23
TUGAS EPIDEMIOLOGI Kelompok 2 [Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document. Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document.] WAHDA AYU FITRIA NURMADIA SYAM LA ODE AS ARI MUH. ASWAN MIRNAWATI LORASTY ALI PANGGOA STIK GIA MAKASSAR S1 KEPERAWATAN PROGRAM B 2014/2015

TUGAS EPIDEMOLOGI WABAH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Menjelaskan tentang langkah - langkah penanganan wabah

Citation preview

Kelompok 2

[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document. Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document.]WAHDA AYU FITRIANURMADIA SYAMLA ODE AS ARIMUH. ASWANMIRNAWATILORASTY ALI PANGGOA

STIK GIA MAKASSARS1 KEPERAWATAN PROGRAM B 2014/2015

TUGAS EPIDEMIOLOGI

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat kesehatan dan karunia kesempatan kepada kami sehingga masih dapat menyelesaikan makalah ini. Terima kasih yang sebesar-besasrnya saya haturkan pada teman teman kelompok 2 yang bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi dan berbagi referensi dalam proses penyelesaian tugas ini. Semoga kita semua dilimpahi kekuatan dan ketabahan hingga mampu menyelesaikan pendidikan tepat waktu secara bersamaan. Aamiin.Makalah ini dibuat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Epidemiologi yang dibimbing oleh Ibu Hj. Hamsiah Hamsah, M.Kes pada Jurusan S1 Keperawatan Program B di STIK GIA Makassar Tahun Ajaran 2014 / 2015Kami menyadari bahwa banyaknya tenaga dan waktu yang tercurah dalam rangka menyelesaikan tugas ini tidak serta merta menghasilkan tulisan yang sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik konstruktif dan saran demi perbaikan dalam penyusunan makalah berikutnya, dan semoga makalah ini memberi andil dalam memperkaya pengetahuan rekan rekan sejawat perawat Indonesia. Amin.

Makassar, April 2015

Kelompok 2

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSejarah dirintisnya metode investigasi wabah dimulai dengan adanya penemuan kuman cholera oleh john snow sehingga ia terkenal dengan metode investigasi wabah cholera di London ( 1854 ).Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa yang lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area tertentu atau diantara kelompok tertentu. Disebuah fasilitas pelayanan kesehatan dugaan terhadap suatu wabah mungkin muncul ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi adanya suatu kluster kasus yang tidak biasa atau terjadinya peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya.Ketika dokter mendiagnosa suatu penyakit yang tidak biasa, ketika dokter, perawat , atau petugas laboraturium yang menyadari terjadinya serangkaian kluster kasus. Kluster kasus adalah kelompok kasus penyakit atau peristiwa kesehatan lain yang terjadi dalam rentang waktu dan tempat yang berdekatan. Didalam suatu kluster banyaknya kasus dapat melebihi jumlah yang diperkirakan, umumnya jumlah yang diperkirakan tidak diketahui.1.2 TujuanTujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah epidemiologi dan menambah wawasan mahasiswa tentang epidemiologi khususnya tentang :1. Langkah-langkah dalam penyelidikam wabah2. Intervensi dalam penanggulangan wabah3. Kegiatan penanggulangan wabah4. Prosedur tetap penanggulangan KLBBAB IIPEMBAHASAN2.1 LANGKAH LANGKAH DALAM PENYELIDIKAN WABAHLangkah melakukan investigasi wabah dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang sistemik yang terdiri dari :2.1.1 Persiapan Investigasi di LapanganPersiapan dapat dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu:a) Investigasi : pengetahuan ilmiah perlengkapan dan alatb) Administrasi : prosedur administrasi termasuk izin dan pengaturan perjalananc) Konsultasi : peran masing masing petugas yang turun kelapangan2.1.2 Pemastian Adanya WabahDalam mementukan apakah wabah, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :a) Dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlah beberapa minggu atau bulan sebelumnyab) Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah melampaui jumlah yang diharapkanc) Sumber informasi bervariasi bergantung pada situasinya Catatan hasil surveilans Catatan keluar dari rumah sakit, statistic kematian, register, dll Bila data local tidak ada, dapat digunakan rate dari wilayah di dekatnya atau data nasional Boleh juga dilaksanakan survey di masyarakat menentukan kondisi penyakit yang biasanya ada.d) Pseudo endemik ( jumlah kasus yang dilaporkan belum tentu suatu wabah ) : Perubahan cara pencatatan dan pelaporan penderita Adanya cara diagnosis baru Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan2.1.3 Pemastian DiagnosisSemua temuan secara klinis harus dapat memastikan diagnosis wabah, hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :a) Untuk memastikan bahwa masalah tersebut telah didiagnosis dengan patutb) Untuk menyingkirkan kesalahan laboraturium yang menyebabkan peningkatan kasus yang dilaporkanc) Semua temuan klinis harus disimpulakan dalam distribusi frekuensid) Kunjungan terhadap satu atau dua penderita2.1.4 Pembuatan Definisi KasusPembuatan definisi kasus adalah seperangkat criteria untuk menentukan apakah seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis dibatasi oleh waktu, tempat, dan orang. Penyelidikan sering membagi kasus menjadi pasti ( compirmed), mungkin ( probable), meragukan ( possible ), sensivitasdan spefsifitas.2.1.5 Penemuan dan Penghitungan KasusMetoda untuk menemukan kasus yang harus sesuai dengan penyakit dan kejadian yang diteliti di fasilitas kesehatan yang mampu memberikan diagnosis. Informasi berikut ini dikumpulakan dari setiap kasus :a) Data identifikasi ( nama, alamat, nomor telepon )b) Data demografi ( umur, jenis kelamin, ras, dan pekerjaan )c) Data klinisd) Faktor risiko, yang harus dibuat khusus untuk tiap penyakite) Informasi pelapor untuk mendapatkan informasi tambahan atau member umpan balik2.1.6 Epidemiologi Deskriptif2.1.6.1 Gambaran waktu berdasarkan waktuPerjalanan wabah berdasarkan waktu digamabarkan dengan grafik histogram yang berbentuk kurva epidemic, gambaran ini membantu :a) Member informasi samapai dimana proses wabah itu dan bagaimana kemungkinan kelanjutannyab) Memperkirakan kapan pemaparan terjadi dan memusatkan penyelidikan pada periode tersebut, bila telah diketahui penyakit dan masa inkubasinya.c) Menarik kesimpulan tentang pola kejadian, dengan demikian mengetahui apakah bersumber tunggal, ditularkan dari orang ke orang, atau campuran keduanyaKemungkinan periode pemaparan dapat dilakukan dengan :a) Mencari masa inkubasi terpanjang, terpendek, dan rata-ratab) Menentukan puncak wabah atau kasus mediannya, dan menghitung mundur satu masa inkubasi rata-ratac) Dari kasus paling awal kejadian wabah, dihitung mundur masa inkubasi terpendekMasa inkubasi penyakit adalah waktu antara masuknya agens penyakit sampai timbulnya gejala pertama. Informasi tentang masa inkubasi bermanfaat billa penyakit belum diketahui sehingga mempersempit diagnosis diferensial dam memperikan periode pemaparan. Cara menghitung median masa inkubasi :a) Susunan teratur ( array) berdasarkan waktu kejadiannyab) Buat frekuensi kumulatifnyac) Tentukan posisi kasus paling tengahd) Tentukan kelas mediane) Median masa inkubasiditentukan dengan menghitung jarak antara waktu pemaparan dan kasus median

2.1.6.2 Gambaran wabah berdasarkan tempatGambaran wabah berdasarkan tempat menggunakan gambaran grafik berbentuk Spot map. Grafik ini menunjukkan kejadian dengan titik/symbol tempat tertentu yang menggambarkan distribusi geografi suatu kejadian menurut golongan atau jenis kejadian namun mengabaikan populasi.2.1.6.3 Gambaran wabah berdasarkan ciri orangVariable orang dalam epidemiologi adalah karakteristik individu yang ada hubungannya dengan keterpajanan atau kerentanan terhadapa suatu penyakit.Misalnya karakteristik inang ( umur, jenis kelamin, ras/suku, status kesehatan) atau berdasarkan pemaparan ( pekerjaan, penggunaan obat-obatan)2.1.7 Pembuatan HipotesisDalam pembuatan suatu hipotesis suatu wabah, hendaknya petugas memformulasikan hipotesis meliputi sumber agens penyakit, cara penularan, dan pemaparan yang mengakibatkan sakit.a) Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu: Apa reservoir utama agen penyakitnya? Bagaimana cara penularannya? Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan? Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?b) Wawancara dengan beberapa penderita mencari kesamaan pemaparan.c) mengumpulkan beberapa penderita d) Kunjungan rumah penderitae) Wawancara dengan petugas kesehatan setempatf) Epidemiologi diskriptif2.1.8 Penilaian HipotesisDalam penyelidikan lapangan, hipotesis dapat dinilai dengan salah satu dari dua caraa) Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada, ataub) Dengan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan hubungan dan menyelidiki peran kebetulan.c) Uji kemaknaan statistik, Kai kuadrat.2.1.9 Perbaikan hipotesis dan penelitian tambahanDalam hal ini penelitian tambahan akan mengikuti hal dibawah inia) Penelitian Epidemiologi ( epidemiologi analitik )b) Penelitian Laboratorium ( pemeriksaan serum ) dan Lingkungan (pemeriksaan tempat pembuangan tinja )2.1.10 Pengendalian dan PencegahanPengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin upaya penanggulangan biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber wabah diketahui Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai yang terlemah dalam penularan penyakit. Upaya pengendalian mungkin diarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.2.1.11 Penyampaian Hasil PenyelidikanPenyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara pertama Laporan lisan pada pejabat setempat dilakukan di hadapan pejabat setempat dan mereka yang bertugas mengadakan pengendalian dan pencegahan dan yang kedua laporan tertulis.Penyamapin penyelidikan diantaranyaa) Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan beralasanb) Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah; kesimpulan dan saran harus dapat dipertahankan secara ilmiahc) Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya sesuai dengan tulisan ilmiah (pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan, dan saran)d) Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakane) Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan merupakan bahan rujukan apabila terjadi hal yang sama di masa datang .2. 2. INTERVENSI DALAM PENANGGULANGAN WABAH2. 2. 1. Konfirmasi / menegakkan diagnosa Definisi kasus Klasifikasi kasus dan tanda klinik Pemeriksaan laboratorium2. 2. 2 Menentukan apakah peristiwa itu suatu letusan/wabah atau bukan Bandingkan informasi yang didapat dengan definisi yang sudah ditentukan tentang wabah Bandingkan dengan incidende penyakit itu pada minggu/bulan/tahun sebelumnya2.2.3. Hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat dan orang Kapan mulai sakit (waktu) Dimana mereka mendapat infeksi (tempat) Siapa yang terkena : (Gender, Umur, imunisasi, dll)2.2.4. Rumuskan suatu hipotesa sementara Hipotesa kemungkinan : penyebab, sumber infeksi, distribusi penderita (pattern of disease) Hipotesa : untuk mengarahkan penyelidikan lebih lanjut2.2.5. Rencana penyelidikan epidemiologi yang lebih detail Untuk menguji hipotesis : Tentukan : data yang masih diperlukan sumber informasi Kembangkan dan buatkan check list. Lakukan survey dengan sampel yang cukup2.2.6. Laksanakan penyelidikan yang sudah direncanakan Lakukan wawancara dengan : a. Penderita-penderita yang sudah diketahui (kasus)b. Orang yang mempunyai pengalaman yang sama baik mengenai waktu/tempat terjadinya penyakit, tetapi mereka tidak sakit (control) Kumpulkan data kependudukan dan lingkungannya Selidiki sumber yang mungkin menjadi penyebab atau merupakan faktor yang ikut berperan Ambil specimen dan sampel pemeriksa di laboratorium2.2.7. Buatlah analisa dan interpretasi data Buatlah ringkasan hasil penyelidikan lapangan Tabulasi, analisis, dan interpretasi data/informasi Buatlah kurva epidemik, menghitung rate, buatlah tabel dan grafik-grafik yang diperlukan Terapkan test statistik Interpretasi data secara keseluruhan

2.2.8. Test hipotesa dan rumuskan kesimpulan Lakukan uji hipotesis Hipotesis yang diterima, dpt menerangkan pola penyakit : a. Sesuai dengan sifat penyebab penyakitb. Sumber infeksic. Cara penularad. Faktor lain yang berperan2.2.9. Lakukan tindakan penanggulangan Tentukan cara penanggulangan yang paling efektif. Lakukan surveilence terhadap penyakit dan faktor lain yang berhubungan. Tentukan cara pencegahan dimasa akan datang2.2.10. Buatlah laporan lengkap tentang penyelidikan epidemiologi tersebut. Pendahuluan Latar Belakang Uraian tentang penelitian yang dilakukan Hasil penelitian Analisis data dan kesimpulan Tindakan penanggulangan Dampak-dampak penting Saran rekomendasi2. 3. KEGIATAN PENANGGULANGAN WABAHUpaya penanggulangan wabah meliputi2.3.1. Penyelidikan epidemiologis dengan tujuan:Penyelidikan epidemiologis dilaksanakan dengan kegiatan(a) Pengumpulan data morbiditas dan mortalitas penduduk(b) Pemeriksaan klinis fisik, laboratorium dan penegakan diagnosis(c) Pengamatan terhadap penduduk pemeriksaan terhadap makhluk hidup dan benda-benda yang ada di suatu wilayah yang diduga mengandung penyebab penyakit wabah.2.3.2.Pemeriksaan, pengobatan; perawatan; dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina yang dilakukan dengan tujuan:(a) Memberikan pertolongan medis kepada penderita agar sembuh dan mencegah agar mereka tidak menjadi sumber penularan(b) Menemukan dan mengobati orang yang tampaknya sehat, tetapi mengandung penyebab penyakit sehingga secara potensial dapat menularkan penyakit (carrier).Pemeriksaan, pengobatan, perawatan; isolasi penderita termasuk tindakan karantina dilakukan di sarana pelayanan kesehatan atau di tempat lain yang ditentukan.

2.3.3. Pencegahan dan pengebalan, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memberi perlindungan kepada orang-orattg yang belum sakit, tetapi mempunyai risiko terkena penyakit.

2.3.4. Pemusnahan penyebab penyakit, dilakukan terhadap: (a) bibit penyakit/kuman(b) hewan, tumbuh-tumbuhan dan/atau benda yang mengandung penyebab penyakitPemusnahan harus dilakukan dengan cara tanpa merusak lingkungan hidup dan tidak menyebabkan tersebarnya wabah penyakit

2.2.5. Penanganan jenazah akibat wabah: Penanganan jenazah yang kematiannya disebabkan oleh penyakit yang menimbulkan wabah atau jenuah yang merupakan sumber penyakit yang dapat menimbulkan wabah harus dilakukan secara khusus menurut jenis penyakitnya tanpa meninggalkan norma agama-serta harkatnya sebagai manusia, Penanganan secara khusus tersebut meliputi:(a) Pemeriksaan jenazah oleh pejabat kesehatan (b) Perlakuan terhadap jenazah dan sterilisasi bahan-bahan dan alat yang digunakan dalam penanganan jenazah diawasi oleh pejabat kesehatan.2.3.6. Penyuluhan kepada masyarakat, yaitu kegiatan komunikasi yang bersifat persuasif edukatif tentang penyakit yang dapat menimbulkan wabah agar mereka mengerti sifat-sifat penyakit, sehingga dapat melindungi diri dari penyakit tersebut dan apabila-terkena, tidak menularkannya kepada. orang lain. Penyuluhan juga dilakukan agar masyarakat dapat berperanserta secara aktif dalam menanggulangi wabah.

2.3.7. Upaya penanggulangan lainnya, yaitu tindakan-tindakan khusus untuk masing-masing penyakit, yang dilakukan dalam rangka penanggulangan wabah.

Upaya penanggulangan wabah di atas dilaksanakan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup serta mengikutsertakan masyarakat secara aktif. Dalam upaya penanggulangan wabah ini harus dipertimbangkan keadaan masyarakat setempat, antara lain agama, adat, kebiasaan, tingkat pendidikan, sosial ekonomi, serta parkembangan masyarakat. Dengan demikian diharapkan upaya penanggulangan wabah tidak mengalami hambatan dari masyarakat, malah melalui penyuluhan yang intensif dan pendekatan persuasif edukatif, masyarakat diharapkan akan memberikan bantuan dan ikut serta secara aktif.

Tujuan pokok upaya penanggulangan wabah adalah:1. Berusaha memperkecil angka kematian akibat wabah dengan pengobatan2. Membatasi penularan dan penyebaran penyakit agar penderita tidak bertambah banyak, dan wabah tidak meluas ke daerah lain,Masalah wabah dan penanggulangannya tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari upaya kesehatan nasional berkaitan dengan sektor non-kesehatan serta tidak lepas dari keterpaduan pembangunan nasional.Petugas yang bertanggung jawab dalam lingkungan tertentu yang mengetahui adanya penderita f tersangka penderita Penyakii yang dapat menimbulkan wabah, wajib melaporkannya kepada Kepala Desa/ Lurah/ Kepala Unit Kesehatan terdekat dalam vvaktu secepatnya, selanjutnya Kepala Desa/ Lurah/ Kepala Unit Kesehatan harus segera meneruskan laporan tersebut kepada atasan langsungnya dan instansi lain yang berkepentingan. Kepala Wilayah (Daerah setempat yang mengetahui adanya tersangka penderita penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah, wajib segera rnelakukan tindakantindakan penanggulangan seperlunya.2.4. PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN KLB

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanWabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa yang lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu periode waktu tertentu di area tertentu atau diantara kelompok tertentu. Dan dugaan terhadap suatu wabah mungkin muncul ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi adanya suatu kluster kasus yang tidak biasa atau terjadinya peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya dan diperlukan upaya evaluasi pada suatu masalah yang potensial atau memulai investigasi.3.2 SaranInvestigasi wabah adalah peristiwa yang lebih banyak dari biasanya, misalnya wabah DBD. Mencegah lebih baik daripada mengobati, maka dari itu investigasi wabah dilakukan untuk mencegah KLB yang bisa saja terjadi di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ryadi, A. L. Slamet dan T. Wijayanti. 2010. Dasar Dasar Epidemiologi. Surabaya : Salemba Medika2. Adnani, Hariza. 2010. Prinsip Dasar Epidemiologi. Yogyakarta : Nuha Medika3. Masriadi. 2012. Epidemiologi. Yogyakarta : Penerbit Ombak4. Hikmawati, Isna. 2011. Buku Ajar Epidemiologi. Yogyakarta : Nuha Medika5. Hasyimi, Muhammad. 2012. Epidemiologi Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media