33
TUGAS PSIKIATRI KEPERAWATAN PASIEN PSIKOSIS (WAHAM) OLEH : KELOMPOK III 1. Ucik Rosida 2. Tambrin Efendi 3. Budi Pasetyo

TUGAS PSIKIATRI

  • Upload
    ancruk

  • View
    290

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TUGAS PSIKIATRI

TUGAS PSIKIATRI

KEPERAWATAN PASIEN PSIKOSIS

(WAHAM)

OLEH :

KELOMPOK III

1. Ucik Rosida

2. Tambrin Efendi

3. Budi Pasetyo

4. Ita Maria Ulfa

5. Ni Made Ayu Erna Kusuma Dewi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

TAHUN AJARAN 2009 – 2010

Page 2: TUGAS PSIKIATRI

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta dan

keyakinan tersebut mungkin “aneh” (misal, mata saya adalah komputer yang dapat

mengontrol dunia) atau bisa pula “tidak aneh” hanya sangat tidak mungkin, misal, “FBI

mengikuti saya”) dan tetap dipertahankan meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang

jelas untuk mengoreksinya. waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa

bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada skizofrenia. semakin akut psikosis

semakin sering ditemui waham disorganisasi dan waham tidak sistematis.

Pasien ini tidak memperlihatkan gangguan pikiran dan mood yang perfasif seperti yang

ditemukan pada kondisi psikotik lain. tidak ada afek datar atau afek tidak serasi, halusinasi

yang menonjol, atau waham aneh yang nyata. pasien memiliki satu atau beberapa waham,

sering berupa waham kejar, dan ketidaksetiaan dan dapat juga berbentuk waham kebesaran,

somatik, atau eretomania.

Pasien – pasien ini (cenderung berusia 40 -an) mungkin tidak dapat dikenali sampai sistem

waham mereka disadari oleh keluarga atau teman – temannya. Diagnosis mungkin sulit

karena pasien sangat tidak percaya pada pemeriksa dan tidak mencari pengobatan secara

sukarela. mereka sering sangat sensitif, argumentatif. meskipun ia dapat melakukan

pekerjaan dengan baik dan dalam hal – hal di luar waham mereka, ia cenderung mengalami

isolasi sosial baik karena keinginan mereka sendiria tau akibat ketidakramahan mereka

(misal, pasangannya sering mengabaikan mereka). Apabila terdapat disfungsi pekerjaan dan

sosial, biasanya hal ini merupakan respon langsung terhadap waham mereka.

Kondisi ini sering tampak membentuk kesinambungan klinis dengan kondisi seperti

kepribadian paranoid, skizofrenia paranoid, penggambaran mengenai batas – batas setiap

sindrom menunggu penelitian lebih lanjut. Singkirkan gangguan afektif, ide – ide paranoid

dan cemburu sering terdapat pada depresi. paranoid sering terdapat pada orang tua dan pada

orang yang menyalahgunakan zat stimulan. reaksi paranoid akut sering ditemui pada pasien

dengan delirium ringan dan pasien yang harus berada ditempat tidur karena sakit (dan

sensorisnya terganggu). Saat ini, kebermaknaan keadaan keluarga seperti ini sebagai etiologi

Page 3: TUGAS PSIKIATRI

belum pasti. mekanisme pertahanan spesifik yang digunakan oleh pasien biasanya

penyangkalan, proyeksi, dan regresi.

Tujuan

Pembuatan makalah bertujuan agar mahasiswa keperawatan mengerti mengenai waham dan

juga cara membuat asuhan keperawatan sebagai panduan dalam melakukan praktik klinik

keperawatanjiwadirumahsakit.

Page 4: TUGAS PSIKIATRI

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN WAHAM

Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai

dengan fakta dan keyakinan tersebut mungkin “aneh” (misal, mata saya

adalah komputer yang dapat mengontrol dunia) atau bisa pula “tidak

aneh” hanya sangat tidak mungkin, misal, “FBI mengikuti saya”) dan

tetap dipertahankan meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas

untuk mengoreksinya. waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat

dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada

skizofrenia. semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham

disorganisasi dan waham tidak sistematis. Adapun macam – macam

waham yaitu :

Waham bingung yang aneh

waham kejar, terutama bentuk tidak sistematis

Waham kebesaran

Waham mempengaruhi, pasien yakin bahwa mereka dapat mengontrol

suatu presitiwa melalui telepati.

Waham rujukan, pasien meyakini ada arti di balik peristiwa – peristiwa

dan meyakini perbuatan orang lain seolah – seolah secara khusus

diarahkan pada mereka.

Waham penyiaran pikiran, keyakinan bahwa orang lain dapat

mendengar pikiran mereka

Waham penyisipan pikiran, keyakinan bahwa pikiran orang lain

dimasukkan dalam benak pasien.

B. GANGGUAN WAHAM

Pasien ini tidak memperlihatkan gangguan pikiran dan mood yang

Page 5: TUGAS PSIKIATRI

perfasif seperti yang ditemukan pada kondisi psikotik lain. tidak ada afek

datar atau afek tidak serasi, halusinasi yang menonjol, atau waham aneh

yang nyata. pasien memiliki satu atau beberapa waham, sering berupa

waham kejar, dan ketidaksetiaan dan dapat juga berbentuk waham

kebesaran, somatik, atau eretomania yang :

• Biasanya spesial (misal, melibatkan orang, kelompok, tempat, atau waktu tertentu, atau

aktivitas tertentu)

• Biasanya terorganisasi dengan baik (misal, “orang jahat ini” mengumpulkan alasan – alasan

tentang sesuatu yang sedang dikerjakannya yang dapat dijelaskannya secara rinci).

• Biasanya waham kebesaran (misal, sekelompok yang berkuasa tertarik hanya kepadanya)

• Wahamnya tidak cukup aneh untuk mengesankan skizofrenia.

Pasien – pasien ini (cenderung berusia 40 -an) mungkin tidak dapat

dikenali sampai sistem waham mereka disadari oleh keluarga atau teman

– temannya. Diagnosis mungkin sulit karena pasien sangat tidak percaya

pada pemeriksa dan tidak mencari pengobatan secara sukarela. mereka

sering sangat sensitif, argumentatif. meskipun ia dapat melakukan

pekerjaan dengan baik dan dalam hal – hal di luar waham mereka, ia

cenderung mengalami isolasi sosial baik karena keinginan mereka

sendiria tau akibat ketidakramahan mereka (misal, pasangannya sering

mengabaikan mereka). Apabila terdapat disfungsi pekerjaan dan sosial,

biasanya hal ini merupakan respon langsung terhadap waham mereka.

Kondisi ini sering tampak membentuk kesinambungan klinis dengan

kondisi seperti kepribadian paranoid, skizofrenia paranoid, penggambaran

mengenai batas – batas setiap sindrom menunggu penelitian lebih lanjut.

Singkirkan gangguan afektif, ide – ide paranoid dan cemburu sering

terdapat pada depresi. paranoid sering terdapat pada orang tua dan pada

orang yang menyalahgunakan zat stimulan. reaksi paranoid akut sering

ditemui pada pasien dengan delirium ringan dan pasien yang harus

berada ditempat tidur karena sakit (dan sensorisnya terganggu).

Etiologi tidak diketahui. tidak ada faktor genetik atau biologik yang

telah diidentifikasi. insidennya lebih tinggi pada kelompok pengungsi,

Page 6: TUGAS PSIKIATRI

kelompok minoritas, dan orang dengan gangguan pendengaran. ada

kecenderungan hubunhan di dalam keluarganya yang ditandai dengan

kekacauan, tidak berperasaan, dingin. Saat ini, kebermaknaan keadaan

keluarga seperti ini sebagai etiologi belum pasti. mekanisme pertahanan

spesifik yang digunakan oleh pasien biasanya penyangkalan, proyeksi,

dan regresi.

C. RENTANG RESPON WAHAM

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pikiran logis Distorsi pikiran Gangguan pikiran

/waham

Persepsi akurat

Emosi konsisten

dg pengalaman

Perilaku sesuai

Berhubungan sosial

D. KATEGORI WAHAM

Waham sistematis: konsisten, berdasarkan pemikiran mungkin terjadi walaupun hanya

secara teoritis.

Waham nonsistematis: tidak konsisten, yang secara logis dan teoritis tidak mungkin

Ilusi

Reaksi emosi berlebihan /kurang

Perilaku aneh/tdk biasa

Sulit berespon emosi

Perilaku kacau

Isolasi sosial

Page 7: TUGAS PSIKIATRI

E. PENGKAJIAN

Faktor Predisposisi

Genetis; diturunkan

Neurobiologis; adanya gangguan pada kosteks pre frontal dan kosteks limbik

Neurotransmiter; abnormalitas pada dopamin, serotonin, dan glutamat

Virus: paparan virus influenza pd trimester III

Psikologis: ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tdk peduli

Faktor Presipitasi

Proses pengolahan informasi yang berlebihan

Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal

Adanya gejala pemicu

Mekanisme Koping

Regresi

Proyeksi

Menarik diri

Pada keluarga: mengingkari

PERILAKU WAHAM

Waham agama: percaya bahwa seseorang menjadi kesayangan supranatural atau alat

supranatural

Waham somatik: percaya adanya gangguan pada bagian tubuh

Waham kebesaran: percaya memiliki kehebatan atau kekuatan luar biasa

Waham curiga: kecurigaan yang berlebihan atau irasional dan tidak percaya dg orang lain

Page 8: TUGAS PSIKIATRI

Siar pikir: percaya bahwa pikirannya disiarkan ke dunia luar

Sisip pikir: percaya ada pikiran orang lain yang masuk dalam pikirannya

Kontrol pikir: merasa perilakunya dikendalikan oleh pikiran orang lain

POHON MASALAH

Masalah Kerusakan komunikasi verbal

Problem Perubahan proses pikir: waham

Etiologi Gangguan konsep diri: harga diri rendah

Page 9: TUGAS PSIKIATRI

BAB III

DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn M DENGAN

WAHAM KEBESARAN DI PKJM LICIN

Pengkajian

Selama pengkajian, perawat harus mendengarkan, memerhatikan, dan mendokumentasikan

semua informasi, baik melalui wawancara maupun observasi yang diberikan oleh pasien

tentang wahamnya. Berikut merupakan beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan

sebagai panduan untuk mengkaji pasien waham: (Budi Anna Keliat, 153)

Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan menetap?

Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas secara

berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?

Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak nyata?

Apakah pasien pernah merasakan bahwaia berada di luar tubuhnya?

Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?

Apakah pasien merasa bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau

kekuatan dari luar?

Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya atau

yakn bahwa orang lain bisa membaca pikirannya?

Page 10: TUGAS PSIKIATRI

Berikut ini format dokumentasi pengkajian dari diagnosis keparawatan waham:

Berikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan data pada pasien

Proses Pikir

[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial

[ ] Flight of ideas [ ] Bloking

[ ] Kehilangan asosiasi [ ] Pengulangan Bicara

Isi Pikir

[ ] Obsesi [ ] Fobia

[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait

[ ] Hipokondria [ ] Pikiran magis

Proses Pikir

[ ] Agama [ ] Somatik [ ] Kebesaran [ ] Curiga

[ ] Nihilistik [ ] Sisip Pikir [ ] Siar Pikir [ ] Kontrol Pikir

Diagnosis Keperawatan

Perilaku Kekerasan

Gangguan Proses Pikir: Waham

Gangguan konsep diri : Kehilangan, harga diri rendah

Setelah pengkajian dilakukan dan data subjektif maupun objektif ditemukan pada pasien,

diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan adalah gangguan proses pikir: Waham

(Budi Anna Keliat, 2006).

Tindakan Keperawatan

Selanjutnya, setelah diagnosis ditegakkan, perawat melakukan tindakan keperawatan bukan

hanya kepada pasien, tetapi juga pada keluarga. Tindakan tersebut meliputi:

Tindakan Keperawatan pada Pasien

Tujuan Tindakan Keperawatan pada Pasien:

Pasien dapat berorientasi pada realitas secara bertahap

Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar

Page 11: TUGAS PSIKIATRI

Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan

Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar

Tindakan Keperawatan

Membina hubungan saling percaya

Sebelum memulai mengkaji pasien waham perawat harus membina hubungan saling

percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi

dengan perawat. Tindakan yang harus perawat lakukan dalam rangka membina

hubungan saling percaya, yaitu:

Mengucapkan salam terapeutik

Berjabat tangan

Menjelaskan tujuan interaksi

Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien

Membantu orientasi realitas

Tidak mendukung atau membantah waham pasien

Meyakinkan pasien berada dalam keadaan aman

Mengobservasi pengaruh waham pada aktivitas sehari-hari

Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa memberikan

dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti membicarakannya.

Memberikan pujian jika penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas

Mendiskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga

menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.

Meningkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional pasien

Mendiskusikan tentang kemampuan positif yang dimiliki

Membantu melakukan kemampuan yang dimiliki

Mendiskusikan tentang obat yang diminum

Melatih minum onat yang benar

SP1 Pasien: Membina hubungan saling percaya; Mengidentifikasi kebutuhan yang tidak

terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraltikkan pemenuhuan kebutuhan yang tidak

terpenuhi.

Contoh Komunikasi:

Orientasi

Page 12: TUGAS PSIKIATRI

”Selamat pagi, perkenalkan nama saya A, saya perawat yang dinas di ruang Melati. Saya

dinas dari jam 7 sampai jam 2 siang nanti, saya akan merawat anda hari ini. Nama anda

siapa, senang dipanggil apa?”

”Boleh kita berbincang-bincang tantang apa yang B rasakan sekarang?”

”Berapa lama B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”

”Di mana enaknya kita berbincang-bincang, B?”

Kerja

”Saya mengerti B merasa bahwa B adalah seorang nabi, tetapi sulit bagi saya untuk

memercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak ada lagi. Bisa kita lanjutkan

pembicaraan yang tadi putus B?”

”Tampaknya B gelisah sekali, bisa B ceritakan apa yang B rasakan?”

”O... jadi B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk

mengatur diri B sendiri?”

”Siapa menurut B yang sering mengatur-atur diri B?”

”Jadi, ibu yang terlalu mengatur-atur ya B, juga kakak dan adik B yang lain?”

”Kalu B sendiri, inginnya seperti apa?”

”Bagus, B sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri!”

”Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut B!”

”Wah bagus sekali! Jadi setiap harinya B ingin ada kegiatan diluar rumah karena bosan selalu

dirumah terus ya?”

Terminasi

”Bagaimana perasaan B setelah berbincang-bincang dengan saya?”

”Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus!”

”Bagaimana kalau jadwal ini coba B lakukan, setuju?”

”Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?”

”Kalu kita bercakap-cakap tantang kemampuan yang pernah B miliki?”

”Mau dimana kita bercakap-cakap?”

”Bagaimana kalau di sini lagi?”

SP2 Pasien: Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu mempraktikkannya

Contoh Komunikasi:

Page 13: TUGAS PSIKIATRI

Orientasi

”Selamat pagi B, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!”

”Apakah B sudah mengingat-ingat apa saja hobi B?”

”Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”

”Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi B tersebut?”

”Berapa lama B mau kita berbicang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?”

Kerja

”Apa saja hobi B? Saya catat ya B, terus apa lagi?”

”Wah, rupanya B pandai main bola voli ya, tidak semua orang bisa bermain bola voli seperti

itu lho B.”

”Dapatkah B ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main voli, siapa yang dulu

mengajarkannya kepada B, diman?”

”Dapatkah B peragakan kepada saya bagaimana bermain voli yang baik itu?”

”Wah, baik sekali permainannya.”

”Coba kita buat jadwal untuk kemampuan B ini ya, berapa kali sehari/seminggu B mau

bermain bola voli?”

”Apa yang B harapkan dari kemampuan bermain voli ini?”

”Ada tidak hobi B yang lain selain voli?”

Terminasi

”Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan kemampuan B?”

”Setelah ini, coba B lakukan latihan voli sesuai dengan jadwal yang telah kita buat ya!”

”Besok kita ketemu lagi ya B? Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang? Di kamar

makan saja ya?”

”Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus B minum, setuju?”

SP3 Pasien: Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar.

Contoh Komunikasi:

Orientasi

”Selamat pagi B! Bagaimana B sudah coba latihan volinya? Bagus sekali!”

”Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu, bagaimana kalau sekarang kita membicarakan

tentang obat yang B minum?”

”Dimana kita mau berbicara?”

Page 14: TUGAS PSIKIATRI

”Berapa lama B mau kita berbicara? Bagaimana kalau 30 menit?”

Kerja

”B, berapa macam obat yang diminum? Jam berapa saja obat diminum?”

”B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang. Obatnya ada tiga

macam, yang berwarna orange namanya CPZ gunanya untuk menenangkan, yang berwarna

putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang warna merah jambu ini namanya HLP

gunanya agar pikiran tenang. Semua ini diminum 3 kali seahri jam 7 pagi, jam 1 siang, dan

jam 7 malam. Jika nanti setelah minum obat mulut B terasa kering, untuk membantu

mengatasinya B bisa banyak minum dan mengisap-isap es batu. Sebelum minum obat ini, B

mengecek dulu label di kotak obat apakah benar nama B tertulis disitu, berapa dosis atau

butir yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya

sudah benar!”

”Obat-oabt ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum dalam

waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi, sebaiknya B tidak menghentikan sendiri obat

yang harus diminum sebelum membicarakannya dengan dokter.”

Terminasi

”Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang B minum?”

”Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”

”Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan B. Jangan lupa minum obatnya dan nanti saat

makan minta sendiri obatnya pada suster.”

”Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya B!”

”B, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah dilaksanakan.

Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 pagi dan ditempat yang sama? Sampai besok!”

Tindakan Keperawatan pada Keluarga

Tujuan tindakan keperawatan pada keluarga:

Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien

Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang dipenuhi oleh

wahamnya

Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien secara optimal

Tindakan Keperawatan

Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien dirumah

Page 15: TUGAS PSIKIATRI

Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien

Diskusikan dengan keluarga tentang:

Cara merawat pasien waham dirumah

Tindakan tindak lanjut dan pengobatan yang teratur

Lingkungan yang tepat untuk pasien

Obat pasien (nama obat, dosis, frekuensi, efek samping, akibat penghentian obat)

Kondisi pasien yang memerlukan konsultasi segera

Berikan latihan kepada keluarga tentang cara merawat pasien waham

Menyusun rencana pulang pasien bersama keluarga

SP1 Keluarga: Membina hubungan saling percaya dengan keluarga; mengidentifikasi

masalah; menjelaskan proses terjadinya masalah; dan membantu pasien untuk patuh minum

obat.

Contoh Komunikasi:

Orientasi

”Selamat pagi Pak, Bu, perkenalkan nama saya A, saya perawat yang dinas di ruang ini. Saya

yang merawat B selama ini. Nama Bapak dan Ibu siapa, senangya dipanggil apa?”

”Bagaimana kalau kita sekarang kita membicarakan tentan masalah B dan cara merawat B

dirumah?”

”Dimana kita mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau kita diruang wawancara?”

”Berapa lama waktu Bapak dan Ibu?”

”Bagaimana kalau 30 Menit?”

Kerja

”Pak, Bu, apa masalah yang anda rasakan dalam merawat B? Tindakan apa saja yang sudah

dilakukan di rumah?”

”Dalam mengahadapi sikap anak Bapak dan Ibu yang selalu mengaku sebagai nabi, tetapi

nyatanya bukan nabi merupakan salah satu gangguan proses berpikir. Untuk itu, akan saya

jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali anak Bapak dan Ibu berkata bahwa ia

seorang nabi, Bapak/Ibu dengan mengatakan pertama, ”Bapak/Ibu mengerti B merasa

seorang nabi, tetapi sulit bagi Bapak/Ibu mempercayainya karena setahu Bapak/Ibu semua

nabi sudah meninggal”, kedua, Bapak dan Ibu harus lebih sering memuji B jika ia

melakukan hal-hal yang baik, dan ketiga hala-hala ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh

Page 16: TUGAS PSIKIATRI

keluarga yang berinteraksi dengan B. Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan B kebutuhan

yang diinginkan B, misalnya dengan mengatakan, ”bapak/Ibu percaya B punya kemampuan

dan keinginan. Coba ceritakan pada Bapak/Ibu! B kan punya kemampuan...(kemampuan

yang pernah dimiliki oleh anak).”

”Keempat, katakan, ”Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?” jika B mau mencoba,

berikan pujian!”

”Pak, Bu, B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang. Obatnya

ada tiga macam, yang berwarna orange namanya CPZ gunanya agar tenang, yang putih ini

namanya THP gunanya supaya rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya agar

pikirannya tenang semuanya harus diminum secara teratur 3 kali sehari jam 7 pagi, 1 siang,

dan jam 7 malam, jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter karena dapat

menyebabkan B kambuh kembali.” (Libatkan keluarga saat memberikan penjelasan tentang

obat kepada pasien).

”B sudah mempunyai jadwal minum obat. Jika B minta obat sesuai jamnya, segera beri

pujian!”

Terminasi

”Bagaimana perasaan Bapak dan Ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat B

dirumah?”

”Setelah ini coba Bapak dan Ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali

berkunjung ke rumah sakit.”

”Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi Bapak dan Ibu datang kembali ke sini dan kita akan

mencoba melakukan langsung cara merawat B sesuai dengan pembicaraan kita tadi.”

”Jam berapa Bapak dan Ibu bisa kemari? Baik saya tunggu, kita ketemu lagi ditempat ini ya

Pak, Bu.”

SP2 Keluarga: Melatih keluarga cara merawat pasien

Orientasi

”Selamat pagi Pak, Bu, sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang bertemu lagi.”

”Bagaimana Pak, Bu, ada pertanyaan tentang cara merawat B yang kita bicarakan dua hari

yang lalu?”

”Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya Pak, Bu? Kita akan coba disini

dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke B ya?”

Page 17: TUGAS PSIKIATRI

”Berapa lama Bapak dan Ibu punya waktu?”

Kerja

”Sekarang anggap saya B yang sedang mengaku sebagai nabi, coba Bapak dan Ibu

praktikkan cara bicara yang benar jika B sedang dalam keadaan yang seperti ini.”

”Bagus, betul begitu caranya!”

”Sekarang coba praktikkan cara memberi pujian pada kemampuan yang dimiliki B. Bagus!”

”Sekarang coba cara memotivasi B minum obat dan melakukan kegiatan positifnya sesuai

jadwal?”

”Bagus sekali, ternyata Bapak dan Ibu sudah mengerti cara merawat B.”

”Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada B?”(Ulangi lagi semua cara

diatas langsung kepada pasien)

Terminasi

”Bagaimana perasaan Bapak dan Ibu setelah kita berlatih cara merawat B?”

”Setelah ini, coba Bapak dan Ibu lakukanapa yang sudah dilatih tadi setiap kali Bapak dan

Ibu membesuk B.”

”Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi Bapak dan Ibu datang kembali lagi kesini dan kita

akan mencoba lagi cara merawat B sampai Bapak dan Ibu lancar melakukannya.”

”Pukul berapa Bapak dan Ibu kemari?”

”Baik saya tunggu, kita ketemu lagi ditempat ini ya Pak, Bu.”

SP3 Keluarga: Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

Orientasi

“Selamat pagi Pak, Bu, karena B sudah boleh pulang maka kita bicarakan jadwal B selam

dirumah.”

”Bagaiman Pak, Bu, selama Bapak dan Ibu besuk apakah sudah terus dilatih cara merawat

B?”

”Nah sekarang bagaimana jika kita bicarakan jadwal di rumah? Mari Bapak dan Ibu duduk

disini!”

”Berapa lama Bapak dan Ibu punya waktu? Baik, 30 menit saja sebelum Bapak/Ibu

menyelesaikan administrasi di depan.”

Kerja

Page 18: TUGAS PSIKIATRI

”Pak, Bu, ini jadwal B selama di rumah sakit. Coba perhatikan! Apakah kira-kira dapat

dilaksanakan semua dirumah? Jangan lupa memperhatikan B, agar ia tetap menjalankan

dirumah, dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri), B (bantuan), T (tidak melaksanakan).”

”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak

Bapak dan Ibu dirumah. Jika, misalnya B mengaku sebagai seorang nabi terus-menerus dan

tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat, atau memperlihatkan perilakju

membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi suster E di Puskesmas Permata

Indah, puskesmas terdekat dari rumah Ibu dan Bapak, ini nomor telepon puskesmasnya

(0321) 456789.”

”Selanjutnya suster E yang akan membantu memantau perkembangan B selama di rumah.”

Terminasi

”Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan? Bagaimana perasaan Bapak/Ibu? Sudah siap

melanjutkan dirumah?”

”Ini jadwal kegiatan hariannya. Ini rujukan untuk suster E di PKM Permata Indah. Jika ada

apa/apa boleh juga menghubungi kami. Silahkan menyelesaikan administrasi di kantor

depan.”

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

TAK yang dapat dilakukan untuk pasien waham meliputi hal-hal sebagai berikut:

TAK orientasi realitas

Sesi 1: Pengenalan orang

Sesi 2: Pengenalan tempat

Sesi 3: Pengenalan waktu

TAK sosialisasi

Sesi 1: Kemampuan memperkenalkan diri

Sesi 2: Kemampuan berkenalan

Sesi 3: Kemampuan berbicara

Sesi 4: Kemampuan berbicara topik tertentu

Sesi 5: Kemampuan berbicara masalah pribadi

Sesi 6: Kemampuan bekerjasama

Sesi 7: Evaluasi kemampuan sosialisasi

Evaluasi Keperawatan

Page 19: TUGAS PSIKIATRI

Selanjutnya, setelah dilakukan tindakan keperawatan, evaluasi dilakukan terhadap

kemampuan pasien waham dan keluarganya. Serta kemampuan perawat dalam merawat

pasien waham.

Dibawah ini merupakan format untuk evaluasi kemampuan pasien waham dan keluarganya

serta kemampuan perawat dalam merawat pasien waham.

Evaluasi Kemampuan Pasien Waham dan Keluarganya

Nama Pasien : ................Ruangan : ................Nama perawat : ................Petunjuk:Berilah tanda cheklist (√) jika pasien mampu melakukan kemampuan di bawah ini.Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisiNo Kemampuan Tanggal

A Pasien

1 Berkomunikasi sesuai dengan kenyataan

2 Menyebutkan cara memenuhi kebutuhan yang

tidak terpenuhi

3 Mempraktikkan cara memenuhi kebutuhan

yang tidak terpenuhi

4 Menyebutkan kemampuan positif yang dimiliki

5 Mempraktikkan kemampuan positif yang

dimiliki

6 Menyebutkan jenis, jadwal, dan waktu minum

obat

7 Melakukan jadwal aktivitas dan minum obat

sehari-hari

B Keluarga

1 Menyebutkan pengertian waham dan proses

terjadinya waham

2 Menyebutkan cara merawat pasien waham

Page 20: TUGAS PSIKIATRI

3 Mempraktikkan cara merawat pasien waham

4 Membuat jadwal aktivitas dan minum obat

pasien di rumah (perencanaan pulang)

Evaluasi Kemampuan Perawat dalam Merawat Pasien Waham

Nama Pasien : ................Ruangan : ................Nama perawat : ................PetunjukBerilah tanda cheklist (√) pada tiap kemampuan yang ditampilkanEvaluasi tindakan keperawatan untuk setiap SP yang dilakukan, menggunakan instrumen evaluasi penampilan klinik

perawat MPKPMasukkan nilai tiap Evaluasi Penampilan Klinik Perawat MPKP ke dalam baris nilai SP.No Kemampuan Tanggal

A Pasien

SP1 Pasien

1 Membantu orientasi realita

2 Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi

3 Membantu pasien memenuhi kebutuhannya

Menganjurkan pasien memasukkan dalam

jadwal kegiatan harian

Nilai SP1 Pasien

SP2 Pasien

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2 Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki

3 Melatih kemampuan yang dimiliki

Nilai SP2 Pasien

SP3 Pasien

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2 Memberikan pendidikan kesehatan tentang

penggunaan obat secara teratur

3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam

jadwal kegiatan harian

Nilai SP3 Pasien

B Keluarga

SP1 Keluarga

1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan

keluarga dalam merawat pasien

Page 21: TUGAS PSIKIATRI

2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala

waham, dan jenis waham yang dialami pasien

beserta proses terjadinya

No. Kemampuan Tanggal

3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien waham

Nilai SP1 Keluarga

SP2 Keluarga

1 Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat

pasien waham

2 Melatih keluarga melakukan cara merawat

langsung pada pasien waham

Nilai SP2 Keluarga

SP3 Keluarga

1 Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas

di rumah termasuk minum obat (perencanaan

pulang)

2 Menjelaskan tindak lanjut pasien setelah pulang

Nilai SP3 Keluarga

Total nilai: SP Pasien + SP Keluarga

Rata-rata

Page 22: TUGAS PSIKIATRI

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi tidak

sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006: 147). Hal ini disebabkan karena stres

berat dan berkepanjangan akibat kehilangan sesuatu yang dianggap sangat berharga bagi

pasien.

Hal pokok dalam merawat pasien dengan waham yaitu membina hubungan saling percaya

antara perawat dan pasien. Hal ini dimaksudkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat

berkomunikasi dengan perawat. Tidak kalah pentingnya yaitu pemberian reward kepada

pasien setelah melakukan kemampuan positifnya. Pemberian reward ini dimaksudkan untuk

memacu pasien dalam melaksanakan aktivitasnya kembali dan membuat pasien merasa

dihargai oleh orang lain.

Saran

Dalam melaksanakan dokumentasi keperawatan pada pasien waham ini kita harus benar-

benar mampu dan menguasai kondisi pasien. oleh karena itu perawat harus bisa memotivasi

dirinya sendiri maupun pasien untuk sembuh. Yang harus diperhatikan juga yaitu berikan

reward sesuai dengan kemampuan pasien, jangan terlalu berlebihan karena hal itu akan

Page 23: TUGAS PSIKIATRI

berefek negatif pada psikis pasien. Makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu saran

dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam pembuatan makalah selanjutnya

(revisi).

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, BA dan Akemat. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC

Stuart, Gail Wiscarzt. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. 2002. Jakarta: EGC.

Tomb, David A. Buku Saku Psikiatri Edisi 6. 2003. Jakarta: EGC.

NN. 29 Oktober 2007. Waham. http//www.Id.wikipedia.org/wiki/waham.