37 42 47

Memperhatikan jarak antar stasiun relatif dekat dan penyebaran potensi

angkutan secara tabel ada di sekitar stasiun Kembang Kuning dan stasiun

Antajaya memperhatikan juga saat ini stasiun Nambo yang dekat dengan

stasiun Kembang Kuning dan saat ini stasiun Nambo sudah beroperasi

sebagai stasiun angkutan Barang dan juga angkutan penumpang maka

diusulkan untuk stasiun barang dicukupkan saja diselenggarakan di stasiun

Nambo dan stasiun Antajaya sehingga tabel 445 dengan demikian usulan

jenis stasiun menjadi sebagai berikut

4-63

Tabel 4 47 Usulan Jenis Stasiun Berdasarkan potensi angkutan

Stasiun Jenis Fungsi stasiun

Nambo Stasiun operasi penumpang dan Barang

Kembang Kuning Stasiun operasi dan penumpang Cileungsi Stasiun operasi dan penumpang

Mampir Stasiun operasi dan penumpang

Jonggol Stasiun operasi dan penumpang

Sukagalih Stasiun operasi dan penumpang

Cibatu Tiga Stasiun operasi dan penumpang

Antajaya Stasiun operasi penumpang dan Barang

Majalaya Stasiun operasi dan penumpang

Jamali Stasiun operasi dan penumpang

Selajambe Stasiun operasi dan penumpang

4237 LAYOUT EMPLASMEN STASIUN

Berdasarkan prakiraan turun naik penumpang maupun muat bongkar barang

barang relatifnya angkutan penumpang banyaknya dimulai stasiun Nambo

sampai stasiun Selajambe sementara angkutan barang walau disepanjang

lntas tersebut ada namun voume angkutnya ada yang sedikit sehingga kalau

diselenggarakan di stasiun itu secara ekonomis akan tidak layak demikian

pula jika dilihat dari total frekuensi kereta api sampai dengan tahun 2051

masih di bawah 30 KA (lihat tabel 444) maka stasiun-stasiun disepanjang

trase untuk tahap awal masih termasuk stasiun klas kecil kecuali stasiun

Nambo Antajaya dan Cileungsi dengan beberapa catatan sebagai berikut

hearts Untuk stasiun kecil Jumlah jalur utama yang dibutuhkan cukup 2 jalur

utama selang melewati 3 atau 4 stasiun disiapkan stasiun dengan jalur

utamanya 3 jalur tujuannya untuk menyediakan jalur persilangan dan

penyusulan

hearts Perlu dipertimbangkan pada beberapa stasiun disiapkan jalur simpan

untuk kebutuhan menyimpan saranaperalatan khusus untuk

perawatan jalur (track)

hearts Di stasiun angkutan barang (Antajaya) di maka disiapkan jalur untuk

kebutuhan bongkar muat barang

4-64

hearts Di stasiun Selajambe yang akan dijadikan jalur persambungan

dengan jalur yang ada saat ini yaitu di lintas Sukabumi Ȃ

PadalarangBandung diusulkan sesuai kebutuhan

Berikut usulan-usulan konsep layout stasiun dimaksud

a Stasiun Nambo

Stasiun Nambo secara eksisiting telah ada dan merupakan stasiun

Operasi Barang dan Penumpang yang merupakan stasiun buntu Dengan

adanya trase baru Nambo Ȃ Selajambe maka persambungannya cukup

menggunakan terusan jalur II karena dari jalur II ini dapat mengakses

kesemua jalur utamanaya termasuk jalur bongkar-muat barang Jadi

kesimpulannya layout stasiun Nambo tidak perlu ada perubahan cukup

fungsi-fungsinya diatur ulang sesuai kebutuhan akses ke stasiun

berikutnya yaitu stasiun Kembang Kuning Layoutnya stasiun Nambo

saat ini sebagai berikut

Gambar 4 22 Layout emplasemen Nambo (sekarang)

Diusulkan konsep layoutnya tetap namun dilakukan perubahan fungsi

menjadi sebagai berikut

4-65

Gambar 4 23 Layout Emplasemen Stasiun Nambo (usulan)

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Nambo sbb

1) Dari Cibinong kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

2) Dari Kembang Kuning kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

3) Dari Jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke arah stasiun

Binong atau stasiun Kembang Kuning

4) Apabila jalur III penuh maka Jalur 4 dipergunakan untuk stabling

rangkaian penumpang

5) Jalur 5 6 7 dan jalur 8 dipergunakan untuk bongkar muat gerbong

barang

b Stasiun Kembang Kuning

Stasiun Kembang Kuning sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di

stasun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan KA

jalurnya cukup 2 jalur layout stasiun Kembang Kuning Sebagai berikut

4-66

Namb II Cileungsi

I

Gambar 4 24 Layout Emplasemen Stasiun Kembang Kuning

Namun dengan memperhatikan potensi awal tentang adanya besaran

angkutan penumpang di sini maka perlu disiapkan lahan untuk

penambahan jalur bongkar muat untuk KA barang kebutuhan lahan

dimaksud yaitu lahan untuk jalur yang diberi gars terputus seperti

gambar berikut

Gambar 4 25 Penyiapan lahan tambahan untuk jalur KA Barang

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Kembang Kuning

sbb

1) Dari Nambo kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Cileungsi kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberaangkatkan ke stasiun

Nambo maupun ke stasiun Cileungsi

Catatan

1) Pembangunan Jalur 3 dan 4 dilaksanakan setelah ada kepastian

negosiasi angkutan namun perhitungan penyediaan lahan untuk

kebutuhan jalur itu tetap dilakukan sejak awal

2) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

3) Panjang efektif jalur stabling gerbong minimal 180 meter

4) Panjang efektif jalur simpan buntu minimal 60 meter

Stasiun Kembang Kuning Km 3 + 500

4-67

c Stasiun Cileungsi

Stasiun Cileungsi sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi Barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan jalurnya cukup 2 jalur utama ditambah 2 jalur stabling

untuk bongkar muat rangkaian KA barang layout stasiun Cileungsi

menjadi sebagai berikut

Gambar 4 26 Layout Emplasemen Stasiun Cileungsi

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Kembang Kuning

sbb

1) Dari Kembang Kuning kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Mampir kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberaangkatkan ke stasiun

Kembang Kuning maupun ke stasiun Mampir

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

d Stasiun Mampir

Stasiun Mampir statusnya menjadi stasiun Operasi dan Penumpang di

stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya

cukup 2 jalur utama layout stasiun Mampir menjadi sebagai berikut

Cileungsi

I I Jonggol

Gambar 4 27 Layout Emplasemen Stasiun Mampir

Kembang Kuning Mampir

Stasiun Cileungsi Km 9 + 300

Stasiun Mampir

4-68

Stasiun Jonggol

Km 17 + 800

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Mampir sbb

1) Dari Cileungsi kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Jinggol kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Cileungsi maupun ke stasiun Jonggol

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

e Stasiun Jonggol

Stasiun Jonggol sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan dan persilangan secara bersamaan

jalurnya menjadi 3 jalur utama layout stasiun Jongggol menjadi sebagai

berikut

III

Gambar 4 28 Layout Emplasemen Stasiun Jonggol

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Jonggol sbb

1) Dari Mampir kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

2) Dari Sukagalih kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

3) Dari jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Mampir maupun ke stasiun Sukagalih

Catatan Panjang fektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

Mampir II I

Sukagalih

4-69

f Stasiun Sukagalih

Stasiun Sukagalih sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan jalurnya menjadi 2 jalur utama layout stasiun Sukagalih

menjadi sebagai berikut

Gambar 4 29 Layout Emplasemen Stasiun Sukagalih

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Sukagalih sbb

1) Dari Jonggol kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Cibatu Tiga kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Jonggol maupun ke stasiun Cibatu Tiga

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245

g Stasiun Cibatu Tiga

Stasiun Cibatu Tiga sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan secara bersamaan jalurnya menjadi 2 jalur utama layout

stasiun Cibatu Tiga menjadi sebagai berikut

Gambar 4 30 Layout Emplasemen Stasiun Cibatu Tiga

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Cibatu Tiga sbb

1) Dari Sukagalih kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

Sukagalih I I Cirama

Stasiun Cibatu Tiga Km 32 + 100

Jonggol I I Cibatu Tiga

Stasiun Sukagalih Km 25 + 200

4-70

2) Dari Majalaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Jsukagalih maupun ke stasiun Cirama Girang

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245

h Stasiun Antajaya

Stasiun Antajaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di stasiun ini

dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya menjadi 2

jalur utama layout stasiun Antajaya menjadi sebagai berikut

Gambar 4 31 Layout Emplasemen Stasiun Antajaya

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Anta Jaya sbb

1) Dari stasiun Cibatu Tiga kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau

II

2) Dari stasiun Mekar Galih kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau

II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Cibatu Tiga maupun ke Mekarjaya

4) Jalur 3 dan 4 merupakan jalur untuk bongkar muat KA Barang

5) Jalur smpan digunakan untuk kebutuhan penyimpanan

gerbongkereta perawatan prasarana panjang efektip minimal 60

meter

6) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

4-71

I

I

i Stasiun MekarJaya

Stasiun Mekarjaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di

stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya

menjadi 2 jalur utama layout stasiun Mekarjaya menjadi sebagai

berikut

Antajaya II Majalaya

Gambar 4 32 Layout Emplasemen Stasiun Mekar Galih

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Mekarjaya sbb

1) Dari stasiun Antajaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Majalaya KA dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Antajaya maupun ke stasun Majalaya

4) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

j Stasiun Majalaya

Stasiun Majalaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya menjadi 2

jalur utama layout stasiun Cirama Girang menjadi sebagai berikut

Mekar Jaya II Jamali

Gambar 4 33 Layout Emplasemen Stasiun Majalaya

Stasiun Majalaya Km 58 + 900

Stasiun Mekarjaya Km 52 + 100

4-72

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Cirama Girang sbb

1) Dari Mekarjaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Jamali kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Mekarjaya maupun ke stasiun Jamali

4) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

k Stasiun Gudang

Stasiun Jamali sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan dan persilangan secara bersamaan

jalurnya menjadi 3 jalur utama layout stasiun Gudang menjadi sebagai

berikut

Gambar 4 34 Layout Emplasemen Stasiun Jamali

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Jamali menjadi sbb

1) Dari Stasiun Majalaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

2) Dari stasiun Selajambe kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

3) Dari jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Majaaya maupun ke stasiun Selajambe

4) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

Stasiun Jamali Km 68 +600

Jalur Luncur Majalaya

I Selajambe

II

III Jalur Luncur

4-73

5) Di terusan jalur I kiri dan diterusan jalur III kanan disiapkan jalur

luncur tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Selajambe ke jalur I

dan dari stasiun Cirama Girang ke III

6) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

7) Panjang jalur luncur minimal 100 meter

l Stasiun Selajambe

Stasiun Selajambe sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang terletak di jalur Lintas Cianjur -

Padalarang di tempat ini semula hanya berupa petak jalan antara Cianjur

Ȃ Ciranjang dahulunya merupakan perhentian (shelter) namun

perkembangannya karena makin berkurangnya penumpang maka

shelter ini ditutup menjadi jalur petak jalan Dengan adanya trase baru

Nambo-Cianjur maka tempat ini berubah menjadi stasiun persimpangan

yang menghubungkan dua lintas tersebut

Jalur eksisting di Selajambe secara skematis seperti berikut

Gambar 4 35 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (sekarang)

Konsep usulan layout stasiun Selajambe semula diusulkan sebagai

berikut

Gambar 4 36 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (usulan)

4-74

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Selajambe menjadi

sebagai berikut

1) Dari Stasiun Jamali kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Cianjur kereta api dapat dimasukan ke jalur II atau III

3) Dari jalur I kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Jamali

maupun ke stasiun Ciranjang

4) Dari jalur II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Jamali

Cianjur maupun ke stasiun Ciranjang

5) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

6) Di terusan jalur I kanan disiapkan jalur luncur tujuannya untuk

memungkinkan pemasukan kereta api secara bersamaan antara KA

yang masuk dari stasiun Jamali ke jalur I dan dari stasiun Cianjur

Ciranjang ke jalur II atau III

7) Demikian juga di terusan jalur III kanan disiapkan jalur luncur

tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Ciranjang ke alur I

atau II dan dari stasiun Cianjur ke jalur III

8) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

9) Panjang jalur luncur minimal 100 meter

Jika stasiun Selajambe usulannya diterima sebagai stasiun dipo kereta dan

lokomotif maka konsep usulan layout stasiun di atas diubah menjadi sebagai

berikut

Gambar 4 37 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (usulan -2)

4-75

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Selajambe menjadi

sebagai berikut

1) Dari Stasiun Gudang kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Cianjur kereta api dapat dimasukan ke jalur II atau III

3) Dari jalur I kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun JGudang

maupun ke stasiun Ciranjang

4) Dari jalur II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Gudang

Cianjur maupun ke stasiun Ciranjang

5) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

6) Di terusan jalur I kanan disiapkan jalur luncur tujuannya untuk

memungkinkan pemasukan kereta api secara bersamaan antara KA

yang masuk dari stasiun Gudang ke jalur I dan dari stasiun Cianjur

Ciranjang ke jalur II atau III

7) Demikian juga di terusan jalur III kanan disiapkan jalur luncur

tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Ciranjang ke alur I

atau II dan dari stasiun Cianjur ke jalur III

8) Pergerakan kereta atau lokomotif yang akan menuju ke jalur dipo

melalui jalur III jalur 4 digunakan untuk stabling sementara sebelum

keretalokomotif dirawat di dipo

9) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

10)Panjang jalur luncur minimal 100 meter

11)Panjang jalur di dipo disesuaikan dengan ketentuan yang ada di SK

Direksi PT KAI

4-76

T INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

m Posisi stasiun-stasiun di Lintas Nambo - Selajambe

Gambar 4 38 Posisi stasiun - stasiun di Lintas Nambo - Selajambe

4-77

4238 WAKTU PERJALANAN DAN PERFORMANSI (KINERJA)

TRAINSET

1 Waktu Perjalanan Kereta Api

Berdasarkan tabel 433 sd tabel 440 perihal waktu perjalanan kereta api

dapat diketahui Waktu Perjalanan KA dari Selajambe ke Nambo dan

sebaliknya Untuk KA barang perjalannya dari Antajaya ke Nambo Ȃ Jakarta

Gudang dan sebaliknya Ringkasan waktu perjalanan KA Penumpang dan KA

barang tercantum di tabel 439 dan 440

Waktu perjalanan tersebut di atas belum memperhitungkan waktu tunggu

(dwelling time) di stasiun awal dan tujuan kebutuhan waktu tersebut untuk

KA Penumpang dihitung (2 x 30) menit = 60 menit yaitu untuk kebutuhan

langsir lokomotif dan kebutuhan pengecekan keandalan rangkaian Untuk

KA barang dihitung untuk kebutuhan loding amp unloading muatan serta

pemeriksaan keandalan rangkaian butuh waktu (2 x 10 gd x 15) menit = 300

menit kebutuhan loading unloading akan sangat tergantung pada peralatan

bm itu sendiri serta jenis angkutannya (gerbong datar tertutup ketelan

atau lainnya)

Berdasarkan penjelasan di atas maka lama perjalanan untuk menghitung

kebutuhan sarana (kereta gerbonglokomotif) tabel 439 dan 440 menjadi

sebagai berikut

Tabel 4 48 ȀDzdz

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan amp DW WP KL

menit menit menit 4 kereta (180 ton) 73 120 193 6 kereta (270 ton) 88 120 208 8 kereta (360 ton) 100 120 220 10 kereta (450 ton) 115 120 235 Keterangan K = Kereta L = Lok DW = Dwelling Time

4-78

Tabel 4 49 ȀDzdz

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan amp DW WP GL

menit menit menit 8 kereta (360 ton) 318 300 618 10 kereta (450 ton) 325 300 625 Keterangan G = Gerbong L = Lok DW = Dwelling Time

2 Kinerja Trainset Sarana Perkeretaapian

Waktu operasi perjalanan kereta api diasumsikan sama dengan Waktu

operasi KRL Jabodetabek yaitu 0400 sd 2400 artinya selama 1200 menit

waktu perawatan 2400 sd 0400 atau selama 240 menit

Berdasarkan waktu operasi dan waktu tempuh (waktu perjalanan KA)

sebagaimana tercantum di tabel 448 sd tabel 449 termasuk waktu tunggu

terminal di stasiun keberangkatan dan di stasiun tujuan maka dapat

diketahui kemampuan kinerja (Performa) suatu rangkaian kereta api di

lintas tersebut dengan pola perhitungan (Waktu OperasiWPK) x C trip

dan (Waktu OperasiWPG) x C trip hasil perhitungannya seperti tercantum

di tabel-tabel berkut

Tabel 4 50 Kinerja Trainset KA Penumpang

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Coefisien

Waktu Op Kenerja

1 Trainsets Kenerja

TS pembulatan Operasi WP KL 4 kereta (180 ton) 1200 193 08 50 5 6 kereta (270 ton) 1200 208 08 46 5 8 kereta (360 ton) 1200 220 08 44 4 10 kereta (450 ton) 1200 235 08 41 4

Tabel 4 51 Kinerja Trainset KA Barang

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Coefisien

Waktu Op Kenerja

1 Trainsets Kenerja

TS pembulatan Operasi WP KL 8 gerbong (360 ton) 1200 618 08 16 2 10 gerbong (450 ton) 1200 625 08 15 2

4-79

4239 KEBUTUHAN SARANA PERKERETAAPIAN

1 Perhitungan kebutuhan sarana perkeretaapian

Kebutuhan sarana perkeretaapian (kereta gerbong dan lokomotf) dihitung

berdasarkan kebutuhan Frekuensi kereta api dibagi WPG atau WPK

Kebutuhan sarana trainsets dihitung dengan cara frekuensi KA di tahun itu

dibagi dengan kinerja atau performa trainset dalam 1 hari (lihat tabel 450

dan tabel 451 ) dalam tahun yang sama Hasil perhitungan kebutuhan sarana

terdiri atas kebutuhan Siap Operasi (SO) cadangan amp Armada sarana

Siap operasi artinya sarana yang siap digunakan untuk perjalanan kereta api

stelah melalui uji kelaikan jalan cadangan adalah sarana yang siap

digunakan manakala ada kebutuhan pengganti sarana yang siap operasi

yang mengalami gangguan nilainya 10 dari SO Armada adalah seluruh

sarana yang dimiliki perusahaan baik yang siap operasi cadangan maupun

sarana yang sedang dalam perawatan di Depo maupun balai Yasa Armada

dihitung 115 x (SO + Cadangan)

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka armada yang dibutuhkan adalah

sebagai berikut

Tabel 4 52 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 2 2 2 3 3 3 4 6 kereta 1 1 2 2 2 2 3 8 kereta 1 1 1 2 2 2 2 10 kereta 1 1 1 1 1 2 2

Tabel 4 53 Kebutuhan Sarana Trainsets Siap Operasihari

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 2 2 3 3 3 4 4 6 kereta 1 2 2 2 2 3 3 8 kereta 1 1 2 2 2 2 3 10 kereta 10 11 1 2 2 2 2

4-80

Tabel 4 54 Kebutuhan Sarana Trainsets Siap Operasi + Sarana untuk Dzdz

Perhitungan Moderat dengan

Rangkaianberat Jumlah Trainsets (TS) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 TS 4 Kereta 180 ton 2 2 2 3 3 3 4 TS 6 Kereta 270 ton 1 1 2 2 2 2 2 TS 8 Kereta 360 ton 1 1 1 1 1 2 2 TS 10 Kereta 450 ton 1 1 1 1 1 1 1 Keterangan pecahan dibulatkan secara otomatis oleh system excel Cad = Cadangan

Tabel 4 55 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 3 3 3 4 4 5 5 6 kereta 2 2 2 3 3 3 4 8 kereta 2 2 2 2 3 3 3 10 kereta 1 1 2 2 2 2 3

Demikian pula untuk kebutuhan armada sarana KA barang (trainsets

gerbong) sebagai berikut

Tabel 4 56 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 2 3 3 3 4 4 10 kereta 2 2 2 2 3 3 3

Tabel 4 57 Kebutuhan Sarana Trainsets Gerbong yang Siap Operasi dan Perawatan

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 3 3 3 4 4 5 10 kereta 2 2 2 3 3 3 4

Tabel 4 58 Kebutuhan Sarana Trainsets Gerbong yang siap operasi

Perawatan Sarana dan Cadangan

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 3 3 4 4 5 5 10 kereta 2 2 3 3 3 4 4

4-81

Tabel 4 59 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 3 3 4 4 5 5 6 10 kereta 2 3 3 3 4 4 5

2 Resume atas kebutuhan sarana kereta api barang dan penumpang

Kebutuhan saarana perkeretaapian (Kereta gerbong dan Lokomotif) yang

dimaksud dalam butir 1 di atas satuannya adalah satu trainsets artinya satu

rangkaian kereta api penumpang atau barang

Menelaah pada karakteristik lintas bahwa lintas Selajambe Ȃ nambo pada

dasarnya merupakan lintas penyangga untuk transportasi angkutan

perkotaan tuntutan angkutan perkotaan adalah kecilnya headway itu yang

diharapkan oleh pengguna waktu perjalanan berdasarkan tabel 439 secara

berturut-turut mulai 73 88 100 dan 115 menit dan berdasarkan tabel 453

kebutuhan sarana secara berturut-turut di tahun terakhir kebutuhan

penyediaan rangkaian 4 3 3 dan 2 trainset maka pada saat tahun-tahun

awal operasi sebaiknya trainsets cukup terdiri dari 1 lok + 4 kereta sehingga

headwaynya jika penyediaan 2 TS maka headway bisa mencapai lk 75

menit untuk satu arah yang sama jika disediakan 4 TS maka headwaynya lk

35 - 40 menit untuk 1 arah yang sama

Untuk KA Barang yang utama volume angkutan bisa terangkut dalam hari

itu selisih waktu perjalanan antara 159 menit dengan 163 menit tidak

begitu jauh maka kebutuhan trainset per KA tentu yang maksimal yaitu 10

gerbong dengan kebutuhan armada di tahun terakhrnya (2051) 5

rangkaian KA barang Dengan catatan jika akan menggunakan lintas Citayam

Ȃ Jakarta Gudang maka kemungkinan hanya 2 atau 3 KA yang mungkin dapat

ditampung di waktu kerja perawtan ( 2400 Ȃ 0400) jika pembangunan

Cileungsi Ȃ BekasiCikarang telah beroperasi maka semua potensi angkutan

penumpang di lintas baru ini bisa terlaksana

4-82

Kesimpulan

hearts Angkutan penumpang perlu disediakan untuk siap operasi minimal 2

trainsets (4 kereta + 1 lok) untuk menuju headway 75 menit per

jurusan atau 4 trainsets (4 kereta + 1 lok) untuk headway 40 menit

per jurusan frekuensi KA dapat mencapa 26 KAhari

hearts Angkutan barang perlu disediakan untuk siap operasi minimal 2

rangkaian KA (10 gerbong + 1 lok) untuk menuju headway 163

menit per jurusan atau 4 rangkaian KA (10 gerbong + 1 lok) untuk

headway 85 menit per jurusan frekuensi KA dapat mencapa 8

KAhari atau (4 DPK +4DPI)

hearts Kebutuhan untuk cadang+ Perawatan cukup 1 Trainset (1KA)

hearts Khusus untuk kereta api barang apabila operasi ke lintas Citayam Ȃ

Jakarta Gudang tidak memungkinkan maka perjalanan kereta api

barang ini akan di mulai setelah pembangunan jalur baru Cileungsi Ȃ

BekasiCikarang sidah dapat dioperasikan jadi relatifnya mungkin

baru dapat dimulai di tahun 2031 atau lebih awal dari tahun tersbut

42310 KEBUTUHAN DIPO SARANA PERKERETAAPIAN

1 Lokasi Depo di Jaringan pelayanan Daop 1 dan Daop 2

Depo sarana perkeretaapian adalah suatu tempat untuk merawat sarana

yaitu perawan harian untuk sarana yang dioperasikan jenis Depo ada 3 jenis

yaitu Depo lokomotif Depo kereta dan Depo gerbong perawatan untuk KRL

atau KRD dilakukan di Depo kereta Untuk perawatan berkala 2 tahunan dan

4 tahunan diselenggarakan di Balai Yasa

Tempat Depo yang ada di daop 1 Jakarta saat ini ada di 5 lokasi yaitu di

Jakarta Tanahabang Jatinegara Manggarai dan Depok kesemuanya Depo

KRL seperti tercantum di gambar ini

4-83

Gambar 4 39 Lokasi Depo Perkeretaapian

Sedangkan di Daop 2 Bandung terdapat depo rangkaian kereta dan lokomotif

terdapat di Bandung Banjar (sub Depo) dan Cianjur

Kebutuhan dipo untuk trase studi ini karena kebutuhan sarana keretaapinya

masih sedikit mungkin perlu penjajagan lebih lanjut di depo Cianjur karena

perawatan disana masih relatif sedikit

Beberapa informasi tentang jaringan lintas pelayanan Jabodetabek dan

Sukabumi Ȃ Cianjur Ȃ Bandung dapat diinformasikan sebagai berikut

4-84

a Jabodetabek

Gambar 4 40 Jarak Stasiun dan Halte Berdasarkan Operasi KA Sistem Feeder

Jarak antar stasiunshelter di jaringan pelayanan angkutan KA Komuter di

Jabodetabek antara 075 km sampai dengan 78 km

Panjang jarak antar stasiunshelter dengan stasiushelter tersebut di atas

dapat dijadikan acuan jika di trase Cileungsi Ȃ Cianjur ini akan dijadikan

jaringan pelayanan angkutan kereta api komuter sebagai feeder jaringan

pelayanan angkutan kereta api Jabodetabek

Stasiun Nambo merupakan stasiun dengan emplasemen panjang ( panjang

jalur utamanya lebih dari 450 meter) dan layout stasiun Nambo berdasarkan

Gapeka tahun 2019 nampak seperti berikut

4-85

Gambar 4 41 Gambaran Gapeka Untuk Stasiun Nambo

b Sukabumi Ȃ Cianjur Ȃ Bandung

Berdasarkan kajian topografi sementara akhir kajian trase Cieungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur ini akan bertemu dengan Tempat Perhentian (shelter)

Selajambe Shelter Selajambe ini berada di jaringan pelayanan angkutan

kereta api Daerah Operasi 2 Bandung terletak di km 104 + 888 antara

stasiun Cianjur dengan stasiun Ciranjang Berikut cuplikan posisi

Selajambe dari Gapeka tahun 2019 sebagai berikut

Gambar 4 42 Gambaran Gapeka Untuk Stasiun Selajambe

Stasiun Nambo

Km 51 + 077

4-86

Cuplikan Informasi Sukabumi Ȃ Cianjur pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 43 Gambaran Gapeka Sukabumi-Cianjur

4-87

Cuplikan Informasi Cianjur Ȃ Padalarang pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 44 Gambaran Gapeka Cianjur-Padalarang

4-88

Cuplikan Informasi Padalarang - Bandung pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 45 Gambaran Gapeka Padalarang-Bandung

Dari gambar 441 sd 444 dapat diketahui beberapa informasi diantaranya

1 Gradient (lereng penentu di lintas Sukabumi Ȃ Padalarang tercatat

sebagai berikut

a Koridor Sukabumi Ȃ Cirengas gradient 20 dan 25 permil

b Koridor Cirengas Ȃ Lapegan gradient 25 permil

c Koridor Lampegan Ȃ Cibeber gradient 33 permil

d Koridor Cibeber Ȃ Cianjur gradient 14 dan 24 permil

e Koridor Cianjur Ȃ Ciranjang gradient 25 permil

f Koridor Ciranjang Ȃ Cipatat gradient 18 dan 25 permil

g Koridor Cipatat Ȃ Tagogapu gradient 20 dan 38 permil

h Koridor Tagogapu Ȃ Padalarang gradient 40 permil

i Koridor Padaarang Ȃ Bandung gradient maksimum 16 permil

2 Jari-jari lengkung terkecil ada yang sampai 150 meter

3 Jenis perangkat persinyalan di Sukabumi Ȃ Tagogapu persinyalan

mekanik sedangkan Padalarang Ȃ Bandung persinyalan elektrik

4-89

Bogor

Cianjur

Sukabumi Bandung

Lintas yang berhubungan dengan trase Cileungsi Ȃ SelajambeCianjur

Gambar 4 46 Lintas yang Berhubungan Dengan Trase Cileungsi-Jonggol-

Cianjur

2 Analisa kebutuhan Depo di lintas Nambo ndash Selajambe

a Bahwa perjalanan kereta api yang akan digunakan di lintas Nambo-

Selajambe kemungkiannnya sarana perkeretaapian terdiri dari

rangkaian yang menggunakan tenaga gerak tersediri yakni untuk

kereta api barang berupa gerbong dan lokomotif dan untuk kereta api

penumpang berupa kereta dan lokomotif tidak menutup

kemungkinan juga untuk kereta api penumpang berupa kereta api rel

diesel (KRD)

4-90

Dengan demikian kebutuhan Depo yaitu Depo kereta Depo lokomotif

dan Depo gerbong Depo-Depo dimaksud lokasinya dapat terpisah

dibeberapa stasIun dapat pula bersatu dalam satu stasiun asalkan

kebutuhan lahannya cukup tersedia

b Bahwa titik awal dan akhir yaitu antara Nambo Ȃ Selajambe dengan

rincian kebutuhan KA penumpang ada di sepanjang lintas atau asal-

tujuan perjalanan KA di lintas studi yaitu Nambo Ȃ Selajambe

sedangkan angkutan KA barang hanya ada di Nambo sampai dengan

Cileungsi seleihnya potensinya sangat kecil maka lokasi stabling

dan Depo lokomotif kereta ataupun gerbong sebaiknya lokasi dekat

dengan stasiun asal-tujuan itu Tujuannya yaitu untuk menghindari

adanya perjalanan kereta api dinas antar stasiunlintas yang

berdampak akan mengurangi slot waktu untuk perjalanan kereta api

komersial lainnya

c Bahwa di Daop 1 terdapat beberapa Depo namun mayoritas Depo

KRL sementara Depo kereta dan lokomotifnya jauh dari stasiun lintas

studi Nambo - Selajambe

d Bahwa di Daop 2 terdapat pula 1 Depo (kereta gerbong dan

lokomotif) yaitu di Bandung dan 1 lagi sub Depo (Depo kecil) di

stasiun Cianjur yang saat ini sudah tidak digunakan

e Alternatif pemilihan lokasi menjadi sebagai berikut

1) Stasiun Nambo

2) Stasiun Selajambe

3) Stasiun Cianjur

Analisa ketiga lokasi di atas sebagai berikut

Stasiun Nambo dipertimbangkan karena Nambo merupakan Awal amp

akhir perjalanan sehinggga keluar masuk sarana dari stasiun ke Depo

atau sebaliknya tidak melalui petak jalan sehingga kapasitas lintas

tidak terganggu Namun lahan di stasiun ini sudah cukup padat dan

4-91

operasi kereta api di stasiun ini cukup sibuk karena adanya angkutan

bongkar muat barang serta angkutan naik turun penumpang KRL

Stasiun Selajambe dipertimbangkan karena Selajambe merupakan

Awal amp akhir perjalanan sehinggga keluar masuk sarana dari stasiun

ke Depo atau sebaliknya tidak melalui petak jalan sehingga kapasitas

lintas tidak terganggu Lahan di stasiun ini dilihat dari foto drone

lahan masih cukup tersedia berupa lahan kebun atau pesawahan

namun perlu pegkajian lebih lanjut Saat ini Selajambe masih berupa

jalur kereta api di petak jalan antara stasiun Cianjur dengan stasiun

Ciranjang operasi kereta api di lintas ini semula non aktif sekarang

mulai 22 September mulai diaktifkan kembali dan kereta api yang

dioperasikan baru kereta api penumpang yang diberi nama KA

Siliwangi dengan relasi Sukabumi Ȃ Cpatat dengan 3 kali perjalanan

ulang alik jadi relatif frekuensi perjalanannya masih sedikit

Berikut ini foto situasi lahan di jalur Selajambe tempat pertemuan

jalur lintas Nambo Ȃ Selajambe dengan lintas Cianjur Ȃ Padalarang

4-92

Gambar 4 47 Ttitik pertemuan jalur KA di Selajambe

Stasiun Cianjur dipertimbangkan karena di Cianjur ada terdapat

jalur bekas emplasemen sub Depo lokomotif namun kelihatannya kecil

perlu kajian lanjut di stasiun cianjur sementara ini hanya melayani

kereta api dari arah Bogor sedang ke arah Bandung masih non aktif

Jika Cianjur menjadi pilihan ada beberapa aspek kelemahan yatu

akan terjadi penggunaan petak jalan untuk kepentingan pergerakan

rangkaian KA dinas dari Cianjur ke Selajambe atau sebaliknya

sehingga kapasitas lintas untuk KA komersial menjadi berkurang

kelemahan lain yaitu pergerakan kereta api dari Nambo ke Cianjur

melalui Selajambe atau sebaliknya akan terjadi penambahan waktu

untuk kebutuhan langsir di stasiun Selajambe karena lokomtif harus

di langsir terlebih dahulu guna memindahkan lokomotif ke arah

muka-nya Ilustrasi arah wesel di stasiun Selajambe sebagai berikut

4-93

Cianjur Ciranjang

Nambo

Selajambe

Gambar 4 48 Ilustrasi arah wesel di stasiun Selajambe

Kondisi eks bangunan Sub Depo Canjur seperti foto berikut

Gambar 4 49 Foto kondisi Sub Depo Canjur

Layout stasiun Cianjur seperti gambar berikut

4-94

Gambar 4 50 Gambar Layout emplasemen Cianjur

Keterangan Posisi area sub Depo ada di atas jalur I

Rekomendasi memperhatikan pertimbangan-pertimbangan di atas

diusulkan Stasiun Selajambe menjadi prioritas pertama untuk

dijadikan lokasi Depo kereta maupun Depo lokomotif

Jika demikian maka usulan layout untuk stasiun Selajambe

sebagaimana yang tercantum perlu ditambah emplasemen

Depolokomotif dan kereta maka usulannya menjadi sebagai berikut

Gambar 4 51 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe dengan Depo

4-95

Catatan

1 Jumlah jalur Depo masing-masingnya ada 6 jalur (2 jalur kolong

1 jalur cuci 2 jalur stabling 1 jalur cuci) dan 1 Jalur putar

lokomotif SK Direksi PT KAI nomor KEPUKR203II2KA-2017

tanggal 27 Februari 2017 tentang Standar Fasilitas Minimum

pemeriksaan da Perawatan Sarana Perkeretaapian

2 Sudut wesel-wesel di Depo 1 10 Sedangkan untuk emplasemen

stasiun di jalur utama 1 12

3 Kebutuhan Depo gerbong ini mungkin tahapan ke-2 atau

selanjutnya dengan memperhatikan potensi angkutan barang

terbanyaknya di 3 stasiun yaitu Nambo Kembang Kuning dan

Cileungsi Sementara ke stasiun-stasiun selanjutnya sampai

dengan stasiun Selajambe untuk angkutan barang sangan kurang

bahkan tidak ada

Jadi untuk Depo gerbong kemungkinannya di Kembang Kuning

atau Cileungsi perlu kajian lebih lanjut

43 KAJIAN LINGKUNGAN

431 RONA LINGKUNGAN AWAL DAN PENGGUNAAN LAHAN

4311 WILAYAH ADMINISTRASI

Rencana pembangunan alternatif terpilih jalur KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

Cianjur direncanakan untuk melayani 2 kabupten yaitu Kabupaten Bogor dan

Kabupaten Cianjur Trase terpilih akan melewati 11 Kecamatan dan 36 Desa

Adapun secara lebih lengkap wilayah administrasi yang terlintas dapat

dilihat pada tabel dibawah ini

4-96

Tabel 4 60 Wilayah Administrasi Yang Akan Dilewati Rencana Trase Jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Kabupaten Kecamatan Desa Panjang (Km) Bogor Klapanunggal Nambo 1826179

Kembang Kuning 2383610 Klapanunggal 2027496

Cileungsi Dayeuh 2997430 Mampir 2615386 Situsari 3341201 Cipeucang 1467982

Jonggol Sukamanah 3444377 Jonggol 1343025 Weninggalih 0962314 Sirnagalih 1854014 Sukagalih 2808869

Cariu Tegalpanjang 1086471 Cariu 2194792 Mekarwangi 0044786 Karyamekar 0067138 Cibatutiga 2861771 Bantarkuning 3137401

Tanjungsari Antajaya 5118492 Buanajaya 9399293

Cianjur Cikalong Kulon Mekarsari 2752543 Majalaya 4288837

Mekarjaya 3183148 Padajaya 4479940

Sukaresmi Sukamahi 0419751 Cikancana 0413566

Mande Ciandam 1164549 Jamali 3447056 Mulyasari 1409053 Bobojong 1247993

Karang Tengah Sukajadi 0518605 Sukasarana 0641814 Ciherang 0881372

Sukaluyu Sukasirna 0756055 Selajambe 1808824

Panjang Total 78997721 Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-97

4312 KARAKTERISTIK TOPOGRAFI

Rencana jalur KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur berada di wilayah Kabupaten

Bogor Bagian Selatan yang memiliki kelandaian beragam mulai dari

kemiringan lereng 0-8 sampai gt40 Topografi relatif landai di daerah Kec

Gunung Putri Kec Cileungsi dan Kec Jonggol kemudian semakin ke selatan

di daerah Kec Cariu dan Kec Cikalong Kulon ketinggian meningkatkan dan

topografi bergelombang mengikuti kontur perbukitan dengan tingkat

kemiringan agak curam hingga sangat curam dan kembali landai sampai Kec

Selajambe Untuk lebih jelas mengenai informasi topografi dapat dilihat pada

gambar dibawah ini Identifikasi ini merupakan hasil overlaysuperimpose

kebutuhan lahan kereta dengan peta kemiringan lahan

Gambar 4 52 Kesesuaian Trase Rencana Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur dengan Kelandaian Wilayah

Sumber DEMNAS dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-98

Gambar 4 53 Wilayah Kemiringan Lereng yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4313 IKLIM

Suhu udara di Kabupaten Bogor rata-rata berkisar antara 227degC sampai

3160C Suhu udara maksimum terjadi pada bulan September yaitu 360degC

sedangkan suhu udara minimum terjadi pada 192degC Jumlah curah hujan

rata-rata tertinggi di Kabupaten Bogor terjadi pada Bulan Januari dengan

curah hujan sebesar 53623 mm sedangkan curah hujan terendah terjadi

pada Bulan Agustus dengan jumlah curah hujan 1098 mm

Secara umum Kabupaten Cianjur beriklim tropis lembab dengan suhu udara

minimum 18deg yang biasanya terjadi pada bulan Maret Ȃ April sedangkan

suhu maksimal adalah 24deg yang biasanya terjadi pada bulan Oktober Ȃ

November dengan kelembaban nisbi berkisar antara 80 - 90 Pada bulan

November Ȃ Maret angin bertiup ke arah tenggara yang biasanya berkaitan

dengan musim kemarau Adapun puncak musim kemarau terjadi pada bulan

Agustus sedangkan puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember-

Januari Kondisi curah hujan di Kabupaten Cianjur sangat bervariasi Curah

4 - 8 17

2 - 4 22

Kemiringan gt55 0

8 - 16 42

16 - 35 18

35 - 55 1

4-99

hujan rata-rata di wilayah pesisir berkisar antara 11204 mmtahun sampai

dengan 3543 mmtahun

4314 KARAKTERISTIK GEOLOGI

Tatanan geologi di wilayah kajian dan disekitarnya sangat kompleks dan

beragam Dari yang tua ke muda adalah Satuan Batugamping Pasiran

Selang-seling Batulempung (Formasi Parigi) yang berumur Miosen Tengah

(N13Ȃ N14) diendapkan pada lingkungan laut dangkal yaitu pada neritik tepi

(5-20 m) hingga neritik tengah (20-100 m) Selaras di atasnya diendapkan

satuan batulempung (Formasi Subang) yang berumur Miosen Akhir (N15 Ȃ

N18) pada lingkungan laut dangkal yaitu pada neritik tengah (20-100 m)

Pada Kala Pliosen yang menerus hingga Pleistosen (Plio-Plistosen) terbentuk

Satuan Intrusi Andesit serta satuan batuan produk gunungapi tak terurai

yang diendapkan pada lingkungan pengendapan darat dengan mekanisme

pengendapan pyroklastik (proximal volcaniclastic facies Visser1972) Pada

kala holosen satuan aluvial sungai menutupi satuan-satuan yang lebih tua

yang tersingkap di daerah penelitian

StrukturȂstruktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa

struktur lipatan dan patahan yang terjadi dalam satu fase tektonik yaitu

pada Kala Miosen Akhir menerus hingga Kala Plistosen dengan gaya utama

berarah barat utara Ȃ selatan yaitu N 5deg E Struktur lipatan berupa Sinklin

Sukajadi Antiklin Medalsari Sinklin Kutamekar Antiklin Cikutamahi Sinklin

Cibatutiga Antiklin Struktur patahan yang berkembang berupa Sesar Naik

Cibeet Sesar Mendatar Cibatutiga Sesar Mendatar Kutamekar Sesar

Mendatar Medalsari Sesar Mendatar Bantarkuning Sesar Mendatar

Cikutamahi

Morfologi dari dataran hingga perbukitan terjal serta banyaknya

patahanlipatan di wilayah kajian Ketentuan teknis perkeretaapian yang

mengharuskan lintasan agar tetap menjaga kelandaian dan lengkung

maksimum sesuai standar mengakibatkan rencana pembangunan jalur

4-100

kereta ini tetap melintasi beberapa sesar yang ada Namun aspek geologi pun

sudah menjadi pertimbangan dalam penentuan trase rencana pembangunan

jalur kereta ini dan sudah meminimalisir perpotongan jalur kereta dengan

patahan Untuk melihat bagaimana kondisi geologi diwilayah kajian dapat

dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 4 54 Kondisi Geologi di Wilayah Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

Qa ALUVIUM Lempung lanau pasir Kerikil Kerakal

dan Bongkah

Qyg BREKSI DAN LAHAR DARI

G GEDE (0-100 M)

Qot HASIL GUNUNGAPI

TERTUA (0-550 M)

BREKSI DAN LAVA

Batupasir tufan serpihan tufan breksi

tufan dan aglomerat tufan Membentuk

dataran Cianjur

Breksi andesit piroksen bersisipan dengan

lava andesit Umumnya terpropilitasi

Membentuk daerah perbukitan luas yang

terpisah yang dikelilingi Qyg dekat Cianjur

4-101

Qos BATUPASIR TUFAN DAN

KONGLOMERAT (0-60M)

Qav SATUAN BATU PASIR

TUFAN DAN

KONGLOMERAT

Qoa SATUAN BATUPASIR

KONGLOMERAT DAN

BATULANAU

Batupasir Tufan dan Konglomerat berasal

dari endapan lahar Qob Satuan ini

menempati sebagian besar dataran Plered

dan tanah meja di timurlaut Purwakarta

Batupasir tufan konglomerat Tuf dan

Breksi

Batupasir konglomerat batulanau dan

batupasir

TMk Formasi Klapanunggal Batugamping koral sisipan batugamping

pasiran napal batupasir kuarsa glokonitan

hijau

Tms FORMASI SUBANG Batupasir bersisipan betulempung

Msc ANGGOTA

BATULEMPUNG FORMASI

SUBANG (2900M)

Mdm ANGGOTA NAPAL DAN

BATU PASIR KUARSA

FORMASI JATILUHUR

Mttb ANGGOTA BREKSI

FORMASI CANTAYAN (0-

1700 M)

Umumnya batulempung yang mengandung

lapisan-lapisan dan modula batugamping

napalan keras napal dan lapisan-lapisan

batu gamping abu-abu tua setebal 2 atau 3

m Kadang-kadang mengandung sisipan

batupasir glaukorit hijau

Napal abu-abu tua batulempung dan

serpih lempungan dengan sisipan-sisipan

batupasir kuarsa kuarsit dan batugamping

napalan

Breksi polimik mengandung komponen-

komponen bersifat basal andesit dan

batugampingkoral bersisipan batupasir

andeit pada bagian atas Di beberapa

tempat mengandung juga batuan-batuan

intrusive

4-102

Mtte ANGGOTA

BATULEMPUNG FORMASI

CANTAYAN (0-2200M)

ha Andesit Horblenda Dan

Porfir Diorit Horelblenda

vi VITROFIR PORFIR BASAL

DAN DOLERIT

Batulempung serpih tuf mengandung

belerang lignit dan kongkresi-kongkresi

batulempung sisipan-sisipan batugamping

Intrusi-intrusi yang umumnya terusun dari

plagioklas menengah dan horenblenda di

sekitar G Anggabuwana dan G Parang

vitofir putih atau abu-abu muda

kemungkinan bersusun andesit didaerah

sekitar G Congkrang Breksi magma dan

tuf breksi bewarna muda yang bersusunan

sama dengan vitrofitnya dekat G karung

Porfir basal didaerah sekitar Pr Buluh dan

sedikit disebelah baratnya diorit yang

hanya membentuk tubuh-tubuh kecil yang

rombakannya tersebar di lereng-lereng

Selain itu dikaji pula daya dukung geologi dengan pemodelan superimpose

dari sumberdaya geologi seperti topografi morfologi perkerasan jenis

batuan jenis tanah hidrogeologi dan kendala geologi seperti kebencanaan

geologi yaitu kawasan rawan bencana gempabumi dan gerakan tanah yang

dianalisis menggunakan sistem informasi geospasial (SIG) Dari kajian

tersebut akan mendapatkan beberapa klasifikasi dayadukung leluasa sampai

tidak leluasa yang dijadikan pertimbangan sebagai potensi untuk keleluasaan

untuk pembangunan Untuk melihat bagaimana kondisi daya dukung geologi

diwilayah kajian dapat dilihat pada gambar dibawah ini

4-103

Gambar 4 55 Kondisi Daya Dukung Geologi di Wilayah Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

Gambar 4 56 Panorama sebagian morfologi di dalam blok Jonggol a) Morfologi

pedataran aluvium di dalam lembah Sungai Cibeet dengan latar belakang perbukitan vulkanik dan intrusi batuan beku komplek Sanggabuana B) Morfologi pedataran

4-104

aluvium dan perbukitan vulkanik bergelombang lemah di sekitar aliran Sungai

Cipamingkis c) Morfologi kerucut intrusi granodiorit dengan latar belakang perbukitan vulkanik terjal d) Morfologi perbukitan bergelombang lemah dan

pedataran disusun oleh batuan vulkanik muda dan aluvium Sumber Foto Haryanto

Gambar 4 57 Lapisan batupasir kuarsa dengan sisipan tipis batulempung Formasi

JatiluȋȌȋȌǡDzdzFormasi Jatiluhur disertai lipatan seret akibat sesar minor Lokasi Sungai Cibeet Struktur Dzdz13ǡt sesar

minor Lokasi Sungai Cibeet (tengah) Granodiorit (ha) (kanan) Sumber Foto Haryanto

4315 SEBARAN WILAYAH RAWAN BENCANA

Berdasarkan hasil data primer maupun sekunder trase rencana

pembangunan jalur kereta api cileungsi-jonggol-cianjur memiliki kawasan

yang berpotensi terhadap bencana seperti bencana geologi gempa bumi

rawan gerakan tanah serta bencana lainnya seperti kebakaran banjir dll

Gempa bumi termasuk salah satu bencana alam yang tidak dapat diprediksi

kapan akan terjadi Fenomena ini terjadi karena berbagai faktor penyebab

diantaranya yaitu pergeseran lempeng letusan gunung berapi dan faktor

non alam akibat aktivitas manusia yang dapat menimbulkan gempa bumi

Melihat Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi di Jawa Barat Rencana trase

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur memiliki Kawasan berpotensi

terlanda goncangan gempabumi dengan intensitas VII-VIII MMI (Modified

Mercalli Intensity) yang berpotensi terjadi retakan tanah pelulukan gerakan

tanah pada lereng terjal dan pergeseran tanah Percepatan gempa bumi dapat

terjadi lebih besar dari 045 g Kawasan ini pada umumnya disusun oleh

batuan berumur kuarter kerusakan cukup besar pada bangunan yang

4-105

KRB Gempabumi

Kawasan berpotensi

terlanda goncangan gempabumi

dengan intensitas VII-VIII MMI

(Modified Mercalli

Kawasan berpotensi

terlanda goncangan

gempa bumi kuat dengan skala

intensitas lebih dari VIII MMI

(Modified

didesain khusus kerusakan pada bangunan gedung tinggi pondasi bangunan

bergeser kerusakan pada sebagian bangunan kayu Jika intensitas mencapai

XII MMI terjadi kerusakan total pada bangunan Untuk melihat lebih jelas

mengenai kawasan rawan bencana yang dilalui dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 4 61 Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Yang Akan Dilewati Rencana Trase Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

KRB Gempabumi Luas

Kawasan berpotensi terlanda goncangan gempa bumi kuat dengan skala intensitas lebih dari VIII MMI (Modified Mercally Intensity)

14294 Ha

Kawasan berpotensi terlanda goncangan gempabumi dengan intensitas VII-VIII MMI (Modified Mercalli Intensity)

48975 Ha

Sumber PVMBG Badan Geologi 2020

Gambar 4 58 Persentase KRB Gempabumi Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-

Jonggol-Cianjur Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

4-106

0 Kerentanan

tinggi 6

potensi erosi ketika hujan

tinggi

KRB Gerakan Tanah

Kerentanan rendah

38

Kerentanan menengah

42

Kerentanan sangat rendah

14

Tabel 4 62 Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Yang Akan Dilewati Rencana

Trase Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

KRB Gerakan Tanah Luas Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan menengah untuk terkena gerakan tanah Pada Zona ini dapat terjadi gerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai gawir tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan

26607149

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan rendah untuk terkena gerakan tanah Umumnya pada Zona ini jarang terjadi gerakan tanah jika tidak mengalami gangguan pada lereng dan jika terdapat gerakan tanah lama lereng telah mantap kembali

24211537

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan sangat rendah untuk terkena gerakan tanah Pada zona ini jarang atau hampir tidak pernah terjadi gerakan tanah baik gerakan tanah lama maupun gerakan tanah baru kecuali pada daerah tidak luas pada tebing sungai

86335627

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan tinggi untuk terkena gerakan tanah Pada zona ini sering terjadi gerakan tanah sedangkan gerakan tanah lama dan gerakan tanah baru masih aktif bergerak akibat curah hujan yang tinggi dan erosi kuat

36165199

Aliran bahan rombakan dapat terjadi bila terdapat akumulasi dan pembendungan alur oleh endapan lahar atau material longsoran pada alur sungai di bagian hulu dan dipicu oleh erosi yang kuat dan curah hujan yang tinggi

2011586

Sumber PVMBG Badan Geologi 2020

Gambar 4 59 Persentase KRB Gerakan Tanah Trase Rencana Jalur KA Cileungsi- Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-107

Gambar 4 60 Kesesuaian Trase Rencana Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur dengan Aspek Kebencanaan

Sumber PVMBG Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4316 BIOLOGI

A FLORA

Pada umumnya vegetasi yang tumbuh di lokasi studi adalah tumbuhan

budidaya antara lain padi palawija (jagung ubi kayu ubi jalar kedelai)

tanaman sayuran (kangkung bayam wortel tomat cabe terung ketimun

bawang dsb) tanaman buah (durian papaya mangga pisang rambutan

jambu air belimbing alpokat petai jengkol dsb) dan tanaman perkebunan

(antara lain kelapa sawit kopi karet teh dsb)

B FAUNA

Hewan yang terdapat di lokasi studi antara lain hewan ternak dan hewan liar

Hewan ternak yang dibudidayakan oleh penduduk antara lain Rusa sapi

kerbau kambing domba dan ternak unggas (ayam ras ayam buras burung

puyuh itik) serta budidaya ikan

4-108

4317 TATA RUANG DAN TATA GUNA LAHAN

A RTR KSN JABODETABEKPUNJUR

Rencana pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur sudah

termuat dalam Perpres 602020 tentang Rencana Tata Ruang Bodebek

Punjur 2020 Serta dijelaskan juga mengenai fungsi sistem kawasan

perkotaan sekitar inti yang menjadi kawasan penyangga inti DKI Jakarta yang

akan terlewati oleh trase ini yaitu ditetapkannya Kawasan Perkotaan

Cileungsi Adapun Kawasan Perkotaan Cileungsi memiliki fungsi sebagai

berikut

1 Pusat pemerintahan kecamatan

2 Pusat kegiatan industri

3 Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala regional

4 Pusat kegiatan pariwisata dan

5 Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang

regional

4-109

Gambar 4 61 Peta Rencana Pola Ruang Terintegrasi dengan Jaringan Transportasi PERPRES No 602020

Sumber Kementerian ATR BPN 2020

B RTRW DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2024

saat ini masih dalam proses revisi Oleh sebab itu rencana pembangunan

trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur belum tercantum Namun dengan

adanya rapatrapat koordinasi yang selama ini dilakukan oleh Instansi terkait

di Daerah dengan Kementerian Perhubungan diharapkan rencana trase KA

tersebut dapat terakmodasi dalam RTRW Provinsi jawa Barat

Adapun Pengembangan jaringan kereta api dalam RTRW Prov Jawa Barat

tahun 2009-2029 berfungsi sebagai penghubung antar PKN antara PKN dan

PKW serta antar PKW

4-110

Gambar 4 62 Peta Rencana Pengembangan Infrastruktur Perhubungan Perkeretaapian

Sumber RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029

C RTRW KABUPATEN BOGOR

Rencana pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur sudah

termuat dalam RTRW Kabupaten Bogor tahun 2016-2036 dan sudah termuat

juga pembangunan stasiun penumpang yang berlokasi di Cileungsi dan

Jonggol Adapun Pusat kegiatasesuai RTRW Kabupaten Bogor yang terlewati

oleh Trase ini adalah PKLp Perkotaan Cileungsi dan PPK Perkotaan Jonggol

4-111

Gambar 4 63 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 Sumber RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036

Gambar 4 64 Peta Pola Ruang RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 Sumber RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036

4-112

D RTRW KABUPATEN CIANJUR

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Cianjur saat ini masih

dalam proses revisi Oleh sebab itu rencana pembangunan trase KA Cileungsi

Ȃ Jonggol - Cianjur belum tercantum Namun dengan adanya rapat-rapat

koordinasi yang selama ini dilakukan oleh Instansi terkait di Daerah dengan

Kementerian Perhubungan diharapkan rencana trase KA tersebut dapat

terakmodasi dalam RTRW Kabupaten Cianjur

Adapun rencana sistem perkeretaapian yang saat ini termuat sebagai berikut

hearts Rencana pengembangan prasarana kereta api (rencana

revitalisasi jalur rel kereta api )

Bandung-Padalarang-Cianjur-Sukabumi

hearts Rencana pengembangan prasarana kereta api (revitalisasi

stasiun Kereta Api)

Cipeyeum Ciranjang Maleber Cianjur Cilaku Cibeber dan Lampegan

hearts Rencana peningkatan pelayanan kereta api

Peningkatan Sistem Jaringan Pelayanan Kereta Api Lintas Bandung-

Padalarang-Cianjur-Sukabumi

Peningkatan Angkutan Barang untuk Distribusi Komoditas

Perdagangan

4-113

Gambar 4 65 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031 Sumber RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031

Gambar 4 66 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031 Sumber RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031

4-114

Sungai 0

Peraira 1

Sawah 37

Industri 1

Permukiman 10

gan tamban 0

Per Perkebunan 16

Hutan 21

Penggunaan Lahan

LadangTegalan 11

n Darat

BelukarSemak 3

E PENGGUNAAN LAHAN

Kondisi penggunaan lahan saat ini beragam di setiap rencana trase jalur

kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Mulai dari permukiman persawahan

hingga semak belukan untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4 63 Penggunaan Lahan di Wilayah Kajian

Penggunaan Lahan Luas Perairan Darat 4109 Hutan 129793 Sungai 3114 Pertambangan 1121 Permukiman 64523 Industri 4350 Sawah 237244 Perkebunan 103646 LadangTegalan 67927 BelukarSemak 16818 Total 63263217

Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

Gambar 4 67 Persentase Penggunaan Lahan yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

4-115

Gambar 4 68 Peta Penggunaan Lahan yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4318 KEPENDUDUKAN

Penduduk Kabupaten Bogor pada saat ini tercatat sebanyak 4699282 jiwa

dengan rasio jenis kelamin 105 Sedangkan Penduduk Kabupaten Cianjur

tercatat sebanyak 2292366 jiwa dengan rasio jenis kelamin 107 Adapun

sebaran jumlah penduduk pada wilayah studi menurut administrasi

kecamatan yang dilewati Rencana Pembangunan Jalur KA Lintas Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur sebagaimana nampak pada Tabel di bawah ini yaitu

berjumlah 1060989 jiwa dengan rata rata rasio jenis kelamin 104 meliputi

320399 rumah tangga Dengan demikian satu rumah tangga rata-rata terdiri

atas 3 - 4 jiwa

4-116

Tabel 4 64 Sebaran Jumlah Penduduk Menurut Administasi Kecamatan

Kabupaten Kecamatan Rasio Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Jumlah Rumah Tangga (KK)

Bogor Cileungsi 101 235485 78853 Klapanunggal 105 101642 34020 Jonggol 106 124406 45389 Cariu 100 49040 18904 Tanjungsari 102 52681 18799

Cianjur Sukaresmi 108 81783 20446 Cikalongkulon 105 100968 25242 Mande 105 76570 19143 Karangtengah 102 154736 38684 Sukaluyu 105 83678 20920

Total 104 1060989 320399 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

4319 PDRB DAN KETENAGAKERJAAN

Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun 2019 atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor

menunjukkan sektor industri pengolahan sebesar 5373 sektor

pedagangan besar eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1247

sektor konstruksi sebesar 1047 sektor pertanian kehutanan dan

perikanan 526 sektor transportasi dan pergudangan 394 sektor

penyediaan akomodasi dan makanan 274 sektor pertambangan dan

penggalian 202 sektor jasa pendidikan 198 sektor informasi dan

komunikasi 177 sector jasa lainnya 177 sektor adminstrasi

pemerintahan dan jaminan sosial 149 sektor real estate 083 sektor jasa

keuangan dan asuransi 055 sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

051 sektor jasa perusahaan 020 sektor pengadaan listrik dan gas

015 dan sektor jasa pengadaan air penolahansampah limbah dan daur

ulang 013 Prosentasi konstribusi tersebut menunjukan karakteristik

wilayah perkotaan (urban area) yang didominasi sektor industri pengolahan

Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun 2019 atas dasar harga berlaku di Kabupaten Cianjur

4-117

menunjukkan sektor pertanian kehutanan dan perikanan 3411 sektor

pedagangan besar eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1841

sektor transportasi dan pergudangan 899 sektor konstruksi sebesar

811 sektor industri pengolahan sebesar 588 sektor penyediaan

akomodasi dan makanan 560 sektor jasa pendidikan 385 sektor jasa

lainnya 355 sektor informasi dan komunikasi 280 sektor adminstrasi

pemerintahan dan jaminan sosial 280 sektor jasa keuangan dan asuransi

226 sektor real estate 185 sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

076 sektor jasa perusahaan 065 sektor pertambangan dan penggalian

028 sektor pengadaan listrik dan gas 008 dan sektor jasa pengadaan

air penolahansampah limbah dan daur ulang 003 Prosentasi konstribusi

tersebut menunjukan karakteristik wilayah pedesaan (rural area) yang

didominasi sektor pertanian kehutanan dan perikanan

Jumlah pencari kerjapengangguran terbuka di wilayah studi berdasarkan

Sakernas BPS tahun 2019 tercatat sebanyak 253014 orang dengan profil

pencari kerja sebagian besar berpendidikan SD terdiri dari 37 tamat SD

6 tamat SMA 17 tamat SMP dan sebanyak 10 tamat

UniversitasSarjana

43110 AGAMA BUDAYA DAN SITUS PURBAKALA

Penduduk di wilayah studi 99 menganut agama Islam 045 menganut

agama Kristen Protestan 012 menganut agama Katholik 009 menganut

agama Budha 001 menganut agama Hindu dan 0002 menganut agama

lainnya

Masyarakat pada lokasi studi terdiri atas suku Sunda Jawa Betawi dan suku

lainnya Adapun budaya lokal yang berkembang dan dianut oleh sebagian

besar masyarakat adalah budaya Sunda Bahasa yang digunakan Bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa daerah suku setempat

Bahasa Sunda mayoritas diturutkan penduduk di seluruh kecamatan

Kabupaten Cianjur dan di kecamatan bagian selatan Kabupaten Bogor

4-118

Sementara Bahasa Betawi diturutkan penduduk seluruh kecamatan yang

berbatasan dengan Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi Terdapat Makam

Keramat Cikundul di Kecamatan Cikalong Kulon yang merupakan cagar

budaya

43111 KESEHATAN MASYARAKAT

Sarana Kesehatan yang tersedia di lokasi studi berupa 8 Rumah Sakit 11

Puskesmas 456 Klinik Kesehatan dan 676 Posyandu Adapun sebaran sarana

kesehatan di lokasi studi untuk masing-masing kecamatan yang dilewat

Rencana Jalur KA Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur nampak pada Tabel berikut

ini

Tabel 4 65 Sebaran Sarana Kesehata di Wilayah Studi

KotaKabupaten Kecamatan Rumah Sakit (Unit)

Puskesmas (Unit)

Klinik Kesehatan (Unit)

Posyandu (Unit)

Bogor Cileungsi 6 3 189 197 Klapanunggal - 2 102 110 Jonggol 1 3 8 148 Cariu - 2 67 67 Tanjungsari - 1 90 90

Cianjur Sukaresmi - - - 13 Cikalongkulon - - - 19 Mande - - - 15 Karangtengah 1 - - 12 Sukaluyu - - - 5

Total 8 11 456 676 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

Tenaga kesehatan yang tersedia dilokasi studi 328 dokter umum 585

perawat dan 382 Bidan sebagaimana nampak pada Tabel di bawah ini

Tabel 4 66 Sebaran Tenaga Kesehata di Wilayah Studi

KotaKabupaten Kecamatan Dokter Perawat Bidan Bogor Cileungsi 4 13 16

Klapanunggal 5 12 23 Jonggol 259 483 164 Cariu 5 7 21 Tanjungsari 4 12 14

4-119

KotaKabupaten Kecamatan Dokter Perawat Bidan Cianjur Sukaresmi 3 13 27

Cikalongkulon 3 13 39 Mande 6 16 35 Karangtengah 38 8 20 Sukaluyu 1 8 23

Total 328 585 382 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

Adanya perubahan gaya hidup masyarakat terutama di kawasan perkotaan

seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat saat ini mengakibatkan

meningkatnya prevalensi kasus-kasus penyakit tidak menular

(degenerative) seperti Penyakit Jantung Diabetes Stroke Kanker dan lain-

lain Dengan adanya sarana kesehatan yang tersebar di beberapa lokasi

khususnya Puskesmas dan Klinik Kesehatan diharapkan masyarakat dengan

mudah untuk mendapatkan akses kesehatan sehingga segala penyakit yang

timbul dimasyarakat dapat dicegah dengan tindakan dini untuk pemeriksaan

dan pengobatan kesehatannya

432 KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

Identifikasi komponen lingkungan hidup yang akan terpengaruh oleh

kegiatan rencana pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur terdiri

dari aspek geofisikkimia aspek biologi dan aspek sosial ekonomi aspek

sosial budaya aspek kesehatan masyarakat dan aspek transportasi

4321 GEOFISIK KIMIA

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan rencana

pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur adalah gangguan kestabilan

tanah gangguan aliran permukaan penurunan kualitas udara terjadinya

kebisingan serta timbulnya gangguan getaran tanah Penurunan kualitas

udara lebih disebabkan oleh banyaknya partikel debu dan polusi akibat

kegiatan penyiapan lahan pemadatan pengangkutan material dan pekerjaan

4-120

penyiapan badan jalan rel dan pembuatan terowongan sepanjang plusmn 500

meter

Kebisingan akan mulai teridentifikasi sejak pada tahap konstruksi yaitu

mobilisasi peralatanmaterial pekerjaan penyiapan badan jalan rel dan

kebisingan akan tetap berlanjut pada tahap pasca konstruksi disertai dengan

ganguan getaran akibat operasi KA

4322 BIOLOGI

Dampak kegiatan rencana pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

terhadap komponen Biologi adalah gangguan kerusakan vegetasi dan

gannguan pada fauna akibat pembangunan jalur KA Kegiatan yang

berpotensi menimbulkan dampak gangguan tersebut yaitu kegiatan land

clearing dan pembuatan terowongan pembangunan jembatan dan struktur

badan jalan rel Dampak yang timbul terutama akan terjadi pada masa

konstruksi saja

4323 SOSIAL EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya pembangunan jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur yang terkait dengan bidang sosial ekonomi budaya

adalah sebagai berikut

a Dampak sosial ekonomi dan sosial budaya yang mungkin akan timbul

dengan adanya kegiatan pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

adalah keresahan masyarakat gangguan terhadap tempat usahalahan

pertanian berkurangnya lahan perkebunan dan gangguan mata

pencaharian akibat pembangunan jalur rel yang baru dimana hal ini

terkait dengan pembebasan lahan pada tahap pra konstruksi Dampak

negatif yang lain adalah pada tahap konstruksi akan terjadi gesekan kohesi

sosial akibat adanya mobilitas tenaga kerja dan interaksi sosial antara

pekerja dan masyarakat sekitar yaitu kecemburuan sosial dan pergeseran

nilai budaya Sedangkan dampak positif yang timbul adalah adanya

4-121

kesempatan bekerja di proyek dan tumbuhnya UKM (usaha warung

makan dan warung kebutuhan pokok bagi para pekerja) Dampak yang

sama diperkirakan juga akan terjadi pada masa pasca konstruksi yaitu

mobilitas penduduk yang tinggi akan mempengaruhi interaksi sosial dan

pergeseran nilai-nilai budaya dikarenakan berbaurnya nilai-nilai

masyarakat setempat dengan nilai-nilai baru dari penduduk yang datang

dari luar (antara lain wisatawan)

b Pada saat konstruksi adanya gangguan pemanfaatan ruang jalan akses

akan berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi dan kenyamanan penduduk

di sekitar proyek

c Pada tahap operasi adanya dampak terbukanya kesempatan kerja

gangguan lalu lintas dan rawan kecelakaan meningkatnya mobilitas

penduduk dan persepsi positif masyarakat serta meningkatnya

wisatawan

4324 KESEHATAN MASYARAKAT

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur bidang kesehatan masyarakat adalah

peningkatan gangguan pendengaran infeksi saluran pernafasan bagian atas

(ISPA) dan infeksi saluran pencernaan pada tahap konstruksi Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya kegiatan yang menghasilkan debu adanya

penurunan kualitas sanitasi lingkungan dan adanya penurunan kualitas

udara (karena kemacetan lalu lintas dan kepadatan lalu lintas) di sekitar

proyek

Pada awal kegiatan konstruksi keluhan tersebut akan mulai meningkat

seiring bertambahnya volume pekerjaan Namun perlahan-lahan keluhan

tersebut akan menurun pada akhir tahap akhir konstruksi karena kegiatan

proyek menjelang berakhir Hal lain yang perlu dicermati adalah tingkat

keselamatan pekerja dan dampak kesehatan masyarakat sekitar proyek baik

4-122

pada tahap pra konstruksi konstruksi ataupun pasca konstruksi mengingat

banyaknya tenaga kerja yang terlibat

4325 TRANSPORTASI

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur adalah peningkatan kepadatan lalu lintas jalan

(terutama pada pertemuan antara jalan raya dan jalan rel) meningkatnya

tingkat kemacetan menurunnya kecepatan kendaraan darat Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya kegiatan mobilisasi kendaraan-kendaraan

berat seperti buldozer tandem roller dan dump truck keluar masuk lokasi

proyek

Keadaan-keadaan tersebut akan mulai terasa pada akhir tahap pra

konstruksi dan akan terus berlangsung hingga akhir tahap konstruksi Hal

lain yang patut dicermati adalah kondisi rawan kecelakaan pada tahap pasca

konstruksi Namun demikian dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur akan memberikan dampak positif antara lain

1 Kelancaran arus lalulintas di wilayah studi yang semakin lancar sehingga

mempersingkat waktu perjalanan biaya operasional kendaraan

menurunnya pencemaran udara dan menaikkan jaminan keselamatan

pengguna jalan

2 Mengingat konsumsi BBM dan pencemaran udara angkutan KA lebih

rendah dibandingkan angkutan jalan (truk) maka secara nasional ada

penghematan subsidi BBM dan biaya lingkungan

3 Kenaikan PDRB daerah khususnya pada area kiri dan kanan jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur akibat kondisi aksesbilitas semakin baik dan lancar

yang akan lebih menarik wisatawan dan investor ke Danau Cirata dan obyek

wisata lainnya

4-123

433 PRAKIRAAN DAMPAK LINGKUNGAN

Dalam rencana penyusunan suatu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) mencakup tiga tahap kegiatan yaitu

a Tahap Pra-Konstruksi

b Tahap Konstruksi

c Tahap Pasca Konstruksi

Berdasarkan tiga tahapan rencana kegiatan tersebut akan dilihat pengaruh

timbal balik dengan komponen lingkungan yang potensial menimbulkan

dampak dan dituangkan dalam matriks interaksi antara komponen

lingkungan sebagaimana disajikan pada Tabel di bawah ini

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 67 Matriks Interaksi Tahapan Kegiatan dan Komponen-komponen Lingkungan Pembangunan jalur Kereta api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur

Komponen Lingkungan

Sub Komponen Lingkungan

Indikator

Lingkungan

Tahapan Kegiatan Keterangan Pra

Konstruksi Konstruksi Pasca Konstruksi

1 2 3 4 5 6 7

Kimia-Fisika

Iklim

Iklim Mikro 1 = Penetapan Segmen Jalur Kereta Kualitas Udara ξ 2 = Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp Kebisingan ξ ξ ξ 3 = Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Hidrologi Limpasan Air 4 = Mobilisasi Tenaga Kerja Kualitas Air 5 = Pekerjaan Pembangunan Jalur KA

Tanah dan Lahan

Tata Ruang ξ 6 = Pengoperasian Jalur Kereta Api Getaran 7 = Pemeliharaan Maintenance Erosi

Kualitas Tanah ξ

Biologi

Vegetasi Habitat ξ

Keanekaan Jenis

Fauna Darat dan Air

Habitat

Keberadaan Jenis

Sosesbud dan Kesehatan Masyarakat

Sosial Ekonomi

Lapangan Kerja ξ

Aktivitas Ekonomi ξ ξ ξ

Lalu Lintas ξ ξ ξ

Sosial Budaya

Kependudukan

Pendidikan ξ

Adat Istiadat ξ

Tata Nilai ξ

Kesehatan Masyarakat Lingkungan

SanitasiEstetika Lingkungan

ξ

Vektor Penyakit ξ

Kes Masyarakat ξ

Sumber Hasil Analisis 2020

LAPORAN AKHIR 4-124

4-125

4331 TAHAP PRA KONSTRUKSI

Penentuan segmen-segmen jalan kereta api dan bangunan pelengkap yang

perlu dikembangkan merupakan hal penting pada tahap pra-konstruksi

Dampak Potensial yang diperkirakan akan terjadi pada tahapan ini adalah

konflik penggunaan lahan dan tata ruang yang ada saat ini dan terutama

pada saat jalur KA akan dibangun

4332 TAHAP KONSTRUKSI

1 Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp

Pada beberapa lokasi di site proyek akan dibangun base camp yang akan

berfungsi sebagai kantor proyek penginapan buruh dan gudang material

dan peralatan Adapun dampak-dampak yang akan terjadi dari kegiatan

tersebut adalah

(a) pencemaran tanah karena tetesan olie

(b) menurunnya estetika lingkungan

(c) gangguan pada habitat fauna dan

(d) ketidakserasian interaksi sosial antara pekerja pendatang dengan

penduduk setempat

2 Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Untuk mendukung kelancaran pembangunan jalur jalan kereta api akan

digunakan sedikitnya 6 jenis peralatan berat yaitu Bulldozer Excavator

Vibrator Roller Dump Truck Wheel Loader Crane dll Dampak-dampak

potensial yang diperkirakan akan terjadi meliputi

(a) menurunnya kualitas udara

(b) meningkatnya kebisingan dan

(c) kerusakan pada tanaman

4-126

3 Mobilisasi Tenaga Kerja

Kegiatan mobilisasi tenaga kerja diperkirakan akan menimbulkan

dampak-dampak (a) kesempatan kerja dan (b) kecemburuan sosial

tenaga kerja lokal

4 Pekerjaan pembentukan badan jalan KA

Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka pembuatan

badan jalan (jalur rel KA) adalah

Pembersihan rencana jalur jalan KA yang meliputi clearing dan

grubbing

Pekerjaan tanah yaitu kegiatan penggalian dan pembuangan (cut and

fill)

Pembuatan bangunan perlintasan sebidang (level crossing)

terutama di dekat permukimankawasan perkotaan

Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat pelaksanaan

pekerjaan pembentukan badan jalan KA adalah

(a) gangguan air permukaan

(b) gangguan estetika lingkungan dan

(c) gangguan lalu-lintas kendaraan (di perkotaan)

5 Pembuatan Bangunan Pelengkap

Pekerjaan pembuatan bangunan pelengkap meliputi pembangunan

tubuh jalur kereta jembatan box culvert gorong-gorong dan talang air

Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat pekerjaan ini

adalah

(a) terjadinya genangan airbanjir akibat tubuh jalan juga berfungsi

sebagai bendung terhadap aliran air

(b) gangguan aliran air permukaan dan

(c) penurunan kualitas air permukaan

4-127

6 Pembangunan Track

Pekerjaan pemasangan track diperkirakan akan menimbulkan dampak

gangguan lalu lintas walaupun bersifat lokal

4333 TAHAP OPERASI (PASCA KONTRUKSI)

1 Pengoperasian Kereta Api

Pengoperasian kereta api akan dilaksanakan segera setelah

pembangunannya selesai dilaksanakan Dampak-dampak yang

diperkirakan akan timbul yaitu

(a) meningkatnya kebisingan

(b) pengembangan wilayahaktivitas ekonomi

(c) potensi kecelakaan dan

d) gangguan lalulintas

2 Pemeliharaan Jalan Kereta Api

Kegiatan pemeliharaan yang meliputi pemeliharaan rel kereta api sistem

sinyal kereta diperkirakan akan menimbulkan dampak positif yaitu

kelancaran operasi kereta api

Secara lengkap tahapan kegiatan dan dampak yang akan diperkirakan akan

terjadi serta alternatif penanganannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4 68 Matriks Identifikasi Dampak dan Alternatif Penanganan

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

1 Tahap Pra Konstruksi Penentuan Segmen Jalan dan Stasiun Persepsi yang

positifnegatif Sosialisasi

Konflik penggunaan lahantata ruang

melakukan pembebasan lahan yang transparan

2

Tahap Konstruksi

Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp

Pencemaran tanah

Memilih lokasi base camp yang tidak mengganggu lingkungan dan mengembalikan ke kondisi semula setelah selesai

4-128

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

Menurunnya estetika lingkungan

Gangguan pada habitat fauna

Ketidakserasian interaks sosial

Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Menurunnya kualitas udara

Direncanakan jalur khusus mobilisasi alat berat dan material

Meningkatnya kebisingan

Kerusakan pada vegetasi

Mobilisasi Tenaga Kerja

Kesempatan kerja

Mengikutsertakan tenaga lokal dalam pembangunan

Kecemburuan Sosial tenaga kerja lokal

Pekerjaan pembentukan badan jalan KA

gangguan air permukaan

Memberikan alternative pengarahan aliran air atau lalu lintas yang akan terganggu sebelum dilakukan pekerjaan

gangguan estetika lingkungan

gangguan lalu-lintas kendaraan

Pembuatan Bangunan Pelengkap

Gangguan aliran air sungai

Memberikan pengamanan terhadap aliran sungai sehingga material maupun sampah bangunan tidak dibuang atau jatuh ke daerah aliran sungai

Penurunan kualitas air sungai

Pekerjaan Pembangunan Track

Gangguan lalu lintas

Membuat jadwal kerja yang meminimalis gangguan lalu lintas

Pemasangan rambu - rambu

3 Tahap Operasi Pengoperasian Kereta Api Meningkatnya

kebisingan Pemilihan teknologi sarana

Pengembangan wilayahaktivitas

Pemasangan rambu - rambu dan pintu

4-129

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

ekonomi perlintasan Kerawanan

kecelakaan

Gangguan lalu lintas

PemeliharaanMaintenance

Kelancaran operasi Kereta Api

Pemeliharaan secara rutin dan berkala baik sarana maupun prasarana

Sumber Hasil Analisis 2020

434 REKOMENDASI MITIGASI TERHADAP BENCANA

Menurut UU No 24 Tahun 2007 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 9 dan

PP No 21 Tahun 2008 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 6 Mitigasi

bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana

baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

kemampuan menghadapi ancaman bencana Mitigasi bencana ini dibuat

berdasarkan pada hasil analisis risiko bencana yang meliputi mitigasi

bencana gempa bumi longsor amblesan dan banjir Bentuk mitigasi yang

diusulkan terdiri dari dua yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non

struktural

Mitigasi structural adalah upaya untuk mengurangi kerentanan

(vulnerability) terhadap bencana dengan cara rekayasa teknis bangunan

tahan bencana Sedangkan mitigasi non struktural adalah upaya mengurangi

dampak bencana selain dari upaya tersebut diatas Bisa dalam lingkup upaya

pembuatan kebijakan seperti pembuatan suatu peraturan pendidikan dan

pelatihan sosialisasi dan sebagainya

Karena pada trase rencana pembangunan jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur tidak bisa sepenuhnya menghindari kawasan rawan bencana maka

akan di usulan mitigasi bencana untuk meminimalisir dampak negatif di

Trase Jalur Pembangunan Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Pada tabel di

bawah ini akan dijelaskan usulan mitigasi bencana di Jalur Rencana

4-130

Tabel 4 69 Rekomendasi Mitigasi Bencana

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

1 Longsor (LerengTebing)

Mitigasi Struktural

Membangunan dinding penahan tanah dengan jenis DPT Turap atau blok balok pada daerah risiko longsor tinggi Bronjong pada risiko sedang

mencegah terjadinya longsor

Mengatur vegetasi penutup lereng yang berakar tunjang dengan perakarannya menyebar seperti jati mahoni dan sebagainya pada daerah risiko tinggi dan sedang

mencegah terjadinya longsor

Pengalihan drainase pada lereng terjal

mengurangi resapan air ke badan longsoran

Menambah lebar ROW pada jalur risiko longsor tinggi

tidak mencegah atau mengurangi longsor tetapi memberikan kesempatan untuk melakukan tanggap darurat lebih baik pada saat longsor terjadi

Mengarahkan material longsoran dan meminimalkan jatuhantutupan material longsoran pada jalur KA

Longsor (Lembah)

Mitigasi Struktural

Membangunan dinding penahan tanah dengan jenis DPT Turap atau blok balok atau tiang pancang pada daerah risiko longsor tinggi Bronjong pada risiko sedang

mencegah terjadinya longsor

Pengaturan pola dan sistem drainase

mengurangi resapan air ke badan longsoran

Menambah lebar ROW pada jalur risiko longsor tinggi

menggeer dan menjauhkan bidang longsoran dari jalur KA

Mitigasi Non

Struktural

Menyusun SOP Penanggulangan bencana

mengurangi korban bencana

4-131

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

Longsor pada jalur KA Penyediaan Dana On

Call Dana Siap Pakai Cadangan Dana operasional yang selalu tersedia dan siap digunakan setiap saat mulai tanggap darurat sampai berakhir tanggap darurat

Melatih personilsatuan tugas tanggap darurat dalam melakukan penanggulangan bencana longsor

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana longsor pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Meningkatkan alat pemantauanpemasangan early warning system longsor

Deteksi dini kemungkinan terjadi longsoran

Membuat rencana lokasi pembuangan debris (reruntuhan) pada lokasi risiko tinggi

debris bisa dipindahkan ke lokasi yang baik dan tidak menimbulkan masalah

membangun posko pada lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

2 Amblesan Mitigasi Struktural

Membuat drainase untuk mengurangi genangan sekitar jalur KA

mengurangi meresapnya air

ke badan jalur KA yang dapat menyebabkan amblasan

Membuat dinding penahan tanah pada pondasi jalur KA untuk mencegah meresapnya air dari rawa atau genangan air

mencegah meresapnya air dari genangan atau rawa

Non Menyusun SOP mengurangi

4-132

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

Struktural Penanggulangan bencana amblesan pada jalur KA

korban bencana

Melatih personil tanggap

darurat dalam melakukan penanggulangan bencana amblesan

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana amblesan pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna

rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Meningkatkan alat pemantauan

Deteksi dini kemungkinan terjadi amblesan

membangun posko pada lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

3 Banjir Mitigasi Struktural

Membuat bangunan pengendali banjir rumah pompa pada lokasi risiko tinggi

membuat jaringan drainase pada lokasi risiko sedang - tinggi

Non Struktural

Menyusun SOP Penanggulangan bencana amblesan pada jalur KA

mengurangi korban bencana

Melatih personil tanggap darurat dalam melakukan penanggulangan bencana banjir

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana banjir pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Meningkatkan alat pemantauan dan sistem

Deteksi dini kemungkinan terjadi

4-133

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

peringatan dini banjir membangun posko pada

lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Sumber Analisis Konsultan 2020

435 REKOMENDASI HASIL KAJIAN AWAL LINGKUNGAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2012

tentang Jenis Rencana Usaha danatau kegiatan yang wajib memiliki Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) tercantum bahwa untuk

Ȁǡηʹͷ

Km maka wajib dilengkapi dengan studi AMDAL Dengan demikian karena

rencana pembangunan baru ke tiga jalur Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

ηʹͷ

AMDAL Oleh sebab itu perlu ditindaklanjuti dengan dilakukannya Studi

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada tahun anggaran yang

akan datang sebelum dilaksanakannya kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa perlu melakukan koordinasi dengan PTPN VII Kebun Gedeh

terkait koridor yang juga melewati kawasan perkebunan sawit dan

perkebunan lain di lokasi studi Serta beberapa pengembang perumahan dari

mulai Kabupaten Bogor dan kabupaten Cianjur yang terlintasi oleh rencana

pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

4-134

44 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK

441 ESTIMASI BIAYA

4411 KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN JALUR KERETA API

Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur sepanjang 790 Km disusun berdasarkan rencana trase jalur kereta

api tersebut sebagaimana diulas pada bab terdahulu

Secara umum Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Trase Jalur Kereta Api

dibagi menjadi beberapa komponen yang meliputi

1 Biaya Pengadaan Lahan yang meliputi biaya pembebasan (ganti untung)

lahan dan biaya obyek bangunan atau tanaman diatas lahan yang ada

2 Biaya Konstruksi Pembangunan Prasarana Kereta Api yang meliputi biaya

konstruksi jalur rel biaya pembangunan stasiun dan biaya fasilitas operasi

termasuk persinyalan biaya pembangunan Depo dan Balai Yasa serta

biaya bangunan pelengkap lainnya

3 Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api yang meliputi biaya pengadaan

lokomotif kereta api gerbong penumpang dan peralatan khusus termasuk

assesories penunjangnya

4 Biaya Manajemen dan Contigency yang meliputi biaya

persiapanpengelolaan proyek biaya kajian lingkungan biaya

perencanaan dan pengawasan pekerjaan konstruksi dan biaya tak terduga

(Contigency) seperti biaya eskalasi harga dan konstruksi contigency yang

belum dapat diperkirakan sebelumnya

Dalam studi ini proses perhitungan rencana anggaran biaya tidak dilakukan

secara terperincidetail namun hanya berdasarkan simplified desain (desain

dasar) yang ada Untuk perkiraan harga satuan kegiatan sesuai dengan data

sekunder dari proyek proyek sejenis yang sedang berjalan atau berdasarkan

4-135

harga pasar pada saat ini sedangkan untuk volume pekerjaan konstruksi

dihitung berdasarkan rencana tipikal gambar yang ada atau asumsi data pada

pekerjaan yang sudah berjalan sesuai gambar standar dari PT KAI

4412 KOMPONEN BIAYA DAN MANFAAT KELAYAKAN PROYEK

Kelayakan ekonomis didefenisikan sebagai kelayakan bagi semua pihak yang

memanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung dari suatu

pembangunan atau pengembangan suatu sistem transportasi Dalam

kaitannya dengan analisis ekonomi manfaat yang diperoleh semestinya lebih

besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu

perhitungan manfaat merupakan faktor yang sangat penting dalam

memutuskan apakah suatu rencana pembangunan atau pengembangan

dalam hal ini jalan rel disebut layak untuk dilaksanakan atau tidak

Perhitungan manfaat jalan rel juga dinilai lebih peka dibandingkan dengan

perhitungan biaya yang merupakan aspek sipil (konstruksi) Estimasi

komponen manfaat diperoleh dari pengurangan biaya transportasi dengan

adanya pengoperasian KA di wilayah studi Adapun penghematan biaya

transportasi barang sesuai dengan asumsi skenario permintaan perjalanan

dan pembangunan jalan KA

Komponen manfaat dalam studi ini terdiri dari manfaat bagi pengguna jalan

(dalam bentuk saving BOK dan VoT) Manfaat yang dapat dikuantifikasikan

besarnya karena manfaat ini dapat dihitung secara kuantitatif maka dapat

dijadikan masukan bagi perhitungan kelayakan ekonomi diantaranya

meliputi

hearts Peningkatan kinerja jaringan transportasi darat pada rute eksisting

setelah jalan rel dikembangkan Dengan dikembangkannya pelayanan

moda jalan rel maka diharapkan akan terjadi perbaikan terhadap

supply jaringan Sehingga pengguna jalan juga akan merasakan

peningkatan kinerja lalu lintas (misalnya penurunan waktu tempuh)

4-136

hearts Berubahnya pola angkutan penumpang yang semula diangkut

melalui moda angkutan jalan akan berubah dengan sebagian

menggunakan jalan rel Manfaat yang diperoleh berupa intermodal

externality berupa pengurangan biaya operasi kendaraan dan waktu

perjalanan pengguna jalan bahkan penghematan biaya pemeliharaan

jalan

hearts Menurunnya tingkat polusi baik itu polusi udara maupun polusi suara

Sedangkan proses analisis kelayakan finansial pada studi ini dilakukan

dengan menggunakan keuntungan dari tarif KA sebagai nilai manfaat

terhadap pengoperasian jalan KA yang direncanakan dengan

membandingkan antara jumlah biaya (cost) terhadap

pendapatanpengembalian (revenue) yang ditimbulkan sepanjang masa

perencanaan (time horizon)

Salah satu faktor penting untuk mendapatkan investasi yang menguntungkan

dari pembangunan jalur KA ini adalah tarif Pendapatan didapatkan

berdasarkan tarif kereta penumpang

Tabel 4 70 Komponen Biaya dan Manfaat Kelayakan Ekonomi dan Finansial

Analisis Kelayakan

Komponen Biaya (Investasi) Manfaat

Kelayakan Ekonomi

- Biaya Detail Teknis (DED) + AMDAL + Supervisi

- Biaya prasarana jalan KA - Biaya pemeliharaan prasarana - Biaya pengadaan sarana - Biaya operasional dan

pemeliharaan sarana - Biaya pengadaan lahan - Biaya manajemen dan

contigency

- Penghematan BOK - Penghematan Waktu - Penghematan Polusi

Udara

4-137

Analisis Kelayakan

Komponen Biaya (Investasi) Manfaat

Kelayakan Finansial

- Biaya Detail Teknis (DED) + AMDAL+ Supervisi

- Biaya prasarana jalan KA - Biaya pemeliharaan

prasarana - Biaya pengadaan sarana - Biaya operasional dan

pemeliharaan sarana - Biaya pengadaan lahan - Biaya manajemen dan

contigency

- Pendapatan dari tiket penumpang

- Pendapatan dari tiket pengangkutan barang

- Pendapatan dari perdagangan dalam stasiun

4413 BIAYA PENGADAAN LAHAN

Pedoman yang digunakan dalam pengadaanpembebasan tanah adalah

Undang Ȃ Undang No 2 Tahun 2012 dan Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan

untuk Kepentingan Umum dan perubahannya Konsep mendasar dalam

penilaian tanah dan properti adalah pengertian mengenai harga biaya pasar

dan nilai Penilai harus memahami betul pengertian tersebut karena

implementasi antara harga biaya pasar dan nilai biasanya tercantum dalam

setiap laporan penilaian

Dalam melakukan penilaian tanah digunakan Metode Perbandingan Data

Pasar (Sales Comparison Method) Pendekatan Perbandingan Data Pasar

adalah suatu metode untuk memperoleh nilai dengan analisis dan

perbandingan atas properti sejenis yang dinilai dimana data diperoleh dari

orang-orang atau pejabat yang berwenang serta pemilikan properti lainnya

yang mengetahui benar nilai-nilai properti berdasarkan penawaran-

penawaran penjualan atau transaksi yang terjadi di daerah tersebut atas

properti yang kira-kira sebanding Lain dari pada itu diperhatikan faktor-

4-138

faktor seperti lokasi bentuk ukuran mudah atau tidaknya dicapai

(accessibility) dan unsur waktu Data ini kemudian dianalisis dan terhadap

perbedaan antara properti yang dinilai dengan properti yang sebanding

diadakan penyesuaian

Dengan mempertimbangkan seluruh informasi yang relevan Estimasi Nilai

Penggantian Wajar untuk Ganti Rugi yang akan digunakan sebagai dasar

perencanaan besaran biaya pembebasan lahan dalam rencana pembangunan

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur ini secara garis besar sebagai

berikut

a Daerah Pemukiman harga rata-rata Rp 940000-M2

b Lahan Pertanian harga rata-rata Rp 65000-M2

c Hutan Produktif harga rata-rata Rp240000-M2

d Lahan Kering harga rata-rata Rp270000-M2

f Lahan Industri harga rata-rata Rp750000-M2

Untuk memenuhi standar geometrik dan lebar trase jalur kereta api dengan 2

(dua) lajur (double track) Sedangkan untuk prasarana lokasi Stasiun Depo

dan Balai Yasa serta fasilitas umum lainnya guna memenuhi standar minimal

bangunan tersebut maka diperlukan beberapa tambahan

pengadaanpembebasan tanah pada lokasi yang direncanakan

Dengan berpedoman pada ketentuan tersebut di atas maka perkiraan

kebutuhan anggaran biaya pengadaanpembebasan tanah untuk rencana

pembangunan jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur ini sebagaimana

diuraikan dalam Tabel 471 di bawah

4-139

Tabel 4 71 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Tanah

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 23724 2372442 265000 628697 Hutan Produksi 12979 1297926 540000 700880 Lahan Kering 18839 1883904 570000 1073825 Lahan Industri 435 43500 1050000 45675 Lahan Pemukiman 6453 645334 1240000 800214

Total 62431 6243106 3249291 Sumber Hasil Analisis

4414 BIAYA PEMBANGUNAN PRASARANA KERETA API

Harga satuan jenis pekerjaan konstruksi pembangunan jalur kereta api pada

umumnya dihitung berdasarkan metode kerja yang direncanakan dengan

asumsi jenis pekerjaan dilaksanakan oleh kelompok kerja yang dilengkapi

dengan perlengkapan atau peralatan yang diperlukan dan bahan yang diolah

berdasar kualitas yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknik yang

ditentukan Namun dalam perhitungan biaya konstruksi ini besarnya harga

satuan pekerjaan tidak dihitung secara rinci sesuai analisis harga satuan

tetapi dihitung berdasarkan perkiraan harga satuan pekerjaan saat ini dan

berdasarkan referensi pada jenis pekerjaan yang sedang berjalan

Sedangkan perhitungan kuantitas tidak dihitung secara rinci berdasarkan

gambar detail tetapi sesuai tipikal desain yang direncanakan atau gambar

standar yang telah ada

Secara garis besar perhitungan pekerjaan konstruksi dibagi menjadi 8

(delapan) bagian pekerjaan utama yang terdiri dari

1 Persiapan yang meliputi pekerjaan pengukuran pembuatan kantor

lapangan pembersihan lapangan mobilisasidemobilisasi dan

dokumentasi

4-140

2 Pekerjaan Jalan Rel meliputi pekerjaan bangunan atas jalan raya di sepur

raya dan emplasemen dan pekerjaan bangunan bawah

3 Pekerjaan Drainase meliputi pekerjaan saluranselokan pada sisi kiri dan

kanan jalan rel gorong-gorong dan box culvert (bangunan hikmat)

4 Pekerjaan Jembatan (Bangunan Hikmat) yaitu bangunan jembatan yang

melintasi daerah aliran sungai atau waduk

5 Pekerjaan Bangunan StasiunEmplasemen Depo dan Balai Yasa termasuk

fasilitas umum untuk penumpang dan angkutan barang

6 Pekerjaan Struktur bangunan terowongan diperlukan pada trase yang

melintasi bukit untuk memenuhi alinyemen vertikal trase jalur kereta api

termasuk fasilitas drainase

7 Pekerjaan Struktur Perlintasan Tak Sebidang seperti struktur bangunan

underpass atau struktur bangunan overpass untuk trase jalur kereta api

yang melintasi jalan nasional jalan propinsi jalan kabupaten dan jalan

lokal

8 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan yaitu peralatan sinyal dan

perambuan jalur kereta api termasuk peralatan telekomunikasi

Perincian besarnya biaya konstruksi pembangunan jalur kereta api tersebut

di atas sebagaimana dapat dilihat dalam lampiran laporan ini sedangkan

Perkiraan Rekapitulasi Biaya PrasaranaKonstruksi sebagaimana dalam

Tabel 472 dibawah ini

Tabel 4 72 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Prasarana Kereta Api

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta)

Persiapan 0025 2373 Pekerjaan Jalan Rel 37381 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0619 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 3326 2745920

4-141

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta) Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41925 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 16047 164751 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0678 105000

Jumlah 100 11321046 Ppn 10 1132105

Total Keseluruhan 12453151 Sumber Hasil Analisis

4415 BIAYA SARANA KERETA API

Berdasarkan uraian dalam bab di atas rencana pembangunan jalur kereta api

Cileungsi-Jonggol-Cianjur akan digunakan jenis angkutan kereta api

penumpang dan barang dengan kebutuhan Sarana Kereta Api dengan satu

rangkaian (1 Trainset) menggunakan 10 kereta Berdasarkan perhitungan

kebutuhan sarana di atas maka perlu diperhitungkan jalur untuk stabling

rangkaian (train sets) berdasarkan perhitungan di atas pada awal operasi

diperlukan 1 train set

Berdasarkan perkiraan kebutuhan sarana kereta api dengan konfigurasi

seperti tipe diatas maka perkiraan rencana anggaran biaya untuk pengadaan

sarana KRD trainset sesuai perhitungan pola operasi kereta api tersebut

sebagaimana diuraikan dalam Tabel 473 di bawah

Tabel 4 73 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api

Uraian Jumlah (Unit)

Harga (RpJuta)

Total Harga (RpJuta)

Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 1 45000 45000 Lokomotif Barang Tipe CC 206 2 47500 95000 Kereta Penumpang 10 16000 160000 Kereta Barang 20 5600 112000

Total 412000 Sumber Hasil Analisis

4-142

4416 BIAYA MANAJEMEN DAN KONTIGENSI

Yang termasuk biaya manajemen dan contingency antara lain

1 Biaya persiapan dan pengelolaan proyek termasuk biaya perijinan dan

biaya kajian lingkungan

2 Biaya perencanaan dan pengawasan konstruksi

3 Biaya contingency (tak terduga) yang meliputi price contingency (eskalasi

harga) dan construction contingency (biaya tak terduga yang belum

dimasukkan dalam perencanaan) misalnya kondisi tanah dasar bekas

sawahrawa

Perkiraan besarnya biaya manajemen dan contingency tidak dihitung secara

rinci namun pada umumnya dihitung berdasarkan prosentase dari biaya

konstruksi jalur kereta api

Dengan memperhitungkan periodemasa pekerjaan konstruksi

pembangunan jalur kereta api selama 3 (tiga) tahun maka perkiraan

prosentase biaya manajemen dan contingency dalam pekerjaan ini sebesar

10 dari biaya konstruksi dengan perincian prosentase biaya sebagai

berikut

a Biaya Persiapan dan Pengelolaan proyek sebesar 050 dari biaya

konstruksi

b Biaya Perencanaan dan pengawasan sebesar 150 dari biaya konstruksi

c Biaya Price Contigency sebesar 300 dari biaya konstruksi

d Biaya Construction Contigency sebesar 500 dari biaya konstruksi

Sehingga besarnya perkiraan rencana anggaran biaya manajemen dan

contingency seperti dalam Tabel 474 di bawah ini

4-143

Tabel 4 74 Perkiraan Anggaran Biaya Manajemen dan Contigency

Uraian Jumlah Biaya (Rp Juta)

Persiapan dan Manajemen Proyek 62266 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 186797 Price Contigency 373595 Contruction Contigency 622658

Total 1245315 Sumber Hasil Analisis

4417 BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SARANA KERETA

Perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan kereta api disesuaikan dengan

metoda perhitungan yang digunakan untuk menghitung biaya pokok

produksi Kementerian Perhubungan untuk evaluasi tarif angkutan Kereta

Api Penumpang dan Barang Item-item yang diperhitungkan secara umum

adalah sebagai berikut

hearts Bahan bakar minyak (BBM)

hearts Pelumas

hearts Biaya awak masinis asisten masinis PLKA kondektur

hearts Perawatan dan depresiasi

hearts Biaya umum

hearts Biaya manajemen

Berdasarkan perhitungan komponen-komponen tersebut diketahui

kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan sebesar Rp 4090420lintas (1

arah perjalanan) untuk alternatif 1 kemudian Rp 5031700lintas untuk

alternatif 2 dan Rp 5292990lintas untuk alternatif 3 Biaya perawatan

prasarana sebesar Rp 2244125253tahun

4-144

Tabel 4 75 Biaya Perawatan Prasarana Kereta Api

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391 Sumber Hasil Analisis

442 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL

4421 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

Analisis terhadap biaya dan manfaat di atas menghasilkan estimasi indikator

kelayakan ekonomi (NPV BCR dan IRR) sebagai berikut

4-145

Tabel 4 76 Indikator Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Ekonomi Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta)

33214494

2752912

(6630190)

Benefit Cost Ratio - BCR 509 211 103

Economic Internal Rate of Return - EIRR ()

6 1 -3

Sumber Hasil Analisis

Dari hasil analisis diatas bahwa ketiga alternatif pada kajian ini tidak layak

maka dari itu diperhitungkan dengan diasumsikan bahwa pembangunan

prasarana dibiayai seluruhnya oleh pihak swasta Lalu dilihat apakah secara

operasional layak atau tidak Berikut merupakan hasil pada masing-masing

trase

4422 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Analisis Keuangan merupakan perbandingan antara pendapatan dan beban

proyek (biaya investasi pemeliharaan dan operasi) dan menghitung rasio

kelayakan yang terkait dengan menggunakan data-data biaya dan

penerimaan yang terfokus kepada asesmen proyek dari sudut pandang

investasi Selain itu analisis ini merupakan uraian tentang analisis kuantitatif

atas kelayakan proyek dari pembangunan jalur Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Hasil analisis ini juga akan menunjukkan apakah proyek membutuhkan

dukungan keuangan danatau jaminan dari Pemerintah atau tidak

Untuk memperkirakan kinerja keuangan proyek maka diperlukan sejumlah

data masukandiantaranya data sosio-ekonomi makro biaya dan pendapatan

proyek serta faktor lainlain yang relevan

Pada kegiatan ini akan dilakukan analisis terhadap 3 alternatif KA yang

direncanakan dalam studi ini Adapun ulasan ketiga alternatif telah

disampaikan secara rinci pada bab-bab terdahulu

4-146

A Asumsi Ekonomi Makro

Terdapat beberapa asumsi yang berhubungan dengan faktor-faktor Ekonomi

Makro diantaranya sebagai berikut

1 Asumsi Tingkat Inflasi

Proyek ini menggunakan asumsi tingkat inflasi 4 berdasarkan data

Biro Pusat Statistik (BPS) tentang data inflasi year on year basis

menunjukan angka 400 (BPS 2020) Maka pada proyek ini untuk

memastikan inflasi tetap rendah dan stabil angka inflasi berada dalam

kisaran sebesar 314 plusmn1

2 Asumsi Tingkat Suku Bunga

Berdasarkan data dari Bank Indonesia tentang rata-rata tertimbanng

suku bunga kredit perbankan (Juli2020) sebesar 1200 Maka pada

proyek ini digunakan angka suku bunga kredit sebesar 12

3 Asumsi Nilai Tukar

Asumsi nilai tukar mata uang yang digunakan pada Analisis kali ini

berdasarkan data dari Bank Indonesia 2020 sebesar 1 USD = IDR 14000

B Perhitungan Biaya Proyek

Dalam melakukan Perhitungan Biaya Proyek terdapat Beberapa Key

Indicator Finance (indikator-indikator kunci) dalam Financial Analysis

(Analisis Finansial) diantaranya sebagai berikut

i ModalCapital Expenditure (CAPEX)

CAPEX secara khusus dikaitkan dengan pengadaan jasa layanan baru dimana

komponen CAPEX disini meliputi biaya pembangunan prasarana biaya

pengadaan sarana dan biaya manajemen dan contingency yang secara rinci

disajikan pada Tabel 477 di bawah ini Selain itu diperhitungkan pula beban

bunga utang selama masa konstruksi Adapun pada perhitungan ini biaya

pengadaan lahan tidak diperhitungkan dengan asumsi sudah disediakan oleh

pemerintah daerah

4-147

Tabel 4 77 Biaya CAPEX Trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Uraian Pekerjaan Persentase Total Harga (Rp Juta)

Persiapan 0025 2373 Pekerjaan Jalan Rel 37381 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0619 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 3326 2745920 Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41925 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 16047 164751 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0678 105000

Jumlah 100 11321046 Ppn 10 1132105

Total Keseluruhan 12453151

B Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api Persentase Total Harga (Rp Juta) Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 4841 45000

Lokomotif Barang Tipe CC 206 35772 47500 Kereta Penumpang 17214 160000

Kereta Barang Tertutup 42173 392000 Total 929500

C Biaya Manajemen dan Contigency Total Harga (Rp) Persiapan dan Manajemen Proyek 62266 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 186797 Price Contigency 373595 Contruction Contigency 622658

Total 1245315 Sumber Hasil Analisis

ii Biaya Operasional dan PemeliharaanOperating Expense (OPEX)

Biaya ini mencakup biaya-biaya operasi dan pemeliharaan selama siklus

proyek agar aset-aset di lingkup proyek t etap dalam kondisi yang terjaga dan

tetap dalam kondisi yang cukup memadai untuk dapat memberikan output

yang diinginkan Biaya ini mencakup biaya-biaya operasional sarana dan

prasarana perlengkapan dan peralatan manajemen langsung dan asuransi

Pada analisis ini biaya OampM tahunan di-index-kan dengan estimasi kenaikan

per tahun yang disebabkan inflasi yang diasumsikan sebesar 5 per tahun

4-148

Estimasi biaya operasional dan pemeliharaan sarana kereta api per tahun

untuk jalur Cileungsi-Jonggol-Cianjur sebesar Rp 119391 juta per

Kmlintasan Tabel 478 di bawah ini menunjukkan estimasi biaya OPEX per

tahun pada kedua jalur tersebut

Tabel 4 78 Biaya OPEX Trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391 Sumber Hasil Analisis

C Perhitungan Pendapatan

Komponen penerimaan dan estimasi aliran penerimaan pada proyek ini

berasal dari ongkos angkut yang mencakup ongkos angkut barang Rp

800TonKm dan tiket penumpang sebesar Rp 300penumpangKm

Adapun data jumlah angkutan barang dan jumlah penumpang telah dibahas

4-149

pada bab terdahulu sehingga dapat diperhitungan nilai pendapatan pada

ketiga alternatif sebagaimana tersaji pada Tabel 479 berikut ini

Tabel 4 79 Perkiraan Potensi Pendapatan Trase Alternatif

Tahun Pendapatan

Barang (RpJuta) Pendapatan

Penumpang (RpJuta) Pendapatan

Perdagangan (RpJuta) 2024 118880 153378 2777 2025 136712 168716 2930 2026 157219 185587 3091 2027 180802 204146 3261 2028 207922 224561 3441 2029 239111 247017 3630 2030 274977 271718 3829 2031 318973 298890 4040 2032 370009 328779 4262 2033 444011 361657 4497 2034 532813 397823 4744 2035 639376 437605 5005 2036 767251 481366 5280 2037 920701 529502 5571 2038 1104842 582452 5877 2039 1325810 640698 6200 2040 1590972 704767 6541 2041 1909166 775244 6901 2042 2291000 852769 7281 2043 2749200 938045 7681 2044 3299040 1031850 8104 2045 3958848 1135035 8549 2046 4750617 1248539 9019 2047 5700740 1373392 9516 2048 6840889 1510732 10039 2049 8209066 1661805 10591 2050 9850879 1827985 11173 2051 11821055 2010784 2365 2052 14185266 2211862 2495 2053 17022320 2433048 2633

Sumber Hasil Analisis

4-150

D Analisis Rasio

Komposisi modal pada proyek ini disusun sebagaimana pada umumnya

proyek infrastruktur di Indonesia yaitu 3070 yaitu modal sendiri

dibanding pinjaman

Tabel 4 80 Komposisi Modal Nama Jalur Biaya (Rp Juta)

1 CAPEX 12453151

2 Modal Sendiri (30) 3735945

3 Pinjaman KMKKI (70) 8717205

Sumber Hasil Analisis

E Pendanaan (Funding)

Dari skema pembiayaan di atas maka jadwal pembayaran hutang

diperhitungkan dengan dengan asumsi bunga bank 12 dan pembayaran

hutang dihitung flat dengan jangka waktu pinjaman 30 tahun termasuk masa

konstruksi

F Indikator Kelayakan Finansial

Pada tabel di bawah ini disampaikan resume perhitungan indikator

kelayakan finansial jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Nilai FIRR

tidak terhitung nilainya karena tingkat pengembalian yang sangat tinggi saat

NPV=0

Tabel 4 81 Indikator Kelayakan Finansial Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Finansial Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta)

(1266045)

(10410338)

(12774850

Benefit Cost Ratio - BCR 0933 0381 0183

Financial Internal Rate of Return - FIRR ()

0 -5 -9

4-151

G Dukungan Pemerintah

Dari perhitungan Key Indicators Finance di atas maka proyek ini dinyatakan

tidak layak secara keuangan (Financially Unviable) maka proyek

infrastruktur ini tidak menarik bagi sektor swasta untuk berinvestasi di

dalamnya walaupun layak secara ekonomi (economically feasible) namun

pendapatan dari proyek (tarif layanan) tidak cukup dan hal ini tidak

mencapai tingkat keuntungan yang diharapkan (Rate of Return) oleh pihak

swasta Maka diperlukan dukungan pemerintah agar proyek menjadi layak

secara keuangan Dukungan seperti dimaksud hanya dapat dijustifikasi

apabila manfaat ekonominya lebih besar dari biaya

Kontribusi pemerintah untuk menutup kekurangan pendanaanfunding gap

dilakukan melalui pendanaan Viability Gap Fund (VGF) atau subsidi harga

Dalam bagian ini akan dipaparkan Analisis VGF untuk proyek ini agar dapat

menjadi layak secara keuangan

Ketidaklayakan proyek secara finansial ini pada umumnya bersumber dari

beban investasi (biaya pembangunankonstruksi) yang mahal karena

teknologi yang digunakan yang tidak dapat dikembalikan sepenuhnya oleh

tarif layanan infrastruktur yang dibatasi dengan kemampuan membayar

masyarakat Dalam rangka mengatasi permasalahan ketidaklayakan proyek

infrastruktur secara finansial ini pemerintah dapat memberikan dukungan

tunai kepada proyek infrastruktur KPS sebagaimana diatur dalam beberapa

aturan pemerintah yang dapat dibaca pada analisis di bawah ini

4-152

Tabel 4 82 Analisis Dana Dukungan Kelayakan dari Pemerintah (Viability Gap Fund Ȃ VGF)

Uraian Analisis Regulasi Pemerintah tentang 1 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2005 KPBU 2 Perpres Nomor 13 Tahun 2010

3 Perpres Nomor 56 Tahun 2011 4 Perpres Nomor 66 Tahun 2013

Regulasi Pemerintah tentang VGF

PMK Nomor 223PMK0112012 tentang Pemberian Dukungan Kelayakan atas Sebagian Biaya Konstruksi Pada Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur PMK Nomor 223 Tahun 2012 ini merupakan aturan pelaksanaan dari Pasal 17A Perpres Nomor 56 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 67 Tahun 2005 yang memberikan ruang bagi pemerintah untuk dapat memberikan dukungan dalam bentuk kontribusi fiskal yang bersifat finansial terhadap proyek kerjasama (KPS)

Syarat Proyek untuk mendapatkan Dukungan Kelayakan (Viabiility Gap

Kementerian Keuangan Republik Indonesia menetapkan kriteria dan prosedur untuk mendapatkan VGF Kriteria proyek yang dapat mengajukan dukungan dana VGF antara lain sebagai berikut

Fund ndashVGF) a Proyek yang telah memenuhi kelayakan ekonomi tetapi belum memenuhi kelayakan finansial

b Menerapkan prinsip pengguna membayar (tarifuser charge) c Biaya investasi paling kurang senilai Rp10000000000000 (seratus miliar rupiah) d Badan Usaha Swasta Pemenang Lelang yang ditetapkan oleh Pemerintah cq PJPK

(Penanggungjawab Proyek Kerjasama) melalui proses lelang yang terbuka dan

4-153

kompetitif sesuai dengan peraturan tentang Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

e Perjanjian KPS mengatur skema pengalihan aset danatau pengelolaannya dari Badan Usaha

f Penandatangan Perjanjian Kerja Sama kepada Pemerintah cq PJPK pada akhir periode kerja sama

g Hasil Prastudi Kelayakan pada Proyek KPS tersebut harus 1 Mencantumkan pembagian risiko yang optimal antara PemerintahPJPK dan

Badan Usaha Penandatangan Perjanjian Kerja SamaBadan Usaha Pemenang Lelang

2 Menyimpulkan bahwa Proyek KPS tersebut layak secara ekonomi yang juga meliputi aspek teknis hukum lingkungan dan sosial dan

3 Menunjukkan bahwa Proyek Kerja Sama tersebut menjadi layak secara finansial dengan diberikannya dukungan kelayakan VGF

Dana Dukung Bantuan Dana dukung yang didapatkan secara optimal bisa mencapai 49 dari CAPEX

4-154

443 KAJIAN RISIKO

4431 IDENTIFIKASI RISIKO

Identifikasi risiko merupakan suatu proses untuk menentukan risiko yang

mungkin terjadi pada proyek infrastruktur khususnya terkait Kajian Survei

Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

yang mengenal karakteristiknya dampak yang mungkin dihasilkan durasi

dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengantisipasinya Tujuan

dari dilakukannya identifikasi risiko adalah hanya mengidentifikasi segala

risiko yang mungkin terjadi dan bukan untuk mengeliminasi risiko maupun

menciptakan solusi untuk mencegahnya Identifikasi risiko yang merujuk

pada PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII) secara garis besar terdapat

11 (sebelas) identifikasi faktor risiko pada pekerjaan prasarana dan sarana

perkeretaapian yang terdiri dari

hearts Risiko Politik

hearts Risiko Desain Konstruksi dan Uji Operasi

hearts Risiko Sponsor

hearts Risiko Finansial

hearts Risiko Operasi

hearts Risiko Pendapatan

hearts Risiko Konekvitas Jaringan

hearts Risiko Interface

hearts Risiko Politik

hearts Risiko Force Majeure dan

hearts Risiko Kepemilikan Aset

Berdasarkan identifikasi risiko proyek diatas dilakukan dengan

mempertimbangkan lingkup proyek model bisnis proyek sumber

pendanaan dan aspek eksternal proyek Kajian Survei Investigasi Dasar (SID)

Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur Proses identifikasi risiko

4-155

dapat berdasarkan beberapa aspek seperti data historis observasi

benchmark dan expert judgement Adapun 11 (sebelas) uraian Faktor Risiko

pekerjaan prasarana dan sarana perkeretaapian seperti pada tabel 483

dibawah yang digunakan sebagai rujukan dalam mengidentifikasi risiko

untuk pembangunan prasara perkeretaapian dengan skema KPBU

Tabel 4 83 Identifikasi Risiko Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Faktor Risiko Identifikasi Sub Faktor Risiko

Risiko Lokasi Kesulitan pada lokasi yang tat terduga Keterbatasan ruang kerja working space konstruksi Risiko Status Tanah Kontaminasipolusi ke lingkungan lokasi Terhalangnya akses transportasi masyarakat Terganggunya kenyamanan masyarakat yang berada di sekitar area proyek

Risiko Konstruksi Operasi

Desain dan Uji

Ketidakjelasan spesifikasi output Gagal menjaga keamanan dan keselamatan dalam lokasi Kenaikan biaya konstruksi Kinerja kontraktor subkontraktor yang buruk Default kontraktorsub-kontraktor Kesalahan desain Terlambatnya penyelesaian konstruksi Risiko uji operasi (testing amp comissioning)

Risiko Sponsor Default Badan Usaha Default sponsor proyek Default lender proyek

Risiko Finansial Kegagalan mencapai financial close Risiko nilai tukar mata uang Risiko tingkat inflasi dan suku bunga Risiko asuransi Risiko kemampuan fiskal

Risiko Operasi Ketersediaan fasilitas Buruk atau tidak tersedianya layanan Aksi industri Risiko sosial dan budaya lokal Kegagalan manajemen proyek Kegagalan kontrol dan monitoring proyek Kenaikan biaya operasional dan pemeliharaan Kesalahan estimasi biaya life cycle Ketidakhandalan teknologi pelayanan perkeretaapian

dan sistem informasi

Kecelakaan lalu lintas atau isu keselamatan Penyelenggara Prasarana tidak siap dalam skema multi

4-156

Faktor Risiko Identifikasi Sub Faktor Risiko operator

Risiko Pendapatan Risiko pada masa awal operasi (ramp up period) Perubahan proyeksi volume permintaan Kesalahan estimasi dari model sebelumnya Kegagalan pembayaran pengguna prasarana Kesalahan perhitungan estimasi penggunaan prasarana

Risiko Konektivitas Jaringan

Risiko konektivitas dengan jaringan jalur KA eksisting Risiko pengelolaan jaringan jalur rel Risiko fasilitas pesaingcompetitor

Risiko Interface Risiko ketimpangan waktu dan kualitas pekerjaan Risiko perbedaan standarmetode layanan Risiko relasi

Risiko Politik Mata uang asing tidak dapat dikonversi Mata uang asing tidak dapat direpatriasi Risiko ekspropriasi Perubahan regulasi (dan pajak) yang umum Perubahan regulasi (dan pajak) yang diskriminatif dan spesifik Keterlambatan perolehan persetujuan perencanaan Keterlambatan perolehan akses ke lokasi proyek

Force Majeure Bencana alam Force majeure politic Cuaca ekstrim Forst majeure berkepanjangan

Risiko Kepemilikan Aset

Transfer aset setelah kontrak KPBU berakhir Pengalihan bisnis dan pengelolaan aset kereta api eksisting dan yang baru terbangun

4432 IDENTIFIKASI RISIKO

Dalam proses manajemen risiko diperlukan penanganan dan pengendalian

(risk treatment dan risk control) Secara garis besar penanganan risiko

termasuk menanggung risiko menghindari risiko menghilangkan risiko

meminimalisir risiko dan mengalihkan atau mengalokasikan risiko kepada

pihak lain Mitigasi risiko dapat dilihat pada tabel di bawah ini

4-157

Tabel 4 84 Identifikasi Risiko Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api

Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

1 Risiko Lokasi A Kesulitan pada lokasi

yang tak terduga

Tidak teridentifikasinya

utilitas dan kesulitan proses

relokasi utilitas sehingga

terjadi keterlambatan dan

mungkin dilakukan

perpindahan rute Ȃ [Tahap

Konstruksi]

Pelaksanaan identifikasi

utilitas pada saat

perencanaan dengan

didukung oleh data yang

memadai

B Keterbatasan ruang

kerja working space

konstruksi

Terkait penyediaan lahan

untuk ruang kerja pada

masa konstruksi Ȃ [Tahap

Konstruksi

Metode konstruksi

baik Sosialisasi

pemerintah

yang

oleh

C Risiko Status Tanah Kepemilikan sertifikat tanah

ganda ditemukan saat

proyek dilaksanakan Ȃ

[Tahap Pra- konstruksi]

hearts Melaksanakan validasi dan penyelesaian status kepemilikan lahan

hearts Dukungan otoritas terkait sangat penting

D Kontaminasipolusi ke

lingkungan lokasi

Kontaminasipolusi di

lingkungan lokasi yang

mengganggu pelaksanaan

proyek Ȃ [Semua Tahap]

Kesesuaian dengan studi

Amdal yang baik

E Terhalangnya

transportasi

masyarakat

akses Proyek yang memotong

wilayah pemukiman dapat

menimbulkan dampak

terganggunya akses

komunikasi dan ekonomi

masyarakat Ȃ [Tahap

Konstruksi amp Operasi]

Pembuatan

transportasi baru

disepakati bersama

akses

yang

F Terganggunya

kenyamanan

masyarakat yang

berada di sekitar area

Proyek dapat menyebabkan

gangguan kesehatan dan

kenyamanan misalnya

rumah masyarakat rusak

Melakukan studi AMDAL

yang komprehensif dan

melaksanakannya dengan

baik

4-158

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

proyek karena kegiatan konstruksi

[Tahap Konstruksi]

2 Risiko Desain Kontruksi dan Uji Operasi

A Ketidakjelasan

spesifikasi output

Keterlambatan dan kenaikan

biaya akibat spesifikasi

output tidak jelas Ȃ [Tahap

Pra- konstruksi]

hearts Klasifikasi saat proses tender

hearts Kapasitas desain yang baik

hearts Dokumen lelang sebaiknya tersaji dengan jelas dan mudah dipahami agar dapat meningkatkan kompetisi dan menurunkan biaya proyek

B Gagal

keamanan

keselamatan

lokasi

menjaga

dan

dalam

Tingkat kecelakaan selama

pekerjaan konstruksi

berlangsung tinggi Ȃ [Tahap

Konstruksi]

hearts Implementasi prosedur keamanan dan keselamatan kerja yang baik

hearts EPC yang berpengalaman dan handal

C Kenaikan

konstruksi

biaya Kenaikan akibat perubahan

volume pekerjaan ataupun

harga material Ȃ [Tahap

Konstruksi]

hearts Kesepakatan prosedur persetujuan perubahan volume dan ambang batas perubahan

hearts Akomodir perhitungan faktor eskalasi harga di dalam kontrak

hearts Hubungan baik dengan supplier

hearts Klausul penalti atas Liquidity Damages

D Kinerja kontraktor

subkontraktor yang

buruk

Kontraktor Sub-kontraktor

tidak mampu melakukan

pekerjaan sesuai kontrak Ȃ

[Tahap Konstruksi]

Proses pemilihan

kontraktor dan

subkontraktor yang

kredibel

Penerapan penalti

E Default

kontraktorsub-

Kegagalan

kontrak

penyelesaian

oleh

Proses

kontraktor

pemilihan

dan

4-159

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

kontraktor kontraktorsub-kontraktor

karena faktor manajemen

internal amp finansial Ȃ [Tahap

Konstruksi]

subkontraktor yang

kredibel

Penerapan penalti

F Kesalahan desain Menyebabkan ekstrarevisi

desain yang diminta

operator Ȃ [Tahap Pra-

konstruksi amp Konstruksi]

Konsultan desain atau EPC

yang berpengalaman dan

handal

G Terlambatnya

penyelesaian

konstruksi

Dapat termasuk akibat

kualitas keahlian SDM yang

buruk terbatasnya

ketersediaan material amp

peralatan terlambatnya

pengembalian akses lokasi Ȃ

[Tahap Konstruksi]

Kontraktor yang handal

dan klausul kontrak yang

standar termasuk klausul

penalti atas Liquidity

Damages

H Risiko uji operasi

(testing amp

comissioning)

Kesalahan estimasi waktu

biaya dalam uji operasi

teknis Ȃ [Tahap Konstruksi]

hearts Sistem komunikasi amp koordinasi kontraktor konsultan penguji dan operator yang tepat

hearts Konsultan testing amp commissioning yang berpengalaman

3 Risiko Sponsor A Default Badan Usaha Default BU yang mengarah

ke termanasi atau step-in

oleh financier Ȃ [Semua

Tahap]

Konsorsium didukung

sponsor yang kredibel dan

solid

B Default sponsor

proyek

Default pihak sponsor (atau

anggota konsorsium) Ȃ

[Semua Tahap setelah

financial close]

Proses PQ untuk

memperoleh sponsor yang

kredibel

c Default lender proyek Default pihak institusi

keuanganperbankan (atau

sindikasi) karena perubahan

kebijakantrust terhadap BU

atau akibat isu internal

lender Ȃ [Semua Tahap

Pemilihan lender yang

kredibel Kinerja BU

memenuhi kontrak

Pemenuhan persyaratan

lender

4-160

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

setelah financial close]

4 Risiko Finansial A Kegagalan mencapai

financial close

Tidak tercapainya financial

close karena ketidakpastian

kondisi pasar atau struktur

modal proyek yang tidak

optimal Ȃ [Tahap

PraKonstruksi]

Koordinasi dan

konsorsium yang baik

dengan lender yang

kredibel dan potensial

B Risiko nilai tukar mata

uang

Fluktuasi (non ekstrim) nilai

tukar Ȃ [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan dalam Rupiah

hearts Indeks harga pembelian memperhitungkan fluktuasi mata uang

hearts Instrumen lindung nilai diantaranya kontrak berjangka dan opsi mata uang

hearts Risiko C Risiko tingkat inflasi

dan suku bunga

Kenaikan (non ekstrim)

tingkat inflasi terhadap

asumsi dalam life-cycle cost

dan suku bunga Ȃ [Semua

Tahap]

hearts Faktor indeksasi tarif hearts Nilai tingkat suku

bunga

D Risiko asuransi Cakupan asuransi untuk

risiko tertentu tidak lagi

tersedia di pasaran dan

kenaikan substansial tingkat

premi terhadap estimasi

awal Ȃ [Semua Tahap]

Konsultansi dengan

spesialisbroker asuransi

E Risiko kemampuan

fiskal

Kemampuan fiskal untuk

pengembalian availability

payment kepada badan

usaha tidak mencukupi

Perencanaan yang matang

terkait kemampuan

pendanaan Kementerian

Perhubungan

5 Risiko Operasi A Ketersediaan fasilitas Akibat fasilitas tidak bisa Kontraktor yang handal

4-161

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

terbangun Ȃ [Tahap

Konstruksi]

B Buruk atau tidak

tersedianya layanan

Akibat fasilitas tidak bisa

beroperasi Ȃ [Tahap

Operasi]

hearts Operator yang handal

hearts Spesifikasi output yang

jelas

C Aksi industri Aksi mogok larangan

kerjadsb Ȃ [Tahap Operasi]

Kebijakan SDM dan

hubungan industrial yang

baik

D Risiko sosial dan

budaya lokal

Risiko yang timbul karena

tidak diperhitungkannya

budaya atau kondisi sosial

masyarakat setempat dalam

implementasi proyek Ȃ

[Semua Tahap]

Menerapkan program

pengembangan

masyarakat yang people

oriented Pemberdayaan

masyarakat

E Kegagalan manajemen

proyek

Kegagalan atau

ketidakmampuan Badan

Usaha dalam mengelola

operasional Proyek

Kerjasama Ȃ [Tahap Operasi]

Menyusun rencana

manajemen operasi dan

dijalankan oleh secara

professional

F Kegagalan kontrol dan

monitoring proyek

Terjadinya penyimpangan

yang tidak terdeteksi akibat

kegagalan kontrol dan

monitoring oleh Badan

Usaha PJPK Ȃ [Semua

Tahap]

Menyusun rencana kontrol

dan monitoring serta

evaluasi berkala terhadap

efektivitas rancangan dan

pelaksanaan

G Kenaikan biaya

operasional dan

pemeliharaan

Akibat kesalahan estimasi

biaya OampM atau kenaikan

tidak terduga Ȃ [Tahap

Operasi]

Operator yang handal

Faktor eskalasi dalam

kontrak

H Kesalahan estimasi

biaya life cycle

Kesalahan estimasi biaya

diakibatkan tidak

mendapatkan harga yang fix

dan terkini dari supplier Ȃ

[Tahap Operasi]

Kesepakatankontrak

dengan supplier seawal

mungkin

4-162

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

I Ketidakhandalan

teknologi dan sistem

informasi pelayanan

perkeretaapian

Teknologi yang digunakan

tidak dapat dihandalkan

sehingga menggangu

Operasi Ȃ [Tahap Operasi]

Memilih teknologi yang

handal dan vendor yang

tepat

J Kecelakaan lalu lintas

atau isu keselamatan

Tingginya kecelakaan lalu

lintas - [Tahap Operasi]

Asuransi kewajiban pihak

ketiga

K Penyelenggara

Prasarana tidak siap

dalam skema multi

operator

Minimnya pengalaman

dalam mengelola trayek dan

sumber pendapatan dari

skema multi operator

Training dan

pendampingan dari

institusibadan usaha yang

berwenangditunjuk oleh

pemerintah

6 Risiko Konektivitas Jaringan A Risiko konektivitas

dengan jaringan jalur

KA eksisting

Ingkar janji otoritas jalur KA

eksisting menggunakan

jaringan yang baru Ȃ [Tahap

Operasi]

hearts Pemahaman kontrak yang baik oleh sektor publik

hearts Sinkronisasi operator sarana jalur rel eksisting

B Risiko pengelolaan

jaringan jalur rel

Keterbatasan pemerintah

dalam mengatur

penggunaan jaringan jalur

rel yang mempengaruhi

kinerja layanan

perkeretaapian Ȃ [Tahap

Operasi]

Pengaturan pola

perjalanan KA dengan

memperhatikan kapasitas

jalan rel

C Risiko fasilitas

pesaingcompetitor

Ingkar janji otoritas untuk

tidak membangun rute

moda pesaing - [Tahap

Operasi]

Pemahaman kontrak yang

baik oleh sektor publik

7 Risiko Interface A Risiko ketimpangan

waktu dan kualitas

pekerjaan

Ketimpangan waktu dan

kualitas pekerjaan dukungan

pemerintah dan yang

dikerjakan BU Ȃ [Tahap

Konstruksi]

Koordinasi dan integrasi

jadwal pelaksanaan proyek

Pekerjaan perbaikan oleh

pihak yang kualitas

pekerjaannya lebih rendah

B Risiko perbedaan Rework yang substantial Kesepakatan standar

4-163

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

standarmetode

layanan

terkait perbedaan standar

metode layanan yang

digunakan Ȃ[Tahap

Konstruksi]

metode yang akan

diterapkan para pihak

sedini mungkin

C Risiko relasi Miskomunikasi di dalam

internal dan eksternal

organisasi termasuk

mengakibatkan

keterlambatan kesalahan

proses karena kurang

pengalaman di proyek

KPBUProject Financing -

[Semua Tahap]

koordinasi dirancang

disepakati dan

disosialisasikan dengan

baik ke semua pihak

terkait

8 Risiko Politik A Mata uang asing tidak

dapat dikonversi

Tidak tersedianya danatau

tidak bisa dikonversinya

mata uang asing kedari

Rupiah - [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan domestik hearts Akun pembiayaan luar

negeri hearts Penjaminan dari bank

sentral

B Mata uang asing tidak

dapat direpatriasi

Mata uang asing tidak bisa

ditransfer ke negara asal

investor - [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan domestik hearts Akun pembiayaan luar

negeri hearts Penjaminan dari bank

sentral C Risiko ekspropriasi Nasionalisasipengambilalih

an tanpa kompensasi (yang

memadai) Ȃ [Tahap Operasi]

hearts Mediasi negosiasi hearts Asuransi Risiko Politik hearts Penjaminan

pemerintah

D Perubahan regulasi

(dan pajak) yang

umum

Bisa dianggap sebagai risiko

bisnis - [Semua Tahap]

E Perubahan regulasi

(dan pajak) yang

diskriminatif dan

spesifik

Berbentuk kebijakan pajak

oleh otoritas terkait (pusat

danatau daerah) - [Semua

Tahap]

hearts Mediasi negosiasi hearts Asuransi Risiko Politik hearts Penjaminan

pemerintah

F Keterlambatan Hanya jika dipicu keputusan Provisi kontrak yang jelas

4-164

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

perolehan persetujuan

perencanaan

sepihak tidak wajar dari

otoritas terkait - [Tahap Pra-

konstruksi amp Konstruksi]

termasuk kompensasinya

G Keterlambatan

perolehan akses ke

lokasi proyek

Hanya jika dipicu keputusan

sepihak tidak wajar dari

otoritas terkait - [Semua

Tahap]

Provinsi kontrak yang jelas

termasuk kompensasinya

9 Force Majeure A Bencana alam Terjadinya bencana alam

sehingga tidak dapat

beroperasi secara normal -

[Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

B Force majeure politis Peristiwa perang

kerusuhan gangguan

keamanan masyarakat -

[Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

C Cuaca ekstrim Akibat perubahan iklim atau

faktor lain - [Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

D Forst majeure

berkepanjangan

Jika di atas 6-12 bulandapat

mengganggu aspek

ekonomis pihak yang

terkena dampak (terutama

bila asuransi tidak ada) -

[Semua Tahap]

10 Risiko Kepemilikan Aset

A Transfer aset setelah

kontrak KPBU

berakhir

Proses transfer aset

terkendala karena ada

perbedaan mekanisme

pengalihan atau penilaian

[Tahap Operasi]

hearts Pembuatan kontrak yang mengatur perihal transfer aset dengan jelas

hearts Penilaian dilakukan oleh penilai independen yang disepakati bersama

B Pengalihan bisnis dan

pengelolaan aset

kereta api eksisting

Ketidakpastian kondisi

bisnis setalah transfer dari

operator sebelumnya dan

hearts Studi kelayakan bisnis

yang baik dan lengkap

(dalam PFS)

4-165

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

dan yang baru

terbangun

tidak terantisipasinya

kondisi perkeretaapian

eksisting

hearts Kontrak yang jelas dan

mengatur secara detail

pengalihan aset

5-1

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survei Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

5 BAB 5 RANCANGAN DASAR DESAIN KERETA API

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

Pada Sub Bab ini akan dibahas mengenai rancangan dasar desain kereta api yang

berisikan kriteria desain prasarana kereta api yang terdiri dari geometrik jalur

jembatan dan terowongan Serta rancangan dasar desain dari prasarana kereta api

berupa geometrik jalur bangunan hikmat perlintasan tak sebidang terowongan

dan stasiun

51 KRITERIA DESAIN JALUR KERETA API

Kondisi topografi dan strukturformasi geologi merupakan unsur utama

yang menjadi pedoman dalam kegiatan studi menetapkan trasejalur jalan

kereta api Rancangan Pra Desain jalan rel meliputi rancangan alinyemen

horizontal dan alinyemen vertikal bangunan pendukung seperti sistem

drainase dan perlintasan untuk jalan orangsepeda motormobil

Rancangan jalur kereta api akan mengikuti standar-standar dan peraturan-

peraturan yang berlaku di Kementerian Perhubungan maupun PT Kereta Api

(Persero) sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam KAK Faktor-

faktor yang menjadi bahan pertimbangan pokok dalam menetapkan

trasejalur kereta api adalah sebagai berikut

1 Persyaratan teknis perencanaan jalur kereta api

2 Pola operasi kereta api

3 Kemampuan daya tarik lokomotif

4 Daerah-daerah dengan potensi sumber alam

5-2

5 Keamanan dan kenyamanan untuk pengguna jasa angkutan kereta api

6 Kemudahan pelaksanaan pekerjaan konstruksi

7 Biaya pelaksanaan dan pemeliharaan

Dalam Pelaksanaan rancangan trase Jalan Rel yang harus dibuat setidaknya

memenuhi ketentuan sebagai berikut

1) Lebar dan Jarak Jalan rel

a) Lebar jalan rel 1067 mm

b) Jarak minimum antar as jalan rel di petak jalan adalah 400 m (double

track)

c) Ruang bebas kelas I yang diperlebar pada kondisi datar dan kelas 3

pada kondisi pegunungan diperhitungkan adanya muatan double

deck atau muatan peti kemas

d) Jarak minimum antar as jalan rel di lengkung adalah 440 m (double

track)

2) Emplasemen

a) Jarak minimal antar as jalur utama di emplasemen adalah 520 m

b) Wesel menggunakan wesel 112

3) Kecepatan dan Beban Gandar

a) Kecepatan Maksimum 120 kmjam

b) Kecepatan di Emplasemen 45 kmjam

c) Beban Gandar 18 ton

4) Geometri Jalan

a) Jari-ȋȌηͺͲͲ m

b) ζͳͲΩ

ζʹͲΩ pegunungan

c) Kelandaian maksimum di emplasemen adalah 15 ΩǤ

5) Material

a) Jenis rel yang digunakan untuk jalan kelas I adalah R54 dengan

karakteristik dan spesifikasi yang memenuhi ketentuan berlaku

b) Alat penambat rel tipe elastis dengan persyaratan bahan sesuai

5-3

dengan Peraturan Bahan Jalan Rel atau Peraturan yang berlaku

6) Perlintasan yang diperkirakan tidak perlu dijaga harus memenuhi

persyaratan pandangan bebas

52 DESAIN GEOMETRIK TRASE JALAN KERETA API

521 ALINYEMEN HORIZONTAL

Desain Teknis Jalan Rel akan menghasilkan gambar gambar yang terdiri dari

Gambar Situasi Potongan memanjang dan potongan melintang Pada gambar

situasi akan dihasilkan gambar desain situasi dan rencana lengkung

(alinyemen horizontal) Pada gambar potongan melintang akan dihasilkan

rencana kelandaian (Lengkung vertikal)

Adapun desain alinyemen horisontal menggunakan program bantu yaitu

Autocad Civil 3D untuk kriteria jari-jari lengkung panjang spiral dan lain-lain

dapat dilihat dari output program sebagai berikut

Dari hasil desain alinyemen horizontal di dapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 5 1 Alinyemen Horizontal

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

1 IP0 7116125184 9285137814 N82deg 16 35E 0+00000 0+34997

2 IP1 7121674706 928521308 800 0+34997 0+76082 N52deg 51 04E 0+76082 0+92755

3 IP2 7125740351 9285521107 800 0+92755 1+19169 N71deg 46 09E 1+19169 1+58588

4 IP3 71321575 9285732476 800 1+58588 1+87887 N50deg 47 09E 1+87887 2+27558

5 IP4 7138682204 9286264888 800 2+27558 2+84481 S88deg 26 44E 2+84481 3+96526

6 IP5 7156842502 9286215611 800 3+96526 4+70547 N38deg 32 28E 4+70547 5+58270

7 IP6 7166289374 9287401502 800 5+58270 6+04895 N71deg 56 01E 6+04895 6+87441

8 IP7 7180001872 9287848808 800 6+87441 7+57894 N21deg 28 32E 7+57894 8+03983

9 IP8 7185082411 9289140187 800 8+03983 9+00334 S89deg 31 05E 9+00334 9+85670

5-4

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

10 IP9 7199791031 9289127818 1000 9+85670 9+99182 S81deg 46 34E 9+99182 10+42734

11 IP10 7207911391 9289010455 800 10+42734 11+03147 S38deg 30 31E 11+03147 11+25048

12 IP11 7213095605 9288358912 800 11+25048 11+81807 S79deg 09 32E 11+81807 12+67096

13 IP12 7225127605 9288128493 800 12+67096 12+82219 S89deg 59 24E 12+82219 13+77469

14 IP13 723595048 9288128303 1000 13+77469 13+88249 S83deg 48 48E 13+88249 15+39707

15 IP14 7252928872 9287944259 800 15+39707 15+67281 N76deg 26 17E 15+67281 16+78503

16 IP15 7267663337 9288299688 800 16+78503 17+29545 S67deg 00 21E 17+29545 19+17489

17 IP16 7289987554 9287352349 800 19+17489 19+71613 S28deg 14 32E 19+71613 21+04852

18 IP17 7298369619 9285791856 800 21+04852 21+35961 S50deg 31 21E 21+35961 22+91401

19 IP18 7315241952 928440212 800 22+91401 23+76976 S10deg 45 59W 23+76976 23+93636

20 IP19 7313259697 9283359674 800 23+93636 24+71077 S44deg 41 45E 24+71077 25+33408

21 IP20 7321980737 9282478265 800 25+33408 25+71862 S17deg 09 18E 25+71862 26+56843

22 IP21 7325728488 9281264191 800 26+56843 27+00660 S48deg 32 13E 27+00660 28+19483

23 IP22 7337206368 9280250033 1000 28+19483 28+43109 S35deg 00 00E 28+43109 30+04752

24 IP23 7347540824 9278774123 1000 30+04752 30+18060 S27deg 22 31E 30+18060 31+09472

25 IP24 7352474482 9277821314 1000 31+09472 31+27863 S37deg 54 44E 31+27863 32+95296

26 IP25 7364938546 9276220934 800 32+95296 33+45923 S1deg 39 13E 33+45923 34+64977

27 IP26 7365532692 9274162944 800 34+64977 35+68750 S75deg 58 31E 35+68750 36+31129

28 IP27 7385001786 9273676629 800 36+31129 37+54415 S12deg 19 18W 37+54415 37+56945

29 IP28 7381340429 9272000422 800 37+56945 38+93223 S85deg 16 47E 38+93223 39+74351

30 IP29 7403082914 9271820893 800 39+74351 40+57319 S25deg 51 32E 40+57319 41+28376

31 IP30 7410995565 9270188368 800 41+28376 42+37196 S52deg 04 40W 42+37196 42+80411

32 IP31 7397217383 9269114908 800 42+80411 43+91654 S27deg 35 37E 43+91654 43+99633

5-5

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

33 IP32 7403357188 9267940148 800 43+99633 44+99787 N80deg 40 35E 44+99787 46+16804

34 IP33 7428575221 9268354174 800 46+16804 47+43168 S8deg 49 19E 47+43168 47+60336

35 IP34 7431767523 9266297285 800 47+60336 49+11249 N80deg 44 18W 49+11249 49+21553

36 IP35 7411416402 9266629152 800 49+21553 50+52640 S5deg 22 39W 50+52640 52+37048

37 IP36 7408580709 9263616625 800 52+37048 52+98893 S49deg 40 16W 52+98893 54+16209

38 IP37 7396249753 9262569812 800 54+16209 54+39786 S66deg 33 24W 54+39786 56+50185

39 IP38 7364051314 926117356 800 56+50185 58+12518 S49deg 42 20E 58+12518 59+17643

40 IP39 7383015285 9259565615 800 59+17643 59+46963 S70deg 42 17E 59+46963 60+46340

41 IP40 7398461515 9259024841 800 60+46340 61+34925 S7deg 15 37E 61+34925 61+81551

42 IP41 7400843538 9257155128 800 61+81551 63+18707 N74deg 30 32E 63+18707 63+37071

43 IP42 7419097802 9257661058 800 63+37071 64+61379 S16deg 27 44E 64+61379 64+68965

44 IP43 7423383199 925621083 800 64+68965 65+78112 S61deg 42 31W 65+78112 66+22295

45 IP44 7410813555 9255534271 800 66+22295 66+85889 S16deg 09 46W 66+85889 66+99014

46 IP45 7407263122 9254309239 800 66+99014 68+25508 S74deg 25 55E 68+25508 69+26090

47 IP46 7428164458 925372692 800 69+26090 69+93008 S26deg 30 19E 69+93008 70+27100

48 IP47 7433153333 9252726541 800 70+27100 71+04670 S82deg 03 39E 71+04670 71+55853

49 IP48 7450536043 9252484124 800 71+55853 72+83674 S9deg 29 01W 72+83674 73+33124

50 IP49 7448151602 9251056727 800 73+33124 73+59057 S9deg 05 21E 73+59057 76+13357

51 IP50 7452843628 9248123834 800 76+13357 76+70123 S31deg 34 00W 76+70123 77+13519

52 IP51 7440783422 9246160909 800 77+13519 78+89588 N85deg 27 59E 78+89588 78+89969

Dari hasil desain trase di atas harus disesuaikan dengan kriteria peraturan

lengkung sesuai dengan PM 60 Tahun 2012

5-6

Tabel 5 2 Persyaratan Jari-jari Minimum yang Diijinkan

Kecepatan

rencana (kmjam)

Jari-jari minimum lengkung lingkaran tanpa

lengkung peralihan (m)

Jari-jari minimum lengkung lingkaran yang diijinkan

dengan lengkung peralihan (m) 120 2370 780 110 1990 660 100 1650 550 90 1330 440 80 1050 350 70 810 270 60 600 200

Sumber PM 60 Tahun 2012

522 ALINYEMEN VERTIKAL

Adapun desain alinyemen vertikal menggunakan program bantu yaitu

Autocad Civil 3D untuk kriteria kelandaian panjang spiral dan lain-lain dapat

dilihat dari output program sebagai berikut

Dari hasil desain alinyemen Vertikal di dapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 5 3 Alinyemen Vertikal

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out Stasiun Nambo

1 0 + 000 136 000 2 0 + 100 136 000 -1000 3 1 + 500 122 -1000 000 4 2 + 100 122 000 500 5 2 + 700 125 500 000

Stasiun Kembang Kuning 6 3 + 800 125 000 -1000 7 4 + 800 115 -1000 000 8 5 + 500 115 000 -450 9 6 + 600 110 -450 000

10 7 + 450 110 000 -500 11 8 + 450 105 -500 000

Stasiun Cileungsi

12 9 + 650 105 000 -590 13 11 + 000 97 -590 000

Stasiun Mampir

14 13 + 900 97 000 -750 15 15 + 500 85 -750 000

5-7

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out 16 16 + 000 85 000 -730 17 17 + 100 77 -730 000

Stasiun Jonggol 18 18 + 100 77 000 1000 19 18 + 900 85 1000 000 20 19 + 750 85 000 970 21 21 + 500 102 970 000 22 22 + 200 102 000 920 23 23 + 400 113 920 000 24 23 + 800 113 000 -890 25 24 + 700 105 -890 000

Stasiun Sukagalih 26 26 + 100 105 000 -380 27 27 + 400 100 -380 000 28 27 + 800 100 000 1140 29 30 + 000 125 1140 000

Stasiun Cibatu Tiga

30 32 + 400 125 000 480 31 33 + 450 130 480 000 32 34 + 100 130 000 -630 33 35 + 700 120 -630 000 34 36 + 200 120 000 1820 35 38 + 400 160 1820 000 36 38 + 800 160 000 1890 37 42 + 300 196 1890 000

Stasiun Antajaya 38 42 + 950 196 000 1880 39 44 + 700 260 1880 000 40 45 + 000 260 000 1870 41 48 + 750 330 1870 000 42 49 + 220 330 000 1900 43 51 + 850 380 1900 000

Stasiun Mekarjaya 44 52 + 400 380 000 1900 45 54 + 450 419 1900 000 46 54 + 880 419 000 1900 47 57 + 350 466 1900 000 48 57 + 800 466 000 1820 49 58 + 570 480 1820 000

Stasiun Majalaya 50 59 + 250 480 000 -1780 51 61 + 500 440 -1780 000 52 62 + 100 440 000 -1740 53 64 + 400 400 -1740 000 54 66 + 600 400 000 -1000

5-8

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out 55 68 + 100 385 -1000 000

Stasiun Jamali

56 68 + 900 385 000 -1730 57 71 + 500 340 -1730 000 58 72 + 000 340 000 -1670 59 74 + 100 305 -1670 000 60 74 + 700 305 000 570 61 77 + 000 318 570 000 62 77 + 400 318 000 -880 63 78 + 650 307 -880 000 64 79 + 000 307 000 000

Stasiun Selajambe

Untuk alinyemen vertikal desain lengkung harus sesuai dengan peraturan

berikut di bawah ini

Tabel 5 4 Besarnya Radius Lengkung Vertikal Minimum

Kecepatan Rencana

(KmJam)

Radius Minimum Lengkung Vertikal

(m)

V gt 100 8000

ζͳͲͲ 6000

Sumber PM 60 Tahun 2012

523 GAMBAR SITUASIPOTONGAN MEMANJANG DAN POTONGAN

MELINTANG

Dari desain alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal dihasilkan gambar

situasi dan potongan memanjang sebagai berikut

5-9

Gambar 5 1 Situasi Trase Cileungsi-Jonggol-Cianjur

5-10

Gambar 5 2 Potongan Memanjang Trase Cileungsi-Jonggol-Cianjur

5-11

Gambar 5 3 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus dan Lengkung

5-12

Gambar 5 4 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus Timbunan 2 meter dan Galian 2 meter

5-13

Gambar 5 5 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus Timbunan dan Galian lebih dari 6 meter

5-14

Dari hasil perhitungan alinyemen horisontal alinyemen vertical dan

penggambaran di dapatkan rincian Sebagian

Tabel 5 5 Ringkasan Trase Terpilih

No Uraian Kriteria Trase

1 Total panjang rencana trase 790 km 2 Kelandaian maksimal ͳͻΩ 3 Lengkung minimum R800 4 Panjang Terowongan 14 km

Karena rencana trase berada di daerah perbukitan maka untuk mencapai

ζ ͳͻ Ω

beberapa titik yang diberlukan terowongan

53 RENCANA BANGUNAN HIKMAT

Rencana pembangunan Bangunan Hikmat (BH) didapatkan berdasarkan

analisa hidrolika dan perlintasan sebidang dengan sungai Dari analisa

hidrolika yang dilakukan dalam menampilkan deskripsi dari titik simpang

tersebut terkait dengan jenis badan air lebar bentang serta bangunan hikmat

yang direncanakan akan dibangun melintasi badan air tesebut dimana untuk

bentang lt 10 m sebagai bangunan hikmatnya adalah box culvert sedangkan

ηͳͲǤ

terhadap badan air

Tabel 5 6 Bangunan Hikmat Persimpangan dengan Badan Air

No Tp

Km Jenis badan

air

Lebar bentang Jenis bangunan

hikmat Tipe bangunan

hikmat m

TP-1 14+050 Danau 105 Jembatan PCI Girder TP-2 14+340 Danau 210 Jembatan PCI Girder TP-3 17+225 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-4 18+980 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-5 19+550 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400 TP-6 19+715 Sal Irigasi 25 Box Culvert BC 300 x 300 TP-7 22+050 Sungai 50 Jembatan PCI Girder TP-8 25+740 Sungai 30 Jembatan PCI Girder

5-15

No Tp

Km

Jenis badan air

Lebar bentang Jenis bangunan

hikmat Tipe bangunan

hikmat m

TP-9 27+305 Sal Irigasi 25 Box Culvert BC 300 x 300 TP-10 27+650 Sungai 28 Jembatan PCI Girder TP-11 35+950 Sungai 70 Jembatan PCI Girder TP-12 47+425 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-13 50+085 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-14 52+780 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-15 53+665 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-16 62+650 Sungai 10 Jembatan PCI Girder TP-17 70+125 Sal Irigasi 2 Box Culvert BC 300 x 300 TP-18 74+440 Sungai 5 Box Culvert BC 500 x 400 TP-19 74+910 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-20 75+245 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-21 75+590 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400 TP-22 76+110 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400

5-16

Gambar 5 6 Tipikal Jembatan PCI Girder

5-17

54 RENCANA PERLINTASAN TIDAK SEBIDANG

Rencana pembangunan perlintasan tidak sebidang didapatkan berdasarkan perlintasan sebidang dengan jalan Hasil Analisa

untuk menentikan jenis bangunan jembatan lebar bentang serta Panjang jembatan yang direncanakan akan dibangun

melintasi jalan tesebut Berikut daftar persimpangan terhadap jalan

Tabel 5 7 Daftar Perintasan Sebidang

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 1 0+102 Jalan Lokal 250 Ditutup 2 0+157 Jalan Lokal 300 Dialihkan 3 0+240 Jalan Lokal 300 Dialihkan 4 TP 01 0+290 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 5 TP 02 0+900 Jalan Eleveted 98000 PCI Girder 28 x 3500 6 TP 03 1+690 Jl Raya Nambo 700 Overpass 900 x 5000 7 TP 04 2+000 Jl PT Holcim 2000 PCI Girder 1 x 3500 8 2+180 Jl PT Holcim 1200 Dialihkan 9 2+755 Jalan Lokal 400 Ditutup

10 3+185 Jalan Lokal 450 Dialihkan 11 3+460 Jalan Lokal 450 Dialihkan 12 3+835 Jalan Lokal 400 Ditutup 13 TP 05 4+065 Jalan Lokal 700 2 Box Culvert 500 x 400 14 TP 06 4+780 Jl Raya Klapanunggal 700 Overpass 900 x 5000 15 TP 07 5+145 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400

5-18

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 16 TP 08 6+245 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 17 7+085 Jalan Lokal 300 Ditutup 18 TP 09 7+130 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 19 7+470 Jalan Lokal 300 Ditutup 20 TP 10 7+540 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 21 TP 11 7+945 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 22 TP 12 8+390 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 23 8+815 Jalan Lokal 300 Ditutup 24 TP 13 8+800 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 25 TP 14 9+230 Jalan Lokal 700 Overpass 900 x 5000 26 9+445 Jalan Lokal 300 Ditutup 27 TP 15 11+745 Jl Mampir 700 Overpass 900 x 5000 28 11+855 Jalan Lokal 300 Dialihkan 29 12+635 Jalan Lokal 300 Ditutup 30 14+135 Jalan Lokal 300 Ditutup 31 TP 16 14+580 Jl Kelapa Nunggal 700 Overpass 900 x 5000 32 TP 17 14+735 Jl Cimaranggu 700 Overpass 900 x 5000 33 TP 19 15+130 Jl Fontana Lake 700 2 Box Culvert 500 x 400 34 TP 20 15+410 Jl Kawasan Kirana Utara 700 2 Box Culvert 500 x 400 35 15+665 Jalan Lokal 300 Ditutup 36 TP 21 16+255 Jl Cipeuncang 400 Box Culvert 500 x 400 37 16+725 Jalan Lokal 300 Ditutup 38 TP 22 16+900 Jl Raya Cileungsi- 1200 Overpass 1500 X 7500

5-19

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran Jonggol

39 17+025 Jalan Lokal 500 Ditutup 40 TP 23 18+470 Jl Raya Cibarusa 700 2 Box Culvert 500 x 400 41 TP 24 18+635 Jalan Lokal 700 Overpass 900 x 5000 42 TP 25 20+245 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 43 TP 26 20+650 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 44 TP 27 21+505 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 45 TP 28 22+825 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 46 TP 29 23+280 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 47 TP 30 23+655 Jalan Batalyon Polisi 800 2 Box Culvert 500 x 400 48 TP 31 23+920 Jl Raya Jonggol-Cariu 1200 Overpass 1500 X 7500 49 25+020 Jalan Tanah 500 Ditutup 50 TP 32 25+410 Jl KP Jati 500 Overpass 700 x 3000 51 TP 33 25+990 Jl Tegal Panjang 600 Overpass 700 x 3000 52 TP 34 28+220 Jalan Lokal 600 Overpass 700 x 3000 53 TP 35 29+940 Jl Mekarwangi 500 Overpass 700 x 3000 54 TP 36 31+075 Jalan Eleveted 56000 PCI Girder 16 x 3500 55 TP 37 31+925 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 56 TP 38 32+700 Jalan Eleveted 59500 PCI Girder 17 x 3500 57 TP 39 33+490 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 58 TP 40 34+225 Jl Kadongan 400 Box Culvert 500 x 400 59 34+325 Jalan Lokal 400 Dialihkan 60 TP 41 35+470 Jl Transyogi 1200 Overpass 1500 X 7500

5-20

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 61 TP 42 35+650 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 62 36+650 Jalan Lokal 500 Ditutup 63 TP 43 36+945 Jl Cikutamahi 400 Box Culvert 500 x 400 64 TP 44 42+200 Jl Buana Jaya 1200 Overpass 1500 X 7500 65 TP 45 43+450 Jalan Eleveted 154000 PCI Girder 44 x 3500 66 TP 46 44+320 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 67 TP 47 44+880 Jalan Eleveted 35000 PCI Girder 10 x 3500 68 TP 48 45+670 Jalan Eleveted 35000 PCI Girder 10 x 3500 69 TP 49 47+195 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 70 TP 50 48+330 Jalan Eleveted 73500 PCI Girder 10 x 3500 71 49+025 Terowongan 35000 72 TP 51 53+025 Jl Simarasa Mekar Galih 1200 Overpass 1500 X 7500 73 53+450 Jalan Lokal 400 Ditutup 74 54+650 Terowongan 50000 75 57+550 Terowongan 50000 76 57+975 Terowongan 15000 77 TP 52 60+565 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 78 TP 53 61+965 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 79 TP 54 64+750 Jalan Eleveted 56000 PCI Girder 16 x 3500 80 TP 55 65+175 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 81 TP 56 66+050 Jalan Eleveted 84000 PCI Girder 24 x 3500 82 TP 57 67+890 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 83 TP 58 69+380 Jl Raya Jamali 700 Overpass 900 x 5000

5-21

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 84 69+590 Jalan Lokal 500 Dialihkan 85 TP 59 73+100 Jalan Eleveted 108500 PCI Girder 31 x 3500 86 TP 60 77+190 Jl Raya Bandung-Cianjur 1200 PCI Girder 1 x 3500

5-22

Gambar 5 7 Tipikal Perlintasan Sebidang

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

55 RENCANA TEROWONGAN

Pada rencana jalur KA ini terdapat terowongan yang perlu di bangun berikut

daftar lokasi terowongan

Tabel 5 8 Daftar Terowongan

No Terowongan Km Panjang (m) 1 Terowongan 1 48+800 sd 49+100 350

2 Terowongan 2 54+400 sd 54+800 500

3 Terowongan 3 57+200 sd 57+700 575

Total 1425

5-23

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Gambar 5 8 Desain Terowongan

5-24

5-25

Sistem pengerjaan terowongan dijelaskan dengan skema dibawah ini

Gambar 5 9 Siklus Pekerjaan Terowongan

Gambar 5 10 Cara Menggali Terowongan

5-26

56 RENCANA STASIUN

Dalam Trase ini akan dikaji untuk lokasi Stasiun Adapun Lokasi titik-titik

stasiun untuk tiap Alternatif jalur kereta api tersebut dijelaskan pada tabel

berikut ini

Gambar 5 11 Skema Lintas

5-27

Tabel 5 9 Lokasi Stasiun

No KM Jarak Stasiun Lokasi

51+077 00+000

Stasiun Nambo

3500

1 03+500 Stasiun Kembang Kuning Kembang Kuning Kec Klapanunggal Kab Bogor

5800

2 09+300 Stasiun Cileungsi Mampr Kec Cileungsi Kab Bogor

3000

3 12+300 Stasiun Mampir Mampr Kec Cileungsi Kab Bogor

5500

4 17+800 Stasiun Jonggol Sukamanah Kec Jonggol Kab Bogor

7400

5 25+200 Stasiun Sukagalih Sukagalih Kec Jonggol Kab Bogor

6900

6 32+100 Stasiun Cibatu Tiga Cibatu Tiga Kec Cariu Kab Bogor

10500

7 42+600 Stasiun Antajaya Antajaya Kec Tanjung Sari Kab Bogor

9500

8 52+100 Stasiun Mekarjaya Mekarjaya Kec Cikalong Kulon Kab Cianjur

6800

9 58+900 Stasiun Majalaya Majalaya Kec Cikalong Kulon Kab Cianjur

9700

10 68+600 Stasiun Jamali Jamali Kec Mande Kab Cianjur

10400

11 79+000 Stasiun Selajambe Selajambe Kec Sukaluyu Kab Cianjur

5-28

Gambar 5 12 Rencana Stasiun Kecil

5-29

Gambar 5 13 Siteplan Stasiun Kecil

5-30

Gambar 5 14 Rencana Stasiun Besar

5-31

Gambar 5 15 Siteplan Stasiun Besar

6-1 LAPORAN AKHIR

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survei Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Pada Sub bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi untuk studi

trase kereta api lintas Cileungsi Ȃ Jonggol- Cianjur

61 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan secara keseluruhan dapat

diambil beberapa kesimpulan

1 Berdasarkan hasil pengumpulan data sekunder peta topografi kawasan

hutan lindung infrastruktur transportasi dan peta rencana

pengembangan Provinsi Jawa Barat Kabupaten Bogor dan Kabupaten

Cianjur dan hasil Pemilihan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas

Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur maka di usulan terpilih jalur ka untuk

memenuhi aksesibilitas dan mobilitas akan pergerakan dengan panjang

trase plusmn 790 km

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6-2

Gambar 6 1 Rencana Trase Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

2 Kondisi Topografi Geoteknik Dan Hidrolika Hidrologi

a Kondisi Topografi

Dari hasil pengukuran topografi dapat disajikan peta situasi dengan

interval kontur setiap 1 meter Selain garis kontur informasi yang

ditampilkan antara lain sawah sungai bangunan tiang listrik

jembatan dan lain-lain

b Kondisi Geoteknik

hearts Secara umum melihat dari hasil lapangan hasil bor mesin dapat

di temukan kedalaman hasil N gt 50 antara kedalaman 600 Ȃ

1800 meter Kondisi ini masing - masing lokasi tidak bergantung

dari keadaan kondisi litologi tanah

6-3

hearts Secara umum jenis lapisan tanahbatuan yang terdapat pada

sepanjang jalur pemboran yang dilakukan cenderung sama

dimana terdapat batu lempung lempung kepasiran lempung

kelanauan dan breksi vulkanik dengan kepadatan sedang hingga

sangat kaku

c Kondisi HidrolikaHidrologi

hearts Dari pengamatan curah hujan harian maksimum selama 10 tahun

terakhir jenis curah hujan yang terjadi pada daerah wilayah studi

adalah termasuk jenis hujan sangat lebat

hearts Angka-angka curah hujan maksimum tersebut merupakan angka

yang akan dianalisa lebih lanjut untuk mendapatkan nilai debit

rencana dimana untuk jembatan adalah debit rencana untuk

periode ulang 100 tahun

3 Analisis Permintaan Perjalanan

a Total pergerakan penumpang terdapat pada besaran 1 juta

pnptahun pada Tahun 2021 dan meningkat hingga 21 juta

pnptahun pada Tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar

ditemukan pada koridor Kembang Kuning Ȃ Cileungsi sebesar 532

ribu pnptahun

b Total pergerakan barang terdapat pada besaran 338 ribu tontahun

pada Tahun 2021 dan meningkat hingga 732 ribu tontahun pada

Tahun 2051 Nilai terbesar berada pada koridor Kembang Kuning -

Cileungsi

4 Pola Operasi

Trase baru Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur merupakan lintas yang terintegrasi

dengan jaringan jalur kereta api yang ada sekarang dengan demikian pola

pergerakan harus mewadahi kondisi eksisting ini relasi angkutan baik

6-4

barang maupun penumpang yang sangat terkait langsung adalah pergerakan

kereta api dari Bogor ke Cianjur dapat didesain sebagai berikut

Tabel 6 1 Pola Operasi Perjalanan KA

No Trase Cileungsi ndash Jonggol - Cianjur Deskripsi 1 Frekuensi Kereta Api

Kereta Api Penumpang 3 KAhari Kereta Api Barang 3 KAhari

2 Waktu Tempuh Kereta Api Kereta Api Penumpang 115 menit Kereta Api Barang 51 menit

3 Sarana Kereta Api Kereta Api Penumpang 1 Loko + 10 Kereta Kereta Api Barang 2 Loko + 20 Gerbong

4 Kapasitas Kereta Api 80 pnp per kereta 5 Operasional Kereta Api

a Jam Operasional Kereta Api 24 jamhari b Hari Operasional Kereta Api 365 hari tahun

5 Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

Cianjur

Tabel 6 2 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Lahan

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 23724 2372442 265000 628697 Hutan Produksi 12979 1297926 540000 700880 Lahan Kering 18839 1883904 570000 1073825 Lahan Industri 435 43500 1050000 45675 Lahan Pemukiman 6453 645334 1240000 800214

Total 62431 6243106 3249291

6-5

Tabel 6 3 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Lahan Stasiun dan Jalan Akses

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 4382 43820 265000 11612 Hutan Produksi 4465 44649 540000 24110 Lahan Kering 2908 29079 570000 16575 Lahan Pemukiman 22437 224368 1240000 132456

Total 4382 43820 184753

Tabel 6 4 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Prasarana Kereta Api Trase Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta)

Persiapan 0021 2373 Pekerjaan Jalan Rel 31638 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0195 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 16966 1925000 Pekerjaan Bangunan Depo 7051 800000 Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41345 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 1859 201980 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0925 105000

Jumlah 100 11346356 Ppn 10 1134635

Total Keseluruhan 12480991

Tabel 6 5 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api

Uraian Jumlah (Unit)

Harga (RpJuta)

Total Harga (RpJuta)

Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 1 45000 45000 Lokomotif Barang Tipe CC 206 2 47500 95000 Kereta Penumpang 10 16000 160000 Kereta Barang 20 5600 112000

Total 412000

6-6

Tabel 6 6 Perkiraan Anggaran Biaya Manajemen dan Contigency

Uraian Jumlah Biaya (Rp Juta)

Persiapan dan Manajemen Proyek 62404 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 187214 Price Contigency 374429 Contruction Contigency 624049

Total 1248099

Tabel 6 7 Biaya Perawatan Prasarana Kereta Api

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391

6 Kelayakan Ekonomi

Tingkat kelayakan ekonomi pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur yang dihitung menggunakan metoda consumer surplus

sebagai berikut

6-7

Tabel 6 8 Indikator Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Ekonomi Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta) 33214494 2752912 (6630190)

Benefit Cost Ratio - BCR 509 211 103 Economic Internal Rate of

Return - EIRR () 6 1 -3

7 Kelayakan Finansial

Tingkat kelayakan finansial pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol

Ȃ Cianjur sebagai berikut

Tabel 6 9 Indikator Kelayakan Finansial Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Finansial Discount

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta) (1266045) (10410338) (12774850)

Benefit Cost Ratio - BCR 0933 0381 0183 Financial Internal Rate of

Return - FIRR () 0 -5 -9

62 REKOMENDASI

1 Mengingat potensi sumber daya alam hasil pertanian perkebunan hutan

dan pariwisata pada kawasan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol -

Cianjur yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur cukup potensial

maka jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur layak untuk

dikembangkan dengan beberapa pertimbangan

a Kereta api konvensional lebih direkomendasikan pada jalur ini karena

prediksi jumlah demand penumpang dan barang yang cukup besar

Selain itu juga biaya pengadaan dan operasional sarana kereta api

konvensional relatif murah

b Trase ini melewati beberapa pemukiman dan wisata sehingga akan

menjadi pengembangan yang baik bagi wilayah terkait yang mana ini

6-8

akan menjadikan aksesibiltas untuk pilihan moda yang baru bagi

masyarakat Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur

2 Proyek pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur baik

dengan skenario pembangunan prasarana ditanggung pemerintah biaya

sarana dan operasional oleh swastainvestorBUMN maupun skenario

keseluruhan biaya prasarana dan sarana serta operasional oleh

swastainvestorbumn dengan skema konsesi ini dapat memberikan

keuntungan bagi investor dengan penetapan tarif yang sesuai adanya

subsidi dari pemerintah untuk penumpang kelas ekonomi dan

pendapatan dari pengembangan stasiun

3 Rekomendasi Studi Lingkungan

a Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun

2012 tentang Jenis Rencana Usaha danatau kegiatan yang wajib

memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

tercantum bahwa untuk bidangsektor perhubungan darat

η ʹͷ

danatau pembangunan jalur KA elevated gt 5 Km maka wajib

dilengkapi dengan studi AMDAL

b Dengan demikian rencana pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur sepanjang plusmn 79 km termasuk dalam kategori

rencana kegiatan wajib AMDAL Oleh sebab itu perlu ditindaklanjuti

dengan dilakukannya Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) pada tahun anggaran yang akan datang sebelum

dilaksanakannya kegiatan pembebasan lahan dan konstruksi

Adapun studi aspek lingkungan yang dilakukan oleh Konsultan saat

ini merupakan kajian awal dalam rangka untuk mengetahui rona

lingkungan (awal) identifikasi dampak potensial dan arahan

pengelolaan lingkungan serta merekomendasikan perlu dilakukan

studi lingkungan lebih lanjut

iv LAPORAN AKHIR

433 PRAKIRAAN DAMPAK LINGKUNGAN 4-123

434 REKOMENDASI MITIGASI TERHADAP BENCANA 4-129

435 REKOMENDASI HASIL KAJIAN AWAL LINGKUNGAN 4-133

44 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK 4-134

441 ESTIMASI BIAYA 4-134

442 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL 4-144

443 KAJIAN RISIKO 4-154

BAB 5 RANCANGAN DASAR DESAIN KERETA API 5-1

51 KRITERIA DESAIN GEOMETRIK JALUR KERETA API 5-1

52 DESAIN GEOMETRIK TRASE JALAN KERETA API 5-3

521 ALINYEMEN HORIZONTAL 5-3

522 ALINYEMEN VERTIKAL 5-6

523 GAMBAR SITUASIPOTONGAN MEMANJANG DAN POTONGAN

MELINTANG 5-8

53 RENCANA BANGUNAN HIKMAT 5-14

54 RENCANA PERLINTASAN TIDAK SEBIDANG 5-17

55 RENCANA TEROWONGAN 5-23

56 RENCANA STASIUN 5-26

BAB 6 RINGKASAN HASIL KAJIAN 6-1

61 KESIMPULAN 6-1

62 REKOMENDASI 6-7

4-1

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Pada Sub Bab ini akan dibahas mengenai analisis transportasi yang berisikan tentang hasil

survei transportasi dan pemodelan transportasi Pemodelan transportasi terdiri dari

jaringan dan simpul transportasi serta pola pergerakan dan proyeksi permintaan dari

penumpang dan barang Dibahas juga mengenai analisa pola operasi kereta api meliputi

kriteria operasi perjalanan kereta api analisa permintaan angkutan penumpang dan barang

implikasi trase yang diusulkan terhadap pola Operasi meliputi kecepatan operasi perjalanan

kereta api kapasitas lintas jenis stasiun di trase terpilih serta layout stasiun Kemudian

untuk kajian aspek lingkungan meliputi rona lingkungan awal dan penggunaan lahan Lalu

dibahas juga mengenai komponen lingkungan yang terkena dampak rencana pembangunan

dan prakiraan dampak lingkungan Direkomendasikan pula mengenai mitigasi terhadap

bencana dan hasil kajian awal lingkungan Pada analisis kelayakan proyek yang berisikan

estimasi biaya yang terdiri dari biaya pengadaan lahan dan sarana biaya pembangunan

prasarana dan biaya operasi lalu dianalisis kelayakan ekonomi dan finansial dilihat juga

untuk kajian risikonya

41 ANALISIS TRANSPORTASI

411 HASIL SURVEI TRANSPORTASI

Survey lalu lintas ditujukan untuk mengetahui besaran arus lalu lintas di ruas

jalan utama Terdapat 2 ruas jalan yang diambil datanya yaitu Jl Raya

Puncak dan Jl Transyogi (di titik Tanjungsari) Waktu pelaksanaan survey

selama 24 jam dengan rincian yang dapat dilihat pada tabel data hasil survei

lalu lintas tahun 2019

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

BAB 4 ANALISIS DATA

4-2

Tabel 4 1 Data Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) dari dan menuju Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur

Titik Lokasi

Jenis Kendaraan Total Sepeda

Motor Mobil

Pribadi

Kendaraan Angkutan

Umum

Kendaraan Angkutan

Barang Tanjungsari

Bogor - Cianjur 8357 2244 180 867 11649 Cianjur - Bogor 6521 2237 133 899 9790

Total 14878 4482 313 1766 21439 Jalan Raya Puncak

Bogor - Cianjur 21021 8839 820 1196 31876 Cianjur - Bogor 20750 8681 796 1108 31335

Total 41771 17520 1616 2304 63211 Sumber Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor 2019

Gambar 4 1 Jaringan Jalan Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur dan Pembebanan Jalan

4-3

412 PEMODELAN TRANSPORTRASI

4121 JARINGAN TRANSPORTASI PADA KORIDOR CILEUNGSI-

JONGGOL-CIANJUR

Jaringan jalan yang sejajar rencana rute jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur merupakan jalan provinsi Sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa

Barat Nomor 620Kep1086-Rek2016 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan

Menurut Statusnya Sebagai Jalan Provinsi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

mempunyai nomor ruas 233 dengan nama ruas jalan Cileungsi-Cibeet dan

nomor ruas 234 dengan nama ruas jalan Selajambe-Cibogo-Cibeet Panjang

ruas tersebut masing-masing adalah 4458 Km dan 287 Km

Keterangan Lokasi Jalan Provinsi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Gambar 4 2 Jaringan Jalan Nasional Pada Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur Sumber Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 620Kep1086-Rek2016

4-4

4122 SIMPUL TRANSPORTASI

Beberapa simpul transportasi pada wilayah kabupatenkota pada koridor

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur tidak cukup banyak pilihan yang

terdiri dari simpul terminal

Tabel 4 2 Prasarana Simpul Transportasi

No Kabupaten Simpul Transportasi

1

Bogor Stasiun Kereta Rel Listrik Nambo

Terminal tipe B Cileungsi Terminal tipe C Jonggol

2 Cianjur Stasiun Selajambe Stasiun Ciranjang

Gambar 43 Integrasi Antarmoda Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

4-5

4123 POLA PERGERAKAN PENUMPANG DAN BARANG

Pola pergerakan penumpang dan barang berbasis kecamatan sehingga zona

yang digunakan adalah zona wilayah administrasi kecamatan di wilayah

Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur terutama data pergerakan

penumpang dan barang dari dan menuju Kecamatan Cileungsi Kecamatan

Jonggol dan Kecamatan Sukaluyu Pola pergerakan nanti akan diolah menjadi

nilai Matriks Asal Tujuan (MAT) Kombinasi MAT didapatikan dari data

sekunder berupa MAT Kab Bogor tahun 2011 MAT Kab Cianjur tahun 2013

dan Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) Tahun 2018 Berikut ini

merupakan penamaan zonasi wilayah yang dilakukan pada kegiatan ini serta

jumlah penduduk pada wilayah kajian

Tabel 4 3 Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Nanggung 83790 2 Leuwiliang 111059 3 Leuwisadeng 67593 4 Pamijahan 138420 5 Cibungbulang 131103 6 Ciampea 150769 7 Tenjolaya 58102 8 Dramaga 100878 9 Ciomas 145579 10 Tamansari 96921 11 Cijeruk 81167 12 Cigombong 88382 13 Caringin 115875 14 Ciawi 101713 15 Cisarua 114921 16 Megamendung 97114 17 Sukaraja 174737 18 Babakan Madang 98519 19 Sukamakmur 71145 20 Cariu 49040 21 Tanjungsari 52681 22 Jonggol 124406 23 Cileungsi 235485

4-6

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 24 Klapanunggal 101642 25 Gunung Putri 259545 26 Citeureup 193808 27 Cibinong 320347 28 Bojonggede 225817 29 Tajurhalang 102545 30 Kemang 94176 31 Rancabungur 54506 32 Parung 106873 33 Ciseeng 96032 34 Gunungsindur 97993 35 Rumpin 122566 36 Cigudeg 114036 37 Sukajaya 58619 38 Jasinga 96836 39 Tenjo 64652 40 Parungpanjang 99890

Jumlah 4699282 Sumber BPS 2020

Tabel 4 4 Jumlah Penduduk Kabupaten Cianjur

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Agrabinta 37995 2 Leles 32795 3 Sindangbarang 53964 4 Cidaun 66824 5 Naringgul 46188 6 Cibinong 59891 7 Cikadu 35867 8 Tanggeung 45696 9 Pasirkuda 35574 10 Kadupandak 50497 11 Cijati 33793 12 Takokak 52618 13 Sukanagara 50784 14 Pagelaran 70313 15 Campaka 65871 16 Campakamulya 24379 17 Cibeber 120353 18 Warungkondang 67564

4-7

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 19 Gekbrong 53470 20 Cilaku 101844 21 Sukaluyu 73033 22 Bojongpicung 73784 23 Haurwangi 55970 24 Ciranjang 78004 25 Mande 72519 26 Karangtengah 139981 27 Cianjur 165062 28 Cugenang 104145 29 Pacet 101335 30 Cipanas 108911 31 Sukaresmi 83294 32 Cikalongkulon 98302 Jumlah 2260620 Sumber BPS 2020

Tabel 4 5 Sistem Zonasi

No Nama Zona No Nama Zona 201 Cariu 303 Karangtengah 202 Tanjungsari 304 Sukaresmi 203 Jonggol 305 Cikalongkulon 204 Cileungsi 1001 Eksternal Utara 205 Klapanunggal 1002 Eksternal Barat 301 Sukaluyu 1003 Eksternal Selatan 302 Mande 1004 Eksternal Timur

4-8

Gambar 4 4 Sistem Zonasi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Dari zonasi wilayah di atas kemudian dibuat desired line dari masing-masing

zona untuk trase yang dipilih Lalu dibuat juga untuk jangkauan pelayanan

dari stasiun yang ditentukan berdasarkan rona awal serta hasil survei

lapangan Berikut gambar desired line dan jangkauan pelayanan stasiun

305 304

302

303

301

1003

202

1002 1004 201

203 205

204

1001

4-9

Gambar 4 5 Desired Line Trase Terpilih

Gambar 4 6 Jangkauan Pelayanan Stasiun Kereta Api

4-10

4124 ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP)

DzȋȌƬ

To Pay (WTP) Angkutan Orang Dengan Kereta Api 13dzǡ

didapatkan bahwa didapatkan rekomendasi berupa usulan tarif angkutan

orang dengan KA kelas ekonomi beberapa kereta Api yang beroperasi di Jawa

Barat

Tabel 4 6 Rekomendasi Usulan Tarif Angkutan Orang dengan KA Kelas Ekonomi

Perkotaan Di Pulau Jawa Tahun 2020

No

Nama Kereta Api

Lintas

Besaran Tarif Saat Ini

(RpOrang)

Rekomendasi Besaran Tarif (RpOrang)

a

Cilamaya Ekspres Cepat Purwakarta Walahar Ekspres

Purwakarta - Tanjung Priok

6000

10000

b Jatiluhur Cikampek Ȃ Tanjung Priok 5000 7000

c Walahar Ekspres Ekonomi Lokal Tanjungpriok - Purwakarta 6000 10000

Sumber Kementerian Perhubungan 2019

4125 PROYEKSI PERMINTAAN PERJALANAN KERETA API

PENUMPANG

Berdasarkan analisis transportasi diatas serta metode proyeksi selanjutnya

dilakukan proyeksi demand dalam periode 30 tahun dari 2021 hingga 2051

Pembebanan pertumbuhan dilakukan pada matriks asal tujuan yang ada di

wilayah studi Hasil proyeksi disajikan pada tabel dibawah ini Proyeksi

demand terbagi menjadi setiap stasiun

Total potensi pergerakan penumpang terbanyak dengan skenario optimis

sebanyak 108 juta pnptahun pada tahun 2021 dan meningkat hingga 251

juta pnptahun pada tahun 2051 Sedangkan pada skenario pesimis jumlah

demand mencapai 21 juta pnptahun pada tahun 2021 dan 42 juta

pnptahun pada tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar ditemukan

pada koridor Kembang Kuning - Cileungsi sebesar 14 jutatahun

4-11

Tabel 4 7 Proyeksi Demand Penumpang KA

Koridor Jumlah Penumpang (pnptahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo-Kembang Kuning 1017654 1167859 1353666 1543720 1743015 1960717 2199140 Kembang Kuning-Cileungsi 850724 976291 1131619 1290498 1457102 1639094 1838407 Cileungsi-Mampir 842612 966981 1120828 1278192 1443207 1623463 1820876 Mampir-Jonggol 476181 546466 633408 722339 815593 917460 1029023 Jonggol-Sukagalih 378819 434733 503899 574646 648833 729872 818624 Sukagalih-Cibatu Tiga 171879 197248 228630 260730 294390 331159 371428 Cibatu Tiga-Antajaya 48099 55198 63980 72963 82383 92672 103941 Antajaya-Mekarjaya 25667 29456 34142 38936 43963 49454 55467 Mekarjaya-Majalaya 45024 51670 59890 68299 77116 86748 97297 Majalaya-Jamali 29646 34022 39435 44972 50778 57120 64066 Jamali-Selajambe 13270 15229 17652 20130 22729 25568 28677

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 8 Proyeksi Demand Penumpang Naik dan Turun KA

Stasiun Jumlah Penumpang (pnptahun)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik

Nambo 166929 166929 191568 191568 222047 222047 253222 253222 285913 285913 321624 321624 360733 360733 Kembang Kuning 532668 532668 611290 611290 708546 708546 808026 808026 912342 912342 1026293 1026293 1151090 1151090 Cileungsi 366430 366430 420516 420516 487420 487420 555853 555853 627614 627614 706003 706003 791853 791853 Mampir 371328 371328 426136 426136 493934 493934 563283 563283 636002 636002 715439 715439 802437 802437 Jonggol 206940 206940 237485 237485 275268 275268 313916 313916 354443 354443 398713 398713 447196 447196 Sukagalih 123731 123731 141993 141993 164585 164585 187692 187692 211923 211923 238392 238392 267381 267381 Cibatu Tiga 39136 39136 44913 44913 52058 52058 59367 59367 67032 67032 75404 75404 84573 84573 Antajaya 15743 15743 18067 18067 20941 20941 23881 23881 26964 26964 30332 30332 34021 34021 Mekarjaya 15378 15378 17647 17647 20455 20455 23327 23327 26339 26339 29628 29628 33231 33231 Majalaya 17910 17910 20553 20553 23823 23823 27168 27168 30675 30675 34507 34507 38703 38703 Jamali 13270 13270 15229 15229 17652 17652 20130 20130 22729 22729 25568 25568 28677 28677 Selajambe 12119 12119 13908 13908 16121 16121 18384 18384 20757 20757 23350 23350 26189 26189

APORAN AKHIR 4-12

4-13

550000

500000

450000

400000

350000

300000

250000

200000

150000

100000

50000

0 Produksi Produksi Produksi Buah- Produksi

Tanaman Sayuran Tanaman Buahan (ton) Tanaman (Ton) Biofarmaka (ton) Perkebunan (Ton)

Bogor Cianjur

4126 PROYEKSI PERMINTAAN PERJALANAN KERETA API BARANG

Selain analisis demand kereta api penumpang dilakukan analisis untuk KA

pergerakan barang Total produksi barang di wilayah kab Bogor mencapai

532341462 tontahun sedangkan di wilayah kab Cianjur mencapai

43218241 Pada wilayah Kabupaten Bogor produksi tanaman perkebunan

menjadi produksi barang yang dominan pada wilayah Kabupaten Bogor

produksi tanaman buah-buahan menjadi produksi barang yang dominan Hal

ini dapat terlihat dari data yang diperoleh dari BPS sebagaimana tersaji pada

Gambar di bawah ini

Gambar 4 7 Total Produksi Wilayah Bogor dan Cianjur Sumber BPS Kab Bogor dan Kab Cianjur 2019

Berdasarkan analisis transportasi di atas serta metode proyeksi selanjutnya

dilakukan proyeksi demand dalam periode 30 tahun dari 2020 hingga 2050

Pembebanan pertumbuhan dilakukan pada matriks asal tujuan yang ada di

4-14

wilayah studi Hasil proyeksi disajikan pada tabel dibawah ini Proyeksi

demand terbagi menjadi setiap stasiun

Total potensi pergerakan barang terbanyak dengan skenario optimis

sebanyak 31 juta tontahun pada tahun 2021 dan meningkat hingga 72 juta

tontahun pada tahun 2051 Sedangkan pada skenario pesimis jumlah

demand mencapai 628 ribu tontahun pada tahun 2021 dan 12 juta

tontahun pada tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar ditemukan

pada koridor Kembang Kuning - Cileungsi sebesar 522 jutatahun

Tabel 4 9 Proyeksi Demand Barang KA Skenario Optimis Moderat dan Pesimis

Koridor Jumlah Barang (tontahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo-Kembang Kuning 338805 388812 450672 513947 580297 652776 732154 Kembang Kuning-Cileungsi 268173 307755 356719 406802 459320 516689 579519 Cileungsi-Mampir 216562 248527 288067 328512 370923 417251 467989 Mampir-Jonggol 118474 135961 157593 179719 202920 228265 256022 Jonggol-Sukagalih 40399 46362 53738 61283 69194 77836 87301 Sukagalih-Cibatu Tiga 22933 26318 30505 34788 39279 44185 49558 Cibatu Tiga-Antajaya 6345 7281 8440 9624 10867 12224 13711 Antajaya-Mekarjaya 421 483 560 639 721 811 910 Mekarjaya-Majalaya 404 463 537 612 691 778 872 Majalaya-Jamali 276 317 367 419 473 532 596 Jamali-Selajambe 131 151 175 199 225 253 284

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 10 Proyeksi Demand Barang Bongkar dan Muat KA

Stasiun Jumlah Barang (tontahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat

Nambo 70632 70632 81057 81057 93954 93954 107145 107145 120977 120977 136087 136087 152635 152635 Kembang Kuning 172574 172574 198045 198045 229555 229555 261784 261784 295580 295580 332498 332498 372930 372930 Cileungsi 98088 98088 112566 112566 130475 130475 148794 148794 168003 168003 188986 188986 211967 211967 Mampir 81910 81910 94000 94000 108956 108956 124253 124253 140294 140294 157817 157817 177008 177008 Jonggol 17466 17466 20044 20044 23233 23233 26495 26495 29915 29915 33652 33652 37744 37744 Sukagalih 19884 19884 22819 22819 26449 26449 30163 30163 34057 34057 38310 38310 42969 42969 Cibatu Tiga 6082 6082 6979 6979 8090 8090 9225 9225 10416 10416 11717 11717 13142 13142 Antajaya 247 247 283 283 328 328 374 374 423 423 475 475 533 533 Mekarjaya 128 128 147 147 170 170 194 194 219 219 246 246 276 276 Majalaya 161 161 185 185 214 214 244 244 276 276 310 310 348 348 Jamali 131 131 151 151 175 175 199 199 225 225 253 253 284 284 Selajambe 119 119 137 137 159 159 181 181 204 204 230 230 258 258

4-15

4-16

42 ANALISIS POLA OPERASI

421 KRITERIA OPERASI PERJALANAN KERETA API

4211 LALU LINTAS KERETA API

Angkutan kereta api dilaksanakan pada jaringan jalur kereta api dalam lintas

pelayanan kereta api yang membentuk jaringan pelayanan perkeretaapian

Jaringan pelayanan perkeretaapian sebagaimana dimaksud terdiri atas

a jaringan pelayanan perkeretaapian antarkota dan

b jaringan pelayanan perkeretaapian perkotaan

4212 JENIS DAN FUNGSI STASIUN

a Fungsi Stasiun bisa dikatagorikan kedalam

1 Stasiun Penumpang (SP)

Stasiun kereta api untuk keperluan naik turun penumpang

2 Stasiun Barang (SB)

Stasiun kereta api untuk bongkar muat barang

3 Stasiun Operasi

Stasiun kereta api untuk menunjang pengoperasian kereta api

b Kelas stasiun kereta api

Setiap stasiun memiliki kelas stasiun baik untuk stasiun penumpang

stasiun barang dan atau stasiun operasi

Kelas stasiun dibagi dalam 3 (tiga) kelas yaitu

1 Kelas besar

Kelas besar dalam pelaksanaannya bisa saja dibagi lagi kedalam

beberapa kelas misalnya kelas besar A B atau kelas besar C

4-17

2 Kelas Sedang

Umumnya berlokasi minimal di kota kecamatan disamping untuk

kepentingan operasi kereta api juga bisa melaksanakan jasa

pelayanan penumpang dan atau barang

3 Kelas kecil

Umumnya di perkampungan atau desa dan hanya untuk kepentingan

ȋȌǯ

c Penentu kelas stasiun

Penentuan klasifikasi stasiun didasarkan kepada kriteria-kreteria dengan

bobot pada masing-masing kreteria 100 angka (point) kriteria dimaksud

adalah sebagai berikut

1 Fasilitas Operasi

Fasilitas Operasi dimaksud adalah jenis peralatan yang

dipergunakan untuk mendukung operasi perjalanan kereta api

untuk lebih jelasnya lihat sub bab Fasilitas operasi

2 Jumlah Jalur

Semakin banyak jalur yang masih aktif maka semakin tinggi bobot

penilaiannya

3 Fasilitas Penunjang

Semakin lengkap fasilitas penunjang maka semakin tinggi bobot

penilaiannya

4 Frekuensi Lalu-lintas (KA)

Semakin banyak jumlah kereta api termasuk semakin lebih banyak

kereta api yang berhenti maka semakin tinggi bobot penilaiannya

4-18

5 Jumlah Penumpang

Semakin banyak jumlah penumpang dan mungkin semakin tinggi

nilai pendapatan maka semakin tinggi bobot penilaiannya

6 Jumlah barang

Semakin banyak jumlah penumpang dan mungkin semakin tinggi

nilai pendapatan maka semakin tinggi bobot penilaiannya

4213 KECEPATAN KERETA API DAN BEBAN GANDAR

a Kecepatan kereta api

1 Kecepatan rencana

2 Kecepatan maksimum

3 Kecepatan operasi

4 Kecepatan komersial

b Beban gandar

Beban gandar adalah beban yang diterima oleh jalan rel dari satu

gandar Beban gandar untuk lebar jalan rel 1067 mm pada semua kelas

jalur maksimum sebesar 18 ton

4214 GEDUNG DAN FASILITAS PENDUKUNG OPERASI KERETA API DI

STASIUN

a Gedung stasiun

Gedung stasiun kereta api merupakan bagian dari stasiun kereta api yang

digunakan untuk melayani pengaturan perjalanan kereta api dan

pengguna jasa kereta api

b Jenis

1 Gedung untuk kegiatan pokok yang terdiri atas

a) hall

b) perkantoran kegiatan stasiun

4-19

c) loket karcis

d) ruang tunggu

e) ruang informasi

f) ruang fasilitas umum

g) ruang fasilitas keselamatan

h) ruang fasilitas keamanan

i) ruang fasilitas penyandang cacat dan lansia da

j) ruang fasilitas kesehatan

2 Gedung untuk kegiatan penunjang stasiun kereta api yang terdiri

atas

a) pertokoan

b) restoran

c) perkantoran

d) perparkiran

e) perhotelan

f) ruang lain yang menunjang langsung kegiatan stasiun kereta

api

3 Gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus di stasiun kereta api

yang terdiri atas

a) ruang tunggu penumpang

b) bongkar muat barang

c) pergudangan

d) parkir kendaraan

4-20

L = 064 m2orang x V x LF

e) penitipan barang

f) ruang atm dan

g) ruang lain yang menunjang baik secara langsung maupun tidak

langsung kegiatan stasiun kereta api

c Persyaratan teknis gedung

1 Persyaratan Bangunan

a) Konstruksi material disain ukuran dan kapasitas bangunan

sesuai dengan standar kelayakan keselamanan dan keamanan

serta kelancaran sehingga seluruh bangunan stasiun dapat

berfungsi secara handal

b) Memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan gedung

dari bahaya banjir bahaya petir bahaya kelistrikan dan bahaya

kekuatan konstruksi

c) Instalasi pendukung gedung sesuai dengan peraturan

perundangundangan tentang bangunan mekanikal elektrik

dan pemipaan gedung (plumbing) bangunan yang berlaku

2 Luas bangunan ditetapkan untuk

a) Gedung kegiatan pokok dihitung dengan formula sebagai

berikut

L = Luas bangunan (m2)

V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu

tahun (orang)

LF = Load factor (80)

4-21

b) Gedung kegiatan penunjang dan gedung jasa pelayanan khusus

di stasiun kereta api ditetapkan berdasarkan kebutuhan

3 Menjamin bangunan stasiun dapat berfungsi secara optimal dari segi

tata letak ruang gedung stasiun sehingga pengoperasian sarana

perkeretaapian dapat dilakukan secara nyaman

4 Komponen gedung meliputi

1 gedung atau ruangan

2 media informasi (papan informasi atau audio)

3 fasilitas umum terdiri dari

4 ruang ibadah

5 toilet

6 tempat sampah

7 ruang ibu menyusui

8 fasilitas keselamatan

9 fasilitas keamanan

10 fasilitas penyandang cacat atau lansia

11 fasilitas kesehatan

4215 PENGALOKASIAN RUANG UNTUK PENGOPERASIAN

a Untuk kepentingan operasi suatu jalur kereta api harus memiliki

pengaturan ruang yang terdiri dari

1 ruang bebas

2 ruang bangun

b Ruang bebas adalah ruang di atas jalan relyang senantiasa harus bebas

dari segala rintangan dan benda penghalang ruang ini disediakan

4-22

untuk lalu Iintas rangkaian kereta api Ukuran ruang bebas untuk jalur

tunggal dan jalur ganda baik pada bagian Iintas yang lurus maupun

yang melengkung untuk lintas elektrifikasi dan non elektrifikasi

c Ruang bangun adalah ruang di sisi jalan rel yang senantiasa harus bebas

dari segala bangunan tetap

d Batas ruang bangun diukur dari sumbu jalan rel pada tinggi 1 meter

sampai 355 meter Jarak ruang bangun tersebut ditetapkan sebagai

berikut

Tabel 4 11 Jarak Ruang Bangun

Segmen Jalur Lebar Jalan Rel (1067 mm dan 1435 mm)

Jalur Lurus Jalur Lengkung Lintas Bebas

Minimal 235 mm di kiri kanan as jalan rel

5PLQLPDOP R gt 300 minimal 245 m Di kiri kanan as jalan rel

Emplasemen Minimal 195 m di kiri kanan as jalan rel Minimal 235 m di kiri kanan as jalan rel Jembatan Terowongan 215 di kiri kanan as jalan rel 215 m di kiri kanan as jalan rel

4216 JENIS ANGKUTAN MELALUI KERETA API

a Angkutan Penumpang

1 Penumpang Eksekutif

Dari pihak penyedia jasa angkutan memberikan pelayanan

yang lebih baik dibandingkan dengan penumpang Bisnis dan

Ekonomi baik dari segi kelonggaran ruangan lebih longgar

dan nyaman dalam 1 (satu) keretagerbong sekitar untuk 50

penumpang

2 Penumpang Bisnis

Perbedaan dengan pelayanan kelas eksekutif adalah ruangan

lebih di persempit sehingga kemampuan jumlah penumpang

dalam 1 (satu) gerbongkereta lebih banyak dalam 1 (satu)

keretagerbong sekitar untuk 64 penumpang

4-23

3 Penumpang Ekonomi

Perbedaan dengan pelayanan kelas ekonomi adalah ruangan

lebih di persempit lagi sehingga kemampuan jumlah

penumpang dalam 1 (satu) gerbongkereta lebih banyak

dalam 1 (satu) keretagerbong sekitar untuk 100 penumpang

b Angkutan Barang

1 Barang Negosiasi

Jenis barang yang diangkut biasanya barangnya tertentu dan

tempatstasiun pemberangkatan dan atau tujuan tetap

2 Barang Non Negosiasi

Kebalikan dari jenis barang di atas jenis barangnya umum dan

terkadang tempatstasiun pemberangkatan dan atau tujuan

tidak tetap

4217 EMPLASMEN STASIUN

a Emplasemen

Emplasen merupakan kumpulan jalur untuk pergerakan sarana

perkeretaapian yang dihubungkan dengan wesel penghubung jalur

melalui mekanisme perangkat persinyalan

b Skema rancangan Layout Emplasemen Stasiun

Klasifikasi jalur kereta api di stasiun dapat diklasifikasikan dalam

beberapa jenis yaitu Jalur langsir atau jalur tepi (Siding track) Jalur

sayap (Loop track) dan jalur utama (main track) ilustrasi dari istilah

dimaksud seperti berikut

4-24

Gambar 4 8 Klasifikasi Dari Jalur Kereta Api

Penetapan jumlah dan lay out jalur di suatu stasiun tergantung berbagai

unsur yang mempengaruhinya antara lain jenis dan kelas stasiun

ketersediaan lahan letak stasiun di dalam suatu jaringan pelayanan dan

lain sebagainya

c Track layout di beberapa karakteristik stasiun

Layout untuk stasiun penghabisan (stasiun buntu) serta stasiun

persimpangan (Junction) dapat didesain dengan berbagai model

diantaranya

CLASIFICATION OF TRACK

LOOP TRACK

MAIN TRACK

SIDING

4-25

Gambar 4 9 Track Layout Kereta Api

d Jenis dan fungsi Jalur di emplasemen suatu stasiun

Jenis Ȃ jenis jalur yang ada sesuai dengan peruntukannya atau ngusi jalur

tersebut beberapa jenis jalur dimaksud diantaranya

1 Jalur utama atau disebut juga jalur kereta api yaitu jalur yang ada

di stasiun yang digunakan untuk kereta api datang berangkat atau

langsung dan dapat dipergunakan juga untuk kegiatan langsir

2 Jalur stabling atau jalur simpan yaitu jalur untuk keperluan

menyimpan sarana perkeretaapian

3 Jalur luncur yaitu jalur setelah penghabisan jalur utama yaitu untuk

kereta api yang datang berhenti

4 Jalur tangkap yaitu jalur untuk menangkap gelundungan sarana

kereta api

4-26

4218 PERON

a Fungsi

Peron sebagai tempat yang digunakan untuk aktifitas naik turun

penumpang kereta api

b Jenis

1 Peron tinggi

2 Peron sedang

3 Peron rendah

c Persyaratan Penempatan

1 Ditepi jalur (side platform)

2 Diantara dua jalur (island platform)

d PersyaratanTeknis

1 Persyaratan Pembangunan

a) Tinggi

1) Peron tinggi tinggi peron 1000 mm diukur dari

kepala rel

2) Peron sedang tinggi peron 430 mm diukur dari

kepala rel

3) Peron rendah tinggi peron 180 mm diukur dari

kepala rel

b) Jarak tepi peron ke as jalan rel

1) Peron tinggi 1600 mm (untuk jalan rel di lurusan)

dan 1650 mm (untuk jalan rel di lengkungan)

2) Peron sedang 1350 mm

3) Peron rendah 1200 mm

c) Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang

kereta api penumpang yang beroperasi

d) Lebar peron dihitung berdasarkan jumlah penumpang

dengan menggunakan formula sebagai berikut

4-27

b = Lebar peron (meter)

V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu

tahun (orang)

LF = Load factor (80)

I = Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang kereta

api penumpang yang beroperasi (meter)

1) Hasil penghitungan lebar peron menggunakan formula

di atas tidak boleh kurang dari ketentuan lebar peron

minimal sebagai berikut

Tabel 4 12 Ketentuan Minimal Lebar Peron

No

Jenis Peron

Di antara dua j a lur (island platform)

Di t epi j alur (side platform)

1 Tinggi 2 meter 165 meter

2 Sedang 25 meter 19 meter

3 Rendah 28 meter 205 meter

2) Lantai peron tidak menggunakan material yang licin

2 Peron sekurang-kurangnya dilengkapi dengan

a lampu

b papan petunjuk jalur

c papan petunjuk arah

d batas aman peron

3 Persyaratan operasi

a Hanya digunakan sebagai tempat naik turun

penumpang dari kereta api

b = 064 m2orang x V x LF I

4-28

b Dilengkapi dengan garis batas aman peron

1) Peron tinggi minimal 350 mm dari sis tepi luar

ke as peron

2) Peron sedang minimal 600 mm dari sisi tepi luar ke as peron

3) Peron rendah minimal 750 mm dari sisi tepi luar ke as peron

4219 FREKUENSI PERJALANAN KERETA API DAN PROGRAM

PERJALANAN KERETA API

a Frekuensi perjalanan kereta api adalah program perjalanan kereta api

yang direncanakan jalan untuk waktu tertentu relatifnya diprogramkan

untuk waktu satu tahun

b Kapasitas lintas adalah kemampuan suatu lintas untuk dapat dilewati

oleh sejumlah perjalanan kereta api dalam kurun waktu tertentu

misalnya dalam waktu 24 jam waktu periode sibuk (peak hour) dst

Rumusan besaran kapasitas lintas berdasarkan rumus scott sebagai

1 Kapasitas lintas jalur tunggal (1440H x 60) KA

2 Kapasitas lintas jalur ganda (1440H x 70) KA

H = Headway = (Jarak petak jalan kecepatan rata2) + C menit

C = pelayanan hubungan blok AElig 025 menit atau 1 menit

025 menit di persinyalan elektrik

1 menit di persinyalan mekanik

42110 JENIS DAN SPESIFIKASI SARANA PERKERETAAPIAN

Sarana perkeretaapian adalah lokomotif kereta gerbong KRD KRL

dan Peralatan khusus variasi sarana perkeretaapian yang dapat

digunakan untuk kebutuhan pelayanan angkutan di lebar jalur 1067

mm yang ada di wilayah Daerah Operasi 1 Jakarta dan 2 Bandung

diantaranya adalah

4-29

a Lokomotif CC 201 202 203 204 dan 206

b Kereta Ekonomi kereta bisnis kereta eksecutif dan kereta wisata

(Priority Car) dengan berbagai type dan tahun produksinya

c Kereta Rel Diesel dan kereta rel Listrik dengan berbagai jenis klas-

nya

d Gerbong datar gerbong tanki dan gerbong tertutup

Berikut ini tercantum tabel jumlah armada lokomotif yang digunakan

diberbagai wilayah yang dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia serta

spesifikasi teknis lokomotif dimaksud sebagai berikut

4-30

a Armada Lokomotif CC 201 sd CC 206

Tabel 4 13 Jumlah Armada lokomotf CC 201 sd CC 206

Type Loko

Daya Motor Diesel (bhp)

Ketersediaan (unit)

Tahun Operasi

Kecepatan Maksimum (kmjam)

Wilayah Operasi

(umur) 31-40

thn 21-30

thn 11-20

thn 6-10 thn 0-5 thn TOTAL

CC 201 1950 29 unit 91 unit 4 unit 7 unit - 131 unit Tahun 1977 80 Jawa

CC 202 2250 - 29 unit 9 unit - 9 unit 47 unit Tahun 1986 80 Jawa

CC 203 2150 - - 37 unit - - 37 unit Tahun 1995 120 Jawa

CC 204 2150 - - - 10 unit - 10 unit Tahun 2006 120 Jawa

CC 204 MO 2150 - - - 7 unit - 7 unit Tahun

2003 120 Jawa

CC 205

2200

-

-

-

-

6 unit

6 unit

Tahun 2011

80

Sub Divre 32

Tanjung Karang

CC 206 2250 - - - - 100 unit 100 unit Tahun 2014 120 Jawa

Sumber Album Lokomotif PT KAI Tahun 2013

4-31

b Daftar beban tarik lokomotif CC 201 sd CC 204

Tabel 4 14 Beban Tarik Setiap Jenis Lokomotif Pada Landai Penentu dan Kecepatan Tertentu

4-32

a Gambar Lokomotif CC 200 sd CC 203

Gambar 4 10 Lokomotif CC 200 sd CC 203

4-33

b Spesifikasi Teknik Lokomotif CC 204

Gambar 4 11 Spesifikasi Teknis Lokomotif CC 204

4-34

c Tabel Beban Tarik Lokomotif CC 204

Tabel 4 15 Beban Tarik Lokomotif CC 204

d Gambar Lokomotif CC 204

Gambar 4 12 Lokomotif CC 204

4-35

e Spesifikasi Teknik Lokomotif CC 206

Gambar 4 13 Spesifikasi Teknis Lokomotif CC 206

4-36

f Kurva Beban Tarik Lokomotif CC 206

Gambar 4 14 Kurva Beban Teknik Lokomotif CC 206

g Gambar lokomotif CC 206

Gambar 4 15 Lokomotif CC 206

h Beberapa data teknis kereta ekonomi

4-37

hearts Nama pembuat PT INKA

hearts Pemesan Dep Hub

hearts Tahun pembuatan 2007

hearts Jumlah 15 units

hearts Kapasitas penumpang 106 penumpang

hearts Kecepatan maksimum 100 km jam

hearts Lebar sepur 1067 mm

hearts Beban gandar 14 tons

hearts Panjang kereta 20920 mm

hearts Berat kosong 33 tons

i Spesifikasi Teknis KRDI (Kereta Rel Diesel)

Tabel 4 16 Spesifikasi Teknis Kereta Rel Diesel (KRDI)

Panjang kereta dan kopler 207 m

panjang body kereta 20 m

Lebar body kereta 299 m

Tinggi body kereta dari top rel 353 m

Gambar 4 16 Lokomotif Kereta Rel Diesel (KRDI)

j Jenis Gerbong

4-38

Gerbong adalah sarana kendaraan jalan rel yang khusus digunakan

untuk angkutan barang baik barang cair padat atau barang lainnya

Beberapa jenis gerbong yang ada di PT KAI diantaranya sebagai

berikut

frac34 Gerbong terbuka

frac34 Gerbong tertutup

frac34 Gerbong ketel

Contoh gambar gerbong dimaksud yaitu

Gambar 4 17 Gerbong terbuka

Gambar 4 18 Gerong Datar

Gambar 4 19 Gerbong tertutup dan gerbong ketel

4-39

Berat kosong bervariasi asumsi yang digunakan 145 ton dan berat

mauatan mulai 31 ton sd 50 ton asumsi untuk perhitungan

kebutuhan gerbong berat muatnya diasumsikan 31 ton jadi relatif

berat gerbong beserta isinya 45 ton

422 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG

4221 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG PER

HARI

Berdasarkan analisa potensi demand per tahun pada Bab 4 sebagaimana

tercantum dalam analisis transportasi dapat dihitung potensi demand per

hari sebagai acuan untuk memprakirakan kebutuhan frekuensi kereta api di

lintas trase terkait perhitungan sementara demand per hari dengan cara

membagi demand per tahun dengan nilai 365 Berikut ini beberapa tabel

prakiraan kebutuhan angkutan penumpang dan barang yang diprediksikan

mulai tahun 2021 sampai dengan tahun 2051 yang diurut per 5 tahunan

sebagai berikut

Tabel 4 17 Prakiraan Kebutuhan Angkutan Penumpang

Keterangan Jumlah Penumpang (pnphari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo-Kembang Kuning 2788 3200 3709 4229 4775 5372 6025 Kembang Kuning-Cileungsi 2331 2675 3100 3536 3992 4491 5037 Cileungsi-Mampir 2309 2649 3071 3502 3954 4448 4989 Mampir-Jonggol 1305 1497 1735 1979 2235 2514 2819 Jonggol-Sukagalih 1038 1191 1381 1574 1778 2000 2243 Sukagalih-Cibatu Tiga 471 540 63 71 81 907 1018 Cibatu Tiga-Antajaya 132 151 18 200 226 254 285 Antajaya-Mekarjaya 70 81 94 107 120 135 152 Mekarjaya-Majalaya 123 142 164 187 211 238 267 Majalaya-Jamali 81 93 108 123 139 156 176 Jamali-Selajambe 36 42 48 6 62 70 79

4-40

Tabel 4 18 Prakiraan Kebutuhan Angkutan Barang

Keterangan Jumlah Barang (tonhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo-Kembang Kuning 928 1065 1235 1408 1590 1788 2006 Kembang Kuning-Cileungsi 735 843 977 1115 1258 1416 1588 Cileungsi-Mampir 593 681 789 900 1016 1143 1282 Mampir-Jonggol 325 372 432 492 556 625 701 Jonggol-Sukagalih 111 127 147 168 190 213 239 Sukagalih-Cibatu Tiga 63 72 84 95 108 121 136 Cibatu Tiga-Antajaya 17 20 23 26 30 33 38 Antajaya-Mekarjaya 12 13 15 18 20 22 25 Mekarjaya-Majalaya 11 13 15 17 19 21 24 Majalaya-Jamali 08 09 10 11 13 15 16 Jamali-Selajambe 04 04 05 05 06 07 08

Pada prakiraan angkutan penumpangnya frekuensi tertinggi berdasarkan

perhitungan pada tabel417 dan tabel 418 di atas secara berurutan tercatat

hearts tahun 2021 sebesar 2788 penumpang

hearts tahun 2026 sebesar 3200 penumpang

hearts tahun 2031 sebesar 3709 penumpang

hearts tahun 2036 sebesar 4229 penumpang

hearts tahun 2041 sebesar 4775 penumpang

hearts tahun 2046 sebesar 5372 penumpang

hearts tahun 2051 sebesar 6025 penumpang

Sedangkan angkutan barang tercatat sebagai berikut

hearts tahun 2021 sebesar 928 ton

hearts tahun 2026 sebesar 1065 ton

hearts tahun 2031 sebesar 1235 ton

hearts tahun 2036 sebesar 1408 ton

hearts tahun 2041 sebesar 1590 ton

hearts tahun 2046 sebesar 1788 ton

hearts tahun 2051 sebesar 2006 ton

Nilai prakiraan angkutan penumpang dan barang ini akan menjadi bahan

perhitungan untuk menentukan besaran frekuensi perjalanan kereta api

yang dibutuhkan

4-41

4222 ANALISIS VOLUME PERGERAKAN TURUN NAIK PENUMPANG

DAN BONGKAR MUAT BARANG DI STASIUN

Perhitungan besaran jumlah turun naik penumpang atau barang di stasiun

ditujukan untuk memprakirakan jenis stasiun apa di trase kajian serta untuk

memahami juga untuk kebutuhan luas peron di stasiun Berdasarkan kajian

transportasi di Bab 4 pada analisis transportasi tentang prakiraan jumlah

penumpang yang turun naik dan bongkar muat barang di stasiun pada

volume per tahun maka dapat dihitung untuk besaran per harinya dengan

pembagi 365 hasilnya sebagai berikut

Tabel 4 19 Prakiraan Volume Turun Naik Penumpang Per Hari Tahun 2021

Sampai Dengan Tahun 2051

Nama-nama Stasiun Potensi Turun - Naik Penumpang per hari di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo 915 1050 1217 1388 1567 1762 988

Kembang Kuning 2919 3350 3882 4428 4999 5624 3154

Cileungsi 2008 2304 2671 3046 3439 3869 2169

Mampir 2035 2335 2706 3086 3485 3920 2198

Jonggol 1134 1301 1508 1720 1942 2185 1225

Sukagalih 678 778 902 1028 1161 1306 733

Cibatu Tiga 214 246 285 325 367 413 232

Antajaya 86 99 115 131 148 166 93

Mekarjaya 84 97 112 128 144 162 91

Majalaya 98 113 131 149 168 189 106

Jamali 73 83 97 110 125 140 79

Selajambe 66 76 88 101 114 128 72

4-42

Tabel 4 20 Prakiraan Volume Bongkar Muat (ton) Per Hari Tahun 2021

Sampai Dengan Tahun 2051

Nama Stasiun-stasiun Potensi Bongkar Muat Barang (tonhari) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo 387 444 515 587 663 746 836

Kembang Kuning 946 1085 1258 1434 1620 1822 2043

Cileungsi 537 617 715 815 921 1036 1161

Mampir 449 515 597 681 769 865 970

Jonggol 96 110 127 145 164 184 207

Sukagalih 109 125 145 165 187 210 235

Cibatu Tiga 33 38 44 51 57 64 72

Antajaya 1353 1551 1797 2049 2318 2603 2921

Mekarjaya 701 805 932 1063 1200 1348 1512

Majalaya 882 1014 1173 1337 1512 1699 1907

Jamali 718 827 959 1090 1233 1386 1556

Selajambe 652 751 871 992 1118 1260 1414

Tabel 419 dan tabel 420 tersebut di atas dihitung untuk bahan pertimbangan

dalam menentukan jenis stasiun (stasiu penumpang dan atau barang)

4223 PRAKIRAAN JUMLAH KEBUTUHAN FREKUENSI (TRIP)

PERJALANAN PER HARI DI TIAP-TIAP STASIUN TERKAIT

Berdasarkan prakiraan kebutuhan potensi angkutan penumpang dan

angkutan barang sebagaimana tercantum di tabel 417 dan 418 beserta

penjelasan di bawahnya dapat diketahui jumlah frekuensi kereta api yang

harus dijalankan setiap harinya

Beberapa kemungkinan kapasitas kereta api penumpang tergantung jumlah

kereta atau gerbong yang diangkut kemungkinan tersebut dirinci untuk

menemukan yang ideal dari sisi waktu perjalanan sehingga dapat

dipersaingkan dengan moda angkutan lain juga dari sisi kebutuhan besaran

daya angkut serta headway yang diharapkan berikut beberapa

kemungkinannya jika dalam 1 train set (KA) terdiri dari

frac34 4 kereta = 4 x 80 penumpang = 320 penumpang

frac34 6 kereta = 6 x 80 penumpang = 480 penumpang

frac34 8 kereta = 8 x 80 penumpang = 640 penumpang

4-43

frac34 10 kereta = 10 x 80 penumpang = 800 penumpang

Dibatasi 10 kereta itu berhubung dengan daya tarik lok CC 204 atau CC

206 di lereng 20 permil masih mampu laju dengan kecepatan 40 kmjam

Catatan 1 kereta berat rata-rata 45 ton jadi 10 kereta = 450 ton

Demikian juga untuk KA untuk kereta api barang berat gerbong dan

muatannya diasumsikan 45 ton per gerbong jadi pembatasannya 10

gerbong

Prakiraan frekuensi kereta api penumpang dengan trainsets 4 6 8 atau 10

kereta berdasarkan volume angkutan sebagaimana tercantum di tabel 417

dapat dihitung dengan cara (jumlah volumekapasitas KA) hasilnya

menjadi sebagi berikut

Tabel 4 21 Prakiraan Frekuensi Kereta Api Penumpang

Alternatif Stam Formasi Frekuensi KA Penumpang (KAhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 2 kereta 17 20 23 26 30 34 38 4 kereta 9 10 12 13 15 17 19 6 kereta 6 7 8 9 10 11 13 8 kereta 4 5 6 7 7 8 9 10 kereta 3 4 5 5 6 7 8

Tabel 4 22 Prediksi Frekuensi Kereta Api Barang

Alternatif Stamformasi Frekuensi KA Penumpang (KAhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 gerbong 4 4 5 6 7 7 8 10 gerbong 3 4 4 5 5 6 7 Catatan tahun 2020-2026 tentatif

423 ANALISA POLA OPERASI PERJALANAN KERETA API

Pola operasi perjalanan kereta api menganalisa mengenai berbagai informasi

yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan perjalanan kereta api analisanya

meliputi implikasi trase yang diusulkan potensi angkutan yang ada serta

kebutuhan sarana kereta api

4-44

4231 KECEPATAN OPERASI PERJALANAN KERETA API

Kecepatan kereta api ditentukan berdasarkan kemampuan jalur kereta api

kemampuan sarana kereta api dan sifat barang yang diangkut Prasarana

yang berkaitan dengan kecepatan kereta api yaitu mengenai alinyemen

vertical dan horizontal berikut di bawah ini informasi besaran alinyemen

dimaksud sebagai berikut

Tabel 4 23 Alinyemen Vertical Trase

No

KM

Elevasi Kop

Rel

Kelandaian (Per Mill)

Grade In

Grade Out

Stasiun Nambo 1 0 + 000 100 000

Stasiun Kembang Kuning

2 4 + 000 100 000 -670 3 7 + 000 80 -670 000

Stasiun Cileungsi 4 10 + 500 80 000 -670

Stasiun Mampir 5 13 + 500 60 -670 000

Stasiun Jonggl 6 20 + 500 60 000 730 7 23 + 250 80 730 000

Stasiun Sukagalih 8 27 + 500 80 000 800 9 30 + 000 100 800 000

Stasiun Cibatu Tiga 10 36 + 000 100 000 1850 11 39 + 250 160 1850 000 12 40 + 000 160 000 1500

Stasiun Antajaya 13 44 + 000 220 1500 000 14 44 + 500 220 000 1880 15 48 + 750 300 1880 000 16 49 + 250 300 000 2000 17 54 + 250 400 2000 000

Stasiun Mekarjaya 18 55 + 000 400 000 2000

4-45

No

KM

Elevasi Kop

Rel

Kelandaian (Per Mill)

Grade In

Grade Out

19 57 + 250 445 2000 000 20 57 + 750 445 000 1200

Stasiun Majalaya 21 59 + 000 460 1200 000 22 59 + 750 460 000 -2000 23 61 + 000 435 -2000 000 24 61 + 500 435 000 -2000 25 65 + 250 360 -2000 000 26 67 + 000 360 000 -1140

Stasiun Jamali 27 70 + 500 320 -1140 000 28 71 + 000 320 000 -1780 29 73 + 250 280 -1780 000 30 78 + 900 280 000

Stasiun Selajambe

Alinyemen horizontal secara keseluruhan radius terkecil 800 meter sehingga

tidak mempengaruhi pada pembatasan kecepatan

Berdasarkan tabel-tabel tentang besaran alinyemen vertical yang ada di

wilayah studi diketahui bahwa gradient terbesar adalah 20 000 dengan

demikian tolok ukur untuk menentukan berat rangkaian KA terbatasi pada

kemampuan lokomotif atau kendaraan penarik di lereng tersebut

Dari haulingload lokomotif yang ada CC 204 dan CC 206 Kecepatan kereta api

di lereng vertikal mencapai 20 000 dapat mencapai kecepatan 80 kmjam

dengan berbagai implikasinya artinya makin rendah kecepatan kereta api

maka makin banyak jumlah ton kereta api yang dapat diangkut sebaliknya

makin besar kecepatan kereta api maka makin sedikit jumlah ton kereta api

yang bisa diangkut berikut berbagai kemungkinannya

4-46

4 24 Estimasi Kecepatan Terhadap Angkutan Barang

CC 204

20 permil

Kecepatan KA 40 50 60 70 80 Ton 420 380 280 200 180 Jmh KRT 93 84 62 44 40 bulatkan 9 8 6 4 4 Panjang Rangk 205 184 143 102 102 Jmh GRB 84 76 56 4 36 bulatkan 8 7 5 4 3 Panjang Rangk 136 122 93 78 64

CC 206

20 permil

Kecepatan KA 40 50 60 70 80 Ton 480 380 280 220 180 Jmh KRT 107 84 62 49 40 bulatkan 10 8 6 5 4 Panjang Rangk 225 184 143 1225 102 Jmh GRB 96 76 56 44 36 bulatkan 9 7 5 4 3 Panjang Rangk 151 122 93 78 64

Sumber Diolah konsultan dari houling load lokomotif CC 204 dan 206 serta data dimensi sarana kereta

Mencermati berbagai kemungkinan di atas maka di berat 450 ton (senilai 10

kereta atau 10 gerbong isi) kereta api masih dapat melaju dengan kecepatan

40 kmjam dengan ton yang sama pada gradient yang lebih kecilnya maka

kecepatan akan lebih besar di atas 40 kmjam

Sementara gradient yang ada di trase NamboCileungsi mulai dari 0 000 sd

20 000 daftar hauling load lok CC 204 dan 206 dengan berat 450 ton pada

gradient 5 000 sd 20 000 relatifnya tercatat sebagai berikut

Tabel 4 25 Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 204 Beban 450 Ton

Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 204 dengan berat kereta api 450 ton

No Gradient (permil) Kecepatan Maksimum (kmjam)

1 5 90 2 10 72 3 15 55 4 20 40

4-47

Tabel 4 26 Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 206 Beban 450 Ton

Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 206 dengan berat

kereta api 450 ton

No Gradient (permil) Kecepatan Maksimum (kmjam)

1 5 90 2 10 72 3 15 55 4 20 42

Namun demikian berdasarkan berdasarkan hasil konsultasi asistensi pada

tanggal Agustus 2020 diharapkan konsultan untuk mengkaji ulang mengenai

kecepatan atau waktu tempuh perjalanan kereta api di lintas trase baru ini

(CileungsiNambo Ȃ SelajambeCianjur) agar mampu bersaing dengan moda

angkutan jalan raya Untuk mencukupi usulan dimaksud dicoba dianalisis

kembali berbagai kemungkinan untuk meningkatkan kecepatan kereta api

dengan opsi pengurangan jumlah rangkaian referensi yang ada seperti tabel-

tabel berikut ini

Tabel 4 27 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 180 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 4 5 120 90 2 4 10 120 90 3 4 15 90 81 4 4 20 78 70

Tabel 4 28 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 270 ton

dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 6 5 120 90 2 6 10 92 83 3 6 15 75 68 4 6 20 60 54

4-48

Tabel 4 29 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 360 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 8 5 100 90 2 8 10 80 72 3 8 15 60 54 4 8 20 50 45

Tabel 4 30 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 450 ton

dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 10 5 85 77 2 10 10 72 65 3 10 15 52 47 4 10 20 42 38

Kecepatan operasi untuk KA penumpang dibatasi 90 kmjam dan kecepatan

operasi kereta api barang 60 kmjam Untuk KA barang rangkaian paling

sedikit utuk 8 rangkaian kecepatan operasinya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 31 Kecepatan Kereta api Barang berat rangkaian KA 360 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(gerbong) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 8 5 100 60 2 8 10 80 60 3 8 15 60 54 4 8 20 50 45

Tabel 4 32 Kecepatan Kereta api Barang berat rangkaian KA 450 ton dengan

lok CC 204206

Nomor

Jumlah rangkaian (gerbong)

Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 10 5 85 60 2 10 10 72 60 3 10 15 52 47 4 10 20 42 38

4-49

4232 BERAT KERETA ATAU GERBONG

Berdasarkan spesifikasi kereta atau gerbong sebagaimana diuraikan pada

butir 42110 h sampai dengan j dapat disimpulkan bahwa berat rata-rata

kereta atau gerbong sebagai berikut

Kereta ekonomi bisnis beserta penumpangnya rata-rata 45 ton berat

gerbong kosong diasumsikan rata-rata 145 ton berat muat diasumsikan 30

ton jadi berat gerbong dan muatannya 445 ton relatifnya 45 ton Jadi variasi

berat kereta api penumpang dan barang menjadi sebagai berikut

Kereta api Penumpang

frac34 ͶǯͶͷαͳͺͲ ton

frac34 ǯͶͷαʹͲ ton

frac34 ͺǯͶͷα͵Ͳ ton

frac34 ͳͲǯͶͷαͶͷͲ ton

Kereta api Barang

frac34 8 ǯͶͷα͵Ͳ ton

frac34 ͳͲǯͶͷαͶͷͲ ton

4233 PANJANG RANGKAIAN KERETA API DAN PANJANG EFEKTIF

JALUR UTAMA DI STASIUN-STASIUN

Berdasarkan jumlah kereta atau gerbong yang dapat dirangkaikan dalam

satu rangkaian kereta api sebagaimana dibahas pada butir 4223 di atas

dapat diketahui panjang rangkaian kereta api maksimum menjadi sebagai

berikut

a Untuk kereta api penumpang = (10 x 205 meter) + 20 meter = 225

meter

b Untuk kereta api penumpang KRD = (10 x 207 meter) = 207 meter

4-50

c Untuk kereta api Barang = (10 x 145 meter) + 20 meter = 165

meter

Maka yang menjadi acuan dalam menentukan panjang efektif jalur utama di

stasiun minimalnya (225 + 20 ) meter = 245 meter

4234 WAKTU PERJALANAN KERETA API

Waktu perjalanan kereta api penumpang berdasarkan kemampuan lokmotif

CC 206 yang disesuaikan dengan Alinyemen vertical yang ada di trase

tersebut serta kemampuan sarana kereta apinya Waktu tempuh ini sesuai

pula dengan berat rangkaian yang dibawa Tabel-tabel berikut menyajikan

berbagai waktu tempuh atau waktu perjalanan KA hasilnya sebagai berikut

4-51

Tabel 4 33 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 4 kereta (180 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 313 3906 1088 27188 313 3906 1713 29 45 08 2163 36 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 313 3906 2008 50188 313 3906 2633 44 45 08 3083 51 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 313 3906 888 22188 313 3906 1513 25 45 08 1963 33 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 313 3906 1888 47188 313 3906 2513 42 45 08 2963 49 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 313 3906 2648 66188 313 3906 3273 55 45 08 3723 62 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 313 3906 2448 61188 313 3906 3073 51 45 08 3523 59 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 250 2500 5000 100000 250 2500 5500 92 45 08 5950 99 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 250 2500 4500 90000 250 2500 5000 83 45 08 5450 91

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 250 2500 3150 63000 250 2500 3650 61 45 08 4100 68 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 250 2500 4600 92000 250 2500 5100 85 45 08 5550 93 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 250 2500 4900 98000 250 2500 5400 90 5400

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 3937 656 detik menit

Dwelling time di Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 4387 731

4-52

Tabel 4 34 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 6 kereta (270 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 281 3164 1274 28672 281 3164 1837 31 45 08 2287 38 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 281 3164 2297 51672 281 3164 2859 48 45 08 3309 55 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 281 3164 1052 23672 281 3164 1615 27 45 08 2065 34 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 281 3164 2163 48672 281 3164 2726 45 45 08 3176 53 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 281 3164 3008 67672 281 3164 3570 60 45 08 4020 67 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 281 3164 2785 62672 281 3164 3348 56 45 08 3798 63 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 188 1406 6813 102188 188 1406 7188 120 45 08 7638 127 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 188 1406 6146 92188 188 1406 6521 109 45 08 6971 116

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 188 1406 4346 65188 188 1406 4721 79 45 08 5171 86 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 188 1406 6279 94188 188 1406 6654 111 45 08 7104 118 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 188 1406 6679 100188 188 1406 7054 118 7054

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 4809 802 detik menit

Dwelling time di Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 5259 877

4-53

Tabel 4 35 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 8 kereta (360 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 250 2500 1500 30000 250 2500 2000 33 45 08 2450 41 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 250 2500 2650 53000 250 2500 3150 53 45 08 3600 60 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 250 2500 1250 25000 250 2500 1750 29 45 08 2200 37 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 250 2500 2500 50000 250 2500 3000 50 45 08 3450 58 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 250 2500 3450 69000 250 2500 3950 66 45 08 4400 73 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 250 2500 3200 64000 250 2500 3700 62 45 08 4150 69 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 45 08 9006 150 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 156 977 7444 93047 156 977 7756 129 45 08 8206 137

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 156 977 5284 66047 156 977 5596 93 45 08 6046 101 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 156 977 7604 95047 156 977 7916 132 45 08 8366 139 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 156 977 8084 101047 156 977 8396 140 8396

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 5577 930 detik menit

Dwelling time 10 Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 6027 1005

4-54

Tabel 4 36 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 10 kereta (450 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit

1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 225 2025 1719 30950 225 2025 2169 36 45 08 2619 44 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 225 2025 2997 53950 225 2025 3447 57 45 08 3897 65 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 225 2025 1442 25950 225 2025 1892 32 45 08 2342 39 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 225 2025 2831 50950 225 2025 3281 55 45 08 3731 62 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 225 2025 3886 69950 225 2025 4336 72 45 08 4786 80 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 225 2025 3608 64950 225 2025 4058 68 45 08 4508 75 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 131 689 9869 103622 131 689 10131 169 45 08 10581 176 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 131 689 8916 93622 131 689 9179 153 45 08 9629 160

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 131 689 6345 66622 131 689 6607 110 45 08 7057 118 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 131 689 9107 95622 131 689 9369 156 45 08 9819 164 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 131 689 9678 101622 131 689 9941 166 9941

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 6441 1074 detik menit

Dwelling time 10 Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 6891 1149

4-55

Tabel 4 37 Waktu Perjalanan KA Barang dari Stasiun Nambo - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 8 gerbong(360 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m)

Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) s menit s menit s menit

1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 00 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 250 2500 1500 30000 250 2500 2000 33 0 00 2000 33 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 250 2500 2650 53000 250 2500 3150 53 0 00 3150 53 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 250 2500 1250 25000 250 2500 1750 29 0 00 1750 29 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 250 2500 2500 50000 250 2500 3000 50 0 00 3000 50 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 250 2500 3450 69000 250 2500 3950 66 0 00 3950 66 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 156 977 5364 67047 156 977 5676 95 0 00 5676 95 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 0 00 8556 143

Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 2808 47 0 00 28083 468 Dwelling time di Stasiun Antara 0 0 Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 2808 468

1 Nambo 51077

2 Citayam 37810 Nambo - Citayam 13267 13800 230 900 150 22800 380 3 Jakarta Kota 0 Citayam - Jakarta K 37810 44400 740 0 00 44400 740

Waktu Tempu Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang atau sebaliknya 8628 1438 Dwelling time di Stasiun Antara 900 15 Waktu Perjalanan Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang termasuk waktu berhenti 9528 159

4-56

Tabel 4 38 Waktu Perjalanan KA Barang dari Stasiun Nambo - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 10 gerbong(450 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) s menit s menit s menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 00 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 225 2025 1719 30950 225 2025 2169 36 0 00 2169 36 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 225 2025 2997 53950 225 2025 3447 57 0 00 3447 57 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 225 2025 1442 25950 225 2025 1892 32 0 00 1892 32 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 225 2025 2831 50950 225 2025 3281 55 0 00 3281 55 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 225 2025 3886 69950 225 2025 4336 72 0 00 4336 72 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 131 689 6440 67622 131 689 6703 112 0 00 6703 112 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 0 00 8556 143

Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 3038 51

Dwelling time di Stasiun Antara 0 0

Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 3038 51 1 Nambo 51077

2 Citayam 37810 Nambo - Citayam 13267 13800 230 900 150 22800 380 3 Jakarta Kota 0 Citayam - Jakarta K 37810 44400 740 0 00 44400 740

Waktu Tempu Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang atau sebaliknya 8858 1476

Dwelling time di Stasiun Antara 900 15

Waktu Perjalanan Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang termasuk waktu berhenti 9758 163

4-57

Berdasarkan tabel 433 sd tabel 438 dapat disimpulkan bahwa waktu

perjalanan termasuk waktu berhenti di tiap-tiap stasiun untuk KA

Penumpang dari stasiun Nambo sampai dengan stasiun Selajambe atau

sebaliknya tercatat sebagai berikut

Tabel 4 39 Waktu Perjalanan kereta api penumpang dari Selajambe Ȃ Nambo

atau sebaliknya

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan detik menit

4 kereta (180 ton) 4387 73 6 kereta (270 ton) 5259 88 8 kereta (360 ton) 6027 100 10 kereta (450 ton) 6891 115

Demikian juga KA barang variasi waktu perjalanannya sebagaimana di htung

pada tabel 437 dan 37 rigkasannya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 40 Waktu Perjalanan kereta api Barang dari Antajaya Ȃ Nambo Ȃ

Jakarta Gudang atau sebaliknya

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan detik menit

8 gerbong (270 ton) 9528 159 10 gerbong (450 ton) 9758 163

Sementara berdasarkan penelusuran melalui google map waktu perjalanan

untuk angkutan orang dengan kendaraan jalan raya yang menggunakan

kendaraan pribadi perjalanan dari Selajambe Ȃ Nambo menggunakan jalan

tol relatifnya berkisar antara 2 jam Ȃ 2 jam 35 menit jika menggunakan jalan

non tol 3 samapi 4 jam berikut dibawah ini cuplikan dari waktu tempuh

penelusuran goggle map sebagai berikut

4-58

Gambar 4 20 Waktu Tempuh Nambo - Selajambe

Gambar 4 21 Waktu Tempuh Cileungsi - Selajambe

Berdasarkan penelusuran waktu perjalanan kendaraan jalan raya Selajambe

Ȃ Nambo di periode waktu jam 0405 sd 0412 besaran waktunya 1 jam 57

menit sd 2 jam 15 menit Makin siang waktu perjalanannya makin besar

bahkan sampai lebih dari 3 jam Perjalanan moda jalan raya berupa bus saat

ini masih jarang waktu berangkatnya tidak jelas serta waktu perjalannya bisa

sampai 3 jam lebih

Kesimpulannya perjalanan kereta api dengan rangkaian 10 kereta pun KA

masih mampu bersaing

4-59

4235 KAPASITAS LINTAS DAN FREKUENSI KERETA API

1 Kecepatan rata-rata dan headway

Untuk menghitung kapasitas lintas maka perlu diketahui terlebih dahulu

kecepatan rata-rata di lintas tersebut dan petak jalan yang dijadikan ukuran

yaitu petak jalan terpanjang dari lintas tersebut

Petak jalan terpanjang yaitu antara stasiun Cibatu Ȃ Antajaya 105 km

apabila jumlah rangkaian KA penumpang sesuai dengan variasi awal yaitu 4

atau 6 atau 8 atau 10 kereta dan KA barang diputuskan 10 gerbong per KA

dan frekuensi kereta api sesuai dengan prakiraan di tabel 421 dan tabel 422

maka kecepatan operasi rata Ȃ rata menjadi sebagai berikut

Tabel 4 41 Kecepatan rata-rata (Vi Oprata-rata)

Formasi KA Pnp

Jumlah Kereta Api Kecepatan Operasi Kecepatan Rata2 ( Kmjam) Penumpang Barang Penumpang Barang

4 kereta 19 7 72 38 63 6 kereta 13 7 54 38 48 8 kereta 9 7 45 38 42 10 kereta 8 7 38 38 38

Berdasarkan tabel tersebut di atas maka headway dapat dihitung sebagai

berkut (JVir) + 1 ) menit jadi secara berurutan sesuai tabel 441

tersebut nilai headway menjadi sebagai berikut

Tabel 4 42 Headway di lintas Selajambe - Nambo

Formasi KA Kec Operasi rata-rata

Jarak petak jalan

Headway (menit) Penumpang Barang 4 kereta 10 gerbong 63 105 11 6 kereta 10 gerbong 48 105 14 8 kereta 10 gerbong 42 105 16 10 kereta 10 gerbong 38 105 18

4-60

2 Kapasitas Lintas

Perhitungan kapasitas lintas tujuannya untuk dapat mengetahui berapa

banyak jumlah kereta api yang dapat diprogramkan untuk jalan setiap

harinya pada lintas tersebut

Berdasarkan rumusan kapasitas lintas sebagaimana diuraikan dalam butir

4219 dengan perhitungan Waktu operasi merujuk pada pola operasi KRL

di Lintas Jabotabek yaitu waktu operasi 20 jam (0400- 2400) dan waktu

perawatan 4 jam (2400 Ȃ 0400) sehingga rumusan kapasitas lintas untuk

nilai C jalur tunggal dari 60 menjadi 80 dan headway-nya sesuai tabel

442 di atas maka kapasitas lintas hasilnya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 43 Kapasitas Lintas

Formasi KA Kec Operasi rata-rata

Jarak petak jalan

Headway (menit) Kapasitas Lintas (KA) Penumpang Barang 4 kereta 10 gerbong 63 105 11 87 6 kereta 10 gerbong 48 105 14 68 8 kereta 10 gerbong 42 105 16 60 10 kereta 10 gerbong 38 105 18 55

3 Frekuensi kereta api dan kebutuhan sarana perkeretaapian

Prakiraan frekuensi kereta api telah dihitung hasilnya seperti pada tabel

421 dan 422 demikian juga kapasitas lintas dapat dilihat pada tabel 443

maka jika tabel-tabel tersebut dibandingkan akan terlihat kebutuhan slot

perjalananya masih cukup atau tidak berikut perbandingannya

Tabel 4 44 Kapasitas Lintas dan Frekuensi KA serta sisa slot

Formasi KA Kapasitas Lintas (KA)

Frekuensi KA (th 2051) Sisa Slot (KA) Penumpang Barang Penumpang Barang Jumlah

4 kereta 10 gerbong 87 19 7 26 61 6 kereta 10 gerbong 68 13 7 20 48 8 kereta 10 gerbong 60 9 7 16 44 10 kereta 10 gerbong 55 8 7 15 40

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan jalur tunggal ternyata slot perjalanan masih tersisa cukup banyak

4-61

4236 JENIS STASIUN TERPILIH

Dari tabel-tabel di atas tentang frekuensi kereta api yang melayani stasiun

untuk keperluan turun-naik penumpang dan bongkar muat barang diketahui

beberapa stasiun dapat menyelenggarakan angkutan penumpang ada juga

yang menyelenggarakan angkutan barang serta ada stasiun yang

menyelenggarakan kedua-duanya yaitu angkutan penumpang dan barang

Berikut dibawah ini dibuatkan tabel-tabel kebutuhan jenis stasiun yang

terkait dengan pelayanan angkutan

Pada tabel 4217 sd 4218 tentang potensi angkutan penumpang dan

barang per hari serta Pada tabel 4219 sd 4220 tentang frekuensi kereta

api yang melayani suatu stasiun angkutan penumpangbarang dalam

perhitungan diketahui stasiun Nambo sd stasiun Cileunsi demikian juga dari

stasiun Antajaya sampai dengan stasiun Selajambe potensi angkutan barang

cukup tersedia sedangkan angkutan penumpang ada di semua stasiun

hanya besar kecilnya yang berbeda berdasarkan berdasarkan itu jenis

stasiun kemungkinannya sebagai berikut

Tabel 4 45 Jenis Stasiun Berdasarkan Perhitungan Moderat

Stasiun Jenis Fungsi stasiun

Nambo Stasiun operasi penumpang dan Barang Kembang Kuning Stasiun operasi penumpang dan Barang Cileungsi Stasiun operasi penumpang dan Barang Mampir Stasiun operasi dan penumpang Jonggol Stasiun operasi dan penumpang Sukagalih Stasiun operasi dan penumpang Cibatu Tiga Stasiun operasi dan penumpang Antajaya Stasiun operasi penumpang dan Barang Majalaya Stasiun operasi penumpang dan Barang Jamali Stasiun operasi penumpang dan Barang Selajambe Stasiun operasi penumpang dan Barang

4-62

Apabila volume angkutan barang dalam bentuk satuan ton sebagaimana

tercantum pada tabel 418 kita ubah dalam bentuk satuan gerbong dengan

perhitungan 1 gerbong muat 30 ton maka tabel tersebut akan berubah

menjadi sebagai berikut

Tabel 4 46 Potensi angkutan barang dalam satuan gerbong

Nama Stasiun-stasiun

Potensi Bongkar Muat Barang (gerbonghari) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo 13 15 17 20 22 25 28

Kembang Kuning 32 36 42 48 54 61 68

Cileungsi 18 21 24 27 31 35 39

Mampir 15 17 20 23 26 29 32

Jonggol 3 4 4 5 5 6 7

Sukagalih 4 4 5 6 6 7 8

Cibatu Tiga 1 1 1 2 2 2 2

Antajaya 45 52 60 68 77 87 97

Mekarjaya 23 27 31 35 40 45 50

Majalaya 29 34 39 45 50 57 64

Jamali 24 28 32 36 41 46 52

Selajambe 22 25 29 33 37 42 47

Memperhatikan jarak antar stasiun relatif dekat dan penyebaran potensi

angkutan secara tabel ada di sekitar stasiun Kembang Kuning dan stasiun

Antajaya memperhatikan juga saat ini stasiun Nambo yang dekat dengan

stasiun Kembang Kuning dan saat ini stasiun Nambo sudah beroperasi

sebagai stasiun angkutan Barang dan juga angkutan penumpang maka

diusulkan untuk stasiun barang dicukupkan saja diselenggarakan di stasiun

Nambo dan stasiun Antajaya sehingga tabel 445 dengan demikian usulan

jenis stasiun menjadi sebagai berikut

4-63

Tabel 4 47 Usulan Jenis Stasiun Berdasarkan potensi angkutan

Stasiun Jenis Fungsi stasiun

Nambo Stasiun operasi penumpang dan Barang

Kembang Kuning Stasiun operasi dan penumpang Cileungsi Stasiun operasi dan penumpang

Mampir Stasiun operasi dan penumpang

Jonggol Stasiun operasi dan penumpang

Sukagalih Stasiun operasi dan penumpang

Cibatu Tiga Stasiun operasi dan penumpang

Antajaya Stasiun operasi penumpang dan Barang

Majalaya Stasiun operasi dan penumpang

Jamali Stasiun operasi dan penumpang

Selajambe Stasiun operasi dan penumpang

4237 LAYOUT EMPLASMEN STASIUN

Berdasarkan prakiraan turun naik penumpang maupun muat bongkar barang

barang relatifnya angkutan penumpang banyaknya dimulai stasiun Nambo

sampai stasiun Selajambe sementara angkutan barang walau disepanjang

lntas tersebut ada namun voume angkutnya ada yang sedikit sehingga kalau

diselenggarakan di stasiun itu secara ekonomis akan tidak layak demikian

pula jika dilihat dari total frekuensi kereta api sampai dengan tahun 2051

masih di bawah 30 KA (lihat tabel 444) maka stasiun-stasiun disepanjang

trase untuk tahap awal masih termasuk stasiun klas kecil kecuali stasiun

Nambo Antajaya dan Cileungsi dengan beberapa catatan sebagai berikut

hearts Untuk stasiun kecil Jumlah jalur utama yang dibutuhkan cukup 2 jalur

utama selang melewati 3 atau 4 stasiun disiapkan stasiun dengan jalur

utamanya 3 jalur tujuannya untuk menyediakan jalur persilangan dan

penyusulan

hearts Perlu dipertimbangkan pada beberapa stasiun disiapkan jalur simpan

untuk kebutuhan menyimpan saranaperalatan khusus untuk

perawatan jalur (track)

hearts Di stasiun angkutan barang (Antajaya) di maka disiapkan jalur untuk

kebutuhan bongkar muat barang

4-64

hearts Di stasiun Selajambe yang akan dijadikan jalur persambungan

dengan jalur yang ada saat ini yaitu di lintas Sukabumi Ȃ

PadalarangBandung diusulkan sesuai kebutuhan

Berikut usulan-usulan konsep layout stasiun dimaksud

a Stasiun Nambo

Stasiun Nambo secara eksisiting telah ada dan merupakan stasiun

Operasi Barang dan Penumpang yang merupakan stasiun buntu Dengan

adanya trase baru Nambo Ȃ Selajambe maka persambungannya cukup

menggunakan terusan jalur II karena dari jalur II ini dapat mengakses

kesemua jalur utamanaya termasuk jalur bongkar-muat barang Jadi

kesimpulannya layout stasiun Nambo tidak perlu ada perubahan cukup

fungsi-fungsinya diatur ulang sesuai kebutuhan akses ke stasiun

berikutnya yaitu stasiun Kembang Kuning Layoutnya stasiun Nambo

saat ini sebagai berikut

Gambar 4 22 Layout emplasemen Nambo (sekarang)

Diusulkan konsep layoutnya tetap namun dilakukan perubahan fungsi

menjadi sebagai berikut

4-65

Gambar 4 23 Layout Emplasemen Stasiun Nambo (usulan)

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Nambo sbb

1) Dari Cibinong kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

2) Dari Kembang Kuning kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

3) Dari Jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke arah stasiun

Binong atau stasiun Kembang Kuning

4) Apabila jalur III penuh maka Jalur 4 dipergunakan untuk stabling

rangkaian penumpang

5) Jalur 5 6 7 dan jalur 8 dipergunakan untuk bongkar muat gerbong

barang

b Stasiun Kembang Kuning

Stasiun Kembang Kuning sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di

stasun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan KA

jalurnya cukup 2 jalur layout stasiun Kembang Kuning Sebagai berikut

4-66

Namb II Cileungsi

I

Gambar 4 24 Layout Emplasemen Stasiun Kembang Kuning

Namun dengan memperhatikan potensi awal tentang adanya besaran

angkutan penumpang di sini maka perlu disiapkan lahan untuk

penambahan jalur bongkar muat untuk KA barang kebutuhan lahan

dimaksud yaitu lahan untuk jalur yang diberi gars terputus seperti

gambar berikut

Gambar 4 25 Penyiapan lahan tambahan untuk jalur KA Barang

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Kembang Kuning

sbb

1) Dari Nambo kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Cileungsi kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberaangkatkan ke stasiun

Nambo maupun ke stasiun Cileungsi

Catatan

1) Pembangunan Jalur 3 dan 4 dilaksanakan setelah ada kepastian

negosiasi angkutan namun perhitungan penyediaan lahan untuk

kebutuhan jalur itu tetap dilakukan sejak awal

2) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

3) Panjang efektif jalur stabling gerbong minimal 180 meter

4) Panjang efektif jalur simpan buntu minimal 60 meter

Stasiun Kembang Kuning Km 3 + 500

4-67

c Stasiun Cileungsi

Stasiun Cileungsi sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi Barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan jalurnya cukup 2 jalur utama ditambah 2 jalur stabling

untuk bongkar muat rangkaian KA barang layout stasiun Cileungsi

menjadi sebagai berikut

Gambar 4 26 Layout Emplasemen Stasiun Cileungsi

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Kembang Kuning

sbb

1) Dari Kembang Kuning kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Mampir kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberaangkatkan ke stasiun

Kembang Kuning maupun ke stasiun Mampir

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

d Stasiun Mampir

Stasiun Mampir statusnya menjadi stasiun Operasi dan Penumpang di

stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya

cukup 2 jalur utama layout stasiun Mampir menjadi sebagai berikut

Cileungsi

I I Jonggol

Gambar 4 27 Layout Emplasemen Stasiun Mampir

Kembang Kuning Mampir

Stasiun Cileungsi Km 9 + 300

Stasiun Mampir

4-68

Stasiun Jonggol

Km 17 + 800

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Mampir sbb

1) Dari Cileungsi kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Jinggol kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Cileungsi maupun ke stasiun Jonggol

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

e Stasiun Jonggol

Stasiun Jonggol sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan dan persilangan secara bersamaan

jalurnya menjadi 3 jalur utama layout stasiun Jongggol menjadi sebagai

berikut

III

Gambar 4 28 Layout Emplasemen Stasiun Jonggol

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Jonggol sbb

1) Dari Mampir kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

2) Dari Sukagalih kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

3) Dari jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Mampir maupun ke stasiun Sukagalih

Catatan Panjang fektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

Mampir II I

Sukagalih

4-69

f Stasiun Sukagalih

Stasiun Sukagalih sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan jalurnya menjadi 2 jalur utama layout stasiun Sukagalih

menjadi sebagai berikut

Gambar 4 29 Layout Emplasemen Stasiun Sukagalih

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Sukagalih sbb

1) Dari Jonggol kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Cibatu Tiga kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Jonggol maupun ke stasiun Cibatu Tiga

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245

g Stasiun Cibatu Tiga

Stasiun Cibatu Tiga sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan secara bersamaan jalurnya menjadi 2 jalur utama layout

stasiun Cibatu Tiga menjadi sebagai berikut

Gambar 4 30 Layout Emplasemen Stasiun Cibatu Tiga

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Cibatu Tiga sbb

1) Dari Sukagalih kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

Sukagalih I I Cirama

Stasiun Cibatu Tiga Km 32 + 100

Jonggol I I Cibatu Tiga

Stasiun Sukagalih Km 25 + 200

4-70

2) Dari Majalaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Jsukagalih maupun ke stasiun Cirama Girang

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245

h Stasiun Antajaya

Stasiun Antajaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di stasiun ini

dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya menjadi 2

jalur utama layout stasiun Antajaya menjadi sebagai berikut

Gambar 4 31 Layout Emplasemen Stasiun Antajaya

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Anta Jaya sbb

1) Dari stasiun Cibatu Tiga kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau

II

2) Dari stasiun Mekar Galih kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau

II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Cibatu Tiga maupun ke Mekarjaya

4) Jalur 3 dan 4 merupakan jalur untuk bongkar muat KA Barang

5) Jalur smpan digunakan untuk kebutuhan penyimpanan

gerbongkereta perawatan prasarana panjang efektip minimal 60

meter

6) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

4-71

I

I

i Stasiun MekarJaya

Stasiun Mekarjaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di

stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya

menjadi 2 jalur utama layout stasiun Mekarjaya menjadi sebagai

berikut

Antajaya II Majalaya

Gambar 4 32 Layout Emplasemen Stasiun Mekar Galih

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Mekarjaya sbb

1) Dari stasiun Antajaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Majalaya KA dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Antajaya maupun ke stasun Majalaya

4) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

j Stasiun Majalaya

Stasiun Majalaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya menjadi 2

jalur utama layout stasiun Cirama Girang menjadi sebagai berikut

Mekar Jaya II Jamali

Gambar 4 33 Layout Emplasemen Stasiun Majalaya

Stasiun Majalaya Km 58 + 900

Stasiun Mekarjaya Km 52 + 100

4-72

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Cirama Girang sbb

1) Dari Mekarjaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Jamali kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Mekarjaya maupun ke stasiun Jamali

4) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

k Stasiun Gudang

Stasiun Jamali sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan dan persilangan secara bersamaan

jalurnya menjadi 3 jalur utama layout stasiun Gudang menjadi sebagai

berikut

Gambar 4 34 Layout Emplasemen Stasiun Jamali

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Jamali menjadi sbb

1) Dari Stasiun Majalaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

2) Dari stasiun Selajambe kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

3) Dari jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Majaaya maupun ke stasiun Selajambe

4) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

Stasiun Jamali Km 68 +600

Jalur Luncur Majalaya

I Selajambe

II

III Jalur Luncur

4-73

5) Di terusan jalur I kiri dan diterusan jalur III kanan disiapkan jalur

luncur tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Selajambe ke jalur I

dan dari stasiun Cirama Girang ke III

6) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

7) Panjang jalur luncur minimal 100 meter

l Stasiun Selajambe

Stasiun Selajambe sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang terletak di jalur Lintas Cianjur -

Padalarang di tempat ini semula hanya berupa petak jalan antara Cianjur

Ȃ Ciranjang dahulunya merupakan perhentian (shelter) namun

perkembangannya karena makin berkurangnya penumpang maka

shelter ini ditutup menjadi jalur petak jalan Dengan adanya trase baru

Nambo-Cianjur maka tempat ini berubah menjadi stasiun persimpangan

yang menghubungkan dua lintas tersebut

Jalur eksisting di Selajambe secara skematis seperti berikut

Gambar 4 35 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (sekarang)

Konsep usulan layout stasiun Selajambe semula diusulkan sebagai

berikut

Gambar 4 36 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (usulan)

4-74

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Selajambe menjadi

sebagai berikut

1) Dari Stasiun Jamali kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Cianjur kereta api dapat dimasukan ke jalur II atau III

3) Dari jalur I kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Jamali

maupun ke stasiun Ciranjang

4) Dari jalur II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Jamali

Cianjur maupun ke stasiun Ciranjang

5) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

6) Di terusan jalur I kanan disiapkan jalur luncur tujuannya untuk

memungkinkan pemasukan kereta api secara bersamaan antara KA

yang masuk dari stasiun Jamali ke jalur I dan dari stasiun Cianjur

Ciranjang ke jalur II atau III

7) Demikian juga di terusan jalur III kanan disiapkan jalur luncur

tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Ciranjang ke alur I

atau II dan dari stasiun Cianjur ke jalur III

8) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

9) Panjang jalur luncur minimal 100 meter

Jika stasiun Selajambe usulannya diterima sebagai stasiun dipo kereta dan

lokomotif maka konsep usulan layout stasiun di atas diubah menjadi sebagai

berikut

Gambar 4 37 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (usulan -2)

4-75

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Selajambe menjadi

sebagai berikut

1) Dari Stasiun Gudang kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Cianjur kereta api dapat dimasukan ke jalur II atau III

3) Dari jalur I kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun JGudang

maupun ke stasiun Ciranjang

4) Dari jalur II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Gudang

Cianjur maupun ke stasiun Ciranjang

5) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

6) Di terusan jalur I kanan disiapkan jalur luncur tujuannya untuk

memungkinkan pemasukan kereta api secara bersamaan antara KA

yang masuk dari stasiun Gudang ke jalur I dan dari stasiun Cianjur

Ciranjang ke jalur II atau III

7) Demikian juga di terusan jalur III kanan disiapkan jalur luncur

tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Ciranjang ke alur I

atau II dan dari stasiun Cianjur ke jalur III

8) Pergerakan kereta atau lokomotif yang akan menuju ke jalur dipo

melalui jalur III jalur 4 digunakan untuk stabling sementara sebelum

keretalokomotif dirawat di dipo

9) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

10)Panjang jalur luncur minimal 100 meter

11)Panjang jalur di dipo disesuaikan dengan ketentuan yang ada di SK

Direksi PT KAI

4-76

T INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

m Posisi stasiun-stasiun di Lintas Nambo - Selajambe

Gambar 4 38 Posisi stasiun - stasiun di Lintas Nambo - Selajambe

4-77

4238 WAKTU PERJALANAN DAN PERFORMANSI (KINERJA)

TRAINSET

1 Waktu Perjalanan Kereta Api

Berdasarkan tabel 433 sd tabel 440 perihal waktu perjalanan kereta api

dapat diketahui Waktu Perjalanan KA dari Selajambe ke Nambo dan

sebaliknya Untuk KA barang perjalannya dari Antajaya ke Nambo Ȃ Jakarta

Gudang dan sebaliknya Ringkasan waktu perjalanan KA Penumpang dan KA

barang tercantum di tabel 439 dan 440

Waktu perjalanan tersebut di atas belum memperhitungkan waktu tunggu

(dwelling time) di stasiun awal dan tujuan kebutuhan waktu tersebut untuk

KA Penumpang dihitung (2 x 30) menit = 60 menit yaitu untuk kebutuhan

langsir lokomotif dan kebutuhan pengecekan keandalan rangkaian Untuk

KA barang dihitung untuk kebutuhan loding amp unloading muatan serta

pemeriksaan keandalan rangkaian butuh waktu (2 x 10 gd x 15) menit = 300

menit kebutuhan loading unloading akan sangat tergantung pada peralatan

bm itu sendiri serta jenis angkutannya (gerbong datar tertutup ketelan

atau lainnya)

Berdasarkan penjelasan di atas maka lama perjalanan untuk menghitung

kebutuhan sarana (kereta gerbonglokomotif) tabel 439 dan 440 menjadi

sebagai berikut

Tabel 4 48 ȀDzdz

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan amp DW WP KL

menit menit menit 4 kereta (180 ton) 73 120 193 6 kereta (270 ton) 88 120 208 8 kereta (360 ton) 100 120 220 10 kereta (450 ton) 115 120 235 Keterangan K = Kereta L = Lok DW = Dwelling Time

4-78

Tabel 4 49 ȀDzdz

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan amp DW WP GL

menit menit menit 8 kereta (360 ton) 318 300 618 10 kereta (450 ton) 325 300 625 Keterangan G = Gerbong L = Lok DW = Dwelling Time

2 Kinerja Trainset Sarana Perkeretaapian

Waktu operasi perjalanan kereta api diasumsikan sama dengan Waktu

operasi KRL Jabodetabek yaitu 0400 sd 2400 artinya selama 1200 menit

waktu perawatan 2400 sd 0400 atau selama 240 menit

Berdasarkan waktu operasi dan waktu tempuh (waktu perjalanan KA)

sebagaimana tercantum di tabel 448 sd tabel 449 termasuk waktu tunggu

terminal di stasiun keberangkatan dan di stasiun tujuan maka dapat

diketahui kemampuan kinerja (Performa) suatu rangkaian kereta api di

lintas tersebut dengan pola perhitungan (Waktu OperasiWPK) x C trip

dan (Waktu OperasiWPG) x C trip hasil perhitungannya seperti tercantum

di tabel-tabel berkut

Tabel 4 50 Kinerja Trainset KA Penumpang

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Coefisien

Waktu Op Kenerja

1 Trainsets Kenerja

TS pembulatan Operasi WP KL 4 kereta (180 ton) 1200 193 08 50 5 6 kereta (270 ton) 1200 208 08 46 5 8 kereta (360 ton) 1200 220 08 44 4 10 kereta (450 ton) 1200 235 08 41 4

Tabel 4 51 Kinerja Trainset KA Barang

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Coefisien

Waktu Op Kenerja

1 Trainsets Kenerja

TS pembulatan Operasi WP KL 8 gerbong (360 ton) 1200 618 08 16 2 10 gerbong (450 ton) 1200 625 08 15 2

4-79

4239 KEBUTUHAN SARANA PERKERETAAPIAN

1 Perhitungan kebutuhan sarana perkeretaapian

Kebutuhan sarana perkeretaapian (kereta gerbong dan lokomotf) dihitung

berdasarkan kebutuhan Frekuensi kereta api dibagi WPG atau WPK

Kebutuhan sarana trainsets dihitung dengan cara frekuensi KA di tahun itu

dibagi dengan kinerja atau performa trainset dalam 1 hari (lihat tabel 450

dan tabel 451 ) dalam tahun yang sama Hasil perhitungan kebutuhan sarana

terdiri atas kebutuhan Siap Operasi (SO) cadangan amp Armada sarana

Siap operasi artinya sarana yang siap digunakan untuk perjalanan kereta api

stelah melalui uji kelaikan jalan cadangan adalah sarana yang siap

digunakan manakala ada kebutuhan pengganti sarana yang siap operasi

yang mengalami gangguan nilainya 10 dari SO Armada adalah seluruh

sarana yang dimiliki perusahaan baik yang siap operasi cadangan maupun

sarana yang sedang dalam perawatan di Depo maupun balai Yasa Armada

dihitung 115 x (SO + Cadangan)

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka armada yang dibutuhkan adalah

sebagai berikut

Tabel 4 52 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 2 2 2 3 3 3 4 6 kereta 1 1 2 2 2 2 3 8 kereta 1 1 1 2 2 2 2 10 kereta 1 1 1 1 1 2 2

Tabel 4 53 Kebutuhan Sarana Trainsets Siap Operasihari

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 2 2 3 3 3 4 4 6 kereta 1 2 2 2 2 3 3 8 kereta 1 1 2 2 2 2 3 10 kereta 10 11 1 2 2 2 2

4-80

Tabel 4 54 Kebutuhan Sarana Trainsets Siap Operasi + Sarana untuk Dzdz

Perhitungan Moderat dengan

Rangkaianberat Jumlah Trainsets (TS) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 TS 4 Kereta 180 ton 2 2 2 3 3 3 4 TS 6 Kereta 270 ton 1 1 2 2 2 2 2 TS 8 Kereta 360 ton 1 1 1 1 1 2 2 TS 10 Kereta 450 ton 1 1 1 1 1 1 1 Keterangan pecahan dibulatkan secara otomatis oleh system excel Cad = Cadangan

Tabel 4 55 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 3 3 3 4 4 5 5 6 kereta 2 2 2 3 3 3 4 8 kereta 2 2 2 2 3 3 3 10 kereta 1 1 2 2 2 2 3

Demikian pula untuk kebutuhan armada sarana KA barang (trainsets

gerbong) sebagai berikut

Tabel 4 56 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 2 3 3 3 4 4 10 kereta 2 2 2 2 3 3 3

Tabel 4 57 Kebutuhan Sarana Trainsets Gerbong yang Siap Operasi dan Perawatan

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 3 3 3 4 4 5 10 kereta 2 2 2 3 3 3 4

Tabel 4 58 Kebutuhan Sarana Trainsets Gerbong yang siap operasi

Perawatan Sarana dan Cadangan

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 3 3 4 4 5 5 10 kereta 2 2 3 3 3 4 4

4-81

Tabel 4 59 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 3 3 4 4 5 5 6 10 kereta 2 3 3 3 4 4 5

2 Resume atas kebutuhan sarana kereta api barang dan penumpang

Kebutuhan saarana perkeretaapian (Kereta gerbong dan Lokomotif) yang

dimaksud dalam butir 1 di atas satuannya adalah satu trainsets artinya satu

rangkaian kereta api penumpang atau barang

Menelaah pada karakteristik lintas bahwa lintas Selajambe Ȃ nambo pada

dasarnya merupakan lintas penyangga untuk transportasi angkutan

perkotaan tuntutan angkutan perkotaan adalah kecilnya headway itu yang

diharapkan oleh pengguna waktu perjalanan berdasarkan tabel 439 secara

berturut-turut mulai 73 88 100 dan 115 menit dan berdasarkan tabel 453

kebutuhan sarana secara berturut-turut di tahun terakhir kebutuhan

penyediaan rangkaian 4 3 3 dan 2 trainset maka pada saat tahun-tahun

awal operasi sebaiknya trainsets cukup terdiri dari 1 lok + 4 kereta sehingga

headwaynya jika penyediaan 2 TS maka headway bisa mencapai lk 75

menit untuk satu arah yang sama jika disediakan 4 TS maka headwaynya lk

35 - 40 menit untuk 1 arah yang sama

Untuk KA Barang yang utama volume angkutan bisa terangkut dalam hari

itu selisih waktu perjalanan antara 159 menit dengan 163 menit tidak

begitu jauh maka kebutuhan trainset per KA tentu yang maksimal yaitu 10

gerbong dengan kebutuhan armada di tahun terakhrnya (2051) 5

rangkaian KA barang Dengan catatan jika akan menggunakan lintas Citayam

Ȃ Jakarta Gudang maka kemungkinan hanya 2 atau 3 KA yang mungkin dapat

ditampung di waktu kerja perawtan ( 2400 Ȃ 0400) jika pembangunan

Cileungsi Ȃ BekasiCikarang telah beroperasi maka semua potensi angkutan

penumpang di lintas baru ini bisa terlaksana

4-82

Kesimpulan

hearts Angkutan penumpang perlu disediakan untuk siap operasi minimal 2

trainsets (4 kereta + 1 lok) untuk menuju headway 75 menit per

jurusan atau 4 trainsets (4 kereta + 1 lok) untuk headway 40 menit

per jurusan frekuensi KA dapat mencapa 26 KAhari

hearts Angkutan barang perlu disediakan untuk siap operasi minimal 2

rangkaian KA (10 gerbong + 1 lok) untuk menuju headway 163

menit per jurusan atau 4 rangkaian KA (10 gerbong + 1 lok) untuk

headway 85 menit per jurusan frekuensi KA dapat mencapa 8

KAhari atau (4 DPK +4DPI)

hearts Kebutuhan untuk cadang+ Perawatan cukup 1 Trainset (1KA)

hearts Khusus untuk kereta api barang apabila operasi ke lintas Citayam Ȃ

Jakarta Gudang tidak memungkinkan maka perjalanan kereta api

barang ini akan di mulai setelah pembangunan jalur baru Cileungsi Ȃ

BekasiCikarang sidah dapat dioperasikan jadi relatifnya mungkin

baru dapat dimulai di tahun 2031 atau lebih awal dari tahun tersbut

42310 KEBUTUHAN DIPO SARANA PERKERETAAPIAN

1 Lokasi Depo di Jaringan pelayanan Daop 1 dan Daop 2

Depo sarana perkeretaapian adalah suatu tempat untuk merawat sarana

yaitu perawan harian untuk sarana yang dioperasikan jenis Depo ada 3 jenis

yaitu Depo lokomotif Depo kereta dan Depo gerbong perawatan untuk KRL

atau KRD dilakukan di Depo kereta Untuk perawatan berkala 2 tahunan dan

4 tahunan diselenggarakan di Balai Yasa

Tempat Depo yang ada di daop 1 Jakarta saat ini ada di 5 lokasi yaitu di

Jakarta Tanahabang Jatinegara Manggarai dan Depok kesemuanya Depo

KRL seperti tercantum di gambar ini

4-83

Gambar 4 39 Lokasi Depo Perkeretaapian

Sedangkan di Daop 2 Bandung terdapat depo rangkaian kereta dan lokomotif

terdapat di Bandung Banjar (sub Depo) dan Cianjur

Kebutuhan dipo untuk trase studi ini karena kebutuhan sarana keretaapinya

masih sedikit mungkin perlu penjajagan lebih lanjut di depo Cianjur karena

perawatan disana masih relatif sedikit

Beberapa informasi tentang jaringan lintas pelayanan Jabodetabek dan

Sukabumi Ȃ Cianjur Ȃ Bandung dapat diinformasikan sebagai berikut

4-84

a Jabodetabek

Gambar 4 40 Jarak Stasiun dan Halte Berdasarkan Operasi KA Sistem Feeder

Jarak antar stasiunshelter di jaringan pelayanan angkutan KA Komuter di

Jabodetabek antara 075 km sampai dengan 78 km

Panjang jarak antar stasiunshelter dengan stasiushelter tersebut di atas

dapat dijadikan acuan jika di trase Cileungsi Ȃ Cianjur ini akan dijadikan

jaringan pelayanan angkutan kereta api komuter sebagai feeder jaringan

pelayanan angkutan kereta api Jabodetabek

Stasiun Nambo merupakan stasiun dengan emplasemen panjang ( panjang

jalur utamanya lebih dari 450 meter) dan layout stasiun Nambo berdasarkan

Gapeka tahun 2019 nampak seperti berikut

4-85

Gambar 4 41 Gambaran Gapeka Untuk Stasiun Nambo

b Sukabumi Ȃ Cianjur Ȃ Bandung

Berdasarkan kajian topografi sementara akhir kajian trase Cieungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur ini akan bertemu dengan Tempat Perhentian (shelter)

Selajambe Shelter Selajambe ini berada di jaringan pelayanan angkutan

kereta api Daerah Operasi 2 Bandung terletak di km 104 + 888 antara

stasiun Cianjur dengan stasiun Ciranjang Berikut cuplikan posisi

Selajambe dari Gapeka tahun 2019 sebagai berikut

Gambar 4 42 Gambaran Gapeka Untuk Stasiun Selajambe

Stasiun Nambo

Km 51 + 077

4-86

Cuplikan Informasi Sukabumi Ȃ Cianjur pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 43 Gambaran Gapeka Sukabumi-Cianjur

4-87

Cuplikan Informasi Cianjur Ȃ Padalarang pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 44 Gambaran Gapeka Cianjur-Padalarang

4-88

Cuplikan Informasi Padalarang - Bandung pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 45 Gambaran Gapeka Padalarang-Bandung

Dari gambar 441 sd 444 dapat diketahui beberapa informasi diantaranya

1 Gradient (lereng penentu di lintas Sukabumi Ȃ Padalarang tercatat

sebagai berikut

a Koridor Sukabumi Ȃ Cirengas gradient 20 dan 25 permil

b Koridor Cirengas Ȃ Lapegan gradient 25 permil

c Koridor Lampegan Ȃ Cibeber gradient 33 permil

d Koridor Cibeber Ȃ Cianjur gradient 14 dan 24 permil

e Koridor Cianjur Ȃ Ciranjang gradient 25 permil

f Koridor Ciranjang Ȃ Cipatat gradient 18 dan 25 permil

g Koridor Cipatat Ȃ Tagogapu gradient 20 dan 38 permil

h Koridor Tagogapu Ȃ Padalarang gradient 40 permil

i Koridor Padaarang Ȃ Bandung gradient maksimum 16 permil

2 Jari-jari lengkung terkecil ada yang sampai 150 meter

3 Jenis perangkat persinyalan di Sukabumi Ȃ Tagogapu persinyalan

mekanik sedangkan Padalarang Ȃ Bandung persinyalan elektrik

4-89

Bogor

Cianjur

Sukabumi Bandung

Lintas yang berhubungan dengan trase Cileungsi Ȃ SelajambeCianjur

Gambar 4 46 Lintas yang Berhubungan Dengan Trase Cileungsi-Jonggol-

Cianjur

2 Analisa kebutuhan Depo di lintas Nambo ndash Selajambe

a Bahwa perjalanan kereta api yang akan digunakan di lintas Nambo-

Selajambe kemungkiannnya sarana perkeretaapian terdiri dari

rangkaian yang menggunakan tenaga gerak tersediri yakni untuk

kereta api barang berupa gerbong dan lokomotif dan untuk kereta api

penumpang berupa kereta dan lokomotif tidak menutup

kemungkinan juga untuk kereta api penumpang berupa kereta api rel

diesel (KRD)

4-90

Dengan demikian kebutuhan Depo yaitu Depo kereta Depo lokomotif

dan Depo gerbong Depo-Depo dimaksud lokasinya dapat terpisah

dibeberapa stasIun dapat pula bersatu dalam satu stasiun asalkan

kebutuhan lahannya cukup tersedia

b Bahwa titik awal dan akhir yaitu antara Nambo Ȃ Selajambe dengan

rincian kebutuhan KA penumpang ada di sepanjang lintas atau asal-

tujuan perjalanan KA di lintas studi yaitu Nambo Ȃ Selajambe

sedangkan angkutan KA barang hanya ada di Nambo sampai dengan

Cileungsi seleihnya potensinya sangat kecil maka lokasi stabling

dan Depo lokomotif kereta ataupun gerbong sebaiknya lokasi dekat

dengan stasiun asal-tujuan itu Tujuannya yaitu untuk menghindari

adanya perjalanan kereta api dinas antar stasiunlintas yang

berdampak akan mengurangi slot waktu untuk perjalanan kereta api

komersial lainnya

c Bahwa di Daop 1 terdapat beberapa Depo namun mayoritas Depo

KRL sementara Depo kereta dan lokomotifnya jauh dari stasiun lintas

studi Nambo - Selajambe

d Bahwa di Daop 2 terdapat pula 1 Depo (kereta gerbong dan

lokomotif) yaitu di Bandung dan 1 lagi sub Depo (Depo kecil) di

stasiun Cianjur yang saat ini sudah tidak digunakan

e Alternatif pemilihan lokasi menjadi sebagai berikut

1) Stasiun Nambo

2) Stasiun Selajambe

3) Stasiun Cianjur

Analisa ketiga lokasi di atas sebagai berikut

Stasiun Nambo dipertimbangkan karena Nambo merupakan Awal amp

akhir perjalanan sehinggga keluar masuk sarana dari stasiun ke Depo

atau sebaliknya tidak melalui petak jalan sehingga kapasitas lintas

tidak terganggu Namun lahan di stasiun ini sudah cukup padat dan

4-91

operasi kereta api di stasiun ini cukup sibuk karena adanya angkutan

bongkar muat barang serta angkutan naik turun penumpang KRL

Stasiun Selajambe dipertimbangkan karena Selajambe merupakan

Awal amp akhir perjalanan sehinggga keluar masuk sarana dari stasiun

ke Depo atau sebaliknya tidak melalui petak jalan sehingga kapasitas

lintas tidak terganggu Lahan di stasiun ini dilihat dari foto drone

lahan masih cukup tersedia berupa lahan kebun atau pesawahan

namun perlu pegkajian lebih lanjut Saat ini Selajambe masih berupa

jalur kereta api di petak jalan antara stasiun Cianjur dengan stasiun

Ciranjang operasi kereta api di lintas ini semula non aktif sekarang

mulai 22 September mulai diaktifkan kembali dan kereta api yang

dioperasikan baru kereta api penumpang yang diberi nama KA

Siliwangi dengan relasi Sukabumi Ȃ Cpatat dengan 3 kali perjalanan

ulang alik jadi relatif frekuensi perjalanannya masih sedikit

Berikut ini foto situasi lahan di jalur Selajambe tempat pertemuan

jalur lintas Nambo Ȃ Selajambe dengan lintas Cianjur Ȃ Padalarang

4-92

Gambar 4 47 Ttitik pertemuan jalur KA di Selajambe

Stasiun Cianjur dipertimbangkan karena di Cianjur ada terdapat

jalur bekas emplasemen sub Depo lokomotif namun kelihatannya kecil

perlu kajian lanjut di stasiun cianjur sementara ini hanya melayani

kereta api dari arah Bogor sedang ke arah Bandung masih non aktif

Jika Cianjur menjadi pilihan ada beberapa aspek kelemahan yatu

akan terjadi penggunaan petak jalan untuk kepentingan pergerakan

rangkaian KA dinas dari Cianjur ke Selajambe atau sebaliknya

sehingga kapasitas lintas untuk KA komersial menjadi berkurang

kelemahan lain yaitu pergerakan kereta api dari Nambo ke Cianjur

melalui Selajambe atau sebaliknya akan terjadi penambahan waktu

untuk kebutuhan langsir di stasiun Selajambe karena lokomtif harus

di langsir terlebih dahulu guna memindahkan lokomotif ke arah

muka-nya Ilustrasi arah wesel di stasiun Selajambe sebagai berikut

4-93

Cianjur Ciranjang

Nambo

Selajambe

Gambar 4 48 Ilustrasi arah wesel di stasiun Selajambe

Kondisi eks bangunan Sub Depo Canjur seperti foto berikut

Gambar 4 49 Foto kondisi Sub Depo Canjur

Layout stasiun Cianjur seperti gambar berikut

4-94

Gambar 4 50 Gambar Layout emplasemen Cianjur

Keterangan Posisi area sub Depo ada di atas jalur I

Rekomendasi memperhatikan pertimbangan-pertimbangan di atas

diusulkan Stasiun Selajambe menjadi prioritas pertama untuk

dijadikan lokasi Depo kereta maupun Depo lokomotif

Jika demikian maka usulan layout untuk stasiun Selajambe

sebagaimana yang tercantum perlu ditambah emplasemen

Depolokomotif dan kereta maka usulannya menjadi sebagai berikut

Gambar 4 51 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe dengan Depo

4-95

Catatan

1 Jumlah jalur Depo masing-masingnya ada 6 jalur (2 jalur kolong

1 jalur cuci 2 jalur stabling 1 jalur cuci) dan 1 Jalur putar

lokomotif SK Direksi PT KAI nomor KEPUKR203II2KA-2017

tanggal 27 Februari 2017 tentang Standar Fasilitas Minimum

pemeriksaan da Perawatan Sarana Perkeretaapian

2 Sudut wesel-wesel di Depo 1 10 Sedangkan untuk emplasemen

stasiun di jalur utama 1 12

3 Kebutuhan Depo gerbong ini mungkin tahapan ke-2 atau

selanjutnya dengan memperhatikan potensi angkutan barang

terbanyaknya di 3 stasiun yaitu Nambo Kembang Kuning dan

Cileungsi Sementara ke stasiun-stasiun selanjutnya sampai

dengan stasiun Selajambe untuk angkutan barang sangan kurang

bahkan tidak ada

Jadi untuk Depo gerbong kemungkinannya di Kembang Kuning

atau Cileungsi perlu kajian lebih lanjut

43 KAJIAN LINGKUNGAN

431 RONA LINGKUNGAN AWAL DAN PENGGUNAAN LAHAN

4311 WILAYAH ADMINISTRASI

Rencana pembangunan alternatif terpilih jalur KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

Cianjur direncanakan untuk melayani 2 kabupten yaitu Kabupaten Bogor dan

Kabupaten Cianjur Trase terpilih akan melewati 11 Kecamatan dan 36 Desa

Adapun secara lebih lengkap wilayah administrasi yang terlintas dapat

dilihat pada tabel dibawah ini

4-96

Tabel 4 60 Wilayah Administrasi Yang Akan Dilewati Rencana Trase Jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Kabupaten Kecamatan Desa Panjang (Km) Bogor Klapanunggal Nambo 1826179

Kembang Kuning 2383610 Klapanunggal 2027496

Cileungsi Dayeuh 2997430 Mampir 2615386 Situsari 3341201 Cipeucang 1467982

Jonggol Sukamanah 3444377 Jonggol 1343025 Weninggalih 0962314 Sirnagalih 1854014 Sukagalih 2808869

Cariu Tegalpanjang 1086471 Cariu 2194792 Mekarwangi 0044786 Karyamekar 0067138 Cibatutiga 2861771 Bantarkuning 3137401

Tanjungsari Antajaya 5118492 Buanajaya 9399293

Cianjur Cikalong Kulon Mekarsari 2752543 Majalaya 4288837

Mekarjaya 3183148 Padajaya 4479940

Sukaresmi Sukamahi 0419751 Cikancana 0413566

Mande Ciandam 1164549 Jamali 3447056 Mulyasari 1409053 Bobojong 1247993

Karang Tengah Sukajadi 0518605 Sukasarana 0641814 Ciherang 0881372

Sukaluyu Sukasirna 0756055 Selajambe 1808824

Panjang Total 78997721 Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-97

4312 KARAKTERISTIK TOPOGRAFI

Rencana jalur KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur berada di wilayah Kabupaten

Bogor Bagian Selatan yang memiliki kelandaian beragam mulai dari

kemiringan lereng 0-8 sampai gt40 Topografi relatif landai di daerah Kec

Gunung Putri Kec Cileungsi dan Kec Jonggol kemudian semakin ke selatan

di daerah Kec Cariu dan Kec Cikalong Kulon ketinggian meningkatkan dan

topografi bergelombang mengikuti kontur perbukitan dengan tingkat

kemiringan agak curam hingga sangat curam dan kembali landai sampai Kec

Selajambe Untuk lebih jelas mengenai informasi topografi dapat dilihat pada

gambar dibawah ini Identifikasi ini merupakan hasil overlaysuperimpose

kebutuhan lahan kereta dengan peta kemiringan lahan

Gambar 4 52 Kesesuaian Trase Rencana Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur dengan Kelandaian Wilayah

Sumber DEMNAS dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-98

Gambar 4 53 Wilayah Kemiringan Lereng yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4313 IKLIM

Suhu udara di Kabupaten Bogor rata-rata berkisar antara 227degC sampai

3160C Suhu udara maksimum terjadi pada bulan September yaitu 360degC

sedangkan suhu udara minimum terjadi pada 192degC Jumlah curah hujan

rata-rata tertinggi di Kabupaten Bogor terjadi pada Bulan Januari dengan

curah hujan sebesar 53623 mm sedangkan curah hujan terendah terjadi

pada Bulan Agustus dengan jumlah curah hujan 1098 mm

Secara umum Kabupaten Cianjur beriklim tropis lembab dengan suhu udara

minimum 18deg yang biasanya terjadi pada bulan Maret Ȃ April sedangkan

suhu maksimal adalah 24deg yang biasanya terjadi pada bulan Oktober Ȃ

November dengan kelembaban nisbi berkisar antara 80 - 90 Pada bulan

November Ȃ Maret angin bertiup ke arah tenggara yang biasanya berkaitan

dengan musim kemarau Adapun puncak musim kemarau terjadi pada bulan

Agustus sedangkan puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember-

Januari Kondisi curah hujan di Kabupaten Cianjur sangat bervariasi Curah

4 - 8 17

2 - 4 22

Kemiringan gt55 0

8 - 16 42

16 - 35 18

35 - 55 1

4-99

hujan rata-rata di wilayah pesisir berkisar antara 11204 mmtahun sampai

dengan 3543 mmtahun

4314 KARAKTERISTIK GEOLOGI

Tatanan geologi di wilayah kajian dan disekitarnya sangat kompleks dan

beragam Dari yang tua ke muda adalah Satuan Batugamping Pasiran

Selang-seling Batulempung (Formasi Parigi) yang berumur Miosen Tengah

(N13Ȃ N14) diendapkan pada lingkungan laut dangkal yaitu pada neritik tepi

(5-20 m) hingga neritik tengah (20-100 m) Selaras di atasnya diendapkan

satuan batulempung (Formasi Subang) yang berumur Miosen Akhir (N15 Ȃ

N18) pada lingkungan laut dangkal yaitu pada neritik tengah (20-100 m)

Pada Kala Pliosen yang menerus hingga Pleistosen (Plio-Plistosen) terbentuk

Satuan Intrusi Andesit serta satuan batuan produk gunungapi tak terurai

yang diendapkan pada lingkungan pengendapan darat dengan mekanisme

pengendapan pyroklastik (proximal volcaniclastic facies Visser1972) Pada

kala holosen satuan aluvial sungai menutupi satuan-satuan yang lebih tua

yang tersingkap di daerah penelitian

StrukturȂstruktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa

struktur lipatan dan patahan yang terjadi dalam satu fase tektonik yaitu

pada Kala Miosen Akhir menerus hingga Kala Plistosen dengan gaya utama

berarah barat utara Ȃ selatan yaitu N 5deg E Struktur lipatan berupa Sinklin

Sukajadi Antiklin Medalsari Sinklin Kutamekar Antiklin Cikutamahi Sinklin

Cibatutiga Antiklin Struktur patahan yang berkembang berupa Sesar Naik

Cibeet Sesar Mendatar Cibatutiga Sesar Mendatar Kutamekar Sesar

Mendatar Medalsari Sesar Mendatar Bantarkuning Sesar Mendatar

Cikutamahi

Morfologi dari dataran hingga perbukitan terjal serta banyaknya

patahanlipatan di wilayah kajian Ketentuan teknis perkeretaapian yang

mengharuskan lintasan agar tetap menjaga kelandaian dan lengkung

maksimum sesuai standar mengakibatkan rencana pembangunan jalur

4-100

kereta ini tetap melintasi beberapa sesar yang ada Namun aspek geologi pun

sudah menjadi pertimbangan dalam penentuan trase rencana pembangunan

jalur kereta ini dan sudah meminimalisir perpotongan jalur kereta dengan

patahan Untuk melihat bagaimana kondisi geologi diwilayah kajian dapat

dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 4 54 Kondisi Geologi di Wilayah Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

Qa ALUVIUM Lempung lanau pasir Kerikil Kerakal

dan Bongkah

Qyg BREKSI DAN LAHAR DARI

G GEDE (0-100 M)

Qot HASIL GUNUNGAPI

TERTUA (0-550 M)

BREKSI DAN LAVA

Batupasir tufan serpihan tufan breksi

tufan dan aglomerat tufan Membentuk

dataran Cianjur

Breksi andesit piroksen bersisipan dengan

lava andesit Umumnya terpropilitasi

Membentuk daerah perbukitan luas yang

terpisah yang dikelilingi Qyg dekat Cianjur

4-101

Qos BATUPASIR TUFAN DAN

KONGLOMERAT (0-60M)

Qav SATUAN BATU PASIR

TUFAN DAN

KONGLOMERAT

Qoa SATUAN BATUPASIR

KONGLOMERAT DAN

BATULANAU

Batupasir Tufan dan Konglomerat berasal

dari endapan lahar Qob Satuan ini

menempati sebagian besar dataran Plered

dan tanah meja di timurlaut Purwakarta

Batupasir tufan konglomerat Tuf dan

Breksi

Batupasir konglomerat batulanau dan

batupasir

TMk Formasi Klapanunggal Batugamping koral sisipan batugamping

pasiran napal batupasir kuarsa glokonitan

hijau

Tms FORMASI SUBANG Batupasir bersisipan betulempung

Msc ANGGOTA

BATULEMPUNG FORMASI

SUBANG (2900M)

Mdm ANGGOTA NAPAL DAN

BATU PASIR KUARSA

FORMASI JATILUHUR

Mttb ANGGOTA BREKSI

FORMASI CANTAYAN (0-

1700 M)

Umumnya batulempung yang mengandung

lapisan-lapisan dan modula batugamping

napalan keras napal dan lapisan-lapisan

batu gamping abu-abu tua setebal 2 atau 3

m Kadang-kadang mengandung sisipan

batupasir glaukorit hijau

Napal abu-abu tua batulempung dan

serpih lempungan dengan sisipan-sisipan

batupasir kuarsa kuarsit dan batugamping

napalan

Breksi polimik mengandung komponen-

komponen bersifat basal andesit dan

batugampingkoral bersisipan batupasir

andeit pada bagian atas Di beberapa

tempat mengandung juga batuan-batuan

intrusive

4-102

Mtte ANGGOTA

BATULEMPUNG FORMASI

CANTAYAN (0-2200M)

ha Andesit Horblenda Dan

Porfir Diorit Horelblenda

vi VITROFIR PORFIR BASAL

DAN DOLERIT

Batulempung serpih tuf mengandung

belerang lignit dan kongkresi-kongkresi

batulempung sisipan-sisipan batugamping

Intrusi-intrusi yang umumnya terusun dari

plagioklas menengah dan horenblenda di

sekitar G Anggabuwana dan G Parang

vitofir putih atau abu-abu muda

kemungkinan bersusun andesit didaerah

sekitar G Congkrang Breksi magma dan

tuf breksi bewarna muda yang bersusunan

sama dengan vitrofitnya dekat G karung

Porfir basal didaerah sekitar Pr Buluh dan

sedikit disebelah baratnya diorit yang

hanya membentuk tubuh-tubuh kecil yang

rombakannya tersebar di lereng-lereng

Selain itu dikaji pula daya dukung geologi dengan pemodelan superimpose

dari sumberdaya geologi seperti topografi morfologi perkerasan jenis

batuan jenis tanah hidrogeologi dan kendala geologi seperti kebencanaan

geologi yaitu kawasan rawan bencana gempabumi dan gerakan tanah yang

dianalisis menggunakan sistem informasi geospasial (SIG) Dari kajian

tersebut akan mendapatkan beberapa klasifikasi dayadukung leluasa sampai

tidak leluasa yang dijadikan pertimbangan sebagai potensi untuk keleluasaan

untuk pembangunan Untuk melihat bagaimana kondisi daya dukung geologi

diwilayah kajian dapat dilihat pada gambar dibawah ini

4-103

Gambar 4 55 Kondisi Daya Dukung Geologi di Wilayah Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

Gambar 4 56 Panorama sebagian morfologi di dalam blok Jonggol a) Morfologi

pedataran aluvium di dalam lembah Sungai Cibeet dengan latar belakang perbukitan vulkanik dan intrusi batuan beku komplek Sanggabuana B) Morfologi pedataran

4-104

aluvium dan perbukitan vulkanik bergelombang lemah di sekitar aliran Sungai

Cipamingkis c) Morfologi kerucut intrusi granodiorit dengan latar belakang perbukitan vulkanik terjal d) Morfologi perbukitan bergelombang lemah dan

pedataran disusun oleh batuan vulkanik muda dan aluvium Sumber Foto Haryanto

Gambar 4 57 Lapisan batupasir kuarsa dengan sisipan tipis batulempung Formasi

JatiluȋȌȋȌǡDzdzFormasi Jatiluhur disertai lipatan seret akibat sesar minor Lokasi Sungai Cibeet Struktur Dzdz13ǡt sesar

minor Lokasi Sungai Cibeet (tengah) Granodiorit (ha) (kanan) Sumber Foto Haryanto

4315 SEBARAN WILAYAH RAWAN BENCANA

Berdasarkan hasil data primer maupun sekunder trase rencana

pembangunan jalur kereta api cileungsi-jonggol-cianjur memiliki kawasan

yang berpotensi terhadap bencana seperti bencana geologi gempa bumi

rawan gerakan tanah serta bencana lainnya seperti kebakaran banjir dll

Gempa bumi termasuk salah satu bencana alam yang tidak dapat diprediksi

kapan akan terjadi Fenomena ini terjadi karena berbagai faktor penyebab

diantaranya yaitu pergeseran lempeng letusan gunung berapi dan faktor

non alam akibat aktivitas manusia yang dapat menimbulkan gempa bumi

Melihat Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi di Jawa Barat Rencana trase

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur memiliki Kawasan berpotensi

terlanda goncangan gempabumi dengan intensitas VII-VIII MMI (Modified

Mercalli Intensity) yang berpotensi terjadi retakan tanah pelulukan gerakan

tanah pada lereng terjal dan pergeseran tanah Percepatan gempa bumi dapat

terjadi lebih besar dari 045 g Kawasan ini pada umumnya disusun oleh

batuan berumur kuarter kerusakan cukup besar pada bangunan yang

4-105

KRB Gempabumi

Kawasan berpotensi

terlanda goncangan gempabumi

dengan intensitas VII-VIII MMI

(Modified Mercalli

Kawasan berpotensi

terlanda goncangan

gempa bumi kuat dengan skala

intensitas lebih dari VIII MMI

(Modified

didesain khusus kerusakan pada bangunan gedung tinggi pondasi bangunan

bergeser kerusakan pada sebagian bangunan kayu Jika intensitas mencapai

XII MMI terjadi kerusakan total pada bangunan Untuk melihat lebih jelas

mengenai kawasan rawan bencana yang dilalui dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 4 61 Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Yang Akan Dilewati Rencana Trase Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

KRB Gempabumi Luas

Kawasan berpotensi terlanda goncangan gempa bumi kuat dengan skala intensitas lebih dari VIII MMI (Modified Mercally Intensity)

14294 Ha

Kawasan berpotensi terlanda goncangan gempabumi dengan intensitas VII-VIII MMI (Modified Mercalli Intensity)

48975 Ha

Sumber PVMBG Badan Geologi 2020

Gambar 4 58 Persentase KRB Gempabumi Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-

Jonggol-Cianjur Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

4-106

0 Kerentanan

tinggi 6

potensi erosi ketika hujan

tinggi

KRB Gerakan Tanah

Kerentanan rendah

38

Kerentanan menengah

42

Kerentanan sangat rendah

14

Tabel 4 62 Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Yang Akan Dilewati Rencana

Trase Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

KRB Gerakan Tanah Luas Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan menengah untuk terkena gerakan tanah Pada Zona ini dapat terjadi gerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai gawir tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan

26607149

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan rendah untuk terkena gerakan tanah Umumnya pada Zona ini jarang terjadi gerakan tanah jika tidak mengalami gangguan pada lereng dan jika terdapat gerakan tanah lama lereng telah mantap kembali

24211537

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan sangat rendah untuk terkena gerakan tanah Pada zona ini jarang atau hampir tidak pernah terjadi gerakan tanah baik gerakan tanah lama maupun gerakan tanah baru kecuali pada daerah tidak luas pada tebing sungai

86335627

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan tinggi untuk terkena gerakan tanah Pada zona ini sering terjadi gerakan tanah sedangkan gerakan tanah lama dan gerakan tanah baru masih aktif bergerak akibat curah hujan yang tinggi dan erosi kuat

36165199

Aliran bahan rombakan dapat terjadi bila terdapat akumulasi dan pembendungan alur oleh endapan lahar atau material longsoran pada alur sungai di bagian hulu dan dipicu oleh erosi yang kuat dan curah hujan yang tinggi

2011586

Sumber PVMBG Badan Geologi 2020

Gambar 4 59 Persentase KRB Gerakan Tanah Trase Rencana Jalur KA Cileungsi- Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-107

Gambar 4 60 Kesesuaian Trase Rencana Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur dengan Aspek Kebencanaan

Sumber PVMBG Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4316 BIOLOGI

A FLORA

Pada umumnya vegetasi yang tumbuh di lokasi studi adalah tumbuhan

budidaya antara lain padi palawija (jagung ubi kayu ubi jalar kedelai)

tanaman sayuran (kangkung bayam wortel tomat cabe terung ketimun

bawang dsb) tanaman buah (durian papaya mangga pisang rambutan

jambu air belimbing alpokat petai jengkol dsb) dan tanaman perkebunan

(antara lain kelapa sawit kopi karet teh dsb)

B FAUNA

Hewan yang terdapat di lokasi studi antara lain hewan ternak dan hewan liar

Hewan ternak yang dibudidayakan oleh penduduk antara lain Rusa sapi

kerbau kambing domba dan ternak unggas (ayam ras ayam buras burung

puyuh itik) serta budidaya ikan

4-108

4317 TATA RUANG DAN TATA GUNA LAHAN

A RTR KSN JABODETABEKPUNJUR

Rencana pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur sudah

termuat dalam Perpres 602020 tentang Rencana Tata Ruang Bodebek

Punjur 2020 Serta dijelaskan juga mengenai fungsi sistem kawasan

perkotaan sekitar inti yang menjadi kawasan penyangga inti DKI Jakarta yang

akan terlewati oleh trase ini yaitu ditetapkannya Kawasan Perkotaan

Cileungsi Adapun Kawasan Perkotaan Cileungsi memiliki fungsi sebagai

berikut

1 Pusat pemerintahan kecamatan

2 Pusat kegiatan industri

3 Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala regional

4 Pusat kegiatan pariwisata dan

5 Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang

regional

4-109

Gambar 4 61 Peta Rencana Pola Ruang Terintegrasi dengan Jaringan Transportasi PERPRES No 602020

Sumber Kementerian ATR BPN 2020

B RTRW DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2024

saat ini masih dalam proses revisi Oleh sebab itu rencana pembangunan

trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur belum tercantum Namun dengan

adanya rapatrapat koordinasi yang selama ini dilakukan oleh Instansi terkait

di Daerah dengan Kementerian Perhubungan diharapkan rencana trase KA

tersebut dapat terakmodasi dalam RTRW Provinsi jawa Barat

Adapun Pengembangan jaringan kereta api dalam RTRW Prov Jawa Barat

tahun 2009-2029 berfungsi sebagai penghubung antar PKN antara PKN dan

PKW serta antar PKW

4-110

Gambar 4 62 Peta Rencana Pengembangan Infrastruktur Perhubungan Perkeretaapian

Sumber RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029

C RTRW KABUPATEN BOGOR

Rencana pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur sudah

termuat dalam RTRW Kabupaten Bogor tahun 2016-2036 dan sudah termuat

juga pembangunan stasiun penumpang yang berlokasi di Cileungsi dan

Jonggol Adapun Pusat kegiatasesuai RTRW Kabupaten Bogor yang terlewati

oleh Trase ini adalah PKLp Perkotaan Cileungsi dan PPK Perkotaan Jonggol

4-111

Gambar 4 63 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 Sumber RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036

Gambar 4 64 Peta Pola Ruang RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 Sumber RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036

4-112

D RTRW KABUPATEN CIANJUR

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Cianjur saat ini masih

dalam proses revisi Oleh sebab itu rencana pembangunan trase KA Cileungsi

Ȃ Jonggol - Cianjur belum tercantum Namun dengan adanya rapat-rapat

koordinasi yang selama ini dilakukan oleh Instansi terkait di Daerah dengan

Kementerian Perhubungan diharapkan rencana trase KA tersebut dapat

terakmodasi dalam RTRW Kabupaten Cianjur

Adapun rencana sistem perkeretaapian yang saat ini termuat sebagai berikut

hearts Rencana pengembangan prasarana kereta api (rencana

revitalisasi jalur rel kereta api )

Bandung-Padalarang-Cianjur-Sukabumi

hearts Rencana pengembangan prasarana kereta api (revitalisasi

stasiun Kereta Api)

Cipeyeum Ciranjang Maleber Cianjur Cilaku Cibeber dan Lampegan

hearts Rencana peningkatan pelayanan kereta api

Peningkatan Sistem Jaringan Pelayanan Kereta Api Lintas Bandung-

Padalarang-Cianjur-Sukabumi

Peningkatan Angkutan Barang untuk Distribusi Komoditas

Perdagangan

4-113

Gambar 4 65 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031 Sumber RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031

Gambar 4 66 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031 Sumber RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031

4-114

Sungai 0

Peraira 1

Sawah 37

Industri 1

Permukiman 10

gan tamban 0

Per Perkebunan 16

Hutan 21

Penggunaan Lahan

LadangTegalan 11

n Darat

BelukarSemak 3

E PENGGUNAAN LAHAN

Kondisi penggunaan lahan saat ini beragam di setiap rencana trase jalur

kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Mulai dari permukiman persawahan

hingga semak belukan untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4 63 Penggunaan Lahan di Wilayah Kajian

Penggunaan Lahan Luas Perairan Darat 4109 Hutan 129793 Sungai 3114 Pertambangan 1121 Permukiman 64523 Industri 4350 Sawah 237244 Perkebunan 103646 LadangTegalan 67927 BelukarSemak 16818 Total 63263217

Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

Gambar 4 67 Persentase Penggunaan Lahan yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

4-115

Gambar 4 68 Peta Penggunaan Lahan yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4318 KEPENDUDUKAN

Penduduk Kabupaten Bogor pada saat ini tercatat sebanyak 4699282 jiwa

dengan rasio jenis kelamin 105 Sedangkan Penduduk Kabupaten Cianjur

tercatat sebanyak 2292366 jiwa dengan rasio jenis kelamin 107 Adapun

sebaran jumlah penduduk pada wilayah studi menurut administrasi

kecamatan yang dilewati Rencana Pembangunan Jalur KA Lintas Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur sebagaimana nampak pada Tabel di bawah ini yaitu

berjumlah 1060989 jiwa dengan rata rata rasio jenis kelamin 104 meliputi

320399 rumah tangga Dengan demikian satu rumah tangga rata-rata terdiri

atas 3 - 4 jiwa

4-116

Tabel 4 64 Sebaran Jumlah Penduduk Menurut Administasi Kecamatan

Kabupaten Kecamatan Rasio Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Jumlah Rumah Tangga (KK)

Bogor Cileungsi 101 235485 78853 Klapanunggal 105 101642 34020 Jonggol 106 124406 45389 Cariu 100 49040 18904 Tanjungsari 102 52681 18799

Cianjur Sukaresmi 108 81783 20446 Cikalongkulon 105 100968 25242 Mande 105 76570 19143 Karangtengah 102 154736 38684 Sukaluyu 105 83678 20920

Total 104 1060989 320399 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

4319 PDRB DAN KETENAGAKERJAAN

Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun 2019 atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor

menunjukkan sektor industri pengolahan sebesar 5373 sektor

pedagangan besar eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1247

sektor konstruksi sebesar 1047 sektor pertanian kehutanan dan

perikanan 526 sektor transportasi dan pergudangan 394 sektor

penyediaan akomodasi dan makanan 274 sektor pertambangan dan

penggalian 202 sektor jasa pendidikan 198 sektor informasi dan

komunikasi 177 sector jasa lainnya 177 sektor adminstrasi

pemerintahan dan jaminan sosial 149 sektor real estate 083 sektor jasa

keuangan dan asuransi 055 sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

051 sektor jasa perusahaan 020 sektor pengadaan listrik dan gas

015 dan sektor jasa pengadaan air penolahansampah limbah dan daur

ulang 013 Prosentasi konstribusi tersebut menunjukan karakteristik

wilayah perkotaan (urban area) yang didominasi sektor industri pengolahan

Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun 2019 atas dasar harga berlaku di Kabupaten Cianjur

4-117

menunjukkan sektor pertanian kehutanan dan perikanan 3411 sektor

pedagangan besar eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1841

sektor transportasi dan pergudangan 899 sektor konstruksi sebesar

811 sektor industri pengolahan sebesar 588 sektor penyediaan

akomodasi dan makanan 560 sektor jasa pendidikan 385 sektor jasa

lainnya 355 sektor informasi dan komunikasi 280 sektor adminstrasi

pemerintahan dan jaminan sosial 280 sektor jasa keuangan dan asuransi

226 sektor real estate 185 sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

076 sektor jasa perusahaan 065 sektor pertambangan dan penggalian

028 sektor pengadaan listrik dan gas 008 dan sektor jasa pengadaan

air penolahansampah limbah dan daur ulang 003 Prosentasi konstribusi

tersebut menunjukan karakteristik wilayah pedesaan (rural area) yang

didominasi sektor pertanian kehutanan dan perikanan

Jumlah pencari kerjapengangguran terbuka di wilayah studi berdasarkan

Sakernas BPS tahun 2019 tercatat sebanyak 253014 orang dengan profil

pencari kerja sebagian besar berpendidikan SD terdiri dari 37 tamat SD

6 tamat SMA 17 tamat SMP dan sebanyak 10 tamat

UniversitasSarjana

43110 AGAMA BUDAYA DAN SITUS PURBAKALA

Penduduk di wilayah studi 99 menganut agama Islam 045 menganut

agama Kristen Protestan 012 menganut agama Katholik 009 menganut

agama Budha 001 menganut agama Hindu dan 0002 menganut agama

lainnya

Masyarakat pada lokasi studi terdiri atas suku Sunda Jawa Betawi dan suku

lainnya Adapun budaya lokal yang berkembang dan dianut oleh sebagian

besar masyarakat adalah budaya Sunda Bahasa yang digunakan Bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa daerah suku setempat

Bahasa Sunda mayoritas diturutkan penduduk di seluruh kecamatan

Kabupaten Cianjur dan di kecamatan bagian selatan Kabupaten Bogor

4-118

Sementara Bahasa Betawi diturutkan penduduk seluruh kecamatan yang

berbatasan dengan Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi Terdapat Makam

Keramat Cikundul di Kecamatan Cikalong Kulon yang merupakan cagar

budaya

43111 KESEHATAN MASYARAKAT

Sarana Kesehatan yang tersedia di lokasi studi berupa 8 Rumah Sakit 11

Puskesmas 456 Klinik Kesehatan dan 676 Posyandu Adapun sebaran sarana

kesehatan di lokasi studi untuk masing-masing kecamatan yang dilewat

Rencana Jalur KA Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur nampak pada Tabel berikut

ini

Tabel 4 65 Sebaran Sarana Kesehata di Wilayah Studi

KotaKabupaten Kecamatan Rumah Sakit (Unit)

Puskesmas (Unit)

Klinik Kesehatan (Unit)

Posyandu (Unit)

Bogor Cileungsi 6 3 189 197 Klapanunggal - 2 102 110 Jonggol 1 3 8 148 Cariu - 2 67 67 Tanjungsari - 1 90 90

Cianjur Sukaresmi - - - 13 Cikalongkulon - - - 19 Mande - - - 15 Karangtengah 1 - - 12 Sukaluyu - - - 5

Total 8 11 456 676 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

Tenaga kesehatan yang tersedia dilokasi studi 328 dokter umum 585

perawat dan 382 Bidan sebagaimana nampak pada Tabel di bawah ini

Tabel 4 66 Sebaran Tenaga Kesehata di Wilayah Studi

KotaKabupaten Kecamatan Dokter Perawat Bidan Bogor Cileungsi 4 13 16

Klapanunggal 5 12 23 Jonggol 259 483 164 Cariu 5 7 21 Tanjungsari 4 12 14

4-119

KotaKabupaten Kecamatan Dokter Perawat Bidan Cianjur Sukaresmi 3 13 27

Cikalongkulon 3 13 39 Mande 6 16 35 Karangtengah 38 8 20 Sukaluyu 1 8 23

Total 328 585 382 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

Adanya perubahan gaya hidup masyarakat terutama di kawasan perkotaan

seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat saat ini mengakibatkan

meningkatnya prevalensi kasus-kasus penyakit tidak menular

(degenerative) seperti Penyakit Jantung Diabetes Stroke Kanker dan lain-

lain Dengan adanya sarana kesehatan yang tersebar di beberapa lokasi

khususnya Puskesmas dan Klinik Kesehatan diharapkan masyarakat dengan

mudah untuk mendapatkan akses kesehatan sehingga segala penyakit yang

timbul dimasyarakat dapat dicegah dengan tindakan dini untuk pemeriksaan

dan pengobatan kesehatannya

432 KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

Identifikasi komponen lingkungan hidup yang akan terpengaruh oleh

kegiatan rencana pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur terdiri

dari aspek geofisikkimia aspek biologi dan aspek sosial ekonomi aspek

sosial budaya aspek kesehatan masyarakat dan aspek transportasi

4321 GEOFISIK KIMIA

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan rencana

pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur adalah gangguan kestabilan

tanah gangguan aliran permukaan penurunan kualitas udara terjadinya

kebisingan serta timbulnya gangguan getaran tanah Penurunan kualitas

udara lebih disebabkan oleh banyaknya partikel debu dan polusi akibat

kegiatan penyiapan lahan pemadatan pengangkutan material dan pekerjaan

4-120

penyiapan badan jalan rel dan pembuatan terowongan sepanjang plusmn 500

meter

Kebisingan akan mulai teridentifikasi sejak pada tahap konstruksi yaitu

mobilisasi peralatanmaterial pekerjaan penyiapan badan jalan rel dan

kebisingan akan tetap berlanjut pada tahap pasca konstruksi disertai dengan

ganguan getaran akibat operasi KA

4322 BIOLOGI

Dampak kegiatan rencana pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

terhadap komponen Biologi adalah gangguan kerusakan vegetasi dan

gannguan pada fauna akibat pembangunan jalur KA Kegiatan yang

berpotensi menimbulkan dampak gangguan tersebut yaitu kegiatan land

clearing dan pembuatan terowongan pembangunan jembatan dan struktur

badan jalan rel Dampak yang timbul terutama akan terjadi pada masa

konstruksi saja

4323 SOSIAL EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya pembangunan jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur yang terkait dengan bidang sosial ekonomi budaya

adalah sebagai berikut

a Dampak sosial ekonomi dan sosial budaya yang mungkin akan timbul

dengan adanya kegiatan pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

adalah keresahan masyarakat gangguan terhadap tempat usahalahan

pertanian berkurangnya lahan perkebunan dan gangguan mata

pencaharian akibat pembangunan jalur rel yang baru dimana hal ini

terkait dengan pembebasan lahan pada tahap pra konstruksi Dampak

negatif yang lain adalah pada tahap konstruksi akan terjadi gesekan kohesi

sosial akibat adanya mobilitas tenaga kerja dan interaksi sosial antara

pekerja dan masyarakat sekitar yaitu kecemburuan sosial dan pergeseran

nilai budaya Sedangkan dampak positif yang timbul adalah adanya

4-121

kesempatan bekerja di proyek dan tumbuhnya UKM (usaha warung

makan dan warung kebutuhan pokok bagi para pekerja) Dampak yang

sama diperkirakan juga akan terjadi pada masa pasca konstruksi yaitu

mobilitas penduduk yang tinggi akan mempengaruhi interaksi sosial dan

pergeseran nilai-nilai budaya dikarenakan berbaurnya nilai-nilai

masyarakat setempat dengan nilai-nilai baru dari penduduk yang datang

dari luar (antara lain wisatawan)

b Pada saat konstruksi adanya gangguan pemanfaatan ruang jalan akses

akan berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi dan kenyamanan penduduk

di sekitar proyek

c Pada tahap operasi adanya dampak terbukanya kesempatan kerja

gangguan lalu lintas dan rawan kecelakaan meningkatnya mobilitas

penduduk dan persepsi positif masyarakat serta meningkatnya

wisatawan

4324 KESEHATAN MASYARAKAT

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur bidang kesehatan masyarakat adalah

peningkatan gangguan pendengaran infeksi saluran pernafasan bagian atas

(ISPA) dan infeksi saluran pencernaan pada tahap konstruksi Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya kegiatan yang menghasilkan debu adanya

penurunan kualitas sanitasi lingkungan dan adanya penurunan kualitas

udara (karena kemacetan lalu lintas dan kepadatan lalu lintas) di sekitar

proyek

Pada awal kegiatan konstruksi keluhan tersebut akan mulai meningkat

seiring bertambahnya volume pekerjaan Namun perlahan-lahan keluhan

tersebut akan menurun pada akhir tahap akhir konstruksi karena kegiatan

proyek menjelang berakhir Hal lain yang perlu dicermati adalah tingkat

keselamatan pekerja dan dampak kesehatan masyarakat sekitar proyek baik

4-122

pada tahap pra konstruksi konstruksi ataupun pasca konstruksi mengingat

banyaknya tenaga kerja yang terlibat

4325 TRANSPORTASI

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur adalah peningkatan kepadatan lalu lintas jalan

(terutama pada pertemuan antara jalan raya dan jalan rel) meningkatnya

tingkat kemacetan menurunnya kecepatan kendaraan darat Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya kegiatan mobilisasi kendaraan-kendaraan

berat seperti buldozer tandem roller dan dump truck keluar masuk lokasi

proyek

Keadaan-keadaan tersebut akan mulai terasa pada akhir tahap pra

konstruksi dan akan terus berlangsung hingga akhir tahap konstruksi Hal

lain yang patut dicermati adalah kondisi rawan kecelakaan pada tahap pasca

konstruksi Namun demikian dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur akan memberikan dampak positif antara lain

1 Kelancaran arus lalulintas di wilayah studi yang semakin lancar sehingga

mempersingkat waktu perjalanan biaya operasional kendaraan

menurunnya pencemaran udara dan menaikkan jaminan keselamatan

pengguna jalan

2 Mengingat konsumsi BBM dan pencemaran udara angkutan KA lebih

rendah dibandingkan angkutan jalan (truk) maka secara nasional ada

penghematan subsidi BBM dan biaya lingkungan

3 Kenaikan PDRB daerah khususnya pada area kiri dan kanan jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur akibat kondisi aksesbilitas semakin baik dan lancar

yang akan lebih menarik wisatawan dan investor ke Danau Cirata dan obyek

wisata lainnya

4-123

433 PRAKIRAAN DAMPAK LINGKUNGAN

Dalam rencana penyusunan suatu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) mencakup tiga tahap kegiatan yaitu

a Tahap Pra-Konstruksi

b Tahap Konstruksi

c Tahap Pasca Konstruksi

Berdasarkan tiga tahapan rencana kegiatan tersebut akan dilihat pengaruh

timbal balik dengan komponen lingkungan yang potensial menimbulkan

dampak dan dituangkan dalam matriks interaksi antara komponen

lingkungan sebagaimana disajikan pada Tabel di bawah ini

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 67 Matriks Interaksi Tahapan Kegiatan dan Komponen-komponen Lingkungan Pembangunan jalur Kereta api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur

Komponen Lingkungan

Sub Komponen Lingkungan

Indikator

Lingkungan

Tahapan Kegiatan Keterangan Pra

Konstruksi Konstruksi Pasca Konstruksi

1 2 3 4 5 6 7

Kimia-Fisika

Iklim

Iklim Mikro 1 = Penetapan Segmen Jalur Kereta Kualitas Udara ξ 2 = Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp Kebisingan ξ ξ ξ 3 = Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Hidrologi Limpasan Air 4 = Mobilisasi Tenaga Kerja Kualitas Air 5 = Pekerjaan Pembangunan Jalur KA

Tanah dan Lahan

Tata Ruang ξ 6 = Pengoperasian Jalur Kereta Api Getaran 7 = Pemeliharaan Maintenance Erosi

Kualitas Tanah ξ

Biologi

Vegetasi Habitat ξ

Keanekaan Jenis

Fauna Darat dan Air

Habitat

Keberadaan Jenis

Sosesbud dan Kesehatan Masyarakat

Sosial Ekonomi

Lapangan Kerja ξ

Aktivitas Ekonomi ξ ξ ξ

Lalu Lintas ξ ξ ξ

Sosial Budaya

Kependudukan

Pendidikan ξ

Adat Istiadat ξ

Tata Nilai ξ

Kesehatan Masyarakat Lingkungan

SanitasiEstetika Lingkungan

ξ

Vektor Penyakit ξ

Kes Masyarakat ξ

Sumber Hasil Analisis 2020

LAPORAN AKHIR 4-124

4-125

4331 TAHAP PRA KONSTRUKSI

Penentuan segmen-segmen jalan kereta api dan bangunan pelengkap yang

perlu dikembangkan merupakan hal penting pada tahap pra-konstruksi

Dampak Potensial yang diperkirakan akan terjadi pada tahapan ini adalah

konflik penggunaan lahan dan tata ruang yang ada saat ini dan terutama

pada saat jalur KA akan dibangun

4332 TAHAP KONSTRUKSI

1 Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp

Pada beberapa lokasi di site proyek akan dibangun base camp yang akan

berfungsi sebagai kantor proyek penginapan buruh dan gudang material

dan peralatan Adapun dampak-dampak yang akan terjadi dari kegiatan

tersebut adalah

(a) pencemaran tanah karena tetesan olie

(b) menurunnya estetika lingkungan

(c) gangguan pada habitat fauna dan

(d) ketidakserasian interaksi sosial antara pekerja pendatang dengan

penduduk setempat

2 Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Untuk mendukung kelancaran pembangunan jalur jalan kereta api akan

digunakan sedikitnya 6 jenis peralatan berat yaitu Bulldozer Excavator

Vibrator Roller Dump Truck Wheel Loader Crane dll Dampak-dampak

potensial yang diperkirakan akan terjadi meliputi

(a) menurunnya kualitas udara

(b) meningkatnya kebisingan dan

(c) kerusakan pada tanaman

4-126

3 Mobilisasi Tenaga Kerja

Kegiatan mobilisasi tenaga kerja diperkirakan akan menimbulkan

dampak-dampak (a) kesempatan kerja dan (b) kecemburuan sosial

tenaga kerja lokal

4 Pekerjaan pembentukan badan jalan KA

Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka pembuatan

badan jalan (jalur rel KA) adalah

Pembersihan rencana jalur jalan KA yang meliputi clearing dan

grubbing

Pekerjaan tanah yaitu kegiatan penggalian dan pembuangan (cut and

fill)

Pembuatan bangunan perlintasan sebidang (level crossing)

terutama di dekat permukimankawasan perkotaan

Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat pelaksanaan

pekerjaan pembentukan badan jalan KA adalah

(a) gangguan air permukaan

(b) gangguan estetika lingkungan dan

(c) gangguan lalu-lintas kendaraan (di perkotaan)

5 Pembuatan Bangunan Pelengkap

Pekerjaan pembuatan bangunan pelengkap meliputi pembangunan

tubuh jalur kereta jembatan box culvert gorong-gorong dan talang air

Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat pekerjaan ini

adalah

(a) terjadinya genangan airbanjir akibat tubuh jalan juga berfungsi

sebagai bendung terhadap aliran air

(b) gangguan aliran air permukaan dan

(c) penurunan kualitas air permukaan

4-127

6 Pembangunan Track

Pekerjaan pemasangan track diperkirakan akan menimbulkan dampak

gangguan lalu lintas walaupun bersifat lokal

4333 TAHAP OPERASI (PASCA KONTRUKSI)

1 Pengoperasian Kereta Api

Pengoperasian kereta api akan dilaksanakan segera setelah

pembangunannya selesai dilaksanakan Dampak-dampak yang

diperkirakan akan timbul yaitu

(a) meningkatnya kebisingan

(b) pengembangan wilayahaktivitas ekonomi

(c) potensi kecelakaan dan

d) gangguan lalulintas

2 Pemeliharaan Jalan Kereta Api

Kegiatan pemeliharaan yang meliputi pemeliharaan rel kereta api sistem

sinyal kereta diperkirakan akan menimbulkan dampak positif yaitu

kelancaran operasi kereta api

Secara lengkap tahapan kegiatan dan dampak yang akan diperkirakan akan

terjadi serta alternatif penanganannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4 68 Matriks Identifikasi Dampak dan Alternatif Penanganan

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

1 Tahap Pra Konstruksi Penentuan Segmen Jalan dan Stasiun Persepsi yang

positifnegatif Sosialisasi

Konflik penggunaan lahantata ruang

melakukan pembebasan lahan yang transparan

2

Tahap Konstruksi

Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp

Pencemaran tanah

Memilih lokasi base camp yang tidak mengganggu lingkungan dan mengembalikan ke kondisi semula setelah selesai

4-128

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

Menurunnya estetika lingkungan

Gangguan pada habitat fauna

Ketidakserasian interaks sosial

Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Menurunnya kualitas udara

Direncanakan jalur khusus mobilisasi alat berat dan material

Meningkatnya kebisingan

Kerusakan pada vegetasi

Mobilisasi Tenaga Kerja

Kesempatan kerja

Mengikutsertakan tenaga lokal dalam pembangunan

Kecemburuan Sosial tenaga kerja lokal

Pekerjaan pembentukan badan jalan KA

gangguan air permukaan

Memberikan alternative pengarahan aliran air atau lalu lintas yang akan terganggu sebelum dilakukan pekerjaan

gangguan estetika lingkungan

gangguan lalu-lintas kendaraan

Pembuatan Bangunan Pelengkap

Gangguan aliran air sungai

Memberikan pengamanan terhadap aliran sungai sehingga material maupun sampah bangunan tidak dibuang atau jatuh ke daerah aliran sungai

Penurunan kualitas air sungai

Pekerjaan Pembangunan Track

Gangguan lalu lintas

Membuat jadwal kerja yang meminimalis gangguan lalu lintas

Pemasangan rambu - rambu

3 Tahap Operasi Pengoperasian Kereta Api Meningkatnya

kebisingan Pemilihan teknologi sarana

Pengembangan wilayahaktivitas

Pemasangan rambu - rambu dan pintu

4-129

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

ekonomi perlintasan Kerawanan

kecelakaan

Gangguan lalu lintas

PemeliharaanMaintenance

Kelancaran operasi Kereta Api

Pemeliharaan secara rutin dan berkala baik sarana maupun prasarana

Sumber Hasil Analisis 2020

434 REKOMENDASI MITIGASI TERHADAP BENCANA

Menurut UU No 24 Tahun 2007 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 9 dan

PP No 21 Tahun 2008 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 6 Mitigasi

bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana

baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

kemampuan menghadapi ancaman bencana Mitigasi bencana ini dibuat

berdasarkan pada hasil analisis risiko bencana yang meliputi mitigasi

bencana gempa bumi longsor amblesan dan banjir Bentuk mitigasi yang

diusulkan terdiri dari dua yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non

struktural

Mitigasi structural adalah upaya untuk mengurangi kerentanan

(vulnerability) terhadap bencana dengan cara rekayasa teknis bangunan

tahan bencana Sedangkan mitigasi non struktural adalah upaya mengurangi

dampak bencana selain dari upaya tersebut diatas Bisa dalam lingkup upaya

pembuatan kebijakan seperti pembuatan suatu peraturan pendidikan dan

pelatihan sosialisasi dan sebagainya

Karena pada trase rencana pembangunan jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur tidak bisa sepenuhnya menghindari kawasan rawan bencana maka

akan di usulan mitigasi bencana untuk meminimalisir dampak negatif di

Trase Jalur Pembangunan Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Pada tabel di

bawah ini akan dijelaskan usulan mitigasi bencana di Jalur Rencana

4-130

Tabel 4 69 Rekomendasi Mitigasi Bencana

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

1 Longsor (LerengTebing)

Mitigasi Struktural

Membangunan dinding penahan tanah dengan jenis DPT Turap atau blok balok pada daerah risiko longsor tinggi Bronjong pada risiko sedang

mencegah terjadinya longsor

Mengatur vegetasi penutup lereng yang berakar tunjang dengan perakarannya menyebar seperti jati mahoni dan sebagainya pada daerah risiko tinggi dan sedang

mencegah terjadinya longsor

Pengalihan drainase pada lereng terjal

mengurangi resapan air ke badan longsoran

Menambah lebar ROW pada jalur risiko longsor tinggi

tidak mencegah atau mengurangi longsor tetapi memberikan kesempatan untuk melakukan tanggap darurat lebih baik pada saat longsor terjadi

Mengarahkan material longsoran dan meminimalkan jatuhantutupan material longsoran pada jalur KA

Longsor (Lembah)

Mitigasi Struktural

Membangunan dinding penahan tanah dengan jenis DPT Turap atau blok balok atau tiang pancang pada daerah risiko longsor tinggi Bronjong pada risiko sedang

mencegah terjadinya longsor

Pengaturan pola dan sistem drainase

mengurangi resapan air ke badan longsoran

Menambah lebar ROW pada jalur risiko longsor tinggi

menggeer dan menjauhkan bidang longsoran dari jalur KA

Mitigasi Non

Struktural

Menyusun SOP Penanggulangan bencana

mengurangi korban bencana

4-131

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

Longsor pada jalur KA Penyediaan Dana On

Call Dana Siap Pakai Cadangan Dana operasional yang selalu tersedia dan siap digunakan setiap saat mulai tanggap darurat sampai berakhir tanggap darurat

Melatih personilsatuan tugas tanggap darurat dalam melakukan penanggulangan bencana longsor

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana longsor pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Meningkatkan alat pemantauanpemasangan early warning system longsor

Deteksi dini kemungkinan terjadi longsoran

Membuat rencana lokasi pembuangan debris (reruntuhan) pada lokasi risiko tinggi

debris bisa dipindahkan ke lokasi yang baik dan tidak menimbulkan masalah

membangun posko pada lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

2 Amblesan Mitigasi Struktural

Membuat drainase untuk mengurangi genangan sekitar jalur KA

mengurangi meresapnya air

ke badan jalur KA yang dapat menyebabkan amblasan

Membuat dinding penahan tanah pada pondasi jalur KA untuk mencegah meresapnya air dari rawa atau genangan air

mencegah meresapnya air dari genangan atau rawa

Non Menyusun SOP mengurangi

4-132

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

Struktural Penanggulangan bencana amblesan pada jalur KA

korban bencana

Melatih personil tanggap

darurat dalam melakukan penanggulangan bencana amblesan

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana amblesan pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna

rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Meningkatkan alat pemantauan

Deteksi dini kemungkinan terjadi amblesan

membangun posko pada lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

3 Banjir Mitigasi Struktural

Membuat bangunan pengendali banjir rumah pompa pada lokasi risiko tinggi

membuat jaringan drainase pada lokasi risiko sedang - tinggi

Non Struktural

Menyusun SOP Penanggulangan bencana amblesan pada jalur KA

mengurangi korban bencana

Melatih personil tanggap darurat dalam melakukan penanggulangan bencana banjir

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana banjir pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Meningkatkan alat pemantauan dan sistem

Deteksi dini kemungkinan terjadi

4-133

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

peringatan dini banjir membangun posko pada

lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Sumber Analisis Konsultan 2020

435 REKOMENDASI HASIL KAJIAN AWAL LINGKUNGAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2012

tentang Jenis Rencana Usaha danatau kegiatan yang wajib memiliki Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) tercantum bahwa untuk

Ȁǡηʹͷ

Km maka wajib dilengkapi dengan studi AMDAL Dengan demikian karena

rencana pembangunan baru ke tiga jalur Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

ηʹͷ

AMDAL Oleh sebab itu perlu ditindaklanjuti dengan dilakukannya Studi

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada tahun anggaran yang

akan datang sebelum dilaksanakannya kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa perlu melakukan koordinasi dengan PTPN VII Kebun Gedeh

terkait koridor yang juga melewati kawasan perkebunan sawit dan

perkebunan lain di lokasi studi Serta beberapa pengembang perumahan dari

mulai Kabupaten Bogor dan kabupaten Cianjur yang terlintasi oleh rencana

pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

4-134

44 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK

441 ESTIMASI BIAYA

4411 KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN JALUR KERETA API

Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur sepanjang 790 Km disusun berdasarkan rencana trase jalur kereta

api tersebut sebagaimana diulas pada bab terdahulu

Secara umum Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Trase Jalur Kereta Api

dibagi menjadi beberapa komponen yang meliputi

1 Biaya Pengadaan Lahan yang meliputi biaya pembebasan (ganti untung)

lahan dan biaya obyek bangunan atau tanaman diatas lahan yang ada

2 Biaya Konstruksi Pembangunan Prasarana Kereta Api yang meliputi biaya

konstruksi jalur rel biaya pembangunan stasiun dan biaya fasilitas operasi

termasuk persinyalan biaya pembangunan Depo dan Balai Yasa serta

biaya bangunan pelengkap lainnya

3 Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api yang meliputi biaya pengadaan

lokomotif kereta api gerbong penumpang dan peralatan khusus termasuk

assesories penunjangnya

4 Biaya Manajemen dan Contigency yang meliputi biaya

persiapanpengelolaan proyek biaya kajian lingkungan biaya

perencanaan dan pengawasan pekerjaan konstruksi dan biaya tak terduga

(Contigency) seperti biaya eskalasi harga dan konstruksi contigency yang

belum dapat diperkirakan sebelumnya

Dalam studi ini proses perhitungan rencana anggaran biaya tidak dilakukan

secara terperincidetail namun hanya berdasarkan simplified desain (desain

dasar) yang ada Untuk perkiraan harga satuan kegiatan sesuai dengan data

sekunder dari proyek proyek sejenis yang sedang berjalan atau berdasarkan

4-135

harga pasar pada saat ini sedangkan untuk volume pekerjaan konstruksi

dihitung berdasarkan rencana tipikal gambar yang ada atau asumsi data pada

pekerjaan yang sudah berjalan sesuai gambar standar dari PT KAI

4412 KOMPONEN BIAYA DAN MANFAAT KELAYAKAN PROYEK

Kelayakan ekonomis didefenisikan sebagai kelayakan bagi semua pihak yang

memanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung dari suatu

pembangunan atau pengembangan suatu sistem transportasi Dalam

kaitannya dengan analisis ekonomi manfaat yang diperoleh semestinya lebih

besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu

perhitungan manfaat merupakan faktor yang sangat penting dalam

memutuskan apakah suatu rencana pembangunan atau pengembangan

dalam hal ini jalan rel disebut layak untuk dilaksanakan atau tidak

Perhitungan manfaat jalan rel juga dinilai lebih peka dibandingkan dengan

perhitungan biaya yang merupakan aspek sipil (konstruksi) Estimasi

komponen manfaat diperoleh dari pengurangan biaya transportasi dengan

adanya pengoperasian KA di wilayah studi Adapun penghematan biaya

transportasi barang sesuai dengan asumsi skenario permintaan perjalanan

dan pembangunan jalan KA

Komponen manfaat dalam studi ini terdiri dari manfaat bagi pengguna jalan

(dalam bentuk saving BOK dan VoT) Manfaat yang dapat dikuantifikasikan

besarnya karena manfaat ini dapat dihitung secara kuantitatif maka dapat

dijadikan masukan bagi perhitungan kelayakan ekonomi diantaranya

meliputi

hearts Peningkatan kinerja jaringan transportasi darat pada rute eksisting

setelah jalan rel dikembangkan Dengan dikembangkannya pelayanan

moda jalan rel maka diharapkan akan terjadi perbaikan terhadap

supply jaringan Sehingga pengguna jalan juga akan merasakan

peningkatan kinerja lalu lintas (misalnya penurunan waktu tempuh)

4-136

hearts Berubahnya pola angkutan penumpang yang semula diangkut

melalui moda angkutan jalan akan berubah dengan sebagian

menggunakan jalan rel Manfaat yang diperoleh berupa intermodal

externality berupa pengurangan biaya operasi kendaraan dan waktu

perjalanan pengguna jalan bahkan penghematan biaya pemeliharaan

jalan

hearts Menurunnya tingkat polusi baik itu polusi udara maupun polusi suara

Sedangkan proses analisis kelayakan finansial pada studi ini dilakukan

dengan menggunakan keuntungan dari tarif KA sebagai nilai manfaat

terhadap pengoperasian jalan KA yang direncanakan dengan

membandingkan antara jumlah biaya (cost) terhadap

pendapatanpengembalian (revenue) yang ditimbulkan sepanjang masa

perencanaan (time horizon)

Salah satu faktor penting untuk mendapatkan investasi yang menguntungkan

dari pembangunan jalur KA ini adalah tarif Pendapatan didapatkan

berdasarkan tarif kereta penumpang

Tabel 4 70 Komponen Biaya dan Manfaat Kelayakan Ekonomi dan Finansial

Analisis Kelayakan

Komponen Biaya (Investasi) Manfaat

Kelayakan Ekonomi

- Biaya Detail Teknis (DED) + AMDAL + Supervisi

- Biaya prasarana jalan KA - Biaya pemeliharaan prasarana - Biaya pengadaan sarana - Biaya operasional dan

pemeliharaan sarana - Biaya pengadaan lahan - Biaya manajemen dan

contigency

- Penghematan BOK - Penghematan Waktu - Penghematan Polusi

Udara

4-137

Analisis Kelayakan

Komponen Biaya (Investasi) Manfaat

Kelayakan Finansial

- Biaya Detail Teknis (DED) + AMDAL+ Supervisi

- Biaya prasarana jalan KA - Biaya pemeliharaan

prasarana - Biaya pengadaan sarana - Biaya operasional dan

pemeliharaan sarana - Biaya pengadaan lahan - Biaya manajemen dan

contigency

- Pendapatan dari tiket penumpang

- Pendapatan dari tiket pengangkutan barang

- Pendapatan dari perdagangan dalam stasiun

4413 BIAYA PENGADAAN LAHAN

Pedoman yang digunakan dalam pengadaanpembebasan tanah adalah

Undang Ȃ Undang No 2 Tahun 2012 dan Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan

untuk Kepentingan Umum dan perubahannya Konsep mendasar dalam

penilaian tanah dan properti adalah pengertian mengenai harga biaya pasar

dan nilai Penilai harus memahami betul pengertian tersebut karena

implementasi antara harga biaya pasar dan nilai biasanya tercantum dalam

setiap laporan penilaian

Dalam melakukan penilaian tanah digunakan Metode Perbandingan Data

Pasar (Sales Comparison Method) Pendekatan Perbandingan Data Pasar

adalah suatu metode untuk memperoleh nilai dengan analisis dan

perbandingan atas properti sejenis yang dinilai dimana data diperoleh dari

orang-orang atau pejabat yang berwenang serta pemilikan properti lainnya

yang mengetahui benar nilai-nilai properti berdasarkan penawaran-

penawaran penjualan atau transaksi yang terjadi di daerah tersebut atas

properti yang kira-kira sebanding Lain dari pada itu diperhatikan faktor-

4-138

faktor seperti lokasi bentuk ukuran mudah atau tidaknya dicapai

(accessibility) dan unsur waktu Data ini kemudian dianalisis dan terhadap

perbedaan antara properti yang dinilai dengan properti yang sebanding

diadakan penyesuaian

Dengan mempertimbangkan seluruh informasi yang relevan Estimasi Nilai

Penggantian Wajar untuk Ganti Rugi yang akan digunakan sebagai dasar

perencanaan besaran biaya pembebasan lahan dalam rencana pembangunan

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur ini secara garis besar sebagai

berikut

a Daerah Pemukiman harga rata-rata Rp 940000-M2

b Lahan Pertanian harga rata-rata Rp 65000-M2

c Hutan Produktif harga rata-rata Rp240000-M2

d Lahan Kering harga rata-rata Rp270000-M2

f Lahan Industri harga rata-rata Rp750000-M2

Untuk memenuhi standar geometrik dan lebar trase jalur kereta api dengan 2

(dua) lajur (double track) Sedangkan untuk prasarana lokasi Stasiun Depo

dan Balai Yasa serta fasilitas umum lainnya guna memenuhi standar minimal

bangunan tersebut maka diperlukan beberapa tambahan

pengadaanpembebasan tanah pada lokasi yang direncanakan

Dengan berpedoman pada ketentuan tersebut di atas maka perkiraan

kebutuhan anggaran biaya pengadaanpembebasan tanah untuk rencana

pembangunan jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur ini sebagaimana

diuraikan dalam Tabel 471 di bawah

4-139

Tabel 4 71 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Tanah

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 23724 2372442 265000 628697 Hutan Produksi 12979 1297926 540000 700880 Lahan Kering 18839 1883904 570000 1073825 Lahan Industri 435 43500 1050000 45675 Lahan Pemukiman 6453 645334 1240000 800214

Total 62431 6243106 3249291 Sumber Hasil Analisis

4414 BIAYA PEMBANGUNAN PRASARANA KERETA API

Harga satuan jenis pekerjaan konstruksi pembangunan jalur kereta api pada

umumnya dihitung berdasarkan metode kerja yang direncanakan dengan

asumsi jenis pekerjaan dilaksanakan oleh kelompok kerja yang dilengkapi

dengan perlengkapan atau peralatan yang diperlukan dan bahan yang diolah

berdasar kualitas yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknik yang

ditentukan Namun dalam perhitungan biaya konstruksi ini besarnya harga

satuan pekerjaan tidak dihitung secara rinci sesuai analisis harga satuan

tetapi dihitung berdasarkan perkiraan harga satuan pekerjaan saat ini dan

berdasarkan referensi pada jenis pekerjaan yang sedang berjalan

Sedangkan perhitungan kuantitas tidak dihitung secara rinci berdasarkan

gambar detail tetapi sesuai tipikal desain yang direncanakan atau gambar

standar yang telah ada

Secara garis besar perhitungan pekerjaan konstruksi dibagi menjadi 8

(delapan) bagian pekerjaan utama yang terdiri dari

1 Persiapan yang meliputi pekerjaan pengukuran pembuatan kantor

lapangan pembersihan lapangan mobilisasidemobilisasi dan

dokumentasi

4-140

2 Pekerjaan Jalan Rel meliputi pekerjaan bangunan atas jalan raya di sepur

raya dan emplasemen dan pekerjaan bangunan bawah

3 Pekerjaan Drainase meliputi pekerjaan saluranselokan pada sisi kiri dan

kanan jalan rel gorong-gorong dan box culvert (bangunan hikmat)

4 Pekerjaan Jembatan (Bangunan Hikmat) yaitu bangunan jembatan yang

melintasi daerah aliran sungai atau waduk

5 Pekerjaan Bangunan StasiunEmplasemen Depo dan Balai Yasa termasuk

fasilitas umum untuk penumpang dan angkutan barang

6 Pekerjaan Struktur bangunan terowongan diperlukan pada trase yang

melintasi bukit untuk memenuhi alinyemen vertikal trase jalur kereta api

termasuk fasilitas drainase

7 Pekerjaan Struktur Perlintasan Tak Sebidang seperti struktur bangunan

underpass atau struktur bangunan overpass untuk trase jalur kereta api

yang melintasi jalan nasional jalan propinsi jalan kabupaten dan jalan

lokal

8 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan yaitu peralatan sinyal dan

perambuan jalur kereta api termasuk peralatan telekomunikasi

Perincian besarnya biaya konstruksi pembangunan jalur kereta api tersebut

di atas sebagaimana dapat dilihat dalam lampiran laporan ini sedangkan

Perkiraan Rekapitulasi Biaya PrasaranaKonstruksi sebagaimana dalam

Tabel 472 dibawah ini

Tabel 4 72 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Prasarana Kereta Api

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta)

Persiapan 0025 2373 Pekerjaan Jalan Rel 37381 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0619 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 3326 2745920

4-141

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta) Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41925 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 16047 164751 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0678 105000

Jumlah 100 11321046 Ppn 10 1132105

Total Keseluruhan 12453151 Sumber Hasil Analisis

4415 BIAYA SARANA KERETA API

Berdasarkan uraian dalam bab di atas rencana pembangunan jalur kereta api

Cileungsi-Jonggol-Cianjur akan digunakan jenis angkutan kereta api

penumpang dan barang dengan kebutuhan Sarana Kereta Api dengan satu

rangkaian (1 Trainset) menggunakan 10 kereta Berdasarkan perhitungan

kebutuhan sarana di atas maka perlu diperhitungkan jalur untuk stabling

rangkaian (train sets) berdasarkan perhitungan di atas pada awal operasi

diperlukan 1 train set

Berdasarkan perkiraan kebutuhan sarana kereta api dengan konfigurasi

seperti tipe diatas maka perkiraan rencana anggaran biaya untuk pengadaan

sarana KRD trainset sesuai perhitungan pola operasi kereta api tersebut

sebagaimana diuraikan dalam Tabel 473 di bawah

Tabel 4 73 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api

Uraian Jumlah (Unit)

Harga (RpJuta)

Total Harga (RpJuta)

Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 1 45000 45000 Lokomotif Barang Tipe CC 206 2 47500 95000 Kereta Penumpang 10 16000 160000 Kereta Barang 20 5600 112000

Total 412000 Sumber Hasil Analisis

4-142

4416 BIAYA MANAJEMEN DAN KONTIGENSI

Yang termasuk biaya manajemen dan contingency antara lain

1 Biaya persiapan dan pengelolaan proyek termasuk biaya perijinan dan

biaya kajian lingkungan

2 Biaya perencanaan dan pengawasan konstruksi

3 Biaya contingency (tak terduga) yang meliputi price contingency (eskalasi

harga) dan construction contingency (biaya tak terduga yang belum

dimasukkan dalam perencanaan) misalnya kondisi tanah dasar bekas

sawahrawa

Perkiraan besarnya biaya manajemen dan contingency tidak dihitung secara

rinci namun pada umumnya dihitung berdasarkan prosentase dari biaya

konstruksi jalur kereta api

Dengan memperhitungkan periodemasa pekerjaan konstruksi

pembangunan jalur kereta api selama 3 (tiga) tahun maka perkiraan

prosentase biaya manajemen dan contingency dalam pekerjaan ini sebesar

10 dari biaya konstruksi dengan perincian prosentase biaya sebagai

berikut

a Biaya Persiapan dan Pengelolaan proyek sebesar 050 dari biaya

konstruksi

b Biaya Perencanaan dan pengawasan sebesar 150 dari biaya konstruksi

c Biaya Price Contigency sebesar 300 dari biaya konstruksi

d Biaya Construction Contigency sebesar 500 dari biaya konstruksi

Sehingga besarnya perkiraan rencana anggaran biaya manajemen dan

contingency seperti dalam Tabel 474 di bawah ini

4-143

Tabel 4 74 Perkiraan Anggaran Biaya Manajemen dan Contigency

Uraian Jumlah Biaya (Rp Juta)

Persiapan dan Manajemen Proyek 62266 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 186797 Price Contigency 373595 Contruction Contigency 622658

Total 1245315 Sumber Hasil Analisis

4417 BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SARANA KERETA

Perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan kereta api disesuaikan dengan

metoda perhitungan yang digunakan untuk menghitung biaya pokok

produksi Kementerian Perhubungan untuk evaluasi tarif angkutan Kereta

Api Penumpang dan Barang Item-item yang diperhitungkan secara umum

adalah sebagai berikut

hearts Bahan bakar minyak (BBM)

hearts Pelumas

hearts Biaya awak masinis asisten masinis PLKA kondektur

hearts Perawatan dan depresiasi

hearts Biaya umum

hearts Biaya manajemen

Berdasarkan perhitungan komponen-komponen tersebut diketahui

kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan sebesar Rp 4090420lintas (1

arah perjalanan) untuk alternatif 1 kemudian Rp 5031700lintas untuk

alternatif 2 dan Rp 5292990lintas untuk alternatif 3 Biaya perawatan

prasarana sebesar Rp 2244125253tahun

4-144

Tabel 4 75 Biaya Perawatan Prasarana Kereta Api

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391 Sumber Hasil Analisis

442 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL

4421 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

Analisis terhadap biaya dan manfaat di atas menghasilkan estimasi indikator

kelayakan ekonomi (NPV BCR dan IRR) sebagai berikut

4-145

Tabel 4 76 Indikator Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Ekonomi Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta)

33214494

2752912

(6630190)

Benefit Cost Ratio - BCR 509 211 103

Economic Internal Rate of Return - EIRR ()

6 1 -3

Sumber Hasil Analisis

Dari hasil analisis diatas bahwa ketiga alternatif pada kajian ini tidak layak

maka dari itu diperhitungkan dengan diasumsikan bahwa pembangunan

prasarana dibiayai seluruhnya oleh pihak swasta Lalu dilihat apakah secara

operasional layak atau tidak Berikut merupakan hasil pada masing-masing

trase

4422 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Analisis Keuangan merupakan perbandingan antara pendapatan dan beban

proyek (biaya investasi pemeliharaan dan operasi) dan menghitung rasio

kelayakan yang terkait dengan menggunakan data-data biaya dan

penerimaan yang terfokus kepada asesmen proyek dari sudut pandang

investasi Selain itu analisis ini merupakan uraian tentang analisis kuantitatif

atas kelayakan proyek dari pembangunan jalur Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Hasil analisis ini juga akan menunjukkan apakah proyek membutuhkan

dukungan keuangan danatau jaminan dari Pemerintah atau tidak

Untuk memperkirakan kinerja keuangan proyek maka diperlukan sejumlah

data masukandiantaranya data sosio-ekonomi makro biaya dan pendapatan

proyek serta faktor lainlain yang relevan

Pada kegiatan ini akan dilakukan analisis terhadap 3 alternatif KA yang

direncanakan dalam studi ini Adapun ulasan ketiga alternatif telah

disampaikan secara rinci pada bab-bab terdahulu

4-146

A Asumsi Ekonomi Makro

Terdapat beberapa asumsi yang berhubungan dengan faktor-faktor Ekonomi

Makro diantaranya sebagai berikut

1 Asumsi Tingkat Inflasi

Proyek ini menggunakan asumsi tingkat inflasi 4 berdasarkan data

Biro Pusat Statistik (BPS) tentang data inflasi year on year basis

menunjukan angka 400 (BPS 2020) Maka pada proyek ini untuk

memastikan inflasi tetap rendah dan stabil angka inflasi berada dalam

kisaran sebesar 314 plusmn1

2 Asumsi Tingkat Suku Bunga

Berdasarkan data dari Bank Indonesia tentang rata-rata tertimbanng

suku bunga kredit perbankan (Juli2020) sebesar 1200 Maka pada

proyek ini digunakan angka suku bunga kredit sebesar 12

3 Asumsi Nilai Tukar

Asumsi nilai tukar mata uang yang digunakan pada Analisis kali ini

berdasarkan data dari Bank Indonesia 2020 sebesar 1 USD = IDR 14000

B Perhitungan Biaya Proyek

Dalam melakukan Perhitungan Biaya Proyek terdapat Beberapa Key

Indicator Finance (indikator-indikator kunci) dalam Financial Analysis

(Analisis Finansial) diantaranya sebagai berikut

i ModalCapital Expenditure (CAPEX)

CAPEX secara khusus dikaitkan dengan pengadaan jasa layanan baru dimana

komponen CAPEX disini meliputi biaya pembangunan prasarana biaya

pengadaan sarana dan biaya manajemen dan contingency yang secara rinci

disajikan pada Tabel 477 di bawah ini Selain itu diperhitungkan pula beban

bunga utang selama masa konstruksi Adapun pada perhitungan ini biaya

pengadaan lahan tidak diperhitungkan dengan asumsi sudah disediakan oleh

pemerintah daerah

4-147

Tabel 4 77 Biaya CAPEX Trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Uraian Pekerjaan Persentase Total Harga (Rp Juta)

Persiapan 0025 2373 Pekerjaan Jalan Rel 37381 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0619 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 3326 2745920 Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41925 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 16047 164751 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0678 105000

Jumlah 100 11321046 Ppn 10 1132105

Total Keseluruhan 12453151

B Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api Persentase Total Harga (Rp Juta) Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 4841 45000

Lokomotif Barang Tipe CC 206 35772 47500 Kereta Penumpang 17214 160000

Kereta Barang Tertutup 42173 392000 Total 929500

C Biaya Manajemen dan Contigency Total Harga (Rp) Persiapan dan Manajemen Proyek 62266 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 186797 Price Contigency 373595 Contruction Contigency 622658

Total 1245315 Sumber Hasil Analisis

ii Biaya Operasional dan PemeliharaanOperating Expense (OPEX)

Biaya ini mencakup biaya-biaya operasi dan pemeliharaan selama siklus

proyek agar aset-aset di lingkup proyek t etap dalam kondisi yang terjaga dan

tetap dalam kondisi yang cukup memadai untuk dapat memberikan output

yang diinginkan Biaya ini mencakup biaya-biaya operasional sarana dan

prasarana perlengkapan dan peralatan manajemen langsung dan asuransi

Pada analisis ini biaya OampM tahunan di-index-kan dengan estimasi kenaikan

per tahun yang disebabkan inflasi yang diasumsikan sebesar 5 per tahun

4-148

Estimasi biaya operasional dan pemeliharaan sarana kereta api per tahun

untuk jalur Cileungsi-Jonggol-Cianjur sebesar Rp 119391 juta per

Kmlintasan Tabel 478 di bawah ini menunjukkan estimasi biaya OPEX per

tahun pada kedua jalur tersebut

Tabel 4 78 Biaya OPEX Trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391 Sumber Hasil Analisis

C Perhitungan Pendapatan

Komponen penerimaan dan estimasi aliran penerimaan pada proyek ini

berasal dari ongkos angkut yang mencakup ongkos angkut barang Rp

800TonKm dan tiket penumpang sebesar Rp 300penumpangKm

Adapun data jumlah angkutan barang dan jumlah penumpang telah dibahas

4-149

pada bab terdahulu sehingga dapat diperhitungan nilai pendapatan pada

ketiga alternatif sebagaimana tersaji pada Tabel 479 berikut ini

Tabel 4 79 Perkiraan Potensi Pendapatan Trase Alternatif

Tahun Pendapatan

Barang (RpJuta) Pendapatan

Penumpang (RpJuta) Pendapatan

Perdagangan (RpJuta) 2024 118880 153378 2777 2025 136712 168716 2930 2026 157219 185587 3091 2027 180802 204146 3261 2028 207922 224561 3441 2029 239111 247017 3630 2030 274977 271718 3829 2031 318973 298890 4040 2032 370009 328779 4262 2033 444011 361657 4497 2034 532813 397823 4744 2035 639376 437605 5005 2036 767251 481366 5280 2037 920701 529502 5571 2038 1104842 582452 5877 2039 1325810 640698 6200 2040 1590972 704767 6541 2041 1909166 775244 6901 2042 2291000 852769 7281 2043 2749200 938045 7681 2044 3299040 1031850 8104 2045 3958848 1135035 8549 2046 4750617 1248539 9019 2047 5700740 1373392 9516 2048 6840889 1510732 10039 2049 8209066 1661805 10591 2050 9850879 1827985 11173 2051 11821055 2010784 2365 2052 14185266 2211862 2495 2053 17022320 2433048 2633

Sumber Hasil Analisis

4-150

D Analisis Rasio

Komposisi modal pada proyek ini disusun sebagaimana pada umumnya

proyek infrastruktur di Indonesia yaitu 3070 yaitu modal sendiri

dibanding pinjaman

Tabel 4 80 Komposisi Modal Nama Jalur Biaya (Rp Juta)

1 CAPEX 12453151

2 Modal Sendiri (30) 3735945

3 Pinjaman KMKKI (70) 8717205

Sumber Hasil Analisis

E Pendanaan (Funding)

Dari skema pembiayaan di atas maka jadwal pembayaran hutang

diperhitungkan dengan dengan asumsi bunga bank 12 dan pembayaran

hutang dihitung flat dengan jangka waktu pinjaman 30 tahun termasuk masa

konstruksi

F Indikator Kelayakan Finansial

Pada tabel di bawah ini disampaikan resume perhitungan indikator

kelayakan finansial jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Nilai FIRR

tidak terhitung nilainya karena tingkat pengembalian yang sangat tinggi saat

NPV=0

Tabel 4 81 Indikator Kelayakan Finansial Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Finansial Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta)

(1266045)

(10410338)

(12774850

Benefit Cost Ratio - BCR 0933 0381 0183

Financial Internal Rate of Return - FIRR ()

0 -5 -9

4-151

G Dukungan Pemerintah

Dari perhitungan Key Indicators Finance di atas maka proyek ini dinyatakan

tidak layak secara keuangan (Financially Unviable) maka proyek

infrastruktur ini tidak menarik bagi sektor swasta untuk berinvestasi di

dalamnya walaupun layak secara ekonomi (economically feasible) namun

pendapatan dari proyek (tarif layanan) tidak cukup dan hal ini tidak

mencapai tingkat keuntungan yang diharapkan (Rate of Return) oleh pihak

swasta Maka diperlukan dukungan pemerintah agar proyek menjadi layak

secara keuangan Dukungan seperti dimaksud hanya dapat dijustifikasi

apabila manfaat ekonominya lebih besar dari biaya

Kontribusi pemerintah untuk menutup kekurangan pendanaanfunding gap

dilakukan melalui pendanaan Viability Gap Fund (VGF) atau subsidi harga

Dalam bagian ini akan dipaparkan Analisis VGF untuk proyek ini agar dapat

menjadi layak secara keuangan

Ketidaklayakan proyek secara finansial ini pada umumnya bersumber dari

beban investasi (biaya pembangunankonstruksi) yang mahal karena

teknologi yang digunakan yang tidak dapat dikembalikan sepenuhnya oleh

tarif layanan infrastruktur yang dibatasi dengan kemampuan membayar

masyarakat Dalam rangka mengatasi permasalahan ketidaklayakan proyek

infrastruktur secara finansial ini pemerintah dapat memberikan dukungan

tunai kepada proyek infrastruktur KPS sebagaimana diatur dalam beberapa

aturan pemerintah yang dapat dibaca pada analisis di bawah ini

4-152

Tabel 4 82 Analisis Dana Dukungan Kelayakan dari Pemerintah (Viability Gap Fund Ȃ VGF)

Uraian Analisis Regulasi Pemerintah tentang 1 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2005 KPBU 2 Perpres Nomor 13 Tahun 2010

3 Perpres Nomor 56 Tahun 2011 4 Perpres Nomor 66 Tahun 2013

Regulasi Pemerintah tentang VGF

PMK Nomor 223PMK0112012 tentang Pemberian Dukungan Kelayakan atas Sebagian Biaya Konstruksi Pada Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur PMK Nomor 223 Tahun 2012 ini merupakan aturan pelaksanaan dari Pasal 17A Perpres Nomor 56 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 67 Tahun 2005 yang memberikan ruang bagi pemerintah untuk dapat memberikan dukungan dalam bentuk kontribusi fiskal yang bersifat finansial terhadap proyek kerjasama (KPS)

Syarat Proyek untuk mendapatkan Dukungan Kelayakan (Viabiility Gap

Kementerian Keuangan Republik Indonesia menetapkan kriteria dan prosedur untuk mendapatkan VGF Kriteria proyek yang dapat mengajukan dukungan dana VGF antara lain sebagai berikut

Fund ndashVGF) a Proyek yang telah memenuhi kelayakan ekonomi tetapi belum memenuhi kelayakan finansial

b Menerapkan prinsip pengguna membayar (tarifuser charge) c Biaya investasi paling kurang senilai Rp10000000000000 (seratus miliar rupiah) d Badan Usaha Swasta Pemenang Lelang yang ditetapkan oleh Pemerintah cq PJPK

(Penanggungjawab Proyek Kerjasama) melalui proses lelang yang terbuka dan

4-153

kompetitif sesuai dengan peraturan tentang Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

e Perjanjian KPS mengatur skema pengalihan aset danatau pengelolaannya dari Badan Usaha

f Penandatangan Perjanjian Kerja Sama kepada Pemerintah cq PJPK pada akhir periode kerja sama

g Hasil Prastudi Kelayakan pada Proyek KPS tersebut harus 1 Mencantumkan pembagian risiko yang optimal antara PemerintahPJPK dan

Badan Usaha Penandatangan Perjanjian Kerja SamaBadan Usaha Pemenang Lelang

2 Menyimpulkan bahwa Proyek KPS tersebut layak secara ekonomi yang juga meliputi aspek teknis hukum lingkungan dan sosial dan

3 Menunjukkan bahwa Proyek Kerja Sama tersebut menjadi layak secara finansial dengan diberikannya dukungan kelayakan VGF

Dana Dukung Bantuan Dana dukung yang didapatkan secara optimal bisa mencapai 49 dari CAPEX

4-154

443 KAJIAN RISIKO

4431 IDENTIFIKASI RISIKO

Identifikasi risiko merupakan suatu proses untuk menentukan risiko yang

mungkin terjadi pada proyek infrastruktur khususnya terkait Kajian Survei

Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

yang mengenal karakteristiknya dampak yang mungkin dihasilkan durasi

dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengantisipasinya Tujuan

dari dilakukannya identifikasi risiko adalah hanya mengidentifikasi segala

risiko yang mungkin terjadi dan bukan untuk mengeliminasi risiko maupun

menciptakan solusi untuk mencegahnya Identifikasi risiko yang merujuk

pada PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII) secara garis besar terdapat

11 (sebelas) identifikasi faktor risiko pada pekerjaan prasarana dan sarana

perkeretaapian yang terdiri dari

hearts Risiko Politik

hearts Risiko Desain Konstruksi dan Uji Operasi

hearts Risiko Sponsor

hearts Risiko Finansial

hearts Risiko Operasi

hearts Risiko Pendapatan

hearts Risiko Konekvitas Jaringan

hearts Risiko Interface

hearts Risiko Politik

hearts Risiko Force Majeure dan

hearts Risiko Kepemilikan Aset

Berdasarkan identifikasi risiko proyek diatas dilakukan dengan

mempertimbangkan lingkup proyek model bisnis proyek sumber

pendanaan dan aspek eksternal proyek Kajian Survei Investigasi Dasar (SID)

Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur Proses identifikasi risiko

4-155

dapat berdasarkan beberapa aspek seperti data historis observasi

benchmark dan expert judgement Adapun 11 (sebelas) uraian Faktor Risiko

pekerjaan prasarana dan sarana perkeretaapian seperti pada tabel 483

dibawah yang digunakan sebagai rujukan dalam mengidentifikasi risiko

untuk pembangunan prasara perkeretaapian dengan skema KPBU

Tabel 4 83 Identifikasi Risiko Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Faktor Risiko Identifikasi Sub Faktor Risiko

Risiko Lokasi Kesulitan pada lokasi yang tat terduga Keterbatasan ruang kerja working space konstruksi Risiko Status Tanah Kontaminasipolusi ke lingkungan lokasi Terhalangnya akses transportasi masyarakat Terganggunya kenyamanan masyarakat yang berada di sekitar area proyek

Risiko Konstruksi Operasi

Desain dan Uji

Ketidakjelasan spesifikasi output Gagal menjaga keamanan dan keselamatan dalam lokasi Kenaikan biaya konstruksi Kinerja kontraktor subkontraktor yang buruk Default kontraktorsub-kontraktor Kesalahan desain Terlambatnya penyelesaian konstruksi Risiko uji operasi (testing amp comissioning)

Risiko Sponsor Default Badan Usaha Default sponsor proyek Default lender proyek

Risiko Finansial Kegagalan mencapai financial close Risiko nilai tukar mata uang Risiko tingkat inflasi dan suku bunga Risiko asuransi Risiko kemampuan fiskal

Risiko Operasi Ketersediaan fasilitas Buruk atau tidak tersedianya layanan Aksi industri Risiko sosial dan budaya lokal Kegagalan manajemen proyek Kegagalan kontrol dan monitoring proyek Kenaikan biaya operasional dan pemeliharaan Kesalahan estimasi biaya life cycle Ketidakhandalan teknologi pelayanan perkeretaapian

dan sistem informasi

Kecelakaan lalu lintas atau isu keselamatan Penyelenggara Prasarana tidak siap dalam skema multi

4-156

Faktor Risiko Identifikasi Sub Faktor Risiko operator

Risiko Pendapatan Risiko pada masa awal operasi (ramp up period) Perubahan proyeksi volume permintaan Kesalahan estimasi dari model sebelumnya Kegagalan pembayaran pengguna prasarana Kesalahan perhitungan estimasi penggunaan prasarana

Risiko Konektivitas Jaringan

Risiko konektivitas dengan jaringan jalur KA eksisting Risiko pengelolaan jaringan jalur rel Risiko fasilitas pesaingcompetitor

Risiko Interface Risiko ketimpangan waktu dan kualitas pekerjaan Risiko perbedaan standarmetode layanan Risiko relasi

Risiko Politik Mata uang asing tidak dapat dikonversi Mata uang asing tidak dapat direpatriasi Risiko ekspropriasi Perubahan regulasi (dan pajak) yang umum Perubahan regulasi (dan pajak) yang diskriminatif dan spesifik Keterlambatan perolehan persetujuan perencanaan Keterlambatan perolehan akses ke lokasi proyek

Force Majeure Bencana alam Force majeure politic Cuaca ekstrim Forst majeure berkepanjangan

Risiko Kepemilikan Aset

Transfer aset setelah kontrak KPBU berakhir Pengalihan bisnis dan pengelolaan aset kereta api eksisting dan yang baru terbangun

4432 IDENTIFIKASI RISIKO

Dalam proses manajemen risiko diperlukan penanganan dan pengendalian

(risk treatment dan risk control) Secara garis besar penanganan risiko

termasuk menanggung risiko menghindari risiko menghilangkan risiko

meminimalisir risiko dan mengalihkan atau mengalokasikan risiko kepada

pihak lain Mitigasi risiko dapat dilihat pada tabel di bawah ini

4-157

Tabel 4 84 Identifikasi Risiko Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api

Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

1 Risiko Lokasi A Kesulitan pada lokasi

yang tak terduga

Tidak teridentifikasinya

utilitas dan kesulitan proses

relokasi utilitas sehingga

terjadi keterlambatan dan

mungkin dilakukan

perpindahan rute Ȃ [Tahap

Konstruksi]

Pelaksanaan identifikasi

utilitas pada saat

perencanaan dengan

didukung oleh data yang

memadai

B Keterbatasan ruang

kerja working space

konstruksi

Terkait penyediaan lahan

untuk ruang kerja pada

masa konstruksi Ȃ [Tahap

Konstruksi

Metode konstruksi

baik Sosialisasi

pemerintah

yang

oleh

C Risiko Status Tanah Kepemilikan sertifikat tanah

ganda ditemukan saat

proyek dilaksanakan Ȃ

[Tahap Pra- konstruksi]

hearts Melaksanakan validasi dan penyelesaian status kepemilikan lahan

hearts Dukungan otoritas terkait sangat penting

D Kontaminasipolusi ke

lingkungan lokasi

Kontaminasipolusi di

lingkungan lokasi yang

mengganggu pelaksanaan

proyek Ȃ [Semua Tahap]

Kesesuaian dengan studi

Amdal yang baik

E Terhalangnya

transportasi

masyarakat

akses Proyek yang memotong

wilayah pemukiman dapat

menimbulkan dampak

terganggunya akses

komunikasi dan ekonomi

masyarakat Ȃ [Tahap

Konstruksi amp Operasi]

Pembuatan

transportasi baru

disepakati bersama

akses

yang

F Terganggunya

kenyamanan

masyarakat yang

berada di sekitar area

Proyek dapat menyebabkan

gangguan kesehatan dan

kenyamanan misalnya

rumah masyarakat rusak

Melakukan studi AMDAL

yang komprehensif dan

melaksanakannya dengan

baik

4-158

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

proyek karena kegiatan konstruksi

[Tahap Konstruksi]

2 Risiko Desain Kontruksi dan Uji Operasi

A Ketidakjelasan

spesifikasi output

Keterlambatan dan kenaikan

biaya akibat spesifikasi

output tidak jelas Ȃ [Tahap

Pra- konstruksi]

hearts Klasifikasi saat proses tender

hearts Kapasitas desain yang baik

hearts Dokumen lelang sebaiknya tersaji dengan jelas dan mudah dipahami agar dapat meningkatkan kompetisi dan menurunkan biaya proyek

B Gagal

keamanan

keselamatan

lokasi

menjaga

dan

dalam

Tingkat kecelakaan selama

pekerjaan konstruksi

berlangsung tinggi Ȃ [Tahap

Konstruksi]

hearts Implementasi prosedur keamanan dan keselamatan kerja yang baik

hearts EPC yang berpengalaman dan handal

C Kenaikan

konstruksi

biaya Kenaikan akibat perubahan

volume pekerjaan ataupun

harga material Ȃ [Tahap

Konstruksi]

hearts Kesepakatan prosedur persetujuan perubahan volume dan ambang batas perubahan

hearts Akomodir perhitungan faktor eskalasi harga di dalam kontrak

hearts Hubungan baik dengan supplier

hearts Klausul penalti atas Liquidity Damages

D Kinerja kontraktor

subkontraktor yang

buruk

Kontraktor Sub-kontraktor

tidak mampu melakukan

pekerjaan sesuai kontrak Ȃ

[Tahap Konstruksi]

Proses pemilihan

kontraktor dan

subkontraktor yang

kredibel

Penerapan penalti

E Default

kontraktorsub-

Kegagalan

kontrak

penyelesaian

oleh

Proses

kontraktor

pemilihan

dan

4-159

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

kontraktor kontraktorsub-kontraktor

karena faktor manajemen

internal amp finansial Ȃ [Tahap

Konstruksi]

subkontraktor yang

kredibel

Penerapan penalti

F Kesalahan desain Menyebabkan ekstrarevisi

desain yang diminta

operator Ȃ [Tahap Pra-

konstruksi amp Konstruksi]

Konsultan desain atau EPC

yang berpengalaman dan

handal

G Terlambatnya

penyelesaian

konstruksi

Dapat termasuk akibat

kualitas keahlian SDM yang

buruk terbatasnya

ketersediaan material amp

peralatan terlambatnya

pengembalian akses lokasi Ȃ

[Tahap Konstruksi]

Kontraktor yang handal

dan klausul kontrak yang

standar termasuk klausul

penalti atas Liquidity

Damages

H Risiko uji operasi

(testing amp

comissioning)

Kesalahan estimasi waktu

biaya dalam uji operasi

teknis Ȃ [Tahap Konstruksi]

hearts Sistem komunikasi amp koordinasi kontraktor konsultan penguji dan operator yang tepat

hearts Konsultan testing amp commissioning yang berpengalaman

3 Risiko Sponsor A Default Badan Usaha Default BU yang mengarah

ke termanasi atau step-in

oleh financier Ȃ [Semua

Tahap]

Konsorsium didukung

sponsor yang kredibel dan

solid

B Default sponsor

proyek

Default pihak sponsor (atau

anggota konsorsium) Ȃ

[Semua Tahap setelah

financial close]

Proses PQ untuk

memperoleh sponsor yang

kredibel

c Default lender proyek Default pihak institusi

keuanganperbankan (atau

sindikasi) karena perubahan

kebijakantrust terhadap BU

atau akibat isu internal

lender Ȃ [Semua Tahap

Pemilihan lender yang

kredibel Kinerja BU

memenuhi kontrak

Pemenuhan persyaratan

lender

4-160

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

setelah financial close]

4 Risiko Finansial A Kegagalan mencapai

financial close

Tidak tercapainya financial

close karena ketidakpastian

kondisi pasar atau struktur

modal proyek yang tidak

optimal Ȃ [Tahap

PraKonstruksi]

Koordinasi dan

konsorsium yang baik

dengan lender yang

kredibel dan potensial

B Risiko nilai tukar mata

uang

Fluktuasi (non ekstrim) nilai

tukar Ȃ [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan dalam Rupiah

hearts Indeks harga pembelian memperhitungkan fluktuasi mata uang

hearts Instrumen lindung nilai diantaranya kontrak berjangka dan opsi mata uang

hearts Risiko C Risiko tingkat inflasi

dan suku bunga

Kenaikan (non ekstrim)

tingkat inflasi terhadap

asumsi dalam life-cycle cost

dan suku bunga Ȃ [Semua

Tahap]

hearts Faktor indeksasi tarif hearts Nilai tingkat suku

bunga

D Risiko asuransi Cakupan asuransi untuk

risiko tertentu tidak lagi

tersedia di pasaran dan

kenaikan substansial tingkat

premi terhadap estimasi

awal Ȃ [Semua Tahap]

Konsultansi dengan

spesialisbroker asuransi

E Risiko kemampuan

fiskal

Kemampuan fiskal untuk

pengembalian availability

payment kepada badan

usaha tidak mencukupi

Perencanaan yang matang

terkait kemampuan

pendanaan Kementerian

Perhubungan

5 Risiko Operasi A Ketersediaan fasilitas Akibat fasilitas tidak bisa Kontraktor yang handal

4-161

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

terbangun Ȃ [Tahap

Konstruksi]

B Buruk atau tidak

tersedianya layanan

Akibat fasilitas tidak bisa

beroperasi Ȃ [Tahap

Operasi]

hearts Operator yang handal

hearts Spesifikasi output yang

jelas

C Aksi industri Aksi mogok larangan

kerjadsb Ȃ [Tahap Operasi]

Kebijakan SDM dan

hubungan industrial yang

baik

D Risiko sosial dan

budaya lokal

Risiko yang timbul karena

tidak diperhitungkannya

budaya atau kondisi sosial

masyarakat setempat dalam

implementasi proyek Ȃ

[Semua Tahap]

Menerapkan program

pengembangan

masyarakat yang people

oriented Pemberdayaan

masyarakat

E Kegagalan manajemen

proyek

Kegagalan atau

ketidakmampuan Badan

Usaha dalam mengelola

operasional Proyek

Kerjasama Ȃ [Tahap Operasi]

Menyusun rencana

manajemen operasi dan

dijalankan oleh secara

professional

F Kegagalan kontrol dan

monitoring proyek

Terjadinya penyimpangan

yang tidak terdeteksi akibat

kegagalan kontrol dan

monitoring oleh Badan

Usaha PJPK Ȃ [Semua

Tahap]

Menyusun rencana kontrol

dan monitoring serta

evaluasi berkala terhadap

efektivitas rancangan dan

pelaksanaan

G Kenaikan biaya

operasional dan

pemeliharaan

Akibat kesalahan estimasi

biaya OampM atau kenaikan

tidak terduga Ȃ [Tahap

Operasi]

Operator yang handal

Faktor eskalasi dalam

kontrak

H Kesalahan estimasi

biaya life cycle

Kesalahan estimasi biaya

diakibatkan tidak

mendapatkan harga yang fix

dan terkini dari supplier Ȃ

[Tahap Operasi]

Kesepakatankontrak

dengan supplier seawal

mungkin

4-162

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

I Ketidakhandalan

teknologi dan sistem

informasi pelayanan

perkeretaapian

Teknologi yang digunakan

tidak dapat dihandalkan

sehingga menggangu

Operasi Ȃ [Tahap Operasi]

Memilih teknologi yang

handal dan vendor yang

tepat

J Kecelakaan lalu lintas

atau isu keselamatan

Tingginya kecelakaan lalu

lintas - [Tahap Operasi]

Asuransi kewajiban pihak

ketiga

K Penyelenggara

Prasarana tidak siap

dalam skema multi

operator

Minimnya pengalaman

dalam mengelola trayek dan

sumber pendapatan dari

skema multi operator

Training dan

pendampingan dari

institusibadan usaha yang

berwenangditunjuk oleh

pemerintah

6 Risiko Konektivitas Jaringan A Risiko konektivitas

dengan jaringan jalur

KA eksisting

Ingkar janji otoritas jalur KA

eksisting menggunakan

jaringan yang baru Ȃ [Tahap

Operasi]

hearts Pemahaman kontrak yang baik oleh sektor publik

hearts Sinkronisasi operator sarana jalur rel eksisting

B Risiko pengelolaan

jaringan jalur rel

Keterbatasan pemerintah

dalam mengatur

penggunaan jaringan jalur

rel yang mempengaruhi

kinerja layanan

perkeretaapian Ȃ [Tahap

Operasi]

Pengaturan pola

perjalanan KA dengan

memperhatikan kapasitas

jalan rel

C Risiko fasilitas

pesaingcompetitor

Ingkar janji otoritas untuk

tidak membangun rute

moda pesaing - [Tahap

Operasi]

Pemahaman kontrak yang

baik oleh sektor publik

7 Risiko Interface A Risiko ketimpangan

waktu dan kualitas

pekerjaan

Ketimpangan waktu dan

kualitas pekerjaan dukungan

pemerintah dan yang

dikerjakan BU Ȃ [Tahap

Konstruksi]

Koordinasi dan integrasi

jadwal pelaksanaan proyek

Pekerjaan perbaikan oleh

pihak yang kualitas

pekerjaannya lebih rendah

B Risiko perbedaan Rework yang substantial Kesepakatan standar

4-163

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

standarmetode

layanan

terkait perbedaan standar

metode layanan yang

digunakan Ȃ[Tahap

Konstruksi]

metode yang akan

diterapkan para pihak

sedini mungkin

C Risiko relasi Miskomunikasi di dalam

internal dan eksternal

organisasi termasuk

mengakibatkan

keterlambatan kesalahan

proses karena kurang

pengalaman di proyek

KPBUProject Financing -

[Semua Tahap]

koordinasi dirancang

disepakati dan

disosialisasikan dengan

baik ke semua pihak

terkait

8 Risiko Politik A Mata uang asing tidak

dapat dikonversi

Tidak tersedianya danatau

tidak bisa dikonversinya

mata uang asing kedari

Rupiah - [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan domestik hearts Akun pembiayaan luar

negeri hearts Penjaminan dari bank

sentral

B Mata uang asing tidak

dapat direpatriasi

Mata uang asing tidak bisa

ditransfer ke negara asal

investor - [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan domestik hearts Akun pembiayaan luar

negeri hearts Penjaminan dari bank

sentral C Risiko ekspropriasi Nasionalisasipengambilalih

an tanpa kompensasi (yang

memadai) Ȃ [Tahap Operasi]

hearts Mediasi negosiasi hearts Asuransi Risiko Politik hearts Penjaminan

pemerintah

D Perubahan regulasi

(dan pajak) yang

umum

Bisa dianggap sebagai risiko

bisnis - [Semua Tahap]

E Perubahan regulasi

(dan pajak) yang

diskriminatif dan

spesifik

Berbentuk kebijakan pajak

oleh otoritas terkait (pusat

danatau daerah) - [Semua

Tahap]

hearts Mediasi negosiasi hearts Asuransi Risiko Politik hearts Penjaminan

pemerintah

F Keterlambatan Hanya jika dipicu keputusan Provisi kontrak yang jelas

4-164

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

perolehan persetujuan

perencanaan

sepihak tidak wajar dari

otoritas terkait - [Tahap Pra-

konstruksi amp Konstruksi]

termasuk kompensasinya

G Keterlambatan

perolehan akses ke

lokasi proyek

Hanya jika dipicu keputusan

sepihak tidak wajar dari

otoritas terkait - [Semua

Tahap]

Provinsi kontrak yang jelas

termasuk kompensasinya

9 Force Majeure A Bencana alam Terjadinya bencana alam

sehingga tidak dapat

beroperasi secara normal -

[Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

B Force majeure politis Peristiwa perang

kerusuhan gangguan

keamanan masyarakat -

[Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

C Cuaca ekstrim Akibat perubahan iklim atau

faktor lain - [Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

D Forst majeure

berkepanjangan

Jika di atas 6-12 bulandapat

mengganggu aspek

ekonomis pihak yang

terkena dampak (terutama

bila asuransi tidak ada) -

[Semua Tahap]

10 Risiko Kepemilikan Aset

A Transfer aset setelah

kontrak KPBU

berakhir

Proses transfer aset

terkendala karena ada

perbedaan mekanisme

pengalihan atau penilaian

[Tahap Operasi]

hearts Pembuatan kontrak yang mengatur perihal transfer aset dengan jelas

hearts Penilaian dilakukan oleh penilai independen yang disepakati bersama

B Pengalihan bisnis dan

pengelolaan aset

kereta api eksisting

Ketidakpastian kondisi

bisnis setalah transfer dari

operator sebelumnya dan

hearts Studi kelayakan bisnis

yang baik dan lengkap

(dalam PFS)

4-165

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

dan yang baru

terbangun

tidak terantisipasinya

kondisi perkeretaapian

eksisting

hearts Kontrak yang jelas dan

mengatur secara detail

pengalihan aset

5-1

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survei Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

5 BAB 5 RANCANGAN DASAR DESAIN KERETA API

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

Pada Sub Bab ini akan dibahas mengenai rancangan dasar desain kereta api yang

berisikan kriteria desain prasarana kereta api yang terdiri dari geometrik jalur

jembatan dan terowongan Serta rancangan dasar desain dari prasarana kereta api

berupa geometrik jalur bangunan hikmat perlintasan tak sebidang terowongan

dan stasiun

51 KRITERIA DESAIN JALUR KERETA API

Kondisi topografi dan strukturformasi geologi merupakan unsur utama

yang menjadi pedoman dalam kegiatan studi menetapkan trasejalur jalan

kereta api Rancangan Pra Desain jalan rel meliputi rancangan alinyemen

horizontal dan alinyemen vertikal bangunan pendukung seperti sistem

drainase dan perlintasan untuk jalan orangsepeda motormobil

Rancangan jalur kereta api akan mengikuti standar-standar dan peraturan-

peraturan yang berlaku di Kementerian Perhubungan maupun PT Kereta Api

(Persero) sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam KAK Faktor-

faktor yang menjadi bahan pertimbangan pokok dalam menetapkan

trasejalur kereta api adalah sebagai berikut

1 Persyaratan teknis perencanaan jalur kereta api

2 Pola operasi kereta api

3 Kemampuan daya tarik lokomotif

4 Daerah-daerah dengan potensi sumber alam

5-2

5 Keamanan dan kenyamanan untuk pengguna jasa angkutan kereta api

6 Kemudahan pelaksanaan pekerjaan konstruksi

7 Biaya pelaksanaan dan pemeliharaan

Dalam Pelaksanaan rancangan trase Jalan Rel yang harus dibuat setidaknya

memenuhi ketentuan sebagai berikut

1) Lebar dan Jarak Jalan rel

a) Lebar jalan rel 1067 mm

b) Jarak minimum antar as jalan rel di petak jalan adalah 400 m (double

track)

c) Ruang bebas kelas I yang diperlebar pada kondisi datar dan kelas 3

pada kondisi pegunungan diperhitungkan adanya muatan double

deck atau muatan peti kemas

d) Jarak minimum antar as jalan rel di lengkung adalah 440 m (double

track)

2) Emplasemen

a) Jarak minimal antar as jalur utama di emplasemen adalah 520 m

b) Wesel menggunakan wesel 112

3) Kecepatan dan Beban Gandar

a) Kecepatan Maksimum 120 kmjam

b) Kecepatan di Emplasemen 45 kmjam

c) Beban Gandar 18 ton

4) Geometri Jalan

a) Jari-ȋȌηͺͲͲ m

b) ζͳͲΩ

ζʹͲΩ pegunungan

c) Kelandaian maksimum di emplasemen adalah 15 ΩǤ

5) Material

a) Jenis rel yang digunakan untuk jalan kelas I adalah R54 dengan

karakteristik dan spesifikasi yang memenuhi ketentuan berlaku

b) Alat penambat rel tipe elastis dengan persyaratan bahan sesuai

5-3

dengan Peraturan Bahan Jalan Rel atau Peraturan yang berlaku

6) Perlintasan yang diperkirakan tidak perlu dijaga harus memenuhi

persyaratan pandangan bebas

52 DESAIN GEOMETRIK TRASE JALAN KERETA API

521 ALINYEMEN HORIZONTAL

Desain Teknis Jalan Rel akan menghasilkan gambar gambar yang terdiri dari

Gambar Situasi Potongan memanjang dan potongan melintang Pada gambar

situasi akan dihasilkan gambar desain situasi dan rencana lengkung

(alinyemen horizontal) Pada gambar potongan melintang akan dihasilkan

rencana kelandaian (Lengkung vertikal)

Adapun desain alinyemen horisontal menggunakan program bantu yaitu

Autocad Civil 3D untuk kriteria jari-jari lengkung panjang spiral dan lain-lain

dapat dilihat dari output program sebagai berikut

Dari hasil desain alinyemen horizontal di dapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 5 1 Alinyemen Horizontal

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

1 IP0 7116125184 9285137814 N82deg 16 35E 0+00000 0+34997

2 IP1 7121674706 928521308 800 0+34997 0+76082 N52deg 51 04E 0+76082 0+92755

3 IP2 7125740351 9285521107 800 0+92755 1+19169 N71deg 46 09E 1+19169 1+58588

4 IP3 71321575 9285732476 800 1+58588 1+87887 N50deg 47 09E 1+87887 2+27558

5 IP4 7138682204 9286264888 800 2+27558 2+84481 S88deg 26 44E 2+84481 3+96526

6 IP5 7156842502 9286215611 800 3+96526 4+70547 N38deg 32 28E 4+70547 5+58270

7 IP6 7166289374 9287401502 800 5+58270 6+04895 N71deg 56 01E 6+04895 6+87441

8 IP7 7180001872 9287848808 800 6+87441 7+57894 N21deg 28 32E 7+57894 8+03983

9 IP8 7185082411 9289140187 800 8+03983 9+00334 S89deg 31 05E 9+00334 9+85670

5-4

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

10 IP9 7199791031 9289127818 1000 9+85670 9+99182 S81deg 46 34E 9+99182 10+42734

11 IP10 7207911391 9289010455 800 10+42734 11+03147 S38deg 30 31E 11+03147 11+25048

12 IP11 7213095605 9288358912 800 11+25048 11+81807 S79deg 09 32E 11+81807 12+67096

13 IP12 7225127605 9288128493 800 12+67096 12+82219 S89deg 59 24E 12+82219 13+77469

14 IP13 723595048 9288128303 1000 13+77469 13+88249 S83deg 48 48E 13+88249 15+39707

15 IP14 7252928872 9287944259 800 15+39707 15+67281 N76deg 26 17E 15+67281 16+78503

16 IP15 7267663337 9288299688 800 16+78503 17+29545 S67deg 00 21E 17+29545 19+17489

17 IP16 7289987554 9287352349 800 19+17489 19+71613 S28deg 14 32E 19+71613 21+04852

18 IP17 7298369619 9285791856 800 21+04852 21+35961 S50deg 31 21E 21+35961 22+91401

19 IP18 7315241952 928440212 800 22+91401 23+76976 S10deg 45 59W 23+76976 23+93636

20 IP19 7313259697 9283359674 800 23+93636 24+71077 S44deg 41 45E 24+71077 25+33408

21 IP20 7321980737 9282478265 800 25+33408 25+71862 S17deg 09 18E 25+71862 26+56843

22 IP21 7325728488 9281264191 800 26+56843 27+00660 S48deg 32 13E 27+00660 28+19483

23 IP22 7337206368 9280250033 1000 28+19483 28+43109 S35deg 00 00E 28+43109 30+04752

24 IP23 7347540824 9278774123 1000 30+04752 30+18060 S27deg 22 31E 30+18060 31+09472

25 IP24 7352474482 9277821314 1000 31+09472 31+27863 S37deg 54 44E 31+27863 32+95296

26 IP25 7364938546 9276220934 800 32+95296 33+45923 S1deg 39 13E 33+45923 34+64977

27 IP26 7365532692 9274162944 800 34+64977 35+68750 S75deg 58 31E 35+68750 36+31129

28 IP27 7385001786 9273676629 800 36+31129 37+54415 S12deg 19 18W 37+54415 37+56945

29 IP28 7381340429 9272000422 800 37+56945 38+93223 S85deg 16 47E 38+93223 39+74351

30 IP29 7403082914 9271820893 800 39+74351 40+57319 S25deg 51 32E 40+57319 41+28376

31 IP30 7410995565 9270188368 800 41+28376 42+37196 S52deg 04 40W 42+37196 42+80411

32 IP31 7397217383 9269114908 800 42+80411 43+91654 S27deg 35 37E 43+91654 43+99633

5-5

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

33 IP32 7403357188 9267940148 800 43+99633 44+99787 N80deg 40 35E 44+99787 46+16804

34 IP33 7428575221 9268354174 800 46+16804 47+43168 S8deg 49 19E 47+43168 47+60336

35 IP34 7431767523 9266297285 800 47+60336 49+11249 N80deg 44 18W 49+11249 49+21553

36 IP35 7411416402 9266629152 800 49+21553 50+52640 S5deg 22 39W 50+52640 52+37048

37 IP36 7408580709 9263616625 800 52+37048 52+98893 S49deg 40 16W 52+98893 54+16209

38 IP37 7396249753 9262569812 800 54+16209 54+39786 S66deg 33 24W 54+39786 56+50185

39 IP38 7364051314 926117356 800 56+50185 58+12518 S49deg 42 20E 58+12518 59+17643

40 IP39 7383015285 9259565615 800 59+17643 59+46963 S70deg 42 17E 59+46963 60+46340

41 IP40 7398461515 9259024841 800 60+46340 61+34925 S7deg 15 37E 61+34925 61+81551

42 IP41 7400843538 9257155128 800 61+81551 63+18707 N74deg 30 32E 63+18707 63+37071

43 IP42 7419097802 9257661058 800 63+37071 64+61379 S16deg 27 44E 64+61379 64+68965

44 IP43 7423383199 925621083 800 64+68965 65+78112 S61deg 42 31W 65+78112 66+22295

45 IP44 7410813555 9255534271 800 66+22295 66+85889 S16deg 09 46W 66+85889 66+99014

46 IP45 7407263122 9254309239 800 66+99014 68+25508 S74deg 25 55E 68+25508 69+26090

47 IP46 7428164458 925372692 800 69+26090 69+93008 S26deg 30 19E 69+93008 70+27100

48 IP47 7433153333 9252726541 800 70+27100 71+04670 S82deg 03 39E 71+04670 71+55853

49 IP48 7450536043 9252484124 800 71+55853 72+83674 S9deg 29 01W 72+83674 73+33124

50 IP49 7448151602 9251056727 800 73+33124 73+59057 S9deg 05 21E 73+59057 76+13357

51 IP50 7452843628 9248123834 800 76+13357 76+70123 S31deg 34 00W 76+70123 77+13519

52 IP51 7440783422 9246160909 800 77+13519 78+89588 N85deg 27 59E 78+89588 78+89969

Dari hasil desain trase di atas harus disesuaikan dengan kriteria peraturan

lengkung sesuai dengan PM 60 Tahun 2012

5-6

Tabel 5 2 Persyaratan Jari-jari Minimum yang Diijinkan

Kecepatan

rencana (kmjam)

Jari-jari minimum lengkung lingkaran tanpa

lengkung peralihan (m)

Jari-jari minimum lengkung lingkaran yang diijinkan

dengan lengkung peralihan (m) 120 2370 780 110 1990 660 100 1650 550 90 1330 440 80 1050 350 70 810 270 60 600 200

Sumber PM 60 Tahun 2012

522 ALINYEMEN VERTIKAL

Adapun desain alinyemen vertikal menggunakan program bantu yaitu

Autocad Civil 3D untuk kriteria kelandaian panjang spiral dan lain-lain dapat

dilihat dari output program sebagai berikut

Dari hasil desain alinyemen Vertikal di dapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 5 3 Alinyemen Vertikal

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out Stasiun Nambo

1 0 + 000 136 000 2 0 + 100 136 000 -1000 3 1 + 500 122 -1000 000 4 2 + 100 122 000 500 5 2 + 700 125 500 000

Stasiun Kembang Kuning 6 3 + 800 125 000 -1000 7 4 + 800 115 -1000 000 8 5 + 500 115 000 -450 9 6 + 600 110 -450 000

10 7 + 450 110 000 -500 11 8 + 450 105 -500 000

Stasiun Cileungsi

12 9 + 650 105 000 -590 13 11 + 000 97 -590 000

Stasiun Mampir

14 13 + 900 97 000 -750 15 15 + 500 85 -750 000

5-7

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out 16 16 + 000 85 000 -730 17 17 + 100 77 -730 000

Stasiun Jonggol 18 18 + 100 77 000 1000 19 18 + 900 85 1000 000 20 19 + 750 85 000 970 21 21 + 500 102 970 000 22 22 + 200 102 000 920 23 23 + 400 113 920 000 24 23 + 800 113 000 -890 25 24 + 700 105 -890 000

Stasiun Sukagalih 26 26 + 100 105 000 -380 27 27 + 400 100 -380 000 28 27 + 800 100 000 1140 29 30 + 000 125 1140 000

Stasiun Cibatu Tiga

30 32 + 400 125 000 480 31 33 + 450 130 480 000 32 34 + 100 130 000 -630 33 35 + 700 120 -630 000 34 36 + 200 120 000 1820 35 38 + 400 160 1820 000 36 38 + 800 160 000 1890 37 42 + 300 196 1890 000

Stasiun Antajaya 38 42 + 950 196 000 1880 39 44 + 700 260 1880 000 40 45 + 000 260 000 1870 41 48 + 750 330 1870 000 42 49 + 220 330 000 1900 43 51 + 850 380 1900 000

Stasiun Mekarjaya 44 52 + 400 380 000 1900 45 54 + 450 419 1900 000 46 54 + 880 419 000 1900 47 57 + 350 466 1900 000 48 57 + 800 466 000 1820 49 58 + 570 480 1820 000

Stasiun Majalaya 50 59 + 250 480 000 -1780 51 61 + 500 440 -1780 000 52 62 + 100 440 000 -1740 53 64 + 400 400 -1740 000 54 66 + 600 400 000 -1000

5-8

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out 55 68 + 100 385 -1000 000

Stasiun Jamali

56 68 + 900 385 000 -1730 57 71 + 500 340 -1730 000 58 72 + 000 340 000 -1670 59 74 + 100 305 -1670 000 60 74 + 700 305 000 570 61 77 + 000 318 570 000 62 77 + 400 318 000 -880 63 78 + 650 307 -880 000 64 79 + 000 307 000 000

Stasiun Selajambe

Untuk alinyemen vertikal desain lengkung harus sesuai dengan peraturan

berikut di bawah ini

Tabel 5 4 Besarnya Radius Lengkung Vertikal Minimum

Kecepatan Rencana

(KmJam)

Radius Minimum Lengkung Vertikal

(m)

V gt 100 8000

ζͳͲͲ 6000

Sumber PM 60 Tahun 2012

523 GAMBAR SITUASIPOTONGAN MEMANJANG DAN POTONGAN

MELINTANG

Dari desain alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal dihasilkan gambar

situasi dan potongan memanjang sebagai berikut

5-9

Gambar 5 1 Situasi Trase Cileungsi-Jonggol-Cianjur

5-10

Gambar 5 2 Potongan Memanjang Trase Cileungsi-Jonggol-Cianjur

5-11

Gambar 5 3 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus dan Lengkung

5-12

Gambar 5 4 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus Timbunan 2 meter dan Galian 2 meter

5-13

Gambar 5 5 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus Timbunan dan Galian lebih dari 6 meter

5-14

Dari hasil perhitungan alinyemen horisontal alinyemen vertical dan

penggambaran di dapatkan rincian Sebagian

Tabel 5 5 Ringkasan Trase Terpilih

No Uraian Kriteria Trase

1 Total panjang rencana trase 790 km 2 Kelandaian maksimal ͳͻΩ 3 Lengkung minimum R800 4 Panjang Terowongan 14 km

Karena rencana trase berada di daerah perbukitan maka untuk mencapai

ζ ͳͻ Ω

beberapa titik yang diberlukan terowongan

53 RENCANA BANGUNAN HIKMAT

Rencana pembangunan Bangunan Hikmat (BH) didapatkan berdasarkan

analisa hidrolika dan perlintasan sebidang dengan sungai Dari analisa

hidrolika yang dilakukan dalam menampilkan deskripsi dari titik simpang

tersebut terkait dengan jenis badan air lebar bentang serta bangunan hikmat

yang direncanakan akan dibangun melintasi badan air tesebut dimana untuk

bentang lt 10 m sebagai bangunan hikmatnya adalah box culvert sedangkan

ηͳͲǤ

terhadap badan air

Tabel 5 6 Bangunan Hikmat Persimpangan dengan Badan Air

No Tp

Km Jenis badan

air

Lebar bentang Jenis bangunan

hikmat Tipe bangunan

hikmat m

TP-1 14+050 Danau 105 Jembatan PCI Girder TP-2 14+340 Danau 210 Jembatan PCI Girder TP-3 17+225 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-4 18+980 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-5 19+550 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400 TP-6 19+715 Sal Irigasi 25 Box Culvert BC 300 x 300 TP-7 22+050 Sungai 50 Jembatan PCI Girder TP-8 25+740 Sungai 30 Jembatan PCI Girder

5-15

No Tp

Km

Jenis badan air

Lebar bentang Jenis bangunan

hikmat Tipe bangunan

hikmat m

TP-9 27+305 Sal Irigasi 25 Box Culvert BC 300 x 300 TP-10 27+650 Sungai 28 Jembatan PCI Girder TP-11 35+950 Sungai 70 Jembatan PCI Girder TP-12 47+425 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-13 50+085 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-14 52+780 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-15 53+665 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-16 62+650 Sungai 10 Jembatan PCI Girder TP-17 70+125 Sal Irigasi 2 Box Culvert BC 300 x 300 TP-18 74+440 Sungai 5 Box Culvert BC 500 x 400 TP-19 74+910 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-20 75+245 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-21 75+590 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400 TP-22 76+110 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400

5-16

Gambar 5 6 Tipikal Jembatan PCI Girder

5-17

54 RENCANA PERLINTASAN TIDAK SEBIDANG

Rencana pembangunan perlintasan tidak sebidang didapatkan berdasarkan perlintasan sebidang dengan jalan Hasil Analisa

untuk menentikan jenis bangunan jembatan lebar bentang serta Panjang jembatan yang direncanakan akan dibangun

melintasi jalan tesebut Berikut daftar persimpangan terhadap jalan

Tabel 5 7 Daftar Perintasan Sebidang

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 1 0+102 Jalan Lokal 250 Ditutup 2 0+157 Jalan Lokal 300 Dialihkan 3 0+240 Jalan Lokal 300 Dialihkan 4 TP 01 0+290 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 5 TP 02 0+900 Jalan Eleveted 98000 PCI Girder 28 x 3500 6 TP 03 1+690 Jl Raya Nambo 700 Overpass 900 x 5000 7 TP 04 2+000 Jl PT Holcim 2000 PCI Girder 1 x 3500 8 2+180 Jl PT Holcim 1200 Dialihkan 9 2+755 Jalan Lokal 400 Ditutup

10 3+185 Jalan Lokal 450 Dialihkan 11 3+460 Jalan Lokal 450 Dialihkan 12 3+835 Jalan Lokal 400 Ditutup 13 TP 05 4+065 Jalan Lokal 700 2 Box Culvert 500 x 400 14 TP 06 4+780 Jl Raya Klapanunggal 700 Overpass 900 x 5000 15 TP 07 5+145 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400

5-18

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 16 TP 08 6+245 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 17 7+085 Jalan Lokal 300 Ditutup 18 TP 09 7+130 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 19 7+470 Jalan Lokal 300 Ditutup 20 TP 10 7+540 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 21 TP 11 7+945 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 22 TP 12 8+390 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 23 8+815 Jalan Lokal 300 Ditutup 24 TP 13 8+800 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 25 TP 14 9+230 Jalan Lokal 700 Overpass 900 x 5000 26 9+445 Jalan Lokal 300 Ditutup 27 TP 15 11+745 Jl Mampir 700 Overpass 900 x 5000 28 11+855 Jalan Lokal 300 Dialihkan 29 12+635 Jalan Lokal 300 Ditutup 30 14+135 Jalan Lokal 300 Ditutup 31 TP 16 14+580 Jl Kelapa Nunggal 700 Overpass 900 x 5000 32 TP 17 14+735 Jl Cimaranggu 700 Overpass 900 x 5000 33 TP 19 15+130 Jl Fontana Lake 700 2 Box Culvert 500 x 400 34 TP 20 15+410 Jl Kawasan Kirana Utara 700 2 Box Culvert 500 x 400 35 15+665 Jalan Lokal 300 Ditutup 36 TP 21 16+255 Jl Cipeuncang 400 Box Culvert 500 x 400 37 16+725 Jalan Lokal 300 Ditutup 38 TP 22 16+900 Jl Raya Cileungsi- 1200 Overpass 1500 X 7500

5-19

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran Jonggol

39 17+025 Jalan Lokal 500 Ditutup 40 TP 23 18+470 Jl Raya Cibarusa 700 2 Box Culvert 500 x 400 41 TP 24 18+635 Jalan Lokal 700 Overpass 900 x 5000 42 TP 25 20+245 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 43 TP 26 20+650 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 44 TP 27 21+505 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 45 TP 28 22+825 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 46 TP 29 23+280 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 47 TP 30 23+655 Jalan Batalyon Polisi 800 2 Box Culvert 500 x 400 48 TP 31 23+920 Jl Raya Jonggol-Cariu 1200 Overpass 1500 X 7500 49 25+020 Jalan Tanah 500 Ditutup 50 TP 32 25+410 Jl KP Jati 500 Overpass 700 x 3000 51 TP 33 25+990 Jl Tegal Panjang 600 Overpass 700 x 3000 52 TP 34 28+220 Jalan Lokal 600 Overpass 700 x 3000 53 TP 35 29+940 Jl Mekarwangi 500 Overpass 700 x 3000 54 TP 36 31+075 Jalan Eleveted 56000 PCI Girder 16 x 3500 55 TP 37 31+925 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 56 TP 38 32+700 Jalan Eleveted 59500 PCI Girder 17 x 3500 57 TP 39 33+490 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 58 TP 40 34+225 Jl Kadongan 400 Box Culvert 500 x 400 59 34+325 Jalan Lokal 400 Dialihkan 60 TP 41 35+470 Jl Transyogi 1200 Overpass 1500 X 7500

5-20

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 61 TP 42 35+650 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 62 36+650 Jalan Lokal 500 Ditutup 63 TP 43 36+945 Jl Cikutamahi 400 Box Culvert 500 x 400 64 TP 44 42+200 Jl Buana Jaya 1200 Overpass 1500 X 7500 65 TP 45 43+450 Jalan Eleveted 154000 PCI Girder 44 x 3500 66 TP 46 44+320 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 67 TP 47 44+880 Jalan Eleveted 35000 PCI Girder 10 x 3500 68 TP 48 45+670 Jalan Eleveted 35000 PCI Girder 10 x 3500 69 TP 49 47+195 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 70 TP 50 48+330 Jalan Eleveted 73500 PCI Girder 10 x 3500 71 49+025 Terowongan 35000 72 TP 51 53+025 Jl Simarasa Mekar Galih 1200 Overpass 1500 X 7500 73 53+450 Jalan Lokal 400 Ditutup 74 54+650 Terowongan 50000 75 57+550 Terowongan 50000 76 57+975 Terowongan 15000 77 TP 52 60+565 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 78 TP 53 61+965 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 79 TP 54 64+750 Jalan Eleveted 56000 PCI Girder 16 x 3500 80 TP 55 65+175 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 81 TP 56 66+050 Jalan Eleveted 84000 PCI Girder 24 x 3500 82 TP 57 67+890 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 83 TP 58 69+380 Jl Raya Jamali 700 Overpass 900 x 5000

5-21

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 84 69+590 Jalan Lokal 500 Dialihkan 85 TP 59 73+100 Jalan Eleveted 108500 PCI Girder 31 x 3500 86 TP 60 77+190 Jl Raya Bandung-Cianjur 1200 PCI Girder 1 x 3500

5-22

Gambar 5 7 Tipikal Perlintasan Sebidang

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

55 RENCANA TEROWONGAN

Pada rencana jalur KA ini terdapat terowongan yang perlu di bangun berikut

daftar lokasi terowongan

Tabel 5 8 Daftar Terowongan

No Terowongan Km Panjang (m) 1 Terowongan 1 48+800 sd 49+100 350

2 Terowongan 2 54+400 sd 54+800 500

3 Terowongan 3 57+200 sd 57+700 575

Total 1425

5-23

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Gambar 5 8 Desain Terowongan

5-24

5-25

Sistem pengerjaan terowongan dijelaskan dengan skema dibawah ini

Gambar 5 9 Siklus Pekerjaan Terowongan

Gambar 5 10 Cara Menggali Terowongan

5-26

56 RENCANA STASIUN

Dalam Trase ini akan dikaji untuk lokasi Stasiun Adapun Lokasi titik-titik

stasiun untuk tiap Alternatif jalur kereta api tersebut dijelaskan pada tabel

berikut ini

Gambar 5 11 Skema Lintas

5-27

Tabel 5 9 Lokasi Stasiun

No KM Jarak Stasiun Lokasi

51+077 00+000

Stasiun Nambo

3500

1 03+500 Stasiun Kembang Kuning Kembang Kuning Kec Klapanunggal Kab Bogor

5800

2 09+300 Stasiun Cileungsi Mampr Kec Cileungsi Kab Bogor

3000

3 12+300 Stasiun Mampir Mampr Kec Cileungsi Kab Bogor

5500

4 17+800 Stasiun Jonggol Sukamanah Kec Jonggol Kab Bogor

7400

5 25+200 Stasiun Sukagalih Sukagalih Kec Jonggol Kab Bogor

6900

6 32+100 Stasiun Cibatu Tiga Cibatu Tiga Kec Cariu Kab Bogor

10500

7 42+600 Stasiun Antajaya Antajaya Kec Tanjung Sari Kab Bogor

9500

8 52+100 Stasiun Mekarjaya Mekarjaya Kec Cikalong Kulon Kab Cianjur

6800

9 58+900 Stasiun Majalaya Majalaya Kec Cikalong Kulon Kab Cianjur

9700

10 68+600 Stasiun Jamali Jamali Kec Mande Kab Cianjur

10400

11 79+000 Stasiun Selajambe Selajambe Kec Sukaluyu Kab Cianjur

5-28

Gambar 5 12 Rencana Stasiun Kecil

5-29

Gambar 5 13 Siteplan Stasiun Kecil

5-30

Gambar 5 14 Rencana Stasiun Besar

5-31

Gambar 5 15 Siteplan Stasiun Besar

6-1 LAPORAN AKHIR

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survei Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Pada Sub bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi untuk studi

trase kereta api lintas Cileungsi Ȃ Jonggol- Cianjur

61 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan secara keseluruhan dapat

diambil beberapa kesimpulan

1 Berdasarkan hasil pengumpulan data sekunder peta topografi kawasan

hutan lindung infrastruktur transportasi dan peta rencana

pengembangan Provinsi Jawa Barat Kabupaten Bogor dan Kabupaten

Cianjur dan hasil Pemilihan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas

Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur maka di usulan terpilih jalur ka untuk

memenuhi aksesibilitas dan mobilitas akan pergerakan dengan panjang

trase plusmn 790 km

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6-2

Gambar 6 1 Rencana Trase Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

2 Kondisi Topografi Geoteknik Dan Hidrolika Hidrologi

a Kondisi Topografi

Dari hasil pengukuran topografi dapat disajikan peta situasi dengan

interval kontur setiap 1 meter Selain garis kontur informasi yang

ditampilkan antara lain sawah sungai bangunan tiang listrik

jembatan dan lain-lain

b Kondisi Geoteknik

hearts Secara umum melihat dari hasil lapangan hasil bor mesin dapat

di temukan kedalaman hasil N gt 50 antara kedalaman 600 Ȃ

1800 meter Kondisi ini masing - masing lokasi tidak bergantung

dari keadaan kondisi litologi tanah

6-3

hearts Secara umum jenis lapisan tanahbatuan yang terdapat pada

sepanjang jalur pemboran yang dilakukan cenderung sama

dimana terdapat batu lempung lempung kepasiran lempung

kelanauan dan breksi vulkanik dengan kepadatan sedang hingga

sangat kaku

c Kondisi HidrolikaHidrologi

hearts Dari pengamatan curah hujan harian maksimum selama 10 tahun

terakhir jenis curah hujan yang terjadi pada daerah wilayah studi

adalah termasuk jenis hujan sangat lebat

hearts Angka-angka curah hujan maksimum tersebut merupakan angka

yang akan dianalisa lebih lanjut untuk mendapatkan nilai debit

rencana dimana untuk jembatan adalah debit rencana untuk

periode ulang 100 tahun

3 Analisis Permintaan Perjalanan

a Total pergerakan penumpang terdapat pada besaran 1 juta

pnptahun pada Tahun 2021 dan meningkat hingga 21 juta

pnptahun pada Tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar

ditemukan pada koridor Kembang Kuning Ȃ Cileungsi sebesar 532

ribu pnptahun

b Total pergerakan barang terdapat pada besaran 338 ribu tontahun

pada Tahun 2021 dan meningkat hingga 732 ribu tontahun pada

Tahun 2051 Nilai terbesar berada pada koridor Kembang Kuning -

Cileungsi

4 Pola Operasi

Trase baru Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur merupakan lintas yang terintegrasi

dengan jaringan jalur kereta api yang ada sekarang dengan demikian pola

pergerakan harus mewadahi kondisi eksisting ini relasi angkutan baik

6-4

barang maupun penumpang yang sangat terkait langsung adalah pergerakan

kereta api dari Bogor ke Cianjur dapat didesain sebagai berikut

Tabel 6 1 Pola Operasi Perjalanan KA

No Trase Cileungsi ndash Jonggol - Cianjur Deskripsi 1 Frekuensi Kereta Api

Kereta Api Penumpang 3 KAhari Kereta Api Barang 3 KAhari

2 Waktu Tempuh Kereta Api Kereta Api Penumpang 115 menit Kereta Api Barang 51 menit

3 Sarana Kereta Api Kereta Api Penumpang 1 Loko + 10 Kereta Kereta Api Barang 2 Loko + 20 Gerbong

4 Kapasitas Kereta Api 80 pnp per kereta 5 Operasional Kereta Api

a Jam Operasional Kereta Api 24 jamhari b Hari Operasional Kereta Api 365 hari tahun

5 Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

Cianjur

Tabel 6 2 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Lahan

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 23724 2372442 265000 628697 Hutan Produksi 12979 1297926 540000 700880 Lahan Kering 18839 1883904 570000 1073825 Lahan Industri 435 43500 1050000 45675 Lahan Pemukiman 6453 645334 1240000 800214

Total 62431 6243106 3249291

6-5

Tabel 6 3 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Lahan Stasiun dan Jalan Akses

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 4382 43820 265000 11612 Hutan Produksi 4465 44649 540000 24110 Lahan Kering 2908 29079 570000 16575 Lahan Pemukiman 22437 224368 1240000 132456

Total 4382 43820 184753

Tabel 6 4 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Prasarana Kereta Api Trase Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta)

Persiapan 0021 2373 Pekerjaan Jalan Rel 31638 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0195 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 16966 1925000 Pekerjaan Bangunan Depo 7051 800000 Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41345 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 1859 201980 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0925 105000

Jumlah 100 11346356 Ppn 10 1134635

Total Keseluruhan 12480991

Tabel 6 5 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api

Uraian Jumlah (Unit)

Harga (RpJuta)

Total Harga (RpJuta)

Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 1 45000 45000 Lokomotif Barang Tipe CC 206 2 47500 95000 Kereta Penumpang 10 16000 160000 Kereta Barang 20 5600 112000

Total 412000

6-6

Tabel 6 6 Perkiraan Anggaran Biaya Manajemen dan Contigency

Uraian Jumlah Biaya (Rp Juta)

Persiapan dan Manajemen Proyek 62404 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 187214 Price Contigency 374429 Contruction Contigency 624049

Total 1248099

Tabel 6 7 Biaya Perawatan Prasarana Kereta Api

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391

6 Kelayakan Ekonomi

Tingkat kelayakan ekonomi pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur yang dihitung menggunakan metoda consumer surplus

sebagai berikut

6-7

Tabel 6 8 Indikator Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Ekonomi Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta) 33214494 2752912 (6630190)

Benefit Cost Ratio - BCR 509 211 103 Economic Internal Rate of

Return - EIRR () 6 1 -3

7 Kelayakan Finansial

Tingkat kelayakan finansial pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol

Ȃ Cianjur sebagai berikut

Tabel 6 9 Indikator Kelayakan Finansial Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Finansial Discount

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta) (1266045) (10410338) (12774850)

Benefit Cost Ratio - BCR 0933 0381 0183 Financial Internal Rate of

Return - FIRR () 0 -5 -9

62 REKOMENDASI

1 Mengingat potensi sumber daya alam hasil pertanian perkebunan hutan

dan pariwisata pada kawasan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol -

Cianjur yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur cukup potensial

maka jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur layak untuk

dikembangkan dengan beberapa pertimbangan

a Kereta api konvensional lebih direkomendasikan pada jalur ini karena

prediksi jumlah demand penumpang dan barang yang cukup besar

Selain itu juga biaya pengadaan dan operasional sarana kereta api

konvensional relatif murah

b Trase ini melewati beberapa pemukiman dan wisata sehingga akan

menjadi pengembangan yang baik bagi wilayah terkait yang mana ini

6-8

akan menjadikan aksesibiltas untuk pilihan moda yang baru bagi

masyarakat Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur

2 Proyek pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur baik

dengan skenario pembangunan prasarana ditanggung pemerintah biaya

sarana dan operasional oleh swastainvestorBUMN maupun skenario

keseluruhan biaya prasarana dan sarana serta operasional oleh

swastainvestorbumn dengan skema konsesi ini dapat memberikan

keuntungan bagi investor dengan penetapan tarif yang sesuai adanya

subsidi dari pemerintah untuk penumpang kelas ekonomi dan

pendapatan dari pengembangan stasiun

3 Rekomendasi Studi Lingkungan

a Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun

2012 tentang Jenis Rencana Usaha danatau kegiatan yang wajib

memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

tercantum bahwa untuk bidangsektor perhubungan darat

η ʹͷ

danatau pembangunan jalur KA elevated gt 5 Km maka wajib

dilengkapi dengan studi AMDAL

b Dengan demikian rencana pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur sepanjang plusmn 79 km termasuk dalam kategori

rencana kegiatan wajib AMDAL Oleh sebab itu perlu ditindaklanjuti

dengan dilakukannya Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) pada tahun anggaran yang akan datang sebelum

dilaksanakannya kegiatan pembebasan lahan dan konstruksi

Adapun studi aspek lingkungan yang dilakukan oleh Konsultan saat

ini merupakan kajian awal dalam rangka untuk mengetahui rona

lingkungan (awal) identifikasi dampak potensial dan arahan

pengelolaan lingkungan serta merekomendasikan perlu dilakukan

studi lingkungan lebih lanjut

4-1

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Pada Sub Bab ini akan dibahas mengenai analisis transportasi yang berisikan tentang hasil

survei transportasi dan pemodelan transportasi Pemodelan transportasi terdiri dari

jaringan dan simpul transportasi serta pola pergerakan dan proyeksi permintaan dari

penumpang dan barang Dibahas juga mengenai analisa pola operasi kereta api meliputi

kriteria operasi perjalanan kereta api analisa permintaan angkutan penumpang dan barang

implikasi trase yang diusulkan terhadap pola Operasi meliputi kecepatan operasi perjalanan

kereta api kapasitas lintas jenis stasiun di trase terpilih serta layout stasiun Kemudian

untuk kajian aspek lingkungan meliputi rona lingkungan awal dan penggunaan lahan Lalu

dibahas juga mengenai komponen lingkungan yang terkena dampak rencana pembangunan

dan prakiraan dampak lingkungan Direkomendasikan pula mengenai mitigasi terhadap

bencana dan hasil kajian awal lingkungan Pada analisis kelayakan proyek yang berisikan

estimasi biaya yang terdiri dari biaya pengadaan lahan dan sarana biaya pembangunan

prasarana dan biaya operasi lalu dianalisis kelayakan ekonomi dan finansial dilihat juga

untuk kajian risikonya

41 ANALISIS TRANSPORTASI

411 HASIL SURVEI TRANSPORTASI

Survey lalu lintas ditujukan untuk mengetahui besaran arus lalu lintas di ruas

jalan utama Terdapat 2 ruas jalan yang diambil datanya yaitu Jl Raya

Puncak dan Jl Transyogi (di titik Tanjungsari) Waktu pelaksanaan survey

selama 24 jam dengan rincian yang dapat dilihat pada tabel data hasil survei

lalu lintas tahun 2019

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

BAB 4 ANALISIS DATA

4-2

Tabel 4 1 Data Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) dari dan menuju Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur

Titik Lokasi

Jenis Kendaraan Total Sepeda

Motor Mobil

Pribadi

Kendaraan Angkutan

Umum

Kendaraan Angkutan

Barang Tanjungsari

Bogor - Cianjur 8357 2244 180 867 11649 Cianjur - Bogor 6521 2237 133 899 9790

Total 14878 4482 313 1766 21439 Jalan Raya Puncak

Bogor - Cianjur 21021 8839 820 1196 31876 Cianjur - Bogor 20750 8681 796 1108 31335

Total 41771 17520 1616 2304 63211 Sumber Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor 2019

Gambar 4 1 Jaringan Jalan Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur dan Pembebanan Jalan

4-3

412 PEMODELAN TRANSPORTRASI

4121 JARINGAN TRANSPORTASI PADA KORIDOR CILEUNGSI-

JONGGOL-CIANJUR

Jaringan jalan yang sejajar rencana rute jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur merupakan jalan provinsi Sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa

Barat Nomor 620Kep1086-Rek2016 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan

Menurut Statusnya Sebagai Jalan Provinsi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

mempunyai nomor ruas 233 dengan nama ruas jalan Cileungsi-Cibeet dan

nomor ruas 234 dengan nama ruas jalan Selajambe-Cibogo-Cibeet Panjang

ruas tersebut masing-masing adalah 4458 Km dan 287 Km

Keterangan Lokasi Jalan Provinsi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Gambar 4 2 Jaringan Jalan Nasional Pada Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur Sumber Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 620Kep1086-Rek2016

4-4

4122 SIMPUL TRANSPORTASI

Beberapa simpul transportasi pada wilayah kabupatenkota pada koridor

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur tidak cukup banyak pilihan yang

terdiri dari simpul terminal

Tabel 4 2 Prasarana Simpul Transportasi

No Kabupaten Simpul Transportasi

1

Bogor Stasiun Kereta Rel Listrik Nambo

Terminal tipe B Cileungsi Terminal tipe C Jonggol

2 Cianjur Stasiun Selajambe Stasiun Ciranjang

Gambar 43 Integrasi Antarmoda Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

4-5

4123 POLA PERGERAKAN PENUMPANG DAN BARANG

Pola pergerakan penumpang dan barang berbasis kecamatan sehingga zona

yang digunakan adalah zona wilayah administrasi kecamatan di wilayah

Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur terutama data pergerakan

penumpang dan barang dari dan menuju Kecamatan Cileungsi Kecamatan

Jonggol dan Kecamatan Sukaluyu Pola pergerakan nanti akan diolah menjadi

nilai Matriks Asal Tujuan (MAT) Kombinasi MAT didapatikan dari data

sekunder berupa MAT Kab Bogor tahun 2011 MAT Kab Cianjur tahun 2013

dan Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) Tahun 2018 Berikut ini

merupakan penamaan zonasi wilayah yang dilakukan pada kegiatan ini serta

jumlah penduduk pada wilayah kajian

Tabel 4 3 Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Nanggung 83790 2 Leuwiliang 111059 3 Leuwisadeng 67593 4 Pamijahan 138420 5 Cibungbulang 131103 6 Ciampea 150769 7 Tenjolaya 58102 8 Dramaga 100878 9 Ciomas 145579 10 Tamansari 96921 11 Cijeruk 81167 12 Cigombong 88382 13 Caringin 115875 14 Ciawi 101713 15 Cisarua 114921 16 Megamendung 97114 17 Sukaraja 174737 18 Babakan Madang 98519 19 Sukamakmur 71145 20 Cariu 49040 21 Tanjungsari 52681 22 Jonggol 124406 23 Cileungsi 235485

4-6

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 24 Klapanunggal 101642 25 Gunung Putri 259545 26 Citeureup 193808 27 Cibinong 320347 28 Bojonggede 225817 29 Tajurhalang 102545 30 Kemang 94176 31 Rancabungur 54506 32 Parung 106873 33 Ciseeng 96032 34 Gunungsindur 97993 35 Rumpin 122566 36 Cigudeg 114036 37 Sukajaya 58619 38 Jasinga 96836 39 Tenjo 64652 40 Parungpanjang 99890

Jumlah 4699282 Sumber BPS 2020

Tabel 4 4 Jumlah Penduduk Kabupaten Cianjur

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Agrabinta 37995 2 Leles 32795 3 Sindangbarang 53964 4 Cidaun 66824 5 Naringgul 46188 6 Cibinong 59891 7 Cikadu 35867 8 Tanggeung 45696 9 Pasirkuda 35574 10 Kadupandak 50497 11 Cijati 33793 12 Takokak 52618 13 Sukanagara 50784 14 Pagelaran 70313 15 Campaka 65871 16 Campakamulya 24379 17 Cibeber 120353 18 Warungkondang 67564

4-7

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 19 Gekbrong 53470 20 Cilaku 101844 21 Sukaluyu 73033 22 Bojongpicung 73784 23 Haurwangi 55970 24 Ciranjang 78004 25 Mande 72519 26 Karangtengah 139981 27 Cianjur 165062 28 Cugenang 104145 29 Pacet 101335 30 Cipanas 108911 31 Sukaresmi 83294 32 Cikalongkulon 98302 Jumlah 2260620 Sumber BPS 2020

Tabel 4 5 Sistem Zonasi

No Nama Zona No Nama Zona 201 Cariu 303 Karangtengah 202 Tanjungsari 304 Sukaresmi 203 Jonggol 305 Cikalongkulon 204 Cileungsi 1001 Eksternal Utara 205 Klapanunggal 1002 Eksternal Barat 301 Sukaluyu 1003 Eksternal Selatan 302 Mande 1004 Eksternal Timur

4-8

Gambar 4 4 Sistem Zonasi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Dari zonasi wilayah di atas kemudian dibuat desired line dari masing-masing

zona untuk trase yang dipilih Lalu dibuat juga untuk jangkauan pelayanan

dari stasiun yang ditentukan berdasarkan rona awal serta hasil survei

lapangan Berikut gambar desired line dan jangkauan pelayanan stasiun

305 304

302

303

301

1003

202

1002 1004 201

203 205

204

1001

4-9

Gambar 4 5 Desired Line Trase Terpilih

Gambar 4 6 Jangkauan Pelayanan Stasiun Kereta Api

4-10

4124 ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP)

DzȋȌƬ

To Pay (WTP) Angkutan Orang Dengan Kereta Api 13dzǡ

didapatkan bahwa didapatkan rekomendasi berupa usulan tarif angkutan

orang dengan KA kelas ekonomi beberapa kereta Api yang beroperasi di Jawa

Barat

Tabel 4 6 Rekomendasi Usulan Tarif Angkutan Orang dengan KA Kelas Ekonomi

Perkotaan Di Pulau Jawa Tahun 2020

No

Nama Kereta Api

Lintas

Besaran Tarif Saat Ini

(RpOrang)

Rekomendasi Besaran Tarif (RpOrang)

a

Cilamaya Ekspres Cepat Purwakarta Walahar Ekspres

Purwakarta - Tanjung Priok

6000

10000

b Jatiluhur Cikampek Ȃ Tanjung Priok 5000 7000

c Walahar Ekspres Ekonomi Lokal Tanjungpriok - Purwakarta 6000 10000

Sumber Kementerian Perhubungan 2019

4125 PROYEKSI PERMINTAAN PERJALANAN KERETA API

PENUMPANG

Berdasarkan analisis transportasi diatas serta metode proyeksi selanjutnya

dilakukan proyeksi demand dalam periode 30 tahun dari 2021 hingga 2051

Pembebanan pertumbuhan dilakukan pada matriks asal tujuan yang ada di

wilayah studi Hasil proyeksi disajikan pada tabel dibawah ini Proyeksi

demand terbagi menjadi setiap stasiun

Total potensi pergerakan penumpang terbanyak dengan skenario optimis

sebanyak 108 juta pnptahun pada tahun 2021 dan meningkat hingga 251

juta pnptahun pada tahun 2051 Sedangkan pada skenario pesimis jumlah

demand mencapai 21 juta pnptahun pada tahun 2021 dan 42 juta

pnptahun pada tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar ditemukan

pada koridor Kembang Kuning - Cileungsi sebesar 14 jutatahun

4-11

Tabel 4 7 Proyeksi Demand Penumpang KA

Koridor Jumlah Penumpang (pnptahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo-Kembang Kuning 1017654 1167859 1353666 1543720 1743015 1960717 2199140 Kembang Kuning-Cileungsi 850724 976291 1131619 1290498 1457102 1639094 1838407 Cileungsi-Mampir 842612 966981 1120828 1278192 1443207 1623463 1820876 Mampir-Jonggol 476181 546466 633408 722339 815593 917460 1029023 Jonggol-Sukagalih 378819 434733 503899 574646 648833 729872 818624 Sukagalih-Cibatu Tiga 171879 197248 228630 260730 294390 331159 371428 Cibatu Tiga-Antajaya 48099 55198 63980 72963 82383 92672 103941 Antajaya-Mekarjaya 25667 29456 34142 38936 43963 49454 55467 Mekarjaya-Majalaya 45024 51670 59890 68299 77116 86748 97297 Majalaya-Jamali 29646 34022 39435 44972 50778 57120 64066 Jamali-Selajambe 13270 15229 17652 20130 22729 25568 28677

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 8 Proyeksi Demand Penumpang Naik dan Turun KA

Stasiun Jumlah Penumpang (pnptahun)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik

Nambo 166929 166929 191568 191568 222047 222047 253222 253222 285913 285913 321624 321624 360733 360733 Kembang Kuning 532668 532668 611290 611290 708546 708546 808026 808026 912342 912342 1026293 1026293 1151090 1151090 Cileungsi 366430 366430 420516 420516 487420 487420 555853 555853 627614 627614 706003 706003 791853 791853 Mampir 371328 371328 426136 426136 493934 493934 563283 563283 636002 636002 715439 715439 802437 802437 Jonggol 206940 206940 237485 237485 275268 275268 313916 313916 354443 354443 398713 398713 447196 447196 Sukagalih 123731 123731 141993 141993 164585 164585 187692 187692 211923 211923 238392 238392 267381 267381 Cibatu Tiga 39136 39136 44913 44913 52058 52058 59367 59367 67032 67032 75404 75404 84573 84573 Antajaya 15743 15743 18067 18067 20941 20941 23881 23881 26964 26964 30332 30332 34021 34021 Mekarjaya 15378 15378 17647 17647 20455 20455 23327 23327 26339 26339 29628 29628 33231 33231 Majalaya 17910 17910 20553 20553 23823 23823 27168 27168 30675 30675 34507 34507 38703 38703 Jamali 13270 13270 15229 15229 17652 17652 20130 20130 22729 22729 25568 25568 28677 28677 Selajambe 12119 12119 13908 13908 16121 16121 18384 18384 20757 20757 23350 23350 26189 26189

APORAN AKHIR 4-12

4-13

550000

500000

450000

400000

350000

300000

250000

200000

150000

100000

50000

0 Produksi Produksi Produksi Buah- Produksi

Tanaman Sayuran Tanaman Buahan (ton) Tanaman (Ton) Biofarmaka (ton) Perkebunan (Ton)

Bogor Cianjur

4126 PROYEKSI PERMINTAAN PERJALANAN KERETA API BARANG

Selain analisis demand kereta api penumpang dilakukan analisis untuk KA

pergerakan barang Total produksi barang di wilayah kab Bogor mencapai

532341462 tontahun sedangkan di wilayah kab Cianjur mencapai

43218241 Pada wilayah Kabupaten Bogor produksi tanaman perkebunan

menjadi produksi barang yang dominan pada wilayah Kabupaten Bogor

produksi tanaman buah-buahan menjadi produksi barang yang dominan Hal

ini dapat terlihat dari data yang diperoleh dari BPS sebagaimana tersaji pada

Gambar di bawah ini

Gambar 4 7 Total Produksi Wilayah Bogor dan Cianjur Sumber BPS Kab Bogor dan Kab Cianjur 2019

Berdasarkan analisis transportasi di atas serta metode proyeksi selanjutnya

dilakukan proyeksi demand dalam periode 30 tahun dari 2020 hingga 2050

Pembebanan pertumbuhan dilakukan pada matriks asal tujuan yang ada di

4-14

wilayah studi Hasil proyeksi disajikan pada tabel dibawah ini Proyeksi

demand terbagi menjadi setiap stasiun

Total potensi pergerakan barang terbanyak dengan skenario optimis

sebanyak 31 juta tontahun pada tahun 2021 dan meningkat hingga 72 juta

tontahun pada tahun 2051 Sedangkan pada skenario pesimis jumlah

demand mencapai 628 ribu tontahun pada tahun 2021 dan 12 juta

tontahun pada tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar ditemukan

pada koridor Kembang Kuning - Cileungsi sebesar 522 jutatahun

Tabel 4 9 Proyeksi Demand Barang KA Skenario Optimis Moderat dan Pesimis

Koridor Jumlah Barang (tontahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo-Kembang Kuning 338805 388812 450672 513947 580297 652776 732154 Kembang Kuning-Cileungsi 268173 307755 356719 406802 459320 516689 579519 Cileungsi-Mampir 216562 248527 288067 328512 370923 417251 467989 Mampir-Jonggol 118474 135961 157593 179719 202920 228265 256022 Jonggol-Sukagalih 40399 46362 53738 61283 69194 77836 87301 Sukagalih-Cibatu Tiga 22933 26318 30505 34788 39279 44185 49558 Cibatu Tiga-Antajaya 6345 7281 8440 9624 10867 12224 13711 Antajaya-Mekarjaya 421 483 560 639 721 811 910 Mekarjaya-Majalaya 404 463 537 612 691 778 872 Majalaya-Jamali 276 317 367 419 473 532 596 Jamali-Selajambe 131 151 175 199 225 253 284

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 10 Proyeksi Demand Barang Bongkar dan Muat KA

Stasiun Jumlah Barang (tontahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat

Nambo 70632 70632 81057 81057 93954 93954 107145 107145 120977 120977 136087 136087 152635 152635 Kembang Kuning 172574 172574 198045 198045 229555 229555 261784 261784 295580 295580 332498 332498 372930 372930 Cileungsi 98088 98088 112566 112566 130475 130475 148794 148794 168003 168003 188986 188986 211967 211967 Mampir 81910 81910 94000 94000 108956 108956 124253 124253 140294 140294 157817 157817 177008 177008 Jonggol 17466 17466 20044 20044 23233 23233 26495 26495 29915 29915 33652 33652 37744 37744 Sukagalih 19884 19884 22819 22819 26449 26449 30163 30163 34057 34057 38310 38310 42969 42969 Cibatu Tiga 6082 6082 6979 6979 8090 8090 9225 9225 10416 10416 11717 11717 13142 13142 Antajaya 247 247 283 283 328 328 374 374 423 423 475 475 533 533 Mekarjaya 128 128 147 147 170 170 194 194 219 219 246 246 276 276 Majalaya 161 161 185 185 214 214 244 244 276 276 310 310 348 348 Jamali 131 131 151 151 175 175 199 199 225 225 253 253 284 284 Selajambe 119 119 137 137 159 159 181 181 204 204 230 230 258 258

4-15

4-16

42 ANALISIS POLA OPERASI

421 KRITERIA OPERASI PERJALANAN KERETA API

4211 LALU LINTAS KERETA API

Angkutan kereta api dilaksanakan pada jaringan jalur kereta api dalam lintas

pelayanan kereta api yang membentuk jaringan pelayanan perkeretaapian

Jaringan pelayanan perkeretaapian sebagaimana dimaksud terdiri atas

a jaringan pelayanan perkeretaapian antarkota dan

b jaringan pelayanan perkeretaapian perkotaan

4212 JENIS DAN FUNGSI STASIUN

a Fungsi Stasiun bisa dikatagorikan kedalam

1 Stasiun Penumpang (SP)

Stasiun kereta api untuk keperluan naik turun penumpang

2 Stasiun Barang (SB)

Stasiun kereta api untuk bongkar muat barang

3 Stasiun Operasi

Stasiun kereta api untuk menunjang pengoperasian kereta api

b Kelas stasiun kereta api

Setiap stasiun memiliki kelas stasiun baik untuk stasiun penumpang

stasiun barang dan atau stasiun operasi

Kelas stasiun dibagi dalam 3 (tiga) kelas yaitu

1 Kelas besar

Kelas besar dalam pelaksanaannya bisa saja dibagi lagi kedalam

beberapa kelas misalnya kelas besar A B atau kelas besar C

4-17

2 Kelas Sedang

Umumnya berlokasi minimal di kota kecamatan disamping untuk

kepentingan operasi kereta api juga bisa melaksanakan jasa

pelayanan penumpang dan atau barang

3 Kelas kecil

Umumnya di perkampungan atau desa dan hanya untuk kepentingan

ȋȌǯ

c Penentu kelas stasiun

Penentuan klasifikasi stasiun didasarkan kepada kriteria-kreteria dengan

bobot pada masing-masing kreteria 100 angka (point) kriteria dimaksud

adalah sebagai berikut

1 Fasilitas Operasi

Fasilitas Operasi dimaksud adalah jenis peralatan yang

dipergunakan untuk mendukung operasi perjalanan kereta api

untuk lebih jelasnya lihat sub bab Fasilitas operasi

2 Jumlah Jalur

Semakin banyak jalur yang masih aktif maka semakin tinggi bobot

penilaiannya

3 Fasilitas Penunjang

Semakin lengkap fasilitas penunjang maka semakin tinggi bobot

penilaiannya

4 Frekuensi Lalu-lintas (KA)

Semakin banyak jumlah kereta api termasuk semakin lebih banyak

kereta api yang berhenti maka semakin tinggi bobot penilaiannya

4-18

5 Jumlah Penumpang

Semakin banyak jumlah penumpang dan mungkin semakin tinggi

nilai pendapatan maka semakin tinggi bobot penilaiannya

6 Jumlah barang

Semakin banyak jumlah penumpang dan mungkin semakin tinggi

nilai pendapatan maka semakin tinggi bobot penilaiannya

4213 KECEPATAN KERETA API DAN BEBAN GANDAR

a Kecepatan kereta api

1 Kecepatan rencana

2 Kecepatan maksimum

3 Kecepatan operasi

4 Kecepatan komersial

b Beban gandar

Beban gandar adalah beban yang diterima oleh jalan rel dari satu

gandar Beban gandar untuk lebar jalan rel 1067 mm pada semua kelas

jalur maksimum sebesar 18 ton

4214 GEDUNG DAN FASILITAS PENDUKUNG OPERASI KERETA API DI

STASIUN

a Gedung stasiun

Gedung stasiun kereta api merupakan bagian dari stasiun kereta api yang

digunakan untuk melayani pengaturan perjalanan kereta api dan

pengguna jasa kereta api

b Jenis

1 Gedung untuk kegiatan pokok yang terdiri atas

a) hall

b) perkantoran kegiatan stasiun

4-19

c) loket karcis

d) ruang tunggu

e) ruang informasi

f) ruang fasilitas umum

g) ruang fasilitas keselamatan

h) ruang fasilitas keamanan

i) ruang fasilitas penyandang cacat dan lansia da

j) ruang fasilitas kesehatan

2 Gedung untuk kegiatan penunjang stasiun kereta api yang terdiri

atas

a) pertokoan

b) restoran

c) perkantoran

d) perparkiran

e) perhotelan

f) ruang lain yang menunjang langsung kegiatan stasiun kereta

api

3 Gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus di stasiun kereta api

yang terdiri atas

a) ruang tunggu penumpang

b) bongkar muat barang

c) pergudangan

d) parkir kendaraan

4-20

L = 064 m2orang x V x LF

e) penitipan barang

f) ruang atm dan

g) ruang lain yang menunjang baik secara langsung maupun tidak

langsung kegiatan stasiun kereta api

c Persyaratan teknis gedung

1 Persyaratan Bangunan

a) Konstruksi material disain ukuran dan kapasitas bangunan

sesuai dengan standar kelayakan keselamanan dan keamanan

serta kelancaran sehingga seluruh bangunan stasiun dapat

berfungsi secara handal

b) Memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan gedung

dari bahaya banjir bahaya petir bahaya kelistrikan dan bahaya

kekuatan konstruksi

c) Instalasi pendukung gedung sesuai dengan peraturan

perundangundangan tentang bangunan mekanikal elektrik

dan pemipaan gedung (plumbing) bangunan yang berlaku

2 Luas bangunan ditetapkan untuk

a) Gedung kegiatan pokok dihitung dengan formula sebagai

berikut

L = Luas bangunan (m2)

V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu

tahun (orang)

LF = Load factor (80)

4-21

b) Gedung kegiatan penunjang dan gedung jasa pelayanan khusus

di stasiun kereta api ditetapkan berdasarkan kebutuhan

3 Menjamin bangunan stasiun dapat berfungsi secara optimal dari segi

tata letak ruang gedung stasiun sehingga pengoperasian sarana

perkeretaapian dapat dilakukan secara nyaman

4 Komponen gedung meliputi

1 gedung atau ruangan

2 media informasi (papan informasi atau audio)

3 fasilitas umum terdiri dari

4 ruang ibadah

5 toilet

6 tempat sampah

7 ruang ibu menyusui

8 fasilitas keselamatan

9 fasilitas keamanan

10 fasilitas penyandang cacat atau lansia

11 fasilitas kesehatan

4215 PENGALOKASIAN RUANG UNTUK PENGOPERASIAN

a Untuk kepentingan operasi suatu jalur kereta api harus memiliki

pengaturan ruang yang terdiri dari

1 ruang bebas

2 ruang bangun

b Ruang bebas adalah ruang di atas jalan relyang senantiasa harus bebas

dari segala rintangan dan benda penghalang ruang ini disediakan

4-22

untuk lalu Iintas rangkaian kereta api Ukuran ruang bebas untuk jalur

tunggal dan jalur ganda baik pada bagian Iintas yang lurus maupun

yang melengkung untuk lintas elektrifikasi dan non elektrifikasi

c Ruang bangun adalah ruang di sisi jalan rel yang senantiasa harus bebas

dari segala bangunan tetap

d Batas ruang bangun diukur dari sumbu jalan rel pada tinggi 1 meter

sampai 355 meter Jarak ruang bangun tersebut ditetapkan sebagai

berikut

Tabel 4 11 Jarak Ruang Bangun

Segmen Jalur Lebar Jalan Rel (1067 mm dan 1435 mm)

Jalur Lurus Jalur Lengkung Lintas Bebas

Minimal 235 mm di kiri kanan as jalan rel

5PLQLPDOP R gt 300 minimal 245 m Di kiri kanan as jalan rel

Emplasemen Minimal 195 m di kiri kanan as jalan rel Minimal 235 m di kiri kanan as jalan rel Jembatan Terowongan 215 di kiri kanan as jalan rel 215 m di kiri kanan as jalan rel

4216 JENIS ANGKUTAN MELALUI KERETA API

a Angkutan Penumpang

1 Penumpang Eksekutif

Dari pihak penyedia jasa angkutan memberikan pelayanan

yang lebih baik dibandingkan dengan penumpang Bisnis dan

Ekonomi baik dari segi kelonggaran ruangan lebih longgar

dan nyaman dalam 1 (satu) keretagerbong sekitar untuk 50

penumpang

2 Penumpang Bisnis

Perbedaan dengan pelayanan kelas eksekutif adalah ruangan

lebih di persempit sehingga kemampuan jumlah penumpang

dalam 1 (satu) gerbongkereta lebih banyak dalam 1 (satu)

keretagerbong sekitar untuk 64 penumpang

4-23

3 Penumpang Ekonomi

Perbedaan dengan pelayanan kelas ekonomi adalah ruangan

lebih di persempit lagi sehingga kemampuan jumlah

penumpang dalam 1 (satu) gerbongkereta lebih banyak

dalam 1 (satu) keretagerbong sekitar untuk 100 penumpang

b Angkutan Barang

1 Barang Negosiasi

Jenis barang yang diangkut biasanya barangnya tertentu dan

tempatstasiun pemberangkatan dan atau tujuan tetap

2 Barang Non Negosiasi

Kebalikan dari jenis barang di atas jenis barangnya umum dan

terkadang tempatstasiun pemberangkatan dan atau tujuan

tidak tetap

4217 EMPLASMEN STASIUN

a Emplasemen

Emplasen merupakan kumpulan jalur untuk pergerakan sarana

perkeretaapian yang dihubungkan dengan wesel penghubung jalur

melalui mekanisme perangkat persinyalan

b Skema rancangan Layout Emplasemen Stasiun

Klasifikasi jalur kereta api di stasiun dapat diklasifikasikan dalam

beberapa jenis yaitu Jalur langsir atau jalur tepi (Siding track) Jalur

sayap (Loop track) dan jalur utama (main track) ilustrasi dari istilah

dimaksud seperti berikut

4-24

Gambar 4 8 Klasifikasi Dari Jalur Kereta Api

Penetapan jumlah dan lay out jalur di suatu stasiun tergantung berbagai

unsur yang mempengaruhinya antara lain jenis dan kelas stasiun

ketersediaan lahan letak stasiun di dalam suatu jaringan pelayanan dan

lain sebagainya

c Track layout di beberapa karakteristik stasiun

Layout untuk stasiun penghabisan (stasiun buntu) serta stasiun

persimpangan (Junction) dapat didesain dengan berbagai model

diantaranya

CLASIFICATION OF TRACK

LOOP TRACK

MAIN TRACK

SIDING

4-25

Gambar 4 9 Track Layout Kereta Api

d Jenis dan fungsi Jalur di emplasemen suatu stasiun

Jenis Ȃ jenis jalur yang ada sesuai dengan peruntukannya atau ngusi jalur

tersebut beberapa jenis jalur dimaksud diantaranya

1 Jalur utama atau disebut juga jalur kereta api yaitu jalur yang ada

di stasiun yang digunakan untuk kereta api datang berangkat atau

langsung dan dapat dipergunakan juga untuk kegiatan langsir

2 Jalur stabling atau jalur simpan yaitu jalur untuk keperluan

menyimpan sarana perkeretaapian

3 Jalur luncur yaitu jalur setelah penghabisan jalur utama yaitu untuk

kereta api yang datang berhenti

4 Jalur tangkap yaitu jalur untuk menangkap gelundungan sarana

kereta api

4-26

4218 PERON

a Fungsi

Peron sebagai tempat yang digunakan untuk aktifitas naik turun

penumpang kereta api

b Jenis

1 Peron tinggi

2 Peron sedang

3 Peron rendah

c Persyaratan Penempatan

1 Ditepi jalur (side platform)

2 Diantara dua jalur (island platform)

d PersyaratanTeknis

1 Persyaratan Pembangunan

a) Tinggi

1) Peron tinggi tinggi peron 1000 mm diukur dari

kepala rel

2) Peron sedang tinggi peron 430 mm diukur dari

kepala rel

3) Peron rendah tinggi peron 180 mm diukur dari

kepala rel

b) Jarak tepi peron ke as jalan rel

1) Peron tinggi 1600 mm (untuk jalan rel di lurusan)

dan 1650 mm (untuk jalan rel di lengkungan)

2) Peron sedang 1350 mm

3) Peron rendah 1200 mm

c) Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang

kereta api penumpang yang beroperasi

d) Lebar peron dihitung berdasarkan jumlah penumpang

dengan menggunakan formula sebagai berikut

4-27

b = Lebar peron (meter)

V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu

tahun (orang)

LF = Load factor (80)

I = Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang kereta

api penumpang yang beroperasi (meter)

1) Hasil penghitungan lebar peron menggunakan formula

di atas tidak boleh kurang dari ketentuan lebar peron

minimal sebagai berikut

Tabel 4 12 Ketentuan Minimal Lebar Peron

No

Jenis Peron

Di antara dua j a lur (island platform)

Di t epi j alur (side platform)

1 Tinggi 2 meter 165 meter

2 Sedang 25 meter 19 meter

3 Rendah 28 meter 205 meter

2) Lantai peron tidak menggunakan material yang licin

2 Peron sekurang-kurangnya dilengkapi dengan

a lampu

b papan petunjuk jalur

c papan petunjuk arah

d batas aman peron

3 Persyaratan operasi

a Hanya digunakan sebagai tempat naik turun

penumpang dari kereta api

b = 064 m2orang x V x LF I

4-28

b Dilengkapi dengan garis batas aman peron

1) Peron tinggi minimal 350 mm dari sis tepi luar

ke as peron

2) Peron sedang minimal 600 mm dari sisi tepi luar ke as peron

3) Peron rendah minimal 750 mm dari sisi tepi luar ke as peron

4219 FREKUENSI PERJALANAN KERETA API DAN PROGRAM

PERJALANAN KERETA API

a Frekuensi perjalanan kereta api adalah program perjalanan kereta api

yang direncanakan jalan untuk waktu tertentu relatifnya diprogramkan

untuk waktu satu tahun

b Kapasitas lintas adalah kemampuan suatu lintas untuk dapat dilewati

oleh sejumlah perjalanan kereta api dalam kurun waktu tertentu

misalnya dalam waktu 24 jam waktu periode sibuk (peak hour) dst

Rumusan besaran kapasitas lintas berdasarkan rumus scott sebagai

1 Kapasitas lintas jalur tunggal (1440H x 60) KA

2 Kapasitas lintas jalur ganda (1440H x 70) KA

H = Headway = (Jarak petak jalan kecepatan rata2) + C menit

C = pelayanan hubungan blok AElig 025 menit atau 1 menit

025 menit di persinyalan elektrik

1 menit di persinyalan mekanik

42110 JENIS DAN SPESIFIKASI SARANA PERKERETAAPIAN

Sarana perkeretaapian adalah lokomotif kereta gerbong KRD KRL

dan Peralatan khusus variasi sarana perkeretaapian yang dapat

digunakan untuk kebutuhan pelayanan angkutan di lebar jalur 1067

mm yang ada di wilayah Daerah Operasi 1 Jakarta dan 2 Bandung

diantaranya adalah

4-29

a Lokomotif CC 201 202 203 204 dan 206

b Kereta Ekonomi kereta bisnis kereta eksecutif dan kereta wisata

(Priority Car) dengan berbagai type dan tahun produksinya

c Kereta Rel Diesel dan kereta rel Listrik dengan berbagai jenis klas-

nya

d Gerbong datar gerbong tanki dan gerbong tertutup

Berikut ini tercantum tabel jumlah armada lokomotif yang digunakan

diberbagai wilayah yang dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia serta

spesifikasi teknis lokomotif dimaksud sebagai berikut

4-30

a Armada Lokomotif CC 201 sd CC 206

Tabel 4 13 Jumlah Armada lokomotf CC 201 sd CC 206

Type Loko

Daya Motor Diesel (bhp)

Ketersediaan (unit)

Tahun Operasi

Kecepatan Maksimum (kmjam)

Wilayah Operasi

(umur) 31-40

thn 21-30

thn 11-20

thn 6-10 thn 0-5 thn TOTAL

CC 201 1950 29 unit 91 unit 4 unit 7 unit - 131 unit Tahun 1977 80 Jawa

CC 202 2250 - 29 unit 9 unit - 9 unit 47 unit Tahun 1986 80 Jawa

CC 203 2150 - - 37 unit - - 37 unit Tahun 1995 120 Jawa

CC 204 2150 - - - 10 unit - 10 unit Tahun 2006 120 Jawa

CC 204 MO 2150 - - - 7 unit - 7 unit Tahun

2003 120 Jawa

CC 205

2200

-

-

-

-

6 unit

6 unit

Tahun 2011

80

Sub Divre 32

Tanjung Karang

CC 206 2250 - - - - 100 unit 100 unit Tahun 2014 120 Jawa

Sumber Album Lokomotif PT KAI Tahun 2013

4-31

b Daftar beban tarik lokomotif CC 201 sd CC 204

Tabel 4 14 Beban Tarik Setiap Jenis Lokomotif Pada Landai Penentu dan Kecepatan Tertentu

4-32

a Gambar Lokomotif CC 200 sd CC 203

Gambar 4 10 Lokomotif CC 200 sd CC 203

4-33

b Spesifikasi Teknik Lokomotif CC 204

Gambar 4 11 Spesifikasi Teknis Lokomotif CC 204

4-34

c Tabel Beban Tarik Lokomotif CC 204

Tabel 4 15 Beban Tarik Lokomotif CC 204

d Gambar Lokomotif CC 204

Gambar 4 12 Lokomotif CC 204

4-35

e Spesifikasi Teknik Lokomotif CC 206

Gambar 4 13 Spesifikasi Teknis Lokomotif CC 206

4-36

f Kurva Beban Tarik Lokomotif CC 206

Gambar 4 14 Kurva Beban Teknik Lokomotif CC 206

g Gambar lokomotif CC 206

Gambar 4 15 Lokomotif CC 206

h Beberapa data teknis kereta ekonomi

4-37

hearts Nama pembuat PT INKA

hearts Pemesan Dep Hub

hearts Tahun pembuatan 2007

hearts Jumlah 15 units

hearts Kapasitas penumpang 106 penumpang

hearts Kecepatan maksimum 100 km jam

hearts Lebar sepur 1067 mm

hearts Beban gandar 14 tons

hearts Panjang kereta 20920 mm

hearts Berat kosong 33 tons

i Spesifikasi Teknis KRDI (Kereta Rel Diesel)

Tabel 4 16 Spesifikasi Teknis Kereta Rel Diesel (KRDI)

Panjang kereta dan kopler 207 m

panjang body kereta 20 m

Lebar body kereta 299 m

Tinggi body kereta dari top rel 353 m

Gambar 4 16 Lokomotif Kereta Rel Diesel (KRDI)

j Jenis Gerbong

4-38

Gerbong adalah sarana kendaraan jalan rel yang khusus digunakan

untuk angkutan barang baik barang cair padat atau barang lainnya

Beberapa jenis gerbong yang ada di PT KAI diantaranya sebagai

berikut

frac34 Gerbong terbuka

frac34 Gerbong tertutup

frac34 Gerbong ketel

Contoh gambar gerbong dimaksud yaitu

Gambar 4 17 Gerbong terbuka

Gambar 4 18 Gerong Datar

Gambar 4 19 Gerbong tertutup dan gerbong ketel

4-39

Berat kosong bervariasi asumsi yang digunakan 145 ton dan berat

mauatan mulai 31 ton sd 50 ton asumsi untuk perhitungan

kebutuhan gerbong berat muatnya diasumsikan 31 ton jadi relatif

berat gerbong beserta isinya 45 ton

422 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG

4221 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG PER

HARI

Berdasarkan analisa potensi demand per tahun pada Bab 4 sebagaimana

tercantum dalam analisis transportasi dapat dihitung potensi demand per

hari sebagai acuan untuk memprakirakan kebutuhan frekuensi kereta api di

lintas trase terkait perhitungan sementara demand per hari dengan cara

membagi demand per tahun dengan nilai 365 Berikut ini beberapa tabel

prakiraan kebutuhan angkutan penumpang dan barang yang diprediksikan

mulai tahun 2021 sampai dengan tahun 2051 yang diurut per 5 tahunan

sebagai berikut

Tabel 4 17 Prakiraan Kebutuhan Angkutan Penumpang

Keterangan Jumlah Penumpang (pnphari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo-Kembang Kuning 2788 3200 3709 4229 4775 5372 6025 Kembang Kuning-Cileungsi 2331 2675 3100 3536 3992 4491 5037 Cileungsi-Mampir 2309 2649 3071 3502 3954 4448 4989 Mampir-Jonggol 1305 1497 1735 1979 2235 2514 2819 Jonggol-Sukagalih 1038 1191 1381 1574 1778 2000 2243 Sukagalih-Cibatu Tiga 471 540 63 71 81 907 1018 Cibatu Tiga-Antajaya 132 151 18 200 226 254 285 Antajaya-Mekarjaya 70 81 94 107 120 135 152 Mekarjaya-Majalaya 123 142 164 187 211 238 267 Majalaya-Jamali 81 93 108 123 139 156 176 Jamali-Selajambe 36 42 48 6 62 70 79

4-40

Tabel 4 18 Prakiraan Kebutuhan Angkutan Barang

Keterangan Jumlah Barang (tonhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo-Kembang Kuning 928 1065 1235 1408 1590 1788 2006 Kembang Kuning-Cileungsi 735 843 977 1115 1258 1416 1588 Cileungsi-Mampir 593 681 789 900 1016 1143 1282 Mampir-Jonggol 325 372 432 492 556 625 701 Jonggol-Sukagalih 111 127 147 168 190 213 239 Sukagalih-Cibatu Tiga 63 72 84 95 108 121 136 Cibatu Tiga-Antajaya 17 20 23 26 30 33 38 Antajaya-Mekarjaya 12 13 15 18 20 22 25 Mekarjaya-Majalaya 11 13 15 17 19 21 24 Majalaya-Jamali 08 09 10 11 13 15 16 Jamali-Selajambe 04 04 05 05 06 07 08

Pada prakiraan angkutan penumpangnya frekuensi tertinggi berdasarkan

perhitungan pada tabel417 dan tabel 418 di atas secara berurutan tercatat

hearts tahun 2021 sebesar 2788 penumpang

hearts tahun 2026 sebesar 3200 penumpang

hearts tahun 2031 sebesar 3709 penumpang

hearts tahun 2036 sebesar 4229 penumpang

hearts tahun 2041 sebesar 4775 penumpang

hearts tahun 2046 sebesar 5372 penumpang

hearts tahun 2051 sebesar 6025 penumpang

Sedangkan angkutan barang tercatat sebagai berikut

hearts tahun 2021 sebesar 928 ton

hearts tahun 2026 sebesar 1065 ton

hearts tahun 2031 sebesar 1235 ton

hearts tahun 2036 sebesar 1408 ton

hearts tahun 2041 sebesar 1590 ton

hearts tahun 2046 sebesar 1788 ton

hearts tahun 2051 sebesar 2006 ton

Nilai prakiraan angkutan penumpang dan barang ini akan menjadi bahan

perhitungan untuk menentukan besaran frekuensi perjalanan kereta api

yang dibutuhkan

4-41

4222 ANALISIS VOLUME PERGERAKAN TURUN NAIK PENUMPANG

DAN BONGKAR MUAT BARANG DI STASIUN

Perhitungan besaran jumlah turun naik penumpang atau barang di stasiun

ditujukan untuk memprakirakan jenis stasiun apa di trase kajian serta untuk

memahami juga untuk kebutuhan luas peron di stasiun Berdasarkan kajian

transportasi di Bab 4 pada analisis transportasi tentang prakiraan jumlah

penumpang yang turun naik dan bongkar muat barang di stasiun pada

volume per tahun maka dapat dihitung untuk besaran per harinya dengan

pembagi 365 hasilnya sebagai berikut

Tabel 4 19 Prakiraan Volume Turun Naik Penumpang Per Hari Tahun 2021

Sampai Dengan Tahun 2051

Nama-nama Stasiun Potensi Turun - Naik Penumpang per hari di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo 915 1050 1217 1388 1567 1762 988

Kembang Kuning 2919 3350 3882 4428 4999 5624 3154

Cileungsi 2008 2304 2671 3046 3439 3869 2169

Mampir 2035 2335 2706 3086 3485 3920 2198

Jonggol 1134 1301 1508 1720 1942 2185 1225

Sukagalih 678 778 902 1028 1161 1306 733

Cibatu Tiga 214 246 285 325 367 413 232

Antajaya 86 99 115 131 148 166 93

Mekarjaya 84 97 112 128 144 162 91

Majalaya 98 113 131 149 168 189 106

Jamali 73 83 97 110 125 140 79

Selajambe 66 76 88 101 114 128 72

4-42

Tabel 4 20 Prakiraan Volume Bongkar Muat (ton) Per Hari Tahun 2021

Sampai Dengan Tahun 2051

Nama Stasiun-stasiun Potensi Bongkar Muat Barang (tonhari) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo 387 444 515 587 663 746 836

Kembang Kuning 946 1085 1258 1434 1620 1822 2043

Cileungsi 537 617 715 815 921 1036 1161

Mampir 449 515 597 681 769 865 970

Jonggol 96 110 127 145 164 184 207

Sukagalih 109 125 145 165 187 210 235

Cibatu Tiga 33 38 44 51 57 64 72

Antajaya 1353 1551 1797 2049 2318 2603 2921

Mekarjaya 701 805 932 1063 1200 1348 1512

Majalaya 882 1014 1173 1337 1512 1699 1907

Jamali 718 827 959 1090 1233 1386 1556

Selajambe 652 751 871 992 1118 1260 1414

Tabel 419 dan tabel 420 tersebut di atas dihitung untuk bahan pertimbangan

dalam menentukan jenis stasiun (stasiu penumpang dan atau barang)

4223 PRAKIRAAN JUMLAH KEBUTUHAN FREKUENSI (TRIP)

PERJALANAN PER HARI DI TIAP-TIAP STASIUN TERKAIT

Berdasarkan prakiraan kebutuhan potensi angkutan penumpang dan

angkutan barang sebagaimana tercantum di tabel 417 dan 418 beserta

penjelasan di bawahnya dapat diketahui jumlah frekuensi kereta api yang

harus dijalankan setiap harinya

Beberapa kemungkinan kapasitas kereta api penumpang tergantung jumlah

kereta atau gerbong yang diangkut kemungkinan tersebut dirinci untuk

menemukan yang ideal dari sisi waktu perjalanan sehingga dapat

dipersaingkan dengan moda angkutan lain juga dari sisi kebutuhan besaran

daya angkut serta headway yang diharapkan berikut beberapa

kemungkinannya jika dalam 1 train set (KA) terdiri dari

frac34 4 kereta = 4 x 80 penumpang = 320 penumpang

frac34 6 kereta = 6 x 80 penumpang = 480 penumpang

frac34 8 kereta = 8 x 80 penumpang = 640 penumpang

4-43

frac34 10 kereta = 10 x 80 penumpang = 800 penumpang

Dibatasi 10 kereta itu berhubung dengan daya tarik lok CC 204 atau CC

206 di lereng 20 permil masih mampu laju dengan kecepatan 40 kmjam

Catatan 1 kereta berat rata-rata 45 ton jadi 10 kereta = 450 ton

Demikian juga untuk KA untuk kereta api barang berat gerbong dan

muatannya diasumsikan 45 ton per gerbong jadi pembatasannya 10

gerbong

Prakiraan frekuensi kereta api penumpang dengan trainsets 4 6 8 atau 10

kereta berdasarkan volume angkutan sebagaimana tercantum di tabel 417

dapat dihitung dengan cara (jumlah volumekapasitas KA) hasilnya

menjadi sebagi berikut

Tabel 4 21 Prakiraan Frekuensi Kereta Api Penumpang

Alternatif Stam Formasi Frekuensi KA Penumpang (KAhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 2 kereta 17 20 23 26 30 34 38 4 kereta 9 10 12 13 15 17 19 6 kereta 6 7 8 9 10 11 13 8 kereta 4 5 6 7 7 8 9 10 kereta 3 4 5 5 6 7 8

Tabel 4 22 Prediksi Frekuensi Kereta Api Barang

Alternatif Stamformasi Frekuensi KA Penumpang (KAhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 gerbong 4 4 5 6 7 7 8 10 gerbong 3 4 4 5 5 6 7 Catatan tahun 2020-2026 tentatif

423 ANALISA POLA OPERASI PERJALANAN KERETA API

Pola operasi perjalanan kereta api menganalisa mengenai berbagai informasi

yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan perjalanan kereta api analisanya

meliputi implikasi trase yang diusulkan potensi angkutan yang ada serta

kebutuhan sarana kereta api

4-44

4231 KECEPATAN OPERASI PERJALANAN KERETA API

Kecepatan kereta api ditentukan berdasarkan kemampuan jalur kereta api

kemampuan sarana kereta api dan sifat barang yang diangkut Prasarana

yang berkaitan dengan kecepatan kereta api yaitu mengenai alinyemen

vertical dan horizontal berikut di bawah ini informasi besaran alinyemen

dimaksud sebagai berikut

Tabel 4 23 Alinyemen Vertical Trase

No

KM

Elevasi Kop

Rel

Kelandaian (Per Mill)

Grade In

Grade Out

Stasiun Nambo 1 0 + 000 100 000

Stasiun Kembang Kuning

2 4 + 000 100 000 -670 3 7 + 000 80 -670 000

Stasiun Cileungsi 4 10 + 500 80 000 -670

Stasiun Mampir 5 13 + 500 60 -670 000

Stasiun Jonggl 6 20 + 500 60 000 730 7 23 + 250 80 730 000

Stasiun Sukagalih 8 27 + 500 80 000 800 9 30 + 000 100 800 000

Stasiun Cibatu Tiga 10 36 + 000 100 000 1850 11 39 + 250 160 1850 000 12 40 + 000 160 000 1500

Stasiun Antajaya 13 44 + 000 220 1500 000 14 44 + 500 220 000 1880 15 48 + 750 300 1880 000 16 49 + 250 300 000 2000 17 54 + 250 400 2000 000

Stasiun Mekarjaya 18 55 + 000 400 000 2000

4-45

No

KM

Elevasi Kop

Rel

Kelandaian (Per Mill)

Grade In

Grade Out

19 57 + 250 445 2000 000 20 57 + 750 445 000 1200

Stasiun Majalaya 21 59 + 000 460 1200 000 22 59 + 750 460 000 -2000 23 61 + 000 435 -2000 000 24 61 + 500 435 000 -2000 25 65 + 250 360 -2000 000 26 67 + 000 360 000 -1140

Stasiun Jamali 27 70 + 500 320 -1140 000 28 71 + 000 320 000 -1780 29 73 + 250 280 -1780 000 30 78 + 900 280 000

Stasiun Selajambe

Alinyemen horizontal secara keseluruhan radius terkecil 800 meter sehingga

tidak mempengaruhi pada pembatasan kecepatan

Berdasarkan tabel-tabel tentang besaran alinyemen vertical yang ada di

wilayah studi diketahui bahwa gradient terbesar adalah 20 000 dengan

demikian tolok ukur untuk menentukan berat rangkaian KA terbatasi pada

kemampuan lokomotif atau kendaraan penarik di lereng tersebut

Dari haulingload lokomotif yang ada CC 204 dan CC 206 Kecepatan kereta api

di lereng vertikal mencapai 20 000 dapat mencapai kecepatan 80 kmjam

dengan berbagai implikasinya artinya makin rendah kecepatan kereta api

maka makin banyak jumlah ton kereta api yang dapat diangkut sebaliknya

makin besar kecepatan kereta api maka makin sedikit jumlah ton kereta api

yang bisa diangkut berikut berbagai kemungkinannya

4-46

4 24 Estimasi Kecepatan Terhadap Angkutan Barang

CC 204

20 permil

Kecepatan KA 40 50 60 70 80 Ton 420 380 280 200 180 Jmh KRT 93 84 62 44 40 bulatkan 9 8 6 4 4 Panjang Rangk 205 184 143 102 102 Jmh GRB 84 76 56 4 36 bulatkan 8 7 5 4 3 Panjang Rangk 136 122 93 78 64

CC 206

20 permil

Kecepatan KA 40 50 60 70 80 Ton 480 380 280 220 180 Jmh KRT 107 84 62 49 40 bulatkan 10 8 6 5 4 Panjang Rangk 225 184 143 1225 102 Jmh GRB 96 76 56 44 36 bulatkan 9 7 5 4 3 Panjang Rangk 151 122 93 78 64

Sumber Diolah konsultan dari houling load lokomotif CC 204 dan 206 serta data dimensi sarana kereta

Mencermati berbagai kemungkinan di atas maka di berat 450 ton (senilai 10

kereta atau 10 gerbong isi) kereta api masih dapat melaju dengan kecepatan

40 kmjam dengan ton yang sama pada gradient yang lebih kecilnya maka

kecepatan akan lebih besar di atas 40 kmjam

Sementara gradient yang ada di trase NamboCileungsi mulai dari 0 000 sd

20 000 daftar hauling load lok CC 204 dan 206 dengan berat 450 ton pada

gradient 5 000 sd 20 000 relatifnya tercatat sebagai berikut

Tabel 4 25 Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 204 Beban 450 Ton

Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 204 dengan berat kereta api 450 ton

No Gradient (permil) Kecepatan Maksimum (kmjam)

1 5 90 2 10 72 3 15 55 4 20 40

4-47

Tabel 4 26 Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 206 Beban 450 Ton

Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 206 dengan berat

kereta api 450 ton

No Gradient (permil) Kecepatan Maksimum (kmjam)

1 5 90 2 10 72 3 15 55 4 20 42

Namun demikian berdasarkan berdasarkan hasil konsultasi asistensi pada

tanggal Agustus 2020 diharapkan konsultan untuk mengkaji ulang mengenai

kecepatan atau waktu tempuh perjalanan kereta api di lintas trase baru ini

(CileungsiNambo Ȃ SelajambeCianjur) agar mampu bersaing dengan moda

angkutan jalan raya Untuk mencukupi usulan dimaksud dicoba dianalisis

kembali berbagai kemungkinan untuk meningkatkan kecepatan kereta api

dengan opsi pengurangan jumlah rangkaian referensi yang ada seperti tabel-

tabel berikut ini

Tabel 4 27 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 180 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 4 5 120 90 2 4 10 120 90 3 4 15 90 81 4 4 20 78 70

Tabel 4 28 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 270 ton

dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 6 5 120 90 2 6 10 92 83 3 6 15 75 68 4 6 20 60 54

4-48

Tabel 4 29 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 360 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 8 5 100 90 2 8 10 80 72 3 8 15 60 54 4 8 20 50 45

Tabel 4 30 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 450 ton

dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 10 5 85 77 2 10 10 72 65 3 10 15 52 47 4 10 20 42 38

Kecepatan operasi untuk KA penumpang dibatasi 90 kmjam dan kecepatan

operasi kereta api barang 60 kmjam Untuk KA barang rangkaian paling

sedikit utuk 8 rangkaian kecepatan operasinya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 31 Kecepatan Kereta api Barang berat rangkaian KA 360 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(gerbong) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 8 5 100 60 2 8 10 80 60 3 8 15 60 54 4 8 20 50 45

Tabel 4 32 Kecepatan Kereta api Barang berat rangkaian KA 450 ton dengan

lok CC 204206

Nomor

Jumlah rangkaian (gerbong)

Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 10 5 85 60 2 10 10 72 60 3 10 15 52 47 4 10 20 42 38

4-49

4232 BERAT KERETA ATAU GERBONG

Berdasarkan spesifikasi kereta atau gerbong sebagaimana diuraikan pada

butir 42110 h sampai dengan j dapat disimpulkan bahwa berat rata-rata

kereta atau gerbong sebagai berikut

Kereta ekonomi bisnis beserta penumpangnya rata-rata 45 ton berat

gerbong kosong diasumsikan rata-rata 145 ton berat muat diasumsikan 30

ton jadi berat gerbong dan muatannya 445 ton relatifnya 45 ton Jadi variasi

berat kereta api penumpang dan barang menjadi sebagai berikut

Kereta api Penumpang

frac34 ͶǯͶͷαͳͺͲ ton

frac34 ǯͶͷαʹͲ ton

frac34 ͺǯͶͷα͵Ͳ ton

frac34 ͳͲǯͶͷαͶͷͲ ton

Kereta api Barang

frac34 8 ǯͶͷα͵Ͳ ton

frac34 ͳͲǯͶͷαͶͷͲ ton

4233 PANJANG RANGKAIAN KERETA API DAN PANJANG EFEKTIF

JALUR UTAMA DI STASIUN-STASIUN

Berdasarkan jumlah kereta atau gerbong yang dapat dirangkaikan dalam

satu rangkaian kereta api sebagaimana dibahas pada butir 4223 di atas

dapat diketahui panjang rangkaian kereta api maksimum menjadi sebagai

berikut

a Untuk kereta api penumpang = (10 x 205 meter) + 20 meter = 225

meter

b Untuk kereta api penumpang KRD = (10 x 207 meter) = 207 meter

4-50

c Untuk kereta api Barang = (10 x 145 meter) + 20 meter = 165

meter

Maka yang menjadi acuan dalam menentukan panjang efektif jalur utama di

stasiun minimalnya (225 + 20 ) meter = 245 meter

4234 WAKTU PERJALANAN KERETA API

Waktu perjalanan kereta api penumpang berdasarkan kemampuan lokmotif

CC 206 yang disesuaikan dengan Alinyemen vertical yang ada di trase

tersebut serta kemampuan sarana kereta apinya Waktu tempuh ini sesuai

pula dengan berat rangkaian yang dibawa Tabel-tabel berikut menyajikan

berbagai waktu tempuh atau waktu perjalanan KA hasilnya sebagai berikut

4-51

Tabel 4 33 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 4 kereta (180 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 313 3906 1088 27188 313 3906 1713 29 45 08 2163 36 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 313 3906 2008 50188 313 3906 2633 44 45 08 3083 51 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 313 3906 888 22188 313 3906 1513 25 45 08 1963 33 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 313 3906 1888 47188 313 3906 2513 42 45 08 2963 49 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 313 3906 2648 66188 313 3906 3273 55 45 08 3723 62 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 313 3906 2448 61188 313 3906 3073 51 45 08 3523 59 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 250 2500 5000 100000 250 2500 5500 92 45 08 5950 99 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 250 2500 4500 90000 250 2500 5000 83 45 08 5450 91

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 250 2500 3150 63000 250 2500 3650 61 45 08 4100 68 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 250 2500 4600 92000 250 2500 5100 85 45 08 5550 93 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 250 2500 4900 98000 250 2500 5400 90 5400

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 3937 656 detik menit

Dwelling time di Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 4387 731

4-52

Tabel 4 34 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 6 kereta (270 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 281 3164 1274 28672 281 3164 1837 31 45 08 2287 38 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 281 3164 2297 51672 281 3164 2859 48 45 08 3309 55 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 281 3164 1052 23672 281 3164 1615 27 45 08 2065 34 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 281 3164 2163 48672 281 3164 2726 45 45 08 3176 53 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 281 3164 3008 67672 281 3164 3570 60 45 08 4020 67 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 281 3164 2785 62672 281 3164 3348 56 45 08 3798 63 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 188 1406 6813 102188 188 1406 7188 120 45 08 7638 127 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 188 1406 6146 92188 188 1406 6521 109 45 08 6971 116

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 188 1406 4346 65188 188 1406 4721 79 45 08 5171 86 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 188 1406 6279 94188 188 1406 6654 111 45 08 7104 118 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 188 1406 6679 100188 188 1406 7054 118 7054

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 4809 802 detik menit

Dwelling time di Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 5259 877

4-53

Tabel 4 35 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 8 kereta (360 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 250 2500 1500 30000 250 2500 2000 33 45 08 2450 41 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 250 2500 2650 53000 250 2500 3150 53 45 08 3600 60 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 250 2500 1250 25000 250 2500 1750 29 45 08 2200 37 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 250 2500 2500 50000 250 2500 3000 50 45 08 3450 58 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 250 2500 3450 69000 250 2500 3950 66 45 08 4400 73 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 250 2500 3200 64000 250 2500 3700 62 45 08 4150 69 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 45 08 9006 150 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 156 977 7444 93047 156 977 7756 129 45 08 8206 137

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 156 977 5284 66047 156 977 5596 93 45 08 6046 101 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 156 977 7604 95047 156 977 7916 132 45 08 8366 139 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 156 977 8084 101047 156 977 8396 140 8396

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 5577 930 detik menit

Dwelling time 10 Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 6027 1005

4-54

Tabel 4 36 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 10 kereta (450 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit

1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 225 2025 1719 30950 225 2025 2169 36 45 08 2619 44 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 225 2025 2997 53950 225 2025 3447 57 45 08 3897 65 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 225 2025 1442 25950 225 2025 1892 32 45 08 2342 39 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 225 2025 2831 50950 225 2025 3281 55 45 08 3731 62 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 225 2025 3886 69950 225 2025 4336 72 45 08 4786 80 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 225 2025 3608 64950 225 2025 4058 68 45 08 4508 75 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 131 689 9869 103622 131 689 10131 169 45 08 10581 176 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 131 689 8916 93622 131 689 9179 153 45 08 9629 160

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 131 689 6345 66622 131 689 6607 110 45 08 7057 118 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 131 689 9107 95622 131 689 9369 156 45 08 9819 164 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 131 689 9678 101622 131 689 9941 166 9941

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 6441 1074 detik menit

Dwelling time 10 Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 6891 1149

4-55

Tabel 4 37 Waktu Perjalanan KA Barang dari Stasiun Nambo - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 8 gerbong(360 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m)

Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) s menit s menit s menit

1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 00 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 250 2500 1500 30000 250 2500 2000 33 0 00 2000 33 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 250 2500 2650 53000 250 2500 3150 53 0 00 3150 53 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 250 2500 1250 25000 250 2500 1750 29 0 00 1750 29 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 250 2500 2500 50000 250 2500 3000 50 0 00 3000 50 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 250 2500 3450 69000 250 2500 3950 66 0 00 3950 66 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 156 977 5364 67047 156 977 5676 95 0 00 5676 95 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 0 00 8556 143

Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 2808 47 0 00 28083 468 Dwelling time di Stasiun Antara 0 0 Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 2808 468

1 Nambo 51077

2 Citayam 37810 Nambo - Citayam 13267 13800 230 900 150 22800 380 3 Jakarta Kota 0 Citayam - Jakarta K 37810 44400 740 0 00 44400 740

Waktu Tempu Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang atau sebaliknya 8628 1438 Dwelling time di Stasiun Antara 900 15 Waktu Perjalanan Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang termasuk waktu berhenti 9528 159

4-56

Tabel 4 38 Waktu Perjalanan KA Barang dari Stasiun Nambo - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 10 gerbong(450 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) s menit s menit s menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 00 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 225 2025 1719 30950 225 2025 2169 36 0 00 2169 36 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 225 2025 2997 53950 225 2025 3447 57 0 00 3447 57 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 225 2025 1442 25950 225 2025 1892 32 0 00 1892 32 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 225 2025 2831 50950 225 2025 3281 55 0 00 3281 55 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 225 2025 3886 69950 225 2025 4336 72 0 00 4336 72 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 131 689 6440 67622 131 689 6703 112 0 00 6703 112 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 0 00 8556 143

Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 3038 51

Dwelling time di Stasiun Antara 0 0

Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 3038 51 1 Nambo 51077

2 Citayam 37810 Nambo - Citayam 13267 13800 230 900 150 22800 380 3 Jakarta Kota 0 Citayam - Jakarta K 37810 44400 740 0 00 44400 740

Waktu Tempu Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang atau sebaliknya 8858 1476

Dwelling time di Stasiun Antara 900 15

Waktu Perjalanan Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang termasuk waktu berhenti 9758 163

4-57

Berdasarkan tabel 433 sd tabel 438 dapat disimpulkan bahwa waktu

perjalanan termasuk waktu berhenti di tiap-tiap stasiun untuk KA

Penumpang dari stasiun Nambo sampai dengan stasiun Selajambe atau

sebaliknya tercatat sebagai berikut

Tabel 4 39 Waktu Perjalanan kereta api penumpang dari Selajambe Ȃ Nambo

atau sebaliknya

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan detik menit

4 kereta (180 ton) 4387 73 6 kereta (270 ton) 5259 88 8 kereta (360 ton) 6027 100 10 kereta (450 ton) 6891 115

Demikian juga KA barang variasi waktu perjalanannya sebagaimana di htung

pada tabel 437 dan 37 rigkasannya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 40 Waktu Perjalanan kereta api Barang dari Antajaya Ȃ Nambo Ȃ

Jakarta Gudang atau sebaliknya

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan detik menit

8 gerbong (270 ton) 9528 159 10 gerbong (450 ton) 9758 163

Sementara berdasarkan penelusuran melalui google map waktu perjalanan

untuk angkutan orang dengan kendaraan jalan raya yang menggunakan

kendaraan pribadi perjalanan dari Selajambe Ȃ Nambo menggunakan jalan

tol relatifnya berkisar antara 2 jam Ȃ 2 jam 35 menit jika menggunakan jalan

non tol 3 samapi 4 jam berikut dibawah ini cuplikan dari waktu tempuh

penelusuran goggle map sebagai berikut

4-58

Gambar 4 20 Waktu Tempuh Nambo - Selajambe

Gambar 4 21 Waktu Tempuh Cileungsi - Selajambe

Berdasarkan penelusuran waktu perjalanan kendaraan jalan raya Selajambe

Ȃ Nambo di periode waktu jam 0405 sd 0412 besaran waktunya 1 jam 57

menit sd 2 jam 15 menit Makin siang waktu perjalanannya makin besar

bahkan sampai lebih dari 3 jam Perjalanan moda jalan raya berupa bus saat

ini masih jarang waktu berangkatnya tidak jelas serta waktu perjalannya bisa

sampai 3 jam lebih

Kesimpulannya perjalanan kereta api dengan rangkaian 10 kereta pun KA

masih mampu bersaing

4-59

4235 KAPASITAS LINTAS DAN FREKUENSI KERETA API

1 Kecepatan rata-rata dan headway

Untuk menghitung kapasitas lintas maka perlu diketahui terlebih dahulu

kecepatan rata-rata di lintas tersebut dan petak jalan yang dijadikan ukuran

yaitu petak jalan terpanjang dari lintas tersebut

Petak jalan terpanjang yaitu antara stasiun Cibatu Ȃ Antajaya 105 km

apabila jumlah rangkaian KA penumpang sesuai dengan variasi awal yaitu 4

atau 6 atau 8 atau 10 kereta dan KA barang diputuskan 10 gerbong per KA

dan frekuensi kereta api sesuai dengan prakiraan di tabel 421 dan tabel 422

maka kecepatan operasi rata Ȃ rata menjadi sebagai berikut

Tabel 4 41 Kecepatan rata-rata (Vi Oprata-rata)

Formasi KA Pnp

Jumlah Kereta Api Kecepatan Operasi Kecepatan Rata2 ( Kmjam) Penumpang Barang Penumpang Barang

4 kereta 19 7 72 38 63 6 kereta 13 7 54 38 48 8 kereta 9 7 45 38 42 10 kereta 8 7 38 38 38

Berdasarkan tabel tersebut di atas maka headway dapat dihitung sebagai

berkut (JVir) + 1 ) menit jadi secara berurutan sesuai tabel 441

tersebut nilai headway menjadi sebagai berikut

Tabel 4 42 Headway di lintas Selajambe - Nambo

Formasi KA Kec Operasi rata-rata

Jarak petak jalan

Headway (menit) Penumpang Barang 4 kereta 10 gerbong 63 105 11 6 kereta 10 gerbong 48 105 14 8 kereta 10 gerbong 42 105 16 10 kereta 10 gerbong 38 105 18

4-60

2 Kapasitas Lintas

Perhitungan kapasitas lintas tujuannya untuk dapat mengetahui berapa

banyak jumlah kereta api yang dapat diprogramkan untuk jalan setiap

harinya pada lintas tersebut

Berdasarkan rumusan kapasitas lintas sebagaimana diuraikan dalam butir

4219 dengan perhitungan Waktu operasi merujuk pada pola operasi KRL

di Lintas Jabotabek yaitu waktu operasi 20 jam (0400- 2400) dan waktu

perawatan 4 jam (2400 Ȃ 0400) sehingga rumusan kapasitas lintas untuk

nilai C jalur tunggal dari 60 menjadi 80 dan headway-nya sesuai tabel

442 di atas maka kapasitas lintas hasilnya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 43 Kapasitas Lintas

Formasi KA Kec Operasi rata-rata

Jarak petak jalan

Headway (menit) Kapasitas Lintas (KA) Penumpang Barang 4 kereta 10 gerbong 63 105 11 87 6 kereta 10 gerbong 48 105 14 68 8 kereta 10 gerbong 42 105 16 60 10 kereta 10 gerbong 38 105 18 55

3 Frekuensi kereta api dan kebutuhan sarana perkeretaapian

Prakiraan frekuensi kereta api telah dihitung hasilnya seperti pada tabel

421 dan 422 demikian juga kapasitas lintas dapat dilihat pada tabel 443

maka jika tabel-tabel tersebut dibandingkan akan terlihat kebutuhan slot

perjalananya masih cukup atau tidak berikut perbandingannya

Tabel 4 44 Kapasitas Lintas dan Frekuensi KA serta sisa slot

Formasi KA Kapasitas Lintas (KA)

Frekuensi KA (th 2051) Sisa Slot (KA) Penumpang Barang Penumpang Barang Jumlah

4 kereta 10 gerbong 87 19 7 26 61 6 kereta 10 gerbong 68 13 7 20 48 8 kereta 10 gerbong 60 9 7 16 44 10 kereta 10 gerbong 55 8 7 15 40

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan jalur tunggal ternyata slot perjalanan masih tersisa cukup banyak

4-61

4236 JENIS STASIUN TERPILIH

Dari tabel-tabel di atas tentang frekuensi kereta api yang melayani stasiun

untuk keperluan turun-naik penumpang dan bongkar muat barang diketahui

beberapa stasiun dapat menyelenggarakan angkutan penumpang ada juga

yang menyelenggarakan angkutan barang serta ada stasiun yang

menyelenggarakan kedua-duanya yaitu angkutan penumpang dan barang

Berikut dibawah ini dibuatkan tabel-tabel kebutuhan jenis stasiun yang

terkait dengan pelayanan angkutan

Pada tabel 4217 sd 4218 tentang potensi angkutan penumpang dan

barang per hari serta Pada tabel 4219 sd 4220 tentang frekuensi kereta

api yang melayani suatu stasiun angkutan penumpangbarang dalam

perhitungan diketahui stasiun Nambo sd stasiun Cileunsi demikian juga dari

stasiun Antajaya sampai dengan stasiun Selajambe potensi angkutan barang

cukup tersedia sedangkan angkutan penumpang ada di semua stasiun

hanya besar kecilnya yang berbeda berdasarkan berdasarkan itu jenis

stasiun kemungkinannya sebagai berikut

Tabel 4 45 Jenis Stasiun Berdasarkan Perhitungan Moderat

Stasiun Jenis Fungsi stasiun

Nambo Stasiun operasi penumpang dan Barang Kembang Kuning Stasiun operasi penumpang dan Barang Cileungsi Stasiun operasi penumpang dan Barang Mampir Stasiun operasi dan penumpang Jonggol Stasiun operasi dan penumpang Sukagalih Stasiun operasi dan penumpang Cibatu Tiga Stasiun operasi dan penumpang Antajaya Stasiun operasi penumpang dan Barang Majalaya Stasiun operasi penumpang dan Barang Jamali Stasiun operasi penumpang dan Barang Selajambe Stasiun operasi penumpang dan Barang

4-62

Apabila volume angkutan barang dalam bentuk satuan ton sebagaimana

tercantum pada tabel 418 kita ubah dalam bentuk satuan gerbong dengan

perhitungan 1 gerbong muat 30 ton maka tabel tersebut akan berubah

menjadi sebagai berikut

Tabel 4 46 Potensi angkutan barang dalam satuan gerbong

Nama Stasiun-stasiun

Potensi Bongkar Muat Barang (gerbonghari) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo 13 15 17 20 22 25 28

Kembang Kuning 32 36 42 48 54 61 68

Cileungsi 18 21 24 27 31 35 39

Mampir 15 17 20 23 26 29 32

Jonggol 3 4 4 5 5 6 7

Sukagalih 4 4 5 6 6 7 8

Cibatu Tiga 1 1 1 2 2 2 2

Antajaya 45 52 60 68 77 87 97

Mekarjaya 23 27 31 35 40 45 50

Majalaya 29 34 39 45 50 57 64

Jamali 24 28 32 36 41 46 52

Selajambe 22 25 29 33 37 42 47

Memperhatikan jarak antar stasiun relatif dekat dan penyebaran potensi

angkutan secara tabel ada di sekitar stasiun Kembang Kuning dan stasiun

Antajaya memperhatikan juga saat ini stasiun Nambo yang dekat dengan

stasiun Kembang Kuning dan saat ini stasiun Nambo sudah beroperasi

sebagai stasiun angkutan Barang dan juga angkutan penumpang maka

diusulkan untuk stasiun barang dicukupkan saja diselenggarakan di stasiun

Nambo dan stasiun Antajaya sehingga tabel 445 dengan demikian usulan

jenis stasiun menjadi sebagai berikut

4-63

Tabel 4 47 Usulan Jenis Stasiun Berdasarkan potensi angkutan

Stasiun Jenis Fungsi stasiun

Nambo Stasiun operasi penumpang dan Barang

Kembang Kuning Stasiun operasi dan penumpang Cileungsi Stasiun operasi dan penumpang

Mampir Stasiun operasi dan penumpang

Jonggol Stasiun operasi dan penumpang

Sukagalih Stasiun operasi dan penumpang

Cibatu Tiga Stasiun operasi dan penumpang

Antajaya Stasiun operasi penumpang dan Barang

Majalaya Stasiun operasi dan penumpang

Jamali Stasiun operasi dan penumpang

Selajambe Stasiun operasi dan penumpang

4237 LAYOUT EMPLASMEN STASIUN

Berdasarkan prakiraan turun naik penumpang maupun muat bongkar barang

barang relatifnya angkutan penumpang banyaknya dimulai stasiun Nambo

sampai stasiun Selajambe sementara angkutan barang walau disepanjang

lntas tersebut ada namun voume angkutnya ada yang sedikit sehingga kalau

diselenggarakan di stasiun itu secara ekonomis akan tidak layak demikian

pula jika dilihat dari total frekuensi kereta api sampai dengan tahun 2051

masih di bawah 30 KA (lihat tabel 444) maka stasiun-stasiun disepanjang

trase untuk tahap awal masih termasuk stasiun klas kecil kecuali stasiun

Nambo Antajaya dan Cileungsi dengan beberapa catatan sebagai berikut

hearts Untuk stasiun kecil Jumlah jalur utama yang dibutuhkan cukup 2 jalur

utama selang melewati 3 atau 4 stasiun disiapkan stasiun dengan jalur

utamanya 3 jalur tujuannya untuk menyediakan jalur persilangan dan

penyusulan

hearts Perlu dipertimbangkan pada beberapa stasiun disiapkan jalur simpan

untuk kebutuhan menyimpan saranaperalatan khusus untuk

perawatan jalur (track)

hearts Di stasiun angkutan barang (Antajaya) di maka disiapkan jalur untuk

kebutuhan bongkar muat barang

4-64

hearts Di stasiun Selajambe yang akan dijadikan jalur persambungan

dengan jalur yang ada saat ini yaitu di lintas Sukabumi Ȃ

PadalarangBandung diusulkan sesuai kebutuhan

Berikut usulan-usulan konsep layout stasiun dimaksud

a Stasiun Nambo

Stasiun Nambo secara eksisiting telah ada dan merupakan stasiun

Operasi Barang dan Penumpang yang merupakan stasiun buntu Dengan

adanya trase baru Nambo Ȃ Selajambe maka persambungannya cukup

menggunakan terusan jalur II karena dari jalur II ini dapat mengakses

kesemua jalur utamanaya termasuk jalur bongkar-muat barang Jadi

kesimpulannya layout stasiun Nambo tidak perlu ada perubahan cukup

fungsi-fungsinya diatur ulang sesuai kebutuhan akses ke stasiun

berikutnya yaitu stasiun Kembang Kuning Layoutnya stasiun Nambo

saat ini sebagai berikut

Gambar 4 22 Layout emplasemen Nambo (sekarang)

Diusulkan konsep layoutnya tetap namun dilakukan perubahan fungsi

menjadi sebagai berikut

4-65

Gambar 4 23 Layout Emplasemen Stasiun Nambo (usulan)

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Nambo sbb

1) Dari Cibinong kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

2) Dari Kembang Kuning kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

3) Dari Jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke arah stasiun

Binong atau stasiun Kembang Kuning

4) Apabila jalur III penuh maka Jalur 4 dipergunakan untuk stabling

rangkaian penumpang

5) Jalur 5 6 7 dan jalur 8 dipergunakan untuk bongkar muat gerbong

barang

b Stasiun Kembang Kuning

Stasiun Kembang Kuning sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di

stasun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan KA

jalurnya cukup 2 jalur layout stasiun Kembang Kuning Sebagai berikut

4-66

Namb II Cileungsi

I

Gambar 4 24 Layout Emplasemen Stasiun Kembang Kuning

Namun dengan memperhatikan potensi awal tentang adanya besaran

angkutan penumpang di sini maka perlu disiapkan lahan untuk

penambahan jalur bongkar muat untuk KA barang kebutuhan lahan

dimaksud yaitu lahan untuk jalur yang diberi gars terputus seperti

gambar berikut

Gambar 4 25 Penyiapan lahan tambahan untuk jalur KA Barang

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Kembang Kuning

sbb

1) Dari Nambo kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Cileungsi kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberaangkatkan ke stasiun

Nambo maupun ke stasiun Cileungsi

Catatan

1) Pembangunan Jalur 3 dan 4 dilaksanakan setelah ada kepastian

negosiasi angkutan namun perhitungan penyediaan lahan untuk

kebutuhan jalur itu tetap dilakukan sejak awal

2) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

3) Panjang efektif jalur stabling gerbong minimal 180 meter

4) Panjang efektif jalur simpan buntu minimal 60 meter

Stasiun Kembang Kuning Km 3 + 500

4-67

c Stasiun Cileungsi

Stasiun Cileungsi sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi Barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan jalurnya cukup 2 jalur utama ditambah 2 jalur stabling

untuk bongkar muat rangkaian KA barang layout stasiun Cileungsi

menjadi sebagai berikut

Gambar 4 26 Layout Emplasemen Stasiun Cileungsi

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Kembang Kuning

sbb

1) Dari Kembang Kuning kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Mampir kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberaangkatkan ke stasiun

Kembang Kuning maupun ke stasiun Mampir

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

d Stasiun Mampir

Stasiun Mampir statusnya menjadi stasiun Operasi dan Penumpang di

stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya

cukup 2 jalur utama layout stasiun Mampir menjadi sebagai berikut

Cileungsi

I I Jonggol

Gambar 4 27 Layout Emplasemen Stasiun Mampir

Kembang Kuning Mampir

Stasiun Cileungsi Km 9 + 300

Stasiun Mampir

4-68

Stasiun Jonggol

Km 17 + 800

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Mampir sbb

1) Dari Cileungsi kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Jinggol kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Cileungsi maupun ke stasiun Jonggol

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

e Stasiun Jonggol

Stasiun Jonggol sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan dan persilangan secara bersamaan

jalurnya menjadi 3 jalur utama layout stasiun Jongggol menjadi sebagai

berikut

III

Gambar 4 28 Layout Emplasemen Stasiun Jonggol

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Jonggol sbb

1) Dari Mampir kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

2) Dari Sukagalih kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

3) Dari jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Mampir maupun ke stasiun Sukagalih

Catatan Panjang fektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

Mampir II I

Sukagalih

4-69

f Stasiun Sukagalih

Stasiun Sukagalih sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan jalurnya menjadi 2 jalur utama layout stasiun Sukagalih

menjadi sebagai berikut

Gambar 4 29 Layout Emplasemen Stasiun Sukagalih

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Sukagalih sbb

1) Dari Jonggol kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Cibatu Tiga kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Jonggol maupun ke stasiun Cibatu Tiga

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245

g Stasiun Cibatu Tiga

Stasiun Cibatu Tiga sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan secara bersamaan jalurnya menjadi 2 jalur utama layout

stasiun Cibatu Tiga menjadi sebagai berikut

Gambar 4 30 Layout Emplasemen Stasiun Cibatu Tiga

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Cibatu Tiga sbb

1) Dari Sukagalih kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

Sukagalih I I Cirama

Stasiun Cibatu Tiga Km 32 + 100

Jonggol I I Cibatu Tiga

Stasiun Sukagalih Km 25 + 200

4-70

2) Dari Majalaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Jsukagalih maupun ke stasiun Cirama Girang

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245

h Stasiun Antajaya

Stasiun Antajaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di stasiun ini

dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya menjadi 2

jalur utama layout stasiun Antajaya menjadi sebagai berikut

Gambar 4 31 Layout Emplasemen Stasiun Antajaya

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Anta Jaya sbb

1) Dari stasiun Cibatu Tiga kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau

II

2) Dari stasiun Mekar Galih kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau

II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Cibatu Tiga maupun ke Mekarjaya

4) Jalur 3 dan 4 merupakan jalur untuk bongkar muat KA Barang

5) Jalur smpan digunakan untuk kebutuhan penyimpanan

gerbongkereta perawatan prasarana panjang efektip minimal 60

meter

6) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

4-71

I

I

i Stasiun MekarJaya

Stasiun Mekarjaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di

stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya

menjadi 2 jalur utama layout stasiun Mekarjaya menjadi sebagai

berikut

Antajaya II Majalaya

Gambar 4 32 Layout Emplasemen Stasiun Mekar Galih

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Mekarjaya sbb

1) Dari stasiun Antajaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Majalaya KA dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Antajaya maupun ke stasun Majalaya

4) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

j Stasiun Majalaya

Stasiun Majalaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya menjadi 2

jalur utama layout stasiun Cirama Girang menjadi sebagai berikut

Mekar Jaya II Jamali

Gambar 4 33 Layout Emplasemen Stasiun Majalaya

Stasiun Majalaya Km 58 + 900

Stasiun Mekarjaya Km 52 + 100

4-72

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Cirama Girang sbb

1) Dari Mekarjaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Jamali kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Mekarjaya maupun ke stasiun Jamali

4) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

k Stasiun Gudang

Stasiun Jamali sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan dan persilangan secara bersamaan

jalurnya menjadi 3 jalur utama layout stasiun Gudang menjadi sebagai

berikut

Gambar 4 34 Layout Emplasemen Stasiun Jamali

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Jamali menjadi sbb

1) Dari Stasiun Majalaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

2) Dari stasiun Selajambe kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

3) Dari jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Majaaya maupun ke stasiun Selajambe

4) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

Stasiun Jamali Km 68 +600

Jalur Luncur Majalaya

I Selajambe

II

III Jalur Luncur

4-73

5) Di terusan jalur I kiri dan diterusan jalur III kanan disiapkan jalur

luncur tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Selajambe ke jalur I

dan dari stasiun Cirama Girang ke III

6) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

7) Panjang jalur luncur minimal 100 meter

l Stasiun Selajambe

Stasiun Selajambe sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang terletak di jalur Lintas Cianjur -

Padalarang di tempat ini semula hanya berupa petak jalan antara Cianjur

Ȃ Ciranjang dahulunya merupakan perhentian (shelter) namun

perkembangannya karena makin berkurangnya penumpang maka

shelter ini ditutup menjadi jalur petak jalan Dengan adanya trase baru

Nambo-Cianjur maka tempat ini berubah menjadi stasiun persimpangan

yang menghubungkan dua lintas tersebut

Jalur eksisting di Selajambe secara skematis seperti berikut

Gambar 4 35 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (sekarang)

Konsep usulan layout stasiun Selajambe semula diusulkan sebagai

berikut

Gambar 4 36 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (usulan)

4-74

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Selajambe menjadi

sebagai berikut

1) Dari Stasiun Jamali kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Cianjur kereta api dapat dimasukan ke jalur II atau III

3) Dari jalur I kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Jamali

maupun ke stasiun Ciranjang

4) Dari jalur II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Jamali

Cianjur maupun ke stasiun Ciranjang

5) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

6) Di terusan jalur I kanan disiapkan jalur luncur tujuannya untuk

memungkinkan pemasukan kereta api secara bersamaan antara KA

yang masuk dari stasiun Jamali ke jalur I dan dari stasiun Cianjur

Ciranjang ke jalur II atau III

7) Demikian juga di terusan jalur III kanan disiapkan jalur luncur

tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Ciranjang ke alur I

atau II dan dari stasiun Cianjur ke jalur III

8) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

9) Panjang jalur luncur minimal 100 meter

Jika stasiun Selajambe usulannya diterima sebagai stasiun dipo kereta dan

lokomotif maka konsep usulan layout stasiun di atas diubah menjadi sebagai

berikut

Gambar 4 37 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (usulan -2)

4-75

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Selajambe menjadi

sebagai berikut

1) Dari Stasiun Gudang kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Cianjur kereta api dapat dimasukan ke jalur II atau III

3) Dari jalur I kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun JGudang

maupun ke stasiun Ciranjang

4) Dari jalur II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Gudang

Cianjur maupun ke stasiun Ciranjang

5) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

6) Di terusan jalur I kanan disiapkan jalur luncur tujuannya untuk

memungkinkan pemasukan kereta api secara bersamaan antara KA

yang masuk dari stasiun Gudang ke jalur I dan dari stasiun Cianjur

Ciranjang ke jalur II atau III

7) Demikian juga di terusan jalur III kanan disiapkan jalur luncur

tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Ciranjang ke alur I

atau II dan dari stasiun Cianjur ke jalur III

8) Pergerakan kereta atau lokomotif yang akan menuju ke jalur dipo

melalui jalur III jalur 4 digunakan untuk stabling sementara sebelum

keretalokomotif dirawat di dipo

9) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

10)Panjang jalur luncur minimal 100 meter

11)Panjang jalur di dipo disesuaikan dengan ketentuan yang ada di SK

Direksi PT KAI

4-76

T INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

m Posisi stasiun-stasiun di Lintas Nambo - Selajambe

Gambar 4 38 Posisi stasiun - stasiun di Lintas Nambo - Selajambe

4-77

4238 WAKTU PERJALANAN DAN PERFORMANSI (KINERJA)

TRAINSET

1 Waktu Perjalanan Kereta Api

Berdasarkan tabel 433 sd tabel 440 perihal waktu perjalanan kereta api

dapat diketahui Waktu Perjalanan KA dari Selajambe ke Nambo dan

sebaliknya Untuk KA barang perjalannya dari Antajaya ke Nambo Ȃ Jakarta

Gudang dan sebaliknya Ringkasan waktu perjalanan KA Penumpang dan KA

barang tercantum di tabel 439 dan 440

Waktu perjalanan tersebut di atas belum memperhitungkan waktu tunggu

(dwelling time) di stasiun awal dan tujuan kebutuhan waktu tersebut untuk

KA Penumpang dihitung (2 x 30) menit = 60 menit yaitu untuk kebutuhan

langsir lokomotif dan kebutuhan pengecekan keandalan rangkaian Untuk

KA barang dihitung untuk kebutuhan loding amp unloading muatan serta

pemeriksaan keandalan rangkaian butuh waktu (2 x 10 gd x 15) menit = 300

menit kebutuhan loading unloading akan sangat tergantung pada peralatan

bm itu sendiri serta jenis angkutannya (gerbong datar tertutup ketelan

atau lainnya)

Berdasarkan penjelasan di atas maka lama perjalanan untuk menghitung

kebutuhan sarana (kereta gerbonglokomotif) tabel 439 dan 440 menjadi

sebagai berikut

Tabel 4 48 ȀDzdz

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan amp DW WP KL

menit menit menit 4 kereta (180 ton) 73 120 193 6 kereta (270 ton) 88 120 208 8 kereta (360 ton) 100 120 220 10 kereta (450 ton) 115 120 235 Keterangan K = Kereta L = Lok DW = Dwelling Time

4-78

Tabel 4 49 ȀDzdz

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan amp DW WP GL

menit menit menit 8 kereta (360 ton) 318 300 618 10 kereta (450 ton) 325 300 625 Keterangan G = Gerbong L = Lok DW = Dwelling Time

2 Kinerja Trainset Sarana Perkeretaapian

Waktu operasi perjalanan kereta api diasumsikan sama dengan Waktu

operasi KRL Jabodetabek yaitu 0400 sd 2400 artinya selama 1200 menit

waktu perawatan 2400 sd 0400 atau selama 240 menit

Berdasarkan waktu operasi dan waktu tempuh (waktu perjalanan KA)

sebagaimana tercantum di tabel 448 sd tabel 449 termasuk waktu tunggu

terminal di stasiun keberangkatan dan di stasiun tujuan maka dapat

diketahui kemampuan kinerja (Performa) suatu rangkaian kereta api di

lintas tersebut dengan pola perhitungan (Waktu OperasiWPK) x C trip

dan (Waktu OperasiWPG) x C trip hasil perhitungannya seperti tercantum

di tabel-tabel berkut

Tabel 4 50 Kinerja Trainset KA Penumpang

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Coefisien

Waktu Op Kenerja

1 Trainsets Kenerja

TS pembulatan Operasi WP KL 4 kereta (180 ton) 1200 193 08 50 5 6 kereta (270 ton) 1200 208 08 46 5 8 kereta (360 ton) 1200 220 08 44 4 10 kereta (450 ton) 1200 235 08 41 4

Tabel 4 51 Kinerja Trainset KA Barang

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Coefisien

Waktu Op Kenerja

1 Trainsets Kenerja

TS pembulatan Operasi WP KL 8 gerbong (360 ton) 1200 618 08 16 2 10 gerbong (450 ton) 1200 625 08 15 2

4-79

4239 KEBUTUHAN SARANA PERKERETAAPIAN

1 Perhitungan kebutuhan sarana perkeretaapian

Kebutuhan sarana perkeretaapian (kereta gerbong dan lokomotf) dihitung

berdasarkan kebutuhan Frekuensi kereta api dibagi WPG atau WPK

Kebutuhan sarana trainsets dihitung dengan cara frekuensi KA di tahun itu

dibagi dengan kinerja atau performa trainset dalam 1 hari (lihat tabel 450

dan tabel 451 ) dalam tahun yang sama Hasil perhitungan kebutuhan sarana

terdiri atas kebutuhan Siap Operasi (SO) cadangan amp Armada sarana

Siap operasi artinya sarana yang siap digunakan untuk perjalanan kereta api

stelah melalui uji kelaikan jalan cadangan adalah sarana yang siap

digunakan manakala ada kebutuhan pengganti sarana yang siap operasi

yang mengalami gangguan nilainya 10 dari SO Armada adalah seluruh

sarana yang dimiliki perusahaan baik yang siap operasi cadangan maupun

sarana yang sedang dalam perawatan di Depo maupun balai Yasa Armada

dihitung 115 x (SO + Cadangan)

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka armada yang dibutuhkan adalah

sebagai berikut

Tabel 4 52 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 2 2 2 3 3 3 4 6 kereta 1 1 2 2 2 2 3 8 kereta 1 1 1 2 2 2 2 10 kereta 1 1 1 1 1 2 2

Tabel 4 53 Kebutuhan Sarana Trainsets Siap Operasihari

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 2 2 3 3 3 4 4 6 kereta 1 2 2 2 2 3 3 8 kereta 1 1 2 2 2 2 3 10 kereta 10 11 1 2 2 2 2

4-80

Tabel 4 54 Kebutuhan Sarana Trainsets Siap Operasi + Sarana untuk Dzdz

Perhitungan Moderat dengan

Rangkaianberat Jumlah Trainsets (TS) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 TS 4 Kereta 180 ton 2 2 2 3 3 3 4 TS 6 Kereta 270 ton 1 1 2 2 2 2 2 TS 8 Kereta 360 ton 1 1 1 1 1 2 2 TS 10 Kereta 450 ton 1 1 1 1 1 1 1 Keterangan pecahan dibulatkan secara otomatis oleh system excel Cad = Cadangan

Tabel 4 55 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 3 3 3 4 4 5 5 6 kereta 2 2 2 3 3 3 4 8 kereta 2 2 2 2 3 3 3 10 kereta 1 1 2 2 2 2 3

Demikian pula untuk kebutuhan armada sarana KA barang (trainsets

gerbong) sebagai berikut

Tabel 4 56 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 2 3 3 3 4 4 10 kereta 2 2 2 2 3 3 3

Tabel 4 57 Kebutuhan Sarana Trainsets Gerbong yang Siap Operasi dan Perawatan

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 3 3 3 4 4 5 10 kereta 2 2 2 3 3 3 4

Tabel 4 58 Kebutuhan Sarana Trainsets Gerbong yang siap operasi

Perawatan Sarana dan Cadangan

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 3 3 4 4 5 5 10 kereta 2 2 3 3 3 4 4

4-81

Tabel 4 59 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 3 3 4 4 5 5 6 10 kereta 2 3 3 3 4 4 5

2 Resume atas kebutuhan sarana kereta api barang dan penumpang

Kebutuhan saarana perkeretaapian (Kereta gerbong dan Lokomotif) yang

dimaksud dalam butir 1 di atas satuannya adalah satu trainsets artinya satu

rangkaian kereta api penumpang atau barang

Menelaah pada karakteristik lintas bahwa lintas Selajambe Ȃ nambo pada

dasarnya merupakan lintas penyangga untuk transportasi angkutan

perkotaan tuntutan angkutan perkotaan adalah kecilnya headway itu yang

diharapkan oleh pengguna waktu perjalanan berdasarkan tabel 439 secara

berturut-turut mulai 73 88 100 dan 115 menit dan berdasarkan tabel 453

kebutuhan sarana secara berturut-turut di tahun terakhir kebutuhan

penyediaan rangkaian 4 3 3 dan 2 trainset maka pada saat tahun-tahun

awal operasi sebaiknya trainsets cukup terdiri dari 1 lok + 4 kereta sehingga

headwaynya jika penyediaan 2 TS maka headway bisa mencapai lk 75

menit untuk satu arah yang sama jika disediakan 4 TS maka headwaynya lk

35 - 40 menit untuk 1 arah yang sama

Untuk KA Barang yang utama volume angkutan bisa terangkut dalam hari

itu selisih waktu perjalanan antara 159 menit dengan 163 menit tidak

begitu jauh maka kebutuhan trainset per KA tentu yang maksimal yaitu 10

gerbong dengan kebutuhan armada di tahun terakhrnya (2051) 5

rangkaian KA barang Dengan catatan jika akan menggunakan lintas Citayam

Ȃ Jakarta Gudang maka kemungkinan hanya 2 atau 3 KA yang mungkin dapat

ditampung di waktu kerja perawtan ( 2400 Ȃ 0400) jika pembangunan

Cileungsi Ȃ BekasiCikarang telah beroperasi maka semua potensi angkutan

penumpang di lintas baru ini bisa terlaksana

4-82

Kesimpulan

hearts Angkutan penumpang perlu disediakan untuk siap operasi minimal 2

trainsets (4 kereta + 1 lok) untuk menuju headway 75 menit per

jurusan atau 4 trainsets (4 kereta + 1 lok) untuk headway 40 menit

per jurusan frekuensi KA dapat mencapa 26 KAhari

hearts Angkutan barang perlu disediakan untuk siap operasi minimal 2

rangkaian KA (10 gerbong + 1 lok) untuk menuju headway 163

menit per jurusan atau 4 rangkaian KA (10 gerbong + 1 lok) untuk

headway 85 menit per jurusan frekuensi KA dapat mencapa 8

KAhari atau (4 DPK +4DPI)

hearts Kebutuhan untuk cadang+ Perawatan cukup 1 Trainset (1KA)

hearts Khusus untuk kereta api barang apabila operasi ke lintas Citayam Ȃ

Jakarta Gudang tidak memungkinkan maka perjalanan kereta api

barang ini akan di mulai setelah pembangunan jalur baru Cileungsi Ȃ

BekasiCikarang sidah dapat dioperasikan jadi relatifnya mungkin

baru dapat dimulai di tahun 2031 atau lebih awal dari tahun tersbut

42310 KEBUTUHAN DIPO SARANA PERKERETAAPIAN

1 Lokasi Depo di Jaringan pelayanan Daop 1 dan Daop 2

Depo sarana perkeretaapian adalah suatu tempat untuk merawat sarana

yaitu perawan harian untuk sarana yang dioperasikan jenis Depo ada 3 jenis

yaitu Depo lokomotif Depo kereta dan Depo gerbong perawatan untuk KRL

atau KRD dilakukan di Depo kereta Untuk perawatan berkala 2 tahunan dan

4 tahunan diselenggarakan di Balai Yasa

Tempat Depo yang ada di daop 1 Jakarta saat ini ada di 5 lokasi yaitu di

Jakarta Tanahabang Jatinegara Manggarai dan Depok kesemuanya Depo

KRL seperti tercantum di gambar ini

4-83

Gambar 4 39 Lokasi Depo Perkeretaapian

Sedangkan di Daop 2 Bandung terdapat depo rangkaian kereta dan lokomotif

terdapat di Bandung Banjar (sub Depo) dan Cianjur

Kebutuhan dipo untuk trase studi ini karena kebutuhan sarana keretaapinya

masih sedikit mungkin perlu penjajagan lebih lanjut di depo Cianjur karena

perawatan disana masih relatif sedikit

Beberapa informasi tentang jaringan lintas pelayanan Jabodetabek dan

Sukabumi Ȃ Cianjur Ȃ Bandung dapat diinformasikan sebagai berikut

4-84

a Jabodetabek

Gambar 4 40 Jarak Stasiun dan Halte Berdasarkan Operasi KA Sistem Feeder

Jarak antar stasiunshelter di jaringan pelayanan angkutan KA Komuter di

Jabodetabek antara 075 km sampai dengan 78 km

Panjang jarak antar stasiunshelter dengan stasiushelter tersebut di atas

dapat dijadikan acuan jika di trase Cileungsi Ȃ Cianjur ini akan dijadikan

jaringan pelayanan angkutan kereta api komuter sebagai feeder jaringan

pelayanan angkutan kereta api Jabodetabek

Stasiun Nambo merupakan stasiun dengan emplasemen panjang ( panjang

jalur utamanya lebih dari 450 meter) dan layout stasiun Nambo berdasarkan

Gapeka tahun 2019 nampak seperti berikut

4-85

Gambar 4 41 Gambaran Gapeka Untuk Stasiun Nambo

b Sukabumi Ȃ Cianjur Ȃ Bandung

Berdasarkan kajian topografi sementara akhir kajian trase Cieungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur ini akan bertemu dengan Tempat Perhentian (shelter)

Selajambe Shelter Selajambe ini berada di jaringan pelayanan angkutan

kereta api Daerah Operasi 2 Bandung terletak di km 104 + 888 antara

stasiun Cianjur dengan stasiun Ciranjang Berikut cuplikan posisi

Selajambe dari Gapeka tahun 2019 sebagai berikut

Gambar 4 42 Gambaran Gapeka Untuk Stasiun Selajambe

Stasiun Nambo

Km 51 + 077

4-86

Cuplikan Informasi Sukabumi Ȃ Cianjur pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 43 Gambaran Gapeka Sukabumi-Cianjur

4-87

Cuplikan Informasi Cianjur Ȃ Padalarang pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 44 Gambaran Gapeka Cianjur-Padalarang

4-88

Cuplikan Informasi Padalarang - Bandung pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 45 Gambaran Gapeka Padalarang-Bandung

Dari gambar 441 sd 444 dapat diketahui beberapa informasi diantaranya

1 Gradient (lereng penentu di lintas Sukabumi Ȃ Padalarang tercatat

sebagai berikut

a Koridor Sukabumi Ȃ Cirengas gradient 20 dan 25 permil

b Koridor Cirengas Ȃ Lapegan gradient 25 permil

c Koridor Lampegan Ȃ Cibeber gradient 33 permil

d Koridor Cibeber Ȃ Cianjur gradient 14 dan 24 permil

e Koridor Cianjur Ȃ Ciranjang gradient 25 permil

f Koridor Ciranjang Ȃ Cipatat gradient 18 dan 25 permil

g Koridor Cipatat Ȃ Tagogapu gradient 20 dan 38 permil

h Koridor Tagogapu Ȃ Padalarang gradient 40 permil

i Koridor Padaarang Ȃ Bandung gradient maksimum 16 permil

2 Jari-jari lengkung terkecil ada yang sampai 150 meter

3 Jenis perangkat persinyalan di Sukabumi Ȃ Tagogapu persinyalan

mekanik sedangkan Padalarang Ȃ Bandung persinyalan elektrik

4-89

Bogor

Cianjur

Sukabumi Bandung

Lintas yang berhubungan dengan trase Cileungsi Ȃ SelajambeCianjur

Gambar 4 46 Lintas yang Berhubungan Dengan Trase Cileungsi-Jonggol-

Cianjur

2 Analisa kebutuhan Depo di lintas Nambo ndash Selajambe

a Bahwa perjalanan kereta api yang akan digunakan di lintas Nambo-

Selajambe kemungkiannnya sarana perkeretaapian terdiri dari

rangkaian yang menggunakan tenaga gerak tersediri yakni untuk

kereta api barang berupa gerbong dan lokomotif dan untuk kereta api

penumpang berupa kereta dan lokomotif tidak menutup

kemungkinan juga untuk kereta api penumpang berupa kereta api rel

diesel (KRD)

4-90

Dengan demikian kebutuhan Depo yaitu Depo kereta Depo lokomotif

dan Depo gerbong Depo-Depo dimaksud lokasinya dapat terpisah

dibeberapa stasIun dapat pula bersatu dalam satu stasiun asalkan

kebutuhan lahannya cukup tersedia

b Bahwa titik awal dan akhir yaitu antara Nambo Ȃ Selajambe dengan

rincian kebutuhan KA penumpang ada di sepanjang lintas atau asal-

tujuan perjalanan KA di lintas studi yaitu Nambo Ȃ Selajambe

sedangkan angkutan KA barang hanya ada di Nambo sampai dengan

Cileungsi seleihnya potensinya sangat kecil maka lokasi stabling

dan Depo lokomotif kereta ataupun gerbong sebaiknya lokasi dekat

dengan stasiun asal-tujuan itu Tujuannya yaitu untuk menghindari

adanya perjalanan kereta api dinas antar stasiunlintas yang

berdampak akan mengurangi slot waktu untuk perjalanan kereta api

komersial lainnya

c Bahwa di Daop 1 terdapat beberapa Depo namun mayoritas Depo

KRL sementara Depo kereta dan lokomotifnya jauh dari stasiun lintas

studi Nambo - Selajambe

d Bahwa di Daop 2 terdapat pula 1 Depo (kereta gerbong dan

lokomotif) yaitu di Bandung dan 1 lagi sub Depo (Depo kecil) di

stasiun Cianjur yang saat ini sudah tidak digunakan

e Alternatif pemilihan lokasi menjadi sebagai berikut

1) Stasiun Nambo

2) Stasiun Selajambe

3) Stasiun Cianjur

Analisa ketiga lokasi di atas sebagai berikut

Stasiun Nambo dipertimbangkan karena Nambo merupakan Awal amp

akhir perjalanan sehinggga keluar masuk sarana dari stasiun ke Depo

atau sebaliknya tidak melalui petak jalan sehingga kapasitas lintas

tidak terganggu Namun lahan di stasiun ini sudah cukup padat dan

4-91

operasi kereta api di stasiun ini cukup sibuk karena adanya angkutan

bongkar muat barang serta angkutan naik turun penumpang KRL

Stasiun Selajambe dipertimbangkan karena Selajambe merupakan

Awal amp akhir perjalanan sehinggga keluar masuk sarana dari stasiun

ke Depo atau sebaliknya tidak melalui petak jalan sehingga kapasitas

lintas tidak terganggu Lahan di stasiun ini dilihat dari foto drone

lahan masih cukup tersedia berupa lahan kebun atau pesawahan

namun perlu pegkajian lebih lanjut Saat ini Selajambe masih berupa

jalur kereta api di petak jalan antara stasiun Cianjur dengan stasiun

Ciranjang operasi kereta api di lintas ini semula non aktif sekarang

mulai 22 September mulai diaktifkan kembali dan kereta api yang

dioperasikan baru kereta api penumpang yang diberi nama KA

Siliwangi dengan relasi Sukabumi Ȃ Cpatat dengan 3 kali perjalanan

ulang alik jadi relatif frekuensi perjalanannya masih sedikit

Berikut ini foto situasi lahan di jalur Selajambe tempat pertemuan

jalur lintas Nambo Ȃ Selajambe dengan lintas Cianjur Ȃ Padalarang

4-92

Gambar 4 47 Ttitik pertemuan jalur KA di Selajambe

Stasiun Cianjur dipertimbangkan karena di Cianjur ada terdapat

jalur bekas emplasemen sub Depo lokomotif namun kelihatannya kecil

perlu kajian lanjut di stasiun cianjur sementara ini hanya melayani

kereta api dari arah Bogor sedang ke arah Bandung masih non aktif

Jika Cianjur menjadi pilihan ada beberapa aspek kelemahan yatu

akan terjadi penggunaan petak jalan untuk kepentingan pergerakan

rangkaian KA dinas dari Cianjur ke Selajambe atau sebaliknya

sehingga kapasitas lintas untuk KA komersial menjadi berkurang

kelemahan lain yaitu pergerakan kereta api dari Nambo ke Cianjur

melalui Selajambe atau sebaliknya akan terjadi penambahan waktu

untuk kebutuhan langsir di stasiun Selajambe karena lokomtif harus

di langsir terlebih dahulu guna memindahkan lokomotif ke arah

muka-nya Ilustrasi arah wesel di stasiun Selajambe sebagai berikut

4-93

Cianjur Ciranjang

Nambo

Selajambe

Gambar 4 48 Ilustrasi arah wesel di stasiun Selajambe

Kondisi eks bangunan Sub Depo Canjur seperti foto berikut

Gambar 4 49 Foto kondisi Sub Depo Canjur

Layout stasiun Cianjur seperti gambar berikut

4-94

Gambar 4 50 Gambar Layout emplasemen Cianjur

Keterangan Posisi area sub Depo ada di atas jalur I

Rekomendasi memperhatikan pertimbangan-pertimbangan di atas

diusulkan Stasiun Selajambe menjadi prioritas pertama untuk

dijadikan lokasi Depo kereta maupun Depo lokomotif

Jika demikian maka usulan layout untuk stasiun Selajambe

sebagaimana yang tercantum perlu ditambah emplasemen

Depolokomotif dan kereta maka usulannya menjadi sebagai berikut

Gambar 4 51 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe dengan Depo

4-95

Catatan

1 Jumlah jalur Depo masing-masingnya ada 6 jalur (2 jalur kolong

1 jalur cuci 2 jalur stabling 1 jalur cuci) dan 1 Jalur putar

lokomotif SK Direksi PT KAI nomor KEPUKR203II2KA-2017

tanggal 27 Februari 2017 tentang Standar Fasilitas Minimum

pemeriksaan da Perawatan Sarana Perkeretaapian

2 Sudut wesel-wesel di Depo 1 10 Sedangkan untuk emplasemen

stasiun di jalur utama 1 12

3 Kebutuhan Depo gerbong ini mungkin tahapan ke-2 atau

selanjutnya dengan memperhatikan potensi angkutan barang

terbanyaknya di 3 stasiun yaitu Nambo Kembang Kuning dan

Cileungsi Sementara ke stasiun-stasiun selanjutnya sampai

dengan stasiun Selajambe untuk angkutan barang sangan kurang

bahkan tidak ada

Jadi untuk Depo gerbong kemungkinannya di Kembang Kuning

atau Cileungsi perlu kajian lebih lanjut

43 KAJIAN LINGKUNGAN

431 RONA LINGKUNGAN AWAL DAN PENGGUNAAN LAHAN

4311 WILAYAH ADMINISTRASI

Rencana pembangunan alternatif terpilih jalur KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

Cianjur direncanakan untuk melayani 2 kabupten yaitu Kabupaten Bogor dan

Kabupaten Cianjur Trase terpilih akan melewati 11 Kecamatan dan 36 Desa

Adapun secara lebih lengkap wilayah administrasi yang terlintas dapat

dilihat pada tabel dibawah ini

4-96

Tabel 4 60 Wilayah Administrasi Yang Akan Dilewati Rencana Trase Jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Kabupaten Kecamatan Desa Panjang (Km) Bogor Klapanunggal Nambo 1826179

Kembang Kuning 2383610 Klapanunggal 2027496

Cileungsi Dayeuh 2997430 Mampir 2615386 Situsari 3341201 Cipeucang 1467982

Jonggol Sukamanah 3444377 Jonggol 1343025 Weninggalih 0962314 Sirnagalih 1854014 Sukagalih 2808869

Cariu Tegalpanjang 1086471 Cariu 2194792 Mekarwangi 0044786 Karyamekar 0067138 Cibatutiga 2861771 Bantarkuning 3137401

Tanjungsari Antajaya 5118492 Buanajaya 9399293

Cianjur Cikalong Kulon Mekarsari 2752543 Majalaya 4288837

Mekarjaya 3183148 Padajaya 4479940

Sukaresmi Sukamahi 0419751 Cikancana 0413566

Mande Ciandam 1164549 Jamali 3447056 Mulyasari 1409053 Bobojong 1247993

Karang Tengah Sukajadi 0518605 Sukasarana 0641814 Ciherang 0881372

Sukaluyu Sukasirna 0756055 Selajambe 1808824

Panjang Total 78997721 Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-97

4312 KARAKTERISTIK TOPOGRAFI

Rencana jalur KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur berada di wilayah Kabupaten

Bogor Bagian Selatan yang memiliki kelandaian beragam mulai dari

kemiringan lereng 0-8 sampai gt40 Topografi relatif landai di daerah Kec

Gunung Putri Kec Cileungsi dan Kec Jonggol kemudian semakin ke selatan

di daerah Kec Cariu dan Kec Cikalong Kulon ketinggian meningkatkan dan

topografi bergelombang mengikuti kontur perbukitan dengan tingkat

kemiringan agak curam hingga sangat curam dan kembali landai sampai Kec

Selajambe Untuk lebih jelas mengenai informasi topografi dapat dilihat pada

gambar dibawah ini Identifikasi ini merupakan hasil overlaysuperimpose

kebutuhan lahan kereta dengan peta kemiringan lahan

Gambar 4 52 Kesesuaian Trase Rencana Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur dengan Kelandaian Wilayah

Sumber DEMNAS dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-98

Gambar 4 53 Wilayah Kemiringan Lereng yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4313 IKLIM

Suhu udara di Kabupaten Bogor rata-rata berkisar antara 227degC sampai

3160C Suhu udara maksimum terjadi pada bulan September yaitu 360degC

sedangkan suhu udara minimum terjadi pada 192degC Jumlah curah hujan

rata-rata tertinggi di Kabupaten Bogor terjadi pada Bulan Januari dengan

curah hujan sebesar 53623 mm sedangkan curah hujan terendah terjadi

pada Bulan Agustus dengan jumlah curah hujan 1098 mm

Secara umum Kabupaten Cianjur beriklim tropis lembab dengan suhu udara

minimum 18deg yang biasanya terjadi pada bulan Maret Ȃ April sedangkan

suhu maksimal adalah 24deg yang biasanya terjadi pada bulan Oktober Ȃ

November dengan kelembaban nisbi berkisar antara 80 - 90 Pada bulan

November Ȃ Maret angin bertiup ke arah tenggara yang biasanya berkaitan

dengan musim kemarau Adapun puncak musim kemarau terjadi pada bulan

Agustus sedangkan puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember-

Januari Kondisi curah hujan di Kabupaten Cianjur sangat bervariasi Curah

4 - 8 17

2 - 4 22

Kemiringan gt55 0

8 - 16 42

16 - 35 18

35 - 55 1

4-99

hujan rata-rata di wilayah pesisir berkisar antara 11204 mmtahun sampai

dengan 3543 mmtahun

4314 KARAKTERISTIK GEOLOGI

Tatanan geologi di wilayah kajian dan disekitarnya sangat kompleks dan

beragam Dari yang tua ke muda adalah Satuan Batugamping Pasiran

Selang-seling Batulempung (Formasi Parigi) yang berumur Miosen Tengah

(N13Ȃ N14) diendapkan pada lingkungan laut dangkal yaitu pada neritik tepi

(5-20 m) hingga neritik tengah (20-100 m) Selaras di atasnya diendapkan

satuan batulempung (Formasi Subang) yang berumur Miosen Akhir (N15 Ȃ

N18) pada lingkungan laut dangkal yaitu pada neritik tengah (20-100 m)

Pada Kala Pliosen yang menerus hingga Pleistosen (Plio-Plistosen) terbentuk

Satuan Intrusi Andesit serta satuan batuan produk gunungapi tak terurai

yang diendapkan pada lingkungan pengendapan darat dengan mekanisme

pengendapan pyroklastik (proximal volcaniclastic facies Visser1972) Pada

kala holosen satuan aluvial sungai menutupi satuan-satuan yang lebih tua

yang tersingkap di daerah penelitian

StrukturȂstruktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa

struktur lipatan dan patahan yang terjadi dalam satu fase tektonik yaitu

pada Kala Miosen Akhir menerus hingga Kala Plistosen dengan gaya utama

berarah barat utara Ȃ selatan yaitu N 5deg E Struktur lipatan berupa Sinklin

Sukajadi Antiklin Medalsari Sinklin Kutamekar Antiklin Cikutamahi Sinklin

Cibatutiga Antiklin Struktur patahan yang berkembang berupa Sesar Naik

Cibeet Sesar Mendatar Cibatutiga Sesar Mendatar Kutamekar Sesar

Mendatar Medalsari Sesar Mendatar Bantarkuning Sesar Mendatar

Cikutamahi

Morfologi dari dataran hingga perbukitan terjal serta banyaknya

patahanlipatan di wilayah kajian Ketentuan teknis perkeretaapian yang

mengharuskan lintasan agar tetap menjaga kelandaian dan lengkung

maksimum sesuai standar mengakibatkan rencana pembangunan jalur

4-100

kereta ini tetap melintasi beberapa sesar yang ada Namun aspek geologi pun

sudah menjadi pertimbangan dalam penentuan trase rencana pembangunan

jalur kereta ini dan sudah meminimalisir perpotongan jalur kereta dengan

patahan Untuk melihat bagaimana kondisi geologi diwilayah kajian dapat

dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 4 54 Kondisi Geologi di Wilayah Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

Qa ALUVIUM Lempung lanau pasir Kerikil Kerakal

dan Bongkah

Qyg BREKSI DAN LAHAR DARI

G GEDE (0-100 M)

Qot HASIL GUNUNGAPI

TERTUA (0-550 M)

BREKSI DAN LAVA

Batupasir tufan serpihan tufan breksi

tufan dan aglomerat tufan Membentuk

dataran Cianjur

Breksi andesit piroksen bersisipan dengan

lava andesit Umumnya terpropilitasi

Membentuk daerah perbukitan luas yang

terpisah yang dikelilingi Qyg dekat Cianjur

4-101

Qos BATUPASIR TUFAN DAN

KONGLOMERAT (0-60M)

Qav SATUAN BATU PASIR

TUFAN DAN

KONGLOMERAT

Qoa SATUAN BATUPASIR

KONGLOMERAT DAN

BATULANAU

Batupasir Tufan dan Konglomerat berasal

dari endapan lahar Qob Satuan ini

menempati sebagian besar dataran Plered

dan tanah meja di timurlaut Purwakarta

Batupasir tufan konglomerat Tuf dan

Breksi

Batupasir konglomerat batulanau dan

batupasir

TMk Formasi Klapanunggal Batugamping koral sisipan batugamping

pasiran napal batupasir kuarsa glokonitan

hijau

Tms FORMASI SUBANG Batupasir bersisipan betulempung

Msc ANGGOTA

BATULEMPUNG FORMASI

SUBANG (2900M)

Mdm ANGGOTA NAPAL DAN

BATU PASIR KUARSA

FORMASI JATILUHUR

Mttb ANGGOTA BREKSI

FORMASI CANTAYAN (0-

1700 M)

Umumnya batulempung yang mengandung

lapisan-lapisan dan modula batugamping

napalan keras napal dan lapisan-lapisan

batu gamping abu-abu tua setebal 2 atau 3

m Kadang-kadang mengandung sisipan

batupasir glaukorit hijau

Napal abu-abu tua batulempung dan

serpih lempungan dengan sisipan-sisipan

batupasir kuarsa kuarsit dan batugamping

napalan

Breksi polimik mengandung komponen-

komponen bersifat basal andesit dan

batugampingkoral bersisipan batupasir

andeit pada bagian atas Di beberapa

tempat mengandung juga batuan-batuan

intrusive

4-102

Mtte ANGGOTA

BATULEMPUNG FORMASI

CANTAYAN (0-2200M)

ha Andesit Horblenda Dan

Porfir Diorit Horelblenda

vi VITROFIR PORFIR BASAL

DAN DOLERIT

Batulempung serpih tuf mengandung

belerang lignit dan kongkresi-kongkresi

batulempung sisipan-sisipan batugamping

Intrusi-intrusi yang umumnya terusun dari

plagioklas menengah dan horenblenda di

sekitar G Anggabuwana dan G Parang

vitofir putih atau abu-abu muda

kemungkinan bersusun andesit didaerah

sekitar G Congkrang Breksi magma dan

tuf breksi bewarna muda yang bersusunan

sama dengan vitrofitnya dekat G karung

Porfir basal didaerah sekitar Pr Buluh dan

sedikit disebelah baratnya diorit yang

hanya membentuk tubuh-tubuh kecil yang

rombakannya tersebar di lereng-lereng

Selain itu dikaji pula daya dukung geologi dengan pemodelan superimpose

dari sumberdaya geologi seperti topografi morfologi perkerasan jenis

batuan jenis tanah hidrogeologi dan kendala geologi seperti kebencanaan

geologi yaitu kawasan rawan bencana gempabumi dan gerakan tanah yang

dianalisis menggunakan sistem informasi geospasial (SIG) Dari kajian

tersebut akan mendapatkan beberapa klasifikasi dayadukung leluasa sampai

tidak leluasa yang dijadikan pertimbangan sebagai potensi untuk keleluasaan

untuk pembangunan Untuk melihat bagaimana kondisi daya dukung geologi

diwilayah kajian dapat dilihat pada gambar dibawah ini

4-103

Gambar 4 55 Kondisi Daya Dukung Geologi di Wilayah Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

Gambar 4 56 Panorama sebagian morfologi di dalam blok Jonggol a) Morfologi

pedataran aluvium di dalam lembah Sungai Cibeet dengan latar belakang perbukitan vulkanik dan intrusi batuan beku komplek Sanggabuana B) Morfologi pedataran

4-104

aluvium dan perbukitan vulkanik bergelombang lemah di sekitar aliran Sungai

Cipamingkis c) Morfologi kerucut intrusi granodiorit dengan latar belakang perbukitan vulkanik terjal d) Morfologi perbukitan bergelombang lemah dan

pedataran disusun oleh batuan vulkanik muda dan aluvium Sumber Foto Haryanto

Gambar 4 57 Lapisan batupasir kuarsa dengan sisipan tipis batulempung Formasi

JatiluȋȌȋȌǡDzdzFormasi Jatiluhur disertai lipatan seret akibat sesar minor Lokasi Sungai Cibeet Struktur Dzdz13ǡt sesar

minor Lokasi Sungai Cibeet (tengah) Granodiorit (ha) (kanan) Sumber Foto Haryanto

4315 SEBARAN WILAYAH RAWAN BENCANA

Berdasarkan hasil data primer maupun sekunder trase rencana

pembangunan jalur kereta api cileungsi-jonggol-cianjur memiliki kawasan

yang berpotensi terhadap bencana seperti bencana geologi gempa bumi

rawan gerakan tanah serta bencana lainnya seperti kebakaran banjir dll

Gempa bumi termasuk salah satu bencana alam yang tidak dapat diprediksi

kapan akan terjadi Fenomena ini terjadi karena berbagai faktor penyebab

diantaranya yaitu pergeseran lempeng letusan gunung berapi dan faktor

non alam akibat aktivitas manusia yang dapat menimbulkan gempa bumi

Melihat Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi di Jawa Barat Rencana trase

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur memiliki Kawasan berpotensi

terlanda goncangan gempabumi dengan intensitas VII-VIII MMI (Modified

Mercalli Intensity) yang berpotensi terjadi retakan tanah pelulukan gerakan

tanah pada lereng terjal dan pergeseran tanah Percepatan gempa bumi dapat

terjadi lebih besar dari 045 g Kawasan ini pada umumnya disusun oleh

batuan berumur kuarter kerusakan cukup besar pada bangunan yang

4-105

KRB Gempabumi

Kawasan berpotensi

terlanda goncangan gempabumi

dengan intensitas VII-VIII MMI

(Modified Mercalli

Kawasan berpotensi

terlanda goncangan

gempa bumi kuat dengan skala

intensitas lebih dari VIII MMI

(Modified

didesain khusus kerusakan pada bangunan gedung tinggi pondasi bangunan

bergeser kerusakan pada sebagian bangunan kayu Jika intensitas mencapai

XII MMI terjadi kerusakan total pada bangunan Untuk melihat lebih jelas

mengenai kawasan rawan bencana yang dilalui dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 4 61 Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Yang Akan Dilewati Rencana Trase Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

KRB Gempabumi Luas

Kawasan berpotensi terlanda goncangan gempa bumi kuat dengan skala intensitas lebih dari VIII MMI (Modified Mercally Intensity)

14294 Ha

Kawasan berpotensi terlanda goncangan gempabumi dengan intensitas VII-VIII MMI (Modified Mercalli Intensity)

48975 Ha

Sumber PVMBG Badan Geologi 2020

Gambar 4 58 Persentase KRB Gempabumi Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-

Jonggol-Cianjur Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

4-106

0 Kerentanan

tinggi 6

potensi erosi ketika hujan

tinggi

KRB Gerakan Tanah

Kerentanan rendah

38

Kerentanan menengah

42

Kerentanan sangat rendah

14

Tabel 4 62 Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Yang Akan Dilewati Rencana

Trase Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

KRB Gerakan Tanah Luas Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan menengah untuk terkena gerakan tanah Pada Zona ini dapat terjadi gerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai gawir tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan

26607149

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan rendah untuk terkena gerakan tanah Umumnya pada Zona ini jarang terjadi gerakan tanah jika tidak mengalami gangguan pada lereng dan jika terdapat gerakan tanah lama lereng telah mantap kembali

24211537

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan sangat rendah untuk terkena gerakan tanah Pada zona ini jarang atau hampir tidak pernah terjadi gerakan tanah baik gerakan tanah lama maupun gerakan tanah baru kecuali pada daerah tidak luas pada tebing sungai

86335627

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan tinggi untuk terkena gerakan tanah Pada zona ini sering terjadi gerakan tanah sedangkan gerakan tanah lama dan gerakan tanah baru masih aktif bergerak akibat curah hujan yang tinggi dan erosi kuat

36165199

Aliran bahan rombakan dapat terjadi bila terdapat akumulasi dan pembendungan alur oleh endapan lahar atau material longsoran pada alur sungai di bagian hulu dan dipicu oleh erosi yang kuat dan curah hujan yang tinggi

2011586

Sumber PVMBG Badan Geologi 2020

Gambar 4 59 Persentase KRB Gerakan Tanah Trase Rencana Jalur KA Cileungsi- Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-107

Gambar 4 60 Kesesuaian Trase Rencana Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur dengan Aspek Kebencanaan

Sumber PVMBG Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4316 BIOLOGI

A FLORA

Pada umumnya vegetasi yang tumbuh di lokasi studi adalah tumbuhan

budidaya antara lain padi palawija (jagung ubi kayu ubi jalar kedelai)

tanaman sayuran (kangkung bayam wortel tomat cabe terung ketimun

bawang dsb) tanaman buah (durian papaya mangga pisang rambutan

jambu air belimbing alpokat petai jengkol dsb) dan tanaman perkebunan

(antara lain kelapa sawit kopi karet teh dsb)

B FAUNA

Hewan yang terdapat di lokasi studi antara lain hewan ternak dan hewan liar

Hewan ternak yang dibudidayakan oleh penduduk antara lain Rusa sapi

kerbau kambing domba dan ternak unggas (ayam ras ayam buras burung

puyuh itik) serta budidaya ikan

4-108

4317 TATA RUANG DAN TATA GUNA LAHAN

A RTR KSN JABODETABEKPUNJUR

Rencana pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur sudah

termuat dalam Perpres 602020 tentang Rencana Tata Ruang Bodebek

Punjur 2020 Serta dijelaskan juga mengenai fungsi sistem kawasan

perkotaan sekitar inti yang menjadi kawasan penyangga inti DKI Jakarta yang

akan terlewati oleh trase ini yaitu ditetapkannya Kawasan Perkotaan

Cileungsi Adapun Kawasan Perkotaan Cileungsi memiliki fungsi sebagai

berikut

1 Pusat pemerintahan kecamatan

2 Pusat kegiatan industri

3 Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala regional

4 Pusat kegiatan pariwisata dan

5 Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang

regional

4-109

Gambar 4 61 Peta Rencana Pola Ruang Terintegrasi dengan Jaringan Transportasi PERPRES No 602020

Sumber Kementerian ATR BPN 2020

B RTRW DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2024

saat ini masih dalam proses revisi Oleh sebab itu rencana pembangunan

trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur belum tercantum Namun dengan

adanya rapatrapat koordinasi yang selama ini dilakukan oleh Instansi terkait

di Daerah dengan Kementerian Perhubungan diharapkan rencana trase KA

tersebut dapat terakmodasi dalam RTRW Provinsi jawa Barat

Adapun Pengembangan jaringan kereta api dalam RTRW Prov Jawa Barat

tahun 2009-2029 berfungsi sebagai penghubung antar PKN antara PKN dan

PKW serta antar PKW

4-110

Gambar 4 62 Peta Rencana Pengembangan Infrastruktur Perhubungan Perkeretaapian

Sumber RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029

C RTRW KABUPATEN BOGOR

Rencana pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur sudah

termuat dalam RTRW Kabupaten Bogor tahun 2016-2036 dan sudah termuat

juga pembangunan stasiun penumpang yang berlokasi di Cileungsi dan

Jonggol Adapun Pusat kegiatasesuai RTRW Kabupaten Bogor yang terlewati

oleh Trase ini adalah PKLp Perkotaan Cileungsi dan PPK Perkotaan Jonggol

4-111

Gambar 4 63 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 Sumber RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036

Gambar 4 64 Peta Pola Ruang RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 Sumber RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036

4-112

D RTRW KABUPATEN CIANJUR

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Cianjur saat ini masih

dalam proses revisi Oleh sebab itu rencana pembangunan trase KA Cileungsi

Ȃ Jonggol - Cianjur belum tercantum Namun dengan adanya rapat-rapat

koordinasi yang selama ini dilakukan oleh Instansi terkait di Daerah dengan

Kementerian Perhubungan diharapkan rencana trase KA tersebut dapat

terakmodasi dalam RTRW Kabupaten Cianjur

Adapun rencana sistem perkeretaapian yang saat ini termuat sebagai berikut

hearts Rencana pengembangan prasarana kereta api (rencana

revitalisasi jalur rel kereta api )

Bandung-Padalarang-Cianjur-Sukabumi

hearts Rencana pengembangan prasarana kereta api (revitalisasi

stasiun Kereta Api)

Cipeyeum Ciranjang Maleber Cianjur Cilaku Cibeber dan Lampegan

hearts Rencana peningkatan pelayanan kereta api

Peningkatan Sistem Jaringan Pelayanan Kereta Api Lintas Bandung-

Padalarang-Cianjur-Sukabumi

Peningkatan Angkutan Barang untuk Distribusi Komoditas

Perdagangan

4-113

Gambar 4 65 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031 Sumber RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031

Gambar 4 66 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031 Sumber RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031

4-114

Sungai 0

Peraira 1

Sawah 37

Industri 1

Permukiman 10

gan tamban 0

Per Perkebunan 16

Hutan 21

Penggunaan Lahan

LadangTegalan 11

n Darat

BelukarSemak 3

E PENGGUNAAN LAHAN

Kondisi penggunaan lahan saat ini beragam di setiap rencana trase jalur

kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Mulai dari permukiman persawahan

hingga semak belukan untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4 63 Penggunaan Lahan di Wilayah Kajian

Penggunaan Lahan Luas Perairan Darat 4109 Hutan 129793 Sungai 3114 Pertambangan 1121 Permukiman 64523 Industri 4350 Sawah 237244 Perkebunan 103646 LadangTegalan 67927 BelukarSemak 16818 Total 63263217

Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

Gambar 4 67 Persentase Penggunaan Lahan yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

4-115

Gambar 4 68 Peta Penggunaan Lahan yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4318 KEPENDUDUKAN

Penduduk Kabupaten Bogor pada saat ini tercatat sebanyak 4699282 jiwa

dengan rasio jenis kelamin 105 Sedangkan Penduduk Kabupaten Cianjur

tercatat sebanyak 2292366 jiwa dengan rasio jenis kelamin 107 Adapun

sebaran jumlah penduduk pada wilayah studi menurut administrasi

kecamatan yang dilewati Rencana Pembangunan Jalur KA Lintas Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur sebagaimana nampak pada Tabel di bawah ini yaitu

berjumlah 1060989 jiwa dengan rata rata rasio jenis kelamin 104 meliputi

320399 rumah tangga Dengan demikian satu rumah tangga rata-rata terdiri

atas 3 - 4 jiwa

4-116

Tabel 4 64 Sebaran Jumlah Penduduk Menurut Administasi Kecamatan

Kabupaten Kecamatan Rasio Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Jumlah Rumah Tangga (KK)

Bogor Cileungsi 101 235485 78853 Klapanunggal 105 101642 34020 Jonggol 106 124406 45389 Cariu 100 49040 18904 Tanjungsari 102 52681 18799

Cianjur Sukaresmi 108 81783 20446 Cikalongkulon 105 100968 25242 Mande 105 76570 19143 Karangtengah 102 154736 38684 Sukaluyu 105 83678 20920

Total 104 1060989 320399 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

4319 PDRB DAN KETENAGAKERJAAN

Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun 2019 atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor

menunjukkan sektor industri pengolahan sebesar 5373 sektor

pedagangan besar eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1247

sektor konstruksi sebesar 1047 sektor pertanian kehutanan dan

perikanan 526 sektor transportasi dan pergudangan 394 sektor

penyediaan akomodasi dan makanan 274 sektor pertambangan dan

penggalian 202 sektor jasa pendidikan 198 sektor informasi dan

komunikasi 177 sector jasa lainnya 177 sektor adminstrasi

pemerintahan dan jaminan sosial 149 sektor real estate 083 sektor jasa

keuangan dan asuransi 055 sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

051 sektor jasa perusahaan 020 sektor pengadaan listrik dan gas

015 dan sektor jasa pengadaan air penolahansampah limbah dan daur

ulang 013 Prosentasi konstribusi tersebut menunjukan karakteristik

wilayah perkotaan (urban area) yang didominasi sektor industri pengolahan

Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun 2019 atas dasar harga berlaku di Kabupaten Cianjur

4-117

menunjukkan sektor pertanian kehutanan dan perikanan 3411 sektor

pedagangan besar eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1841

sektor transportasi dan pergudangan 899 sektor konstruksi sebesar

811 sektor industri pengolahan sebesar 588 sektor penyediaan

akomodasi dan makanan 560 sektor jasa pendidikan 385 sektor jasa

lainnya 355 sektor informasi dan komunikasi 280 sektor adminstrasi

pemerintahan dan jaminan sosial 280 sektor jasa keuangan dan asuransi

226 sektor real estate 185 sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

076 sektor jasa perusahaan 065 sektor pertambangan dan penggalian

028 sektor pengadaan listrik dan gas 008 dan sektor jasa pengadaan

air penolahansampah limbah dan daur ulang 003 Prosentasi konstribusi

tersebut menunjukan karakteristik wilayah pedesaan (rural area) yang

didominasi sektor pertanian kehutanan dan perikanan

Jumlah pencari kerjapengangguran terbuka di wilayah studi berdasarkan

Sakernas BPS tahun 2019 tercatat sebanyak 253014 orang dengan profil

pencari kerja sebagian besar berpendidikan SD terdiri dari 37 tamat SD

6 tamat SMA 17 tamat SMP dan sebanyak 10 tamat

UniversitasSarjana

43110 AGAMA BUDAYA DAN SITUS PURBAKALA

Penduduk di wilayah studi 99 menganut agama Islam 045 menganut

agama Kristen Protestan 012 menganut agama Katholik 009 menganut

agama Budha 001 menganut agama Hindu dan 0002 menganut agama

lainnya

Masyarakat pada lokasi studi terdiri atas suku Sunda Jawa Betawi dan suku

lainnya Adapun budaya lokal yang berkembang dan dianut oleh sebagian

besar masyarakat adalah budaya Sunda Bahasa yang digunakan Bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa daerah suku setempat

Bahasa Sunda mayoritas diturutkan penduduk di seluruh kecamatan

Kabupaten Cianjur dan di kecamatan bagian selatan Kabupaten Bogor

4-118

Sementara Bahasa Betawi diturutkan penduduk seluruh kecamatan yang

berbatasan dengan Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi Terdapat Makam

Keramat Cikundul di Kecamatan Cikalong Kulon yang merupakan cagar

budaya

43111 KESEHATAN MASYARAKAT

Sarana Kesehatan yang tersedia di lokasi studi berupa 8 Rumah Sakit 11

Puskesmas 456 Klinik Kesehatan dan 676 Posyandu Adapun sebaran sarana

kesehatan di lokasi studi untuk masing-masing kecamatan yang dilewat

Rencana Jalur KA Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur nampak pada Tabel berikut

ini

Tabel 4 65 Sebaran Sarana Kesehata di Wilayah Studi

KotaKabupaten Kecamatan Rumah Sakit (Unit)

Puskesmas (Unit)

Klinik Kesehatan (Unit)

Posyandu (Unit)

Bogor Cileungsi 6 3 189 197 Klapanunggal - 2 102 110 Jonggol 1 3 8 148 Cariu - 2 67 67 Tanjungsari - 1 90 90

Cianjur Sukaresmi - - - 13 Cikalongkulon - - - 19 Mande - - - 15 Karangtengah 1 - - 12 Sukaluyu - - - 5

Total 8 11 456 676 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

Tenaga kesehatan yang tersedia dilokasi studi 328 dokter umum 585

perawat dan 382 Bidan sebagaimana nampak pada Tabel di bawah ini

Tabel 4 66 Sebaran Tenaga Kesehata di Wilayah Studi

KotaKabupaten Kecamatan Dokter Perawat Bidan Bogor Cileungsi 4 13 16

Klapanunggal 5 12 23 Jonggol 259 483 164 Cariu 5 7 21 Tanjungsari 4 12 14

4-119

KotaKabupaten Kecamatan Dokter Perawat Bidan Cianjur Sukaresmi 3 13 27

Cikalongkulon 3 13 39 Mande 6 16 35 Karangtengah 38 8 20 Sukaluyu 1 8 23

Total 328 585 382 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

Adanya perubahan gaya hidup masyarakat terutama di kawasan perkotaan

seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat saat ini mengakibatkan

meningkatnya prevalensi kasus-kasus penyakit tidak menular

(degenerative) seperti Penyakit Jantung Diabetes Stroke Kanker dan lain-

lain Dengan adanya sarana kesehatan yang tersebar di beberapa lokasi

khususnya Puskesmas dan Klinik Kesehatan diharapkan masyarakat dengan

mudah untuk mendapatkan akses kesehatan sehingga segala penyakit yang

timbul dimasyarakat dapat dicegah dengan tindakan dini untuk pemeriksaan

dan pengobatan kesehatannya

432 KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

Identifikasi komponen lingkungan hidup yang akan terpengaruh oleh

kegiatan rencana pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur terdiri

dari aspek geofisikkimia aspek biologi dan aspek sosial ekonomi aspek

sosial budaya aspek kesehatan masyarakat dan aspek transportasi

4321 GEOFISIK KIMIA

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan rencana

pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur adalah gangguan kestabilan

tanah gangguan aliran permukaan penurunan kualitas udara terjadinya

kebisingan serta timbulnya gangguan getaran tanah Penurunan kualitas

udara lebih disebabkan oleh banyaknya partikel debu dan polusi akibat

kegiatan penyiapan lahan pemadatan pengangkutan material dan pekerjaan

4-120

penyiapan badan jalan rel dan pembuatan terowongan sepanjang plusmn 500

meter

Kebisingan akan mulai teridentifikasi sejak pada tahap konstruksi yaitu

mobilisasi peralatanmaterial pekerjaan penyiapan badan jalan rel dan

kebisingan akan tetap berlanjut pada tahap pasca konstruksi disertai dengan

ganguan getaran akibat operasi KA

4322 BIOLOGI

Dampak kegiatan rencana pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

terhadap komponen Biologi adalah gangguan kerusakan vegetasi dan

gannguan pada fauna akibat pembangunan jalur KA Kegiatan yang

berpotensi menimbulkan dampak gangguan tersebut yaitu kegiatan land

clearing dan pembuatan terowongan pembangunan jembatan dan struktur

badan jalan rel Dampak yang timbul terutama akan terjadi pada masa

konstruksi saja

4323 SOSIAL EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya pembangunan jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur yang terkait dengan bidang sosial ekonomi budaya

adalah sebagai berikut

a Dampak sosial ekonomi dan sosial budaya yang mungkin akan timbul

dengan adanya kegiatan pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

adalah keresahan masyarakat gangguan terhadap tempat usahalahan

pertanian berkurangnya lahan perkebunan dan gangguan mata

pencaharian akibat pembangunan jalur rel yang baru dimana hal ini

terkait dengan pembebasan lahan pada tahap pra konstruksi Dampak

negatif yang lain adalah pada tahap konstruksi akan terjadi gesekan kohesi

sosial akibat adanya mobilitas tenaga kerja dan interaksi sosial antara

pekerja dan masyarakat sekitar yaitu kecemburuan sosial dan pergeseran

nilai budaya Sedangkan dampak positif yang timbul adalah adanya

4-121

kesempatan bekerja di proyek dan tumbuhnya UKM (usaha warung

makan dan warung kebutuhan pokok bagi para pekerja) Dampak yang

sama diperkirakan juga akan terjadi pada masa pasca konstruksi yaitu

mobilitas penduduk yang tinggi akan mempengaruhi interaksi sosial dan

pergeseran nilai-nilai budaya dikarenakan berbaurnya nilai-nilai

masyarakat setempat dengan nilai-nilai baru dari penduduk yang datang

dari luar (antara lain wisatawan)

b Pada saat konstruksi adanya gangguan pemanfaatan ruang jalan akses

akan berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi dan kenyamanan penduduk

di sekitar proyek

c Pada tahap operasi adanya dampak terbukanya kesempatan kerja

gangguan lalu lintas dan rawan kecelakaan meningkatnya mobilitas

penduduk dan persepsi positif masyarakat serta meningkatnya

wisatawan

4324 KESEHATAN MASYARAKAT

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur bidang kesehatan masyarakat adalah

peningkatan gangguan pendengaran infeksi saluran pernafasan bagian atas

(ISPA) dan infeksi saluran pencernaan pada tahap konstruksi Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya kegiatan yang menghasilkan debu adanya

penurunan kualitas sanitasi lingkungan dan adanya penurunan kualitas

udara (karena kemacetan lalu lintas dan kepadatan lalu lintas) di sekitar

proyek

Pada awal kegiatan konstruksi keluhan tersebut akan mulai meningkat

seiring bertambahnya volume pekerjaan Namun perlahan-lahan keluhan

tersebut akan menurun pada akhir tahap akhir konstruksi karena kegiatan

proyek menjelang berakhir Hal lain yang perlu dicermati adalah tingkat

keselamatan pekerja dan dampak kesehatan masyarakat sekitar proyek baik

4-122

pada tahap pra konstruksi konstruksi ataupun pasca konstruksi mengingat

banyaknya tenaga kerja yang terlibat

4325 TRANSPORTASI

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur adalah peningkatan kepadatan lalu lintas jalan

(terutama pada pertemuan antara jalan raya dan jalan rel) meningkatnya

tingkat kemacetan menurunnya kecepatan kendaraan darat Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya kegiatan mobilisasi kendaraan-kendaraan

berat seperti buldozer tandem roller dan dump truck keluar masuk lokasi

proyek

Keadaan-keadaan tersebut akan mulai terasa pada akhir tahap pra

konstruksi dan akan terus berlangsung hingga akhir tahap konstruksi Hal

lain yang patut dicermati adalah kondisi rawan kecelakaan pada tahap pasca

konstruksi Namun demikian dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur akan memberikan dampak positif antara lain

1 Kelancaran arus lalulintas di wilayah studi yang semakin lancar sehingga

mempersingkat waktu perjalanan biaya operasional kendaraan

menurunnya pencemaran udara dan menaikkan jaminan keselamatan

pengguna jalan

2 Mengingat konsumsi BBM dan pencemaran udara angkutan KA lebih

rendah dibandingkan angkutan jalan (truk) maka secara nasional ada

penghematan subsidi BBM dan biaya lingkungan

3 Kenaikan PDRB daerah khususnya pada area kiri dan kanan jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur akibat kondisi aksesbilitas semakin baik dan lancar

yang akan lebih menarik wisatawan dan investor ke Danau Cirata dan obyek

wisata lainnya

4-123

433 PRAKIRAAN DAMPAK LINGKUNGAN

Dalam rencana penyusunan suatu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) mencakup tiga tahap kegiatan yaitu

a Tahap Pra-Konstruksi

b Tahap Konstruksi

c Tahap Pasca Konstruksi

Berdasarkan tiga tahapan rencana kegiatan tersebut akan dilihat pengaruh

timbal balik dengan komponen lingkungan yang potensial menimbulkan

dampak dan dituangkan dalam matriks interaksi antara komponen

lingkungan sebagaimana disajikan pada Tabel di bawah ini

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 67 Matriks Interaksi Tahapan Kegiatan dan Komponen-komponen Lingkungan Pembangunan jalur Kereta api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur

Komponen Lingkungan

Sub Komponen Lingkungan

Indikator

Lingkungan

Tahapan Kegiatan Keterangan Pra

Konstruksi Konstruksi Pasca Konstruksi

1 2 3 4 5 6 7

Kimia-Fisika

Iklim

Iklim Mikro 1 = Penetapan Segmen Jalur Kereta Kualitas Udara ξ 2 = Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp Kebisingan ξ ξ ξ 3 = Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Hidrologi Limpasan Air 4 = Mobilisasi Tenaga Kerja Kualitas Air 5 = Pekerjaan Pembangunan Jalur KA

Tanah dan Lahan

Tata Ruang ξ 6 = Pengoperasian Jalur Kereta Api Getaran 7 = Pemeliharaan Maintenance Erosi

Kualitas Tanah ξ

Biologi

Vegetasi Habitat ξ

Keanekaan Jenis

Fauna Darat dan Air

Habitat

Keberadaan Jenis

Sosesbud dan Kesehatan Masyarakat

Sosial Ekonomi

Lapangan Kerja ξ

Aktivitas Ekonomi ξ ξ ξ

Lalu Lintas ξ ξ ξ

Sosial Budaya

Kependudukan

Pendidikan ξ

Adat Istiadat ξ

Tata Nilai ξ

Kesehatan Masyarakat Lingkungan

SanitasiEstetika Lingkungan

ξ

Vektor Penyakit ξ

Kes Masyarakat ξ

Sumber Hasil Analisis 2020

LAPORAN AKHIR 4-124

4-125

4331 TAHAP PRA KONSTRUKSI

Penentuan segmen-segmen jalan kereta api dan bangunan pelengkap yang

perlu dikembangkan merupakan hal penting pada tahap pra-konstruksi

Dampak Potensial yang diperkirakan akan terjadi pada tahapan ini adalah

konflik penggunaan lahan dan tata ruang yang ada saat ini dan terutama

pada saat jalur KA akan dibangun

4332 TAHAP KONSTRUKSI

1 Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp

Pada beberapa lokasi di site proyek akan dibangun base camp yang akan

berfungsi sebagai kantor proyek penginapan buruh dan gudang material

dan peralatan Adapun dampak-dampak yang akan terjadi dari kegiatan

tersebut adalah

(a) pencemaran tanah karena tetesan olie

(b) menurunnya estetika lingkungan

(c) gangguan pada habitat fauna dan

(d) ketidakserasian interaksi sosial antara pekerja pendatang dengan

penduduk setempat

2 Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Untuk mendukung kelancaran pembangunan jalur jalan kereta api akan

digunakan sedikitnya 6 jenis peralatan berat yaitu Bulldozer Excavator

Vibrator Roller Dump Truck Wheel Loader Crane dll Dampak-dampak

potensial yang diperkirakan akan terjadi meliputi

(a) menurunnya kualitas udara

(b) meningkatnya kebisingan dan

(c) kerusakan pada tanaman

4-126

3 Mobilisasi Tenaga Kerja

Kegiatan mobilisasi tenaga kerja diperkirakan akan menimbulkan

dampak-dampak (a) kesempatan kerja dan (b) kecemburuan sosial

tenaga kerja lokal

4 Pekerjaan pembentukan badan jalan KA

Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka pembuatan

badan jalan (jalur rel KA) adalah

Pembersihan rencana jalur jalan KA yang meliputi clearing dan

grubbing

Pekerjaan tanah yaitu kegiatan penggalian dan pembuangan (cut and

fill)

Pembuatan bangunan perlintasan sebidang (level crossing)

terutama di dekat permukimankawasan perkotaan

Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat pelaksanaan

pekerjaan pembentukan badan jalan KA adalah

(a) gangguan air permukaan

(b) gangguan estetika lingkungan dan

(c) gangguan lalu-lintas kendaraan (di perkotaan)

5 Pembuatan Bangunan Pelengkap

Pekerjaan pembuatan bangunan pelengkap meliputi pembangunan

tubuh jalur kereta jembatan box culvert gorong-gorong dan talang air

Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat pekerjaan ini

adalah

(a) terjadinya genangan airbanjir akibat tubuh jalan juga berfungsi

sebagai bendung terhadap aliran air

(b) gangguan aliran air permukaan dan

(c) penurunan kualitas air permukaan

4-127

6 Pembangunan Track

Pekerjaan pemasangan track diperkirakan akan menimbulkan dampak

gangguan lalu lintas walaupun bersifat lokal

4333 TAHAP OPERASI (PASCA KONTRUKSI)

1 Pengoperasian Kereta Api

Pengoperasian kereta api akan dilaksanakan segera setelah

pembangunannya selesai dilaksanakan Dampak-dampak yang

diperkirakan akan timbul yaitu

(a) meningkatnya kebisingan

(b) pengembangan wilayahaktivitas ekonomi

(c) potensi kecelakaan dan

d) gangguan lalulintas

2 Pemeliharaan Jalan Kereta Api

Kegiatan pemeliharaan yang meliputi pemeliharaan rel kereta api sistem

sinyal kereta diperkirakan akan menimbulkan dampak positif yaitu

kelancaran operasi kereta api

Secara lengkap tahapan kegiatan dan dampak yang akan diperkirakan akan

terjadi serta alternatif penanganannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4 68 Matriks Identifikasi Dampak dan Alternatif Penanganan

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

1 Tahap Pra Konstruksi Penentuan Segmen Jalan dan Stasiun Persepsi yang

positifnegatif Sosialisasi

Konflik penggunaan lahantata ruang

melakukan pembebasan lahan yang transparan

2

Tahap Konstruksi

Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp

Pencemaran tanah

Memilih lokasi base camp yang tidak mengganggu lingkungan dan mengembalikan ke kondisi semula setelah selesai

4-128

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

Menurunnya estetika lingkungan

Gangguan pada habitat fauna

Ketidakserasian interaks sosial

Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Menurunnya kualitas udara

Direncanakan jalur khusus mobilisasi alat berat dan material

Meningkatnya kebisingan

Kerusakan pada vegetasi

Mobilisasi Tenaga Kerja

Kesempatan kerja

Mengikutsertakan tenaga lokal dalam pembangunan

Kecemburuan Sosial tenaga kerja lokal

Pekerjaan pembentukan badan jalan KA

gangguan air permukaan

Memberikan alternative pengarahan aliran air atau lalu lintas yang akan terganggu sebelum dilakukan pekerjaan

gangguan estetika lingkungan

gangguan lalu-lintas kendaraan

Pembuatan Bangunan Pelengkap

Gangguan aliran air sungai

Memberikan pengamanan terhadap aliran sungai sehingga material maupun sampah bangunan tidak dibuang atau jatuh ke daerah aliran sungai

Penurunan kualitas air sungai

Pekerjaan Pembangunan Track

Gangguan lalu lintas

Membuat jadwal kerja yang meminimalis gangguan lalu lintas

Pemasangan rambu - rambu

3 Tahap Operasi Pengoperasian Kereta Api Meningkatnya

kebisingan Pemilihan teknologi sarana

Pengembangan wilayahaktivitas

Pemasangan rambu - rambu dan pintu

4-129

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

ekonomi perlintasan Kerawanan

kecelakaan

Gangguan lalu lintas

PemeliharaanMaintenance

Kelancaran operasi Kereta Api

Pemeliharaan secara rutin dan berkala baik sarana maupun prasarana

Sumber Hasil Analisis 2020

434 REKOMENDASI MITIGASI TERHADAP BENCANA

Menurut UU No 24 Tahun 2007 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 9 dan

PP No 21 Tahun 2008 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 6 Mitigasi

bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana

baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

kemampuan menghadapi ancaman bencana Mitigasi bencana ini dibuat

berdasarkan pada hasil analisis risiko bencana yang meliputi mitigasi

bencana gempa bumi longsor amblesan dan banjir Bentuk mitigasi yang

diusulkan terdiri dari dua yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non

struktural

Mitigasi structural adalah upaya untuk mengurangi kerentanan

(vulnerability) terhadap bencana dengan cara rekayasa teknis bangunan

tahan bencana Sedangkan mitigasi non struktural adalah upaya mengurangi

dampak bencana selain dari upaya tersebut diatas Bisa dalam lingkup upaya

pembuatan kebijakan seperti pembuatan suatu peraturan pendidikan dan

pelatihan sosialisasi dan sebagainya

Karena pada trase rencana pembangunan jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur tidak bisa sepenuhnya menghindari kawasan rawan bencana maka

akan di usulan mitigasi bencana untuk meminimalisir dampak negatif di

Trase Jalur Pembangunan Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Pada tabel di

bawah ini akan dijelaskan usulan mitigasi bencana di Jalur Rencana

4-130

Tabel 4 69 Rekomendasi Mitigasi Bencana

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

1 Longsor (LerengTebing)

Mitigasi Struktural

Membangunan dinding penahan tanah dengan jenis DPT Turap atau blok balok pada daerah risiko longsor tinggi Bronjong pada risiko sedang

mencegah terjadinya longsor

Mengatur vegetasi penutup lereng yang berakar tunjang dengan perakarannya menyebar seperti jati mahoni dan sebagainya pada daerah risiko tinggi dan sedang

mencegah terjadinya longsor

Pengalihan drainase pada lereng terjal

mengurangi resapan air ke badan longsoran

Menambah lebar ROW pada jalur risiko longsor tinggi

tidak mencegah atau mengurangi longsor tetapi memberikan kesempatan untuk melakukan tanggap darurat lebih baik pada saat longsor terjadi

Mengarahkan material longsoran dan meminimalkan jatuhantutupan material longsoran pada jalur KA

Longsor (Lembah)

Mitigasi Struktural

Membangunan dinding penahan tanah dengan jenis DPT Turap atau blok balok atau tiang pancang pada daerah risiko longsor tinggi Bronjong pada risiko sedang

mencegah terjadinya longsor

Pengaturan pola dan sistem drainase

mengurangi resapan air ke badan longsoran

Menambah lebar ROW pada jalur risiko longsor tinggi

menggeer dan menjauhkan bidang longsoran dari jalur KA

Mitigasi Non

Struktural

Menyusun SOP Penanggulangan bencana

mengurangi korban bencana

4-131

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

Longsor pada jalur KA Penyediaan Dana On

Call Dana Siap Pakai Cadangan Dana operasional yang selalu tersedia dan siap digunakan setiap saat mulai tanggap darurat sampai berakhir tanggap darurat

Melatih personilsatuan tugas tanggap darurat dalam melakukan penanggulangan bencana longsor

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana longsor pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Meningkatkan alat pemantauanpemasangan early warning system longsor

Deteksi dini kemungkinan terjadi longsoran

Membuat rencana lokasi pembuangan debris (reruntuhan) pada lokasi risiko tinggi

debris bisa dipindahkan ke lokasi yang baik dan tidak menimbulkan masalah

membangun posko pada lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

2 Amblesan Mitigasi Struktural

Membuat drainase untuk mengurangi genangan sekitar jalur KA

mengurangi meresapnya air

ke badan jalur KA yang dapat menyebabkan amblasan

Membuat dinding penahan tanah pada pondasi jalur KA untuk mencegah meresapnya air dari rawa atau genangan air

mencegah meresapnya air dari genangan atau rawa

Non Menyusun SOP mengurangi

4-132

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

Struktural Penanggulangan bencana amblesan pada jalur KA

korban bencana

Melatih personil tanggap

darurat dalam melakukan penanggulangan bencana amblesan

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana amblesan pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna

rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Meningkatkan alat pemantauan

Deteksi dini kemungkinan terjadi amblesan

membangun posko pada lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

3 Banjir Mitigasi Struktural

Membuat bangunan pengendali banjir rumah pompa pada lokasi risiko tinggi

membuat jaringan drainase pada lokasi risiko sedang - tinggi

Non Struktural

Menyusun SOP Penanggulangan bencana amblesan pada jalur KA

mengurangi korban bencana

Melatih personil tanggap darurat dalam melakukan penanggulangan bencana banjir

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana banjir pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Meningkatkan alat pemantauan dan sistem

Deteksi dini kemungkinan terjadi

4-133

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

peringatan dini banjir membangun posko pada

lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Sumber Analisis Konsultan 2020

435 REKOMENDASI HASIL KAJIAN AWAL LINGKUNGAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2012

tentang Jenis Rencana Usaha danatau kegiatan yang wajib memiliki Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) tercantum bahwa untuk

Ȁǡηʹͷ

Km maka wajib dilengkapi dengan studi AMDAL Dengan demikian karena

rencana pembangunan baru ke tiga jalur Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

ηʹͷ

AMDAL Oleh sebab itu perlu ditindaklanjuti dengan dilakukannya Studi

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada tahun anggaran yang

akan datang sebelum dilaksanakannya kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa perlu melakukan koordinasi dengan PTPN VII Kebun Gedeh

terkait koridor yang juga melewati kawasan perkebunan sawit dan

perkebunan lain di lokasi studi Serta beberapa pengembang perumahan dari

mulai Kabupaten Bogor dan kabupaten Cianjur yang terlintasi oleh rencana

pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

4-134

44 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK

441 ESTIMASI BIAYA

4411 KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN JALUR KERETA API

Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur sepanjang 790 Km disusun berdasarkan rencana trase jalur kereta

api tersebut sebagaimana diulas pada bab terdahulu

Secara umum Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Trase Jalur Kereta Api

dibagi menjadi beberapa komponen yang meliputi

1 Biaya Pengadaan Lahan yang meliputi biaya pembebasan (ganti untung)

lahan dan biaya obyek bangunan atau tanaman diatas lahan yang ada

2 Biaya Konstruksi Pembangunan Prasarana Kereta Api yang meliputi biaya

konstruksi jalur rel biaya pembangunan stasiun dan biaya fasilitas operasi

termasuk persinyalan biaya pembangunan Depo dan Balai Yasa serta

biaya bangunan pelengkap lainnya

3 Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api yang meliputi biaya pengadaan

lokomotif kereta api gerbong penumpang dan peralatan khusus termasuk

assesories penunjangnya

4 Biaya Manajemen dan Contigency yang meliputi biaya

persiapanpengelolaan proyek biaya kajian lingkungan biaya

perencanaan dan pengawasan pekerjaan konstruksi dan biaya tak terduga

(Contigency) seperti biaya eskalasi harga dan konstruksi contigency yang

belum dapat diperkirakan sebelumnya

Dalam studi ini proses perhitungan rencana anggaran biaya tidak dilakukan

secara terperincidetail namun hanya berdasarkan simplified desain (desain

dasar) yang ada Untuk perkiraan harga satuan kegiatan sesuai dengan data

sekunder dari proyek proyek sejenis yang sedang berjalan atau berdasarkan

4-135

harga pasar pada saat ini sedangkan untuk volume pekerjaan konstruksi

dihitung berdasarkan rencana tipikal gambar yang ada atau asumsi data pada

pekerjaan yang sudah berjalan sesuai gambar standar dari PT KAI

4412 KOMPONEN BIAYA DAN MANFAAT KELAYAKAN PROYEK

Kelayakan ekonomis didefenisikan sebagai kelayakan bagi semua pihak yang

memanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung dari suatu

pembangunan atau pengembangan suatu sistem transportasi Dalam

kaitannya dengan analisis ekonomi manfaat yang diperoleh semestinya lebih

besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu

perhitungan manfaat merupakan faktor yang sangat penting dalam

memutuskan apakah suatu rencana pembangunan atau pengembangan

dalam hal ini jalan rel disebut layak untuk dilaksanakan atau tidak

Perhitungan manfaat jalan rel juga dinilai lebih peka dibandingkan dengan

perhitungan biaya yang merupakan aspek sipil (konstruksi) Estimasi

komponen manfaat diperoleh dari pengurangan biaya transportasi dengan

adanya pengoperasian KA di wilayah studi Adapun penghematan biaya

transportasi barang sesuai dengan asumsi skenario permintaan perjalanan

dan pembangunan jalan KA

Komponen manfaat dalam studi ini terdiri dari manfaat bagi pengguna jalan

(dalam bentuk saving BOK dan VoT) Manfaat yang dapat dikuantifikasikan

besarnya karena manfaat ini dapat dihitung secara kuantitatif maka dapat

dijadikan masukan bagi perhitungan kelayakan ekonomi diantaranya

meliputi

hearts Peningkatan kinerja jaringan transportasi darat pada rute eksisting

setelah jalan rel dikembangkan Dengan dikembangkannya pelayanan

moda jalan rel maka diharapkan akan terjadi perbaikan terhadap

supply jaringan Sehingga pengguna jalan juga akan merasakan

peningkatan kinerja lalu lintas (misalnya penurunan waktu tempuh)

4-136

hearts Berubahnya pola angkutan penumpang yang semula diangkut

melalui moda angkutan jalan akan berubah dengan sebagian

menggunakan jalan rel Manfaat yang diperoleh berupa intermodal

externality berupa pengurangan biaya operasi kendaraan dan waktu

perjalanan pengguna jalan bahkan penghematan biaya pemeliharaan

jalan

hearts Menurunnya tingkat polusi baik itu polusi udara maupun polusi suara

Sedangkan proses analisis kelayakan finansial pada studi ini dilakukan

dengan menggunakan keuntungan dari tarif KA sebagai nilai manfaat

terhadap pengoperasian jalan KA yang direncanakan dengan

membandingkan antara jumlah biaya (cost) terhadap

pendapatanpengembalian (revenue) yang ditimbulkan sepanjang masa

perencanaan (time horizon)

Salah satu faktor penting untuk mendapatkan investasi yang menguntungkan

dari pembangunan jalur KA ini adalah tarif Pendapatan didapatkan

berdasarkan tarif kereta penumpang

Tabel 4 70 Komponen Biaya dan Manfaat Kelayakan Ekonomi dan Finansial

Analisis Kelayakan

Komponen Biaya (Investasi) Manfaat

Kelayakan Ekonomi

- Biaya Detail Teknis (DED) + AMDAL + Supervisi

- Biaya prasarana jalan KA - Biaya pemeliharaan prasarana - Biaya pengadaan sarana - Biaya operasional dan

pemeliharaan sarana - Biaya pengadaan lahan - Biaya manajemen dan

contigency

- Penghematan BOK - Penghematan Waktu - Penghematan Polusi

Udara

4-137

Analisis Kelayakan

Komponen Biaya (Investasi) Manfaat

Kelayakan Finansial

- Biaya Detail Teknis (DED) + AMDAL+ Supervisi

- Biaya prasarana jalan KA - Biaya pemeliharaan

prasarana - Biaya pengadaan sarana - Biaya operasional dan

pemeliharaan sarana - Biaya pengadaan lahan - Biaya manajemen dan

contigency

- Pendapatan dari tiket penumpang

- Pendapatan dari tiket pengangkutan barang

- Pendapatan dari perdagangan dalam stasiun

4413 BIAYA PENGADAAN LAHAN

Pedoman yang digunakan dalam pengadaanpembebasan tanah adalah

Undang Ȃ Undang No 2 Tahun 2012 dan Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan

untuk Kepentingan Umum dan perubahannya Konsep mendasar dalam

penilaian tanah dan properti adalah pengertian mengenai harga biaya pasar

dan nilai Penilai harus memahami betul pengertian tersebut karena

implementasi antara harga biaya pasar dan nilai biasanya tercantum dalam

setiap laporan penilaian

Dalam melakukan penilaian tanah digunakan Metode Perbandingan Data

Pasar (Sales Comparison Method) Pendekatan Perbandingan Data Pasar

adalah suatu metode untuk memperoleh nilai dengan analisis dan

perbandingan atas properti sejenis yang dinilai dimana data diperoleh dari

orang-orang atau pejabat yang berwenang serta pemilikan properti lainnya

yang mengetahui benar nilai-nilai properti berdasarkan penawaran-

penawaran penjualan atau transaksi yang terjadi di daerah tersebut atas

properti yang kira-kira sebanding Lain dari pada itu diperhatikan faktor-

4-138

faktor seperti lokasi bentuk ukuran mudah atau tidaknya dicapai

(accessibility) dan unsur waktu Data ini kemudian dianalisis dan terhadap

perbedaan antara properti yang dinilai dengan properti yang sebanding

diadakan penyesuaian

Dengan mempertimbangkan seluruh informasi yang relevan Estimasi Nilai

Penggantian Wajar untuk Ganti Rugi yang akan digunakan sebagai dasar

perencanaan besaran biaya pembebasan lahan dalam rencana pembangunan

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur ini secara garis besar sebagai

berikut

a Daerah Pemukiman harga rata-rata Rp 940000-M2

b Lahan Pertanian harga rata-rata Rp 65000-M2

c Hutan Produktif harga rata-rata Rp240000-M2

d Lahan Kering harga rata-rata Rp270000-M2

f Lahan Industri harga rata-rata Rp750000-M2

Untuk memenuhi standar geometrik dan lebar trase jalur kereta api dengan 2

(dua) lajur (double track) Sedangkan untuk prasarana lokasi Stasiun Depo

dan Balai Yasa serta fasilitas umum lainnya guna memenuhi standar minimal

bangunan tersebut maka diperlukan beberapa tambahan

pengadaanpembebasan tanah pada lokasi yang direncanakan

Dengan berpedoman pada ketentuan tersebut di atas maka perkiraan

kebutuhan anggaran biaya pengadaanpembebasan tanah untuk rencana

pembangunan jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur ini sebagaimana

diuraikan dalam Tabel 471 di bawah

4-139

Tabel 4 71 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Tanah

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 23724 2372442 265000 628697 Hutan Produksi 12979 1297926 540000 700880 Lahan Kering 18839 1883904 570000 1073825 Lahan Industri 435 43500 1050000 45675 Lahan Pemukiman 6453 645334 1240000 800214

Total 62431 6243106 3249291 Sumber Hasil Analisis

4414 BIAYA PEMBANGUNAN PRASARANA KERETA API

Harga satuan jenis pekerjaan konstruksi pembangunan jalur kereta api pada

umumnya dihitung berdasarkan metode kerja yang direncanakan dengan

asumsi jenis pekerjaan dilaksanakan oleh kelompok kerja yang dilengkapi

dengan perlengkapan atau peralatan yang diperlukan dan bahan yang diolah

berdasar kualitas yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknik yang

ditentukan Namun dalam perhitungan biaya konstruksi ini besarnya harga

satuan pekerjaan tidak dihitung secara rinci sesuai analisis harga satuan

tetapi dihitung berdasarkan perkiraan harga satuan pekerjaan saat ini dan

berdasarkan referensi pada jenis pekerjaan yang sedang berjalan

Sedangkan perhitungan kuantitas tidak dihitung secara rinci berdasarkan

gambar detail tetapi sesuai tipikal desain yang direncanakan atau gambar

standar yang telah ada

Secara garis besar perhitungan pekerjaan konstruksi dibagi menjadi 8

(delapan) bagian pekerjaan utama yang terdiri dari

1 Persiapan yang meliputi pekerjaan pengukuran pembuatan kantor

lapangan pembersihan lapangan mobilisasidemobilisasi dan

dokumentasi

4-140

2 Pekerjaan Jalan Rel meliputi pekerjaan bangunan atas jalan raya di sepur

raya dan emplasemen dan pekerjaan bangunan bawah

3 Pekerjaan Drainase meliputi pekerjaan saluranselokan pada sisi kiri dan

kanan jalan rel gorong-gorong dan box culvert (bangunan hikmat)

4 Pekerjaan Jembatan (Bangunan Hikmat) yaitu bangunan jembatan yang

melintasi daerah aliran sungai atau waduk

5 Pekerjaan Bangunan StasiunEmplasemen Depo dan Balai Yasa termasuk

fasilitas umum untuk penumpang dan angkutan barang

6 Pekerjaan Struktur bangunan terowongan diperlukan pada trase yang

melintasi bukit untuk memenuhi alinyemen vertikal trase jalur kereta api

termasuk fasilitas drainase

7 Pekerjaan Struktur Perlintasan Tak Sebidang seperti struktur bangunan

underpass atau struktur bangunan overpass untuk trase jalur kereta api

yang melintasi jalan nasional jalan propinsi jalan kabupaten dan jalan

lokal

8 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan yaitu peralatan sinyal dan

perambuan jalur kereta api termasuk peralatan telekomunikasi

Perincian besarnya biaya konstruksi pembangunan jalur kereta api tersebut

di atas sebagaimana dapat dilihat dalam lampiran laporan ini sedangkan

Perkiraan Rekapitulasi Biaya PrasaranaKonstruksi sebagaimana dalam

Tabel 472 dibawah ini

Tabel 4 72 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Prasarana Kereta Api

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta)

Persiapan 0025 2373 Pekerjaan Jalan Rel 37381 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0619 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 3326 2745920

4-141

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta) Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41925 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 16047 164751 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0678 105000

Jumlah 100 11321046 Ppn 10 1132105

Total Keseluruhan 12453151 Sumber Hasil Analisis

4415 BIAYA SARANA KERETA API

Berdasarkan uraian dalam bab di atas rencana pembangunan jalur kereta api

Cileungsi-Jonggol-Cianjur akan digunakan jenis angkutan kereta api

penumpang dan barang dengan kebutuhan Sarana Kereta Api dengan satu

rangkaian (1 Trainset) menggunakan 10 kereta Berdasarkan perhitungan

kebutuhan sarana di atas maka perlu diperhitungkan jalur untuk stabling

rangkaian (train sets) berdasarkan perhitungan di atas pada awal operasi

diperlukan 1 train set

Berdasarkan perkiraan kebutuhan sarana kereta api dengan konfigurasi

seperti tipe diatas maka perkiraan rencana anggaran biaya untuk pengadaan

sarana KRD trainset sesuai perhitungan pola operasi kereta api tersebut

sebagaimana diuraikan dalam Tabel 473 di bawah

Tabel 4 73 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api

Uraian Jumlah (Unit)

Harga (RpJuta)

Total Harga (RpJuta)

Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 1 45000 45000 Lokomotif Barang Tipe CC 206 2 47500 95000 Kereta Penumpang 10 16000 160000 Kereta Barang 20 5600 112000

Total 412000 Sumber Hasil Analisis

4-142

4416 BIAYA MANAJEMEN DAN KONTIGENSI

Yang termasuk biaya manajemen dan contingency antara lain

1 Biaya persiapan dan pengelolaan proyek termasuk biaya perijinan dan

biaya kajian lingkungan

2 Biaya perencanaan dan pengawasan konstruksi

3 Biaya contingency (tak terduga) yang meliputi price contingency (eskalasi

harga) dan construction contingency (biaya tak terduga yang belum

dimasukkan dalam perencanaan) misalnya kondisi tanah dasar bekas

sawahrawa

Perkiraan besarnya biaya manajemen dan contingency tidak dihitung secara

rinci namun pada umumnya dihitung berdasarkan prosentase dari biaya

konstruksi jalur kereta api

Dengan memperhitungkan periodemasa pekerjaan konstruksi

pembangunan jalur kereta api selama 3 (tiga) tahun maka perkiraan

prosentase biaya manajemen dan contingency dalam pekerjaan ini sebesar

10 dari biaya konstruksi dengan perincian prosentase biaya sebagai

berikut

a Biaya Persiapan dan Pengelolaan proyek sebesar 050 dari biaya

konstruksi

b Biaya Perencanaan dan pengawasan sebesar 150 dari biaya konstruksi

c Biaya Price Contigency sebesar 300 dari biaya konstruksi

d Biaya Construction Contigency sebesar 500 dari biaya konstruksi

Sehingga besarnya perkiraan rencana anggaran biaya manajemen dan

contingency seperti dalam Tabel 474 di bawah ini

4-143

Tabel 4 74 Perkiraan Anggaran Biaya Manajemen dan Contigency

Uraian Jumlah Biaya (Rp Juta)

Persiapan dan Manajemen Proyek 62266 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 186797 Price Contigency 373595 Contruction Contigency 622658

Total 1245315 Sumber Hasil Analisis

4417 BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SARANA KERETA

Perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan kereta api disesuaikan dengan

metoda perhitungan yang digunakan untuk menghitung biaya pokok

produksi Kementerian Perhubungan untuk evaluasi tarif angkutan Kereta

Api Penumpang dan Barang Item-item yang diperhitungkan secara umum

adalah sebagai berikut

hearts Bahan bakar minyak (BBM)

hearts Pelumas

hearts Biaya awak masinis asisten masinis PLKA kondektur

hearts Perawatan dan depresiasi

hearts Biaya umum

hearts Biaya manajemen

Berdasarkan perhitungan komponen-komponen tersebut diketahui

kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan sebesar Rp 4090420lintas (1

arah perjalanan) untuk alternatif 1 kemudian Rp 5031700lintas untuk

alternatif 2 dan Rp 5292990lintas untuk alternatif 3 Biaya perawatan

prasarana sebesar Rp 2244125253tahun

4-144

Tabel 4 75 Biaya Perawatan Prasarana Kereta Api

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391 Sumber Hasil Analisis

442 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL

4421 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

Analisis terhadap biaya dan manfaat di atas menghasilkan estimasi indikator

kelayakan ekonomi (NPV BCR dan IRR) sebagai berikut

4-145

Tabel 4 76 Indikator Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Ekonomi Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta)

33214494

2752912

(6630190)

Benefit Cost Ratio - BCR 509 211 103

Economic Internal Rate of Return - EIRR ()

6 1 -3

Sumber Hasil Analisis

Dari hasil analisis diatas bahwa ketiga alternatif pada kajian ini tidak layak

maka dari itu diperhitungkan dengan diasumsikan bahwa pembangunan

prasarana dibiayai seluruhnya oleh pihak swasta Lalu dilihat apakah secara

operasional layak atau tidak Berikut merupakan hasil pada masing-masing

trase

4422 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Analisis Keuangan merupakan perbandingan antara pendapatan dan beban

proyek (biaya investasi pemeliharaan dan operasi) dan menghitung rasio

kelayakan yang terkait dengan menggunakan data-data biaya dan

penerimaan yang terfokus kepada asesmen proyek dari sudut pandang

investasi Selain itu analisis ini merupakan uraian tentang analisis kuantitatif

atas kelayakan proyek dari pembangunan jalur Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Hasil analisis ini juga akan menunjukkan apakah proyek membutuhkan

dukungan keuangan danatau jaminan dari Pemerintah atau tidak

Untuk memperkirakan kinerja keuangan proyek maka diperlukan sejumlah

data masukandiantaranya data sosio-ekonomi makro biaya dan pendapatan

proyek serta faktor lainlain yang relevan

Pada kegiatan ini akan dilakukan analisis terhadap 3 alternatif KA yang

direncanakan dalam studi ini Adapun ulasan ketiga alternatif telah

disampaikan secara rinci pada bab-bab terdahulu

4-146

A Asumsi Ekonomi Makro

Terdapat beberapa asumsi yang berhubungan dengan faktor-faktor Ekonomi

Makro diantaranya sebagai berikut

1 Asumsi Tingkat Inflasi

Proyek ini menggunakan asumsi tingkat inflasi 4 berdasarkan data

Biro Pusat Statistik (BPS) tentang data inflasi year on year basis

menunjukan angka 400 (BPS 2020) Maka pada proyek ini untuk

memastikan inflasi tetap rendah dan stabil angka inflasi berada dalam

kisaran sebesar 314 plusmn1

2 Asumsi Tingkat Suku Bunga

Berdasarkan data dari Bank Indonesia tentang rata-rata tertimbanng

suku bunga kredit perbankan (Juli2020) sebesar 1200 Maka pada

proyek ini digunakan angka suku bunga kredit sebesar 12

3 Asumsi Nilai Tukar

Asumsi nilai tukar mata uang yang digunakan pada Analisis kali ini

berdasarkan data dari Bank Indonesia 2020 sebesar 1 USD = IDR 14000

B Perhitungan Biaya Proyek

Dalam melakukan Perhitungan Biaya Proyek terdapat Beberapa Key

Indicator Finance (indikator-indikator kunci) dalam Financial Analysis

(Analisis Finansial) diantaranya sebagai berikut

i ModalCapital Expenditure (CAPEX)

CAPEX secara khusus dikaitkan dengan pengadaan jasa layanan baru dimana

komponen CAPEX disini meliputi biaya pembangunan prasarana biaya

pengadaan sarana dan biaya manajemen dan contingency yang secara rinci

disajikan pada Tabel 477 di bawah ini Selain itu diperhitungkan pula beban

bunga utang selama masa konstruksi Adapun pada perhitungan ini biaya

pengadaan lahan tidak diperhitungkan dengan asumsi sudah disediakan oleh

pemerintah daerah

4-147

Tabel 4 77 Biaya CAPEX Trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Uraian Pekerjaan Persentase Total Harga (Rp Juta)

Persiapan 0025 2373 Pekerjaan Jalan Rel 37381 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0619 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 3326 2745920 Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41925 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 16047 164751 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0678 105000

Jumlah 100 11321046 Ppn 10 1132105

Total Keseluruhan 12453151

B Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api Persentase Total Harga (Rp Juta) Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 4841 45000

Lokomotif Barang Tipe CC 206 35772 47500 Kereta Penumpang 17214 160000

Kereta Barang Tertutup 42173 392000 Total 929500

C Biaya Manajemen dan Contigency Total Harga (Rp) Persiapan dan Manajemen Proyek 62266 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 186797 Price Contigency 373595 Contruction Contigency 622658

Total 1245315 Sumber Hasil Analisis

ii Biaya Operasional dan PemeliharaanOperating Expense (OPEX)

Biaya ini mencakup biaya-biaya operasi dan pemeliharaan selama siklus

proyek agar aset-aset di lingkup proyek t etap dalam kondisi yang terjaga dan

tetap dalam kondisi yang cukup memadai untuk dapat memberikan output

yang diinginkan Biaya ini mencakup biaya-biaya operasional sarana dan

prasarana perlengkapan dan peralatan manajemen langsung dan asuransi

Pada analisis ini biaya OampM tahunan di-index-kan dengan estimasi kenaikan

per tahun yang disebabkan inflasi yang diasumsikan sebesar 5 per tahun

4-148

Estimasi biaya operasional dan pemeliharaan sarana kereta api per tahun

untuk jalur Cileungsi-Jonggol-Cianjur sebesar Rp 119391 juta per

Kmlintasan Tabel 478 di bawah ini menunjukkan estimasi biaya OPEX per

tahun pada kedua jalur tersebut

Tabel 4 78 Biaya OPEX Trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391 Sumber Hasil Analisis

C Perhitungan Pendapatan

Komponen penerimaan dan estimasi aliran penerimaan pada proyek ini

berasal dari ongkos angkut yang mencakup ongkos angkut barang Rp

800TonKm dan tiket penumpang sebesar Rp 300penumpangKm

Adapun data jumlah angkutan barang dan jumlah penumpang telah dibahas

4-149

pada bab terdahulu sehingga dapat diperhitungan nilai pendapatan pada

ketiga alternatif sebagaimana tersaji pada Tabel 479 berikut ini

Tabel 4 79 Perkiraan Potensi Pendapatan Trase Alternatif

Tahun Pendapatan

Barang (RpJuta) Pendapatan

Penumpang (RpJuta) Pendapatan

Perdagangan (RpJuta) 2024 118880 153378 2777 2025 136712 168716 2930 2026 157219 185587 3091 2027 180802 204146 3261 2028 207922 224561 3441 2029 239111 247017 3630 2030 274977 271718 3829 2031 318973 298890 4040 2032 370009 328779 4262 2033 444011 361657 4497 2034 532813 397823 4744 2035 639376 437605 5005 2036 767251 481366 5280 2037 920701 529502 5571 2038 1104842 582452 5877 2039 1325810 640698 6200 2040 1590972 704767 6541 2041 1909166 775244 6901 2042 2291000 852769 7281 2043 2749200 938045 7681 2044 3299040 1031850 8104 2045 3958848 1135035 8549 2046 4750617 1248539 9019 2047 5700740 1373392 9516 2048 6840889 1510732 10039 2049 8209066 1661805 10591 2050 9850879 1827985 11173 2051 11821055 2010784 2365 2052 14185266 2211862 2495 2053 17022320 2433048 2633

Sumber Hasil Analisis

4-150

D Analisis Rasio

Komposisi modal pada proyek ini disusun sebagaimana pada umumnya

proyek infrastruktur di Indonesia yaitu 3070 yaitu modal sendiri

dibanding pinjaman

Tabel 4 80 Komposisi Modal Nama Jalur Biaya (Rp Juta)

1 CAPEX 12453151

2 Modal Sendiri (30) 3735945

3 Pinjaman KMKKI (70) 8717205

Sumber Hasil Analisis

E Pendanaan (Funding)

Dari skema pembiayaan di atas maka jadwal pembayaran hutang

diperhitungkan dengan dengan asumsi bunga bank 12 dan pembayaran

hutang dihitung flat dengan jangka waktu pinjaman 30 tahun termasuk masa

konstruksi

F Indikator Kelayakan Finansial

Pada tabel di bawah ini disampaikan resume perhitungan indikator

kelayakan finansial jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Nilai FIRR

tidak terhitung nilainya karena tingkat pengembalian yang sangat tinggi saat

NPV=0

Tabel 4 81 Indikator Kelayakan Finansial Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Finansial Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta)

(1266045)

(10410338)

(12774850

Benefit Cost Ratio - BCR 0933 0381 0183

Financial Internal Rate of Return - FIRR ()

0 -5 -9

4-151

G Dukungan Pemerintah

Dari perhitungan Key Indicators Finance di atas maka proyek ini dinyatakan

tidak layak secara keuangan (Financially Unviable) maka proyek

infrastruktur ini tidak menarik bagi sektor swasta untuk berinvestasi di

dalamnya walaupun layak secara ekonomi (economically feasible) namun

pendapatan dari proyek (tarif layanan) tidak cukup dan hal ini tidak

mencapai tingkat keuntungan yang diharapkan (Rate of Return) oleh pihak

swasta Maka diperlukan dukungan pemerintah agar proyek menjadi layak

secara keuangan Dukungan seperti dimaksud hanya dapat dijustifikasi

apabila manfaat ekonominya lebih besar dari biaya

Kontribusi pemerintah untuk menutup kekurangan pendanaanfunding gap

dilakukan melalui pendanaan Viability Gap Fund (VGF) atau subsidi harga

Dalam bagian ini akan dipaparkan Analisis VGF untuk proyek ini agar dapat

menjadi layak secara keuangan

Ketidaklayakan proyek secara finansial ini pada umumnya bersumber dari

beban investasi (biaya pembangunankonstruksi) yang mahal karena

teknologi yang digunakan yang tidak dapat dikembalikan sepenuhnya oleh

tarif layanan infrastruktur yang dibatasi dengan kemampuan membayar

masyarakat Dalam rangka mengatasi permasalahan ketidaklayakan proyek

infrastruktur secara finansial ini pemerintah dapat memberikan dukungan

tunai kepada proyek infrastruktur KPS sebagaimana diatur dalam beberapa

aturan pemerintah yang dapat dibaca pada analisis di bawah ini

4-152

Tabel 4 82 Analisis Dana Dukungan Kelayakan dari Pemerintah (Viability Gap Fund Ȃ VGF)

Uraian Analisis Regulasi Pemerintah tentang 1 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2005 KPBU 2 Perpres Nomor 13 Tahun 2010

3 Perpres Nomor 56 Tahun 2011 4 Perpres Nomor 66 Tahun 2013

Regulasi Pemerintah tentang VGF

PMK Nomor 223PMK0112012 tentang Pemberian Dukungan Kelayakan atas Sebagian Biaya Konstruksi Pada Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur PMK Nomor 223 Tahun 2012 ini merupakan aturan pelaksanaan dari Pasal 17A Perpres Nomor 56 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 67 Tahun 2005 yang memberikan ruang bagi pemerintah untuk dapat memberikan dukungan dalam bentuk kontribusi fiskal yang bersifat finansial terhadap proyek kerjasama (KPS)

Syarat Proyek untuk mendapatkan Dukungan Kelayakan (Viabiility Gap

Kementerian Keuangan Republik Indonesia menetapkan kriteria dan prosedur untuk mendapatkan VGF Kriteria proyek yang dapat mengajukan dukungan dana VGF antara lain sebagai berikut

Fund ndashVGF) a Proyek yang telah memenuhi kelayakan ekonomi tetapi belum memenuhi kelayakan finansial

b Menerapkan prinsip pengguna membayar (tarifuser charge) c Biaya investasi paling kurang senilai Rp10000000000000 (seratus miliar rupiah) d Badan Usaha Swasta Pemenang Lelang yang ditetapkan oleh Pemerintah cq PJPK

(Penanggungjawab Proyek Kerjasama) melalui proses lelang yang terbuka dan

4-153

kompetitif sesuai dengan peraturan tentang Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

e Perjanjian KPS mengatur skema pengalihan aset danatau pengelolaannya dari Badan Usaha

f Penandatangan Perjanjian Kerja Sama kepada Pemerintah cq PJPK pada akhir periode kerja sama

g Hasil Prastudi Kelayakan pada Proyek KPS tersebut harus 1 Mencantumkan pembagian risiko yang optimal antara PemerintahPJPK dan

Badan Usaha Penandatangan Perjanjian Kerja SamaBadan Usaha Pemenang Lelang

2 Menyimpulkan bahwa Proyek KPS tersebut layak secara ekonomi yang juga meliputi aspek teknis hukum lingkungan dan sosial dan

3 Menunjukkan bahwa Proyek Kerja Sama tersebut menjadi layak secara finansial dengan diberikannya dukungan kelayakan VGF

Dana Dukung Bantuan Dana dukung yang didapatkan secara optimal bisa mencapai 49 dari CAPEX

4-154

443 KAJIAN RISIKO

4431 IDENTIFIKASI RISIKO

Identifikasi risiko merupakan suatu proses untuk menentukan risiko yang

mungkin terjadi pada proyek infrastruktur khususnya terkait Kajian Survei

Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

yang mengenal karakteristiknya dampak yang mungkin dihasilkan durasi

dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengantisipasinya Tujuan

dari dilakukannya identifikasi risiko adalah hanya mengidentifikasi segala

risiko yang mungkin terjadi dan bukan untuk mengeliminasi risiko maupun

menciptakan solusi untuk mencegahnya Identifikasi risiko yang merujuk

pada PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII) secara garis besar terdapat

11 (sebelas) identifikasi faktor risiko pada pekerjaan prasarana dan sarana

perkeretaapian yang terdiri dari

hearts Risiko Politik

hearts Risiko Desain Konstruksi dan Uji Operasi

hearts Risiko Sponsor

hearts Risiko Finansial

hearts Risiko Operasi

hearts Risiko Pendapatan

hearts Risiko Konekvitas Jaringan

hearts Risiko Interface

hearts Risiko Politik

hearts Risiko Force Majeure dan

hearts Risiko Kepemilikan Aset

Berdasarkan identifikasi risiko proyek diatas dilakukan dengan

mempertimbangkan lingkup proyek model bisnis proyek sumber

pendanaan dan aspek eksternal proyek Kajian Survei Investigasi Dasar (SID)

Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur Proses identifikasi risiko

4-155

dapat berdasarkan beberapa aspek seperti data historis observasi

benchmark dan expert judgement Adapun 11 (sebelas) uraian Faktor Risiko

pekerjaan prasarana dan sarana perkeretaapian seperti pada tabel 483

dibawah yang digunakan sebagai rujukan dalam mengidentifikasi risiko

untuk pembangunan prasara perkeretaapian dengan skema KPBU

Tabel 4 83 Identifikasi Risiko Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Faktor Risiko Identifikasi Sub Faktor Risiko

Risiko Lokasi Kesulitan pada lokasi yang tat terduga Keterbatasan ruang kerja working space konstruksi Risiko Status Tanah Kontaminasipolusi ke lingkungan lokasi Terhalangnya akses transportasi masyarakat Terganggunya kenyamanan masyarakat yang berada di sekitar area proyek

Risiko Konstruksi Operasi

Desain dan Uji

Ketidakjelasan spesifikasi output Gagal menjaga keamanan dan keselamatan dalam lokasi Kenaikan biaya konstruksi Kinerja kontraktor subkontraktor yang buruk Default kontraktorsub-kontraktor Kesalahan desain Terlambatnya penyelesaian konstruksi Risiko uji operasi (testing amp comissioning)

Risiko Sponsor Default Badan Usaha Default sponsor proyek Default lender proyek

Risiko Finansial Kegagalan mencapai financial close Risiko nilai tukar mata uang Risiko tingkat inflasi dan suku bunga Risiko asuransi Risiko kemampuan fiskal

Risiko Operasi Ketersediaan fasilitas Buruk atau tidak tersedianya layanan Aksi industri Risiko sosial dan budaya lokal Kegagalan manajemen proyek Kegagalan kontrol dan monitoring proyek Kenaikan biaya operasional dan pemeliharaan Kesalahan estimasi biaya life cycle Ketidakhandalan teknologi pelayanan perkeretaapian

dan sistem informasi

Kecelakaan lalu lintas atau isu keselamatan Penyelenggara Prasarana tidak siap dalam skema multi

4-156

Faktor Risiko Identifikasi Sub Faktor Risiko operator

Risiko Pendapatan Risiko pada masa awal operasi (ramp up period) Perubahan proyeksi volume permintaan Kesalahan estimasi dari model sebelumnya Kegagalan pembayaran pengguna prasarana Kesalahan perhitungan estimasi penggunaan prasarana

Risiko Konektivitas Jaringan

Risiko konektivitas dengan jaringan jalur KA eksisting Risiko pengelolaan jaringan jalur rel Risiko fasilitas pesaingcompetitor

Risiko Interface Risiko ketimpangan waktu dan kualitas pekerjaan Risiko perbedaan standarmetode layanan Risiko relasi

Risiko Politik Mata uang asing tidak dapat dikonversi Mata uang asing tidak dapat direpatriasi Risiko ekspropriasi Perubahan regulasi (dan pajak) yang umum Perubahan regulasi (dan pajak) yang diskriminatif dan spesifik Keterlambatan perolehan persetujuan perencanaan Keterlambatan perolehan akses ke lokasi proyek

Force Majeure Bencana alam Force majeure politic Cuaca ekstrim Forst majeure berkepanjangan

Risiko Kepemilikan Aset

Transfer aset setelah kontrak KPBU berakhir Pengalihan bisnis dan pengelolaan aset kereta api eksisting dan yang baru terbangun

4432 IDENTIFIKASI RISIKO

Dalam proses manajemen risiko diperlukan penanganan dan pengendalian

(risk treatment dan risk control) Secara garis besar penanganan risiko

termasuk menanggung risiko menghindari risiko menghilangkan risiko

meminimalisir risiko dan mengalihkan atau mengalokasikan risiko kepada

pihak lain Mitigasi risiko dapat dilihat pada tabel di bawah ini

4-157

Tabel 4 84 Identifikasi Risiko Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api

Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

1 Risiko Lokasi A Kesulitan pada lokasi

yang tak terduga

Tidak teridentifikasinya

utilitas dan kesulitan proses

relokasi utilitas sehingga

terjadi keterlambatan dan

mungkin dilakukan

perpindahan rute Ȃ [Tahap

Konstruksi]

Pelaksanaan identifikasi

utilitas pada saat

perencanaan dengan

didukung oleh data yang

memadai

B Keterbatasan ruang

kerja working space

konstruksi

Terkait penyediaan lahan

untuk ruang kerja pada

masa konstruksi Ȃ [Tahap

Konstruksi

Metode konstruksi

baik Sosialisasi

pemerintah

yang

oleh

C Risiko Status Tanah Kepemilikan sertifikat tanah

ganda ditemukan saat

proyek dilaksanakan Ȃ

[Tahap Pra- konstruksi]

hearts Melaksanakan validasi dan penyelesaian status kepemilikan lahan

hearts Dukungan otoritas terkait sangat penting

D Kontaminasipolusi ke

lingkungan lokasi

Kontaminasipolusi di

lingkungan lokasi yang

mengganggu pelaksanaan

proyek Ȃ [Semua Tahap]

Kesesuaian dengan studi

Amdal yang baik

E Terhalangnya

transportasi

masyarakat

akses Proyek yang memotong

wilayah pemukiman dapat

menimbulkan dampak

terganggunya akses

komunikasi dan ekonomi

masyarakat Ȃ [Tahap

Konstruksi amp Operasi]

Pembuatan

transportasi baru

disepakati bersama

akses

yang

F Terganggunya

kenyamanan

masyarakat yang

berada di sekitar area

Proyek dapat menyebabkan

gangguan kesehatan dan

kenyamanan misalnya

rumah masyarakat rusak

Melakukan studi AMDAL

yang komprehensif dan

melaksanakannya dengan

baik

4-158

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

proyek karena kegiatan konstruksi

[Tahap Konstruksi]

2 Risiko Desain Kontruksi dan Uji Operasi

A Ketidakjelasan

spesifikasi output

Keterlambatan dan kenaikan

biaya akibat spesifikasi

output tidak jelas Ȃ [Tahap

Pra- konstruksi]

hearts Klasifikasi saat proses tender

hearts Kapasitas desain yang baik

hearts Dokumen lelang sebaiknya tersaji dengan jelas dan mudah dipahami agar dapat meningkatkan kompetisi dan menurunkan biaya proyek

B Gagal

keamanan

keselamatan

lokasi

menjaga

dan

dalam

Tingkat kecelakaan selama

pekerjaan konstruksi

berlangsung tinggi Ȃ [Tahap

Konstruksi]

hearts Implementasi prosedur keamanan dan keselamatan kerja yang baik

hearts EPC yang berpengalaman dan handal

C Kenaikan

konstruksi

biaya Kenaikan akibat perubahan

volume pekerjaan ataupun

harga material Ȃ [Tahap

Konstruksi]

hearts Kesepakatan prosedur persetujuan perubahan volume dan ambang batas perubahan

hearts Akomodir perhitungan faktor eskalasi harga di dalam kontrak

hearts Hubungan baik dengan supplier

hearts Klausul penalti atas Liquidity Damages

D Kinerja kontraktor

subkontraktor yang

buruk

Kontraktor Sub-kontraktor

tidak mampu melakukan

pekerjaan sesuai kontrak Ȃ

[Tahap Konstruksi]

Proses pemilihan

kontraktor dan

subkontraktor yang

kredibel

Penerapan penalti

E Default

kontraktorsub-

Kegagalan

kontrak

penyelesaian

oleh

Proses

kontraktor

pemilihan

dan

4-159

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

kontraktor kontraktorsub-kontraktor

karena faktor manajemen

internal amp finansial Ȃ [Tahap

Konstruksi]

subkontraktor yang

kredibel

Penerapan penalti

F Kesalahan desain Menyebabkan ekstrarevisi

desain yang diminta

operator Ȃ [Tahap Pra-

konstruksi amp Konstruksi]

Konsultan desain atau EPC

yang berpengalaman dan

handal

G Terlambatnya

penyelesaian

konstruksi

Dapat termasuk akibat

kualitas keahlian SDM yang

buruk terbatasnya

ketersediaan material amp

peralatan terlambatnya

pengembalian akses lokasi Ȃ

[Tahap Konstruksi]

Kontraktor yang handal

dan klausul kontrak yang

standar termasuk klausul

penalti atas Liquidity

Damages

H Risiko uji operasi

(testing amp

comissioning)

Kesalahan estimasi waktu

biaya dalam uji operasi

teknis Ȃ [Tahap Konstruksi]

hearts Sistem komunikasi amp koordinasi kontraktor konsultan penguji dan operator yang tepat

hearts Konsultan testing amp commissioning yang berpengalaman

3 Risiko Sponsor A Default Badan Usaha Default BU yang mengarah

ke termanasi atau step-in

oleh financier Ȃ [Semua

Tahap]

Konsorsium didukung

sponsor yang kredibel dan

solid

B Default sponsor

proyek

Default pihak sponsor (atau

anggota konsorsium) Ȃ

[Semua Tahap setelah

financial close]

Proses PQ untuk

memperoleh sponsor yang

kredibel

c Default lender proyek Default pihak institusi

keuanganperbankan (atau

sindikasi) karena perubahan

kebijakantrust terhadap BU

atau akibat isu internal

lender Ȃ [Semua Tahap

Pemilihan lender yang

kredibel Kinerja BU

memenuhi kontrak

Pemenuhan persyaratan

lender

4-160

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

setelah financial close]

4 Risiko Finansial A Kegagalan mencapai

financial close

Tidak tercapainya financial

close karena ketidakpastian

kondisi pasar atau struktur

modal proyek yang tidak

optimal Ȃ [Tahap

PraKonstruksi]

Koordinasi dan

konsorsium yang baik

dengan lender yang

kredibel dan potensial

B Risiko nilai tukar mata

uang

Fluktuasi (non ekstrim) nilai

tukar Ȃ [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan dalam Rupiah

hearts Indeks harga pembelian memperhitungkan fluktuasi mata uang

hearts Instrumen lindung nilai diantaranya kontrak berjangka dan opsi mata uang

hearts Risiko C Risiko tingkat inflasi

dan suku bunga

Kenaikan (non ekstrim)

tingkat inflasi terhadap

asumsi dalam life-cycle cost

dan suku bunga Ȃ [Semua

Tahap]

hearts Faktor indeksasi tarif hearts Nilai tingkat suku

bunga

D Risiko asuransi Cakupan asuransi untuk

risiko tertentu tidak lagi

tersedia di pasaran dan

kenaikan substansial tingkat

premi terhadap estimasi

awal Ȃ [Semua Tahap]

Konsultansi dengan

spesialisbroker asuransi

E Risiko kemampuan

fiskal

Kemampuan fiskal untuk

pengembalian availability

payment kepada badan

usaha tidak mencukupi

Perencanaan yang matang

terkait kemampuan

pendanaan Kementerian

Perhubungan

5 Risiko Operasi A Ketersediaan fasilitas Akibat fasilitas tidak bisa Kontraktor yang handal

4-161

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

terbangun Ȃ [Tahap

Konstruksi]

B Buruk atau tidak

tersedianya layanan

Akibat fasilitas tidak bisa

beroperasi Ȃ [Tahap

Operasi]

hearts Operator yang handal

hearts Spesifikasi output yang

jelas

C Aksi industri Aksi mogok larangan

kerjadsb Ȃ [Tahap Operasi]

Kebijakan SDM dan

hubungan industrial yang

baik

D Risiko sosial dan

budaya lokal

Risiko yang timbul karena

tidak diperhitungkannya

budaya atau kondisi sosial

masyarakat setempat dalam

implementasi proyek Ȃ

[Semua Tahap]

Menerapkan program

pengembangan

masyarakat yang people

oriented Pemberdayaan

masyarakat

E Kegagalan manajemen

proyek

Kegagalan atau

ketidakmampuan Badan

Usaha dalam mengelola

operasional Proyek

Kerjasama Ȃ [Tahap Operasi]

Menyusun rencana

manajemen operasi dan

dijalankan oleh secara

professional

F Kegagalan kontrol dan

monitoring proyek

Terjadinya penyimpangan

yang tidak terdeteksi akibat

kegagalan kontrol dan

monitoring oleh Badan

Usaha PJPK Ȃ [Semua

Tahap]

Menyusun rencana kontrol

dan monitoring serta

evaluasi berkala terhadap

efektivitas rancangan dan

pelaksanaan

G Kenaikan biaya

operasional dan

pemeliharaan

Akibat kesalahan estimasi

biaya OampM atau kenaikan

tidak terduga Ȃ [Tahap

Operasi]

Operator yang handal

Faktor eskalasi dalam

kontrak

H Kesalahan estimasi

biaya life cycle

Kesalahan estimasi biaya

diakibatkan tidak

mendapatkan harga yang fix

dan terkini dari supplier Ȃ

[Tahap Operasi]

Kesepakatankontrak

dengan supplier seawal

mungkin

4-162

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

I Ketidakhandalan

teknologi dan sistem

informasi pelayanan

perkeretaapian

Teknologi yang digunakan

tidak dapat dihandalkan

sehingga menggangu

Operasi Ȃ [Tahap Operasi]

Memilih teknologi yang

handal dan vendor yang

tepat

J Kecelakaan lalu lintas

atau isu keselamatan

Tingginya kecelakaan lalu

lintas - [Tahap Operasi]

Asuransi kewajiban pihak

ketiga

K Penyelenggara

Prasarana tidak siap

dalam skema multi

operator

Minimnya pengalaman

dalam mengelola trayek dan

sumber pendapatan dari

skema multi operator

Training dan

pendampingan dari

institusibadan usaha yang

berwenangditunjuk oleh

pemerintah

6 Risiko Konektivitas Jaringan A Risiko konektivitas

dengan jaringan jalur

KA eksisting

Ingkar janji otoritas jalur KA

eksisting menggunakan

jaringan yang baru Ȃ [Tahap

Operasi]

hearts Pemahaman kontrak yang baik oleh sektor publik

hearts Sinkronisasi operator sarana jalur rel eksisting

B Risiko pengelolaan

jaringan jalur rel

Keterbatasan pemerintah

dalam mengatur

penggunaan jaringan jalur

rel yang mempengaruhi

kinerja layanan

perkeretaapian Ȃ [Tahap

Operasi]

Pengaturan pola

perjalanan KA dengan

memperhatikan kapasitas

jalan rel

C Risiko fasilitas

pesaingcompetitor

Ingkar janji otoritas untuk

tidak membangun rute

moda pesaing - [Tahap

Operasi]

Pemahaman kontrak yang

baik oleh sektor publik

7 Risiko Interface A Risiko ketimpangan

waktu dan kualitas

pekerjaan

Ketimpangan waktu dan

kualitas pekerjaan dukungan

pemerintah dan yang

dikerjakan BU Ȃ [Tahap

Konstruksi]

Koordinasi dan integrasi

jadwal pelaksanaan proyek

Pekerjaan perbaikan oleh

pihak yang kualitas

pekerjaannya lebih rendah

B Risiko perbedaan Rework yang substantial Kesepakatan standar

4-163

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

standarmetode

layanan

terkait perbedaan standar

metode layanan yang

digunakan Ȃ[Tahap

Konstruksi]

metode yang akan

diterapkan para pihak

sedini mungkin

C Risiko relasi Miskomunikasi di dalam

internal dan eksternal

organisasi termasuk

mengakibatkan

keterlambatan kesalahan

proses karena kurang

pengalaman di proyek

KPBUProject Financing -

[Semua Tahap]

koordinasi dirancang

disepakati dan

disosialisasikan dengan

baik ke semua pihak

terkait

8 Risiko Politik A Mata uang asing tidak

dapat dikonversi

Tidak tersedianya danatau

tidak bisa dikonversinya

mata uang asing kedari

Rupiah - [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan domestik hearts Akun pembiayaan luar

negeri hearts Penjaminan dari bank

sentral

B Mata uang asing tidak

dapat direpatriasi

Mata uang asing tidak bisa

ditransfer ke negara asal

investor - [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan domestik hearts Akun pembiayaan luar

negeri hearts Penjaminan dari bank

sentral C Risiko ekspropriasi Nasionalisasipengambilalih

an tanpa kompensasi (yang

memadai) Ȃ [Tahap Operasi]

hearts Mediasi negosiasi hearts Asuransi Risiko Politik hearts Penjaminan

pemerintah

D Perubahan regulasi

(dan pajak) yang

umum

Bisa dianggap sebagai risiko

bisnis - [Semua Tahap]

E Perubahan regulasi

(dan pajak) yang

diskriminatif dan

spesifik

Berbentuk kebijakan pajak

oleh otoritas terkait (pusat

danatau daerah) - [Semua

Tahap]

hearts Mediasi negosiasi hearts Asuransi Risiko Politik hearts Penjaminan

pemerintah

F Keterlambatan Hanya jika dipicu keputusan Provisi kontrak yang jelas

4-164

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

perolehan persetujuan

perencanaan

sepihak tidak wajar dari

otoritas terkait - [Tahap Pra-

konstruksi amp Konstruksi]

termasuk kompensasinya

G Keterlambatan

perolehan akses ke

lokasi proyek

Hanya jika dipicu keputusan

sepihak tidak wajar dari

otoritas terkait - [Semua

Tahap]

Provinsi kontrak yang jelas

termasuk kompensasinya

9 Force Majeure A Bencana alam Terjadinya bencana alam

sehingga tidak dapat

beroperasi secara normal -

[Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

B Force majeure politis Peristiwa perang

kerusuhan gangguan

keamanan masyarakat -

[Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

C Cuaca ekstrim Akibat perubahan iklim atau

faktor lain - [Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

D Forst majeure

berkepanjangan

Jika di atas 6-12 bulandapat

mengganggu aspek

ekonomis pihak yang

terkena dampak (terutama

bila asuransi tidak ada) -

[Semua Tahap]

10 Risiko Kepemilikan Aset

A Transfer aset setelah

kontrak KPBU

berakhir

Proses transfer aset

terkendala karena ada

perbedaan mekanisme

pengalihan atau penilaian

[Tahap Operasi]

hearts Pembuatan kontrak yang mengatur perihal transfer aset dengan jelas

hearts Penilaian dilakukan oleh penilai independen yang disepakati bersama

B Pengalihan bisnis dan

pengelolaan aset

kereta api eksisting

Ketidakpastian kondisi

bisnis setalah transfer dari

operator sebelumnya dan

hearts Studi kelayakan bisnis

yang baik dan lengkap

(dalam PFS)

4-165

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

dan yang baru

terbangun

tidak terantisipasinya

kondisi perkeretaapian

eksisting

hearts Kontrak yang jelas dan

mengatur secara detail

pengalihan aset

5-1

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survei Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

5 BAB 5 RANCANGAN DASAR DESAIN KERETA API

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

Pada Sub Bab ini akan dibahas mengenai rancangan dasar desain kereta api yang

berisikan kriteria desain prasarana kereta api yang terdiri dari geometrik jalur

jembatan dan terowongan Serta rancangan dasar desain dari prasarana kereta api

berupa geometrik jalur bangunan hikmat perlintasan tak sebidang terowongan

dan stasiun

51 KRITERIA DESAIN JALUR KERETA API

Kondisi topografi dan strukturformasi geologi merupakan unsur utama

yang menjadi pedoman dalam kegiatan studi menetapkan trasejalur jalan

kereta api Rancangan Pra Desain jalan rel meliputi rancangan alinyemen

horizontal dan alinyemen vertikal bangunan pendukung seperti sistem

drainase dan perlintasan untuk jalan orangsepeda motormobil

Rancangan jalur kereta api akan mengikuti standar-standar dan peraturan-

peraturan yang berlaku di Kementerian Perhubungan maupun PT Kereta Api

(Persero) sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam KAK Faktor-

faktor yang menjadi bahan pertimbangan pokok dalam menetapkan

trasejalur kereta api adalah sebagai berikut

1 Persyaratan teknis perencanaan jalur kereta api

2 Pola operasi kereta api

3 Kemampuan daya tarik lokomotif

4 Daerah-daerah dengan potensi sumber alam

5-2

5 Keamanan dan kenyamanan untuk pengguna jasa angkutan kereta api

6 Kemudahan pelaksanaan pekerjaan konstruksi

7 Biaya pelaksanaan dan pemeliharaan

Dalam Pelaksanaan rancangan trase Jalan Rel yang harus dibuat setidaknya

memenuhi ketentuan sebagai berikut

1) Lebar dan Jarak Jalan rel

a) Lebar jalan rel 1067 mm

b) Jarak minimum antar as jalan rel di petak jalan adalah 400 m (double

track)

c) Ruang bebas kelas I yang diperlebar pada kondisi datar dan kelas 3

pada kondisi pegunungan diperhitungkan adanya muatan double

deck atau muatan peti kemas

d) Jarak minimum antar as jalan rel di lengkung adalah 440 m (double

track)

2) Emplasemen

a) Jarak minimal antar as jalur utama di emplasemen adalah 520 m

b) Wesel menggunakan wesel 112

3) Kecepatan dan Beban Gandar

a) Kecepatan Maksimum 120 kmjam

b) Kecepatan di Emplasemen 45 kmjam

c) Beban Gandar 18 ton

4) Geometri Jalan

a) Jari-ȋȌηͺͲͲ m

b) ζͳͲΩ

ζʹͲΩ pegunungan

c) Kelandaian maksimum di emplasemen adalah 15 ΩǤ

5) Material

a) Jenis rel yang digunakan untuk jalan kelas I adalah R54 dengan

karakteristik dan spesifikasi yang memenuhi ketentuan berlaku

b) Alat penambat rel tipe elastis dengan persyaratan bahan sesuai

5-3

dengan Peraturan Bahan Jalan Rel atau Peraturan yang berlaku

6) Perlintasan yang diperkirakan tidak perlu dijaga harus memenuhi

persyaratan pandangan bebas

52 DESAIN GEOMETRIK TRASE JALAN KERETA API

521 ALINYEMEN HORIZONTAL

Desain Teknis Jalan Rel akan menghasilkan gambar gambar yang terdiri dari

Gambar Situasi Potongan memanjang dan potongan melintang Pada gambar

situasi akan dihasilkan gambar desain situasi dan rencana lengkung

(alinyemen horizontal) Pada gambar potongan melintang akan dihasilkan

rencana kelandaian (Lengkung vertikal)

Adapun desain alinyemen horisontal menggunakan program bantu yaitu

Autocad Civil 3D untuk kriteria jari-jari lengkung panjang spiral dan lain-lain

dapat dilihat dari output program sebagai berikut

Dari hasil desain alinyemen horizontal di dapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 5 1 Alinyemen Horizontal

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

1 IP0 7116125184 9285137814 N82deg 16 35E 0+00000 0+34997

2 IP1 7121674706 928521308 800 0+34997 0+76082 N52deg 51 04E 0+76082 0+92755

3 IP2 7125740351 9285521107 800 0+92755 1+19169 N71deg 46 09E 1+19169 1+58588

4 IP3 71321575 9285732476 800 1+58588 1+87887 N50deg 47 09E 1+87887 2+27558

5 IP4 7138682204 9286264888 800 2+27558 2+84481 S88deg 26 44E 2+84481 3+96526

6 IP5 7156842502 9286215611 800 3+96526 4+70547 N38deg 32 28E 4+70547 5+58270

7 IP6 7166289374 9287401502 800 5+58270 6+04895 N71deg 56 01E 6+04895 6+87441

8 IP7 7180001872 9287848808 800 6+87441 7+57894 N21deg 28 32E 7+57894 8+03983

9 IP8 7185082411 9289140187 800 8+03983 9+00334 S89deg 31 05E 9+00334 9+85670

5-4

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

10 IP9 7199791031 9289127818 1000 9+85670 9+99182 S81deg 46 34E 9+99182 10+42734

11 IP10 7207911391 9289010455 800 10+42734 11+03147 S38deg 30 31E 11+03147 11+25048

12 IP11 7213095605 9288358912 800 11+25048 11+81807 S79deg 09 32E 11+81807 12+67096

13 IP12 7225127605 9288128493 800 12+67096 12+82219 S89deg 59 24E 12+82219 13+77469

14 IP13 723595048 9288128303 1000 13+77469 13+88249 S83deg 48 48E 13+88249 15+39707

15 IP14 7252928872 9287944259 800 15+39707 15+67281 N76deg 26 17E 15+67281 16+78503

16 IP15 7267663337 9288299688 800 16+78503 17+29545 S67deg 00 21E 17+29545 19+17489

17 IP16 7289987554 9287352349 800 19+17489 19+71613 S28deg 14 32E 19+71613 21+04852

18 IP17 7298369619 9285791856 800 21+04852 21+35961 S50deg 31 21E 21+35961 22+91401

19 IP18 7315241952 928440212 800 22+91401 23+76976 S10deg 45 59W 23+76976 23+93636

20 IP19 7313259697 9283359674 800 23+93636 24+71077 S44deg 41 45E 24+71077 25+33408

21 IP20 7321980737 9282478265 800 25+33408 25+71862 S17deg 09 18E 25+71862 26+56843

22 IP21 7325728488 9281264191 800 26+56843 27+00660 S48deg 32 13E 27+00660 28+19483

23 IP22 7337206368 9280250033 1000 28+19483 28+43109 S35deg 00 00E 28+43109 30+04752

24 IP23 7347540824 9278774123 1000 30+04752 30+18060 S27deg 22 31E 30+18060 31+09472

25 IP24 7352474482 9277821314 1000 31+09472 31+27863 S37deg 54 44E 31+27863 32+95296

26 IP25 7364938546 9276220934 800 32+95296 33+45923 S1deg 39 13E 33+45923 34+64977

27 IP26 7365532692 9274162944 800 34+64977 35+68750 S75deg 58 31E 35+68750 36+31129

28 IP27 7385001786 9273676629 800 36+31129 37+54415 S12deg 19 18W 37+54415 37+56945

29 IP28 7381340429 9272000422 800 37+56945 38+93223 S85deg 16 47E 38+93223 39+74351

30 IP29 7403082914 9271820893 800 39+74351 40+57319 S25deg 51 32E 40+57319 41+28376

31 IP30 7410995565 9270188368 800 41+28376 42+37196 S52deg 04 40W 42+37196 42+80411

32 IP31 7397217383 9269114908 800 42+80411 43+91654 S27deg 35 37E 43+91654 43+99633

5-5

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

33 IP32 7403357188 9267940148 800 43+99633 44+99787 N80deg 40 35E 44+99787 46+16804

34 IP33 7428575221 9268354174 800 46+16804 47+43168 S8deg 49 19E 47+43168 47+60336

35 IP34 7431767523 9266297285 800 47+60336 49+11249 N80deg 44 18W 49+11249 49+21553

36 IP35 7411416402 9266629152 800 49+21553 50+52640 S5deg 22 39W 50+52640 52+37048

37 IP36 7408580709 9263616625 800 52+37048 52+98893 S49deg 40 16W 52+98893 54+16209

38 IP37 7396249753 9262569812 800 54+16209 54+39786 S66deg 33 24W 54+39786 56+50185

39 IP38 7364051314 926117356 800 56+50185 58+12518 S49deg 42 20E 58+12518 59+17643

40 IP39 7383015285 9259565615 800 59+17643 59+46963 S70deg 42 17E 59+46963 60+46340

41 IP40 7398461515 9259024841 800 60+46340 61+34925 S7deg 15 37E 61+34925 61+81551

42 IP41 7400843538 9257155128 800 61+81551 63+18707 N74deg 30 32E 63+18707 63+37071

43 IP42 7419097802 9257661058 800 63+37071 64+61379 S16deg 27 44E 64+61379 64+68965

44 IP43 7423383199 925621083 800 64+68965 65+78112 S61deg 42 31W 65+78112 66+22295

45 IP44 7410813555 9255534271 800 66+22295 66+85889 S16deg 09 46W 66+85889 66+99014

46 IP45 7407263122 9254309239 800 66+99014 68+25508 S74deg 25 55E 68+25508 69+26090

47 IP46 7428164458 925372692 800 69+26090 69+93008 S26deg 30 19E 69+93008 70+27100

48 IP47 7433153333 9252726541 800 70+27100 71+04670 S82deg 03 39E 71+04670 71+55853

49 IP48 7450536043 9252484124 800 71+55853 72+83674 S9deg 29 01W 72+83674 73+33124

50 IP49 7448151602 9251056727 800 73+33124 73+59057 S9deg 05 21E 73+59057 76+13357

51 IP50 7452843628 9248123834 800 76+13357 76+70123 S31deg 34 00W 76+70123 77+13519

52 IP51 7440783422 9246160909 800 77+13519 78+89588 N85deg 27 59E 78+89588 78+89969

Dari hasil desain trase di atas harus disesuaikan dengan kriteria peraturan

lengkung sesuai dengan PM 60 Tahun 2012

5-6

Tabel 5 2 Persyaratan Jari-jari Minimum yang Diijinkan

Kecepatan

rencana (kmjam)

Jari-jari minimum lengkung lingkaran tanpa

lengkung peralihan (m)

Jari-jari minimum lengkung lingkaran yang diijinkan

dengan lengkung peralihan (m) 120 2370 780 110 1990 660 100 1650 550 90 1330 440 80 1050 350 70 810 270 60 600 200

Sumber PM 60 Tahun 2012

522 ALINYEMEN VERTIKAL

Adapun desain alinyemen vertikal menggunakan program bantu yaitu

Autocad Civil 3D untuk kriteria kelandaian panjang spiral dan lain-lain dapat

dilihat dari output program sebagai berikut

Dari hasil desain alinyemen Vertikal di dapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 5 3 Alinyemen Vertikal

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out Stasiun Nambo

1 0 + 000 136 000 2 0 + 100 136 000 -1000 3 1 + 500 122 -1000 000 4 2 + 100 122 000 500 5 2 + 700 125 500 000

Stasiun Kembang Kuning 6 3 + 800 125 000 -1000 7 4 + 800 115 -1000 000 8 5 + 500 115 000 -450 9 6 + 600 110 -450 000

10 7 + 450 110 000 -500 11 8 + 450 105 -500 000

Stasiun Cileungsi

12 9 + 650 105 000 -590 13 11 + 000 97 -590 000

Stasiun Mampir

14 13 + 900 97 000 -750 15 15 + 500 85 -750 000

5-7

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out 16 16 + 000 85 000 -730 17 17 + 100 77 -730 000

Stasiun Jonggol 18 18 + 100 77 000 1000 19 18 + 900 85 1000 000 20 19 + 750 85 000 970 21 21 + 500 102 970 000 22 22 + 200 102 000 920 23 23 + 400 113 920 000 24 23 + 800 113 000 -890 25 24 + 700 105 -890 000

Stasiun Sukagalih 26 26 + 100 105 000 -380 27 27 + 400 100 -380 000 28 27 + 800 100 000 1140 29 30 + 000 125 1140 000

Stasiun Cibatu Tiga

30 32 + 400 125 000 480 31 33 + 450 130 480 000 32 34 + 100 130 000 -630 33 35 + 700 120 -630 000 34 36 + 200 120 000 1820 35 38 + 400 160 1820 000 36 38 + 800 160 000 1890 37 42 + 300 196 1890 000

Stasiun Antajaya 38 42 + 950 196 000 1880 39 44 + 700 260 1880 000 40 45 + 000 260 000 1870 41 48 + 750 330 1870 000 42 49 + 220 330 000 1900 43 51 + 850 380 1900 000

Stasiun Mekarjaya 44 52 + 400 380 000 1900 45 54 + 450 419 1900 000 46 54 + 880 419 000 1900 47 57 + 350 466 1900 000 48 57 + 800 466 000 1820 49 58 + 570 480 1820 000

Stasiun Majalaya 50 59 + 250 480 000 -1780 51 61 + 500 440 -1780 000 52 62 + 100 440 000 -1740 53 64 + 400 400 -1740 000 54 66 + 600 400 000 -1000

5-8

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out 55 68 + 100 385 -1000 000

Stasiun Jamali

56 68 + 900 385 000 -1730 57 71 + 500 340 -1730 000 58 72 + 000 340 000 -1670 59 74 + 100 305 -1670 000 60 74 + 700 305 000 570 61 77 + 000 318 570 000 62 77 + 400 318 000 -880 63 78 + 650 307 -880 000 64 79 + 000 307 000 000

Stasiun Selajambe

Untuk alinyemen vertikal desain lengkung harus sesuai dengan peraturan

berikut di bawah ini

Tabel 5 4 Besarnya Radius Lengkung Vertikal Minimum

Kecepatan Rencana

(KmJam)

Radius Minimum Lengkung Vertikal

(m)

V gt 100 8000

ζͳͲͲ 6000

Sumber PM 60 Tahun 2012

523 GAMBAR SITUASIPOTONGAN MEMANJANG DAN POTONGAN

MELINTANG

Dari desain alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal dihasilkan gambar

situasi dan potongan memanjang sebagai berikut

5-9

Gambar 5 1 Situasi Trase Cileungsi-Jonggol-Cianjur

5-10

Gambar 5 2 Potongan Memanjang Trase Cileungsi-Jonggol-Cianjur

5-11

Gambar 5 3 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus dan Lengkung

5-12

Gambar 5 4 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus Timbunan 2 meter dan Galian 2 meter

5-13

Gambar 5 5 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus Timbunan dan Galian lebih dari 6 meter

5-14

Dari hasil perhitungan alinyemen horisontal alinyemen vertical dan

penggambaran di dapatkan rincian Sebagian

Tabel 5 5 Ringkasan Trase Terpilih

No Uraian Kriteria Trase

1 Total panjang rencana trase 790 km 2 Kelandaian maksimal ͳͻΩ 3 Lengkung minimum R800 4 Panjang Terowongan 14 km

Karena rencana trase berada di daerah perbukitan maka untuk mencapai

ζ ͳͻ Ω

beberapa titik yang diberlukan terowongan

53 RENCANA BANGUNAN HIKMAT

Rencana pembangunan Bangunan Hikmat (BH) didapatkan berdasarkan

analisa hidrolika dan perlintasan sebidang dengan sungai Dari analisa

hidrolika yang dilakukan dalam menampilkan deskripsi dari titik simpang

tersebut terkait dengan jenis badan air lebar bentang serta bangunan hikmat

yang direncanakan akan dibangun melintasi badan air tesebut dimana untuk

bentang lt 10 m sebagai bangunan hikmatnya adalah box culvert sedangkan

ηͳͲǤ

terhadap badan air

Tabel 5 6 Bangunan Hikmat Persimpangan dengan Badan Air

No Tp

Km Jenis badan

air

Lebar bentang Jenis bangunan

hikmat Tipe bangunan

hikmat m

TP-1 14+050 Danau 105 Jembatan PCI Girder TP-2 14+340 Danau 210 Jembatan PCI Girder TP-3 17+225 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-4 18+980 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-5 19+550 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400 TP-6 19+715 Sal Irigasi 25 Box Culvert BC 300 x 300 TP-7 22+050 Sungai 50 Jembatan PCI Girder TP-8 25+740 Sungai 30 Jembatan PCI Girder

5-15

No Tp

Km

Jenis badan air

Lebar bentang Jenis bangunan

hikmat Tipe bangunan

hikmat m

TP-9 27+305 Sal Irigasi 25 Box Culvert BC 300 x 300 TP-10 27+650 Sungai 28 Jembatan PCI Girder TP-11 35+950 Sungai 70 Jembatan PCI Girder TP-12 47+425 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-13 50+085 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-14 52+780 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-15 53+665 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-16 62+650 Sungai 10 Jembatan PCI Girder TP-17 70+125 Sal Irigasi 2 Box Culvert BC 300 x 300 TP-18 74+440 Sungai 5 Box Culvert BC 500 x 400 TP-19 74+910 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-20 75+245 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-21 75+590 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400 TP-22 76+110 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400

5-16

Gambar 5 6 Tipikal Jembatan PCI Girder

5-17

54 RENCANA PERLINTASAN TIDAK SEBIDANG

Rencana pembangunan perlintasan tidak sebidang didapatkan berdasarkan perlintasan sebidang dengan jalan Hasil Analisa

untuk menentikan jenis bangunan jembatan lebar bentang serta Panjang jembatan yang direncanakan akan dibangun

melintasi jalan tesebut Berikut daftar persimpangan terhadap jalan

Tabel 5 7 Daftar Perintasan Sebidang

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 1 0+102 Jalan Lokal 250 Ditutup 2 0+157 Jalan Lokal 300 Dialihkan 3 0+240 Jalan Lokal 300 Dialihkan 4 TP 01 0+290 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 5 TP 02 0+900 Jalan Eleveted 98000 PCI Girder 28 x 3500 6 TP 03 1+690 Jl Raya Nambo 700 Overpass 900 x 5000 7 TP 04 2+000 Jl PT Holcim 2000 PCI Girder 1 x 3500 8 2+180 Jl PT Holcim 1200 Dialihkan 9 2+755 Jalan Lokal 400 Ditutup

10 3+185 Jalan Lokal 450 Dialihkan 11 3+460 Jalan Lokal 450 Dialihkan 12 3+835 Jalan Lokal 400 Ditutup 13 TP 05 4+065 Jalan Lokal 700 2 Box Culvert 500 x 400 14 TP 06 4+780 Jl Raya Klapanunggal 700 Overpass 900 x 5000 15 TP 07 5+145 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400

5-18

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 16 TP 08 6+245 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 17 7+085 Jalan Lokal 300 Ditutup 18 TP 09 7+130 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 19 7+470 Jalan Lokal 300 Ditutup 20 TP 10 7+540 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 21 TP 11 7+945 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 22 TP 12 8+390 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 23 8+815 Jalan Lokal 300 Ditutup 24 TP 13 8+800 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 25 TP 14 9+230 Jalan Lokal 700 Overpass 900 x 5000 26 9+445 Jalan Lokal 300 Ditutup 27 TP 15 11+745 Jl Mampir 700 Overpass 900 x 5000 28 11+855 Jalan Lokal 300 Dialihkan 29 12+635 Jalan Lokal 300 Ditutup 30 14+135 Jalan Lokal 300 Ditutup 31 TP 16 14+580 Jl Kelapa Nunggal 700 Overpass 900 x 5000 32 TP 17 14+735 Jl Cimaranggu 700 Overpass 900 x 5000 33 TP 19 15+130 Jl Fontana Lake 700 2 Box Culvert 500 x 400 34 TP 20 15+410 Jl Kawasan Kirana Utara 700 2 Box Culvert 500 x 400 35 15+665 Jalan Lokal 300 Ditutup 36 TP 21 16+255 Jl Cipeuncang 400 Box Culvert 500 x 400 37 16+725 Jalan Lokal 300 Ditutup 38 TP 22 16+900 Jl Raya Cileungsi- 1200 Overpass 1500 X 7500

5-19

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran Jonggol

39 17+025 Jalan Lokal 500 Ditutup 40 TP 23 18+470 Jl Raya Cibarusa 700 2 Box Culvert 500 x 400 41 TP 24 18+635 Jalan Lokal 700 Overpass 900 x 5000 42 TP 25 20+245 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 43 TP 26 20+650 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 44 TP 27 21+505 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 45 TP 28 22+825 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 46 TP 29 23+280 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 47 TP 30 23+655 Jalan Batalyon Polisi 800 2 Box Culvert 500 x 400 48 TP 31 23+920 Jl Raya Jonggol-Cariu 1200 Overpass 1500 X 7500 49 25+020 Jalan Tanah 500 Ditutup 50 TP 32 25+410 Jl KP Jati 500 Overpass 700 x 3000 51 TP 33 25+990 Jl Tegal Panjang 600 Overpass 700 x 3000 52 TP 34 28+220 Jalan Lokal 600 Overpass 700 x 3000 53 TP 35 29+940 Jl Mekarwangi 500 Overpass 700 x 3000 54 TP 36 31+075 Jalan Eleveted 56000 PCI Girder 16 x 3500 55 TP 37 31+925 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 56 TP 38 32+700 Jalan Eleveted 59500 PCI Girder 17 x 3500 57 TP 39 33+490 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 58 TP 40 34+225 Jl Kadongan 400 Box Culvert 500 x 400 59 34+325 Jalan Lokal 400 Dialihkan 60 TP 41 35+470 Jl Transyogi 1200 Overpass 1500 X 7500

5-20

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 61 TP 42 35+650 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 62 36+650 Jalan Lokal 500 Ditutup 63 TP 43 36+945 Jl Cikutamahi 400 Box Culvert 500 x 400 64 TP 44 42+200 Jl Buana Jaya 1200 Overpass 1500 X 7500 65 TP 45 43+450 Jalan Eleveted 154000 PCI Girder 44 x 3500 66 TP 46 44+320 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 67 TP 47 44+880 Jalan Eleveted 35000 PCI Girder 10 x 3500 68 TP 48 45+670 Jalan Eleveted 35000 PCI Girder 10 x 3500 69 TP 49 47+195 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 70 TP 50 48+330 Jalan Eleveted 73500 PCI Girder 10 x 3500 71 49+025 Terowongan 35000 72 TP 51 53+025 Jl Simarasa Mekar Galih 1200 Overpass 1500 X 7500 73 53+450 Jalan Lokal 400 Ditutup 74 54+650 Terowongan 50000 75 57+550 Terowongan 50000 76 57+975 Terowongan 15000 77 TP 52 60+565 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 78 TP 53 61+965 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 79 TP 54 64+750 Jalan Eleveted 56000 PCI Girder 16 x 3500 80 TP 55 65+175 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 81 TP 56 66+050 Jalan Eleveted 84000 PCI Girder 24 x 3500 82 TP 57 67+890 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 83 TP 58 69+380 Jl Raya Jamali 700 Overpass 900 x 5000

5-21

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 84 69+590 Jalan Lokal 500 Dialihkan 85 TP 59 73+100 Jalan Eleveted 108500 PCI Girder 31 x 3500 86 TP 60 77+190 Jl Raya Bandung-Cianjur 1200 PCI Girder 1 x 3500

5-22

Gambar 5 7 Tipikal Perlintasan Sebidang

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

55 RENCANA TEROWONGAN

Pada rencana jalur KA ini terdapat terowongan yang perlu di bangun berikut

daftar lokasi terowongan

Tabel 5 8 Daftar Terowongan

No Terowongan Km Panjang (m) 1 Terowongan 1 48+800 sd 49+100 350

2 Terowongan 2 54+400 sd 54+800 500

3 Terowongan 3 57+200 sd 57+700 575

Total 1425

5-23

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Gambar 5 8 Desain Terowongan

5-24

5-25

Sistem pengerjaan terowongan dijelaskan dengan skema dibawah ini

Gambar 5 9 Siklus Pekerjaan Terowongan

Gambar 5 10 Cara Menggali Terowongan

5-26

56 RENCANA STASIUN

Dalam Trase ini akan dikaji untuk lokasi Stasiun Adapun Lokasi titik-titik

stasiun untuk tiap Alternatif jalur kereta api tersebut dijelaskan pada tabel

berikut ini

Gambar 5 11 Skema Lintas

5-27

Tabel 5 9 Lokasi Stasiun

No KM Jarak Stasiun Lokasi

51+077 00+000

Stasiun Nambo

3500

1 03+500 Stasiun Kembang Kuning Kembang Kuning Kec Klapanunggal Kab Bogor

5800

2 09+300 Stasiun Cileungsi Mampr Kec Cileungsi Kab Bogor

3000

3 12+300 Stasiun Mampir Mampr Kec Cileungsi Kab Bogor

5500

4 17+800 Stasiun Jonggol Sukamanah Kec Jonggol Kab Bogor

7400

5 25+200 Stasiun Sukagalih Sukagalih Kec Jonggol Kab Bogor

6900

6 32+100 Stasiun Cibatu Tiga Cibatu Tiga Kec Cariu Kab Bogor

10500

7 42+600 Stasiun Antajaya Antajaya Kec Tanjung Sari Kab Bogor

9500

8 52+100 Stasiun Mekarjaya Mekarjaya Kec Cikalong Kulon Kab Cianjur

6800

9 58+900 Stasiun Majalaya Majalaya Kec Cikalong Kulon Kab Cianjur

9700

10 68+600 Stasiun Jamali Jamali Kec Mande Kab Cianjur

10400

11 79+000 Stasiun Selajambe Selajambe Kec Sukaluyu Kab Cianjur

5-28

Gambar 5 12 Rencana Stasiun Kecil

5-29

Gambar 5 13 Siteplan Stasiun Kecil

5-30

Gambar 5 14 Rencana Stasiun Besar

5-31

Gambar 5 15 Siteplan Stasiun Besar

6-1 LAPORAN AKHIR

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survei Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Pada Sub bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi untuk studi

trase kereta api lintas Cileungsi Ȃ Jonggol- Cianjur

61 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan secara keseluruhan dapat

diambil beberapa kesimpulan

1 Berdasarkan hasil pengumpulan data sekunder peta topografi kawasan

hutan lindung infrastruktur transportasi dan peta rencana

pengembangan Provinsi Jawa Barat Kabupaten Bogor dan Kabupaten

Cianjur dan hasil Pemilihan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas

Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur maka di usulan terpilih jalur ka untuk

memenuhi aksesibilitas dan mobilitas akan pergerakan dengan panjang

trase plusmn 790 km

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6-2

Gambar 6 1 Rencana Trase Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

2 Kondisi Topografi Geoteknik Dan Hidrolika Hidrologi

a Kondisi Topografi

Dari hasil pengukuran topografi dapat disajikan peta situasi dengan

interval kontur setiap 1 meter Selain garis kontur informasi yang

ditampilkan antara lain sawah sungai bangunan tiang listrik

jembatan dan lain-lain

b Kondisi Geoteknik

hearts Secara umum melihat dari hasil lapangan hasil bor mesin dapat

di temukan kedalaman hasil N gt 50 antara kedalaman 600 Ȃ

1800 meter Kondisi ini masing - masing lokasi tidak bergantung

dari keadaan kondisi litologi tanah

6-3

hearts Secara umum jenis lapisan tanahbatuan yang terdapat pada

sepanjang jalur pemboran yang dilakukan cenderung sama

dimana terdapat batu lempung lempung kepasiran lempung

kelanauan dan breksi vulkanik dengan kepadatan sedang hingga

sangat kaku

c Kondisi HidrolikaHidrologi

hearts Dari pengamatan curah hujan harian maksimum selama 10 tahun

terakhir jenis curah hujan yang terjadi pada daerah wilayah studi

adalah termasuk jenis hujan sangat lebat

hearts Angka-angka curah hujan maksimum tersebut merupakan angka

yang akan dianalisa lebih lanjut untuk mendapatkan nilai debit

rencana dimana untuk jembatan adalah debit rencana untuk

periode ulang 100 tahun

3 Analisis Permintaan Perjalanan

a Total pergerakan penumpang terdapat pada besaran 1 juta

pnptahun pada Tahun 2021 dan meningkat hingga 21 juta

pnptahun pada Tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar

ditemukan pada koridor Kembang Kuning Ȃ Cileungsi sebesar 532

ribu pnptahun

b Total pergerakan barang terdapat pada besaran 338 ribu tontahun

pada Tahun 2021 dan meningkat hingga 732 ribu tontahun pada

Tahun 2051 Nilai terbesar berada pada koridor Kembang Kuning -

Cileungsi

4 Pola Operasi

Trase baru Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur merupakan lintas yang terintegrasi

dengan jaringan jalur kereta api yang ada sekarang dengan demikian pola

pergerakan harus mewadahi kondisi eksisting ini relasi angkutan baik

6-4

barang maupun penumpang yang sangat terkait langsung adalah pergerakan

kereta api dari Bogor ke Cianjur dapat didesain sebagai berikut

Tabel 6 1 Pola Operasi Perjalanan KA

No Trase Cileungsi ndash Jonggol - Cianjur Deskripsi 1 Frekuensi Kereta Api

Kereta Api Penumpang 3 KAhari Kereta Api Barang 3 KAhari

2 Waktu Tempuh Kereta Api Kereta Api Penumpang 115 menit Kereta Api Barang 51 menit

3 Sarana Kereta Api Kereta Api Penumpang 1 Loko + 10 Kereta Kereta Api Barang 2 Loko + 20 Gerbong

4 Kapasitas Kereta Api 80 pnp per kereta 5 Operasional Kereta Api

a Jam Operasional Kereta Api 24 jamhari b Hari Operasional Kereta Api 365 hari tahun

5 Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

Cianjur

Tabel 6 2 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Lahan

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 23724 2372442 265000 628697 Hutan Produksi 12979 1297926 540000 700880 Lahan Kering 18839 1883904 570000 1073825 Lahan Industri 435 43500 1050000 45675 Lahan Pemukiman 6453 645334 1240000 800214

Total 62431 6243106 3249291

6-5

Tabel 6 3 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Lahan Stasiun dan Jalan Akses

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 4382 43820 265000 11612 Hutan Produksi 4465 44649 540000 24110 Lahan Kering 2908 29079 570000 16575 Lahan Pemukiman 22437 224368 1240000 132456

Total 4382 43820 184753

Tabel 6 4 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Prasarana Kereta Api Trase Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta)

Persiapan 0021 2373 Pekerjaan Jalan Rel 31638 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0195 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 16966 1925000 Pekerjaan Bangunan Depo 7051 800000 Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41345 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 1859 201980 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0925 105000

Jumlah 100 11346356 Ppn 10 1134635

Total Keseluruhan 12480991

Tabel 6 5 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api

Uraian Jumlah (Unit)

Harga (RpJuta)

Total Harga (RpJuta)

Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 1 45000 45000 Lokomotif Barang Tipe CC 206 2 47500 95000 Kereta Penumpang 10 16000 160000 Kereta Barang 20 5600 112000

Total 412000

6-6

Tabel 6 6 Perkiraan Anggaran Biaya Manajemen dan Contigency

Uraian Jumlah Biaya (Rp Juta)

Persiapan dan Manajemen Proyek 62404 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 187214 Price Contigency 374429 Contruction Contigency 624049

Total 1248099

Tabel 6 7 Biaya Perawatan Prasarana Kereta Api

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391

6 Kelayakan Ekonomi

Tingkat kelayakan ekonomi pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur yang dihitung menggunakan metoda consumer surplus

sebagai berikut

6-7

Tabel 6 8 Indikator Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Ekonomi Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta) 33214494 2752912 (6630190)

Benefit Cost Ratio - BCR 509 211 103 Economic Internal Rate of

Return - EIRR () 6 1 -3

7 Kelayakan Finansial

Tingkat kelayakan finansial pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol

Ȃ Cianjur sebagai berikut

Tabel 6 9 Indikator Kelayakan Finansial Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Finansial Discount

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta) (1266045) (10410338) (12774850)

Benefit Cost Ratio - BCR 0933 0381 0183 Financial Internal Rate of

Return - FIRR () 0 -5 -9

62 REKOMENDASI

1 Mengingat potensi sumber daya alam hasil pertanian perkebunan hutan

dan pariwisata pada kawasan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol -

Cianjur yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur cukup potensial

maka jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur layak untuk

dikembangkan dengan beberapa pertimbangan

a Kereta api konvensional lebih direkomendasikan pada jalur ini karena

prediksi jumlah demand penumpang dan barang yang cukup besar

Selain itu juga biaya pengadaan dan operasional sarana kereta api

konvensional relatif murah

b Trase ini melewati beberapa pemukiman dan wisata sehingga akan

menjadi pengembangan yang baik bagi wilayah terkait yang mana ini

6-8

akan menjadikan aksesibiltas untuk pilihan moda yang baru bagi

masyarakat Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur

2 Proyek pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur baik

dengan skenario pembangunan prasarana ditanggung pemerintah biaya

sarana dan operasional oleh swastainvestorBUMN maupun skenario

keseluruhan biaya prasarana dan sarana serta operasional oleh

swastainvestorbumn dengan skema konsesi ini dapat memberikan

keuntungan bagi investor dengan penetapan tarif yang sesuai adanya

subsidi dari pemerintah untuk penumpang kelas ekonomi dan

pendapatan dari pengembangan stasiun

3 Rekomendasi Studi Lingkungan

a Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun

2012 tentang Jenis Rencana Usaha danatau kegiatan yang wajib

memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

tercantum bahwa untuk bidangsektor perhubungan darat

η ʹͷ

danatau pembangunan jalur KA elevated gt 5 Km maka wajib

dilengkapi dengan studi AMDAL

b Dengan demikian rencana pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur sepanjang plusmn 79 km termasuk dalam kategori

rencana kegiatan wajib AMDAL Oleh sebab itu perlu ditindaklanjuti

dengan dilakukannya Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) pada tahun anggaran yang akan datang sebelum

dilaksanakannya kegiatan pembebasan lahan dan konstruksi

Adapun studi aspek lingkungan yang dilakukan oleh Konsultan saat

ini merupakan kajian awal dalam rangka untuk mengetahui rona

lingkungan (awal) identifikasi dampak potensial dan arahan

pengelolaan lingkungan serta merekomendasikan perlu dilakukan

studi lingkungan lebih lanjut

4-2

Tabel 4 1 Data Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) dari dan menuju Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur

Titik Lokasi

Jenis Kendaraan Total Sepeda

Motor Mobil

Pribadi

Kendaraan Angkutan

Umum

Kendaraan Angkutan

Barang Tanjungsari

Bogor - Cianjur 8357 2244 180 867 11649 Cianjur - Bogor 6521 2237 133 899 9790

Total 14878 4482 313 1766 21439 Jalan Raya Puncak

Bogor - Cianjur 21021 8839 820 1196 31876 Cianjur - Bogor 20750 8681 796 1108 31335

Total 41771 17520 1616 2304 63211 Sumber Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor 2019

Gambar 4 1 Jaringan Jalan Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur dan Pembebanan Jalan

4-3

412 PEMODELAN TRANSPORTRASI

4121 JARINGAN TRANSPORTASI PADA KORIDOR CILEUNGSI-

JONGGOL-CIANJUR

Jaringan jalan yang sejajar rencana rute jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur merupakan jalan provinsi Sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa

Barat Nomor 620Kep1086-Rek2016 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan

Menurut Statusnya Sebagai Jalan Provinsi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

mempunyai nomor ruas 233 dengan nama ruas jalan Cileungsi-Cibeet dan

nomor ruas 234 dengan nama ruas jalan Selajambe-Cibogo-Cibeet Panjang

ruas tersebut masing-masing adalah 4458 Km dan 287 Km

Keterangan Lokasi Jalan Provinsi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Gambar 4 2 Jaringan Jalan Nasional Pada Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur Sumber Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 620Kep1086-Rek2016

4-4

4122 SIMPUL TRANSPORTASI

Beberapa simpul transportasi pada wilayah kabupatenkota pada koridor

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur tidak cukup banyak pilihan yang

terdiri dari simpul terminal

Tabel 4 2 Prasarana Simpul Transportasi

No Kabupaten Simpul Transportasi

1

Bogor Stasiun Kereta Rel Listrik Nambo

Terminal tipe B Cileungsi Terminal tipe C Jonggol

2 Cianjur Stasiun Selajambe Stasiun Ciranjang

Gambar 43 Integrasi Antarmoda Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

4-5

4123 POLA PERGERAKAN PENUMPANG DAN BARANG

Pola pergerakan penumpang dan barang berbasis kecamatan sehingga zona

yang digunakan adalah zona wilayah administrasi kecamatan di wilayah

Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur terutama data pergerakan

penumpang dan barang dari dan menuju Kecamatan Cileungsi Kecamatan

Jonggol dan Kecamatan Sukaluyu Pola pergerakan nanti akan diolah menjadi

nilai Matriks Asal Tujuan (MAT) Kombinasi MAT didapatikan dari data

sekunder berupa MAT Kab Bogor tahun 2011 MAT Kab Cianjur tahun 2013

dan Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) Tahun 2018 Berikut ini

merupakan penamaan zonasi wilayah yang dilakukan pada kegiatan ini serta

jumlah penduduk pada wilayah kajian

Tabel 4 3 Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Nanggung 83790 2 Leuwiliang 111059 3 Leuwisadeng 67593 4 Pamijahan 138420 5 Cibungbulang 131103 6 Ciampea 150769 7 Tenjolaya 58102 8 Dramaga 100878 9 Ciomas 145579 10 Tamansari 96921 11 Cijeruk 81167 12 Cigombong 88382 13 Caringin 115875 14 Ciawi 101713 15 Cisarua 114921 16 Megamendung 97114 17 Sukaraja 174737 18 Babakan Madang 98519 19 Sukamakmur 71145 20 Cariu 49040 21 Tanjungsari 52681 22 Jonggol 124406 23 Cileungsi 235485

4-6

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 24 Klapanunggal 101642 25 Gunung Putri 259545 26 Citeureup 193808 27 Cibinong 320347 28 Bojonggede 225817 29 Tajurhalang 102545 30 Kemang 94176 31 Rancabungur 54506 32 Parung 106873 33 Ciseeng 96032 34 Gunungsindur 97993 35 Rumpin 122566 36 Cigudeg 114036 37 Sukajaya 58619 38 Jasinga 96836 39 Tenjo 64652 40 Parungpanjang 99890

Jumlah 4699282 Sumber BPS 2020

Tabel 4 4 Jumlah Penduduk Kabupaten Cianjur

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Agrabinta 37995 2 Leles 32795 3 Sindangbarang 53964 4 Cidaun 66824 5 Naringgul 46188 6 Cibinong 59891 7 Cikadu 35867 8 Tanggeung 45696 9 Pasirkuda 35574 10 Kadupandak 50497 11 Cijati 33793 12 Takokak 52618 13 Sukanagara 50784 14 Pagelaran 70313 15 Campaka 65871 16 Campakamulya 24379 17 Cibeber 120353 18 Warungkondang 67564

4-7

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 19 Gekbrong 53470 20 Cilaku 101844 21 Sukaluyu 73033 22 Bojongpicung 73784 23 Haurwangi 55970 24 Ciranjang 78004 25 Mande 72519 26 Karangtengah 139981 27 Cianjur 165062 28 Cugenang 104145 29 Pacet 101335 30 Cipanas 108911 31 Sukaresmi 83294 32 Cikalongkulon 98302 Jumlah 2260620 Sumber BPS 2020

Tabel 4 5 Sistem Zonasi

No Nama Zona No Nama Zona 201 Cariu 303 Karangtengah 202 Tanjungsari 304 Sukaresmi 203 Jonggol 305 Cikalongkulon 204 Cileungsi 1001 Eksternal Utara 205 Klapanunggal 1002 Eksternal Barat 301 Sukaluyu 1003 Eksternal Selatan 302 Mande 1004 Eksternal Timur

4-8

Gambar 4 4 Sistem Zonasi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Dari zonasi wilayah di atas kemudian dibuat desired line dari masing-masing

zona untuk trase yang dipilih Lalu dibuat juga untuk jangkauan pelayanan

dari stasiun yang ditentukan berdasarkan rona awal serta hasil survei

lapangan Berikut gambar desired line dan jangkauan pelayanan stasiun

305 304

302

303

301

1003

202

1002 1004 201

203 205

204

1001

4-9

Gambar 4 5 Desired Line Trase Terpilih

Gambar 4 6 Jangkauan Pelayanan Stasiun Kereta Api

4-10

4124 ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP)

DzȋȌƬ

To Pay (WTP) Angkutan Orang Dengan Kereta Api 13dzǡ

didapatkan bahwa didapatkan rekomendasi berupa usulan tarif angkutan

orang dengan KA kelas ekonomi beberapa kereta Api yang beroperasi di Jawa

Barat

Tabel 4 6 Rekomendasi Usulan Tarif Angkutan Orang dengan KA Kelas Ekonomi

Perkotaan Di Pulau Jawa Tahun 2020

No

Nama Kereta Api

Lintas

Besaran Tarif Saat Ini

(RpOrang)

Rekomendasi Besaran Tarif (RpOrang)

a

Cilamaya Ekspres Cepat Purwakarta Walahar Ekspres

Purwakarta - Tanjung Priok

6000

10000

b Jatiluhur Cikampek Ȃ Tanjung Priok 5000 7000

c Walahar Ekspres Ekonomi Lokal Tanjungpriok - Purwakarta 6000 10000

Sumber Kementerian Perhubungan 2019

4125 PROYEKSI PERMINTAAN PERJALANAN KERETA API

PENUMPANG

Berdasarkan analisis transportasi diatas serta metode proyeksi selanjutnya

dilakukan proyeksi demand dalam periode 30 tahun dari 2021 hingga 2051

Pembebanan pertumbuhan dilakukan pada matriks asal tujuan yang ada di

wilayah studi Hasil proyeksi disajikan pada tabel dibawah ini Proyeksi

demand terbagi menjadi setiap stasiun

Total potensi pergerakan penumpang terbanyak dengan skenario optimis

sebanyak 108 juta pnptahun pada tahun 2021 dan meningkat hingga 251

juta pnptahun pada tahun 2051 Sedangkan pada skenario pesimis jumlah

demand mencapai 21 juta pnptahun pada tahun 2021 dan 42 juta

pnptahun pada tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar ditemukan

pada koridor Kembang Kuning - Cileungsi sebesar 14 jutatahun

4-11

Tabel 4 7 Proyeksi Demand Penumpang KA

Koridor Jumlah Penumpang (pnptahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo-Kembang Kuning 1017654 1167859 1353666 1543720 1743015 1960717 2199140 Kembang Kuning-Cileungsi 850724 976291 1131619 1290498 1457102 1639094 1838407 Cileungsi-Mampir 842612 966981 1120828 1278192 1443207 1623463 1820876 Mampir-Jonggol 476181 546466 633408 722339 815593 917460 1029023 Jonggol-Sukagalih 378819 434733 503899 574646 648833 729872 818624 Sukagalih-Cibatu Tiga 171879 197248 228630 260730 294390 331159 371428 Cibatu Tiga-Antajaya 48099 55198 63980 72963 82383 92672 103941 Antajaya-Mekarjaya 25667 29456 34142 38936 43963 49454 55467 Mekarjaya-Majalaya 45024 51670 59890 68299 77116 86748 97297 Majalaya-Jamali 29646 34022 39435 44972 50778 57120 64066 Jamali-Selajambe 13270 15229 17652 20130 22729 25568 28677

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 8 Proyeksi Demand Penumpang Naik dan Turun KA

Stasiun Jumlah Penumpang (pnptahun)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik

Nambo 166929 166929 191568 191568 222047 222047 253222 253222 285913 285913 321624 321624 360733 360733 Kembang Kuning 532668 532668 611290 611290 708546 708546 808026 808026 912342 912342 1026293 1026293 1151090 1151090 Cileungsi 366430 366430 420516 420516 487420 487420 555853 555853 627614 627614 706003 706003 791853 791853 Mampir 371328 371328 426136 426136 493934 493934 563283 563283 636002 636002 715439 715439 802437 802437 Jonggol 206940 206940 237485 237485 275268 275268 313916 313916 354443 354443 398713 398713 447196 447196 Sukagalih 123731 123731 141993 141993 164585 164585 187692 187692 211923 211923 238392 238392 267381 267381 Cibatu Tiga 39136 39136 44913 44913 52058 52058 59367 59367 67032 67032 75404 75404 84573 84573 Antajaya 15743 15743 18067 18067 20941 20941 23881 23881 26964 26964 30332 30332 34021 34021 Mekarjaya 15378 15378 17647 17647 20455 20455 23327 23327 26339 26339 29628 29628 33231 33231 Majalaya 17910 17910 20553 20553 23823 23823 27168 27168 30675 30675 34507 34507 38703 38703 Jamali 13270 13270 15229 15229 17652 17652 20130 20130 22729 22729 25568 25568 28677 28677 Selajambe 12119 12119 13908 13908 16121 16121 18384 18384 20757 20757 23350 23350 26189 26189

APORAN AKHIR 4-12

4-13

550000

500000

450000

400000

350000

300000

250000

200000

150000

100000

50000

0 Produksi Produksi Produksi Buah- Produksi

Tanaman Sayuran Tanaman Buahan (ton) Tanaman (Ton) Biofarmaka (ton) Perkebunan (Ton)

Bogor Cianjur

4126 PROYEKSI PERMINTAAN PERJALANAN KERETA API BARANG

Selain analisis demand kereta api penumpang dilakukan analisis untuk KA

pergerakan barang Total produksi barang di wilayah kab Bogor mencapai

532341462 tontahun sedangkan di wilayah kab Cianjur mencapai

43218241 Pada wilayah Kabupaten Bogor produksi tanaman perkebunan

menjadi produksi barang yang dominan pada wilayah Kabupaten Bogor

produksi tanaman buah-buahan menjadi produksi barang yang dominan Hal

ini dapat terlihat dari data yang diperoleh dari BPS sebagaimana tersaji pada

Gambar di bawah ini

Gambar 4 7 Total Produksi Wilayah Bogor dan Cianjur Sumber BPS Kab Bogor dan Kab Cianjur 2019

Berdasarkan analisis transportasi di atas serta metode proyeksi selanjutnya

dilakukan proyeksi demand dalam periode 30 tahun dari 2020 hingga 2050

Pembebanan pertumbuhan dilakukan pada matriks asal tujuan yang ada di

4-14

wilayah studi Hasil proyeksi disajikan pada tabel dibawah ini Proyeksi

demand terbagi menjadi setiap stasiun

Total potensi pergerakan barang terbanyak dengan skenario optimis

sebanyak 31 juta tontahun pada tahun 2021 dan meningkat hingga 72 juta

tontahun pada tahun 2051 Sedangkan pada skenario pesimis jumlah

demand mencapai 628 ribu tontahun pada tahun 2021 dan 12 juta

tontahun pada tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar ditemukan

pada koridor Kembang Kuning - Cileungsi sebesar 522 jutatahun

Tabel 4 9 Proyeksi Demand Barang KA Skenario Optimis Moderat dan Pesimis

Koridor Jumlah Barang (tontahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo-Kembang Kuning 338805 388812 450672 513947 580297 652776 732154 Kembang Kuning-Cileungsi 268173 307755 356719 406802 459320 516689 579519 Cileungsi-Mampir 216562 248527 288067 328512 370923 417251 467989 Mampir-Jonggol 118474 135961 157593 179719 202920 228265 256022 Jonggol-Sukagalih 40399 46362 53738 61283 69194 77836 87301 Sukagalih-Cibatu Tiga 22933 26318 30505 34788 39279 44185 49558 Cibatu Tiga-Antajaya 6345 7281 8440 9624 10867 12224 13711 Antajaya-Mekarjaya 421 483 560 639 721 811 910 Mekarjaya-Majalaya 404 463 537 612 691 778 872 Majalaya-Jamali 276 317 367 419 473 532 596 Jamali-Selajambe 131 151 175 199 225 253 284

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 10 Proyeksi Demand Barang Bongkar dan Muat KA

Stasiun Jumlah Barang (tontahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat

Nambo 70632 70632 81057 81057 93954 93954 107145 107145 120977 120977 136087 136087 152635 152635 Kembang Kuning 172574 172574 198045 198045 229555 229555 261784 261784 295580 295580 332498 332498 372930 372930 Cileungsi 98088 98088 112566 112566 130475 130475 148794 148794 168003 168003 188986 188986 211967 211967 Mampir 81910 81910 94000 94000 108956 108956 124253 124253 140294 140294 157817 157817 177008 177008 Jonggol 17466 17466 20044 20044 23233 23233 26495 26495 29915 29915 33652 33652 37744 37744 Sukagalih 19884 19884 22819 22819 26449 26449 30163 30163 34057 34057 38310 38310 42969 42969 Cibatu Tiga 6082 6082 6979 6979 8090 8090 9225 9225 10416 10416 11717 11717 13142 13142 Antajaya 247 247 283 283 328 328 374 374 423 423 475 475 533 533 Mekarjaya 128 128 147 147 170 170 194 194 219 219 246 246 276 276 Majalaya 161 161 185 185 214 214 244 244 276 276 310 310 348 348 Jamali 131 131 151 151 175 175 199 199 225 225 253 253 284 284 Selajambe 119 119 137 137 159 159 181 181 204 204 230 230 258 258

4-15

4-16

42 ANALISIS POLA OPERASI

421 KRITERIA OPERASI PERJALANAN KERETA API

4211 LALU LINTAS KERETA API

Angkutan kereta api dilaksanakan pada jaringan jalur kereta api dalam lintas

pelayanan kereta api yang membentuk jaringan pelayanan perkeretaapian

Jaringan pelayanan perkeretaapian sebagaimana dimaksud terdiri atas

a jaringan pelayanan perkeretaapian antarkota dan

b jaringan pelayanan perkeretaapian perkotaan

4212 JENIS DAN FUNGSI STASIUN

a Fungsi Stasiun bisa dikatagorikan kedalam

1 Stasiun Penumpang (SP)

Stasiun kereta api untuk keperluan naik turun penumpang

2 Stasiun Barang (SB)

Stasiun kereta api untuk bongkar muat barang

3 Stasiun Operasi

Stasiun kereta api untuk menunjang pengoperasian kereta api

b Kelas stasiun kereta api

Setiap stasiun memiliki kelas stasiun baik untuk stasiun penumpang

stasiun barang dan atau stasiun operasi

Kelas stasiun dibagi dalam 3 (tiga) kelas yaitu

1 Kelas besar

Kelas besar dalam pelaksanaannya bisa saja dibagi lagi kedalam

beberapa kelas misalnya kelas besar A B atau kelas besar C

4-17

2 Kelas Sedang

Umumnya berlokasi minimal di kota kecamatan disamping untuk

kepentingan operasi kereta api juga bisa melaksanakan jasa

pelayanan penumpang dan atau barang

3 Kelas kecil

Umumnya di perkampungan atau desa dan hanya untuk kepentingan

ȋȌǯ

c Penentu kelas stasiun

Penentuan klasifikasi stasiun didasarkan kepada kriteria-kreteria dengan

bobot pada masing-masing kreteria 100 angka (point) kriteria dimaksud

adalah sebagai berikut

1 Fasilitas Operasi

Fasilitas Operasi dimaksud adalah jenis peralatan yang

dipergunakan untuk mendukung operasi perjalanan kereta api

untuk lebih jelasnya lihat sub bab Fasilitas operasi

2 Jumlah Jalur

Semakin banyak jalur yang masih aktif maka semakin tinggi bobot

penilaiannya

3 Fasilitas Penunjang

Semakin lengkap fasilitas penunjang maka semakin tinggi bobot

penilaiannya

4 Frekuensi Lalu-lintas (KA)

Semakin banyak jumlah kereta api termasuk semakin lebih banyak

kereta api yang berhenti maka semakin tinggi bobot penilaiannya

4-18

5 Jumlah Penumpang

Semakin banyak jumlah penumpang dan mungkin semakin tinggi

nilai pendapatan maka semakin tinggi bobot penilaiannya

6 Jumlah barang

Semakin banyak jumlah penumpang dan mungkin semakin tinggi

nilai pendapatan maka semakin tinggi bobot penilaiannya

4213 KECEPATAN KERETA API DAN BEBAN GANDAR

a Kecepatan kereta api

1 Kecepatan rencana

2 Kecepatan maksimum

3 Kecepatan operasi

4 Kecepatan komersial

b Beban gandar

Beban gandar adalah beban yang diterima oleh jalan rel dari satu

gandar Beban gandar untuk lebar jalan rel 1067 mm pada semua kelas

jalur maksimum sebesar 18 ton

4214 GEDUNG DAN FASILITAS PENDUKUNG OPERASI KERETA API DI

STASIUN

a Gedung stasiun

Gedung stasiun kereta api merupakan bagian dari stasiun kereta api yang

digunakan untuk melayani pengaturan perjalanan kereta api dan

pengguna jasa kereta api

b Jenis

1 Gedung untuk kegiatan pokok yang terdiri atas

a) hall

b) perkantoran kegiatan stasiun

4-19

c) loket karcis

d) ruang tunggu

e) ruang informasi

f) ruang fasilitas umum

g) ruang fasilitas keselamatan

h) ruang fasilitas keamanan

i) ruang fasilitas penyandang cacat dan lansia da

j) ruang fasilitas kesehatan

2 Gedung untuk kegiatan penunjang stasiun kereta api yang terdiri

atas

a) pertokoan

b) restoran

c) perkantoran

d) perparkiran

e) perhotelan

f) ruang lain yang menunjang langsung kegiatan stasiun kereta

api

3 Gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus di stasiun kereta api

yang terdiri atas

a) ruang tunggu penumpang

b) bongkar muat barang

c) pergudangan

d) parkir kendaraan

4-20

L = 064 m2orang x V x LF

e) penitipan barang

f) ruang atm dan

g) ruang lain yang menunjang baik secara langsung maupun tidak

langsung kegiatan stasiun kereta api

c Persyaratan teknis gedung

1 Persyaratan Bangunan

a) Konstruksi material disain ukuran dan kapasitas bangunan

sesuai dengan standar kelayakan keselamanan dan keamanan

serta kelancaran sehingga seluruh bangunan stasiun dapat

berfungsi secara handal

b) Memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan gedung

dari bahaya banjir bahaya petir bahaya kelistrikan dan bahaya

kekuatan konstruksi

c) Instalasi pendukung gedung sesuai dengan peraturan

perundangundangan tentang bangunan mekanikal elektrik

dan pemipaan gedung (plumbing) bangunan yang berlaku

2 Luas bangunan ditetapkan untuk

a) Gedung kegiatan pokok dihitung dengan formula sebagai

berikut

L = Luas bangunan (m2)

V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu

tahun (orang)

LF = Load factor (80)

4-21

b) Gedung kegiatan penunjang dan gedung jasa pelayanan khusus

di stasiun kereta api ditetapkan berdasarkan kebutuhan

3 Menjamin bangunan stasiun dapat berfungsi secara optimal dari segi

tata letak ruang gedung stasiun sehingga pengoperasian sarana

perkeretaapian dapat dilakukan secara nyaman

4 Komponen gedung meliputi

1 gedung atau ruangan

2 media informasi (papan informasi atau audio)

3 fasilitas umum terdiri dari

4 ruang ibadah

5 toilet

6 tempat sampah

7 ruang ibu menyusui

8 fasilitas keselamatan

9 fasilitas keamanan

10 fasilitas penyandang cacat atau lansia

11 fasilitas kesehatan

4215 PENGALOKASIAN RUANG UNTUK PENGOPERASIAN

a Untuk kepentingan operasi suatu jalur kereta api harus memiliki

pengaturan ruang yang terdiri dari

1 ruang bebas

2 ruang bangun

b Ruang bebas adalah ruang di atas jalan relyang senantiasa harus bebas

dari segala rintangan dan benda penghalang ruang ini disediakan

4-22

untuk lalu Iintas rangkaian kereta api Ukuran ruang bebas untuk jalur

tunggal dan jalur ganda baik pada bagian Iintas yang lurus maupun

yang melengkung untuk lintas elektrifikasi dan non elektrifikasi

c Ruang bangun adalah ruang di sisi jalan rel yang senantiasa harus bebas

dari segala bangunan tetap

d Batas ruang bangun diukur dari sumbu jalan rel pada tinggi 1 meter

sampai 355 meter Jarak ruang bangun tersebut ditetapkan sebagai

berikut

Tabel 4 11 Jarak Ruang Bangun

Segmen Jalur Lebar Jalan Rel (1067 mm dan 1435 mm)

Jalur Lurus Jalur Lengkung Lintas Bebas

Minimal 235 mm di kiri kanan as jalan rel

5PLQLPDOP R gt 300 minimal 245 m Di kiri kanan as jalan rel

Emplasemen Minimal 195 m di kiri kanan as jalan rel Minimal 235 m di kiri kanan as jalan rel Jembatan Terowongan 215 di kiri kanan as jalan rel 215 m di kiri kanan as jalan rel

4216 JENIS ANGKUTAN MELALUI KERETA API

a Angkutan Penumpang

1 Penumpang Eksekutif

Dari pihak penyedia jasa angkutan memberikan pelayanan

yang lebih baik dibandingkan dengan penumpang Bisnis dan

Ekonomi baik dari segi kelonggaran ruangan lebih longgar

dan nyaman dalam 1 (satu) keretagerbong sekitar untuk 50

penumpang

2 Penumpang Bisnis

Perbedaan dengan pelayanan kelas eksekutif adalah ruangan

lebih di persempit sehingga kemampuan jumlah penumpang

dalam 1 (satu) gerbongkereta lebih banyak dalam 1 (satu)

keretagerbong sekitar untuk 64 penumpang

4-23

3 Penumpang Ekonomi

Perbedaan dengan pelayanan kelas ekonomi adalah ruangan

lebih di persempit lagi sehingga kemampuan jumlah

penumpang dalam 1 (satu) gerbongkereta lebih banyak

dalam 1 (satu) keretagerbong sekitar untuk 100 penumpang

b Angkutan Barang

1 Barang Negosiasi

Jenis barang yang diangkut biasanya barangnya tertentu dan

tempatstasiun pemberangkatan dan atau tujuan tetap

2 Barang Non Negosiasi

Kebalikan dari jenis barang di atas jenis barangnya umum dan

terkadang tempatstasiun pemberangkatan dan atau tujuan

tidak tetap

4217 EMPLASMEN STASIUN

a Emplasemen

Emplasen merupakan kumpulan jalur untuk pergerakan sarana

perkeretaapian yang dihubungkan dengan wesel penghubung jalur

melalui mekanisme perangkat persinyalan

b Skema rancangan Layout Emplasemen Stasiun

Klasifikasi jalur kereta api di stasiun dapat diklasifikasikan dalam

beberapa jenis yaitu Jalur langsir atau jalur tepi (Siding track) Jalur

sayap (Loop track) dan jalur utama (main track) ilustrasi dari istilah

dimaksud seperti berikut

4-24

Gambar 4 8 Klasifikasi Dari Jalur Kereta Api

Penetapan jumlah dan lay out jalur di suatu stasiun tergantung berbagai

unsur yang mempengaruhinya antara lain jenis dan kelas stasiun

ketersediaan lahan letak stasiun di dalam suatu jaringan pelayanan dan

lain sebagainya

c Track layout di beberapa karakteristik stasiun

Layout untuk stasiun penghabisan (stasiun buntu) serta stasiun

persimpangan (Junction) dapat didesain dengan berbagai model

diantaranya

CLASIFICATION OF TRACK

LOOP TRACK

MAIN TRACK

SIDING

4-25

Gambar 4 9 Track Layout Kereta Api

d Jenis dan fungsi Jalur di emplasemen suatu stasiun

Jenis Ȃ jenis jalur yang ada sesuai dengan peruntukannya atau ngusi jalur

tersebut beberapa jenis jalur dimaksud diantaranya

1 Jalur utama atau disebut juga jalur kereta api yaitu jalur yang ada

di stasiun yang digunakan untuk kereta api datang berangkat atau

langsung dan dapat dipergunakan juga untuk kegiatan langsir

2 Jalur stabling atau jalur simpan yaitu jalur untuk keperluan

menyimpan sarana perkeretaapian

3 Jalur luncur yaitu jalur setelah penghabisan jalur utama yaitu untuk

kereta api yang datang berhenti

4 Jalur tangkap yaitu jalur untuk menangkap gelundungan sarana

kereta api

4-26

4218 PERON

a Fungsi

Peron sebagai tempat yang digunakan untuk aktifitas naik turun

penumpang kereta api

b Jenis

1 Peron tinggi

2 Peron sedang

3 Peron rendah

c Persyaratan Penempatan

1 Ditepi jalur (side platform)

2 Diantara dua jalur (island platform)

d PersyaratanTeknis

1 Persyaratan Pembangunan

a) Tinggi

1) Peron tinggi tinggi peron 1000 mm diukur dari

kepala rel

2) Peron sedang tinggi peron 430 mm diukur dari

kepala rel

3) Peron rendah tinggi peron 180 mm diukur dari

kepala rel

b) Jarak tepi peron ke as jalan rel

1) Peron tinggi 1600 mm (untuk jalan rel di lurusan)

dan 1650 mm (untuk jalan rel di lengkungan)

2) Peron sedang 1350 mm

3) Peron rendah 1200 mm

c) Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang

kereta api penumpang yang beroperasi

d) Lebar peron dihitung berdasarkan jumlah penumpang

dengan menggunakan formula sebagai berikut

4-27

b = Lebar peron (meter)

V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu

tahun (orang)

LF = Load factor (80)

I = Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang kereta

api penumpang yang beroperasi (meter)

1) Hasil penghitungan lebar peron menggunakan formula

di atas tidak boleh kurang dari ketentuan lebar peron

minimal sebagai berikut

Tabel 4 12 Ketentuan Minimal Lebar Peron

No

Jenis Peron

Di antara dua j a lur (island platform)

Di t epi j alur (side platform)

1 Tinggi 2 meter 165 meter

2 Sedang 25 meter 19 meter

3 Rendah 28 meter 205 meter

2) Lantai peron tidak menggunakan material yang licin

2 Peron sekurang-kurangnya dilengkapi dengan

a lampu

b papan petunjuk jalur

c papan petunjuk arah

d batas aman peron

3 Persyaratan operasi

a Hanya digunakan sebagai tempat naik turun

penumpang dari kereta api

b = 064 m2orang x V x LF I

4-28

b Dilengkapi dengan garis batas aman peron

1) Peron tinggi minimal 350 mm dari sis tepi luar

ke as peron

2) Peron sedang minimal 600 mm dari sisi tepi luar ke as peron

3) Peron rendah minimal 750 mm dari sisi tepi luar ke as peron

4219 FREKUENSI PERJALANAN KERETA API DAN PROGRAM

PERJALANAN KERETA API

a Frekuensi perjalanan kereta api adalah program perjalanan kereta api

yang direncanakan jalan untuk waktu tertentu relatifnya diprogramkan

untuk waktu satu tahun

b Kapasitas lintas adalah kemampuan suatu lintas untuk dapat dilewati

oleh sejumlah perjalanan kereta api dalam kurun waktu tertentu

misalnya dalam waktu 24 jam waktu periode sibuk (peak hour) dst

Rumusan besaran kapasitas lintas berdasarkan rumus scott sebagai

1 Kapasitas lintas jalur tunggal (1440H x 60) KA

2 Kapasitas lintas jalur ganda (1440H x 70) KA

H = Headway = (Jarak petak jalan kecepatan rata2) + C menit

C = pelayanan hubungan blok AElig 025 menit atau 1 menit

025 menit di persinyalan elektrik

1 menit di persinyalan mekanik

42110 JENIS DAN SPESIFIKASI SARANA PERKERETAAPIAN

Sarana perkeretaapian adalah lokomotif kereta gerbong KRD KRL

dan Peralatan khusus variasi sarana perkeretaapian yang dapat

digunakan untuk kebutuhan pelayanan angkutan di lebar jalur 1067

mm yang ada di wilayah Daerah Operasi 1 Jakarta dan 2 Bandung

diantaranya adalah

4-29

a Lokomotif CC 201 202 203 204 dan 206

b Kereta Ekonomi kereta bisnis kereta eksecutif dan kereta wisata

(Priority Car) dengan berbagai type dan tahun produksinya

c Kereta Rel Diesel dan kereta rel Listrik dengan berbagai jenis klas-

nya

d Gerbong datar gerbong tanki dan gerbong tertutup

Berikut ini tercantum tabel jumlah armada lokomotif yang digunakan

diberbagai wilayah yang dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia serta

spesifikasi teknis lokomotif dimaksud sebagai berikut

4-30

a Armada Lokomotif CC 201 sd CC 206

Tabel 4 13 Jumlah Armada lokomotf CC 201 sd CC 206

Type Loko

Daya Motor Diesel (bhp)

Ketersediaan (unit)

Tahun Operasi

Kecepatan Maksimum (kmjam)

Wilayah Operasi

(umur) 31-40

thn 21-30

thn 11-20

thn 6-10 thn 0-5 thn TOTAL

CC 201 1950 29 unit 91 unit 4 unit 7 unit - 131 unit Tahun 1977 80 Jawa

CC 202 2250 - 29 unit 9 unit - 9 unit 47 unit Tahun 1986 80 Jawa

CC 203 2150 - - 37 unit - - 37 unit Tahun 1995 120 Jawa

CC 204 2150 - - - 10 unit - 10 unit Tahun 2006 120 Jawa

CC 204 MO 2150 - - - 7 unit - 7 unit Tahun

2003 120 Jawa

CC 205

2200

-

-

-

-

6 unit

6 unit

Tahun 2011

80

Sub Divre 32

Tanjung Karang

CC 206 2250 - - - - 100 unit 100 unit Tahun 2014 120 Jawa

Sumber Album Lokomotif PT KAI Tahun 2013

4-31

b Daftar beban tarik lokomotif CC 201 sd CC 204

Tabel 4 14 Beban Tarik Setiap Jenis Lokomotif Pada Landai Penentu dan Kecepatan Tertentu

4-32

a Gambar Lokomotif CC 200 sd CC 203

Gambar 4 10 Lokomotif CC 200 sd CC 203

4-33

b Spesifikasi Teknik Lokomotif CC 204

Gambar 4 11 Spesifikasi Teknis Lokomotif CC 204

4-34

c Tabel Beban Tarik Lokomotif CC 204

Tabel 4 15 Beban Tarik Lokomotif CC 204

d Gambar Lokomotif CC 204

Gambar 4 12 Lokomotif CC 204

4-35

e Spesifikasi Teknik Lokomotif CC 206

Gambar 4 13 Spesifikasi Teknis Lokomotif CC 206

4-36

f Kurva Beban Tarik Lokomotif CC 206

Gambar 4 14 Kurva Beban Teknik Lokomotif CC 206

g Gambar lokomotif CC 206

Gambar 4 15 Lokomotif CC 206

h Beberapa data teknis kereta ekonomi

4-37

hearts Nama pembuat PT INKA

hearts Pemesan Dep Hub

hearts Tahun pembuatan 2007

hearts Jumlah 15 units

hearts Kapasitas penumpang 106 penumpang

hearts Kecepatan maksimum 100 km jam

hearts Lebar sepur 1067 mm

hearts Beban gandar 14 tons

hearts Panjang kereta 20920 mm

hearts Berat kosong 33 tons

i Spesifikasi Teknis KRDI (Kereta Rel Diesel)

Tabel 4 16 Spesifikasi Teknis Kereta Rel Diesel (KRDI)

Panjang kereta dan kopler 207 m

panjang body kereta 20 m

Lebar body kereta 299 m

Tinggi body kereta dari top rel 353 m

Gambar 4 16 Lokomotif Kereta Rel Diesel (KRDI)

j Jenis Gerbong

4-38

Gerbong adalah sarana kendaraan jalan rel yang khusus digunakan

untuk angkutan barang baik barang cair padat atau barang lainnya

Beberapa jenis gerbong yang ada di PT KAI diantaranya sebagai

berikut

frac34 Gerbong terbuka

frac34 Gerbong tertutup

frac34 Gerbong ketel

Contoh gambar gerbong dimaksud yaitu

Gambar 4 17 Gerbong terbuka

Gambar 4 18 Gerong Datar

Gambar 4 19 Gerbong tertutup dan gerbong ketel

4-39

Berat kosong bervariasi asumsi yang digunakan 145 ton dan berat

mauatan mulai 31 ton sd 50 ton asumsi untuk perhitungan

kebutuhan gerbong berat muatnya diasumsikan 31 ton jadi relatif

berat gerbong beserta isinya 45 ton

422 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG

4221 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG PER

HARI

Berdasarkan analisa potensi demand per tahun pada Bab 4 sebagaimana

tercantum dalam analisis transportasi dapat dihitung potensi demand per

hari sebagai acuan untuk memprakirakan kebutuhan frekuensi kereta api di

lintas trase terkait perhitungan sementara demand per hari dengan cara

membagi demand per tahun dengan nilai 365 Berikut ini beberapa tabel

prakiraan kebutuhan angkutan penumpang dan barang yang diprediksikan

mulai tahun 2021 sampai dengan tahun 2051 yang diurut per 5 tahunan

sebagai berikut

Tabel 4 17 Prakiraan Kebutuhan Angkutan Penumpang

Keterangan Jumlah Penumpang (pnphari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo-Kembang Kuning 2788 3200 3709 4229 4775 5372 6025 Kembang Kuning-Cileungsi 2331 2675 3100 3536 3992 4491 5037 Cileungsi-Mampir 2309 2649 3071 3502 3954 4448 4989 Mampir-Jonggol 1305 1497 1735 1979 2235 2514 2819 Jonggol-Sukagalih 1038 1191 1381 1574 1778 2000 2243 Sukagalih-Cibatu Tiga 471 540 63 71 81 907 1018 Cibatu Tiga-Antajaya 132 151 18 200 226 254 285 Antajaya-Mekarjaya 70 81 94 107 120 135 152 Mekarjaya-Majalaya 123 142 164 187 211 238 267 Majalaya-Jamali 81 93 108 123 139 156 176 Jamali-Selajambe 36 42 48 6 62 70 79

4-40

Tabel 4 18 Prakiraan Kebutuhan Angkutan Barang

Keterangan Jumlah Barang (tonhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo-Kembang Kuning 928 1065 1235 1408 1590 1788 2006 Kembang Kuning-Cileungsi 735 843 977 1115 1258 1416 1588 Cileungsi-Mampir 593 681 789 900 1016 1143 1282 Mampir-Jonggol 325 372 432 492 556 625 701 Jonggol-Sukagalih 111 127 147 168 190 213 239 Sukagalih-Cibatu Tiga 63 72 84 95 108 121 136 Cibatu Tiga-Antajaya 17 20 23 26 30 33 38 Antajaya-Mekarjaya 12 13 15 18 20 22 25 Mekarjaya-Majalaya 11 13 15 17 19 21 24 Majalaya-Jamali 08 09 10 11 13 15 16 Jamali-Selajambe 04 04 05 05 06 07 08

Pada prakiraan angkutan penumpangnya frekuensi tertinggi berdasarkan

perhitungan pada tabel417 dan tabel 418 di atas secara berurutan tercatat

hearts tahun 2021 sebesar 2788 penumpang

hearts tahun 2026 sebesar 3200 penumpang

hearts tahun 2031 sebesar 3709 penumpang

hearts tahun 2036 sebesar 4229 penumpang

hearts tahun 2041 sebesar 4775 penumpang

hearts tahun 2046 sebesar 5372 penumpang

hearts tahun 2051 sebesar 6025 penumpang

Sedangkan angkutan barang tercatat sebagai berikut

hearts tahun 2021 sebesar 928 ton

hearts tahun 2026 sebesar 1065 ton

hearts tahun 2031 sebesar 1235 ton

hearts tahun 2036 sebesar 1408 ton

hearts tahun 2041 sebesar 1590 ton

hearts tahun 2046 sebesar 1788 ton

hearts tahun 2051 sebesar 2006 ton

Nilai prakiraan angkutan penumpang dan barang ini akan menjadi bahan

perhitungan untuk menentukan besaran frekuensi perjalanan kereta api

yang dibutuhkan

4-41

4222 ANALISIS VOLUME PERGERAKAN TURUN NAIK PENUMPANG

DAN BONGKAR MUAT BARANG DI STASIUN

Perhitungan besaran jumlah turun naik penumpang atau barang di stasiun

ditujukan untuk memprakirakan jenis stasiun apa di trase kajian serta untuk

memahami juga untuk kebutuhan luas peron di stasiun Berdasarkan kajian

transportasi di Bab 4 pada analisis transportasi tentang prakiraan jumlah

penumpang yang turun naik dan bongkar muat barang di stasiun pada

volume per tahun maka dapat dihitung untuk besaran per harinya dengan

pembagi 365 hasilnya sebagai berikut

Tabel 4 19 Prakiraan Volume Turun Naik Penumpang Per Hari Tahun 2021

Sampai Dengan Tahun 2051

Nama-nama Stasiun Potensi Turun - Naik Penumpang per hari di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo 915 1050 1217 1388 1567 1762 988

Kembang Kuning 2919 3350 3882 4428 4999 5624 3154

Cileungsi 2008 2304 2671 3046 3439 3869 2169

Mampir 2035 2335 2706 3086 3485 3920 2198

Jonggol 1134 1301 1508 1720 1942 2185 1225

Sukagalih 678 778 902 1028 1161 1306 733

Cibatu Tiga 214 246 285 325 367 413 232

Antajaya 86 99 115 131 148 166 93

Mekarjaya 84 97 112 128 144 162 91

Majalaya 98 113 131 149 168 189 106

Jamali 73 83 97 110 125 140 79

Selajambe 66 76 88 101 114 128 72

4-42

Tabel 4 20 Prakiraan Volume Bongkar Muat (ton) Per Hari Tahun 2021

Sampai Dengan Tahun 2051

Nama Stasiun-stasiun Potensi Bongkar Muat Barang (tonhari) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo 387 444 515 587 663 746 836

Kembang Kuning 946 1085 1258 1434 1620 1822 2043

Cileungsi 537 617 715 815 921 1036 1161

Mampir 449 515 597 681 769 865 970

Jonggol 96 110 127 145 164 184 207

Sukagalih 109 125 145 165 187 210 235

Cibatu Tiga 33 38 44 51 57 64 72

Antajaya 1353 1551 1797 2049 2318 2603 2921

Mekarjaya 701 805 932 1063 1200 1348 1512

Majalaya 882 1014 1173 1337 1512 1699 1907

Jamali 718 827 959 1090 1233 1386 1556

Selajambe 652 751 871 992 1118 1260 1414

Tabel 419 dan tabel 420 tersebut di atas dihitung untuk bahan pertimbangan

dalam menentukan jenis stasiun (stasiu penumpang dan atau barang)

4223 PRAKIRAAN JUMLAH KEBUTUHAN FREKUENSI (TRIP)

PERJALANAN PER HARI DI TIAP-TIAP STASIUN TERKAIT

Berdasarkan prakiraan kebutuhan potensi angkutan penumpang dan

angkutan barang sebagaimana tercantum di tabel 417 dan 418 beserta

penjelasan di bawahnya dapat diketahui jumlah frekuensi kereta api yang

harus dijalankan setiap harinya

Beberapa kemungkinan kapasitas kereta api penumpang tergantung jumlah

kereta atau gerbong yang diangkut kemungkinan tersebut dirinci untuk

menemukan yang ideal dari sisi waktu perjalanan sehingga dapat

dipersaingkan dengan moda angkutan lain juga dari sisi kebutuhan besaran

daya angkut serta headway yang diharapkan berikut beberapa

kemungkinannya jika dalam 1 train set (KA) terdiri dari

frac34 4 kereta = 4 x 80 penumpang = 320 penumpang

frac34 6 kereta = 6 x 80 penumpang = 480 penumpang

frac34 8 kereta = 8 x 80 penumpang = 640 penumpang

4-43

frac34 10 kereta = 10 x 80 penumpang = 800 penumpang

Dibatasi 10 kereta itu berhubung dengan daya tarik lok CC 204 atau CC

206 di lereng 20 permil masih mampu laju dengan kecepatan 40 kmjam

Catatan 1 kereta berat rata-rata 45 ton jadi 10 kereta = 450 ton

Demikian juga untuk KA untuk kereta api barang berat gerbong dan

muatannya diasumsikan 45 ton per gerbong jadi pembatasannya 10

gerbong

Prakiraan frekuensi kereta api penumpang dengan trainsets 4 6 8 atau 10

kereta berdasarkan volume angkutan sebagaimana tercantum di tabel 417

dapat dihitung dengan cara (jumlah volumekapasitas KA) hasilnya

menjadi sebagi berikut

Tabel 4 21 Prakiraan Frekuensi Kereta Api Penumpang

Alternatif Stam Formasi Frekuensi KA Penumpang (KAhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 2 kereta 17 20 23 26 30 34 38 4 kereta 9 10 12 13 15 17 19 6 kereta 6 7 8 9 10 11 13 8 kereta 4 5 6 7 7 8 9 10 kereta 3 4 5 5 6 7 8

Tabel 4 22 Prediksi Frekuensi Kereta Api Barang

Alternatif Stamformasi Frekuensi KA Penumpang (KAhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 gerbong 4 4 5 6 7 7 8 10 gerbong 3 4 4 5 5 6 7 Catatan tahun 2020-2026 tentatif

423 ANALISA POLA OPERASI PERJALANAN KERETA API

Pola operasi perjalanan kereta api menganalisa mengenai berbagai informasi

yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan perjalanan kereta api analisanya

meliputi implikasi trase yang diusulkan potensi angkutan yang ada serta

kebutuhan sarana kereta api

4-44

4231 KECEPATAN OPERASI PERJALANAN KERETA API

Kecepatan kereta api ditentukan berdasarkan kemampuan jalur kereta api

kemampuan sarana kereta api dan sifat barang yang diangkut Prasarana

yang berkaitan dengan kecepatan kereta api yaitu mengenai alinyemen

vertical dan horizontal berikut di bawah ini informasi besaran alinyemen

dimaksud sebagai berikut

Tabel 4 23 Alinyemen Vertical Trase

No

KM

Elevasi Kop

Rel

Kelandaian (Per Mill)

Grade In

Grade Out

Stasiun Nambo 1 0 + 000 100 000

Stasiun Kembang Kuning

2 4 + 000 100 000 -670 3 7 + 000 80 -670 000

Stasiun Cileungsi 4 10 + 500 80 000 -670

Stasiun Mampir 5 13 + 500 60 -670 000

Stasiun Jonggl 6 20 + 500 60 000 730 7 23 + 250 80 730 000

Stasiun Sukagalih 8 27 + 500 80 000 800 9 30 + 000 100 800 000

Stasiun Cibatu Tiga 10 36 + 000 100 000 1850 11 39 + 250 160 1850 000 12 40 + 000 160 000 1500

Stasiun Antajaya 13 44 + 000 220 1500 000 14 44 + 500 220 000 1880 15 48 + 750 300 1880 000 16 49 + 250 300 000 2000 17 54 + 250 400 2000 000

Stasiun Mekarjaya 18 55 + 000 400 000 2000

4-45

No

KM

Elevasi Kop

Rel

Kelandaian (Per Mill)

Grade In

Grade Out

19 57 + 250 445 2000 000 20 57 + 750 445 000 1200

Stasiun Majalaya 21 59 + 000 460 1200 000 22 59 + 750 460 000 -2000 23 61 + 000 435 -2000 000 24 61 + 500 435 000 -2000 25 65 + 250 360 -2000 000 26 67 + 000 360 000 -1140

Stasiun Jamali 27 70 + 500 320 -1140 000 28 71 + 000 320 000 -1780 29 73 + 250 280 -1780 000 30 78 + 900 280 000

Stasiun Selajambe

Alinyemen horizontal secara keseluruhan radius terkecil 800 meter sehingga

tidak mempengaruhi pada pembatasan kecepatan

Berdasarkan tabel-tabel tentang besaran alinyemen vertical yang ada di

wilayah studi diketahui bahwa gradient terbesar adalah 20 000 dengan

demikian tolok ukur untuk menentukan berat rangkaian KA terbatasi pada

kemampuan lokomotif atau kendaraan penarik di lereng tersebut

Dari haulingload lokomotif yang ada CC 204 dan CC 206 Kecepatan kereta api

di lereng vertikal mencapai 20 000 dapat mencapai kecepatan 80 kmjam

dengan berbagai implikasinya artinya makin rendah kecepatan kereta api

maka makin banyak jumlah ton kereta api yang dapat diangkut sebaliknya

makin besar kecepatan kereta api maka makin sedikit jumlah ton kereta api

yang bisa diangkut berikut berbagai kemungkinannya

4-46

4 24 Estimasi Kecepatan Terhadap Angkutan Barang

CC 204

20 permil

Kecepatan KA 40 50 60 70 80 Ton 420 380 280 200 180 Jmh KRT 93 84 62 44 40 bulatkan 9 8 6 4 4 Panjang Rangk 205 184 143 102 102 Jmh GRB 84 76 56 4 36 bulatkan 8 7 5 4 3 Panjang Rangk 136 122 93 78 64

CC 206

20 permil

Kecepatan KA 40 50 60 70 80 Ton 480 380 280 220 180 Jmh KRT 107 84 62 49 40 bulatkan 10 8 6 5 4 Panjang Rangk 225 184 143 1225 102 Jmh GRB 96 76 56 44 36 bulatkan 9 7 5 4 3 Panjang Rangk 151 122 93 78 64

Sumber Diolah konsultan dari houling load lokomotif CC 204 dan 206 serta data dimensi sarana kereta

Mencermati berbagai kemungkinan di atas maka di berat 450 ton (senilai 10

kereta atau 10 gerbong isi) kereta api masih dapat melaju dengan kecepatan

40 kmjam dengan ton yang sama pada gradient yang lebih kecilnya maka

kecepatan akan lebih besar di atas 40 kmjam

Sementara gradient yang ada di trase NamboCileungsi mulai dari 0 000 sd

20 000 daftar hauling load lok CC 204 dan 206 dengan berat 450 ton pada

gradient 5 000 sd 20 000 relatifnya tercatat sebagai berikut

Tabel 4 25 Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 204 Beban 450 Ton

Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 204 dengan berat kereta api 450 ton

No Gradient (permil) Kecepatan Maksimum (kmjam)

1 5 90 2 10 72 3 15 55 4 20 40

4-47

Tabel 4 26 Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 206 Beban 450 Ton

Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 206 dengan berat

kereta api 450 ton

No Gradient (permil) Kecepatan Maksimum (kmjam)

1 5 90 2 10 72 3 15 55 4 20 42

Namun demikian berdasarkan berdasarkan hasil konsultasi asistensi pada

tanggal Agustus 2020 diharapkan konsultan untuk mengkaji ulang mengenai

kecepatan atau waktu tempuh perjalanan kereta api di lintas trase baru ini

(CileungsiNambo Ȃ SelajambeCianjur) agar mampu bersaing dengan moda

angkutan jalan raya Untuk mencukupi usulan dimaksud dicoba dianalisis

kembali berbagai kemungkinan untuk meningkatkan kecepatan kereta api

dengan opsi pengurangan jumlah rangkaian referensi yang ada seperti tabel-

tabel berikut ini

Tabel 4 27 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 180 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 4 5 120 90 2 4 10 120 90 3 4 15 90 81 4 4 20 78 70

Tabel 4 28 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 270 ton

dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 6 5 120 90 2 6 10 92 83 3 6 15 75 68 4 6 20 60 54

4-48

Tabel 4 29 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 360 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 8 5 100 90 2 8 10 80 72 3 8 15 60 54 4 8 20 50 45

Tabel 4 30 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 450 ton

dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 10 5 85 77 2 10 10 72 65 3 10 15 52 47 4 10 20 42 38

Kecepatan operasi untuk KA penumpang dibatasi 90 kmjam dan kecepatan

operasi kereta api barang 60 kmjam Untuk KA barang rangkaian paling

sedikit utuk 8 rangkaian kecepatan operasinya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 31 Kecepatan Kereta api Barang berat rangkaian KA 360 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(gerbong) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 8 5 100 60 2 8 10 80 60 3 8 15 60 54 4 8 20 50 45

Tabel 4 32 Kecepatan Kereta api Barang berat rangkaian KA 450 ton dengan

lok CC 204206

Nomor

Jumlah rangkaian (gerbong)

Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 10 5 85 60 2 10 10 72 60 3 10 15 52 47 4 10 20 42 38

4-49

4232 BERAT KERETA ATAU GERBONG

Berdasarkan spesifikasi kereta atau gerbong sebagaimana diuraikan pada

butir 42110 h sampai dengan j dapat disimpulkan bahwa berat rata-rata

kereta atau gerbong sebagai berikut

Kereta ekonomi bisnis beserta penumpangnya rata-rata 45 ton berat

gerbong kosong diasumsikan rata-rata 145 ton berat muat diasumsikan 30

ton jadi berat gerbong dan muatannya 445 ton relatifnya 45 ton Jadi variasi

berat kereta api penumpang dan barang menjadi sebagai berikut

Kereta api Penumpang

frac34 ͶǯͶͷαͳͺͲ ton

frac34 ǯͶͷαʹͲ ton

frac34 ͺǯͶͷα͵Ͳ ton

frac34 ͳͲǯͶͷαͶͷͲ ton

Kereta api Barang

frac34 8 ǯͶͷα͵Ͳ ton

frac34 ͳͲǯͶͷαͶͷͲ ton

4233 PANJANG RANGKAIAN KERETA API DAN PANJANG EFEKTIF

JALUR UTAMA DI STASIUN-STASIUN

Berdasarkan jumlah kereta atau gerbong yang dapat dirangkaikan dalam

satu rangkaian kereta api sebagaimana dibahas pada butir 4223 di atas

dapat diketahui panjang rangkaian kereta api maksimum menjadi sebagai

berikut

a Untuk kereta api penumpang = (10 x 205 meter) + 20 meter = 225

meter

b Untuk kereta api penumpang KRD = (10 x 207 meter) = 207 meter

4-50

c Untuk kereta api Barang = (10 x 145 meter) + 20 meter = 165

meter

Maka yang menjadi acuan dalam menentukan panjang efektif jalur utama di

stasiun minimalnya (225 + 20 ) meter = 245 meter

4234 WAKTU PERJALANAN KERETA API

Waktu perjalanan kereta api penumpang berdasarkan kemampuan lokmotif

CC 206 yang disesuaikan dengan Alinyemen vertical yang ada di trase

tersebut serta kemampuan sarana kereta apinya Waktu tempuh ini sesuai

pula dengan berat rangkaian yang dibawa Tabel-tabel berikut menyajikan

berbagai waktu tempuh atau waktu perjalanan KA hasilnya sebagai berikut

4-51

Tabel 4 33 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 4 kereta (180 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 313 3906 1088 27188 313 3906 1713 29 45 08 2163 36 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 313 3906 2008 50188 313 3906 2633 44 45 08 3083 51 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 313 3906 888 22188 313 3906 1513 25 45 08 1963 33 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 313 3906 1888 47188 313 3906 2513 42 45 08 2963 49 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 313 3906 2648 66188 313 3906 3273 55 45 08 3723 62 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 313 3906 2448 61188 313 3906 3073 51 45 08 3523 59 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 250 2500 5000 100000 250 2500 5500 92 45 08 5950 99 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 250 2500 4500 90000 250 2500 5000 83 45 08 5450 91

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 250 2500 3150 63000 250 2500 3650 61 45 08 4100 68 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 250 2500 4600 92000 250 2500 5100 85 45 08 5550 93 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 250 2500 4900 98000 250 2500 5400 90 5400

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 3937 656 detik menit

Dwelling time di Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 4387 731

4-52

Tabel 4 34 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 6 kereta (270 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 281 3164 1274 28672 281 3164 1837 31 45 08 2287 38 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 281 3164 2297 51672 281 3164 2859 48 45 08 3309 55 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 281 3164 1052 23672 281 3164 1615 27 45 08 2065 34 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 281 3164 2163 48672 281 3164 2726 45 45 08 3176 53 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 281 3164 3008 67672 281 3164 3570 60 45 08 4020 67 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 281 3164 2785 62672 281 3164 3348 56 45 08 3798 63 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 188 1406 6813 102188 188 1406 7188 120 45 08 7638 127 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 188 1406 6146 92188 188 1406 6521 109 45 08 6971 116

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 188 1406 4346 65188 188 1406 4721 79 45 08 5171 86 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 188 1406 6279 94188 188 1406 6654 111 45 08 7104 118 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 188 1406 6679 100188 188 1406 7054 118 7054

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 4809 802 detik menit

Dwelling time di Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 5259 877

4-53

Tabel 4 35 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 8 kereta (360 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 250 2500 1500 30000 250 2500 2000 33 45 08 2450 41 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 250 2500 2650 53000 250 2500 3150 53 45 08 3600 60 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 250 2500 1250 25000 250 2500 1750 29 45 08 2200 37 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 250 2500 2500 50000 250 2500 3000 50 45 08 3450 58 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 250 2500 3450 69000 250 2500 3950 66 45 08 4400 73 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 250 2500 3200 64000 250 2500 3700 62 45 08 4150 69 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 45 08 9006 150 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 156 977 7444 93047 156 977 7756 129 45 08 8206 137

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 156 977 5284 66047 156 977 5596 93 45 08 6046 101 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 156 977 7604 95047 156 977 7916 132 45 08 8366 139 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 156 977 8084 101047 156 977 8396 140 8396

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 5577 930 detik menit

Dwelling time 10 Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 6027 1005

4-54

Tabel 4 36 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 10 kereta (450 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit

1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 225 2025 1719 30950 225 2025 2169 36 45 08 2619 44 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 225 2025 2997 53950 225 2025 3447 57 45 08 3897 65 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 225 2025 1442 25950 225 2025 1892 32 45 08 2342 39 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 225 2025 2831 50950 225 2025 3281 55 45 08 3731 62 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 225 2025 3886 69950 225 2025 4336 72 45 08 4786 80 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 225 2025 3608 64950 225 2025 4058 68 45 08 4508 75 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 131 689 9869 103622 131 689 10131 169 45 08 10581 176 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 131 689 8916 93622 131 689 9179 153 45 08 9629 160

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 131 689 6345 66622 131 689 6607 110 45 08 7057 118 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 131 689 9107 95622 131 689 9369 156 45 08 9819 164 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 131 689 9678 101622 131 689 9941 166 9941

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 6441 1074 detik menit

Dwelling time 10 Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 6891 1149

4-55

Tabel 4 37 Waktu Perjalanan KA Barang dari Stasiun Nambo - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 8 gerbong(360 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m)

Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) s menit s menit s menit

1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 00 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 250 2500 1500 30000 250 2500 2000 33 0 00 2000 33 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 250 2500 2650 53000 250 2500 3150 53 0 00 3150 53 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 250 2500 1250 25000 250 2500 1750 29 0 00 1750 29 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 250 2500 2500 50000 250 2500 3000 50 0 00 3000 50 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 250 2500 3450 69000 250 2500 3950 66 0 00 3950 66 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 156 977 5364 67047 156 977 5676 95 0 00 5676 95 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 0 00 8556 143

Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 2808 47 0 00 28083 468 Dwelling time di Stasiun Antara 0 0 Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 2808 468

1 Nambo 51077

2 Citayam 37810 Nambo - Citayam 13267 13800 230 900 150 22800 380 3 Jakarta Kota 0 Citayam - Jakarta K 37810 44400 740 0 00 44400 740

Waktu Tempu Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang atau sebaliknya 8628 1438 Dwelling time di Stasiun Antara 900 15 Waktu Perjalanan Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang termasuk waktu berhenti 9528 159

4-56

Tabel 4 38 Waktu Perjalanan KA Barang dari Stasiun Nambo - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 10 gerbong(450 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) s menit s menit s menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 00 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 225 2025 1719 30950 225 2025 2169 36 0 00 2169 36 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 225 2025 2997 53950 225 2025 3447 57 0 00 3447 57 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 225 2025 1442 25950 225 2025 1892 32 0 00 1892 32 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 225 2025 2831 50950 225 2025 3281 55 0 00 3281 55 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 225 2025 3886 69950 225 2025 4336 72 0 00 4336 72 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 131 689 6440 67622 131 689 6703 112 0 00 6703 112 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 0 00 8556 143

Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 3038 51

Dwelling time di Stasiun Antara 0 0

Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 3038 51 1 Nambo 51077

2 Citayam 37810 Nambo - Citayam 13267 13800 230 900 150 22800 380 3 Jakarta Kota 0 Citayam - Jakarta K 37810 44400 740 0 00 44400 740

Waktu Tempu Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang atau sebaliknya 8858 1476

Dwelling time di Stasiun Antara 900 15

Waktu Perjalanan Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang termasuk waktu berhenti 9758 163

4-57

Berdasarkan tabel 433 sd tabel 438 dapat disimpulkan bahwa waktu

perjalanan termasuk waktu berhenti di tiap-tiap stasiun untuk KA

Penumpang dari stasiun Nambo sampai dengan stasiun Selajambe atau

sebaliknya tercatat sebagai berikut

Tabel 4 39 Waktu Perjalanan kereta api penumpang dari Selajambe Ȃ Nambo

atau sebaliknya

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan detik menit

4 kereta (180 ton) 4387 73 6 kereta (270 ton) 5259 88 8 kereta (360 ton) 6027 100 10 kereta (450 ton) 6891 115

Demikian juga KA barang variasi waktu perjalanannya sebagaimana di htung

pada tabel 437 dan 37 rigkasannya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 40 Waktu Perjalanan kereta api Barang dari Antajaya Ȃ Nambo Ȃ

Jakarta Gudang atau sebaliknya

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan detik menit

8 gerbong (270 ton) 9528 159 10 gerbong (450 ton) 9758 163

Sementara berdasarkan penelusuran melalui google map waktu perjalanan

untuk angkutan orang dengan kendaraan jalan raya yang menggunakan

kendaraan pribadi perjalanan dari Selajambe Ȃ Nambo menggunakan jalan

tol relatifnya berkisar antara 2 jam Ȃ 2 jam 35 menit jika menggunakan jalan

non tol 3 samapi 4 jam berikut dibawah ini cuplikan dari waktu tempuh

penelusuran goggle map sebagai berikut

4-58

Gambar 4 20 Waktu Tempuh Nambo - Selajambe

Gambar 4 21 Waktu Tempuh Cileungsi - Selajambe

Berdasarkan penelusuran waktu perjalanan kendaraan jalan raya Selajambe

Ȃ Nambo di periode waktu jam 0405 sd 0412 besaran waktunya 1 jam 57

menit sd 2 jam 15 menit Makin siang waktu perjalanannya makin besar

bahkan sampai lebih dari 3 jam Perjalanan moda jalan raya berupa bus saat

ini masih jarang waktu berangkatnya tidak jelas serta waktu perjalannya bisa

sampai 3 jam lebih

Kesimpulannya perjalanan kereta api dengan rangkaian 10 kereta pun KA

masih mampu bersaing

4-59

4235 KAPASITAS LINTAS DAN FREKUENSI KERETA API

1 Kecepatan rata-rata dan headway

Untuk menghitung kapasitas lintas maka perlu diketahui terlebih dahulu

kecepatan rata-rata di lintas tersebut dan petak jalan yang dijadikan ukuran

yaitu petak jalan terpanjang dari lintas tersebut

Petak jalan terpanjang yaitu antara stasiun Cibatu Ȃ Antajaya 105 km

apabila jumlah rangkaian KA penumpang sesuai dengan variasi awal yaitu 4

atau 6 atau 8 atau 10 kereta dan KA barang diputuskan 10 gerbong per KA

dan frekuensi kereta api sesuai dengan prakiraan di tabel 421 dan tabel 422

maka kecepatan operasi rata Ȃ rata menjadi sebagai berikut

Tabel 4 41 Kecepatan rata-rata (Vi Oprata-rata)

Formasi KA Pnp

Jumlah Kereta Api Kecepatan Operasi Kecepatan Rata2 ( Kmjam) Penumpang Barang Penumpang Barang

4 kereta 19 7 72 38 63 6 kereta 13 7 54 38 48 8 kereta 9 7 45 38 42 10 kereta 8 7 38 38 38

Berdasarkan tabel tersebut di atas maka headway dapat dihitung sebagai

berkut (JVir) + 1 ) menit jadi secara berurutan sesuai tabel 441

tersebut nilai headway menjadi sebagai berikut

Tabel 4 42 Headway di lintas Selajambe - Nambo

Formasi KA Kec Operasi rata-rata

Jarak petak jalan

Headway (menit) Penumpang Barang 4 kereta 10 gerbong 63 105 11 6 kereta 10 gerbong 48 105 14 8 kereta 10 gerbong 42 105 16 10 kereta 10 gerbong 38 105 18

4-60

2 Kapasitas Lintas

Perhitungan kapasitas lintas tujuannya untuk dapat mengetahui berapa

banyak jumlah kereta api yang dapat diprogramkan untuk jalan setiap

harinya pada lintas tersebut

Berdasarkan rumusan kapasitas lintas sebagaimana diuraikan dalam butir

4219 dengan perhitungan Waktu operasi merujuk pada pola operasi KRL

di Lintas Jabotabek yaitu waktu operasi 20 jam (0400- 2400) dan waktu

perawatan 4 jam (2400 Ȃ 0400) sehingga rumusan kapasitas lintas untuk

nilai C jalur tunggal dari 60 menjadi 80 dan headway-nya sesuai tabel

442 di atas maka kapasitas lintas hasilnya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 43 Kapasitas Lintas

Formasi KA Kec Operasi rata-rata

Jarak petak jalan

Headway (menit) Kapasitas Lintas (KA) Penumpang Barang 4 kereta 10 gerbong 63 105 11 87 6 kereta 10 gerbong 48 105 14 68 8 kereta 10 gerbong 42 105 16 60 10 kereta 10 gerbong 38 105 18 55

3 Frekuensi kereta api dan kebutuhan sarana perkeretaapian

Prakiraan frekuensi kereta api telah dihitung hasilnya seperti pada tabel

421 dan 422 demikian juga kapasitas lintas dapat dilihat pada tabel 443

maka jika tabel-tabel tersebut dibandingkan akan terlihat kebutuhan slot

perjalananya masih cukup atau tidak berikut perbandingannya

Tabel 4 44 Kapasitas Lintas dan Frekuensi KA serta sisa slot

Formasi KA Kapasitas Lintas (KA)

Frekuensi KA (th 2051) Sisa Slot (KA) Penumpang Barang Penumpang Barang Jumlah

4 kereta 10 gerbong 87 19 7 26 61 6 kereta 10 gerbong 68 13 7 20 48 8 kereta 10 gerbong 60 9 7 16 44 10 kereta 10 gerbong 55 8 7 15 40

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan jalur tunggal ternyata slot perjalanan masih tersisa cukup banyak

4-61

4236 JENIS STASIUN TERPILIH

Dari tabel-tabel di atas tentang frekuensi kereta api yang melayani stasiun

untuk keperluan turun-naik penumpang dan bongkar muat barang diketahui

beberapa stasiun dapat menyelenggarakan angkutan penumpang ada juga

yang menyelenggarakan angkutan barang serta ada stasiun yang

menyelenggarakan kedua-duanya yaitu angkutan penumpang dan barang

Berikut dibawah ini dibuatkan tabel-tabel kebutuhan jenis stasiun yang

terkait dengan pelayanan angkutan

Pada tabel 4217 sd 4218 tentang potensi angkutan penumpang dan

barang per hari serta Pada tabel 4219 sd 4220 tentang frekuensi kereta

api yang melayani suatu stasiun angkutan penumpangbarang dalam

perhitungan diketahui stasiun Nambo sd stasiun Cileunsi demikian juga dari

stasiun Antajaya sampai dengan stasiun Selajambe potensi angkutan barang

cukup tersedia sedangkan angkutan penumpang ada di semua stasiun

hanya besar kecilnya yang berbeda berdasarkan berdasarkan itu jenis

stasiun kemungkinannya sebagai berikut

Tabel 4 45 Jenis Stasiun Berdasarkan Perhitungan Moderat

Stasiun Jenis Fungsi stasiun

Nambo Stasiun operasi penumpang dan Barang Kembang Kuning Stasiun operasi penumpang dan Barang Cileungsi Stasiun operasi penumpang dan Barang Mampir Stasiun operasi dan penumpang Jonggol Stasiun operasi dan penumpang Sukagalih Stasiun operasi dan penumpang Cibatu Tiga Stasiun operasi dan penumpang Antajaya Stasiun operasi penumpang dan Barang Majalaya Stasiun operasi penumpang dan Barang Jamali Stasiun operasi penumpang dan Barang Selajambe Stasiun operasi penumpang dan Barang

4-62

Apabila volume angkutan barang dalam bentuk satuan ton sebagaimana

tercantum pada tabel 418 kita ubah dalam bentuk satuan gerbong dengan

perhitungan 1 gerbong muat 30 ton maka tabel tersebut akan berubah

menjadi sebagai berikut

Tabel 4 46 Potensi angkutan barang dalam satuan gerbong

Nama Stasiun-stasiun

Potensi Bongkar Muat Barang (gerbonghari) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo 13 15 17 20 22 25 28

Kembang Kuning 32 36 42 48 54 61 68

Cileungsi 18 21 24 27 31 35 39

Mampir 15 17 20 23 26 29 32

Jonggol 3 4 4 5 5 6 7

Sukagalih 4 4 5 6 6 7 8

Cibatu Tiga 1 1 1 2 2 2 2

Antajaya 45 52 60 68 77 87 97

Mekarjaya 23 27 31 35 40 45 50

Majalaya 29 34 39 45 50 57 64

Jamali 24 28 32 36 41 46 52

Selajambe 22 25 29 33 37 42 47

Memperhatikan jarak antar stasiun relatif dekat dan penyebaran potensi

angkutan secara tabel ada di sekitar stasiun Kembang Kuning dan stasiun

Antajaya memperhatikan juga saat ini stasiun Nambo yang dekat dengan

stasiun Kembang Kuning dan saat ini stasiun Nambo sudah beroperasi

sebagai stasiun angkutan Barang dan juga angkutan penumpang maka

diusulkan untuk stasiun barang dicukupkan saja diselenggarakan di stasiun

Nambo dan stasiun Antajaya sehingga tabel 445 dengan demikian usulan

jenis stasiun menjadi sebagai berikut

4-63

Tabel 4 47 Usulan Jenis Stasiun Berdasarkan potensi angkutan

Stasiun Jenis Fungsi stasiun

Nambo Stasiun operasi penumpang dan Barang

Kembang Kuning Stasiun operasi dan penumpang Cileungsi Stasiun operasi dan penumpang

Mampir Stasiun operasi dan penumpang

Jonggol Stasiun operasi dan penumpang

Sukagalih Stasiun operasi dan penumpang

Cibatu Tiga Stasiun operasi dan penumpang

Antajaya Stasiun operasi penumpang dan Barang

Majalaya Stasiun operasi dan penumpang

Jamali Stasiun operasi dan penumpang

Selajambe Stasiun operasi dan penumpang

4237 LAYOUT EMPLASMEN STASIUN

Berdasarkan prakiraan turun naik penumpang maupun muat bongkar barang

barang relatifnya angkutan penumpang banyaknya dimulai stasiun Nambo

sampai stasiun Selajambe sementara angkutan barang walau disepanjang

lntas tersebut ada namun voume angkutnya ada yang sedikit sehingga kalau

diselenggarakan di stasiun itu secara ekonomis akan tidak layak demikian

pula jika dilihat dari total frekuensi kereta api sampai dengan tahun 2051

masih di bawah 30 KA (lihat tabel 444) maka stasiun-stasiun disepanjang

trase untuk tahap awal masih termasuk stasiun klas kecil kecuali stasiun

Nambo Antajaya dan Cileungsi dengan beberapa catatan sebagai berikut

hearts Untuk stasiun kecil Jumlah jalur utama yang dibutuhkan cukup 2 jalur

utama selang melewati 3 atau 4 stasiun disiapkan stasiun dengan jalur

utamanya 3 jalur tujuannya untuk menyediakan jalur persilangan dan

penyusulan

hearts Perlu dipertimbangkan pada beberapa stasiun disiapkan jalur simpan

untuk kebutuhan menyimpan saranaperalatan khusus untuk

perawatan jalur (track)

hearts Di stasiun angkutan barang (Antajaya) di maka disiapkan jalur untuk

kebutuhan bongkar muat barang

4-64

hearts Di stasiun Selajambe yang akan dijadikan jalur persambungan

dengan jalur yang ada saat ini yaitu di lintas Sukabumi Ȃ

PadalarangBandung diusulkan sesuai kebutuhan

Berikut usulan-usulan konsep layout stasiun dimaksud

a Stasiun Nambo

Stasiun Nambo secara eksisiting telah ada dan merupakan stasiun

Operasi Barang dan Penumpang yang merupakan stasiun buntu Dengan

adanya trase baru Nambo Ȃ Selajambe maka persambungannya cukup

menggunakan terusan jalur II karena dari jalur II ini dapat mengakses

kesemua jalur utamanaya termasuk jalur bongkar-muat barang Jadi

kesimpulannya layout stasiun Nambo tidak perlu ada perubahan cukup

fungsi-fungsinya diatur ulang sesuai kebutuhan akses ke stasiun

berikutnya yaitu stasiun Kembang Kuning Layoutnya stasiun Nambo

saat ini sebagai berikut

Gambar 4 22 Layout emplasemen Nambo (sekarang)

Diusulkan konsep layoutnya tetap namun dilakukan perubahan fungsi

menjadi sebagai berikut

4-65

Gambar 4 23 Layout Emplasemen Stasiun Nambo (usulan)

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Nambo sbb

1) Dari Cibinong kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

2) Dari Kembang Kuning kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

3) Dari Jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke arah stasiun

Binong atau stasiun Kembang Kuning

4) Apabila jalur III penuh maka Jalur 4 dipergunakan untuk stabling

rangkaian penumpang

5) Jalur 5 6 7 dan jalur 8 dipergunakan untuk bongkar muat gerbong

barang

b Stasiun Kembang Kuning

Stasiun Kembang Kuning sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di

stasun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan KA

jalurnya cukup 2 jalur layout stasiun Kembang Kuning Sebagai berikut

4-66

Namb II Cileungsi

I

Gambar 4 24 Layout Emplasemen Stasiun Kembang Kuning

Namun dengan memperhatikan potensi awal tentang adanya besaran

angkutan penumpang di sini maka perlu disiapkan lahan untuk

penambahan jalur bongkar muat untuk KA barang kebutuhan lahan

dimaksud yaitu lahan untuk jalur yang diberi gars terputus seperti

gambar berikut

Gambar 4 25 Penyiapan lahan tambahan untuk jalur KA Barang

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Kembang Kuning

sbb

1) Dari Nambo kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Cileungsi kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberaangkatkan ke stasiun

Nambo maupun ke stasiun Cileungsi

Catatan

1) Pembangunan Jalur 3 dan 4 dilaksanakan setelah ada kepastian

negosiasi angkutan namun perhitungan penyediaan lahan untuk

kebutuhan jalur itu tetap dilakukan sejak awal

2) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

3) Panjang efektif jalur stabling gerbong minimal 180 meter

4) Panjang efektif jalur simpan buntu minimal 60 meter

Stasiun Kembang Kuning Km 3 + 500

4-67

c Stasiun Cileungsi

Stasiun Cileungsi sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi Barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan jalurnya cukup 2 jalur utama ditambah 2 jalur stabling

untuk bongkar muat rangkaian KA barang layout stasiun Cileungsi

menjadi sebagai berikut

Gambar 4 26 Layout Emplasemen Stasiun Cileungsi

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Kembang Kuning

sbb

1) Dari Kembang Kuning kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Mampir kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberaangkatkan ke stasiun

Kembang Kuning maupun ke stasiun Mampir

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

d Stasiun Mampir

Stasiun Mampir statusnya menjadi stasiun Operasi dan Penumpang di

stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya

cukup 2 jalur utama layout stasiun Mampir menjadi sebagai berikut

Cileungsi

I I Jonggol

Gambar 4 27 Layout Emplasemen Stasiun Mampir

Kembang Kuning Mampir

Stasiun Cileungsi Km 9 + 300

Stasiun Mampir

4-68

Stasiun Jonggol

Km 17 + 800

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Mampir sbb

1) Dari Cileungsi kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Jinggol kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Cileungsi maupun ke stasiun Jonggol

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

e Stasiun Jonggol

Stasiun Jonggol sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan dan persilangan secara bersamaan

jalurnya menjadi 3 jalur utama layout stasiun Jongggol menjadi sebagai

berikut

III

Gambar 4 28 Layout Emplasemen Stasiun Jonggol

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Jonggol sbb

1) Dari Mampir kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

2) Dari Sukagalih kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

3) Dari jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Mampir maupun ke stasiun Sukagalih

Catatan Panjang fektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

Mampir II I

Sukagalih

4-69

f Stasiun Sukagalih

Stasiun Sukagalih sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan jalurnya menjadi 2 jalur utama layout stasiun Sukagalih

menjadi sebagai berikut

Gambar 4 29 Layout Emplasemen Stasiun Sukagalih

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Sukagalih sbb

1) Dari Jonggol kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Cibatu Tiga kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Jonggol maupun ke stasiun Cibatu Tiga

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245

g Stasiun Cibatu Tiga

Stasiun Cibatu Tiga sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan secara bersamaan jalurnya menjadi 2 jalur utama layout

stasiun Cibatu Tiga menjadi sebagai berikut

Gambar 4 30 Layout Emplasemen Stasiun Cibatu Tiga

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Cibatu Tiga sbb

1) Dari Sukagalih kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

Sukagalih I I Cirama

Stasiun Cibatu Tiga Km 32 + 100

Jonggol I I Cibatu Tiga

Stasiun Sukagalih Km 25 + 200

4-70

2) Dari Majalaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Jsukagalih maupun ke stasiun Cirama Girang

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245

h Stasiun Antajaya

Stasiun Antajaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di stasiun ini

dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya menjadi 2

jalur utama layout stasiun Antajaya menjadi sebagai berikut

Gambar 4 31 Layout Emplasemen Stasiun Antajaya

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Anta Jaya sbb

1) Dari stasiun Cibatu Tiga kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau

II

2) Dari stasiun Mekar Galih kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau

II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Cibatu Tiga maupun ke Mekarjaya

4) Jalur 3 dan 4 merupakan jalur untuk bongkar muat KA Barang

5) Jalur smpan digunakan untuk kebutuhan penyimpanan

gerbongkereta perawatan prasarana panjang efektip minimal 60

meter

6) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

4-71

I

I

i Stasiun MekarJaya

Stasiun Mekarjaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di

stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya

menjadi 2 jalur utama layout stasiun Mekarjaya menjadi sebagai

berikut

Antajaya II Majalaya

Gambar 4 32 Layout Emplasemen Stasiun Mekar Galih

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Mekarjaya sbb

1) Dari stasiun Antajaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Majalaya KA dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Antajaya maupun ke stasun Majalaya

4) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

j Stasiun Majalaya

Stasiun Majalaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya menjadi 2

jalur utama layout stasiun Cirama Girang menjadi sebagai berikut

Mekar Jaya II Jamali

Gambar 4 33 Layout Emplasemen Stasiun Majalaya

Stasiun Majalaya Km 58 + 900

Stasiun Mekarjaya Km 52 + 100

4-72

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Cirama Girang sbb

1) Dari Mekarjaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Jamali kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Mekarjaya maupun ke stasiun Jamali

4) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

k Stasiun Gudang

Stasiun Jamali sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan dan persilangan secara bersamaan

jalurnya menjadi 3 jalur utama layout stasiun Gudang menjadi sebagai

berikut

Gambar 4 34 Layout Emplasemen Stasiun Jamali

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Jamali menjadi sbb

1) Dari Stasiun Majalaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

2) Dari stasiun Selajambe kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

3) Dari jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Majaaya maupun ke stasiun Selajambe

4) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

Stasiun Jamali Km 68 +600

Jalur Luncur Majalaya

I Selajambe

II

III Jalur Luncur

4-73

5) Di terusan jalur I kiri dan diterusan jalur III kanan disiapkan jalur

luncur tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Selajambe ke jalur I

dan dari stasiun Cirama Girang ke III

6) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

7) Panjang jalur luncur minimal 100 meter

l Stasiun Selajambe

Stasiun Selajambe sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang terletak di jalur Lintas Cianjur -

Padalarang di tempat ini semula hanya berupa petak jalan antara Cianjur

Ȃ Ciranjang dahulunya merupakan perhentian (shelter) namun

perkembangannya karena makin berkurangnya penumpang maka

shelter ini ditutup menjadi jalur petak jalan Dengan adanya trase baru

Nambo-Cianjur maka tempat ini berubah menjadi stasiun persimpangan

yang menghubungkan dua lintas tersebut

Jalur eksisting di Selajambe secara skematis seperti berikut

Gambar 4 35 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (sekarang)

Konsep usulan layout stasiun Selajambe semula diusulkan sebagai

berikut

Gambar 4 36 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (usulan)

4-74

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Selajambe menjadi

sebagai berikut

1) Dari Stasiun Jamali kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Cianjur kereta api dapat dimasukan ke jalur II atau III

3) Dari jalur I kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Jamali

maupun ke stasiun Ciranjang

4) Dari jalur II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Jamali

Cianjur maupun ke stasiun Ciranjang

5) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

6) Di terusan jalur I kanan disiapkan jalur luncur tujuannya untuk

memungkinkan pemasukan kereta api secara bersamaan antara KA

yang masuk dari stasiun Jamali ke jalur I dan dari stasiun Cianjur

Ciranjang ke jalur II atau III

7) Demikian juga di terusan jalur III kanan disiapkan jalur luncur

tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Ciranjang ke alur I

atau II dan dari stasiun Cianjur ke jalur III

8) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

9) Panjang jalur luncur minimal 100 meter

Jika stasiun Selajambe usulannya diterima sebagai stasiun dipo kereta dan

lokomotif maka konsep usulan layout stasiun di atas diubah menjadi sebagai

berikut

Gambar 4 37 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (usulan -2)

4-75

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Selajambe menjadi

sebagai berikut

1) Dari Stasiun Gudang kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Cianjur kereta api dapat dimasukan ke jalur II atau III

3) Dari jalur I kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun JGudang

maupun ke stasiun Ciranjang

4) Dari jalur II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Gudang

Cianjur maupun ke stasiun Ciranjang

5) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

6) Di terusan jalur I kanan disiapkan jalur luncur tujuannya untuk

memungkinkan pemasukan kereta api secara bersamaan antara KA

yang masuk dari stasiun Gudang ke jalur I dan dari stasiun Cianjur

Ciranjang ke jalur II atau III

7) Demikian juga di terusan jalur III kanan disiapkan jalur luncur

tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Ciranjang ke alur I

atau II dan dari stasiun Cianjur ke jalur III

8) Pergerakan kereta atau lokomotif yang akan menuju ke jalur dipo

melalui jalur III jalur 4 digunakan untuk stabling sementara sebelum

keretalokomotif dirawat di dipo

9) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

10)Panjang jalur luncur minimal 100 meter

11)Panjang jalur di dipo disesuaikan dengan ketentuan yang ada di SK

Direksi PT KAI

4-76

T INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

m Posisi stasiun-stasiun di Lintas Nambo - Selajambe

Gambar 4 38 Posisi stasiun - stasiun di Lintas Nambo - Selajambe

4-77

4238 WAKTU PERJALANAN DAN PERFORMANSI (KINERJA)

TRAINSET

1 Waktu Perjalanan Kereta Api

Berdasarkan tabel 433 sd tabel 440 perihal waktu perjalanan kereta api

dapat diketahui Waktu Perjalanan KA dari Selajambe ke Nambo dan

sebaliknya Untuk KA barang perjalannya dari Antajaya ke Nambo Ȃ Jakarta

Gudang dan sebaliknya Ringkasan waktu perjalanan KA Penumpang dan KA

barang tercantum di tabel 439 dan 440

Waktu perjalanan tersebut di atas belum memperhitungkan waktu tunggu

(dwelling time) di stasiun awal dan tujuan kebutuhan waktu tersebut untuk

KA Penumpang dihitung (2 x 30) menit = 60 menit yaitu untuk kebutuhan

langsir lokomotif dan kebutuhan pengecekan keandalan rangkaian Untuk

KA barang dihitung untuk kebutuhan loding amp unloading muatan serta

pemeriksaan keandalan rangkaian butuh waktu (2 x 10 gd x 15) menit = 300

menit kebutuhan loading unloading akan sangat tergantung pada peralatan

bm itu sendiri serta jenis angkutannya (gerbong datar tertutup ketelan

atau lainnya)

Berdasarkan penjelasan di atas maka lama perjalanan untuk menghitung

kebutuhan sarana (kereta gerbonglokomotif) tabel 439 dan 440 menjadi

sebagai berikut

Tabel 4 48 ȀDzdz

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan amp DW WP KL

menit menit menit 4 kereta (180 ton) 73 120 193 6 kereta (270 ton) 88 120 208 8 kereta (360 ton) 100 120 220 10 kereta (450 ton) 115 120 235 Keterangan K = Kereta L = Lok DW = Dwelling Time

4-78

Tabel 4 49 ȀDzdz

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan amp DW WP GL

menit menit menit 8 kereta (360 ton) 318 300 618 10 kereta (450 ton) 325 300 625 Keterangan G = Gerbong L = Lok DW = Dwelling Time

2 Kinerja Trainset Sarana Perkeretaapian

Waktu operasi perjalanan kereta api diasumsikan sama dengan Waktu

operasi KRL Jabodetabek yaitu 0400 sd 2400 artinya selama 1200 menit

waktu perawatan 2400 sd 0400 atau selama 240 menit

Berdasarkan waktu operasi dan waktu tempuh (waktu perjalanan KA)

sebagaimana tercantum di tabel 448 sd tabel 449 termasuk waktu tunggu

terminal di stasiun keberangkatan dan di stasiun tujuan maka dapat

diketahui kemampuan kinerja (Performa) suatu rangkaian kereta api di

lintas tersebut dengan pola perhitungan (Waktu OperasiWPK) x C trip

dan (Waktu OperasiWPG) x C trip hasil perhitungannya seperti tercantum

di tabel-tabel berkut

Tabel 4 50 Kinerja Trainset KA Penumpang

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Coefisien

Waktu Op Kenerja

1 Trainsets Kenerja

TS pembulatan Operasi WP KL 4 kereta (180 ton) 1200 193 08 50 5 6 kereta (270 ton) 1200 208 08 46 5 8 kereta (360 ton) 1200 220 08 44 4 10 kereta (450 ton) 1200 235 08 41 4

Tabel 4 51 Kinerja Trainset KA Barang

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Coefisien

Waktu Op Kenerja

1 Trainsets Kenerja

TS pembulatan Operasi WP KL 8 gerbong (360 ton) 1200 618 08 16 2 10 gerbong (450 ton) 1200 625 08 15 2

4-79

4239 KEBUTUHAN SARANA PERKERETAAPIAN

1 Perhitungan kebutuhan sarana perkeretaapian

Kebutuhan sarana perkeretaapian (kereta gerbong dan lokomotf) dihitung

berdasarkan kebutuhan Frekuensi kereta api dibagi WPG atau WPK

Kebutuhan sarana trainsets dihitung dengan cara frekuensi KA di tahun itu

dibagi dengan kinerja atau performa trainset dalam 1 hari (lihat tabel 450

dan tabel 451 ) dalam tahun yang sama Hasil perhitungan kebutuhan sarana

terdiri atas kebutuhan Siap Operasi (SO) cadangan amp Armada sarana

Siap operasi artinya sarana yang siap digunakan untuk perjalanan kereta api

stelah melalui uji kelaikan jalan cadangan adalah sarana yang siap

digunakan manakala ada kebutuhan pengganti sarana yang siap operasi

yang mengalami gangguan nilainya 10 dari SO Armada adalah seluruh

sarana yang dimiliki perusahaan baik yang siap operasi cadangan maupun

sarana yang sedang dalam perawatan di Depo maupun balai Yasa Armada

dihitung 115 x (SO + Cadangan)

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka armada yang dibutuhkan adalah

sebagai berikut

Tabel 4 52 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 2 2 2 3 3 3 4 6 kereta 1 1 2 2 2 2 3 8 kereta 1 1 1 2 2 2 2 10 kereta 1 1 1 1 1 2 2

Tabel 4 53 Kebutuhan Sarana Trainsets Siap Operasihari

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 2 2 3 3 3 4 4 6 kereta 1 2 2 2 2 3 3 8 kereta 1 1 2 2 2 2 3 10 kereta 10 11 1 2 2 2 2

4-80

Tabel 4 54 Kebutuhan Sarana Trainsets Siap Operasi + Sarana untuk Dzdz

Perhitungan Moderat dengan

Rangkaianberat Jumlah Trainsets (TS) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 TS 4 Kereta 180 ton 2 2 2 3 3 3 4 TS 6 Kereta 270 ton 1 1 2 2 2 2 2 TS 8 Kereta 360 ton 1 1 1 1 1 2 2 TS 10 Kereta 450 ton 1 1 1 1 1 1 1 Keterangan pecahan dibulatkan secara otomatis oleh system excel Cad = Cadangan

Tabel 4 55 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 3 3 3 4 4 5 5 6 kereta 2 2 2 3 3 3 4 8 kereta 2 2 2 2 3 3 3 10 kereta 1 1 2 2 2 2 3

Demikian pula untuk kebutuhan armada sarana KA barang (trainsets

gerbong) sebagai berikut

Tabel 4 56 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 2 3 3 3 4 4 10 kereta 2 2 2 2 3 3 3

Tabel 4 57 Kebutuhan Sarana Trainsets Gerbong yang Siap Operasi dan Perawatan

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 3 3 3 4 4 5 10 kereta 2 2 2 3 3 3 4

Tabel 4 58 Kebutuhan Sarana Trainsets Gerbong yang siap operasi

Perawatan Sarana dan Cadangan

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 3 3 4 4 5 5 10 kereta 2 2 3 3 3 4 4

4-81

Tabel 4 59 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 3 3 4 4 5 5 6 10 kereta 2 3 3 3 4 4 5

2 Resume atas kebutuhan sarana kereta api barang dan penumpang

Kebutuhan saarana perkeretaapian (Kereta gerbong dan Lokomotif) yang

dimaksud dalam butir 1 di atas satuannya adalah satu trainsets artinya satu

rangkaian kereta api penumpang atau barang

Menelaah pada karakteristik lintas bahwa lintas Selajambe Ȃ nambo pada

dasarnya merupakan lintas penyangga untuk transportasi angkutan

perkotaan tuntutan angkutan perkotaan adalah kecilnya headway itu yang

diharapkan oleh pengguna waktu perjalanan berdasarkan tabel 439 secara

berturut-turut mulai 73 88 100 dan 115 menit dan berdasarkan tabel 453

kebutuhan sarana secara berturut-turut di tahun terakhir kebutuhan

penyediaan rangkaian 4 3 3 dan 2 trainset maka pada saat tahun-tahun

awal operasi sebaiknya trainsets cukup terdiri dari 1 lok + 4 kereta sehingga

headwaynya jika penyediaan 2 TS maka headway bisa mencapai lk 75

menit untuk satu arah yang sama jika disediakan 4 TS maka headwaynya lk

35 - 40 menit untuk 1 arah yang sama

Untuk KA Barang yang utama volume angkutan bisa terangkut dalam hari

itu selisih waktu perjalanan antara 159 menit dengan 163 menit tidak

begitu jauh maka kebutuhan trainset per KA tentu yang maksimal yaitu 10

gerbong dengan kebutuhan armada di tahun terakhrnya (2051) 5

rangkaian KA barang Dengan catatan jika akan menggunakan lintas Citayam

Ȃ Jakarta Gudang maka kemungkinan hanya 2 atau 3 KA yang mungkin dapat

ditampung di waktu kerja perawtan ( 2400 Ȃ 0400) jika pembangunan

Cileungsi Ȃ BekasiCikarang telah beroperasi maka semua potensi angkutan

penumpang di lintas baru ini bisa terlaksana

4-82

Kesimpulan

hearts Angkutan penumpang perlu disediakan untuk siap operasi minimal 2

trainsets (4 kereta + 1 lok) untuk menuju headway 75 menit per

jurusan atau 4 trainsets (4 kereta + 1 lok) untuk headway 40 menit

per jurusan frekuensi KA dapat mencapa 26 KAhari

hearts Angkutan barang perlu disediakan untuk siap operasi minimal 2

rangkaian KA (10 gerbong + 1 lok) untuk menuju headway 163

menit per jurusan atau 4 rangkaian KA (10 gerbong + 1 lok) untuk

headway 85 menit per jurusan frekuensi KA dapat mencapa 8

KAhari atau (4 DPK +4DPI)

hearts Kebutuhan untuk cadang+ Perawatan cukup 1 Trainset (1KA)

hearts Khusus untuk kereta api barang apabila operasi ke lintas Citayam Ȃ

Jakarta Gudang tidak memungkinkan maka perjalanan kereta api

barang ini akan di mulai setelah pembangunan jalur baru Cileungsi Ȃ

BekasiCikarang sidah dapat dioperasikan jadi relatifnya mungkin

baru dapat dimulai di tahun 2031 atau lebih awal dari tahun tersbut

42310 KEBUTUHAN DIPO SARANA PERKERETAAPIAN

1 Lokasi Depo di Jaringan pelayanan Daop 1 dan Daop 2

Depo sarana perkeretaapian adalah suatu tempat untuk merawat sarana

yaitu perawan harian untuk sarana yang dioperasikan jenis Depo ada 3 jenis

yaitu Depo lokomotif Depo kereta dan Depo gerbong perawatan untuk KRL

atau KRD dilakukan di Depo kereta Untuk perawatan berkala 2 tahunan dan

4 tahunan diselenggarakan di Balai Yasa

Tempat Depo yang ada di daop 1 Jakarta saat ini ada di 5 lokasi yaitu di

Jakarta Tanahabang Jatinegara Manggarai dan Depok kesemuanya Depo

KRL seperti tercantum di gambar ini

4-83

Gambar 4 39 Lokasi Depo Perkeretaapian

Sedangkan di Daop 2 Bandung terdapat depo rangkaian kereta dan lokomotif

terdapat di Bandung Banjar (sub Depo) dan Cianjur

Kebutuhan dipo untuk trase studi ini karena kebutuhan sarana keretaapinya

masih sedikit mungkin perlu penjajagan lebih lanjut di depo Cianjur karena

perawatan disana masih relatif sedikit

Beberapa informasi tentang jaringan lintas pelayanan Jabodetabek dan

Sukabumi Ȃ Cianjur Ȃ Bandung dapat diinformasikan sebagai berikut

4-84

a Jabodetabek

Gambar 4 40 Jarak Stasiun dan Halte Berdasarkan Operasi KA Sistem Feeder

Jarak antar stasiunshelter di jaringan pelayanan angkutan KA Komuter di

Jabodetabek antara 075 km sampai dengan 78 km

Panjang jarak antar stasiunshelter dengan stasiushelter tersebut di atas

dapat dijadikan acuan jika di trase Cileungsi Ȃ Cianjur ini akan dijadikan

jaringan pelayanan angkutan kereta api komuter sebagai feeder jaringan

pelayanan angkutan kereta api Jabodetabek

Stasiun Nambo merupakan stasiun dengan emplasemen panjang ( panjang

jalur utamanya lebih dari 450 meter) dan layout stasiun Nambo berdasarkan

Gapeka tahun 2019 nampak seperti berikut

4-85

Gambar 4 41 Gambaran Gapeka Untuk Stasiun Nambo

b Sukabumi Ȃ Cianjur Ȃ Bandung

Berdasarkan kajian topografi sementara akhir kajian trase Cieungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur ini akan bertemu dengan Tempat Perhentian (shelter)

Selajambe Shelter Selajambe ini berada di jaringan pelayanan angkutan

kereta api Daerah Operasi 2 Bandung terletak di km 104 + 888 antara

stasiun Cianjur dengan stasiun Ciranjang Berikut cuplikan posisi

Selajambe dari Gapeka tahun 2019 sebagai berikut

Gambar 4 42 Gambaran Gapeka Untuk Stasiun Selajambe

Stasiun Nambo

Km 51 + 077

4-86

Cuplikan Informasi Sukabumi Ȃ Cianjur pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 43 Gambaran Gapeka Sukabumi-Cianjur

4-87

Cuplikan Informasi Cianjur Ȃ Padalarang pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 44 Gambaran Gapeka Cianjur-Padalarang

4-88

Cuplikan Informasi Padalarang - Bandung pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 45 Gambaran Gapeka Padalarang-Bandung

Dari gambar 441 sd 444 dapat diketahui beberapa informasi diantaranya

1 Gradient (lereng penentu di lintas Sukabumi Ȃ Padalarang tercatat

sebagai berikut

a Koridor Sukabumi Ȃ Cirengas gradient 20 dan 25 permil

b Koridor Cirengas Ȃ Lapegan gradient 25 permil

c Koridor Lampegan Ȃ Cibeber gradient 33 permil

d Koridor Cibeber Ȃ Cianjur gradient 14 dan 24 permil

e Koridor Cianjur Ȃ Ciranjang gradient 25 permil

f Koridor Ciranjang Ȃ Cipatat gradient 18 dan 25 permil

g Koridor Cipatat Ȃ Tagogapu gradient 20 dan 38 permil

h Koridor Tagogapu Ȃ Padalarang gradient 40 permil

i Koridor Padaarang Ȃ Bandung gradient maksimum 16 permil

2 Jari-jari lengkung terkecil ada yang sampai 150 meter

3 Jenis perangkat persinyalan di Sukabumi Ȃ Tagogapu persinyalan

mekanik sedangkan Padalarang Ȃ Bandung persinyalan elektrik

4-89

Bogor

Cianjur

Sukabumi Bandung

Lintas yang berhubungan dengan trase Cileungsi Ȃ SelajambeCianjur

Gambar 4 46 Lintas yang Berhubungan Dengan Trase Cileungsi-Jonggol-

Cianjur

2 Analisa kebutuhan Depo di lintas Nambo ndash Selajambe

a Bahwa perjalanan kereta api yang akan digunakan di lintas Nambo-

Selajambe kemungkiannnya sarana perkeretaapian terdiri dari

rangkaian yang menggunakan tenaga gerak tersediri yakni untuk

kereta api barang berupa gerbong dan lokomotif dan untuk kereta api

penumpang berupa kereta dan lokomotif tidak menutup

kemungkinan juga untuk kereta api penumpang berupa kereta api rel

diesel (KRD)

4-90

Dengan demikian kebutuhan Depo yaitu Depo kereta Depo lokomotif

dan Depo gerbong Depo-Depo dimaksud lokasinya dapat terpisah

dibeberapa stasIun dapat pula bersatu dalam satu stasiun asalkan

kebutuhan lahannya cukup tersedia

b Bahwa titik awal dan akhir yaitu antara Nambo Ȃ Selajambe dengan

rincian kebutuhan KA penumpang ada di sepanjang lintas atau asal-

tujuan perjalanan KA di lintas studi yaitu Nambo Ȃ Selajambe

sedangkan angkutan KA barang hanya ada di Nambo sampai dengan

Cileungsi seleihnya potensinya sangat kecil maka lokasi stabling

dan Depo lokomotif kereta ataupun gerbong sebaiknya lokasi dekat

dengan stasiun asal-tujuan itu Tujuannya yaitu untuk menghindari

adanya perjalanan kereta api dinas antar stasiunlintas yang

berdampak akan mengurangi slot waktu untuk perjalanan kereta api

komersial lainnya

c Bahwa di Daop 1 terdapat beberapa Depo namun mayoritas Depo

KRL sementara Depo kereta dan lokomotifnya jauh dari stasiun lintas

studi Nambo - Selajambe

d Bahwa di Daop 2 terdapat pula 1 Depo (kereta gerbong dan

lokomotif) yaitu di Bandung dan 1 lagi sub Depo (Depo kecil) di

stasiun Cianjur yang saat ini sudah tidak digunakan

e Alternatif pemilihan lokasi menjadi sebagai berikut

1) Stasiun Nambo

2) Stasiun Selajambe

3) Stasiun Cianjur

Analisa ketiga lokasi di atas sebagai berikut

Stasiun Nambo dipertimbangkan karena Nambo merupakan Awal amp

akhir perjalanan sehinggga keluar masuk sarana dari stasiun ke Depo

atau sebaliknya tidak melalui petak jalan sehingga kapasitas lintas

tidak terganggu Namun lahan di stasiun ini sudah cukup padat dan

4-91

operasi kereta api di stasiun ini cukup sibuk karena adanya angkutan

bongkar muat barang serta angkutan naik turun penumpang KRL

Stasiun Selajambe dipertimbangkan karena Selajambe merupakan

Awal amp akhir perjalanan sehinggga keluar masuk sarana dari stasiun

ke Depo atau sebaliknya tidak melalui petak jalan sehingga kapasitas

lintas tidak terganggu Lahan di stasiun ini dilihat dari foto drone

lahan masih cukup tersedia berupa lahan kebun atau pesawahan

namun perlu pegkajian lebih lanjut Saat ini Selajambe masih berupa

jalur kereta api di petak jalan antara stasiun Cianjur dengan stasiun

Ciranjang operasi kereta api di lintas ini semula non aktif sekarang

mulai 22 September mulai diaktifkan kembali dan kereta api yang

dioperasikan baru kereta api penumpang yang diberi nama KA

Siliwangi dengan relasi Sukabumi Ȃ Cpatat dengan 3 kali perjalanan

ulang alik jadi relatif frekuensi perjalanannya masih sedikit

Berikut ini foto situasi lahan di jalur Selajambe tempat pertemuan

jalur lintas Nambo Ȃ Selajambe dengan lintas Cianjur Ȃ Padalarang

4-92

Gambar 4 47 Ttitik pertemuan jalur KA di Selajambe

Stasiun Cianjur dipertimbangkan karena di Cianjur ada terdapat

jalur bekas emplasemen sub Depo lokomotif namun kelihatannya kecil

perlu kajian lanjut di stasiun cianjur sementara ini hanya melayani

kereta api dari arah Bogor sedang ke arah Bandung masih non aktif

Jika Cianjur menjadi pilihan ada beberapa aspek kelemahan yatu

akan terjadi penggunaan petak jalan untuk kepentingan pergerakan

rangkaian KA dinas dari Cianjur ke Selajambe atau sebaliknya

sehingga kapasitas lintas untuk KA komersial menjadi berkurang

kelemahan lain yaitu pergerakan kereta api dari Nambo ke Cianjur

melalui Selajambe atau sebaliknya akan terjadi penambahan waktu

untuk kebutuhan langsir di stasiun Selajambe karena lokomtif harus

di langsir terlebih dahulu guna memindahkan lokomotif ke arah

muka-nya Ilustrasi arah wesel di stasiun Selajambe sebagai berikut

4-93

Cianjur Ciranjang

Nambo

Selajambe

Gambar 4 48 Ilustrasi arah wesel di stasiun Selajambe

Kondisi eks bangunan Sub Depo Canjur seperti foto berikut

Gambar 4 49 Foto kondisi Sub Depo Canjur

Layout stasiun Cianjur seperti gambar berikut

4-94

Gambar 4 50 Gambar Layout emplasemen Cianjur

Keterangan Posisi area sub Depo ada di atas jalur I

Rekomendasi memperhatikan pertimbangan-pertimbangan di atas

diusulkan Stasiun Selajambe menjadi prioritas pertama untuk

dijadikan lokasi Depo kereta maupun Depo lokomotif

Jika demikian maka usulan layout untuk stasiun Selajambe

sebagaimana yang tercantum perlu ditambah emplasemen

Depolokomotif dan kereta maka usulannya menjadi sebagai berikut

Gambar 4 51 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe dengan Depo

4-95

Catatan

1 Jumlah jalur Depo masing-masingnya ada 6 jalur (2 jalur kolong

1 jalur cuci 2 jalur stabling 1 jalur cuci) dan 1 Jalur putar

lokomotif SK Direksi PT KAI nomor KEPUKR203II2KA-2017

tanggal 27 Februari 2017 tentang Standar Fasilitas Minimum

pemeriksaan da Perawatan Sarana Perkeretaapian

2 Sudut wesel-wesel di Depo 1 10 Sedangkan untuk emplasemen

stasiun di jalur utama 1 12

3 Kebutuhan Depo gerbong ini mungkin tahapan ke-2 atau

selanjutnya dengan memperhatikan potensi angkutan barang

terbanyaknya di 3 stasiun yaitu Nambo Kembang Kuning dan

Cileungsi Sementara ke stasiun-stasiun selanjutnya sampai

dengan stasiun Selajambe untuk angkutan barang sangan kurang

bahkan tidak ada

Jadi untuk Depo gerbong kemungkinannya di Kembang Kuning

atau Cileungsi perlu kajian lebih lanjut

43 KAJIAN LINGKUNGAN

431 RONA LINGKUNGAN AWAL DAN PENGGUNAAN LAHAN

4311 WILAYAH ADMINISTRASI

Rencana pembangunan alternatif terpilih jalur KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

Cianjur direncanakan untuk melayani 2 kabupten yaitu Kabupaten Bogor dan

Kabupaten Cianjur Trase terpilih akan melewati 11 Kecamatan dan 36 Desa

Adapun secara lebih lengkap wilayah administrasi yang terlintas dapat

dilihat pada tabel dibawah ini

4-96

Tabel 4 60 Wilayah Administrasi Yang Akan Dilewati Rencana Trase Jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Kabupaten Kecamatan Desa Panjang (Km) Bogor Klapanunggal Nambo 1826179

Kembang Kuning 2383610 Klapanunggal 2027496

Cileungsi Dayeuh 2997430 Mampir 2615386 Situsari 3341201 Cipeucang 1467982

Jonggol Sukamanah 3444377 Jonggol 1343025 Weninggalih 0962314 Sirnagalih 1854014 Sukagalih 2808869

Cariu Tegalpanjang 1086471 Cariu 2194792 Mekarwangi 0044786 Karyamekar 0067138 Cibatutiga 2861771 Bantarkuning 3137401

Tanjungsari Antajaya 5118492 Buanajaya 9399293

Cianjur Cikalong Kulon Mekarsari 2752543 Majalaya 4288837

Mekarjaya 3183148 Padajaya 4479940

Sukaresmi Sukamahi 0419751 Cikancana 0413566

Mande Ciandam 1164549 Jamali 3447056 Mulyasari 1409053 Bobojong 1247993

Karang Tengah Sukajadi 0518605 Sukasarana 0641814 Ciherang 0881372

Sukaluyu Sukasirna 0756055 Selajambe 1808824

Panjang Total 78997721 Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-97

4312 KARAKTERISTIK TOPOGRAFI

Rencana jalur KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur berada di wilayah Kabupaten

Bogor Bagian Selatan yang memiliki kelandaian beragam mulai dari

kemiringan lereng 0-8 sampai gt40 Topografi relatif landai di daerah Kec

Gunung Putri Kec Cileungsi dan Kec Jonggol kemudian semakin ke selatan

di daerah Kec Cariu dan Kec Cikalong Kulon ketinggian meningkatkan dan

topografi bergelombang mengikuti kontur perbukitan dengan tingkat

kemiringan agak curam hingga sangat curam dan kembali landai sampai Kec

Selajambe Untuk lebih jelas mengenai informasi topografi dapat dilihat pada

gambar dibawah ini Identifikasi ini merupakan hasil overlaysuperimpose

kebutuhan lahan kereta dengan peta kemiringan lahan

Gambar 4 52 Kesesuaian Trase Rencana Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur dengan Kelandaian Wilayah

Sumber DEMNAS dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-98

Gambar 4 53 Wilayah Kemiringan Lereng yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4313 IKLIM

Suhu udara di Kabupaten Bogor rata-rata berkisar antara 227degC sampai

3160C Suhu udara maksimum terjadi pada bulan September yaitu 360degC

sedangkan suhu udara minimum terjadi pada 192degC Jumlah curah hujan

rata-rata tertinggi di Kabupaten Bogor terjadi pada Bulan Januari dengan

curah hujan sebesar 53623 mm sedangkan curah hujan terendah terjadi

pada Bulan Agustus dengan jumlah curah hujan 1098 mm

Secara umum Kabupaten Cianjur beriklim tropis lembab dengan suhu udara

minimum 18deg yang biasanya terjadi pada bulan Maret Ȃ April sedangkan

suhu maksimal adalah 24deg yang biasanya terjadi pada bulan Oktober Ȃ

November dengan kelembaban nisbi berkisar antara 80 - 90 Pada bulan

November Ȃ Maret angin bertiup ke arah tenggara yang biasanya berkaitan

dengan musim kemarau Adapun puncak musim kemarau terjadi pada bulan

Agustus sedangkan puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember-

Januari Kondisi curah hujan di Kabupaten Cianjur sangat bervariasi Curah

4 - 8 17

2 - 4 22

Kemiringan gt55 0

8 - 16 42

16 - 35 18

35 - 55 1

4-99

hujan rata-rata di wilayah pesisir berkisar antara 11204 mmtahun sampai

dengan 3543 mmtahun

4314 KARAKTERISTIK GEOLOGI

Tatanan geologi di wilayah kajian dan disekitarnya sangat kompleks dan

beragam Dari yang tua ke muda adalah Satuan Batugamping Pasiran

Selang-seling Batulempung (Formasi Parigi) yang berumur Miosen Tengah

(N13Ȃ N14) diendapkan pada lingkungan laut dangkal yaitu pada neritik tepi

(5-20 m) hingga neritik tengah (20-100 m) Selaras di atasnya diendapkan

satuan batulempung (Formasi Subang) yang berumur Miosen Akhir (N15 Ȃ

N18) pada lingkungan laut dangkal yaitu pada neritik tengah (20-100 m)

Pada Kala Pliosen yang menerus hingga Pleistosen (Plio-Plistosen) terbentuk

Satuan Intrusi Andesit serta satuan batuan produk gunungapi tak terurai

yang diendapkan pada lingkungan pengendapan darat dengan mekanisme

pengendapan pyroklastik (proximal volcaniclastic facies Visser1972) Pada

kala holosen satuan aluvial sungai menutupi satuan-satuan yang lebih tua

yang tersingkap di daerah penelitian

StrukturȂstruktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa

struktur lipatan dan patahan yang terjadi dalam satu fase tektonik yaitu

pada Kala Miosen Akhir menerus hingga Kala Plistosen dengan gaya utama

berarah barat utara Ȃ selatan yaitu N 5deg E Struktur lipatan berupa Sinklin

Sukajadi Antiklin Medalsari Sinklin Kutamekar Antiklin Cikutamahi Sinklin

Cibatutiga Antiklin Struktur patahan yang berkembang berupa Sesar Naik

Cibeet Sesar Mendatar Cibatutiga Sesar Mendatar Kutamekar Sesar

Mendatar Medalsari Sesar Mendatar Bantarkuning Sesar Mendatar

Cikutamahi

Morfologi dari dataran hingga perbukitan terjal serta banyaknya

patahanlipatan di wilayah kajian Ketentuan teknis perkeretaapian yang

mengharuskan lintasan agar tetap menjaga kelandaian dan lengkung

maksimum sesuai standar mengakibatkan rencana pembangunan jalur

4-100

kereta ini tetap melintasi beberapa sesar yang ada Namun aspek geologi pun

sudah menjadi pertimbangan dalam penentuan trase rencana pembangunan

jalur kereta ini dan sudah meminimalisir perpotongan jalur kereta dengan

patahan Untuk melihat bagaimana kondisi geologi diwilayah kajian dapat

dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 4 54 Kondisi Geologi di Wilayah Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

Qa ALUVIUM Lempung lanau pasir Kerikil Kerakal

dan Bongkah

Qyg BREKSI DAN LAHAR DARI

G GEDE (0-100 M)

Qot HASIL GUNUNGAPI

TERTUA (0-550 M)

BREKSI DAN LAVA

Batupasir tufan serpihan tufan breksi

tufan dan aglomerat tufan Membentuk

dataran Cianjur

Breksi andesit piroksen bersisipan dengan

lava andesit Umumnya terpropilitasi

Membentuk daerah perbukitan luas yang

terpisah yang dikelilingi Qyg dekat Cianjur

4-101

Qos BATUPASIR TUFAN DAN

KONGLOMERAT (0-60M)

Qav SATUAN BATU PASIR

TUFAN DAN

KONGLOMERAT

Qoa SATUAN BATUPASIR

KONGLOMERAT DAN

BATULANAU

Batupasir Tufan dan Konglomerat berasal

dari endapan lahar Qob Satuan ini

menempati sebagian besar dataran Plered

dan tanah meja di timurlaut Purwakarta

Batupasir tufan konglomerat Tuf dan

Breksi

Batupasir konglomerat batulanau dan

batupasir

TMk Formasi Klapanunggal Batugamping koral sisipan batugamping

pasiran napal batupasir kuarsa glokonitan

hijau

Tms FORMASI SUBANG Batupasir bersisipan betulempung

Msc ANGGOTA

BATULEMPUNG FORMASI

SUBANG (2900M)

Mdm ANGGOTA NAPAL DAN

BATU PASIR KUARSA

FORMASI JATILUHUR

Mttb ANGGOTA BREKSI

FORMASI CANTAYAN (0-

1700 M)

Umumnya batulempung yang mengandung

lapisan-lapisan dan modula batugamping

napalan keras napal dan lapisan-lapisan

batu gamping abu-abu tua setebal 2 atau 3

m Kadang-kadang mengandung sisipan

batupasir glaukorit hijau

Napal abu-abu tua batulempung dan

serpih lempungan dengan sisipan-sisipan

batupasir kuarsa kuarsit dan batugamping

napalan

Breksi polimik mengandung komponen-

komponen bersifat basal andesit dan

batugampingkoral bersisipan batupasir

andeit pada bagian atas Di beberapa

tempat mengandung juga batuan-batuan

intrusive

4-102

Mtte ANGGOTA

BATULEMPUNG FORMASI

CANTAYAN (0-2200M)

ha Andesit Horblenda Dan

Porfir Diorit Horelblenda

vi VITROFIR PORFIR BASAL

DAN DOLERIT

Batulempung serpih tuf mengandung

belerang lignit dan kongkresi-kongkresi

batulempung sisipan-sisipan batugamping

Intrusi-intrusi yang umumnya terusun dari

plagioklas menengah dan horenblenda di

sekitar G Anggabuwana dan G Parang

vitofir putih atau abu-abu muda

kemungkinan bersusun andesit didaerah

sekitar G Congkrang Breksi magma dan

tuf breksi bewarna muda yang bersusunan

sama dengan vitrofitnya dekat G karung

Porfir basal didaerah sekitar Pr Buluh dan

sedikit disebelah baratnya diorit yang

hanya membentuk tubuh-tubuh kecil yang

rombakannya tersebar di lereng-lereng

Selain itu dikaji pula daya dukung geologi dengan pemodelan superimpose

dari sumberdaya geologi seperti topografi morfologi perkerasan jenis

batuan jenis tanah hidrogeologi dan kendala geologi seperti kebencanaan

geologi yaitu kawasan rawan bencana gempabumi dan gerakan tanah yang

dianalisis menggunakan sistem informasi geospasial (SIG) Dari kajian

tersebut akan mendapatkan beberapa klasifikasi dayadukung leluasa sampai

tidak leluasa yang dijadikan pertimbangan sebagai potensi untuk keleluasaan

untuk pembangunan Untuk melihat bagaimana kondisi daya dukung geologi

diwilayah kajian dapat dilihat pada gambar dibawah ini

4-103

Gambar 4 55 Kondisi Daya Dukung Geologi di Wilayah Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

Gambar 4 56 Panorama sebagian morfologi di dalam blok Jonggol a) Morfologi

pedataran aluvium di dalam lembah Sungai Cibeet dengan latar belakang perbukitan vulkanik dan intrusi batuan beku komplek Sanggabuana B) Morfologi pedataran

4-104

aluvium dan perbukitan vulkanik bergelombang lemah di sekitar aliran Sungai

Cipamingkis c) Morfologi kerucut intrusi granodiorit dengan latar belakang perbukitan vulkanik terjal d) Morfologi perbukitan bergelombang lemah dan

pedataran disusun oleh batuan vulkanik muda dan aluvium Sumber Foto Haryanto

Gambar 4 57 Lapisan batupasir kuarsa dengan sisipan tipis batulempung Formasi

JatiluȋȌȋȌǡDzdzFormasi Jatiluhur disertai lipatan seret akibat sesar minor Lokasi Sungai Cibeet Struktur Dzdz13ǡt sesar

minor Lokasi Sungai Cibeet (tengah) Granodiorit (ha) (kanan) Sumber Foto Haryanto

4315 SEBARAN WILAYAH RAWAN BENCANA

Berdasarkan hasil data primer maupun sekunder trase rencana

pembangunan jalur kereta api cileungsi-jonggol-cianjur memiliki kawasan

yang berpotensi terhadap bencana seperti bencana geologi gempa bumi

rawan gerakan tanah serta bencana lainnya seperti kebakaran banjir dll

Gempa bumi termasuk salah satu bencana alam yang tidak dapat diprediksi

kapan akan terjadi Fenomena ini terjadi karena berbagai faktor penyebab

diantaranya yaitu pergeseran lempeng letusan gunung berapi dan faktor

non alam akibat aktivitas manusia yang dapat menimbulkan gempa bumi

Melihat Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi di Jawa Barat Rencana trase

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur memiliki Kawasan berpotensi

terlanda goncangan gempabumi dengan intensitas VII-VIII MMI (Modified

Mercalli Intensity) yang berpotensi terjadi retakan tanah pelulukan gerakan

tanah pada lereng terjal dan pergeseran tanah Percepatan gempa bumi dapat

terjadi lebih besar dari 045 g Kawasan ini pada umumnya disusun oleh

batuan berumur kuarter kerusakan cukup besar pada bangunan yang

4-105

KRB Gempabumi

Kawasan berpotensi

terlanda goncangan gempabumi

dengan intensitas VII-VIII MMI

(Modified Mercalli

Kawasan berpotensi

terlanda goncangan

gempa bumi kuat dengan skala

intensitas lebih dari VIII MMI

(Modified

didesain khusus kerusakan pada bangunan gedung tinggi pondasi bangunan

bergeser kerusakan pada sebagian bangunan kayu Jika intensitas mencapai

XII MMI terjadi kerusakan total pada bangunan Untuk melihat lebih jelas

mengenai kawasan rawan bencana yang dilalui dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 4 61 Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Yang Akan Dilewati Rencana Trase Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

KRB Gempabumi Luas

Kawasan berpotensi terlanda goncangan gempa bumi kuat dengan skala intensitas lebih dari VIII MMI (Modified Mercally Intensity)

14294 Ha

Kawasan berpotensi terlanda goncangan gempabumi dengan intensitas VII-VIII MMI (Modified Mercalli Intensity)

48975 Ha

Sumber PVMBG Badan Geologi 2020

Gambar 4 58 Persentase KRB Gempabumi Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-

Jonggol-Cianjur Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

4-106

0 Kerentanan

tinggi 6

potensi erosi ketika hujan

tinggi

KRB Gerakan Tanah

Kerentanan rendah

38

Kerentanan menengah

42

Kerentanan sangat rendah

14

Tabel 4 62 Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Yang Akan Dilewati Rencana

Trase Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

KRB Gerakan Tanah Luas Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan menengah untuk terkena gerakan tanah Pada Zona ini dapat terjadi gerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai gawir tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan

26607149

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan rendah untuk terkena gerakan tanah Umumnya pada Zona ini jarang terjadi gerakan tanah jika tidak mengalami gangguan pada lereng dan jika terdapat gerakan tanah lama lereng telah mantap kembali

24211537

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan sangat rendah untuk terkena gerakan tanah Pada zona ini jarang atau hampir tidak pernah terjadi gerakan tanah baik gerakan tanah lama maupun gerakan tanah baru kecuali pada daerah tidak luas pada tebing sungai

86335627

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan tinggi untuk terkena gerakan tanah Pada zona ini sering terjadi gerakan tanah sedangkan gerakan tanah lama dan gerakan tanah baru masih aktif bergerak akibat curah hujan yang tinggi dan erosi kuat

36165199

Aliran bahan rombakan dapat terjadi bila terdapat akumulasi dan pembendungan alur oleh endapan lahar atau material longsoran pada alur sungai di bagian hulu dan dipicu oleh erosi yang kuat dan curah hujan yang tinggi

2011586

Sumber PVMBG Badan Geologi 2020

Gambar 4 59 Persentase KRB Gerakan Tanah Trase Rencana Jalur KA Cileungsi- Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-107

Gambar 4 60 Kesesuaian Trase Rencana Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur dengan Aspek Kebencanaan

Sumber PVMBG Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4316 BIOLOGI

A FLORA

Pada umumnya vegetasi yang tumbuh di lokasi studi adalah tumbuhan

budidaya antara lain padi palawija (jagung ubi kayu ubi jalar kedelai)

tanaman sayuran (kangkung bayam wortel tomat cabe terung ketimun

bawang dsb) tanaman buah (durian papaya mangga pisang rambutan

jambu air belimbing alpokat petai jengkol dsb) dan tanaman perkebunan

(antara lain kelapa sawit kopi karet teh dsb)

B FAUNA

Hewan yang terdapat di lokasi studi antara lain hewan ternak dan hewan liar

Hewan ternak yang dibudidayakan oleh penduduk antara lain Rusa sapi

kerbau kambing domba dan ternak unggas (ayam ras ayam buras burung

puyuh itik) serta budidaya ikan

4-108

4317 TATA RUANG DAN TATA GUNA LAHAN

A RTR KSN JABODETABEKPUNJUR

Rencana pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur sudah

termuat dalam Perpres 602020 tentang Rencana Tata Ruang Bodebek

Punjur 2020 Serta dijelaskan juga mengenai fungsi sistem kawasan

perkotaan sekitar inti yang menjadi kawasan penyangga inti DKI Jakarta yang

akan terlewati oleh trase ini yaitu ditetapkannya Kawasan Perkotaan

Cileungsi Adapun Kawasan Perkotaan Cileungsi memiliki fungsi sebagai

berikut

1 Pusat pemerintahan kecamatan

2 Pusat kegiatan industri

3 Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala regional

4 Pusat kegiatan pariwisata dan

5 Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang

regional

4-109

Gambar 4 61 Peta Rencana Pola Ruang Terintegrasi dengan Jaringan Transportasi PERPRES No 602020

Sumber Kementerian ATR BPN 2020

B RTRW DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2024

saat ini masih dalam proses revisi Oleh sebab itu rencana pembangunan

trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur belum tercantum Namun dengan

adanya rapatrapat koordinasi yang selama ini dilakukan oleh Instansi terkait

di Daerah dengan Kementerian Perhubungan diharapkan rencana trase KA

tersebut dapat terakmodasi dalam RTRW Provinsi jawa Barat

Adapun Pengembangan jaringan kereta api dalam RTRW Prov Jawa Barat

tahun 2009-2029 berfungsi sebagai penghubung antar PKN antara PKN dan

PKW serta antar PKW

4-110

Gambar 4 62 Peta Rencana Pengembangan Infrastruktur Perhubungan Perkeretaapian

Sumber RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029

C RTRW KABUPATEN BOGOR

Rencana pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur sudah

termuat dalam RTRW Kabupaten Bogor tahun 2016-2036 dan sudah termuat

juga pembangunan stasiun penumpang yang berlokasi di Cileungsi dan

Jonggol Adapun Pusat kegiatasesuai RTRW Kabupaten Bogor yang terlewati

oleh Trase ini adalah PKLp Perkotaan Cileungsi dan PPK Perkotaan Jonggol

4-111

Gambar 4 63 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 Sumber RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036

Gambar 4 64 Peta Pola Ruang RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 Sumber RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036

4-112

D RTRW KABUPATEN CIANJUR

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Cianjur saat ini masih

dalam proses revisi Oleh sebab itu rencana pembangunan trase KA Cileungsi

Ȃ Jonggol - Cianjur belum tercantum Namun dengan adanya rapat-rapat

koordinasi yang selama ini dilakukan oleh Instansi terkait di Daerah dengan

Kementerian Perhubungan diharapkan rencana trase KA tersebut dapat

terakmodasi dalam RTRW Kabupaten Cianjur

Adapun rencana sistem perkeretaapian yang saat ini termuat sebagai berikut

hearts Rencana pengembangan prasarana kereta api (rencana

revitalisasi jalur rel kereta api )

Bandung-Padalarang-Cianjur-Sukabumi

hearts Rencana pengembangan prasarana kereta api (revitalisasi

stasiun Kereta Api)

Cipeyeum Ciranjang Maleber Cianjur Cilaku Cibeber dan Lampegan

hearts Rencana peningkatan pelayanan kereta api

Peningkatan Sistem Jaringan Pelayanan Kereta Api Lintas Bandung-

Padalarang-Cianjur-Sukabumi

Peningkatan Angkutan Barang untuk Distribusi Komoditas

Perdagangan

4-113

Gambar 4 65 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031 Sumber RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031

Gambar 4 66 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031 Sumber RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031

4-114

Sungai 0

Peraira 1

Sawah 37

Industri 1

Permukiman 10

gan tamban 0

Per Perkebunan 16

Hutan 21

Penggunaan Lahan

LadangTegalan 11

n Darat

BelukarSemak 3

E PENGGUNAAN LAHAN

Kondisi penggunaan lahan saat ini beragam di setiap rencana trase jalur

kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Mulai dari permukiman persawahan

hingga semak belukan untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4 63 Penggunaan Lahan di Wilayah Kajian

Penggunaan Lahan Luas Perairan Darat 4109 Hutan 129793 Sungai 3114 Pertambangan 1121 Permukiman 64523 Industri 4350 Sawah 237244 Perkebunan 103646 LadangTegalan 67927 BelukarSemak 16818 Total 63263217

Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

Gambar 4 67 Persentase Penggunaan Lahan yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

4-115

Gambar 4 68 Peta Penggunaan Lahan yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4318 KEPENDUDUKAN

Penduduk Kabupaten Bogor pada saat ini tercatat sebanyak 4699282 jiwa

dengan rasio jenis kelamin 105 Sedangkan Penduduk Kabupaten Cianjur

tercatat sebanyak 2292366 jiwa dengan rasio jenis kelamin 107 Adapun

sebaran jumlah penduduk pada wilayah studi menurut administrasi

kecamatan yang dilewati Rencana Pembangunan Jalur KA Lintas Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur sebagaimana nampak pada Tabel di bawah ini yaitu

berjumlah 1060989 jiwa dengan rata rata rasio jenis kelamin 104 meliputi

320399 rumah tangga Dengan demikian satu rumah tangga rata-rata terdiri

atas 3 - 4 jiwa

4-116

Tabel 4 64 Sebaran Jumlah Penduduk Menurut Administasi Kecamatan

Kabupaten Kecamatan Rasio Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Jumlah Rumah Tangga (KK)

Bogor Cileungsi 101 235485 78853 Klapanunggal 105 101642 34020 Jonggol 106 124406 45389 Cariu 100 49040 18904 Tanjungsari 102 52681 18799

Cianjur Sukaresmi 108 81783 20446 Cikalongkulon 105 100968 25242 Mande 105 76570 19143 Karangtengah 102 154736 38684 Sukaluyu 105 83678 20920

Total 104 1060989 320399 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

4319 PDRB DAN KETENAGAKERJAAN

Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun 2019 atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor

menunjukkan sektor industri pengolahan sebesar 5373 sektor

pedagangan besar eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1247

sektor konstruksi sebesar 1047 sektor pertanian kehutanan dan

perikanan 526 sektor transportasi dan pergudangan 394 sektor

penyediaan akomodasi dan makanan 274 sektor pertambangan dan

penggalian 202 sektor jasa pendidikan 198 sektor informasi dan

komunikasi 177 sector jasa lainnya 177 sektor adminstrasi

pemerintahan dan jaminan sosial 149 sektor real estate 083 sektor jasa

keuangan dan asuransi 055 sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

051 sektor jasa perusahaan 020 sektor pengadaan listrik dan gas

015 dan sektor jasa pengadaan air penolahansampah limbah dan daur

ulang 013 Prosentasi konstribusi tersebut menunjukan karakteristik

wilayah perkotaan (urban area) yang didominasi sektor industri pengolahan

Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun 2019 atas dasar harga berlaku di Kabupaten Cianjur

4-117

menunjukkan sektor pertanian kehutanan dan perikanan 3411 sektor

pedagangan besar eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1841

sektor transportasi dan pergudangan 899 sektor konstruksi sebesar

811 sektor industri pengolahan sebesar 588 sektor penyediaan

akomodasi dan makanan 560 sektor jasa pendidikan 385 sektor jasa

lainnya 355 sektor informasi dan komunikasi 280 sektor adminstrasi

pemerintahan dan jaminan sosial 280 sektor jasa keuangan dan asuransi

226 sektor real estate 185 sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

076 sektor jasa perusahaan 065 sektor pertambangan dan penggalian

028 sektor pengadaan listrik dan gas 008 dan sektor jasa pengadaan

air penolahansampah limbah dan daur ulang 003 Prosentasi konstribusi

tersebut menunjukan karakteristik wilayah pedesaan (rural area) yang

didominasi sektor pertanian kehutanan dan perikanan

Jumlah pencari kerjapengangguran terbuka di wilayah studi berdasarkan

Sakernas BPS tahun 2019 tercatat sebanyak 253014 orang dengan profil

pencari kerja sebagian besar berpendidikan SD terdiri dari 37 tamat SD

6 tamat SMA 17 tamat SMP dan sebanyak 10 tamat

UniversitasSarjana

43110 AGAMA BUDAYA DAN SITUS PURBAKALA

Penduduk di wilayah studi 99 menganut agama Islam 045 menganut

agama Kristen Protestan 012 menganut agama Katholik 009 menganut

agama Budha 001 menganut agama Hindu dan 0002 menganut agama

lainnya

Masyarakat pada lokasi studi terdiri atas suku Sunda Jawa Betawi dan suku

lainnya Adapun budaya lokal yang berkembang dan dianut oleh sebagian

besar masyarakat adalah budaya Sunda Bahasa yang digunakan Bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa daerah suku setempat

Bahasa Sunda mayoritas diturutkan penduduk di seluruh kecamatan

Kabupaten Cianjur dan di kecamatan bagian selatan Kabupaten Bogor

4-118

Sementara Bahasa Betawi diturutkan penduduk seluruh kecamatan yang

berbatasan dengan Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi Terdapat Makam

Keramat Cikundul di Kecamatan Cikalong Kulon yang merupakan cagar

budaya

43111 KESEHATAN MASYARAKAT

Sarana Kesehatan yang tersedia di lokasi studi berupa 8 Rumah Sakit 11

Puskesmas 456 Klinik Kesehatan dan 676 Posyandu Adapun sebaran sarana

kesehatan di lokasi studi untuk masing-masing kecamatan yang dilewat

Rencana Jalur KA Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur nampak pada Tabel berikut

ini

Tabel 4 65 Sebaran Sarana Kesehata di Wilayah Studi

KotaKabupaten Kecamatan Rumah Sakit (Unit)

Puskesmas (Unit)

Klinik Kesehatan (Unit)

Posyandu (Unit)

Bogor Cileungsi 6 3 189 197 Klapanunggal - 2 102 110 Jonggol 1 3 8 148 Cariu - 2 67 67 Tanjungsari - 1 90 90

Cianjur Sukaresmi - - - 13 Cikalongkulon - - - 19 Mande - - - 15 Karangtengah 1 - - 12 Sukaluyu - - - 5

Total 8 11 456 676 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

Tenaga kesehatan yang tersedia dilokasi studi 328 dokter umum 585

perawat dan 382 Bidan sebagaimana nampak pada Tabel di bawah ini

Tabel 4 66 Sebaran Tenaga Kesehata di Wilayah Studi

KotaKabupaten Kecamatan Dokter Perawat Bidan Bogor Cileungsi 4 13 16

Klapanunggal 5 12 23 Jonggol 259 483 164 Cariu 5 7 21 Tanjungsari 4 12 14

4-119

KotaKabupaten Kecamatan Dokter Perawat Bidan Cianjur Sukaresmi 3 13 27

Cikalongkulon 3 13 39 Mande 6 16 35 Karangtengah 38 8 20 Sukaluyu 1 8 23

Total 328 585 382 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

Adanya perubahan gaya hidup masyarakat terutama di kawasan perkotaan

seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat saat ini mengakibatkan

meningkatnya prevalensi kasus-kasus penyakit tidak menular

(degenerative) seperti Penyakit Jantung Diabetes Stroke Kanker dan lain-

lain Dengan adanya sarana kesehatan yang tersebar di beberapa lokasi

khususnya Puskesmas dan Klinik Kesehatan diharapkan masyarakat dengan

mudah untuk mendapatkan akses kesehatan sehingga segala penyakit yang

timbul dimasyarakat dapat dicegah dengan tindakan dini untuk pemeriksaan

dan pengobatan kesehatannya

432 KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

Identifikasi komponen lingkungan hidup yang akan terpengaruh oleh

kegiatan rencana pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur terdiri

dari aspek geofisikkimia aspek biologi dan aspek sosial ekonomi aspek

sosial budaya aspek kesehatan masyarakat dan aspek transportasi

4321 GEOFISIK KIMIA

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan rencana

pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur adalah gangguan kestabilan

tanah gangguan aliran permukaan penurunan kualitas udara terjadinya

kebisingan serta timbulnya gangguan getaran tanah Penurunan kualitas

udara lebih disebabkan oleh banyaknya partikel debu dan polusi akibat

kegiatan penyiapan lahan pemadatan pengangkutan material dan pekerjaan

4-120

penyiapan badan jalan rel dan pembuatan terowongan sepanjang plusmn 500

meter

Kebisingan akan mulai teridentifikasi sejak pada tahap konstruksi yaitu

mobilisasi peralatanmaterial pekerjaan penyiapan badan jalan rel dan

kebisingan akan tetap berlanjut pada tahap pasca konstruksi disertai dengan

ganguan getaran akibat operasi KA

4322 BIOLOGI

Dampak kegiatan rencana pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

terhadap komponen Biologi adalah gangguan kerusakan vegetasi dan

gannguan pada fauna akibat pembangunan jalur KA Kegiatan yang

berpotensi menimbulkan dampak gangguan tersebut yaitu kegiatan land

clearing dan pembuatan terowongan pembangunan jembatan dan struktur

badan jalan rel Dampak yang timbul terutama akan terjadi pada masa

konstruksi saja

4323 SOSIAL EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya pembangunan jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur yang terkait dengan bidang sosial ekonomi budaya

adalah sebagai berikut

a Dampak sosial ekonomi dan sosial budaya yang mungkin akan timbul

dengan adanya kegiatan pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

adalah keresahan masyarakat gangguan terhadap tempat usahalahan

pertanian berkurangnya lahan perkebunan dan gangguan mata

pencaharian akibat pembangunan jalur rel yang baru dimana hal ini

terkait dengan pembebasan lahan pada tahap pra konstruksi Dampak

negatif yang lain adalah pada tahap konstruksi akan terjadi gesekan kohesi

sosial akibat adanya mobilitas tenaga kerja dan interaksi sosial antara

pekerja dan masyarakat sekitar yaitu kecemburuan sosial dan pergeseran

nilai budaya Sedangkan dampak positif yang timbul adalah adanya

4-121

kesempatan bekerja di proyek dan tumbuhnya UKM (usaha warung

makan dan warung kebutuhan pokok bagi para pekerja) Dampak yang

sama diperkirakan juga akan terjadi pada masa pasca konstruksi yaitu

mobilitas penduduk yang tinggi akan mempengaruhi interaksi sosial dan

pergeseran nilai-nilai budaya dikarenakan berbaurnya nilai-nilai

masyarakat setempat dengan nilai-nilai baru dari penduduk yang datang

dari luar (antara lain wisatawan)

b Pada saat konstruksi adanya gangguan pemanfaatan ruang jalan akses

akan berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi dan kenyamanan penduduk

di sekitar proyek

c Pada tahap operasi adanya dampak terbukanya kesempatan kerja

gangguan lalu lintas dan rawan kecelakaan meningkatnya mobilitas

penduduk dan persepsi positif masyarakat serta meningkatnya

wisatawan

4324 KESEHATAN MASYARAKAT

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur bidang kesehatan masyarakat adalah

peningkatan gangguan pendengaran infeksi saluran pernafasan bagian atas

(ISPA) dan infeksi saluran pencernaan pada tahap konstruksi Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya kegiatan yang menghasilkan debu adanya

penurunan kualitas sanitasi lingkungan dan adanya penurunan kualitas

udara (karena kemacetan lalu lintas dan kepadatan lalu lintas) di sekitar

proyek

Pada awal kegiatan konstruksi keluhan tersebut akan mulai meningkat

seiring bertambahnya volume pekerjaan Namun perlahan-lahan keluhan

tersebut akan menurun pada akhir tahap akhir konstruksi karena kegiatan

proyek menjelang berakhir Hal lain yang perlu dicermati adalah tingkat

keselamatan pekerja dan dampak kesehatan masyarakat sekitar proyek baik

4-122

pada tahap pra konstruksi konstruksi ataupun pasca konstruksi mengingat

banyaknya tenaga kerja yang terlibat

4325 TRANSPORTASI

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur adalah peningkatan kepadatan lalu lintas jalan

(terutama pada pertemuan antara jalan raya dan jalan rel) meningkatnya

tingkat kemacetan menurunnya kecepatan kendaraan darat Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya kegiatan mobilisasi kendaraan-kendaraan

berat seperti buldozer tandem roller dan dump truck keluar masuk lokasi

proyek

Keadaan-keadaan tersebut akan mulai terasa pada akhir tahap pra

konstruksi dan akan terus berlangsung hingga akhir tahap konstruksi Hal

lain yang patut dicermati adalah kondisi rawan kecelakaan pada tahap pasca

konstruksi Namun demikian dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur akan memberikan dampak positif antara lain

1 Kelancaran arus lalulintas di wilayah studi yang semakin lancar sehingga

mempersingkat waktu perjalanan biaya operasional kendaraan

menurunnya pencemaran udara dan menaikkan jaminan keselamatan

pengguna jalan

2 Mengingat konsumsi BBM dan pencemaran udara angkutan KA lebih

rendah dibandingkan angkutan jalan (truk) maka secara nasional ada

penghematan subsidi BBM dan biaya lingkungan

3 Kenaikan PDRB daerah khususnya pada area kiri dan kanan jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur akibat kondisi aksesbilitas semakin baik dan lancar

yang akan lebih menarik wisatawan dan investor ke Danau Cirata dan obyek

wisata lainnya

4-123

433 PRAKIRAAN DAMPAK LINGKUNGAN

Dalam rencana penyusunan suatu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) mencakup tiga tahap kegiatan yaitu

a Tahap Pra-Konstruksi

b Tahap Konstruksi

c Tahap Pasca Konstruksi

Berdasarkan tiga tahapan rencana kegiatan tersebut akan dilihat pengaruh

timbal balik dengan komponen lingkungan yang potensial menimbulkan

dampak dan dituangkan dalam matriks interaksi antara komponen

lingkungan sebagaimana disajikan pada Tabel di bawah ini

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 67 Matriks Interaksi Tahapan Kegiatan dan Komponen-komponen Lingkungan Pembangunan jalur Kereta api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur

Komponen Lingkungan

Sub Komponen Lingkungan

Indikator

Lingkungan

Tahapan Kegiatan Keterangan Pra

Konstruksi Konstruksi Pasca Konstruksi

1 2 3 4 5 6 7

Kimia-Fisika

Iklim

Iklim Mikro 1 = Penetapan Segmen Jalur Kereta Kualitas Udara ξ 2 = Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp Kebisingan ξ ξ ξ 3 = Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Hidrologi Limpasan Air 4 = Mobilisasi Tenaga Kerja Kualitas Air 5 = Pekerjaan Pembangunan Jalur KA

Tanah dan Lahan

Tata Ruang ξ 6 = Pengoperasian Jalur Kereta Api Getaran 7 = Pemeliharaan Maintenance Erosi

Kualitas Tanah ξ

Biologi

Vegetasi Habitat ξ

Keanekaan Jenis

Fauna Darat dan Air

Habitat

Keberadaan Jenis

Sosesbud dan Kesehatan Masyarakat

Sosial Ekonomi

Lapangan Kerja ξ

Aktivitas Ekonomi ξ ξ ξ

Lalu Lintas ξ ξ ξ

Sosial Budaya

Kependudukan

Pendidikan ξ

Adat Istiadat ξ

Tata Nilai ξ

Kesehatan Masyarakat Lingkungan

SanitasiEstetika Lingkungan

ξ

Vektor Penyakit ξ

Kes Masyarakat ξ

Sumber Hasil Analisis 2020

LAPORAN AKHIR 4-124

4-125

4331 TAHAP PRA KONSTRUKSI

Penentuan segmen-segmen jalan kereta api dan bangunan pelengkap yang

perlu dikembangkan merupakan hal penting pada tahap pra-konstruksi

Dampak Potensial yang diperkirakan akan terjadi pada tahapan ini adalah

konflik penggunaan lahan dan tata ruang yang ada saat ini dan terutama

pada saat jalur KA akan dibangun

4332 TAHAP KONSTRUKSI

1 Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp

Pada beberapa lokasi di site proyek akan dibangun base camp yang akan

berfungsi sebagai kantor proyek penginapan buruh dan gudang material

dan peralatan Adapun dampak-dampak yang akan terjadi dari kegiatan

tersebut adalah

(a) pencemaran tanah karena tetesan olie

(b) menurunnya estetika lingkungan

(c) gangguan pada habitat fauna dan

(d) ketidakserasian interaksi sosial antara pekerja pendatang dengan

penduduk setempat

2 Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Untuk mendukung kelancaran pembangunan jalur jalan kereta api akan

digunakan sedikitnya 6 jenis peralatan berat yaitu Bulldozer Excavator

Vibrator Roller Dump Truck Wheel Loader Crane dll Dampak-dampak

potensial yang diperkirakan akan terjadi meliputi

(a) menurunnya kualitas udara

(b) meningkatnya kebisingan dan

(c) kerusakan pada tanaman

4-126

3 Mobilisasi Tenaga Kerja

Kegiatan mobilisasi tenaga kerja diperkirakan akan menimbulkan

dampak-dampak (a) kesempatan kerja dan (b) kecemburuan sosial

tenaga kerja lokal

4 Pekerjaan pembentukan badan jalan KA

Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka pembuatan

badan jalan (jalur rel KA) adalah

Pembersihan rencana jalur jalan KA yang meliputi clearing dan

grubbing

Pekerjaan tanah yaitu kegiatan penggalian dan pembuangan (cut and

fill)

Pembuatan bangunan perlintasan sebidang (level crossing)

terutama di dekat permukimankawasan perkotaan

Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat pelaksanaan

pekerjaan pembentukan badan jalan KA adalah

(a) gangguan air permukaan

(b) gangguan estetika lingkungan dan

(c) gangguan lalu-lintas kendaraan (di perkotaan)

5 Pembuatan Bangunan Pelengkap

Pekerjaan pembuatan bangunan pelengkap meliputi pembangunan

tubuh jalur kereta jembatan box culvert gorong-gorong dan talang air

Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat pekerjaan ini

adalah

(a) terjadinya genangan airbanjir akibat tubuh jalan juga berfungsi

sebagai bendung terhadap aliran air

(b) gangguan aliran air permukaan dan

(c) penurunan kualitas air permukaan

4-127

6 Pembangunan Track

Pekerjaan pemasangan track diperkirakan akan menimbulkan dampak

gangguan lalu lintas walaupun bersifat lokal

4333 TAHAP OPERASI (PASCA KONTRUKSI)

1 Pengoperasian Kereta Api

Pengoperasian kereta api akan dilaksanakan segera setelah

pembangunannya selesai dilaksanakan Dampak-dampak yang

diperkirakan akan timbul yaitu

(a) meningkatnya kebisingan

(b) pengembangan wilayahaktivitas ekonomi

(c) potensi kecelakaan dan

d) gangguan lalulintas

2 Pemeliharaan Jalan Kereta Api

Kegiatan pemeliharaan yang meliputi pemeliharaan rel kereta api sistem

sinyal kereta diperkirakan akan menimbulkan dampak positif yaitu

kelancaran operasi kereta api

Secara lengkap tahapan kegiatan dan dampak yang akan diperkirakan akan

terjadi serta alternatif penanganannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4 68 Matriks Identifikasi Dampak dan Alternatif Penanganan

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

1 Tahap Pra Konstruksi Penentuan Segmen Jalan dan Stasiun Persepsi yang

positifnegatif Sosialisasi

Konflik penggunaan lahantata ruang

melakukan pembebasan lahan yang transparan

2

Tahap Konstruksi

Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp

Pencemaran tanah

Memilih lokasi base camp yang tidak mengganggu lingkungan dan mengembalikan ke kondisi semula setelah selesai

4-128

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

Menurunnya estetika lingkungan

Gangguan pada habitat fauna

Ketidakserasian interaks sosial

Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Menurunnya kualitas udara

Direncanakan jalur khusus mobilisasi alat berat dan material

Meningkatnya kebisingan

Kerusakan pada vegetasi

Mobilisasi Tenaga Kerja

Kesempatan kerja

Mengikutsertakan tenaga lokal dalam pembangunan

Kecemburuan Sosial tenaga kerja lokal

Pekerjaan pembentukan badan jalan KA

gangguan air permukaan

Memberikan alternative pengarahan aliran air atau lalu lintas yang akan terganggu sebelum dilakukan pekerjaan

gangguan estetika lingkungan

gangguan lalu-lintas kendaraan

Pembuatan Bangunan Pelengkap

Gangguan aliran air sungai

Memberikan pengamanan terhadap aliran sungai sehingga material maupun sampah bangunan tidak dibuang atau jatuh ke daerah aliran sungai

Penurunan kualitas air sungai

Pekerjaan Pembangunan Track

Gangguan lalu lintas

Membuat jadwal kerja yang meminimalis gangguan lalu lintas

Pemasangan rambu - rambu

3 Tahap Operasi Pengoperasian Kereta Api Meningkatnya

kebisingan Pemilihan teknologi sarana

Pengembangan wilayahaktivitas

Pemasangan rambu - rambu dan pintu

4-129

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

ekonomi perlintasan Kerawanan

kecelakaan

Gangguan lalu lintas

PemeliharaanMaintenance

Kelancaran operasi Kereta Api

Pemeliharaan secara rutin dan berkala baik sarana maupun prasarana

Sumber Hasil Analisis 2020

434 REKOMENDASI MITIGASI TERHADAP BENCANA

Menurut UU No 24 Tahun 2007 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 9 dan

PP No 21 Tahun 2008 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 6 Mitigasi

bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana

baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

kemampuan menghadapi ancaman bencana Mitigasi bencana ini dibuat

berdasarkan pada hasil analisis risiko bencana yang meliputi mitigasi

bencana gempa bumi longsor amblesan dan banjir Bentuk mitigasi yang

diusulkan terdiri dari dua yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non

struktural

Mitigasi structural adalah upaya untuk mengurangi kerentanan

(vulnerability) terhadap bencana dengan cara rekayasa teknis bangunan

tahan bencana Sedangkan mitigasi non struktural adalah upaya mengurangi

dampak bencana selain dari upaya tersebut diatas Bisa dalam lingkup upaya

pembuatan kebijakan seperti pembuatan suatu peraturan pendidikan dan

pelatihan sosialisasi dan sebagainya

Karena pada trase rencana pembangunan jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur tidak bisa sepenuhnya menghindari kawasan rawan bencana maka

akan di usulan mitigasi bencana untuk meminimalisir dampak negatif di

Trase Jalur Pembangunan Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Pada tabel di

bawah ini akan dijelaskan usulan mitigasi bencana di Jalur Rencana

4-130

Tabel 4 69 Rekomendasi Mitigasi Bencana

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

1 Longsor (LerengTebing)

Mitigasi Struktural

Membangunan dinding penahan tanah dengan jenis DPT Turap atau blok balok pada daerah risiko longsor tinggi Bronjong pada risiko sedang

mencegah terjadinya longsor

Mengatur vegetasi penutup lereng yang berakar tunjang dengan perakarannya menyebar seperti jati mahoni dan sebagainya pada daerah risiko tinggi dan sedang

mencegah terjadinya longsor

Pengalihan drainase pada lereng terjal

mengurangi resapan air ke badan longsoran

Menambah lebar ROW pada jalur risiko longsor tinggi

tidak mencegah atau mengurangi longsor tetapi memberikan kesempatan untuk melakukan tanggap darurat lebih baik pada saat longsor terjadi

Mengarahkan material longsoran dan meminimalkan jatuhantutupan material longsoran pada jalur KA

Longsor (Lembah)

Mitigasi Struktural

Membangunan dinding penahan tanah dengan jenis DPT Turap atau blok balok atau tiang pancang pada daerah risiko longsor tinggi Bronjong pada risiko sedang

mencegah terjadinya longsor

Pengaturan pola dan sistem drainase

mengurangi resapan air ke badan longsoran

Menambah lebar ROW pada jalur risiko longsor tinggi

menggeer dan menjauhkan bidang longsoran dari jalur KA

Mitigasi Non

Struktural

Menyusun SOP Penanggulangan bencana

mengurangi korban bencana

4-131

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

Longsor pada jalur KA Penyediaan Dana On

Call Dana Siap Pakai Cadangan Dana operasional yang selalu tersedia dan siap digunakan setiap saat mulai tanggap darurat sampai berakhir tanggap darurat

Melatih personilsatuan tugas tanggap darurat dalam melakukan penanggulangan bencana longsor

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana longsor pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Meningkatkan alat pemantauanpemasangan early warning system longsor

Deteksi dini kemungkinan terjadi longsoran

Membuat rencana lokasi pembuangan debris (reruntuhan) pada lokasi risiko tinggi

debris bisa dipindahkan ke lokasi yang baik dan tidak menimbulkan masalah

membangun posko pada lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

2 Amblesan Mitigasi Struktural

Membuat drainase untuk mengurangi genangan sekitar jalur KA

mengurangi meresapnya air

ke badan jalur KA yang dapat menyebabkan amblasan

Membuat dinding penahan tanah pada pondasi jalur KA untuk mencegah meresapnya air dari rawa atau genangan air

mencegah meresapnya air dari genangan atau rawa

Non Menyusun SOP mengurangi

4-132

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

Struktural Penanggulangan bencana amblesan pada jalur KA

korban bencana

Melatih personil tanggap

darurat dalam melakukan penanggulangan bencana amblesan

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana amblesan pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna

rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Meningkatkan alat pemantauan

Deteksi dini kemungkinan terjadi amblesan

membangun posko pada lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

3 Banjir Mitigasi Struktural

Membuat bangunan pengendali banjir rumah pompa pada lokasi risiko tinggi

membuat jaringan drainase pada lokasi risiko sedang - tinggi

Non Struktural

Menyusun SOP Penanggulangan bencana amblesan pada jalur KA

mengurangi korban bencana

Melatih personil tanggap darurat dalam melakukan penanggulangan bencana banjir

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana banjir pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Meningkatkan alat pemantauan dan sistem

Deteksi dini kemungkinan terjadi

4-133

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

peringatan dini banjir membangun posko pada

lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Sumber Analisis Konsultan 2020

435 REKOMENDASI HASIL KAJIAN AWAL LINGKUNGAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2012

tentang Jenis Rencana Usaha danatau kegiatan yang wajib memiliki Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) tercantum bahwa untuk

Ȁǡηʹͷ

Km maka wajib dilengkapi dengan studi AMDAL Dengan demikian karena

rencana pembangunan baru ke tiga jalur Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

ηʹͷ

AMDAL Oleh sebab itu perlu ditindaklanjuti dengan dilakukannya Studi

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada tahun anggaran yang

akan datang sebelum dilaksanakannya kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa perlu melakukan koordinasi dengan PTPN VII Kebun Gedeh

terkait koridor yang juga melewati kawasan perkebunan sawit dan

perkebunan lain di lokasi studi Serta beberapa pengembang perumahan dari

mulai Kabupaten Bogor dan kabupaten Cianjur yang terlintasi oleh rencana

pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

4-134

44 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK

441 ESTIMASI BIAYA

4411 KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN JALUR KERETA API

Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur sepanjang 790 Km disusun berdasarkan rencana trase jalur kereta

api tersebut sebagaimana diulas pada bab terdahulu

Secara umum Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Trase Jalur Kereta Api

dibagi menjadi beberapa komponen yang meliputi

1 Biaya Pengadaan Lahan yang meliputi biaya pembebasan (ganti untung)

lahan dan biaya obyek bangunan atau tanaman diatas lahan yang ada

2 Biaya Konstruksi Pembangunan Prasarana Kereta Api yang meliputi biaya

konstruksi jalur rel biaya pembangunan stasiun dan biaya fasilitas operasi

termasuk persinyalan biaya pembangunan Depo dan Balai Yasa serta

biaya bangunan pelengkap lainnya

3 Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api yang meliputi biaya pengadaan

lokomotif kereta api gerbong penumpang dan peralatan khusus termasuk

assesories penunjangnya

4 Biaya Manajemen dan Contigency yang meliputi biaya

persiapanpengelolaan proyek biaya kajian lingkungan biaya

perencanaan dan pengawasan pekerjaan konstruksi dan biaya tak terduga

(Contigency) seperti biaya eskalasi harga dan konstruksi contigency yang

belum dapat diperkirakan sebelumnya

Dalam studi ini proses perhitungan rencana anggaran biaya tidak dilakukan

secara terperincidetail namun hanya berdasarkan simplified desain (desain

dasar) yang ada Untuk perkiraan harga satuan kegiatan sesuai dengan data

sekunder dari proyek proyek sejenis yang sedang berjalan atau berdasarkan

4-135

harga pasar pada saat ini sedangkan untuk volume pekerjaan konstruksi

dihitung berdasarkan rencana tipikal gambar yang ada atau asumsi data pada

pekerjaan yang sudah berjalan sesuai gambar standar dari PT KAI

4412 KOMPONEN BIAYA DAN MANFAAT KELAYAKAN PROYEK

Kelayakan ekonomis didefenisikan sebagai kelayakan bagi semua pihak yang

memanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung dari suatu

pembangunan atau pengembangan suatu sistem transportasi Dalam

kaitannya dengan analisis ekonomi manfaat yang diperoleh semestinya lebih

besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu

perhitungan manfaat merupakan faktor yang sangat penting dalam

memutuskan apakah suatu rencana pembangunan atau pengembangan

dalam hal ini jalan rel disebut layak untuk dilaksanakan atau tidak

Perhitungan manfaat jalan rel juga dinilai lebih peka dibandingkan dengan

perhitungan biaya yang merupakan aspek sipil (konstruksi) Estimasi

komponen manfaat diperoleh dari pengurangan biaya transportasi dengan

adanya pengoperasian KA di wilayah studi Adapun penghematan biaya

transportasi barang sesuai dengan asumsi skenario permintaan perjalanan

dan pembangunan jalan KA

Komponen manfaat dalam studi ini terdiri dari manfaat bagi pengguna jalan

(dalam bentuk saving BOK dan VoT) Manfaat yang dapat dikuantifikasikan

besarnya karena manfaat ini dapat dihitung secara kuantitatif maka dapat

dijadikan masukan bagi perhitungan kelayakan ekonomi diantaranya

meliputi

hearts Peningkatan kinerja jaringan transportasi darat pada rute eksisting

setelah jalan rel dikembangkan Dengan dikembangkannya pelayanan

moda jalan rel maka diharapkan akan terjadi perbaikan terhadap

supply jaringan Sehingga pengguna jalan juga akan merasakan

peningkatan kinerja lalu lintas (misalnya penurunan waktu tempuh)

4-136

hearts Berubahnya pola angkutan penumpang yang semula diangkut

melalui moda angkutan jalan akan berubah dengan sebagian

menggunakan jalan rel Manfaat yang diperoleh berupa intermodal

externality berupa pengurangan biaya operasi kendaraan dan waktu

perjalanan pengguna jalan bahkan penghematan biaya pemeliharaan

jalan

hearts Menurunnya tingkat polusi baik itu polusi udara maupun polusi suara

Sedangkan proses analisis kelayakan finansial pada studi ini dilakukan

dengan menggunakan keuntungan dari tarif KA sebagai nilai manfaat

terhadap pengoperasian jalan KA yang direncanakan dengan

membandingkan antara jumlah biaya (cost) terhadap

pendapatanpengembalian (revenue) yang ditimbulkan sepanjang masa

perencanaan (time horizon)

Salah satu faktor penting untuk mendapatkan investasi yang menguntungkan

dari pembangunan jalur KA ini adalah tarif Pendapatan didapatkan

berdasarkan tarif kereta penumpang

Tabel 4 70 Komponen Biaya dan Manfaat Kelayakan Ekonomi dan Finansial

Analisis Kelayakan

Komponen Biaya (Investasi) Manfaat

Kelayakan Ekonomi

- Biaya Detail Teknis (DED) + AMDAL + Supervisi

- Biaya prasarana jalan KA - Biaya pemeliharaan prasarana - Biaya pengadaan sarana - Biaya operasional dan

pemeliharaan sarana - Biaya pengadaan lahan - Biaya manajemen dan

contigency

- Penghematan BOK - Penghematan Waktu - Penghematan Polusi

Udara

4-137

Analisis Kelayakan

Komponen Biaya (Investasi) Manfaat

Kelayakan Finansial

- Biaya Detail Teknis (DED) + AMDAL+ Supervisi

- Biaya prasarana jalan KA - Biaya pemeliharaan

prasarana - Biaya pengadaan sarana - Biaya operasional dan

pemeliharaan sarana - Biaya pengadaan lahan - Biaya manajemen dan

contigency

- Pendapatan dari tiket penumpang

- Pendapatan dari tiket pengangkutan barang

- Pendapatan dari perdagangan dalam stasiun

4413 BIAYA PENGADAAN LAHAN

Pedoman yang digunakan dalam pengadaanpembebasan tanah adalah

Undang Ȃ Undang No 2 Tahun 2012 dan Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan

untuk Kepentingan Umum dan perubahannya Konsep mendasar dalam

penilaian tanah dan properti adalah pengertian mengenai harga biaya pasar

dan nilai Penilai harus memahami betul pengertian tersebut karena

implementasi antara harga biaya pasar dan nilai biasanya tercantum dalam

setiap laporan penilaian

Dalam melakukan penilaian tanah digunakan Metode Perbandingan Data

Pasar (Sales Comparison Method) Pendekatan Perbandingan Data Pasar

adalah suatu metode untuk memperoleh nilai dengan analisis dan

perbandingan atas properti sejenis yang dinilai dimana data diperoleh dari

orang-orang atau pejabat yang berwenang serta pemilikan properti lainnya

yang mengetahui benar nilai-nilai properti berdasarkan penawaran-

penawaran penjualan atau transaksi yang terjadi di daerah tersebut atas

properti yang kira-kira sebanding Lain dari pada itu diperhatikan faktor-

4-138

faktor seperti lokasi bentuk ukuran mudah atau tidaknya dicapai

(accessibility) dan unsur waktu Data ini kemudian dianalisis dan terhadap

perbedaan antara properti yang dinilai dengan properti yang sebanding

diadakan penyesuaian

Dengan mempertimbangkan seluruh informasi yang relevan Estimasi Nilai

Penggantian Wajar untuk Ganti Rugi yang akan digunakan sebagai dasar

perencanaan besaran biaya pembebasan lahan dalam rencana pembangunan

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur ini secara garis besar sebagai

berikut

a Daerah Pemukiman harga rata-rata Rp 940000-M2

b Lahan Pertanian harga rata-rata Rp 65000-M2

c Hutan Produktif harga rata-rata Rp240000-M2

d Lahan Kering harga rata-rata Rp270000-M2

f Lahan Industri harga rata-rata Rp750000-M2

Untuk memenuhi standar geometrik dan lebar trase jalur kereta api dengan 2

(dua) lajur (double track) Sedangkan untuk prasarana lokasi Stasiun Depo

dan Balai Yasa serta fasilitas umum lainnya guna memenuhi standar minimal

bangunan tersebut maka diperlukan beberapa tambahan

pengadaanpembebasan tanah pada lokasi yang direncanakan

Dengan berpedoman pada ketentuan tersebut di atas maka perkiraan

kebutuhan anggaran biaya pengadaanpembebasan tanah untuk rencana

pembangunan jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur ini sebagaimana

diuraikan dalam Tabel 471 di bawah

4-139

Tabel 4 71 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Tanah

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 23724 2372442 265000 628697 Hutan Produksi 12979 1297926 540000 700880 Lahan Kering 18839 1883904 570000 1073825 Lahan Industri 435 43500 1050000 45675 Lahan Pemukiman 6453 645334 1240000 800214

Total 62431 6243106 3249291 Sumber Hasil Analisis

4414 BIAYA PEMBANGUNAN PRASARANA KERETA API

Harga satuan jenis pekerjaan konstruksi pembangunan jalur kereta api pada

umumnya dihitung berdasarkan metode kerja yang direncanakan dengan

asumsi jenis pekerjaan dilaksanakan oleh kelompok kerja yang dilengkapi

dengan perlengkapan atau peralatan yang diperlukan dan bahan yang diolah

berdasar kualitas yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknik yang

ditentukan Namun dalam perhitungan biaya konstruksi ini besarnya harga

satuan pekerjaan tidak dihitung secara rinci sesuai analisis harga satuan

tetapi dihitung berdasarkan perkiraan harga satuan pekerjaan saat ini dan

berdasarkan referensi pada jenis pekerjaan yang sedang berjalan

Sedangkan perhitungan kuantitas tidak dihitung secara rinci berdasarkan

gambar detail tetapi sesuai tipikal desain yang direncanakan atau gambar

standar yang telah ada

Secara garis besar perhitungan pekerjaan konstruksi dibagi menjadi 8

(delapan) bagian pekerjaan utama yang terdiri dari

1 Persiapan yang meliputi pekerjaan pengukuran pembuatan kantor

lapangan pembersihan lapangan mobilisasidemobilisasi dan

dokumentasi

4-140

2 Pekerjaan Jalan Rel meliputi pekerjaan bangunan atas jalan raya di sepur

raya dan emplasemen dan pekerjaan bangunan bawah

3 Pekerjaan Drainase meliputi pekerjaan saluranselokan pada sisi kiri dan

kanan jalan rel gorong-gorong dan box culvert (bangunan hikmat)

4 Pekerjaan Jembatan (Bangunan Hikmat) yaitu bangunan jembatan yang

melintasi daerah aliran sungai atau waduk

5 Pekerjaan Bangunan StasiunEmplasemen Depo dan Balai Yasa termasuk

fasilitas umum untuk penumpang dan angkutan barang

6 Pekerjaan Struktur bangunan terowongan diperlukan pada trase yang

melintasi bukit untuk memenuhi alinyemen vertikal trase jalur kereta api

termasuk fasilitas drainase

7 Pekerjaan Struktur Perlintasan Tak Sebidang seperti struktur bangunan

underpass atau struktur bangunan overpass untuk trase jalur kereta api

yang melintasi jalan nasional jalan propinsi jalan kabupaten dan jalan

lokal

8 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan yaitu peralatan sinyal dan

perambuan jalur kereta api termasuk peralatan telekomunikasi

Perincian besarnya biaya konstruksi pembangunan jalur kereta api tersebut

di atas sebagaimana dapat dilihat dalam lampiran laporan ini sedangkan

Perkiraan Rekapitulasi Biaya PrasaranaKonstruksi sebagaimana dalam

Tabel 472 dibawah ini

Tabel 4 72 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Prasarana Kereta Api

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta)

Persiapan 0025 2373 Pekerjaan Jalan Rel 37381 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0619 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 3326 2745920

4-141

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta) Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41925 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 16047 164751 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0678 105000

Jumlah 100 11321046 Ppn 10 1132105

Total Keseluruhan 12453151 Sumber Hasil Analisis

4415 BIAYA SARANA KERETA API

Berdasarkan uraian dalam bab di atas rencana pembangunan jalur kereta api

Cileungsi-Jonggol-Cianjur akan digunakan jenis angkutan kereta api

penumpang dan barang dengan kebutuhan Sarana Kereta Api dengan satu

rangkaian (1 Trainset) menggunakan 10 kereta Berdasarkan perhitungan

kebutuhan sarana di atas maka perlu diperhitungkan jalur untuk stabling

rangkaian (train sets) berdasarkan perhitungan di atas pada awal operasi

diperlukan 1 train set

Berdasarkan perkiraan kebutuhan sarana kereta api dengan konfigurasi

seperti tipe diatas maka perkiraan rencana anggaran biaya untuk pengadaan

sarana KRD trainset sesuai perhitungan pola operasi kereta api tersebut

sebagaimana diuraikan dalam Tabel 473 di bawah

Tabel 4 73 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api

Uraian Jumlah (Unit)

Harga (RpJuta)

Total Harga (RpJuta)

Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 1 45000 45000 Lokomotif Barang Tipe CC 206 2 47500 95000 Kereta Penumpang 10 16000 160000 Kereta Barang 20 5600 112000

Total 412000 Sumber Hasil Analisis

4-142

4416 BIAYA MANAJEMEN DAN KONTIGENSI

Yang termasuk biaya manajemen dan contingency antara lain

1 Biaya persiapan dan pengelolaan proyek termasuk biaya perijinan dan

biaya kajian lingkungan

2 Biaya perencanaan dan pengawasan konstruksi

3 Biaya contingency (tak terduga) yang meliputi price contingency (eskalasi

harga) dan construction contingency (biaya tak terduga yang belum

dimasukkan dalam perencanaan) misalnya kondisi tanah dasar bekas

sawahrawa

Perkiraan besarnya biaya manajemen dan contingency tidak dihitung secara

rinci namun pada umumnya dihitung berdasarkan prosentase dari biaya

konstruksi jalur kereta api

Dengan memperhitungkan periodemasa pekerjaan konstruksi

pembangunan jalur kereta api selama 3 (tiga) tahun maka perkiraan

prosentase biaya manajemen dan contingency dalam pekerjaan ini sebesar

10 dari biaya konstruksi dengan perincian prosentase biaya sebagai

berikut

a Biaya Persiapan dan Pengelolaan proyek sebesar 050 dari biaya

konstruksi

b Biaya Perencanaan dan pengawasan sebesar 150 dari biaya konstruksi

c Biaya Price Contigency sebesar 300 dari biaya konstruksi

d Biaya Construction Contigency sebesar 500 dari biaya konstruksi

Sehingga besarnya perkiraan rencana anggaran biaya manajemen dan

contingency seperti dalam Tabel 474 di bawah ini

4-143

Tabel 4 74 Perkiraan Anggaran Biaya Manajemen dan Contigency

Uraian Jumlah Biaya (Rp Juta)

Persiapan dan Manajemen Proyek 62266 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 186797 Price Contigency 373595 Contruction Contigency 622658

Total 1245315 Sumber Hasil Analisis

4417 BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SARANA KERETA

Perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan kereta api disesuaikan dengan

metoda perhitungan yang digunakan untuk menghitung biaya pokok

produksi Kementerian Perhubungan untuk evaluasi tarif angkutan Kereta

Api Penumpang dan Barang Item-item yang diperhitungkan secara umum

adalah sebagai berikut

hearts Bahan bakar minyak (BBM)

hearts Pelumas

hearts Biaya awak masinis asisten masinis PLKA kondektur

hearts Perawatan dan depresiasi

hearts Biaya umum

hearts Biaya manajemen

Berdasarkan perhitungan komponen-komponen tersebut diketahui

kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan sebesar Rp 4090420lintas (1

arah perjalanan) untuk alternatif 1 kemudian Rp 5031700lintas untuk

alternatif 2 dan Rp 5292990lintas untuk alternatif 3 Biaya perawatan

prasarana sebesar Rp 2244125253tahun

4-144

Tabel 4 75 Biaya Perawatan Prasarana Kereta Api

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391 Sumber Hasil Analisis

442 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL

4421 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

Analisis terhadap biaya dan manfaat di atas menghasilkan estimasi indikator

kelayakan ekonomi (NPV BCR dan IRR) sebagai berikut

4-145

Tabel 4 76 Indikator Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Ekonomi Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta)

33214494

2752912

(6630190)

Benefit Cost Ratio - BCR 509 211 103

Economic Internal Rate of Return - EIRR ()

6 1 -3

Sumber Hasil Analisis

Dari hasil analisis diatas bahwa ketiga alternatif pada kajian ini tidak layak

maka dari itu diperhitungkan dengan diasumsikan bahwa pembangunan

prasarana dibiayai seluruhnya oleh pihak swasta Lalu dilihat apakah secara

operasional layak atau tidak Berikut merupakan hasil pada masing-masing

trase

4422 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Analisis Keuangan merupakan perbandingan antara pendapatan dan beban

proyek (biaya investasi pemeliharaan dan operasi) dan menghitung rasio

kelayakan yang terkait dengan menggunakan data-data biaya dan

penerimaan yang terfokus kepada asesmen proyek dari sudut pandang

investasi Selain itu analisis ini merupakan uraian tentang analisis kuantitatif

atas kelayakan proyek dari pembangunan jalur Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Hasil analisis ini juga akan menunjukkan apakah proyek membutuhkan

dukungan keuangan danatau jaminan dari Pemerintah atau tidak

Untuk memperkirakan kinerja keuangan proyek maka diperlukan sejumlah

data masukandiantaranya data sosio-ekonomi makro biaya dan pendapatan

proyek serta faktor lainlain yang relevan

Pada kegiatan ini akan dilakukan analisis terhadap 3 alternatif KA yang

direncanakan dalam studi ini Adapun ulasan ketiga alternatif telah

disampaikan secara rinci pada bab-bab terdahulu

4-146

A Asumsi Ekonomi Makro

Terdapat beberapa asumsi yang berhubungan dengan faktor-faktor Ekonomi

Makro diantaranya sebagai berikut

1 Asumsi Tingkat Inflasi

Proyek ini menggunakan asumsi tingkat inflasi 4 berdasarkan data

Biro Pusat Statistik (BPS) tentang data inflasi year on year basis

menunjukan angka 400 (BPS 2020) Maka pada proyek ini untuk

memastikan inflasi tetap rendah dan stabil angka inflasi berada dalam

kisaran sebesar 314 plusmn1

2 Asumsi Tingkat Suku Bunga

Berdasarkan data dari Bank Indonesia tentang rata-rata tertimbanng

suku bunga kredit perbankan (Juli2020) sebesar 1200 Maka pada

proyek ini digunakan angka suku bunga kredit sebesar 12

3 Asumsi Nilai Tukar

Asumsi nilai tukar mata uang yang digunakan pada Analisis kali ini

berdasarkan data dari Bank Indonesia 2020 sebesar 1 USD = IDR 14000

B Perhitungan Biaya Proyek

Dalam melakukan Perhitungan Biaya Proyek terdapat Beberapa Key

Indicator Finance (indikator-indikator kunci) dalam Financial Analysis

(Analisis Finansial) diantaranya sebagai berikut

i ModalCapital Expenditure (CAPEX)

CAPEX secara khusus dikaitkan dengan pengadaan jasa layanan baru dimana

komponen CAPEX disini meliputi biaya pembangunan prasarana biaya

pengadaan sarana dan biaya manajemen dan contingency yang secara rinci

disajikan pada Tabel 477 di bawah ini Selain itu diperhitungkan pula beban

bunga utang selama masa konstruksi Adapun pada perhitungan ini biaya

pengadaan lahan tidak diperhitungkan dengan asumsi sudah disediakan oleh

pemerintah daerah

4-147

Tabel 4 77 Biaya CAPEX Trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Uraian Pekerjaan Persentase Total Harga (Rp Juta)

Persiapan 0025 2373 Pekerjaan Jalan Rel 37381 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0619 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 3326 2745920 Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41925 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 16047 164751 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0678 105000

Jumlah 100 11321046 Ppn 10 1132105

Total Keseluruhan 12453151

B Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api Persentase Total Harga (Rp Juta) Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 4841 45000

Lokomotif Barang Tipe CC 206 35772 47500 Kereta Penumpang 17214 160000

Kereta Barang Tertutup 42173 392000 Total 929500

C Biaya Manajemen dan Contigency Total Harga (Rp) Persiapan dan Manajemen Proyek 62266 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 186797 Price Contigency 373595 Contruction Contigency 622658

Total 1245315 Sumber Hasil Analisis

ii Biaya Operasional dan PemeliharaanOperating Expense (OPEX)

Biaya ini mencakup biaya-biaya operasi dan pemeliharaan selama siklus

proyek agar aset-aset di lingkup proyek t etap dalam kondisi yang terjaga dan

tetap dalam kondisi yang cukup memadai untuk dapat memberikan output

yang diinginkan Biaya ini mencakup biaya-biaya operasional sarana dan

prasarana perlengkapan dan peralatan manajemen langsung dan asuransi

Pada analisis ini biaya OampM tahunan di-index-kan dengan estimasi kenaikan

per tahun yang disebabkan inflasi yang diasumsikan sebesar 5 per tahun

4-148

Estimasi biaya operasional dan pemeliharaan sarana kereta api per tahun

untuk jalur Cileungsi-Jonggol-Cianjur sebesar Rp 119391 juta per

Kmlintasan Tabel 478 di bawah ini menunjukkan estimasi biaya OPEX per

tahun pada kedua jalur tersebut

Tabel 4 78 Biaya OPEX Trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391 Sumber Hasil Analisis

C Perhitungan Pendapatan

Komponen penerimaan dan estimasi aliran penerimaan pada proyek ini

berasal dari ongkos angkut yang mencakup ongkos angkut barang Rp

800TonKm dan tiket penumpang sebesar Rp 300penumpangKm

Adapun data jumlah angkutan barang dan jumlah penumpang telah dibahas

4-149

pada bab terdahulu sehingga dapat diperhitungan nilai pendapatan pada

ketiga alternatif sebagaimana tersaji pada Tabel 479 berikut ini

Tabel 4 79 Perkiraan Potensi Pendapatan Trase Alternatif

Tahun Pendapatan

Barang (RpJuta) Pendapatan

Penumpang (RpJuta) Pendapatan

Perdagangan (RpJuta) 2024 118880 153378 2777 2025 136712 168716 2930 2026 157219 185587 3091 2027 180802 204146 3261 2028 207922 224561 3441 2029 239111 247017 3630 2030 274977 271718 3829 2031 318973 298890 4040 2032 370009 328779 4262 2033 444011 361657 4497 2034 532813 397823 4744 2035 639376 437605 5005 2036 767251 481366 5280 2037 920701 529502 5571 2038 1104842 582452 5877 2039 1325810 640698 6200 2040 1590972 704767 6541 2041 1909166 775244 6901 2042 2291000 852769 7281 2043 2749200 938045 7681 2044 3299040 1031850 8104 2045 3958848 1135035 8549 2046 4750617 1248539 9019 2047 5700740 1373392 9516 2048 6840889 1510732 10039 2049 8209066 1661805 10591 2050 9850879 1827985 11173 2051 11821055 2010784 2365 2052 14185266 2211862 2495 2053 17022320 2433048 2633

Sumber Hasil Analisis

4-150

D Analisis Rasio

Komposisi modal pada proyek ini disusun sebagaimana pada umumnya

proyek infrastruktur di Indonesia yaitu 3070 yaitu modal sendiri

dibanding pinjaman

Tabel 4 80 Komposisi Modal Nama Jalur Biaya (Rp Juta)

1 CAPEX 12453151

2 Modal Sendiri (30) 3735945

3 Pinjaman KMKKI (70) 8717205

Sumber Hasil Analisis

E Pendanaan (Funding)

Dari skema pembiayaan di atas maka jadwal pembayaran hutang

diperhitungkan dengan dengan asumsi bunga bank 12 dan pembayaran

hutang dihitung flat dengan jangka waktu pinjaman 30 tahun termasuk masa

konstruksi

F Indikator Kelayakan Finansial

Pada tabel di bawah ini disampaikan resume perhitungan indikator

kelayakan finansial jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Nilai FIRR

tidak terhitung nilainya karena tingkat pengembalian yang sangat tinggi saat

NPV=0

Tabel 4 81 Indikator Kelayakan Finansial Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Finansial Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta)

(1266045)

(10410338)

(12774850

Benefit Cost Ratio - BCR 0933 0381 0183

Financial Internal Rate of Return - FIRR ()

0 -5 -9

4-151

G Dukungan Pemerintah

Dari perhitungan Key Indicators Finance di atas maka proyek ini dinyatakan

tidak layak secara keuangan (Financially Unviable) maka proyek

infrastruktur ini tidak menarik bagi sektor swasta untuk berinvestasi di

dalamnya walaupun layak secara ekonomi (economically feasible) namun

pendapatan dari proyek (tarif layanan) tidak cukup dan hal ini tidak

mencapai tingkat keuntungan yang diharapkan (Rate of Return) oleh pihak

swasta Maka diperlukan dukungan pemerintah agar proyek menjadi layak

secara keuangan Dukungan seperti dimaksud hanya dapat dijustifikasi

apabila manfaat ekonominya lebih besar dari biaya

Kontribusi pemerintah untuk menutup kekurangan pendanaanfunding gap

dilakukan melalui pendanaan Viability Gap Fund (VGF) atau subsidi harga

Dalam bagian ini akan dipaparkan Analisis VGF untuk proyek ini agar dapat

menjadi layak secara keuangan

Ketidaklayakan proyek secara finansial ini pada umumnya bersumber dari

beban investasi (biaya pembangunankonstruksi) yang mahal karena

teknologi yang digunakan yang tidak dapat dikembalikan sepenuhnya oleh

tarif layanan infrastruktur yang dibatasi dengan kemampuan membayar

masyarakat Dalam rangka mengatasi permasalahan ketidaklayakan proyek

infrastruktur secara finansial ini pemerintah dapat memberikan dukungan

tunai kepada proyek infrastruktur KPS sebagaimana diatur dalam beberapa

aturan pemerintah yang dapat dibaca pada analisis di bawah ini

4-152

Tabel 4 82 Analisis Dana Dukungan Kelayakan dari Pemerintah (Viability Gap Fund Ȃ VGF)

Uraian Analisis Regulasi Pemerintah tentang 1 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2005 KPBU 2 Perpres Nomor 13 Tahun 2010

3 Perpres Nomor 56 Tahun 2011 4 Perpres Nomor 66 Tahun 2013

Regulasi Pemerintah tentang VGF

PMK Nomor 223PMK0112012 tentang Pemberian Dukungan Kelayakan atas Sebagian Biaya Konstruksi Pada Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur PMK Nomor 223 Tahun 2012 ini merupakan aturan pelaksanaan dari Pasal 17A Perpres Nomor 56 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 67 Tahun 2005 yang memberikan ruang bagi pemerintah untuk dapat memberikan dukungan dalam bentuk kontribusi fiskal yang bersifat finansial terhadap proyek kerjasama (KPS)

Syarat Proyek untuk mendapatkan Dukungan Kelayakan (Viabiility Gap

Kementerian Keuangan Republik Indonesia menetapkan kriteria dan prosedur untuk mendapatkan VGF Kriteria proyek yang dapat mengajukan dukungan dana VGF antara lain sebagai berikut

Fund ndashVGF) a Proyek yang telah memenuhi kelayakan ekonomi tetapi belum memenuhi kelayakan finansial

b Menerapkan prinsip pengguna membayar (tarifuser charge) c Biaya investasi paling kurang senilai Rp10000000000000 (seratus miliar rupiah) d Badan Usaha Swasta Pemenang Lelang yang ditetapkan oleh Pemerintah cq PJPK

(Penanggungjawab Proyek Kerjasama) melalui proses lelang yang terbuka dan

4-153

kompetitif sesuai dengan peraturan tentang Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

e Perjanjian KPS mengatur skema pengalihan aset danatau pengelolaannya dari Badan Usaha

f Penandatangan Perjanjian Kerja Sama kepada Pemerintah cq PJPK pada akhir periode kerja sama

g Hasil Prastudi Kelayakan pada Proyek KPS tersebut harus 1 Mencantumkan pembagian risiko yang optimal antara PemerintahPJPK dan

Badan Usaha Penandatangan Perjanjian Kerja SamaBadan Usaha Pemenang Lelang

2 Menyimpulkan bahwa Proyek KPS tersebut layak secara ekonomi yang juga meliputi aspek teknis hukum lingkungan dan sosial dan

3 Menunjukkan bahwa Proyek Kerja Sama tersebut menjadi layak secara finansial dengan diberikannya dukungan kelayakan VGF

Dana Dukung Bantuan Dana dukung yang didapatkan secara optimal bisa mencapai 49 dari CAPEX

4-154

443 KAJIAN RISIKO

4431 IDENTIFIKASI RISIKO

Identifikasi risiko merupakan suatu proses untuk menentukan risiko yang

mungkin terjadi pada proyek infrastruktur khususnya terkait Kajian Survei

Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

yang mengenal karakteristiknya dampak yang mungkin dihasilkan durasi

dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengantisipasinya Tujuan

dari dilakukannya identifikasi risiko adalah hanya mengidentifikasi segala

risiko yang mungkin terjadi dan bukan untuk mengeliminasi risiko maupun

menciptakan solusi untuk mencegahnya Identifikasi risiko yang merujuk

pada PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII) secara garis besar terdapat

11 (sebelas) identifikasi faktor risiko pada pekerjaan prasarana dan sarana

perkeretaapian yang terdiri dari

hearts Risiko Politik

hearts Risiko Desain Konstruksi dan Uji Operasi

hearts Risiko Sponsor

hearts Risiko Finansial

hearts Risiko Operasi

hearts Risiko Pendapatan

hearts Risiko Konekvitas Jaringan

hearts Risiko Interface

hearts Risiko Politik

hearts Risiko Force Majeure dan

hearts Risiko Kepemilikan Aset

Berdasarkan identifikasi risiko proyek diatas dilakukan dengan

mempertimbangkan lingkup proyek model bisnis proyek sumber

pendanaan dan aspek eksternal proyek Kajian Survei Investigasi Dasar (SID)

Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur Proses identifikasi risiko

4-155

dapat berdasarkan beberapa aspek seperti data historis observasi

benchmark dan expert judgement Adapun 11 (sebelas) uraian Faktor Risiko

pekerjaan prasarana dan sarana perkeretaapian seperti pada tabel 483

dibawah yang digunakan sebagai rujukan dalam mengidentifikasi risiko

untuk pembangunan prasara perkeretaapian dengan skema KPBU

Tabel 4 83 Identifikasi Risiko Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Faktor Risiko Identifikasi Sub Faktor Risiko

Risiko Lokasi Kesulitan pada lokasi yang tat terduga Keterbatasan ruang kerja working space konstruksi Risiko Status Tanah Kontaminasipolusi ke lingkungan lokasi Terhalangnya akses transportasi masyarakat Terganggunya kenyamanan masyarakat yang berada di sekitar area proyek

Risiko Konstruksi Operasi

Desain dan Uji

Ketidakjelasan spesifikasi output Gagal menjaga keamanan dan keselamatan dalam lokasi Kenaikan biaya konstruksi Kinerja kontraktor subkontraktor yang buruk Default kontraktorsub-kontraktor Kesalahan desain Terlambatnya penyelesaian konstruksi Risiko uji operasi (testing amp comissioning)

Risiko Sponsor Default Badan Usaha Default sponsor proyek Default lender proyek

Risiko Finansial Kegagalan mencapai financial close Risiko nilai tukar mata uang Risiko tingkat inflasi dan suku bunga Risiko asuransi Risiko kemampuan fiskal

Risiko Operasi Ketersediaan fasilitas Buruk atau tidak tersedianya layanan Aksi industri Risiko sosial dan budaya lokal Kegagalan manajemen proyek Kegagalan kontrol dan monitoring proyek Kenaikan biaya operasional dan pemeliharaan Kesalahan estimasi biaya life cycle Ketidakhandalan teknologi pelayanan perkeretaapian

dan sistem informasi

Kecelakaan lalu lintas atau isu keselamatan Penyelenggara Prasarana tidak siap dalam skema multi

4-156

Faktor Risiko Identifikasi Sub Faktor Risiko operator

Risiko Pendapatan Risiko pada masa awal operasi (ramp up period) Perubahan proyeksi volume permintaan Kesalahan estimasi dari model sebelumnya Kegagalan pembayaran pengguna prasarana Kesalahan perhitungan estimasi penggunaan prasarana

Risiko Konektivitas Jaringan

Risiko konektivitas dengan jaringan jalur KA eksisting Risiko pengelolaan jaringan jalur rel Risiko fasilitas pesaingcompetitor

Risiko Interface Risiko ketimpangan waktu dan kualitas pekerjaan Risiko perbedaan standarmetode layanan Risiko relasi

Risiko Politik Mata uang asing tidak dapat dikonversi Mata uang asing tidak dapat direpatriasi Risiko ekspropriasi Perubahan regulasi (dan pajak) yang umum Perubahan regulasi (dan pajak) yang diskriminatif dan spesifik Keterlambatan perolehan persetujuan perencanaan Keterlambatan perolehan akses ke lokasi proyek

Force Majeure Bencana alam Force majeure politic Cuaca ekstrim Forst majeure berkepanjangan

Risiko Kepemilikan Aset

Transfer aset setelah kontrak KPBU berakhir Pengalihan bisnis dan pengelolaan aset kereta api eksisting dan yang baru terbangun

4432 IDENTIFIKASI RISIKO

Dalam proses manajemen risiko diperlukan penanganan dan pengendalian

(risk treatment dan risk control) Secara garis besar penanganan risiko

termasuk menanggung risiko menghindari risiko menghilangkan risiko

meminimalisir risiko dan mengalihkan atau mengalokasikan risiko kepada

pihak lain Mitigasi risiko dapat dilihat pada tabel di bawah ini

4-157

Tabel 4 84 Identifikasi Risiko Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api

Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

1 Risiko Lokasi A Kesulitan pada lokasi

yang tak terduga

Tidak teridentifikasinya

utilitas dan kesulitan proses

relokasi utilitas sehingga

terjadi keterlambatan dan

mungkin dilakukan

perpindahan rute Ȃ [Tahap

Konstruksi]

Pelaksanaan identifikasi

utilitas pada saat

perencanaan dengan

didukung oleh data yang

memadai

B Keterbatasan ruang

kerja working space

konstruksi

Terkait penyediaan lahan

untuk ruang kerja pada

masa konstruksi Ȃ [Tahap

Konstruksi

Metode konstruksi

baik Sosialisasi

pemerintah

yang

oleh

C Risiko Status Tanah Kepemilikan sertifikat tanah

ganda ditemukan saat

proyek dilaksanakan Ȃ

[Tahap Pra- konstruksi]

hearts Melaksanakan validasi dan penyelesaian status kepemilikan lahan

hearts Dukungan otoritas terkait sangat penting

D Kontaminasipolusi ke

lingkungan lokasi

Kontaminasipolusi di

lingkungan lokasi yang

mengganggu pelaksanaan

proyek Ȃ [Semua Tahap]

Kesesuaian dengan studi

Amdal yang baik

E Terhalangnya

transportasi

masyarakat

akses Proyek yang memotong

wilayah pemukiman dapat

menimbulkan dampak

terganggunya akses

komunikasi dan ekonomi

masyarakat Ȃ [Tahap

Konstruksi amp Operasi]

Pembuatan

transportasi baru

disepakati bersama

akses

yang

F Terganggunya

kenyamanan

masyarakat yang

berada di sekitar area

Proyek dapat menyebabkan

gangguan kesehatan dan

kenyamanan misalnya

rumah masyarakat rusak

Melakukan studi AMDAL

yang komprehensif dan

melaksanakannya dengan

baik

4-158

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

proyek karena kegiatan konstruksi

[Tahap Konstruksi]

2 Risiko Desain Kontruksi dan Uji Operasi

A Ketidakjelasan

spesifikasi output

Keterlambatan dan kenaikan

biaya akibat spesifikasi

output tidak jelas Ȃ [Tahap

Pra- konstruksi]

hearts Klasifikasi saat proses tender

hearts Kapasitas desain yang baik

hearts Dokumen lelang sebaiknya tersaji dengan jelas dan mudah dipahami agar dapat meningkatkan kompetisi dan menurunkan biaya proyek

B Gagal

keamanan

keselamatan

lokasi

menjaga

dan

dalam

Tingkat kecelakaan selama

pekerjaan konstruksi

berlangsung tinggi Ȃ [Tahap

Konstruksi]

hearts Implementasi prosedur keamanan dan keselamatan kerja yang baik

hearts EPC yang berpengalaman dan handal

C Kenaikan

konstruksi

biaya Kenaikan akibat perubahan

volume pekerjaan ataupun

harga material Ȃ [Tahap

Konstruksi]

hearts Kesepakatan prosedur persetujuan perubahan volume dan ambang batas perubahan

hearts Akomodir perhitungan faktor eskalasi harga di dalam kontrak

hearts Hubungan baik dengan supplier

hearts Klausul penalti atas Liquidity Damages

D Kinerja kontraktor

subkontraktor yang

buruk

Kontraktor Sub-kontraktor

tidak mampu melakukan

pekerjaan sesuai kontrak Ȃ

[Tahap Konstruksi]

Proses pemilihan

kontraktor dan

subkontraktor yang

kredibel

Penerapan penalti

E Default

kontraktorsub-

Kegagalan

kontrak

penyelesaian

oleh

Proses

kontraktor

pemilihan

dan

4-159

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

kontraktor kontraktorsub-kontraktor

karena faktor manajemen

internal amp finansial Ȃ [Tahap

Konstruksi]

subkontraktor yang

kredibel

Penerapan penalti

F Kesalahan desain Menyebabkan ekstrarevisi

desain yang diminta

operator Ȃ [Tahap Pra-

konstruksi amp Konstruksi]

Konsultan desain atau EPC

yang berpengalaman dan

handal

G Terlambatnya

penyelesaian

konstruksi

Dapat termasuk akibat

kualitas keahlian SDM yang

buruk terbatasnya

ketersediaan material amp

peralatan terlambatnya

pengembalian akses lokasi Ȃ

[Tahap Konstruksi]

Kontraktor yang handal

dan klausul kontrak yang

standar termasuk klausul

penalti atas Liquidity

Damages

H Risiko uji operasi

(testing amp

comissioning)

Kesalahan estimasi waktu

biaya dalam uji operasi

teknis Ȃ [Tahap Konstruksi]

hearts Sistem komunikasi amp koordinasi kontraktor konsultan penguji dan operator yang tepat

hearts Konsultan testing amp commissioning yang berpengalaman

3 Risiko Sponsor A Default Badan Usaha Default BU yang mengarah

ke termanasi atau step-in

oleh financier Ȃ [Semua

Tahap]

Konsorsium didukung

sponsor yang kredibel dan

solid

B Default sponsor

proyek

Default pihak sponsor (atau

anggota konsorsium) Ȃ

[Semua Tahap setelah

financial close]

Proses PQ untuk

memperoleh sponsor yang

kredibel

c Default lender proyek Default pihak institusi

keuanganperbankan (atau

sindikasi) karena perubahan

kebijakantrust terhadap BU

atau akibat isu internal

lender Ȃ [Semua Tahap

Pemilihan lender yang

kredibel Kinerja BU

memenuhi kontrak

Pemenuhan persyaratan

lender

4-160

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

setelah financial close]

4 Risiko Finansial A Kegagalan mencapai

financial close

Tidak tercapainya financial

close karena ketidakpastian

kondisi pasar atau struktur

modal proyek yang tidak

optimal Ȃ [Tahap

PraKonstruksi]

Koordinasi dan

konsorsium yang baik

dengan lender yang

kredibel dan potensial

B Risiko nilai tukar mata

uang

Fluktuasi (non ekstrim) nilai

tukar Ȃ [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan dalam Rupiah

hearts Indeks harga pembelian memperhitungkan fluktuasi mata uang

hearts Instrumen lindung nilai diantaranya kontrak berjangka dan opsi mata uang

hearts Risiko C Risiko tingkat inflasi

dan suku bunga

Kenaikan (non ekstrim)

tingkat inflasi terhadap

asumsi dalam life-cycle cost

dan suku bunga Ȃ [Semua

Tahap]

hearts Faktor indeksasi tarif hearts Nilai tingkat suku

bunga

D Risiko asuransi Cakupan asuransi untuk

risiko tertentu tidak lagi

tersedia di pasaran dan

kenaikan substansial tingkat

premi terhadap estimasi

awal Ȃ [Semua Tahap]

Konsultansi dengan

spesialisbroker asuransi

E Risiko kemampuan

fiskal

Kemampuan fiskal untuk

pengembalian availability

payment kepada badan

usaha tidak mencukupi

Perencanaan yang matang

terkait kemampuan

pendanaan Kementerian

Perhubungan

5 Risiko Operasi A Ketersediaan fasilitas Akibat fasilitas tidak bisa Kontraktor yang handal

4-161

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

terbangun Ȃ [Tahap

Konstruksi]

B Buruk atau tidak

tersedianya layanan

Akibat fasilitas tidak bisa

beroperasi Ȃ [Tahap

Operasi]

hearts Operator yang handal

hearts Spesifikasi output yang

jelas

C Aksi industri Aksi mogok larangan

kerjadsb Ȃ [Tahap Operasi]

Kebijakan SDM dan

hubungan industrial yang

baik

D Risiko sosial dan

budaya lokal

Risiko yang timbul karena

tidak diperhitungkannya

budaya atau kondisi sosial

masyarakat setempat dalam

implementasi proyek Ȃ

[Semua Tahap]

Menerapkan program

pengembangan

masyarakat yang people

oriented Pemberdayaan

masyarakat

E Kegagalan manajemen

proyek

Kegagalan atau

ketidakmampuan Badan

Usaha dalam mengelola

operasional Proyek

Kerjasama Ȃ [Tahap Operasi]

Menyusun rencana

manajemen operasi dan

dijalankan oleh secara

professional

F Kegagalan kontrol dan

monitoring proyek

Terjadinya penyimpangan

yang tidak terdeteksi akibat

kegagalan kontrol dan

monitoring oleh Badan

Usaha PJPK Ȃ [Semua

Tahap]

Menyusun rencana kontrol

dan monitoring serta

evaluasi berkala terhadap

efektivitas rancangan dan

pelaksanaan

G Kenaikan biaya

operasional dan

pemeliharaan

Akibat kesalahan estimasi

biaya OampM atau kenaikan

tidak terduga Ȃ [Tahap

Operasi]

Operator yang handal

Faktor eskalasi dalam

kontrak

H Kesalahan estimasi

biaya life cycle

Kesalahan estimasi biaya

diakibatkan tidak

mendapatkan harga yang fix

dan terkini dari supplier Ȃ

[Tahap Operasi]

Kesepakatankontrak

dengan supplier seawal

mungkin

4-162

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

I Ketidakhandalan

teknologi dan sistem

informasi pelayanan

perkeretaapian

Teknologi yang digunakan

tidak dapat dihandalkan

sehingga menggangu

Operasi Ȃ [Tahap Operasi]

Memilih teknologi yang

handal dan vendor yang

tepat

J Kecelakaan lalu lintas

atau isu keselamatan

Tingginya kecelakaan lalu

lintas - [Tahap Operasi]

Asuransi kewajiban pihak

ketiga

K Penyelenggara

Prasarana tidak siap

dalam skema multi

operator

Minimnya pengalaman

dalam mengelola trayek dan

sumber pendapatan dari

skema multi operator

Training dan

pendampingan dari

institusibadan usaha yang

berwenangditunjuk oleh

pemerintah

6 Risiko Konektivitas Jaringan A Risiko konektivitas

dengan jaringan jalur

KA eksisting

Ingkar janji otoritas jalur KA

eksisting menggunakan

jaringan yang baru Ȃ [Tahap

Operasi]

hearts Pemahaman kontrak yang baik oleh sektor publik

hearts Sinkronisasi operator sarana jalur rel eksisting

B Risiko pengelolaan

jaringan jalur rel

Keterbatasan pemerintah

dalam mengatur

penggunaan jaringan jalur

rel yang mempengaruhi

kinerja layanan

perkeretaapian Ȃ [Tahap

Operasi]

Pengaturan pola

perjalanan KA dengan

memperhatikan kapasitas

jalan rel

C Risiko fasilitas

pesaingcompetitor

Ingkar janji otoritas untuk

tidak membangun rute

moda pesaing - [Tahap

Operasi]

Pemahaman kontrak yang

baik oleh sektor publik

7 Risiko Interface A Risiko ketimpangan

waktu dan kualitas

pekerjaan

Ketimpangan waktu dan

kualitas pekerjaan dukungan

pemerintah dan yang

dikerjakan BU Ȃ [Tahap

Konstruksi]

Koordinasi dan integrasi

jadwal pelaksanaan proyek

Pekerjaan perbaikan oleh

pihak yang kualitas

pekerjaannya lebih rendah

B Risiko perbedaan Rework yang substantial Kesepakatan standar

4-163

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

standarmetode

layanan

terkait perbedaan standar

metode layanan yang

digunakan Ȃ[Tahap

Konstruksi]

metode yang akan

diterapkan para pihak

sedini mungkin

C Risiko relasi Miskomunikasi di dalam

internal dan eksternal

organisasi termasuk

mengakibatkan

keterlambatan kesalahan

proses karena kurang

pengalaman di proyek

KPBUProject Financing -

[Semua Tahap]

koordinasi dirancang

disepakati dan

disosialisasikan dengan

baik ke semua pihak

terkait

8 Risiko Politik A Mata uang asing tidak

dapat dikonversi

Tidak tersedianya danatau

tidak bisa dikonversinya

mata uang asing kedari

Rupiah - [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan domestik hearts Akun pembiayaan luar

negeri hearts Penjaminan dari bank

sentral

B Mata uang asing tidak

dapat direpatriasi

Mata uang asing tidak bisa

ditransfer ke negara asal

investor - [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan domestik hearts Akun pembiayaan luar

negeri hearts Penjaminan dari bank

sentral C Risiko ekspropriasi Nasionalisasipengambilalih

an tanpa kompensasi (yang

memadai) Ȃ [Tahap Operasi]

hearts Mediasi negosiasi hearts Asuransi Risiko Politik hearts Penjaminan

pemerintah

D Perubahan regulasi

(dan pajak) yang

umum

Bisa dianggap sebagai risiko

bisnis - [Semua Tahap]

E Perubahan regulasi

(dan pajak) yang

diskriminatif dan

spesifik

Berbentuk kebijakan pajak

oleh otoritas terkait (pusat

danatau daerah) - [Semua

Tahap]

hearts Mediasi negosiasi hearts Asuransi Risiko Politik hearts Penjaminan

pemerintah

F Keterlambatan Hanya jika dipicu keputusan Provisi kontrak yang jelas

4-164

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

perolehan persetujuan

perencanaan

sepihak tidak wajar dari

otoritas terkait - [Tahap Pra-

konstruksi amp Konstruksi]

termasuk kompensasinya

G Keterlambatan

perolehan akses ke

lokasi proyek

Hanya jika dipicu keputusan

sepihak tidak wajar dari

otoritas terkait - [Semua

Tahap]

Provinsi kontrak yang jelas

termasuk kompensasinya

9 Force Majeure A Bencana alam Terjadinya bencana alam

sehingga tidak dapat

beroperasi secara normal -

[Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

B Force majeure politis Peristiwa perang

kerusuhan gangguan

keamanan masyarakat -

[Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

C Cuaca ekstrim Akibat perubahan iklim atau

faktor lain - [Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

D Forst majeure

berkepanjangan

Jika di atas 6-12 bulandapat

mengganggu aspek

ekonomis pihak yang

terkena dampak (terutama

bila asuransi tidak ada) -

[Semua Tahap]

10 Risiko Kepemilikan Aset

A Transfer aset setelah

kontrak KPBU

berakhir

Proses transfer aset

terkendala karena ada

perbedaan mekanisme

pengalihan atau penilaian

[Tahap Operasi]

hearts Pembuatan kontrak yang mengatur perihal transfer aset dengan jelas

hearts Penilaian dilakukan oleh penilai independen yang disepakati bersama

B Pengalihan bisnis dan

pengelolaan aset

kereta api eksisting

Ketidakpastian kondisi

bisnis setalah transfer dari

operator sebelumnya dan

hearts Studi kelayakan bisnis

yang baik dan lengkap

(dalam PFS)

4-165

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

dan yang baru

terbangun

tidak terantisipasinya

kondisi perkeretaapian

eksisting

hearts Kontrak yang jelas dan

mengatur secara detail

pengalihan aset

5-1

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survei Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

5 BAB 5 RANCANGAN DASAR DESAIN KERETA API

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

Pada Sub Bab ini akan dibahas mengenai rancangan dasar desain kereta api yang

berisikan kriteria desain prasarana kereta api yang terdiri dari geometrik jalur

jembatan dan terowongan Serta rancangan dasar desain dari prasarana kereta api

berupa geometrik jalur bangunan hikmat perlintasan tak sebidang terowongan

dan stasiun

51 KRITERIA DESAIN JALUR KERETA API

Kondisi topografi dan strukturformasi geologi merupakan unsur utama

yang menjadi pedoman dalam kegiatan studi menetapkan trasejalur jalan

kereta api Rancangan Pra Desain jalan rel meliputi rancangan alinyemen

horizontal dan alinyemen vertikal bangunan pendukung seperti sistem

drainase dan perlintasan untuk jalan orangsepeda motormobil

Rancangan jalur kereta api akan mengikuti standar-standar dan peraturan-

peraturan yang berlaku di Kementerian Perhubungan maupun PT Kereta Api

(Persero) sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam KAK Faktor-

faktor yang menjadi bahan pertimbangan pokok dalam menetapkan

trasejalur kereta api adalah sebagai berikut

1 Persyaratan teknis perencanaan jalur kereta api

2 Pola operasi kereta api

3 Kemampuan daya tarik lokomotif

4 Daerah-daerah dengan potensi sumber alam

5-2

5 Keamanan dan kenyamanan untuk pengguna jasa angkutan kereta api

6 Kemudahan pelaksanaan pekerjaan konstruksi

7 Biaya pelaksanaan dan pemeliharaan

Dalam Pelaksanaan rancangan trase Jalan Rel yang harus dibuat setidaknya

memenuhi ketentuan sebagai berikut

1) Lebar dan Jarak Jalan rel

a) Lebar jalan rel 1067 mm

b) Jarak minimum antar as jalan rel di petak jalan adalah 400 m (double

track)

c) Ruang bebas kelas I yang diperlebar pada kondisi datar dan kelas 3

pada kondisi pegunungan diperhitungkan adanya muatan double

deck atau muatan peti kemas

d) Jarak minimum antar as jalan rel di lengkung adalah 440 m (double

track)

2) Emplasemen

a) Jarak minimal antar as jalur utama di emplasemen adalah 520 m

b) Wesel menggunakan wesel 112

3) Kecepatan dan Beban Gandar

a) Kecepatan Maksimum 120 kmjam

b) Kecepatan di Emplasemen 45 kmjam

c) Beban Gandar 18 ton

4) Geometri Jalan

a) Jari-ȋȌηͺͲͲ m

b) ζͳͲΩ

ζʹͲΩ pegunungan

c) Kelandaian maksimum di emplasemen adalah 15 ΩǤ

5) Material

a) Jenis rel yang digunakan untuk jalan kelas I adalah R54 dengan

karakteristik dan spesifikasi yang memenuhi ketentuan berlaku

b) Alat penambat rel tipe elastis dengan persyaratan bahan sesuai

5-3

dengan Peraturan Bahan Jalan Rel atau Peraturan yang berlaku

6) Perlintasan yang diperkirakan tidak perlu dijaga harus memenuhi

persyaratan pandangan bebas

52 DESAIN GEOMETRIK TRASE JALAN KERETA API

521 ALINYEMEN HORIZONTAL

Desain Teknis Jalan Rel akan menghasilkan gambar gambar yang terdiri dari

Gambar Situasi Potongan memanjang dan potongan melintang Pada gambar

situasi akan dihasilkan gambar desain situasi dan rencana lengkung

(alinyemen horizontal) Pada gambar potongan melintang akan dihasilkan

rencana kelandaian (Lengkung vertikal)

Adapun desain alinyemen horisontal menggunakan program bantu yaitu

Autocad Civil 3D untuk kriteria jari-jari lengkung panjang spiral dan lain-lain

dapat dilihat dari output program sebagai berikut

Dari hasil desain alinyemen horizontal di dapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 5 1 Alinyemen Horizontal

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

1 IP0 7116125184 9285137814 N82deg 16 35E 0+00000 0+34997

2 IP1 7121674706 928521308 800 0+34997 0+76082 N52deg 51 04E 0+76082 0+92755

3 IP2 7125740351 9285521107 800 0+92755 1+19169 N71deg 46 09E 1+19169 1+58588

4 IP3 71321575 9285732476 800 1+58588 1+87887 N50deg 47 09E 1+87887 2+27558

5 IP4 7138682204 9286264888 800 2+27558 2+84481 S88deg 26 44E 2+84481 3+96526

6 IP5 7156842502 9286215611 800 3+96526 4+70547 N38deg 32 28E 4+70547 5+58270

7 IP6 7166289374 9287401502 800 5+58270 6+04895 N71deg 56 01E 6+04895 6+87441

8 IP7 7180001872 9287848808 800 6+87441 7+57894 N21deg 28 32E 7+57894 8+03983

9 IP8 7185082411 9289140187 800 8+03983 9+00334 S89deg 31 05E 9+00334 9+85670

5-4

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

10 IP9 7199791031 9289127818 1000 9+85670 9+99182 S81deg 46 34E 9+99182 10+42734

11 IP10 7207911391 9289010455 800 10+42734 11+03147 S38deg 30 31E 11+03147 11+25048

12 IP11 7213095605 9288358912 800 11+25048 11+81807 S79deg 09 32E 11+81807 12+67096

13 IP12 7225127605 9288128493 800 12+67096 12+82219 S89deg 59 24E 12+82219 13+77469

14 IP13 723595048 9288128303 1000 13+77469 13+88249 S83deg 48 48E 13+88249 15+39707

15 IP14 7252928872 9287944259 800 15+39707 15+67281 N76deg 26 17E 15+67281 16+78503

16 IP15 7267663337 9288299688 800 16+78503 17+29545 S67deg 00 21E 17+29545 19+17489

17 IP16 7289987554 9287352349 800 19+17489 19+71613 S28deg 14 32E 19+71613 21+04852

18 IP17 7298369619 9285791856 800 21+04852 21+35961 S50deg 31 21E 21+35961 22+91401

19 IP18 7315241952 928440212 800 22+91401 23+76976 S10deg 45 59W 23+76976 23+93636

20 IP19 7313259697 9283359674 800 23+93636 24+71077 S44deg 41 45E 24+71077 25+33408

21 IP20 7321980737 9282478265 800 25+33408 25+71862 S17deg 09 18E 25+71862 26+56843

22 IP21 7325728488 9281264191 800 26+56843 27+00660 S48deg 32 13E 27+00660 28+19483

23 IP22 7337206368 9280250033 1000 28+19483 28+43109 S35deg 00 00E 28+43109 30+04752

24 IP23 7347540824 9278774123 1000 30+04752 30+18060 S27deg 22 31E 30+18060 31+09472

25 IP24 7352474482 9277821314 1000 31+09472 31+27863 S37deg 54 44E 31+27863 32+95296

26 IP25 7364938546 9276220934 800 32+95296 33+45923 S1deg 39 13E 33+45923 34+64977

27 IP26 7365532692 9274162944 800 34+64977 35+68750 S75deg 58 31E 35+68750 36+31129

28 IP27 7385001786 9273676629 800 36+31129 37+54415 S12deg 19 18W 37+54415 37+56945

29 IP28 7381340429 9272000422 800 37+56945 38+93223 S85deg 16 47E 38+93223 39+74351

30 IP29 7403082914 9271820893 800 39+74351 40+57319 S25deg 51 32E 40+57319 41+28376

31 IP30 7410995565 9270188368 800 41+28376 42+37196 S52deg 04 40W 42+37196 42+80411

32 IP31 7397217383 9269114908 800 42+80411 43+91654 S27deg 35 37E 43+91654 43+99633

5-5

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

33 IP32 7403357188 9267940148 800 43+99633 44+99787 N80deg 40 35E 44+99787 46+16804

34 IP33 7428575221 9268354174 800 46+16804 47+43168 S8deg 49 19E 47+43168 47+60336

35 IP34 7431767523 9266297285 800 47+60336 49+11249 N80deg 44 18W 49+11249 49+21553

36 IP35 7411416402 9266629152 800 49+21553 50+52640 S5deg 22 39W 50+52640 52+37048

37 IP36 7408580709 9263616625 800 52+37048 52+98893 S49deg 40 16W 52+98893 54+16209

38 IP37 7396249753 9262569812 800 54+16209 54+39786 S66deg 33 24W 54+39786 56+50185

39 IP38 7364051314 926117356 800 56+50185 58+12518 S49deg 42 20E 58+12518 59+17643

40 IP39 7383015285 9259565615 800 59+17643 59+46963 S70deg 42 17E 59+46963 60+46340

41 IP40 7398461515 9259024841 800 60+46340 61+34925 S7deg 15 37E 61+34925 61+81551

42 IP41 7400843538 9257155128 800 61+81551 63+18707 N74deg 30 32E 63+18707 63+37071

43 IP42 7419097802 9257661058 800 63+37071 64+61379 S16deg 27 44E 64+61379 64+68965

44 IP43 7423383199 925621083 800 64+68965 65+78112 S61deg 42 31W 65+78112 66+22295

45 IP44 7410813555 9255534271 800 66+22295 66+85889 S16deg 09 46W 66+85889 66+99014

46 IP45 7407263122 9254309239 800 66+99014 68+25508 S74deg 25 55E 68+25508 69+26090

47 IP46 7428164458 925372692 800 69+26090 69+93008 S26deg 30 19E 69+93008 70+27100

48 IP47 7433153333 9252726541 800 70+27100 71+04670 S82deg 03 39E 71+04670 71+55853

49 IP48 7450536043 9252484124 800 71+55853 72+83674 S9deg 29 01W 72+83674 73+33124

50 IP49 7448151602 9251056727 800 73+33124 73+59057 S9deg 05 21E 73+59057 76+13357

51 IP50 7452843628 9248123834 800 76+13357 76+70123 S31deg 34 00W 76+70123 77+13519

52 IP51 7440783422 9246160909 800 77+13519 78+89588 N85deg 27 59E 78+89588 78+89969

Dari hasil desain trase di atas harus disesuaikan dengan kriteria peraturan

lengkung sesuai dengan PM 60 Tahun 2012

5-6

Tabel 5 2 Persyaratan Jari-jari Minimum yang Diijinkan

Kecepatan

rencana (kmjam)

Jari-jari minimum lengkung lingkaran tanpa

lengkung peralihan (m)

Jari-jari minimum lengkung lingkaran yang diijinkan

dengan lengkung peralihan (m) 120 2370 780 110 1990 660 100 1650 550 90 1330 440 80 1050 350 70 810 270 60 600 200

Sumber PM 60 Tahun 2012

522 ALINYEMEN VERTIKAL

Adapun desain alinyemen vertikal menggunakan program bantu yaitu

Autocad Civil 3D untuk kriteria kelandaian panjang spiral dan lain-lain dapat

dilihat dari output program sebagai berikut

Dari hasil desain alinyemen Vertikal di dapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 5 3 Alinyemen Vertikal

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out Stasiun Nambo

1 0 + 000 136 000 2 0 + 100 136 000 -1000 3 1 + 500 122 -1000 000 4 2 + 100 122 000 500 5 2 + 700 125 500 000

Stasiun Kembang Kuning 6 3 + 800 125 000 -1000 7 4 + 800 115 -1000 000 8 5 + 500 115 000 -450 9 6 + 600 110 -450 000

10 7 + 450 110 000 -500 11 8 + 450 105 -500 000

Stasiun Cileungsi

12 9 + 650 105 000 -590 13 11 + 000 97 -590 000

Stasiun Mampir

14 13 + 900 97 000 -750 15 15 + 500 85 -750 000

5-7

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out 16 16 + 000 85 000 -730 17 17 + 100 77 -730 000

Stasiun Jonggol 18 18 + 100 77 000 1000 19 18 + 900 85 1000 000 20 19 + 750 85 000 970 21 21 + 500 102 970 000 22 22 + 200 102 000 920 23 23 + 400 113 920 000 24 23 + 800 113 000 -890 25 24 + 700 105 -890 000

Stasiun Sukagalih 26 26 + 100 105 000 -380 27 27 + 400 100 -380 000 28 27 + 800 100 000 1140 29 30 + 000 125 1140 000

Stasiun Cibatu Tiga

30 32 + 400 125 000 480 31 33 + 450 130 480 000 32 34 + 100 130 000 -630 33 35 + 700 120 -630 000 34 36 + 200 120 000 1820 35 38 + 400 160 1820 000 36 38 + 800 160 000 1890 37 42 + 300 196 1890 000

Stasiun Antajaya 38 42 + 950 196 000 1880 39 44 + 700 260 1880 000 40 45 + 000 260 000 1870 41 48 + 750 330 1870 000 42 49 + 220 330 000 1900 43 51 + 850 380 1900 000

Stasiun Mekarjaya 44 52 + 400 380 000 1900 45 54 + 450 419 1900 000 46 54 + 880 419 000 1900 47 57 + 350 466 1900 000 48 57 + 800 466 000 1820 49 58 + 570 480 1820 000

Stasiun Majalaya 50 59 + 250 480 000 -1780 51 61 + 500 440 -1780 000 52 62 + 100 440 000 -1740 53 64 + 400 400 -1740 000 54 66 + 600 400 000 -1000

5-8

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out 55 68 + 100 385 -1000 000

Stasiun Jamali

56 68 + 900 385 000 -1730 57 71 + 500 340 -1730 000 58 72 + 000 340 000 -1670 59 74 + 100 305 -1670 000 60 74 + 700 305 000 570 61 77 + 000 318 570 000 62 77 + 400 318 000 -880 63 78 + 650 307 -880 000 64 79 + 000 307 000 000

Stasiun Selajambe

Untuk alinyemen vertikal desain lengkung harus sesuai dengan peraturan

berikut di bawah ini

Tabel 5 4 Besarnya Radius Lengkung Vertikal Minimum

Kecepatan Rencana

(KmJam)

Radius Minimum Lengkung Vertikal

(m)

V gt 100 8000

ζͳͲͲ 6000

Sumber PM 60 Tahun 2012

523 GAMBAR SITUASIPOTONGAN MEMANJANG DAN POTONGAN

MELINTANG

Dari desain alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal dihasilkan gambar

situasi dan potongan memanjang sebagai berikut

5-9

Gambar 5 1 Situasi Trase Cileungsi-Jonggol-Cianjur

5-10

Gambar 5 2 Potongan Memanjang Trase Cileungsi-Jonggol-Cianjur

5-11

Gambar 5 3 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus dan Lengkung

5-12

Gambar 5 4 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus Timbunan 2 meter dan Galian 2 meter

5-13

Gambar 5 5 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus Timbunan dan Galian lebih dari 6 meter

5-14

Dari hasil perhitungan alinyemen horisontal alinyemen vertical dan

penggambaran di dapatkan rincian Sebagian

Tabel 5 5 Ringkasan Trase Terpilih

No Uraian Kriteria Trase

1 Total panjang rencana trase 790 km 2 Kelandaian maksimal ͳͻΩ 3 Lengkung minimum R800 4 Panjang Terowongan 14 km

Karena rencana trase berada di daerah perbukitan maka untuk mencapai

ζ ͳͻ Ω

beberapa titik yang diberlukan terowongan

53 RENCANA BANGUNAN HIKMAT

Rencana pembangunan Bangunan Hikmat (BH) didapatkan berdasarkan

analisa hidrolika dan perlintasan sebidang dengan sungai Dari analisa

hidrolika yang dilakukan dalam menampilkan deskripsi dari titik simpang

tersebut terkait dengan jenis badan air lebar bentang serta bangunan hikmat

yang direncanakan akan dibangun melintasi badan air tesebut dimana untuk

bentang lt 10 m sebagai bangunan hikmatnya adalah box culvert sedangkan

ηͳͲǤ

terhadap badan air

Tabel 5 6 Bangunan Hikmat Persimpangan dengan Badan Air

No Tp

Km Jenis badan

air

Lebar bentang Jenis bangunan

hikmat Tipe bangunan

hikmat m

TP-1 14+050 Danau 105 Jembatan PCI Girder TP-2 14+340 Danau 210 Jembatan PCI Girder TP-3 17+225 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-4 18+980 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-5 19+550 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400 TP-6 19+715 Sal Irigasi 25 Box Culvert BC 300 x 300 TP-7 22+050 Sungai 50 Jembatan PCI Girder TP-8 25+740 Sungai 30 Jembatan PCI Girder

5-15

No Tp

Km

Jenis badan air

Lebar bentang Jenis bangunan

hikmat Tipe bangunan

hikmat m

TP-9 27+305 Sal Irigasi 25 Box Culvert BC 300 x 300 TP-10 27+650 Sungai 28 Jembatan PCI Girder TP-11 35+950 Sungai 70 Jembatan PCI Girder TP-12 47+425 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-13 50+085 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-14 52+780 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-15 53+665 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-16 62+650 Sungai 10 Jembatan PCI Girder TP-17 70+125 Sal Irigasi 2 Box Culvert BC 300 x 300 TP-18 74+440 Sungai 5 Box Culvert BC 500 x 400 TP-19 74+910 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-20 75+245 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-21 75+590 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400 TP-22 76+110 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400

5-16

Gambar 5 6 Tipikal Jembatan PCI Girder

5-17

54 RENCANA PERLINTASAN TIDAK SEBIDANG

Rencana pembangunan perlintasan tidak sebidang didapatkan berdasarkan perlintasan sebidang dengan jalan Hasil Analisa

untuk menentikan jenis bangunan jembatan lebar bentang serta Panjang jembatan yang direncanakan akan dibangun

melintasi jalan tesebut Berikut daftar persimpangan terhadap jalan

Tabel 5 7 Daftar Perintasan Sebidang

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 1 0+102 Jalan Lokal 250 Ditutup 2 0+157 Jalan Lokal 300 Dialihkan 3 0+240 Jalan Lokal 300 Dialihkan 4 TP 01 0+290 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 5 TP 02 0+900 Jalan Eleveted 98000 PCI Girder 28 x 3500 6 TP 03 1+690 Jl Raya Nambo 700 Overpass 900 x 5000 7 TP 04 2+000 Jl PT Holcim 2000 PCI Girder 1 x 3500 8 2+180 Jl PT Holcim 1200 Dialihkan 9 2+755 Jalan Lokal 400 Ditutup

10 3+185 Jalan Lokal 450 Dialihkan 11 3+460 Jalan Lokal 450 Dialihkan 12 3+835 Jalan Lokal 400 Ditutup 13 TP 05 4+065 Jalan Lokal 700 2 Box Culvert 500 x 400 14 TP 06 4+780 Jl Raya Klapanunggal 700 Overpass 900 x 5000 15 TP 07 5+145 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400

5-18

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 16 TP 08 6+245 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 17 7+085 Jalan Lokal 300 Ditutup 18 TP 09 7+130 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 19 7+470 Jalan Lokal 300 Ditutup 20 TP 10 7+540 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 21 TP 11 7+945 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 22 TP 12 8+390 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 23 8+815 Jalan Lokal 300 Ditutup 24 TP 13 8+800 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 25 TP 14 9+230 Jalan Lokal 700 Overpass 900 x 5000 26 9+445 Jalan Lokal 300 Ditutup 27 TP 15 11+745 Jl Mampir 700 Overpass 900 x 5000 28 11+855 Jalan Lokal 300 Dialihkan 29 12+635 Jalan Lokal 300 Ditutup 30 14+135 Jalan Lokal 300 Ditutup 31 TP 16 14+580 Jl Kelapa Nunggal 700 Overpass 900 x 5000 32 TP 17 14+735 Jl Cimaranggu 700 Overpass 900 x 5000 33 TP 19 15+130 Jl Fontana Lake 700 2 Box Culvert 500 x 400 34 TP 20 15+410 Jl Kawasan Kirana Utara 700 2 Box Culvert 500 x 400 35 15+665 Jalan Lokal 300 Ditutup 36 TP 21 16+255 Jl Cipeuncang 400 Box Culvert 500 x 400 37 16+725 Jalan Lokal 300 Ditutup 38 TP 22 16+900 Jl Raya Cileungsi- 1200 Overpass 1500 X 7500

5-19

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran Jonggol

39 17+025 Jalan Lokal 500 Ditutup 40 TP 23 18+470 Jl Raya Cibarusa 700 2 Box Culvert 500 x 400 41 TP 24 18+635 Jalan Lokal 700 Overpass 900 x 5000 42 TP 25 20+245 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 43 TP 26 20+650 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 44 TP 27 21+505 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 45 TP 28 22+825 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 46 TP 29 23+280 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 47 TP 30 23+655 Jalan Batalyon Polisi 800 2 Box Culvert 500 x 400 48 TP 31 23+920 Jl Raya Jonggol-Cariu 1200 Overpass 1500 X 7500 49 25+020 Jalan Tanah 500 Ditutup 50 TP 32 25+410 Jl KP Jati 500 Overpass 700 x 3000 51 TP 33 25+990 Jl Tegal Panjang 600 Overpass 700 x 3000 52 TP 34 28+220 Jalan Lokal 600 Overpass 700 x 3000 53 TP 35 29+940 Jl Mekarwangi 500 Overpass 700 x 3000 54 TP 36 31+075 Jalan Eleveted 56000 PCI Girder 16 x 3500 55 TP 37 31+925 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 56 TP 38 32+700 Jalan Eleveted 59500 PCI Girder 17 x 3500 57 TP 39 33+490 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 58 TP 40 34+225 Jl Kadongan 400 Box Culvert 500 x 400 59 34+325 Jalan Lokal 400 Dialihkan 60 TP 41 35+470 Jl Transyogi 1200 Overpass 1500 X 7500

5-20

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 61 TP 42 35+650 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 62 36+650 Jalan Lokal 500 Ditutup 63 TP 43 36+945 Jl Cikutamahi 400 Box Culvert 500 x 400 64 TP 44 42+200 Jl Buana Jaya 1200 Overpass 1500 X 7500 65 TP 45 43+450 Jalan Eleveted 154000 PCI Girder 44 x 3500 66 TP 46 44+320 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 67 TP 47 44+880 Jalan Eleveted 35000 PCI Girder 10 x 3500 68 TP 48 45+670 Jalan Eleveted 35000 PCI Girder 10 x 3500 69 TP 49 47+195 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 70 TP 50 48+330 Jalan Eleveted 73500 PCI Girder 10 x 3500 71 49+025 Terowongan 35000 72 TP 51 53+025 Jl Simarasa Mekar Galih 1200 Overpass 1500 X 7500 73 53+450 Jalan Lokal 400 Ditutup 74 54+650 Terowongan 50000 75 57+550 Terowongan 50000 76 57+975 Terowongan 15000 77 TP 52 60+565 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 78 TP 53 61+965 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 79 TP 54 64+750 Jalan Eleveted 56000 PCI Girder 16 x 3500 80 TP 55 65+175 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 81 TP 56 66+050 Jalan Eleveted 84000 PCI Girder 24 x 3500 82 TP 57 67+890 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 83 TP 58 69+380 Jl Raya Jamali 700 Overpass 900 x 5000

5-21

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 84 69+590 Jalan Lokal 500 Dialihkan 85 TP 59 73+100 Jalan Eleveted 108500 PCI Girder 31 x 3500 86 TP 60 77+190 Jl Raya Bandung-Cianjur 1200 PCI Girder 1 x 3500

5-22

Gambar 5 7 Tipikal Perlintasan Sebidang

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

55 RENCANA TEROWONGAN

Pada rencana jalur KA ini terdapat terowongan yang perlu di bangun berikut

daftar lokasi terowongan

Tabel 5 8 Daftar Terowongan

No Terowongan Km Panjang (m) 1 Terowongan 1 48+800 sd 49+100 350

2 Terowongan 2 54+400 sd 54+800 500

3 Terowongan 3 57+200 sd 57+700 575

Total 1425

5-23

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Gambar 5 8 Desain Terowongan

5-24

5-25

Sistem pengerjaan terowongan dijelaskan dengan skema dibawah ini

Gambar 5 9 Siklus Pekerjaan Terowongan

Gambar 5 10 Cara Menggali Terowongan

5-26

56 RENCANA STASIUN

Dalam Trase ini akan dikaji untuk lokasi Stasiun Adapun Lokasi titik-titik

stasiun untuk tiap Alternatif jalur kereta api tersebut dijelaskan pada tabel

berikut ini

Gambar 5 11 Skema Lintas

5-27

Tabel 5 9 Lokasi Stasiun

No KM Jarak Stasiun Lokasi

51+077 00+000

Stasiun Nambo

3500

1 03+500 Stasiun Kembang Kuning Kembang Kuning Kec Klapanunggal Kab Bogor

5800

2 09+300 Stasiun Cileungsi Mampr Kec Cileungsi Kab Bogor

3000

3 12+300 Stasiun Mampir Mampr Kec Cileungsi Kab Bogor

5500

4 17+800 Stasiun Jonggol Sukamanah Kec Jonggol Kab Bogor

7400

5 25+200 Stasiun Sukagalih Sukagalih Kec Jonggol Kab Bogor

6900

6 32+100 Stasiun Cibatu Tiga Cibatu Tiga Kec Cariu Kab Bogor

10500

7 42+600 Stasiun Antajaya Antajaya Kec Tanjung Sari Kab Bogor

9500

8 52+100 Stasiun Mekarjaya Mekarjaya Kec Cikalong Kulon Kab Cianjur

6800

9 58+900 Stasiun Majalaya Majalaya Kec Cikalong Kulon Kab Cianjur

9700

10 68+600 Stasiun Jamali Jamali Kec Mande Kab Cianjur

10400

11 79+000 Stasiun Selajambe Selajambe Kec Sukaluyu Kab Cianjur

5-28

Gambar 5 12 Rencana Stasiun Kecil

5-29

Gambar 5 13 Siteplan Stasiun Kecil

5-30

Gambar 5 14 Rencana Stasiun Besar

5-31

Gambar 5 15 Siteplan Stasiun Besar

6-1 LAPORAN AKHIR

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survei Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Pada Sub bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi untuk studi

trase kereta api lintas Cileungsi Ȃ Jonggol- Cianjur

61 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan secara keseluruhan dapat

diambil beberapa kesimpulan

1 Berdasarkan hasil pengumpulan data sekunder peta topografi kawasan

hutan lindung infrastruktur transportasi dan peta rencana

pengembangan Provinsi Jawa Barat Kabupaten Bogor dan Kabupaten

Cianjur dan hasil Pemilihan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas

Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur maka di usulan terpilih jalur ka untuk

memenuhi aksesibilitas dan mobilitas akan pergerakan dengan panjang

trase plusmn 790 km

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6-2

Gambar 6 1 Rencana Trase Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

2 Kondisi Topografi Geoteknik Dan Hidrolika Hidrologi

a Kondisi Topografi

Dari hasil pengukuran topografi dapat disajikan peta situasi dengan

interval kontur setiap 1 meter Selain garis kontur informasi yang

ditampilkan antara lain sawah sungai bangunan tiang listrik

jembatan dan lain-lain

b Kondisi Geoteknik

hearts Secara umum melihat dari hasil lapangan hasil bor mesin dapat

di temukan kedalaman hasil N gt 50 antara kedalaman 600 Ȃ

1800 meter Kondisi ini masing - masing lokasi tidak bergantung

dari keadaan kondisi litologi tanah

6-3

hearts Secara umum jenis lapisan tanahbatuan yang terdapat pada

sepanjang jalur pemboran yang dilakukan cenderung sama

dimana terdapat batu lempung lempung kepasiran lempung

kelanauan dan breksi vulkanik dengan kepadatan sedang hingga

sangat kaku

c Kondisi HidrolikaHidrologi

hearts Dari pengamatan curah hujan harian maksimum selama 10 tahun

terakhir jenis curah hujan yang terjadi pada daerah wilayah studi

adalah termasuk jenis hujan sangat lebat

hearts Angka-angka curah hujan maksimum tersebut merupakan angka

yang akan dianalisa lebih lanjut untuk mendapatkan nilai debit

rencana dimana untuk jembatan adalah debit rencana untuk

periode ulang 100 tahun

3 Analisis Permintaan Perjalanan

a Total pergerakan penumpang terdapat pada besaran 1 juta

pnptahun pada Tahun 2021 dan meningkat hingga 21 juta

pnptahun pada Tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar

ditemukan pada koridor Kembang Kuning Ȃ Cileungsi sebesar 532

ribu pnptahun

b Total pergerakan barang terdapat pada besaran 338 ribu tontahun

pada Tahun 2021 dan meningkat hingga 732 ribu tontahun pada

Tahun 2051 Nilai terbesar berada pada koridor Kembang Kuning -

Cileungsi

4 Pola Operasi

Trase baru Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur merupakan lintas yang terintegrasi

dengan jaringan jalur kereta api yang ada sekarang dengan demikian pola

pergerakan harus mewadahi kondisi eksisting ini relasi angkutan baik

6-4

barang maupun penumpang yang sangat terkait langsung adalah pergerakan

kereta api dari Bogor ke Cianjur dapat didesain sebagai berikut

Tabel 6 1 Pola Operasi Perjalanan KA

No Trase Cileungsi ndash Jonggol - Cianjur Deskripsi 1 Frekuensi Kereta Api

Kereta Api Penumpang 3 KAhari Kereta Api Barang 3 KAhari

2 Waktu Tempuh Kereta Api Kereta Api Penumpang 115 menit Kereta Api Barang 51 menit

3 Sarana Kereta Api Kereta Api Penumpang 1 Loko + 10 Kereta Kereta Api Barang 2 Loko + 20 Gerbong

4 Kapasitas Kereta Api 80 pnp per kereta 5 Operasional Kereta Api

a Jam Operasional Kereta Api 24 jamhari b Hari Operasional Kereta Api 365 hari tahun

5 Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

Cianjur

Tabel 6 2 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Lahan

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 23724 2372442 265000 628697 Hutan Produksi 12979 1297926 540000 700880 Lahan Kering 18839 1883904 570000 1073825 Lahan Industri 435 43500 1050000 45675 Lahan Pemukiman 6453 645334 1240000 800214

Total 62431 6243106 3249291

6-5

Tabel 6 3 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Lahan Stasiun dan Jalan Akses

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 4382 43820 265000 11612 Hutan Produksi 4465 44649 540000 24110 Lahan Kering 2908 29079 570000 16575 Lahan Pemukiman 22437 224368 1240000 132456

Total 4382 43820 184753

Tabel 6 4 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Prasarana Kereta Api Trase Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta)

Persiapan 0021 2373 Pekerjaan Jalan Rel 31638 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0195 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 16966 1925000 Pekerjaan Bangunan Depo 7051 800000 Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41345 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 1859 201980 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0925 105000

Jumlah 100 11346356 Ppn 10 1134635

Total Keseluruhan 12480991

Tabel 6 5 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api

Uraian Jumlah (Unit)

Harga (RpJuta)

Total Harga (RpJuta)

Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 1 45000 45000 Lokomotif Barang Tipe CC 206 2 47500 95000 Kereta Penumpang 10 16000 160000 Kereta Barang 20 5600 112000

Total 412000

6-6

Tabel 6 6 Perkiraan Anggaran Biaya Manajemen dan Contigency

Uraian Jumlah Biaya (Rp Juta)

Persiapan dan Manajemen Proyek 62404 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 187214 Price Contigency 374429 Contruction Contigency 624049

Total 1248099

Tabel 6 7 Biaya Perawatan Prasarana Kereta Api

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391

6 Kelayakan Ekonomi

Tingkat kelayakan ekonomi pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur yang dihitung menggunakan metoda consumer surplus

sebagai berikut

6-7

Tabel 6 8 Indikator Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Ekonomi Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta) 33214494 2752912 (6630190)

Benefit Cost Ratio - BCR 509 211 103 Economic Internal Rate of

Return - EIRR () 6 1 -3

7 Kelayakan Finansial

Tingkat kelayakan finansial pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol

Ȃ Cianjur sebagai berikut

Tabel 6 9 Indikator Kelayakan Finansial Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Finansial Discount

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta) (1266045) (10410338) (12774850)

Benefit Cost Ratio - BCR 0933 0381 0183 Financial Internal Rate of

Return - FIRR () 0 -5 -9

62 REKOMENDASI

1 Mengingat potensi sumber daya alam hasil pertanian perkebunan hutan

dan pariwisata pada kawasan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol -

Cianjur yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur cukup potensial

maka jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur layak untuk

dikembangkan dengan beberapa pertimbangan

a Kereta api konvensional lebih direkomendasikan pada jalur ini karena

prediksi jumlah demand penumpang dan barang yang cukup besar

Selain itu juga biaya pengadaan dan operasional sarana kereta api

konvensional relatif murah

b Trase ini melewati beberapa pemukiman dan wisata sehingga akan

menjadi pengembangan yang baik bagi wilayah terkait yang mana ini

6-8

akan menjadikan aksesibiltas untuk pilihan moda yang baru bagi

masyarakat Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur

2 Proyek pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur baik

dengan skenario pembangunan prasarana ditanggung pemerintah biaya

sarana dan operasional oleh swastainvestorBUMN maupun skenario

keseluruhan biaya prasarana dan sarana serta operasional oleh

swastainvestorbumn dengan skema konsesi ini dapat memberikan

keuntungan bagi investor dengan penetapan tarif yang sesuai adanya

subsidi dari pemerintah untuk penumpang kelas ekonomi dan

pendapatan dari pengembangan stasiun

3 Rekomendasi Studi Lingkungan

a Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun

2012 tentang Jenis Rencana Usaha danatau kegiatan yang wajib

memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

tercantum bahwa untuk bidangsektor perhubungan darat

η ʹͷ

danatau pembangunan jalur KA elevated gt 5 Km maka wajib

dilengkapi dengan studi AMDAL

b Dengan demikian rencana pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur sepanjang plusmn 79 km termasuk dalam kategori

rencana kegiatan wajib AMDAL Oleh sebab itu perlu ditindaklanjuti

dengan dilakukannya Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) pada tahun anggaran yang akan datang sebelum

dilaksanakannya kegiatan pembebasan lahan dan konstruksi

Adapun studi aspek lingkungan yang dilakukan oleh Konsultan saat

ini merupakan kajian awal dalam rangka untuk mengetahui rona

lingkungan (awal) identifikasi dampak potensial dan arahan

pengelolaan lingkungan serta merekomendasikan perlu dilakukan

studi lingkungan lebih lanjut

4-3

412 PEMODELAN TRANSPORTRASI

4121 JARINGAN TRANSPORTASI PADA KORIDOR CILEUNGSI-

JONGGOL-CIANJUR

Jaringan jalan yang sejajar rencana rute jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur merupakan jalan provinsi Sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa

Barat Nomor 620Kep1086-Rek2016 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan

Menurut Statusnya Sebagai Jalan Provinsi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

mempunyai nomor ruas 233 dengan nama ruas jalan Cileungsi-Cibeet dan

nomor ruas 234 dengan nama ruas jalan Selajambe-Cibogo-Cibeet Panjang

ruas tersebut masing-masing adalah 4458 Km dan 287 Km

Keterangan Lokasi Jalan Provinsi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Gambar 4 2 Jaringan Jalan Nasional Pada Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur Sumber Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 620Kep1086-Rek2016

4-4

4122 SIMPUL TRANSPORTASI

Beberapa simpul transportasi pada wilayah kabupatenkota pada koridor

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur tidak cukup banyak pilihan yang

terdiri dari simpul terminal

Tabel 4 2 Prasarana Simpul Transportasi

No Kabupaten Simpul Transportasi

1

Bogor Stasiun Kereta Rel Listrik Nambo

Terminal tipe B Cileungsi Terminal tipe C Jonggol

2 Cianjur Stasiun Selajambe Stasiun Ciranjang

Gambar 43 Integrasi Antarmoda Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

4-5

4123 POLA PERGERAKAN PENUMPANG DAN BARANG

Pola pergerakan penumpang dan barang berbasis kecamatan sehingga zona

yang digunakan adalah zona wilayah administrasi kecamatan di wilayah

Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur terutama data pergerakan

penumpang dan barang dari dan menuju Kecamatan Cileungsi Kecamatan

Jonggol dan Kecamatan Sukaluyu Pola pergerakan nanti akan diolah menjadi

nilai Matriks Asal Tujuan (MAT) Kombinasi MAT didapatikan dari data

sekunder berupa MAT Kab Bogor tahun 2011 MAT Kab Cianjur tahun 2013

dan Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) Tahun 2018 Berikut ini

merupakan penamaan zonasi wilayah yang dilakukan pada kegiatan ini serta

jumlah penduduk pada wilayah kajian

Tabel 4 3 Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Nanggung 83790 2 Leuwiliang 111059 3 Leuwisadeng 67593 4 Pamijahan 138420 5 Cibungbulang 131103 6 Ciampea 150769 7 Tenjolaya 58102 8 Dramaga 100878 9 Ciomas 145579 10 Tamansari 96921 11 Cijeruk 81167 12 Cigombong 88382 13 Caringin 115875 14 Ciawi 101713 15 Cisarua 114921 16 Megamendung 97114 17 Sukaraja 174737 18 Babakan Madang 98519 19 Sukamakmur 71145 20 Cariu 49040 21 Tanjungsari 52681 22 Jonggol 124406 23 Cileungsi 235485

4-6

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 24 Klapanunggal 101642 25 Gunung Putri 259545 26 Citeureup 193808 27 Cibinong 320347 28 Bojonggede 225817 29 Tajurhalang 102545 30 Kemang 94176 31 Rancabungur 54506 32 Parung 106873 33 Ciseeng 96032 34 Gunungsindur 97993 35 Rumpin 122566 36 Cigudeg 114036 37 Sukajaya 58619 38 Jasinga 96836 39 Tenjo 64652 40 Parungpanjang 99890

Jumlah 4699282 Sumber BPS 2020

Tabel 4 4 Jumlah Penduduk Kabupaten Cianjur

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Agrabinta 37995 2 Leles 32795 3 Sindangbarang 53964 4 Cidaun 66824 5 Naringgul 46188 6 Cibinong 59891 7 Cikadu 35867 8 Tanggeung 45696 9 Pasirkuda 35574 10 Kadupandak 50497 11 Cijati 33793 12 Takokak 52618 13 Sukanagara 50784 14 Pagelaran 70313 15 Campaka 65871 16 Campakamulya 24379 17 Cibeber 120353 18 Warungkondang 67564

4-7

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 19 Gekbrong 53470 20 Cilaku 101844 21 Sukaluyu 73033 22 Bojongpicung 73784 23 Haurwangi 55970 24 Ciranjang 78004 25 Mande 72519 26 Karangtengah 139981 27 Cianjur 165062 28 Cugenang 104145 29 Pacet 101335 30 Cipanas 108911 31 Sukaresmi 83294 32 Cikalongkulon 98302 Jumlah 2260620 Sumber BPS 2020

Tabel 4 5 Sistem Zonasi

No Nama Zona No Nama Zona 201 Cariu 303 Karangtengah 202 Tanjungsari 304 Sukaresmi 203 Jonggol 305 Cikalongkulon 204 Cileungsi 1001 Eksternal Utara 205 Klapanunggal 1002 Eksternal Barat 301 Sukaluyu 1003 Eksternal Selatan 302 Mande 1004 Eksternal Timur

4-8

Gambar 4 4 Sistem Zonasi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Dari zonasi wilayah di atas kemudian dibuat desired line dari masing-masing

zona untuk trase yang dipilih Lalu dibuat juga untuk jangkauan pelayanan

dari stasiun yang ditentukan berdasarkan rona awal serta hasil survei

lapangan Berikut gambar desired line dan jangkauan pelayanan stasiun

305 304

302

303

301

1003

202

1002 1004 201

203 205

204

1001

4-9

Gambar 4 5 Desired Line Trase Terpilih

Gambar 4 6 Jangkauan Pelayanan Stasiun Kereta Api

4-10

4124 ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP)

DzȋȌƬ

To Pay (WTP) Angkutan Orang Dengan Kereta Api 13dzǡ

didapatkan bahwa didapatkan rekomendasi berupa usulan tarif angkutan

orang dengan KA kelas ekonomi beberapa kereta Api yang beroperasi di Jawa

Barat

Tabel 4 6 Rekomendasi Usulan Tarif Angkutan Orang dengan KA Kelas Ekonomi

Perkotaan Di Pulau Jawa Tahun 2020

No

Nama Kereta Api

Lintas

Besaran Tarif Saat Ini

(RpOrang)

Rekomendasi Besaran Tarif (RpOrang)

a

Cilamaya Ekspres Cepat Purwakarta Walahar Ekspres

Purwakarta - Tanjung Priok

6000

10000

b Jatiluhur Cikampek Ȃ Tanjung Priok 5000 7000

c Walahar Ekspres Ekonomi Lokal Tanjungpriok - Purwakarta 6000 10000

Sumber Kementerian Perhubungan 2019

4125 PROYEKSI PERMINTAAN PERJALANAN KERETA API

PENUMPANG

Berdasarkan analisis transportasi diatas serta metode proyeksi selanjutnya

dilakukan proyeksi demand dalam periode 30 tahun dari 2021 hingga 2051

Pembebanan pertumbuhan dilakukan pada matriks asal tujuan yang ada di

wilayah studi Hasil proyeksi disajikan pada tabel dibawah ini Proyeksi

demand terbagi menjadi setiap stasiun

Total potensi pergerakan penumpang terbanyak dengan skenario optimis

sebanyak 108 juta pnptahun pada tahun 2021 dan meningkat hingga 251

juta pnptahun pada tahun 2051 Sedangkan pada skenario pesimis jumlah

demand mencapai 21 juta pnptahun pada tahun 2021 dan 42 juta

pnptahun pada tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar ditemukan

pada koridor Kembang Kuning - Cileungsi sebesar 14 jutatahun

4-11

Tabel 4 7 Proyeksi Demand Penumpang KA

Koridor Jumlah Penumpang (pnptahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo-Kembang Kuning 1017654 1167859 1353666 1543720 1743015 1960717 2199140 Kembang Kuning-Cileungsi 850724 976291 1131619 1290498 1457102 1639094 1838407 Cileungsi-Mampir 842612 966981 1120828 1278192 1443207 1623463 1820876 Mampir-Jonggol 476181 546466 633408 722339 815593 917460 1029023 Jonggol-Sukagalih 378819 434733 503899 574646 648833 729872 818624 Sukagalih-Cibatu Tiga 171879 197248 228630 260730 294390 331159 371428 Cibatu Tiga-Antajaya 48099 55198 63980 72963 82383 92672 103941 Antajaya-Mekarjaya 25667 29456 34142 38936 43963 49454 55467 Mekarjaya-Majalaya 45024 51670 59890 68299 77116 86748 97297 Majalaya-Jamali 29646 34022 39435 44972 50778 57120 64066 Jamali-Selajambe 13270 15229 17652 20130 22729 25568 28677

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 8 Proyeksi Demand Penumpang Naik dan Turun KA

Stasiun Jumlah Penumpang (pnptahun)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik

Nambo 166929 166929 191568 191568 222047 222047 253222 253222 285913 285913 321624 321624 360733 360733 Kembang Kuning 532668 532668 611290 611290 708546 708546 808026 808026 912342 912342 1026293 1026293 1151090 1151090 Cileungsi 366430 366430 420516 420516 487420 487420 555853 555853 627614 627614 706003 706003 791853 791853 Mampir 371328 371328 426136 426136 493934 493934 563283 563283 636002 636002 715439 715439 802437 802437 Jonggol 206940 206940 237485 237485 275268 275268 313916 313916 354443 354443 398713 398713 447196 447196 Sukagalih 123731 123731 141993 141993 164585 164585 187692 187692 211923 211923 238392 238392 267381 267381 Cibatu Tiga 39136 39136 44913 44913 52058 52058 59367 59367 67032 67032 75404 75404 84573 84573 Antajaya 15743 15743 18067 18067 20941 20941 23881 23881 26964 26964 30332 30332 34021 34021 Mekarjaya 15378 15378 17647 17647 20455 20455 23327 23327 26339 26339 29628 29628 33231 33231 Majalaya 17910 17910 20553 20553 23823 23823 27168 27168 30675 30675 34507 34507 38703 38703 Jamali 13270 13270 15229 15229 17652 17652 20130 20130 22729 22729 25568 25568 28677 28677 Selajambe 12119 12119 13908 13908 16121 16121 18384 18384 20757 20757 23350 23350 26189 26189

APORAN AKHIR 4-12

4-13

550000

500000

450000

400000

350000

300000

250000

200000

150000

100000

50000

0 Produksi Produksi Produksi Buah- Produksi

Tanaman Sayuran Tanaman Buahan (ton) Tanaman (Ton) Biofarmaka (ton) Perkebunan (Ton)

Bogor Cianjur

4126 PROYEKSI PERMINTAAN PERJALANAN KERETA API BARANG

Selain analisis demand kereta api penumpang dilakukan analisis untuk KA

pergerakan barang Total produksi barang di wilayah kab Bogor mencapai

532341462 tontahun sedangkan di wilayah kab Cianjur mencapai

43218241 Pada wilayah Kabupaten Bogor produksi tanaman perkebunan

menjadi produksi barang yang dominan pada wilayah Kabupaten Bogor

produksi tanaman buah-buahan menjadi produksi barang yang dominan Hal

ini dapat terlihat dari data yang diperoleh dari BPS sebagaimana tersaji pada

Gambar di bawah ini

Gambar 4 7 Total Produksi Wilayah Bogor dan Cianjur Sumber BPS Kab Bogor dan Kab Cianjur 2019

Berdasarkan analisis transportasi di atas serta metode proyeksi selanjutnya

dilakukan proyeksi demand dalam periode 30 tahun dari 2020 hingga 2050

Pembebanan pertumbuhan dilakukan pada matriks asal tujuan yang ada di

4-14

wilayah studi Hasil proyeksi disajikan pada tabel dibawah ini Proyeksi

demand terbagi menjadi setiap stasiun

Total potensi pergerakan barang terbanyak dengan skenario optimis

sebanyak 31 juta tontahun pada tahun 2021 dan meningkat hingga 72 juta

tontahun pada tahun 2051 Sedangkan pada skenario pesimis jumlah

demand mencapai 628 ribu tontahun pada tahun 2021 dan 12 juta

tontahun pada tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar ditemukan

pada koridor Kembang Kuning - Cileungsi sebesar 522 jutatahun

Tabel 4 9 Proyeksi Demand Barang KA Skenario Optimis Moderat dan Pesimis

Koridor Jumlah Barang (tontahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo-Kembang Kuning 338805 388812 450672 513947 580297 652776 732154 Kembang Kuning-Cileungsi 268173 307755 356719 406802 459320 516689 579519 Cileungsi-Mampir 216562 248527 288067 328512 370923 417251 467989 Mampir-Jonggol 118474 135961 157593 179719 202920 228265 256022 Jonggol-Sukagalih 40399 46362 53738 61283 69194 77836 87301 Sukagalih-Cibatu Tiga 22933 26318 30505 34788 39279 44185 49558 Cibatu Tiga-Antajaya 6345 7281 8440 9624 10867 12224 13711 Antajaya-Mekarjaya 421 483 560 639 721 811 910 Mekarjaya-Majalaya 404 463 537 612 691 778 872 Majalaya-Jamali 276 317 367 419 473 532 596 Jamali-Selajambe 131 151 175 199 225 253 284

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 10 Proyeksi Demand Barang Bongkar dan Muat KA

Stasiun Jumlah Barang (tontahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat

Nambo 70632 70632 81057 81057 93954 93954 107145 107145 120977 120977 136087 136087 152635 152635 Kembang Kuning 172574 172574 198045 198045 229555 229555 261784 261784 295580 295580 332498 332498 372930 372930 Cileungsi 98088 98088 112566 112566 130475 130475 148794 148794 168003 168003 188986 188986 211967 211967 Mampir 81910 81910 94000 94000 108956 108956 124253 124253 140294 140294 157817 157817 177008 177008 Jonggol 17466 17466 20044 20044 23233 23233 26495 26495 29915 29915 33652 33652 37744 37744 Sukagalih 19884 19884 22819 22819 26449 26449 30163 30163 34057 34057 38310 38310 42969 42969 Cibatu Tiga 6082 6082 6979 6979 8090 8090 9225 9225 10416 10416 11717 11717 13142 13142 Antajaya 247 247 283 283 328 328 374 374 423 423 475 475 533 533 Mekarjaya 128 128 147 147 170 170 194 194 219 219 246 246 276 276 Majalaya 161 161 185 185 214 214 244 244 276 276 310 310 348 348 Jamali 131 131 151 151 175 175 199 199 225 225 253 253 284 284 Selajambe 119 119 137 137 159 159 181 181 204 204 230 230 258 258

4-15

4-16

42 ANALISIS POLA OPERASI

421 KRITERIA OPERASI PERJALANAN KERETA API

4211 LALU LINTAS KERETA API

Angkutan kereta api dilaksanakan pada jaringan jalur kereta api dalam lintas

pelayanan kereta api yang membentuk jaringan pelayanan perkeretaapian

Jaringan pelayanan perkeretaapian sebagaimana dimaksud terdiri atas

a jaringan pelayanan perkeretaapian antarkota dan

b jaringan pelayanan perkeretaapian perkotaan

4212 JENIS DAN FUNGSI STASIUN

a Fungsi Stasiun bisa dikatagorikan kedalam

1 Stasiun Penumpang (SP)

Stasiun kereta api untuk keperluan naik turun penumpang

2 Stasiun Barang (SB)

Stasiun kereta api untuk bongkar muat barang

3 Stasiun Operasi

Stasiun kereta api untuk menunjang pengoperasian kereta api

b Kelas stasiun kereta api

Setiap stasiun memiliki kelas stasiun baik untuk stasiun penumpang

stasiun barang dan atau stasiun operasi

Kelas stasiun dibagi dalam 3 (tiga) kelas yaitu

1 Kelas besar

Kelas besar dalam pelaksanaannya bisa saja dibagi lagi kedalam

beberapa kelas misalnya kelas besar A B atau kelas besar C

4-17

2 Kelas Sedang

Umumnya berlokasi minimal di kota kecamatan disamping untuk

kepentingan operasi kereta api juga bisa melaksanakan jasa

pelayanan penumpang dan atau barang

3 Kelas kecil

Umumnya di perkampungan atau desa dan hanya untuk kepentingan

ȋȌǯ

c Penentu kelas stasiun

Penentuan klasifikasi stasiun didasarkan kepada kriteria-kreteria dengan

bobot pada masing-masing kreteria 100 angka (point) kriteria dimaksud

adalah sebagai berikut

1 Fasilitas Operasi

Fasilitas Operasi dimaksud adalah jenis peralatan yang

dipergunakan untuk mendukung operasi perjalanan kereta api

untuk lebih jelasnya lihat sub bab Fasilitas operasi

2 Jumlah Jalur

Semakin banyak jalur yang masih aktif maka semakin tinggi bobot

penilaiannya

3 Fasilitas Penunjang

Semakin lengkap fasilitas penunjang maka semakin tinggi bobot

penilaiannya

4 Frekuensi Lalu-lintas (KA)

Semakin banyak jumlah kereta api termasuk semakin lebih banyak

kereta api yang berhenti maka semakin tinggi bobot penilaiannya

4-18

5 Jumlah Penumpang

Semakin banyak jumlah penumpang dan mungkin semakin tinggi

nilai pendapatan maka semakin tinggi bobot penilaiannya

6 Jumlah barang

Semakin banyak jumlah penumpang dan mungkin semakin tinggi

nilai pendapatan maka semakin tinggi bobot penilaiannya

4213 KECEPATAN KERETA API DAN BEBAN GANDAR

a Kecepatan kereta api

1 Kecepatan rencana

2 Kecepatan maksimum

3 Kecepatan operasi

4 Kecepatan komersial

b Beban gandar

Beban gandar adalah beban yang diterima oleh jalan rel dari satu

gandar Beban gandar untuk lebar jalan rel 1067 mm pada semua kelas

jalur maksimum sebesar 18 ton

4214 GEDUNG DAN FASILITAS PENDUKUNG OPERASI KERETA API DI

STASIUN

a Gedung stasiun

Gedung stasiun kereta api merupakan bagian dari stasiun kereta api yang

digunakan untuk melayani pengaturan perjalanan kereta api dan

pengguna jasa kereta api

b Jenis

1 Gedung untuk kegiatan pokok yang terdiri atas

a) hall

b) perkantoran kegiatan stasiun

4-19

c) loket karcis

d) ruang tunggu

e) ruang informasi

f) ruang fasilitas umum

g) ruang fasilitas keselamatan

h) ruang fasilitas keamanan

i) ruang fasilitas penyandang cacat dan lansia da

j) ruang fasilitas kesehatan

2 Gedung untuk kegiatan penunjang stasiun kereta api yang terdiri

atas

a) pertokoan

b) restoran

c) perkantoran

d) perparkiran

e) perhotelan

f) ruang lain yang menunjang langsung kegiatan stasiun kereta

api

3 Gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus di stasiun kereta api

yang terdiri atas

a) ruang tunggu penumpang

b) bongkar muat barang

c) pergudangan

d) parkir kendaraan

4-20

L = 064 m2orang x V x LF

e) penitipan barang

f) ruang atm dan

g) ruang lain yang menunjang baik secara langsung maupun tidak

langsung kegiatan stasiun kereta api

c Persyaratan teknis gedung

1 Persyaratan Bangunan

a) Konstruksi material disain ukuran dan kapasitas bangunan

sesuai dengan standar kelayakan keselamanan dan keamanan

serta kelancaran sehingga seluruh bangunan stasiun dapat

berfungsi secara handal

b) Memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan gedung

dari bahaya banjir bahaya petir bahaya kelistrikan dan bahaya

kekuatan konstruksi

c) Instalasi pendukung gedung sesuai dengan peraturan

perundangundangan tentang bangunan mekanikal elektrik

dan pemipaan gedung (plumbing) bangunan yang berlaku

2 Luas bangunan ditetapkan untuk

a) Gedung kegiatan pokok dihitung dengan formula sebagai

berikut

L = Luas bangunan (m2)

V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu

tahun (orang)

LF = Load factor (80)

4-21

b) Gedung kegiatan penunjang dan gedung jasa pelayanan khusus

di stasiun kereta api ditetapkan berdasarkan kebutuhan

3 Menjamin bangunan stasiun dapat berfungsi secara optimal dari segi

tata letak ruang gedung stasiun sehingga pengoperasian sarana

perkeretaapian dapat dilakukan secara nyaman

4 Komponen gedung meliputi

1 gedung atau ruangan

2 media informasi (papan informasi atau audio)

3 fasilitas umum terdiri dari

4 ruang ibadah

5 toilet

6 tempat sampah

7 ruang ibu menyusui

8 fasilitas keselamatan

9 fasilitas keamanan

10 fasilitas penyandang cacat atau lansia

11 fasilitas kesehatan

4215 PENGALOKASIAN RUANG UNTUK PENGOPERASIAN

a Untuk kepentingan operasi suatu jalur kereta api harus memiliki

pengaturan ruang yang terdiri dari

1 ruang bebas

2 ruang bangun

b Ruang bebas adalah ruang di atas jalan relyang senantiasa harus bebas

dari segala rintangan dan benda penghalang ruang ini disediakan

4-22

untuk lalu Iintas rangkaian kereta api Ukuran ruang bebas untuk jalur

tunggal dan jalur ganda baik pada bagian Iintas yang lurus maupun

yang melengkung untuk lintas elektrifikasi dan non elektrifikasi

c Ruang bangun adalah ruang di sisi jalan rel yang senantiasa harus bebas

dari segala bangunan tetap

d Batas ruang bangun diukur dari sumbu jalan rel pada tinggi 1 meter

sampai 355 meter Jarak ruang bangun tersebut ditetapkan sebagai

berikut

Tabel 4 11 Jarak Ruang Bangun

Segmen Jalur Lebar Jalan Rel (1067 mm dan 1435 mm)

Jalur Lurus Jalur Lengkung Lintas Bebas

Minimal 235 mm di kiri kanan as jalan rel

5PLQLPDOP R gt 300 minimal 245 m Di kiri kanan as jalan rel

Emplasemen Minimal 195 m di kiri kanan as jalan rel Minimal 235 m di kiri kanan as jalan rel Jembatan Terowongan 215 di kiri kanan as jalan rel 215 m di kiri kanan as jalan rel

4216 JENIS ANGKUTAN MELALUI KERETA API

a Angkutan Penumpang

1 Penumpang Eksekutif

Dari pihak penyedia jasa angkutan memberikan pelayanan

yang lebih baik dibandingkan dengan penumpang Bisnis dan

Ekonomi baik dari segi kelonggaran ruangan lebih longgar

dan nyaman dalam 1 (satu) keretagerbong sekitar untuk 50

penumpang

2 Penumpang Bisnis

Perbedaan dengan pelayanan kelas eksekutif adalah ruangan

lebih di persempit sehingga kemampuan jumlah penumpang

dalam 1 (satu) gerbongkereta lebih banyak dalam 1 (satu)

keretagerbong sekitar untuk 64 penumpang

4-23

3 Penumpang Ekonomi

Perbedaan dengan pelayanan kelas ekonomi adalah ruangan

lebih di persempit lagi sehingga kemampuan jumlah

penumpang dalam 1 (satu) gerbongkereta lebih banyak

dalam 1 (satu) keretagerbong sekitar untuk 100 penumpang

b Angkutan Barang

1 Barang Negosiasi

Jenis barang yang diangkut biasanya barangnya tertentu dan

tempatstasiun pemberangkatan dan atau tujuan tetap

2 Barang Non Negosiasi

Kebalikan dari jenis barang di atas jenis barangnya umum dan

terkadang tempatstasiun pemberangkatan dan atau tujuan

tidak tetap

4217 EMPLASMEN STASIUN

a Emplasemen

Emplasen merupakan kumpulan jalur untuk pergerakan sarana

perkeretaapian yang dihubungkan dengan wesel penghubung jalur

melalui mekanisme perangkat persinyalan

b Skema rancangan Layout Emplasemen Stasiun

Klasifikasi jalur kereta api di stasiun dapat diklasifikasikan dalam

beberapa jenis yaitu Jalur langsir atau jalur tepi (Siding track) Jalur

sayap (Loop track) dan jalur utama (main track) ilustrasi dari istilah

dimaksud seperti berikut

4-24

Gambar 4 8 Klasifikasi Dari Jalur Kereta Api

Penetapan jumlah dan lay out jalur di suatu stasiun tergantung berbagai

unsur yang mempengaruhinya antara lain jenis dan kelas stasiun

ketersediaan lahan letak stasiun di dalam suatu jaringan pelayanan dan

lain sebagainya

c Track layout di beberapa karakteristik stasiun

Layout untuk stasiun penghabisan (stasiun buntu) serta stasiun

persimpangan (Junction) dapat didesain dengan berbagai model

diantaranya

CLASIFICATION OF TRACK

LOOP TRACK

MAIN TRACK

SIDING

4-25

Gambar 4 9 Track Layout Kereta Api

d Jenis dan fungsi Jalur di emplasemen suatu stasiun

Jenis Ȃ jenis jalur yang ada sesuai dengan peruntukannya atau ngusi jalur

tersebut beberapa jenis jalur dimaksud diantaranya

1 Jalur utama atau disebut juga jalur kereta api yaitu jalur yang ada

di stasiun yang digunakan untuk kereta api datang berangkat atau

langsung dan dapat dipergunakan juga untuk kegiatan langsir

2 Jalur stabling atau jalur simpan yaitu jalur untuk keperluan

menyimpan sarana perkeretaapian

3 Jalur luncur yaitu jalur setelah penghabisan jalur utama yaitu untuk

kereta api yang datang berhenti

4 Jalur tangkap yaitu jalur untuk menangkap gelundungan sarana

kereta api

4-26

4218 PERON

a Fungsi

Peron sebagai tempat yang digunakan untuk aktifitas naik turun

penumpang kereta api

b Jenis

1 Peron tinggi

2 Peron sedang

3 Peron rendah

c Persyaratan Penempatan

1 Ditepi jalur (side platform)

2 Diantara dua jalur (island platform)

d PersyaratanTeknis

1 Persyaratan Pembangunan

a) Tinggi

1) Peron tinggi tinggi peron 1000 mm diukur dari

kepala rel

2) Peron sedang tinggi peron 430 mm diukur dari

kepala rel

3) Peron rendah tinggi peron 180 mm diukur dari

kepala rel

b) Jarak tepi peron ke as jalan rel

1) Peron tinggi 1600 mm (untuk jalan rel di lurusan)

dan 1650 mm (untuk jalan rel di lengkungan)

2) Peron sedang 1350 mm

3) Peron rendah 1200 mm

c) Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang

kereta api penumpang yang beroperasi

d) Lebar peron dihitung berdasarkan jumlah penumpang

dengan menggunakan formula sebagai berikut

4-27

b = Lebar peron (meter)

V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu

tahun (orang)

LF = Load factor (80)

I = Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang kereta

api penumpang yang beroperasi (meter)

1) Hasil penghitungan lebar peron menggunakan formula

di atas tidak boleh kurang dari ketentuan lebar peron

minimal sebagai berikut

Tabel 4 12 Ketentuan Minimal Lebar Peron

No

Jenis Peron

Di antara dua j a lur (island platform)

Di t epi j alur (side platform)

1 Tinggi 2 meter 165 meter

2 Sedang 25 meter 19 meter

3 Rendah 28 meter 205 meter

2) Lantai peron tidak menggunakan material yang licin

2 Peron sekurang-kurangnya dilengkapi dengan

a lampu

b papan petunjuk jalur

c papan petunjuk arah

d batas aman peron

3 Persyaratan operasi

a Hanya digunakan sebagai tempat naik turun

penumpang dari kereta api

b = 064 m2orang x V x LF I

4-28

b Dilengkapi dengan garis batas aman peron

1) Peron tinggi minimal 350 mm dari sis tepi luar

ke as peron

2) Peron sedang minimal 600 mm dari sisi tepi luar ke as peron

3) Peron rendah minimal 750 mm dari sisi tepi luar ke as peron

4219 FREKUENSI PERJALANAN KERETA API DAN PROGRAM

PERJALANAN KERETA API

a Frekuensi perjalanan kereta api adalah program perjalanan kereta api

yang direncanakan jalan untuk waktu tertentu relatifnya diprogramkan

untuk waktu satu tahun

b Kapasitas lintas adalah kemampuan suatu lintas untuk dapat dilewati

oleh sejumlah perjalanan kereta api dalam kurun waktu tertentu

misalnya dalam waktu 24 jam waktu periode sibuk (peak hour) dst

Rumusan besaran kapasitas lintas berdasarkan rumus scott sebagai

1 Kapasitas lintas jalur tunggal (1440H x 60) KA

2 Kapasitas lintas jalur ganda (1440H x 70) KA

H = Headway = (Jarak petak jalan kecepatan rata2) + C menit

C = pelayanan hubungan blok AElig 025 menit atau 1 menit

025 menit di persinyalan elektrik

1 menit di persinyalan mekanik

42110 JENIS DAN SPESIFIKASI SARANA PERKERETAAPIAN

Sarana perkeretaapian adalah lokomotif kereta gerbong KRD KRL

dan Peralatan khusus variasi sarana perkeretaapian yang dapat

digunakan untuk kebutuhan pelayanan angkutan di lebar jalur 1067

mm yang ada di wilayah Daerah Operasi 1 Jakarta dan 2 Bandung

diantaranya adalah

4-29

a Lokomotif CC 201 202 203 204 dan 206

b Kereta Ekonomi kereta bisnis kereta eksecutif dan kereta wisata

(Priority Car) dengan berbagai type dan tahun produksinya

c Kereta Rel Diesel dan kereta rel Listrik dengan berbagai jenis klas-

nya

d Gerbong datar gerbong tanki dan gerbong tertutup

Berikut ini tercantum tabel jumlah armada lokomotif yang digunakan

diberbagai wilayah yang dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia serta

spesifikasi teknis lokomotif dimaksud sebagai berikut

4-30

a Armada Lokomotif CC 201 sd CC 206

Tabel 4 13 Jumlah Armada lokomotf CC 201 sd CC 206

Type Loko

Daya Motor Diesel (bhp)

Ketersediaan (unit)

Tahun Operasi

Kecepatan Maksimum (kmjam)

Wilayah Operasi

(umur) 31-40

thn 21-30

thn 11-20

thn 6-10 thn 0-5 thn TOTAL

CC 201 1950 29 unit 91 unit 4 unit 7 unit - 131 unit Tahun 1977 80 Jawa

CC 202 2250 - 29 unit 9 unit - 9 unit 47 unit Tahun 1986 80 Jawa

CC 203 2150 - - 37 unit - - 37 unit Tahun 1995 120 Jawa

CC 204 2150 - - - 10 unit - 10 unit Tahun 2006 120 Jawa

CC 204 MO 2150 - - - 7 unit - 7 unit Tahun

2003 120 Jawa

CC 205

2200

-

-

-

-

6 unit

6 unit

Tahun 2011

80

Sub Divre 32

Tanjung Karang

CC 206 2250 - - - - 100 unit 100 unit Tahun 2014 120 Jawa

Sumber Album Lokomotif PT KAI Tahun 2013

4-31

b Daftar beban tarik lokomotif CC 201 sd CC 204

Tabel 4 14 Beban Tarik Setiap Jenis Lokomotif Pada Landai Penentu dan Kecepatan Tertentu

4-32

a Gambar Lokomotif CC 200 sd CC 203

Gambar 4 10 Lokomotif CC 200 sd CC 203

4-33

b Spesifikasi Teknik Lokomotif CC 204

Gambar 4 11 Spesifikasi Teknis Lokomotif CC 204

4-34

c Tabel Beban Tarik Lokomotif CC 204

Tabel 4 15 Beban Tarik Lokomotif CC 204

d Gambar Lokomotif CC 204

Gambar 4 12 Lokomotif CC 204

4-35

e Spesifikasi Teknik Lokomotif CC 206

Gambar 4 13 Spesifikasi Teknis Lokomotif CC 206

4-36

f Kurva Beban Tarik Lokomotif CC 206

Gambar 4 14 Kurva Beban Teknik Lokomotif CC 206

g Gambar lokomotif CC 206

Gambar 4 15 Lokomotif CC 206

h Beberapa data teknis kereta ekonomi

4-37

hearts Nama pembuat PT INKA

hearts Pemesan Dep Hub

hearts Tahun pembuatan 2007

hearts Jumlah 15 units

hearts Kapasitas penumpang 106 penumpang

hearts Kecepatan maksimum 100 km jam

hearts Lebar sepur 1067 mm

hearts Beban gandar 14 tons

hearts Panjang kereta 20920 mm

hearts Berat kosong 33 tons

i Spesifikasi Teknis KRDI (Kereta Rel Diesel)

Tabel 4 16 Spesifikasi Teknis Kereta Rel Diesel (KRDI)

Panjang kereta dan kopler 207 m

panjang body kereta 20 m

Lebar body kereta 299 m

Tinggi body kereta dari top rel 353 m

Gambar 4 16 Lokomotif Kereta Rel Diesel (KRDI)

j Jenis Gerbong

4-38

Gerbong adalah sarana kendaraan jalan rel yang khusus digunakan

untuk angkutan barang baik barang cair padat atau barang lainnya

Beberapa jenis gerbong yang ada di PT KAI diantaranya sebagai

berikut

frac34 Gerbong terbuka

frac34 Gerbong tertutup

frac34 Gerbong ketel

Contoh gambar gerbong dimaksud yaitu

Gambar 4 17 Gerbong terbuka

Gambar 4 18 Gerong Datar

Gambar 4 19 Gerbong tertutup dan gerbong ketel

4-39

Berat kosong bervariasi asumsi yang digunakan 145 ton dan berat

mauatan mulai 31 ton sd 50 ton asumsi untuk perhitungan

kebutuhan gerbong berat muatnya diasumsikan 31 ton jadi relatif

berat gerbong beserta isinya 45 ton

422 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG

4221 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG PER

HARI

Berdasarkan analisa potensi demand per tahun pada Bab 4 sebagaimana

tercantum dalam analisis transportasi dapat dihitung potensi demand per

hari sebagai acuan untuk memprakirakan kebutuhan frekuensi kereta api di

lintas trase terkait perhitungan sementara demand per hari dengan cara

membagi demand per tahun dengan nilai 365 Berikut ini beberapa tabel

prakiraan kebutuhan angkutan penumpang dan barang yang diprediksikan

mulai tahun 2021 sampai dengan tahun 2051 yang diurut per 5 tahunan

sebagai berikut

Tabel 4 17 Prakiraan Kebutuhan Angkutan Penumpang

Keterangan Jumlah Penumpang (pnphari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo-Kembang Kuning 2788 3200 3709 4229 4775 5372 6025 Kembang Kuning-Cileungsi 2331 2675 3100 3536 3992 4491 5037 Cileungsi-Mampir 2309 2649 3071 3502 3954 4448 4989 Mampir-Jonggol 1305 1497 1735 1979 2235 2514 2819 Jonggol-Sukagalih 1038 1191 1381 1574 1778 2000 2243 Sukagalih-Cibatu Tiga 471 540 63 71 81 907 1018 Cibatu Tiga-Antajaya 132 151 18 200 226 254 285 Antajaya-Mekarjaya 70 81 94 107 120 135 152 Mekarjaya-Majalaya 123 142 164 187 211 238 267 Majalaya-Jamali 81 93 108 123 139 156 176 Jamali-Selajambe 36 42 48 6 62 70 79

4-40

Tabel 4 18 Prakiraan Kebutuhan Angkutan Barang

Keterangan Jumlah Barang (tonhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo-Kembang Kuning 928 1065 1235 1408 1590 1788 2006 Kembang Kuning-Cileungsi 735 843 977 1115 1258 1416 1588 Cileungsi-Mampir 593 681 789 900 1016 1143 1282 Mampir-Jonggol 325 372 432 492 556 625 701 Jonggol-Sukagalih 111 127 147 168 190 213 239 Sukagalih-Cibatu Tiga 63 72 84 95 108 121 136 Cibatu Tiga-Antajaya 17 20 23 26 30 33 38 Antajaya-Mekarjaya 12 13 15 18 20 22 25 Mekarjaya-Majalaya 11 13 15 17 19 21 24 Majalaya-Jamali 08 09 10 11 13 15 16 Jamali-Selajambe 04 04 05 05 06 07 08

Pada prakiraan angkutan penumpangnya frekuensi tertinggi berdasarkan

perhitungan pada tabel417 dan tabel 418 di atas secara berurutan tercatat

hearts tahun 2021 sebesar 2788 penumpang

hearts tahun 2026 sebesar 3200 penumpang

hearts tahun 2031 sebesar 3709 penumpang

hearts tahun 2036 sebesar 4229 penumpang

hearts tahun 2041 sebesar 4775 penumpang

hearts tahun 2046 sebesar 5372 penumpang

hearts tahun 2051 sebesar 6025 penumpang

Sedangkan angkutan barang tercatat sebagai berikut

hearts tahun 2021 sebesar 928 ton

hearts tahun 2026 sebesar 1065 ton

hearts tahun 2031 sebesar 1235 ton

hearts tahun 2036 sebesar 1408 ton

hearts tahun 2041 sebesar 1590 ton

hearts tahun 2046 sebesar 1788 ton

hearts tahun 2051 sebesar 2006 ton

Nilai prakiraan angkutan penumpang dan barang ini akan menjadi bahan

perhitungan untuk menentukan besaran frekuensi perjalanan kereta api

yang dibutuhkan

4-41

4222 ANALISIS VOLUME PERGERAKAN TURUN NAIK PENUMPANG

DAN BONGKAR MUAT BARANG DI STASIUN

Perhitungan besaran jumlah turun naik penumpang atau barang di stasiun

ditujukan untuk memprakirakan jenis stasiun apa di trase kajian serta untuk

memahami juga untuk kebutuhan luas peron di stasiun Berdasarkan kajian

transportasi di Bab 4 pada analisis transportasi tentang prakiraan jumlah

penumpang yang turun naik dan bongkar muat barang di stasiun pada

volume per tahun maka dapat dihitung untuk besaran per harinya dengan

pembagi 365 hasilnya sebagai berikut

Tabel 4 19 Prakiraan Volume Turun Naik Penumpang Per Hari Tahun 2021

Sampai Dengan Tahun 2051

Nama-nama Stasiun Potensi Turun - Naik Penumpang per hari di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo 915 1050 1217 1388 1567 1762 988

Kembang Kuning 2919 3350 3882 4428 4999 5624 3154

Cileungsi 2008 2304 2671 3046 3439 3869 2169

Mampir 2035 2335 2706 3086 3485 3920 2198

Jonggol 1134 1301 1508 1720 1942 2185 1225

Sukagalih 678 778 902 1028 1161 1306 733

Cibatu Tiga 214 246 285 325 367 413 232

Antajaya 86 99 115 131 148 166 93

Mekarjaya 84 97 112 128 144 162 91

Majalaya 98 113 131 149 168 189 106

Jamali 73 83 97 110 125 140 79

Selajambe 66 76 88 101 114 128 72

4-42

Tabel 4 20 Prakiraan Volume Bongkar Muat (ton) Per Hari Tahun 2021

Sampai Dengan Tahun 2051

Nama Stasiun-stasiun Potensi Bongkar Muat Barang (tonhari) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo 387 444 515 587 663 746 836

Kembang Kuning 946 1085 1258 1434 1620 1822 2043

Cileungsi 537 617 715 815 921 1036 1161

Mampir 449 515 597 681 769 865 970

Jonggol 96 110 127 145 164 184 207

Sukagalih 109 125 145 165 187 210 235

Cibatu Tiga 33 38 44 51 57 64 72

Antajaya 1353 1551 1797 2049 2318 2603 2921

Mekarjaya 701 805 932 1063 1200 1348 1512

Majalaya 882 1014 1173 1337 1512 1699 1907

Jamali 718 827 959 1090 1233 1386 1556

Selajambe 652 751 871 992 1118 1260 1414

Tabel 419 dan tabel 420 tersebut di atas dihitung untuk bahan pertimbangan

dalam menentukan jenis stasiun (stasiu penumpang dan atau barang)

4223 PRAKIRAAN JUMLAH KEBUTUHAN FREKUENSI (TRIP)

PERJALANAN PER HARI DI TIAP-TIAP STASIUN TERKAIT

Berdasarkan prakiraan kebutuhan potensi angkutan penumpang dan

angkutan barang sebagaimana tercantum di tabel 417 dan 418 beserta

penjelasan di bawahnya dapat diketahui jumlah frekuensi kereta api yang

harus dijalankan setiap harinya

Beberapa kemungkinan kapasitas kereta api penumpang tergantung jumlah

kereta atau gerbong yang diangkut kemungkinan tersebut dirinci untuk

menemukan yang ideal dari sisi waktu perjalanan sehingga dapat

dipersaingkan dengan moda angkutan lain juga dari sisi kebutuhan besaran

daya angkut serta headway yang diharapkan berikut beberapa

kemungkinannya jika dalam 1 train set (KA) terdiri dari

frac34 4 kereta = 4 x 80 penumpang = 320 penumpang

frac34 6 kereta = 6 x 80 penumpang = 480 penumpang

frac34 8 kereta = 8 x 80 penumpang = 640 penumpang

4-43

frac34 10 kereta = 10 x 80 penumpang = 800 penumpang

Dibatasi 10 kereta itu berhubung dengan daya tarik lok CC 204 atau CC

206 di lereng 20 permil masih mampu laju dengan kecepatan 40 kmjam

Catatan 1 kereta berat rata-rata 45 ton jadi 10 kereta = 450 ton

Demikian juga untuk KA untuk kereta api barang berat gerbong dan

muatannya diasumsikan 45 ton per gerbong jadi pembatasannya 10

gerbong

Prakiraan frekuensi kereta api penumpang dengan trainsets 4 6 8 atau 10

kereta berdasarkan volume angkutan sebagaimana tercantum di tabel 417

dapat dihitung dengan cara (jumlah volumekapasitas KA) hasilnya

menjadi sebagi berikut

Tabel 4 21 Prakiraan Frekuensi Kereta Api Penumpang

Alternatif Stam Formasi Frekuensi KA Penumpang (KAhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 2 kereta 17 20 23 26 30 34 38 4 kereta 9 10 12 13 15 17 19 6 kereta 6 7 8 9 10 11 13 8 kereta 4 5 6 7 7 8 9 10 kereta 3 4 5 5 6 7 8

Tabel 4 22 Prediksi Frekuensi Kereta Api Barang

Alternatif Stamformasi Frekuensi KA Penumpang (KAhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 gerbong 4 4 5 6 7 7 8 10 gerbong 3 4 4 5 5 6 7 Catatan tahun 2020-2026 tentatif

423 ANALISA POLA OPERASI PERJALANAN KERETA API

Pola operasi perjalanan kereta api menganalisa mengenai berbagai informasi

yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan perjalanan kereta api analisanya

meliputi implikasi trase yang diusulkan potensi angkutan yang ada serta

kebutuhan sarana kereta api

4-44

4231 KECEPATAN OPERASI PERJALANAN KERETA API

Kecepatan kereta api ditentukan berdasarkan kemampuan jalur kereta api

kemampuan sarana kereta api dan sifat barang yang diangkut Prasarana

yang berkaitan dengan kecepatan kereta api yaitu mengenai alinyemen

vertical dan horizontal berikut di bawah ini informasi besaran alinyemen

dimaksud sebagai berikut

Tabel 4 23 Alinyemen Vertical Trase

No

KM

Elevasi Kop

Rel

Kelandaian (Per Mill)

Grade In

Grade Out

Stasiun Nambo 1 0 + 000 100 000

Stasiun Kembang Kuning

2 4 + 000 100 000 -670 3 7 + 000 80 -670 000

Stasiun Cileungsi 4 10 + 500 80 000 -670

Stasiun Mampir 5 13 + 500 60 -670 000

Stasiun Jonggl 6 20 + 500 60 000 730 7 23 + 250 80 730 000

Stasiun Sukagalih 8 27 + 500 80 000 800 9 30 + 000 100 800 000

Stasiun Cibatu Tiga 10 36 + 000 100 000 1850 11 39 + 250 160 1850 000 12 40 + 000 160 000 1500

Stasiun Antajaya 13 44 + 000 220 1500 000 14 44 + 500 220 000 1880 15 48 + 750 300 1880 000 16 49 + 250 300 000 2000 17 54 + 250 400 2000 000

Stasiun Mekarjaya 18 55 + 000 400 000 2000

4-45

No

KM

Elevasi Kop

Rel

Kelandaian (Per Mill)

Grade In

Grade Out

19 57 + 250 445 2000 000 20 57 + 750 445 000 1200

Stasiun Majalaya 21 59 + 000 460 1200 000 22 59 + 750 460 000 -2000 23 61 + 000 435 -2000 000 24 61 + 500 435 000 -2000 25 65 + 250 360 -2000 000 26 67 + 000 360 000 -1140

Stasiun Jamali 27 70 + 500 320 -1140 000 28 71 + 000 320 000 -1780 29 73 + 250 280 -1780 000 30 78 + 900 280 000

Stasiun Selajambe

Alinyemen horizontal secara keseluruhan radius terkecil 800 meter sehingga

tidak mempengaruhi pada pembatasan kecepatan

Berdasarkan tabel-tabel tentang besaran alinyemen vertical yang ada di

wilayah studi diketahui bahwa gradient terbesar adalah 20 000 dengan

demikian tolok ukur untuk menentukan berat rangkaian KA terbatasi pada

kemampuan lokomotif atau kendaraan penarik di lereng tersebut

Dari haulingload lokomotif yang ada CC 204 dan CC 206 Kecepatan kereta api

di lereng vertikal mencapai 20 000 dapat mencapai kecepatan 80 kmjam

dengan berbagai implikasinya artinya makin rendah kecepatan kereta api

maka makin banyak jumlah ton kereta api yang dapat diangkut sebaliknya

makin besar kecepatan kereta api maka makin sedikit jumlah ton kereta api

yang bisa diangkut berikut berbagai kemungkinannya

4-46

4 24 Estimasi Kecepatan Terhadap Angkutan Barang

CC 204

20 permil

Kecepatan KA 40 50 60 70 80 Ton 420 380 280 200 180 Jmh KRT 93 84 62 44 40 bulatkan 9 8 6 4 4 Panjang Rangk 205 184 143 102 102 Jmh GRB 84 76 56 4 36 bulatkan 8 7 5 4 3 Panjang Rangk 136 122 93 78 64

CC 206

20 permil

Kecepatan KA 40 50 60 70 80 Ton 480 380 280 220 180 Jmh KRT 107 84 62 49 40 bulatkan 10 8 6 5 4 Panjang Rangk 225 184 143 1225 102 Jmh GRB 96 76 56 44 36 bulatkan 9 7 5 4 3 Panjang Rangk 151 122 93 78 64

Sumber Diolah konsultan dari houling load lokomotif CC 204 dan 206 serta data dimensi sarana kereta

Mencermati berbagai kemungkinan di atas maka di berat 450 ton (senilai 10

kereta atau 10 gerbong isi) kereta api masih dapat melaju dengan kecepatan

40 kmjam dengan ton yang sama pada gradient yang lebih kecilnya maka

kecepatan akan lebih besar di atas 40 kmjam

Sementara gradient yang ada di trase NamboCileungsi mulai dari 0 000 sd

20 000 daftar hauling load lok CC 204 dan 206 dengan berat 450 ton pada

gradient 5 000 sd 20 000 relatifnya tercatat sebagai berikut

Tabel 4 25 Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 204 Beban 450 Ton

Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 204 dengan berat kereta api 450 ton

No Gradient (permil) Kecepatan Maksimum (kmjam)

1 5 90 2 10 72 3 15 55 4 20 40

4-47

Tabel 4 26 Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 206 Beban 450 Ton

Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 206 dengan berat

kereta api 450 ton

No Gradient (permil) Kecepatan Maksimum (kmjam)

1 5 90 2 10 72 3 15 55 4 20 42

Namun demikian berdasarkan berdasarkan hasil konsultasi asistensi pada

tanggal Agustus 2020 diharapkan konsultan untuk mengkaji ulang mengenai

kecepatan atau waktu tempuh perjalanan kereta api di lintas trase baru ini

(CileungsiNambo Ȃ SelajambeCianjur) agar mampu bersaing dengan moda

angkutan jalan raya Untuk mencukupi usulan dimaksud dicoba dianalisis

kembali berbagai kemungkinan untuk meningkatkan kecepatan kereta api

dengan opsi pengurangan jumlah rangkaian referensi yang ada seperti tabel-

tabel berikut ini

Tabel 4 27 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 180 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 4 5 120 90 2 4 10 120 90 3 4 15 90 81 4 4 20 78 70

Tabel 4 28 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 270 ton

dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 6 5 120 90 2 6 10 92 83 3 6 15 75 68 4 6 20 60 54

4-48

Tabel 4 29 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 360 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 8 5 100 90 2 8 10 80 72 3 8 15 60 54 4 8 20 50 45

Tabel 4 30 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 450 ton

dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 10 5 85 77 2 10 10 72 65 3 10 15 52 47 4 10 20 42 38

Kecepatan operasi untuk KA penumpang dibatasi 90 kmjam dan kecepatan

operasi kereta api barang 60 kmjam Untuk KA barang rangkaian paling

sedikit utuk 8 rangkaian kecepatan operasinya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 31 Kecepatan Kereta api Barang berat rangkaian KA 360 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(gerbong) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 8 5 100 60 2 8 10 80 60 3 8 15 60 54 4 8 20 50 45

Tabel 4 32 Kecepatan Kereta api Barang berat rangkaian KA 450 ton dengan

lok CC 204206

Nomor

Jumlah rangkaian (gerbong)

Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 10 5 85 60 2 10 10 72 60 3 10 15 52 47 4 10 20 42 38

4-49

4232 BERAT KERETA ATAU GERBONG

Berdasarkan spesifikasi kereta atau gerbong sebagaimana diuraikan pada

butir 42110 h sampai dengan j dapat disimpulkan bahwa berat rata-rata

kereta atau gerbong sebagai berikut

Kereta ekonomi bisnis beserta penumpangnya rata-rata 45 ton berat

gerbong kosong diasumsikan rata-rata 145 ton berat muat diasumsikan 30

ton jadi berat gerbong dan muatannya 445 ton relatifnya 45 ton Jadi variasi

berat kereta api penumpang dan barang menjadi sebagai berikut

Kereta api Penumpang

frac34 ͶǯͶͷαͳͺͲ ton

frac34 ǯͶͷαʹͲ ton

frac34 ͺǯͶͷα͵Ͳ ton

frac34 ͳͲǯͶͷαͶͷͲ ton

Kereta api Barang

frac34 8 ǯͶͷα͵Ͳ ton

frac34 ͳͲǯͶͷαͶͷͲ ton

4233 PANJANG RANGKAIAN KERETA API DAN PANJANG EFEKTIF

JALUR UTAMA DI STASIUN-STASIUN

Berdasarkan jumlah kereta atau gerbong yang dapat dirangkaikan dalam

satu rangkaian kereta api sebagaimana dibahas pada butir 4223 di atas

dapat diketahui panjang rangkaian kereta api maksimum menjadi sebagai

berikut

a Untuk kereta api penumpang = (10 x 205 meter) + 20 meter = 225

meter

b Untuk kereta api penumpang KRD = (10 x 207 meter) = 207 meter

4-50

c Untuk kereta api Barang = (10 x 145 meter) + 20 meter = 165

meter

Maka yang menjadi acuan dalam menentukan panjang efektif jalur utama di

stasiun minimalnya (225 + 20 ) meter = 245 meter

4234 WAKTU PERJALANAN KERETA API

Waktu perjalanan kereta api penumpang berdasarkan kemampuan lokmotif

CC 206 yang disesuaikan dengan Alinyemen vertical yang ada di trase

tersebut serta kemampuan sarana kereta apinya Waktu tempuh ini sesuai

pula dengan berat rangkaian yang dibawa Tabel-tabel berikut menyajikan

berbagai waktu tempuh atau waktu perjalanan KA hasilnya sebagai berikut

4-51

Tabel 4 33 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 4 kereta (180 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 313 3906 1088 27188 313 3906 1713 29 45 08 2163 36 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 313 3906 2008 50188 313 3906 2633 44 45 08 3083 51 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 313 3906 888 22188 313 3906 1513 25 45 08 1963 33 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 313 3906 1888 47188 313 3906 2513 42 45 08 2963 49 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 313 3906 2648 66188 313 3906 3273 55 45 08 3723 62 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 313 3906 2448 61188 313 3906 3073 51 45 08 3523 59 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 250 2500 5000 100000 250 2500 5500 92 45 08 5950 99 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 250 2500 4500 90000 250 2500 5000 83 45 08 5450 91

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 250 2500 3150 63000 250 2500 3650 61 45 08 4100 68 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 250 2500 4600 92000 250 2500 5100 85 45 08 5550 93 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 250 2500 4900 98000 250 2500 5400 90 5400

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 3937 656 detik menit

Dwelling time di Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 4387 731

4-52

Tabel 4 34 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 6 kereta (270 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 281 3164 1274 28672 281 3164 1837 31 45 08 2287 38 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 281 3164 2297 51672 281 3164 2859 48 45 08 3309 55 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 281 3164 1052 23672 281 3164 1615 27 45 08 2065 34 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 281 3164 2163 48672 281 3164 2726 45 45 08 3176 53 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 281 3164 3008 67672 281 3164 3570 60 45 08 4020 67 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 281 3164 2785 62672 281 3164 3348 56 45 08 3798 63 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 188 1406 6813 102188 188 1406 7188 120 45 08 7638 127 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 188 1406 6146 92188 188 1406 6521 109 45 08 6971 116

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 188 1406 4346 65188 188 1406 4721 79 45 08 5171 86 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 188 1406 6279 94188 188 1406 6654 111 45 08 7104 118 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 188 1406 6679 100188 188 1406 7054 118 7054

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 4809 802 detik menit

Dwelling time di Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 5259 877

4-53

Tabel 4 35 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 8 kereta (360 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 250 2500 1500 30000 250 2500 2000 33 45 08 2450 41 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 250 2500 2650 53000 250 2500 3150 53 45 08 3600 60 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 250 2500 1250 25000 250 2500 1750 29 45 08 2200 37 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 250 2500 2500 50000 250 2500 3000 50 45 08 3450 58 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 250 2500 3450 69000 250 2500 3950 66 45 08 4400 73 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 250 2500 3200 64000 250 2500 3700 62 45 08 4150 69 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 45 08 9006 150 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 156 977 7444 93047 156 977 7756 129 45 08 8206 137

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 156 977 5284 66047 156 977 5596 93 45 08 6046 101 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 156 977 7604 95047 156 977 7916 132 45 08 8366 139 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 156 977 8084 101047 156 977 8396 140 8396

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 5577 930 detik menit

Dwelling time 10 Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 6027 1005

4-54

Tabel 4 36 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 10 kereta (450 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit

1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 225 2025 1719 30950 225 2025 2169 36 45 08 2619 44 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 225 2025 2997 53950 225 2025 3447 57 45 08 3897 65 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 225 2025 1442 25950 225 2025 1892 32 45 08 2342 39 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 225 2025 2831 50950 225 2025 3281 55 45 08 3731 62 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 225 2025 3886 69950 225 2025 4336 72 45 08 4786 80 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 225 2025 3608 64950 225 2025 4058 68 45 08 4508 75 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 131 689 9869 103622 131 689 10131 169 45 08 10581 176 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 131 689 8916 93622 131 689 9179 153 45 08 9629 160

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 131 689 6345 66622 131 689 6607 110 45 08 7057 118 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 131 689 9107 95622 131 689 9369 156 45 08 9819 164 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 131 689 9678 101622 131 689 9941 166 9941

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 6441 1074 detik menit

Dwelling time 10 Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 6891 1149

4-55

Tabel 4 37 Waktu Perjalanan KA Barang dari Stasiun Nambo - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 8 gerbong(360 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m)

Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) s menit s menit s menit

1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 00 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 250 2500 1500 30000 250 2500 2000 33 0 00 2000 33 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 250 2500 2650 53000 250 2500 3150 53 0 00 3150 53 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 250 2500 1250 25000 250 2500 1750 29 0 00 1750 29 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 250 2500 2500 50000 250 2500 3000 50 0 00 3000 50 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 250 2500 3450 69000 250 2500 3950 66 0 00 3950 66 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 156 977 5364 67047 156 977 5676 95 0 00 5676 95 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 0 00 8556 143

Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 2808 47 0 00 28083 468 Dwelling time di Stasiun Antara 0 0 Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 2808 468

1 Nambo 51077

2 Citayam 37810 Nambo - Citayam 13267 13800 230 900 150 22800 380 3 Jakarta Kota 0 Citayam - Jakarta K 37810 44400 740 0 00 44400 740

Waktu Tempu Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang atau sebaliknya 8628 1438 Dwelling time di Stasiun Antara 900 15 Waktu Perjalanan Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang termasuk waktu berhenti 9528 159

4-56

Tabel 4 38 Waktu Perjalanan KA Barang dari Stasiun Nambo - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 10 gerbong(450 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) s menit s menit s menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 00 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 225 2025 1719 30950 225 2025 2169 36 0 00 2169 36 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 225 2025 2997 53950 225 2025 3447 57 0 00 3447 57 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 225 2025 1442 25950 225 2025 1892 32 0 00 1892 32 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 225 2025 2831 50950 225 2025 3281 55 0 00 3281 55 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 225 2025 3886 69950 225 2025 4336 72 0 00 4336 72 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 131 689 6440 67622 131 689 6703 112 0 00 6703 112 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 0 00 8556 143

Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 3038 51

Dwelling time di Stasiun Antara 0 0

Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 3038 51 1 Nambo 51077

2 Citayam 37810 Nambo - Citayam 13267 13800 230 900 150 22800 380 3 Jakarta Kota 0 Citayam - Jakarta K 37810 44400 740 0 00 44400 740

Waktu Tempu Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang atau sebaliknya 8858 1476

Dwelling time di Stasiun Antara 900 15

Waktu Perjalanan Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang termasuk waktu berhenti 9758 163

4-57

Berdasarkan tabel 433 sd tabel 438 dapat disimpulkan bahwa waktu

perjalanan termasuk waktu berhenti di tiap-tiap stasiun untuk KA

Penumpang dari stasiun Nambo sampai dengan stasiun Selajambe atau

sebaliknya tercatat sebagai berikut

Tabel 4 39 Waktu Perjalanan kereta api penumpang dari Selajambe Ȃ Nambo

atau sebaliknya

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan detik menit

4 kereta (180 ton) 4387 73 6 kereta (270 ton) 5259 88 8 kereta (360 ton) 6027 100 10 kereta (450 ton) 6891 115

Demikian juga KA barang variasi waktu perjalanannya sebagaimana di htung

pada tabel 437 dan 37 rigkasannya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 40 Waktu Perjalanan kereta api Barang dari Antajaya Ȃ Nambo Ȃ

Jakarta Gudang atau sebaliknya

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan detik menit

8 gerbong (270 ton) 9528 159 10 gerbong (450 ton) 9758 163

Sementara berdasarkan penelusuran melalui google map waktu perjalanan

untuk angkutan orang dengan kendaraan jalan raya yang menggunakan

kendaraan pribadi perjalanan dari Selajambe Ȃ Nambo menggunakan jalan

tol relatifnya berkisar antara 2 jam Ȃ 2 jam 35 menit jika menggunakan jalan

non tol 3 samapi 4 jam berikut dibawah ini cuplikan dari waktu tempuh

penelusuran goggle map sebagai berikut

4-58

Gambar 4 20 Waktu Tempuh Nambo - Selajambe

Gambar 4 21 Waktu Tempuh Cileungsi - Selajambe

Berdasarkan penelusuran waktu perjalanan kendaraan jalan raya Selajambe

Ȃ Nambo di periode waktu jam 0405 sd 0412 besaran waktunya 1 jam 57

menit sd 2 jam 15 menit Makin siang waktu perjalanannya makin besar

bahkan sampai lebih dari 3 jam Perjalanan moda jalan raya berupa bus saat

ini masih jarang waktu berangkatnya tidak jelas serta waktu perjalannya bisa

sampai 3 jam lebih

Kesimpulannya perjalanan kereta api dengan rangkaian 10 kereta pun KA

masih mampu bersaing

4-59

4235 KAPASITAS LINTAS DAN FREKUENSI KERETA API

1 Kecepatan rata-rata dan headway

Untuk menghitung kapasitas lintas maka perlu diketahui terlebih dahulu

kecepatan rata-rata di lintas tersebut dan petak jalan yang dijadikan ukuran

yaitu petak jalan terpanjang dari lintas tersebut

Petak jalan terpanjang yaitu antara stasiun Cibatu Ȃ Antajaya 105 km

apabila jumlah rangkaian KA penumpang sesuai dengan variasi awal yaitu 4

atau 6 atau 8 atau 10 kereta dan KA barang diputuskan 10 gerbong per KA

dan frekuensi kereta api sesuai dengan prakiraan di tabel 421 dan tabel 422

maka kecepatan operasi rata Ȃ rata menjadi sebagai berikut

Tabel 4 41 Kecepatan rata-rata (Vi Oprata-rata)

Formasi KA Pnp

Jumlah Kereta Api Kecepatan Operasi Kecepatan Rata2 ( Kmjam) Penumpang Barang Penumpang Barang

4 kereta 19 7 72 38 63 6 kereta 13 7 54 38 48 8 kereta 9 7 45 38 42 10 kereta 8 7 38 38 38

Berdasarkan tabel tersebut di atas maka headway dapat dihitung sebagai

berkut (JVir) + 1 ) menit jadi secara berurutan sesuai tabel 441

tersebut nilai headway menjadi sebagai berikut

Tabel 4 42 Headway di lintas Selajambe - Nambo

Formasi KA Kec Operasi rata-rata

Jarak petak jalan

Headway (menit) Penumpang Barang 4 kereta 10 gerbong 63 105 11 6 kereta 10 gerbong 48 105 14 8 kereta 10 gerbong 42 105 16 10 kereta 10 gerbong 38 105 18

4-60

2 Kapasitas Lintas

Perhitungan kapasitas lintas tujuannya untuk dapat mengetahui berapa

banyak jumlah kereta api yang dapat diprogramkan untuk jalan setiap

harinya pada lintas tersebut

Berdasarkan rumusan kapasitas lintas sebagaimana diuraikan dalam butir

4219 dengan perhitungan Waktu operasi merujuk pada pola operasi KRL

di Lintas Jabotabek yaitu waktu operasi 20 jam (0400- 2400) dan waktu

perawatan 4 jam (2400 Ȃ 0400) sehingga rumusan kapasitas lintas untuk

nilai C jalur tunggal dari 60 menjadi 80 dan headway-nya sesuai tabel

442 di atas maka kapasitas lintas hasilnya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 43 Kapasitas Lintas

Formasi KA Kec Operasi rata-rata

Jarak petak jalan

Headway (menit) Kapasitas Lintas (KA) Penumpang Barang 4 kereta 10 gerbong 63 105 11 87 6 kereta 10 gerbong 48 105 14 68 8 kereta 10 gerbong 42 105 16 60 10 kereta 10 gerbong 38 105 18 55

3 Frekuensi kereta api dan kebutuhan sarana perkeretaapian

Prakiraan frekuensi kereta api telah dihitung hasilnya seperti pada tabel

421 dan 422 demikian juga kapasitas lintas dapat dilihat pada tabel 443

maka jika tabel-tabel tersebut dibandingkan akan terlihat kebutuhan slot

perjalananya masih cukup atau tidak berikut perbandingannya

Tabel 4 44 Kapasitas Lintas dan Frekuensi KA serta sisa slot

Formasi KA Kapasitas Lintas (KA)

Frekuensi KA (th 2051) Sisa Slot (KA) Penumpang Barang Penumpang Barang Jumlah

4 kereta 10 gerbong 87 19 7 26 61 6 kereta 10 gerbong 68 13 7 20 48 8 kereta 10 gerbong 60 9 7 16 44 10 kereta 10 gerbong 55 8 7 15 40

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan jalur tunggal ternyata slot perjalanan masih tersisa cukup banyak

4-61

4236 JENIS STASIUN TERPILIH

Dari tabel-tabel di atas tentang frekuensi kereta api yang melayani stasiun

untuk keperluan turun-naik penumpang dan bongkar muat barang diketahui

beberapa stasiun dapat menyelenggarakan angkutan penumpang ada juga

yang menyelenggarakan angkutan barang serta ada stasiun yang

menyelenggarakan kedua-duanya yaitu angkutan penumpang dan barang

Berikut dibawah ini dibuatkan tabel-tabel kebutuhan jenis stasiun yang

terkait dengan pelayanan angkutan

Pada tabel 4217 sd 4218 tentang potensi angkutan penumpang dan

barang per hari serta Pada tabel 4219 sd 4220 tentang frekuensi kereta

api yang melayani suatu stasiun angkutan penumpangbarang dalam

perhitungan diketahui stasiun Nambo sd stasiun Cileunsi demikian juga dari

stasiun Antajaya sampai dengan stasiun Selajambe potensi angkutan barang

cukup tersedia sedangkan angkutan penumpang ada di semua stasiun

hanya besar kecilnya yang berbeda berdasarkan berdasarkan itu jenis

stasiun kemungkinannya sebagai berikut

Tabel 4 45 Jenis Stasiun Berdasarkan Perhitungan Moderat

Stasiun Jenis Fungsi stasiun

Nambo Stasiun operasi penumpang dan Barang Kembang Kuning Stasiun operasi penumpang dan Barang Cileungsi Stasiun operasi penumpang dan Barang Mampir Stasiun operasi dan penumpang Jonggol Stasiun operasi dan penumpang Sukagalih Stasiun operasi dan penumpang Cibatu Tiga Stasiun operasi dan penumpang Antajaya Stasiun operasi penumpang dan Barang Majalaya Stasiun operasi penumpang dan Barang Jamali Stasiun operasi penumpang dan Barang Selajambe Stasiun operasi penumpang dan Barang

4-62

Apabila volume angkutan barang dalam bentuk satuan ton sebagaimana

tercantum pada tabel 418 kita ubah dalam bentuk satuan gerbong dengan

perhitungan 1 gerbong muat 30 ton maka tabel tersebut akan berubah

menjadi sebagai berikut

Tabel 4 46 Potensi angkutan barang dalam satuan gerbong

Nama Stasiun-stasiun

Potensi Bongkar Muat Barang (gerbonghari) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo 13 15 17 20 22 25 28

Kembang Kuning 32 36 42 48 54 61 68

Cileungsi 18 21 24 27 31 35 39

Mampir 15 17 20 23 26 29 32

Jonggol 3 4 4 5 5 6 7

Sukagalih 4 4 5 6 6 7 8

Cibatu Tiga 1 1 1 2 2 2 2

Antajaya 45 52 60 68 77 87 97

Mekarjaya 23 27 31 35 40 45 50

Majalaya 29 34 39 45 50 57 64

Jamali 24 28 32 36 41 46 52

Selajambe 22 25 29 33 37 42 47

Memperhatikan jarak antar stasiun relatif dekat dan penyebaran potensi

angkutan secara tabel ada di sekitar stasiun Kembang Kuning dan stasiun

Antajaya memperhatikan juga saat ini stasiun Nambo yang dekat dengan

stasiun Kembang Kuning dan saat ini stasiun Nambo sudah beroperasi

sebagai stasiun angkutan Barang dan juga angkutan penumpang maka

diusulkan untuk stasiun barang dicukupkan saja diselenggarakan di stasiun

Nambo dan stasiun Antajaya sehingga tabel 445 dengan demikian usulan

jenis stasiun menjadi sebagai berikut

4-63

Tabel 4 47 Usulan Jenis Stasiun Berdasarkan potensi angkutan

Stasiun Jenis Fungsi stasiun

Nambo Stasiun operasi penumpang dan Barang

Kembang Kuning Stasiun operasi dan penumpang Cileungsi Stasiun operasi dan penumpang

Mampir Stasiun operasi dan penumpang

Jonggol Stasiun operasi dan penumpang

Sukagalih Stasiun operasi dan penumpang

Cibatu Tiga Stasiun operasi dan penumpang

Antajaya Stasiun operasi penumpang dan Barang

Majalaya Stasiun operasi dan penumpang

Jamali Stasiun operasi dan penumpang

Selajambe Stasiun operasi dan penumpang

4237 LAYOUT EMPLASMEN STASIUN

Berdasarkan prakiraan turun naik penumpang maupun muat bongkar barang

barang relatifnya angkutan penumpang banyaknya dimulai stasiun Nambo

sampai stasiun Selajambe sementara angkutan barang walau disepanjang

lntas tersebut ada namun voume angkutnya ada yang sedikit sehingga kalau

diselenggarakan di stasiun itu secara ekonomis akan tidak layak demikian

pula jika dilihat dari total frekuensi kereta api sampai dengan tahun 2051

masih di bawah 30 KA (lihat tabel 444) maka stasiun-stasiun disepanjang

trase untuk tahap awal masih termasuk stasiun klas kecil kecuali stasiun

Nambo Antajaya dan Cileungsi dengan beberapa catatan sebagai berikut

hearts Untuk stasiun kecil Jumlah jalur utama yang dibutuhkan cukup 2 jalur

utama selang melewati 3 atau 4 stasiun disiapkan stasiun dengan jalur

utamanya 3 jalur tujuannya untuk menyediakan jalur persilangan dan

penyusulan

hearts Perlu dipertimbangkan pada beberapa stasiun disiapkan jalur simpan

untuk kebutuhan menyimpan saranaperalatan khusus untuk

perawatan jalur (track)

hearts Di stasiun angkutan barang (Antajaya) di maka disiapkan jalur untuk

kebutuhan bongkar muat barang

4-64

hearts Di stasiun Selajambe yang akan dijadikan jalur persambungan

dengan jalur yang ada saat ini yaitu di lintas Sukabumi Ȃ

PadalarangBandung diusulkan sesuai kebutuhan

Berikut usulan-usulan konsep layout stasiun dimaksud

a Stasiun Nambo

Stasiun Nambo secara eksisiting telah ada dan merupakan stasiun

Operasi Barang dan Penumpang yang merupakan stasiun buntu Dengan

adanya trase baru Nambo Ȃ Selajambe maka persambungannya cukup

menggunakan terusan jalur II karena dari jalur II ini dapat mengakses

kesemua jalur utamanaya termasuk jalur bongkar-muat barang Jadi

kesimpulannya layout stasiun Nambo tidak perlu ada perubahan cukup

fungsi-fungsinya diatur ulang sesuai kebutuhan akses ke stasiun

berikutnya yaitu stasiun Kembang Kuning Layoutnya stasiun Nambo

saat ini sebagai berikut

Gambar 4 22 Layout emplasemen Nambo (sekarang)

Diusulkan konsep layoutnya tetap namun dilakukan perubahan fungsi

menjadi sebagai berikut

4-65

Gambar 4 23 Layout Emplasemen Stasiun Nambo (usulan)

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Nambo sbb

1) Dari Cibinong kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

2) Dari Kembang Kuning kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

3) Dari Jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke arah stasiun

Binong atau stasiun Kembang Kuning

4) Apabila jalur III penuh maka Jalur 4 dipergunakan untuk stabling

rangkaian penumpang

5) Jalur 5 6 7 dan jalur 8 dipergunakan untuk bongkar muat gerbong

barang

b Stasiun Kembang Kuning

Stasiun Kembang Kuning sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di

stasun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan KA

jalurnya cukup 2 jalur layout stasiun Kembang Kuning Sebagai berikut

4-66

Namb II Cileungsi

I

Gambar 4 24 Layout Emplasemen Stasiun Kembang Kuning

Namun dengan memperhatikan potensi awal tentang adanya besaran

angkutan penumpang di sini maka perlu disiapkan lahan untuk

penambahan jalur bongkar muat untuk KA barang kebutuhan lahan

dimaksud yaitu lahan untuk jalur yang diberi gars terputus seperti

gambar berikut

Gambar 4 25 Penyiapan lahan tambahan untuk jalur KA Barang

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Kembang Kuning

sbb

1) Dari Nambo kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Cileungsi kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberaangkatkan ke stasiun

Nambo maupun ke stasiun Cileungsi

Catatan

1) Pembangunan Jalur 3 dan 4 dilaksanakan setelah ada kepastian

negosiasi angkutan namun perhitungan penyediaan lahan untuk

kebutuhan jalur itu tetap dilakukan sejak awal

2) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

3) Panjang efektif jalur stabling gerbong minimal 180 meter

4) Panjang efektif jalur simpan buntu minimal 60 meter

Stasiun Kembang Kuning Km 3 + 500

4-67

c Stasiun Cileungsi

Stasiun Cileungsi sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi Barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan jalurnya cukup 2 jalur utama ditambah 2 jalur stabling

untuk bongkar muat rangkaian KA barang layout stasiun Cileungsi

menjadi sebagai berikut

Gambar 4 26 Layout Emplasemen Stasiun Cileungsi

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Kembang Kuning

sbb

1) Dari Kembang Kuning kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Mampir kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberaangkatkan ke stasiun

Kembang Kuning maupun ke stasiun Mampir

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

d Stasiun Mampir

Stasiun Mampir statusnya menjadi stasiun Operasi dan Penumpang di

stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya

cukup 2 jalur utama layout stasiun Mampir menjadi sebagai berikut

Cileungsi

I I Jonggol

Gambar 4 27 Layout Emplasemen Stasiun Mampir

Kembang Kuning Mampir

Stasiun Cileungsi Km 9 + 300

Stasiun Mampir

4-68

Stasiun Jonggol

Km 17 + 800

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Mampir sbb

1) Dari Cileungsi kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Jinggol kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Cileungsi maupun ke stasiun Jonggol

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

e Stasiun Jonggol

Stasiun Jonggol sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan dan persilangan secara bersamaan

jalurnya menjadi 3 jalur utama layout stasiun Jongggol menjadi sebagai

berikut

III

Gambar 4 28 Layout Emplasemen Stasiun Jonggol

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Jonggol sbb

1) Dari Mampir kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

2) Dari Sukagalih kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

3) Dari jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Mampir maupun ke stasiun Sukagalih

Catatan Panjang fektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

Mampir II I

Sukagalih

4-69

f Stasiun Sukagalih

Stasiun Sukagalih sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan jalurnya menjadi 2 jalur utama layout stasiun Sukagalih

menjadi sebagai berikut

Gambar 4 29 Layout Emplasemen Stasiun Sukagalih

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Sukagalih sbb

1) Dari Jonggol kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Cibatu Tiga kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Jonggol maupun ke stasiun Cibatu Tiga

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245

g Stasiun Cibatu Tiga

Stasiun Cibatu Tiga sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan secara bersamaan jalurnya menjadi 2 jalur utama layout

stasiun Cibatu Tiga menjadi sebagai berikut

Gambar 4 30 Layout Emplasemen Stasiun Cibatu Tiga

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Cibatu Tiga sbb

1) Dari Sukagalih kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

Sukagalih I I Cirama

Stasiun Cibatu Tiga Km 32 + 100

Jonggol I I Cibatu Tiga

Stasiun Sukagalih Km 25 + 200

4-70

2) Dari Majalaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Jsukagalih maupun ke stasiun Cirama Girang

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245

h Stasiun Antajaya

Stasiun Antajaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di stasiun ini

dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya menjadi 2

jalur utama layout stasiun Antajaya menjadi sebagai berikut

Gambar 4 31 Layout Emplasemen Stasiun Antajaya

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Anta Jaya sbb

1) Dari stasiun Cibatu Tiga kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau

II

2) Dari stasiun Mekar Galih kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau

II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Cibatu Tiga maupun ke Mekarjaya

4) Jalur 3 dan 4 merupakan jalur untuk bongkar muat KA Barang

5) Jalur smpan digunakan untuk kebutuhan penyimpanan

gerbongkereta perawatan prasarana panjang efektip minimal 60

meter

6) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

4-71

I

I

i Stasiun MekarJaya

Stasiun Mekarjaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di

stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya

menjadi 2 jalur utama layout stasiun Mekarjaya menjadi sebagai

berikut

Antajaya II Majalaya

Gambar 4 32 Layout Emplasemen Stasiun Mekar Galih

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Mekarjaya sbb

1) Dari stasiun Antajaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Majalaya KA dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Antajaya maupun ke stasun Majalaya

4) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

j Stasiun Majalaya

Stasiun Majalaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya menjadi 2

jalur utama layout stasiun Cirama Girang menjadi sebagai berikut

Mekar Jaya II Jamali

Gambar 4 33 Layout Emplasemen Stasiun Majalaya

Stasiun Majalaya Km 58 + 900

Stasiun Mekarjaya Km 52 + 100

4-72

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Cirama Girang sbb

1) Dari Mekarjaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Jamali kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Mekarjaya maupun ke stasiun Jamali

4) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

k Stasiun Gudang

Stasiun Jamali sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan dan persilangan secara bersamaan

jalurnya menjadi 3 jalur utama layout stasiun Gudang menjadi sebagai

berikut

Gambar 4 34 Layout Emplasemen Stasiun Jamali

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Jamali menjadi sbb

1) Dari Stasiun Majalaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

2) Dari stasiun Selajambe kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

3) Dari jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Majaaya maupun ke stasiun Selajambe

4) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

Stasiun Jamali Km 68 +600

Jalur Luncur Majalaya

I Selajambe

II

III Jalur Luncur

4-73

5) Di terusan jalur I kiri dan diterusan jalur III kanan disiapkan jalur

luncur tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Selajambe ke jalur I

dan dari stasiun Cirama Girang ke III

6) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

7) Panjang jalur luncur minimal 100 meter

l Stasiun Selajambe

Stasiun Selajambe sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang terletak di jalur Lintas Cianjur -

Padalarang di tempat ini semula hanya berupa petak jalan antara Cianjur

Ȃ Ciranjang dahulunya merupakan perhentian (shelter) namun

perkembangannya karena makin berkurangnya penumpang maka

shelter ini ditutup menjadi jalur petak jalan Dengan adanya trase baru

Nambo-Cianjur maka tempat ini berubah menjadi stasiun persimpangan

yang menghubungkan dua lintas tersebut

Jalur eksisting di Selajambe secara skematis seperti berikut

Gambar 4 35 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (sekarang)

Konsep usulan layout stasiun Selajambe semula diusulkan sebagai

berikut

Gambar 4 36 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (usulan)

4-74

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Selajambe menjadi

sebagai berikut

1) Dari Stasiun Jamali kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Cianjur kereta api dapat dimasukan ke jalur II atau III

3) Dari jalur I kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Jamali

maupun ke stasiun Ciranjang

4) Dari jalur II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Jamali

Cianjur maupun ke stasiun Ciranjang

5) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

6) Di terusan jalur I kanan disiapkan jalur luncur tujuannya untuk

memungkinkan pemasukan kereta api secara bersamaan antara KA

yang masuk dari stasiun Jamali ke jalur I dan dari stasiun Cianjur

Ciranjang ke jalur II atau III

7) Demikian juga di terusan jalur III kanan disiapkan jalur luncur

tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Ciranjang ke alur I

atau II dan dari stasiun Cianjur ke jalur III

8) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

9) Panjang jalur luncur minimal 100 meter

Jika stasiun Selajambe usulannya diterima sebagai stasiun dipo kereta dan

lokomotif maka konsep usulan layout stasiun di atas diubah menjadi sebagai

berikut

Gambar 4 37 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (usulan -2)

4-75

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Selajambe menjadi

sebagai berikut

1) Dari Stasiun Gudang kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Cianjur kereta api dapat dimasukan ke jalur II atau III

3) Dari jalur I kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun JGudang

maupun ke stasiun Ciranjang

4) Dari jalur II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Gudang

Cianjur maupun ke stasiun Ciranjang

5) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

6) Di terusan jalur I kanan disiapkan jalur luncur tujuannya untuk

memungkinkan pemasukan kereta api secara bersamaan antara KA

yang masuk dari stasiun Gudang ke jalur I dan dari stasiun Cianjur

Ciranjang ke jalur II atau III

7) Demikian juga di terusan jalur III kanan disiapkan jalur luncur

tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Ciranjang ke alur I

atau II dan dari stasiun Cianjur ke jalur III

8) Pergerakan kereta atau lokomotif yang akan menuju ke jalur dipo

melalui jalur III jalur 4 digunakan untuk stabling sementara sebelum

keretalokomotif dirawat di dipo

9) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

10)Panjang jalur luncur minimal 100 meter

11)Panjang jalur di dipo disesuaikan dengan ketentuan yang ada di SK

Direksi PT KAI

4-76

T INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

m Posisi stasiun-stasiun di Lintas Nambo - Selajambe

Gambar 4 38 Posisi stasiun - stasiun di Lintas Nambo - Selajambe

4-77

4238 WAKTU PERJALANAN DAN PERFORMANSI (KINERJA)

TRAINSET

1 Waktu Perjalanan Kereta Api

Berdasarkan tabel 433 sd tabel 440 perihal waktu perjalanan kereta api

dapat diketahui Waktu Perjalanan KA dari Selajambe ke Nambo dan

sebaliknya Untuk KA barang perjalannya dari Antajaya ke Nambo Ȃ Jakarta

Gudang dan sebaliknya Ringkasan waktu perjalanan KA Penumpang dan KA

barang tercantum di tabel 439 dan 440

Waktu perjalanan tersebut di atas belum memperhitungkan waktu tunggu

(dwelling time) di stasiun awal dan tujuan kebutuhan waktu tersebut untuk

KA Penumpang dihitung (2 x 30) menit = 60 menit yaitu untuk kebutuhan

langsir lokomotif dan kebutuhan pengecekan keandalan rangkaian Untuk

KA barang dihitung untuk kebutuhan loding amp unloading muatan serta

pemeriksaan keandalan rangkaian butuh waktu (2 x 10 gd x 15) menit = 300

menit kebutuhan loading unloading akan sangat tergantung pada peralatan

bm itu sendiri serta jenis angkutannya (gerbong datar tertutup ketelan

atau lainnya)

Berdasarkan penjelasan di atas maka lama perjalanan untuk menghitung

kebutuhan sarana (kereta gerbonglokomotif) tabel 439 dan 440 menjadi

sebagai berikut

Tabel 4 48 ȀDzdz

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan amp DW WP KL

menit menit menit 4 kereta (180 ton) 73 120 193 6 kereta (270 ton) 88 120 208 8 kereta (360 ton) 100 120 220 10 kereta (450 ton) 115 120 235 Keterangan K = Kereta L = Lok DW = Dwelling Time

4-78

Tabel 4 49 ȀDzdz

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan amp DW WP GL

menit menit menit 8 kereta (360 ton) 318 300 618 10 kereta (450 ton) 325 300 625 Keterangan G = Gerbong L = Lok DW = Dwelling Time

2 Kinerja Trainset Sarana Perkeretaapian

Waktu operasi perjalanan kereta api diasumsikan sama dengan Waktu

operasi KRL Jabodetabek yaitu 0400 sd 2400 artinya selama 1200 menit

waktu perawatan 2400 sd 0400 atau selama 240 menit

Berdasarkan waktu operasi dan waktu tempuh (waktu perjalanan KA)

sebagaimana tercantum di tabel 448 sd tabel 449 termasuk waktu tunggu

terminal di stasiun keberangkatan dan di stasiun tujuan maka dapat

diketahui kemampuan kinerja (Performa) suatu rangkaian kereta api di

lintas tersebut dengan pola perhitungan (Waktu OperasiWPK) x C trip

dan (Waktu OperasiWPG) x C trip hasil perhitungannya seperti tercantum

di tabel-tabel berkut

Tabel 4 50 Kinerja Trainset KA Penumpang

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Coefisien

Waktu Op Kenerja

1 Trainsets Kenerja

TS pembulatan Operasi WP KL 4 kereta (180 ton) 1200 193 08 50 5 6 kereta (270 ton) 1200 208 08 46 5 8 kereta (360 ton) 1200 220 08 44 4 10 kereta (450 ton) 1200 235 08 41 4

Tabel 4 51 Kinerja Trainset KA Barang

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Coefisien

Waktu Op Kenerja

1 Trainsets Kenerja

TS pembulatan Operasi WP KL 8 gerbong (360 ton) 1200 618 08 16 2 10 gerbong (450 ton) 1200 625 08 15 2

4-79

4239 KEBUTUHAN SARANA PERKERETAAPIAN

1 Perhitungan kebutuhan sarana perkeretaapian

Kebutuhan sarana perkeretaapian (kereta gerbong dan lokomotf) dihitung

berdasarkan kebutuhan Frekuensi kereta api dibagi WPG atau WPK

Kebutuhan sarana trainsets dihitung dengan cara frekuensi KA di tahun itu

dibagi dengan kinerja atau performa trainset dalam 1 hari (lihat tabel 450

dan tabel 451 ) dalam tahun yang sama Hasil perhitungan kebutuhan sarana

terdiri atas kebutuhan Siap Operasi (SO) cadangan amp Armada sarana

Siap operasi artinya sarana yang siap digunakan untuk perjalanan kereta api

stelah melalui uji kelaikan jalan cadangan adalah sarana yang siap

digunakan manakala ada kebutuhan pengganti sarana yang siap operasi

yang mengalami gangguan nilainya 10 dari SO Armada adalah seluruh

sarana yang dimiliki perusahaan baik yang siap operasi cadangan maupun

sarana yang sedang dalam perawatan di Depo maupun balai Yasa Armada

dihitung 115 x (SO + Cadangan)

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka armada yang dibutuhkan adalah

sebagai berikut

Tabel 4 52 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 2 2 2 3 3 3 4 6 kereta 1 1 2 2 2 2 3 8 kereta 1 1 1 2 2 2 2 10 kereta 1 1 1 1 1 2 2

Tabel 4 53 Kebutuhan Sarana Trainsets Siap Operasihari

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 2 2 3 3 3 4 4 6 kereta 1 2 2 2 2 3 3 8 kereta 1 1 2 2 2 2 3 10 kereta 10 11 1 2 2 2 2

4-80

Tabel 4 54 Kebutuhan Sarana Trainsets Siap Operasi + Sarana untuk Dzdz

Perhitungan Moderat dengan

Rangkaianberat Jumlah Trainsets (TS) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 TS 4 Kereta 180 ton 2 2 2 3 3 3 4 TS 6 Kereta 270 ton 1 1 2 2 2 2 2 TS 8 Kereta 360 ton 1 1 1 1 1 2 2 TS 10 Kereta 450 ton 1 1 1 1 1 1 1 Keterangan pecahan dibulatkan secara otomatis oleh system excel Cad = Cadangan

Tabel 4 55 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 3 3 3 4 4 5 5 6 kereta 2 2 2 3 3 3 4 8 kereta 2 2 2 2 3 3 3 10 kereta 1 1 2 2 2 2 3

Demikian pula untuk kebutuhan armada sarana KA barang (trainsets

gerbong) sebagai berikut

Tabel 4 56 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 2 3 3 3 4 4 10 kereta 2 2 2 2 3 3 3

Tabel 4 57 Kebutuhan Sarana Trainsets Gerbong yang Siap Operasi dan Perawatan

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 3 3 3 4 4 5 10 kereta 2 2 2 3 3 3 4

Tabel 4 58 Kebutuhan Sarana Trainsets Gerbong yang siap operasi

Perawatan Sarana dan Cadangan

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 3 3 4 4 5 5 10 kereta 2 2 3 3 3 4 4

4-81

Tabel 4 59 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 3 3 4 4 5 5 6 10 kereta 2 3 3 3 4 4 5

2 Resume atas kebutuhan sarana kereta api barang dan penumpang

Kebutuhan saarana perkeretaapian (Kereta gerbong dan Lokomotif) yang

dimaksud dalam butir 1 di atas satuannya adalah satu trainsets artinya satu

rangkaian kereta api penumpang atau barang

Menelaah pada karakteristik lintas bahwa lintas Selajambe Ȃ nambo pada

dasarnya merupakan lintas penyangga untuk transportasi angkutan

perkotaan tuntutan angkutan perkotaan adalah kecilnya headway itu yang

diharapkan oleh pengguna waktu perjalanan berdasarkan tabel 439 secara

berturut-turut mulai 73 88 100 dan 115 menit dan berdasarkan tabel 453

kebutuhan sarana secara berturut-turut di tahun terakhir kebutuhan

penyediaan rangkaian 4 3 3 dan 2 trainset maka pada saat tahun-tahun

awal operasi sebaiknya trainsets cukup terdiri dari 1 lok + 4 kereta sehingga

headwaynya jika penyediaan 2 TS maka headway bisa mencapai lk 75

menit untuk satu arah yang sama jika disediakan 4 TS maka headwaynya lk

35 - 40 menit untuk 1 arah yang sama

Untuk KA Barang yang utama volume angkutan bisa terangkut dalam hari

itu selisih waktu perjalanan antara 159 menit dengan 163 menit tidak

begitu jauh maka kebutuhan trainset per KA tentu yang maksimal yaitu 10

gerbong dengan kebutuhan armada di tahun terakhrnya (2051) 5

rangkaian KA barang Dengan catatan jika akan menggunakan lintas Citayam

Ȃ Jakarta Gudang maka kemungkinan hanya 2 atau 3 KA yang mungkin dapat

ditampung di waktu kerja perawtan ( 2400 Ȃ 0400) jika pembangunan

Cileungsi Ȃ BekasiCikarang telah beroperasi maka semua potensi angkutan

penumpang di lintas baru ini bisa terlaksana

4-82

Kesimpulan

hearts Angkutan penumpang perlu disediakan untuk siap operasi minimal 2

trainsets (4 kereta + 1 lok) untuk menuju headway 75 menit per

jurusan atau 4 trainsets (4 kereta + 1 lok) untuk headway 40 menit

per jurusan frekuensi KA dapat mencapa 26 KAhari

hearts Angkutan barang perlu disediakan untuk siap operasi minimal 2

rangkaian KA (10 gerbong + 1 lok) untuk menuju headway 163

menit per jurusan atau 4 rangkaian KA (10 gerbong + 1 lok) untuk

headway 85 menit per jurusan frekuensi KA dapat mencapa 8

KAhari atau (4 DPK +4DPI)

hearts Kebutuhan untuk cadang+ Perawatan cukup 1 Trainset (1KA)

hearts Khusus untuk kereta api barang apabila operasi ke lintas Citayam Ȃ

Jakarta Gudang tidak memungkinkan maka perjalanan kereta api

barang ini akan di mulai setelah pembangunan jalur baru Cileungsi Ȃ

BekasiCikarang sidah dapat dioperasikan jadi relatifnya mungkin

baru dapat dimulai di tahun 2031 atau lebih awal dari tahun tersbut

42310 KEBUTUHAN DIPO SARANA PERKERETAAPIAN

1 Lokasi Depo di Jaringan pelayanan Daop 1 dan Daop 2

Depo sarana perkeretaapian adalah suatu tempat untuk merawat sarana

yaitu perawan harian untuk sarana yang dioperasikan jenis Depo ada 3 jenis

yaitu Depo lokomotif Depo kereta dan Depo gerbong perawatan untuk KRL

atau KRD dilakukan di Depo kereta Untuk perawatan berkala 2 tahunan dan

4 tahunan diselenggarakan di Balai Yasa

Tempat Depo yang ada di daop 1 Jakarta saat ini ada di 5 lokasi yaitu di

Jakarta Tanahabang Jatinegara Manggarai dan Depok kesemuanya Depo

KRL seperti tercantum di gambar ini

4-83

Gambar 4 39 Lokasi Depo Perkeretaapian

Sedangkan di Daop 2 Bandung terdapat depo rangkaian kereta dan lokomotif

terdapat di Bandung Banjar (sub Depo) dan Cianjur

Kebutuhan dipo untuk trase studi ini karena kebutuhan sarana keretaapinya

masih sedikit mungkin perlu penjajagan lebih lanjut di depo Cianjur karena

perawatan disana masih relatif sedikit

Beberapa informasi tentang jaringan lintas pelayanan Jabodetabek dan

Sukabumi Ȃ Cianjur Ȃ Bandung dapat diinformasikan sebagai berikut

4-84

a Jabodetabek

Gambar 4 40 Jarak Stasiun dan Halte Berdasarkan Operasi KA Sistem Feeder

Jarak antar stasiunshelter di jaringan pelayanan angkutan KA Komuter di

Jabodetabek antara 075 km sampai dengan 78 km

Panjang jarak antar stasiunshelter dengan stasiushelter tersebut di atas

dapat dijadikan acuan jika di trase Cileungsi Ȃ Cianjur ini akan dijadikan

jaringan pelayanan angkutan kereta api komuter sebagai feeder jaringan

pelayanan angkutan kereta api Jabodetabek

Stasiun Nambo merupakan stasiun dengan emplasemen panjang ( panjang

jalur utamanya lebih dari 450 meter) dan layout stasiun Nambo berdasarkan

Gapeka tahun 2019 nampak seperti berikut

4-85

Gambar 4 41 Gambaran Gapeka Untuk Stasiun Nambo

b Sukabumi Ȃ Cianjur Ȃ Bandung

Berdasarkan kajian topografi sementara akhir kajian trase Cieungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur ini akan bertemu dengan Tempat Perhentian (shelter)

Selajambe Shelter Selajambe ini berada di jaringan pelayanan angkutan

kereta api Daerah Operasi 2 Bandung terletak di km 104 + 888 antara

stasiun Cianjur dengan stasiun Ciranjang Berikut cuplikan posisi

Selajambe dari Gapeka tahun 2019 sebagai berikut

Gambar 4 42 Gambaran Gapeka Untuk Stasiun Selajambe

Stasiun Nambo

Km 51 + 077

4-86

Cuplikan Informasi Sukabumi Ȃ Cianjur pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 43 Gambaran Gapeka Sukabumi-Cianjur

4-87

Cuplikan Informasi Cianjur Ȃ Padalarang pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 44 Gambaran Gapeka Cianjur-Padalarang

4-88

Cuplikan Informasi Padalarang - Bandung pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 45 Gambaran Gapeka Padalarang-Bandung

Dari gambar 441 sd 444 dapat diketahui beberapa informasi diantaranya

1 Gradient (lereng penentu di lintas Sukabumi Ȃ Padalarang tercatat

sebagai berikut

a Koridor Sukabumi Ȃ Cirengas gradient 20 dan 25 permil

b Koridor Cirengas Ȃ Lapegan gradient 25 permil

c Koridor Lampegan Ȃ Cibeber gradient 33 permil

d Koridor Cibeber Ȃ Cianjur gradient 14 dan 24 permil

e Koridor Cianjur Ȃ Ciranjang gradient 25 permil

f Koridor Ciranjang Ȃ Cipatat gradient 18 dan 25 permil

g Koridor Cipatat Ȃ Tagogapu gradient 20 dan 38 permil

h Koridor Tagogapu Ȃ Padalarang gradient 40 permil

i Koridor Padaarang Ȃ Bandung gradient maksimum 16 permil

2 Jari-jari lengkung terkecil ada yang sampai 150 meter

3 Jenis perangkat persinyalan di Sukabumi Ȃ Tagogapu persinyalan

mekanik sedangkan Padalarang Ȃ Bandung persinyalan elektrik

4-89

Bogor

Cianjur

Sukabumi Bandung

Lintas yang berhubungan dengan trase Cileungsi Ȃ SelajambeCianjur

Gambar 4 46 Lintas yang Berhubungan Dengan Trase Cileungsi-Jonggol-

Cianjur

2 Analisa kebutuhan Depo di lintas Nambo ndash Selajambe

a Bahwa perjalanan kereta api yang akan digunakan di lintas Nambo-

Selajambe kemungkiannnya sarana perkeretaapian terdiri dari

rangkaian yang menggunakan tenaga gerak tersediri yakni untuk

kereta api barang berupa gerbong dan lokomotif dan untuk kereta api

penumpang berupa kereta dan lokomotif tidak menutup

kemungkinan juga untuk kereta api penumpang berupa kereta api rel

diesel (KRD)

4-90

Dengan demikian kebutuhan Depo yaitu Depo kereta Depo lokomotif

dan Depo gerbong Depo-Depo dimaksud lokasinya dapat terpisah

dibeberapa stasIun dapat pula bersatu dalam satu stasiun asalkan

kebutuhan lahannya cukup tersedia

b Bahwa titik awal dan akhir yaitu antara Nambo Ȃ Selajambe dengan

rincian kebutuhan KA penumpang ada di sepanjang lintas atau asal-

tujuan perjalanan KA di lintas studi yaitu Nambo Ȃ Selajambe

sedangkan angkutan KA barang hanya ada di Nambo sampai dengan

Cileungsi seleihnya potensinya sangat kecil maka lokasi stabling

dan Depo lokomotif kereta ataupun gerbong sebaiknya lokasi dekat

dengan stasiun asal-tujuan itu Tujuannya yaitu untuk menghindari

adanya perjalanan kereta api dinas antar stasiunlintas yang

berdampak akan mengurangi slot waktu untuk perjalanan kereta api

komersial lainnya

c Bahwa di Daop 1 terdapat beberapa Depo namun mayoritas Depo

KRL sementara Depo kereta dan lokomotifnya jauh dari stasiun lintas

studi Nambo - Selajambe

d Bahwa di Daop 2 terdapat pula 1 Depo (kereta gerbong dan

lokomotif) yaitu di Bandung dan 1 lagi sub Depo (Depo kecil) di

stasiun Cianjur yang saat ini sudah tidak digunakan

e Alternatif pemilihan lokasi menjadi sebagai berikut

1) Stasiun Nambo

2) Stasiun Selajambe

3) Stasiun Cianjur

Analisa ketiga lokasi di atas sebagai berikut

Stasiun Nambo dipertimbangkan karena Nambo merupakan Awal amp

akhir perjalanan sehinggga keluar masuk sarana dari stasiun ke Depo

atau sebaliknya tidak melalui petak jalan sehingga kapasitas lintas

tidak terganggu Namun lahan di stasiun ini sudah cukup padat dan

4-91

operasi kereta api di stasiun ini cukup sibuk karena adanya angkutan

bongkar muat barang serta angkutan naik turun penumpang KRL

Stasiun Selajambe dipertimbangkan karena Selajambe merupakan

Awal amp akhir perjalanan sehinggga keluar masuk sarana dari stasiun

ke Depo atau sebaliknya tidak melalui petak jalan sehingga kapasitas

lintas tidak terganggu Lahan di stasiun ini dilihat dari foto drone

lahan masih cukup tersedia berupa lahan kebun atau pesawahan

namun perlu pegkajian lebih lanjut Saat ini Selajambe masih berupa

jalur kereta api di petak jalan antara stasiun Cianjur dengan stasiun

Ciranjang operasi kereta api di lintas ini semula non aktif sekarang

mulai 22 September mulai diaktifkan kembali dan kereta api yang

dioperasikan baru kereta api penumpang yang diberi nama KA

Siliwangi dengan relasi Sukabumi Ȃ Cpatat dengan 3 kali perjalanan

ulang alik jadi relatif frekuensi perjalanannya masih sedikit

Berikut ini foto situasi lahan di jalur Selajambe tempat pertemuan

jalur lintas Nambo Ȃ Selajambe dengan lintas Cianjur Ȃ Padalarang

4-92

Gambar 4 47 Ttitik pertemuan jalur KA di Selajambe

Stasiun Cianjur dipertimbangkan karena di Cianjur ada terdapat

jalur bekas emplasemen sub Depo lokomotif namun kelihatannya kecil

perlu kajian lanjut di stasiun cianjur sementara ini hanya melayani

kereta api dari arah Bogor sedang ke arah Bandung masih non aktif

Jika Cianjur menjadi pilihan ada beberapa aspek kelemahan yatu

akan terjadi penggunaan petak jalan untuk kepentingan pergerakan

rangkaian KA dinas dari Cianjur ke Selajambe atau sebaliknya

sehingga kapasitas lintas untuk KA komersial menjadi berkurang

kelemahan lain yaitu pergerakan kereta api dari Nambo ke Cianjur

melalui Selajambe atau sebaliknya akan terjadi penambahan waktu

untuk kebutuhan langsir di stasiun Selajambe karena lokomtif harus

di langsir terlebih dahulu guna memindahkan lokomotif ke arah

muka-nya Ilustrasi arah wesel di stasiun Selajambe sebagai berikut

4-93

Cianjur Ciranjang

Nambo

Selajambe

Gambar 4 48 Ilustrasi arah wesel di stasiun Selajambe

Kondisi eks bangunan Sub Depo Canjur seperti foto berikut

Gambar 4 49 Foto kondisi Sub Depo Canjur

Layout stasiun Cianjur seperti gambar berikut

4-94

Gambar 4 50 Gambar Layout emplasemen Cianjur

Keterangan Posisi area sub Depo ada di atas jalur I

Rekomendasi memperhatikan pertimbangan-pertimbangan di atas

diusulkan Stasiun Selajambe menjadi prioritas pertama untuk

dijadikan lokasi Depo kereta maupun Depo lokomotif

Jika demikian maka usulan layout untuk stasiun Selajambe

sebagaimana yang tercantum perlu ditambah emplasemen

Depolokomotif dan kereta maka usulannya menjadi sebagai berikut

Gambar 4 51 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe dengan Depo

4-95

Catatan

1 Jumlah jalur Depo masing-masingnya ada 6 jalur (2 jalur kolong

1 jalur cuci 2 jalur stabling 1 jalur cuci) dan 1 Jalur putar

lokomotif SK Direksi PT KAI nomor KEPUKR203II2KA-2017

tanggal 27 Februari 2017 tentang Standar Fasilitas Minimum

pemeriksaan da Perawatan Sarana Perkeretaapian

2 Sudut wesel-wesel di Depo 1 10 Sedangkan untuk emplasemen

stasiun di jalur utama 1 12

3 Kebutuhan Depo gerbong ini mungkin tahapan ke-2 atau

selanjutnya dengan memperhatikan potensi angkutan barang

terbanyaknya di 3 stasiun yaitu Nambo Kembang Kuning dan

Cileungsi Sementara ke stasiun-stasiun selanjutnya sampai

dengan stasiun Selajambe untuk angkutan barang sangan kurang

bahkan tidak ada

Jadi untuk Depo gerbong kemungkinannya di Kembang Kuning

atau Cileungsi perlu kajian lebih lanjut

43 KAJIAN LINGKUNGAN

431 RONA LINGKUNGAN AWAL DAN PENGGUNAAN LAHAN

4311 WILAYAH ADMINISTRASI

Rencana pembangunan alternatif terpilih jalur KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

Cianjur direncanakan untuk melayani 2 kabupten yaitu Kabupaten Bogor dan

Kabupaten Cianjur Trase terpilih akan melewati 11 Kecamatan dan 36 Desa

Adapun secara lebih lengkap wilayah administrasi yang terlintas dapat

dilihat pada tabel dibawah ini

4-96

Tabel 4 60 Wilayah Administrasi Yang Akan Dilewati Rencana Trase Jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Kabupaten Kecamatan Desa Panjang (Km) Bogor Klapanunggal Nambo 1826179

Kembang Kuning 2383610 Klapanunggal 2027496

Cileungsi Dayeuh 2997430 Mampir 2615386 Situsari 3341201 Cipeucang 1467982

Jonggol Sukamanah 3444377 Jonggol 1343025 Weninggalih 0962314 Sirnagalih 1854014 Sukagalih 2808869

Cariu Tegalpanjang 1086471 Cariu 2194792 Mekarwangi 0044786 Karyamekar 0067138 Cibatutiga 2861771 Bantarkuning 3137401

Tanjungsari Antajaya 5118492 Buanajaya 9399293

Cianjur Cikalong Kulon Mekarsari 2752543 Majalaya 4288837

Mekarjaya 3183148 Padajaya 4479940

Sukaresmi Sukamahi 0419751 Cikancana 0413566

Mande Ciandam 1164549 Jamali 3447056 Mulyasari 1409053 Bobojong 1247993

Karang Tengah Sukajadi 0518605 Sukasarana 0641814 Ciherang 0881372

Sukaluyu Sukasirna 0756055 Selajambe 1808824

Panjang Total 78997721 Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-97

4312 KARAKTERISTIK TOPOGRAFI

Rencana jalur KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur berada di wilayah Kabupaten

Bogor Bagian Selatan yang memiliki kelandaian beragam mulai dari

kemiringan lereng 0-8 sampai gt40 Topografi relatif landai di daerah Kec

Gunung Putri Kec Cileungsi dan Kec Jonggol kemudian semakin ke selatan

di daerah Kec Cariu dan Kec Cikalong Kulon ketinggian meningkatkan dan

topografi bergelombang mengikuti kontur perbukitan dengan tingkat

kemiringan agak curam hingga sangat curam dan kembali landai sampai Kec

Selajambe Untuk lebih jelas mengenai informasi topografi dapat dilihat pada

gambar dibawah ini Identifikasi ini merupakan hasil overlaysuperimpose

kebutuhan lahan kereta dengan peta kemiringan lahan

Gambar 4 52 Kesesuaian Trase Rencana Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur dengan Kelandaian Wilayah

Sumber DEMNAS dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-98

Gambar 4 53 Wilayah Kemiringan Lereng yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4313 IKLIM

Suhu udara di Kabupaten Bogor rata-rata berkisar antara 227degC sampai

3160C Suhu udara maksimum terjadi pada bulan September yaitu 360degC

sedangkan suhu udara minimum terjadi pada 192degC Jumlah curah hujan

rata-rata tertinggi di Kabupaten Bogor terjadi pada Bulan Januari dengan

curah hujan sebesar 53623 mm sedangkan curah hujan terendah terjadi

pada Bulan Agustus dengan jumlah curah hujan 1098 mm

Secara umum Kabupaten Cianjur beriklim tropis lembab dengan suhu udara

minimum 18deg yang biasanya terjadi pada bulan Maret Ȃ April sedangkan

suhu maksimal adalah 24deg yang biasanya terjadi pada bulan Oktober Ȃ

November dengan kelembaban nisbi berkisar antara 80 - 90 Pada bulan

November Ȃ Maret angin bertiup ke arah tenggara yang biasanya berkaitan

dengan musim kemarau Adapun puncak musim kemarau terjadi pada bulan

Agustus sedangkan puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember-

Januari Kondisi curah hujan di Kabupaten Cianjur sangat bervariasi Curah

4 - 8 17

2 - 4 22

Kemiringan gt55 0

8 - 16 42

16 - 35 18

35 - 55 1

4-99

hujan rata-rata di wilayah pesisir berkisar antara 11204 mmtahun sampai

dengan 3543 mmtahun

4314 KARAKTERISTIK GEOLOGI

Tatanan geologi di wilayah kajian dan disekitarnya sangat kompleks dan

beragam Dari yang tua ke muda adalah Satuan Batugamping Pasiran

Selang-seling Batulempung (Formasi Parigi) yang berumur Miosen Tengah

(N13Ȃ N14) diendapkan pada lingkungan laut dangkal yaitu pada neritik tepi

(5-20 m) hingga neritik tengah (20-100 m) Selaras di atasnya diendapkan

satuan batulempung (Formasi Subang) yang berumur Miosen Akhir (N15 Ȃ

N18) pada lingkungan laut dangkal yaitu pada neritik tengah (20-100 m)

Pada Kala Pliosen yang menerus hingga Pleistosen (Plio-Plistosen) terbentuk

Satuan Intrusi Andesit serta satuan batuan produk gunungapi tak terurai

yang diendapkan pada lingkungan pengendapan darat dengan mekanisme

pengendapan pyroklastik (proximal volcaniclastic facies Visser1972) Pada

kala holosen satuan aluvial sungai menutupi satuan-satuan yang lebih tua

yang tersingkap di daerah penelitian

StrukturȂstruktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa

struktur lipatan dan patahan yang terjadi dalam satu fase tektonik yaitu

pada Kala Miosen Akhir menerus hingga Kala Plistosen dengan gaya utama

berarah barat utara Ȃ selatan yaitu N 5deg E Struktur lipatan berupa Sinklin

Sukajadi Antiklin Medalsari Sinklin Kutamekar Antiklin Cikutamahi Sinklin

Cibatutiga Antiklin Struktur patahan yang berkembang berupa Sesar Naik

Cibeet Sesar Mendatar Cibatutiga Sesar Mendatar Kutamekar Sesar

Mendatar Medalsari Sesar Mendatar Bantarkuning Sesar Mendatar

Cikutamahi

Morfologi dari dataran hingga perbukitan terjal serta banyaknya

patahanlipatan di wilayah kajian Ketentuan teknis perkeretaapian yang

mengharuskan lintasan agar tetap menjaga kelandaian dan lengkung

maksimum sesuai standar mengakibatkan rencana pembangunan jalur

4-100

kereta ini tetap melintasi beberapa sesar yang ada Namun aspek geologi pun

sudah menjadi pertimbangan dalam penentuan trase rencana pembangunan

jalur kereta ini dan sudah meminimalisir perpotongan jalur kereta dengan

patahan Untuk melihat bagaimana kondisi geologi diwilayah kajian dapat

dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 4 54 Kondisi Geologi di Wilayah Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

Qa ALUVIUM Lempung lanau pasir Kerikil Kerakal

dan Bongkah

Qyg BREKSI DAN LAHAR DARI

G GEDE (0-100 M)

Qot HASIL GUNUNGAPI

TERTUA (0-550 M)

BREKSI DAN LAVA

Batupasir tufan serpihan tufan breksi

tufan dan aglomerat tufan Membentuk

dataran Cianjur

Breksi andesit piroksen bersisipan dengan

lava andesit Umumnya terpropilitasi

Membentuk daerah perbukitan luas yang

terpisah yang dikelilingi Qyg dekat Cianjur

4-101

Qos BATUPASIR TUFAN DAN

KONGLOMERAT (0-60M)

Qav SATUAN BATU PASIR

TUFAN DAN

KONGLOMERAT

Qoa SATUAN BATUPASIR

KONGLOMERAT DAN

BATULANAU

Batupasir Tufan dan Konglomerat berasal

dari endapan lahar Qob Satuan ini

menempati sebagian besar dataran Plered

dan tanah meja di timurlaut Purwakarta

Batupasir tufan konglomerat Tuf dan

Breksi

Batupasir konglomerat batulanau dan

batupasir

TMk Formasi Klapanunggal Batugamping koral sisipan batugamping

pasiran napal batupasir kuarsa glokonitan

hijau

Tms FORMASI SUBANG Batupasir bersisipan betulempung

Msc ANGGOTA

BATULEMPUNG FORMASI

SUBANG (2900M)

Mdm ANGGOTA NAPAL DAN

BATU PASIR KUARSA

FORMASI JATILUHUR

Mttb ANGGOTA BREKSI

FORMASI CANTAYAN (0-

1700 M)

Umumnya batulempung yang mengandung

lapisan-lapisan dan modula batugamping

napalan keras napal dan lapisan-lapisan

batu gamping abu-abu tua setebal 2 atau 3

m Kadang-kadang mengandung sisipan

batupasir glaukorit hijau

Napal abu-abu tua batulempung dan

serpih lempungan dengan sisipan-sisipan

batupasir kuarsa kuarsit dan batugamping

napalan

Breksi polimik mengandung komponen-

komponen bersifat basal andesit dan

batugampingkoral bersisipan batupasir

andeit pada bagian atas Di beberapa

tempat mengandung juga batuan-batuan

intrusive

4-102

Mtte ANGGOTA

BATULEMPUNG FORMASI

CANTAYAN (0-2200M)

ha Andesit Horblenda Dan

Porfir Diorit Horelblenda

vi VITROFIR PORFIR BASAL

DAN DOLERIT

Batulempung serpih tuf mengandung

belerang lignit dan kongkresi-kongkresi

batulempung sisipan-sisipan batugamping

Intrusi-intrusi yang umumnya terusun dari

plagioklas menengah dan horenblenda di

sekitar G Anggabuwana dan G Parang

vitofir putih atau abu-abu muda

kemungkinan bersusun andesit didaerah

sekitar G Congkrang Breksi magma dan

tuf breksi bewarna muda yang bersusunan

sama dengan vitrofitnya dekat G karung

Porfir basal didaerah sekitar Pr Buluh dan

sedikit disebelah baratnya diorit yang

hanya membentuk tubuh-tubuh kecil yang

rombakannya tersebar di lereng-lereng

Selain itu dikaji pula daya dukung geologi dengan pemodelan superimpose

dari sumberdaya geologi seperti topografi morfologi perkerasan jenis

batuan jenis tanah hidrogeologi dan kendala geologi seperti kebencanaan

geologi yaitu kawasan rawan bencana gempabumi dan gerakan tanah yang

dianalisis menggunakan sistem informasi geospasial (SIG) Dari kajian

tersebut akan mendapatkan beberapa klasifikasi dayadukung leluasa sampai

tidak leluasa yang dijadikan pertimbangan sebagai potensi untuk keleluasaan

untuk pembangunan Untuk melihat bagaimana kondisi daya dukung geologi

diwilayah kajian dapat dilihat pada gambar dibawah ini

4-103

Gambar 4 55 Kondisi Daya Dukung Geologi di Wilayah Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

Gambar 4 56 Panorama sebagian morfologi di dalam blok Jonggol a) Morfologi

pedataran aluvium di dalam lembah Sungai Cibeet dengan latar belakang perbukitan vulkanik dan intrusi batuan beku komplek Sanggabuana B) Morfologi pedataran

4-104

aluvium dan perbukitan vulkanik bergelombang lemah di sekitar aliran Sungai

Cipamingkis c) Morfologi kerucut intrusi granodiorit dengan latar belakang perbukitan vulkanik terjal d) Morfologi perbukitan bergelombang lemah dan

pedataran disusun oleh batuan vulkanik muda dan aluvium Sumber Foto Haryanto

Gambar 4 57 Lapisan batupasir kuarsa dengan sisipan tipis batulempung Formasi

JatiluȋȌȋȌǡDzdzFormasi Jatiluhur disertai lipatan seret akibat sesar minor Lokasi Sungai Cibeet Struktur Dzdz13ǡt sesar

minor Lokasi Sungai Cibeet (tengah) Granodiorit (ha) (kanan) Sumber Foto Haryanto

4315 SEBARAN WILAYAH RAWAN BENCANA

Berdasarkan hasil data primer maupun sekunder trase rencana

pembangunan jalur kereta api cileungsi-jonggol-cianjur memiliki kawasan

yang berpotensi terhadap bencana seperti bencana geologi gempa bumi

rawan gerakan tanah serta bencana lainnya seperti kebakaran banjir dll

Gempa bumi termasuk salah satu bencana alam yang tidak dapat diprediksi

kapan akan terjadi Fenomena ini terjadi karena berbagai faktor penyebab

diantaranya yaitu pergeseran lempeng letusan gunung berapi dan faktor

non alam akibat aktivitas manusia yang dapat menimbulkan gempa bumi

Melihat Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi di Jawa Barat Rencana trase

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur memiliki Kawasan berpotensi

terlanda goncangan gempabumi dengan intensitas VII-VIII MMI (Modified

Mercalli Intensity) yang berpotensi terjadi retakan tanah pelulukan gerakan

tanah pada lereng terjal dan pergeseran tanah Percepatan gempa bumi dapat

terjadi lebih besar dari 045 g Kawasan ini pada umumnya disusun oleh

batuan berumur kuarter kerusakan cukup besar pada bangunan yang

4-105

KRB Gempabumi

Kawasan berpotensi

terlanda goncangan gempabumi

dengan intensitas VII-VIII MMI

(Modified Mercalli

Kawasan berpotensi

terlanda goncangan

gempa bumi kuat dengan skala

intensitas lebih dari VIII MMI

(Modified

didesain khusus kerusakan pada bangunan gedung tinggi pondasi bangunan

bergeser kerusakan pada sebagian bangunan kayu Jika intensitas mencapai

XII MMI terjadi kerusakan total pada bangunan Untuk melihat lebih jelas

mengenai kawasan rawan bencana yang dilalui dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 4 61 Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Yang Akan Dilewati Rencana Trase Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

KRB Gempabumi Luas

Kawasan berpotensi terlanda goncangan gempa bumi kuat dengan skala intensitas lebih dari VIII MMI (Modified Mercally Intensity)

14294 Ha

Kawasan berpotensi terlanda goncangan gempabumi dengan intensitas VII-VIII MMI (Modified Mercalli Intensity)

48975 Ha

Sumber PVMBG Badan Geologi 2020

Gambar 4 58 Persentase KRB Gempabumi Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-

Jonggol-Cianjur Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

4-106

0 Kerentanan

tinggi 6

potensi erosi ketika hujan

tinggi

KRB Gerakan Tanah

Kerentanan rendah

38

Kerentanan menengah

42

Kerentanan sangat rendah

14

Tabel 4 62 Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Yang Akan Dilewati Rencana

Trase Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

KRB Gerakan Tanah Luas Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan menengah untuk terkena gerakan tanah Pada Zona ini dapat terjadi gerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai gawir tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan

26607149

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan rendah untuk terkena gerakan tanah Umumnya pada Zona ini jarang terjadi gerakan tanah jika tidak mengalami gangguan pada lereng dan jika terdapat gerakan tanah lama lereng telah mantap kembali

24211537

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan sangat rendah untuk terkena gerakan tanah Pada zona ini jarang atau hampir tidak pernah terjadi gerakan tanah baik gerakan tanah lama maupun gerakan tanah baru kecuali pada daerah tidak luas pada tebing sungai

86335627

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan tinggi untuk terkena gerakan tanah Pada zona ini sering terjadi gerakan tanah sedangkan gerakan tanah lama dan gerakan tanah baru masih aktif bergerak akibat curah hujan yang tinggi dan erosi kuat

36165199

Aliran bahan rombakan dapat terjadi bila terdapat akumulasi dan pembendungan alur oleh endapan lahar atau material longsoran pada alur sungai di bagian hulu dan dipicu oleh erosi yang kuat dan curah hujan yang tinggi

2011586

Sumber PVMBG Badan Geologi 2020

Gambar 4 59 Persentase KRB Gerakan Tanah Trase Rencana Jalur KA Cileungsi- Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-107

Gambar 4 60 Kesesuaian Trase Rencana Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur dengan Aspek Kebencanaan

Sumber PVMBG Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4316 BIOLOGI

A FLORA

Pada umumnya vegetasi yang tumbuh di lokasi studi adalah tumbuhan

budidaya antara lain padi palawija (jagung ubi kayu ubi jalar kedelai)

tanaman sayuran (kangkung bayam wortel tomat cabe terung ketimun

bawang dsb) tanaman buah (durian papaya mangga pisang rambutan

jambu air belimbing alpokat petai jengkol dsb) dan tanaman perkebunan

(antara lain kelapa sawit kopi karet teh dsb)

B FAUNA

Hewan yang terdapat di lokasi studi antara lain hewan ternak dan hewan liar

Hewan ternak yang dibudidayakan oleh penduduk antara lain Rusa sapi

kerbau kambing domba dan ternak unggas (ayam ras ayam buras burung

puyuh itik) serta budidaya ikan

4-108

4317 TATA RUANG DAN TATA GUNA LAHAN

A RTR KSN JABODETABEKPUNJUR

Rencana pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur sudah

termuat dalam Perpres 602020 tentang Rencana Tata Ruang Bodebek

Punjur 2020 Serta dijelaskan juga mengenai fungsi sistem kawasan

perkotaan sekitar inti yang menjadi kawasan penyangga inti DKI Jakarta yang

akan terlewati oleh trase ini yaitu ditetapkannya Kawasan Perkotaan

Cileungsi Adapun Kawasan Perkotaan Cileungsi memiliki fungsi sebagai

berikut

1 Pusat pemerintahan kecamatan

2 Pusat kegiatan industri

3 Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala regional

4 Pusat kegiatan pariwisata dan

5 Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang

regional

4-109

Gambar 4 61 Peta Rencana Pola Ruang Terintegrasi dengan Jaringan Transportasi PERPRES No 602020

Sumber Kementerian ATR BPN 2020

B RTRW DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2024

saat ini masih dalam proses revisi Oleh sebab itu rencana pembangunan

trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur belum tercantum Namun dengan

adanya rapatrapat koordinasi yang selama ini dilakukan oleh Instansi terkait

di Daerah dengan Kementerian Perhubungan diharapkan rencana trase KA

tersebut dapat terakmodasi dalam RTRW Provinsi jawa Barat

Adapun Pengembangan jaringan kereta api dalam RTRW Prov Jawa Barat

tahun 2009-2029 berfungsi sebagai penghubung antar PKN antara PKN dan

PKW serta antar PKW

4-110

Gambar 4 62 Peta Rencana Pengembangan Infrastruktur Perhubungan Perkeretaapian

Sumber RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029

C RTRW KABUPATEN BOGOR

Rencana pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur sudah

termuat dalam RTRW Kabupaten Bogor tahun 2016-2036 dan sudah termuat

juga pembangunan stasiun penumpang yang berlokasi di Cileungsi dan

Jonggol Adapun Pusat kegiatasesuai RTRW Kabupaten Bogor yang terlewati

oleh Trase ini adalah PKLp Perkotaan Cileungsi dan PPK Perkotaan Jonggol

4-111

Gambar 4 63 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 Sumber RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036

Gambar 4 64 Peta Pola Ruang RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 Sumber RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036

4-112

D RTRW KABUPATEN CIANJUR

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Cianjur saat ini masih

dalam proses revisi Oleh sebab itu rencana pembangunan trase KA Cileungsi

Ȃ Jonggol - Cianjur belum tercantum Namun dengan adanya rapat-rapat

koordinasi yang selama ini dilakukan oleh Instansi terkait di Daerah dengan

Kementerian Perhubungan diharapkan rencana trase KA tersebut dapat

terakmodasi dalam RTRW Kabupaten Cianjur

Adapun rencana sistem perkeretaapian yang saat ini termuat sebagai berikut

hearts Rencana pengembangan prasarana kereta api (rencana

revitalisasi jalur rel kereta api )

Bandung-Padalarang-Cianjur-Sukabumi

hearts Rencana pengembangan prasarana kereta api (revitalisasi

stasiun Kereta Api)

Cipeyeum Ciranjang Maleber Cianjur Cilaku Cibeber dan Lampegan

hearts Rencana peningkatan pelayanan kereta api

Peningkatan Sistem Jaringan Pelayanan Kereta Api Lintas Bandung-

Padalarang-Cianjur-Sukabumi

Peningkatan Angkutan Barang untuk Distribusi Komoditas

Perdagangan

4-113

Gambar 4 65 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031 Sumber RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031

Gambar 4 66 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031 Sumber RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031

4-114

Sungai 0

Peraira 1

Sawah 37

Industri 1

Permukiman 10

gan tamban 0

Per Perkebunan 16

Hutan 21

Penggunaan Lahan

LadangTegalan 11

n Darat

BelukarSemak 3

E PENGGUNAAN LAHAN

Kondisi penggunaan lahan saat ini beragam di setiap rencana trase jalur

kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Mulai dari permukiman persawahan

hingga semak belukan untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4 63 Penggunaan Lahan di Wilayah Kajian

Penggunaan Lahan Luas Perairan Darat 4109 Hutan 129793 Sungai 3114 Pertambangan 1121 Permukiman 64523 Industri 4350 Sawah 237244 Perkebunan 103646 LadangTegalan 67927 BelukarSemak 16818 Total 63263217

Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

Gambar 4 67 Persentase Penggunaan Lahan yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

4-115

Gambar 4 68 Peta Penggunaan Lahan yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4318 KEPENDUDUKAN

Penduduk Kabupaten Bogor pada saat ini tercatat sebanyak 4699282 jiwa

dengan rasio jenis kelamin 105 Sedangkan Penduduk Kabupaten Cianjur

tercatat sebanyak 2292366 jiwa dengan rasio jenis kelamin 107 Adapun

sebaran jumlah penduduk pada wilayah studi menurut administrasi

kecamatan yang dilewati Rencana Pembangunan Jalur KA Lintas Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur sebagaimana nampak pada Tabel di bawah ini yaitu

berjumlah 1060989 jiwa dengan rata rata rasio jenis kelamin 104 meliputi

320399 rumah tangga Dengan demikian satu rumah tangga rata-rata terdiri

atas 3 - 4 jiwa

4-116

Tabel 4 64 Sebaran Jumlah Penduduk Menurut Administasi Kecamatan

Kabupaten Kecamatan Rasio Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Jumlah Rumah Tangga (KK)

Bogor Cileungsi 101 235485 78853 Klapanunggal 105 101642 34020 Jonggol 106 124406 45389 Cariu 100 49040 18904 Tanjungsari 102 52681 18799

Cianjur Sukaresmi 108 81783 20446 Cikalongkulon 105 100968 25242 Mande 105 76570 19143 Karangtengah 102 154736 38684 Sukaluyu 105 83678 20920

Total 104 1060989 320399 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

4319 PDRB DAN KETENAGAKERJAAN

Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun 2019 atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor

menunjukkan sektor industri pengolahan sebesar 5373 sektor

pedagangan besar eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1247

sektor konstruksi sebesar 1047 sektor pertanian kehutanan dan

perikanan 526 sektor transportasi dan pergudangan 394 sektor

penyediaan akomodasi dan makanan 274 sektor pertambangan dan

penggalian 202 sektor jasa pendidikan 198 sektor informasi dan

komunikasi 177 sector jasa lainnya 177 sektor adminstrasi

pemerintahan dan jaminan sosial 149 sektor real estate 083 sektor jasa

keuangan dan asuransi 055 sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

051 sektor jasa perusahaan 020 sektor pengadaan listrik dan gas

015 dan sektor jasa pengadaan air penolahansampah limbah dan daur

ulang 013 Prosentasi konstribusi tersebut menunjukan karakteristik

wilayah perkotaan (urban area) yang didominasi sektor industri pengolahan

Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun 2019 atas dasar harga berlaku di Kabupaten Cianjur

4-117

menunjukkan sektor pertanian kehutanan dan perikanan 3411 sektor

pedagangan besar eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1841

sektor transportasi dan pergudangan 899 sektor konstruksi sebesar

811 sektor industri pengolahan sebesar 588 sektor penyediaan

akomodasi dan makanan 560 sektor jasa pendidikan 385 sektor jasa

lainnya 355 sektor informasi dan komunikasi 280 sektor adminstrasi

pemerintahan dan jaminan sosial 280 sektor jasa keuangan dan asuransi

226 sektor real estate 185 sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

076 sektor jasa perusahaan 065 sektor pertambangan dan penggalian

028 sektor pengadaan listrik dan gas 008 dan sektor jasa pengadaan

air penolahansampah limbah dan daur ulang 003 Prosentasi konstribusi

tersebut menunjukan karakteristik wilayah pedesaan (rural area) yang

didominasi sektor pertanian kehutanan dan perikanan

Jumlah pencari kerjapengangguran terbuka di wilayah studi berdasarkan

Sakernas BPS tahun 2019 tercatat sebanyak 253014 orang dengan profil

pencari kerja sebagian besar berpendidikan SD terdiri dari 37 tamat SD

6 tamat SMA 17 tamat SMP dan sebanyak 10 tamat

UniversitasSarjana

43110 AGAMA BUDAYA DAN SITUS PURBAKALA

Penduduk di wilayah studi 99 menganut agama Islam 045 menganut

agama Kristen Protestan 012 menganut agama Katholik 009 menganut

agama Budha 001 menganut agama Hindu dan 0002 menganut agama

lainnya

Masyarakat pada lokasi studi terdiri atas suku Sunda Jawa Betawi dan suku

lainnya Adapun budaya lokal yang berkembang dan dianut oleh sebagian

besar masyarakat adalah budaya Sunda Bahasa yang digunakan Bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa daerah suku setempat

Bahasa Sunda mayoritas diturutkan penduduk di seluruh kecamatan

Kabupaten Cianjur dan di kecamatan bagian selatan Kabupaten Bogor

4-118

Sementara Bahasa Betawi diturutkan penduduk seluruh kecamatan yang

berbatasan dengan Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi Terdapat Makam

Keramat Cikundul di Kecamatan Cikalong Kulon yang merupakan cagar

budaya

43111 KESEHATAN MASYARAKAT

Sarana Kesehatan yang tersedia di lokasi studi berupa 8 Rumah Sakit 11

Puskesmas 456 Klinik Kesehatan dan 676 Posyandu Adapun sebaran sarana

kesehatan di lokasi studi untuk masing-masing kecamatan yang dilewat

Rencana Jalur KA Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur nampak pada Tabel berikut

ini

Tabel 4 65 Sebaran Sarana Kesehata di Wilayah Studi

KotaKabupaten Kecamatan Rumah Sakit (Unit)

Puskesmas (Unit)

Klinik Kesehatan (Unit)

Posyandu (Unit)

Bogor Cileungsi 6 3 189 197 Klapanunggal - 2 102 110 Jonggol 1 3 8 148 Cariu - 2 67 67 Tanjungsari - 1 90 90

Cianjur Sukaresmi - - - 13 Cikalongkulon - - - 19 Mande - - - 15 Karangtengah 1 - - 12 Sukaluyu - - - 5

Total 8 11 456 676 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

Tenaga kesehatan yang tersedia dilokasi studi 328 dokter umum 585

perawat dan 382 Bidan sebagaimana nampak pada Tabel di bawah ini

Tabel 4 66 Sebaran Tenaga Kesehata di Wilayah Studi

KotaKabupaten Kecamatan Dokter Perawat Bidan Bogor Cileungsi 4 13 16

Klapanunggal 5 12 23 Jonggol 259 483 164 Cariu 5 7 21 Tanjungsari 4 12 14

4-119

KotaKabupaten Kecamatan Dokter Perawat Bidan Cianjur Sukaresmi 3 13 27

Cikalongkulon 3 13 39 Mande 6 16 35 Karangtengah 38 8 20 Sukaluyu 1 8 23

Total 328 585 382 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

Adanya perubahan gaya hidup masyarakat terutama di kawasan perkotaan

seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat saat ini mengakibatkan

meningkatnya prevalensi kasus-kasus penyakit tidak menular

(degenerative) seperti Penyakit Jantung Diabetes Stroke Kanker dan lain-

lain Dengan adanya sarana kesehatan yang tersebar di beberapa lokasi

khususnya Puskesmas dan Klinik Kesehatan diharapkan masyarakat dengan

mudah untuk mendapatkan akses kesehatan sehingga segala penyakit yang

timbul dimasyarakat dapat dicegah dengan tindakan dini untuk pemeriksaan

dan pengobatan kesehatannya

432 KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

Identifikasi komponen lingkungan hidup yang akan terpengaruh oleh

kegiatan rencana pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur terdiri

dari aspek geofisikkimia aspek biologi dan aspek sosial ekonomi aspek

sosial budaya aspek kesehatan masyarakat dan aspek transportasi

4321 GEOFISIK KIMIA

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan rencana

pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur adalah gangguan kestabilan

tanah gangguan aliran permukaan penurunan kualitas udara terjadinya

kebisingan serta timbulnya gangguan getaran tanah Penurunan kualitas

udara lebih disebabkan oleh banyaknya partikel debu dan polusi akibat

kegiatan penyiapan lahan pemadatan pengangkutan material dan pekerjaan

4-120

penyiapan badan jalan rel dan pembuatan terowongan sepanjang plusmn 500

meter

Kebisingan akan mulai teridentifikasi sejak pada tahap konstruksi yaitu

mobilisasi peralatanmaterial pekerjaan penyiapan badan jalan rel dan

kebisingan akan tetap berlanjut pada tahap pasca konstruksi disertai dengan

ganguan getaran akibat operasi KA

4322 BIOLOGI

Dampak kegiatan rencana pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

terhadap komponen Biologi adalah gangguan kerusakan vegetasi dan

gannguan pada fauna akibat pembangunan jalur KA Kegiatan yang

berpotensi menimbulkan dampak gangguan tersebut yaitu kegiatan land

clearing dan pembuatan terowongan pembangunan jembatan dan struktur

badan jalan rel Dampak yang timbul terutama akan terjadi pada masa

konstruksi saja

4323 SOSIAL EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya pembangunan jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur yang terkait dengan bidang sosial ekonomi budaya

adalah sebagai berikut

a Dampak sosial ekonomi dan sosial budaya yang mungkin akan timbul

dengan adanya kegiatan pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

adalah keresahan masyarakat gangguan terhadap tempat usahalahan

pertanian berkurangnya lahan perkebunan dan gangguan mata

pencaharian akibat pembangunan jalur rel yang baru dimana hal ini

terkait dengan pembebasan lahan pada tahap pra konstruksi Dampak

negatif yang lain adalah pada tahap konstruksi akan terjadi gesekan kohesi

sosial akibat adanya mobilitas tenaga kerja dan interaksi sosial antara

pekerja dan masyarakat sekitar yaitu kecemburuan sosial dan pergeseran

nilai budaya Sedangkan dampak positif yang timbul adalah adanya

4-121

kesempatan bekerja di proyek dan tumbuhnya UKM (usaha warung

makan dan warung kebutuhan pokok bagi para pekerja) Dampak yang

sama diperkirakan juga akan terjadi pada masa pasca konstruksi yaitu

mobilitas penduduk yang tinggi akan mempengaruhi interaksi sosial dan

pergeseran nilai-nilai budaya dikarenakan berbaurnya nilai-nilai

masyarakat setempat dengan nilai-nilai baru dari penduduk yang datang

dari luar (antara lain wisatawan)

b Pada saat konstruksi adanya gangguan pemanfaatan ruang jalan akses

akan berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi dan kenyamanan penduduk

di sekitar proyek

c Pada tahap operasi adanya dampak terbukanya kesempatan kerja

gangguan lalu lintas dan rawan kecelakaan meningkatnya mobilitas

penduduk dan persepsi positif masyarakat serta meningkatnya

wisatawan

4324 KESEHATAN MASYARAKAT

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur bidang kesehatan masyarakat adalah

peningkatan gangguan pendengaran infeksi saluran pernafasan bagian atas

(ISPA) dan infeksi saluran pencernaan pada tahap konstruksi Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya kegiatan yang menghasilkan debu adanya

penurunan kualitas sanitasi lingkungan dan adanya penurunan kualitas

udara (karena kemacetan lalu lintas dan kepadatan lalu lintas) di sekitar

proyek

Pada awal kegiatan konstruksi keluhan tersebut akan mulai meningkat

seiring bertambahnya volume pekerjaan Namun perlahan-lahan keluhan

tersebut akan menurun pada akhir tahap akhir konstruksi karena kegiatan

proyek menjelang berakhir Hal lain yang perlu dicermati adalah tingkat

keselamatan pekerja dan dampak kesehatan masyarakat sekitar proyek baik

4-122

pada tahap pra konstruksi konstruksi ataupun pasca konstruksi mengingat

banyaknya tenaga kerja yang terlibat

4325 TRANSPORTASI

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur adalah peningkatan kepadatan lalu lintas jalan

(terutama pada pertemuan antara jalan raya dan jalan rel) meningkatnya

tingkat kemacetan menurunnya kecepatan kendaraan darat Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya kegiatan mobilisasi kendaraan-kendaraan

berat seperti buldozer tandem roller dan dump truck keluar masuk lokasi

proyek

Keadaan-keadaan tersebut akan mulai terasa pada akhir tahap pra

konstruksi dan akan terus berlangsung hingga akhir tahap konstruksi Hal

lain yang patut dicermati adalah kondisi rawan kecelakaan pada tahap pasca

konstruksi Namun demikian dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur akan memberikan dampak positif antara lain

1 Kelancaran arus lalulintas di wilayah studi yang semakin lancar sehingga

mempersingkat waktu perjalanan biaya operasional kendaraan

menurunnya pencemaran udara dan menaikkan jaminan keselamatan

pengguna jalan

2 Mengingat konsumsi BBM dan pencemaran udara angkutan KA lebih

rendah dibandingkan angkutan jalan (truk) maka secara nasional ada

penghematan subsidi BBM dan biaya lingkungan

3 Kenaikan PDRB daerah khususnya pada area kiri dan kanan jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur akibat kondisi aksesbilitas semakin baik dan lancar

yang akan lebih menarik wisatawan dan investor ke Danau Cirata dan obyek

wisata lainnya

4-123

433 PRAKIRAAN DAMPAK LINGKUNGAN

Dalam rencana penyusunan suatu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) mencakup tiga tahap kegiatan yaitu

a Tahap Pra-Konstruksi

b Tahap Konstruksi

c Tahap Pasca Konstruksi

Berdasarkan tiga tahapan rencana kegiatan tersebut akan dilihat pengaruh

timbal balik dengan komponen lingkungan yang potensial menimbulkan

dampak dan dituangkan dalam matriks interaksi antara komponen

lingkungan sebagaimana disajikan pada Tabel di bawah ini

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 67 Matriks Interaksi Tahapan Kegiatan dan Komponen-komponen Lingkungan Pembangunan jalur Kereta api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur

Komponen Lingkungan

Sub Komponen Lingkungan

Indikator

Lingkungan

Tahapan Kegiatan Keterangan Pra

Konstruksi Konstruksi Pasca Konstruksi

1 2 3 4 5 6 7

Kimia-Fisika

Iklim

Iklim Mikro 1 = Penetapan Segmen Jalur Kereta Kualitas Udara ξ 2 = Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp Kebisingan ξ ξ ξ 3 = Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Hidrologi Limpasan Air 4 = Mobilisasi Tenaga Kerja Kualitas Air 5 = Pekerjaan Pembangunan Jalur KA

Tanah dan Lahan

Tata Ruang ξ 6 = Pengoperasian Jalur Kereta Api Getaran 7 = Pemeliharaan Maintenance Erosi

Kualitas Tanah ξ

Biologi

Vegetasi Habitat ξ

Keanekaan Jenis

Fauna Darat dan Air

Habitat

Keberadaan Jenis

Sosesbud dan Kesehatan Masyarakat

Sosial Ekonomi

Lapangan Kerja ξ

Aktivitas Ekonomi ξ ξ ξ

Lalu Lintas ξ ξ ξ

Sosial Budaya

Kependudukan

Pendidikan ξ

Adat Istiadat ξ

Tata Nilai ξ

Kesehatan Masyarakat Lingkungan

SanitasiEstetika Lingkungan

ξ

Vektor Penyakit ξ

Kes Masyarakat ξ

Sumber Hasil Analisis 2020

LAPORAN AKHIR 4-124

4-125

4331 TAHAP PRA KONSTRUKSI

Penentuan segmen-segmen jalan kereta api dan bangunan pelengkap yang

perlu dikembangkan merupakan hal penting pada tahap pra-konstruksi

Dampak Potensial yang diperkirakan akan terjadi pada tahapan ini adalah

konflik penggunaan lahan dan tata ruang yang ada saat ini dan terutama

pada saat jalur KA akan dibangun

4332 TAHAP KONSTRUKSI

1 Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp

Pada beberapa lokasi di site proyek akan dibangun base camp yang akan

berfungsi sebagai kantor proyek penginapan buruh dan gudang material

dan peralatan Adapun dampak-dampak yang akan terjadi dari kegiatan

tersebut adalah

(a) pencemaran tanah karena tetesan olie

(b) menurunnya estetika lingkungan

(c) gangguan pada habitat fauna dan

(d) ketidakserasian interaksi sosial antara pekerja pendatang dengan

penduduk setempat

2 Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Untuk mendukung kelancaran pembangunan jalur jalan kereta api akan

digunakan sedikitnya 6 jenis peralatan berat yaitu Bulldozer Excavator

Vibrator Roller Dump Truck Wheel Loader Crane dll Dampak-dampak

potensial yang diperkirakan akan terjadi meliputi

(a) menurunnya kualitas udara

(b) meningkatnya kebisingan dan

(c) kerusakan pada tanaman

4-126

3 Mobilisasi Tenaga Kerja

Kegiatan mobilisasi tenaga kerja diperkirakan akan menimbulkan

dampak-dampak (a) kesempatan kerja dan (b) kecemburuan sosial

tenaga kerja lokal

4 Pekerjaan pembentukan badan jalan KA

Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka pembuatan

badan jalan (jalur rel KA) adalah

Pembersihan rencana jalur jalan KA yang meliputi clearing dan

grubbing

Pekerjaan tanah yaitu kegiatan penggalian dan pembuangan (cut and

fill)

Pembuatan bangunan perlintasan sebidang (level crossing)

terutama di dekat permukimankawasan perkotaan

Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat pelaksanaan

pekerjaan pembentukan badan jalan KA adalah

(a) gangguan air permukaan

(b) gangguan estetika lingkungan dan

(c) gangguan lalu-lintas kendaraan (di perkotaan)

5 Pembuatan Bangunan Pelengkap

Pekerjaan pembuatan bangunan pelengkap meliputi pembangunan

tubuh jalur kereta jembatan box culvert gorong-gorong dan talang air

Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat pekerjaan ini

adalah

(a) terjadinya genangan airbanjir akibat tubuh jalan juga berfungsi

sebagai bendung terhadap aliran air

(b) gangguan aliran air permukaan dan

(c) penurunan kualitas air permukaan

4-127

6 Pembangunan Track

Pekerjaan pemasangan track diperkirakan akan menimbulkan dampak

gangguan lalu lintas walaupun bersifat lokal

4333 TAHAP OPERASI (PASCA KONTRUKSI)

1 Pengoperasian Kereta Api

Pengoperasian kereta api akan dilaksanakan segera setelah

pembangunannya selesai dilaksanakan Dampak-dampak yang

diperkirakan akan timbul yaitu

(a) meningkatnya kebisingan

(b) pengembangan wilayahaktivitas ekonomi

(c) potensi kecelakaan dan

d) gangguan lalulintas

2 Pemeliharaan Jalan Kereta Api

Kegiatan pemeliharaan yang meliputi pemeliharaan rel kereta api sistem

sinyal kereta diperkirakan akan menimbulkan dampak positif yaitu

kelancaran operasi kereta api

Secara lengkap tahapan kegiatan dan dampak yang akan diperkirakan akan

terjadi serta alternatif penanganannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4 68 Matriks Identifikasi Dampak dan Alternatif Penanganan

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

1 Tahap Pra Konstruksi Penentuan Segmen Jalan dan Stasiun Persepsi yang

positifnegatif Sosialisasi

Konflik penggunaan lahantata ruang

melakukan pembebasan lahan yang transparan

2

Tahap Konstruksi

Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp

Pencemaran tanah

Memilih lokasi base camp yang tidak mengganggu lingkungan dan mengembalikan ke kondisi semula setelah selesai

4-128

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

Menurunnya estetika lingkungan

Gangguan pada habitat fauna

Ketidakserasian interaks sosial

Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Menurunnya kualitas udara

Direncanakan jalur khusus mobilisasi alat berat dan material

Meningkatnya kebisingan

Kerusakan pada vegetasi

Mobilisasi Tenaga Kerja

Kesempatan kerja

Mengikutsertakan tenaga lokal dalam pembangunan

Kecemburuan Sosial tenaga kerja lokal

Pekerjaan pembentukan badan jalan KA

gangguan air permukaan

Memberikan alternative pengarahan aliran air atau lalu lintas yang akan terganggu sebelum dilakukan pekerjaan

gangguan estetika lingkungan

gangguan lalu-lintas kendaraan

Pembuatan Bangunan Pelengkap

Gangguan aliran air sungai

Memberikan pengamanan terhadap aliran sungai sehingga material maupun sampah bangunan tidak dibuang atau jatuh ke daerah aliran sungai

Penurunan kualitas air sungai

Pekerjaan Pembangunan Track

Gangguan lalu lintas

Membuat jadwal kerja yang meminimalis gangguan lalu lintas

Pemasangan rambu - rambu

3 Tahap Operasi Pengoperasian Kereta Api Meningkatnya

kebisingan Pemilihan teknologi sarana

Pengembangan wilayahaktivitas

Pemasangan rambu - rambu dan pintu

4-129

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

ekonomi perlintasan Kerawanan

kecelakaan

Gangguan lalu lintas

PemeliharaanMaintenance

Kelancaran operasi Kereta Api

Pemeliharaan secara rutin dan berkala baik sarana maupun prasarana

Sumber Hasil Analisis 2020

434 REKOMENDASI MITIGASI TERHADAP BENCANA

Menurut UU No 24 Tahun 2007 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 9 dan

PP No 21 Tahun 2008 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 6 Mitigasi

bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana

baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

kemampuan menghadapi ancaman bencana Mitigasi bencana ini dibuat

berdasarkan pada hasil analisis risiko bencana yang meliputi mitigasi

bencana gempa bumi longsor amblesan dan banjir Bentuk mitigasi yang

diusulkan terdiri dari dua yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non

struktural

Mitigasi structural adalah upaya untuk mengurangi kerentanan

(vulnerability) terhadap bencana dengan cara rekayasa teknis bangunan

tahan bencana Sedangkan mitigasi non struktural adalah upaya mengurangi

dampak bencana selain dari upaya tersebut diatas Bisa dalam lingkup upaya

pembuatan kebijakan seperti pembuatan suatu peraturan pendidikan dan

pelatihan sosialisasi dan sebagainya

Karena pada trase rencana pembangunan jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur tidak bisa sepenuhnya menghindari kawasan rawan bencana maka

akan di usulan mitigasi bencana untuk meminimalisir dampak negatif di

Trase Jalur Pembangunan Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Pada tabel di

bawah ini akan dijelaskan usulan mitigasi bencana di Jalur Rencana

4-130

Tabel 4 69 Rekomendasi Mitigasi Bencana

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

1 Longsor (LerengTebing)

Mitigasi Struktural

Membangunan dinding penahan tanah dengan jenis DPT Turap atau blok balok pada daerah risiko longsor tinggi Bronjong pada risiko sedang

mencegah terjadinya longsor

Mengatur vegetasi penutup lereng yang berakar tunjang dengan perakarannya menyebar seperti jati mahoni dan sebagainya pada daerah risiko tinggi dan sedang

mencegah terjadinya longsor

Pengalihan drainase pada lereng terjal

mengurangi resapan air ke badan longsoran

Menambah lebar ROW pada jalur risiko longsor tinggi

tidak mencegah atau mengurangi longsor tetapi memberikan kesempatan untuk melakukan tanggap darurat lebih baik pada saat longsor terjadi

Mengarahkan material longsoran dan meminimalkan jatuhantutupan material longsoran pada jalur KA

Longsor (Lembah)

Mitigasi Struktural

Membangunan dinding penahan tanah dengan jenis DPT Turap atau blok balok atau tiang pancang pada daerah risiko longsor tinggi Bronjong pada risiko sedang

mencegah terjadinya longsor

Pengaturan pola dan sistem drainase

mengurangi resapan air ke badan longsoran

Menambah lebar ROW pada jalur risiko longsor tinggi

menggeer dan menjauhkan bidang longsoran dari jalur KA

Mitigasi Non

Struktural

Menyusun SOP Penanggulangan bencana

mengurangi korban bencana

4-131

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

Longsor pada jalur KA Penyediaan Dana On

Call Dana Siap Pakai Cadangan Dana operasional yang selalu tersedia dan siap digunakan setiap saat mulai tanggap darurat sampai berakhir tanggap darurat

Melatih personilsatuan tugas tanggap darurat dalam melakukan penanggulangan bencana longsor

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana longsor pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Meningkatkan alat pemantauanpemasangan early warning system longsor

Deteksi dini kemungkinan terjadi longsoran

Membuat rencana lokasi pembuangan debris (reruntuhan) pada lokasi risiko tinggi

debris bisa dipindahkan ke lokasi yang baik dan tidak menimbulkan masalah

membangun posko pada lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

2 Amblesan Mitigasi Struktural

Membuat drainase untuk mengurangi genangan sekitar jalur KA

mengurangi meresapnya air

ke badan jalur KA yang dapat menyebabkan amblasan

Membuat dinding penahan tanah pada pondasi jalur KA untuk mencegah meresapnya air dari rawa atau genangan air

mencegah meresapnya air dari genangan atau rawa

Non Menyusun SOP mengurangi

4-132

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

Struktural Penanggulangan bencana amblesan pada jalur KA

korban bencana

Melatih personil tanggap

darurat dalam melakukan penanggulangan bencana amblesan

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana amblesan pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna

rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Meningkatkan alat pemantauan

Deteksi dini kemungkinan terjadi amblesan

membangun posko pada lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

3 Banjir Mitigasi Struktural

Membuat bangunan pengendali banjir rumah pompa pada lokasi risiko tinggi

membuat jaringan drainase pada lokasi risiko sedang - tinggi

Non Struktural

Menyusun SOP Penanggulangan bencana amblesan pada jalur KA

mengurangi korban bencana

Melatih personil tanggap darurat dalam melakukan penanggulangan bencana banjir

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana banjir pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Meningkatkan alat pemantauan dan sistem

Deteksi dini kemungkinan terjadi

4-133

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

peringatan dini banjir membangun posko pada

lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Sumber Analisis Konsultan 2020

435 REKOMENDASI HASIL KAJIAN AWAL LINGKUNGAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2012

tentang Jenis Rencana Usaha danatau kegiatan yang wajib memiliki Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) tercantum bahwa untuk

Ȁǡηʹͷ

Km maka wajib dilengkapi dengan studi AMDAL Dengan demikian karena

rencana pembangunan baru ke tiga jalur Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

ηʹͷ

AMDAL Oleh sebab itu perlu ditindaklanjuti dengan dilakukannya Studi

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada tahun anggaran yang

akan datang sebelum dilaksanakannya kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa perlu melakukan koordinasi dengan PTPN VII Kebun Gedeh

terkait koridor yang juga melewati kawasan perkebunan sawit dan

perkebunan lain di lokasi studi Serta beberapa pengembang perumahan dari

mulai Kabupaten Bogor dan kabupaten Cianjur yang terlintasi oleh rencana

pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

4-134

44 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK

441 ESTIMASI BIAYA

4411 KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN JALUR KERETA API

Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur sepanjang 790 Km disusun berdasarkan rencana trase jalur kereta

api tersebut sebagaimana diulas pada bab terdahulu

Secara umum Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Trase Jalur Kereta Api

dibagi menjadi beberapa komponen yang meliputi

1 Biaya Pengadaan Lahan yang meliputi biaya pembebasan (ganti untung)

lahan dan biaya obyek bangunan atau tanaman diatas lahan yang ada

2 Biaya Konstruksi Pembangunan Prasarana Kereta Api yang meliputi biaya

konstruksi jalur rel biaya pembangunan stasiun dan biaya fasilitas operasi

termasuk persinyalan biaya pembangunan Depo dan Balai Yasa serta

biaya bangunan pelengkap lainnya

3 Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api yang meliputi biaya pengadaan

lokomotif kereta api gerbong penumpang dan peralatan khusus termasuk

assesories penunjangnya

4 Biaya Manajemen dan Contigency yang meliputi biaya

persiapanpengelolaan proyek biaya kajian lingkungan biaya

perencanaan dan pengawasan pekerjaan konstruksi dan biaya tak terduga

(Contigency) seperti biaya eskalasi harga dan konstruksi contigency yang

belum dapat diperkirakan sebelumnya

Dalam studi ini proses perhitungan rencana anggaran biaya tidak dilakukan

secara terperincidetail namun hanya berdasarkan simplified desain (desain

dasar) yang ada Untuk perkiraan harga satuan kegiatan sesuai dengan data

sekunder dari proyek proyek sejenis yang sedang berjalan atau berdasarkan

4-135

harga pasar pada saat ini sedangkan untuk volume pekerjaan konstruksi

dihitung berdasarkan rencana tipikal gambar yang ada atau asumsi data pada

pekerjaan yang sudah berjalan sesuai gambar standar dari PT KAI

4412 KOMPONEN BIAYA DAN MANFAAT KELAYAKAN PROYEK

Kelayakan ekonomis didefenisikan sebagai kelayakan bagi semua pihak yang

memanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung dari suatu

pembangunan atau pengembangan suatu sistem transportasi Dalam

kaitannya dengan analisis ekonomi manfaat yang diperoleh semestinya lebih

besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu

perhitungan manfaat merupakan faktor yang sangat penting dalam

memutuskan apakah suatu rencana pembangunan atau pengembangan

dalam hal ini jalan rel disebut layak untuk dilaksanakan atau tidak

Perhitungan manfaat jalan rel juga dinilai lebih peka dibandingkan dengan

perhitungan biaya yang merupakan aspek sipil (konstruksi) Estimasi

komponen manfaat diperoleh dari pengurangan biaya transportasi dengan

adanya pengoperasian KA di wilayah studi Adapun penghematan biaya

transportasi barang sesuai dengan asumsi skenario permintaan perjalanan

dan pembangunan jalan KA

Komponen manfaat dalam studi ini terdiri dari manfaat bagi pengguna jalan

(dalam bentuk saving BOK dan VoT) Manfaat yang dapat dikuantifikasikan

besarnya karena manfaat ini dapat dihitung secara kuantitatif maka dapat

dijadikan masukan bagi perhitungan kelayakan ekonomi diantaranya

meliputi

hearts Peningkatan kinerja jaringan transportasi darat pada rute eksisting

setelah jalan rel dikembangkan Dengan dikembangkannya pelayanan

moda jalan rel maka diharapkan akan terjadi perbaikan terhadap

supply jaringan Sehingga pengguna jalan juga akan merasakan

peningkatan kinerja lalu lintas (misalnya penurunan waktu tempuh)

4-136

hearts Berubahnya pola angkutan penumpang yang semula diangkut

melalui moda angkutan jalan akan berubah dengan sebagian

menggunakan jalan rel Manfaat yang diperoleh berupa intermodal

externality berupa pengurangan biaya operasi kendaraan dan waktu

perjalanan pengguna jalan bahkan penghematan biaya pemeliharaan

jalan

hearts Menurunnya tingkat polusi baik itu polusi udara maupun polusi suara

Sedangkan proses analisis kelayakan finansial pada studi ini dilakukan

dengan menggunakan keuntungan dari tarif KA sebagai nilai manfaat

terhadap pengoperasian jalan KA yang direncanakan dengan

membandingkan antara jumlah biaya (cost) terhadap

pendapatanpengembalian (revenue) yang ditimbulkan sepanjang masa

perencanaan (time horizon)

Salah satu faktor penting untuk mendapatkan investasi yang menguntungkan

dari pembangunan jalur KA ini adalah tarif Pendapatan didapatkan

berdasarkan tarif kereta penumpang

Tabel 4 70 Komponen Biaya dan Manfaat Kelayakan Ekonomi dan Finansial

Analisis Kelayakan

Komponen Biaya (Investasi) Manfaat

Kelayakan Ekonomi

- Biaya Detail Teknis (DED) + AMDAL + Supervisi

- Biaya prasarana jalan KA - Biaya pemeliharaan prasarana - Biaya pengadaan sarana - Biaya operasional dan

pemeliharaan sarana - Biaya pengadaan lahan - Biaya manajemen dan

contigency

- Penghematan BOK - Penghematan Waktu - Penghematan Polusi

Udara

4-137

Analisis Kelayakan

Komponen Biaya (Investasi) Manfaat

Kelayakan Finansial

- Biaya Detail Teknis (DED) + AMDAL+ Supervisi

- Biaya prasarana jalan KA - Biaya pemeliharaan

prasarana - Biaya pengadaan sarana - Biaya operasional dan

pemeliharaan sarana - Biaya pengadaan lahan - Biaya manajemen dan

contigency

- Pendapatan dari tiket penumpang

- Pendapatan dari tiket pengangkutan barang

- Pendapatan dari perdagangan dalam stasiun

4413 BIAYA PENGADAAN LAHAN

Pedoman yang digunakan dalam pengadaanpembebasan tanah adalah

Undang Ȃ Undang No 2 Tahun 2012 dan Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan

untuk Kepentingan Umum dan perubahannya Konsep mendasar dalam

penilaian tanah dan properti adalah pengertian mengenai harga biaya pasar

dan nilai Penilai harus memahami betul pengertian tersebut karena

implementasi antara harga biaya pasar dan nilai biasanya tercantum dalam

setiap laporan penilaian

Dalam melakukan penilaian tanah digunakan Metode Perbandingan Data

Pasar (Sales Comparison Method) Pendekatan Perbandingan Data Pasar

adalah suatu metode untuk memperoleh nilai dengan analisis dan

perbandingan atas properti sejenis yang dinilai dimana data diperoleh dari

orang-orang atau pejabat yang berwenang serta pemilikan properti lainnya

yang mengetahui benar nilai-nilai properti berdasarkan penawaran-

penawaran penjualan atau transaksi yang terjadi di daerah tersebut atas

properti yang kira-kira sebanding Lain dari pada itu diperhatikan faktor-

4-138

faktor seperti lokasi bentuk ukuran mudah atau tidaknya dicapai

(accessibility) dan unsur waktu Data ini kemudian dianalisis dan terhadap

perbedaan antara properti yang dinilai dengan properti yang sebanding

diadakan penyesuaian

Dengan mempertimbangkan seluruh informasi yang relevan Estimasi Nilai

Penggantian Wajar untuk Ganti Rugi yang akan digunakan sebagai dasar

perencanaan besaran biaya pembebasan lahan dalam rencana pembangunan

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur ini secara garis besar sebagai

berikut

a Daerah Pemukiman harga rata-rata Rp 940000-M2

b Lahan Pertanian harga rata-rata Rp 65000-M2

c Hutan Produktif harga rata-rata Rp240000-M2

d Lahan Kering harga rata-rata Rp270000-M2

f Lahan Industri harga rata-rata Rp750000-M2

Untuk memenuhi standar geometrik dan lebar trase jalur kereta api dengan 2

(dua) lajur (double track) Sedangkan untuk prasarana lokasi Stasiun Depo

dan Balai Yasa serta fasilitas umum lainnya guna memenuhi standar minimal

bangunan tersebut maka diperlukan beberapa tambahan

pengadaanpembebasan tanah pada lokasi yang direncanakan

Dengan berpedoman pada ketentuan tersebut di atas maka perkiraan

kebutuhan anggaran biaya pengadaanpembebasan tanah untuk rencana

pembangunan jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur ini sebagaimana

diuraikan dalam Tabel 471 di bawah

4-139

Tabel 4 71 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Tanah

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 23724 2372442 265000 628697 Hutan Produksi 12979 1297926 540000 700880 Lahan Kering 18839 1883904 570000 1073825 Lahan Industri 435 43500 1050000 45675 Lahan Pemukiman 6453 645334 1240000 800214

Total 62431 6243106 3249291 Sumber Hasil Analisis

4414 BIAYA PEMBANGUNAN PRASARANA KERETA API

Harga satuan jenis pekerjaan konstruksi pembangunan jalur kereta api pada

umumnya dihitung berdasarkan metode kerja yang direncanakan dengan

asumsi jenis pekerjaan dilaksanakan oleh kelompok kerja yang dilengkapi

dengan perlengkapan atau peralatan yang diperlukan dan bahan yang diolah

berdasar kualitas yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknik yang

ditentukan Namun dalam perhitungan biaya konstruksi ini besarnya harga

satuan pekerjaan tidak dihitung secara rinci sesuai analisis harga satuan

tetapi dihitung berdasarkan perkiraan harga satuan pekerjaan saat ini dan

berdasarkan referensi pada jenis pekerjaan yang sedang berjalan

Sedangkan perhitungan kuantitas tidak dihitung secara rinci berdasarkan

gambar detail tetapi sesuai tipikal desain yang direncanakan atau gambar

standar yang telah ada

Secara garis besar perhitungan pekerjaan konstruksi dibagi menjadi 8

(delapan) bagian pekerjaan utama yang terdiri dari

1 Persiapan yang meliputi pekerjaan pengukuran pembuatan kantor

lapangan pembersihan lapangan mobilisasidemobilisasi dan

dokumentasi

4-140

2 Pekerjaan Jalan Rel meliputi pekerjaan bangunan atas jalan raya di sepur

raya dan emplasemen dan pekerjaan bangunan bawah

3 Pekerjaan Drainase meliputi pekerjaan saluranselokan pada sisi kiri dan

kanan jalan rel gorong-gorong dan box culvert (bangunan hikmat)

4 Pekerjaan Jembatan (Bangunan Hikmat) yaitu bangunan jembatan yang

melintasi daerah aliran sungai atau waduk

5 Pekerjaan Bangunan StasiunEmplasemen Depo dan Balai Yasa termasuk

fasilitas umum untuk penumpang dan angkutan barang

6 Pekerjaan Struktur bangunan terowongan diperlukan pada trase yang

melintasi bukit untuk memenuhi alinyemen vertikal trase jalur kereta api

termasuk fasilitas drainase

7 Pekerjaan Struktur Perlintasan Tak Sebidang seperti struktur bangunan

underpass atau struktur bangunan overpass untuk trase jalur kereta api

yang melintasi jalan nasional jalan propinsi jalan kabupaten dan jalan

lokal

8 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan yaitu peralatan sinyal dan

perambuan jalur kereta api termasuk peralatan telekomunikasi

Perincian besarnya biaya konstruksi pembangunan jalur kereta api tersebut

di atas sebagaimana dapat dilihat dalam lampiran laporan ini sedangkan

Perkiraan Rekapitulasi Biaya PrasaranaKonstruksi sebagaimana dalam

Tabel 472 dibawah ini

Tabel 4 72 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Prasarana Kereta Api

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta)

Persiapan 0025 2373 Pekerjaan Jalan Rel 37381 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0619 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 3326 2745920

4-141

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta) Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41925 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 16047 164751 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0678 105000

Jumlah 100 11321046 Ppn 10 1132105

Total Keseluruhan 12453151 Sumber Hasil Analisis

4415 BIAYA SARANA KERETA API

Berdasarkan uraian dalam bab di atas rencana pembangunan jalur kereta api

Cileungsi-Jonggol-Cianjur akan digunakan jenis angkutan kereta api

penumpang dan barang dengan kebutuhan Sarana Kereta Api dengan satu

rangkaian (1 Trainset) menggunakan 10 kereta Berdasarkan perhitungan

kebutuhan sarana di atas maka perlu diperhitungkan jalur untuk stabling

rangkaian (train sets) berdasarkan perhitungan di atas pada awal operasi

diperlukan 1 train set

Berdasarkan perkiraan kebutuhan sarana kereta api dengan konfigurasi

seperti tipe diatas maka perkiraan rencana anggaran biaya untuk pengadaan

sarana KRD trainset sesuai perhitungan pola operasi kereta api tersebut

sebagaimana diuraikan dalam Tabel 473 di bawah

Tabel 4 73 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api

Uraian Jumlah (Unit)

Harga (RpJuta)

Total Harga (RpJuta)

Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 1 45000 45000 Lokomotif Barang Tipe CC 206 2 47500 95000 Kereta Penumpang 10 16000 160000 Kereta Barang 20 5600 112000

Total 412000 Sumber Hasil Analisis

4-142

4416 BIAYA MANAJEMEN DAN KONTIGENSI

Yang termasuk biaya manajemen dan contingency antara lain

1 Biaya persiapan dan pengelolaan proyek termasuk biaya perijinan dan

biaya kajian lingkungan

2 Biaya perencanaan dan pengawasan konstruksi

3 Biaya contingency (tak terduga) yang meliputi price contingency (eskalasi

harga) dan construction contingency (biaya tak terduga yang belum

dimasukkan dalam perencanaan) misalnya kondisi tanah dasar bekas

sawahrawa

Perkiraan besarnya biaya manajemen dan contingency tidak dihitung secara

rinci namun pada umumnya dihitung berdasarkan prosentase dari biaya

konstruksi jalur kereta api

Dengan memperhitungkan periodemasa pekerjaan konstruksi

pembangunan jalur kereta api selama 3 (tiga) tahun maka perkiraan

prosentase biaya manajemen dan contingency dalam pekerjaan ini sebesar

10 dari biaya konstruksi dengan perincian prosentase biaya sebagai

berikut

a Biaya Persiapan dan Pengelolaan proyek sebesar 050 dari biaya

konstruksi

b Biaya Perencanaan dan pengawasan sebesar 150 dari biaya konstruksi

c Biaya Price Contigency sebesar 300 dari biaya konstruksi

d Biaya Construction Contigency sebesar 500 dari biaya konstruksi

Sehingga besarnya perkiraan rencana anggaran biaya manajemen dan

contingency seperti dalam Tabel 474 di bawah ini

4-143

Tabel 4 74 Perkiraan Anggaran Biaya Manajemen dan Contigency

Uraian Jumlah Biaya (Rp Juta)

Persiapan dan Manajemen Proyek 62266 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 186797 Price Contigency 373595 Contruction Contigency 622658

Total 1245315 Sumber Hasil Analisis

4417 BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SARANA KERETA

Perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan kereta api disesuaikan dengan

metoda perhitungan yang digunakan untuk menghitung biaya pokok

produksi Kementerian Perhubungan untuk evaluasi tarif angkutan Kereta

Api Penumpang dan Barang Item-item yang diperhitungkan secara umum

adalah sebagai berikut

hearts Bahan bakar minyak (BBM)

hearts Pelumas

hearts Biaya awak masinis asisten masinis PLKA kondektur

hearts Perawatan dan depresiasi

hearts Biaya umum

hearts Biaya manajemen

Berdasarkan perhitungan komponen-komponen tersebut diketahui

kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan sebesar Rp 4090420lintas (1

arah perjalanan) untuk alternatif 1 kemudian Rp 5031700lintas untuk

alternatif 2 dan Rp 5292990lintas untuk alternatif 3 Biaya perawatan

prasarana sebesar Rp 2244125253tahun

4-144

Tabel 4 75 Biaya Perawatan Prasarana Kereta Api

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391 Sumber Hasil Analisis

442 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL

4421 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

Analisis terhadap biaya dan manfaat di atas menghasilkan estimasi indikator

kelayakan ekonomi (NPV BCR dan IRR) sebagai berikut

4-145

Tabel 4 76 Indikator Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Ekonomi Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta)

33214494

2752912

(6630190)

Benefit Cost Ratio - BCR 509 211 103

Economic Internal Rate of Return - EIRR ()

6 1 -3

Sumber Hasil Analisis

Dari hasil analisis diatas bahwa ketiga alternatif pada kajian ini tidak layak

maka dari itu diperhitungkan dengan diasumsikan bahwa pembangunan

prasarana dibiayai seluruhnya oleh pihak swasta Lalu dilihat apakah secara

operasional layak atau tidak Berikut merupakan hasil pada masing-masing

trase

4422 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Analisis Keuangan merupakan perbandingan antara pendapatan dan beban

proyek (biaya investasi pemeliharaan dan operasi) dan menghitung rasio

kelayakan yang terkait dengan menggunakan data-data biaya dan

penerimaan yang terfokus kepada asesmen proyek dari sudut pandang

investasi Selain itu analisis ini merupakan uraian tentang analisis kuantitatif

atas kelayakan proyek dari pembangunan jalur Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Hasil analisis ini juga akan menunjukkan apakah proyek membutuhkan

dukungan keuangan danatau jaminan dari Pemerintah atau tidak

Untuk memperkirakan kinerja keuangan proyek maka diperlukan sejumlah

data masukandiantaranya data sosio-ekonomi makro biaya dan pendapatan

proyek serta faktor lainlain yang relevan

Pada kegiatan ini akan dilakukan analisis terhadap 3 alternatif KA yang

direncanakan dalam studi ini Adapun ulasan ketiga alternatif telah

disampaikan secara rinci pada bab-bab terdahulu

4-146

A Asumsi Ekonomi Makro

Terdapat beberapa asumsi yang berhubungan dengan faktor-faktor Ekonomi

Makro diantaranya sebagai berikut

1 Asumsi Tingkat Inflasi

Proyek ini menggunakan asumsi tingkat inflasi 4 berdasarkan data

Biro Pusat Statistik (BPS) tentang data inflasi year on year basis

menunjukan angka 400 (BPS 2020) Maka pada proyek ini untuk

memastikan inflasi tetap rendah dan stabil angka inflasi berada dalam

kisaran sebesar 314 plusmn1

2 Asumsi Tingkat Suku Bunga

Berdasarkan data dari Bank Indonesia tentang rata-rata tertimbanng

suku bunga kredit perbankan (Juli2020) sebesar 1200 Maka pada

proyek ini digunakan angka suku bunga kredit sebesar 12

3 Asumsi Nilai Tukar

Asumsi nilai tukar mata uang yang digunakan pada Analisis kali ini

berdasarkan data dari Bank Indonesia 2020 sebesar 1 USD = IDR 14000

B Perhitungan Biaya Proyek

Dalam melakukan Perhitungan Biaya Proyek terdapat Beberapa Key

Indicator Finance (indikator-indikator kunci) dalam Financial Analysis

(Analisis Finansial) diantaranya sebagai berikut

i ModalCapital Expenditure (CAPEX)

CAPEX secara khusus dikaitkan dengan pengadaan jasa layanan baru dimana

komponen CAPEX disini meliputi biaya pembangunan prasarana biaya

pengadaan sarana dan biaya manajemen dan contingency yang secara rinci

disajikan pada Tabel 477 di bawah ini Selain itu diperhitungkan pula beban

bunga utang selama masa konstruksi Adapun pada perhitungan ini biaya

pengadaan lahan tidak diperhitungkan dengan asumsi sudah disediakan oleh

pemerintah daerah

4-147

Tabel 4 77 Biaya CAPEX Trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Uraian Pekerjaan Persentase Total Harga (Rp Juta)

Persiapan 0025 2373 Pekerjaan Jalan Rel 37381 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0619 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 3326 2745920 Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41925 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 16047 164751 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0678 105000

Jumlah 100 11321046 Ppn 10 1132105

Total Keseluruhan 12453151

B Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api Persentase Total Harga (Rp Juta) Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 4841 45000

Lokomotif Barang Tipe CC 206 35772 47500 Kereta Penumpang 17214 160000

Kereta Barang Tertutup 42173 392000 Total 929500

C Biaya Manajemen dan Contigency Total Harga (Rp) Persiapan dan Manajemen Proyek 62266 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 186797 Price Contigency 373595 Contruction Contigency 622658

Total 1245315 Sumber Hasil Analisis

ii Biaya Operasional dan PemeliharaanOperating Expense (OPEX)

Biaya ini mencakup biaya-biaya operasi dan pemeliharaan selama siklus

proyek agar aset-aset di lingkup proyek t etap dalam kondisi yang terjaga dan

tetap dalam kondisi yang cukup memadai untuk dapat memberikan output

yang diinginkan Biaya ini mencakup biaya-biaya operasional sarana dan

prasarana perlengkapan dan peralatan manajemen langsung dan asuransi

Pada analisis ini biaya OampM tahunan di-index-kan dengan estimasi kenaikan

per tahun yang disebabkan inflasi yang diasumsikan sebesar 5 per tahun

4-148

Estimasi biaya operasional dan pemeliharaan sarana kereta api per tahun

untuk jalur Cileungsi-Jonggol-Cianjur sebesar Rp 119391 juta per

Kmlintasan Tabel 478 di bawah ini menunjukkan estimasi biaya OPEX per

tahun pada kedua jalur tersebut

Tabel 4 78 Biaya OPEX Trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391 Sumber Hasil Analisis

C Perhitungan Pendapatan

Komponen penerimaan dan estimasi aliran penerimaan pada proyek ini

berasal dari ongkos angkut yang mencakup ongkos angkut barang Rp

800TonKm dan tiket penumpang sebesar Rp 300penumpangKm

Adapun data jumlah angkutan barang dan jumlah penumpang telah dibahas

4-149

pada bab terdahulu sehingga dapat diperhitungan nilai pendapatan pada

ketiga alternatif sebagaimana tersaji pada Tabel 479 berikut ini

Tabel 4 79 Perkiraan Potensi Pendapatan Trase Alternatif

Tahun Pendapatan

Barang (RpJuta) Pendapatan

Penumpang (RpJuta) Pendapatan

Perdagangan (RpJuta) 2024 118880 153378 2777 2025 136712 168716 2930 2026 157219 185587 3091 2027 180802 204146 3261 2028 207922 224561 3441 2029 239111 247017 3630 2030 274977 271718 3829 2031 318973 298890 4040 2032 370009 328779 4262 2033 444011 361657 4497 2034 532813 397823 4744 2035 639376 437605 5005 2036 767251 481366 5280 2037 920701 529502 5571 2038 1104842 582452 5877 2039 1325810 640698 6200 2040 1590972 704767 6541 2041 1909166 775244 6901 2042 2291000 852769 7281 2043 2749200 938045 7681 2044 3299040 1031850 8104 2045 3958848 1135035 8549 2046 4750617 1248539 9019 2047 5700740 1373392 9516 2048 6840889 1510732 10039 2049 8209066 1661805 10591 2050 9850879 1827985 11173 2051 11821055 2010784 2365 2052 14185266 2211862 2495 2053 17022320 2433048 2633

Sumber Hasil Analisis

4-150

D Analisis Rasio

Komposisi modal pada proyek ini disusun sebagaimana pada umumnya

proyek infrastruktur di Indonesia yaitu 3070 yaitu modal sendiri

dibanding pinjaman

Tabel 4 80 Komposisi Modal Nama Jalur Biaya (Rp Juta)

1 CAPEX 12453151

2 Modal Sendiri (30) 3735945

3 Pinjaman KMKKI (70) 8717205

Sumber Hasil Analisis

E Pendanaan (Funding)

Dari skema pembiayaan di atas maka jadwal pembayaran hutang

diperhitungkan dengan dengan asumsi bunga bank 12 dan pembayaran

hutang dihitung flat dengan jangka waktu pinjaman 30 tahun termasuk masa

konstruksi

F Indikator Kelayakan Finansial

Pada tabel di bawah ini disampaikan resume perhitungan indikator

kelayakan finansial jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Nilai FIRR

tidak terhitung nilainya karena tingkat pengembalian yang sangat tinggi saat

NPV=0

Tabel 4 81 Indikator Kelayakan Finansial Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Finansial Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta)

(1266045)

(10410338)

(12774850

Benefit Cost Ratio - BCR 0933 0381 0183

Financial Internal Rate of Return - FIRR ()

0 -5 -9

4-151

G Dukungan Pemerintah

Dari perhitungan Key Indicators Finance di atas maka proyek ini dinyatakan

tidak layak secara keuangan (Financially Unviable) maka proyek

infrastruktur ini tidak menarik bagi sektor swasta untuk berinvestasi di

dalamnya walaupun layak secara ekonomi (economically feasible) namun

pendapatan dari proyek (tarif layanan) tidak cukup dan hal ini tidak

mencapai tingkat keuntungan yang diharapkan (Rate of Return) oleh pihak

swasta Maka diperlukan dukungan pemerintah agar proyek menjadi layak

secara keuangan Dukungan seperti dimaksud hanya dapat dijustifikasi

apabila manfaat ekonominya lebih besar dari biaya

Kontribusi pemerintah untuk menutup kekurangan pendanaanfunding gap

dilakukan melalui pendanaan Viability Gap Fund (VGF) atau subsidi harga

Dalam bagian ini akan dipaparkan Analisis VGF untuk proyek ini agar dapat

menjadi layak secara keuangan

Ketidaklayakan proyek secara finansial ini pada umumnya bersumber dari

beban investasi (biaya pembangunankonstruksi) yang mahal karena

teknologi yang digunakan yang tidak dapat dikembalikan sepenuhnya oleh

tarif layanan infrastruktur yang dibatasi dengan kemampuan membayar

masyarakat Dalam rangka mengatasi permasalahan ketidaklayakan proyek

infrastruktur secara finansial ini pemerintah dapat memberikan dukungan

tunai kepada proyek infrastruktur KPS sebagaimana diatur dalam beberapa

aturan pemerintah yang dapat dibaca pada analisis di bawah ini

4-152

Tabel 4 82 Analisis Dana Dukungan Kelayakan dari Pemerintah (Viability Gap Fund Ȃ VGF)

Uraian Analisis Regulasi Pemerintah tentang 1 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2005 KPBU 2 Perpres Nomor 13 Tahun 2010

3 Perpres Nomor 56 Tahun 2011 4 Perpres Nomor 66 Tahun 2013

Regulasi Pemerintah tentang VGF

PMK Nomor 223PMK0112012 tentang Pemberian Dukungan Kelayakan atas Sebagian Biaya Konstruksi Pada Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur PMK Nomor 223 Tahun 2012 ini merupakan aturan pelaksanaan dari Pasal 17A Perpres Nomor 56 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 67 Tahun 2005 yang memberikan ruang bagi pemerintah untuk dapat memberikan dukungan dalam bentuk kontribusi fiskal yang bersifat finansial terhadap proyek kerjasama (KPS)

Syarat Proyek untuk mendapatkan Dukungan Kelayakan (Viabiility Gap

Kementerian Keuangan Republik Indonesia menetapkan kriteria dan prosedur untuk mendapatkan VGF Kriteria proyek yang dapat mengajukan dukungan dana VGF antara lain sebagai berikut

Fund ndashVGF) a Proyek yang telah memenuhi kelayakan ekonomi tetapi belum memenuhi kelayakan finansial

b Menerapkan prinsip pengguna membayar (tarifuser charge) c Biaya investasi paling kurang senilai Rp10000000000000 (seratus miliar rupiah) d Badan Usaha Swasta Pemenang Lelang yang ditetapkan oleh Pemerintah cq PJPK

(Penanggungjawab Proyek Kerjasama) melalui proses lelang yang terbuka dan

4-153

kompetitif sesuai dengan peraturan tentang Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

e Perjanjian KPS mengatur skema pengalihan aset danatau pengelolaannya dari Badan Usaha

f Penandatangan Perjanjian Kerja Sama kepada Pemerintah cq PJPK pada akhir periode kerja sama

g Hasil Prastudi Kelayakan pada Proyek KPS tersebut harus 1 Mencantumkan pembagian risiko yang optimal antara PemerintahPJPK dan

Badan Usaha Penandatangan Perjanjian Kerja SamaBadan Usaha Pemenang Lelang

2 Menyimpulkan bahwa Proyek KPS tersebut layak secara ekonomi yang juga meliputi aspek teknis hukum lingkungan dan sosial dan

3 Menunjukkan bahwa Proyek Kerja Sama tersebut menjadi layak secara finansial dengan diberikannya dukungan kelayakan VGF

Dana Dukung Bantuan Dana dukung yang didapatkan secara optimal bisa mencapai 49 dari CAPEX

4-154

443 KAJIAN RISIKO

4431 IDENTIFIKASI RISIKO

Identifikasi risiko merupakan suatu proses untuk menentukan risiko yang

mungkin terjadi pada proyek infrastruktur khususnya terkait Kajian Survei

Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

yang mengenal karakteristiknya dampak yang mungkin dihasilkan durasi

dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengantisipasinya Tujuan

dari dilakukannya identifikasi risiko adalah hanya mengidentifikasi segala

risiko yang mungkin terjadi dan bukan untuk mengeliminasi risiko maupun

menciptakan solusi untuk mencegahnya Identifikasi risiko yang merujuk

pada PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII) secara garis besar terdapat

11 (sebelas) identifikasi faktor risiko pada pekerjaan prasarana dan sarana

perkeretaapian yang terdiri dari

hearts Risiko Politik

hearts Risiko Desain Konstruksi dan Uji Operasi

hearts Risiko Sponsor

hearts Risiko Finansial

hearts Risiko Operasi

hearts Risiko Pendapatan

hearts Risiko Konekvitas Jaringan

hearts Risiko Interface

hearts Risiko Politik

hearts Risiko Force Majeure dan

hearts Risiko Kepemilikan Aset

Berdasarkan identifikasi risiko proyek diatas dilakukan dengan

mempertimbangkan lingkup proyek model bisnis proyek sumber

pendanaan dan aspek eksternal proyek Kajian Survei Investigasi Dasar (SID)

Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur Proses identifikasi risiko

4-155

dapat berdasarkan beberapa aspek seperti data historis observasi

benchmark dan expert judgement Adapun 11 (sebelas) uraian Faktor Risiko

pekerjaan prasarana dan sarana perkeretaapian seperti pada tabel 483

dibawah yang digunakan sebagai rujukan dalam mengidentifikasi risiko

untuk pembangunan prasara perkeretaapian dengan skema KPBU

Tabel 4 83 Identifikasi Risiko Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Faktor Risiko Identifikasi Sub Faktor Risiko

Risiko Lokasi Kesulitan pada lokasi yang tat terduga Keterbatasan ruang kerja working space konstruksi Risiko Status Tanah Kontaminasipolusi ke lingkungan lokasi Terhalangnya akses transportasi masyarakat Terganggunya kenyamanan masyarakat yang berada di sekitar area proyek

Risiko Konstruksi Operasi

Desain dan Uji

Ketidakjelasan spesifikasi output Gagal menjaga keamanan dan keselamatan dalam lokasi Kenaikan biaya konstruksi Kinerja kontraktor subkontraktor yang buruk Default kontraktorsub-kontraktor Kesalahan desain Terlambatnya penyelesaian konstruksi Risiko uji operasi (testing amp comissioning)

Risiko Sponsor Default Badan Usaha Default sponsor proyek Default lender proyek

Risiko Finansial Kegagalan mencapai financial close Risiko nilai tukar mata uang Risiko tingkat inflasi dan suku bunga Risiko asuransi Risiko kemampuan fiskal

Risiko Operasi Ketersediaan fasilitas Buruk atau tidak tersedianya layanan Aksi industri Risiko sosial dan budaya lokal Kegagalan manajemen proyek Kegagalan kontrol dan monitoring proyek Kenaikan biaya operasional dan pemeliharaan Kesalahan estimasi biaya life cycle Ketidakhandalan teknologi pelayanan perkeretaapian

dan sistem informasi

Kecelakaan lalu lintas atau isu keselamatan Penyelenggara Prasarana tidak siap dalam skema multi

4-156

Faktor Risiko Identifikasi Sub Faktor Risiko operator

Risiko Pendapatan Risiko pada masa awal operasi (ramp up period) Perubahan proyeksi volume permintaan Kesalahan estimasi dari model sebelumnya Kegagalan pembayaran pengguna prasarana Kesalahan perhitungan estimasi penggunaan prasarana

Risiko Konektivitas Jaringan

Risiko konektivitas dengan jaringan jalur KA eksisting Risiko pengelolaan jaringan jalur rel Risiko fasilitas pesaingcompetitor

Risiko Interface Risiko ketimpangan waktu dan kualitas pekerjaan Risiko perbedaan standarmetode layanan Risiko relasi

Risiko Politik Mata uang asing tidak dapat dikonversi Mata uang asing tidak dapat direpatriasi Risiko ekspropriasi Perubahan regulasi (dan pajak) yang umum Perubahan regulasi (dan pajak) yang diskriminatif dan spesifik Keterlambatan perolehan persetujuan perencanaan Keterlambatan perolehan akses ke lokasi proyek

Force Majeure Bencana alam Force majeure politic Cuaca ekstrim Forst majeure berkepanjangan

Risiko Kepemilikan Aset

Transfer aset setelah kontrak KPBU berakhir Pengalihan bisnis dan pengelolaan aset kereta api eksisting dan yang baru terbangun

4432 IDENTIFIKASI RISIKO

Dalam proses manajemen risiko diperlukan penanganan dan pengendalian

(risk treatment dan risk control) Secara garis besar penanganan risiko

termasuk menanggung risiko menghindari risiko menghilangkan risiko

meminimalisir risiko dan mengalihkan atau mengalokasikan risiko kepada

pihak lain Mitigasi risiko dapat dilihat pada tabel di bawah ini

4-157

Tabel 4 84 Identifikasi Risiko Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api

Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

1 Risiko Lokasi A Kesulitan pada lokasi

yang tak terduga

Tidak teridentifikasinya

utilitas dan kesulitan proses

relokasi utilitas sehingga

terjadi keterlambatan dan

mungkin dilakukan

perpindahan rute Ȃ [Tahap

Konstruksi]

Pelaksanaan identifikasi

utilitas pada saat

perencanaan dengan

didukung oleh data yang

memadai

B Keterbatasan ruang

kerja working space

konstruksi

Terkait penyediaan lahan

untuk ruang kerja pada

masa konstruksi Ȃ [Tahap

Konstruksi

Metode konstruksi

baik Sosialisasi

pemerintah

yang

oleh

C Risiko Status Tanah Kepemilikan sertifikat tanah

ganda ditemukan saat

proyek dilaksanakan Ȃ

[Tahap Pra- konstruksi]

hearts Melaksanakan validasi dan penyelesaian status kepemilikan lahan

hearts Dukungan otoritas terkait sangat penting

D Kontaminasipolusi ke

lingkungan lokasi

Kontaminasipolusi di

lingkungan lokasi yang

mengganggu pelaksanaan

proyek Ȃ [Semua Tahap]

Kesesuaian dengan studi

Amdal yang baik

E Terhalangnya

transportasi

masyarakat

akses Proyek yang memotong

wilayah pemukiman dapat

menimbulkan dampak

terganggunya akses

komunikasi dan ekonomi

masyarakat Ȃ [Tahap

Konstruksi amp Operasi]

Pembuatan

transportasi baru

disepakati bersama

akses

yang

F Terganggunya

kenyamanan

masyarakat yang

berada di sekitar area

Proyek dapat menyebabkan

gangguan kesehatan dan

kenyamanan misalnya

rumah masyarakat rusak

Melakukan studi AMDAL

yang komprehensif dan

melaksanakannya dengan

baik

4-158

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

proyek karena kegiatan konstruksi

[Tahap Konstruksi]

2 Risiko Desain Kontruksi dan Uji Operasi

A Ketidakjelasan

spesifikasi output

Keterlambatan dan kenaikan

biaya akibat spesifikasi

output tidak jelas Ȃ [Tahap

Pra- konstruksi]

hearts Klasifikasi saat proses tender

hearts Kapasitas desain yang baik

hearts Dokumen lelang sebaiknya tersaji dengan jelas dan mudah dipahami agar dapat meningkatkan kompetisi dan menurunkan biaya proyek

B Gagal

keamanan

keselamatan

lokasi

menjaga

dan

dalam

Tingkat kecelakaan selama

pekerjaan konstruksi

berlangsung tinggi Ȃ [Tahap

Konstruksi]

hearts Implementasi prosedur keamanan dan keselamatan kerja yang baik

hearts EPC yang berpengalaman dan handal

C Kenaikan

konstruksi

biaya Kenaikan akibat perubahan

volume pekerjaan ataupun

harga material Ȃ [Tahap

Konstruksi]

hearts Kesepakatan prosedur persetujuan perubahan volume dan ambang batas perubahan

hearts Akomodir perhitungan faktor eskalasi harga di dalam kontrak

hearts Hubungan baik dengan supplier

hearts Klausul penalti atas Liquidity Damages

D Kinerja kontraktor

subkontraktor yang

buruk

Kontraktor Sub-kontraktor

tidak mampu melakukan

pekerjaan sesuai kontrak Ȃ

[Tahap Konstruksi]

Proses pemilihan

kontraktor dan

subkontraktor yang

kredibel

Penerapan penalti

E Default

kontraktorsub-

Kegagalan

kontrak

penyelesaian

oleh

Proses

kontraktor

pemilihan

dan

4-159

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

kontraktor kontraktorsub-kontraktor

karena faktor manajemen

internal amp finansial Ȃ [Tahap

Konstruksi]

subkontraktor yang

kredibel

Penerapan penalti

F Kesalahan desain Menyebabkan ekstrarevisi

desain yang diminta

operator Ȃ [Tahap Pra-

konstruksi amp Konstruksi]

Konsultan desain atau EPC

yang berpengalaman dan

handal

G Terlambatnya

penyelesaian

konstruksi

Dapat termasuk akibat

kualitas keahlian SDM yang

buruk terbatasnya

ketersediaan material amp

peralatan terlambatnya

pengembalian akses lokasi Ȃ

[Tahap Konstruksi]

Kontraktor yang handal

dan klausul kontrak yang

standar termasuk klausul

penalti atas Liquidity

Damages

H Risiko uji operasi

(testing amp

comissioning)

Kesalahan estimasi waktu

biaya dalam uji operasi

teknis Ȃ [Tahap Konstruksi]

hearts Sistem komunikasi amp koordinasi kontraktor konsultan penguji dan operator yang tepat

hearts Konsultan testing amp commissioning yang berpengalaman

3 Risiko Sponsor A Default Badan Usaha Default BU yang mengarah

ke termanasi atau step-in

oleh financier Ȃ [Semua

Tahap]

Konsorsium didukung

sponsor yang kredibel dan

solid

B Default sponsor

proyek

Default pihak sponsor (atau

anggota konsorsium) Ȃ

[Semua Tahap setelah

financial close]

Proses PQ untuk

memperoleh sponsor yang

kredibel

c Default lender proyek Default pihak institusi

keuanganperbankan (atau

sindikasi) karena perubahan

kebijakantrust terhadap BU

atau akibat isu internal

lender Ȃ [Semua Tahap

Pemilihan lender yang

kredibel Kinerja BU

memenuhi kontrak

Pemenuhan persyaratan

lender

4-160

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

setelah financial close]

4 Risiko Finansial A Kegagalan mencapai

financial close

Tidak tercapainya financial

close karena ketidakpastian

kondisi pasar atau struktur

modal proyek yang tidak

optimal Ȃ [Tahap

PraKonstruksi]

Koordinasi dan

konsorsium yang baik

dengan lender yang

kredibel dan potensial

B Risiko nilai tukar mata

uang

Fluktuasi (non ekstrim) nilai

tukar Ȃ [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan dalam Rupiah

hearts Indeks harga pembelian memperhitungkan fluktuasi mata uang

hearts Instrumen lindung nilai diantaranya kontrak berjangka dan opsi mata uang

hearts Risiko C Risiko tingkat inflasi

dan suku bunga

Kenaikan (non ekstrim)

tingkat inflasi terhadap

asumsi dalam life-cycle cost

dan suku bunga Ȃ [Semua

Tahap]

hearts Faktor indeksasi tarif hearts Nilai tingkat suku

bunga

D Risiko asuransi Cakupan asuransi untuk

risiko tertentu tidak lagi

tersedia di pasaran dan

kenaikan substansial tingkat

premi terhadap estimasi

awal Ȃ [Semua Tahap]

Konsultansi dengan

spesialisbroker asuransi

E Risiko kemampuan

fiskal

Kemampuan fiskal untuk

pengembalian availability

payment kepada badan

usaha tidak mencukupi

Perencanaan yang matang

terkait kemampuan

pendanaan Kementerian

Perhubungan

5 Risiko Operasi A Ketersediaan fasilitas Akibat fasilitas tidak bisa Kontraktor yang handal

4-161

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

terbangun Ȃ [Tahap

Konstruksi]

B Buruk atau tidak

tersedianya layanan

Akibat fasilitas tidak bisa

beroperasi Ȃ [Tahap

Operasi]

hearts Operator yang handal

hearts Spesifikasi output yang

jelas

C Aksi industri Aksi mogok larangan

kerjadsb Ȃ [Tahap Operasi]

Kebijakan SDM dan

hubungan industrial yang

baik

D Risiko sosial dan

budaya lokal

Risiko yang timbul karena

tidak diperhitungkannya

budaya atau kondisi sosial

masyarakat setempat dalam

implementasi proyek Ȃ

[Semua Tahap]

Menerapkan program

pengembangan

masyarakat yang people

oriented Pemberdayaan

masyarakat

E Kegagalan manajemen

proyek

Kegagalan atau

ketidakmampuan Badan

Usaha dalam mengelola

operasional Proyek

Kerjasama Ȃ [Tahap Operasi]

Menyusun rencana

manajemen operasi dan

dijalankan oleh secara

professional

F Kegagalan kontrol dan

monitoring proyek

Terjadinya penyimpangan

yang tidak terdeteksi akibat

kegagalan kontrol dan

monitoring oleh Badan

Usaha PJPK Ȃ [Semua

Tahap]

Menyusun rencana kontrol

dan monitoring serta

evaluasi berkala terhadap

efektivitas rancangan dan

pelaksanaan

G Kenaikan biaya

operasional dan

pemeliharaan

Akibat kesalahan estimasi

biaya OampM atau kenaikan

tidak terduga Ȃ [Tahap

Operasi]

Operator yang handal

Faktor eskalasi dalam

kontrak

H Kesalahan estimasi

biaya life cycle

Kesalahan estimasi biaya

diakibatkan tidak

mendapatkan harga yang fix

dan terkini dari supplier Ȃ

[Tahap Operasi]

Kesepakatankontrak

dengan supplier seawal

mungkin

4-162

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

I Ketidakhandalan

teknologi dan sistem

informasi pelayanan

perkeretaapian

Teknologi yang digunakan

tidak dapat dihandalkan

sehingga menggangu

Operasi Ȃ [Tahap Operasi]

Memilih teknologi yang

handal dan vendor yang

tepat

J Kecelakaan lalu lintas

atau isu keselamatan

Tingginya kecelakaan lalu

lintas - [Tahap Operasi]

Asuransi kewajiban pihak

ketiga

K Penyelenggara

Prasarana tidak siap

dalam skema multi

operator

Minimnya pengalaman

dalam mengelola trayek dan

sumber pendapatan dari

skema multi operator

Training dan

pendampingan dari

institusibadan usaha yang

berwenangditunjuk oleh

pemerintah

6 Risiko Konektivitas Jaringan A Risiko konektivitas

dengan jaringan jalur

KA eksisting

Ingkar janji otoritas jalur KA

eksisting menggunakan

jaringan yang baru Ȃ [Tahap

Operasi]

hearts Pemahaman kontrak yang baik oleh sektor publik

hearts Sinkronisasi operator sarana jalur rel eksisting

B Risiko pengelolaan

jaringan jalur rel

Keterbatasan pemerintah

dalam mengatur

penggunaan jaringan jalur

rel yang mempengaruhi

kinerja layanan

perkeretaapian Ȃ [Tahap

Operasi]

Pengaturan pola

perjalanan KA dengan

memperhatikan kapasitas

jalan rel

C Risiko fasilitas

pesaingcompetitor

Ingkar janji otoritas untuk

tidak membangun rute

moda pesaing - [Tahap

Operasi]

Pemahaman kontrak yang

baik oleh sektor publik

7 Risiko Interface A Risiko ketimpangan

waktu dan kualitas

pekerjaan

Ketimpangan waktu dan

kualitas pekerjaan dukungan

pemerintah dan yang

dikerjakan BU Ȃ [Tahap

Konstruksi]

Koordinasi dan integrasi

jadwal pelaksanaan proyek

Pekerjaan perbaikan oleh

pihak yang kualitas

pekerjaannya lebih rendah

B Risiko perbedaan Rework yang substantial Kesepakatan standar

4-163

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

standarmetode

layanan

terkait perbedaan standar

metode layanan yang

digunakan Ȃ[Tahap

Konstruksi]

metode yang akan

diterapkan para pihak

sedini mungkin

C Risiko relasi Miskomunikasi di dalam

internal dan eksternal

organisasi termasuk

mengakibatkan

keterlambatan kesalahan

proses karena kurang

pengalaman di proyek

KPBUProject Financing -

[Semua Tahap]

koordinasi dirancang

disepakati dan

disosialisasikan dengan

baik ke semua pihak

terkait

8 Risiko Politik A Mata uang asing tidak

dapat dikonversi

Tidak tersedianya danatau

tidak bisa dikonversinya

mata uang asing kedari

Rupiah - [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan domestik hearts Akun pembiayaan luar

negeri hearts Penjaminan dari bank

sentral

B Mata uang asing tidak

dapat direpatriasi

Mata uang asing tidak bisa

ditransfer ke negara asal

investor - [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan domestik hearts Akun pembiayaan luar

negeri hearts Penjaminan dari bank

sentral C Risiko ekspropriasi Nasionalisasipengambilalih

an tanpa kompensasi (yang

memadai) Ȃ [Tahap Operasi]

hearts Mediasi negosiasi hearts Asuransi Risiko Politik hearts Penjaminan

pemerintah

D Perubahan regulasi

(dan pajak) yang

umum

Bisa dianggap sebagai risiko

bisnis - [Semua Tahap]

E Perubahan regulasi

(dan pajak) yang

diskriminatif dan

spesifik

Berbentuk kebijakan pajak

oleh otoritas terkait (pusat

danatau daerah) - [Semua

Tahap]

hearts Mediasi negosiasi hearts Asuransi Risiko Politik hearts Penjaminan

pemerintah

F Keterlambatan Hanya jika dipicu keputusan Provisi kontrak yang jelas

4-164

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

perolehan persetujuan

perencanaan

sepihak tidak wajar dari

otoritas terkait - [Tahap Pra-

konstruksi amp Konstruksi]

termasuk kompensasinya

G Keterlambatan

perolehan akses ke

lokasi proyek

Hanya jika dipicu keputusan

sepihak tidak wajar dari

otoritas terkait - [Semua

Tahap]

Provinsi kontrak yang jelas

termasuk kompensasinya

9 Force Majeure A Bencana alam Terjadinya bencana alam

sehingga tidak dapat

beroperasi secara normal -

[Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

B Force majeure politis Peristiwa perang

kerusuhan gangguan

keamanan masyarakat -

[Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

C Cuaca ekstrim Akibat perubahan iklim atau

faktor lain - [Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

D Forst majeure

berkepanjangan

Jika di atas 6-12 bulandapat

mengganggu aspek

ekonomis pihak yang

terkena dampak (terutama

bila asuransi tidak ada) -

[Semua Tahap]

10 Risiko Kepemilikan Aset

A Transfer aset setelah

kontrak KPBU

berakhir

Proses transfer aset

terkendala karena ada

perbedaan mekanisme

pengalihan atau penilaian

[Tahap Operasi]

hearts Pembuatan kontrak yang mengatur perihal transfer aset dengan jelas

hearts Penilaian dilakukan oleh penilai independen yang disepakati bersama

B Pengalihan bisnis dan

pengelolaan aset

kereta api eksisting

Ketidakpastian kondisi

bisnis setalah transfer dari

operator sebelumnya dan

hearts Studi kelayakan bisnis

yang baik dan lengkap

(dalam PFS)

4-165

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

dan yang baru

terbangun

tidak terantisipasinya

kondisi perkeretaapian

eksisting

hearts Kontrak yang jelas dan

mengatur secara detail

pengalihan aset

5-1

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survei Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

5 BAB 5 RANCANGAN DASAR DESAIN KERETA API

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

Pada Sub Bab ini akan dibahas mengenai rancangan dasar desain kereta api yang

berisikan kriteria desain prasarana kereta api yang terdiri dari geometrik jalur

jembatan dan terowongan Serta rancangan dasar desain dari prasarana kereta api

berupa geometrik jalur bangunan hikmat perlintasan tak sebidang terowongan

dan stasiun

51 KRITERIA DESAIN JALUR KERETA API

Kondisi topografi dan strukturformasi geologi merupakan unsur utama

yang menjadi pedoman dalam kegiatan studi menetapkan trasejalur jalan

kereta api Rancangan Pra Desain jalan rel meliputi rancangan alinyemen

horizontal dan alinyemen vertikal bangunan pendukung seperti sistem

drainase dan perlintasan untuk jalan orangsepeda motormobil

Rancangan jalur kereta api akan mengikuti standar-standar dan peraturan-

peraturan yang berlaku di Kementerian Perhubungan maupun PT Kereta Api

(Persero) sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam KAK Faktor-

faktor yang menjadi bahan pertimbangan pokok dalam menetapkan

trasejalur kereta api adalah sebagai berikut

1 Persyaratan teknis perencanaan jalur kereta api

2 Pola operasi kereta api

3 Kemampuan daya tarik lokomotif

4 Daerah-daerah dengan potensi sumber alam

5-2

5 Keamanan dan kenyamanan untuk pengguna jasa angkutan kereta api

6 Kemudahan pelaksanaan pekerjaan konstruksi

7 Biaya pelaksanaan dan pemeliharaan

Dalam Pelaksanaan rancangan trase Jalan Rel yang harus dibuat setidaknya

memenuhi ketentuan sebagai berikut

1) Lebar dan Jarak Jalan rel

a) Lebar jalan rel 1067 mm

b) Jarak minimum antar as jalan rel di petak jalan adalah 400 m (double

track)

c) Ruang bebas kelas I yang diperlebar pada kondisi datar dan kelas 3

pada kondisi pegunungan diperhitungkan adanya muatan double

deck atau muatan peti kemas

d) Jarak minimum antar as jalan rel di lengkung adalah 440 m (double

track)

2) Emplasemen

a) Jarak minimal antar as jalur utama di emplasemen adalah 520 m

b) Wesel menggunakan wesel 112

3) Kecepatan dan Beban Gandar

a) Kecepatan Maksimum 120 kmjam

b) Kecepatan di Emplasemen 45 kmjam

c) Beban Gandar 18 ton

4) Geometri Jalan

a) Jari-ȋȌηͺͲͲ m

b) ζͳͲΩ

ζʹͲΩ pegunungan

c) Kelandaian maksimum di emplasemen adalah 15 ΩǤ

5) Material

a) Jenis rel yang digunakan untuk jalan kelas I adalah R54 dengan

karakteristik dan spesifikasi yang memenuhi ketentuan berlaku

b) Alat penambat rel tipe elastis dengan persyaratan bahan sesuai

5-3

dengan Peraturan Bahan Jalan Rel atau Peraturan yang berlaku

6) Perlintasan yang diperkirakan tidak perlu dijaga harus memenuhi

persyaratan pandangan bebas

52 DESAIN GEOMETRIK TRASE JALAN KERETA API

521 ALINYEMEN HORIZONTAL

Desain Teknis Jalan Rel akan menghasilkan gambar gambar yang terdiri dari

Gambar Situasi Potongan memanjang dan potongan melintang Pada gambar

situasi akan dihasilkan gambar desain situasi dan rencana lengkung

(alinyemen horizontal) Pada gambar potongan melintang akan dihasilkan

rencana kelandaian (Lengkung vertikal)

Adapun desain alinyemen horisontal menggunakan program bantu yaitu

Autocad Civil 3D untuk kriteria jari-jari lengkung panjang spiral dan lain-lain

dapat dilihat dari output program sebagai berikut

Dari hasil desain alinyemen horizontal di dapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 5 1 Alinyemen Horizontal

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

1 IP0 7116125184 9285137814 N82deg 16 35E 0+00000 0+34997

2 IP1 7121674706 928521308 800 0+34997 0+76082 N52deg 51 04E 0+76082 0+92755

3 IP2 7125740351 9285521107 800 0+92755 1+19169 N71deg 46 09E 1+19169 1+58588

4 IP3 71321575 9285732476 800 1+58588 1+87887 N50deg 47 09E 1+87887 2+27558

5 IP4 7138682204 9286264888 800 2+27558 2+84481 S88deg 26 44E 2+84481 3+96526

6 IP5 7156842502 9286215611 800 3+96526 4+70547 N38deg 32 28E 4+70547 5+58270

7 IP6 7166289374 9287401502 800 5+58270 6+04895 N71deg 56 01E 6+04895 6+87441

8 IP7 7180001872 9287848808 800 6+87441 7+57894 N21deg 28 32E 7+57894 8+03983

9 IP8 7185082411 9289140187 800 8+03983 9+00334 S89deg 31 05E 9+00334 9+85670

5-4

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

10 IP9 7199791031 9289127818 1000 9+85670 9+99182 S81deg 46 34E 9+99182 10+42734

11 IP10 7207911391 9289010455 800 10+42734 11+03147 S38deg 30 31E 11+03147 11+25048

12 IP11 7213095605 9288358912 800 11+25048 11+81807 S79deg 09 32E 11+81807 12+67096

13 IP12 7225127605 9288128493 800 12+67096 12+82219 S89deg 59 24E 12+82219 13+77469

14 IP13 723595048 9288128303 1000 13+77469 13+88249 S83deg 48 48E 13+88249 15+39707

15 IP14 7252928872 9287944259 800 15+39707 15+67281 N76deg 26 17E 15+67281 16+78503

16 IP15 7267663337 9288299688 800 16+78503 17+29545 S67deg 00 21E 17+29545 19+17489

17 IP16 7289987554 9287352349 800 19+17489 19+71613 S28deg 14 32E 19+71613 21+04852

18 IP17 7298369619 9285791856 800 21+04852 21+35961 S50deg 31 21E 21+35961 22+91401

19 IP18 7315241952 928440212 800 22+91401 23+76976 S10deg 45 59W 23+76976 23+93636

20 IP19 7313259697 9283359674 800 23+93636 24+71077 S44deg 41 45E 24+71077 25+33408

21 IP20 7321980737 9282478265 800 25+33408 25+71862 S17deg 09 18E 25+71862 26+56843

22 IP21 7325728488 9281264191 800 26+56843 27+00660 S48deg 32 13E 27+00660 28+19483

23 IP22 7337206368 9280250033 1000 28+19483 28+43109 S35deg 00 00E 28+43109 30+04752

24 IP23 7347540824 9278774123 1000 30+04752 30+18060 S27deg 22 31E 30+18060 31+09472

25 IP24 7352474482 9277821314 1000 31+09472 31+27863 S37deg 54 44E 31+27863 32+95296

26 IP25 7364938546 9276220934 800 32+95296 33+45923 S1deg 39 13E 33+45923 34+64977

27 IP26 7365532692 9274162944 800 34+64977 35+68750 S75deg 58 31E 35+68750 36+31129

28 IP27 7385001786 9273676629 800 36+31129 37+54415 S12deg 19 18W 37+54415 37+56945

29 IP28 7381340429 9272000422 800 37+56945 38+93223 S85deg 16 47E 38+93223 39+74351

30 IP29 7403082914 9271820893 800 39+74351 40+57319 S25deg 51 32E 40+57319 41+28376

31 IP30 7410995565 9270188368 800 41+28376 42+37196 S52deg 04 40W 42+37196 42+80411

32 IP31 7397217383 9269114908 800 42+80411 43+91654 S27deg 35 37E 43+91654 43+99633

5-5

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

33 IP32 7403357188 9267940148 800 43+99633 44+99787 N80deg 40 35E 44+99787 46+16804

34 IP33 7428575221 9268354174 800 46+16804 47+43168 S8deg 49 19E 47+43168 47+60336

35 IP34 7431767523 9266297285 800 47+60336 49+11249 N80deg 44 18W 49+11249 49+21553

36 IP35 7411416402 9266629152 800 49+21553 50+52640 S5deg 22 39W 50+52640 52+37048

37 IP36 7408580709 9263616625 800 52+37048 52+98893 S49deg 40 16W 52+98893 54+16209

38 IP37 7396249753 9262569812 800 54+16209 54+39786 S66deg 33 24W 54+39786 56+50185

39 IP38 7364051314 926117356 800 56+50185 58+12518 S49deg 42 20E 58+12518 59+17643

40 IP39 7383015285 9259565615 800 59+17643 59+46963 S70deg 42 17E 59+46963 60+46340

41 IP40 7398461515 9259024841 800 60+46340 61+34925 S7deg 15 37E 61+34925 61+81551

42 IP41 7400843538 9257155128 800 61+81551 63+18707 N74deg 30 32E 63+18707 63+37071

43 IP42 7419097802 9257661058 800 63+37071 64+61379 S16deg 27 44E 64+61379 64+68965

44 IP43 7423383199 925621083 800 64+68965 65+78112 S61deg 42 31W 65+78112 66+22295

45 IP44 7410813555 9255534271 800 66+22295 66+85889 S16deg 09 46W 66+85889 66+99014

46 IP45 7407263122 9254309239 800 66+99014 68+25508 S74deg 25 55E 68+25508 69+26090

47 IP46 7428164458 925372692 800 69+26090 69+93008 S26deg 30 19E 69+93008 70+27100

48 IP47 7433153333 9252726541 800 70+27100 71+04670 S82deg 03 39E 71+04670 71+55853

49 IP48 7450536043 9252484124 800 71+55853 72+83674 S9deg 29 01W 72+83674 73+33124

50 IP49 7448151602 9251056727 800 73+33124 73+59057 S9deg 05 21E 73+59057 76+13357

51 IP50 7452843628 9248123834 800 76+13357 76+70123 S31deg 34 00W 76+70123 77+13519

52 IP51 7440783422 9246160909 800 77+13519 78+89588 N85deg 27 59E 78+89588 78+89969

Dari hasil desain trase di atas harus disesuaikan dengan kriteria peraturan

lengkung sesuai dengan PM 60 Tahun 2012

5-6

Tabel 5 2 Persyaratan Jari-jari Minimum yang Diijinkan

Kecepatan

rencana (kmjam)

Jari-jari minimum lengkung lingkaran tanpa

lengkung peralihan (m)

Jari-jari minimum lengkung lingkaran yang diijinkan

dengan lengkung peralihan (m) 120 2370 780 110 1990 660 100 1650 550 90 1330 440 80 1050 350 70 810 270 60 600 200

Sumber PM 60 Tahun 2012

522 ALINYEMEN VERTIKAL

Adapun desain alinyemen vertikal menggunakan program bantu yaitu

Autocad Civil 3D untuk kriteria kelandaian panjang spiral dan lain-lain dapat

dilihat dari output program sebagai berikut

Dari hasil desain alinyemen Vertikal di dapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 5 3 Alinyemen Vertikal

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out Stasiun Nambo

1 0 + 000 136 000 2 0 + 100 136 000 -1000 3 1 + 500 122 -1000 000 4 2 + 100 122 000 500 5 2 + 700 125 500 000

Stasiun Kembang Kuning 6 3 + 800 125 000 -1000 7 4 + 800 115 -1000 000 8 5 + 500 115 000 -450 9 6 + 600 110 -450 000

10 7 + 450 110 000 -500 11 8 + 450 105 -500 000

Stasiun Cileungsi

12 9 + 650 105 000 -590 13 11 + 000 97 -590 000

Stasiun Mampir

14 13 + 900 97 000 -750 15 15 + 500 85 -750 000

5-7

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out 16 16 + 000 85 000 -730 17 17 + 100 77 -730 000

Stasiun Jonggol 18 18 + 100 77 000 1000 19 18 + 900 85 1000 000 20 19 + 750 85 000 970 21 21 + 500 102 970 000 22 22 + 200 102 000 920 23 23 + 400 113 920 000 24 23 + 800 113 000 -890 25 24 + 700 105 -890 000

Stasiun Sukagalih 26 26 + 100 105 000 -380 27 27 + 400 100 -380 000 28 27 + 800 100 000 1140 29 30 + 000 125 1140 000

Stasiun Cibatu Tiga

30 32 + 400 125 000 480 31 33 + 450 130 480 000 32 34 + 100 130 000 -630 33 35 + 700 120 -630 000 34 36 + 200 120 000 1820 35 38 + 400 160 1820 000 36 38 + 800 160 000 1890 37 42 + 300 196 1890 000

Stasiun Antajaya 38 42 + 950 196 000 1880 39 44 + 700 260 1880 000 40 45 + 000 260 000 1870 41 48 + 750 330 1870 000 42 49 + 220 330 000 1900 43 51 + 850 380 1900 000

Stasiun Mekarjaya 44 52 + 400 380 000 1900 45 54 + 450 419 1900 000 46 54 + 880 419 000 1900 47 57 + 350 466 1900 000 48 57 + 800 466 000 1820 49 58 + 570 480 1820 000

Stasiun Majalaya 50 59 + 250 480 000 -1780 51 61 + 500 440 -1780 000 52 62 + 100 440 000 -1740 53 64 + 400 400 -1740 000 54 66 + 600 400 000 -1000

5-8

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out 55 68 + 100 385 -1000 000

Stasiun Jamali

56 68 + 900 385 000 -1730 57 71 + 500 340 -1730 000 58 72 + 000 340 000 -1670 59 74 + 100 305 -1670 000 60 74 + 700 305 000 570 61 77 + 000 318 570 000 62 77 + 400 318 000 -880 63 78 + 650 307 -880 000 64 79 + 000 307 000 000

Stasiun Selajambe

Untuk alinyemen vertikal desain lengkung harus sesuai dengan peraturan

berikut di bawah ini

Tabel 5 4 Besarnya Radius Lengkung Vertikal Minimum

Kecepatan Rencana

(KmJam)

Radius Minimum Lengkung Vertikal

(m)

V gt 100 8000

ζͳͲͲ 6000

Sumber PM 60 Tahun 2012

523 GAMBAR SITUASIPOTONGAN MEMANJANG DAN POTONGAN

MELINTANG

Dari desain alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal dihasilkan gambar

situasi dan potongan memanjang sebagai berikut

5-9

Gambar 5 1 Situasi Trase Cileungsi-Jonggol-Cianjur

5-10

Gambar 5 2 Potongan Memanjang Trase Cileungsi-Jonggol-Cianjur

5-11

Gambar 5 3 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus dan Lengkung

5-12

Gambar 5 4 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus Timbunan 2 meter dan Galian 2 meter

5-13

Gambar 5 5 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus Timbunan dan Galian lebih dari 6 meter

5-14

Dari hasil perhitungan alinyemen horisontal alinyemen vertical dan

penggambaran di dapatkan rincian Sebagian

Tabel 5 5 Ringkasan Trase Terpilih

No Uraian Kriteria Trase

1 Total panjang rencana trase 790 km 2 Kelandaian maksimal ͳͻΩ 3 Lengkung minimum R800 4 Panjang Terowongan 14 km

Karena rencana trase berada di daerah perbukitan maka untuk mencapai

ζ ͳͻ Ω

beberapa titik yang diberlukan terowongan

53 RENCANA BANGUNAN HIKMAT

Rencana pembangunan Bangunan Hikmat (BH) didapatkan berdasarkan

analisa hidrolika dan perlintasan sebidang dengan sungai Dari analisa

hidrolika yang dilakukan dalam menampilkan deskripsi dari titik simpang

tersebut terkait dengan jenis badan air lebar bentang serta bangunan hikmat

yang direncanakan akan dibangun melintasi badan air tesebut dimana untuk

bentang lt 10 m sebagai bangunan hikmatnya adalah box culvert sedangkan

ηͳͲǤ

terhadap badan air

Tabel 5 6 Bangunan Hikmat Persimpangan dengan Badan Air

No Tp

Km Jenis badan

air

Lebar bentang Jenis bangunan

hikmat Tipe bangunan

hikmat m

TP-1 14+050 Danau 105 Jembatan PCI Girder TP-2 14+340 Danau 210 Jembatan PCI Girder TP-3 17+225 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-4 18+980 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-5 19+550 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400 TP-6 19+715 Sal Irigasi 25 Box Culvert BC 300 x 300 TP-7 22+050 Sungai 50 Jembatan PCI Girder TP-8 25+740 Sungai 30 Jembatan PCI Girder

5-15

No Tp

Km

Jenis badan air

Lebar bentang Jenis bangunan

hikmat Tipe bangunan

hikmat m

TP-9 27+305 Sal Irigasi 25 Box Culvert BC 300 x 300 TP-10 27+650 Sungai 28 Jembatan PCI Girder TP-11 35+950 Sungai 70 Jembatan PCI Girder TP-12 47+425 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-13 50+085 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-14 52+780 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-15 53+665 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-16 62+650 Sungai 10 Jembatan PCI Girder TP-17 70+125 Sal Irigasi 2 Box Culvert BC 300 x 300 TP-18 74+440 Sungai 5 Box Culvert BC 500 x 400 TP-19 74+910 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-20 75+245 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-21 75+590 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400 TP-22 76+110 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400

5-16

Gambar 5 6 Tipikal Jembatan PCI Girder

5-17

54 RENCANA PERLINTASAN TIDAK SEBIDANG

Rencana pembangunan perlintasan tidak sebidang didapatkan berdasarkan perlintasan sebidang dengan jalan Hasil Analisa

untuk menentikan jenis bangunan jembatan lebar bentang serta Panjang jembatan yang direncanakan akan dibangun

melintasi jalan tesebut Berikut daftar persimpangan terhadap jalan

Tabel 5 7 Daftar Perintasan Sebidang

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 1 0+102 Jalan Lokal 250 Ditutup 2 0+157 Jalan Lokal 300 Dialihkan 3 0+240 Jalan Lokal 300 Dialihkan 4 TP 01 0+290 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 5 TP 02 0+900 Jalan Eleveted 98000 PCI Girder 28 x 3500 6 TP 03 1+690 Jl Raya Nambo 700 Overpass 900 x 5000 7 TP 04 2+000 Jl PT Holcim 2000 PCI Girder 1 x 3500 8 2+180 Jl PT Holcim 1200 Dialihkan 9 2+755 Jalan Lokal 400 Ditutup

10 3+185 Jalan Lokal 450 Dialihkan 11 3+460 Jalan Lokal 450 Dialihkan 12 3+835 Jalan Lokal 400 Ditutup 13 TP 05 4+065 Jalan Lokal 700 2 Box Culvert 500 x 400 14 TP 06 4+780 Jl Raya Klapanunggal 700 Overpass 900 x 5000 15 TP 07 5+145 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400

5-18

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 16 TP 08 6+245 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 17 7+085 Jalan Lokal 300 Ditutup 18 TP 09 7+130 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 19 7+470 Jalan Lokal 300 Ditutup 20 TP 10 7+540 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 21 TP 11 7+945 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 22 TP 12 8+390 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 23 8+815 Jalan Lokal 300 Ditutup 24 TP 13 8+800 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 25 TP 14 9+230 Jalan Lokal 700 Overpass 900 x 5000 26 9+445 Jalan Lokal 300 Ditutup 27 TP 15 11+745 Jl Mampir 700 Overpass 900 x 5000 28 11+855 Jalan Lokal 300 Dialihkan 29 12+635 Jalan Lokal 300 Ditutup 30 14+135 Jalan Lokal 300 Ditutup 31 TP 16 14+580 Jl Kelapa Nunggal 700 Overpass 900 x 5000 32 TP 17 14+735 Jl Cimaranggu 700 Overpass 900 x 5000 33 TP 19 15+130 Jl Fontana Lake 700 2 Box Culvert 500 x 400 34 TP 20 15+410 Jl Kawasan Kirana Utara 700 2 Box Culvert 500 x 400 35 15+665 Jalan Lokal 300 Ditutup 36 TP 21 16+255 Jl Cipeuncang 400 Box Culvert 500 x 400 37 16+725 Jalan Lokal 300 Ditutup 38 TP 22 16+900 Jl Raya Cileungsi- 1200 Overpass 1500 X 7500

5-19

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran Jonggol

39 17+025 Jalan Lokal 500 Ditutup 40 TP 23 18+470 Jl Raya Cibarusa 700 2 Box Culvert 500 x 400 41 TP 24 18+635 Jalan Lokal 700 Overpass 900 x 5000 42 TP 25 20+245 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 43 TP 26 20+650 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 44 TP 27 21+505 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 45 TP 28 22+825 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 46 TP 29 23+280 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 47 TP 30 23+655 Jalan Batalyon Polisi 800 2 Box Culvert 500 x 400 48 TP 31 23+920 Jl Raya Jonggol-Cariu 1200 Overpass 1500 X 7500 49 25+020 Jalan Tanah 500 Ditutup 50 TP 32 25+410 Jl KP Jati 500 Overpass 700 x 3000 51 TP 33 25+990 Jl Tegal Panjang 600 Overpass 700 x 3000 52 TP 34 28+220 Jalan Lokal 600 Overpass 700 x 3000 53 TP 35 29+940 Jl Mekarwangi 500 Overpass 700 x 3000 54 TP 36 31+075 Jalan Eleveted 56000 PCI Girder 16 x 3500 55 TP 37 31+925 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 56 TP 38 32+700 Jalan Eleveted 59500 PCI Girder 17 x 3500 57 TP 39 33+490 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 58 TP 40 34+225 Jl Kadongan 400 Box Culvert 500 x 400 59 34+325 Jalan Lokal 400 Dialihkan 60 TP 41 35+470 Jl Transyogi 1200 Overpass 1500 X 7500

5-20

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 61 TP 42 35+650 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 62 36+650 Jalan Lokal 500 Ditutup 63 TP 43 36+945 Jl Cikutamahi 400 Box Culvert 500 x 400 64 TP 44 42+200 Jl Buana Jaya 1200 Overpass 1500 X 7500 65 TP 45 43+450 Jalan Eleveted 154000 PCI Girder 44 x 3500 66 TP 46 44+320 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 67 TP 47 44+880 Jalan Eleveted 35000 PCI Girder 10 x 3500 68 TP 48 45+670 Jalan Eleveted 35000 PCI Girder 10 x 3500 69 TP 49 47+195 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 70 TP 50 48+330 Jalan Eleveted 73500 PCI Girder 10 x 3500 71 49+025 Terowongan 35000 72 TP 51 53+025 Jl Simarasa Mekar Galih 1200 Overpass 1500 X 7500 73 53+450 Jalan Lokal 400 Ditutup 74 54+650 Terowongan 50000 75 57+550 Terowongan 50000 76 57+975 Terowongan 15000 77 TP 52 60+565 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 78 TP 53 61+965 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 79 TP 54 64+750 Jalan Eleveted 56000 PCI Girder 16 x 3500 80 TP 55 65+175 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 81 TP 56 66+050 Jalan Eleveted 84000 PCI Girder 24 x 3500 82 TP 57 67+890 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 83 TP 58 69+380 Jl Raya Jamali 700 Overpass 900 x 5000

5-21

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 84 69+590 Jalan Lokal 500 Dialihkan 85 TP 59 73+100 Jalan Eleveted 108500 PCI Girder 31 x 3500 86 TP 60 77+190 Jl Raya Bandung-Cianjur 1200 PCI Girder 1 x 3500

5-22

Gambar 5 7 Tipikal Perlintasan Sebidang

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

55 RENCANA TEROWONGAN

Pada rencana jalur KA ini terdapat terowongan yang perlu di bangun berikut

daftar lokasi terowongan

Tabel 5 8 Daftar Terowongan

No Terowongan Km Panjang (m) 1 Terowongan 1 48+800 sd 49+100 350

2 Terowongan 2 54+400 sd 54+800 500

3 Terowongan 3 57+200 sd 57+700 575

Total 1425

5-23

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Gambar 5 8 Desain Terowongan

5-24

5-25

Sistem pengerjaan terowongan dijelaskan dengan skema dibawah ini

Gambar 5 9 Siklus Pekerjaan Terowongan

Gambar 5 10 Cara Menggali Terowongan

5-26

56 RENCANA STASIUN

Dalam Trase ini akan dikaji untuk lokasi Stasiun Adapun Lokasi titik-titik

stasiun untuk tiap Alternatif jalur kereta api tersebut dijelaskan pada tabel

berikut ini

Gambar 5 11 Skema Lintas

5-27

Tabel 5 9 Lokasi Stasiun

No KM Jarak Stasiun Lokasi

51+077 00+000

Stasiun Nambo

3500

1 03+500 Stasiun Kembang Kuning Kembang Kuning Kec Klapanunggal Kab Bogor

5800

2 09+300 Stasiun Cileungsi Mampr Kec Cileungsi Kab Bogor

3000

3 12+300 Stasiun Mampir Mampr Kec Cileungsi Kab Bogor

5500

4 17+800 Stasiun Jonggol Sukamanah Kec Jonggol Kab Bogor

7400

5 25+200 Stasiun Sukagalih Sukagalih Kec Jonggol Kab Bogor

6900

6 32+100 Stasiun Cibatu Tiga Cibatu Tiga Kec Cariu Kab Bogor

10500

7 42+600 Stasiun Antajaya Antajaya Kec Tanjung Sari Kab Bogor

9500

8 52+100 Stasiun Mekarjaya Mekarjaya Kec Cikalong Kulon Kab Cianjur

6800

9 58+900 Stasiun Majalaya Majalaya Kec Cikalong Kulon Kab Cianjur

9700

10 68+600 Stasiun Jamali Jamali Kec Mande Kab Cianjur

10400

11 79+000 Stasiun Selajambe Selajambe Kec Sukaluyu Kab Cianjur

5-28

Gambar 5 12 Rencana Stasiun Kecil

5-29

Gambar 5 13 Siteplan Stasiun Kecil

5-30

Gambar 5 14 Rencana Stasiun Besar

5-31

Gambar 5 15 Siteplan Stasiun Besar

6-1 LAPORAN AKHIR

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survei Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Pada Sub bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi untuk studi

trase kereta api lintas Cileungsi Ȃ Jonggol- Cianjur

61 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan secara keseluruhan dapat

diambil beberapa kesimpulan

1 Berdasarkan hasil pengumpulan data sekunder peta topografi kawasan

hutan lindung infrastruktur transportasi dan peta rencana

pengembangan Provinsi Jawa Barat Kabupaten Bogor dan Kabupaten

Cianjur dan hasil Pemilihan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas

Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur maka di usulan terpilih jalur ka untuk

memenuhi aksesibilitas dan mobilitas akan pergerakan dengan panjang

trase plusmn 790 km

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6-2

Gambar 6 1 Rencana Trase Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

2 Kondisi Topografi Geoteknik Dan Hidrolika Hidrologi

a Kondisi Topografi

Dari hasil pengukuran topografi dapat disajikan peta situasi dengan

interval kontur setiap 1 meter Selain garis kontur informasi yang

ditampilkan antara lain sawah sungai bangunan tiang listrik

jembatan dan lain-lain

b Kondisi Geoteknik

hearts Secara umum melihat dari hasil lapangan hasil bor mesin dapat

di temukan kedalaman hasil N gt 50 antara kedalaman 600 Ȃ

1800 meter Kondisi ini masing - masing lokasi tidak bergantung

dari keadaan kondisi litologi tanah

6-3

hearts Secara umum jenis lapisan tanahbatuan yang terdapat pada

sepanjang jalur pemboran yang dilakukan cenderung sama

dimana terdapat batu lempung lempung kepasiran lempung

kelanauan dan breksi vulkanik dengan kepadatan sedang hingga

sangat kaku

c Kondisi HidrolikaHidrologi

hearts Dari pengamatan curah hujan harian maksimum selama 10 tahun

terakhir jenis curah hujan yang terjadi pada daerah wilayah studi

adalah termasuk jenis hujan sangat lebat

hearts Angka-angka curah hujan maksimum tersebut merupakan angka

yang akan dianalisa lebih lanjut untuk mendapatkan nilai debit

rencana dimana untuk jembatan adalah debit rencana untuk

periode ulang 100 tahun

3 Analisis Permintaan Perjalanan

a Total pergerakan penumpang terdapat pada besaran 1 juta

pnptahun pada Tahun 2021 dan meningkat hingga 21 juta

pnptahun pada Tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar

ditemukan pada koridor Kembang Kuning Ȃ Cileungsi sebesar 532

ribu pnptahun

b Total pergerakan barang terdapat pada besaran 338 ribu tontahun

pada Tahun 2021 dan meningkat hingga 732 ribu tontahun pada

Tahun 2051 Nilai terbesar berada pada koridor Kembang Kuning -

Cileungsi

4 Pola Operasi

Trase baru Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur merupakan lintas yang terintegrasi

dengan jaringan jalur kereta api yang ada sekarang dengan demikian pola

pergerakan harus mewadahi kondisi eksisting ini relasi angkutan baik

6-4

barang maupun penumpang yang sangat terkait langsung adalah pergerakan

kereta api dari Bogor ke Cianjur dapat didesain sebagai berikut

Tabel 6 1 Pola Operasi Perjalanan KA

No Trase Cileungsi ndash Jonggol - Cianjur Deskripsi 1 Frekuensi Kereta Api

Kereta Api Penumpang 3 KAhari Kereta Api Barang 3 KAhari

2 Waktu Tempuh Kereta Api Kereta Api Penumpang 115 menit Kereta Api Barang 51 menit

3 Sarana Kereta Api Kereta Api Penumpang 1 Loko + 10 Kereta Kereta Api Barang 2 Loko + 20 Gerbong

4 Kapasitas Kereta Api 80 pnp per kereta 5 Operasional Kereta Api

a Jam Operasional Kereta Api 24 jamhari b Hari Operasional Kereta Api 365 hari tahun

5 Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

Cianjur

Tabel 6 2 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Lahan

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 23724 2372442 265000 628697 Hutan Produksi 12979 1297926 540000 700880 Lahan Kering 18839 1883904 570000 1073825 Lahan Industri 435 43500 1050000 45675 Lahan Pemukiman 6453 645334 1240000 800214

Total 62431 6243106 3249291

6-5

Tabel 6 3 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Lahan Stasiun dan Jalan Akses

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 4382 43820 265000 11612 Hutan Produksi 4465 44649 540000 24110 Lahan Kering 2908 29079 570000 16575 Lahan Pemukiman 22437 224368 1240000 132456

Total 4382 43820 184753

Tabel 6 4 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Prasarana Kereta Api Trase Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta)

Persiapan 0021 2373 Pekerjaan Jalan Rel 31638 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0195 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 16966 1925000 Pekerjaan Bangunan Depo 7051 800000 Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41345 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 1859 201980 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0925 105000

Jumlah 100 11346356 Ppn 10 1134635

Total Keseluruhan 12480991

Tabel 6 5 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api

Uraian Jumlah (Unit)

Harga (RpJuta)

Total Harga (RpJuta)

Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 1 45000 45000 Lokomotif Barang Tipe CC 206 2 47500 95000 Kereta Penumpang 10 16000 160000 Kereta Barang 20 5600 112000

Total 412000

6-6

Tabel 6 6 Perkiraan Anggaran Biaya Manajemen dan Contigency

Uraian Jumlah Biaya (Rp Juta)

Persiapan dan Manajemen Proyek 62404 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 187214 Price Contigency 374429 Contruction Contigency 624049

Total 1248099

Tabel 6 7 Biaya Perawatan Prasarana Kereta Api

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391

6 Kelayakan Ekonomi

Tingkat kelayakan ekonomi pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur yang dihitung menggunakan metoda consumer surplus

sebagai berikut

6-7

Tabel 6 8 Indikator Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Ekonomi Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta) 33214494 2752912 (6630190)

Benefit Cost Ratio - BCR 509 211 103 Economic Internal Rate of

Return - EIRR () 6 1 -3

7 Kelayakan Finansial

Tingkat kelayakan finansial pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol

Ȃ Cianjur sebagai berikut

Tabel 6 9 Indikator Kelayakan Finansial Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Finansial Discount

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta) (1266045) (10410338) (12774850)

Benefit Cost Ratio - BCR 0933 0381 0183 Financial Internal Rate of

Return - FIRR () 0 -5 -9

62 REKOMENDASI

1 Mengingat potensi sumber daya alam hasil pertanian perkebunan hutan

dan pariwisata pada kawasan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol -

Cianjur yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur cukup potensial

maka jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur layak untuk

dikembangkan dengan beberapa pertimbangan

a Kereta api konvensional lebih direkomendasikan pada jalur ini karena

prediksi jumlah demand penumpang dan barang yang cukup besar

Selain itu juga biaya pengadaan dan operasional sarana kereta api

konvensional relatif murah

b Trase ini melewati beberapa pemukiman dan wisata sehingga akan

menjadi pengembangan yang baik bagi wilayah terkait yang mana ini

6-8

akan menjadikan aksesibiltas untuk pilihan moda yang baru bagi

masyarakat Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur

2 Proyek pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur baik

dengan skenario pembangunan prasarana ditanggung pemerintah biaya

sarana dan operasional oleh swastainvestorBUMN maupun skenario

keseluruhan biaya prasarana dan sarana serta operasional oleh

swastainvestorbumn dengan skema konsesi ini dapat memberikan

keuntungan bagi investor dengan penetapan tarif yang sesuai adanya

subsidi dari pemerintah untuk penumpang kelas ekonomi dan

pendapatan dari pengembangan stasiun

3 Rekomendasi Studi Lingkungan

a Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun

2012 tentang Jenis Rencana Usaha danatau kegiatan yang wajib

memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

tercantum bahwa untuk bidangsektor perhubungan darat

η ʹͷ

danatau pembangunan jalur KA elevated gt 5 Km maka wajib

dilengkapi dengan studi AMDAL

b Dengan demikian rencana pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur sepanjang plusmn 79 km termasuk dalam kategori

rencana kegiatan wajib AMDAL Oleh sebab itu perlu ditindaklanjuti

dengan dilakukannya Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) pada tahun anggaran yang akan datang sebelum

dilaksanakannya kegiatan pembebasan lahan dan konstruksi

Adapun studi aspek lingkungan yang dilakukan oleh Konsultan saat

ini merupakan kajian awal dalam rangka untuk mengetahui rona

lingkungan (awal) identifikasi dampak potensial dan arahan

pengelolaan lingkungan serta merekomendasikan perlu dilakukan

studi lingkungan lebih lanjut

4-4

4122 SIMPUL TRANSPORTASI

Beberapa simpul transportasi pada wilayah kabupatenkota pada koridor

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur tidak cukup banyak pilihan yang

terdiri dari simpul terminal

Tabel 4 2 Prasarana Simpul Transportasi

No Kabupaten Simpul Transportasi

1

Bogor Stasiun Kereta Rel Listrik Nambo

Terminal tipe B Cileungsi Terminal tipe C Jonggol

2 Cianjur Stasiun Selajambe Stasiun Ciranjang

Gambar 43 Integrasi Antarmoda Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

4-5

4123 POLA PERGERAKAN PENUMPANG DAN BARANG

Pola pergerakan penumpang dan barang berbasis kecamatan sehingga zona

yang digunakan adalah zona wilayah administrasi kecamatan di wilayah

Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur terutama data pergerakan

penumpang dan barang dari dan menuju Kecamatan Cileungsi Kecamatan

Jonggol dan Kecamatan Sukaluyu Pola pergerakan nanti akan diolah menjadi

nilai Matriks Asal Tujuan (MAT) Kombinasi MAT didapatikan dari data

sekunder berupa MAT Kab Bogor tahun 2011 MAT Kab Cianjur tahun 2013

dan Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) Tahun 2018 Berikut ini

merupakan penamaan zonasi wilayah yang dilakukan pada kegiatan ini serta

jumlah penduduk pada wilayah kajian

Tabel 4 3 Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Nanggung 83790 2 Leuwiliang 111059 3 Leuwisadeng 67593 4 Pamijahan 138420 5 Cibungbulang 131103 6 Ciampea 150769 7 Tenjolaya 58102 8 Dramaga 100878 9 Ciomas 145579 10 Tamansari 96921 11 Cijeruk 81167 12 Cigombong 88382 13 Caringin 115875 14 Ciawi 101713 15 Cisarua 114921 16 Megamendung 97114 17 Sukaraja 174737 18 Babakan Madang 98519 19 Sukamakmur 71145 20 Cariu 49040 21 Tanjungsari 52681 22 Jonggol 124406 23 Cileungsi 235485

4-6

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 24 Klapanunggal 101642 25 Gunung Putri 259545 26 Citeureup 193808 27 Cibinong 320347 28 Bojonggede 225817 29 Tajurhalang 102545 30 Kemang 94176 31 Rancabungur 54506 32 Parung 106873 33 Ciseeng 96032 34 Gunungsindur 97993 35 Rumpin 122566 36 Cigudeg 114036 37 Sukajaya 58619 38 Jasinga 96836 39 Tenjo 64652 40 Parungpanjang 99890

Jumlah 4699282 Sumber BPS 2020

Tabel 4 4 Jumlah Penduduk Kabupaten Cianjur

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 Agrabinta 37995 2 Leles 32795 3 Sindangbarang 53964 4 Cidaun 66824 5 Naringgul 46188 6 Cibinong 59891 7 Cikadu 35867 8 Tanggeung 45696 9 Pasirkuda 35574 10 Kadupandak 50497 11 Cijati 33793 12 Takokak 52618 13 Sukanagara 50784 14 Pagelaran 70313 15 Campaka 65871 16 Campakamulya 24379 17 Cibeber 120353 18 Warungkondang 67564

4-7

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) 19 Gekbrong 53470 20 Cilaku 101844 21 Sukaluyu 73033 22 Bojongpicung 73784 23 Haurwangi 55970 24 Ciranjang 78004 25 Mande 72519 26 Karangtengah 139981 27 Cianjur 165062 28 Cugenang 104145 29 Pacet 101335 30 Cipanas 108911 31 Sukaresmi 83294 32 Cikalongkulon 98302 Jumlah 2260620 Sumber BPS 2020

Tabel 4 5 Sistem Zonasi

No Nama Zona No Nama Zona 201 Cariu 303 Karangtengah 202 Tanjungsari 304 Sukaresmi 203 Jonggol 305 Cikalongkulon 204 Cileungsi 1001 Eksternal Utara 205 Klapanunggal 1002 Eksternal Barat 301 Sukaluyu 1003 Eksternal Selatan 302 Mande 1004 Eksternal Timur

4-8

Gambar 4 4 Sistem Zonasi Koridor Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Dari zonasi wilayah di atas kemudian dibuat desired line dari masing-masing

zona untuk trase yang dipilih Lalu dibuat juga untuk jangkauan pelayanan

dari stasiun yang ditentukan berdasarkan rona awal serta hasil survei

lapangan Berikut gambar desired line dan jangkauan pelayanan stasiun

305 304

302

303

301

1003

202

1002 1004 201

203 205

204

1001

4-9

Gambar 4 5 Desired Line Trase Terpilih

Gambar 4 6 Jangkauan Pelayanan Stasiun Kereta Api

4-10

4124 ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP)

DzȋȌƬ

To Pay (WTP) Angkutan Orang Dengan Kereta Api 13dzǡ

didapatkan bahwa didapatkan rekomendasi berupa usulan tarif angkutan

orang dengan KA kelas ekonomi beberapa kereta Api yang beroperasi di Jawa

Barat

Tabel 4 6 Rekomendasi Usulan Tarif Angkutan Orang dengan KA Kelas Ekonomi

Perkotaan Di Pulau Jawa Tahun 2020

No

Nama Kereta Api

Lintas

Besaran Tarif Saat Ini

(RpOrang)

Rekomendasi Besaran Tarif (RpOrang)

a

Cilamaya Ekspres Cepat Purwakarta Walahar Ekspres

Purwakarta - Tanjung Priok

6000

10000

b Jatiluhur Cikampek Ȃ Tanjung Priok 5000 7000

c Walahar Ekspres Ekonomi Lokal Tanjungpriok - Purwakarta 6000 10000

Sumber Kementerian Perhubungan 2019

4125 PROYEKSI PERMINTAAN PERJALANAN KERETA API

PENUMPANG

Berdasarkan analisis transportasi diatas serta metode proyeksi selanjutnya

dilakukan proyeksi demand dalam periode 30 tahun dari 2021 hingga 2051

Pembebanan pertumbuhan dilakukan pada matriks asal tujuan yang ada di

wilayah studi Hasil proyeksi disajikan pada tabel dibawah ini Proyeksi

demand terbagi menjadi setiap stasiun

Total potensi pergerakan penumpang terbanyak dengan skenario optimis

sebanyak 108 juta pnptahun pada tahun 2021 dan meningkat hingga 251

juta pnptahun pada tahun 2051 Sedangkan pada skenario pesimis jumlah

demand mencapai 21 juta pnptahun pada tahun 2021 dan 42 juta

pnptahun pada tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar ditemukan

pada koridor Kembang Kuning - Cileungsi sebesar 14 jutatahun

4-11

Tabel 4 7 Proyeksi Demand Penumpang KA

Koridor Jumlah Penumpang (pnptahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo-Kembang Kuning 1017654 1167859 1353666 1543720 1743015 1960717 2199140 Kembang Kuning-Cileungsi 850724 976291 1131619 1290498 1457102 1639094 1838407 Cileungsi-Mampir 842612 966981 1120828 1278192 1443207 1623463 1820876 Mampir-Jonggol 476181 546466 633408 722339 815593 917460 1029023 Jonggol-Sukagalih 378819 434733 503899 574646 648833 729872 818624 Sukagalih-Cibatu Tiga 171879 197248 228630 260730 294390 331159 371428 Cibatu Tiga-Antajaya 48099 55198 63980 72963 82383 92672 103941 Antajaya-Mekarjaya 25667 29456 34142 38936 43963 49454 55467 Mekarjaya-Majalaya 45024 51670 59890 68299 77116 86748 97297 Majalaya-Jamali 29646 34022 39435 44972 50778 57120 64066 Jamali-Selajambe 13270 15229 17652 20130 22729 25568 28677

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 8 Proyeksi Demand Penumpang Naik dan Turun KA

Stasiun Jumlah Penumpang (pnptahun)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik

Nambo 166929 166929 191568 191568 222047 222047 253222 253222 285913 285913 321624 321624 360733 360733 Kembang Kuning 532668 532668 611290 611290 708546 708546 808026 808026 912342 912342 1026293 1026293 1151090 1151090 Cileungsi 366430 366430 420516 420516 487420 487420 555853 555853 627614 627614 706003 706003 791853 791853 Mampir 371328 371328 426136 426136 493934 493934 563283 563283 636002 636002 715439 715439 802437 802437 Jonggol 206940 206940 237485 237485 275268 275268 313916 313916 354443 354443 398713 398713 447196 447196 Sukagalih 123731 123731 141993 141993 164585 164585 187692 187692 211923 211923 238392 238392 267381 267381 Cibatu Tiga 39136 39136 44913 44913 52058 52058 59367 59367 67032 67032 75404 75404 84573 84573 Antajaya 15743 15743 18067 18067 20941 20941 23881 23881 26964 26964 30332 30332 34021 34021 Mekarjaya 15378 15378 17647 17647 20455 20455 23327 23327 26339 26339 29628 29628 33231 33231 Majalaya 17910 17910 20553 20553 23823 23823 27168 27168 30675 30675 34507 34507 38703 38703 Jamali 13270 13270 15229 15229 17652 17652 20130 20130 22729 22729 25568 25568 28677 28677 Selajambe 12119 12119 13908 13908 16121 16121 18384 18384 20757 20757 23350 23350 26189 26189

APORAN AKHIR 4-12

4-13

550000

500000

450000

400000

350000

300000

250000

200000

150000

100000

50000

0 Produksi Produksi Produksi Buah- Produksi

Tanaman Sayuran Tanaman Buahan (ton) Tanaman (Ton) Biofarmaka (ton) Perkebunan (Ton)

Bogor Cianjur

4126 PROYEKSI PERMINTAAN PERJALANAN KERETA API BARANG

Selain analisis demand kereta api penumpang dilakukan analisis untuk KA

pergerakan barang Total produksi barang di wilayah kab Bogor mencapai

532341462 tontahun sedangkan di wilayah kab Cianjur mencapai

43218241 Pada wilayah Kabupaten Bogor produksi tanaman perkebunan

menjadi produksi barang yang dominan pada wilayah Kabupaten Bogor

produksi tanaman buah-buahan menjadi produksi barang yang dominan Hal

ini dapat terlihat dari data yang diperoleh dari BPS sebagaimana tersaji pada

Gambar di bawah ini

Gambar 4 7 Total Produksi Wilayah Bogor dan Cianjur Sumber BPS Kab Bogor dan Kab Cianjur 2019

Berdasarkan analisis transportasi di atas serta metode proyeksi selanjutnya

dilakukan proyeksi demand dalam periode 30 tahun dari 2020 hingga 2050

Pembebanan pertumbuhan dilakukan pada matriks asal tujuan yang ada di

4-14

wilayah studi Hasil proyeksi disajikan pada tabel dibawah ini Proyeksi

demand terbagi menjadi setiap stasiun

Total potensi pergerakan barang terbanyak dengan skenario optimis

sebanyak 31 juta tontahun pada tahun 2021 dan meningkat hingga 72 juta

tontahun pada tahun 2051 Sedangkan pada skenario pesimis jumlah

demand mencapai 628 ribu tontahun pada tahun 2021 dan 12 juta

tontahun pada tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar ditemukan

pada koridor Kembang Kuning - Cileungsi sebesar 522 jutatahun

Tabel 4 9 Proyeksi Demand Barang KA Skenario Optimis Moderat dan Pesimis

Koridor Jumlah Barang (tontahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo-Kembang Kuning 338805 388812 450672 513947 580297 652776 732154 Kembang Kuning-Cileungsi 268173 307755 356719 406802 459320 516689 579519 Cileungsi-Mampir 216562 248527 288067 328512 370923 417251 467989 Mampir-Jonggol 118474 135961 157593 179719 202920 228265 256022 Jonggol-Sukagalih 40399 46362 53738 61283 69194 77836 87301 Sukagalih-Cibatu Tiga 22933 26318 30505 34788 39279 44185 49558 Cibatu Tiga-Antajaya 6345 7281 8440 9624 10867 12224 13711 Antajaya-Mekarjaya 421 483 560 639 721 811 910 Mekarjaya-Majalaya 404 463 537 612 691 778 872 Majalaya-Jamali 276 317 367 419 473 532 596 Jamali-Selajambe 131 151 175 199 225 253 284

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 10 Proyeksi Demand Barang Bongkar dan Muat KA

Stasiun Jumlah Barang (tontahun) 2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat

Nambo 70632 70632 81057 81057 93954 93954 107145 107145 120977 120977 136087 136087 152635 152635 Kembang Kuning 172574 172574 198045 198045 229555 229555 261784 261784 295580 295580 332498 332498 372930 372930 Cileungsi 98088 98088 112566 112566 130475 130475 148794 148794 168003 168003 188986 188986 211967 211967 Mampir 81910 81910 94000 94000 108956 108956 124253 124253 140294 140294 157817 157817 177008 177008 Jonggol 17466 17466 20044 20044 23233 23233 26495 26495 29915 29915 33652 33652 37744 37744 Sukagalih 19884 19884 22819 22819 26449 26449 30163 30163 34057 34057 38310 38310 42969 42969 Cibatu Tiga 6082 6082 6979 6979 8090 8090 9225 9225 10416 10416 11717 11717 13142 13142 Antajaya 247 247 283 283 328 328 374 374 423 423 475 475 533 533 Mekarjaya 128 128 147 147 170 170 194 194 219 219 246 246 276 276 Majalaya 161 161 185 185 214 214 244 244 276 276 310 310 348 348 Jamali 131 131 151 151 175 175 199 199 225 225 253 253 284 284 Selajambe 119 119 137 137 159 159 181 181 204 204 230 230 258 258

4-15

4-16

42 ANALISIS POLA OPERASI

421 KRITERIA OPERASI PERJALANAN KERETA API

4211 LALU LINTAS KERETA API

Angkutan kereta api dilaksanakan pada jaringan jalur kereta api dalam lintas

pelayanan kereta api yang membentuk jaringan pelayanan perkeretaapian

Jaringan pelayanan perkeretaapian sebagaimana dimaksud terdiri atas

a jaringan pelayanan perkeretaapian antarkota dan

b jaringan pelayanan perkeretaapian perkotaan

4212 JENIS DAN FUNGSI STASIUN

a Fungsi Stasiun bisa dikatagorikan kedalam

1 Stasiun Penumpang (SP)

Stasiun kereta api untuk keperluan naik turun penumpang

2 Stasiun Barang (SB)

Stasiun kereta api untuk bongkar muat barang

3 Stasiun Operasi

Stasiun kereta api untuk menunjang pengoperasian kereta api

b Kelas stasiun kereta api

Setiap stasiun memiliki kelas stasiun baik untuk stasiun penumpang

stasiun barang dan atau stasiun operasi

Kelas stasiun dibagi dalam 3 (tiga) kelas yaitu

1 Kelas besar

Kelas besar dalam pelaksanaannya bisa saja dibagi lagi kedalam

beberapa kelas misalnya kelas besar A B atau kelas besar C

4-17

2 Kelas Sedang

Umumnya berlokasi minimal di kota kecamatan disamping untuk

kepentingan operasi kereta api juga bisa melaksanakan jasa

pelayanan penumpang dan atau barang

3 Kelas kecil

Umumnya di perkampungan atau desa dan hanya untuk kepentingan

ȋȌǯ

c Penentu kelas stasiun

Penentuan klasifikasi stasiun didasarkan kepada kriteria-kreteria dengan

bobot pada masing-masing kreteria 100 angka (point) kriteria dimaksud

adalah sebagai berikut

1 Fasilitas Operasi

Fasilitas Operasi dimaksud adalah jenis peralatan yang

dipergunakan untuk mendukung operasi perjalanan kereta api

untuk lebih jelasnya lihat sub bab Fasilitas operasi

2 Jumlah Jalur

Semakin banyak jalur yang masih aktif maka semakin tinggi bobot

penilaiannya

3 Fasilitas Penunjang

Semakin lengkap fasilitas penunjang maka semakin tinggi bobot

penilaiannya

4 Frekuensi Lalu-lintas (KA)

Semakin banyak jumlah kereta api termasuk semakin lebih banyak

kereta api yang berhenti maka semakin tinggi bobot penilaiannya

4-18

5 Jumlah Penumpang

Semakin banyak jumlah penumpang dan mungkin semakin tinggi

nilai pendapatan maka semakin tinggi bobot penilaiannya

6 Jumlah barang

Semakin banyak jumlah penumpang dan mungkin semakin tinggi

nilai pendapatan maka semakin tinggi bobot penilaiannya

4213 KECEPATAN KERETA API DAN BEBAN GANDAR

a Kecepatan kereta api

1 Kecepatan rencana

2 Kecepatan maksimum

3 Kecepatan operasi

4 Kecepatan komersial

b Beban gandar

Beban gandar adalah beban yang diterima oleh jalan rel dari satu

gandar Beban gandar untuk lebar jalan rel 1067 mm pada semua kelas

jalur maksimum sebesar 18 ton

4214 GEDUNG DAN FASILITAS PENDUKUNG OPERASI KERETA API DI

STASIUN

a Gedung stasiun

Gedung stasiun kereta api merupakan bagian dari stasiun kereta api yang

digunakan untuk melayani pengaturan perjalanan kereta api dan

pengguna jasa kereta api

b Jenis

1 Gedung untuk kegiatan pokok yang terdiri atas

a) hall

b) perkantoran kegiatan stasiun

4-19

c) loket karcis

d) ruang tunggu

e) ruang informasi

f) ruang fasilitas umum

g) ruang fasilitas keselamatan

h) ruang fasilitas keamanan

i) ruang fasilitas penyandang cacat dan lansia da

j) ruang fasilitas kesehatan

2 Gedung untuk kegiatan penunjang stasiun kereta api yang terdiri

atas

a) pertokoan

b) restoran

c) perkantoran

d) perparkiran

e) perhotelan

f) ruang lain yang menunjang langsung kegiatan stasiun kereta

api

3 Gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus di stasiun kereta api

yang terdiri atas

a) ruang tunggu penumpang

b) bongkar muat barang

c) pergudangan

d) parkir kendaraan

4-20

L = 064 m2orang x V x LF

e) penitipan barang

f) ruang atm dan

g) ruang lain yang menunjang baik secara langsung maupun tidak

langsung kegiatan stasiun kereta api

c Persyaratan teknis gedung

1 Persyaratan Bangunan

a) Konstruksi material disain ukuran dan kapasitas bangunan

sesuai dengan standar kelayakan keselamanan dan keamanan

serta kelancaran sehingga seluruh bangunan stasiun dapat

berfungsi secara handal

b) Memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan gedung

dari bahaya banjir bahaya petir bahaya kelistrikan dan bahaya

kekuatan konstruksi

c) Instalasi pendukung gedung sesuai dengan peraturan

perundangundangan tentang bangunan mekanikal elektrik

dan pemipaan gedung (plumbing) bangunan yang berlaku

2 Luas bangunan ditetapkan untuk

a) Gedung kegiatan pokok dihitung dengan formula sebagai

berikut

L = Luas bangunan (m2)

V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu

tahun (orang)

LF = Load factor (80)

4-21

b) Gedung kegiatan penunjang dan gedung jasa pelayanan khusus

di stasiun kereta api ditetapkan berdasarkan kebutuhan

3 Menjamin bangunan stasiun dapat berfungsi secara optimal dari segi

tata letak ruang gedung stasiun sehingga pengoperasian sarana

perkeretaapian dapat dilakukan secara nyaman

4 Komponen gedung meliputi

1 gedung atau ruangan

2 media informasi (papan informasi atau audio)

3 fasilitas umum terdiri dari

4 ruang ibadah

5 toilet

6 tempat sampah

7 ruang ibu menyusui

8 fasilitas keselamatan

9 fasilitas keamanan

10 fasilitas penyandang cacat atau lansia

11 fasilitas kesehatan

4215 PENGALOKASIAN RUANG UNTUK PENGOPERASIAN

a Untuk kepentingan operasi suatu jalur kereta api harus memiliki

pengaturan ruang yang terdiri dari

1 ruang bebas

2 ruang bangun

b Ruang bebas adalah ruang di atas jalan relyang senantiasa harus bebas

dari segala rintangan dan benda penghalang ruang ini disediakan

4-22

untuk lalu Iintas rangkaian kereta api Ukuran ruang bebas untuk jalur

tunggal dan jalur ganda baik pada bagian Iintas yang lurus maupun

yang melengkung untuk lintas elektrifikasi dan non elektrifikasi

c Ruang bangun adalah ruang di sisi jalan rel yang senantiasa harus bebas

dari segala bangunan tetap

d Batas ruang bangun diukur dari sumbu jalan rel pada tinggi 1 meter

sampai 355 meter Jarak ruang bangun tersebut ditetapkan sebagai

berikut

Tabel 4 11 Jarak Ruang Bangun

Segmen Jalur Lebar Jalan Rel (1067 mm dan 1435 mm)

Jalur Lurus Jalur Lengkung Lintas Bebas

Minimal 235 mm di kiri kanan as jalan rel

5PLQLPDOP R gt 300 minimal 245 m Di kiri kanan as jalan rel

Emplasemen Minimal 195 m di kiri kanan as jalan rel Minimal 235 m di kiri kanan as jalan rel Jembatan Terowongan 215 di kiri kanan as jalan rel 215 m di kiri kanan as jalan rel

4216 JENIS ANGKUTAN MELALUI KERETA API

a Angkutan Penumpang

1 Penumpang Eksekutif

Dari pihak penyedia jasa angkutan memberikan pelayanan

yang lebih baik dibandingkan dengan penumpang Bisnis dan

Ekonomi baik dari segi kelonggaran ruangan lebih longgar

dan nyaman dalam 1 (satu) keretagerbong sekitar untuk 50

penumpang

2 Penumpang Bisnis

Perbedaan dengan pelayanan kelas eksekutif adalah ruangan

lebih di persempit sehingga kemampuan jumlah penumpang

dalam 1 (satu) gerbongkereta lebih banyak dalam 1 (satu)

keretagerbong sekitar untuk 64 penumpang

4-23

3 Penumpang Ekonomi

Perbedaan dengan pelayanan kelas ekonomi adalah ruangan

lebih di persempit lagi sehingga kemampuan jumlah

penumpang dalam 1 (satu) gerbongkereta lebih banyak

dalam 1 (satu) keretagerbong sekitar untuk 100 penumpang

b Angkutan Barang

1 Barang Negosiasi

Jenis barang yang diangkut biasanya barangnya tertentu dan

tempatstasiun pemberangkatan dan atau tujuan tetap

2 Barang Non Negosiasi

Kebalikan dari jenis barang di atas jenis barangnya umum dan

terkadang tempatstasiun pemberangkatan dan atau tujuan

tidak tetap

4217 EMPLASMEN STASIUN

a Emplasemen

Emplasen merupakan kumpulan jalur untuk pergerakan sarana

perkeretaapian yang dihubungkan dengan wesel penghubung jalur

melalui mekanisme perangkat persinyalan

b Skema rancangan Layout Emplasemen Stasiun

Klasifikasi jalur kereta api di stasiun dapat diklasifikasikan dalam

beberapa jenis yaitu Jalur langsir atau jalur tepi (Siding track) Jalur

sayap (Loop track) dan jalur utama (main track) ilustrasi dari istilah

dimaksud seperti berikut

4-24

Gambar 4 8 Klasifikasi Dari Jalur Kereta Api

Penetapan jumlah dan lay out jalur di suatu stasiun tergantung berbagai

unsur yang mempengaruhinya antara lain jenis dan kelas stasiun

ketersediaan lahan letak stasiun di dalam suatu jaringan pelayanan dan

lain sebagainya

c Track layout di beberapa karakteristik stasiun

Layout untuk stasiun penghabisan (stasiun buntu) serta stasiun

persimpangan (Junction) dapat didesain dengan berbagai model

diantaranya

CLASIFICATION OF TRACK

LOOP TRACK

MAIN TRACK

SIDING

4-25

Gambar 4 9 Track Layout Kereta Api

d Jenis dan fungsi Jalur di emplasemen suatu stasiun

Jenis Ȃ jenis jalur yang ada sesuai dengan peruntukannya atau ngusi jalur

tersebut beberapa jenis jalur dimaksud diantaranya

1 Jalur utama atau disebut juga jalur kereta api yaitu jalur yang ada

di stasiun yang digunakan untuk kereta api datang berangkat atau

langsung dan dapat dipergunakan juga untuk kegiatan langsir

2 Jalur stabling atau jalur simpan yaitu jalur untuk keperluan

menyimpan sarana perkeretaapian

3 Jalur luncur yaitu jalur setelah penghabisan jalur utama yaitu untuk

kereta api yang datang berhenti

4 Jalur tangkap yaitu jalur untuk menangkap gelundungan sarana

kereta api

4-26

4218 PERON

a Fungsi

Peron sebagai tempat yang digunakan untuk aktifitas naik turun

penumpang kereta api

b Jenis

1 Peron tinggi

2 Peron sedang

3 Peron rendah

c Persyaratan Penempatan

1 Ditepi jalur (side platform)

2 Diantara dua jalur (island platform)

d PersyaratanTeknis

1 Persyaratan Pembangunan

a) Tinggi

1) Peron tinggi tinggi peron 1000 mm diukur dari

kepala rel

2) Peron sedang tinggi peron 430 mm diukur dari

kepala rel

3) Peron rendah tinggi peron 180 mm diukur dari

kepala rel

b) Jarak tepi peron ke as jalan rel

1) Peron tinggi 1600 mm (untuk jalan rel di lurusan)

dan 1650 mm (untuk jalan rel di lengkungan)

2) Peron sedang 1350 mm

3) Peron rendah 1200 mm

c) Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang

kereta api penumpang yang beroperasi

d) Lebar peron dihitung berdasarkan jumlah penumpang

dengan menggunakan formula sebagai berikut

4-27

b = Lebar peron (meter)

V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu

tahun (orang)

LF = Load factor (80)

I = Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang kereta

api penumpang yang beroperasi (meter)

1) Hasil penghitungan lebar peron menggunakan formula

di atas tidak boleh kurang dari ketentuan lebar peron

minimal sebagai berikut

Tabel 4 12 Ketentuan Minimal Lebar Peron

No

Jenis Peron

Di antara dua j a lur (island platform)

Di t epi j alur (side platform)

1 Tinggi 2 meter 165 meter

2 Sedang 25 meter 19 meter

3 Rendah 28 meter 205 meter

2) Lantai peron tidak menggunakan material yang licin

2 Peron sekurang-kurangnya dilengkapi dengan

a lampu

b papan petunjuk jalur

c papan petunjuk arah

d batas aman peron

3 Persyaratan operasi

a Hanya digunakan sebagai tempat naik turun

penumpang dari kereta api

b = 064 m2orang x V x LF I

4-28

b Dilengkapi dengan garis batas aman peron

1) Peron tinggi minimal 350 mm dari sis tepi luar

ke as peron

2) Peron sedang minimal 600 mm dari sisi tepi luar ke as peron

3) Peron rendah minimal 750 mm dari sisi tepi luar ke as peron

4219 FREKUENSI PERJALANAN KERETA API DAN PROGRAM

PERJALANAN KERETA API

a Frekuensi perjalanan kereta api adalah program perjalanan kereta api

yang direncanakan jalan untuk waktu tertentu relatifnya diprogramkan

untuk waktu satu tahun

b Kapasitas lintas adalah kemampuan suatu lintas untuk dapat dilewati

oleh sejumlah perjalanan kereta api dalam kurun waktu tertentu

misalnya dalam waktu 24 jam waktu periode sibuk (peak hour) dst

Rumusan besaran kapasitas lintas berdasarkan rumus scott sebagai

1 Kapasitas lintas jalur tunggal (1440H x 60) KA

2 Kapasitas lintas jalur ganda (1440H x 70) KA

H = Headway = (Jarak petak jalan kecepatan rata2) + C menit

C = pelayanan hubungan blok AElig 025 menit atau 1 menit

025 menit di persinyalan elektrik

1 menit di persinyalan mekanik

42110 JENIS DAN SPESIFIKASI SARANA PERKERETAAPIAN

Sarana perkeretaapian adalah lokomotif kereta gerbong KRD KRL

dan Peralatan khusus variasi sarana perkeretaapian yang dapat

digunakan untuk kebutuhan pelayanan angkutan di lebar jalur 1067

mm yang ada di wilayah Daerah Operasi 1 Jakarta dan 2 Bandung

diantaranya adalah

4-29

a Lokomotif CC 201 202 203 204 dan 206

b Kereta Ekonomi kereta bisnis kereta eksecutif dan kereta wisata

(Priority Car) dengan berbagai type dan tahun produksinya

c Kereta Rel Diesel dan kereta rel Listrik dengan berbagai jenis klas-

nya

d Gerbong datar gerbong tanki dan gerbong tertutup

Berikut ini tercantum tabel jumlah armada lokomotif yang digunakan

diberbagai wilayah yang dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia serta

spesifikasi teknis lokomotif dimaksud sebagai berikut

4-30

a Armada Lokomotif CC 201 sd CC 206

Tabel 4 13 Jumlah Armada lokomotf CC 201 sd CC 206

Type Loko

Daya Motor Diesel (bhp)

Ketersediaan (unit)

Tahun Operasi

Kecepatan Maksimum (kmjam)

Wilayah Operasi

(umur) 31-40

thn 21-30

thn 11-20

thn 6-10 thn 0-5 thn TOTAL

CC 201 1950 29 unit 91 unit 4 unit 7 unit - 131 unit Tahun 1977 80 Jawa

CC 202 2250 - 29 unit 9 unit - 9 unit 47 unit Tahun 1986 80 Jawa

CC 203 2150 - - 37 unit - - 37 unit Tahun 1995 120 Jawa

CC 204 2150 - - - 10 unit - 10 unit Tahun 2006 120 Jawa

CC 204 MO 2150 - - - 7 unit - 7 unit Tahun

2003 120 Jawa

CC 205

2200

-

-

-

-

6 unit

6 unit

Tahun 2011

80

Sub Divre 32

Tanjung Karang

CC 206 2250 - - - - 100 unit 100 unit Tahun 2014 120 Jawa

Sumber Album Lokomotif PT KAI Tahun 2013

4-31

b Daftar beban tarik lokomotif CC 201 sd CC 204

Tabel 4 14 Beban Tarik Setiap Jenis Lokomotif Pada Landai Penentu dan Kecepatan Tertentu

4-32

a Gambar Lokomotif CC 200 sd CC 203

Gambar 4 10 Lokomotif CC 200 sd CC 203

4-33

b Spesifikasi Teknik Lokomotif CC 204

Gambar 4 11 Spesifikasi Teknis Lokomotif CC 204

4-34

c Tabel Beban Tarik Lokomotif CC 204

Tabel 4 15 Beban Tarik Lokomotif CC 204

d Gambar Lokomotif CC 204

Gambar 4 12 Lokomotif CC 204

4-35

e Spesifikasi Teknik Lokomotif CC 206

Gambar 4 13 Spesifikasi Teknis Lokomotif CC 206

4-36

f Kurva Beban Tarik Lokomotif CC 206

Gambar 4 14 Kurva Beban Teknik Lokomotif CC 206

g Gambar lokomotif CC 206

Gambar 4 15 Lokomotif CC 206

h Beberapa data teknis kereta ekonomi

4-37

hearts Nama pembuat PT INKA

hearts Pemesan Dep Hub

hearts Tahun pembuatan 2007

hearts Jumlah 15 units

hearts Kapasitas penumpang 106 penumpang

hearts Kecepatan maksimum 100 km jam

hearts Lebar sepur 1067 mm

hearts Beban gandar 14 tons

hearts Panjang kereta 20920 mm

hearts Berat kosong 33 tons

i Spesifikasi Teknis KRDI (Kereta Rel Diesel)

Tabel 4 16 Spesifikasi Teknis Kereta Rel Diesel (KRDI)

Panjang kereta dan kopler 207 m

panjang body kereta 20 m

Lebar body kereta 299 m

Tinggi body kereta dari top rel 353 m

Gambar 4 16 Lokomotif Kereta Rel Diesel (KRDI)

j Jenis Gerbong

4-38

Gerbong adalah sarana kendaraan jalan rel yang khusus digunakan

untuk angkutan barang baik barang cair padat atau barang lainnya

Beberapa jenis gerbong yang ada di PT KAI diantaranya sebagai

berikut

frac34 Gerbong terbuka

frac34 Gerbong tertutup

frac34 Gerbong ketel

Contoh gambar gerbong dimaksud yaitu

Gambar 4 17 Gerbong terbuka

Gambar 4 18 Gerong Datar

Gambar 4 19 Gerbong tertutup dan gerbong ketel

4-39

Berat kosong bervariasi asumsi yang digunakan 145 ton dan berat

mauatan mulai 31 ton sd 50 ton asumsi untuk perhitungan

kebutuhan gerbong berat muatnya diasumsikan 31 ton jadi relatif

berat gerbong beserta isinya 45 ton

422 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG

4221 ANALISA POTENSI ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG PER

HARI

Berdasarkan analisa potensi demand per tahun pada Bab 4 sebagaimana

tercantum dalam analisis transportasi dapat dihitung potensi demand per

hari sebagai acuan untuk memprakirakan kebutuhan frekuensi kereta api di

lintas trase terkait perhitungan sementara demand per hari dengan cara

membagi demand per tahun dengan nilai 365 Berikut ini beberapa tabel

prakiraan kebutuhan angkutan penumpang dan barang yang diprediksikan

mulai tahun 2021 sampai dengan tahun 2051 yang diurut per 5 tahunan

sebagai berikut

Tabel 4 17 Prakiraan Kebutuhan Angkutan Penumpang

Keterangan Jumlah Penumpang (pnphari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo-Kembang Kuning 2788 3200 3709 4229 4775 5372 6025 Kembang Kuning-Cileungsi 2331 2675 3100 3536 3992 4491 5037 Cileungsi-Mampir 2309 2649 3071 3502 3954 4448 4989 Mampir-Jonggol 1305 1497 1735 1979 2235 2514 2819 Jonggol-Sukagalih 1038 1191 1381 1574 1778 2000 2243 Sukagalih-Cibatu Tiga 471 540 63 71 81 907 1018 Cibatu Tiga-Antajaya 132 151 18 200 226 254 285 Antajaya-Mekarjaya 70 81 94 107 120 135 152 Mekarjaya-Majalaya 123 142 164 187 211 238 267 Majalaya-Jamali 81 93 108 123 139 156 176 Jamali-Selajambe 36 42 48 6 62 70 79

4-40

Tabel 4 18 Prakiraan Kebutuhan Angkutan Barang

Keterangan Jumlah Barang (tonhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo-Kembang Kuning 928 1065 1235 1408 1590 1788 2006 Kembang Kuning-Cileungsi 735 843 977 1115 1258 1416 1588 Cileungsi-Mampir 593 681 789 900 1016 1143 1282 Mampir-Jonggol 325 372 432 492 556 625 701 Jonggol-Sukagalih 111 127 147 168 190 213 239 Sukagalih-Cibatu Tiga 63 72 84 95 108 121 136 Cibatu Tiga-Antajaya 17 20 23 26 30 33 38 Antajaya-Mekarjaya 12 13 15 18 20 22 25 Mekarjaya-Majalaya 11 13 15 17 19 21 24 Majalaya-Jamali 08 09 10 11 13 15 16 Jamali-Selajambe 04 04 05 05 06 07 08

Pada prakiraan angkutan penumpangnya frekuensi tertinggi berdasarkan

perhitungan pada tabel417 dan tabel 418 di atas secara berurutan tercatat

hearts tahun 2021 sebesar 2788 penumpang

hearts tahun 2026 sebesar 3200 penumpang

hearts tahun 2031 sebesar 3709 penumpang

hearts tahun 2036 sebesar 4229 penumpang

hearts tahun 2041 sebesar 4775 penumpang

hearts tahun 2046 sebesar 5372 penumpang

hearts tahun 2051 sebesar 6025 penumpang

Sedangkan angkutan barang tercatat sebagai berikut

hearts tahun 2021 sebesar 928 ton

hearts tahun 2026 sebesar 1065 ton

hearts tahun 2031 sebesar 1235 ton

hearts tahun 2036 sebesar 1408 ton

hearts tahun 2041 sebesar 1590 ton

hearts tahun 2046 sebesar 1788 ton

hearts tahun 2051 sebesar 2006 ton

Nilai prakiraan angkutan penumpang dan barang ini akan menjadi bahan

perhitungan untuk menentukan besaran frekuensi perjalanan kereta api

yang dibutuhkan

4-41

4222 ANALISIS VOLUME PERGERAKAN TURUN NAIK PENUMPANG

DAN BONGKAR MUAT BARANG DI STASIUN

Perhitungan besaran jumlah turun naik penumpang atau barang di stasiun

ditujukan untuk memprakirakan jenis stasiun apa di trase kajian serta untuk

memahami juga untuk kebutuhan luas peron di stasiun Berdasarkan kajian

transportasi di Bab 4 pada analisis transportasi tentang prakiraan jumlah

penumpang yang turun naik dan bongkar muat barang di stasiun pada

volume per tahun maka dapat dihitung untuk besaran per harinya dengan

pembagi 365 hasilnya sebagai berikut

Tabel 4 19 Prakiraan Volume Turun Naik Penumpang Per Hari Tahun 2021

Sampai Dengan Tahun 2051

Nama-nama Stasiun Potensi Turun - Naik Penumpang per hari di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo 915 1050 1217 1388 1567 1762 988

Kembang Kuning 2919 3350 3882 4428 4999 5624 3154

Cileungsi 2008 2304 2671 3046 3439 3869 2169

Mampir 2035 2335 2706 3086 3485 3920 2198

Jonggol 1134 1301 1508 1720 1942 2185 1225

Sukagalih 678 778 902 1028 1161 1306 733

Cibatu Tiga 214 246 285 325 367 413 232

Antajaya 86 99 115 131 148 166 93

Mekarjaya 84 97 112 128 144 162 91

Majalaya 98 113 131 149 168 189 106

Jamali 73 83 97 110 125 140 79

Selajambe 66 76 88 101 114 128 72

4-42

Tabel 4 20 Prakiraan Volume Bongkar Muat (ton) Per Hari Tahun 2021

Sampai Dengan Tahun 2051

Nama Stasiun-stasiun Potensi Bongkar Muat Barang (tonhari) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 Nambo 387 444 515 587 663 746 836

Kembang Kuning 946 1085 1258 1434 1620 1822 2043

Cileungsi 537 617 715 815 921 1036 1161

Mampir 449 515 597 681 769 865 970

Jonggol 96 110 127 145 164 184 207

Sukagalih 109 125 145 165 187 210 235

Cibatu Tiga 33 38 44 51 57 64 72

Antajaya 1353 1551 1797 2049 2318 2603 2921

Mekarjaya 701 805 932 1063 1200 1348 1512

Majalaya 882 1014 1173 1337 1512 1699 1907

Jamali 718 827 959 1090 1233 1386 1556

Selajambe 652 751 871 992 1118 1260 1414

Tabel 419 dan tabel 420 tersebut di atas dihitung untuk bahan pertimbangan

dalam menentukan jenis stasiun (stasiu penumpang dan atau barang)

4223 PRAKIRAAN JUMLAH KEBUTUHAN FREKUENSI (TRIP)

PERJALANAN PER HARI DI TIAP-TIAP STASIUN TERKAIT

Berdasarkan prakiraan kebutuhan potensi angkutan penumpang dan

angkutan barang sebagaimana tercantum di tabel 417 dan 418 beserta

penjelasan di bawahnya dapat diketahui jumlah frekuensi kereta api yang

harus dijalankan setiap harinya

Beberapa kemungkinan kapasitas kereta api penumpang tergantung jumlah

kereta atau gerbong yang diangkut kemungkinan tersebut dirinci untuk

menemukan yang ideal dari sisi waktu perjalanan sehingga dapat

dipersaingkan dengan moda angkutan lain juga dari sisi kebutuhan besaran

daya angkut serta headway yang diharapkan berikut beberapa

kemungkinannya jika dalam 1 train set (KA) terdiri dari

frac34 4 kereta = 4 x 80 penumpang = 320 penumpang

frac34 6 kereta = 6 x 80 penumpang = 480 penumpang

frac34 8 kereta = 8 x 80 penumpang = 640 penumpang

4-43

frac34 10 kereta = 10 x 80 penumpang = 800 penumpang

Dibatasi 10 kereta itu berhubung dengan daya tarik lok CC 204 atau CC

206 di lereng 20 permil masih mampu laju dengan kecepatan 40 kmjam

Catatan 1 kereta berat rata-rata 45 ton jadi 10 kereta = 450 ton

Demikian juga untuk KA untuk kereta api barang berat gerbong dan

muatannya diasumsikan 45 ton per gerbong jadi pembatasannya 10

gerbong

Prakiraan frekuensi kereta api penumpang dengan trainsets 4 6 8 atau 10

kereta berdasarkan volume angkutan sebagaimana tercantum di tabel 417

dapat dihitung dengan cara (jumlah volumekapasitas KA) hasilnya

menjadi sebagi berikut

Tabel 4 21 Prakiraan Frekuensi Kereta Api Penumpang

Alternatif Stam Formasi Frekuensi KA Penumpang (KAhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 2 kereta 17 20 23 26 30 34 38 4 kereta 9 10 12 13 15 17 19 6 kereta 6 7 8 9 10 11 13 8 kereta 4 5 6 7 7 8 9 10 kereta 3 4 5 5 6 7 8

Tabel 4 22 Prediksi Frekuensi Kereta Api Barang

Alternatif Stamformasi Frekuensi KA Penumpang (KAhari)

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 gerbong 4 4 5 6 7 7 8 10 gerbong 3 4 4 5 5 6 7 Catatan tahun 2020-2026 tentatif

423 ANALISA POLA OPERASI PERJALANAN KERETA API

Pola operasi perjalanan kereta api menganalisa mengenai berbagai informasi

yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan perjalanan kereta api analisanya

meliputi implikasi trase yang diusulkan potensi angkutan yang ada serta

kebutuhan sarana kereta api

4-44

4231 KECEPATAN OPERASI PERJALANAN KERETA API

Kecepatan kereta api ditentukan berdasarkan kemampuan jalur kereta api

kemampuan sarana kereta api dan sifat barang yang diangkut Prasarana

yang berkaitan dengan kecepatan kereta api yaitu mengenai alinyemen

vertical dan horizontal berikut di bawah ini informasi besaran alinyemen

dimaksud sebagai berikut

Tabel 4 23 Alinyemen Vertical Trase

No

KM

Elevasi Kop

Rel

Kelandaian (Per Mill)

Grade In

Grade Out

Stasiun Nambo 1 0 + 000 100 000

Stasiun Kembang Kuning

2 4 + 000 100 000 -670 3 7 + 000 80 -670 000

Stasiun Cileungsi 4 10 + 500 80 000 -670

Stasiun Mampir 5 13 + 500 60 -670 000

Stasiun Jonggl 6 20 + 500 60 000 730 7 23 + 250 80 730 000

Stasiun Sukagalih 8 27 + 500 80 000 800 9 30 + 000 100 800 000

Stasiun Cibatu Tiga 10 36 + 000 100 000 1850 11 39 + 250 160 1850 000 12 40 + 000 160 000 1500

Stasiun Antajaya 13 44 + 000 220 1500 000 14 44 + 500 220 000 1880 15 48 + 750 300 1880 000 16 49 + 250 300 000 2000 17 54 + 250 400 2000 000

Stasiun Mekarjaya 18 55 + 000 400 000 2000

4-45

No

KM

Elevasi Kop

Rel

Kelandaian (Per Mill)

Grade In

Grade Out

19 57 + 250 445 2000 000 20 57 + 750 445 000 1200

Stasiun Majalaya 21 59 + 000 460 1200 000 22 59 + 750 460 000 -2000 23 61 + 000 435 -2000 000 24 61 + 500 435 000 -2000 25 65 + 250 360 -2000 000 26 67 + 000 360 000 -1140

Stasiun Jamali 27 70 + 500 320 -1140 000 28 71 + 000 320 000 -1780 29 73 + 250 280 -1780 000 30 78 + 900 280 000

Stasiun Selajambe

Alinyemen horizontal secara keseluruhan radius terkecil 800 meter sehingga

tidak mempengaruhi pada pembatasan kecepatan

Berdasarkan tabel-tabel tentang besaran alinyemen vertical yang ada di

wilayah studi diketahui bahwa gradient terbesar adalah 20 000 dengan

demikian tolok ukur untuk menentukan berat rangkaian KA terbatasi pada

kemampuan lokomotif atau kendaraan penarik di lereng tersebut

Dari haulingload lokomotif yang ada CC 204 dan CC 206 Kecepatan kereta api

di lereng vertikal mencapai 20 000 dapat mencapai kecepatan 80 kmjam

dengan berbagai implikasinya artinya makin rendah kecepatan kereta api

maka makin banyak jumlah ton kereta api yang dapat diangkut sebaliknya

makin besar kecepatan kereta api maka makin sedikit jumlah ton kereta api

yang bisa diangkut berikut berbagai kemungkinannya

4-46

4 24 Estimasi Kecepatan Terhadap Angkutan Barang

CC 204

20 permil

Kecepatan KA 40 50 60 70 80 Ton 420 380 280 200 180 Jmh KRT 93 84 62 44 40 bulatkan 9 8 6 4 4 Panjang Rangk 205 184 143 102 102 Jmh GRB 84 76 56 4 36 bulatkan 8 7 5 4 3 Panjang Rangk 136 122 93 78 64

CC 206

20 permil

Kecepatan KA 40 50 60 70 80 Ton 480 380 280 220 180 Jmh KRT 107 84 62 49 40 bulatkan 10 8 6 5 4 Panjang Rangk 225 184 143 1225 102 Jmh GRB 96 76 56 44 36 bulatkan 9 7 5 4 3 Panjang Rangk 151 122 93 78 64

Sumber Diolah konsultan dari houling load lokomotif CC 204 dan 206 serta data dimensi sarana kereta

Mencermati berbagai kemungkinan di atas maka di berat 450 ton (senilai 10

kereta atau 10 gerbong isi) kereta api masih dapat melaju dengan kecepatan

40 kmjam dengan ton yang sama pada gradient yang lebih kecilnya maka

kecepatan akan lebih besar di atas 40 kmjam

Sementara gradient yang ada di trase NamboCileungsi mulai dari 0 000 sd

20 000 daftar hauling load lok CC 204 dan 206 dengan berat 450 ton pada

gradient 5 000 sd 20 000 relatifnya tercatat sebagai berikut

Tabel 4 25 Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 204 Beban 450 Ton

Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 204 dengan berat kereta api 450 ton

No Gradient (permil) Kecepatan Maksimum (kmjam)

1 5 90 2 10 72 3 15 55 4 20 40

4-47

Tabel 4 26 Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 206 Beban 450 Ton

Kemampuan Kecepatan Lokomotif CC 206 dengan berat

kereta api 450 ton

No Gradient (permil) Kecepatan Maksimum (kmjam)

1 5 90 2 10 72 3 15 55 4 20 42

Namun demikian berdasarkan berdasarkan hasil konsultasi asistensi pada

tanggal Agustus 2020 diharapkan konsultan untuk mengkaji ulang mengenai

kecepatan atau waktu tempuh perjalanan kereta api di lintas trase baru ini

(CileungsiNambo Ȃ SelajambeCianjur) agar mampu bersaing dengan moda

angkutan jalan raya Untuk mencukupi usulan dimaksud dicoba dianalisis

kembali berbagai kemungkinan untuk meningkatkan kecepatan kereta api

dengan opsi pengurangan jumlah rangkaian referensi yang ada seperti tabel-

tabel berikut ini

Tabel 4 27 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 180 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 4 5 120 90 2 4 10 120 90 3 4 15 90 81 4 4 20 78 70

Tabel 4 28 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 270 ton

dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 6 5 120 90 2 6 10 92 83 3 6 15 75 68 4 6 20 60 54

4-48

Tabel 4 29 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 360 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 8 5 100 90 2 8 10 80 72 3 8 15 60 54 4 8 20 50 45

Tabel 4 30 Kecepatan Kereta api Penumpang berat rangkaian KA 450 ton

dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(kereta) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 10 5 85 77 2 10 10 72 65 3 10 15 52 47 4 10 20 42 38

Kecepatan operasi untuk KA penumpang dibatasi 90 kmjam dan kecepatan

operasi kereta api barang 60 kmjam Untuk KA barang rangkaian paling

sedikit utuk 8 rangkaian kecepatan operasinya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 31 Kecepatan Kereta api Barang berat rangkaian KA 360 ton dengan lok CC 204206

Nomor Jumlah rangkaian

(gerbong) Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 8 5 100 60 2 8 10 80 60 3 8 15 60 54 4 8 20 50 45

Tabel 4 32 Kecepatan Kereta api Barang berat rangkaian KA 450 ton dengan

lok CC 204206

Nomor

Jumlah rangkaian (gerbong)

Gradient (permil)

Kecepatan maksimum

Kecepatan Operasi

1 10 5 85 60 2 10 10 72 60 3 10 15 52 47 4 10 20 42 38

4-49

4232 BERAT KERETA ATAU GERBONG

Berdasarkan spesifikasi kereta atau gerbong sebagaimana diuraikan pada

butir 42110 h sampai dengan j dapat disimpulkan bahwa berat rata-rata

kereta atau gerbong sebagai berikut

Kereta ekonomi bisnis beserta penumpangnya rata-rata 45 ton berat

gerbong kosong diasumsikan rata-rata 145 ton berat muat diasumsikan 30

ton jadi berat gerbong dan muatannya 445 ton relatifnya 45 ton Jadi variasi

berat kereta api penumpang dan barang menjadi sebagai berikut

Kereta api Penumpang

frac34 ͶǯͶͷαͳͺͲ ton

frac34 ǯͶͷαʹͲ ton

frac34 ͺǯͶͷα͵Ͳ ton

frac34 ͳͲǯͶͷαͶͷͲ ton

Kereta api Barang

frac34 8 ǯͶͷα͵Ͳ ton

frac34 ͳͲǯͶͷαͶͷͲ ton

4233 PANJANG RANGKAIAN KERETA API DAN PANJANG EFEKTIF

JALUR UTAMA DI STASIUN-STASIUN

Berdasarkan jumlah kereta atau gerbong yang dapat dirangkaikan dalam

satu rangkaian kereta api sebagaimana dibahas pada butir 4223 di atas

dapat diketahui panjang rangkaian kereta api maksimum menjadi sebagai

berikut

a Untuk kereta api penumpang = (10 x 205 meter) + 20 meter = 225

meter

b Untuk kereta api penumpang KRD = (10 x 207 meter) = 207 meter

4-50

c Untuk kereta api Barang = (10 x 145 meter) + 20 meter = 165

meter

Maka yang menjadi acuan dalam menentukan panjang efektif jalur utama di

stasiun minimalnya (225 + 20 ) meter = 245 meter

4234 WAKTU PERJALANAN KERETA API

Waktu perjalanan kereta api penumpang berdasarkan kemampuan lokmotif

CC 206 yang disesuaikan dengan Alinyemen vertical yang ada di trase

tersebut serta kemampuan sarana kereta apinya Waktu tempuh ini sesuai

pula dengan berat rangkaian yang dibawa Tabel-tabel berikut menyajikan

berbagai waktu tempuh atau waktu perjalanan KA hasilnya sebagai berikut

4-51

Tabel 4 33 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 4 kereta (180 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 313 3906 1088 27188 313 3906 1713 29 45 08 2163 36 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 313 3906 2008 50188 313 3906 2633 44 45 08 3083 51 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 313 3906 888 22188 313 3906 1513 25 45 08 1963 33 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 313 3906 1888 47188 313 3906 2513 42 45 08 2963 49 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 313 3906 2648 66188 313 3906 3273 55 45 08 3723 62 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 313 3906 2448 61188 313 3906 3073 51 45 08 3523 59 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 250 2500 5000 100000 250 2500 5500 92 45 08 5950 99 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 250 2500 4500 90000 250 2500 5000 83 45 08 5450 91

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 250 2500 3150 63000 250 2500 3650 61 45 08 4100 68 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 250 2500 4600 92000 250 2500 5100 85 45 08 5550 93 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 250 2500 4900 98000 250 2500 5400 90 5400

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 3937 656 detik menit

Dwelling time di Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 4387 731

4-52

Tabel 4 34 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 6 kereta (270 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 281 3164 1274 28672 281 3164 1837 31 45 08 2287 38 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 281 3164 2297 51672 281 3164 2859 48 45 08 3309 55 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 281 3164 1052 23672 281 3164 1615 27 45 08 2065 34 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 281 3164 2163 48672 281 3164 2726 45 45 08 3176 53 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 281 3164 3008 67672 281 3164 3570 60 45 08 4020 67 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 281 3164 2785 62672 281 3164 3348 56 45 08 3798 63 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 188 1406 6813 102188 188 1406 7188 120 45 08 7638 127 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 188 1406 6146 92188 188 1406 6521 109 45 08 6971 116

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 188 1406 4346 65188 188 1406 4721 79 45 08 5171 86 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 188 1406 6279 94188 188 1406 6654 111 45 08 7104 118 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 188 1406 6679 100188 188 1406 7054 118 7054

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 4809 802 detik menit

Dwelling time di Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 5259 877

4-53

Tabel 4 35 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 8 kereta (360 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 250 2500 1500 30000 250 2500 2000 33 45 08 2450 41 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 250 2500 2650 53000 250 2500 3150 53 45 08 3600 60 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 250 2500 1250 25000 250 2500 1750 29 45 08 2200 37 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 250 2500 2500 50000 250 2500 3000 50 45 08 3450 58 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 250 2500 3450 69000 250 2500 3950 66 45 08 4400 73 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 250 2500 3200 64000 250 2500 3700 62 45 08 4150 69 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 45 08 9006 150 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 156 977 7444 93047 156 977 7756 129 45 08 8206 137

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 156 977 5284 66047 156 977 5596 93 45 08 6046 101 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 156 977 7604 95047 156 977 7916 132 45 08 8366 139 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 156 977 8084 101047 156 977 8396 140 8396

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 5577 930 detik menit

Dwelling time 10 Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 6027 1005

4-54

Tabel 4 36 Waktu Perjalanan Train Sets Dari Stasiun Cileungsi - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 10 kereta (450 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) Waktu (d) Jarak (m) detik menit detik menit detik menit

1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 900 150 900 150 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 225 2025 1719 30950 225 2025 2169 36 45 08 2619 44 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 225 2025 2997 53950 225 2025 3447 57 45 08 3897 65 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 225 2025 1442 25950 225 2025 1892 32 45 08 2342 39 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 225 2025 2831 50950 225 2025 3281 55 45 08 3731 62 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 225 2025 3886 69950 225 2025 4336 72 45 08 4786 80 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 225 2025 3608 64950 225 2025 4058 68 45 08 4508 75 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 131 689 9869 103622 131 689 10131 169 45 08 10581 176 9 Mekarjaya 52100 Antajaya - Mekarjaya 9500 131 689 8916 93622 131 689 9179 153 45 08 9629 160

10 Majalaya 58900 Mekarjaya - Majalaya 6800 131 689 6345 66622 131 689 6607 110 45 08 7057 118 11 Jamali 68600 Majalaya - Jamali 9700 131 689 9107 95622 131 689 9369 156 45 08 9819 164 12 Selajambe 78900 Jamali - Selajambe 10300 131 689 9678 101622 131 689 9941 166 9941

Selajambe 78900 900 150 900 150 Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 6441 1074 detik menit

Dwelling time 10 Stasiun Antara 450 75 detik menit Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 6891 1149

4-55

Tabel 4 37 Waktu Perjalanan KA Barang dari Stasiun Nambo - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 8 gerbong(360 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m)

Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) s menit s menit s menit

1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 00 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 250 2500 1500 30000 250 2500 2000 33 0 00 2000 33 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 250 2500 2650 53000 250 2500 3150 53 0 00 3150 53 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 250 2500 1250 25000 250 2500 1750 29 0 00 1750 29 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 250 2500 2500 50000 250 2500 3000 50 0 00 3000 50 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 250 2500 3450 69000 250 2500 3950 66 0 00 3950 66 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 156 977 5364 67047 156 977 5676 95 0 00 5676 95 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 0 00 8556 143

Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 2808 47 0 00 28083 468 Dwelling time di Stasiun Antara 0 0 Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 2808 468

1 Nambo 51077

2 Citayam 37810 Nambo - Citayam 13267 13800 230 900 150 22800 380 3 Jakarta Kota 0 Citayam - Jakarta K 37810 44400 740 0 00 44400 740

Waktu Tempu Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang atau sebaliknya 8628 1438 Dwelling time di Stasiun Antara 900 15 Waktu Perjalanan Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang termasuk waktu berhenti 9528 159

4-56

Tabel 4 38 Waktu Perjalanan KA Barang dari Stasiun Nambo - Selajambe (Sebaliknya) Ȃ untuk jumlah rangkaian kereta api 10 gerbong(450 ton)

No STASIUN SHALTER Lokasi (m) Petak Jalan Jarak (m) Akselerasi Kecepatan Konstan Deselerasi Waktu Tempuh Dwelling Time Waktu Perjalanan

Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) Waktu (s) Jarak (m) s menit s menit s menit 1 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 00 2 Kembangkuning 3500 Nambo-Kembangkuning 3500 225 2025 1719 30950 225 2025 2169 36 0 00 2169 36 3 Cileungsi 9300 Kembangkuning-Cileungsi 5800 225 2025 2997 53950 225 2025 3447 57 0 00 3447 57 4 Mampir 12300 Cileungsi - Mampir 3000 225 2025 1442 25950 225 2025 1892 32 0 00 1892 32 5 Jonggol 17800 Mampir - Jonggol 5500 225 2025 2831 50950 225 2025 3281 55 0 00 3281 55 6 Sukagalih 25200 Jonggol - Sukagalih 7400 225 2025 3886 69950 225 2025 4336 72 0 00 4336 72 7 Cibatu Tiga 32100 Sukagalih - Cibatu Tiga 6900 131 689 6440 67622 131 689 6703 112 0 00 6703 112 8 Antajaya 42600 Cibatu Tiga - Antajaya 10500 156 977 8244 103047 156 977 8556 143 0 00 8556 143

Waktu Tempu Nambo - Selajambe atau sebaliknya 3038 51

Dwelling time di Stasiun Antara 0 0

Waktu Tempuh + Dwelling time di 10 Stasiun Antara 3038 51 1 Nambo 51077

2 Citayam 37810 Nambo - Citayam 13267 13800 230 900 150 22800 380 3 Jakarta Kota 0 Citayam - Jakarta K 37810 44400 740 0 00 44400 740

Waktu Tempu Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang atau sebaliknya 8858 1476

Dwelling time di Stasiun Antara 900 15

Waktu Perjalanan Cibatu Tiga sd Jakarta Gudang termasuk waktu berhenti 9758 163

4-57

Berdasarkan tabel 433 sd tabel 438 dapat disimpulkan bahwa waktu

perjalanan termasuk waktu berhenti di tiap-tiap stasiun untuk KA

Penumpang dari stasiun Nambo sampai dengan stasiun Selajambe atau

sebaliknya tercatat sebagai berikut

Tabel 4 39 Waktu Perjalanan kereta api penumpang dari Selajambe Ȃ Nambo

atau sebaliknya

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan detik menit

4 kereta (180 ton) 4387 73 6 kereta (270 ton) 5259 88 8 kereta (360 ton) 6027 100 10 kereta (450 ton) 6891 115

Demikian juga KA barang variasi waktu perjalanannya sebagaimana di htung

pada tabel 437 dan 37 rigkasannya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 40 Waktu Perjalanan kereta api Barang dari Antajaya Ȃ Nambo Ȃ

Jakarta Gudang atau sebaliknya

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan detik menit

8 gerbong (270 ton) 9528 159 10 gerbong (450 ton) 9758 163

Sementara berdasarkan penelusuran melalui google map waktu perjalanan

untuk angkutan orang dengan kendaraan jalan raya yang menggunakan

kendaraan pribadi perjalanan dari Selajambe Ȃ Nambo menggunakan jalan

tol relatifnya berkisar antara 2 jam Ȃ 2 jam 35 menit jika menggunakan jalan

non tol 3 samapi 4 jam berikut dibawah ini cuplikan dari waktu tempuh

penelusuran goggle map sebagai berikut

4-58

Gambar 4 20 Waktu Tempuh Nambo - Selajambe

Gambar 4 21 Waktu Tempuh Cileungsi - Selajambe

Berdasarkan penelusuran waktu perjalanan kendaraan jalan raya Selajambe

Ȃ Nambo di periode waktu jam 0405 sd 0412 besaran waktunya 1 jam 57

menit sd 2 jam 15 menit Makin siang waktu perjalanannya makin besar

bahkan sampai lebih dari 3 jam Perjalanan moda jalan raya berupa bus saat

ini masih jarang waktu berangkatnya tidak jelas serta waktu perjalannya bisa

sampai 3 jam lebih

Kesimpulannya perjalanan kereta api dengan rangkaian 10 kereta pun KA

masih mampu bersaing

4-59

4235 KAPASITAS LINTAS DAN FREKUENSI KERETA API

1 Kecepatan rata-rata dan headway

Untuk menghitung kapasitas lintas maka perlu diketahui terlebih dahulu

kecepatan rata-rata di lintas tersebut dan petak jalan yang dijadikan ukuran

yaitu petak jalan terpanjang dari lintas tersebut

Petak jalan terpanjang yaitu antara stasiun Cibatu Ȃ Antajaya 105 km

apabila jumlah rangkaian KA penumpang sesuai dengan variasi awal yaitu 4

atau 6 atau 8 atau 10 kereta dan KA barang diputuskan 10 gerbong per KA

dan frekuensi kereta api sesuai dengan prakiraan di tabel 421 dan tabel 422

maka kecepatan operasi rata Ȃ rata menjadi sebagai berikut

Tabel 4 41 Kecepatan rata-rata (Vi Oprata-rata)

Formasi KA Pnp

Jumlah Kereta Api Kecepatan Operasi Kecepatan Rata2 ( Kmjam) Penumpang Barang Penumpang Barang

4 kereta 19 7 72 38 63 6 kereta 13 7 54 38 48 8 kereta 9 7 45 38 42 10 kereta 8 7 38 38 38

Berdasarkan tabel tersebut di atas maka headway dapat dihitung sebagai

berkut (JVir) + 1 ) menit jadi secara berurutan sesuai tabel 441

tersebut nilai headway menjadi sebagai berikut

Tabel 4 42 Headway di lintas Selajambe - Nambo

Formasi KA Kec Operasi rata-rata

Jarak petak jalan

Headway (menit) Penumpang Barang 4 kereta 10 gerbong 63 105 11 6 kereta 10 gerbong 48 105 14 8 kereta 10 gerbong 42 105 16 10 kereta 10 gerbong 38 105 18

4-60

2 Kapasitas Lintas

Perhitungan kapasitas lintas tujuannya untuk dapat mengetahui berapa

banyak jumlah kereta api yang dapat diprogramkan untuk jalan setiap

harinya pada lintas tersebut

Berdasarkan rumusan kapasitas lintas sebagaimana diuraikan dalam butir

4219 dengan perhitungan Waktu operasi merujuk pada pola operasi KRL

di Lintas Jabotabek yaitu waktu operasi 20 jam (0400- 2400) dan waktu

perawatan 4 jam (2400 Ȃ 0400) sehingga rumusan kapasitas lintas untuk

nilai C jalur tunggal dari 60 menjadi 80 dan headway-nya sesuai tabel

442 di atas maka kapasitas lintas hasilnya menjadi sebagai berikut

Tabel 4 43 Kapasitas Lintas

Formasi KA Kec Operasi rata-rata

Jarak petak jalan

Headway (menit) Kapasitas Lintas (KA) Penumpang Barang 4 kereta 10 gerbong 63 105 11 87 6 kereta 10 gerbong 48 105 14 68 8 kereta 10 gerbong 42 105 16 60 10 kereta 10 gerbong 38 105 18 55

3 Frekuensi kereta api dan kebutuhan sarana perkeretaapian

Prakiraan frekuensi kereta api telah dihitung hasilnya seperti pada tabel

421 dan 422 demikian juga kapasitas lintas dapat dilihat pada tabel 443

maka jika tabel-tabel tersebut dibandingkan akan terlihat kebutuhan slot

perjalananya masih cukup atau tidak berikut perbandingannya

Tabel 4 44 Kapasitas Lintas dan Frekuensi KA serta sisa slot

Formasi KA Kapasitas Lintas (KA)

Frekuensi KA (th 2051) Sisa Slot (KA) Penumpang Barang Penumpang Barang Jumlah

4 kereta 10 gerbong 87 19 7 26 61 6 kereta 10 gerbong 68 13 7 20 48 8 kereta 10 gerbong 60 9 7 16 44 10 kereta 10 gerbong 55 8 7 15 40

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan jalur tunggal ternyata slot perjalanan masih tersisa cukup banyak

4-61

4236 JENIS STASIUN TERPILIH

Dari tabel-tabel di atas tentang frekuensi kereta api yang melayani stasiun

untuk keperluan turun-naik penumpang dan bongkar muat barang diketahui

beberapa stasiun dapat menyelenggarakan angkutan penumpang ada juga

yang menyelenggarakan angkutan barang serta ada stasiun yang

menyelenggarakan kedua-duanya yaitu angkutan penumpang dan barang

Berikut dibawah ini dibuatkan tabel-tabel kebutuhan jenis stasiun yang

terkait dengan pelayanan angkutan

Pada tabel 4217 sd 4218 tentang potensi angkutan penumpang dan

barang per hari serta Pada tabel 4219 sd 4220 tentang frekuensi kereta

api yang melayani suatu stasiun angkutan penumpangbarang dalam

perhitungan diketahui stasiun Nambo sd stasiun Cileunsi demikian juga dari

stasiun Antajaya sampai dengan stasiun Selajambe potensi angkutan barang

cukup tersedia sedangkan angkutan penumpang ada di semua stasiun

hanya besar kecilnya yang berbeda berdasarkan berdasarkan itu jenis

stasiun kemungkinannya sebagai berikut

Tabel 4 45 Jenis Stasiun Berdasarkan Perhitungan Moderat

Stasiun Jenis Fungsi stasiun

Nambo Stasiun operasi penumpang dan Barang Kembang Kuning Stasiun operasi penumpang dan Barang Cileungsi Stasiun operasi penumpang dan Barang Mampir Stasiun operasi dan penumpang Jonggol Stasiun operasi dan penumpang Sukagalih Stasiun operasi dan penumpang Cibatu Tiga Stasiun operasi dan penumpang Antajaya Stasiun operasi penumpang dan Barang Majalaya Stasiun operasi penumpang dan Barang Jamali Stasiun operasi penumpang dan Barang Selajambe Stasiun operasi penumpang dan Barang

4-62

Apabila volume angkutan barang dalam bentuk satuan ton sebagaimana

tercantum pada tabel 418 kita ubah dalam bentuk satuan gerbong dengan

perhitungan 1 gerbong muat 30 ton maka tabel tersebut akan berubah

menjadi sebagai berikut

Tabel 4 46 Potensi angkutan barang dalam satuan gerbong

Nama Stasiun-stasiun

Potensi Bongkar Muat Barang (gerbonghari) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051

Nambo 13 15 17 20 22 25 28

Kembang Kuning 32 36 42 48 54 61 68

Cileungsi 18 21 24 27 31 35 39

Mampir 15 17 20 23 26 29 32

Jonggol 3 4 4 5 5 6 7

Sukagalih 4 4 5 6 6 7 8

Cibatu Tiga 1 1 1 2 2 2 2

Antajaya 45 52 60 68 77 87 97

Mekarjaya 23 27 31 35 40 45 50

Majalaya 29 34 39 45 50 57 64

Jamali 24 28 32 36 41 46 52

Selajambe 22 25 29 33 37 42 47

Memperhatikan jarak antar stasiun relatif dekat dan penyebaran potensi

angkutan secara tabel ada di sekitar stasiun Kembang Kuning dan stasiun

Antajaya memperhatikan juga saat ini stasiun Nambo yang dekat dengan

stasiun Kembang Kuning dan saat ini stasiun Nambo sudah beroperasi

sebagai stasiun angkutan Barang dan juga angkutan penumpang maka

diusulkan untuk stasiun barang dicukupkan saja diselenggarakan di stasiun

Nambo dan stasiun Antajaya sehingga tabel 445 dengan demikian usulan

jenis stasiun menjadi sebagai berikut

4-63

Tabel 4 47 Usulan Jenis Stasiun Berdasarkan potensi angkutan

Stasiun Jenis Fungsi stasiun

Nambo Stasiun operasi penumpang dan Barang

Kembang Kuning Stasiun operasi dan penumpang Cileungsi Stasiun operasi dan penumpang

Mampir Stasiun operasi dan penumpang

Jonggol Stasiun operasi dan penumpang

Sukagalih Stasiun operasi dan penumpang

Cibatu Tiga Stasiun operasi dan penumpang

Antajaya Stasiun operasi penumpang dan Barang

Majalaya Stasiun operasi dan penumpang

Jamali Stasiun operasi dan penumpang

Selajambe Stasiun operasi dan penumpang

4237 LAYOUT EMPLASMEN STASIUN

Berdasarkan prakiraan turun naik penumpang maupun muat bongkar barang

barang relatifnya angkutan penumpang banyaknya dimulai stasiun Nambo

sampai stasiun Selajambe sementara angkutan barang walau disepanjang

lntas tersebut ada namun voume angkutnya ada yang sedikit sehingga kalau

diselenggarakan di stasiun itu secara ekonomis akan tidak layak demikian

pula jika dilihat dari total frekuensi kereta api sampai dengan tahun 2051

masih di bawah 30 KA (lihat tabel 444) maka stasiun-stasiun disepanjang

trase untuk tahap awal masih termasuk stasiun klas kecil kecuali stasiun

Nambo Antajaya dan Cileungsi dengan beberapa catatan sebagai berikut

hearts Untuk stasiun kecil Jumlah jalur utama yang dibutuhkan cukup 2 jalur

utama selang melewati 3 atau 4 stasiun disiapkan stasiun dengan jalur

utamanya 3 jalur tujuannya untuk menyediakan jalur persilangan dan

penyusulan

hearts Perlu dipertimbangkan pada beberapa stasiun disiapkan jalur simpan

untuk kebutuhan menyimpan saranaperalatan khusus untuk

perawatan jalur (track)

hearts Di stasiun angkutan barang (Antajaya) di maka disiapkan jalur untuk

kebutuhan bongkar muat barang

4-64

hearts Di stasiun Selajambe yang akan dijadikan jalur persambungan

dengan jalur yang ada saat ini yaitu di lintas Sukabumi Ȃ

PadalarangBandung diusulkan sesuai kebutuhan

Berikut usulan-usulan konsep layout stasiun dimaksud

a Stasiun Nambo

Stasiun Nambo secara eksisiting telah ada dan merupakan stasiun

Operasi Barang dan Penumpang yang merupakan stasiun buntu Dengan

adanya trase baru Nambo Ȃ Selajambe maka persambungannya cukup

menggunakan terusan jalur II karena dari jalur II ini dapat mengakses

kesemua jalur utamanaya termasuk jalur bongkar-muat barang Jadi

kesimpulannya layout stasiun Nambo tidak perlu ada perubahan cukup

fungsi-fungsinya diatur ulang sesuai kebutuhan akses ke stasiun

berikutnya yaitu stasiun Kembang Kuning Layoutnya stasiun Nambo

saat ini sebagai berikut

Gambar 4 22 Layout emplasemen Nambo (sekarang)

Diusulkan konsep layoutnya tetap namun dilakukan perubahan fungsi

menjadi sebagai berikut

4-65

Gambar 4 23 Layout Emplasemen Stasiun Nambo (usulan)

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Nambo sbb

1) Dari Cibinong kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

2) Dari Kembang Kuning kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

3) Dari Jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke arah stasiun

Binong atau stasiun Kembang Kuning

4) Apabila jalur III penuh maka Jalur 4 dipergunakan untuk stabling

rangkaian penumpang

5) Jalur 5 6 7 dan jalur 8 dipergunakan untuk bongkar muat gerbong

barang

b Stasiun Kembang Kuning

Stasiun Kembang Kuning sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di

stasun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan KA

jalurnya cukup 2 jalur layout stasiun Kembang Kuning Sebagai berikut

4-66

Namb II Cileungsi

I

Gambar 4 24 Layout Emplasemen Stasiun Kembang Kuning

Namun dengan memperhatikan potensi awal tentang adanya besaran

angkutan penumpang di sini maka perlu disiapkan lahan untuk

penambahan jalur bongkar muat untuk KA barang kebutuhan lahan

dimaksud yaitu lahan untuk jalur yang diberi gars terputus seperti

gambar berikut

Gambar 4 25 Penyiapan lahan tambahan untuk jalur KA Barang

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Kembang Kuning

sbb

1) Dari Nambo kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Cileungsi kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberaangkatkan ke stasiun

Nambo maupun ke stasiun Cileungsi

Catatan

1) Pembangunan Jalur 3 dan 4 dilaksanakan setelah ada kepastian

negosiasi angkutan namun perhitungan penyediaan lahan untuk

kebutuhan jalur itu tetap dilakukan sejak awal

2) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

3) Panjang efektif jalur stabling gerbong minimal 180 meter

4) Panjang efektif jalur simpan buntu minimal 60 meter

Stasiun Kembang Kuning Km 3 + 500

4-67

c Stasiun Cileungsi

Stasiun Cileungsi sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi Barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan jalurnya cukup 2 jalur utama ditambah 2 jalur stabling

untuk bongkar muat rangkaian KA barang layout stasiun Cileungsi

menjadi sebagai berikut

Gambar 4 26 Layout Emplasemen Stasiun Cileungsi

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Kembang Kuning

sbb

1) Dari Kembang Kuning kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Mampir kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberaangkatkan ke stasiun

Kembang Kuning maupun ke stasiun Mampir

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

d Stasiun Mampir

Stasiun Mampir statusnya menjadi stasiun Operasi dan Penumpang di

stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya

cukup 2 jalur utama layout stasiun Mampir menjadi sebagai berikut

Cileungsi

I I Jonggol

Gambar 4 27 Layout Emplasemen Stasiun Mampir

Kembang Kuning Mampir

Stasiun Cileungsi Km 9 + 300

Stasiun Mampir

4-68

Stasiun Jonggol

Km 17 + 800

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Mampir sbb

1) Dari Cileungsi kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Jinggol kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Cileungsi maupun ke stasiun Jonggol

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

e Stasiun Jonggol

Stasiun Jonggol sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan dan persilangan secara bersamaan

jalurnya menjadi 3 jalur utama layout stasiun Jongggol menjadi sebagai

berikut

III

Gambar 4 28 Layout Emplasemen Stasiun Jonggol

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Jonggol sbb

1) Dari Mampir kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

2) Dari Sukagalih kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau III

3) Dari jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Mampir maupun ke stasiun Sukagalih

Catatan Panjang fektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

Mampir II I

Sukagalih

4-69

f Stasiun Sukagalih

Stasiun Sukagalih sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan jalurnya menjadi 2 jalur utama layout stasiun Sukagalih

menjadi sebagai berikut

Gambar 4 29 Layout Emplasemen Stasiun Sukagalih

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Sukagalih sbb

1) Dari Jonggol kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Cibatu Tiga kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Jonggol maupun ke stasiun Cibatu Tiga

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245

g Stasiun Cibatu Tiga

Stasiun Cibatu Tiga sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi barang dan Penumpang yang merupakan stasiun

terusan di stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau

persilangan secara bersamaan jalurnya menjadi 2 jalur utama layout

stasiun Cibatu Tiga menjadi sebagai berikut

Gambar 4 30 Layout Emplasemen Stasiun Cibatu Tiga

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Cibatu Tiga sbb

1) Dari Sukagalih kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

Sukagalih I I Cirama

Stasiun Cibatu Tiga Km 32 + 100

Jonggol I I Cibatu Tiga

Stasiun Sukagalih Km 25 + 200

4-70

2) Dari Majalaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Jsukagalih maupun ke stasiun Cirama Girang

Catatan Panjang efektip jalur utama (I dan II) minimal 245

h Stasiun Antajaya

Stasiun Antajaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di stasiun ini

dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya menjadi 2

jalur utama layout stasiun Antajaya menjadi sebagai berikut

Gambar 4 31 Layout Emplasemen Stasiun Antajaya

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Anta Jaya sbb

1) Dari stasiun Cibatu Tiga kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau

II

2) Dari stasiun Mekar Galih kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau

II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Cibatu Tiga maupun ke Mekarjaya

4) Jalur 3 dan 4 merupakan jalur untuk bongkar muat KA Barang

5) Jalur smpan digunakan untuk kebutuhan penyimpanan

gerbongkereta perawatan prasarana panjang efektip minimal 60

meter

6) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

4-71

I

I

i Stasiun MekarJaya

Stasiun Mekarjaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di

stasiun ini dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya

menjadi 2 jalur utama layout stasiun Mekarjaya menjadi sebagai

berikut

Antajaya II Majalaya

Gambar 4 32 Layout Emplasemen Stasiun Mekar Galih

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Mekarjaya sbb

1) Dari stasiun Antajaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Majalaya KA dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Antajaya maupun ke stasun Majalaya

4) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

j Stasiun Majalaya

Stasiun Majalaya sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan atau persilangan jalurnya menjadi 2

jalur utama layout stasiun Cirama Girang menjadi sebagai berikut

Mekar Jaya II Jamali

Gambar 4 33 Layout Emplasemen Stasiun Majalaya

Stasiun Majalaya Km 58 + 900

Stasiun Mekarjaya Km 52 + 100

4-72

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Cirama Girang sbb

1) Dari Mekarjaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari Jamali kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

3) Dari jalur I atau II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Mekarjaya maupun ke stasiun Jamali

4) Panjang efektif jalur utama (I dan II) minimal 245 meter

k Stasiun Gudang

Stasiun Jamali sesuai dengan potensi angkutannya merupakan stasiun

Operasi dan Penumpang yang merupakan stasiun terusan di staisun ini

dapat digunakan untuk penyusulan dan persilangan secara bersamaan

jalurnya menjadi 3 jalur utama layout stasiun Gudang menjadi sebagai

berikut

Gambar 4 34 Layout Emplasemen Stasiun Jamali

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Jamali menjadi sbb

1) Dari Stasiun Majalaya kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

2) Dari stasiun Selajambe kereta api dapat dimasukan ke jalur I II atau

III

3) Dari jalur I II atau III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun

Majaaya maupun ke stasiun Selajambe

4) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

Stasiun Jamali Km 68 +600

Jalur Luncur Majalaya

I Selajambe

II

III Jalur Luncur

4-73

5) Di terusan jalur I kiri dan diterusan jalur III kanan disiapkan jalur

luncur tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Selajambe ke jalur I

dan dari stasiun Cirama Girang ke III

6) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

7) Panjang jalur luncur minimal 100 meter

l Stasiun Selajambe

Stasiun Selajambe sesuai dengan potensi angkutannya merupakan

stasiun Operasi dan Penumpang yang terletak di jalur Lintas Cianjur -

Padalarang di tempat ini semula hanya berupa petak jalan antara Cianjur

Ȃ Ciranjang dahulunya merupakan perhentian (shelter) namun

perkembangannya karena makin berkurangnya penumpang maka

shelter ini ditutup menjadi jalur petak jalan Dengan adanya trase baru

Nambo-Cianjur maka tempat ini berubah menjadi stasiun persimpangan

yang menghubungkan dua lintas tersebut

Jalur eksisting di Selajambe secara skematis seperti berikut

Gambar 4 35 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (sekarang)

Konsep usulan layout stasiun Selajambe semula diusulkan sebagai

berikut

Gambar 4 36 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (usulan)

4-74

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Selajambe menjadi

sebagai berikut

1) Dari Stasiun Jamali kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Cianjur kereta api dapat dimasukan ke jalur II atau III

3) Dari jalur I kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Jamali

maupun ke stasiun Ciranjang

4) Dari jalur II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Jamali

Cianjur maupun ke stasiun Ciranjang

5) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

6) Di terusan jalur I kanan disiapkan jalur luncur tujuannya untuk

memungkinkan pemasukan kereta api secara bersamaan antara KA

yang masuk dari stasiun Jamali ke jalur I dan dari stasiun Cianjur

Ciranjang ke jalur II atau III

7) Demikian juga di terusan jalur III kanan disiapkan jalur luncur

tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Ciranjang ke alur I

atau II dan dari stasiun Cianjur ke jalur III

8) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

9) Panjang jalur luncur minimal 100 meter

Jika stasiun Selajambe usulannya diterima sebagai stasiun dipo kereta dan

lokomotif maka konsep usulan layout stasiun di atas diubah menjadi sebagai

berikut

Gambar 4 37 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe (usulan -2)

4-75

Pola pergerakan kereta api atau langsiran di stasiun Selajambe menjadi

sebagai berikut

1) Dari Stasiun Gudang kereta api dapat dimasukan ke jalur I atau II

2) Dari stasiun Cianjur kereta api dapat dimasukan ke jalur II atau III

3) Dari jalur I kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun JGudang

maupun ke stasiun Ciranjang

4) Dari jalur II kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Gudang

Cianjur maupun ke stasiun Ciranjang

5) Dari jalur III kereta api dapat diberangkatkan ke stasiun Cianjur

maupun ke stasiun Ciranjang

6) Di terusan jalur I kanan disiapkan jalur luncur tujuannya untuk

memungkinkan pemasukan kereta api secara bersamaan antara KA

yang masuk dari stasiun Gudang ke jalur I dan dari stasiun Cianjur

Ciranjang ke jalur II atau III

7) Demikian juga di terusan jalur III kanan disiapkan jalur luncur

tujuannya untuk memungkinkan pemasukan kereta api secara

bersamaan antara KA yang masuk dari stasiun Ciranjang ke alur I

atau II dan dari stasiun Cianjur ke jalur III

8) Pergerakan kereta atau lokomotif yang akan menuju ke jalur dipo

melalui jalur III jalur 4 digunakan untuk stabling sementara sebelum

keretalokomotif dirawat di dipo

9) Panjang efektif jalur utama (I II dan III) minimal 245 meter

10)Panjang jalur luncur minimal 100 meter

11)Panjang jalur di dipo disesuaikan dengan ketentuan yang ada di SK

Direksi PT KAI

4-76

T INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

m Posisi stasiun-stasiun di Lintas Nambo - Selajambe

Gambar 4 38 Posisi stasiun - stasiun di Lintas Nambo - Selajambe

4-77

4238 WAKTU PERJALANAN DAN PERFORMANSI (KINERJA)

TRAINSET

1 Waktu Perjalanan Kereta Api

Berdasarkan tabel 433 sd tabel 440 perihal waktu perjalanan kereta api

dapat diketahui Waktu Perjalanan KA dari Selajambe ke Nambo dan

sebaliknya Untuk KA barang perjalannya dari Antajaya ke Nambo Ȃ Jakarta

Gudang dan sebaliknya Ringkasan waktu perjalanan KA Penumpang dan KA

barang tercantum di tabel 439 dan 440

Waktu perjalanan tersebut di atas belum memperhitungkan waktu tunggu

(dwelling time) di stasiun awal dan tujuan kebutuhan waktu tersebut untuk

KA Penumpang dihitung (2 x 30) menit = 60 menit yaitu untuk kebutuhan

langsir lokomotif dan kebutuhan pengecekan keandalan rangkaian Untuk

KA barang dihitung untuk kebutuhan loding amp unloading muatan serta

pemeriksaan keandalan rangkaian butuh waktu (2 x 10 gd x 15) menit = 300

menit kebutuhan loading unloading akan sangat tergantung pada peralatan

bm itu sendiri serta jenis angkutannya (gerbong datar tertutup ketelan

atau lainnya)

Berdasarkan penjelasan di atas maka lama perjalanan untuk menghitung

kebutuhan sarana (kereta gerbonglokomotif) tabel 439 dan 440 menjadi

sebagai berikut

Tabel 4 48 ȀDzdz

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan amp DW WP KL

menit menit menit 4 kereta (180 ton) 73 120 193 6 kereta (270 ton) 88 120 208 8 kereta (360 ton) 100 120 220 10 kereta (450 ton) 115 120 235 Keterangan K = Kereta L = Lok DW = Dwelling Time

4-78

Tabel 4 49 ȀDzdz

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Perjalanan amp DW WP GL

menit menit menit 8 kereta (360 ton) 318 300 618 10 kereta (450 ton) 325 300 625 Keterangan G = Gerbong L = Lok DW = Dwelling Time

2 Kinerja Trainset Sarana Perkeretaapian

Waktu operasi perjalanan kereta api diasumsikan sama dengan Waktu

operasi KRL Jabodetabek yaitu 0400 sd 2400 artinya selama 1200 menit

waktu perawatan 2400 sd 0400 atau selama 240 menit

Berdasarkan waktu operasi dan waktu tempuh (waktu perjalanan KA)

sebagaimana tercantum di tabel 448 sd tabel 449 termasuk waktu tunggu

terminal di stasiun keberangkatan dan di stasiun tujuan maka dapat

diketahui kemampuan kinerja (Performa) suatu rangkaian kereta api di

lintas tersebut dengan pola perhitungan (Waktu OperasiWPK) x C trip

dan (Waktu OperasiWPG) x C trip hasil perhitungannya seperti tercantum

di tabel-tabel berkut

Tabel 4 50 Kinerja Trainset KA Penumpang

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Coefisien

Waktu Op Kenerja

1 Trainsets Kenerja

TS pembulatan Operasi WP KL 4 kereta (180 ton) 1200 193 08 50 5 6 kereta (270 ton) 1200 208 08 46 5 8 kereta (360 ton) 1200 220 08 44 4 10 kereta (450 ton) 1200 235 08 41 4

Tabel 4 51 Kinerja Trainset KA Barang

Jumlah Rangkaian (ton KA) Waktu Coefisien

Waktu Op Kenerja

1 Trainsets Kenerja

TS pembulatan Operasi WP KL 8 gerbong (360 ton) 1200 618 08 16 2 10 gerbong (450 ton) 1200 625 08 15 2

4-79

4239 KEBUTUHAN SARANA PERKERETAAPIAN

1 Perhitungan kebutuhan sarana perkeretaapian

Kebutuhan sarana perkeretaapian (kereta gerbong dan lokomotf) dihitung

berdasarkan kebutuhan Frekuensi kereta api dibagi WPG atau WPK

Kebutuhan sarana trainsets dihitung dengan cara frekuensi KA di tahun itu

dibagi dengan kinerja atau performa trainset dalam 1 hari (lihat tabel 450

dan tabel 451 ) dalam tahun yang sama Hasil perhitungan kebutuhan sarana

terdiri atas kebutuhan Siap Operasi (SO) cadangan amp Armada sarana

Siap operasi artinya sarana yang siap digunakan untuk perjalanan kereta api

stelah melalui uji kelaikan jalan cadangan adalah sarana yang siap

digunakan manakala ada kebutuhan pengganti sarana yang siap operasi

yang mengalami gangguan nilainya 10 dari SO Armada adalah seluruh

sarana yang dimiliki perusahaan baik yang siap operasi cadangan maupun

sarana yang sedang dalam perawatan di Depo maupun balai Yasa Armada

dihitung 115 x (SO + Cadangan)

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka armada yang dibutuhkan adalah

sebagai berikut

Tabel 4 52 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 2 2 2 3 3 3 4 6 kereta 1 1 2 2 2 2 3 8 kereta 1 1 1 2 2 2 2 10 kereta 1 1 1 1 1 2 2

Tabel 4 53 Kebutuhan Sarana Trainsets Siap Operasihari

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 2 2 3 3 3 4 4 6 kereta 1 2 2 2 2 3 3 8 kereta 1 1 2 2 2 2 3 10 kereta 10 11 1 2 2 2 2

4-80

Tabel 4 54 Kebutuhan Sarana Trainsets Siap Operasi + Sarana untuk Dzdz

Perhitungan Moderat dengan

Rangkaianberat Jumlah Trainsets (TS) di tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 TS 4 Kereta 180 ton 2 2 2 3 3 3 4 TS 6 Kereta 270 ton 1 1 2 2 2 2 2 TS 8 Kereta 360 ton 1 1 1 1 1 2 2 TS 10 Kereta 450 ton 1 1 1 1 1 1 1 Keterangan pecahan dibulatkan secara otomatis oleh system excel Cad = Cadangan

Tabel 4 55 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 4 kereta 3 3 3 4 4 5 5 6 kereta 2 2 2 3 3 3 4 8 kereta 2 2 2 2 3 3 3 10 kereta 1 1 2 2 2 2 3

Demikian pula untuk kebutuhan armada sarana KA barang (trainsets

gerbong) sebagai berikut

Tabel 4 56 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 2 3 3 3 4 4 10 kereta 2 2 2 2 3 3 3

Tabel 4 57 Kebutuhan Sarana Trainsets Gerbong yang Siap Operasi dan Perawatan

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 3 3 3 4 4 5 10 kereta 2 2 2 3 3 3 4

Tabel 4 58 Kebutuhan Sarana Trainsets Gerbong yang siap operasi

Perawatan Sarana dan Cadangan

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 2 3 3 4 4 5 5 10 kereta 2 2 3 3 3 4 4

4-81

Tabel 4 59 Dzdz

Stam Formasi Trainsets Tahun

2021 2026 2031 2036 2041 2046 2051 8 kereta 3 3 4 4 5 5 6 10 kereta 2 3 3 3 4 4 5

2 Resume atas kebutuhan sarana kereta api barang dan penumpang

Kebutuhan saarana perkeretaapian (Kereta gerbong dan Lokomotif) yang

dimaksud dalam butir 1 di atas satuannya adalah satu trainsets artinya satu

rangkaian kereta api penumpang atau barang

Menelaah pada karakteristik lintas bahwa lintas Selajambe Ȃ nambo pada

dasarnya merupakan lintas penyangga untuk transportasi angkutan

perkotaan tuntutan angkutan perkotaan adalah kecilnya headway itu yang

diharapkan oleh pengguna waktu perjalanan berdasarkan tabel 439 secara

berturut-turut mulai 73 88 100 dan 115 menit dan berdasarkan tabel 453

kebutuhan sarana secara berturut-turut di tahun terakhir kebutuhan

penyediaan rangkaian 4 3 3 dan 2 trainset maka pada saat tahun-tahun

awal operasi sebaiknya trainsets cukup terdiri dari 1 lok + 4 kereta sehingga

headwaynya jika penyediaan 2 TS maka headway bisa mencapai lk 75

menit untuk satu arah yang sama jika disediakan 4 TS maka headwaynya lk

35 - 40 menit untuk 1 arah yang sama

Untuk KA Barang yang utama volume angkutan bisa terangkut dalam hari

itu selisih waktu perjalanan antara 159 menit dengan 163 menit tidak

begitu jauh maka kebutuhan trainset per KA tentu yang maksimal yaitu 10

gerbong dengan kebutuhan armada di tahun terakhrnya (2051) 5

rangkaian KA barang Dengan catatan jika akan menggunakan lintas Citayam

Ȃ Jakarta Gudang maka kemungkinan hanya 2 atau 3 KA yang mungkin dapat

ditampung di waktu kerja perawtan ( 2400 Ȃ 0400) jika pembangunan

Cileungsi Ȃ BekasiCikarang telah beroperasi maka semua potensi angkutan

penumpang di lintas baru ini bisa terlaksana

4-82

Kesimpulan

hearts Angkutan penumpang perlu disediakan untuk siap operasi minimal 2

trainsets (4 kereta + 1 lok) untuk menuju headway 75 menit per

jurusan atau 4 trainsets (4 kereta + 1 lok) untuk headway 40 menit

per jurusan frekuensi KA dapat mencapa 26 KAhari

hearts Angkutan barang perlu disediakan untuk siap operasi minimal 2

rangkaian KA (10 gerbong + 1 lok) untuk menuju headway 163

menit per jurusan atau 4 rangkaian KA (10 gerbong + 1 lok) untuk

headway 85 menit per jurusan frekuensi KA dapat mencapa 8

KAhari atau (4 DPK +4DPI)

hearts Kebutuhan untuk cadang+ Perawatan cukup 1 Trainset (1KA)

hearts Khusus untuk kereta api barang apabila operasi ke lintas Citayam Ȃ

Jakarta Gudang tidak memungkinkan maka perjalanan kereta api

barang ini akan di mulai setelah pembangunan jalur baru Cileungsi Ȃ

BekasiCikarang sidah dapat dioperasikan jadi relatifnya mungkin

baru dapat dimulai di tahun 2031 atau lebih awal dari tahun tersbut

42310 KEBUTUHAN DIPO SARANA PERKERETAAPIAN

1 Lokasi Depo di Jaringan pelayanan Daop 1 dan Daop 2

Depo sarana perkeretaapian adalah suatu tempat untuk merawat sarana

yaitu perawan harian untuk sarana yang dioperasikan jenis Depo ada 3 jenis

yaitu Depo lokomotif Depo kereta dan Depo gerbong perawatan untuk KRL

atau KRD dilakukan di Depo kereta Untuk perawatan berkala 2 tahunan dan

4 tahunan diselenggarakan di Balai Yasa

Tempat Depo yang ada di daop 1 Jakarta saat ini ada di 5 lokasi yaitu di

Jakarta Tanahabang Jatinegara Manggarai dan Depok kesemuanya Depo

KRL seperti tercantum di gambar ini

4-83

Gambar 4 39 Lokasi Depo Perkeretaapian

Sedangkan di Daop 2 Bandung terdapat depo rangkaian kereta dan lokomotif

terdapat di Bandung Banjar (sub Depo) dan Cianjur

Kebutuhan dipo untuk trase studi ini karena kebutuhan sarana keretaapinya

masih sedikit mungkin perlu penjajagan lebih lanjut di depo Cianjur karena

perawatan disana masih relatif sedikit

Beberapa informasi tentang jaringan lintas pelayanan Jabodetabek dan

Sukabumi Ȃ Cianjur Ȃ Bandung dapat diinformasikan sebagai berikut

4-84

a Jabodetabek

Gambar 4 40 Jarak Stasiun dan Halte Berdasarkan Operasi KA Sistem Feeder

Jarak antar stasiunshelter di jaringan pelayanan angkutan KA Komuter di

Jabodetabek antara 075 km sampai dengan 78 km

Panjang jarak antar stasiunshelter dengan stasiushelter tersebut di atas

dapat dijadikan acuan jika di trase Cileungsi Ȃ Cianjur ini akan dijadikan

jaringan pelayanan angkutan kereta api komuter sebagai feeder jaringan

pelayanan angkutan kereta api Jabodetabek

Stasiun Nambo merupakan stasiun dengan emplasemen panjang ( panjang

jalur utamanya lebih dari 450 meter) dan layout stasiun Nambo berdasarkan

Gapeka tahun 2019 nampak seperti berikut

4-85

Gambar 4 41 Gambaran Gapeka Untuk Stasiun Nambo

b Sukabumi Ȃ Cianjur Ȃ Bandung

Berdasarkan kajian topografi sementara akhir kajian trase Cieungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur ini akan bertemu dengan Tempat Perhentian (shelter)

Selajambe Shelter Selajambe ini berada di jaringan pelayanan angkutan

kereta api Daerah Operasi 2 Bandung terletak di km 104 + 888 antara

stasiun Cianjur dengan stasiun Ciranjang Berikut cuplikan posisi

Selajambe dari Gapeka tahun 2019 sebagai berikut

Gambar 4 42 Gambaran Gapeka Untuk Stasiun Selajambe

Stasiun Nambo

Km 51 + 077

4-86

Cuplikan Informasi Sukabumi Ȃ Cianjur pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 43 Gambaran Gapeka Sukabumi-Cianjur

4-87

Cuplikan Informasi Cianjur Ȃ Padalarang pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 44 Gambaran Gapeka Cianjur-Padalarang

4-88

Cuplikan Informasi Padalarang - Bandung pada Gapeka 2019 sbb

Gambar 4 45 Gambaran Gapeka Padalarang-Bandung

Dari gambar 441 sd 444 dapat diketahui beberapa informasi diantaranya

1 Gradient (lereng penentu di lintas Sukabumi Ȃ Padalarang tercatat

sebagai berikut

a Koridor Sukabumi Ȃ Cirengas gradient 20 dan 25 permil

b Koridor Cirengas Ȃ Lapegan gradient 25 permil

c Koridor Lampegan Ȃ Cibeber gradient 33 permil

d Koridor Cibeber Ȃ Cianjur gradient 14 dan 24 permil

e Koridor Cianjur Ȃ Ciranjang gradient 25 permil

f Koridor Ciranjang Ȃ Cipatat gradient 18 dan 25 permil

g Koridor Cipatat Ȃ Tagogapu gradient 20 dan 38 permil

h Koridor Tagogapu Ȃ Padalarang gradient 40 permil

i Koridor Padaarang Ȃ Bandung gradient maksimum 16 permil

2 Jari-jari lengkung terkecil ada yang sampai 150 meter

3 Jenis perangkat persinyalan di Sukabumi Ȃ Tagogapu persinyalan

mekanik sedangkan Padalarang Ȃ Bandung persinyalan elektrik

4-89

Bogor

Cianjur

Sukabumi Bandung

Lintas yang berhubungan dengan trase Cileungsi Ȃ SelajambeCianjur

Gambar 4 46 Lintas yang Berhubungan Dengan Trase Cileungsi-Jonggol-

Cianjur

2 Analisa kebutuhan Depo di lintas Nambo ndash Selajambe

a Bahwa perjalanan kereta api yang akan digunakan di lintas Nambo-

Selajambe kemungkiannnya sarana perkeretaapian terdiri dari

rangkaian yang menggunakan tenaga gerak tersediri yakni untuk

kereta api barang berupa gerbong dan lokomotif dan untuk kereta api

penumpang berupa kereta dan lokomotif tidak menutup

kemungkinan juga untuk kereta api penumpang berupa kereta api rel

diesel (KRD)

4-90

Dengan demikian kebutuhan Depo yaitu Depo kereta Depo lokomotif

dan Depo gerbong Depo-Depo dimaksud lokasinya dapat terpisah

dibeberapa stasIun dapat pula bersatu dalam satu stasiun asalkan

kebutuhan lahannya cukup tersedia

b Bahwa titik awal dan akhir yaitu antara Nambo Ȃ Selajambe dengan

rincian kebutuhan KA penumpang ada di sepanjang lintas atau asal-

tujuan perjalanan KA di lintas studi yaitu Nambo Ȃ Selajambe

sedangkan angkutan KA barang hanya ada di Nambo sampai dengan

Cileungsi seleihnya potensinya sangat kecil maka lokasi stabling

dan Depo lokomotif kereta ataupun gerbong sebaiknya lokasi dekat

dengan stasiun asal-tujuan itu Tujuannya yaitu untuk menghindari

adanya perjalanan kereta api dinas antar stasiunlintas yang

berdampak akan mengurangi slot waktu untuk perjalanan kereta api

komersial lainnya

c Bahwa di Daop 1 terdapat beberapa Depo namun mayoritas Depo

KRL sementara Depo kereta dan lokomotifnya jauh dari stasiun lintas

studi Nambo - Selajambe

d Bahwa di Daop 2 terdapat pula 1 Depo (kereta gerbong dan

lokomotif) yaitu di Bandung dan 1 lagi sub Depo (Depo kecil) di

stasiun Cianjur yang saat ini sudah tidak digunakan

e Alternatif pemilihan lokasi menjadi sebagai berikut

1) Stasiun Nambo

2) Stasiun Selajambe

3) Stasiun Cianjur

Analisa ketiga lokasi di atas sebagai berikut

Stasiun Nambo dipertimbangkan karena Nambo merupakan Awal amp

akhir perjalanan sehinggga keluar masuk sarana dari stasiun ke Depo

atau sebaliknya tidak melalui petak jalan sehingga kapasitas lintas

tidak terganggu Namun lahan di stasiun ini sudah cukup padat dan

4-91

operasi kereta api di stasiun ini cukup sibuk karena adanya angkutan

bongkar muat barang serta angkutan naik turun penumpang KRL

Stasiun Selajambe dipertimbangkan karena Selajambe merupakan

Awal amp akhir perjalanan sehinggga keluar masuk sarana dari stasiun

ke Depo atau sebaliknya tidak melalui petak jalan sehingga kapasitas

lintas tidak terganggu Lahan di stasiun ini dilihat dari foto drone

lahan masih cukup tersedia berupa lahan kebun atau pesawahan

namun perlu pegkajian lebih lanjut Saat ini Selajambe masih berupa

jalur kereta api di petak jalan antara stasiun Cianjur dengan stasiun

Ciranjang operasi kereta api di lintas ini semula non aktif sekarang

mulai 22 September mulai diaktifkan kembali dan kereta api yang

dioperasikan baru kereta api penumpang yang diberi nama KA

Siliwangi dengan relasi Sukabumi Ȃ Cpatat dengan 3 kali perjalanan

ulang alik jadi relatif frekuensi perjalanannya masih sedikit

Berikut ini foto situasi lahan di jalur Selajambe tempat pertemuan

jalur lintas Nambo Ȃ Selajambe dengan lintas Cianjur Ȃ Padalarang

4-92

Gambar 4 47 Ttitik pertemuan jalur KA di Selajambe

Stasiun Cianjur dipertimbangkan karena di Cianjur ada terdapat

jalur bekas emplasemen sub Depo lokomotif namun kelihatannya kecil

perlu kajian lanjut di stasiun cianjur sementara ini hanya melayani

kereta api dari arah Bogor sedang ke arah Bandung masih non aktif

Jika Cianjur menjadi pilihan ada beberapa aspek kelemahan yatu

akan terjadi penggunaan petak jalan untuk kepentingan pergerakan

rangkaian KA dinas dari Cianjur ke Selajambe atau sebaliknya

sehingga kapasitas lintas untuk KA komersial menjadi berkurang

kelemahan lain yaitu pergerakan kereta api dari Nambo ke Cianjur

melalui Selajambe atau sebaliknya akan terjadi penambahan waktu

untuk kebutuhan langsir di stasiun Selajambe karena lokomtif harus

di langsir terlebih dahulu guna memindahkan lokomotif ke arah

muka-nya Ilustrasi arah wesel di stasiun Selajambe sebagai berikut

4-93

Cianjur Ciranjang

Nambo

Selajambe

Gambar 4 48 Ilustrasi arah wesel di stasiun Selajambe

Kondisi eks bangunan Sub Depo Canjur seperti foto berikut

Gambar 4 49 Foto kondisi Sub Depo Canjur

Layout stasiun Cianjur seperti gambar berikut

4-94

Gambar 4 50 Gambar Layout emplasemen Cianjur

Keterangan Posisi area sub Depo ada di atas jalur I

Rekomendasi memperhatikan pertimbangan-pertimbangan di atas

diusulkan Stasiun Selajambe menjadi prioritas pertama untuk

dijadikan lokasi Depo kereta maupun Depo lokomotif

Jika demikian maka usulan layout untuk stasiun Selajambe

sebagaimana yang tercantum perlu ditambah emplasemen

Depolokomotif dan kereta maka usulannya menjadi sebagai berikut

Gambar 4 51 Layout Emplasemen Stasiun Selajambe dengan Depo

4-95

Catatan

1 Jumlah jalur Depo masing-masingnya ada 6 jalur (2 jalur kolong

1 jalur cuci 2 jalur stabling 1 jalur cuci) dan 1 Jalur putar

lokomotif SK Direksi PT KAI nomor KEPUKR203II2KA-2017

tanggal 27 Februari 2017 tentang Standar Fasilitas Minimum

pemeriksaan da Perawatan Sarana Perkeretaapian

2 Sudut wesel-wesel di Depo 1 10 Sedangkan untuk emplasemen

stasiun di jalur utama 1 12

3 Kebutuhan Depo gerbong ini mungkin tahapan ke-2 atau

selanjutnya dengan memperhatikan potensi angkutan barang

terbanyaknya di 3 stasiun yaitu Nambo Kembang Kuning dan

Cileungsi Sementara ke stasiun-stasiun selanjutnya sampai

dengan stasiun Selajambe untuk angkutan barang sangan kurang

bahkan tidak ada

Jadi untuk Depo gerbong kemungkinannya di Kembang Kuning

atau Cileungsi perlu kajian lebih lanjut

43 KAJIAN LINGKUNGAN

431 RONA LINGKUNGAN AWAL DAN PENGGUNAAN LAHAN

4311 WILAYAH ADMINISTRASI

Rencana pembangunan alternatif terpilih jalur KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

Cianjur direncanakan untuk melayani 2 kabupten yaitu Kabupaten Bogor dan

Kabupaten Cianjur Trase terpilih akan melewati 11 Kecamatan dan 36 Desa

Adapun secara lebih lengkap wilayah administrasi yang terlintas dapat

dilihat pada tabel dibawah ini

4-96

Tabel 4 60 Wilayah Administrasi Yang Akan Dilewati Rencana Trase Jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Kabupaten Kecamatan Desa Panjang (Km) Bogor Klapanunggal Nambo 1826179

Kembang Kuning 2383610 Klapanunggal 2027496

Cileungsi Dayeuh 2997430 Mampir 2615386 Situsari 3341201 Cipeucang 1467982

Jonggol Sukamanah 3444377 Jonggol 1343025 Weninggalih 0962314 Sirnagalih 1854014 Sukagalih 2808869

Cariu Tegalpanjang 1086471 Cariu 2194792 Mekarwangi 0044786 Karyamekar 0067138 Cibatutiga 2861771 Bantarkuning 3137401

Tanjungsari Antajaya 5118492 Buanajaya 9399293

Cianjur Cikalong Kulon Mekarsari 2752543 Majalaya 4288837

Mekarjaya 3183148 Padajaya 4479940

Sukaresmi Sukamahi 0419751 Cikancana 0413566

Mande Ciandam 1164549 Jamali 3447056 Mulyasari 1409053 Bobojong 1247993

Karang Tengah Sukajadi 0518605 Sukasarana 0641814 Ciherang 0881372

Sukaluyu Sukasirna 0756055 Selajambe 1808824

Panjang Total 78997721 Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-97

4312 KARAKTERISTIK TOPOGRAFI

Rencana jalur KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur berada di wilayah Kabupaten

Bogor Bagian Selatan yang memiliki kelandaian beragam mulai dari

kemiringan lereng 0-8 sampai gt40 Topografi relatif landai di daerah Kec

Gunung Putri Kec Cileungsi dan Kec Jonggol kemudian semakin ke selatan

di daerah Kec Cariu dan Kec Cikalong Kulon ketinggian meningkatkan dan

topografi bergelombang mengikuti kontur perbukitan dengan tingkat

kemiringan agak curam hingga sangat curam dan kembali landai sampai Kec

Selajambe Untuk lebih jelas mengenai informasi topografi dapat dilihat pada

gambar dibawah ini Identifikasi ini merupakan hasil overlaysuperimpose

kebutuhan lahan kereta dengan peta kemiringan lahan

Gambar 4 52 Kesesuaian Trase Rencana Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur dengan Kelandaian Wilayah

Sumber DEMNAS dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-98

Gambar 4 53 Wilayah Kemiringan Lereng yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4313 IKLIM

Suhu udara di Kabupaten Bogor rata-rata berkisar antara 227degC sampai

3160C Suhu udara maksimum terjadi pada bulan September yaitu 360degC

sedangkan suhu udara minimum terjadi pada 192degC Jumlah curah hujan

rata-rata tertinggi di Kabupaten Bogor terjadi pada Bulan Januari dengan

curah hujan sebesar 53623 mm sedangkan curah hujan terendah terjadi

pada Bulan Agustus dengan jumlah curah hujan 1098 mm

Secara umum Kabupaten Cianjur beriklim tropis lembab dengan suhu udara

minimum 18deg yang biasanya terjadi pada bulan Maret Ȃ April sedangkan

suhu maksimal adalah 24deg yang biasanya terjadi pada bulan Oktober Ȃ

November dengan kelembaban nisbi berkisar antara 80 - 90 Pada bulan

November Ȃ Maret angin bertiup ke arah tenggara yang biasanya berkaitan

dengan musim kemarau Adapun puncak musim kemarau terjadi pada bulan

Agustus sedangkan puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember-

Januari Kondisi curah hujan di Kabupaten Cianjur sangat bervariasi Curah

4 - 8 17

2 - 4 22

Kemiringan gt55 0

8 - 16 42

16 - 35 18

35 - 55 1

4-99

hujan rata-rata di wilayah pesisir berkisar antara 11204 mmtahun sampai

dengan 3543 mmtahun

4314 KARAKTERISTIK GEOLOGI

Tatanan geologi di wilayah kajian dan disekitarnya sangat kompleks dan

beragam Dari yang tua ke muda adalah Satuan Batugamping Pasiran

Selang-seling Batulempung (Formasi Parigi) yang berumur Miosen Tengah

(N13Ȃ N14) diendapkan pada lingkungan laut dangkal yaitu pada neritik tepi

(5-20 m) hingga neritik tengah (20-100 m) Selaras di atasnya diendapkan

satuan batulempung (Formasi Subang) yang berumur Miosen Akhir (N15 Ȃ

N18) pada lingkungan laut dangkal yaitu pada neritik tengah (20-100 m)

Pada Kala Pliosen yang menerus hingga Pleistosen (Plio-Plistosen) terbentuk

Satuan Intrusi Andesit serta satuan batuan produk gunungapi tak terurai

yang diendapkan pada lingkungan pengendapan darat dengan mekanisme

pengendapan pyroklastik (proximal volcaniclastic facies Visser1972) Pada

kala holosen satuan aluvial sungai menutupi satuan-satuan yang lebih tua

yang tersingkap di daerah penelitian

StrukturȂstruktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa

struktur lipatan dan patahan yang terjadi dalam satu fase tektonik yaitu

pada Kala Miosen Akhir menerus hingga Kala Plistosen dengan gaya utama

berarah barat utara Ȃ selatan yaitu N 5deg E Struktur lipatan berupa Sinklin

Sukajadi Antiklin Medalsari Sinklin Kutamekar Antiklin Cikutamahi Sinklin

Cibatutiga Antiklin Struktur patahan yang berkembang berupa Sesar Naik

Cibeet Sesar Mendatar Cibatutiga Sesar Mendatar Kutamekar Sesar

Mendatar Medalsari Sesar Mendatar Bantarkuning Sesar Mendatar

Cikutamahi

Morfologi dari dataran hingga perbukitan terjal serta banyaknya

patahanlipatan di wilayah kajian Ketentuan teknis perkeretaapian yang

mengharuskan lintasan agar tetap menjaga kelandaian dan lengkung

maksimum sesuai standar mengakibatkan rencana pembangunan jalur

4-100

kereta ini tetap melintasi beberapa sesar yang ada Namun aspek geologi pun

sudah menjadi pertimbangan dalam penentuan trase rencana pembangunan

jalur kereta ini dan sudah meminimalisir perpotongan jalur kereta dengan

patahan Untuk melihat bagaimana kondisi geologi diwilayah kajian dapat

dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 4 54 Kondisi Geologi di Wilayah Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

Qa ALUVIUM Lempung lanau pasir Kerikil Kerakal

dan Bongkah

Qyg BREKSI DAN LAHAR DARI

G GEDE (0-100 M)

Qot HASIL GUNUNGAPI

TERTUA (0-550 M)

BREKSI DAN LAVA

Batupasir tufan serpihan tufan breksi

tufan dan aglomerat tufan Membentuk

dataran Cianjur

Breksi andesit piroksen bersisipan dengan

lava andesit Umumnya terpropilitasi

Membentuk daerah perbukitan luas yang

terpisah yang dikelilingi Qyg dekat Cianjur

4-101

Qos BATUPASIR TUFAN DAN

KONGLOMERAT (0-60M)

Qav SATUAN BATU PASIR

TUFAN DAN

KONGLOMERAT

Qoa SATUAN BATUPASIR

KONGLOMERAT DAN

BATULANAU

Batupasir Tufan dan Konglomerat berasal

dari endapan lahar Qob Satuan ini

menempati sebagian besar dataran Plered

dan tanah meja di timurlaut Purwakarta

Batupasir tufan konglomerat Tuf dan

Breksi

Batupasir konglomerat batulanau dan

batupasir

TMk Formasi Klapanunggal Batugamping koral sisipan batugamping

pasiran napal batupasir kuarsa glokonitan

hijau

Tms FORMASI SUBANG Batupasir bersisipan betulempung

Msc ANGGOTA

BATULEMPUNG FORMASI

SUBANG (2900M)

Mdm ANGGOTA NAPAL DAN

BATU PASIR KUARSA

FORMASI JATILUHUR

Mttb ANGGOTA BREKSI

FORMASI CANTAYAN (0-

1700 M)

Umumnya batulempung yang mengandung

lapisan-lapisan dan modula batugamping

napalan keras napal dan lapisan-lapisan

batu gamping abu-abu tua setebal 2 atau 3

m Kadang-kadang mengandung sisipan

batupasir glaukorit hijau

Napal abu-abu tua batulempung dan

serpih lempungan dengan sisipan-sisipan

batupasir kuarsa kuarsit dan batugamping

napalan

Breksi polimik mengandung komponen-

komponen bersifat basal andesit dan

batugampingkoral bersisipan batupasir

andeit pada bagian atas Di beberapa

tempat mengandung juga batuan-batuan

intrusive

4-102

Mtte ANGGOTA

BATULEMPUNG FORMASI

CANTAYAN (0-2200M)

ha Andesit Horblenda Dan

Porfir Diorit Horelblenda

vi VITROFIR PORFIR BASAL

DAN DOLERIT

Batulempung serpih tuf mengandung

belerang lignit dan kongkresi-kongkresi

batulempung sisipan-sisipan batugamping

Intrusi-intrusi yang umumnya terusun dari

plagioklas menengah dan horenblenda di

sekitar G Anggabuwana dan G Parang

vitofir putih atau abu-abu muda

kemungkinan bersusun andesit didaerah

sekitar G Congkrang Breksi magma dan

tuf breksi bewarna muda yang bersusunan

sama dengan vitrofitnya dekat G karung

Porfir basal didaerah sekitar Pr Buluh dan

sedikit disebelah baratnya diorit yang

hanya membentuk tubuh-tubuh kecil yang

rombakannya tersebar di lereng-lereng

Selain itu dikaji pula daya dukung geologi dengan pemodelan superimpose

dari sumberdaya geologi seperti topografi morfologi perkerasan jenis

batuan jenis tanah hidrogeologi dan kendala geologi seperti kebencanaan

geologi yaitu kawasan rawan bencana gempabumi dan gerakan tanah yang

dianalisis menggunakan sistem informasi geospasial (SIG) Dari kajian

tersebut akan mendapatkan beberapa klasifikasi dayadukung leluasa sampai

tidak leluasa yang dijadikan pertimbangan sebagai potensi untuk keleluasaan

untuk pembangunan Untuk melihat bagaimana kondisi daya dukung geologi

diwilayah kajian dapat dilihat pada gambar dibawah ini

4-103

Gambar 4 55 Kondisi Daya Dukung Geologi di Wilayah Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

Gambar 4 56 Panorama sebagian morfologi di dalam blok Jonggol a) Morfologi

pedataran aluvium di dalam lembah Sungai Cibeet dengan latar belakang perbukitan vulkanik dan intrusi batuan beku komplek Sanggabuana B) Morfologi pedataran

4-104

aluvium dan perbukitan vulkanik bergelombang lemah di sekitar aliran Sungai

Cipamingkis c) Morfologi kerucut intrusi granodiorit dengan latar belakang perbukitan vulkanik terjal d) Morfologi perbukitan bergelombang lemah dan

pedataran disusun oleh batuan vulkanik muda dan aluvium Sumber Foto Haryanto

Gambar 4 57 Lapisan batupasir kuarsa dengan sisipan tipis batulempung Formasi

JatiluȋȌȋȌǡDzdzFormasi Jatiluhur disertai lipatan seret akibat sesar minor Lokasi Sungai Cibeet Struktur Dzdz13ǡt sesar

minor Lokasi Sungai Cibeet (tengah) Granodiorit (ha) (kanan) Sumber Foto Haryanto

4315 SEBARAN WILAYAH RAWAN BENCANA

Berdasarkan hasil data primer maupun sekunder trase rencana

pembangunan jalur kereta api cileungsi-jonggol-cianjur memiliki kawasan

yang berpotensi terhadap bencana seperti bencana geologi gempa bumi

rawan gerakan tanah serta bencana lainnya seperti kebakaran banjir dll

Gempa bumi termasuk salah satu bencana alam yang tidak dapat diprediksi

kapan akan terjadi Fenomena ini terjadi karena berbagai faktor penyebab

diantaranya yaitu pergeseran lempeng letusan gunung berapi dan faktor

non alam akibat aktivitas manusia yang dapat menimbulkan gempa bumi

Melihat Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi di Jawa Barat Rencana trase

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur memiliki Kawasan berpotensi

terlanda goncangan gempabumi dengan intensitas VII-VIII MMI (Modified

Mercalli Intensity) yang berpotensi terjadi retakan tanah pelulukan gerakan

tanah pada lereng terjal dan pergeseran tanah Percepatan gempa bumi dapat

terjadi lebih besar dari 045 g Kawasan ini pada umumnya disusun oleh

batuan berumur kuarter kerusakan cukup besar pada bangunan yang

4-105

KRB Gempabumi

Kawasan berpotensi

terlanda goncangan gempabumi

dengan intensitas VII-VIII MMI

(Modified Mercalli

Kawasan berpotensi

terlanda goncangan

gempa bumi kuat dengan skala

intensitas lebih dari VIII MMI

(Modified

didesain khusus kerusakan pada bangunan gedung tinggi pondasi bangunan

bergeser kerusakan pada sebagian bangunan kayu Jika intensitas mencapai

XII MMI terjadi kerusakan total pada bangunan Untuk melihat lebih jelas

mengenai kawasan rawan bencana yang dilalui dapat dilihat pada tabel

dibawah ini

Tabel 4 61 Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Yang Akan Dilewati Rencana Trase Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

KRB Gempabumi Luas

Kawasan berpotensi terlanda goncangan gempa bumi kuat dengan skala intensitas lebih dari VIII MMI (Modified Mercally Intensity)

14294 Ha

Kawasan berpotensi terlanda goncangan gempabumi dengan intensitas VII-VIII MMI (Modified Mercalli Intensity)

48975 Ha

Sumber PVMBG Badan Geologi 2020

Gambar 4 58 Persentase KRB Gempabumi Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-

Jonggol-Cianjur Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

4-106

0 Kerentanan

tinggi 6

potensi erosi ketika hujan

tinggi

KRB Gerakan Tanah

Kerentanan rendah

38

Kerentanan menengah

42

Kerentanan sangat rendah

14

Tabel 4 62 Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Yang Akan Dilewati Rencana

Trase Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

KRB Gerakan Tanah Luas Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan menengah untuk terkena gerakan tanah Pada Zona ini dapat terjadi gerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai gawir tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan

26607149

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan rendah untuk terkena gerakan tanah Umumnya pada Zona ini jarang terjadi gerakan tanah jika tidak mengalami gangguan pada lereng dan jika terdapat gerakan tanah lama lereng telah mantap kembali

24211537

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan sangat rendah untuk terkena gerakan tanah Pada zona ini jarang atau hampir tidak pernah terjadi gerakan tanah baik gerakan tanah lama maupun gerakan tanah baru kecuali pada daerah tidak luas pada tebing sungai

86335627

Daerah yang mempunyai tingkat kerentanan tinggi untuk terkena gerakan tanah Pada zona ini sering terjadi gerakan tanah sedangkan gerakan tanah lama dan gerakan tanah baru masih aktif bergerak akibat curah hujan yang tinggi dan erosi kuat

36165199

Aliran bahan rombakan dapat terjadi bila terdapat akumulasi dan pembendungan alur oleh endapan lahar atau material longsoran pada alur sungai di bagian hulu dan dipicu oleh erosi yang kuat dan curah hujan yang tinggi

2011586

Sumber PVMBG Badan Geologi 2020

Gambar 4 59 Persentase KRB Gerakan Tanah Trase Rencana Jalur KA Cileungsi- Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4-107

Gambar 4 60 Kesesuaian Trase Rencana Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur dengan Aspek Kebencanaan

Sumber PVMBG Badan Geologi dan Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4316 BIOLOGI

A FLORA

Pada umumnya vegetasi yang tumbuh di lokasi studi adalah tumbuhan

budidaya antara lain padi palawija (jagung ubi kayu ubi jalar kedelai)

tanaman sayuran (kangkung bayam wortel tomat cabe terung ketimun

bawang dsb) tanaman buah (durian papaya mangga pisang rambutan

jambu air belimbing alpokat petai jengkol dsb) dan tanaman perkebunan

(antara lain kelapa sawit kopi karet teh dsb)

B FAUNA

Hewan yang terdapat di lokasi studi antara lain hewan ternak dan hewan liar

Hewan ternak yang dibudidayakan oleh penduduk antara lain Rusa sapi

kerbau kambing domba dan ternak unggas (ayam ras ayam buras burung

puyuh itik) serta budidaya ikan

4-108

4317 TATA RUANG DAN TATA GUNA LAHAN

A RTR KSN JABODETABEKPUNJUR

Rencana pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur sudah

termuat dalam Perpres 602020 tentang Rencana Tata Ruang Bodebek

Punjur 2020 Serta dijelaskan juga mengenai fungsi sistem kawasan

perkotaan sekitar inti yang menjadi kawasan penyangga inti DKI Jakarta yang

akan terlewati oleh trase ini yaitu ditetapkannya Kawasan Perkotaan

Cileungsi Adapun Kawasan Perkotaan Cileungsi memiliki fungsi sebagai

berikut

1 Pusat pemerintahan kecamatan

2 Pusat kegiatan industri

3 Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala regional

4 Pusat kegiatan pariwisata dan

5 Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang

regional

4-109

Gambar 4 61 Peta Rencana Pola Ruang Terintegrasi dengan Jaringan Transportasi PERPRES No 602020

Sumber Kementerian ATR BPN 2020

B RTRW DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2024

saat ini masih dalam proses revisi Oleh sebab itu rencana pembangunan

trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur belum tercantum Namun dengan

adanya rapatrapat koordinasi yang selama ini dilakukan oleh Instansi terkait

di Daerah dengan Kementerian Perhubungan diharapkan rencana trase KA

tersebut dapat terakmodasi dalam RTRW Provinsi jawa Barat

Adapun Pengembangan jaringan kereta api dalam RTRW Prov Jawa Barat

tahun 2009-2029 berfungsi sebagai penghubung antar PKN antara PKN dan

PKW serta antar PKW

4-110

Gambar 4 62 Peta Rencana Pengembangan Infrastruktur Perhubungan Perkeretaapian

Sumber RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029

C RTRW KABUPATEN BOGOR

Rencana pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur sudah

termuat dalam RTRW Kabupaten Bogor tahun 2016-2036 dan sudah termuat

juga pembangunan stasiun penumpang yang berlokasi di Cileungsi dan

Jonggol Adapun Pusat kegiatasesuai RTRW Kabupaten Bogor yang terlewati

oleh Trase ini adalah PKLp Perkotaan Cileungsi dan PPK Perkotaan Jonggol

4-111

Gambar 4 63 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 Sumber RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036

Gambar 4 64 Peta Pola Ruang RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036 Sumber RTRW Kabupaten Bogor 2016-2036

4-112

D RTRW KABUPATEN CIANJUR

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Cianjur saat ini masih

dalam proses revisi Oleh sebab itu rencana pembangunan trase KA Cileungsi

Ȃ Jonggol - Cianjur belum tercantum Namun dengan adanya rapat-rapat

koordinasi yang selama ini dilakukan oleh Instansi terkait di Daerah dengan

Kementerian Perhubungan diharapkan rencana trase KA tersebut dapat

terakmodasi dalam RTRW Kabupaten Cianjur

Adapun rencana sistem perkeretaapian yang saat ini termuat sebagai berikut

hearts Rencana pengembangan prasarana kereta api (rencana

revitalisasi jalur rel kereta api )

Bandung-Padalarang-Cianjur-Sukabumi

hearts Rencana pengembangan prasarana kereta api (revitalisasi

stasiun Kereta Api)

Cipeyeum Ciranjang Maleber Cianjur Cilaku Cibeber dan Lampegan

hearts Rencana peningkatan pelayanan kereta api

Peningkatan Sistem Jaringan Pelayanan Kereta Api Lintas Bandung-

Padalarang-Cianjur-Sukabumi

Peningkatan Angkutan Barang untuk Distribusi Komoditas

Perdagangan

4-113

Gambar 4 65 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031 Sumber RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031

Gambar 4 66 Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031 Sumber RTRW Kabupaten Cianjur 2011-2031

4-114

Sungai 0

Peraira 1

Sawah 37

Industri 1

Permukiman 10

gan tamban 0

Per Perkebunan 16

Hutan 21

Penggunaan Lahan

LadangTegalan 11

n Darat

BelukarSemak 3

E PENGGUNAAN LAHAN

Kondisi penggunaan lahan saat ini beragam di setiap rencana trase jalur

kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Mulai dari permukiman persawahan

hingga semak belukan untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4 63 Penggunaan Lahan di Wilayah Kajian

Penggunaan Lahan Luas Perairan Darat 4109 Hutan 129793 Sungai 3114 Pertambangan 1121 Permukiman 64523 Industri 4350 Sawah 237244 Perkebunan 103646 LadangTegalan 67927 BelukarSemak 16818 Total 63263217

Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

Gambar 4 67 Persentase Penggunaan Lahan yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Konsultan 2020

4-115

Gambar 4 68 Peta Penggunaan Lahan yang Dilewati Trase Rencana Jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Sumber Identifikasi Tim Kunsultan 2020

4318 KEPENDUDUKAN

Penduduk Kabupaten Bogor pada saat ini tercatat sebanyak 4699282 jiwa

dengan rasio jenis kelamin 105 Sedangkan Penduduk Kabupaten Cianjur

tercatat sebanyak 2292366 jiwa dengan rasio jenis kelamin 107 Adapun

sebaran jumlah penduduk pada wilayah studi menurut administrasi

kecamatan yang dilewati Rencana Pembangunan Jalur KA Lintas Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur sebagaimana nampak pada Tabel di bawah ini yaitu

berjumlah 1060989 jiwa dengan rata rata rasio jenis kelamin 104 meliputi

320399 rumah tangga Dengan demikian satu rumah tangga rata-rata terdiri

atas 3 - 4 jiwa

4-116

Tabel 4 64 Sebaran Jumlah Penduduk Menurut Administasi Kecamatan

Kabupaten Kecamatan Rasio Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Jumlah Rumah Tangga (KK)

Bogor Cileungsi 101 235485 78853 Klapanunggal 105 101642 34020 Jonggol 106 124406 45389 Cariu 100 49040 18904 Tanjungsari 102 52681 18799

Cianjur Sukaresmi 108 81783 20446 Cikalongkulon 105 100968 25242 Mande 105 76570 19143 Karangtengah 102 154736 38684 Sukaluyu 105 83678 20920

Total 104 1060989 320399 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

4319 PDRB DAN KETENAGAKERJAAN

Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun 2019 atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor

menunjukkan sektor industri pengolahan sebesar 5373 sektor

pedagangan besar eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1247

sektor konstruksi sebesar 1047 sektor pertanian kehutanan dan

perikanan 526 sektor transportasi dan pergudangan 394 sektor

penyediaan akomodasi dan makanan 274 sektor pertambangan dan

penggalian 202 sektor jasa pendidikan 198 sektor informasi dan

komunikasi 177 sector jasa lainnya 177 sektor adminstrasi

pemerintahan dan jaminan sosial 149 sektor real estate 083 sektor jasa

keuangan dan asuransi 055 sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

051 sektor jasa perusahaan 020 sektor pengadaan listrik dan gas

015 dan sektor jasa pengadaan air penolahansampah limbah dan daur

ulang 013 Prosentasi konstribusi tersebut menunjukan karakteristik

wilayah perkotaan (urban area) yang didominasi sektor industri pengolahan

Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tahun 2019 atas dasar harga berlaku di Kabupaten Cianjur

4-117

menunjukkan sektor pertanian kehutanan dan perikanan 3411 sektor

pedagangan besar eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1841

sektor transportasi dan pergudangan 899 sektor konstruksi sebesar

811 sektor industri pengolahan sebesar 588 sektor penyediaan

akomodasi dan makanan 560 sektor jasa pendidikan 385 sektor jasa

lainnya 355 sektor informasi dan komunikasi 280 sektor adminstrasi

pemerintahan dan jaminan sosial 280 sektor jasa keuangan dan asuransi

226 sektor real estate 185 sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial

076 sektor jasa perusahaan 065 sektor pertambangan dan penggalian

028 sektor pengadaan listrik dan gas 008 dan sektor jasa pengadaan

air penolahansampah limbah dan daur ulang 003 Prosentasi konstribusi

tersebut menunjukan karakteristik wilayah pedesaan (rural area) yang

didominasi sektor pertanian kehutanan dan perikanan

Jumlah pencari kerjapengangguran terbuka di wilayah studi berdasarkan

Sakernas BPS tahun 2019 tercatat sebanyak 253014 orang dengan profil

pencari kerja sebagian besar berpendidikan SD terdiri dari 37 tamat SD

6 tamat SMA 17 tamat SMP dan sebanyak 10 tamat

UniversitasSarjana

43110 AGAMA BUDAYA DAN SITUS PURBAKALA

Penduduk di wilayah studi 99 menganut agama Islam 045 menganut

agama Kristen Protestan 012 menganut agama Katholik 009 menganut

agama Budha 001 menganut agama Hindu dan 0002 menganut agama

lainnya

Masyarakat pada lokasi studi terdiri atas suku Sunda Jawa Betawi dan suku

lainnya Adapun budaya lokal yang berkembang dan dianut oleh sebagian

besar masyarakat adalah budaya Sunda Bahasa yang digunakan Bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa daerah suku setempat

Bahasa Sunda mayoritas diturutkan penduduk di seluruh kecamatan

Kabupaten Cianjur dan di kecamatan bagian selatan Kabupaten Bogor

4-118

Sementara Bahasa Betawi diturutkan penduduk seluruh kecamatan yang

berbatasan dengan Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi Terdapat Makam

Keramat Cikundul di Kecamatan Cikalong Kulon yang merupakan cagar

budaya

43111 KESEHATAN MASYARAKAT

Sarana Kesehatan yang tersedia di lokasi studi berupa 8 Rumah Sakit 11

Puskesmas 456 Klinik Kesehatan dan 676 Posyandu Adapun sebaran sarana

kesehatan di lokasi studi untuk masing-masing kecamatan yang dilewat

Rencana Jalur KA Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur nampak pada Tabel berikut

ini

Tabel 4 65 Sebaran Sarana Kesehata di Wilayah Studi

KotaKabupaten Kecamatan Rumah Sakit (Unit)

Puskesmas (Unit)

Klinik Kesehatan (Unit)

Posyandu (Unit)

Bogor Cileungsi 6 3 189 197 Klapanunggal - 2 102 110 Jonggol 1 3 8 148 Cariu - 2 67 67 Tanjungsari - 1 90 90

Cianjur Sukaresmi - - - 13 Cikalongkulon - - - 19 Mande - - - 15 Karangtengah 1 - - 12 Sukaluyu - - - 5

Total 8 11 456 676 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

Tenaga kesehatan yang tersedia dilokasi studi 328 dokter umum 585

perawat dan 382 Bidan sebagaimana nampak pada Tabel di bawah ini

Tabel 4 66 Sebaran Tenaga Kesehata di Wilayah Studi

KotaKabupaten Kecamatan Dokter Perawat Bidan Bogor Cileungsi 4 13 16

Klapanunggal 5 12 23 Jonggol 259 483 164 Cariu 5 7 21 Tanjungsari 4 12 14

4-119

KotaKabupaten Kecamatan Dokter Perawat Bidan Cianjur Sukaresmi 3 13 27

Cikalongkulon 3 13 39 Mande 6 16 35 Karangtengah 38 8 20 Sukaluyu 1 8 23

Total 328 585 382 Sumber BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka 2019 dan Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2020

Adanya perubahan gaya hidup masyarakat terutama di kawasan perkotaan

seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat saat ini mengakibatkan

meningkatnya prevalensi kasus-kasus penyakit tidak menular

(degenerative) seperti Penyakit Jantung Diabetes Stroke Kanker dan lain-

lain Dengan adanya sarana kesehatan yang tersebar di beberapa lokasi

khususnya Puskesmas dan Klinik Kesehatan diharapkan masyarakat dengan

mudah untuk mendapatkan akses kesehatan sehingga segala penyakit yang

timbul dimasyarakat dapat dicegah dengan tindakan dini untuk pemeriksaan

dan pengobatan kesehatannya

432 KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

Identifikasi komponen lingkungan hidup yang akan terpengaruh oleh

kegiatan rencana pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur terdiri

dari aspek geofisikkimia aspek biologi dan aspek sosial ekonomi aspek

sosial budaya aspek kesehatan masyarakat dan aspek transportasi

4321 GEOFISIK KIMIA

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan rencana

pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur adalah gangguan kestabilan

tanah gangguan aliran permukaan penurunan kualitas udara terjadinya

kebisingan serta timbulnya gangguan getaran tanah Penurunan kualitas

udara lebih disebabkan oleh banyaknya partikel debu dan polusi akibat

kegiatan penyiapan lahan pemadatan pengangkutan material dan pekerjaan

4-120

penyiapan badan jalan rel dan pembuatan terowongan sepanjang plusmn 500

meter

Kebisingan akan mulai teridentifikasi sejak pada tahap konstruksi yaitu

mobilisasi peralatanmaterial pekerjaan penyiapan badan jalan rel dan

kebisingan akan tetap berlanjut pada tahap pasca konstruksi disertai dengan

ganguan getaran akibat operasi KA

4322 BIOLOGI

Dampak kegiatan rencana pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

terhadap komponen Biologi adalah gangguan kerusakan vegetasi dan

gannguan pada fauna akibat pembangunan jalur KA Kegiatan yang

berpotensi menimbulkan dampak gangguan tersebut yaitu kegiatan land

clearing dan pembuatan terowongan pembangunan jembatan dan struktur

badan jalan rel Dampak yang timbul terutama akan terjadi pada masa

konstruksi saja

4323 SOSIAL EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya pembangunan jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur yang terkait dengan bidang sosial ekonomi budaya

adalah sebagai berikut

a Dampak sosial ekonomi dan sosial budaya yang mungkin akan timbul

dengan adanya kegiatan pembangunan jalur KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur

adalah keresahan masyarakat gangguan terhadap tempat usahalahan

pertanian berkurangnya lahan perkebunan dan gangguan mata

pencaharian akibat pembangunan jalur rel yang baru dimana hal ini

terkait dengan pembebasan lahan pada tahap pra konstruksi Dampak

negatif yang lain adalah pada tahap konstruksi akan terjadi gesekan kohesi

sosial akibat adanya mobilitas tenaga kerja dan interaksi sosial antara

pekerja dan masyarakat sekitar yaitu kecemburuan sosial dan pergeseran

nilai budaya Sedangkan dampak positif yang timbul adalah adanya

4-121

kesempatan bekerja di proyek dan tumbuhnya UKM (usaha warung

makan dan warung kebutuhan pokok bagi para pekerja) Dampak yang

sama diperkirakan juga akan terjadi pada masa pasca konstruksi yaitu

mobilitas penduduk yang tinggi akan mempengaruhi interaksi sosial dan

pergeseran nilai-nilai budaya dikarenakan berbaurnya nilai-nilai

masyarakat setempat dengan nilai-nilai baru dari penduduk yang datang

dari luar (antara lain wisatawan)

b Pada saat konstruksi adanya gangguan pemanfaatan ruang jalan akses

akan berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi dan kenyamanan penduduk

di sekitar proyek

c Pada tahap operasi adanya dampak terbukanya kesempatan kerja

gangguan lalu lintas dan rawan kecelakaan meningkatnya mobilitas

penduduk dan persepsi positif masyarakat serta meningkatnya

wisatawan

4324 KESEHATAN MASYARAKAT

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur bidang kesehatan masyarakat adalah

peningkatan gangguan pendengaran infeksi saluran pernafasan bagian atas

(ISPA) dan infeksi saluran pencernaan pada tahap konstruksi Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya kegiatan yang menghasilkan debu adanya

penurunan kualitas sanitasi lingkungan dan adanya penurunan kualitas

udara (karena kemacetan lalu lintas dan kepadatan lalu lintas) di sekitar

proyek

Pada awal kegiatan konstruksi keluhan tersebut akan mulai meningkat

seiring bertambahnya volume pekerjaan Namun perlahan-lahan keluhan

tersebut akan menurun pada akhir tahap akhir konstruksi karena kegiatan

proyek menjelang berakhir Hal lain yang perlu dicermati adalah tingkat

keselamatan pekerja dan dampak kesehatan masyarakat sekitar proyek baik

4-122

pada tahap pra konstruksi konstruksi ataupun pasca konstruksi mengingat

banyaknya tenaga kerja yang terlibat

4325 TRANSPORTASI

Dampak yang mungkin timbul dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur adalah peningkatan kepadatan lalu lintas jalan

(terutama pada pertemuan antara jalan raya dan jalan rel) meningkatnya

tingkat kemacetan menurunnya kecepatan kendaraan darat Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya kegiatan mobilisasi kendaraan-kendaraan

berat seperti buldozer tandem roller dan dump truck keluar masuk lokasi

proyek

Keadaan-keadaan tersebut akan mulai terasa pada akhir tahap pra

konstruksi dan akan terus berlangsung hingga akhir tahap konstruksi Hal

lain yang patut dicermati adalah kondisi rawan kecelakaan pada tahap pasca

konstruksi Namun demikian dengan adanya kegiatan pembangunan jalur

KA Cileungsi-Jonggol-Cianjur akan memberikan dampak positif antara lain

1 Kelancaran arus lalulintas di wilayah studi yang semakin lancar sehingga

mempersingkat waktu perjalanan biaya operasional kendaraan

menurunnya pencemaran udara dan menaikkan jaminan keselamatan

pengguna jalan

2 Mengingat konsumsi BBM dan pencemaran udara angkutan KA lebih

rendah dibandingkan angkutan jalan (truk) maka secara nasional ada

penghematan subsidi BBM dan biaya lingkungan

3 Kenaikan PDRB daerah khususnya pada area kiri dan kanan jalur KA

Cileungsi-Jonggol-Cianjur akibat kondisi aksesbilitas semakin baik dan lancar

yang akan lebih menarik wisatawan dan investor ke Danau Cirata dan obyek

wisata lainnya

4-123

433 PRAKIRAAN DAMPAK LINGKUNGAN

Dalam rencana penyusunan suatu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) mencakup tiga tahap kegiatan yaitu

a Tahap Pra-Konstruksi

b Tahap Konstruksi

c Tahap Pasca Konstruksi

Berdasarkan tiga tahapan rencana kegiatan tersebut akan dilihat pengaruh

timbal balik dengan komponen lingkungan yang potensial menimbulkan

dampak dan dituangkan dalam matriks interaksi antara komponen

lingkungan sebagaimana disajikan pada Tabel di bawah ini

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Tabel 4 67 Matriks Interaksi Tahapan Kegiatan dan Komponen-komponen Lingkungan Pembangunan jalur Kereta api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur

Komponen Lingkungan

Sub Komponen Lingkungan

Indikator

Lingkungan

Tahapan Kegiatan Keterangan Pra

Konstruksi Konstruksi Pasca Konstruksi

1 2 3 4 5 6 7

Kimia-Fisika

Iklim

Iklim Mikro 1 = Penetapan Segmen Jalur Kereta Kualitas Udara ξ 2 = Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp Kebisingan ξ ξ ξ 3 = Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Hidrologi Limpasan Air 4 = Mobilisasi Tenaga Kerja Kualitas Air 5 = Pekerjaan Pembangunan Jalur KA

Tanah dan Lahan

Tata Ruang ξ 6 = Pengoperasian Jalur Kereta Api Getaran 7 = Pemeliharaan Maintenance Erosi

Kualitas Tanah ξ

Biologi

Vegetasi Habitat ξ

Keanekaan Jenis

Fauna Darat dan Air

Habitat

Keberadaan Jenis

Sosesbud dan Kesehatan Masyarakat

Sosial Ekonomi

Lapangan Kerja ξ

Aktivitas Ekonomi ξ ξ ξ

Lalu Lintas ξ ξ ξ

Sosial Budaya

Kependudukan

Pendidikan ξ

Adat Istiadat ξ

Tata Nilai ξ

Kesehatan Masyarakat Lingkungan

SanitasiEstetika Lingkungan

ξ

Vektor Penyakit ξ

Kes Masyarakat ξ

Sumber Hasil Analisis 2020

LAPORAN AKHIR 4-124

4-125

4331 TAHAP PRA KONSTRUKSI

Penentuan segmen-segmen jalan kereta api dan bangunan pelengkap yang

perlu dikembangkan merupakan hal penting pada tahap pra-konstruksi

Dampak Potensial yang diperkirakan akan terjadi pada tahapan ini adalah

konflik penggunaan lahan dan tata ruang yang ada saat ini dan terutama

pada saat jalur KA akan dibangun

4332 TAHAP KONSTRUKSI

1 Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp

Pada beberapa lokasi di site proyek akan dibangun base camp yang akan

berfungsi sebagai kantor proyek penginapan buruh dan gudang material

dan peralatan Adapun dampak-dampak yang akan terjadi dari kegiatan

tersebut adalah

(a) pencemaran tanah karena tetesan olie

(b) menurunnya estetika lingkungan

(c) gangguan pada habitat fauna dan

(d) ketidakserasian interaksi sosial antara pekerja pendatang dengan

penduduk setempat

2 Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Untuk mendukung kelancaran pembangunan jalur jalan kereta api akan

digunakan sedikitnya 6 jenis peralatan berat yaitu Bulldozer Excavator

Vibrator Roller Dump Truck Wheel Loader Crane dll Dampak-dampak

potensial yang diperkirakan akan terjadi meliputi

(a) menurunnya kualitas udara

(b) meningkatnya kebisingan dan

(c) kerusakan pada tanaman

4-126

3 Mobilisasi Tenaga Kerja

Kegiatan mobilisasi tenaga kerja diperkirakan akan menimbulkan

dampak-dampak (a) kesempatan kerja dan (b) kecemburuan sosial

tenaga kerja lokal

4 Pekerjaan pembentukan badan jalan KA

Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka pembuatan

badan jalan (jalur rel KA) adalah

Pembersihan rencana jalur jalan KA yang meliputi clearing dan

grubbing

Pekerjaan tanah yaitu kegiatan penggalian dan pembuangan (cut and

fill)

Pembuatan bangunan perlintasan sebidang (level crossing)

terutama di dekat permukimankawasan perkotaan

Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat pelaksanaan

pekerjaan pembentukan badan jalan KA adalah

(a) gangguan air permukaan

(b) gangguan estetika lingkungan dan

(c) gangguan lalu-lintas kendaraan (di perkotaan)

5 Pembuatan Bangunan Pelengkap

Pekerjaan pembuatan bangunan pelengkap meliputi pembangunan

tubuh jalur kereta jembatan box culvert gorong-gorong dan talang air

Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat pekerjaan ini

adalah

(a) terjadinya genangan airbanjir akibat tubuh jalan juga berfungsi

sebagai bendung terhadap aliran air

(b) gangguan aliran air permukaan dan

(c) penurunan kualitas air permukaan

4-127

6 Pembangunan Track

Pekerjaan pemasangan track diperkirakan akan menimbulkan dampak

gangguan lalu lintas walaupun bersifat lokal

4333 TAHAP OPERASI (PASCA KONTRUKSI)

1 Pengoperasian Kereta Api

Pengoperasian kereta api akan dilaksanakan segera setelah

pembangunannya selesai dilaksanakan Dampak-dampak yang

diperkirakan akan timbul yaitu

(a) meningkatnya kebisingan

(b) pengembangan wilayahaktivitas ekonomi

(c) potensi kecelakaan dan

d) gangguan lalulintas

2 Pemeliharaan Jalan Kereta Api

Kegiatan pemeliharaan yang meliputi pemeliharaan rel kereta api sistem

sinyal kereta diperkirakan akan menimbulkan dampak positif yaitu

kelancaran operasi kereta api

Secara lengkap tahapan kegiatan dan dampak yang akan diperkirakan akan

terjadi serta alternatif penanganannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4 68 Matriks Identifikasi Dampak dan Alternatif Penanganan

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

1 Tahap Pra Konstruksi Penentuan Segmen Jalan dan Stasiun Persepsi yang

positifnegatif Sosialisasi

Konflik penggunaan lahantata ruang

melakukan pembebasan lahan yang transparan

2

Tahap Konstruksi

Pembuatan dan Pengoperasian Base Camp

Pencemaran tanah

Memilih lokasi base camp yang tidak mengganggu lingkungan dan mengembalikan ke kondisi semula setelah selesai

4-128

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

Menurunnya estetika lingkungan

Gangguan pada habitat fauna

Ketidakserasian interaks sosial

Mobilisasi Alat Berat dan Pengangkutan Material Konstruksi

Menurunnya kualitas udara

Direncanakan jalur khusus mobilisasi alat berat dan material

Meningkatnya kebisingan

Kerusakan pada vegetasi

Mobilisasi Tenaga Kerja

Kesempatan kerja

Mengikutsertakan tenaga lokal dalam pembangunan

Kecemburuan Sosial tenaga kerja lokal

Pekerjaan pembentukan badan jalan KA

gangguan air permukaan

Memberikan alternative pengarahan aliran air atau lalu lintas yang akan terganggu sebelum dilakukan pekerjaan

gangguan estetika lingkungan

gangguan lalu-lintas kendaraan

Pembuatan Bangunan Pelengkap

Gangguan aliran air sungai

Memberikan pengamanan terhadap aliran sungai sehingga material maupun sampah bangunan tidak dibuang atau jatuh ke daerah aliran sungai

Penurunan kualitas air sungai

Pekerjaan Pembangunan Track

Gangguan lalu lintas

Membuat jadwal kerja yang meminimalis gangguan lalu lintas

Pemasangan rambu - rambu

3 Tahap Operasi Pengoperasian Kereta Api Meningkatnya

kebisingan Pemilihan teknologi sarana

Pengembangan wilayahaktivitas

Pemasangan rambu - rambu dan pintu

4-129

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan yang Berpotensi

Menimbulkan Dampak

Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul

Alternatif Penanganan

ekonomi perlintasan Kerawanan

kecelakaan

Gangguan lalu lintas

PemeliharaanMaintenance

Kelancaran operasi Kereta Api

Pemeliharaan secara rutin dan berkala baik sarana maupun prasarana

Sumber Hasil Analisis 2020

434 REKOMENDASI MITIGASI TERHADAP BENCANA

Menurut UU No 24 Tahun 2007 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 9 dan

PP No 21 Tahun 2008 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 6 Mitigasi

bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana

baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

kemampuan menghadapi ancaman bencana Mitigasi bencana ini dibuat

berdasarkan pada hasil analisis risiko bencana yang meliputi mitigasi

bencana gempa bumi longsor amblesan dan banjir Bentuk mitigasi yang

diusulkan terdiri dari dua yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non

struktural

Mitigasi structural adalah upaya untuk mengurangi kerentanan

(vulnerability) terhadap bencana dengan cara rekayasa teknis bangunan

tahan bencana Sedangkan mitigasi non struktural adalah upaya mengurangi

dampak bencana selain dari upaya tersebut diatas Bisa dalam lingkup upaya

pembuatan kebijakan seperti pembuatan suatu peraturan pendidikan dan

pelatihan sosialisasi dan sebagainya

Karena pada trase rencana pembangunan jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur tidak bisa sepenuhnya menghindari kawasan rawan bencana maka

akan di usulan mitigasi bencana untuk meminimalisir dampak negatif di

Trase Jalur Pembangunan Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Pada tabel di

bawah ini akan dijelaskan usulan mitigasi bencana di Jalur Rencana

4-130

Tabel 4 69 Rekomendasi Mitigasi Bencana

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

1 Longsor (LerengTebing)

Mitigasi Struktural

Membangunan dinding penahan tanah dengan jenis DPT Turap atau blok balok pada daerah risiko longsor tinggi Bronjong pada risiko sedang

mencegah terjadinya longsor

Mengatur vegetasi penutup lereng yang berakar tunjang dengan perakarannya menyebar seperti jati mahoni dan sebagainya pada daerah risiko tinggi dan sedang

mencegah terjadinya longsor

Pengalihan drainase pada lereng terjal

mengurangi resapan air ke badan longsoran

Menambah lebar ROW pada jalur risiko longsor tinggi

tidak mencegah atau mengurangi longsor tetapi memberikan kesempatan untuk melakukan tanggap darurat lebih baik pada saat longsor terjadi

Mengarahkan material longsoran dan meminimalkan jatuhantutupan material longsoran pada jalur KA

Longsor (Lembah)

Mitigasi Struktural

Membangunan dinding penahan tanah dengan jenis DPT Turap atau blok balok atau tiang pancang pada daerah risiko longsor tinggi Bronjong pada risiko sedang

mencegah terjadinya longsor

Pengaturan pola dan sistem drainase

mengurangi resapan air ke badan longsoran

Menambah lebar ROW pada jalur risiko longsor tinggi

menggeer dan menjauhkan bidang longsoran dari jalur KA

Mitigasi Non

Struktural

Menyusun SOP Penanggulangan bencana

mengurangi korban bencana

4-131

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

Longsor pada jalur KA Penyediaan Dana On

Call Dana Siap Pakai Cadangan Dana operasional yang selalu tersedia dan siap digunakan setiap saat mulai tanggap darurat sampai berakhir tanggap darurat

Melatih personilsatuan tugas tanggap darurat dalam melakukan penanggulangan bencana longsor

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana longsor pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Meningkatkan alat pemantauanpemasangan early warning system longsor

Deteksi dini kemungkinan terjadi longsoran

Membuat rencana lokasi pembuangan debris (reruntuhan) pada lokasi risiko tinggi

debris bisa dipindahkan ke lokasi yang baik dan tidak menimbulkan masalah

membangun posko pada lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

2 Amblesan Mitigasi Struktural

Membuat drainase untuk mengurangi genangan sekitar jalur KA

mengurangi meresapnya air

ke badan jalur KA yang dapat menyebabkan amblasan

Membuat dinding penahan tanah pada pondasi jalur KA untuk mencegah meresapnya air dari rawa atau genangan air

mencegah meresapnya air dari genangan atau rawa

Non Menyusun SOP mengurangi

4-132

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

Struktural Penanggulangan bencana amblesan pada jalur KA

korban bencana

Melatih personil tanggap

darurat dalam melakukan penanggulangan bencana amblesan

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana amblesan pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna

rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Meningkatkan alat pemantauan

Deteksi dini kemungkinan terjadi amblesan

membangun posko pada lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

3 Banjir Mitigasi Struktural

Membuat bangunan pengendali banjir rumah pompa pada lokasi risiko tinggi

membuat jaringan drainase pada lokasi risiko sedang - tinggi

Non Struktural

Menyusun SOP Penanggulangan bencana amblesan pada jalur KA

mengurangi korban bencana

Melatih personil tanggap darurat dalam melakukan penanggulangan bencana banjir

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Memasang rambu rawan bencana banjir pada lokasi beresiko tinggi dan sedang dengan pembedaan warna rambu

meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana

Meningkatkan alat pemantauan dan sistem

Deteksi dini kemungkinan terjadi

4-133

No Jenis Bencana Jenis Mitigasi

Strategi Manfaat

peringatan dini banjir membangun posko pada

lokasi risiko bencana tinggi

tanggap darurat lebih cepat

Membuat jalur evakuasi dengan skenario kejadian pada lokasi risiko tinggi

mengurangi korban bencana dengan peningkatan proses evakuasi

Sumber Analisis Konsultan 2020

435 REKOMENDASI HASIL KAJIAN AWAL LINGKUNGAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2012

tentang Jenis Rencana Usaha danatau kegiatan yang wajib memiliki Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) tercantum bahwa untuk

Ȁǡηʹͷ

Km maka wajib dilengkapi dengan studi AMDAL Dengan demikian karena

rencana pembangunan baru ke tiga jalur Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

ηʹͷ

AMDAL Oleh sebab itu perlu ditindaklanjuti dengan dilakukannya Studi

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada tahun anggaran yang

akan datang sebelum dilaksanakannya kegiatan Konstruksi

Pemrakarsa perlu melakukan koordinasi dengan PTPN VII Kebun Gedeh

terkait koridor yang juga melewati kawasan perkebunan sawit dan

perkebunan lain di lokasi studi Serta beberapa pengembang perumahan dari

mulai Kabupaten Bogor dan kabupaten Cianjur yang terlintasi oleh rencana

pembangunan jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-Cianjur

4-134

44 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK

441 ESTIMASI BIAYA

4411 KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN JALUR KERETA API

Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi-Jonggol-

Cianjur sepanjang 790 Km disusun berdasarkan rencana trase jalur kereta

api tersebut sebagaimana diulas pada bab terdahulu

Secara umum Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Trase Jalur Kereta Api

dibagi menjadi beberapa komponen yang meliputi

1 Biaya Pengadaan Lahan yang meliputi biaya pembebasan (ganti untung)

lahan dan biaya obyek bangunan atau tanaman diatas lahan yang ada

2 Biaya Konstruksi Pembangunan Prasarana Kereta Api yang meliputi biaya

konstruksi jalur rel biaya pembangunan stasiun dan biaya fasilitas operasi

termasuk persinyalan biaya pembangunan Depo dan Balai Yasa serta

biaya bangunan pelengkap lainnya

3 Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api yang meliputi biaya pengadaan

lokomotif kereta api gerbong penumpang dan peralatan khusus termasuk

assesories penunjangnya

4 Biaya Manajemen dan Contigency yang meliputi biaya

persiapanpengelolaan proyek biaya kajian lingkungan biaya

perencanaan dan pengawasan pekerjaan konstruksi dan biaya tak terduga

(Contigency) seperti biaya eskalasi harga dan konstruksi contigency yang

belum dapat diperkirakan sebelumnya

Dalam studi ini proses perhitungan rencana anggaran biaya tidak dilakukan

secara terperincidetail namun hanya berdasarkan simplified desain (desain

dasar) yang ada Untuk perkiraan harga satuan kegiatan sesuai dengan data

sekunder dari proyek proyek sejenis yang sedang berjalan atau berdasarkan

4-135

harga pasar pada saat ini sedangkan untuk volume pekerjaan konstruksi

dihitung berdasarkan rencana tipikal gambar yang ada atau asumsi data pada

pekerjaan yang sudah berjalan sesuai gambar standar dari PT KAI

4412 KOMPONEN BIAYA DAN MANFAAT KELAYAKAN PROYEK

Kelayakan ekonomis didefenisikan sebagai kelayakan bagi semua pihak yang

memanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung dari suatu

pembangunan atau pengembangan suatu sistem transportasi Dalam

kaitannya dengan analisis ekonomi manfaat yang diperoleh semestinya lebih

besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan Oleh karena itu

perhitungan manfaat merupakan faktor yang sangat penting dalam

memutuskan apakah suatu rencana pembangunan atau pengembangan

dalam hal ini jalan rel disebut layak untuk dilaksanakan atau tidak

Perhitungan manfaat jalan rel juga dinilai lebih peka dibandingkan dengan

perhitungan biaya yang merupakan aspek sipil (konstruksi) Estimasi

komponen manfaat diperoleh dari pengurangan biaya transportasi dengan

adanya pengoperasian KA di wilayah studi Adapun penghematan biaya

transportasi barang sesuai dengan asumsi skenario permintaan perjalanan

dan pembangunan jalan KA

Komponen manfaat dalam studi ini terdiri dari manfaat bagi pengguna jalan

(dalam bentuk saving BOK dan VoT) Manfaat yang dapat dikuantifikasikan

besarnya karena manfaat ini dapat dihitung secara kuantitatif maka dapat

dijadikan masukan bagi perhitungan kelayakan ekonomi diantaranya

meliputi

hearts Peningkatan kinerja jaringan transportasi darat pada rute eksisting

setelah jalan rel dikembangkan Dengan dikembangkannya pelayanan

moda jalan rel maka diharapkan akan terjadi perbaikan terhadap

supply jaringan Sehingga pengguna jalan juga akan merasakan

peningkatan kinerja lalu lintas (misalnya penurunan waktu tempuh)

4-136

hearts Berubahnya pola angkutan penumpang yang semula diangkut

melalui moda angkutan jalan akan berubah dengan sebagian

menggunakan jalan rel Manfaat yang diperoleh berupa intermodal

externality berupa pengurangan biaya operasi kendaraan dan waktu

perjalanan pengguna jalan bahkan penghematan biaya pemeliharaan

jalan

hearts Menurunnya tingkat polusi baik itu polusi udara maupun polusi suara

Sedangkan proses analisis kelayakan finansial pada studi ini dilakukan

dengan menggunakan keuntungan dari tarif KA sebagai nilai manfaat

terhadap pengoperasian jalan KA yang direncanakan dengan

membandingkan antara jumlah biaya (cost) terhadap

pendapatanpengembalian (revenue) yang ditimbulkan sepanjang masa

perencanaan (time horizon)

Salah satu faktor penting untuk mendapatkan investasi yang menguntungkan

dari pembangunan jalur KA ini adalah tarif Pendapatan didapatkan

berdasarkan tarif kereta penumpang

Tabel 4 70 Komponen Biaya dan Manfaat Kelayakan Ekonomi dan Finansial

Analisis Kelayakan

Komponen Biaya (Investasi) Manfaat

Kelayakan Ekonomi

- Biaya Detail Teknis (DED) + AMDAL + Supervisi

- Biaya prasarana jalan KA - Biaya pemeliharaan prasarana - Biaya pengadaan sarana - Biaya operasional dan

pemeliharaan sarana - Biaya pengadaan lahan - Biaya manajemen dan

contigency

- Penghematan BOK - Penghematan Waktu - Penghematan Polusi

Udara

4-137

Analisis Kelayakan

Komponen Biaya (Investasi) Manfaat

Kelayakan Finansial

- Biaya Detail Teknis (DED) + AMDAL+ Supervisi

- Biaya prasarana jalan KA - Biaya pemeliharaan

prasarana - Biaya pengadaan sarana - Biaya operasional dan

pemeliharaan sarana - Biaya pengadaan lahan - Biaya manajemen dan

contigency

- Pendapatan dari tiket penumpang

- Pendapatan dari tiket pengangkutan barang

- Pendapatan dari perdagangan dalam stasiun

4413 BIAYA PENGADAAN LAHAN

Pedoman yang digunakan dalam pengadaanpembebasan tanah adalah

Undang Ȃ Undang No 2 Tahun 2012 dan Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan

untuk Kepentingan Umum dan perubahannya Konsep mendasar dalam

penilaian tanah dan properti adalah pengertian mengenai harga biaya pasar

dan nilai Penilai harus memahami betul pengertian tersebut karena

implementasi antara harga biaya pasar dan nilai biasanya tercantum dalam

setiap laporan penilaian

Dalam melakukan penilaian tanah digunakan Metode Perbandingan Data

Pasar (Sales Comparison Method) Pendekatan Perbandingan Data Pasar

adalah suatu metode untuk memperoleh nilai dengan analisis dan

perbandingan atas properti sejenis yang dinilai dimana data diperoleh dari

orang-orang atau pejabat yang berwenang serta pemilikan properti lainnya

yang mengetahui benar nilai-nilai properti berdasarkan penawaran-

penawaran penjualan atau transaksi yang terjadi di daerah tersebut atas

properti yang kira-kira sebanding Lain dari pada itu diperhatikan faktor-

4-138

faktor seperti lokasi bentuk ukuran mudah atau tidaknya dicapai

(accessibility) dan unsur waktu Data ini kemudian dianalisis dan terhadap

perbedaan antara properti yang dinilai dengan properti yang sebanding

diadakan penyesuaian

Dengan mempertimbangkan seluruh informasi yang relevan Estimasi Nilai

Penggantian Wajar untuk Ganti Rugi yang akan digunakan sebagai dasar

perencanaan besaran biaya pembebasan lahan dalam rencana pembangunan

jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur ini secara garis besar sebagai

berikut

a Daerah Pemukiman harga rata-rata Rp 940000-M2

b Lahan Pertanian harga rata-rata Rp 65000-M2

c Hutan Produktif harga rata-rata Rp240000-M2

d Lahan Kering harga rata-rata Rp270000-M2

f Lahan Industri harga rata-rata Rp750000-M2

Untuk memenuhi standar geometrik dan lebar trase jalur kereta api dengan 2

(dua) lajur (double track) Sedangkan untuk prasarana lokasi Stasiun Depo

dan Balai Yasa serta fasilitas umum lainnya guna memenuhi standar minimal

bangunan tersebut maka diperlukan beberapa tambahan

pengadaanpembebasan tanah pada lokasi yang direncanakan

Dengan berpedoman pada ketentuan tersebut di atas maka perkiraan

kebutuhan anggaran biaya pengadaanpembebasan tanah untuk rencana

pembangunan jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur ini sebagaimana

diuraikan dalam Tabel 471 di bawah

4-139

Tabel 4 71 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Tanah

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 23724 2372442 265000 628697 Hutan Produksi 12979 1297926 540000 700880 Lahan Kering 18839 1883904 570000 1073825 Lahan Industri 435 43500 1050000 45675 Lahan Pemukiman 6453 645334 1240000 800214

Total 62431 6243106 3249291 Sumber Hasil Analisis

4414 BIAYA PEMBANGUNAN PRASARANA KERETA API

Harga satuan jenis pekerjaan konstruksi pembangunan jalur kereta api pada

umumnya dihitung berdasarkan metode kerja yang direncanakan dengan

asumsi jenis pekerjaan dilaksanakan oleh kelompok kerja yang dilengkapi

dengan perlengkapan atau peralatan yang diperlukan dan bahan yang diolah

berdasar kualitas yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknik yang

ditentukan Namun dalam perhitungan biaya konstruksi ini besarnya harga

satuan pekerjaan tidak dihitung secara rinci sesuai analisis harga satuan

tetapi dihitung berdasarkan perkiraan harga satuan pekerjaan saat ini dan

berdasarkan referensi pada jenis pekerjaan yang sedang berjalan

Sedangkan perhitungan kuantitas tidak dihitung secara rinci berdasarkan

gambar detail tetapi sesuai tipikal desain yang direncanakan atau gambar

standar yang telah ada

Secara garis besar perhitungan pekerjaan konstruksi dibagi menjadi 8

(delapan) bagian pekerjaan utama yang terdiri dari

1 Persiapan yang meliputi pekerjaan pengukuran pembuatan kantor

lapangan pembersihan lapangan mobilisasidemobilisasi dan

dokumentasi

4-140

2 Pekerjaan Jalan Rel meliputi pekerjaan bangunan atas jalan raya di sepur

raya dan emplasemen dan pekerjaan bangunan bawah

3 Pekerjaan Drainase meliputi pekerjaan saluranselokan pada sisi kiri dan

kanan jalan rel gorong-gorong dan box culvert (bangunan hikmat)

4 Pekerjaan Jembatan (Bangunan Hikmat) yaitu bangunan jembatan yang

melintasi daerah aliran sungai atau waduk

5 Pekerjaan Bangunan StasiunEmplasemen Depo dan Balai Yasa termasuk

fasilitas umum untuk penumpang dan angkutan barang

6 Pekerjaan Struktur bangunan terowongan diperlukan pada trase yang

melintasi bukit untuk memenuhi alinyemen vertikal trase jalur kereta api

termasuk fasilitas drainase

7 Pekerjaan Struktur Perlintasan Tak Sebidang seperti struktur bangunan

underpass atau struktur bangunan overpass untuk trase jalur kereta api

yang melintasi jalan nasional jalan propinsi jalan kabupaten dan jalan

lokal

8 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan yaitu peralatan sinyal dan

perambuan jalur kereta api termasuk peralatan telekomunikasi

Perincian besarnya biaya konstruksi pembangunan jalur kereta api tersebut

di atas sebagaimana dapat dilihat dalam lampiran laporan ini sedangkan

Perkiraan Rekapitulasi Biaya PrasaranaKonstruksi sebagaimana dalam

Tabel 472 dibawah ini

Tabel 4 72 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Prasarana Kereta Api

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta)

Persiapan 0025 2373 Pekerjaan Jalan Rel 37381 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0619 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 3326 2745920

4-141

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta) Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41925 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 16047 164751 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0678 105000

Jumlah 100 11321046 Ppn 10 1132105

Total Keseluruhan 12453151 Sumber Hasil Analisis

4415 BIAYA SARANA KERETA API

Berdasarkan uraian dalam bab di atas rencana pembangunan jalur kereta api

Cileungsi-Jonggol-Cianjur akan digunakan jenis angkutan kereta api

penumpang dan barang dengan kebutuhan Sarana Kereta Api dengan satu

rangkaian (1 Trainset) menggunakan 10 kereta Berdasarkan perhitungan

kebutuhan sarana di atas maka perlu diperhitungkan jalur untuk stabling

rangkaian (train sets) berdasarkan perhitungan di atas pada awal operasi

diperlukan 1 train set

Berdasarkan perkiraan kebutuhan sarana kereta api dengan konfigurasi

seperti tipe diatas maka perkiraan rencana anggaran biaya untuk pengadaan

sarana KRD trainset sesuai perhitungan pola operasi kereta api tersebut

sebagaimana diuraikan dalam Tabel 473 di bawah

Tabel 4 73 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api

Uraian Jumlah (Unit)

Harga (RpJuta)

Total Harga (RpJuta)

Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 1 45000 45000 Lokomotif Barang Tipe CC 206 2 47500 95000 Kereta Penumpang 10 16000 160000 Kereta Barang 20 5600 112000

Total 412000 Sumber Hasil Analisis

4-142

4416 BIAYA MANAJEMEN DAN KONTIGENSI

Yang termasuk biaya manajemen dan contingency antara lain

1 Biaya persiapan dan pengelolaan proyek termasuk biaya perijinan dan

biaya kajian lingkungan

2 Biaya perencanaan dan pengawasan konstruksi

3 Biaya contingency (tak terduga) yang meliputi price contingency (eskalasi

harga) dan construction contingency (biaya tak terduga yang belum

dimasukkan dalam perencanaan) misalnya kondisi tanah dasar bekas

sawahrawa

Perkiraan besarnya biaya manajemen dan contingency tidak dihitung secara

rinci namun pada umumnya dihitung berdasarkan prosentase dari biaya

konstruksi jalur kereta api

Dengan memperhitungkan periodemasa pekerjaan konstruksi

pembangunan jalur kereta api selama 3 (tiga) tahun maka perkiraan

prosentase biaya manajemen dan contingency dalam pekerjaan ini sebesar

10 dari biaya konstruksi dengan perincian prosentase biaya sebagai

berikut

a Biaya Persiapan dan Pengelolaan proyek sebesar 050 dari biaya

konstruksi

b Biaya Perencanaan dan pengawasan sebesar 150 dari biaya konstruksi

c Biaya Price Contigency sebesar 300 dari biaya konstruksi

d Biaya Construction Contigency sebesar 500 dari biaya konstruksi

Sehingga besarnya perkiraan rencana anggaran biaya manajemen dan

contingency seperti dalam Tabel 474 di bawah ini

4-143

Tabel 4 74 Perkiraan Anggaran Biaya Manajemen dan Contigency

Uraian Jumlah Biaya (Rp Juta)

Persiapan dan Manajemen Proyek 62266 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 186797 Price Contigency 373595 Contruction Contigency 622658

Total 1245315 Sumber Hasil Analisis

4417 BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SARANA KERETA

Perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan kereta api disesuaikan dengan

metoda perhitungan yang digunakan untuk menghitung biaya pokok

produksi Kementerian Perhubungan untuk evaluasi tarif angkutan Kereta

Api Penumpang dan Barang Item-item yang diperhitungkan secara umum

adalah sebagai berikut

hearts Bahan bakar minyak (BBM)

hearts Pelumas

hearts Biaya awak masinis asisten masinis PLKA kondektur

hearts Perawatan dan depresiasi

hearts Biaya umum

hearts Biaya manajemen

Berdasarkan perhitungan komponen-komponen tersebut diketahui

kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan sebesar Rp 4090420lintas (1

arah perjalanan) untuk alternatif 1 kemudian Rp 5031700lintas untuk

alternatif 2 dan Rp 5292990lintas untuk alternatif 3 Biaya perawatan

prasarana sebesar Rp 2244125253tahun

4-144

Tabel 4 75 Biaya Perawatan Prasarana Kereta Api

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391 Sumber Hasil Analisis

442 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL

4421 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

Analisis terhadap biaya dan manfaat di atas menghasilkan estimasi indikator

kelayakan ekonomi (NPV BCR dan IRR) sebagai berikut

4-145

Tabel 4 76 Indikator Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Ekonomi Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta)

33214494

2752912

(6630190)

Benefit Cost Ratio - BCR 509 211 103

Economic Internal Rate of Return - EIRR ()

6 1 -3

Sumber Hasil Analisis

Dari hasil analisis diatas bahwa ketiga alternatif pada kajian ini tidak layak

maka dari itu diperhitungkan dengan diasumsikan bahwa pembangunan

prasarana dibiayai seluruhnya oleh pihak swasta Lalu dilihat apakah secara

operasional layak atau tidak Berikut merupakan hasil pada masing-masing

trase

4422 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Analisis Keuangan merupakan perbandingan antara pendapatan dan beban

proyek (biaya investasi pemeliharaan dan operasi) dan menghitung rasio

kelayakan yang terkait dengan menggunakan data-data biaya dan

penerimaan yang terfokus kepada asesmen proyek dari sudut pandang

investasi Selain itu analisis ini merupakan uraian tentang analisis kuantitatif

atas kelayakan proyek dari pembangunan jalur Cileungsi-Jonggol-Cianjur

Hasil analisis ini juga akan menunjukkan apakah proyek membutuhkan

dukungan keuangan danatau jaminan dari Pemerintah atau tidak

Untuk memperkirakan kinerja keuangan proyek maka diperlukan sejumlah

data masukandiantaranya data sosio-ekonomi makro biaya dan pendapatan

proyek serta faktor lainlain yang relevan

Pada kegiatan ini akan dilakukan analisis terhadap 3 alternatif KA yang

direncanakan dalam studi ini Adapun ulasan ketiga alternatif telah

disampaikan secara rinci pada bab-bab terdahulu

4-146

A Asumsi Ekonomi Makro

Terdapat beberapa asumsi yang berhubungan dengan faktor-faktor Ekonomi

Makro diantaranya sebagai berikut

1 Asumsi Tingkat Inflasi

Proyek ini menggunakan asumsi tingkat inflasi 4 berdasarkan data

Biro Pusat Statistik (BPS) tentang data inflasi year on year basis

menunjukan angka 400 (BPS 2020) Maka pada proyek ini untuk

memastikan inflasi tetap rendah dan stabil angka inflasi berada dalam

kisaran sebesar 314 plusmn1

2 Asumsi Tingkat Suku Bunga

Berdasarkan data dari Bank Indonesia tentang rata-rata tertimbanng

suku bunga kredit perbankan (Juli2020) sebesar 1200 Maka pada

proyek ini digunakan angka suku bunga kredit sebesar 12

3 Asumsi Nilai Tukar

Asumsi nilai tukar mata uang yang digunakan pada Analisis kali ini

berdasarkan data dari Bank Indonesia 2020 sebesar 1 USD = IDR 14000

B Perhitungan Biaya Proyek

Dalam melakukan Perhitungan Biaya Proyek terdapat Beberapa Key

Indicator Finance (indikator-indikator kunci) dalam Financial Analysis

(Analisis Finansial) diantaranya sebagai berikut

i ModalCapital Expenditure (CAPEX)

CAPEX secara khusus dikaitkan dengan pengadaan jasa layanan baru dimana

komponen CAPEX disini meliputi biaya pembangunan prasarana biaya

pengadaan sarana dan biaya manajemen dan contingency yang secara rinci

disajikan pada Tabel 477 di bawah ini Selain itu diperhitungkan pula beban

bunga utang selama masa konstruksi Adapun pada perhitungan ini biaya

pengadaan lahan tidak diperhitungkan dengan asumsi sudah disediakan oleh

pemerintah daerah

4-147

Tabel 4 77 Biaya CAPEX Trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Uraian Pekerjaan Persentase Total Harga (Rp Juta)

Persiapan 0025 2373 Pekerjaan Jalan Rel 37381 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0619 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 3326 2745920 Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41925 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 16047 164751 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0678 105000

Jumlah 100 11321046 Ppn 10 1132105

Total Keseluruhan 12453151

B Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api Persentase Total Harga (Rp Juta) Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 4841 45000

Lokomotif Barang Tipe CC 206 35772 47500 Kereta Penumpang 17214 160000

Kereta Barang Tertutup 42173 392000 Total 929500

C Biaya Manajemen dan Contigency Total Harga (Rp) Persiapan dan Manajemen Proyek 62266 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 186797 Price Contigency 373595 Contruction Contigency 622658

Total 1245315 Sumber Hasil Analisis

ii Biaya Operasional dan PemeliharaanOperating Expense (OPEX)

Biaya ini mencakup biaya-biaya operasi dan pemeliharaan selama siklus

proyek agar aset-aset di lingkup proyek t etap dalam kondisi yang terjaga dan

tetap dalam kondisi yang cukup memadai untuk dapat memberikan output

yang diinginkan Biaya ini mencakup biaya-biaya operasional sarana dan

prasarana perlengkapan dan peralatan manajemen langsung dan asuransi

Pada analisis ini biaya OampM tahunan di-index-kan dengan estimasi kenaikan

per tahun yang disebabkan inflasi yang diasumsikan sebesar 5 per tahun

4-148

Estimasi biaya operasional dan pemeliharaan sarana kereta api per tahun

untuk jalur Cileungsi-Jonggol-Cianjur sebesar Rp 119391 juta per

Kmlintasan Tabel 478 di bawah ini menunjukkan estimasi biaya OPEX per

tahun pada kedua jalur tersebut

Tabel 4 78 Biaya OPEX Trase KA Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391 Sumber Hasil Analisis

C Perhitungan Pendapatan

Komponen penerimaan dan estimasi aliran penerimaan pada proyek ini

berasal dari ongkos angkut yang mencakup ongkos angkut barang Rp

800TonKm dan tiket penumpang sebesar Rp 300penumpangKm

Adapun data jumlah angkutan barang dan jumlah penumpang telah dibahas

4-149

pada bab terdahulu sehingga dapat diperhitungan nilai pendapatan pada

ketiga alternatif sebagaimana tersaji pada Tabel 479 berikut ini

Tabel 4 79 Perkiraan Potensi Pendapatan Trase Alternatif

Tahun Pendapatan

Barang (RpJuta) Pendapatan

Penumpang (RpJuta) Pendapatan

Perdagangan (RpJuta) 2024 118880 153378 2777 2025 136712 168716 2930 2026 157219 185587 3091 2027 180802 204146 3261 2028 207922 224561 3441 2029 239111 247017 3630 2030 274977 271718 3829 2031 318973 298890 4040 2032 370009 328779 4262 2033 444011 361657 4497 2034 532813 397823 4744 2035 639376 437605 5005 2036 767251 481366 5280 2037 920701 529502 5571 2038 1104842 582452 5877 2039 1325810 640698 6200 2040 1590972 704767 6541 2041 1909166 775244 6901 2042 2291000 852769 7281 2043 2749200 938045 7681 2044 3299040 1031850 8104 2045 3958848 1135035 8549 2046 4750617 1248539 9019 2047 5700740 1373392 9516 2048 6840889 1510732 10039 2049 8209066 1661805 10591 2050 9850879 1827985 11173 2051 11821055 2010784 2365 2052 14185266 2211862 2495 2053 17022320 2433048 2633

Sumber Hasil Analisis

4-150

D Analisis Rasio

Komposisi modal pada proyek ini disusun sebagaimana pada umumnya

proyek infrastruktur di Indonesia yaitu 3070 yaitu modal sendiri

dibanding pinjaman

Tabel 4 80 Komposisi Modal Nama Jalur Biaya (Rp Juta)

1 CAPEX 12453151

2 Modal Sendiri (30) 3735945

3 Pinjaman KMKKI (70) 8717205

Sumber Hasil Analisis

E Pendanaan (Funding)

Dari skema pembiayaan di atas maka jadwal pembayaran hutang

diperhitungkan dengan dengan asumsi bunga bank 12 dan pembayaran

hutang dihitung flat dengan jangka waktu pinjaman 30 tahun termasuk masa

konstruksi

F Indikator Kelayakan Finansial

Pada tabel di bawah ini disampaikan resume perhitungan indikator

kelayakan finansial jalur kereta api Cileungsi-Jonggol-Cianjur Nilai FIRR

tidak terhitung nilainya karena tingkat pengembalian yang sangat tinggi saat

NPV=0

Tabel 4 81 Indikator Kelayakan Finansial Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Finansial Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta)

(1266045)

(10410338)

(12774850

Benefit Cost Ratio - BCR 0933 0381 0183

Financial Internal Rate of Return - FIRR ()

0 -5 -9

4-151

G Dukungan Pemerintah

Dari perhitungan Key Indicators Finance di atas maka proyek ini dinyatakan

tidak layak secara keuangan (Financially Unviable) maka proyek

infrastruktur ini tidak menarik bagi sektor swasta untuk berinvestasi di

dalamnya walaupun layak secara ekonomi (economically feasible) namun

pendapatan dari proyek (tarif layanan) tidak cukup dan hal ini tidak

mencapai tingkat keuntungan yang diharapkan (Rate of Return) oleh pihak

swasta Maka diperlukan dukungan pemerintah agar proyek menjadi layak

secara keuangan Dukungan seperti dimaksud hanya dapat dijustifikasi

apabila manfaat ekonominya lebih besar dari biaya

Kontribusi pemerintah untuk menutup kekurangan pendanaanfunding gap

dilakukan melalui pendanaan Viability Gap Fund (VGF) atau subsidi harga

Dalam bagian ini akan dipaparkan Analisis VGF untuk proyek ini agar dapat

menjadi layak secara keuangan

Ketidaklayakan proyek secara finansial ini pada umumnya bersumber dari

beban investasi (biaya pembangunankonstruksi) yang mahal karena

teknologi yang digunakan yang tidak dapat dikembalikan sepenuhnya oleh

tarif layanan infrastruktur yang dibatasi dengan kemampuan membayar

masyarakat Dalam rangka mengatasi permasalahan ketidaklayakan proyek

infrastruktur secara finansial ini pemerintah dapat memberikan dukungan

tunai kepada proyek infrastruktur KPS sebagaimana diatur dalam beberapa

aturan pemerintah yang dapat dibaca pada analisis di bawah ini

4-152

Tabel 4 82 Analisis Dana Dukungan Kelayakan dari Pemerintah (Viability Gap Fund Ȃ VGF)

Uraian Analisis Regulasi Pemerintah tentang 1 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2005 KPBU 2 Perpres Nomor 13 Tahun 2010

3 Perpres Nomor 56 Tahun 2011 4 Perpres Nomor 66 Tahun 2013

Regulasi Pemerintah tentang VGF

PMK Nomor 223PMK0112012 tentang Pemberian Dukungan Kelayakan atas Sebagian Biaya Konstruksi Pada Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur PMK Nomor 223 Tahun 2012 ini merupakan aturan pelaksanaan dari Pasal 17A Perpres Nomor 56 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 67 Tahun 2005 yang memberikan ruang bagi pemerintah untuk dapat memberikan dukungan dalam bentuk kontribusi fiskal yang bersifat finansial terhadap proyek kerjasama (KPS)

Syarat Proyek untuk mendapatkan Dukungan Kelayakan (Viabiility Gap

Kementerian Keuangan Republik Indonesia menetapkan kriteria dan prosedur untuk mendapatkan VGF Kriteria proyek yang dapat mengajukan dukungan dana VGF antara lain sebagai berikut

Fund ndashVGF) a Proyek yang telah memenuhi kelayakan ekonomi tetapi belum memenuhi kelayakan finansial

b Menerapkan prinsip pengguna membayar (tarifuser charge) c Biaya investasi paling kurang senilai Rp10000000000000 (seratus miliar rupiah) d Badan Usaha Swasta Pemenang Lelang yang ditetapkan oleh Pemerintah cq PJPK

(Penanggungjawab Proyek Kerjasama) melalui proses lelang yang terbuka dan

4-153

kompetitif sesuai dengan peraturan tentang Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

e Perjanjian KPS mengatur skema pengalihan aset danatau pengelolaannya dari Badan Usaha

f Penandatangan Perjanjian Kerja Sama kepada Pemerintah cq PJPK pada akhir periode kerja sama

g Hasil Prastudi Kelayakan pada Proyek KPS tersebut harus 1 Mencantumkan pembagian risiko yang optimal antara PemerintahPJPK dan

Badan Usaha Penandatangan Perjanjian Kerja SamaBadan Usaha Pemenang Lelang

2 Menyimpulkan bahwa Proyek KPS tersebut layak secara ekonomi yang juga meliputi aspek teknis hukum lingkungan dan sosial dan

3 Menunjukkan bahwa Proyek Kerja Sama tersebut menjadi layak secara finansial dengan diberikannya dukungan kelayakan VGF

Dana Dukung Bantuan Dana dukung yang didapatkan secara optimal bisa mencapai 49 dari CAPEX

4-154

443 KAJIAN RISIKO

4431 IDENTIFIKASI RISIKO

Identifikasi risiko merupakan suatu proses untuk menentukan risiko yang

mungkin terjadi pada proyek infrastruktur khususnya terkait Kajian Survei

Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

yang mengenal karakteristiknya dampak yang mungkin dihasilkan durasi

dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengantisipasinya Tujuan

dari dilakukannya identifikasi risiko adalah hanya mengidentifikasi segala

risiko yang mungkin terjadi dan bukan untuk mengeliminasi risiko maupun

menciptakan solusi untuk mencegahnya Identifikasi risiko yang merujuk

pada PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII) secara garis besar terdapat

11 (sebelas) identifikasi faktor risiko pada pekerjaan prasarana dan sarana

perkeretaapian yang terdiri dari

hearts Risiko Politik

hearts Risiko Desain Konstruksi dan Uji Operasi

hearts Risiko Sponsor

hearts Risiko Finansial

hearts Risiko Operasi

hearts Risiko Pendapatan

hearts Risiko Konekvitas Jaringan

hearts Risiko Interface

hearts Risiko Politik

hearts Risiko Force Majeure dan

hearts Risiko Kepemilikan Aset

Berdasarkan identifikasi risiko proyek diatas dilakukan dengan

mempertimbangkan lingkup proyek model bisnis proyek sumber

pendanaan dan aspek eksternal proyek Kajian Survei Investigasi Dasar (SID)

Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur Proses identifikasi risiko

4-155

dapat berdasarkan beberapa aspek seperti data historis observasi

benchmark dan expert judgement Adapun 11 (sebelas) uraian Faktor Risiko

pekerjaan prasarana dan sarana perkeretaapian seperti pada tabel 483

dibawah yang digunakan sebagai rujukan dalam mengidentifikasi risiko

untuk pembangunan prasara perkeretaapian dengan skema KPBU

Tabel 4 83 Identifikasi Risiko Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

Faktor Risiko Identifikasi Sub Faktor Risiko

Risiko Lokasi Kesulitan pada lokasi yang tat terduga Keterbatasan ruang kerja working space konstruksi Risiko Status Tanah Kontaminasipolusi ke lingkungan lokasi Terhalangnya akses transportasi masyarakat Terganggunya kenyamanan masyarakat yang berada di sekitar area proyek

Risiko Konstruksi Operasi

Desain dan Uji

Ketidakjelasan spesifikasi output Gagal menjaga keamanan dan keselamatan dalam lokasi Kenaikan biaya konstruksi Kinerja kontraktor subkontraktor yang buruk Default kontraktorsub-kontraktor Kesalahan desain Terlambatnya penyelesaian konstruksi Risiko uji operasi (testing amp comissioning)

Risiko Sponsor Default Badan Usaha Default sponsor proyek Default lender proyek

Risiko Finansial Kegagalan mencapai financial close Risiko nilai tukar mata uang Risiko tingkat inflasi dan suku bunga Risiko asuransi Risiko kemampuan fiskal

Risiko Operasi Ketersediaan fasilitas Buruk atau tidak tersedianya layanan Aksi industri Risiko sosial dan budaya lokal Kegagalan manajemen proyek Kegagalan kontrol dan monitoring proyek Kenaikan biaya operasional dan pemeliharaan Kesalahan estimasi biaya life cycle Ketidakhandalan teknologi pelayanan perkeretaapian

dan sistem informasi

Kecelakaan lalu lintas atau isu keselamatan Penyelenggara Prasarana tidak siap dalam skema multi

4-156

Faktor Risiko Identifikasi Sub Faktor Risiko operator

Risiko Pendapatan Risiko pada masa awal operasi (ramp up period) Perubahan proyeksi volume permintaan Kesalahan estimasi dari model sebelumnya Kegagalan pembayaran pengguna prasarana Kesalahan perhitungan estimasi penggunaan prasarana

Risiko Konektivitas Jaringan

Risiko konektivitas dengan jaringan jalur KA eksisting Risiko pengelolaan jaringan jalur rel Risiko fasilitas pesaingcompetitor

Risiko Interface Risiko ketimpangan waktu dan kualitas pekerjaan Risiko perbedaan standarmetode layanan Risiko relasi

Risiko Politik Mata uang asing tidak dapat dikonversi Mata uang asing tidak dapat direpatriasi Risiko ekspropriasi Perubahan regulasi (dan pajak) yang umum Perubahan regulasi (dan pajak) yang diskriminatif dan spesifik Keterlambatan perolehan persetujuan perencanaan Keterlambatan perolehan akses ke lokasi proyek

Force Majeure Bencana alam Force majeure politic Cuaca ekstrim Forst majeure berkepanjangan

Risiko Kepemilikan Aset

Transfer aset setelah kontrak KPBU berakhir Pengalihan bisnis dan pengelolaan aset kereta api eksisting dan yang baru terbangun

4432 IDENTIFIKASI RISIKO

Dalam proses manajemen risiko diperlukan penanganan dan pengendalian

(risk treatment dan risk control) Secara garis besar penanganan risiko

termasuk menanggung risiko menghindari risiko menghilangkan risiko

meminimalisir risiko dan mengalihkan atau mengalokasikan risiko kepada

pihak lain Mitigasi risiko dapat dilihat pada tabel di bawah ini

4-157

Tabel 4 84 Identifikasi Risiko Kajian Survei Investigasi Dasar (SID) Jalur Kereta Api

Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

1 Risiko Lokasi A Kesulitan pada lokasi

yang tak terduga

Tidak teridentifikasinya

utilitas dan kesulitan proses

relokasi utilitas sehingga

terjadi keterlambatan dan

mungkin dilakukan

perpindahan rute Ȃ [Tahap

Konstruksi]

Pelaksanaan identifikasi

utilitas pada saat

perencanaan dengan

didukung oleh data yang

memadai

B Keterbatasan ruang

kerja working space

konstruksi

Terkait penyediaan lahan

untuk ruang kerja pada

masa konstruksi Ȃ [Tahap

Konstruksi

Metode konstruksi

baik Sosialisasi

pemerintah

yang

oleh

C Risiko Status Tanah Kepemilikan sertifikat tanah

ganda ditemukan saat

proyek dilaksanakan Ȃ

[Tahap Pra- konstruksi]

hearts Melaksanakan validasi dan penyelesaian status kepemilikan lahan

hearts Dukungan otoritas terkait sangat penting

D Kontaminasipolusi ke

lingkungan lokasi

Kontaminasipolusi di

lingkungan lokasi yang

mengganggu pelaksanaan

proyek Ȃ [Semua Tahap]

Kesesuaian dengan studi

Amdal yang baik

E Terhalangnya

transportasi

masyarakat

akses Proyek yang memotong

wilayah pemukiman dapat

menimbulkan dampak

terganggunya akses

komunikasi dan ekonomi

masyarakat Ȃ [Tahap

Konstruksi amp Operasi]

Pembuatan

transportasi baru

disepakati bersama

akses

yang

F Terganggunya

kenyamanan

masyarakat yang

berada di sekitar area

Proyek dapat menyebabkan

gangguan kesehatan dan

kenyamanan misalnya

rumah masyarakat rusak

Melakukan studi AMDAL

yang komprehensif dan

melaksanakannya dengan

baik

4-158

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

proyek karena kegiatan konstruksi

[Tahap Konstruksi]

2 Risiko Desain Kontruksi dan Uji Operasi

A Ketidakjelasan

spesifikasi output

Keterlambatan dan kenaikan

biaya akibat spesifikasi

output tidak jelas Ȃ [Tahap

Pra- konstruksi]

hearts Klasifikasi saat proses tender

hearts Kapasitas desain yang baik

hearts Dokumen lelang sebaiknya tersaji dengan jelas dan mudah dipahami agar dapat meningkatkan kompetisi dan menurunkan biaya proyek

B Gagal

keamanan

keselamatan

lokasi

menjaga

dan

dalam

Tingkat kecelakaan selama

pekerjaan konstruksi

berlangsung tinggi Ȃ [Tahap

Konstruksi]

hearts Implementasi prosedur keamanan dan keselamatan kerja yang baik

hearts EPC yang berpengalaman dan handal

C Kenaikan

konstruksi

biaya Kenaikan akibat perubahan

volume pekerjaan ataupun

harga material Ȃ [Tahap

Konstruksi]

hearts Kesepakatan prosedur persetujuan perubahan volume dan ambang batas perubahan

hearts Akomodir perhitungan faktor eskalasi harga di dalam kontrak

hearts Hubungan baik dengan supplier

hearts Klausul penalti atas Liquidity Damages

D Kinerja kontraktor

subkontraktor yang

buruk

Kontraktor Sub-kontraktor

tidak mampu melakukan

pekerjaan sesuai kontrak Ȃ

[Tahap Konstruksi]

Proses pemilihan

kontraktor dan

subkontraktor yang

kredibel

Penerapan penalti

E Default

kontraktorsub-

Kegagalan

kontrak

penyelesaian

oleh

Proses

kontraktor

pemilihan

dan

4-159

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

kontraktor kontraktorsub-kontraktor

karena faktor manajemen

internal amp finansial Ȃ [Tahap

Konstruksi]

subkontraktor yang

kredibel

Penerapan penalti

F Kesalahan desain Menyebabkan ekstrarevisi

desain yang diminta

operator Ȃ [Tahap Pra-

konstruksi amp Konstruksi]

Konsultan desain atau EPC

yang berpengalaman dan

handal

G Terlambatnya

penyelesaian

konstruksi

Dapat termasuk akibat

kualitas keahlian SDM yang

buruk terbatasnya

ketersediaan material amp

peralatan terlambatnya

pengembalian akses lokasi Ȃ

[Tahap Konstruksi]

Kontraktor yang handal

dan klausul kontrak yang

standar termasuk klausul

penalti atas Liquidity

Damages

H Risiko uji operasi

(testing amp

comissioning)

Kesalahan estimasi waktu

biaya dalam uji operasi

teknis Ȃ [Tahap Konstruksi]

hearts Sistem komunikasi amp koordinasi kontraktor konsultan penguji dan operator yang tepat

hearts Konsultan testing amp commissioning yang berpengalaman

3 Risiko Sponsor A Default Badan Usaha Default BU yang mengarah

ke termanasi atau step-in

oleh financier Ȃ [Semua

Tahap]

Konsorsium didukung

sponsor yang kredibel dan

solid

B Default sponsor

proyek

Default pihak sponsor (atau

anggota konsorsium) Ȃ

[Semua Tahap setelah

financial close]

Proses PQ untuk

memperoleh sponsor yang

kredibel

c Default lender proyek Default pihak institusi

keuanganperbankan (atau

sindikasi) karena perubahan

kebijakantrust terhadap BU

atau akibat isu internal

lender Ȃ [Semua Tahap

Pemilihan lender yang

kredibel Kinerja BU

memenuhi kontrak

Pemenuhan persyaratan

lender

4-160

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

setelah financial close]

4 Risiko Finansial A Kegagalan mencapai

financial close

Tidak tercapainya financial

close karena ketidakpastian

kondisi pasar atau struktur

modal proyek yang tidak

optimal Ȃ [Tahap

PraKonstruksi]

Koordinasi dan

konsorsium yang baik

dengan lender yang

kredibel dan potensial

B Risiko nilai tukar mata

uang

Fluktuasi (non ekstrim) nilai

tukar Ȃ [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan dalam Rupiah

hearts Indeks harga pembelian memperhitungkan fluktuasi mata uang

hearts Instrumen lindung nilai diantaranya kontrak berjangka dan opsi mata uang

hearts Risiko C Risiko tingkat inflasi

dan suku bunga

Kenaikan (non ekstrim)

tingkat inflasi terhadap

asumsi dalam life-cycle cost

dan suku bunga Ȃ [Semua

Tahap]

hearts Faktor indeksasi tarif hearts Nilai tingkat suku

bunga

D Risiko asuransi Cakupan asuransi untuk

risiko tertentu tidak lagi

tersedia di pasaran dan

kenaikan substansial tingkat

premi terhadap estimasi

awal Ȃ [Semua Tahap]

Konsultansi dengan

spesialisbroker asuransi

E Risiko kemampuan

fiskal

Kemampuan fiskal untuk

pengembalian availability

payment kepada badan

usaha tidak mencukupi

Perencanaan yang matang

terkait kemampuan

pendanaan Kementerian

Perhubungan

5 Risiko Operasi A Ketersediaan fasilitas Akibat fasilitas tidak bisa Kontraktor yang handal

4-161

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

terbangun Ȃ [Tahap

Konstruksi]

B Buruk atau tidak

tersedianya layanan

Akibat fasilitas tidak bisa

beroperasi Ȃ [Tahap

Operasi]

hearts Operator yang handal

hearts Spesifikasi output yang

jelas

C Aksi industri Aksi mogok larangan

kerjadsb Ȃ [Tahap Operasi]

Kebijakan SDM dan

hubungan industrial yang

baik

D Risiko sosial dan

budaya lokal

Risiko yang timbul karena

tidak diperhitungkannya

budaya atau kondisi sosial

masyarakat setempat dalam

implementasi proyek Ȃ

[Semua Tahap]

Menerapkan program

pengembangan

masyarakat yang people

oriented Pemberdayaan

masyarakat

E Kegagalan manajemen

proyek

Kegagalan atau

ketidakmampuan Badan

Usaha dalam mengelola

operasional Proyek

Kerjasama Ȃ [Tahap Operasi]

Menyusun rencana

manajemen operasi dan

dijalankan oleh secara

professional

F Kegagalan kontrol dan

monitoring proyek

Terjadinya penyimpangan

yang tidak terdeteksi akibat

kegagalan kontrol dan

monitoring oleh Badan

Usaha PJPK Ȃ [Semua

Tahap]

Menyusun rencana kontrol

dan monitoring serta

evaluasi berkala terhadap

efektivitas rancangan dan

pelaksanaan

G Kenaikan biaya

operasional dan

pemeliharaan

Akibat kesalahan estimasi

biaya OampM atau kenaikan

tidak terduga Ȃ [Tahap

Operasi]

Operator yang handal

Faktor eskalasi dalam

kontrak

H Kesalahan estimasi

biaya life cycle

Kesalahan estimasi biaya

diakibatkan tidak

mendapatkan harga yang fix

dan terkini dari supplier Ȃ

[Tahap Operasi]

Kesepakatankontrak

dengan supplier seawal

mungkin

4-162

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

I Ketidakhandalan

teknologi dan sistem

informasi pelayanan

perkeretaapian

Teknologi yang digunakan

tidak dapat dihandalkan

sehingga menggangu

Operasi Ȃ [Tahap Operasi]

Memilih teknologi yang

handal dan vendor yang

tepat

J Kecelakaan lalu lintas

atau isu keselamatan

Tingginya kecelakaan lalu

lintas - [Tahap Operasi]

Asuransi kewajiban pihak

ketiga

K Penyelenggara

Prasarana tidak siap

dalam skema multi

operator

Minimnya pengalaman

dalam mengelola trayek dan

sumber pendapatan dari

skema multi operator

Training dan

pendampingan dari

institusibadan usaha yang

berwenangditunjuk oleh

pemerintah

6 Risiko Konektivitas Jaringan A Risiko konektivitas

dengan jaringan jalur

KA eksisting

Ingkar janji otoritas jalur KA

eksisting menggunakan

jaringan yang baru Ȃ [Tahap

Operasi]

hearts Pemahaman kontrak yang baik oleh sektor publik

hearts Sinkronisasi operator sarana jalur rel eksisting

B Risiko pengelolaan

jaringan jalur rel

Keterbatasan pemerintah

dalam mengatur

penggunaan jaringan jalur

rel yang mempengaruhi

kinerja layanan

perkeretaapian Ȃ [Tahap

Operasi]

Pengaturan pola

perjalanan KA dengan

memperhatikan kapasitas

jalan rel

C Risiko fasilitas

pesaingcompetitor

Ingkar janji otoritas untuk

tidak membangun rute

moda pesaing - [Tahap

Operasi]

Pemahaman kontrak yang

baik oleh sektor publik

7 Risiko Interface A Risiko ketimpangan

waktu dan kualitas

pekerjaan

Ketimpangan waktu dan

kualitas pekerjaan dukungan

pemerintah dan yang

dikerjakan BU Ȃ [Tahap

Konstruksi]

Koordinasi dan integrasi

jadwal pelaksanaan proyek

Pekerjaan perbaikan oleh

pihak yang kualitas

pekerjaannya lebih rendah

B Risiko perbedaan Rework yang substantial Kesepakatan standar

4-163

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

standarmetode

layanan

terkait perbedaan standar

metode layanan yang

digunakan Ȃ[Tahap

Konstruksi]

metode yang akan

diterapkan para pihak

sedini mungkin

C Risiko relasi Miskomunikasi di dalam

internal dan eksternal

organisasi termasuk

mengakibatkan

keterlambatan kesalahan

proses karena kurang

pengalaman di proyek

KPBUProject Financing -

[Semua Tahap]

koordinasi dirancang

disepakati dan

disosialisasikan dengan

baik ke semua pihak

terkait

8 Risiko Politik A Mata uang asing tidak

dapat dikonversi

Tidak tersedianya danatau

tidak bisa dikonversinya

mata uang asing kedari

Rupiah - [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan domestik hearts Akun pembiayaan luar

negeri hearts Penjaminan dari bank

sentral

B Mata uang asing tidak

dapat direpatriasi

Mata uang asing tidak bisa

ditransfer ke negara asal

investor - [Semua Tahap]

hearts Pembiayaan domestik hearts Akun pembiayaan luar

negeri hearts Penjaminan dari bank

sentral C Risiko ekspropriasi Nasionalisasipengambilalih

an tanpa kompensasi (yang

memadai) Ȃ [Tahap Operasi]

hearts Mediasi negosiasi hearts Asuransi Risiko Politik hearts Penjaminan

pemerintah

D Perubahan regulasi

(dan pajak) yang

umum

Bisa dianggap sebagai risiko

bisnis - [Semua Tahap]

E Perubahan regulasi

(dan pajak) yang

diskriminatif dan

spesifik

Berbentuk kebijakan pajak

oleh otoritas terkait (pusat

danatau daerah) - [Semua

Tahap]

hearts Mediasi negosiasi hearts Asuransi Risiko Politik hearts Penjaminan

pemerintah

F Keterlambatan Hanya jika dipicu keputusan Provisi kontrak yang jelas

4-164

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

perolehan persetujuan

perencanaan

sepihak tidak wajar dari

otoritas terkait - [Tahap Pra-

konstruksi amp Konstruksi]

termasuk kompensasinya

G Keterlambatan

perolehan akses ke

lokasi proyek

Hanya jika dipicu keputusan

sepihak tidak wajar dari

otoritas terkait - [Semua

Tahap]

Provinsi kontrak yang jelas

termasuk kompensasinya

9 Force Majeure A Bencana alam Terjadinya bencana alam

sehingga tidak dapat

beroperasi secara normal -

[Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

B Force majeure politis Peristiwa perang

kerusuhan gangguan

keamanan masyarakat -

[Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

C Cuaca ekstrim Akibat perubahan iklim atau

faktor lain - [Semua Tahap]

Asuransi bila

memungkinkan

D Forst majeure

berkepanjangan

Jika di atas 6-12 bulandapat

mengganggu aspek

ekonomis pihak yang

terkena dampak (terutama

bila asuransi tidak ada) -

[Semua Tahap]

10 Risiko Kepemilikan Aset

A Transfer aset setelah

kontrak KPBU

berakhir

Proses transfer aset

terkendala karena ada

perbedaan mekanisme

pengalihan atau penilaian

[Tahap Operasi]

hearts Pembuatan kontrak yang mengatur perihal transfer aset dengan jelas

hearts Penilaian dilakukan oleh penilai independen yang disepakati bersama

B Pengalihan bisnis dan

pengelolaan aset

kereta api eksisting

Ketidakpastian kondisi

bisnis setalah transfer dari

operator sebelumnya dan

hearts Studi kelayakan bisnis

yang baik dan lengkap

(dalam PFS)

4-165

No Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi Strategi Mitigasi

dan yang baru

terbangun

tidak terantisipasinya

kondisi perkeretaapian

eksisting

hearts Kontrak yang jelas dan

mengatur secara detail

pengalihan aset

5-1

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survei Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

5 BAB 5 RANCANGAN DASAR DESAIN KERETA API

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

Pada Sub Bab ini akan dibahas mengenai rancangan dasar desain kereta api yang

berisikan kriteria desain prasarana kereta api yang terdiri dari geometrik jalur

jembatan dan terowongan Serta rancangan dasar desain dari prasarana kereta api

berupa geometrik jalur bangunan hikmat perlintasan tak sebidang terowongan

dan stasiun

51 KRITERIA DESAIN JALUR KERETA API

Kondisi topografi dan strukturformasi geologi merupakan unsur utama

yang menjadi pedoman dalam kegiatan studi menetapkan trasejalur jalan

kereta api Rancangan Pra Desain jalan rel meliputi rancangan alinyemen

horizontal dan alinyemen vertikal bangunan pendukung seperti sistem

drainase dan perlintasan untuk jalan orangsepeda motormobil

Rancangan jalur kereta api akan mengikuti standar-standar dan peraturan-

peraturan yang berlaku di Kementerian Perhubungan maupun PT Kereta Api

(Persero) sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam KAK Faktor-

faktor yang menjadi bahan pertimbangan pokok dalam menetapkan

trasejalur kereta api adalah sebagai berikut

1 Persyaratan teknis perencanaan jalur kereta api

2 Pola operasi kereta api

3 Kemampuan daya tarik lokomotif

4 Daerah-daerah dengan potensi sumber alam

5-2

5 Keamanan dan kenyamanan untuk pengguna jasa angkutan kereta api

6 Kemudahan pelaksanaan pekerjaan konstruksi

7 Biaya pelaksanaan dan pemeliharaan

Dalam Pelaksanaan rancangan trase Jalan Rel yang harus dibuat setidaknya

memenuhi ketentuan sebagai berikut

1) Lebar dan Jarak Jalan rel

a) Lebar jalan rel 1067 mm

b) Jarak minimum antar as jalan rel di petak jalan adalah 400 m (double

track)

c) Ruang bebas kelas I yang diperlebar pada kondisi datar dan kelas 3

pada kondisi pegunungan diperhitungkan adanya muatan double

deck atau muatan peti kemas

d) Jarak minimum antar as jalan rel di lengkung adalah 440 m (double

track)

2) Emplasemen

a) Jarak minimal antar as jalur utama di emplasemen adalah 520 m

b) Wesel menggunakan wesel 112

3) Kecepatan dan Beban Gandar

a) Kecepatan Maksimum 120 kmjam

b) Kecepatan di Emplasemen 45 kmjam

c) Beban Gandar 18 ton

4) Geometri Jalan

a) Jari-ȋȌηͺͲͲ m

b) ζͳͲΩ

ζʹͲΩ pegunungan

c) Kelandaian maksimum di emplasemen adalah 15 ΩǤ

5) Material

a) Jenis rel yang digunakan untuk jalan kelas I adalah R54 dengan

karakteristik dan spesifikasi yang memenuhi ketentuan berlaku

b) Alat penambat rel tipe elastis dengan persyaratan bahan sesuai

5-3

dengan Peraturan Bahan Jalan Rel atau Peraturan yang berlaku

6) Perlintasan yang diperkirakan tidak perlu dijaga harus memenuhi

persyaratan pandangan bebas

52 DESAIN GEOMETRIK TRASE JALAN KERETA API

521 ALINYEMEN HORIZONTAL

Desain Teknis Jalan Rel akan menghasilkan gambar gambar yang terdiri dari

Gambar Situasi Potongan memanjang dan potongan melintang Pada gambar

situasi akan dihasilkan gambar desain situasi dan rencana lengkung

(alinyemen horizontal) Pada gambar potongan melintang akan dihasilkan

rencana kelandaian (Lengkung vertikal)

Adapun desain alinyemen horisontal menggunakan program bantu yaitu

Autocad Civil 3D untuk kriteria jari-jari lengkung panjang spiral dan lain-lain

dapat dilihat dari output program sebagai berikut

Dari hasil desain alinyemen horizontal di dapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 5 1 Alinyemen Horizontal

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

1 IP0 7116125184 9285137814 N82deg 16 35E 0+00000 0+34997

2 IP1 7121674706 928521308 800 0+34997 0+76082 N52deg 51 04E 0+76082 0+92755

3 IP2 7125740351 9285521107 800 0+92755 1+19169 N71deg 46 09E 1+19169 1+58588

4 IP3 71321575 9285732476 800 1+58588 1+87887 N50deg 47 09E 1+87887 2+27558

5 IP4 7138682204 9286264888 800 2+27558 2+84481 S88deg 26 44E 2+84481 3+96526

6 IP5 7156842502 9286215611 800 3+96526 4+70547 N38deg 32 28E 4+70547 5+58270

7 IP6 7166289374 9287401502 800 5+58270 6+04895 N71deg 56 01E 6+04895 6+87441

8 IP7 7180001872 9287848808 800 6+87441 7+57894 N21deg 28 32E 7+57894 8+03983

9 IP8 7185082411 9289140187 800 8+03983 9+00334 S89deg 31 05E 9+00334 9+85670

5-4

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

10 IP9 7199791031 9289127818 1000 9+85670 9+99182 S81deg 46 34E 9+99182 10+42734

11 IP10 7207911391 9289010455 800 10+42734 11+03147 S38deg 30 31E 11+03147 11+25048

12 IP11 7213095605 9288358912 800 11+25048 11+81807 S79deg 09 32E 11+81807 12+67096

13 IP12 7225127605 9288128493 800 12+67096 12+82219 S89deg 59 24E 12+82219 13+77469

14 IP13 723595048 9288128303 1000 13+77469 13+88249 S83deg 48 48E 13+88249 15+39707

15 IP14 7252928872 9287944259 800 15+39707 15+67281 N76deg 26 17E 15+67281 16+78503

16 IP15 7267663337 9288299688 800 16+78503 17+29545 S67deg 00 21E 17+29545 19+17489

17 IP16 7289987554 9287352349 800 19+17489 19+71613 S28deg 14 32E 19+71613 21+04852

18 IP17 7298369619 9285791856 800 21+04852 21+35961 S50deg 31 21E 21+35961 22+91401

19 IP18 7315241952 928440212 800 22+91401 23+76976 S10deg 45 59W 23+76976 23+93636

20 IP19 7313259697 9283359674 800 23+93636 24+71077 S44deg 41 45E 24+71077 25+33408

21 IP20 7321980737 9282478265 800 25+33408 25+71862 S17deg 09 18E 25+71862 26+56843

22 IP21 7325728488 9281264191 800 26+56843 27+00660 S48deg 32 13E 27+00660 28+19483

23 IP22 7337206368 9280250033 1000 28+19483 28+43109 S35deg 00 00E 28+43109 30+04752

24 IP23 7347540824 9278774123 1000 30+04752 30+18060 S27deg 22 31E 30+18060 31+09472

25 IP24 7352474482 9277821314 1000 31+09472 31+27863 S37deg 54 44E 31+27863 32+95296

26 IP25 7364938546 9276220934 800 32+95296 33+45923 S1deg 39 13E 33+45923 34+64977

27 IP26 7365532692 9274162944 800 34+64977 35+68750 S75deg 58 31E 35+68750 36+31129

28 IP27 7385001786 9273676629 800 36+31129 37+54415 S12deg 19 18W 37+54415 37+56945

29 IP28 7381340429 9272000422 800 37+56945 38+93223 S85deg 16 47E 38+93223 39+74351

30 IP29 7403082914 9271820893 800 39+74351 40+57319 S25deg 51 32E 40+57319 41+28376

31 IP30 7410995565 9270188368 800 41+28376 42+37196 S52deg 04 40W 42+37196 42+80411

32 IP31 7397217383 9269114908 800 42+80411 43+91654 S27deg 35 37E 43+91654 43+99633

5-5

No IP Koordinat

Radius Direction Start Station End Station X Y

33 IP32 7403357188 9267940148 800 43+99633 44+99787 N80deg 40 35E 44+99787 46+16804

34 IP33 7428575221 9268354174 800 46+16804 47+43168 S8deg 49 19E 47+43168 47+60336

35 IP34 7431767523 9266297285 800 47+60336 49+11249 N80deg 44 18W 49+11249 49+21553

36 IP35 7411416402 9266629152 800 49+21553 50+52640 S5deg 22 39W 50+52640 52+37048

37 IP36 7408580709 9263616625 800 52+37048 52+98893 S49deg 40 16W 52+98893 54+16209

38 IP37 7396249753 9262569812 800 54+16209 54+39786 S66deg 33 24W 54+39786 56+50185

39 IP38 7364051314 926117356 800 56+50185 58+12518 S49deg 42 20E 58+12518 59+17643

40 IP39 7383015285 9259565615 800 59+17643 59+46963 S70deg 42 17E 59+46963 60+46340

41 IP40 7398461515 9259024841 800 60+46340 61+34925 S7deg 15 37E 61+34925 61+81551

42 IP41 7400843538 9257155128 800 61+81551 63+18707 N74deg 30 32E 63+18707 63+37071

43 IP42 7419097802 9257661058 800 63+37071 64+61379 S16deg 27 44E 64+61379 64+68965

44 IP43 7423383199 925621083 800 64+68965 65+78112 S61deg 42 31W 65+78112 66+22295

45 IP44 7410813555 9255534271 800 66+22295 66+85889 S16deg 09 46W 66+85889 66+99014

46 IP45 7407263122 9254309239 800 66+99014 68+25508 S74deg 25 55E 68+25508 69+26090

47 IP46 7428164458 925372692 800 69+26090 69+93008 S26deg 30 19E 69+93008 70+27100

48 IP47 7433153333 9252726541 800 70+27100 71+04670 S82deg 03 39E 71+04670 71+55853

49 IP48 7450536043 9252484124 800 71+55853 72+83674 S9deg 29 01W 72+83674 73+33124

50 IP49 7448151602 9251056727 800 73+33124 73+59057 S9deg 05 21E 73+59057 76+13357

51 IP50 7452843628 9248123834 800 76+13357 76+70123 S31deg 34 00W 76+70123 77+13519

52 IP51 7440783422 9246160909 800 77+13519 78+89588 N85deg 27 59E 78+89588 78+89969

Dari hasil desain trase di atas harus disesuaikan dengan kriteria peraturan

lengkung sesuai dengan PM 60 Tahun 2012

5-6

Tabel 5 2 Persyaratan Jari-jari Minimum yang Diijinkan

Kecepatan

rencana (kmjam)

Jari-jari minimum lengkung lingkaran tanpa

lengkung peralihan (m)

Jari-jari minimum lengkung lingkaran yang diijinkan

dengan lengkung peralihan (m) 120 2370 780 110 1990 660 100 1650 550 90 1330 440 80 1050 350 70 810 270 60 600 200

Sumber PM 60 Tahun 2012

522 ALINYEMEN VERTIKAL

Adapun desain alinyemen vertikal menggunakan program bantu yaitu

Autocad Civil 3D untuk kriteria kelandaian panjang spiral dan lain-lain dapat

dilihat dari output program sebagai berikut

Dari hasil desain alinyemen Vertikal di dapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 5 3 Alinyemen Vertikal

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out Stasiun Nambo

1 0 + 000 136 000 2 0 + 100 136 000 -1000 3 1 + 500 122 -1000 000 4 2 + 100 122 000 500 5 2 + 700 125 500 000

Stasiun Kembang Kuning 6 3 + 800 125 000 -1000 7 4 + 800 115 -1000 000 8 5 + 500 115 000 -450 9 6 + 600 110 -450 000

10 7 + 450 110 000 -500 11 8 + 450 105 -500 000

Stasiun Cileungsi

12 9 + 650 105 000 -590 13 11 + 000 97 -590 000

Stasiun Mampir

14 13 + 900 97 000 -750 15 15 + 500 85 -750 000

5-7

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out 16 16 + 000 85 000 -730 17 17 + 100 77 -730 000

Stasiun Jonggol 18 18 + 100 77 000 1000 19 18 + 900 85 1000 000 20 19 + 750 85 000 970 21 21 + 500 102 970 000 22 22 + 200 102 000 920 23 23 + 400 113 920 000 24 23 + 800 113 000 -890 25 24 + 700 105 -890 000

Stasiun Sukagalih 26 26 + 100 105 000 -380 27 27 + 400 100 -380 000 28 27 + 800 100 000 1140 29 30 + 000 125 1140 000

Stasiun Cibatu Tiga

30 32 + 400 125 000 480 31 33 + 450 130 480 000 32 34 + 100 130 000 -630 33 35 + 700 120 -630 000 34 36 + 200 120 000 1820 35 38 + 400 160 1820 000 36 38 + 800 160 000 1890 37 42 + 300 196 1890 000

Stasiun Antajaya 38 42 + 950 196 000 1880 39 44 + 700 260 1880 000 40 45 + 000 260 000 1870 41 48 + 750 330 1870 000 42 49 + 220 330 000 1900 43 51 + 850 380 1900 000

Stasiun Mekarjaya 44 52 + 400 380 000 1900 45 54 + 450 419 1900 000 46 54 + 880 419 000 1900 47 57 + 350 466 1900 000 48 57 + 800 466 000 1820 49 58 + 570 480 1820 000

Stasiun Majalaya 50 59 + 250 480 000 -1780 51 61 + 500 440 -1780 000 52 62 + 100 440 000 -1740 53 64 + 400 400 -1740 000 54 66 + 600 400 000 -1000

5-8

No KM Elevasi Kop Rel Kelandaian (Per Mill)

Grade In Grade Out 55 68 + 100 385 -1000 000

Stasiun Jamali

56 68 + 900 385 000 -1730 57 71 + 500 340 -1730 000 58 72 + 000 340 000 -1670 59 74 + 100 305 -1670 000 60 74 + 700 305 000 570 61 77 + 000 318 570 000 62 77 + 400 318 000 -880 63 78 + 650 307 -880 000 64 79 + 000 307 000 000

Stasiun Selajambe

Untuk alinyemen vertikal desain lengkung harus sesuai dengan peraturan

berikut di bawah ini

Tabel 5 4 Besarnya Radius Lengkung Vertikal Minimum

Kecepatan Rencana

(KmJam)

Radius Minimum Lengkung Vertikal

(m)

V gt 100 8000

ζͳͲͲ 6000

Sumber PM 60 Tahun 2012

523 GAMBAR SITUASIPOTONGAN MEMANJANG DAN POTONGAN

MELINTANG

Dari desain alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal dihasilkan gambar

situasi dan potongan memanjang sebagai berikut

5-9

Gambar 5 1 Situasi Trase Cileungsi-Jonggol-Cianjur

5-10

Gambar 5 2 Potongan Memanjang Trase Cileungsi-Jonggol-Cianjur

5-11

Gambar 5 3 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus dan Lengkung

5-12

Gambar 5 4 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus Timbunan 2 meter dan Galian 2 meter

5-13

Gambar 5 5 Tipikal Potongan Melintang Trase Lurus Timbunan dan Galian lebih dari 6 meter

5-14

Dari hasil perhitungan alinyemen horisontal alinyemen vertical dan

penggambaran di dapatkan rincian Sebagian

Tabel 5 5 Ringkasan Trase Terpilih

No Uraian Kriteria Trase

1 Total panjang rencana trase 790 km 2 Kelandaian maksimal ͳͻΩ 3 Lengkung minimum R800 4 Panjang Terowongan 14 km

Karena rencana trase berada di daerah perbukitan maka untuk mencapai

ζ ͳͻ Ω

beberapa titik yang diberlukan terowongan

53 RENCANA BANGUNAN HIKMAT

Rencana pembangunan Bangunan Hikmat (BH) didapatkan berdasarkan

analisa hidrolika dan perlintasan sebidang dengan sungai Dari analisa

hidrolika yang dilakukan dalam menampilkan deskripsi dari titik simpang

tersebut terkait dengan jenis badan air lebar bentang serta bangunan hikmat

yang direncanakan akan dibangun melintasi badan air tesebut dimana untuk

bentang lt 10 m sebagai bangunan hikmatnya adalah box culvert sedangkan

ηͳͲǤ

terhadap badan air

Tabel 5 6 Bangunan Hikmat Persimpangan dengan Badan Air

No Tp

Km Jenis badan

air

Lebar bentang Jenis bangunan

hikmat Tipe bangunan

hikmat m

TP-1 14+050 Danau 105 Jembatan PCI Girder TP-2 14+340 Danau 210 Jembatan PCI Girder TP-3 17+225 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-4 18+980 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-5 19+550 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400 TP-6 19+715 Sal Irigasi 25 Box Culvert BC 300 x 300 TP-7 22+050 Sungai 50 Jembatan PCI Girder TP-8 25+740 Sungai 30 Jembatan PCI Girder

5-15

No Tp

Km

Jenis badan air

Lebar bentang Jenis bangunan

hikmat Tipe bangunan

hikmat m

TP-9 27+305 Sal Irigasi 25 Box Culvert BC 300 x 300 TP-10 27+650 Sungai 28 Jembatan PCI Girder TP-11 35+950 Sungai 70 Jembatan PCI Girder TP-12 47+425 Sungai 30 Jembatan PCI Girder TP-13 50+085 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-14 52+780 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-15 53+665 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-16 62+650 Sungai 10 Jembatan PCI Girder TP-17 70+125 Sal Irigasi 2 Box Culvert BC 300 x 300 TP-18 74+440 Sungai 5 Box Culvert BC 500 x 400 TP-19 74+910 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-20 75+245 Sungai 4 Box Culvert BC 500 x 400 TP-21 75+590 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400 TP-22 76+110 Sungai 8 Box Culvert 2 BC 500 x 400

5-16

Gambar 5 6 Tipikal Jembatan PCI Girder

5-17

54 RENCANA PERLINTASAN TIDAK SEBIDANG

Rencana pembangunan perlintasan tidak sebidang didapatkan berdasarkan perlintasan sebidang dengan jalan Hasil Analisa

untuk menentikan jenis bangunan jembatan lebar bentang serta Panjang jembatan yang direncanakan akan dibangun

melintasi jalan tesebut Berikut daftar persimpangan terhadap jalan

Tabel 5 7 Daftar Perintasan Sebidang

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 1 0+102 Jalan Lokal 250 Ditutup 2 0+157 Jalan Lokal 300 Dialihkan 3 0+240 Jalan Lokal 300 Dialihkan 4 TP 01 0+290 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 5 TP 02 0+900 Jalan Eleveted 98000 PCI Girder 28 x 3500 6 TP 03 1+690 Jl Raya Nambo 700 Overpass 900 x 5000 7 TP 04 2+000 Jl PT Holcim 2000 PCI Girder 1 x 3500 8 2+180 Jl PT Holcim 1200 Dialihkan 9 2+755 Jalan Lokal 400 Ditutup

10 3+185 Jalan Lokal 450 Dialihkan 11 3+460 Jalan Lokal 450 Dialihkan 12 3+835 Jalan Lokal 400 Ditutup 13 TP 05 4+065 Jalan Lokal 700 2 Box Culvert 500 x 400 14 TP 06 4+780 Jl Raya Klapanunggal 700 Overpass 900 x 5000 15 TP 07 5+145 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400

5-18

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 16 TP 08 6+245 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 17 7+085 Jalan Lokal 300 Ditutup 18 TP 09 7+130 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 19 7+470 Jalan Lokal 300 Ditutup 20 TP 10 7+540 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 21 TP 11 7+945 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 22 TP 12 8+390 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 23 8+815 Jalan Lokal 300 Ditutup 24 TP 13 8+800 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 25 TP 14 9+230 Jalan Lokal 700 Overpass 900 x 5000 26 9+445 Jalan Lokal 300 Ditutup 27 TP 15 11+745 Jl Mampir 700 Overpass 900 x 5000 28 11+855 Jalan Lokal 300 Dialihkan 29 12+635 Jalan Lokal 300 Ditutup 30 14+135 Jalan Lokal 300 Ditutup 31 TP 16 14+580 Jl Kelapa Nunggal 700 Overpass 900 x 5000 32 TP 17 14+735 Jl Cimaranggu 700 Overpass 900 x 5000 33 TP 19 15+130 Jl Fontana Lake 700 2 Box Culvert 500 x 400 34 TP 20 15+410 Jl Kawasan Kirana Utara 700 2 Box Culvert 500 x 400 35 15+665 Jalan Lokal 300 Ditutup 36 TP 21 16+255 Jl Cipeuncang 400 Box Culvert 500 x 400 37 16+725 Jalan Lokal 300 Ditutup 38 TP 22 16+900 Jl Raya Cileungsi- 1200 Overpass 1500 X 7500

5-19

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran Jonggol

39 17+025 Jalan Lokal 500 Ditutup 40 TP 23 18+470 Jl Raya Cibarusa 700 2 Box Culvert 500 x 400 41 TP 24 18+635 Jalan Lokal 700 Overpass 900 x 5000 42 TP 25 20+245 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 43 TP 26 20+650 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 44 TP 27 21+505 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 45 TP 28 22+825 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 46 TP 29 23+280 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 47 TP 30 23+655 Jalan Batalyon Polisi 800 2 Box Culvert 500 x 400 48 TP 31 23+920 Jl Raya Jonggol-Cariu 1200 Overpass 1500 X 7500 49 25+020 Jalan Tanah 500 Ditutup 50 TP 32 25+410 Jl KP Jati 500 Overpass 700 x 3000 51 TP 33 25+990 Jl Tegal Panjang 600 Overpass 700 x 3000 52 TP 34 28+220 Jalan Lokal 600 Overpass 700 x 3000 53 TP 35 29+940 Jl Mekarwangi 500 Overpass 700 x 3000 54 TP 36 31+075 Jalan Eleveted 56000 PCI Girder 16 x 3500 55 TP 37 31+925 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 56 TP 38 32+700 Jalan Eleveted 59500 PCI Girder 17 x 3500 57 TP 39 33+490 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 58 TP 40 34+225 Jl Kadongan 400 Box Culvert 500 x 400 59 34+325 Jalan Lokal 400 Dialihkan 60 TP 41 35+470 Jl Transyogi 1200 Overpass 1500 X 7500

5-20

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 61 TP 42 35+650 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 62 36+650 Jalan Lokal 500 Ditutup 63 TP 43 36+945 Jl Cikutamahi 400 Box Culvert 500 x 400 64 TP 44 42+200 Jl Buana Jaya 1200 Overpass 1500 X 7500 65 TP 45 43+450 Jalan Eleveted 154000 PCI Girder 44 x 3500 66 TP 46 44+320 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 67 TP 47 44+880 Jalan Eleveted 35000 PCI Girder 10 x 3500 68 TP 48 45+670 Jalan Eleveted 35000 PCI Girder 10 x 3500 69 TP 49 47+195 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 70 TP 50 48+330 Jalan Eleveted 73500 PCI Girder 10 x 3500 71 49+025 Terowongan 35000 72 TP 51 53+025 Jl Simarasa Mekar Galih 1200 Overpass 1500 X 7500 73 53+450 Jalan Lokal 400 Ditutup 74 54+650 Terowongan 50000 75 57+550 Terowongan 50000 76 57+975 Terowongan 15000 77 TP 52 60+565 Jalan Lokal 400 Box Culvert 500 x 400 78 TP 53 61+965 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 79 TP 54 64+750 Jalan Eleveted 56000 PCI Girder 16 x 3500 80 TP 55 65+175 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 81 TP 56 66+050 Jalan Eleveted 84000 PCI Girder 24 x 3500 82 TP 57 67+890 Jalan Lokal 500 Overpass 700 x 3000 83 TP 58 69+380 Jl Raya Jamali 700 Overpass 900 x 5000

5-21

No No TP KM Jenis PerlintasanBangunan Jenis Struktur

Keterangan Nama LebarPanjang (m) Tipe Bangunan Ukuran 84 69+590 Jalan Lokal 500 Dialihkan 85 TP 59 73+100 Jalan Eleveted 108500 PCI Girder 31 x 3500 86 TP 60 77+190 Jl Raya Bandung-Cianjur 1200 PCI Girder 1 x 3500

5-22

Gambar 5 7 Tipikal Perlintasan Sebidang

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

55 RENCANA TEROWONGAN

Pada rencana jalur KA ini terdapat terowongan yang perlu di bangun berikut

daftar lokasi terowongan

Tabel 5 8 Daftar Terowongan

No Terowongan Km Panjang (m) 1 Terowongan 1 48+800 sd 49+100 350

2 Terowongan 2 54+400 sd 54+800 500

3 Terowongan 3 57+200 sd 57+700 575

Total 1425

5-23

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survey Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Gambar 5 8 Desain Terowongan

5-24

5-25

Sistem pengerjaan terowongan dijelaskan dengan skema dibawah ini

Gambar 5 9 Siklus Pekerjaan Terowongan

Gambar 5 10 Cara Menggali Terowongan

5-26

56 RENCANA STASIUN

Dalam Trase ini akan dikaji untuk lokasi Stasiun Adapun Lokasi titik-titik

stasiun untuk tiap Alternatif jalur kereta api tersebut dijelaskan pada tabel

berikut ini

Gambar 5 11 Skema Lintas

5-27

Tabel 5 9 Lokasi Stasiun

No KM Jarak Stasiun Lokasi

51+077 00+000

Stasiun Nambo

3500

1 03+500 Stasiun Kembang Kuning Kembang Kuning Kec Klapanunggal Kab Bogor

5800

2 09+300 Stasiun Cileungsi Mampr Kec Cileungsi Kab Bogor

3000

3 12+300 Stasiun Mampir Mampr Kec Cileungsi Kab Bogor

5500

4 17+800 Stasiun Jonggol Sukamanah Kec Jonggol Kab Bogor

7400

5 25+200 Stasiun Sukagalih Sukagalih Kec Jonggol Kab Bogor

6900

6 32+100 Stasiun Cibatu Tiga Cibatu Tiga Kec Cariu Kab Bogor

10500

7 42+600 Stasiun Antajaya Antajaya Kec Tanjung Sari Kab Bogor

9500

8 52+100 Stasiun Mekarjaya Mekarjaya Kec Cikalong Kulon Kab Cianjur

6800

9 58+900 Stasiun Majalaya Majalaya Kec Cikalong Kulon Kab Cianjur

9700

10 68+600 Stasiun Jamali Jamali Kec Mande Kab Cianjur

10400

11 79+000 Stasiun Selajambe Selajambe Kec Sukaluyu Kab Cianjur

5-28

Gambar 5 12 Rencana Stasiun Kecil

5-29

Gambar 5 13 Siteplan Stasiun Kecil

5-30

Gambar 5 14 Rencana Stasiun Besar

5-31

Gambar 5 15 Siteplan Stasiun Besar

6-1 LAPORAN AKHIR

PT INTIMULYA MULTIKENCANA

Kajian Survei Investigasi Dasar SID Jalur Kereta Api Lintas Cileungsi plusmn Jonggol Cianjur

Pada Sub bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi untuk studi

trase kereta api lintas Cileungsi Ȃ Jonggol- Cianjur

61 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan secara keseluruhan dapat

diambil beberapa kesimpulan

1 Berdasarkan hasil pengumpulan data sekunder peta topografi kawasan

hutan lindung infrastruktur transportasi dan peta rencana

pengembangan Provinsi Jawa Barat Kabupaten Bogor dan Kabupaten

Cianjur dan hasil Pemilihan Trase Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas

Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur maka di usulan terpilih jalur ka untuk

memenuhi aksesibilitas dan mobilitas akan pergerakan dengan panjang

trase plusmn 790 km

KAJIAN SURVEI INVESTIGASI DASAR (SID) JALUR KERETA API LINTAS

CILEUNGSI sup2 JONGGOL - CIANJUR

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6-2

Gambar 6 1 Rencana Trase Kereta Api Lintas Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ Cianjur

2 Kondisi Topografi Geoteknik Dan Hidrolika Hidrologi

a Kondisi Topografi

Dari hasil pengukuran topografi dapat disajikan peta situasi dengan

interval kontur setiap 1 meter Selain garis kontur informasi yang

ditampilkan antara lain sawah sungai bangunan tiang listrik

jembatan dan lain-lain

b Kondisi Geoteknik

hearts Secara umum melihat dari hasil lapangan hasil bor mesin dapat

di temukan kedalaman hasil N gt 50 antara kedalaman 600 Ȃ

1800 meter Kondisi ini masing - masing lokasi tidak bergantung

dari keadaan kondisi litologi tanah

6-3

hearts Secara umum jenis lapisan tanahbatuan yang terdapat pada

sepanjang jalur pemboran yang dilakukan cenderung sama

dimana terdapat batu lempung lempung kepasiran lempung

kelanauan dan breksi vulkanik dengan kepadatan sedang hingga

sangat kaku

c Kondisi HidrolikaHidrologi

hearts Dari pengamatan curah hujan harian maksimum selama 10 tahun

terakhir jenis curah hujan yang terjadi pada daerah wilayah studi

adalah termasuk jenis hujan sangat lebat

hearts Angka-angka curah hujan maksimum tersebut merupakan angka

yang akan dianalisa lebih lanjut untuk mendapatkan nilai debit

rencana dimana untuk jembatan adalah debit rencana untuk

periode ulang 100 tahun

3 Analisis Permintaan Perjalanan

a Total pergerakan penumpang terdapat pada besaran 1 juta

pnptahun pada Tahun 2021 dan meningkat hingga 21 juta

pnptahun pada Tahun 2051 Stasiun dengan demand terbesar

ditemukan pada koridor Kembang Kuning Ȃ Cileungsi sebesar 532

ribu pnptahun

b Total pergerakan barang terdapat pada besaran 338 ribu tontahun

pada Tahun 2021 dan meningkat hingga 732 ribu tontahun pada

Tahun 2051 Nilai terbesar berada pada koridor Kembang Kuning -

Cileungsi

4 Pola Operasi

Trase baru Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur merupakan lintas yang terintegrasi

dengan jaringan jalur kereta api yang ada sekarang dengan demikian pola

pergerakan harus mewadahi kondisi eksisting ini relasi angkutan baik

6-4

barang maupun penumpang yang sangat terkait langsung adalah pergerakan

kereta api dari Bogor ke Cianjur dapat didesain sebagai berikut

Tabel 6 1 Pola Operasi Perjalanan KA

No Trase Cileungsi ndash Jonggol - Cianjur Deskripsi 1 Frekuensi Kereta Api

Kereta Api Penumpang 3 KAhari Kereta Api Barang 3 KAhari

2 Waktu Tempuh Kereta Api Kereta Api Penumpang 115 menit Kereta Api Barang 51 menit

3 Sarana Kereta Api Kereta Api Penumpang 1 Loko + 10 Kereta Kereta Api Barang 2 Loko + 20 Gerbong

4 Kapasitas Kereta Api 80 pnp per kereta 5 Operasional Kereta Api

a Jam Operasional Kereta Api 24 jamhari b Hari Operasional Kereta Api 365 hari tahun

5 Rencana Estimasi Biaya Pembangunan Jalur Kereta Api Cileungsi Ȃ Jonggol Ȃ

Cianjur

Tabel 6 2 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Lahan

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 23724 2372442 265000 628697 Hutan Produksi 12979 1297926 540000 700880 Lahan Kering 18839 1883904 570000 1073825 Lahan Industri 435 43500 1050000 45675 Lahan Pemukiman 6453 645334 1240000 800214

Total 62431 6243106 3249291

6-5

Tabel 6 3 Perkiraan Anggaran Biaya Pengadaan Lahan Stasiun dan Jalan Akses

Jenis Lahan Luas Lahan Harga Rata-

Rata (Rpm2) Jumlah Harga

(RpJuta) Ha m2

Pertanian 4382 43820 265000 11612 Hutan Produksi 4465 44649 540000 24110 Lahan Kering 2908 29079 570000 16575 Lahan Pemukiman 22437 224368 1240000 132456

Total 4382 43820 184753

Tabel 6 4 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Prasarana Kereta Api Trase Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur

Uraian Pekerjaan Persentase Harga (Rp Juta)

Persiapan 0021 2373 Pekerjaan Jalan Rel 31638 3589729 Pekerjaan Bangunan Hikmat 0195 22097 Pekerjaan Bangunan Stasiun 16966 1925000 Pekerjaan Bangunan Depo 7051 800000 Pekerjaan Konstruksi Terowongan 41345 4691176 Pekerjaan Perlintasan Tak Sebidang 1859 201980 Pekerjaan Persinyalan dan Perambuan 0925 105000

Jumlah 100 11346356 Ppn 10 1134635

Total Keseluruhan 12480991

Tabel 6 5 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api

Uraian Jumlah (Unit)

Harga (RpJuta)

Total Harga (RpJuta)

Lokomotif Penumpang Tipe CC 204 1 45000 45000 Lokomotif Barang Tipe CC 206 2 47500 95000 Kereta Penumpang 10 16000 160000 Kereta Barang 20 5600 112000

Total 412000

6-6

Tabel 6 6 Perkiraan Anggaran Biaya Manajemen dan Contigency

Uraian Jumlah Biaya (Rp Juta)

Persiapan dan Manajemen Proyek 62404 Perencanaan Pengawasan dan AMDAL 187214 Price Contigency 374429 Contruction Contigency 624049

Total 1248099

Tabel 6 7 Biaya Perawatan Prasarana Kereta Api

Uraian Jumlah Harga (Rp Juta) BIAYA OPEX PRASARANA TAHUN

Biaya Perawatan Jalur 13264 Biaya Perawatan Stasiun 4284 Biaya Perawatan Fasilitas Operasi 700 Biaya Perawatan Depo 500 Biaya Tidak Langsung Tetap 250 Biaya Operasi Jalan Rel 59892 Biaya Operasi Stasiun 11052 Biaya Tidak Langsung Operasi Prasarana 19725

Total OPEX PrasaranaTahun 109667

BIAYA OPEX SARANA TAHUN Biaya Operasi Langsung Tetap 2760 Biaya Operasi Langsung Tidak Tetap 785 Biaya Operasi Tidak Langsung Tetap 2995 Biaya Operasi Tidak Langsung Tidak Tetap 652 Biaya Perawatan Sarana (1 Train set) 1632 Biaya Tidak Langsung Perawatan Sarana 300 Biaya Pengembangan SDM 600

Total OPEX SaranaTahun 9724

T o t a l Opex per tahun 119391

6 Kelayakan Ekonomi

Tingkat kelayakan ekonomi pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur yang dihitung menggunakan metoda consumer surplus

sebagai berikut

6-7

Tabel 6 8 Indikator Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Ekonomi Discount Rate

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta) 33214494 2752912 (6630190)

Benefit Cost Ratio - BCR 509 211 103 Economic Internal Rate of

Return - EIRR () 6 1 -3

7 Kelayakan Finansial

Tingkat kelayakan finansial pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol

Ȃ Cianjur sebagai berikut

Tabel 6 9 Indikator Kelayakan Finansial Pembangunan Jalur Kereta Api

Indikator Finansial Discount

5 10 15

Net Present Value - NPV (RPJuta) (1266045) (10410338) (12774850)

Benefit Cost Ratio - BCR 0933 0381 0183 Financial Internal Rate of

Return - FIRR () 0 -5 -9

62 REKOMENDASI

1 Mengingat potensi sumber daya alam hasil pertanian perkebunan hutan

dan pariwisata pada kawasan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol -

Cianjur yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur cukup potensial

maka jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur layak untuk

dikembangkan dengan beberapa pertimbangan

a Kereta api konvensional lebih direkomendasikan pada jalur ini karena

prediksi jumlah demand penumpang dan barang yang cukup besar

Selain itu juga biaya pengadaan dan operasional sarana kereta api

konvensional relatif murah

b Trase ini melewati beberapa pemukiman dan wisata sehingga akan

menjadi pengembangan yang baik bagi wilayah terkait yang mana ini

6-8

akan menjadikan aksesibiltas untuk pilihan moda yang baru bagi

masyarakat Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur

2 Proyek pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ Jonggol - Cianjur baik

dengan skenario pembangunan prasarana ditanggung pemerintah biaya

sarana dan operasional oleh swastainvestorBUMN maupun skenario

keseluruhan biaya prasarana dan sarana serta operasional oleh

swastainvestorbumn dengan skema konsesi ini dapat memberikan

keuntungan bagi investor dengan penetapan tarif yang sesuai adanya

subsidi dari pemerintah untuk penumpang kelas ekonomi dan

pendapatan dari pengembangan stasiun

3 Rekomendasi Studi Lingkungan

a Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun

2012 tentang Jenis Rencana Usaha danatau kegiatan yang wajib

memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

tercantum bahwa untuk bidangsektor perhubungan darat

η ʹͷ

danatau pembangunan jalur KA elevated gt 5 Km maka wajib

dilengkapi dengan studi AMDAL

b Dengan demikian rencana pembangunan jalur kereta api Cileungsi Ȃ

Jonggol Ȃ Cianjur sepanjang plusmn 79 km termasuk dalam kategori

rencana kegiatan wajib AMDAL Oleh sebab itu perlu ditindaklanjuti

dengan dilakukannya Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) pada tahun anggaran yang akan datang sebelum

dilaksanakannya kegiatan pembebasan lahan dan konstruksi

Adapun studi aspek lingkungan yang dilakukan oleh Konsultan saat

ini merupakan kajian awal dalam rangka untuk mengetahui rona

lingkungan (awal) identifikasi dampak potensial dan arahan

pengelolaan lingkungan serta merekomendasikan perlu dilakukan

studi lingkungan lebih lanjut