Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PROSES BERPIKIR SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN
LANGKAH-LANGKAH POLYA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT
(Studi Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Jaten Kabupaten Karanganyar Semester Gasal Tahun Pelajaran 2012/ 2013)
TESIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh
Rany Widyastuti
S851108055
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS
Saya yang menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1. Tesis yang berjudul :
MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN
LANGKAH-LANGKAH POLYA DITINJAU DARI ADVERSITY
QUOTIENT ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta
tidak terdapat karya ilmiyah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis
digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber
acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat
dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan (Permendiknas No. 17, tahun 2010).
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah
lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs
UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu
semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan
publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Pendidikan
Matematika PPs-UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang
diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Matematika PPs-UNS. Apabila saya
melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia
mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
Surakarta, Februari 2013
Rany Widyastuti S851108055
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
meninggikan orang-orang yang beriman dan berilmu diantara kalian
(Q.S. Mujadillah: 11)
(dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan
(Q.S. Al-Insyirah: 6-8)
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecilku ini kupersembahkan untuk:
1. Ibu dan Bapakku tercinta, yang selama ini telah memberikan kasih sayangnya, senantiasa memberikan semangat, nasehat, dan tanpa lelah berdoa untuk keberhasilanku.
2. Mbak Vera dan Mas Heri yang selama ini telah memberikan perhatiannya kepadaku dan selalu mendoakan keberhasilanku.
3. Keluarga besarku yang telah memberikan motivasi dan semangat untuk keberhasilanku.
4. Semua sahabat dan teman-temanku yang begitu tulus menyayangiku dengan segala kekuranganku dan tidak pernah berhenti memberikan semangat untuk keberhasilanku.
5. Almamater tercinta.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
Proses Berpikir Siswa SMP Dalam
Menyelesaikan Masalah Matematika Berdasakan Langkah-langkah Polya Ditinjau
Dari Adversity Quotient . Tesis ini diajukan untuk memenuhi sebagian
persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari terselesaikannya tesis ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., Direktur Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. Budiyono, M.Sc., Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Dr. Budi Usodo, M.Pd., Dosen Pembimbing I, yang telah dengan sabar dan
penuh rasa tanggungjawab memberikan pengarahan dan semangat kepada
penulis dalam penyusunan tesis ini.
4. Dr. Riyadi, M.Si., Dosen Pembimbing II, yang telah dengan sabar dan penuh
rasa tanggungjawab memberikan pengarahan dan semangat kepada penulis
dalam penyusunan tesis ini.
5. Seluruh Bapak/ Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematikan Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, dan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
6. Drs. Suriyanto, M.Pd., Kepala SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar, yang telah
memberikan ijin untuk terlaksananya penelitian ini.
7. Drs. Suwardi, M.M., guru matematika kelas IX SMP Negeri 1 Jaten
Karanganyar, yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
8. Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd., Drs. Gatut Iswahyudi, M.Si., dan Drs. Pangadi,
M.Si., validator dalam instrumen penelitian, yang telah memberikan saran dan
masukannya kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.
9. Keluarga kedua penulis (Mbak Siti Khoiriyah, Mbak Rina Agustina, Desty
Septianawati, Laila Puspita, Nana Hasanah, Kak Hasan Sastra Negara, dan
Hidayatullah) atas kebersamaannya selama ini dan tidak pernah lelah
memberikan saran, semangat, dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan
tesis ini.
10. Semua teman-teman Program Studi Pendidikan Matematika Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, terutama angkatan 2011,
atas kebersamaan, bantuan, dan semangat yang diberikan kepada penulis.
11. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam
menyelesaikan tesis ini.
Penulis berharap semoga bantuan dan dukungan yang diberikan mendapatkan
balasan dari Allah SWT dan semoga tesis ini bermanfaat dan berguna bagi kita
semua. Aamiin.
Surakarta, Februari 2013
Penulis
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN TIM PEMBIMBING ......................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
MOTTO ......................................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiv
ABSTRACT ...................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1
B. Pertanyaan Penelitian .............................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
D. Batasan Istilah ......................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ............................................................................. 10
1. Berpikir ............................................................................. 10
2. Proses Berpikir ................................................................ 11
3. Pemecahan Masalah ........................................................ 15
4. Pemecahan Masalah Berdasarkan Langkah-langkah
Polya ................................................................................ 22
5. Proses Berpikir Dalam Pemecahan Masalah
Matematika ...................................................................... 24
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
6. Adversity Quotient (AQ) ................................................. 26
7. Tipe-tipe Adversity Quotient (AQ) .................................. 28
8. Dimensi-dimensi Adversity Quotient (AQ) ..................... 29
B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 32
C. Kerangka Konseptual .............................................................. 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 37
B. Jenis Penelitian ........................................................................ 38
C. Subjek Penelitian ..................................................................... 38
D. Prosedur Pemilihan Subjek Penelitian ..................................... 39
E. Sumber Data ............................................................................ 42
F. Instrumen Penelitian ................................................................ 42
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 46
H. Teknik Keabsahan Data ........................................................... 47
I. Teknik Analisis Data ............................................................... 48
J. Prosedur Penelitian .................................................................. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penentuan Subjek Penelitian .......................................... 51
B. Hasil Pengembangan Instrumen .............................................. 52
D. Paparan dan Analisis Data ....................................................... 57
E. Pembahasan ............................................................................. 165
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 175
B. Implikasi .................................................................................. 177
C. Saran ........................................................................................ 178
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Indikator Pemecahan Masalah Matematika ........................................... 24
2.2 Kerangka Kerja Proses Berpikir Menurut Piaget .................................. 25
3.1 Waktu Penelitian .................................................................................... 37
4.1 Tipe Adversity Quotient Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Jaten
Karanganyar ........................................................................................... 51
4.2 Nama-nama Validator Instrumen Pedoman Wawancara ....................... 53
4.3 Nama-nama Validator Instrumen Lembar Tugas Pemecahan
Masalah Matematika .............................................................................. 54
4.4 Revisi Instrumen Tugas Pemecahan Masalah Matematika ................... 55
4.5 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa RA dalam
Memahami Masalah ............................................................................... 63
4.6 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa RA dalam
Menyusun Rencana Penyelesaian .......................................................... 74
4.7 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa RA dalam
Menyelesaikan Masalah Sesuai Perencanaan ........................................ 86
4.8 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa RA dalam
Memeriksa Kembali Hasil yang Diperoleh ........................................... 94
4.9 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa EG dalam
Memahami Masalah ............................................................................... 103
4.10 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa EG dalam
Menyusun Rencana Penyelesaian .......................................................... 113
4.11 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa EG dalam
Menyelesaikan Masalah Sesuai Perencanaan ........................................ 124
4.12 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa EG dalam
Memeriksa Kembali Hasil yang Diperoleh ........................................... 131
4.13 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa AM dalam
Memahami Masalah ............................................................................... 142
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
4.14 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa AM dalam
Menyusun Rencana Penyelesaian .......................................................... 153
4.15 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa AM dalam
Menyelesaikan Masalah Sesuai Perencanaan ........................................ 159
4.16 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa AM dalam
Memeriksa Kembali Hasil yang Diperoleh ........................................... 163
4.17 Ringkasan Proses Berpikir Siswa dalam Menyelesaikan Masalah
Matematika Berdasarkan Langkah Polya Ditinjau dari AQ .................. 173
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Hasil Perhitungan Instrumen Penggolongan Tipe Adversity
Quotient .................................................................................................... 184
2. Lembar Validasi Instrumen Pedoman Wawancara .................................. 186
3. Instrumen Pedoman Wawancara .............................................................. 192
4. Lembar Validasi Instrumen Tugas Pemecahan Masalah
Matematika .............................................................................................. 194
5. Instrumen Lembar Tugas Pemecahan Masalah Matematika ................... 200
6. Instrumen Lembar Tugas Pemecahan Masalah Matematika yang Telah
Divalidasi ................................................................................................. 201
7. Perhitungan Uji Coba Tugas Pemecahan Masalah Matematika ............... 202
8. Catatan Lapangan ..................................................................................... 204
9. Transkrip Wawancara Siswa RA ............................................................. 209
10. Transkrip Wawancara Siswa EG ............................................................. 225
11. Transkrip Wawancara Siswa AM ............................................................ 238
12. Beberapa Foto Kegiatan Penelitian .......................................................... 251
13. Surat Keterangan Ijin Penelitian dari PPs UNS ....................................... 253
14. Surat Keterangan Penggunaan Instrumen Penggolongan Tipe
Adversity Quotient Dengan LPT Cindo ................................................... 254
15. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian ..................................... 255
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Rany Widyastuti. 2013. Proses Berpikir Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berdasarkan Langkah-Langkah Polya Ditinjau Dari Adversity Quotient. TESIS. Pembimbing I: Dr. Budi Usodo, M.Pd, II: Dr. Riyadi, M.Si. Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) proses berpikir siswa SMP dengan tipe climber dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya, (2) proses berpikir siswa SMP dengan tipe camper dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya, dan (3) proses berpikir siswa SMP dengan tipe quitter dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya. Penyelesaian masalah matematika dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah Polya, yaitu memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, dan memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan gabungan teknik stratified sampling dan purposive sampling. Subjek pada penelitian ini adalah 3 orang siswa kelas IX SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar, yang terdiri dari 1 orang siswa dengan tipe climber, 1 orang siswa dengan tipe camper, dan 1 orang siswa dengan tipe quitter. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik angket dan wawancara berbasis tugas yang dilakukan pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Teknik keabsahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi waktu dan menggunakan kecukupan referensi. Teknik analisis data yang digunakan adalah konsep Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) siswa climber melakukan proses berpikir (a) asimilasi dalam memahami masalah, yaitu siswa dapat langsung mengidentifikasikan hal yang diketahui dan yang ditanya pada masalah, (b) asimilasi dalam menyusun rencana penyelesaian, yaitu siswa dapat langsung menentukan langkah dan metode apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah, (c) asimilasi dalam menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, yaitu siswa dapat langsung menyelesaikan masalah yang ada sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat pada langkah sebelumnya, dan (d) asimilasi dalam memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh, yaitu siswa dapat langsung menentukan cara untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperolehnya dengan melihat kesesuaian antara hasil yang telah diperoleh dengan hal yang diketahui pada masalah dan melalui persamaan yang telah dibuat sebelumnya; (2) siswa camper melakukan proses berpikir pada langkah (a) asimilasi dalam memahami masalah, yaitu siswa dapat langsung mengidentifikasi hal yang diketahui dan yang ditanya pada masalah, (b) asimilasi dan akomodasi dalam menyusun rencana penyelesaian, proses asimilasi terjadi pada saat siswa dapat langsung menentukan langkah dan metode apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah,
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
sedangkan proses akomodasi terjadi pada saat siswa perlu memodifikasi skema yang ada di pikirannya dengan informasi yang ada pada masalah untuk bisa membentuk model matematika, (c) asimilasi dalam menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, yaitu siswa dapat langsung menyelesaikan masalah yang ada sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat pada langkah sebelumnya, (d) asimilasi dalam memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh, yaitu siswa dapat langsung menentukan cara untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh dengan melihat kesesuaian antara hasil yang telah diperoleh dengan hal yang diketahui pada masalah; (3) siswa quitter melakukan proses berpikir pada langkah (a) ketidaksempurnaan proses asimilasi dan akomodasi dalam memahami masalah, ketidaksempurnaan proses berpikir asimilasi terjadi pada saat siswa dapat langsung mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan yang ditanya pada masalah, tetapi siswa tidak dapat menentukan secara lengkap hal yang diketahui pada masalah tersebut, sedangkan ketidaksempurnaan proses akomodasi terjadi pada saat siswa tidak dapat memodifikasi pengetahuannya dalam menentukan apakah siswa memerlukan informasi lain selain hal yang diketahui pada masalah untuk bisa menyelesaikan masalah, (b) tidak dengan asimilasi maupun akomodasi dalam menyusun rencana penyelesaian karena siswa tidak dapat menentukan langkah apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah, (c) tidak dengan asimilasi maupun akomodasi dalam menyelesaikan masalah sesuai perencanaan karena siswa tidak dapat menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, dan (d) tidak dengan asimilasi maupun akomodasi dalam memeriksa kembali hasil yang diperoleh karena siswa tidak dapat menyelesaikan masalah sehingga tidak ada hasil dari siswa yang harus diperiksa kebenarannya.
Kata Kunci: proses berpikir, pemecahan masalah, langkah Polya, Adversity
Quotient (AQ).
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Rany Widyastuti. 2013. The Thinking Process of Junior High School Student in Rule Viewed from Adverstity
Quotient. Supervisor I: Dr. Budi Usodo, M.Pd, II: Dr. Riyadi, M.Si. Program Study of Mathematics Education, Post-graduate Program of Sebelas Maret University, Surakarta.
ABSTRACT
The aims of this research are to describe: (1) the thinking process of junior high school students with climb problem based
junior high school students with mathematics
thinking process of junior high school students with quittmathematics The mathematics problem solving in this research used namely understanding the problem, devising a plan, carrying out the plan, and looking back the answer.
This research is a qualitative descriptive research. The subjects of this research were taken by using a combined technique of stratified sampling and purposive sampling. The subjects of this research were three 9th grade student of SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar regency, which consists of a student with
The data were collected through questionnaire and task-based interview technique on subject matter of two variable linear equation system. The data were validated using time triangulation and reference. The data were analyzed using a Miles and Hub reduction, presentation, and conclusion.
The result of this research showed process: (a) assimilation in understanding the problem, the student could directly identify what the known fact and what the asked problem, (b) assimilation in devising a plan, the student could directly determine what step and method would be used to solve the problem, (c) assimilation in carrying out the plan, the student could directly solve the problem in accordance with the plans that have been made previously, and (d) assimilation in looking back the answer, the student could directly determine the appropriate method to recheck the result by comparing it with known facts on the problem through equations that have been made previouslyunderstanding the problem, the student could directly identify what known and what the asked problem, (b) assimilation and accomodation in devising a plan, assimilation process took place when student could directly determine what step and method would be used to solve the problem, while accomodation process occurred when student need to modify the existing scheme in his/ her mind with the mentioned information in the problem to establish a mathematical model, (c) assimilation in carrying out the plan, the student could directly solve the problem in accordance with the plans that have been made previously, and (d) assimilation in looking back the answer, the student could directly determine what method to recheck the result that have been obtained by observing the appropriateness
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
between the result and the known on the problemthinking process (a) imperfection of assimilation and accomodation in understanding the problem, imperfection of assimilation thinking process took place when the student could identify what known and what the asked problem but student could not determine the things known completely, while imperfection of accomodation thinking process happened when the student could not modify his/ her existing knowledge in determining whether the student need some other additional information other than the known to solve the problem, (b) devising a plan without assimilation and accomodation processes because the student could not determine the appropriate method would be used to solve the problem, (c) carrying out the plan without assimilation and accomodation processes because the student could not solve the problem in accordance with the plan, (d) looking back the problem without assimilation and accomodation processes because the student could not solve the problem so that there were no result that is necessary to be checked. Keywords: (AQ)
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Matematika memegang peranan penting dalam segala aspek kehidupan.
Dengan dasar pemahaman matematika yang cukup, dalam arti memiliki logika
berpikir yang baik, seseorang bisa menyikapi berbagai fenomena dan
permasalahan yang mereka hadapi dengan lebih baik. Bagaimana seseorang
merespon sebuah permasalahan yang ditemui setiap hari dengan cepat dan baik,
mengambil keputusan secara logis, serta penentuan prioritas dari berbagai pilihan
yang ada, hampir semuanya melibatkan kemampuan analisa dan logika
matematika. Salah dalam mengambil keputusan, lebih mengutamakan perasaan
daripada logika (dalam porsi tertentu), atau salah dalam menentukan prioritas
dapat mengakibatkan hasil yang benar-benar berbeda dari yang kita harapkan.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa
dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah. Matematika merupakan
suatu mata pelajaran yang terstruktur, terorganisasi, dan berjenjang, artinya antara
materi yang satu dengan materi yang lainnya saling berkaitan. Matematika yang
diberikan pada tingkatan tersebut biasa disebut sebagai matematika sekolah
(school mathematics).
Menurut Sri Wardhani (2008: 7), tujuan pembelajaran matematika sekolah
berdasarkan Standar Isi (SI) mata pelajaran matematika untuk semua jenjang
pendidikan dasar dan menengah adalah agar siswa :
1. Memiliki kemampuan untuk memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antarkonsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. Memiliki kemampuan untuk menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
4. Memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan gagasan dengan simbol,
tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa salah satu tujuan mata
pelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa memiliki kemampuan untuk
memecahkan masalah. Kemampuan memecahkan masalah ini meliputi
kemampuan untuk memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Kemampuan untuk
memecahkan masalah ini sangat penting dimiliki oleh siswa tidak hanya pada
mata pelajaran matematika saja tetapi juga dapat digunakan siswa dalam
menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran matematika, pemecahan masalah merupakan hal yang
sangat penting bahkan sebagai jantungnya matematika. Menurut Cooney (dalam
Untuk menyelesaikan masalah tersebut diperlukan kemampuan siswa dalam
berpikir, bernalar, memprediksi, dan mencari solusi dari masalah yang diberikan.
Pemecahan masalah dapat mendorong siswa untuk lebih tegar dalam
menghadapi berbagai masalah yang ada. Siswa yang terbiasa dihadapkan pada
masalah dan berusaha memecahkannya akan memiliki sifat cepat tanggap dan
kreatif. Jika masalah yang diciptakan itu berhubungan dengan kebutuhannya maka
siswa akan bersemangat untuk memecahkan masalah tersebut dalam waktu yang
relatif singkat.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa kemampuan
pemecahan masalah sangat penting untuk bisa dimiliki oleh setiap siswa,
khususnya dalam mata pelajaran matematika. Kenyataannya saat ini terlihat
bahwa kemampuan siswa masih rendah dalam memecahkan masalah matematika,
khususnya di Kabupaten Karanganyar. Berdasarkan data dari Pusat Pendidikan
Nasional, Balitbang Kemdiknas diketahui bahwa nilai siswa pada tingkat nasional
sebesar 72 dan nilai siswa di Kabupaten Karanganyar sebesar 57,56 pada materi
sistem persamaan linear dua variabel. Padahal materi ini sangat penting untuk
dikuasai oleh siswa karena materi ini berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa siswa SMP di Kabupaten Karanganyar
memiliki kemampuan pemecahan masalah yang masih rendah pada materi sistem
persamaan linear dua variabel.
Selain itu, berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan pada
bulan Juli dengan dua orang siswa SMP kelas IX terlihat bahwa kedua siswa
tersebut tidak dapat menyelesaikan masalah matematika pada materi sistem
persamaan linear dua variabel dengan baik dan benar. Satu orang siswa
menyelesaikan masalah yang ada dengan metode yang benar, yaitu menggunakan
metode eliminasi dan substitusi, tetapi siswa tersebut tidak dapat membuat model
matematika yang tepat dari dua masalah yang ada. Satu orang siswa lainnya tidak
dapat menyelesaikan masalah dengan benar pada materi tersebut dikarenakan
siswa tidak dapat membuat langkah yang tepat untuk bisa menyelesaikan masalah
yang ada. Siswa menyelesaikan masalah tersebut dengan cara coba-coba, bukan
menggunakan metode eliminasi dan substitusi, serta tidak membuat model
matematika dari masalah yang ada. Di sini terlihat bahwa siswa mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika untuk materi sistem
persamaan linear dua variabel meskipun mereka sudah mempelajari materi
tersebut di kelas VIII. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan
pemecahan masalah siswa masih rendah untuk materi sistem persamaan linear dua
variabel.
Hal ini mungkin saja terjadi karena siswa sering melakukan beberapa
kesalahan pada saat melakukan kegiatan pemecahan masalah. Kesalahan tersebut
misalnya saja ketidakcermatan siswa dalam berpikir, ketidakcermatan siswa
dalam membaca, serta kelemahan siswa dalam menganalisis masalah.
Ketidakcermatan siswa dalam berpikir biasanya terjadi karena siswa mengabaikan
kecermatan penggunaan beberapa operasi, mengartikan kata atau melakukan
operasi secara tidak konsisten, tidak memeriksa rumus atau prosedur saat merasa
ada yang tidak benar, bekerja terlalu cepat, dan mengambil kesimpulan di
pertengahan jalan tanpa pemikiran yang matang.
Beberapa ahli menemukan beberapa cara dalam memecahkan masalah
matematika, salah satunya adalah Polya. Polya menemukan langkah-langkah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
praktis dan tersusun secara sistematis dalam memecahkan masalah. Dengan
adanya langkah-langkah tersebut dapat mempermudah siswa dalam
menyelesaikan masalah matematika. Langkah-langkah dalam memecahkan
masalah menurut Polya (1973: xvi) terdiri dari empat langkah, yaitu
understanding the problem, devising a plan, carrying out the plan, dan looking
back.
Langkah pertama dalam memecahkan masalah matematika menurut Polya,
yaitu understanding the problem atau memahami masalah. Pada langkah ini,
siswa harus dapat memahami masalah yang ada dengan cara menetukan dan
mencari apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah tersebut.
Langkah kedua yaitu devising a plan atau menyusun rencana pemecahan atau
penyelesaiannya. Pada langkah ini, siswa harus dapat menyusun rencana
pemecahan atau penyelesaian dari masalah yang ada berdasarkan apa yang telah
diketahui dan ditanyakan pada masalah sesuai dengan langkah pertama. Langkah
ketiga yaitu carrying out the plan atau menyelesaikan masalah sesuai
perencanaan. Pada langkah ini, siswa harus dapat menyelesaikan permasalahan
yang ada sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat pada langkah kedua.
Langkah keempat yaitu looking back atau memeriksa kembali hasil yang telah
diperoleh. Pada langkah ini siswa harus dapat memeriksa kembali hasil yang telah
diperolehnya, apakah jawabannya sudah benar dan sesuai dengan apa yang
ditanyakan pada masalah atau belum. Looking back merupakan langkah terakhir
dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya.
Seseorang dapat menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada dengan
baik apabila didukung oleh kemampuan menyelesaikan masalah yang baik pula.
Kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengubah dan mengolah suatu
permasalahan atau kesulitan yang terjadi dalam hidupnya dan menjadikan
masalah tersebut menjadi suatu tantangan yang harus diselesaikan dengan sebaik-
baiknya dikenal dengan Adversity Quotient (AQ). AQ menurut Stoltz (2000: 8)
dapat menjadi indikator untuk melihat seberapa kuatkah seseorang dapat terus
bertahan dalam suatu masalah yang sedang dihadapinya. Selain itu juga, AQ dapat
menjadi indikator untuk melihat bagaimanakah seseorang dapat mengatasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
masalahnya, apakah mereka dapat keluar sebagai pemenang, ataukah mereka
mundur di tengah jalan, atau bahkan tidak mau menerima tantangan sedikit pun.
Orang yang sukses adalah orang yang mau menerima tantangan dan tetap
berusaha keras untuk menyelesaikan tantangan tersebut meskipun banyak
rintangan atau bahkan kegagalan. Tidak ada orang yang mencapai kesuksesan
tanpa merasakan kegagalan sebelumnya. Kemampuan yang dimiliki seseorang
dalam menghadapi semua masalah atau kesulitan digunakan sebagai suatu proses
untuk mengembangkan diri, mengembangkan potensi, serta mencapai tujuan.
Peranan AQ dalam pendidikan adalah membantu siswa untuk tidak mudah
menyerah dan putus asa terhadap masalah-masalah yang dihadapinya. Hal ini juga
berlaku pada mata pelajaran matematika. AQ sangat diperlukan oleh siswa dalam
pembelajaran matematika, khususnya dalam pemecahan masalah matematika. Hal
ini dikarenakan dalam pemecahan masalah matematika diperlukan kemampuan
siswa yang lebih untuk berpikir dan menganalisis masalah yang ada. Dengan
adanya AQ yang dimiliki siswa maka seorang guru dapat mengetahui sampai
sejauh mana siswa tersebut dapat menyelesaikan soal pemecahan masalahnya.
Setiap siswa sudah pasti memiliki kemampuan yang berbeda dalam
memecahkan masalah yang ada. Ada siswa yang jika dihadapkan pada suatu
masalah maka siswa tersebut akan langsung menyerah tanpa adanya keinginan
untuk mencobanya terlebih dahulu. Adapula siswa yang mau mencoba terlebih
dahulu untuk menyelesaikan masalah tersebut meskipun nantinya mereka akan
berhenti di tengah jalan. Tetapi adapula siswa yang berusaha menyelesaikan
masalah yang ada sampai mereka mendapatkan hasil atau penyelesaian dari
masalah tersebut. Di sini peran guru sangat diperlukan untuk membantu dan
memberikan motivasi kepada siswa yang memiliki kemampuan pemecahan
masalah yang rendah agar mereka bisa lebih bersemangat untuk memecahkan
masalah yang ada dengan lebih baik lagi.
Dalam pemecahan masalah matematika, tidak hanya kemampuan untuk
menyelesaikan masalah saja yang diperlukan oleh siswa, tetapi juga diperlukan
proses berpikir siswa yang baik. Proses berpikir tersebut biasanya akan terjadi
sampai siswa berhasil memperoleh jawaban yang benar. Sayangnya proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
berpikir yang dilakukan oleh siswa ini kurang diperhatikan oleh guru. Guru
terkadang hanya memperhatikan hasil akhir penyelesaiannya saja tanpa
memperhatikan bagaimana proses yang dilakukan siswa tersebut untuk bisa
mendapatkan hasilnya.
Dengan proses berpikir yang baik tentunya akan membawa dampak yang baik
pula pada prestasi belajar siswa. Proses berpikir siswa dapat berjalan dengan baik
jika terdapat peran serta guru yang nantinya dapat membantu siswa untuk
mendapatkan hasil yang baik dan benar sesuai dengan yang diinginkan. Peran
serta guru tersebut misalnya saja bisa dilakukan dengan menanyakan kembali
hasil yang telah diperoleh siswa sesuai dengan apa yang ada di pikirannya.
Dengan demikian, guru akan mengetahui sampai dimana pemahaman siswa
terhadap materi yang sedang diajarkan. Selain itu, dengan menanyakan kembali
hasil yang telah diperoleh siswa maka guru dapat mengetahui kesalahan-
kesalahan yang dilakukan siswa tersebut dalam menyelesaikan masalah
matematika.
Pada AQ, kelompok atau tipe seseorang dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu
quitter, camper, dan climber. AQ mempengaruhi proses berpikir siswa dalam
menyelesaikan masalah matematika. Hal ini didukung oleh Sudarman (2009 dan
2011) dengan hasil penelitian sebagai berikut. (1) Siswa SMP kelas VII dengan
tipe climber melakukan proses berpikir (a) asimilasi dalam memahami masalah,
(b) asimilasi dan abstraksi reflektif dalam menyusun rencana penyelesaian, (c)
asimilasi dan abstraksi reflektif dalam menyelesaikan masalah sesuai
perencanaan, (d) asimilasi dalam memeriksa kembali hasil yang diperoleh. (2)
Siswa SMP kelas VII dengan tipe quitter melakukan proses berpikir (a) asimilasi
dan abstraksi reflektif dalam memahami masalah, (b) asimilasi dan abstraksi
reflektif dalam menyusun rencana penyelesaian, (c) asimilasi dan abstraksi
empirik semu dalam menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, (d) asimilasi dan
abstraksi empirik-semu dalam memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Dari hasil
penelitian tersebut terlihat bahwa AQ mempengaruhi proses berpikir siswa dalam
menyelesaikan masalah matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang proses berpikir siswa ditinjau dari AQ
maka perlu diteliti bagaimana proses berpikir siswa SMP dalam menyelesaikan
masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya ditinjau dari tiga tipe
AQ, yaitu quitter, camper, dan climber.
B. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana proses berpikir siswa SMP climber dalam menyelesaikan masalah
matematika berdasarkan langkah-langkah Polya.
2. Bagaimana proses berpikir siswa SMP tipe camper dalam menyelesaikan
masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya.
3. Bagaimana proses berpikir siswa SMP tipe quitter dalam menyelesaikan
masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan:
1. Proses berpikir siswa SMP tipe climber dalam menyelesaikan masalah
matematika berdasarkan langkah-langkah Polya.
2. Proses berpikir siswa SMP Karanganyar tipe camper dalam menyelesaikan
masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya.
3. Proses berpikir siswa SMP tipe quitter dalam menyelesaikan masalah
matematika berdasarkan langkah-langkah Polya.
D. Batasan Istilah
Agar penelitian ini lebih terarah maka dilakukan pembatasan masalah sebagai
berikut.
1. Proses berpikir adalah suatu kegiatan mental atau suatu proses yang terjadi di
dalam pikiran siswa pada saat siswa dihadapkan pada suatu pengetahuan baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
atau permasalahan yang sedang terjadi dan mencari jalan keluar dari
permasalah tersebut. Proses berpikir ini akan diamati melalui dua proses yaitu
asimilasi dan akomodasi.
2. Asimilasi merupakan proses merespon peristiwa atau pengetahuan baru sesuai
dengan skema yang telah dimilikinya. Akomodasi merupakan suatu proses
merespon suatu peristiwa atau pengetahuan baru dengan cara memodifikasi
suatu skema yang telah ada di pikirannya atau dengan cara membentuk skema
dan rancangan yang sama sekali baru sehingga sesuai dengan peristiwa atau
pengetahuan baru tersebut.
3. Pemecahan masalah (problem solving) adalah suatu proses berpikir yang
dilakukan oleh siswa untuk menyelesaikan atau mencari jalan keluar dari
masalah atau persoalan yang sedang dihadapi dengan menggunakan
pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya.
4. Masalah matematika adalah suatu pertanyaan matematika yang menuntut
adanya jawaban dari siswa dan pertanyaan tersebut menunjukkan adanya
tantangan bagi siswa serta siswa belum mengetahui secara otomatis cara untuk
menyelesaikannya.
5. Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah suatu kemampuan yang
dimiliki oleh siswa dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk
memecahkan persoalan atau masalah matematika.
6. Langkah-langkah dalam memecahkan masalah matematika salah satunya
dengan menggunakan pemecahan masalah model Polya yang terdiri dari empat
langkah, yaitu understanding the problem (memahami masalah), devising a
plan (menyusun rencana penyelesaian), carrying out the plan (menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan), dan looking back (memeriksa kembali hasil yang
diperoleh).
7. Adversity Quotient (AQ) adalah suatu kemampuan yang ada pada diri siswa
dalam menghadapi suatu tantangan atau masalah dan mencari penyelesaian
dari masalah tersebut.
8. AQ terdiri dari tiga tipe, yaitu tipe climber, camper, dan quitter. Siswa dengan
tipe climber memiliki ciri-ciri selalu siap menghadapi rintangan yang ada, tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
mudah putus asa, dan selalu ingin mencapai puncak kesuksesan. Siswa dengan
tipe camper memiliki ciri-ciri mudah puas dengan apa yang sudah diperoleh
dan tidak mau mengambil resiko buruk terhadap apa yang akan terjadi. Siswa
dengan tipe quitter memiliki ciri-ciri mudah menyerah dalam menghadapi
masalah yang ada dan cenderung pasif.
E. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dilakukan maka hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan pengetahuan
tentang pemecahan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya, serta
menambah dan mengembangkan pengetahuan tentang Adversity Quotient yang
ada pada masing-masing siswa.
2. Secara praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru agar dapat
memilih dan merancang pembelajaran yang tepat yang nantinya dapat membantu
siswa dalam menyelesaikan masalah matematika menggunakan langkah-langkah
Polya dilihat dari masing-masing tipe Adversity Quotient siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Berpikir
Berpikir berasal dari kata pikir yang berarti akal budi, ingatan, angan-angan.
Berpikir berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 872) adalah
menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu.
Berpikir menurut Sumadi Suryabrata (2002: 54) adalah proses dinamis yang dapat
dilukiskan menurut proses atau jalannya. Berpikir menurut Alex Sobur (2010:
201) adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak untuk memahami
sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang
dihadapi. Dari ketiga pendapat di atas dapat dikatakan bahwa berpikir merupakan
suatu kegiatan atau proses bekerjanya akal budi manusia untuk mencari dan
memutuskan jalan keluar dari masalah yang ada.
Berpikir menurut De Bono (dalam Barak dan Dopelt, 2000) terdiri dari dua
jenis, yaitu:
a. Berpikir vertikal
Berpikir vertikal merupakan cara berpikir tradisional atau logis. Berpikir
vertikal melihat solusi melalui pandangan yang wajar dari masalah atau situasi
dan bekerja melalui itu, umumnya dalam jalur yang paling biasa terpilih. Berpikir
vertikal memiliki ciri khas yaitu sepanjang masa selalu mencari yang benar dan
membuang sisanya yang dianggap salah.
b. Berpikir lateral
Berpikir lateral merupakan cara berpikir yang berusaha mencari solusi untuk
menyelesaikan masalah melalui metode yang tidak umum atau sebuah cara yang
biasanya akan diabaikan oleh pemikiran logis. Proses berpikir lateral yang
menantang dengan membolehkan kesalahan akan menghasilkan sesuatu yang
kreatif. Artinya setiap kemungkinan diperbolehkan muncul dengan tidak terburu-
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
buru dalam mengelompokkan pada kategori yang benar dan salah. Berpikir lateral
sebagai proses yang melengkapi sehingga membuat solusi lain lebih kreatif.
Kegiatan berpikir melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan
perasaan dan kehendak manusia. Kegiatan berpikir biasanya dimulai pada saat
muncul keraguan dan pertanyaan untuk dijawab atau berhadapan dengan
persoalan atau masalah yang memerlukan pemecahan. Seperti yang dikemukakan
oleh Charles S. Pierce (dalam Alex Sobur, 2010: 201), dalam berpikir terdapat
dinamika gerak dari adanya gangguan suatu keraguan (irritation of doubt) atas
kepercayaan atau keyakinan yang selama ini dipegang, lalu terangsang untuk
melakukan penyelidikan (inquiry), kemudian diakhiri (paling tidak untuk
sementara waktu) dalam pencapaian suatu keyakinan baru (the attainment of
belief).
Kegiatan berpikir bisa juga terjadi karena adanya rangsangan kekaguman dan
keheranan dengan apa yang terjadi atau dialami. Kekaguman dan keheranan ini
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab. Jenis, banyak, sedikit, dan
mutu pertanyaan yang diajukan bergantung pada minat, perhatian, sikap ingin
tahu, serta bakat dan kemampuan subjek yang bersangkutan. Dengan demikian,
kegiatan berpikir manusia selalu tersituasikan dalam kondisi konkret subjek yang
bersangkutan.
2. Proses Berpikir
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 899), proses merupakan
runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu, atau suatu
rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk atau
hasil. Proses atau jalannya berpikir itu menurut Sumadi Suryabrata (2002: 54)
pada dasarnya ada tiga langkah, yaitu:
a. Pembentukan pengertian
Pengertian dibentuk melalui beberapa tingkatan, yaitu sebagai berikut.
1) Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2) Membanding-bandingkan ciri-ciri tersebut untuk ditemukan ciri-ciri mana
yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang
tidak selalu ada, mana yang lebih hakiki, dan mana yang tidak hakiki.
3) Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan dan membuang ciri-cirinya yang
tidak hakiki, menangkap ciri-ciri yang hakiki.
b. Pembentukan pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian
atau lebih.
c. Penarikan kesimpulan atau pembentukan keputusan
Keputusan ialah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru
berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada.
Piaget menciptakan teori bahwa proses berpikir logis berkembang secara
bertahap, kira-kira pada usia dua tahun dan pada sekitar tujuh tahun. Piaget
menunjukkan bahwa anak-anak tidak seperti bejana yang menunggu untuk diisi
penuh dengan pengetahuan. Mereka secara aktif membangun pemahamannya
akan dunia dengan cara berinteraksi dengan dunia.
Proses belajar dan proses berpikir siswa menurut Piaget (dalam Arif Mustofa
dan Muhammad Thobroni, 2011: 96) harus disesuaikan dengan tahapan
perkembangan kognitif yang dilalui siswa tersebut. Tahap perkembangan berpikir
individu menurut Piaget (dalam Sugihartono, 2007: 109) melalui empat tahapan,
yaitu tahap sensorimotorik (usia 0 sampai 2 tahun), praoperasional (usia 2 sampai
7 tahun), operasional kongkrit (usia 7 sampai 11 tahun), dan operasional formal
(usia 12 tahun hingga dewasa).
Menurut Piaget (dalam Alex Sobur, 2010: 203),proses berpikir pada anak-
anak sama sekali tidak seperti cara berpikir orang dewasa. Pikiran anak-anak
tampaknya diatur berlainan dengan orang yang lebih dewasa. Anak-anak terlihat
memecahkan persoalan pada tingkatan yang sama sekali berbeda. Perbedaan anak
yang lebih kecil dan yang lebih besar tidak terlalu berkaitan dengan persoalan
bahwa anak yang lebih besar mempunyai pengetahuan yang lebih banyak,
melainkan karena pengetahuan mereka yang berbeda jenisnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Pada penelitian ini, peneliti memilih siswa SMP sebagai subjek penelitian.
Alasan mengapa siswa SMP yang dipilih sebagai subjek penelitian karena
menurut Piaget siswa SMP memasuki usia 12 tahun ke atas memasuki tahap
operasional formal. Pada tahap ini seseorang sudah dapat berpikir logis dan
logikanya sudah mulai berkembang. Dengan demikian dapat mempermudah
peneliti untuk dapat mengungkapkan proses berpikir siswa dalam menyelesaikan
masalah matematika.
Piaget menyatakan bahwa ketika anak-anak berusaha membangun
pemahaman mengenal dunia, otak berkembang membentuk skema (schema).
Skema menurut Santrock (2009: 48) adalah suatu tindakan atau representasi
mental yang mengatur pengetahuan seseorang. Skema berhubungan dengan pola
tingkah laku seseorang yang merupakan akumulasi dari tingkah laku yang
sederhana sampai yang kompleks. Dalam teori Piaget, skema perilaku (aktivitas
fisik) merupakan ciri dari masa bayi dan skema mental (aktivitas kognitif)
berkembang pada masa kanak-kanak. Skema perilaku dari masa bayi ini disusun
melalui tindakan sederhana yang bisa dilakukan terhadap objek-objek, seperti
melihat, menggenggam, dan lain sebagainya. Orang dewasa mempunyai skema
yang terdiri dari strategi dan rencana untuk menyelesaikan suatu masalah.
Piaget memberikan konsep asimilasi dan akomodasi untuk menjelaskan
bagaimana anak-anak menggunakan dan menyesuaikan skema mereka. Asimilasi
(assimilation) menurut Ormrod (2008: 41) merupakan proses merespons terhadap
suatu objek atau peristiwa sesuai dengan skema yang telah dimiliki. Suatu
informasi (pengetahuan) baru dikenalkan kepada seseorang dan pengetahuan itu
cocok dengan skema yang dimilikinya maka pengetahuan itu akan diadaptasi
sehingga terbentuklah pengetahuan baru. Sehingga secara teoritis, asimilasi tidak
menghasilkan perubahan skemata, tetapi asimilasi mempengaruhi pertumbuhan
skemata.
Akomodasi (accomodation) menurut Ormrod (2008: 41) merupakan proses
merespons suatu peristiwa baru dengan memodifikasi skema yang telah ada
sehingga sesuai dengan objek atau peristiwa baru, atau membentuk skema yang
sama sekali baru yang sesuai dengan objek atau peristiwa yang dialami. Jika siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
mendapatkan informasi baru dan informasi tersebut agak berbeda atau sama sekali
tidak cocok dengan skema yang telah ada maka akan dibentuk skema baru yang
cocok dengan informasi itu. Sebaliknya, jika informasi baru itu hanya kurang
sesuai dengan skema yang telah ada maka skema yang lama tersebut akan
dimodifikasi sehingga cocok dengan informasi baru itu.
Ekuilibrasi (equilibration) menurut Santrock (2009: 49) merupakan suatu
mekanisme yang diajukan Piaget untuk menjelaskan bagaimana anak-anak beralih
dari satu tahap pemikiran ke tahap pemikiran berikutnya. Proses ekuilibrasi dapat
mendorong kemajuan ke arah kemampuan berpikir yang semakin kompleks.
Piaget mengemukakan bahwa anak-anak seringkali berada pada kondisi
ekuilibrium (equilibrium) dimana mereka dapat menafsirkan dan merespons
peristiwa-peristiwa baru dengan menggunakan skema-skema yang sudah ada.
Ekuilibrium tidaklah berlangsung tanpa akhir. Seiring tumbuh dan
berkembangnya anak-anak, mereka terkadang menjumpai situasi-situasi di mana
pengetahuan atau keterampilan yang mereka miliki tidak memadai. Situasi-situasi
semacam ini menimbulkan disekuilibrium (disequilibrium), yakni sejenis
ketidaknyamanan mental yang mendorong anak-anak berusaha memahami hal-hal
yang sedang mereka observasi. Dengan mengubah, mengorganisasikan ulang,
atau mengintegrasikan skema-skema mereka secara lebih baik, anak-anak pada
akhirnya mampu memahami dan merespons peristiwa-peristiwa yang sebelumnya
terasa membingungkan. Proses pergerakan dari ekuilibrium ke disekuilibrium dan
kembali lagi ke ekuilibrium disebut sebagai ekuilibrasi (equilibration).
Pada saat anak berada dalam suatu keadaan seimbang, yaitu sesaat ketika
anak berhadapan dengan stimulus (bisa berupa benda, peristiwa, gagasan) maka
pada pikiran anak akan terjadi pemilahan melalui memorinya. Dalam memori
anak terdapat dua kemungkinan yang dapat terjadi yaitu:
a. Terdapat kesesuaian sempurna antara stimulus dengan skema yang sudah ada
dalam pikiran anak.
b. Terdapat kecocokan yang tidak sempurna antara stimulus dengan skema yang
ada dalam pikiran anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Kejadian kesesuaian yang sempurna itu merupakan penguatan terhadap
skema yang sudah ada. Stimulus yang baru (datang) tidak sepenuhnya dapat
diasimilasikan ke dalam skemata yang ada. Di sini terjadi semacam gangguan
mental atau ketidakpuasan mental seperti keingintahuan, kepedulian,
kebingungan, kekesalan, dan sebagainya. Dalam keadaan tidak seimbang ini anak
mempunyai dua pilihan, yaitu:
a. Melepaskan diri dari proses belajar dan mengabaikan stimulus atau menyerah
dan tidak berbuat apa-apa (jalan buntu).
b. Memberi tanggapan terhadap stimulus baru itu baik berupa tanggapan secara
fisik maupun mental. Bila ini dilakukan maka anak akan mengubah
pandangannya atau skemanya sebagai akibat dari tindakan mental yang
dilakukannya terhadap stimulus itu. Peristiwa ini disebut dengan akomodasi.
Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan proses berpikir adalah suatu
kegiatan mental atau suatu proses yang terjadi di dalam pikiran siswa pada saat
siswa dihadapkan pada suatu pengetahuan baru atau permasalahan yang sedang
terjadi dan mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Penelitian ini tidak
melakukan pengamatan pada proses berpikir ekuilibrasi dan hanya pada proses
berpikir asimilasi dan akomodasi karena proses berpikir ekuilibrasi sulit untuk
dilakukan pengamatan dalam penelitian. Asimilasi merupakan suatu proses
merespon peristiwa atau pengetahuan baru sesuai dengan skema yang telah
dimilikinya. Akomodasi merupakan suatu proses merespon peristiwa atau
pengetahuan baru dengan cara memodifikasi skema yang telah ada di pikirannya
atau dengan cara membentuk skema dan rancangan yang sama sekali baru
sehingga sesuai dengan peristiwa atau pengetahuan baru tersebut.
3. Pemecahan Masalah
A problem is defined
broadly as what one does when one does not know what to do
kalimat tersebut adalah suatu masalah didefinisikan secara luas sebagai apa yang
dilakukan seseorang ketika orang tersebut tidak mengerti apa yang harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dilakukan. A problem is a situation
that confronts the learner, that requires resolution, and for which the path to the
. Kalimat tersebut memiliki pengertian bahwa
masalah merupakan suatu keadaan yang dihadapi siswa, kemudian siswa
membutuhkan pemecahan dan jawaban dari masalah tersebut tetapi
penyelesaiannya tidak dapat diketahui dengan segera. Menurut Akyuz, Yetik, dan
Keser (2012):
People face lots of problems in their everyday lives and try to solve these problems. To live in a quality and efficient life, people must solve these problems in a sensible way and this can be possible by using present problem solving skills, thus making it necessary to have problem solving skills during their lives.
Kalimat di atas memiliki pengertian bahwa setiap orang memiliki masalah
yang berbeda setiap harinya dan mereka akan mencoba untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Mereka harus mencari jalan keluar yang terbaik dari setiap
masalah yang dihadapi dan menggunakan seluruh kemampuannya untuk
memecahkan atau menyelesaikan masalah tersebut. Kemampuan pemecahan
masalah ini sangat penting untuk mereka miliki di dalam hidup mereka.
Sebagian besar ahli menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang
harus dijawab atau direspon dan tidak semua pertanyaan otomatis akan menjadi
masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu
menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat dipecahkan
oleh suatu prosedur rutin (routine procedure) yang sudah diketahui oleh siswa.
for a
question to be a problem, it must present a challenge that cannot be resolved by
some routine procedure known to the student.
Hal ini berarti termuatnya suatu tantangan serta belum diketahuinya prosedur
rutin pada suatu pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa akan menentukan
terkategorikan atau tidaknya suatu pertanyaan menjadi masalah atau hanya
sebagai suatu pertanyaan biasa. Akibatnya, suatu pertanyaan bisa menjadi suatu
masalah bagi seorang siswa tetapi bisa juga menjadi suatu pertanyaan biasa bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
siswa lainnya karena siswa tersebut sudah mengetahui prosedur atau cara untuk
menyelesaikannya.
Menurut Dewiyani (2008: 2), di dalam dunia pendidikan matematika,
sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah
merupakan pertanyaan atau soal matematika yang harus dijawab atau direspon.
Tidak setiap soal dapat disebut problem atau masalah. Sumardyono (2007: 1)
mengemukakan bahwa ciri-ciri suatu soal disebut problem setidaknya memuat
dua hal, yaitu:
a. Soal tersebut menantang pikiran (challenging),
b. Soal tersebut tidak otomatis diketahui cara penyelesaiannya (nonroutine).
Masalah diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Polya (1973: 154)
mengklasifikan masalah menjadi dua jenis, yaitu:
a. Problem to find
Yang dimaksud dengan problem to find atau masalah untuk menemukan yaitu
menemukan objek tertentu yang tidak diketahui dalam soal. Kita dapat mencari,
menentukan, atau mendapatkan hasil atau objek tertentu yang tidak diketahui
dalam soal dan memenuhi kondisi atau syarat yang sesuai dengan soal. Bagian-
bagian penting dari problem to find adalah objek yang ditanyakan atau dicari (the
unknown), syarat-syarat yang memenuhi soal (the condition), dan data atau
informasi yang diberikan (the data).
b. Problem to prove
Yang dimaksud dengan problem to prove atau masalah untuk membuktikan
yaitu suatu prosedur untuk menentukan apakah suatu pernyataan benar atau tidak
benar. Dari pernyataan tersebut nantinya akan diketahui bahwa pernyataan
tersebut harus dijawab, baik dengan membuktikan pernyataan benar atau dengan
membuktikan pernyataan tidak benar. Bagian-bagian penting dari problem to
prove adalah hipotesis (the hypothesis) dan kesimpulan (the conclusion) dari
teorema yang harus dibuktikan atau dibantah. Pembuktian dilakukan dengan
membuat atau memproses pernyataan yang logis dari hipotesis menuju
kesimpulan, sedangkan untuk membuktikan bahwa suatu pernyataan tidak benar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
cukup diberikan dengan contoh penyangkalnya sehingga pernyataan tersebut
menjadi tidak benar.
Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan masalah matematika adalah suatu
pertanyaan matematika yang menuntut adanya jawaban dari siswa dan pertanyaan
tersebut menunjukkan adanya tantangan bagi siswa serta siswa belum mengetahui
secara otomatis cara untuk menyelesaikannya. Jenis masalah yang digunakan
dalam penelitian ini adalah problem to find atau masalah untuk menemukan.
Pertama kali siswa akan dihadapkan pada suatu masalah matematika. Selanjutnya,
siswa akan mencari dan menemukan hasil dari masalah yang diberikan sesuai
dengan yang diinginkan pada masalah.
Pemecahan masalah menurut Ormrod (2008: 393) adalah menggunakan atau
mentransfer pengetahuan dan keterampilan yang sudah ada untuk menjawab
pertanyaan yang belum terjawab atau situasi yang lain. Menurut Gagne (dalam
Bilgin dan Karakirik, 2005 The problem solving as a thinking process by which
the learner discovers a combination of previously learned rules that he can apply
to solve a novel problem
pemecahan masalah merupakan suatu proses berpikir dimana siswa dapat
mengkombinasikan pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya untuk bisa
menyelesaikan masalah yang baru.
Menurut Krulik (2009: 2):
Problem solving is a way of thinking. That is, students cannot expect to learn to be problem solvers without careful structure of the process. Althought some students intuitively may be good problem solvers, most of our students must be taught how to think, how to reason, and how to problem solver.
Kalimat di atas memiliki pengertian bahwa pemecahan masalah merupakan
suatu cara berpikir. Artinya, siswa tidak dapat hanya mengandalkan apa yang
mereka pelajari saja untuk bisa menyelesaikan suatu masalah tanpa adanya proses
yang terstruktur. Meskipun beberapa siswa mungkin dapat memecahkan masalah
tersebut dengan baik, sebagian besar siswa harus belajar bagaimana berpikir,
bagaimana mencari alasan, dan bagaimana menyelesaikan masalah tersebut.
Dari ketiga pendapat di atas dapat dikatakan bahwa pemecahan masalah
(problem solving) adalah suatu proses berpikir seseorang dengan menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki sebelumnya untuk dapat
menyelesaikan atau mencari jalan keluar dari masalah atau persoalan yang sedang
dihadapi.
Menurut Zhu (2007):
A mathematical problem solver not only required cognitive abilities to understand and represent a problem situation, to create algorithms to the problem, to process different types of information, and to execute the computation, but also had to be able to identify and manage a set of appropriate (techniques, shortcuts, etc.) to solve the problem.
Kalimat di atas memiliki pengertian bahwa dalam pemecahan masalah
matematika tidak hanya dibutuhkan kemampuan kognitif untuk memahami dan
merepresentasikan situasi dari suatu masalah saja, dengan membuat algoritma dari
masalah tersebut, memproses berbagai jenis informasi, dan untuk melakukan
perhitungan, tetapi juga dibutuhkan kemampuan mengidentifikasi dan mengelolah
serangkaian strategi yang tepat (teknik, cara cepat, dan lain-lain) untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Permasalahan muncul dari pengaplikasian dunia nyata atau penuh dengan
teka-teki. Permasalahan atau persoalan dapat menjadi suatu aktifitas atau kegiatan
yang dapat menjadikan perhatian siswa terfokus pada konsep matematika, proses
generalisasi, atau cara berpikir yang sesuai dengan tujuan matematika sekolah.
Menurut McIntosh dan Jarrett (2000: 8):
Problem Solving has been used as 1) justification for teaching mathematics, 2) to motivate students, sparking their interest in a specific mathematical topic or algorithm by providing a contextual (real world) example of its use, 3) as recreation, a fun activity often used as a reward or break from routine studies, 4) as practice, probably the most widespread use, has been used to reinforce skills and concepts that have been taught directly.
Kalimat di atas memiliki pengertian bahwa pemecahan masalah dapat
digunakan untuk memotivasi siswa agar tertarik pada pembelajaran matematika.
Selain itu juga pemecahan masalah dapat digunakan sebagai latihan bagi siswa
untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya dalam menyelesaikan
masalah matematika.
Seorang siswa yang telah belajar dengan baik tentunya telah memahami
konsep dengan baik sehingga mereka dapat menyelesaikan permasalahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
sedang dihadapinya menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajarinya.
Pembelajaran matematika tidak hanya bertujuan untuk menanamkan konsep saja,
tetapi juga bertujuan agar siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan-pengetahuan
yang didapatkan pada permasalahan yang dihadapi.
Menurut Polya (dalam Fajar Shadiq, 2004: 13), ada beberapa strategi yang
sering digunakan dalam proses pemecahan masalah, yaitu:
a. Mencoba-coba
Strategi ini biasanya digunakan untuk mendapatkan gambaran umum
pemecahan masalahnya dengan mencoba-coba (trial and error). Proses mencoba-
coba ini tidak selamanya berhasil, adakalanya gagal. Proses mencoba-coba dengan
menggunakan suatu analisis yang tajamlah yang sangat dibutuhkan pada
penggunaan strategi mencoba-coba ini.
b. Membuat diagram atau gambar
Strategi ini dapat membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang
terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam masalah
tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas. Pada saat guru mencoba mengajarkan
strategi ini, penekanan perlu dilakukan bahwa gambar atau diagram yang dibuat
tidak perlu sempurna, terlalu bagus, atau terlalu detail. Hal yang perlu digambar
atau dibuat diagramnya adalah bagian-bagian terpenting yang diperkirakan
mampu memperjelas permasalahan yang dihadapi.
c. Mencobakan pada soal yang lebih sederhana
Strategi ini berhubungan dengan penggunaan contoh-contoh khusus yang
lebih mudah dan lebih sederhana sehingga gambaran umum penyelesaian
masalahnya akan lebih mudah dianalisis dan ditemukan.
d. Membuat tabel
Strategi ini digunakan untuk membantu menganalisis permasalahan atau jalan
pikiran seseorang sehingga segala sesuatunya tidak hanya dibayangkan oleh otak
yang kemampuannya sangat terbatas. Penggunaan tabel merupakan langkah yang
sangat efisien untuk melakukan klasifikasi dengan data yang ada. Dengan demikian
seseorang dapat dengan mudah menggunakan data yang ada sehingga jawaban dari
pertanyaan tersebut dapat diselesaikan dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
e. Menemukan pola
Pencarian pola yang pada awalnya hanya dilakukan secara pasif melalui klu
yang diberikan guru, pada suatu saat keterampilan itu akan terbentuk dengan
sendirinya. Akibatnya pada saat menghadapi permasalahan tertentu, salah satu
atau keteratur
melalui latihan, sangat sulit bagi siswa untuk menyadari bahwa dalam
permasalahan yang dihadapinya terdapat pola yang bisa diungkap.
f. Memecah tujuan
Strategi ini berhubungan dengan pemecahan tujuan umum yang hendak
dicapai menjadi satu atau beberapa tujuan bagian. Tujuan bagian ini dapat
digunakan sebagai batu loncatan untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya.
g. Memperhitungkan setiap kemungkinan
Strategi ini berkaitan dengan penggunaan aturan-aturan yang dibuat sendiri
oleh para pelaku selama proses pemecahan masalah berlangsung sehingga dapat
dipastikan tidak akan ada satupun alternatif yang terabaikan.
h. Berpikir logis
Strategi ini berkaitan dengan penggunaan penalaran ataupun penarikan
kesimpulan yang sah atau valid dari berbagai informasi atau data yang ada.
i. Bergerak dari belakang
Strategi ini dimulai dengan menganalisis bagaimana cara mendapatkan tujuan
yang hendak dicapai. Dengan strategi ini, seseorang dapat memulai proses
pemecahan masalahnya dari yang diinginkan atau yang ditanyakan, kemudian
menyesuaikannya dengan yang diketahui.
j. Mengabaikan hal yang tidak mungkin
Dari berbagai alternatif yang ada, alternatif yang sudah jelas-jelas tidak
mungkin agar diabaikan sehingga perhatian dapat tercurah sepenuhnya untuk hal-
hal yang tersisa dan masih mungkin saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Strategi pemecahan masalah ini sangat penting untuk dipelajari oleh para
siswa. Hal ini disebabkan strategi ini dapat digunakan atau dimanfaatkan para
siswa pada saat mereka turun langsung di masyarakat, maupun pada saat para
siswa mempelajari mata pelajaran lainnya.
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan pemecahan masalah (problem
solving) adalah suatu proses berpikir yang dilakukan oleh siswa untuk
menyelesaikan atau mencari jalan keluar dari masalah atau persoalan yang sedang
dihadapi dengan menggunakan pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki
sebelumnya. Pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa tersebut sangat penting
dimiliki oleh siswa sebagai bekal bagi siswa agar dapat menyelesaikan masalah
yang ada dengan sebaik-baiknya.
4. Pemecahan Masalah Berdasarkan Langkah-langkah Polya
Menurut Polya (1973: xvi), terdapat empat langkah yang dapat digunakan
dalam pemecahan masalah, yaitu understanding the problem, devising a plan,
carrying out the plan, dan looking back.
a. Understanding the problem (Memahami masalah)
Pada langkah ini, siswa harus memahami kondisi soal atau masalah yang
terdapat pada soal. Guru dapat membantu siswa untuk memahami masalah dan
siswa harus dapat menyatakan dengan lancar masalah yang terdapat pada soal.
Siswa juga harus mampu menunjukkan bagian utama dari masalah yang ada, apa
saja yang tidak diketahui dari soal, data atau informasi apa saja yang terdapat pada
soal, apa terdapat syarat-syarat penting yang terdapat pada soal. Siswa harus
mampu menganalisis soal dan menuliskan apa saja yang diketahui dan apa yang
ditanyakan, baik dalam bentuk rumus, simbol, atau kata-kata sederhana.
b. Devising a plan (Menyusun rencana penyelesaiannya)
Pada tahap ini, siswa harus dapat memikirkan langkah-langkah apa saja yang
penting dan saling menunjang untuk dapat memecahkan masalah yang ada. Selain
itu, siswa harus dapat mencari konsep-konsep atau teori-teori yang saling
menunjang dan mencari rumus-rumus yang diperlukan dalam pemecahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
masalah. Kemampuan berpikir yang tepat hanya dapat dilakukan jika siswa telah
dibekali sebelumnya dengan pengetahuan-pengetahuan yang cukup memadai,
dalam arti masalah yang dihadapi siswa bukanlah hal yang sama sekali baru tetapi
sejenis atau mendekati.
c. Carrying out the plan (Menyelesaikan masalah sesuai perencanaan)
Pada tahap ini, siswa telah siap melakukan perhitungan dengan segala macam
data yang diperlukan, termasuk konsep dan rumus atau persamaan yang sesuai.
Siswa juga harus dapat membentuk sistematika soal yang lebih baku, dalam arti
rumus-rumus yang digunakan sudah merupakan rumus yang siap digunakan
sesuai dengan apa yang dibutuhkan pada soal. Setelah itu, siswa mulai
memasukkan data-data yang ada hingga mengarah pada rencana pemecahannya.
Siswa diharapkan dapat melaksanakan langkah-langkah perencanaannya sehingga
soal dapat dibuktikan atau diselesaikan dengan baik dan benar.
d. Looking back (Memeriksa kembali hasil yang diperoleh)
Pada tahap ini, siswa harus dapat memeriksa atau menelaah kembali dengan
teliti setiap langkah pemecahan yang telah dilakukannya. Siswa yang cukup baik,
pada saat mereka telah memperoleh jawaban atau hasil dari masalah yang ada dan
menuliskan jawaban mereka dengan rapi pada lembar jawaban, mereka lebih
memilih untuk menutup buku mereka dan mencari sesuatu yang lain. Sebenarnya
siswa tersebut telah melewatkan fase atau bagian terpenting dari pekerjaan mereka
yaitu melihat dan mempertimbangkan kembali hasil yang telah diperoleh. Dengan
melihat kembali hasil yang telah diperoleh dapat mengembangkan pengetahuan
dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Siswa dapat memeriksa
kembali hasil yang telah diperoleh dengan menggunakan beberapa prosedur yang
cepat dan tepat untuk menguji apakah hasil yang telah diperoleh itu tepat dan
benar.
Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan kemampuan pemecahan masalah
matematika adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa untuk
menggunakan segala pengetahuan yang dimilikinya dalam memecahkan persoalan
atau masalah matematika. Pada penelitian ini, dalam memecahkan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
menyelesaikan masalah matematika menggunakan langkah-langkah model Polya
yaitu memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan, dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh.
Indikator pemecahan masalah berdasarkan langkah-langkah Polya akan
disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Indikator Pemecahan Masalah Matematika
Langkah Pemecahan Masalah Indikator
1 Memahami masalah 1. Siswa dapat menentukan hal yang diketahui dari soal.
2. Siswa dapat menentukan hal yang ditanyakan dari soal.
2 Menyusun rencana penyelesaiannya
1. Siswa dapat menentukan syarat lain yang tidak diketahui pada soal seperti rumus atau informasi lainnya jika memang ada.
2. Siswa dapat menggunakan semua informasi yang ada pada soal.
3. Siswa dapat membuat rencana atau langkah-langkah penyelesaian dari soal yang diberikan.
3 Menyelesaikan masalah sesuai perencanaan
1. Siswa dapat menyelesaikan soal yang ada sesuai dengan langkah-langkah yang telah dibuat sejak awal.
2. Siswa dapat menjawab soal dengan tepat.
4 Memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh
1. Siswa dapat memeriksa kembali jawaban yang telah diperoleh dengan menggunakan cara atau langkah yang benar.
2. Siswa dapat meyakini kebenaran dari jawaban yang telah dibuat.
5. Proses Berpikir dalam Pemecahan Masalah Matematika
Pada saat siswa dihadapkan pada suatu masalah matematika maka akan
terjadi suatu proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah tersebut. Proses
berpikir ini merupakan suatu kegiatan mental yang terjadi di dalam pikiran siswa
pada saat siswa dihadapkan pada suatu pengetahuan baru atau permasalahan yang
sedang terjadi dan mencari jalan keluar dari permasalah tersebut.
Untuk mempermudah peneliti dalam menentukan proses berpikir dari masing-
masing siswa, apakah siswa melakukan proses berpikir asimilasi atau akomodasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
dalam menyelesaikan masalah matematika, maka peneliti membuat kerangka
kerja proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah matematika
berdasarkan langkah-langkah Polya.
Tabel 2.2 Kerangka Kerja Proses Berpikir Menurut Piaget
Langkah Polya Asimilasi Akomodasi
I. Memahami masalah
- Siswa dapat langsung mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah.
- Siswa dapat menentukan apakah hal yang diketahui sudah cukup untuk bisa menjawab apa yang ditanyakan pada masalah.
Siswa tidak dapat secara langsung atau memerlukan suatu proses (seperti membaca berulang-ulang masalah yang ada, atau lain sebagainya) untuk bisa menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah.
II. Menyusun rencana penyelesaian
Siswa dapat langsung menyebutkan dan menyusun rencana penyelesaian dari masalah yang diberikan berdasarkan hal yang diketahui dengan lancar dan benar.
Siswa tidak dapat secara langsung atau memerlukan suatu proses untuk bisa membuat rencana penyelesaian dari masalah yang diberikan sesuai dengan apa yang diketahui dari soal (seperti membuat tabel, mencoba-coba membuat perencanaannya terlebih dahulu di kertas lain, atau membuat langkah-langkah pengerjaan yang lain).
III. Menyelesaikan masalah sesuai perencanaan
Siswa dapat langsung menyelesaikan masalah sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dan algoritma perhitungan yang dilakukan juga benar.
Siswa tidak dapat secara langsung menyelesaikan masalah yang ada, atau siswa menyelesaikan masalah yang berbeda dengan rencana pemecahan yang telah dibuat sejak awal.
IV. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh
Siswa meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperoleh tersebut, serta siswa dapat menemukan cara untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh dengan lancar dan benar.
Siswa tidak yakin dengan kebenaran dari hasil yang telah diperoleh serta mampu membuat pemecahan masalah yang baru, atau siswa melakukan suatu proses (seperti membuat tabel, membaca berulang-ulang masalah yang ada, atau lain sebagainya) untuk bisa menemukan cara untuk dapat memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
6. Adversity Quotient (AQ)
Setiap kesulitan yang terjadi pada diri seseorang merupakan tantangan yang
harus dilewati, dan setiap tantangan tersebut merupakan suatu peluang. Setiap
peluang yang ada tersebut harus bisa dimanfaatkan oleh seseorang dengan baik.
Pada umumnya, ketika dihadapkan pada tantangan-tantangan hidup, kebanyakan
orang memilih berhenti berusaha sebelum tenaga dan batas kemampuan mereka
benar-benar teruji. Padahal seharusnya mereka mencari cara agar mendapatkan
kekuatan untuk memperbaiki kemampuan yang ada di diri mereka dalam
mengatasi tantangan atau kesulitan tersebut.
Sukses atau tidaknya seseorang, baik pada pendidikan, pekerjaan, dan
hidupnya, salah satunya ditentukan oleh Adversity Quotient (AQ). Menurut
Pangma, Tayraukham, dan Nuangchalem (2009):
Adversity Quotient begins its first by cognitive development. Teenagers will learn how to response to the questions to some problems. These experience of children have been developed with them since they were born which can be improved or developed, therefore, the parents propose a good care so that they will grow up with efficiency.
AQ dimulai pertama kali melalui perkembangan kognitif. Para remaja akan
belajar bagaimana merespon atau menyelesaikan beberapa pertanyaan dari
masalah yang ada. Pengalaman dari anak-anak telah dimulai perkembangannya
sejak mereka lahir dimana mereka dapat memperbaiki atau mengembangkannya.
Oleh karena itu, para orang tua dapat memperhatikan dengan baik anak-anak
mereka sehingga anak-anak tersebut dapat tumbuh dengan baik.
Menurut Stoltz (2000: 8), melalui AQ dapat diketahui banyak hal, yaitu:
a. AQ dapat memberitahu seseorang tentang seberapa jauh orang tersebut mampu
bertahan menghadapi kesulitan yang ada dan mengetahui kemampuan orang
tersebut untuk mengatasi kesulitan yang ada.
b. AQ dapat meramalkan siapa yang mampu mengatasi kesulitan yang ada dan
siapa yang akan hancur.
c. AQ dapat meramalkan siapa yang akan melampaui harapan-harapan atas
kinerja dan potensi mereka serta siapa yang akan gagal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
d. AQ dapat meramalkan siapa yang akan menyerah dan siapa yang akan
bertahan dalam menghadapi kesulitan yang terjadi pada orang tersebut.
Menurut Stoltz (1997: 7), AQ terwujud dalam tiga bentuk, yaitu:
a. AQ is a new conceptual framework for understanding and enhancing all facets
of success
AQ merupakan suatu kerangka kerja konseptual yang baru untuk memahami
dan meningkatkan semua segi kesuksesan. AQ berlandaskan pada riset yang
berbobot dan penting, yang menawarkan suatu gabungan pengetahuan yang
praktis dan baru, yang merumuskan kembali apa yang diperlukan untuk mencapai
kesuksesan.
b. AQ is a measure of how you respond to adversity
AQ merupakan suatu ukuran untuk mengetahui respon seseorang pada saat
menghadapi kesulitan. Selama ini, pola-pola bawah sadar ini sebenarnya sudah
dimiliki oleh setiap orang. Saat ini, pola-pola tersebut untuk pertama kalinya
dapat diukur, dipahami, dan diubah.
c. AQ is a scientifically-grounded set of tools for improving how you respond to
adversity
AQ merupakan serangkaian peralatan yang memiliki dasar ilmiah untuk
memperbaiki respon seseorang terhadap kesulitan. Hal ini akan berakibat untuk
memperbaiki efektivitas pribadi dan profesional seseorang secara keseluruhan.
Seseorang akan belajar dan menerapkan kecakapan-kecakapan ini pada diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar orang tersebut.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa AQ merupakan suatu kemampuan
yang ada pada diri seseorang dalam menghadapi suatu tantangan atau masalah
yang sedang terjadi. Melalui AQ dapat diketahui seberapa jauh seseorang dapat
bertahan pada masalah yang ada dan mengetahui kemampuan orang tersebut
dalam menyelesaikan masalah. Melalui AQ juga dapat diketahui apakah orang
tersebut termasuk tipe yang pantang menyerah atau justru termasuk tipe yang
mudah putus asa jika dihadapkan pada suatu permasalahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan AQ adalah suatu kemampuan yang
ada pada diri siswa dalam menghadapi suatu tantangan atau masalah dan mencari
penyelesaian dari masalah tersebut. Melalui AQ ini seorang guru dapat
mengetahui apakah siswa sudah memahami materi yang ada dan dapat
memecahkan masalah matematika dengan benar atau bahkan sebaliknya.
7. Tipe-tipe Adversity Quotient
AQ menurut Stoltz (2000: 14) terdiri dari tiga tipe yaitu:
a. Quitters (Mereka yang berhenti)
Quitters merupakan sekelompok orang yang berhenti di tengah pendakian.
Mereka mudah putus asa, dan mudah menyerah, cenderung pasif, dan tidak
bergairah untuk mencapai puncak keberhasilan. Quitters lebih memilih
menghindar dari kewajiban, mundur, dan menolak kesempatan yang ada. Orang-
orang pada tipe ini biasanya mengabaikan, menutupi, atau meninggalkan
dorongan inti untuk bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Quitters
meninggalkan banyak hal yang ditawarkan oleh kehidupan.
b. Campers (Mereka yang berkemah)
Campers berbeda dengan quitters. Campers sekurang-kurangnya telah
menanggapi tantangan yang ada. Campers tidak mencapai puncak dan mudah
puas dengan apa yang sudah dicapai. Mereka masih mengusahakan terpenuhinya
kebutuhan rasa aman dan keamanan serta kebersamaan, serta masih bisa melihat
dan merasakan tantangan. Campers tidak tinggi kapasitasnya untuk perubahan
karena terdorong oleh ketakutan dan hanya mencari keamanan dan kenyamanan.
Dalam menghadapi kesulitan, campers akan menimbang resiko dan imbalan
sehingga tidak pernah mencapai apa yang seharusnya dapat tercapai dengan
potensinya atau kemampuannya. Meskipun demikian, campers telah berhasil
mencapai kesuksesan, mereka tidak mungkin mempertahankan keberhasilan itu
tanpa melanjutkan perjuangannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
c. Climbers (Para Pendaki)
Climbers merupakan sekelompok orang yang selalu berupaya mencapai
puncak kesuksesan, siap menghadapi rintangan yang ada, dan selalu
membangkitkan dirinya pada kesuksesan. Climbers memang menantang
perubahan-perubahan. Climbers akan terus berusaha untuk menggapai kesuksesan
tanpa menghiraukan latar belakang, keuntungan, atau kerugian, nasib buruk atau
nasib baik. Climbers merupakan pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan-
kemungkinan, dan tidak pernah membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik
atau mental, atau hambatan lainnya yang dapat menghalangi kesuksesannya.
Menurut Yansen Marpaung (2005: 6), kelompok quitters memiliki sikap dan
motivasi yang kurang kuat dalam belajar. Kelompok campers memiliki sikap dan
motivasi sedang dalam belajar. Kelompok climbers memiliki sikap dan motivasi
tinggi dalam belajar. Sikap dan motivasi tersebut menimbulkan dorongan-
dorongan yang sesuai dalam diri setiap siswa. Dengan demikian seorang guru
memiliki tugas yang sangat penting dalam proses pembelajaran, yaitu seorang
guru harus bisa menumbuhkan sikap dan motivasi siswa selama pembelajaran
berlangsung.
8. Dimensi-dimensi Adversity Quotient
Stoltz (2000: 140) mengatakan bahwa terdapat empat dimensi yang
menyusun AQ, yaitu Control, Origin and Ownership, Reach, dan Endurance, atau
biasa disingkat dengan CO2RE.
a. C = Control (Kendali Diri)
Kendali berhubungan langsung dengan pemberdayaan dan mempengaruhi
semua dimensi-
banyak kendali yang seseorang rasakan terhadap sebuah peristiwa yang
Kendali diawali dengan pemahaman bahwa sesuatu, apa pun itu, dapat dilakukan.
Hal yang sama dapat dikatakan misalnya saja untuk setiap siswa yang mengambil
mata pelajaran yang sangat sulit, setiap guru yang akan melakukan inovasi baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
meskipun ada birokrasi yang berbelit-belit, ataupun setiap orang yang berusaha
untuk menciptakan perubahan atau perbaikan.
Pada dimensi ini, terdapat perbedaan respon antara AQ yang rendah dan yang
tinggi. Mereka yang memiliki AQ lebih tinggi merasakan kendali yang lebih besar
atas peristiwa-peristiwa dalam hidup daripada mereka yang memiliki AQ lebih
rendah. Semakin tinggi nilai yang didapat oleh seseorang pada kendali ini maka
akan semakin besar pula kemungkinannya seseorang dapat bertahan menghadapi
kesulitan-kesulitan, tetap teguh dalam niat, serta lincah dalam pendekatan untuk
mencari suatu penyelesaian.
b. O2 = Origin dan Ownership (Asal Usul dan Pengakuan Diri)
1) Origin
Dimensi ini mempunyai keterkaitan dengan rasa bersalah. Rasa bersalah
memiliki dua fungsi penting, yaitu dapat membantu seseorang untuk belajar
sehingga dapat memperbaiki semua kesalahan yang pernah diperbuat dan rasa
bersalah dapat menjurus pada penyesalan. Penyesalan merupakan motivator
yang sangat kuat. Jika penyesalan digunakan dengan sewajarnya maka
penyesalan dapat membantu menyembuhkan kerusakan yang nyata, yang
dirasakan, atau yang mungkin dapat timbul dalam suatu hubungan. Suatu kadar
rasa bersalah yang adil dan tepat diperlukan untuk menciptakan pembelajaran
yang kritis atau lingkaran umpan balik yang dibutuhkan untuk melakukan
perbaikan secara terus menerus. Kemampuan untuk menilai apakah yang
dilakukan oleh seseorang itu benar atau salah dan bagaimana seseorang dapat
memperbaikinya merupakan hal yang mendasar untuk mengembangkan diri
orang tersebut sebagai pribadi.
2) Ownership
Mengakui akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kesulitan mencerminkan
rasa tanggung jawab dan dimensi ini mempunyai keterkaitan dengan rasa
tanggung jawab. AQ mengajarkan seseorang untuk meningkatkan rasa
tanggung jawab mereka sebagai salah satu cara memperluas kendali,
pemberdayaan, dan motivasi dalam mengambil tindakan. Semakin tinggi nilai
pengakuan seseorang maka semakin besar pula seseorang dapat mengakui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
akibat-akibat dari suatu perbuatan, apa pun penyebabnya. Rasa tanggung jawab
semacam ini dapat memaksa mereka untuk bertindak dan membuat mereka
jauh lebih berdaya.
c. R = Reach (Efek Kesulitan)
bagian-bagian lain dari kehidupan seseora
yang diperoleh seseorang maka semakin besar kemungkinannya seseorang
menganggap peristiwa-peristiwa buruk sebagai bencana dan mereka akan
membiarkan bencana tersebut meluas. Jika hal ini terus dibiarkan maka akan
sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan yang signifikan bila
dibiarkan tak terkendali. Sebaliknya, semakin tinggi nilai pengakuan yang
diperoleh seseorang maka semakin besar kemungkinannya seseorang membatasi
jangkauan masalahnya pada peristiwa yang sedang dihadapi. Membatasi
jangkauan kesulitan memungkinkan seseorang untuk dapat berpikir jernih dalam
mengambil tindakan.
d. E = Endurance (Daya Tahan)
Endurance (daya tahan) merupakan dimensi terakhir pada AQ. Dimensi ini
Semakin rendah nilai daya tahan seseorang maka semakin besar kemungkinannya
seseorang menganggap kesulitan dan penyebab-penyebabnya akan berlangsung
lama. Sebaliknya, semakin tinggi nilai daya tahan seseorang maka semakin besar
kemungkinannya seseorang akan memandang kesuksesan sebagai sesuatu yang
berlangsung lama, atau bahkan permanen. Selain itu, seseorang akan menganggap
kesulitan dan penyebab-penyebabnya sebagai sesuatu yang bersifat sementara,
cepat berlalu, dan kecil kemungkinannya akan terjadi lagi. Hal ini akan
meningkatkan energi positif, optimisme, dan kemungkinan untuk bertindak.
Dimensi CO2RE adalah yang mendasari seseorang dalam menentukan tingkat
AQ. Seseorang harus melihat dengan teliti CO2REnya untuk dapat memahami AQ
secara penuh. Hal ini disebabkan karena AQ merupakan variabel yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
menentukan seseorang dalam menaruh harapan dan terus memegang kendali
dalam situasi yang sulit.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini relevan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Nureini (2011) yang menghasilkan 5
kesimpulan terkait dengan pembelajaran matematika yang ditinjau dari masing-
masing tipe Adversity Quotient (AQ), salah satunya adalah prestasi belajar
matematika siswa kelompok climbers lebih baik dibandingkan kelompok
campers dan kelompok quitters, sedangkan prestasi belajar matematika siswa
kelompok campers sama dengan kelompok quitters. Persamaan antara
penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah menggunakan
Adversity Quotient (AQ) sebagai tinjauan penelitian, sedangkan perbedaannya
adalah pada subjek penelitian, lokasi penelitian, dan kemampuan yang akan
diukur.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sudarman (2009) yang menghasilkan 4
kesimpulan terkait dengan proses berpikir siswa climber dalam menyelesaikan
masalah matematika, yaitu (1) proses berpikir siswa climber dalam memahami
masalah adalah asimilasi, (2) proses berpikir siswa climber dalam menyusun
perencanaan penyelesaian masalah adalah asimilasi dan abstraksi reflektif, (3)
proses berpikir siswa climber dalam melaksanakan rencana penyelesaian
masalah adalah asimilasi dan abstraksi reflektif, dan (4) proses berpikir siswa
climber dalam mengecek hasil penyelesaian masalah adalah asimilasi.
Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
menggunakan siswa climber sebagai tinjauan penelitian, sedangkan
perbedaannya adalah pada subjek penelitian, lokasi penelitian, dan materi
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3. Penelitian yang dilakukan oleh Sudarman (2011) yang menghasilkan 6
kesimpulan terkait dengan proses berpikir siswa quitter dalam menyelesaikan
masalah matematika, di antaranya (1) proses berpikir siswa quitter dalam
memahami masalah adalah asimilasi dan abstraksi reflektif, (2) proses berpikir
siswa quitter dalam menyusun perencanaan penyelesaian masalah adalah
asimilasi dan abstraksi reflektif, (3) proses berpikir siswa quitter dalam
melaksanakan rencana penyelesaian masalah adalah asimilasi dan abstraksi
empirik-semu, dan (4) proses berpikir siswa quitter dalam mengecek hasil
penyelesaian masalah adalah asimilasi dan abstraksi empirik-semu. Persamaan
antara penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
menggunakan siswa quitter sebagai tinjauan penelitian, sedangkan
perbedaannya adalah pada subjek penelitian, lokasi penelitian, dan materi
penelitian.
C. Kerangka Konseptual
Masalah adalah sebuah kata yang sering kita dengar, bahkan masalah tidak
pernah bisa lepas dari kehidupan kita. Setiap orang memiliki masalah yang
berbeda-beda di dalam kehidupannya dan mempunyai cara yang berbeda-beda
pula untuk menyelesaikannya. Namun sesuatu menjadi masalah tergantung
bagaimana seseorang mendapatkan masalah tersebut sesuai kemampuannya.
Melalui masalah seseorang akan mendapatkan hal baru yang belum pernah
mereka temui sebelumnya.
Masalah merupakan suatu konflik dan hambatan bagi siswa dalam
menyelesaikan tugas belajarnya di kelas. Masalah tersebut harus diselesaikan oleh
siswa agar proses berpikir siswa dapat terus berkembang. Semakin banyak
masalah matematika yang dapat diselesaikan oleh siswa maka akan semakin
banyak pengalaman yang didapat oleh siswa dalam menyelesaikan masalah.
Selain itu, semakin banyak pula cara yang didapat oleh siswa dalam
menyelesaikan soal-soal matematika dalam bentuk apapun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Dalam menyelesaikan suatu masalah tentunya banyak aturan atau langkah
yang harus dilakukan oleh siswa, terutama dalam pembelajaran matematika.
Langkah-langkah dalam pemecahan masalah matematika yang bisa digunakan
oleh siswa salah satunya adalah menggunakan langkah-langkah model Polya.
Langkah-langkah dalam pemecahan masalah menurut Polya (1973: xvi) terdiri
dari empat langkah, yaitu understanding the problem (memahami masalah),
devising a plan (menyusun rencana penyelesaian), carrying out the plan
(menyelesaikan masalah sesuai perencanaan), dan looking back (memeriksa
kembali hasil yang telah diperoleh).
Pada saat siswa melakukan pemecahan atau penyelesaian dari suatu masalah
diperlukan suatu kemampuan yang ada pada diri siswa untuk memecahkan
masalah tersebut. Kemampuan yang dimiliki siswa untuk memecahkan masalah
dan menjadikan masalah tersebut sebagai suatu tantangan untuk bisa dipecahkan
atau diselesaikan dikenal dengan Adversity Quotient (AQ). Melalui AQ, seorang
guru dapat melihat apakah siswa tersebut merupakan kelompok siswa yang suka
untuk menerima tantangan atau tidak. Melalui AQ juga seorang guru dapat
mengetahui apakah siswa mereka sudah memahami materi yang telah diberikan
dan dapat mengetahui apakah siswa dapat menyelesaikan atau memecahkan
masalah matematika yang ada dengan baik, atau bahkan sebaliknya.
Setiap siswa memiliki tipe AQ yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan
yang mereka miliki pada saat dihadapkan pada suatu masalah. AQ menurut Stoltz
(2000: 14) terdiri dari tiga tipe, yaitu quitters (mereka yang berhenti), campers
(mereka yang berkemah), dan climbers (para pendaki). Siswa dengan tipe
climbers memiliki sifat pantang menyerah terhadap masalah yang ada, selalu
melakukan sesuatu sampai tuntas, berani mengambil segala resiko yang akan
terjadi, dan akhirnya mereka dapat menikmati kebahagiaan atas hasil yang telah
diperolehnya karena mereka telah mencapai puncak kesuksesan. Siswa dengan
tipe campers memiliki sifat mudah merasa puas dengan apa yang telah diperoleh
sehingga mereka memutuskan untuk berhenti di tengah jalan dengan hasil yang
ada. Siswa dengan tipe quitters memiliki sifat mudah menyerah terhadap
tantangan dan sangat takut terhadap resiko yang akan terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Dengan adanya tipe AQ yang berbeda-beda tentunya akan berpengaruh pula
pada proses berpikir pada masing-masing siswa tersebut dalam menghadapi
masalah yang ada. Hal ini juga berlaku untuk mata pelajaran matematika. Pada
saat siswa dihadapkan pada persoalan matematika dan soal tersebut memuat suatu
tantangan yang harus diselesaikan oleh setiap siswa maka setiap siswa memiliki
respon yang berbeda pula untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut.
Pada saat siswa climbers dihadapkan pada persoalan matematika dan siswa
menemukan masalah pada soal tersebut maka siswa akan terus berusaha untuk
bisa menyelesaikan masalah yang ada sampai tuntas. Di sini proses berpikir siswa
akan terus berlangsung sampai siswa bisa mendapatkan hasil yang benar, sesuai
dengan yang diinginkan pada soal. Jika siswa sudah mendapatkan hasilnya maka
siswa tidak akan dengan mudahnya meyakini hasil yang telah diperolehnya
tersebut. Siswa akan memeriksa terlebih dahulu hasil yang telah diperolehnya
untuk bisa meyakini bahwa hasil yang telah diperolehnya tersebut sudah benar.
Siswa campers memiliki respon yang sedikit berbeda dengan siswa climbers
dalam menyelesaikan masalah matematika. Pada saat siswa campers dihadapkan
pada persoalan matematika dan siswa menemukan masalah pada soal tersebut
maka siswa akan tetap berusaha untuk bisa menyelesaikan masalah yang ada.
Proses berpikir siswa akan terus berlangsung sampai siswa bisa mendapatkan
hasilnya meskipun siswa tidak tahu apakah jawaban yang telah diperolehnya
tersebut sudah benar atau belum. Jika siswa sudah mendapatkan hasilnya maka
siswa tidak akan mencoba untuk memeriksa kembali hasil yang telah
diperolehnya kecuali jika diperintahkan. Hal ini terlihat dari sifat dari siswa
campers yang mudah puas dengan apa yang telah diperolehnya.
Siswa quitters memiliki respon yang berbeda dengan siswa climbers dan
campers ketika dihadapkan pada situasi yang sama. Pada saat siswa quitters
dihadapkan pada persoalan matematika dan siswa menemukan masalah dalam
menyelesaikan soal tersebut maka siswa tidak mempunyai keinginan untuk bisa
menyelesaikan masalah yang ada pada soal. Siswa akan lebih memilih
menghindar dan menyerah pada masalah yang ada dibandingkan harus
mencobanya terlebih dahulu di lembar jawaban lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Dengan memahami proses berpikir yang ada pada setiap siswa sebenarnya
dapat membantu seorang guru untuk dapat memilih metode pembelajaran seperti
apa yang dapat digunakan di kelas. Dengan metode pembelajaran yang tepat maka
akan dapat dengan mudah siswa mencerna materi yang diberikan oleh guru dan
membuat proses berpikir siswa dapat berjalan dengan baik.
Berdasarkan penelitian terdahulu, yaitu yang dilakukan oleh Siti Nureini
(2011), dikatakan bahwa siswa dengan tipe climber memiliki prestasi belajar yang
lebih baik daripada siswa dengan tipe camper dan quitter, sedangkan siswa
dengan tipe camper memiliki prestasi belajar yang sama baiknya dengan tipe
quitter. Jika dilihat dari teori yang dikemukakan oleh Stoltz (2000) tentang AQ
dan berdasarkan penjelasan yang telah diberikan maka seharusnya siswa dengan
tipe camper memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan tipe
quitter. Hal ini disebabkan siswa tipe quitter memiliki sifat mudah menyerah dan
tidak ada keinginan untuk mencoba menyelesaikan masalah yang ada dengan
alasan tidak ingin mengambil resiko dari masalah yang sedang dihadapi,
sedangkan siswa tipe camper memiliki sifat masih ada keinginan untuk mencoba
menyelesaikan masalah yang ada meskipun tidak sampai selesai. Dengan adanya
sifat yang berbeda tersebut tentunya akan berdampak pada proses berpikir siswa
yang berbeda pula antara siswa tipe camper dengan siswa tipe quitter. Jadi jika
dilihat dari sifat dan proses berpikir yang berbeda tersebut seharusnya
memberikan dampak yang berbeda pula terhadap prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Jaten
Karanganyar semester gasal tahun pelajaran 2012/ 2013. Alasan pemilihan lokasi
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Sekolah tersebut memiliki data dan informasi yang dibutuhkan untuk
kepentingan penelitian.
2. Pada sekolah tersebut belum pernah dilakukan penelitian sejenis.
Rincian waktu pada penelitian ini, mulai dari menyusun usulan penelitian
hingga menyusun laporan penelitian disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
No Tahapan
Bulan
2012 2013
Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan
1. Menyusun usulan penelitian
2. Melakukan penelitian pendahuluan
3. Menyusun lembar tugas pemecahan masalah matematika
4. Melaksanakan test AQ
5. Memvalidasi lembar tugas pemecahan masalah matematika
6. Memilih subjek penelitian
7. Mengambil data penelitian
8. Menganalisis hasil penelitian
9. Menyimpulkan hasil analisis proses berpikir siswa pada masing-masing tipe AQ
10. Menyusun laporan penelitian
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
B. Jenis Penelitian
Penelitian kualitatif menurut Lexy J. Moleong (2007: 6) merupakan
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian (misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-
lain) secara holistik (utuh) dan dengan cara deskripsi (dalam bentuk kata-kata dan
bahasa) pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah. Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Sugiyono, 2011:
21), karakteristik dari penelitian kualitatif adalah (1) dilakukan pada kondisi yang
alamiah, langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen utama, (2) lebih
bersifat deskriptif, (3) lebih menekankan pada proses daripada produk atau
outcome, (4) melakukan analisis data secara induktif, dan (5) lebih menekankan
makna (data dibalik yang teramati). Berdasarkan definisi dan karakteristik di atas
maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.
Penelitian deskriptif kualitatif menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006:
54) merupakan suatu penelitian untuk menggambarkan atau mendeskripsikan
fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang
lampau. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa jenis dari
penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Dikatakan penelitian
deskriptif kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses
berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan langkah-
langkah Polya yang dilihat dari masing-masing tipe AQ. Data yang diperoleh pada
penelitian ini berupa hasil wawancara yang dilakukan antara peneliti dengan
siswa. Wawancara ini dilakukan pada saat siswa menyelesaikan atau memecahkan
masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Jaten kelas IX A pada
semester gasal tahun pelajaran 2012/ 2013. Alasan pemilihan subjek penelitian ini
adalah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
1. Siswa kelas IX sudah memiliki pengalaman belajar yang cukup jika
dibandingkan dengan siswa kelas VII dan VIII, sehingga diharapkan mereka
dapat menyelesaikan soal-soal tentang pemecahan masalah.
2. Siswa kelas IX lebih mudah untuk diwawancarai ketika siswa menyelesaikan
soal-soal pemecahan masalah pada saat penelitian ini dilaksanakan.
D. Prosedur Pemilihan Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan
gabungan teknik stratified sampling dan purposive sampling. Stratified sampling
(pengambilan sampel bertingkat atau sampling berstrata) menurut Melati Ferianita
Fachrul (2008: 12) adalah mengambil sampel secara acak terstratifikasi dengan
memilih sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok
yang homogen dimana subjek antara kelompok yang satu dengan kelompok yang
lain tampak adanya strata atau tingkatan. Teknik purposive sampling menurut
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2003: 116) merupakan cara pengambilan
sampel yang dilakukan berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam
populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Sampling purposive menurut S.
Nasution (2004: 98) dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul
oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel.
Pada penelitian ini, siswa yang menjadi subjek penelitian terlebih dahulu
dikelompokkan berdasarkan tipe AQ. Pengelompokkan tersebut dilakukan dengan
memberikan tes AQ kepada seluruh siswa yang ada pada kelas yang terpilih.
Melalui tes tersebut akan diketahui siswa mana yang termasuk dalam tipe quitter,
tipe camper, dan tipe climber.
Setelah siswa dikelompokkan berdasarkan tipe AQ maka peneliti memilih
enam orang siswa secara purposive yang nantinya akan dipilih menjadi subjek
penelitian, dengan masing-masing tipe AQ terdiri dari 2 orang siswa. Pemilihan
subjek penelitian ini didasarkan atas pertimbangan dari guru atau pihak lain yang
mengetahui keaktifan siswa selama pembelajaran di kelas dan siswa tersebut telah
mendapatkan materi yang akan dilakukan pada penelitian ini, yaitu materi sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
persamaan linear dua variabel. Siswa yang aktif biasanya dapat dengan mudah
mengemukakan pendapatnya dan jalan pikirannya, baik secara lisan maupun
tulisan, sehingga dapat membantu kelancaran penelitian.
Peneliti memberikan tugas pemecahan masalah matematika pertama kepada
keenam siswa dengan waktu penelitian yang berbeda antara siswa yang satu
dengan siswa yang lainnya. Sebelum siswa menuliskan jawabannya pada lembar
jawaban, terlebih dahulu peneliti melakukan wawancara pertama terkait dengan
tugas pemecahan masalah matematika pertama yang telah diberikan. Wawancara
ini dilakukan untuk mengetahui proses berpikir siswa dari masing-masing tipe AQ
dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya.
Dari keenam siswa yang telah diwawancarai terkait dengan tugas pemecahan
masalah matematika pertama, peneliti memilih satu orang siswa dari masing-
masing tipe AQ untuk dijadikan subjek penelitian sehingga terpilih tiga orang
siswa. Peneliti melakukan wawancara kedua dengan tiga orang siswa tersebut
terkait dengan tugas pemecahan masalah matematika kedua. Kriteria pengambilan
tiga orang siswa menjadi subjek penelitian adalah siswa tersebut dapat
mengungkapkan pendapat dan jalan pikirannya dalam menyelesaikan masalah
matematika pada saat wawancara pertama. Jika dari keenam siswa tersebut
peneliti belum bisa mendapatkan siswa yang sesuai dengan kriteria yang ada
maka peneliti akan mengambil kembali satu orang siswa untuk dilakukan
wawancara pertama terkait dengan tugas pemecahan masalah matematika
pertama.
Alur penentuan subjek penelitian pada penelitian ini disajikan pada Gambar
3.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Keterangan : = keterangan isi bagan
Gambar 3.1 Alur Penentuan Subjek Penelitian
Ya
Tidak Memilih kembali 1 orang siswa yang
sesuai dengan kriteria A
Melaksanakan wawancara berbasis tugas pertama
Apakah memenuhi kriteria B?
Melaksanakan dan menganalisis tes AQ
Menentukan kriteria subjek penelitian
Memilih 2 orang siswa dari masing-masing tipe AQ sesuai dengan kriteria A
Bekerja sama dengan Lembaga Psikologi Terapan Citra Indonesia
Kriteria A:
1. Siswa yang telah mendapatkan materi sistem persamaan linear dua variabel.
2. Siswa yang memiliki tipe AQ, yaitu tipe climber, camper, dan quitter.
3. Siswa memiliki kategori dari masing-masing dimensi AQ.
4. Pertimbangan guru, salah satunya adalah siswa yang dapat mengungkapkan pendapatnya dan jalan pikirannya ketika diberikan masalah matematika.
Kriteria B:
Siswa yang lebih dapat mengungkapkan pendapatnya dan
jalan pikirannya dalam menyelesaikan masalah
matematika pada saat wawancara berbasis tugas pertama dilakukan.
Memilih 1 orang subjek penelitian untuk masing-masing tipe AQ dari hasil
wawancara pertama
Melaksanakan wawancara berbasis tugas kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
E. Sumber Data
Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena
ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan
dan kekayaan data atau kedalaman informasi yang diperoleh. Sumber data dalam
penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa atau aktivitas, tempat atau
lokasi, benda, beragam gambar dan rekaman, dokumen atau arsip.
Dalam penelitian ini, sumber data diperoleh melalui siswa yang terpilih
menjadi subjek penelitian, bukan dari guru, sekolah, arsip, ataupun yang lainnya.
Sumber data yang digunakan hanya dari siswa karena dalam penelitian ini peneliti
hanya ingin mengetahui proses berpikir siswa SMP pada saat menyelesaikan
masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya. Dari siswa tersebut
nantinya peneliti akan mendapatkan hasil bagaimana proses berpikir siswa
tersebut selama mengerjakan tugas pemecahan masalah matematika.
F. Instrumen Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sehingga peneliti berperan
sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data dan informasi yang
dibutuhkan pada penelitian. Peneliti sebagai instumen utama juga dibantu oleh
instrumen lainnya (instrumen pendukung), yaitu instrumen penggolongan tipe
Adversity Quotient, instrumen pedoman wawancara, dan instrumen lembar tugas
pemecahan masalah matematika.
1. Instrumen Penggolongan Tipe Adversity Quotient
Instrumen pendukung pertama yang akan digunakan pada penelitian ini
adalah instrumen lembar tugas untuk menggolongkan tipe AQ dari masing-
masing siswa.
a. Tujuan Pembuatan Instrumen
Instrumen lembar tugas penggolongan AQ ini digunakan untuk
mengetahui siswa manakah yang termasuk dalam kelompok tipe climber, tipe
camper, dan tipe quitter.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
b. Proses Pembuatan Instrumen
Instrumen penggolongan tipe AQ ini ditentukan oleh lembaga yang sudah
berpengalaman dalam pembuatan tes AQ. Lembaga tersebut bernama Lembaga
Psikologi Terapan Citra Indonesia (LPT Cindo) dengan alamat Jalan Blewah
Raya II No. 11, Karangasem, Surakarta. Penggunaan tim ahli dalam pembuatan
AQ mengakibatkan peneliti tidak perlu melakukan validasi dan uji coba
terhadap instrumen ini.
c. Proses Pelaksanaan Instrumen
Setelah instrumen siap digunakan, selanjutnya peneliti melaksanakan tes
AQ pada seluruh siswa kelas IX A.
d. Proses Analisis Data
Setelah siswa selesai mengerjakan instrumen tersebut maka instrumen
dikembalikan kepada LPT Cindo untuk dilakukan analisis data untuk
mengetahui tipe AQ dari masing-masing siswa.
2. Instrumen Pedoman Wawancara
Instrumen pendukung yang kedua adalah instumen pedoman wawancara.
Penyusunan instrumen ini diawali dengan mempelajari dan mengkaji teori-teori
proses berpikir yang dijadikan pedoman dalam menyusun pertanyaan. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut disusun dengan mengacu pada tujuan penelitian, yaitu untuk
mengetahui dan menggali informasi proses berpikir siswa dalam memecahkan
masalah matematika yang didasarkan pada langkah-langkah Polya.
a. Tujuan Pembuatan Instrumen
Pedoman wawancara ini dibuat sebagai acuan bagi peneliti dalam
melakukan wawancara terhadap siswa pada saat siswa menjawab tugas
pemecahan masalah matematika. Wawancara ini dilakukan agar siswa dapat
mengemukakan pendapat atau idenya dalam menyelesaikan masalah
matematika yang didasarkan pada langkah-langkah Polya.
b. Proses Pembuatan Instrumen
Instrumen ini dibuat berdasarkan kajian teori pemecahan masalah
matematika yang didasarkan pada langkah-langkah Polya. Setelah instrumen
selesai dibuat maka instrumen ini akan dianalisis dan divalidasi dengan kriteria
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
kejelasan butir pertanyaan dan keterarahan pertanyaan terhadap tujuan
penelitian. Setelah instrumen selesai dianalisis dan divalidasi maka instrumen
ini bisa digunakan pada subjek penelitian.
c. Proses Pelaksanaan Instrumen
Instrumen pedoman wawancara ini dilakukan sebelum dan sesudah siswa
menuliskan jawabannya pada lembar jawaban terkait dengan pemecahan
masalah matematika yang dilakukannya. Jika siswa mengalami kesulitan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu yang diajukan oleh peneliti maka
peneliti akan membantu siswa untuk memberikan pertanyaan yang lebih
sederhana tetapi tidak menghilangkan inti dari permasalahan.
d. Proses Analisis Data
Data yang diperoleh dari instrumen pedoman wawancara ini kemudian
dianalisis dengan tahapan-tahapan yang telah dilakukan oleh peneliti. Analisis
ini dilakukan untuk mengetahui proses berpikir siswa dari masing-masing tipe
AQ dalam menyelesaikan masalah matematika.
3. Instrumen Lembar Tugas Pemecahan Masalah Matematika
Instrumen pendukung yang ketiga adalah instrumen lembar tugas pemecahan
masalah matematika.
a. Tujuan Pembuatan Instrumen
Instrumen lembar tugas pemecahan masalah matematika ini digunakan
untuk mengetahui proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah
matematika.
b. Proses Pembuatan Instrumen
Instrumen ini dibuat berdasarkan kompetensi dasar yang ada di sekolah
sehingga isi soal tidak menyimpang atau keluar dari apa yang telah dipelajari
oleh siswa selama ini. Uji validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah uji validitas isi (content validity). Menurut Sugiyono (2011: 182),
pengujian validitas isi untuk instrumen yang berbentuk tes dapat dilakukan
dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang
telah diajarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Pada penelitian ini, validitas isi digunakan untuk mengetahui apakah
lembar tugas pemecahan masalah yang dibuat oleh peneliti sudah mewakili
dari keseluruhan materi yang telah dipelajari. Validitas isi dapat dibantu
dengan menggunakan kisi-kisi instrumen dengan maksud agar pengujian
validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. Setelah instrumen
selesai dibuat maka instrumen akan dikonsultasikan dan divalidasi oleh tiga
orang validator, yang terdiri dari dua orang ahli dan satu orang praktisi. Jika
dua orang validator saja sudah mengatakan instrumen ini valid maka instrumen
sudah dapat digunakan dalam penelitian. Dua orang ahli disini adalah dosen
pendidikan matematika dan satu orang praktisi adalah guru mata pelajaran
matematika SMP.
c. Proses Uji Coba Instrumen
Lembar tugas pemecahan masalah matematika yang digunakan dalam
penelitian ini terlebih dahulu akan diuji cobakan di luar sampel penelitian. Ini
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat reliabilitas dari tugas pemecahan
masalah matematika tersebut. Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen
tugas pemecahan masalah matematika digunakan rumus Alpha. Rumus Alpha
dalam Anas Sudijono (2008: 208) adalah:
2
2
1 1 11
t
i
s
s
nn
r
dengan: r11 = koefisien reliabilitas tes
n = banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
1 = bilangan konstan
2is = jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item
2ts = varian total
Apabila r11 lebih dari atau sama dengan 0,70 berarti tugas pemecahan
masalah matematika yang sedang diuji dinyatakan telah memiliki reliabilitas
yang tinggi (reliable). Apabila r11 kurang dari 0,70 berarti bahwa tugas
pemecahan masalah matematika yang sedang diuji dinyatakan belum memiliki
reliabilitas yang tinggi (unreliable). Dengan demikian, maka penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
harus memiliki r11 (koefisien reliabilitas tes) lebih besar atau sama dengan
0,70.
d. Proses Pelaksanaan Instrumen
Jika instrumen sudah dinyatakan valid dan reliabel maka instrumen lembar
tugas pemecahan masalah matematika diberikan kepada subjek yang terpilih
dalam penelitian.
e. Proses Analisis Data
Proses analisis data terhadap instrumen ini dilakukan setelah siswa selesai
mengerjakan tugas pemecahan masalah matematika.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
menggunakan angket dan wawancara berbasis tugas.
1. Angket (Kuesioner)
Angket atau kuesioner menurut Sugiyono (2011: 199) merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner
cocok digunakan dalam jumlah responden cukup besar. Bentuk pertanyaan pada
kuesioner ada bermacam-macam, yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan
tertutup. Menurut Sukmadinata (2006: 219), pertanyaan terbuka pada angket
berisi pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan pokok yang bisa dijawab atau
direspon oleh responden secara bebas, sedangkan pertanyaan tertutup pada angket
berisi pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang telah memiliki alternatif
jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak bisa
memberikan jawaban atau respon lain kecuali yang telah tersedia sebagai
alternatif jawaban.
Angket yang digunakan pada penelitian ini adalah angket AQ. Angket ini
digunakan untuk mengetahui tipe AQ dari masing-masing siswa. Pada penelitian
ini, peneliti menggunakan angket tertutup dimana siswa hanya bisa memilih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
alternatif jawaban yang ada pada angket. Angket pada penelitian ini ditentukan
oleh tim ahli yang benar-benar paham mengenai AQ.
2. Wawancara Berbasis Tugas
Wawancara menurut Sugiyono (2011: 194) digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang akan diteliti dan ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam. Jenis wawancara yang dilakukan pada penelitian
ini adalah wawancara berbasis tugas. Siswa pertama kali akan diberikan tugas
pemecahan masalah matematika dalam bentuk uraian yang bertujuan untuk
mengungkapkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika.
Melalui tugas pemecahan masalah matematika ini juga dapat diketahui seberapa
jauh siswa dapat memahami langkah-langkah penyelesaian atau pemecahan
masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya. Selanjutnya peneliti
melakukan wawancara terhadap siswa pada saat siswa akan menyelesaikan tugas
tersebut. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui proses berpikir siswa dalam
menyelesaikan masalah matematika.
H. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep
kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) yang disesuaikan dengan
tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigmanya sendiri. Uji keabsahan data
dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2011: 366) meliputi uji kredibilitas,
uji validitas, uji reliabilitas, dan uji obyektivitas.
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif
antara lain dilakukan dengan triangulasi dan menggunakan kecukupan referensi.
Triangulasi menurut Lexy J. Moleong (2007: 330) adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Ada tiga
macam triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini, yaitu triangulasi sumber,
triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Dalam penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah dengan triangulasi
waktu. Menurut Sugiyono (2011: 374), waktu sering mempengaruhi kredibilitas
data. Pada triangulasi waktu ini untuk pengujian kredibilitas data dapat dilakukan
dengan cara melakukan pengecekan melalui wawancara, observasi, atau teknik
lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Jika hasil uji menghasilkan data yang
berbeda maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan
kepastian datanya. Pada penelitian ini, peneliti memberikan wawancara berbasis
tugas sebanyak dua kali dengan hari yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar
peneliti bisa mendapatkan hasil yang benar-benar valid mengenai proses berpikir
siswa dari masing-masing tipe AQ.
Menurut Sugiyono (2011: 375), referensi dapat digunakan sebagai pendukung
untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan alat perekam berupa handycame pada saat melakukan
wawancara dengan siswa. Alat perekam seperti handycame ini sangat diperlukan
untuk mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Sugiyono (2011: 335) adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi sehingga dapat dengan mudah dipahami. Analisis data
dilakukan dengan mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah konsep Miles
dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2011: 337),
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas
dalam analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta
membuang yang tidak perlu. Dalam penelitian ini, data yang akan diperoleh
adalah dari hasil wawancara dengan siswa pada saat siswa menyelesaikan masalah
matematika. Dari hasil wawancara tersebut akan diketahui bagaimana proses
berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan langkah-
langkah Polya dan data yang tidak dibutuhkan dalam penelitian akan dihilangkan.
Data yang telah direduksi akan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta
mencarinya jika diperlukan.
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data
atau dengan menyajikan data. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dengan
penyajian data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
Pada penelitian ini data disajikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/ Verification)
Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan langkah ketiga pada analisis
data ini. Menurut Sugiyono (2011: 345), jika kesimpulan yang dikemukakan pada
tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti
kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang valid. Dalam penelitian ini, penarikan
kesimpulan dilakukan dengan melihat atau memperhatikan transkrip hasil
wawancara untuk menemukan proses berpikir subjek penelitian berdasarkan tipe
AQ.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
J. Prosedur Penelitian
Secara umum tahapan-tahapan yang dilakukan pada penelitian ini disajikan
pada gambar berikut.
Keterangan: = Triangulasi
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian
Adakah dua data tersebut sama?
Tidak
Wawancara ke-i
Ya
Analisis Data
Penarikan Kesimpulan
Data ke-i Diperoleh data yang valid
Menyiapkan instrumen penggolongan tipe Adversity Quotient, instrumen soal pemecahan masalah, dan pedoman wawancara
Melakukan validasi dan uji coba instrumen lembar tugas pemecahan masalah matematika
Melaksanakan tes tertulis penggolongan tipe Adversity Quotient
Menentukan subjek penelitian
Melihat latar subjek
Wawancara berbasis tugas ke-1 Wawancara berbasis tugas ke-2
Data ke-1 Data ke-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penetuan Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar pada semester
gasal tahun pelajaran 2012/ 2013. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas
IX A yang berjumlah 34 orang siswa. Setiap siswa dalam kelas tersebut diberikan
tes AQ untuk mengetahui tipe AQ dari masing-masing siswa.
Tes AQ dilakukan pada hari Kamis, tanggal 27 September 2012. Tes AQ ini
diikuti oleh selurus siswa kelas IX A. Tes ini dilakukan pada jam pelajaran
matematika yang dilaksanakan selama 1 jam pelajaran (40 menit). Dari hasil
analisis pengisian instrumen tes AQ, diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.1 Tipe Adversity Quotient Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar
No. Tipe Adversity Quotient Banyaknya Siswa (Orang)
1. Climber 4
2. Camper 27
3. Quitter 3
Jumlah Siswa 34
Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa terdapat 4 orang siswa yang termasuk
tipe climber, 27 orang siswa yang termasuk tipe camper, dan 3 orang siswa yang
termasuk tipe quitter. Dari masing-masing tipe AQ tersebut dipilih 2 orang siswa
secara purposive untuk dijadikan subjek penelitian. Pengambilan siswa secara
purposive ini didasarkan atas pertimbangan siswa tersebut memiliki tipe AQ dan
memiliki kategori dari masing-masing dimensi AQ. Selain itu, pengambilan
secara purposive juga didasarkan atas pertimbangan guru dan beberapa
pertimbangan lainnya, yaitu nilai ulangan harian siswa, keaktifan siswa selama
pembelajaran, dan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat atau jalan
pikirannya, baik secara lisan maupun tulisan.
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Dari pengambilan secara purposive ini terpilih 6 orang siswa yang
selanjutnya dilakukan wawancara berbasis tugas pertama. Wawancara tersebut
dilakukan dengan waktu yang berbeda antara siswa yang satu dengan yang
lainnya. Selanjutnya, peneliti mengambil 3 orang siswa dari keenam siswa yang
telah dilakukan wawancara berbasis tugas pertama untuk dilakukan wawancara
berbasis tugas kedua. Alasan pengambilan subjek penelitian hanya tiga orang
siswa dari keenam orang siswa yang ada karena ketiga orang siswa tersebut dapat
mengemukakan pendapat dan jalan pikirannya dalam menyelesaikan masalah
matematika pertama. Ketiga orang siswa tersebut adalah siswa RA sebagai subjek
penelitian untuk tipe climber, siswa EG sebagai subjek penelitian untuk tipe
camper, dan siswa AM sebagai subjek penelitian untuk tipe quitter.
Untuk pemilihan waktu penelitian dilakukan atas dasar kesepakatan antara
peneliti dengan siswa. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu kegiatan atau
aktivitas belajar siswa, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Semua hasil
wawancara yang dilakukan antara peneliti dengan siswa dan hasil pekerjaan siswa
dalam menyelesaikan tugas pemecahan masalah matematika direkam dengan
menggunakan handycame.
B. Hasil Pengembangan Instrumen
1. Instrumen Penggolongan Tipe Adversity Quotient
Instrumen penggolongan tipe AQ ini digunakan untuk mengetahui siswa
manakah yang termasuk dalam tipe climber, camper, dan quitter. Instrumen
penggolongan tipe AQ ini dibuat oleh lembaga yang benar-benar sudah
berpengalaman dalam pembuatan tes AQ. Lembaga yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Lembaga Psikologi Terapan Citra Indonesia (LPT Cindo).
Pengambilan data instrumen penggolongan tipe Adversity Quotient
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar pada hari Kamis, tanggal 27
September 2012, pada pukul 10.00 hingga pukul 10.40. Hasil dari penggolongan
tipe AQ ini dapat dilihat pada Tabel 4.1. Hasil perhitungan instrumen
penggolongan tipe AQ yang dilakukan oleh LPT Cindo dapat dilihat pada
Lampiran 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
2. Instrumen Pedoman Wawancara
Instrumen pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan oleh peneliti kepada masing-masing siswa yang akan diteliti. Pedoman
wawancara ini digunakan untuk mengetahui dan menggali informasi proses
berpikir dari masing-masing siswa dalam menyelesaikan masalah matematika
berdasarkan langkah-langkah Polya.
Sebelum instrumen ini digunakan, instrumen terlebih dahulu divalidasi oleh 3
orang ahli, yang terdiri dari 2 orang dosen matematika dan 1 orang guru mata
pelajaran matematika. Pemilihan validator tersebut karena sebagai dosen dianggap
sudah ahli dan berpengalaman dalam mengembangkan instrumen ini. Adapun
nama-nama validator dalam instrumen pedoman wawancara disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 4.2 Nama-nama Validator Instrumen Pedoman Wawancara
No. Nama Pekerjaan
1. Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd. Dosen Pendidikan Matematika Universitas Lampung
2. Drs. Pangadi, M.Si. Dosen FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Drs. Suwardi, M.M. Guru Mata Pelajaran Matematika SMP N 1 Jaten Karanganyar
Berdasarkan validasi yang telah dilakukan, ketiga validator tersebut
menyatakan bahwa instrumen pedoman wawancara tersebut layak untuk
digunakan. Lembar validasi dapat dilihat pada Lampiran 2 dan lembar instrumen
pedoman wawancara dapat dilihat pada Lampiran 3.
3. Instrumen Lembar Tugas Pemecahan Masalah Matematika
Instrumen lembar tugas pemecahan masalah matematika digunakan untuk
mengklarifikasi jawaban siswa dalam memecahkan atau menyelesaikan masalah
matematika berdasarkan langkah-langkah Polya. Instrumen ini terdiri dari 4 soal,
yaitu 2 soal digunakan pada wawancara pertama dan 2 soal digunakan pada
wawancara kedua.
Sebelum instrumen ini digunakan, instrumen terlebih dahulu divalidasi oleh 3
orang ahli, yang terdiri dari 2 orang dosen pendidikan matematika dan 1 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
guru mata pelajaran matematika. Nama-nama validator dalam instrumen lembar
tugas pemecahan masalah matematika disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Nama-nama Validator Instrumen Lembar Tugas Pemecahan Masalah Matematika
No. Nama Pekerjaan
1. Drs. Gatut Iswahyudi, M.Si. Dosen Pendidikan Matematika Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd. Dosen Pendidikan Matematika Universitas Lampung
3. Drs. Suwardi, M.M. Guru Mata Pelajaran Matematika SMP N 1 Jaten Karanganyar
Drs. Gatut Iswahyudi, M.Si. dan Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd. dipilih sebagai
validator untuk instrumen lembar tugas pemecahan masalah matematika karena
sebagai dosen dipandang sebagai ahli dan praktisi yang telah berpengalaman
dalam mengembangkan instrumen penelitian. Drs. Suwardi, M.M. dipilih sebagai
validator karena sebagai guru mata pelajaran matematika dipandang dapat
memberikan masukan mengenai kesesuaian isi materi matematika yang digunakan
dalam penelitian dengan apa yang terdapat pada standar kelulusan, serta
konstruksi kalimat dalam masalah yang akan diselesaikan oleh siswa. Hal ini
disebabkan guru sebagai praktisi lebih mengenal keterlaksanaan kurikulum dan
juga mengerti akan kondisi siswa di lapangan.
Berdasarkan hasil validasi dari ketiga validator, dapat disimpulkan bahwa:
a. Tugas Pemecahan Masalah Matematika Pertama
1) Masalah 1 dinyatakan valid dengan revisi oleh validator 1, validator 2, dan
validator 3 yaitu dengan membuat kalimat menjadi lebih sederhana dan
penggunaan nama orang dalam soal dibuat lebih umum.
2) Masalah 2 dinyatakan valid dengan revisi oleh validator 1, validator 2, dan
validator 3 yaitu dengan membuat kalimat menjadi lebih sederhana dan
penggunaan nama orang dalam soal dibuat lebih umum.
b. Tugas Pemecahan Masalah Matematika Kedua
1) Masalah 1 dinyatakan valid dengan revisi oleh validator 1, validator 2, dan
validator 3, yaitu dengan membuat kalimat menjadi lebih sederhana dan
penggunaan nama orang dalam soal dibuat lebih umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
2) Masalah 2 dinyatakan valid oleh validator 2 dan validator 3, sedangkan
validator 1 menyatakan valid dengan revisi, yaitu penggunaan nama orang
dalam soal dibuat lebih umum.
Berdasarkan hasil validasi maka peneliti melakukan revisi terhadap instrumen
lembar tugas pemecahan masalah matematika. Hasil revisi dari instrumen ini
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.4 Revisi Instrumen Tugas Pemecahan Masalah Matematika
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Tugas Pemecahan Masalah Matematika Pertama
1. Pak Ogah mempunyai perkebunan seluas 1800 m2, yang terdiri dari pohon salak dan pohon coklat. Untuk menanam pohon salak dibutuhkan lahan seluas 4 m2/ pohon, sedangkan untuk menanam pohon coklat dibutuhkan lahan seluas 6 m2/ pohon. Pohon salak dan pohon coklat yang telah ditanam Pak Ogah di perkebunan tersebut sebanyak 375 pohon. Berapakah masing-masing pohon salak dan pohon coklat yang ada di perkebunan Pak Ogah?
Pak Andi mempunyai kebun dengan lahan seluas 1800 m2 yang ditanami pohon salak dan pohon coklat. Pak Andi membutuhkan lahan seluas 4 m2/ pohon untuk menanam pohon salak dan 6 m2/ pohon untuk menanam pohon coklat. Pohon salak dan pohon coklat yang ada di kebun tersebut sebanyak 375 pohon. Berapakah masing-masing pohon salak dan pohon coklat yang ada di kebun Pak Andi?
2. Hari ini Nobita merayakan ulang tahun bersama teman-temannya, tetapi ia tidak memberitahu umurnya saat ini kepada teman-temannya. Nobita hanya memberi petunjuk bahwa tiga tahun yang lalu umur Nobita adalah 5 kali umur adiknya dan dua tahun yang akan datang umur Nobita adalah 3 kali umur adiknya. Berapakah umur Nobita dan adiknya sekarang?
Dika dan Vera adalah kakak beradik yang mempunyai tanggal dan bulan kelahiran yang sama. Tiga tahun yang lalu umur Dika adalah 5 kali umur Vera. Dua tahun yang akan datang umur Dika adalah 3 kali umur Vera. Berapakah umur Dika dan Vera sekarang?
Tugas Pemecahan Masalah Matematika Kedua
1. Pak Raden memiliki ayam yang berjumlah 24 ekor, yang terdiri dari ayam ras dan ayam kampung. Karena esok hari adalah hari raya Idul Fitri maka Pak Raden akan menjual
Raden menjual ayamnya dengan harga Rp 30.000,00/ ekor untuk ayam
Pak Heri memiliki ayam yang berjumlah 24 ekor, yang terdiri dari ayam ras dan ayam kampung. Pak Heri menjual ayamnya dengan harga Rp 30.000,00/ ekor untuk ayam ras dan Rp 55.000,00/ ekor untuk ayam kampung. Hasil penjualan dari seluruh ayam miliki Pak Andi adalah Rp 970.000,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
ras dan Rp 55.000,00/ ekor untuk ayam kampung. Hasil penjualan dari seluruh ayam miliki Pak Raden adalah Rp 970.000,00. Berapa masing-masing ayam ras dan ayam kampung milik Pak Raden yang terjual?
Berapa ekor masing-masing ayam ras dan ayam kampung miliki Pak Heri yang terjual?
2. Upin dan Ipin merupakan kakak beradik yang memiliki tanggal dan bulan kelahiran yang sama. Empat tahun yang lalu umur Upin adalah 4 kali umur Ipin. Selisih umur Upin dan Ipin adalah 3 tahun. Berapakah umur Upin dan Ipin sekarang?
Tika dan Anggi merupakan kakak beradik yang memiliki tanggal dan bulan kelahiran yang sama. Empat tahun yang lalu umur Tika adalah 4 kali umur Anggi. Selisih umur Tika dan Anggi adalah 3 tahun. Berapakah umur Tika dan Anggi sekarang?
Lembar validasi instrumen lembar tugas pemecahan masalah matematika
dapat dilihat pada Lampiran 4. Instrumen lembar tugas pemecahan masalah
matematika dapat dilihat pada Lampiran 5 dan instrumen lembar tugas pemecahan
masalah matematika yang telah divalidasi dapat dilihat pada Lampiran 6.
Sebelum tugas pemecahan masalah matematika diberikan kepada subjek
penelitian, peneliti melakukan uji coba terlebih dahulu dengan populasi yang
sama namun pada kelas yang berbeda dengan kelas subjek penelitian. Uji coba ini
dilakukan untuk mencari indeks reliabilitas dari tugas pemecahan masalah
tersebut. Reliabilitas ini digunakan untuk mengetahui bahwa tugas pemecahan
masalah tersebut akan memberikan hasil yang sama meskipun diberikan pada
subjek penelitian yang berbeda. Artinya pada saat tugas pemecahan masalah
matematika ini diberikan pada siswa yang berbeda namun dengan tipe yang sama
akan memberikan hasil yang sama meskipun dilakukan pada waktu yang berbeda.
Uji coba ini dilaksanakan pada kelas IX C. Penentuan kelas IX C sebagai
kelas uji coba karena kelas tersebut masih dalam kondisi lingkungan yang sama,
jumlah siswa pada kelas IX C sama dengan jumlah siswa pada kelas IX A, siswa
diajarkan oleh guru mata pelajaran matematika yang sama, dan nilai rata-rata
ulangan MID semester matematika pada kelas IX C hampir sama dengan nilai
rata-rata ulangan MID semester matematika pada kelas IX A. Uji coba tugas
pemecahan masalah matematika ini dilaksanakan pada kelas IX C pada hari
Kamis, tanggal 8 November 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Dari hasil uji coba dan perhitungan yang telah dilakukan, ditunjukkan bahwa
tugas pemecahan masalah matematika memiliki indeks reliabilitas sebesar 0,7491.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tugas pemecahan masalah matematika
tersebut memenuhi kriteria tes yang layak digunakan untuk mengambil data. Hasil
perhitungan dari uji coba ini dapat dilihat pada Lampiran 8.
C. Paparan dan Analisis Data
Untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis data penelitian maka
peneliti melakukan pengkodean pada transkrip wawancara. Penjelasan mengenai
pengkodean yang dilakukan pada penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut.
1.
2. climber
3. camper
4. quitter
5. Angka 11 setelah kode pada subjek penelitian menunjukkan wawancara
pertama untuk masalah pertama.
6. Angka 12 setelah kode pada subjek penelitian menunjukkan wawancara
pertama untuk masalah kedua.
7. Angka 21 setelah kode pada subjek penelitian menunjukkan wawancara
kedua untuk masalah pertama.
8. Angka 22 setelah kode pada subjek penelitian menunjukkan wawancara
kedua untuk masalah kedua.
Salah satu contohnya adalah RA12 05 yang berarti wawancara pertama
untuk masalah kedua dalam traksrip wawancara urutan ke-5 dengan siswa RA.
Paparan data untuk siswa RA, siswa EG, dan siswa AM dalam menyelesaikan
masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya dijelaskan sebagai
berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
1. Siswa RA (Siswa Climber)
Wawancara pertama dengan siswa RA dilakukan pada hari Selasa, tanggal 27
November 2012, pada pukul 13.40 hingga pukul 14.40. Wawancara kedua dengan
siswa RA dilakukan pada hari Jumat, tanggal 30 November 2012, pada pukul
12.15 hingga pukul 13.05. Siswa RA memiliki kategori dari masing-masing
dimensi AQ adalah dimensi kendali diri dengan kategori tinggi, dimensi asal usul
dan pengakuan diri dengan kategori tinggi, dimensi efek kesulitan dengan
kategori sedang, dan dimensi daya tahan dengan kategori sedang.
a. Memahami Masalah
Tujuan dari wawancara pada langkah memahami masalah ini antara lain:
1) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam memahami masalah, apakah siswa
dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari
masalah atau tidak.
2) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam memahami masalah, apakah siswa
melakukan proses berpikir secara asimilasi atau siswa melakukan proses
berpikir secara akomodasi.
Transkrip hasil wawancara pada siswa RA dalam memahami masalah adalah
sebagai berikut.
1) Hasil Wawancara Pertama
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa RA dalam memahami
masalah untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
P11 02 : Coba baca masalah yang pertama ini dalam hati dulu. RA11 02 : (membaca soal) (menganggukkan kepala) P11 03 : Sudah? RA11 03 : (menganggukkan kepala) P11 05 : Dari masalah yang pertama ini, informasi apa sih yang diperoleh dari
soal? RA11 05 : Dika dan Vera adalah kakak beradik yang mempunyai tanggal dan
bulan kelahiran yang sama. Tiga tahun yang lalu umur Dika lima kali umur Vera. Dua tahun yang akan datang umur Dika tiga kali umur Vera.
P11 06 : Itu sebagai apanya? RA11 06 : Diketahuinya. P11 08 : Selanjutnya?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
RA11 08 : Ditanya. P11 09 : Ditanyanya? RA11 09 : Berapa umur Dika dan Vera sekarang. P11 10 : Yakin gak dengan jawabannya? RA11 10 : Yakin. (sambil tersenyum) P11 11 : Kalau yakin coba tulis di bagian memahami masalah apa yang kamu
jelaskan tadi. RA11 11 : (menuliskan jawabannya di lembar jawaban)
P11 12 : Sudah? RA11 12 : (menganggukkan kepala) P11 13 : Yakin dengan jawabannya? RA11 13 : Yakin. P11 14 : Gak ada yang mau diubah? Gak ada yang mau ditambah? RA11 14 : Gak. P11 15 : Selanjutnya, kamu memerlukan informasi lain gak sih untuk
menjawab soal yang ada, selain yang diketahui dari soal ini? RA11 15 : Enggak. P11 16 : Alasannya kenapa? RA11 16 : Sudah cukup. P11 17 : Apanya yang sudah cukup? RA11 17 : Masalahnya. P11 18 : Yang diketahui ini sudah bisa untuk menjawab pertanyaannya? Gak
perlu informasi lain lagi? RA11 18 : (menganggukkan kepala) P11 19 : Gak perlu informasi lain lagi? RA11 19 : Enggak.
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa RA dalam memahami
masalah untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P12 01 : Sekarang coba untuk masalah yang ke dua. Dibaca dulu soalnya. RA12 01 : Pak Andi mempunyai kebun dengan lahan seluas 1800 meter persegi
yang ditanami pohon salak dan pohon coklat. Pak Andi membutuhkan lahan seluas 4 meter persegi per pohon untuk menanam pohon salak dan 6 meter persegi per pohon untuk menanam pohon coklat. Pohon salak dan pohon coklat yang ada di kebun tersebut sebanyak 375 pohon.
Itu sebagai diketahui.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
P12 02 : Kemudian? RA12 02 : Berapa masing-masing pohon salak dan pohon coklat yang ada di
kebun Pak Andi. Itu sebagai ditanyanya. P12 03 : Jadi informasi yang kamu peroleh dari masalah yang kedua ini apa
sih? RA12 03 : Pak Andi mempunyai kebun seluas 1800 meter persegi yang
ditanami pohon salak dan pohon coklat. Pak Andi membutuhkan lahan seluas 4 meter persegi per pohon untuk menanam pohon salak dan 6 meter persegi per pohon untuk menanam pohon coklat. Pohon salak dan pohon coklat yang ada di kebun tersebut sebanyak 375 pohon.
P12 04 : Itu sebagai apanya? RA12 04 : Diketahui. P12 05 : Selanjutnya? RA12 05 : Berapa masing-masing pohon salak dan pohon coklat yang ada di
kebun Pak Andi. P12 06 : Itu sebagai? RA12 06 : Ditanya. P12 07 : Yakin? RA12 07 : Yakin. P12 08 : Kalau yakin coba pindahkan ke bagian memahami masalah untuk
masalah yang ke dua. RA12 08 : Ini. (sambil menunjuk lembar jawaban yang sedikit basah) RA12 09 : (menuliskan jawabannya di lembar jawaban)
P12 10 : Sudah? RA12 10 : (menganggukkan kepala) P12 11 : Yakin dengan jawabannya? RA12 11 : Yakin. P12 12 : Gak ada yang mau ditambahkan? RA12 12 : Ndak. P12 13 : Selanjutnya, untuk menyelesaikan masalah ini, kamu memerlukan
informasi lain gak sih selain yang diketahui dari soal ini? RA12 13 : Gak. P12 14 : Alasannya kenapa? RA12 14 : Udah cukup. P12 15 : Apanya yang sudah cukup? RA12 15 : Itu diketahuinya. P12 16 : Yang diketahuinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
RA12 16 : Sama ditanyanya. P12 17 : Sama yang ditanyanya. Yang diketahui sudah cukup untuk bisa
menjawab pertanyaan? Gak perlu informasi yang lain lagi? RA12 17 : Gak, udah cukup.
2) Hasil Wawancara Kedua
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa RA dalam memahami
masalah untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
P21 03 : Sekarang coba baca masalah yang pertama di dalam hati dulu. RA21 03 : (membaca soal) Sudah. P21 04 : Dari masalah yang pertama ini, informasi apa sih yang kamu peroleh
dari soal? RA21 04 : Tika dan Anggi merupakan kakak beradik yang memiliki tanggal
dan bulan kelahiran yang sama. Empat tahun yang lalu umur Tika adalah 4 kali umur Anggi. Selisih umur Tika dan Anggi adalah 3 tahun.
P21 05 : Itu ... RA21 05 : Sebagai diketahui. P21 06 : Kemudian? RA21 06 : Yang sebagai ditanyanya, berapa umur Tika dan Anggi sekarang. P21 07 : Yakin dengan jawaban kamu? RA21 07 : Yakin. P21 09 : Kalau yakin coba pindahkan ke bagian memahami masalah. RA21 09 : (menuliskan jawabannya di lembar jawaban)
P21 10 : Sudah? RA21 10 : (menganggukkan kepala) P21 11 : Yakin dengan jawabannya? RA21 11 : Yakin. P21 12 : Gak ada yang mau ditambahkan? RA21 12 : Gak. P21 13 : Selanjutnya, kamu perlu informasi lain gak sih untuk bisa menjawab
pertanyaan ini selain yang diketahui dari soal? RA21 13 : Gak. P21 14 : Alasannya kenapa? RA21 14 : Sudah cukup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
P21 15 : Sudah cukup, apanya yang sudah cukup? RA21 15 : Hmmm ... masalah, hehehe. P21 16 : Sudah cukup masalah? Apakah yang diketahui dari soal sudah bisa
menjawab pertanyaan yang ada? RA21 16 : Bisa.
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa RA dalam memahami
masalah untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P22 01 : Sekarang, untuk masalah yang kedua, coba baca terlebih dahulu dalam hati.
RA22 01 : (membaca soal) Sudah. P22 03 : Dari masalah yang kedua ini, informasi apa sih yang kamu peroleh
dari soal? RA22 03 : Pak Heri memiliki ayam yang berjumlah 24 ekor, yang terdiri dari
ayam ras dan ayam kampung. Pak Heri menjual ayamnya dengan harga Rp 30.000,00 per ekor untuk ayam ras, dan Rp 55.000,00 per ekor untuk ayam kampung. Hasil penjualan dari seluruh ayam milik Pak Heri adalah Rp 970.000,00.
P22 04 : Itu sebagai? RA22 04 : Diketahui. P22 05 : Kemudian? RA22 05 : Berapa ekor masing-masing ayam ras dan ayam kampung milik Pak
Heri yang terjual. Itu yang sebagai ditanyanya. P22 06 : Yakin dengan jawabannya? RA22 06 : Yakin. P22 07 : Kalau yakin coba pindahkan ke bagian memahami masalah untuk
masalah yang kedua. RA22 07 : (menuliskan jawabannya di lembar jawaban)
P22 08 : Sudah? RA22 08 : Sudah. P22 09 : Yakin dengan jawabannya? RA22 09 : Yakin. P22 10 : Gak ada yang mau ditambahkan? RA22 10 : Gak ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
P22 11 : Selanjutnya, untuk menyelesaikan masalah ini, kamu memerlukan informasi lain gak sih selain yang diketahui dari soal?
RA22 11 : Tidak. P22 12 : Alasannya? RA22 12 : Sudah cukup. P22 13 : Apanya yang sudah cukup? RA22 13 : Masalah. P22 14 : Cukup masalahnya. Jadi, yang diketahui dari soal ini sudah bisa
untuk menjawab pertanyaannya? RA22 14 : Sudah.
3) Triangulasi Data
Setelah diperoleh hasil wawancara dengan siswa RA, selanjutnya akan
dilakukan perbandingan antara hasil wawancara pertama dan kedua yang
dilaksanakan pada hari yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
valid atau tidaknya data yang telah diperoleh. Hasil wawancara pertama dan
kedua pada siswa RA dalam memahami masalah disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.5 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa RA dalam Memahami Masalah
Masalah Wawancara Pertama Wawancara Kedua
Pertama
- Siswa RA dapat menyebutkan dan menuliskan dengan lancar dan benar apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah. (RA11 05 sampai RA11 09) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah.
- Siswa RA menyebutkan bahwa siswa tidak memerlukan informasi lain untuk bisa menyelesaikan masalah selain hal yang diketahui pada masalah. (RA11 15 sampai RA11 19) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki gambaran untuk bisa menyelesaikan masalah yang ada dengan tidak memerlukan informasi lain selain hal yang diketahui pada masalah.
- Siswa RA dapat menyebutkan dan menuliskan dengan lancar dan benar apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah. (RA21 04 sampai RA21 06) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah.
- Siswa RA menyebutkan bahwa siswa tidak memerlukan informasi lain untuk bisa menyelesaikan masalah selain hal yang diketahui pada masalah. (RA21 13 sampai RA21 16) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki gambaran untuk bisa menyelesaikan masalah yang ada dengan tidak memerlukan informasi lain selain hal yang diketahui pada masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Kedua
- Siswa RA dapat menyebutkan dan menuliskan dengan lancar dan benar apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah. (RA12 03 sampai RA12 06) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah.
- Siswa RA menyebutkan bahwa siswa tidak memerlukan informasi lain untuk bisa menyelesaikan masalah selain hal yang diketahui pada masalah. (RA12 13 sampai RA12 17) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki gambaran untuk bisa menyelesaikan masalah yang ada dengan tidak memerlukan informasi lain selain hal yang diketahui pada masalah.
- Siswa RA dapat menyebutkan dan menuliskan dengan lancar dan benar apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah. (RA22 03 sampai RA22 05) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah.
- Siswa RA menyebutkan bahwa siswa tidak memerlukan informasi lain untuk bisa menyelesaikan masalah selain hal yang diketahui pada masalah. (RA22 11 sampai RA22 14) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki gambaran untuk bisa menyelesaikan masalah yang ada dengan tidak memerlukan informasi lain selain hal yang diketahui pada masalah.
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa untuk masalah pertama pada
wawancara pertama, siswa RA dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan pada masalah. Selain itu, siswa tidak memerlukan informasi lain
untuk bisa menyelesaikan masalah selain hal yang diketahui pada masalah. Untuk
masalah pertama pada wawancara kedua, siswa RA dapat mengidentifikasi apa
yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah. Selain itu, siswa tidak
memerlukan informasi lain untuk bisa menyelesaikan masalah selain hal yang
diketahui pada masalah. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa
data yang ada pada wawancara pertama dan wawancara kedua sama, sehingga
dapat dikatakan bahwa data untuk masalah pertama pada kedua wawancara
tersebut valid pada langkah memahami masalah.
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa untuk masalah kedua pada
wawancara pertama, siswa RA dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan pada masalah. Selain itu, siswa tidak memerlukan informasi lain
untuk bisa menyelesaikan masalah selain hal yang diketahui pada masalah. Untuk
masalah kedua pada wawancara kedua, siswa RA dapat mengidentifikasi apa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah. Selain itu, siswa tidak
memerlukan informasi lain untuk bisa menyelesaikan masalah selain hal yang
diketahui pada masalah. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa
data yang ada pada wawancara pertama dan wawancara kedua sama, sehingga
dapat dikatakan bahwa data untuk masalah kedua pada kedua wawancara tersebut
valid pada langkah memahami masalah.
4) Analisis Data
a) Masalah Pertama
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa pada masalah
pertama siswa RA dapat menyebutkan dengan lancar dan benar hal-hal apa
saja yang diketahui pada masalah (RA11 05 sampai RA11 06). Selain
itu, siswa dapat menyebutkan dengan lancar dan benar hal yang ditanyakan
pada masalah (RA11 08 sampai RA11 09). Dari penjelasan tersebut
dapat dikatakan bahwa siswa RA dapat langsung mengidentifikasi apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan pada pada masalah dengan lancar dan
benar.
Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui bahwa siswa tidak
memerlukan informasi lain, selain hal yang diketahui pada masalah (RA11
15, RA11 18 sampai RA11 19). Ini disebabkan, hal yang diketahui pada
masalah sudah cukup untuk bisa menjawab pertanyaan yang ada. Ini
menunjukkan bahwa siswa sudah cukup paham dengan masalah tersebut.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa siswa RA dapat
mengintegrasikan secara langsung informasi atau pengetahuan barunya ke
dalam skema yang ada di pikirannya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa siswa RA melakukan proses berpikir asimilasi dalam memahami
masalah pertama.
b) Masalah Kedua
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa pada masalah
kedua siswa RA dapat menyebutkan dengan lancar dan benar hal-hal apa
saja yang diketahui pada masalah (RA12 03 sampai RA12 04). Selain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
itu, siswa dapat menyebutkan dengan lancar dan benar hal yang ditanyakan
pada masalah (RA12 05 sampai RA12 06). Dari penjelasan tersebut
dapat dikatakan bahwa siswa RA dapat langsung mengidentifikasi apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah dengan lancar dan benar.
Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui bahwa siswa tidak
memerlukan informasi lain, selain hal yang diketahui pada masalah (RA12
13, RA12 17). Ini disebabkan, hal yang diketahui pada masalah sudah
cukup untuk bisa menjawab pertanyaan yang ada. Ini menunjukkan bahwa
siswa sudah cukup paham dengan masalah tersebut.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa siswa RA dapat
mengintegrasikan secara langsung informasi atau pengetahuan barunya ke
dalam skema yang ada di pikirannya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa siswa RA melakukan proses berpikir asimilasi dalam memahami
masalah kedua.
Berdasarkan hasil analisis data pada masalah pertama dapat diketahui
bahwa siswa RA melakukan proses berpikir asimilasi dalam memahami
masalah. Berdasarkan hasil analisis data pada masalah kedua dapat diketahui
bahwa siswa RA melakukan proses berpikir asimilasi dalam memahami
masalah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa RA melakukan proses
berpikir asimilasi dalam memahami masalah.
b. Menyusun Rencana Penyelesaian
Tujuan dari wawancara pada langkah menyusun rencana penyelesaian ini
antara lain:
1) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam menyusun rencana penyelesaian
dari masalah yang ada, apakah siswa dapat menyebutkan cara atau langkah apa
yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut atau tidak.
2) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam menyusun rencana penyelesaian
dari masalah yang ada, apakah siswa melakukan proses berpikir secara
asimilasi atau siswa melakukan proses berpikir secara akomodasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Transkrip hasil wawancara pada siswa RA dalam menyusun rencana
penyelesaian adalah sebagai berikut.
1) Hasil Wawancara Pertama
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa RA dalam menyusun rencana
penyelesaian untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
P11 20 : Selanjutnya, langkah apa sih yang mau kamu ambil, atau cara apa sih yang mau kamu ambil untuk bisa menyelesaikan masalah ini?
RA11 20 : Dengan persamaan linear dua variabel. P11 21 : Menggunakan persamaan linear dua variabel? RA11 21 : (menganggukkan kepala) P11 22 : Kalau misalnya sudah dibuat persamaan linear dua variabel
kemudian di apakan? RA11 22 : (tersenyum)
Dijawab. P11 23 : Oh dijawab. RA11 23 : Hehehe. P11 24 : Jadi mau mencari persamaan linear dua variabelnya dulu? RA11 24 : (menganggukkan kepala) P11 25 : Perlu coretan atau mau langsung? RA11 25 : Perlu. P11 26 : Perlu. RA11 26 : (mencoba menuliskan persamaannya di kertas coretan)
P11 27 : Sudah? RA11 27 : (menggelengkan kepala) P11 28 : Belum.
Jadi persamaannya yang mana? RA11 28 : Yang .... ini. (sambil menunjuk ke persamaan x 3 = 5 (y 3) dan x
+ 2 = 3 (y + 2)) P11 29 : Yang ini? (sambil menunjuk ke persamaan yang ditunjuk oleh siswa) RA11 29 : (menganggukkan kepala) P11 30 : Yakin? RA11 30 : Yakin. P11 31 : Kenapa sih x 3 = 5 (y 3)? RA11 31 : Karena x sebagai Dika dan tiga tahun yang lalu umur Dika lima
kalinya umur Vera, y nya itu sebagai Vera. P11 32 : Jadi x sebagai Dika, y sebagai Vera. x 3 nya tadi karena? RA11 32 : Tiga tahun yang lalu. P11 33 : Tiga tahun yang lalu. Kemudian itu ada x + 2 = 3 (y + 2), kenapa? RA11 33 : x + 2 itu dua tahun yang akan datang umur Dika tiga kalinya umur
Vera. P11 34 : Tiga kalinya umurnya si Vera. Yakin dengan jawabannya?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
RA11 34 : Emmmm ... Yakin. P11 35 : Kalau yakin coba kamu pindahkan ke bagian menyusun rencana
penyelesaian. RA11 35 : Belum dijawab. P11 36 : Nanti jawabnya, tulis dulu persamaannya seperti apa. RA11 36 : (memindahkan jawaban dari kertas coretan ke lembar jawaban)
P11 37 : Sudah? Sudah persamaannya seperti itu? RA11 37 : (menganggukkan kepala) P11 38 : Cukup gak ada yang ditambahin lagi persamaannya? RA11 38 : (menambahkan jawaban di lembar jawaban) P11 39 : Sudah cukup? RA11 39 : (menganggukkan kepala) P11 40 : x 3 tiga tahun yang lalu. Tiga tahun yang lalu umurnya siapa ini x -
3? Dika apa Vera? (menunjuk ke lembar jawaban siswa) RA11 40 : Dika. P11 41 : Ditambahkan. RA11 41 : (menambahkan keterangan pada lembar jawaban) P11 42 : Untuk yang x + 2 nya? RA11 42 : (menambahkan keterangan pada lembar jawaban) P11 43 : Cukup untuk persamaannya? RA11 43 : (menganggukkan kepala) P11 44 : Gak ada yang mau ditambahkan? RA11 44 : Tidak. P11 45 : Untuk selanjutnya, untuk menyelesaikan ini kamu menggunakan
cara apa? RA11 45 : Pake eliminasi. P11 46 : Cukup eliminasi saja? Gak ada cara lain yang mau ditambahkan? RA11 46 : Substitusi. P11 47 : Kemudian? RA11 47 : Tidak ada. P11 48 : Gak ada. Yakin? RA11 48 : (menganggukkan kepala)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa RA dalam menyusun rencana
penyelesaian untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P12 18 : Sekarang, langkah apa sih yang mau kamu ambil untuk bisa menyelesaikan masalah ini?
RA12 18 : Pake persamaan dua linear vari ... pake persamaan linear dua variabel, hehehe.
P12 19 : Persamaan linear dua variabel. Selain itu? RA12 19 : Ndak ada. P12 20 : Gak ada. RA12 20 : Setau aku ndak ada. P12 21 : Yakin dengan jawabannya ya? RA12 21 : Yakin. P12 23 : Coba kalau memang sudah yakin dituliskan di bagian menyusun
rencana penyelesaian. Mau di coretan dulu atau mau langsung di lembar jawaban?
RA12 23 : Coretan. P12 24 : Ini di belakangnya saja. (sambil menunjuk ke kertas coretan) RA12 24 : (mencoba menuliskan jawabannya di kertas coretan)
P12 25 : Sudah? RA12 25 : (menganggukkan kepala) P12 26 : Itu persamaannya? RA12 26 : (menganggukkan kepala) P12 27 : x + y = 375, 4x + 6y = 1800. x itu apa? RA12 27 : x itu ... pohon salak. P12 28 : y nya? RA12 28 : Pohon coklat. P12 29 : Kenapa x + y = 375? RA12 29 : Karena jumlah pohon salak dan pohon coklat di kebun itu 375. P12 30 : Untuk yang 4x + 6y = 1800 kenapa? RA12 30 : Karena dibutuhkan 4 meter persegi untuk menanam pohon salak dan
6 meter persegi untuk menanam pohon coklat. Luas seluruhnya 1800.
P12 31 : Yakin dengan jawabannya? RA12 31 : Ya ... kin. P12 32 : Yakin tidak? RA12 32 : Yakin. P12 33 : Kalau yakin, coba dipindahkan di bagian menyusun rencana
penyelesaian. RA12 34 : (memindahkan jawaban dari kertas coretan ke lembar jawaban)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
P12 35 : Sudah? RA12 35 : (menganggukkan kepala) Sudah. P12 36 : Sudah. Cukup dengan jawabannya? Yakin dengan jawaban yang
sudah kamu buat? RA12 36 : Yakin. P12 37 : Untuk selanjutnya bagaimana cara untuk menyelesaikannya? RA12 37 : (diam) P12 38 : Sudah dibuat persamaan kemudian di apakan? RA12 38 : Dihitung. P12 39 : Dihitungnya pake cara apa sih? RA12 39 : Pake persamaan linear dua variabel. P12 40 : Di apakan? Di gimanakan? RA12 40 : Di eliminasi, kalo gak di sib .. substitusi. P12 41 : Di eliminasi kalau gak di substitusi? RA12 41 : (menganggukkan kepala) P12 42 : Yakin dengan jawabannya? RA12 42 : Yakin.
2) Hasil Wawancara Kedua
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa RA dalam menyusun rencana
penyelesaian untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
P21 17 : Terus, langkah atau cara apa sih yang mau kamu ambil untuk bisa menyelesaikan masalah ini?
RA21 17 : Pake persamaan linear dua variabel. P21 19 : Selain itu, masih ada lagi atau cukup? RA21 19 : Cukup. P21 20 : Kamu yakin dengan jawaban kamu? RA21 20 : Yakin. P21 21 : Mau coba di coretan atau mau langsung di lembar jawaban? RA21 21 : Di coretan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
P21 22 : Coretan. RA21 22 : (menganggukkan kepala) (mencoba menuliskan persamaannya di kertas coretan)
P21 23 : Ini persamaannya yang mana? RA21 23 : Yang i ... ni. (menunjuk persamaan x 4 = 4 (y 4) dan x y = 3) P21 24 : Yang mana, yang mana? RA21 24 : Yang ini sama ini. (menunjuk persamaan x 4 = 4 (y 4) dan x y
= 3) P21 25 : x 4 = 4 (y 4). Kenapa x 4 ? RA21 25 : Karena umur Tika empat tahun yang lalu. P21 26 : x itu sebagai? RA21 26 : Tika. P21 27 : y nya sebagai? RA21 27 : Anggi. P21 28 : Jadi x 4 karena umur Tika empat tahun yang lalu. RA21 28 : (menganggukkan kepala) P21 29 : Sama dengan 4 (y 4) kenapa? RA21 29 : 4 itu 4 kali y umurnya Tika empat tahun yang lalu. P21 30 : Untuk x y = 3, kenapa x y = 3? RA21 30 : Selisih umur Tika dan Anggi tiga tahun. P21 31 : Tiga tahun. Yakin persamaannya seperti itu? RA21 31 : Yakin. P21 32 : Gak ada yang mau diubah? RA21 32 : Gak. P21 33 : Kalau sudah yakin, coba dipindahkan terlebih dahulu di bagian
menyusun rencana penyelesaian. RA21 33 : (memindahkan jawaban dari kertas coretan ke lembar jawaban)
P21 34 : Sudah? RA21 34 : (menganggukkan kepala) P21 35 : Cukup? Ada yang mau ditambahkan? RA21 35 : Gak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
P21 36 : Sudah yakin dengan jawabannya? RA21 36 : Yakin. P21 37 : Setelah ini, bagaimana cara kamu menyelesaikan masalah ini?
Setelah dibuat persamaan kemudian di apakan? RA21 37 : Dihitung. P21 38 : Dihitungnya pake cara apa? RA21 38 : Pake ... eliminasi. P21 39 : Eliminasi. Cukup hanya itu? RA21 39 : Kalau gak substitusi. P21 40 : Hanya dua cara itu? RA21 40 : (menganggukkan kepala) P21 41 : Yakin dengan jawabannya? RA21 41 : Yakin.
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa RA dalam menyusun rencana
penyelesaian untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P22 15 : Selanjutnya, langkah atau cara apa yang mau kamu ambil untuk bisa menyelesaikan masalah ini?
RA22 15 : Pake persamaan linear dua variabel. P22 16 : Persamaan linear dua variabel lagi. RA22 16 : Iya. P22 17 : Yakin? RA22 17 : Yakin. P22 18 : Kemudian, ada cara lain? RA22 18 : Gak. P22 19 : Gak? RA22 19 : (menggelengkan kepala) P22 20 : Mau langsung coba di lembar jawaban atau di coretan? RA22 20 : Coretan. P22 21 : Coba dikerjakan. RA22 21 : (mencoba menyelesaikan persamaan di kertas coretan)
P22 22 : Sudah? Persamaannya seperti itu? RA22 22 : (menganggukkan kepala) P22 23 : Yakin persamaannya seperti itu? RA22 23 : Yakin. P22 24 : x sebagai apa sih? RA22 24 : Sebagai ayam ras. P22 25 : y nya? RA22 25 : Ayam kampung. P22 26 : Kenapa x + y = 24? RA22 26 : Karena seluruh ayam ras dan ayam kampung 24 ekor. P22 27 : Terus kenapa 30.000 x + 55.000 y = 970.000?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
RA22 27 : Karena harga ayam, 1 ekor ayam ras 30.000 dan harga seekor ayam kampung 55.000.
P22 28 : Kemudian 970.000 nya? RA22 28 : Jumlah hasil penjualan yang 2 ekor ayam, eh dua ayam ... P22 29 : Dua ayam tersebut? RA22 29 : Iya, hehehe. P22 30 : Yakin dengan jawabannya? RA22 30 : Yakin. P22 31 : Kalau yakin coba pindahkan dulu ke bagian menyusun rencana
penyelesaiannya. RA22 31 : (memindahkan jawaban dari kertas coretan ke lembar jawaban)
P22 32 : Sudah? RA22 32 : Sudah. P22 33 : Gak ada yang mau ditambahkan? RA22 33 : Emmm ... Gak ada. P22 34 : Yakin dengan jawabannya? RA22 34 : Yakin. P22 35 : Selanjutnya, bagaimana cara kamu menyelesaikan masalah yang
kedua ini, setelah dibuat persamaannya? RA22 35 : Dihitung, hehehe. P22 36 : Dihitungnya dengan cara apa? RA22 36 : Dengan mengeliminasi, kalau gak mensubstitusi. P22 37 : Kalau gak mengeliminasi, kalau gak mensubstitusi. RA22 37 : Iya, hehehe. P22 38 : Gak ada cara lain? RA22 38 : Ada, tapi aku gak tau. P22 39 : Oh ada, tapi kamu gak tau? RA22 39 : Gak.
3) Triangulasi Data
Setelah diperoleh hasil wawancara dengan siswa RA, selanjutnya akan
dilakukan perbandingan antara hasil wawancara pertama dan kedua yang
dilaksanakan pada hari yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
valid atau tidaknya data yang telah diperoleh. Hasil wawancara pertama dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
kedua pada siswa RA dalam menyusun rencana penyelesaian disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 4.6 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa RA dalam Menyusun Rencana Penyelesaian
Masalah Wawancara Pertama Wawancara Kedua
Pertama
- Siswa RA dapat menyebutkan cara dan metode apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. (RA11 20, RA11 45 sampai RA11 47) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan langkah atau cara apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
- Siswa RA dapat menuliskan dan mengubah kalimat matematika yang ada pada soal menjadi model matematika dengan lancar dan benar. Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan langkah awal yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
- Siswa RA dapat menjelaskan dengan lancar dan benar persamaan yang telah dibuatnya. (RA11 31 sampai RA11 33) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa paham dan mengerti dengan apa yang telah ditulisnya.
- Siswa RA dapat menyebutkan cara dan metode apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. (RA21 17, RA21 37 sampai RA21 39) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan langkah atau cara apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
- Siswa RA dapat menuliskan dan mengubah kalimat matematika yang ada pada soal menjadi model matematika dengan lancar dan benar. Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan langkah awal yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
- Siswa RA dapat menjelaskan dengan lancar dan benar persamaan yang telah dibuatnya. (RA21 25 sampai RA21 30) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa paham dan mengerti dengan apa yang telah ditulisnya.
Kedua
- Siswa RA dapat menyebutkan cara dan metode apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. (RA12 18, RA12 37 sampai RA12 40) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan langkah atau cara apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
- Siswa RA dapat menuliskan dan mengubah kalimat matematika yang ada pada soal menjadi model matematika dengan lancar dan
- Siswa RA dapat menyebutkan cara dan metode apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. (RA22 15, RA22 35 sampai RA22 37) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan langkah atau cara apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
- Siswa RA dapat menuliskan dan mengubah kalimat matematika yang ada pada soal menjadi model matematika dengan lancar dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
benar. Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan langkah awal yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
- Siswa RA dapat menjelaskan dengan lancar dan benar persamaan yang telah dibuatnya. (RA21 27 sampai RA21 30) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa paham dan mengerti dengan apa yang telah ditulisnya.
benar. Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan langkah awal yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
- Siswa RA dapat menjelaskan dengan lancar dan benar persamaan yang telah dibuatnya. (RA22 24 sampai RA22 29) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa paham dan mengerti dengan apa yang telah ditulisnya.
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa untuk masalah pertama pada
wawancara pertama, siswa RA dapat menentukan langkah atau cara apa yang
akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. Selain itu, siswa dapat
menentukan langkah awal apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan
masalah, yaitu dengan membuat persamaan linear dua variabel. Untuk masalah
pertama pada wawancara kedua, siswa RA dapat menentukan langkah atau cara
apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. Selain itu, siswa dapat
menentukan langkah awal apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan
masalah, yaitu dengan membuat persamaan linear dua variabel. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa data yang ada pada wawancara pertama
dan wawancara kedua sama, sehingga dapat dikatakan bahwa data untuk masalah
pertama pada kedua wawancara tersebut valid pada langkah menyusun rencana
penyelesaian.
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa untuk masalah kedua pada
wawancara pertama, siswa RA dapat menentukan langkah atau cara apa yang
akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. Selain itu, siswa dapat
menentukan langkah awal apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan
masalah, yaitu dengan membuat persamaan linear dua variabel. Untuk masalah
kedua pada wawancara kedua, siswa RA dapat menentukan langkah atau cara apa
yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. Selain itu, siswa dapat
menentukan langkah awal apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan
masalah, yaitu dengan membuat persamaan linear dua variabel. Berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa data yang ada pada wawancara pertama
dan wawancara kedua sama, sehingga dapat dikatakan bahwa data untuk masalah
kedua pada kedua wawancara tersebut valid pada langkah menyusun rencana
penyelesaian.
4) Analisis Data
a) Masalah Pertama
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa untuk menyelesaikan
masalah pertama, siswa RA akan terlebih dahulu mengubah kalimat
matematika yang ada pada soal menjadi model matematika sehingga
membentuk sistem persamaan linear dua variabel (RA11 20). Siswa dapat
mengubah dan menuliskan dengan benar persamaan tersebut. Hal ini terlihat
dari hasil wawancara, dimana siswa dapat menjelaskan dengan lancar dan
benar persamaan yang telah dibuatnya (RA11 31 sampai RA11 33).
Setelah dibuat persamaan linear dua variabel, ternyata siswa akan
menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan metode eliminasi dan
substitusi. Hal ini terlihat dari hasil wawancara, dimana siswa dapat
menyebutkan dengan lancar dan benar cara apa yang akan digunakan untuk
menyelesaikan masalah setelah persamaan selesai dibuat (RA11 45
sampai RA11 46).
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa siswa RA dapat langsung
menyebutkan dengan lancar dan benar cara atau langkah apa yang akan
digunakannya untuk bisa menyelesaikan masalah pertama. Siswa RA dapat
mengintegrasikan secara langsung informasi atau pengetahuan barunya ke
dalam skema yang ada di pikirannya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa siswa RA melakukan proses berpikir asimilasi dalam menyusun
rencana penyelesaian dari masalah pertama.
b) Masalah Kedua
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa untuk menyelesaikan
masalah kedua, siswa RA akan terlebih dahulu mengubah kalimat
matematika yang ada pada soal menjadi model matematika sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
membentuk sistem persamaan linear dua variabel (RA12 18). Siswa dapat
mengubah dan menuliskan dengan benar persamaan tersebut. Hal ini terlihat
dari hasil wawancara, dimana siswa dapat menjelaskan dengan lancar dan
benar persamaan yang telah dibuatnya (RA12 27 sampai RA12 30).
Setelah dibuat persamaan linear dua variabel, ternyata siswa akan
menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan metode eliminasi dan
substitusi. Hal ini terlihat dari hasil wawancara, dimana siswa dapat
menyebutkan dengan lancar dan benar cara apa yang akan digunakan untuk
menyelesaikan masalah setelah persamaan selesai dibuat (RA12 40).
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa siswa RA dapat langsung
menyebutkan dengan lancar dan benar cara atau langkah apa yang akan
digunakannya untuk bisa menyelesaikan masalah kedua. Siswa RA dapat
mengintegrasikan secara langsung informasi atau pengetahuan barunya ke
dalam skema yang ada di pikirannya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa siswa RA melakukan proses berpikir asimilasi dalam menyusun
rencana penyelesaian dari masalah yang kedua.
Berdasarkan hasil analisis data pada masalah pertama dapat diketahui
bahwa siswa RA melakukan proses berpikir asimilasi dalam menyusun rencana
penyelesaian. Berdasarkan hasil analisis data pada masalah kedua dapat
diketahui bahwa siswa RA melakukan proses berpikir asimilasi dalam
menyusun rencana penyelesaian. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
siswa RA melakukan proses berpikir asimilasi dalam menyusun rencana
penyelesaian.
c. Menyelesaikan Masalah Sesuai Perencanaan
Tujuan dari wawancara pada langkah menyelesaikan masalah sesuai
perencanaan ini antara lain:
1) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah sesuai
perencanaan, apakah siswa dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat atau tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
2) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah sesuai
perencanaan, apakah siswa melakukan proses berpikir secara asimilasi atau
siswa melakukan proses berpikir secara akomodasi.
Transkrip hasil wawancara pada siswa RA dalam menyelesaikan masalah
sesuai perencanaan adalah sebagai berikut.
1) Hasil Wawancara Pertama
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa RA dalam menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
P11 49 : Kalau yakin coba dikerjakan bagaimana caranya untuk menyelesaikan masalah ini. Mau langsung di coretan apa mau langsung di jawaban?
RA11 49 : (mencoba mencari jawabannya terlebih dahulu di kertas coretan)
P11 50 : Sudah? RA11 50 : (menggelengkan kepala) P11 51 : Belum. RA11 51 : (diam) P11 52 : Kenapa berhenti? Ada yang salahkah? RA11 52 : (menganggukkan kepala) P11 53 : Kenapa? RA11 53 : Bingung. P11 54 : Coba diteliti perhitungannya, siapa tau ada yang keselip ngitung-
ngitungnya. RA11 54 : (memperhatikan perhitungannya kembali) P11 55 : Ini dikurang? (sambil menunjuk ke jawaban siswa) RA11 55 : (menganggukkan kepala) P11 56 : Kenapa dikurang? RA11 56 : Menghilangkan x. P11 57 : Menghilangkan x. Jadi x dikurang x? RA11 57 : (menganggukkan kepala) P11 58 : Coba diteliti perhitungannya lagi. RA11 58 : (mencoba meneliti dan mengulang perhitungannya kembali di kertas
coretan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
P11 59 : Sudah? RA11 59 : (menggelengkan kepala) P11 60 : Belum. Itu sudah dapat y sama x nya. RA11 60 : (diam) P11 61 : Sudah dapat belum nilai x dan y nya? RA11 61 : Belum. P11 62 : Belum. RA11 62 : (memperhatikan perhitungannya kembali) P11 63 : Ini apa? (sambil menunjuk ke jawaban siswa) RA11 63 : (diam) P11 64 : y = 4, terus yang ini x = 8. Kemudian apa lagi yang mau dicari? RA11 64 : Bentar. P11 65 : Oh sebentar. RA11 65 : Hehehe. P11 66 : Kamu ragunya kenapa? RA11 66 : (diam) Masih salah. P11 67 : Perhitungannya salah? RA11 67 : (menganggukkan kepala) P11 68 : Coba diteliti cara menghitungnya. RA11 68 : (memperhatikan perhitungannya kembali dan mencoba menghitung
ulang jawabannya)
P11 69 : Sudah? RA11 69 : (menggelengkan kepala) P11 70 : Kenapa belumnya? Jawabannya gak yakin? RA11 70 : (menggelengkan kepala) P11 71 : Tapi caranya yakin seperti itu? RA11 71 : Gak. P11 72 : Caranya juga gak yakin seperti itu? RA11 72 : (menganggukkan kepala) (diam) P11 73 : Coba dihitung dari awal. Atau diteliti yang sudah ada. RA11 73 : (memperhatikan perhitungannya kembali) P11 74 : Yang mau kamu cari disini apa saja sih? RA11 74 : Umur Dika sama Vera sekarang. P11 75 : Berarti mencari nilai yang mana sama yang mana?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
RA11 75 : x sama y. P11 76 : Ini sudah dapat x nya, ini sudah dapat. (menunjuk ke jawaban siswa) RA11 76 : Masih salah. P11 77 : Masih salah dimananya? RA11 77 : (diam) P11 78 : Taunya darimana kalau jawabannya masih salah. RA11 78 : (memperhatikan ulang jawaban dan soal) P11 79 : Taunya darimana kalau salah? RA11 79 : (diam sambil memperhatikan ulang jawabannya) P11 80 : Gimana? RA11 80 : (diam) P11 81 : Kalau misalnya sudah yakin coba dipindahkan ke bagian
menyelesaikan masalah tapi kalau belum yakin coba diteliti lagi. RA11 81 : (memperhatikan perhitungannya kembali) P11 82 : Gak yakinnya dengan hitung-hitungannya atau dengan caranya? RA11 82 : Dua-duanya. P11 84 : Kalau dua-duanya coba ditulis ulang atau diteliti saja yang sudah
ada. RA11 84 : (memperhatikan perhitungannya kembali dan mencoba membuat
perhitungan yang baru)
P11 85 : Pelan-pelan saja ngitungnya. RA11 85 : (melanjutkan menghitung jawabannya) P11 86 : Sudah? RA11 86 : (menggelengkan kepala) P11 87 : Belum juga. Sudah dapat belum nilai x dan y nya? RA11 87 : Bentar. P11 88 : Bentar. RA11 88 : (memperhatikan ulang jawaban dan soal yang ada) Sudah. P11 89 : Jadi jawabannya yang mana, ini, yang ini, yang ini, apa yang ini?
Banyak bener ini. (sambil menunjuk jawaban siswa) RA11 90 : Yang ini. (sambil menunjuk ke jawaban x = 28 dan y = 8) P11 91 : Yang terakhir? x nya berapa, y nya berapa? RA11 91 : x nya 28, y nya 8. P11 92 : y nya 8. Yakin dengan jawabannya? RA11 92 : Yakin. P11 93 : Coba kalau yakin pindahkan ke bagian menyelesaikan masalah. RA11 93 : (memindahkan jawaban dari kertas coretan ke lembar jawaban)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
P11 94 : Sudah? RA11 94 : (menganggukkan kepala) P11 95 : Tadi x sebagai? RA11 95 : Dika. P11 96 : y sebagai? RA11 96 : Vera. P11 97 : Yang ditanya soal tadi apa sih? RA11 97 : Berapa umur Dika dan Vera sekarang. P11 98 : Jadi berapa umur Dika dan Vera sekarang? RA11 98 : Umurnya Dika 28 tahun, umurnya Vera 8 tahun. P11 100 : Coba dijawab di sini. (sambil menunjuk jawaban siswa) RA11 100: Jadi? (sambil menunjuk ke lembar jawaban) P11 101 : Iya. RA11 101: (menambahkan keterangan pada lembar jawaban) P11 102 : Sudah? RA11 102 : (menganggukkan kepala) P11 103 : Yakin dengan jawabannya? RA11 103 : (menganggukkan kepala) P11 104 : Gak ada yang mau ditambahkan lagi? RA11 104 : Gak.
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa RA dalam menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P12 43 : Kalau yakin coba diselesaikan masalah ini, mau di coba di coretan dulu atau mau langsung di jawaban?
RA12 43 : Coretan dulu. P12 44 : Coretan. RA12 44 : (mencoba mencari jawabannya terlebih dahulu di kertas coretan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
P12 45 : Sudah? RA12 45 : (menganggukkan kepala) P12 46 : Yakin dengan jawabannya? RA12 46 : Yakin. P12 48 : Kalau sudah yakin, coba pindahkan ke bagian menyelesaikan
masalah. RA12 48 : (memindahkan jawaban dari kertas coretan ke bagian
menyelesaikan masalah)
P12 50 : Sudah? RA12 50 : (menganggukkan kepala) P12 51 : Jadi nilai x nya berapa? RA12 51 : 225. P12 52 : Nilai y nya? RA12 52 : 150. P12 53 : x tadi sebagai? RA12 53 : Pohon salak. P12 54 : y nya? RA12 54 : Pohon coklat. P12 55 : Yang ditanya soal apa ya tadi ya? RA12 55 : Jumlah pohon ... P12 56 : Yang ditanyanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
RA12 56 : Masing-masing jumlah pohon salak dan pohon coklat yang ada di kebun Pak Andi.
P12 57 : Jadi? RA12 57 : Jumlah pohon salaknya 225 pohon, jumlah pohon coklatnya 150
pohon. P12 58 : Ditambahkan coba. Jadi? RA12 58 : (menambahkan keterangan pada lembar jawaban) P12 59 : Jadi jumlah pohon salak 225, jumlah pohon coklat 150, dan
ditambahkan menjadi 375 buah. (membaca jawaban siswa) Itu untuk apanya? RA12 59 : (diam) P12 60 : Kok ada kata-kata ditambahkan menjadi 375 buah. RA12 60 : Pohon salak sama pohon coklatnya. P12 61 : Kamu yakin dengan jawaban kamu ini? RA12 61 : (tersenyum) P12 62 : Yakin tidak? RA12 62 : Yakin. P12 64 : Gak ada yang mau ditambahin nih caranya? RA12 64 : Gak.
2) Hasil Wawancara Kedua
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa RA dalam menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
P21 42 : Coba diselesaikan masalah ini, mau langsung atau di coretan dulu? RA21 42 : Di coretan. RA21 43 : (mencoba mencari jawabannya terlebih dahulu di kertas coretan)
P21 44 : Sudah? RA21 44 : (mengganggukkan kepala) P21 45 : Yakin? RA21 45 : Yakin. P21 46 : Mengenai perhitungannya sudah benar? RA21 46 : Hmmm ... Sudah. P21 47 : Sudah? RA21 47 : (menganggukkan kepala) P21 48 : Kalau sudah yakin coba pindahkan ke bagian menyelesaikan
masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
RA21 48 : (memindahkan jawaban dari kertas coretan ke lembar jawaban)
P21 49 : Sudah? RA21 49 : (menggelengkan kepala dan memperhatikan ulang jawabannya) P21 50 : Sudah? RA21 50 : (menganggukkan kepala) P21 51 : Jadi umur Tika dan umur Vera sekarang berapa? Eh umur Tika dan
Anggi sekarang berapa? RA21 51 : Umur Tika 8 tahun, umur Anggi 5 tahun. P21 52 : Umur Tika 8 tahun, umur Anggi 5 tahun. Yakin dengan
jawabannya? RA21 52 : Ya ... kin. P21 53 : Yakin. Gak ada yang mau diubah? Gak ada yang mau ditambah? RA21 53 : P21 54 : Sudah? RA21 54 : (menganggukkan kepala) P21 55 : Gak ada yang mau diubah? RA21 55 : Gak.
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa RA dalam menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P22 40 : Coba, kalau kamu yakin selesaikan masalah yang kedua ini. Mau coba di coretan atau mau langsung di lembar jawaban?
RA22 40 : Coretan. (mencoba mencari jawabannya terlebih dahulu di kertas coretan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
P22 41 : Sudah? RA22 41 : (menggelengkan kepala) (melanjutkan mencari jawabannya di kertas coretan) P22 42 : Sudah? RA22 42 : Sudah. P22 43 : Yakin dengan jawabannya? RA22 43 : Yakin. P22 44 : Kalau yakin coba pindahkan ke bagian menyelesaikan masalah
untuk masalah yang kedua ini. RA22 44 : (memindahkan jawaban dari kertas coretan ke lembar jawaban)
P22 45 : Sudah? RA22 45 : Sudah. P22 46 : Jadi, jumlah ayam rasnya ada berapa ekor? RA22 46 : Emmm ... 14. P22 47 : Untuk ayam kampungnya? RA22 47 : 10. P22 48 : Yakin dengan jawabannya? RA22 48 : Yakin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
P22 49 : Gak ada yang mau diubah? RA22 49 : Gak.
3) Triangulasi Data
Setelah diperoleh hasil wawancara dengan siswa RA, selanjutnya akan
dilakukan perbandingan antara hasil wawancara pertama dan kedua yang
dilaksanakan pada hari yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
valid atau tidaknya data yang telah diperoleh. Hasil wawancara pertama dan
kedua pada siswa RA dalam menyelesaikan masalah sesuai perencanaan disajikan
pada tabel berikut.
Tabel 4.7 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa RA dalam Menyelesaikan Masalah Sesuai Perencanaan
Masalah Wawancara Pertama Wawancara Kedua
Pertama
Siswa RA dapat menyelesaikan masalah yang ada dengan lancar dan benar sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dan algoritma perhitungan yang dilakukan juga benar meskipun membutuhkan waktu yang lama karena kekurangtelitian siswa dalam menghitung. (Terlihat dari perhitungan yang dilakukan siswa di kertas coretan)
Siswa RA dapat menyelesaikan masalah yang ada dengan lancar dan benar sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dan algoritma perhitungan yang dilakukan juga benar. (Terlihat dari kertas coretan dan lembar jawaban siswa)
Kedua
Siswa RA dapat menyelesaikan masalah yang ada dengan lancar dan benar sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dan algoritma perhitungan yang dilakukan juga benar. (Terlihat dari kertas coretan dan lembar jawaban siswa)
Siswa RA dapat menyelesaikan masalah yang ada dengan lancar dan benar sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dan algoritma perhitungan yang dilakukan juga benar. (Terlihat dari kertas coretan dan lembar jawaban siswa)
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa untuk masalah pertama pada
wawancara pertama, siswa RA dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat. Untuk masalah pertama pada wawancara kedua,
siswa RA dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa data yang ada pada
wawancara pertama dan wawancara kedua sama, sehingga dapat dikatakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
data untuk masalah pertama pada kedua wawancara tersebut valid pada langkah
menyelesaikan masalah sesuai perencanaan.
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa untuk masalah kedua pada
wawancara pertama, siswa RA dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat. Untuk masalah kedua pada wawancara kedua,
siswa RA dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa data yang ada pada
wawancara pertama dan wawancara kedua sama, sehingga dapat dikatakan bahwa
data untuk masalah kedua pada kedua wawancara tersebut valid pada langkah
menyelesaikan masalah sesuai perencanaan.
4) Analisis Data
a) Masalah Pertama
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa untuk menyelesaikan
masalah pertama, siswa RA menyelesaikan masalah yang ada melalui
persamaan yang telah dibuatnya pada langkah menyusun rencana
penyelesaian. Selanjutnya, siswa menggunakan metode eliminasi dan
substitusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini terlihat dari hasil
pekerjaan siswa di kertas coretan dan lembar jawaban. Ini berarti siswa
menyelesaikan masalah tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuatnya pada langkah menyusun rencana penyelesaian.
Siswa dapat menyelesaikan masalah yang ada dengan benar dan
algoritma perhitungan yang dilakukan juga benar meskipun membutuhkan
waktu yang lama. Hal ini dikarenakan siswa kurang teliti dalam melakukan
perhitungan. Siswa membutuhkan waktu yang lama dalam melakukan
perhitungan karena siswa langsung melakukan pemeriksaan terhadap hasil
yang telah diperolehnya. Jika hasil yang telah diperoleh tidak sesuai dengan
hal yang diketahui pada masalah maka siswa akan terus mencari hasilnya
sampai diperoleh hasil yang diinginkan pada soal.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa siswa RA dapat
mengintegrasikan secara langsung informasi atau pengetahuan barunya ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
dalam skema yang ada di pikirannya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa siswa RA melakukan proses berpikir asimilasi dalam menyelesaikan
masalah pertama sesuai dengan perencaan yang telah dibuat.
b) Masalah Kedua
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa untuk menyelesaikan
masalah kedua, siswa RA menyelesaikan masalah yang ada melalui
persamaan yang telah dibuatnya pada langkah menyusun rencana
penyelesaian. Selanjutnya, siswa menggunakan metode eliminasi dan
substitusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini terlihat dari hasil
pekerjaan siswa di kertas coretan dan lembar jawaban. Selain itu, algoritma
perhitungan yang dilakukan oleh siswa juga benar. Ini berarti siswa
menyelesaikan masalah tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuatnya pada langkah menyusun rencana penyelesaian.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa siswa RA dapat
mengintegrasikan secara langsung informasi atau pengetahuan barunya ke
dalam skema yang ada di pikirannya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa siswa RA melakukan proses berpikir asimilasi dalam menyelesaikan
masalah kedua sesuai dengan perencaan yang telah dibuat.
Berdasarkan hasil analisis data pada masalah pertama dapat diketahui
bahwa siswa RA melakukan proses berpikir asimilasi dalam menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan. Berdasarkan hasil analisis data pada masalah
kedua dapat diketahui bahwa siswa RA melakukan proses berpikir asimilasi
dalam menyelesaikan masalah sesuai perencanaan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa siswa RA melakukan proses berpikir asimilasi dalam
menyelesaikan masalah sesuai perencanaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
d. Memeriksa Kembali Hasil yang Diperoleh
Tujuan dari wawancara pada langkah memeriksa kembali hasil yang
diperoleh ini antara lain:
1) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam memeriksa kembali hasil yang
telah diperoleh, apakah siswa dapat menyebutkan cara atau langkah apa yang
akan digunakan untuk dapat memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh atau
tidak.
2) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam memeriksa kembali hasil yang
diperoleh, apakah siswa melakukan proses berpikir secara asimilasi atau siswa
melakukan proses berpikir secara akomodasi.
Transkrip hasil wawancara pada siswa RA dalam memeriksa kembali hasil
yang diperoleh adalah sebagai berikut.
1) Hasil Wawancara Pertama
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa RA dalam memeriksa
kembali hasil yang diperoleh untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
P11 105 : Sekarang, kayak mana sih kamu bisa yakin kalau jawaban kamu ini benar, bahwa umurnya Dika sekarang 28 tahun, umurnya Vera sekarang 8 tahun.
RA11 105 : Kalau 28 ... 3 tahun yang lalukan 25, terus umurnya Vera kan 5 tahun, berarti umurnya ... umurnya Dika itu lima kali, eh umurnya Vera itu lima kalinya umurnya Dika.
P11 106 : Umurnya si ... RA11 106 : Eh umurnya ... umurnya Dika lima kali umurnya Vera. (sambil
melihat ke soal) P11 107 : Oh jadi benar, umurnya Dika lima kali umurnya Vera? RA11 107 : (menganggukkan kepala) P11 108 : Benar, cukup dari itu saja? RA11 108 : Tidak. P11 109 : Gak, ada lagi atau ... RA11 109 : Sama dua tahun yang akan datang umurnya Dika itu 30 tahun,
umurnya Vera itu 10 tahun. Jadi umurnya Dika itu tiga kali umurnya Vera.
P11 110 : Oh gitu. Yakin dengan jawabannya? RA11 110 : Hehehe yakin. P11 111 : Kalau yakin coba tuliskan apa yang kamu jelaskan tadi di bagian
memeriksa kembali jawabannya. RA11 111 : (mencoba menuliskan jawaban di lembar jawaban)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
P11 112 : Sudah? RA11 112 : (menganggukkan kepala) P11 115 : Yakin dengan jawabannya ini? RA11 115 : Yakin. P11 116 : Selain ini, ada cara lain gak sih untuk bisa memeriksanya? RA11 116 : Sudah aja. P11 117 : Setau kamu caranya seperti ini saja? RA11 117 : Iya. P11 118 : Gak ada cara lain lagi? RA11 118 : Gak.
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa RA dalam memeriksa
kembali hasil yang diperoleh untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P12 65 : Kalau kamu yakin, kayak mana sih cara kamu yakinin bahwa jawaban kamu ini benar loh, begitu?
RA12 65 : Kan x ditambah y jadinya 375. P12 66 : Oh x + y = 375? RA12 66 : (menganggukkan kepala) P12 67 : Itu sama dengan yang mana? RA12 67 : Sama yang ... di soal. P12 68 : Sama dengan kayak di soal? RA12 68 : (menganggukkan kepala) P12 69 : Kamu yakin dengan cara kamu itu? Cara memeriksanya seperti itu
yakin? RA12 69 : (menganggukkan kepala) P12 70 : Yakin? RA12 70 : Yakin. P12 71 : Kalau yakin coba dipindahkan ke bagian memeriksa kembali
jawaban. RA12 71 : Kayak mana? P12 72 : Sesuai yang kamu tau aja tadi seperti apa cara memeriksanya. RA12 72 : (mencoba menuliskan jawaban di lembar jawaban)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
P12 73 : Sudah? RA12 73 : (terdiam sesaat kemudian melanjutkan menuliskan jawabannya) P12 74 : Sudah? RA12 74 : (menganggukkan kepala) P12 75 : Gak ada yang mau ditambahkan? RA12 75 : (diam) P12 76 : Yakin dengan jawabannya? RA12 76 : (menganggukkan kepala) P12 78 : Selain ini ada cara lain gak sih untuk memeriksanya? RA12 78 : Gak. P12 79 : Setau kamu gak ada? RA12 79 : Gak. P12 80 : Seperti ini cara memeriksanya? Gak ada yang lain lagi? RA12 80 : Iya. P12 81 : Cukup atau masih ada yang mau ditambahkan lagi? RA12 81 : Cukup.
2) Hasil Wawancara Kedua
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa RA dalam memeriksa
kembali hasil yang diperoleh untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
P21 57 : Sekarang bagaimana cara kamu meyakini bahwa jawaban kamu ini benar loh? Bagaimana cara memeriksanya?
RA21 57 : 8 ... empat tahun yang lalu kan 4. Terus 5 ...empat tahun yang lalu 1 P21 58 : Kemudian? RA21 58 : Tika itu empat tahun yang lalu itu empat kalinya umur Anggi. P21 59 : Umur Tika empat tahun yang lalu itu empat kalinya umur Anggi? RA21 59 : (menganggukkan kepala) P21 61 : Itu sama dengan yang mana? RA21 61 : (diam) P21 62 : Di soal? RA21 62 : (menganggukkan kepala) P21 63 : Kemudian, ada lagi? RA21 63 : Selisihnya umur Tika sama Anggi 3 tahun. P21 64 : Selisihnya umur Tika dan Anggi 3 tahun. Itu benar? RA21 64 : Betul. P21 65 : Betul? RA21 65 : Karena 8 dikurangi 5, 3. P21 66 : Yakin seperti itu caranya?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
RA21 66 : Yakin. P21 67 : Kalau yakin coba dituliskan di bagian memeriksa kembali jawaban.
Mau langsung atau mau di coretan dulu? RA21 67 : Emmm ... langsung. P21 68 : Langsung. RA21 68 : (mencoba menuliskan jawabannya di lembar jawaban)
P21 69 : Sudah? RA21 69 : Sudah. P21 70 : Ini y dikali x sama dengan 4. Ini darimana? RA21 70 : (memperhatikan jawabannya) Umurnya Anggi dikali umurnya Tika. P21 71 : Umurnya Anggi dikali umurnya Tika. RA21 71 : Eh gak gak gak gak, hehehe. (mencoret jawaban x . y = 1) P21 72 : Gak jadi? RA21 72 : Gak. P21 73 : Kenapa? RA21 73 : Gak apa-apa. P21 74 : Jadi diilangin itu? RA21 74 : (menganggukkan kepala) P21 75 : Sudah cukup? RA21 75 : Sudah. P21 76 : Gak ada yang ditambahkan? RA21 76 : Gak. P21 77 : Yakin dengan jawabannya? RA21 77 : Yakin.
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa RA dalam memeriksa
kembali hasil yang diperoleh untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P22 51 : Sekarang bagaimana cara kamu meyakini bahwa jawaban kamu ini bener lho? Cara kamu memeriksanya bagaimana?
RA22 51 : Hmmm ... (diam)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
P22 52 : Ini tadi kamu menulis di coretan apa ini? Apa ini? (sambil menunjuk jawaban siswa di kertas coretan yang sebenarnya siswa sudah menuliskan cara memeriksanya di kertas coretan tersebut)
RA22 52 : Buktinya. P22 53 : Untuk buktinya. Ngebuktiinnya bagaimana itu? RA22 53 : Ngebuktiin jumlah ayam kampung dan ayam ras yang terjual. P22 54 : Yang terjual. Terus hasilnya bagaimana? RA22 54 : Jumlah haraganya ayam kam ... ayam ras dan ayam kampung yang
terjual 970.000. P22 55 : Benar atau tidak RA22 55 : Benar. P22 56 : Terus yang ini untuk apa? (sambil menunjuk ke jawaban siswa
kembali yang ada di coretan) RA22 56 : Itu untuk nyari x, ayam ras. P22 57 : Oh untuk mencari ayam ras. Jadi untuk memeriksanya bagaimana? RA22 57 : Emmm ... Harganya per ekor ayam ras dikali jumlahnya ayam ras
ditambah harga per ekornya ayam kampung dikali jumlah ayam kampung yang terjual.
P22 58 : Selain itu, ada lagi? RA22 58 : Sudah cukup. P22 59 : Dari itu saja cukup? RA22 59 : Iya. P22 60 : Yakin dengan jawabannya? RA22 60 : Yakin. P22 61 : Kalau yakin coba pindahkan ke bagian memeriksa kembali jawaban. RA22 61 : Kayak gini? (sambil menunjuk jawaban yang ada di kertas coretan) P22 62 : Boleh seperti itu atau dengan yang lain. RA22 62 : (memindahkan jawaban dari kertas coretan ke lembar jawaban)
P22 63 : Sudah. Hasilnya bagaimana? RA22 63 : Hasilnya sesuai dengan masalah yang tadi. (sambil menunjuk ke
soal) P22 64 : Sesuai dengan yang ada di soal ini? RA22 64 : Iya. P22 65 : Sudah cukup dari itu saja?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
RA22 65 : Sudah. P22 66 : Gak ada dari yang lainnya? RA22 66 : Emmm ... (menambahkan jawabannya di lembar jawaban) Sudah. P22 67 : Sudah. RA22 67 : (menggelengkan kepala) P22 68 : Jadi, ini menggunakan persamaan yang ada ini kemudian
dimasukkan angkanya? RA22 68 : Iya, hehehe. P22 69 : Hasilnya benar? RA22 69 : Betul. P22 70 : Jadi yakin ... RA22 70 : Yakin. P22 71 : Jawaban kamu ini benar? RA22 71 : Iya. P22 72 : Selain dari itu ada cara lain lagi gak sih untuk memeriksanya? RA22 72 : (menggelengkan kepala) P22 73 : Setau kamu gak ada? RA22 73 : Mungkin ada. P22 75 : Tapi kamu gak tau? RA22 75 : Gak. P22 76 : Yang kamu tau hanya seperti ini? RA22 76 : Iya. P22 77 : Cukup untuk ini, ada yang mau ditambahkan lagi atau bagaimana? RA22 77 : Gak.
3) Triangulasi Data
Setelah diperoleh hasil wawancara dengan siswa RA, selanjutnya akan
dilakukan perbandingan antara hasil wawancara pertama dan kedua yang
dilaksanakan pada hari yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
valid atau tidaknya data yang telah diperoleh. Hasil wawancara pertama dan
kedua pada siswa RA dalam memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.8 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa RA dalam Memeriksa Kembali Hasil yang Diperoleh
Masalah Wawancara Pertama Wawancara Kedua
Pertama
- Siswa RA dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperoleh, serta siswa dapat menyebutkan dengan lancar dan benar cara untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. (RA11 105 sampai RA11 109) Kalimat di atas menunjukkan
- Siswa RA dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperoleh, serta siswa dapat menyebutkan dengan lancar dan benar cara untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. (RA21 57 sampai RA21 65) Kalimat di atas menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
bahwa siswa dapat menentukan cara atau langkah apa yang akan digunakan untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh, serta siswa dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperoleh.
bahwa siswa dapat menentukan cara atau langkah apa yang akan digunakan untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh, serta siswa dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperoleh.
Kedua
- Siswa RA dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperoleh, serta siswa dapat menyebutkan dengan lancar dan benar cara untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. (RA12 65 sampai RA12 68) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan cara atau langkah apa yang akan digunakan untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh, serta siswa dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperoleh.
- Siswa RA dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperoleh, serta siswa dapat menyebutkan dengan lancar dan benar cara untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. (RA22 53 sampai RA22 55) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan cara atau langkah apa yang akan digunakan untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh, serta siswa dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperoleh.
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa untuk masalah pertama pada
wawancara pertama, siswa RA dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah
diperoleh, serta siswa dapat menentukan cara atau langkah apa yang akan
digunakan untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. Untuk masalah
pertama pada wawancara kedua, siswa RA dapat meyakini kebenaran dari hasil
yang telah diperoleh, serta siswa dapat menentukan cara atau langkah apa yang
akan digunakan untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa data yang ada pada wawancara pertama
dan wawancara kedua sama, sehingga dapat dikatakan bahwa data untuk masalah
pertama pada kedua wawancara tersebut valid pada langkah memeriksa kembali
hasil yang telah diperoleh.
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa untuk masalah kedua pada
wawancara pertama, siswa RA dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah
diperoleh, serta siswa dapat menentukan cara atau langkah apa yang akan
digunakan untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. Untuk masalah
kedua pada wawancara kedua, siswa RA dapat meyakini kebenaran dari hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
yang telah diperoleh, serta siswa dapat menentukan cara atau langkah apa yang
akan digunakan untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa data yang ada pada wawancara pertama
dan wawancara kedua sama, sehingga dapat dikatakan bahwa data untuk masalah
kedua pada kedua wawancara tersebut valid pada langkah memeriksa kembali
hasil yang telah diperoleh.
4) Analisis Data
a) Masalah Pertama
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pada masalah pertama
siswa RA dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperolehnya.
Siswa dapat meyakini kebenaran hasilnya dengan cara mengembalikan hasil
yang telah diperoleh ke hal yang diketahui pada masalah (RA11 105
sampai RA11 109). Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap hasilnya,
ternyata hasil yang telah diperoleh siswa pada langkah menyelesaikan
masalah tersebut benar dan telah sesuai dengan hal yang diketahui pada
masalah.
Sebenarnya siswa sudah melakukan pemeriksaan terhadap hasil yang
telah diperolehnya pada saat siswa menyelesaikan masalah pada langkah
sebelumnya. Pada saat siswa menyelesaikan masalah melalui kertas coretan,
siswa tidak langsung memindahkan jawaban yang ada pada kertas coretan
ke lembar jawaban. Siswa terlebih dahulu memeriksa ulang hasil yang telah
diperolehnya untuk meyakini bahwa hasil yang telah diperolehnya sudah
benar.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa siswa RA dapat
mengintegrasikan secara langsung informasi atau pengetahuan barunya ke
dalam skema yang ada di pikirannya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa siswa RA melakukan proses berpikir asimilasi dalam memeriksa
kembali hasil yang telah diperolehnya pada masalah pertama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
b) Masalah Kedua
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pada masalah kedua
siswa RA dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperolehnya.
Siswa dapat meyakini kebenaran hasilnya dengan cara mengembalikan hasil
yang telah diperoleh ke persamaan yang telah dibuat pada langkah
menyusun rencana penyelesaian (RA12 65 sampai RA12 67). Setelah
dilakukan pemeriksaan terhadap hasilnya, ternyata hasil yang telah
diperoleh siswa pada langkah menyelesaikan masalah tersebut benar dan
telah sesuai dengan hal yang diketahui pada masalah.
Sebenarnya siswa sudah melakukan pemeriksaan terhadap hasil yang
telah diperolehnya pada saat siswa menyelesaikan masalah pada langkah
sebelumnya. Pada saat siswa menyelesaikan masalah melalui kertas coretan,
siswa tidak langsung memindahkan jawaban yang ada pada kertas coretan
ke lembar jawaban. Siswa terlebih dahulu memeriksa ulang jawaban yang
telah diperolehnya untuk meyakini bahwa hasil yang telah diperolehnya
sudah benar.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa siswa RA dapat
mengintegrasikan secara langsung informasi atau pengetahuan barunya ke
dalam skema yang ada di pikirannya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa siswa RA melakukan proses berpikir asimilasi dalam memeriksa
kembali hasil yang telah diperolehnya pada masalah kedua.
Berdasarkan hasil analisis data pada masalah pertama dapat diketahui
bahwa siswa RA melakukan proses berpikir asimilasi dalam memeriksa
kembali hasil yang telah diperoleh. Berdasarkan hasil analisis data pada
masalah kedua dapat diketahui bahwa siswa RA melakukan proses berpikir
asimilasi dalam memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa siswa RA melakukan proses berpikir
asimilasi dalam memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
2. Siswa EG (Siswa Camper)
Wawancara pertama dengan siswa EG dilakukan pada hari Rabu, tanggal 14
November 2012, pada pukul 13.30 hingga pukul 14.10. Wawancara kedua dengan
siswa EG dilakukan pada hari Jumat, tanggal 30 November 2012, pada pukul
11.10 hingga pukul 11.55. Siswa EG memiliki kategori dari masing-masing
dimensi AQ adalah dimensi kendali diri dengan kategori rendah, dimensi asal usul
dan pengakuan diri dengan kategori sedang, dimensi efek kesulitan dengan
kategori tinggi, dan dimensi daya tahan dengan kategori sedang.
a. Memahami Masalah
Tujuan dari wawancara pada langkah memahami masalah ini antara lain:
1) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam memahami masalah, apakah siswa
dapat menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari masalah
yang ada.
2) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam memahami masalah, apakah siswa
melakukan proses berpikir secara asimilasi atau siswa melakukan proses
berpikir secara akomodasi.
Transkrip hasil wawancara pada subjek EG dalam memahami masalah adalah
sebagai berikut.
1) Hasil Wawancara Pertama
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa EG dalam memahami
masalah untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
P11 01 : Baca dulu soal yang ada untuk masalah yang pertama. EG11 01 : (membaca soal) Sudah. P11 02 : Dari soal yang ada, informasi apa sih yang kamu peroleh dari soal? EG11 02 : Tiga tahun yang lalu umur Dika adalah lima kali umur Vera. Dua
tahun yang akan datang umur Dika tiga kali umur Vera. P11 03 : Itu sebagai apanya? EG11 03 : Sebagai diketahui. P11 04 : Sebagai diketahuinya. Kemudian? EG11 04 : Yang ditanyain, umur Dika dan Vera sekarang. P11 05 : Umur Dika dan Vera sekarang, itu yang ditanya. Kamu yakin
dengan jawaban kamu? EG11 05 : Insya Allah. P11 06 : Kalau yakin tuliskan di bagian memahami masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
EG11 06 : Tulis apa? (dengan nada pelan) P11 07 : Sesuai dengan yang ...... EG11 07 : Diketahui? P11 08 : Tadi. (sambil menganggukkan kepala) EG11 08 : Yang diketahui? (dengan nada pelan) P11 09 : (menganggukkan kepala) EG11 09 : (mencoba menuliskan jawaban di lembar jawaban)
P11 10 : Sudah? Mau ada yang ditambahkan? EG11 10 : Gak. P11 11 : Untuk selanjutnya, apakah kamu memerlukan informasi lain untuk
mengerjakan soal ini? EG11 11 : Tidak. P11 12 : Alasannya? EG11 12 : Karena sudah ada di soal. P11 13 : Sudah ada di soal semuanya yang diperlukan itu? EG11 13 : Iya.
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa EG dalam memahami
masalah untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P12 01 : Coba, baca masalah yang kedua. EG12 01 : (membaca soal) Sudah. P12 03 : Ok. Dari masalah yang ke-2 ini, informasi apa yang kamu ketahui
dari soal? EG12 03 : Pak Andi mempunyai kebun dengan luas seratus delapan pu... seribu
delapan ratus persegi, yang ditanami pohon salak 4 meter persegi dan pohon coklat 6 meter persegi. Pohon salak dan pohon coklat yang ada di kebun tersebut sebanyak 375 pohon.
P12 04 : Itu sebagai apanya? EG12 04 : Yang diketahuinya. P12 05 : Kemudian? EG12 05 : Yang ditanyain, masing-masing pohon salak dan pohon coklat yang
ada di kebun Pak Andi. P12 06 : Yakin dengan jawabannya? EG12 06 : Insya Allah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
P12 07 : Kalau sudah yakin coba pindahkan di bagian memahami masalah. EG12 07 : (menuliskan jawaban di lembar jawaban)
P12 08 : Sudah? EG12 08 : Sudah. P12 09 : Yakin dengan jawabannya? EG12 09 : Insya Allah. P12 10 : Tidak ada yang mau ditambahkan lagi? EG12 10 : Tidak. P12 11 : Selanjutnya, apakah kamu memerlukan infromasi lain untuk
menjawab soal ini, selain yang diketahui dari soal? EG12 11 : Insya Allah tidak. P12 12 : Tidak? Kenapa tidak? EG12 12 : Karena sudah cukup paham dengan soalnya. P12 13 : Sudah cukup yang diketahui dari soal untuk menjawab soal? Untuk
menjawab pertanyaannya. EG12 13 : Iya.
2) Hasil Wawancara Kedua
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa EG dalam memahami
masalah untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
P21 01 : Sekarang coba baca dulu masalah yang pertama. EG21 01 : (membaca soal) Sudah. P21 03 : Dari masalah pertama ini, informasi apa sih yang kamu peroleh dari
soal? EG21 03 : Empat tahun yang lalu umur Tika adalah 4 kali umur Anggi. Selisih
umur Tika dan Anggi adalah 3 tahun. Berapa ... Sudah. P21 04 : Sudah? EG21 04 : Sudah. P21 05 : Itu sebagai apanya? EG21 05 : Sebagai yang diketahui. P21 06 : Kemudian?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
EG21 06 : Yang ditanyain, umur Tika dan Anggi sekarang. P21 07 : Yakin gak dengan jawaban kamu? EG21 07 : Insya Allah. P21 08 : Coba kalau memang yakin, pindahkan ke bagian memahami
masalah. EG21 08 : (menuliskan jawaban di lembar jawaban)
P21 09 : Sudah? EG21 09 : Sudah. P21 10 : Yakin dengan jawabannya? Gak ada yang mau ditambahkan? EG21 10 : Tidak. P21 11 : Selanjutnya, kamu memerlukan informasi lain gak sih untuk bisa
menjawab pertanyaan itu selain yang diketahui dari soal? EG21 11 : Insya Allah tidak. P21 12 : Alasannya kenapa? EG21 12 : Karena soalnya sudah cukup jelas. P21 13 : Cukup jelas. Sudah bisa untuk menjawab pertanyaannya yang
diketahuinya? EG21 13 : Sudah.
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa EG dalam memahami
masalah untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P22 01 : Selanjutnya, untuk masalah yang kedua, coba dibaca terlebih dahulu. EG22 01 : (membaca soal) Sudah. P22 02 : Dari masalah yang kedua ini, informasi apa sih yang kamu peroleh
dari soal? EG22 02 : Pak Heri memiliki ayam berjumlah 24 ekor yang terdiri dari ayam
ras dan ayam kampung. Pak Heri menjual ayamnya dengan harga 30.000 per ekor untuk ayam ras dan 55.000 per ekor untuk ayam kampung. Hasil penjualan dari semua ayam milik Pak Heri 97, ehh 970.000.
P22 03 : Itu sebagai? EG22 03 : Diketahuinya. P22 04 : Selanjutnya?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
EG22 04 : Untuk yang ditanya, berapa ekor masing-masing ayam ras dan ayam kampung milik Pak Heri yang terjual.
P22 05 : Yakin dengan jawaban kamu? EG22 05 : Insya Allah. P22 06 : Coba pindahkan ke bagian memahami masalah untuk masalah yang
kedua. EG22 06 : (menuliskan jawabannya di lembar jawaban)
EG22 06 : Sudah. P22 08 : Yakin? EG22 08 : Yakin. P22 09 : Gak ada yang mau ditambahkan? EG22 09 : Tidak. P22 10 : Selanjutnya kamu memerlukan informasi lain gak sih untuk
menjawab pertanyaan itu selain yang diketahui dari soal? EG22 10 : Insya Allah tidak. P22 11 : Alasannya apa? EG22 11 : Karena sudah ada di soal. P22 12 : Maksudnya seperti apa? EG22 12 : Harga-harga ayamnya sudah ada dan jumlahnya pun juga sudah
ada.
3) Triangulasi Data
Setelah diperoleh hasil wawancara dengan siswa EG, selanjutnya akan
dilakukan perbandingan antara hasil wawancara pertama dan kedua yang
dilaksanakan pada hari yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
valid atau tidaknya data yang telah diperoleh. Hasil wawancara pertama dan
kedua pada siswa EG dalam memahami masalah disajikan pada tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Tabel 4.9 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa EG dalam Memahami Masalah
Masalah Wawancara Pertama Wawancara Kedua
Pertama
- Siswa EG dapat menyebutkan dengan lancar dan benar apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah. (EG11 02 sampai EG11 04) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah.
- Siswa EG menyebutkan bahwa siswa tidak memerlukan informasi lain untuk bisa menyelesaikan masalah selain hal yang diketahui pada masalah. (EG11 11 sampai EG11 13) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki gambaran untuk bisa menyelesaikan masalah yang ada dengan tidak memerlukan informasi lain, selain hal yang diketahui pada masalah.
- Siswa EG dapat menyebutkan dengan lancar dan benar apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah. (EG21 03 sampai EG21 06) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah.
- Siswa EG menyebutkan bahwa siswa tidak memerlukan informasi lain untuk bisa menyelesaikan masalah selain hal yang diketahui pada masalah. (EG21 11 sampai EG21 13) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki gambaran untuk bisa menyelesaikan masalah yang ada dengan tidak memerlukan informasi lain, selain hal yang diketahui pada masalah.
Kedua
- Siswa EG dapat menyebutkan dengan lancar dan benar apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah. (EG12 03 sampai EG12 05) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah.
- Siswa EG menyebutkan bahwa siswa tidak memerlukan informasi lain untuk bisa menyelesaikan masalah selain hal yang diketahui pada masalah. (EG12 11 sampai EG12 13) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki gambaran untuk bisa menyelesaikan masalah yang ada dengan tidak memerlukan informasi lain, selain hal yang diketahui pada masalah.
- Siswa EG dapat menyebutkan dengan lancar dan benar apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah. (EG22 02 sampai EG22 04) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah.
- Siswa EG menyebutkan bahwa siswa tidak memerlukan informasi lain untuk bisa menyelesaikan masalah selain hal yang diketahui pada masalah. (EG22 10 sampai EG22 12) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki gambaran untuk bisa menyelesaikan masalah yang ada dengan tidak memerlukan informasi lain, selain hal yang diketahui pada masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa untuk masalah pertama pada
wawancara pertama, siswa EG dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan pada masalah. Selain itu, siswa tidak memerlukan informasi lain
untuk bisa menyelesaikan masalah selain hal yang diketahui pada masalah. Untuk
masalah pertama pada wawancara kedua, siswa EG dapat mengidentifikasi apa
yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah. Selain itu, siswa tidak
memerlukan informasi lain untuk bisa menyelesaikan masalah selain hal yang
diketahui pada masalah. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa
data yang ada pada wawancara pertama dan wawancara kedua sama, sehingga
dapat dikatakan bahwa data untuk masalah pertama pada kedua wawancara
tersebut valid pada langkah memahami masalah.
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa untuk masalah kedua pada
wawancara pertama, siswa EG dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan pada masalah. Selain itu, siswa tidak memerlukan informasi lain
untuk bisa menyelesaikan masalah selain hal yang diketahui pada masalah. Untuk
masalah kedua pada wawancara kedua, siswa EG dapat mengidentifikasi apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah. Selain itu, siswa tidak
memerlukan informasi lain untuk bisa menyelesaikan masalah selain hal yang
diketahui pada masalah. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa
data yang ada pada wawancara pertama dan wawancara kedua sama, sehingga
dapat dikatakan bahwa data untuk masalah kedua pada kedua wawancara tersebut
valid pada langkah memahami masalah.
4) Analisis Data
a) Masalah Pertama
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa pada masalah
pertama siswa EG dapat menyebutkan dengan lancar dan benar hal-hal apa
saja yang diketahui pada masalah (EG11 02, EG11 03). Selain itu juga
siswa dapat menyebutkan dengan lancar dan benar hal yang ditanyakan
pada masalah (EG11 04). Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa
siswa EG dapat langsung mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
ditanyakan pada masalah dengan lancar dan benar. Dari lembar jawaban
siswa terlihat bahwa siswa EG dapat menuliskan hal yang diketahui dan
yang ditanyakan pada masalah pertama dengan kalimatnya sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui bahwa siswa tidak
memerlukan informasi lain, selain hal yang diketahui pada masalah (EG11
11 sampai EG11 13). Ini disebabkan, hal yang diketahui pada masalah
sudah cukup untuk bisa menjawab pertanyaan yang ada. Ini menunjukkan
bahwa siswa sudah cukup paham dengan masalah tersebut.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa siswa EG dapat
mengintegrasikan secara langsung informasi atau pengetahuan barunya ke
dalam skema yang ada di pikirannya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi dalam memahami
masalah pertama.
b) Masalah Kedua
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa pada masalah
kedua siswa EG dapat menyebutkan dengan lancar dan benar hal-hal apa
saja yang diketahui pada masalah (EG12 03, EG12 04). Selain itu juga
siswa dapat menyebutkan dengan lancar dan benar hal yang ditanyakan
pada masalah (EG12 05). Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa
siswa EG dapat langsung mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan pada masalah dengan lancar dan benar. Dari lembar jawaban
siswa terlihat bahwa siswa EG dapat menuliskan hal yang diketahui dan
yang ditanyakan pada masalah kedua dengan kalimatnya sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui bahwa siswa tidak
memerlukan informasi lain, selain hal yang diketahui pada masalah (EG12
11 sampai EG12 13). Ini disebabkan, hal yang diketahui pada masalah
sudah cukup untuk bisa menjawab pertanyaan yang ada. Ini menunjukkan
bahwa siswa sudah cukup paham dengan masalah tersebut.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa siswa EG dapat
mengintegrasikan secara langsung informasi atau pengetahuan barunya ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
dalam skema yang ada di pikirannya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi dalam memahami
masalah kedua.
Berdasarkan hasil analisis data pada masalah pertama dapat diketahui
bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi dalam memahami
masalah. Berdasarkan hasil analisis data pada masalah kedua dapat diketahui
bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi dalam memahami
masalah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa EG melakukan proses
berpikir asimilasi dalam memahami masalah.
b. Menyusun Rencana Penyelesaiannya
Tujuan dari wawancara pada langkah menyusun rencana penyelesaian ini
antara lain:
1) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam menyusun rencana penyelesaian
dari masalah yang ada, apakah siswa dapat menyebutkan cara atau langkah apa
yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut atau tidak.
2) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam menyusun rencana penyelesaian
dari masalah yang ada, apakah siswa melakukan proses berpikir secara
asimilasi atau siswa melakukan proses berpikir secara akomodasi.
Transkrip hasil wawancara pada siswa EG dalam menyusun rencana
penyelesaian adalah sebagai berikut.
1) Hasil Wawancara Pertama
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa EG dalam menyusun rencana
penyelesaian untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
P11 14 : Untuk mengerjakannya, langkah atau cara apa sih yang mau kamu gunakan untuk menjawab soal ini?
EG11 14 : Langkah substitusi dan eliminasi. P11 15 : Metode substitusi dan eliminasi. Sebelum itu ada lagi gak yang mau
digunakan? EG11 15 : Tidak. P11 16 : Seperti apa sih cara yang akan kamu gunakan itu, selain metode? EG11 16 : Apa ya ... P11 17 : Seperti apa? Cukup dua itu? EG11 17 : Iya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
P11 18 : Kamu yakin? EG11 18 : Insya Allah. P11 19 : Coba dituliskan di bagian menyusun rencana penyelesaian. EG11 19 : (menuliskan jawabannya di lembar jawaban dengan menuliskan
persamaan x + y = 5 dan x 3 = 3)
P11 20 : Itu mau kamu buat persamaan yang mana? (sambil menunjuk jawaban siswa)
EG11 20 : Yang umur sekarang. P11 21 : Umur sekarang? EG11 21 : Iya. P11 22 : Umur sekarang. Umur sekarang, yang ditanya? EG11 22 : Umur sekarang. (dengan nada pelan dan tidak yakin) P11 23 : Yang mau kamu buat persamaan yang ini apa? EG11 23 : Yang ...... P11 24 : Umur yang kapan? EG11 24 : Yang sekarang. P11 25 : Yang sekarang, ok. EG11 25 : Kayak tadi ya? P11 26 : Ok. EG11 26 : (mencoba melanjutkan menuliskan jawaban di lembar jawaban) Kayak gini? P11 27 : Seperti apa? EG11 27 : (melanjutkan menuliskan jawaban di lembar jawaban) Oh ini 3. (melanjutkan menuliskan jawabannya kembali) Begini. P11 28 : Sudah? EG11 28 : (menganggukkan kepala) P11 29 : x 3 = 5 (y 3). (sambil menunjuk jawaban siswa) Kenapa x 3? EG11 29 : Karena x nya ini Dika tiga tahun yang lalu. P11 30 : Tiga tahun yang lalu. Terus kalo yang x + 2? EG11 30 : Dua tahun yang akan datang. P11 31 : Dua tahun yang akan datang. x tadi sebagai siapa sih? EG11 31 : Dika. P11 32 : y nya? EG11 32 : Sebagai Vera. P11 33 : Coba deh ditambahkan dulu. Dikasih keterangan dulu, x sebagai
siapa, y sebagai siapa. EG11 33 : (menambahkan keterangan pada jawaban) P11 34 : Itu udah persamaan yang kamu dapat? EG11 34 : (menganggukkan kepala) P11 35 : Kamu yakin dengan jawaban kamu? EG11 35 : Insya Allah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
P11 37 : Persamaannya seperti itu? EG11 37 : (menganggukkan kepala) P11 38 : Gak mau diganti? EG11 38 : Tidak.
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa EG dalam menyusun rencana
penyelesaian untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P12 14 : Kemudian langkah apa sih yang mau kamu ambil untuk menyelesaikan masalah ini?
EG12 14 : Pake langkah ...... P12 15 : Cara seperti apa? EG12 15 : Seperti eliminasi, substitusi. P12 16 : Eliminasi dan substitusi seperti yang tadi? EG12 16 : Iya. P12 17 : Yakin dengan jawabannya? EG12 17 : Insya Allah. P12 18 : Coba dituliskan di bagian menyusun rencana penyelesaian seperti
apa. EG12 18 : (menuliskan jawabannya di lembar jawaban dengan menuliskan
persamaan 4x + 6y = 375 dan x + y = 1800) P12 19 : Sudah? EG12 19 : (diam sambil memperhatikan jawabannya) P12 20 : Bagaimana, sudah? EG12 20 : (memperhatikan ulang jawabannya) Eh salah. (memperbaiki jawabannya)
P12 21 : Kenapa x + y = 375? EG12 21 : Karena x itu pohon salak dan y itu pohon coklat terus ditambah jadi
375. P12 22 : Ok dikasih keterangan x berarti .... (sambil menunjuk jawaban
siswa) EG12 22 : (menambahkan keterangan pada lembar jawaban)
2) Hasil Wawancara Kedua
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa EG dalam menyusun rencana
penyelesaian untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
P21 14 : Selanjutnya, langkah atau cara apa sih yang mau kamu gunakan untuk bisa menyelesaikan masalah ini?
EG21 14 : Pake cara substitusi. P21 15 : Selain substitusi? EG21 15 : Sama eliminasi. P21 16 : Terus sebelumnya ada cara lagi gak yang mau dilakukan? EG21 16 : Insya Allah tidak. P21 17 : Yakin dengan jawabannya? EG21 17 : Insya Allah. P21 18 : Mau langsung di lembar jawaban, apa mau di coretan dulu? EG21 18 : Di coretan. EG21 20 : (mencoba menuliskan persamaannya di kertas coretan)
P21 21 : Sudah? EG21 21 : Hehehe belum. (melanjutkan menuliskan persamaannya) P21 22 : Di bawahnya aja dikerjakan. (sambil melihat jawaban siswa di kertas
jawaban yang dicoret-coret) EG21 22 : (melanjutkan menuliskan jawabannya)
P21 23 : Ini persamaan yang kamu buat yang benar yang mana? Ini, ini, ini,
atau yang ini? (sambil menunjuk jawaban siswa di kertas coretan) EG21 23 : Yang bener yang ini sama yang bawah ini. (sambil menunjuk ke
persamaan x y = 4 (y 4) dan x y = 3) P21 24 : Berarti yang ini dan yang ini? (sambil menunjuk jawaban siswa) EG21 24 : Yang ini yang salah. (sambil menunjuk ke jawaban x 4y = 12) P21 25 : Oh ini salah. Yang ini? (sambil menunjuk jawaban siswa) EG21 25 : (menganggukkan kepala) P21 26 : Yakin untuk persamaannya seperti itu? EG21 26 : (menganggukkan kepala) P21 27 : Kenapa sih x y = 3? EG21 27 : Karena ini umur Tika sama umur ... Anggi. P21 28 : Umur Tika yang mana? EG21 28 : x. P21 29 : Yang y? EG21 29 : Umur Anggi. P21 30 : Kenapa x y = 3? EG21 30 : Karena selisih umur Tika sama Anggi 3. P21 31 : Untuk yang x 4y = 12. Ini aslinya ini? (sambil menunjuk
jawaban siswa x y = 4 (y 4))
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
EG21 31 : Iya. P21 32 : x y = 4 (y 4). Kenapa kayak gitu? Ini x min ... EG21 32 : 4. Ini 4. (mengganti jawabannya dari x y menjadi x 4) P21 33 : x 4 = 4 (y 4). Kenapa seperti itu? EG21 33 : Karena ... x ... ini ... (memperhatikan soal) P21 34 : Kenapa x 4? EG21 34 : Karena ... umur Ti ... ka empat kali umur Anggi. P21 35 : 4 nya 4 kalinya, tapi kalau x 4 nya kenapa? EG21 35 : Karena selisih A ... Apa ya? Hehehe. P21 36 : Kenapa? EG21 36 : (memperhatikan soal) Karena 4 tahun yang lalu. P21 37 : 4 tahun yang lalu, makanya x 4? EG21 37 : Iya. P21 38 : Yakin gak dengan persamaan yang sudah kamu buat ini? EG21 38 : Insya Allah. P21 39 : Yakin gak? Kalau yakin coba dipindahkan dulu ke bagian menyusun
rencana penyelesaian, tapi kalau gak yakin coba diliat lagi. EG21 39 : Dicoba dulu lah. (sambil melanjutkan mencari jawabannya di kertas
coretan) P21 40 : Oh dicoba dulu. Untuk persamaannya kamu yakin gak seperti itu? EG21 40 : Iya. P21 41 : Kalau yakin coba tulis persamaannya dulu. EG21 42 : (memindahkan jawaban dari kertas coretan ke lembar jawaban)
P21 44 : Untuk persamaannya yakin seperti itu? Gak ada yang mau diubah? Gak ada yang mau diganti?
EG21 44 : Hmmm iya. P21 45 : Kalau yakin, sekarang untuk menyelesaikannya kamu memerlukan
cara apa sih? EG21 45 : Pake cara substitusi. P21 46 : Substitusi. EG21 46 : (menganggukkan kepala) P21 47 : Cukup dengan cara itu saja? Atau ada lagi yang lain? EG21 47 : (menggelengkan kepala) P21 48 : Yakin dengan jawabannya? EG21 48 : (diam) Hehehe apa ya?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
P21 49 : Yakin gak dengan cara substitusi? EG21 49 : Yakin.
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa EG dalam menyusun rencana
penyelesaian untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P22 13 : Kemudian langkah apa sih atau cara apa sih yang mau kamu ambil untuk bisa menyelesaikan masalah ini?
EG22 13 : Pake substitusi sama eliminasi. P22 14 : Sama kayak tadi? EG22 14 : Iya. P22 15 : Untuk membuatnya perlu di coretan atau bisa langsung di lembar
jawaban? EG22 15 : Di coretan dulu. P22 16 : Tapi yakin dengan cara eliminasi dan substitusi, gak ada cara lain
lagi? EG22 16 : Insya Allah tidak. P22 17 : Insya Allah tidak. EG22 17 : (mencoba menuliskan jawabannya di kertas coretan)
P22 18 : Sudah? EG22 18 : (menggelengkan kepala) P22 19 : Sudah dibuat persamaannya? EG22 19 : Belum. (melanjutkan mencari persamaannya di kertas coretan)
P22 20 : Bingung? EG22 20 : Iya, hehehe. P22 21 : Pelan-pelan. EG22 21 : (melanjutkan mencari persamaannya di kertas coretan)
P22 22 : Persamaannya yang mana? EG22 22 : Ini. (sambilmenunjuk persamaan x y = 24 dan 30.000 x + 55.000
y = 970.000) P22 23 : Ini. (sambil menunjuk persamaan yang ditunjuk oleh siswa tadi) Kenapa x y = 24? EG22 23 : Karena ... (diam)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
P22 24 : Kenapa x y? EG22 24 : Karena ... ayam ... ayam ... ayam ras dikurang ... eh ditambah,
hehehe ditambah. (sambil memperbaiki persamaannya) Ditambah ... P22 25 : Iya, seperti apa? Kenapa x + y? EG22 25 : Karena ayam ras ditambah ayam kampung jumlahnya 24. P22 26 : Ayam ras yang mana? EG22 26 : Yang x. P22 27 : Terus? EG22 27 : Yang y, ayam kampung. P22 28 : Terus yang 30.000 x + 55.000 y = 970.000, kenapa seperti itu? EG22 28 : Karena harga ayam ras per ekor 30.000. (diam) P22 29 : Kemudian yang 55.000 y nya? EG22 29 : Harga ayam kampung per ekor. P22 30 : Sama dengan? EG22 30 : 97.000, eh 970.000. P22 31 : Yakin seperti itu persamaannya? EG22 31 : Iya. P22 33 : Kalau yakin coba dipindahkan dulu persamaannya ke bagian
menyusun rencana penyelesaian. EG22 33 : (memindahkan jawaban dari kertas coretan ke lembar jawaban)
P22 34 : Sudah? EG22 34 : Sudah. P22 35 : Mau ada yang ditambahkan? Atau cukup? EG22 35 : Cukup.
3) Triangulasi Data
Setelah diperoleh hasil wawancara dengan siswa EG, selanjutnya akan
dilakukan perbandingan antara hasil wawancara pertama dan kedua yang
dilaksanakan pada hari yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
valid atau tidaknya data yang telah diperoleh. Hasil wawancara pertama dan
kedua pada siswa EG dalam menyusun rencana penyelesaian disajikan pada tabel
berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Tabel 4.10 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa EG dalam Menyusun Rencana Penyelesaian
Masalah Wawancara Pertama Wawancara Kedua
Pertama
- Siswa EG dapat menyebutkan cara dan metode apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. (EG11 14 sampai EG11 15)
Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan langkah atau cara apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
- Siswa EG dapat menuliskan dan mengubah kalimat matematika yang ada pada soal menjadi model matematika dengan benar, meskipun dimulai dengan membuat persamaan yang salah. Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan langkah awal yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
- Siswa EG dapat menjelaskan dengan benar persamaan yang telah dibuatnya. (EG11 29 sampai EG11 32) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa paham dan mengerti dengan apa yang telah ditulisnya.
- Siswa EG dapat menyebutkan cara dan metode apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. (EG21 14 sampai EG21 16)
Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan langkah atau cara apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
- Siswa EG dapat menuliskan dan mengubah kalimat matematika yang ada pada soal menjadi model matematika dengan benar, meskipun dimulai dengan membuat persamaan yang salah. Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan langkah awal yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
- Siswa EG dapat menjelaskan dengan benar persamaan yang telah dibuatnya. (EG21 27 sampai EG21 37) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa paham dan mengerti dengan apa yang ditulisnya.
Kedua
- Siswa EG dapat menyebutkan cara dan metode apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. (EG12 14 sampai EG12 16)
Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan langkah atau cara apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
- Siswa EG dapat menuliskan dan mengubah kalimat matematika yang ada pada soal menjadi model matematika dengan benar, meskipun dimulai dengan membuat persamaan yang salah.
- Siswa EG dapat menyebutkan cara dan metode apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. (EG22 13 sampai EG12 16)
Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan langkah atau cara apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
- Siswa EG dapat menuliskan dan mengubah kalimat matematika yang ada pada soal menjadi model matematika dengan benar, meskipun dimulai dengan membuat persamaan yang salah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan langkah awal yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
- Siswa EG dapat menjelaskan dengan benar persamaan yang telah dibuatnya. (EG12 21) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa paham dan mengerti dengan apa yang ditulisnya.
Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan langkah awal yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
- Siswa EG dapat menjelaskan dengan benar persamaan yang telah dibuatnya. (EG22 25 sampai EG22 30) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa paham dan mengerti dengan apa yang ditulisnya.
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa untuk masalah pertama pada
wawancara pertama, siswa EG dapat menentukan langkah atau cara apa yang akan
digunakan untuk menyelesaikan masalah. Selain itu, siswa dapat menentukan
langkah awal apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah, yaitu
dengan membuat persamaan linear dua variabel, meskipun dimulai dengan
membuat persamaan yang salah. Untuk masalah pertama pada wawancara kedua,
siswa EG dapat menentukan langkah atau cara apa yang akan digunakan untuk
menyelesaikan masalah. Selain itu, siswa dapat menentukan langkah awal apa
yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah, yaitu dengan membuat
persamaan linear dua variabel, meskipun dimulai dengan membuat persamaan
yang salah. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa data yang ada
pada wawancara pertama dan wawancara kedua sama, sehingga dapat dikatakan
bahwa data untuk masalah pertama pada kedua wawancara tersebut valid pada
langkah menyusun rencana penyelesaian.
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa untuk masalah kedua pada
wawancara pertama, siswa EG dapat menentukan langkah atau cara apa yang akan
digunakan untuk menyelesaikan masalah. Selain itu, siswa dapat menentukan
langkah awal apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah, yaitu
dengan membuat persamaan linear dua variabel, meskipun dimulai dengan
membuat persamaan yang salah. Untuk masalah kedua pada wawancara kedua,
siswa EG dapat menentukan langkah atau cara apa yang akan digunakan untuk
menyelesaikan masalah. Selain itu, siswa dapat menentukan langkah awal apa
yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah, yaitu dengan membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
persamaan linear dua variabel, meskipun dimulai dengan membuat persamaan
yang salah. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa data yang ada
pada wawancara pertama dan wawancara kedua sama, sehingga dapat dikatakan
bahwa data untuk masalah kedua pada kedua wawancara tersebut valid pada
langkah menyusun rencana penyelesaian.
4) Analisis Data
a) Masalah Pertama
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa untuk menyelesaikan
masalah pertama, siswa EG akan menyelesaikan masalah tersebut dengan
menggunakan metode eliminasi dan substitusi. Hal ini terlihat dari hasil
wawancara, dimana siswa dapat menyebutkan dengan lancar dan benar cara
yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah (EG11 14).
Sebelum menggunakan metode eliminasi dan substitusi, ternyata siswa
EG terlebih dahulu mengubah kalimat matematika yang ada pada soal
menjadi model matematika, sehingga membentuk sistem persamaan linear
dua variabel (terlihat dari lembar jawaban siswa). Pada saat siswa membuat
persamaan linear dua variabel, mula-mula siswa menuliskan persamaan
yang kurang sesuai dengan apa yang diketahui pada masalah. Kemudian
siswa memodifikasi skema yang ada di dalam pikirannya sehingga siswa
dapat membuat persamaannya dengan benar sesuai dengan hal yang
diketahui pada masalah. Setelah itu, siswa dapat menjelaskan dengan lancar
dan benar persamaan yang telah dibuatnya (EG11 29 sampai EG11 32).
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa siswa EG melakukan
proses berpikir asimilasi dan akomodasi dalam menyusun rencana
penyelesaian dari masalah pertama. Proses berpikir asimilasi terjadi pada
saat siswa dapat menjelaskan dengan lancar dan benar cara atau langkah apa
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Proses berpikir asimilasi
juga terjadi pada saat siswa dapat menjelaskan dengan lancar dan benar
persamaan yang telah dibuatnya. Sedangkan proses berpikir akomodasi
terjadi pada saat siswa membutuhkan suatu proses untuk dapat membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
persamaan yang tepat dari masalah yang diberikan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi dan
akomodasi dalam menyusun rencana penyelesaian pada masalah pertama.
b) Masalah Kedua
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa untuk menyelesaikan
masalah kedua, siswa EG akan menyelesaikan masalah tersebut dengan
menggunakan metode eliminasi dan substitusi. Hal ini terlihat dari hasil
wawancara, dimana siswa dapat menyebutkan dengan lancar dan benar cara
yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah (EG12 15).
Sebelum menggunakan metode eliminasi dan substitusi, ternyata siswa
EG terlebih dahulu mengubah kalimat matematika yang ada pada soal
menjadi model matematika, sehingga membentuk sistem persamaan linear
dua variabel (terlihat dari lembar jawaban siswa). Pada saat siswa membuat
persamaan linear dua variabel, mula-mula siswa menuliskan persamaan
yang kurang sesuai dengan apa yang diketahui pada masalah. Kemudian
siswa memodifikasi skema yang ada di dalam pikirannya sehingga siswa
dapat membuat persamaannya dengan benar sesuai dengan hal yang
diketahui pada masalah. Setelah itu, siswa dapat menjelaskan dengan lancar
dan benar persamaan yang telah dibuatnya (EG12 21).
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa siswa EG melakukan
proses berpikir asimilasi dan akomodasi dalam menyusun rencana
penyelesaian dari masalah kedua. Proses berpikir asimilasi terjadi pada saat
siswa dapat menjelaskan dengan lancar dan benar cara atau langkah apa
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Proses berpikir asimilasi
juga terjadi pada saat siswa dapat menjelaskan dengan lancar dan benar
persamaan yang telah dibuatnya. Sedangkan proses berpikir akomodasi
terjadi pada saat siswa membutuhkan suatu proses untuk dapat membuat
persamaan yang tepat dari soal yang diberikan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi dan
akomodasi dalam menyusun rencana penyelesaian pada masalah kedua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Berdasarkan hasil analisis data pada masalah pertama dapat diketahui
bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi dan akomodasi dalam
menyusun rencana penyelesaian. Berdasarkan hasil analisis data pada masalah
kedua dapat diketahui bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi
dan akomodasi dalam menyusun rencana penyelesaian. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi dan akomodasi
dalam menyusun rencana penyelesaian.
c. Menyelesaikan Masalah Sesuai Perencanaan
Tujuan dari wawancara pada langkah menyelesaikan masalah sesuai
perencanaan ini antara lain:
1) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah sesuai
perencanaan, apakah siswa dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat atau tidak.
2) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah sesuai
perencanaan, apakah siswa melakukan proses berpikir secara asimilasi atau
siswa melakukan proses berpikir secara akomodasi.
Transkrip hasil wawancara pada siswa EG dalam menyelesaikan masalah
sesuai perencanaan adalah sebagai berikut.
1) Hasil Wawancara Pertama
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa EG dalam menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
P11 39 : Kalau sudah yakin, untuk menyelesaikannya menggunakan apa tadi metodenya?
EG11 39 : Eliminasi. P11 40 : Kamu yakin? EG11 40 : (menganggukkan kepala) P11 41 : Bisa langsung dicoba? EG11 41 : Bisa. P11 42 : Coba dikerjakan di sini, di bagian menyelesaikan masalah. EG11 42 : (mencoba menuliskan jawabannya di lembar jawaban) Ditulis x lagi? P11 43 : Gak usah, langsung saja. EG11 43 : (melanjutkan menuliskan jawaban di lembar jawaban) Ini umur Vera. (sambil menunjuk ke jawaban y = 8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
P11 44 : Umur Vera udah ketemu? Berapa tahun? EG11 44 : 8. P11 45 : 8 tahun. Kemudian? EG11 45 : Umur Dika. P11 46 : Umur Dika. EG11 46 : (melanjutkan menuliskan jawaban untuk mencari umur Dika) Sudah. P11 47 : Sudah? Nilai x nya berapa? EG11 47 : 28. P11 48 : Yang y nya? EG11 48 : 8. P11 49 : x nya tadi sebagai siapa? EG11 49 : Dika. P11 50 : Untuk y nya? EG11 50 : Vera. P11 51 : Yang ditanya soal tadi? EG11 51 : Umur Dika dan Vera sekarang. P11 52 : Jadi umur Dika berapa tahun sekarang? EG11 52 : 28. P11 53 : 28 tahun. Kalau umur Vera berapa tahun? EG11 53 : 8. P11 54 : Ditulis di sini jadi .... (sambil menunjuk lembar jawaban siswa) EG11 54 : (menambahkan jawaban untuk menjawab pertanyaan) P11 55 : Sudah? EG11 55 : Sudah. P11 56 : Kamu yakin dengan jawaban kamu? EG11 56 : Insya Allah. P11 57 : Ada yang mau ditambah gak? EG11 57 : Tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa EG dalam menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P12 23 : Selanjutnya apa yang akan kamu lakukan? EG12 23 : Dicari. P12 24 : Untuk persamaan ini kamu yakin seperti ini? EG12 24 : Insya Allah. P12 25 : Kalau sudah coba selesaikan masalah yang ada ini. EG12 25 : (mencoba menuliskan jawabannya di lembar jawaban)
EG12 25 : Boleh minta oret-oretan?(untuk menghitung hasil perkalian) P12 26 : Coretan. EG12 26 : (melanjutkan untuk menuliskan jawabannya di lembar jawaban) P12 27 : Sudah? EG12 27 : (menganggukkan kepala) P12 28 : Yakin? EG12 28 : Iya. P12 29 : Tadi y sebagai? EG12 29 : Sebagai ....... pohon ..... coklat. P12 30 : Untuk x nya? EG12 30 : Pohon salak. P12 31 : Yang ditanya dari soal tadi? EG12 31 : Masing-masing pohon salak dan pohon coklat. P12 32 : Jadi? EG12 32 : Pohon salaknya ada 225 pohon, pohon coklatnya ada 150 pohon. P12 33 : Jadi ditulis lagi. (menunjuk lembar jawaban siswa) EG12 33 : (menambahkan jawaban untuk menjawab pertanyaan) Sudah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
P12 34 : Jadi pohon salak dan pohon coklatnya, 150 untuk pohon coklat dan 225 untuk pohon salak. (membaca jawaban siswa)
Kamu yakin dengan jawaban kamu? EG12 34 : Iya.
2) Hasil Wawancara Kedua
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa EG dalam menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
P21 50 : Kalau yakin coba diselesaikan masalah ini, mau coba di coretan dulu apa mau langsung?
EG21 50 : Di coretan. P21 51 : Coretan. EG21 51 : (mencoba mencari jawabannya terlebih dahulu di kertas coretan)
P21 52 : Sudah? Mencari nilai apa itu? EG21 52 : Mencari nilai y. P21 53 : Kemudian mencari nilai apa lagi? EG21 53 : Nilai x. (melanjutkan mencari jawabannya)
P21 54 : Sudah? EG21 54 : Sudah. P21 55 : Yakin dengan jawabannya? EG21 55 : (menganggukkan kepala) P21 57 : Kalau yakin coba pindahkan ke bagian menyelesaikan masalah. EG21 57 : Ditulis kayak tadi? P21 58 : Iya. Langsung saja caranya. EG21 58 : Yang ini? (menunjuk jawaban siswa di bagian memahami masalah) P21 59 : (menganggukkan kepala) EG21 59 : (memindahkan jawaban dari kertas coretan ke lembar jawaban)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
P21 60 : Sudah? EG21 60 : Sudah. P21 61 : Yakin dengan jawabannya? Gak ada yang mau diubah? EG21 61 : (memperhatikan jawabannya) Iya sudah. P21 62 : Tadi x sebagai? EG21 62 : Sebagai Tika. P21 63 : y nya? EG21 63 : Ang ... gi. P21 64 : Yang ditanya dari soal apa sih? EG21 64 : Emmm umur Tika dan Anggi sekarang. P21 65 : Jadi? EG21 65 : Ja ... di (diam) P21 66 : Umur Tika sekarang berapa tahun, umur Anggi sekarang berapa
tahun? EG21 66 : Umur Tika sekarang 8 tahun, umur Anggi sekarang 5 tahun. P21 67 : Ditambahkan keterangannya. EG21 67 : (menambahkan keterangan jawaban) P21 68 : Sudah? EG21 68 : Sudah. P21 69 : Tadi kan kamu bilang pake cara eliminasi dan substitusi. Yang
eliminasi yang mana? Yang ini atau yang ini? (Menunjuk jawaban siswa di lembar jawaban)
EG21 69 : Yang ... ini. (sambil menunjuk jawaban yang romawi (ii)) P21 70 : Itu, yakin? EG21 70 : Insya Allah. P21 71 : Yang satunya? EG21 71 : Yang ini? (sambil menunjuk jawaban yang romawi (iii))
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
P21 72 : Iya, untuk yang itu? EG21 72 : Substitusi. P21 73 : Sudah? Yakin dengan jawaban kamu? EG21 73 : Insya Allah.
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa EG dalam menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P22 36 : Selanjutnya untuk menyelesaikan masalah ini kamu menggunakan cara apa?
EG22 36 : Pake cara eliminasi. P22 37 : Kemudian ada lagi atau cukup? EG22 37 : Kayaknya sudah deh. P22 38 : Yakin dengan jawabannya? EG22 38 : (diam) P22 39 : Yakin gak dengan ... EG22 39 : Insya Allah, hehehe. P22 40 : Mau coba di coretan atau mau langsung di lembar jawaban? EG22 40 : Di coretan dulu. P22 41 : Di coretan dulu. EG22 41 : (mencoba mencari jawabannya terlebih dahulu di kertas coretan)
P22 42 : Sudah? EG22 42 : Sudah. P22 43 : Sudah dapat nilai apanya? EG22 43 : Nilai y. P22 44 : Sudah cukup itu saja? Gak ada yang mau dicari lagi? EG22 44 : Ada. P22 45 : Ada. EG22 45 : Mencari nilai ayam kam ... ras, ayam ras. P22 46 : Ayam ras. EG22 46 : (melanjutkan mencari jawabannya)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
EG22 46 : Sudah. P22 47 : Sudah? Yakin dengan hasilnya? EG22 47 : Yakin. Cukup, Insya Allah. P22 48 : Kalau yakin coba pindahkan ke bagian menyelesaikan masalah. EG22 49 : (memindahkan jawaban dari kertas coretan ke lembar jawaban)
EG22 49 : Sudah. P22 50 : Sudah. EG22 50 : Dikasih keterangan? P22 51 : Iya. EG22 51 : (melanjutkan menuliskan jawabannya) Sudah. P22 52 : Sudah. Jadi, ayam rasnya ada berapa ekor? EG22 52 : 14. P22 53 : Yang ayam kampungnya? EG22 53 : Eh kebalik. (sambil memperbaiki jawabannya) P22 54 : Sama semua? EG22 54 : Hehehe, ini 10. P22 55 : Jadi, ayam rasnya ada ... EG22 55 : 14. P22 56 : Yang ayam kampung? EG22 56 : 10 ekor. P22 57 : Yakin gak dengan jawabannya? EG22 57 : I ... ya. P22 58 : Yakin dengan perhitungannya? EG22 58 : I ... ya. P22 59 : Iya. Kok takut ngomongnya? Yakin gak dengan perhitungannya? EG22 59 : Hehehe yakinlah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
3) Triangulasi Data
Setelah diperoleh hasil wawancara dengan siswa EG, selanjutnya akan
dilakukan perbandingan antara hasil wawancara pertama dan kedua yang
dilaksanakan pada hari yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
valid atau tidaknya data yang telah diperoleh. Hasil wawancara pertama dan
kedua pada siswa EG dalam menyelesaikan masalah sesuai perencanaan disajikan
pada tabel berikut.
Tabel 4.11 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa EG dalam Menyelesaikan Masalah Sesuai Perencanaan
Masalah Wawancara Pertama Wawancara Kedua
Pertama
Siswa EG dapat menyelesaikan masalah yang ada dengan lancar sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dan algoritma perhitungan yang dilakukan juga benar. (Terlihat dari lembar jawaban siswa)
Siswa EG dapat menyelesaikan masalah yang ada dengan lancar sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dan algoritma perhitungan yang dilakukan juga benar. (Terlihat dari kertas coretan dan lembar jawaban siswa)
Kedua
Siswa EG dapat menyelesaikan masalah yang ada dengan lancar sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dan algoritma perhitungan yang dilakukan juga benar. (Terlihat dari lembar jawaban siswa)
Siswa EG dapat menyelesaikan masalah yang ada dengan lancar sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dan algoritma perhitungan yang dilakukan juga benar. (Terlihat dari kertas coretan dan lembar jawaban siswa)
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa untuk masalah pertama pada
wawancara pertama, siswa EG dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat. Untuk masalah pertama pada wawancara kedua,
siswa EG dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa data yang ada pada
wawancara pertama dan wawancara kedua sama, sehingga dapat dikatakan bahwa
data untuk masalah pertama pada kedua wawancara tersebut valid pada langkah
menyelesaikan masalah sesuai perencanaan.
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa untuk masalah kedua pada
wawancara pertama, siswa EG dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
perencanaan yang telah dibuat. Untuk masalah kedua pada wawancara kedua,
siswa EG dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa data yang ada pada
wawancara pertama dan wawancara kedua sama, sehingga dapat dikatakan bahwa
data untuk masalah kedua pada kedua wawancara tersebut valid pada langkah
menyelesaikan masalah sesuai perencanaan.
4) Analisis Data
a) Masalah Pertama
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa untuk menyelesaikan
masalah pertama, siswa EG menyelesaikan masalah yang ada melalui
persamaan yang telah dibuatnya pada langkah menyusun rencana
penyelesaian. Selanjutnya, siswa menggunakan metode eliminasi dan
substitusi untuk menyelesaikan masalahnya. Hal ini terlihat dari hasil
pekerjaan siswa di lembar jawaban. Selain itu, algoritma perhitungan yang
dilakukan oleh siswa juga benar. Ini berarti siswa menyelesaikan masalah
tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah dibuatnya pada langkah
menyusun rencana penyelesaian.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa siswa EG dapat
mengintegrasikan secara langsung informasi atau pengetahuan barunya ke
dalam skema yang ada di pikirannya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi dalam menyelesaikan
masalah pertama sesuai dengan perencaan yang telah dibuat.
b) Masalah Kedua
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa untuk menyelesaikan
masalah kedua, siswa EG menyelesaikan masalah yang ada melalui
persamaan yang telah dibuatnya pada langkah menyusun rencana
penyelesaian. Selanjutnya, siswa menggunakan metode eliminasi dan
substitusi untuk menyelesaikan masalahnya. Hal ini terlihat dari hasil
pekerjaan siswa di lembar jawaban. Selain itu, algoritma perhitungan yang
dilakukan oleh siswa juga benar. Ini berarti siswa menyelesaikan masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah dibuatnya pada langkah
menyusun rencana penyelesaian.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa siswa EG dapat
mengintegrasikan secara langsung informasi atau pengetahuan barunya ke
dalam skema yang ada di pikirannya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi dalam menyelesaikan
masalah kedua sesuai dengan perencaan yang telah dibuat.
Berdasarkan hasil analisis data pada masalah pertama dapat diketahui
bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi dalam menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan. Berdasarkan hasil analisis data pada masalah
kedua dapat diketahui bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi
dalam menyelesaikan masalah sesuai perencanaan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi dalam
menyelesaikan masalah sesuai perencanaan.
d. Memeriksa Kembali Hasil yang Diperoleh
Tujuan dari wawancara pada dalam memeriksa kembali hasil yang diperoleh
ini antara lain:
1) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam memeriksa kembali hasil yang
telah diperoleh, apakah siswa dapat menyebutkan cara atau langkah apa yang
akan digunakan untuk memeriksa hasil yang telah diperoleh atau tidak.
2) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam memeriksa kembali hasil yang
diperoleh, apakah siswa melakukan proses berpikir secara asimilasi atau siswa
melakukan proses berpikir secara akomodasi.
Transkrip hasil wawancara pada siswa EG dalam memeriksa kembali hasil
yang diperoleh adalah sebagai berikut.
1) Hasil Wawancara Pertama
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa EG dalam memeriksa kembali
hasil yang diperoleh untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
P11 59 : Bagaimana kamu yakin kalau jawaban kamu ini benar? Bagaimana cara memeriksa jawabannya?
EG11 59 : Emmm ... (diam) Caranya ..... P11 60 : Bagaimana? EG11 60 : Umur Vera ...... kan diperbandingkannya sama umur Dika. Nah tiga
tahun berarti 8 ditambah ti .... ga. P11 61 : 8 + 3. EG11 61 : (diam) P11 62 : Kenapa ditambah 3? EG11 62 : Kare ..... Dikurangi. P11 63 : Dikurangi. EG11 63 : Dikurangi 3. P11 64 : Kenapa dikurangi 3? EG11 64 : Karena umurnya yang tiga tahun yang lalu. P11 65 : Berarti berapa umurnya tiga tahun yang lalu? EG11 65 : 5. P11 66 : Untuk si Vera? EG11 66 : Iya. P11 67 : Untuk Dikanya? EG11 67 : 28 dikurangi 3. P11 68 : 28 dikurangi 3, berapa? EG11 68 : 25. P11 69 : Terus? EG11 69 : Terus yang akan datang 8 ditambah 2 umur Vera 10 tahun. P11 70 : 10 tahun. Untuk umur Dikanya? EG11 70 : 28 ditambah 2, 30. P11 71 : Terus, taunya benar darimana? EG11 71 : Karena perbandingannya. P11 72 : Perbandingannya. EG11 72 : Kalau tiga tahun yang lalu umurnya Dika lima kali umur Vera. P11 73 : Benar? Benar lima kali umur Vera umurnya si Dika? EG11 73 : Iya. P11 74 : Berapa berbanding berapa? EG11 74 : 5 berbanding 25. P11 75 : Satunya? Dua tahun yang akan datang umur Dika adalah tiga kali
umur Vera? EG11 75 : 10 berbanding 30. P11 76 : 10 berbanding 30. Benar tiga kalinya? EG11 76 : Iya. P11 77 : Sudah yakin dengan jawabannya? EG11 77 : Iya. P11 78 : Coba ditulis di bagian memeriksa kembali jawaban. Sesuai dengan
yang kamu bilang. EG11 78 : (mencoba menuliskan caranya di lembar jawaban)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
EG11 78 : Sudah. P11 79 : Yakin dengan jawabannya? EG11 79 : Iya. P11 80 : Selain cara itu ada cara lain gak sih, selain melalui soal? (sambil
menunjuk jawaban siswa) EG11 80 : Tidak. P11 81 : Untuk melihat bahwa jawaban kamu ini benar? EG11 81 : (menggelengkan kepala) P11 82 : Setau kamu tidak ada? EG11 82 : Tidak.
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa EG dalam memeriksa kembali
hasil yang diperoleh untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P12 36 : Bagaimana cara kamu meyakini bahwa jawaban kamu ini benar? EG12 36 : Karena pohon coklat dan pohon salak ditambahin sudah pas. P12 37 : Sudah pas berapa? EG12 37 : 375. P12 38 : Benar? EG12 38 : Iya. P12 39 : Yakin? EG12 39 : Yakin. P12 40 : Coba ditulis bagaimana caranya. EG12 40 : (mencoba menuliskan jawabannya di lembar jawaban)
EG12 40 : Sudah. P12 41 : Mau ada yang ditambahin lagi gak?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
EG12 41 : Gak, makasih mbak. P12 43 : Cukup? EG12 43 : Cukup. P12 44 : Untuk yang lainnya? EG12 44 : Tidak. P12 45 : Cara yang lainnya ada lagi gak? EG12 45 : Gak. P12 46 : Tidak. Ok.
2) Hasil Wawancara Kedua
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa EG dalam memeriksa kembali
hasil yang diperoleh untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
P21 74 : Kalau kamu sudah yakin, bagaimana cara kamu meyakini bahwa jawaban kamu ini benar lho? Bagaimana cara memeriksanya?
EG21 74 : Kita memeriksanya umur Tika dikurangi umur Anggi sama dengan 3 tahun.
P21 75 : Sama dengan 3 tahun. Itu sama dengan yang di mana? EG21 75 : Yang x y = 3. P21 76 : Sama dengan yang di soal? EG21 76 : Iya. P21 77 : Yang kalimat mana? EG21 77 : Yang selisih umur Tika dan Anggi adalah 3 tahun. P21 78 : Jadi jawabannya benar? EG21 78 : Iya. P21 79 : Cukup dari itu saja, gak ada yang lain? EG21 79 : Tidak. P21 80 : Kalau kamu yakin dengan jawabannya coba dipindahkan ke bagian
memeriksa kembali jawaban. EG21 82 : (menuliskan jawaban di lembar jawaban)
EG21 82 : Sudah. P21 83 : Yakin dengan dari selisih itu saja gak ada cara yang lain? EG21 83 : (memperhatikan soal) Kayaknya ada. P21 84 : Bagaimana? EG21 84 : Dikaliin. P21 85 : Dikaliin dengan? EG21 85 : 4. P21 86 : 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
EG21 86 : Coba ya. P21 87 : Coba. EG21 87 : (mencoba mencari jawabannya di kertas coretan)
EG21 87 : Sama aja. P21 88 : Sama saja. Jadi kamu memeriksanya yang lain lagi darimana? EG21 88 : Apa? P21 89 : Cukup dengan ini saja atau ada yang lain lagi? EG21 89 : Sudah ini aja. P21 90 : Itu saja. Kalau dengan cara lain selain mengeceknya dari soal ada
gak cara lain? EG21 90 : (diam) P21 91 : Setau kamu. EG21 91 : Hmmm ... Kayaknya gak ada. P21 92 : Yang kamu tau cuma seperti ini? EG21 92 : Iya. P21 93 : Yakin untuk masalah untuk yang pertama? EG21 93 : (menganggukkan kepala) P21 94 : Gak ada yang mau ditambahkan? EG21 94 : Tidak.
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa EG dalam memeriksa kembali
hasil yang diperoleh untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P22 60 : Kalau yakin, bagaimana kamu yakin kalau jawaban kamu benar, cara memeriksanya bagaimana?
EG22 60 : Ayam ras ditambah ayam kampung sama dengan 24. x + y = 24. P22 61 : x + y = 24. Jadi 10 + 14 = ... EG22 61 : 24. P22 62 : Itu sama dengan yang dimana? EG22 62 : Yang di ... ini. (sambil menunjuk soal) P22 63 : Yang di soal itu? EG22 63 : Iya. P22 64 : Yakin dengan jawabannya? EG22 64 : Iya. P22 65 : Selain itu ada lagi gak caranya? EG22 65 : (diam) Kayaknya tidak. P22 66 : Yakin caranya seperti itu? EG22 66 : Yang saya tau seperti itu. P22 67 : Kalau kamu yakin coba pindahkan ke bagian memeriksa kembali
jawaban. EG22 67 : (menuliskan jawabannya di lembar jawaban)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
P22 68 : Sudah? EG22 68 : Sudah. P22 69 : Kalau selain cara yang ini, ada cara lain gak selain dari soal untuk
bisa memeriksa jawabannya ini? EG22 69 : Tidak tau. P22 70 : Setau kamu? EG22 70 : Cuma itu, hehehe. P22 71 : Jadi jawabannya yakin seperti itu? EG22 71 : Iya. P22 72 : Untuk masalah yang kedua ada yang mau ditambahkan atau ada
yang mau diubah? EG22 72 : Kayaknya tidak. P22 73 : Cukup seperti ini? EG22 73 : Iya.
3) Triangulasi Data
Setelah diperoleh hasil wawancara dengan siswa EG, selanjutnya akan
dilakukan perbandingan antara hasil wawancara pertama dan kedua yang
dilaksanakan pada hari yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
valid atau tidaknya data yang telah diperoleh. Hasil wawancara pertama dan
kedua pada siswa EG dalam memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.12 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa EG dalam Memeriksa Kembali Hasil yang Diperoleh
Masalah Wawancara Pertama Wawancara Kedua
Pertama
- Siswa EG dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperoleh, serta siswa dapat menyebutkan dengan lancar dan benar cara untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. (EG11 60 sampai EG11 76) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan cara atau langkah apa yang akan digunakan untuk memeriksa
- Siswa EG dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperoleh, serta siswa dapat menyebutkan dengan lancar dan benar cara untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. (EG21 74 sampai EG21 78) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan cara atau langkah apa yang akan digunakan untuk memeriksa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
kembali hasil yang telah diperoleh, serta siswa dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperoleh.
kembali hasil yang telah diperoleh, serta siswa dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperoleh.
Kedua
- Siswa EG dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperoleh, serta siswa dapat menyebutkan dengan lancar dan benar cara untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. (EG12 36 sampai EG12 38) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan cara atau langkah apa yang akan digunakan untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh, serta siswa dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperoleh.
- Siswa EG dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperoleh, serta siswa dapat menyebutkan dengan lancar dan benar cara untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. (EG22 60 sampai EG22 63) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat menentukan cara atau langkah apa yang akan digunakan untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh, serta siswa dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperoleh.
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa untuk masalah pertama pada
wawancara pertama, siswa EG dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah
diperoleh, serta siswa dapat menentukan cara atau langkah apa yang akan
digunakan untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. Untuk masalah
pertama pada wawancara kedua, siswa EG dapat meyakini kebenaran dari hasil
yang telah diperoleh, serta siswa dapat menentukan cara atau langkah apa yang
akan digunakan untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa data yang ada pada wawancara pertama
dan wawancara kedua sama, sehingga dapat dikatakan bahwa data untuk masalah
pertama pada kedua wawancara tersebut valid pada langkah memeriksa kembali
hasil yang telah diperoleh.
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa untuk masalah kedua pada
wawancara pertama, siswa EG dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah
diperoleh, serta siswa dapat menentukan cara atau langkah apa yang akan
digunakan untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. Untuk masalah
kedua pada wawancara kedua, siswa EG dapat meyakini kebenaran dari hasil
yang telah diperoleh, serta siswa dapat menentukan cara atau langkah apa yang
akan digunakan untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. Berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa data yang ada pada wawancara pertama
dan wawancara kedua sama, sehingga dapat dikatakan bahwa data untuk masalah
kedua pada kedua wawancara tersebut valid pada langkah memeriksa kembali
hasil yang telah diperoleh.
4) Analisis Data
a) Masalah Pertama
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pada masalah pertama
siswa EG dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperolehnya.
Siswa dapat meyakini kebenaran hasilnya dengan cara mengembalikan hasil
yang telah diperoleh ke hal yang diketahui pada masalah dan melalui
perbandingan umurnya (EG11 60 sampai EG11 76). Setelah dilakukan
pemeriksaan terhadap hasilnya, ternyata hasil yang telah diperoleh siswa
pada langkah menyelesaikan masalah tersebut benar dan telah sesuai dengan
hal yang diketahui pada masalah.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa siswa EG dapat
mengintegrasikan secara langsung informasi atau pengetahuan barunya ke
dalam skema yang ada di pikirannya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi dalam memeriksa
kembali hasil yang telah diperolehnya pada masalah pertama.
b) Masalah Kedua
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pada masalah kedua
siswa EG dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperolehnya.
Siswa dapat meyakini kebenaran hasilnya dengan cara mengembalikan hasil
yang telah diperoleh ke hal yang diketahui pada masalah (EG12 36 sampai
EG12 38). Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap hasilnya, ternyata
hasil yang telah diperoleh siswa pada langkah menyelesaikan masalah
tersebut benar dan telah sesuai dengan hal yang diketahui pada masalah.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa siswa camper dapat
mengintegrasikan secara langsung informasi atau pengetahuan barunya ke
dalam skema yang ada di pikirannya. Dengan demikian dapat dikatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi dalam memeriksa
kembali hasil yang telah diperolehnya pada masalah kedua.
Berdasarkan hasil analisis data pada masalah pertama dapat diketahui
bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi dalam memeriksa
kembali hasil yang telah diperoleh. Berdasarkan hasil analisis data pada
masalah kedua dapat diketahui bahwa siswa EG melakukan proses berpikir
asimilasi dalam memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi
dalam memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh.
3. Siswa AM (Siswa Quitter)
Wawancara pertama dengan siswa AM dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 17
November 2012, pada pukul 11.30 hingga pukul 11.55. Wawancara kedua dengan
siswa AM dilakukan pada hari Jumat, tanggal 30 November 2012, pada pukul
13.30 hingga pukul 14.10. Siswa AM memiliki kategori dari masing-masing
dimensi AQ adalah dimensi kendali diri dengan kategori rendah, dimensi asal usul
dan pengakuan diri dengan kategori sedang, dimensi efek kesulitan dengan
kategori rendah, dan dimensi daya tahan dengan kategori rendah.
a. Memahami Masalah
Tujuan dari wawancara pada langkah memahami masalah ini antara lain:
1) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam memahami masalah, apakah siswa
dapat menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari masalah
atau tidak.
2) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam memahami masalah, apakah siswa
melakukan proses berpikir secara akomodasi ataukah siswa melakukan proses
berpikir secara asimilasi.
Transkrip hasil wawancara pada siswa AM dalam memahami masalah adalah
sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
1) Hasil Wawancara Pertama
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa AM dalam memahami
masalah untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
P11 03 : Sekarang coba dulu dibaca masalah yang pertama. AM11 04 : (membaca soal) P11 05 : Sudah? AM11 05 : Sudah. P11 06 : Dari masalah yang pertama ini, informasi apa sih yang kamu peroleh
dari soal? AM11 06 : Masalah umur. P11 07 : Umurnya bagaimana? AM11 07 : Perbedaan umur Dika tiga tahun yang lalu dengan Vera. P11 09 : Perbedaan umur. AM11 09 : (menganggukkan kepala) P11 10 : Kalau dari soal itu, apa sih yang diketahui dari soal? AM11 10 : Diketahuinya, maksudnya? P11 11 : Yang diketahui dari soal apa saja? AM11 11 : Hmmm apa ya. (memperhatikan ulang soal) Dua tahun yang akan datang umur Dika adalah 3 kali umur Vera. P11 12 : Ada lagi selain itu? AM11 12 : Berapa umur Dika dan Vera sekarang? P11 13 : Jadi yang diketahui dua tahun yang akan datang umur Dika adalah 3
kali umur Vera. Hanya itu? AM11 13 : (menganggukkan kepala) P11 14 : Tidak ada yang lain dari soal itu? AM11 14 : (memperhatikan ulang soal) Umur Dika ... (diam) P11 15 : Bagaimana? AM11 15 : (memperhatikan ulang soal) P11 16 : Hanya dua tahun yang akan datang umur Dika adalah 3 kali umur
Vera? Ada lagi atau tidak yang diketahui dari soal? AM11 16 : (memperhatikan ulang soal) P11 17 : Cukup hanya itu? AM11 17 : Iya. P11 18 : Kalau yang ditanyanya dari soal apa? AM11 18 : Berapa umur Dika dan Vera sekarang. P11 19 : Yakin dengan jawabannya? AM11 19 : Yakin. P11 20 : Kalau yakin coba pindahkan ke bagian memahami masalah, apa
yang kamu jelaskan tadi, yang diketahui apa, yang ditanya apa. AM11 20 : (diam) P11 24 : Mau langsung apa mau di coretan dulu? AM11 24 : Langsung aja mbak. P11 25 : Langsung. AM11 25 : (memperhatikan ulang soal) Ini tadi apa ya mbak yang pertama? P11 26 : Tadi yang diketahui dari soal apa?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
AM11 26 : Apa ya. (diam) P11 27 : Yang mana? AM11 27 : Abis yang diketahui tadi terus apa mbak? P11 28 : Ditanya. AM11 29 : (memperhatikan ulang soal) Tulis aja mbak? P11 30 : Iya. AM11 30 : (menuliskan jawabannya pada lembar jawaban) Berarti yang ini ditulis lagi mbak? (sambil menunjuk soal dan
lembar jawban bagian menyusun rencana penyelesaian) Jawabannya? P11 31 : Nanti jawabannya. Ditulis yang tadi kamu katakan, yang diketahui
apa tadi, yang ditanyakan apa. AM11 31 : (memperhatikan ulang soal) (melanjutkan menuliskan jawaban pada lembar jawaban) Yang ditanyanya mbak? P11 32 : Iya. AM11 32 : (melanjutkan menuliskan jawaban)
P11 33 : Sudah? AM11 33 : Sudah. P11 34 : Sudah. Cukup? AM11 34 : (menganggukkan kepala) P11 35 : Ada yang mau ditambahkan tidak? AM11 35 : Apa ya. (memperhatikan ulang soal) P11 36 : Ada yang mau ditambahkan atau sudah yakin dengan jawabannya? AM11 36 : (memperhatikan ulang soal dan lembar jawaban) Sudah mbak. P11 37 : Yakin dengan jawabannya? AM11 37 : Iya. P11 38 : Selanjutnya, untuk menyelesaikan masalah ini, apakah kamu
memerlukan informasi lain untuk menyelesaikan masalahnya? AM11 38 : (melihat-lihat keluar ruangan) Maksudnya informasi apa? P11 39 : Kan tadi sudah ada, dua tahun yang akan datang umur Dika adalah
tiga kali umur Vera. Yang ditanya berapa umur Dika dan Vera sekarang. Nah untuk menjawab umur Dika dan Vera sekarang kamu perlu informasi lain gak selain yang diketahui ini?
AM11 39 : Perlu. P11 40 : Informasi apa? AM11 40 : (memperhatikan ulang soal) Apa ya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
P11 42 : Gimana, perlu gak kamu informasi lain untuk menjawab soal itu selain yang diketahui dari soal?
AM11 42 : Sebenernya sih iya mbak, perlu. P11 44 : Perlunya informasi seperti apa lagi yang kamu perlukan? AM11 44 : Berapa usia Dika dan Vera setelah dua tahun yang akan datang. P11 45 : Oh, berapa usia Dika dan Vera setelah dua tahun yang akan datang.
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa AM dalam memahami
masalah untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P12 01 : Sekarang coba baca soal yang kedua. AM12 02 : (membaca soal) P12 03 : Sudah? AM12 03 : Sudah. P12 04 : Dari masalah yang kedua ini, informasi apa yang kamu peroleh dari
soal? AM12 04 : Sebentar. (memperhatikan ulang soal) P12 05 : Oh sebentar. AM12 05 : (memperhatikan ulang soal) P12 06 : Sudah? AM12 06 : Sudah. P12 07 : Apa informasi yang kamu peroleh dari soal yang ke dua ini? AM12 07 : Informasinya Pak Andi mempunyai kebun dengan lahan seluas
seratus delapan puluh ... emmm apa ya? P12 09 : Gimana, informasi apa yang kamu peroleh dari soal? AM12 09 : Pak Andi membutuhkan lahan seluas 4 meter ..... P12 10 : Persegi. AM12 10 : Persegi untuk menanam pohon salak. (diam) P12 11 : Sudah? AM12 11 : dan 6 meter persegi per pohon untuk menanam pohon coklat. P12 12 : Untuk menanam pohon coklat. Sudah itu aja informasinya? AM12 12 : Sudah. P12 13 : Kalau yang diketahui dari soal yang ke dua ini apa sih? AM12 13 : Yang diketahui mbak. P12 14 : Yang diketahuinya apa? AM12 14 : Pak Andi mempunyai kebun dengan seluas 1800 meter ... P12 15 : Meter persegi. AM12 15 : Meter persegi yang ditanami pohon salak dan coklat. (diam) P12 16 : Sudah? AM12 16 : (menganggukkan kepala) P12 17 : Itu saja yang diketahui dari soal? AM12 17 : (menganggukkan kepala) P12 19 : Gak ada lagi? AM12 19 : Hemm gak ada. P12 20 : Yang ditanya dari soal? AM12 20 : Berapa masing-masing pohon salak dan pohon coklat yang ada di
kebun Pak Andi? P12 21 : Kamu yakin ...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
AM12 21 : Yakin. P12 22 : Bahwa yang diketahui tadi itu dan yang ditanya berapakah masing-
masing pohon salak dan pohon coklat yang ada di kebun Pak Andi? AM12 22 : (menganggukkan kepala) P12 23 : Yakin? AM12 23 : Iya. P12 24 : Kalau yakin coba pindahkan ke bagian memahami masalah. Seperti
tadi yang kamu jelaskan, yang diketahui apa, yang ditanya apa. AM12 26 : (memperhatikan ulang soal) (menuliskan jawabannya pada lembar jawaban)
P12 27 : Sudah? AM12 27 : Sudah. P12 29 : Yakin dengan jawabannya? AM12 29 : (menganggukkan kepala) P12 30 : Ada yang mau ditambahin tidak? AM12 30 : Sudah. P12 32 : Selanjutnya apakah kamu memerlukan informasi lain untuk
menjawab soal ini, selain yang diketahui dari soal? AM12 32 : (diam)
Informasi apa ya? P12 33 : Informasi apa. Ini kan yang ditanya berapakah masing-masing pohon
salak dan pohon coklat yang ada di kebun Pak Andi? AM12 33 : Iya. P12 34 : Nah untuk menjawab pertanyaan ini apakah informasi yang lain lagi
selain yang diketahui dari soal ini? (sambil menunjuk lembar jawaban siswa)
AM12 34 : (diam) Hemm ...
P12 35 : Bingung? Gak tau? AM12 35 : Gak tau mbak.
2) Hasil Wawancara Kedua
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa AM dalam memahami
masalah untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
P21 02 : Sekarang coba baca dalam hati dulu masalah yang pertama. AM21 02 : (diam) P21 03 : Dibaca dulu masalah yang pertama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
AM21 03 : (membaca soal) P21 04 : Sudah? AM21 04 : (diam) P21 05 : Sudah? Sudah belum? AM21 05 : (melanjutkan membaca soal) (menganggukkan kepala) P21 07 : Dari masalah yang pertama ini, informasi apa sih yang kamu peroleh
dari soal? AM21 07 : (diam) P21 08 : Informasi apa yang kamu peroleh dari masalah yang pertama ini? AM21 08 : Apa ya?(memperhatikan ulang soal) P21 09 : Informasi apa yang diperoleh dari masalah yang pertama? AM21 09 : (memperhatikan ulang soal) Hehehe. P21 10 : Gak tau? AM21 10 : Sabar (memperhatikan ulang soal) P21 11 : Apa informasi yang diperoleh dari masalah yang pertama ini? AM21 14 : Ehem. Tika dan Anggi merupakan kakak beradik yang memiliki
tanggal dan bulan kelahiran yang sama. P21 15 : Sudah, itu saja? AM21 15 : (menganggukkan kepala) P21 16 : Gak ada yang lain lagi? AM21 16 : (diam) P21 19 : Bagaimana ada tidak? AM21 19 : Gak ada. P21 20 : Kalau dari masalah yang pertama ini, yang diketahui dari soal apa
sih? Yang diketahuinya? AM21 20 : (memperhatikan ulang soal) Berapa umur Tika dan Anggi sekarang. P21 21 : Itu yang diketahui, atau yang ditanya? AM21 21 : Yang ditanya. P21 22 : Kalau yang diketahuinya? AM21 22 : Selisih umur Tika dan Anggi adalah 3 tahun. P21 24 : Hanya itu, gak ada yang lain? AM21 24 : (menggelengkan kepala) P21 25 : Sedangkan yang ditanyanya? AM21 25 : Berapakah umur Tika dan Anggi sekarang? P21 27 : Hanya itu? AM21 27 : (menganggukkan kepala) P21 28 : Yakin dengan jawabannya? AM21 28 : Insya Allah. P21 29 : Kalau yakin coba pindahkan ke bagian memahami masalah untuk
masalah yang pertama. Sesuai dengan yang kamu katakan tadi, yang diketahuinya yang mana, yang ditanyanya yang mana.
AM21 29 : (menuliskan jawabannya pada lembar jawaban)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
P21 32 : Sudah belum? AM21 32 : (diam) Huft. P21 33 : Sudah? AM21 33 : (menganggukkan kepala) P21 34 : Yakin dengan jawabannya? Gak ada yang mau ditambahkan atau
cukup? AM21 34 : (diam) P21 35 : Ada yang mau ditambahkan atau cukup? AM21 36 : Gak ada. P21 37 : Gak ada, cukup? AM21 37 : (menganggukkan kepala) P21 38 : Yakin dengan jawabannya? AM21 38 : Yakin. P21 39 : Selanjutnya, kamu memerlukan informasi lagi gak untuk bisa
menjawab berapakah umur Tika dan Anggi sekarang, selain yang diketahui dari soal?
AM21 39 : (memperhatikan ulang soal dan lembar jawaban) Hemmm ... P21 40 : Perlu informasi lain gak untuk bisa menjawab berapa umur Tika dan
Anggi sekarang, selain yang diketahui dari soal? AM21 40 : (memperhatikan ulang soal dan lembar jawaban) Hemmm ... P21 41 : Gak ada? AM21 41 : Gak tau. P21 42 : Bingung? AM21 42 : (menganggukkan kepala)
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa AM dalam memahami
masalah untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P22 01 : Coba untuk masalah yang kedua dibaca terlebih dahulu. AM22 01 : (membaca soal) P22 04 : Sudah? AM22 04 : (menggelengkan kepala sambil melihat keluar kelas) P22 06 : Sudah? Sudah dibaca? AM22 06 : Sudah. P22 07 : Untuk masalah yang kedua ini, informasi apa yang kamu peroleh
dari soal? AM22 07 : (memperhatikan ulang soal) Pak Heri mempunyai ayam yang berjumlah 24 ... 24 ekor yang
terdiri dari ayam ras dan ayam kampung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
P22 09 : Itu saja informasinya? AM22 09 : (menganggukkan kepala) P22 10 : Iya? AM22 10 : (memperhatikan ulang soal) (menganggukkan kepala) P22 11 : Iya? Iya atau masih ada yang lain lagi? AM22 11 : (memperhatikan ulang soal) P22 12 : Sudah? Hanya itu informasinya? AM22 12 : Pak Heri menjual ayamnya dengan harga Rp 30.000,00 untuk ayam
ras dan Rp 55.000,00 untuk ayam kampung. P22 13 : Cukup? AM22 13 : (menganggukkan kepala) P22 14 : Kalau yang diketahui dari masalah yang kedua ini apa saja? AM22 14 : (memperhatikan ulang soal) P22 15 : Yang mana yang diketahuinya? AM22 15 : Pak Heri mem ... eh ... hehehe. P22 16 : Gimana, apa yang diketahui dari masalah yang kedua ini? AM22 20 : (memperhatikan ulang soal) Pak Heri menjual ayamnya dengan harga Rp 30.000,00 ekor untuk
ayam ras dan Rp 55.000,00 ekor untuk ayam kampung. P22 21 : Itu yang diketahui? AM22 21 : (menganggukkan kepala) P22 22 : Hanya itu? AM22 22 : (menganggukkan kepala) P22 23 : Gak ada lagi? AM22 23 : (menggelengkan kepala) P22 24 : Yang ditanyanya? AM22 24 : Berapa ekor masing-masing ayam ras dan ayam kampung milik Pak
Heri yang terjual? P22 25 : Jadi yang diketahui, Pak Heri menjual ayamnya dengan harga Rp
30.000,00 per ekor untuk ayam ras dan Rp 55.000,00 per ekor untuk ayam kampung. Itu yang diketahui?
AM22 25 : (menganggukkan kepala) P22 26 : Yang ditanyanya, berapa ekor masing-masing ayam ras dan ayam
kampung milik Pak Heri yang terjual. Iya? AM22 26 : Iya. P22 27 : Hanya itu saja? AM22 27 : (menganggukkan kepala) P22 28 : Gak ada yang lain? AM22 28 : Gak ada. P22 29 : Yakin gak dengan jawabannya? AM22 29 : Gak, hehehe. P22 30 : Kalau gak coba diperiksa lagi. AM22 30 : Yakin. P22 31 : Yakin? AM22 31 : Insya Allah. P22 32 : Kalau yakin coba pindahkan ke bagian memahami masalah. AM22 32 : (diam) P22 33 : Sesuai dengan yang kamu katakan tadi aja. AM22 33 : (diam)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
P22 34 : Dipindahkan saja sesuai dengan yang kamu ucapkan tadi. AM22 34 : (menuliskan jawabannya pada lembar jawaban)
P22 36 : Sudah? AM22 36 : Sudah. P22 37 : Ada yang mau ditambahkan gak untuk yang diketahui dan
ditanyanya? AM22 37 : Gak tau. P22 38 : Kok gak tau? Dari jawaban kamu ini ada yang mau ditambahkan lagi
gak? Atau cukup? AM22 38 : (menganggukkan kepala) P22 39 : Cukup. Yakin dengan jawaban ini? AM22 39 : Insya Allah. P22 40 : Selanjutnya, kamu memerlukan informasi lain gak untuk bisa
menjawab berapa ekor masing-masing ayam ras dan ayam kampung milik Pak Heri yang terjual, selain yang diketahui dari soal ini?
AM22 40 : (memperhatikan ulang soal) P22 41 : Perlu informasi lain gak untuk bisa menjawab pertanyaan ini selain
yang diketahui? AM22 41 : Gak tau. P22 42 : Gak tau? AM22 42 : (menggelengkan kepala)
3) Triangulasi Data
Setelah diperoleh hasil wawancara dengan siswa AM, selanjutnya akan
dilakukan perbandingan antara hasil wawancara pertama dan kedua yang
dilaksanakan pada hari yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
valid atau tidaknya data yang telah diperoleh. Hasil wawancara pertama dan
kedua pada siswa AM dalam memahami masalah disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.13 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa AM dalam Memahami Masalah
Masalah Wawancara Pertama Wawancara Kedua
Pertama
- Siswa AM dapat menyebutkan dengan lancar apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah, hanya saja siswa tidak
- Siswa AM dapat menyebutkan dengan lancar apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah, hanya saja siswa tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
sempurna dalam menyebutkan hal-hal yang diketahuinya. (AM11 11 sampai AM11 18) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah, meskipun tidak sempurna.
- Siswa AM tidak dapat menentukan apakah hal yang diketahui sudah bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan yang ada atau tidak, serta tidak mengetahui apakah siswa memerlukan informasi lain untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut atau tidak. (AM11 38 sampai AM11 45) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa belum memiliki gambaran untuk bisa menyelesaikan masalah yang ada.
sempurna dalam menyebutkan hal-hal yang diketahuinya. (AM21 14 sampai AM21 24) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah, meskipun tidak sempurna.
- Siswa AM tidak dapat menentukan apakah hal yang diketahui sudah bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan yang ada atau tidak, serta tidak mengetahui apakah siswa memerlukan informasi lain untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut atau tidak. (AM21 39 sampai AM21 41) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa belum memiliki gambaran untuk bisa menyelesaikan masalah yang ada.
Kedua
- Siswa AM dapat menyebutkan dengan lancar apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah, hanya saja siswa tidak sempurna dalam menyebutkan hal-hal yang diketahuinya. (AM12 14 sampai AM12 20) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah, meskipun tidak sempurna.
- Siswa AM tidak dapat menentukan apakah hal yang diketahui sudah bisa untuk menjawab pertanyaan yang ada atau tidak, serta tidak mengetahui apakah siswa memerlukan informasi lain untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut atau tidak. (AM12 32 sampai AM12 35) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa belum memiliki gambaran untuk bisa menyelesaikan masalah yang ada.
- Siswa AM dapat menyebutkan dengan lancar apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah, hanya saja siswa tidak sempurna dalam menyebutkan hal-hal yang diketahuinya. (AM22 20 sampai AM22 28) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah, meskipun tidak sempurna.
- Siswa AM tidak dapat menentukan apakah hal yang diketahui sudah bisa untuk menjawab pertanyaan yang ada atau tidak, serta tidak mengetahui apakah siswa memerlukan informasi lain untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut atau tidak. (AM22 40 sampai AM22 42) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa belum memiliki gambaran untuk bisa menyelesaikan masalah yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa untuk masalah pertama pada
wawancara pertama, siswa AM dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan pada masalah, hanya saja siswa tidak sempurna dalam
menentukan hal-hal yang diketahuinya. Selain itu, siswa tidak dapat menentukan
apakah siswa memerlukan informasi lain untuk bisa menyelesaikan masalah
pertama atau tidak. Untuk masalah pertama pada wawancara kedua, siswa AM
dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah,
hanya saja siswa tidak sempurna dalam menentukan hal-hal yang diketahuinya.
Selain itu, siswa tidak dapat menentukan apakah siswa memerlukan informasi lain
untuk bisa menyelesaikan masalah kedua atau tidak. Berdasarkan penjelasan
tersebut dapat diketahui bahwa data yang ada pada wawancara pertama dan
wawancara kedua sama, sehingga dapat dikatakan bahwa data untuk masalah
pertama pada kedua wawancara tersebut valid pada langkah memahami masalah.
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa untuk masalah kedua pada
wawancara pertama, siswa AM dapat mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan pada masalah, hanya saja siswa tidak sempurna dalam
menentukan hal-hal yang diketahuinya. Selain itu, siswa tidak dapat menentukan
apakah siswa memerlukan informasi lain untuk bisa menyelesaikan masalah
pertama atau tidak. Untuk masalah kedua pada wawancara kedua, siswa AM dapat
mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah,
hanya saja siswa tidak sempurna dalam menentukan hal-hal yang diketahuinya.
Selain itu, siswa tidak dapat menentukan apakah siswa memerlukan informasi lain
untuk bisa menyelesaikan masalah kedua atau tidak. Berdasarkan penjelasan
tersebut dapat diketahui bahwa data yang ada pada wawancara pertama dan
wawancara kedua sama, sehingga dapat dikatakan bahwa data untuk masalah
kedua pada kedua wawancara tersebut valid pada langkah memahami masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
4) Analisis Data
a) Masalah Pertama
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa pada masalah
pertama siswa AM dapat menyebutkan dengan lancar hal-hal apa saja yang
diketahui pada masalah, hanya saja siswa tidak dapat menentukan dengan
sempurna hal-hal yang diketahui pada masalah pertama ini (AM11 11,
AM11 13). Selain itu, siswa dapat menyebutkan dengan lancar dan benar
hal yang ditanyakan pada masalah (AM11 18). Dari penjelasan tersebut
dapat dikatakan bahwa siswa AM dapat langsung mengidentifikasi apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah dengan lancar dan benar,
meskipun tidak sempurna.
Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui bahwa siswa tidak bisa
menentukan apakah hal yang diketahui pada masalah sudah cukup untuk
bisa digunakan dalam menjawab masalah yang ada atau belum. Siswa juga
tidak mengerti apakah siswa memerlukan informasi lain atau tidak untuk
bisa menyelesaikan masalah (AM11 38 sampai AM11 44). Di sini
terlihat bahwa siswa tidak dapat memodifikasi dengan baik skema yang ada
di pikirannya dengan masalah yang ada untuk bisa menentukan hal tersebut.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa siswa AM melakukan
ketidaksempurnaan proses berpikir asimilasi dan akomodasi dalam
memahami masalah pertama. Ketidaksempurnaan proses asimilasi terjadi
pada saat siswa dapat langsung mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan
yang ditanya pada masalah, tetapi siswa tidak dapat menentukan secara
lengkap hal yang diketahui tersebut. Ketidaksempurnaan proses akomodasi
terjadi pada saat siswa tidak dapat memodifikasi pengetahuannya dalam
menentukan apakah siswa memerlukan infomasi lain selain hal yang
diketahui pada masalah untuk bisa menyelesaikan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
b) Masalah Kedua
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa pada masalah
kedua siswa AM dapat menyebutkan dengan lancar dan benar apa hal-hal
apa saja yang diketahui pada masalah, hanya saja siswa tidak dapat
menentukan dengan sempurna hal-hal yang diketahui pada masalah kedua
ini (AM12 14 sampai AM12 16). Selain itu, siswa dapat menyebutkan
dengan lancar dan benar hal yang ditanyakan pada masalah (AM12 20).
Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa siswa AM dapat langsung
mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada masalah
dengan lancar dan benar, meskipun tidak sempurna.
Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui bahwa siswa tidak bisa
menentukan apakah hal yang diketahui pada masalah sudah cukup untuk
bisa digunakan dalam menjawab masalah yang ada atau belum. Siswa juga
tidak mengerti apakah siswa memerlukan informasi lain atau tidak untuk
bisa menyelesaikan masalah tersebut (AM12 32 sampai AM12 35). Di
sini terlihat bahwa siswa tidak dapat memodifikasi dengan baik skema yang
ada di pikirannya dengan masalah yang ada untuk bisa menentukan hal
tersebut.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa siswa AM melakukan
ketidaksempurnaan proses berpikir asimilasi dan akomodasi dalam
memahami masalah kedua. Ketidaksempurnaan proses asimilasi terjadi pada
saat siswa dapat langsung mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan yang
ditanya pada masalah, tetapi siswa tidak dapat menentukan secara lengkap
hal yang diketahui tersebut. Ketidaksempurnaan proses akomodasi terjadi
pada saat siswa tidak dapat memodifikasi pengetahuannya dalam
menentukan apakah siswa memerlukan infomasi lain selain hal yang
diketahui pada masalah untuk bisa menyelesaikan masalah.
Berdasarkan hasil analisis data pada masalah pertama dapat diketahui
bahwa siswa AM melakukan ketidaksempurnaan proses berpikir asimilasi dan
akomodasi dalam memahami masalah. Berdasarkan hasil analisis data pada
masalah kedua dapat diketahui bahwa siswa AM melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
ketidaksempurnaan proses berpikir asimilasi dan akomodasi dalam memahami
masalah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa AM melakukan
ketidaksempurnaan proses berpikir asimilasi dan akomodasi dalam memahami
masalah.
b. Menyusun Rencana Penyelesaiannya
Tujuan dari wawancara pada langkah menyusun rencana penyelesaian ini
antara lain:
1) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam menyusun rencana penyelesaian
dari masalah yang ada, apakah siswa dapat menyebutkan cara atau langkah apa
yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut atau tidak.
2) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam menyusun rencana penyelesaian
dari masalah yang ada, apakah siswa melakukan proses berpikir secara
akomodasi ataukah siswa melakukan proses berpikir secara asimilasi.
Transkrip hasil wawancara pada siswa AM dalam menyusun rencana
penyelesaian adalah sebagai berikut.
1) Hasil Wawancara Pertama
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa AM dalam menyusun rencana
penyelesaian untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
P11 45 : Untuk menyelesaikan masalah ini, langkah atau cara apa yang mau kamu ambil? Cara seperti apa?
AM11 45 : (diam) P11 46 : Perlu coretan atau gimana? AM11 46 : Kalau cara sih gak tau. P11 47 : Kalau cara? AM11 47 : Gak apal. P11 48 : Memangnya ini materi apa sih? AM11 48 : Matematika. P11 49 : Matematika, materinya apa? Aljabarkah, turunankah, atau apa? AM11 49 : Hmmm apa ya? (diam) P11 50 : Setau kamu materi apa? AM11 50 : (diam) P11 51 : Gak tau? AM11 51 : Gak tau mbak. P11 52 : Coba dibaca lagi soalnya, diamati lagi coba. AM11 52 : Ini? (sambil menunjuk soal)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
P11 53 : Iya. Kira-kira nanti cara atau langkah seperti apa yang mau kamu ambil untuk bisa mencari umur Dika dan Vera sekarang berapa sih.
AM11 53 : (memperhatikan ulang soal) P11 54 : Bagaimana? Bingung? AM11 54 : Bingung mbak. P11 55 : Mau nyoba nyoret-nyoret atau bagaimana? AM11 55 : (tersenyum) Gimana ya? P11 56 : Kalau untuk caranya? Caranya bagaimana untuk bisa mengetahui
umur Dika dan Vera sekarang berapa? AM11 56 : (diam) P11 57 : Langkah atau cara seperti apa yang mau kamu ambil? AM11 57 : (diam) P11 58 : Gak tau? AM11 58 : Hehehe gak tau mbak. P11 59 : Mau nyoba atau cukup? AM11 59 : Mau nyoba gimana ya, gak tau. P11 60 : Oh mau nyoba juga gak tau. Ok, jadi cukup untuk ini? AM11 60 : (diam) P11 61 : Gak ngerti caranya menyelesaikannya gak ngerti? Untuk nyari umur
Dika dan Vera sekarang gak ngerti? Mau di apa-apain juga gak ngerti?
AM11 61 : Tapi caranya gimana mbak? P11 62 : Caranya? Yang setau kamu seperti apa kalau ada soal seperti ini?
Dua tahun yang akan datang umur Dika adalah tiga kali umur Vera. Kemudian yang ditanya berapakah umur Dika dan Vera sekarang? Yang setau kamu aja.
AM11 62 : (tersenyum) P11 63 : Gak tau juga. AM11 63 : Gak tau mbak. P11 64 : Ok. Jadi cukup untuk masalah 1? AM11 64 : (tersenyum) P11 65 : Gak ada yang ngerti? AM11 65 : Gak bisa. (sambil tersenyum) P11 66 : Gak mau dicoba juga? AM11 66 : (menganggukkan kepala)
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa AM dalam menyusun rencana
penyelesaian untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P12 36 : Sekarang cara atau langkah apa sih yang mau kamu ambil untuk bisa menyelesaikan masalah yang ke dua ini? Untuk bisa mengetahui berapakah masing-masing pohon salak dan pohon coklat yang ada di kebun Pak Andi?
AM12 36 : Hemmm ... (sambil memperhatikan ulang soal) P12 37 : Mau coba dicoretan atau gak perlu? AM12 37 : Hehehe... (sambil menyandarkan badannya di kursi) P12 38 : Kenapa? AM12 38 : Gak bisa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
P12 39 : Gak ngerti caranya seperti apa? AM12 39 : Gak tau mbak. P12 40 : Kalau untuk ini, ini materi apa? AM12 40 : Kelas tiga ini. P12 41 : Kelas tiga, materi apa? AM12 41 : Gak tau mbak. Lupa. P12 42 : Oh lupa. AM12 43 : Saya gak bisa. P12 44 : Jadi untuk menjawab soal ini kamu gak tau cara atau langkah apa
yang mau kamu ambil? AM12 44 : Sebenernya udah pernah diajarin tapi lupa. P12 46 : Jadi caranya belum tau nih, gak tau seperti apa mau
mengerjakannya? AM12 46 : Gak tau. P12 48 : Kamu mau mencoba menyelesaikan atau cukup sampai di sini saja?
Kalau cukup tidak apa-apa, kalau mau dilanjutkan terserah. Kamu tau tidak caranya seperti apa?
AM12 48 : Hehehe gak tau. P12 49 : Cukup? AM12 50 : Sejujurnya gak bisa. P12 51 : Jadi caranya pun gak ngerti seperti apa? AM12 51 : Gak. P12 52 : Jadi mau dilanjutkan atau cukup? AM12 52 : (diam) P12 53 : Kalau dilanjutkan kamu ngerti gak caranya? AM12 53 : Gak. P12 57 : Gak mau nyoba? Mau cukup saja? AM12 57 : Mau nyoba juga gak ngerti mbak. P21 59 : Iya gak apa-apa kok. Kalau gitu. Cukup ya? AM21 59 : (menganggukkan kepala) P21 60 : Gak ada yang bisa diselesaikan? AM21 60 : Hehehe gak bisa.
2) Hasil Wawancara Kedua
a) Masalah Pertama
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa AM dalam menyusun rencana
penyelesaian untuk masalah pertama adalah sebagai berikut.
P21 43 : Ok. Kalau gitu, untuk mencari umur Tika dan Anggi sekarang, langkah atau cara apa sih yang mau kamu ambil untuk bisa menyelesaikan masalah ini?
AM21 43 : Hehehe. P21 44 : Kenapa senyum-senyum? AM21 44 : Gak tau mbak. P21 45 : Gak tau caranya? AM21 45 : (menggelengkan kepala) P21 46 : Untuk ini, ini materi apa sih? AM21 46 : Hehehe. (diam)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
P21 47 : Ini materi apa sih yang kamu kerjakan ini? AM21 47 : (memperhatikan soal) Apa ya? P21 48 : Kan ada macam-macam, ada bangun ruang sisi lengkung, ada
kesebangunan, ada sistem persamaan linear, ada tentang faktorisasi. Ini tentang apa?
AM21 48 : (memperhatikan ulang soal dan lembar jawaban) P21 50 : Kalau untuk soal ini, ini materi yang mana? AM21 50 : (memperhatikan ulang soal dan lembar jawaban? P21 51 : Gak tau? AM21 51 : (menggelengkan kepala) P21 52 : Kalau misalnya mbak buat soal ini, umur Ani lebihnya 7 tahun dari
umur Budi. Jumlah umur Ani dan umur Budi adalah 17 tahun. Berapakah umur Ani dan Budi sekarang? (sambil menuliskan soal yang baru yang lebih sederhana di kertas coretan)
Kalau ada soal seperti ini, bisa tidak? AM21 52 : (membaca soal) P21 53 : Bisa tidak menyelesaikan masalah ini? Umur Ani lebihnya 7 tahun dari umur Budi. Jumlah umur Ani dan
umur Budi adalah 17 tahun. Berapakah umur Ani dan Budi sekarang?
AM21 53 : (memperhatikan ulang soal) P21 54 : Kalau menemui soal seperti ini, pertama kali dibuat seperti apa? AM21 54 : (memperhatikan ulang soal) Diketahui, ditanya P21 55 : Kalau yang di soal ini, yang diketahuinya apa sih? AM21 55 : (memperhatikan ulang soal) Huft. P21 56 : Kalau yang dari soal ini, apa yang diketahui dari soal? AM21 56 : (memperhatikan ulang soal) (menggelengkan kepala) P21 58 : Gak tau cara apa yang akan digunakan? AM21 58 : Gak tau. P21 59 : Tapi ini sudah pernah diajarkan kan? (kembali ke masalah pertama) AM21 59 : Sudah. P21 60 : Jadi untuk menyelesaikan masalah ini, cara pertamanya atau langkah
pertamanya yang akan kamu lakukan? AM21 60 : Gak tau, hehehe. P21 60 : Gak tau? Mau dibuat apa juga gak tau? AM21 61 : (diam) P21 62 : Untuk menyelesaikannya pun? Untuk menyelesaikan masalah ini
juga gak tau? AM21 62 : Gak tau. P21 63 : Meskipun diganti dengan soal yang seperti ini juga gak tau? (sambil
menunjuk soal yang baru) AM21 63 : (menggelengkan kepala) P21 65 : Jadi untuk masalah yang pertama ini cukup? AM21 65 : (menganggukkan kepala) P21 66 : Cukup? Cukup atau ada yang mau ditambahkan? AM21 67 : Gak tau.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
P21 68 : Ada yang mau ditambahkan atau cukup untuk masalah yang pertama?
AM21 68 : Hemmm ... (diam) P21 69 : Cukup? AM21 69 : (menganggukkan kepala)
b) Masalah Kedua
Cuplikan dialog antara peneliti dan siswa AM dalam menyusun rencana
penyelesaian untuk masalah kedua adalah sebagai berikut.
P22 43 : Kalau untuk menyelesaikan masalah ini, caranya seperti apa? Cara seperti apa yang mau kamu ambil untuk bisa menjawab
masalah ini? AM22 43 : (diam) P22 44 : Perhatikan soalnya. AM22 44 : (diam) P22 45 : Ini kan sudah ada nih, Pak Heri menjual ayamnya dengan harga Rp.
30.000,00 per ekor untuk ayam ras dan Rp 55.000,00 per ekor untuk ayam kampung. Ini mau di apakan, yang diketahui ini?
AM22 45 : (diam) P22 46 : Yang ditanya berapa ekor masing-masing ayam ras dan ayam
kampung milik Pak Heri yang terjual. Terus bagaimana tuh caranya untuk bisa tau berapa masing-masing ayam ras dan ayam kampung yang terjual?
AM22 46 : Huft. (memperhatikan ulang soal) P22 47 : Gimana caranya? Atau mau coba di coret-coretan dulu? AM22 47 : Gak bisa. P22 48 : Jangan gak bisa dulu, coba geh, dicoba dulu, dibaca, diteliti lagi
soalnya, sambil diperhatikan apa yang diketahui, apa yang ditanya. Diteliti lagi soalnya.
AM22 48 : (memperhatikan ulang soal dan lembar jawaban) Gak tau mbak. P22 50 : Tapi sudah pernah diajarin belum sih materi ini? AM22 50 : Sudah. P22 51 : Jadi gak tau atau lupa? AM22 51 : Dua-duanya. P22 53 : Yang kamu tulis ini materinya tentang apa? AM22 53 : Lupa pelajarannya. P22 54 : Lupa? Kalau mbak sebutin, ada faktorisasi, kemudian bangun ruang
sisi lengkung, kesebangunan, sistem persamaan linear, sistem persamaan linear dua variabel. Apa, dari yang mbak sebutin itu yang mana? Materi yang mana?
AM22 54 : Apa ya? P22 55 : Gak tau juga? AM22 55 : Gak tau, hehehe. P22 56 : Coba sekarang kalau mbak kasih soal seperti ini, harga sebuah buku
tulis dan sebuah buku gambar itu Rp 8.000,00, sedangkan harga dua buku tulis dan sebuah buku gambar adalah Rp 11.000,00. Tentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
harga satuan dari buku tulis dan buku gambar. (sambil menunjukkan masalah baru yang lebih sederhana di kertas coretan)
AM22 56 : (membaca masalah yang baru) P22 57 : Bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah ini? AM22 57 : Huft. (diam) P22 58 : Sudah pernah belum diajarkan soal yang seperti ini? AM22 58 : Sudah. P22 59 : Berarti masih agak keinget dong. AM22 59 : (menggelengkan kepala) P22 60 : Seperti apa caranya? AM22 60 : (diam) Gak tau mbak. P22 61 : Apa yang diketahui dari soal yang ini? AM22 61 : (memperhatikan ulang soal yang baru) P22 62 : Apa yang diketahui dari soal yang ini? AM22 62 : Harga sebuah buku tulis dan sebuah buku gambar adalah Rp
8.000,00. P22 63 : Hanya itu? AM22 63 : (menganggukkan kepala) P22 64 : Kemudian yang ditanya? AM22 64 : (memperhatikan ulang soal) P22 66 : Yang ditanya yang mana? AM22 66 : Tentukan harga satuan dari buku tulis dan buku gambar. P22 67 : Jadi yang diketahui harga sebuah buku tulis dan sebuah buku
gambar adalah Rp 8.000,00, kemudian yang ditanya tentukanlah harga satuan dari buku tulis dan buku gambar? Hanya itu?
AM22 67 : (diam) P22 68 : Hanya itu saja? AM22 68 : (menganggukkan kepala) P22 69 : Gak ada yang lain? AM22 69 : Gak ada. P22 70 : Untuk menyelesaikan masalah ini kayak mana untuk bisa tau harga
satuan dari buku tulis dan buku gambar? AM22 70 : (memperhatikan ulang soal) Gimana ya. AM22 71 : Ajarin mbak, hehehe. P22 72 : Dicari? AM22 72 : Diajarin. P22 73 : Oh diajarin. Gak, yang setau kamu aja. Yang setau kamu seperti
apa? AM22 73 : Gak tau semua. P22 74 : Ada harga sebuah buku tulis sama sebuah buku gambar harganya Rp
8.000,00. Kemudian, harga 2 buah buku tulis dan sebuah buku gambar itu Rp 11.000,00. Berapakah harga 1 buku tulis dan harga 1 buku gambar? Caranya seperti apa?
AM22 74 : (diam) P22 75 : Untuk ini, ini materi apa sih? AM22 75 : (diam) P22 76 : Gak tau juga? AM22 76 : (menggelengkan kepala)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
P22 77 : Untuk menyelesaikan ini caranya seperti apa? AM22 77 : (memperhatikan ulang soal) P22 78 : Gak tau juga? AM22 78 : (menggelengkan kepala) P22 80 : Jadi untuk masalah yang kedua ini cara menyelesaikannya kamu
juga gak tau? (kembali ke masalah kedua) AM22 80 : (menggelengkan kepala) P22 81 : Gak mau nyoba juga di coretan? AM22 81 : Gak bisa mbak. P22 83 : Jadi, mau dicoba dicoretan pun gak bisa? AM22 83 : (menggelengkan kepala) P22 84 : Jadi cukup untuk masalah yang kedua ini? Gak bisa diselesaikan? AM22 84 : Gak. P22 85 : Cukup untuk masalah yang kedua ini? Cukup atau gimana? Atau
mau dicoba? AM22 85 : (diam) P22 87 : Cukup untuk masalah yang kedua? Gak bisa dikerjakan? AM22 87 : Gak.
3) Triangulasi Data
Setelah diperoleh hasil wawancara dengan siswa AM, selanjutnya akan
dilakukan perbandingan antara hasil wawancara pertama dan kedua yang
dilaksanakan pada hari yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
valid atau tidaknya data yang telah diperoleh. Hasil wawancara pertama dan
kedua pada siswa AM dalam menyusun rencana penyelesaian disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 4.14 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa AM dalam Menyusun Rencana Penyelesaian
Masalah Wawancara Pertama Wawancara Kedua
Pertama
Siswa AM tidak dapat menyebutkan langkah atau cara apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. (AM11 53 sampai AM11 59)
Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa tidak dapat menentukan langkah atau cara apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Siswa AM tidak dapat menyebutkan langkah atau cara apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. (AM21 43 sampai AM21 45)
Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa tidak dapat menentukan langkah atau cara apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Kedua
Siswa AM tidak dapat menyebutkan langkah atau cara apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. (AM12 36 sampai AM12
Siswa AM tidak dapat menyebutkan langkah atau cara apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. (AM22 43 sampai AM22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
39) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa tidak dapat menentukan langkah atau cara apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
48) Kalimat di atas menunjukkan bahwa siswa tidak dapat menentukan langkah atau cara apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa untuk masalah pertama pada
wawancara pertama, siswa AM tidak dapat menentukan cara atau langkah apa
yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. Untuk masalah pertama pada
wawancara kedua, siswa AM tidak dapat menentukan cara atau langkah apa yang
akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. Berdasarkan penjelasan tersebut
dapat diketahui bahwa data yang ada pada wawancara pertama dan wawancara
kedua sama, sehingga dapat dikatakan bahwa data untuk masalah pertama pada
kedua wawancara tersebut valid pada langkah menyusun rencana penyelesaian.
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa untuk masalah kedua pada
wawancara pertama, siswa AM tidak dapat menentukan cara atau langkah apa
yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. Untuk masalah kedua pada
wawancara kedua, siswa AM tidak dapat menentukan cara atau langkah apa yang
akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. Berdasarkan penjelasan tersebut
dapat diketahui bahwa data yang ada pada wawancara pertama dan wawancara
kedua sama, sehingga dapat dikatakan bahwa data untuk masalah kedua pada
kedua wawancara tersebut valid pada langkah menyusun rencana penyelesaian.
4) Analisis Data
a) Masalah Pertama
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa pada masalah
pertama, siswa AM tidak dapat mengetahui cara atau langkah apa yang akan
digunakan untuk menyelesaikan masalah (AM11 53 sampai AM11 59).
Pada langkah sebelumnya, yaitu pada langkah memahami masalah untuk
masalah pertama, siswa melakukan ketidaksempurnaan proses berpikir
asimilasi dan akomodasi. Hal ini menyebabkan siswa tidak dapat menyusun
rencana penyelesaian dari masalah yang diberikan dengan baik. Dari hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
wawancara juga terlihat bahwa tidak ada keinginan dari siswa untuk bisa
membuat perencanaan dari masalah tersebut. Hal ini terlihat dari sikap siswa
yang tidak mau mencoba sama sekali untuk membuat rencana
penyelesaiannya, meskipun untuk mencoba mencarinya terlebih dahulu di
kertas coretan (AM11 55, AM11 59).
Pada wawancara kedua untuk masalah pertama, peneliti mencoba
memberikan pancingan kepada siswa dengan memberikan masalah yang
lebih sederhana (P21 52). Masalah yang baru ini diberikan untuk melihat
apakah siswa benar-benar tidak mengetahui cara untuk menyelesaikan
masalah atau karena alasan lainnya, misalnya siswa malas untuk
menyelesaikannya, siswa berpura-pura tidak bisa menyelesaikannya, dan
sebagainya. Dari masalah yang baru ini dapat diketahui bahwa ternyata
siswa juga tidak mengetahui cara atau langkah apa yang akan digunakan
untuk menyelesaikan masalah (AM21 58). Selain itu, tidak ada keinginan
dari siswa untuk mencoba menyelesaikan masalah tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa siswa AM benar-
benar tidak mengetahui cara atau langkah apa yang harus dilakukan untuk
bisa menyelesaikan masalah pertama meskipun siswa diberikan masalah
yang lebih sederhana. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa AM
tidak melakukan proses berpikir asimilasi maupun akomodasi dalam
menyusun rencana penyelesaian pada masalah pertama.
b) Masalah Kedua
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa pada masalah
kedua, siswa AM tidak dapat mengetahui cara atau langkah apa yang akan
digunakan untuk menyelesaikan masalah (AM12 36 sampai AM12 39).
Pada langkah sebelumnya, yaitu pada langkah memahami masalah untuk
masalah pertama, siswa melakukan ketidaksempurnaan proses berpikir
asimilasi dan akomodasi. Hal ini menyebabkan siswa tidak dapat menyusun
rencana penyelesaian dari masalah yang diberikan dengan baik. Dari hasil
wawancara juga terlihat bahwa tidak ada keinginan dari siswa untuk bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
membuat perencanaan dari masalah yang diberikan. Hal ini terlihat dari
sikap siswa yang tidak mau mencoba sama sekali untuk membuat rencana
penyelesaiannya, meskipun untuk mencoba mencarinya terlebih dahulu di
kertas coretan (AM12 37 sampai AM12 38, AM12 57).
Pada wawancara kedua untuk masalah kedua, peneliti mencoba
memberikan pancingan kepada siswa dengan memberikan masalah yang
lebih sederhana (P22 56). Masalah yang baru ini diberikan untuk melihat
apakah siswa benar-benar tidak mengetahui cara untuk menyelesaikan
masalah atau karena alasan lainnya, misalnya siswa malas untuk
menyelesaikannya, siswa berpura-pura tidak bisa menyelesaikannya, dan
sebagainya. Dari masalah yang baru ini dapat diketahui bahwa ternyata
siswa juga tidak mengetahui cara atau langkah apa yang akan digunakan
untuk menyelesaikan masalah (AM22 72 sampai AM22 73). Selain itu,
tidak ada keinginan dari siswa untuk mencoba menyelesaikan masalah
tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa siswa AM benar-
benar tidak mengetahui cara atau langkah apa yang harus dilakukan untuk
bisa menyelesaikan masalah kedua meskipun siswa diberikan masalah yang
lebih sederhana. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa AM tidak
melakukan proses berpikir asimilasi maupun akomodasi dalam menyusun
rencana penyelesaian pada masalah kedua.
Berdasarkan hasil analisis data pada masalah pertama dapat diketahui
bahwa siswa AM tidak melakukan proses berpikir asimilasi maupun
akomodasi dalam menyusun rencana penyelesaian. Berdasarkan hasil analisis
data pada masalah kedua dapat diketahui bahwa siswa AM tidak melakukan
proses berpikir asimilasi maupun akomodasi dalam menyusun rencana
penyelesaian. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa AM tidak
melakukan proses berpikir asimilasi maupun akomodasi dalam menyusun
rencana penyelesaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
c. Menyelesaikan Masalah Sesuai Perencanaan
Tujuan dari wawancara pada langkah menyelesaikan masalah sesuai
perencanaan ini antara lain:
1) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah sesuai
perencanaan, apakah siswa dapat menyelesaikan masalah yang ada sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuat atau tidak.
2) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah sesuai
perencanaan, apakah siswa melakukan proses berpikir secara akomodasi
ataukah siswa melakukan proses berpikir secara asimilasi.
Transkrip hasil wawancara pada siswa AM dalam menyelesaikan masalah
sesuai perencanaan akan dijelaskan sebagai berikut.
1) Hasil Wawancara Pertama
a) Masalah Pertama
Pada wawancara pertama untuk masalah yang pertama tidak terjadi
wawancara antara peneliti dengan siswa AM pada langkah menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan. Pada langkah menyusun rencana penyelesaian,
siswa tidak dapat menentukan cara atau langkah apa yang akan digunakan
untuk menyelesaikan masalah. Karena siswa tidak dapat menyusun rencana
penyelesaian dari masalah pertama, maka siswa tidak dapat menyelesaikan
masalah tersebut. Hal inilah yang menyebabkan tidak adanya transkrip
wawancara antara peneliti dan siswa AM pada langkah menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan untuk masalah pertama.
b) Masalah Kedua
Pada wawancara pertama untuk masalah yang kedua tidak terjadi
wawancara antara peneliti dengan siswa AM pada langkah menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan. Pada langkah menyusun rencana penyelesaian,
siswa tidak dapat menentukan cara atau langkah apa yang akan digunakan
untuk menyelesaikan masalah. Karena siswa tidak dapat menyusun rencana
penyelesaian dari masalah kedua, maka siswa tidak dapat menyelesaikan
masalah tersebut. Hal inilah yang menyebabkan tidak adanya transkrip
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
wawancara antara peneliti dan siswa AM pada langkah menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan untuk masalah kedua.
2) Hasil Wawancara Kedua
a) Masalah Pertama
Pada wawancara kedua untuk masalah yang pertama tidak terjadi
wawancara antara peneliti dengan siswa AM pada langkah menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan. Pada langkah menyusun rencana penyelesaian,
siswa tidak dapat menentukan cara atau langkah apa yang akan digunakan
untuk menyelesaikan masalah. Karena siswa tidak dapat menyusun rencana
penyelesaian dari masalah pertama, maka siswa tidak dapat menyelesaikan
masalah tersebut. Hal inilah yang menyebabkan tidak adanya transkrip
wawancara antara peneliti dan siswa AM pada langkah menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan untuk masalah pertama.
b) Masalah Kedua
Pada wawancara kedua untuk masalah yang kedua tidak terjadi
wawancara antara peneliti dengan siswa AM pada langkah menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan. Pada langkah menyusun rencana penyelesaian,
siswa tidak dapat menentukan cara atau langkah apa yang akan digunakan
untuk menyelesaikan masalah. Karena siswa tidak dapat menyusun rencana
penyelesaian dari masalah kedua, maka siswa tidak dapat menyelesaikan
masalah tersebut. Hal inilah yang menyebabkan tidak adanya transkrip
wawancara antara peneliti dan siswa AM pada langkah menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan untuk masalah kedua.
3) Triangulasi Data
Setelah diperoleh paparan data di atas dengan siswa AM, selanjutnya akan
dilakukan perbandingan antara hasil wawancara pertama dan kedua yang
dilaksanakan pada hari yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
valid atau tidaknya data yang telah diperoleh. Hasil wawancara pertama dan
kedua pada siswa AM dalam menyelesaikan masalah sesuai perencanaan disajikan
pada tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
Tabel 4.15 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa AM dalam Menyelesaikan Masalah Sesuai Perencanaan
Masalah Wawancara Pertama Wawancara Kedua
Pertama
Siswa AM tidak melakukan proses untuk menyelesaikan masalah yang ada sesuai dengan perencanaan.
Siswa AM tidak melakukan proses untuk menyelesaikan masalah yang ada sesuai dengan perencanaan.
Kedua
Siswa AM tidak melakukan proses untuk menyelesaikan masalah yang ada sesuai dengan perencanaan.
Siswa AM tidak melakukan proses untuk menyelesaikan masalah yang ada sesuai dengan perencanaan.
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa untuk masalah pertama pada
wawancara pertama, siswa AM tidak melakukan proses untuk menyelesaikan
masalah yang ada sesuai dengan perencanaan. Untuk masalah pertama pada
wawancara kedua, siswa AM tidak melakukan proses untuk menyelesaikan
masalah yang ada sesuai dengan perencanaan. Berdasarkan penjelasan tersebut
dapat diketahui bahwa data yang ada pada wawancara pertama dan wawancara
kedua sama, sehingga dapat dikatakan bahwa data untuk masalah pertama pada
kedua wawancara tersebut valid pada langkah menyelesaikan masalah sesuai
perencanaan.
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa untuk masalah kedua pada
wawancara pertama, siswa AM tidak melakukan proses untuk menyelesaikan
masalah yang ada sesuai dengan perencanaan. Untuk masalah kedua pada
wawancara kedua, siswa AM tidak melakukan proses untuk menyelesaikan
masalah yang ada sesuai dengan perencanaan. Berdasarkan penjelasan tersebut
dapat diketahui bahwa data yang ada pada wawancara pertama dan wawancara
kedua sama, sehingga dapat dikatakan bahwa data untuk masalah pertama pada
kedua wawancara tersebut valid pada langkah menyelesaikan masalah sesuai
perencanaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
4) Analisis Data
a) Masalah Pertama
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa pada masalah
pertama, siswa AM tidak bisa menyelesaikan masalah. Ini disebabkan pada
langkah sebelumnya, yaitu pada langkah menyusun rencana penyelesaian,
siswa tidak dapat menentukan cara atau langkah apa yang akan digunakan
untuk menyelesaikan masalah pertama. Siswa tidak dapat mengetahui
langkah awal apa yang akan dilakukan untuk bisa menyelesaikan masalah
tersebut. Hal inilah yang membuat siswa tidak bisa menyelesaikan masalah
pertama.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa siswa AM tidak
melakukan proses berpikir asimilasi maupun akomodasi untuk menyelesaikan
masalah pada masalah pertama sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
b) Masalah Kedua
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa pada masalah
kedua, siswa AM tidak bisa menyelesaikan masalah. Ini disebabkan pada
langkah sebelumnya, yaitu pada langkah menyusun rencana penyelesaian,
siswa tidak dapat menentukan cara atau langkah apa yang akan digunakan
untuk menyelesaikan masalah kedua. Siswa tidak dapat mengetahui langkah
awal apa yang akan dilakukan untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut.
Hal inilah yang membuat siswa tidak bisa menyelesaikan masalah kedua.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa siswa AM tidak
melakukan proses berpikir asimilasi maupun akomodasi untuk menyelesaikan
masalah pada masalah kedua sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
Berdasarkan hasil analisis data pada masalah pertama dapat diketahui
bahwa siswa AM tidak melakukan proses berpikir asimilasi maupun
akomodasi dalam menyelesaikan masalah sesuai perencanaan. Berdasarkan
hasil analisis data pada masalah kedua dapat diketahui bahwa siswa AM tidak
melakukan proses berpikir asimilasi maupun akomodasi dalam menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
AM tidak melakukan proses berpikir asimilasi maupun akomodasi dalam
menyelesaikan masalah sesuai perencanaan.
d. Memeriksa Kembali Hasil yang Diperoleh
Tujuan dari wawancara pada langkah memeriksa kembali hasil yang
diperoleh ini antara lain:
1) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam memeriksa kembali hasil yang
telah diperoleh, apakah siswa dapat menyebutkan cara atau langkah apa yang
akan digunakan untuk dapat memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh atau
tidak.
2) Untuk menggali proses berpikir siswa dalam memeriksa kembali hasil yang
diperoleh, apakah siswa melakukan proses berpikir secara akomodasi ataukah
siswa melakukan proses berpikir secara asimilasi.
Transkrip hasil wawancara pada siswa AM dalam memeriksa kembali hasil
yang diperoleh akan dijelaskan sebagai berikut.
1) Hasil Wawancara Pertama
a) Masalah Pertama
Pada wawancara pertama untuk masalah yang pertama tidak terjadi
wawancara antara peneliti dengan siswa AM pada langkah memeriksa
kembali hasil yang telah diperoleh. Hal ini disebabkan siswa tidak dapat
menyusun rencana penyelesaian dari masalah yang ada pada langkah
sebelumnya, sehingga siswa tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut.
Akibatnya tidak ada hasil dari siswa yang harus diperiksa kebenarannya.
Hal inilah yang menyebabkan tidak adanya transkrip wawancara antara
peneliti dan siswa AM pada langkah memeriksa kembali hasil yang telah
diperoleh untuk masalah pertama.
b) Masalah Kedua
Pada wawancara pertama untuk masalah yang kedua tidak terjadi
wawancara antara peneliti dengan siswa AM pada langkah memeriksa
kembali hasil yang telah diperoleh. Hal ini disebabkan siswa tidak dapat
menyusun rencana penyelesaian dari masalah yang ada pada langkah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
sebelumnya, sehingga siswa tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut.
Akibatnya tidak ada hasil dari siswa yang harus diperiksa kebenarannya.
Hal inilah yang menyebabkan tidak adanya transkrip wawancara antara
peneliti dan siswa AM pada langkah memeriksa kembali hasil yang telah
diperoleh untuk masalah kedua.
2) Hasil Wawancara Tes Kedua
a) Masalah Pertama
Pada wawancara kedua untuk masalah yang pertama tidak terjadi
wawancara antara peneliti dengan siswa AM pada langkah memeriksa
kembali hasil yang telah diperoleh. Hal ini disebabkan siswa tidak dapat
menyusun rencana penyelesaian dari masalah yang ada pada langkah
sebelumnya, sehingga siswa tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut.
Akibatnya tidak ada hasil dari siswa yang harus diperiksa kebenarannya.
Hal inilah yang menyebabkan tidak adanya transkrip wawancara antara
peneliti dan siswa AM pada langkah memeriksa kembali hasil yang telah
diperoleh untuk masalah pertama.
b) Masalah Kedua
Pada wawancara kedua untuk masalah yang kedua tidak terjadi
wawancara antara peneliti dengan siswa AM pada langkah memeriksa
kembali hasil yang telah diperoleh. Hal ini disebabkan siswa tidak dapat
menyusun rencana penyelesaian dari masalah yang ada pada langkah
sebelumnya, sehingga siswa tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut.
Akibatnya tidak hasil dari siswa yang harus diperiksa kebenarannya. Hal
inilah yang menyebabkan tidak adanya transkrip wawancara antara peneliti
dan siswa AM pada langkah memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh
untuk masalah kedua.
3) Triangulasi Data
Setelah diperoleh paparan data di atas dengan siswa AM, selanjutnya akan
dilakukan perbandingan antara hasil wawancara pertama dan kedua yang
dilaksanakan pada hari yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
valid atau tidaknya data yang telah diperoleh. Hasil wawancara pertama dan
kedua pada siswa AM dalam memeriksa kembali hasil yang diperoleh disajikan
pada tabel berikut.
Tabel 4.16 Hasil Wawancara Pertama dan Kedua pada Siswa AM dalam Memeriksa Kembali Hasil yang Diperoleh
Masalah Wawancara Pertama Wawancara Kedua
Pertama
Siswa AM tidak melakukan proses untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh.
Siswa AM tidak melakukan proses untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh.
Kedua
Siswa AM tidak melakukan proses untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh.
Siswa AM tidak melakukan proses untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh.
Berdasarkan Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa untuk masalah pertama pada
wawancara pertama, siswa AM tidak melakukan proses untuk memeriksa kembali
hasil yang telah diperoleh. Untuk masalah pertama pada wawancara kedua, siswa
AM tidak melakukan proses untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa data yang ada pada
wawancara pertama dan wawancara kedua sama, sehingga dapat dikatakan bahwa
data untuk masalah pertama pada kedua wawancara tersebut valid pada langkah
memeriksa kembali hasil yang diperoleh.
Berdasarkan Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa untuk masalah kedua pada tes
pertama, siswa AM tidak melakukan proses untuk memeriksa kembali hasil yang
telah diperoleh. Untuk masalah kedua pada tes kedua, siswa AM tidak melakukan
proses untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa data yang ada pada wawancara pertama
dan wawancara kedua sama, sehingga dapat dikatakan bahwa data untuk masalah
pertama pada kedua wawancara tersebut valid pada langkah memeriksa kembali
hasil yang diperoleh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
4) Analisis Data
a) Masalah Pertama
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa pada masalah
pertama, siswa AM tidak dapat menentukan cara atau langkah apa yang
akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. Alasan inilah yang
menyebabkan siswa tidak dapat menyelesaikan masalah pertama sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuatnya. Karena siswa tidak dapat
menyelesaikan masalah yang ada, akibatnya siswa juga tidak dapat
melakukan proses untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperolehnya.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa siswa AM tidak
melakukan proses berpikir asimilasi maupun akomodasi untuk memeriksa
kembali hasil yang telah diperoleh pada masalah pertama.
b) Masalah Kedua
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa pada masalah
kedua, siswa AM tidak dapat menentukan cara atau langkah apa yang akan
digunakan untuk menyelesaikan masalah. Alasan inilah yang menyebabkan
siswa tidak dapat menyelesaikan masalah kedua sesuai dengan perencanaan
yang telah dibuatnya. Karena siswa tidak dapat menyelesaikan masalah
yang ada, akibatnya siswa juga tidak dapat melakukan proses untuk
memeriksa kembali hasil yang telah diperolehnya dan tidak ada hasil yang
harus diyakini kebenarannya.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa siswa AM tidak
melakukan proses berpikir asimilasi maupun akomodasi untuk memeriksa
kembali hasil yang telah diperoleh pada masalah kedua.
Berdasarkan hasil analisis data pada masalah pertama dapat diketahui
bahwa siswa AM tidak melakukan proses berpikir asimilasi maupun
akomodasi dalam memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. Berdasarkan
hasil analisis data pada masalah kedua dapat diketahui bahwa siswa AM tidak
melakukan proses berpikir asimilasi maupun akomodasi dalam memeriksa
kembali hasil yang telah diperoleh. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
siswa AM tidak melakukan proses berpikir asimilasi maupun akomodasi dalam
memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh.
D. Pembahasan
1. Proses Berpikir Siswa Climber (Siswa AM) dalam Menyelesaikan Masalah
Matematika Berdasarkan Langkah Polya
Analisis proses berpikir yang dilakukan pada siswa RA dalam memecahkan
masalah matematika mengacu pada langkah-langkah Polya, dimulai dari proses
berpikir siswa dalam memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian,
menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, sampai memeriksa kembali hasil
yang telah diperoleh.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa siswa RA melakukan
proses berpikir asimilasi dalam memahami masalah, baik pada masalah pertama
maupun masalah kedua. Dalam memahami masalah, siswa dapat secara langsung
mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan hal yang ditanya pada masalah
dengan lancar dan benar, baik pada masalah pertama maupun pada masalah
kedua. Siswa tidak memerlukan informasi lain untuk bisa menyelesaikan masalah
selain hal yang diketahui pada masalah dan siswa menggunakan semua hal yang
diketahui untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa siswa RA melakukan proses berpikir asimilasi dalam memahami
masalah.
Hasil analisis data berikutnya adalah siswa RA melakukan proses berpikir
asimilasi dalam menyusun rencana penyelesaian, baik pada masalah pertama
maupun masalah kedua. Dalam menyusun rencana penyelesaian, siswa dapat
menentukan dengan lancar dan benar langkah apa saja yang akan digunakan untuk
bisa menyelesaikan masalah, baik pada masalah pertama maupun masalah kedua.
Siswa dapat menentukan langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut secara
sistematis, diawali dengan membuat model matematika dari masalah yang ada dan
menyelesaikan masalah tersebut menggunakan gabungan metode eliminasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
substitusi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa RA melakukan proses
berpikir asimilasi dalam menyusun rencana penyelesaian.
Dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan perencanaan, siswa RA
melakukan proses berpikir asimilasi, baik pada masalah pertama maupun masalah
kedua. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang ada dengan lancar dan algoritma
perhitungan yang dilakukan siswa juga benar, baik pada masalah pertama maupun
masalah kedua. Siswa dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan perencanaan
yang telah dibuat pada langkah sebelumnya, yaitu dengan metode eliminasi dan
substitusi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa RA melakukan proses
berpikir asimilasi dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan perencanaan.
Dalam memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh, siswa RA melakukan
proses berpikir asimilasi, baik pada masalah pertama maupun masalah kedua.
Siswa dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperolehnya, baik pada
masalah pertama maupun masalah kedua. Siswa dapat menentukan dengan lancar
dan benar cara untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperolehnya, yaitu
dengan melihat kesesuaian antara hasil yang telah diperoleh dengan hal yang
diketahui pada masalah dan melalui persamaan yang telah dibuat sebelumnya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa RA melakukan proses berpikir
asimilasi dalam memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh.
Dari hasil wawancara terlihat bahwa selama siswa menyelesaikan masalah,
siswa tidak pernah mengeluh terhadap masalah yang diberikan. Jika siswa
mengalami keraguan dalam menyelesaikan masalah, siswa tidak pernah putus asa
dan selalu berusaha untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut sehingga
mendapatkan hasil yang terbaik. Siswa tidak begitu saja meyakini kebenaran dari
hasil yang telah diperolehnya sebelum siswa melakukan pemeriksaan kembali
terhadap hasilnya tersebut. Hal ini sesuai dengan teori dari Stoltz (2000) yang
mengatakan bahwa orang dengan tipe climber adalah tipe orang yang selalu
berusaha mencapai puncak kesuksesan, siap menghadapi rintangan yang ada, dan
selalu membangkitkan dirinya pada kesuksesan. Pendapat yang serupa juga
dikemukakan oleh Yansen Marpaung (2005) yang mengatakan bahwa orang
dengan tipe climber memiliki sikap dan motivasi yang tinggi dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Sudarman (2009). Penelitian ini menggunakan siswa SMP kelas VII di Palu
sebagai subjek penelitian dengan materi persamaan linear satu variabel.
Berdasarkan hasil penelitiannya diperoleh kesimpulan bahwa siswa climber
melakukan proses berpikir asimilasi baik dalam memahami masalah, menyusun
rencana penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, maupun dalam
memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. Ternyata hasil penelitian yang
diperoleh Sudarman juga berlaku pada penelitian ini, meskipun dilakukan pada
subjek dan materi penelitian yang berbeda.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Siti Nureini (2011). Pada hipotesis awalnya disebutkan bahwa prestasi
belajar matematika siswa climber lebih baik daripada siswa camper dan quitter.
Berdasarkan hasil penelitiannya diperoleh kesimpulan bahwa siswa tipe climber
memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa tipe camper dan tipe
quitter. Dengan proses berpikir yang dilakukan oleh siswa RA dalam
menyelesaikan masalah matematika tentunya akan membawa dampak positif bagi
prestasi belajar matematikanya. Dalam menyelesaikan masalah matematika, siswa
RA melakukan proses berpikir yang baik, yaitu siswa dapat menyusun rencana
penyelesaiannya secara sistematis, serta siswa dapat menyelesaikan masalah yang
ada dengan lancar dan teliti. Dengan proses berpikir yang demikian tentunya akan
membuat prestasi belajar siswa climber menjadi lebih baik jika dibandingkan
dengan siswa camper dan quitter.
2. Proses Berpikir Siswa Camper (Siswa EG) dalam Menyelesaikan Masalah
Matematika Berdasarkan Langkah Polya
Analisis proses berpikir yang dilakukan pada siswa EG dalam memecahkan
masalah matematika mengacu pada langkah-langkah Polya, dimulai dari proses
berpikir siswa dalam memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian,
menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, sampai memeriksa kembali hasil
yang telah diperoleh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa siswa EG melakukan
proses berpikir asimilasi dalam memahami masalah, baik pada masalah pertama
maupun masalah kedua. Dalam memahami masalah, siswa dapat secara langsung
mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan hal yang ditanya pada masalah
dengan lancar dan benar, baik pada masalah pertama maupun pada masalah
kedua. Siswa dapat menuliskan hal yang diketahui dan yang ditanyakan pada
masalah dengan menggunakan kalimatnya sendiri dengan kalimat yang lebih
sederhana. Hal ini mungkin disebabkan pada saat siswa menemukan soal cerita,
siswa terbiasa untuk menuliskan terlebih dahulu hal-hal apa saja yang diketahui
dan yang ditanyakan pada soal sebelum siswa menyelesaikan soal tersebut. Selain
itu, siswa tidak memerlukan informasi lain untuk bisa menyelesaikan masalah
selain hal yang diketahui pada masalah dan siswa menggunakan semua hal yang
diketahui untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi dalam memahami
masalah.
Hasil analisis data berikutnya diperoleh hasil bahwa siswa EG melakukan
proses berpikir asimilasi dan akomodasi dalam menyusun rencana penyelesaian,
baik pada masalah pertama maupun masalah kedua. Proses berpikir asimilasi ini
terjadi pada saat siswa dapat menyebutkan langkah apa saja yang akan dilakukan
untuk bisa menyelesaikan masalah, yaitu dengan membuat model matematika dari
masalah yang ada dan menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan
gabungan metode eliminasi dan substitusi. Proses akomodasi terjadi pada saat
siswa membuat model matematika. perlu memodifikasi skema yang ada
dipikirannya dengan informasi yang ada pada masalah untuk bisa membuat model
matematika. Pada saat siswa akan membuat model matematika dari masalah yang
ada, siswa mengalami kesulitan untuk bisa membuat persamaan yang sesuai
dengan hal yang diketahui dan siswa memulai membuat persamaan tersebut
dengan persamaan yang salah. Selanjutnya, siswa memodifikasi skema yang ada
di pikirannya sehingga siswa dapat membuat persamaan yang sesuai dengan hal
yang diketahui pada masalah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa EG
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
melakukan proses berpikir asimilasi dan akomodasi dalam menyusun rencana
penyelesaian.
Dalam menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, siswa EG melakukan
proses berpikir asimilasi, baik pada masalah pertama maupun masalah kedua.
Siswa dapat menyelesaikan masalah yang ada dengan lancar dan algoritma
perhitungan yang dilakukan oleh siswa juga benar. Siswa dapat menyelesaikan
masalah sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat pada langkah sebelumnya,
yaitu dengan menggunakan metode eliminasi dan substitusi. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa siswa EG melakukan proses berpikir asimilasi dalam
menyelesaikan masalah sesuai dengan perencanaan.
Dalam memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh, siswa EG melakukan
proses berpikir asimilasi, baik pada masalah pertama maupun masalah kedua.
Siswa dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperolehnya, baik pada
masalah pertama maupun masalah kedua. Siswa dapat menentukan dengan lancar
dan benar cara untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperolehnya, yaitu
dengan melihat kesesuaian antara hasil yang telah diperoleh dengan hal yang
diketahui pada masalah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa EG
melakukan proses berpikir asimilasi dalam memeriksa kembali hasil yang telah
diperoleh.
Dari hasil wawancara terlihat bahwa pada saat siswa menyelesaikan masalah,
siswa mudah puas dengan hasil yang telah diperoleh. Jika peneliti tidak meminta
siswa untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperolehnya maka siswa akan
tetap pada hasil yang telah diperolehnya dan tidak akan mencoba untuk meneliti
ulang apakah hasil yang telah diperolehnya tersebut sudah benar atau belum. Hal
ini sesuai dengan teori dari Stoltz (2000) yang mengatakan bahwa orang dengan
tipe camper adalah tipe orang yang mudah puas dengan apa yang sudah dicapai.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Yansen Marpaung (2005) yang mengatakan
bahwa orang dengan tipe camper memiliki sikap dan motivasi rendah dalam
belajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
3. Proses Berpikir Siswa Quitter (Siswa AM) dalam Menyelesaikan Masalah
Matematika Berdasarkan Langkah Polya
Analisis proses berpikir yang dilakukan pada siswa AM dalam memecahkan
masalah matematika mengacu pada langkah-langkah Polya, dimulai dari proses
berpikir siswa dalam memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian,
menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, sampai memeriksa kembali hasil
yang telah diperoleh.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa siswa AM melakukan
ketidaksempurnaan proses berpikir asimilasi dan akomodasi dalam memahami
masalah, baik pada masalah pertama maupun masalah kedua. Ketidaksempurnaan
proses asimilasi terjadi pada saat siswa AM dapat secara langsung
mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan hal yang ditanya pada masalah
dengan lancar dan benar, baik pada masalah pertama maupun pada masalah
kedua. Di pihak lain, siswa tidak dapat menyebutkan dengan lengkap hal-hal apa
saja yang diketahui pada kedua masalah tersebut. Ketidaksempurnaan proses
akomodasi terjadi pada saat siswa AM tidak dapat memodifikasi pengetahuannya
dalam menentukan apakah siswa memerlukan infomasi lain selain hal yang
diketahui pada masalah untuk bisa menyelesaikan masalah, baik pada masalah
pertama maupun pada masalah kedua. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
siswa AM melakukan ketidaksempurnaan proses berpikir asimilasi dan akomodasi
dalam memahami masalah.
Hasil analisis data berikutnya diperoleh hasil bahwa siswa AM tidak
melakukan proses berpikir asimilasi maupun akomodasi dalam menyusun rencana
penyelesaian, baik pada masalah pertama maupun masalah kedua. Hal ini terlihat
dari hasil wawancara dimana siswa tidak dapat menyebutkan cara atau langkah
apa saja yang akan digunakan untuk bisa menyelesaikan masalah, baik pada
masalah pertama maupun masalah kedua. Selain itu juga tidak ada keinginan dari
siswa untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut, meskipun harus terlebih dahulu
mencari jawabannya di kertas coretan. Pada saat peneliti memberikan masalah
yang lebih sederhana, siswa tetap tidak bisa menentukan langkah apa yang akan
digunakan untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut. Dengan demikian dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
dikatakan bahwa siswa AM tidak melakukan proses berpikir asimilasi maupun
akomodasi dalam menyusun rencana penyelesaian.
Dalam menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, siswa AM tidak
melakukan proses berpikir asimilasi maupun akomodasi, baik pada masalah
pertama maupun masalah kedua. Hal ini disebabkan pada langkah menyusun
rencana penyelesaian, siswa tidak dapat menentukan cara atau langkah apa yang
akan digunakan untuk menyelesaikan masalah, baik pada masalah pertama
maupun masalah kedua. Siswa tidak dapat menentukan langkah awal apa yang
akan dilakukan untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut. Hal inilah yang
membuat siswa tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa siswa AM tidak melakukan proses berpikir asimilasi
maupun akomodasi dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan perencanaan.
Dalam memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh, siswa AM tidak
melakukan proses berpikir asimilasi maupun akomodasi, baik pada masalah
pertama maupun masalah kedua. Pada langkah sebelumnya siswa tidak dapat
menyelesaikan masalah yang diberikan, baik pada masalah pertama maupun
masalah kedua. Akibatnya tidak ada hasil dari siswa yang harus diyakini
kebenarannya dan tidak ada proses yang harus dilakukan siswa untuk bisa
memeriksa kembali hasil yang telah diperolehnya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa siswa AM tidak melakukan proses berpikir asimilasi maupun
akomodasi dalam memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh.
Dari hasil wawancara terlihat bahwa selama siswa menyelesaikan masalah,
siswa mudah putus asa dalam menyelesaikan masalah. Pada saat siswa mengalami
kesulitan untuk bisa menyelesaikan masalah yang ada, siswa tidak mau
mencobanya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Siswa mudah sekali
menyerah terhadap masalah yang diberikan. Hal ini sesuai dengan teori dari Stoltz
(2000) yang mengatakan bahwa orang dengan tipe quitter adalah tipe orang yang
mudah putus asa, mudah menyerah, dan tidak bergairah untuk mencapai puncak
keberhasilan. Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Yansen Marpaung
(2005) yang mengatakan bahwa orang dengan tipe quitter memiliki sikap dan
motivasi yang rendah dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
Hasil penelitian ini ternyata tidak sama dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Sudarman (2011). Sudarman melakukan penelitian pada siswa
SMP kelas VII di Palu pada materi persamaan linear satu variabel. Dari hasil
penelitiannya diperoleh hasil bahwa siswa quitter melakukan proses berpikir
asimilasi baik dalam memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian,
menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, maupun memeriksa kembali hasil
yang telah diperoleh. Perbedaan yang terjadi pada penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan Sudarman mungkin disebabkan pada materi dan subjek penelitian
yang berbeda sehingga menghasilkan proses berpikir yang berbeda pula pada
masing-masing siswa dalam menyelesaikan masalah yang ada.
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, terlihat perbedaan yang
sangat signifikan pada proses berpikir siswa antara siswa tipe camper dengan
siswa tipe quitter. Dalam menyelesaikan masalah matematika, pada saat siswa
camper mengalami kesulitan maka siswa tersebut akan tetap berusaha untuk bisa
menyelesaikan masalahnya, sedangkan siswa quitter pada saat mengalami
kesulitan maka siswa tersebut mudah menyerah dan tidak mau berusaha untuk
bisa menyelesaikannya. Dengan adanya proses berpikir yang berbeda antara siswa
tipe camper dan tipe quitter ini tentunya akan berdampak pada prestasi belajar
matematika yang berbeda pula antara keduanya.
Pernyataan di atas ternyata tidak didukung oleh penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Siti Nureini (2011). Pada hipotesis awalnya disebutkan bahwa
prestasi belajar siswa camper lebih baik daripada siswa quitter. Tetapi pada hasil
penelitiannya diperoleh kesimpulan bahwa siswa tipe camper memiliki prestasi
belajar yang sama baiknya dengan siswa quitter. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut peneliti menyebutkan bahwa ketidaksesuaian ini mungkin disebabkan
keterbatasan penelitian yang tidak mampu mengontrol variabel-variabel lain di
luar AQ siswa. Salah satunya adalah pengisian angket yang kurang jujur
dimungkinkan menjadikan data AQ menjadi kurang akurat. Jadi alasan inilah
yang membuat adanya perbedaan antara hasil penelitin ini dengan penelitian
sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
173
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka peneliti membuat
ringkasan mengenai proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah
matematika berdasarkan langkah Polya ditinjau dari masing-masing tipe AQ
siswa. Ringkasan tersebut disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4. 17 Ringkasan Proses Berpikir Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berdasarkan Langkah Polya Ditinjau dari AQ
Langkah Polya
Siswa RA (Siswa climber)
Siswa EG (Siswa camper)
Siswa AM (Siswa quitter)
Memahami Masalah
- Siswa dapat mengidentifikasi dengan lancar dan benar hal-hal yang diketahui dan ditanyakan pada masalah.
- Siswa menuliskan hal yang diketahui dan yang ditanyakan pada masalah sesuai dengan apa yang dituliskan pada soal.
- Siswa dapat mengidentifikasi dengan lancar dan benar hal-hal yang diketahui dan ditanyakan pada masalah.
- Siswa dapat menuliskan hal yang diketahui dan yang ditanyakan pada masalah dengan kalimatnya sendiri dengan kalimat yang lebih sederhana.
- Siswa tidak dapat mengidentifikasi dengan sempurna hal-hal yang diketahui pada masalah, tetapi siswa dapat mengidentifikasi dengan benar hal yang ditanyakan pada masalah.
- Siswa menuliskan hal yang diketahui dan yang ditanyakan pada masalah sesuai dengan apa yang dituliskan pada soal.
Menyusun rencana penyelesaian
Siswa dapat menyusun rencana penyelesaian dari masalah yang ada secara sistematis dengan lancar dan benar.
Siswa dapat menyusun rencana penyelesaian dari masalah yang ada secara sistematis dengan lancar dan benar.
Siswa tidak dapat menyusun rencana penyelesaian dari masalah yang ada.
Menyelesaikan masalah sesuai perencanaan
- Siswa dapat menyelesaikan masalah dengan lancar dan benar sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
- Algoritma perhitungan yang dilakukan oleh siswa juga benar.
- Sebelum siswa menuliskan jawabannya pada
- Siswa dapat menyelesaikan masalah dengan lancar dan benar sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
- Algoritma perhitungan yang dilakukan oleh siswa juga benar.
- Setelah siswa mendapatkan hasilnya, siswa
Siswa tidak melakukan proses untuk menyelesaikan masalah yang ada dikarenakan siswa tidak dapat menyusun rencana penyelesaian dari masalah yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
174
lembar jawaban, terlebih dahulu siswa melakukan pemeriksaan ulang terhadap hasil yang telah diperolehnya.
langsung memindahkan hasilnya pada lembar jawaban tanpa melakukan pemeriksaan terlebih dahulu pada hasil yang telah diperolehnya.
Memeriksa kembali hasil yang diperoleh
Siswa dapat menemukan cara untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh dengan lancar dan benar.
Siswa dapat menemukan cara untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh dengan lancar dan benar.
Siswa tidak melakukan proses untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh dikarenakan siswa tidak melakukan proses untuk menyelesaikan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
175
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada Bab IV
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Proses berpikir siswa SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tipe climber dalam
memecahkan masalah matematika berdasarkan langkah Polya sebagai berikut.
a. Dalam memahami masalah, siswa melakukan proses berpikir asimilasi,
yaitu siswa dapat langsung mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan
yang ditanya pada masalah.
b. Dalam menyusun rencana penyelesaian, siswa melakukan proses berpikir
asimilasi, yaitu siswa dapat langsung menentukan langkah dan metode apa
yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah, yaitu dengan
menggunakan sistem persamaan linear dua variabel serta menggunakan
metode eliminasi dan substitusi untuk menyelesaikannya.
c. Dalam menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, siswa melakukan proses
berpikir asimilasi, yaitu siswa dapat langsung menyelesaikan masalah yang
ada sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat pada langkah sebelumnya,
yaitu dengan menggunakan metode eliminasi dan substitusi.
d. Dalam memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh, siswa melakukan
proses berpikir asimilasi, yaitu siswa dapat langsung menentukan cara untuk
memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh dengan melihat kesesuaian
antara hasil yang telah diperoleh dengan hal yang diketahui pada masalah
dan melalui persamaan yang telah dibuat sebelumnya.
2. Proses berpikir siswa SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tipe camper dalam
memecahkan masalah matematika berdasarkan langkah Polya sebagai berikut.
a. Dalam memahami masalah, siswa melakukan proses berpikir asimilasi,
yaitu siswa dapat langsung mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan
yang ditanya pada masalah.
175
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
176
b. Dalam menyusun rencana penyelesaian, siswa melakukan proses berpikir
asimilasi dan akomodasi. Proses asimilasi terjadi pada saat siswa dapat
langsung menentukan langkah dan metode apa yang akan digunakan untuk
menyelesaikan masalah. Proses akomodasi terjadi pada saat siswa perlu
memodifikasi skema yang ada di pikirannya dengan informasi yang ada
pada masalah untuk bisa membentuk sistem persamaan linear dua variabel.
c. Dalam menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, siswa melakukan proses
berpikir asimilasi, yaitu siswa dapat langsung menyelesaikan masalah yang
ada sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat pada langkah sebelumnya,
yaitu dengan menggunakan metode eliminasi dan substitusi.
d. Dalam memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh, siswa melakukan
proses berpikir asimilasi, yaitu siswa dapat langsung menentukan cara untuk
memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh dengan melihat kesesuaian
antara hasil yang telah diperoleh dengan hal yang diketahui pada masalah.
3. Proses berpikir siswa SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tipe quitter dalam
memecahkan masalah matematika berdasarkan langkah Polya sebagai berikut.
a. Dalam memahami masalah, siswa melakukan ketidaksempurnaan proses
berpikir asimilasi dan akomodasi. Ketidaksempurnaan proses berpikir
asimilasi terjadi pada saat siswa dapat langsung mengidentifikasi hal-hal
yang diketahui dan yang ditanya pada masalah, tetapi siswa tidak dapat
menentukan secara lengkap hal yang diketahui pada masalah tersebut.
Ketidaksempurnaan proses akomodasi terjadi pada saat siswa tidak dapat
memodifikasi pengetahuannya dalam menentukan apakah siswa
memerlukan informasi lain selain hal yang diketahui pada masalah untuk
bisa menyelesaikan masalah.
b. Dalam menyusun rencana penyelesaian, siswa tidak melakukan proses
berpikir asimilasi maupun akomodasi, yaitu siswa tidak dapat menentukan
langkah atau cara apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
c. Dalam menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, siswa tidak melakukan
proses berpikir asimilasi maupun akomodasi, yaitu siswa tidak dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
177
menyelesaikan masalah sesuai perencanaan dikarenakan siswa tidak dapat
menentukan langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut.
d. Dalam memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh, siswa tidak
melakukan proses berpikir asimilasi maupun akomodasi, yaitu siswa tidak
dapat menyelesaikan masalah sehingga tidak ada hasil dari siswa yang harus
diperiksa kebenarannya.
Kesimpulan ini hanya berlaku pada subjek penelitian ini dan dapat
diberlakukan pada subjek penelitian di tempat lain jika subjek pada penelitian lain
tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan subjek pada penelitian ini.
Karakteristik dari masing-masing subjek penelitian dapat dilihat pada Bab III
bagian prosedur pemilihan subjek penelitian dan Bab IV bagian paparan dan
analisis data.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat dibuat suatu implikasi sebagai
berikut.
1. Implikasi Teori
Dari hasil analisis dan pembahasan menunjukkan bahwa proses berpikir siswa
climber dalam menyelesaikan masalah matematika melakukan proses berpikir
asimilasi baik pada langkah memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian,
menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, maupun memeriksa kembali hasil
yang diperoleh. Siswa camper pada langkah memahami masalah, menyelesaikan
masalah sesuai perencanaan, dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh
melakukan proses berpikir asimilasi. Pada langkah menyusun rencana
penyelesaian, siswa camper melakukan proses berpikir asimilasi dan akomodasi.
Siswa quitter melakukan ketidaksempurnaan proses berpikir asimilasi pada
langkah memahami masalah. Pada langkah menyusun rencana penyelesaian,
menyelesaikan masalah sesuai perencanaan, dan memeriksa kembali hasil yang
diperoleh, siswa quitter tidak melakukan proses berpikir asimilasi maupun
akomodasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
178
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi guru mata pelajaran matematika
untuk menentukan strategi dan metode pembelajaran yang efektif dan efisien
selama di kelas dengan melihat masing-masing tipe Adversity Quotient siswa.
Misalnya saja guru dapat menggunakan metode diskusi dalam pembelajarannya
selama di kelas jika siswa di kelas tersebut memiliki tipe AQ yang sama
banyaknya, baik tipe climber, camper, dan quitter. Dengan metode diskusi ini
maka siswa dengan tipe climber dapat membantu siswa dengan tipe camper dan
quitter jika mereka mengalami kesulitan. Dengan begitu proses berpikir siswa
dengan tipe camper dan quitter dapat berkembang dengan baik dari sebelumnya.
Meskipun demikian, guru tetap harus bisa memberikan perhatian yang lebih
kepada siswa quitter selama pembelajaran di kelas agar proses berpikir siswa
tersebut tidak semakin menurun. Selain itu, guru juga dapat membiasakan
siswanya untuk dapat menggunakan langkah-langkah Polya jika siswa dihadapkan
pada suatu masalah matematika, terutama untuk siswa quitter. Hal ini dikarenakan
menyelesaikan masalah dengan langkah-langkah Polya dapat mempermudah
siswa untuk bisa menyelesaikan masalah matematika yang ada.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian di atas dapat dikemukakan saran
sebagai berikut.
1. Bagi guru yang telah mengetahui tipe Adversity Quotient dari masing-masing
siswa adalah:
a. Guru harus dapat memberikan motivasi dan perhatian yang lebih untuk
siswa dengan tipe quitter pada saat siswa dihadapkan pada suatu soal
matematika dalam bentuk pemecahan masalah.
b. Guru harus membiasakan siswa dengan tipe quitter untuk dapat
menyelesaikan masalah dengan menggunakan langkah-langkah Polya untuk
mempermudah siswa dalam menyelesaikan masalah.
c. Dalam memahami masalah, guru harus membiasakan siswa untuk dapat
menuliskan hal-hal yang diketahui pada soal secara ringkas dan hanya pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
179
hal-hal yang akan digunakan untuk menjawab soal saja, baik pada siswa
dengan tipe climber, camper, maupun quitter.
d. Guru harus membiasakan siswa untuk dapat memeriksa kembali hasil yang
telah diperoleh setelah siswa menyelesaikan masalah, dengan maksud agar
siswa dapat meyakini kebenaran dari hasil yang telah diperolenya, baik pada
siswa dengan tipe climber, camper, maupun quitter.
e. Guru harus membiasakan siswa dan dapat memberikan dorongan kepada
siswa agar siswa dapat lebih kreatif untuk menemukan cara lain dalam
menyelesaikan masalah dan memeriksa kembali hasil yang telah
diperolehnya, baik pada siswa dengan tipe climber, camper, maupun quitter.
2. Bagi Sekolah
Sebaiknya pihak sekolah melakukan tes Adversity Quotient kepada masing-
masing siswa pada saat tahun ajaran baru dimulai. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu dan mempermudah guru mata pelajaran untuk dapat memilih metode
dan strategi pembelajaran yang tepat yang bisa digunakan selama pembelajaran di
kelas.
3. Bagi siswa yang telah mengetahui tipe Adversity Quotient-nya adalah:
a. Siswa dengan tipe quitter sebaiknya dapat lebih termotivasi lagi untuk bisa
menyelesaikan masalah matematika.
b. Siswa dengan tipe quitter harus terbiasa untuk menyelesaikan masalah
matematika dengan menggunakan langkah-langkah Polya untuk
mempermudah siswa dalam menyelesaikan masalah matematika.
c. Siswa harus lebih kreatif lagi untuk dapat menggunakan lebih dari satu cara
dalam menyelesaikan masalah matematika agar dapat lebih yakin dengan
jawaban yang telah diperolehnya, baik siswa dengan tipe climber, camper,
maupun quitter.
d. Siswa harus terbiasa untuk memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh
agar dapat meyakini kebenaran dari hasilnya tersebut, baik siswa dengan
tipe climber, camper, maupun quitter.