39
i HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA PUTRA DI WILAYAH KECAMATAN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun oleh : HARIANTO 2213072 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017

HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

i

HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI

PADA REMAJA PUTRA DI WILAYAH

KECAMATAN DEPOK SLEMAN

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh :

HARIANTO

2213072

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

ii

Page 3: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

iii

Page 4: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rakhmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan

Kegemukan Dengan Konsep Diri Pada Remaja Putra di Wilayah Kecamatan

Depok Sleman Yogyakarta”.

Skripsi ini dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan dari

berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dan pada

kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan

setulus-tulusnya kepada:

1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.

2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep., Sp.Kep.MB selaku Ketua Prodi Ilmu

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta.

3. Dewi Utari., MNS selaku penguji yang telah memberikan bimbingan, saran,

dan pendapat pada penyelesaian skripsi ini.

4. Agus Warseno., M. Kep selaku dosen pembimbing yang telah sabar

memberikan bimbingan, saran, dan pendapat selama proses penyelesaian

skripsiini.

5. Camat Depok yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

6. Remaja putra di Wilayah Kecamatan Depok yang telah bersedia menjadi

responden.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak

pihak.

Yogyakarta, Agustus2017

Penulis

Page 5: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

v

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………… ii

PERNYATAAN…………………………………………………………… iii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. iv

DAFTAR ISI …………………………………………………………….. v

DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. vii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. viii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. ix

INTISARI………………………………………………………………….. x

ABSTRACT ……………………………………………………………….. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………….. 4

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………… 4

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………... 4

E. Keaslian Penelitian ………………………………………………. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja ……………………………………………………………. 8

B. Kegemukan .………………………………………………………. 15

C. KonsepDiri……….... …………………………………………….. 18

D. Hubungan Kegemukan dan Konsep Diri..………………………… 22

E. Kerangka Teori ………………………………………………… 25

F. Kerangka Konsep………………………………………………….. 26

G. Hipotesa ………………………………………………………….. 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian………………………………………………. 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………….. 27

C. Populasi dan Sampel ……………………………………………... 27

D. Variabel Penelitian ……………………………………………….. 28

E. Definisi Operasional ……………………………………………… 28

F. Alat dan Prosedur Pengumpulan Data …………………………… 29

G. Validitas dan Reliabilitas………………………………………….. 33

H. Pengolahan Data dan Analisa Data ……………………………….. 34

I. Etika Penelitian …………………………………………………… 37

J. Pelaksaan Penelitian ……………………………………………… 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian …………………………………………………… 41

B. Pembahasan ……………………………………………………….. 45

Page 6: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

vi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan…………………………………………………………. 49

B. Saran………………………………………………………………… 49

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 7: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

vii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan…………………………………….... 16

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ………………….... 28

Tabel 3.2 Rumus Kategori Dua Jenjang …………...………………….... 30

Tabel 3.3 Kategori Konsep Diri …………………….. ………………….. 31

Tabel 3.4 Kategori Jawaban Konsep Diri…………. ………………….... 31

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Konsep Diri………. ………………….... 32

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Remaja Putra ………………….... 42

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Tua Remaja Putra ….. 42

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Orang Tua Remaja Putra …..... 43

Tabel 4.4 Kegemukan Remaja Putra …………………………………… 43

Tabel 4.5 Konsep Diri Remaja Putra ………………………………….... 44

Tabel 4.6 Hasil Uji Tabulasi Silang……...…………………………….... 45

Page 8: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

viii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian …………………………………… 25

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian…………………………………. 26

Page 9: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Informasi Responden

Lampiran 2. Informed Consent

Lampiran 3. Kuesioner Konsep Diri

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian

Lampiran 5. Surat Balasan Penelitian

Lampiran 6. Surat Studi Pendahuluan

Lampiran 7. Daftar Bimbingan

Page 10: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

x

HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI

PADA REMAJA PUTRA DI WILAYAH

KECAMATAN DEPOK SLEMAN

YOGYAKARTA

Harianto1,

Agus Warseno

INTISARI

Latar Belakang: Kegemukan merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan

di kalangan remaja awal. Di kalangan remaja, kegemukan merupakan

permasalahan yang merisaukan karena dapat menurunkan rasa percaya diri

seseorang, menyebabkan gangguan psikologis yang serius dan kemungkinan

diskriminasi dari lingkungan sekitar. Remaja yang mengalami kegemukan akan

tumbuh menjadi remaja yang kurang percaya diri

Tujuan: diketahui hubungan antara kegemukan dengan konsep diri pada remaja

putra di wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta.

Metode: rancangan penelitian ini adalah kuantitatif (non eksperimen) dengan

rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel

yang digunakan adalah 32 responden remaja putra yang mengalami kegemukan di

wilayah Kecamatan Depok, Sleman Yogyakarta. Analisis data yang digunakan

adalah analisis univariabel dan analisis bivariabel menggunakan Kendall Tau,

dengan tingkat kemaknaan p<0,05.

Hasil:.Remaja yang mengalami kegemukan dengan kategori obesitas (62,5%) dan

konsep diri pada remaja dengan kategori negatif (59,4%). Ada hubungan antara

kegemukan dengan konsep diri pada remaja putra dengan (p=0,003), keeratan

hubungan sedang 0,542

Kesimpulan: ada hubungan antara kegemukan dengan konsep diri pada remaja

putra di Wilayah Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.

Kata Kunci: Kegemukan, Konsep Diri, Remaja Putra.

----------------------

1 Mahasiswa PSIK Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2 Dosen PSIK Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Page 11: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

xi

THE CORRELATION BETWEEN OBESITY AND SELF

CONCEPT IN MALE ADOLESCENTS

IN DEPOK SLEMAN

YOGYAKARTA

Harianto1,

Agus Warseno2

ABSTRACT

Background : Obesity is a concerning issue among young adolescents due to its

potential to discourage someone with low self confidence which is regarded a

serious psychological disorder. This condition may get worse if there is

discrimination from someone's around them. The adolescent experiences from

obesity, he will grow with poor confidence.

Objective : To identify the correlation between obesity and self concept in male

adolescents in Depok, Sleman, Yogyakarta

Methods : This was a quantitative and non experimental study with cross

sectional approach. The number of samples was 32 respondents of male

adolescents with obesity in Depok, Sleman, Yogyakarta. Data analysis applied

univariable analysis and bivariable analysis applied Kendall Tau formula with

significance level of p<0,05.

Results : Adolescents with obesity were as many as 62,5% and self concept in

adolescents was in negative category (59,4%). There was a correlation between

obesity and self concept in male adolescents with p=0,003 and moderate

significance level of 0,542.

Conclusion :There was a correlation between obesity and self concept in male

adolescents in Depok, Sleman, Yogyakarta.

Keywords : Obesity, Self Concept, Male Adolescents.

____________________

1A student of S1 Nursing Study Program of Jenderal Achmad Yani Health School of Yogyakarta

2Lecturer of Nursing Study Program Stikes Jenderal Achmad Yani Health School of Yogyakarta

Page 12: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegemukan merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan di

kalangan remaja awal.Kegemukan merupakan suatu kelainan atau

penyakit dimana terjadi penumpukan lemak yang berlebih di dalam tubuh

sehingga berat badan seseorang jauh dari normal dan dapat

membahayakan bagi kesehatan.Kegemukan terjadi pada saat badan

menjadi gemuk dan itu disebabkan oleh penumpukan jaringan adipose

secara berlebihan (Atikah, 2010). Depkes RI (2009) menunjukan

prevalensi kegemukan pada remaja usia 13 – 15 tahun yang berjenis

kelamin laki-laki sebesar 2,9% dan perempuan 2,0%, sedangkan untuk

usia 16 – 18 tahun masing-masing sebesar 1,3% dan 1,5%.

Di kalangan remaja, kegemukan merupakan permasalahan yang

merisaukan karena dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang dan

menyebabkan gangguan psikologis yang serius.Belum juga kemungkinan

diskriminasi dari lingkungan sekitar. Dapat dibayangkan jika kegemukan

terjadi pada remaja, maka remaja tersebut akan tumbuh menjadi remaja

yang kurang percaya diri (Suryaputra, 2012). Kegemukan pada remaja

penting untuk diperhatikan karena remaja yang mengalami kegemukan

80% berpeluang untuk mengalami kegemukan pada saat dewasa

(Suryaputra, 2012).

Prevalensi kegemukan menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

2013 meningkat dibandingkan Riskesdas 2010, angka kegemukan pada

laki-laki pada tahun 2010 sekitar 15% dan meningkat menjadi 20%.

Prevalensi kegemukan pada kelompok umur 13 – 15 tahun di Indonesia

sebesar 2,5% dan prevalensi kegemukan di Provinsi Yogyakarta sebesar

2,6%. Hal tersebut menunjukan bahwa di Provinsi Yogyakarta lebih tinggi

di bandingkan prevalensi Nasional. Sedangkan prevalensi kegemukan di

Indonesia pada kelompok umur 16 – 18 tahun adalah 1,4%. Prevalensi

kegemukan pada kelompok usia tersebut di Provinsi Yogyakarta tergolong

Page 13: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

2

lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional, yaitu 4,1%. (Riskesdas,

2013). Prevalensi di kota Yogyakarta didapatkan hasil paling banyak yaitu

di kabupaten Sleman dengan kategori usia 10 - 14 tahun yaitu 3 orang, dan

usia 15 - 19 tahun yaitu 27 orang, dan diusia 20 - 44 tahun sebanyak 104

orang.

Bagi remaja penampilan fisik merupakan hal yang sangat penting

dikarenakan pada masa ini individu mulai berinteraksi dengan lingkungan

sosialnya dan juga lawan jenisnya. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahawa

penampilan dapat mempengaruhi individu bagaimana memandang dirinya

dan akhirnya akan mempengaruhi konsep dirinya. Pada tahap remaja awal

individu mulai memantapkan konsep diri yang dimilikinya melalui

pengalaman yang didapatkan dari lingkungan sosialnya dan bagaimana

individu memandang dirinya sendiri. Pengalaman yang menyenangkan

akan memberikan pengaruh positif terhadap konsep dirinya, dan begitu

pula sebaliknya (Sarwono dan Meinarno, 2009)

Konsep diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu termasuk

penampilan fisik. Dengan pandangan masyarakat atau orang-orang

terdekatnya yang menganggap bahwa bentuk atau postur tubuh itu dilihat

dari penampilan individu tersebut, maka kegemukan yang dialami oleh

remaja terebut akan berpengaruh terhadap penampilan dan akhirnya

mempengaruhi konsep dirinya. Orang dengan konsep diri yang negatif

cenderung lebih peka terhadap kritik, selalu mempertahankan pendapat

dengan berbagai logika yang keliru, memiliki kecenderungan bersikap

hiperkritis terhadap orang lain, memiliki perasaan mudah marah dan

cenderung mengeluh bahkan meremehkan orang lain. Biasanya orang

dengan konsep diri yang negatif juga akan merasa tidak disenangi oleh

banyak orang dan cenderung bereaksi untuk menciptakan permusuhan dan

akan mengalami hambatan dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya.

Oleh karena itu ini sangat penting untuk memperoleh gambaran mengenai

konsep diri pada remaja yang mengalami kegemukan (Sarwono dan

Meinarno, 2009)

Page 14: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

3

Hasil penelitian yang dilakukan Wahyuni, Opod. H., David, L.

(2016) menunjukan tingkat kepercayaan diri pada remaja yang obesitas

berada pada kategori tinggi sebanyak 45 orang (73%), kategori sedang

sebanyak 17 oarang (27%), sedangkan kategori rendah tidak ada.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (2011),

menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kegemukan

dengan konsep diri pada remaja.Hasil penelitian yang juga dilakukan oleh

Moha, M. K., Bidjuni, H., Lolong, J(2017), menunjukkan ada hubungan

antara obesitas dengan harga diri pada remaja.Akan tetapi hasil penelitian

yang dilakukan oleh Kawuwung, K. S., Rompas, S., Onibala, F (2015)

adalah tidak ada hubungan antara obesitas dengan citra diri pada remaja

putri.Hasil penelitian yang dilakukan Miraningsih (2013) adalah ada

hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dan konsep diri dengan

perilaku reproduksi sehat.

Dari hasil studi pendahuluan yang di lakukan di wilayah

kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta pada tanggal 10 Mei 2017 dengan

mewawancarai 10 remaja putra yang mengalami kegemukan, didapatkan

hasil bahwa 7 dari 10 orang remaja putra mengatakan malu dan kurang

percaya diri dengan bentuk tubuhnya yang tidak ideal, apalagi saat

berkumpul dengan teman-temannya sering menjadi bahan tertawaan.

Selain itu mereka juga kurang percaya diri apabila berinteraksi dengan

lawan jenis dan terkesan minder.

Berdasarkan latar belakang dari masalah tersebut maka peneliti

ingin melakukan penelitian Hubungan Kegemukan dengan Konsep Diri

pada Remaja Putra.

Page 15: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

4

B. Rumusan Masalah

Beradasarkan latar belakang masalah diatas dapat diambil rumusan

masalah :Bagaimana hubungan kegemukan dengan konsep diri pada

remaja putra di wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara

kegemukan dengan konsep diri pada remaja putra di wilayah

Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujun khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Diketahuinya kategori kegemukan remaja putra di wilayah

Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta

b. Diketahuinya gambaran konsep diri pada remaja putra di wilayah

Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta.

c. Diketahuinya keeratan hubungan antara kegemukan dengan konsep

diri pada remaja putra di wilayah Kecamatan Depok, Sleman,

Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan dalam bidang ilmu keperawatan mengenai konsep diri

pada usia remaja awal.

2. Manfaat Aplikatif

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

gambaran konsep diri pada remaja putra di yang mengalami

kegemukan sehingga dapat dijadikan acuan bagi pelayanan kesehatan

Page 16: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

5

atau pun masyarakat untuk mengatasi permasalah yang ditimbulkan

dari kegemukan.

3. Manfaat Metodologis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi

penelitian lain yang ingin meneliti tentang kegemukan dengan konsep

diri di Yogyakarta.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian – penelitian sebelumnya yang pernah diteliti

berhubungan dengan penelitian ini adalah:

1. Kawuwung et al. (2015) melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan Obesitas Dengan Citra Tubuh Dan Harga Diri Pada

Remaja Putri Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado”. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obsitas dngan

citra tubuh dan harga diri pada remaja putri Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi Manado. Hasil

dari penelitian ini adalah nilai p = 0,873 menunjukan bahwa tidak

ada hubungan obesitas dengan citra tubuh pada remaja putrid dan

nilai p = 0,673 menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara

obesitas dengan harga diri pada remaja putri. Persamaa peneliti

dalam penelitian ini adalah variable bebas yaitu obesitas.

Perbedaannya adalah pada variable terikat yaitu citra diri dan harga

diri, sedangkn peneliti mengambil konsep diri sebagai variable

terikat.

2. Wahyuni et al. (2016) melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Obesitas Pada

Siswa – Siswi di SMA Negeri 7 Manado”. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk melihat hubungan tingkat kepercayaan diri pada

siswa yang mengalami obesitas di SMA Negeri 7 Manado. Metode

penelitian ini menggunakan korelasional dengan rancangan potong

Page 17: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

6

lintang. Jumlah responden sebanyak 62 orang diperoleh dengan

teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian ini adalah

menunjukan tingkat kepercayaan diri pada remaja yang obesitas

berada pada kategori tinggi sebanyak 45 orang (73%), kategori

sedang sebanyak 17 orang (27%), sedangkan kategori rendah tidak

ada. Perbedaan peneliti dengan penelitian ini adalah alat ukur yang

digunakan yaitu skala kepercayaan diri sedangkan peneliti

menggunakan alat ukur kuesioner konsep diri. Persamaannya

adalah tekhnik yang digunakan yaitu purposive sampling.

3. Susilowati. (2011) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan

Kegemukan Dengan Konsep Diri Pada Remaja Usia 16-18 Tahun

di SMA Negeri 2 Pare”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan kegemukan dengan konsep diri pada remaja

usia 16-18 tahun di SMA Negeri 2 Pare. Metode desain penelitian

yang digunakan adalah desain analitik korelasional dengan

pendekatan “Cross-Sectional”. Hasil dari penelitian ini adalah

adanya hubungan yang signifikan antara kegemukan dengan

konsep diri pada remaja usia 16-18 tahun di SMA Negeri 2 Pare.

Persamaan peneliti dengan penelitian ini adalah variabel terikatnya

yaitu konsep diri. Sedangkan perbedaannya adalah pada responden,

yaitu dimana peneliti menggunakan responden remaja putra saja

sedangkan penelitian ini menggunakan responden semua remaja

baik laki-laki maupun perempuan.

4. Moha et al. (2017) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan

Obesitas dengan Harga Diri Pada Remaja Di SMA Negeri 1

Limboto Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo”. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obesitas dengan

harga diri pada remaja di SMA Negeri 1 Limboto, Kecamatan

Limboto, Kabupaten Gorontalo. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah survey analitik dengan menggunakan desain

cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu sampling jenuh.

Page 18: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

7

Hasil dari penelitian ini menggunakan uji chi-square yaitu adanya

hubungan yang signifikan antara obesitas dengan harga diri pada

remaja di SMA Negeri 1 Limboto, Kecamatan Limboto,

Kabupaten Gorontalo. Perbedaan peneliti dengan penelitian ini

adalah pada variabel terikatnya dimana variabel bebas pada

penelitian ini adalah harga diri sedangkan peneliti adalah konsep

diri. Persamaannya adalah pada variabel bebasnya yaitu obesitas.

5. Miraningsih. (2013) melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan Interaksi Sosial dan Konsep Diri dengan Perilaku

Reproduksi Sehat pada Siswa Kelas XI di Madrasah Aliyah negeri

(MAN) Purworejo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan antara interaksi sosial dengan perilaku

reproduksi sehat siswa, hubungan antara konsep diri dengan

perilaku reproduksi sehat siswa, hubungan antara interaksi sosial

dan konsep diri dengan perilaku reproduksi sehat siswa. Penelitian

ini termasuk penelitian post facto, bersifat korelasional, dan

menggunakan pendekatan kuantitatif eksperimental. Teknik

sampling yang digunakan adalah proportional random sampling.

Hasil dari penelitian ini adalah: (1) ada hubungan yang signifikan

antara interaksi sosial dengan perilaku reproduksi, (2) ada

hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan dengan

perilaku reproduksi sehat, (3) ada hubungan yang signifikan antara

interaksi sosial dan konsep diri dengan perilaku reproduksi sehat.

Page 19: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Depok adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman,

ProvinsiDaerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan Depok merupakan

wilayah dengan pertumbuhan paling pesat di provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta. Berada di Kawasan Utara Aglomerasi Kota Yogyakarta.

Kawasan yang terdiri dari 3 Desa dan 58 Dusun ini sudah sedemikian

menyatu dengan kota Yogyakarta. Batas wilayah Kecamatan Depok

adalah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ngemplak, Sleman,

disebelah Selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kecamatan

Banguntapan, Bantul, disebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan

Mlati, Sleman, sedangkan disebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan

Kalasan Sleman. Kecamatan Depok dihuni oleh 127.908 jiwa (Data

Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil, Kabupaten Sleman 2012) yang

terdiri dari 66.189 laki-laki, dan 61.719 perempuan, mereka terbagi dalam

38.884 Kepala Keluarga.

Lokasi Kecamatan Depok dapat dikatakan menjadi pusat segala

macam aktivitas dengan banyaknya perguruan tinggi, perkantoran, pusat

perbelanjaan dan juga pariwisata.Keistimewaan Kecamatan Depok

semakin bertambah dengan keberadaan beberapa objek vital seperti Banda

Udara Adisucipto Yogyakarta dan Stadion Maguwoharjo. Stadion

maguwoharjo merupakan salah satu sarana olahraga yang dapat dijadikan

tempat berolahraga masyarakat, tidak hanya warga Kecamatan Depok

tetapi juga seluruh Masyarakat Yogyakarta untuk jogging, bersepeda,dan

bermain sepak bola.

Page 20: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

42

2. Karakteristik Responden

a. Umur Remaja Putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman,

Yogyakarta.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik

responden berdasarkan umur remaja putra di Wilayah Kecamatan

Depok, Sleman, Yogyakarta sebagai berikut:

Tabel 4.1.

Distribusi Frekuensi Umur Remaja Putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman,

Yogyakarta.

Kategori Frekuensi Presentase

12-15 Tahun 2 6,3

16-18 Tahun 20 62,5

19-20 Tahun 10 31,3

Total 32 100.0

Sumber : data primer 2017

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa karakteristik

responden berdasarkan umur remaja putra di Wilayah Kecamatan

Depok, Sleman, Yogyakarta, sebagian besar adalah responden

termasuk dalam kategori 16-18 tahun yaitu sebanyak 20responden

(62,5%).

b. Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua Remaja Putra di Wilayah

Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik

responden berdasarkan pendidikan dan pekerjaan orang tua remaja

putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta yaitu sebagai

berikut:

Page 21: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

43

Tabel 4.2.

Distribusi Frekuensi Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua Remaja Putra di

Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta

Kategori Frekuensi Persentase

Pendidikan orang tua

SD 4 12,5

SMP 6 18,8

SMA 13 40,6

Sarjana 9 28,1

Pekerjaan orang tua

Buruh 7 21,9

Petani 5 15,6

PNS 6 18,8

Wiraswasta 14 43,8

Total 32 100.0

Sumber : data primer 2017

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa karakteristik

responden berdasarkan pendidikan orang tua remaja putra di Wilayah

Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, sebagian besar adalah

kategori SMA, yaitu sebanyak 13 responden (40,6%). Sedangkan

karakteristik responden berdasarkan pekerjaan orang tua Rrmaja putra

di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, sebagian besar

adalah kategori Wiraswasta, yaitu sebanyak 14 responden (43,8%).

3. Analisa Univariat

a. Kegemukan Remaja Putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman,

Yogyakarta

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik

responden berdasarkan kegemukan remaja putra di Wilayah

Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.4.

Kegemukan Remaja Putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta

Kategori Frekuensi Persentase

Berat Badan Lebih 12 37,5

Obesitas 20 62,5

Total 32 100.0

Sumber : data primer 2017

Page 22: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

44

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa karakteristik

responden berdasarkan kegemukan remaja putra di Wilayah

Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, sebagian besar adalah

termasuk kategori Obesitas yaitu sebanyak 20 responden (62,5%).

b. Konsep Diri Remaja Putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman,

Yogyakarta

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik

responden berdasarkan konsep diri remaja putra di Wilayah

Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.5.

Konsep Diri Remaja Putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta

Kategori Frekuensi Persentase

Positif 13 40,6

Negatif 19 59,4

Total 32 100.0

Sumber : data primer 2017

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa karakteristik

responden berdasarkan konsep diri remaja putra di Wilayah

Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, sebagian besar responden

adalah termasuk kategori negatifyaitu sebanyak 19 responden (59,4%).

4. Analisa Bivariat

a. Hubungan Kegemukan dengan Konsep Diri pada Remaja Putra di

Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta.

Analisis bivariat pada tahap ini diteliti “Hubungan Kegemukan

dengan Konsep Diri pada Remaja Putra di Wilayah Kecamatan Depok,

Sleman, Yogyakarta” dengan menggunakan uji Kendall’s Tau_b,dapat

diketahui sebagai berikut:

Page 23: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

45

Tabel 4.6.

Hubungan Kegemukan dengan Konsep Diri pada Remaja Putra di

Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta

Konsep Diri

τ

p-value

Kegemukan Positif Negatif Total

F % F % F %

0,542

0,003 Berat Badan

Lebih

9 28,1 3 9,4 12 37,5

Obesitas 4 12,5 16 50,0 20 62,5

Total 13 40,6 19 59,4 32 100,0

Sumber: Data Primer 2017

Tabel 4.6menunjukkan remaja putra yang memiliki berat badan

lebih sebagian besar memiliki konsep diri yang positif sebanyak 9

orang (28,1%). Remaja putra dengan obesitas sebagian besar memiliki

konsep diri yang negatif yaitu sebanyak 16 orang (50,0%).

Hasil uji Kendall Taumenunjukkanada hubungan kegemukan

dengan konsep diri pada remaja putra di Wilayah Kecamatan Depok,

Sleman, Yogyakarta, dengan nilai (p = 0,003< 0,05). Nilai koefisien

korelasi sebesar 0,542 menunjukkan keeratan hubungan kegemukan

dengan konsep diri pada remaja putra di Wilayah Kecamatan Depok,

Sleman, Yogyakarta adalah sedang karena terletak pada rentang

koefisien korelasi 0,400-0,599.

B. PEMBAHASAN

1. Kegemukan pada Remaja Putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman,

Yogyakarta.

Karakteristik responden berdasarkan Kegemukan Remaja Putra di

Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, sebagian besar adalah

termasuk kategori Obesitas yaitu sebanyak 20 responden (62,5%).

Kegemukan atau obesitas merupakan suatu masalah yang

merisaukan di kalangan remaja.Kegemukan adalah suatu keadaan dimana

terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebihan, sehingga berat badan

seseorang diatas normal dan dapat membahayakan (Luluk,

2009).Kegemukan dapat disebabkan oleh kebiasaan makan yang melebihi

Page 24: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

46

kebutuhan tubuh, kurang menggunakan energi, faktor keturunan atau

genetik, dan faktor hormonal. Dampak dari kegemukan antara lain

gangguan psikososial yaitu rendah diri, kurang percaya diri. Untuk

dampak yang lain dapat berupa gangguan pernafasan, penyempitan

pembuluh darah karena lemak yang berlebih, penyakit jantung, diabetes,

stroke dan kelebihan kolesterol (Anna, 2009).

Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa remaja

putra banyak yang mengalami obesitas yang disebabkan karena memiliki

berat badan yang tidak ideal dengan tinggi badan. Adapun faktor yang

dapat mempengaruhi kegemukan adalah sosial ekonomi, dapat dilihat

bahwa sebagian besar orang tua responden memiliki pekerjaan sebagai

wiraswasta (43,8%). Sebagai orang tua, apabila dari segi ekonomi sudah

sejahtera, maka kebutuhan anak pun akan selalu tercukupi termasuk dalam

kebutuhan gizi.Sedangkan untuk tingkat pendidikan orang tua responden

sebagian besar adalah SMA sebanyak 13 orang tua responden (40,6%).

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan berpengaruh

terhadap pengetahuan seseorang, termasuk dalam pengetahuan tentang

gizi.

2. Konsep Diri pada Remaja Putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman,

Yogyakarta.

Karakteristik responden berdasarkan Konsep Diri Remaja Putra di

Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, sebagian besar

responden adalah termasuk kategori negatif yaitu sebanyak 19 responden

(59,4%). Hal tersebut didukung dari jawaban responden sebanyak 62,5%

menyatakan setuju bila saat beraktivitas merasa tidak bersemangat.

Konsep diri adalah inti dari kepribadian individu pada saat remaja

(Sarwono, 2010). Faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah gangguan

citra tubuh seperti perubahan persepsi tentang tubuh baik fungsi, ukuran

dan bentuk, gangguan ideal diri, gangguan peran seperti proses penuaan,

gangguan identitas seperti ketidakpastian memandang diri sendiri penuh

keragu-raguan, dan tidak mampu mengambil keputusan (Keliat, 2010).Hal

Page 25: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

47

ini sesuai dari jawaban responden sebanyak 53,1% sebagian besar

menjawab setuju bahwa mereka sering mengeluh ketika menghadapi

masalah.

Menurut Potter dan Perry (2010), komponen konsep diri terdiri dari

citra tubuh, penampilan peran, harga diri, dan identitas.Seluruh komponen

tersebut dapat mempengaruhi konsep diri pada seseorang menjadi

seseorang yang memiliki konsep diri positif atau konsep diri negatif.

Hasil penelitian yang telah dilakukan banyak remaja yang

mengalami gangguan konsep diri, disebabkan karena kurang percaya diri

dengan perubahan bentuk tubuh mereka, selain itu faktor usia yang

cenderung masih muda sehingga kepribadian mereka belum terbentuk

yang mengakibatkan remaja tidak mengontrol dirinya sendiri, mereka

condong mengikuti apa yang teman-teman mereka lakukan dan tidak

sesuai dengan kepribadian mereka sendiri, selain itu remaja juga rendah

diri apabila mereka mendapat ejekan berbadan gemuk dari teman

sebayanya. Agar remaja memiliki konsep diri yang positif remaja harus

memiliki rasa percaya diri yang tinggi, mau bergaul dengan teman sebaya,

mengikuti kegiatan di tempat belajar dengan baik, bila di lingkungan

rumah dapat mengikuti kegiatan karang taruna dan keagamaan disekitar

tempat tinggal.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulianti,

dan Ariasti, (2015) menyatakan bahwa konsep diri sangat mempengaruhi

tumbuh kembang seseorang terutama pada masa remaja dimana

pengetahuan tentang diri sendiri bertambah, dan sudut pandang ini

digunakan untuk membedakan apakah kita memandang diri sendiri baik

(positif) atau buruk (negatif).

3. Hubungan Kegemukan dengan Konsep Diri pada Remaja Putra di Wilayah

Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan kegemukan

dengan konsep diri pada remaja putra di Wilayah Kecamatan Depok,

Sleman, Yogyakarta., dengan nilai significancy pada hasil menunjukan (p

Page 26: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

48

= 0,003< 0,05).Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Amin, Bidjuni, and Kallo, (2016) dimana obesitas sangat

mempengaruhi tingkat kepercayaan diri remaja.

Kegemukan pada remaja mempunyai dampak gangguan psikososial

seperti rendah diri, depresi, menarik diri dari lingkungan, gangguan

pernapasan, adanya penyakit degeneratif maupun metabolic, penyempitan

pembuluh darah, pertumbuhan fisik yang lebih cepat dan lain sebagainya

(Soetjiningsih, 2009).Dampak yang disebabkan kegemukan adalah

gangguan psikososial dan konsep diri misalnya harga diri rendah dan

kurang percaya diri, apabila berkepanjangan akan mengalami isolasi sosial

dan depresi (Djaali, 2011).

Dari hasil penelitian diperolah ada 16 responden yang mengalami

obesitas dengan konsep diri yang negatif.Remaja yang mengalami obesitas

cenderung menjadi bahan ejekan teman-temannya sehingga memiliki

gangguan konsep diri.Salah satu faktor yang mempengaruhi konsep diri

adalah stressor (Kozier, 2010).Stressor dapat menguatkan konsep diri saat

individu berhasil menghadapi masalah. Dipihak lain, stressor berlebihan

yang beasal dari masalah berat badan yang dimiliki responden dan

dampak-dampak dari berat badan tersebut yaitu berupa pengaruh pada diri

sendiri dan lingkungan disekitarnya. Stressor yang berupa berat badan

yang berlebih pada responden dapat menimbulkan kurangnya percaya diri,

rasa minder, dan menarik diri, sedangkan kemampuan individu menangani

stressor sangat bergantung pada sumber daya personal masing-masing.Jika

daya personal yang dimiliki kurang, stressor bisa menyebabkan konsep

diri yang dimiliki menjadi konsep diri negatif. Dari hasil penelitian juga

diperoleh dimana ada 4 responden dengan obesitas tetapi memiliki konsep

diri yang positif, itu dapat disebabkan karena pada masa remaja mulai

timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan

beribadah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan

melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari

perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal ini rentan akan

Page 27: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

49

timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja

menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian

terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja

menemukan diri sendiri atau jati dirinya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rupang,

Opod, and Sinolungan, (2013) dimana obesitas sangat mempengaruhi

perkembangan remaja terutama dalam pembentukkan konsep diri.

C. KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan yang mengakibatkan

hasilnya belum sesuai yang diharapkan.Keterbatasan tersebut pada

kelemahan dalam penelitian yaitu belum dapat mengontrol faktor-faktor

yang mempengaruhi konsep diri seperti reaksi oran lain terhadap individu.

Page 28: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah

dikemukakan pada bab IV, dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang

ditetapkan diterima yaitu :

1. Ada hubungan Kegemukan dengan Konsep Diri pada Remaja Putra di

Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, dengan nilai

significancy pada hasil menunjukan (p = 0,003 < 0,05).

2. Kegemukan remaja putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman,

Yogyakarta, sebagian besar adalah termasuk kategori obesitas yaitu

sebanyak 20 responden (62,5%).

3. Konsep diri remaja Pptra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman,

Yogyakarta, sebagian besar responden adalah termasuk kategori negative

yaitu sebanyak 19 responden (59,4%).

B. Saran

1. Bagi Kecamatan Depok, Sleman Yogyakarta

Bagi pihak kecamatan dapat bekerjasama dengan pihak puskesmas yang

ada di wilayah kecamatan Depok untuk mengadakan pembinaan atau

sosialisai terhadap remaja yang mengalami permasalahan terkait konsep

diri dengan kegemukan, ataupun permasalahan yang lain.

2. Bagi Remaja dan Masyarakat

Bagi remaja diharapkan untuk tetap bersemangat dalam mengembangkan

potensi diri melalui hubungan interaksi sosial dan belajar beradaptasi,

dan mampu memandang dirinya kearah yang lebih positif. Bagi

masyarakat atau orang tua diharapkan dapat berkomunikasi dengan anak

karena itu merupakan suatu cara yang paling efektif untuk menghindari

hal-hal yang tidak diinginkan, anak perlu diajak berdiskusi untuk melatih

lebih terbuka akan masalahnya agar tidak merasa minder dalam

bersosialisasi.

Page 29: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

51

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Peneliti berikutnya dapat menambahkan faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi konsep diri.

Page 30: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

50

DAFTAR PUSTAKA

Amin, S., Bidjuni, H., and Kallo, V. D . (2016). Hubungan obesitas dengan

kepercayaan diri pada remaja di sma negeri 1 tidore kepulauan. E-journal

keperawatan (e-Kep).(4). 1.

Anna, S. (2009). Faktor-faktor penyebab obesitas. Yogyakarta: Moha medika.

Agustiani, H. (2006). Psikologi perkembangan-pendekatan ekologi kaitannya

dengan konsep diri dan penyesuaian diri pada remaja. Bandung: PT

refika aditama.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Edisi revisi

2010. Jakarta: Bumi aksara.

Atikah, P. (2010). Obesitas dan gangguan perilaku makan pada remaja. Jakarta:

Nuha medika.

Azwar, S. (2012). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset kesehatan dasar: RISKESDAS. Jakarta:

Balitbang Kemenkes RI.

Depkes RI. (2009). Petunjuk teknis pemantauan status gizi orang dewasa dengan

indeks massa tubuh. Jakarta: Depkes RI.

Djaali.(2011). Psikologi pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.

Fatimah, E. (2010). Psikologi perkembangan. Jakarta: Pustaka setia.

Hidayat, A. (2010). Metode penelitian kesehatan paradigma kuantitatif. Jakarta:

Health Books.

Hurlock, E.B. (2012). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Hoban, T.F. (2005). Sleep Disorders. New York: Alih bahasa, Davis media.

Irianto, K. (2015). Kesehatan Reproduksi( Reproductive Health) Teori dan

Praktikum. Bandung: Alfabeta.

Kawuwung, K. S., Rompas, S., and Onibala(2015). Hubungan obesitas dengan

citra tubuh dan harga diri pada remaja putri program studi ilmu

keperawatan fakultas kedokteran universitas samratulangi manado, E-

journal keperawatan (e-Kp), (3), 2.

Keliat, B. A. (2005). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC.

___________. (2006). Gangguan konsep diri. Jakarta : EGC.

Page 31: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

Kozier, B (2010). Buku ajar fundamental keperawatan konsep, proses dan praktik

(alih bahasa, esty wahyu ningsih, dkk). Jakarta: EGC.

Luluk, E. (2009). Ilmu gizi. Jakarta: Erlangga.

Marliani, R. (2016). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: Pustaka

setia.

Miraningsih. (2013). Hubungan antara interaksi sosial dan konsep diri dengan

perilaku reproduksi sehat pada siswa kelas XI di madrasah aliyah negeri

(MAN) purworejo, Skripsi, Fakultas ilmu pendidikan universitas negeri

semarang.

Moha, M. K.,Bidjuni, H., and Lolong,J . (2017). Hubungan obesitas dengan harga

diri pada remaja di sma negeri 1 limboto kecamatan limboto kabupaten

gorontalo. E-journal keperawatan (e-Kp).(5). 2.

Nursalam. (2008). Pendekatan praktis metodologi penelitian riset keperawatan.

Cetakan 1. Jakarta: CV Agung seto.

Papalia, D. E., Olds, S. W., dan Feldman, R. D. (2009). Human Development

(10ed.).New York: McGraw-Hill.

Potter, P.A., dan Perry, A.G. (2009).Buku ajar fundamental keperawatan (Monica

Ester, Devi Yulianti & Intan Parulian, Penerjemah.). Jakarta: EGC.

______________________. (2010). Fundamental of nursing (alih bahasa, adrina

federika anggie dan marina albar). Jakarta: Salemba medika.

Proverawati, A. (2010). Obesitas dan gangguan prilaku makan pada remaja.

Yogyakarta: Nuha medika.

Rupang, I., Opod, H., and Sinolungan, J. (2013). Hubungan tingkat kepercayaan

diri dengan obesitas pada siswa sma rex mundi manado. Jurnal e-

Biomedik (eBm).(1). 346.

Sarwono, S. W dan Meinarno, E. A. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba

humanika.

____________. (2010). Psikologi remaja. Jakarta: Rajawali pers.

Saryono. (2013). Metodologi penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam bidang

kesehatan. Yogyakarta: Nuha medika.

Soetjiningsih. (2009). Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Jakarta:

Sagung seto.

Stuart, Gail & Sundeen, Sandra. (2005).Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta:

EGC.

Page 32: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

_________ (2016). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugondo, S. (2009). Obesitas, Jakarta: Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit

dalam fakultas kedokteran universitas Indonesia.

Suandi, IKG. (2010). Obesitas pada remaja. Dalam: Soetjiningsih (Editor).

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). (2012). Laporan pendahuluan

masalah kesehatan reproduksi pada remaja. Pusat statistik. Jakarta:

BKKBN.

Suryaputra dan Nadhiroh. (2012). Perbedaan pola makan dan aktivitas fisik antara

Remaja obesitas dengan non obesitas. Makara kesehatan. (16), 45-50.

Susilowati. (2011). Hubungan kegemukan dengan konsep diri pada remaja

usia16-18 tahun. Jurnal AKP. (4). 2.

Tarwoto, Aryani. R., Nuraini. A., Miradwiyana. B., Tauchid. S. N., Aminah. S.,

Sumiati., Dinarti., Nurhaeni. H., Saprudin. A. E., Chaerani. R.

(2010).Kesehatan remaja: problem dan solusinya. Jakarta: Salemba

medika.

Wahyuni, Opod. H., David. L. (2016). Hubungan tingkat kepercayaan diri dengan

obesitas pada siswa-siswi SMA Negeri 7 Manado. Jurnal e-Biomedik

(eBm), (4), 2.

Willis, S.S. (2012). Remaja dan masalahnya: Mengupas berbagai bentuk

kenakalan remaja narkoba, free sex dan pemecahannya. Bandung:

Alfabet.

Wiramihardja, S. A. (2009). Pengantar psikologi remaja dan psikologi abnormal.

Bandung: PT Refika aditama.

Widayatun, T. R. (2009). Ilmu perilaku M.A.104. Jakarta: CV Agung seto.

Yulianti, T dan Ariasti, D. (2015). Hubungan antara tingkat obesitas dengan

konsep diri pada remaja putri di kedung gupit sidoharjo wonogiri. Jurnal

keperawatan intan husada. (2). 22-23.

Zulkifli.(2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja rosdakarya.

Page 33: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

KUESIONER KONSEP DIRI

A. PETUNJUK PENGISIAN

1. Isilah identitas diri anda.

2. Berikut ini terdapat 35 pernyataan. Setiap pernyataan diikuti dengan 5

pilihan jawaban sebagai berikut:

SS :jika anda merasa Sangat Sesuai dengan pernyataan yang

anda baca sesuai dengan keadaan diri anda.

S :jika anda merasa Sesuai dengan pernyataan yang anda

baca sesuai dengan keadaan diri anda.

KS :jika anda merasa Kurang Sesuai dengan pernyataan yang

anda baca dengan keadaan diri anda.

TS :jika anda merasa Tidak Sesuai dengan pernyataan yang

anda baca dengan keadaan diri anda.

STS :jika anda merasa Sangat Tidak Sesuai dengan

pernyataan yang anda baca dengan keadaan diri anda.

3. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda,

dengan cara memberikan tanda () pada kolom yang tersedia.

Contoh Pengisian :

No Pernyataan SS S KS TS STS

1 Saya memiliki

penampilan fisik yang

menarik

Jika anda merasa setuju dengan pernyataan tersebut dan anda

memiliki penampilan fisik yang menarik, maka berilah tanda () pada

kolom Setuju (S).

4. Pastikan tidak ada pernyataan yang belum dijawab ketika anda akan

mengumpulkan kembali.

Page 34: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

KUESIONER KONSEP DIRI

A. IDENTITAS DIRI

1. Nama (insial) :

2. Umur :

3. Alamat :

4. BB (Berat Badan) :

5. TB (Tinggi Badan) :

6. Pendidikan Orang Tua :

7. Pekerjaan Orang Tua :

No Pernyataan SS S KS TS STS

1 Saya memiliki penampilan fisik yang menarik

2 Saya termasuk orang yang berhati-hati ketika

mengambil keputusan

3 Saya termasuk orang yang mau menerima

saran dan kritik dari orang lain

4 Saya bertanggung jawab atas keputusan yang

sudah dibuat

5 Saya sering merasa tidak bersemangat dalam

melakukan aktivitas

6 Saya merasa apa yang saya lakukan kurang

mempunyai manfaat

7 Saya bersikap acuh tak acuh terhadap apa

yang terjadi dengan diri saya

8 Saya ingin dikenal oleh orang banyak

9 Saya merasa yakin bahwa saya mampu

menghadapi masalah pribadi saya

10 Saya ingin memiliki penampilan fisik yang

jauh lebih menarik

Page 35: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

11 Saya menginginkan agar saya menjadi orang

yang mudah bergaul dengan banyak orang

12 Saya berharap dapat terus berpikir positif

dalam melakukan segala sesuatu

13 Saya tidak mempunyai kelebihan dalam diri

yang dapat saya banggakan

14 Saya akan merasa sangat tersinggung atas

pandangan negatif orang lain terhadap diri

saya

15 Saya selalu optimis untuk menjalani masa

depan saya nantinya

16 Saya mengetahui kelebihan dan kelemahan

yang ada dalam diri saya

17 Kegagalan memberikan semangat untuk

menjadi individu yang lebih baik lagi

18 Saya mempunyai hubungan yang baik dengan

orang tua

19 Saya merasa bahwa penampilan saya cukup

menarik

20 Saya termasuk orang yang percaya diri

21 Saya berusaha untuk bersikap tenang dalam

kondisi apapun

22 Saya sering mengeluh ketika menghadapi

masalah

23 Saya sering mencemaskan masa depan saya

24 Saya termasuk orang yang patuh dalam

mentaati peraturan yang ada dilingkungan

saya

25 Saya akan dengan senang hati membantu

orang lain yang membutuhkan bantuans aya

Page 36: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …

26 Saya tidak mampu beradaptasi dengan baik

dilingkungan baru

27 Saya termasuk orang yang sulit berbohong

28 Saya selalu menjalankan ajaran agama dengan

baik

29 Terkadang saya merasa jenuh dengan kondisi

diri saya sendiri

30 Ketika saya merasa sakit hati, terkadang saya

ingin membalas dengan perbuatan yang lebih

kejam

31 Saya mudah berkenalan dan merasa nyaman

dengan orang yang baru saya kenal

32 Saya termasuk orang yang cukup dikenal

dilingkungan masyarakat

33 Saya termasuk orang yang mudah bergaul

34 Saya termasuk orang yang sulit bergaul

35 Saya tidak suka dan merasa tidak nyaman

berada dilingkungan baru

Page 37: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …
Page 38: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …
Page 39: HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI PADA …