26
STATUS UJIAN PSIKIATRI I. IDENTITAS PENDERITA Nama : J.A Umur : 24 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Tempat/tanggal lahir : Tandurusa Bitung, 9 Juni 1988 Status perkawinan : Belum menikah Pendidikan terakhir : Tidak Tamat SD Pekerjaan : - Suku/bangsa : Sanger/Indonesia Agama : Kristen Protestan Alamat sekarang : Tandurusa Bitung Tanggal MRS : 25 Juni 2012 Cara MRS : Diantar oleh ayah dan ibu pasien Tangal pemeriksaan : 25 Juni 2012 Tempat pemeriksaan : Poliklinik Jiwa RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang II. RIWAYAT PSIKIATRIK Riwayat psikiatri diperoleh dari: - Autoanamnesis dengan pasien sendiri pada tanggal 25 Juni 2012 - Alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 25 Juni 2012 A. Keluhan utama 1

Status Ujian Psikiatri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Status Ujian Psikiatri

STATUS UJIAN PSIKIATRI

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : J.A

Umur : 24 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat/tanggal lahir : Tandurusa Bitung, 9 Juni 1988

Status perkawinan : Belum menikah

Pendidikan terakhir : Tidak Tamat SD

Pekerjaan : -

Suku/bangsa : Sanger/Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Alamat sekarang : Tandurusa Bitung

Tanggal MRS : 25 Juni 2012

Cara MRS : Diantar oleh ayah dan ibu pasien

Tangal pemeriksaan : 25 Juni 2012

Tempat pemeriksaan : Poliklinik Jiwa RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang

II. RIWAYAT PSIKIATRIK

Riwayat psikiatri diperoleh dari:

- Autoanamnesis dengan pasien sendiri pada tanggal 25 Juni 2012

- Alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 25 Juni 2012

A. Keluhan utama

Berjalan tanpa tujuan, berbicara sendiri, marah tanpa sebab, merontak dan

mendengarkan suara-suara bisikan.

B. Riwayat gangguan sekarang

Autoanamnesis

Pasien tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Setiap kali ditanya pasien

hanya senyum-senyum sendiri dan cekikikan sambil menutup mulut.

Alloanamnesis

Pasien sudah mengalami gejala-gejala ini sudah sejak kurang lebih 13 tahun.

Tetapi kurang lebih 2 minggu ini gejala-gejala tersebut lebih berat. Pasien 1

Page 2: Status Ujian Psikiatri

suka berjalan sendiri tanpa tujuan dan berhari-hari baru pulang ke rumah.

Pasien juga sering suka berbicara sendiri. Pasien sering marah-marah tanpa

sebab dan merontak. Pasien juga mengaku sering mendengar suara-suara

yang mengejek (padahal tidak ada yang mengejek pasien).

C. Riwayat gangguan sebelumnya

1. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya

Pasien sudah menderita gangguan psikiatrik sejak usia 11 tahun. Pasien

tidak pernah berobat ke RS.

2. Riwayat gangguan medis

Pasien pada waktu usia 8 bulan pernah tenggelam. Pasien juga pernah

mengalami trauma di kepala karena dikeroyok oleh masyarakat

kampong.

3. Riwayat gangguan psikoaktif

Pasien merokok, minum minuman beralkohol. Minum alkohol terakhir 1

hari sebelum pasien berobat ke poliklinik. Pasien tidak pernah

mengkonsumsi zat-zat psikoaktif.

III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Riwayat prenatal dan perinatal

Pasien adalah anak yang tidak diinginkan. Pada waktu usia kandungan 3 bulan

Ibu pasien melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan tetapi tidak

berhasil. Pasien lahir normal dan tidak ditemukan kelainan atau cacat bawaan.

Pasien pada waktu umur 6 bulan mengikuti lomba bayi sehat. Pasien anak

pertama dari dua bersaudara.

2. Riwayat masa kanak awal (usia 1-3 tahun)

Pasien tumbuh dengan normal, melakukan aktivitas sesuai tahap perkembangan

seperti anak seumurnya.

3. Riwayat masa kanak pertengahan (usia 4-11 tahun)

Pasien merupakan anak yang baik. Pasien bersekolah tetapi Cuma sampai kelas

1 SD karena pasien tidak bisa tenang dan diam didalam kelas.

4. Riwayat masa kanak akhir dan remaja

Pasien termasuk anak yang rajin. Pasien boleh melakukan semua kegiatan di

rumah dengan baik, seperti menyapu,mengepel,masak nasi,goreng ikan,cuci

2

Page 3: Status Ujian Psikiatri

baju. Hubungan dengan keluarga baik. Pasien suka memiliki banyak teman

tetapi teman di sekitar rumah pasien tidak mau bergaul dengan pasien.

5. Riwayat masa dewasa

a. Riwayat pendidikan

Pasien Cuma sampai kelas 1 SD.

b. Riwayat keagamaan

Pasien beragama Kristen Protestan. Pasien suka mengikuti kegiatan-kegiatan

gereja tetapi tidak ada teman.

c. Riwayat psikoseksual

Pasien tidak pernah mengalami penyiksaan seksual semasa kecil

d. Riwayat pernikahan

Pasien belum menikah.

e. Riwayat pekerjaan

Pasien pernah bekerja di kapal ikan tetapi sekarang sudah tidak.

f. Riwayat sosial

Pasien mempunyai hubungan yang baik dengan orangtua dan adik.

Riwayat pelanggaran hukum

Pasien pernah di keroyok oleh orang kampung. Pasien sering mengambil

barang-barang milik tetangga.

g. Situasi kehidupan sekarang

Pasien tinggal bersama ayah dan ibu.

h. Riwayat keluarga

Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara, pasien hidup dengan

ekonomi menengah kebawah. Hubungan antar keluarga cukup baik.

3

Page 4: Status Ujian Psikiatri

SILSILAH KELUARGA / GENOGRAM

= pasien

= laki-laki

= perempuan

Faktor herediter : Tidak ada dari keluarga pasien yang mempunyai

keluhan yang sama seperti pasien.

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTALIS

A. Deskripsi umum

1. Penampilan

Pasien adalah seorang laki-laki umur 24 tahun, tampak sesuai dengan

usianya, berpenampilan tidak rapi, kulit sawo matang, rambut

pendek,warna hitam, tidak disisir rapi, menggunakan baju kaos,

celana pendek dan sandal. Selama wawancara pasien tampak tenang.

Ada kontak mata dengan pemeriksa.

2. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Pada saat wawancara pasien duduk dan sering tersenyum dan tertawa

sambil menutup mulut bila bila ditanya.Sesekali menjawab tetapi

4

Page 5: Status Ujian Psikiatri

dengan suara kecil.

3. Sikap terhadap pemeriksa

Tidak Kooperatif.

B. Alam perasaan

1. Mood : Hipotimik

2. Afek : Afek yang tidak sesuai

3. Kesesuaian : Ekspresi emosional tidak sesuai dengan isi

pikiran (inappropriate)

C. Karakteristik bicara

Selama wawancara pasien berbicara cuma sedikit, selebihnya jika

ditanya pasien hanya senyum-senyum sendiri dan tertawa sambil

menutup mulut.

D. Gangguan persepsi

Terdapat halusinasi auditorik (pasien sering mendengar bisikan yang

mengejek dia,menurut pasien anak-anak tetangga selalu mengejek

pasien).

E. Proses dan isi pikiran

Proses pikiran: Pikiran yang lambat. Pasien mejawab beberapa

pertanyaan dengan proses berpikir yang lambat.

Isi pikiran: Waham (-).

F. Sensorium dan kognisi

1. Kesadaran

Kompos mentis.

2. Orientasi

Orientasi waktu

Baik (Pasien bisa membedakan siang dan malam)

Orientasi Tempat

Baik (Pasien mengetahui bahwa pasien berada di Rumah

Sakit)

Orientasi Orang

Baik (Pasien mengenali ayah,ibu dan adiknya)

3. Daya ingat

5

Page 6: Status Ujian Psikiatri

Daya ingat segera (immediate memory)

Lambat. (Pasien dengan lambat menyebutkan kembali 3

benda yang disebutkan oleh pemeriksa dalam waktu lebih dari

30 detik)

Daya ingat baru saja (recent memory)

Baik (pasien mengingat minuman apa yang tadi dia minum

tadi malam)

Daya ingat jangka panjang (remote memory)

Tidak baik (pasien tidak bias mengingat kejadian waktu

beberapa tahun lalu)

4. Kemampuan baca dan menulis

Tidak bisa (pasien tidak dapat membaca dan menulis)

5. Kemampuan visuospasial

Tidak Bisa (Pasien tidak dapat menggambar)

6. Kemampuan menolong diri sendiri

Baik. Pasien dapat mengurus diri sendiri seperti mandi, berpakaian,

memasak makanan sendiri dan dapat mencuci baju sendiri.

7. Berpikir abstrak

Tidak baik.

8. Informasi dan intelegensia

Tidak baik

G. Pengendalian impuls

Selama wawancara pasien dapat mengendalikan keinginannya untuk

berjalan-jalan.

H. Pertimbangan dan tilikan

Pertimbangan: Terganggu

Tilikan: Derajat 4 (pasien merasa bahwa penyakitnya

disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui oleh

pasien)

I. Reabilitas

Penjelasan yang diberikan pasien tidak dapat dipercaya.

V. PEMERIKSAAN STATUS FISIK UMUM

6

Page 7: Status Ujian Psikiatri

1. Status interna

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : kompos mentis

Tanda vital : TD: 120/90 mmHg N: 82x/menit

R: 20x/menit S: 36,50C

Kepala : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Thoraks : simetris

Jantung : SI-II normal, tidak ada bising

Paru : suara pernapasan vesikuler, tidak ada ronkhi,

tidak ada wheezing

Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal

Hepar dan lien: tidak teraba

Ekstremitas : hangat, edema tidak ada, sianosis tidak ada

2. Status Neurologi

GCS : E4 :Membuka mata secara spontan.

M6 : Sesuai perintah.

V5 : Berorientasi baik.

TRM : Kaku kuduk (-) , Laseque (-) , Brudzinsky 1 (-), Kernig (-).

Mata : gerakan normal searah, pupil bulat isokor, reflex cahaya +/+

Pemeriksaan Nervus Kranialis

a. Nervus Olfaktorius (N.I)

Dilakukan untuk memeriksa fungsi pembau pasien. Pasien disuruh

menutup matanya dan membaui bahan-bahan yang khas didekat

hidungnya dan ditanyakan apa yang dicium olehnya.Dalam hal ini

pemeriksa menggunakan minyak kayu putih sebagai instrument.

Hasilnya pada pasien ini terkesan normal.

b. Nervus Optikus (N.II)

Dilakukan untuk memeriksa ketajaman penglihatan kasar. Kedua

mata diperiksa secara bergantian dan disuruh menyebutkan barang

atau huruf di sekitar ruangan tempat pasien berada. Dalam hal ini

pemeriksa menunjuk gelas dan koran yang ada disekitar posisi

pasien. Hasil ketajaman penglihatan normal.

c. Nervus Okulomotorius (N.III), Nervus Troklearis (N.IV), dan Nervus

7

Page 8: Status Ujian Psikiatri

Abducens (N.VI)

Dilakukan untuk memeriksa gerakan bola mata. Kedua mata

diperiksa secara bergantian. Pasien disuruh duduk dengan jarak 1

meter kemudian mata pasien mengikuti jari pemeriksa sampai

membentuk huruf O. Pada pasien ini kesan normal.

d. Nervus Trigeminus (N.V)

Pasien disuruh memejamkan mata dan pada wajah pasien

disentuhkan kertas yang sudah dipelintir, apakah pasien masih dapat

merasakan. Selain itu pasien disuruh membuka mulut dan dilihat

apakah simetris atau tidak. Pada pasien in kesan normal.

e. Nervus Facialis (V.II)

Dilakukan dengan cara pasien disuruh mengangkat dahi, bersiul dan

menyeringai. Dilihat apakah simetris atau tidak. Pada pasien ini

kesan normal.

f. Nervus Vestibulokoklearis (N.VIII)

Dilakukan untuk memeriksa fungsi pendengaran pasien secara kasar.

Pada pasien ini dibisikkan kata-kata mendesis dan lunak pada jarak

dekat dan sedikit jauh.Pemeriksa membisikan kata “SUSU” dan

“BUAH”. Pada pasien ini kesan pendengaran normal.

g. Nervus Glossofaringeus (N.IX)

Dilakukan dengan menilai artikulasi bicara pasien, kemampuan

menelan. Pada pasien ini kesan normal.

h. Nervus Aksesorius (N.XI)

Dilakukan untuk menilai kekuatan otot-otot leher dan pundak.

Dilakukan dengan cara pasien dusurh mengangkat bahu atau

menggerakkkan kepala ke kiri dan ke kanan dan deberi sedikit

tahanan. Pada pasien ini kesan normal.

i. Nervus Hipoglosus (N.XII)

Dilakukan dengan cara menyuruh pasien menjulukan lidah dan

dilihat apakah ada deviasi. Pada pasien ini kesan normal.

Fungsi sensorik : tidak terganggu

Fungsi motorik : kekuatan otot 5/5/5/5

Tonus otot n/n/n/n

8

Page 9: Status Ujian Psikiatri

Ekstrapiramidal Sindrom : Tidak ditemukan gejala ekstrapiramidal

(tremor, bradikinesia, rigiditas)

Refleks fisiologis : Refleks Biceps (+), Triceps (+), Archilles (+)

Refleks patologis : Brudzinsky 1 (-), Brudzinsky 2 (-).

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Berdasarkan anamnesis didapatkan pasien laki-laki berumur 24 tahun,

suku Sanger, agama Kristen protestan, tidak lulus SD. Aktifitas sehari-hari

hanya tinggal di rumah. Pasien di bawa ke RS Prof. Dr. V.L Ratumbuysang

Manado, tanggal 25 Juni 2012 oleh ayah dan ibunya dengan keluhan

Berjalan tanpa tujuan, berbicara sendiri, marah tanpa sebab, merontak dan

mendengarkan suara-suara bisikan.

Dari anamnesis diketahui bahwa kurang lebih 2 minggu yang lalu

pasien sering berjalan tanpa tujuan,suka berbicara sendiri padahal tidak ada

orang yang mengajak pasien berbicara. Pasien juga suka mendengarkan

suara-suara bisikan yang mengejek, jika pasein mendengar suara-suara itu

pasien langsung keluar rumah mengambil batu dan melempar rumah milik

tetangga. Pasien tidak pernah berobat. Pada waktu umur 8 bulan pasien

pernah tenggelam dan juga ada riwayat trauma di kepala. Pasien pernah

keroyok oleh masyarakat kampung. Pasien sering memakan kotorannya

sendiri. Pasien merokok dan akhir-akhir ini mulai meminum minuman

beralkohol tetapi tidak mengkonsumsi zat-zat psikotropika. Riwayat

kehidupan pribadi normal. Pasien tinggal bersama orangtua. Pasien anak

pertama dari dua bersaudara. Kehidupan ekonomi Pasien tergolong

menengah ke bawah.

Pada pemeriksaan status mental, pasien adalah seorang laki-laki umur

24 tahun, tampak sesuai umurnya. Badan sedang (tidak kurus atau gemuk),

penampilan tidak rapi, kulit kecokelatan, rambut lurus, pendek, memakai

kaos coklat dan celana pendek warna hitam. Ekspresi wajah datar, dan

kurang bersemangat. Ada kontak mata dengan pemeriksa.Mood hipotimik,

afek yang tidak sesuai, ekspresi inappropriate. Pasien tidak menjawab semua

pertanyaan,artikulasi baik dan jelas,volume kecil. Adanya riwayat halusinasi

auditorik. Pikiran yang lambat. Orientasi baik, Daya ingat segera dan daya

ingat jangka panjang tidak baik. Kemampuan baca dan tulis serta

9

Page 10: Status Ujian Psikiatri

kemampuan visuospasial tidak baik. Kemampuan menolong diri sendiri baik.

Kemampuan berpikir abstrak tidak baik. Informasi dan intelegensia tidak

baik. Pengendalian impuls baik. Pertimbangan terganggu. Tilikan 4.

Penjelasan pasien tidak dapat dipercaya.

Pada pemeriksaan status generalis didaptakan tekanan darah 120/90

mmHg,lainnya dalam batas normal. Status neurologis tidak didapatkan

kelainan.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK

Berdasarkan riwayat hidup pasien ditemukan adanya kejaidan-

kejadian yang mencetuskan perubahan pola perilaku dan psikologis yang

bermanifestasi timbulnya gejala dan tanda klinis yang khas berkaitan adanya

gangguan kejiwaan serta ditemukan adanya distress dan disability dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien

mengalami suatu gangguan jiwa.

Pada pemeriksaan status neurologis dan status interna tidak ditemukan

kelainan yang mengindikasikan adanya gannguan medis umum yang secara

fisiologis menimbulkan disfungsi otak serta mengakibatkan gangguan jiwa

yang diderita selama ini. Dengan demikian gangguan mental organik (F00-

F09) dapat disingkirkan.

Pada anamnesis pasien mengaku merokok dan meminum alkohol

tetapi bukan pemadat. Terakhir pasien meminum alkohol tadi malam

sebelum datang berobat keesokan paginya. Pasien tidak menggunakan obat-

obat psikoaktif. Sehingga gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif

(F10-F19) dapat disingkirkan.

Pada alloanamnesis dan autoanamnesis didapatkan adanya halusinasi

auditorik, dimana halusinasi auditoriknya pasien mendengar suara orang

yang mengejek. Halusinasi diatas telah menetap >1 bulan, maka berdasarkan

PPDGJ III pasien dapat digolongkan sebagai skizofrenia, untuk dapat

menentukan apakah pasien tergolong dalam salah satu tipe skisofrenia khas

maka perlu adanya peninjauan pada pustaka masing-masing kriteria. Yaitu:

1. Skizofrenia Paranoid

10

Page 11: Status Ujian Psikiatri

Harus memenuhi kriteria umum Skizofrenia dan sebagai gejala khas,

waham dan atau halusinasinya menonjol, dimana halusinasi tersebut berupa

suara yang mengancam, memerintah atau bercakap-cakap dengan pasien.

Atau juga bisa berupa halusinasi pembauan atau pengecapan rasa atau

bersifat seksual. Adapun waham yang menonjol berupa hampir semua jenis

waham, yaitu waham dikendalikan, waham dikejar-kejar, waham kebesaran

dan waham dipengaruhi.

2. Skizofrenia Hebefrenik

Harus memenuhi kriteria umum Skizofrenia dan sebagai gejala khas,

Pertama kali ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda 15-25 tahun,

dan untuk mendiagnosis hebefrenik umumnya diperlukan pengamatan

kontinue selama 2 bulan atau 3 bulan untuk memastikan bahwa gambaran

yang khas berikut ini memang bertahan, yaitu perilaku yang tidak

bertanggung jawab, ada kecenderungan untuk menyendiri, afek pasien yang

dangkal dan tidak wajar, sering disertai oleh cekikikan (giggling) atau

perasaan puas diri (self-satisfied),senyum sendiri (self-absorbed

smiling) ,terwata menyeringai (grimaces),mannerism,mengibuli secra

bersenda gurau (pranks),keluhan hipokondriakal dan ungkapan kata yang

diulang-ualang. Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tidak

menentu (rambling) serta inkoherensi. Gangguan afektif dan dorongan serta

gangguan proses piker umumnya menonjol Halusinasi dan waham biasanya

tidak menonjol. Dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan

(determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku

penderita memperlihatkan cirri khas yaitu perilaku tanpa tujan (aimless) dan

tanpa maksud (empty of puspose).

3. Skizofrenia Katatonik

Harus memenuhi kriteria umum Skizofrenia dan sebagai gejala khas

stupor, rigiditas, gaduh gelisah, menampilkan dan mempertahankan posisi

tubuh tertentu.

4. Skizofrenia tak terinci

Harus memenuhi kriteria umum Skizofrenia namun gejala khas belum

menonjol sesuai dengan Kriteria –kriteria diatas.

5. Depresi Pasca Skizofrenia

11

Page 12: Status Ujian Psikiatri

Biasa ditegakkan jika pasien telah menderita skizofrenia selama 12

bulan terakhir ini dan juga terdapat gejala depresi yang menonjol.

6. Skizofrenia Residual dan Skizofrenia Simpleks

Pada skizofrenia residual harus diawali gejala positif kemudian timbul

gejala negative, sedangkan untuk skizofrenia simpleks gejala negative terus

menerus tanpa didahului gejala positif.

7. Waham Menetap

Dimana waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala

yang paling menonjol dan harus ada sekitar 3 bulan lamanya, harus bersifat

pribadi dan bukan merupakan bagian dari budaya setempat.

Dari Kriteria diatas diagnosis yang paling sesuai dengan gejala yang

muncul pada pasien ini adalah skizofrenia Hebefrenik karena pada pasien ini

didiagnosa pertama kali pada usia 24 tahun. Adanya perilaku yang tidak

bertanggung jawab seperti mengambil barang-barang milik tetangga,

kecenderungan untuk menyendiri,afek yang tidak sesuai (inappropriate),senyum-

senyum sendiri dan cekikikan pada saat diwawancara pasien ditanya pasein

hanya senyum-senyum disertai cekikikan. Dan juga pasien suka berjalan tanpa

tujuan.

Pada aksis II, tidak ada gangguan.

Pada aksis III tidak ditemukan kondisi medis umum yang berkaitan dengan

gangguan jiwa yang dialami pasien.

Pada aksis IV tidak ditemukan masalah dengan keluarga,lingkungan

sosial,pendidikan,pekerjaan,perumahan,ekonomi dan lain-lain.

Pada aksis V, laporan mengenai fungsi secara keseluruhan dan kemampuan

penyesuaian diri menurut GAF scale (Global Assessment of Functioning scale)

didapatkan nilai 60-51 yaitu gejala sedang (moderate),disabilitas sedang.

12

Page 13: Status Ujian Psikiatri

VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Aksis I : F20.1 Skizofrenia Hebefrenik

Aksis II : tidak ada diagnosis

Aksis III : tidak ada diagnosis

Aksis IV : tidak ada masalah

Aksis V : Global Assesment Of functioning (GAF) Scale 60-51:

gejala sedang (moderate),disabilitas sedang.

IX. PROBLEM

a. Organobiologik: Tidak ada kelainan organobiologik

b. Psikologi: Pasien mengalami halusinasi.

c. Lingkungan dan sosial ekonomi:

Pasien masih dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. Pasien

tergolong dalam ekonomi menengah ke bawah.

X. PERENCANAAN TERAPI

a. Biologik/Psikofarmaka

- Risperidon 2 mg tab 2x1

- Trihexyphenidyl 2 mg tab 2 x ½ (kalau perlu)

b. Psikoterapi dan intervensi psikososial

- Terhadap pasien

Memberikan edukasi terhadap pasien agar memahami gangguannya

lebih lanjut, cara pengobatan, efek samping yang dapat muncul,

pentingnya kepatuhan dan keteraturan minum obat, perbaikan fungsi

sosial dan pencapaian kualitas hidup yang baik. Memotivasi dan

memberikan dukungan kepada pasien sehingga dapat menjalankan

fungsi sosialnya dengan baik.

-Terhadap keluarga

Terapi keluarga dalam bentuk psikoedukasi yang menyampaikan

informasi kepada keluarga mengenai penyakit dan pengobatan penyakit

sehingga keluarga dapat memahami dan menerima kondisi pasien,

memberikan nasehat kepada pasien sebagai langkah awal untuk 13

Page 14: Status Ujian Psikiatri

mengurangi kekambuhan.

Memberikan pengertian kepada keluarga akan pentingnya peran

keluarga pada perjalanan penyakit.

XI. PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam

Quo ad functionam : dubia ad malam

Quo ad sanationam : dubia ad malam

XII. ANJURAN

Dianjurkan kepada pasien agar tetap mengkonsumsi obatnya dan

dapat bergaul dengan lingkungan sekitar. Dan kepada orangtua dianjurkan

untuk melatih keterampilan pasien dikarenakan pasien masih muda sehingga

kedepannya nanti pasien dapat berusaha sendiri.

XIII. DISKUSI

Diagnosis pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan fisik. Dari anamnesis ditemukan adanya halusinasi lebih dari 1

bulan yang lalu, sehingga pasien merasa tersinggung dan melempari rumah

tetangga.

Dari pemeriksaan fisik, melalui inspeksi, ditemukan adanya

penampilan yang tidak rapi, terdapat kesadaran compos mentis, dan afek

yang sesuai.

Pasien ini dapat didiagnosis dengan skizofrenia karena sesuai

dengan PPDGJ III. Berdasarkan PPDGJ III, skizofrenia umumnya ditandai

oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan

persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul

(blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan

intelektual biasanya tetap terpelihara. Pedoman diagnostik untuk skizofrenia

yaitu ditemukan halusinasi, waham, gejalah negatif seperti sikap sangat

apatis, bicara yang jarang dan respon emosional yang tumpul dan tidak

wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan

menurunnya kinerja sosial, dan berlangsung selama kurun waktu 1 bulan

14

Page 15: Status Ujian Psikiatri

atau lebih. Pasien didiagnosis skizofrenia heberfrenik karena pada pasien ini

didiagnosa pertama kali pada usia 24 tahun. Adanya perilaku yang tidak

bertanggung jawab seperti mengambil barang-barang milik tetangga dan

memakan kotoran, kecenderungan untuk menyendiri, afek yang tidak sesuai

(inappropriate), senyum-senyum sendiri dan cekikikan. Pada saat

diwawancara pasien ditanya pasein hanya senyum-senyum disertai

cekikikan. Dan juga pasien memperlihatkan ciri khas yaitu perilaku tanpa

tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of puspose) yaitu berjalan tanpa

tanpa tujuan berhari-hari baru pulang kerumah.

Pada pasien ini diberikan risperidon tablet 2 mg 2 kali sehari 1 tablet,

Trihexyphenidyl tablet 2 mg 2 kali sehari ½ tablet. Risperidon merupakan

obat antipsikosis atipikal yang berafinitas terhadap dopamineD2 receptor

dan serotonin 5 HT2 receptor (serotonin-dopamine antagonist), sehingga

efektif terhadap gejala positif dan negatif pada sindrom psikosis.

Trihexyphenidyl (THP) merupakan antikolinergik yang mempunyai efek

sentral lebih kuat dari pada perifer, sehingga banyak digunakan untuk terapi

penyakit Parkinson. Senyawa ini bekerja dengan menghambat pelepasan

asetil kolin endogen dan eksogen. Efek sentral terhadap susunan saraf pusat

akan merangsang pada dosis rendah dan mendepresi pada dosis toksik.

XIV. WAWANCARA PSIKIATRI

Wawancara dilakukan di Poliklinik Jiwa RS Prof. Dr. V.L Ratumbuysang

pada tanggal 25 Juni 2012 jam 09.30 wita

Keterangan:

A. Pemeriksa B. Pasien C. Ibu Pasien

Dialog :

A : Selamat pagi…

B : Senyum-senyum sambil menutup mulut”

A : Perkenalkan, kita dokter muda Yulita” Boleh mo batanya-tanya sadiki Jimmy?

B : Senyum-senyum sambil menutup mulut

A : Nama sapa kang?

B : Senyum-senyum sambil menutup mulut

15

Page 16: Status Ujian Psikiatri

C : Jimmy Abikarim,dok

A : So umur berapa dang Jimmy?

B : Senyum-senyum sambil menutup mulut

A : Jimmy ada batanya kurang senyum-senyum trus..ada yang bekeng lucu Jim?

B : Geleng-geleng kepala

A : Umur brapa dunk Jim?

C : 24 tahun dok.

A : Tinggal dimana dang ?

B : diam

C : Tandurusa dokter

A : Bagaimana dunk jimmy,ada barasa apa sampe kamari

B : Diam

C : begini dokter dia kwa so lama saki bagini kira-kira dari dia umur 11 tahun

dokter tapi kira-kira so 2 minggu ini dia pe penyakit ini kita rasa tambah berat

dari tuh kemarin-kemarin. Dia jaga bajalang nintau kemana sampe berhari-hari

baru dia pulang dokter. Pernah sampe ke manado dia dokter kong dia jaga

bicara sendiri, marah-marah tanpa sebab, merontak. Dia juga jaga bilang

katanya dia jaga dengar torang ja bese di talinga kalo mana itu tetangga jaga

ejek pa dia dokter. Kalo dorang so babesek dia langsung kaluar rumah ambe

batu kong lempar itu tetangga pe rumah.

A : ooooohhh….

A : Jimmy kalo ngana bajalang orang jaga suruh pa ngana atau orang ada pangge

bajalan

B : geleng-geleng kepala

C : nyanda dokter dia jaga bajalang sandiri.

A : Jimmy itu orang ada babesek ditelinga jaga babilang apa? Itu suara

parampuang atau laki-laki

B : Senyum-senyum

A : Jawab kwa jimmy

B : io ada

A : Jimmy kiapa ngana jaga lempar itu tetangga pe rumah?

B : diam

A : Jimmy kiapa ngana jaga bacerita sendiri? Orang jaga panggil bacerita?

B : senyum-senyum sambil cekikikan dan menutup mulut

16

Page 17: Status Ujian Psikiatri

A : Jimmy berapa bersaudara

B : Senyum-senyum

C : Dua dokter,dia kwa anak yang pertama. Waktu kita hamil pa dia dokter kita

mau kaseh jatuh pa dia dokter. Soalnya qt masih sekolah. Dia sayang skali pa

de pea de dokter.

A : Dulu sekolah dimana jimmy?

C : Dia Cuma sampe kelas 1 SD dokter soalnya dia nda bisa tenang kalo di kelas.

A : So menikah ngana?

C : belum dokter

A : Waktu kecil ada kena saki dia ?

C : Nyanda dokter. Cuma waktu umur 8 bulan dia ada tenggelam dokter. Waktu

dia umur 11 tahun dia mulai ba jadi bagini dokter. Dia jaga makan de pe

kotoran. Pernah leh satu kampung ada pukul pa dia. Dorang ada bage pa die pe

kepala.

A : So pernah bawa ke dokter berobat?

C : Belum pernah Cuma kita bawa ke dukun

A : Kong ada bae?

C : Nyanda dokter

A : Ada pa ibu atao bapak pe keluarga jaga saki bagini?

C : Cuma jimmy dokter

A : Jimmy dimana pagi ini atau malam

B : Pagi

A : Jimmy jaga barokok deng baminum

B : Diam

C : Ada dokter, dia jaga barokok deng baminum. Kita jaga kase doi pa dia supa bli

akang dia pe snack napa dia pigi babeli rokok dengan cap tikus

A : Jimmy sapa ada ajar pa ngana minum cap tikus

B : diam

C : Napa dokter tadi malam dia ada baminum di kamar.

A : io jimmy?

B : io

A : Dirumah ngana bekeng apa jimmy?

C : Dia boleh urus de pe diri sendiri dokter. Kita kwa kerja jadi kita kase tinggal

pa dia di rumah sandiri. Dia jaga sapu tuh rumah, atur itu tempat tidur,jaga

17

Page 18: Status Ujian Psikiatri

mamasak for dia makan,jaga cuci baju. Pokoknya dia bisa kerja deng bekeng

makanan for dia dokter. Dia pernah kerja di kapal ikan ikan dokter, iko pa dia

pe om.

A : bagus kalo begitu,kong kiapa di berenti dung?

C : bagitu noh dokter de pe orang nda bisa tenang…

A : Ok dunk ibu nanti mo kase resep for jimmy, neh jimmy ngana harus minum

obat y biar cepat sembuh. Deng mo kase hilang itu orang jaga besek di talinga

B : Senyum-senyum

C : Io dokter,makase neh

A : Sama-sama ibu,selamat siang..

18