23
BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian Penyesuaian Diri Penyesuaian diri dapat dikatakan sebagai cara tertentu yang dilakukan oleh individu untuk bereaksi terhadap tuntunan dalam diri maupun situasi eksternal yang dihadapinya (Agustiani, 2006). Penyesuaian diri pada prinsipnya yaitu suatu proses yang mencangkup respon mental dan tingkah laku, dengan mana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik dan frustasi yang dialaminya sehingga terwujud tingkat keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan dimana individu tinggal (Desmita,2009). Penyesuaian diri diartikan sebagai kemampuan individu dalam menghadapi tuntutan-tuntutan, baik dalam diri maupun dari lingkungan sehingga dapat kesemimbangan antara pemenuhan kebutuhan dengan tuntutan lingkungan, dan tercipta keselarasan antara individu dengan realitas kehidupan (Ghufron & Risnawita, 2010). Pengertian luas penyesuaian terbentuk sesuai dengan hubungan individu dengan lingkungan sosialnya, yang di tuntut dari individu tidak hanya mengubah kelakuanya dalam menghadapi kebutuhan kebutuhan dirinya dari dalam dan keadaan di luar, dalam lingkungan di mana seseorang hidup, akan 14 Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

  • Upload
    hatruc

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penyesuaian Diri

1. Pengertian Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri dapat dikatakan sebagai cara tertentu yang

dilakukan oleh individu untuk bereaksi terhadap tuntunan dalam diri

maupun situasi eksternal yang dihadapinya (Agustiani, 2006). Penyesuaian

diri pada prinsipnya yaitu suatu proses yang mencangkup respon mental

dan tingkah laku, dengan mana individu berusaha untuk dapat berhasil

mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan,

konflik-konflik dan frustasi yang dialaminya sehingga terwujud tingkat

keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan

oleh lingkungan dimana individu tinggal (Desmita,2009).

Penyesuaian diri diartikan sebagai kemampuan individu dalam

menghadapi tuntutan-tuntutan, baik dalam diri maupun dari lingkungan

sehingga dapat kesemimbangan antara pemenuhan kebutuhan dengan

tuntutan lingkungan, dan tercipta keselarasan antara individu dengan

realitas kehidupan (Ghufron & Risnawita, 2010). Pengertian luas

penyesuaian terbentuk sesuai dengan hubungan individu dengan

lingkungan sosialnya, yang di tuntut dari individu tidak hanya mengubah

kelakuanya dalam menghadapi kebutuhan – kebutuhan dirinya dari dalam

dan keadaan di luar, dalam lingkungan di mana seseorang hidup, akan

14

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

15

tetapi juga dituntut untuk menyesuaikan diri dengan adanya orang lain dan

macam – macam kegiatan mereka. Mustafa Fahmi (Desmita, 1977)

Kualitas penyesuaian yang penting adalah dinamisme atau potensi

untuk berubah. Penyesuaian terjadi kapan individu menghadapi kondisi –

kondisi lingkungan baru yang membutuhkan suatu respon. Penyesuaian

juga tampil dalam bentuk menyesuaikan kebutuhan psikologis seseorang

dengan norma – norma budaya (Hollander, 1981).

Penyesuaian mancangkup belajar untuk menghadapi keadaan baru

melalui perubahan dalam tindakan atau sikap. Sepanjang hidupnya

individu akan mengadakan perubahan periulaku, karena memang

seseorang dihadapkan pada kenyataan dirinya maupun lingkunganya yang

terus berubah. Derlega & Janda (Desmita, 1978)

Penyesuaian diri adalah konformitas yaitu menyesuaikan sesuatu

dengan prinsipnya (Sunarto H, 2008). Penyesuaian diri ialah kemampuan

individu untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap

lingkungannya,sehingga individu merasa puas terhadap dirinya dan

terhadap lingkunganyannya (Willis, 2010).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri

adalah kemampuan individu atau cara tertentu yang dilakukan oleh

individu untuk bereaksi terhadap tuntutan dalam diri maupun situasi

eksternal yang dihadapinya dalam usaha manusia untuk menguasai

perasaan yang tidak menyenangkan atau tekanan akibat dorongan

kebutuhan,usaha memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

16

dan tuntutan lingkungan dan usaha menyelaraskan hubungan individu

dengan realistis yang mencangkup respon-respon mental dan tingkah laku,

yang merupakan usaha individu agar berhasil mengatasi kebutuhan,

ketegangan, konflik dan frustasi yang dialami dalam dirinya.

2. Faktor-faktor Penyesuaian Diri

Menurut Sunarto (Agung Hartono, 2008) Faktor – faktor yang

mempengaruhi proses penyesuaian diri antara lain yaitu:

a. Kondisi-kondisi fisik (keturunan,konstitusi fisik, susunan saraf

kelenjar, system otot, kesehatan, penyakit dan sebagainya.

b. Perkembangan dan kematangan khususnya kematangan interlektual,

sosial, moral, dan emosional.

c. Penentu psikologis, termasuk didalamnya pengalaman, belajar,

pengkondisian, penentuan diri (self-determination), frustasi dan

konflik.

d. Kondisi lingkungan khususnya keluarga dan lingkungan sosial.

e. Penentu cultural/budaya, termasuk agama.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor penyesuaian diri

yaitu: Kondisi-kondisi fisik (keturunan, konstitusi fisik, susunan saraf

kelenjar, system otot, kesehatan,penyakit dan sebaagainya). Perkembangan

dan kematangan khususnya kematangan intelektual, sosial, moral dan

emosional, penentu psikologis, termasuk didalamnya pengalaman, belajar,

pengkondisian, penentuan diri (self-determination), frustasi dan konflik,

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

17

kondisi lingkungan khususnya keluarga dan lingkungan sosial, penentu

cultural/budaya, termasuk agama.

3. Aspek-aspek Penyesuaian Diri

Aspek-aspek penyesuaian diri menurut Desmita (2009) antara lain:

a. Kematangan Emosional

1) Kemantapan suasana kehidupan emosional

2) Kemantapan suasana kehidupan kebersamaan dengan orang lain

3) Kemampuan untuk santai, gembira dan menyatakan kejengkelanya

4) Sikap dan perasaan terhadap kemampuan dan kenyataan diri

sendiri

b. Kematangan Intelektual

1) Kemampuan mencapai wawaasan diri sendiri

2) Kemampuan memahami orang lain dan keragamanya

3) Kemampuan mengambil keputusan

4) Keterbukaan dalam mengenal lingkungan

c. Kematangan Sosial

1) Keterlibatan dalam partipasi sosial

2) Kesediaan kerja sama

3) Kemampuan kepemimpinan

4) Sikap toleransi

5) Keakraban dalam pergaulan

d. Tanggung Jawab

1) Sikap produktif dalam mengembangkan diri

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

18

2) Melakukan perencanaan dan melaksanakanya secara fleksibel

3) Sikap altrulisme,empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal

4) Kesadaran akan etika dan hidup jujur

5) Melihat perilaku dari segi konsekuensi atas dasar system nilai

6) Kemampuan bertindak independen

Aspek-aspek penyesuaian diri menurut Runyon dan Haber

(Desmita, 1984) yaitu:

a. Persiapan terhadap realitas

Individu mengubah persepsinya tentang kenyataan hidup dan

menginterpretasikanya, sehingga mampu menentukan tujuan yang

realistic sesuai dengan kemampuannya serta mampu mengenali

konsekuensi dan tindakannya agar dapat menuntun pada perilaku yang

sesuai.

b. Kemampuan mengatasi stress dan kecemasan

Individu mampu mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam

hidup dan mampu menerima kegagalan yang dialami.

c. Gambaran diri yang positif

Individu mempunyai gambaran diri yang positif baik melalui

penilaian pribadi maupun melalui penilaian orang lain, sehingga

individu dapat merasakan kenyamanan psikologis.

d. Kemampuan mengekpresikan emosi dengan baik

Individu dapat mengekpresikan emosi dengan baik dan mampu

melakukan control emosi yang baik.

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

19

Schneiders (Desmita, 2006) mengungkapkan bahwa penyesuaian

diri yang baik meliputi enam aspek sebagai berikut:

a. Kontrol terhadap emosi yang berlebihan

Aspek pertama menekankan kepada adanya control dan ketenangan

emosi individu yang memngkinkannya untuk menghadapi permasalahan

secara inteligen dan dapat menentukan berbagai kemungkinan

pemecahan masalah ketika muncul hambatan. Bukan berarti tidak ada

emosi sama sekali,tetapi lebih kepada control emosi ketika menghadapi

situasi tertentu.

b. Mekanisme pertahanan diri yang minimal

Aspek kedua ini menjelaskan pendekatan terhadap permasalahan

lebih mengindikasikan respon yang normal dari pada penyelesaian

masalah yang memutar melalui serangkaian mekanisme pertahanan diri

yang disertai tindakan nyata untuk mengubah suatu kondisi. Individu

dikategorikan normal jika bersedia mengakui kegagalan yang dialami

dan berusaha kembali untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Individu

dikatakan mengalami gangguan penyesuaian jika individu mengalami

kegagalan dan menyatakan bahwa tujuan tersebut tidak berharga untuk

di capai.

c. Frustasi personal yang minimal

Individu yang mengalami frustasi ditandai dengan perasaan tidak

berdaya dan tanpa harapan, maka akan sulit bagi individu untuk

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

20

mengorganisir kemampuan berpikir, perasaan, motivasi dan tingkah

laku dalam menghadapi situasi yang menuntut penyelesaian.

d. Pertimbangan rasional dan kemampuan mengarahkan diri

Individu memiliki kemampuan berpikir dan melakukan

pertimbangan terhadap masalah atau konflik serta kemampuan

megorganisasi pikiran, tingkah laku dan perasaan untuk memecahkan

masalah, dalam kondisi sulit sekalipun menunjukan penyesuaian yang

normal. Individu tidak mampu melakukan penyesuaian diri yang lebih

baik apabila individu dikuasai oleh emosi yang berlebihan ketika

berhadapan dengan situasi yang menimbulkan konflik.

e. Kemampuan untuk belajar dan memanfaatkna pengalaman masa lalu

Penyesuaian normal yang ditunjukan individu merupakan proses

belajar berkesinambungan dari perkembangan individu sebagai hasil

dari kemampuannya mengatasi situasi konflik dan stress. Individu dapat

melakukan analisis mengenai faktor-faktor apa saja yang membantu dan

mengganggu penyesuaianya.

f. Sikap realistic dan objektif

Sikap yang realistic dan objektif bersumber pada pemikiran yang

rasional, kemampuan menilai situasi, masalah dan keterbatasan individu

sesuai dengan kenyataan sebenarnya.

Daripendapat ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa aspek-aspek penyesuaian diri terdiri dari kematangan emosional,

kematangan intelektual, kematangan sosial, dan tanggung jawab.

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

21

B. Kepercayaan Diri

1. Pengertian Kepercayaan Diri

Lauster (2003) mengemukakan bahwa kepercayaan diri merupakan

salah satu ciri kepribadian yang mengandung arti keyakinan akan

kemampuan diri sendiri, sehingga individu tidak mudah terpengaruh oleh

orang lain. Kepercayaan diri menurut Walgito (dalam Supratiknya, dkk.,

2000) adalah kepercayaan seseorang kepada kemampuan yang ada dalam

kehidupannya. Penulis mencoba menyimpulkan kepercayaan diri sebagai

keyakinan akan kemampuan diri dalam kehidupan seseorang dalam

menerima kenyataan sehingga dapat mengembangkan kesadaran diri,

berpikir positif dan mandiri. Menurut Lauster (2003), kepercayaan diri

pada seseorang dapat dilihat pada aspek kemandirian, optimis, tidak

mementingkan diri sendiri dan toleran, yakin akan kemampuan diri

sendiri, memiliki ambisi yang wajar, dan tahan menghadapi cobaan.

Menurut Lauster (1994), rendahnya kepercayaan diri akan

mengakibatkan seseorang cenderung menilai negatif kemampuan diri

sendiri, sehingga segala potensi yang ada pada dirinya menjadi tidak

teraktualisasikan. Individu yang mempunyai kepercayaan diri rendah

kurang mampu untuk melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, yang

akan mengakibatkan kurangnya kemampuan untuk mengemukakan

perasaan, pendapat, ide secara lisan atau verbal kepada orang lain. Elis &

Harpa (Bierman dkk, 1987)

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

22

Budiono (1995) menyatakan bahwa rasa percaya diri sangat berguna

untuk mengatasi persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari

terutama dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus. Menurut Ghifari

(2003) kepercayaan diri merupakan modal utama untuk mencapai sukses

serta dalam menghadapi kehidupan yang kompleks dan kompetitif. Bloom

(1985) menyatakan bahwa individu dengan kepercayaan diri tinggi tidak

akan merasa ragu-ragu untuk mengekspresikan segala perasaan, pikiran,

pendapat dan idenya secara langsung, jujur dan terbuka terhadap orang

lain tanpa takut dinilai jelek atau salah. Hal senada diungkapkan oleh

Waterman (Kumara, 1988) bahwa orang yang mempunyai kepercayaan

diri tinggi selalu menilai positif dalam menghadapi segala hal. Menurut

Yacinta (1993) kepercayaan diri diperlukan agar seseorang bisa merasa

aman atau terbebas dari rasa takut terhadap situasi atau orang-orang di

sekitarnya. Brenneche dan Amich (1978) menyatakan bahwa kepercayaan

diri merupakan suatu perasaan yang cukup aman dan tahu apa yang

dibutuhkan dalam kehidupan sehingga tidak perlu membandingkan dirinya

dengan individu lain dalam menentukan standar karena ia selalu dapat

menentukan standarnya sendiri.

Walgito (2000) menjelaskan bahwa kepercayaan diri berawal dari

tekad diri untuk melakukan sesuatu dalam hidup sesuai dengan batas-batas

keinginan dan kemampuan pribadi. Seseorang yang yakin dengan

kemampuan diri akan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri,

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

23

mengetahui apa yang dibutuhkan dalam hidup, dan mampu melakukan

sesuatu sesuai dengan yang diinginkan atau harapan-harapannya.

Angelis (2002) menambahkan jika yakin pada diri sendiri maka

tantangan hidup apapun akan dihadapi. Memiliki keyakinan berarti

percaya diri untuk menerjang segala kekhawatiran dan pantang menyerah.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan

sebagai tekad diri yang terbina dari keyakinan dalam jiwa sebagai manusia

bahwa tantangan hidup apapun harus dihadapi dengan kesediaan

melakukan untuk berbuat sesuatu dan pantang menyerah.

2. Aspek-aspek Kepercayaan Diri

Lauster (2003), menjabarkan aspek-aspek kepercayaan diri sebagai

berikut:

a. Yakin akan kemampuan diri sendiri

Yakin akan kemampuan diri sendiri diartikan sebagai merasa tidak

perlu membandingkan diri dengan orang lain dan tidak mudah untuk

terpengaruh orang lain. Angelis (2002), menambahkan individu yang

percaya diri akan berani menghadapi tantangan dalam kehidupannya.

b. Optimis

Optimis, yaitu memiliki pandangan dan harapan positif tentang

dirinya. Sikap optimis dapat memacu kekuatan seseorang untuk

beraktivitas dalam tingkatan yang lebih baik, sehingga sikapnya

menjadi positif dan terbuka. Individu yang optimis mempunyai

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

24

kemauan untuk bekerja dan belajar agar tercapai tujuan yang

diharapkan.

c. Mandiri

Mandiri yaitu tidak tergantung pada orang lain dalam melakukan

tugas. Sikap mandiri mendorong seseorang untuk tidak

menggantungkan harapan kepada orang lain. Walgito (2000)

menjelaskan bahwa individu yang mandiri tidak suka meminta

bantuan orang lain dan tidak mengandalkan dukungan dari orang lain

dalam melakukan suatu kegiatan. Kemandirian didukung keyakinan

terhadap kemampuan diri, yaitu merasa tidak perlu membandingkan

dirinya dengan orang lain dan tidak mudah terpengaruh oleh orang

lain.

d. Tidak mementingkan diri sendiri dan toleran

Tidak mementingkan diri adalah sikap murni seseorang tanpa

tujuan untuk mendapatkan balasan sama sekali, sedangkan individu

yang mempunyai toleransi akan mengenali kemampuan dan

keterbatasan dirinya, kemampuan dan keterbatasan orang lain serta

perbedaan potensi pribadi antar individu. Walgito (2000)

menambahkan bahwa toleransi berarti memahami dan menerima

perbedaan orang lain dengan dirinya dan mengerti kekurangan yang

ada pada dirinya serta dapat menerima pandangan dari orang lain.

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

25

e. Memiliki ambisi yang wajar

Ambisi adalah dorongan untuk mencapai hasil yang diperlihatkan

dan dihargai oleh orang lain untuk mempertinggi rasa harga diri dan

memperkuat kesadaran atas diri sendiri. Angelis (2002) menjelaskan

bahwa keyakinan diri adalah kepercayaan terhadap potensi dalam diri

untuk menghadapi berbagai kekhawatiran dan terus berusaha untuk

maju.

f. Tahan menghadapi cobaan

Orang dalam kehidupannya selalu menghadapi banyak persoalan

atau cobaan yang tidak dapat dihindari. Tidak sabar, menilai rendah

kemampuan diri sendiri merupakan beberapa sikap yang tidak tepat

digunakan ketika seseorang di hadapkan pada berbagai tekanan

sehingga dapat menurunkan kepercayaan dirinya.

3. Faktor-faktor Kepercayaan Diri

Walgito (2000) menyatakan bahwa kepercayaan diri dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu:

a. Konsep diri

Konsep diri adalah gambaran seseorang tentang keadaan dirinya

sendiri (Buss dalam Supratiknya, 2000). Konsep diri akan terbentuk

dengan adanya interaksi dengan lingkungan, khususnya lingkungan

sosialnya. Orang yang mempunyai konsep diri positif akan lebih

percaya diri dan menghargai dirinya serta dapat melihat hal-hal yang

positif demi keberhasilannya di masa depan.

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

26

b. Harga diri

Dalam bermasyarakat orang akan selalu berhubungan dengan

individu lain sebagai makhluk sosial. Dalam berinteraksi dengan orang

lain akan terbina saling menghargai antara individu satu dengan

lainnya di samping juga menghargai diri sendiri. Dengan menghargai

diri sendiri dan orang lain secara positif dan cukup baik akan terbentuk

kepercayaan diri yang positif juga.

c. Sikap

Dalam berinteraksi seseorang akan menimbulkan sikap saling

mempengaruhi dan saling memberikan stimulus dan respon terhadap

yang lain, sehingga akan terbentuk gambaran-gambaran tertentu

mengenai seseorang atau orang lain. Dengan gambaran-gambaran

tersebut maka akan terbentuk sikap-sikap tertentu. Apabila sikap

penerimaan yang diterima positif maka akan membantu membentuk

kepercayaan diri yang baik bagi orang tersebut.

d. Lingkungan

Terbentuknya kepercayaan diri adalah melalui perkembangan

kepribadian, yaitu dalam berintertaksi dengan lingkungan. Sikap

lingkungan terhadap diri seseorang akan membentuk kepercayaan diri

seseorang. Jadi hubungan individu dengan orang-orang yang ada di

sekitarnya merupakan hal yang penting dalam membentuk kepercayaan

dirinya.

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

27

Menurut Lauster (2003) kepercayaan diri dipengaruhi oleh beberapa

faktor di antaranya adalah:

a. Kondisi fisik

Kondisi fisik seseorang dapat menimbulkan perasaan percaya

diri berkembang lebih kuat namun ada juga yang kurang kuat

berkembang. Apabila rasa percaya dirinya kurang berkembang, hal

lain ini tergantung seorang dalam mengatasi kelemahanya.

b. Cita-cita

Seseorang yang bercita-cita normal akan memiliki kepercayaan

diri karena tidak ada perlunya untuk menutupi kekurangpercayaan

pada diri sendiri dengan cita-cita yang berlebihan.

c. Sikap hati-hati

Seseorang yang percaya diri tidaklah bersikap hati-hati secara

berlebihan.

d. Pengalaman

Pengalaman seseorang dalam kehidupan dapat membentuk rasa

percaya diri sehingga mempengaruhi pikiran dan tingkah laku individu

tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, disimpulkan bahwa factor-

faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri pada seseorang yaitu

konsep diri, harga diri, sikap, lingkungan, kondisi fisik, cita-cita, sikap

hati-hati, dan pengalaman. Penulis akan menggunakan faktor

kepercayaan diri

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

28

C. Tunagrahita

1. Pengertian Tunagrahita

Istilah untuk anak tunagrahita bervariasi, dalam bahasa indonesia

dikenal dengan nama: lemah pikiran, terbelakang mental, cacat grahita dan

tunagrahita. Dalam bahasa inggris dikenal dengan nama “Mentaly

Handicaped, Mentally Retardid”. Anak unagrahita adalah bagian dari

anak luar biasa. Anak luar biasa yaitu anak yang mempunyai kekurangan,

keterbatasan dari anak normal. Sedemikian rupa dari segi fisik, intelektual,

sosial, emosi dan gabungan dari hal-hal tadi, sehingga mereka

membutuhkan layanan pendidikan khusus untuk mengembangkan

potensinya secara optimal.

Istilah tersebut sesungguhnya memiliki arti yang sama yang

menjelaskan kondisi anak yang kecerdasanya jauh di bawah rata-rata dan

ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi

sosial. Anak tunagrahita juga disebut dengan istilah terbelakang mental

karena keterbatasan kecerdasanya mengakibatkan dirinya sukar untuk

mengikuti pendidikan secara klasikal, oleh karen itu anak keterbelakangan

mental membutuhkan layanan pendidikan secara khusus yakni disesuaikan

dengan kemampuan anak tersebut. Seseorang dikategorikan berkelainan

mental subnormal atau tunagrahita, jika ia memiliki tingkat kecerdasan

yang sedemikian rendahnya ( di bawah normal ), sehingga untuk meneliti

tugas perkembanganya memerlukan bantuan atau layanan secara sepesifik,

termasuk dalam program pendidikanya ( Bratanata, 1979).

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

29

Edgar Doll berpendapat seseorang dikatakan tunagrahita jika : (1)

secara sosial tidak cakap, (2) secara mental di bawah normal, (3)

kecerdasannya terhambat sejak lahir atau pada usia muda, dan (4)

kematanganya terhambat ( Kirk, 1970).

Menurut The American Association on Mental Deficiency

(AAMD), seseorang dikategorikan tunagrahita apabila kecerdasanya

secara umum di bawah rata-rata dan mengalami kesulitan penyesuaian

sosial dalam setiap fase perkembanganya (Hallanhan dan Kauffman, 1986)

2. Klasifikasi Anak Tunagrahita

Pengelompokan pada umumnya didasarkan pada taraf

inteligensinya, yang terdiri dari keterbelakangan mental ringan, sedang,

berat. Pengelompokan seperti ini sebenarnya bersifat artifical karena

kegiatanya tidak dibatasi oleh garis demarkasi yang tajam. Gradasi dari

suatu level ke level berikutnya bersifat kontinum. Kemampuan inteligensi

anak tunagrahita kebanyakan diukur dengan tes Stanford Binet dan Skala

Weschler ( WISC ).

a. Tunagrahita Ringan

Tunagrahita ringan disebut juga moron atau debil. Kelompok ini

memiliki IQ antara 68-52 menurut Binet,sedangkan menurut Skala

Weschler (WISC) memiliki IQ 69-55. Mereka masih dapat belajar

membaca, menulisn dan berhitung sederhana.

b. Tunagrahita Sedang

Anak tunagrahita sedang disebut dengan imbesil. Kelompok ini

memiliki IQ 51-40 pada skala Binet, dan 54-40 menurut SkalaWeschler

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

30

(WISC). Anak terbelakang mental sedang bisa mencapai perkembangan

Mental Age (MA) sampai kurang lebih 7 tahun. Mereka dapat dididik

mengurus sendiri, melindungi diri sendiri dari bahaya seperti

kebakaran, berjalan di jalan raya, berlindung dari hujan, dan

sebagainya.

c. Tunagrahita Berat

Kelompok anak tunagrahita berat sering disebut idiot. Kelompok

ini dapat dibedakan lagi antara anak tunagrahita berat dan sangat berat.

Tunagrahita berat (severe) memiliki IQ antara 32-20 menurut Skala

Binet dan antara 39-25 menurut skala weschler (WISC). Tunagrahita

sangat berat (profound) memiliki IQ di bawah 19 menurut skala binet

dan IQ di bawah 24 menurut skala weschler (WISC). Kemampuan

mental atau mental age (MA) maksimal yang dapat dicapai kurang dari

tiga tahun.

Klasifikasi Anak Tunagrahita Berdasar Derajat Keterbelakanganya

( sumber : Blake, 1976 )

Tabel 1

Level keterbelakangan

IQ

Stanford Binet Skala Weschler

Ringan 68-52 69-55

Sedang 51-36 54-40

Berat 32-20 39-25

Sangat Berat >19 >24

3. Perkembangan Kognitif Anak Tunagrahita

Suppes (1974) menjelaskan bahwa kognisi merupakan bidang

yang luas yang meliputi semua ketrampilan akademik yang berhubungan

dengan wilayah persepsi. Messen, Conger, dan Kagan ( 1947 )

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

31

menjelaskan bahwa kognisi paling sedikit terdiri dari lima proses yaitu :

(1) Persepsi, (2) Memori, (3) Pemunculan ide – ide, (4) evaluasi, (5)

penalaran. Proses-proses itu meliputi sejumlah unit yaitu sekema,

gambaran, simbol, konsep, dan kaidah-kaidah.

Zaenal Alimin (1993) melaporkan hasil penelitian mengenai

kecepatan merespon anak tunagrahita terhadap gambar yang tidak

lengkap. Pada umumnya anak tunagrahita yang memiliki mental age

(MA) kurang lebih 6,5 tahun memiliki performance yang hampir sama

dengan anak normal berumur 6 tahun, dalam mengenali gambar yang

tidak lengkap.Perbedaanya terletak pada kecepatan menjawab soal, anak

terkadang membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan anak

normal. Disamping itu anak tunagrahita tidak mampu memanfaatkan

informasi ( isyarat ) yang ada untuk menjawab soal-soal dan tidak

memiliki strategi dalam menyelesaikan tugas itu.

D. Ibu Yang Memiliki Anak Tunagrahita

Pengertian Ibu

Ibu adalah seseorang yang mencintai anaknya di dunia ini.

Pengorbananya untuk anak sungguh luar biasa. Bahkan sebesar apapun

pengorbananya yang anak lakukan untuk ibu, itu tidak ada bandingnya

dengan pengorbanan seorang ibu. Ibu adalah tempat bersandar anak di saat

anak sedang terpuruk dalam menjalani hidup ini.

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

32

Orang tua adalah pengertian umum dari seseorang yang melahirkan

anak, orang tua biologis. Orang tua yang telah mengasihi anak,

memelihara anaknya sedari kecil.

Menurut Thamrin Nasution orang tua merupakan setiap orang yang

bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang

dalam kehidupan sehari – hari di sebut sebagai ibu dan bapak .

Menurut Harlock orang tua merupakan orang dewasa yang

membawa anak ke dewasa,terutama dalam masa perkembanganya.

E. Hubungan Kepercayaan Diri dengan Penyesuaian Diri Ibu Yang

Memiliki Anak Tunagrahita sedang

Ibu adalah seseorang yang paling mencintai anak di dunia ini.

Pengorbananya untuk anak sungguh luar biasa. Bahkan sebesar apapun

pengorbananya yang anak lakukan untuk beliau, itu tidak ada bandingnya

dengan pengorbanan seorang ibu. Ibu adalah tempat bersandar anak di saat

anak sedang terpuruk dalam menjalani hidup ini.

Anak tunagrahita adalah bagian dari anak luar biasa. Anak luar biasa

yaitu anak yang mempunyai kekurangan, keterbatasan dari anak normal.

Sedemikian rupa dari segi fisik, intelektual, sosial, emosi dan gabungan dari

hal-hal tadi, sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus

untuk mengembangkan potensinya secara optimal.

Anak tunagrahita sedang disebut dengan imbesil. Kelompok ini memiliki

IQ 51-40 pada skala Binet, dan 54-40 menurut SkalaWeschler (WISC). Anak

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

33

terbelakang mental sedang bisa mencapai perkembangan Mental Age (MA)

sampai kurang lebih 7 tahun. Mereka dapat dididik mengurus sendiri,

melindungi diri sendiri dari bahaya seperti kebakaran, berjalan di jalan raya,

berlindung dari hujan, dan sebagainya.

Ibu yang memiliki anak tunagrahita mereka merasakan kecewa, terpukul,

tidak percaya diri dan bahkan mereka tidak bisa untuk melakukan

penyesuaian diri dengan lingkungan disekitarnya. Ibu yang memiliki anak

tunagrahita takut jika anaknya kelak akan di sepelekan bahkan akan

dikucilkan di lingkungan sekitarnya. Itulah yang membuat ibu anak

tunagrahita masih menutup diri.

Menurut Lauster (2003) Kepercayaan Diri adalah merupakan salah satu

ciri kepribadian yang mengandung arti keyakinan akan kemampuan diri

sendiri, sehingga individu tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. Hambly (

1987) mendefinisikan kepercayaan diri sebagai keyakinan individu untuk

melakukan sesuatu sesuai dengan keinginanya dan didasarkan pada cara

pandang individu terhadap dirinya, bagaimana individu mengetahui

kamampuan dan kelemahanya, bagaimana individu menerima kekurangan

dan kelebihanya, bagaimana individu menyesuaikan diri dengan

lingkunganya serta cara individu menyelesaikan permasalahan berdasarkan

kemampuan yang dimilikinya.

Ibu yang memiliki anak tunagrahita kehilangan kepercayaan diri karena

mereka takut jika anaknya tidak di terima di masyarakat sekitar. Ibu yang

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

34

memiliki anak tunagrahita cenderung menutup diri dengan orang – orang di

lingkungan sekitarnya. Sehingga mempengaruhi kepercayaan dirinya.

Penyesuaian diri dapat dikatakan sebagai cara tertentu yang dilakukan

oleh individu untuk bereaksi terhadap tuntunan dalam diri maupun situasi

eksternal yang dihadapinya (Agustiani, 2006). Penyesuaian diri pada

prinsipnya yaitu suatu proses yang mencangkup respon mental dan tingkah

laku, dengan mana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi

kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik

dan frustasi yang dialaminya sehingga terwujud tingkat keselarasan antara

tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan dimana

individu tinggal.

Ibu yang memiliki anak tunagrahita juga penyesuaian dirinya dengan

lingkungan sekitar terganggu karena takut dengan keadaan anaknya yang

tidak normal dan tidak bertumbuh seperti anak normal pada umumnya. Ibu

yang memilik anak tunagrahita lebih menutup diri kepada lingkungan

sekitarnya.

Ibu anak tunagrahita tentu saja memiliki kepercayaan diri, jika rasa

kepercayaan diri dari ibu anak tunagrahita rendah maka akann mempengaruhi

penyesuaian dirinya di lingkungan sekitarnya dan kehidupan sehari – harinya.

Dan jika ibu yang memiliki anak tunagrahita memiliki kepercayaan diri yang

tinggi maka dalam penyesuaian dirinya terhadap lingkungan dan kehidupan

sehari – harinya tidak ada permasalahan. Jadi disini kepercayaan diri itu

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

35

mempengaruhi penyesuaian terhadap lingkungan sekitar dan kehidupan sehari

– hari.

F. Kerangka Berfikir

IBU ANAK TUNAGRAHITA

KEPERCAYAAN DIRI PENYESUAIAN DIRI

1. Kematangan emosional

2. Kematangan intelektual

3. Kematangan sosial

4. Tanggung jawab

Yakin akan kemampuan

diri sendiri

Optimis

Mandiri

Tidak mementingkan diri

sendiri dan toleran

Memiliki ambisi yang

wajar

Tahan menghadapi cobaan

Gambar 1 Kerangka Berfikir

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/2921/3/Rizka Dwi Rahayu_BAB II.pdf · Pengertian Penyesuaian Diri . ... dengan norma – norma budaya

36

G. Hipotesis

Berdasarkan teori – teori yang telah dikemukakan, penelitian

mengajukan hipotesis : ada hubungan antara kepercayaan diri dengan

penyesuaian diri ibu yang memiliki anak tunagrahita sedang di SLB ABCD

Kuncup Mas di Kecamatan Banyumas

Hubungan Antara Kepercayaan Diri…, Rizka Dwi Rahayu, Fakultas Psikologi UMP, 2016