16
TUGAS POLI GIGI ABSES PERIODONTAL Disusun oleh: Annisa Nurfitriana 10310052 1

Abses Periodontal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan kasus untuk poli gigi di stase public health

Citation preview

Page 1: Abses Periodontal

TUGAS POLI GIGI

ABSES PERIODONTAL

Disusun oleh:

Annisa Nurfitriana

10310052

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATIKEPANITERAAN KLINIK SENIOR (KKS)BAGIAN KESEHATAN MASYARAKAT

UPTD PUSKESMAS CIPEDESTASIKMALAYA

2015

1

Page 2: Abses Periodontal

LAPORAN KASUS POLI GIGI

ABSES PERIODONTAL

1. Identitas

a. Nama : Tn. DS

b. Umur : 55 tahun

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Alamat : Lengkong Barat

e. Pekerjaan : Karyawan Swasta

f. Agama : Islam

2. Anamnesis

a. Keluhan Utama

Sakit gigi di sebelah kanan bawah bagian belakang.

b. Keluhan Tambahan

Bengkak di pipi sebelah kanan.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

OS datang ke poli gigi mengeluhkan sakit pada gigi sejak 2 hari yang lalu.

OS merasa sakit ketika ada rangsangan dimulut, terutama saat mengunyah

makanan. OS mengeluhkan gusi dan pipinya membengkak dan nyeri bila

disentuh. OS juga mengeluhkan pipi kanannya terasa hangat.

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Gastritis

e. Riwayat Penyakit Keluarga

Dikeluarga tidak ada yang mempunyai keluhan yang sama

f. Riwayat Habituasi

OS menggosok gigi setiap mandi, OS jarang gosok gigi setelah sarapan atau

sebelum tidur malam.

2

Page 3: Abses Periodontal

g. Riwayat Alergi

Tidak ada alergi makanan dan obat-obatan

h. Riwayat Pengobatan

Tidak ada.

3. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

b. Kesadaran : Compos Mentis

c. Vital Sign :

Tekanan darah : 130/90 mmHg

Nadi : 83 x/menit

Respirasi : 18 x/menit

Suhu : 37,1ºC

d. Pemeriksaan Generalisata

Kepala

Muka : Pipi kanan tampak bengkak

Rambut : Dalam batas normal

Mata : Konjungtiva anemis (-/-); sklera ikterik (-/-)

Hidung : Dalam batas normal

Mulut : Gigi karies di M2 kanan bawah

Thoraks

Dalam batas normal

Abdomen

Dalam batas normal

Ekstremitas

Dalam Batas Normal

4. Pemeriksaan Penunjang

Tidak ada

3

Page 4: Abses Periodontal

5. Diagnosa Kerja

Abses periodontal

6. Tatalaksana

a. Terapi

Amoxcilin 500 mg 3 kali sehari setelah makan

Paracetamol 500 mg 3 kali sehari setelah makan

b. Edukasi/Pencegahan

Sikat gigi dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam

hari sebelum tidur.

Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak dan

sisa makanan yang tersangkut di antara celah gigi-geligi.

Lakukan kunjungan secara teratur ke dokter gigi setiap 6 bulan

sekali untuk kontrol rutin dan pembersihan.

4

Page 5: Abses Periodontal

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi

Abses periodontal adalah suatu inflamasi purulen yang terlokalisir pada

jaringan periodontium. Lesi ini disebut juga dengan abses periodontal lateral atau

abses parietal. Abses periodontal diketahui sebagai lesi yang dapat dengan cepat

merusak jaringan periodontium, terjadi selama periode waktu yang terbatas serta

mudah diketahui gejala klinis dan tanda-tandanya seperti akumulasi lokal pus dan

terletak di dalam saku periodontal.

2. Klasifikasi

Abses periodontal dapat di klasifikasikan atas 3 kriteria, yaitu:

a. Berdasarkan lokasi abses

1) Abses gingiva

Abses gingiva merupakan infeksi lokal purulen yang terletak pada

marginal gingiva atau papila interdental dan merupakan lesi inflamasi akut

yang mungkin timbul dari berbagai faktor, termasuk infeksi plak mikroba,

trauma, dan impaksi benda asing. Gambaran klinisnya merah, licin,

kadang-kadang sangat sakit dan pembengkakan sering berfluktuasi.

Gambar 1. Abses ginggiva

5

Page 6: Abses Periodontal

2) Abses periodontal

Abses periodontal merupakan infeksi lokal purulen di dalam dinding gingival

pada saku periodontal yang dapat menyebabkan destruksi ligamen periodontal dan

tulang alveolar. Abses periodontal secara khusus ditemukan pada pasien dengan

periodontitis yang tidak dirawat dan berhubungan dengan saku periodontal yang

sedang dan dalam, biasanya terletak diluar daerah mukogingiva.

Gambaran klinisnya terlihat licin, pembengkakan gingiva mengkilat disertai

rasa sakit, daerah pembengkakan gingiva lunak karena adanya eksudat purulen

dan meningkatnya kedalaman probing, gigi menjadi sensitif bila diperkusi dan

mungkin menjadi mobiliti serta kehilangan perlekatan periodontal dengan cepat

dapat terjadi.

Abses periodontal sering muncul sebagai eksaserbasi akut dari saku

periodontal yang ada sebelumnya terutama terkait pada ketidaksempurnaan dalam

menghilangkan kalkulus dan tindakan medis seperti pada pasien setelah perawatan

bedah periodontal, setelah pemeliharaan preventif, setelah terapi antibiotik

sistemik dan akibat dari penyakit rekuren. Abses periodontal yang tidak

berhubungan dengan inflamasi penyakit periodontal termasuk perforasi gigi,

fraktur dan impaksi benda asing. Kurangnya kontrol terhadap diabetes mellitus

merupakan faktor predisposisi dari pembentukan abses periodontal. Pembentukan

abses periodontal merupakan penyebab utama kehilangan gigi. Namun, dengan

perawatan yang tepat dan perawatan preventif yang konsisten, gigi dengan

kehilangan tulang yang signifikan dapat dipertahankan selama bertahun-tahun.

3). Abses perikoronal

Abses perikoronal merupakan akibat dari inflamasi jaringan lunak operkulum,

yang menutupi sebagian erupsi gigi. Keadaan ini paling sering terjadi pada gigi

molar tiga rahang atas dan rahang bawah. Sama halnya dengan abses gingiva,

abses perikoronal dapat disebabkan oleh retensi dari plak mikroba dan impaksi

makanan atau trauma. Gambaran klinis berupa gingiva berwarna merah

terlokalisir, bengkak, lesi yang sakit jika disentuh dan memungkinkan

terbentuknya eksudat purulen, trismus, limfadenopati, demam dan malaise

6

Page 7: Abses Periodontal

b. Berdasarkan jalannya lesi

1). Abses periodontal akut

Abses periodontal akut biasanya menunjukkan gejala seperti sakit,

edematous lunak, pembengkakan, dengan penekanan yang lembut di jumpai

adanya pus, peka terhadap perkusi gigi dan terasa nyeri pada saku, sensitifitas

terhadap palpasi dan kadang disertai demam dan limfadenopati

2). Abses periodontal kronis

Abses periodontal kronis biasanya berhubungan dengan saluran sinus

dan asimtomatik, walaupun pada pasien didapatkan gejala-gejala ringan.

Abses ini terbentuk setelah penyebaran infeksi yang disebabkan oleh drainase

spontan, respon host atau terapi. Setelah hemeostatis antara host dan infeksi

tercapai, pada pasien hanya sedikit atau tidak terlihat gejalanya. Namun rasa

nyeri yang tumpul akan timbul dengan adanya saku periodontal, inflamasi

dan saluran fistula.

c. Berdasarkan jumlah abses

1). Abses periodontal tunggal

Abses periodontal tunggal biasanya berkaitan dengan faktor-faktor local

mengakibatkan tertutupnya drainase saku periodontal yang ada.

2). Abses periodontal multipel

Abses ini bisa terjadi pada pasien diabetes mellitus yang tidak

terkontrol,pasien dengan penyakit sistemik dan pasien dengan periodontitis

tidak terawat setelah terapi antibiotik sistemik untuk masalah non oral. Abses

ini juga ditemukan pada pasien multipel eksternal resorpsi akar, dimana

faktor lokal ditemukan pada beberapa gigi.

7

Page 8: Abses Periodontal

3. Etiologi

Etiologi abses periodontal dibagi atas dua, yaitu:

a. Abses periodontal berhubungan dengan periodontitis

Hal-hal yang menyebabkan abses periodontal yang berhubungan dengan

periodontitis adalah:

1). Adanya saku periodontal yang dalam dan berliku.

2). Penutupan marginal saku periodontal yang dapat mengakibatkan

perluasan infeksi ke jaringan periodontal sekitarnya karena tekanan

pus di dalam saku tertutup.

3). Perubahan dalam komposisi mikroflora, virulensi bakteri, atau dalam

pertahanan host bisa juga membuat lumen saku tidak efisien dalam

meningkatkan pengeluaran supurasi.

4). Pengobatan dengan antibiotik sistemik tanpa debridemen subgingiva

pada pasien dengan periodontitis lanjut juga dapat menyebabkan

pembentukan abses.

b. Abses periodontal tidak berhubungan dengan periodontitis

Hal-hal yang menyebabkan abses periodontal yang tidak berhubungan

dengan periodontitis adalah:

1) Impaksi dari benda asing seperti potongan dental floss, biji popcorn,

potongan tusuk gigi, tulang ikan, atau objek yang tidak diketahui.

2). Perforasi dari dinding gigi oleh instrumen endodontik.

3). Infeksi lateral kista.

4). Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi morfologi akar dapat menjadi

predisposisi pembentukan abses periodontal. Adanya cervical

cemental tears dapat memicu pekembangan yang cepat dari

periodontitis dan perkembangan abses.

8

Page 9: Abses Periodontal

4. Patogenesis dan Histopatologi

Masuknya bakteri kedalam dinding saku jaringan lunak merupakan awal

terjadinya abses periodontal. Sel-sel inflamatori kemudian ditarik oleh faktor

kemotaksis yang dilepaskan oleh bakteri dan bersama dengan reaksi inflamasi

akan menyebabkan destruksi jaringan ikat, enkapsulasi dari infeksi bakteri dan

memproduksi pus. Secara histologis, akan ditemukan neutrofil-neutrofil yang utuh

mengelilingibagian tengah debris jaringan lunak dan destruksi leukosit. Pada

tahap berikutnya, membran piogenik yang terdiri dari makrofag dan neutrofil

telah terbentuk. Laju destruksi abses tergantung pada pertumbuhan bakteri di

dalamnya, virulensinya dan pH lokal. Adanya pH asam akan memberi keuntungan

terhadap enzim lisosom.

5. Mikrobiologi

Banyak artikel menuliskan bahwa infeksi purulen oral adalah polimikroba,

dan disebabkan oleh bakteri endogen. Topoll dkk, Newman dan sims melaporkan

bahwa sekitar 60% dijumpai bakteri anaerob. Bakteri ini tidak terlihat spesifik,

tetapi diketahui patogen terhadap periodontal seperti Porphyromonas gingivalis,

Provotella intermedia dan Fusobakterium nucleatum merupakan spesis bakteri

paling banyak.

6. Komplikasi Abses Periodontal

Komplikasi yang dapat timbul karena abses periodontal, antara lain:

a. Kehilangan gigi

Abses periodontal yang dikaitkan dengan kehilangan gigi biasanya

dijumpai pada kasus-kasus periodontitis sedang sampai parah dan selama fase

pemeliharaan. Abses periodontal merupakan penyebab utama dilakukan

ekstraksi gigi pada fase pemeliharaan dimana terjadi pembentukan abses yang

berulang dan gigi mempunyai prognosis buruk.

b. Penyebaran infeksi

Sejumlah tulisan menyatakan bahwa diduga infeksi sistemik dapat

berasal dari abses periodontal. Ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu:

9

Page 10: Abses Periodontal

penyebaran bakteri dalam jaringan selama perawatan atau penyebaran bakteri

melalui aliran darah karena bakteremia dari abses yang tidak dirawat. Pada

abses dento-alveolar yang berasal dari endodontik lebih sering menyebabkan

komplikasi penyebaran infeksi daripada abses periodontal. Cellulitis, infeksi

subkutaneus, phlegmone dan mediastinitis dapat berasal dari infeksi

odontogenik tetapi jarang berasal dari abses periodontal. Namun, abses

periodontal dapat berperan sebagai pusat infeksi non-oral. Abses periodontal

bisa menjadi pusat dari penyebaran bakteri dan produk bakteri dari rongga

mulut ke bagian tubuh lainnya dan menyebabkan keadaan infeksi yang

berbeda. Pada perawatan mekanik, abses periodontal bisa menyebabkan

bakteremia seperti pasien dengan endoprotesa atau imunokompromise dapat

menyebabkan infeksi non oral.

Paru-paru bisa bertindak sebagai barier makanik dimana bakteri

periodontal dapat terjebak dan dapat menyebabkan penyakit. Adakalanya

penyebaran bakteriperiodontal dapat berakibat menjadi abses otak. Sejumlah

laporan kasus dari periodontal patogen bahwa pada abses otak tersebut

didapatkan adanya bakteri P.micros, F. nucleatum, pigmen hitam pada bakteri

batang anaerob dan actinomyces spp, diantaranya merupakan spesis bakteri

periodontal anaerob yang diisolasi dariabses intra kranial. Infeksi lain yang

berhubungan dengan abses periodontal adalah cervical nekrotizing fascitis dan

cellulites pada pasien kanker payudara.

10

Page 11: Abses Periodontal

DAFTAR PUSTAKA

1. Herrera D, Roldan S, Sanz M. The Periodontal Abscess: a review. Journal

of Clinical Peridontology, 2000: 27: 377-386.

2. Newman MG, Takei HH, Kiokkevold PR. Clinical Periodontology,

Tenthdition. China: Saunders Elsevier, 2006.

3. Weinberg MA, Westphal C, Froum SJ, Palat M. Comprehensive

Periodontics for the dental hygienist, second edtion. New York: Pearson

Prentice Hall, 2006.

4. Martinez B, Ruiz F. Peridontal disease as bacterial infection. Av

periodonImplantol, 2005.

5. Dahlen G. Microbiology and treatment of dental abscesses and periodontal

endodontics lesion. J.Periodontology: 2000.

11