Upload
others
View
20
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI
PADA REMAJA PUTRA DI WILAYAH
KECAMATAN DEPOK SLEMAN
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh :
HARIANTO
2213072
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rakhmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan
Kegemukan Dengan Konsep Diri Pada Remaja Putra di Wilayah Kecamatan
Depok Sleman Yogyakarta”.
Skripsi ini dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan dari
berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dan pada
kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan
setulus-tulusnya kepada:
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.
2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep., Sp.Kep.MB selaku Ketua Prodi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta.
3. Dewi Utari., MNS selaku penguji yang telah memberikan bimbingan, saran,
dan pendapat pada penyelesaian skripsi ini.
4. Agus Warseno., M. Kep selaku dosen pembimbing yang telah sabar
memberikan bimbingan, saran, dan pendapat selama proses penyelesaian
skripsiini.
5. Camat Depok yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
6. Remaja putra di Wilayah Kecamatan Depok yang telah bersedia menjadi
responden.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak
pihak.
Yogyakarta, Agustus2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………… ii
PERNYATAAN…………………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. iv
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. viii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. ix
INTISARI………………………………………………………………….. x
ABSTRACT ……………………………………………………………….. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………….. 4
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………… 4
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………... 4
E. Keaslian Penelitian ………………………………………………. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja ……………………………………………………………. 8
B. Kegemukan .………………………………………………………. 15
C. KonsepDiri……….... …………………………………………….. 18
D. Hubungan Kegemukan dan Konsep Diri..………………………… 22
E. Kerangka Teori ………………………………………………… 25
F. Kerangka Konsep………………………………………………….. 26
G. Hipotesa ………………………………………………………….. 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian………………………………………………. 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………….. 27
C. Populasi dan Sampel ……………………………………………... 27
D. Variabel Penelitian ……………………………………………….. 28
E. Definisi Operasional ……………………………………………… 28
F. Alat dan Prosedur Pengumpulan Data …………………………… 29
G. Validitas dan Reliabilitas………………………………………….. 33
H. Pengolahan Data dan Analisa Data ……………………………….. 34
I. Etika Penelitian …………………………………………………… 37
J. Pelaksaan Penelitian ……………………………………………… 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian …………………………………………………… 41
B. Pembahasan ……………………………………………………….. 45
vi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………. 49
B. Saran………………………………………………………………… 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan…………………………………….... 16
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ………………….... 28
Tabel 3.2 Rumus Kategori Dua Jenjang …………...………………….... 30
Tabel 3.3 Kategori Konsep Diri …………………….. ………………….. 31
Tabel 3.4 Kategori Jawaban Konsep Diri…………. ………………….... 31
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Konsep Diri………. ………………….... 32
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Remaja Putra ………………….... 42
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Orang Tua Remaja Putra ….. 42
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Orang Tua Remaja Putra …..... 43
Tabel 4.4 Kegemukan Remaja Putra …………………………………… 43
Tabel 4.5 Konsep Diri Remaja Putra ………………………………….... 44
Tabel 4.6 Hasil Uji Tabulasi Silang……...…………………………….... 45
viii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian …………………………………… 25
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian…………………………………. 26
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Informasi Responden
Lampiran 2. Informed Consent
Lampiran 3. Kuesioner Konsep Diri
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian
Lampiran 5. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 6. Surat Studi Pendahuluan
Lampiran 7. Daftar Bimbingan
x
HUBUNGAN KEGEMUKAN DENGAN KONSEP DIRI
PADA REMAJA PUTRA DI WILAYAH
KECAMATAN DEPOK SLEMAN
YOGYAKARTA
Harianto1,
Agus Warseno
INTISARI
Latar Belakang: Kegemukan merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan
di kalangan remaja awal. Di kalangan remaja, kegemukan merupakan
permasalahan yang merisaukan karena dapat menurunkan rasa percaya diri
seseorang, menyebabkan gangguan psikologis yang serius dan kemungkinan
diskriminasi dari lingkungan sekitar. Remaja yang mengalami kegemukan akan
tumbuh menjadi remaja yang kurang percaya diri
Tujuan: diketahui hubungan antara kegemukan dengan konsep diri pada remaja
putra di wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta.
Metode: rancangan penelitian ini adalah kuantitatif (non eksperimen) dengan
rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel
yang digunakan adalah 32 responden remaja putra yang mengalami kegemukan di
wilayah Kecamatan Depok, Sleman Yogyakarta. Analisis data yang digunakan
adalah analisis univariabel dan analisis bivariabel menggunakan Kendall Tau,
dengan tingkat kemaknaan p<0,05.
Hasil:.Remaja yang mengalami kegemukan dengan kategori obesitas (62,5%) dan
konsep diri pada remaja dengan kategori negatif (59,4%). Ada hubungan antara
kegemukan dengan konsep diri pada remaja putra dengan (p=0,003), keeratan
hubungan sedang 0,542
Kesimpulan: ada hubungan antara kegemukan dengan konsep diri pada remaja
putra di Wilayah Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.
Kata Kunci: Kegemukan, Konsep Diri, Remaja Putra.
----------------------
1 Mahasiswa PSIK Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2 Dosen PSIK Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
xi
THE CORRELATION BETWEEN OBESITY AND SELF
CONCEPT IN MALE ADOLESCENTS
IN DEPOK SLEMAN
YOGYAKARTA
Harianto1,
Agus Warseno2
ABSTRACT
Background : Obesity is a concerning issue among young adolescents due to its
potential to discourage someone with low self confidence which is regarded a
serious psychological disorder. This condition may get worse if there is
discrimination from someone's around them. The adolescent experiences from
obesity, he will grow with poor confidence.
Objective : To identify the correlation between obesity and self concept in male
adolescents in Depok, Sleman, Yogyakarta
Methods : This was a quantitative and non experimental study with cross
sectional approach. The number of samples was 32 respondents of male
adolescents with obesity in Depok, Sleman, Yogyakarta. Data analysis applied
univariable analysis and bivariable analysis applied Kendall Tau formula with
significance level of p<0,05.
Results : Adolescents with obesity were as many as 62,5% and self concept in
adolescents was in negative category (59,4%). There was a correlation between
obesity and self concept in male adolescents with p=0,003 and moderate
significance level of 0,542.
Conclusion :There was a correlation between obesity and self concept in male
adolescents in Depok, Sleman, Yogyakarta.
Keywords : Obesity, Self Concept, Male Adolescents.
____________________
1A student of S1 Nursing Study Program of Jenderal Achmad Yani Health School of Yogyakarta
2Lecturer of Nursing Study Program Stikes Jenderal Achmad Yani Health School of Yogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegemukan merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan di
kalangan remaja awal.Kegemukan merupakan suatu kelainan atau
penyakit dimana terjadi penumpukan lemak yang berlebih di dalam tubuh
sehingga berat badan seseorang jauh dari normal dan dapat
membahayakan bagi kesehatan.Kegemukan terjadi pada saat badan
menjadi gemuk dan itu disebabkan oleh penumpukan jaringan adipose
secara berlebihan (Atikah, 2010). Depkes RI (2009) menunjukan
prevalensi kegemukan pada remaja usia 13 – 15 tahun yang berjenis
kelamin laki-laki sebesar 2,9% dan perempuan 2,0%, sedangkan untuk
usia 16 – 18 tahun masing-masing sebesar 1,3% dan 1,5%.
Di kalangan remaja, kegemukan merupakan permasalahan yang
merisaukan karena dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang dan
menyebabkan gangguan psikologis yang serius.Belum juga kemungkinan
diskriminasi dari lingkungan sekitar. Dapat dibayangkan jika kegemukan
terjadi pada remaja, maka remaja tersebut akan tumbuh menjadi remaja
yang kurang percaya diri (Suryaputra, 2012). Kegemukan pada remaja
penting untuk diperhatikan karena remaja yang mengalami kegemukan
80% berpeluang untuk mengalami kegemukan pada saat dewasa
(Suryaputra, 2012).
Prevalensi kegemukan menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2013 meningkat dibandingkan Riskesdas 2010, angka kegemukan pada
laki-laki pada tahun 2010 sekitar 15% dan meningkat menjadi 20%.
Prevalensi kegemukan pada kelompok umur 13 – 15 tahun di Indonesia
sebesar 2,5% dan prevalensi kegemukan di Provinsi Yogyakarta sebesar
2,6%. Hal tersebut menunjukan bahwa di Provinsi Yogyakarta lebih tinggi
di bandingkan prevalensi Nasional. Sedangkan prevalensi kegemukan di
Indonesia pada kelompok umur 16 – 18 tahun adalah 1,4%. Prevalensi
kegemukan pada kelompok usia tersebut di Provinsi Yogyakarta tergolong
2
lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional, yaitu 4,1%. (Riskesdas,
2013). Prevalensi di kota Yogyakarta didapatkan hasil paling banyak yaitu
di kabupaten Sleman dengan kategori usia 10 - 14 tahun yaitu 3 orang, dan
usia 15 - 19 tahun yaitu 27 orang, dan diusia 20 - 44 tahun sebanyak 104
orang.
Bagi remaja penampilan fisik merupakan hal yang sangat penting
dikarenakan pada masa ini individu mulai berinteraksi dengan lingkungan
sosialnya dan juga lawan jenisnya. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahawa
penampilan dapat mempengaruhi individu bagaimana memandang dirinya
dan akhirnya akan mempengaruhi konsep dirinya. Pada tahap remaja awal
individu mulai memantapkan konsep diri yang dimilikinya melalui
pengalaman yang didapatkan dari lingkungan sosialnya dan bagaimana
individu memandang dirinya sendiri. Pengalaman yang menyenangkan
akan memberikan pengaruh positif terhadap konsep dirinya, dan begitu
pula sebaliknya (Sarwono dan Meinarno, 2009)
Konsep diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu termasuk
penampilan fisik. Dengan pandangan masyarakat atau orang-orang
terdekatnya yang menganggap bahwa bentuk atau postur tubuh itu dilihat
dari penampilan individu tersebut, maka kegemukan yang dialami oleh
remaja terebut akan berpengaruh terhadap penampilan dan akhirnya
mempengaruhi konsep dirinya. Orang dengan konsep diri yang negatif
cenderung lebih peka terhadap kritik, selalu mempertahankan pendapat
dengan berbagai logika yang keliru, memiliki kecenderungan bersikap
hiperkritis terhadap orang lain, memiliki perasaan mudah marah dan
cenderung mengeluh bahkan meremehkan orang lain. Biasanya orang
dengan konsep diri yang negatif juga akan merasa tidak disenangi oleh
banyak orang dan cenderung bereaksi untuk menciptakan permusuhan dan
akan mengalami hambatan dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya.
Oleh karena itu ini sangat penting untuk memperoleh gambaran mengenai
konsep diri pada remaja yang mengalami kegemukan (Sarwono dan
Meinarno, 2009)
3
Hasil penelitian yang dilakukan Wahyuni, Opod. H., David, L.
(2016) menunjukan tingkat kepercayaan diri pada remaja yang obesitas
berada pada kategori tinggi sebanyak 45 orang (73%), kategori sedang
sebanyak 17 oarang (27%), sedangkan kategori rendah tidak ada.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (2011),
menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kegemukan
dengan konsep diri pada remaja.Hasil penelitian yang juga dilakukan oleh
Moha, M. K., Bidjuni, H., Lolong, J(2017), menunjukkan ada hubungan
antara obesitas dengan harga diri pada remaja.Akan tetapi hasil penelitian
yang dilakukan oleh Kawuwung, K. S., Rompas, S., Onibala, F (2015)
adalah tidak ada hubungan antara obesitas dengan citra diri pada remaja
putri.Hasil penelitian yang dilakukan Miraningsih (2013) adalah ada
hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dan konsep diri dengan
perilaku reproduksi sehat.
Dari hasil studi pendahuluan yang di lakukan di wilayah
kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta pada tanggal 10 Mei 2017 dengan
mewawancarai 10 remaja putra yang mengalami kegemukan, didapatkan
hasil bahwa 7 dari 10 orang remaja putra mengatakan malu dan kurang
percaya diri dengan bentuk tubuhnya yang tidak ideal, apalagi saat
berkumpul dengan teman-temannya sering menjadi bahan tertawaan.
Selain itu mereka juga kurang percaya diri apabila berinteraksi dengan
lawan jenis dan terkesan minder.
Berdasarkan latar belakang dari masalah tersebut maka peneliti
ingin melakukan penelitian Hubungan Kegemukan dengan Konsep Diri
pada Remaja Putra.
4
B. Rumusan Masalah
Beradasarkan latar belakang masalah diatas dapat diambil rumusan
masalah :Bagaimana hubungan kegemukan dengan konsep diri pada
remaja putra di wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara
kegemukan dengan konsep diri pada remaja putra di wilayah
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujun khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Diketahuinya kategori kegemukan remaja putra di wilayah
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta
b. Diketahuinya gambaran konsep diri pada remaja putra di wilayah
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta.
c. Diketahuinya keeratan hubungan antara kegemukan dengan konsep
diri pada remaja putra di wilayah Kecamatan Depok, Sleman,
Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dalam bidang ilmu keperawatan mengenai konsep diri
pada usia remaja awal.
2. Manfaat Aplikatif
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
gambaran konsep diri pada remaja putra di yang mengalami
kegemukan sehingga dapat dijadikan acuan bagi pelayanan kesehatan
5
atau pun masyarakat untuk mengatasi permasalah yang ditimbulkan
dari kegemukan.
3. Manfaat Metodologis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi
penelitian lain yang ingin meneliti tentang kegemukan dengan konsep
diri di Yogyakarta.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian – penelitian sebelumnya yang pernah diteliti
berhubungan dengan penelitian ini adalah:
1. Kawuwung et al. (2015) melakukan penelitian dengan judul
“Hubungan Obesitas Dengan Citra Tubuh Dan Harga Diri Pada
Remaja Putri Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado”. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obsitas dngan
citra tubuh dan harga diri pada remaja putri Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi Manado. Hasil
dari penelitian ini adalah nilai p = 0,873 menunjukan bahwa tidak
ada hubungan obesitas dengan citra tubuh pada remaja putrid dan
nilai p = 0,673 menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara
obesitas dengan harga diri pada remaja putri. Persamaa peneliti
dalam penelitian ini adalah variable bebas yaitu obesitas.
Perbedaannya adalah pada variable terikat yaitu citra diri dan harga
diri, sedangkn peneliti mengambil konsep diri sebagai variable
terikat.
2. Wahyuni et al. (2016) melakukan penelitian dengan judul
“Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Obesitas Pada
Siswa – Siswi di SMA Negeri 7 Manado”. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk melihat hubungan tingkat kepercayaan diri pada
siswa yang mengalami obesitas di SMA Negeri 7 Manado. Metode
penelitian ini menggunakan korelasional dengan rancangan potong
6
lintang. Jumlah responden sebanyak 62 orang diperoleh dengan
teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian ini adalah
menunjukan tingkat kepercayaan diri pada remaja yang obesitas
berada pada kategori tinggi sebanyak 45 orang (73%), kategori
sedang sebanyak 17 orang (27%), sedangkan kategori rendah tidak
ada. Perbedaan peneliti dengan penelitian ini adalah alat ukur yang
digunakan yaitu skala kepercayaan diri sedangkan peneliti
menggunakan alat ukur kuesioner konsep diri. Persamaannya
adalah tekhnik yang digunakan yaitu purposive sampling.
3. Susilowati. (2011) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan
Kegemukan Dengan Konsep Diri Pada Remaja Usia 16-18 Tahun
di SMA Negeri 2 Pare”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan kegemukan dengan konsep diri pada remaja
usia 16-18 tahun di SMA Negeri 2 Pare. Metode desain penelitian
yang digunakan adalah desain analitik korelasional dengan
pendekatan “Cross-Sectional”. Hasil dari penelitian ini adalah
adanya hubungan yang signifikan antara kegemukan dengan
konsep diri pada remaja usia 16-18 tahun di SMA Negeri 2 Pare.
Persamaan peneliti dengan penelitian ini adalah variabel terikatnya
yaitu konsep diri. Sedangkan perbedaannya adalah pada responden,
yaitu dimana peneliti menggunakan responden remaja putra saja
sedangkan penelitian ini menggunakan responden semua remaja
baik laki-laki maupun perempuan.
4. Moha et al. (2017) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan
Obesitas dengan Harga Diri Pada Remaja Di SMA Negeri 1
Limboto Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo”. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obesitas dengan
harga diri pada remaja di SMA Negeri 1 Limboto, Kecamatan
Limboto, Kabupaten Gorontalo. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah survey analitik dengan menggunakan desain
cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu sampling jenuh.
7
Hasil dari penelitian ini menggunakan uji chi-square yaitu adanya
hubungan yang signifikan antara obesitas dengan harga diri pada
remaja di SMA Negeri 1 Limboto, Kecamatan Limboto,
Kabupaten Gorontalo. Perbedaan peneliti dengan penelitian ini
adalah pada variabel terikatnya dimana variabel bebas pada
penelitian ini adalah harga diri sedangkan peneliti adalah konsep
diri. Persamaannya adalah pada variabel bebasnya yaitu obesitas.
5. Miraningsih. (2013) melakukan penelitian dengan judul
“Hubungan Interaksi Sosial dan Konsep Diri dengan Perilaku
Reproduksi Sehat pada Siswa Kelas XI di Madrasah Aliyah negeri
(MAN) Purworejo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara interaksi sosial dengan perilaku
reproduksi sehat siswa, hubungan antara konsep diri dengan
perilaku reproduksi sehat siswa, hubungan antara interaksi sosial
dan konsep diri dengan perilaku reproduksi sehat siswa. Penelitian
ini termasuk penelitian post facto, bersifat korelasional, dan
menggunakan pendekatan kuantitatif eksperimental. Teknik
sampling yang digunakan adalah proportional random sampling.
Hasil dari penelitian ini adalah: (1) ada hubungan yang signifikan
antara interaksi sosial dengan perilaku reproduksi, (2) ada
hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan dengan
perilaku reproduksi sehat, (3) ada hubungan yang signifikan antara
interaksi sosial dan konsep diri dengan perilaku reproduksi sehat.
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Depok adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman,
ProvinsiDaerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan Depok merupakan
wilayah dengan pertumbuhan paling pesat di provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Berada di Kawasan Utara Aglomerasi Kota Yogyakarta.
Kawasan yang terdiri dari 3 Desa dan 58 Dusun ini sudah sedemikian
menyatu dengan kota Yogyakarta. Batas wilayah Kecamatan Depok
adalah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ngemplak, Sleman,
disebelah Selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kecamatan
Banguntapan, Bantul, disebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan
Mlati, Sleman, sedangkan disebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Kalasan Sleman. Kecamatan Depok dihuni oleh 127.908 jiwa (Data
Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil, Kabupaten Sleman 2012) yang
terdiri dari 66.189 laki-laki, dan 61.719 perempuan, mereka terbagi dalam
38.884 Kepala Keluarga.
Lokasi Kecamatan Depok dapat dikatakan menjadi pusat segala
macam aktivitas dengan banyaknya perguruan tinggi, perkantoran, pusat
perbelanjaan dan juga pariwisata.Keistimewaan Kecamatan Depok
semakin bertambah dengan keberadaan beberapa objek vital seperti Banda
Udara Adisucipto Yogyakarta dan Stadion Maguwoharjo. Stadion
maguwoharjo merupakan salah satu sarana olahraga yang dapat dijadikan
tempat berolahraga masyarakat, tidak hanya warga Kecamatan Depok
tetapi juga seluruh Masyarakat Yogyakarta untuk jogging, bersepeda,dan
bermain sepak bola.
42
2. Karakteristik Responden
a. Umur Remaja Putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman,
Yogyakarta.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik
responden berdasarkan umur remaja putra di Wilayah Kecamatan
Depok, Sleman, Yogyakarta sebagai berikut:
Tabel 4.1.
Distribusi Frekuensi Umur Remaja Putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman,
Yogyakarta.
Kategori Frekuensi Presentase
12-15 Tahun 2 6,3
16-18 Tahun 20 62,5
19-20 Tahun 10 31,3
Total 32 100.0
Sumber : data primer 2017
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa karakteristik
responden berdasarkan umur remaja putra di Wilayah Kecamatan
Depok, Sleman, Yogyakarta, sebagian besar adalah responden
termasuk dalam kategori 16-18 tahun yaitu sebanyak 20responden
(62,5%).
b. Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua Remaja Putra di Wilayah
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik
responden berdasarkan pendidikan dan pekerjaan orang tua remaja
putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta yaitu sebagai
berikut:
43
Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua Remaja Putra di
Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta
Kategori Frekuensi Persentase
Pendidikan orang tua
SD 4 12,5
SMP 6 18,8
SMA 13 40,6
Sarjana 9 28,1
Pekerjaan orang tua
Buruh 7 21,9
Petani 5 15,6
PNS 6 18,8
Wiraswasta 14 43,8
Total 32 100.0
Sumber : data primer 2017
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa karakteristik
responden berdasarkan pendidikan orang tua remaja putra di Wilayah
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, sebagian besar adalah
kategori SMA, yaitu sebanyak 13 responden (40,6%). Sedangkan
karakteristik responden berdasarkan pekerjaan orang tua Rrmaja putra
di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, sebagian besar
adalah kategori Wiraswasta, yaitu sebanyak 14 responden (43,8%).
3. Analisa Univariat
a. Kegemukan Remaja Putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman,
Yogyakarta
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik
responden berdasarkan kegemukan remaja putra di Wilayah
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.4.
Kegemukan Remaja Putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta
Kategori Frekuensi Persentase
Berat Badan Lebih 12 37,5
Obesitas 20 62,5
Total 32 100.0
Sumber : data primer 2017
44
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa karakteristik
responden berdasarkan kegemukan remaja putra di Wilayah
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, sebagian besar adalah
termasuk kategori Obesitas yaitu sebanyak 20 responden (62,5%).
b. Konsep Diri Remaja Putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman,
Yogyakarta
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik
responden berdasarkan konsep diri remaja putra di Wilayah
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.5.
Konsep Diri Remaja Putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta
Kategori Frekuensi Persentase
Positif 13 40,6
Negatif 19 59,4
Total 32 100.0
Sumber : data primer 2017
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa karakteristik
responden berdasarkan konsep diri remaja putra di Wilayah
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, sebagian besar responden
adalah termasuk kategori negatifyaitu sebanyak 19 responden (59,4%).
4. Analisa Bivariat
a. Hubungan Kegemukan dengan Konsep Diri pada Remaja Putra di
Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta.
Analisis bivariat pada tahap ini diteliti “Hubungan Kegemukan
dengan Konsep Diri pada Remaja Putra di Wilayah Kecamatan Depok,
Sleman, Yogyakarta” dengan menggunakan uji Kendall’s Tau_b,dapat
diketahui sebagai berikut:
45
Tabel 4.6.
Hubungan Kegemukan dengan Konsep Diri pada Remaja Putra di
Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta
Konsep Diri
τ
p-value
Kegemukan Positif Negatif Total
F % F % F %
0,542
0,003 Berat Badan
Lebih
9 28,1 3 9,4 12 37,5
Obesitas 4 12,5 16 50,0 20 62,5
Total 13 40,6 19 59,4 32 100,0
Sumber: Data Primer 2017
Tabel 4.6menunjukkan remaja putra yang memiliki berat badan
lebih sebagian besar memiliki konsep diri yang positif sebanyak 9
orang (28,1%). Remaja putra dengan obesitas sebagian besar memiliki
konsep diri yang negatif yaitu sebanyak 16 orang (50,0%).
Hasil uji Kendall Taumenunjukkanada hubungan kegemukan
dengan konsep diri pada remaja putra di Wilayah Kecamatan Depok,
Sleman, Yogyakarta, dengan nilai (p = 0,003< 0,05). Nilai koefisien
korelasi sebesar 0,542 menunjukkan keeratan hubungan kegemukan
dengan konsep diri pada remaja putra di Wilayah Kecamatan Depok,
Sleman, Yogyakarta adalah sedang karena terletak pada rentang
koefisien korelasi 0,400-0,599.
B. PEMBAHASAN
1. Kegemukan pada Remaja Putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman,
Yogyakarta.
Karakteristik responden berdasarkan Kegemukan Remaja Putra di
Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, sebagian besar adalah
termasuk kategori Obesitas yaitu sebanyak 20 responden (62,5%).
Kegemukan atau obesitas merupakan suatu masalah yang
merisaukan di kalangan remaja.Kegemukan adalah suatu keadaan dimana
terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebihan, sehingga berat badan
seseorang diatas normal dan dapat membahayakan (Luluk,
2009).Kegemukan dapat disebabkan oleh kebiasaan makan yang melebihi
46
kebutuhan tubuh, kurang menggunakan energi, faktor keturunan atau
genetik, dan faktor hormonal. Dampak dari kegemukan antara lain
gangguan psikososial yaitu rendah diri, kurang percaya diri. Untuk
dampak yang lain dapat berupa gangguan pernafasan, penyempitan
pembuluh darah karena lemak yang berlebih, penyakit jantung, diabetes,
stroke dan kelebihan kolesterol (Anna, 2009).
Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa remaja
putra banyak yang mengalami obesitas yang disebabkan karena memiliki
berat badan yang tidak ideal dengan tinggi badan. Adapun faktor yang
dapat mempengaruhi kegemukan adalah sosial ekonomi, dapat dilihat
bahwa sebagian besar orang tua responden memiliki pekerjaan sebagai
wiraswasta (43,8%). Sebagai orang tua, apabila dari segi ekonomi sudah
sejahtera, maka kebutuhan anak pun akan selalu tercukupi termasuk dalam
kebutuhan gizi.Sedangkan untuk tingkat pendidikan orang tua responden
sebagian besar adalah SMA sebanyak 13 orang tua responden (40,6%).
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan berpengaruh
terhadap pengetahuan seseorang, termasuk dalam pengetahuan tentang
gizi.
2. Konsep Diri pada Remaja Putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman,
Yogyakarta.
Karakteristik responden berdasarkan Konsep Diri Remaja Putra di
Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, sebagian besar
responden adalah termasuk kategori negatif yaitu sebanyak 19 responden
(59,4%). Hal tersebut didukung dari jawaban responden sebanyak 62,5%
menyatakan setuju bila saat beraktivitas merasa tidak bersemangat.
Konsep diri adalah inti dari kepribadian individu pada saat remaja
(Sarwono, 2010). Faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah gangguan
citra tubuh seperti perubahan persepsi tentang tubuh baik fungsi, ukuran
dan bentuk, gangguan ideal diri, gangguan peran seperti proses penuaan,
gangguan identitas seperti ketidakpastian memandang diri sendiri penuh
keragu-raguan, dan tidak mampu mengambil keputusan (Keliat, 2010).Hal
47
ini sesuai dari jawaban responden sebanyak 53,1% sebagian besar
menjawab setuju bahwa mereka sering mengeluh ketika menghadapi
masalah.
Menurut Potter dan Perry (2010), komponen konsep diri terdiri dari
citra tubuh, penampilan peran, harga diri, dan identitas.Seluruh komponen
tersebut dapat mempengaruhi konsep diri pada seseorang menjadi
seseorang yang memiliki konsep diri positif atau konsep diri negatif.
Hasil penelitian yang telah dilakukan banyak remaja yang
mengalami gangguan konsep diri, disebabkan karena kurang percaya diri
dengan perubahan bentuk tubuh mereka, selain itu faktor usia yang
cenderung masih muda sehingga kepribadian mereka belum terbentuk
yang mengakibatkan remaja tidak mengontrol dirinya sendiri, mereka
condong mengikuti apa yang teman-teman mereka lakukan dan tidak
sesuai dengan kepribadian mereka sendiri, selain itu remaja juga rendah
diri apabila mereka mendapat ejekan berbadan gemuk dari teman
sebayanya. Agar remaja memiliki konsep diri yang positif remaja harus
memiliki rasa percaya diri yang tinggi, mau bergaul dengan teman sebaya,
mengikuti kegiatan di tempat belajar dengan baik, bila di lingkungan
rumah dapat mengikuti kegiatan karang taruna dan keagamaan disekitar
tempat tinggal.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulianti,
dan Ariasti, (2015) menyatakan bahwa konsep diri sangat mempengaruhi
tumbuh kembang seseorang terutama pada masa remaja dimana
pengetahuan tentang diri sendiri bertambah, dan sudut pandang ini
digunakan untuk membedakan apakah kita memandang diri sendiri baik
(positif) atau buruk (negatif).
3. Hubungan Kegemukan dengan Konsep Diri pada Remaja Putra di Wilayah
Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan kegemukan
dengan konsep diri pada remaja putra di Wilayah Kecamatan Depok,
Sleman, Yogyakarta., dengan nilai significancy pada hasil menunjukan (p
48
= 0,003< 0,05).Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Amin, Bidjuni, and Kallo, (2016) dimana obesitas sangat
mempengaruhi tingkat kepercayaan diri remaja.
Kegemukan pada remaja mempunyai dampak gangguan psikososial
seperti rendah diri, depresi, menarik diri dari lingkungan, gangguan
pernapasan, adanya penyakit degeneratif maupun metabolic, penyempitan
pembuluh darah, pertumbuhan fisik yang lebih cepat dan lain sebagainya
(Soetjiningsih, 2009).Dampak yang disebabkan kegemukan adalah
gangguan psikososial dan konsep diri misalnya harga diri rendah dan
kurang percaya diri, apabila berkepanjangan akan mengalami isolasi sosial
dan depresi (Djaali, 2011).
Dari hasil penelitian diperolah ada 16 responden yang mengalami
obesitas dengan konsep diri yang negatif.Remaja yang mengalami obesitas
cenderung menjadi bahan ejekan teman-temannya sehingga memiliki
gangguan konsep diri.Salah satu faktor yang mempengaruhi konsep diri
adalah stressor (Kozier, 2010).Stressor dapat menguatkan konsep diri saat
individu berhasil menghadapi masalah. Dipihak lain, stressor berlebihan
yang beasal dari masalah berat badan yang dimiliki responden dan
dampak-dampak dari berat badan tersebut yaitu berupa pengaruh pada diri
sendiri dan lingkungan disekitarnya. Stressor yang berupa berat badan
yang berlebih pada responden dapat menimbulkan kurangnya percaya diri,
rasa minder, dan menarik diri, sedangkan kemampuan individu menangani
stressor sangat bergantung pada sumber daya personal masing-masing.Jika
daya personal yang dimiliki kurang, stressor bisa menyebabkan konsep
diri yang dimiliki menjadi konsep diri negatif. Dari hasil penelitian juga
diperoleh dimana ada 4 responden dengan obesitas tetapi memiliki konsep
diri yang positif, itu dapat disebabkan karena pada masa remaja mulai
timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan
beribadah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan
melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari
perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal ini rentan akan
49
timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja
menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian
terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja
menemukan diri sendiri atau jati dirinya.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rupang,
Opod, and Sinolungan, (2013) dimana obesitas sangat mempengaruhi
perkembangan remaja terutama dalam pembentukkan konsep diri.
C. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan yang mengakibatkan
hasilnya belum sesuai yang diharapkan.Keterbatasan tersebut pada
kelemahan dalam penelitian yaitu belum dapat mengontrol faktor-faktor
yang mempengaruhi konsep diri seperti reaksi oran lain terhadap individu.
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah
dikemukakan pada bab IV, dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang
ditetapkan diterima yaitu :
1. Ada hubungan Kegemukan dengan Konsep Diri pada Remaja Putra di
Wilayah Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, dengan nilai
significancy pada hasil menunjukan (p = 0,003 < 0,05).
2. Kegemukan remaja putra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman,
Yogyakarta, sebagian besar adalah termasuk kategori obesitas yaitu
sebanyak 20 responden (62,5%).
3. Konsep diri remaja Pptra di Wilayah Kecamatan Depok, Sleman,
Yogyakarta, sebagian besar responden adalah termasuk kategori negative
yaitu sebanyak 19 responden (59,4%).
B. Saran
1. Bagi Kecamatan Depok, Sleman Yogyakarta
Bagi pihak kecamatan dapat bekerjasama dengan pihak puskesmas yang
ada di wilayah kecamatan Depok untuk mengadakan pembinaan atau
sosialisai terhadap remaja yang mengalami permasalahan terkait konsep
diri dengan kegemukan, ataupun permasalahan yang lain.
2. Bagi Remaja dan Masyarakat
Bagi remaja diharapkan untuk tetap bersemangat dalam mengembangkan
potensi diri melalui hubungan interaksi sosial dan belajar beradaptasi,
dan mampu memandang dirinya kearah yang lebih positif. Bagi
masyarakat atau orang tua diharapkan dapat berkomunikasi dengan anak
karena itu merupakan suatu cara yang paling efektif untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan, anak perlu diajak berdiskusi untuk melatih
lebih terbuka akan masalahnya agar tidak merasa minder dalam
bersosialisasi.
51
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Peneliti berikutnya dapat menambahkan faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi konsep diri.
50
DAFTAR PUSTAKA
Amin, S., Bidjuni, H., and Kallo, V. D . (2016). Hubungan obesitas dengan
kepercayaan diri pada remaja di sma negeri 1 tidore kepulauan. E-journal
keperawatan (e-Kep).(4). 1.
Anna, S. (2009). Faktor-faktor penyebab obesitas. Yogyakarta: Moha medika.
Agustiani, H. (2006). Psikologi perkembangan-pendekatan ekologi kaitannya
dengan konsep diri dan penyesuaian diri pada remaja. Bandung: PT
refika aditama.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Edisi revisi
2010. Jakarta: Bumi aksara.
Atikah, P. (2010). Obesitas dan gangguan perilaku makan pada remaja. Jakarta:
Nuha medika.
Azwar, S. (2012). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset kesehatan dasar: RISKESDAS. Jakarta:
Balitbang Kemenkes RI.
Depkes RI. (2009). Petunjuk teknis pemantauan status gizi orang dewasa dengan
indeks massa tubuh. Jakarta: Depkes RI.
Djaali.(2011). Psikologi pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.
Fatimah, E. (2010). Psikologi perkembangan. Jakarta: Pustaka setia.
Hidayat, A. (2010). Metode penelitian kesehatan paradigma kuantitatif. Jakarta:
Health Books.
Hurlock, E.B. (2012). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Hoban, T.F. (2005). Sleep Disorders. New York: Alih bahasa, Davis media.
Irianto, K. (2015). Kesehatan Reproduksi( Reproductive Health) Teori dan
Praktikum. Bandung: Alfabeta.
Kawuwung, K. S., Rompas, S., and Onibala(2015). Hubungan obesitas dengan
citra tubuh dan harga diri pada remaja putri program studi ilmu
keperawatan fakultas kedokteran universitas samratulangi manado, E-
journal keperawatan (e-Kp), (3), 2.
Keliat, B. A. (2005). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC.
___________. (2006). Gangguan konsep diri. Jakarta : EGC.
Kozier, B (2010). Buku ajar fundamental keperawatan konsep, proses dan praktik
(alih bahasa, esty wahyu ningsih, dkk). Jakarta: EGC.
Luluk, E. (2009). Ilmu gizi. Jakarta: Erlangga.
Marliani, R. (2016). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: Pustaka
setia.
Miraningsih. (2013). Hubungan antara interaksi sosial dan konsep diri dengan
perilaku reproduksi sehat pada siswa kelas XI di madrasah aliyah negeri
(MAN) purworejo, Skripsi, Fakultas ilmu pendidikan universitas negeri
semarang.
Moha, M. K.,Bidjuni, H., and Lolong,J . (2017). Hubungan obesitas dengan harga
diri pada remaja di sma negeri 1 limboto kecamatan limboto kabupaten
gorontalo. E-journal keperawatan (e-Kp).(5). 2.
Nursalam. (2008). Pendekatan praktis metodologi penelitian riset keperawatan.
Cetakan 1. Jakarta: CV Agung seto.
Papalia, D. E., Olds, S. W., dan Feldman, R. D. (2009). Human Development
(10ed.).New York: McGraw-Hill.
Potter, P.A., dan Perry, A.G. (2009).Buku ajar fundamental keperawatan (Monica
Ester, Devi Yulianti & Intan Parulian, Penerjemah.). Jakarta: EGC.
______________________. (2010). Fundamental of nursing (alih bahasa, adrina
federika anggie dan marina albar). Jakarta: Salemba medika.
Proverawati, A. (2010). Obesitas dan gangguan prilaku makan pada remaja.
Yogyakarta: Nuha medika.
Rupang, I., Opod, H., and Sinolungan, J. (2013). Hubungan tingkat kepercayaan
diri dengan obesitas pada siswa sma rex mundi manado. Jurnal e-
Biomedik (eBm).(1). 346.
Sarwono, S. W dan Meinarno, E. A. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba
humanika.
____________. (2010). Psikologi remaja. Jakarta: Rajawali pers.
Saryono. (2013). Metodologi penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam bidang
kesehatan. Yogyakarta: Nuha medika.
Soetjiningsih. (2009). Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Jakarta:
Sagung seto.
Stuart, Gail & Sundeen, Sandra. (2005).Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta:
EGC.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.
_________ (2016). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugondo, S. (2009). Obesitas, Jakarta: Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit
dalam fakultas kedokteran universitas Indonesia.
Suandi, IKG. (2010). Obesitas pada remaja. Dalam: Soetjiningsih (Editor).
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). (2012). Laporan pendahuluan
masalah kesehatan reproduksi pada remaja. Pusat statistik. Jakarta:
BKKBN.
Suryaputra dan Nadhiroh. (2012). Perbedaan pola makan dan aktivitas fisik antara
Remaja obesitas dengan non obesitas. Makara kesehatan. (16), 45-50.
Susilowati. (2011). Hubungan kegemukan dengan konsep diri pada remaja
usia16-18 tahun. Jurnal AKP. (4). 2.
Tarwoto, Aryani. R., Nuraini. A., Miradwiyana. B., Tauchid. S. N., Aminah. S.,
Sumiati., Dinarti., Nurhaeni. H., Saprudin. A. E., Chaerani. R.
(2010).Kesehatan remaja: problem dan solusinya. Jakarta: Salemba
medika.
Wahyuni, Opod. H., David. L. (2016). Hubungan tingkat kepercayaan diri dengan
obesitas pada siswa-siswi SMA Negeri 7 Manado. Jurnal e-Biomedik
(eBm), (4), 2.
Willis, S.S. (2012). Remaja dan masalahnya: Mengupas berbagai bentuk
kenakalan remaja narkoba, free sex dan pemecahannya. Bandung:
Alfabet.
Wiramihardja, S. A. (2009). Pengantar psikologi remaja dan psikologi abnormal.
Bandung: PT Refika aditama.
Widayatun, T. R. (2009). Ilmu perilaku M.A.104. Jakarta: CV Agung seto.
Yulianti, T dan Ariasti, D. (2015). Hubungan antara tingkat obesitas dengan
konsep diri pada remaja putri di kedung gupit sidoharjo wonogiri. Jurnal
keperawatan intan husada. (2). 22-23.
Zulkifli.(2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja rosdakarya.
KUESIONER KONSEP DIRI
A. PETUNJUK PENGISIAN
1. Isilah identitas diri anda.
2. Berikut ini terdapat 35 pernyataan. Setiap pernyataan diikuti dengan 5
pilihan jawaban sebagai berikut:
SS :jika anda merasa Sangat Sesuai dengan pernyataan yang
anda baca sesuai dengan keadaan diri anda.
S :jika anda merasa Sesuai dengan pernyataan yang anda
baca sesuai dengan keadaan diri anda.
KS :jika anda merasa Kurang Sesuai dengan pernyataan yang
anda baca dengan keadaan diri anda.
TS :jika anda merasa Tidak Sesuai dengan pernyataan yang
anda baca dengan keadaan diri anda.
STS :jika anda merasa Sangat Tidak Sesuai dengan
pernyataan yang anda baca dengan keadaan diri anda.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda,
dengan cara memberikan tanda () pada kolom yang tersedia.
Contoh Pengisian :
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya memiliki
penampilan fisik yang
menarik
Jika anda merasa setuju dengan pernyataan tersebut dan anda
memiliki penampilan fisik yang menarik, maka berilah tanda () pada
kolom Setuju (S).
4. Pastikan tidak ada pernyataan yang belum dijawab ketika anda akan
mengumpulkan kembali.
KUESIONER KONSEP DIRI
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama (insial) :
2. Umur :
3. Alamat :
4. BB (Berat Badan) :
5. TB (Tinggi Badan) :
6. Pendidikan Orang Tua :
7. Pekerjaan Orang Tua :
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya memiliki penampilan fisik yang menarik
2 Saya termasuk orang yang berhati-hati ketika
mengambil keputusan
3 Saya termasuk orang yang mau menerima
saran dan kritik dari orang lain
4 Saya bertanggung jawab atas keputusan yang
sudah dibuat
5 Saya sering merasa tidak bersemangat dalam
melakukan aktivitas
6 Saya merasa apa yang saya lakukan kurang
mempunyai manfaat
7 Saya bersikap acuh tak acuh terhadap apa
yang terjadi dengan diri saya
8 Saya ingin dikenal oleh orang banyak
9 Saya merasa yakin bahwa saya mampu
menghadapi masalah pribadi saya
10 Saya ingin memiliki penampilan fisik yang
jauh lebih menarik
11 Saya menginginkan agar saya menjadi orang
yang mudah bergaul dengan banyak orang
12 Saya berharap dapat terus berpikir positif
dalam melakukan segala sesuatu
13 Saya tidak mempunyai kelebihan dalam diri
yang dapat saya banggakan
14 Saya akan merasa sangat tersinggung atas
pandangan negatif orang lain terhadap diri
saya
15 Saya selalu optimis untuk menjalani masa
depan saya nantinya
16 Saya mengetahui kelebihan dan kelemahan
yang ada dalam diri saya
17 Kegagalan memberikan semangat untuk
menjadi individu yang lebih baik lagi
18 Saya mempunyai hubungan yang baik dengan
orang tua
19 Saya merasa bahwa penampilan saya cukup
menarik
20 Saya termasuk orang yang percaya diri
21 Saya berusaha untuk bersikap tenang dalam
kondisi apapun
22 Saya sering mengeluh ketika menghadapi
masalah
23 Saya sering mencemaskan masa depan saya
24 Saya termasuk orang yang patuh dalam
mentaati peraturan yang ada dilingkungan
saya
25 Saya akan dengan senang hati membantu
orang lain yang membutuhkan bantuans aya
26 Saya tidak mampu beradaptasi dengan baik
dilingkungan baru
27 Saya termasuk orang yang sulit berbohong
28 Saya selalu menjalankan ajaran agama dengan
baik
29 Terkadang saya merasa jenuh dengan kondisi
diri saya sendiri
30 Ketika saya merasa sakit hati, terkadang saya
ingin membalas dengan perbuatan yang lebih
kejam
31 Saya mudah berkenalan dan merasa nyaman
dengan orang yang baru saya kenal
32 Saya termasuk orang yang cukup dikenal
dilingkungan masyarakat
33 Saya termasuk orang yang mudah bergaul
34 Saya termasuk orang yang sulit bergaul
35 Saya tidak suka dan merasa tidak nyaman
berada dilingkungan baru