24
BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS UNIVERSITAS HASANUDDIN CASE REPORT : CA RECTI 1/3 DISTAL OLEH : MOHD SYAIFUL BIN MOHD ARIS C 111 09 836 PEMBIMBING : dr.ABIDIN SUPERVISOR :

Refarat CA Recti

  • Upload
    yusuf96

  • View
    62

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ca Recti

Citation preview

Page 1: Refarat CA Recti

BAGIAN ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN UNHASUNIVERSITAS HASANUDDIN

CASE REPORT :

CA RECTI 1/3 DISTAL

OLEH :MOHD SYAIFUL BIN MOHD ARIS

C 111 09 836

PEMBIMBING :dr.ABIDIN

SUPERVISOR :

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITRAAN KLINIKBAGIAN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN

2013

Page 2: Refarat CA Recti

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Karsinoma rektum adalah kanker yang terjadi pada rektum. Rektum terletak di

anterior sakrum and coccyx panjangnya kira kira 15 cm. Rectosigmoid junction terletak

pada bagian akhir mesocolon sigmoid. Bagian sepertiga atasnya hampir seluruhnya

dibungkus oleh peritoneum. Di setengah bagian bawah rektum keseluruhannya adalah

ektraperitoneral. Vaskularisasi rektum berasal dari cabang arteri mesenterika inferior dan

cabang dari arteri iliaka interna. Vena hemoroidalis superior berasal dari pleksus

hemorriodalis internus dan berjalan ke kranial ke vena mesenterika inferior dan

seterusnya melalui vena lienalis ke vena porta. Ca Recti dapat menyebar sebagai embulus

vena kedalam hati. Pembuluh limfe dari rektum diatas garis anorektum berjalan seiring

vena hemorriodalos superior dan melanjut ke kelenjar limfa mesenterika inferior dan

aorta. Operasi radikal untuk eradikasi karsinoma rektum dan anus didasarkan pada

anatomi saluran limfa ini. Dinding rektum terdiri dari 5 lapisan, yaitu mukosa yang

tersusun oleh epitel kolumner, mukosa muskularis, submukosa, muscularis propria dan

serosa.

EPIDEMIOLOGI

Di USA Ca kolorektal merupakan kanker gastrointestinal yang paling sering

terjadi dan nomor dua sebagai penyebab kematian di negara berkembang. Tahun 2005,

diperkirakan ada 145,290 kasus baru kanker kolorektal di USA, 104,950 kasus terjadi di

kolon dan 40,340 kasus di rektal. Pada 56,300 kasus dilaporkan berhubungan dengan

kematian, 47.700 kasus Ca kolon dan 8,600 kasus Ca rectal. Ca kolorektal merupakan 11

% dari kejadian kematian dari semua jenis kanker.

Diseluruh dunia dilaporkan lebih dari 940,000 kasus baru dan terjadi kematian

pada hampir 500,000 kasus tiap tahunnya. (World Health Organization, 2003). Menurut

data di RS Kanker Dharmais pada tahun 1995-2002, kanker rektal menempati urutan

keenam dari 10 jenis kanker dari pasien yang dirawat di sana. Kanker rektal tercatat

Page 3: Refarat CA Recti

sebagai penyakit yang paling mematikan di dunia selain jenis kanker lainnya. Namun,

perkembangan teknologi dan juga adanya pendeteksian dini memungkinkan untuk

disembuhkan sebesar 50 persen, bahkan bisa dicegah. Dari selutruh pasien kanker rektal,

90% berumur lebih dari 50 tahun. Hanya 5% pasien berusia kurang dari 40 tahun. Di

negara barat, laki – laki memiliki insidensi terbanyak mengidap kanker rektal dibanding

wanita dengan rasio bervariasi dari 8:7 - 9:5.

Insiden karsinoma kolon dan rektum di Indonesia cukup tinggi demikian juga

angka kematiannya. Insiden pada pria sebanding dengan wanita, dan lebih banyak pada

orang muda. Sekitar 75 % ditemukan di rektosigmoid.

ETIOLOGI DAN FAKTOR PRESDIPOSISI

Price dan Wilson (1994) mengemukakan bahwa etiologi karsinoma rektum sama

seperti kanker lainnya yang masih belum diketahui penyebabnya. Akan tetapi, terdapat

beberapa faktor presdiposisi yang ditengarai mengakibatkan munculnya karsinoma rekti,

antara lain:

Diet tinggi lemak, rendah serat

Usia lebih dari 50 tahun

Riwayat pribadi mengidap adenoma atau adenokarsinoma kolorektal

mempunyai resiko lebih besar 3 kali lipat.

Riwayat keluarga satu tingkat generasi dengan riwayat kanker kolorektal

mempunyai resiko lebih besar 3 kali lipat.

Familial polyposis coli, Gardner syndrome, dan Turcot syndrome, pada

semua pasien ini tanpa dilakukan kolektomi dapat berkembang menjadi

kanker rektal

Resiko sedikit meningkat pada pasien Juvenile polyposis syndrome, Peutz-

Jeghers syndrome, dan Muir syndrome.

Terjadi pada 50 % pasien Kanker kolorektal Herediter nonpolyposis

Inflammatory bowel disease

Kolitis Ulseratif (resiko 30 % setelah berumur 25 tahun)

Crohn disease, berisiko 4 sampai 10 kali lipat.

Page 4: Refarat CA Recti

PATOGENESIS

Polip jinak pada kolon atau rektum

|

menjadi ganas

|

menyusup serta merusak jaringan normal kolon

|

meluas ke dalam struktur sekitarnya

|

bermetastatis dan dapat terlepas dari tumor primer menyebar ke bagian tubuh yang lain

dengan cara :

Limfogen ke kelenjar parailiaka, mesenterium dan paraaorta

Hematogen terutama ke hati

Perkontinuitatum (menembus ke jaringan sekitar atau organ sekitarnya) misalnya :

ureter, buli-buli, uterus, vagina, atau prostat dan dapat mengakibatkan peritonitis

karsinomatosa.

PATOLOGI

Secara makroskopis terdapat tiga tipe karsinoma rektum: pertama, tipe polipoid atau

vegetatif yang tumbuh menonjol ke dalam lumen usus dan berbentuk bunga kol, kedua

tipe skirus (keras) yang dapat mengakibatkan penyempitan sehingga terjadi stenosis dan

gejala obstruksi, ketiga adalah bentuk ulseratif yang terjadi karena nekrosis di bagian

sentral.

Page 5: Refarat CA Recti

MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kanker rektal antara lain ialah :

Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada feses. Darah

berwarna merah segar

Diare, konstipasi atau merasa bahwa isi perut tidak benar benar kosong saat

BAB

Feses yang lebih kecil dari biasanya

Keluhan tidak nyaman pada perut seperti sering flatus, kembung, rasa penuh

pada perut atau nyeri

Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya

Mual dan muntah,

Gejala anemia seperti rasa letih dan lesu

Pada tahap lanjut dapat muncul gejala pada traktus urinarius dan nyeri pada

daerah gluteus.

METASTASIS

Metastase ke kelenjar limfa regional ditemukan pada 40-70% kasus pada saat

direseksi. Invasi ke pembuluh darah vena ditemukan pada lebih 60% kasus. Metastase

sering ke hepar, cavum peritoneum, paru-paru, diikuti kelenjar adrenal, ovarium dan

tulang. Metastase ke otak sangat jarang, dikarenakan jalur limfatik dan vena dari rektum

menuju vena cava inferior, maka metastase kanker rektum lebih sering muncul pertama

kali di paru-paru

DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan dibantu dengan

pemeriksaan penunjang.

Anamnesis

BAB berdarah, merah segar, berlendir dan berbau disertai gangguan kebiasaan

BAB (diare selama beberapa hari yang disusul konstipasi selama beberapa hari).

Nyeri pada saat BAB, tenesmus, dan pada kasus yang lebih lanjut ileus obstruksi.

Page 6: Refarat CA Recti

Pemeriksaan Fisik

Dipastikan dengan pemeriksaan colok dubur. Teraba tumor berbenjol, rapuh,

tukak, mudah berdarah. Bila letaknya rendah (2/3 bawah) dapat dicapai

dengan baik, bila letaknya tinggi (1/3 atas) biasanya tidak dapat diraba. Dari

pemeriksaan colok dubur ditetapkan mobilitasnya untuk mengetahi prospek

pembedahan. bila dapat digerakkan itu berarti masih terbatas pada mukosa

rektum saja. Bila sudah terfiksasi, biasanya sudah terjadi penetrasi hingga ke

struktur ekstrarektal seperti kelenjar prostat, buli-buli, dinding posterior

vagina atau dinding anterior uterus.

Pemeriksaan penunjang

Proktosigmoidoskopi

Dilakukan pada setiap pasien yang dicurigai menderita karsinoma usus besar.

Jika tumor terletak di bawah, bisa terlihat langsung. Karsinoma kolon di

bagian proksimal sering berhubungan dengan adanya polip pada daerah

rektosigmoid.

Kolonoskopi

Diperiksa dengan alat yang sekaligus dapat digunakan untuk biopsi tumor.

Sistoskopi

Indikasi sistoskopi adalah adanya gejala atau pemeriksaan yang mencurigai

invasi keganasan ke kandung kencing.

Barium colon in loop

Dengan menggunakan kontras akan tampak gambaran apple core appearance

Biopsi

Jika ditemukan tumor dari salah satu pemeriksaan diatas, biopsi harus

dilakukan. Secara patologi anatomi, adenocarcinoma merupakan jenis yang

paling sering yaitu sekitar 90 sampai 95% dari kanker usus besar. Jenis

lainnya ialah karsinoma sel skuamosa, carcinoid tumors, adenosquamous

carcinomas, dan undifferentiated tumors.

Page 7: Refarat CA Recti

Klasifikasi modifikasi Dukes

TNM Stadium Stadium Deskripsi

T1 N0 M0 A Tumor terbatas pada submucosa

T2 N0 M0 B1 Tumor terbatas pada muscularis propria

T3 N0 M0 B2 Penyebaran transmural

T2 N1 M0 C1 T2, pembesaran kelenjar mesenteric

T3 N1 M0 C2 T3, pembesaran kelenjar mesenteric

T4 C2 Penyebaran ke organ yang berdekatan

Any T, M1 D Metastasis jauh

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding untuk karsinoma rectum antara lain: polip, proktitis, fisura anus,

hemmoroid, dan karsinoma anus.

TERAPI

Prinsip prosedur untuk karsinoma rektum antara lain

Low anterior resection / anterior resection. Insisi lewat abdomen, kolon kiri atau

sigmoid dibuat anastomosis dengan rectum

Bila letaknya 12 cm diatas anus dilakukan reseksi anterior

Bila letaknya krang dari 12 cm dari anus, T1, diferensiasi baik, dilakkan eksisi

local

Bila 6-12 cm diatas anus:

Stage II : reseksi anterior rendah

Stage II/III : terapi kombinasi multiple + reseksi anterior rendah

Page 8: Refarat CA Recti

Bila < dari 6 cm dari anus

Stage I diferensiasi baik : reseksi abdomino perineal

Stage II/III : terapi kombinasi + RAP

Prosedur paliatif, dibuat stoma saja

Reseksi abdomino perineal / amputasi rekti (Milles Procedure). Bagian Distal

sigmoid, rektosigmoid, dan rektum direseksi, kemudian dibuat end kolostomi

Pull through operation. Teknik ini sulit, bila tidak cermat dapat menyebabkan

komplikasi antara lain inkontinensia alvie.

Fulgurasi (elektrokogulasi) untuk tumor yang keluar dari anus dan unresektabel.

Pengobatan medis untuk karsinoma kolorektal paling sering dalam bentuk

pendukung/terapi ajuvan yang mencakup kemoterapi, radiasi dan atau imunoterapi

KOMPLIKASI

Komplikasi yang mungkin terjadi yaitu obstruksi usus parsial atau lengkap, perforasi,

perdarahan, dan penyebaran keorgan lain.

PROGNOSIS

Secara keseluruhan 5-year survival rates untuk kanker rektal adalah sebagai

berikut :

Stadium I - 72%

Stadium II - 54%

Stadium III - 39%

Stadium IV - 7%

50% dari seluruh pasien mengalami kekambuhan yang dapat berupa kekambuhan

lokal, jauh maupun keduanya. Kekambuhan lokal lebih sering terjadi. Penyakit kambuh

pada 5-30% pasien, biasanya pada 2 tahun pertama setelah operasi. Faktor – faktor yang

mempengaruhi terbentuknya rekurensi termasuk kemampuan ahli bedah, stadium tumor,

lokasi, dan kemapuan untuk memperoleh batas - batas negatif tumor.

Page 9: Refarat CA Recti

Tumor poorly differentiated mempunyai prognosis lebih buruk dibandingkan

dengan well differentiated. Bila dijumpai gambaran agresif berupa ”signet ring cell” dan

karsinoma musinus prognosis juga buruk.

Rekurensi lokal setelah operasi reseksi dilaporkan mencapai 3-32% penderita.

Beberapa faktor seperti letak tumor, penetrasi dinding usus, keterlibatan kelenjar limfa,

perforasi rektum pada saat diseksi dan diferensiasi tumor diduga sebagai faktor yang

mempengaruhi rekurensi lokal.

OPERASI MILES

Definisi

Suatu tindakan pembedahan yang dilakukan dengan melakukan abdominal reseksi

pada rektum 1/3 distal dilanjutkan dengan reseksi perianal karena suatu proses

malignancy.Prosedur ini dilakukan melalui pendekatan abdominal dan perianal,dibuat

proksimal end colostomi permanent untuk diversi dan anus ditutup.

Ruang Lingkup

Lesi/ kelainan pada rektum 1/3 distal sampai anal .Dalam kaitan penegakan diagnosis

dan pengobatan lebih lanjut diperlukan beberapa disiplin ilmu yang terkait: patologi

anatomi dan radiologi

Indikasi operasi

Proses malignancy pada rektum dan anal

Pemeriksaan Penunjang:

- Colon inloop

- Colonoscopy

Teknik Operasi

Secara singkat teknik operasi Miles dapat dijelaskan sebagai berikut. Setelah

penderita diberi narkose dengan endotracheal tube, penderita dalam posisi terlentang dan

Page 10: Refarat CA Recti

litotomy(posisi modifikasi litotomy-Trendelenburg). Desinfeksi lapangan pembedahan

dengan larutan antiseptik juga dilakukan irrigasi pada rektal, kemudian dipersempit

dengan linen/doek steril. Dibuat insisi midline dua jari di tas umbillikal sampai dua jari di

atas symphisis pubis atu insisi transversalis diantara umbillikal dan symphisis pubis.

Insisi diperdalam hingga tampak peritoneum à dibuka secara tajam. Dilakukan

identifikasi lesi/ kelainan . Dilakukan tindakan mobilisasi rektum dengan melakukn insisi

paada lateral refleksi peritoneal (white line of Told) sambil mengidentifikasi vena

spermatika kiri atau ovari kiri serta ureter kiri.

Mobilisasi rektum posterior: dengn melakukan diseksi secara tumpul dan tajam, spce

retrorectal dengan mudah dapat dicapai.Setelah memotong fasia rectosacral berarti kita

sudah sampai coccygis. Mobilisasi anterior:insisi refleksi rectovesical dan immobilisasi

antara vesica seminalis dan fasia Denonvillier.Diseksi dilanjutkan dengan memisahkan

rectum dengan vesica seminalis pada pria dan rectum dengan vagina pada perempuan.

Setelah mobilisasi posterior dan anterior,harus dicapai fasia pelvic( ligamentum lateral)

dipisahkan dan diikat.Dilanjutkan dengan transeksi rektum diatas lesi/tumor. Dilakukan

insisi ellip sekeliling anus sampai batas m.spincter anus.Insisi diperdalam dengan insisi

sirkumferensial sampai stumpdistal rectum dapat lewat.Stump proximl dibuat colostomi

permnent.,jaringan tumor diPA-kan. Perdarahan dirawat,luka operasi ditutup lapis demi

lapis dengan meninggalkan drain perianal (drain Redon).

Komplikasi operasi

Perdarahan

Infeksi

Cedera ureter kiri

Myocard infarc

Emboli pulmonal

Komplikasi stoma

Mortalitas

Page 11: Refarat CA Recti

Angka mortalitas perioperatif rendah sekitar 42%

Perawatan paska bedah

Pasca bedah penderita dirawat diruangan selama 7 – 10 hari,diobservasi

kemungkinan terjadinya komplikasi dini yang membahayakan jiwa penderita seperti

perdarahan.Diet diberikan setelah penderita sadar dan pasase usus baik.Drain Redon

dilepas setelah 1 – 2 hari dan jahitan luka diangkat pada hari ke-7.

Follow up

Penderita pasca operasi Miles perlu dievaluasi:

Klinis

Pemeriksaan CEA setiap 3 bulan selama 2 tahun,setiap 6 bulan selama 2-5

tahun(cancer)

Colonoscopy setelah 1 tahun setelah reseksi,dan direkomendasikan untuk

pemeriksaan ulang setiap 2-3 tahun(cancer)

CT scan thorax, abdomen dan pelvis setiap tahun selama 3 tahun untuk pasien dengan

resiko tinggi untuk rekurens(cancer)

KOLOSTOMI

Kolostomi (colostomy) berasal dari kata “colon” dan “stomy”. Colon (kolon)

merupakan bagian dari usus besar yang memanjang dari sekum sampai rektum dan

“stomy” (dalam bahasa Yunani “stoma” berarti mulut). Kolostomi dapat diartikan

sebagai suatu pembedahan dimana suatu pembukaan dilakukan dari kolon (atau usus

besar) ke luar dari abdomen.

Pembedahan kolostomi biasanya memakan waktu dua hingga empat jam,

tergantung dari tingkat kesulitan, adanya infeksi, atau beratnya trauma misalnya apabila

penyebabnya adalah trauma kolon.

Kolostomi dapat dibuat sementara ataupun permanen. Kolostomi sementara dapat

Page 12: Refarat CA Recti

digunakan ketika bagian kolon perlu diperbaiki/disembuhkan, misalnya setelah trauma

atau pembedahan. Setelah kolon membaik/sembuh, kolostomi dapat ditutup, dan fungsi

usus dapat kembali normal. Kolostomi permanen (disebut juga end colostomy) biasanya

diperlukan pada beberapa kondisi tertentu, termasuk sekitar 15% kasus kanker kolon.

Jenis kolostomi ini biasanya digunakan saat rektum perlu diangkat akibat suatu penyakit

ataupun kanker. Sebagian besar feses akan lebih lunak dan lebih encer dibandingkan

feses yang keluar secara normal lewat anus. Konsistensi feses tergantung dari letak

segmen usus yang dipakai pada tindakan kolostomi. Letak kolostomi pada abdomen bisa

dimana saja sepanjang letak kolon, namun biasanya dilakukan pada bagian kiri bawah, di

daerah kolon sigmoid. Namun dapat pula dibuat dilokasi kolon asendens, transversum,

dan desendens. Letak kolostomi sebaiknya dipilih dengan hati-hati sebelum tindakan

operasi. Sebaiknya hindari lokasi yang memiliki jaringan lemak yang tebal dan terdapat

skar.

Tujuan Kolostomi

Umumnya kolostomi dilakukan pada pembedahan kanker, namun kadang-kadang

diperlukan pada penyakit infeksi usus dan penyakit divertikulum, dan pada pembedahan

yang darurat untuk perforasi atau obstruksi pada usus. Indikasi kolostomi ialah

dekompresi usus pada obstruksi, stoma sementara untuk bedah reseksi usus pada radang,

atau perforasi, dan sebagai anus setelah reseksi usus distal untuk melindungi anastomosis

distal.

Pembagian Kolostomi

Berdasarkan Penggunaannya

Kolostomi Permanen

Kolostomi permanen diperlukan ketika tidak terdapat lagi segmen usus bagian distal

setelah dilakukan reseksi atau untuk alasan tertentu usus tidak dapat disambung lagi.

Kolostomi dibuat untuk menggantikan fungsi anus bila anus dan rectum harus

diangkat.

Kolostomi permanen harus hati-hati ditempatkan untuk memudahkan dalam

penganganan jangka panjang. Kolostomi permanen biasanya dibuat pada kolon kiri

Page 13: Refarat CA Recti

pada fossa iliaka kiri. Kolostomi permanen dilakukan pada beberapa kondisi tertentu,

termasuk sekitar 15% oleh karena kasus kanker kolon. Kolostomi ini biasanya

digunakan saat rektum perlu diangkat akibat suatu penyakit ataupun kanker.

Kolostomi Sementara

Kolostomi sementara sering dilakukan untuk mengalihkan aliran feses dari daerah

distal usus.

Setelah masalah pada usus bagian distal telah teratasi, maka kolostomi dapat ditutup

kembali.

Kolostomi sementara berguna untuk:

Mengatasi obstruksi pada operasi elektif maupun tindakan darurat. Kolostomi

dilakukan untuk mencegah obstruksi komplit usus besar bagian distal yang

menyebabkan dilatasi bagian proksimal.

Melakukan proteksi terhadap anastomosis kolon setelah reseksi. Kolostomi

sementara dibuat, misalnya pada penderita gawat abdomen dengan peritonitis

yang telah dilakukan reseksi sebagian kolon. Pada keadaan demikian, membebani

anastomosis baru dengan pasase feses merupakan tindakan yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, untuk pengamanan anastomosis, aliran

feses dialihkan sementara melalui kolostomi dua stoma yang disebut stoma

double barrel. Dengan cara Hartman, pembuatan anastomosis ditunda sampai

radang di perut telah reda.

Kolostomi sementara dapat berguna untuk mengistirahatkan segmen usus bagian

distal yang terlibat pada proses inflamasi misalnya abses perikolik, fistula

anorektal.

B. Tipe Kolostomi

Kolostomi loop

Page 14: Refarat CA Recti

Jenis kolostomi ini didesain sehingga baik segmen distal maupun proksimal usus

terdapat pada permukaan kulit.

Kolostomi double barrel

Pada kolostomi double barrel, dibuat dua stoma yang terpisah pada dinding

abdomen. Stoma bagian proksimal berhubungan dengan traktus gastrointestinal

yang lebih atas dan akan menjadi saluran pengeluaran feses. Stoma bagian distal

berhubungan dengan rectum. Kolostomi double barrel termasuk jenis kolostomi

sementara. Kolostomi double barrel mudah dan aman digunakan pada neonatus

dan bayi.

Kolostomi devided

Kolostomi ini sering dibuat pada sigmoid pada karsinoma rektum yang tak dapat

diangkat, sehingga karsinoma tersebut tidak teriritasi oleh tinja.

Kolostomi terminal

Tipe ini dilakukan bila diperlukan untuk membuang kolon karena terlalu

membahayakan bila dilakukan anastomosis yang memudahkan timbulnya sepsis.

Kontinuitas dapat diperbaiki kemudian hari bila sepsis telah dapat diatasi dan

kondisi penderita lebih baik.

Sekostomi dengan pipa (tube)

Sekostomi merupakan kolostomi sementara. Berguna untuk dekompresi gas

dalam usus. Sekostomi tidak cocok untuk diversi aliran feses. Saat ini sekostomi

jarang digunakan karena stoma sering tersumbat oleh feses dan seringkali

diperlukan irigasi untuk kembali melancarkan.

Komplikasi

Page 15: Refarat CA Recti

Nekrosis kolostomi.

Hal ini diakibatkan tidak adekuatnya suplai darah. Komplikasi ini biasanya

terlihat 12-24 jam setelah pembedahan dan biasa diperlukan pembedahan

tambahan untuk menanganinya.

Kolostomi retraksi.

Disebabkan karena tidak cukupnya panjang stoma. Komplikasi ini dapat

ditangani dengan menyediakan kantong khusus. Memperbaiki stoma dapat

pula menjadi pilihan penanganan.

Parastomal hernia.

Keadaan ini dapat timbul akibat letak stoma pada dinding abdomen yang

lemah atau dibuat terbuka terlalu besar pada dinding abdomen.

Prolaps

Keadaan ini sering diakibatkan pembukaan yang terlalu besar pada dinding

abdomen atau fiksasi usus yang tidak cukup kuat pada dinding abdomen.

Pembedahan ulang untuk mengatasi prolaps dengan mengambil vaskularisasi

yang melampaui segmen usus yang disuplai.

Obstruksi

Obstruksi dapat terjadi akibat udem ataupun timbunan feses.

Teknik Irigasi Dalam Penanganan Kolostomi

Beberapa pasien yang menggunakan kolostomi memilih untuk mengeluarkan

feses ke kantong stoma dengan menggunakan teknik irigasi kolon. Beberapa hari sekali,

pasien mengalirkan sekitar satu liter air melewati kolostomi dengan saluran/pipa khusus,

dan air akan lewat keluar dengan tujuan untuk mengosongkan dan membersihkan kolon.

Pada kolostomi sigmoid biasanya pola defekasi sama dengan semula. Banyak

penderita mengadakan pembilasan sekali sehari sehingga mereka tidak terganggu oleh

pengeluaran feses dari stomanya. Kolostoma pada kolon tranversum mengeluarkan isi

usus beberapa kali sehari karena isi kolon transversum tidak padat, sehingga lebih sulit

diatur

KESIMPULAN

Page 16: Refarat CA Recti

Karsinoma rektal berasal dari epitel hampir sama dengan neoplasma kolon, jenis

terbanyak adalah adenokarsinoma. Umumnya didahului oleh kondisi pramaligna seperti

adenomatous, villous polyp, familial adenomatous polyposis dan kolitis ulseratif.

Karsinoma kolorektal masih merupakan penyebab kematian kedua untuk kanker

terutama di Amerika Serikat. Skrening awal untuk mengarahkan diagnosa Karsinoma

kolorektal penting dilakukan untuk meningkatkan survivalnya. Skrening awal yang dapat

dilakukan yaitu: pemeriksaan darah samar di feses, sigmodoskopi, kombinasi darah

samar feses dan sigmoidoskopi, kolonoskopi, dobel kontras barium enema.

Penyebab pasti karsinoma rektal belum diketahui, diduga dipengaruhi beberapa

komponen genetik dan faktor lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: Refarat CA Recti

1. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 2003. Usus halus, appendiks, kolon, dan

anorektum. Dalam Buku ajar ilmu bedeah. Edisi 2. Jakarta: EGC. Hal 646-53.

2. Zinner, Schwartz, Ellis. 2001. Rectal Cancer. In Maingots’s Abdominal

operation. 10th edition. 2001. Singapore: McGraw-Hill. P1455-99

3. Wikipedia. 2007. Cancer colorectal. http://www.wikipedia.org .

4. Hassan, Isaac., 2006. Rectal carcinoma.

Available from www.emedicine.com. Acces on Sunday July 24, 2011

5. Colon cancer.

Available at http://health.yahoo.com/topic/other/other/article/mayoclinic/. Acces on

Sunday July 24, 2011