Upload
fuad20
View
57
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
1. No. Rekam Medik : xxxxxx
2. Nama Lengkap : Tn. MDS
3. Umur : 23 tahun
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Status perkahwinan : Belum menikah
6. Pendidikan terakhir : SMP
7. Pekerjaan : Tidak bekerja
8. Agama : Islam
9. Alamat : Jakarta Pusat
10. Ruang perawatan : PICU Perempuan
11. Rujukan/Datang sendiri/ Keluarga : Keluarga
Riwayat Perawatan :
Tahun 2012 dirawat di RS Joglo, selama 4 bulan.
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis dan alloanamnesis
Tanggal 8 Oktober 2013 pada jam 19.00 di UGD
Autoanamnesis
Tanggal 11 Oktober 2013 pada jam 10.00 di Ruang PICU perempuan
A. Keluhan Utama
Pasien berperilaku aneh di rumah sejak 2 hari SMRS.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien dibawa ke UGD RSJSH oleh ibu pasien pada tanggal 8 Oktober 2013 dengan
keluhan pasien berperilaku aneh sejak 2 hari SMRS. Pasien cenderung menarik diri dan
memainkan air di seluruh rumah.
1
Pada aloanamnesis dengan ibu pasien, ibunya memberitahu bahwa sudah 2 minggu
pasien tidak mau minum obat yang diberikan RS di joglo. Sudah 2 hari pasien
memainkan air diseluruh rumah, namun tidak menyakiti siapapun maupun marah-marah.
Sebelumnya pasien memang cenderung tertutup dan menarik diri dari lingkungan. Ibu
pasien mengatakan, pasien sering tampak tertawa sendiri selama dirumah, namun pasien
tidak pernah mengatakan kepada siapa ia tertawa dan berbicara. Pasien sudah dirawat
sebelumnya di RS joglo pada tahun 2012 dan dirawat kurang lebih 4 bulan dengan gejala
yang hampir serupa, pasien mengacaukan isi rumah. Ibu pasien mengatakan sudah 8
tahun pasien menjadi pendiam dan menarik diri, yang menurutnya dicetuskan setelah
kematian ayahnya. Ibu pasien sudah mencoba ke pesantren untuk mengobati anaknya,
namun dibiarkan karena menurut gurunya merupakan hal yang lazim. Sebelumnya pasien
merupakan anak yang aktif dan berprestasi di sekolahnya. Faktor herediter dan suicide
disangkal oleh keluarga pasien. Tidak ada riwayat trauma kepala, kejang, dan pemakaian
narkoba pada pasien.
Saat di wawancara, pasien cukup tenang dan dapat berkomunikasi, walaupun pasien
menjawab dengan sangat singkat dan tampak bingung untuk menjawab pertanyaan.
Pasien dapat menceritakan kalau ia datang diantar oleh ibunya, namun tidak tahu alasan
ia dibawa ke RS. Pasien tidak mengatakan ia pernah dirawat di RS sebelumnya. Pasien
tidak mengetahui mengapa ia main air dirumah sendirian, ia mengaku tidak ada suara
yang menyuruhnya melakukan hal itu, pasien nampak bingung saat ditanya alasannya
bermain air. Pasien mengatakan ia lebih banyak menghabiskan waktunya sendiri tanpa
bergaul dengan orang disekitarnya, ia melakukannya bukan karena sedih, namun pasien
tidak dapat menjelaskan alasannya menarik diri dan tidak mencari pekerjaan.
Saat kedua kali di wawancara, pasien tenang dan duduk berkumpul dengan pasien
lainnya, namun tetap diam. Selama dirawat pasien juga tidak mengatakan adanya suara
yang mengganggu. Pasien pernah merasa ia bukan dirinya begitu pula dengan ibu dan
rumahnya. Pasien tidak menyalahkan maupun merujuk siapapun saat ia dirawat di RS,
namun ia tetap tidak mengerti alasannya di rawat. Pasien mengatakan tidak pernah
sebelumnya merasa sedih berlebihan, saat dibahas kematian ayahnya. Pasien dapat
menceritakan silsilah keluarga, riwayat dan prestasi belajarnya, walaupun tetap dengan
suara yang kecil seperti berbisik, dan nampak bingung.
2
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
i. Gangguan psikiatrik
Pasien pertama kali dirawat tahun 2012 di RS di joglo, karena pada saat
itu pasien mengacaukan isi rumah. Sebelumnya perilaku pasien sudah
berubah, pasien menjadi lebih pendiam dan menutup diri. ibu pasien
mengatakan pasien sering bicara sendiri di rumah, pasien seperti
berkomunikasi dengan seseorang. Setelah diperbolehkan pulang, pasien hanya
mengonsumsi obat selama beberapa bulan saja dan menghentikan pengobatan
tanpa seizin dokter karena pasien menolak minum obat.
ii. Riwayat gangguan medik
Ibu Pasien menyangkal bahwa Pasien pernah mengalami kejang, nyeri kepala,
maupun riwayat trauma kepala atau kecelakaan, riwayat sakit hingga dirawat
di rumah sakit, dan adanya penurunan kesadaran.
iii. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
Pasien dan ibu Pasien menyangkal penggunaan narkoba pada Pasien, maupun
riwayat merokok atau konsumsi alcohol sebelumnya.
iv. Grafik Perjalanan Penyakit
3
Pertengahan 2004, ayah Pasien meninggal dunia
Awal 2005, Pasien mulai menyendiri dan bicara sendiri. Pasien jarang berbicara dengan keluarga
2012, Pasien berperilaku aneh, dan menyendiri, sulit berkomunikasi dengan keluarga
2013, Pasien tidak minum obat selama 2 minggu, 2 hari SMRS Pasien kembali berperilaku aneh, sehingga dibawa ke UGD RSJSH oleh ibunya
D. Riwayat Kehidupan Peribadi
i. Riwayat prenatal dan perinatal
Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah mengalami gangguan kesehatan.
Pasien merupakan anak yang diinginkan dan merupakan anak pertama dari
empat bersaudara. Pasien lahir spontan, cukup bulan, dan ditolong oleh bidan
di rumah bersalin dan langsung menangis, sudah diimunisasi lengkap. Tidak
ada komplikasi persalinan, trauma lahir, dan cacat bawaan.
ii. Riwayat perkembangan kepribadian
a. Masa kanak-kanak (0 – 11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai dengan teman-teman
sebayanya. Pasien tidak pernah sakit yang serius (berat), dan tidak pernah
mengalami kejang dan trauma kepala saat kecil.
b. Masa remaja (12 – 18 tahun)
Ibu Pasien memberitahu bahwa Pasien merupakan seorang yang aktif dan
cukup berprestasi di sekolah. Semenjak ayahnya meninggal, prestasi
belajar Pasien menurun, dan menjadi lebih pendiam.
c. Masa dewasa (> 18 tahun)
Interaksi pasien dengan keluarga dan lingkungan kurang. Pasien
merupakan seorang yang pendiam.
iii. Riwayat pendidikan
Pendidikan terakhir, Pasien tamat SMP. Selama pendidikan Pasien tidak
pernah tinggal kelas. Pasien cukup berprestasi disekolah, dengan mendapat
peringkat 4 dikelas. Prestasi berkurang sepeninggal ayahnya.
iv. Riwayat pekerjaan
Pasien belum pernah bekerja
4
v. Kehidupan beragama
Pasien memberitahu bahwa Pasien masih sering sholat walaupun tidak teratur
vi. Kehidupan sosial dan perkawinan
Pasien tidak mempunyai pacar dan tidak pernah menikah.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari pasangan Tn. S dan Ny. R. Pasien
merupakan anak pertama dari 4 bersaudara.
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal serumah
: Pernikahan
: Keturunan
: Meninggal
5
1 2
5 643
1. Bapa Pasien Tn. S, alm
2. Ibu Pasien Ny. R, umur 47 tahun (lahir tahun 1966)
3. Pasien, umur 23 tahun (lahir 29 januari 1990)
4. Adik perempuan Pasien (lahir tahun 1994)
5. Adik laki-laki Pasien (lahir tahun 1999)
6. Adik laki-laki Pasien (lahir tahun 1999)
F. Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang
Pasien tinggal bersama dengan ibunya di rumah kontrakan. Setiap hari Pasien
menemani orang tuanya yang bekerja sebagai petugas koperasi. Pasien memang
awalnya merupakan seorang yang pendiam dan tidak bergaul dengan orang
disekitarnya.
III. STATUS MENTAL (Tanggal 8 Oktober 2013, pukul 19.00 di UGD)
i. Kedaan umum : Pasien tampak sakit ringan
ii. Kesadaran : Compos mentis
iii. Tanda Vital :
Tekanan darah - 135/75 mmHg
Nadi - 79 x/menit
Pernapasan - 20 x/menit
Suhu - 36 C
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan Umum
Pasien seorang perempuan, berusia 23 tahun, berpenampilan fisik sesuai usianya,
postur tubuh cukup gemuk, warna kulit coklat. Pada saat wawancara Pasien
mengenakan baju terusan berwarna coklat, tampak rapih dan terawat. Kebersihan dan
perawatan diri baik, dengan rambut tertata rapih, serta berpakaian sederhana. Saat
wawancara pasien duduk tenang di samping pewawancara, kontak mata pasien
sangat sedikit sekali ketika diwawancara.
6
2. Perilaku dan Aktivitas Motorik
a. Sebelum wawancara
Pasien duduk di tempat tidur sambil tersenyum-senyum sendiri.
b. Selama wawancara
Pasien duduk diam dihadapan pemeriksa. Kontak mata sedikit karena Pasien
sering mengalihkan pandangan dan kelihatan bingung. Apabila diajukan
pertanyaan, Pasien menjawab semua pertanyaan, tetapi sering bingung sebelum
memberi jawaban, dengan suara yang pelan dan terbata-bata. Beberapa jawaban
yang diberikan adalah ‘tidak tahu’.
c. Sesudah wawancara
Pasien tetap duduk diam di tempat tidur dan kemudian berubah-ubah ppasienisi,
sambil tetap tersenyum sendiri.
3. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien kooperatif dan bersahabat, namun menjawab dengan sedikit bingung.
4. Pembicaraan
Lancar, pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Pasien berbicara lambat, ragu-
ragu, dan berbicara dengan volume yang agak kecil. Bicara pasien tidak spontan, intonasi
tidak jelas dan nada suara seperti berbisik. Jawaban pasien konsisten, tidak ada
aspasieniasi longgar maupun inkoheren. Tidak ada hendaya atau gangguan berbicara.
B. Alam Perasaan (Emosi)
1. Suasana perasaan (mood) : Mood kosong
2. Afek/Ekspresi Afektif : Menumpul, tidak serasi
3. Arus : lambat
4. Stabilitas : Stabil
5. Pengendalian : Terkendali
6. Dramatisasi : Tidak ada
7
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Tidak ada
a. Perilaku halusinasi ada seperti tersenyum sendiri
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Ada
4. Derealisasi : Ada
D. Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)
1. Taraf pendidikan : SMP
1. Pengetahuan umum : Baik (Pasien tahu Presiden Indonesia saat ini)
2. Kecerdasan :Cukup (Pasien dapat membaca, menulis, berhitung)
3. Konsentrasi dan perhatian : Mudah teralihkan
4. Orientasi
a. Waktu
Baik (Pasien dapat membedakan siang dan malam)
b. Tempat
Baik (Pasien mengetahui dirinya sekarang berada di rumah sakit)
c. Orang
Baik (Pasien mengetahui sedang diwawancara oleh dokter muda, dan
mengenali keluarga yang mengantar)
d. Situasi
Baik (Pasien mengetahui situasi sekitar, saat wawancara berlangsung)
5. Daya ingat
a. Jangka panjang
Baik (Pasien tahu dan dapat menyebutkan nama saudara dan usia mereka)
b. Jangka pendek
Baik (Pada saat wawancara di ruang PICU perempuan, Pasien masih ingat
makanan apa yang dimakan saat pagi)
8
c. Segera
Baik (Pasien dapat dapat mengingat 3 benda yang disuruh hafal)
6. Pikiran abstrak : Baik (Pasien dapat menyebutkan persamaan apel
dan jeruk)
7. Visuospatial : Baik (Pasien dapat menggambar jam dan
menggambar seperti contoh)
8. Bakat kreatif : Data tidak didapatkan
9. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik (Pasien dapat makan, mandi, dan
berpakaian sendiri)
E. Proses Pikir
1. Arus pikir
a. Produktifitas : Terbatas, miskin ide dan berpikir lambat
b. Kontinuitas : Alogia
c. Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
a. Preokupasi dalam pikiran : Tidak ada
b. Waham
i. Waham bizzare : Tidak ada
ii. Waham kejar : Tidak ada
iii. Waham kebesaran : Tidak ada
iv. Waham dikendalikan : Tidak ada
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
e. Gagasan rujukan : Tidak ada
f. Gagasan Pengaruh : Tidak ada
9
F. Pengendalian Impuls
Baik. Selama wawancara Pasien bersikap tenang, kooperatif dan tidak menunjukkan
gejala yang agresif.
G. Daya Nilai
a. Daya Nilai Sosial
Baik (Os tau mencuri itu bukan hal terpuji)
b. Uji Daya Nilai
Baik (Pasien mengatakan bahwa keluar rumah akan merepotkan ibunya)
c. Daya Nilai Realitias
Terganggu (pasien memiliki perilaku halusinasi, depersonalisasi, dan derealisasi)
H. Tilikan
Derajat 1 : Penyangkalan total terhadap penyakitnya karena Pasien tidak tahu kenapa dia
dibawa ke rumah sakit.
I. Reliabilitas
Dapat dipercaya
10
IV. STATUS FISIK (Pemeriksaan tanggal 8 Oktober 2013, jam 19.00 di UGD)
A. Status Internus
1. Keadaan umum : Tampak sakit ringan
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tensi : 135/75 mmHg
4. Nadi : 79 x/menit
5. Suhu : 36 C
6. Frekuensi pernafasan : 20 x/menit
7. Bentuk tubuh : Normal, kelihatan cukup gemuk
8. Kulit : Agak gelap, turgor baik
9. Kepala : Normocefali, rambut hitam, lurus, distribusi
merata
10. Mata : konjungtiva anemis (-/-), pupil bulat isokor (+/+),
reflek cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+)
11. Hidung : bentuk normal, septal deviasi (-)
12. Telinga : Sekret (-/-)
13. Mulut : Sianosis (-)
14. Leher : Kelejar tiroid dan KGB tidak teraba membesar
15. Sistem kardiovaskular : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
16. Sistem respiratorius : Suara nafas vesikuler (-/-), ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)
17. Sistem gastrointestinal : Bising usus normal, nyeri tekan (-)
18. Sistem muskulpasienkeletal : Ekstremitas atas dan bawah akral hangat
19. Sistem urogenital : Tidak dilakukan
B. Status Neurologis
1. Saraf kranialis (I-XII) : Baik
2. Gejala ransang meningeal : Tidak ditemukan
3. Refleks fisiologis : normal +2
4. Refleks patologis : tidak ditemukan
5. Motorik : Baik
11
6. Sensibilitas : Tidak dilakukan
7. Fungsi luhur : Baik
8. Gangguan khusus : Tidak ada
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang pasien perempuan berusia 23 tahun, belum menikah, tidak bekerja,
pendidikan terakhir SMP, mengasingkan diri dari lingkungan, berperilaku aneh, dan
berperilaku halusinasi. Bicara tenang dan tidak spontan. Mood kosong, afek
menumpul dan tidak serasi. Gangguan persepsi seperti depersonalisasi dan
derealisasi. Pemakaian zat psikoaktif disangkal. Pada proses pikir, arus pikir lambat
dan kontinuitas adalah alogia dimana pasien berbicara dalam jumlah yang sedikit dan
miskin ide. Pada isi pikir, tidak ditemukan adanya waham maupun gagasan rujukan.
Pasien memiliki gejala-gejala negatif sampai saat sekarang seperti sikapnya yang
apatis, bicara jarang, dan respons empasienional yang menumpul, adanya penarikan
diri dari pergaulan spasienial dan menurunnya kinerja spasienial. Hal ini jelas bahwa
tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika. Tilikannya derajat 1. Pada
pemeriksaan status internus, tidak ditemukan kelainan pemeriksaan neurologis dalam
batas normal.
VII. FORMULIR DIAGNOSTIK
Aksis I
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini :
i. Termasuk gangguan jiwa karena adanya hendaya dan disfungsi serta gejala
kejiwaan berupa :
Perilaku halusinasi
Perilaku menarik diri
12
ii. Gangguan ini sebagai Gangguan Mental Non Organik (GMNO) karena tidak
adanya :
Gangguan kesadaran
Gangguan defisit kognitif
Faktor organik spesifik
iii. GMNO ini termasuk psikosis karena adanya gejala psikosis berupa :
hendaya menilai realita seperti perilaku halusinasi, depersonalisasi,
dan deralisasi.
Gejala negative: Perlambatan psikomotor, aktivitas menurun, afek
yang menumpul, sikap pasif, ketidakadaan inisiatif, kemiskinan isi dan
kuantitas pembicaraan, komunikasi nonverbal yang buruk.
Menurut PPDGJ III, gejala-gejala yang dialami pasien termasuk dalam
kategori skizofrenia tak terinci.
Aksis II
- Tidak ditemukan masalah.
Aksis III
Dari anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan
kelainan sehingga axis III tidak ada diagnosis.
Aksis IV
Tidak ditemukan masalah dalam ekonomi keluarga. Namun, Pasien tidak pernah
bekerja sebelumnya dan Pasien menarik diri dari lingkungannya.
Aksis V
GAF 50-41 (gejala berat (serious), disabilitas berat).
13
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F 20.3 Skizofrenia tak terinci
DD/ Skizoafektif tipe manik (F25.0)
Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik (F31.0)
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah pekerjaan dan masalah psikososial
Aksis V : GAF 50-41
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanactionam : dubia ad malam
Faktor yang mempengaruhi prognosis:
1. Faktor yang memperberat :
Kurangnya perhatian dari keluarga
Riwayat kehidupan sosial, seksual, dan pekerjaan tidak baik
Awitan terjadi sebelum pasien berumur 20 tahun
Belum menikah
Kurangnya kepatuhan dalam pengobatan karena os merasa tidak sakit dan tidak harus
minum obat.
Gejala negatif
2. Faktor yang memperingan:
Tidak ada riwayat keluarga menderita skizofrenia
Terdapat bantuan jaminan kesehatan untuk berobat dari pemerintah daerah
14
X. DAFTAR PROBLEM
Organobiologi
Tidak ada
Psikologik
Adanya perilaku-perilaku halusinasi, disertai gejala negatif.
Sosiobudaya
Penyebab stressor akibat meninggalnya orang dekat yaitu ayah pasien, dan
pasien belum pernah bekerja dan menarik diri dari lingkungannya.
XI. TERAPI
A. Rawat Inap,
Dengan indikasi:
Keluarga tidak mampu menangani pasien di rumah
B. Psikofarmaka:
Risperidone 2x2 mg
Risperidone merupakan obat anti psikpasienis golongan atipikal disamping
berafinitas terhadap “dopamine D2 receptors” juga terhadap “serotonin 5 HT2
receptors”, dan merupakan antagonis kuat. Walaupun dikatakan antagonis D2 kuat,
kekuatannya jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan haloperidol. Akibatnya,
efek samping ekstra piramidalnya lebih rendah bila dibanding dengan haloperidol.
Aktivitasnya melawan gejala negatif dikaitkan dengan aktivitasnya terhadap 5HT2
yang juga tinggi.
C. Psikoterapi suportif
15
Memberi kesempatan kepada pasien untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan
pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang diatasinya
Menjelaskan mengenai gangguan yang dideritanya, gejala, dampak, pengobatan, dan
juga risiko kekambuhan yang mungkin terjadi
Meyakinkan dan menanamkan keyakinan kepada pasien bahwa gangguan yang
dialami oleh pasien dapat membaik
Memotivasi pasien agar meminum obat secara teratur
Memotivasi pasien agar selalu berpikir positif.
D. Sosioterapi
Melibatkan pasien dalam kegiatan di RSJSH seperti kegiatan sekolah dan rehabilitasi
guna melatih keterampilan pasien juga untuk melatih pasien bersosialisasi dengan pasien
lain.
16