22
1 EUTHANASIA Oleh Prof.DR.Dr.R.Muchtan Sujatno,SpFK

Euthanasia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ghjgliojl

Citation preview

Page 1: Euthanasia

1

EUTHANASIA

OlehProf.DR.Dr.R.Muchtan Sujatno,SpFK

Page 2: Euthanasia

2

PENDAHULUAN:

Euthanasia artinya mati dengan baik tanpa penderitaan. = mercy killing

• Perkembangan euthan tak terlepas dari perkembangan konsep kematian --> takdir Allah SWT

• baik etika atau hukum: seseorang tidak dibenarkan utk menghilangkan nyawa org lain, kec yg dibenarkan oleh undang2.

• A.t menghilangkan nyawa = menghilangkan penderitaan, sekalipun dokter adalah: penolong, penyembuh, dan penyelamat, sekaligus penyabut nyawa.

• Masalah euthn masih diperdebatkan• berdasar sumpah & kodeki:memelihara kehidupan

manusiawi.• Pada kondisi terminal: memperpanjang kematian.

Page 3: Euthanasia

3

Terminologi• Euthanasia berasal dari bahasa Yunani,

dari dua kata: eu dan thanatos.• Eu artinya baik, thanatos : mati,mayat• Pengertian berkembang: mengakhiri

hidup tanpa penderitaan.• Perbuatan mengakhiri hidup untuk

menghentikan penderitaan• Sering diartikan pengakhiran

kehidupan karena kasihan atau membiarkan orang mati

Page 4: Euthanasia

4

KODEKI EUTHANASIA ADA 3 ARTI:• 1. Berpindah ke alam baka dg tenang dan

aman, tanpa penderitaan, untuk yang

beriman menyebut: Allah.• 2. Ketika hidup berakhir, penderitaan

diringankan dengan pemberian obat.• 3. Mengakhiri penderitaan dan hidup dg

sengaja atau permintaan pasien sendiri

dan keluarganya

Page 5: Euthanasia

5

Robert H. Williams: Pemikiran euthanasia disebabkan 2 hal:• 1. Manusia diberi kemampuan berfikir oleh Allah swt.• 2. Mempunyai kemampuan mental dan emosi untuk membuat keputusan dan menggunakan secara efektif.

• Adanya kontroversial mengenai definisi euthanasia, berbagai pendapat a.l:

Page 6: Euthanasia

6

Kontroversial..... (lanjutan)

• Voluntary euthanasia: Diajukan karena ada ggn atau peny. Jasmani --> kematian. Kead. diperburuk oleh fisik dan jiwa.

• Involuntary euthanasia: Keinginan utk mati ditolak (mis. Tay Sach). Keinginan dan keputusan ditangan org tua atau yg bertanggung jawab.

• Assisted suicide: Bersifat individual,bunuh-

diri krn putus asa.

Page 7: Euthanasia

7

Kontroversial....(lanjutan)

Tindakan lgs induksi kematian. Meringankan penderitaan tanpa izin individu dan yg punya hak. Hal ini merupakan pembunuhan., alasan lain: kasihan.

Page 8: Euthanasia

8

Di Indonesia (IDI): N0 231/PB/A.4/07/90, org dinyatakan mati:

• Fungsi spontan pernaf dan jtg tlh berhenti secara pasti atau ireversibel

• bila terbukti tlh terjadi kematian B.O.

Page 9: Euthanasia

9

PERMASALAHAN: SAAT MATI, KAPAN PERSISNYA MATI ATAU SUDAH MENINGGAL, KAPAN BANTUAN MEDIS DIHENTIKAN

• MATI KLINIS (Clinical death): kead henti nafas atau tak ada pernafasan spontan dan henti jtg jg menghentikan seluruh kegiatan aktivitas serebral, tapi tak bersifat ireversibel

• Mati serebral (Cerebral death, Cortical death): kerusakan ireversibel serebrum, t.u neokorteks dan struktur supratentorial lainnta, tapi medulla tetap baik.

• Mati otak (brain death): kematian serebral yg disertai nekrosis keseluruhan otak termsk serebrum, mid brain dan batang otak (medulla oblongata).

• Mati biologis (Biological death, Panorganic death): - kead kematian yg tak dpt dielakan stl suatu kematian klinis

bila tdk dilakukan resusitasi jtg-paru-otak atau usaha resusitasi sdh menyerah.

Page 10: Euthanasia

10

- merup proses autolitik pd semua jar yg dimulai dari sel neuron menjadi nekrotik dlm wkt 1 jam tanpa adany sirkulasi, diikuti dg jtg, ginjal, paru, dan liver yg menjadi nekrotik dlm wkt 2 jam stl tak adanya sirk, dan terakhir kulit jadi nekkrotik dlm bbrp jam/hr.• Mati Sosial (Social death): Suatu PVS(Persistent Vegetatif

State) yg menunjukkan kerusakan otak ireversibel yg berat, pasen tak sadar dan tak responsif, tapi msh ada aktivitas EEG, bbrp refleks, dan mampu utk bernafas spontan.

• Penghentian resusitasi sbg bantuan medis bila pasen dlm kead mati otak, jadi pasen ini sdh dianggap mati.

• Kriteria mati otak: (University Pittsburg, 1968):- Tidak adanya aktivitas serebral dan batang otak yg dilakukan

dua kali pemerik klinis selang 2 jam, tanpa obat depresan SSP, Relaksan atau hipotermi.

- EEG menunjukkan isoelektrik dg stimuli auditori plg sedikit 30 mt

Page 11: Euthanasia

11

Ada 3 macam euthanasia:• 1. Euhanasia aktif: Tindakan sengaja dila kukan oleh dokter/tenaga kes. lain utk memperpendek atau mengakhiri hidup pasien• 2. Euthanasia pasif: Tidak lagi memberikan bantuan memperpanjang hidup.• 3. Auto-euthanasia: Menolak tegas pera watan dan ia tahu hal ini akan memper

Page 12: Euthanasia

12

Lanjutan.....

… pendek atau mengakhiri kehidupan. Ia membuat codicil (pernyataan tertulis tangan). Arti lain auto euthanasia adalah euthanasia pasif atas permintaan.

• KETENTUAN MATI (IDI No.336/PB/A.4/88):1. Fungsi spontan pernafasan dan jantung

berhenti secara pasti (irreversible)

Page 13: Euthanasia

13

lanjutan........

2. Apabila terbukti telah terjadi kematian di batang otak.

• PRO-KONTRA EUTHANASIA• Kontra: - pembunuhan

terselubung--> bertentangan dg kehendak Tuhan. Hanya Tuhan yg berhak mencabutnya.

Page 14: Euthanasia

14

Lanjutan ....

• PRO EUTHANASIA Dilakukan dg persetujuan , dg tujuan

utama menghentikan penderitaan pasien.

• Voluntary Euthanasia Act (1969).1. Perasaan kasihan2. Perasaan hormat atau agung thd

manusia dg pilihan bebas sbg hak azasi.

Page 15: Euthanasia

15

Fletcher:

• Ada beberapa tindakan euthanasia:1. Langsung dan sukarela. Cara kematian

yg dipilih pasien. Tindakan ini dianggap bunuh diri.

2. Suka rela tapi tak langsung: Pasien diberi tahu harapan hidup kecil., shg pasien agar dokter dpt mengakhiri penderitaan.

3. Langsung tapi tak suka rela: Dilakukan -

Page 16: Euthanasia

16

lanjutan

…. tanpa sepengetahuan pasien, mis. dosis lethal pda anak cacat lahir.

4. Tidak langsung dan tak suka rela:Tindakan euthanasia pasif yg dianggap paling mendekati moral.

• Perkembangan terakhir ada yg mirip euthanasia, tapi bukan: pseudo-euthanasia

Page 17: Euthanasia

17

Leenen: pseudo-eu t/d:• Tipe1. Pengakhiran perawatan krn gejala mati batang otak (brainstem

death)• Tipe 2: Pengakhiran hidup akibat kead. Darurat oleh kuasa yg tak

terlawan (force-majeure) Tipe 3: Penghentian perawatan yg tak berguna lagi. Tipe 4: Penolakan perawatan medis.(auto- eu)

Page 18: Euthanasia

18

TANDA2 MENGHILANGNYA FUNGSI BATANG OTAK• Terjadi koma• Tidak ada sikap abnormal (dekortikasi, deserebrasi)• Tak ada sentakan epileptik• Tak ada reflek batang otak• Tak ada nafas spontanBila tanda2 fungsi B.O yg hilang di atas, ada semua,

coba:1. Bila ada atau tidak respon cahaya2. Bila atau tidak reflek kornea3. Bila ada atau tidak reflek vestibulokoklear4. Respon motor dlm distribusi saraf kranial thd rgs

area somatik 5. Refl muntah (refl. gag) /refl. batuk: kateter ke trakea.

Page 19: Euthanasia

19

Euthanasia Etik dan Hukum Kedokteran• Menurut Etik Dokter tidak diperbolehkan:1. Menggugurkan kandungan (ab.provo)2. Mengakhiri hidup org sakit, meskipun

menurut pengetahuan dan pengalaman tidak akan sembuh lagi.

• Ingat: Sumpah/lafal dokter KODEKI, KUHP, dll.

Page 20: Euthanasia

20

KUHP, contoh:

• Ps 338: Barangsiapa dg sengaja menghilangkan jiwa org lain krn pembunuhan biasa, dihukum dg hukuman penjara selama lamanya 15 thn

• Ps 340, 344, 345, dan 359..

Page 21: Euthanasia

21

Kesimpulan

Prinsip hukum pidana di Indon, menghilangkan nyawa org lain = pembunuhan baik sengaja atau krg hati2, euth suatu kekecualian

• Kematian bukan peristiwa yg melawan kodrat manusia, tapi masuk dlm kodrat itu.

• awal kehidupan dan akhir kehidupan merup dua momentum yg memp implikasi yuridis --> martabat man

• Dokter sbg profesi yg berkepentingan dg kehidupan man, bertanggungjawab utk memelihara kehidupan, tapi tak berarti bertanggungjawab utk mencegah kematian.

Page 22: Euthanasia

22

DAFTAR PUSTAKA

. Komalawati Veronica (2001): Himpunan Kasus., Bandung

• Samil RS (2001): Etika Kedokteran Indonesia. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 92-99.

• Hanafiah MJ, Amir A (1999).Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan., Edisi 3, Jakarta: EEG 104-109.

• Himendrawargahadibrata A. Euthanasia.`Bag/SMF Anaestesiologi & Reanimasi FK Unpad. Seminar 2003.